Denyutan Memekku

Cerita Sex Terbaru | Aku akan menceritakan pengalaman seksku dimana di sebuah cerita dewasa aku menyelipkan nana dan
emailku di sebuah komentar, tak lama kemudian banyak para cowok khususnya yang email padaku, aku
membalas satu persatu emailnya kadang juga ada yang minta ngajakin ngentot, minta foto telanjang mint
pin bb dan kesemuanya aku tanggapi.

Cerita Sex Terbaru Denyutan Memekku

Tapi ada yang membuat diriku terpesona menyita perhatiannya namanya Adi dia berasal dari Denpasar
kadang kalau emailan sama dia sering blak blak kan apa adanya, dia malah sering ngirim foto saat
ngentot dengan ABGnya, ceweknya cantik payudaranya besar yang hebatnya dia masih umur 18 tahun.

Tapi kata Adi binalnya luar biasa kalo lagi dientot. Fotonya telanjang bulat dalam posisi telentang
dan ngangkang sehingga semua ‘modalnya’ terpampang dengan jelas. Tanpa sengaja, foto Susan terlihat
oleh mas Indra ketika aku diskusi dengan dia di kantorku.

Mas Indra, customer yang akhir2 ini sering ngentotin aku, iseng buka2 komputerku, dan terlihat lah
foto Susan yang sangat menantang itu. Dia nanya kepadaku, ini foto siapa. Aku jawab itu foto cewek
abgnya chattinganku di Denpasar.

Dia dengan sangat bernapsu nyuruh aku kontak ke Adi apakah Susan bisa dia book, kalo bisa dia mau ke
Denpasar sambil melihat peluar bisnis yang ada disana. Aku bilang ke dia, aku ikutan ya. Mas Indra gak
keberatan kalo akupun ikut dengan dia, cuma dia mengatakan kalo Susan mau dientotnya, dia sebenarnya
gak perlu aku, jadi aku harus cari kesibukan sendiri.

Gak masalah buat aku kalo demikian, kan ada Adi yang bisa aku kontak, rasanya dia gak akan keberatan
menemani aku selama ada di Denpasar. Ternyata jawaban Adi positif, Susan bersedia menemani mas Indra
selama berasa di Denpasar. Mas Indra sangat bersemangat mengurus kepergian ke Denpasar. Akupun kontak
Adi mengenai hal ini.
Sampailah aku di Denpasar, sudah senja. Adi dan Susan menjemput kami di airport. Susan sangat menarik,
dia make kemben dan celana jin yang ketat sehingga toketnya yang montok menyembul dengan jelas,
demikian pula pantatnya yang membulat sangat memancing gairah mas Indra untuk segera mengentotinya.

Dengan taksi, mas Indra segera memboyong Susan ke hotel yang sudah di booknya. Aku ditinggalkannya
dengan Adi. Adi orangnya cukup ganteng, tinggi besar dengan badan atletis. Adi mengajak aku dengan
mobilnya untuk mencari makan malam.

Sambil makan malam, Adi menceritakan siapa dirinya. Dia duren – duda keren tanpa anak – wiraswasta di
Bali, seumur dengan mas Indralah. Aku bilang apakah aku haru manggil dia mas, jawabnya gak udahlah.

Panggil Adi sudah cukup, gak usah formal. Habis makan dia nanya aku mau kemana lagi, jawabku aku ikut
kemana dia membawaku. Malah kutambahi, Dea milik kamu selama di denpasar. Dia tersenyum mendengarnya.

“Kalo begitu, kita ke villa aja ya”, katanya.

“Vila? Diluar kota?” tanyaku.

“Enggak kok, masih di dalem kota. Vila itu gak besar tapi punya private pool sendiri. Kamu bawa bikini
gak”, jawabnya.

“Bawa Di, daleman Dea juga model bikini semua, minim dan tipis sekali”, jawabku.

Aku sudah tau kemana arah perkataannya. Dia cuma tersenyum saja dan mengarahkan mobilnya ke vila itu.
Mobilnya langsung masuk ke garasi vila, rolling door garasi pun ditutup oleh petugas vila. Adi
mengajakku turun dari mobil, aku membawa tasku dan Adi membawa tas yang berisi makanan dan minuman,
mungkin juga pakaiannya.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Vila itu cuma satu ruang, seperti kamar hotel, isinya ranjang besar, lemari pakaian, meja makan dari
kayu dan lemari es kecil, di ruangan lain ada pantri kecil dan kamar mandi. Adi meletakkan makanan dan
minuman yang dibawanya di meja pantri.

Tersedia kompor gas dan peralatan masak sederhana di pantri itu. Yang menarik, keluar dari ruang vila
ada tempat terbuka yang terlindung oleh tembok yang tinggi dan pepohonan yang sangat rindang, sehingga
privacy sangat terjamin.

Ada pool kecil, semacam whirlpool untuk berendam, dan ada gazebo yang berisi sipan tanpa matras.
Disamping dipan ada meja kecil untuk meletakkan makanan, minuman dan peralatan kecil lainnya.
“Tempatnya nyaman ya Di”, kataku. Adi hanya tersenyum, kemudian dia masuk ke kamar mandi.

Keluar dari kamar mandi dia hanya mengenakan celana pendek yang gombrong, dia menuju ke gazebo sambil
membawa matrasnya. Matras diletakkan di dipan dan dia berbaring sambil membuka coca cola kaleng dan
meminumnya.

“Ayo Dea, pake dong bikininya, mau pake daleman bikini kamu juga gak apa”, ajaknya. Aku segera
melepaskan pakaian luarku, tinggallah aku berbalut bra tipis model ikatan dan g string yang juga
tipis. Aku keluar ruang menuju gazebo.

Adi membelalak melihat pemandangan indah yang sedang mendekatinya. “Dea kamu napsuin banget”, katanya.
Aku duduk disebelahnya, segera aku ditariknya hingga terbaring disebelahnya. Dan yang kurasakan
berikutnya adalah bibirnya yang langsung mencium bibirku dan melumat.

Aku tergagap sesaat sebelum aku membalas lumatannya. Aku merasakan lidahnya menyusup ke dalam mulutku.
Dan reflekku adalah mengisapnya. Lidahnya menari-nari di mulutku. Napsuku naik. Sambil melumat,
tangannya juga merambah tubuhku.Cerita Sex Terbaru

Kemudian kurasakan remasan jari kasar pada toketku yang masih terbungkus bra tipis. Aku menggelinjang.
Menggeliat-geliat hingga pantatku terangkat naik dari matras karena rasa nikmat yang luar biasa.

Bibirnya melumatku, dan aku menyambutnya dengan penuh napsu. Dirangkulnya tubuhku, bibirnya lebih
menekan lagi. Disedotnya lidahku, sekaligus juga ludahku. Kemudian tangannya kembali meremasi kedua
toketku, dan dilepaskannya ikatan braku.

Ganti bibirnyalah yang menjilati dan mengemut toket dan pentilku. Aku nggak mampu menahan gelinjang
ini, rintihan keluar dari mulutku. Tangannya turun untuk meraih g stringku. Aku makin tak mampu
menahan napsu saat jari-jari kasar itu merabai bibir memekku dari luar g string dan kemudian mengilik
itilku ..aku langsung merasa melayang karena kenikmatan itu.

Jarinya meraih memekku melalui samping g stringku. Aku rasakan ujung jari nya bermain di bibir
memekku. Cairan memekku yang sudah mengalir sejak tadi menjadi pelumas untuk memudahkan masuknya
jari-jarinya ke memekku.

Dia terus menggumuli tubuhku dan merangsek ke ketiakku. Dia jilati dan sedoti ketiakku. Dia menikmati
rintihan yang keluar dari bibirku. Dia nampaknya ingin memberikan sesuatu yang lain dari yang lain.
Sementara jari-jarinya terus mengilik memekku.

Dinding-dindingnya yang penuh saraf-saraf peka dia kutik-kutik, hingga aku serasa kelenger kenikmatan.
Dan tak terbendung lagi, cairan memekku mengalir dengan derasnya. Yang semula satu jari, kini
disusulkan lagi jari lainnya. Kenikmatan yang aku terimapun bertambah. Dia tahu persis titik-titik
kelemahanku.

Jari-jarinya mengarah pada G-spotku. Dan tak ayal lagi. Hanya dengan jilatan di ketiak dan kobokan
jari-jari di memekku, dia berhasil membuatku nyampe. Kepalanya kuraih dan kuremasi rambutnya. Kupeluk
tubuhnya erat-erat dan kuhunjamkan kukuku ke punggungnya.

Pahaku menjepit tangannya, sementara pantatku terangkat agar jarinya lebih melesek ke memekku. Aku
berteriak histeris. Kakiku mengejang menahan kedutan memekku yang memuntahkan cairan bening.
Keringatku yang mengucur deras mengalir ke mataku, ke pipiku, kebibirku. Kusibakkan rambutku untuk
mengurangi gerahnya tubuhku.
Saat telah reda, kurasakan tangannya mengusap-usap rambutku yang basah sambil meniup-niup dengan penuh
kasih sayang. Dia eluskan tangannya, dia sisir rambutku dengan jari-jarinya. Hawa dingin merasuki
kepalaku.

“Dea, kamu liar banget deh. Istirahat dulu yaa. Aku ambilkan minum dulu”, dia masuk kembali ke pantri
untuk mengambilkan minuman. Aku dibawakan kaleng coca cola, dibukakan dan diberikannya kepadaku.

Segera kuminum coca cola itu sampe habis. Sementara aku masih terlena di dipan dan menarik nafas
panjang sesudah nyampe tadi, dia terus menciumi dan ngusel-uselkan hidungnya ke perutku. Bahkan lidah
dan bibirnya menjilati dan menyedoti keringatku. Tangannya tak henti-hentinya merabai selangkanganku.
Aku terdiam. Aku perlu mengembalikan staminaku. “Masih capek Dea”, bisiknya. “Nggak Di. Lagi narik
napas saja. Tadi nikmat banget yaa padahal kamu belum apa-apa. Baru di utik-utik saja Dea sudah
kelabakkan”, jawabku.

Dengan jawabanku tadi dengan penuh semangat dia turun dari dipan. Dia lepasin sendiri celana
pendeknya. aku sangat tergetar menyaksikan tubuhnya. Bahunya bidang. Lengannya kekar, dengan otot-otot
yang kokoh.Cerita Sex Terbaru

Perutnya nggak nampak membesar, rata dengan otot-otot perut yang kencang, seperti papan penggilasan.
Bukit dadanya yang kokoh, dengan dua pentil besar kecoklatan, sangat menantang menunggu gigitan dan
jilatan.

Pandanganku terus meluncur ke bawah. Dan yang paling membuatku terpesona adalah kontolnya yang besar,
panjang, keras hingga nampak kepalanya berkilatan sangat menantang. Dengan sobekan lubang kencing yang
gede, kontol itu mengundang untuk diremes, dikocok dan diemut.

Sesudah telanjang Dia menarik lepas g stringku sehingga sekarang kita berdua sudah bertelanjang bulat.
“Dea, jembut kamu lebat banget, pantes kamu tadi jadi liar”, katanya sambil mengelus2 jembutku.

“Bukannya liar Di, itu namanya menikmati”, jawabku.

Aku mendorong tubuhnya hingga terbaring di matras. Kontolnya yang keras kugelitik dengan rambutku.
Kemudian kepala kontolnya kubasahi dengan ludahku. Kuratakan ludah dengan jariku. Dia menggeliat
kegelian.

Dengan lembut kuusap seluruh permukaan kepala kontolnya yang besar, dia melenguh karena nikmatnya.
Kugenggam pangkal kontolnya dan kepalanya yang basah mulai kujilati. Diujung kepalanya ada setitik
cairan bening.

Sambil menjilati cairan bening itu, kontolnya kukocok turun naik. Terasa agak asin. Dengan lidah
kujilati kepala dan leher kontolnya, semua daerah sensitif kujelajahi dengan lidah. Akhirnya kepalanya
kuemut dan kukeluar masukkan ke dalam mulutku.

Perutnya kuelus2, dia meremas2 rambutku. Aku terus saja mengisap kontolnya. kontol yang Gede, panjang,
kepalanya yang bulat berkilatan. kepalaku dielus-elusnya. Dan dia menyibakkan rambutku agar tidak
menggangu keasyikanku. dengan penuh semangat aku terus mengulum kontolnya.

“Dea, nikmat banget emutanmu”, erangnya.

“Kamu pinter banget siihh”. aku terus memompa dengan lembut. Berkali2 aku mengeluarkan kepala itu dari
mulutku.. Aku menjilati tepi-tepinya .. Pada pangkal kepala ada alur semacam cincin atau bingkai yang
mengelilingi kepala itu.

Dan sobekan lubang kencingnya kujilati habis-habisan. “Dea, nikmatnya aah”, kembali dia
mengerang.Rupanya dia tak tahan dengan rangsanganku, aku ditariknya dari kontolnya, dibaringkannya dan
kembali mulutnya mengarah ke memekku.

Dengan lembut dia menjilati daerah sekeliling memekku, pahaku dikangkangkan supaya dia mudah mengakses
memekku. “Di…”, ganti aku yang melenguh keenakan. Lidahnya makin liar menjelajahi memekku.

Bibir memekku dikuakkan dengan jarinya dan kembali itilku yang menjadi sasaran lidahnya. Aku makin
menggelinjang gak karuan. Napasku menjadi gak teratur, “Di .., Dea dientot dong”, erangku. Dari
memekku kembali membanjir cairan bening.

Dia menjilati cairan itu. Badannya kutarik, dia segera menempatkan kontol besarnya di bibir memekku.
Pelan2 dimasukkannya sedikit demi sedikit, nikmat banget rasanya kemasukan kontol yang gede banget.

Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk, mula2 pelan dan makin lama makin cepat sehingga dengan
satu hentakan keras, kontolnya sudah ambles semuanya di memekku, “Aah, Di”, erangku lagi.

Dia terus saja mengenjotkan kontolnya dengan keras dan cepat, sehingga akhirnya memekku makin
berdenyut mencengkeram kontolnya dengan keras. “Di, terus yang cepat Di, Dea mau nyampe, aah”, erangku
dengan liar.

Dia terus saja mengenjotkan kontolnya sampe akhirnya, “Aah Di, Dea nyampe…”, kembali aku berteriak.
Dia menghentikan enjotannya. Kembali aku dibelai2 dan bibirku diciumnya dengan mesra.

“Di nikmat banget dientot ama kamu, baru sebentar dienjot, Dea dah nyampe,” kataku. Dia mencabut
kontolnya dan minta aku nungging Segera ditancapkannya kembali kontolnya di memekku dari belakang.

Pinggulku dipeganginya sambil mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan cepat, rasanya kontol
panjangnya masuk lebih dalam lagi ke memekku, nikmat banget rasanya. Dia rupanya ingin merasakan
macem2 gaya ngentot, segera dia telentang dan minta aku yang diatas.

Aku menancapkan kontolnya dimemekku dan kuturunkan tubuhku sehingga kontolnya kembali ambles di
memekku. Aku emnggerakkan pinggulku turun naik dan juga dengan gerakan memutar. Dia meremas2 toketku
dan memlintir pentilku.

Aku membungkukkan badanku sehingga dia bisa mengemut pentilku, sesekali digigitnya pelan, aku
menjerit2 karena nikmatnya.

“Dea, aku dah mau ngecret, didalem boleh gak”, katanya sambil terus meremes toketku.

“Ngecretin didalem aja Di, biar lebih nikmat”, jawabku sambil terus menaik turunkan pinggulku mengocok
kontolnya yang ambles di memekku. Aku kembali membungkuk, kali ini bibirnya kucium dengan ganas. Dia
memegangi pinggangku.

Gerakan pinggulku makin cepat, aku juga merasa akan nyampe lagi. Memekku terasa berdenyut2, “dia aku
mau nyampe juga, bareng ya Di”, kataku terengah. Terus kugerakan pinggulku naik turun dengan cepat
sampe akhirnya pejunya muncrat menyembur2 didalam memekku.

Bersamaan dengan ngecretnya dia, akupun nyampe kembali’ “Di, nikmatnya..”, erangku. Aku menelungkup
lemas dibadannya, dia memelukku dan mengecup bibirku, sementara kontolnya masih nancap di memekku.

“Di lemes banget, tapi nikmatnya luar biasa”, kataku.

“ini baru ronde pertama lo Dea”, jawabnya.

“Dea mau kok kamu entotin sampe pagi”, kataku. “Kita kedalem yuk”, katanya. Dia mendorongku bangun
sehingga kontolnya tercabut dari memekku. Kita segera pindah kedalam.

Aku berbaring kelelahan diranjang. DIa berbaring disebelahku, kayaknya dia belum puas karena tangannya
kembali meremas toketku.

“Kamu seksi banget ya Dea, toket kamu besar dan kenceng. Jembut kamu lebat banget, aku suka ngentot
ama yang jembutnya lebat. Mana memek kamu kenceng banget empotannya, aku mau ngerasain lagi ya Dea”,
katanya dan dia kembali mencium bibirku.

Dia bangun dan segera mengarah ke memekku, dia tau titik lemahku ada dimemekku. Lidahnya kembali
menjilati memekku. Ujung lidahnya kembali menelusup masuk ke memekku. Rambutnya segera kuremas2 dan
kutekankan kepalanya supaya lidahnya lebih masuk lagi ke memekku.Cerita Sex Terbaru

Pantatku menggelinjang naik keatas. Dia terus saja menggarap memekku, pahaku dipeganginya erat2
sehingga aku sulit untuk bergerak2, aku hanya bisa mendesah2 kenikmatan. Rupanya desahanku merangsang
napsunya sehingga segera dia melepaskan memekku dan menaiki tubuhku. “Di, kamu kuat banget sih. Baru
aja ngecret udah pengen masuk lagi”, keluhku. Dia tidak menjawab.
Digenggamnya kontolnya, diarahkan ke memekku. Aku menggelinjang saat kepala tumpul yang bulat gede itu
menyentuh dan langsung mendorong bibir memekku. Kepala kontolnya menguak gerbang memekku.

Memekku langsung menyedotnya, agar seluruh batang kontol gede itu bisa dilahapnya. Uuhh .. aku
merasakan nikmat desakan kontol yang hangat panas memasuki memekku.Sesak. Penuh. Tak ada ruang dan
celah yang tersisa.

Kontol panas itu terus mendesak masuk. Rahimku terasa disodok-sodoknya. Kontol itu akhirnya mentok di
mulut rahimku. Kemudian dia mulai melakukan pemompaan. Ditariknya pelan kemudian didorongnya.

Ditariknya pelan kembali dan kembali didorongnya. Begitu dia ulang-ulangi dengan frekuensi yang makin
sering dan makin cepat. Dan aku mengimbangi secara reflek. Saat dia menarik kontolnya, pantatku juga
menarik kecil sambil sedikit ngebor.

Dan saat dia menusukkan kontolnya, pantatku cepat menjemputnya disertai goyangan igelnya. Demikian
secara beruntun, semakin lama makin cepat.Toketku bergoncang-goncang, rambutku terburai, keringatku
bercampur keringatnya mengalir dan berjatuhan di tubuh masing-masing, mataku dan matanya sama-sama
melihat keatas dengan menyisakan sedikit putih matanya.

Goncangan makin cepat itu juga membuat ranjang kokoh itu ikut berderak-derak. “Dea, nikmat banget deh
memek kamu”, dia melenguh.

“Iya Di, kontol kamu enak banget, Panjangg .. Uhh gede banget.” Posisi nikmat ini berlangsung
bermenit-menit. Kulihat tubuh kekar nya tampak berkilatan karena keringatnya. keringatnya mengalir
dari lehernya, terus ke dada bidangnya, dan akhirnya ke tonjolan otot di perutnya.

Dengan gemas kumainkan pentilnya yang bekilatan itu. Kugigiti, kujilati, kuremas-remas. Tambah buas
gerakannya. Sodokan kontolnya tambah kencang di memekku dan tangannya meremes2 toketku.

Pada akhirnya, setelah sekian lama dia mengenjot memekku dan aku nyampe 2 kali secara berturut2,
kontolnya terasa berdenyut keras dan kuat sekali.. Kemudian menyusul denyut-denyut berikutnya.

Pada setiap denyutan aku rasakan memekku sepertinya disemprot air kawah yang panas. Pejunya kembali
berkali-kali ngcret di dalam memekku. Uhh .. Aku jadi lemes banget. “Di, Dea lemes Di, tapi nikmat
banget. Istirahat dulu ya Di”, kataku. Aku langsung terkapar di ranjang dan tak lama kemudian aku
tertidur.
Pagi hari. Aku terbangun karena ada ciuman di bibirku. Diluar udah terang. Dia sedang mencium bibirku.
Aku menyambut ciumannya, kayanya sarapan pagiku ya dientot lagi. wajah kami sama-sama maju saling
berciuman dengan mesra dan hangat, saling menghisap bibir, lalu lama kelamaan, entah siapa yang
memulai, aku dan dia saling menghisap lidah dan ciuman pun semakin bertambah panas dan bergairah.

Ciuman dan hisapan berlanjut terus, sementara tangan nya mulai beralih dari betisku, merayap ke pahaku
dan membelainya dengan lembut. Darahku semakin berdesir. Mataku terpejam. Kembali dia melepas bibirnya
dari bibirku.

Satu tangannya masih terus membelai pahaku, akupun terbaring pasrah menikmati belaiannya, sementara ia
sendiri membaringkan tubuhnya miring di sisiku. Dia mencium bibirku kembali, yang serta merta kubalas
dengan hisapan pada lidahnya.

Mungkin saat itu gairahku semakin menggelegak akibat tangannya yang mulai beralih dari pahaku ke
selangkanganku, membelai memekku.

“Mmhh.. Di” desahku disela2 ciuman panas kami. Dari mencium bibirku, lidahnya mulai berpindah ke
telinga dan leherku, dan kembali lagi ke bibir dan lidahku.Permainannya yang lembut dan tak tergesa-
gesa ini membuatku terpancing menjadi semakin bernapsu, sampai akhirnya ia mulai memainkan tangannya
meraba2 toketku, pentilku yang saat itu sudah tegak mengacung digesek2nya.

Diciuminya toketku, kemudian mulai menjilati pentilku. “Ooohh.. sshh.. aachh.. Di..” desahku langsung
terlontar tak tertahankan begitu lidahnya yang basah dan kasar menggesek pentilku yang terasa sangat
peka.

Dia menjilati dan menghisap toket dan pentilku di sela-sela desah dan rintihku yang sangat menikmati
gelombang rangsangannya. Dia melepas pentilku lalu bangkit berlutut mengangkangi betisku, dan mulai
menciumi pahaku.

Kembali bibirnya yang basah dan lidahnya yang kasar menghantarkan rangsangan hebat yang merebak ke
seluruh tubuhku pada setiap sentuhannya di pahaku. Apalagi ketika lidahnya menggoda selangkanganku
dengan jilatannya yang sesekali melibas bibir memekku.

Yang bisa kulakukan hanya mendesah dan merintih pasrah melawan gejolak napsu. Dia mengalihkan
jilatannya kejembutku yang telah begitu basah penuh lendir memekku. “Di .. ohh..” lenguhku. Lidahnya
melalap vaginaku dari bawah sampai ke atas, menyentuh itilku.

Dia menghentikan jilatannya dan berlutut di depanku. Memekku terasa panas, basah dan berdenyut-denyut
melihat kontolnya yang tegang besar kekar berotot.

Dia membuka kakiku hingga mengangkang lebar lebar, lalu di turunkannya pantatnya dan menuntun
kontolnya ke bibir memekku. Terasa sekali kepala kontolnya menembus memekku.”Hngk!
Besaar..sekalii..Di,” erangku.

Tanpa terburu-buru, dia kembali menjilati dan menghisap pentilku yang masih mengacung dengan lembut,
kadang menggodaku dengan menggesekkan giginya pada pentilku, tak sampai menggigitnya, lalu kembali
menjilati dan menghisap pentilku, nikmat banget rasanya, sementara setengah kontolnya bergerak
perlahan dan lembut menembus memekku.

Ia menggerak-gerakkan pantatnya maju mundur dengan perlahan, membuat lendir memekku semakin banyak
meleleh di memekku, melicinkan jalan masuk kontol berototnya ini ke dalam memekku tahap demi tahap.

Lidahnya yang kasar dan basah berpindah-pindah dari satu pentil ke pentil yang lain. “Ouuch.. sshh..
aachh.. teruuss.. Di. masukin kontolmu yang dalaam..! oouch..niikmaatnya!” erangku.

Seluruh rongga memekku terasa penuuh, kurasakan begitu nikmatnya dinding memekku digesek kontolnya
yang keras dan besaar..! Akhirnya seluruh kontolnya yang kekar besar itu tertelan kedalam memekku.
Terasa bibir memekku dipaksa meregang, mencengkeram otot besar dan keras ini.

Melepas pentilku, dia mulai memaju-mundurkan pantatnya perlahan, “..oouch. niikmaat..Di..!!” aku pun
tak kuasa lagi untuk tidak merespon kenikmatan ini dengan membalas menggerakan pantatku maju-mundur
dan kadang berputar menyelaraskan gerakan pantatnya, dan akhirnya napasku semakin tersengal2 diselingi
desah desah penuh kenikmatan.Cerita Sex Terbaru

“hh.. sshh.. hh.. Di..oohh ..suungguuhh.. niikmmaat.” lidahnya kembali menari di pentilku. Aku benar
benar menikmati permainannya sambil meremas-remas rambutnya. Kontolnya yang dahsyat semakin cepat dan
kasar menggenjot memekku dan menggesek dinding memekku yang mencengkeram erat.

Hisapan dan jilatannya pada pentilku pun semakin cepat dan bernapsu. Seluruh tubuhku bergelinjang liar
tanpa bisa kukendalikan. Desahanku sudah berganti dengan erangan liar,

“Ahh.. Ouchh.. entootin Dea terus Di, .. genjoott.. habis memekku..!! genjoott.. kontolmu sampe
mentok..!!” Ooohh.. Di.. bukan maiin.. eennaaknyaa.. ngeentoot denganmu..!!” mendengar celotehanku,
dia berubah menjadi semakin beringas, kontolnya makin cepat dienjotkan keluar masuk memekku.

Akhirnya aku tidak bisa lagi menahan gelombang kenikmatan melanda seluruh tubuhku ”Ngghh.. nghh ..
nghh.. Di.. Akku mau nyampe..!!” pekikanku meledak menyertai gelinjang liar tubuhku sambil memeluk
erat tubuhnya mencoba menahan kenikmatan dalam tubuhku.

Dia mengendalikan gerakannya yang tadinya cepat dan kasar itu menjadi perlahan sambil menekan
kontolnya dalam2 dengan memutar mutar keras sekalii.. Itilku yang sudah begitu mengeras habis
digencetnya.Cerita Dewasa Hot

“..aacchh.. Di.. niikmaat.. tekeen.. teruuss.. itilkuu..!!” Akhirnya aku nyampe, kupeluk tubuhnya erat
sekali. wajahnya kuciumi sambil mengerang2 dikupingnya sementara dia terus menggerakkan sambil menekan
kontolnya secara sangat perlahan.

Tubuhku yang terkulai lemas dengan kontolnya masih di dalam memekku yang masih berdenyut-denyut. Tanpa
tergesa-gesa, dia mengecup bibir, pipi dan leherku dengan lembut dan mesra, sementara kedua lengan
kekarnya memeluk tubuh lemasku dengan erat.
Ia sama sekali tidak menggerakkan kontolnya yang masih besar dan keras di dalam memekku. Ia memberiku
kesempatan untuk mengatur napasku yang terengah-engah. Setelah aku kembali “sadar” , aku pun mulai
membalas ciumannya, sehingga dia kembali memainkan lidahnya pada lidahku dan menghisap bibir dan
lidahku semakin liar.

