Tante Girang

Cerita Sex Terbaru | Perkenalkan namaku very. umurku 18th,saat ini aku sedang dekat dengan seorang tante yang bernama tante vina…suatu ketika aku sedang jalan-jalan di salah satu mall di jakarta barat..tak sengaja kami bertemu dengan tante yola yang tak lain adalah teman nya tante vina.

Cerita Sex Terbaru Tante Girang
waktu itu dia sedang berjalan sendirian yang hendak makan dan kebetulan bertemu dengan kami dan akhirnya kami bergabung dengan tante yola,lalu aku dikenalkan sama tante yola oleh tante vina..kira-kira tante yola sudah berusia 50th ,sebaya dengan tante vina hanya saja tubuh tante yola lebih pendek tapi tetap bohay..dan setelah jalan-jalan akhirnya tante yola pamit pulang.

“vin,aku pulang dulu yaa,takut kesorean.sampai jumpa lagi ver”ucap tante yola sambil tersenyum kecil pada ku..

setelah tante yola meninggalkan kami lalu aku dan tante vina menuju foocourt untuk membeli minum.

“ver,menurut kamu tante yola gimana?”tanya tante vina padaku.
“hmm..gmana apa nya tan?” jawabku dengan wajah yang bingung.
“ahh kamu ini,pura-pura gak ngerti apa emang beneran gak ngerti?”yaa sifatnya,body nya,face nya dan lain-lain”jawab tante vina dengan nada sewot.
“ooo,kalo sifatnya sih saya belum tau benar,kan baru pertama kali ketemu,tapi kayaknya sih baik ,hmm kalo body dan face nya biasa-biasa aja tuh”jabwabky sambil tersenyum.
“emang kenapa tan,kok tante nanya gitu?buat aku bingung aja.

trus tadi tante ngomongin apaansih sama tante yola?kok pake bisik-bisik?..tanya ku kepada tante vina.

“ver,kamu tau kan kalo tante yola itu sudah lama hidup sendiri sejak pisah dengan suaminya 15 th yang lalu.nah tadi waktu tante yola lihat kamu dia langsung tertarik sama kamu,dan dia nanyain terus tentang kamu ke tante kalo dia gak percaya kalo kamu itu ponakan jauh tante.

“terus..dia mau sama kamu ver,,gimana?kamu mau gak?”tanya tante vina dengan wajah serius.
“wahh gimana ya tan,repot juga nih kalo sampai dia ngomong-ngomong ke orang lain,bisa tercemar nama tante,kalo menurut tante dia bisa jaga rahasia kita dengan cara gitu yaa sudah,aku akan layani dia”jawabku dengan wajah serius juga.
“tapi nanti kamu jangan lupain tante yaa kalo sudah dekat sama dia”ucap tante vina dengan wajah cemas.
“ah tante ini ada-ada saja,gak mungkin lah aku lupain tante,aku kan kenal tante lebih dulu di bandingkan dengan tante yola”jawabku menghibur tante vina yang terlihat agak sedih.
“yah..sapa tau kamu bisa dapet lebih dari tante yola dan lupain tante deh”katanya lagi sambil menghela nafas nya.
“jangan kuatir tan,aku bukan tipe orang yang kacang lupa kulit kok,apa lagi tante baik sama aku,so tantee tenang aja”jawabku kemudian.
“okelah kalo gitu nanti tante hub tante yola,biar dia yang menghubungi kamu”kata tante vina.

setelah itu tante vina lebih banyak diam entah apa yang ada dalam pikiran nya dan tak lama kemudian kami pun pulang.

dan malam hari nya tante yola menelpon aku.

“halo ver,ini tante yola masih ingat gak?”tanya tante yola.
“ohh iya masih,kan baru tadi siang kita ketemu,ada apa tan?”jawab ku sambil bertanya.
“tante vina sudah cerita belum sama kamu tentang tante?”tanya nya lgi.
“sudah sih…hmmm memang tante serius.?”tanya ku lagi pada tante yola.
“yaa seriuss dong,gimana kamu mau gak?”tanya tante yola lagi.
“kalau begitu oke deh”jawab ku singkat.

lalu kami berbincang-bincang sebentar dan kami akhirnya janjian besok pagi di lobby hotel di jakarta barat..dan tante yola datang lebih dulu karena dia harus chek-in kamar lebih dulu,setelah itu pembicaraan kami di telepon kami akhiri.besok pagi nya aku bergegas dengan pakain rapi supaya tidak mencolok dan aku menunggu di lobby hotel tersebut karena aku juga datang agak awal,tak lama hp ku bunyi.

“halo ver,ini tante yola.tante sudah di kamar,kamu langsung naik ke atas aja yaa kamar no 378,ok?.
“oke tan,aku segera kesana,aku uda sampai di lobby kok”jawabku singkat dan segera ku tutup telepon ku.

setelah menutup telepon,aku langsung naik lift menuju kamar tante yola,sesampai nya di depan kamar langsung ku pencet tombol bel dan tante yola langsung membukakan pintu.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

“mari masuk,udah dari tadi tante sampai dan langsung chek-in.oh iya,kamu mau minum ato pesan makan apa?tadi sih tante uda pesan makan dan minum untuk 2 orang,tapi kalo kamu mau pesan yang lain yaa pesan aja jangan malu-malu.
“ya sudah kalo tante sudah pesan aku gak pesan lagi,nanti malah kebanyakkan makan malah bingung”jawabku.
“kok bingung kan buat gantiin tenaga kamu,hehehe”jawab tante yo bercanda.

kemudian tante yo duduk di sofa besar yang ada di dalam kamar dan aku duduk di sebelah nya,kami ngobrol sambil nonton tv lalu aku mendekati tante yola dan memeluk nya dan ku kecup kening tante yola..”hmm ternyata kamu romantis juga yaa ver,pantes tante vina suka sama kamu,sudah lama tante gak pernah ngerasaain suasana romantis seperti ini” kata tante yola sambil menghela nafas.

“ya udalah tan,yang penting hari ini aku akan melayani tante dan akan ku buat tante puas.”ucap ku
“terima kasih sayang”balas dari tante yola.

tak lama kemudian ku kecup bibir nya secara perlahan dan di balas oleh tante yola dengan sangat lembut,sepertinya tante yola benar-benar ingin merasakan nikmatnya berciuman yang sudah lama tidak ia rasakan.kami saling cium,saling kulum,dan saling memainkan lidah.ku gelitik lidah tante yola dengan lidah ku dan ku sapu langit-langit mulutnya sambil ku peluk tubuh nya dan ku ciumi leher nya.”ahh sayang kamu pintar banget ciuman nya,owwhh ayoo verr kasih tante yang lebih dari ini”ucap tante yola di saat kami berciuman.

tangan ku mulain bergerak meremas kedua payudara tante yola secara bergantian.tapi aksi kami terganggu dengan datang nya pelayan yang membawa kan orderan kami..setelah pelayan keluar dan tante yola memberikan tip,tiba-tiba tante yola menabrak aku dan mendorong aku hingga terjatuh di atas kasur dan dengan buas nya dia langsung melorotkan celana dan cd ku,hingga penis ku terasa bebas tanpa ada yang menutupi..lalu di kulum lah penis ku,lalu di jilati dengan sangat lembut hingga penis ku berdiri tegak dan keras seperti batang kayu.

“argghhh tante..pelan-pelan tan..enak banget tan…ohhh”desahku menahan nikmat nya kuluman tante yola.

tangan ku hanya bisa meremas rambut tante yola,tak lama kemudian ku lepaskan kepala tante yola dari penis ku,ku angkat tante yola dan ku baringkan di kasur.Cerita Sex Terbaru

“sekarang giliran ku,tante diam saja dan nikmati saja permainan ini”ucap ku sambil mengecup bibir tante yola.

ku mulai cumbuan ku dengan menciumi bibir nya dan perlahan turun ke leher nya lalu ku buka kancing naju tante yola satu per satu sambil terus turun ke arah payudara nya.setelah kancing baju nya terbuka semua,ku buka kaitan BH nya dan ku lepaskan BH nya lalu nampak lah dua payudara yang sangat menantang,kira-kira berukuran 36B.setelah itu ku ciumi dan jilati payudara tante yola,lalu ku hisap puting susu nya hingga tante yola merasakan kenikmatan yang luar biasa.

“aaahhhh verrr terus verrr enak bangettt!!!”.desah tante yola.

ketika permainan payudara sudah selesai lalu aku mulai turun ke arah perut lau kujilati perut nya hingga turun ke arah paha tante yola..”arrgghhhh ver kamu benar-benar jagoo banget,enak sekali sayang…arrgghhhh hmmm oouuuwwwhhh.”.tak ku hiraukan teriakan tante yola dan aku terus mengulum kedua puting dan menjilati kedua payudara tante yola bergantian.tak lama kemudian kurasakan vagina tante yola bertambah basah dan tubuh nya mulai bergetar dengan sangat keras lalu di sertai dengan erangan-erangan,akhirnya tante yola merasakan orgasme pertama nya.

pada saat tubuhnya mulai tenang,ku lepaskan cumbuan ku di payudara nya dan langsung ku angkat kedua kaki nya sehinnga kepala ku dengan mudah menuju ke vagina nya.langsung saja ku jilati dan ku kulum vagina tante yola.”aakkkhhhhh gilaaaaa kamu verrr….ini nama nya kamu menyiksa tante dalam kenikmatan,,,,,aarrgghhhhh verrr tante uda gak kuat nih…terus sedot sayang yang kuat sayang…aahhhhhh tusuk dengan jari mu sayang…aarrggghhh tusuk yang kuat,,,arrgggghhhh sayang tante mau keluar lagi nih…arrrggggghhhhh”teriak tante yola dengan nada memohon,lalu tubuh nya bergetar lagi merasakan orgasme kedua yang datang menghampirinya.

ku turuti permintaan nya dengan menusukan jari ku dan ku mainkan jari ku dengan menyentuh dinding vagina tante yola..sesekali ku jilat dan ku gigit itil tante yola…

“aahhh verryyy sayang sodok itil ku yang kuat…aaahhhh yang kuattt..”jeritan tante yola seakan-akan ia tak kuat menahan kenikmatan yang aku berikan.

tak lama kemudian tubuh tante yola ku angkat hingga posisi tante yola kini berada dalam pangkuan ku,dan dalam posisi tante yola sedang menaik turun kan pantat dan menggoyangkan pinggul nya,lalu ku lepaskan rok tante yola dari atas kasur ku lempar entah kemana.sekarang tubuh tante yola benar-benar telanjang dan tidak ada satu helai benang pun yang menempel di tubuh nya.Cerita Sex Terbaru

“aakkkhh ver arghhhh kamu benar-benar kelewatan uda buat tantee kayak gini…terusin sayang arrghhhhh…kamu benar-benar…arggghhhhh,,,arrgghhhh…tante mau keluar lagi…owwhhhh…arggghhh” jerit tante yola dan tubuh nya mulai bergetar lagi mendapatkan orgasme yang ke tiga,dan kurasakan cairan di liarng vagina tante yola bertambah banyak dan kurasakan hangatnya cairan itu.

lalu ku rebahkan tubuh tante yola dan terus ku pompa penis ku didalam nya yang sesekali ku putar-putar pinggul ku,tubuh tante yola tambah bergetar dengan kencang,goyangan dan kocokan penisku juga tambah kencang,lalu ku mainkan jari-jari ku di itil tante yola sambil kurebah kan kepala ku di dada tante yola lalu ku sedot lagi puting tante yola…

lalu sekarang giliran ku yang akan orgasme,”aaargghhh tante aku uda mau keluar nih…aarrggghhhh aku keluar yaa tan”ucap ku.

“iyaa sayang keluarin aja tantee juga sudah gak tahan nih.”jawab tante yola.

tak lama kemudian meledaklah cairan putih yang sangat hangat dari dalam penis ku di dalam vagina tante yola.dan tubuh ku pun bergetar sangat kencang .dan tubuh kami pun sama-sama bergetar dengan hebat nya karena merasakan orgasme yang begitu dahsyat.

setelah itu kami sama-sama mandi dan membersihkan tubuh lalu kami bergegas untuk menyantap makanan yang tadi kami pesan.”verr terima kasih yaa…terima kasih brondong ku…uuuhhhh rasanya tubuhku ringan sekali bagaikan kapas yang terbang di awan,kamu memang pintar sayang”ucap tante yola terhadap ku sambil tersenyum manis.
“ah tante yola bisa aja deh…aku juga nikmat kok tan,getaran vagina tante membuat penis ku terasa ada yang memijit,,hehehe”jawab ku sambil bercanda.

Baca JUga Cerita Sex TOGE PASAR

dan setelah kami makan kami pun tidur bersama untuk memulihkan tenaga yang tadi kami buang.
sememjank itu aku menjadi daun muda kesayangan tante vina dan tante yola.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.

Tante Rissa

Cerita Sex Terbaru | Suatu sore aku iseng kirim SMS ke ponsel Tante Rissa. Sekedar say hello aja sih, soalnya udah lama juga
aku nggak ketemu dia. Isinya singkat, “SORE TANTE, PA KBR NICH?”. Tanpa kuduga Tante Rissa langsung
menelpon balik.
“Hallo..”, sapaku.
“Hai.. bikin kaget aja, kirain siapa?” sahut Tante Rissa di seberang sana.

Cerita Sex Terbaru Tante Rissa

Terdengar ribut sekali, mungkin wanita itu sedang berada keramaian.

“Hahaha.. kirain udah lupa sama aku Tante..”, balasku.
“Nggak dong sayang, eh kamu lagi ngapain nih?” tanya Tante Rissa.
“Yah.. lagi nunggu waktu pulang aja Tante.” jawabku.
“Abis itu mau kemana?” tanya Tante Rissa lagi.
“Ya pulang ke rumah..”, jawabku.

Tante Rissa tidak langsung menjawab. Terdengar suara-suara ribut di belakangnya dan terdengar suara
Tante Rissa yang meladeni mereka.

“Kalo gitu jalan sama aku aja yuk..”, ajak Tante Rissa.
“Ngg.. lain kali deh Tante, kan bukan weekend..”, tolakku agak halus.

Aku tau betul kalau Tante Rissa ngajak jalan pasti ujung-ujungnya nginep. Entah di rumah, di villa atau
di hotel.

“Aduh Yo.. sekali ini deh, kita lagi ada acara nih..”, bujuk Tante Rissa.

Aku masih berusaha menolaknya secara halus. Tante Rissa bilang bahwa ada salah seorang temannya yang
ulang tahun, dan wanita itu ingin kenal dengan aku. Singkat cerita dengan setengah terpaksa aku
mengiyakan ajakan Tante Rissa.

Pada saat Tante Rissa telepon sore tadi, ternyata dia dan beberapa temannya sedang belanja di Plaza
Senayan, dari situ mereka berencana ke tempat karaoke di daerah Pluit. Tante Rissa memintaku menunggu di
Atrium Senen untuk kemudian wanita itu menjemputku dan langsung ke Pluit. Jam tujuh kurang lima belas
aku tiba di Atrium Senen. Aku segera mengontak Tante Rissa. Wanita itu ternyata sedang dalam perjalanan
dan sudah sampai daerah Salemba. Kurang lebih lima belas menit kemudian ponselku berbunyi dan Tante
Rissa memintaku untuk menunggu di lobi agar dia tidak perlu parkir.

Aku bergegas keluar menuju lobi, dan sampai di lobi aku melihat Tante Rissa melambai ke arahku dari
dalam Peugeot 207. Aku segera menghampiri dan masuk ke belakang. Di dalam mobil ada dua wanita lain
selain Tante Rissa.

“Hai.. udah lama Yo?” tanya Tante Rissa.
“Lumayan Tante, dua hari..”, kelakarku.

Ketiga wanita itu tertawa renyah.

“Dasar deh.. oya, kenalin ini teman-temenku, yang ini namanya Shinta dan yang ini Lisbeth..”, Tante
Rissa mengenalkanku pada kedua wanita yang masih asing denganku itu.

Di dalam perjalanan kedua wanita itu cepat akrab denganku. Rupanya Tante Rissa sudah banyak cerita
tentang aku. Dan mereka pun tak segan-segan bercerita tentang kehidupannya. Tante Shinta yang duduk di
sebelahku berusia 35 tahun. Dari wajahnya terlihat kalau ada sedikit darah timur tengah di tubuhnya. Dan
ternyata betul, wanita ini memiliki darah Pakistan. Kulitnya yang putih kemerahan saat itu terbalut baju
terusan tanpa lengan yang panjangnya sampai menutupi setengah pahanya yang mulus. Buah dadanya tidak
terlalu besar, namun pas dengan proporsi tubuhnya yang langsing berisi. Rambut hitamnya yang dipotong
pendek memperlihatkan tengkuknya yang putih.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Tante Lisbeth yang berada di belakang kemudi adalah seorang wanita keturunan Chinese seusia Tante Rissa.
Wajahnya sangat oriental ditambah kulitnya yang putih susu betul-betul memberi daya tarik sendiri di
usianya yang sudah tidak muda lagi. Rambut ikalnya yang dicat coklat muda dibiarkan tergerai setali bra.
Payudaranya yang mungkin berukuran 36 C tampak menonjol dengan tubuh rampingnya.

Butuh lebih dari setengah jam untuk sampai ke Pluit karena macet. Setelah memarkir mobil Tante Lisbeth
menelpon seseorang. Aku tidak tau apa yang dibicarakan, tapi kelihatannya sekedar konfirmasi bahwa kami
sudah ada di tempat. Kemudian kami berempat langsung menuju tempat karaoke yang dimaksud. Aku belum
pernah ke tempat ini. Kadang memang aku suka ke karaoke, namun tempat karaoke yang satu ini kayaknya
lebih privat. Begitu masuk lobi, Tante Rissa dkk langsung disambut dengan baik oleh resepsionisnya.
Kelihatannya Tante Rissa dkk sudah sering ke tempat ini.

“Irene udah dateng belum?” tanya Tante Rissa pada resepsionis itu.
“Udah, katanya udah ditunggu dari tadi.” jawab si resepsionis.

Kemudian kami berempat langsung menuju ruangan yang ditunjuk si resepsionis.

“Haaii.. happy birthday..”.

Ketiga wanita tersebut berteriak-teriak ribut begitu memasuki ruangan karaoke. Di dalam ada seorang
wanita yang disebut-sebut Irene tadi. Wanita itu tampak ceria sekali menyambut kedatangan teman-
temannya. Usianya mungkin sebaya Tante Rissa. Tubuhnya tinggi semampai dengan kulit yang putih mulus.
Wajahnya imut sekali untuk ukuran Ibu-Ibu seusianya. Rambut coklatnya yang dipotong pendek sebahu
disisir rapi ke belakang. Baju terusan warna perak yang dikenakannya semakin membuat wanita itu terlihat
elegan.Cerita Sex Terbaru

“Rio, kenalin nih.. yang punya acara.” seru Tante Rissa kepadaku.

Aku tersenyum menghampiri Tante Irene yang duduk di sofa. Wanita itu tersenyum manis sekali. Aku
menyalami tangannya yang halus dan lembut.

“Oo.. ini yang namanya Rio..”, serunya.

Aku tersenyum.

“Iya, kan tadi katanya Tante pengen aku dateng..”, aku sedikit menggodanya.

Tidak kusangka wajah Tante Irene bersemu merah. Ketiga temannya tertawa menggoda wanita itu. Suasana pun
tiba-tiba menjadi cair dan akrab sekali. Tante Rissa, Tante Shinta dan Tante Lisbeth tak henti-hentinya
menggoda Tante Irene, seperti anak ABG yang main jodoh-jodohan.

Suasana tiba-tiba “dirusak” oleh pintu ruangan yang tiba-tiba terbuka.

“Hai.. hai.. hai.. sori ya kelamaan tadi aku.. ups..”, tiba-tiba masuk seorang wanita yang juga sebaya
mereka sambil menjinjing dua kardus berukuran sedang, sambil berteriak-teriak.

Namun teriakannya berhenti begitu melihat ada aku. Mungkin dia pikir siapa orang asing ini.

“Makanya kalo masuk ketok dulu dong..”, seru Tante Lisbeth sambil tertawa.

Wanita yang baru masuk itu masih tampak kebingungan.

“Ini lho Rio yang tadi kita bilang bakal ikutan party bareng kita. Kan kamu sendiri yang bilang nggak
seru kalo full ladies party”, Tante Rissa mencoba menjelaskan.

Wanita itu tiba-tiba tersenyum seraya menghampiriku, dan mengulurkan tangannya.

“Bilang dong dari tadi.. bikin aku kaget aja, kirain mata-matanya si gendut..”, keempat wanita itu
terbahak-bahak mendengar jawaban si wanita yang baru masuk.

Ternyata yang dimaksud si gendut adalah suaminya. Wanita itu menyalamiku dengan ramah. Namanya Yola.
Tante Yola satu-satunya yang berbeda di antara wanita-wanita yang ada di situ. Tingginya sekitar 168
dengan berat yang proporsional. Rambutnya hitam legam panjang terurai hampir sepinggang dengan potongan
lancip dan ngetrap. Yang paling membedakan adalah warna kulitnya yang hitam seperti orang-orang Afrika.
Dan meskipun make up yang dikenakannya agak aneh menurutku (bayangkan saja dengan kulit yang hitam legam
dia pakai lipstik warna hitam), namun terlihat pantas dan cantik.

Acara pun dimulai. Ruangan itu jauh lebih besar dibandinga ruangan-ruangan karaoke yang pernah aku
datangi. Mungkin besarnya sebesar kamar hotel ukuran family room. Sebuah wide screen 50 inci terpampang
di salah satu sudut. Di seberangnya ada sebuah sofa besar berbentuk setengah lingkaran tempat dimana
kami duduk. Di tengah sofa ada meja yang cukup besar dengan beberapa katalog lagu dan mikrofon di
atasnya.

Acara dimulai dengan memilih lagu Happy Birthday pada mesin pemilih lagu. Tante Yola membuka kardus yang
tadi dibawanya. Ternyata isinya kue ulang tahun berukuran mini. Tante Rissa dan Tante Shinta membantu
memasang lilin di atasnya. Sedang Tante Lisbeth menyiapkan pemantik api untuk menyalakan lilin tersebut.
Tante Yola juga mengeluarkan beberapa botol minuman yang dibawanya. Aku tidak tau itu minuman apa tapi
sepertinya yang jelas minuman beralkohol.

Keempat wanita tersebut dan aku mulai menyanyikan lagu Happy Birthday mengikuti lagu yang dimainkan di
layar wide screen. Meski cuma berenam namun terasa meriah dan aku bisa merasakan kebersamaan mereka
sebagai sahabat Tante Irene. Tante Irene yang berulang tahun terlihat tersenyum bahagia. Dan ketika lagu
selesai wanita itu tak bisa menyembunyikan rasa harunya. Matanya terlihat menggenang dan beberapa tetes
air mulai turun dari ujung matanya.Cerita Sex Terbaru

“Aduuhh.. thanx banget ya.. Kamu semua tuh emang teman-teman aku yang paling top deh..”, Tante Irene
memeluk dan mencium pipi mereka satu persatu. Begitu juga dengan aku.
“Thanx ya Yo, meskipun belum kenal kamu mau dateng ke sini.. mmuaachh..”, Tante Irene mencium pipiku.
Aku balas mencium pipinya seperti dilakukan keempat sahabatnya.
“Sama-sama Tante, aku juga seneng bisa punya teman baru..”, jawabku.
“Ayo dong, sekarang tiup lilinnya..”, seru Tante Shinta seperti nggak sabar.

Tante Irene tersenyum. Kemudian wanita cantik itu meniup lilin berjumlah 36 buah yang tertancap di atas
kue. Kami yang lain pun bertepuk tangan.

Acara berikutnya makan kue ulang tahun sambil berkaraoke. Masing-masing menyumbang satu lagu untuk Tante
Irene. Secara bergiliran kami bernyanyi. Kadang kala berduet. Sementara yang tidak bernyanyi asyik
menikmati kue ulang tahun dan minuman. Ternyata betul yang dibawa Tante Yola tadi minuman beralkohol.
Aku nggak tau jenis-jenisnya karena aku memang tidak suka minum. Tante Irene rupanya memperhatikan hal
itu.

“Rio kok kamu nggak minum-minum sih dari tadi?” tanyanya seraya merangkul pundakku. Aku tersenyum.
“Nggak Tante, aku nggak suka minum..”, jawabku. Tante Irene menunjukkan wajah cemberut yang dibuat
manja.
“Kenapa? Gitu ya sama aku..”, rajuknya. Aku tertawa.
“Aduh sori Tante, bukannya aku nggak hargain Tante, tapi emang nggak doyan..”, jawabku lagi.
“Uuhh.. dasar, ya udah kamu pesen minuman lain gih di luar, tapi ada hukumannya lho.” ujar Tante Irene
sambil bergelayut di bahuku.
“Hukumannya apa Tante?” tanyaku penasaran.
“Kamu nyanyi bareng aku ya..”, pintanya.

Aku tersenyum sambil mengiyakan. Yang lain pun setuju. Kami pun nyanyi bareng.

Jam sudah menunjukkan jam sembilan lewat. Suasana mulai tidak terkontrol. Kelima wanita yang mulai mabuk
itu mulai bernyanyi-nyanyi dengan ngaco. Aku sendiri heran melihat mereka yang sejak tadi minum alkohol
seperti minum air mineral saja. Entah sudah berapa botol yang dihabiskan. Suara mereka yang tadinya
cukup bagus mulai fals dan liriknya pun ngelantur. Yang ada hanya suara tawa dan teriak-teriakan.

Lebih parah lagi mereka mulai memilih lagu-lagu dari katalog berlabel “Adult”. Dan aku baru tahu bahwa
di katalog itu semua lagu ditampilkan dengan videoklip yang full pornografi. Mulai dari tarian-tarian
telanjang sampai adegan persetubuhan. Kebanyakan isinya memang lagu-lagu disco. Dan kelima wanita itu
mulai kehilangan rasa sungkannya, termasuk Tante Irene yang awalnya terlihat malu-malu. Dengan cueknya
mereka bernyanyi sambil berdiri dan menggoyang-goyangkan tubuhnya. Tak jarang mereka sampai naik ke atas
meja sambil menari-nari erotis. Kadang mereka pun menggodaku dengan memperlihatkan sebagian sex
appealnya. Birahiku pun mulai naik. Namun aku masih belum berani berbuat apa-apa. Aku masih berpikir
bahwa ini hanyalah pesta ulang tahun.

Dugaanku benar. Kegilaan itu berakhir dengan cukup wajar. Mereka mulai capek, atau lebih tepatnya bosan.
tak terasa sudah hampir jam sebelas. Aku melihat mereka berkemas-kemas. Huh.. akhirnya aku bisa pulang.
Bukannya aku tidak menikmati acara mereka, tapi masalahnya besok adalah hari kerja. Nggak lucu kan kalau
sampai ngantuk di kantor. Namun dugaanku meleset. Dari tempat karaoke acara berlanjut di rumah Tante
Irene. Aku setengah mati mencari alasan untuk menolak, namun bujukan dan rayuan kelima wanita itu
membuatku tak kuasa menolaknya. Singkat cerita aku pun “terjebak”, dalam Peugeot 207 Tante Lisbeth
menuju rumah Tante Irene di daerah Muara Karang. Aku nggak tau acara apa lagi yang akan digelar. Paling
aku bengong melihat mereka mabuk lagi.

Sampai di rumah Tante Irene, kami langsung diajak ke living room yang cukup besar. Di living room itu
ada satu set home theater yang di temani bantal-bantal berukuran besar. Kelima wanita yang sudah
setengah mabuk itu dengan enaknya duduk dan tiduran di living room itu.

“Ren, masih pengen goyang nih..”, seru Tante Yola.
“Sabar dong Bu, ini juga lagi disiapin..”, jawab Tante Irene sambil mempersiapkan sesuatu dengan DVD-
nya.

Dan lagi-lagi sajian yang tadi kulihat di tempat karaoke terulang lagi. Rentetan videoklip dengan aneka
adegan seks diiringi musik-musik disco yang menghentak. Bagai kena sihir kelima wanita yang sudah
setengah mabuk dan kupikir sudah kehabisan tenaga itu kembali “on”, dan asyik bergoyang erotis tak
karuan.

Setelah puas bergoyang, mereka kembali tergeletak di lantai berlapis karpet tebal itu. Tiba-tiba Tante
Irene bergegas ke arah dapur. Tak lama kemudian wanita itu kembali ke living room, lagi-lagi dengan
botol-botol minuman beralkohol. Keempat sahabatnya dengan buas langsung menyambar botol-botol minuman
itu seperti serigala kelaparan. Lagi-lagi aku geleng-geleng melihat mereka yang minum air-air api itu
seperti minum air putih saja. Lama-lama aku bete juga meski pada awalnya aku senang karena bisa
menikmati tarian erotis mereka.

“Hello ladies.. mau ngapain lagi nih, aku bosen..”, seruku tiba-tiba.
“Iya nih.. ngapain ya yang asyik..”, timpal Tante Lisbeth.
“Aha.. gue tau, main truth or dare aja yuk..”, usul Tante Yola.

Keempat wanita yang lain langsung bersorak ribut tanda setuju. Jantungku tiba-tiba berdebar. Aku belum
pernah main truth or dare sebelumnya.

“Oke.. oke.. bentar ya..”, seru Tante Irene sambil berjalan ke arah kamarnya.

Tak lama wanita cantik itu keluar dengan membawa satu Pak kartu remi. Dengan jujur aku bilang pada
mereka bahwa aku belum pernah main truth or dare. Mereka tertawa terbahak-bahak seolah mencibir aku.

“Sini Yo, aku ajarin..”, kata Tante Yola.

Tante Yola pun menjelaskan. Ternyata seperti permainan lucky draw. Dalam satu Pak kartu itu ada 2 joker.
Joker hitam putih berarti kartu “truth”, dan joker berwarna berarti kartu “dare”. Kartu-kartu itu
dibagikan ke semua pemain dengan jumlah tertentu. Jika ada pemain yang mendapatkan kartu “truth”, maka
dia harus menceritakan salah satu pengalaman seksnya dengan detil. Dan jika si pemain mendapat kartu
“dare”, maka dia harus bersedia melepas salah satu atribut yang melekat di tubuhnya, bisa pakaian atau
aksesoris. Itu permainan truth or dare versi Tante Yola. Aku tidak tau apakah sama dengan permainan
truth or dare pada umumnya.Cerita Sex Terbaru

Permainan pun dimulai. Kami berenam duduk membentuk lingkaran. Kelima wanita itu ditemani botol-botol
minumannya, hanya aku saja yang ditemani segelas orange juice. Tante Yola yang pertama kali mengocok
kartu membagikan kepada kami. Aku melihat kartu-kartu yang dibagikan kepadaku. Jantungku semakin
berdebar. Kami semua mengangkat kartu dan memeriksanya. Semuanya senyum-senyum sendiri.

“Oke, buka!” seru Tante Yola.

Kami pun langsung meletakkan kartu di atas lantai dalam keadaan terbuka. Tante Yola memeriksa kartu-
kartu kami.

Ternyata tidak ada satupun yang mendapat kartu “truth”, atau kartu “dare”. Permainan diulang lagi. Kartu
dikocok dan dibagikan.

“Oh.. shit..!” tiba-tiba Tante Shinta berteriak. Kami pun mulai tertawa-tawa.
“Oke buka!” seru Tante Yola lagi.

Dan betul, Tante Shinta kebagian mendapat kartu “dare”. Artinya wanita itu harus melepas salah satu
atribut yang melekat di tubuhnya. Dan karena satu-satunya pakaian luar yang dikenakan adalah gaun
terusan, aku pikir wanita itu akan melepas gaunnya atau perhiasan yang melingkari bagian-bagian
tubuhnya. Namun dalam keadaan mabuk rasanya mustahil kalau Tante Shinta hanya berani melepas
perhiasannya.

Dugaanku meleset! Tante Shinta tidak melepas gaun terusannya, dan tidak juga perhiasannya. Lebih gila
dari yang kuduga, wanita itu langsung melepas celana dalamnya yang dapat dicopotnya dengan mudah dari
bawah terusannya.

“Woowww..”, keempat wanita yang lain bersorak dan bertepuk tangan.

