Telanjang

Cerita Sex Terbaru | Kami duduk rapat-rapat, terguncang ke sana kemari oleh olengan bis. Aku menengok ke sebelahku. Janet
mengerling ke arahku. Sesaat pandangan kami tumbuk. Matanya menyipit, senyuman halus tergurat di
bibirnya. Tangannya menggapai. Jarinya terasa bergerak berkelana di pahaku. Tangannya tiba-tiba kupegang
erat-erat. Terasa kebahagiaan yang luar biasa membahana dalam diriku.

Cerita Sex Terbaru Telanjang

Janet adalah betinaku. Memeknya hanya untuk diriku. Dan kontolku adalah milik dia sepenuh-penuhnya.
Setiap habis ngentot, setiap aku habis menumpahkan bijiku di antara bibir garbanya, kontolku mesti
kutidurkan di bantalan telapak tangannya, kadang selagi masih berdenyut-denyut lemah menghabiskan tenaga
ejakulasinya. Dan Janet selalu membelai kepala kontolku.

“Kasihan, kasihan..” demikian ia bergumam sambil mengecupnya lembut, merasakan mani yang tersisa di
kulitnya, menghirup baunya yang asin menyengat.

Bis berpacu makin cepat ke arah selatan. Jalan semakin menciut, lama-kelamaan tidak lagi beraspal.
Kerikil pun lama-lama semakin jarang, jalan menjadi lorong berdebu, dua lekukan dangkal yang memanjang
sejajar di tengah padang rumput. Dan akhirnya.. Laut! Bentangan biru yang berkilat-kilat. Matahari telah
condong ke barat menyulap permukaan air menjadi sejuta titik pancaran cahaya.

Bis berhenti di bawah naungan nyiur di halaman sebuah losmen. Kami turun. Sinoman rambut Janet
terangkat-angkat diterpa angin laut. Ombak berbisik di kejauhan, desisnya yang mesra menyapu wajah kami
yang tergelimang keringat. Hari sudah sore. Sejak siang tadi kami mengukir perjalanan dari ujung utara ke
ujung selatan pulau kecil ini. Sekarang kelelahan menguasai raga kami.

Perlahan kami melangkah naik ke serambi. Di sebelah kanan ada sebuah meja bundar dengan beberapa kursi.
Di sebelah kiri kantoran kecil, sebuah meja dengan buku tulis kumal di atasnya, sebuah lemari kaca,
sebuah kursi tua yang serat rotannya putus-putus. Seorang ibu setengah baya, memakai daster dan sandal
jepit, menyambut kedatangan kami dengan tawa lega. Dengan ramah ia menjabat tangan kami.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

“Ibu Gah”, demikian ia memperkenalkan diri dengan ramah.

Rupanya bulan Juni di losmen ini jarang ada tamu. Bangunannya sangat sederhana. Hanya tembok bata persegi
panjang tidak berplester. Tidak ada langit-langit. Di kolong atap, balokan kayu bersilang menopang
genteng. Terlihat kilauan sinar matahari menyusup masuk di sana-sini melalui celah-celah di genteng.
Rongga bangunan tersekat menjadi dua deretan kamar yang memanjang kanan-kiri.

Di tengah, sebuah lorong menembus lurus ke pintu belakang. Lantainya semen tanpa tegel. Di ujung belakang
ada ruang makan kecil, mejanya hanya satu yang diberi papan kayu panjang kanan-kiri untuk tempat duduk.
Ke belakang lagi ada dua kamar mandi dan dua bilik WC. Di ujung lorong, muka dan belakang, tidak ada daun
pintu. Angin berhembus bebas dari laut menghantar kesejukan lembut ke dalam losmen.

Malam itu kami makan di losmen: nasi dengan teri goreng dan selada tomat segar yang gurih. Minumannya teh
pahit. Habis makan aku mandi, Janet pun mandi. Belum jam delapan kami sudah menuju ke kamar. Kamar kami
kecil, ranjangnya dua di kanan-kiri. Kelambu bergelantungan dari ragangan kayu di atas kasur kapuk. Ada
jendela yang melompong tidak berkaca, daun kayunya tidak menyambung kanan-kiri dan tidak dapat ditutup
dengan rapat.

Cepat-cepat kami bersalin. Aku memakai sarung dan kaos oblong. Janet memerosotkan celana dalamnya, kain
batik dililitkan pada tubuhnya yang sintal berlekuk-lekuk, buah dadanya menghilang di balik kancing blus
sutra yang biasa dipakainya kalau tidur. Sesaat kami berdiri berpelukan di tengah kamar, bibirnya
kukecup, kurasakan hangat tubuhnya, kuhirup wangi rambutnya. Janet menyandarkan pipinya ke dadaku. Terasa
zakarku membengkak hendak bangun, tetapi perlahan kami berpisah.

Aku naik ke ranjang, Janet pun masuk di balik kelambu di ranjang sebelah. Aku merapikan kelambuku. Dalam
sekejap aku pun sudah pulas. Kemrosak! Aku terlonjak duduk tegak, mataku cepat menjelajahi keremangan.
Terasa ada sesuatu. Ada suara krisik-krisik. Dekat. Jantungku berdebar keras. Kakiku perlahan
kuselonjorkan keluar kelambu. Perlahan aku berdiri. Senyap. Lalu krisik lagi.. Di luar jendela. Aku
melangkah ke jendela, daun jendela kudorong perlahan, kriik terbuka. Aku menjenguk keluar. Semak belukar
di samping losmen bermandikan cahaya bulan purnama yang redup.Cerita Sex Terbaru

Samar-samar kelihatan dua bayangan. Krisik! Ada nafas terengah-engah. Krisik lagi! Aku memicingkan mata
berusaha menembus kegelapan. Tiba-tiba kelihatan. Ada dua ekor kuda Timor, jantan dan betina. Yang jantan
berdiri di belakang yang betina, kaki depannya terangkat menunggang di atas punggung yang betina
berjuntai kanan-kiri. Tampak batang kelaminnya melongok di antara kaki belakangnya, berdenyut-denyut
didesakkannya ke liang silit di bawah dubur yang betina. Bless.. Masuk, diiringi desahan nafas dari kedua
binatang. Kaki mereka terhentak-hentak, semak terinjak-injak berantakan, yang betina didekap kencang oleh
yang jantan, nafasnya semakin mendesah, sempoyongan sebentar lalu tegak lagi, dan tiba-tiba si jantan
meringkik dan meringkik lagi dan meringkik lagi, keras. Terasa ada tangan halus menyelinap ke bawah kaos
oblongku, menggerayangi perutku.

“Kau pengin kaya gitu?” bisik Janet, merangkul aku dari belakang.
“Kau betinaku, tentu aku mau,” jawabku.
“Sebaliknya kamu, apa kamu mau disogok kayak gitu? Batangku gede lho, kaya kuda itu. Liangmu apa muat?”
“Terang ndak cukup, wong batangmu sak-kayu gelondong besarnya.”

Aku tertawa lirih. Ukuran pirantiku biasa saja, tapi aku senang juga kalau dikatakan gede. Aku membalik.
Kepala Janet hanya sebatas daguku. Kupeluk dia, lembut, ahh alangkah lembutnya pelukanku, alangkah
pasrahnya tubuh Janet menyandar di dadaku.

“Tadi kau tidur?” bisikku.
“Enak sekali, nyenyak.”
“Sekarang sudah segar?”
“Sudah.” Wajahnya menengadah, matanya berkilat-kilat.
“Ayo, kita jalan-jalan.”
“Lho, ke mana?”
“Keluar. Mumpung lagi terang bulan, aku kepengin merasakan suasana malam di tepi pantai.”

Diam-diam kami menyusup keluar kamar. Sunyi segalanya. Bak hantu, tidak bersuara, kami melayang cepat ke
pintu belakang, turun tangga, lalu menapak jalan kecil yang turun landai ke tepi laut. Pasir tergerit-
gerit di bawah injakan kaki kami. Di pasiran, kami berdiri bergandengan tangan memandang ke laut,
menghirup kesejukan, menatap kilauan terang bulan di ombak yang bergulung, rebah, maju menjilat
pergelangan kaki kami, lalu mendesis mundur kembali. Masih bergandengan tangan, kami berjalan santai ke
arah ujung pantai, menuruti liku-liku busa dan rumput laut yang disisakan oleh ombak di pasir.

Berhadapan dengan laut tampak ada pohon besar menghamparkan bayangan gelap di bawah dedaunannya yang
rindang. Aku menuntun Janet masuk ke bawah naungannya yang remang. Aku merangkul betinaku, kukecup
kupingnya yang melingkar kecil seperti kerang laut. ceritasexterbaru.org Janet berlutut di hadapanku. Tangannya merogoh ikatan
sarungku, dibukanya. Sarungku merosot jatuh menggeletak lemas di pasir. Batang kontolku tersingkap
melongok, berdiri tegak dan keras. Janet merangkul pahaku. Kepalanya didekatkan ke alatku, rambutnya yang
sepundak panjangnya terasa menyapu kontolku.

Aku menggigil kenikmatan, kontolku semakin membaja, menanti sentuhan bibir Janet. Tetapi ia tidak segera
mengulumku. Ia menjulurkan bibirnya, lidahnya keluar-masuk menyogok kantong pelirku yang berbulu.
Bibirnya menempel di kulitnya yang keriput lalu menghisap. Bola pelirku ditarik masuk ke mulutnya, bibir
dan lidahnya memijit-mijitnya. Aku mengerang, kedua tanganku menjambak rambut Janet. Kuremas ubun-ubunnya
menahan kenikmatan. Dilepaskannya kantong pelirku. Lidahnya melata naik, menjilat batang kontolku sampai
ke kepalanya. Berulang-ulang ia menjilat dari pangkal sampai ke kepalanya. Lalu kontolku dikulumnya
lembut, dihisap. Kalung lekukan daging yang melingkar di pinggir kepalanya dibelainya dengan lidahnya.

Tiba-tiba zakarku disedot, dan disedot lagi makin keras. Kepala Janet bergerak maju mundur, pipinya
berulang-ulang membenjol dan mengempis sejalan dengan maju mundurnya batangku di dalam mulutnya. Terasa
giginya memarut lembut dan menggigit halus sepanjang batangku. Nafasku mendesah. Aku menggapai ke bawah
mengangkat Janet. Ia berdiri, aku pun berlutut di hadapannya. Kainnya kusibak. Nampak kehitaman jembutnya
yang lebat dan lebar. Aku teramat suka bulu kebetinaannya yang ikal dan kaku seperti kawat halus.
Hidungku kudesakkan ke tengah bulunya, kuhirup aromanya yang manis.

Kugenggam bulunya dengan bibirku, kutarik-tarik, kepalaku kugoyangkan kanan-kiri. Kuraih kainnya,
kusentak mendadak. Kainnya jatuh lepas dari pinggangnya, kubuang ke pasir. Tanganku sebelah kuselipkan di
antara pahanya, kuangkat kakinya sebelah, kupanggulkan di atas bahuku. Betisnya yang halus terjuntai
menutupi belikatku. Silit Janet dengan mahkota jembutnya sekarang berada tepat di depan mulutku. Dalam
cahaya redup kulihat itil klentitnya mengintip keluar di antara lipatan bibir memeknya yang berkilau
basah. Perlahan, sangat perlahan, kujilat itilnya.

Terasa Janet melonjak kecil dan menarik nafasnya tajam. Dari kerongkongannya keluarlah lenguh lirih yang
panjang. Mukaku kudongakkan ke atas. Pandangan mataku menyusuri kekusutan jembutnya dan lengkungan
perutnya. Dadanya sudah naik turun dengan cepat, pentil susunya tampak membenjol di bawah sutra blusnya.
Janet memandang ke arah laut, kelopak matanya setengah terpejam, nafasnya mendesah terengah-engah. Ia
membungkuk di atas diriku.

“Terus,” bisiknya parau.
“Terus.. Terus.. Terus..” desahnya makin intens.

Lidahku kutancapkan ke liang memeknya, keluar-masuk, keluar-masuk. Bibir memeknya kucepit lembut di
antara lidahku dan bibirku, kutekan silitnya kanan kiri, atas bawah, kusodok dengan hidung. Tanganku
meremas pinggulnya kanan-kiri, pinggulnya yang melengkung sintal teramat indah. Lalu jariku melingkar ke
belakang. Gundukan pantatnya kuremas-remas, jariku menancap keras dalam keempukannya.

Aku duduk di pasir, kakiku kuselonjorkan lurus ke depan. Janet berdiri menghadapiku, kakinya di kanan-
kiri pahaku. Lalu perlahan-lahan ia jongkok, selangkangannya menukik turun, memeknya terhenti sebentar di
atas kepala kontolku, lalu lancar dan cepat, menyambar dan menelan keseluruhan batangku. Sesaat kami
duduk lega, kepala kontolku tertancap jauh di dalam. Lalu Janet mulai menggenjot. Naik turun, naik turun,
mula-mula perlahan, lama-lama semakin cepat. Nafas kami berdesah seirama, otot pantatku kejang-kendor
mendorong zakarku menancap ke atas.

Tangan Janet meraih kaosku, tak sabar diangkatnya, dilepaskan melalui kepalaku. Dibuang. Jariku gemetar
memetik kancing blus Janet, kugenggam sutranya, kusibak keras, terdengar kain sutranya tersobek. Tidak
sabar kudorong blusnya, kusingsingkan lepas dari pundaknya. Susu Janet meloncat keluar menunduk berisi,
pentilnya besar kasar, gelap warnanya. Kupepetkan susunya ke dadaku, ahh, ahh, terasa benjolan pentilnya
terplenet menekan bulu dadaku. Tanganku menggapai ke bawah mengambil pasir segenggam. Kutaburkan di atas
pundak Janet yang mulus. Pasir kemricik mengalir di antara payudaranya, bercampur dengan tetesan keringat
yang bermunculan di kulitnya.Cerita Sex Terbaru

“Aduh!” Tiba-tiba Janet menghentikan genjotannya.
“Terus.. Terus!” bisikku.
“Ehh, nanti dulu,” cekikiknya.
“Ada pasir di memekku.”
“Ehh kasihan memekmu. Ayo, berdiri. Cuci dulu ah.”

Kami bangkit. Kuraih tangan Janet. Kami melangkah berdampingan keluar dari naungan pohon, berjalan ke
tepi laut. Di batas jangkauan ombak kami berdiri telanjang bulat, berkilau-kilau putih bermandikan cahaya
rembulan yang melayang terang di langit cerah penuh bintang. Kutuntun Janet masuk ke laut. Air tidak
dingin, tetapi ia meloncat kecil setiap kali ada ombak menggerayang tubuhnya. Terasa air naik sampai ke
perutku. Janet berada di hadapanku, air sudah menutupi pundaknya, buah dadanya terapung-apung.

Kuselipkan kedua telapak tanganku ke bawah bokongnya, dengan mudah dapat kuangkat. Janet melilitkan
tangannya di leherku, kakinya melingkar di pinggangku, terasa tumitnya menekan pantatku kanan kiri. Untuk
sesaat aku tergoyah ombak yang lewat, lalu dengan kakiku tertancap di dasar aku berdiri teguh. Di bawah
permukaan air kontolku sudah mendongak tegak ke atas. Tepat di atasnya, memek Janet sudah mangap ke
bawah. Perlahan keturunkan tubuh Janet. Silitnya menelan batangku sampai ke pangkal. Penuh sayang dan
kelembutan kami saling berciuman. Lama kami terdiam terbuai ombak, saling merasakan indahnya bersatu-
padu.

“Janet,” bisikku.
“Ya, jantanku sayang.”
“Aku sudah pengin keluar.”
“Aku iya ndak tahan.”
“Sama-sama yuk.”
“Mau aku. Mau sekali. Ayo, jangan ditahan.”

Terasa Janet mengencangkan pelukannya, nafasnya mendesah keras di telingaku. Ia mengerang lirih, tubuhnya
melengkung ke belakang. Tiba-tiba tangannya sebelah menghantam air, kakinya mengejang di belakangku,
tumitnya mengetuk-ngetuk pangkal punggungku. Pada saat itu juga zakarku mengejang, aku nyogok keras ke
dalam keempukan liang Janet, maniku pecah terpompa keluar mengisi rongga sanggamanya. Dunia nyata
memudar, mengabur dan menghilang terhanyut gelora kenikmatan yang membanjiri segalanya. Seisi alam serasa
berdenyut nikmat.

“Sst,” Janet mendesis di telingaku.
“Ada orang!”
“Mana?” Aku menggeragap berpaling.
“Situ. Di pasir. Tuh ada api rokok.”
“Waduh. Ada juga. Malah dua!”
“Gimana nih? Ngapain kita?”
“Diam dulu, sayang. Ndak apa-apa.”
“Kalau tahu ada pakaian kita di sana gimana?”

Sayup-sayup terdengar suara orang bercakap-cakap. Sesekali rokok mereka membara merah. Ada yang ketawa,
pendek, keras, kasar. Beberapa menit lewat, lalu mereka berjalan menjauh. Gumam suara mereka tenggelam
dalam keremangan.

“Ayo, kita keluar” bisik Janet menggigil.
“Kedinginan aku.”

Aku membopong Janet keluar. Kami memungut pakaian kami yang berserakan kacau di bawah pohon. Masih
meneteskan air, cepat-cepat kami berpakaian. Blus Janet menempel basah di punggung dan dadanya, menganga
di sebelah muka kehilangan kancingnya yang tersobek lepas.Cerita Sex Terbaru

“Sudah subuh.”

Aku menunjuk ke laut. Tampak lidah cahaya merah jambu sudah mulai membakar garis cakrawala di sebelah
timur. Buru-buru kami kembali ke losmen. Ketika kami naik tangga pintu belakang, di ruang makan Ibu Gah
sudah duduk di meja mengiris sayur diterangi lampu teplok.

“Pagi Bu,” sapaku.
“Pagi Tante,” demikian Janet mengulang agak gugup.
“Hah? Dari mana nih?” Ibu Gah melongo heran.
“Ya jalan-jalan cari kerang di pantai, Bu,” jawabku sekenanya.
“Lha kok rambutnya basah, pakaiannya ya basah!?”

Janet menutupkan blusnya ke dadanya. Ibu Gah menatap sebentar. Senyum sayu perlahan muncul di wajahnya.

“Sana, tidur dulu,” katanya lirih.
“Mumpung belum siang.”

Baca Juga Cerita Sex Kades Kena Karma

Wajahnya terselimut bayangan, tetapi aku menangkap kesan seolah matanya berkaca-kaca, seolah ia mendadak
terlanda kenangan yang indah dan sekaligus pahit. Di kamar, kami membuka pakaian kami yang basah. Dengan
tanganku kusapu butir-butir pasir yang masih menempel di buah dada, punggung dan paha Janet. Kuseka
rambutnya yang masih terurai kaku kena air laut. Janet naik ke ranjangnya.

Aku menengok keluar jendela. Dalam cahaya pucat dini hari tampak dua ekor kuda berdiri berdampingan,
kepalanya tertunduk merumput dengan tenangnya. Aku berpaling melangkah ke ranjang Janet. Aku merangkak
masuk ke bawah klambu. Kami berbaring berdampingan, telanjang bulat, tertutup selimut batik. Perlahan dan
lembut, Janet mengulurkan tangannya. Kontolku diambilnya, dengan hati-hati dicomotnya kepalanya,
dibelainya sebentar dengan ibu jarinya dan ditidurkannya di atas telapak tangannya yang menengadah.

“Kasihan.. Kasihan..” bisiknya. Dan kami pun tertidur. — Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Cinta Istriku

Cerita Sex Terbaru | Namaku Firdhan, saat ini umur sudah hampir mencapai kepala 4… aku bekerja disebuah perusahaan yang
memiliki reputasi hebat sebagai produsen minuman dalam kemasan no 1 di negeri ini ( you know what i
mean.. )

Cerita Sex Terbaru Cinta Istriku

Pertama kali bertemu dengannya usiaku baru 33 tahun dan dia 27 tahun, pada waktu aku sedang kuliah
disebuah perguruan tinggi di kota S. Dia menawariku untuk bergabung dengan teamnya awalnya biasa saja
pembicaraan antara kami :

“ Miss, ini firdhan.. mahasiswa super sableng di kampus ini dengan IP 3.5 “ kata dosen programmingku
membuka percakapan sambil ngakak haha hehe
“ Woow.. ini toh orang yang bapak mau kenalkan ke saya..” sambut Viana sambil tersenyum ramah
“ Ampun miss saya mah rakyat.. “ jawabku sambil memperlihatkan muka polos, innocent tapi nyebelin..
“ hahahahaha… bisa aja akang ini.. , ?” tanyanya dengan suara yang bikin……..
“ enggak kami butuh bantuan akang buat gabung dengan eam saya untuk mengurusi proses transfer data dari
database lama ke yang baru, so’alnya kita mau pindah system..” ujarnya menawarkan dan singkat kata aku
pun setuju untuk bergabung dengannya

Setelah beberapa bulan kami bersama dalam satu team kami di perbantukan ke divisi S&D untuk bidang
promosi, dan kebetulan kami yang terpilih sebagai tombak terdepan dari team yang baru, mulai saat itukami
menjadi sering jalan bareng ke manapun ada kegiatan promosi.

Hingga suatu saat, aku sedang asik makan permen untuk menghangatkan tenggorokanku yang sedang ngadat,
sampai suatu ketika dia meminta permen kepadaku “ Haaan aku minta permennya doongg.. “ katanya manja.. oh
ya karena kedekatan kami ia memanggilku dengan panggilan Han yang maksudnya aku sendiri ga ngeh dan aku
memanggil dia dengan panggilan beib…Aku menjawab

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

“ boleh…” sambil mengambil bungkusan permen dari kantongku tiba – tiba
“ mau yang dimulut haaan.. “ aku kaget dan hampir melempar pelayan dengan gelas….. akhirnya aku menjawab
“ boleh…..” kataku “ kita jalan yuk ke Parapatan Hieum.. “ Viana menyambut dengan gembira….

Setelah kejadian itu dia makin manja dan mesra kepadaku, bahkan panggilannya pun berubah menjadi Nda dan
akupun memanggilnya Cinta. Suatu hari kami menerima penugasan dari pimpinan perusahaan untuk handling
event yang disponsori oleh perusahaan tempat kami bekerja, dan itu merupakan awal dari hubungan kami yang
semakin jauh….

Saat di kota B kami hampir kehabisan kamar dan hanya meNdapatkan satu kamr dengan ranjang king size,
walaupun agak terpaksa aku setuju dengan mempertimbangkan kondisi pekerjaan. ceritasexterbaru.org Setelah kembali dari
lapangan aku bermaksud mandi dengan air hangat.. kunikmati kucuran air hangat ditubuhku sambil menggosok
badan dengan sabun.

Setelah mandi aku keluar hanya dengan celana pendek dan bertelanjang dada… saat ku mencari kaus di
sekeliling ruangan mataku bertemu dengan matanya dan dia berkata

” Ndaaa.. U’re so sexy when after bath.. “ aku sedikit kaget sekaligus senang dan ku jawab
“ Cinta u’re so hot… especially when i see u make a negociation “ jawabku sejujurnya
“ emang bener ?? “ katanya dan kubilang
” Yaa… that’s the truth ” sambil kupakai kausku.

Tiba – tiba kurasakan tangan halus meraba dadaku, walaupun kami sering melakukan french kiss, aku belum
berani untuk menyentuh tubuhnya lebih jauh, tapi malam itu semua berubah.

Aku menyambut hangat sentuhannya dan berbalik menatap bibirnya yang tebal dan sexy, kuraih dagunya sambil
bibirku maju mendekati bibirnya hingga kamipun larut dalam sebuah long kiss yang menghanyutkan, kuputar
lagu slow milik norah jones dari laptopku, dan kulanjutkan kegiatan yang sedikit tertunda itu… kukulum
bibirnya dengan lembut yang membuatnya hanyut kenegeri bidadari sambil tanganku mulai berani bergerilya
di dadanya

“ U’re breast is so sexy and big Cinta…” dan dia ppun mendesah sambil berkata
“ u make me melt…” dan kulanjutkan kegiatanku didadanya…

perlahan kubuka branya sambil bibirku mulai melumat putingnya dan Cintapun mengelu dan melenguh

“ Uuhhh….. Ndaaaa… kamu memang pintar bikin aku panas…” ucapnya sambil mulutnya terus mendesah manja
kutatap matanya yang meredup mesra…Cerita Sex Terbaru

setelah beberapa lama bermain dei dadanya akupun berpiNdah dan mulai merangsang bagian tubuh yang lain,
saat lidahku berhenti dipusarnya ia sedikit menjerit

” Ndaa… It’s Ticklingme… tapi aku sukaaa… jangan berhenti Ndaaa…” erangnya sambil menggeliat kenikmatan,
aku meneruskan apa yang ia minta sambil menikmati setiap gesekan dengan kulit tubuhnya…

kain terkahir yang ada ditubuhnya ku lucuti hingga keindahan vaginanya terlihat begitu menggoda, ditambah
lagi dengan bulu – bulunya yang terhampar rapi

“ Cinta.. kamu shaving ya ?” tanyaku sambil mengusap Vaginanya
“ Iya Ndaa… U Like It ?? “ jawabnya
“ It’s make me crazy…” sambil terus kuusap belahan surgawi yang tersimpan rapi diselangkangannya….

lagi lagi ia melenguh

“ uuuhhh.. Ndaaa teruuus Nda… “ pintanya sambil mengeliat hebat
“ Can i lick ur V ? “ tanyaku ngarep..
“ Are u sure wanna lick it ? “ katanya sambil agak heran, dalam hatiku berkata
“ suaminya ga pernah ngoral dia kali ya ?? “ tapi aku nggak mau ambil pusing kuteruskan petualangan
lidahku ke arah clitnya yang membesar..

saat kumulai permainan lidahku di clitnya ia semakin menggeliat dan mengerang setelah beberapa menit ia
meneriakkan namaku

“ Ndaaaaa….. i cant hold anymore… I’m cumming…” rintihnya….

ku hisap cairan cinta dari belahan surga di sela pahanya kunikmati aroma yang terpapar di depan hidungku…
dan kutatap wajahnya yang sedang tersenyum bahagia, kuraih tangannya untuk memegang junorku

“ hold my John Bone please.. “ kataku dan ia tersenyum sambil mengangguk, tangannya memegang Juniorku
yang dia panggil John Bone sambil sesekali mengurut ia berkomentar
“ Ouhh… JB maafin yaaa.. aku cum duluan…” katanya mesra..Cerita Sex Terbaru

kuusap punggungnya dengan mesra sambil merayap dengan posisi terbalik.. kataku

“ Cinta.. Suck it please..” jawabnya
“ Ndaa.. aku ga biasa.. dan aku nggak pernah oral.. “ katanya dengan mata bingung dan ada sinar ketakutan
terbias… kujawab bijak “ Ya sudaah.. ga papa…” tapi boleh ga JB masuk ke ure V ? “ tanyaku… dia menjawab
dengan masygul
“ Are U sure ? “ tayanya, “ Yes I do “ jawabku mantap, dan ia menjawab lagi
“ Do it to me please…” akhirnya Jb mendapat kesempatan berkiprah…..

kudekatkan JB kearah memeknya yang terbuka lebar sambil kugesekkan kepala JB ke clitnya kembali ia
mengerang nikmat..

“ Uuhhhh… Ndaaa….” akhirnya kutusukkan kontolku kedalam memeknya yang semakin basah sejenak kudengar
suara tercekat
“ Hek…Hek.. uuuhhh… Ndaaa “ akupun lega sambil melajutkan tusukan – tusukan pendek kontolku kedalam
memeknya…
“ Ndaaa… nikmat banget ndaaa…..” katanya sambil merem melek kenakkan.

Kuteruskan genjotanku sesekali ku tekan dengan sangat lembut sehingga suara tercekat itu datang lagi,
matanya berputar menjadi putih dan kembali normal sedikit sayu.. sambil merintih ia berkata

“ Ndaaa… tha’s great… I like it Ndaa…. terusin ndaa…” katanya memohon kepadaku.

Ku pompa kontolku dengan RPM sedang sambil bibirku terus menciumi bibirnya hingga suatu saat ia berteriak
lirih

“ Ndaaaa…..I’M cumming…..!!” katanya dan kulihat ia menjadi lemas seperti kehilangan tulang…

Saat kucabut JB dari memeknya ia sedikit protes..

