Ibu – Ibu Muda

Cerita Sex Terbaru | Karena setiap pagi aku lewat di depan rumahnya jadinya aku tahu persis penghuni yang ada dirumah
tersebut dengan anak balitanya yang masih kecil , mamah mudanya namanya Sari dia lulusan seni tari di
ikip, keluarganya berjiwa seni dimana suaminya seorang pelukis, mbak Sari juga tidak cantik banget
cuman yang bikin penasaran itu cara bicanya yang khas jawa.

Lembut dan pasrah itu bikin aku betah ngelihatin mukanya kalo pas bertamu ke rumahnya. Apalagi dia
enak juga diajak ngomong, suaranya itu senada dengan wajah pasrahnya. Aku jadi suka bayangin dia
merintih-rintih di bawah siksaan aku.

Cerita Sex Terbaru Ibu - Ibu Muda

Nah, suatu hari lakinya jadi kaya mendadak karena ada order lukisan dalam jumlah besar. Terus, dia
ngontrak rumah sebelah buat Sari sama anaknya. Rumah yang sekarang dijadiin galeri lukis.

Doi yang sebelumnya sering cerita kalo lakinya sibuk banget, sekarang cerita repotnya ngurus rumah dan
anaknya yang umur 3 tahun sendirian. Itu sebabnya dia ngajak adiknya Poppy dan ponakannya Umi untuk
tinggal serumah.

Tampang dua cewek itu mirip banget sama Sari, cuma dua-duanya lebih seger dan imut-imut. Akhirnya aku
tahu juga kalo di rumah itu, sering cuma ada tiga cewek tadi sama satu anak balita. Nafsu juga aku
waktu temen aku ngasih usul yang menarik. Langsung saja aku telepon Sari malem itu. Aku rubah suara
aku biar nggak dikenal.

“Choirun ada?”

“Nggak ada, lagi mancing. Ini siapa ya?”

Huh bego, pikirku. Dia kagak tahu kalo lakinya lagi maen sama Linda, tante Chinese yang gatal !

“Mbak Sari sendiri ya?”

“Nggak, sama Poppy dan Umi,”

“Ya sudah, besok saja,”

Tiga temen aku langsung bersorak begitu pasti malam itu lakinya Sari nggak di rumah. Kami berempat pun
segera berjalan ke rumah dekat gerbang perumahan itu. Tiga temen aku sudah siap dengan ‘peralatan’nya,
lalu mengetuk pintu. Seorang perempuan mengintip dari balik korden.

“Siapa ya?”

“Kami dari Polres bu, ada yang ingin kami sampaikan,” sahut teman aku yang badannya memang mirip
polisi.

Tak lama kemudian pintu terbuka, tiga temen aku masuk. Dari jauh aku lihat Poppy dan Umi ikut menemui
mereka.

“Maaf bu, suami ibu kami tangkap satu jam lalu,”

“Lho, kenapa?” Sari terlonjak.

“Ia kedapatan menghisap ganja…”

“Nggak mungkin!” perempuan itu memiawik.

“Tapi begitulah kenyataannya. Kami juga dapat perintah menggeledah rumah ini. Ini suratnya,”

Sari tak dapat menolak, dibiarkannya ketiga ‘polisi’ itu menggeledah rumahnya. Dasar nakal, seorang
temen aku sudah menyiapkan seplastik ganja dan kemudian ia teriak,

“Ada di bawah kasur sini, komandan!” Temenku yang paling besar memandang Sari dengan tajam.
“Sekarang kalian bertiga ikut ke kantor polisi!” tegasnya.

“Tapi…tapi…saya nggak tahu bagaimana barang itu ada di situ…” kata Sari terbata-bata.
“Sekarang ibu bantu kami, ikut saja ke kantor polisi, juga dua adik ini,”

Akhirnya ketiga cewek itu mau juga ikut, setelah sebelumnya Sari menitipkan anaknya ke Bu Tukiran.
Temen aku pinter juga, dia pinjam mobil Feroza Sari dengan alasan mereka cuma bawa motor. Lewat
handphone, salah satu temen aku ngasih tahu.

“Beres Dan, siap cabut,” katanya.

Aku segera pakai topeng ski, ambil kunci mobil dan duduk di belakang stir. Sebelum masuk, kaget juga
tiga cewek itu karena tangan mereka diborgol di belakang punggung.

“Kami nggak ingin repot nantinya,” alasan temen aku. Hanya beberapa saat saja, mobil pun berjalan.
Sari duduk di tengah dengan satu temen aku menjaga pintu. Sedang Poppy dan Umi di belakang dijaga dua
lagi temen aku.

Baru jalan 100 meteran di jalan menurun ke arah Kasongan, tiga temen aku itu ketawa ngakak.
“Gampang banget…” kata mereka.

Tentu saja tiga cewek itu bingung. Apalagi Sari kini terpaksa duduk merapat jendela karena dipepet
lelaki besar di sebelahnya.

“Kalian tidak akan kami bawa ke kantor polisi, seneng kan nggak perlu lihat pistol? Tapi jangan
khawatir, nanti kita tunjukin pistol yang lain,” desisnya.

“Eh…eh…apa-apaan ini?” Sari ketakutan.Cerita Sex Terbaru

“Eiiiiii….awwwhhhh…kurangajj…awwwhhhh…” Sari menjerit dan meronta, sebab tiba-tiba kedua payudaranya
ditangkap dua telapak tangan yang besar, lalu diremas-remas keras seenaknya.

Dua gadis di belakang juga menjerit-jerit ketika payudara mereka pun diperlakukan sama. Lelaki itu
lalu menyingkapkan jilbab Sari dan dengan nafsu kembali mencengkeram payudara montok itu.

Sari makin keras menjerit. Lalu tiba-tiba…breetttt….bagian muka jubah tipisnya koyak sehingga
memperlihatkan tonjolan buah dadanya yang berbungkus BH coklat muda.

“Wah, susu yang segar,” kata temen aku.

“Jangannn…tolong…jangaann…” Sari menangis.

“Jangan cerewet, kalian bertiga tidak usah bawel, nurut saja atau tempik kalian kuculek pake belati
ini!” kali ini temen aku mulai mengancam dengan menyentuhkan ujung belati ke permukaan payudara Sari
yang menyembul dari BH-nya.

Di belakang, Poppy dan Umi terisak-isak. Blus keduanya sudah lepas, tinggal rok yang menutupi bagian
bawah tubuh muda dan mulus itu. Keduanya pun memiawik berbarengan ketika penutup dada mereka direnggut
hingga putus.

“Wah…wah…ini susu yang indah…” kata kedua temen aku di belakang.

“Coba lihat punya Nyonya ini…” lanjut mereka.

Temen aku di depan pun bertindak cepat, memutus tali antara dua cup BH Sari. Sari terisak, buah
dadanya kini telanjang dan…..

”Awwwwww….” ia menjerit agak keras ketika kedua putingnya dijepit dan ditarik serta diguncang-
guncangkan.

Kedua temen aku di belakang ketawa dan ikut-ikutan melakukan hal yang sama pada puting Umi dan Poppy.

Sari meronta-ronta tapi sia-sia saja ketika tubuhnya dibaringkan di jok mobil, lalu temen aku duduk di
atas perutnya, memunggungi dan menyingkapkan bagian bawah jubahnya. Kedua kaki telanjangnya
menendang-nendang, tapi ia kesakitan juga waktu kedua bagian dalam paha mulusnya dicengkeram keras.

Ia menjerit lagi waktu selangkangannya yang ditutupi celana dalam putih digebuk sampai bunyi berdebuk.
Dengan kasar, jari-jari temen aku menyingkapkan kain segitiga itu hingga memiawnya yang berjembut agak
lebat terbuka.

Tanpa ba bi bu, ditusukkannya telunjuknya ke lubang memiaw Sari.

“Aaaaakhhhh….” Sari menjerit kesakitan. memiawnya yang kering membuat tusukan itu jadi amat
menyakitkan.

Tapi temen aku itu nekad terus nyodok-nyodok memiaw yang legit itu. Malah waktu telunjuknya sudah
terasa agak licin, dia tambah jari tengah. Lagi-lagi Sari menjerit kesakitan. Tapi nggak kapok juga
temen aku itu. Sebentar saja sudah tiga jari yang nyodok-nyodok memiaw perempuan manja itu.

Di belakang, Poppy dan Umi juga merintih-rintih, sebab dua lelaki yang bersama mereka kini mengisap-
isap pentil susu mereka sambil terus meremas-remas teteknya yang kenyal. Poppy pertama kali memiawik
waktu tangan temen aku menelusup sampai ke balik celdamnya dan meremas-remas memiawnya sambil sesekali
mencabuti jembutnya.

Umi akhirnya juga mendapat penghinaan yang sama, bahkan ia merasa klentitnya lecet karena terus
diuyel-uyel dengan kasar.

Mobil akhirnya sampai ke rumah besar punya temen aku yang asyik ngobok-obok memiaw Sari. Aku buka
pintu belakang mobil. Di dalam, aku liat Poppy dan Umi yang topless, cuman pake rok doank! Dan yang
lebih bikin aku kaget lagi,

Ternyata tongkol dua temen aku lagi dijilatin ama dua perawan itu. Toket kedua anak itu kelihatan
mulai memerah karena terus diremet-remet. Terang aja aku tersentak, tapi aku sendiri gak bisa berbuat
apa-apa lagi! Soalnya aku sendiri nggak tahan, terus ikut mencet pentil kanan Poppy dan pentil kiri
Umi.

“Nggghhhhh….” dua cewek itu cuma bisa mengerang karena dua tongkol ada di mulut mereka.
Terus aku buka pintu tengah. Buset, di dalam, temen aku masih asyik menjilati memiaw Sari dan
menyodok-nyodok lubangnya dengan tiga jari.

Sari sudah tidak menjerit-jerit lagi. Yang terdengar sekarang cuma rintihannya, persis seperti
bayangan aku. Nggak tahan, aku naik, terus aku pegangin kepala perempuan berjilbab itu.

“Emut tongkol aku, kalau nggak, aku potong tetek lu!” kata aku sambil nyodorin tongkol yang udah
ngaceng sejak tadi.

Tangan kiri aku mencengkeram tetek kanan Sari yang montok sampai ke pangkalnya. Tangan kanan aku
menahan kepala Sari biar tetep menghadap tongkol. Sari nyerah, dia buka mulutnya. Cepet aku masukin
tongkol aku sampe ke pangkalnya.

“Diemut!” bentak aku sambil menambah tenaga remasan di buah dadanya.

Aku ngerasain kenikmatan yang luar bisa banget waktu tongkol aku diemut-emutnya sambil merintih-
rintih. Biar gampang, sama temen aku tadi, aku gotong cewek itu dan aku lempar ke lantai garasi. Sari
menjerit kesakitan dan makin keras jeritannya waktu jubahnya aku lucuti, begitu juga rok dalam dan
celdamnya. Terlihatlah memiawnya yang terpelihara rapi, dengan bulu-bulu halus yang diatur dengan
indahnya.

Aku mainkan itilnya yang ada di dalam bibir memiawnya sampai dia berkelojotan ke kanan-ke kiri.
Sekarang temen aku yang jongkok di depan muka cewek itu dan memaksanya berkaraoke. Dari belakangnya,
tanpa banyak bicara, aku langsung ngent*t cewek itu.

“Aunghhhhhh…” Sari mengerang panjang waktu tongkol aku nyodok memiawnya sampai mentok. memiawnya
lumayan rapet dan legit biarpun dia sudah punya anak satu. Ada seperempat jam aku kocok memiawnya pake
tongkol, terus aku suruh dia nungging.

Dari depan, temen aku masih ngent*t mulutnya sambil memegangi kepala cewek berjilbab itu. Dari
belakang, pemandangan itu bikin aku makin nafsu. Aku remet keras-keras memiawnya pake tangan kiri,
terus telunjuk kanan aku tusukin ke pantatnya.

Sari mengerang lagi waktu aku gerakin telunjuk aku berputar-putar supaya lobang kecil itu jadi lebar.
Begitu mulai lebar, aku masukin tongkol ke dalamnya. Tubuh Sari mengejang hebat, erangannya juga
terdengar amat heboh.

Tapi tetep aku paksa tongkol aku biar susahnya bukan main. Sampe akhirnya tongkol aku masuk sampai ke
pangkal, aku tarik lagi sampai tinggal kepalanya yang kejepit. Terus dengan tiba-tiba aku dorong
sekuat tenaga.

“Aaaaaakhhhhh…..” Sari melepas tongkol temen aku dan menjerit keras.

Tapi rupanya pas temen aku sampai puncak kenikmatannya. Akibatnya air maninya nyemprot muka Sari
sampai belepotan. Cuek, aku genjot terus pantat perempuan montok itu biar dia menangis-nangis
kesakitan.

Malah sekarang aku peluk dia sambil kedua teteknya aku remes-remes. Temen aku yang barusan nyemprot
sekarang malah masukin dua jarinya ke lubang memiaw Sari dan diputar-putar. Ini bikin Sari makin
kesakitan.

Aku ngerasa tongkol aku udah peka banget. Jadi makin cepet aku genjot dan langsung aku banting cewek
itu. Sari nggak sempet mengelak, waktu tongkol aku tempelkan ke mulutnya dan aku paksa dia
mengulumnya.

“Crooottt…crottt…crottt…” air mani aku nyemprot sampai tiga kali ke dalam mulutnya. Sari sudah mau
menumpahkannya, jadi aku pencet pentilnya dan aku tarik ke atas.

“Telen!” bentak aku.

Sambil merem, Sari menelannya semua, lalu menekuk tubuhnya sambil menangis. Dengan ujung jilbabnya aku
dan temen aku mengelap tongkol yang berlendir. Dari celah pantat bundar Sari aku lihat ada darah
keluar.

Lagi asyik ngelihatin tubuh bugil Sari, aku dengar ketawa ngakak dua temen aku. Lalu terlihat Poppy
dan Umi turun dari mobil dan jalan sempoyongan. Aku melotot. Dua cewek itu nyaris bugil. Jilbab mereka
disampirkan ke belakang sehingga teteknya yang kemerahan bekas diremas-remas bebas terlihat, dengan
pentilnya yang kecoklat-coklatan.

Dua-duanya terisak-isak, di sekitar bibir dua cewek hitam manis itu belepotan lendir putih. Yang
menarik, rok mereka sudah lepas, tinggal celdam putih milik Poppy dan kuning muda Umi. Malah celdam
Poppy dibikin temen aku terangkat tinggi sampai nyelip di bibir memiawnya. Akibatnya, bibir memiawnya
kanan dan kiri kelihatan gemuk dan jembutnya menyembul ke kanan dan kiri.

Nggak tahan, aku pepet anak itu ke mobil, terus tangan aku mulai merayapi selangkangannya. Tangan aku
mulai bermain-main di bibir vaginanya yang njepit celananya.

“Jangaann…ampun oommm…” rintihnya. “Adduhhhh…” pekik mahasiswi UAD itu, karena aku cabut beberapa
helai jembutnya.Cerita Sex Terbaru

Dari bawah aku cengkeram tetek kanan Poppy yang nggak seberapa gede tapi kenyal itu, terus aku dorong
ke atas sampai putingnya ngacung, lalu aku sedot kuat-kuat. Poppy meronta kesakitan, apalagi kemudian
aku tarik celdamnya ke atas.

Poppy memiawik waktu celdamnya akhirnya putus. Aku terus melorot dan aku paksa cewek itu nyodorin
memiawnya buat aku hisap. Aku mainin itilnya dengan lidah aku, bahkan sampai aku sedot pakai mulut
aku! Poppy makin kelojotan dan mendesah.

Sementara itu, aku lihat Umi lagi dipaksa menyepong tongkol temen aku. Sedang Sari sudah mulai
disodomi lagi. Malah, dia dipaksa telentang dengan tongkol menusuk pantatnya, lalu memiawnya disodok
dari depan. Kedengeran Sari menjerit-jerit kesakitan.

“Aihhh…” Poppy memiawik waktu telunjuk aku masuk satu ruas ke lubang pantatnya, terus aku dorong ke
depan sampai lubang memiawnya merekah dan kelihatan lorong yang merah dan basah, aku jilatin sampai
cewek 21 tahun itu menggeliat-geliat.

“Aduhh…jangaann…” Poppy menjerit waktu aku tiba-tiba berdiri sambil mengangkat kaki kirinya.
Tapi aku nggak peduli, tongkol aku pas banget nunjuk memiawnya. Terus aku kucek-kucek memiaw anak itu,
sampai mulai terasa basah.

Terus aku pegang tongkol aku dan aku paksa masuk kepalanya ke celah bibir memiawnya. Kepala tongkol
aku terasa seperti direndam di air hangat. Poppy menjerit makin nggak karuan waktu tangan kiri aku
mencengkeram tetek kanannya sampai ke pangkalnya sekuat tenaga. Malah, daging kenyal itu sampai terasa
seperti remuk.

“Aaaakkhh….auhhhhh….ouchhh…aiiiii….sakkkiiittt….adduhhhhh….” Poppy menjerit histeris waktu aku dorong
pinggang ke depan dengan tiba-tiba dan sekuat tenaga.

Tongkol aku masuk sampai ke pangkalnya. Malah kerasa kepalanya sampai mentok ke dasar memiawnya.
Begitu mentok aku berhenti sebentar. Gadis itu sesenggukan, nafasnya tersengal-sengal. Tapi yang
paling asyik, aku merasa tongkol aku di dalam memiawnya seperti dibasahi cairan hangat. Belakangan aku
tahu yang hangat itu darah keperawanannya.

Dengan gerakan kasar dan tiba-tiba, aku kocok tongkol aku di dalam memiaw Poppy. Terasa sempit banget
dan kering. Aku sih enak, tapi akibatnya Poppy menjerit-jerit kesakitan dan minta ampun. Poppy masih
merintih-rintih waktu tongkol aku tarik keluar, terus aku jongkok di depan selangkangannya. Langsung
aku masukin empat jari ke dalam lubang memiawnya yang masih menganga.

“Aucchhhhh…sakkkiiittt…aaahhhh…” Poppy menjerit lagi waktu empat jari aku puter-puter di dalam
memiawnya.

Waktu aku tarik keluar empat jari aku yang basah lendir dan darah, cewek itu jatuh melorot sambil
terus menangis.

“Hey, bawa sini perawan satu itu, lu ambil memiaw yang ini. Pantatnya buat aku ya!” teriak aku ke
teman yang lagi asyik ngucek-ngucek memiaw Umi.

Temen aku cepat bangun lalu menyeret kedua kaki Umi dan menggeletakkan cewek imut-imut itu di dekat
kaki aku. Tanpa banyak bicara, dia terus mendorong Poppy yang menangis sambil duduk bersimpuh sehingga
jatuh terlentang.

Aku tarik Umi sampai kepalanya berbantalkan paha aku, menghadap Poppy yang lagi digarap ulang. Aku
remas-remas pelan kedua payudaranya yang kenyal. Cewek itu menangis.

“Kamu paling muda, jadi memiawmu pasti paling enak. Kamu mau tongkolku masuk memiawmu?” kata aku
sambil memilin-milin putingnya yang hitam dan mungil tetapi tebal.

“Huuu…jangaaannn…huuu…” ABG itu menangis lagi.

“Lihat Bu Lik Sari dan Bu Lik Poppy itu…memiawnya sudah jebol…kalau kamu nggak mau seperti mereka,
kamu harus nurutin apa kata aku, ngerti? Sekarang lihat ini,” Aku lalu menghampiri Sari yang sedang
dient*t dan disodomi berbarengan.

Aku pegang kepala Sari yang lagi menjerit-jerit kesakitan. Lalu aku paksa dia mengulum tongkol aku
lagi sampai tongkol aku basah. Terus aku suruh temen aku yang lagi nyodok memiaw Sari bangun, gantian
dia memasukkan tongkolnya ke mulut Sari.

Terus aku suruh pindah tongkol temen aku satunya dari pantat ke memiaw. Badan Sari kelojotan dan
gemeteran waktu aku paksa tongkol aku ikut masuk memiawnya.

Temen aku yang dari tadi menyodomi dia rupanya nggak tahan lama lagi. Dia cepat-cepat menggerakkan
tongkolnya maju mundur. Sari menjerit histeris, sebab dua tongkol di dalam memiawnya bikin memiawnya
seperti mau sobek.

Temen aku rupanya nggak tahan. Nggak lama dia ngecrot di dalam memiaw Sari. Yang di atas juga gitu,
dia ngecrot lumayan banyak di dalam mulut Sari. Sari ambruk, lemes di lantai. Sekarang aku balik ke
Poppy yang lagi menjerit-jerit karena dipaksa duduk di atas tongkol temen aku.

Kedua teteknya dicengkeram sehingga dia terpaksa bergerak-gerak naik turun. Dari belakang, aku dorong
punggung Poppy yang mulus sampai dia ambruk di atas dada temen aku.

“Kamu nggak mau disodomi juga kan. Lihat nih,” kata aku lagi kepada Umi yang makin kenceng nangisnya.

Poppy menjerit melengking waktu telunjuk aku paksa masuk ke lubang anusnya. Rapet banget, jadi aku
paksa satu telunjuk lagi masuk dan aku gerak-gerakin, bikin lubangnya makin lebar. Sampai cukupan buat
masuknya kepala tongkol, aku sodok aja. Kepala tongkol aku sekarang kejepit pantat Poppy. Aku dorong
dua senti,

Poppy menjerit lagi. Mundur satu senti lalu maju tiga senti. Poppy makin keras menjerit. Lalu mundur
lagi satu senti dan dengan tenaga penuh….

“Aaaaaachhhhh…aauuhhhhh….saakkkiiitt….nggghhhhh….” Poppy menjerit histeris.

Tongkol aku masuk sampai pangkalnya ke dalam lubang pantatnya. Sempit banget, sampai kerasa tongkol
aku seperti remuk di dalam. Tapi terus aku genjot agak lama.

Lima menitan, aku lepas dan dua temen aku yang tadi ngerjain Sari udah siap di belakang Poppy, mau
gantiin. Aku balik ke Umi, sementara Poppy mulai menjerit lagi waktu pantatnya disodomi lagi. Tapi
jeritannya hilang waktu mulutnya juga diperkosa.

“Gimana? Kamu mau nurut?” kata aku sambil jongkok di sebelah Umi dan mengucek-ucek memiawnya yang
berjembut tipis.

“I…iya…iya…” katanya terbata-bata.

“Bagus, sekarang bersihin tongkolku,” kata aku sambil berdiri, menyodorkan tongkol aku yang basah air
mani temen aku dan darah dari pantat Poppy.

Umi menelan ludahnya, tampangnya tampak jijik. Tapi karena takut, dia jilat juga tongkol aku. Gila,
aku kayak di awang-awang, apalagi dia terus mulai menyedot-nyedot tongkol aku. Setelah lama dia
nyepong aku, aku liat tiga temen aku udah selesai. Poppy kayaknya pingsan. memiaw, pantat dan mulutnya
belepotan air mani.

“Aku juga bersihin dong,” kata temen-temen aku berbarengan.

Umi nggak punya pilihan lain. Akhirnya gadis imut-imut itu berjongkok di depan empat lelaki, menjilati
dan menyepong tongkol-tongkol berlendir.

Tidak cuma itu, dia juga aku suruh jilat seluruh air mani di badan Sari dan Poppy. Malah, dari memiaw
Sari aku sendokin air mani dan aku suapin ke mulut Umi yang berbibir mungil itu.

“Huuu…huuu…sudahh…saya mau pulang…” Umi terisak sambil duduk bersimpuh.

“Boleh, tapi kamu harus joget dulu,” kata aku sambil melepas ikatan di tangannya.

Umi seperti kebingungan. Tapi tiba-tiba ia menjerit karena temen aku tahu-tahu menyabetkan ikat
pinggangnya, kena payudara kirinya.

“Ayo cepet joget!” bentaknya.

Takut-takut Umi berdiri, tapi kali ini temen aku yang lain menampar pantatnya dari belakang.
“Joget yang hot!” bentaknya.

Akhirnya Umi mulai meliuk-liukkan tubuhnya. Merangsang banget, gadis berjilbab tapi bugil, joget di
depan aku. Aku tunjuk selangkangannya.

“Ayo, gerakin pinggulmu maju mundur sampai memiawmu kena telunjukku ini,” kata aku.

Umi nurut. Pinggulnya maju mundur sampai memiawnya yang berjembut tipis nyenggol telunjuk aku. Pas mau
nyenggol kelima kalinya, sengaja aku sodok agak kenceng sampai seperti menusuk klentitnya. Umi
menjerit kesakitan. Sekarang dia malah ketakutan waktu tiga temen aku ikut joget di sekelilingnya
sambil memegang-megang buah dada, pantat dan memiawnya.

“Jogetmu bikin aku ngaceng nih!” kata aku sambil mengacungkan tongkol aku yang emang udah tegang
banget.

Temen-temen aku ketawa ngakak lalu memegangi kedua tangan Umi dan menelentangkannya di lantai.

“Aaahhh….janngaaaannnn….kalian jahaaaattt…aaahhhh…” Umi menjerit dan meronta-ronta.
Satu kakinya dipegangi temen aku, satu lagi aku pegangin, ngangkang lebar banget. Umi nangis lagi,
waktu ngerasa memiawnya mulai kesenggol kepala tongkol aku.

Cewek mungil ini menjerit keras waktu jari aku dan temen aku menarik bibir memiawnya ke kanan dan
kiri. Terus, tongkol aku mulai masuk 4 senti dan tarikan langsung dilepas. Sekarang tongkol aku
kejepit memiaw perawan yang sempit. Aku ambil posisi, pegangan dua buah dadanya yang mulus sambil
jempol dan telunjuk aku menjepit pentilnya.

“Aku harus adil dong, masak saudaramu dapat tongkol, kamu nggak?” kata aku sambil dengan tiba-tiba
mendorong tongkol aku maju dengan kekuatan penuh.

Akibatnya luar biasa. Umi menjerit sangat keras. Aku sendiri merasa tongkol aku merobek sesuatu yang
sangat liat. Begitu tongkol aku mentok ke dasar memiawnya, aku berhenti sebentar. Kerasa memiawnya
berdenyut-denyut meremas-remas tongkol aku. Pelan-pelan aku merasa ada cairan hangat membasahi tongkol
aku. Itu pasti darah perawannya.

Akhirnya, ABG imut-imut itu menjerit-jerit tak berhenti waktu tongkol aku kocok dengan gerak cepat di
dalam memiawnya. Apalagi temen-temen aku asyik meremas-remas teteknya. Malah, kerasa ada yang mulai
nusuk pantatnya pakai jari. Ada lagi yang memaksanya ngemut tongkolnya.Cerita Sex Terbaru

Nggak lama, aku pindah tongkol ke pantatnya setelah Umi dibikin nungging. Lagi-lagi Umi menjerit
histeris, sebab pantatnya yang lebih sempit dari memiawnya itu tetap bisa aku jebol pakai tongkol aku.

Seperti dua cewek lainnya, sekarang Umi telentang di atas dada aku, terus memiawnya yang berdarah
disodok tongkol temen aku dari depan. Mulutnya sekarang malah dipaksa ngemut dua tongkol sekaligus.

Sekarang Umi aku paksa nungging di atas dada temen aku sambil tongkolnya tetap di dalam memiaw cewek
yang baru lulus SMU itu. Dua tongkol masih berebut masuk mulutnya. Dari belakang, sekarang aku coba
masukin tongkol aku, bareng tongkol temen aku yang sudah masuk duluan.

Umi merintih kesakitan, waktu tongkol aku bisa masuk. Pas tongkol temen aku masuk sampai pangkalnya,
aku sodok keras-keras sampai tongkol aku juga masuk sampai pangkal. Umi memiawik keras, sebab terasa
ada yang ‘krekk’ di dalam memiawnya. Selaput daranya mungkin sobek lebih lebar lagi.

Aku ambil tongkol karet punya temen aku, terus aku tusukin jauh-jauh ke dalam anusnya. memiawnya jadi
terasa tambah sempit aja. Umi mengerang panjang waktu aku nggak tahan lagi, ngocokkan tongkol beneran
dan tongkol karet makin cepat.

“Minggir…minggir…” kata aku ke dua temen aku yang lagi memperkosa mulut Umi.

Cepet aku masukin tongkol aku ke dalam mulut berbibir mungil itu dan, sedetik kemudian, air mani aku
tumpah banyak banget di dalam mulutnya. Umi sudah lemas waktu dia ditelentangin dan tiga temen aku
antri ngocok cepat-cepat lalu nembak di dalam mulutnya.

Cewek itu betul-betul tak berdaya. Saat temen aku yang terakhir nyemprot ke dalam mulutnya, dia malah
sudah pingsan. Mulutnya yang terbuka betul-betul putih, penuh air mani. Malah, wajah imut-imutnya juga
ikut basah.

Tiga cewek itu sekarang sudah di mobil lagi. Mulut-mulut mereka yang penuh air mani sudah dilakban,
sedang tangan diikat di belakang punggung. Tiga cewek bugil itu digeletakkan begitu saja di lantai
tengah mobil.

Sari yang pertama siuman, merintih dan menggeliat. Dua temen aku yang jaga di jok tengah lalu
mengangkatnya hingga duduk di tengah-tengah. Lagi-lagi payudara montoknya diremas-remas dan putingnya
disedot-sedot. Sari cuma bisa merintih. Tapi ia mengerang kesakitan waktu dua ujung gagang kuas lukis
yang runcing didorong di atas dua putingnya sampai tak bisa maju lagi.

“Ini bagus dan menarik,” kata temen aku lalu mengikat empat kuas dengan karet gelang di dua ujung
gagang kuas, masing-masing dua kuas.