Aku pun ikut bertepuk tangan. Permainan pun berlanjut. Karena memegang kartu “dare”, otomatis Tante
Shinta juga yang mengocok kartunya. Putaran kedua, Tante Yola mendapat kartu “truth”, dan Tante Irene
mendapat kartu “dare”. Tante Yola pun bercerita tentang perselingkuhannya dengan salah seorang eksekutif
muda yang dikenalnya di kafe. Ternyata Tante Yola pandai sekali bercerita dengan detil. Kami sampai
horny mendengarnya. Setelah selesai bercerita, giliran Tante Irene yang harus melepas atributnya. Wanita
itu melepas stocking semi transparan yang sejak tadi membungkus kakinya. Gila, ternyata kakinya lebih
putih dari yang kulihat. Aku tak menyangka kalau tadi Tante Irene mengenakan stocking, karena kulihat
paha Tante Irene sudah putih.

Putaran berikut hanya keluar kartu “truth”. Tante Rissa yang mendapat kartu tersebut malah bercerita
saat berselingkuh dengan aku. Lucu sekali, keempat sahabatnya mendengar cerita Tante Rissa sambil
sesekali senyum-senyum dan melirik ke arahku. Berikutnya aku mendapat kartu “dare”, dan Tante Shinta
mendapat kartu “truth”. Tante Shinta pun bercerita tentang pengalaman selingkuhnya dengan kakak iparnya
yang masih keturunan Pakistan asli. Selesai tante Shinta bercerita, aku pun tanpa beban melepas kemeja
yang melekat di tubuhku diiringi sorakan kelima wanita itu. Selanjutnya Tante Yola mendapat kartu
“dare”. Wanita itu melepas celana suteranya hingga terlihat kakinya yang hitam legam, namun mulus.

Permainan bergulir terus. Satu persatu pakaian-pakaian yang melekat di tubuh kami mulai terlepas. Dan
aku heran kenapa tak satupun dari mereka yang melepas perhiasannya. Mereka lebih rela melepas pakaiannya
ketimbang mencopot gelang emasnya.

Tante Lisbeth yang lebih dulu tampil tanpa sehelai benang pun. Birahiku semakin naik ketika menyaksikan
wanita bertubuh putih mulus itu melepas celana dalamnya yang menjadi pembungkus tubuhnya yang terakhir.
Gila, betul-betul mulus. Meskipun terlihat sedikit lemak di beberapa bagian namun secara keseluruhan
betul-betul membuat gairahku naik.

Orang kedua yang “terpaksa”, tampil bugil adalah Tante Shinta. Wanita ini sedikit aneh karena sejak awal
malah melepas pakaian dalamnya lebih dulu. Sehingga begitu wanita ini melepas gaun terusannya, tubuh
mulusnya langsung terlihat jelas. Dan aku terkejut sekali melihat sesuatu yang berkilat di tengah-tengah
kemaluannya yang hanya berbulu sedikit itu. Ooppss.. ternyata Tante Shinta memasang anting di bibir
kemaluannya. Berikutnya yang jadi korban adalah Tante Yola. Baru kali ini aku melihat wanita berkulit
hitam legam dalam keadaan telanjang bulat di depan mataku. Ternyata sexy juga. Apalagi tubuh Tante Yola
sangat mulus dan terawat.

Permainan selesai ketika Tante Shinta tidak memiliki apa-apa lagi untuk dilepas. Aksesoris yang melekat
di tubuh bugilnya satu persatu pun lepas. Permainan pun selesai.

“Asyiikk.. aku yang menang..”, seru Tante Rissa kegirangan.

Di akhir permainan hanya wanita itu yang masih berpakaian cukup “lengkap”. Bra, celana dalam dan
stocking hitam masih melekat di tubuhnya yang putih mulus. Aku sendiri hanya menyisakan selembar celana
dalam. Tante Irene juga hanya bercelana dalam saja, sementara payudaranya yang masih bulat dan montok
itu terayun-ayun sejak tadi.

“Uuuhh.. dasar, curang ah.. curang..”, seru Tante Shinta sambil merajuk.
“Iya nih nggak adil, ayo buka semuanya..”, timpal Tante Lisbeth.

Tiba-tiba ketiga wanita yang sudah bugil itu menghampiri Tante Rissa.

“Ehh.. ehh.. apa-apaan nih, curang ah..”, seru Tante Rissa. Wanita itu kelabakan ketika Tante Lisbeth,
Tante Shinta dan Tante Yola mengepung dan menelanjanginya. Aku dan Tante Irene tertawa menyaksikan
pemandangan itu.

Tante Rissa sampai merangkak-rangkak menghindari Tante Lisbeth yang bernafsu menangkapnya. Tante Yola
yang mendekapnya dari belakang dengan mudah melepas bra yang menutup payudara Tante Rissa. Sementara
Tante Shinta berusaha menarik celana dalam yang melingkari selangkangan Tante Rissa.

Akhirnya wanita itu tak kuasa menahan “amukan”, ketiga sahabatnya. Dalam waktu singkat, kondisinya pun
tak jauh beda dengan ketiga temannya yang lebih dulu bugil. Aku dan Tante Irene sampai sakit perut
karena tertawa terpingkal-pingkal.

“Eit.. jangan seneng dulu, sekarang giliran kalian..”, seruan Tante Lisbeth tiba-tiba menghentikan
tawaku dan Tante Irene. Kami berdua saling berpandangan.

“Kabur..!” seruku.

Kemudian kami berdua pun berlari berpencar. Tante Irene masuk ke dalam kamarnya dan aku lari ke ruang
tamu.Cerita Sex Terbaru

Tante Rissa dan Tante Yola mengejar tante Irene ke dalam kamar, sedangkan Tante Lisbeth dan Tante Shinta
mengejarku ke ruang tamu.

Setelah berkali-kali muter-muter di meja tamu, akhirnya aku pasrah di salah satu sudut sofa. Setengah
meronta, aku merelakan Tante Shinta meloroti celana dalamku, sementara Tante Lisbeth memegangin kedua
tanganku. Aku pun mendengara suara teriakan-teriakan yang seru dari dalam kamar Tante Irene.

Tante Shinta dan Tante Lisbeth lantas menggeretku ke dalam kamar Tante Irene. Di dalam aku melihat tubuh
molek Tante Irene yang tergeletak pasrah di atas ranjang dengan kedua tangannya dipegangi Tante Rissa
dan Tante Yola. Tante Shinta dan Tante Lisbeth lantas menghempaskan tubuhku ke atas ranjang. Mereka
tertawa-tawa.

“Nah kalo gini kan adil hihihihi..”, seru Tante Lisbeth.

Aku tak ingat siapa yang memulai yang jelas detik berikutnya canda tawa itu berubah menjadi ajang pesta
orgy di antara kami.

Tante Shinta memeluk tubuhku yang tergeletak di ranjang. Kemudian dengan penuh nafsu wanita itu langsung
melumat bibirku tanpa kompromi. Sementara di bawah sana aku merasakan basahnya lidah Tante Lisbeth dan
Tante Irene yang asyik menjilati batang penisku yang sudah tegang sejak tadi. Ugghh.. nikmat sekali.

Sambil berciuman, aku melirik Tante Rissa dan Tante Yola yang asyik berduaan. Tante Rissa yang bersandar
di ranjang membiarkan kemaluannya dilumat Tante Yola. Aku melihat pemandangan itu dengan penuh nafsu.

Sementara Tante Shinta sudah asyik menjilati leher, telinga dan dadaku. Nafsu yang semakin memuncak
menuntunku untuk meraih tangan Tante Rissa yang mulus itu. Aku jilati jemarinya yang lentik. Tante Rissa
yang mengetahui hal itu langsung membalikkan tubuhnya ke arahku dan kami pun asyik berciuman.

“Mmmhh.. ssllpp.. mmhh.. nggak nyesel kan ikutan sama kita-kita hihihi.. mm..”, seru Tante Rissa di
sela-sela lumatan bibirnya.

Aku hanya bisa mengangguk. Kulihat Tante Yola masih asyik menjelajahi daerah sensitif Tante Rissa.

Tiba-tiba Tante Irene meninggalkan Tante Lisbeth yang sedang asyik melumat penisku. Kulirik wanita itu
keluar kamar. Tak lama kemudian Tante Irene kembali dengan beberapa sex toy. Keempat wanita yang sedang
asyik orgy denganku tiba-tiba beralih perhatian kepada Tante Irene.

“Hei.. hei.. liat nih aku bawa apa..”, seru Tante Irene.

Keempat sahabatnya menyambut dengan penuh nafsu.

“Aahh.. ini dia yang ditunggu-tunggu..”, mereka bersorak ribut sekali.

Tante Irene langsung menghamparkan alat-alat itu di atas ranjang. Aku melihat ada beberapa vibrator
dengan berbagai bentuk, berikut dengan cairan pelicinnya. Ada juga alat yang baru kali ini aku lihat.
Seutas tali yang panjangnya kira-kira setengah meter, dan di sepanjang tali itu ada beberapa bola kecil
dari bahan gel padat tersusun dengan jarak yang sama. Ada yang bolanya sebesar kelereng, dan ada juga
yang bolanya sebesar bola golf. Di ujung tali ada kotak seukuran pemantik api dengan beberapa tombol
kecil. Aku sama sekali tidak mengerti apa gunanya.

Kelima wanita itu berebutan memilih alat yang mereka suka. Tante Rissa mengambil sebuah vibrator dengan
warna pink transparan. Panjangnya kira-kira 20 centimeter. Lentur sekali sehingga bisa melenting ke
segala arah.

Kemudian dengan gaya yang erotis dan dibuat-buat, Tante Rissa mengambil sebotol cairan pelicin dan
meneteskannya ke ujung vibrator itu. Terlihat cairan itu menjalar ke beberapa bagian vibrator.

“Heii.. who wants to be the first..”, serunya kepada keempat sahabatnya.

Tante Irene yang paling antusias.

“Aahh.. aku dulu dong..”, seru Tante Irene.

Wanita itu lantas merebahkan tubuh mulusnya di atas ranjang dengan posisi telentang, sementara kedua
kakinya yang putih dibukanya lebah-lebar. Sambil tersenyum Tante Rissa menghampiri vagina Tante Irene
yang hanya ditumbuhi sedikit bulu itu.

“Hmm.. vibratornya sih udah licin, tapi pasti lebih asyik kalo pake pelicin yang alami.. mmhh..
ssllpp..”, Tante Rissa langsung menjilati vagina Tante Irene dengan buas.

Yang dijilat spontan terkejut. Tubuhnya mulai menggelinjang menahan rasa nikmat.

Tante Yola yang berada tak jauh dari Tante Irene mengambil sehelai bulu angsa, kemudian digelitiknya
tubuh Tante Irene dengan bulu itu. Tentu saja Tante Irene semakin kelojotan.

“Ssshh.. aahh.. oohh kamu gila ya La.. sshh..”, bibir sexynya tak henti-henti mengerang menahan nikmat.

Tante Yola yang melihat bibir Tante Irene terbuka langsung melumatnya dengan bibirnya yang masih tersapu
lipstik warna gelap itu. Uhh.. betul-betul pemandangan yang membuat urat nafsuku semakin naik.

Tiba-tiba Tante Shinta mengambil seutas tali yang diselingi butiran-butiran yang kulihat tadi. Aku jadi
penasaran, gimana sih menggunakan alat yang ini. Tante Shinta kemudian mengangkat sebelah kaki Tante
Yola. Wanita berkulit hitam itu melirik sebentar dan tersenyum.

“Oowww.. not that toy again Shin..”, serunya manja.

Tante Shinta tak peduli. Dibasahinya tali berbutir itu dengan cairan pelicin, kemudian satu demi satu
Tante Shinta memasukkan butiran-butiran sebesar bola golf itu ke dalam vagina Tante Yola.

“Ughh..”, desah Tante Yola setiap kali butiran itu dimasukkan ke dalam vaginanya.
Setelah seluruh butiran yang berbaris di tali itu masuk ke dalam vagina Tante Yola, Tante Shinta mulai
memainkan tombol-tombol yang ada di ujungnya.

“Aaahh.. Shintaa.. sshh..”, tiba-tiba Tante Yola menggelinjang cukup hebat.

Keempat sahabatnya cekikikan melihat reaksinya, termasuk Tante Irene yang sedang dioral oleh Tante
Rissa. Aku baru mengerti cara kerja alat itu. Tante Shinta tampak asyik sekali ngejain Tante Yola. Aku
pun mulai tak tahan untuk ikut bergabung. Tante Shinta yang asyik ngerjain Tante Yola tampaknya agak
“lengah”, dengan tubuhnya. Dengan birahi yang sudah ke ubun-ubun, aku langsung memeluk kedua belah paha
Tante Shinta yang mulus, dan langsung menyambar vagina yang masih rapat itu dengan lidahku.

Tante Shinta hanya menengok sejenak dan mengusap-usap kepalaku sambil tersenyum. Kemudian wanita itu
asyik lagi dengan permainannya. Aku semakin bernafsu melumat vagina Tante Shinta yang kenyal itu. Ughh..
betul-betul nikmat. Sementara Tante Lisbeth yang sedari tadi berada di dekatku mulai merayapi pahaku.
Ahh.. lembut sekali kulitnya. Aku bisa merasakannya di sekujur kakiku. Hingga akhirnya wanita keturunan
Chinese itu menggenggam batang penisku yang sudah sejak tadi tegang. Dijilatinya buah pelirku. Hmm..
lidah Tante Lisbeth betul-betul lihay.

Sesekali kulirik Tante Yola yang kelojotan setiap kali butiran sebesar bola golf itu dikeluarkan dari
liang kewanitaannya. Atau wajah Tante Irene yang tak henti-hentinya mengerang menahan rasa nikmat yang
luar biasa. Kelihatannya Tante Rissa lihai sekali memainkan vibrator tersebut. Kulihat daerah
selangkangan Tante Irene sudah banjir oleh air kewanitaannya. Kami betul-betul bercampur tanpa batas.
Dan satu-satunya yang sadar di ruangan itu hanya aku, sisanya sudah mabuk oleh minuman-minuman yang
mereka tegak sejak tadi.

Aku tidak bisa bercerita dengan detil di sini karena betul-betul banyak hal dan variasi yang kami
lakukan. Mungkin aku hanya bisa cerita hal-hal yang kuingat dengan jelas. Seperti misalnya ketika kedua
tangan Tante Rissa dipegangi oleh Tante Yola dan Tante Irene, sementara Tante Shinta dan Tante Lisbeth
asyik ngerjain wanita cantik itu dengan tali-tali berbutirnya. Tante Shinta memegang tali berbutir yang
butirannya sebesar bola golf, sementara Tante Lisbeth memegang tali berbutir yang lebih kecil. Aku
sendiri dengan liar menjilati setiap jengkal tubuh Tante Rissa. Desahan dan erangan tak henti-hentinya
keluar dari bibir wanita itu.

Seperti yang dilakukan pada Tante Yola tadi, Tante Shinta memasukkan satu demi satu butiran-butiran
sebesar bola golf itu ke dalam vagina Tante Rissa dan kemudian menyalakan penggetarnya. Pada saat yang
sama juga Tante Lisbeth memasukkan butiran-butiran yang hanya sebesar kelereng itu ke dalam lubang
pantat Tante Lisbeth, dan kemudian menggetarkannya. Uhh.. aku tidak bisa membayangkan rasa nikmat yang
dialami Tante Rissa. Pasti asyik sekali. Tubuhnya betul-betul menggelinjang, aku saja sampai kerepotan
menjilatinya.Cerita Sex Terbaru

“Aaakhh.. pada gila ya.. oohh stop.. please.. stop.. cukup.. uugghh..”, Tante Rissa terus mengerang
keasyikan, namun kami tidak perduli. Dan kulihat vagina Tante Rissa betul-betul membanjir.
“Uuuhh.. banjiirr boo”” seru kelima wanita itu.

Mereka bersorak ribut sekali. Pada saat itu aku sendiri juga tidak merasa sebagai laki-laki yang
melayani nafsu seks lima wanita itu. Entah kenapa aku juga merasa menjadi bagian dari mereka, seolah-
olah aku wanita yang ikut dalam pesta lesbian.

Tante Rissa betul-betul lemas. Entah berapa banyak cairan yang keluar dari vaginanya. Yang aku ingat
keempat sahabatnya dan aku betul-betul liar menjilati cairan yang terus menerus keluar dari vagina Tante
Rissa. Bahkan kami sampai bertukar-tukar, seperti misalnya aku sudah mengulum cairan yang kujilati dari
vagina Tante Rissa, kemudian aku membagikannya ke dalam mulut Tante Irene lewat mulutku. Demikian juga
yang lain. Betul-betul gila.

Ternyata yang “dipelonco”, bukan hanya Tante Rissa. Kesempatan berikutnya giliran Tante Yola yang
diperlakukan sama. Dan gilanya Tante Rissa setelah lemas dipelonco tadi seperti tidak ada apa-apa saja.
Wanita itu kembali bernafsu ikut ngerjain Tante Yola. Uhh.. wanita berkulit hitam itu betul-betul
meronta seperti kesetanan. Apalagi ketika tali berbutir digetarkan di dalam vaginanya. Ranjang Tante
Irene sampai goyang-goyang tak karuan.

Berikutnya giliran Tante Lisbeth. Wanita yang pada awalnya terlihat sok cool ini akhirnya tak kuasa juga
melepas rasa nikmatnya dengan menjerit keras-keras. Selama mengikuti permainan mereka sejak tadi entah
kenapa aku sama sekali tidak berhasrat memasukkan penisku ke dalam vagina salah satu dari mereka. Bahkan
untuk melakukan masturbasi di depan mereka juga tidak. Aku seperti hanyut dalam permainan.

Kemudian pada saat giliran Tante Shinta, wanita-wanita itu seperti mendendam. Tante Shinta yang
dikerjain paling lama dan semua alat digunakan kepada wanita itu. Dimulai dengan vibrator biasa,
kemudian tali berbutir, dan lain-lain sampai terakhir vibrator elektrik. Vagina Tante Shinta betul-betul
banjir. Huh.. baru kali ini aku melihat wanita-wanita mengalami multi orgasme sampai separah itu.

Berikutnya giliran Tante Irene. Wanita ini mendapat perlakuan spesial sebagai hadiah ulang tahunnya.
Tidak hanya dikerjain seperti nasib sahabat-sahabatnya, tapi Tante Irene juga melakukan “persetubuhan”,
dengan keempat wanita yang lain. Aku pikir inilah saatnya aku menikmati permainan yang sesungguhnya.

Dimulai dari Tante Yola yang mengenakan celana dalam yang di bagian depannya ada vibratornya. Kami duduk
mengelilingi Tante Yola dan Tante Irene yang “bersetubuh”, seperti pasangan normal saja. Berikutnya
gantian Tante Shinta, Tante Lisbeth dan Tante Rissa. Akhirnya tiba juga giliranku untuk menikmati
hangatnya vagina. Sambil berdiri dengan lutut, aku bersiap memasukkan batang penisku yang sudah keras
itu ke dalam vagina Tante Irene.

Tiba-tiba dari arah belakang Tante Rissa menarik tubuhku sebelum aku sempat memasukkan batang penisku ke
vagina Tante Irene.

“Ehh.. kenapa Tante..”, seruku.

Tante Rissa tertawa nakal diiringi cekikikan wanita yang lain. Tiba-tiba dengan sigap kelima wanita itu
mengepungku dan dalam waktu singkat aku sudah terpasung di atas ranjang dengan kedua tangan dan kaki
yang terikat. Oh.. gila, apalagi ini.

Kemudian Tante Irene menghampiriku.

“Kayaknya kamu perlu ini deh sayang biar kamu bisa ngimbangin kita-kita.. hihihi.. mmhh..”, Tante Irene
tiba-tiba mencium bibirku dan aku merasakan wanita itu memindahkan beberapa butir pil dari dalam
mulutnya ke mulutku.
Mau tak mau aku menelan pil yang aku tidak tau pil apa itu.

“Apa nih Tante?” seruku setelah pil yang kira-kira berjumlah lima butir itu kutelan. Tante Irene
tersenyum.
“Obat kuat hihihi..”, jawabnya.
“Eh siapa duluan nih?” seru Tante Rissa tiba-tiba.
“Kasi yang ultah aja dulu, kan Rio udah minum itu, pasti staminanya gak turun deh hihihi..”, celetuk
Tante Lisbeth.

Keempat sahabatnya setuju. Kelihatannya Kelima wanita itu ingin menggilir penisku bergantian. Ughh.. aku
sedikit nggak pede, apa iya aku mampu. Sekarang aja rasanya udah mau orgasme sejak bergumul dengan
mereka tadi. Tapi mungkin pil yang disuapkan Tante Irene tadi bisa membantu.

Tante Irene kemudian mulai menjilati batang penisku yang sudah keras. Mungkin ukurannya sudah mencapai
maksimal Urat-uratnya sudah mulai kelihatan. Sebetulnya penisku berukuran biasa saja. Entah kenapa mata
Tante Irene betul-betul bernafsu sekali melihatnya. Lidahnya lincah sekali menjelajahi penis dan
selangkanganku. Keempat wanita yang lain duduk mengelilingi sambil bersorak.

Setelah puas menjilati dan mengulum penisku, kemudian wanita itu mulai jongkok di atas tubuhku.
Digenggamnya batang penisku dan perlahan-lahan tubuhnya mulai turun. Ughh.. aku merasakan nikmat ketika
ujung penisku menyentuh bibir vagina Tante Irene. Sedikit demi sedikit dan akhirnya.. bless.. penisku
pun amblas ke dalam vagina Tante Irene. Wanita itu memutar-mutar pinggulnya. Alamak.. nikmatnya luar
biasa.

Seharusnya penisku sudah memuntahkan sperma sejak Tante Irene memasukkan vaginanya tadi, namun entah
kenapa spermaku tak kunjung keluar. Padahal penisku sudah berdenyut-denyut. Hampir dua puluh menit Tante
Irene menggoyangkan pinggul, pinggang dan pantatnya. Dengan posisi duduk, tiduran, hingga akhirnya aku
mulai merasa spermaku ingin keluar.

“Ssshh.. aahh Tante.. udah mau keluar nih..”, seruku di tengah-tengah desahan menahan rasa nikmat.

Tante Irene tersenyum manja. Wanita itu sudah sejak tadi orgasme berkali-kali di atas tubuhku.

“Ya udah, bareng ya.. sshh..”, aku betul-betul memuncak. Sebentar lagi aku merasa akan meledak.

Tiba-tiba Tante Lisbeth menghampiri kami dan berjongkok di belakang tubuh Tante Irene yang sedang naik
turun.

Aku nggak tau apa yang diperbuatnya. Sekilas kulihat Tante Irene tersenyum dan Tante Lisbeth memeluknya
dari belakang. Kulihat payudara Tante Irene yang montok itu diremas-remas. Ahh.. pemandangan itu semakin
membuat nafsuku naik.

“Riioo.. I”m cumming.. sshh.. oohh..”, Tante Irene pun mencapai orgasme untuk kesekian kali. Dan cairan
kewanitaan yang membanjiri penisku pun memacu spermaku untuk keluar.
“Aahh.. Croott.. crroott.. croott.. ups!”

Belum selesai penisku memuntahkan seluruh sperma, tiba-tiba Tante Irene mencabut penisku dari vaginanya,
lantas wanita itu berguling ke samping. Tanpa kuduga Tante Lisbeth yang tadi berada di belakang Tante
Irene langsung maju dan menindihku sehingga penisku langsung amblas dalam sekejap ke dalam liang
vaginanya. Croott.. croott.. penisku masih memuntahkan sperma sisa permainanku dengan Tante Irene.

Baca Juga Cerita Seks Kakak Sexyku

Gila, variasi apalagi ini! Bagai Tanpa peduli Tante Lisbeth melanjutkan permainan. Wanita itu memutar
pinggang dan pinggulnya kesana kemari. Ugghh.. satu hal yang bikin aku heran penisku masih bertahan.
Meskipun sperma sudah tidak keluar lagi tapi tidak langsung lemas seperti biasanya. Dan birahiku pun
semakin terbakar melihat tubuh putih mulus yang bergoyang di atas tubuhku.

Kurang lebih tiga puluh menit kemudian penisku kembali berdenyut ingin memuntahkan sperma. Dan sudah
sejak lima menit yang lalu di belakang Tante Lisbeth ada Tante Yola yang bersiap untuk giliran
berikutnya. Aku sengaja tidak bilang supaya Tante Lisbeth tidak buru-buru pergi, karena dari kelima
wanita itu Tante Lisbethlah yang paling aku suka. Tanpa kuduga Tante Lisbeth sudah bisa menebak
gejalaku. Baru semprotan sperma yang pertama wanita Chinese itu langsung mencabut tubuhnya dan berguling
ke samping. Dengan penuh nafsu Tante Yola langsung menggantikan Tante Lisbeth.

Aku cukup lama melayani Tante Yola karena aku kurang begitu bergairah dengannya. Hampir satu jam penisku
baru mulai berdenyut tanda sperma akan keluar. Dan di belakang Tante Yola, Tante Rissa sudah bersiap
untuk memacu birahi denganku.

Crott.. Croott.. Dua semprotan awal menyudahi permainanku dengan Tante Yola, dan Tante Rissa pun
menggantikan untuk menikmati sisa spermaku. Tante Rissa masih seperti dulu, lihai sekali merangsang
bagian-bagian sensitifku. Sambil tubuhnya bergoyang, jemari lentiknya aktif menjelajahi tubuhku.

Menjelang menit ke tiga puluh dengan Tante Rissa, Tante Shinta naik ke atas tubuhku tapi tidak di
belakang Tante Rissa, melainkan di depannya. Jadi posisi mereka berhadapan. Aku tak tau apa yang
dilakukannya. Aku hanya mendengar suara berciuman yang penuh nafsu.

“Crott.. Croott.. Crroott.. Croott..”

Tante Rissa kebablasan. Setelah semburan keempat wanita itu baru mengangkat tubuhnya. Itu karena Tante
Shinta yang asyik menggodanya. Tante Shinta dengan sigap langsung memasukkan penisku yang masih
menyemprot itu ke dalam vaginanya. Posisinya berbeda dengan yang lain, jadi tubuh wanita itu
membelakangiku. Ughh.. enak sih, tapi aku ingin melihat wajah Tante Shinta yang cantik.

Tanpa kuduga wanita itu memutar tubuhnya. Aahh.. dinding vaginanya serasa memutar penisku. Kemudian
wanita itu sudah berada dalam posisi menghadapku. Ternyata Tante Shinta tidak menggoyangkan tubuhnya.
Penisku dibiarkan beristirahat di dalam vaginanya yang hangat. Sementara wanita itu menari-nari dengan
erotis di atas tubuhku.

“Ehmm.. wah bakal ada gempa nih kayaknya..”, celetuk Tante Lisbeth.

Aku tidak mengerti apa maksudnya. Tiba-tiba detik berikutnya aku merasakan ada sesuatu yang menyedot
penisku. Gila..! Aku belum pernah merasakan sedotan yang begini hebat dari dalam vagina. Ugghh.. tubuhku
menggelinjang menahan rasa nikmat. Kulihat Tante Shinta masih tetap menari dengan tenang.Cerita Sex Terbaru

“Gila kamu Shin.. jail banget sih.. hihihi..”, celetuk yang lain.

Ooohh.. aku betul-betul merasakan sensasi yang luar biasa. Tubuhku rasanya ingin orgasme tapi nggak
sampai-sampai. Betul-betul kenikmatan panjang dan melelahkan.

Hampir satu jam kemudian, keempat wanita yang lain mulai mendekati tubuhku. Mereka berkeliling dan
jemari mereka mulai menjelajahi tubuhku dan tubuh Tante Shinta. Aahh gila.. betul-betul sensasional.
Akhirnya penisku pun berdenyut tanda ingin orgasme.

“O-ow.. udah waktunya nih..”, seru Tante Shinta.

Gila, wanita itu bisa tau. Tiba-tiba dinding vagina Tante Shinta semakin kencang berdenyut. Sedotan pun
semakin kuat. Aahh.. aku nggak tahan lagi dan.., “Croott..!”.

Tante Shinta langsung mengangkat tubuhnya dan dengan cepat berganti posisi berbaur dengan keempat
sahabatnya. Kelima wanita itu bersorak melihat penisku yang memuntahkan sperma secara gila-gilaan. Lidah
mereka berebutan menangkap cipratan-cipratan sperma yang keluar dari penisku. Ughh.. Mereka juga
menjilati sperma yang berceceran di sekitar selangkanganku.

Tanpa terasa malam sudah hampir berganti pagi. Tubuhku tergeletak di antara tubuh-tubuh mulus yang
kelelahan seperti aku. Rasanya capek sekali. Satu-persatu mereka tertidur tanpa sempat mandi. Hanya aku
yang tidak bisa tidur, mungkin karena pengaruh obat tadi.

Aku melihat ke sekeliling. Tiba-tiba aku stress memikirkan bagaimana di kantor nanti pagi. Pasti ngantuk
sekali. Aku langsung menelpon Blue Bird untuk minta dikirim taksi. Setelah itu aku memberanikan diri
membangunkan Tante Rissa untuk pamit. Sulit sekali membangunkan wanita mabuk yang sudah tertidur.
Akhirnya setengah sadar Tante Rissa bangun.

“Aku pulang dulu Tante..”, ujarku.

Tante Rissa tidak langsung menjawab. Seperti sedang mengumpulkan nyawa.

“Kok pulang sayang? Tidur di sini aja..”, jawab Tante Rissa. Aku tersenyum.
“Nggak bisa Tante, nanti pagi aku mesti ke kantor. Ini aja aku pengen tidur sebentar di rumah..”,
jelasku.

Tante Rissa hanya tersenyum sambil mengangguk.

“Oke, hati-hati ya..”, jawabnya sambil tersenyum. Aku pun ikut tersenyum.

Sedikit geli juga melihat bibir Tante Rissa yang dimonyongin tanda memintaku untuk menciumnya.

“Mmmuuachh..”, aku mencium bibir lembutnya dengan mesra. Tak ada lagi rasa nafsu.
“Makasih yang udah ikutan party kita..”, kata Tante Rissa seraya merengkuh kepalaku.
“Iya, makasih juga buat acaranya Tante, gila.. tambah pengalaman lagi nih hihihi..”, Tante Rissa tertawa
mendengar jawabanku.Cerita Sex Terbaru

Wanita itu lantas mengantarku sampai ke depan pagar.

“Tante nggak antar dulu ya Yo, lemes nih.. kamu sih hihihi..”, bisik Tante Rissa. Aku tersenyum.
“Iya nggak pa-pa Tante, aku udah pesan taksi.” jawabku.

Tak lama kemudian taksi datang. Dan aku pun meningkalkan rumah kenikmatan itu setelah mengecup bibir
Tante Rissa sekali lagi. Hhh.. akhirnya aku pun tertidur di taksi.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.

Tante Yang Haus

Cerita Sex Terbaru | Cerita sex ini diawali dari jaman aku sma. Dulu waktu aku sma, aku selalu pilih-pilih dalam mencintai wanita. Hal ini yang jadi awal mula cerita seks sekaligus cerita sex yang akan aku ceritakan disini. Itulah mungkin yang mengakibatkan cerita seks sedarah ini terjadi. Aku tak pernah mendekati seorang cewek pun di SMA. Padahal boleh dibilang aku ini bukan orang yang jelek-jelek amat.

Cerita Sex Terbaru Tante Yang Haus
Para gadis sering histeris ketika melihat aku beraksi dibidang olahraga, seperti basket, lari dan sebagainya. Dan banyak surat cinta cewek yang tidak kubalas. Sebab aku tidak terlalu suka mereka. Untuk masalah pelajaran aku terbilang normal, tidak terlalu pintar, tapi teman-teman memanggilku kutu buku, padahal masih banyak yang lebih pintar dari aku, mungkin karena aku mahir dalam bidang olahraga dan dalam pelajaran aku tidak terlalu bodoh saja akhirnya aku dikatakan demikian.

Ketika kelulusan, aku pun masuk kuliah di salah satu universitas di Malang. Di sini aku numpang di rumah bibiku. Namanya Dewi. Aku biasanya memanggilnya mbak Dewi, kebiasaan dari kecil mungkin. Ia tinggal sendirian bersama kedua anaknya, semenjak suaminya meninggal ketika aku masih SMP ia mendirikan usaha sendiri di kota ini. Yaitu berupa rumah makan yang lumayan laris, dengan bekal itu ia bisa menghidupi kedua anaknya yang masih duduk di SD.