“: Kenapa dilepas Nda ?? “ kataku
“ Kita break dulu ya Cinta.? “ dan ia pun setuju sambil menceritakan kehidupan perkawinannya yang semakin
diambang perceraian sambil minum pesanan kami dari resto… aku pun menjadi semakin menyayanginya..

setelah 10 menit kami beristirahat tiba – tiba ia menaiki tubuhku dan berkata

“ My turn On top.. hihihi.. Ouhhh….. JB.. maafin aku yaaa… aku nggak tahan udah lama nggak ngerasain
kontol sekeras kamu JB…” katanya sambil mengocok batang kontolku yang masih tegang… hingga akhirnya ia
menempatkan batang kontolku di memeknya yang kembali basah dan hangat… akhirnya ia menekan pantatnya
kearah kontolku sambil meracau
“ eummmhhhh….. JB u’re so big and hot !!” akupun mejawab
“ U’re V is very tight Cintaa…” ia pun asik menggenjot kontolku naik turun sambil mendesah keenakkan…
“ Ouuhh….Ouuhhh… Ndaaa…” setelah beberapa menit ia menggenjot aku jadi kelimpungan saat kurasakan
kontolku makin menegang… “Cerita Sex Terbaru

Cintaa… Aku hampir nyampeee…” erangku tertahan nafsu dan ia pun menaikkan tempo genjotannya sambil
berbisik mesra…

“ Ndaa… terusin ndaa.. Cum on me Ndaa…” katanya sambil terus menggenjotku naik turun dengan binalnya..
hingga akupun tak sanggup lagi menahan air maniku..
“ Cintaa.. Keluarin dimana..?? udah ga tahaann…” dijawabnya
“ didalem aja Ndaa…” katanya..

akhirnya meltuslah air maniku didalam memeknya ditingkahi jeritan lirih Cintaku yang mendapatkan Big O
yang ketiga malam ini.

Tubuhnya jadi lemas dan tertelungkup diatas tubuhku, kurasakan nafasnya naik turun seperti habis berlari
kencang..

Baca Juga Cerita Sex Cewek Pecandu

” Cinta.. Kamu puas sayang ..? “ tanyaku
“ euummhhh… U melting me tonight.. “ katanya sambil tersenyum cantik…
“ kalau nda mau lagi aku siap.. Udah lama aku nggak pernah dapet ini dari dia walaupun dia meminta dari
aku..
“ katanya lirih “ kupeluk mesra tubuhnya sambil kukatakan
“ maybe next time we have to make our quality time “ dia menatapku lembut dan menjawab dengan pertanyaan
“ Really ?? Promise me to have it ??“ dan kukatakan padanya kalau aku mencintainya bukan karena sex
semata tetapi cinta tulus sebagai seorang lelaki kepada seorang wanita, akhirnya ia berkata
“ peluk aku sampai aku tidur Ndaa.” Kuberikan senyuman yang menghangatkan jiwanya sambil kupeluk tubuhnya
hingga kami terbangun, pagi harinya kami mandi bersama dan terjadilah pertarungankeempat hingga kami
keluar berbarengan…

Sejak saat itu rumah tangganya pun bubar, dan Cinta kupinang jadi istriku 3 bulan kemudian dan kami
membangun rumah tangga yang harmonis dan mesra..- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Ibu Tiriku

Cerita Sex Terbaru | Pagi itu pintu kamarku diketuk dari luar. aku terbangun dan beranjak membuka pintu. Mami Gina (samaran) sudah berdiri didepan pintu kamarku. Mami Gina adalah ibu tiriku. sejak ibu kandungku bercerai dengan ayahku 3 tahun yang lalu, ayah memutuskan untuk menikah lagi. dan Mami Gina-lah yang dipilih ayah untuk menemani hari-harinya yang sepi. dengan perbedaan usia yang cukup jauh, bagi ayah Mami Gina adalah wanita yang ideal. dilihat dari wajah cantiknya dan hatinya yang baik, Mami Gina sudah sempurna untuk ayah. aku tak ingin membahas tentang perceraian yang dialami oleh ayah dan ibu kandungku.
“Reza, sana mandi. nanti kamu kesiangan ke kampus” suruh Mami Gina.

Cerita Sex Terbaru Ibu Tiriku
“iya mi”
aku bergegas menuju kamar mandi dan segera bersiap. aku Reza (samaran), mahasiswa ekonomi tingkat 3. tak lama aku bersiap-siap. dan aku sudah berada di meja makan untuk sarapan bersama. ayah sudah rapi dengan kemeja biru muda. adikku sudah berseragam sekolah. dan Mami Gina sudah berdandan cantik mengenakan kaus dan mengenakan rok coklat motif renda.
“Reza, hari ini ayah pergi ke luar kota. kamu jangan pulang malam ya”
“lho? kok tiba-tiba ke luar kota. berapa hari yah?” tanyaku.
“nggak lama kok, cuma 5 hari. kamu jagain rumah. jagain adek kamu juga”
“pasti donk yah”
“terus, kalo Mami kamu butuh apa-apa tolong kamu bantu ya”
“siap boss..!!”
aku bergegas menuju kampus. ayahku akan pergi ke luar kota selama 5 hari, dan tugasku pun bertambah. menjaga adikku Nina dan membantu Mami Gina jika beliau meminta bantuan. siang hari aku sudah kembali kerumah. aku ingat amanat yang diberikan ayahku. tak ada waktu keluyuran selama ayah berada diluar kota. jika siang hari rumahku layaknya kuburan. sepi. hanya Mami Gina yang menjaga rumah dan menyiapkan makan siang untukku dan adikku.
“Za..Reza..” panggil Mami dari dapur. aku bergegas menuju dapur.
“iya mi. kenapa mi?”
“bantuin mami donk. tolong beliin gula di warung di ujung jalan sana”
“iya mi”
aku bergegas membeli pesanan Mami.
“ini mi gulanya” tak lama aku sudah kembali dan memberikan pesanan Mami.
“iya, makasih ya Za”
rumah kembali sepi. Mami Gina masuk kedalam kamarnya. sedangkan aku, sibuk didepan laptopku. perasaan bosan mulai menyerang. aku menuju ruang tamu. menyalakan televisi dan menonton acara siang hari. tak ada yang membuat perasaan bosan hilang. sepi masih merasuki rumahku. aku berbaring di sofa. merebahkan tubuhku membuat nyaman. kulihat sekilas, pintu kamar ayahku terbuka sedikit. terlihat rapi dari luar. ranjang besar dengan sprei berwarna coklat. pasti sungguh nyaman. aku memicingkan mata agar lebih jelas.
astaga. baru kali ini kulihat pemandangan yang sangat menakjubkan. Mami Gina sedang tidur telengkup berbalut daster tipis. lekukan pantatnya sungguh indah. daster agak terbuka di bagian paha. kulitnya sungguh putih mempesona. seketika penisku tegang. otakku menangkap sinyal kotor. syaraf-syarafnya bekerja. menyimpan pemandangan indah dalam file otakku. pemandangan pantat dan paha ibu tiriku. tak kupalingkan pandanganku dari tubuh mami sedikitpun. mami merubah posisi tidurnya, ia terlentang. bagian kerah lehernya merosot. garis indah diantara lekukan kedua payudaranya terlihat. penisku makin tegang. ada fantasi yang bermain dalam otakku. pahanya makin lebar terbuka.
aku makin gelisah dengan apa yang aku rasakan. isi kepalaku berkecamuk. bathinku bergemuruh. hasratku memuncak. ingin kugagahi mami. penisku makin meninggi. jarum-jarum didalam jam dinding terus bergerak. angka demi angka ia lewati. begitu pula diriku. detik demi detik menikmati pemandangan tubuh indah mami. apa yang harus kulakukan? aku bangun dari sofa. mendekat kedepan kamar mami. mengintip, memincingkan mata. keringat membasahi dahiku. suasana dalam kamar mami cukup terang. sehingga jelas terlihat lekukan indah payudara berbalut daster tipis. tonjolan putingnya menyeruak, terlihat amat jelas. aku makin gelisah. terus kupandangi tubuh mami.
tekadku bulat. masuk kedalam kamar mami. perlahan aku masuk kedalam kamar mami. dengan langkah hati-hati. kututup gordyn kamar mami. suasana kini remang-remang. masih dengan gerakan perlahan aku merebahkan tubuhku disamping mami. semoga ia tidak terbangun oleh gerakku. kini aku sudah berada tepat disamping mami. mami nampak sangat pulas. wajahnya tepat didepan wajahku. tanganku gemetar. dadaku naik turun. mami merubah posisi tidurnya. kali ini ia membelakangiku. pantatnya tepat berada didepan penisku. tanganku memeluk tubuh mami. kudekatkan tubuhku, semakin dekat. penisku menyentuh pantat padat milik mami. aku menikmati moment ini. perut mami kuusap-usap dengan pelan. penisku bergetar.
tiba-tiba mami terbangun…
“Za.. ngapain ka…” belum sempat mami meneruskan kata-katanya, bibirku kusarangkan di bibirnya.
kulumat dengan buas. mami sempat berontak, namun segera kutindih tubuhnya. tangannya kurentangkan. kupegang erat agar ia tak berontak. namun kakinya lepas dari pengawasanku. ia menendangku. aku terpelanting kebelakang.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

“mau apa kamu?”
“a..a..anu aku..aku..”
“anu apa?” mami membentakku keras. aku makin ciut. bodohnya diriku. aku mengutuk perbuatanku.
“ma..ma..maaf mi. aku..aku..”
“sini kamu!” kali ini dengan nada yang rendah mami memanggilku. menyuruhku mendekatinya.
“kamu kenapa? kangen sama pacar?” tanya mami.
“eng..enggak mi. aku cuma..cuma..cuma”
“mami ngerti kok. sini!” mami memelukku erat.
hasratku muncul kembali. penisku menggeliat dan meninggi. mungkin mami merasa ada gerakan di penisku. ia memlukku erat. sangat erat. hingga penisku menyentuh vaginanya. penisku pun bergetar kembali. mami melepas pelukannya. ia tersenyum.
“aku sayang sama mami…” bisikku ditelinga mami. sembari menghembusakan hawa panas ke telinga mami.
“mami juga sayang sama kamu Za. tapi apa harus seperti ini?” tanya mami. suaranya lirih. riuh rendah.
“aku tau, ini perbuatan yang nggak seharusnya. tapi kita kan nggak ada hubungan darah. kenapa nggak dicoba?” lanjutku meyakinkan mami.
“aku sayang sama mami…” kembali kubisikan ke telinga mami.
mami terdiam…
mami melepas pelukannya, tangannya masih merangkul lenganku. wajahku maju mendekati wajah mami. bibirku menempel di bibir mami. dan mami hanya diam saja. ini adalah tanda bahwa ia setuju. segera kulumat dengan perlahan dan memainkan irama dalam berciuman dengan mami. ia membalas dengan penuh penghayatan. matanya terpejam. seolah menikmati permainan bibir dan lidahku. lidahku bermain lincah. bergerak ganas dalam mulut mami. ia pun membalas dengan goyangan lidahnya. nakal. liar. menggoda.
tangan mami mulai meraba-raba celanaku. pensiku tegang maksimal. aku pun tak mau kalah. tanganku menggerayangi payudaranya. daster masih terpasang di tubuhnya, namun lekukan indahnya bisa kurasakan dengan tanganku. ayahku sungguh beruntung. sedikit kuremas-remas payudaranya. bulat. kemudian perlahan mengeras. putingnya kupilin-pilin. jariku menari indah menggerayangi putingnya. mami terlihat sangat terangsang. dan kami masih berciuman.
akibat permainan jariku pada putingnya, permainan bibir mami menjadi sedikit agresif. ia seolah bernafsu. lidahnya kini bermain didalam mulutku. aku pun makin terangsang, tangan mami giat menggerayangi celanaku. tempat bersarangnya penisku. kini ia mulai merogoh isi dalam celanaku. membuka kancing jeans-ku. menurunkan resletingnya. penisku di cekal erat. kami masih berciuman.
mami merebahkan tubuhnya diatas ranjang. kami masih terus berciuman. mami terlentang. payudaranya tergambar jelas. bulat dan puting yang sedikit menonjol keluar. karena daster yang mami kenakan sangatlah tipis. aku berada diatas tubuh mami. ia melepaskan ciuman kami. kemudian melepas daster tipisnya. jelas terlihat payudara bulat indah. aku menelan ludah. mami melepaskan celanaku. melepaskan cd-ku. penisku menjulang tinggi. berurat dan berbulu lebat. aku melepas kaus oblongku. dan kini kami berdua sudah benar-benar bugil. mami masih kutindih. ia mencengkram penisku. mengocoknya pelang. tanganhalusnya sangatlah berpangalaman. ia bangun, dan aku ditindihnya. mami menjilati leherku. geli. aku sangat terangsang. bulu romaku berdiri tegak.
ia terus memainkan lidahnya. lidahnya turun ke puting kecilku. menjilatinya dengan penuh perasaan. aku bergidik menahan geli. sesekali mami menyedot putingku. menggigitnya. aku mendesah. terus mami meainkan lidahnya. puncaknya sampai kepada penisku. awaknya ia hanya menjilati ujung kepala penisku. nikmatnya luar biasa. mataku hingga terpejam merasakan nikmat. setelah menjilati kepala penisku, mami melahap seluruh batang penisku. melumatnya hingga basah. memainkan penisku dalam mulutnya. mengocoknya dengan mulutnya. tanganku meremas kuat sprei. lidahnya lincah bermain. menari indah pada penisku. makin buas mami melumat penisku. hingga air maniku hampir mau keluar.
“mi..aku..aku mau keluar”
“keluarin aja Za. ayo keluarin!”
mami terus memainkan lidah dan mulutnya pada penisku. dan akhirnya… air maniku kumuntahkan didalam mulut mami. banyak. cukup banyak dan kental. mami terus memompa panisku. hingga tetes terakhir air maniku. nikmat. sungguh nikmat. tak ada nikmat yang lebih nikmat selain moment ini. mami menelan seluruh air maniku. kali ini ia merebahkan tubuhnya. membuka pahanya lebar-lebar.
ia menuntun kepalaku untuk menjilat vaginanya. awalnya aku enggan, namun saat melihat klitorisnya yang bersih dan vagina yang terawat. perasaan enggan segera memudar, menjadi perasaan ingin luar biasa. kujilati vagina mami dengan buas. lidahku menari lincah memainkan klitoris mami. mami mendesah dengan rajin. matanya mengerjap. tangannya meremas sprei dengan kuat. bulu romanya berdiri, hasratnya memuncak.
“aaaaaahhh..aaaaahhh”
kepalaku dibenamkan mami, tangannya mendorong kuat kepalaku. agar permainan lidahku makin aktif. aku terus menggerayangi vagina mami dengan lidahku. basah. sangat basah. sesekali tubuhnya menggelinjang. menikmati. sangat menikmati. kusedot-sedot vaginanya. mami makin mendesah. vaginanya basah. klitorisnya memerah. dan tubuhnya bergetar hebat. dan cairan hangat keluar dari vaginanya. ia klimaks.
mami membuka lebar pahanya. ia terlentang dengan paha terbuka. vaginanya memanggil-manggil. ceritasexterbaru.org bulu-bulu tipisnya hitam menggambarkan keindahan. kulitnya yang putih mempesonaku. klitorisnya tipis menyiratkan keangkuhan wanita modist nan cantik. pahanya bersih tak bernoda. betisnya membentuk lekukan sempurna. pinggangnya seperti gitar, membuat lelaki manapun kalap. penisku tegang tingkat tinggi. tidak terlalu panjang, namun elegant dengan urat mengelilingi batangnya. layaknya sungai nil yang membentang panjang di tanah kekuasaan Fir’aun dahulu kala.
penisku telah siap memasuki vagina. tangan mami menuntun penisku memasuki vaginanya. dengan perlahan dan seksama, penisku terbenam didalam vagina mami. hangat. menjepit. namun, kenyal. mami sempat mendesah pelan. kemudian aku memulai aksiku. menggerakkan pinggulku maju mundur. penisku masuk dan keluar. seiring desahan mami yang makin sering. aku pun menikmatinya.
kekasihku pun tak mempunyai vagina senikmat milik mami. geli yang sangat geli. aku terus menggenjot penisku. sambil sesekali meremas payudara bulat mami. kupilin-pilin putingnya. mami makin bernafsu. ia bahkan memelukku erat. aku masih dengan kesibukanku, memanjakan penisku didalam vagina milik mami. aku makin buas. aku makin liar. aku makin nakal. dan aku makin bergairah. kali ini dengan tempo yang cukup cepat, penisku melesak masuk kedalam vagina mami. pinggulku makin kencang. dan desahan mami makin kuat.Cerita Sex Terbaru
“aaaaaaahhh..Rezaaa..”
“uuuuhh..terus Za..te..teruuuss”
“aaaaahhh..”
aku mencabut penisku dari vagina mami. mami bangun dan melumat penisku dengan mulutnya. ini sungguh nikmat. kemudian mami memasang posisi seperti anjing. doggy style yang biasa kudengar. lubang anusnya terlihat jelas. bersih tanpa bulu. bokonya padat dan cukup besar. penisku sudah siap kembali bermain didalam vagina mami. mami memberi isyarat agar penisku segera beraksi. mami tak ingin kehilangan momentum.
tanpa banyak cakap kutusuk vagina mami dengan penisku. mami kembali mendesah. segera kumainkan irama. payudaranya bergoyang-goyang. bulat, indah dengan puting mungil miliknya. tempo genjotan kupercepat. tubuh mami bergetar hebat. dan aku pun merasakan nikmat. desahan demi desahan kembali terlontar dari mulut mami.

Baca Juga Cerita Seks Di Pom Bensin

“Za..ma..ma..mami mau keluar Za”
“aaaaaahhhh…aaaahhhh”
satu desahan kuat menandakan mami klimaks untuk yang kedua kalinya. tubuhnya bergetar makin hebat. lebih kuat dari sebelumnya. payudaranya kembali mengeras. penisku masih bergoyang memainkan irama. urat-urat yang mengelilingi batangnya mengeras. mami masih mendesah, klimaks yang kedua kali membuat ia menikmati permainanku. masih dengan doggy style, kupeluk tubuh mami dengan erat. sambil meremas payudaranya. peluh membasahi dahi mami. begitu pula dahiku. aku masih terus menggenjot pinggulku. penisku masih bermain-main. penisku masih aktif beraksi. dan sebentar lagi, aku pun hendak klimaks.
“mi… Reza..ma..aaaaahhh..mau ke..ke..aaaahh..keluar”
“aaaaahhh..keluarin aja didalem Za”
selang beberapa detik, air maniku membanjiri vagina mami. hangat. disusul dengan desahan mami yang cukup keras. terus kupompa air maniku, dengan gerakan maju mundur. basah. vagina mami basah. aku lemas. nikmat yang teramat nikmat. dengkulku lemas. tubuhku letih. kucabut penisku dan kurebahkan tubuhku disamping mami. penisku masih tegang, namun kemudian melemas. mami tersenyum dan mencium bibirku denga mesra. meninggalkanku diatas ranjang yang keletihan. ia beranjak ke kamar mandi. dan siang itu kami tidur bersama. aku bercinta dengan ibu tiriku sendiri.
setelah kejadian siang itu. jika ada kesempatan, tak segan-segan kami kembali bercinta.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.

Suami Dan Sahabatnya

Cerita Sex Terbaru | Aku punya sahabat sejak masih kecil dulu, Sintia namanya. Sekarang dia dah nikah dan tinggal di pulau
bintan, suaminya pebisnis yang banyak deal dengan pihak Singapore. Sintia suka crita tentang kehidupan
sex nya yang sangat aktif, dia punya napsu yang besar, demikian pula suaminya. Malah akhir-akhir ini
suaminya suka men threesome in dia dengan rekan bisnisnya. Sintia si seneng-seneng aja, memang dia suka
kalo dalam perngentotan dia bisa dipuasin sampe terkapar. Radi hiper juga kali ya.

Cerita Sex Terbaru Suami Dan Sahabatnya
Dia ngajak aku ke bintan, selain buat santai dia ngajakin tuker pasangan. aku bilang aku gak bisa bawa
pasanganku ke bintan karena dia juga workaholik dengan kerjaannya. Sintia bilang ya dateng ja ndirian,
suaminya mo ngajakin threesome dengan temen bisnisnya orang singapore. Kalo aku bisa dateng ya aku maen
ma suaminya. Wah basah juga aku baca message sintia, memang sintia crita kalo suaminya punya panjang
banget dan besar lagi, dia ampe kewalahan ngeladeninnya, palagi kalo di threesome, sampe teler banget
udahannya walaupun nikmatnya juga wow. Dia bilang dari tempatku, aku disuru ke dumai dan dari situ banyak
kapal penyeberangan ke bintan. Hotel dan makan dia nanggung, kenikmatan disediain, wah kurang apa lagi
ya. aku setuju aja, dan kita sama-sama nyocokin jadwal.

Pada hari yang telah di tentukan, aku mulai petualanganku. aku bilang mo santai nengokin temen ke bintan
ma orang rumah, karena diapun sibuk ya diokein aja. Setelah melalui perjalanan darat dan laut yang cukup
melelahkan sampailah aku di bintan, aku dijemput taksi atas instruksi sintia untuk dibawa ke resort
tempatnya nginep. Sintia bilang dia lagi santai ma 2 lelaki itu dikolam renang.

Sesampainya aku disana, hari sudah menjelang sore, segera aku menuju ke kolam renang. Bertemulah aku
dengan Sintia yang sudah lama banget gak ketemu. Dia cuma pake celana pendek ketat dan bikini bra. Toge
nya menarik untuk diremes, bodinya memang seksi banget, pantes ja suaminya getol ngentotin Sintia ampir
tiap malem. Aku dikenalin dengan suaminya dan tamu spore itu. untuk ringkesnya aku sebut ja suami Sintia
abang dan tamu spore itu om.

“Wah In (Sintia bilang nama kecilku Iin, ya udah gak apa), seksi banget kamu. Masi pakean lengkap ja dah
napsuin gini”, sambut si abang, vulgarjuga tu orang.

Sementara itu si om juga menelusuri bodiku dari tasa kebawah dengan pandangan matanya yang kliatan

“laper banget”.
“In, kamu bawa bikini gak, tuker dulu gih sana”. aku mengambil bikiniku dan segera menuju keruang ganti.

Ketika keluar berbikini ria, kembali suami Sintia menyambut dengan vulgarnya,

“Wah In, bener-bener napsuin kamu”.
“Dah punya Sintia yang bahenol gini masi ja abang laper liat aku”.
“Kan beda In sate kambing ma sate ayam”.
“Wah aku ayam pa kambingnya bang”. Tertawa berderai pecah diantara kami.

Langsung aja kami duduk misah, Sintia tenggelam dalam pelukan si om, aku duduk santai ma si abang, jauhan
dari kursi baring Sintia dan si om. Ada 2 saung yang meliputi kursi baring, penuh ditumbuhi tumbuhan
merambat sehingga teduh.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

“Biar gak diliat Sintia ya bang”.
“Gak lah, kalo saling liat kurang afdol, lagian nanti kan ke kamar masing-masing”. Asik juga bisa nyewa
cottage dengan private pool kaya gitu.

Dia meletakkan tangannya di pahaku yang duduk bersimpuh, tangan itu merabai pahaku secara perlahan sambil
tangan satunya merangkulku dan mulai mremas tokedku.

“Kan toked IIn gak sebesar Sintia punya, kok abang jadi napsu ma Iin si”.
“Ya sensasinya beda In, kamu kan imut, pasti punya kamu juga rapet banget”. aku meringis dan mendesah
lebih panjang.

Sementara lidahnya menjilati leherku, ke atas terus menggelikitik kupingku dan menyapu wajahku. Dia
memegang tanganku dan meletakkannya diatas gundukan besar diselangkangannya yang masih tertutup celpen.
Kuremas gundukan itu,

“wah bang besar banget si”.
“Mangnya kamu blon perna ngrasain yang besar ya In”.
“Ngrasain yang besar si sering bang, tapi punya abang super besar dan panjang lagi, apa muat segini
dimasukin di mem3k Iin”. Bibirku dipagutnya, kami berciuman dengan hot, lidah kami keluar saling jilat
dan belit.

Sambil berciuman, dia mengurai ikatan bra bikiniku sehingga tokedku terekspos sudah. Dia langsung
mencaplok toked kiriku dengan liar dan ganas, pipinya sampai kempot menyedot benda itu. Tangan satunya
mengorek-ngorek memekku dari samping cd bikiniku yang minim sambil mengelusi punggungku. Dia masih terus
menciumiku, lidahnya terus menyapu rongga mulutku, begitu pula aku dengan liar beradu lidah dengannya.
Jempolnya menggesek-gesek pentilku diselingi pencetan dan pelintiran. Aku sendiri makin intens mremas
kontolnya. Kini dia suruh aku merunduk (sehingga posisiku setengah berbaring ke samping) dan mengemut
kontolnya.

Dengan bernafsu, aku melayani kontolnya dengan mulut dan lidah, mula-mula kujilati buah pelir dan
batangannya dengan pola naik-turun, sampai di kepalanya sengaja aku gelitik dengan lidah dan kukulum
sejenak. Pemiliknya sampai mengerang-ngerang keenakan sambil mremasi tokedku. Ikatan cd bikiniku diurai
juga sehingga dengan mudah dia bisa mengobok-obok memekku dengan jari-jarinya, liang itu pun semakin
becek akibat perbuatannya, cairanku nampak meleleh keluar dan membasahi jarinya.

“Enngghh.. Uuuhh.. Uhh!” desahku disela-sela aktivitas menyepong.

Kemudian dia rebahan di matras dan dia suruh aku naik ke wajahnya, rupanya dia mau menjilati memekku,
posisi 69 gitu. Kontolnya terus kukocok-kocok sambil mengemut pelirnya. Aku menyentil-nyetilkan lidah
pada lubang kencingnya sehingga dia mengerang nikmat.

“Ayo dong In, masukin aja, jangan cuma bikin geli gitu” katanya sambil menekan kontolnya masuk ke
mulutku, aku membelakak karena sesak.

Aku memaju-mundurkan kepalaku mengemut kontolnya. Mulutku penuh terisi oleh batang besar itu sehingga
hanya terdengar desahanku tertahan. dia menjulurkan lidahnya menyapu bibir memekku. Tangan kanannya
mengelus-elus pantat dan pahaku, tangan kirinya dijulurkan ke atas memijati tokedku.

pinggulku yang meliuk-liuk keenakan. Lidahnya menjilat lebih dalam lagi, dipakainya dua jari untuk
membuka bibir memekku dan disapunya daerah itu dengan lidahnya. Memekku jadi tambah basah baik oleh ludah
maupun cairanku sendiri.Cerita Sex Terbaru

“Emmh.. Emmhh.. Angghh!” aku mendesah tertahan dengan mata merem-melek. Cairan bening meleleh membasahi
memekku dan mulutnya makin mendekat ke selangkanganku dan menyedot memekku selama kurang lebih lima
menit, selama itu tubuhku menggelinjang hebat dan sepongan terhadap kontolnya makin bersemangat.

Puas menikmati memekku, dia mengambil posisi duduk dan menaikkan aku ke pangkuannya. Tangannya yang satu
membuka lebar bibir memekku sedangkan yang lain membimbing kontolnya memasuki liangku. Aku menurunkan
tubuhku menduduki kontolnya hingga melesak ke dalam diiringi eranganku panjang. ceritasexterbaru.org Terasa sekali benda bulat
panjang nesar itu membelah memekku yang blon perna kemasukan kont0l sebesar itu. Diapun juga melenguh
nikmat akibat jepitan memekku yang kencang itu. Aku mulai naik-turun di pangkuannya, tokedku diremasi
dengan gemas. Aku terus menaik-turunkan tubuhku dengan bersemangat, semakin lama makin cepat dan mulutku
menceracau tak karuan.

Makin kerasa desakan kontolnya yang selain besar juga panjang sehingga seakan2 meembus masuk ke perutku.

“Oohh.. Aauuhh.. Aahh!” lolongku dengan kepala mendongak ke langit bersamaan dengan tubuhku yang
mengejang, kudekapnya kepalanya erat-erat sehingga wajahnya terbenam di belahan tokedku.

Aku ambruk di pelukannya dengan kont0l masih tertancap. Dia mendekapku dan mencumbuku mesra, lidah kami
berpaut dan saling menghisap. Dia mengambil minum dari dalem cottage, diberikannya ke aku dan langsung
kutenggak sehingga abis.

“Wah exhausted ya In”.
“iya bang, kan abis kerja keras. abang belon ngecret tu”.

Aku direbahkannya kematras. Kedua pergelangan kakiku dipegangnya lalu dia bentangkan pahaku lebar-lebar.
Setelah menaikkan kedua betisku ke bahu, dia menyentuhkan kepala kontolnya ke bibir memekku. Kembali
memekku diregangkan maksimal untuk menampung kont0l besar yang menerobos masuk.

Dia kembali mengerang nikmat akibat jepitan dinding memekku.

“Uuuhh.. Uhh.. Sempit banget sih” erangnya ketika melakukan penetrasi.

Dia mulai menggerakkan kontolnya pelan, aku merespon dengan rintihan. Dia menaikkan tempo permainannya,
disodok aku sesekali, digoyangnya ke kiri dan kanan untuk variasi, tak ketinggalan tangannya mremasi
pantatku. Aku semakin menggeliat keenakan, desahanku pun semakin mengekspresikan rasa nikmat Dia
merundukkan badannya agar bisa menyusu dari tokedku, diemut-emut dan ditariknya pentilku dengan mulutnya.
Sekitar limabelas menit kemudian aku mulai mengejang dan mengerang panjang menandai klimaksku.

Tapi dia tanpa peduli terus menggenjotku hingga beberapa menit kemudian. Diapun mulai mengejang,

“Crot dimana In”.
“Didalem ja bang biar tambah nikmat”.
“hehhhh”, desahnya ketika dia menancapkan kontolnya dalam2 di memekku dan kemudian terasa sekali semburan
pejunya yang banyak banget.