Ia lalu merenggangkan kedua kuas dan menyelipkan payudara Sari di antaranya. Selanjutnya, tarikan
dilepas sehingga kuas kembali merapat dan menjepit erat gumpalan daging montok itu di pangkalnya.

Dua buah dada Sari diperlakukan seperti itu, sehingga menggelembung dan makin lama makin terlihat
merah kehitaman. Sari merintih dan menggeliat-geliat kesakitan. Lalu Poppy yang menyusul siuman juga
diperlakukan sama.

Terakhir, begitu sampai Kasongan, Umi siuman. Perlakuan yang diterimanya nyaris sama. Bedanya, cuma
dua kuas yang menjepit di payudaranya. Tapi, pasti sakit sekali karena yang dijepit adalah dua
putingnya sekaligus.

Rumah Sari dini hari itu sepi sekali. Maka mobil langsung masuk garasi yang memiliki pintu tembus ke
kamar Sari. Tiga pigura besar langsung disiapkan temen-temen aku. Lalu cewek-cewek yang masih
menggeliat kesakitan itu, kita ‘pigura’ dengan tangan terikat di frame atas, kaki di frame bawah.
“Ini pasti lucu,” kata temen aku sambil bawa masuk dongkrak mobil.

Diputarnya dongkrak sehingga bagian pengangkat turun merapat dan ulirnya yang berdiameter tiga senti
menonjol tiga senti. Lalu dibuatnya Umi duduk di atas dongkrak. Otomatis besi berulir menusuk
memiawnya.

Lalu diputarnya lagi dongkrak sehingga turun dan besi berulir naik. Umi mengerang kesakitan, sebab
begitu besi pengangkat rapat, besi berulir itu mencuat ke dalam memiawnya sedalam 10 senti lebih.

Darah perawannya bercampur air manipun menetes ke dongkrak dan lantai keramik putih. Sedang Sari dan
Poppy dipigura pada posisi berdiri. Dua puting Sari dan Poppy lalu disentuh dengan raket nyamuk.

Sekejap tapi dua cewek itu langsung melonjak dan mengerang kesakitan. Lalu gagang raket ditusukkan ke
dalam memiaw Poppy. Lubang pantatnya dimasuki lima kuas dengan bulu di dalam. Di memiaw Sari aku
masukin dua baterai besar dan satu di pantatnya.

Tiga buah pancing lalu aku ikat di pigura Sari. Lalu, tiga kail aku tancapkan di pentil dan
klitorisnya. Sari mengerang hebat waktu tali pancing aku gulung sampai menarik tiga titik peka itu.
Sampai akhirnya, Sari pingsan lagi.

“Kamu berdua harus pingsan lagi ya?” kata aku kepada Poppy dan Umi yang ketakutan waktu ngelihat enam
tusuk gigi lancip di tangan aku.

Baca Juga Cerita Sex Ibu Tiriku

Pertama-tama Poppy yang mengerang hebat waktu dua tusuk gigi aku tancepin di dua pentilnya sampai lima
senti. Darah lalu mengalir dan menetes lewat ujung tusuk gigi. Waktu klentitnya yang aku tusuk dari
bawah sampai tembus ke atas, Poppy mengerang lagi dan tubuhnya kejang sampai akhirnya lemas, pingsan.

Sekarang Umi yang ketakutan. Aku tarik satu persatu putingnya, aku tusuk tembus melintang sehingga
nyangkut di gagang kuas. Darah juga menitik lewat ujung tusuk gigi. Seperti Poppy, dia juga pingsan
waktu klentitnya juga aku tusuk tembus melintang.

Keadaan sepi, aku dan temen-temen membuka lebar korden ruang tamu, lalu menyalakan lampu. Cepat kami
cabut dari situ sambil melihat pemandangan indah di ruang tamu… *** Seminggu kemudian, aku mampir ke
rumahnya.

Berlagak nggak tahu, toh Sari, Poppy dan Umi juga nggak tahu kalo aku yang merkosa mereka. Tapi aku
kaget juga waktu yang membuka pintu bukan mereka, tapi seorang gadis berjilbab putih panjang dan jubah
ungu.

“Saya Kantuningsih. Saya kos di sini,” kata gadis berwajah khas Jawa itu.

“Bu Sari kemana?”

“Bu Sari sekarang tinggal di Klaten…” sahutnya.

Ow… ow… aku kecewa. Tapi entar dulu, kapan-kapan si Kantun ini perlu disodok juga memiawnya. Temen-
temen aku harus dikasih tau ! Betapa mempesonanya wanita ini. dibalik kesopanan pakaian tersembunyi
pesona liar.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Pasienku

Cerita Sex Terbaru | Aku menerima seorang pasien yang haus akan seks. Emang bener-bener gila tuh cewek. Ke dokter dianter sama suaminya, malah minta aq entot memeknya. Ya mumpung dapat memek gratis maka terjadilah pergulatan seru diantara kita berdua. mulai gaya doggy style sampe ke gaya sex sumo dan sex ninja sudah kami lakukan. Sudah masuk tahun ketiga aku buka praktek di sini semuanya berjalan biasa-biasa saja seperti layaknya praktek dokterr umum lainnya. Pasien bervariasi umur dan status sosialnya. Pada umumnya datang ke tempat praktekku dengan keluhan yang juga tak ada yang istimewa. Flu, radang tenggorokan, sakit perut, maag, gangguan pencernaan, dll.

Cerita Sex Terbaru Pasienku
Akupun tak ada masalah hubungan dengan para pasien. Umumnya mereka puas atas hasil diagnosisku, bahkan sebagian besar pasien merupakan pasien “langganan”, artinya mereka sudah berulang kali konsultasi kepadaku tentang kesehatannya. Dan, ketika Aku iseng memeriksa file-file pasien, Aku baru menyadari bahwa 70 % pasienku adalah ibu-ibu muda yang berumur antar 20 – 30 tahun. Entah kenapa Aku kurang tahu.
“Mungkin dokter ganteng dan baik hati” kata Nia, suster yang selama ini membantuku.
“Ah kamu . bisa aja”
“Bener Dok” timpal Tuti, yang bertugas mengurus administrasi praktekku.
Oh ya, sehari-hari aku dibantu oleh kedua wanita itu. Mereka semua sudah menikah. Aku juga sudah menikah dan punya satu anak lelaki umur 2 tahun. Umurku sekarang menjelang 30 tahun.
Aku juga berpegang teguh pada sumpah dan etika dokter dalam menangani para pasien. Penuh perhatian mendengarkan keluhan mereka, juga Aku tak “pelit waktu”. Mungkin faktor inilah yang membuat para ibu muda itu datang ke tempatku. Diantara mereka bahkan tidak mengeluhkan tentang penyakitnya saja, tapi juga perihal kehidupan rumah tangganya, hubungannya dengan suaminya. Aku menanggapinya secara profesional, tak ingin melibatkan secara pribadi, karena aku mencintai isteriku.
Semuanya berjalan seperti biasa, wajar, sampai suatu hari datang Ny. Syeni ke meja praktekku ..
Kuakui wanita muda ini memang cantik dan seksi. Berkulit kuning bersih, seperti pada umumnya wanita keturunan Tiong-hwa, parasnya mirip bintang film Hongkong yang aku lupa namanya, langsing, lumayan tinggi, dan …. inilah yang mencolok : dadanya begitu menonjol ke depan, membulat tegak, apalagi sore ini dia mengenakan blouse bahan kaos yang ketat bergaris horsontal kecil2 warna krem, yang makin mempertegas keindahan bentuk sepasang payudaranya. Dipadu dengan rok mini warna coklat tua, yang membuat sepasang kakinya mulusnya makin “bersinar”.
Dari kartu pasien tertera Syeni namanya, 28 tahun umurnya.
“Kenapa Bu .” sapaku.
“Ini Dok . sesak bernafas, hidung mampet, trus perut saya mules”
“Kalau menelan sesuatu sakit engga Bu “
“Benar dok”
“Badannya panas ?”
Telapak tangannya ditempelkan ke dagunya.
“Agak anget kayanya”
Kayanya radang tenggorokan.
“Trus mulesnya . kebelakang terus engga”
“Iya Dok”
“Udah berapa kali dari pagi”
“Hmmm . dua kali”
“Ibu ingat makan apa saja kemarin ?”
“Mmm rasanya engga ada yang istimewa . makan biasa aja di rumah”
“Buah2 an ?”
“Oh ya . kemarin saya makan mangga, 2 buah”
“Coba ibu baring disitu, saya perika dulu”
Sekilas paha putih mulusnya tersingkap ketika ibu muda ini menaikkan kakinya ke dipan yang memang agak tinggi itu.
Seperti biasa, Aku akan memeriksa pernafasannya dulu. Aku sempat bingung. Bukan karena dadanya yang tetap menonjol walaupun dia berbaring, tapi seharusnya dia memakai baju yang ada kancing ditengahnya, biar aku gampang memeriksa. Kaos yang dipakainya tak berkancing.
Stetoskopku udah kupasang ke kuping
Ny. Syeni rupanya tahu kebingunganku. Dia tak kalah bingungnya.
“Hmmm gimana Bu”
“Eh .. Hmmm .. Gini aja ya Dok” katanya sambil agak ragu melepas ujung kaos yang tertutup roknya, dan menyingkap kaosnya tinggi-tinggi sampai diatas puncak bukit kembarnya. Kontan saja perutnya yang mulus dan cup Bhnya tampak.
Oohh . bukan main indahnya tubuh ibu muda ini. Perutnya yang putih mulus rata, dihiasi pusar di tengahnya dan BH cream itu nampak ketat menempel pada buah dadanya yang ampuun .. Putihnya . dan menjulang.
Sejenal aku menenangkan diri. Aku sudah biasa sebenarnya melihat dada wanita. Tapi kali ini, cara Ibu itu membuka kaos tidak biasa. Bukan dari atas, tapi dari bawah. Aku tetap bersikap profesional dan memang tak ada sedikitpun niatan untuk berbuat lebih.
Kalau wanita dalam posisi berbaring, jelas dadanya akan tampak lebih rata. Tapi dada nyonya muda ini lain, belahannya tetap terbentuk, bagai lembah sungai di antara 2 bukit.
“Maaf Bu ya ..” kataku sambil menyingkap lagi kaosnya lebih keatas. Tak ada maksud apa-apa. Agar aku lebih leluasa memeriksa daerah dadanya.
“Engga apa-apa Dok” kata ibu itu sambil membantuku menahan kaosnya di bawah leher.
Karena kondisi daerah dadanya yang menggelembung itu dengan sendirinya stetoskop itu “harus” menempel-nempel juga ke lereng-lereng bukitnya.
“Ambil nafas Bu.”
Walaupun tanganku tak menyentuh langsung, melalui stetoskop aku dapat merasakan betapa kenyal dan padatnya payudara indah ini.
Jelas, banyak lendir di saluran pernafasannya. Ibu ini menderita radang tenggorokan.
“Maaf Bu ya ..” kataku sambil mulai memencet-mencet dan mengetok perutnya. Prosedur standar mendiagnosis keluhan perut mulas.
Jelas, selain mulus dan halus, perut itu kenyal dan padat juga. Kalau yang ini tanganku merasakannya langsung.
Jelas juga, gejalanya khas disentri. Penyakit yang memang sedang musim bersamaan tibanya musim buah.
“Cukup Bu .”
Syeni bangkit dan menurunkan kakinya.
“Sakit apa saya Dok” tanyanya. Pertanyaan yang biasa. Yang tidak biasa adalah Syeni masih membiarkan kaosnya tersingkap. Belahan dadanya makin tegas dengan posisnya yang duduk. Ada hal lain yang juga tak biasa. Rok mini coklatnya makin tersingkap menampakkan sepasang paha mulus putihnya, karena kakinya menjulur ke bawah menggapai-gapai sepatunya. Sungguh pemandangan yang amat indah .
“Radang tenggorokan dan disentri”
“Disentri ?” katanya sambil perlahan mulai menurunkan kaosnya.
“Benar, bu. Engga apa-apa kok. Nanti saya kasih obat” walaupun dada dan perutnya sudah tertutup, bentuk badan yang tertutup kaos ketat itu tetap sedap dipandang.

“Karena apa Dok disentri itu ?” Sepasang pahanya masih terbuka. Ah ! Kenapa aku jadi nakal begini ? Sungguh mati, baru kali ini aku “menghayati” bentuk tubuh pasienku. Apa karena pasien ini memang luar biasa indahnya ? Atau karena cara membuka pakaian yang berbeda ?
“Bisa dari bakteri yang ada di mangga yang Ibu makan kemarin” Syeni sudah turun dari pembaringan. Tinggal lutut dan kaki mulusnya yang masih “tersisa”

Oo .. ada lagi yang bisa dinikmati, goyangan pinggulnya sewaktu dia berjalan kembali ke tempat duduk. Aku baru menyadari bahwa nyonya muda ini juga pemilik sepasang bulatan pantat yang indah. Hah ! Aku makin kurang ajar. Ah engga.. Aku tak berbuat apapun. Cuma tak melewatkan pemandangan indah. Masih wajar.
Aku memberikan resep.
“Sebetulnya ada lagi Dok”
“Apa Bu, kok engga sekalian tadi” Aku sudah siap berkemas. Ini pasien terakhir.
“Maaf Dok .. Saya khawatir .. Emmm ..” Diam.
“Khawatir apa Bu “
“Tante saya kan pernah kena kangker payudara, saya khawatir .”
“Setahu saya . itu bukan penyakit keturunan” kataku memotong, udah siap2 mau pulang. Cerita Sex Terbaru
“Benar Dok”
“Ibu merasakan keluhan apa ?”
“Kalau saya ambil nafas panjang, terasa ada yang sakit di dada kanan”
“Oh . itu gangguan pernafasan karena radang itu. Ibu rasakan ada suatu benjolan engga di payudara” Tanpa disadarinya Ibu ini memegang buah dada kanannya yang benar2 montok itu.
“Saya engga tahu Dok”
“Bisa Ibu periksa sendiri. Sarari. Periksa payudara sendiri” kataku.
“Tapi saya kan engga yakin, benjolan yang kaya apa ..”
Apakah ini berarti aku harus memeriksa payudaranya ? Ah engga, bisa-bisa aku dituduh pelecehan seksual. Aku serba salah.
“Begini aja Bu, Ibu saya tunjukin cara memeriksanya, nanti bisa ibu periksa sendiri di rumah, dan laporkan hasilnya pada saya”
Aku memeragakan cara memeriksa kemungkinan ada benjolan di payudara, dengan mengambil boneka manequin sebagai model.
“Baik dok, saya akan periksa sendiri”
“Nanti kalau obatnya habis dan masih ada keluhan, ibu bisa balik lagi”
“Terima kasih Dok”
“Sama-sama Bu, selamat sore”
Wanita muda cantik dan seksi itu berlalu.
Lima hari kemudian, Ny Syeni nongol lagi di tempat praktekku, juga sebagai pasien terakhir. Kali ini ia mengenakan blouse berkancing yang juga ketat, yang juga menonjolkan buah kembarnya yang memang sempurna bentuknya, bukan kaos ketat seperti kunjungan lalu. Masih dengan rok mininya.
“Gimana Bu . udah baikan”
“Udah Dok. Kalo nelen udah engga sakit lagi”
“Perutnya ?”
“Udah enak”
“Syukurlah … Trus, apa lagi yang sakit ?”
“Itu Dok .. Hhmmm .. Kekhawatiran saya itu Dok”
“Udah diperiksa belum ..?”
“Udah sih . cuman …” Dia tak meneruskan kalimatnya.
“Cuman apa .”
“Saya engga yakin apa itu benjolan atau bukan ..”
“Memang terasa ada, gitu “
“Kayanya ada kecil . tapi ya itu . saya engga yakin”
Mendadak aku berdebar-debar. Apa benar dia minta aku yang memeriksa . ? Ah, jangan ge-er kamu.
“Maaf Dok .. Apa bisa …. Saya ingin yakin” katanya lagi setelah beberapa saat aku berdiam diri.
“Maksud Ibu, ingin saya yang periksa” kataku tiba2, seperti di luar kontrol.
“Eh .. Iya Dok” katanya sambil senyum tipis malu2. Wajahnya merona. Senyuman manis itu makin mengingatkan kepada bintang film Hongkong yang aku masih juga tak ingat namanya.
“Baiklah, kalau Ibu yang minta” Aku makin deg-degan. Ini namanya rejeki nomplok. Sebentar lagi aku akan merabai buah dada nyonya muda ini yang bulat, padat, putih dan mulus !
Oh ya . Lin Chin Shia nama bintang film itu, kalau engga salah eja.
Tanpa disuruh Syeni langsung menuju tempat periksa, duduk, mengangkat kakinya, dan langsung berbaring. Berdegup jantungku, sewaktu dia mengangkat kakinya ke pembaringan, sekilas CD-nya terlihat, hitam juga warnanya. Ah . paha itu lagi . makin membuatku nervous. Ah lagi, penisku bangun ! baru kali ini aku terangsang oleh pasien.
“Silakan dibuka kancingnya Bu”
Syeni membuka kancing bajunya, seluruh kancing ! Kembali aku menikmati pemandangan seperti yang lalu, perut dan dadanya yang tertutup BH. Kali ini warnanya hitam, sungguh kontras dengan warna kulitnya yang bak pualam.
“Dada kanan Bu ya .”
“Benar Dok”
Sambil sekuatnya menahan diri, aku menurunkan tali BH-nya. Tak urung jari2ku gemetaran juga. Gimana tidak. Membuka BH wanita cantik, seperti memulai proses fore-play saja ..
“Maaf ya Bu .” kataku sambil mulai mengurut. Tanpa membuka cup-nya, aku hanya menyelipkan kedua telapak tanganku. Wow ! bukan main padatnya buah dada wanita ini.
Mengurut pinggir-pinggir bulatan buah itu dengan gerakan berputar.
“Yang mana Bu benjolan itu ?”
“Eehh . di dekat putting Dok . sebelah kanannya .”
Aku menggeser cup Bhnya lebih kebawah. Kini lebih banyak bagian buah dada itu yang tampak. Makin membuatku gemetaran. Entah dia merasakan getaran jari-jariku atau engga.
“Dibuka aja ya Dok” katanya tiba2 sambil tangannya langsung ke punggung membuka kaitan Bhnya tanpa menunggu persetujuanku. Oohhh . jangan dong . Aku jadi tersiksa lho Bu, kataku dalam hati. Tapi engga apa-apa lah ..
Cup-nya mengendor. Daging bulat itu seolah terbebas. Dan .. syeni memelorotkan sendiri cup-nya …
Kini bulatan itu nampak dengan utuh. Oh indahnya … benar2 bundar bulat, putih mulus halus, dan yang membuatku tersengal, putting kecilnya berwarna pink, merah jambu !
Kuteruskan urutan dan pencetanku pada daging bulat yang menggiurkan ini. Jelas saja, sengaja atau tidak, beberapa kali jariku menyentuh putting merah jambunya itu ..
Dan .. Putting itu membesar. Walaupun kecil tapi menunjuk ke atas ! Wajar saja. Wanita kalau disentuh buah dadanya akan menegang putingnya. Wajar juga kalau nafas Syeni sedikit memburu. Yang tak wajar adalah, Syeni memejamkan mata seolah sedang dirangsang !
Memang ada sedikit benjolan di situ, tapi ini sih bukan tanda2 kangker.
“Yang mana Bu ya .” Kini aku yang kurang ajar. Pura-pura belum menemukan agar bisa terus meremasi buah dada indah ini. Penisku benar2 tegang sekarang.
“Itu Dok . coba ke kiri lagi .. Ya .itu .” katanya sambil tersengal-sengal. Jelas sekali, disengaja atau tidak, Syeni telah terrangsang .
“Oh . ini ..bukan Bu . engga apa-apa”
“Syukurlah”
“Engga apa-apa kok” kataku masih terus meremasi, mustinya sudah berhenti. Bahkan dengan nakalnya telapak tangnku mengusapi putingnya, keras ! Tapi Syeni membiarkan kenakalanku. Bahkan dia merintih, amat pelan, sambil merem ! Untung aku cepat sadar. Kulepaskan buah dadanya dari tanganku. Matanya mendadak terbuka, sekilas ada sinar kekecewaan.

‘Cukup Bu” kataku sambil mengembalikan cup ke tempatnya. Tapi …
“Sekalian Dok, diperiksa yang kiri .” Katanya sambil menggeser BH nya ke bawah. hah ? Kini sepasang buah sintal itu terbuka seluruhnya. Pemandangan yang merangsang .. Putting kirinyapun sudah tegang . Sejenak aku bimbang, kuteruskan, atau tidak. Kalau kuteruskan, ada kemungkinan aku tak bisa menahan diri lagi, keterusan dan ,,,, melanggar sumpah dokter yang selama ini kujunjung tinggi. Kalau tidak kuteruskan, berarti aku menolak keinginan pasien, dan terus terang rugi juga dong . aku kan pria tulen yang normal. Dalam kebimbangan ini tentu saja aku memelototi terus sepasang buah indah ciptaan Tuhan ini.
“Kenapa Dok ?” Pertanyaan yang mengagetkan.
“Ah .. engga apa-apa … cuman kagum” Ah ! Kata-kataku meluncur begitu saja tak terkontrol. Mulai nakal kamu ya, kataku dalam hati.
“Kagum apa Dok” Ini jelas pertanyaan yang rada nakal juga. Sudah jelas kok ditanyakan.
“Indah .” Lagi-lagi aku lepas kontrol
“Ah . dokter bisa aja .. Indah apanya Dok” Lagi-lagi pertanyaan yang tak perlu.
“Apalagi .”
“Engga kok . biasa-biasa aja” Ah mata sipit itu .. Mata yang mengundang !
“Maaf Bu ya .” kataku kemudian mengalihkan pembicaraan dan menghindari sorotan matanya.
Kuremasi dada kirinya dengan kedua belah tangan, sesuai prosedur.
Erangannya tambah keras dan sering, matanya merem-melek. Wah . ini sih engga beres nih. Dan makin engga beres, Syeni menuntun tangan kiriku untuk pindah ke dada kanannya, dan tangannya ikut meremas mengikuti gerakan tanganku .. Jelas ini bukan gerakan Sarari, tapi gerakan merangsang seksual . herannya aku nurut saja, bahkan menikmati.
Ketika rintihan Syeni makin tak terkendali, aku khawatir kalau kedua suster itu curiga. Kalaupun suster itu masuk ruangan, masih aman, karena dipan-periksa ini ditutup dengan korden. Dan . benar juga, kudengar ada orang memasuki ruang praktek. Aku langsung memberi isyarat untuk diam. Syeni kontan membisu. Lalu aku bersandiwara.
“Ambil nafas Bu ” seolah sedang memeriksa. Terdengar orang itu keluar lagi. Cerita Sex Terbaru
Tak bisa diteruskan nih, reputasiku yang baik selama ini bisa hancur.
“Udah Bu ya . tak ada tanda-tanda kangker kok”
“Dok ..” Katanya serak sambil menarik tanganku, mata terpejam dan mulut setengah terbuka. Kedua bulatan itu bergerak naik-turun mengikuti alunan nafasnya. Aku mengerti permintaanya. Aku sudah terangsang. Tapi masa aku melayani permintaan aneh pasienku? Di ruang periksa?
Gila !
Entah bagaimana prosesnya, tahu-tahu bibir kami sudah beradu. Kami berciuman hebat. Bibirnya manis rasanya .
Aku sadar kembali. Melepas.
“Dok .. Please . ayolah .” Tangannya meremas celana tepat di penisku
“Ih kerasnya ..”
“Engga bisa dong Bu ..’
“Dokter udah siap gitu .”
“Iya .. memang .. Tapi masa .”
“Please dokter .. Cumbulah saya .”
Aku bukannya tak mau, kalau udah tinggi begini, siapa sih yang menolak bersetubuh dengan wanita molek begini ?
“Nanti aja . tunggu mereka pulang” Akhirnya aku larut juga .
“Saya udah engga tahan .”
“Sebentar lagi kok. Ayo, rapiin bajunya dulu. Ibu pura-pura pulang, nanti setelah mereka pergi, Ibu bisa ke sini lagi” Akhirnya aku yang engga tahan dan memberi jalan.
“Okey ..okey . Bener ya Dok”
“Bener Bu”
“Kok Ibu sih manggilnya, Syeni aja dong”
“Ya Syeni” kataku sambil mengecup pipinya.
“Ehhhhfff”
Begitu Syeni keluar ruangan, Nia masuk.
“habis Dok”
Dia langsung berberes. Rapi kembali.
“Dokter belum mau pulang ?”
“Belum. Silakan duluan”
“Baiklah, kita duluan ya”
Aku amati mereka berdua keluar, sampai hilang di kegelapan. Aku mencari-cari wanita molek itu. Sebuah baby-bens meluncur masuk, lalu parkir. Si tubuh indah itu nongol. Aku memberi kode dengan mengedipkan mata, lalu masuk ke ruang periksa, menunggu.
Syeni masuk.
“Kunci pintunya” perintahku.
Sampai di ruang periksa Syeni langsung memelukku, erat sekali.
“Dok …”
“Ya .Syeni .”
Tak perlu kata-kata lagi, bibir kami langsung berpagutan. Lidah yang lincah dan ahli menelusuri rongga-ronga mulutku. Ah wanita ini .. Benar-benar ..ehm ..
Sambil masih berpelukan, Syeni menggeser tubuhnya menuju ke pembaringan pasien, menyandarkan pinggangnya pada tepian dipan, mata sipitnya tajam menatapku, menantang. Gile bener ..
Aku tak tahan lagi, persetan dengan sumpah, kode etik dll. Dihadapanku berdiri wanita muda cantik dan sexy, dengan gaya menantang.
Kubuka kancing bajunya satu-persatu sampai seluruhnya terlepas. Tampaklah kedua gumpalan daging kenyal putih yang seakan sesak tertutup BH hitam yang tadi aku urut dan remas-remas. Kali ini gumpalan itu tampak lebih menonjol, karena posisinya tegak, tak berbaring seperti waktu aku meremasnya tadi. Benar2 mendebarkan ..
Syeni membuka blousenya sendiri hingga jatuh ke lantai. Lalu tangannya ke belakang melepas kaitan Bhnya di punggung. Di saat tangannya ke belakang ini, buah dadanya tampak makin menonjol. Aku tak tahan lagi …
Kurenggut BH hitam itu dan kubuang ke lantai, dan sepasang buah dada Syeni yang bulat, menonjol, kenyal, putih, bersih tampak seluruhnya di hadapanku. Sepasang putingnya telah mengeras. Tak ada yang bisa kuperbuat selain menyerbu sepasang buah indah itu dengan mulutku.
“Ooohhh .. Maaassss ..” Syeni merintih keenakan, sekarang ia memanggilku Mas !
Aku engga tahu daging apa namanya, buah dada bulat begini kok kenyal banget, agak susah aku menggigitnya. Putingnya juga istimewa. Selain merah jambu warnanya, juga kecil, “menunjuk”, dan keras. Tampaknya, belum seorang bayipun menyentuhnya. Sjeni memang ibu muda yang belum punya anak.
“Maaaasss .. Sedaaaap ..” Rintihnya ketika aku menjilati dan mengulumi putting dadanya.
Syeni mengubah posisi bersandarnya bergeser makin ke tengah dipan dan aku mengikuti gerakannya agar mulutku tak kehilangan putting yang menggairahkan ini. Lalu, perlahan dia merebahkan tubuhnya sambil memelukku. Akupun ikut rebah dan menindih tubuhnya. Kulanjutkan meng-eksplorasi buah dada indah ini dengan mulutku, bergantian kanan dan kiri.
Tangannya yang tadi meremasi punggungku, tiba2 sekarang bergerak menolak punggungku.
“Lepas dulu dong bajunya . Mas .” kata Syeni
Aku turun dari pembaringan, langsung mencopoti pakaianku, seluruhnya. Tapi sewaktu aku mau melepas CD-ku, Syeni mencegahnya. Sambil masih duduk, tangannya mengelus-elus kepala penisku yang nongol keluar dari Cdku, membuatku makin tegang aja .. Lalu, dengan perlahan dia menurunkan CD-ku hingga lepas. Aku telah telanjang bulat dengan senjata tegak siap, di depan pasienku, nyonya muda yang cantik, sexy dan telanjang dada.
“Wow .. Bukan main ..” Katanya sambil menatap penisku.

Wah . tak adil nih, aku sudah bugil sedangkan dia masih dengan rok mininya. Kembali aku naik ke pembaringan, merebahkan tubuhnya, dan mulai melepas kaitan dan rits rok pendeknya. Perlahan pula aku menurunkan rok pendeknya. Dan …. Gila !
Waktu menarik roknya ke bawah, aku mengharapkan akan menjumpai CD hitam yang tadi sebelum memeriksa dadanya, sempat kulihat sekejap. Yang “tersaji” sekarang dihadapanku bukan CD hitam itu, meskipun sama-sama warna hitam, melainkan bulu-bulu halus tipis yang tumbuh di permukaan kewanitaan Syeni, tak merata. Bulu-bulu itu tumbuh tak begitu banyak, tapi alurnya jelas dari bagian tengah kewanitaannya ke arah pinggir. Aku makin “pusing” …
Kemana CD-nya ? Oh .. Dia udah siap menyambutku rupanya. Dan Syeni kulihat senyum tipis.
“Ada di mobil” katanya menjawab kebingunganku mencari CD hitam itu.
“Kapan melepasnya ?”
“Tadi, sebelum turun .”
Kupelorotkan roknya sampai benar2 lepas .. kini tubuh ibu muda yang putih itu seluruhnya terbuka. Ternyata di bawah rambur kelaminnya, tampak sebagian clit-nya yang berwarna merah jambu juga ! Bukan main. Dan ternyata, pahanya lebih indah kalau tampak seluruhnya begini. Putih bersih dan bulat.
Syeni lalu membuka kakinya. Clitnya makin jelas, benar, merah jambu. Aku langsung menempatkan pinggulku di antara pahanya yang membuka, merebahkan tubuhku menindihnya, dan kami berciuman lagi. Tak lama kami berpagutan, karena ..
“Maass .. Masukin Mas .. Syeni udah engga tahan lagi ..” Wah . dia maunya langsung aja. Udah ngebet benar dia rupanya. Aku bangkit. Membuka pahanya lebih lebar lagi, menempatkan kepala penisku pada clitnya yang memerah, dan mulai menekan.
“Uuuuuhhhhhh .. Sedaaaapppp ..” Rintihnya. Padahal baru kepala penisku aja yang masuk.
Aku menekan lagi.
“Ouufff .. Pelan-pelan dong Mas ..”
“Sorry …” Aku kayanya terburu-buru. Atau vagina Syeni memang sempit.
Aku coba lebih bersabar, menusuk pelan-pelan, tapi pasti … Sampai penisku tenggelam seluruhnya. Benar, vaginanya memang sempit. Gesekannya amat terasa di batang penisku. Ohh nikmatnya ..

