2 Suster Montok

Cerita Sex Terbaru | Aku terbangun dipagi hari dengan perasaan sakit yang luar biasa. Kepala Aku terasa berat,
badan Aku panas sekali, dan badan tidak terasa bertenaga. Aku mencoba bangun dan sarapan.
Setelah makan, Aku malah terasa semakin lemas. Akhirnya Aku SMS sekretaris Aku untuk
bilang tidak masuk kantor karena sakit. Jam 11 siang Aku terbangun, kepala terasa semakin
berat dan lemas sekali.

Cerita Sex Terbaru 2 Suster Montok

Aku minta pembantu Aku untuk panggil taksi. Setelah taksi tiba, Aku berangkat dan minta
diantar ke rumah sakit swasta yang besar di daerah kuningan, Jakarta. Aku langsung masuk
ke unit gawat darurat dan tim medis langsung menangani Aku. Darah Aku diambil untuk dites
dan sebuah infus dipasang dilengan kiri Aku. Sejam kemudian, dokter memberitahukan hasil
lab yang menyatakan trombosit darah Aku jauh dibawah normal. Aku diminta untuk diopname.
Sambil mengisi registrasi rumah sakit, Aku minta kamar VIP dan menelepon orang tua Aku
bahwa Aku diopname dan minta dibawakan baju ganti dari rumah Aku. Setelah urusan beres,
Aku langsung diantar ke kamar VIP. Selesai makan siang dan obat, Aku langsung tidur dengan
pulas. Sore hari, orang tua Aku datang membawa baju ganti, dsb. Aku wanti-wanti mereka
untuk tidak memberitahu kakak atau saudara Aku karena tidak mau diganggu selama diopname.

Selasa Jam 5:45 pintu kamar Aku terbuka, seseorang membawa sarapan disusul oleh seorang
pria yang membawa kotak putih, rupanya ia perlu mengambil darah Aku untuk dibawa ke lab.
Kepala Aku masih sakit, badan masih panas dan masih tak bertenaga. Selesai sarapan kembali
Aku tertidur. Jam 6:30, seorang suster masuk.

“Selamat pagi Pak Arthur, Aku mandikan ya supaya segar” kata suster.

Aku membuka mata sedikit dan mengangguk. Si suster dengan cekatan membuka baju dan celana
tidur Aku. Seluruh tubuh Aku dioleskan dengan sabun cair lalu digosok setelah itu dilap
dengan handuk basah. Selama dimandikan, Aku menutup mata Aku karena masih pusing. Sesekali
Aku membuka mata, Aku perhatikan si suster bernama Utha (bukan nama asli). Tubuhnya
langsing, rambutnya pendek, dadanya terlihat membusung dibalik baju seragam
perawatnya.Cerita Dewasa

“Pak, mau dibersihkan daerah selangkangan?” suster Utha bertanya. “Ya boleh aja” jawab Aku
malas-malasan.Cerita Sex Terbaru

Celana dalam Aku dibuka dan kembali suster Utha mengoleskan sabun cair dan membersihkan
daerah selangkangan lalu dilap dengan handuk basah. Selama dibersihkan didaerah
selangkangan, penis Aku terkulai dengan lemas. Ternyata urat mesum Aku sedang tidak
beraksi sama sekali, hahahaha. Setelah beres, suster Utha membantu Aku memakai pakaian
yang bersih dari tas Aku lalu Aku mengucapkan terima kasih. Jam 8, dokter datang untuk
memeriksa kondisi Aku kemudian Aku melanjutkan tidur.

Rabu – Rutinitas pagi hari kembali terulang, sarapan diantar lalu datang si pria yang
meminta darah Aku (udah kayak drakula minta darah) dan kembali suster Utha datang untuk
memandikan Aku. Kepala Aku masih sakit walaupun tidak separah kemarin dan badah masih
hangat. Kali ini sambil dimandikan, mata Aku terbuka lebar dan tertuju pada TV walaupun
sekali-sekali melirik ke tubuh suster Utha. Wajahnya Aku perhatikan, ternyata cantik juga
dia. Jika dilihat sepintas mirip Wanda Hamidah. Kalau tersenyum, maka sebuah lesung pipit
akan terlihat di pipi sebelah kanan.