Dia rebah menindihku.

“Nikmat banget In, lebi nikmat katimbang ngentotin Sintia”. aku seneng ja dipuji kaya gitu.
“Iin juga nikmat banget bang, masi ada ronde kedua kan bang”. Dia hanya menggangguk dan mencium bibirku.

Karena lelah berbaur nikmat, aku jadi terlelap di saung itu, waktu aku bangun hari dah lewat magrib, dah
mulai gelap, lampu saung blon dinyalakan. Aku segera bangun dan menuju ke cottage. Diruang tamu, si om
duduk sendirian.

“Om, abang dan Sintia kemana?”
“Mereka pulang kerumah, katanya aku disuru nemenin kamu malem ini. Besok Sintia mo jemput kamu”. Waduh,
pesta sex lagi ni mlaem sama si om, pikirku.

aku mandi dulu menyegarkan badan dikamar mandi yang tersedia buat tamu rupanya, isinya cuma wc, wastafel
dan shower saja. aku mengeluarkan tolietreies dari tasku, kalo anduk disediakan. selesai mandi aku keluar
hanya mengenakan t shirt kedodoran yang menjadi semacam rok mini buat aku, didalemnya tentu ja polos.

Si om lagi ngangetin pizza di microwave oven.

“Gak da makanan apa2 IN, pizza suka kan”. Aku cuma ngangguk.

Selesai ngangetin pizza, dia pergi mandi sedang aku melahap pizza bagianku. Rupanya si om tadi pesen home
delivery, satu loyang besar dibagi dua. ada coke 2 gelas besar di lemari es, rupanya beli pizza sekaligus
minumnya. Selesai makan, si om belon kluar dari kamar. Kamar mandinya pasti menyatu dengan kamar
tidurnya. Cottagenya ada 2 kamar tidur, ruang tamu merangkap ruang makan yang berisikan seperangkat sofa,
meja dan kursi makan, seperangkat audio visual system.

Aku duduk di sofa sambil ngeliat tv, pake parabola tentunya sehingga tv spore dan malaysia tertangkap
dengan jelas. Aku mencari film dari channel yang hanya memutar film, pastinya di channel filmnya puti
semuanya, gak da yang blau. Tak lama lagi, si om kluar hanya dengan lilitan anduk dipinggang. Si om punya
raut wajah indihe, tapi kulitnya gak seitem indihe. Waktu aku tanya napa kulitnya gak seitem indihe laen,
dia bilang mamanya cokin. Dia wn spore.

Setelah berbasa-basi sejenak dia mendekati dan memelukku, berpelukan mulut kami mulai saling memagut,
lidah bertemu lidah, saling jilat dan saling belit, kugenggam kontolnyanya dan kupijati. Gak sepanjang
kont0l si abang tapi lebi besar lagi, waduh … Kebayang deh kaya apa nikmatnya disodok ma penis yang lebi
besar lagi. Elusannya mulai turun dari punggungku ke bongkahan pantatku yang lalu dia remasi.

Segera saja tshirt yanh kukenakan sudah terlepas. dia terbengong-bengong menyaksikan keindahan tubuhku,
tangannya merabai paha dan pantatku.Cerita Sex Terbaru

“In cukur jembut yah, jadi rapih deh hehehe..” komentarnya terhadap jembutku yang secara berkala
kurapihkan pinggir-pinggirnya hingga bentuknya memanjang.

Menanggapinya aku hanya tersenyum seraya mendekatkan memekku sejengkal dan sejajar dari wajahnya, seperti
yang sudah kuduga, dia langsung melahapnya dengan rakus.

“Eemmhh.. Yess!” desahku begitu lidahnya menyentuh memekku.

Kurenggangkan kedua pahaku agar lidahnya bisa menjelajah lebih luas. Sapuan lidahnya begitu mantap
menyusuri celah-celah kenikmatan pada memekku. Aku mendesah lebih panjang saat lidahnya bertemu itilku
yang sensitif. Mulutnya kadang mengisap dan kadang meniupkan angin sehingga menimbulkan sensasi luar
biasa. Sementara tangannya terus mremas pantatku dan sesekali mencucuk-cucuk pantatku.

Aku mengerang sambil mremas rambutnya sebagai respon permainan lidahnya yang liar. Puas menjilati
memekku, dia menyuruhku duduk menyamping di pangkuannya. Dengan liarnya dia langsung mencaplok tokedku,
pentilku dikulum dan dijilat, tangannya menyusup diantara pahaku mengarah ke memekku. Selangkanganku
terasa semakin banjir saja karena jarinya mengorek-ngorek lubang memekku.

Selain tokedku, ketiakku yang bersih pun tak luput dari jilatannya sehingga menimbulkan sensasi geli,
terkadang dihirupnya ketiakku yang beraroma parfum

bercampur keringatku. Tanganku merambat ke bawah mencari kontolnya, benda itu kini telah mengeras seperti
batu. Kuelusi sambil menikmati rangsangan-rangsangan yang diberikan padaku. Jari-jarinya berlumuran
cairan bening dari memekku begitu dia keluarkan. Disodorkannya jarinya ke mulutku yang langsung kujilati
dan kukulum, terasa sekali aroma dan rasa cairan yang sudah akrab denganku. Tubuhku ditelentangkan di
meja ruang tamu dari batu granit hitam itu setelah sebelumnya dia singkirkan benda-benda diatasnya.

Nafasku makin memburu ketika kontolnya menyetuh bibir vaginaku.

“Cepet om, masukin dong, nggak tahan lagi nih!” pintaku sambil membuka pahaku lebih lebar seolah
menantangnya.

Karena mejanya pendek, si om harus menekuk lututnya setengah berjinjit untuk menusukkan kontolnya. Aku
menjerit kecil ketika kepala kontolnya yang besar mulai membelah lubang memekku. Selanjutnya kami larut
dalam birahi, aku mengerang sejadi-jadinya sambil menggelengkan kepala atau menggigit jariku. Kini dia
berdiri tegak memegangi kedua pergelangan kakiku, sehingga pantatku terangkat dari meja. Tokedku
terguncang-guncang mengikuti irama goyangannya yang kasar. Dalam waktu duapuluh menit saja aku sudah
dibuatnya orgasme panjang sementara dia sendiri belum menunjukkan tanda-tanda akan keluar.

Sekarang dia merubah posisi dengan menurunkan setengah tubuhku dari meja, dibuatnya aku nungging dengan
kedua lututku bertumpu di lantai, tetapi badan atasku masih di atas meja sehingga kedua tokedku tertekan
di sana. Dia kembali menusukku, tapi kali ini dari belakang, posisi seperti ini membuat sodokannya terasa
makin deras saja. Aku ikut menggoyangkan pantatku sehingga terdengar suara badan kami beradu yaitu bunyi
plok.. plok.. tak beraturan yang bercampur baur dengan erangan kami.

Tak lama kemudian aku kembali orgasme, tubuhku lemas sekali setelah sebelumnya mengejang hebat,
keringatku sudah menetes-netes di meja. Namun sepertinya dia masih belum selesai, nampak dari kontolnya
yang masih tegang. Aku cuma diangkat dan dibaringkan di sofa, lumayan aku bisa beristirahat sebentar
karena dia sendiri katanya kecapekan tapi masih belum keluar. Kami menghimpun kembali tenaga yang
tercerai-berai.

Dia kemudian menggendong tubuhku dan membawaku ke kolam.

“In, kita nyebur juga yuk, biar seger” ajaknya.

Aku menganggukkan kepala menyetujuinya walaupun diluar sudah gelap, hanya diterangi lampu yang ada di
saung sehingga cahaya hanya remang saja. diapun melangkah turun ke air, di sana tubuhku dia turunkan
hingga terendam air. Hmm.. Rasanya dingin dan menyegarkan, sepertinya keletihanku agak terobati oleh air.
Air kolam merendamku hingga dada ke atas, aku sandaran pada dinding kolam mengendurkan otot-ototku. Dia
kembali menghampiri dan menghimpit tubuhku.

Diciumnya aku dibibir sejenak lalu ciumannya merambat ke telinga dan leher sehingga aku menggeliat geli.
Kontolnya kugenggam lalu kukocok di dalam air. Dia angkat satu kakiku dan mendekatkan kontolnyanya ke
memekku. Dengan dibantu tanganku dan dorongan badannya, masuklah kont0l itu kembali ke memekku.

Air semakin beriak ketika dia memulai genjotannya yang berangsur-angsur tambah kencang. Kakiku yang
satunya dia angkat sehingga tubuhku melayang di air dengan bersandar pada tepi kolam. Aku menengadahkan
wajah menatap langit yang sudah gelap dan mengeluarkan desahan nikmat dari mulutku. Mulutnya melumat
tokedku dan mengisapnya dengan gemas membuatku semakin tak karuan. Dia memang sungguh perkasa, padahal
kan sebelumnya dia sudah membuat aku klojotan. Aku sudah mulai kecapekan karena sodokan-sodokan
brutalnya. Gesekan-gesekan kontolnya dengan dinding memekku seperti menimbulkan getaran-getaran listrik
yang membuatku gila.Cerita Sex Terbaru

Mataku mebeliak-beliak keenakan hingga akhirnya aku klimaks lagi bersamaan dengan dia. Pejunya yang
hangat mengalir mengisi memekku.

“In keluar nih aku. Bener kata suami Sintia, ngentotin kamu jau lebi nikmat katimbang ngentotin Sintia.
Mem3k kamu peret abis sehingga kerasa banget empotannya.”
“abis penis om lebih besar lagi dari penis si abang. Iin kan baru sekali ini ngerasain 2 kont0l segede
punya om dan siabang, terang ja peret banget jadinya. Jangan dibedain ma Sintia lah, Iin jadi gak enak,
dia kan temen baek Iin. Mana dia mo bayarin Iin mereguk kenikmatan disini”.
“iya deh, what ever u want lah”, jawabnya dengan logat Sinlish nya.

Setelah napas ngos2anku mereda, kami keluar kolam, aku diajak ke kamarnya. Karena cape, aku sbentar saja
sudah terlelap diranjangnya yang besar, masi telbul tentunya.

Ketika aku terbangun, hari dah siang kayanya, sinar matahari kelihatan menembus gorden kamat. Si om masuk
membawa nampan berisi toast, kopi dan creamernya serta gula.

“Sarapannya ini aja ya Sin, pizzanya dah abis semalem. Kamu tidur nyenyak sekali”.
“Iya om, kan kemaren kerja keras ma abang dan om, baru sekali ini ada 2 kont0l XL yang ngaduk2 mem3k Iin
sampe terkapar gini, bentar lagi maen lagi ya om”.
“wah kamu hyper juga neh, makan dulu lah”.
“Bukannya hyper om tapi memanfaatkan kesempatan sebaik2nya”. Dia tertawa.

Dia melapisi toast dengan mentega kemudian mengoleskan sele nanas buat aku. Kemudian dia menuangkan
creamer kedalam kopi dan menambahkan sesendok teh gula, diaduknya dan diberikannya juga ke aku,

“Kalo kurang manis tambah gulanya ndiri ya”.
“Iin kan dah manis om, gak perlu gula lagi”.
“Kamu bukan cuma manis, tapi nikmat banget In”. Kami berdua pun melahap semua yang dihidanghkannya.
“Dah kenyang om, skarang….”
“Waktunya have fun, nanti kalo kamu dijemput Sintia, aku juga kudu balik ke spore”.
“Lewat laut om”.
“Iyalah, gak jauh kok spore dari sini. Lagian flight juga terbatas jadwalnya, gak bisa anytime”. Dia
duduk selonjoran di ranjang dan mendekap aku yang duduk membelakanginya bersandar pada tubuhnya.

Toked kiriku segera dipencet-pencet dan dimainkan pentilnya. Pahaku terbuka lebar dan dipangkalnya
tangannya bermain-main diantara kerimbunan jembutku, mengelusi dan mengocok dengan jarinya. Tak
ketinggalan bahu kiriku yang dicupangi olehnya. Aku hanya mendesah dengan ekspresi wajahku menunjukkan
kepasrahan dan rasa nikmat. aku kemudian menelungkup diselangkangannya.

Akupun menggenggam kontolnya dan mulai memainkan lidahku, kuawali dengan menjilati hingga basah kepala
kontolnya, lalu menciumi bagian batangnya hingga pelirnya. Kantong bola itu kuemut disertai mengocok
batangnya dengan tanganku. Perlahan tapi pasti benda itu ereksi penuh karena teknik oralku. Dia menikmati
sekali permainan lidahku, dia terus merem-melek dan mendesah tak henti-hentinya saat kontolnya kukulum
dan kuhisap-hisap. Lama juga aku mengkaraokenya, sampai mulutku pegal.

Kemudian dia memagut bibirku yang kubalas dengan tak kalah hot, aku memainkan lidahku sambil tanganku
memijat kontolnya. Aku berbaring telungkup diranjang, dia menaikiku lalu menciumku sembari mengelusi
punggungku, aku mendesah merasakan rangsangan erotis itu. Ciumannya makin turun sampai ke pantatku,
disapukannya lidahnya pada bongkahan yang putih sekal itu, diciumi, bahkan digigit sehingga aku menjerit
kecil. Mulutnya turun ke bawah lagi, menciumi setiap jengkal kulit pahaku. Betis kananku dia tekuk, lalu
dia emuti jari-jari kakiku.

Beberapa saat kemudian dia menekuk paha kananku ke samping sehingga pahaku lebih terbuka. Aku mulai
merasakan jari-jarinya menyentuh memekku, dua jari masuk ke liangnya, satu jari menggosok itilku.
Rambutku dia sibakkan dan aku merasakan hembusan nafasnya terasa dekat wajahku. Leher dan tengukku
digelikitik pakai lidahnya, juga telingaku, aku tertawa-tawa kecil sambil mendesah dibuatnya. Aku suka
rangsangan dengan sensasi geli seperti ini.

Dia mengangkat pantatku ke atas, kutahan dengan lututku dan kupakai telapak tangan untuk menyangga tubuh
bagian atasku. Sesaat kemudian aku merasakan benda tumpul menyeruak ke memekku. Aku terpejam menghayati
moment-moment penetrasi itu. Aku tak kuasa menahan desahanku menerima hujaman-hujaman kontolnya ke dalam
tubuhku. Sensasi yang tak terlukiskan terutama waktu dia memutar-mutar kontolnya dimemekku, rasanya
seperti sedang dibor saja, aku tak rela kalau sensasi ini cepat-cepat berlalu, makannya aku selalu
mendesah:

“Terus.. Terus.. Jangan pernah stop!” Kocokannya padaku bertambah cepat dan kasar, otomatis eranganku pun
tambah tak karuan, sesekali bahkan aku menjerit kalau sodokannya keras.

Karena sudah tak bisa bertahan lagi, aku mengalami orgasme dahsyat, sementara dia tak mempedulikan
kelelahanku, justru semakin gencar menyodokku. Tanpa melepas kontolnya dia baringkan tubuhku menyamping
dan menaikkan kaki kiriku ke pundaknya, dengan begini kontolnya menancap lebih dalam ke memekku.
Selangakanku yang sudah basah kuyup menimbulkan bunyi kecipak setiap menerima tusukan. Sambil terus
menggenjot, dia menyorongkan kepalanya ke tokedku, pentilku ditangkap dengan mulut kemudian digigit dan
ditarik-tarik, aku

Baca Juga Cerita Sex Kades Kena Karma

merintih dan meringis karena nyeri, namun juga merasa nikmat. Aku merasakan sebentar lagi giliran aku
klimaks, dinding memekku makin berdenyut.

“Ayoo.. om, terus.. Iin sudah mau..!” desahku dengan nafas tersenggal-senggal.

Tak lama kemudian aku merasakan tubuhku makin terbakar, aku menggeliat2. Desahan panjang menandakan
orgasmeku bersamaan dengan mengucurnya cairan cintaku membasahi selangkanganku. Dia melepas kontolnya dan
menurunkan kakiku, pejunya dikeluarkan di dadaku, setelah itu dia ratakan cairan kental itu ke seluruh
tokedku hingga basah mengkilap. Belum habis rasa lelahku, dia sudah tempelkan kepala kontolnya di
bibirku, menyuruh membersihkannya. Dengan sisa-sisa tenaga aku genggam benda itu dan menyapukan lidahku
dengan lemas, kujilat bersih dan sisa-sisa pejunya kutelan saja.

Akhirnya kami pun terbaring bersebelahan, keringatku bercucuran dengan deras, dadaku naik-turun dengan
cepat karena ngos-ngosan.

“Napa gak dingecretin didalem om, kan lebi nikmat”.
“Buat variasi ja In”. Selesai itu, kami bebenah, gak lama Sintia dan si abang dateng menjemputku.

Kami akan jaan2 sampe waktu aku kembali menyebrang ke dumai, kembali ke kehidupan rutinku. Nikmat sekali
maen ke bintan kali ini.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.

Satu Malam

Cerita Sex Terbaru | Jam 10 malam, suara musik masih terdengar mendayu-dayu. 30 menit yang lalu aku baru kembali dari pertemuan panjang. Melelahkan. Untung saja besok diselingi dengan 1 hari istirahat. Kucoba kembali konsentrasi ke layar tv, ada tayangan menarik. Tapi semakin dicoba semakin aku membayangkan suasana di bar.

Cerita Sex Terbaru Satu Malam

Akhirnya kuputuskan untuk keluar. Kuganti baju terusan warna kulit berbahan kaos agak ketat mengikuti lekuk tubuh. Tanpa lengan, dengan panjang 15 cm di atas lutut. Dan dengan belahan leher, belahan belakang serta lingkar lengan yang sangat rendah. Memamerkan lekuk buah dadaku dari depan dan samping yang tak dilindungi bra. Karena bahannya kaos, bayangan putingku tercetak jelas.

Hmmmmm.. Cukup menarik, kutatap bayangan di kaca besar dekat pintu. Yup.. Siap untuk menikmati malam ini. Kukalungkan tas kecil dengan tali panjang menyilang dan kukenakan sepatu terbuka dengan hak 4 cm. Dengan tinggi 170 cm dan berat 54 kg ukuran dada 34B, rambut tebal sebahu, aku merasa makin seksi.

Hotel ini memang terkenal dengan entertainmentnya, kamar-kamarnya pun diberi nama berdasarkan jenis musik yang ada. Tiba di bar, kutebarkan pandangan ke sekeliling. Tampaknya tidak ada lagi meja kosong di depan panggung. Kupilih untuk duduk di barisan meja bar, tepat di bawah panggung. Kupesan shooter kesukaan sebagai pembuka. Hentakan musik band yang ada malam itu sungguh menggugah untuk bergoyang di tempat. Bartender tersenyum melihat aku bergoyang.

“Enjoy” ujarnya seraya meletakkan minuman.
“Sendiri aja?” lanjutnya
“Iya. Kok rame sih hari ini?” tanyaku karena hari ini bukan malam Minggu
“Oh, ladies night. Selalu rame” ujarnya kemudian menghilang sibuk dengan pesanan lain.

Musik berganti, lagu Senorita dari Justin Timberlake tak bisa kulewati begitu saja. Di belakangku juga sudah mulai penuh dengan muda mudi yang asik bergoyang. Kuhabiskan shooterku dalam satu kali teguk. Kutenggelamkan diri mengikuti arus. Uhh.. Asiknya bergoyang. Tak kupikirkan lagi dengan siapa aku bergoyang, ganti berganti, kadang dengan wanita kadang dengan pria.

Hingga akhirnya penyanyi band turun ke meja bar mengajak para wanita untuk bergoyang dengannya di atas meja. Tentu saja tak kulewatkan kesempatan ini. Lagu berganti lagu tapi aku terus menikmati, apalagi sang penyanyi tak mau jauh-jauh dariku. Keringat yang mengalir di badan, tak kuhiraukan. Bisa dibayangkan seperti apa pemandangan bagian depan bajuku. Tapi aku tak peduli. Semakin menarik banyak perhatian.

Akhirnya tiba para pemain band harus beristirahat, musik live pun berhenti. Sang penyanyi mengucapkan terima kasih dan mengecup pipiku halus. Kuberi senyuman kecil. Kuturuni meja, agak sukar, namun sebuah uluran tangan datang membantu.

“Hi, enjoy the night?” suara si pemilik tangan itu ketika aku sudah duduk di bangku.
“Yeah, and..” Kutengok sebentar setelah merasa pasti.
“Kamu juga?” Ia mengangguk.
“Boleh saya tawarkan minuman?”
“Sure.” Kusebut salah satu nama cocktail dan ia memesan pada bartender.
“So, sendiri aja nih. Atau suaminya lagi sibuk dengan meeting?” Aku tertawa atas pertanyaannya yang langsung dan menyelidik. Kuangkat jari jemari.
“Belum laku.”
“Sama dong” jawabnya sambil menunjukkan 10 jarinya.

Baru kuperhatikan wajahnya dengan lebih jelas. Mm.., tampan juga. Kulit sawo matang, rambut klimis tercukur rapi, dengan postur tubuh tinggi. Sangat pas. Aku tahu mungkin diapun sudah dari tadi memperhatikan gerak gerikku. Dengan duduk di bangku bar ini, ia bisa mendapatkan pemandangan lebih leluasa. Tungkai panjang yang kusilangkan, mengangkat ujung rok makin mendekat ke pangkal paha. Memamerkan pahaku yang putih mulus. Belum lagi tonjolan dada putihku yang masih dialiri keringat halus dan cetakan puting yang semakin jelas. Dengan kesibukanku melap keringat di tengkuk dan daerah sekitar dada, yang menyebabkan kedua tanganku ke atas serta memperlihatkan ketiakku, sudah semakin menambah pemandangan indah baginya.

“Kamu sendiri sama siapa?” tanyaku kemudian.
“Tuh, gerombolan di situ yang dari tadi rame” tunjuknya ke arah belakang kami.

Tak kusangka teman-temannya malah berteriak heboh ketika tatapan kami berpaling ke arah mereka. Sekitar 6 orang berpasangan.

“Nggak usah dihiraukan.”

Aku tersenyum dan melambai sekenanya ke arah mereka, walaupun tidak jelas apa yang diserukan ke arah kami. Perbincangan berlanjut ke topik ringan. Mm.. Pasangan yang enak diajak berbincang. Tidak membosankan, ada saja yang bisa kami bincangkan. Aku menikmati saat-saat bersamanya. Dan kami bisa lepas tertawa tanpa rasa sungkan.

Tak terasa para pemain band kembali lagi manggung, gemuruh musik kembali membangunkan para muda mudi dari tempat duduk, termasuk kami berdua. Kuikuti irama musik di bangku sambil memegang gelas. Baru kusadar ada yang tertinggal,

“Nama kamu siapa?” tanyaku dekat sekali di telinganya.
“Sam” serunya di telinga.
“Dea” sahutku memperkenalkan diri
“Hi” balasnya disambung dengan kecupan halus di pipiku.

Aku hanya tersenyum menanggapi kecupannya dan melanjutkan bergoyang. Hentakan musik yang keras karena hanya berjarak beberapa meter dari kami, kadang menyebabkan kami harus menempelkan mulut dan bibir di telinga lawan, sekedar melanjutkan perbincangan. Hal ini semakin mendekatkan tubuhnya dengan tubuhku. Sam sengaja berdiri sementara aku tetap duduk di bangku bar. Tangannya pun sudah tak sungkan lagi. Sudah berani memegang pundakku atau tanganku atau kadang ujung pahaku. Kubiarkan saja. Aku menikmatinya juga. Dan tak bisa ditutupi, pandangan tajam matanya sering menatap belahan putih di dadaku. Apalagi dengan jarak yang semakin dekat, tak mungkin lagi untuk menghindar.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

“Sam. Gantian duduk, Sam.” Aku ingin berdiri. Agak pegal juga.
“Ga apa-apa, aku ingin bergoyang sambil berdiri..” akhirnya Sam duduk, melihat tatapan yakinku.

Aku lanjutkan lagi bergoyang. Mengangkat kedua tanganku, menggoyang pinggul, memainkan bibirku dan kadang menatap nakal ke arahnya. Begitu berulang-ulang. Mungkin tak tahan melihatku seperti itu, ditariknya pinggangku perlahan mendekat.

“Kamu cantik” bisiknya di telinga dari arah belakang.

Kini tubuhku berada di dalam rengkuhan, di antara kakinya, hingga ia bisa memeluk erat.

“Kamu bikin aku horny” ucapnya lagi, kali ini diikuti dengan kecupan di telingaku.

Aku merinding kegelian, berusaha menjauh tapi malah didekapnya aku dari belakang semakin erat. Aku membalikkan badan. Menatap, mengerling ke arah selangkangannya dan tersenyum nakal.

“Really?” sekedar mengganggu.
“Iya.” Matanya tak lepas dari belahanku yang sudah sangat dekat di hadapan mata.
“Apalagi yang putih mulus itu”

Kutaruh kedua siku tanganku ke belakang, kusandarkan ke meja bar hingga dadaku semakin membusung. Dengan keringat halus yang masih menempel, benar-benar sudah semakin mencetak jelas putingku, bukan hanya ujungnya tapi lingkar sekitarnya juga tercetak jelas..

“Ga ada penahannya, loh” aku menurunkan tali bajuku setengah lengan sekedar membuktikan dan beraksi seakan mengintip buah dadaku sendiri.
“Ikut liat dong” geraknya mendekat. Dengan cepat kututup lagi.
“Eh, ga boleh.”
“Kok ga boleh. Boleh, ya. Aku harus ngapain, biar dibolehin?” rayunya cepat, memohon. Sambil pura-pura berpikir, kubusungkan dada. Sengaja kubiarkan agak lama.
“Ok. Sini deh.” Kudekatkan lagi bibirku ke telinganya
“kalau kamu bisa buka CD-ku, kamu boleh lihat semua” kumundurkan lagi wajah, ingin melihat reaksinya.
“Ha..!” tatapannya beralih ke bawah, ke arah selangkanganku yang tertutup baju dan kembali menatapku. Namun sesaat kemudian, senyum nakal dan kerlingan menghias wajahnya.
“OK.”

Ditariknya aku ke pelukannya. Begitu dekat, berhadapan tapi bukan untuk berciuman. Kulingkarkan tanganku di lehernya. Tangannya mulai bergerilya. Menyusuri punggungku halus merayap kemudian ke lekuk pantatku, ditepuk-tepuknya sebentar dan diremas. Bikin aku terpekik sesaat. Wajah kami tetap dekat, saling menatap dan merasakan dengusan halus napas masing-masing. Makin ke bawah, kedua tangannya mendekati ujung baju. Ditariknya ke atas perlahan. Aku sempat melihat sekeliling, ingin memastikan tidak ada yang memperhatikan.

“Takut ada yang liat?” Aku hanya tersenyum. Kubusungkan lagi dada, sekedar memacu gerak tangannya. Sembulan putih mulus kembali menarik tatapannya dari wajahku ke arah dada.
“Pingin aku gigit. Bikin merah. Bikin basah.”
“Really?” tatapanku seolah menyepelekannya

Sekali singkap, kedua tangannya sudah berada di balik bawahanku. Bahkan tidak hanya sekedar mengelus kedua paha tapi juga selangkanganku.

“Oh..”
“Basah, Dea..” ujarnya makin mendekat. Hampir seperti bisikan. Kini giliran tanganku, mengusap-usap pahanya.
“Hmm.. Pake tali.” Akhirnya tau juga dia.

Tadi sengaja kupilih CD mini dengan tali tipis di kedua sisi. Tangannya bergerak terampil. Membuka temali satu persatu dan menarik perlahan. Uphh.. Terlepas sudah dan terasa dingin. Tak ada yang menutup selangkanganku, membuat aku merasa semakin seksi. Digenggamnya CD di tangan kiri dan 2 jari tangan kanannya yang masih di bawah, mengusap halus daerah sensitifku dari arah depan.

“Ohh..” Enak sekali rasanya.
“Ini, CD kamu. Baunya enak,” ujarnya sambil mengacungkan CD warna senada dengan bajuku, yang diciumnya terlebih dahulu.

Aku bergerak agak mundur, mengambil CD dan menyimpan di dalam tas. 2 tangannya sudah keluar dari balik baju. Diciumnya jari kanan yang sudah basah cairanku dengan penuh rasa, dan dimasukkan ke dalam mulut. Dikulumnya. Gerakan bibirnya benar-benar seksi. Membangkitkan birahi. Kutarik jarinya keluar dari mulutnya, kumasukkan dalam mulutku. Kukulum, kujilat, keluar masuk mulut, sambil menatapnya tajam.

“Kamu.. Kamu bikin aku tambah horny,” ujarnya lagi sambil menarik jarinya.
“Really..?” lagi-lagi itu yang kuucapkan dengan manja sambil menatap nakal.Cerita Sex Terbaru

Ada napas birahi mulai menyusup di antara kata-kataku. Kemudian kuraba selangkangannya. Gembulan lunak. Membesar. Kuusap-usap. Ke atas ke bawah. Bikin dia tambah panas.

“Aku pingin kamu, Dea” bisiknya kemudian. Matanya penuh harap, penuh birahi. Kumainkan ujung hidungku di hidungnya sambil tertawa genit.
“Aku juga pingin kamu, Sam” kerlingku memberikan lampu ijo. Sam cepat memanggil bartender dan menyelesaikan pembayaran.