Sprei di pembaringan buat pasien itu jadi acak2an. Dipannya berderit setiap aku melakukan gerakan menusuk.
Sadarkah kau?
Siapa yang kamu setubuhi ini?
Pasienmu dan isteri orang!
Mestinya kamu tak boleh melakukan ini.
Habis, dia sendiri yang meminta. Masa minta diperiksa buah dadanya, salah siapa dia punya buah dada yang indah ? Siapa yang minta aku merabai dan memijiti buah dadanya? Siapa yang meminta remasannya dilanjutkan walaupun aku sudah bilang tak ada benjolan ? Okey, deh. Dia semua yang meminta itu. Tapi kamu kan bisa menolaknya? Kenapa memenuhi semua permintaan yang tak wajar itu? Lagipula, kamu yang minta dia supaya datang lagi setelah para pegawaimu pulang . Okey deh, aku yang minta dia datang lagi. Tapi kan siapa yang tahan melihat wanita muda molek ini telanjang di depan kita dan minta disetubuhi?
Begitulah, aku berdialog dengan diriku sendiri, sambil terus menggenjot memompa di atas tubuh telanjangnya … sampai saatnya tiba. Saatnya mempercepat pompaan. Saatnya puncak hubungan seks hampir tiba. Dan tentu saja saatnya mencabut penis untuk dikeluarkan di perutnya, menjaga hal-hal yang lebih buruk lagi. Cerita Sex Terbaru
Tapi kaki Syeni menjepitku, menahan aku mencabut penisku.
Karena memang aku tak mampu menahan lagi .. Creetttttttt………..Kesempr otkan kuat-kuat air maniku ke dalam tubuhnya, ke dalam vagina Syeni, sambil mengejang dan mendenyut ….
Lalu aku rebah lemas di atas tubuhnya.
Tubuh yang amat basah oleh keringatnya, dan keringatku juga. …
Oh .. Baru kali ini aku menyetubuhi pasienku.
Pasien yang memiliki vagina yang “legit” ..
Aku masih lemas menindihnya ketika handphone Syeni yang disimpan di tasnya berbunyi. Wajah Syeni mendadak memucat. Dengan agak gugup memintaku untuk mencabut, lalu meraih Hpnya sambil memberi kode supaya aku diam. Memegang HP berdiri agak menjauh membelakangiku, masih bugil, dan bicara agak berbisik. Aku tak bisa jelas mendengar percakapannya. Lucu juga tampaknya, orang menelepon sambil telanjang bulat ! Kuperhatikan tubuhnya dari belakang. Memang bentuk tubuh yang ideal, bentuk tubuh mirip gitar spanyol.
“Siapa Syen” tanyaku.
“Koko, Suamiku” Oh .. Mendadak aku merasa bersalah.
“Curiga ya dia”
“Ah .engga .” katanya sambil menghambur ke tubuhku.
“Syeni bilang, masih belum dapat giliran, nunggu 2 orang lagi” lanjutnya.
“Suamimu tahu kamu ke sini”
“Iya dong, memang Syeni mau ke dokter” Tiba2 dia memelukku erat2.
“Terima kasih ya Mas … nikmat sekali .. Syeni puas”
“Ah masa .. “
“Iya bener .. Mas hebat mainnya .”
“Ah . engga usah basa basi”
“Bener Mas .. Malah Syeni mau lagi .”
“Ah .udahlah, kita berberes, tuh ditunggu ama suamimu”
“Lain kali Syeni mau lagi ya Mas”
“Gimana nanti aja .. Entar jadi lagi”
“Jangan khawatir, Syeni pakai IUD kok” Inilah jawaban yang kuinginkan.
“Oh ya ..?”
“Si Koko belum pengin punya anak”
Kami berberes. Syeni memungut BH dan blouse-nya yang tergeletak di lantai, terus mengenakan blousenya, bukan BH-nya dulu. Ternyata BH-nya dimasukkan ke tas tangan.
“Kok BH-nya engga dipakai ?”
“Entar aja deh di rumah”
“Entar curiga lho, suamimu”
“Ah, dia pulangnya malem kok, tadi nelepon dari kantor”
Dia mengancing blousenya satu-persatu, baru memungut roknya. Sexy banget wanita muda yang baru saja aku setubuhi ini. Blose ketatnya membentuk sepasang bulatan dada yang tanpa BH. Bauh dada itu berguncang ketika dia mengenakan rok mini-nya. Aku terrangsang lagi … Cara Syeni mengenakan rok sambil sedikit bergoyang sexy sekali. Apalagi aku tahu di balik blouse itu tak ada penghalang lagi.
“Kok ngliatin aja, pakai dong bajunya”
“Habis . kamu sexy banget sih …”
“Ah .. masa .. Kok bajunya belum dipakai ?”
“Entar ajalah . mau mandi dulu .”
Selesai berpakaian, Syeni memelukku yang masih bugil erat2 sampai bungkahan daging dadanya terasa terjepit di dadaku.
“Syeni pulang dulu ya Yang . kapan-kapan Syeni mau lagi ya .”
“Iya .. deh . siapa yang bisa menolak..” Tapi, kenapa nih .. Penisku kok bangun lagi.
“Eh .. Bangun lagi ya ..” Syeni ternyata menyadarinya.
Aku tak menjawab, hanya balas memeluknya.
“Mas mau lagi .?”
“Ah . kamu kan ditunggu suami kamu”
“Masih ada waktu kok …” katanya mulai menciumi wajahku.

Baca JUga Cerita Seks Tukeran Pasangan

“Udah malam Syen, lain waktu aja”
Syani tak menjawab, malah meremasi penisku yang udah tegang. Lalu dituntunnya aku menuju meja kerjaku. Disingkirkannya benda2 yang ada di meja, lalu aku didudukkan di meja, mendorongku hingga punggungku rebah di meja. Lalu Syeni naik ke atas meja, melangkahi tubuhku, menyingkap rok mininya, memegang penisku dan diarahkan ke liang vaginanya, terus Syeni menekan ke bawah duduk di tubuhku. ..
Penisku langsung menerobos vaginanya ..
Syeni bergoyang bagai naik kuda .
Sekali lagi kami bersetubuh .
Kali ini Syeni mampu menccapai klimaks, beberapa detik sebelum aku menyemprotkan vaginanya dengan air maniku …
Lalu dia rebah menindih tubuhku .. Lemas lunglai.
“Kapan-kapan ke rumahku ya … kita main di sana ..” Katanya sebelum pergi.
“Ngaco . suamimu .?”
“Kalo dia sedang engga ada dong ..”
Baiklah, kutunggu undanganmu.
Sejak “peristiwa Syeni” itu, aku jadi makin menikmati pekerjaanku. Menjelajahi dada wanita dengan stetoskop membuatku jadi “syur”, padahal sebelum itu, merupakan pekerjaan yang membosankan. Apalagi ibu-ibu muda yang menjadi pasienku makin banyak saja dan banyak di antaranya yang sexy .- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Cowok Hyper

Cerita Sex Terbaru | Kisah ini terjadi pada awal akhir tahun 2003 tepatnya bulan bulan desember. Aku seorang pria berwajah biasa dengan tinggi 171 dan berat 50 kg, termasuk kurus bodyku dan kulitku sawo matang khas jawa dan umurku 25 tahun. Aku sebenernya baru tinggal di Surabaya karena aku orangnya kerasan banget di kamar jadi di Surabaya aku agak kurang pergaulan alias kuper terhadap cewek-cewek di Surabaya.
Pada suatu hari ketika aku chatting di kamar, tiba-tiba menyapa seorang cewek (umur 41 tahun) dan selanjutkan kami kenalan ternyata namanya Linda, kami chatting sampai 3 jam lamanya dan aku sangat suka dengan type cewek ini karena dia sangat terbuka masalah sex.

Cerita Sex Terbaru Cowok Hyper
Setelah selesai chatting dan kami saling tukar nomer hp, tiba-tiba malamnya HPku berbunyi, ternyata Linda yang SMS aku. Dia bilang boleh telpon aku atau tidak, jadi kujawab aja boleh. Kemudain tak lama kemudian dia telepon. Setelah ngobrol-ngobrol banyak dia mengaku bahwa dia berasal dari bandung dan dia ternyata masih single karena trauma dengan pacarnya dulu. Karena sifat dia yang terbuka maka kami cepat akrab dan ngobrol banyak hal tertama tentang sex.
Kubilang kalau aku orangnya agak hypersex dia malah jadi penasaran dan ingin mencoba karena cowoknya dulu hanya tahan sebentar karena hanya mementingkan dirinya sendiri dan tidak mementingkan kepuasan pasangannya. Dan aku bilang padanya kalau aku belum bisa orgasme kalau pasanganku belum keluar minimal 3 kali (3 kali orgasme).
“Wah hebat donk kalau gitu” kata Linda di telpon.
“Ah biasa aja” jawabku santai karena ku anggap itu hal yang lumrah.
“Seandainya aku punya cowok kayak kamu betapa bahagianya aku” kata Linda lagi.
“Aku mau kok jadi cowok kamu” kataku nekad.
“Kamu kan baru umur 25 tahun sedangkan aku sudah 41 tahun, kamu mana mau ama cewek setua aku, kan kamu bias cari cewek yang sebaya sama kamu” kata Linda.
“Kurang enak she kalau ama cewek yang sebaya atau lebih muda dari aku, soalnya aku paling suka cewek yang jauh lebih tua dibanding aku, biasanya cewek yang jauh lebih tua dari aku yang bias ngimbangi nafsu sex ku yang kuat ini” jawabku.
“Jadi kamu mau jadi pacarku” kata Linda setengah tidak percaya.
“Swear. Aku senang banget jika kamu mau jadi pacarku” jawabku yakin.
“Tapi jarak kita kan jauh, kamu di surabaya sedangkan aku di bandung. Jadi kita jarang ketemu donk” kata Linda.
“Masalah jarak kan enggak masalah kan kita bisa gantian datang ke kota masing-masing. Siapa yang bisa lah” kataku.
“Wah.. kalau gitu kamu kesini donk”kata Linda penuh harap.
“Kalau sekarang enggak bisa deh.. Soalnya aku lagi bokek berat neh.. kalau kamu mau datang aja ke Surabaya sekaligus lihat-lihat kota Surabaya” kataku setangah membujuk.
Setelah dibujuk-bujuk dan omong-omong ternyata dia mau ke Surabaya besok pagi dan minta di jemput di airport. Setelah janjian kemudain dia tutup telponnya karena sudah tengah malam dan dia harus bangun pagi besok.
Paginya kira-kira pukul 08:00 aku sudah menunggu Linda di airport. Setelah diumumkan bahwa pesawat merpati dari bandung telah tiba, maka aku siap-siap di lokasi kedatangan. Tiba-tiba HP ku berbunyi, ternyata Linda yang telepon.
“Kamu yang mana don” tanya Linda.
“Aku yang pake baju item dan pake kacamata” jawabku.
“Aku pake baju biru muda, aku sudah lihat kamu, nampak nggak aku melambai” kata Linda.
Kulihat seorang wanita berbaju biru muda melambaikan tangan kepadaku, dan aku menghampirinya. Aku kaget banget, ternyata dia cewek Chinese dan dari wajahnya kayak baru umur 35 tahunan, bodynya ramping, kulitnya putih halus, rambutnya sebahu dan kuperhatiin dadanya, ternyata dia punya payudara kecil, menurut perkiraanku ukuran payudaranya 34A. Tapi dia seorang wanita yang sangat menarik dan orang tak akan menyagka kalau dia sudah berumur 41 tahun. Pasti orang mengira dia berumur 35-an tahun.
Setelah naik taxi dan ngobrol juga saling memperhatikan kami serasa sudah kenal berbulan-bulan mungkin karena dia pandai berbicara (dia kerja sebagai marketing salah satu perusahaan ansuransi di bandung). Setelah sampai hotel “IP” didaerah Ngagel dan pesan kamar, kami langsung masuk kamar. Ketika dia menyusun pakaiannya ke dalam lemari, kupeluk dari belakang dan kucium tengkuknya yang putih halus. Linda mengelinjang kegelian.
“Jangan don, geli neh” kata Linda.
“Kan geli-geli enak” jawabku sambil memutar tubuh Linda sehingga kami berhadapan.
Dengan agak membungkuk kucium jidatnya (dia tingginya 155/45), Linda memejamkan matanya sambil menikmati ciumanku. Kemudian kucium bibirnya yang tipis dan sexy, dia mendesah dan membalas ciumanku dan ternyata dia sangat ahli dan hal ciuman. Lidahnya bermain dimulutku dan kontan saja Mr. P ku yang dari tadi sudah keras jadi makin mengeras.
Kemudian kugendong tubuhnya dan kubaringkan di kasur perlahan-lahan. Lalu kucium lehernya yang jenjang dan putih mulus dan tangankupun mulai merayap ke arah dadanya, Linda mengerang perlahan menahan rangsangan yang sudah ditahannya selama bertahun-tahun. Kemudian kujilati kupingnya yang mungil dan bersih, Linda menjerit agak keras karena ternyata letak rangsangan paling hebat yang dirasakannya saat di jilatin kupingnya. Tanganku perlahan membuka bajunya dan nampaklah tubuhnya yang putih mulus dan terpampang sepasang apel yang mungil di balut dengan Bra pink.Cerita Sex Terbaru
“Gilaa!! Tubuhnya seperti tubuh gadis berumur 20 tahunan” pikirku.
Lalu kujilati seluruh leherdan kuping dan turun kebawah sambil tanganku meremas-remas lebut payudaranya yang masih dibalut dengan bra pink tersebut. Kemudian kulepas bra Linda dan Linda mulai berani membuka kaosku. Wah, benar-benar luar biasa indahnya tubuh Linda, putih mulus dan kencang, ternyata dia benar-benar merawat tubuhnya dengan baik. Kujilat puting susunya yang sebelah kanan sambil tangan kiriku mengelus-elus susunya yang kiri.
“Oughh, Don, hisap sayang” kata Linda sambil menggelinjang-gelinjang keenakan.
“Sabar sayang” jawabku.
Kemudian ku hisap puting susunya yang kanan dan tangan kiriku memuntir-muntir puting yang satunya. Linda menggeliat-geliat sambil tangannya mencengkeram punggungku dan mulutnya menjerit-jerit perlahan.
“Uhh enak banget Don.. Kamu hebat sayang. Hisap terus sayang.. yang kuat” ceracau Linda didalam rangsangannya
Kemudian setelah puas dengan puting yang kanan, mulutku ganti memainkan puting yang sebelah kiri, menghisap, menjilat, dan menggigit-gigit kecil putingnya sambil tanganku membuka kancing celananya. Ternyata Linda nggak mau kalah, dia berusaha membuka celanaku juga. Terpaksa kuhentikan kegiatan mulutku. Dan kemudian kubuka celanannya dan membuka celanaku sendiri.
Woowww.. Terpampang dihadapanku sepasang paha putih mulus yang di sela-sela paha tersebut terdapat gundukan bukit kecil yang masih tertutup celana dalamnya yang berwarna pink juga seperti warna BH dia. Nampak bulu-bulu hitam halus membayang dibalik celana dalamnya yang berwarna pink. Kemudian kubuka celana dalamnya, terpampanglah sebuah bukit kecil yang ditumbuhi dengan hutan yang tak begitu lebat. Indah
Kemudian kudekatkan mukaku ke sela paha Linda, tercium bau harus khas vagina sangat merangsang. Kubuka belahan vaginanya perlahan dengan kedua belah jariku. Nampak sebuah pemandangan yang sangat menakjubkan. Bukit kecil dengan warna serba pink hamper sewarna dengan warna celana dalam dan branya. Kemudian kujilat clitsnya hingga Linda terlonjak dan kemudian menjerit-jerit keenakan. Dan kumasukan lidahku ke lubang vaginanya yang masih sangat sempit itu, tak peduli dengan jeritan Linda yang keras mungkin terdengar sampai depan pintu kamar hotel seandainya ada orang disana, kuhisap lubang vaginanya yang sudah banjir dengan air maninya karena Linda sudah orgasme sebanyak 2 kali selama pemanasan ini, Linda kemudian menagang dan menyemprotlah air mani bak air mancur kemulutku, banjirlah mulutku dengan air mani Linda yang histeris itu dan kutelan air maninya semua dan kujilat seluruh vaginanya hingga kering.
“Enak banget air mani kamu Linda” kataku.
“Ayo don.. Jangan siksa aku, masukkan punyamu” kata Linda merengek.
“Bentar donk, ini kan belum apa-apa sayang” kataku.
Tapi tangan Linda kemudian menarik celana dalamku hingga lepas. Mencuat keluarlah Mr. P ku yang emang sejak tadi tegang. Mendelik mata Linda melihat acungan mr P ku yang sudah tegang 100%.
“Oww!! Besar banget Don, mana muat masuk ke lubang vaginaku” seru Linda.
Emang pennisku ukurannya lumayan besar, panjang penniesku 17 cm dan diameter sekitar 4 cm.
“Tenang aja.. Pasti bisa masuk kok” kataku cuek.
Tangan Linda menggapai pennisku dan mengocok2nya pennisku dengan semangat dan aku kemudian melanjutkan kegiatanku di seputar dada dia dan tanganku bermain di di vagina Linda. Linda kemudian mendekatkan mulutnya ke pennisku dan menjilatinya. Tapi kularang, karena aku memang suka mengoral vagina cewek tapi aku kurang suka di oral pennisku karena pacarku yang dulu paling enggak suka mengoral penis.
“Enggak usah di jilatin deh rudalku itu lin” kataku.
“Kamu enggak suka ya” tanya Linda.
“Kurang suka she, soalnya aku bersifat memuaskan cewek bukan memuaskan diriku sendiri” jawabku.
“Kayak gigolo aja” kata linda sambil ketawa.
Aku Cuma tersenyum dan kemudian melanjutkan kegiatan mulutku yang menjilati seluruh tubuh Linda dan tangankupun gencar meremas susunya dan bergerilya di sekitar pahanya. Linda menggeliat-geliat menikmati seluruh kegiatanku dan mulutnya menjerit-jerit keras sambil tangannya menjambak-jambak rambutku. Setelah hamper 35 menit melakukan pemanasan, Linda menarik tubuhku ke dalam pelukannya.
“Don masukan donk.. Jangan siksa aku kayak gini, please, please honey..” kata Linda memohon.
Aku mengangguk kepala sambil mengarahkan rudalku ke lubang vagina linda, kemudian kugesek-gesekan kepala rudalku ke vagina Linda. Linda mendesah-desah dan dia mengangkat pantatnya supaya rudalku masuk ke vagina diatapi karena lubang vagina Linda sangat sempit mungkin karena lama nggak dipake main dan juga vagina Linda berukuran mungil hingga yang masuk hanya kepala rudalku. Lalu kutekan rudalku ke dalam lubang vagina Linda tapi ternyata enggak bisa masuk juga, kupaksakan rudalku masuk ke lubang vagina Linda hingga masuk rudalku setengah dan Linda menjerit kesakitan.
“Sorry, sayang. Habis susah banget masuk ke lubang vagina kamu sih, kamu masih perawan ya” tanyaku.
“Nggak. Aku dulu sering main juga jadi enggak mungkin aku masih perawan. Kontol kamu aja yang kegedean hingga susah masuk ke vaginaku” kata Linda.
Kukeluar masukan rudalku yang baru masuk setengah supaya licin dan bisa masuk ke vagina Linda dengan mulus. Linda menggoyang-goyangkan pantatnya sambil mendesah-desah keenakan, kemudian kutekan rudalku ke dalam vagina Linda hingga masuk semua rudalku ke dalam lubang vaginanya.
“Aduh sakit Don” jerit Linda.
Kudiamkan rudalku yang tertancap penuh di lubang vagina Linda sambil tanganku meremas-remas pantatnya dan mulutku menjilati leher dan telinganya untuk menetralisir rasa sakit Linda akibat masuknya rudalku ke lubang vaginanya. Linda mulai melupakan rasa sakit di vaginanya dan dia menggelinjang-gelinjang kenikmatan merasakan rangsangan akibat permainan lidahku dan gigitan-gigitan kecilku di kupingnya serta remasan di pantatnya yang montok.
Setelah kulihat Linda menikmati jilatan dan remasanku sampai matanya mendelik-ndelik akibat menahan nikmatnya rangsanganku dan mulutnya juga sudah mulai berteriak-teriak histeris baru kukeluar masukan rudalku perlahan-lahan supaya Linda tidak merasakan kesakitan akibat keluar masuknya rudalku yang ukurannya over karena ukuran vagina dia mungil.
“Oughh yes. Terus Don. Lebih cepat Don. Oughh nikmat” kata Linda diantara jeritan kenikmatan dia.
“Kamu hebat Don. Lebih cepat.. Aku mau keluar neh” kata Linda lagi.
Kemudian kukeluar masukan rudalku didalam vagina Linda dan kurasakan ada tegangan didalam vagina Linda sehingga lubang vagina Linda semakin sempit. Seolah-olah rudalku dipijit-pijit oleh sesuatu yang hangat didalam vaginanya. Semakin kupercepat kocokan rudalku didalam vagina Linda hingga kurasakan tubuh Linda menegang kaku dan tangannya mencakar punggungku hingga agak pedih tapi aku nggak peduli dengan pedih tersebut, kuperhatikan mata Linda mendelik dan mulutnya menjerit-jerit mengucapkan kata-kata yang enggak jelas. Kemudian kutekan rudalku dalam-dalam hingga menyentuh dasar rahim Linda dan kudiamkan.
“Aarrgg” jerit Linda kemudian tubuhnya lemas dan mata terpejam.
Kemudian ku peluk tubuhnya yang mungil memberi kesempatan dia beristirahat dulu tanta mencabut rudalku didalam vaginanya. Setelah kupikir dia sudah cukup puas menikmati istirahatnya baru kemudian tangan dan lidahku beraksi untuk merangsang nafsu Linda lagi. Nampaknya nafsu Linda sudah terbangkit lagi, nampak dari gerakan tubuhnya dan mulutnya sudah mulai mendesah-desah keenakan.
Kemudian mendadak kucabut rudalku dari lubang vaginanya, dan Linda nampak kecewa tapi aku enggak perduli dan kubalikan tubuh Linda dan kusuruh nungging. Lalu kumasukan rudalku ke lubang vagina Linda dari arah belakang (doggy style). Kuhentakan rudalku dan kemudian masuk seluruh rudalku ke dalam vagina Linda sampai tubuh Linda tersentak dan mulutnya bunyi “ngekk!!”Cerita Sex Terbaru
“Aduh Don, nikmat banget” rintih Linda.
Kukeluar masukan rudalku dengan cepat dan tanganku meremas-remas kedua susu Linda dari belakang karena posisiku sambil memeluk punggung Linda. Tangan Linda mencakar-cakar kasur dan mulutnya menjerit-jerit keras.
“Don.. Aku mau keluar lagi” kata Linda.
“Keluarin aja sayang” jawabku.
Kupercepat kocokan rudalku dan tiba-tiba tubuh Linda menegang dan mulutnya menjerit keras, kurasakan ada cairan hangat menyiram kepala rudalku dari dalam lubang vagina Linda. Linda mengalami orgasmenya yang ke lima kali. Kudiamkan rudalku didalam vagina Linda selama dua menit kemudian kukocok lagi perlahan-lahan dan kemudian cepat, Linda ternyata nafsunya sangat kuat juga kemudian dia minta aku berhenti dan mencabut rudalku dari dalam lubang vaginanya. Kemudian aku disuruh terlentang dan dia mengangkangiku dan memasukan rudalku ke dalam vaginanya dari atas.
Kemudian dia menggoyang-goyang pantantnya dan terkadang dia agak memutar-mutar tubuhnya hinggan terasa sentuhan-sentuhan dinding rahimnya di kepala rudalku. Nampaknya Linda mau keluar lagi hingga dia mempercepat goyangan pantatnya dan akupun meremas-remas pantatnya untuk menambah kenikmatannya dalam mencapai orgasme keenamnya.
Terasa tubuh Linda menegang dan kurasakan cairan hangat menyiram rudalku kulihat air maninya menetes kebawah karena lubang vaginanya nggak muat menampung air maninya. Kemudian tanpa mencabut rudalku dari dalam vaginanya kurebahkan tubuh Linda disampingku dan kurubah posisiku kembali diatasnya. Kupeluk Linda dari atas.
Setelah orgasme ke 11 kalinya Linda nampak sangat lemas dan aku merasa kasihan melihat dia kecapean. Terbayang diwajahnya dia begitu lelah.
“Don, kok kamu belum keluar juga sayang. Keluarin donk. Please.. Aku sudah nggak kuat neh. Badanku sudah lemes banget dan vaginaku sudah terasa linu. Tolong donk sayang, aku nggak mau hanya aku yang merasa puas” kata Linda sambil memohon kepadaku
“Oke deh. Aku emang bentar lagi keluar kok. Aku juga sudah capek nih” jawabku.
Kemudian Linda menggoyang-goyang pantatnya perlahan. Dan aku mulai menggerakan rudalku keluar masuk lubang vagina Linda sehingga Linda dengan sisa-sisa tenaganya yang sudah terkuran di sebelas kilmaxnya itu mulai menggerak-gerakan tubuhnya dan mencengkeram punggungku dengan keras dan mulutnya mendesah-desah tidak berteriak-teriak kayak sebelumnya mungkin karena tenaganya sudah terkuras habis.
“Don, aku mau keluar lagi nih, keluar bareng yukk” kata Linda memelas.
“Iya.. Aku juga sudah mau keluar neh sayang” jawabku sambil mengocok-ngockkan rudalku dengan cepat ke lubang vaginanya.
Kurasakan lubang vagina Linda mulai menyempit kembali dan kurasakan ada sesuatu yang mengalir dari dalam tubuhku menuju rudalku dan kemudian hentakkan rudalku ke dalam lubang vagina Linda hingga menyentuh dinding rahim Linda. Bagai banjir keluarlah air maniku dan muncrat ke dalam lubang rahim Linda.

Baca JUga Cerita Seks Tukeran Pasangan

“Aaargg” jerit Linda.
Nampaknya Linda juga orgasme dan kami bareng menumpahkan air mani kami. Dan tubuh Linda mulai melemas. Lalu kupeluk tubuh Linda yang mungil dan kucium jidatnya. Kemudian kucabut rudalku dari lubang vagina Linda, Linda memejamkan mata menikmati gesekan kulit pada liang vaginanya akibat kucabut rudalku dari dalam liang vaginanya.
Kemudian aku berbaring disamping Linda dan kupeluk tubuhnya yang basah dengan keringat itu.
“Kamu puas enggak sayang,” tanya Linda kepadaku.
“Puas banget, vaginamu sangat enak dan aku baru sekali ini menemui vagina yang enak seperti ini hingga membuat aku puas banget” kataku jujur.
“Tapi aku enggak kuat lagi kalau nanti kamu minta main lagi, mungkin besok baru aku bisa soalnya vaginaku linu mungkin karena kamu main terlalu lama dan kontolmu kegedean” katanya.
“Nggak apa-apa.. Kita tidur aja dan besok kita lanjutkan lagi” jawabku sambil mencium pipinya.
Linda kemudian memelukku dengan erat. Kulihat matanya mulai terpejam dan tak lama kemudian dia tertidur pulas didalam pelukanku. Dan akupun mulai merasakan capeknya tubuhku dan tak lama kemudian aku tertidur pulas. Kami melakukan itu selama 3 hari 3 malam karena kami harus kerja dan dia kemudian pulang ke Bandung dan kami ketemu sebulan dua kali. Gantian saling mengunjungi.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Tubuhku Di Jamah

Cerita Sex Terbaru | Kehidupan dalam rumah tanggaku berjalan baik baik saja untunglah aku mendapat suami yang pengertian dan saying terhadap keluarga semua kebutuhan hampir dari kahir dan batin terpenuhi, aku dibesarkan dari lingkungan yang taat agama adat jawanya selanjutanya aku dan mas Abraham setelah kuliah memutuskan untuk menikah kerena sudah 4 tahun kita pacaran jadi melanjutkan ke jenjang yang serius.

Cerita Sex Terbaru Tubuhku Di Jamah

Bersyukur kehidupanku berkecukupan ayahku yang pekerjaannya sebagai pamong di daerahku dan orang tua mas Abraham adalah bisnismen di kota dan menetap di Jakarta, akhirnya kita menikah dan selama 1 tahun kami merencanakan untuk menunda momongan memang rencananya begitu mas Abraham masih ingin beduaan dan aku serius juga dalam pekerjaanku tanpa diganggu oleh momongan dulu.