Napsuku kembali terpancing dan aku mulai kembali menggerak-gerakkan pantatku perlahan-lahan,
menggesekkan kontolnya pada dinding memekku. Respon gerakan pantatku membuatnya semakin liar.

Genjotan kontolnya pada memekku mulai cepat, kasar dan liar. Lalu dia memintaku untuk berbalik, sambil
merangkak dan menungging kubuka kakiku lebar, kutatap mukanya sayu sambil memelas

“Di..masukin kontol gedemu dari belakang kelobang memekku..” Dia pun menatap bokongku. Sambil memegang
kontolnya disodokannya ketempat yang dituju

”Bleess..” ..Ooohh. Di.. teruss.. yang.. dalaam..!”! terasa besar dan panjang kontolnya menyodok
memekku, terasa sekali gesekannya di memekku yang menyempit karena tertekuk tubuhku yang sedang
menungging ini.

Dia menggarapku dengan penuh napsu, tubuhku kuayun ayunkan maju mundur, ketika kebelakang kusentakan
keras sekali menyambut sodokannya sehingga kontol yang besar dan panjang itu lenyap tertelan memekku.

“Hngk.. ngghh..Adi..Dea mau keluaar lagii.. aargghh..!!” aku melenguh panjang, aku nyampe lagi.
Kudorong pantatku ke belakang keras sekali menancapkan kontolnya yang besar sedalam-dalam2nya di dalam
memekku.

Terasa memekku berdenyut2 mengempot kontol besarnya. Setelah mengejang beberapa detik diterjang
gelombang kenikmatan, tubuhku melemas dipelukannya yang menindih tubuhku dari belakang.
Berat memang tubuhnya, namun dia menyadari itu dan segera menggulingkan dirinya, rebah di sisiku.
Tubuhku yang telanjang bulat bermandikan keringat terbaring pasrah di ranjang, penuh dengan rasa
kepuasan.

Dia memeluk tubuhku dan mengecup pipiku, membuatku merasa semakin nyaman dan puas. “Dea aku belum
ngecret..! tolong isepin kontolku dong..!” tanpa sungkan lagi kuemut kontolnya, kujilati biji
pelernya, bahkan selangkangannya ketika kulihat dia menggeliat geliat kenikmatan,

“..Ohh Dea.. nikmat sekalii.. teruss .. lumat kontolku iseep yang daleemm.. ohh..” dia mengerang penuh
semangat membuatku semakin gairah saja mengemut kontolnya yang besar. untuk makin merangsang dirinya
aku merangkak dihadapannya tanpa melepaskan kontolnya dari mulutku,

Kutunggingkan pantatku kuputar putar sambil kuhentak2 kebelakang. benar saja melihat gerakan erotisku
dia makin mendengus2. Emutanku makin beringas, kontol yang besar itu yang menyumpal mulutku, kepalaku
naik turun cepat sekali, dia menggelinjang hebat.

Akhirnya kurasakan memekku ingin melahap kembali kontolnya yang masih perkasa ini, dengan cepat aku
lepas kontolnya dari mulutku langsung aku merangkak ke atas tubuhnya kuraih kontolnya lalu kududuki
sembari ku tuju ke memekku.

Bleess.. “..Ooohh..Dea..masuukin kontolku semuanya..!!” dia mengerang. kuputar-putar pinggulku dengan
cepatnya sekali kali kuangkat pantatku lalu kujatuhkan dengan keras sehingga kontol yang besar itu
melesak dalaam sekali.. “..aachh.. Dea.. putaar..habiisiin kontoolku..eennakk.. sekaallii..!!”
gilirannya merintih mengerang bahkan mengejang-ngejangkan tubuhnya.
Kugenjot bahkan sambil menekan keras sekali pantatku. Kontolnya kugenjot dan kupelintir habis, bahkan
kukontraksikan otot2 memekku sehingga kontol yang besar itu terhisap dan terkenyot didalam memekku.

Dia menggelinjang habis kadang mengejangkan tubuhnya sambil meremas pantatku keras sekali, kutekan
lagi pantatku lebih keras, kontolnya melesak seluruhnya bahkan jembutnya sudah menyatu dengan
jembutku, itilku tergencet kontolnya.

Badanku sedikit kumiringkan ke belakang, biji pelernya kuraih dan kuremas-remas, “..Ooohh.. aachh..
yeess.Dea”, dia membelalakan matanya. lalu dia bangkit, dengan posisi duduk ia mengemut toketku… aachh
tubuhku semakin panaas.. kubusungkan kedua toketku.

“..Emut pentilku.. dua. duanya.. ..yeess..!! …sshh.. …oohh..!! erangku. “..Ooohh.. Dea.. nikmatnya
bukan main posisi ini..! kontolku melesak dalam sekali menembus memekmu..!” dia mendengus2. kurasakan
kontolnya mengembung pertanda pejunya setiap saat akan meletup,

“..Ohh.. sshh..aahh.. Di ..keluaar.. bareeng..”, erangku lagi. “..iya..Dea..aku…udah mau ngecret”.
tubuhku mengejang ketika kurasakan semburan dahsyat di dalam memekku,

Baca Juga Cerita Sek Kakak Dan Adiknya

“..aachh. jepiit kontoolku.. yeess.. sshh..oohh..nikmaatnya.. memekmu Dea..!!” dia mengecretkan
pejunya di dalam memekku, terasa kental dan banyak sekali. Akupun menggelinjang hebat,
“..Nggkkh..sshh.. uugghh.. Di.. teekeen kontoolmu.. sampe mentookkhh.. aarrgghh..!!

Kutekan kujepit kekepit seluruh tubuhnya mulai kontolnya, pantatnya, pinggangnya bahkan dadanya yang
kekar kupeluk erat sekali. Seluruh pejunya kuperas dari kontolnya yang sedang terjepit didalam
memekku. Nikmatnya sungguh luar biasa.

Akhirnya perlahan lahan kesadaranku pulih kembali, tubuhku terasa lemas sekali. “Di, sarapan ini lebih
nikmat dari semalem, Dea mau lagi dong”, kataku. “Iya Dea, kamu mau gak jalan2 sama aku keliling Bali.

Kamu bilang aja ke mas Indra kamu mau pulang sendiri. Tiketmu diubah saja tanggal pulangnya, kamu
pulang sendiri aja ke Jakarta. Kita kan bisa jalan2 sambil ngentot sepuasnya. Mau ya Dea”, dia
membujukku.

Aku tergiur juga dengan ajakannya. Aku memberitahukan hal itu ke mas Indra dan dia sama sekali tidak
keberatan. Aku tinggal selama beberapa hari di Bali, menikmati pemandangan yang indah dan tentu saja
menikmati kontol Adi yang nikmat banget.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Rahma

Cerita Sex Terbaru | Rista adalah seorang gadis cantik,bertubuh langsing, berambut panjang lurus, mempunyai
payudara yang tidak terlalu besar namun sangat ketat, dan juga bongkahan pantatnya yang
lumayan runcing kebelakang. Saat saudaraku mengenalkan Rista kepadku, sugguh aku langsung
terpana melihat penampilan Rista malam itu. apalagi tubuhnya dihiasi dengan gaun putih,
sungguh perfect banget Rista, dan aku pun langsung suka dengan Rista. Namun aku hanya bisa
memendam saja karena tak mungkin aku merebut pacar saudara kandungku sendiri.

Cerita Sex Terbaru Rahma
Aku dan saudaraku waktu itu kuliah di salah satu universitas terkenal disurabaya. Karena
kita asli Jakarta makanya kita kita mengontrak. Dirumah yang lumayan besar hanya kau dan
saudaraku saja yang menempatinya. Oh ya namaku Arya dan nama saudaraku Aryo, umur kita
sama karena kita lahir secara bersama. Secara penampilan kita pun sama, mungkin yang
membedakan antara aku dan Aryo adalah kecerdasan kita. Aryo lebih sedikit cerdas
dibandingkan denganku. Rumah yang hanya kita tinggli berdua itu tidak sepi lagi ketika
Rista sering maen kerumah, malah bisa dibilang setiap hari setelah pulang kuliah Rista
selalu maen kerumah kita.
Rasa suka ku pada Rista pun semakin bertambah dengan seiring seringnya aku bertemu dengan
Rista. Aku sempat merasa cemburu kita melihat Aryo bermesraan dengan Rista. Namun aku
hanya bisa berteriak dalam hati, karena kau tak bisa berbuat apa-apa. Hingga akhirnya
kesempatan yang aku nantikan datang juga. Suatu malam Aryo mendapat telpon dari papahku
dan papah meminta Aryo untuk pulang karena suatu hal. Aryo pun menurut pada papah, dan
keesokan harinya Aryo pun langsung balik kejakarta. Aku bakal mendapat kesempatan berdua
denga Rista, nmaun dengan alasan apa aku masih bingug.
Saya sempat merasa agak kesepian juga di rumah, karena saya hanya sendirian saja. Apalagi
kalau Aryo tidak di sini, berarti Rista juga nggak akan datang ke rumah saya kan?..Nah,
pada suatu siang di rumah, tiba-tiba saya seperti mendengar suara motor Rista dari
kejauhan. “Ah, aku pasti terlalu merindukan kehadiran Rista”, pikirku, sampai suara motor
lewat pun saya sangka suara motor Rista. Eh, ternyata suara motor itu memang menuju ke
rumahku, and guess what, itu memang Rista! Dia mengenakan kaos ketat berwarna oranye-biru,
dan celana jeans ngatung yang juga ketat. Sunggu menggairahkan sekali penampilannya saat
itu. Saya gembira campur bingung, kenapa Rista datang ke sini, padahal Aryo kan lagi
pergi.
“Halo Arya.. Sendirian aja ya di rumah? Kasian, ditinggal Aryo sendirian. Pasti sepi ya?”,
kata Rista sambil menuntun motornya masuk.
“Iya nih Win, sendirian terus tiap hari. Kamu tumben dateng ke sini? Ada angin apa Win?”
“Ini No, aku mau ngambil catetanku yang dulu dipinjem Aryo. Soalnya ada perlu buat
semester pendek.”
“Ooo.. kalo gitu masuk aja Win. Aku kurang tau di mana Aryo nyimpen catetanmu. Liat aja di
kamarnya.”, jawabku lagi.

Rista pun masuk ke kamar Aryo dan mencari catetannya di laci meja komputer Aryo.
Sepertinya dia memang sudah tau kalau Aryo menyimpannya di sana. Untuk membuka laci itu,
dia mesti agak membungkuk. Ketika membungkuk, bagian belakang baju kaosnya agak terangkat,
dan tampaklah olehku punggungnya yang putih mulus. Wahh.. walaupun hanya sedikit yang
tampak, tapi itu sudah membuat pikiranku melayang dan otomatis penisku pun ikut berdiri.
“Udah dapet nih No, catetannya.”, kata Rista kepadaku.
“Oh, di sana ternyata dia simpen ya? Oke deh. Itu aja yang perlu Win?”, kataku dengan agak
sedikit kecewa, karena kalau memang hanya itu tujuan dia ke sini, berarti dia udah mau
balik dong..?
“Iya, ini aja. Aku pulang dulu deh ya No.”
Yaahh.., sebentar banget aku sempat ketemu dengan Rista, pikirku. Kemudian Rista keluar
menuju motornya. Di depan motornya aku melihat dia menggantungkan sebuah tas yang agak
besar.
“Bawa apaan tuh Win?”, tanyaku sama Rista.Cerita Sex Terbaru
“Oh, ini? Sebenarnya setelah ini aku bukan mau pulang sih. Aku rencananya mau ke tempat
temenku. Numpang mandi. Abis, air di kosku lagi habis. Sumurnya kering No. Wah, jadi
ketauan deh kalo aku belum mandi nih.. Jadi malu..”, kata Rista dengan agak malu-malu.

Wah.., kesempatan nih!
“Kenapa nggak mandi di sini aja Win? Airnya banyak kok di sini. Daripada repot-repot ke
tempat temenmu lagi. Gimana? Mau?”, cecarku dengan penuh semangat bercampur nafsu
“Mmm.., nggak apa-apa nih No?”, tanya Rista agak ragu.
“Nggak apa-apa kok. Bener. Suwer. Samber geledek.”, jawabku dengan sedikit bercanda.
“Ya oke deh kalo gitu. Aku numpang mandi ya..”

Yess.. Akhirnya aku punya kesempatan untuk bersama Rista lebih lama lagi.. Rista langsung
masuk lagi menuju kamar mandi. Aku hanya dapat membayangkan apa yang terjadi di dalam
kamar mandi itu. Aku membayangkan Rista membuka baju ketatnya, dan melepaskan celana
jeansnya. Aku membayangkan bagaimana tubuh seksi Rista hanya berbalutkan BH dan celana
dalam saja. Hhhmm.. penisku langsung tegang dengan sendirinya tanpa perlu kusentuh. Sedang
enak-enak melamun, tiba-tiba pintu kamar mandi Rista terbuka. Oh, ternyata Rista masih
mengenakan pakaiannya, tidak seperti dalam bayanganku.
“Arya, aku bisa pinjem handuk nggak? Aku lupa bawa nih. Sori ya ngerepotin.”
“Oh, nggak apa-apa. Ntar ku ambilin.”
Ketika aku memberikan handukku kepada Rista, terlihat tali BH Rista yang berwarna hitam di
bahunya. Walaupun itu hanya seutas tali BH di bahu, tapi itu sudah cukup untuk membuatku
berimajinasi yang bukan-bukan tentang Rista.
“Makasih ya Arya..”, wah, suaranya benar-benar bisa membuatku terbang ke langit ketujuh..
“eh, iya..”, jawabku.

Lalu Rista masuk kembali ke kamar mandi. Tak lama kemudian sudah terdengar suara cebyar-
cebyur air. Aku tak dapat berhenti membayangkan tubuh Rista yang telanjang.. Kulitnya
pasti mulus.., putih.., dan badannya sangat seksi sekali.. mmhh.. aku tak kuasa untuk
menahan nafsuku.. Aku masuk ke kamar, dan masuk ke kamar mandiku (letaknya tepat di
sebelah kamar mandi tamu tempat Rista mandi).Di dalam kamar mandi, aku langsung melepaskan
seluruh pakaianku dan mengambil sabun untuk onani. Aku memegang penisku yang sudah sangat
tegang (rasanya belum pernah “dia” sebesar ini.Bayangan akan Rista benar-benar telah
membuatnya sangat keras..). Dengan sedikit sabun, aku mulai meremas-remas penisku, dan
pelan-pelan mulai mengocoknya maju-mundur.. mm.. aku membayangkan ini adalah tangan Rista
yang mengocok penisku.. oohh Rista.. andaikan kamu mau mandi bersamaku di sini.. hhmm..
Imajinasiku telah melayang ke mana-mana. Sedang asyik-asyiknya onani, tiba-tiba pintu
kamar mandiku diketuk dari luar.
“Arya.. Kamu lagi mandi ya? Sori mengganggu lagi. Kamu ada sabun cuci muka nggak? Aku lupa
bawa tadi..”, terdengar suara Rista memanggil.

Aku kaget! Wah, mana udah mau klimaks, eh Rista ngetuk pintu. Buyar deh imajinasiku yang
sudah kubangun dari tadi. Wah, pasti Rista sudah pakai baju lengkap lagi seperti tadi,
tidak telanjang seperti dalam bayanganku. Tapi nggak apa-apa deh, kan aku bisa ngeliat
Rista lagi jadinya. Aku lingkarkan handuk di pinggangku untuk menutupi penisku yang
tegang, lalu aku ambilkan sabun cuci mukaku untuk Rista.
“Ini Win, sabun cuci mukanya”, kataku sambil membuka pintu.

Wahh.. ternyata Rista hanya mengenakan handukku yang kuberikan tadi, bukannya berpakaian
lengkap! Rejeki lagi nih! Dengan balutan handukku yang tidak terlalu lebar itu, tampak
kulitnya yang benar-benar putih mulus. Handukku hanya menutupi dari dadanya sampai sekitar
15 cm di atas lututnya. Tampak olehku pahanya yang begitu indah. Rambutnya yang basah juga
memberi efek yang membuatnya semakin kelihatan seksi.. Tanpa bisa dibendung, penisku
menjadi semakin tegang lagi.
“Makasih Arya.. Wah, bener-bener sori ya, jadi ngeganggu mandimu..”, kata Rista lagi.
“Ehm.., nggak apa-apa kok Win.”, jawabku terbata-bata karena nggak kuat menahan nafsuku..
Tanpa kusadari, penisku semakin menyembul dan membuat handukku hampir copot. Jarakku
dengan Rista waktu itu sangat dekat, sehingga penisku yang sudah berdiri itu menyentuh
bagian perut Rista penisku dan perut Rista sama-sama masih tertutupi handuk. Rista kaget,
karena ada sesuatu yang menekan perutnya.
“Eh, aku mandi lagi ya No.”, kata Rista buru-buru dengan muka yang memerah. Sepertinya dia
malu campur bingung.
“Mmm, iya.., aku juga mau mandi lagi”, jawabku juga dengan penuh malu.
Ristapun kembali ke kamar mandinya, dan aku juga masuk lagi ke kamar mandiku.

Di dalam kamar mandi aku berpikir, apa kira-kira tanggapan Rista atas kejadian tadi ya?
Apa dia akan lapor ke Aryo kalau aku berbuat kurang ajar? Apa dia marah sama aku? Atau
apa? Aku jadi takut.. Setelah termenung beberapa menit, akhirnya aku memutuskan untuk
melanjutkan apa yang kukerjakan tadi. Masalah nanti ya urusan belakangan. Baru saja aku
mau mulai untuk onani lagi, pintu kamar mandiku diketuk lagi.
“Arya.., sori mengganggu lagi. Aku ada perlu lagi nih”, kata Rista dari luar.
“oh iya, bentar..”
Sekarang aku pakai celana dalam dan celana pendekku. Aku nggak mau terulang lagi kejadian
memalukan tadi. Aku keluar dari kamar mandi.
“Ada apa Win? Apa lagi yang ketinggalan? Mau pinjem celana dalam?”, candaku pada Rista.
“Ah, kamu ada-ada aja.”, kata Rista sambil tertawa. Hhh.., manis sekali senyumannya itu..
Btw, dia masih mengenakan handuk seperti tadi. Seksi..!
“Gini No.. Waktu aku minjem sabun cuci muka tadi, aku tau kalo kamu sempat.. mm.. apa ya
istilahnya? Terangsang?”, kata Rista.

“Hah? Apa? Maksudnya gimana? Aku nggak ngerti?”, tanyaku pura-pura bego.
“Nggak apa-apa kok No. Nggak usah malu. Kuakui, aku tadi juga sempat membayangkan “itu” mu
waktu aku masuk kamar mandi lagi.Cerita Sex Terbaru
Aku bahkan hampir saja mau.. mm.. masturbasi sambil mbayangin kamu. Tapi kupikir, ngapain
pake tangan sendiri, kalo “barang”nya ada di sebelah?”, jawab Rista.
“Hhhaahh? Apa maksudmu Win? Aku jadi makin bingung? Aku nggak”
Belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, Rista sudah meraba penisku dari luar celana
pendekku.

“Ini yang kumaksud, Arya! Penismu yang tegang ini! Aku menginginkannya!”, kata Rista
sambil terus meraba-raba dan meremas penisku.
“hhmm.., Rista.. kamu..”
“Arya.. Walaupun aku pacarnya Aryo, kamu nggak usah malu begitu. Sejak bertemu denganmu di
Djokdja ini, aku selalu membayangkanmu dalam setiap fantasi seksku. Bukannya aku nggak
cinta Aryo. Tapi dengan membayangkan sesuatu yang “tabu”, biasanya aku selalu menjadi
begitu terangsang, dan selalu kuakhiri dengan masturbasi sambil membayangkan bercinta
dengan saudara kembar pacarku sendiri.

Arya.. saat ini sudah lama kutunggu-tunggu. Aku selalu membayangkan bagaimana rasanya
mengulum Penismu dalam mulutku. Bagaimana rasanya memainkan Penismu dalam vaginaku..
hhmm.. You’re always on my fantasy, Arya..”, cerocos Rista sambil semakin kuat meremas
penisku masih dari luar celana pendekku.

“Ohh.., oohhmm.., Rista.. Aku.., juga.. selalu membayangkanmu dalam setiap onaniku. Aku
nggak tahan melihat kecantikan dan keseksianmu, sejak pertama kali aku bertemu denganmu.
Aku cemburu dengan Aryo. Aku selalu membayangkan tubuhmu yang putih, halus, lembut, dan
seksi ini.. Aku menginginkanmu Rista..”, jawabku sambil meraba bahu dan tangannya yang
begitu halus dan lembut.
Kemudian tanpa berpikir lagi, aku raih rambutnya dan kutarik mukanya ke mukaku, dan kucium
Rista dengan buas. Kulumat bibirnya yang merah dan mungil itu. Inilah pengalaman pertamaku
mencium wanita. Rasanya benar-benar nikmat sekali. Apalagi tangannya masih terus meremas
penisku yang sudah berdenyut-denyut dari tadi.

“Hmmpp.., mmhhmmhh..”, Rista juga membalas ciumanku dengan lumatan bibirnya dan lidahnya
bermain-main di dalam mulutku.

Aku terus menghisap bibir & lidahnya, dan tanganku mulai meraba payudaranya yang masih
tertutup handuk. Payudaranya cukup besar. Belakangan kuketahui ukurannya 34B. Terasa
putingnya yang mengeras dari balik handuk.
“Ohh.. Arya.. remas susuku! Remas, Arya.. Ohhmmhh..”,
desah Arya di telingaku, semakin membuatku bernafsu.. Tanpa pikir panjang, langsung
kulepaskan handuk Rista, sehingga tampaklah di depan mataku keindahan tubuh telanjang
Rista yang selama ini hanya ada dalam fantasiku.

“Rista.. kamu sunguh-sungguh cantik.. Aku menginginkanmu..”.

Aku pun langsung menerkamnya dan tanpa membuang waktu langsung kuhisap payudaranya yang
bulat & padat itu. Sebelumnya aku hanya dapat membayangkan betapa indahnya payudara Rista
yang sering mengenakan kaos ketat itu. Bahkan pernah sekali dia mengenakan kaos ketat
tanpa BH, sehingga tampak samar-samar putingnya yang merah olehku waktu itu.

“Arya.. Mmmhhmm.. Kamu benar-benar hebat Arya.. Bahkan Aryo tidak pernah bisa membuatku
jadi gila seperti ini.. Ooohh.. hisap putingku Arya. Jilat.. hhmm..” jerit Rista yang
sudah benar-benar penuh nafsu birahi itu.

Aku terus menjilati dan menghisap payudaranya, dan sekali-sekali kugigit karena gemas,
sehingga payudaranya menjadi merah-merah. Tapi Rista tidak marah, malah sepertinya ia
sangat menikmati permainan mulutku.

Bosan bersikap pasif, Rista pun melepaskan celana pendekku dengan penuh nafsu, sehingga
tampaklah olehnya penisku yang sudah berdiri tegak hingga keluar dari pinggang celana
dalamku.

“Besar sekali Penismu Arya! Wow.. Lebih besar dari pacarku yang dulu. Bahkan lebih besar
dari punya Aryo! Kukira punya sudah yang terbesar yang ada!”, puji Rista dengan mata
berbinar ketika melihat penisku.

Rista menarik celana dalamku hingga lepas, berlutut di depan penisku dan langsung
menjilati telorku yang penuh bulu itu.

“Aahhmm.. enak sekali Rista..! mmhhmm.. Kamu memang hebat sekali..”,
aku meracau kenikmatan sambil terus membelai rambutnya yang indah.
“oohhmm.. aku suka sekali Penismu Arya.. besar, panjang, dan hitam.. oohhoohhmm..”,
Rista memasukkan penisku ke mulutnya yang mungil, dan menghisapnya dengan kuat.
“Ahh.., Rista.. AAhhmmhh..”,

Aku benar-benar dalam puncak kenikmatan yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Kenikmatan
onani hanyalah sepersekian dari kenikmatan dihisap dan dijilat oleh mulut dan lidah Rista
yang sedang mengulum penisku ini. Rista dangan penuh semangat terus menghisap penisku, dan
karena ia memaju mundurkan kepala dan badannya dengan kencang, tampak olehku payudaranya
bergoyang-goyang kesana kemari.Cerita Sex Terbaru

Ketika aku hampir mencapai klimaks, langsung kutarik penisku dari mulutnya, dan kupeluk
Rista erat-erat sambil menjilati dan menciumi seluruh mukanya. Mulai dari keningnya,
matanya, hidungnya yang mancung, pipinya, telinganya, lehernya, dagunya, dan kuteruskan ke
bawah sampai akhirnya seluruh tubuhnya basah oleh air liurku dan di beberapa tempat bahkan
sampai merah-merah karena hisapan dan gigitan gemasku. Rista benar-benar menikmati
perlakuanku terhadap tubuhnya, terutama ketika aku menjilati dan menghisap daun
telinganya. Dia benar-benar merinding ketika itu.

“oohh Arya.., kamu hebat sekali.. Belum pernah ada sebelumnya yang bisa membuatku orgasme
tanpa perlu menyentuh vaginaku. Ohhmm.. you’re the greatest..!”, kata Rista lagi.
Setelah beristirahat sejenak, aku mulai menjilati vagina Rista.
“Aryao.. nikmat sekali.. kamu hebat sekali memainkan lidahmu.. mmhhmm.. aahhgghh..”, Rista
benar-benar menikmati permainan lidahku yang mengobok-obok vaginanya dengan buas.
“Rista.., boleh aku memasukkan penisku ke dalam” belum selesai kata-kataku, Rista langsung
memotong.

“Nggak usah minta ijin segala, masukin Penismu yang gede itu ke vaginaku cepat, Arya!”,
potong Rista sambil memegang penisku dan mengarahkannya ke lobang vaginanya.
“Ahh.. sempit sekali Rista.. Mmmgghh..”, vaginanya benar-benar menjepit penisku dengan
kencang sekali, sehingga sensasi yang kurasakan menjadi benar-benar tak terlukiskan dengan
kata-kata. Pokoknya enak banget!!
“Ooohh Arya.. Penismu besar sekali!! HHhhmmhh.. aahh.. nikmat sekali Arya!”

Perlahan-lahan, aku pun mulai menggoyangkan pantatku sehingga penisku yang gede dan hitam
mulai mengocok-ngocok vaginanya. Rista pun juga menggoyangkan pantatnya yang putih mulus
itu sehingga makin lama goyangan kami menjadi semakin cepat dan buas.

“Arrryyaaaaaa.. hh.. hh.. hh.. aku suka Penismu! mmhh.. lebih cepat, cepat.. keras.. aku..
hhoohhmmhh..”,
racauan Rista makin lama makin tidak jelas.
“Aku hhaammpir keluuaar.. Rissttaaaaaaa.. hhmmhh..”,
campuran antara goyangan, desahan, dan tampang Rista yang benar-benar seksi, merangsang,
dan penuh keringat itu membuatku nggak tahan lagi.
“Keluarkan di dalam saja, Arya.. Aku jugaa.. mauu.. sampai.. hh..”.

Baca JUga Cerita Seks Tante Muontok

“AAHHMMHH.. AARRGGHH.. OOHHMMHH.. NIKMAAT SEKAALLII.. AAHHMMHH..!!” kami berdua mencapai
klimaks pada saat yang bersamaan.