Kemudian kutarik tangannya, kutuntun ke tempat para muda bergoyang. Aku tahu, dia sudah tak tahan tapi masih ada keinginan untuk melantai, mumpung sebentar lagi band akan selesai dan bubaran. Kugoyangkan tubuhku dengan erotis. Mengangkat tanganku ke atas, mengacak rambutku, bergoyang menempelkan tubuhku di tubuhnya sambil sengaja membiarkan ia merasa kenyalnya buah dadaku.

Tangannya pun tak mau diam, ditariknya aku mendekat. Dibiarkan aku meliuk-liuk sementara lengannya erat di pinggangku, sambil menggosok-gosok kegembulan yang ada di balik celananya ke arah selangkanganku. Genggaman eratnya turun ke arah pantat. Karena tahu pantatku telanjang, tangannya mengusap-usap nakal dari luar, menggelindingkan jarinya di belahan pantatku. Tangannya berusaha menarik ujung bajuku ke atas. Mencari yang basah di dalam. Aku berusaha menjauh, sengaja, ingin menganggunya. Tapi ditariknya lagi tubuhku.

Kemudian paha kirinya mulai menggesek-gesek selangkanganku hingga mau tak mau aku mengangkat kaki kananku bertopang di pahanya. Oohh.. Sungguh tarian nakal. Aku melingkarkan lengan di lehernya dan semakin mendekatkan wajah. Pipi kami saling mengelus. Semburan panas napas kami saling bertukar. Aku tak tahan lagi.

“Ikut aku, yuk” bisikku sambil menatapnya manja, penuh hembusan napas birahi.

Kutarik lengannya lagi. Kali ini dengan tergesa. Kuajak dia melewati lorong hotel, menaiki tangga 1 lantai. Terasa sangat jauh. Langkah kami semakin cepat. Akhirnya, kamar terbuka.

“Gak usah dinyalain, Dea.”

Aku membatalkan keinginan untuk menyalakan lampu kamar. Ditariknya aku lembut ke arah tempat tidur. Karena gorden tebal tidak kututup, masih ada cahaya lampu dari taman di luar yang membantu penglihatan kami. Dibiarkan aku berdiri sementara ia duduk di samping tempat tidur. Diturunkannya perlahan tali bajuku. Hingga ia bisa mendapatkan buah dada yang dari tadi diinginkannya.

“Benar-benar indah.” Dijilatnya perlahan. Sementara kedua tangannya melanjutkan menurunkan bajuku.
“Aahh..” aku mendesah. Kuelus rambutnya halus. Jilatannya berubah menjadi cubitan nakal dengan kedua bibirnya di kedua puting. Bikin aku kelojotan.
“Samm.. Enak..”
“Kamu benar-benar cantik, Dea.” Kini aku berdiri di depannya tanpa selembar benangpun.

Kubuka kaosnya. Uuhh.. Badan yang atletis. Tulang pundak yang kokoh, diikuti dengan perut yang nyaris tanpa lemak. Kukulum putingnya. Ia berkelojotan kecil. Aku duduk di pangkuannya, seperti duduk di boncengan motor. Kulingkarkan kakiku di tubuhnya. Lidahnya dengan cepat bergerilya di leher, di pundak dan dadaku. Mengecup, menjilat, oohh.. Aku mendesah semakin menjadi. Kugosok-gosokkan selangkanganku di pangkuannya. Menghasilkan goyangan erotis tubuh telanjang.

“Sam.. Puaskan aku..” erangku kemudian.

Tanpa menurunkan aku, Sam berdiri, menggendongku dan meletakkan aku di tempat tidur. Dengan gerakan tangannya yang cepat, Sam menurunkan CD dan celana panjangnya sekaligus.

“Wow..”

Penisnya sudah berdiri tegak. Kekar. Panjang. Otomatis, tanganku mengusap, mengelus batang yang penuh janji itu. Kutarik badannya mendekat dan mulai memainkan penisnya di bibir ku. Kumainkan lidah di antara belahan kecilnya. Kutelusuri lekukan helmnya dengan ujung lidah. Kujilat memanjang, membasahi sekujur penisnya. Dan akhirnya kumasukkan perlahan ke mulut.

“Aghh.. Enak, Dea.. Teruss..”

Kujilat. Kumasukkan lagi lebih dalam, kuisap-isap lagi. Dan kemudian kumasukkan sedalam mungkin ke mulutku. Sam semakin mendesah. Diusapnya rambutku. Keluar masuk keluar masuk.. Semakin basah. Kujilat juga buah zakarnya. Kujilat halus, kukulum perlahan, sementara penisnya kukocok-kocok.

“Oughh, enak banget, Dea” Kumasukkan lagi penisnya ke dalam mulutku. Setengahnya. Kukulum, kujilat seperti es krim dan setengahnya lagi kukocok-kocok.
“Dea.. Gantiann..” Dibaringkannya aku kembali, ia naik ke atas tubuhku dan bertopang di kedua lututnya.
“Sam..” desahku saat ia mencium leherku dengan garang.
“Dea.. Aku pingin kamu..” ujarnya sambil menatapku penuh arti dan kembali melanjutkan ciuman.

Bibirku menjadi santapannya. Dikulum dengan penuh gairah. Lidahnya pun tak tinggal diam. Berkelana di setiap relung mulutku. Lidah kami saling beradu. Hingga menimbulkan suara birahi tak terkendalikan. Hembusan napas kami semakin memacu, dengusan birahi memenuhi kamar hotelku.Cerita Sex Terbaru

Puas dengan ciuman di bibir, lidahnya bergerilya, mencium leherku. Kemudian beranjak ke dada. ceritasexterbaru.org Diisapnya buah dadaku yang kiri sementara tangannya sibuk memelintir putingku yang kanan. Diisap, dijilat, dikulum, oohh.. Membuat aku kelojotan menahan sensasi. Ketika lidahnya berpindah ke sebelah kanan, tangannya menjalar ke bagian bawah. Kubuka kedua kaki lebih lebar, mengharap ke sana lah arahnya. Perutku dirabanya, diusap halus, dan berjalan lagi ke arah bawah. Ke bulu-bulu halus di atas vagina, diacak-acaknya.

“Teruss, Sam..” Desahku. Sam mengangkat wajahnya menatap aku yang memohon.

Diciumnya aku sekali lagi dengan ciuman penuh napsu birahi, agak panjang. Kemudian Sam bergerak dengan ciuman dan jilatannya semakin ke arah selangkanganku. Ia membungkuk, membuka kedua kakiku, merabakan jarinya di unggukan yang mulai lembab.

“Aghh..” erangku ketika lidahnya menjilat vagina dan klitorisku. Enak.

Jarinya pun ikut bermain, meraba, mengusap hingga menusuk-nusuk liangku. Keluar masuk, menghantarkan aku ke sensasi yang luar biasa. Bergantian dengan lidahnya yang bergerak liar. Menjilat dari atas ke bawah. Menggigit kecil, menarik bibir vagina, dan memasukkan lidahnya ke liang basahku. Menyedot kuat-kuat..

“Gilaa.. Samm..” rambutnya kuacak-acak.

Jeritanku menambah keliarannya. Diangkatnya satu pahaku dengan sebelah tangan, supaya vaginaku lebih terbuka. Jilatan liar berpindah ke kedua sisi pahaku, kemudian kembali ke vagina dan kadang ke lubang kecil yang ada di belakang. Oohh.. Benar-benar tak terkira rasanya. Gerakan jari yang keluar masuk semakin tak tertahankan. Liangku makin basah. Sam menambahkan jumlah jari yang bermain liar di liangku menjadi 2 jari. Keluar masuk keluar masuk. Gelinjangku makin tak menentu.

“Samm.. Ahh.. Samm..” jeritku makin mengencangkan permainan jarinya.

Jilatannya berhenti, ditatapnya aku dari arah bawah sana. Sementara 2 jarinya semakin kencang keluar masuk liangku, terasa mengaduk-aduk. Tak hanya itu, Sam mulai menjilat klitorisku. Dihisap, dijilat, ditarik perlahan dan disedot keras. Berulang kali.

“Samm.. Aku ga tahan..” Tapi jari Sam malah makin kencang mengocok, diikuti dengan dengus napasnya yang memburu. Ahh..

Sam mendaki tubuhku sambil mencium, menjilat kujur tubuhku yang bergetar menikmati permainan jarinya. Jilatan liarnya telah sampai di buah dadaku. Dengus napasnya yang hangat membuat birahiku makin menjadi. Semakin cepat jari itu bergerak. Tak tahan lagi..

“Aa.. Kuu.. Ma.. Uu.. Keluarr.. Samm..” Bersamaan dengan itu, badanku bergelinjang keras, kakiku menghentak-hentak, dan cairan surga terasa mengalir.
“Ahh.. Samm..” Aku terlena sesaat, dan tersenyum padanya yang rebah di dadaku.
“Basah banget, Dea..” kurasakan jarinya masih betah di bawah sana. Bergerak-gerak hingga menimbulkan bunyi decak.
“Kamu sih..” Aku berucap manja.
“Aku bersihin ya, sayang,” dikecupnya aku lembut sebelum bergerak perlahan ke selangkanganku. Kedua kakiku dibukanya lagi. Diusap-usap dan dipelintirnya ujung klitorisku. Aku terlonjak, tak menyangka ia akan melakukan itu.
“Sam.. Nakall..!”

Wajahnya maju mendekat ke vaginaku. Dijilatnya perlahan. Katanya, untuk dibersihkan. Feels good. Dijilatnya dari ujung bawah hingga ke klitoris, begitu berulang kali. Kadang lubang kecil di belakang pun dijilatnya, dan lidahnya berusaha masuk. Uuhh.. Menggelitik birahi yang sempat terlena.

“Ahh..” Desahku tertahan.
“Enak..?” Sam mengintip dari balik selangkanganku.
“Iya..”
“Enak mana sama yang ini?” Sam berlutut dan memainkan penisnya yang masih berdiri tegak itu. Dipukul-pukulnya perlahan ke arah vaginaku.
“Auch.. Nakal, ih Sam..” ucapku manja. Napas birahiku mengikuti tiap kata yang keluar.

Sam memainkan perlahan penisnya di belahan vaginaku. Ke atas ke bawah, seperti jalannya lidah. Kadang digerakkannya seperti akan masuk ke dalam liang, membuatku menahan napas keenakan. Tapi kemudian ditariknya kembali.

“Samm..”
“Kenapa?” tanyanya halus, pura-pura tak tahu. Sam mengulang lagi perbuatannya tadi. Vaginaku basah kembali dan lapar akan batang yang bermain-main nakal di depan pintu liang.
“Ayo dong, Sam. Aku kepingin banget,” wajahku sudah dipenuhi dengan napsu birahi yang membara.
“Kamu tambah cantik kalau lagi kepingin gitu, Dea sayang.”

Aku menjulurkan lidah. Sam beranjak mendekati wajahku, menindih tubuhku. Otomatis penis besarnya terasa mengelus-elus perutku. Lidahku yang keluar disambarnya dengan kuluman yang panjang. Diikuti dengan gumam penuh birahi yang membuatku semakin lapar akan batangnya. Akhirnya dilepas ciumannya, dan Sam mengarahkan penisnya ke pintu liangku. Karena sudah sangat basah dan licin, penisnya masuk dengan mudah.

“Aghh..” berdua kami mendesah, merasakan nikmat yang sama-sama ditunggu. Penisnya bergerak masuk perlahan, menyeruak liang basah penuh lendir kenikmatan. Dibiarkannya penis kekar itu beberapa saat di dalam. Sam melanjutkan ciuman tadi. Lidah kami bergumul dipenuhi birahi.

Kemudian Sam mulai menggerakkan pantatnya, membuat gerakan memutar, dan penisnya ikut memutar, menyentuh seluruh tepi liangku. Nikmatnyaa.. Ciuman kami terlepas. Sam juga ikut mendesah seperti halnya aku. Kuimbangi gerakannya dengan ikut memutar pinggul dan pantat. Kini kami sama-sama memberikan sensasi.

“Aghh.. Samm..”
“Mhh..”Cerita Sex Terbaru

Penisnya bergerak keluar masuk. Gerakannya tidak terburu-buru, seakan ingin menikmati malam panjang ini tanpa tergesa. Kugerakkan otot vagina, ingin mengurut dan meremas penisnya. Tangannya mulai berjalan mencari gundukan yang dapat diremas, buah dadaku pun dimainkannya.. Membawaku masuk lebih jauh ke alam birahi. Enaknyaa..

Kemudian Sam menekuk kedua kakiku, ditahan dengan kedua tangannya. Dan diambilnya bantal mengganjal pantatku, hingga vagina terangkat. Kini penisnya masuk semakin dalam. Dipompanya dengan lebih cepat.

“Oghh.. Ohh..” suaraku ikut bergetar senada dengan tekanan yang kudapat
“Suka penisku, Dea?”
“Suka banget, Samm..” Sam terus mengocok. Keluar masuk keluar masuk. Kadang dikocoknya keras kadang perlahan. Oohh..
“Dea, gantian sayang. Kamu di atas.”

Kami berganti posisi. Kubiarkan ia membaringkan badan terlebih dahulu, kucium mesra bibirnya. Kemudian kuarahkan penis kekar itu ke vagina dan kumasukkan perlahan.

“Ughh..” kami mendesah bersamaan lagi saat vaginaku menuruni penis kekar berurat itu.

Aku diamkan sesaat hingga terasa begitu dalam di vaginaku. Kemudian kugoyangkan pinggul memutar. Sambil vaginaku berusaha menghisap-isap penisnya. Perlahan kuangkat badanku tanpa menghentikan gerakan memutar. Kemudian turun perlahan. Berulang kali, sambil menatap wajah Sam di antara keremangan kamar.

“Ahh.. Dea.. Feels good..”
“Uhh..”

Aku pun menikmati permainan malam ini. Kugoyangkan badanku seperti saat melantai tadi. Kuangkat lenganku ke atas, dan menaik turunkan pinggulku secara perlahan sambil mendesah keenakan. Keringat yang mengalir, membuatku makin liar.

“Deaa..”

Kutambah lagi goyangan erotisku. Memutar pinggulku lebih cepat. Dan gerakan keluar masuk kupercepat. Sam meremas-remas kedua buah dadaku yang bergerak leluasa ke kanan ke kiri.

“Aggh.. Dea.. Kamuu..” Sam mengerang keenakan. Kupijak telapak tanganku di dada bidangnya. Liangku makin basah. Aku merasa hampir ke puncak birahi ku lagi.
“Sam, aku hampirr..”
“Tahan, sayang. Sama-sama. Sebentar lagi..”

Sam duduk dari baringnya, tanpa melepaskan penis yang ada di dalam vagina, digendongnya aku dan didudukkannya di meja. Diajaknya aku ber-doggy style. Aku turun dari meja dan menopangkan tanganku di tepi meja. Di dinding di atas meja ini ada sebuah cermin besar berbentuk persegi. Di keremangan, bisa kulihat pantulan bayangan kami di cermin. Oh.. Seksi.. Tubuh telanjang kami terlihat seksi bersimbah keringat. Dan tatapan kami penuh birahi.

Sam mulai menggerakkan penisnya, keluar masuk dengan cepat. Bunyi gemericak antara penis yang keluar masuk dan vagina yang basah dengan lendir semakin nyaring terdengar. Dengusan napas dan lenguhan kami juga makin memacu birahi. Bergantian dengan desah dan erangan, menambah ruang kamar hotelku penuh dengan hawa birahi. Sesekali kucuri pandang bayangan kami di cermin. Ahh.. Sangat menarik.

Sam semakin mempercepat kocokannya. Aku pun semakin mendorong pantatku ke arah belakang. Tak ingin kehilangan setiap momen keluar masuknya penis kekar itu.

Baca Juga Cerita Sex Dipinggir Pantai Parang Tritis

“Aggh.. Dea.. Hampir Deeaa..”

Sam makin menggenjot keras penisnya. Memompa, menyodok hingga badanku tersentak-sentak ke depan. Tangannya juga semakin liar meraba semua lekuk tubuhku. Pantatku diremasnya tak karuan. Kadang buah dadaku pun diremas seperti orang kegemasan. Putingku pun tak lepas dari plintirannya. Pertahananku mulai lemah, lahar birahi serasa ingin meluap di titik puncak. Jari jari tangan kiriku bermain liar di ujung klitoris. Ohh..

“Samm.. Ga tahann..” Penis Sam kurasakan makin menegang, membesar, mengeras.. Lenguhannya pun sudah berubah menjadi erangan tak jelass.. Nafas kami terdengar tak beraturan.
“Keluarr.. Deaa..”
“Aghh..”

Aku pun sudah tak bisa menahan bendungan lahar birahiku. Oougghh.. Kudorong pantatku ke belakang bersamaan dengan hentakan dan semburan cairan nikmat Sam berulang kali, memenuhi liang vaginaku yang juga penuh dengan lendir nikmat. Lututku terasa lemas sekali. Sam dengan cepat membawa aku kembali ke tempat tidur. Kami menjatuhkan diri dan berbaring telentang. Ohh.. Nikmatnya. Napas kami masih terdengar berat. Wajah dan tubuh kami bersimbah keringat. Benar-benar nikmat. Sam membelai halus pipiku dan menciumku lembut mesra.

“It was so great, Dea. Thanks”
“You’re welcome, Sam.”

Kami berciuman kembali. Sambil berpelukan. Tanpa selembar benang pun di tubuh kami.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.

Birahi Liar

Cerita Sex Terbaru | Tembok itu runtuh sudah, tiada lagi perintang, tiada…. murungku lah jadi tawa, resahku lah jadi lapang,
meski kadang ada tanya di hati, inikah yang kucari selama ini? Keputusan pengadilan yang mengabulkan
tuntutan ceraiku, membuat dadaku lapang. Karena sejak aku dinyatakan bukan istri Yana lagi, berarti aku
sudah menjadi wanita bebas. Memang keputusan mantan suamiku untuk menikahi gadis Lombok itu sangat
menyakitkan hatiku. Karena aku yakin bahwa biaya yang dipakai untuk menikahi gadis itu berasal dariku.

Cerita Sexs Terbaru Birahi Liar

Bukankah pada waktu menikahiku, ia tidak punya apa-apa selain tampangnya saja yang memang tampan?
Bukankah sejak menikah denganku levelnya jadi melonjak drastis, dari seorang penganggur menjadi seorang
pengusaha besar? Apakah dia tidak ingat semuanya itu? Untungnya aku lalu mendapatkan Yadi, yang tabiatnya
jauh berbeda dengan abangnya. Meski Yadi bukan suamiku, sejak statusku masih punya suami pun, rasanya
cintaku sudah beralih kepada Yadi. Namun sejak aku punya hubungan rahasia dengan Yadi, ada sesuatu yang
berkembang di dalam jiwaku. Bahwa aku jadi kecanduan sex. Rasanya sehari saja tidak disentuh oleh lelaki,
aku terpusing- pusing dibuatnya.

Tapi aku tak mau terus-terusan mengganggu Yadi. Karena ia selalu sibuk dengan usahanya. Sibuk pula
mengembangkan dana yang sudah kupercayakan padanya. Aku sudah menghadiahkan harta yang cukup besar
padanya, yaitu hasil penjualan hotelku. Aku pun mempercayakan sisa-sisa hartaku yang masih cukup
berlimpah untuk dikelolanya secara profesional. Dan ternyata Yadi sangat bisa dipercaya. Ia jujur dan
cerdas. Wawasan bisnisnya selalu tepat, tak pernah mengalami kegagalan. Dari dana yang kupercayakan
padanya, ia sudah mendirikan pabrik coklat, yang dari hari ke hari berkembang dan berkembang terus.
Sebagian lagi dana yang kupercayakan padanya, digunakan untuk bisnis property. Dalam bidang property pun
ia selalu berhasil. Keberhasilan Yadi itu bukan sekadar laporan palsu. Karena aku bisa mengeceknya
sendiri lewat audit yang teliti.

Yadi adalah sosok pria yang luar biasa bagiku. Luar biasa cemerlangnya dalam mengelola perusahaan. Bisnis
batubaranya pun berkembang terus, meski pada suatu saat ia pernah berkata, bahwa bisnis batubara itu
bukan tujuan abadinya. Pada suatu saat ia akan meninggalkan bisnis yang satu itu, karena deposit batubara
di Kalsel makin lama makin menipis. Sementara para pejabat dan konglomerat pun berebut lahan di sana. Aku
mengiyakan saja apa yang diterangkan olehnya. Yadi tak cuma berbakat dalam soal bisnis. Ia juga berbakat
untuk memuasi nafsu birahiku setiap kali aku merindukannya.

Tapi…sekali lagi…aku tak boleh terus- terusan mengganggu Yadi yang selalu sibuk melancarkan bisnisnya,
antara lain juga mengatur bisnisku yang kupercayakan padanya. Jadi, Yadi itu termasuk asset bisnisku.
Tapi gairahku selalu timbul hampir tiap malam. Sehingga diam-diam aku membeli beberapa dildo dengan
ukuran dan betntuk yang berlainan.

Lalu aku mencoba memuasi diriku sendiri dengan dildo-dildo itu. Dan selalu saja aku bisa orgasme setelah
dildo yang bervibrator itu kugunakan. Namun lama-kelamaan aku bosan juga memuasi diriku sendiri dengan
cara yang tidak normal itu (yang terkadang membuatku merasa seperti orang yang tak waras lagi). Karena
normalnya, aku harus dipuasi oleh lelaki yang hidup dan perkasa. Kalau bisa, lelaki itu tak kalah perkasa
daripada Yadi.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Lalu apa yang harus kulakukan? Haruskah aku meminta kepada Yadi agar mengirimkan salah seorang temannya
yang pernah ia lakukan tempo hari? Tidak. Aku tak mau namaku tersebar sebagai perempuan nakal yang haus
sex. Mau dikemanakan mukaku kalau berita buruk seperti itu benar-benar tersebar di kotaku? Aku
membutuhkan seseorang yang bisa memuasi hasratku, tapi sekaligus bisa menjaga rahasiaku. Maka beberapa
hari setelah aku resmi bercerai dengan suamiku, pikiranku mulai tertuju ke Aldo, anak muda yang sudah
setahun menjadi sopirku. Ya, Aldo cuma seorang sopir. Tapi ia punya bentuk yang meyakinkan. Tampan dan
keindo-indoan.

Menurut pengakuannya, ayah Aldo seorang indo Jerman. Ibunya orang Jawa. Dan sejak ayahnya meninggal,
kehidupan keluarganya serba kekurangan, sehingga ia mengambil jalan pintas untuk mencari kerja sebagai
seorang sopir, karena ijazahnya cuma SMA. Aldo menggantikan sopir lamaku yang resign, karena lebih
memilih jadi sopir bis antar kota. Tadinya aku agak sangsi menerima Aldo sebagai sopirku, karena usianya
masih sangat muda. Baru 22 tahun. Namun setelah ditest beberapa hari, aku merasa dia sangat halus
mengemudikan mobil- mobilku. Sehingga akhirnya aku menerimanya, dengan masa percobaan selama 3 bulan.

Aldo juga mau merawat kebersihan mobil- mobilku. Kalau sedang menungguku di suatu tempat, misalnya, ia
selalu menyempatkan diri untuk membersihkan mobil mahalku, sehingga keadaannya selalu mengkilap.
Sementara sopir yang dahulu, hanya mau memasukkan mobilku ke tempat cuci mobil, jarang mau membersihkan
sendiri. Setelah masa percobaan selesai, aku menyatakan Aldo lulus dan bisa menjadi sopir pribadiku.
Dengan gaji yang lumayan besar dan membuatnya tampak senang. Bentuk Aldo, mungkin terlalu bagus untuk
menjadi seorang sopir. Tubuhnya tinggi langsing, tapi tidak tergolong kurus.

Sementara tampangnya pun ganteng sekali. Sehingga kalau kuperhatikan secara diam-diam, banyak pandangan
cewek yang tampak seperti mengaguminya kalau kami sedang berada di tempat umum. Selama proses
perceraianku belum diputuskan oleh pengadilan, aku tak pernah pedulikan ketampanan Aldo. Saat itu aku
hanya menilai bahwa Aldo tak tercela dalam mengemudikan mobilku. Ia masih sangat muda, tapi tak pernah
terpancing untuk kebut-kebutan, meski berada di jalan tol sekali pun. Padahal mobilku sangat memenuhi
syarat untuk dilarikan dalam kecepatan tinggi. Menurut Aldo sendiri, mendiang ayahnya memberi nama Aldo
agar ia bijaksana. Karena nama Aldo itu berarti dewasa atau bijaksana. Pantaslah Aldo sudah memiliki
kedewasaan meski usianya masiuh sangat muda.

Beberapa hari setelah aku resmi bercerai dengan Yana, aku mulai memperhatikan Aldo secara diam-diam.
Mulai sering mencuri-curi pandang dengan sudut mataku. ceritasexterbaru.org Aku pun mempertimbangkan banyak hal mengenai
dirinya. Termasuk soal rahasia pribadiku seandainya kelak ia kujadikan target pemuas hasrat birahiku. Dan
aku merasa ia bukan seorang cowok yang bocor mulutnya. Bahkan kalau kuperhatikan dengan seksama, ia
tergolong seorang cowok yang agak tertutup jiwanya. Maka pada suatu hari aku bersiap-siap untuk istirahat
di villaku. Beberapa helai pakaian sudah kumasukkan ke dalam koper. Juga peralatan make up, peralatan
mandi dan sebagainya kusiapkan semua.

Lalu kupanggil Inah, pembantu setiaku yang sudah bertahun-tahun bekerja di rumahku.

“Panggilin Aldo, Nah,” kataku.
“Baik, Nyonya,” sahut Inah sambil mengangguk sopan.

Lalu bergegas menuju garasi. Tak lama kemudian Aldo muncul di ruang tamu.

“Selamat pagi, Bu,” katanya sambil mengangguk sopan.
“Pagi….Kita ke Puncak sekarang. Masukin koperku ke bagasi, Al,” kataku sambil menunjuk ke koper pakaianku
di dekat pintu kamarku.
“Iya Bu.” Beberapa saat kemudian, aku sudah duduk di jok belakang mobilku yang sudah dikemudikan oleh
Aldo meninggalkan pekarangan rumahku.
“Aku mau istirahat beberapa hari di villa,” kataku setelah mobilku meluncur di jalan raya.
“Iya Bu,” sahut Aldo di belakang setir.
“Tapi kamu gak bawa baju ganti ya?”
“Hehehe…gak Bu.”
“Ya udah, nanti ke mall aja dulu. Beli aja pakaian beberapa stel, sementara aku mau beli perbekalan
makanan untuk dimasak di villa nanti.”
“Baik Bu.” Setelah Aldo berlalu, aku menelepon Mang Tarman, penunggu villaku.

Minta agar villaku dibersihkan, karena aku akan datang ke sana. H ari itu kebetulan bukan hari-hari
weekend. Sehingga jalanan menuju Puncak lumayan lancar, tidak macet. Maka tak sampai dua jam, aku sudah
tiba di villaku. Aldo cepat membuka penutup bagasiku dan mengeluarkan koperku.

Kemudian membawanya ke dalam villaku yang pintunya sudah dibuka oleh Mang Tarman.

“Sudah dibersihkan semua Mang?” tanyaku kepada penunggu villaku yang setia itu.
“Sudah Bu. Semua peralatan elektriknya juga sudah dijalankan,” sahut Mang Tarman.
“Syukurlah, kami mau istirahat beberapa hari di sini,” kataku sambil memberikan beberapa lembar uang
kepada penungu villaku.
“Terima kasih…terima kasih, Bu,” Mang Tarman membungkuk-bungkuk sopan sekali waktu menerima uang dariku
yang jumlahnya cukup banyak itu.

Aku memeriksa keadaan di dalam villaku yang jarang kupakai ini. Sudah bersih dan rapi semua.

Lalu kusuruh Aldo memasukkan koperku ke kamar yang terbesar, yang biasa kupakai kalau sedang istirahat di
sini.

“Aldo, nanti kamu tidur di kamar yang itu ya,” kataku sambil menunjuk ke kamar yang berdampingan dengan
kamarku, “Supaya kalau ada apa-apa, aku gampang manggil kamu.”
“Siap Bu,” Aldo mengangguk.
“Ohya…tadi berapa stel kamu beli pakaian di mall?” tanyaku.
“Tiga stel Bu. Tiga celana dan tiga baju kaus.”
“O, baguslah. Cobain sana pakaian barunya, aku ingin lihat pilihanmu cocok apa gak?”
“Baik Bu…mau saya ambil dulu pakaian barunya, masih tertinggal di bagasi mobil.” Lalu Aldo melangkah ke
luar, menuju mobilku yang diparkir di depan pintu villaku.