Mas Abraham ingin aku mencurahkan perhatianku kepada pekerjaan dan ingin tetap menikmati kehidupan berdua dulu tanpa di ganggu anak dulu. Saat ini usiaku menginjak 27 tahun. tinggiku 158cm dan rambut sebahu. kulitku kata teman2ku sawo matang, karena jika putih pasti kalah denagn orang chines.

Tidak heran selama aku kuliah dulu di daerah surakarta,banyak teman sekampusku yang coba endekati, namun hatiku terpaut pada Mas Abraham saja. Bukan materi yang aku kejar pada dirinya, namun karena sikapnya yang santun thdp aku.

Teman2 bilang aku terlalu pilih2,namun semua itu salah, dan kebetulan Mas Abraham datang kekostku slalu pake BMW kadang mercy milik orang tuanya. Tapi aku lebih suka jika ia datang dan jemput pake sepeda motor saja.

Bukan apa2, di kampungku orangtuaku juga punya mobil seperti itu. Kehidupan sexualku normal dan Mas Abrahampun tau ttg seleraku. Ia amat mengerti kapan kami bisa berhubungan badan dan kapan tidak. Akupun tidak mau Mas Abraham terlalu memporsir tenaganya untuk melakukan kewajibannya. Sebagai wanita jawa aku dituntut untuk nrimo dan pasrah saja.

Kami tinggal di surakarta dan menempati rumah pemberian orang tua Mas Abraham. Di rumah yang luas dan asri ini, kami tinggal dan ditemani dua orang pembantu suami istri.

Kedua pembantu itu telah lama ikut dengan orang tua Mas Abraham. Umur mereka kira2 65 tahun. yang perempuan bernama mak imah dan pak bidin. Kami mempercayakan rumah kepada mereka jika kami pergi kerja.

Setiap hari aku kekantor kadang diantar Mas Abraham dan kadang aku nyetir sendiri. Suatu saat aku pulang kantor dan mau kerumah, aku tanpa sengaja menyerempet sebuah sepeda yang dikemudikan oleh seorang pria paro baya.

Pria itu jatuh dan aku karena takut dan kaget, maka aku larikan saja mobilku kearah rumah. Sesampai dirumah aku, masukkan mobil dan diam di kamar. Masih terbayang olehku saat, pria itu jatuh dan memanggil manggil aku untuk berhenti, namun aku tancap gas.

Dirumah perasanku tak tenang dan itu aku diamkan saja dari Mas Abraham. setelah kejadian itu besoknya aku minta diantar kekantor dengan Mas Abraham. hampir tiap malam aku bermimpi bertemu dengan pria yang ku tabrak itu. sampai2 Mas Abraham heran akan sikapku yang berubah dingin dan gelisah.

Lalu Mas Abraham menanyakan sebab perubahan sikapku itu. Akupun berterus terang dan Mas Abraham memahaminya. Lalu ia sarankan aku untuk menagmbil seorang sopir, untuk mengantarku. Akupun setuju, sebab aku memang trauma sejak saat itu menyetir sendiri.

Beberapa hari kemudian, datanglah sopir yang dicari Mas Abraham itu. Alangkah kagetnya aku, soalnya itu adalah orang yang aku tabrak tempo hari. Iapun kaget, namun aku berusaha menagatur sikapku, aku yakin iapun masih ingat denganku saat ku tabrak.

Supaya Mas Abraham tak curiga pada orang yang ku tabrak itu, maka aku setuju saja jika ia jadi sopirku. Aku pikir itung2 balas jasa ataskesalahanku saat itu. Namanya Pak Hardi, umurnya kira2 66 tahun, namun masih kuat dan sehat.

Sejak saat itu aku slalu diantar Pak Hardi kemana aku pergi, baik kekantor atau belanja. Setiap pagi ia telah ada di rumah, dan siap2 membersihkan mobilku.

Sedang suamiku telah akrab dgn Pak Hardi. Suatu hari saat mengantar aku kekantor sambil bincang2 Pak Hardi, bilang padaku. Bu.. kalau ndak salah ibu dulu, nabrak saya dengan mobil ini kan?.. tanyanya.

Aku terdiam dan Pak Hardipun berkata, ibu,,, kejam dan tidak bertanggung jawab. Lalu ku jawab… maaf pak.. waktu itu memang saya salah,, saya tergesa gesa saat itu, jawabku.

Alahhhh kalian orang kaya memang begitu.. menganggap orang lain sampah, lanjutnya.. Lalu ku jawab.. jangan gitu pak? saya waktu itu benar2 khilaf kataku lagi. Lalu ia diam… Aku… pun diam saja saat itu, hingga sampai di rumah.

Sejak kejadian itu sikapnya terhadapku jadi lain dan aku tidak ambil pusing. Aneh memang kenapa sejak saat Pak Hardi bertanya kepadaku saat itu, aku merasakan adanya sensasi tersendiri dalam hatiku saat menatap matanya.

Perasaanku kepada Pak Hardi serasa ingin terus bersama dengannya. Jika ia pulang sore harinya,aku merasa ada yang hilang dalam hidupku. Dan pagi jika ia datang untuk mengantarku rasa itu jadi senang dan seperti kasmaran. Perasanku kepada Mas Abraham biasa saja.

Jum’at sore saat ia menjemputku, entah kenapa aku minta Pak Hardi untuk mampir dulu untuk singgah di sebuah restoran. Disitu aku mengambil tempat agak kesudut dan suasananya amat romantis.

Pak Hardi kuajak makan. kami duduk berhadap hadapan, ia pandangngi terus mataku. Akupun demikian seperti aku memandang mas hedra. Tanpa ada kata2 ia genggam jemariku saat itu, aku merasa tenang seperti gadis remaja dengan pasangannya.

Pak Hardi lalu meraih tanganku dan menciumnya. Baru kali ini, tanganku di pegang orang selain suamiku dan ada rasa hangat yang mengalir di sekujur tubuhku. Beberapa saat kami menikmati suasana yang tak aku hendaki itu terjadi.

Setelah itu kami keluar dari restoran itu dan menuju kemobil. Dalam mobiku itu, aku terdiam dan bingung akan kejadian barusan, otakku tidak berjalan sebagai mana mestinya, soalnya aku bermesraan dengan sopirku yang tidak sepadan denganku dan ia dengan bebasnya meraih dan meremas tanganku.

Dalam mobil sebelum berjalan, Pak Hardi menoleh kearahku,dan kembali meraih jemariku dan lalu ia rengkuh tubuhku lalu ia kecup bibirku. aku kembali seperti orang linglung. Sesampai dirumah aku terus terbayang sensasi kejadian tadi sore itu.
Alangkah kurang ajarnya sopirku itu, bisik hatiku. Malam harinya, dengan separo hati, aku layani suamiku dengan apa adanya. Tidak ada lagi rasa nikmat yang aku rasakan saat Mas Abraham mencumbuku dan mensebadaniku. Hatiku slalu terbayang wajah Pak Hardi.

Kalau pikiranku sehat saat itu, aku berpikir apa istimewanya Pak Hardi? gak ada rasanya. tapi aku slalu terbayang wajahnya, sampai2 saat suamiku saat berada diatas tubuhku saat melakukan hubungan badan, aku kira Pak Hardi yang diatas tubuhku, tapi untunglah aku masih bisa mengusai diri.

Besoknya aku seperti biasa diantar olehnya, dan ia tambah berani dengan meraba paha dan dadaku, tangannya aku tepiskan, namaun ia hanya senyum. Setiap hari, matanya tidak luput memandangku dari ujung rambut sampai kaki.

Entah kenapa setiap hari, ada2 saja yang ia pegang dari tubuhku, kadang dadaku, paha, kadang ia cium bibirku. Namun aku tidak berontak. Suatu ketika saat pulang kantor, mobil tidak ia arahkan kerumah tapi, kerumahnya di kawasan kartosuro.

Disana, suasananya sepi dan jarang ada rumah penduduk. Entah kenapa akau, mau saja diajak turun dan amsuk kerumahnya, yang dikelilinggi pohon2 besar. Rumahnya terbuat dari kayu dan beratap genteng yang telah tua.

Dalam rumah itu hanya ada dipan beralaskan tikar dan sebuah bantal. Lalu Pak Hardi menutup pintu rumah itu dan menyilahkan aku duduk di pinggiran dipan itu. Kalau dilihat, gubuknya seperti rumah dukun dan didindingnya ada semacam tulang2 dan bau menyan.

Pak Hardi kebelakang dan tidak lama kemudian muncul dan duduk di sampingku. Bu… beginilah keadaan saya, katanya… oooo.. ndak apa lah pak? jawabku. Lalu tiba2 saja ia lingkarkan tangannya di bahuku.

Aku merasa tidak enak.. buk… saya,,, ingin… merasakan kehanagatan tubuh ibu,,, katanya. Dulunya istri saya masih hidup jika tidak ibu tabrak saya saat itu, saya masih bisa menolongnya, namun ibu, membuat saya terlambat.. dan istri saya mati, terangnya.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Sekarang ibu,, lah yang menggantikannya… lanjutnya lagi. Aku diam saja saat itu, aku begitu karena pikiranku sudah kosong dan dalam diriku ada semacam gairah yang menghentak untuk dituntaskan dan lepaskan.

Setelah berkata begitu, satu persatu pakainanku jatuh kelantai dan setiap inci tubuhku ia raih dan remah hingga aku tidak berpenutup lagi.

Aku ia baringkan di dipan kayu itu, lalu ia buka pakaiannya hingga, sama2 bugil denganku. saat itu aku sebelumnya hanya berpakaian kantor. lalu ia raih inci demi inci setiap rongga di tubuhku.

Dan akhirnya ia hujamkan kejantanannya kekemaluanku berkali kali. ,hingga derit dipan itu terdengar. Aku hanya mendengus dan merasa terus dijadikan kuda pacu.

Tubuh mulusku dijamah Pak Hardi berulang ulang, hingga akhirnya ia pancarkan cairan hangat itu didalam kemaluanku, ada rasa hangat dan tegang saat ia sampai klimaks. Aku pun tanpa kusadari dari tadi telah pula klimax.Cerita Sex Terbaru

Tubuhku saat itu penuh dengan keringat dan bercampur dengan keringat Pak Hardi. Aku mersakan perih dan nyilu pada selangkanganku karena kejantanan Pak Hardi panjang dan besar juga. hampir seluruh kulit tubuhku merah2 dan putingku serasa panas akibat gigitan Pak Hardi.

Beberapa saat kemudian aku di suruh berpakaian dan berbenah seperti biasa lagi. Lalu aku pulang diantarkanya dengan mobilku.

Dalam mobil aku merasa sesal telah mengkhianati Mas Abraham, namun apa dayaku, sebab Pak Hardi amat berkuasa terhadap tubuhku, hingga ia berhasil menelanjangngi dan menyetubuhi ku.

Sejak saat itu, bila ada waktu saat aku pulang kantor, Pak Hardi slalu menytubuhiku dan kadang jika suamiku ke jakarta, ia dengan seenaknya tidur di rumahku dan kamipun bersebadan dengan Pak Hardi di atas ranjang kami dengan Mas Abraham.

Baca Juga Cerita Seks Om Dari Suamiku

Setiap ia menggauliku aku slalu merasakan puas dan pegal2 pada selangkangannku. Para pembantuku tidak curiga atas tindakan kami itu. Pak Hardi pun tampaknya bisa menutup mulut kedua pembantuku.

Hampir selama 6 bulan aku menjadi bulan2an nafsu Pak Hardi, itu, akupun merasakannya. Namun aku sedikit tenang, aku tidak bakalan hamil, karena aku sudah memasang spiral.

Dan itu aku sadari, karena hampir setiap berhubungan sex dengan Pak Hardi, ia slalu mengeluarkan air maninya dalam rahimku.

Dan memang aku sempat mencium bau tidak enak saat ia berada diatas tubuhku. Bau keringatnya amat busuk, namun aku slalu mengganti sprei ranjangku setiap ia meniduriku, sebab bau keringatnya akan tinggal di kain sprei itu. kamarpun aku semprot dengan wewangian dan acnya slalu menyala.

Dan sekian lama barulah aku mengetahui dari seorang teman bahwa Pak Hardi adalah seorang dukun dan aku telah di guna- gunainya.

Atas saran dan bantuan seorang orang pintar di tempat rekan kerjaku itu, kini aku telah terbebas dari guna-guna Pak Hardi. Iapun lalu, aku pecat dan ia sempat mengancamku, akan membongkar hubungan sexku dengan ku kepada suamiku.

Dengan minta duit sekitar 10 juta dari tabunganku aku, minta dia keluar. Sejak saat itu ia tidak pernah muncul lagi.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Janda Cantik

Cerita Sex Terbaru | Siang itu pertemuanku dengan client makan waktu lebih cepat dari perkiraan. Jam masih menunjukkan jam
11.00, paling sampai kantor pas jam istirahat dan pasti sdh sepi, pada makan siang diluar kantor… mmm…
kubelokkan mobilku, dan kutuju satu arah pasti… kantor Tari istriku… Istriku seorang wiraswasta,
berkantor di daerah Tomang.

Cerita Sex Terbaru Janda Cantik
“Eeeeee… mas Tommy, tumben nongol siang-siang begini…?”Dina sekretaris Tari menyambutku…
“Sepi amat..? udah pada istirahat..?”sahutku sambil melangkah masuk kantor yang tampak sepi.
“Mmmmm… Tari ke customer sama pak Darmo, Liliek dan Tarjo nganterin barang dan katanya Tari sekalian
meeting dengan customer… sukri lagi Dina suruh beli makan siang, tunggu aja mas diruangan
Tari..”celoteh Dina yang berjalan di depanku memperlihatkan pantatnya yang montok bergoyang seirama
dengan langkah kakinya… Aku masuk ke ruangan Tari, kujatuhkan pantatku ke kursi direktur yang empuk…
Dalam hati aku mengutuk habis-habisan, atas kesialanku hari ini… malah sampe disini, ketemu sama Dina…
oh ya Dina sebenarnya adalah sahabat Tari waktu kuliah, janda cantik beranak 2 ini diajak kerja
istriku setelah setahun menjanda… orangnya ramah… cuma sebagai lelaki aku kurang menyukai karakternya…
terutama dandanannya yang selalu tampak menor, dengan tubuhnya yang montok… buahdadanya gede sebanding
dengan pantatnya yang juga gede, pokoknya bukan type wanita yg kusukai dan menurutku kulitnya terlalu
putih… jadi tampak kaya orang sakit-sakitan… walaupun kata Tari, Dina orangnya sangat cekatan dan
sangat doyan kerja alias rajin… Kubuka laptopku dan kunyalakan… kucari-cari file yang kira-kira bisa
menemaniku disini… daripada aku hrs ngobrol sama Dina, yang menurutku bukan temen ngobrol yang asyik…
wow… di kantong tas laptopku terselip sebuah CD… wiih DVD bokep punya Rudy ketinggalan disini… lumayan
juga buat ngabisin waktuku nungguin Tari….
Mmmmmmm Asia Carera… lumayan bikin ngaceng juga setelah kira-kira 30 menit melihat aksi sex Asia
Carera melawan aksi kasar Rocco Sifredi…
“Ooooo.. ooooo.. mas Tommy nonton apaan tuuuh… sorry mas Tommy mau minum apa..? panas, dingin…
hi..hi.. pasti sekarang lagi panas dingin kan..?”suara Dina bagaikan suara petir disiang bolong…
dengan nada menggodaku…
“Ah kamu bikin kaget aja… ngg… dingin boleh deh… mm ga ngrepotin neeh..?”sahutku sambil memperbaiki
posisiku yang ternyata dari arah pintu, layar laptopku keliatan banget… sial lagiiii….
aahh masa bodo laahh… toh Dina bukan anak kecil.. Dina masuk ruangan lagi sambil membawa 2 gelas es
jeruk..
“Mas Tommy boleh dong Dina ikutan nonton… mumpung lagi istirahat… kayanya tadi ada Rocco sifredi
yak..?”kata Dina sambil cengar cengir bandel..
“ha… kamu tau Rocco Sifredi juga..?”tanyaku spontan… agak kaget juga,
ternyata wanita yang tiba-tiba kini jadi tampak menggairahkan sekali di mataku, tau nama bintang film
top bokep Rocco Sifredi…
“Woow bintang kesayangan Dina tuuuh..”sahut Dina yang berdiri di belakang kursiku…
“Kamu sering nonton bokep..?”tanyaku agak heran sebab Dina setelah menjanda tinggal dg orang tuanya
dan rumahnya setahuku ditinggali banyak orang…
“Iya… tapi dulu… waktu masih sama “begajul”itu..”sahut Dina enteng dan membuatku ketawa geli mendengar
Dina menyebut mantan suaminya yang kabur sama wanita lain…
Suasana hening… tapi tak dapat dielakkan dan disembunyikan nafas kami berdua sdh tak beraturan, bahkan
beberapa kali kudengar Dina menghela nafas panjang… ciri khas wanita yang hendak mengendorkan syaraf
birahinya yang kelewat tegang… dan beberapa kali kudengar desisan lembut, seperti luapan ekspresi…
yang kuartikan Dina sudah larut dalam aksi para bintang bokep di layar monitor… Sementara keadaanku
tak jauh beda.. celanaku terasa menyempit… desakan batang kemaluanku di selangkangan yang mengeras
sejak setengah jam yang lalu, mulai menyiksaku… dalam kondisi seperti ini biasanya, aku melakukan
onani di tempat.. Tapi kali ini masak onani di depan Dina..? ampuuuunn siaal lagiii..!
“Din.. kamu suka Rocco Sifredi..? memang suka apanya..?”tanyaku memulai komunikasi dengan Dina yang
desah napasnya makin memburu tak beraturan dan sesekali kudengar remasan tangannya seolah gemas pada
busa sandaran kursi yang kududuki…
“Mmm… hhh.. apanya yak..? iih… mas Tommy nanyanya… sok ga tau..”sahut Dina sambil mencubit pundakku…
entah siapa yang menuntun tanganku untuk menangkap tangan Dina yang sedang mencubit… mmm… Dina
membiarkan tanganku menangkap tangannya…
“Kamu ga capek, berdiri terus… duduk sini deh..?”kataku sambil tetap menggenggam tangan Dina,
kugeser pantatku memberi tempat untuknya, tapi ternyata kursi itu terlalu kecil untuk duduk berdua,
apalagi untuk ukuran pantat Dina yang memang gede…
“Pantat Dina kegedean sih mas…”kata Dina sambil matanya melempar kerling aneh,
yang membuat darahku berdesir hebat, akhirnya Dina menjatuhkan pantatnya di sandaran tangan.. oooww…
aku dihadapkan pada paha mulus yang bertumpangan muncul dari belahan samping rok mininya dan entah
sejak kapan kulit putih ini menjadi begitu menggairahkan dimataku..? Kembali perhatian kami tercurah
pada aksi seks dilayar laptop… sesekali remasan gemas tangan lembutnya pada telapak tanganku terasa
hangat… dimana tangan kami masih saling menggenggam… dan menumpang diatas paha mulus Dina…
“Iiih Gila… Dina sudah lama enggak nonton yang begini..”kata Dina mendesah pelan seolah bicara
sendiri.. menggambarkan kegelisahan dan kegalauan jiwanya…Cerita Sex Terbaru
“kalo ngerasain..?”tanyaku menyahut desahannya tadi…
“Apalagi…”jawabnya pendek serta lirih sambil matanya menatapku dengan tatapan jalang… yang bisa
kuartikan sebagai tantangan, undangan atau sebuah kepasrahan, kutarik lembut tangannya dan diikuti
tubuh montoknya…
kini pantat montok Dina mendarat empuk di pangkuanku sedangkan tanganku melingkar di pinggangnya yang
ternyata cukup ramping tak berlemak… Iblis dan setan neraka bersorak sorai mengiringi pertemuan bibir
kami yang kemudian saling mengulum dan tak lama lidah kami saling belit di rongga mulut… mmm… tangan
Dina melingkar erat di leherku dengan gemetaran… kulayani serangan panas janda cantik berumur 32 tahun
ini… seolah ingin memuaskan dahaga dan rindu dendamnya lewat aksi ciuman panasnya…
Tanganku memang dari dulu trampil memainkan peran jika dihadapkan dengan tubuh wanita… menelusup ke
balik blazer hitam yang dikenakan Dina dan terus menelusup sampai menyentuh kulit tubuhnya… sentuhan
pertamaku pada kulit tubuhnya membuat Dina menggeliat resah dan menggerang gemas… rangkulan tangannya
semakin erat di leherku sementara ciuman bibirnya juga semakin menggila mengecupi dan mengulumi
bibirku… tanganku mulai merambah bukit dadanya yang memang luar biasa montok, yang jelas diatas cup B…
sebab buah dada Tari istriku yang ber bra 36B jauh tak semontok buah dada Dina… Tiba-tiba Dina meronta
keras, saat tanganku meremas lembut buah dadanya yang mengeras akibat terangsang birahi tinggi….
“Ooohh… mas Tommy suudaah mas… hhh.. hhh… jangan mas, Dina ga mau menyakiti Tari…hh… ooohh..”kalimat
diantara desah nafas birahi ini tak kuhiraukan dan rontaan kerasnya tak berarti banyak buatku…
tanganku yang melingkar di pinggangnya tak mudah utk dilepaskannya…
“Ada apa dengan Tari..? ga akan ada yang merasa disakiti atau menyakiti selama ini jadi rahasia… ayo
sayang waktu kita tak banyak… nikmatilah apa yang kamu ingin nikmati…”bisikku lembut di sela-sela aksi
bibir dan lidahku di leher jenjang berkulit bersih milik janda cantik bertubuh montok ini…
“Ampuuun mas, oooww… Dina ga tahaaan… hh..hh… ssshhh…”rengek Dina memelas yang tak mampu membendung
gelegak birahi yang mendobrak hebat pertahanannya…
Blazer hitam yang dikenakan Dina sudah teronggok dibawah kursi putar yang kami gunakan sebagai ajang
pergulatan… dibalik blazer hitam, tubuh montok berkulit putih mulus itu hanya mengenakan penutup model
kemben berbahan kaos, sehingga dari dada bagian atas sampai leher terbuka nyata… bergetar syahwatku
menyaksikan pemandangan ini… buah dadanya yang montok dengan kulit putih bersih, mulus sekali sehingga
urat-urat halus berwarna kebiruan tampak dipermukaan.. buah dada montok yang sedang meregang nafsu
birahi itu tampak mengeras, memperlihatkan lembah yang dalam di tengahnya… tampak bergerak turun naik
seirama dengan nafas birahinya yang mendengus-dengus tak beraturan… iihh menggemaskan sekali.. woow..
bukan main..! begitu tabir berbahan kaos warna orange itu kupelorotkan ke bawah.. muncullah keindahan
yang menakjubkan dari sepasang bukit payudara yang asli montok dan sangat mengkal, hanya tertutup bra
mini tanpa tali, sewarna dengan kulit mulusnya…
“Oooohh.. maaasss..?”desahnya lirih ketika tabir terakhir penutup payudaranya meninggalkan tempatnya
dan secara refleks Dina menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya,
tapi dimataku, adegan itu sangat sensual.. apalagi dengan ekspresi wajahnya yang cantik sebagian
tertutup rambutnya yang agak acak-acakan… matanya yang bereye shadow gelap menatapku dengan makna yang
sulit ditebak…
“Mas.. janggaaan teruskan… Dina takuut Tari datang…hhh… hhh… “bisiknya dengan suara tanpa ekspresi…
tapi aku sdh tak mampu mempertimbangkan segala resiko yg kemungkinan muncul… lembah payudara Dina yang
dalam itulah yang kini menggodaku… maka kubenamkan wajahku ke dalamnya… lidahku terjulur melecuti
permukaan kulit halus beraroma parfum mahal… kontan tubuh bahenol di pangkuanku itu menggelepar liar,
spt ikan kehilangan air, ditambah amukan janggut dan kumisku yang sdh 2 hari tak tersentuh pisau
cukur…
“Ampuuuunnn maaass…. iiiihhh… gellliii aaahh… mmm…ssssshhh.. ooohh…”rengek dan rintihannya mengiringi
geliat tubuh indah itu…
wooow jemari lentiknya mulai mencari-cari…. dan menemukannya di selangkanganku… bonggolan besar yang
menggembungkan celanaku diremas-remas dengan gemas… sementara aku sedang mengulum dan memainkan
lidahku di puting susunya yang sudah menonjol keras berwarna coklat hangus… tanganku menggerayang
masuk kedalam rok mininya yg semakin terangkat naik kudapatkan selangkangan yang tertutup celana dalam
putih dan kurasakan pada bagian tertentu sudah basah kuyub, Dina tak menolak ketika celana dalam itu
kulolosi dan kulempar entah jatuh dimana…
Dina mengerang keras dengan mata membelalak, manakala jariku membelah bibir vaginanya yang sudah
sangat basah sampai ke rambut kemaluannya yang rimbun… bibir cantik yang sudah kehilangan warna
lipsticknya itu gemetaran layaknya orang kedinginan… terdengar derit retsluiting.. ternyata jemari
lentik Dina membuka celanaku dan menelusup masuk kedalam celana kerjaku… kulihat matanya berbinar dan
mulutnya mendesis seolah gemas, ketika tangannya berhasil menggenggam batang kemaluanku… sesaat
kemudian batang kemaluanku sudah mengacung-acung galak di sela bukaan retsluiting celanaku dalam
genggaman tangan berjari lentik milik Dina… makin lebar saja mata Dina yang menatap jalang ke batang
kemaluanku yang sedang dikocok-kocoknya lembut…
“Aaaah… mass Tommyy… mana mungkin Dina sanggup menolak yang seperti ini… hhhh…. ssss….sssshhh… lakukan
mas.. oohhh… toloong bikin Dina lupa segalanya mas… Dina ga tahhaan…”kalimatnya mendesis bernada penuh
kepasrahan, namun matanya menatapku penuh tantangan dan ajakan…
Kurebahkan tubuh montok Dina di meja kerja Tari yang lebar setelah kusisihkan beberapa kertas file dan
gelas minum yang tadi ditaruh Dina diatas meja itu…. sementara laptopku masih terbuka dan adegan seks
dilayar monitornya, sementara jari tengahku tak berhenti keluar masuk di liang sanggama Dina yang
sangat becek…
mungkin benar kata orang, cewek yang berkulit putih cenderung lebih basah liang sanggamanya… seperti
halnya Dina, cairan liang sanggamanya yang licin kurasakan sangatlah banyak sampai ada tetesan yang
jatuh di atas meja….Dina sudah mengangkangkan kakinya lebar-lebar menyambut tubuhku yang masuk
diantara kangkangan pahanya, aku berdiri menghadap pinggiran meja, dimana selangkangan Dina tergelar…
tubuh Dina kembali menggeliat erotis disertai erangan seraknya ketika palkonku mengoles-oles belahan
vaginanya, sesekali kugesek-gesekan ke clitorisnya yang membengkak keras sebesar kacang tanah yang
kecil.. bukit vaginanya yang diselimuti rimbunnya rambut kemaluan yang tercukur rapi…
“Ayoooo maasss… lakukan sekaraaang… Dina ga tahaaann…hh..hhh… “rengek Dina memelas.
Bibir cantik itu menganga tak bersuara, mata bereye shadow gelap itu membelalak lebar dengan alis
berkerinyit gelisah, ketika palkonku membelah bibir vaginanya dan merentang mulut liang sanggamanya…
kurasakan palkonku kesulitan menembus mulut liang sanggama Dina yang sudah berlendir licin… Tubuh Dina
meregang hebat diiringi erangan keras, manakala palkonku memaksa otot liang sanggama Dina merentang
lebih lebar… kedua tangannya mencengkeram keras lenganku… sewaktu pelan-pelan tapi pasti batang
kemaluanku menggelosor memasuki liang sanggama yang terasa menggigit erat benda asing yang
memasukinya… baru tiga perempat
masuk batang kemaluanku, palkonnya sudah menabrak mentok dasar liang sanggama sempit itu, kembali
tubuh montok Dina menggeliat merasakan sodokan mantap pada ujung leher rahimnya…. Sepasang kaki Dina
membelit erat pinggangku sehingga menahan gerakku… bibir cantik yang gemetaran itu tampak tersenyum
dengan mata berbinar aneh…Cerita Sex Terbaru
“Mas Tommy… tau kenapa Dina suka Rocco Sifredi..?”bisik Dina dengan tatapan mata mesra… kujawab dengan
gelengan kepalaku…
“Perih-perih nikmat… kaya sekarang ini… Dina pingin disetubuhi Rocco Sifredi… ayoo mas.. beri Dina
kenikmatan yang indah…”bisik Dina sambil mengerling penuh arti, belitan kaki di pinggangku
dilonggarkan, pertanda aku boleh mulai mengayun batang kemaluanku memompa liang sanggamanya….
Kembali suara erangan dan rintihan Dina mengalun sensual mengiringi ayunan batang kemaluanku yang
pelan dan kalem keluar masuk liang sanggama yang kurasakan sangat menggigit saking sempitnya, walaupun
produksi lendir pelicin vagina wanita bertubuh montok ini luar biasa banyaknya, sampai berlelehan ke
meja kerja yang jadi alas tubuhnya..
“Punya kamu sempit banget Din… aku seperti menyetubuhi perawan…”Bisikan mesraku tampak membuat janda
beranak dua itu berbunga hatinya.. wajahnya tampak berseri bangga….
“Punya mas Tommy aja yang kegedean… kaya punya Rocco Sifredi… Dina suka sama yang begini… gemesssiiin…
hhh… hhhoohhh… mmmaasss…”belum selesai kalimat Dina, kupercepat ayunan pinggulku.. membuat mata Dina
kembali membelalak, bibirnya meringis memperlihatkan gigi indah yang beradu, mengeluarkan desis
panjang….
“Teeruuuss maaasss… ammppuunn… nikkmaaat bukan main.. oooohhh… aaaaaahhh… eeeenngghh..”ceracaunya
dengan suara setengah berbisik… sesaat kemudian aku merasakan serangan balasan Dina…
Dengan gemulai janda cantik ini memutar pinggulnya, pinggangnya yang ramping bergerak menjadi engsel…
Luar biasa nikmat yang kurasakan di siang tengah hari bolong itu… Suara berdecakan yang semakin keras
di selangkangan kami menandakan semakin banjirnya lendir persetubuhan dari liang sanggama Dina… Wajah
cantik Dina semakin gelisah… mulutnya komat-kamit seolah ingin mengatakan sesuatu tapi tak ada suara
yang keluar, hanya desah dan erangannya yang keluar… alisnya yang runcing semakin berkerut… apalagi
matanya yang kadang membelalak lebar kadang menatapku dengan sorot mata gemas…
“Oooooouuuuwww..!! mmmaaaaassssss…. Diii..naa ga tahaann…. mmmmmhhh…!!”Kegelisahan dan keresahannya
berujung pada rengekan panjang seperti orang menangis dibarengi dengan pinggul yang diangkat didesakan
ke arahku bergerak-gerak liar…
Aku tanggap dengan situasi wanita yang dihajar nikmatnya orgasme… segera kuayun batang kemaluanku
menembus liang sanggama Dina sedalam-dalamnya dengan kecepatan dan tenaga yang kutambah… akibatnya
tubuh Dina semakin liar menggelepar di atas meja kerja Tari… kepalanya digeleng-gelengkan dengan keras
ke kanan dan ke kiri sehingga rambutnya semakin riap-riapan di wajahny
“Ammmpppuuunnn…. oooohhh… nnnggghhh…. niikmmmaattnya…. hhoooo….”suara Dina seperti menangis pilu…
Ya ammmpppuunn…. kurasakan nikmat bukan main.. dinding liang sanggama wanita yang tengah diamuk badai
orgasme itu seakan mengkerut lembut menjepit erat batang kemaluanku, kemudian mengembang lagi… enam
atau tujuh kali berulang… membuatku sejenak menghentikan ayunan kontolku, pada posisi di kedalaman yg
paling dalam pada liang sanggama Dina… Tubuh Dina tergolek lunglai… nafasnya tersengal-sengal, tampak
dari gerakan dada montoknya yang naik turun tak beraturan… wajahnya yang miring ke samping kanan
tampak kulitnya berkilat basah oleh keringat birahinya,
sementara mata ber eyeshadow tebal itu tampak terpejam spt orang tidur… rambut panjang yang dicat
blondie tampak kusut, awut-awutan menutupi sebagian wajah cantiknya…. Kira-kira setelah dua menit
batang kemaluanku mengeram tak bergerak di liang sanggama yang semakin becek… dengan gerakan lembut
kembali kugerakkan pinggulku mengantarkan sodokan keliang sanggama Dina… Tubuh montok itu kembali
menggeliat lemah sambil mulutnya mendesis panjang… Dina membuka matanya yang kini tampak sayu…
“Ssssshh… mmm… luar biasa….”desah Dina sambil tersenyum manis.
Kedua tangannya meraih leherku dan menarik ke arah tubuhnya. Tubuhku kini menelungkupi tubuh montok
Dina, Dina memeluk tubuhku erat sekali sehingga bukit payudaranya tergencet erat oleh dada bidangku
seolah balon gas mau meletus, tak hanya itu sepasang pahanya dilingkarkan di pinggangku dan saling
dikaitkan di belakang tubuhku… Woooww… leherku disosotnya dengan laparnya… jilatan dan kecupan nakal
bertubi-tubi menghajar leher dan daun telingaku… terdengar dengus nafasnya sangat merangsangku… aku
dibuat mengerang oleh aksinya…
“Ayo sayang, tuntaskan hasratmu… Dina boleh lagi enggak?”bisiknya manja sambil bibirnya mengulum nakal
daun telingaku.
Kurasakan pantat montok Dina bergerak gemulai, membesut hebat batang kemaluanku yang terjepit di liang
sanggamanya, sejenak kunikmati besutan dan pelintiran nikmat itu tanpa balasan.. karena kuhentikan
ayunan kontolku…
“Kamu ingin berapa kali..?”sahutku berbisik tapi sambil mengayunkan batang kemaluanku dalam sekali..
“Eeeeehhhhh…hhh…! sampe pingsan Dina juga mauuuuuhh…hhhh…!”jawabnya sambil terhentak-hentak akibat
rojokanku yang kuat dan cepat…
Aku mengakui kelihaian janda 2 anak ini dalam berolah sanggama, kelihaiannya memainkan kontraksi
otot-otot perutnya yang menimbulkan kenikmatan luar biasa pada batang kemaluan yang terjebak di liang
sanggamanya yang becek… tehnik-tehnik bercintanya memang benar-benar canggih… Tari istriku wajib
berguru pada Dina, pikirku…Tapi rupanya Dina tak mampu berbuat banyak menghadapi permainanku yang
galak dan liar… Setelah pencapaian orgasmenya yang ke tiga… Wajah Dina semakin pucat, walaupun
semangat tempurnya msh besar…
“Ooooww… my God… ayo sayaaang… Dina masih kuat…”desisnya berulang-ulang… sambil sesekali pantatnya
menggeol liar, mencoba memberikan counter attack…
Aku tak ingin memperpanjang waktu, walau sebenarnya masih blm ingin mengakhiri, tapi waktu yang
berbicara… hampir 2 jam aku dan Dina berrpacu birahi diatas meja kerja Tari. Aku mulai berkonsentrasi
untuk pencapaian akhirku… aku tak peduli erangan dan rintihan Dina yang memilukan akibat rojokanku
yang menghebat
“Ooohkk.. hhookkhh.. ooww.. sayaaang… keluarkan.. di… di.. mulutkuuu yakkkhh..hhkk..”Sebagai wanita yg
berpengalaman Dina tahu gelagat ini… diapun mempergencar counter attacknya dengan goyang dan geolnya
yang gemulai… kuku jarinya yang panjang menggelitiki dada bidangku… dan… aku mengeram panjang sebelum
mencabut batang kemaluanku dari liang becek di tengah selangkangan Dina… dan dengan lincah Dina
mengatur posisinya sehingga kepalanya menggantung terbalik keluar dari meja, tepat didepan palkonku
yang sedang mengembang siap menyemburkan cairan kental sewarna susu… Dina mengangakan mulutnya lebar-
lebar dan lidahnya terjulur menggapai ujung palkonku…
Hwwwoooohhh…!!!!! ledakan pertama mengantarkan semburatnya spermaku menyembur lidah dan rongga
mulutnya… aku sendiri tidak menyangka kalo sebegitu banyak spermaku yang tumpah…. bahkan sebelum
semburan berakhir dengan tidak sabar batang kemaluanku disambar dan dikoloh dan disedot habis-
habisan….
Dina duduk diatas meja sambil merapikan rambut blondienya yang kusut, sementara aku ngejoprak di kursi
putar…..
“Wajah kamu alim ternyata mengerikan kalo sedang ML mas…?”celetuk Dina sambil menatapku dengan
pandangan gemas dengan senyum-senyum jalang.
“Siang ini aku ketemu singa betina kelaparan…”sahutku letoy.
“Salah mas, yang bener kehausan… peju mas Tommy bikin badanku terasa segar…ha.. ha..ha..”sambut Dina
sambil ketawa ngakak
“Waaakks… mati aku… mas, Tari dateng tuuuhh…!”Tiba-tiba Dina loncat turun dari meja dengan wajah
pucat, buru-buru merapikan pakaian sekenanya dan langsung cabut keluar ruangan…
akupun segera melakukan tindakan yg sama… waaah di atas sepatuku ada onggokan kain putih ternyata
celana dalam… pasti milik Dina, segera kusambar masuk ke tas laptop… dan aku segera masuk ke kamar
mandi yg ada di ruang kerja Tari….
“Yaaang… chayaaang…. bukain doong…”suara Tari sambil mengetok pintu kamar mandi…
“Hei.. bentar sayang… dari mana aja..?”sahutku setengah gugup dari dalam kamar mandi.
Ketika pintu kubuka Tari langsung menerobos masuk… busyeet… Tari menubrukku dan aku dipepetin ke
wastafel… aku makin gugup…
“Sssshhhh… untung kamu dateng say… ga tau mendadak aja, tadi dijalan Tari horny berat…”tanpa basa basi
lagi celanaku dibongkarnya dan setelah batang kemaluanku yang masih loyo itu di dapatnya, segera
istriku ini berlutut dan melakukan oral sex….
meski agak lama, tapi berhasil juga kecanggihan oral sex Tari istriku membangunkan kejantananku yang
baru mo istirahat… tanpa membuka pakaiannya Tari langsung membelakangiku sambil menyingkap rok
kerjanya sampai ke pinggang, pantat Tari kalah montok dibanding Dina, namun bentuknya yang bulat,
mengkal sangat seksi di mataku… sesaat kemudian CD G-String dan stocking Tari sdh lolos dari
tempatnya…
“C’ mon darling…. hajar liang cinta Tari dari belakang…”dengan suara dengus nafas penuh birahi Tari
mengangkangkan kakinya sambil menunggingkan pantatnya…
Memang istriku akhir-akhir ini sangat menyukai gaya doggie style…”lebih menyengat”katanya… sesaat
kemudian kembali batang kemaluanku beraksi di liang sanggama wanita yang berbeda… Dalam posisi doggie
style, Tari memang lihay memainkan goyang pantatnya yang bulat secara variatif… dan apalagi aku sangat
suka melihat goyangan pantat seksi Tari, membuat aku semakin semangat menghajar liang sanggama Tari
yang tak sebecek Dina…
Untungnya Tari adalah type wanita yang cepat dan mudah mencapai puncak orgasme.. nggak sampai 10 menit
kemudian Tari mulai mengeluarkan erangan-erangan panjang… aku hafal itu tanda-tanda bahwa istriku
menjelang di puncak orgasme, maka segera kurengkuh pinggangnya dan kupercepat rojokan batang
kemaluanku menghajar liang sanggama Tari tanpa ampun…