Setelah permainan yang dahsyat itu, kami sama-sama terlelap di kamarku. Sewaktu terbangun
ternyata hari sudah malam. Rista langsung pulang karena takut kos-kosannya sudah dikunci
kalau kemalaman. Tapi kami berjanji untuk bertemu lagi esok hari, karena kami berdua masih
ingin melanjutkan hubungan yang tabu ini. Kami sama-sama menikmatinya. Kita pasti akan
mengulanginya lagi ketika ada kesempatan dan waktu yang tepat.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Mesum

Cerita Sex Terbaru | Kepalaku sering terasa pusing jantungku tidak beraturan dan aku terus menolak ajakan mang udin dimana
dia selalu ingin mengajakku kembali menikmati sensasi kenikmatan mesum, setiap hari dia selalu
menatapku dengan wajah horny dan membisikan dengan kata kata porn yang membuatku ikut horny

Cerita Sex Terbaru Mesum

Dikala sepi ia sering sengaja mengeluarkan batang kemaluannya dari kejauhan dan mengacungkan-
ngacungkan batangnya kearahku, ia terus mengincarku dan mencari-cari kesempatan.

Seperti yang terjadi hari Sabtu itu, di sebuah tempat yang sepi, sebuah becak sengaja mencegatku
hingga aku terpojok, aku menelan ludah.

Dari atas sadel becaknya mang Udin mengeluarkan sesuatu, benda itu seharusnya tidak boleh terlihat di
tempat terbuka yang sangat riskan bagiku dan dirinya, ahhh, benda itu begitu besar dan panjang,
jantungku berdetak kencang sambil menatap batangan di selangkangan Mang Udin.

“Mang Udin, apa-apaan sihh…!!, nanti ada yang liatt…!!”

“tolong mamang Non, rasanya kepala Mang Udin sudah mau pecah…, Kepala ini rasanya pusing sekali
Nonn…,silahkan naik Non…, silahkan…”

“ayo Naik Nonn….”

Karena aku tetap terdiam, Ia turun dari atas sadel becak dan memaksaku untuk naik ke atas becaknya dan
mengantarku pulang. Di dalam becak aku termenung, aku sering mengalami gejala yang sama dengan Mang
Udin, kepala pusing seperti mau pecah, gelisah, resah, seolah-olah ingin berteriak keras-keras untuk
melepaskan semua beban berat yang menggunung didadaku, becak mang Udin melaju dengan cepat kemudian
berhenti di depan rumahku.

“turun Non.. “

“tapi mang…, “

“tolong nonnn, sekali ini sajaaa, mamang benar-benar sudah nggak tahan..”

Mang Udin memohon kepadaku dengan tatapan mata yang memelas,aku menundukkan wajahku dalam-dalam,
setelah merantai roda belakang becaknya pada pagar rumahku ia mengekoriku dari belakang hingga masuk
ke dalam rumah dan mendorongku hingga terjengkang di atas kursi sofa panjang di ruangan tamu.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Ohhhh….ia memelorotkan celana boxer dan celana dalamnya sekaligus, dengan santai Mang Udin
memperlihatkan batangnya untukku, ia bahkan menawarkan untuk menyentuh benda itu kepadaku yang sedang
menatap batang miliknya.
“mau megang non ??”

“ehh.., nggak usah mang…, “

“ayooo, pegang.., nihhh titit Mang Udin buat Non Feby…”

“seremm mang..”

“lho.., koq serem ?? “

“yaaa…,abis gede mang…takut megangnya… “

“yeee.., justru yang gede-gede yang mantap…ayoo dipegang…”

Akhirnya dengan memberanikan diri kuulurkan tangan kananku untuk menyentuh batang panjang di
selangkangan Mang Udin. Nafasku semakin memburu saat telapak tanganku mengelus-ngelus batang kemaluan
miliknya yang hangat berkedutan seperti hidup.

“dikocok nonnn… “

“glukk.. glukk ceglukkk…”

Beberapa kali aku menelan ludah, kuberanikan diriku untuk menggenggam batangnya, sangking besarnya,
telapak tanganku tidak sanggup untuk menggenggam penuh batang besar itu, kuremas dan kutekan batangnya
ke bawah kemudian kutarik batang mang Udin ke atas kemudian kutekan lagi,

Begitulah gerakan tanganku yang semakin lancar mengocok-ngocok batang kemaluan Mang Udin. Aroma khas
itu semakin kuat tercium oleh hidungku, kuhirup dalam-dalam nafasku aroma itu. Anehh…rasa pusingku di
kepalaku hilang, apakah mang Udin mengalami hal yang sama, terbebas dari rasa pusingnya.Cerita Sex Terbaru

“Masih pusing mang ??”

“Enggak…, kepala Mang Udin sudah agak baikan.., “

Mang Udin duduk bersandar dengan santai, kedua kakinya mengangkang lebar, posisiku bersujud disamping
paha kanannya, tangan kananku mengusap-ngusap lututnya kemudian merayapi paha Mang Udin, kutatap dua
buah zakarnya, ujung jariku menyentuh buah sebelah kiri, dengan menggunakan jari telunjuk dan jempol
aku mencoba mencapit bola itu, ada sesuatu yang keras seperti biji salak.

“Auhhh…”

“e-eh.., sakit ya mang ??“

Aku buru-buru melepaskan capitanku, rupanya aku terlalu keras mencapit bijinya.
“ngilu Feby Sayanggg…”

aku hanya tersenyum sambil mengelus kepala kemaluannya, kugenggam dan kukocok-kocok batang kemaluan
Mang Udin dengan agak kuat, ada lelehan cairan berwarna putih bening yang meleleh dari mulut penisnya,
ia menarik dan menekankan kepalaku kearah batang yang mengacung itu.

“dukkk.. dukkk dukkkk.. dukkkk…!!”

Detakan jantungku semakin menghebat rasanya seperti ada yang menggedor-gedor dadaku dari dalam, aku
memejamkan kedua mataku dan membuka mulutku untuk menelan sosis besar yang terasa asin itu.

Kututupkan mulutku saat benda itu sudah di dalam, bibirku gemetar saat menjepit batang Mang Udin.
Untuk beberapa saat aku hanya terdiam dengan sebatang penis besar yang tertancap di dalam mulutku,

Kurang lebih 5 menit kemudian kugunakan ujung lidahku untuk menoel-noel mulut penis Mang Udin. Ada
sebuah sensasi tersendiri saat aku mendengar suara desahan dan erangan Mang Udin, aku semakin sering
menoel mulut penisnya.

“emmmhh. Nyemmmmhhh.. .. mmmhhhh…”

Kuhisap-hisap batang mang Udin, lidahku semakin berani bergerak memutari kepala penisnya yang berendam
di dalam mulutku. Aroma khas itu semakin mengasikkan untukku, bau alat kelamin mang Udin membuatku
semakin lupa diri, melupakan siapa aku, siapa dia, pokoknya melupakan segalanya.

“hisappp terusss, yang kuat…arrrk..Febyyyyy…”

Aku tidak mempedulikan saat ia menjambak rambutku, yang ada hanyalah nafsu untuk menghisap-hisap
batang besar itu, kuhisap kuat-kuat hingga Mang Udin mengerang keenakan.

Benda besar itu berkedutan di dalam mulutku,aihh..?? apa ini rasanya ada cairan panas yang mirip
dengan jus lidah buaya mengisi rongga mulutku, entah kenapa batang besar itu mengkerut dan terkulai
lemah.

“uhukk.. uhuekkkk…., uhukkkkk…, uhukkk, huekkk…”

Aku terbatuk sambil memuntahkan cairan sperma Mang Udin, ia tersenyum lebar sambil meremas payudaraku
sebelah kanan dan meraih tubuhku untuk duduk di atas pangkuannya dalam posisi saling berhadapan.
Jarinya menyeka lelehan sperma di bibir dan daguku, cairan sperma yang bau dan kental itu menempel di
jari telunjuknya.

“duh nonn, sampe belepotan gini…, nih ammm…”

Aku menarik kepalaku ke belakang saat jarinya yang berlendir mengejar mulutku. Kugelengkan kepalaku
sambil kembali terbatuk dan berdehem, ia ingin agar aku menjilati sisa sperma yang menempel di jari
telunjuknya.

“nggak mau ah, eneg”

“bukan eneg, Non Feby belum biasa aja nelen peju mamang, tar kalau sudah biasa juga malah ketagihan
loh…,”

“idih.. boro-boro ketagihan.., jijik…”

Aku cemberut, sedangkan ia terkekeh sambil menarik kaos T-shirt berwarna coklat muda yang kukenakan
hingga terlolos melalui pergelangan tanganku. Tangannya melingkar kebelakang dan melepaskan pengait
bra yang kukenakan, perlahan-lahan ia menarik lepas bra yang kukenakan, matanya menatap sayu pada
buntalan payudaraku yang sekal padat.

“berapa sih seliternya non ?? “

“apaan ?? “ aku masih belum menangkap maksud pertanyaannya.

“ini nih , susunya “ ia cengengesan meremas payudaraku.

“emang susu sapi…, nihhh..”

Kucubit dada Mang Udin, untuk memberinya pelajaran.

“aaa-aaa…, yee , nyubit…, tar mamang gigit susunya loh..”Cerita Sex Terbaru

“aww.., jangann mangg, JANGAN..!! aaa….”

Tanganku menahan kepalanya, ia tertawa saat aku menjewer kupingnya.

“mang, jangan main gigit-gigitan atuh, gimana sih…, kan sakit.., gimana sih mang Udin, ngak kira-
kira….dll. dsb dst”

“ooopppp… oppppp….”

Ia meletakkan jari telunjuknya dibibirku.

“buset non .., panjang amat ngomelnya kaya kereta api…”

Dengan gemas ia memangut bibirku, aku masih diam karena agak kesal, ia kembali memangut bibirku. Aku
masih juga diam, aku menepiskan tangannya yang meremas induk payudaraku, matanya yang mesum bertatapan
dengan mataku sebelum akhirnya bibir mang Udin kembali hinggap di bibirku.

Aku mulai membalas pangutannya, kudesakkan batang lidahku kedalam mulutnya, ia menghisapi batang
lidahku, menyenangkan sekali rasanya saat ia menghisapi lidahku dengan rakus. Aku menarik lidahku
dengan emutannya, mulut Mang Udin langsung mengejar dan mengulum bibirku, kedua tangannya meremas-
remas induk payudaraku yang semakin membuntal, ciumannya merambat menjelajahi rahang, dagu, leher,
pundak dan bahuku.

“aahh.ahhh mangg Nurdhinnnnn.. nnnhhhhhh…” aku merengek keenakan saat ujung lidahnya menjilat puting
susuku, ada rasa basah dan rasa hangat yang terasa saat batang lidahnya membasuh puncak payudaraku

Aku melenguh pelan, mulutnya mencucup puncak payudaraku dan mengenyot-ngenyot dengan lembut, tangan
kiriku memegangi belakang kepala mang Udin sementara tangan kananku mengusap-ngusap kepalanya.

Bibirku mendesah dan merintih-rintih kecil menikmati hisapan-hisapan mulutnya pada puncak payudaraku.
Lumayan lama ia menyusu bergantian di kedua payudaraku, kubiarkan ia mengenyoti susuku sepuas-puasnya.

“nahhh…, sekarang Feby duduk di sini ya…”

Aku didudukkannya di atas sofa sedangkan ia berlutut di hadapanku, tangannya menarik turun dan
meloloskan celana jeans berwarna biru yang kukenakan. Tinggallah celana dalam berwarna pink yang
melekat menutupi bagian terintim dari tubuhku.

“Feby sayanggg, mang Udin liat memeknya ya….”

“jangan mang.., nggak boleh…” aku menolak keinginannya.

“ngintip dikit ajaaa.. yaa….”

“enggak ahh, enggak…”

“Cuma liatt.., nggak akan diapa-apain koq…, boleh ya…” ia terus mendesakku dengan berbagai cara,
akhirnya aku mengangguk.

“tapi janji ya mang, cuma liat…, ngak boleh pegang-pegang…” aku memastikan lagi janjinya sebelum
celana dalamku melorot.

“iyaaa…, mang Udin janji…..”

Aku berusaha menahan kegelisahan saat tangan mang Udin merayapi permukaan celana dalamku. Kedua
tangannya menarik celana dalamku, kupejamkan kedua mataku saat celana dalamku melorot turun melewati
paha, lutut kemudian terjauh di ujung kakiku.

“Anjinggg….!!” hanya makian kasar itulah yang keluar dari mulut Mang Udin, matanya membeliak
memelototi kemolekan vaginaku

Kutepiskan tangannya yang merambat naik hendak menjamah permukaan vaginaku, kedua tangan mang Udin
mencekal pergelangan tanganku yang kiri dan yang kanan.

“ee-ehh , MANGG, akhhh tadi.. aww kan tadi janjihh.. ouhhhhh…”

Aku terpekik, terkejut setengah mati saat ia membenamkan wajahnya pada vaginaku. Kecupan-kecupannya
menjelajahi permukaan vaginaku yang berjembut tipis, aku menarik tanganku dan kutendang bahunya hingga
mang Udin terjatuh ke belakang

“MANG, tadikan mang Udin sudah janji ngak akan pegang-pegang…!!” aku sewot karena ia melanggar
janjinya.

“lhaaa ?? emang mang Udin megang-megang memeknya Non Feby..??”

Aku terdiam sambil manyun, kata-kata mang Udin ada benarnya juga.

“tapi manggg Auhh, j-jangannn.. awwww…”

Mang Udin menyambar pergelangan kakiku kemudian merenggangkan kakiku.

“sslllcckk ckk muah muahh, udah lama mamang pengen liat dan nyiumin memek Non Feby, siapa sangka hari
ini impian mang Udin menjadi kenyataan, muahhh.., cupp cupp muahhh…!!”

Tanganku berusaha mendorong kepalanya, kucakar wajahnya hingga pipinya luka tergores oleh kuku-ku.
Mang Udin malah tertawa. Kedua kakiku melejang-lejang kuat berusaha untuk lepas dari cekalan
tangannya. Aku semakin panik dan menjerit keras saat mulutnya terbuka lebar dan mencapluk belahan
vaginaku.

“MANGGG…!! Auhhhhhhhhhhhh…….!!”

Tubuhku tersentak oleh rasa kaget sekaligus rasa nikmat saat ia mengunyah vaginaku, rasanya tubuhku
seperti dipanggang oleh rasa nikmat yang selalu kucari-cari dalam khayalan liarku. Entah kenapa
tenagaku seperti menguap habis, kedua kakiku berhenti bergerak, punggungku jatuh ke belakang, kepalaku
berbaring pada lengan kursi dan tubuhku terbujur dengan kedua kaki dikangkangkan olehnya. .

“nnh nhhhh.!! Nnnnhhhh…, ohhh..?? !! manggg… “

Aku menatap kearah selangkanganku dengan malu kuhentikan rengekanku,rupanya sambil mengerogoti
Vaginaku kedua mata mang Udin tak pernah lepas mengawasiku, ia semakin hebat menggerogoti vaginaku
seakan sedang memaksaku untuk kembali merengek. Aku mencoba bertahan dan terus bertahan, ia menggeram
dan memangut-mangut, mengecupi bukit mungil di selangkanganku dengan liar.

“ahhhhhhh… nnhh nhhhh..! nnnhhhh… awww…!!”

Berkali-kali mulut Mang Udin menghisap kuat-kuat vaginaku. Rasa nikmat membuatku terhanyut, tanpa
kusadari aku kembali merengek dan mendesah kecil, kupalingkan wajahku ke arah lain. Aku tidak sanggup
lagi beradu pandang dengan tatapan matanya yang mesum, bulu kudukku pun berdiri saat mang Udin
melepaskan kaki kiriku, tangan kanannya kini berusaha menggapai gundukan payudaraku.

“ohhhhhh.. aaaaa, ennnhh.. nnnnhhh…!!”

Tubuhku menggelepar-gelepar disergap oleh rasa nikmat. Tangannnya mengusap-ngusap puncak payudaraku
kemudian mencubit puting susuku yang runcing. Batang lidahnya membasuh jembut tipisku hingga vaginaku
terasa hangat dan basah oleh air liurnya.

Aku merintih saat mulutnya kembali menangkup belahan vaginaku, ia mengenyot beberapa kali lalu
mengunyah belahan vaginaku. Aku semakin tersiksa oleh gairahku yang membara, aku merintih seperti
seorang gadis binal yang liar.

“ahhhh..!! crrrutttt.. crutttt…”
“srruphhh.., nyemmm srrupphhh he he he…srrupphhhh”

Mang Udin menyeruput cairan vaginaku, di sela suara kekehannya aku dapat mendengar suara seruputan
mulutnya. Kutarik nafasku dalam-dalam untuk mengatur detak jantungku yang tak beraturan, tubuhku
menggelinjang.

“wah Non.., nantangin banget posisinya , wahh…”
“ohhhhh, Mangggggg….”

Mang Udin menangkap payudaraku kemudian ia meremas-remas induk payudaraku. Kupasrahkan tubuh mungilku
untuk digerayangi oleh Mang Udin, tengah asik-asiknya ia mengelusi susu,

Pahaku dan meremas selangkanganku tiba-tiba kami berdua dikejutkan oleh suara seseorang yang membuka
pintu pagar rumahku. Tanpa dikomando aku dan mang Udin memunguti pakaian kami yang berserakan di atas
lantai kemudian berlari kearah anak tangga.Cerita Sex Terbaru

“manggg…,cepat keatas mangg…, sembunyi di kamarku..!! aduhh, itu manggg.. itu..bajunya ketinggal…”

Dengan cepat ia memungut baju kaosnya yang tertinggal. Aku dan mang Udin semakin panik menaiki anak
tangga saat mendengar suara langkah-langkah kaki mendekati pintu rumah dan seseorang memutar kuncinya.

Cklekk…, aku buru-buru menutupkan pintu kamarku, kami berdua berusaha menenangkan diri, kusuruh mang
Udin untuk bersembunyi di dalam lemari pakaian. Setelah mengenakan kaos Tshirt dan celana blue jeansku
kembali, kurapikan rambutku yang acak-acakan dan kemudian aku turun ke bawah.

“ehhh…, Ci Debbie….., koq pulangnya lebih cepat sih ?? biasanya kalau hari sabtu jam 3.30an cici baru
pulang he he he he”

“iya nihhh…, sebel…, dosennya tadi ngak datang.., mana udah nungguin 1 jam lagi di kantin…, ehh iya ,
tadi ci ci beli es campur…,gimana ?? dingin ngak ??”

Ci Debbie menempelkan kantung plastik di jidatku. Aku tertawa kemudian mengekorinya ke dapur. Ekor
mataku melirik ke arah kursi tempat di mana kemesuman itu baru saja terjadi, hahhh?? apa itu?? waduhh
gawat.!! celana dalam Mang Udin masih tertinggal.

Aku lewat, pura – pura untuk membereskan meja dan Tukkkk…, ujung kakiku menendang celana dalam dekil
itu hingga nyungsep ke bawah meja.

“Febyyyy….”

“iya Cii…, I’m cuming he he he he”

“beli di mana sih cii…, enak…^_^”

“di jalan xxxx…,baru buka kemarin lusa, kata orang es campurnya lebih enak dari yang dijalan xxxx..,
makanya cici nyobain beli empat bungkus.., ehh ternyata bener , enak.., gimana ??”

“iya ci lebih enak yang ini lagi, sruuuppphhh.. sruppphhhhh…”

“kamu koq keringatan gitu sih??”

“hemm ?? agak gerah cii…, cuaca hari ini kan panas menyengat…”

“loh, di luar hujan gerimis koq…”

“ahh, masaaaa ?? aku ngak tau cii, tadi aku baru bangun tidur… “

“ooo…gitu, srrrupphhh.. sruuppphhhh”

Entah kenapa suara sruputan yang terdengar membuatku semakin gelisah. Kukulum senyuman nakalku,
kutepiskan segala pikiran kotor itu, dengan terburu-buru kuhabiskan semangkuk es campur yang tersaji
diatas meja makan. Aku pura-pura menguap, untuk melepaskan beban nafsu yang tiba-tiba menggunung.

“Hoammmm…, Cii…, aku ngantuk.., “

“Hah? nggak salah?? bukannya baru bangun tidur.. ??”

“yaaa.., kan ujan ci, paling enak buat tidur he he he…”

“iya juga sihhh.. emmmmhhh.., cici juga jadi ngantuk nih…”

“sudah ciii.., sini sama Feby aja.., cicikan baru pulang , istirahat gih..”

“duhhh.., adikku memang paling baikk muahhhh…, cici bobo dulu yach”

Ci Debbie mencium pipiku kemudian ia masuk kekamarnya, setelah mencuci mangkuk. Aku sedikit membuka
pintu kamar ci Debbie, ciciku tertidur pulas dibalik bed cover, dengan berjingjit-jingjit aku menaiki
anak tangga dan masuk ke dalam kamarku.

Bang Udin

“lagi ngapain mang?“ aku agak tersinggung melihat mang Udin tengah mengacak-acak lemariku.

“ehhh.., ini Nonn, iniii… “

Aku tersenyum geli, celana dalamku membungkus batang penisnya.

“ini nonn, celananya…, maaf , mamang nggak tahan tadi, ini.. eummm” Mang Udin mengembalikan celana
dalamku ke dalam lemari pakaian.

“nggak tahan?? apa yang nggak tahan mang??“ aku menggodanya, kukerlingkan ekor mataku untuk
menggodanya..

“aduhhhh, Feby nakal amatttt…”

“pssstttt…., bicaranya jangan keras-keras mang, ada Ci Debbie..”

“Non Debbie lagi ngapain ?? “

“lagi bobo….”

“wah sayang sekali..”

Mang Udin mendesah kecewa.

“Emang napa mang ?? “

“tadinya sih mau mang Udin ajakin threesome he he he..”

Ia tersenyum saat aku memasang tinjuku didepan wajahnya. Kaus T-shirt dan celana jeansku kembali
terlepas akibat kenakalan tangan mang Udin. Dengan mudah mang Udin mengambil posisi 69 , tapi anehnya
posisi itu dilakukan sambil berdiri.

“aduh-duh manggg, jatuh nihh, jatuhhh…”

“nggak akannn, kan ada mamang yang pegangin…, pegangan ke pinggul Mang Udin.. aja kalau Feby takut
jatuh… he he he he…”

Kulingkarkan tanganku membelit pinggang mang Udin, rasa takut membuat otakku buntu. Aku baru tersadar,
wahh, dalam posisi 69 sambil berdiri, ini artinya vaginaku?? Ohhh.., akhhhh, perlahan dan mesra batang
lidah mang Udin menjilat belahan vaginaku seperti tengah menjilat hidangan terlezat.

“wahhh, asekk.asekk.. nyumm sllcckkk sllcckkk.. emmmm, nyott”

“adu-duh mangggg…, udah mang, udah.. awww..”

“jangan berisik, nanti Non Debbie bangun he he he,, nyummm.. mummmh”

Aku menggigit bibir bawahku agar desahan dan rintihan itu tidak keluar dari mulutku. Dalam posisi ini
vaginaku menjadi bulan-bulanan mulut Mang Udin, kakiku melejang-lejang di atas kepala mang Udin karena
rasa nikmat.

Aku mendesah pelan agar suaraku tidak terdengar keluar kamar, batang lidahnya mengorek-ngorek belahan
vaginaku kemudian mengulas-ngulas kerutan duburku.

“manggg??” Aku kaget saat ujung lidahnya menekan kerutan anusku.

“Bukan cuma memek yang lezat , bool Non juga nikmat rasanya he he he..”

“ahhhh.. hmmmpphhh…crrrr crrrrrrrrr”

Dengan telapak tangan kututup mulutku saat vaginaku berdenyutan, pahaku menjepit kuat-kuat kepala mang
Udin. Rasa nikmat mengguyur tubuhku seiring dengan butiran peluhku yang semakin banyak membanjir,
kedua tangan ku terkulai terjuntai dengan lemas.

Mulut Mang Udin menjilati belahan vaginaku dan menyeruputi cairan vaginaku. Aku tambah kelojotan saat
mulutnya mengemut bibir vaginaku, berkali-kali aku dibuatnya menggelepar menikmati puncak klimaks
hingga tubuhku serasa lemas.

“Blukkk…” tubuhku dijatuhkan oleh mang Udin keatas ranjang, aku bergulingan menjauhinya, cukup sudah
kenikmatan ini kurasakan.

Kupeluk gulingku kuat-kuat saat Mang Udin naik dan merangkak menghampiriku dengan kasar ia merengut
guling yang sedang kupeluk.

Aku hanya terdiam saat mulutnya mengejar payudaraku sebelah kiri, aku meringis tertahan, hisapan-
hisapannya kini cenderung kasar, mulutnya mencapluk puncak susuku dan mengenyot-ngenyot dengan liar,
tangannya menangkup vaginaku dan meremas-remas gundukan mungil selangkanganku..

“hsssshhh. Hssshhhhh…” aku mendesis, aku sudah puas, amat puas malah, namun tampaknya mang Udin masih
belum puas menikmati tubuhku

Kubiarkan ia menggeluti tubuhku yang sudah basah mandi keringat, keringat mang Udin bercampur dengan
keringatku saat ia menaiki tubuhku dengan posisi wajahnya terbenam di antara belahan payudarakuku.

Kurapatkan kedua kakiku rapat-rapat untuk mencegah hal-hal buruk yang kutakutkan. Aku takut oleh
batangnya tapi aku juga semakin ingin menghisap benda hitam yang besar dan panjang itu, aku malu untuk
mengatakannya, mana mungkin aku meminta langsung kepadanya, lumayan lama mang Udin menyusu sambil
meremas-remas vaginaku.

“kayanya Feby pengen ngisep titit mamang ya…”

“ah ?? enggak koq mang…” aku berusaha menyembunyikan hasrat di dadaku, entah bagaimana caranya ia
menangkap hasratku yang semakin menggebu-gebu.

“enggak mangg, ngak usah , e-ehhh…”

Selangkangan Mang Udin naik ke wajahku, benda besar itu tergantung dengan indah di hadapan wajahku.

“nggak usah bohonggg, mang Udin tahu koq, apa yang diinginkan oleh Febyy.., nih mamang kasih titit,
tapi inget.., harus ditelen pejunya ya ??”
“ha-ufffhhh , hmmm.. mmmm”Cerita Sex Terbaru

Aku membuka mulutku saat mang Udin menjejalkan batang besar di selangkangannya. Aku meronta saat mang
Udin menekankan batang hitamnya sedalam mungkin ke dalam mulutku, mataku membeliak dan pandangan
mataku agak nanar.

Ujung penis mang Udin tertanam masuk ke kerongkonganku, aku mencubit-cubit bokong mang Udin agar ia
mencabut batang kemaluannya, semakin keras cubitanku semakin dalam pula mang Udin menanamkan benda
besar itu ke dalam mulutku, sayup-sayup aku mendengarnya berkata.

“nahhh…, ini yang namanya deepthroat , Feby harus sering belajar supaya biasa..”

Aku tidak dapat bernafas dengan sebatang penis yang menancap dikerongkonganku.

“Ahaakkk…., uhukkk… uhukkk“ aku menggeleng-gelengkan kepala sambil terbatuk, kedua tanganku
menggenggam batang penis mang Udin.

Sesekali aku masih terbatuk dan berdehem kecil, kuremas batang miliknya sambil menghisap-hisap ujung
benda itu yang bentuknya mirip kepala rudal, kuhisap kuat hingga benda itu memuncratkan cairan sperma
didalam mulutku. Aku hendak memuntahkan cairan bau itu namun mang Udin melintangkan jari telunjuknya
di depan bibirku, disertai sebuah ancaman.