Ketika datang pertama kali di Malang, aku sudah dijemput pakai mobilnya. Lumayanlah, perjalanan dengan menggunakan kereta cukup melelahkan. Pertamanya aku tak tahu kalau itu adalah mbak Dewi. Sebab ia kelihatan muda. Aku baru sadar ketika aku menelpon hp-nya dan dia mengangkatnya. Lalu kami bertegur sapa. Hari itu juga jantungku berdebar. umurnya masih 32 tapi dia sangat cantik. Rambutnya masih panjang terurai, wajahnya sangat halus, ia masih seperti gadis. Dan di dalam mobil itu aku benar-benar berdebar-debar.

“Capek Dek Iwan?”, tanyanya.
“Iyalah mbak, di kereta duduk terus dari pagi”, jawabku. “Tapi mbak Dewi masih cantik ya?”

Ia ketawa, “Ada-ada saja kamu”.

Selama tinggal di rumahnya mbak Dewi. Aku sedikit demi sedikit mencoba akrab dan mengenalnya. Banyak sekali hal-hal yang bisa aku ketahui dari mbak Dewi. Dari kesukaannya, dari pengalaman hidupnya. Aku pun jadi dekat dengan anak-anaknya. Aku sering mengajari mereka pelajaran sekolah.

Tak terasa sudah satu semester lebih aku tinggal di rumah ini. Dan mbak Dewi sepertinya adalah satu-satunya wanita yang menggerakkan hatiku. Aku benar-benar jatuh cinta padanya. Tapi aku tak yakin apakah ia cinta juga kepadaku. Apalagi ia adalah bibiku sendiri. Malam itu sepi dan hujan di luar sana. Mbak Dewi sedang nonton televisi. Aku lihat kedua anaknya sudah tidur. Aku keluar dari kamar dan ke ruang depan. Tampak mbak Dewi asyik menonton tv. Saat itu sedang ada sinetron.

“Nggak tidur Wan?”, tanyanya.
“Masih belum ngantuk mbak”, jawabku.

Aku duduk di sebelahnya. Entah kenapa lagi-lagi dadaku berdebar kencang. Aku bersandar di sofa, aku tidak melihat tv tapi melihat mbak Dewi. Ia tak menyadarinya. Lama kami terdiam.

“Kamu banyak diam ya”, katanya.
“Eh..oh, iya”, kataku kaget.
“Mau ngobrolin sesuatu?”, tanyanya.
“Ah, enggak, pingin nemeni mbak Dewi aja”, jawabku.
“Ah kamu, ada-ada aja”
“Serius mbak”
“Makasih”
“Restorannya gimana mbak? Sukses?”
“Lumayanlah, sekarang bisa waralaba. Banyak karyawannya, urusan kerjaan semuanya tak serahin ke general managernya.

Mbak sewaktu-waktu saja ke sana”, katanya. “Gimana kuliahmu?”

“Ya, begitulah mbak, lancar saja”, jawabku.
Aku memberanikan diri memegang pundaknya untuk memijat. “Saya pijetin ya mbak, sepertinya mbak capek”.

“Makasih, nggak usah ah”
“Nggak papa koq mbak, cuma dipijit aja, emangnya mau yang lain?”

Ia tersenyum,

“Ya udah, pijitin saja”

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Aku memijiti pundaknya, punggungnya, dengan pijatan yang halus, sesekali aku meraba ke bahunya. Ia memakai tshirt ketat. Sehingga aku bisa melihat lekukan tubuh dan juga tali bh-nya. Dadanya mbak Dewi besar juga. Tercium bau harum parfumnya.

“Kamu sudah punya pacar Wan?”, tanya mbak Dewi.
“Nggak punya mbak”
“Koq bisa nggak punya, emang nggak ada yang tertarik ama kamu?”
“Saya aja yang nggak tertarik ama mereka”
“Lha koq aneh? Denger dari mama kamu katanya kamu itu sering dikirimi surat cinta”
“Iya, waktu SMA. Kalau sekarang aku menemukan cinta tapi sulit mengatakannya”
“Masa’?”
“Iya mbak, orangnya cantik, tapi sudah janda”, aku mencoba memancing.
“Siapa?”
“Mbak Dewi”.

Ia ketawa, “Ada-ada saja kamu ini”.

“Aku serius mbak, nggak bohong, pernah mbak tahu aku bohong?”,

Ia diam.

“Semenjak aku bertemu mbak Dewi, jantungku berdetak kencang. Aku tak tahu apa itu. Sebab aku tidak pernah jatuh cinta sebelumnya. Semenjak itu pula aku menyimpan perasaanku, dan merasa nyaman ketika berada di samping mbak Dewi.

Aku tak tahu apakah itu cinta tapi, kian hari dadaku makin sesak. Sesak hingga aku tak bisa berpikir lagi mbak, rasanya sakit sekali ketika aku harus membohongi diri kalau aku cinta ama mbak”, kataku.

“Wan, aku ini bibimu”, katanya.
“Aku tahu, tapi perasaanku tak pernah berbohong mbak, aku mau jujur kalau aku cinta ama mbak”, kataku sambil memeluknya dari belakang.

Lama kami terdiam. Mungkin hubungan yang kami rasa sekarang mulai canggung. Mbak Dewi mencoba melepaskan pelukanku.

“Maaf wan, mbak perlu berpikir”, kata mbak Dewi beranjak. Aku pun ditinggal sendirian di ruangan itu, tv masih menyala.

Cukup lama aku ada di ruangan tengah, hingga tengah malam kira-kira. Aku pun mematikan tv dan menuju kamarku. Sayup-sayup aku terdengar suara isak tangis di kamar mbak Dewi. Aku pun mencoba menguping.

“Apa yang harus aku lakukan?….Apa…”

Aku menunduk, mungkin mbak Dewi kaget setelah pengakuanku tadi. Aku pun masuk kamarku dan tertidur. Malam itu aku bermimpi basah dengan mbak Dewi. Aku bermimpi bercinta dengannya, dan paginya aku dapati celana dalamku basah. Wah, mimpi yang indah.

Paginya, mbak Dewi selesai menyiapkan sarapan. Anak-anaknya sarapan. Aku baru keluar dari kamar mandi. Melihat mereka dari kejauhan. Mbak Dewi tampak mencoba untuk menghindari pandanganku. Kami benar-benar canggung pagi itu. Hari ini nggak ada kuliah. Aku bisa habiskan waktu seharian di rumah. Setelah ganti baju aku keluar kamar. Tampak mbak Dewi melihat-lihat isi kulkas.

“Waduh, wan, bisa minta tolong bantu mbak?”, tanyanya.
“Apa mbak?”
“Mbak mau belanja, bisa bantu mbak belanja? Sepertinya isi kulkas udah mau habis”,katanya.
“OK”
“Untuk yang tadi malam, tolong jangan diungkit-ungkit lagi, aku maafin kamu tapi jangan dibicarakan di depan anak-anak”, katanya. Aku mengangguk.

Kami naik mobil mengantarkan anak-anak mbak Dewi sekolah. Lalu kami pergi belanja. Lumayan banyak belanjaan kami. Dan aku menggandeng tangan mbak Dewi. Kami mirip sepasang suami istri, mbak Dewi rasanya nggak menolak ketika tangannya aku gandeng.Mungkin karena barang bawaannya banyak. Di mobil pun kami diam. Setelah belanja banyak itu kami tak mengucapkan sepatah kata pun. Namun setiap kali aku bilang ke mbak Dewi bahwa perasaanku serius.

Hari-hari berlalu. Aku terus bilang ke mbak Dewi bahwa aku cinta dia. Dan hari ini adalah hari ulang tahunnya. Aku membelikan sebuah gaun. Aku memang menyembunyikannya. Gaun ini sangat mahal, hampir dua bulan uang sakuku habis. Terpaksa nanti aku minta ortu kalau lagi butuh buat kuliah.

Saat itu anak-anak mbak Dewi sedang sekolah. Mbak Dewi merenung di sofa. Aku lalu datang kepadanya. Dan memberikan sebuah kotak hadiah.

“Apa ini?”, tanyanya.
“Kado, mbak Dewikan ulang tahun hari ini”,Cerita Sex Terbaru

Ia tertawa. Tampak senyumnya indah hari itu. Matanya berkaca-kaca ia mencoba menahan air matanya. Ia buka kadonya dan mengambil isinya. Aku memberinya sebuah gaun berwarna hitam yang mewan.

“Indah sekali, berapa harganya?”, tanyanya.
“Ah nggak usah dipikirkan mbak”, kataku sambil tersenyum. “Ini kulakukan sebagai pembuktian cintaku pada mbak”
“Sebentar ya”, katanya. Ia buru-buru masuk kamar sambil membawa gaunnya.

Tak perlu lama, ia sudah keluar dengan memakai baju itu. Ia benar-benar cantik.

“Bagaimana wan?”, tanyanya.
“Cantik mbak, Superb!!”, kataku sambil mengacungkan jempol.
Ia tiba-tiba berlari dan memelukku. Erat sekali, sampai aku bisa merasakan dadanya. “Terima kasih”

“Aku cinta kamu mbak”, kataku.

Mbak Dewi menatapku. “Aku tahu”

Aku memajukan bibirku, dan dalam sekejap bibirku sudah bersentuhan dengan bibirnya. Inilah first kiss kita. Aku menciumi bibirnya, melumatnya, dan menghisap ludahnya. Lidahku bermain di dalam mulutnya, kami berpanggutan lama sekali. Mbak Dewi mengangkat paha kirinya ke pinggangku, aku menahannya dengan tangan kananku. Ia jatuh ke sofa, aku lalu mengikutinya.

“Aku juga cinta kamu wan, dan aku bingung”, katanya.
“Aku juga bingung mbak”

Kami berciuman lagi. Mbak Dewi berusaha melepas bajuku, dan tanpa sadar, aku sudah hanya bercelana dalam saja. Penisku yang menegang menyembul keluar dari CD. Aku membuka resleting bajunya, kuturunkan gaunnya, saat itulah aku mendapati dua buah bukit yang ranum. Dadanya benar-benar besar. Kuciumi putingnya, kulumat, kukunyah, kujilati. Aku lalu menurunkan terus hingga ke bawah. Ha? Nggak ada CD? Jadi tadi mbak Dewi ke kamar ganti baju sambil melepas CD-nya.

“Nggak perlu heran Wan, mbak juga ingin ini koq, mungkin inilah saat yang tepat”, katanya.

Aku lalu benar-benar menciumi kewanitaannya. Kulumat, kujilat, kuhisap. Aku baru pertama kali melakukannya. Rasanya aneh, tapi aku suka. Aku cinta mbak Dewi. Mbak Dewi meremas rambutku, menjambakku. Ia menggelinjang. Kuciumi pahanya, betisnya, lalu ke jempol kakinya. Kuemut jempol kakinya. Ia terangsang sekali. Jempol kaki adalah bagian paling sensitif bagi wanita.

“Tidak wan, jangan….AAAHH”, mbak Dewi memiawik.
“Kenapa mbak?” kataku.

Tangannya mencengkram lenganku. Vaginanya basah sekali. Ia memejamkan mata, tampak ia menikmatinya.

“Aku keluar wan”

Ia bangkit lalu menurunkan CD-ku. Aku duduk di sofa sambil memperhatikan apa yang dilakukannya.

“Gantian sekarang”, katanya sambil tersenyum.

Ia memegang penisku, diremas-remas dan dipijat-pijatnya. Oh…aku baru saja merasakan penisku dipijat wanita. Tangan mbak Dewi yang lembut, hangat lalu mengocok penisku. Penisku makin lama makin panjang dan besar. Mbak Dewi menjulurkan lidahnya. Dia jilati bagian pangkalnya, ujungnya, lalu ia masukkan ujung penisku ke dalam mulutnya. Ia hisap, ia basahi dengan ludahnya. Ohh…sensasinya luar biasa.Cerita Sex Terbaru

“Kalau mau keluar, keluar aja nggak apa-apa wan”, kata mbak Dewi.
“Nggak mbak, aku ingin keluar di situ aja?”, kataku sambil memegang liang kewanitaannya.

Ia mengerti, lalu aku didorongnya. Aku berbaring, dan ia ada di atasku. Pahanya membuka, dan ia arahkan penisku masuk ke liang itu. Agak seret, mungkin karena memang ia tak pernah bercinta selain dengan suaminya. Masuk, sedikit demi sedikit dan bless….Masuk semuanya. Ia bertumpu dengan sofa, lalu ia gerakkan atas bawah.

“Ohh….wan…enak wan…”, katanya.
“Ohhh…mbak…Mbak Dewi…ahhh…”, kataku.

Dadanya naik turun. Montok sekali, aku pun meremas-remas dadanya. Lama sekali ruangan ini dipenuhi suara desahan kami dan suara dua daging beradu. Plok…plok..plok..cplok..!! “Waan…mbak keluar lagi…AAAHHHH”

Mbak Dewi ambruk di atasku. Dadanya menyentuh dadanku, aku memeluknya erat. Vaginanya benar-benar menjepitku kencang sekali. Perlu sedikit waktu untuk ia bisa bangkit. Lalu ia berbaring di sofa.

“Masukin wan, puaskan dirimu, semprotkan cairanmu ke dalam rahimku. Mbak rela punya anak darimu wan”, katanya.

Aku tak menyia-nyiakannya. Aku pun memasukkannya. Kudorong maju mundur, posisi normal ini membuatku makin keenakan. Aku menindih mbak Dewi, kupeluk ia, dan aku terus menggoyang pinggulku. Rasanya udah sampai di ujung. Aku mau meledak. AAHHHH….

“Oh wan…wan…mbak keluar lagi”, mbak Dewi mencengkram punggungku.

Dan aku menembakkan spermaku ke rahimnya, banyak sekali, sperma perjaka. Vaginanya mbak Dewi mencengkramku erat sekali, aku keenakkan. Kami kelelahan dan tertidur di atas sofa, Aku memeluk mbak Dewi.

Siang hari aku terbangun oleh suara HP. Mbak Dewi masih di pelukanku. Mbak Dewi dan aku terbangun. Kami tertawa melihat kejadian lucu ini. Waktu jamnya menjemput anak-anak mbak Dewi sepertinya.

Mbak Dewi menyentuh penisku. “Ini luar biasa, mbak Dewi sampe keluar berkali-kali, Wan, kamu mau jadi suami mbak?”

Baca JUga Cerita Sex Istri Si Bos

“eh?”, aku kaget.

“Sebenarnya, aku dan ibumu itu bukan saudara kandung. Tapi saudara tiri. Panjang ceritanya. Kalau kamu mau, aku rela jadi istrimu, asal kau juga mencintai anak-anakku, dan menjadikan mereka juga sebagai anakmu”, katanya.

Aku lalu memeluknya, “aku bersedia mbak”.

Setelah itu entah berapa kali aku mengulanginya dengan mbak Dewi, aku mulai mencoba berbagai gaya. Mbak Dewi sedikit rakus setelah ia menemukan partner sex baru. Ia suka sekali mengoral punyaku, mungkin karena punyaku terlalu tangguh untuk liang kewanitaannya. hehehe…tapi itulah cintaku, aku cinta dia dan dia cinta kepadaku. Kami akhirnya hidup bahagia, dan aku punya dua anak darinya. Sampai kini pun ia masih seperti dulu, tidak berubah, tetap cantik.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.

Non Citra

Cerita Sex Terbaru | Kisahku yang satu ini kejadiannya sudah cukup lama, Sejak aku menyerahkan tubuhku pada Tohir, sopirku,
dia sering memintaku melakukannya lagi setiap kali ada kesempatan, bahkan terkadang aku dipaksanya melayani nafsunya yang besar itu.

Cerita Sex Terbaru Non Citra
Ketika di mobil dengannya tidak jarang dia suruh aku mengoralnya, kalaupun tidak, minimal dia mengelus-
elus paha mulusku atau meremas dadaku. Pernah malah ketika kedua orang tuaku keluar kota dia ajak aku
tidur bersamanya di kamarku. Memang di depan orang tuaku dia bersikap padaku sebagaimana sopir terhadap
majikannya, namun begitu jauh dari mereka keadaan menjadi berbalik akulah yang harus melayaninya.
Mulanya sih aku memang agak kesal karena sikapnya yang agak kelewatan itu, tapi di lain pihak aku justru
menikmatinya.

Tepatnya 2 minggu sebelum ebtanas, aku sedang belajar sambil selonjoran bersandar di ujung ranjangku.
Ketika itu waktu sudah menunjukkan pukul 23.47, suasananya hening sekali pas untuk menghafal. Tiba-tiba
konsentrasiku terputus oleh suara ketukan di pintu. Kupikir itu Mamaku yang ingin menengokku, tapi
ketika pintu kubuka, jreenngg.. Aku tersentak kaget, si Tohir sopirku ternyata.

“Ih, ngapain sih Bang malam-malam gini, kalau keliatan Papa Mama kan gawat tahu”
“Anu Non, nggak bisa tidur nih.. Mikirin Non terus sih, bisa nggak Non sekarang.. Sudah tiga hari nih?”
katanya dengan mata menatapi tubuhku yang terbungkus gaun tidur pink.
“Aahh.. Sudah ah Bang, saya kan harus belajar sudah mau ujian, nggak mau sekarang ah!” omelku sambil
menutup pintu.

Namun sebelum pintu tertutup dia menahannya dengan kaki, lalu menyelinap masuk dan baru menutup pintu
itu dan menguncinya.

“Tenang saja Non, semua sudah tidur dari tadi kok, tinggal kita duaan saja” katanya menyeringai.
“Jangan ngelunjak Bang.. Sana cepet keluar!” hardikku dengan telunjuk mengarah ke pintu.

Bukannya menuruti perintahku dia malah melangkah mendekatiku, tatapan matanya tajam seolah
menelanjangiku.

“Bang Tohir.. Saya bilang keluar.. Jangan maksa!” bentakku lagi.
“Ayolah Non, cuma sebentar saja kok.. Abang sudah kebelet nih, lagian masa Non nggak capek belakangan
ini belajar melulu sih” ucapnya sambil terus mendekat.

Aku terus mundur selangkah demi selangkah menghindarinya, jantungku semakin berdebar-debar seperti mau
diperkosa saja rasanya. Akhirnya kakiku terpojok oleh tepi ranjangku hingga aku jatuh terduduk di sana.
Kesempatan ini tidak disia-siakan sopirku, dia langsung menerkam dan menindih tubuhku. Aku menjerit
tertahan dan meronta-ronta dalam himpitannya. Namun sepertinya reaksiku malah membuatnya semakin
bernafsu, dia tertawa-tawa sambil menggerayangi tubuhku. Aku menggeleng kepalaku kesana kemari saat dia
hendak menciumku dan menggunakan tanganku untuk menahan laju wajahnya.

“Mmhh.. Jangan Bang.. Citra nggak mau!” mohonku.

Aneh memang, sebenarnya aku bisa saja berteriak minta tolong, tapi kenapa tidak kulakukan, mungkin aku
mulai menikmatinya karena perlakuan seperti ini bukanlah pertama kalinya bagiku, selain itu aku juga
tidak ingin ortuku mengetahui skandal-skandalku. Breett.. Gaun tidurku robek sedikit di bagian leher
karena masih memberontak waktu dia memaksa membukanya. Dia telah berhasil memegangi kedua lenganku dan
direntangkannya ke atas kepalaku. Aku sudah benar-benar terkunci, hanya bisa menggelengkan kepalaku,
itupun dengan mudah diatasinya, bibirnya yang tebal itu sekarang menempel di bibirku, aku bisa merasakan
kumis pendek yang kasar menggesek sekitar bibirku juga deru nafasnya pada wajahku.

Kecapaian dan kalah tenaga membuat rontaanku melemah, mau tidak mau aku harus mengikuti nafsunya. Dia
merangsangku dengan mengulum bibirku, mataku terpejam menikmati cumbuannya, lidahnya terus mendorong-
dorong memaksa ingin masuk ke mulutku. Mulutku pun pelan-pelan mulai terbuka membiarkan lidahnya masuk
dan bermain di dalamnya, lidahku secara refleks beradu karena dia selalu menyentil-nyentil lidahku
seakan mengajaknya ikut menari. Suara desahan tertahan, deru nafas dan kecipak ludah terdengar jelas
olehku.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Mataku yang terpejam terbuka ketika kurasakan tangan kasarnya mengelusi paha mulusku, dan terus mengelus
menuju pangkal paha. Jarinya menekan-nekan liang vaginaku dan mengusap-ngusap belahan bibirnya dari
luar. Birahiku naik dengan cepatnya, terpancar dari nafasku yang makin tak teratur dan vaginaku yang
mulai becek. Tangannya sudah menyusup ke balik celana dalamku, jari-jarinya mengusap-usap permukaannya
dan menemukan klitorisku, benda seperti kacang itu dipencet-pencet dan digesekkan dengan jarinya
membuatku menggelinjang dan merem-melek menahan geli bercampur nikmat, terlebih lagi jari-jari lainnya
menyusup dan menyetuh dinding-dinding dalam liang itu.

“Ooohh.. Non Citra jadi tambah cantik saja kalau lagi konak gini!” ucapnya sambil menatapi wajahku yang
merona merah dengan matanya yang sayu karena sudah terangsang berat.

Lalu dia tarik keluar tangannya dari celana dalamku, jari-jarinya belepotan cairan bening dari vaginaku.

“Non cepet banget basahnya ya, lihat nih becek gini” katanya memperlihatkan jarinya yang basah di depan
wajahku yang lalu dijilatinya.

Kemudian dengan tangan yang satunya dia sibakkan gaun tidurku sehingga payudaraku bugil yang tidak
memakai bra terbuka tanpa terhalang apapun. Matanya melotot mengamat-ngamati dan mengelus payudaraku
yang berukuran 34B, dengan puting kemerahan serta kulitnya yang putih mulus. Teman-teman cowokku bilang,
bahwa bentuk dan ukuran payudaraku ideal untuk orang Asia, kencang dan tegak seperti punya artis bokep
Jepang, bukan seperti punya bule yang terkadang oversize dan turun ke bawah.

“Nnngghh.. Bang” desahku dengan mendongak ke belakang merasakan mulutnya memagut payudaraku yang
menggemaskan itu.

Mulutnya menjilat, mengisap, dan menggigit pelan putingnya. Sesekali aku bergidik keenakan kalau kumis
pendeknya menggesek putingku yang sensitif. Tangan lainnya turut bekerja pada payudaraku yang sebelah
dengan melakukan pijatan atau memainkan putingnya sehingga kurasakan kedua benda sensitif itu semakin
mengeras. Yang bisa kulakukan hanya mendesah dan meremasi rambutnya yang sedang menyusu.

Puas menyusu dariku, mulutnya perlahan-lahan turun mencium dan menjilati perutku yang rata dan terus
berlanjut makin ke bawah sambil tangannya menurunkan celana dalamku. Sambil memeloroti dia mengelusi
paha mulusku. Cd itu akhirnya lepas melalui kaki kananku yang dia angkat, setelah itu dia mengulum
sejenak jempol kakiku dan juga menjilati kakiku. Darahku semakin bergolak oleh permainannya yang erotis
itu. Selanjutnya dia mengangkat kedua kakiku ke bahunya, badanku setengah terangkat dengan selangkangan
menghadap ke atas.Cerita Sex Terbaru

Aku pasrah saja mengikuti posisi yang dia inginkan, pokoknya aku ingin menuntaskan birahiku ini. Tanpa
membuang waktu lagi dia melumat kemaluanku dengan rakusnya, lidahnya menyapu seluruh pelosok vaginaku
dari bibirnya, klitorisnya, hingga ke dinding di dalamnya, anusku pun tidak luput dari jilatannya.
Lidahnya disentil-sentilkan pada klitorisku memberikan sensasi yang luar biasa pada daerah itu. Aku
benar-benar tak terkontrol dibuatnya, mataku merem-melek dan berkunang-kunang, syaraf-syaraf vaginaku
mengirimkan rangsangan ini ke seluruh tubuh yang membuatku serasa menggigil.

“Ah.. Aahh.. Bang.. Nngghh.. Terus!” erangku lebih panjang di puncak kenikmatan, aku meremasi payudaraku
sendiri sebagai ekspresi rasa nikmat

Tohir terus menyedot cairan yang keluar dari sana dengan lahapnya. Tubuhku jadi bergetar seperti mau
meledak. Kedua belah pahaku semakin erat mengapit kepalanya. Setelah puas menyantap hidangan pembuka
berupa cairan cintaku, barulah dia turunkan kakiku. Aku sempat beristirahat dengan menunggunya membuka
baju, tapi itu tidak lama. Setelah dia membuka baju, dia buka juga dasterku yang sudah tersingkap, kami
berdua kini telanjang bulat.

Dia membentangkan kedua pahaku dan mengambil posisi berlutut di antaranya. Bibir vaginaku jadi ikut
terbuka memancarkan warna merah merekah diantara bulu-bulu hitamnya, siap untuk menyambut yang akan
memasukinya. Namun Tohir tidak langsung mencoblosnya, terlebih dulu dia gesek-gesekkan penisnya yang
besar itu pada bibirnya untuk memancing birahiku agar naik lagi. Karena sudah tidak sabar ingin segera
dicoblos, aku meraih batang itu, keras sekali benda itu waktu kugenggam, panjang dan berurat lagi.

“Aaakkhh..!” erangku lirih sambil mengepalkan tangan erat-erat saat penisnya melesak masuk ke dalamku
“Aauuhh..!” aku menjerit lebih keras dengan tubuh berkelejotan karena hentakan kerasnya hingga penis itu
tertancap seluruhnya pada vaginaku.

Untung saja kamar Papa Mamaku di lantai dasar dan letaknya cukup jauh dari kamarku, kalau tidak tentu
suara-suara aneh di kamarku pasti terdengar oleh mereka, bagaimanapun sopirku ini termasuk nekad berani
melakukannya di saat dan tempat seperti ini, tapi justru disinilah sensasinya ngeseks di tempat yang
‘berbahaya’. Dengan gerakan perlahan dia menarik penisnya lalu ditekan ke dalam lagi seakan ingin
menikmati dulu gesekan-gesekan pada himpitan lorong sempit yang bergerinjal-gerinjal itu. Aku ikut
menggoyangkan pinggul dan memainkan otot vaginaku mengimbangi sodokannya. Responku membuatnya semakin
menggila, penisnya semakin lama menyodok semakin kasar saja, kedua gunungku jadi ikut terguncang-guncang
dengan kencang.

Kuperhatikan selama menggenjotku otot-otot tubuhnya mengeras, tubuhnya yang hitam kekar bercucuran
keringat, sungguh macho sekali, pria sejati yang memberiku kenikmatan sejati. Suara desahanku bercampur
baur dengan erangan jantannya dan derit ranjang. Butir-butir keringat nampak di sejukur tubuhku seperti
embun, walaupun ruangan ini ber-ac tapi aku merasa panas sekali.

“Uugghh.. Non Citra.. Sayang.. Kamu emang uenak tenan.. Oohh.. Non cewek paling cantik yang pernah abang
entotin” Tohir memgumam tak karuan di tengah aktivitasnya.

Dia menurunkan tubuhnya hingga menindihku, kusambut dengan pelukan erat, kedua tungkaiku kulingkarkan di
pinggangnya. Dia mendekatkan mulutnya ke leher jenjangku dan memagutnya. Sementara di bawah sana
penisnya makin gencar mengaduk-aduk vaginaku, diselingi gerakan berputar yang membuatku serasa diaduk-
aduk. Tubuh kami sudah berlumuran keringat yang saling bercampur, akupun semakin erat memeluknya. Aku
merintih makin tak karuan menyambut klimaks yang sudah mendekat bagaikan ombak besar yang akan
menghantam pesisir pantai.

Namun begitu sudah di ambang klimaks, dia menurunkan frekuensi genjotannya. Tanpa melepaskan penisnya,
dia bangkit mendudukkan dirinya, maka otomatis aku sekarang diatas pangkuannya. Dengan posisi ini
penisnya menancap lebih dalam pada vaginaku, semakin terasa juga otot dan uratnya yang seperti akar
beringin itu menggesek dinding kemaluanku. Kembali aku menggoyangkan badanku, kini dengan gerakan naik-
turun. Dia merem-melek keenakan dengan perlakuanku, mulutnya sibuk melumat payudaraku kiri dan kanan
secara bergantian membuat kedua benda itu penuh bekas gigitan dan air liur. Tangannya terus menjelajahi
lekuk-lekuk tubuhku, mengelusi punggung, pantat, dan paha.Cerita Sex Terbaru

Tak lama kemudian aku kembali mendekati orgasme, maka kupercepat goyanganku dan mempererat pelukanku.
Hingga akhirnya mencapai suatu titik dimana tubuhku mengejang, detak jantung mengencang, dan pandangan
agak kabur lalu disusul erangan panjang serta melelehnya cairan hangat dari vaginaku. Saat itu dia gigit
putingku dengan cukup keras sehingga gelinjangku makin tak karuan oleh rasa perih bercampur nikmat.
Ketika gelombang itu berangsur-angsur berlalu, goyanganku pun makin mereda, tubuhku seperti mati rasa
dan roboh ke belakang tapi ditopang dengan lengannya yang kokoh.

Dia membiarkanku berbaring mengumpulkan tenaga sebentar, diambilnya tempat minum di atas meja kecil
sebelah ranjangku dan disodorkan ke mulutku. Beberapa teguk air membuatku lebih enakan dan tenagaku
mulai pulih berangsur-angsur.

“Sudah segar lagi kan Non? Kita terusin lagi yuk!” sahut Tohir senyum-senyum sambil mulai menggerayangi
tubuhku kembali.
“Habis ini sudahan yah, takut ketahuan nih,” kataku.

Kali ini tubuhku dibalikkan dalam posisi menungging, kemudian dia mulai menciumi pantatku. Lidahnya
menelusuri vagina dan anusku memberiku sensasi geli. Kemudian aku merasa dia meludahi bagian duburku, ya
ketika kulihat ke belakang dia memang sedang membuang ludahnya beberapa kali ke daerah itu, lalu
digosok-gosokkan dengan jarinya. Oh.. Jangan-jangan dia mau main sodomi, aku sudah lemas dulu
membayangkan rasa sakitnya ditusuk benda sebesar itu pada daerah situ padahal dia belum juga menusuk.
Pertama kali aku melakukan anal sex dengan temanku yang penisnya tidak sebesar Tohir saja sudah sakit
banget, apalagi yang sebesar ini, aduh bisa mampus gua pikirku.

Benar saja yang kutakutkan, setelah melicinkan daerah itu dia bangkit dengan tangan kanan membimbing
penisnya dan tangan kiri membuka anusku. Aku meronta ingin menolak tapi segera dipegangi olehnya.

“Jangan Bang.. Jangan disitu, sakit!” mohonku setengah meronta.
“Tenang Non, nikmati saja dulu, ntar juga enak kok” katanya dengan santai.

Aku merintih sambil menggigit guling menahan rasa perih akibat tusukan benda tumpul pada duburku yang
lebih sempit dari vaginaku. Air mataku saja sampai meleleh keluar.

“Aduuhh.. Sudah dong Bang.. Citra nggak tahan” rintihku yang tidak dihiraukannya.
“Uuhh.. Sempit banget nih” dia mengomentariku dengan wajah meringis menahan nikmat.

Setelah beberapa saat menarik dan mendorong akhirnya mentok juga penisnya. Dia diamkan sebentar penisnya
disana untuk beradaptasi sekalian menikmati jepitannya. Kesempatan ini juga kupakai untuk membiasakan
diri dan mengambil nafas.

Aku menjerit kecil saat dia mulai menghujamkan penisnya. Secara bertahap sodokannya bertambah kencang
dan kasar sehingga tubuhku pun ikut terhentak-hentak. Tangannya meraih kedua payudaraku dan diremas-
remasnya dengan brutal. Keringat dan air mataku bercucuran akibat sensasi nikmat di tengah-tengah rasa
perih dan ngilu, aku menangis bukan karena sedih, juga bukan karena benci, tapi karena rasa sakit
bercampur nikmat. Rasa sakit itu kurasakan terutama pada dubur dan payudara, aku mengaduh setiap kali
dia mengirim hentakan dan remasan keras, namun aku juga tidak rela dia menyudahinya. Terkadang aku harus
menggigit bibir atau bantal untuk meredam jeritanku agar tidak keluar sampai ke bawah sana.