Baca JUga Cerita Seks Sepupuku

“Tommm… Tommmy… gilaaa… aaahkk… niiikkmaaatt bangeeett…!!!”jeritan kecil Tari itu dibarengi dengan
tubuh sintal Tari yang gemetaran hebat…pantat seksinya menggeol-geol liar menimbulkan rasa nikmat luar
biasa pada batang kemaluanku yang terjepit di liang sanggamanya… aku tak menahan lagi semburatnya
spermaku yang kedua utk hari ini…
“Ma kasih Tommy chayaang…”kata Tari sesaat kemudian sambil mendaratkan kecupan mesra dibibirku..
Setelah membersihkan sisa-sisa persetubuhan, aku pamit untuk kembali ke kantor, sementara Tari masih
berendam di bath up…. Dina sudah duduk rapi di mejanya ketika aku keluar dari ruangan Tari, kudekati
dia…
“Ssshh… nggak takut masuk angin, bawahnya ga ditutup..?”bisikku sambil kuselipkan celana dalam putih
Dina kelaci mejanya…
mata Dina melotot dengan mimik lucu…
“Ronde kedua niih yee..?”celetuknya nakal setelah tahu Tari tak ikut keluar dari ruangan….
Aku melenggang memasuki mobilku, sambil memikirkan follow up ke Dina….. yang ternyata sangat
menggairahkan…- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Rani Si Montok

Cerita Sex Terbaru | Namaku Agus, 28 tahun, kisah ini terjadi 3 tahun lalu ketika aku memulai karir baru sebagai auditor di PTPN IV di kawasan perkebunan Teh di Jawa Barat.

Aku tinggal seorang diri di rumah dinas mungil dan asri semi permanen di sekitar kebun. Untuk keperluan bersih2 rumah dan mencuci pakaian aku mempekerjakan seorang pembantu harian, mbak Juminten.

Cerita Sex Terbaru Rani Si Montok

Wanita ini berumur 44 tahun, hitam manis, tinggi skitar 160 dan tubuhnya sedikit gempal. Mbak Juminten asli Solo, dia menikah dan ikut suami yg bekerja di perkebunan ini. 5 tahun yg lalu suaminya wafat dan meninggalkan seorang balita perempuan berumur 5 tahun. Mbak Juminten mengontrak rumah kecil di desa sekitar perkebunan bersama ibu mertuanya yg sdh tua.

5 bulan mbak Juminten melayani keperluanku dgn baik, meski agak pendiam dan memang kami jarang bertemu kecuali di akhir pekan. Gaji yg aku berikan sebenarnya diatas pasaran, ttp mungkin karena besarnya kebutuhan beliau sesekali meminjam uang dariku. Belakangan mbak Juminten meminjam uang lebih besar dari biasanya, setelah aku tanya dgn detail akhirnya dia mengakui telah terjebak rentenir akibat kebiasanya membeli togel dan arisan.

Tidak mengerankan, hanya beberapa bulan berlalu mbak Juminten telah meminjam uangku lebih dari 2 jt, dan pada usahanya meminjam terakhir aku menolaknya dengan halus.

Pagi itu dia sangat bingung dan panik, dengan meneteskan air mata beliau mencoba terus memohon utk memberinya pinjaman sekitar 1,5 jt utk menutupi tuntutan hutang dari bandar judi togel di desa.
Aku kembali menolak dengan tegas, dan mbak juminten terus terisak.

Aku memperhatikan wanita paruh baya ini dgn seksama, wajahnya seperti kbanyakan wanita jawa pada umumnya,tdk cantik tp aku akui masih terlihat lebih muda dari umurnya. Dan sebenarnya selama ini juga aku sesekali melirik tubuh bawahnya yg msh kencang dan bahenol walau pikiran kotorku tdk melangkah lebih jauh.

Semalam, aku dan beberapa temanku sempat iseng nonton film blue sambil makan sate kambing dari warung makan Pak Kirun di ujung desa dan minum beberapa botol anker bir.
Pagi itu terasa akumulasinya. Kesadaranku belum begitu pulih.

Aku mencoba menepis pikiran itu, bagaimanapun itu bukan diriku yang sebenarnya. Mbak Juminten juga jauh dari tipe wanita yg aku inginkan. Terlebih aku takut dengan akibat yg bisa saja terjadi. Bagaimana kalau dikemudian hari kenekatanku akan berbalik menjadi bencana utk diriku dan karir.

Pikiranku masih silih berganti antara pertimbangan kotor dan waras. Mbak Juminten masih duduk bersimpuh di depanku sambil melelehkan air mata. Ruangan menjadi sunyi. Well, aku tidak mungkin tega menolak permohonanya, tapi setidaknya dia harus belajar utk berfikir panjang.
“Jangan duduk di lantai mbak, dikursi aja, saya jadi gak enak” aku memulai bicara.
“Nggih Den..”

Dia bangkit untuk berdiri,bagian bawah pada daster lusuh itu sedikit tersingkap ketika dia berdiri, ada bagian yg tidak sengaja menyangkut pada tonjolan kepala peniti pada kancing terbawahnya,sebagian pahanya yang besar dan lututnya terkuak
dihadapanku beberapa detik. Buru2 dia menariknya kebawah begitu tersadar. Pikiranku kembali kacau.

“Hmm…bingung saya mbak..”Jawabku, kepalaku masih terasa pusing hasil minum2 semalam, aku menekan sisi kiri kepalaku.
“Kenapa den, pusing?” Tanya mbak Juminten.
“Iyah, semalem begadang sm temen2..” Jawabku.
“Mbak ambilin aer putih sebentar..”Serunya sambil segera berlalu ke dapur.

Sekelebat aku masih sempat melihatnya melangkah pelan, setan makin kuat mempermainkan pikiranku. Bongkahan pantat itu bergoyang2 dibalik daster, mungkin pakaian dalamnya sdh sempit, dan bayangan tentang pahanya yg td sempat terlihat itu makin menggangguku.

“Makasih mbak” ujarku ketika menerima segelas air putih dan meminumnya perlahan.

Mbak Juminten masih berdiri di depanku, menungguku selesai minum. Aku menyumpahinya dalam hati, melihat tubuhnya lebih dekat seperti itu pikiranku makin terpuruk.
“Duduk aja mbak, santai aja, kita bicarain dengan tenang ” ujarku.
“Iya den..” Jawabnya pelan.
“Gak kebanyakan mbak mo minjem segitu?, terus terang saya keberatan, kayaknya yg kemaren2 sudah cukup..” Ujarku memulai kembali pembicaraan.
“Sebenernya utangnya sejuta tuju ratus den, tapi mbak nambain pake simpenan dirumah, tolong banget den, mbak sebenernya malu banget tp kepaksa..”Jawabnya dengan suara lirih.
“Waduh..”Jawabku terputus.
Aku kembali terdiam, kepalaku masih terasa pusing. Aku menatap pemandangan luar dari jendela. Sebenarnya tidak jadi soal utk soal jumlah uangnya, cuma sisi gelapku masih mencoba meyakinkanku utk mengambil kesempatan.

Mbak Juminten menatap ke lantai, pikiranya masih kalut. Dia menanti jawabanku dengan putus asa. Aku akhirnya menyerah, biarlah, ini utk terakhir aku membantunya, dan berharap dia segera pulang agar sesuatu yg terburuk tidak terjadi pagi ini.
“Okay mbak, sebenarnya ini berat buat saya..” Ujarku.
“Mbak rela ngelakuin apa aja den supaya den percaya mbak mau balikin uangnya..”Sergahnya.

“Apa aja..” Waduh, kata2 itu sangat menggelitik benakku. Perempuan bodoh, seruku dalam hati.
“Ngelakuin apa aja maksudnya apa nih mbak..”Tanyaku sambil tersenyum.Cerita Sex Terbaru
“Apa aja yg den agus minta mbak kerjain ..”Jawabnya lugu.
“Selain urusan rumah memang apa lagi yg bisa mbak kasih ke saya?” Kalimatku mulai menjebak.
“Hehe..apa aja den..” Jawabnya sambil tersipu.
“Mbak..mbak..hati2 klo ngomong..”Aku menghela nafas menahan gejolak batin.
“Maksudnya apa den..”Tanyanya heran.
“Saya ini laki2 mbak, nanti kalo saya minta macem2 gimana..”Lanjutku mulai berani.
“Mbak gak paham den..” Wajahnya masih bingung.
“Yaa gak usah bingung, katanya mau ngelakuin apa aja..”Godaku.
“Yaa sebut aja den, nanti mbak usahain kalo memang agak berat dikerjain..”Jawabnya.
“Walah..mbak..mbak..yaa sudah saya ambil uangnya sebentar, tapi janji yah dikembaliin secepatnya”aku berusaha menyudahi percakapan ini.
“Makasih den..makasih banget..”Jawabnya lega.
“Tapi emangnya den Agus tadi mau ngomong apa,mungkin mbak bisa bantu?”Lanjutnya.

Aku yg tengah berjalan menuju kamar terhenti, kali ini pikiranku sudah tidak terkontrol lagi, kalimat itu seperti akan meledak keluar dari mulutku.

Aku membalikan badan, menatapnya dengan seringai aneh.
“Mbak yakin mau nurutin apa aja kemauan saya?”Sergahku.
“Iya den, ngomong aja..”Jawabnya.

Dasar perempuan bodoh ujarku dalam hati.
” Saya kepengen mbak masuk ke kamar saya..”Kalimat selanjutnya seperti tercekat ditenggorokan.
“Terus Den?” Tanyanya penasaran.
” Mbak temenin saya tidur..”Ucapanku serasa melayang diudara, jantungku berdegup kencang.

Wajahnya sontak kaget dan bingung. Aku tau dia pasti akan bereaksi seperti itu, tapi salahnya sendiri. Aku sudah berusaha keras utk menahan diriku utk tidak berniat aneh pada dirinya tapi kesadaranku belum penuh utk melawan kegilaan ini.

“Maksudnya..maksudnya apa den..mbak kok jadi takut..”Wajahnya mulai memucat.
“Iya temenin saya di ranjang, saya lagi kepengen gituan dengan perempuan sekarang..”Jawabku, aku tau mukaku memerah.

“Mmm…tapi..tapi itu kan gak mungkin den..”Ujarnya dengan suara pelan.
“Mungkin aja kalo itu syaratnya mbak mau pinjem uang..”Jawabku .

Ruangan kembali sunyi, mbak Juminten tertunduk, menggenggam kedua tanganya dengan gelisah. Ada rasa sesal telah mengucapkan kalimat tadi, tapi sudah terlanjur. Aku sudah tidak mungkin menariknya, sekarang biar sisi gelapku yg bertindak.
“Gimana mbak?” Tanyaku sambil kembali duduk dikursiku.
“Tapi itu gak mungkin Den..gak mungkin..mbak bukan perempuan kaya gitu..” Jawabnya, suaranya kembali lirih.
“Hhhh…” Aku menghela nafas berat.

Mbak Juminten wajahnya kembali muram, matanya menatap ke luar pintu, kosong, sperti berpikir keras.
“Mbak gak nyangka kok aden bisa2nya minta yang kaya gitu..mbak ini sdh tua..gak pantes ..”
Aku diam beberapa saat. Ada rasa amarah tanpa alasan bermain dipikiranku.
“Itulah laki2 mbak..” Hanya itu kalimat yg bisa meluncur dari mulutku.

Dia mungkin menyesal telah mengucap kata2 yg tadi memancing kenekatanku. Tapi situasinya sudah terjepit, wanita lain mungkin akan menghardiku dan segera pergi menjauh, sementara mbak Juminten tidak punya pilihan lain.

“Sekarang terserah mbak, saya tetep kasih uang yg mbak minta, kalo mbak mau menuhin kemauan saya okay, gak juga silahkan..”Jawabku pelan sambil melangkah ke kamar.

Aku kembali ke ruang tamu dengan sejumlah uang ditangan. Aku meletakanya pelan di atas meja kecil di depannya. Wajahnya masih terlihat tegang, dia hanya melirik sebentar ke arah meja kemudian kembali tenggelam dalam pikiranya.

Kami kembali sama2 membisu. Sesekali aku menatapnya, dia menyadari tengah diperhatikan olehku.

“Den…apa aden yakin …?” Tiba2 dia berucap.
“Sebetulnya saya gak tega mbak, tapi entahlah..itu yg ada dalam otak saya sekarang..terserah mbak de..”Jawabku dengan tenang.

Matanya berkaca2 menatap langit2 ruangan, perasaanya pasti tertekan. Dia kembali terdiam.

“Hmmmm…baiklah Den..mbak gak tau lagi mo ngomong apa, atau harus kaya mana sekarang..kalo itu maunya aden..terserahlah..jujur aja mbak teh takut banget..mbak bukan prempuan gitu den..mbak memang janda..tapi bukan..”
“Sudahlah mbak, klo memang bersedia, skarang saya tunggu di kamar, kalo keberatan, silahkan ambil uangnya dan segera pulang..”Ujarku tegas, kemudian aku bangkit berdiri dan melangkah ke kamar.

Aku membaringkan tubuhku di kasur, trus terang aku pun dilanda ketakutan.Aku tengah dilanda gairah, tapi was2 dengan kemungkinan buruk yg bisa saja terjadi.

Butuh beberapa menit menunggu, pintu kamarku yg memang tidak terkunci perlahan2 bergerak terbuka. Mbak Juminten melangkah masuk sambil tertunduk, terlihat sangat kikuk.

Dia berdiri menatapku di samping ranjang, tatapanya penuh arti. Well, kalo saja aku tidak terlanjur berpikiran mesum mungkin aku segera berlari keluar kamar, aku merasakan takut yg sama seperti yg dirasa mbak Juminten.

Tapi aku berusaha tenang, aku bangkit dan duduk di pinggir kasur.
“Mbak yakin mau ngelakuin ini”?tanyaku.
“Hhh..sekarang smuanya terserah aden aja..”Jawabnya pasrah.

Aku menatapnya lekat2, pandanganku menelusuri seluruh tubuhnya, seperti ingin menelannya hidup2.

Tangan kananku meraih jemari kiri tanganya. Aku memegangnya pelan, jemari itu terasa dingin dan gemetar.

Memang sudah harus kejadianya seperti ini, apa lagi yg aku tunggu ujarku dalam hati. Makin cepat makin baik, setan itu membisiki bertubi2.

Aku menarik tangan itu agar tubuhnya mendekat. Niatku sebelumnya ingin memeluknya terlebih dahulu, tapi nafsuku sudah tidak tertahankan. Aku segera meneruskan dorongan tubuhnya yg limbung terhempas ke atas kasur.

Begitu dia terhenyak di sampingku, aku langsung menerkamnya, menghimpitnya dibawah tubuhku dan ciumanku langsung mendarat dibibirnya.

Aku tidak memberikanya waktu utk berpikir, aku melumat2 bibirnya, menciumi dengan kasar lehernya dan trus bergerak menjelajahi bagian dadanya.

Nafasnya tersengal, wajah itu masih terkaget2 dengan apa yg sedang aku lakukan. Jemariku segera beraksi, aku menjamah bongkahan pahanya dibawahku, daster itu telah tersingkap ke atas.

Aku seperti kesetanan menciumi pahanya yg besar, mengecup berkali2 selangkanganya dan jemari tanganku yg lain langsung meremas buah dadanya. Gerakanku cepat terburu nafsu.

Sebentar saja seluruh tubuhnya telah ku jamah. Aku masih menciuminya membabi buta. Tak lama kemudian aku bergerak cepat membuka lepas pakaianya.

“Den..jangan den..sudaah..” Serunya ketika aku kembali menciuminya,hanya hanya bra dan celana dalamnya yg tersisa menutupi tubuhnya. Seraya kedua tanganya berusaha mendorong tubuhku.

Aku tidak memperdulikan perlawananya. Aku menduduki perutnya sambil kedua tanganku bergerak melepas bajuku.

Nafasku memburu, yg keluar dari mulutku hanyalah desahan penuh nafsu angkara murka. Wanita ini makin ketakutan melihatku.

Kemudian aku bangkit berdiri di atasnya. Kedua tanganku bergerak cepat melepas celana pendek dan celana dalamku. Mbak Juminten menangis.

Aku tidak perduli lagi, kejantananku telah berdiri mengacung di atasnya, mbak Juminten makin panik melihatku. Jemariku bergerak2 mengocok2 cepat batang penisku sehingga semakin keras berdiri, matanya terpejam basah.

“Den..sudahlah den…jangan..sudahlah..mbak gak jadi pinjem uang..sudaaah..”Jeritnya ketika aku kembali menduduki perutnya. Dia berusaha meronta tapi kedua tanganku dengan kuat menahan tanganya pada kedua sisi bantal.

“Sudah telat mbak” Suaraku bergetar menghardiknya.

Aku memaksa kedua paha sekel itu terbuka, dia masih berusaha menutupnya rapat. Kami bergumul beberapa saat, begitu ada celah aku segera menekan kuat selangkanganku di dalam jepitan pinggul mbak Juminten.

Dengan gerakan kasar aku menarik ke samping paha kirinya. Tanganku langsung bergerak menuntun penisku ke arah vaginanya.

Aku sempat salah memposisikanya, dorongan penisku menggesek keluar di atas permukaan kemaluanya. Pada percobaan kedua kepala penis itu langsung menusuk masuk.

Mbak Juminten menjerit terperikan oleh rasa sakit..Wajahnya meringis,matanya menyipit menahan perih diselangkanganya. Dia sangat terkejut ketika benda itu menerobos masuk.

“Ahhh…shhh…oohhh..” Desahku,terasa nikmat menjalar melalui kejantananku hingga naik ke otak, aku seperti terbakar. Melihat kemaluan mbak Juminten yg berbulu lebat membuatku makin bernafsu. Tubuh kami masih terdiam kaku beberapa saat.

Aku sedikit menarik penisku dan menusuknya kembali di dalam, mbak Juminten kembali tersedak,urat lehernya menegang, matanya menatap ke arah selangkangan, lelehan air mata itu masih mengalir dipipinya.

Aku kembali mengulanginya, kali ini aku mendorongnya lebih keras. Mbak Juminten makin menjadi tangisnya.
“Ouhh..huuhuu..huhuu..deen..sudah denn…sudaaah..” Rintihnya sambil memegang bahuku keras.

….Selanjutnya aku lupa diri, aku meliuk2 menyodok selangkanganya. Penuh tenaga, makin lama makin cepat gerakanku. Bunyi derit ranjang kayu itu menambah seru suasana.

Wanita ini memiliki tubuh yg cukup menawan. Meski sudah berumur tapi kulitnya masih kencang, bokongnya tebal dan bahenol. Pahanya yg besar itu mulus meski tidak putih, melingkari pinggulku.

Aku beringas menghempas2 tubuhnya di bawahku. Mbak Juminten telah berhenti menangis, matanya terpejam, hanya terdengar suara nafasnya yg terputus2, buah dadanya bergoyang2 mengikuti gerakanku. Wanita ini sudah pasrah dengan apa yg tengah terjadi.

Bahkan ketika aku merubah posisi, mengangkat kedua pahanya ke atas, menahanya tergantung di udara dengan kedua lenganku,kembali penisku terbenam,mbak Juminten hanya diam. Hujamanku makin bebas dan dalam menjajah vaginanya yg terkuak lebar.
“.. Plok..plok..plok..” Suara gesekan selangkangan itu terdengar jelas ditelingaku.

Kemaluan mbak Juminten yg basah makin menghangatkan batang penisku di dalam. Sesaat lagi aku sudah tidak kuat menahan desakan, aku seperti kesetanan menggenjotnya. Mbak Juminten seperti mengerti apa yg akan segera terjadi.