Terus terang, tujuan utamaku berada di villa itu bukan untuk sekadar beristirahat, melainkan untuk meraih
Aldo ke dalam genggaman birahiku. Tapi aku harus melakukannya dengan hati-hati, dengan step by step, agar
aku tidak merusak nama baikku sendiri. Maka ketika Aldo memperlihatkan baju- baju yang baru dibelinya
dari mall tadi, diam-diam aku mengamatinya sambil mempertimbangkan beberapa hal di dalam hatiku. Bahwa
dalam pakaian-pakaian murahan itu pun Aldo selalu kelihatan tampan dan pantas.Cerita Sex Terbaru

Lalu kenapa aku tidak memikirkan dirinya saja, sebagai pemuasku? Bukankah Aldo bisa kujadikan sosok yang
aman menjaga rahasiaku kelak? Ya…bukankah Aldo demikian patuhnya pada perintah-perintahku? Maka malamnya
kuajak Aldo mencari makan di daerah Puncak Pass. Di perjalanan menuju Puncak Pass itulah aku sempat
memulai memancingnya.

Biasanya aku duduk di belakang, tapi saat itu sengaja aku duduk di depan.

“Kamu sudah punya pacar Al?” tanyaku.

Agak lama Aldo terdiam. Lalu katanya,

“Dulu pernah, waktu baru lulus SMA, Bu. Tapi yah…cewek mana yang mau bertahan pacaran sama cowok yang
belum punya kerja tetap Bu.”
“Sekarang kamu kan sudah punya pekerjaan tetap sebagai sopir pribadiku Al.”
“Iya…tapi saya harus membantu ibu saya untuk menyekolahkan adik-adik.”
“Jadi selama ini gajimu selalu diberikan kepada ibumu?”
“Iya Bu. Saya kan anak sulung.” Aku terdiam.

Sambil mempertimbangkan semuanya. Termasuk niatku untuk mengubah kehidupan Aldo, agar tidak banyak
kekurangan lagi. Pada waktu makan malam di sebuah rumah makan besar langgananku, Aldo kuajak menemaniku
makan. Itu adalah pertama kalinya Aldo kuajak makan bersama. Biasanya kalau aku sedang makan di restoran,
Aldo hanya kuberi uang makan, untuk mencari makanan sendiri. Dan belum pernah kuajak makan bareng. Pada
waktu makan bareng itu diam-diam kuperhatikan cara Aldo makan. Ternyata dia bisa makan dengan cara yang
baik. Bisa menggunakan pisau dan garpu sesuai tata cara internasional. Dan tak terdengar cipak-cipak
puila dari mulutnya.

Aku lalu teringat dari pengakuan Aldo sendiri, bahwa mendiang ayahnya bedarah campuran, indo Jerman.
Mungkin ayahnya itulah yang mengajari bagaimana cara berperilaku dalam kehidupan sehari-hari, termasuk
dalam soal makan. Karena semuanya memang ada aturannya. Dan makin baik pendidikan di rumah, akan makin
baik juga perilaku seorang anak di luar rumahnya. Dalam perjalanan pulang ke villa, aku terus-terusan
memutar otakku.

Dan setibanya di villa, aku berkata,

“Kamu tidur di kamarku saja Al. Aku takut tidur sendirian.”
“Di…di kamar Ibu?” Aldo tampak bingung.
“Iya. Kan bednya ada dua. Coba sini…lihat sendiri,” kataku sambil menarik pergelangan tangan Aldo.

Setibanya di dalam kamar yang memang cukup luas dan lengkap itu, kutunjuk bed yang agak kecil,

“Nah…nanti kamu tidur di situ. Aku tidur di bed yang satunya lagi.” Aldo akhirnya mengangguk sambil
menjawab, “Siap Bu.”
“Sekarang cuci kaki dulu sana gih,” kataku sambil menunjuk ke pintu kamar mandi pribadiku.

Pada waktu Aldo berada di kamar mandi, kukeluarkan laptopku. Dan kuletakkan di meja kecil dekat sofa.
Biasanya aku hanya membuka laptop itu hanya kalau mau mengecek laporan keuangan. Tapi saat itu lain dari
biasanya. Aku membuka untuk memutar koleksi video dewasa. Tak lama kemudian Aldo muncul lagi, dengan
pakaian yang sudah diganti. Kini ia mengenakan celana training hitam dengan baju kaus oblong putih.

Pada saat itu aku sudah memutar video yang baru menayangkan nama-nama pornstarnya.

“Sini Al, temani aku nonton,” kataku sambil menepuk sofa di sebelah kananku.
“Film horror Bu?” tanya Aldo sambil melangkah ke sofa yang kududuki. Dan tampak ragu waktu mau duduk di
samping kananku.
“Lihat aja sendiri nanti,” kataku sambil meraih tangannya agar duduk di samping kananku.

Meski masih canggung, akhirnya mau juga Aldo duduk di sampingku. Pandangannya pun tertuju ke layar
monitor laptopku.

Kebetulan judulnya cocok dengan keadaanku saat itu :

“Older woman and younger man” Di layar monitor laptopku tampak seorang wanita setengah baya menghampiri
seorang cowok muda yang sedang duduk di sofa.

Mereka ngobrol sebentar. Lalu si wanita melepaskan tali kimono kuningnya. Cowok itu langsung menyergap.
Menyembulkan payudara si wanita dari branya yang diturunkan sedikit.

Lalu mengemut pentil payudara wanita itu.

“Wow…bokep Bu…” komentar Aldo dengan mata hampir tak berkedip.
“Iya. Kamu gak suka nonton bokep?”
“Su…suka Bu…” “Ya udah, temenin aku nonton di sini. Aku juga suka nonton video yang hot-hot gini….pengen
pipis dulu nih….pausekan dulu ya…biar jangan ada yang kelewat…” kataku sambil bangkit dan buru-buru
melangkah ke kamar mandi.

Seolah-olah sudah kebelet pipis. Padahal di kamar mandi aku cuma melepaskan celana dalam, lalu kucuci
kemaluanku sebersih mungkin. Dan balik lagi ke depan laptopku, sementara celana dalamku sengaja
kutinggalkan di kamar mandi. Aku duduk kembali di samping kiri Aldo. Kali ini aku sengaja duduk merapat
ke Aldo yang velum berani menjalankan lagi video yang tadi kupausekan itu. Maka akulah yang mengklik
tanda play lagi. Ini adalah untuk pertama kalinya aku duduk berdampingan dengan Aldo. Dengan posisi
merapat pula. Adegan di layar monitor laptopku makin lama makin panas. Dan tanganku tak tahan lagi.

Mulanya hanya mengelus celana katun yang Aldo kenakan, pada bagian pahanya. Dan sudut mataku melihat ada
yang menggembung di celana Aldo pada bagian alat vitalnya. Meski aku meraba-raba dari luar celana Aldo,
aku bisa merasakannya…ada yang mengeras di dalam celana training hitamnya. Membuatku semakin binal.

Maka kuselinapkan tanganku ke dalam lingkaran karet celana training itu, dengan cepat aku berhasil
menangkap batang kemaluan Aldo yang memang sudah ngaceng itu.

“Bu…” Aldo seperti kaget. Tapi membiarkan tanganku menggenggam batang kemaluannya yang terasa hangat.
“Aku kalau nonton bokep senengnya sambil megangin titit. Mmm…apalagi titit yang sudah ngaceng gini,”
kataku sambil mengelus-elus moncong penis Aldo yang masih tersembunyi di dalam celana trainingnya.
“I…iya Bu…” sahut Aldo dengan pandangan tetap tertuju ke layar monitor. Sementara penisnya terasa semakin
ngaceng saja, pasti karena ulah tangan kananku ini.

Karena aku mulai meremas- remas penisnya dengan lembut, sementara jempolku mengelus-elus moncongnya.
Meski pandangan Aldo tetap tertuju ke layar monitor, aku tahu bahwa napasnya mulai tak beraturan. Maka
tanpa memikirkan siapa dia dan siapa diriku, tangan kiriku menarik tangan kiri Aldo. Kuselinapkan
tangannya ke balik bagian bawah gaunku. Telapak tangan kiri Aldo itu sengaja kutempelkan di kemaluanku
yang tak bercelana dalam lagi ini. Aldo tampak kaget.

Tapi tangannya kutahan agar tetap menempel di kemaluanku, diiringi bisikanku,

“Biar asyik nontonnya, aku mainin tititmu, kamu mainin memekku. Mainkanlah…jangan takut-takut…aku gak
marah kok…”
“I…iya Bu….” sahut Aldo sambil menggerak-gerakkan tangannya.
“Asyik kan?” tanyaku setengah berbisik, sementara tanganku memang sedang asyik meremas-remas batang
kemaluan Aldo dengan hati-hati, agar jangan membuatnya kesakitan.

Sementara jemari Aldo pun mulai asyik mengelus-elus celah kemaluanku yang belum terlihat di matanya. Maka
kurasakan kemaluanku mulai basah oleh lendir libidoku.

“Enak kan nonton bokep sambil saling sentuh gini?” cetusku sambil mengintensifkan elusan jempolku di
kepala penis Aldo.
“Iya Bu…ta…tapi…” sahut Aldo terputus.
“Tapi apa?” tanyaku sambil memperhatikan sikap Aldo.
“Ng…nggak Bu…” Aku tidak mendesaknya.

Karena aku sudah tahu jawabannya. Pasti dia sedang disiksa oleh nafsunya. Seperti yang tengah kurasakan
ini. Dan aku semakin lupa daratan. Aku sudah ingin secepatnya disetubuhi oleh anak muda itu. Maka padaq
suatu saat, kupelorotkan celana training Aldo, sehingga batang kemaluan yang sudah sangat tegang itu
tersembul di depan mataku.Cerita Sex Terbaru

“Hmmm…aku suka bentuk penismu ini, Al…kepalanya gede….pasti enak rasanya…” kataku sambil memegang penis
ngaceng itu. Aldo semakin salting ketika genggamanku bergerak-gerak seperti sedang mengocok.

Napasnya pun terdengar tak beraturan. Dan aku merasa kasihan karena sudah menyiksanya terlalu lama.
Menyiksanya dalam nafsu. Maka sambil merebahkan diri, kusingkapkan bagian bawah gaunku sampai ke
perut….sambil menarik penis Aldo dengan tangan kiri dan meraih pinggulnya agar mendekat ke tubuhku.

“Lepasin celanamu, Al,” kataku.

Tanpa membantah sedikit pun Aldo melepaskan celana trainingnya, sehingga bagian bawah tubuhnya mulai
telanjang, karena sejak tadi ia tak mengenakan celana dalam. Lalu kutarik penis Aldo sampai menyentuh
kemaluanku. Dan kucolek- colekkan kepala penis itu di mulut kemaluanku yang sudah membasah ini. Agak lama
kucolek-colekkan moncong penis Aldo di mulut kemaluanku yang sudah dibasahi lendir nafsu kewanitaanku
ini. Sementara Aldo malah memejamkan matanya, seperti tak berani beradu tatapan denganku.

“Enak Do?” tanyaku tanpa menghentikan kenakalanku, mencolek-colekkan moncong penis Aldo ke mulut vaginaku
yang semakin membasah dan licin ini.
“I…ii…iiyaaa, Buuu…” sahut Aldo terengah sambil membuang muka.

Mungkin ia tidak tahu bahwa sebenarnya aku pun sedang menikmati enaknya kemaluanku dicolek-colek oleh
puncak penis anak muda itu. Bahkan pada suatu saat aku berkata dalam hasrat yang kian bergejolak,

“Cobain dorong sedikit, Al…” Aku berkata begitu sambil memegang batang kemaluan Aldo agar arahnya ngepas
pada sasarannya.

Aldo mengikuti permintaanku. Moncong penisnya terasa mendesak perlahan. Sehingga aku mengingatkannya agar
lebih kuat lagi mendorongnya. Aldo pun melakukannya. Mendorong penisnya lebih kuat…lebih kuat…dan…
blessss….membenam separuhnya.

“Masuk Al…mmm…enaknya sih dientotin Al…coba entotin pelan-pelan dulu…udah kepalangan dalam sih masuknya.”

Meski masih bersikap canggung, Aldo mengikuti permintaanku. Dengan kedua tangan menahan tubuhnya di
kanan-kiri tubuhku, ia mulai menggerakkan penisnya, maju mundur dan maju mundur perlahan, tapi ia seperti
membatasi agar penisnya tidak sampai masuk semuanya.

“Duh enak banget, Al,” desahku sambil menarik kedua bahunya agar merapat ke dadaku,
“Ayo entot aja sampai masuk semuanya, jangan tanggung-tanggung gitu.”
“I…iya Bu…” Aldo bisa menyembunyikan ekspresinya, karena aku mendekap lehernya, sehingga pipiku
bertempelan dengan pipinya tanpa saling tatap. Tapi aku bisa menarik baju kaus Aldo ke atas sambil
berkata,
“Buka semua ah…biar lebih enak lagi.” Aldo membiarkan aku melepaskan baju kausnya, sehingga ia jadi
telanjang bulat.

Setelah itu, aku pun melepaskan kancing gaunku yang berderet di depan dari bawah ke atas, sampai
tertanggal semua. Lalu dengan mudah aku bisa melepaskan gaunku. Disusul dengan pelepasan braku, sehingga
akhirnya kami jadi sama-sama telanjang bulat.

“Ayo lanjutin lagi….entot lagi yang mantep ya…” kataku sambil memeluk leher Aldo lagi. Aldo tidak
menjawabnya dengan kata- kata, melainkan dengan tindakan.

Batang kemaluannya yang lumayan panjang gede itu mulai beraksi lagi, mengentotku dengan mantapnya. Oooh…
yang kurindukan selama ini telah kunikmati kembali !

“Kita lagi ngapain ini Al?” tanyaku sambil memegang sepasang pipi Aldo dan menatapnya dengan senyum.
“Sa…saya tidak berani nyebutinnya Bu…” sahutnya sambil menghindari tatapanku.
“Bilang aja lagi bersetubuh gitu…enak kan?”
“I..iya Bu…eee…enak sekali…”
“Tapi kamu harus merahasiakan semuanya ini ya.“
“Iii…iya Bu….”
“Sejak saat ini aku akan makin sayang sekali sama kamu. Tapi di depan orang lain, kita harus bersikap
seperti biasa ya.”
“Iii…iya Bu…sa…saya mengerti…” Lalu aku berbisik di telnganya,
“Kamu pernah nyangka bakal dikasih memekku seperti ini?”
“Ng…nggak Bu….mimpi aja belum pernah…”
“Tapi kamu senaqng dikasih memek kayak gini?”
“Sesese…senang sekali Bu…”
“Kalau gitu ayolah lanjutin…entot lagi seedan mungkin…ayo…” Aldo spontan mengayun lagi batang
kemaluannya, membuatku semakin binal, ingin menikmatinya selengkap mungkin.

Lalu kutarik kedua tangan Aldo dan kuletakkan di sepasang payudaraku sambil berkata,

“Sambil diremas Al…tetekku belum kendur-kendur banget kok…”
“I…iya…masih kenceng Bu,” komentarnya ketika tangannya mulai meremas-remas payudaraku.
“Ya iyalah…tetekku kan selalu dirawat Al….”
“Bu…oooh…Bu….” cetus Aldo terengah.
“Kenapa?”
“Gak Bu…cuma…ini…makin lama kok makin enak gini Bu…”
“Mmm…apalagi kalau pantatku digoyangin gini…pasti lebih enak lagi kan?” kataku sambil menggoyang-goyang
pinggulku dengan gerakan yang sudah terlatih.

Membentuk angka delapan. Memutar-mutar dan meliuk-liuk.

“Iii…iya Bu…dududuuuuh Bu…enak banget Bu….dududududuuuuh…” Aku tidak menanggapi desahan-desahan spontan
Aldo.

Karena aku sendiri sedang merasakan sesuatu. Bahwa goyang pinggulku membuat kelentitku terus- terusan
bergesekan dengan penis Aldo. Dan ini membuatku terpejam-pejam dalam nikmat yang luar biasa. Maka ketika
aku semakin hanyut di dalam arus kenikmatan, kuciumi bibir Aldo sambil mendekapnya erat-erat. Aldo belum
berani bereaksi. Namun ketika aku sudah mulai melumat bibirnya, ia pun mulai berani memelukku, sementara
penisnya makin garang menggenjot liang senggamaku. Wuih…inilah yang kuharapkan.

Maka aku pun semakin ganas menggoyang pinggulku, sehingga liang kemaluanku seolah membesot-besot dan
memilin-milin penis Aldo, sementara kelentitku semakin kencang bergesekan dengan penis perkasa itu.
Tadinya kuduga Aldo takkan bertahan lama, karena biasanya cowok semuda dia belum bisa mengontrol diri
dalam persetubuhan. Dan aku sudah menyiapkan diri, seandainya hal itu terjadi. Bahwa di ronde kedua
barulah aku akan habis-habisan mencari kepuasan. Tapi ternyata Aldo tak selemah itu. Bahkan sebaliknya.

Setelah cukup lama kemaluanku digasak oleh penis yang masih fresh itu, aku duluan tiba di puncak
kenikmatanku. Puncak yang membuatku menggeliat, mengejang dan berkelojotan…diiringi rintihan nikmatku,

“Aaaaaahhhhhh….” sambil meremas- remas rambut Aldo sampai acak-acakan.

Tapi Aldo masih mengayun batang kemaluannya di dalam liang senggamaku yang sudah sangat licin ini. Meski
masih agak ngilu, kuciumi bibir Aldo sebagai tanda terimakasihku, karena ia baru saja memberiku suatu
kepuasan yang sangat kurindukan. Mungkin karena aku menghentikan goyangan pinggulku, tak lama kemudian
Aldo pun menghentikan entotannya.Cerita Sex Terbaru

“Kenapa berhenti? Ayo entot terus sampai ngecrot,” kataku perlahan.
“I…iya Bu…” Aldo mengayun kembali batang kemaluannya. Kenikmatanku pun mulai terasa lagi.

Karena penis Aldo ngacengnya sempurna. Keras sekali. Aku pun mulai menggoyangkan pinggulku kembali,
sambil menciumi leher Aldo yang sudah dibasahi keringat. Dalam arus nikmat senggama, aku tidak merasa
jijik sedikit pun ketika lidahku menjilati keringat di leher Aldo. Karena Aldo itu bukan cuma tampan,
tapi juga pandai menjaga kebersihan. Cuma statusnya saja yang membuatku agak risih, pada mulanya. Bahwa
ia ia sopirku, sementara aku bossnya. Tapi semuanya itu kulupakan. Yang tertinggal di dalam batinku hanya
satu hal. Bahwa ia seorang lelaki tampan yang masih sangat muda dan mampu memuasi nafsu birahiku.

Dan setelah cukup lama ia mengentotku, terlihat gejala-gejala kalau ia akan mencapai puncak ejakulasinya.

Baca JUga Cerita Seks Di Pinggir Pantai Parang Tritis

“Udah mau ngecrot ya?” tanyaku.
“I…iya Bu…di mana sa…saya harus lepasinnya?” sahutnya tersengal-sengal.
“Di dalam aja…ayo kita barengin biar nikmat.”
“Iya Bu…oooh….aaaah…” Aldo mengayun batang kemaluannya dengan gerakan cepat, sementara aku pun semakin
binal menggoyang-goyangkan pinggulku.

Pada suatu saat tibalah kami pada titik yang sangat indah itu…terlalu indah untuk dilukiskan dengan kata-
kata….bahwa diiringi dengus-dengus napasnya Aldo membenamkan batang kemaluannya dalam-dalam, sementara
moncong penisnya memuncrat- muncratkan air maninya di dalam liang senggamaku yang sedang mencapai orgasme
keduaku…oooh….luar biasa nikmatnya ! Pelukanku di leher Aldo sampai bergetar- getar ketika merasakan
puncak kenikmatan yang sangat indah ini.

Air mani Aldo banyak sekali sampai terasa membludak ke luar, mengalir ke sofa. Tapi hal itu kuanggap
sebagai pertanda positif dan menyenangkan…- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.

Sahabatku

Cerita Sex Terbaru | Perkenalkan namaku Andi, umurku 20 tahun dan baru setahun kemarin lulus SMA. Sekarang aku lagi usaha mendaftar di beberapa Perguruan tinggi. Karena sadar untuk dapat diterima di PTS top itu nggak gampang, maka aku ikut bimbingan tes. Disitulah aku berkenalan dengan cewek bernama Nina. Umurnya 19 tahun, tetapi karena ayahnya orang Jerman, tubuhnya bongsor banget. wajahnya jelas cantik (namanya juga indo!). Tubuhnya seksi luar biasa, buah dada dan pinggulnya menonjol sedemikian rupa sehingga memaksa setiap mata laki-laki melotot memandangnya. Ditambah lagi dengan kesukaannya memakai T-shirt dan celana ketat, benar-benar membuat seluruh pria peserta kursus tersiksa karena menahan nafsu.

Cerita Sex Terbaru Sahabatku
Nina tinggal di komplek elite di kotaku, dan karena rumahnya searah dengan rumahku aku sering ikut pulang dengannya bersama beberapa teman lain yang juga rumahnya searah. Mobilnya BMW biru(ayahnya kaya banget), jadi nebeng dengan dia jauh lebih nikmat dibandingkan jika pulang sendiri naik angkot.
Pada suatu hari, kebetulan teman-teman lain berencana nonton film rame-rame setelah kursus, tetapi aku malas ikut (alasan lain, karena aku lagi nggak punya duit). akhirnya aku pulang sendirian dengan Nina. Kami ngobrol dengan hebohnya di jalan, terutama membicarakan si Rudi teman kursus kami yang beberapa hari yang lalu menikah mendadak, karena kepergok Hansip sedang “gituan” dengan pacarnya di belakang gudang gedung kursus kami.
Omomg punya omong, si Nina sambil tetap menyetir melirikku dengan mata nakal
” ‘Ndi, kamu juga pernah begituan nggak sama pacarmu? kaya si Rudi itu?” Mendengar pertanyaan itu aku ketawa ngakak
” Walah, boro-boro main. Melihat punyanya cewek saja aku belum pernah.” Nina membelalakkan matanya yang indahkecoklatan itu
” Yang bener ‘Ndi, masak kamu belum pernah lihat punyanya cewek?” Aku mengangkat dua jariku
“suer, belum pernah Nin. Paling aku cuma lihat di buku-buku porno”.
Nina menggeleng-ngeleng mendengar jawabanku itu. Dia tersenyum-senyum dan bertanya dengan nada menggoda
“Jadi, sekarang kamu pingin lihat punya cewek beneran nggak? ini tawaran serius lho!” Aku menggaruk-garuk kepala
“Yaa..jelas mau dong Nin, tapi punyanya siapa?” Nina ketawa ngakak dan dengan tangan kirinya memukul pundakku
“Ya punya gua, tahu! punya siapa lagi?”. Walah, aku terlonjak mendengar “tawaran” gila itu.
Kepalaku mendadak pusing, napasku tersengal-sengal dan suaraku jadi serak
“Kamu nggak serius kan Nin?”
Tapi Nina memandangku dan menjawab dengan enteng
“Serius! ayo kamu lihat sekarang.”
Ia tiba-tiba memarkir mobilnya di pinggir jalan.
Jalan sedang sepi sekali, maklum sudah malam. Mobil kami diparkir di bawah lampu jalan yang terang. Aku masih tertegun-tegun ketika Nina mematikan mesin, mendorong kursinya ke belakang dan dengan cepat mengangkat rok ketat yang dipakainya hingga sebatas pinggul. Dengan gerakan cepat pula ia memelorotkan celana dalamnya yang berwarna putih, sehingga bukit kemaluannya tampak dengan jelas. Aku terbelalak melihatnya. Kemaluan Nina indah sekali, hanya ditumbuhi bulu-bulu yang jarang di bagian atas sehingga kedua belah bibir kemaluannya tampak dengan nyata, berwarna kemerahan dan tampak sangat lembut.
Nina terkikik melihat mataku yang melotot
“Nih ‘Ndi, punyanya cewek. Mau lihat lebih jelas nggak?” katanya menggoda.
Bersamaan dengan itu ia dengan gerak perlahan membuka pahanya yang mulus, dan dengan jarinya membuka belahan bibir kemaluannya. Kini tampak dengan jelas kelentitnya yang berwarna merah muda, dan ketika jarinya yang lentik semakin lebar membuka bibir kemaluannya yang indah itu, aku dapat melihat lobang kemaluannya dengan jelas. Sangat indah dan merangsang, napasku sungguh tersengal-sengal, suaranya seperti kereta yang lagi langsir. “Burung”ku juga berteriak-teriak di sarangnya dalam celana, seakan minta jatah untuk ikut melihat dan merasakan benda indah yang kini terpampang jelas di depanku ini.
Tampaknya Nina memang jenis wanita ekshibisionis, yang suka memperlihatkan tubuhnya pada orang lain. Ia juga tampak terangsang sendiri, dan sambil jarinya terus mengelus bukit kemaluannya ia mulai menggerak-gerakkan pinggulnya kedepan dan kebelakang.
“‘Ndi..” suaranya merintih terdengar
“Aku sudah beri kamu pemandangan terindah yang bisa kamu lihat..sekarang maukah kamu memberikan hadiah padaku?”
Aku setengah sadar mendengar pertanyaan itu, dan menjawab sekenanya
” ya..ya..okelah..apa permintaanmu?”
Dengan lembut Nina memperlebar posisinya yang mengangkang itu, dan menjawab dengan suara serak
“Jilatin vaginaku ‘Ndi..jilatin sampai aku keluar dan minum semua air maniku.” nadanya setengah memerintah.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Dan tanpa minta ijin ia memegang kepalaku, dengan setengah memaksa menekannya sehingga aku merunduk dan wajahku menempel di kemaluannya. Posisiku agak sulit, karena terhalang setir mobil. Melihat itu Nina mengubah posisi sandaran kursinya, sehingga kini ia setengah berbaring. Tangannya tetap menekan kepalaku ke arah kemaluannya. Aku tergagap dan bingung, namun pemandangan bukit kemaluan yang hanya beberapa senti di depan mataku dan baunya yang sangat merangsang menyebabkan aku seakan lupa ingatan. ceritasexterbaru.org Dengan ganas aku menciuminya. Kujilati belahan kemaluan yang sangat indah itu, kupermainkan kelentitnya dan akhirnya mengisapnya dengan sangat bernapsu. Sambil mengisap aku tetap menggerak-gerakkan lidahku mempermainkan kelentit itu, dan jari tanganku bergerilya memasuki lobang kemaluannya.
Nina menanggapi aksiku itu dengan heboh. Ia menggoyang pantatnya dengan kuat, dan melenguh dan menceracau dengan berbagai bahasa yang dikuasainya
“ooh..mein Gott..enaak tenaan..’Ndi..cepetan dong..schnell..lidahmu goyangin terus..jangan berhenti..sekarang masukin lidahmu ke lobang..nah, gitu..terus..keluar masuk..ooh..OOH..OOHH!!”
Aku berpikir, dasar cewek bapaknya Jerman ibunya Jawa, ya bahasanya jadi campur aduk begitu. Aku makin bernafsu mencium, menjilati dan mengisap bukit kemaluannya hingga akhirnya “croot..” semburan cairan keluar dari kemaluannya dan muncrat ke mulutku. sesuai perintahnya tadi, aku bereaksi cepat dan menelan seluruh cairan itu dengan bernafsu. Gerakan Nina terhenti seketika dan ia terduduk lemas dikursinya. Aku masih tetap menunduk di kemaluannya, menciumi bibir kemaluan itu dengan lembut dan menjilati sisa cairannya yang masih menempel.
Nina mengelus kepalaku dengan lembut
” Kamu senang ya ‘Ndi..kok nggak selesai-selesai menciumnya.” Aku agak malu juga, kujawab dengan lembut
“Vaginamu indah sekali Nin..terima kasih aku telah diijinkan untuk mencium dan menikmatinya.” Nina terkikik dan memukul kepalaku
” Sudah ah, bicaramu kaya artis sinetron saja. Tuh ambil tisu, mulutmu belepotan banget”
Ia membantuku melap mulutku, dan memasang kembali CD dan membetulkan roknya.Cerita Sex Terbaru
“Vaginamu nggak kamu lap, Nin?” tanyaku.
Ia tertawa
“ngapain lagi..kan sudah kamu lap tadi pakai mulut “.
Dengan santai ia kemudian membetulkan kursinya, menstarter mobilnya dan meluncur kembali ke jalan raya.
Sejenak kami membisu. Akhirnya aku bicara
” Nin..kamu sudah aku puaskan. Apakah aku bisa minta kamu memuaskan aku sekarang, biar adil, gitu?”
Aku pancing begitu, ia memonyongkan mulutnya yang indah dan menjawab
“Memangnya kamu minta aku ngapain? menghisap penismu? atau memasukkan penismu ke vaginaku, begitu?”
Aduh, jorok banget mulut ini cewek. Tapi aku menjawab pelan
“iyaa..kira-kira begitulah Nin, mau nggak.”
Aku sungguh kaget ketika ia menjawab dengan setengah memekik
” ‘Ndi..emangnya aku perek? emangnya aku mau melakukan itu dengan sembarang lelaki? sori ya..aku nggak serendah itu!!”
Aku sungguh keheranan mendengar jawaban itu
“lha..yah kita lakukan tadi apaan..apa itu bukan making love namanya?”
Nina menggerakkan kepalanya dengan keras sehingga rambutnya yang kecoklatan berkibaran
“Nggak..nggak..itu lain..aku kan nggak melakukan apa-apa..kamu yang melakukan untukku..itu lain..”