Kembali suster Utha menawarkan untuk membersihkan daerah selangkangan, Aku perbolehkan.
Penis Aku masih terkulai lemas. Rupanya badan lemas memang tidak akan mampu membuat penis
berdiri. Aku melewati hari ini dengan lebih banyak tidur supaya cepat sehat. Sekali-sekali
Aku nonton TV tapi setelah itu kembali tidur.

Kamis – Pagi ini Aku merasa cukup segar, kepala sudah tidak lagi sakit, temperatur badan
sudah kembali normal dan tenaga tubuh terasa sudah membaik. Tidak sabar Aku menunggu
dimandikan suster Utha. Selesai sarapan dan pengambilan darah, suster Utha datang.

“Halo selamat pagi, kelihatannya sudah segar Pak Arthur” kata Utha dengan tersenyum.
“Panggil Arthur saja, enggak usah pakai Pak. Iya, sudah jauh lebih baik” kata Aku dengan
tersenyum. “Wah kalau begitu enggak perlu ya dimandikan, bisa mandi sendiri” goda Utha.
“Kalau Aku sehat, Aku tidak ada disini, suster” jawab Aku sambil tertawa. “Hahaha, bisa
saja Arthur” kata Utha.

Utha membuka baju dan celana tidur Aku. Saat mengoles dada dan punggung Aku dengan sabun
cair, Aku melirik kearah dadanya, wah besar juga! Utha menggosok dada, punggung dan lengan
Aku. Bibir Utha yang merah terasa dekat sekali saat itu membasuh dada Aku dengan handuk
basah. Ingin rasanya menciumnya. Lalu Utha melanjutkan membersihkan paha dan kaki Aku.
Tangannya yang lembut saat menyentuh paha Aku tiba-tiba membangunkan urat mesum Aku dan
langsung penis Aku berdiri, hore! Utha tetap melanjutkan membasuh paha dan kaki walaupun
sekali-sekali Aku menangkap matanya melirik kearah penis Aku.
“Mau dibersihkan selangkangannya?” tanya Utha. “Boleh, silakan” kata Aku sok cuek.

Tangan Utha meraih celana dalam Aku dan perlahan ia menariknya kebawah. Penis Aku langsung
terayun kearahnya. Utha lalu membalur sabun cair di daerah selangkanganku. Tangannya
terasa lembut sekali dan penis Aku terasa semakin mengeras.

“Maaf ya kalau ereksi” jawa Aku sedikit malu. “Tidak apa-apa kok, normal kok” jawab Utha
sambil tersenyum.

Duh senyumannya membuat jantung Aku berdegup dengan kencang. Utha kelihatannya hati-hati
untuk tidak sampai menyenggol penis Aku. Selesai mandi, Utha membantu Aku memakai baju
lalu Aku nonton TV sambil menunggu dokter datang.

Jum’at – Aku sudah merasa sehat sekali. Aku kembali membayangkan kenikmatan dimandikan
oleh si cantik suster Utha. Sarapan dan tukang palak darah pun datang, dan sekarang
saatnya mandi. Pintu kamar Aku terbuka dan tiba-tiba yang muncul bukan Utha melainkan
suster lain yang sama sekali tidak menarik.

“Aarggh, shit, who the hell are you?, I want Utha” jerit Aku dalam hati.

Suster itu menawarkan untuk dimandiin. Serta merta Aku menolak, Aku bilang Aku cukup kuat
untuk mandi sendiri. Suster itu membantu Aku ke kamar mandi setelah itu meninggalkan kamar
Aku. Selesai mandi, dokter datang dan membawa hasil lab terbaru. Trombosit darah Aku sudah
kembali normal. Nanti siang Aku diijinkan untuk membuka infus dan kalau segala sesuatu
baik maka hari Sabtu boleh pulang. Aku agak sedih tidak ketemu Utha, seharian Aku
melewatkan waktu dengan nonton TV dan menanyakan ke sekretaris keadaan di kantor.