Akhirnya ada sesuatu perasaan nikmat mengaliri tubuhku yang kuekspresikan dengan erangan panjang, ya aku
mengalami orgasme panjang dengan cara kasar seperti ini, tubuhku menegang beberapa saat lamanya hingga
akhirnya lemas seperti tak bertulang.

Tohir sendiri menyusulku tak lama kemudian, dia menggeram dan makin mempercepat genjotannya. Kemudian
dengan nafas masih memburu dia mencabut penisnya dariku dan membalikkan tubuhku. Spermanya muncrat
dengan derasnya dan berceceran di sekujur dada dan perutku, hangat dan kental dengan baunya yang khas.

Tubuh kami tergolek lemas bersebelahan. Aku memejamkan mata dan mengatur nafas sambil merenungkan
dalam-dalam kegilaan yang baru saja kami lakukan, sebuah hubungan terlarang antara seorang gadis dari
keluarga kaya dan terpelajar yang cantik dan terawat dengan sopirnya sendiri yang kasar dan berbeda
kelas sosial. Hari-hari berikutnya aku jadi semakin kecanduan seks, terutama seks liar seperti ini,
dimana tubuhku dipakai orang-orang kasar seperti Tohir, dari situlah aku merasakan sensasinya.

Baca JUga Cerita Seks Rekan Kerja

Sebenarnya aku pernah ingin berhenti, tetapi aku tidak bisa meredam libidoku yang tinggi, jadi ya
kujalani saja apa adanya. Untuk mengimbanginya aku rutin merawat diriku sendiri dengan fitness,
olahraga, mandi susu, sauna, juga mengecek jadwal suburku secara teratur. Dua bulan ke depan Tohir terus
memperlakukanku seperti budak seksnya sampai akhirnya dia mengundurkan diri untuk menemani istrinya yang
menjadi TKW di Timur Tengah. Lega juga aku bisa lepas dari cengkeramannya, tapi terkadang aku merasa
rindu akan keperkasaannya, dan hal inilah yang mendorongku untuk mencoba berbagai jenis penis hingga kini.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.

Panti Pijat

Cerita Sex Terbaru | Kisah ini adalah pengalaman saya dalam menyetubuhi 2 perempuan pemijat langganan saya. Saya sering sekali datang ke panti pijat SM yang besar dan ternama di daerah Grand Wijaya di Blok M. Pemijat langganan saya adalah Wina dan Sonya (semua adalah nama asli). Kedua perempuan tersebut cantik, baik, bertubuh sexy, enak diajak ngobrol dan mijitnya tidak mengecewakan.

Cerita Sex Terbaru Panti Pijat
Selain Wina dan Sonya, langganan saya yang lain adalah Vonny (Chinese, manis dan pijatannya keras) dan Febby (manis tetapi pijatannya sedikit kurang memuaskan) tetapi saya belum pernah bersetubuh dengan Vonny atau Febby. Pada hari Jum’at malam, tubuh saya terasa pegal dan ingin dipijat. Iseng-iseng saya menghubungi Wina di handphonenya.

“Halo Wina, ini Arthur”
“Halo Arthur, apa kabar? Lama enggak mijit” kata Wina.
“Iya nih, pengennya besok dipijit tapi mau enggak kalau saya minta dipijit khusus ditempat saya?”
“Maksudnya pijit khusus?”
“Ya pijit lah, kan biasanya saya harus ke SM, tapi sekarang saya minta kamu ke tempat saya. Jangan khawatir deh, saya bayar lebih”
“Gimana cara ketemunya?”
“Saya jemput kamu aja deh di Blok M Plaza, besok pagi jam 8″
“Boleh deh” Hari Sabtu pagi, saya menjumpai Wina yang sudah menunggu di lobby Blok M Plaza.

Ia mengenakan celana jeans ketat dan baju kaos berwarna ungu. Wina yang berasal dari Sunda berwajah manis dan ayu. Tingginya sekitar 163 cm dan rambutnya panjang. Bibirnya yang selalu tersenyum membuat dirinya semakin manis. Apabila ia sedang bekerja, ia selalu mengenakan baju belahan rendah sehingga belahan dadanya terlihat cukup menantang dan mengundang perhatian para pria di SM. Cara memijatnya pun enak dan kadang-kadang nakal.

Saat ia memijat pangkal paha, ia sering kali menyelinapkan tangannya ke antara selangkanganku dan meremas bijiku. Wah nikmat tidak terkatakan dan otomatis kontolku akan berdiri tegak. Setiba di rumah, saya persilakan ia masuk. Saya menyuguhkan minuman dingin padanya.

“Mau pijit dimana?”
“Di kamar saja” “Kamu tinggal sendiri?”
“Ada pembantu, tapi hari ini dia cuti. Katanya mamanya sedang sakit” Kami berdua naik ke lantai dua dan masuk kamar.

Saya melapisi tempat tidur saya dengan sprei supaya tidak kotor kena minyak pijit. Horden jendela saya tutup setengah supaya tidak silau dan saya nyalakan CD lagu klasik. Saya membuka semua bajuku lalu berbaring tengkurap di tempat tidur.

“Kamu enggak bawa baju ganti?” tanya saya melihat Wina yang duduk ditempat tidur masih mengenakan celana jeans dan kaos.
“Enggak bawa”
“Buka aja pakaian kamu, daripada nanti kotor kena minyak. Udah enggak usah malu” kata saya.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Akhirnya Wina membuka celana jeans dan kaosnya. Wina mengenakan celana dalam g-string warna putih dan BH half cup warna putih. Vaginanya terlihat berbayang dibalik celana dalamnya yang tipis, sedangkan puting Wina terlihat menyembul sedikit dari balik BHnya. Holy cow! Saya langsung konak melihat pemandangan cantik ini. Tidak pernah sebelumnya saya melihat seperti ini. Wina tersenyum malu kepada saya tetapi saya berusaha tenang dan cuek.

Wina mulai memijat kaki kiri saya mulai dari telapak kaki, naik ke betis, hingga pangkal paha. Setelah 15 menit memijat kaki kiri, gantian kaki kanan juga dipijat. Tak lupa saat memijat pangkal paha, tangannya ia selipkan diantara selangkanganku dan meremas bijiku. Saya tersenyum menikmati ini semua. Wina kemudian mulai memijat punggungku. Ia duduk diatas pantatku.

Saya merasakan kulit paha dan pantat Wina yang halus bergesekan dengan pantatku yang tidak beralaskan apa-apa. 30 menit memijat punggung, Wina kemudian berdiri didepanku. Ia memijat tengkuk dan leherku dari arah depan. Mata saya bebas memandang celana dalam g-stringnya yang sexy yang menutupi vaginanya. ceritasexterbaru.org Bulu kemaluan sedikit lebat tetapi terlihat rapih. Sambil menikmati tengkuk saya dipijit, saya mengelus pantat dan paha Wina. Wina tersenyum melihat saya yang terus menatap vaginanya. 15 menit berlalu Wina memijat tengkuk, leher dan kepala saya.

“Balik badannya” kata Wina. Saya memutar tubuh dan telentang di tempat tidur. Kontol saya berdiri dengan tegak. Saya mengubah posisi saya ditempat tidur dan berbaring ditepi tempat tidur.

Wina kemudian mulai memijat pangkal paha dan tulang kering. Wah cara ia memijat yang setengah membungkuk membuat saya semakin bergairah. Payudaranya menggelantung ditahan oleh BHnya. Tak henti-hentinya saya menelan ludah melihat pantatnya yang dibalut g-string. Posisi celana dalam dibagian selangkangannya agak miring sehingga saya bisa melihat bibir vaginanya sedikit. Tetapi saya menahan diri untuk tidak menjamah vaginanya. 30 menit kemudian, Wina selesai memijat kedua kaki dan tangan saya.

“Sudah selesai nih” kata Wina.
“Saya mandi dulu ya. Kamu nonton TV aja” kata saya sambil memutar VCD film Armageddon.
“Wah jangan film itu dong” protes Wina.
“Ini ada bokep, mau?” “Boleh, siapa takut” kata Wina. Setelah memutar film porno, saya mandi membersihkan minyak ditubuh saya.

Tapi saya tidak berlama-lama mandi. Saya keluar dari kamar mandi dalam keadaan telanjang dan melihat si Wina sedang rebahan ditempat tidurku sambil nonton bokep. Wina memberikan senyum kepada saya lalu melirik kontolku yang berdiri.

“Mau dihisap?” tanya Wina.
“Mau dong” jawab saya. Saya rebahan disamping Wina dan Wina memutar tubuhnya sehingga kepalanya menghadap ke kontol saya dalam posisi setengah nungging. Lidahnya mulai menjilat kepala kontolku kemudian ke batang kontol dan biji.

Saya menjulurkan tanganku keantara selangkangan Wina dan mulai mengelus-elus vaginanya. Vaginanya terasa sedikit basah, entah basah karena kena minyak atau lendir dari dalam vaginanya. Wina mulai mengulum kontolku dengan lembut sambil meremas bijiku. Nikmat sekali. Saya menarik pantat Wina sehingga kita dalam posisi 69. Saya sampirkan celana dalam dibagian selangkangannya sehingga terlihat vaginanya yang ditutupi bulu kemaluan. Perlahan saya buka bibir vaginanya dan mulai menjilat klitorisnya.

Wina langsung tersentak dan pahanya merapat sehingga kepala saya terjepit diantara selangkangannya. Wina mendesah dengan nikmat setiap kali lidah saya mengulum klitoris dan vaginanya.Cerita Sex Terbaru

“Sshh.. Terus Arthur, enak sekali” desah Wina dengan nikmat. Jilatan di vagina Wina semakin gencar dan Wina membalas dengan menghisap kontol saya dengan keras. Tak lama Wina orgasme. Vaginanya langsung basah dari lendir vaginanya.

Saya membalikkan tubuh Wina sehingga tubuhnya menindih dadaku. Saya mulai menghisap puting payudaranya dari balik BH sedangkan tangan kananku sibuk meremas-remas payudara kiri Wina. Wina memejamkan matanya dan mulutnya tak henti berceracau. Sambil menikmati payudaranya diremas dan dijilat, Wina mengangkat pantatnya dan perlahan tangannya meremas kontolku sambil dikocok-kocok dengan cepat.

Wina lalu mengarahkan kontolku ke vaginanya. Awalnya agak susah memasukkan kontolku karena Wina masih mengenakan g-string, Wina mencoba membuka celana dalamnya tapi saya larang. Saya singkap sedikit celana dalamnya dan memasukkan kontolku ke vaginanya. Begitu masuk, Wina mengubah posisi tubuhnya menjadi posisi jongkok diatas pinggulku. Wina memutar-mutar pantatnya dengan perlahan sambil mengencangkan otot vaginanya. Terasa kontolku seperti diremas dan dihisap lebih dalam ke vaginanya. Mata saya merem melek menikmati pijatan vagina Wina dan Wina tersenyum melihat saya.

Wina kemudian mulai menggoyang pantatnya naik turun sambil terus mengencangkan dan mengendurkan otot vaginanya.

“Holy cow, Wina, enak banget kontol saya dimainkan seperti itu” kata saya. Wina mempercepat tempo gerakannya. Payudaranya bergoyang naik-turun mengikuti irama goyangan Wina.

Sekali-sekali Wina berhenti bergoyang tetapi ia terus memainkan otot vaginanya. Kontol saya benar-benar terasa seperti diremas dan dikocok oleh daging vaginanya. Nikmat sekali. Keringat dari tubuh Wina mengucur dengan deras. Rambut Wina yang panjang mulai sedikit berantakan. Wina kembali menggoyang pantatnya diatas pinggulku. Suara desahan Wina hampir menyamai desahan pria dan wanita yang sedang bersetubuh di film bokep yang masih diputar. 15 menit dalam posisi ini, pertahanan saya jebol. Peju saya keluar dengan deras dalam vagina Wina. Wina sendiri saya hitung sudah orgasme 3 kali.Cerita Sex Terbaru

Wina menyandarkan tubuhnya di dadaku. Kontol saya masih terasa seperti diremas dalam vaginanya tetapi tidak sekeras sebelumnya. Setelah istirahat sejenak, Wina berdiri lalu ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Saya mengikutinya ke kamar mandi. Wina menyabuni vaginanya lalu kontolku ikut disabuni. Dengan lembut tangannya menyabuni selangkangan dan kontolku kemudian dibilas dengan air. Setelah selesai bersih-bersih, saya menyandarkan Wina ke wastafel lalu melebarkan kakinya. Wina membungkuk didepan wastafel dan melihat diri saya dari balik pantulan kaca diatas wastafel.

Rambutnya yang panjang tergerai dipunggungnya. Dengan sedikit kasar, saya memasukkan kontolku ke vaginanya dan mulai menggenjot vaginanya. Wina sedikit tersentak tetapi ia mencoba mengimbangi permainanku. Dalam posisi seperti ini, kelihatannya Wina agak susah untuk kembali mencoba memijat kontolku dengan vaginanya. Tetapi ia mencoba cara lain, ia merapatkan kakinya sehingga kontolku terasa sempit dalam memasuki vaginanya. Wina berseru-seru dengan nikmat setiap kali kontol saya keluar masuk vaginanya. Saya meremas-remas payudaranya dengan gemas. Mata Wina terpejam dan mulutnya terbuka sambil berceracau.

7 menit menyetubuhi dalam posisi ini, saya minta Wina berbaring di lantai kamar mandi. Wina lalu telentang di lantai dan membuka lebar kakinya. Saya menindih Wina dan kembali memasukkan kontolku. Wina menjerit-jerit nikmat saat kontolku menghunjam vaginanya. Rupanya dalam posisi missionary, Wina merasakan nikmat yang lebih banyak dibandingkan posisi sebelumnya. Kembali saya remas payudaranya dan memilin putingnya. 5 menit kemudian, kembali saya ejakulasi. Cepat-cepat saya keluarkan kontolku lalu mengocok kontolku diatas perut Wina.

Baca Juga Cerita Sex Calon Mertuaku

Peju saya tumpah diatas perut dan dada Wina. Tangan Wina meraih kontolku lalu mengocoknya lebih keras. Saya melenguh dengan keras menikmati kocokan dari Wina dan peju saya terasa keluar lebih banyak. Beberapa cipratan peju saya mengenai tangan Wina, Wina lalu menjilat tangannya yang kena peju. Ia juga menyapu tangannya di dadanya dan menjilat peju-peju dari tangannya. Sepanjang hari kami terus bersetubuh di rumahku. Saya memesan pizza agar tidak usah pergi keluar untuk makan siang. Wina memang fantastis.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.

Rekan Kerja

Cerita Sex Terbaru | Ini adalah kisah nyata yang terjadi hari ini tadi. Dimana harusnya hari ini aku bersama rekan2 sekantor pergi ke Trawas untuk acara rapat tahunan, tapi berhubung 2 hari terakhir harus lembur pulang malam sambil hujan-hujanan. Aku absen tidak hadir untuk tahun ini. Akhirnya aku bisa bebas bangun sampe jam 9 pagi tadi. Dirumah juga lagi sepi, istri dan anak udah pulang kampung sejak H-1 Natal kemarin. Ada rencana aku menyusul pulang kampung juga siang tadi, berhubung terjadi suatu peristiwa yang tak disangka. Akhirnya jadwal pulang kampung ke tunda besok pagi.

Cerita Sex Terbaru Rekan Kerja
Jadi begini ceritanya. seperti hari-hari biasanya, bangun pagi aktifitas awal yang aku lakukan sebelum masuk ke kamar mandi adalah menekan tombol power di PC. untuk melihat mailbox dan cek beranda untuk melihat update rekan-rekan yang berangkat ke Trawas yang jadwalnya berangkat jam 6 pagi. mailbox cuma isi spam dan iklan-iklan ga jelas, langsung cek beranda eh ternyata rekan-rekan yang berangkat belum ada yang update. Akhirnya ku tinggal untuk aktivitas rutin pagi dan mandi.

Usai mandi ternyata notification di jendela chat, ku lihat ternyata Nana [nama samaran] pacar dari rekan sekantorku tapi lain divisi.

“Udah nyampe Trawas kah mas, kok dah online”
“eh, aku ga ikut berangkat ke Trawas”
“oh … pantesan mas Agus baru aja sms katanya baru berangkat OTW, kupikir mas Doni ikut, kok cepet banget perjalanan Sby-Trawasnya”
“aku capek Na, lagian males ikutan paling juga acara e seperti taun kemarin. bosenin. btw kamu ga di ajak ma Agus ?”
“emang boleh?”
“sapa yang ngelarang, toh yang lain juga banyak yang ngajak pasangannya”
“barangkali mas Agus ngajak ceweknya yang lain Mas”
“Hah … ceweknya Agus banyak toh?”
“Lah situ temannya, masa ga tau”
“Ga Tau aku, aku ga terlalu deket seh ma Agus … ”

Lanjut chat ngobrol sana sini tentang Agus sampe ku lupa kalo belom pakai baju.

“Gini pengennya jalan-jalan tapi kemana ya kalo sendirian”
“lah istri mas Doni kemana? ”
“Pulang kampung sejak Natal kemarin”
“ke mall aja mas Don, tapi ajak Nana ya”
“lah ntar Agus Marah … ”
“ya ga usah bilang-bilang lah Agus lah mas … tapi ntar mas Doni gimana, ga dimarahin istrinya ?”
“ya kalo bilang-bilang sih ya pasti dimarahin … ”
“jadi gimana …. boleh Nana ikut ya … ”

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Akhirnya kami sepakat untuk jalan-jalan bareng,Dengan menaiki motor aku menjemputnya di kost an nya daerah Dukuh Kupang. lalu kami masuk ke CiWorld. jalan-jalan muter-muter masuk ke Hyp**mart. lalu aku traktir Nana di resto cepat saji. sambil ngobrol2 ga jelas ini itu. serasa kami dah akrab lama. padahal kami awalnya cuma kenal di SosMed aja. karena aku berteman dengan Agus dia nge-Add. bahkan banyak rekan2 kerjaku yang juga jadi friendnya Nana.

Abis makan, Nana nawarin ngajak nonton. karena ini hari sabtu dan pasti rame. apalagi di list yang tayang ga ada film yang menarik, aku menolaknya. Akhirnya kami putuskan untuk pulang saja. keluar dari parkiran cuaca nya gelap, gerimis turun saat kami hendak menuju kostnya Hana.karena aku pikir dekat dan aku prediksi ga bakalan deras, kami ga pake jas hujan. eh prediksi ku salah. kurang beberapa tikungan aja masuk ke kawasan kostnya Hana, hujannya makin deras. hingga sampe kost an kami berdua basah kuyup.karena begitu derasnya hujan, aku putuskan untuk menunggu hujannya agak reda.

Aku dipinjami kaosnya Agus yang ada disana. “rupanya Agus sering disini ya”

“yaa kalo pas disini sepi aja … ”
“Lah ini sekarang juga sepi banget. emang pada kemana?
“iya, pada liburan mas. tinggal Nana sama mbak yang di kamar atas. tapi mbaknya itu kalo pulang mesti malam2, malah kalo malam minggu gini biasanya ga pulang.”
“kamu ga takut sendirian gini … ”
“kan Mas Doni temenin hehehe …. bentar Nana ganti baju dan buatkan Kopi buat mas Doni ya”
“wah jangan repot2 ya Na …. sekalian aja sama gorengannya” candaku

selang berapa lama ditinggal Nana, aku duduk sendirian di teras sambil pencet2 Smartphone. Hana memanggil untuk masuk.

“Mas Don, masuk ke dalam sini aja loh. diluar ntar kecipratan air hujan loh”
“eh GPP tah ?”
“GPP mas” akupun masuk. ternyata kamar kostnya cukup lebar meskipun isinya cuma 1 ruangan dan 1 kamar mandi. Aku agak tercengang Nana memakai HotPants dan kaos putih yang menurutku tuh lubang leher kebesaran sampe melorot di lengan sebelahnya.

Nanapun nyalain TV kecilnya, sambil kami ngobrol2 lagi.

“Kamu dah lama pacaran ma Agus ?”
“baru 2 bulan mas”
“ow, baru ya … ” aku menyruput kopi buatan nana sambil ngelirik paha Nana yang mulus.
“Kalo ngelirik2 ati2 tumpah loh kopinya … ” rupanya mata nakalku ketangkap basah oleh Nana.

Akupun langsung bertanya tentang apakah hubungan mereka udah sampe mana. Nana menjelaskan kalo tiap kondisi kost kosong dan Agus kesitu mereka selalu ML, malah ga jarang Agus sampe menginap disana. saking asyiknya ngobrol kami sampe ga sadar jarak kami semakin dekat. hingga paha kami berdempetan.

Akupun tak mau kehilangan kesempatan, perlahan aku mendekatkan wajahku ke wajahnya. awalnya agak ragu karena takutnya Nana akan menolak, tapi ternyata Nana juga makin mendekatkan wajahnya. hingga bibir kami saling bersentuhan. saling kecup2an … lalu aku emut bibirnya. Nana pun refleks, dia ga mau kalah. kecupannya sangar sampe gigit2 pelan bibirku. sementara tanganku bergerilya di paha mulusnya. dan satunya merangkul badan Nana kemudian menariknya hingga posisi Nana duduk dipangkuanku.Cerita Sex Terbaru

Dari paha tangan terus bergerilya ke atas. kali ini aku merempon dadanya, sementara tangan kiri turun meremas2 bokongnya. Nana masih ga mau melepas bibirnya, kami perang bibir perang lidah saling kecup … sambil mendesah pelah. desahannya itu loh … wuiih ga nahan.

Nana mengankat kaos yang kukenakan hingga ku telanjang dada, ga mau kalah aku juga melepas kaosnya.lalu Nana mengajak kami naik ke ranjang. Nana merebahkan dirinya sambil dibukanya kancing Bra-nya. kini mulutku bergerilya di dadanya, sambil putingnya ku mainin dengan lidahku. mungkin karena kegelian sebentar2 nana mengangkat kepalaku … ditariknya pahaku hingga posisi kontolku sejajartepat berada diatas lubang nya.

aku buka celanaku, nanapun membuka celana pendeknya. sekarang posisi kami sama sama telanjang. Nana memintaku rebahan. rupanya sekarang giliran Nana yang akan main dengan kontolku.digenggamnya kontolku lalu di kocoknya perlahan. woow enak banget. trus dikocoknya sambil sebentar2 perutku diciumnya. ciumannya menurun kepoisi bawah. akhirnya sampelah giliran kontolku yang diciumnya.kemudian di emutnya, blowjobpun dimulai dengan ganasnya, sambil di remas2nya telur kontolku.

“Nikmatnya Na … enak … ow”

kemudian Nana turun dari ranjang menuju lemarinya, ternyata dia mengambil kondie.lalu memasangnya di kontolku. dikocoknya lagi sambil di makin didekatkannya lubang vaginanya. tempel dikit lalu ditarik-lepas … sementara kedua tanganku dibiarkannya bergerilya di dadanya. rempon – remas – remas … lalu q cubit2 pentilnya.Cerita Sex Terbaru

ditempelkannya lagi kontolku ke bibir vaginya …. hingga masuklah bagian ujungnya … perlahan, perlahan daaaaannn masuklah semua batang kontolku sambil diiringi jeritan kecil Nana.lalu dirobohkan badanya ke badanku. aku dorongnya kontolku. Nana makin menjerit … “aaahhh mas Don … Pelan mas … pelan” … aku pelanin temponya dorongannya. eh sekarang malah dia yang nggenjotnya makin ganas. sambil di emut2nya putingku. geli geli gimana gitu.

“Nana kini menganggat dadanya dan berposisi duduk diatasku. namun tetap dengan dorongannya yang ganas.

Mahir sekali, sampe bentar2 berhenti lalu di goyanglah ppinggulnya. Saking menikmatinya desahan Nana makin mengeras, untung aja diluar hujan deras. lagian juga ga ada orang kan …

“Ayo Na … goyang terus Na … enak na” selang berapa lama Nana seertinya lemes.

aq angkat dia lalu gantian dia aku rebahin. paha selangkangannya aku angkat lalu ku coblos lagi kontolku kumasukkan. dorong maju mundur maju mundur … dan tetap saja desahan Nana bikin ku makin menaikkan tempo dorongan.aq turunin mukaku hingga mulutku meraih dadanya. kuisap-isap ,,,

“ayo mas don … terus jangan berhenti … uuuhhh aaahhhh” … terus ku genjot2 maju mundur masuk kontolku divaginanya. sampe ku kerasa ada yang mau nyembur dari kontolku … aku pindahkan mulutku ke bibirnya …. kupeluk erat2 badanya lalu … croooootttlah … crooot…. sambil kulumat2 bibirnya tanpa henti … “mmmmm mmmm … Na … ”

Baca JUga Cerita Sex Teman Biniku

Badankupun lemas terbaring diatas badanya …. kemudian Nana ngajak kekamar mandi untuk bersih2 bareng ….
selang berapa lama kemudian hujan udah agak reda. dan hari udah menjelang gelap … akupun beranjak pulang ke rumah.

“Jangan kapok main kesini ya mas Don … ”
“wah ga bakalan kapok deh Na .. ”- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.

Tante Yang Mengairahkan

Cerita Sex Terbaru | Selepas pergumulan sex panas di kamar Tante DB itu, aku dan Shebi belum berhubungan sex lagi (dikarenakan usia kehamilan Shebi telah memasuki usia rawan keguguran). Justru sekarang aku memulai kisah sex panas baru dengan temannya Shebi, yaitu Tante DB. Cerita dewasa sex ini lebih seru dan panas lagi dibanding sebelumnya. Berikut ini ceritanya…

Cerita Sex Terbaru Tante Yang Mengairahkan
Aku menepati janjiku untuk datang ke rumah Tante DB (meskipun usianya sudah memasuki kepala 3, tetapi penampilan tubuh seksinya seperti seorang gadis yang belum pernah melakukan persetubuhan) dengan maksud untuk mengambil dana untuk menggarap proyek perayaan ulang tahunnya Tante DB.

Aku datang ke rumahnya sekitar pukul 13:00, setelah aku selesai membuat sketsa keseluruhan acara untuk kutawarkan ke Tante DB. Singkat cerita, aku diterima langsung oleh Tante DB.

“Silakan masuk Dra..” ujar Tante DB kepadaku membuka percakapan kami setelah mungkin selama 5 menit aku menunggu di depan pintu rumahnya sambil membayangkan apa saja yang akan kubicarakan nanti dengan Tante DB.
“Oh.., terima kasih Bu..” jawabku yang sebelumnya terbengong karena melihat Tante DB hanya mengenakan daster pendek berwarna merah dan terlihat tonjolan puting payudaranya yang terlihat cukup besar.

Payudara besar tante DB begitu merangsangku dibalik dasternya, karena Tante DB memang tidak menggunakan BH-nya. Kami berdua pun masuk dan duduk di ruang tamu. Setelah itu Tante DB menutup kembali pintu rumahnya tanpa menutup hordeng di kaca.

“Bagaimana.., bagaimana..?” ujar Tante DB sambil menyulut sebatang rokok yang diambilnya dari meja di depan kami.
“Mmm.. begini, aku telah selesai membuat draf acara Ibu dan sekarang..”
“Tidak-tidak.., aku tidak membicarakan tentang my party, aku percaya kepadamu kok untuk menghandelnya, kamu kan sudah profesional..” potong Tante DB dengan memujiku sambil beberapa kali menghisap rokoknya dalam-dalam.
“Lalu maksud Anda bagaiman itu apa..?” timpalku sambil menatap lurus ke arah wajah Tante DB yang masih menikmati hisapan terakhirnya pada rokok yang baru sebentar dinyalakannya.

Sambil mematikan rokok di atas asbak yang tersedia di meja, Tante DB mendekatkan posisi duduknya ke arahku.

“Maksudku ini loh Tuan..!” jawab Tante DB sambil menyentuh senjataku dan meremasnya, kontan saja ada yang bergerak di dalam celana bahan panjangku.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Dan tanpa menunggu jawaban dariku, Tante DB sudah menurunkan reslueting celanaku dan tangan kanannya pun masuk menyelinap ke dalam celana dalamku dan langsung dikeluarkannya senjataku. Setelah itu digoyang-goyangkannya. Ternyata senjataku belum total bangunnya.

Sambil menggoyangkan penisku, Tante DB melepaskan daster yang dipakainya dengan tangan kirinya, dan.. terlihatlah bukit indah berwarna putih dengan puncaknya yang berwarna hitam cukup besar dan terlihat agak keras puncaknya (size Tante DB ternyata 34 dengan cup c).

Rupanya Tante DB memiliki hasrat tersimpan kepadaku ketika dia melihatku melakukan persetubuhan dengan Shebi yang waktu itu sedang hamil. Aku memang sudah mengetahuinya dari Shebi kalau Tante DB itu adalah seorang penganut free seks, sehingga apa yang dilakukannya padaku saat ini bukanlah sesuatu yang baru untuknya. Dan menurutku ini adalah kesempatanku juga untuk menikmati tubuh, memek dan toket montoknya.

Langsung saja tanpa mempedulikan situasi yang ada, seperti hordeng yang masih terbuka lebar, aku pun langsung membelai perlahan bukit putih menantang yang ada di depanku dan belum kupijit atau kupilin puting pyudaranya yang hitam besar.

Dari belaian itu kurasakan ada bintik-bintik kecil mengelilingi ujung puting payudara Tante DB (kata orang pertanda yang memilikinya adalah orang yang pandai bercinta). Dan dari aksi Tante DB sendiri, dia sudah mulai mengulum senjataku dan terkadang menggigit helm-nya. Mendapat aksi yang cukup asyik itu, tentu saja senjataku menjadi total bangunnya.

Dan tiba-tiba, “Kring.. kring.. (kurang lebih 6 kali berdering)” terdengar deringan yang berasal dari dering handphone milik Tante DB, dan bunyi deringnya cukup khusus, karena yang kuketahui, dering handphone Tante DB tidak seperti itu.
“Sorie Dra.. kayanya aku harus angkat telepon dulu nih, ini sepertinya dari menejerku deh.. aku takut ada perlu penting, atau mungkin mengingatkan jadwalku..” katanya sambil menyudahi aksinya dengan senjataku, padahal baru saja aku mau menikmati tubuh indahnya, termasuk payudaranya yang menantang itu.Cerita Sex Terbaru

Tante DB berjalan menuju meja makan untuk mengambil handphone-nya tanpa terlebih dahulu membenahi dasternya yang terlihat melorot, karena Tante DB berdiri dan berjalan begitu saja. Dan aku masih duduk di posisiku sambil mengocok sendiri senjataku sambil melihat tubuh Tante DB yang hanya dibalut oleh celana dalam hitam yang tipis, menambah seksi saja tubuh Tante DB yang masih proposional. Lalu setelah memutuskan hubungan handphone-nya, Tante DB pun kembali berjalan ke arahku dengan mimik wajah yang agak kecewa.

“Soriee Dra.. aku harus NGAMEN dulu..” ujar Tante DB dengan nada agak kecewa (Ngamen berarti dia harus kerja dan berarti.. harus meninggalkanku yang sudah gantung ini).

Kemudian Tante DB pun mendekatiku sambil tangan kirinya menyisihkan ke samping celana dalamnya, sehingga terlihat bulu tipis hitam dengan klirotis yang menggantung, dan dia pun langsung bediri di atasku (aku masih berpakian lengkap, tetapi senjataku telah keluar dan dia pun mulai menurunkan pantatnya serta memegang penisku untuk diarahkan ke lubang kemaluannya).

“Tenang Dra.., kita masih ada sedikit waktu, dan aku akan selesaikan dulu tugasku yang ini, baru kita pergi NGAMEN..” ujar Tante DB yang dengan sedikit susah payah memasuki penisku ke dalam liang kemaluannya yang sudah memperlihatkan lembab dan basah itu.

Dan setelah beberapa lama dengan usahanya, dia pun sukses dan langsung saja dia mulai aksinya menaik-turunkan pantatnya. Selang beberapa saat saja keringat sudah berpeluh di tubuh kami berdua (kira-kira setengah jam posisi kami seperti tadi dan hanya Tante DB yang sudah orgasme).

Sementara aku belum orgasme, meskipun aksi dari Tante DB sangat dasyat (maksudnya goyangannya).Dan karena diburu oleh waktu, akhirnya Tante DB menyudahi aksi menunggangiku dan langsung menyuruhku melepaskan seluruh pakaianku yang masih melekat (dan memang masih lengkap).