Baca Juga Cerita Sex Suami Selipan

Wah ternyata si Nina ini punya kelainan juga, pikirku. Akhirnya aku menghela napas dan menjawab
“ya sudah..lupakan saja. Aku sudah puas kok tadi. Maaf deh atas permintaanku.”
Nina mengangguk-angguk
” Kalau kayak tadi kamu mau lagi, oke deh. tapi yang lainnya..no way ya..itu buat calon suamiku nanti”.
Tiba-tiba ia menghentikan mobilnya. Alamak, ternyata sudah di depan rumahku. Ia meminta aku segera turun dan berkata dengan nama mengancam
“awas ‘Ndi..jangan cerita siapa-siapa ya. itu tadi kan aku cuma membantu kamu yang katanya belunm pernah lihat vagina wanita.”
Sambil berkata begitu, ia memonyongkan lagi bibirnya yang indah dan BMW biru itu menderum meninggalkan rumahku.
Dasar perempuan gila!!- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.

Suami Selipan

Cerita Sex Terbaru | Cerita sex nyata ini kudapatkan dari seorang teman di dunia maya. Ia pernah menceritakan kisah nyata
hidupnya yang unik dan ingin agar kisahnya itu diabadikan dalam suatu kisah nyata. Aku menyanggupinya.
Dan pada suatu hari aku ketemuan dengan wanita berusia 32 tahunan itu. Ia menyerahkan sebuah flashdisk,
isinya semacam buku harian pribadinya. Ia memintaku agar mengedit catatan hariannya itu, karena kalimat-
kalimatnya belum teratur rapi. Kusanggupi permintaannya, termasuk menyembunyikan identitas semua pelaku
dan nama tempat di dalam kisah nyata ini agar tiada yang merasa dirugikan. Inilah hasilnya. Mohon maaf
atas segala kekurangannya.

Cerita Sex Terbaru Suami Selipan
Perjalanan hidupku memang aneh. Kisah demi kisah yang terjadi dalam kehidupanku, sering membuatku
bertanya-tanya,

“Kenapa aku harus mengalami semuanya ini?”

Dahulu, ketika rumah tanggaku dengan Mas Bimo sedang harmonis, aku merasa laksana wanita yang paling
bahagia di dunia ini. Kedua anakku juga lahir dengan lancar, lalu aku ikut program KB. Karena aku dan Mas
Bimo sudah mencapai target untuk memiliki anak 2 saja.

Soal kesetiaanku tak perlu diragukan. Meski aku punya wajah cantik, kulit yang putih bersih dan bentuk
tubuh yang aduahai, aku tak pernah memanfaatkannya untuk menyeleweng.

Lalu tragedi itu terjadi. Mas Bimo sangat marah ketika mengetahui bahwa aku sering mengirim uang kepada
orang tuaku, untuk membantu biaya kuliah adikku Rendi. Suamiku demikian marahnya, karena ia menganggap
aku sudah sering selingkuh dalam hal duit. Aku berusaha menerangkan, bahwa aku merasa kasihan kepada
adikku, kasihan juga kepada orang tuaku yang kelabakan mencari dana untuk biaya kuliah adikku itu. Tapi
Mas Bimo malah semakin marah. Mencercaku sebagai istri yang tidak jujur dan sebagainya.

Lalu terjadilah tragedi itu. Mas Bimo menjatuhkan talak tiga padaku! Itu pertanda bahwa kesalahanku tak
dapat diampuni lagi !

Sebagai seorang wanita, aku bisa berbuat apa? Talak tiga sudah dijatuhkan. Berarti tak mungkin aku bisa
berkumpul dengan Mas Bimo lagi.

Akhirnya kuterima saja keputusan itu, meski dengan hati yang luar biasa perihnya. Aku pulang ke rumah
orang tuaku dengan sikap seperti panglima yang kalah perang.

Berbulan-bulan aku hidup sebagai seorang janda bersama kedua anakku di rumah orang tuaku.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Sedihkah hatiku? Tentu saja aku merasa sedih dan pilu, karena tak pernah terpikirkan akan mengalami nasib
seperti ini. Tapi aku tak mau mendramatisir keadaan. Dengan uang tabungan yang masih lumayan banyak di
bank, aku bisa melanjutkan kuliahku yang dulu terputus gara-gara dipersunting oleh Mas Bimo. Aku ingin
melupakan kegagalanku dengan mencurahkan pikiran ke arah kuliahku yang cuma tinggal dua semester lagi.

Aku jadi seperti masa gadis lagi. Hampir tiap hari mengikuti kuliah di kampusku. Tapi teman-teman
seangkatanku sudah pada lulus S1, bahkan ada beberapa orang yang sudah S2. Teman-teman kuliahku sekarang
pada umumnya 7-8 tahun lebih muda dariku. Tapi aku bukan yang tertua di angkatan ini. Masih ada yang
lebih tua dariku. Ada yang mendapat tugas belajar dari tempat kerjanya, ada juga yang atas keinginannya
sendiri melanjutkan pendidikannya meski usianya sudah hampir 40 tahun.

Waktu aku mulai kuliah lagi, usiaku sudah 32 tahun. Tapi orang-orang gak percaya kalau umurku sudah 32
tahun. Pada umumnya mereka mengira usiaku di bawah 25 tahun.

Perjuanganku berhasil. Akhirnya aku diwisuda sebagai sarjana ekonomi. Tapi pada hari inilah aku
mendapatkan jabatan tangan dari seseorang yang tak kusangka akan hadir. Ia adalah Mas Bimo ! Mantan
suamiku !

“Selamat ya Hen,” bisik Mas Bimo setelah menjabat tangan dan mencium pipi kanan-kiriku.
“Makasih Mas,” sahutku dengan perasaan tak menentu.

Ia adalah satu-satunya orang yang hadir dalam wisudaku. Karena orang tua dan adik-adikku tidak kuberitahu
bahwa hari itu aku akan diwisuda. Tapi Mas Bimo malah tahu, entah dari mana dia mendapatkan beritanya.

Mas Bimo menawarkan untuk mengantarku pulang, sekalian ingin menengok anak-anak, katanya. Dan aku hanya
mengangguk dengan sikap datar.

Mas Bimo tidak langsung mengantarku pulang. Ia mengajakku makan siang dulu di sebuah rumah makan terdekat
dengan kampusku.

Di rumah makan itulah Mas Bimo meminta maaf padaku, karena sudah melakukan kesalahan besar dengan
menceraikanku. Sekaligus ia juga menyatakan keinginannya untuk rujuk lagi denganku.

“Gak bisa Mas,” kataku setelah Mas Bimo selesai mencurahkan keinginannya,
“Kan Mas sudah menjatuhkan talak tiga.”
“Iya…iya…aku tau. Tapi katanya kita bisa nikah lagi dengan syarat…kamu harus nikah dulu dengan orang
lain.”

Aku menunduk terdiam. Sebenarnya aku memang masih berat pada Mas Bimo. Masih sangat mencintainya. Tapi
keputusan menyakitkan itu sangat menyakitkan hatiku.

“Aku ingin memperbaiki diri, memperbaiki hubungan kita dan anak-anak kita. Kasian mereka kalau kita gak
berkumpul lagi kan?”
“Tapi hukumnya itu Mas….”
“Soal harus nikah dulu dengan orang lain? Gak apa-apa. Aku rela…asal sebulan kemudian cerai lagi…lalu
nikah denganku.”
“Nikah sama siapa?” tanyaku dalam bingung.
“Mmm….gini…kalau kamu gak punya calon, biar aku yang sediakan ya,” kata Mas Bimo.Cerita Sex Terbaru

Aku cuma menatapnya. Tak kuasa menanggapinya.

“Kamu tau Toni kan?” tanyanya.
“Toni? Yang suka Mas suruh-suruh itu?”
“Iya. Dia kan bawahanku di kantor.”
“Terus ?”
“Aku akan bujuk dia supaya menikah denganmu. Katakanlah menikah semu….”
“Iiih….Toni kan masih muda banget Mas.”
“Iya…yang penting bisa kita atur aja. Bagaimana? Setuju?”
“Gak tau Mas. Aku mau pikir-pikir dulu…” sahutku mengambang.
“Iya…pikirkanlah dulu baik-baik. Tapi mikirnya jangan kelamaan. Kalau bisa, dalam seminggu ini sudah ada
keputusan.”
“Emangnya Mas Bimo sudah mempertimbangkan baik buruknya?” tanyaku.
“Sudah lebih dari tiga bulan aku mempertimbangkannya, sayang. Aku menyesal…sangat menyesal, karena telah
bertindak tanpa memikirkan akibatnya….maafkan aku Hen…aku tak bisa hidup tanpamu…”

Berhari-hari aku memikirkan semuanya itu. Sebenarnya hatiku masih sakit, karena merasa telah diperlakukan
sewenang-wenang. Tapi aku harus melihat kedua anakku yang masih kecil-kecil. Yang masih sangat
membutuhkan figur seorang ayah. Dan aku sendiri merasa bahwa status janda ini seperti status yang tak
berharga. Seperti status wanita yang terbuang.

Akhirnya aku seperti biasanya wanita timur. Keputusan yang sangat penting itu kujawab dengan “terserah”.
Dan aku pun lalu menikah dengan Toni yang 7 tahun lebih muda dariku. Memang ada peringatan dari Mas Bimo,
bahwa aku dilarang melakukan hubungan sex dengan Toni.

Maka di malam-malam pertamaku bersama Toni yang sudah diresmikan sebagai suamiku, memang tak terjadi
apa-apa, meski Toni tidur sekamar denganku.

Tapi pada suatu malam, ketika aku sudah nyenyak tidur, kurasakan ada yang menyentuh dan merayap-rayap
dari betis ke pahaku.

Kubuka mataku dan mencoba bertahan,

“Toni…mau ngapain?”
“Mbak…aku kepengen nyobain….masa kita nikah secara sah tapi gak bisa ngapa-ngapain?” kataToni sambil
memelukku.
“Tapi Ton…perjanjiannya kan tidak boleh…”
“Tapi Mbak…aku sudah pengen banget…masa Mbak tega membiarkanku tersiksa begini? Lihatlah…sudah ngaceng
gini Mbak,” bisik Toni sambil menyembulkan penisnya dari balik celananya.

Dan memaksa tanganku agar menyentuh bagian vital tubuh lelaki muda itu. Bagian tubuh yang tak pernah
kulihat selama masa menjandaku. Meski cuma menyentuh sekejap, aku langsung tahu bahwa penis Toni jauh
lebih panjang dan gede daripada penis Mas Bimo. Jujur…aku jadi degdegan dibuatnya.

“Mbak…seorang istri kan berdosa kalau tidak mau melayani suaminya. Sekarang aku kan suamimu Mbak.”

Aku jadi bingung. Memang benar, aku sering mendengar bahwa berdosalah istri yang tak mau meladeni
suaminya. Sedangkan Toni sudah disahkan menjadi suamiku. Artinya aku wajib melayaninya jika ia
menghendaki hubungan seksual.

“Sudahlah,” kataku sambil meremas-remas penis tegang itu dengan lembut,
“Kukocok aja ya punyamu.”

Toni merayapkan tangannya ke pangkal pahaku,

“Tapi minimal aku harus menyentuh punya Mbak….”

Dan…oooh…jemari lelaki yang jauh lebih muda dariku itu memaksa masuk ke balik celana dalamku. Mulai
menyentuh kemaluanku. Mulai mengelus-elus, bukan cuma menyentuh….oooh…apa yang sedang terjadi ini? Kalau
kubiarkan lelaki muda ini menyetubuhiku, salahkah aku? Dan kenapa hasrat birahi ini mendadak berkecamuk
dan sulit dikendalikan?

Dan ketika tanganku meremas-remas penis Toni, aku mulai menikmati elusan jemari lelaki muda itu…yang
membuat kemaluanku mulai basah. Sehingga akhirnya aku menyerah.

“Matikan dulu lampunya, takut ada yang ngintip,” kataku agak tersendat.

Toni mengangguk dengan sikap bersemangat. Lalu turun dari tempat tidur dan melangkah ke arah sakelar di
dekat pintu. Lalu mematikan lampu penerangan, sehingga kamar ini menjadi gelap. Pada saat itulah aku
menanggalkan daster dan celana dalamku, sehingga aku menjadi telanjang bulat di gelapnya kamarku, karena
sejak tadi pun aku tak mengenakan beha.

Terdengar langkah Toni menghampiriku lagi. Lalu naik ke atas tempat tidur, menyentuh perut dan
payudaraku…pasti ia kaget campur senang setelah menyadari bahwa aku sudah telanjang bulat.

Dalam kegelapan kurasakan ia merayapi sekujur tubuhku. Dan aku merinding-rinding dalam hasrat yang
semakin sulit mengendalikannya. Bahkan akhirnya kubisiki telinganya, “Kamu juga telanjang dong Ton.”Cerita Sex Terbaru

Toni mengiyakan. Dan buru-buru menelanjangi dirinya. Kemudian rebah di sampingku, sambil merayap-rayapkan
tangannya di sekitar kemaluanku yang berbulu lebat ini. Aku pun melanjutkan kegiatan yang tadi terputus.
Kugenggam batang kemaluannya yang jauh lebih “jangkung gede” daripada penis Mas Bimo itu. Lalu kuremas-
remas dengan lembut. Sementara jemari Toni mulai menyelusup ke liang vaginaku yang mulai membasah ini.

Dalam kegelapan itu aku sering terpejam-pejam dalam hasrat yang kian menggebu-gebu.

“Beneran kamu kepengen dan gak bisa nahan lagi?” tanyaku setengah berbisik.

Toni mengiyakan dengan napas tersengal-sengal.

“Ya udah…kalau gitu masukin aja,” kataku sambil meraih kuraih batang kemaluan Toni ke dekat vaginaku.

Lalu kutempelkan puncak penisnya di mulut vaginaku. Kuelus-eluskan ke celah kewanitaanku, sampai akhirnya
kuminta agar ia mendorong batang kemaluannya.

Dan…oooh….kurasakan penis tegang yang panjang gede itu mulai membenam ke dalam liang kemaluanku. Ini
sangat terasa, membuat desir nikmatku seolah menggelusur dari lutut sampai ke ubun-ubun !

Ketika Toni menjatuhkan dadanya ke atas dadaku, cepat kusambut dengan pelukan erat di lehernya, sambil
berbisik,

“Duuuh…sudah masuk Ton….punyamu gede banget sih?!”
“Iya Mbak…makasih ya…Mbak baik hati dan gak tega membiarkanku tersiksa…” kata Toni sambil mencium
pipiku.

Lalu ia mulai mengayun batang kemaluannya, maju mundur dan maju mundur dan maju mundur seperti mesin
fotocopy. Aku mulai terkejang-kejang dalam nikmat yang sulit kulukiskan dengan kata-kata. Geseran demi
geseran penisnya terasa sekali enaknya, menggesek liang kenikmatanku dengan mantap.

Barangkali kalau aku harus jujur, akan kuakui bahwa apa yang sedang kulakukan dengan pemuda tampan
bernama Toni ini, sungguh jauh lebih nikmat daripada yang sering kulakukan bersama Mas Bimo dahulu.
Apakah karena aku sudah terlalu lama tidak mengalami digauli oleh lelaki, ataukah karena ukuran penis
Toni yang jauh lebih “gagah” daripada penis Mas Bimo….entahlah. Yang jelas, aku benar-benar menikmati
persetubuhan dengan pemuda yang jauh lebih muda dariku ini.

Pada mulanya Toni terasa canggung melakukan semuanya ini. Tapi beberapa menit kemudian ia mulai mengenjot
penisnya sambil meremas-remas buah dadaku. Terkadang ia pun menciumi dan menjilati leherku. Ini membuatku
serasa melayang-layang di langit kenikmatan. Dan aku pun semakin lupa daratan. Aku jadi ingin menikmati
persetubuhan ini selengkapnya. Maka ketika penis Toni semakin gencar memompa liang kewanitaanku, aku pun
mulai memagut bibirnya. Melumatnya dengan penuh desir birahi. Bahkan tanganku juga sering meremas-remas
rambutnya, lalu kuelus dengan lembut, kuacak-acak lagi, kuelus lagi dan seterusnya. Pinggulku juga mulai
refleks bergoyang-goyang…meliuk-liuk dan menghentak-hentak…sementara keringat Toni terasa mulai
berjatuhan ke wajah dan leherku.

“Mbak Henny….ini enak banget Mbak…oooh Mbak….adududuuuh….enak sekali Mbak…” rengek Toni ketika aku
mempergila goyangan pantatku.

Harusnya aku mengatakan hal yang sama. Bahwa persetubuhan yang sedang kualami ini nikmat sekali. Tapi aku
masih berusaha agar tidak sembarangan mencetuskan kata-kata. Dan aku mencetuskannya dalam bentuk gerakan
tubuhku. Bahwa terkadang kuangkat kakiku sampai melingkari pinggang Toni, sehingga Toni bisa membenamkan
penisnya sedalam mungkin. O…ini indah sekali !

Tapi tak lama kemudian aku merasakan akan mencapai orgasme. DI puncak orgasme ini kuhentak-hentakkan
pantatku, sehingga liang kemaluanku menggesek-gesek penis Toni dengan kencangnya. Lalu….datanglah puncak
kenikmatanku….yang membuatku seperti dialiri arus dari ujung kaki sampai ke ubun-ubun….arus birahi dan
kenikmatan, yang membuatku melenguh,

“Ooooh….Toni….aku keluaaaaar……..”

Tiba-tiba Toni pun mempercepat gerakan penisnya,

“Aku juga mau keluar Mbak…. ooooh…..Mbaaaak……”

Toni mendengus seperti kerbau disembelih. Lalu kurasakan moncong penisnya menyemprot-nyemprotkan cairan
hangat dan kental di dalam liang kewanitaanku. Kubiarkan semua itu terjadi, tanpa rasa takut, karena
setelah bercerai dengan Mas Bimo, alat KB tetap terpasang di dalam rahimku.

Beberapa menit kemudian kurasakan penis Toni melemas dan mengecil, lalu terlepas dari liang vaginaku.

Kukenakan dasterku, tanpa mengenakan celana dalam lagi, lalu turun dari tempat tidur. Kupijit sakelar
lampu kamarku, sehingga kamarku jadi terang lagi. Kuhampiri Toni yang terlentang dalam keadaan masih
telanjang.

Kuperhatikan pemuda yang sudah sah menjadi suamiku itu. Suami yang harus menceraikanku setelah waktu yang
ditetapkan tiba.

Entah kenapa, setelah aku digauli olehnya, timbul rasa sayangku padanya. Bahkan semakin jelas di mataku,
bahwa Toni itu tampan dan memiliki tubuh yang atletis. Tinggi tegap. Tapi…bukankah nanti dia harus
menceraikanku seperti sudah ditetapkan dalam perjanjian dengan Mas Bimo?

Bukankah hal itu berarti bahwa aku tak dapat lagi menikmati indahnya persetubuhan seperti yang barusan
kualami?

Ada kemelut di batinku. Lalu aku duduk di dekat Toni yang masih celentang telanjang. Dan entah kenapa,
aku ingin menyentuh penis yang tadi sudah memberiku kepuasan itu. Penis yang masih tergolek lemas itu.

“Puas?” tanyaku sambil meremas-remas penis Toni dan sesekali mengelus moncongnya.
“Hehehe…puas banget Mbak. Makasih,” sahutnya sambil meraih pinggangku, sehingga aku jadi sama-sama rebah
saling berhadapan.
“Tapi kita hanya dikasih waktu sebulan, Ton.”
“Iya,” sahut Ton lirih, “Kalau sudah berpisah, kita gak bisa begini lagi, ya Mbak.”
“Ya iyalah. Bahkan sekarang juga kita sudah melanggar perjanjian. Harusnya kan gak boleh melakukan
seperti yang tadi.”
“Tapi aku tersiksa sekali tadi Mbak. Soalnya Mbak begini mulusnya…lagian sebenarnya aku berhak untuk
merasakannya kan?” Toni mengelus lututku, “Untunglah Mbak penuh pengertian…”Cerita Sex Terbaru

Pada saat yang sama, kurasakan penis yang sedang kugenggam ini mulai membesar dan menegang. Dan aku tahu
persis apa yang sedang terjadi di dalam jiwa Toni. Aku juga tahu persis apa yang sedang terjadi di dalam
jiwaku sendiri….bahwa badai birahi berkecamuk lagi di dalam jiwaku !

Dan entah dari mana datangnya kekuatan ini. Kekuatan yang memaksaku untuk berlutut, dengan pinggul Toni
berada di antara kedua lututku. Lalu kugenggam penis Toni, kuarahkan ke mulut vaginaku. Saat itu aku
mengenakan daster, tapi tak mengenakan celana dalam dan beha. Sehingga dengan mudah puncak penis Toni
bisa kutempelkan ke mulut kemaluanku. Lalu kudesakkan vaginaku, menekan batang kemaluan perkasa itu.
Dan…ahhh…blessss…..penis Toni mulai terbenam lagi di liang kewaniaatnku !

Toni hanya tersenyum-senyum. Tampak senang sekali dengan perlakuanku padanya.

“Kamu mau lagi kan?” tanyaku sambil menanggalkan dasterku, sementara penis Toni sudah berada di dalam
cengkraman liang kewanitaanku.

“Iya…” sahut Toni sambil memegang kedua pahaku, “Mbak juga sama kan?”
“Telanjur basah…” sahutku sambil mulai mengayun pinggulku, sehingga liang kemaluanku jadi bergesekan
lagi dengan penis Toni.

Gesekan yang menimbulkan nikmat luar biasa buatku. Dan Toni meraih pinggangku ke dalam dekapannya,
sehingga dadaku terjerembab ke atas dadanya.

Kini aku yang aktif, menaik-turunkan pantatku, sehingga liang kemaluanku membesot-besot penis Toni.
Sementara Toni pun tak tinggal diam. Meski posisinya di bawah, ia berusaha mewnggerak-gerakkan penisnya
dengan arah yang berlawanan dengan gerakan vaginaku. Kalau vaginaku menekan, ia pun memajukan penisnya.
Kalau vaginaku ditarik, ia pun menarik penisnya. Oooh…semuanya ini terasa nikmat sekali. Nikmat yang
sulit kulukiskan dengan kata-kata. Nikmat yang seolah tak pernah kurasakan dari Mas Bimo semasa menjadi
istrinya.

Persetubuhan yang terlalu nikmat ini membuatku cepat sekali mencapai puncaknya. Aku hanya mampu bertahan
beberapa saat, kemudian aku merengek manja,

“Toni…aku mau keluar lagi, sayang…..”

Lalu kupeluk leher Toni kuat-kuat. Dan liang vaginaku terasa berdenyut-denyut di puncak orgasmeku. Oh,
puasnya hatiku….sungguh tiada bandingannya. Kepuasan yang kucapai setelah sekian lamanya tak kualami di
masa jandaku.

Aku tahu bahwa Toni belum ejakulasi. Tapi aku tak kuat lagi main di atas. Lalu aku berguling ke samping,
sehingga batang kemaluan Toni terlepas dari vaginaku. Setelah menelentang, kupersilakan Toni memasukkan
lagi penisnya ke liang vaginaku yang baru mencapai orgasme ini. Lalu kunikmati lagi ayunan surgawi ini.
Ayunan penis Toni di dalam liang kewanitaanku, yang membuatku terkejang-kejang dalam nikmat tiada
bandingannya.

Kedua pahaku sengaja kurentangkan selebar mungkin, supaya Toni leluasa membenamkan penisnya sedalam
mungkin. Dan Toni memanfaatkannya. Pada waktu penisnya maju, terasa sampai menyundul dasar liang
vaginaku, aaaaah…ini benar-benar fantastis !

Terlebih ketika Toni meremas-remas buah dadaku, mempermainkan putingnya dan terkadang menjilatinya….enak
banget !

Kenikmatan ini membuatku lupa daratan. Sehingga tanpa bisa dikendalikan lagi aku berceloteh dalam bentuk
bisikan di dekat telinga Toni,

“Duuuh…Toniiii….ini….enak sekali, Ton…..aku kan udah lama gak merasakannya….aaaah…terus enjot yang keras,
Ton…..iya….begitu…iya….oooh, enak Ton….”
“Iya Mbak….ini pengalaman terindah dalam hidupku,” sahut Toni sambil mengenjot penisnya makin lama makin
keras, dalam arti waktu dibenamkan benar-benar didorong sampai full dan menyundul dasar liang vaginaku
dengan kuatnya (karena ukuran penisnya yang dahsyat…panjang sekali).

Semuanya membuatku gila. Gila dalam nikmat yang luar biasa. Sehingga aku tak mau diam pasif. Kugoyang
pantatku seedan mungkin, dengan gerakan meliuk-liuk dan menghentak-hentak.

Semakin ganas juga Toni mengentotku sambil meremas-remas payudaraku, sambil menciumi bibirku, menjilati
leherku yang sudah dibanjiri keringat ini.

Suasananya memang berbeda dengan persetubuhan pertama tadi. Karena sekarang semuanya dilakukan dalam
keadaan terang. Tidak gelap gulita seperti tadi lagi. Sekarang aku bisa melihat dengan jelas bentuk Toni
sekujurnya. Sementara Toni pun bisa melihat dengan jelas sekujur tubuhku, bisa melihat ekspresiku pada
saat ia mengenjotku dengan gagahnya.

Meski penisnya sedang mengenjot liang kewanitaanku, masih sempat Toni membisikiku, “Punya Mbak kok enak
sekali ya……wuiiiih….beneran Mbak….enak banget…”

Aku cuma tersenyum sambil meremas-remas rambut Toni. Sekilas aku teringat keterangannya menjelang nikah
tempo hari. Bahwa ia pernah menikah dengan seorang janda. Tapi pernikahannya hanya bertahan beberapa
bulan, kemudian bercerai. Jadi, waktu nikah denganku, status Toni itu duda, meski usianya baru 25 tahun.

Lalu…mungkin Toni membandingkan diriku dengan mantan istrinya itu. Dan berkali-kali ia mencetuskan
pujiannya, disertai dengan belaian dan kecupan mesra.

Dan…lagi-lagi aku mencapai klimaks…mencapai puncak kenikmatan alias orgasme. Sungguh semuanya ini
merupakan hal baru, hal yang tak pernah kudapatkan dari Mas Bimo dahulu.

Dan ketika penis Toni ejakulasi, sebenarnya aku sudah 5 kali mencapai orgasme. Wajar kalau kukecup
pipinya sambil berkata perlahan,

“Kamu hebat sekali Ton….aku sampai lima kali keluar tadi.”
“Justru Mbak yang hebat. Sebentar lagi juga pasti aku pengen lagi…karena Mbak sangat menggiurkan,” sahut
Toni sambil mencabut batang kemaluannya dari liang vaginaku.

Terasa lendir meluap dari vaginaku, sperma Toni yang sudah bercampur dengan lendir kenikmatanku.

“Sebenarnya aku sedih juga Mbak,” kata Toni sambil merebahkan diri di sisiku.
“Sedih kenapa?”
“Aku sudah telanjur berat sama Mbak. Tapi hanya sebulan aku boleh memiliki Mbak. Lalu…lalu kita harus
berpisah….”

Batinku terhenyak. Timbul rasa haru dan sayang kepada lelaki muda yang sudah memiliki diriku ini. Tapi
aku tak bisa mengutarakan isi hatiku. Aku hanya mengelus dada Toni yang masih telanjang, sambil sesekali
meremasnya.

“Nanti, kalau Mbak sudah rujuk dengan Mas Bimo, kita gak bisa begini lagi ya Mbak,” kata Toni sambil
mengelus pentil buah dadaku.
“Ya iyalah,” sahutku dengan perasaan tak menentu, “Kalau aku sudah menjadi istri Mas Bimo lagi, hubungan
kita harus putus total.”
“Hmmm….kebayang sedihnya hatiku nanti. Kalau Mbak sudah jadi istri Mas Bimo lagi, semuanya ini hanya
akan jadi kenangan saja, ya Mbak.”
“Iya…sebaiknya kalau kita sudah pisah, jangan ingat-ingat aku lagi, Ton.”
“Wah, gak mungkin aku bisa melupakan Mbak. Apalagi kita sudah melangkah jauh begini….”

Suasana hening sesaat.

Tiba-tiba Toni menggumuliku lagi, diawali dengan kata-katanya, “Kalau begitu aku harus memanfaatkan waktu
sebaik-baiknya. Selama sebulan ini aku ingin menikmati tubuh Mbak….sesering mungkin….supaya kelak aku tak
terlalu sedih.”

Meski masih letih, kusambut Toni dengan bisikan, “Lakukanlah apa yang ingin kamu lakukan, sayang….”

Dan terjadilah persetubuhan yang ketiga kalinya di malam itu. Persetubuhan yang membuatku terkapar dalam
kepuasan.

Toni membuktikan kata-katanya. Di hari-hari berikutnya ia selalu menyetubuhiku, tiap malam. Dalam semalam
ia selalu menyetubuhiku lebih dari dua ronde. Istirahatnya hanya pada waktu aku datang bulan saja. Selama
5 hari istirahat. Tapi setelah aku bersih, ia benar-benar ganas. Menyetubuhiku sampai 5 kali, dari jam
delapan malam sampai dinihari ! Luar biasa perkasanya Toni itu.