Malam hari setelah makan malam, orang tua Aku pamit untuk pulang. Aku masih nonton TV
untuk menunggu suster shift malam datang. Biasanya suster itu hanya akan memantau kondisi
sebelum Aku tidur. Tangan kiri Aku sudah kembali bebas setelah jarum infus dicabut. Jam
21:30, pintu terbuka dan suster Utha muncul.Cerita Sex Terbaru

“Selamat malam Arthur, sudah sehat?” Utha bertanya dengan tersenyum. “Halo Utha, Aku sudah
merasa sehat. Kok sekarang datangnya malam?” tanya Aku. “Biasa, rotasi jam kerja” kata
Utha. “Senang melihat Utha lagi” kata Aku sedikit merayu, tanpa Aku sadari Aku menyentuh
lengan Utha. Utha tersenyum dan membiarkan tangan Aku memegang lengannya. “Gimana
kabarnya? Masih lemas?” tanya Utha. “Sudah sehat, kan tadi sudah Aku jawab” kata Aku
sedikit bingung. “Bukan kamu, tapi adik kamu” kata Utha dengan pandangan menggoda. “Coba
saja kamu tanya sendiri” kata Aku sambil tersenyum.

Dengan mata yang tetap tertuju pada mata Aku, Utha mengulurkan tangannya ke arah penisku.
Ia meremas penis Aku dari balik selimut.

“Besar ya, Arthur” kata Utha. “Buka aja celananya” kata Aku.

Utha membuka celana piyama dan celana dalamku. Penis Aku langsung digenggam. Utha
membungkukkan dadanya kearah Aku dan Aku langsung mencium bibirnya, Aku buka kancing baju
seragamnya lalu Aku tarik BHnya kebawah. PayudaraUtha cukup besar, berukuran 34B.
Putingnya berwarna coklat muda dan payudaranya terlihat sedikit menurun. Dengan gemas, Aku
cium bibir Utha sambil meremas dan memelintir puting Utha. Utha membalas dengan meremas
dan mengocok penis Aku. Setelah berciuman agak lama, Utha melepaskan dirinya dan menghisap
penis Aku. Lidahnya menyapu seluruh kepala penis lalu ke batang penis dan biji. Hmm,
nikmatnya.
Aku mengangkat rok putih Utha dan terlihat celana dalamnya berwarna putih. Aku remas
pantatnya yang tidak terlalu besar lalu Aku elus vaginanya dari belakang pantatnya. Utha
menggelinjang kegelian. Aku menyelipkan jari Aku kebalik celana dalamnya dan mengelus-elus
vaginanya. Terasa bulu-bulu kemaluan Utha disekitar vaginanya. Vagina Utha sendiri terasa
basah dan licin. Wah kelihatannya Utha sudah orgasme, mungkin saat kita ciuman dia
mengalami orgasme. Jari Aku sibuk mengelus vagina dan memainkan klitorisnya. Nafas Utha
mendengus-dengus dan ia menghisap penis Aku semakin keras.

Tiba-tiba terdengar suara orang berjalan di gang. Utha langsung tersentak dan membetulkan
bajunya. Ia berjalan ke pintu dan mengintip keluar, rupanya hanya orang yang keluar dari
kamar selesai membesuk. Utha tersenyum dan berkata

“Arthur, Aku enggak berani melakukannya disini, takut supervisor Aku lewat” “Sebentar
saja, enggak ketahuan kok asalkan kita tidak berisik” ujar Aku. “Hari Senin saja ya
ditempat Aku” kata Utha dengan wajah yang memelas. “Sebentar saja Akung, 10 menit deh”
ujar Aku dengan nafsu yang sudah naik ke ubun-ubun.

Aku turun dari tempat tidur Aku dan menghampiri Utha. Aku cium bibirnya dan Utha membuka
baju, Aku praktis telanjang bulat. Utha lalu membuka baju seragamnya dan menurunkan BHnya
lalu mengangkat roknya dan celana dalamnya ditarik kebawah kakinya. Kami berciuman dengan
penuh gairah. Aku menuntun Utha ke sofa, Aku duduk disofa dan Utha duduk dipangkuanku
menghadap Aku. Aku mencium buah dadanya yang besar.