“Den..tolong.. jgn keluarin di dalem den..tolongg…” Serunya memohon dengan suara gemetar.

Aku tidak menjawab, aku tengah fokus ingin menuntaskan aksiku. Sedikit lagi akan sampai.

Mbak Juminten memekik menyebut namaku saat tusukanku tiba2 berhenti, tubuhku tengah meregang.
“Deenn..cabut deen…” Serunya panik sambil menekan perutku ke belakang.Cerita Sex Terbaru

Aliran sperma itu bergerak naik mendekati pangkal penisku, jemariku telah kuat mencengkram sprei. Beruntung aku masih sempat menarik batang penisku keluar dan tepat sedetik kemudian semprotan pertamanya melompat keluar.
“Ahhhhh…sshhhhhh…mbaaak…aduuhhhh…..” Jeritku panik.

Belasan kali cairan hangat itu menghantam sebagian perut mbak Juminten. Aku terpapar kenikmatan luar biasa, mataku terpejam beberapa saat hingga akhirnya semuanya usai.

Mbak Juminten melihat proses akhir tadi dengan seksama, dia memperhatikan wajahku yg meregang, matanya was2 melihat penisku memuntahkan cairan kental itu membaluri perutnya.

“Sudah den..sudah puas ?” Ujarnya beberapa saat ketika aku masih tersengal diam di atasnya, air mata itu kembali mengalir dari pinggir pipinya.Kalimat itu serasa menamparku.

Rasa penyesalan perlahan2 merayap . My gosh, aku baru saja menodai perempuan ini. Bagaimana mungkin hingga aku bisa sebejat itu.

“Maafin saya mbak..saya bener2 khilaf..” Jawabku bingung.
Aku beringsut mundur, memungut seluruh pakaianku, melangkah ke kamar dan meninggalkanya terbaring di ranjang.

Aku melepas kekalutan pikiranku dengan menghisap sebatang rokok di ruang tamu. Mudah2an mbak Juminten tidak memperkarakanku, menganggapnya selesai hanya di sini. Aku menepuk2 keningku menyesali kebodohanku.

Mbak Juminten keluar kamar beberapa menit kemudian. Matanya sembab, dia duduk di kursi di sampingku, tanpa bicara. Suasana hening, aku tidak berani menatapnya atau memulai pembicaraan.

“Ini uangnya saya ambil den, nanti diusahain dikembaliin kok..” Ujarnya pelan, suaranya berat,hidungnya seperti tersumbat cairan.
“Iya mbak, gak usah dipikirin soal kembalianya..dan..maaf soal yg tadi..”Jawabku tanpa menoleh kepadanya.
“Gak papa den..gak papa..”Jawabnya, tangisnya kembali pecah sedetik kemudian, bahunya terguncang2, aku hanya bisa terdiam.

“Sekali lagi maaf mbak..”

Dia mengangguk pelan sambil menunduk,tetes2 air mata itu masih berjatuhan dipangkuanya. Aku meraih uang itu, melipatnya,kemudian memasukanya ke dalam kantung dasternya.

Jemariku menyentuh pangkal tangannya, menepuknya pelan kemudian tanpa bicara aku melangkah masuk ke kamar sambil menutup pintu. Aku tidak sanggup lagi melihat wanita itu menangis. Aku terbaring,penat terasa, pinggangku nyeri.

Aku melihat Jam di dinding, pukul 2 siang, aku mungkin telah tertidur lebih dari 2 jam. Perutku sangat lapar, aku melangkah keluar kamar. Mbak Juminten mungkin telah lama pulang. Aku kembali didera pikiran buruk. Dendamkah dia padaku, bisa saja tiba2 orang sekampung muncul mendatangiku dengan tuduhan cabul atas laporan darinya. Hhhh..sudah terjadi, yg nanti urusan nanti.

Aku pergi kerja agak telat keesokan harinya, aku sengaja menunggu mbak Juminten datang, memastikan bahwa kekawatiranku tidak terjadi. Jam 8 mbak Juminten tiba, perasaanku tidak karuan ketika dia membuka pintu depan.

“Loh belum kerja den?” Tanyanya, wajah itu terlihat datar, malah ada senyuman kecil menghias bibirnya.
“Ini dah mau jalan mbak, sengaja nunggu mbak dateng..”Jawabku berusaha tenang.
“Hehe..kenapa, takut saya gak bakal dateng lagi ya?” Tertawanya membuatku lega.
“Iya mbak..takut aja, …mm..”
“Mm.. Apa den..?” Lanjutnya sambil masih berdiri di depanku.
“Maaf yg kmaren mbak…”Jawabku.
“…..ya ndak papa den…mmm..yo wis..lupain aja..” Serunya, dia melangkah ke dapur tanpa menunggu reaksiku selanjutnya.

Yah sudahlah, yg jelas tidak akan ada masalah, dia sudah menerima perlakuanku kemarin. Aku segera berlalu menuju kantor.

Hari2 selanjutnya berlangsung normal, kami hanya bertemu di akhir pekan, tidak ada bahasan lagi soal peristiwa itu. Mbak Juminten tetap melakukan pekerjaanya dengan baik. Kami hanya sesekali mengobrol basa basi.

Satu bulan berlalu, aku mulai melupakan peristiwa itu. Kerjaanku makin banyak mendekati akhir tahun. Aku juga makin sering menghabiskan waktu di luar bersama teman2 di akhir pekan.

Hingga pada suatu pagi di hari sabtu aku terbangun dan terjebak dalam lamunan tentang mbak Juminten. Malam itu aku mimpi erotis, dengan mbak Juminten, cairan sperma itu sebagian telah mengering memenuhi celana dalamku.
Dalam mimpi itu aku menggauli mbak Juminten dari belakang, bongkahan pantat itu terpapar jelas dalam penglihatanku. Damn it, kenapa hal ini kembali menggangguku.

Jam 9 pagi, wanita itu telah datang seperti biasanya. Aku baru saja selesai mandi dan tengah bersiap utk sarapan.
” Dah sarapan mbak? Ayo ini saya tadi beli dua bungkus nasi uduknya, satu utk mbak..” ujarku sambil tersenyum ramah.
“Makasih den..nanti aja, mbak mau beres2 cucian pakaian dulu..” Jawabnya.
“Santai aja dulu..temenin saya sarapan dulu..” Ntah kenapa pagi itu aku agresif.
“Nggih den, sebentar ambil piring dan sendok dulu..” Jawabnya seraya melangkah ke dapur.

Aku melihat tubuhnya dari belakang, rok merah sepanjang bawah betis itu cukup jelas mencetak lekukan pinggul, pantat dan pahanya. My gosh, darahku berdesir, mimpi semalam membuat hayalanku makin parah.

Otaku segera bereaksi, mencari jalan pintas, berandai2 seandainya hari ini aku kembali bisa memperdayainya. Aku segera menepis pikiran buruk itu.

Mbak Juminten telah kembali, duduk bersebrangan di depanku dan telah bersiap utk makan.

“Gimana kabar orang rumah mbak, sehat semua?” Tanyaku basa basi.
“Sehat den…” Jawabnya santai.
“Anaknya kapan mulai sekolah mbak, taun depan?”
“Iya den, rencana taun depan..mdh2an rejekinya lancar..”
“Yaa selagi saya di sini tetep aja kerja di sini mbak..klo mbak mau tambahan, mungkin coba mulai masak katering utk anak2 sini, kemaren ada obrolan kita di sini soal itu. Pada bosen katanya makan masakan luar, lebih boros juga…” Lanjutku.
“Wahh bagus tu den..tapi perlu modal, ibu mertua saya pinter masak..”Jawabnya semangat.
“Gampang soal modal, nanti saya pinjemin..klo mau mulai depan mbak..nanti saya tawarin temen2 saya..”
“Gak enak klo dipinjemin melulu, kasian den Agus..” Jawabnya.
“Yaa klo utk bisnis kenapa gak mbak, sama2 bantu..saya jg nanti minta harga diskon dong..hehe..” Jawabku.
“Hehe..untuk den Agus gratis aja..lha uangnya kan dari aden jg..”
“Yaa gak boleh gitu mbak, bisnis tetep bisnis..”Jawabku.
“Duh saya makin banyak utang budi dong den..”Lanjutnya.
“Jgn berpikir gitu..saling bantu wajar aja mbak..”
“Yo wis, nanti tak bilangin sama ibu mertua, dia pasti seneng..”
“Iya mdh2an jalan mbak..semangat yg penting..”Jawabku.

Obrolan pagi itu terasa menyenangkan, spertinya dia benar2 melupakan kejahatanku waktu itu. Aku merasa lega, walau dalam hati aku menginginkan kehangatanya lagi. Pasti nanti ada jalannya, sabar aja, setan itu kembali membisiki.

Minggu pagi, keesokan harinya, mbak Juminten datang membawa anak perempuanya ke rumah.
“Maaf yaa den, si Rini saya bawa, mbahnya td pagi dijemput ipar saya ke Solo, mau ada acara kawinan sodaranya.”
“Yaa gak papa mbak, biar dia bisa maen di sini, hei pa kabar cantik..” Seruku sambil tersenyum ramah kepada anaknya.
Bocah itu tersipu dan bersembunyi dibalik kaki ibunya.
“Saya mau jalan dulu ya mbak, ada acara kawinan anak kantor..siang baru pulang..”
“Nggih den….monggo..” Jawabnya.

Aku segera berlalu, mbak Juminten terlihat manis pagi ini, rambutnya terurai ikal menjuntai ke bahu. Paduan kaos biru dan celana jeans ketatnya itu membuatnya terlihat lebih muda. Well..well..well..kapan kita bisa bisa berdua di kamar lagi mbak, ucapku dalam hati.

Hujan turun dengan lebatnya sesampainya aku kembali di rumah. Sebagian kemeja dan celanaku telah basah kuyup.
“Waah keujanan den..ini dipake handuknya dulu, nanti mbak bikinin aer panas..”Serunya ketika membuka pintu.

“Makasih mbak..” Aku langsung berlalu ke kamar, mengelap kepala dan tubuhku dengan handuk dan mengganti pakaian.
“Rini kemana mbak, kok sepi..” Ujarku ketika duduk diruang tamu.
” Barusan tidur di kamar belakang den..sudah kenyang tidur dia..wah..kenceng ya anginya..”Jawabnnya.
“Iya mbak, sudah lama jg gak ujan..”

“Ini mbak bikinin teh anget pake jahe den..diminum..” Lanjutnya.
” mantep nih..makasih mbak..”Jawabku sambil menerima cangkir dari tanganya.

Teh itu tidak terlalu lama mengepul, udara dingin perkebunan ini membuatnya segera tidak begitu panas lagi. Udara diluar gelap seperi senja. Angin menerpa atap seng,menimbulkan suara berisik.

“Masih sibuk mbak, santai aja dulu duduk2 di sini..”Ujarku melihatnya mondar mandir.
“Iya den, sebentar mau mindahin air panas ke termos..”Jawabnya.

Tak lama dia menghampiriku dengan membawa sepiring biskuit dan teh utk dirinya. Kami belum memulai obrolan. Aku masih sibuk membalas sms teman2ku.

“Mbak gimana kabarnya, urusan yg dulu itu sudah selesai..” Ujarku memulai pembicaraan.
Dia sedikit terusik dengan pertanyaanku.
“Sudah den..mbak sudah kapok gak mau lagi maen gituan..gak ada gunanya..”Jawabnya.
“Hehe..iya mbak, ngapain jg..dikerjain bandar aja kalo togel sih..”Jawabku tersenyum.
“Uangnya nanti pelan2 mbak angsur yaa den..maaf..”Lanjutnya.
“Gak papa mbak, santai aja, nanti klo kateringnya lancar mbak bisa dapet tambahan..tenang aja..” Jawabku.
“Makasih den..”

Kami kembali terdiam. Tiba2 aku tergelitik utk bertanya tentang peristiwa dulu itu. Sedikit ragu jika itu membuatnya tidak nyaman tapi kalimat itu mengalir tanpa bisa kutahan.
“Mbak..maaf boleh saya nanya..”
“Boleh den..mo nanya apa..”Jawabnya.
“Yg kemaren itu..mbak gak marah dengan saya ?” Lanjutku.
Dia terdiam beberapa saat,aura wajahnya berubah.
“Mmm..mbak ikhlas kok den..salah mbak juga..sudahlah gak papa..”jawabnya pelan sambil mengalihkan pandangan ke arah jendela.
“Boleh nanya lagi mbak..” Lanjutku.
“Monggo den..”
“Apa yg mbak rasa waktu itu,..mm..waktu di kamar..” kalimatku makin menjebak.
“….mmmm…gimana ya..gak tau den..”Jawabnya, wajahnya terlihat canggung.
” Sakit..atau jijik mbak..”
“Jijik kenapa..sakit sih iya..” Jawabnya pelan.
“..aden kok bisa begitu waktu itu..mbak ini jauh lebih tua..kok bisa..” Lanjutnya.
” ..nafsu laki2 mbak..liar..kadang gak bisa kontrol..”Jawabku.
“Soal tua sih gak jadi soal..jujur aja, mbak masih menarik kok..”Lanjutku makin berani.
“Menarik apanya..aden masih muda..cari pacar yang muda, cantik..gak susah..”Jawabnya.
“…well..saya masih belum tertarik utk pacaran lagi mbak..”
” Apa yg aden pikir semenjak kejadian itu soal mbak..”Tanyanya kembali.
” Maksudnya..?”
“Yaa apa aden pikir mbak ini jadi perempuan gimanaa gitu di pandangan den agus..”
“Saya nyesel sesudahnya mbak, gak tega bikin mbak gitu..yaa selanjutnya saya masih respek kok sama mbak..”Jawabku.
“..mbak juga nyesel..”
” tapi kalo boleh jujur..maaf yaaa mbak..”
“Apa den..ngomong aja..”Jawabnya penasaran.
“.. Saya pengen ngulangin lagi..saya tau itu gak mungkin..maaf yaa mbak..”Suaraku sedikit bergetar, jantungku berdetak cepat.
“….mmm…apa yg aden cari..mbak seperti ini, perempuan kampung, gak cantik..dah tua lagi..” Wajahnya lekat2 menatapku.
” ..masih tetep menarik kok mbak..saya masih suka inget2 kejadian itu..”Jawabku.Cerita Sex Terbaru

Mbak Juminten tersenyum tipis, aku penasaran apa yg ada dalam pikiranya.
“Apa yg aden inget waktu kejadian itu..” Ujarnya.
“Yaa indah mbak..malem sabtu kemaren saya sempet mimpiin mbak gituan sama saya..sorry..”Jawabku.
“hehe..aden masih muda, wajar kalo pikiran ke arah itunya masih kuat, jadi..”
“Sekarang jg lagi mikirin itu mbak..”Aku memotong kalimatnya.
“..hmm…yaaa mbak berat hati utk begitu lg ..takut den..”Jawabnya.
“Kalo saya minta tolong supaya mbak gak takut lagi gimana..”Responku mencecar pikiranya.
“Yaaaa..gimana den..gak usah de..yg sudah yaa sudah..”Jawabnya.

Aku paham dia tengah dilanda kebingungan, di satu sisi dia segan menepis godaanku, di sisi lain dia tidak ingin terjerembab dalam perzinahan bersamaku lagi.

Aku menggeserkan dudukku mendekat. Tanganku memegang jemari tanganya. Wanita ini terkesiap dgn kenekatanku.
“Mbak..gak perlu takut..mbak bisa minta apa aja dari saya..” Ujarku sambil menatap kedua matanya lekat2.
” Jangan den..dosa….”Jawabnya ketakutan.

Tapi dia sudah terlambat, ciuman bibirku telah mendarat di bibirnya. Aku memagut2 bibir itu pelan.

Wajahnya pucat pasi..antara kaget dan bingung dengan apa yg dia tengah rasa. Aku kembali menciumi wajahnya, bibir kami kembali bertemu, tanganku telah melingkar dengan manis di lehernya.

Dia hanya terdiam..tanpa reaksi. Tidak ada penolakan, aku makin berani merapatkan tubuhku. Kali ini tidak hanya bibir dan sekitar wajahnya, ciumanku mendarat di leher dan belakang telinganya. Mbak Juminten bergidik, tubuhnya merinding.

Mendung semakin gelap diluar, petir sesekali menggelegar diiringi deru angin kencang. Aku berdiri, kedua tanganku menggapai tanganya, menariknya keatas kemudian membawanya melangkah mengikutiku, ke arah kamar…

Mbak Juminten sama sekali tidak bereaksi, dia kikuk mengikuti langkahku. Wajahnya takut2 melihatku ketika pintu kamar itu tertutup rapat.
Ruangan kamar cukup gelap, hanya sebagian tubuh atas kami yg terlihat jelas. Tidak perlu lagi berkata2, segera tuntaskan apa yg ada dalam hati.

Aku membimbingnya utk berbaring diranjang. Wajahnya menatapiku tanpa henti,menanti kejutan2 selanjutnya. Aku kembali menciumi bibir itu, tidak ada balasan berarti darinya. Seluruh leher dan bagian dadanya yg tertutup kaos itu habis ku kecup. Nafas mbak Juminten terdengar menderu.

Tidak perlu lagi basa basi, aku segera melepas habis pakaian yg dikenakanya. Hanya tertinggal bra dan celana dalam lusuh itu menutupi. Tubuhku pun telah hampir telanjang, pakaianku berserakan di lantai. Aku langsung menindih tubuhnya.

Mbak Juminten mendesah, jantungnya terdengar cepat berdetak di telingaku, mulutku tengah puas mencium dan menggigit2 payudaranya yg lumayan besar.

Kulit kami saling menempel, bulu2 diperutku mungkin membuatnya makin merinding. Tanganku telah kesana kemari meraba tubuhnya, jemariku lincah menggosok2 sekitar selangkanganya.

Penisku telah sedari tadi diruang tamu mengacung keras, diranjang ini dia semakin garang menempel dan kadang2 menggesek tepat ditengah2 selangkangan mbak Juminten. Dia makin terbuai oleh rangsangan dariku. Wanita ini siap sedia untuku hari ini, aku sangat beruntung.

Akhirnya kami sudah sama2 siap tempur. Vaginya sudah terkuak lebar dan basah. Permainan lidahku tadi di situ telah membuatnya tanpa sungkan2 merintih dan mencengkram erat kepalaku.

Pahanya terkulai lebar ke samping, aku sudah bersiap menusuk. Sedikit demi sedikit batang itu terbenam diiringi dengan rintihan mbak juminten dan desis yg keluar dari mulutku. Kami berpelukan erat ketika penis itu telah berhasil menyentuh dasar vaginanya. Oh my gosh, nikmat sekali.

Kami kembali berpagutan, pelan2 aku menarik ulur selangkanganku. Mbak Juminten hingga memeluk pantatku merasakan sensasi itu.

“Nikmatilah mbak,nikmati yg sudah lama tidak kau rasakan. Usiaku memang terlalu muda untukmu, tapi aku sanggup memberimu kepuasan,” ujarku dalam hati.

Aku ingin menikmati moment ini lebih lama, aku mengaduk2 kewanitaanya perlahan dan lembut. Suasana begitu romantis.
“Uhh..uhh..shhh..hhhh…” Mbak Juminten mendesah setiap kali aku menusuk selangkanganya. Tanganya lembut memeluk punggungku.

Kami terus berpagutan, pantatku meliuk2 menghantam. Makin lama gerakanku makin cepat. Tenagaku seperti tidak habis membawanya pada kenikmatan. Mungkin lebih dari 15 menit berlangsung, mbak Juminten mulai kewalahan. Jepitan pahanya makin kuat sementara pantatnya tidak henti bergerak ke atas menyambut penisku, nafasnya sudah tersengal. Mungkin tidak lama lagi mbak Juminten mencapai klimaks.

“Buuuk..ibuuuk..di manaaa…rini pengen pipis..” Tiba2 suara anaknya terdengar nyaring di depan pintu kamar.

Kami yg tengah melambung terkesiap kaget dan melepas pelukan. Sekejap saja kami telah berdiri, saling bertatapan dalam kebingungan.
“Buuk…ibuuuk..”Lanjut bocah itu.

Damn it..aku menyumpah dalam hati.
“Iya sebentar naaaak..pipis aja di dapur..ada kamar mandi di situ..ibu lagi beresin kamar..sebentar lagi keluar..” Jawab mbak Juminten panik berusaha memungut pakaianya yg berserakan di kasur.

“Iya buk..” Jawab bocah itu.
“Nanti baring aja lagi di kamar, ibu nanti nyusul..”Jawabnya sambil berusaha meraih celana dalamnya.

Aku menahan tanganya, “biar aja mbak..tanggung sebentar lagi..” Ujarku.
“Jangan..nanti dia curiga..” Jawabnya menepis tanganku.
“Nggak..sebentar lagi..tenang aja..”Seruku.
“Jangan Den..” Jawabnya, tapi kalimat itu terpotong.

Aku menarik tubuhnya, nafsuku sudah memuncak. Aku mendorong tubuh telanjangnya menghadap meja kecil di hadapan kami. Dengan sekali kibasan seluruh benda2 kecil di atasnya berlompatan jatuh ke lantai dengan suara yg berisik.

“Den..nanti den…sabar..” Jawabnya kebingungan.

Aku tidak memperdulikan ucapanya. Tubuhnya ku dorong merapat ke pinggir meja, kedua kakinya aku paksa untuk melebar, pantatnya aku tarik ke belakang. Posisi mbak Juminten sudah menungging di depanku, belahan pantat itu mempertontonkan lubang anusnya.

Aku menjadi kian brutal, pantat besar dan bahenol itu ku angkat, bagian vagina dan rambut2 halus itu terpampang didepan selangkanganku. Penisku langsung mendekat, langsung menghujam masuk. Pemandangan dibawaku membuatku makin bernafsu.Batang penis itu perlahan menghilang diantara bongkahan pantatnya.

O gosh..nikmat sekali, aku mendesis2 menahan geli. Segera saja tubuhku menyodok2 dengan kuat. Tubuh mbak Juminten maju mundur terpapar seranganku. Sebentar saja dia kembali merintih.

Permainan kami berlangsung cepat, kekagetan tadi itu menambah selera, bunyi gesekan kemaluan kami mengiringi. Mbak Juminten memutar2 pinggulnya berusaha segera meraih akhir perjuangan. Peniskupun sudah seperti ingin meledak.

Tubuhku semakin kuat menekannya kedepan, mbak Juminten gemulai memutar pantatnya kesana kemari, makin liar dan binal dan akhirnya dia meraih klimaks.

“Uhhhh…uhhh…dennn….aduuuhh..uuhh..huhhu..huh uuu..uuhh..” Jeritnya sambil terisak.

Kedua pahanya mengejang kaku,kepalanya hingga terbaring dipermukaan meja sambil terus merintih tiada henti. Cairan hangat kewanitaanya membasahi penisku di dalam.

Aku ingin segera merasakan hal yg sama, sodokanku makin cepat melabraknya.Beberapa kali ayunan akhirnya pantatku berhenti bergerak bersiap meregang, tanganku kuat mencengkram pinggulnya.
“Cabut den..cabut…jangan didalem..”Serunya panik.

Aku masih sempat menarik penisku keluar tepat ketika spermaku datang menerjang.
“Ahhhhh….mbakkk..oooh…shhh..ahhh…”Jeritk u ketika sperma itu menyemprot panas tepat diatas bongkahan pantat bahenol mbak Juminten.

Sebagian mendarat di dalam belahan pantatnya, mengalir turun menelusuri permukaan anusnya. Jari tangan mbak Juminten menyelusup dibagian situ, menahan aliran sperma itu mendekati vaginanya dan menyekanya dengan cepat.

Kami terkesima dengan nafas tersengal. Nikmat masih menjalari benak kami dalam bisu. Akhirnya permainan ini usai.

Baca JUga Cerita Seks Tukeran Pasangan

Aku terduduk lemas di pinggir ranjang menatap mbak Juminten yg masih berdiri dari belakang, badanya limbung memegang pinggiran meja. Cairan sperma itu berkilauan pada bagian pantatnya. Juga terlihat cairan putih kental dari dalam vaginanya yg tertahan bulu lebat kemaluan mbak Juminten.

Hujan telah reda ketika kami duduk di ruang tamu. Bocah kecil itu tengah serius menonton tivi di belakang kami. Dia tidak menyadari bahwa ibunya baru saja telah bertarung hebat di kamar bersamaku.

Mata kami yg hanya berbicara saat itu, apa yg sudah terjadi tadi membungkam kami tenggelam dalam pikiran masing2.

Semenjak hari itu hubungan kami berada dalam suasana yg baru. Usaha katering yg kujanjikan berjalan sukes, tarah hidup mbak Juminten meningkat lebih baik.

Hingga hari ini mbak Juminten masih menemani gairah mudaku yg tak kenal batas. Ada terbersit dalam hati untuk menikahinya suatu hari nanti, biarlah waktu yg menentukan akhirnya. Udara dingin perkebunan teh ini membuat kami terus larut.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks, Cerita Seks Terpanas.

Perawan Nakal

Cerita Sex Terbaru | Sebut saja namaku Lila, umurku 16 tahun, kelas 2 SMA. Sebagai anak SMA, tinggiku relatif sedang, 165 cm, dengan berat 48 kg, dan cup bra 36B. Untuk yang terakhir itu, aku memang cukup pede. Walau sebenarnya wajahku cukup manis (bukannya sombong, itu kata teman-temanku…) aku sudah lumayan lama menjomblo, 1 tahun. Itu karena aku amat selektif memilih pacar… enggak mau salah pilih kayak yang terakhir kali.

Cerita Sex Terbaru Perawan Nakal
Di sekolah aku punya teman akrab bernama Stella. Dia orangnya lumayan cantik, walau lebih pendek dariku, tapi dia sering banget gonta-ganti pacar. Stella memang sangat menarik, apalagi ia sering menggunakan seragam atau pakaian yang minim… peduli amat kata guru, pesona jalan terus!

Saat darmawisata sekolah ke Cibubur, aku dan dia sekamar, dan 4 orang lain. 1 kamar memang dihuni 6 orang, tapi sebenarnya kamarnya kecil banget… aku dan Stella sampai berantem sama guru yang mengurusi pembagian kamar, dan alhasil, kami pun bisa memperoleh villa lain yang agak lebih jauh dari villa induk. Disana, kami berenam tinggal dengan 1 kelompok cewek lainnya, dan di belakang villa kami, hanya terpisah pagar tanaman, adalah villa cowok.

“Lila, lo udah beres-beres, belum?” tanya Stella saat dilihatnya aku masih asyik tidur-tiduran sambil menikmati dinginnya udara Cibubur, lain dengan Jakarta.
“Belum, ini baru mau beres-beres.” Jawabku sekenanya, karena masih malas bergerak.
“Nanti aja, deh. Kita jalan-jalan, yuk,” ajak Stella santai.
“Boleh juga…” gumamku sambil bangun dan menemaninya jalan-jalan.

Kami berkeliling melihat-lihat pasar lokal, villa induk, dan tempat-tempat lain yang menarik. Di jalan, kami bertemu dengan Rio, Adi, dan Yudi yang kayaknya lagi sibuk bawa banyak barang.

“Mau kemana, Yud?” sapa Stella.
“Eh, Stel. Gue ama yang lain mau pindahan nih ke villa cowok yang satunya, villa induk udah penuh sih.” Rio yang menjawab. “Lo berdua mau bantu, nggak? Gila, gue udah nggak kuat bawa se-muanya, nih.” Pintanya memelas.
“Oke, tapi yang enteng ajaaa…” jawabku sambil mengambil alih beberapa barang ringan. Stella ikut meringankan beban Adi dan Yudi.

Sampai di villa cowok, aku bengong. Yang bener aja, masa iya aku dan Stella harus masuk ke sana? Akhirnya aku dan Stella hanya mengantar sampai pintu. Yudi dan Adi bergegas masuk, sementara Rio malah santai-santai di ruang tamu.

“Masuk aja kali, Stel, Lil.” Ajaknya cuek.
“Ngng… nggak usah, Yud.” Tolakku. Stella diam aja.
“Stella! Sini dong!” terdengar teriakan dari dalam. Aku mengenalinya sebagai suara Feri.
“Gue boleh masuk, ya?” tanya Stella sambil melangkah masuk sedikit.
“Boleh doooong!!” terdengar koor kompak anak cowok dari dalam. Stella langsung masuk, aku tak punya pilihan lain selain mengikutinya.

Di dalam, anak-anak cowok, sekitar delapan orang, kalo Rio yang diluar nggak dihitung, lagi asyik nongkrong sambil main gitar. Begitu melihat kami, mereka langsung berteriak girang,

“Eh, ada cewek!! Serbuuuuu!!” Serentak, delapan orang itu maju seolah mau mengejar kami, aku dan Stella langsung mundur sambil tertawa-tawa. Aku langsung mengenali delapan orang itu, Yudi, Adi, Feri, Kiki, Dana, Ben, Agam, dan Roni. Semua dari kelas yang berbeda-beda.

Tak lama, aku dan Stella sudah berada di antara mereka, bercanda dan ngobrol-ngobrol. Stella malah dengan santai tiduran telungkup di kasur mereka, aku risih banget melihatnya, tapi diam aja. Entah siapa yang mulai, banyak yang menyindir Stella.

“Stell… nggak takut digrepe-grepe lu di atas sana?” tanya Adi bercanda.
“Siapa berani, ha?” tantang Stella bercanda juga. Tapi Kiki malah menanggapi serius, tangannya naik menyentuh bahu Stella. Cewek itu langsung mem*kik menghindar, sementara cowok-cowok lain malah ribut menyoraki. Aku makin gugup.
“Stell, bener ya kata gosip lo udah nggak virgin?” kejar Roni.
“Kata siapa, ah…” balas Stella pura-pura marah.