Setelah melepaskan seluruh pakaian yang melekat pada tubuhku, aku pun bugil. Tante DB langsung menarikku ke kamarnya dan langsung masuk ke dalam kamar mandinya (di kamarnya yang besar terdapat kamar mandi yang cukup besar pula).Cerita Sex Terbaru

“Gimana nich..? Belum selesai, apalagi keluar, pusing kan kalau nggak selesai gini..” kataku ditengah perjalanan kami ke kamar mandinya.
“Abis kamu LAMBRETA (lambat) sekali sih keluarnya..!” ujar Tante DB sedikit ketus.

Dan dia pun langsung menyalakan shower, lalu membasahi tubuhnya dan langsung merapatkan tubuh indahnya ke dinding sambil merenggangkan kedua kakinya.

“Ayo Dra.. cepat masukin..! Biar kamu cepat keluar, dan kita teruskan pertarungan ini setelah aku pulang NGAMEN..” pintanya sambil tangannya merebahkan bibir vaginanya.

Melihat posisi tubuh yang menantang ini, aku pun langsung tidak banyak bicara lagi, langsung saja kuhujami senjataku ke liang vagina Tante DB yang sudah basah itu.

“Ehm.. ini baru asyik Bu.., Ehmm..” desahku ketika batang kejantananku menghujami dengan gerakan cepat pada liang senggamanya yang sangat menantang itu.
“Iya, cepat..! Cepat.. iya lagi Dra.. terus.. aahh.. ahh..” hanya desahan dan gerakan saja yang mengikuti irama siraman air shower di kamar mandinya.

Dan setelah 20 menit berlalu dengan posisi dimana aku menghujami Tante DB dari belakang sambil memilin dan memijat payudara Tante DB yang tubuhnya rapat dengan tembok kamar mandi, terasa senjataku sudah mulai berdenyut, dan, “Mbaak.. aku mau..” ujarku terbata-bata dan langsung dipotong oleh Tante DB, “Keluarin di dalam saja Dra..!”

“Aku juga mau keluaar lagi..!” teriak Tante DB diikuti orgasme yang kedua kali, dan kali ini cairan yang keluar cukup banyak, sehingga membuatku tidak dapat bertahan lebih lama lagi.
“Crot.. crot.. crot..!” akhirnya aku pun orgasme juga.

Setelah kami berorgasme ria, Tante DB pun langsung menghadiahiku dengan kecupan di bibirku.

“Kamu oks Say..?” bisik Tante DB dan langsung dia pun mandi untuk mempersiapkan diri di acara NGAMEN-nya.

Aku pun hanya terduduk berbugil ria sambil memperhatikan Tante DB mandi.

“Dra.., kalau kamu mau nambah jangan sekarang ya..?” ujar Tante DB yang terlihat risih karena pandanganku yang tidak lepas dari tubuh bugilnya.

Baca Juga Cerita Sex Ketahuan Saat Ngintip

Dan akhirnya setelah mandi, Tante DB berpakaian dan juga mempersiapkan kebutuhan NGAMEN-nya. Aku pun yang sudah berpakaian kembali menunggu Tante DB di ruang tamu, karena Tante DB memintaku untuk menemaninya ke acaranya itu.

Kami pun pada saat acara yang dihadiri oleh Tante DB berlangsung, sempat melakukan pertempuran yang singkat, tetapi sangat asyik, karena segalanya disertai oleh perasaan khawatir dan itulah yang membuat permainan singkat kami lebih menarik.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.

Kakak Sexy Ku

Cerita Sex Terbaru | “Memang itulah cinta… Tidak dapat dipisahkan dari tingkat keakraban dan intensitas menghabiskan waktu bersama. Meskipun orang itu adalah kakak kandungku sendiri”Ochi, kakakku yang seksi.

Cerita Sex Terbaru Kakak Sexy Ku
Namaku Fadel, sejak aku SMA aku tinggal berdua dengan kakak perempuanku Rosi yang biasa ku panggil kak Ochi di sebuah rumah kontrakan. Sedangkan ortuku tinggal di kota yang berbeda karena urusan bisnis. Saat ini aku masih kelas 2 SMA sedangkan Kak Ochi sudah kuliah semester 3.

Menurutku kak Ochi cewek yang sempurna, sudah cantik, seksi baik lagi. Idaman semua cowok deh pokoknya, termasuk aku adeknya, hehe.. Setahuku kak Ochi sekarang sedang jomblo, soalnya dia tidak pernah bilang kalau dia sudah punya pacar lagi sejak putus dengan mantan pacarnya dulu. Soalnya kalau ada apa-apa dia biasanya sering curhat padaku, bahkan sampai ngomongin urusan kuliahnya yang tentu saja aku tidak paham.

Meskipun kak Ochi sudah beberapa kali pacaran waktu SMA dulu, tapi setahuku dia masih perawan. Aku gak pernah periksa sih, tapi aku yakin saja kalau dia memang masih perawan. Kesehariannya kalau dia sedang ngampus atau keluar rumah pakaiannya biasanya selalu tertutup dan memakai jilbab, walau itupun kadang baju dan celananya agak ngetat juga. Tapi kalau di rumah jangan ditanya, pakaiannya sembarangan amat. Sampai-sampai aku yang adeknya sendiri jadi nafsu melihatnya. Tapi yang jadi masalah itu dia sering menggodaku dengan omongan dan ulah-ulah nakalnya T.T

Makin hari entah kenapa aku makin terobsesi pada kakakku sendiri sampai menjadikan kakakku sendiri sebagai objek onani, lagian salah dia sendiri sih sering menggodaku. Apalagi dia seringnya pake baju minim kalau sedang di rumah, bagaimanapun aku kan laki-laki juga. Ada cewek cantik, seksi, dengan pakaian terbuka berada di dekatku mau gak mau bikin si konti jadi ikutan berontak. Sebenarnya aku cukup beruntung karena aku salah satu orang yang bisa melihat tubuh kakakku dalam balutan pakaian minim begini. Orang lainnya? yaitu teman-temanku yang sering main ke sini.

Tidak heran ketika teman-temanku main ke rumah mereka selalu terkagum-kagum melihat kakakku yang hanya menggunakan celana pendek sepaha dengan kaos oblong. Sungguh beruntung mereka mendapat pemandangan segar seperti itu di rumahku. Kakakku sendiri tidak terlalu peduli dan cuek saja dengan pakaiannya itu, bahkan bersikap ramah pada mereka, meladeni obrolan juga candaan mereka. Sama sepertiku, teman-temanku yang aku dapatkan ini pikirannya sama ngeresnya denganku. Walaupun aku lebih ngeres lagi karena nafsu sama kakak sendiri.

Saat ini salah satu temanku Ucup datang ke rumahku. Katanya sih mau bikin PR bareng, tapi seperti biasa, waktu kami lebih banyak habis karena main PS doang. Selain itu dianya pasti juga sekalian cuci mata kalau datang ke rumahku.

“Bro.. bagi foto kakak lo dong” pintanya di sela-sela asik main game.
“Untuk apaan?”
“Kayak gak tau aja lo.. ya buat bahan coli lah.. hehe” katanya kurang ajar bicara begitu tentang kakakku.
“Kampret lo.. lo minta aja sendiri kalau berani sana”
“Oke.. ntar deh gue coba, lo gak marah kan?”
“Kalau dia bolehin gue sih gak masalah.. asal lo gak jepret dia diam-diam aja”
“Tok-tok-tok” terdengar suara ketukan di pintu kamarku.
“Dek.. ajak temannya makan dulu, nih udah kakak siapin makan” panggil kakakku dari balik pintu.
“Iya kak bentar” sahutku, kebetulan aku juga sudah lapar dan bosan kalah mulu main game dari si Ucup.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Kamipun menghentikan permainan kami dulu untuk makan. Ketika keluar, aku melihat kakakku hanya menggunakan tanktop putih dan celana pendek merah muda. Duh, gak malu apa dia pake gituan. Aku yang adiknya saja sampai berdesir darahku melihatnya apalagi temanku ini yang orang luar. Benar saja, ku lihat ke sebelahku si Ucup dengan tampang bloonnya melongo melihat penampilan kakakku, untung saja si Ucup masih bisa menguasai kondisi.

“Udah makan kak? Bareng yuk” kata Ucup basa-basi.
“Belum sih.. kalian aja deh yang makan duluan” jawab kakakku sambil masih sibuk membereskan dapur.
“Bareng aja yuk kak sini.. ntar demo loh cacingnya, hehe..”
“Hmm.. iya deh” setuju kak Ochi akhirnya ikut makan bersama kami.

Aku perhatikan si Ucup ini curi-curi padang ke arah kakakku yang tepat duduk di depannya. Sialan nih kampret matanya.

“Kakak yang bikin yah?” tanya Ucup.
“Iya, kenapa dek? Gak enak ya?”
“Enak kok, enak banget malah.. bikin nafsu”
“Bilang nafsu kok liatin kakak sih, ayo.. gak mikir yang macam-macam kan?” pancingnya. Mulai deh kakakku nakal -,-

“Gak kok kak, kan maksudnya nafsu makan, bukan nafsu yang lain.. duh beruntung banget yah si Fadel punya kakak cewek yang seperti kakak, jadi iri Ucup.. udah cantik, baik, bisa masak lagi hehe..” Kak Ochi tertawa renyah mendengar godaan temanku yang cabul ini.
“Hihi.. bisa aja kamu, ya udah.. kalau gitu habisin yah, jangan dibuang-buang loh makanannya”
“Sip Kak, gak perlu disuruh itu mah”

Setelah makan, kamipun melanjutkan lagi membuat PR yang belum selesai tadi. Kali ini kami mengerjakannya di ruang tengah, sambil nonton acara tv yang menayangkan pertandingan liga Indonesia yang gak mutu ini. Ya.. ku tonton juga karena yang main klub dari kotaku. Ku perhatikan dari tadi kakakku sering amat mondar-mandir kesana kemari. Maksudnya apa coba? Tebar pesona? Bikin aku dan Ucup teralihkan fokus saja, ceritasexterbaru.org bahkan sampai gak ngelihat gol barusan karena pandangan mata kami berubah fokus, malah melihat ayunan bongkahan pantat kakakku dari belakang. Akhirnya menjelang magrib barulah semua PR ini selesai, jadi lama amat selesainya gara-gara kami masih saja kebanyakan nyantainya dari pada bikin PR.

“Kak, Si Ucup pulang nih..” teriakku sambil mengantar si Ucup ke depan rumah. Saat itu kak Ochi sedang berada di dalam kamar mandi.
“Pamit pulang dulu kak..” kata Ucup berteriak berpamitan.
“Iya.. hati-hati yah.. jangan bosan main ke mari” jawab kakakku juga berteriak dari dalam kamar mandi.
“Eh, ngomong-ngomong lo gak jadi minta foto ke kakak gue?” tanyaku pada si Ucup saat kami di depan rumah.
“Udah kok tadi, hehe”
“Kapan emang?” tanyaku heran karena tidak mengetahuinya, diam-diam aja nih anak kampret.
“Itu.. waktu gue ambil minum tadi itu lho.. hehe”
“Diam-diam aja lo ya.. sialan lo.. udah sana lo pergi” kataku sambil mengayunkan kakiku seperti menendang ke arahnya.

Dengan tertawa-tawa dianya menghindar dan pergi dari dari hadapanku.

“Udah pulang temanmu dek?” tanya kakakku dari belakang.
“Udah kak barusan” jawabku sambil membalikkan badan.

Deg, aku cukup terkejut melihat penampilan kakakku. Tubuhnya hanya dibalut handuk putih yang tidak dapat menutupi indahnya belahan dada dan paha kakakku. Rambutnya masih basah, dan yang lebih menggoda lagi masih ada tetes-tetes air di kulit mulusnya bahkan ada yang tampak meluncur ke belahan dadanya itu. Tentu saja anuku jadi berdiri, aku memang tidak tahan kalau melihat dirinya basah-basahan begini. Apalagi kalau dia basah-basahan karena keringatnya sendiri seperti saat habis berolah raga, jauh lebih menggoda.

“Liatin apaan kamu dek?” Duh, aku ketahuan sedang memperhatikan dirinya.
“Eh.. ng..nggak ada kok kak”
“Hmm.. Kamu belum mandi kan? udah sana mandi, liatin kakaknya ntar aja.. kakak gak kemana-mana kok.. hihi”
“Ye.. Siapa juga yang mau liatin kakak.. ” kataku pura-pura jaim. Kakakku tidak berkomentar lagi dan diapun berlalu kembali menuju ke kamarnya.

Aku masih terpana melihat sosok indah kakakku ini, sambil dia berjalan aku masih saja memperhatikan dirinya, mataku seperti tidak ingin lepas dari tubuhnya itu. Dan sepertinya Dewa mesum memang sedang berpihak padaku karena

“sreet..” handuknya tiba-tiba jatuh hingga memperlihatkan tubuhnya yang telanjang itu. Celanaku menjadi makin sempit karenanya.
“Duh.. dek jangan liat!!” teriaknya manja.Cerita Sex Terbaru
“Eh.. i..iya kak, kakak sih pake handuk kecil gitu..” Diapun segera mengambil handuknya, tapi bukannya mengenakan handuknya lagi, dia malah menenteng handuknya itu dan lari telanjang bulat ke kamarnya, sungguh binal dan mengundang birahi. Jadilah makin puas mataku melihat adegan binal kakakku itu, yang selama ini di luar rumah selalu tertutup dan memakai jilbab, kini aku melihat tubuh indahnya bertelanjang bulat bahkan berlari bugil di dalam rumah. Penisku tegang sejadi-jadinya, sekilas aku melihat belahan vaginanya saat dia mengambil handuk tadi, selain itu saat berlari buah dadanya juga terlihat berayun-ayun menggoda.

Aku sudah tidak tahan lagi karena aksi kakakku itu, aku segera mandi yang tentu saja juga diikuti dengan kegiatan onani membayangkan tubuh bugil kakakku yang binal. Sungguh onani yang luar biasa saat itu.

Saat ku keluar dari kamar mandi, aku di sambut lagi oleh kakakku yang berada di dapur.

“Lama amat mandinya dek? Ngapain sih kamu? Onani?” Sial.. tebakannya tepat sasaran. Lagian ulahnya juga sih tadi yang membuat aku terpaksa onani.
“Eh..a..anu.. biasa kan kak.. aku kan cowok normal. Kakak sih pakai telanjang tadi, hehehe..” jawabku sambil cengengesan.
“Dasar, udah kakak bilang jangan lihat. Emang kamu baru pertama kali lihat cewek bugil ya dek? hihi..”

“Iya nih Kak, makasih ya.. hehe”
“Huu.. anggap aja tadi itu rezeki kamu. Tapi kamu siram yang benar kan? awas kalau ntar lantainya lengket-lengket di kaki kakak” mendengar omongan kakakku itu aja aku jadi horni lagi, membayangkan kalau kaki kakakku terkena semprotan pejuku.
“Iya.. udah di siram kok kak.. cek aja kalau gak percaya.. hehe”

Tiba-tiba aku berpikir untuk membalas aksi kakakku tadi, aku penasaran juga menunjukkan penisku di depan kakakku, kira-kira bagaimana reaksinya ya.. hehe.. Memikirkan itu saja penisku kembali tegang, tentu saja langsung nyemplak di handuk yang ku kenakan ini.

“Dek..”
“Ya kak?”
“Itu kamu bangun lagi tuh.. mikir yang jorok-jorok yah? Jangan macam-macam kamu dek”
“Eh.. nggak kok kak.. maaf” Duh, terpaksa aku membatalkan aksiku. Udah kepergok duluan sih mikirin yang nggak-nggak. Lain kali saja deh kutunjukkan.
“Udah sana pakai bajumu” suruhnya lagi.
“Iyaaaa”

Aku menuju kamarku, kemudian bersantai sejenak menenangkan diriku dan adik kecilku yang tadi sempat tegang. Ku isi waktu dengan mendengarkan musik, baca komik dan tidur-tiduran di atas tempat tidur. Cukup lama juga aku mengurung diri di kamar, mungkin hampir tiga jam. Merasa bosan akupun keluar kamar untuk menonton tv. Aku menemukan kakakku sedang tertidur di sofa depan tv.

“Dasar.. lagi tidur tapi tv dibiarkan hidup” gerutuku. Ketika hendak mematikan tv mataku lagi-lagi tertuju pada tubuh kakakku yang tidur sembarangan ini. Paha putih mulusnya terpampang dengan jelasnya membuat nafsuku bangkit lagi.

Jantungku berdetak kencang melihat pose tidurnya yang sembarangan itu. Entah dari mana timbul keberanianku, ku pelorotkan celana pendek beserta celana dalamku sehingga penisku menjuntai bebas di depan kakakku yang sedang tertidur. Akhirnya aku dapat menunjukkan penisku di hadapannya, tapi sayang dia tidak sadar.

Aku semakin berani saja kemudian, aku kocok penisku sendiri di depan wajah kakakku. Sungguh gila dan teramat nekat memang, tapi aku tidak peduli lagi. Aku sudah betul-betul tidak tahan. Lama kelamaan kocokanku makin cepat dan sepertinya aku akan segera sampai. Debaran dadaku semakin cepat.

“Dek!! Kamu apa-apaan sih” Aku terkejut bukan main, kakakku terbangun, mungkin terjaga karena aku yang terlalu berisik. Tapi spermaku sudah sampai di ujung penisku. Padahal niat hati tidak ingin sampai keluar di depannya. Tapi kepalang tanggung, dianya sudah terbangun dan sudah sampai sejauh ini, kakiku bahkan jadi tidak ingin mundur menjauh darinya.

Akhirnya tetap ku arahkan ujung penisku ke wajahnya dan croott.. crrroott!! Spermaku menyembur bertubi-tubi dengan telaknya ke wajah kakakku yang cantik. Gila! aku membukkake kakakku sendiri. Jadilah wajah cantiknya kini berlumuran cairan putih kental milikku. Aku betul-betul puas, sangat lega karena bisa menuntaskan hasratku, ini betul-betul orgasmeku yang paling luar biasa yang aku rasakan selama ini.Cerita Sex Terbaru

“Kamu apa-apan sih deeeekkkk? Sembarangan amat” teriaknya histeris.
“Maaf kak.. g..gak tahan” kataku nyengir. Aku merasa bersalah juga melakukan hal ini pada kak Ochi.

Sungguh perbuatan ku kali ini teramat nekat. Bisa-bisanya aku menumpahkan spermaku seperti itu ke wajahnya. Tapi tadi itu betul-betul luar biasa nikmatnya.

“Ihh.. belepotan gini, bau kan?!” rengeknya manja sambil mengusap ceceran spermaku itu dengan ujung jarinya.
“Ya udah, kali ini kakak maafin.. tapi jangan ulangi lagi” sambungnya.
“Iya kak.. maaf” kataku. Kakakku hanya tersenyum kecil, aku lega melihat dia tersenyum, untung saja dia tidak marah lagi. Tapi melihatnya tersenyum dengan wajah penuh sperma itu memberikan sensasi tersendiri bagiku, membuat dadaku jadi berdebar-debar.
“Ambilin tisu dong dek.. keburu kering nih ntar peju kamu, cepetaaan.. kamu kira kakak suka apa belopotan peju kamu kayak gini”

Aku segera mengambil kotak tisu yang berada di atas meja dan memberikannya ke kakakku. Kakakku menerimanya dan mulai membersihkan wajahnya yang berlumuran peju adiknya itu.

“Puas kamu? Ngecrot sembarangan aja.. ini wajah kakakmu lho, bukan tembok wc!! dasar kamu kebanyakan nonton bokep!!” katanya dengan wajah kesal sambil masih membersihkan wajahnya.
“Maaf kak..”
“Iya-iya.. udah bersih belum dek wajah kakak? Ada yang tinggal nggak?” tanyanya sambil memperlihatkan wajahnya di depanku.
“Itu kak, di bawah bibir” kataku menunjuk bawah bibirku sendiri untuk memberi petunjuk.
“Hmm.. Untung gak masuk ke mulut.. udah?”
“Iya kak.. udah bersih”
“Ya udah pakai lagi tuh celana kamu.. apalagi coba? Belum puas apa?”
“Eh.. i..iya kak” akupun memakai celanaku lagi lalu duduk di sebelahnya.

Kami terdiam beberapa saat, aku sendiri tidak tahu harus ngomong apa lagi. Aku merasa begitu canggung karena kejadian barusan. Ingin aku kembali ke kamar saat itu tapi aku juga masih ingin berada di dekat kakakku, siapa tahu akan ada kesempatan yang lebih besar.

“Maaf yah kak..” kataku mencoba membuka obrolan.
“Iya.. Makanya cari pacar dooong.. masa kakak kamu yang jadi pelampiasan.. dasar”
“Habisnya kakak cantik sih.. seksi lagi.. nafsuin ouppss” Duh, aku keblablasan.
“Hihi.. kamu ini.. dasar yah.. udah berani macam-macam ke kakak.. masih bocah ingusan juga hihihi..”
“Enak aja bocah.. siapa bilang, tadi kan kakak udah liat punyaku.. gede kan kak? Hehe”
“Huu.. Rese kamu…” Kayaknya dia gak mau ngaku, malu mungkin.
“Udahan kan dek? Gak kepingin pejuin kakak kamu lagi kan? tidur lagi yuk..”
“Tidur bareng maksudnya kak?” tanyaku. Sebenarnya sampai saat ini sesekali aku masih tidur bareng kakakku, biasanya kalau dia ketakutan kalau lagi hujan badai. Tempat tidurnya juga cukup luas dan muat untuk dua orang.
“Enak aja, ntar kamu macam-macam lagi”
“Yah.. kirain”
“Hmm.. ya udah, malam ini tidur bareng lagi, tapi ingat jangan macam-macam” Akhirnya dia mau juga tidur bareng, sepertinya dia memang berniat menggodaku. Ya sudah.. kesempatan, rasain kamu ntar Kak.

“Iya deh kak.. bentar pipis dulu”
“Ya udah kakak ke kamar dulu, jangan lupa nanti semua lampu dimatikan”
“Beres kak”
Diapun menuju kamarnya sedangkan aku ke kamar mandi. Aku jadi berdebar-debar memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Penisku tanpa sadar ngaceng kembali, duh ngilu.

“Tok..tok”
“Kak…”
“Iya dek, masuk aja..” akupun masuk ke kamarnya. Kakakku duduk bersandar di ranjang sambil membaca novel remajanya, tampak sebagian tubuhnya sudah masuk ke dalam selimut. Aku masih berdiri saja di sini.
“Napa dek? Masih grogi gara-gara tadi? Hihi.. Kan udah kakak maafin..” Ku balas saja dengan senyum kecil. Akupun berjalan menuju ke ranjangnya.
“Op, tunggu bentar!!” katanya menghentikanku, apa lagi nih maunya dia.
“Kamu udah cuci kaki?” tanyanya dengan nada suara menggoda, membuat aku jadi gemetaran.
“Udah kak..”
“Hmm.. udah cuci tangan belum?”
“Udah juga”
“Gosok gigi udah belum?”
“Udaaaah..”

“Ya udah.. boleh naik ke ranjang deh kalau gitu.. hihi.. sini dek bobok” Ckckck, dasar kakakku ini.

Akhirnya aku naik ke atas ranjangnya dan tiduran di sampingnya yang masih asik membaca.Cerita Sex Terbaru

“Tapi kamu belum minum susu kan?”
“S..s..susu kak?”
“Iya, susu” katanya dengan tatapan menggoda padaku. Tentu saja aku juga menatap ke arah susunya.
“Kalau itu belum kak, hehe”
“Mau?”
“M..mau apa kak?” tanyaku grogi, berharap dia menawarkan susunya padaku.
“Mau kakak tabok? Jangan ngarap deh kalau itu.. week” katanya memeletkan lidah. Sial, cuma menggodaku aja ternyata.

Akupun merebahkan kepalaku dengan kesal.

“Kak.. matiin dong lampunya, mana bisa tidur..” kataku beralasan agar segera bisa beraksi, padahal aku sebenarnya belum ngantuk.
“Ah, kamu ini nganggu kakak baca aja.. iya-iya” diapun menutup bukunya dan bangkit dari ranjang untuk mematikan lampu.

Degh, ternyata dia hanya memakai celana dalam saja di balik selimut itu. Dengan hanya memakai baju kaos dan celana dalam seperti itu kak Ochi kelihatan sangat menggoda, dadaku kembali berdebar dengan kencangnya karena dirinya ini.

“Napa dek? Kan tadi siang udah sempat liat kakak bugil.. masa gini aja nafsu?”
“Hehe.. maunya sih liat kakak bugil lagi”
“Week.. jangan macam-macam kamu, udah sana bobo”

“Klik” lampupun dimatikan dan diapun naik ke atas ranjang berbaring memunggungiku. Aku belum berani untuk melanjutkan macam-macam dulu saat ini, padahal tadi niatnya pengen cari-cari kesempatan, tapi dari pada aku diusir lebih baik ku tunda dulu niatku. Kupaksakan juga memejamkan mata meskipun celanaku sangat sempit. Bagaimana tidak sempit, di sebelah ada kakakku yang cantik dan binal hanya memakai kancut seksi sebagai bawahannya.

Tapi ternyata aku tidak bisa menahannya, dari balik selimut ku pelorotkan lagi celanaku hingga peniskupun bebas. Aku kocok barangku sendiri dari balik selimut itu dengan pelan sambil menatap kakakku meskipun hanya bagian belakang tubuhnya saja. Memikirkan kalau dibalik selimut ini dia hanya memakai celana dalam dan aku sendiri tidak memakai celana makin membuat birahiku tinggi. Tapi sepelan apapun aku onani ternyata dia terusik juga.

“Lagi ngapain kamu dek? Onani lagi? Udah dibilang jangan macam-macam.. baru juga tadi kan pejuin Kakak?” katanya menghadapkan wajahnya padaku.
“Eh.. m..maaf kak.. gak tahan”
“Iya.. tapi jangan disini dong.. dasar kamu nafsu sama kakak sendiri” meskipun bicara begitu tapi dia tidak berusaha bangkit ataupun mendorongku dari ranjangnya. Merasa diberi angin ku teruskan saja onaniku.

“Ckckck.. dikasih tau malah ngelunjak kamu” katanya geleng-geleng kepala.
“Awas kalau kamu macam-macam!!” sambungnya, diapun tiduran lagi membelakangiku, membiarkanku adiknya meneruskan aksi onaniku itu di sampingnya. Makin lama bukannya aku semakin puas tapi malah makin tersiksa, aku seperti ingin menuntaskannya lagi.

Aku sibakkan selimut yang tadi menutupi bagian bawah tubuhku sehingga kini penisku terpampang bebas. Aku makin berdebar-debar, sensasi ini sungguh luar biasa, aku mengocok batang penisku yang tidak tertutup apa-apa lagi di atas ranjang kakakku dengan dianya ada disampingku. Aku tidak peduli lagi ucapannya agar tidak macam-macam. Aku bangkit dan membuka selimut yang menutupi tubuhnya. Tubuh molek indahnya kini terpampang di depanku. Mataku langsung tertuju pada pahanya yang putih mulus.

Kocokanku makin cepat melihat ini semua, nafsuku sudah sampai di ubun-ubun, tapi ku masih bisa menahan untuk tidak memperkosa kakakku, bisa masalah entar.

“Dek…” aku terkejut mendengarnya, ternyata dia masih terjaga meskipun saat ini matanya sedang tertutup.
“Mau kakak hajar?” sambungnya tanpa mengubah posisi tidurnya.
“Eh.. nggak kak, s..sorry kak”Cerita Sex Terbaru

Akupun menutupi tubuhnya lagi dengan selimut, begitupun aku juga kembali berbaring dan masuk ke selimut. Duh, gagal. Lanjutin gak yah.. tapi udah dikasih peringatan berkali-kali ini. Belum tentu kalau aku masih juga ngelunjak dia masih mau maafin. Ah, ku coba sajalah.

“Kak..” panggilku.
“Hmm? Apa? bobok lagi sana”
“Ngg.. Boleh meluk gak?”
“Kalau meluk, meluk aja tapi jangan macam-macam” jawabnya membolehkan. Yes, senang banget dibolehin meluk dirinya.

Langsung saja ku lingkarkan tanganku ke perutnya dan memeluknya dari belakang. Bagian depan tubuhku menempel ke tubuh belakangnya, dan tentu saja penisku yang masih bebas bergesekan dengan bongkahan pantatnya yang hanya dibalut kancut tipis itu.

“Dek, celana kamu belum kamu pakai juga?”
“Belum kak.. gak apa yah kak?”
“Dasar.. jangan nakal tapi kamunya..”
“Iya kak”

Betul-betul kesempatan emas bagiku, aku dapat mencium harum tubuhnya itu. Tidak hanya sekedar memeluk, kesempatan itu juga ku gunakan untuk meraba perut dan pinggangnya. Dia mencoba menepis tanganku ataupun menggoyangkan tubuhnya karena risih, tapi lama-kelamaan akhirnya dia capek sendiri dan membiarkan saja aksi nakal tanganku. Untuk saat ini aku tidak ingin melakukan hal yang lebih lagi, cukup ini dulu lah untuk malam ini. Seperti ini saja aku sudah beruntung banget. Akupun berusaha memejamkan mataku lagi ditengah kenyamanan ini, kali ini hingga aku benar-benar tertidur.

Besoknya aku terjaga lebih cepat, itu karena tadi malam aku tidur lebih awal dari biasanya. Sekarang jam masih menunjukkan pukul lima pagi, masih terlalu pagi untuk beraktifitas bagiku. Namanya laki-laki kalau pagi-pagi gini si konti tidak bisa kompromi, apalagi ada cewek cakep alias kakakku yang cantik di sebelahku. Ku perhatikan kakakku masih tidur dengan nyenyaknya, sesekali dirinya menggeliat karena hawa pagi yang dingin. Berbeda dengan tadi malam, untuk pagi ini kayaknya aku bakal gak kuat menahannya.

Masih sama-sama di dalam selimut, aku peluk dirinya lagi dari belakang, bahkan kali ini mulai berani meraba buah dadanya. Dengan kurang ajarnya ku goyangkan pinggulku sehingga penisku bergesekan dengan pantatnya di bawah sana. Beberapa kali kakakku melenguh seperti akan bangun, tapi karena tidak benar-benar bangun jadinya tetap ku teruskan aksi cabulku yang nekat ini.

Makin lama aku semakin tidak tahan, ku sibak lagi selimut itu. Lalu dengan nekatnya aku mengangkangi wajah kakakku dan mengocok penisku di depan wajahnya lagi, tepat di atas bibir mungilnya.

“Adek!!” lagi-lagi dia terbangun di saat-saat genting seperti ini.
“Kamu ini!! masa mau pejuin muka kakak lagi?”

Baca Juga Cerita Seks Dosen Cantik

Aku tidak menghiraukan ucapannya lagi kali ini dan tetap saja mengocok penisku karena tanggung, dan crooot… crrooot!! Untuk kedua kalinya aku menyemprot wajah kakakku dengan spermaku.

“Adek… nggmmhh..” dia gelagapan menerima semprotan spermaku, kali ini ada yang masuk ke mulutnya.

Cairan putihku kali ini menyemprot lebih banyak dan kencang dari sebelumnya, bahkan ada yang sampai ke rambutnya. Ku geser posisiku dan mundur setelah ejakulasiku itu. Betul-betul banyak ternyata, sampai ada yang meleleh ke leher dan sprei tempat tidurnya.

“Ngggmmm… adek..!!”
“M..maaf Kak..”
“Kamu ini, udah kakak bilang cukup sekali kemarin aja, eh malah ngulangin.. rese kamu. Tuh lihat sampai kotor gitu kan tempat tidur kakak..!!”
“Maaf deh kak… biar Fadel yang bersihin nanti” kataku merasa bersalah.
“Dasar kerjaan kamu onani mulu.. kosong tuh dengkul. Ya sudah, udah terlanjur juga.. ambilin lagi sana tisu”
“Iya kak” akupun mengambil tisu yang ada di atas meja dan memberinya ke Kak Ochi.
“Nggak marah lagi kan kak?”
“Mau kamu kakak marah terus?”
“Hehe.. Ya enggak lah kak, terus spreinya gimana kak? Jadi cuci?”
“Hmm.. biar aja deh, ntar juga kering.. kalau gak kering juga terpaksa deh gantian kakak yang tidur di kamar kamu ntar malam”
“Makasih yah Kak.. hehe”
“Dasar.. Dulu waktu mama ngandung kamu mama ngidam apa sih? Kok gini amat mesumnya, hihihi.. Untung semprotnya di muka kakak, coba kalau di..” dia tiba-tiba berhenti bicara.
“Kalau dimana kak?” tanyaku memancing, ku lihat wajah kakakku memerah karena malu menyebutnya.
“Tau sendiri lah kamu.. Udah sana mandi, ntar terlambat kamu sekolah” Kakakku bangkit dari tempat tidur dan membuang tisu itu ke tempat sampah.
“Iya kak..”
“Kamu mau sarapan apa dek? Kakak bikin nasi goreng aja yah?” katanya sambil mengikat rambut sebahunya itu kincir kuda.