Maka ketika dekat waktunya untuk berpisah, hatiku benar-benar berat berpisah dengan Toni. Tapi aku harus
teguh pada perjanjian dengan Mas Bimo, meski hatiku merasa ingin jauh lebih lama hidup bersama lelaki
muda bernama Toni itu.

Pada malam perpisahan, ketika Toni bilang akan menyetubuhiku untuk terakhir kalinya, aku meladeninya
sambil bercucuran air mata. Lalu aku melakukannya dengan perasaan cinta. Ya…aku harus mengakuinya bahwa
aku sudah telanjur mencintai Toni. Tapi besok ia harus menceraikanku. Harus meninggalkanku, demi
perjanjiannya dengan Mas Bimo.

Oooh….mengapa aku harus mengalami kisah sepelik ini?

Bagian Kedua

Suka atau tidak suka, aku harus menikah lagi dengan Mas Bimo. Harus rujuk lagi dengan mantan suamiku,
karena aku harus menepati perjanjian dengannya. Selain daripada itu, aku juga menerima rujuk lagi dengan
Mas Bimo demi anak-anakku.

Pada awalnya perkawinan rujuk dengan Mas Bimo tak ada masalah. Syarat-syarat dariku juga dipenuhinya.
Bahwa anak-anakku dititipkan di rumah orang tuaku, karena yang sulung harus mulai masuk TK. Sedangkan di
dekat rumah orang tuaku ada TK yang kualitasnya baik sekali. Kalau kami kangen pada mereka, bisa saja
kedua anakku dibawa ke rumah kami, kapan saja kami mau. Syarat lainnya, aku diperkenankan bekerja, karena
percuma saja aku berjuang untuk mendapatkan S1 kalau tetap menganggur dan cuma berstatus ibu rumah
tangga.

Untungnya nasibku bagus. Aku diterima bekerja sebagai auditor di kantor pusat sebuah perusahaan besar,
yang punya cabang di seluruh ibu kota propinsi di Indonesia.

Sebagai auditor sebuah PT, aku sering melaksanakan perjalanan ke luar kota, untuk memeriksa keuangan di
kantor-kantor cabang yang tersebar di semua ibu kota propinsi. Dalam perjalanan-perjalanan itu aku selalu
ditemani asistenku, seorang cewek bernama Maria.

Buat seorang wanita, tugasku ini lumayan berat. Apalagi kalau tugasku ke luar Jawa. Bisa berhari-hari aku
meninggalkan suami dan anak-anakku. Untungnya Mas Bimo tak pernah cemburu. Lagian ia sangat percaya
padaku. Percaya bahwa aku ini seorang istri yang setia. Setiap aku mau tugas jauh, suamiku cuma berpesan,
“Jaga diri baik-baik ya sayang.”

Tapi pada suatu saat, Maria pindah ke bagian lain, karena sudah menikah. Mungkin suaminya berkeberatan
kalau Maria sering-sering tugas jauh. Asistenku diganti oleh seorang lelaki muda 25 tahunan bernama
Ananto.

Aku tak mau memberitahu suamiku bahwa asistenku diganti oleh cowok, karena takut dipaksa pindah bagian
atau resign sekalian. ceritaSexTerbaru.org Sedangkan aku sudah terlanjur enjoy dengan pekerjaanku sebagai auditor ini. Karena
setiap kali ditugaskan jauh-jauh, apalagi ke luar Jawa, aku dapat penghasilan yang lumayan besar. Karena
tiket pesawat, biaya hotel, uang makan dsb., semuanya ditanggung oleh perusahaan. Belum lagi bonus ini
dan itu. Sehingga waktu pulang tugas aku selalu membawa uang lebih yang cukup banyak (untuk ukuranku).

Dalam soal kecerdasan dan ketelitian, ternyata Ananto lebih baik daripada Maria. Makanya aku senang juga
mendapat asisten yang 8 tahun lebih muda dariku itu. Beberapa kali aku disertai Ananto melaksanakan tugas
mengaudit cabang-cabang di beberapa ibukota propinsi. Tanpa kendala sedikit pun.

Sampai pada suatu hari, dalam pesawat yang sedang menuju Medan, Ananto berkata padaku, “Mbak…kita kan
selalu punya jatah dua kamar di hotel bintang tiga.”

“Iya. Kalau dulu asistenku kan cewek, jadi jatahnya cuma satu kamar,” sahutku.
“Kalau kita pakai satu kamar saja, lalu kita minta kuitansinya dua kamar kan bisa Mbak. Jadi ada
kelebihan dana untuk satu kamar, kan lumayan Mbak.”
“Lho…berarti kita jadi satu kamar dong.”
“Iya. Kan gak apa-apa Mbak. Kalau sekamar kita kan sekalian bisa diskusi sebelum tidur.”

Kupikir-pikir saran Ananto boleh juga. Aku gak mikir masalah duit kelebihan yang bisa untuk jajan. Yang
kupikirkan, aku sering takut-takut juga tidur sendirian di kamar hotel yang jauh dari kotaku.

“Nantilah kita pikirkan lagi,” kataku.

Setibanya di hotel, di Medan, aku berbicara dengan resepsionis. Bisakah dia mengeluarkan kuitansi untuk
pembayaran dua kamar padahal kami mau pakai satu kamar? Ternyata bisa. So, kami pilih hotel ini.

Jujur, saat itu aku tidak berpikir yang aneh-aneh, selain ingin mengikuti saran Ananto (biasa kupanggil
Anto), karena mungkin ia butuh duit lebih untuk beli rokok.

Malamnya, tiada sesuatu yang aneh. Aku tidur nyenyak dan merasa aman karena ada cowok yang kuanggap bisa
melindungiku. Ananto yang tidur di bed lain, juga tampak nyenyak sekali tidurnya. Esok paginya kami
memakai taksi, menuju kantor cabang yang akan diaudit. Di kantor cabang, ternyata banyak sekali yang
harus diaudit, sehingga aku putuskan untuk dilanjutkan keesokan harinya.

Pada malam kedua inilah aku dan Ananto ngobrol di kamar, di atas bed masing-masing.Cerita Sex Terbaru

“Kalau lagi tugas jauh gini, Mbak gak suka kangen sama keluarga?” tanyanya setelah selesai membicarakan
masalah audit tadi siang.

“Ya iyalah. Terutama kangen sama anak-anak. Masih kecil-kecil sih.”
“Sama ayahnya anak-anak gak kangen?”
“Kangen juga. Tapi lebih kangen sama anak-anak.”
“Aku sih belum punya anak. Jadi kangen sama istri doang. Kalau udah kangen berat…kadang-kadang ngabisin
sabun di kamar mandi. Hihihihi.”
“Woooi…ngawur kamu To. Ngabisin sabun dipakai apa? Dipakai ngocok?”
“Hihihi…iya Mbak. Aku sih jujur aja. Soalnya kalau lagi kepengen, susah nahannya.”

Aneh. Darahku jadi tersirap-sirap mendengar pengakuan asistenku yang tujuh tahun lebih muda dariku itu.

“Istrimu kerja juga?” tanyaku berusaha mengalihkan topik pembicaraan, karena jujur aja aku jadi bayangin
yang satu itu.
“Nggak Mbak. Ngurusin anak-anak aja di rumah.”
“Lho…katanya belum punya anak.”
“Memang belum punya. Tapi punya anak tiri dua orang.”
“Ooo…jadi waktu nikah, istrimu udah janda?”
“Iya. Umurnya juga udah tigapuluh tujuh, Mbak.”
“Ohya?”
“Aku suka sama yang lebih tua Mbak. Heheheee…”

Ucapan Ananto itu membuatku membayangkan sesuatu lagi. Maklum aku baru bersih dari menstruasi. Berarti
sepuluh hari aku tak dapat jatah dari suamiku.

“Kenapa suka sama cewek yang lebih tua?” tanyaku.
“Gak tau Mbak…pokoknya kalau sama yang lebih tua, saya cepat terangsang. Sama cewek yang lebih muda sih
kurang daya rangsangnya.”

Gila. Ucapan Ananto membuatku makin membayangkan yang satu itu.

“Wah, gawat dong. Berarti sama aku juga bisa terangsang hebat, karena umurku sudah tigapuluhdua.”
“Sama Mbak sih gak berani lah. Aku kan asisten Mbak. Kecuali…”
“…Kecuali apa?”
“Kecuali kalau…kalau Mbak mau…”
“Emang kalau aku mau, bakal ngapain?”
“Hehehe…gak berani nyebutinnya ah. Takut Mbak ngambek.”

Lalu kami sama-sama terdiam. Tapi aku semakin digoda oleh sesuatu itu.

Kemudian, entah apa yang membuat pikiranku jadi binal. Aku turun dari tempat tidurku, menghampiri tempat
tidur Ananto (sebenarnya ganteng juga asistenku itu). “To,” kataku, “Aku pengen liat kalau kamu ngocok
itu diapain?”

“Ah, Mbak…ada-ada aja…”
“Ayo dong…aku serius nih…aku pengen tau kalau cowok masturbasi itu kayak apa? Ayo dong, To…aku pengen
liat.”

Ananto memandangku dengan sorot ragu-ragu. Tapi tak lama kemudian ia menyembulkan penisnya dari balik
celana pendeknya. Gila ! Batang kemaluan asistenku itu gede banget !

“Ya diginiin aja Mbak…tapi harus pakai pelumas…bisa sabun, bisa cream, bisa juga baby lotion…”

Mungkin libidoku lagi bergolak-golak, sehingga aku tak bisa lagi mengendalikan diri. Mendekatkan tanganku
ke penis panjang gede itu. Lalu memegangnya. Terasa hangat penis asistenku itu.

Ananto diam saja. Cuma sesaat ia menatapku, lalu menatap tanganku yang sedang menggenggam penisnya.
Genggaman yang bergerak ke bawah dan ke atas, disusul dengan tanyaku, “Kalau ngocok dibeginiin kan?”

“Iii…iya Mbak….tapi harus pakai pelumas, biar licin…” sahut Ananto pada saat penisnya terasa semakin
tegang.
“To…sebenarnya aku juga lagi kepengen,” kataku tanpa ragu lagi, “Tapi aku gak mau ML. Kita saling kocok
aja yok. Aku ngocok punyamu, kamu mainin punyaku. Mau?”
“Mau Mbak. Mauuu…” Ananto tampak bersemangat.

Aku pun merebahkan diri di samping asistenku, sambil menurunkan celana dalamku sampai terlepas dari
kakiku. Lalu kusingkapkan dasterku tinggi-tinggi, sehingga kemaluanku yang berjembut agak jarang ini tak
tertutup apa-apa lagi.

“Waaah….kemaluan Mbak indah sekali….sangat merangsang, Mbak,” kata Ananto sambil melepaskan celana
panjang dan celana dalamnya, lalu merangkak di antara kedua pahaku.
“Lho, kok punyamu malah jadi jauh ? Kamu mau ngapain To? Awas…jangan dimasukin !” cetusku takut-takut.
“Mau jilatin punya Mbak sambil ngocok punya saya. Boleh Mbak?” sahut Ananto dengan mulut sudah berada di
dekat kemaluanku.

Baru mendengarnya saja aku sudah terangsang. Karena aku tahu vagina dijilatin itu terkadang lebih enak
daripada ML yang sebenarnya (penetrasi).

“Iya,” sahutku sambil merenggangkan jarak kedua belah pahaku.

Ananto dengan sigap menyibakkan bulu kemaluanku yang menutupi mulut vagina dan clitorisku. Lalu ia
menempelkan mulutnya di vaginaku. Menjulurkan lidahnya dan mulai menjilati labia mayoraku, terkadang agak
masuk ke dalam sampai menyentuh labia minoraku.

Aku pun mulai terkejang-kejang dalam nikmat. Gila, dalam mengoral kemaluanku, Ananto jauh lebih pandai
daripada suamiku ! Terlebih waktu ia mulai menjilati clitorisku. Menyedot-nyedot dan mengelus-eluskan
ujung lidahnya di clitorisku. Oh, ini nikmatr sekali. Membuatku lupa daratan. Membuat nafasku tertahan-
tahan saking nikmatnya.

Tapi sekilas tampak Ananto melakukan semuanya ini sambil memegang dan meremas-remas batang kemaluannya
dengan tangan kiri. Kasihan juga melihatnya, karena seolah-olah hanya aku yang merasakan nikmatnya,
sementara ia harus berjuang sendiri. Maka ketika aku merasa seakan melayang-layang di langit kenikmatan,
aku berusaha untuk mengendalikannya sesaat.

“To…” kataku sambil mengangkat kepala asistenku agar menjauh dari kemaluanku,
“Kepala penismu colek-colekin aja ke kelentitku. Mungkin kamu juga akan ikut merasakan enaknya. Tapi
awas….jangan coba-coba memasukkan ke lubangnya ya.”
“Iya Mbak,” sahut Ananto sambil berlutut di antara sepasang pahaku, kemudian mengikuti saranku.

Moncong penisnya dielus-eluskan ke kelentitku. Ooooh….ini membuatku makin tenggelam di dalam lautan
birahi.

“Agak kuat gesekinnya To…oooh…enak To….” rintihku tanpa canggung-canggung lagi.

Ananto pun mengikuti permintaanku. Moncong penisnya digesek-gesekkan ke kelentitku dengan agak uat.
Membuatku terpejam-pejam dalam nikmat.

Tapi nafsuku semakin menuntut lebih. Membuatku semakin lupa daratan. Sehingga pada satu saat aku berkata
terengah,Cerita Sex Terbaru

“To…masukin aja punyamu…tapi sedikit aja…kepalanya aja ya…awas…jangan dimasukin semuanya.”
“Iya Mbak,” lagi-lagi cuma “iya” yang terlontar dari mulut asistenku yang sebenarnya lumayan ganteng
itu.

Dan Ananto mulai berusaha memasukkan kepala penisnya ke dalam liang kemaluanku. Oooh…mulai masuk dengan
sesaknya, karena penis Ananto memang lebih gede daripada penis suamiku.

Lalu terasa Ananto menggerak-gerakkan penisnya, tapi hanya gerakan-gerakan pendek, mungkin karena takut
kebablasan masuk semuanya.

“Duuuh To…gimana ya? Coba masukin setengahnya To…nanggung nih…” kataku tanpa malu-malu lagi.
“I…iya Mbak…”sahut Ananto sambil mendorong batang kemaluannya lebih dalam lagi…blessssss……
“To…kok dimasukin semuanya?” tanyaku ketika merasa dasar liang vaginaku disundul oleh moncong penis
asistenku.
“I…i…iya maaf Mbak…gi…gimana ya? Susah ngaturnya…jadi ma…masuk semuanya…”
“Ya udah, biarin aja, udah kepalangan masuk semuanya…entot aja semaumu…malah enak kok…” kataku sambil
menarik pinggang Ananto dan kulingkarkan lenganku di pinggangnya itu.

Ananto tak menjawab dengan kata-kata, melainkan dengan gerakan maju mundur penisnya yang sudah telanjur
membenam sekujurnya.

Ananto pun terjerembab ke atas dadaku yang masih berdaster ini. Dan ia mulai benar-benar menyetubuhiku.
Ini untuk pertama kalinya aku disetubuhi lelaki yang bukan suamiku. Dan gilanya, malah lebih enak
daripada disetubuhi suamiku sendiri !

Dan aku yang merasa sudah telanjur seperti ini, lalu ingin sekalian menikmatinya. Maka kusuruh Ananto
melepaskan baju kausnya, sementara aku pun menanggalkan daster dan behaku. Semua itu kami lakukan tanpa
melepaskan penis Ananto dari jepitan liang kewanitaanku.

Kini kami sama-sama bertelanjang bulat, seperti Adam dan Hawa waktu baru diturunkan ke bumi.

Dalam keadaan sudah sama-sama telanjang begini, Ananto mulai leluasa menyetubuhiku. Apalagi setelah aku
membisikinya agar ia melakukan apa pun yang ia inginkan, seperti waktu menggauli istrinya.

Aku pun membisikinya meski nafasku sedang tersengal-sengal, “To…ini pertama kalinya aku di….disetubuhi
o…oleh lelaki yang…yang bukan suamiku.”

“Iya Mbak, aku percaya,” sahutnya,
“karena selama ini Mbak kan gak pernah keliatan ramah kepada siapa pun. Makanya aku juga gak nyangka
bakal mendapat kesempatan ini….”

Aku pun mulai mendekap leher Ananto, lalu mencium bibirnya, sementara ia mulai mengayun penisnya
bermaju-mundur di dalam liang meqiku.

Geseran-geseran penis Ananto membuatku ngoceh tak keruan (seperti biasanya, kalau digauli suamiku juga
begini):

“Aduh To…enjotanmu kok enak banget sih? Tooo…….. duuuh…Toooo….” Lalu aku seperti orang kepedasan…
mendesah-desah tiada henti.

Gila, gak nyangka aku bakal mengalami peristiwa ini. Peristiwa yang tak pernah kurencanakan sebelumnya…
memikirkannya pun tidak.

Saking enaknya genjotan penis Ananto ini, baru belasan menit saja aku mulai merasakan mau mencapai
orgasme. Sehingga aku tergetar-getar dalam nikmat. Lalu terkejang-kejang dalam yang lebih nikmat
lagi….makin lebih nikmat lagi dan settttt….aku merasa seolah melesat ke langit yang tinggi, lalu aku
menjambak rambut Ananto, karena merasa seperti takut jatuh….berbarengan dengan pekik nikmatku,

“Antooooooooooooo….”

Ananto seperti tahu bahwa aku sudah orga. Karena ia mulai mempercepat ayunan batang kemaluannya.

“Mbak…boleh lepasin di dalam?” tanya asistenku sambil memperlambat gerakan penisnya.
“Boleh,” sahutku,
“aku ikut KB kok.”
“Asyik…” kata Ananto sambil mempercepat lagi pompaan batang kemaluannya. Maju,mundur,maju,mundur……dan
akhirnya ia menancapkan penisnya sedalam-dalamnya, sehingga aku tergetar lagi, karena terasa puncak
penisnya menyodok ujung liang kewanitaanku.

Wuih…ini enak sekali. Terlebih ketika kurasakan ada cairan kental hangat yang menyemprot-nyemprot liang
kenikmatanku.

“Uuuu….ughhhhhhhhhhhhh….” Ananto mendengus lalu terkulai di atas perutku.

Setelah penisnya melemas, Ananto mencabutnya dari jepitan liang vaginaku yang sudah banjir ini.

Cepat aku bangkit sambil menutup kemaluanku dengan telapak tangan kiri, karena takut sperma Ananto
membludak ke seprai. Bergegas aku masuk kamar mandi. Di situ aku melihat sperma Ananto bukan cuma
membasahi telapak tangan kiriku, tapi juga meleleh ke pahaku.

Banyak benar air mani asistenku yang disemburkan ke meqiku tadi.

Entah kenapa, tiba-tiba saja aku teringat pada Toni yang pernah menjadi suami selinganku selama sebulan
itu. Dan…ah…rasanya gairahku jadi bangkit lagi. Lalu kubuka pintu kamar mandi, “Toooo….”

“Ya Mbak…?” Ananto bergegas menghampiriku.
“Mandi bareng yuk…biar kamu bisa menyabuni punggungku. Mau kan?”
“Mau Mbak…mau !” kata asistenku dengan sikap bersemangat.

Ananto menelanjangi dirinya lagi tanpa ragu-ragu, karena aku pun masih telanjang.

Kuputar kran shower ke air panas. Shower yang kupegang sudah memancarkan air hangat, kusemprotkan ke
kepalaku, ke dadaku dan bahkan ke kemaluanku. Di sini agak lama aku menyemprotkan air hangat, sampai
terasa menyembur ke dalam lubang kemaluanku.

“Aku sabunin ya Mbak,” tawar Ananto yang sudah memegang botol sabun cair punyaku.
“Iya,” sahutku sambil mengangguk.

Ananto mulai menyabuni punggungku.

Bayangan Toni merajalela lagi di dalam ingatanku. Masalahnya usia Toni sebaya dengan Ananto ini.

Maka aku pun memutar badan, jadi menghadap ke arah Ananto, “Sabunin semuanya aja ya To…kamu kan asistenku
yang baik…” kataku sambil memperhatikan penis asistenku yang tampak terkulai lemas.

“Iya Mbak…ini tugas yang sangat menyenangkan,” kata Ananto sambil menyabuni betisku, lalu pahaku dan
akhirnya kemaluanku.

Tampaknya ia senang sekali menyabuni kemaluanku. Jemarinya trerasa menyelinap-nyelinap ke dalam mulut
meqiku, terkadang juga menyelusup ke dalam liang kenikmatanku. Aku pun tak mau kalah. Kutuangkan sabun
cair ke telapak tangan kiriku, sementara tangan kananku meraih shower. Lalu kusemprotkan air hangat
shower ke penis Ananto yang tampak mulai agak membesar itu. Dan sabun cair di tangan kiriku diusap-
usapkan ke penis itu. Lalu kugenggam penis berlumuran sabun cair itu. Genggaman ini kugerak-gerakkan
seperti tangan pria pada waktu bermasturbasi.Cerita Sex Terbaru

Dalam tempo singkat saja batang kemaluan Ananto sudah tegang dan menunjuk ke depan.

Aku yang sudah dikuasai nafsu ini benar-benar sudah lupa segalanya. Yang aku ingat, aku jadi terangsang
hebat ketika merasakan batang kemaluan yang kugenggam ini sudah tegang sekali. Lalu aku menyandar ke
dinding kamar mandi sambil menarik batang kemaluan Ananto.

Kuletakkan puncak penis asistenku itu tepat di mulut vegyku yang masih licin oleh air sabun ini.
Kutekan-tekankan sedikit ke mulut vegyku sambil memegang leher penis Ananto, lalu kataku, “AYo…dorong
lagi To. Kamu kepengen lagi kan?”

“I…iya Mbak…” terasa moncong penis Ananto mendesak…dan…blessssss….mudah saja melesak masuk ke dalam
lubang kewanitaanku, karena licin sekali oleh air sabun itu.

Tanpa kusuruh lagi, Ananto mulai memompakan penisnya di dalam liang senggamaku. Aku pun memeluk lehernya
erat-erat, agar dadanya merapat ke payudaraku.

“Enak mana sama ngocok, To?” tanyaku.
“Waduh, punya Mbak mah enak banget. Sama punya istriku juga enakan punya Mbak.”
“Masa sih? Tapi emang…ternyata selingkuh itu enak ya?”
“Iya Mbak. Yang penting asal rapi aja. Hhhh…hhhh…hhhh…”

Ananto seperti tak bisa bicara lagi, karena mulai gencar mengenjot liang kewanitaanku.

“Duuuh…ooooh….sam…sambil berdiri gini….enak juga ya To….” celotehkku sambil menempelkan pipiku ke pipi
Ananto.
“Iii…iya Mbak…ini sih lu…luar biasa enaaaaknyaaa….”

Ketika penis Ananto makin garang memompa liang kemaluanku, terdengar bunyi kecrak-kecrok dari dalam
kemaluanku. Crak…crek…crak…crek…crak..crek….

Mungkin keadaan di dalam liang kemaluanku seperti di dalam mesin cuci miniatur…berbusa-busa di sana-sini.
Biar aja, sekalian mencuci liang kenikmatanku. Nanti akan kubilas dengan air hangat kalau senggama ini
sudah selesai.

Dan pada suatu saat, Ananto terlalu bersemangat memompakan batang kemaluannya, sehingga ia terlalu jauh
menariknya…plok…terlepas dari liang meqiku.

Di detik itu aku punya ide untuk ganti posisi. Aku membungkuk dan memegang bak washtafel sambil berkata,

“Nyobain masukin dari belakang To.”

Ananto pun mengerti. Menghadap ke arah pantatku yang sedikit menungging, lalu mencari-cari celah
kemaluanku. Dan blessss….penisnya terasa melesak masuk lagi.

Sambil berpegangan ke tekukan pangkal pahaku, Ananto mulai memompakan penisnya kembali.

Gilanya, pompaan tombak kejantanan Ananto luar biasa enaknya, meski dalam posisi berdiri seperti ini.
Sehingga aku menganggap asistenku itu akan menjadi orang yang sangat dibutuhkan.

Dan setelah Ananto mengguyurkan cairan maninya di dalam lubang surgawiku, sebenarnya aku sudah dibikin
dua kali orgasme olehnya. Maka wajar kalau kemudian aku memeluknya erat-erat. Menciuminya dengan batin
mulai menyayanginya. Dan bisikku,

“Mulai saat ini, kalau kamu mau lagi lakukanlah sepuasmu. Tapi kamu harus bisa merahasiakannya, ya
sayang.”
“Iya Mbak cantik.”
“Satu lagi, kita harus tetap profesional dalam pekerjaan kita. Jadi…pada waktu menghadapi pekerjaan,
lupakan dulu hasrat birahi kita.”
“Iya Mbak.Kita tak boleh mengecewakan pihak yang menggaji kita.”

Lalu kami mandi lagi. Membersihkan sisa-sisa air sabun di tubuh kami, juga lelehan air mani Ananto dari
meqiku.

Selesai mandi, untuk pertama kalinya kuizinkan Ananto tidur bersamaku. Bahkan kami tertidur sambil
berpelukan dengan suasana yang sudah berubah.

Baca JUga Cerita Seks Emak Tiri

Tapi sekitar jam 5 pagi, aku terbangun karena ada sesuatu yang membuat darahku berdesir-desir lagi. Apa
yang sedang terjadi ini? Oh, rupanya Ananto sedang menjilati kemaluanku ! Membuat diriku berdesir-desir
lagi…deisr-desir yang mengalir dari ujung kaki sampai ke ubun-ubunku. Tentu saja aku tak menolak
“kebaikan” asistenku itu. Bahkan ketika terasa lubang kewanitaanku diterobos oleh penis Ananto yang sudah
keras lagi itu, kusambut dengan dekapan hangat di leher asistenku itu.

Tiada kata-kata yang terlontar dari mulut kami. Cuma alat vital kami yang berbicara. Saling gesek dan
saling gesek terus…..

Dinginnya pagi tak lagi kami rasakan. Bahkan terasa tubuh kami mulai berkeringat. Oh asistenku yang
ganteng, tak kusangka semuanya ini akan terjadi di antara kita berdua.

Sayup-sayup kudengar kokok ayam jantan mulai bersahutan di luar sana.

Dan aku yakin, ini bukan akhir dari kisahku bersama Ananto. Aku yakin, ini adalah awal dari kisahku
bersama asistenku itu.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.

Doggie Style

Cerita Sex Terbaru | Cerita ini adalah sebuah pengalaman saya yang terjadi sekitar 1 tahun yang lalu. Ini adalah pengalaman
yang tidak akan pernah saya lupakan bersama Tante Yossie. Umur saya sekarang adalah 23 tahun, saya
(Donnie) baru saja menyelesaikan kuliah saya di sebuah perguruan swasta yang terkenal di Jakarta.

Cerita Sex Terbaru Doggie Style

Dulu ketika saya masih sekolah SMA, saya mempunyai teman bermain yang cukup akrab, dia namanya Jessy.
Dia adalah teman dekat saya sejak perkenalan pertama kali ketika masih duduk di bangku SMP. Karena
hubungan kami sangat dekat, maka saya sering bermain ke rumahnya di kawasan Menteng. Hampir tiap minggu
pasti saya bermain ke rumahnya, entah untuk mengajaknya pergi atau hanya bermain di rumahnya saja.
Karena hubungan kami yang dekat, maka hubungan saya dengan keluarganya cukup dekat pula. Apalagi dengan
Tante Yossie, yang tidak lain adalah ibu kandung Jessy. Perlu anda ketahui, Tante Yossie menikah di usia
yang sangat muda dengan Om Anwar. Tante Yossie melahirkan Jessy ketika masih berumur 18 tahun. Selain
Jessy, Tante Yossie juga mempunyai anak lagi yaitu George yang baru berumur 2 tahun saat itu. Memang
perbedaan umurnya dengan Jessy sangat jauh, apakah mungkin Tante Yossie memang ingin mempunyai anak lagi
ataukah..? Setiap hari Tante Yossie hanya di rumah saja, sedangkan Om Anwar-nya adalah seorang karyawan
perusahaan asing yang cukup sukses.

Pada akhirnya ketika baru menginjak SMA tahun ke-2 hubungan saya dan Jessy serta dengan keluarganya
putus, ketika ternyata mereka sekeluarga harus pindah ke Jerman untuk mengikuti Om Anwar yang mendapat
pekerjaan di Jerman.

Namun kira-kira setahun yang lalu saya mendapat berita bahwa Jessy sedang liburan ke Jakarta. Tentu saja
saya senang sekali karena bisa bertemu teman lama saya. Ketika sudah berada di Jakarta, Jessy menelepon
saya dan dia menyuruh saya datang ke apartmentnya di kawasan Kuningan. Dan akhirnya saya pun datang
bertemu dengan dia di apartmentnya.
Ketika datang saya sangat kaget, karena ternyata Tante Yossie sudah tinggal kembali di Jakarta. Tante
Yossie ternyata tidak terlalu betah dengan suasana di Jerman, kira?kira setelah 1 tahun di Jerman dia
memutuskan bersama George untuk kembali ke Jakarta. Sedangkan Om Anwar dan Jessy tetap tinggal di sana.
George sekarang sudah sekolah pada sebuah SD swasta terkenal di kawasan Lippo Karawaci.