“telan…, atau nanti dideepthroat lagi sama mamang..”

“glek.. glekk.. glekkk…” aku menelan sperma mang Udin, aroma sperma semakin menyengat saat aku
berusaha menarik nafas, jari telunjuk dan ibu jari kanannya menekan kedua sisi pipiku , ia memaksa
untuk membuka mulutku.

“gitu dongg, nih sisanya abisin,he he”

Tangan kanannya mengurut-ngurut ujung penisnya, lelehan pejunya yang tersisa masuk kebdalam mulutku,
dan aku kembali menelan peju mang Udin.

“sudah mangggg…cukup…” aku merintih lirih saat ia membalikkan tubuhku.

“iyaaa.., sudahhh…, mang Udin cuma mau mijitin aja koq, Feby pasti cape..”

Ia menduduki bokongku, telapak tangannya bergerak mengurut lembut dari pinggang ke punggung, ahh, rasa
pegalku sedikit terobati, aku menari nafasku dalam-dalam kemudian menghembuskannya dengan perlahan
sesuai dengan instruksi Mang Udin.

“enak ?? “
“emmm.., enak manggggg…, “

Jari jempolnya menusuk daerah antara pinggang dan gundukan pantatku, kemudian menekan dan memijit-
mijit disekitar situ dengan teratur, kedua mataku terpejam-pejam menikmati pijatan – pijatan Mang Udin
yang merambat mulai dari bokong, pinggang, punggul, lengan, kaki dan merambat naik kembali ke atas ke
arah punggung, rasa pegalku yang menyiksa tubuhku terusir oleh pijatannya.

“He he he.., Mangggg….” aku terkekeh saat sambil memijat bibir mang Udin menggeluti tengkukku

Aku merasa nyaman ketika mang Udin menindihku dari belakang, entah kenapa aku merasakan rasa aman
berada di bawah tindihan tubuhnya yang tinggi besar. Kata-kata kotor dan mesum dibisikkan di
telingaku. Kedua tangannya mencari dan menangkap sepasang payudaraku, aku memejamkan mataku menikmati
remasan-remasan lembut mang Udin.

Kami berdua tertidur kelelahan, hari itu terasa begitu indah, hari pertamaku berbugil ria bersama mang
Udin, polos tanpa selembar benangpun yang menempel di tubuhku dan tubuhnya yang tinggi besar.

Aku membalikkan tubuhku dan membalas pelukan mang Udin, aku tertidur di bawah tindihan tubuhnya. Aku
gelagapan saat HPku berbunyi dengan nyaring, kugeliatkan tubuhku dibalik bed cover, hatiku terasa
hangat, sehangat tubuhku ?? ehh.., astaga ada orang yang menindihku, ahhh, gila…,rupanya Mang Udin
masih menindihku, kutepuk-tepuk pipinya, sambil berbisik keras.

“mangg , BANGUNG MANGG…”
“euhhh…, emmmhhh..hoaaammm. MMMFFHHH….”
“pssstttt. Mangggg…, jangan keras-keras nguapnya…”

Kututup mulutnya dengan tanganku, ia menepiskan tanganku kemudian melumat bibirku, sementara tanganku
yang satu mulai menggapai-gapai berusaha meraih HPku di atas sebuah meja kecil di samping tempat
tidur. Mang Udin melepaskan bibirku agar aku dapat menerima telepon.

“Hallooo…”

“Hi…Feb, lagi ngapain niyy…”

“lagi belajar….”

“hahh ? ngak salah…?? Shanti terkejut mendengar jawabanku.

“ha ha ha…“ aku hanya tertawa.

“ada apa nih Shan, jadi curiga he he he..”

Shanti tertawa lepas kemudian menjawab pertanyaanku.

“gini Febb…, besok aku sama Airin main ke rumahmu ya…”

“mo ngapain ??”

“biasa, pinjem internet, he he he he”

Aku tersenyum, sambil mendorong kepala mang Udin dari dadaku.

“yawdahh, jangan lupa ya.., bawa cemilan…”

“oceh, siap bossss, si u…thaa”

“tha..”

Aku buru-buru menutup Hpku.

“manggg, Geli tauuuu….”

Tangan mang Udin menekan Kedua tanganku ke atas kepala, bibirnya mencumbui lekukan ketiakku, menjilat,
memangut dan melumatinya. Aku mendesah dan merintih saat batang lidahnya menari menggelitiki ketiakku.

“duhhh Feby manisss, mang Udin ngaceng lagi nihhh…”

“mang , ini sudah malammm…”

“justru itu.., tanggung…, mang Udin mau sekalian nginep aja ya..”

“TOKK.. TOKKK.. TOKKKK… Febyyy, bangun sayanggg, makan malam dulu..”

“iyaaa mahhhh, sebentar aku turunn…”

Dengan wajah ketakutan mang Udin merayap dan bersembunyi ke kolong ranjang, setelah mengenakan
pakaian.

Aku merapikan rambutku dan menyemprotkan sedikit perfume di bajuku. Aku menahan tawa sambil menutupkan
pintu kamarku, entah kenapa geli sekali rasanya melihat mang Udin yang menatapku dengan tatapan
hornynya dari kolong tempat tidurku

Aku turun kebawah menuju ke ruang makan, Papa, mama dan ciciku sudah menungguku, diselingi canda tawa,
kami sekeluarga menghabiskan makan malam, obrolanpun berlanjut hingga jam 11.30 malam, jam 11.45, mama
mengingatkan kami untuk tidur karena sudah terlalu malam.

Aku membawa roti isi keju kedalam kamar, tak lupa kubawa sebotol minuman dingin dari dalam lemari es,
dengan lahap mang Udin menyantap roti yang kubawa untuknya, glukk. Glukk glukk glukkk, ia menghabiskan
sebotol pulpy orangeku.

“masih lapar mang ?? “

“sudah cukupp, kenyang…”

“mang , Feby mau tidurrr., ngantuk nihhh…”

“sebentarrr…, temani mang Udin dulu ya…”

Mang Udin melucuti pakaianku dan kembali menindih tubuhku yang bugil, dengan malas akibat mengantuk
aku membalas lumatan-lumatan bibirnya Aku mendesakkan payudaraku ke atas saat ia melakukan hisapan-
hisapannya pada puncak payudaraku.

Gairahku kembali bergejolak, tangan kiriku mengelus-ngelus belakang kepala mang Udin yang tengah asik
menyusu di buah dadaku yang sekal ranum sementara tangan kananku memeluk lehernya.

“ohhhh… mangggg, enakkkk….” aku mendesah sambil membenamkan ke-10 jari kuku-ku pada punggungnya

“mamang numpang nyelipin kontol dikit ya…”

“tapi jangan dimasukin mang…”

“tenang aja.., mang Udin janji…”

“nggak ..bolehh..!!, harus sumpah dulu….!!”

“iya mang Udin sumpah, hari ini cuma nyelip dikit dan nyolok bool, besok lusa masukin dikit..ke memek,
setelah itu baru mamang ngentotin Feby he he he he”

“idihh.., mang Udin jorok…”

“nah sekarang, sekarang Non ngangkang…,dikit lagi, yang lebar.. nahhh”

Aku membuka kedua kakiku mengangkang, aku terperanjat sambil mendorong pinggul mang Udin saat
merasakan desakan batang penisnya. Ia hanya tersenyum berusaha untuk memberikan rasa tenang untukku
sambil merenggangkan kedua kakiku.

Kepala penisnya kembali berusaha berendam dalam cepitan bibir vaginaku, lumayan lama ia berkutat
dengan batang besarnya, ada rasa geli saat kepala penisnya mengulek-ngulek bibir vaginaku.

“ohhhhh…… “Cerita Sex Terbaru

Dengan spontan kedua kakiku menjepit pinggangnya saat ujung penisnya berhasil memasuki rekahan bibir
vaginaku. Ada rasa hangat yang berkedutan dengan nikmat, tubuhku menggelepar nikmat, demikian pula
tubuh mang Udin.

Rasa nikmat ini jauh melebihi indahnya khayalan – khayalan mesumku selama ini, terlalu nikmat untuk
kunikmati, begitulah perasaanku saat merasakan kedutan-kedutan alat kelamin kami yang menyatu.

“mmm-mmhanggggg…” suaraku gemetar menahan rasa nikmat.

“napa sayangg, enak ya ??” ia tersenyum saat aku mengangguk.

“pofffhhh….”

Ia menggerakkan penisnya seperti sedang mencokel vaginaku.

“ohhhhh….. “ aku kelojotan seiring dengan suara letupan alat kelamin kami yang terlepas.

“poc-pockkk.. cpoccckkk…” suara letupan alat kelamin kami berdua terdengar mirip seperti suara orang
yang membuka tutup sebotol anggur merah, nafasku tertahan setiap mang Udin menyelipkan dan mencokel
rekahan vaginaku, kedua mataku membeliak saat ia menggerakkan batangnya, memutar searah jarum jam.

“nnnggggghhh crrutttt. Crrrrr…….cruttt”

“nonn, kita cobain anal sex yuk…”

Aku terdiam saat ia membalikkan tubuhku, tangannya menarik buah pinggulku.

“nhhh. Nnnhhh.. “
Berkali-kali tubuhku terdesak kuat saat ia berusaha menjejalkan kepala penisnya.

“aaa…!!j-jangan dimasukin semua mangggg…”

Kedua tangannya begitu kuat mencengkram pinggulku.

“tenang manisss, cuma ujungnya doanng koq he he he”

“cabut mangggh.., cabuttthhh, periiihhhh!!”

“nggak perih segitu mah atuh..!!, ditahan sayang, jangan manja he he” ia berbisik di telingaku

Sekujur tubuhku mengejang hebat menahan rasa sakit yang mendera anusku, perih, pedih dan panas, sakit
sekali rasanya saat batang yang besar dan panjang itu diamblaskan masuk kedalam liang duburku.

Aku menggigit bantalku untuk melampiaskan rasa sakit yang bukan kepalang, apalagi saat mang Udin
menghentakkan penis besarnya untuk melonggarkan jalan yang terlalu peret.

“pelan-pelan manggggg, saki..iitt.., sakitt sekali.. hkk hk.”
“jangan nangis sayanggg , nanti kedengeran gimana ??”
Mataku membeliak , penis besar itu semakin dalam merojok liang anusku.
“HEGGHHHH… ?? !!! unnggghhhhhhh AKHHHH…!!“

+/- 15 menit kemudian buah pantatku berdesakan dengan selangkangannya. Aku tidak sanggup lagi untuk
menungging, tenagaku habis akibat menahan rasa sakit itu.

Buah pantatku merosot turun, payudaraku mendarat di atas ranjang, aku terlungkup tanpa daya dibawah
tindihan tubuh mang Udin, tangannya mengelus-ngelus punggungku dan juga rambutku yang hitam indah.

“hssshhhh.. hssssshhhhh…” aku mendesis dan meringis menahan rasa sakit saat batang besar itu mulai
memompa liang anusku, pandangan mataku dikaburkan oleh linangan air mata

Mang Udin membenamkan wajahku pada bantal untuk meredam suara isak tangisku yang terdengar semakin
keras , ia berbisik ditelingaku tentang betapa nikmatnya liang anusku, lidahnya terayun lembut
menjilati belakang telingaku.

“pokkk.. pokkk.. pokkk…hhhhhhh.. pokk pokk pokkk pokkkkhh”

Kudengar suara helaan nafasnya, kemudian suara tepukan itupun kembali berlanjut memenuhi kamarku.
Fantasi liarku menjadi kenyataan, aku mencoba untuk menepiskan rasa sakit dan pedih yang semakin
memudar, kukuatkan hatiku untuk menikmati setiap sodokan-sodokan batang penis mang Udin, kudesakkan
buah pantatku ke atas, aku berusaha menungging di atas kaki dan tanganku.

“nahhh.. gitu dongg, sipp lahh, Feby memang hebaaattt!”
“ahhh ahhh ahhh…..”
“Pokkk pokkkk pokkk…”

Tubuhku terdesak maju mundur mengikuti helaan batang penis Mang Udin, payudaraku yang terayun-ayun
merangsang syaraf-syarat didadaku memberikan rasa nikmat tersendiri , aku merintih lirih merasakan
lingkaran otot anusku yang rasanya seperti tertarik keluar dengan nikmatnya saat Mang Udin menarik
batang itu lalu tertekan masuk kedalam saat ia membenamkan seluruh batangnya sekaligus hingga
selangkangannya membentur buah pantatku yang bulat padat dengan keras dan menimbulkan suara “Plak…!!”,
kesakitan yang nikmat, seperti itulah rasanya pengalaman pertamaku melakukan anal sex bersama mang
Udin.

“aku. Ohh..,nnnhh mangggg…”

Aku semakin sulit mengendalikan luapan nafsuku saat kedua tangan mang Udin menggapai payudaraku yang
menggantung dan melakukan remasan-remasan lembut, nafasku terhembus-hembus keluar saat batang besar
mang Udin berkali-kali merojoki liang anusku.

“aawwmmhmmmmpphh crr crrutt cruttt…”

Dengan cepat mang Udin menjambak dan menarik rambutku ke samping bawah kiri hingga kepalaku terangkat
tengadah ke samping kanan atas.

Mulut Mang Udin membekap mulutku untuk meredam suara pekikanku, pompaannya semakin kuat dan pangutan-
pagutannya semakin liar memanguti bibirku. Ia menghentak-hentakkan batang penisnya dengan liar, brutal
sekali tusukan-tusukannya. Batang besarnya meledak di dalam anusku.

“Utsshhhh.. OUGHHH..!! CROTTT.. CROTTTT…”

Aku membalikkan tubuhku, mang Udin tersenyum puas, ia menarik bed cover untuk menyembunyikan tubuhku
dan tubuhnya yang telanjang bulat. Suara nafasku bersahutan dengan nafasnya, aku benar-benar
kecapaian,

kubaringkan kepalaku di dadanya dan kupejamkan mataku. Ada rasa nyaman yang kurasakan saat kedua
tangannya yang kekar memeluk tubuhku yang mungil dan mengusap keringat dipungungku, aku tertidur
kelelahan.

“emmhhh…, “

Aku menggeliat di dalam bedcoverku, kugeliatkan tubuhku yang terasa remuk, terutama di bagian
pinggang, bokong, dan akhhhh…! Aduhhhh…!! Anusku terasa perih saat aku mencoba untuk duduk, dengan
menahan rasa pedih aku tertatih-tatih melangkah ke depan cermin besar di dalam kamar.

Hari itu hari minggu, masih subuh. Cici dan kedua orang tuaku masih tertidur pulas di kamar masing-
masing, kuperhatikan tubuhku ada bekas cupangan di leherku, dan juga bekas – bekas gigitan di puncak
payudaraku. Aku terdiam didepan bayangan tubuhku, hanya diam, pikiranku pun kosong.

“hssshhh…,aduh…,hhhssshh, aaa”

Aku mencoba untuk melangkah dengan normal sambil menahan rasa sakit dianusku, kunyalakan kran shower,
air hangat mulai mengucur. Kubasuhkan sabun cair merek Dove ke seluruh tubuhku.

Baca Juga Cerita Seks Tugas Dinas

Tubuhku mulai bergerak erotis sambil mengusap-ngusapkan buih-buih sabun itu, aku tersenyum dikulum,
membayangkan mang Udin yang pasti pulang dari rumahku dengan hati puas.

Setelah selesai mandi aku mengintip dari jendela, becak mang Udin sudah menghilang dari depan pagar
rumahku. Kedua orang tuaku tidak curiga karena mang Udin sudah sering merantai dan menitipkan becaknya
di depan rumahku.

Jam 02.00 siang..

“Feb, koq berdiri mulu sih…?? duduk napa ??” Shanti bertanya dengan suara tak jelas, mulutnya penuh
dengan pizza.
“ah.., ngak usah…, aku sambil berdiri aja…, nyamm..” aku menggigit pizza ditanganku.
“agak anek kalo makan sambil berdiri.., kaya kuda…, sini duduk..” Airin menggeser duduknya memberikan
ruang untukku.
“kebanyakan duduk.., pegel…” aku mencari-cari alasan

kupaksakan memasang senyum sambil menahan rasa sakit yang kembali menyengat dianusku, percakapan mulai
memanas saat menyempret gambar-gambar panas didunia maya, aku memakai kaus sweater abu muda dengan
kerah tinggi untuk menutupi bekas cupangan dileherku.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Hobby Ngeseks

Cerita Sex Terbaru | Perkenalkan namaku Hendra sampai sekarang aku masih melanjutkan kuliah di sebuah universitas di Magelang. Umurku masih 20 tahun. Cerita ini berawal ketika aku dan temanku Ronald, Jefry dan Rudi yang senang bermain game online ataupun sekedar bermain internet, membuka sebuah game centre dan warnet yang terletak di daerah Magelang Utara. Pada dasarnya sih kami membuka usaha itu cuman iseng-iseng aja. Yah dari pada nggak ada kerjaan ataupun malah menghabiskan uang untuk main game atau main internet di tempat lain, mendingan buat sendiri toh bisa nambah uang buat jajan dan beli rokok.

Cerita Sex Terbaru Hobby Ngeseks

Belum lama usaha kami buka, kami seperti setengah kaget dan senang. Bagaimana kami tidak senang, kebanyakan user kami adalah cewek-cewek SMU dengan postur tubuh yang sangat mempesona, bahkan bisa diibaratkan buah apple yang siap di petik. Dan juga masih banyak gadis-gadis muda yang main ke tempat kami. Dengan keramahan teman-teman ysng selalu sopan dan romantis dalam melayani pelangan, yah kami memang cukup professional. Bahkan postur tubuh kami dan wajah kami juga cukup lumayan mungkin itu juga salah satu faktor yang membuat mereka tertarik untuk selalu datang berkunjung.
Di antara gadis-gadis yang masih segar itu ada satu yang sangat istimewa di mataku dan teman-temanku. Namanya Reny dia cukup cantik, bukan hanya cantik, luar biasa mungkin dan istimewa tentunya. Terkadang dia datang dengan Karina, Monica dan Cindy teman-teman Reny yang juga tidak kalah cantik, tapi lebih istimewa Reny tentunya dan akhirnya suatu kesempatan, dia datang sendiri ke tempat kami. Ketika dia baru duduk aku sapa,

”Loh temennya mana Ren”, dia hanya menjawab,
“Dah pada balik, pada mau les katanya”.

Lalu aku berbalik ke mejaku dan berusaha mencuri-curi untuk sekedar melihat lekuk tubuhnya dari balik monitor komputerku.

15 menit sudah aku memandangnya, eh dia membalas pandanganku, aku kaget juga jangan-jangan dia marah, eh dia malah tersenyum. Kareny penasaran dia sedang apa aku mencoba melakukan remote anything ke komputernya, yah kami biasanya menyebutnya dengan kata-kata SPY, gitu deh bahasa gaulnya. Aku kaget juga setelah tau bahwa dia membuka situs-situs yang berhubungan dengan sex dan pornografi. Mukaku memerah, entah suka atau benci, tapi yang jelas kaget sekali. Dengan nekat kucoba mendekati komputernya, lalu kutanya dia,

“Hayooooo Reny lagi buka apa”,
Kareny tanpa persiapan dia langsung kelabakan seperti anak ayam kehilangan induknya dan dengan cepat dia menutup kolom situs-situs tersebut. Tapi dengan cepat aku menjawab,
”Ngga papa lah ama gue ini, nyantai aja lagi”.
Langsung saja muka dia memerah, entah malu atau takut. Lalu dia menjawab,
“Emangnya tadi Hendra liat Reny lagi buka apa?”, tanyanya.
“Liatlah, ngga perlu ke sini juga Hendra bisa liat dari komputer Hendra “, jawabku sambil mengedipkan mata, lalu dia tertawa kecil dan tersenyum manis seperti gadis yang masih polos.
Lalu dengan cepat aku tidak menyia-nyiakan kesempatan ini aku langsung berkata,
“Mau di temenin ngga Ren biar Hendra cariin situs-situs yang lebih bermutu”.
Dia diam sejenak lalu menjawab,
“Ya udah Hendra duduk di sebelah Reny aja”, katanya lembut penuh arti.

Waduh bakalan seru nih batinku, untung aja temen-temenku yang lain pada bermain basket di dekat situ, jadi semuanya lancar tanpa hambatan. Kami sempet ngobrol sejenak, dan dari situ kuketahui bahwa dia anak pejabat di kota ini, dalam batinku aku berkata wah ternyata anak pejabat neh.
Lalu mulai kucarikan dia situs-situs porno yang belum pernah dia lihat, kulihat raut mukanya berubah seperti cacing kepanasan tangannya tak bisa diam, aku lihat dia sangat terangsang dengan gambar-gambar dan video yang aku carikan lewat internet. Wah cepet honey dia batinku, lalu tak kubiarkan dia hanya melihat saja, lalu aku berbisik,

“Ren dari pada liat, punyaku nganggur neh, kan sayang kalo di diemin”, ia kaget kukira dia marah.
Eh ternyata dia malah langsung memegang senjataku yang dari tadi sudah on ketika aku duduk di sebelahnya, kontan saja aku kaget dan senang. Lalu dengan cepat aku juga merangsang dia dengan memegang payudara yang sangat indah itu dari belakang.
Untung warnet lagi sepi batinku dalam hati, anehnya saat itu tak ada satupun pelanggan yang datang, yah mungkin di karenykan hujan yang cukup deras. Kulihat dia kurang puas memegang senjataku jika terhalang oleh celana pendekku, lalu dia mencoba memelorotkan celanaku hingga batang kemaluanku bisa dalam posisi enak untuk di kocok oleh tangannya yang lembut itu. Dan dia berkata,

“Hendra punya kamu gede juga ya”,
Aku hanya terdiam. Tanpa sadar aku sangat menikmatinya, hingga aku hampir berteriak

“Aah… uchhhh… ahhh terus Ren” lalu Reny dengan cepat menutup mulutku dengan ciuman bibirnya yang lembut dan sangat sensual itu.
Wah untung sepi coba klo banyak orang tadi di sini bakalan berabe batinku. Setelah dia puas dia mencium bibirku, dia melanjutkan dengan menciumi kemaluanku, sungguh luar biasa gadis anak pejabat yang masih polos ini melakukan hal-hal dalam sex yang sangat mengairahkan.Cerita Sex Terbaru
Aku di buat sangat puas olehnya bahkan aku dibuat tak berdaya, 10 menit kemudian aku mengangkat kepalanya dan aku bisikan mesra di telinganya, Ren gantian masak kamu terus yang muasin aku kamu kan belom puas, dia tersenyum pertanda iya. Langsung saja aku puaskan dia di antara sekat-sekat yang menjadi pembatas di antara komputer-komputer di warnet ini. Dia kulihat sangat menikmati permainanku, aku mencoba sedikit membuka bajunya untuk melepas Bhnya.

Kareny kami melakukannya di tempat umum aku mencoba untuk menahan diriku untuk tidak mencoba menelanjanginya, sehingga aku tetap merangsang payudaranya di balik seragam sekolahnya, tanpa bisa melihat payudaranya yang berukuran 34 b itu. Dia terdengar mendesah lembut dan sangat sexy,
“Aah ah… u ah.. hhhhhh… ahhhhh” terdengar dari mulut nya.

Berkali-kali kupilin puttingnya dia mengelinjang hebat sekali, dan meracau tidak karuan.
”Aah uh. Hendra terus sayanggggg… Hendrayy…ahhhhhh”.
Setelah merangsang buah dadanya aku langsung mencoba mengelus vaginanya dengan jariku, kareny dia memakai rok SMU sehingga tidak sulit untuk melakukannya. Kurasakan vaginanya sudah sangat basah di karenykan rangsanganku di buah dadanya tadi, bulu-bulu kemaluanya juga kuraba, wow sangat rapi batinku. Aku berusaha tidak memasukan jariku ke vaginanya kareny dia masih perawan.
Kucoba merangsang dia lewat gesekan-gesekan lembut di tanganku, kurasakan badannya kejang dan keringat keluar dari seragam sekolahnya yang tanpa memakai Bh itu.Dia berulang kali mendesah,

“Hendra ampunnn Hendra sayang yuyy nikmattttt………”.
Padahal itu baru kugesek dengan tangan bagaimana klo kumasukan senjataku ke dalam vaginanya batinku.
Setelah 10 menit melakukan itu dia berteriak.
“AahhhhHH… hhhhh… SSSshhhhhh”, dan seketika itu juga dia mengalami orgasme pertamanya.
Kemudian dia terkulai lemas di pelukanku, sambil membelai dia aku membenarkan posisi celanaku dan dia juga mencoba membenarkan letak posisi seragam dan roknya itu.
Lalu aku mengambilkan air minum untuk dia lalu berkata,
“Yah gitu aja dah jebol gimana klo ML bisa-bisa Reny ngga bisa bangun 2 hari gara-gara kehabisan stamina dong”. candaku.
Lalu dia menjawab,

”Eh enak aja kan tadi baru training, jadi ya butuh pelatihan dolo kayak tadi”.
Aku hanya tertawa kecil, eh malah dia langsung bilang Hendra mau ngajarin Reny yang lebih expert lagi ngga, klo mau abis ini aja kita pergi mau ngga tanyanya. Sejenak aku berpikir tapi langkah-langkah kaki datang menuju tempat itu dan kulihat wajah-wajah teman-temanku muncul, diantaranya Ronald, Jefry dan Rudi.

Langsung saja kusapa,
“Abis basket kalian”, dengan tersenyum Jefry hanya menjawab,
”Daripada ngurusin basket mendingan ngurusin Reny”.
Mereka pun semua tertawa dan kulihat Reny juga tersenyum nakal dan berusaha menunggu jawabanku. Lalu setelah teman-teman ke belakang aku bisikan ke telinga Reny…

“Ya udah tar gue ajarin yang lebih hot lagi ya,” Reny tersenyum dan aku pergi berkemas untuk pergi bersama dengan Reny.
Setelah itu kami pergi dengan meminjam mobil milik Ronald. Dalam perjalanan aku bertanya,
“Mau kemana ini Ren?”,
Dia menjawab.

”Di rumah Reny aja kan Papa Mama sedang pergi ke Jakarta kak Adi sedang ke Jogja”,
Aku kaget dan berkata,
”Bener nih di rumahmu?”,
“Iya bener” katanya.
Setelah kami sampai di rumahnya aku kaget juga dengan rumahnya yang besar seperti istana itu wah gede banget rumahnya dan juga indah.
Setelah memarkir mobilku aku di bimbing Reny untuk masuk ke rumahnya. Wah tampaknya dia terlihat tidak sabar. Lalu aku menunggunya mandi sambil nonton tv dan menikmati hidangan yang sangat enak, kayak Raja nih batinku.

Setelah dia selesai mandi, ia menghampiriku hanya dengan memakai handuk yang dia balutkan di tubuhnya, ketika melihatnya, tenggorokanku seperti tidak dapat menelan kue-kue yang tadi aku makan, dan dengan segera Reny mengambil jus jeruk yang ada di meja kamarnya lalu meminumnya, setelah itu mencium bibirku dan mengalirkan jus jeruk yang telah dia minum tadi seolah-olah induk yang memberikan makan anak-anaknya.
Setelah itu dia membuka handuknya yang tadi membungkus tubuhnya yang putih mulus dan sexy itu. Wah payudaranya benar-benar luar biasa kencang dan besar, tak kusangka anak SMU kelas tiga sudah matang, bulu-bulu halus yang ketika di warnet tadi aku pegang, aku bisa melihatnya dengan jelas. Sungguh pemandangan yang luar biasa.
Tanpa segan-segan lagi dia memintaku untuk menservicenya.