Utha mendesah dengan nikmat. Ia mengangkat pantatnya dan menuntun penis Aku kearah
vaginanya. Vaginanya yang sudah basah membuat penis Aku masuk dengan mudah. Utha mendongak
sambil memejamkan matanya menikmati penis Aku. Ia menggoyangkan pinggulnya naik turun dan
memutar-mutarnya. Penis Aku terasa seperti ditarik dan diremas bersamaan. Nikmat sekali.
Payudara Utha bergoyang-goyang dimuka Aku dan langsung Aku sambar putingnya dengan gigiku
dan menggigitnya.

Dengan penuh gairah Utha memainkan penisku dalam vaginanya. Bibirnya ia gigit agar tidak
sampai berteriak. Aku sendiri berusaha menutup mulut Aku dengan membenamkan kepala Aku di
buah dada Utha.

“Sshh.. Enak Arthur, enak sekali” ujar Utha mendesis.

Bagaikan kuda liar, Utha terus mengayun-ayunkan pantatnya. Keringat menetes dengan di
kening dan dadanya. Wajahnya yang cantik terlihat semakin cantik meluapkan gairah didalam
dirinya. Aku melirik ke bagian bawah perutnya, terlihat bulu kemaluannya yang agak lebat.
Biasanya Aku sedikit turn-off melihat wanita yang bulu kemaluannya lebat tapi kali ini
gairah Aku tidak padam malah semakin membara.

Tanpa mengeluarkan penis Aku atau mengubah posisi ML, Aku mengangkat Utha. Utha memeluk
Aku dan kakinya melingkar di pinggang Aku. Aku baringkan Utha di sofa, Utha menekuk
kakinya lalu merapatkannya sehingga penis Aku terasa semakin rapat di vaginanya. Aku mulai
menggenjot vagina Utha. Aku condongkan dada Aku sehingga menyentuh dengkul Utha. Mata Utha
tidak lepas dari mata Aku. Tangan kanan Aku meremas payudara Utha sedangkan tangan kiri
Aku meraih ke anus Utha dan memainkannya. Utha mendelik saat Aku memasukkan jari tengah
Aku ke anusnya, perlahan tangan kanannya meraih jari Aku danmenariknya keluar

“Jangan Akung, sakit” ujar Utha.

Aku terus menggenjot Utha dengan penuh gairah. Utha meremas-remas payudaranya sendiri
sambil memejamkan matanya. Tak lama kemudian Aku merasakan akan ejakulasi.

“Mau keluar Utha”

Utha langsung menurunkan kakinya sehingga penis Aku tercabut dari vaginanya, ia duduk lalu
meraih penis Aku. Penis Aku langsung diremas dengan gemas dan dimasukkan ke mulutnya.
Tangan kanannya meremas-remas biji sedangkan tangan kirinya memegang batang penisku. Aku
memegang kepala Utha dan menekan-nekan kepalanya sehingga penis Aku terasa masuk lebih
dalam kedalam mulut Utha.
Penis Aku langsung memuntahkan peju kedalam mulut Utha yang mungil. Peju Aku terlihat
memenuhi mulut Utha sehingga ia terpaksa mengeluarkan penis Aku dari mulutnya dan menelan
peju Aku kemudian menjilat sisa peju yang turun di batang penis. Penis Aku langsung bersih
dijilat. Aku sebenarnya masih penasaran belum menjilat vagina Utha, tetapi Utha cepat-
cepat memakai bajunya dan membereskan rambutnya. Keringat di dahinya ia lap dengan tissue.
Kemudian ia mengambil bolpen dan menulis alamat dan nomor handphonenya.Cerita Sex Terbaru

“Aku off-duty hari Senin. Kamu pasti boleh pulang besok. Tapi nanti dokter akan minta kamu
istirahat beberapa hari. Datang aja ya ke kost Aku hari Senin” kata Utha. Aku cium bibir
Utha dan Utha bergegas keluar.

Hari Sabtu Aku akhirnya boleh pulang dan persis seperti yang dibilang Utha, Aku diminta
untuk istirahat dirumah sampai hari Rabu.

Senin Jam 9 pagi Aku sudah tiba di tempat kost Utha, sebelumnya Aku sudah menelepon Utha
untuk datang kesana. Utha telah menunggu diruang tamu tempat kostnya. Ia mengenakan celana
pendek warna coklat dengan kaos lengan buntung yang ketat.