Ketika bertemu dengan Jessy maupun dengan anggota keluarganya yang lain, saya sangat senang sekali,
karena sudah lama sekali saya tidak berjumpa dengan mereka semua. Namun setelah kira?kira 2 minggu
berada di Jakarta untuk liburan, akhirnya Jessy harus kembali ke Jerman untuk meneruskan studinya. Namun
setelah 1 minggu Jessy balik ke Jerman, tiba?tiba saya mendapat telepon dari nomor HP yang biasa dipakai
Jessy ketika dia berada di Jakarta, dan ternyata setelah saya ingat nomor tersebut adalah nomor HP Tante
Yossie.

“Don.. Tante nih, kamu lagi dimana?” tanya si Tante.
“Saya baru saja habis makan siang tuh sama teman saya Tante, ada apa memangnya?” tanyaku kembali.
“Gini.. ada yang aneh sama TV di rumah Tante, kamu bisa tolong kemari tidak?” tanyanya.
“Yah.. bisa deh Tante, cuman kira-kira 2 jam lagi deh yah,” jawab saya.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Akhirnya saya datang juga ke apartmentnya untuk membantunya. Setelah sampai di apartmentnya alangkah
kagetnya saya, ternyata Tante Yossie memakai baju yang sangat seksi. Yah, memang badannya cukup seksi
bagiku, karena walaupun sudah mulai berumur, Tante Yossie masih sempat menjaga tubuhnya dengan melakukan
senam “BL” seminggu 3 kali. Tubuhnya yang ideal menurut saya mempunyai tinggi sekitar 168 cm, dan berat
sekitar 48 kg, ditambah ukuran payudaranya kira?kira 36B.

Ketika saya mengecek TV-nya ternyata memang ada yang rusak. Waktu saya sedang berusaha mengeceknya
tiba?tiba Tante Yossie menempel di belakang saya. Mula?mula saya tidak menaruh curiga sama sekali
mungkin karena dia ingin tahu bagian mana yang rusak, namun lama?lama saya merasakan ada sesuatu yang
menempel di punggung saya, yaitu payudaranya yang montok. Setelah TV berhasil saya benarkan, kami berdua
akhirnya duduk di ruang keluarganya sambil menonton acara TV dan berbicara tentang kabar saya.

“Don, kamu masih seperti yang dulu saja yah?” tanya Tante Yossie.
“Agh.. Tante bisa aja deh, emang nggak ada bedanya sama sekali apa?” jawabku.
“Iyah tuh.. masih seperti yang dulu saja, cuman sekarang pastinya sudah dewasa dong..” tanyanya.

Lalu belum saya menjawab pertanyaannya yang satu itu, tiba?tiba tangan Tante Yossie sudah memegang
tangan saya duluan, dan tentu saja saya kaget setengah mati.

“Don.. mau kan tolongin Tante?” tanya si Tante dengan manja.
“Loh.. tolongin apalagi nih Tante?” jawabku.
“Tolong memuaskan Tante, Tante kesepian nih..” jawab si Tante.

Astaga, betapa kagetnya saya mendengar kalimat itu keluar dari mulut Tante Yossie yang memiliki rambut
sebahu dengan warna rambut yang highlight, saya benar?benar tidak membayangkan kalau ibu teman dekatku
sendiri yang meminta seperti itu. Memang tidak pernah ada keinginan untuk “bercinta” dengan Tante Yossie
ini, karena selama ini saya menganggap dia sebagai seorang ibu yang baik dan bertanggung jawab.

“Wah.. saya harus memuaskan Tante dengan apa dong?” tanyaku sambil bercanda.
“Yah.. kamu pikir sendiri dong, kan kamu sudah dewasa kan..” jawabnya.

Lalu akhirnya saya terbawa nafsu setan juga, dan mulailah memberanikan diri untuk memeluknya dan kami
mulai berciuman di ruang keluarganya. Dimulai dengan mencium bibirnya yang tipis, dan tanganku mulai
meremas?remas payudaranya yang masih montok itu. Tante Yossie juga tidak mau kalah, ia langsung
meremas?remas alat kelaminku dengan keras. Mungkin karena selama ini tidak ada pria yang dapat memuaskan
nafsu seksnya yang ternyata sangat besar ini, apalagi setelah kepulangannya dari Jerman.

Akhirnya setelah hampir selama setengah jam kami berdua bercumbu seperti di atas, Tante Yossie menarik
saya ke kamar tidurnya. Sesampainya di kamar tidurnya dia langsung melucuti semua baju saya, pertama?
tama dia melepas kemeja saya kancing perkancing sambil menciumi dada saya. Bukan main nafsunya si Tante,
pikirku. Dan akhirnya sampailah pada bagian celana. Betapa nafsunya dia ingin melepaskan celana Levi’s
saya. Dan akhirnya dia dapat melihat betapa tegangnya batang kemaluan saya.Cerita Sex Terbaru

“Wah.. Don, gede juga nih punya kamu..” kata si Tante sambil bercanda.
“Masa sih Tante.. perasaan biasa?biasa saja deh,” jawabku.

Dalam keadaan saya berdiri dan Tante Yossie yang sudah jongkok di depan saya, dia langsung menurunkan
celana dalam saya dan dengan cepatnya dia memasukkan batang kemaluan saya ke dalam mulutnya. Aghh,
nikmat sekali rasanya. Karena baru pertama kali ini saya merasakan oral seks. Setelah dia puas melakukan
oral dengan kemaluan saya, kemudian saya mulai memberanikan diri untuk bereaksi.

Sekarang gantian saya yang ingin memuaskan si Tante. Saya membuka bajunya dan kemudian saya melepaskan
celana panjangnya. Setelah melihat keadaan si Tante dalam keadaan tanpa baju itu, tiba?tiba libido seks
saya menjadi semakin besar. Saya langsung menciumi payudaranya sambil meremas?remas, sementara itu Tante
Yossie terlihat senangnya bukan main. Lalu saya membuka BH hitamnya, dan mulailah saya menggigit?gigit
putingnya yang sudah mengeras.

“Oghh.. saya merindukan suasana seperti ini Don..” desahnya.
“Tante, saya belum pernah gituan loh, tolong ajarin saya yah?” kataku.

Karena saya sudah bernafsu sekali, akhirnya saya mendorong Tante jatuh ke ranjangnya. Dan kemudian saya
membuka celana dalamnya yang berwarna hitam. Terlihat jelas klitorisnya sudah memerah dan liang
kemaluannya sudah basah sekali di antara bulu?bulu halusnya. Lalu saya mulai menjilat?jilat kemaluan si
Tante dengan pelan?pelan.

“Ogh.. Don, pintar sekali yah kamu merangsang Tante..” dengan suara yang mendesah.
“Wah.. natural tuh Tante, padahal saya belum pernah sampai sejauh ini loh..” jawabku.

Tak terasa, tahu?tahu rambutku dijambaknya dan tiba?tiba tubuh tante mengejang dan aku merasakan ada
cairan yang membanjiri kemaluannya, wah.. ternyata dia orgasme! Memang berbau aneh sih, cuma berhubung
sudah dilanda nafsu, bau seperti apapun tentunya sudah tidak menjadi masalah.

Setelah itu kami merubah posisi menjadi 69, posisi ini baru pertama kalinya saya rasakan, dan nikmatnya
benar?benar luar biasa. Mulut Tante menjilati kemaluan saya yang sudah mulai basah dan begitupun mulut
saya yang menjilat-jilat liang kemaluannya. Setelah kami puas melakukan oral seks, akhirnya Tante Yossie
sekarang meminta saya untuk memasukan batang kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya.

“Don.. ayoo dong, sekarang masukin yah, Tante sudah tidak tahan nih,” minta si Tante.
“Wah.. saya takut kalo Tante hamil gimana..” tanyaku.
“Nggak usah takut deh, Tante minum obat kok, pokoknya kamu tenang?tenang aja deh,” sambil berusaha
meyakinkanku.

Benar?benar nafsu setan sudah mempengaruhi saya, dan akhirnya saya nekad memasukan kemaluan saya ke
dalam lubang kemaluannya. Oghh, nikmatnya. Walaupun sakitnya juga lumayan. Setelah akhirnya masuk, saya
melakukan gerakan maju-mundur dengan pelan, karena masih terasa sakit.

“Ahh.. dorong terus dong Don..” minta si Tante dengan suara yang sudah mendesah sekali.

Mendengar desahannya saya menjadi semakin nafsu, dan saya mulai mendorong dengan kencang dan cepat
walaupun rasa sakit juga terasa. ceritasexterbaru.org Akhirnya saya mulai terbiasa dan mulai mendorong dengan cepat.
Sementara itu tangan saya asyik meremas?remas payudaranya, sampai tiba?tiba tubuh Tante Yossie mengejang
kembali. Astaga, ternyata dia orgasme yang kedua kalinya.

Dan kemudian kami berganti posisi, saya di bawah dan dia di atas saya. Posisi ini adalah idaman saya
kalau sedang bersenggama. Dan ternyata posisi pilihan saya ini memang tidak salah, benar?benar saya
merasakan kenikmatan yang luar biasa dengan posisi ini. Sambil merasakan gerakan naik-turunnya pinggul
si Tante, dan tangan saya tetap sibuk meremas payudaranya lagi.

“Oh.. oh.. nikmat sekali Donniie..!” teriak si Tante.
“Tante.. saya kayaknya sudah mau keluar nih..” kata saya.
“Sabar yah Don.. tunggu sebentar lagi dong, Tante juga udah mau keluar lagi nih..” jawab si Tante.

Akhirnya saya tidak kuat menahan lagi, dan keluarlah cairan mani saya di dalam liang kemaluan si Tante,
begitu juga dengan si Tante.

“Arghh..!” teriak si Tante Yossie.

Tante Yossie kemudian mencakar pundak saya sementara saya memeluk badannya dengan erat sekali. Sungguh
luar biasa rasanya, otot?otot kemaluannya benar?benar meremas batang kemaluanku. Setelah itu kami berdua
letih dan langsung tidur saja di atas ranjangnya. Tanpa disadari setelah 3 jam tertidur, saya akhirnya
bangun. Saya memakai baju saya kembali dan menuju ke dapur.

Ketika di dapur saya melihat Tante Yossie dalam keadaan telanjang, mungkin dia sudah biasa seperti itu.
Entah kenapa, tiba?tiba sekarang giliran saya yang nafsu melihat pinggulnya dari belakang. Tanpa
bekata?kata, saya langsung memeluk Tante Yossie dari belakang, dan mulai lagi meremas?remas payudaranya
dan pantatnya yang bahenol serta menciumi lehernya. Tante pun membalasnya dengan penuh nafsu juga. Tante
langsung menciumi bibir saya, dan memeluk saya dengan erat.

“Ih.. kamu ternyata nafsuan juga yah anaknya?” kataya sambil tertawa kecil.
“Agh Tante bisa aja deh,” jawabku sambil menciumi bibirnya kembali.

Saking nafsunya, saya mengajak untuk sekali lagi bersenggama dengan si Tante, dan si Tante setuju-setuju
saja. Tanpa ada perintah dari Tante Yossie kali ini saya langsung membuka celana dan baju saya kembali,
sehingga kami dalam keadaan telanjang kembali di dapurnya. Karena keadaan tempat kurang nyaman, maka
kami hanya melakukannya dengan gaya doggie style.

”Um.. dorong lebih keras lagi dong Don..” desahnya.

Semakin nafsu saja aku mendengar desahannya yang menurut saya sangat seksi. Maka semakin keras juga
sodokanku kepada si Tante, sementara itu tanganku menjamah semua bagian tubuhnya yang dapat saya
jangkau.

“Don.. mandi yuk?” mintanya.
“Boleh deh Tante, berdua yah tapinya, terus Tante mandiin saya yah?” jawab saya.

Akhirnya kami berdua yang telanjang menuju ke kamar mandi. Di kamar mandi saya mendudukkan Tante Yossie
di atas wastafel, dan kemudian saya kembali menciumi kemaluannya yang mulai basah kembali. Dan Tante
mulai terangsang kembali.Cerita Sex Terbaru

“Hm.. nikmat sekali jilatanmu Don.. agghh..” desahnya.
“Don.. kamu sering?sering ke sini dong..” katanya dengan nafas memburu.
“Tante, kalo tahu ada service begini mah saya tiap hari kalau bisa juga mau,” jawabku sambil tersenyum.

Setelah puas menjilatinya, saya memasukkan batang kemaluan saya kembali ke lubang kemaluan Tante Yossie.
Kali ini, dorongan saya sudah semakin kuat, karena rasa sakit saya sudah mulai berkurang ataukah saya
sudah mulai terbiasa yah? Bosan dengan gaya tersebut, saya duduk di atas kloset dan Tante Yossie saya
dudukkan di atas saya, dan batang kemaluan saya kembali dibimbingnya masuk ke dalam lubang kemaluannya.

Kali ini saya sudah mulai tidak terlalu merasakan sakit sama sekali, namun rasa nikmat lebih banyak
terasa. Goyangan si Tante yang naik-turun yang makin lama makin cepat membuat akhirnya saya “KO”
kembali, saya mengeluarkan air mani ke dalam lubang kemaluannya. Tante Yossie kemudian menjilati
kemaluan saya yang sudah berlumuran dengan air mani, dihisapnya semua sampai bersih. Setelah itu kami
mandi bersama.

Baca JUga Cerita Sex Perawatan Wajah

Setelah selesai mandi, Tante Yossie memasakkan makan malam untuk kami berdua, dan setelah itu saya
pamitan untuk balik ke rumah. Setelah kajadian itu saya baru tahu bahwa kesepian seorang Tante dapat
membawa nikmat juga kadang?kadang. Sampai sekarang kami masih sering bertemu dan melakukan bersetubuhan.
Kami biasanya melakukan di apartmetnya di kala anaknya George sedang sekolah atau les. Dan sering juga
Tante mem-booking hotel berbintang dan kami bertemu di kamar.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.

Haus Sex

Cerita Sex Terbaru | Aku memang saja selalu dinaungi oleh dewi fortuna bagaimana tidak dihari yang tidak pernah aku duga aku
bisa merasakan Memek Tante Girang yang boleh dikatakan adalah dari kalangan jetset berikut kisah
lengkapnya. Pada saat aku sedang melihatlihat makanan ringan tiba tiba aku ditabrak oleh seorang wanita
cantik yang usianya kira kira 31 tahun sehingga barang barang yang berada di tanganku jatuh semua lalu
wanita itu minta maaf kepadaku dan aku hanya tersenyum karena menurutku nggak masalah karena yang
menabrakku adalah wanita cantik dan seksi.

Cerita Sex Terbaru Haus Sex
Lalu aku jongkok untuk mengambil barang barangku yang jatuh tadi tapi wanita itu jongkok juga sehingga
kepala kami saling berbenturan tanpa disengaja sekarang giliranku yang minta maaf tapi wanita tersebut
hanya tersenyum saja. Sendirian mbak tanyaku dan dia menjawab sebenarnya berdua tapi teman saya lagi ke
toilet dulu borong nih tanyaku lagi.

Dengan tersenyum wanita tadi menjawab ahhh nggak juga kemudian wanita tadi bertanya lagi dimana adik
tinggal Tempat Wisata Di Banjarmasin jawabku dengan singkat tapi pandanganku terarah pada wajah wanita
tadi kebetulan kita sama sama satu arah saya juga tinggal disana bagaimana kalau kita sama sama
pulangnya nanti tanya wanita tersebut.

Aku diam saja namun dalam hati ada juga rasa senang diajak oleh wanita cantik tanpa diduga wanita itu
membawa barang barangku ke kasir sekalian dengan miliknya untuk dibayar.Di situ aku bertemu dengan
temannya yang ke toilet tadi yang ternyata bernama Asti usianya sekitar 1 tahun lebih muda dari mbak
yang satunya sudah jeng tanya Asti ke pada mbak tadi sudah hanya sedikit kok lalu kami pergi ke basement
untuk pulang.

Singkat cerita kami sudah dalam perjalanan pulang ngobrol di mobil dari kenalan sampai dengan masalah
yang sangat pribadi ternyata mbak tersebut bernama Nuri mereka adalah Tante Girang Kelas Borju yang
suaminya bekerja sebagai pengusaha yang jarang pulang ke rumah hari itu kurasakan sangat indah di dalam
mobil mewah bersama 2 orang wanita cantik apalagi Asti yang memakai rok mini dan baju transparan
sehingga BH dan pahanya jelas terlihat Nuri sambil menyetir terus berusaha menggodaku.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Tanya pacar segala tak terasa aku hampir sampai di tempat aku tinggal tapi Asti yang berada di sampingku
mencegah jangan dik lebih baik main dulu ke villa kami di Kumpulan Foto Bugil Tante Girang ajaknya ntar
pulangnya diantar lagi Nuri pun ikut nimbrung iyaaa dik kebetulan di rumah sepi dan juga kami butuh
teman untuk ngobrol. Asti yang mengenakan rok mini selalu bikin aku ngiler apalagi dia sengaja menaikkan
rok mininya sehingga pahanya yang putih mulus terlihat jelas aroma wewangian yang dipakai oleh Asti
semakin menambah indahnya suasana dik ngantuk nggak tanya Asti terus dia mengalihkan pertanyaannya.

Kalau ngantuk tidur aja di sini sambil membuka lebar pahanya sehingga terlihat jelas bagian yang sangat
disukai oleh pria belum lagi aku menjawab dia sudah menarik kepalaku ke pahanya.Aku tak kuasa menolaknya
lagi pula aku senang untung kaca mobilnya gelap sehingga hanya Nuri dan aku yang mengetahui apa yang
diperbuat oleh Asti kepadaku dik kok kamu diam saja aku pura pura bego padahal aku sudah mengerti What
The Hell She Wanted.

Kemudian dia menyuruhku untuk mengerjai bagian memeknya dan kuturuti saja kemauannya dia kini duduknya
sudah tidak karuan seperti orang ambeyen saja tiada keraguan lagi di dalam benakku untuk mengerjainya
pertama tama kuraih kedua payudaranya yang sebesar buah mangga lalu kuremas dengan mesra dan dilanjutkan
dengan meraba pahanya yang mulus sehingga dia terengah engah.

Tidak puas dengan meraba maka kulanjutkan dengan menjilat bagian pahanya jilatanku semakin panjang saja
mulai dari lutut sampai ke paha lalu ke arah bukit surganya yang masih terbungkus celana dalamnya.Tanpa
perintah langsung kulepaskan celana dalamnya dan kini terlihat bukit memeknya yang berwarna merah muda
yang dikelilingi oleh rambut yang tidak begitu lebat kerongkonganku tiba tiba kering tatkala melihat
pemandangan yang begitu indah Asti merebahkan tubuhnya sambil membuka pahanya lebar lebar diatas jok.

Tanpa buang waktu lagi kulanjutkan permainan setan ini Kujilati Kuciumi dan Kumasukkan Telunjukku ke
Lubang Memek Asti menggeliat geliat bagaikan cacing kepanasan sambil menjambak rambutku dan mendesakkan
wajahku ke arah memeknya.

Nuri hanya melihat perbuatan kami berdua sambil bersiul menirukan suara musik dari tape mobil seakan
tidak mempedulikanku yang bercumbu dengan Asti ntar juga dia kebagian. Sambil terus menjilat mencium
menyedot sambil kumasukkan jariku Asti pun seperti orang kesurupan menggeliat ke sana sini ooh indah
sekali hari ini sekarang kugunakan telunjukku untuk mengutak atik onderdil yang ada di dalam liang
memeknya dan ibu jariku kutekan tekan ke kelentitnya.

Lalu jilatan jilatan kuarahkan ke sekitar belahan belahan memeknya cara ini semakin membuat dia tersiksa
kegelian tapi membawa kenikmatan yang luar biasa rasa bau amis mual dan asin bersatu dalam kenikmatan
aku memainkan dan Menjilati Lubang Memek Asti yang indah itu. Hampir lima belas menit aku bermain di
daerah memek Asti sudah dulu diiik aku sudah tidak kuat.Kemudian Asti bangkit dan memintaku supaya
mengeluarkan batang kontolku dengan susah payah kukeluarkan milikku dan akhirnya keluarlah kontol
andalanku yang sudah ereksi sejak pertama naik mobil dipegang dengan mesra oleh Asti lalu dimasukkan ke
dalam mulutnya sambil menjilati.Cerita Sex Terbaru

Busyettt nikmat benget Mbak terus Mbak oughh itulah kata kata yang keluar dari mulutku Asti yang sedang
kesetanan terus menerus memainkan senjataku yang berkepala botak itu.Lendir yang keluar dari lubang
pipisku pun terus dia jilati enakkk sekail tapi kalau aku konsentrasi ke sini terus lama kelamaan aku
bisa keluar maka kualihkan perhatianku pada persoalan yang lain. Sekitar dua belas menit Asti bermain
dengan kontolku dan tak terasa kami sudah sampai di villa milik Nuri yang mewah.

Asti merapikan rok dan rambutnya yang acak acakan tapi celana dalamnya di masukkan ke dalam tas gerbang
terbuka secara otomatis lalu mobil masuk ke garasi kami pun keluar dari mobil dan masuk ke villanya Asti
terus saja memelukku dari belakang sambil menjilati leherku kemudian Asti membawaku ke kamar Nuri yang
luas.Di dalam kamar tersebut Asti langsung membuka seluruh pakaiannya begitu pula aku membuka seluruh
pakaianku Asti pun kini merebahkan tubuhnya yang telah polos tanpa selembar benang pun di atas kasur
yang empuk lalu dia menginginkan agar posisiku di atas tubuhnya dimana dia akan mengerjai alat vitalku
begitu juga sebaliknya kemudian kami pun beraksi yyess nikmat enak oughh itulah kata-kata yang keluar
dari mulut kami berdua diserta desisan.

Tak lama kemudian Nuri pun masuk sambil membawa segelas air susu segelas kuning telur bebek yang entah
berapa jumlahnya dan dua botol kratingdaeng minum dulu dik kata Nuri lalu kita lanjutkan kemudian aku
mengambil segelas air susu setelah itu gelas yang berisi kuning telur bebek setelah habis baru satu
botol kratingdaeng. Walaupun perut ini sudah penuh tapi demi lancarnya daya dobrakku ya kupaksakan
karena ini untuk kepuasan kita bertiga kemudian Nuri memujiku wuuiihh kamu mirip dengan aktor Kumpulan
Film Bokep Indonesia kesukaan mbak pasti kamu mainnya juga hebat.

Mbak Nuri yang berparas ayu bibir agak tebal dan mata sayu memandangiku dari wajah sampai ke arah
kontolku lalu kuraih kepalanya dan kuarahkan ke wajahku dan bibir kami saling berpagutan aku yang duduk
telanjang di tepi ranjang sedangkan Nuri berdiri Asti yang sudah telanjang di belakangku tidak tinggal
diam Dia pun lalu menghampiri kontolku.

Oooocckhh desahanku pun terdengar sambil bibir Nuri bertautan dengan bibirku tanganku pun bergerilya
melepaskan pakaian yang dikenakan Nuri. ceritasexterbaru.org Sesudah pakaian terbuka kutarik bh nya dan terlihat buah dada
Nuri lebih besar dibandingkan milik Asti dan kini Asti Sedang Melumat Kontolku sementara tangan kanannya
meremas remas biji pelirku dan tangan kirinya memegang celana dalamku benar benar pengalaman yang
fantastik bisa bercinta dengan dua wanita sekaligus.

Nuri yang kini setengah telanjang meronta ronta saat kujamah payudaranya dan meremasnya mesra ini benar
benar hebat suara gemercik air ludah Asti yang mengulum kontolku dan desahan Nuri kini mewarnai nuansa
di kamar yang terhitung luas jauh bila dibandingkan dengan kamarku.Andai aku tinggal di sini mungkin aku
akan sangat berbahagia ditemani dua Wanita Cantik Binal dan Haus Sex payudara besar milik Nuri kuremas
remas dan yang satu kujilat kulum dan kusedot sedot sambil tanganku berusaha melepaskan celana jeans
Nuri yang ketat.

Akhirnya Nuri membuka celana jeansnya sendiri sedangkan celana dalamnya aku lepas dengan menggunakan
gigiku astagaaa indah sekali barang milik Nuri dan dia meronta ronta tanganku mulai nakal bersamaan
lidah tanganku pun ingin bermain dengan memek Asti desah Nuri pun terdengar begitu memburu sementara itu
Asti pun masih sibuk bermain dengan kontolku rupanya Asti pun sudah tak tahan ingin suatu proses
pengakhiran ganti posisi dong bisik Nuri sambil naik ke atas ranjang.

Please dik masukin dong udah nggak kuat nich pengin ngerasain kontolmu desah Asti tertahan sambil
membimbing batang kontolku menuju liang memeknya sementara itu Nuri pun tidak ketinggalan dia
mengangkangkan pantatnya kemudian dia dekatkan pada wajahku sungguh pemandangan yang indah tatkala liang
memek Nuri tepat beradadi wajahku.Kesempatan ini tidak kusia siakan Kujilat Mesra Lubang Memek Nuri yang
membuat Nuri menggelinjang tanpa ampun Tak lama kemudian Asti pun mengikuti langkah Nuri mengarahkan
lubang memeknya ke wajahku aku berada di bawah dua cewek yang haus seks Asti terlihat merem melek
tatkala Nuri mengangkat pantatnya untuk berubah arah dia yang tadi membelakangi Asti kini mereka saling
berhadapan.

Kemudian Nuri pun menurunkan pantatnya ke arah wajahku memeknya seakan tersenyum kepadaku desisnya pun
terdengar busyettt indah sekali nikmat enak. Dengan tenaga yang masih tersisa saya menawarkan pada Asti
supaya berganti posisi lima menit kemudian Asti dengan tenaga sisa berusaha bangkit lagi kemudian dia
menggoyangkan pinggulnya kini Nuri dan Asti saling berhadapan di atas tubuhku yang di banjiri peluh lalu
mereka saling berpelukan dan saling menjulurkan lidah masing masing.

Mereka Nuri dan Asti Adalah Kalangan Bisex tapi tidak masalah bagiku ini merupakan pengalaman baru
bagiku Asti kini menggeliat dan seluruh tubuhnya kejang kejang pertanda Asti akan mencapai orgasme untuk
yang kedua kalinya dan dia pun berbaring di samping kiriku.Cerita Sex Terbaru

Sekarang bagianmu Nuri kamu maunya posisi yang gimana bisikku mesra rupanya Nuri menginginkan posisi
doggy style sambil mengangkat kaki kirinya Kupandangi Lubang Memek Nuri kupermainkan dulu liang
kewanitaannya itu dengan jariku ooukh desahannya pun terdengar dan aku senang pertanda di sedang dalam
keadaan siap tempur Nuri yang kini menungging semakin membuatku tak sabar kemudian kuarahkan batang
kejantananku ke lubang memeknya Nuri dan jebbbreeett tanpa halangan yang berarti kejantananku menembus
liang kemaluan Nuri sambil sesekali menyentakkan pantatku kumainkan jariku di lubang pantatnya Nuri
mengeliat geliat rupanya letak kelemahannya terdapat pada lubang yang mirip sumur itu Asti yang terkulai
lemas hanya senyum senyum saja dia mengakui bahwa aku yang terbaik dari lawan lawan yang pernah dia
pakai.

Baca Juga Cerita Sex Binalnya Sahabatku

Kurang lebih sembilan belas menit kukerjai milik Nuri rupanya Nuri pun sudah merasakan jenuh dengan
permainan ini dan sekarang dia memintaku untuk memasukkan kontolku ke lubang pantatnya.Lalu Kuarahkan
Kontolku ke Arah Lubang Pantatnya tapi sebelumnya kujilati dulu untuk melicinkan jalannya penetrasiku
pertama belum berhasil kemudian aku meminta bantuan Asti yang sedang terkapar di sampingku untuk
melumasi kontol yang belum berhasil mendobrak lubang pantat Nuri lalu asti pun melakukannya dia melumat
rudalku dengan lidahnya kemudian dia mengulum dan menjilati batanganku sampai terlihat licin lalu kucoba
melakukan penetrasi lagi kutekan pantatku akhirnya aku berhasil menerobos lubang sumur Nuri dan dia
merem melek bagaikan anak yang sedang mengorek kupingnya dengan bulu ayam ini benar benar luar biasa
untung aku jalan jalan kalau tidak mungkin yah takkan pernah merasakan gimana asyiknya bermain dengan
dua wanita sekaligus.

Sekitar tujuh belas menit kami melakukan anal seks sampai akhirnya kami berada pada puncaknya dan
setelah itu kami pun tak berdaya.Aku dan Nuri terkapar lemas setelah menyemprotkan cairan nikmatku yang
sangat banyak ke lubang pantat Nuri aku pun tertidur sambil memeluk kedua Wanita Setengah Baya tersebut
sambil memulihkan stamina untuk melanjutkan di ronde berikutnya.Mungkinkah ini yang dinamakan nasib
mujur yang dalam sehari bisa merasakan memek dari wanita kelas atas.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.