Dia berkata,
”Ayo kok malah diem katanya mau ngajarin”, ucapnya,
Aku berkata,
“Kamu cantik banget Ren tubuhmu juga sexy”.
Tanpa menunggu dia bicara langsung saja kubenamkan kepalaku di payudaranya itu dan mencoba untuk merangsang salah satu bagian sensitif itu, lalu dia mulai mendesah seperti tadi,

“Aah… OuchHhh… uhhhhhh… Ahhhhhh……..”,
Dia sangat menikmatinya bahkan sesekali dia menjambak rambutku, kulihat payudaranya sangat kencang dan kenyal sekali sesekali aku meremas-remasnya dan aku pun juga sangat menikmatinya, payudara yang indah. Lalu kuteruskan dengan menciumi bagian kewanitaannya, dia terlihat memejamkan mata sangat menikmatinya, dan dia meremas-remas payudaranya sendiri mencoba merangsang tubuhnya sebaik mungkin. Ketika klitorisnya kuhisap-hisap dia sangat kewalahan dan berteriak-teriak,
“Hendra aduhh enak ah… ouchhhh… ahhhHh… uhh”.
5 menit kemudian, giliran dia merangsang diriku. Kulihat dia mengocok penisku dengan lembut dan menghisapnya bagaikan permen lollipop yang sangat manis,

“Oohh… ahhhhhhh… hahhhh”,
Aku sangat menikmatinya, dia menjilati batang kemaluan dan tidak ketinggalan buah zakarku juga ikut dia hisap.Cerita Sex Terbaru
Aku sudah tak bisa berkata apa-apa lagi selain menikmati permainanya. Ketika aku hampir memuntahkan laharku aku mencoba melepaskan senjataku dari hisapannya dan gengamannya, lalu kubaringkan dia diranjangnya dan aku berbicara mesra,
”Tahan ya sayang, pertama-tama sakit tapi nanti juga enak kok”, kataku.
Dia mengangguk pertanda iya. Kucoba membobol vaginanya ternyata sangat sulit, pada usaha pertama melesat dan setelah kuoleskan kream di vaginanya, pada usaha ketiga aku berhasil memasukkan separo penisku ke dalam kemaluannya.
Dia menjerit kesakitan,

“Hendray sakitT Hendrayyyyy ampunnNnNnnnnn”, jeritnya, tapi aku tetap melakukannya dan bless seluruh batang kemaluanku sekarang berada di dalamnya bersamaan dengan bercak-bercak darah keperawanannya.
Kubiarkan diam sejenak supaya vaginanya terbiasa menerima kehadiran benda asing itu, setelah kurasakan vaginanya bisa menerima penisku, kucoba menarik maju mundur.
Jeritan sakit yang tadi dia ucapkan berganti dengan desahan-desahan wanita yang sedang mengalami persetubuhan yang sangat nikmat. Dan tidak henti-hentinya dia selalu mendesah dan setengah berteriak.
“Aah terus Hendra sayang kocok terus bikin Reny puas ah ouchhhhh shhhhh terus kocok jangan berhenti sayangggg… “, rancaunya, aku juga sangat menikmati denyutan-denyutan di dalam vaginanya itu, gerakan menghisap yang sangat nikmat sekali di alami oleh penisku kemudian aku membalikan posisinya supaya kami bisa melakukan doggy style.

Lalu kusuruh dia berdiri dan bersandar di depan kaca meja riasnya dan kumasukan senjataku dari belakang sehingga aku bisa menikmati keindahan tubuhnya dan payudaranya serta paras cantik wajahnya dari kaca tersebut.
15 menit kejadian itu berlangsung kudengar dia berteriak,
“Aahhhh Hendra aku keluarrrrrrrrrrr…….”, oh tampaknya dia baru saja mendapatkan orgasme pertamanya.
Kucabut penisku dari dalam vaginanya dan membiarkan Reny istirahat sebentar.

Setelah cukup istirahat. Dia mengajakku untuk melanjutkannya di kamar mandinya yang seperti kolam renyng itu kareny sangat luas.
Kontan saja kareny terburu nafsu aku langsung tancap gas dan segera memasukan penisku ke dalam vaginanya yang merah merekah itu. Aku sangat menikmati guyuran shower yang membasahi tubuh kami, seolah-olah membasahi jiwa yang kekeringan akan kehausan sex.
Reny terus merancau dan akhirnya aku sangat merasakan kenikmatan yang luar biasa, penisku yang dari tadi disedot kurasakan sangat membengkak dan mencapai klimaks sampai ubun-ubun rasanya, aku berteriak,

“Reny aku mauuuuuuu keeeeluuuarrrrrrrrrrrrrrrrrr mauuu diii kelluariinnn dii mannna?”. jeritku menahan nikmat,
Dia sambil ngos-ngosan bilang
“Di dalam ajjjaaaaa”,
“Ngga papa Rennn”,
“Laggiii masaaaaaa tiiiidakkk suburrrrrr”,
Dan Reny juga tampak merancau lagi dan berteriak,
“Yaaaa uuu daaa hhhhh kii taaa ssssaaammaa saaammaaaaaaaaaaaaaaaa”.
Aku tak dapat menahan lagi dan jebolah pertahananku kusemburkan maniku di dalam vaginanya dia juga tampak mencapai orgasme keduanya.
Setelah itu dia masih menjilati kemaluanku dan membersihkan sisa-sisa maniku, lalu kami mandi bersama.
Setelah selesai aku pamit pulang, aku pamit dengan mengecup kening Reny dan berkata pelajarannya udah cukup kan, dia hanya tersenyum dengan lembut sungguh seperti gadis yang sangat polos dan berkata ,
“Hendra besok kesini ya ajak Ronald, Jefry ama Rudi, jangan lupa loh “.
Aku cukup bingung kok ngajak yang lain segala ya batinku. Lalu selepas jam 6 malam esoknya kami ber 4 berkunjung ke rumah Reny. Betapa kagetnya kami ketika di sana kami disambut dengan mesra oleh keempat gadis yang sangat cantik di antaranya Karina, Monica, Cindy dan Reny tentunya, lalu tanpa basa-basi lagi mereka berkata.

“Wah wah kak Hendra jahat kok kita-kita kemaren ngga diajak sech, yang di ajak cumin Reny aja, ngga suka ya ma kita-kita?“, kontan saja aku sendiri kaget.
Dan teman-temanku juga ikutan binggung, lalu tanpa rasa malu Reny menjawab
“Hendra kemaren ma aku ML loh”.

Baca JUga Cerita Seks Ketagihan Sepong

Aku kaget kenapa dia membuka rahasiaku tapi sebelum aku sempat bicara Reny menjawab
“Jadi hari ini Ronald, Jefry ama Rudi ngajarin Karina, Monica and Cindy, terus Reny tentunya ama Hendra dong”, katanya.
Tentu saja teman- teman ku ngga jadi marah malah jadi senang, lalu aku berkata dalam hati wah rejeki mereka juga neh. Lalu kami pergi ke daerah Kaliurang dan menyewa sebuah villa di sana dan melewati hari dan malam penuh akan nafsu, gairah dan kehausan akan sex.
Dan sampai sekarang jika ada waktu kami masih melakukannya baik di kamar mandi warnetku, di rumah Reny, di hotel atau villa.

Bahkan sekarang banyak pelanggan wanitaku menjadi kekasihku hanya untuk semalam/one night stand. Begitu juga dengan teman-temanku Ronald, Jefry dan Rudi mereka juga kalang kabut menerima order dari para wanita yang kesepian. Tapi atas dasar suka sama suka, maaf kami bukan Gigolo.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Guru Praktik

Cerita Sex Terbaru | Waktu itu aku masih kelas dua, di salah satu SMA Negeri di Bandung. Aku termasuk salah satu siswa dengan segudang kegiatan. Dari mulai aktif di OSIS, musik, olah raga, sampai aktif dalam hal berganti-ganti pacar.
Tapi satu hal yang belum pernah kulakukan saat itu hubungan kelamin Sering kali aku berkhayal sedang berhubungan badan dengan salah satu wanita yang pernah menjadi pacarku. Tapi aku tidak punya keberanian untuk meminta, mengajak ataupun melakukan itu.

Cerita Sex Terbaru Guru Praktik

Mungkin karena cerita sahabatku yang terpaksa menikah karena telah menghamili pacarnya dan sekarang hidupnya hancur lebur. Itu mungkin yang bikin kutakut, setengah mati. Tapi aku menyukai rasa takut itu, bukankah rasa takut itu yang bisa menjauhkan aku dari perbuatan dosa.

Pada suatu saat, datang gerombolan guru praktek dari IKIP Bandung yang akan menggantikan guru kami untuk beberapa minggu. Salah satu dari guru praktek itu bernama Lisa. Dia orangnya cantik, ah bukan… bukan cantik… tapi dia sempurna. Peduli setan dengan matematika yang diajarkannya, aku hanya ingin menikmati wajahnya, memeluk tubuhnya yang tinggi semampai, mengecup bibirnya, dan… aku pun berkhayal sangat jauh, tapi semua itu tidak mungkin. Dengan pacarku yang seumur denganku saja, aku tidak berani, apalagi dengan Lisa.

Singkat cerita, aku melaju dengan motorku. Hari sudah sore aku harus cepat-cepat sampai di rumah. Dalam perjalanan kulihat bu Lisa. Aku memberanikan diri berhenti dan menghampirinya. Setelah sedikit berbasa-basi dia bercerita bahwa dirinya baru saja pindah kost dan tempat kost yang sekarang letaknya tepat di tengah-tengah antara sekolahku dengan rumahnya. Sehingga setiap sore aku mengantarkannya ke tempat kost-nya. Kejadian itu berlangsung setiap hari selama 1 minggu lebih. Kami berdua mulai akrab, bahkan nantinya terlalu akrab.

Seperti biasanya, aku mengantarkan Ibu Lisa pulang ke kost-nya. Anehnya saat itu, dia tidak ingin langsung pulang tapi mengajakku jalan-jalan di pertokoan di daerah Alun-Alun Bandung. Setelah puas kami pun pulang menuju ke kost Ibu Lisa.

Dan ketika kupamit Ibu Lisa memegang tanganku dan…

“Jangan pulang dulu, dong!” Ibu Lisa menahanku, tapi memang inilah yang selama ini kuharapkan.
“Udah malam Bu, takut entar dimarahi…” Perkataanku terhenti melihat dia menempelkan jari telunjuknya ke bibirnya yang kecil.
“Jangan panggil aku Ibu Lisa, coba tebak berapa umurku?” ternyata umurnya terpaut 5 tahun dengan umurku yang saat itu 17 tahun.
“Panggil aku Lisa.” Aku hanya menganggukkan kepalaku.
“Sini yuk, aku punya baju baru yang akan aku pamerkan kepadamu.”

Ditariknya tanganku menuju kamarnya, jantungku mulai berdetak kencang.

Sesampainya di kamar, dia menyuruhku duduk di depan televisi yang memperlihatkan pahlawan kesayanganku, McGyver. Lisa kemudian menghampiri lemari pakaian di samping televisi.

“Aku punya 3 buah baju baru, coba kamu nilai mana yang paling bagus.”

Kujawab dengan singkat, “OK!” lalu kembali aku menonton McGyver kesayanganku. Walaupun mataku tertuju ke pesawat televisi, tapi aku dapat melihat dengan jelas betapa dia dengan santainya membuka baju seragam kuliahnya, jantungku berdebar keras. Lisa hanya menyisakan BH berwarna hitam dan celana dalam hitam. Dia melakukan gerakan seolah sedang mencari pakaian di tumpukan bajunya yang tersusun rapih di dalam lemari.

“Aku tidak bisa menemukan baju baruku, kemana ya?” Aku hanya terdiam pura-pura menonton TV, tapi pikiranku tertuju kepada belahan pantat yang hanya tertutup kain tipis.

Sesekali dia membalikkan tubuhnya sehingga aku bisa melihat dua buah benda yang menggunung di balik BH-nya. Akhirnya dia mengenakan gaun tidur berwarna pink yang sangat tipis, Lalu dia menghampiriku, dan kami berdua duduk berhadapan.

“Kamu kenapa, kok pucat”, aku terdiam.
“Kamu takut ya?” Aku tetap terdiam.
“Aku tau kamu suka aku.” Aku terdiam.
“Hey, ngomong dong.” Aku tetap terdiam.

Dalam kediamanku selama itu aku menyimpan sesuatu di dadaku yang berdetak sangat kencang dan keras serasa ingin meledak ketika dia menempelkan bibir mungilnya ke bibirku. Dia melumat bibirku, sedikit buas tapi mesra. Aku mulai memberanikan diri untuk membalasnya. Kugerakkan bibirku dan kulumat kembali bibirnya. Tak lama kemudian, telapak tangan lisa yang hangat meraih pergelangan tanganku. Dibawanya tanganku ke arah buah dadanya. Jantungku saat itu sangat tidak karuan. Kuremas buah dadanya yang tidak terlalu besar tapi tidak juga terlalu kecil, tapi aku dapat merasakan betapa kencangnya kedua gunung surga itu. Lidah kami pun mulai bermain.

Tiba-tiba dia mendorongku, terus mendorongku sehingga aku telentang di atas karpet kamarnya. Aku hanya menurut dan tak bergerak. Lisa membuka baju tidurnya yang tipis. Kali ini dia tidak berhenti ketika hanya BH dan CD-nya saja yang melekat di tubuhnya, tapi BH-nya kemudian terjatuh ke karpet. Belum sempat aku bergerak, Lisa menjatuhkan tubuhnya di atas tubuhku, buah dadanya yang sangat keras menindih dadaku.

“Kamu suka, ya?” aku mengangguk.Cerita Sex Terbaru

Aku tak kuasa menahan diri, ketika aku mengangkat kepalaku untuk melumat bibirnya kembali, dia menahan kepalaku, aku heran.

“Ke.. ke… kenapa Lis?” kataku terbata-bata.

Dia hanya tersenyum, lalu dengan santainya dia memanjat turun tubuhku. Aku hanya terdiam, aku tidak berani bergerak. Aku bagaikan seorang prajurit yang hanya bergerak berdasarkan komando dari Lisa. Dia mulai membelai pahaku dan sedikit mempermainkan selangkanganku. Sesekali dia menciumi celana seragam abu-abuku tepat pada bagian batang kejantananku. Aku memejamkan mata, aku pasrah,

“Aku… aku… ah…!”

Aku membiarkannya, ketika Lisa mulai membuka celana seragamku, mulai dari ikat pinggangku dan berlanjut dengan menyingkapkan CD-ku. Dia meraih batang kemaluanku dengan mesranya.

“Ah… crot… crot… crot…!” Aku tak kuasa menahan diriku ketika bibirnya yang mungil menyentuh kepala kemaluanku.

Aku malu, malu setengah mati.

“Tenang, itu biasa kok.”

Senyumnya membuat rasa maluku hilang, senyum dari wajah sang bidadari itu membuat keberanianku muncul,

“Ya aku berani, aku nekat!”

Aku menarik kepalanya dan membalikkan tubuhku, sehingga aku berada tepat di atasnya. Dia sedikit kaget, tapi hal itu membuat aku suka dan makin berani. Aku beranjak ke bawah, kubuka CD-nya. Saat itu yang ada dipikiranku hanya satu, aku harus mencontoh film-film biru yang pernah kutonton.

“Kamu mulai nakal, ya.”
“Ibu guru tidak suka.”

Aku tak memperdulikan candanya. Kuturunkan CD-nya perlahan, kulihat sekilas rumput kecil yang menutupi celah surganya. Seketika kucumbu dan kumainkan lidahku di celah surga itu. Tangan kananku terus menarik CD-nya sampai ke ujung kakinya dan kulempar entah jatuh di mana. Aku menghentikan sejenak permainan lidahku, kuangkat pinggul yang indah itu dan kugendong dia menuju ke tempat tidur yang terletak tepat di belakang kami berdua.

Kuletakkan tubuh semampai dengan tinggi 173cm itu tepat di pinggir tempat tidur. Aku kemudian berjongkok, dan kembali memainkan lidahku di sekitar celah surganya, bahkan aku berhasil menemukan batu kecil di antara celah itu yang setiap kutempelkan lidahku dia selalu mengerang, mendesah, bahkan berteriak kecil.

Tangan kiriku ikut bermain bersama lidahku, dan tangan kananku membersihkan sisa air mani yang baru saja keluar. Wow… batang kejantananku sudah keras lagi. Ketika aku sedang asyik bermain di celah surganya, dia menarik kepalaku.

“Buka celana kamu, semuanya…!” Aku menurut dan kembali menindih tubuhnya.

Setelah kepala kami berdekatan dia mencium bibirku sekali dan kemudian dia tersenyum, hanya saat itu matanya sudah sayu, tidak lagi bulat penuh dengan cahaya yang sangat menyilaukan.

Dia mengangkat kepalanya disertai tangan kananya meraih batangku dan mengarahkannya ke lubang kemaluannya. Tapi ketika batangku menyentuh bibir lubang kemaluannya,

“Crot… cret… creeett…!” Kembali aku meraih puncakku, dia pun tersenyum.

Hanya saat itu aku tidak lagi malu, yang ada dipikiranku hanyalah aku ingin bisa memuaskannya sebelum orgasmeku yang ketiga. Aku heran setelah orgasme yang pertama ini batang kejantananku tidak lagi lemas, kubiarkan Lisa mengocok-ngocok batanganku, dengan hanya melihat garis wajah milik sang bidadari di depanku dan juga membelai rambutnya yang hitam legam, aku kembali bernafsu.

“Pelan-pelan aja tidak usah takut.” Dia berbisik dan tersenyum padaku.

Tak karuan perasaanku saat itu, apalagi ketika kepala kemaluanku dioles-oleskannya ke bibir kemaluannya. Tangannya yang kecil mungil itu akhirnya menarik batang kemaluanku dan membimbingnya untuk memasuki lubang kewanitaannya.

“Bles… sss… sek!” Batangku sudah seratus persen tertanam di lubang surganya.

Rasa percaya diriku semakin meningkat ketika aku menyadari bahwa aku tidak lagi mengalami orgasme. Aku mulai menarik pinggulku sehingga kemaluanku tertarik keluar dan membenamkannya lagi, terus menerus berulang. Keluar, masuk, keluar, masuk, keluar, masuk begitu seterusnya.

“Oh Dig…!” Dia mulai memanggil nama akrabku, aku dipanggil Jedig oleh sahabat-sahabatku.

Selama ini Lisa hanya memanggil nama asliku seperti yang tertera di dalam absen kelasku.

“Dig, terus… kamu mulai pintar…” Aku tak peduli, aku terus bergerak naik turun.

Aku merasakan batang kemaluanku yang basah oleh cairan dari lubang surga milik Lisa. Naik dan turun hanya itu yang kulakukan. Sesekali aku mencium bibirnya, sesekali tanganku mempermainkan bibir dan buah dadanya.

“Ah… ah… ah, ah… oh!” Nafasnya memburu.
“Ah Dig… ah… ah… ooowww!” Dia berteriak kecil, matanya sedikit melotot dan kemudian dia kembali tersenyum.

Aku terdiam sejenak, aku heran kenapa dia melakukan itu. Yang kuingat, saat itu batang kemaluanku serasa disiram oleh cairan hangat ketika masih ada di dalam lubang kemaluannya. “Ntar dulu ya Jedig Sayang.” Dia mengangkat tubuhnya sehingga kemaluanku terlepas, aku menahan tubuhnya. Aku tak ingin kemaluanku terlepas aku masih ingin terus bermain.

“Eit… sabar dong, kita belum selesai kok.” Kulihat dirinya memutar tubuhnya kemudian nungging di depan mataku.Cerita Sex Terbaru

Aku sangat mengerti apa yang harus kulakukan, ya… seperti di film-film itu.

Aku mendekatinya dengan batang kemaluanku yang sudah siap menghunus lubang kemaluannya. Aku mencoba memasukannya, tapi aku mengalami kesulitan. Satu, dua, ya dua kali aku gagal memasukan batangku. Akhirnya dia menggunakan tangan mungilnya untuk membimbing batangku.

“Blesss…” Batangku masuk dengan perlahan. Berbeda dengan tadi, sekarang aku tidak lagi naik turun tetapi maju mundur.

Kami berdua mendesah. Nafas kami saling memburu. Terus dan terus lagi.

“Ah… oh… uh… terus Dig…, ah… oooww!” Kembali dia berteriak kecil, saat ini aku mengerti, setiap kali dia berteriak pasti kemudian dia merubah posisinya.

Benar saja posisi kami kembali seperti posisi awal. Dia telentang di bawah dan aku menindihnya di atas. Aku tidak lagi memerlukan tangan mungilnya untuk membimbingku. Aku sudah bisa memasukan batang kemaluanku sendiri tepat menuju lubang surga yang sesekali beraroma harum bunga itu.

Kembali aku melakukan naik dan turun. Kali ini aku menjadi siswa yang benar-benar aktif, tidak hanya di sekolah tapi di ranjang. Kuangkat kaki kanannya, kujilati betisnya yang tanpa cacat itu sambil terus menggerakan pinggulku.

Beberapa saat kemudian, aku merasakan darahku mengalir dengan keras, ada sesuatu di dalam tubuhku yang siap untuk meledak. Gerakanku semakin kencang, cepat, dan tidak teratur.

“Terus Dig, lebih cepat lagi… terus lebih cepat lagi Dig, terus.”

Gerakanku semakin cepat. Kami berdua sudah seperti kuda liar yang saling kejar-mengejar sehingga terdengar suara nafas yang keras dan saling sambut menyambut.

“Terus Dig, terus… ah… uh… oh…!”
“Oban sayang… ah… dig… dig… dig… aaoowww!”

Saat ini teriakannya sangat keras dan kulihat matanya sedikit melotot dan giginya terkatup dengan sangat keras. Kemudian dia terjatuh.

“Dig cepetan ya sayang…!”
“Aku capek.”

Aku tak bisa berhenti menggerakan tubuhku, sepertinya ada suatu kekuatan yang mendorong dan menarik pinggulku.

BAca Juga Cerita Seks Tetangga Kost yang Seksi

“Ah… oh… Ufff… aaah…!”
“Crot… cret… cret…!”

Muncratlah air kenikmatan itu dari tubuhku. Aku terjatuh di sampingnya, aku puas! Dia tersenyum padaku dan memelukku, dia menaruh kepalanya di dadaku. Setelah mengecup bibirku kami berdua pun tertidur pulas.

Beberapa bulan setelah percintaanku dengan Ibu Lisa… Perpisahaan pun dimulai, setelah aku memainkan beberapa lagu di panggung perpisahaan untuk menandakan berakhirnya masa kerja praktek mahasiswa-mahasiswa IKIP di sekolahku. Kulihat mereka menaiki bus bertuliskan IKIP di pinggirnya. Aku mencari Lisa, bidadari yang merenggut keperjakaanku.

“Lisa… hey…!” Lisa menengok dan matanya melotot.
“Ups… Ibu Lisa!” Aku lupa, dia kan guruku.
“Sampai ketemu lagi ya, jangan lupa belajar!” sambil menaiki tangga bus dia menyerahkan surat padaku.

Aku langsung membaca dan tak mengerti apa maksud dari tulisan itu.

Akhirnya bus itu pergi dan saat itulah saat terakhir aku melihatnya. Aku tak akan pernah lupa walaupun hanya sekali aku melakukannya dengan Lisa. Tapi itu sangat berbekas. Aku selalu merindukannya. Bahkan aku selalu berkhayal aku ada di dekat dia setiap aku dekat dengan perempuan. Sekarang ketika aku sudah duduk di bangku kuliah aku baru mengerti apa arti dari surat Lisa.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Remasan Tukang AC

Cerita Sex Terbaru | Aku tinggal di satu rumah besar yang dijadikan kantor, karyawannya lumayan banyak, selain
staf admin, ada juga petugas luar, sopir dan satpam. Karena rumahnya besar makan
ruangannya cukup banyak sehingga lega sekali kantornya. Tugasku adalah membersihkan kantor
sebelum jam kerja serta merapikan kantor setelah karyawan pulang, menyiapkan minuman,
membelikan makan siang dan aku juga dipasrahi beberapa pekerjaan admin ringan termasuk
merawat ac yang jumlahnya cukup banyak. Setiap ruang ada ac nya, malah di ruang yang besar
dipasangi 2 ac sehingga hawanya cukup sejuk. Yang setiap hari ada di kantor adalah staf
admin, petugas luar ya tugasnya keliling ke customer, menagih dan mengirimkan
surat/dokumen penting.

Cerita Sex Terbaru Remasan Tukang AC

Sopir hanya melayani ownernya, sedang satpam sebenarnya kerja dirumah owner, sehingga sore
pulang ke rumah owner. Jadi praktis malem aku sendiri, baiknya di kantor ada tv besar dan
juga dvd player. Kadang staf admin meminjami aku beberapa film baru, gak tau mereka
dapetnya dari mana, masih di bioskop dah ada dvdnya, sehingga gak usah keluar duit nonton
di bioskop. Satu hari ada seorang bapak-bapak mampir ke kantor, dia penghuni kompleks itu
juga, cuma di daerah yang baru dibuka sehingga letaknya di bagian belakang komplex,
lumayan jauh si kalau harus jalan kaki.
Dia nawarin untuk merawat ac kantor, kebetulan harganya lebih murah dari harga servis ac
yang biasanya dipake. Bos setuju, ya udah trial dulu, free of charge. Pada hari yang
disepakati, si bapak dan beberapa teknisinya datang untuk servis ac. Kerjanya cekatan
sekali, cepat dan tidak meninggalkan kotoran apapun di ubin rumah. Bos puas, apalagi aku
karena biasanya kalo servis ac aku harus mengepel lantai sekitar ac yang di servis,
sehingga karena ac nya banyak, ya praktis seluruh lantai harus dipel ulang. Aku senang
sekali ketika bos setuju untuk menggunakan jasa si bapak itu. Si bapak pun senang karena
trialnya berbuntut order secara berkala untuk servis ac di rumah. Dia terima kasih terus
sama aku.

Setelah kerjaan servis ac yang kedua (yang pertama yang trial dan free itu) si bapak
ngajakin aku makan sebagai ucapan terima kasih. Kebetulan saat itu Jumat sore, dimana
esoknya kantor tutup, jadi aku bebaslah. Si bapak minta aku manggil mas (nama gak perlu
disebut kan). Aku diajaknya makan di restoran Sunda di mal yang ada dekat kompleks kami.
Dia memujiku terus,

“Put, kamu tu cantik, sexy, kok kerjanya cuma penunggu rumah sih”.
“Halus dong Putri mas”.
“Ko halus?”, tanyanya gak ngerti.
“Iya penunggu rumah kan mahluk halus mas”.
“Wah kalo yang halus sesexy kamu, mau deh rumahku ditungguin juga”.
“Mangnya rumah mas gak ada yang nunggu, keluarganya?”
“aku gak punya keluarga Put, dah pisah ma istri, anak belon punya”,
“Jadi tinggal sendiri?”.
“Iya, makanya aku buka servis ac biar rumah gak sepi”.
“Kantornya dirumah mas yang di belakang itu ya”.
“Iya”
“Rumah di belakang besar-besar ya mas”.
“Gak sebesar rumah kantormu itu”.
“Tapi ukurannya lebih besar kan dari rumah standard yang di depan”.
“Iya, kok rumah kantormu tu bisa besar banget”.
“Terang aja besar, itu kan 2 rumah disatuin”.
“Pantes”.Cerita Sex Terbaru
“Ya gak apalah, jadikan acnya banyak, jadi aku dapet ordernya lah”.
“Kok mas tau sih di tempat Putri acnya banyak?”.
“aku kan dah survei seluruh kompleks, banyak kok yang mo jadi langgananku, lumayan lah,
sampe kadang orderannya bentrok waktunya”.
“Makanya teknisinya banyak ya mas”.
“Iya itu baru ditambah karena ternyata ordernya numpuk”.
“wah asik dong mas, tinggal mungutin duitnya”.
“Kamu mo bantuin aku, ngurusin kerjaan aja, terima order, ngatur teknisi kemana aja,
soalnya aku mo garap juga kompleks tetangga kita, gak ketanganan kalo aku sendiri. Kamu
disini tinggal di dalem ya”.
“Iya mas”.
“Ya deh tempatku juga tinggal ma aku”.
“Wiih kumpul kebo dong”.
“Gak apa deh, aku yang jadi kebonya”, candanya.