“Hai, akhirnya datang” seru Utha dengan senang. Utha langsung mengajak Aku ke kamarnya.
“Kangen dengan Utha” kata Aku sambil mencium bibirnya. “Iya, Aku kangen juga, masih
penasaran dengan penis kamu” jawab Utha sambil ciuman.

Aku membuka kaos dan celana pendek Utha. Tampak celana dalam model g-string berwarna hitam
dikenakan Utha. Utha lalu gantian membuka baju dan celana panjang serta celana dalam.
Kemudian Utha jongkok didepan Aku lalu mulai menghisap penisku. Selang beberapa menit
menghisap penis, Aku meminta Utha berdiri lalu Aku baringkan ditempat tidur. Aku cium
payudaranya sambil tangan kanan Aku mengelus vaginanya dari balik celana dalam. Utha
memejamkan matanya menikmati kenikmatan yang Aku berikan. Putingnya secara gantian Aku
hisap dan gigit lalu Aku turun ke perut Utha. Utha menjerit geli saat Aku gigit perutnya.

Dengan tak sabar Aku mulai mencium vaginanya dari balik celana dalamnya, kemudian Aku
tarik celana dalamnya sampai ke dengkulnya. Wah ternyata Utha telah mencukur bulu
kemaluannya sehingga terlihat tipis dan rapih, beda dengan malam sebelumnya yang bulu
kemaluannya terlihat lebat. Aku jilat vaginanya yang berwarna merah, klitorisnya yang
besar tidak luput dari gigitan Aku. Utha menjerit-jerit kecil menerima gigitan-gigitan di
klitorisnya. Aku membalikkan tubuh Utha lalu membuat posisi doggy style. Utha nungging
didepan Aku, pantatnya yang mungil Aku remas dengan keras lalu Aku minta Utha membungkuk
lebih dalam sehingga anusnya terlihat. Aku jilat anusnya, Utha menggelinjang kegelian.
Kemudian Aku mulai mengarahkan penis kedalam vagina Utha.

“Aahh, enak Arthur, enak sekali. Terus Akung. Lebih keras” pinta Utha.

Vagina Utha terasa hangat dan basah. Aku memegang pantatnya dan menggenjot vagina Utha
dengan penuh nafsu. Utha mendesis-Agathas sambil memutar-mutar pantatnya. Setiap kali Utha
memutar pantatnya, penis Aku terasa seperti ditarik lebih dalam divaginanya. Entah
bagaimana caranya dia bisa melakukan itu. Aku memejamkan mata menikmati pijitan penis Aku
dalam vagina Utha. Utha kemudian meluruskan kakinya sehingga tubuhnya rata dengan kasur,
Aku terpaksa harus menurunkan badan Aku dan menindih tubuh Utha dari belakang. Tapi dengan
gaya ini, penis Aku terasa semakin sempit memasuki vagina Utha karena dihimpit oleh paha
Utha.

Tidak lama kemudian Aku ejakulasi. Aku melenguh dengan keras dan tubuh Utha ikut mengejang
pertanda ia juga orgasme. Aku lalu menindih tubuh Utha tanpa mengeluarkan penis Aku. Utha
kemudian memutar tubuhnya lalu gantian menindih dada Aku. Kami saling berciuman dan
istirahat.

“Arthur, mau nggak kalau ada variasi?” tanya Utha. “Variasi seperti apa?” tanya Aku balik.
“Ada orang ketiga” sahut Utha. “Siapa?” “Namanya Agatha, dia suster juga tapi kerjanya di
lantai 2 dirumah sakit yang sama” “Boleh aja, sekarang?” “Bisa, tinggal telepon dan nanti
dia datang dari kamar sebelah” “Hah? Dia disebelah? Cantik nggak?” tanya Aku bertubi-tubi.
Kalau nanti yang datang suster yang mau mandiin Aku waktu hari Jum’at pagi kan repot,
pikir Aku dalam hati. “Cantik, jangan takut deh. Dia satu kost dengan Aku” jawab Utha
sambil meraih handphonenya.