“Oke kak..” dia tersenyum dan meninggalkan kamar. Aku menyusulnya keluar tidak lama kemudian untuk segera mandi dan bersiap-siap ke sekolah. Sungguh beruntung aku bisa menyemprot di wajahnya sampai dua kali, aku harap masih akan ada lagi semprotan ketiga, keempat atau seterusnya. Aku penasaran apa yang akan ku lakukan lagi nanti sepulang sekolah bersama kakakku yang cantik dan seksi itu.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.

Nafsu Menantuku

Cerita Sex Terbaru | Aku berbaring di sofa, dengan segelas anggur sambil mendengarkan siaran dari stasiun radio lokal. Istriku, Nadya sedang pergi beberapa hari untuk berbisnis, dan dia mengambil kesempatan ini untuk bersantai sendirian di sore hari, dimana semua perhatian dan kekhawatiran, tidak terpikirkan olehku seperti yang biasanya terjadi, aku bisa duduk dengan santai.

Cerita Sex Terbaru Nafsu Menantuku
Sewaktu aku hendak menuangkan kembali anggur ke gelasku, aku mendengar suara hujan yang turun menerpa dengan keras jendela ruangan dimana tempat aku bersantai. Dihadapanku terdapat suatu perapian dengan kayu bakar yang terbakar, yang memberikan kehangatan. Meskipun musim dingin tahun ini agak ringan, tapi hari ini tetap terasa sangat dingin. Dengan udara yang dingin ditambah dengan derasnya hujan. Malam ini terasa seperti malam yang terasa agak mesum bagiku dan aku juga merasa tidak perlu untuk keluar dari rumah.

Aku hanya menuangkan gelas demi gelas anggur dan merapihkan serta menyusun kayu pada perapian, dan pada saat itu bell rumahku berbunyi. Aku menyeruput seteguk anggur dari gelasnya dan menunggu beberapa saat, hanya ada 2 hal yang ada pada pikiranku saat itu, membukakan pintu atau tidak, dan siapakah yang mencoba mengganggu diriku malam ini. Sebenarnya aku telah memutuskan untuk memberi tahu kondisiku kepada seseorang yang ada diluar, aku mencoba menjawab, saat suara bell terdengar untuk kedua kalinya.

Meletakan minumanku di meja dan mulai melangkahkan kakiku maju kedepan pintu menyalakan lampu di teras depan. Meskipun aku dapat melihat bentuk bayangan dari orang yang datang malam itu, aku tetap belum bisa menentukan siapakah itu, ataupun dengan sebab yang lain, apakah itu wanita atau pria. Melepaskan grendel lalu membuka pintu yang ternyata adalah Rini, Ibu Mertuaku yang sedang berdiri di beranda teras rumahku, yang akan kebasahan bila tidak segera kupersilahkan masuk.

“Hai sayang, aku pikir dirumah gak ada orang”. Kata Rini.

Walapun tidak berharap, aku juga tidak terlalu surprise dengan kedatangan perempuan yang biasa dipanggil dengan panggilan Rini. Ibu Mertuaku ini sangat dekat dengan anak perempuannya yang kini menjadi istri ku, sering sekali mereka berkomunikasi melalui telepon untuk mengobrol, sejak dia kehilangan suaminya setahun yang lalu.

“Silahkan masuk, bu”, aku mempersilahkan masuk Ibu mertuaku yang berdiri di beranda teras. “Nadya lagi gak dirumah, dia pergi berbisnis, aku pikir dia memberi tau Ibu”. Kata ku, sambil menutup pintu Rumah untuk menghalau Angin dan hujan yang memang agak kencang.

Rini, membalikan badan dan wajahnya kearah ku.

“Gak, istrimu belum bilang tuh, malahan sekarang Ibu berpikir untuk menghubungi istrimu untuk mengatakan bahwa aku akan menghabiskan waktu disini selama satu atau dua hari, untuk menyelesaikan beberapa hal”.
“Memang ada yang penting, Bu”? Aku bertanya.
“Gak lah, gak juga sichh, tapi Ibu muncul tiba2 karena memang Ibu butuh teman untuk ngobrol, tapi klo sibuk ya udah gpp koq, Ibu pulang lagi ya”.

Ibu Mertuaku mengatakan hal tersebut sambil membuat bahasa tubuh seakan-akan siap untuk pergi meninggalkan diriku.

“Ya udah sih Bu, gpp koq, masa cepet amat langsung pergi, aku lagi gak ngapa2in koq, sebenarnya sekarang aku sedang bersantai aja di sore hari menjelang malam ini, mari Bu aku bantu untuk melepaskan mantel Ibu”. Kata ku, dengan sigap membantah kata2 Ibu Mertuaku.

Rini membalikan badannya agar diriku bisa dengan mudah membantu melepaskan mantelnya, dengan demikian secara tidak sengaja Rini menawarkan sebuah pemandangan punggungnya kepada ku. Selagi Ibu Mertuaku membuka kancing depan mantelnya, aku meraih Mantel dari Pundak Ibu mertuaku dan menurunkannya melalui bahunya. Dengan cepat dan insiatif aku menurunkan dan melepaskan Mantelnya, membuka mantel yang dikenakan oleh Ibu Mertuaku. Mantel yang berwarna biru terang terbuat dari rajutan bulu domba, dan ketika mantel nya dibuka telihatlah Baju Ibu Mertuaku bermodelkan terusan langsung tanpa kerah yang berbentuk huruf “V”, yang agak menonjolkan dadanya yang terlihat menggoda.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Pada kenyataannya pakaian yang dipakai oleh Ibu Mertuaku terlihat sangat cocok dan enak dilihat mata. Aku melihat Ibu Mertuaku dengan pakaian seperti itu mungkin hanya pada acara2 tertentu saja, atau mungkin saat kebetulan bila Ibu Mertuaku sedang memakainya, dan aku tidak cukup mempunyai alasan untuk meminta Ibu Mertuaku special memakai pakaian seperti itu hanya untuk diriku, dan memang hal seperti ini menjadi favorit diriku, terutama hal ini diperlihatkan Ibu Mertuaku saat Ibu Mertuaku menginjak umur 55 tahun, tetapi pada umurnya yang sudah cukup tua itu Ibu Mertuaku lebih terlihat seperti perempuan berumur 36 tahun, atau mungkin 25 Tahun, yang pasti jika orang melihat pasti masih cocok di skala umur 35-an tahun. Satu hal, sudah pasti Ibu Mertuaku sangat menjaga penampilannya agar selalu bisa tampil anggun dan cantik.

“Masuk Bu, silahkan ke dalam”. Aku berkata sambil menggantungkan Mantelnya. Seperti yang aku lakukan, aku tidak bisa mengantar Ibu Mertuaku masuk ke dalam, tetapi aku memperhatikan bagian belakang Ibu Mertuaku yang terlihat sangat memukau dengan gaya jalannya dan lenggokan pinggulnya saat berjalan menuju ruangan tengah tempat aku bersantai. Tampak belakang dari tubuhnya terlihat sangat indah, aku berkata di dalam hati, aku juga memperhatikan Pantat Ibu Mertuaku yang sangat elok nan rupawan yang bergoncang dan bergoyang ke kanan dan ke kiri terbungkus oleh kain halus pakaian terusannya yang agak ketat di daerah pinggulnya, seiring dengan langkah kakinya yang indah dah rupawan.

Rini menghilang masuk ke dalam rumah dan aku mengetahui bahwa diriku sedang berfantasi tentang Ibu Mertuaku, apa reaksi Ibu Mertuaku apabila dia tau bahwa tubuhnya sedang diperhatikan oleh menantunya atau dia tau bahwa Menantunya sangat mengaggumi dirinya. Lalu kemudian, dan lagi, aku sedikit banyak mulai berharap, aku mulai melangkahkan kaki ketempat dimana Ibu Mertuaku berada, dan aku juga sambil mengkhayal apabila Ibu Mertuaku tau dengan perasaannya yang sedang diperhatikan oleh Menantunya.

Aku mengikuti Ibu Mertuaku dari belakang ke ruang tengah dimana sebelumnya aku sedang bersantai dan memberikan isyarat kepada Ibu Mertuaku supaya membuat dirinya nyaman selagi aku menuangkan segelas Wine. Meskipun demikian, aku tetap tidak bisa menahan untuk tidak memandangi tubuh Ibu Mertuaku dari pojok mataku sewaktu dia duduk di Sofa. Lalu aku berjalan sambil meminum segelas wine yang ada di genggamanku. Lalu aku menawarkannya segelas Wine yang memang sudah kusediakan untuk Ibu Mertuaku.

Untuk beberapa menit kami mulai membicarakan tentang Nadya istriku, Nadya dan pekerjaannya yang memang membutuhkan dan menyita banyak waktu dan sementara kami berbicara, aku mengalami kehilngan kontrol pada matanku dan aku sangat susah untuk mencegah mataku untuk memperhatikan tubuh Ibu Mertuaku yang sangat mengundang birahi. Dua kali aku mencoba membenarkan posisi duduk ku dari kekhawatiranku terhadap Rini Ibu Mertuaku, yang mungkin bisa melihat sesuatu yang berubah pada celanaku.

Kami melanjutkan perbincangan tentang suatu hal yang memang menarik tetapi juga mungkin hanya perbincangan kosong dan tidak terlalu penting sehingga aku semakin dibuat mabuk kepayang oleh kesensualan dan keindahan Tubuh Ibu Mertuaku.Cerita Sex Terbaru

Memang sudah tidak diragukan lagi tentang hal itu, aku merenung dalam hati, Ibu Mertua atau bukan, Rini adalah seorang perempuan yang sangat menarik. Aku tersenyum kecil dan membayangkan perkataan dari orang-orang bahwa diriku mempunyai Ibu Mertua yang cantik dan sangat Modis, terlebih lagi pada saat malam ini, berpakaian rapih ketat walau tidak minim tapi memperlihatkan lekuk tubuh yang sangat sempurna, semua yang aku bayangkan secara tepat adalah sebuah sosok yang sangat menantang, sesosok perempuan yang menggoda yang sedang duduk dan secara tidak langsung Ibu Mertuaku juga terkadang menyembunyikan lirikan matanya, aku juga tau bahwa mungkin Ibu Mertuaku sudah masuk ke dalam sebuah atmosfer ketertarikan lawan jenis. Jika itu benar, aku akan sangat sulit untuk mempercayainya karena memang sejauh yang aku tau Ibu Mertuaku tidak mempunyai ketertarikan untuk makan malam atau minum Wine dengan lawan Jenis atau membina hubungan dengan lawan jenis semenjak dtinggal oleh suaminya.

Mata ku hanyut kepada Dadanya yang cukup sexy, kedua mataku menelusuri kerah kerah pakainnya yang berbentuk

“V” yang agak rendah mulai dari atas kerah dari leher sampai ke akhir dari kerah tersebut, ukuran dari dada Ibu Mertuaku cukup membuat pakaian yang dikenakan olehnya menjadi sangat Ketat dan menggoda sangat mempesona dan menggairahkan, lalu aku diam2 meyakinkan ukuran buah dada dari mertuaku itu melalui belahan dada yang terlihat dari kerah “V” – nya. Belahan buah Dada Rini terlihat, naik turun seirama dengan nafasnya, yang kadang ditarik cukup dalam saat mengela nafas.

Mata ku terus tertuju kearah garis payudara dan lekukan tubuhnya yang tercetak pada pakaiannya yg ketat, pinggangnya yang ramping, belahan pinggulnya yang sangat montok nan bahenol dan terus tertuju kearah kaki Ibu Mertuaku, kaki yang sangat bagus, mulus terawat dengan sangat baik serta betisnyanya yang sangat menggoda. “ Mmmm…”,aku bergumam dalam hati dan berfantasi apabila aku bisa mendapatkan Ibu Mertuaku dan meraba seluruh tubuhnya.

Aku juga mengetahui bahwa Rini-Ibu Mertuaku mengenakan kaos kaki panjang nilon atau lebih tepatnya stoking, atau jika dilihat sesaat seperti celana ketat tapi memang terlihat seperti stoking. Mengetahui dirinya mengenakan stoking, aku berasumsi bahwa itu adalah benar2 stoking. Pendapat ku dalam hati, mungkin ibu mertuaku agak malu untuk mengenakan celana ketat, tapi itu hanya pendapatku saja.

Hampir tersadar dari lamunan tentang Ibu Mertua, aku mencoba mendengarkan perkataan Ibu Mertuaku sekali lagi dan sesaat diriku seperti mencoba tersadar dari khayalan nakalku, dan setelah tersadar ternyata aku tidak menyimak semua obrolan yang sedang kami perbincangkan.

“Eee..Ya..Duh, Maaf bu kenapa?”, kata ku. “Tadi aku lagi sedikit melamun, Bu. Tadi Ibu bilang apa?”
“Ya ampun, Sayang…,Hey, kamu sudah bosan ya mendengarkan ocehan Ibu Mertuamu?” Kata Rini.
“Gak..gak koq Bu, ya ampun Gak Bosen juga kali bu”. Diriku menyahut. “Aku hanya gak ngerti banget maksud dari perkataan Ibu”.

Rini melihat kearah diriku dan menganggukan kepalanya dan mencoba kembali menjelaskan pertanyaannya itu.

“Tadi Ibu Tanya, apakah kamu akan jemput Nadya di airport, sepulangnya istrimu itu?”
Aku meyeruput Wine dan berkata,”Tidak biar dia naik taksi saja, lagi pula dibayarin koq sama perusahaannya”.
“Dan Nadya pulangnya hari Kamis ya, katamu tadi”?Tanya Ibu mertuaku.
“Ya mungkin pada sore Hari-nya”, jawabku, sambil terus melirik kearah tubuh nya.
“Ooh..kasian banget kamu, tidur sendirian di tempat tidur sebesar itu untuk beberapa malam?Pasti kamu akan merasa kesepian banget”.Kata Rini sambil menurunkan tangannya kearah kedua belah pahanya dengan bersamaan menyilangkan pahanya bertumpu ke paha yang lain dengan gerakan yang tidak menentu.

Bagi ku, sementara komentar itu muncul dari mulut ibu Mertuaku, yang akhirnya keluar ke dalam pembicaraan mereka, membuat diriku seperti terkaget akan komentarnya yang seperti itu. Dengan nada rendah aku menjawab.

“Ya bu, memang sudah seharusnya seperti itu”. Jawabku.

Kulanjutkan perhatian kepada tubuh Ibu Mertuaku sementara Ibu mertuaku tetap mengoceh, memperhatikan pakaian terusan yang agak ketat di badannya sampai dengan lutut-nya. ceritasextebaru.org Hampir saja terpikir oleh ku, bahwa Ibu Mertuaku seperti akan menunjukan untuk memperlihatkan betapa mulusnya kaki dan pahanya. Tapi hal tersebut tetap tidak bisa membantu diriku untuk memulai berkhayal jika tanganku bisa membelai mulusnya paha dari Ibu Mertuaku yang terlihat sangat terawat dengan mahal, ujung kakinya yang terbalut oleh kain stoking dan juga meraba indahnya tubuh dibalik pakaianya yang menutupi tubuh Ibu Mertuaku, dan akhirnya aku kembali membetulkan posisi duduk ku untuk menutupi suatu perubahan pada diriku.

Pembicaraan terus berlangsung diatara kami, satu2nya persoalan yang mengganggu diriku adalah sewaktu aku berdiri untuk menuangakan wine ke gelas Ibu Mertuaku. Sewaktu pembicaraan masih berlangsung, Rini berbicara kepada ku,” Bagaimana jika kita nonton Film yang selalu di rekam oleh Nadya?”.

Karena waktu kerja Nadya yang sangat panjang dikantornya, Nadya selalu merekam Film yang terlewat untuk di tonton-nya kemudian. Seperti aku, Rini pun tau kesenangan anak perempuannya. Sesampainya dirumah dari kantor, mandi, berpakaian, lalu menyalakan TV, duduk relaks dan menonton salah satu film yang sudah dia rekam. Rini pun juga kadang2 suka begitu, ataupun bergabung bersama anak perempuannya itu.

“Ok, boleh juga tuh Bu”. Sahutku.

Aku tuangkan segelas wine untuk nya, lalu aku berjalan kearah TV. Membuka lemari TV dan menyalakannya, lalu mulai membaca judul2 film yang akan di putar. Ada sebagian film yang tidak ada judulnya, disitu hanya tertera Nomor dari film tersebut. Aku tersenyum kecil melihat hal tersebut dan mempunyai ide di dalam pikiranku. Aku tau bahwa sebagian itu adalah film porno, dan aku ingin tau apa reaksi Ibu Mertuaku jika aku secara tidak sengaja memutar film porno tersebut.

“Apa yang akan dikatakan oleh Ibu Mertuaku?”, gumamku dalam hati. Dan jika ternyata Ibu mertuaku menolak dengan tegas, yang kuperlukan adalah meminta maaf, dan menjelakan bahwa ini murni ketidak sengajaan, dan mengganti dengan film yang lain.

Waspada jika Ibu Mertuaku tau bahwa diriku mempunyai niat Nakal dengan senyuman kecilku itu, aku memutuskan untuk segera memutar film porno tersebut, berharap dia tidak sangat tersinggung dengan kenakalan ku dan tetap baik kepada menantu laki2nya ini, dan mudah2an film tersebut menuntun kami ke arah yang lain.
“Film apa nih?”, Rini bertanya sebelum film itu mulai berputar.

“Aku juga gak tau, Bu”. Aku menjawab pertanyaan dengan muka polos.”Aku sich berharap ini adalah salah satu Film televisi yang baru saja direkam oleh Nadya”.

Aku memperhatikan Rini yang sedang menyeruput wine-nya. Film sudah dimulai menampilkan adegan pertama dan aku akan secepatnya bilang seperti yang aku rencanakan tadi. Aku tau kapan aksi pertama film itu akan dimulai, film ini berlatar di Jerman, dimana Rini pasti akan menyakan soal itu. Setelah aku sudah cukup yakin, dan adegan pertama mulai, dimana adegan itu menampilkan seorang suami yang sedang bercakap cakap dengan seorang perempuan pirang, lalu Rini berpaling kepada ku.

“Film ini berlatar dimana ya?Asal negaranya…?” Tanya Rini.
“Ya ampun..”, Aku menyeringai agak keras, bahwa aku salah memutar Film, yang kuputar itu adalah Film Horor. “

Jika aku sekarang salah memutar film pasti Ibu gak mau nonton ya?” Kataku.

“Kenapa…?Ada yang salah…?” Kata rini Ibu Mertuaku.
“Gak sih Bu, gpp ..”, Kata ku sambil berdiri dari kursi. “ Aku akan mengganti dengan film yang lain Bu”. Kata ku sambil berdiri.
“Udalah..gpp koq”, Kata Ibu mertuaku. “Klo kamu mau nonton ya gpp, klo emang film horror-nya bagus kenapa gak”.
“Bukan itu Bu, maksud aku…”, kubalas pendapat Ibu Mertuaku.
“Film yang satu ini…..bisa dikatakan, film ini agak nakal gitu deh Bu, aku gak yakin Ibu Setuju untuk menontonnya”.
“Ooohhh..ya ya ya, Ibu tau sekarang”. Rini menjawab, dimana film tersebut sedang menampilkan adegan seorang wanita berambut pirang sedang menurunkan celana seorang laki2.

Untuk sementara aku terdiam mematung, satu matanya kearah screen TV, satu matanya agak melirik kearah Ibu Mertuaku.

“Hmmm…udahlah sayang Gak usah khawatir dengan Ibu”. Rini berbicara, sambil menyenderkan punggungnya di sofa.

“Udah lama banget nih Ibu gak nonton film kaya gini, sejak dulu Ibu pernah nonton sekali. Terus, kamu sesekali juga nonton film begian, apa kamu nonton semuanya, Iya kan?” Kata Ibu Mertuaku sambil sedikit tersenyum Nakal.

“Tuh kan, Ibu…Kan aku sudah bilang klo ini film…”, Aku membalas pertanyaannya sambil menyenderkan punggungnya ke senderan kursi agar diriku bisa sedikit santai dari ketegangan akibat pertanyaan Ibu Mertuaku.
“Ibu Yakin Nih, mau nonton Film ini?” aku langsung menyambung pernyataannya dengan bahasa tubuh seperti orang tidak berdosa dan berharap semua berjalan lancar dan sesuai rencana.
“Ya, gpp. Udah gak usah takut”. Kata Rini Ibu Mertuaku.

Beberapa menit kedepan kami menyaksikan di layar TV dimana adegan tersebut menampilkan wanita pirang mulai membuka celananya di depan suaminya, lalu adegan tersebut belangsung panas si suaminya mulai menggoda istri mudanya yang berambut pirang itu dengan meraba payudara sampai dengan rabaan pada putting payudaranya. Aku memperhatikan adegan itu dengan sangat konsentrasi dan membayangkan wanita yang sedang ada di dalam adegan itu adalah Ibu Mertuaku sendiri yaitu Rini dan aku juga membayangkan bahwa laki2 yg ada dlm adegan itu adalah diriku sendiri, yang sedang membelai payudara Rini. Dalam khayalan aku membelai kedua payudara Rini dari satu ke yang satunya dengan sangat lembut, dan aku hanya bisa mengkhayalkannya saja.

Kami berdua duduk dengan meyandarkan punggung kami pada senderan kursi, dan memperhatikan Video tersebut dengan seksama sejalan dengan jalan cerita dari film tersebut, sehingga aksi dari film di Video tersebut berjalan sesuai dengan alur cerita dan cerita kian memanas. Dalam beberapa kesempatan aku mulai terangsang dan makin terangsang. Karena aku membayangkan yang ada di film tersebut adalah aku dan ibu mertuaku yang menjadi artis porno, dan memainkan suatu adegan ranjang yang sangat panas.Cerita Sex Terbaru

Aku membayangakan seperti adegan yang ada pada film tersebut, bersetubuh dengan bepelukan, persetubuhan dengan doogy style, bahkan hubungan seks anal dan oral, aku membayangkan diriku melakukannya bersama Ibu mertuaku sesuai dengan tampilan yang ada pada layar TV. Akhirnya film tersebut selesai dan habis, dan aku sudah membenarkan posisiku berkali kali sejak film itu mulai sampai dengan selesai, karena beberapa kali aku sangat susah menutupi keterangsanganku bila aku berdiri dari bangku yang kududuki. Kira2 apa yang akan terjadi pada kami berdua, karena memang aku merasa bahwa Rini Ibu Mertuaku kadang juga memperhatikan keterangsangan yang kualami.

“Hmmmm….terus sekarang apa yang ada di dalam pikiran kamu Sayang?”. Pertanyaan Ibu Mertuaku yang sama sekali tidak terpikirkan oleh diriku, membuat aku sangat Kaget.
AKU : “Mmmm…sebeneranya sih, jujur saya agak malu Bu, duduk disini bersama ibu Nonton film beginian, dan saya tidak tau apa yang harus saya katakana sekarang”.
RINI : “Hmpff…udah deh jagan sok lugu gitu deh kamu, kan Tadi ibu dah bilang, aku juga sdh pernah nonton film kaya gini sebelumnya, dan ibu yakin kamu sama Nadya juga sering kan nonton film beginian berdua?”
AKU : “Ya pernah lah Bu, tapi kan gak sama rasanya. Aku nonton sama Nadya dan sekarang kan aku nontonnya sama Ibu, beda kan Bu Rasanya?”.
RINI : “Ya Jelas Beda lah Sayang, harus berbeda donk, aku kan Ibu Mertua mu, terus klo kamu sam Anna lagi nonton…rekasi Nadya kaya gmn?” Ibu Mertuaku bertanya seperti ingin tau.

Pertama kalinya Aku terlihat sangat malu walau sedikit.

AKU : “Kalo Nasya sih enjoy2 aja Bu, nonton film begianan sama aku, ya kadang agak2 kaget2 juga sih bu”
RINI : “Nah, terus reaksi kamu gimana?”
AKU : “Ya jelas lah Bu, reaksi aku ya tergantung Reaksinya Nadya Gimana ke aku…hehe”.
RINI : “Itu menurut kamu, bisa juga karena kalian nonton film porno Non Local atau film porno dengan gaya sex kasar gitu kali ya, jadi itu yang bisa bikin kalian terangsang”.
Aku bertambah kaget ketika Ibu Mertuaku memberikan pernyatanyaan yang sangat jujur.
AKU : “Gak juga sih Bu, mungkin kadang2 gitu”. “Ibu mau minuman lain mungkin Bu?” Aku sedikit menyela untuk mengganti topik pembicaraan.
RINI: “Boleh juga tuh, mau donk”.

Aku bangkit dari kurisku, mengambil cangkir dari meja kopi, dan mulai membuat minuman. Lalu kembali ke ruang tengah dan memberikan Ibu Mertuaku gelas dengan minuman itu. Lalu aku kembali duduk ke kursi.

RINI : “ Kenapa sih duduknya jauh2, sini donk duduk deket Ibu!”.

Permintaan Ibu Mertuaku itu sungguh sangat mengagetkan diriku dan untuk sementara, membuat ku bingung harus menjawab apa.

AKU : “Mmmm…Aku gak tau Bu..eh…”, Jawabanku berantakan karena sangat Grogi.
RINI : “Yahh…jangan mikir macem2 deh kamu, kamu pikir Ibu akan merayu kamu ya? Hahaha….iya kan, kan kamu mikir gitu kan?” Ibu mertuaku tertawa geli.
AKU : “Ya gak lah bu..jelas gak…Aku hanya …mmm…”
RINI : “Yaudah sich…gak usah kebanyakan mikir, sini..ayo..!!” Ibu Mertuaku memerintahkan diriku sambil bergeser memberikan tempat untuk ku dan mengajak aku segera berajak dan pindah ke sofa untuk duduk bersama dengannya.

Dengan senyum malu2, aku berpindah ke sofa sambil menaruh gelas minuman di meja, dan duduk disebelah Ibu Mertuaku.

RINI : “Nah gitu donk, gak knp2 juga kan?” Ibu Mertuaku sedikit menggoda.
AKU : “Ya iyalah bu”. Balas ku dengan agak bingung dan muka yang malu kemerahan.

Setelah kami duduk di besebelahan di satu sofa, untuk sesaat kami terdiam dan tidak ada yang berkata sepatah katapun. Aku merasa sepertinya harus memulai membuka pembicaraan lagi agar kesunyian ini bisa terpecahkan, ternyata Rini Ibu Mertuaku telah memulai pembicaraan terlebih dahulu.

RINI : “Mmm..trus, kamu jadi gak mau kalo ibu menggoda kamu ya?”.
AKU : “Aku gak bilang gitu lho bu”.Jawabku, sambil agak terkejut.
RINI : “Ooohhh…jadi kamu mau kaannnn?”

Balas Rini sambil sedikit meluruskan kakinya kedepan. Otomatis mata ku langsung tertuju menelusuri dari lutut samapai dengan bawah kaki Ibu Mertuaku dan sepertinya aku sudah mulai masuk kedalam godaan2 Ibu Mertuaku. Dan memang aku sudah sangat tergoda. Tanpa basa basi, kubiarkan mataku untuk memandangi Ibu Mertuaku dari betis hingga pahanya yang sangat terawat dengan indah.

“Aku gak bilang gitu lho bu…”, ku ulang kata2 ku tadi, mengetahui bahwa Ibu Mertuaku sekarang sudah mulai menggoda diriku dengan sesuatu yang bisa dibilang tidak pantas dilakukan oleh seorang Ibu Mertua kepada Menantu Laki2nya, dan diwaktu yang sama pula saat aku mulai menjawab pertanyaan dari Ibu mertuaku, aku terus berusaha dan terus mencoba menggiringnya kedalam perangkap yang sudah aku letakan, persiapkan dan rencanakan.

RINI : “Apa yang ingin kamu katakana si, Say?” Kali ini dia dengan sengaja bertanya seperti itu kepadaku, dan dengan sengaja pula menyilangkan kakinya agar bisa memperlihatkan pahanya yang sangat sensual.
AKU : “Aku jadi malu Nih, Bu, seharusnya kita juga jangan dan tidak boleh berpikir kearah situ kali ya Bu?” aku menjawab dengan sagat jujur dan berharap membawa situasi ini selesai sampai disini saja.
RINI : “Hahahahaha…..Kenapa sih Sayang, Ibu terlihat agak nakal ya?” Dia bergurau sambil mengedipkan satu matanya.
AKU : “ Iya bu, sedikit”.

“Ooohhh jadi begitu, hmmm….trus klo aku nakal, apa yang kamu lakukan untuk menghukumku?”Tanya Ibu Mertuaku. Sambil bertanya kepada ku, Rini berdiri dari sofa dan berputar untuk berdiri tepat di depan ku yang masih duduk di sofa. Perlahan, lalu dia dengan sengaja mengangkat baju terusannya sampai sebatas paha agak naik sedikit, sambil menaikan kakinya menginjak tempat duduk sofa tepat disebelahku , kini kakinya yang mulus tepat berada disebelahku. Sekali lagi aku tidak bisa berbuat banyak tapi diriku membiarkan mataku untuk menikmati keindahan betis dan paha dari Ibu Mertuaku yang sekarang tepat berada di depan mataku dan sangat mudah sekali untuk disentuh.Cerita Sex Terbaru

RINI : “Suka gak sama kaki Ibu?”. Tanya Ibu Mertuaku.
AKU : “Ya, sangat Indah Bu”.
RINI : “Hmmm…!! Kamu mau menyentuh kedua kaki ku dan membelainya?”.

Diriku tau, bahwa harusnya kutolak kesempatan tersebut, tetapi pemandangan yang sudah sangat dekat itu sangatlah menggoda birahiku. Akhirnya kugerakan tangan dan menempatkan telapak tanganku di dengkul Ibu Mertuaku. Merasakan lembutnya rasa dari kain nilon yang masih membungkus kaki Ibu Mertuaku itu di telapak tangan dan aku mulai meraba dan menyentuh halus paha Ibu Mertuaku.
RINI : “Mmmppff…Rasanya enak sekali sayang, jika dibelai seperti itu…Ssshh”. Rini hampir mendesah.

Sekali lagi dengan penuh semangat aku memulai yang seharusnya tidak boleh kumulai. Sekarang, aku tidak mungkin menolak untuk membiarkan tanganku menelusuri pakaian yang selama ini menjadi misteri bagi ku dan tanganku mulai merasakan kehalusan dari kulit paha Ibu Mertuaku yang masih terbalut dengan kain nilon dan jari2ku dengan cepat meneliti bahwa itu adalah stoking, dan ya Ibu Mertuaku menggunakan stoking.

AKU : “Stoking,Ya Ibu memakai stoking”. Aku hampir berbicara seperti itu, saking penasarannya.
RINI : “Tunggu dulu, Sayang, Pokoknya yang terbaik akan ku berikan kepadamu”. Ibu mertuaku mendengar apa yang ku katakan dan langsung menjawabnya.

Rasa dari kehalusan kain nilon tersebut memberikan sensasi tersendiri, cukup memeberikan rasa yang sangat membangkitkan gairah ku dan aku pun menyadari bahwa aku sudah berbuat terlalu jauh, dan aku sudah tidak bisa mengendalikan diri.

Dengan perlahan aku mulai meraih pinggiran bawah dari pakaian terusan yang dikenakan Ibu Mertuaku dan memulai dengan perlahan menaikannya keatas. Dalam beberapa detik mulai terlihatlah pangkal paha Ibu Mertuaku dengan pemandangan yang masih terbalut full dengan stoking. Aku berdecak kagum atas pemandangan itu, sebelum akhirnya Tanganku menaikan lagi lebih tinggi pakian Ibu Mertuaku beberapa inci keatas dan segera aku melihat bahwa Ibu Mertuaku ternyata tidak mengenakan celana dalam. Vaginanya yang berwarna merah jambu terlihat jelas. Terdengarlah kembali decak kagum yang keluar dari mulut ku.