Menyenangkan sekali ngobrol ma dia, orangnya humoris walaupun tampang pas-pasan

“Mas suka olahraga ya?”.
“Iyalah, jaga stamina, biar gak gampang sakit”.
“Fitnes ya mas?”.
“Kok kamu tau sih?”.
“Iya bodi mas kan kenceng banget”.
“Bodi kamu juga kenceng”.
“ah biasa aja kok”.
“Kenceng banget, kamu tu imut tapi modalnya gede, kenceng lagi”.
“Modal apaan mas”.
“Modal itu yang goyang kalo kamu jalan, tanganku mau kok disuruh jadi shock breakernya”.
“Ih si mas, maunya”.
“Ya maulah, kalo boleh”.

Pembicaraan mulai menjurus. Memang tubuhku tergolong kurus tapi dadaku lumayan gede,
sehingga kelihatan menonjol sekali di dadaku. Pesanan makanan sudah dateng, jadi kami
santap malam sambil terus ngobrol kesana kemari.

“Mas kok pisah sih, gak puas ya ma istrinya?”.
“Gak cocok aja, mangnya kenapa kalo aku gak puas. Kamu mo muasin aku?”.
“Lo kok Putri sih yang mesti muasin mas”.
“Makanya Put, kamu bantuin aku kerja aja, tinggal ma aku, jadi kamu, eh salah, kita bisa
berbagi kepuasan. apa mo trial dulu?”.
“Gak tauh ah”, aku pura-pura cemberut.
“Kamu kalo cemberut makin cantik deh, makin ngegemesin, jadi pengen ngemut bibir kamu
deh”.
“Mas ngomongnya menjurus amir sih”.
“Kok amir?”.
“Iya amat lagi pulkam mas”.

Kembali kami tertawa berderai. Karena disertai ngobrol dan canda tawa, makan malemnya jadi
berkepanjangan, tapi akhirnya abislah semua makanan yang sudah dipesan.

“Put, mo minum yang anget-anget buat penutup?”
“apaan tu mas?”.
“Disini ada minuman anget khas Sunda, bandrek, enak”.
“Boleh deh mas”.

Dia memesan bandrek untuk kami berdua. Karena panas, bandreknya kuminum dikit-dikit,
sambil terus ngobrol ma dia, keringetan juga karena bandrek panas segelas itu, tapi rasa
kekenyangannya ilang, itu khasiat jahe katanya. Karena dah cukup malem, dia mengajakku ke
rumahnya,

“ngobrol di rumahku aja ya, dari pada kamu bengong sendirian”.
“Terus urusan saling memuaskan ya Mas”.
“Yuk, kamu mau kan?”.

Gak kujawab, aku cuma senyum saja. Wah asik juga neh kalo dia ngajakin maen. Aku sih mau
aja kalo dia ngajakin. Kebetulan sudah lama juga neh aku gak keisi benda besar panjang
keras yang bisa nembak. Dia mengganti pakain dengan celana pendek dan kaos saja.Cerita Sex Terbaru

“Put, kamu bisa mijit? badanku pegel-pegel nih”, pintanya.
“Bisa mas dikit-dikit tapi ya tidak seahli tukang pijit beneran”, jawabku.
“Emangnya ada tukang pijit boongan”, godanya sambil mengajakku masuk kamarnya.

Aku jadi menebak-nebak dia pengen dipijit atau mijit aku nih, tapi kuturuti ajakannya
masuk kamarnya. Dia berbaring telungkup di ranjang dan aku mulai memijit kakinya, mulai
dari telapak kaki sampai ke paha. Otot kaki dan pahanya keras, hasil sering berolahraga.
Aku sengaja memijat bagian paha sebelah dalam, sekalian untuk ngetes dia punya udang
dibalik bakwan gak.

“Aduh Put enak tapi geli,” katanya setiap kali kusentuh paha sebelah dalam.

Dia mengangkangkan pahanya dan sesekali kusenggol selangkangannya, terasa ada sesuatu yang
keras di dalamnya. Rupanya dia udah mulai terangsang dan ngaceng. Pijatan beralih ke
pantat dan punggungnya. Bagian ini masih tertutup celana pendek dan kaosnya.

“Mas enaknya kaosnya dibuka deh supaya mijetnya bisa tuntas”, kataku dan dia langsung
melepas kaosnya dan kembali telungkup.

Punggungnya juga berotot. Pijatanku mulai dari bagian bahu. Aku mengambil posisi
mengangkangi badannya. Setelah bahu dan punggung, kini pijatanku mengarah ke bongkahan
pantatnya. Mulanya aku memijat dari luar celananya, tapi gak bisa tuntas.

“Mas, celananya mengganggu nih”, kataku.
“Dilepas aja ya Put”, jawabnya sambil langsung melepas celana pendeknya.

Sekelebat tampak penisnya menonjol sekali dibalik cdnya, kelihatannya besar dan panjang
dan sudah keras sekali. Dia kembali menelungkup. Pijatan mulai mengeksploitir bagian
pantat dan pangkal paha. Jariku memijit belahan pantatnya dan hampir menyentuh biji
pelernya. Dia sepertinya tidak perduli dengan jamahanku. Selesai dengan pantatnya, aku
minta dia telentang. Benar penglihatanku, penisnya besar dan panjang sampai kepalanya
nongol dari bagian atas Celana Dalamnya.

“Iiih mas ngaceng ya”, kataku manja sambil menduduki penisnya.

Terasa sekali penis itu mengganjal pantatku. Aku mulai lagi dari bahu, untuk melemaskan
bagian itu. Perlahan-lahan lalu turun ke bawah kedadanya. Dia hanya tersenyum saja
memandangi wajahku.

“Kamu cantik sekali Put”, katanya merayu, sepertinya dia sudah tidak bisa mengendalikan
napsunya.

Aku sengaja menggeser pantatku di penisnya. Pentilnya tampak mengeras, dan sesekali
kupilin. Aku minta dia menarik nafas ketika kupilin pentilnya lalu pelan-pelan
menghembuskannya.

“Put”, lenguhnya.
“Kenapa mas, sakit ya pijitan Putri”.
“Enggak sakit kok Put, merinding semua badanku”.

Setelah puas memelintir pentilnya aku mulai turun ke perut. Perutnya kencang dan tidak
berlemak, kepala penisnya yang nongol dari atas cdnya seakan mengundangku untuk
meremasnya. Aku juga terangsang melihatnya. Aku lalu menekan bagian bawah perutnya untuk
kusorong keatas. Dari perut aku mulai menelusur bawah sampai menyentuh kepala penisnya.
Dia memejamkan mata sementara aku terus memijit lembut di pangkal paha sampai
keselangkangannya sambil sesekali menyenggol penisnya dengan menggosokkan punggung
tangannya ke penisnya.

“Put, kamu udah sering ngeliat penis ya?”, tanyanya to the point.

Aku kaget juga atas pertanyaannya.

“Belum mas, baru pertama kali ini, besar ya”, kataku berbohong.
“Kalau mau liat, turunin aja cd ku”, katanya lagi.

Perlahan jari kuselipkan di karet cdnya dan menurunkan cdnya perlahan sampai lepas.
Nongollah penisnya yang berdiri tegak, besar dan panjang dengan bulu rambut yang lebat
bersambung sampai ke pusar dan dada.

“Pegang” katanya singkat dan akupun menuruti sambil mengusap pelan-pelan.

Tangannya mulai berkeliaran, membuka baju kaosku, bra kemudian celanaku. Tinggal CDku yang
belum kulepas. Aku dibaringkannya dan kemudian dia melumat bibirku, dan terus menjilat
sampai ke payudaraku yang besar dengan pentil yang merah coklat. Saat dia mengulum
toketku, aku mulai menggelinjang apalagi jarinya mulai menerobos CDku dan dengan lembut
menggosok bibir vaginaku. Aku bergetar sambil berdengus pendek

“uuh..uuhh..”. celana dalamku kemudian dilorotkan dan dibukanya pahaku lebar-lebar.

Dia tertegun melihat bibir vaginaku yang tipis memerah yang diselimuti bulu yang lebat.

“Put, jembut kamu lebat sekali ya. Pasti napsu kamu besar ya. Kamu pernah ngentot Put?”,
tanyanya.Cerita Sex Terbaru

Aku diem saja karena sudah sangat terangsang akibat jilatannya di selangkangku.

“Mas”, aku mendesah ketika lidahnya mulai beroperasi ketengah-tengah vaginaku.

Gerakan refleksku menarik paha ke atas dan posisi yang kian membuka menambah leluasa
lidahnya bekerja lebih dalam di vaginaku. Cairan vaginaku mulai tumpah membuat dia tambah
ganas, dan mulai menyedot keras klitorisku. Ujung lidahnya bermain lincah, dalam,
menelusuri menggesek permukaan dalam vaginaku membuat aku tambah bergetar menahan
rangsangan kenikmatan.

“Uh..uuhh..” eranganku tambah keras dan pahaku menjepit keras kepalanya dengan kaki yang
melingkari punggungnya.

Dia memutar tubuhnya pelan sambil terus menyedot vaginaku. Posisi 69, aku disuruhnya
mengulum kepala penisnya yang besar itu. Lidahku mulai bermain diantara belahan kepala
penisnya. Kami berpacu terus dengan posisi 69 sampai

“maas…uuuuhhhh..”, badanku menggelinjang hebat sambil mengerang keras dengan suara
tertahan karena kepala penisnya masih terbenam dalam mulutku. Aku sudah sampai dan
kulepaskan penisnya dari mulutku.

Dia masih telentang dengan penisnya masih tegak karena belum tuntas. Dia menyuruhku naik
ke atas perutnya.

“Mas, Putri belum pernah”, kataku berbohong lagi.
“Ayo aku ajarin”, jawabnya.

Dia berbaring dengan bantal tiga susun di punggung dan kepalanya sambil menyuruh aku duduk
di atas penisnya yang sengaja diposisikan ke arah pusar. Aku duduk mengangkang dengan
bibir vagina menempel di kepala penisnya. Aku mulai menggerakan pantatnya maju mundur
perlahan.

“Ah..nikmatnya Put, aku masukin ya..” gumamnya sambil menahan kenikmatan karena goyangan
pantatku.

Beberapa saat kurasa cairan vaginaku mulai mengalir membasahi penisnya, aku makin dia
terangsang. Gesekanku makin menggila membuat aku tersentak-sentak saking nikmatnya. Dia
mulai meremasi payudaraku yang montok.

“Isap ..mas” dan dia melengkungkan badannya berusaha mengulum payudaraku.

“Uuuhhh..uuuuhhh.., terussss maas…”pintaku sambil bertambah cepat menggesek vaginaku ke
penisnya.
Lebih dari 15 menit kemudian aku mengerang tersendat kenikmatan. Dia tahu aku akan klimaks
lagi,

“Ayo putar badanmu” dan secepatnya aku berbalik dengan vaginaku menantang di depan
mulutnya.

Dia menarik pantatku dan lagi-lagi disedotnya bibir vaginaku sambil sesekali lidahnya
dijulurkan mengilik klitorisku. Penisnya terbenam lebih dari separuh di mulutku, kepalaku
turun naik mengocok k penisnya dalam mulutku. Erangan tertahan dan desahan kenikmatan
mengiringi puncak permainan. Tiba-tiba aku menekan pantatku kuat-kuat kemulutnya sambil
mendesah panjang dengan penisnya di mulutku

“Maas..ooohh”. desahku, diapun demikian, dikepitnya kepalaku dengan kakinya dan
creet..creet..creeettt…pejunya ngecret semuanya dimulutku.
“Mas, belum dimasukin udah nikmat gini ya, apalagi kalo dimasukin”, desahku.
“Kamu mau dimasukin Put, udah pernah belon, kayanya sih udah ya”, jawabnya.
“Sama siapa Put, tapi itu gak penting deh, gak usah dijawab”, katanya lagi, “yang penting
malem ini kita berbagi kepuasan ya”

Aku mulai bergerak menempel kebadannya. Dia mengulum bibirku dengan lembut sambil
tangannya mulai bergerak dengan sentuhan halus ke payudaraku. Aku menggelinjang saat dia
mulai agresif memainkan putingku.

“Ayo mas..gesek lagi ya..!” pintaku bernafsu.

Aku mencium dan menjilati jari-jarinya. Kemudian dia melepaskan tangannya dari ciumanku
dan kembali meremas payudaraku. Dipilinnya pentilku secara bergantian. Aku makin
menggeliat karena napsuku sudah memuncak. Tangannya kutarik menjauh dari payudaraku.
Kubawa ke arah perutku. Segera dia menggelitik pusarku sampai aku menggeliat kegelian,

“Mas geli”.

Tangannya segera menyusup ke bawah dan menemukan jembutku. Jangkauannya kini maksimal,
padahal target belum tercapai. Aku menaikkan badanku sedikit dan kini jari-jarinya bisa
mencapai belahan vaginaku membuatnya basah, sehingga jari tengahnya dengan mudah menyusup
ke dalam dan menemukan klitorisku yang sudah mengeras. Dia lalu memainkan jari tengahnya.
Pinggulku mengikuti irama sentuhan jari tengahnya. Aku menggelinjang. Penis besarnya sudah
tegak dengan kerasnya.

“Mas, hebat ih, dah ngaceng lagi, padahal belon lama ngecret di mulut Putri”.Cerita Sex Terbaru

Dia berbaring dengan 2 bantal susun di punggungnya. Aku menunduk mengulum kepala penisnya.
Hanya sebentar karena dia menyuruhku menduduki k penisnya yang lagi-lagi melipat ke arah
pusar dengan posisi membelakangi dia. Aku mulai bergerak pelan memaju-mundur pantatku
untuk menggesekkan n vaginaku ke penisnya. Tangannya dari belakang mulai beraksi memijit-
mijit payudaraku. Aku menjadi sangat liar, menggeliat sambil tak henti-hentinya mendesah
kenikmatan. Gerakan dan sentakanku makin cepat dan keras sampai suatu saat kuundurkan
pantatku agak ke belakang dan penisnya lepas dari jepitan bibir vaginaku.

Penisnya yang agak terangkat sudah berhadapan dengan bibir vaginaku yang basah itu
dan….bleeessss..kepala dan separuh penisnya yang tegang keras itu amblas ke dalam
vaginaku.

“Maas”, seruku.
“Kenapa Put, sakit?”, tanyanya.

Aku hanya menggelengkan kepala, bukannya sakit tapi nikmat banget. Sesek rasanya vaginaku
kemasukan penisnya yang besar banget itu. Vaginaku berdenyut mencengkeram penisnya,
giliran dia yang mendesis,

“Put, nikmat banget memekmu, bisa ngemut penisku”.

Dia membalikkan badanku dan sehingga aku terlentang. Dia menundukkan mukanya dan mengulum
bibirku sambil menggeser badannya keatas. Dengan pelan ditusukkannya penisnya ke vaginaku.
Diteruskannya dorongannya dan kepala penisnya mulai memaksa menerobos masuk ke liang
vaginaku.
“Ouuhh..” kembali aku melenguh.

Dikocoknya k penisnya pelan sehingga kian dalam memasuki vaginaku. Pelan tapi pasti dan
akhirnya kurasakan seluruh vaginaku penuh terisi penisnya. Vaginaku yang sudah basah itu
masih terasa sempit buatnya,

“Put, sudah basah gini masih sempit aja memekmu, nikmat banget deh, mana terasa banget
empotannya. Terus diempot ya Put”.

Dihunjamkannya lagi penisnya, walau terasa sangat sesak tapi nikmat,

“Ooohhh…” aku mulai menggeliat, kaki kuangkat, melingkar ke pahanya sementara kepalaku
terangkat, mendongak ke belakang dengan mataku membelalak.

Tangannya bereaksi cepat, payudaraku diremas pelan sembari putingnya dipijit, membuat aku
makin menggila, berdesah panjang kenikmatan,

“uhhh, peluk Putri mas”.

Dirapatkannya badannya ke badanku dan aku merangkul ketat punggungnya. Goyangan pantatnya
turun naik makin cepat sehingga bersuara “plook..ploook” karena begitu banyak cairan yang
mengalir dari vaginaku.

Dia kemudian mengganti posisi. Aku disuruh nungging dengan posisi pantat sedikit
terangkat, kaki mengangkang. Digesekkannya kepala penisnya ke bibir vaginaku beberapa
saat, baru dihunjamkannya pelan.

“Doggy Style! “Maas”, erangku ketika kepala penisnya mulai menekan dan menerobos masuk ke
liang vaginaku.
Baru setengah penisnya masuk, “Aaauuhhh….” mataku terbelalak saking nikmatnya. Kemudian
dia mulai mengocok penisnya keluar masuk vaginaku. Aku kembali mengelinjang, menahan
enjotan pantatnya. Terasa penisnya makin keras dan kepalanya makin membesar karena gesekan
di dinding vaginaku.

“Ooohhh..oooohhhh” gumamku, karena dia mempercepat enjotannya.

Tiba-tiba dia menahan gerakan pantatnya, ditariknya keluar sehingga hanya sebagian
penisnya yang masih terbenam lalu disentakkannya cepat dengan gerakan pendek, kemudian
ditekannya rapat ke pantatku hingga semua penisnya tertanam dalam vaginaku, lalu dibuatnya
gerakan memutar. Otomatis kepala penisnya berputar bak bor mengesek ketat dinding
vaginaku.

“uaahhh….terus mas…enaaakkk!” desahku.

Tidak puas hanya menikmati putaran “bor” nya, aku ikut mengenjot keras pantatku ke
belakang dan…”uuhhh..uuuhhh” kami berdua sama-sama mengerang nikmat. Selang lebih dari
20 menit kami berpacu dengan posisi demikian, aku makin keblingsatan dengan erangan-
erangan tak keruan. Dia tahu kalau aku sudah akan klimaks. Aku sekarang dalam posisi
telentang. Pahaku terbuka lebar dan bibir vaginaku sedikit membuka setelah disodok
penisnya sejak tadi. Kini dia mulai membungkuk di atas badanku dan dengan tangan kiri
menopang badannya, tangan kanannya menuntun penisnya ke arah bibir vaginaku.Cerita Sex Terbaru

“Ayo..masukin mas..!” pintaku.

Kepala k penisnya mulai menghunjam. “Aaahhhh..!” erangku saat seluruh penisnya disodok
masuk dan mulai dikocok turun naik langsung dengan frekuensi tinggi dan cepat.

“Ah..ah..ah..ah.” aku tiada hentinya melenguh, badanku menggeliat dengan kepala sebentar
naik sebentar turun menahan geli dan nikmat yang amat sangat.

Dia terus mengocok dengan kecepatan tinggi dan menggila. Kenikmatanku sudah memuncak.

“Auuuh..m..m..” tanganku melingkar ketat di punggungnya dengan paha dan kakiku ikut
membelitnya.

“Tahan dikit Put..!” bisiknya di kupingku sambil mempercepat sodokannya.

“Aaaahhhhhhh..!” aku menjerit panjang, kukuku serasa menembus kulit punggungnya,
mengiringi puncak kenikmatanku.

Berbarengan dengan lenguhan panjang, dia menyodok keras penisnya ke vaginaku diimbangi
dengan goyangan kencang pantatku yang berusaha mengapung ke atas. Otot-otot bibir vaginaku
serasa berdenyut-denyut seperti meremas-remas penisnya. Crreeeettt…pejunya ngecret di
dalam vaginaku, hangat, membuat aku merem melek sejenak. Kami berdua sama-sama orgasme.

“Oh Put, puas sekali nge ntot denganmu..!” desahnya. “Kamu udah pengalaman ya Put,
ngeladenin lelaki”.

Kami masih berpelukan sebentar dengan penisnya masih terbenam di vaginaku, berciuman.

“Gimana rasanya Put?.” tanyanya saat berdua di kamar mandi.
“Mmmm..enak banget mas, penis mas kerasa sekali ngegesek memek Putri, besar soalnya sampe
memek Putri sesek jadinya” jawabku sambil tersenyum.

Kami saling membersihkan diri. Dia meremasi payudaraku dan menggosok pelan vaginaku,
sedangkan aku mengocoki penisnya yang sudah melemas. Selesai mandi, kami nonton film BF di
ranjang. Dia pasang di dvd. Aku mengocok-ngocok penisnya dengan cepat dan keras, sebentar
saja sudah ngaceng lagi.

“Mas kuat banget ya, dah ngecret 2 kali, sebentar aja udah ngaceng lagi”, kataku.
“Abis dikocok sama kamu sih, mau lagi ya Put”.
“Iya mas, Putri kepingin disodok penis mas lagi”.

Ketika mengocoki penisnya aku terangsang juga, vaginaku sudah basah lagi, apalagi ketika
ngocok penisnya, dia ngitik-ngitik putingku. Dia telentang dan aku menaiki tubuhnya.
Dengan posisi setengah merayap, aku menjilati mulai dari bawah penisnya ke atas, berputar
sejenak di celah kepala penisnya kemudian mulai dengan mengulum lembut sambil mulutku
turun naik mengocok penisnya.

“ohhhh…ooouuuhhh”, gilirannya bergumam tidak jelas.

Puas mengocok penisnya dengan mulutku, aku langsung duduk di atas perutnya dan kuarahkan
penisnya ke bibir vaginaku yang sudah basah.

“Aaaahhhh…!” desahku sambil mencengkeram dadanya ketika penisnya amblas ke dalam liang
vaginaku dengan mulus.

Kocokan demi kocokan dipadu goyangan pantatku membuat kami berdua sama-sama merem melek
dengan desahan-desahan panjang berulang-ulang. Dengan penis yang masih menancap ketat pada
vaginaku, dia memintaku menurunkan badanku ke belakang sambil kedua tanganku bertopang ke
belakang, dia menyodokkan pantatnya ke depan. Luar biasa…penisnya seolah-olah tertarik
kalau pantatnya bergerak ke belakang dan seperti mau patah bila ia menyodok ke depan,
terjepit rapat di antara bibir vaginaku. Dengan kepala mendongak ke belakang kadang
terangkat, aku makin gila menggoyang pantatku,

“Uuuhhh…ngghhh..!” erangku tidak jelas.

Cairan pelicin vaginaku meleleh hangat sampai ke bawah penisnya.
“Hhuuu….huuuu…huuuuuu!” aku kian ganas dan seketika merubah gayaku, duduk di atas
pangkal pahanya dengan penis tetap tertancap di vaginaku, hanya pantatku saja yang
bergerak maju mundur dengan cepat. Penisnya terasa berdenyut-denyut dicengkeram bibir
vaginaku. Bercampur aduk rasa nikmat yang kudapat dari permainan ini.

“Maas….ngghhh..!” aku sudah mendekati puncaknya. “Remes toketku…mas!” pintaku sambil
menarik tangannya.

Diremasnya payudaraku, kian kuat remasannya makin kuat sentakan pantatku dibarengi
dengusan napasku yang memburu.

“Aaaaaaahhhhhh..!” aku menyentak dengan histeris beberapa saat dan kemudian terdiam, roboh
ke atas badannya dengan jari tanganku mencengkeram kuat ke dadanya menimbulkan merah
goresan kuku yang panjang.
“Nikmat ya Put”, katanya tersenyum melihat badanku yang terkulai lemas menindih tubuhnya.
“Aku akan membuatmu lebih puas, sayang!”.
“Putri capek…tapi..mas belum ngecret ya”, kataku seraya beringsut turun dari atas
badannya dan telentang pasrah.Cerita Sex Terbaru

Dia mengambil handuk basah dan melap bibir vaginaku dengan lembut. Aku tersenyum sambil
mengepitkan pahaku. Gantian aku membersihkan penisnya yang tetap ngacung dengan keras.

Dia memelukku dan mulai menggeluti tubuhku lagi. Bibirku dikulumnya dengan nafsu, turun
kebawah dijilatinya klitorisku. Aku menggelinjang pelan, dia meneruskan permainannya
meraba bibir vaginaku menyentuh klitorisku dan digesek pelan. Kedua pahaku terbuka lagi
dan untuk kedua kalinya vaginaku basah. Dia tidak bisa menguasai nafsunya lagi, dengan
cepat berlutut di antara kedua pahaku dan mengatur posisi penisnya tepat di atas lubang
vaginaku, merendahkan badannya dan bleeesssss….penisnya langsung menerobos masuk liang
vaginaku.

“Aaauuhhhh..!” aku melenguh panjang ketika dia menekan kuat dan mulai memainkan pantatnya
turun naik.

Saat serangan penisnya kian gencar, mataku seakan tinggal putihnya kadang mendelik kadang
terpejam dengan desisan panjang pendek. Sepertinya dia pingin benar-benar puas menikmati
tubuhku setelah yakin walaupun badanku kecil imut-imut tapi punya kemampuan ngesex sangat
tinggi. Diangkatnya kaki kiriku ke bahunya dan badanku dimiringkan dengan kaki kanan tetap
lurus. Liang vaginaku seakan bertambah terbuka dengan posisi demikian. Dengan setengah
berlutut, dimasukannya penisnya dalam-dalam ke liang vaginaku dan dikocok keluar masuk
dengan cepat.

“Uuhh..uuhh..uuhh..” aku mendesis berulang-ulang menahan serangan penisnya.

Tangan kananku dengan gesit menggosok-gosok putingku sambil penisnya tetap keluar masuk
liang vaginaku, membuat aku menjadi liar dan keblingsatan. Kedua bongkahan buah dadaku
kuremas-remas sendiri dan kepala sebentar-sebentar kuangkat dengan mulut kadang ternganga
lebar kadang mendesis tertahan. Puas mengocok dengan posisi demikian, dia mengganti lagi
posisi kami. Aku disuruhnya menelungkup dengan pantat sedikit nungging ke atas dan paha
sedikit mengangkang membuat bibir vaginaku kelihatan merekah dan menantang. Dengan posisi
jongkok digosok-gosokkannya kepala penisnya mulai dari pantat sampai ke bibir vaginaku,
tanganku bergerak cepat ke belakang memegang penisnya dan menuntun ketengah vaginaku,

“Ayo mas.” sambil memegang pantatku, dia mendorong masuk penisnya masuk ke liang vaginaku.

Dengan pelan kepala k penisnya menerobos masuk. Begitu hampir setengah masuk,
disentakkannya agak kuat dan…”blessss’ hampir seluruh penisnya tenggelam.

“Haahh..!” aku menjerit tertahan dengan kepalaku terangkat.

Dia mendiamkan sekian detik untuk merasakan denyutan vaginaku mencengkeram penisnya, baru
kemudian dikocoknya maju mundur dengan pelan. Sembari mengocok, tangannya merayap dari
belakang menggapai payudaraku dan mulai meremasnya.