Rupanya Utha telah bercerita kepada temannya mengenai persetubuhan kita di rumah sakit.
Dan lebih mengejutkan lagi, Agatha ini juga sering bersetubuh atau setidaknya oral sex
dengan pasien. Hmm, nakal juga suster-suster ini, pikir Aku dalam hati. Dalam waktu kurang
dari semenit, Agatha mengetuk kamar Utha dan dibukakan oleh Utha. Wajah Agatha boleh juga
walaupun tidak secantik Utha. Agatha memakai daster bercorak bunga-bunga dengan warna
mencolok khas dari Bali. Dari balik dasternya tampak buah dadanya yang tidak disangga BH.
Aku masih berbaring di tempat tidur dengan telanjang dan mata Agatha langsung tertuju ke
penis Aku.

“Halo Agatha” kata Aku untuk menghilangkan kecanggungan. “Halo Arthur” sahutnya dengan
sedikit malu.

Utha berdiri dibelakang Agatha lalu membuka daster Agatha. Agatha langsung telanjang
bulat. Agatha tersenyum malu lalu mendekat kepada Aku. Aku meremas payudaranya yang tidak
sebesar Utha tapi bulat dan kencang. Pantat Agatha sedikit lebih besar dari Utha, bulu
kemaluannya terlihat tercukur tipis dan rapih. Agatha meraih penis Aku dan mengelusnya.
Kemudian ia membungkukkaan tubuhnya dan mulai menghisap penis Aku, Aku raih pantatnya dan
menariknya kearah muka Aku sehingga kita dalam posisi 69.

Utha tampak mengambil handycam dan mulai merekam adegan Aku dan Agatha. Dengan gemas Aku
jilat vagina Agatha, tercium bau sabun yang wangi. Agatha membalas dengan menghisap penis
Aku sambil meremas bijiku. Puas ber-69, Aku minta Agatha tetap nungging lalu Aku masukkan
penis Aku ke vaginanya. Vaginanya tidak sesempit Utha tetapi begitu penisku masuk langsung
terasa vaginanya berdenyut-denyut di kepala penisku. Agatha Aku genjot dengan penuh
gairah. Utha merekam setiap adegan sambil tangan kirinya mengelus vaginanya sendiri.
Agatha mengikuti irama goyangan Aku dengan menekan pinggulnya dengan keras kepinggul Aku
sehingga penis Aku masuk lebih dalam ke vaginanya.Cerita Sex Terbaru

Utha kemudian meletakkan handycamnya di meja dengan posisi lensa mengarah kami, kemudian
ia berlutut dibelakang Aku lalu memelukku. Tangan kanannya meremas-remas biji Aku.
Rangsangan yang diperoleh dari Utha membuat Aku menggenjot Agatha semakin keras.

“Oohh.. Terus Arthur, terus Arthur.. Aku mau keluar” jerit Agatha dengan keras.

Tubuh Agatha mengejang dan terasa vaginanya Agatha menjadi sangat becek. Agatha langsung
tengkurap dengan lemas dikasur. Wah belum apa-apa udah lemas, Aku berkata dalam hati.

Baca JUga Cerita Seks Rayuan Mami

Langsung Aku tarik si Utha dan masukkan penisku ke vaginanya. Utha membuka kedua kaki
dengan lebar dan menerima penis Aku dalam vaginanya. Aku meremas-remas buah dadanya dengan
nafsu sambil menggenjot penisku yang belum tuntas tugasnya. Aku melirik ke Agatha dan ia
kelihatannya kembali bergairah. Ia jongkok diatas muka Utha dan Utha langsung melahap
vagina Agatha.

Agatha melenguh setiap kali lidah Utha menyapu vaginanya. Aku mencium bibir Agatha dan
kita saling berpagutan. Setelah menyetubuhi Utha selama 10 menit, peju Aku terasa mau
keluar. Langsung Aku cabut penis Aku dan menyodorkannya ke mulut Agatha. Agatha menerima
dengan senang dan menghisap dan menelan peju Aku. Utha sendiri masih asyik menjilat vagina
dan anus Agatha.

Aku terkulai ditempat tidur, Agatha rebahan disebelah kiri dan Utha disebelah kanan. Utha
memutar video adegan seks tadi. Sepanjang hari, kami bertiga terus bersetubuh dengan
posisi yang berbeda. Kadang-kadang gantian Aku yang meng-handycam Agatha dan Utha yang
ber-69 dan berciuman. Three-some yang sangat eksotis. Tubuh Aku langsung terasa sehat dan
segar.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.