“Ooohh….gila…tercukur dengan rapih!!”. Terucap dari mulut ku kekaguman itu dan aku memutarkan telapak tanganku kebelakang Ibu Mertuaku dan meraih kedua pantatnya yang sangat gempal dan montok dengan kedua tanganku dan mendorong pantat itu tepat kedepan mukaku sambil meremas pantat Ibu Mertuaku. Tangan ku mulai bergerilya meremas dengan sedikit kasar mencari lubang anus Rini dan mulai menggosong lubang tersebut dan jari2ku juga dan juga menyeruak ke dalam bibir Vagina Ibu Mertuaku diantara kedua pahanya.

Aku langsung memajukan kepalaku, dengan lidah aku mulai menjilati Vagina Ibu Mertuaku dengan sedikit menyentuh klitorisnya dengan sapuan2 lidahku. Dengan cepat Rini meraih belakang kepalaku dan menempelkan kuat2 kepalaku ke dalam Vaginanya, dan mulailah hisapan demi hisapan dan sapuan lidah ku ke dalam Vagina Ibu Mertuaku.

RINI : “Ohh..ahhh..ya sayang, lebih dalam lagi jilat agak dalam…sshhhakkhhh”. Ibu Mertuaku meracau dan mendesah.

Ku hirup dalam2 aroma bau2an vagina Ibu Mertuaku ke dalam hidungku dan kurasakan rasa dari bibir Vaginanya. Bisa dibilang, seblumnya saya tidak pernah sama sekali untuk mengubungi no telp Dia (Ibu Mertuaku) untuk mewujudkan impianku/fantasiku terhadap wanita ini. Tetapi sekarang, dia Rini Ibu Mertuaku, dengan membuka mengangkangkan kaki nya selebar mungkin, dengan tangannya yang memegang kepalaku dan mendesah kepadaku untuk terus memberikannya kepuasan birahi kepadanya dengan terus menjilati Vagina nya yang tercukur dengan rapih.

Ku tekan dengan kuat kepalaku kea rah Vagina nya, lidahku terus menelusuri bibir Vaginanya, sambil kujilati dan ku goyangkan lidahku keluar dan masuk Vaginanya. Tanganku tidak berhenti bergerilya dari remasan di Pantatnya sampai dengan belaian dipahanya lalu kembali lagi meremas pantat Ibu Mertuaku itu, merasakan kepuasan dari rasa halusnya kulit Pantat Ibu Mertuaku yang berpadu dengan tekstur halusnya kain Nilon stokingnya.

RINI : “Oooohhh sayang,ya …terus sayang, hisap yang kuat, tunjukan kehebatanmu padaku sayang”.

Kutekan lidahku kedalam vaginanya kujilat semampu lidahku menelusuri bibir Vaginanya, dan akhirnya Rini mulai terasa mengumpulkan untuk menahan klimaksnya.

RINI : “Ooohhh…Ooohh..Ibu mau keluar nih, ssshhhhh akkhhhh…aduhhh… gak tahan lagi”.

Ibu Mertuaku merintih dan menjerit sangat keras, nafasnya terlihat tidak teratur menahan orgasme yang menyerangnya, Vaginanya terasa sangat basah dan siap menyemburkan cairan kewanitaan.

Ku jilati terus lidahku sedalam dalamnya ke dalam Vagina Ibu Mertuaku sambil sesekali menekan klitorisnya dengan ujung lidahku, sesekali dia kembali menjerit seperti dimabuk kepayang, aku dapat merasakan menggilnya tubuh Ibu Mertuaku dengan wajahku yang benar2 lekat pada Vaginanya. Dan aku juga bisa merasakan mengalirnya cairan kewanitaan yang tersembur dari Vaginanya mengalir ke bibir, mulut dan lidahku.

Kutarik mundur kepalaku dari Vagina Rini Sang Ibu Mertuaku, Vaginanya terlihat memerah sangat sexy, bersamaan itu pula Rini secara otomatis berlutut dilantai seperti kehilangan topangan.

RINI : “Luar biasa sayang, enak banget. Kamu belum menyerah kan?”.
AKU : “Belum donk Bu, tapi Maaf ya Bu, soalnya kita sebelumnya belum pernah berbuat sampai sejauh ini”. Kataku sambil tersenyumkearah Ibu Mertuaku sambil meremas halus salah satu payudaranya.
RINI : “Bagus!! Oleh karena itu, sekarang Ibu Mau tau, apa yang bisa kamu lakukan ke Ibu?” Ibu mertuaku menyeringai genit kepadaku.
AKU : “Hmmm….kira2 apa ya bu, klo menurut ibu ngapain lagi nih kita?” Aku gentian menggoda dirinya.
Rini Sang Ibu Mertuaku merogohkan tangannya ke buah Zakarku, dan dia juga meraba batang Penisku yang sudah tegak tercetak di celanaku.
RINI : “Nah, ini dia, Ibu Mau tau kehebatan dari Penismu”. Sahut Ibu Mertuaku sambil meraba batang penisku.
AKU : “Ohh…yang ini memang sangat bagus Bu. Yang pasti anak perempuan ibu gak pernah mengeluh atau complain sama yang satu ini”.
RINI : “ Tapi kan aku bukan Nadya,lho…..Maksud Ibu, harapan ibu boleh dong lebih tinggi dari Nadya, Ibu mau yang lebih Dari kamu”

Rini berhenti bicara dan maju selangkah, untuk mulai melepaskan celanaku. Lalu Ibu mertuaku menyelipkan pinggulnya diantara kedua kakiku yang terbuka lebar, lalu dia memasukan tangannya kedalam celanaku untuk memegang dan merasakan ke-ereksian Penisku yang sudah sangat keras. Ketika aku rasakan genggaman tangannya pada batang penisku, kurasakan sensasi yang luar biasa, dan membuatku sedikit mengerang, ketika genggaman tangannya mulai mengocok penisku naik dan turun. Dan Ibu Mertuaku melihat kearah mataku, yang menyiratkan kepuasan sensasi bercinta dengan sang Ibu Mertua.

RINI : “Sudah berapa kali kamu membayangkan bersetubuh dengan ku, sayang..?”. Dia berkata sambil terus mengocok penisku.

Aku naikan salah satu alis mataku sesekali sambil bertatapan dengan mata Ibu Mertuaku, dengan maksud memberikan padangan yang mengejutkan hatinya, sambil sedikit tersenyum simpul kepadanya.

AKU : “Udah gak ke itung lagi Bu, sering banget”. Jawabku.
RINI : “Klo Ibu tuh sebenernya, udah dari dulu pengen banget bersetubuh dengan kamu sayang. Sampai kadang Ibu berpikir bahwa Nadya Anak perempuanku itu, egois banget ya nyimpen kamu untuk dirinya sendiri”.
AKU : “Lha bu, aku kan nikah sama dia Bu. BUkan sudah seharusnya begitu”. Jawabku sambil menahan nikmatanya kocokan demikocokan yang dilakukan oleh Ibu Mertuaku.
RINI : “Hmmmm….!!Betul sayang, tapi gak ada salhnyakan kamu tau sedikit tentang Ibu dari Istrimu”. Rini kembali menyanggah pendapat ku, dengan tersenyum lebar dengan penuh kenakalan.
AKU : “Ooohhh…sshhh….Akhhh…Apa tuh Bu, yang perlu aku tau tentang ibu?” Tanyaku sambil mendesah keenakan.
RINI : “Disaat aku ingin sesuatu yang agak nakal, dan pasti aku Ibu Mertuamu bisa mendapakannya. Dan apa yang ku mau sekarang adalah disetubuhi oleh mu Sayang, disetubuhi oleh Menantuku sendiri!!”

Matanya menatapku sangat nanar dan penuh nafsu birahi yang sangat tinggi, dia memandangiku sambil agak meremas batang penisku dengan sangat gemas.

AKU : “Ibu..ya..ya..yakin Bbbu dengan kata2 Ibu, gak takut dddosa bu?”
RINI : “Hahahaha…Sayang, Hidup ini sangat singkat lho,kenapa sih kita buang2 waktu, ayo Sayang, setebuhilah Ibu Mertuamu ini…!!”. Rini tertawa sambil menjawab pertanyaanku.

Aku melenguh panjang, merasakan antara kenakan dan mencoba berpikir kembali sebelum ini terjadi, bahwa kejadian ini terjadi begitu cepat. Tidak ada lagi yang bisa kupirkan. Sejauh ini yang bisa kupirkan hanyalah, sebuah fantasi terbesar dalam hidupku yang sedang terjadi.

Rini mulai menghentakan kocokannya dengan perlahan, saat kocokan keatas dia menghentakan keatas, saat kocokan kebabawah dihentakannya kebawah. Hentakan demi hentakan dari kocokannya membuatku seperti berada pada surga dunia yang sangat indah.

RINI : “Sekarang, Ibu mau kasih tau kamu, klo Ibu Mertuamu ini sangat suka sekali disetubuhi dengan pelan, tapi dengan hentakan yang keras. Aku suka dengan gerakan yang sedikit agak kasar, setelah kita selesai bercinta nanti, Ibu mau merasakan bahwa Ibu benar2 terasa habis disetubuhi”.
AKU : “Ibu juga suka kan ngomong agak kotor, iya kan?” Tanyaku, dan penisku sudah benar2 tegak dan sangat keras.

Baca Juga Cerita Sex Adik Ipar

RINI : “Nah itu dia Sayang, oleh karena itu Ibu bukan mau bercinta denganmu, tetapi Ibu hanya ingin bersetubuh denganmu, sayang. Ibu hanya ingin menyetebuhi menantu laki2 ibu!! Ya, selayaknya seperti binatang lah gitchu…, dan mungkin insting binatang telah merasuki kita sayang…hanya kepuasan..Lho. Kamu harus tau Sayang, binatang bersetubuh untuk berkembang biak, tapi masa2 reproduksi aku sudah berlalu lho…, tapi klo nafsu birahi Ibu Mertuamu ini akan tetap ada sampai kapan pun, Sayang”.

Rini sang Ibu mertuaku berbicara seperti itu kepadaku dengan cara sedikit melakukan desisan dan desahan yang terlihat seperti memimpikan kepuasan sensai birahi yang sangat luar biasa sambil dia berjongkok diantara kedua paha ku yang terbuka lebar dengan meremas remas bantang penisku, yang semakin membuatku terdiam bingung ingin menjawab apa dan gusar tak tertahankan untuk merasakan liang sanggama di dalam Vagina Rini Ibu mertuaku itu.

RINI : “Apa sayang, kamu mau apa sich?Gmn, kamu tertarik tak, untuk menyetubuh kelinci betina yang sekarang sedang menyiksamu ini?”.

Untuk sementara aku terdiam bingung amu menjawab apa. Tetapi sisi liar Ibu Mertuaku sangat membangkitkan gairah birahiku, apalagi perkataannya tentang sex yang sangat membuatku terangsang, dan aku belum pernah mengalami keterangsangan seperti ini, dengan Nadya sekalipun, sambil diiringi remasan2 yang sedikit agak kasar kepada Penisku dengan hentakan2 kopcokannya, yang makin membuatku tersiksa menahan gejolak nafsu birahi untuk menyetubuhinya yang sudah tidak mungkin aku bending lagi, memang penisku terasa gak sakit dengan kekasarannya tapi sensasinya membuat ku menikmati perlakuan dan gerakan tersebut.

AKU : “Ooohhh….akkhhh, Ibu…..sshhhh… Aku akan bersetubuh dengan Kelinci Betina ini, kapanpun dia mau”.

Aku menjawab pertanyaannya sambil menikmati siksaan birahi yang dilakukan terhadap penisku, dan Rinisambil tersenyum dan dia tau, akhirnya dia hampir sukses untuk menggoda ku.

RINI : “BIlang dong sayang, bagaimana caranya rusa jantan muda ini menyetubuhi ku?Apa yang akan kamu lakukan dengan Penismu yang sudah berdiri tegak dank eras ini, terhadap Ibu Mertuamu ini?”.

Akhirnya aku tau sekarang, kapan aku harus melontarkan kata2 ini kepada Ibu Mertuaku yang aku hormati, segani, yang sekarang terlihat seperti pelacur, yang siap untuk disetubuhi oleh Suami dari anak kandunya sendiri.

AKU : “Aku akan menyodok Vagina Ibu dengan menghantamkan penisku sedalam2nya, dan kamu akan menikmatinya Kelinci Betina Cabul!! Akan ku kocok penisku ini sedalam2nya di dalam Vaginamu, Pelacur..!!!”
RINI : “Ooo yeah….Dasar kamu penis bajingan, kata2 kamu jadi bikin ibu Horny bgt deh…apakah cmn ini aja kata2 berengsek yang bisa keluar dari mulut kamu?”
AKU : “Tunggu aja bu, dan lihat apa yang akan terjadi nanti”. Jawabku.

Sambil kukatakan itu, aku mendorong Ibu Mertuaku kelantai, hingga dia agak terduduk akibat doronganku, dan terlihat kakinya yang terbuka lebar, dan aku lagsung mencengkram kedua pahanya dan agak melbarkannya lebih lebar lagi, aku mendorong badannnya kedepan sampai aku rasakan pinggulku berada pada jarak terdekat dengan liang vaginanya, dan aku dapat merasakan kepala penisku menyentuh klitorisnya. Aku tahan batangpenisku agar tidak langsung masuk kedalam vaginanya, dan aku mulai memegang batang penisku ku kocok perlahan an aku gesek2an pada bibir vaginanya.

AKU : “Vagina mu sdh siap belum untuk ku tusuk, perek..!!” Kutanya Ibu Mertuaku dengan kata yang agak kasar.
RINI : “Aku udah pernah merasakan yang lebih besar dari ini, bajingan..!!” Katanya sambil sedikit mendesah dan memajukan pinggulnya.
AKU : “Yeahhh…aku berani bertaruh, berarti udah banyak kan yang masukin Penisnya ke Vagina Ibu…hehehe”. Aku mencoba membalas pernyataannya.
RINI : “Apa kamu bilang…?? Klo aku membuka pahaku untuk semua lelaki,katamu..?
AKU : “Yup, benerkan bu.., kan Ibu tadi bilang pernah rasain yang lebih gede…hehe”.
RINI : “Yeahhhh…,hehehe…tapi Ibu Yakin koq, pasti ada lelaki yang bisa melakukan ini lebih baik dari kamu,..hahahaha”. Ibu mertuaku tertawa, tetap dia terlihat selalu mengcilkan hatiku, atau dia berkeinginan besar akan kepuasan yang nanti akan kuberikan kepadanya.

Aku sudah tidak sabar lagi memposisikan penisku di depan gerbang kenikmatan itu, bibir vaginanya sduah terlihat sangat basah becek, dan siap menerima hujam2 hujaman dari penisku.
AKU : “Aah..berisik banget sih Bu…dasar Ibu Mertua Pelacur….mending rasain ini…!!”
Aku katakan sambil mendorong maju pinggulku dengan sekali hentakan yang menyebabkan Penisku masuk sedalam

3 inci kedalam Vagina Ibu Mertuaku dan aku dapat merasakan bahwa ini belum masuk sepenuhnya, ku tarik lagi penisku secara pelahan dan ku hujamkan lagi kali ini penisku dengan hentakan yang lebih keras dari hentakan awal. Kurasakan vaginanya yang memang terasa masih sempit walau dengan hempasan keras penisku, aku masih merasa belum sepenuhnya masuk. Dengan hujaman penisku yang agak kasar, kulihat Ibu Mertuaku menjerit, entah kesakitan atau menikmati dan kulihat kuku jarinya mencakar dan mencengkram karpet yang menjadi alas persetubuhan kami di lantai, yang baru kusadari bahwa teriakannya adalah sebuah jeritan dari dampak kenimatan birahi sebuah sensasi benturan yang sangat kuat dari Penisku terhadapa liang Vaginanya yang sangat tiba2 dan terasa agak mendadak.

RINI : “Akkhhhh……sshhhhh eemmpffff….yesss, iya sayang masukin penismu yg dalam ke Vagina Ibu, setubuhi aku…sayang…!! Berikanlah Ibu Mertuamu ini kepuasan yang terbaik!!” Keluarlah kata2 dan jeritan mendesah dari mulutnya, kutindih tubuhnya yang sangat sexy dan sangat menggiurkan itu.

Dengan menindih tubuh Ibu Mertuaku, aku memberikan respon atas perkataannya. Ku lanjutkan pompaan penetrasi pada Vagina Ibu Mertuaku yang makin basah berlendir dengan hujaman hujaman yang cukup keras dan bertenaga dengan sangat perlahan dan semakin dalam tiap hujamannya.

Hentakan demi hentakan yang semakin dalam kuberikan dari penisku terhadap Vagina Ibu Mertuaku Rini, memberikan sensasi tersendiri yang sangat luar biasa yang dapat kurasakan, setiap hentakan membuat Rini Sang Ibu Mertuaku menjerit kesakitan, mendesah keenakan dimana rasa itu bercampur menjadi satu untuk dia rasakan, tubuhnya pasrah menerima hujaman dan tikaman dari Menantunya, wajahnya sedikit memerah menahan rasa sakit pada Vaginanya yang memang ku hantam sangat keras dengan penisku, siksaan demi siksaan birahi dari nafsu persetubuhan kami yang kami lakukan membawa kenikmatan tersendiri bagi dirinya dan kepuasan bagiku dengan melihat wajahnya yang sangat cantik sexy dan menawan akhirnya dapat kusetubuhi, anganku terwujud. Ibu Mertuaku seperti ketagihan akan rasa sakit dan nikmat yang dia rasakan sewaktu penisku keluar masuk di Vaginanya.

Dalam beberapa detik akhirnya Vagina Rini mulai agak melonggar dan terasa tidak terlalu sempit lagi, dan akhirnya bisa menerima penisku seutuhnya di dalam vaginanya. Tubuhnya mulai mengikuti irama hentakan penetrasiku maju dan mundur, tiap gerakan, kami nikmati dengan penuh konsentrasi dan tiap gerakan juga menciptakan bunyi seperti tepukan atara basahnya kulit yang beradu akibat benturan demi benturan yang tercipta, menambahkan sensasi persetubuhan tabu yang sangat terlarang ini makin nikmat dan tidak ternilai keindahannya, antara diriku dan Ibu Mertuaku.

Melihat kebawah, kearah Tubuh Ibu Mertuaku yang sangat menggoda, aku merasakan suatu nafsu dari gairah keintiman yang mendadak secara tiba2 muncul untuk mencium Ibu Mertuaku. Kumajukan sedikit wajahku kearah bawah searah dengan wajah Rini Sang Ibu Mertuaku, dengan posisi penisku tetap melakukan penetrasi pada vaginanya, kutatap matanya tanpa basa basi langsung kukecup bibirnya yang bergincu merah muda, kulumat bibinya dengan bibirku dengan sedotan2 penuh nafsu.

Dengan hisapan bibirku terhadap bibirnya, Ibu Mertuaku bereaksi dengan melingkarkan kedua lengannya kepunggungku dan memeluku dengan sangat erat, Rini mendekapku sangat erat penuh dengan nafsu binatang, dia membalas tiap ciuman yang kulakukan dengan penuh kegilaan, persetubuhan ini telah dimulai, persetubuhan yang sangat erotis sensasional dan penuh dengan kenikmatan dosa yang sangat berbirahi tinggi, antara aku dengan Ibu Mertuaku.

Ku jejalkan lidahku kedalam mulutnya sampai dengan ketenggorokannya, Ibu Mertuaku membalas dengan menghisap lidahku dengan penuh nafsu, kulihat percumbuan kami, Mata Ibu Mertuaku terpejam menikmati digauli oleh menantunya, dan mungkin dia membayangkan bahwa lidahku adalah penis yang sedang merogoh masuk ke dalam mulutnya.

Kami mencium,menghisap, menjilat an menggoda satu sama lain, gairah dari nafsu birahi kami mulai memuncak, suara2 desahan, keanakan, dan jeritan kami memenuhi selurh ruangan tengah, dimana tempat kami sedang bergumul. Beberapa saat persetubuhan kami, aku merangkul erat tubuhnya dan memutar posisi kami tanpa melepaskan penetrasi antara penisku dan vaginanya, sekarang Rini Ibu Mertuaku berada diatasku dan aku bisa melihatnya lebih liar, seperti pelacur yang sedang beraksi.Cerita Sex Terbaru

Gairah persetubuhan terus berlanjut, Rini mulai merebahkan tubunya diatas tubuhku dan mukanya bertumpu pada pundakku yang dimana wajahnya menjadi tepat disebelah pipiku, dan dia memerintahkanku untuk mencium kembali bibirnya, perintahnya langsung kulakukan dengan mendekap erat tubuhnya.

Tiba2 Rini menarik bibirnya dari bibirku, dan kembali duduk diatasku bertumpu pada lututnya. Dia sedang merasakan kenikmantan dari kerasnya batang penisku yang seutuhnya ada didalam dirinya di dalam Vaginanya yang masuk sangat dalam, dan dapat kurasakan penisku menyentuh diding rahimnya, dimana tempat Istriku Nadya dikandungnya selama 9 bulan, tetapi karena sekarang Ibu Mertuaku berada diatasku sepertinya sekarang dia ingin mengendalikan sepenuhnya Persetubuhan ini.

Dengan gayanya yang sudah pasti bagaikan pelacur tingkat tinggi, Ibu Mertuaku meremas remas kedua payudaranya dengan kedua tangannya sambil menaik turunkan badanya memompa vaginanya terhadap penisku, ketebalan penisku tengelam dilahap oleh Vagina Ibu Mertuaku, dan aku mulai merasakan cairan Vagina Ibu Mertuaku mulai mengalir keluar melalui sela2 antara batang penisku dan bibir Vaginanya.

Aku berbaring santai saati itu penuh dengan ke relaks-an, memandang keatas kearah Ibu Mertuaku, memuaskan birahiku dengan memandangi pemandangan yang sangat luar biasa yang baru kali ini aku alami seumur hidupku, sepasang payudara wanita berumur yang masih sanagt indah bergantung dan berggoyang naik turun yang terlihat dari dalam pakaiannya yang sangat halus menerawang.

Payudaranya membuatku menjadi membayangkan sebuah gelombang, sebuah gelombang payudara yang cukup berisi dan padat yang siap timbul ke permukaan. Ku raih payudara Ibu Mertuaku itu, kuremas dengan telapak tangan ku satu demi satu. Ku nimtai sensasi itu, impianku selama ini yang akhirnya terwujud, payudara yang indah yang masih terlihat seperti wanita yang sedang menyusi, masing sangat montok sekali dan sangat natural.

RINI : “Iya sayang, kaya gitu, pegang terus payudara Ibu, selagi aku menaiki kamu,…akkhhhh Sayang,….Ooh…aah….saaaayang…aku mau kamu sepenuhnya sayang,seutuhnyaaaa…,Ibu mau setiap inci-nya dari

Penismu memenuhi Vaginaku….aaarrgghhhhh!!!”.

Ibu mertuaku terlihat seperti akan mencapai klimasknya, tubuhnya tegang dan makin liar seperti binatang, tubunh ibu mertuaku maju sedikit agak membungkuk dan memindakkan tangannya keatas dadaku dan mencengkram erat dadaku dengan cakarnya dan berpindah lagi ke lantai bersamaan dengan tubuhnya yang mulai menggerakan pinggulnya dengan cepat, sangat menggebu gebu agak kasar, nafasnya mulai tidak teratur sering dengang kocokan Vaginanya terhadap Penisku naik dan turun, yang memang rasanya sangat luar biasa.

RINI : “Ooohhhh…sayang…aku sebentar lagi nih…hhhuuufffff….argghhhhhh…., sangat…sangat gak tahan nih Ibu

Mertuamu…!! Buat aku puas sayang…buat aku klimaks…, setubuhilah Ibu Mertuamu yang sekarang menjadi Kelinci mu yang binal, dan puaskan pelacurmmuuuuu ini sssaaaayangg…!!”.

Ku raih lagi kedua payudaranya dengan kedua telapak tanganku, kujepit putingnya dengan jari2 ku sambil kuremas payudaranya, yang mengakibatkan Ibu Mertuaku menjerit nikmat.

AKU : “Iya Bu…nikmatin Bu, semprotin Cairan klimaks Ibu ke Penisku, biar aku bisa rasakan vagina ibu lebih nikmat lagi!!”.

Beberapa kalimat yang terlontar dari mulut Ibu Mertuaku. Bola matanya terpejam di balik kelopak matanya, tubuhnya seperti menjadi kaku, Vaginanya mengjang sangat hebat, mulutnya terbuka menganga meracau tidak karuan dan beberapa detik kemudian Rini mendesah, mengerang hebat, tubuhnya bergetar, seperti anjing betina yang sedang melonglong disetubuhi pejantannya, dan aku langsung bisa merasakan hangatnya cairan Vagina Ibu Mertuaku yang sebenarnya Cairan surgawi Ibu Mertuaku yang mengalir menelusuri batang penisku yang masih tertancap di Vaginanya.

Akhirnya tubuh Ibu Mertuaku merosot tumbang ke dadaku, tubuhnya masih sedikit bergetar agak gemetaran efek dari klimaks yang baru dialaminya tadi, Ibu Mertuaku mendesah dengan sedikit mengerang halus ke kupingku sebagai tanda bahwa dia telah mencapai puncak kenikmatan klimaks dari persetubuhan yang kami lakukan.

RINI : “Ohh Sayang, yampun…Itu tadi benar2 Surga, Ibu Merasa seperti di Surga”. Desahan yang keluar dari mulut Ibu Mertuaku.

Aku berpikir, bahwa urusanku belum selesai, jika dia sudah aku belum. Memang kurasakan tubuh Ibu Merutaku sudah sangat lemas lunglai dan merosot diatas tubuhku, tetapi Penisku masih berdiritegak dengan kerasnya di dalam Vaginanya, sudah sampai sejauh ini tindakan dari kami berdua dan aku juga harus mendapatkan kepuasan darinya, dan ini adalah penentuanku untuk segera mengisi penuh rahimnya dengan spermaku, sebelum dia tersadar dari kelemasannya.

Dengan mendekap erar kembali tubuhnya, dengan segala sisa keatanku kubalikan kembali posisiku seperti awal dengan posisi sekarang berada ku diatas Ibu Mertuaku. Hal ini ternyata tidak diperkirakan dan tidak seperti yang Ibu Mertuaku harapkan, dan sperti yang sudah terjadi dengan keadaannya di bawahku, Ibu Mertuaku mulai merasakan kembali serangangan dan hujaman secar penuh penisku kedalam Vaginanya.

RINI : “Ya ampun Sayang, udah donk…jangan lagi…plisss!!”. Dia memohon kepadaku.

Aku sama sekali tidak mempedulikan perkataannya. Aku selipkan tanganku ke bawah masing2 pahanya dan secepat mungkin mengangkat pahanya keatas dan membuka lebar sampai dengakulnya hampir saja menyentuh payudaranya. Sesegera mungkin ku tancapkan dalam2 penisku kedalam vagina Ibu Mertuaku sampai kurasakan kembali dinding rahimnya yang menyentuh kepala penisku, dan aku kembali merasakan nikmatnya kelaur masuk penisku di Vaginanya yang masih terasa agak basah tetapi juga agak kesat, dan disitulah letak kenikmatannya.
RINI : “Tidaaaakk….sayang, jangannn,Plis..!!”. Ibu mertuaku sudah kehabisan tenaga.

Tanpa mendengarkan perkataannya, tanpa ampun kuhentakan penisku yang masih teteap keras ke dalam Vaginanya secara kasar dan kali ini temponya sangat cepat, kumasukan lagi..lagi..dan lagi…tanpa menghiraukannya.

RINI : “No…no…jangan…lagi..sayang…Oohhhh yeaahhhh akhhh yesss..”. Rini kembali mengerang keenakan seiring dengan dirinya mendekati klimas untuk yang kedua kalinya.

Ku tekan kebawah sekuat tenaga, tubuhku menindih paha Ibu Mertuaku yang sudah terbuka lebar hingga hampir menyentuh payudara Rini, dan posisi ini adalah posisi yang paling sempurna untuk melepaskan spermaku ke dalam Rahim Ibu Mertuaku.

RINI : “Ooohh..yesss…bajingan kamu Nang,…yes..yes…yes…selesaikanlah cepat…”.
Rini mencoba mengangkat tubuhku dengan sekuat tenaganya, karena daya dorong tubuhku yang terlalu kuat, dan efek dari klimaksnya yang kedua yang kembali menyiksanya di dalam kenikmatan, semua syaraf seperti bersetruman satu sama lain, tetapi tubuhku tetap memompa dirinya, mungkin Ibu Mertuaku berpikir aku menggunakan Penisku dengan sangat kasar kepadanya dan mungkin dia menyukainya, kulakukan Penisku untuk menghujam Vaginanya seperti mau menombak lantai.Cerita Sex Terbaru

Akhirnya aku memuncratkan Cairan surgawi lelakiku ke dalam Rahim Ibu Mertuaku, dimana tempat Istriku Nadya dikandung dan dilahirkan, dan Ibu Mertuaku akhirnya bisa mendengar raungan hebat yang keluar dari mulutku, dan Rini mulai merasakan tubuhku mulai melemas, dan kupingnya bisa mendengar desahan kepuasan yang keluar dari mulutku dan aku sangat yakin nahwa Ibu Mertuaku dapat merasakan ledakan yang menyemprotkan benih kehidupan yaitu cairan putih kental yang membanjiri Rahimnya.

Ibu Mertua ku pun bisa merasakan tubuh menantunya seperti tumbang diatasnya dan mulai melemas, otot2 ku mulau relaks kembali, aku merosot merebah ketubuh Ibu Mertuaku, dan kejadian ini akhirnya berakhir.
Ku cabut Penisnku dari Vagina Ibu Mertuaku, dan aku pindah berbaring di sebelahnya dan sedikit melakukan percakapan selepas permaianan sex terlarang ini. Dengan sedikit percumbuan mesra yang kadang masih kami lakukan sesekali.

Ciuman ringan sesekali kukecupkan di bibir Ibu Mertuaku, dan juga bergantian. Pada akhirnya kami berdua menyadari bahwa di malam yang basah dan dingin ini, dengan semua kejadian yang telah terjadi merubah hubungan aku dan Ibu Mertuaku, antara Mertua dan Menantu, entah menjadi apa, yang pasti kami tau sama tau dan mau sama mau. Di lain waktu kadang kami lakukan kembali, jika memang keadaan sedang mendukung.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.

Dosen Cantik

Cerita Sex Terbaru | Sebut saja namaku Rudi, Aku adalah mahasiswa tingkat akhir di sebuah universitas di Surabaya.

Cerita Sex Terbaru Dosen Cantik
Di kampus aku mempunyai seorang dosen yang cantik dan lembut. Namanya Bu Via. Berkenaan dengan Bu Via, ada sesuatu yang membuat kehidupanku lebih indah dan menyenangkan selama hampir tiga bulan ini.