Tapi gayanya yang kenes malah dianggap seb-agai anggukan iya oleh para cowok.

“Boleh dong, gue juga nyicip, Stell?” tanya Dio.

Stella diam aja, aku juga tambah risih. Apalagi pundak Feri mulai ditempelkan ke pundakku, dan entah sengaja atau tidak, tangan Agam menyilang di balik punggungku, seolah hendak merangkul. Bingung karena diimpit mereka, aku memutuskan untuk tidak bergerak.

“Gue masih virgin, Lila juga… kata siapa itu tadi?” omel Stella sambil bergerak untuk turun dari kasur. Tapi ditahan Roni.
“Gitu aja marah, udah, kita ngobrol lagi, jangan tersinggung.” Bujuknya sambil mengelus-elus rambut Stella.Cerita Sex Terbaru

Aku tahu Stella dulu pernah suka sama Roni, jadi dia membi-arkan Roni mengelus rambut dan pundaknya, bahkan tidak marah saat dirangkul pinggangnya.

“Lil, lo mau dirangkul juga sama gue?” bisik Agam di telingaku.

Rupanya ia menyadari kalau aku memperhatikan tangan Roni yang mengalungi pinggang Stella. Tanpa menunggu jawaban, Agam memeluk pinggangku, aku kaget, namun sebelum protes, tangan Feri sudah menempel di pahaku yang terbungkus celana selutut, sementara pelukan Agam membuatku mau tak mau berbaring di dadanya yang bidang. Teriakan protes dan penolakanku tenggelam di tengah-tengah sorakan yang lain. Rio bahkan sampai masuk ke kamar karena mendengar ribut-ribut tadi.

“Gue juga mau, dong!” Yudi dan Kiki menghampiri Stella yang juga lagi dipeluk Roni, sementara Adi, Ben, dan Rio menghampiriku.

Berbeda denganku yang menjerit ketakutan, Stella malah kelihatan keenakan dipeluk-peluki dari berbagai arah oleh cowok-cowok yang mulai kegirangan itu.

“Jangan!” teriakku saat Rio mencium pipi, dan mulai merambah bibirku.

Sementara Ben menjilati leherku dan tangannya mampir di dada kiriku, meremas-remasnya dengan gemas sampai aku ke-gelian. Kurasakan genggaman kuat Feri di dada kananku, sementara Adi menjilati pusarku. Terny-ata mereka telah mengangkat kaosku sampai sebatas dada. Aku menjerit-jerit memohon supaya mereka berhenti, tapi sia-sia. Kulirik Stella yang sedang mendapat perlakuan sama dari Roni, Yudi, dan Kiki, bahkan Dana telah melucuti celana jins Stella dan melemparnya ke bawah kasur.

Lama-kelamaan, rasa geli yang nikmat membungkus tubuhku. Percuma aku menjerit-jerit, akhir-nya aku pasrah. Melihatnya, Agam langsung melucuti kaosku, dan mencupang punggungku. Feri dan Rio bahkan sudah membuka seluruh pakaian mereka kecuali celana dalam. Aku kagum juga melihat dada Feri yang bidang dan harumnya khas cowok. Aku hanya bisa terdiam dan meringis nikmat saat dada bidang itu mendekapku dan menciumi bibirku dengan ganas.

Aku membalas ciu-man Feri sambil menikmati bibir Adi yang tengah mengulum payudaraku yang ternyata sudah terl-epas dari pelindungnya. Vaginaku terasa basah, dan gatal. Seolah mengetahuinya, Rio membuka celanaku sekaligus CDku sehingga aku langsung bugil. Agak risih juga dipandangi dengan begitu liar dan berhasrat oleh cowok-cowok itu, tapi aku sudah mulai keenakan.

“Ssshh…. aaakhh…” aku mendesis saat Adi dan Ben melumat payudaraku dengan liar.
“Mmmh, toket lo montok banget, Liiiil…” gumam Ben.

Aku tersenyum bangga, namun tidak lama, karena aku langsung menjerit kecil saat kurasakan sapuan lidah di bibir vaginaku.

“Cihuy… Lila emang masih perawan…” Agam yang entah sejak kapan sudah berada di daerah rahasiaku menyeringai. “Akkkhh… jangan Gam…” desahku saat kurasakan kenikmatan yang tiada tara.
“Gue udah kebelet, niih… gue perawanin ya, Lil…” Tak terasa, sesuatu yang bundar dan keras menyusup ke dalam vaginaku, ternyata penis Agam sudah siap untuk bersarang disana.

Aku men-desah-desah diiringi jeritan kesakitan saat ia menyodokku dan darah segar mengalir.

“Sakiiit…” erangku.

Agam menyodok lagi, kali ini penisnya sudah sepenuhnya masuk, aku mulai terbiasa, dan ia pun langsung menggenjot dan menyodok-nyodok. Aku mengerang nikmat.

“Ssshh… terusss… yaaa, akh! Akh! Nikmat, Gam! Teruuss… sayang, puasin gue… Akkkhh…”

Sementara pantat Agam masih bergoyang, cowok-cowok lain yang sudah telanjang bulat juga mulai berebutan menyodorkan penis mereka yang sudah tegang ke bibirku.

“Gue dulu ya, Lil… nih, lu karaoke,” ujar Rio sambil menyodokkan penisnya ke dalam mulutku.

Aku agak canggung dan kaget menerimanya, tapi kemudian aku mulai mengulumnya dan mempe-rmainkan lidahku menjelajahi barang Rio. Ia mendesah-desah keenakan sambil merem-melek. Sementara Ben masih menikmati buah dadaku, Adi nampaknya sudah mulai beranjak ke arah Stella yang dikerubuti dan digenjot juga sama sepertiku.

Bedanya, kulihat Stella sudah nungging, ala doggy style, penis Dana tengah menggenjot vaginanya dan toketnya yang menggantung sedang dilahap oleh Kiki, sementara mulutnya mengoral penis Yudi. Stella nampak amat menikm-atinya, dan cowok-cowok yang mengerumuninya pun demikian. Beberapa saat kemudian, kulihat Dana orgasme, dan kemudian Rio yang keenakan barangnya kuoral juga orgasme dalam mulutku, aku kewalahan dan hampir saja memuntahkan cairannya.

Mendadak, kurasakan vaginaku banjir, ternyata Agam sudah orgasme dan menembakkan sper-manya di dalam vaginaku, cowok itu terbaring lemas di sampingku, untuk beberapa menit, kukira ia tidur, tapi kemudian ia bangun dan menciumi pusarku dengan penuh nafsu. Kini, vaginaku suda-h diisi lagi dengan penis Beni. Penisnya lebih besar dan menggairahkan, sehingga membuat mata-ku terbelalak terpesona. Beni menyodokkan penisnya dengan pelan-pelan sebelum mulai mengg-enjotku, rasanya nikmat sekali seperti melayang.

Kedua kakiku menjepit pinggangnya dan bongka-han pantatku turut bergoyang penuh gairah. Kubiarkan tubuhku jadi milik mereka.

“Akkkhh…. ssshh… terus, teruuusss sayaaang… akh, nikmat, aaahhh…” erangku keenakan.

Tok-etku yang bergoyang-goyang langsung ditangkap oleh mulut dan tangan Rio. Ia memainkan puting susuku dan mencubit-cubitnya dengan gemas, aku semakin berkelojotan keenakan, dan meracau tidak jelas, “Akkkhh… teruuuss… entot gue, entooott gue teruuss! Gue milik luu… aakhh…!!”Cerita Sex Terbaru

“Iya sayyyaangg… gue entot lu sampe puasss…” sahut Ben sambil mencengkeram pantatku dan mempercepat goyangan penisnya.

Rio juga semakin lahap menikmati gunung kembarku, menjilat, menggigit, mencium, seolah ingin menelannya bulat-bulat, dan sebelum aku sempat meracau lagi, Agam telah mendaratkan bibirnya di bibirku, kami saling berpagutan penuh gairah, melilitkan lidah dengan sangat liar, dan klimaksnya saat gelombang kenikmatan melandaku sampai ke puncaknya.

“Aaakkhh…. gue mau…!” Belum selesai ucapanku, aku langsung orgasme.

Ben menyusul beber-apa saat kemudian, dan vaginaku benar-benar banjir. Tubuh Ben langsung jatuh dengan posisi penisnya masih dalam jepitan vaginaku, ia memeluk pinggangku dan menciumi pusarku dengan lemas. Sementara aku masih saja digerayangi oleh Agam yang tak peduli dengan keadaanku dan meminta untuk dioral, dan Rio yang menggosok-gosokkan penisnya di toketku dengan nikmat.

BAca Juga Cerita Seks Tetangga Kost yang Seksi

Beberapa saat kemudian, Agam pun orgasme lagi. Agam jatuh dengan posisi wajah tepat di sampingku, sementara Rio tanpa belas kasihan memasukkan penisnya ke vaginaku, dan mengge-njotku lagi sementara aku berciuman penuh gairah dengan Agam. Selang beberapa saat Rio org-asme dan jatuh menindihku dengan penis masih menancap, ia memelukku mesra sebelum kemud-ian tertidur. Aku sempat mendengar erangan nikmat dari arah Stella, sebelum akhirnya benar-benar tertidur kecapekan, membiarkan Beni dan Agam yang masih menciumi sekujur tubuhku.

Selama tiga hari kami disana, kami selalu melakukannya setiap ada kesempatan. Sudah tak ter-hitung lagi berapa kali penis mereka mencumbu vaginaku, namun aku menikmati itu semua. Bahk-an, bila tak ada yang melihat, aku dan Stella masih sering bermesraan dengan salah satu dari mereka, seperti saat aku berpapasan dengan Agam di tempat sepi, aku duduk di pangkuannya sementara tangannya menggerayangi dadaku, dan bibirnya berciuman dengan bibirku, dan penis-nya menusuk-nusukku dari bawah.

Sungguh pengalaman yang mendebarkan dan penuh nikmat—tubuhku ini telah digauli dan dimiliki beramai-ramai, namun aku malah ketagihan.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Binalnya Istriku

Cerita Sex Terbaru Binalnya Istriku

Cerita Sex Terbaru | Setelah terbang selama 7 minggu yang mana terbang kesana kesini dari pulau jawa, kalimantan dan
sulawesi untuk urusan bisnis kayu dan hasil bumi lainnya, aku ingin leksas pergi kerumah karena memang
ingin rileks dan bertemu sang istriku yang kusayan, malamnya pukul 8 aku sudah mendarat di bandara
kotaku, langsung aku pergi naik taksi untuk menuju kerumahku.

Lalu lintas tidak macet karena ini hari Minggu. Dari luar ruang tamu nampak terang disinari lampu,
berarti isteriku ada di rumah. Di rumah kami tinggal 4 orang saja. Aku yang berusia 38, isteriku 31,
pembantu laki-laki 52, dan pembantu wanita 44.

Oh ya, setelah 9 tahun menikah kami belum dikarunia anak. Jadi semakin menjadi-jadilah diriku
menghabiskan waktu mengurus bisnis karena belum ada urusan lain yang memerlukan perhatianku. Syukurlah
selama ini bisnisku lancar-lancar saja demikian pula perkawinan kami.

Ketika hendak kupencet bel kuurungkan siapa tahu pintu tidak dikunci. Tadi gerbang depan dibukakan
oleh pembantu wanitaku karena kebetulan dia pas lagi mau keluar untuk membuang sampah.

Setelahnya dia kembali ke kamarnya yang terletak di samping kiri bangunan utama. Pembantu-pembantuku
kubuatkan kamar di luar. Ukuran rumahku cukup besar dengan masih ditambah tanah yang lumayan luas yang
kubuat menjadi taman hampir mengelilingi bangunan rumah kecuali sisi kiri karena kepotong kamar-kamar
pembantu dan jalan samping. Dari gerbang depan ke pintu kira-kira mencapai 25 meter.

Benar, pintu tidak dikunci dan aku masuk dengan senyap demi membikin isteriku kaget. Aku suka sekali
dengan permainan kaget-kagetan begini. Biasanya isteriku suka terpekik lalu menghambur ke pelukanku
dan dibarengi dengan ciuman bertubi-tubi. Itulah santapan rohaniku.

Dan itu sering terjadi karena aku sering bepergian dalam waktu lama pula, rekorku pernah sampai 3
bulan baru pulang. Pada awal perkawinan kami tidaklah demikian, namun 5 tahun belakangan ini yah
begitulah. Dampaknya adalah kehidupan seks kami mulai menurun drastis frekuensinya maupun kualitasnya.

Kali ini aku menangkap suasana lain. Memang biasanya sebelum pulang aku memberitahukan isteriku bahwa
dalam 2 sampai 5 hari bakal pulang. Sengaja kali ini aku tidak memberitahu agar lebih dahsyat
pekikan-pekikan kangen isteriku itu.

Di ruang tamu TV menyala agak keras. Lalu aku menuju dapur mengendap-endap siapa tahu isteriku di sana
dan sekalian mau mengambil air putih. Tidak ada. Ah mungkin lagi tidur barangkali di kamar pikirku.
Kuletakkan tas koperku di atas meja makan lalu aku mengambil sebotol air dingin di kulkas.

Kuletakkan pantatku di atas kursi sambil minum. Kuambil sebatang rokok lalu kunyalakan. Ada sekitar 5
menit kunikmati asap-asap racun itu sebelum akhirnya kuputuskan untuk naik ke lantai 2 di mana kamar
tidur kami berada.

Pelan-pelan kunaiki tangga. Pelan sekali kubuka pintu, namun hanya seukuran setengah kepala. Aku ingin
mengintip kegiatan isteriku di kamar spesial kami. Apakah lagi lelap dengan pose yang aduhai. Ataukah
lagi mematut diri di cermin. Ataukah lagi.. Upss!! Berdebar jantungku.

Dalam keremangan lampu kamar (kamar lampuku bisa disetel tingkat keterangannya sedemikian rupa)
kulihat ada 2 manusia. Jelas salah satu sosoknya adalah isteriku, mana mungkin aku pangling. Dia lagi
mengangkangi seseorang.

Posisi kepalanya nampak seperti di sekitar kemaluan lawannya. Perasaanku mulai dilanda kekacauan.
Sulit kudefinisikan. Marah. Kaget. Bingung. Bahkan penasaran. Apa yang sedang berlangsung di depan
mataku ini? Kepala isteriku nampak naik turun dengan teratur dengan ditingkahi suara-suara lenguhan
tertahan seorang pria yang menjemput kenikmatan seksual.

Mungkin saking asiknya mereka berolah asmara terkuaknya pintu tidak mereka sadari.

Tiba-tiba perasaan aneh menjalari diriku. Darahku berdesir pelan dan makin kencang. Rasa penasaranku
sudah mulai dicampuraduki dengan gairah kelelakianku yang membangkit. Ini lebih dahsyat ketimbang
menonton film-film bokep terpanas sekalipun.

Kesadaran diriku juga lenyap entah kemana bahwa yang di depan mataku adalah isteriku dengan pria yang
pasti bukan diriku. Sekarang aku lebih ingin menyaksikan adegan ini sampai tuntas. Kont0lku mulai
mengejang.Cerita Sex Terbaru

Posisi mereka mulai berbalik. Isteriku mengambil posisi di bawah sementara lawannya ganti di atasnya.
Persis sama seperti tadi hanya saja sekarang kelihatannya mem3k isteriku yang dijadikan sasaran. Aku
semakin ngaceng.

“Ohh.. Sshh…” suara desisan isteriku berulang-ulang.

Telaten sekali si pria (aku sudah menangkap sosok lawannya dengan jelas adalah pria) sehingga isteriku
mulai bergerak meliuk-liuk dan menengadahkan kepalanya berkali-kali.

“Uuhh.. Eehhss.. Teruss jilatthh.. Pak Minnh.. Ahh.. Uffh..”.

Plong rasa dadaku demi akhirnya menemukan identitas sang pelaku pria. Mr. Yoyok pembantu priaku yang
tua itu. Wah.. Wah.. Pantesan tadi aku agak mengenali sosoknya. Belum sempat aku banyak berpikir
kesadaranku disedot kembali oleh suara-suara kesetanan isteriku dari hasil kerja persetubuhan itu.

“Yyaahh.. Teruss.. Teruss.. Aahh.. Tusukk.. Tuussuukkhin liidaahhmu Pak.. Yaahh beegittu.. Oohh..”

Semakin binal kepala isteriku tergolek sana sini. Nampaknya dia sudah berada di awang-awang
kenikmatan. Aku juga semakin dilanda gairah sehingga tanpa sadar tanganku mulai meremas-remas burungku
sendiri.

“Ahh…”

Ah isteriku akhirnya jebol juga. Aku tahu itu. Tapi nampaknya Pak Yoyok masih meneruskan aktivitasnya.
Sebentar kemudian kaki isteriku diangkatnya ke kedua bahunya yang bidang dan kekar itu (meskipun sudah
tua tapi tubuh pembantuku masih gagah akibat pekerjaannya yang secara fisik membutuhkan kekuatan).

Dimainkan jari-jarinya di liang mem3k isteriku. Lenguhan-lenguhan isteriku kembali terdengar. Semakin
kencang kocokan jari Pak Yoyok pada mem3k isteriku. Dengan menggelinjang mengangkat-ngangkat paha
isteriku kembali dibuat mabuk kepayang.

Akhirnya kulihat batang kemaluan Mr. Yoyok sudah diarahkan ke lobang kemaluan isteriku. Busseett gede
juga nih punya si tua bangka. Semakin menggelegak gairahku ketika membayangkan bagaimana mem3k
isteriku akan dihujami oleh benda sebesar itu.

Bless. Masuk. Gleg ludahku tertelan. “Oohh.. Eyaahh.. Eenaakk.. Paakk..”.

Pelan-pelan dipompanya mem3k isteriku dengan godam si Mr. Yoyok. Mulai menggila kembali goyangan
pantat isteriku melayani rangsekan-rangsekan si batang besar itu.

“Geennjoott.. Yaahh.. Genjoott.. Oohh.. Ennakk Banngeett.. Oohh..”

Aku menyaksikkan tubuh isteriku terhentak-hentak naik turun akibat sodokan-sodokan yang bertenaga itu.

Tangan Mr. Yoyok tak tinggal diam menyenggamai buah dada isteriku yang telah menjulang tegak. Wuuhh
gila, dahsyat sekali pemandangan yang kusaksikan ini. Setelah hampir 10 menit diangkatlah tubuh
isteriku dan dibalikkannya menjadi posisi menungging.

Gaya ****** rupanya dikenal juga oleh Si Tua ini. Kembali liang mem3k isteriku dihunjam dari arah
belakang. Konsistensi gerakan ****** yang maju mundur itu beserta lenguhan-lenguhan isteriku semakin
mengobarkan hasratku.

“Ahh.. Aahh.. Ssooddooghh.. Kuaatt.. Kuat.. Paakkhh, oohh.. Giillaa..”

Pompaan Mr. Yoyok semakin lama dibuat semakin bertenaga dan semakin cepat. “Oo hh.. Yaa.. Beggiittuu..
Teruss.. Paakkhh..”

Kupikir bakalan selesai eh ternyata isteriku sekarang disuruh berdiri, Mr. Yoyok menyetubuhinya sambil
berdiri. Tanpa sadar aku menoleh ke lantai bawah ternyata si Pembantu Wanita memergokiku sedang
mengintip. Karena jengah atau bagaimana Mrs. Yoyok merona mukanya lalu menyingkir ke belakang dengan
tergesa. Pembantuku adalah suami isteri.

“Yaahh.. Terruuss.. Mauuhh.. Keelluaarr.. Nihh Paakkh..”

“Aku sebentar laggii.. Juuggaa.. Ibbuu..”

“Baarrenng.. Yaahh.. Paakkh.. Ohh.. Ohh.. Yaahh.. Uuddaahh”

Sambil mengejang-ngejang keduanya melepas energi terakhir dan terbesar yang disertai ledakan
kenikmatan luar biasa. Mr. Yoyok akhirnya jebol juga pertahanannya. Begitu adegan selesai aku dengan
perlahan sekali menutup pintunya.

Kuturuni perlahan tangga menuju dapur kembali. Celanaku masih padat mnggembung tak terkira. Aku
senewen ingin menuntaskan hasratku.Cerita Sex Terbaru

Ketika sampai dapur kulihat Mrs. Yoyok sedang duduk termangu. Kami saling menatap dalam keadaan
bingung dan resah. Kudekati dia ketika mulai terisak-isak meneteskan air mata, ingin kutenangkan
hatinya. Mungkin kejadian tadi telah berulang kali berlangsung selama aku tidak di rumah.

“Sudah sering kejadianya Mbok?” tanyaku. Dia mengangguk.

“Maafkan isteriku yah”

Entah kenapa tiba-tiba mata kami bertatapan kembali. Selama ini dia tidak berani menatapku. Kali ini
mungkin dia sedang kesepian dan masygul hatinya.

“Ayo ke kamarmu Mbok.”

Hasratku masih tinggi dan harus dituntaskan. Kami saat ini sedang masuk dalam situasi kejiwaan yang
membutuhkan pertolongan satu sama lain. Plus gairah buatku. Ketika sampai kamarnya yang agak sempit
itu, kusuruh dia duduk di ranjang.

Kupegang tangannya dan kuelus. Sosok wanita ini sebenarnya tidak terlalu buruk. Kulit terang meskipun
tidak semulus isteriku tapi lumayan bersih. Tinggi sedang dan hebatnya perut tidak terlalu melambung.
Tetek cukup besar setelah kusadari saat ini. Dia selalu memakai kebaya dan kain.

Kepalanya ditimpakan di dadaku. Meskipun dia lebih tua dari aku namun dalam kondisi begini dia
memerlukan kekuatan dari dada laki-laki. Kubiarkan meskipun dibarengi aroma bumbu dapur. Tapi tidak
terlalu menyengat.

Rambutnya otomatis megenai hidungku. Bau minyak rambut Pomade menyergap hidungku. Kucium-kucium dan
kuendus-kuendus. Kujalari menuju ke telinga. Diam saja. Ke lehernya. Malah terdengar ketawa kegelian.

Mulai kuusap lengannya. Semakin erat dia mendesakkan tubuhnya ke diriku. Sambil mengusap lengan
kanannya naik turun sengaja kurenggangkan jariku sehingga menyentuh tipis teteknya. Terus kuulang
sampai akhirnya kepalanya mulai bergoyang.

Lalu kuelus langsung teteknya. Gemas aku. Dia mulai mendesah. Kuremas-remas lembut. Mulai melenguh.
Kubaringkan. Menurut saja. Kubuka bagian dada dari kebayanya. Memang besar miliknya. Kuning agak pucat
warnanya. Kuhisap-hisap. Menegak-negak kepalanya.

“Ehhmm.. Eehhf..”

Kusingkap kainnya dan kuelus pahanya.

“Ehh.. Ehhshs..”

Kuselusupkan tanganku jauh menuju pangkal pahanya. Kuusap-usap gundukannya. “Ehhss.. Ehhss.. Oohh…”
tergolek kanan kiri kepalanya.

Kutindih dia dengan mengangkangkan kakinya. Mulai kuselusuri dari tetek sampai leher kanan kiri dengan
lidahku.

“Oohh.. Paakk.. Oohh..”

Kurenggut bibirnya yang tebal dengan bibirku. Kumasukkan lidahku menjangkau lidahnya. Pada mulanya
pasif. Lalu dia mulai mengerti dan kami saling beradu lidah dan ludah. Berkecipak suara kuluman kami.
Kutekan-tekan bagian bawah diriku sehingga tonjolan burungku menggesek wilayah mem3knya. Mengerinjal
pantatnya.

“Esshh.. Ehhss.. Oohh…” desahnya berulang-ulang.

Kami berdiri untuk melepas baju masing-masing setelah kubisikkan keinginanku. Kuamati dari ujung
rambut sampai kaki. Keteknya dibiarkan berbulu, ah sensasional sekali. Baru kali ini kulihat wanita
membiarkan keteknya berbulu. Isteriku licin sekali. Jembut mememknya lebat sekali dan cenderung tidak
rapi. Luar biasa. Karena hasratku yang sudah tinggi sejak tadi langsung kugumul Dia dan menjatuhkannya
di ranjang.

Kujilati kembali mulai dari kening, leher, pipi, tetek, ketek (di sini aku berlama-lama karena
penasaran sekali dengan rasa bulunya), perut dan mem3knya. Kumainkan lidahku memutari labia mayoranya.

“Oohh.. Paakk.. Ohh..”

Dipegangi kepalaku dan ditekan-tekannya sesuai keinginannya. Kumasuki klitorisnya dengan lidahku. Aku
tidak jijik kali ini. Hasratku yang menggila telah mengalahkan kebiasaanku selama ini.

“Esshh.. Ahhss.. Esshh.. Oohh.. Mmass..”

Dia memanggilku Mas berarti kesadarannya mulai kaca balau. Kuremas pantatnya sebelum akhirnya
kujebloskan kont0lku ke mem3knya yang telah banjir bandang itu. Kupompa maju mundur tanpa tergesa.
Yang penting bertenaga dan merangsek ke dalam.

Menggeliat-geliat kayak cacing kepanasan si Mrs. Yoyok ini. Semakin dikangkangkan pahanya. Kupegang
ujung telapak kakinya sambil aku terus menyodokinya.

“Yaahh.. Teruss.. Yangg dalaam .. Masshh.. Ohh.. Ennaakk banngeetts.. Shh.”

Kubaringkin miring lalu kulipat kaki kanannya ke depan dan kuhujami mem3knya dari belakang. Kami
bersetubuh dalam posisi berbaring miring (kebayangkan?). Kuubah posisi menjadi dog-style. Namun dia
telungkup sehingga tingkat penetrasinya lebih maksimal.

Benturan-benturan dengan pantatnya yang bulat membuatku gemas. Kugenjot sedalam-dalamnya mem3knya yang
rimbun itu.

“Yaahhss.. Ehhssh.. Oohhs…” begitu terus erangnya sambil membeliak-beliak.

Baca Juga Cerita Sex Ibu Lily

Akhirnya setelah 23 menit kami menegang bersama dan mencurahkan cairan masing-masing berleleran di
dalam mem3knya. Cairan miliknya sampai tumpah ruang merembes keluar mem3knya, punyaku juga demikian
saking tidak tertampungya semprotan maniku.

Kubiarkan kont0lku masih terbenam sambil aku tetap menindihnya. Aku jilatin lagi leher dan pipinya
sampai kont0lku sudah lemas tak berdaya. Tanganku masih aktif bergerilya mengusapi buah kembarnya yang
masih mengencang. Kujilat-jilat dan kuhisap-hisap. Keringat kami campur aduk membanjiri spreinya yang
sudah agak kusam itu.

Sejak saat itu bila aku pulang dari bepergian maka aku mengunjungi Mrs. Yoyok terlebih dahulu untuk
bersetubuh di kamarnya baru masuk rumah setelah maniku terhambur ke mem3knya yang mudah basah itu.
Malah boleh dikata sudah tidak pernah lagi menggauli isteriku sendiri.

Suatu kali Mr. Yoyok memergokinya ketika mau ambil rokok, namun aku cuek saja kepalang lagi hot, tapi
dia mafhum saja. Toh ibaratnya kami seperti tukar pasangan. Pernah terbersit di kepalaku untuk
melakukan sex party berempat. Tapi gagasan itu belum terlaksana, karena aku masih merasa risih kalau
rame-rame begitu.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Tunangan Sahabat

Cerita Sex Terbaru | Kenalin namaku Antok aku tinggal di kota Bandung kejadian ini terjadi kira kira 1 tahun kemarin dimana
tunangan temanku Bayu yang bernama Indi, sungguh tak menyangka aku bisa menikmati tubuh tunangan
temanku itu.

Cerita Sex Terbaru Tunangan Sahabat

Saat itu Bayu yang sibuk mengurusi bisnisnya diharuskan ke luar kota, kebetulan Bayu itu punya adik
yang bernama Deni dia juga teman maenku, waktu pas malam minggu kebetulan aku ada rencana keluar.

Langsung saja aku tancap motorku dan saat di perjalanan handphonku berbunyi ternyata Deni ini mau
pinjam motorku untuk menjemput temannya yang menunggunya di alun alun , yaudah aku samperin dia
sebentar.

Dia juga bilang nitip sebentar tunangan kakaknya, karena di rumah lagi tidak ada siapa-siapa. Aku
tidak bisa menolak, lagi pula aku ingin tahu tunangan temanku itu seperti bagaimana rupanya.

Tidak lama kemudian Deni datang, karena rumahnya memang tidak begitu jauh dari rumahku dan langsung
menuju ke kamarku.

“Hei Ntok..! Aku langsung pergi nih.. mana kuncinya..?” kata Deni.

“Tuh.., di atas meja belajar.” kataku, padahal dalam hati aku kesal juga bisa batal deh acaraku.

“Oh ya Ntok.., kenalin nih tunangan kakakku. Aku nitip sebentar ya, soalnya tadi di rumah nggak ada
siapa-siapa, jadinya aku ajak dulu kesini. Bentar kok Ntok.., ” kata Deni sambil tertawa kecil.

“Antok.., ” kataku sambil menyodorkan tanganku.

“Indi.., ” katanya sambil tersenyum.

“Busyeett..! Senyumannya..!” kataku dalam hati.

Jantungku langsung berdebar-debar ketika berjabatan tangan dengannya. Bibirnya sensual sekali,
kulitnya putih, payudaranya lumayan besar, matanya, hidungnya, pokoknya, wahh..! Akibatnya pikiran
kotorku mulai keluar.