“Ooouuuhhh…oouuuhhh” aku mendesah berkali-kali ketika penisnya mulai membabibuta keluar
masuk liang vaginaku.

Punggungku kadang melengkung ke bawah kadang ke atas dengan pantat bergoyang kiri kanan
membuat dia keblingsatan dan makin kencang menggempur vaginaku. Cairan vaginaku makin
banyak mengalir sampai-sampai turun membasahi biji pelernya. Aku merasakan kegelian dan
kenikmatan yang amat sangat seakan menjalar keseluruh syaraf di tubuhku.

“Ssshhh..sssshhhh..!” aku mulai bergumam tak keruan mengiringi genjotannya yang tambah
menggila.
Penisnya terasa makin keras dan membesar, pertanda dia sudah mulai mencapai puncak
kenikmatan. Aku pun demikian kondisinya, badanku bergetar hebat dan tanganku menggapai
karuan kiri kanan mencengkeram bantal.

“Huuuhhh…hhuuuhhhh..mas..!” aku bagai kesurupan.

Dia mencabut penisnya dengan tiba-tiba, bergerak duduk diatas ranjang sambil bersandar di
kepala ranjang dengan kaki menjulur lurus kedepan setengah terbuka. Aku disuruh duduk
diatas pangkuannya dan ..blesss..vaginaku menelan semua penisnya dan tanpa diminta aku
langsung menggenjot cepat. Kami berpelukan rapat, mulut saling berpagutan penuh nafsu,
saling mengulum sementara pantatku bergerak histeris memburu puncak kenikmatan yang kian
dekat

“Aauuh maas …..aaaahhhhhhh…!” aku sudah hampir di puncak surga dunia dan sesaat
kemudian dia mendorong badanku terlentang.

Baca JUga Cerita Seks Rayuan Mami

Sekali lagi, dengan sigap dia merubah posisi, tengkurap di atas tubuhku dan menggenjotkan
k penisnya sekuat-kuatnya ke n vaginaku. Bibir kami kembali saling mengulum sambil
berpelukan. Kaki dan tanganku merangkul ketat badannya menahan hentakan-hentakan pantatnya
yang mendorong penisnya keluar masuk vaginaku. Detik demi detik kami rangkuh kenikmatan
itu bersama-sama….sampai akhirnya,

“Aaaahhhhhhhh….!” aku mengerang panjang mencapai puncak dengan kuku jari tanganku
menancap kuat ke punggungnya.

“Aaauuuhhhh….Put !” dia mendesah panjang, ditekannya kuat-kuat berulangkali pantatnya
dengan cepat dan pada hunjaman terakhir….blesss….pangkal penisnya dan bibir vaginaku
seakan jadi satu..dan sesaat kemudian..creetttt..crreeetttt… pejunya berhamburan keras
memenuhi liang vaginaku.

“Ooohh..ooohhhh..!” aku menerima terjangannya yang terakhir berbarengan semburan pejunya
yang terasa hangat di vaginaku. Sungguh nikmat rasanya.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Pesta Sex SMP

Cerita Sex Terbaru | Memang dulu aku pernah menjadi bintang kelas sewaktu SMP maka dari itu banyak wanita yang naksir
denganku, diantara wanita wanita lain Bertha yang aku akan ceritakan di bawah ini.

Cerita Sex Terbaru Pesta Sex SMP

Perkenalkan namaku Hafiz saat ini aku bekerja di perusahaan swasta di Jakarta dan aku termasuk
eksekutif muda, kemarin aku ada meeting di Surabaya aku ingat bulan ini si Bertha ulangtahun. Secara
singkat dia mempunyai body yang montok dia tingginya 171 cm.

Habis meeting aku mencoba menelpon Bertha dia mengundang untuk bermain kerumahnya, langsung saja aku
cabut kerumahnya sesampainya dirumahnya banyak mobil yang parkir dan disitu sudah ramai sama teman
temannya, termasuk Danela.

Acara pesta tersebut berlangsung sampai jam 9 malam. Di pesta tersebut Bertha cerita kepadaku kalau
minggu depan dia mau menikah terus Danela minggu depannya lagi, lalu Bertha cerita masa-masa dia
naksir aku terus sampai sekarang dia masih kangen berat. Maklumlah sudah 2 tahunan nggak jumpa.

Kebetulan waktu itu komputer dia lagi ngadat. Nah kesempatan buatku untuk tinggal lebih lama. Langsung
saja kucoba membetulkan PC-nya. Sementara di rumahnya tinggal Danela saja yang belum pulang dan orang
tuanya juga nggak ada.

Pas sedang asyik mengutak-atik PC-nya, dia menungguku di sampingku dengan sekali-sekali melirikku, aku
sendiri masih hati-hati mau menembak dia. Eh nggak tahunya si Danela main serobot saja.

Dari belakang Danela langsung memelukku dan meng-kiss pipiku (Danela nggak beda jauh sama Bertha,
bedanya mata Bertha kebiru-biruan sedikit dan lebih hitam dari Danela). Punggungku terasa ada benda
kental yang bikin aku naik.

Habis itu Danela membisikan kalau dia masih kepingin denganku, terus aku responin juga kalau aku
kangen juga, terus kulumat saja bibirnya yang mungil kemerah-merahan itu.

Danela langsung balas dengan penuh nafsu dan tetap memelukku Dari belakang tapi tangannya sudah
langsung menggerayangi penisku, dalam hati ini anak kepingin di embat nich. Aku lihat Bertha
disampingku bengong saja dan cemberut merasa kalah duluan.

Terus Bertha pergi sebentar, aku masa bodoh saja, kutarik si Danela ke pangkuanku dan bibirnya masih
kulumat habis. Gila! nafsunya besar sekali! Setelah itu kualihkan Dari bibir, kukecup terus ke bawah
sambil tanganku meraba buah dadanya yang besar dan kenyal.

Pas kukecup di belahan buah dadanya, Danela berteriak,

“Sstt…aahh..”

Dan semakin kencang remasan tangannya yang sudah masuk ke CD-ku, kubuka saja bajunya terus branya
sekalian. Kelihatan buah dadanya menggantung siap diremas habis. Dengan gemasnya kulumat habis buah
dadanya sampai dia menggelinjang keenakan,

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

“sstt…sstt…aahh…”

Setelah itu tanganku pindah ke CD-nya yang sudah basah, langsung saja kulepas roknya.

Dia pun kelihatan bugil tapi masih pakai CD.

Terus Bertha datang dengan membisikanku bahwa kalau mau meneruskan di dalam kamarnya saja.

“Sambung di kamar aja yuk…”

Tanpa pikir lama-lama, langsung saja kugendong Danela sambil buah dadanya terus kuhisap ke dalam kamar
Bertha.

Terus aku telentangi Danela di tempat tidur Bertha, aku lihat Danela sudah pasrah menantang, langsung
saja kubuka CD-nya, ehh ternyata bulu Danela rapi dan kecil-kecil, langsung saja kulepas celanaku sama
CD-ku sampai aku bugil ria.

“Wow…”, Terdengar teriakan Bertha kaget melihat penisku sepanjang 22 cm dan gede banget katanya
sambil ngeloyor pergi meninggalkanku dan Danela.

Aku tidak peduli lagi sama dia, langsung saja penisku aku arahkan ke vagina Danela, uhh seret banget,
dan kulihat Danela menggigit bibirnya dan berteriak,
“Aakkhh…eegghh…”

Kepalanya menggeleng ke kiri dan ke kanan sambil tangannya meremas seprei. Rupanya dia masih Virgin
sehingga seret sekali memasukannya. Baru kepalanya saja Danela sudah teriak.

Aku tahan sebentar, terus tiba-tiba langsung saja kusodok lebih keras, Danela langsung saja teriak
kencang sekali. Masa bodoh, aku teruskan saja sodokanku sampai mentok. Rasanya nikmat banget, penisku
seperti diremas-remas dan hangat-hangat basah.

Sambil menarik napas, kulihat kalau Danela sudah agak tenang lagi, tapi rupanya dia meringis menahan
sakit, kebesaran barangkali yach? Setelah itu aku tarik penisku pelan-pelan dan kelihatan sekali
vagina Danela ikut ketarik terus kepalanya geleng-geleng ke kiri dan ke kanan sama matanya terpejam-
pejam keenakan sambil teriak.

“Sstt…aahh…sshh…egghh…”

Sampai penisku tinggal kepalanya saja, langsung saja aku sodok lagi ke vaginanya sekeras-kerasnya,
“Bleesshh…”

Danela berteriak, “aahh….” Kira-kira 5 menitan vagina Danela terasa seret.

Setelah itu vaginanya baru terasa licin hingga semakin nikmat buat disodok, semakin lama sodokanku
semakin kupercepat sampai Danela kelihatan cuma bisa menahan saja. Rupanya Danela kurang agresif.
Terus kusuruh Danela menggerakan pantatnya ke kiri dan ke kanan sambil mengikuti gerakanku. Baru
beberapa menit Danela sudah teriak nggak karuan, rupanya dia mau orgasme.Cerita Sex Terbaru

Makin kupercepat gerakanku, akhirnya Danela berteriak kencang sekali sembari memelukku kencang-
kencang, lama sekali Danela memelukku sampai akhirnya dia telentang lagi kecapaian tapi penisku masih
menancap di vaginanya.

Sekilas kulihat kalau Bertha melihatku sambil menggigit jarinya, terus Bertha mendekati kami berdua
kemudian bertanya,

“Bagaimana tadi?” Aku senyum saja sambil penisku masih kutancapkan di vagina Danela, terus Bertha
duduk di tepi ranjang dan ngobrol kepadaku.

Aku iseng, kupegang tangan Bertha terus aku remas-remas. Tapi dia tetap diam saja. Setelah itu kutarik
dia lalu kucium bibirnya yang ranum dan tubuhnya kutelentangi di atas perut Danela tapi penisku masih
tetap menancap di vagina Danela, tidak ketinggalan kuremas-remas buah dada Bertha sambil matanya
terpejam menikmati lumatan bibirku dan remasan tanganku.

Sementara si Danela mencabut penisku lalu pergi ke kamar kecil dan jalannya sempoyongan seperti
vaginanya ada yang mengganjal. Terus kubuka saja baju Bertha sementara tangannya sudah merangkul
tengkukku. Setelah itu kujilati saja buah dadanya sambil sekali-kali kuhisap sampai dia menggelinjang
kegelian.

Terus kuraba CD-nya. Rupanya sudah basah, nggak ambil peduli langsung saja kulepas seluruh celananya
sampai Bertha benar-benar bugil. Terus aku suruh Bertha pegang penisku sampai muka dia kelihatan
kemerahan. Rupanya dia belum pernah merasakan begituan.

Setelah itu aku perbaiki posisinya biar nikmat buat menyodok vaginanya. Kemudian Bertha bertanya kalau
dia mau diapakan.

Aku suruh Bertha pegang penisku lalu kugesek kevaginanya. Dia tercengang mendengar kataku, tapi dia
tetap melakukan juga. Sambil matanya terpejam, Bertha mulai menggesek penisku kevaginanya, pas
menyentuh vaginanya, dia kelihatan nyegir sambil mendesah-desah,

“Aahh…”,

sementara aku sibuk meremas-remas sambil menjilati buah dadanya yang semakin lama semakin mengeras dan
kelihatan puting buah dadanya semakin munjung keatas.

Pelan-pelan kudorong pantatku sampai penisku menempel lebih kencang di mulut vaginanya. Bertha diam
saja malah semakin keras rintihannya, eh nggak tahunya Danela tiba-tiba saja mendorong pantatku
sekeras-kerasnya secara langsung penisku kedorong masuk kedalam vagina Bertha sedangkan Bertha
menjerit keras,

“aakkh sakit Hafiz, apa-apaan kamu”,

sambil badan Bertha menggeliat-geliat kesakitan sementara tangannya menahan pinggulku.

“Tenang Bertha kalau sakitnya hanya sebentar saja kok..”, kata Vivin menenangkan Bertha,

terus Danela malah mendorong lebih keras lagi sambil menarik tangan Bertha biar tidak menahan gerakan
pinggulku. Bertha kelihatan menahan sakit sambil menggigit bibirnya. Sampai akhirnya masuk semua
penisku.

Bertha kelihatan mulai mengatur nafasnya yang tersengal-sengal selama menahan tadi. Aku biarkan dulu
beberapa menit sambil mencumbu Bertha biar dia tambah naik sementara Danela yang masih bugil tadi
melihat saja di samping tempat tidur sambil tertawa centil.

Tidak lama Bertha sudah mulai dapat naik lagi, malah semakin menggebu saja. Mulai kutarik penisku
pelan-pelan terus kusodok lalu masuk agak kencangan sedikit, seret sekali.

Tiba-tiba bell pintu berbunyi lalu Danela mengintip lewat jendela kamar lalu pakai bajunya yang
panjang sampai lutut terus Danela ngeloyor pergi sambil ngomong,

“Nyantai saja, terusin biar aku yang nemuin’,

tahu gitu aku teruskan saja kegiatanku yang sempat terhenti, aku lihat Bertha masih nyengir sambil
kepalanya geleng kekiri dan kekanan terus pinggulnya digerakan pula mengikuti irama gerakanku. Rupanya
vaginanya cepat basah dan mampu menelan penisku sampai penuh.

Sementara tanganku sibuk meremas buah dada Bertha, aku terus menggenjotnya semakin cepat sampai dia
mendesah-desah lebih keras terus tangannya meraba-raba punggungku lalu tiba-tiba kakinya dilipat ke
atas pantatku sambil memelukku dan berteriak

“aagghh…”, kencang sekali hingga gerakanku tertahan dan terasa ada cairan hangat keluar dari
vaginanya hingga menambah rasa nikmat.

Rupanya dia orgasme beruntun, setelah pelukan dia mulai kendor. Aku teruskan lagi genjotanku pelan-
pelan sambil mulai mencumbu dia biar naik lagi. Tidak lama dia sudah naik lagi terus aku ambil posisi
lebih tegak sambil tanganku pegang pinggulnya dan tangannya memuntir-muntir putingku sambil tersenyum
manis.Cerita Sex Terbaru

Makin lama gerakanku semakin kupercepat sodokanku, waktu kudorong ke vaginanya aku keras-kerasi lalu
kulihat Bertha sudah mulai memejamkan matanya dan kepalanya geleng-geleng ke kiri dan ke kanan
mengikuti irama genjotanku.

Aku sendiri rupanya sudah mau orgasme, maka aku genjot lebih kencang lagi sampai vaginanya bunyi
kencang banget, nggak lama aku mau keluar kutarik penisku biar ejakulasi di luar.

Dia malah menahan pantatku biar nggak ditarik ke luar langsung saja kudorong lagi sembari kupeluk dia
erat-erat sambil teriak,

“Aargghh.. eegghh..”,

kemudian Bertha juga teriak lama sekali, aku ejakulasi di dalam vagina Bertha sampai Bertha gelagapan
nggak bisa napas, kira-kira semenitan aku dekap Bertha erat-erat sampai aku kehabisan tenaga, terus
kucabut penisku dan kelihatan maniku sampai keluar dari vaginanya bareng darah perawannya yang sobek
karena kerasnya serobotan penisku dibantu dorongan Danela yang keras dan tiba-tiba tadi.

Sementara itu Danela kedengarannya ngobrol sama seorang cewek, rupanya teman Bertha itu ketinggalan
dompet terus kebetulan Danela juga kenal sama dia, nggak lama kemudian Danela masuk ke kamar terus
menanyakan aku,

“Mau kenalan nggak sama temanku?”

“Masa aku bugil begini mau dikenalin'”, jawabku.

“Cuek saja, lagian tadi aku sama dia sudah ngintip lu waktu sama Bertha tadi”, jawab Vivin santai.

Aku bengong saja, terus Danela membisikan sesuatu ke Bertha terus Bertha mengangguk sambil tertawa
cekikikan terus Bertha membisikan kepadaku supaya aku nanti menurut saja, katanya asyik sich.

Lalu Danela dan Bertha yang cuma pakai selimut menemui temannya tadi terus diajak masuk sebentar ke
kamar Bertha sambil matanya ditutup pakai T-shirt Danela. Setelah itu Danela kasih isyarat ke aku biar
diam saja sambil menuntun Christ (nama temannya tadi) supaya rebahan dulu di tempat tidur.

Tentu saja Christ bertanya kalau ada apa ini. Lalu Danela bilang kalau entar pasti nikmat dan nikmati
saja.

Christ mengangguk saja lalu Danela menyuruh Bertha pegang tangan Christ yang diangkat di atas
kepalanya dan Danela meraba-raba sekujur badan Christ di dalam bajunya, tentu saja Christ teriak
kegelian sampai akhirnya mendesah-desah keasyikan.

lalu Danela pindah posisi dari duduk di atas paha Christ beralih ke samping sambil kasih kode ke aku
biar aku duduk menggantikan dia sambil tangan Danela dimasukan ke dalam bra punya Christ, aku menurut
saja sambil mulai mengikuti Danela meraba-raba tubuh seksi Christ, sementara Christ kaget dan mulai
meronta-ronta nggak mau diteruskan.

Aku yang sudah tanggung begitu langsung saja turun lalu menarik kaki Christ supaya posisi pantatnya
pas di sudut tempat tidur kelihatan Bertha mengikuti dan tetap memegang tangan Christ yang sudah mulai
meronta dan berteriak-teriak

“Jangan…”,

lalu Danela menutup mulut Christ dan melumat bibirnya sembari kasih kode ke aku biar diteruskan saja,
langsung kubuka ritsluiting celananya dan kelihatan pahanya yang putih dan bentuk kakinya yang seksi
membuat aku cepat naik, ceritasexterbaru.org waktu aku mau peloroti CD-nya, Christ malah meronta-ronta sambil kakinya
menendang-nendang hingga aku kesulitan.

Aku jepit kakinya dengan pahaku lalu CD-nya aku tarik paksa sampai di bawah lututnya terus aku berdiri
sedikit buat melepas CD-nya tadi habis itu aku kangkangi pahanya sembari aku arahkan penisku yang
sudah tegang berat ke vagina Christ yang ada di sudut tempat tidur itu.

Setelah kepala penisku menyentuh mulut vaginanya, aku pegangi pinggulnya biar Christ agak diam nggak
meronta-ronta supaya aku bisa menyodok dengan mantap, gerakan pinggul Christ sudah dapat aku tahan
lalu aku cepat-cepat menyodok penisku sekeras-kerasnya ke vaginanya.

Sesaat kelihatan gerakan Christ yang berontak tertahan selama aku dorong masuk penisku tadi sampai
mentok, seret banget dan masih agak licin, aku lihat Danela masih melumat bibir Christ sementara
Bertha melihat penisku yang sudah menancap 3/4 saja di vagina Christ tadi.

Baca Juga Cerita Seks Duda Yang Perkasa

Setelah aku diamkan beberapa saat, aku tarik lagi penisku lalu kudorong masuk lagi sementara Christ
kembali meronta-ronta menambah nikmatnya goyangan liarnya, lama-lama Christ mulai melemah rontanya dan
mulai kedengaran desahan Christ, nggak tahunya Danela sudah nggak melumat bibirnya tadi.

Mendengar desahan dan rintihannya itu bikin aku semakin ganas, tanganku mulai meraba ke atas dibalik
T-shirtnya sampai menyentuh buah dadanya yang masih terbungkus bra.

Lalu aku singkap bajunya ke atas terus Danela membantu membukakan bra Christ tadi sementara Bertha
sudah melepaskan pegangan tangannya dan Bertha mengambil guling lalu memeluk guling itu sambil
menggigit bibirnya sambil terus melihatku yang lagi ngerjain Christ dengan ganas.

Lalu Danela ke kamar mandi sementara aku semakin percepat gerakanku yang semakin keras sambil
kuremas-remas dan kujilati puting buah dadanya yang sudah merah merona serta desahan dan rintihan
Christ yang menambah nafsuku.

Rupanya rontaan Christ yang liar membuatku semakin cepat keluar, baru 5 menitan aku sudah nggak tahan
lagi, aku dorong keras-keras sambil kupeluk Christ sekencang-kencangnya sampai Christ nggak bisa nafas
tapi masih tetap menggoyang pinggulnya.

Aku ejakulasi 30 detik lamanya kemudian Christ gantian mendekapku sambil menggigit telingaku sembari
melenguh menahan kenikmatan yang baru dia rasakan, sementara penisku yang masih di dalam vagina Christ
terasa hangat karena cairan yang keluar dari vaginanya tadi.

Christ orgasme sampai 15 detik lalu aku terkulai lemas di samping tubuh Christ lalu Danela kembali ke
tempat tidur lagi dan kami berempat pun terdiam tanpa ada yang berbicara sampai tertidur semuanya.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Sakit Yang Nikmat

Cerita Sex Terbaru | Sempat bedekuk kencang jika aku melihat adegan video sampai mulutku melongo dan itu pun aku tidak menyangka apa yang aku tonton itu adalah rekaman istrtiku dengan suami adik iparku mereka berdua sedang berhubungan intim sungguh aku tidak bias mempercainya, kenyataannya istriku telah mengkhianati.

Cerita Sex Terbaru Sakit Yang Nikmat

Erina, adik iparku berdiri di sebelahku mengamati reaksiku akan rekaman video tersebut. Tampak jelas dia terluka dan marah. Dia menemukan rekaman video ini dalam laci yang tersembuni di meja kerja suaminya hanya beberapa jam yang lalu.

Adegan di TV terus berjalan, aku berjalan menuju pantr di ruang sebelah dan menuangkan minuman ke dalam dua buah gelas. Erina menerimanya tanpa sepatah katapun. Kami berdua meneruskan melihat rekaman video tersebut dalam diam.

Tampak jelas betapa usaha Bob dalam mengolah bentuk tubuhnya, tapi aku merasa senang karena betapapun hasil latihannya telah membuat otot tubuhnya menjadi besar dan kekar tapi itu tak membuat batang penisnya jadi lebih besar.

Setidaknya aku masih lebih hebat dibagian itu. Tentu saja, Vita terlihat menikmati apa yang didapatkan dari Bob terkecuali terhadap ukuran kejantanannya, aku cukup mengenal Vita akan hal ini.

Isteriku mempunyai bentuk tubuh yang atletis. Dia rutin pergi ke gym dan selalu berusaha mengajakku ke tempat itu juga, tapi aku tak pernah punya ketertarikan dengan hal-hal semacam itu. Saat melihat adegan video tersebut, aku membayangkan apa mungkin hal tersebut akan mambawa perbedaanaE|

Erina melangkah pergi untuk mengambil minuman, kupandangi dia, Erina berumur 10 tahun lebih muda dari isteriku dan memiliki bentuk tubuh yang lebih montok dibandingkan kakaknya. Payudaranya juga lebih besar. Aku melihat perkembangan kedewasaan tubuhnya hingga menjadi seorang wanita muda yang cantik dalam beberapa tahun belakangan.

Dia dan Bob menikah dua tahun yang lalu. Vita dan aku menikah jauh sebelumnya dan sekarang sudah memiliki 3 orang anak. Kami akan segera merayakan ulang tahun pernikahan kami yang ke duapuluh.

“Kamu tahu sudah berapa lama ini terjadi?” tanyaku begitu video tersebut berakhir. Vita menggelengkan kepala.

“Mungkin sudah setahun lebih!” sambungnya ketus. Aku gelengkan kepala.

“Tidak, ini terjadi baru-baru ini. Kelakuan Vita berubah aneh sejak sekitar bulan lalu dan sekarang aku baru mengerti sebabnya,” jawabku.

“Kakak kandungku sendiri!” kata Erina dengan geram. Aku mengangkat bahu. Aku benar-benar tak bisa berkata apapun untuk membuat kenyataan ini menjadi lebih baik.

“Apa yang akan kita lakukan?” tanyanya, tampak jelas nada kemarahan dalam suaranya.

“Aku belum tahu,” ku hela nafas. Aku masih sangat terguncang untuk dapat berpikir jernih.

“Abang belum tahu?” tanyanya tak percaya. Aku hanya mengangkat bahu kembali.

“Kakakmu dan anak-anak sedang berakhir pekan di rumah pantai dan kakek nenek mereka juga ikut di sana. Aku rasa aku butuh waktu 24 jam untuk membuat keputusan drastis.”

“Well, aku sudah tahu apa yang akan kulakukan!” potong Erina. Kupegang kedua bahunya dengan tanganku untuk meredakannya.

“Bukankah Bob sedang diluar kota sekarang ini?”

“Ya,” jawabnya, tapi segera menambahkan dengan nada marah sebelum aku mampu melanjutkan,

“Mungkin sekarang ini dia sedang meniduri wanit lain lagi!”

“Aku rasa tidak,” jawabku sambil menggelengkan kepala.

“Apa?”

“Dengar, aku cukup mengenal Bob dengan baik dan dia bukan tipe lelaki yang suka main perempuan,” kataku, meskipun sadar betapa menggelikannya penjelasanku ini.

“Kamu pasti bercanda,” tukas Erina. Aku hanya mengangkat bahu.

“Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi aku tak percaya kalau Vita dan Bob sengaja melakukan ini.”

“Itu kan sudah terlihat jelas di video itu!” teriak Erina.

“Apa ada kelakuan Bob yang aneh akhir-akhir ini? Aku tahu kalau sekarang ini Vita sedang mengalami puber kedua. Dia baru saja memasuki usianya yang ke tiga puluh sembilan dan perasaan akan berumur empat puluh di tahun depan sangat membuatnya resah.”

“Itu bukan alasan!”

“Aku tidak bilang ini suatu alas an, tapi aku rasa itu bukan bagian dari penyebabnya,” jawabku. Erina menatapku dan menggelengkan kepala, tapi kemudian dia menarik nafas dan kelihatan agak sedikit mereda emosinya.

“Sudah satu tahun kami mencoba untuk mendapatkan seorang bayi, tapi belum juga beruntung. Aku tahu itu sangat mengganggu Bob,” jelasnya sambil menggosok kedua lengannya, tapi kemudian ketenangannya sirna dan matanya berkilat marah, “Itu juga sangat menggangguku, tapi aku tidak lari dan tidur dengan salah satu saudaranya!”

“Kamu benar,” jawabku, coba menenangkannya.

“Tapi aku masih merasa kalau kita butuh waktu beberapa hari untuk berfikir sebelum membuat keputusan besar.”

“Baiklah! Mungkin abang benar, tapi aku merasa itu tak akan membantu,” tukasnya, Rasa sakit dan marahnya terlalu besar untuk ditahannya.

“Besok malam kamu kembali saja kemari dan kita bicarakan lagi,” tawarku. “Sebelum itu kita berdua punya waktu untuk menenangkan diri.”

Erina terlihat tidak puas, tapi dia mengangguk setuju. Dia mengeluarkan video tersebut dari dalam player dan pergi tanpa mengucapkan sepatah kata lagi. Aku berharap dia tidak melakukan suatu tindakan yang bodoh sampai dia merasa tenang.

Kuputuskan untuk mandi, aku merasa kotor. Aku pergi ke kamar mandi, menyetel suhu air panas dan melihat pantulan bayanganku di dalam cermin.

Kamar mandi ini mulai terisi uap panas saat kutatap mataku. Ini akan jadi sebuah malam yang panjang dan aku merasa ragu akankah berangkat kerja besok pagi.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Erina dating ke rumahku malam berikutnya. Dia terlihat lebih kurang tidur dibandingkan aku, tapi setidaknya dia terlihat jauh lebih tenang dibandingkan kemarin.