Bermula pada suatu siang ketika aku melakukan bimbingan suatu tugas akhir. Di jurusanku sebelum masuk ke skripsi, seorang mahasiswa harus mengambil tugas akhir mengerjakan sebuah desain. Bu Via adalah pembimbingku untuk tugas tersebut. Bimbingan berlangsung singkat saja, karena Bu Via ada tugas lain di luar kampus saat itu. Ketika selesai, Bu Via bilang padaku agar datang ke rumahnya saja pada malam harinya untuk melanjutkan bimbingan. Malamnya aku datang.
Rumahnya ada di sebuah kompleks perumahan yang sepi dan tenang. Bu Via sudah bercerai dari suaminya. Ia berumur sekitar 37 tahun, dengan seorang anak yang masih bersekolah TK. Meskipun sudah berumur 37 tahun, namun Bu Via masih kelihatan seperti baru lepas ABG saja. Kulitnya putih, bersih dan segar. Bodinya langsing, meskipun tidak terlalu tinggi. Pada kaki dan tangannya ditumbuhi bulu-bulu halus, tapi cukup lebat, yang kontras dengan kulitnya yang putih itu. Saat itu merupakan liburan TK-SD dan anaknya sedang berlibur di rumah sepupunya yang seumur dengan dia.
Aku dan Bu Via sebenarnya memang sudah cukup akrab. Dia pernah menjadi dosen waliku dan beberapa kali aku pernah datang ke rumahnya, sehingga aku tidak canggung lagi. Apalagi dalam banyak hal selera kami sama, misalnya soal selera musik. Setelah bimbingan selesai, kami hanya mengobrol ringan saja. Kemudian Bu Via minta tolong padaku.
“Rud, slot lemari pakaian di kamarku rusak, bisa minta tolong diperbaiki?”, begitu katanya malam itu.
Kemudian aku dibawa naik ke lantai dua, ke kamarnya. Kamarnya wangi. Penataan interiornya juga indah. Kurasa wajar saja, sejak semula aku tahu ia punya selera yang bagus. Itu pula yang membuat kami akrab, kami juga sering memperbincangkan soal-soal seperti itu, selain soal-soal yang berkaitan dengan kampus. Aku tersenyum ketika melihat sebagian isi lemari pakaiannya.
Lingerie-nya didominasi warna hitam. Aku juga menyukai warna seperti itu. Warna seperti itu sering pula kusarankan pada Kiki cewekku untuk dipakainya, karena dengan pakaian dalam seperti itu membuatku lebih bergairah. Bu Via hanya tersenyum melihatku “terkesan” menyaksikan tumpukan lingerie-nya. Dengan serius kuperbaiki slot pintu lemarinya yang rusak. Ia keluar meninggalkanku sendirian di kamarnya. Sesaat kemudian pekerjaanku selesai. Saat itu Bu Via masuk. Tiba-tiba tanpa kusangka, ia melap peluh di dahiku dengan lembut. AC di kamarnya memang dimatikan, sehingga udara gerah.
“Panas Rud? Biar AC-nya kuhidpkan”, begitu katanya sambil menghidupkan AC.
Saat kekagetanku belum hilang, ia kembali melap keringat di dahiku.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Dan kali ini bahkan dengan lembut ia mendekatkan wajahnya ke wajahku. Segera aku menyambar aroma wangi dari tubuhnya hingga membuat jantungku berdetak tidak seperti biasanya. Bahkan kemudian ia melanjutkan membuat detak jantungku semakin kencang dengan mendekatkan bibirnya ke bibirku. Sesaat kemudian kusadari bibirnya dengan lembut telah melumat bibirku. Kedua tangannya dilingkarkan ke leherku dan semakin dalam pula aroma wangi tubuhnya terhirup napasku, yang bersama tindakannya melumat bibirku, kemudian mengalir dalam urat darahku sebagai sebuah sensasi yang indah.
Ia terus melumat bibirku. Lalu tangannya pelan-pelan membuka satu persatu kancing kemejaku. Saat itu aku mulai mampu menguasai diriku. Maka dengan pelan-pelan pula kubuka kancing blusnya. Setelah kemejaku lepas, ia menarik resliting jeansku. Begitu pula yang kulakukan dnegan roknya, kutarik resliting yang mengunci rokya. Kemudian ia melepaskan bibirnya dari bibirku dan membuka matanya.
Saat itu aku terbelalak melihat keindahan yang ada di depan mata. Payudaranya sedang-sedang saja, tapi indah dan terlihat kencang dibungkus bra hitam bepotongan pendek berenda yang membuat barang indah itu tampak semakin indah. Payudaranya seolah “hanging wall” yang mengundang seorang climber untuk menaklukkannya dengan hasrat yang paling liar. Dan menengok ke bawah, aku semakin dibuat terkesan serta jantungku juga semakin berdetak kencang. Di balik celana dalam dengan potongan yang pendek yang juga berwarna hitam berenda yang indah, tersembul bukit venus yang menggairahkan. Di tepi renda celana itu, tampak rambut yang menyembul indah melengkapi keindahan yang sudah ada.Cerita Sex Terbaru
Kulihat Bu Via juga tersenyum menatap lonjoran tegang di balik celana dalamku. Tangannya yang lembut mengelus pelan lonjoran itu. Sensasi yang menjelajahi aliran darahku kemudian menggerakkan tanganku mengelus bukit venusnya. Ia tampak memejam sesaat dengan erangan yang pelan ketika tanganku menyentuh daging kecil di tengah bukit venus itu. Ia kemudian melanjutkan tindakannya melumat bibirku dengan lembut. Bibirnya yang lembut serta napasnya yang wangi kembali membuatku dialiri sensasi yang memabukkan. Ia rupanya memang sabar dan tidak terburu-buru untuk segera menuju ke puncak kenikmatan.
Bibirnya kemudian ia lepaskan dari bibirku dan ia menyelusuri leherku dengan bibirnya. Napasnya membelai kulit leherku sehingga terasa geli namun nikmat. Kadang-kadang ia mengginggit leherku namun rupanya ia tidak ingin meninggalkan bekas. Ia tahu bahwa aku punya pacar, karena belum lama, Kiki kuperkenalkan padanya saat kami bertemu di sebuah toko buku.
Ia kemudian turun ke dadaku dan mempermainkan puting susuku dengan mulutnya, yang membuat aliran darahku dialiri perasaan geli tapi nikmat. Semakin ke bawah ia diam sesaat menatap batang yang tersembunyi di balik celana dalamku, yang waktu itu juga berwarna hitam. Sesaat ia mempermainkannya dari luar. Ia kemudian dengan lembut menarik celana dalamku. Ia tersenyum ketika menyaksikan penisku yang tegak dan kencang, seperti mercu suar yang siap memandu pelayaran gairah libido kewanitaannya.
Dengan lembut ia kemudian mengulum penisku. Maka aliran hangat yang bermula dari permukaan syaraf penisku pelan-pelan menyusuri aliran darah menuju ke otakku. Aku serasa diterbangkan ke awan pada ketinggian tak terukur. Bu Via terus mempermainkan lonjoran daging kenyal penisku itu dengan kelembutan yang menerbangkanku ke awang-awang. Caranya mempermainkan barang kejantananku itu sangat berbeda dengan Kiki cewekku. Kiki melakukannya dengan ganas dan panas, sedangkan Bu Via sangat lembut seolah tak ingin melewatkan seluruh bagian syaraf yang ada di situ. Cukup lama Bu Via melakukan itu.
Ketika perjalananku ke awang-awang kurasakan cukup, kutarik penisku dari dekapan mulut lembutnya. Giliran aku yang ingin membuat dia terbang ke awang awang. Maka kubuka bra yang menutupi payudara indahnya. Semakin terperangahlah aku dengan keindahan yang ada di depan mataku. Di depanku bediri dengan tegak bukit kembar yang indah sekaligus menggairahkan. Di sekitar puncak bukit itu, di sekitar putingnya yang merah kecoklatan, tumbuh bulu-bulu halus. Menambah keindahan buah dadnya. Tapi aku tidak memulainya dari situ. Aku hanya mengelus putingnya sebentar. Itupun aku sudah menangkap desah halus yang keluar dari bibir indahnya.
Kumulai dari lehernya. Kulit lehernya yang halus licin seperti porselen dan wangi kususuri dengan bibirku yang hangat. Ia mendesah terpatah-patah. Apalagi ketika tanganku tak kubiarkan menganggur. Jari-jariku memijit lembut bukit kenyal di dadanya dan kadang-kadang kupelintir pelan puting merah kecoklat-coklatan yang tumbuh matang di ujung buah dadanya itu. Kurasakan semakin lama puting itu pun semakin keras dan kencang. Setelah puas menyusuri lehernya, aku turun ke dadanya. Dan segera kulahap puting yang menonjol merah coklat itu. Ia menjerit pelan. Tapi tak kubiarkan jeritannya berhenti.
Kusedot puting itu dengan lembut. Ya, dengan lembut karena aku yakin gaya seperti itulah yang diinginkan orang seperti Bu Via. Mulutku seperti lebah yang menghisap kemudian terbang berpindah ke buah dada satunya. Tapi tak kubirakan buah dada yang tidak kunikmati dengan mulutku, tak tergarap. Maka tangankulah yang melakukannya. Kulakukan itu berganti-ganti dari buah dada satu ke buah dadanya yang lain.
Setelah puas aku turun bukit dan kususuri setiap jengkal kulit wanginya. Dan saat aku semakin turun kucium aroma yang khas dari barang pribadi seorang perempuan. Aroma dari vaginanya. Semakin besarlah gairah yang mengalir ke otakku. Tapi aku tidak ingin langsung menuju ke sasaran. Cara Bu Via membuatku melayang rupanya mempengaruhiku untuk tenang, sabar dan pelan-pelan juga membawanya naik ke awang-awang. Maka dari luar celana dalamnya, kunikmati lekuk bukit dan danau yang ada di situ dengan lidah, bibir dan kadang-kadang jari-jemariku. Kusedot dengan nikmat bau khas yang keluar dari sumur yang ada di situ.Cerita Sex Terbaru
Setelah cukup puas, baru kutarik celana dalamnya pelan-pelan. Aku tersentak menyaksikan apa yang kulihat. Bukit venus yang indah itu ditumbuhi rambut yang lebat. Tapi terkesan bahwa yang ada di situ terawat. Meski lebat, rambut yang tumbuh di situ tidak acak-acakan tapi merunduk indah mengikuti kontur bukit venus itu. Walaupun aku pernah membayangkan apa yang tumbuh di situ, tapi aku tidak mengira seindah itu. Cerita Bokep
Ya, aku dan teman-temanku sering bergurau begini saat melihat Bu Via: jika rambut di tempat yang terbuka saja subur, apalagi rambut di tempat yang tersembunyi. Dan ternyata aku bisa membuktikan gurauan itu. Ternyata rambut di tempat itu memang luar biasa. Bahkan aku yang semula berpikir rambut yang menghiasai vagina Kiki luar biasa karena subur dan indah, kemudian menerima kenyataan bahwa ada yang lebih indah, yaitu milik Bu Via ini. Dari samping keadaan itu seperti taman gantung Raja Nebukadnezar saja :-).
Segera berkelebat pikiran dalam otakku, betapa menyenangkannya tersesat di hutan teduh dan indah itu. Maka aku segera menenggelamkan diri di tempat itu, di hutan itu. Lidahku segera menyusuri taman indah itu dan kemudian melanjutkannya pada sumur di bawahnya. Maka Bu Via menjerit kecil ketika lidahku menancap di lubang sumur itu. Di lubang vaginanya. Bau khas vagina yang keluar dari lubang itu semakin melambungkan gairahku. Dan jeritan kecil itu kemudian di susul jeritan dan erangan patah-patah yang terus menerus serta gerakan-gerakan serupa cacing kepanasan. Dan kurasa ia memang kepanasan oleh gairah yang membakarnya.
Aku menikmati jeritan itu sebagai sensasi lain yang membuatku semakin bergairah pula menguras kenikmatan di lubang sumur vaginanya. Lendir hangat khas yang keluar dari dinding vaginanya terasa hangat pula di lidahku. Kadang-kadang kutancapkan pula lidahku di tonjolan kecil di atas lubang vaginanya. Di klitorisnya. Maka semakin santerlah erangan-erangan Bu Via yang mengikuti gerakan-gerakan menggelinjang. Demikian kulakukan hal itu sekian lama.
Kemudian pada suatu saat ia berusaha membebaskan vaginanya dari sergapan mulutku. Ia menarik sebuah bangku rias kecil yang tadi menjadi ganjal kakinya untuk mengangkang. Aku dimintanya duduk di bangku itu. Begitu aku duduk, ia kembali memagut penisku dengan mulutnya secara lembut. Tapi itu tidak lama, karena ia kemudian memegang penisku yang sudah tidak sabar mencari pasangannya itu.
Bu Via membimbing daging kenyal yang melonjor tegang dan keras itu masuk ke dalam vaginanya dan ia duduk di atas pangkuanku. Maka begitu penisku amblas ke dalam vaginanya, terdengar jeritan kecil yang menandai kenikmatan yang ia dapatkan. Aku juga merasakan kehangatan mengalir mulai ujung penisku dan mengalir ke setiap aliran darah. Ia memegangi pundakku dan menggerakkan pinggulnya yang indah dengan gerakan serupa spiral. Naik turun dan memutar dengan pelan tapi bertenaga.
Suara gesekan pemukaan penisku dengan selaput lendir vaginanya menimbulkan suara kerenyit-kerenyit yang indah sehingga menimbukan sensasi tambahan ke otakku. Demikian juga dengan gesekan rambut kemaluannya yang lebat dengan rambut kemaluanku yang juga lebat. Suara-suara erangan dan desahan napasnya yang terpatah-patah, suara gesekan penis dan selaput lendir vaginanya serta suara gesekan rambut kemaluan kami berbaur dengan suara lagu mistis Sarah Brightman dari CD yang diputarnya.
Barangkali ia memang sengaja ingin mengiringi permainan cinta kami dengan lagu-lagu seperti itu. Ia tahu aku menyukai musik demikian. Dan memang terasa luar biasa indah, pada suasana seperti itu. Apalagi lampu di kamar itu juga remang-remang setelah Bu Via tadi mematikan lampu yang terang. Dengan suasana seperti itu, rasanya aku tidak ingin membiarkan setiap hal yang menimbulkan kenikmatan menjadi sia-sia. Maka aku tidak membiarkan payudaranya yang ikut bergerak sesuai dengan gerakan tubuhnya menggodaku begitu saja. Kulahap buah dadanya itu. Semakin lengkaplah jeritannya.
Matanya yang terpejam kadang-kadang terbuka dan tampak sorot mata yang aku hapal seperti sorot yang keluar dari mata Kiki saat bercinta denganku. Sorot matanya seperti itu. Sorot mata nikmat yang membungkus perasaannya. Sekian lama kemudian ia menjerit panjang sambil meracau..
“Ah.. Aku.. Aku orgasme, Rud!”
Sesaat ia terdiam sambil menengadahkan wajahnya ke atas, tapi matanya masih terpejam. Kemudian ia melanjutkan gerakannya. Barangkali ia ingin mengulanginya dan aku tidak keberatan karena aku sama sekali belum merasakan akan sampai ke puncak kenikmatan itu. Sebisa mungkin aku juga menggoyangkan pinggulku agar dia merasakan kenikmatan yang maksimal. Jika tanganku tidak aktif di buah dadanya, kususupkan di selangkangannya dan mencari daging kecil di atas lubang vaginanya, yang dipenuhi oleh penisku.
Meskipun Bu via seorang janda dan sudah punya anak, aku merasa lubang vaginanya, seperti seorang ABG saja. Tetap rapat dan singset. Otot vaginanya seakan mencengkeram dengan kuat otot penisku. Maka gerakan pinggulnya untuk menaik turunkan bukit venus vaginanya menimbulkan kenikmatan yang luar biasa. Dan sejauh ini aku tidak merasakan tanda-tanda lahar panasku akan meledak.
Bu Via memang luar biasa, ia seperti tahu menjaga tempo permainannya agar aku bisa mengikuti caranya bermain. Ia seperti tahu menjaga tempo agar aku tidak cepat-cepat meledak. Memang sama sekali tidak ada gerakan liar. Yang dilakukannya adalah gerakan-gerakan lembut, tapi justru menimbulkan kenikmatan yang luar biasa, terutama karena aku jarang bercinta dengan perempuan lembut seperti itu. Sekian lama kemudian aku mendengar lagi ia meracau..
“Ah.. Ah.. Ini yang kedua.. Rud, aku orgasme.. Uhh!” Di susul jeritan panjang melepas kenikmatan itu.
Tapi kemudian ia memintaku mengangkatnya ke ranjang, tanpa melepaskan penisku yang masih menancap di lubang vaginanya. Ia memintaku menidurkannya di ranjang tapi tak ingin melepaskan vaginanya dari penisku, yang sejauh ini seperti mendekap sangat erat. Kulakukan pemintaannya itu. Maka begitu ia telentang di ranjang, aku masih ada di atasnya. Penisku pun masih masuk penuh di dalam vaginanya.
Kami melanjutkan permainan cinta yang lembut tapi panas itu. Kini aku berada di atas, maka aku lebih bebas bermanuver. Maka dengan gerakan seperti yang sering kulakukan jika aku berhubungan seks dengan Kiki, cepat dan bertenaga, kulakukan juga hal itu pada Bu Via. Tapi sesaat kemudian ia berbisik dengan mata yang masih terpejam..
“Pelan-pelan saja, Rud. Aku masih ingin orgasme”.Cerita Sex Terbaru
Aku tersadar apa yang telah kulakukan. Maka kini gerakanku pelan dan lembut seperti permintaan Bu Via. Kini erangan dan desahan patah-patahnya kembali terdengar. Ia menarik punggungku agar aku lebih dekat ke badannya. Aku maklum. Tentu ia ingin mendapatkan kenikmatan yang maksimal dari gesekan-gesekan bagian tubuh kami yang lain. Dan Bu Via memang benar, begitu dadaku bergesekan dengan buah dadanya, semakin besarlah sensasi kenikmatan yang kudapat. Kurasa demikian juga dengannya, karena jeritannya berubah semakin santer. Apalagi saat aku juga melumat bibir merahnya yang menganga, seperti bibir vaginanya sebelum aku menusukkan penisku di situ. Meskipun jeritannya agak bekurang karena kini mulutnya sibuk saling melumat bersama mulutku, tapi aku semakin sering mendengar ia mengerang dan terengah-engah kenikmatan. Hingga beberapa saat kemudian aku mendengar ia meracau seperti sebelumnya..
“Aku.. Ah.. Aku.. Uh.. Yang ketiga.. Aku orgasme, Rud.. Ahh”
Setelah jeritan panjang itu, matanya terbuka. Tampak sorot matanya puas dan gembira. Kemudian ia berbisik terengah-engah..
“Aku.. Aku.. Sudah cukup, Rud. Saatnya untuk kamu”.
Aku tahu yang dia maksudkan, maka kemudian pelan-pelan semakin kugenjot gerakanku dan semakin bertenaga pula. Ia kini membiarkanku melakukan itu. Kurasa Bu Via memang sudah puas mendapatkan orgasme sampai tiga kali. Sekian lama kemudian kurasakan lahar panasku ingin meledak. Penisku berdenyut-denyut enak, menandai bahwa sebentar lagi akan ada ledakan dahsyat yang akan melambungkanku ke awang-awang. Maka aku berusaha menarik penisku dari lubang vaginanya yang nikmat itu. Tapi Bu Via menahan penisku dengan tangan lembutnya.
“Biarkan.. Biarkan.. Saja di vaginaku, Rud.. Aku ingin merasakan sensasi cairan hangat itu.. Di vaginaku.. Uhh.. Uhh”.
Maka ketika lahar panas dari penisku benar-benar meledak, kubiarkan ia mengendap di sumur vagina milik Bu Via, dengan diiringi teriakan nikmatku.
Setelah itu, Bu Via memintaku untuk tetap berada di atas tubuhnya barang sesaat. Dengan lembut ia menciumi bibirku dan tangannya mengusap-usap puting susuku. Aku juga melakukan hal yang sama dengan mengusap-usap buah dadanya yang saat itu basah karena keringat. Dan memang sensasi yang kurasakan luar biasa.
Cooling down yang diinginkan Bu Via itu membuatku merasa seakan-akan aku sudah sangat dekat dengan Bu Via. Aku merasa ia seperti kekasihku yang sudah sering dan sangat lama bermain cinta bersama. Aku merasa sangat dekat. Maka begitu aku merasa sudah cukup, aku menarik penisku yang sebenarnya masih sedikit tegang dari lubang vaginanya. Tampak air muka Bu Via sedikit kacau. Wajahnya berkeringat dan anak rambutnya satu dua menempel di dahinya. Kami kemudian pergi ke kamar mandi pribadinya di kamar itu. Kamar mandinya juga wangi. Sambil bergurau, aku menggodanya..
“Ibu.. Justru kelihatan cantik setelah bercinta”. Ia hanya tertawa mendengar gurauanku.
“Memang setelah bercinta denganmu tadi, seluruh pori-poriku seperti terbuka. Aku sedikit capai tapi merasa segar”, jawabnya dengan berbinar-binar.
Ia tampaknya memang puas dengan permainan cinta kami. Di bawah shower, kami membersihkan diri dengan mandi bersama-sama. Kadang-kadang kami saling membersihkan satu sama lain. Ia membersihkan penisku dengan sabun dan aku membersihkan sekitar vaginanya juga. Ia tertawa geli saat aku dengan halus mengusap-usap vaginanya dan rambut kemaluannya yang lebat itu.
Setelah itu, kami duduk-duduk saja di sofa di depan TV. Kami menonton TV, sambil mengobrol dan menikmati kopi panas yang ia buat. Tapi ia masih membiarkan pemutar CD-nya hidup. Kali ini suara Deep Forest yang juga mistis mengisi suasana ruangan itu.
“Kamu tadi luar biasa, Rud.” katanya memujiku.
“Meskipun masih muda, kamu bisa bercinta dengan sabar. Aku sampai mendapat orgasme tiga kali”. Ia tersenyum. Matanya berbinar-binar.
“Ah, itu juga karena Ibu. Gerakan Ibu yang sabar dan lembut membuat saya juga terpengaruh.”
Kami mengobrol sampai malam.
Ia kemudian berkata, “Menginap di sini saja, Rud. Ini sudah malam. Besok pagi-pagi sekali kamu bisa pulang.” Setelah berpikir sejenak aku mengiyakan sarannya.
“Kalau begitu masukkan saja motormu di garasi” katanya sambil memberikan kunci garasi.
Maka aku turun untuk memasukkan motor tigerku ke garasi seperti yang di sarankan Bu Via. Ketika aku naik kembali ke atas, ia sudah berganti pakaian dengan gaun tidur terusan yang tipis dan halus, sehingga potongan tubuhnya tampak.
“Kopinya tambah lagi, Rud?” tanyanya.
Aku mengiyakan saja. Saat ia meraih cangkir kopi di meja, aku menangkap pemandangan indah di balik pakaiannya yang tali pinggangnya tidak diikat dengan ketat. Ia tidak memakai bra-nya, sehingga buah dadanya yang tadi kunikmati, tampak dengan jelas. Mulus dan indah. Pemandangan itu membuat aliran darahku berdesir kembali. Apalagi saat aku mencium aroma parfum dari tubuhnya, lembut dan menggairahkan. Beda dengan aroma yang dia pakai sebelum kami berhubungan seks tadi.
Sesaat kemudian ia telah kembali sambil membawa dua cangkir kopi. Tali pinggang pakaiannya yang semakin longgar membuat pemandangan indah di baliknya semakin tampak. Apalagi saat ia duduk, pakaiannya yang tersingkap menampakkan paha putih mulusnya, yang ditumbuhi bulu-bulu halus. Serta sedikit bukit venus yang di pinggir celana dalamnya tersembul rambut yang menggairahkan. Kami kembali mengobrol.
Ia kemudian menatapku lama, sambil bertanya, “Kau tidak capek, Rud?”.
“Tidak”, jawabku.
Sekali lagi ia menatapku lama lalu tangannya merangkul leherku dan sesaat kemudian ia telah melumat bibirku kembali dengan lembut. Kali ini tanganku segera meraba buah dada di balik pakaiannya yang longgar yang sejak tadi sudah menggodaku. Ia masih melumat bibirku saat tangannya pelan-pelan membuka kancing kemejaku dan kemudian melanjutkannya dengan menarik resliting celanaku.
Begitu aku tinggal mengenakan celana dalam, ia juga melepas gaun tidurnya. Tinggallah kami berdua hanya memakai celana dalam. Kemudian aku menyambar buah dadanya. Maka semakin lama, seiring dengan jeritan kecilnya yang terpatah-patah, buah dadanya semakin kenyal dan mengeras. Ia menarik payudaranya dari mulutku. Kemudian tangannya menarik celana dalamku. Sejenak kemudian ia telah mengulum penisku yang sejak tadi juga sudah tegang dan keras. Tapi yang dilakukannya tidak lama.
Ia memintaku untuk tidur telentang di sofa. Lalu ia melepas celana dalamnya dan telungkup di atasku. Ia membelakangiku. Vaginanya yang sudah mulai basah berlendir dan kelihatan merah didekatkannya di atas mulutku. Sedangkan ia segera menangkap penisku yang berdiri tegak dan mengulumnya. Maka kami bedua saling mengulum, saling menjilati dan saling menyedot. Kadang-kadang ia berhenti melakukan aksinya. Barangkali karena ia lebih dikuasai oleh perasaan nikmat karena lubang vaginanya yang merah segar serta klitorisnya kupermainkan dengan mulut dan lidahku. Ia mendesah mengerang terpatah-patah.Cerita Sex Terbaru
Setelah ia puas dan ingin segera memulai aksi puncak, ia menggeser pinggulnya menjauh dari mulutku, menuju penisku yang semakin lama kurasakan semakin keras. Tangannya menangkap penisku dan membimbingnya memasuki vaginanya. Dengan masih membelakangiku, ia menggoyang pinggulnya dengan lembut. Tapi sesaat kemudian, ia berbalik menghadapku.
Gerakannya saat ia berbalik menimbukan gesekan pada penisku yang luar biasa. Membuat sensasi yang semakin nikmat. Maka dengan menghadapku ia melanjutkan gerakan spiral pinggulnya tetap dengan halus. Naik turun, maju mundur dan memutar. Aku juga berusaha menggerakkan pinggulku agar menimbulkan sensasi yang lebih nikmat. Maka semakin santerlah erangan dan desahan dari mulutnya yang terbuka, sambil matanya terpejam.
Suara-suara itu beriringan dengan lagu Deep Forest dari CD yang terus mengalun mistis. Tanganku yang semula memegangi pinggulnya di bawanya naik ke atas agar mempermainkan buah dadanya yang bergoyang-goyang mengikuti gerakan pinggulnya. Maka kemudian tanganku mempermainkan buah dadanya itu. Kuelus dan kupelintir kedua putingnya yang coklat kemerahan. Sekian lama kemudian ia menjerit sambil meracau..
“Uhh.. Uhh.. Aku orgasme.. Aku orgasme, Rud.. Ah.. Ahh..”
Setelah ia menjerit panjang menandai orgasmenya, ia membuka mata. Kemudian ia tidur menelungkup dengan beralaskan bantal sofa, dengan kedua kaki mengangkang terbuka, sehingga belahan vaginanya yang indah, merah dan basah berlendir tampak sangat menggairahkan. Ia memintaku juga untuk menelungkup di atasnya.
Dengan kedua tanganku yang memegangi kedua buah dadanya sekaligus sebagai penahan berat badanku, aku menelungkup di atasnya. Dan kusodokkan dengan lembut penisku yang masih tegang dan keras ke lubang vaginanya dari arah belakang. Kini aku yang harus lebih aktif, maka kugerakkan pinggulku maju mundur, naik turun. Bu Via masih terus mengerang dan mendesah terpatah-patah dengan mata yang terpejam. Tanganku juga tetap aktif mempermainkan buah dada dan puting susunya. Sedangkan mulutku kupakai untuk menelusuri lehernya yang jenjang dan halus. Sekian lama kemudian terasa lahar panasku akan meledak.
“Uhh.. Ahh sebentar lagi.. Sebentar lagi hampir..!”, kataku terbata-bata.
“Uhh.. Uhh.. Aku juga, Rud. Jangan kau cabut penismu. Kita sama-sama.. Ahh.. Ahh”
Sesaat kemudian kami sama-sama menjerit kecil, menandai puncak kenikmatan yang kami capai bersamaan. Seperti sebelumnya, Bu Via memintaku tidak segera mencabut penisku. Matanya masih terpejam, tapi wajahnya tersenyum. Aku juga masih mempermainkan buah dadanya dengan lembut. Ia dengan lembut berkata..
“Aku bahagia sekali malam ini, Rud..”, yang kemudian kujawab dengan kalimat yang sama.
Ia kemudian memintaku mencabut penisku dari lubang vaginanya. Lalu ia telentang dan mencium bibirku dengan lembut. Ia seterusnya meneguk kopi yang sudah mulai dingin. Tampak bahwa ia kehausan setelah permainan seks yang indah itu. Dengan masih bertelanjang bulat, ia berjalan ke luar ruangan itu dan sesaat kemudian membawa sebuah lap dan semprotan air untuk membersihkan spermaku dan lendir vaginanya yang tumpah di atas sofa. Aku membantunya membersihkan noda itu.
Setelah itu, seperti seorang remaja yang sedang jatuh cinta, ia menuntunku menuju kamar mandi pribadinya untuk bersama-sama membersihkan diri. Karena kecapaian dan memang sudah cukup malam, kami kemudian memutuskan untuk tidur. Saat aku kebingungan karena aku memakai jeans dan kemeja yang tentu saja tidak nyaman, Bu Via menyarankanku untuk tidur dengan celana dalam saja.
“Sudah, pakai celana dalam saja, biar suhu AC-nya kuminimalkan”, demikian katanya.

Baca JUga Cerita Seks Istriku, Cintaku

Aku menyetujuinya. Ia memintaku tidur di ranjangnya. Kulihat Bu Via juga hanya memakai gaun tidur halus dan tipis saja serta celana dalam tanpa mengenakan bra.
“Aku memang biasa begini, Rud. Rasanya lebih nyaman dan bebas bernapas”, katanya.
Di balik selimut, Bu Via memelukku dan menyandarkan wajahnya di dadaku. Maka aku tersenyum saja saat buah dadanya yang hangat dan lembut, yang menyembul keluar dari gaun tidurnya yang tidak ditalikan dengan erat, sering terasa bergesekan dengan dadaku. Demikian juga dengan Bu Via.
Esoknya, pagi-pagi sekali HP-ku sudah berbunyi. Kiki menghubungiku. Memang begitu kebiasaannya, yang membuatku sering jengkel. Tapi jika kutegur, ia hanya akan tertawa-tawa saja. Kangen katanya. Begitu aku selesai bicara, Bu Via bertanya..
“Siapa, Rud? Pacarmu, ya?”
Ia hanya tersenyum ketika aku mengiyakan pertanyaannya. Kemudian ia bangkit dari ranjang. Tali gaun tidurnya yang terlepas memperlihatkan payudaranya yang mulus putih, serta bukit venusnya yang menonjol indah mengundang gairah. Ia membenahinya dengan tenang, sambil tersenyum melihatku terpana melihat pemandangan itu. Kemudian ia ke kamar mandi. Segera terdengar suara yang mendesis, mengalahkan suara kran yang mengalir lambat. Bu Via sedang pipis rupanya. Mendengar suara seperti itu timbul gairahku. Sesaat kemudian ia keluar dari kamar mandi. Kemudian ia berbisik kepadaku..
“Kau tidak ingin mengulang kenikmatan semalam, Rud?” Aku tersenyum memahami yang ia maksudkan.
“Sebentar, Bu..”, jawabku sambil menuju ke kamar mandi, karena ingin kencing.
Setelah itu kami mengulangi percintaan kami semalam. Badanku yang segar karena tidur yang nyenyak semalam, membuatku bersemangat melayani gairah Bu Via yang juga tampak segar. Aku merasakan vaginanya lebih hangat dan justru beraroma lebih menggairahkan pada pagi setelah bangun tidur seperti itu. Dan bau badannya juga lebih natural.
Kami bercinta sampai Bu Via mendapat orgasme tiga kali. Jadi selama bercinta denganku, Bu Via menikmati orgasme sebanyak delapan kali. Maka siangnya, ketika aku bertemu dengannya di kampus ia tampak sangat gembira. Wajahnya berbinar dan kelihatan sangat bergairah menjalani aktivitasnya hari itu.
Begitulah, kini hampir setiap akhir pekan aku selalu mendapat SMS dari Bu Via yang bunyinya begini: “Kau tidak sibuk malam nanti kan, Rud? Bisa datang ke rumah?” Maka setiap mendapat SMS seperti itu segera selalu terbayang sesuatu yang menyenangkan yang akan kami lakukan bersama.Cerita Sex Terbaru
Setiap akhir pekan anaknya selalu bermalam di rumah sepupunya di luar kota sehingga Bu Via sendirian di rumah. Dan pembantunya juga pulang karena hanya datang pada siang hari saja. Setiap aku mendapat SMS itu, aku juga segera menghapusnya agar tidak terbaca oleh Kiki. Di kampus aku juga berusaha bersikap biasa saja dengan Bu Via.

Ia dosen yang baik dan dihormati oleh semua orang di kampus. Aku sedikitpun tidak ingin merusak citranya. Dan ia pun seorang yang professional, meskipun di luar kami sering bercinta, ia tetap menghargaiku sebagai mahasiswanya dan ia tetap membimbing tugasku dengan serius. Sesuatu yang sangat aku sukai. Bercinta dengannya bukan sekedar mendapat kepuasan libido, aku merasakan sesuatu yang lain. Entah apa itu.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.