“Heh..! Kok malah bengong Ntok..!” kata Deni sambil menepuk pundakku.

“Eh.. oh.. kenapa Den..?” kaget juga aku.

“Ntok, aku pergi dulu ya..! Ooh ya Ndi.., kalo si Antok macem-macem, teriak aja..!” ucap Deni sambil
langsung pergi. Indi hanya tersenyum saja.

“Sialan lu Den..!” gerutuku dalam hati.

Seperginya Deni, aku jadi seperti orang bingung saja, serba salah dan aku tidak tahu apa yang harus
kulakukan. Memang pada dasarnya aku ini sifatnya agak pemalu, tapi kupaksakan juga akhirnya.
“Mo minum apa Ndi..?” kataku melepas rasa maluku.

“Apa aja deh Ntok. Asal jangan ngasih racun.” katanya sambil tersenyum.
“Bisa juga bercanda nih cewek, aku kasih obat perangsang baru tau..!” kataku dalam hati sambil pergi
untuk mengambil beberapa minuman kaleng di dalam kulkas.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Akhirnya kami mengobrol tidak menentu, sampai dia menceritakan kalau dia lagi kesal sekali sama Bayu
tunangannya itu, pasalnya dia itu sama sekali tidak tahu kalau Bayu pergi keluar kota. Sudah jauh-jauh
datang ke Bandung, nyatanya orang yang dituju lagi pergi, padahal sebelumnya Bayu bilang bahwa dia
tidak akan kemana-mana.

“Udah deh Ndi.., mungkin rencananya itu diluar dugaan.., jadi Kamu harus ngerti dong..!” kataku sok
bijaksana.

“Kalo sekali sih nggak apa Ntok, tapi ini udah yang keberapa kalinya, Aku kadang suka curiga, jangan-
jangan Dia punya cewek lain..!” ucap Indi dengan nada kesal.

“Heh.., jangan nuduh dulu Ndi, siapa tau dugaan Kamu salah, ” kataku.

“Tau ah.., jadi bingung Aku Ntok, udah deh, nggak usah ngomongin Dia lagi..!” potong Indi.

“Terus mau ngomong apa nih..?” kataku polos. Indi tersenyum mendengar ucapanku.

“Kamu udah punya pacar Ntok..?” tanya Indi.

“Eh, belom.. nggak laku Ndi.. mana ada yang mau sama Aku..?” jawabku sBayukit berbohong.

“Ah bohong Kamu Ntok..!” ucap Indi sambil mencubit lenganku.

Seerr..! Tiba- tiba aliran darahku seperti melaju dengan cepat, otomatis adikku berdiri perlahan-
lahan, aku jadi salah tingkah.

Sepertinya si Indi melihat perubahan yang terjadi pada diriku, aku langsung pura-pura mau mengambil
minum lagi, karena memang minumanku sudah habis, tetapi dia langsung menarik tanganku.

“Ada apa Ndi..? Minumannya sudah habis juga..?” kataku pura-pura bodoh.

“Ntok, Kamu mau nolongin Aku..?” ucap Indi seperti memelas.

“Iyaa.., ada apa Ndi..?” jawabku.

“Aku.., Aku.. pengen bercinta Ntok..?” pinta Indi.

“Hah..!” kaget juga aku mendengarnya, bagai petir di siang hari, bayangkan saja, baru juga satu jam
yang lalu kami berkenalan, tetapi dia sudah mengucapkan hal seperti itu kepadaku.

“Ka.., Kamu..?” ujarku terbata-bata. Belum juga kusempat meneruskan kata- kataku, telunjuknya langsung
ditempelkan ke bibirku, kemudian dia membelai pipiku, kemudian dengan lembut dia juga mencium bibirku.

Aku hanya bisa diam saja mendapat perlakuan seperti itu. Walaupun ini mungkin bukan yang pertama
kalinya bagiku, namun kalau yang seperti ini aku baru yang pertama kalinya merasakan dengan orang yang
baru kukenal.

Begitu lembut dia mencium bibirku, kemudian dia berbisik kepadaku,

“Aku pengen bercinta sama Kamu, Ntok..!

Puasin Aku Ntok..!”

Lalu dia mulai mencium telinganku, kemudian leherku,Cerita Sex Terbaru

“Aahh..!” aku mendesah.

Mendapat perlakuan seperti itu, gejolakku akhirnya bangkit juga. Begitu lembut sekali dia mencium
sekitar leherku, kemudian dia kembali mencium bibirku, dijulurkan lidahnya menjalari rongga mulutku.
Akhirnya ciumannya kubalas juga, gelombang nafasnya mulai tidak beraturan.

Cukup lama juga kami berciuman, kemudian kulepaskan ciumannya, kemudian kujilat telinganya, dan
menelusuri lehernya yang putih bak pualam.

Ia mendesah kenikmatan,

“Aahh Ntok..!”

Mendengar desahannya, aku semakin bernafsu, tanganku mulai menjalar ke belakang, ke dalam t- shirt-
nya. Kemudian kuarahkan menuju ke pengait BH-nya, dengan sekali sentakan, pengait itu terlepas.

Kemudian aku mencium bibirnya lagi, kali ini ciumannya sudah mulai agak beringas, mungkin karena nafsu
yang sudah mencapai ubun- ubun, lidahku disedotnya sampai terasa sakit, tetapi sakitnya sakit nikmat.

“Ntok.., buka dong bajunya..!” katanya manja.

“Bukain dong Ndi.., ” kataku.

Sambil menciumiku, Indi membuka satu persatu kancing kemeja, kemudian kaos dalamku, kemudian dia
lemparkan ke samping tempat tidur.

Dia langsung mencium leherku, terus ke arah puting susuku. Aku hanya bisa mendesah karena nikmatnya,

“Akhh.., Ndi.”

Kemudian Indi mulai membuka sabukku dan celanaku dibukanya juga. Akhirnya tinggal celana dalam saja.
Dia tersenyum ketika melihat kepala kemaluanku off set alias menyembul ke atas.

Indi melihat wajahku sebentar, kemudian dia cium kepala kemaluanku yang menyembul keluar itu.
Dengan perlahan dia turunkan celana dalamku, kemudian dia lemparkan seenaknya.

Dengan penuh nafsu dia mulai menjilati cairang bening yang keluar dari kemaluanku, rasanya nikmat
sekali.

Setelah puas menjilati, kemudian dia mulai memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya.
“Okhh.. nikmat sekali, ” kataku dalam hati,

sepertinya kemaluanku terasa disedot-sedot. Indi sangat menikmatinya, sekali- sekali dia gigit
kemaluanku.

“Auwww.., sakit dong Ndi..!” kataku sambil agak meringis.

Indi seperti tidak mendengar ucapanku, dia masih tetap saja memaju- mundurkan kepalanya.
Mendapat perlakuannya, akhirnya aku tidak kuat juga, aku sudah tidak kuat lagi menahannya,
“Ndi, Aku mau keluar.. akhh..!”

Indi cuek saja, dia malah menyedot batang kemaluanku lebih keras lagi, hingga akhirnya, “Croott..
croott..!” Aku menyemburkan lahar panasku ke dalam mulut Indi.

Dia menelan semua cairan spermaku, terasa agak ngilu juga tetapi nikmat. Setelah cairannya benar-benar
bersih, Indi kemudian berdiri, kemudian dia membuka semua pakaiannya sendiri, sampai akhirnya dia
telanjang bulat. Kemudian dia menghampiriku, menciumi bibirku.

“Puasin Aku Ntok..!” katanya sambil memeluk tubuhku, kemudian dia menuju tempat tidur.
Sampai disana dia tidur telentang. Aku lalu mendekatinya, kutindih tubuhnya yang elok, kuciumi
bibirnya, kemudian kujilati belakang telinga kirinya.

Dia mendesah keenakan, “Aahh..!”

Mendengar desahannya, aku tambah bernafsu, kemudian lidahku mulai menjalar ke payudaranya. Kujilati
putingnya yang sebelah kiri, sedangkan tangan kananku meremas payudaranya yang sebelah kiri, sambil
kadang kupelintir putingnya.

“Okkhh..! Antok sayang, terus Ntok..! Okhh..!” desahnya mulai tidak menentu.

Puas dengan bukit kembarnya, badanku kugeser, kemudian kujilati pusarnya, jilatanku makin turun ke
bawah. Kujilati sekitar pangkal pahanya, Indi mulai melenguh hebat, tangan kananku mulai mengelus
bukit kemaluannya, lalu kumasukkan, mencari sesuatu yang mungkin kata orang itu adalah klitoris.Cerita Sex Terbaru

Indi semakin melenguh hebat, dia menggelinjang bak ikan yang kehabisan air. Kemudian aku mulai
menjilati bibir kemaluannya, kukuakkan sBayukit bibir kemaluannya, terlihat jelas sekali apa yang
namanya klitoris, dengan agak sBayukit menahan nafas, kusedot klitorisnya.

“Aakkhh.. Ntok.., ” Indi menjerit agak keras, rupanya dia sudah orgasme, karena aku merasakan cairan
yang menyemprot hidungku, kaget juga aku. Mungkin ini pengalaman pertamaku menjilati kemaluan wanita,
karena sebelumnya aku tidak pernah.

Aku masih saja menjilati dan menyedot klitorisnya.

“Ntok..! Masukin Ntok..! Masukin..!” pinta dia dengan wajah memerah menahan nafsu.
Aku yang dari tadi memang sudah menahan nafsu, lalu bangkit dan mengarahkan senjataku ke mulut
kemaluannya, kugesek-gesekkan dulu di sekitar bibir kemaluannya.

“Udah dong Ntok..! Cepet masukin..!” katanya manja.

“Hmm.., rupanya ni cewek nggak sabaran banget.” kataku dalam hati.

Kemudian kutarik tubuhnya ke bawah, sehingga kakinya menjuntai ke lantai, terlihat kemaluannya yang
menyembul. Pahanya kulebarkan sBayukit, kemudian kuarahkan kemaluanku ke arah liang senggama yang
merah merekah.

Perlahan tapi pasti kudorong tubuhku. “Bless..!” akhirnya kemaluanku terbenam di dalam liang kemaluan
Indri.

“Aaakkhh Ntok..!” desah Indi.

Kaget juga dia karena sentakan kemaluanku yang langsung menerobos kemaluan Indi. Aku mulai mengerakkan
tubuhku, makin lama makin cepat, kadang- kadang sambil meremas- remas kedua bukit kembarnya. Kemudian
kubungkukkan badanku, lalu kuhisap puting susunya.

“Aakkhh.., teruss.., Sayangg..! Teruss..!” erang Indi sambil tangannya memegang kedua pipiku.
Aku masih saja menggejot tubuhku, tiba- tiba tubuh Indi mengejang,

“Aaakkhh.. Eriicckk..!” Ternyata Indi sudah mencapai puncaknya duluan.

“Aku udah keluar duluan Sayang..!” kata Indi.

“Aku masih lama Ndi.., ” kataku sambil masih menggenjot tubuhku.

Kemudian kuangkat tubuh Indi ke tengah tempat tidur, secara spontan, kaki Indi melingkar di
pinggangku. Aku menggenjot tubuhku, diikuti goyangan pantat Indi.

“Aakkhh Ndi.., punya Kamu enak sekali.” kataku memuji, Indi hanya tersenyum saja.

Aku juga heran, kenapa aku bisa lama juga keluarnya. Tubuh kami berdua sudah basah oleh keringat, kami
masih mengayuh bersama menuju puncak kenikmatan. Akhirnya aku tidak kuat juga menahan kenikmatan ini.

Baca Juga Cerita Seks Duda Yang Perkasa

“Aahh Ndi.., Aku hampir keluar.., ” kataku agak terbata-bata.

“Aku juga Ntok..! Kita keluarin sama- sama ya Sayang..!” kata Indi sambil menggoyang pantatnya yang
bahenol itu.

Goyangan pantat Indi semakin liar. Aku pun tidak kalah sama halnya dengan Indi, frekuensi genjotanku
makin kupercepat, sampai pada akhirnya,

“Aaakkhh.., Ericckk..!” jerit Indi sambil menancapkan kukunya ke pundakku.

“Aakhh, Indii.., Aku sayang Kamuu..!” erangku sambil mendekap tubuh Indi.

Kami terdiam beberap saat, dengan nafas yang tersenggal-senggal seperti pelari marathon.
“Kamu hebat sekali Ntok..!” puji Indi.

“Kamu juga Ndi..!” pujiku juga setelah agak lama kami berpelukan.

Kemudian kami cepat-cepat memakai pakain kami kembali karena takut adik tunangannya Indi keburu
datang. .- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Desahan Kenikmatan

Cerita Sex Terbaru | Kali ini aku yang berprofesi sebagai bisnismen kayu hasil bumi aku sering terbang antar daerah untuk
mencari relations dari pulau jawa maupun ke Pulau Kalimantan dan Sulawesi selama 7 minggu untuk urusan
bisnisku. Tubuhku terasa letih dan stress yang luar biasa aku sungguh ingin bertemu dengan istriku.
Dari luar ruang tamu nampak terang disinari lampu, berarti isteriku ada di rumah. Di rumah kami
tinggal 4 orang saja. Aku yang berusia 38, isteriku 31, pembantu laki-laki 52, dan pembantu wanita 44.

Cerita Sex Terbaru Desahan Kenikmatan

Oh ya, setelah 9 tahun menikah kami belum dikarunia anak. Jadi semakin menjadi-jadilah diriku
menghabiskan waktu mengurus bisnis karena belum ada urusan lain yang memerlukan perhatianku. Syukurlah
selama ini bisnisku lancar-lancar saja demikian pula perkawinan kami.

Ketika hendak kupencet bel kuurungkan siapa tahu pintu tidak dikunci. Tadi gerbang depan dibukakan
oleh pembantu wanitaku karena kebetulan dia pas lagi mau keluar untuk membuang sampah.

Setelahnya dia kembali ke kamarnya yang terletak di samping kiri bangunan utama. Pembantu-pembantuku
kubuatkan kamar di luar. Ukuran rumahku cukup besar dengan masih ditambah tanah yang lumayan luas yang
kubuat menjadi taman hampir mengelilingi bangunan rumah kecuali sisi kiri karena kepotong kamar-kamar
pembantu dan jalan samping. Dari gerbang depan ke pintu kira-kira mencapai 25 meter.

Benar, pintu tidak dikunci dan aku masuk dengan senyap demi membikin isteriku kaget. Aku suka sekali
dengan permainan kaget-kagetan begini. Biasanya isteriku suka terpekik lalu menghambur ke pelukanku
dan dibarengi dengan ciuman bertubi-tubi.

Itulah santapan rohaniku. Dan itu sering terjadi karena aku sering bepergian dalam waktu lama pula,
rekorku pernah sampai 3 bulan baru pulang. Pada awal perkawinan kami tidaklah demikian, namun 5 tahun
belakangan ini yah begitulah. Dampaknya adalah kehidupan seks kami mulai menurun drastis frekuensinya
maupun kualitasnya.

Kali ini aku menangkap suasana lain. Memang biasanya sebelum pulang aku memberitahukan isteriku bahwa
dalam 2 sampai 5 hari bakal pulang. Sengaja kali ini aku tidak memberitahu agar lebih dahsyat
pekikan-pekikan kangen isteriku itu.

Di ruang tamu TV menyala agak keras. Lalu aku menuju dapur mengendap-endap siapa tahu isteriku di sana
dan sekalian mau mengambil air putih. Tidak ada. Ah mungkin lagi tidur barangkali di kamar pikirku.

Kuletakkan tas koperku di atas meja makan lalu aku mengambil sebotol air dingin di kulkas. Kuletakkan
pantatku di atas kursi sambil minum. Kuambil sebatang rokok lalu kunyalakan. Ada sekitar 5 menit
kunikmati asap-asap racun itu sebelum akhirnya kuputuskan untuk naik ke lantai 2 di mana kamar tidur
kami berada.

Pelan-pelan kunaiki tangga. Pelan sekali kubuka pintu, namun hanya seukuran setengah kepala. Aku ingin
mengintip kegiatan isteriku di kamar spesial kami. Apakah lagi lelap dengan pose yang aduhai. Ataukah
lagi mematut diri di cermin. Ataukah lagi.. Upss!! Berdebar jantungku.

Dalam keremangan lampu kamar (kamar lampuku bisa disetel tingkat keterangannya sedemikian rupa)
kulihat ada 2 manusia. Jelas salah satu sosoknya adalah isteriku, mana mungkin aku pangling. Dia lagi
mengangkangi seseorang.

Posisi kepalanya nampak seperti di sekitar kemaluan lawannya. Perasaanku mulai dilanda kekacauan.
Sulit kudefinisikan. Marah. Kaget. Bingung. Bahkan penasaran.

Apa yang sedang berlangsung di depan mataku ini? Kepala isteriku nampak naik turun dengan teratur
dengan ditingkahi suara-suara lenguhan tertahan seorang pria yang menjemput kenikmatan seksual.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Mungkin saking asiknya mereka berolah asmara terkuaknya pintu tidak mereka sadari.
Tiba-tiba perasaan aneh menjalari diriku. Darahku berdesir pelan dan makin kencang. Rasa penasaranku
sudah mulai dicampuraduki dengan gairah kelelakianku yang membangkit.

Ini lebih dahsyat ketimbang menonton film-film bokep terpanas sekalipun. Kesadaran diriku juga lenyap
entah kemana bahwa yang di depan mataku adalah isteriku dengan pria yang pasti bukan diriku.

Sekarang aku lebih ingin menyaksikan adegan ini sampai tuntas. Kontolku mulai mengejang. Posisi mereka
mulai berbalik. Isteriku mengambil posisi di bawah sementara lawannya ganti di atasnya. Persis sama
seperti tadi hanya saja sekarang kelihatannya memek isteriku yang dijadikan sasaran. Aku semakin
ngaceng.

“Ohh.. Sshh…” suara desisan isteriku berulang-ulang.

Telaten sekali si pria (aku sudah menangkap sosok lawannya dengan jelas adalah pria) sehingga isteriku
mulai bergerak meliuk-liuk dan menengadahkan kepalanya berkali-kali.

“Uuhh.. Eehhss.. Teruss jilatthh.. Pak Minnh.. Ahh.. Uffh..”.

Plong rasa dadaku demi akhirnya menemukan identitas sang pelaku pria. Pak Aryo pembantu priaku yang
tua itu.

Wah.. Wah.. Pantesan tadi aku agak mengenali sosoknya. Belum sempat aku banyak berpikir kesadaranku
disedot kembali oleh suara-suara kesetanan isteriku dari hasil kerja persetubuhan itu.

“Yyaahh.. Teruss.. Teruss.. Aahh.. Tusukk.. Tuussuukkhin liidaahhmu Pak.. Yaahh beegittu.. Oohh..”
Semakin binal kepala isteriku tergolek sana sini. Nampaknya dia sudah berada di awang-awang
kenikmatan. Aku juga semakin dilanda gairah sehingga tanpa sadar tanganku mulai meremas-remas burungku
sendiri.

“Ahh…”

Ah isteriku akhirnya jebol juga. Aku tahu itu. Tapi nampaknya Pak Aryo masih meneruskan aktivitasnya.
Sebentar kemudian kaki isteriku diangkatnya ke kedua bahunya yang bidang dan kekar itu (meskipun sudah
tua tapi tubuh pembantuku masih gagah akibat pekerjaannya yang secara fisik membutuhkan kekuatan).

Dimainkan jari-jarinya di liang memek isteriku. Lenguhan-lenguhan isteriku kembali terdengar. Semakin
kencang kocokan jari Pak Aryo pada memek isteriku. Dengan menggelinjang mengangkat-ngangkat paha
isteriku kembali dibuat mabuk kepayang.

Akhirnya kulihat batang kemaluan Pak Aryo sudah diarahkan ke lobang kemaluan isteriku. Busseett gede
juga nih punya si tua bangka. Semakin menggelegak gairahku ketika membayangkan bagaimana memek
isteriku akan dihujami oleh benda sebesar itu.

Bless. Masuk. Gleg ludahku tertelan.

“Oohh.. Eyaahh.. Eenaakk.. Paakk..”.

Pelan-pelan dipompanya memek isteriku dengan godam si Pak Aryo. Mulai menggila kembali goyangan pantat
isteriku melayani rangsekan-rangsekan si batang besar itu.Cerita Sex Terbaru

“Geennjoott.. Yaahh.. Genjoott.. Oohh.. Ennakk Banngeett.. Oohh..”

Aku menyaksikkan tubuh isteriku terhentak-hentak naik turun akibat sodokan-sodokan yang bertenaga itu.
Tangan Pak Aryo tak tinggal diam menyenggamai buah dada isteriku yang telah menjulang tegak.

Wuuhh gila, dahsyat sekali pemandangan yang kusaksikan ini. Setelah hampir 10 menit diangkatlah tubuh
isteriku dan dibalikkannya menjadi posisi menungging.

Gaya anjing rupanya dikenal juga oleh Si Tua ini. Kembali liang memek isteriku dihunjam dari arah
belakang. Konsistensi gerakan kontol yang maju mundur itu beserta lenguhan-lenguhan isteriku semakin
mengobarkan hasratku.

“Ahh.. Aahh.. Ssooddooghh.. Kuaatt.. Kuat.. Paakkhh, oohh.. Giillaa..”

Pompaan Pak Aryo semakin lama dibuat semakin bertenaga dan semakin cepat.

“Oo hh.. Yaa.. Beggiittuu.. Teruss.. Paakkhh..”

Kupikir bakalan selesai eh ternyata isteriku sekarang disuruh berdiri, Pak Aryo menyetubuhinya sambil
berdiri. Tanpa sadar aku menoleh ke lantai bawah ternyata si Pembantu Wanita memergokiku sedang
mengintip. Karena jengah atau bagaimana Mrs. Aryo merona mukanya lalu menyingkir ke belakang dengan
tergesa. Pembantuku adalah suami isteri.

“Yaahh.. Terruuss.. Mauuhh.. Keelluaarr.. Nihh Paakkh..”

“Aku sebentar laggii.. Juuggaa.. Ibbuu..”

“Baarrenng.. Yaahh.. Paakkh.. Ohh.. Ohh.. Yaahh.. Uuddaahh”

Sambil mengejang-ngejang keduanya melepas energi terakhir dan terbesar yang disertai ledakan
kenikmatan luar biasa. Pak Aryo akhirnya jebol juga pertahanannya. Begitu adegan selesai aku dengan
perlahan sekali menutup pintunya. Kuturuni perlahan tangga menuju dapur kembali.

Celanaku masih padat mnggembung tak terkira. Aku senewen ingin menuntaskan hasratku.
Ketika sampai dapur kulihat Mrs. Aryo sedang duduk termangu. Kami saling menatap dalam keadaan bingung
dan resah.

Kudekati dia ketika mulai terisak-isak meneteskan air mata, ingin kutenangkan hatinya. Mungkin
kejadian tadi telah berulang kali berlangsung selama aku tidak di rumah.

“Sudah sering kejadianya Mbok?” tanyaku. Dia mengangguk.

“Maafkan isteriku yah”

Entah kenapa tiba-tiba mata kami bertatapan kembali. Selama ini dia tidak berani menatapku. Kali ini
mungkin dia sedang kesepian dan masygul hatinya.

“Ayo ke kamarmu Mbok.”

Hasratku masih tinggi dan harus dituntaskan. Kami saat ini sedang masuk dalam situasi kejiwaan yang
membutuhkan pertolongan satu sama lain. Plus gairah buatku. Ketika sampai kamarnya yang agak sempit
itu, kusuruh dia duduk di ranjang.

Kupegang tangannya dan kuelus. Sosok wanita ini sebenarnya tidak terlalu buruk. Kulit terang meskipun
tidak semulus isteriku tapi lumayan bersih. Tinggi sedang dan hebatnya perut tidak terlalu melambung.

Tetek cukup besar setelah kusadari saat ini. Dia selalu memakai kebaya dan kain.
Kepalanya ditimpakan di dadaku. Meskipun dia lebih tua dari aku namun dalam kondisi begini dia
memerlukan kekuatan dari dada laki-laki. Kubiarkan meskipun dibarengi aroma bumbu dapur.

Tapi tidak terlalu menyengat. Rambutnya otomatis megenai hidungku. Bau minyak rambut Pomade menyergap
hidungku. Kucium-kucium dan kuendus-kuendus. Kujalari menuju ke telinga. Diam saja. Ke lehernya. Malah
terdengar ketawa kegelian. Mulai kuusap lengannya.

Semakin erat dia mendesakkan tubuhnya ke diriku. Sambil mengusap lengan kanannya naik turun sengaja
kurenggangkan jariku sehingga menyentuh tipis teteknya. Terus kuulang sampai akhirnya kepalanya mulai
bergoyang.Cerita Sex Terbaru

Lalu kuelus langsung teteknya. Gemas aku. Dia mulai mendesah. Kuremas-remas lembut. Mulai melenguh.
Kubaringkan. Menurut saja. Kubuka bagian dada dari kebayanya. Memang besar miliknya. Kuning agak pucat
warnanya. Kuhisap-hisap. Menegak-negak kepalanya.

“Ehhmm.. Eehhf..”

Kusingkap kainnya dan kuelus pahanya.

“Ehh.. Ehhshs..”

Kuselusupkan tanganku jauh menuju pangkal pahanya. Kuusap-usap gundukannya.

“Ehhss.. Ehhss.. Oohh…” tergolek kanan kiri kepalanya.

Kutindih dia dengan mengangkangkan kakinya. Mulai kuselusuri dari tetek sampai leher kanan kiri dengan
lidahku.

“Oohh.. Paakk.. Oohh..”

Kurenggut bibirnya yang tebal dengan bibirku. Kumasukkan lidahku menjangkau lidahnya. Pada mulanya
pasif. Lalu dia mulai mengerti dan kami saling beradu lidah dan ludah. Berkecipak suara kuluman kami.
Kutekan-tekan bagian bawah diriku sehingga tonjolan burungku menggesek wilayah memeknya. Mengerinjal
pantatnya.

“Esshh.. Ehhss.. Oohh…” desahnya berulang-ulang.

Kami berdiri untuk melepas baju masing-masing setelah kubisikkan keinginanku. Kuamati dari ujung
rambut sampai kaki. Keteknya dibiarkan berbulu, ah sensasional sekali. Baru kali ini kulihat wanita
membiarkan keteknya berbulu. Isteriku licin sekali. Jembut mememknya lebat sekali dan cenderung tidak
rapi. Luar biasa. Karena hasratku yang sudah tinggi sejak tadi langsung kugumul

Dia dan menjatuhkannya di ranjang. Kujilati kembali mulai dari kening, leher, pipi, tetek, ketek (di
sini aku berlama-lama karena penasaran sekali dengan rasa bulunya), perut dan memeknya. Kumainkan
lidahku memutari labia mayoranya.

“Oohh.. Paakk.. Ohh..”

Dipegangi kepalaku dan ditekan-tekannya sesuai keinginannya. Kumasuki klitorisnya dengan lidahku. Aku
tidak jijik kali ini. Hasratku yang menggila telah mengalahkan kebiasaanku selama ini.
“Esshh.. Ahhss.. Esshh.. Oohh.. Mmass..”

Dia memanggilku Mas berarti kesadarannya mulai kaca balau. Kuremas pantatnya sebelum akhirnya
kujebloskan kontolku ke memeknya yang telah banjir bandang itu.

Kupompa maju mundur tanpa tergesa. Yang penting bertenaga dan merangsek ke dalam. Menggeliat-geliat
kayak cacing kepanasan si Mrs. Aryo ini. Semakin dikangkangkan pahanya. Kupegang ujung telapak kakinya
sambil aku terus menyodokinya.

“Yaahh.. Teruss.. Yangg dalaam .. Masshh.. Ohh.. Ennaakk banngeetts.. Shh.”
Kubaringkin miring lalu kulipat kaki kanannya ke depan dan kuhujami memeknya dari belakang. Kami
bersetubuh dalam posisi berbaring miring (kebayangkan?).

Kuubah posisi menjadi dog-style. Namun dia telungkup sehingga tingkat penetrasinya lebih maksimal.
Benturan-benturan dengan pantatnya yang bulat membuatku gemas. Kugenjot sedalam-dalamnya memeknya yang
rimbun itu.

“Yaahhss.. Ehhssh.. Oohhs…” begitu terus erangnya sambil membeliak-beliak.

Akhirnya setelah 23 menit kami menegang bersama dan mencurahkan cairan masing-masing berleleran di
dalam memeknya. Cairan miliknya sampai tumpah ruang merembes keluar memeknya, punyaku juga demikian
saking tidak tertampungya semprotan maniku.

Kubiarkan kontolku masih terbenam sambil aku tetap menindihnya. Aku jilatin lagi leher dan pipinya
sampai kontolku sudah lemas tak berdaya.

BAca Juga Cerita Seks Birahi Liar

Tanganku masih aktif bergerilya mengusapi buah kembarnya yang masih mengencang. Kujilat-jilat dan
kuhisap-hisap. Keringat kami campur aduk membanjiri spreinya yang sudah agak kusam itu.

Sejak saat itu bila aku pulang dari bepergian maka aku mengunjungi Mrs. Aryo terlebih dahulu untuk
bersetubuh di kamarnya baru masuk rumah setelah maniku terhambur ke memeknya yang mudah basah itu.
Malah boleh dikata sudah tidak pernah lagi menggauli isteriku sendiri.

Suatu kali Pak Aryo memergokinya ketika mau ambil rokok, namun aku cuek saja kepalang lagi hot, tapi
dia mafhum saja. Toh ibaratnya kami seperti tukar pasangan. Pernah terbersit di kepalaku untuk
melakukan sex party berempat. Tapi gagasan itu belum terlaksana, karena aku masih merasa risih kalau
rame-rame begitu.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.