“Jadi, apa keputusan abang?” tanyanya langsung tanpa basa-basi. Aku mengangkat bahu.

“Apa ini tidak membuat abang marah?” tanyanya gusar.

“Tentu saja ini membuatku marah, tapi aku tetap tak bisa merubah apa yang sudah terlanjur terjadi.”

Kenyataannya adalah aku lebih merasa sakit karena dikhianati dari pada kelakuan mereka.

“Astaga, aku benar-benar heran dengan abang? Aku akan minta cerai pada Bob! Abang juga mestinya menceraikan Vita!” kata Erina.

Aku gelengkan kepala, aku sudah punya keputusan sendiri.

“Itu tak akan terjadi. Kakakmu Vita dan aku punya tiga orang anak. Kami sudah berumah tangga hamper dua puluh tahun,” kutarik nafas, lalu melanjutkan, “Aku sangat mencintai kakakmu, dan perbuatannya dengan Bob tak akan mampu menghapus cinta itu begitu saja. Aku merasa sakit dan aku akan mencari tahu kenapa dia merasa harus mengkhianatiku, tapi aku tak akan menceraikan dia.” Erina menatapku tajam.

“Abang akan memaafkannya,” tanyanya tak percaya. Aku mengangguk. Erina menggelengkan kepalanya, air matanya mulai keluar. Aku merengkuhnya ke dalam pelukanku dan dia mulai terisak. Ini berlangsung untuk beberapa saat lamanya hingga akhirnya dia dapat mengendalikan diri.

“Aku rasa aku tak akan bisa memaafkan Bob,” akhirnya dia berkata.

“Erina, apa kamu benar-benar ingin berpisah dengan Bob?” tanyaku. Sejenak dia ragu sebelum akhirnya menggelengkan kepala.

“Tapi aku tak bisa membiarkan begitu saja perbuatannya,” jawabnya lirih.

“Ayo kita ambil minum dulu,” tawarku. Dia mengangguk setuju.

Gelas yang pertama terasa hanya untuk membasahi tenggorokan saja. Gelas yang ke dua baru terasa pengaruhnya. Aku bilang ingin pergi ke kamar mandi sebentar saat Erina menuangk minuman pada gelas ketiganya.

Ketika aku keluar dari kamar mandi aku mendapati dia melihat rekaman video tersebut lagi. Aku menghela nafas, menghampirinya untuk mematikan TV.

“Kamu tahu kan, ini tak akan membantu,” kataku. Di menghela nafas. Kami meminum gelas ketiga dalam diam. Kali ini giliran Erina yang pergi ke kamar mandi saat aku menuang gelas yang keempat. Aku masih belum merasa mabuk, tapi rasa sakit di hati sedikit terasa hilang.

Erina keluar dari kamar mandi dan berjalan ke arahku. Segera saja aku menyadari ada sesuatu yang berubah. Pertama, Erina terlihat sudah mengambil sebuah keputusan.

Yang kedua, tak mungkin rasanya kalau tak melihat kalau beberapa kancing bajunya yang atas terbuka dan dia tak lagi memakai bra. Aku dapat melihat jelas putting payudaranya dari balik blouse-nya.

“Erina, apa yang kamu lakukan?” tanyaku bingung.

“Aku akan melakukan sesuatu yang mungkin bisa mempertahankan pernikahanku setelah pengkhianatan Bob. Aku akan meniduri abang,” jawabnya.

Aku baru saja akan memprotesnya, tapi dia sudah langsung melumat bibirku.

Disamping itu, kalau mau jujur, meskipun aku memutuskan untuk memaafkan Vita, aku juga sama terlukanya dengan Erina. Meniduri Erina, benar atau salah, mungkin saja akan menolong. Aku merasa sangsi kalau ini akan bisa menyakiti mereka.

Dalam sekejap saja kami sudah tak berpakaian lagi dan aku terkejut melihat buah dada Erina bahkan lebih besar dari yang pernah kubayangkan.

Ukuran payudara Vita breasts sekitar B cup. Tapi menurutku putingnya yang mesar mencuat itu terlihat seksi pada ukuran payudaranya.

Payudara Erina yang jauh lebih besar dibandingkan isteriku tampak sangat menggiurkan. Mungkin ukurannya C cup, tapi sangat pasti kalau ini adalah ukuran full C cup.

Putingnya tidak sepanjang punya kakaknya, tapi lebih gemuk. Dia tersenyum memergoki aku yang terpana melihat dadanya.Cerita Sex Terbaru

“Ini milikmu sepenuhnya,” kata Erina sambil menyangga kedua buah dadanya dengan kedua tangannya sekaligus meremasnya menggoda.

Kuhabiskan gelas keempatku dan segera membenamkan wajahku ke dalam dua bongkahan daging kenyal didepanku. Tangan Erina bergerak ke bawah untuk meraih batang penisku.

“Wah, punya abang besar sekali!” katanya, gairahnya terdengar besar dalam nada suaranya. Aku bergerak turun menelusuri lekuk tubuhnya, melewati perutnya dan mulai menyapukan lidahku pada bibir vaginanya.

Dia segera bersandar pada dinding di dekatnya dan memegangi kepalaku dengan kedua tangannya sambil mendesah. Segera saja tubuh Erina mulai tergetar ketika aku konsentrasi pada kelentitnya. Langsung saja dia meraih orgasme pertamanya dan aku harus menyangga tubuhnya sebelum dia jatuh. Lalu kugendong dia menuju ke kamar tidur.

Kurebahkan tubuhnya di atas ranjang, Erina menjulurkan kedua lengannya ke depan menmintaku untuk segera naik. Aku merangkak menaiki tubuhnya dan memberinya sebuah ciuman yang dalam. Nafasnya tercekat saat ujung kepala penisku menemukan jalan masuk ke dalam vaginanya.
“Kamu yakin mau melakukan ini?” tanyaku. Dia mengangguk.

“Kakakku, isteri abang, meniduri suamiku. Aku rasa baru adil kalau aku menyetubuhi abang di atas ranjangnya sendiri. Ini cara untuk membalas kelakuan Bob dan Vita diwaktu yang sama,” nada amarah terdengar dalam jawabannya, tapi dia kemudian tersenyum dan menambahkan,

“Lagipula, aku tak akan melepaskan begitu saja setelah melihat ukuran penis abang ini.” Kemudian segera saja lenguhan nikmat terlepas dari bibirnya saat dia menggunakan kakinya untuk menarik tubuhku ke arahnya.

“Aku merasa sangat penuh!”

Batang penisku hanya baru masuk 3/4nya saja ke dalamnya. Kudorongkan lagi, tapi dia merintih kesakitan. Aku coba hentikan, tapi dia tidak mengijinkanku.

Nafasnya tersengal terdengar antara menahan deraan nikmat atau sakit, dan dia terus mengguna kan pahanya untuk menarikku semakin erat. Bahkan tangannya mencengkeram pantatku dan menariknya dengan keras hingga seluruh batang penisku terkubur dalam lubang anusnya.

“Oh mami!” teriakan lepas keluar dari bibirnya saat aku berhasil membenamkan batang penisku seluruhnya. Aku diamkan tanpa bergerak agar dia terbiasa dengan ukuranku.

“Ayo bang! Setubuhi aku!” akhirnya dia berkata dan memang itu yang segera akan aku lakukan. Pada awalnya secara perlahan kukeluar masukkan, tapi atas desakan Erina segera saja aku menyentaknya dengan keras dan cepat.

Langsung saja orgasme kedua diraihnya dan tanpa henti. Aku piker dia akan pingsan saat teriakan nikmatnya terdengar keras sekali.

“Erina, aku hamper keluar!” teriakku. Dia mendorong tubuhku berganti posisi hingga dia berada diatas dan mulai menunggangi batang penisku.

“Lakukan, bang! Isi rahimku dengan benih abang!” ucapnya semakin membakar gairahku.
“Tapi, kita tidak pakai pelindung!” kataku ragu.

Tapi keraguanku malah semakin membuat pantulan tubuhnya semakin keras saja dan tak ayal aku langsung keluar jauh di dalam rahimnya. Kusemburkan begitu spermaku ke dalam vaginanya hingga meleleh keluar pada pahanya seiring pompaan naik turun tubuhnya di atasku.

Kami berdua rebah tak bergerak dengan tubuhnya yang masih menindihku untuk beberapa waktu. Akhirnya dia mengangkat kepalanya dan menatapku dengan diam.

“Kamu tidak apa-apa?” tanyaku khawatir tapi dia malah tertawa.

“Aku merasa sangat ehmmaE|! Saat ini, aku tidak tahu apakah akan meninggalkan Bob dan tak akan bicara dengan Vita lagi ataukah aku mestinya berterima kasih pada mereka. Abang sangat menakjubkan,” katanya. Aku tertawa dan menurunkan tubuhnya dari atasku.

“Aya mandi, aku sangat ingin bermain lagi dengan dada montokmu ini,” Kataku sambil meremas buah dadanya lalu menggamit tangannya. Kami bawa serta gelas minuman yang kosong, mengisinya lagi untuk yang terakhir kalinya sebelum bergandengan tangan masuk ke kamar.

Lansung saja kami habiskan gelas terakhir kami setelah mengatur suhu shower. Tawa riang tak hentinya keluar dari bibir kami saat air hangat mulai turun membasahi kedua tubuh berkeringat kami.

Kusabuni dada montoknya dan menghabiskan setidaknya sekitar sepuluh menit meremasinya. Disaat yang bersamaan dia juga menyabuni batang penisku.

Begitu penisku kembali mengeras, aku bergerak ke belakang tubuhnya, masih tetap meremasi buah dadanya. Aku mulai menciumi lehernya dan batang penisku kugesekkan pada celah bongkahan pantatnya. Penisku masih berlumuran sabun sehingga dengan mudah melesak masuk.

Saat bibir kami saling melumat dalam ciuman yang dalam, kepala penisku terdorong masuk ke dalam lubang anusnya.

Erina merenggangkan pahanya dan penisku melesak masuk dengan sendirinya seakan punya maksud sendiri, Aku terkesiap dan berusaha menariknya keluar.

“Sorry! Ini masuk begitu saja…” aku berusaha menjelaskan, tapi Erina malah menyeriangai lebar dan mendorong pantatnya ke belakang membuat kepala penisku semakin menyelam ke dalam lubang anusnya. Aku mengerang keenakan.

“Jangan bilang kalau kak Vita tidak pernah mengijinkan abang melakukan anal seks?” tanyanya menggoda.

“Tidak, tidak pernah,” jawabku.

“Baiklah kalau begitu, kalau abang mau abang boleh merasa bebas menyetubuhi anusku semau abang!” katanya manantang dan bagai api yang disiram minyak, langsung saja aku lesakkan batang penisku jauh ke dalam lubang anusnya.

Kedua tangannya terjulur kedepan pada dindning untuk menahan tubuhnya yang terguncang dengan keras oleh sodokanku. Buah dadanya yang montok terayun menggoda, membuatku dengan segera bergerak meremas keduanya. Tapi tanganku langsung beralih untuk mencengkeram pinggulnya untuk menjaga keseimbangan kedua tubuh kami karena ayunanku.

“Ya! Terus bang! Dorong penis abang ke dalam anusku! Makin dalam bang!” teriak Erina dalam kenikmatan. Salah satu tangannya masih menahan tubuhnya pada dinding sedangkan yang satunya lagi mulai bergerak kea rah selangkangannya.

“Yes!” teriaknya saat aku semakin keras mengayunkan batang penisku semakin ke dalam. Dapat kurasakan otot pantatnya yang mulai mengencang saat dia menggesek kelentitnya sendiri.

Tak mampu lagi kutahan, kulesakkan seluruh batang penisku terkubur seutuhnya dalam cengkeraman lubang anusnya dan kembali, sekali lagi aku keluar dengan hebatnya.

Sentakanku yang terakhir membuat kaki Erina benar benar terangkat dari lantai kamar mandi karena kerasnya. Dan hal tersebut membuat Erina bergabung bersamaku dalam ledakan orgasmu sejenak kemudian.

Kami berjalan berpelukan dengan sempoyongan keluar dari kamar mandi menuju ke kamar tidur kembali. Aroma seks tercium sangat pekat di dalam kamar dan kami kesulitan untuk menemukan area sprei yang kering di tempat tidur.Cerita Sex Terbaru

We stumbled out of the shower and back to the bedroom. The room smelled like sex and we had problems finding a dry spot on the bed. I was barely settled before Erina crawled between my legs and started blowing me.

“Kamu benar-benar liar!” kataku.

“Ternyata balas dendam itu rasanya jauh lebih manis dari yang kudugatimpalnya dengan tersenyum puas. Aku hanya bisa menggelengkan kepala. Dia benar benar wanita muda yang penuh amarah, tapiaE| apapun itu adik iparku ini benar benar sangat menggairahkan!

Erina merapatkan kedua daging payudaranya yang kenyal menjepit batang penisku dan mengocoknya begitu batangku mengeras lagi. Dia masih asik melakukannya ketika tiba-tiba saja Vita berjalan masuk ke dalam kamar tidur…!!!

“Erina! Teganya kamu?” teriak Vita terdengar hamper menangis, tapi Erina Cuma tersenyum sinis.
“Teganya aku? Kakak pasti bercanda! Coba kakak periksa rekaman video di bawah. Itu rekaman perselingkuhan Bob dengan kak Vita,” balas Erina said lalu kemudian dengan mata menatap kea rah kakaknya, dia memasukkan batang penisku hingga ke batangnya.

“Anak-anak mana?” tanyaku merasa tak nyaman. Aku coba untuk bergerak, tapi Erina tak membiarkanku. Dia ingin agar Vita melihat aksi kami berdua.

“Kutitipkan di rumah mami. Aku mau memberimu kejutan aE~a night out aloneaE?,” jelasnya, nampak jelas rasa kecewa dan terkejutnya.

“Nah, aku rasa yang terkejut sekarang adalah kakak. Apa kakak benar-benar berharap kalau rekaman itu tak akan diketahui oleh siapapun?” Tanya Erina. Vita menggelengkan kepala.

“Kakak keliru,” kata Erina, lalu menambahkan dengan nada sinis,

“Nah, sekarang impas kan?” tangis Vita benar-benar pecah sekarang dan dia berlari meninggalkan kamar. Bukannya merasa puas telah membalas dendam, tapi aku malah merasa sangat tidak enak. Kudorong tubuh Erina menjauh dan pergi menyusul Vita.

Kutemukan dia di ruang keluarga, sedang menyaksikan rekaman videonya dengan Bob. Dia menoleh dan memandangku dengan tatapan yang berlinang air mata.

“Aku sungguh-sungguh minta maaf!” ucapnya diantara isak tangisnya.

“Itu terjadi begitu saja bulan lalu. Bob tengah frustrasi karena Erina tak juga hamil. Kami minum-minum dan aku tak ingat pasti apa yang terjadi kemudian, yang kuingat saat aku terbangun, kita tidur berdua di ranjangnya. Apakah kamu mau memaafkanku?” tanyanya.

Aku hendak mulai menjawab, tapi Erina sudah berada di ruangan ini.

“Abang percaya semua omong kosong ini? Itu mungkin benar kejadian pertama kalinya, tapi bagaimana dengan yang berikutnya? Kak Vita terlihat jelas sangat menikmatinya dalam video itu,” potong Erina dengan marah. Wajah Vita berubah merah oleh rasa malu.

“Kami melakukannya cuma dua kali saja,” bela Vita lirih, meskipun dia sadar itu tak banyak membantunya.

“Kejadian yang kedua terjadi saat Bob menelphone-ku untuk dating dan bicara. Aku juga terkejut saat mendapati ada sebuah kamera yang dalam keadaan siap rekam. Lalu dia memperlihatkan padaku rekamannya dengan Erina yang sedang bercumbu. Kami sepakat untuk menghentikan affair ini, tapi Bob ingin membuatsebuah video sebagai kenang-kenangan.”

“Dan kakak tak mampu menolaknya, kan?” potong Erina dengan tajam.

“Aku mau menolaknya!” jawab Vita, tapi kemudian meneruskan dengan suara pelan, “Tapi video kalian berdua benar-benar membuatku jadi terangsang. Melihatmu bercumbu dengan Bob sangat membuatku terangsang.”

“Kakak jadi terangsang karena melihatku?” Tanya Erina tak percaya.

Vita tak berani menatap kami berdua, tapi dia hanya mengangguk. Aku gelengkan kepala. Aku benar-benar kaget dengan apa yang dikatakan Vita barusan.

“Erina, Vita dan aku menikah di usia muda. Aku tidak heran jika kakakmu membayangkan apa yang hilang dari masa mudanya setelah kami menikah dulu. Aku juga merasakan hal itu.”

“Lalu apa abang berselingkuh di belakang kakak?” Tanya Erina asked. Kugelengkan kepala.
“Tidak sampai hari ini,” jawabku. Vita mulai merasa tak nyaman.

“Aku benar-benar minta maaf! Aku sangat mencintaimu dan tak ingin kehilanganmu,” kata Vita. Aku tersenyum mendapati situasi ini. Ketakutan terbesarku adalah jika Vita sudah tidak mencintaiku lagi. Sekarang aku tahu itu tidak benar.

“Aku tak akan meninggalkan kamu. Andai saja kamu ceritakan padaku tentang semua ini sebelum kamu membuat keputusan, mungkin kita bisa lakukan itu bersama.”

“Bersama?” tanyanya. Dia terlihat jelas terkejut.

“Ya. Vita, aku punya sebuah fantasi yang ikin kulakukan. Aku tak pernah menceritakannya padamu karena kupikir kamu sangat konservative tentang seks dan kupikir kamu akan marah jika kuajak membicarakannya. Aku tak ingin kehilangan kamu.”

“Sungguhkah?” tanyanya, ketakutanna perlahan berubah menjadi sebuah harapan. Kurengkuh dia ke dalam pelukanku dan memberinya sebuah ciuman yang sangat dalam sebagai jawabannya.

“Jadi, abang mengijinkan pria lain menikmati tubuh isteri abang?” Tanya Erina tak percaya Aku mengangkat bahu dan tersenyum.

“Aku tak masalah jika Vita bercinta dengan orang lain, Cuma syaratnya aku harus ada di sana dan dia pulang ke rumah kembali bersamaku.”

“Menakjubkan,” kata Erina, tak tahu harus berkata apalagi.

“Erina, meskipun ini tak membantu, Bob mengatakan padaku kalau hanya dengankulah satu-satunya wanita yang pernah berselingkuh dengannya. Aku percaya padanya. Bob benar-benar mencintaimu,” kata Vita, masih memelukku. Erina masih tetap menggelengkan kepala.

Kutarik kembali Vita dalam sebuah ciuman. Aku masih tetap telanjang, sedangkan Vita masih berpakaian lengkap. Aku mulai melucuti pakaiannya.

Dan dia membantu mempercepatnya.

“Hey, bagaimana dengan aku?” Tanya Erina. Vita memandangku seakan meminta ijin. Aku mengangguk, masih meraba-raba kemana ini akan berakhir. Isteriku menatap adiknya dan menyeringai lebar.

“Erina, kamu sangat boleh bergabung dengan kami,” undangnya. “Sudah kukatakan, Aku sangat suka melihatmu bercinta dengan Bob.

Kurasa melihatmu melakukannya dengan suamiku pasti akan lebih dahsyat lagi!” Aku sama terkejutnya dengan Erina, tapi aku sudah terlalu terangsang oleh wanita yang kunikahi hamper dua puluh tahun ini.

Vita dan aku tak menunggu jawaban Erina lagi. Kupanggul Vita menuju ke kamar tidur kami dan melemparkan tubuhnya ke atas ranjang dengan posisi tengkurap.

Dia protes soal aroma dan kenyataan kalau sepreinya telah habis dipakai, tapi protesnya tersebut langsung terhenti begitu kulesakkan batang penisku ke dalam lubang vaginanya. Kupegangi pinggulnya saat aku mulai bergerak keluar masuk.

“Ya, setubuhi aku sayang!” teriaknya. Vita tidak pernah berkata mesum saat berhubungan seks sebelumnya. Birahiku benar-benar terbakar oleh perubahan isteriku ini. Kami berdua benar-benar terhanyut dengan irama persetubuhan ini hingga aku dikejutkan oleh sebuah tangan yang memegang buah zakarku.

“Jadi, akhirnya kamu putuskan untuk bergabung dengan kami,” kataku pada Erina. Dia mengangkat bahunya, tersenyum nakal dan kemudian menciumku.

“Aku tak akan pernah melewatkan kesempatan untuk menikmati batang penis abang lagi,” katanya begitu lumatan bibirnya denganku berakhir. Kemudia dia menampar pantat Vita dengan keras. Vita teriak terkejut.

“Disamping itu, aku masih belum memberikan hukuman pada wanita jalang yang sudah menyetubuhi suamiku ini,” katanya sebelum memberi sebuah tamparan lagi.

“Hey! Hentikan,” cegahku. Aku mencintai Vita dan tidak ingin melihat dia disakiti.

“Tidak apa-apa! Aku memang pantas mendapatkannya,” kata Vita, mengejutkanku, tapi kurasa Erina sudah mengira akan hal ini.

“Nah kakakku yang jalang, kakak suka dengan kekerasan ya,” kata Erina dengan yakin sambil memilin putting kakaknya dengan kasar.

Vita berteriak antara sakit dan nikmat. Baru saja aku mau menghentikan semua ini, tapi Vita malah mulai meledak orgasmenya. Ini akan menjadi sebuah eksplorasi yang menarik dilain waktu.

Erina menarikku menjauh dan menaiki batang penisku. Tak perlu menunggu waktu untuk penyesuaian yang lama lagi seperti saat pertama kali, dia kemudian mulai bergerak naik turun di atasku sekali lagi. Aku sudah dekat dengan orgasmeku saat akhirnya Vita pulih kondisinya setelah ledakan orgasmenya. Dia melumat bibirku dengan liar sebelum tangannya bergerak meremas pangkal batang penisku.

“Hey, hentikan, kakak merusak iramaku!” Erina komplain. Vita tersenyum, melepaskan cengkeramannya dan menarik Erina dalam sebuah ciuman. Ciuman keduanya sangat lama dan juga basah, tapi saat akhirnya selesai Erina kembali komplain.

“Wanita jalang!” teriaknya, yang sebenarnya hanya terkejut oleh aksi Vita barusan. Isteriku hanya tersenyum.

“Sudah kubilang kan, kalau melihatmu bisa membuatku sangat terangsang. Apa yang kamu harapkan saat memutuskan untuk bergabung dengan kami?” jawab Vita, dan kemudian tangannya bergerak ke bawah untuk memainkan kelentit Erina. Segera saja nafas Erina mulai tersengal.

“Aku tidak tertarik pada wanita! Singkirkan tangan kakak!” perintahnya, tapi Erina tidak melakukan apa-apa untuk menghentikan Vita.

“Aku juga belum pernah melakukannya dengan seorang wanita sebelumnya. Aku rasa kamu juga. Bagaimana kamu tahu kalau kamu tak suka?” Tanya Vita.

“Tapi aku kan adikmu!” jawab Erina. Vita tak menghiraukannya.

“Aku yakin kalau mulutmu pasti akan lebih bermanfaat daripada hanya bicara tak karuan begitu,” jawab Vita, lalu kemudian kembali melumat bibir adiknya lagi.

“Wow! Vita, ini sangat hot! Jika saja aku tahu lebih awal kalau kamu juga mau melakukannya denga wanita juga,” kataku dengan seringai lebar. Vita hanay mengangkat bahu.

“Siapa kira? Aku juga tak pernah membayangkan sebelumnya sampai aku lihat videonya Erina dengan Bob,” jawabnya sebelum kemudian membungkuk kedepan untuk menghisap salah satu putting payudara Erina. Mengerang keras Erina mulai orgasme.

Aku mencoba untuk bertahan, tapi segera saja aku seburkan spermaku ke dalam vagina Erina juga. Erina membuat kami berdua terkejut saat dia menjambak rambut kakaknya agar mendekat padanya dan melumat bibirnya dengan liar ditengah ledakan orgasme yang melandanya.

Vita meraih batang penisku dan memasukkannya ke dalam mulutnya begitu orgasme yang mendera kami berdua mereda.

“Iih, menjijikkan! Penis abang kan penuh dengan cairanku,” kata Erina dengan wajah menyeringai. Vita hanya tersenyum lalu mendorong tubuh adiknya hingga terlentang.

Dia bergerak menaiki tubuh Erina dan duduk di atas dada montoknya. Membuat vaginanya berada sangat dekat ke mulut Erina. Erina meronta beberapa saat, tapi Vita lebih kuat dan lagipula tubuhnya berada di atas menindih Erina.Cerita Sex Terbaru

“Sekarang giliranku untuk orgasme dank arena kamu sudah memakai penis suamiku untuk orgasme, kamu harus menggantikan tugasnya. Jilat vaginaku Erina!” perintah Vita. Aku hanya menyaksikan dengan terpesona.

Aku tengah menyaksikan bagian dari diri Vita yang tak pernah kusangka dimilikinya. Erina mencoba memprotes, tapi Vita sama sekali tak mengacuhkan. Disorongkan vaginanya kea rah mulut adiknya dan mendesah keras beberapa saat kemudian ketika lidah Erina menelusup ke dalam lubang vaginanya.

“Ya, begitu! Tepat di situ!” ceracau Vita. Mereka berdua seakan asyik masyuk dalam dunianya sendiri dalam beberapa menit ke depan sebelum pada akhirnya Erina mendorong tubuh Vita dari atasnya.

“Hey!” protes Vita, tapi Erina cuma tertawa. Dia kemudian mengatur untuk melakukan posisi enam-sembilan dengan isteriku. Kuamati lidah Erina langsung melata keluar masuk ke dalam vagina kakaknya. Vita ragu untuk beberapa saat sebelum akhirnya lidahnya juga memberi aksi yang sama terhadap vagina Erina.

Terlihat jelas bahwa kedua wanita ini sangat menikmati dan larut terhadap apa yang tengah mereka perbuat. Sudah cukup lama mereka saling memuaskan birahi satu sama lainnya dan aku yakin kalau keduanya sudah mendapatkan paling tidak sebuah orgasme.

Batang penisku akhirnya sekali lagi mengeras sepenuhnya dan aku tengah bingung untuk memutuskan apa yang akan kulakukan. Erina melihat kebingunganku dan mengedip kepadaku sambil sebuah jarinya menyelip masuk ke dalam lubang anus Vita. Vita mengerang.

Erina terus memainkan jemarinya di dalam lubang anus Vita sambil tetap mengoral vaginanya. Sejenak kemudian Erina mengisyaratkan padaku untuk mendekat.

Dicengkeramnya batang penisku dan menempatkan kepala penisku tepat di lubang anus Vita. Kudoeng sedikit hingga kepalanya masuk sebelum Vita akhirnya menyadari apa yang tengah terjadi.

“Tunggu!” teriaknya, tapi Erina tetap berkonsentrasi pada kelentitnya dan itu membuat perhatian Vita kabur. Kumasukkan beberapa centi lagi.

“Hentikan, ini sakit!” erang Vita. Erina menampar pantat isteriku dengan keras.

“Tapi rasanya sangat nikmat, kan?” tanyanya pada isteriku. Vita hanya mengerang. Kumasukkan lagi lebih dalam.

“Ya!” Vita semakin mengerang keras.

“Jadi, diam dan nikmati saja!” perintah Erina menampar pantat Vita lagi. Erina merangkak ke bawah tubuh Vita dan mulai mempermainkan kelentitnya.

Aku terus mendorongkan penisku semakin ke dalam anus Vita. Rasanya sangat rapat dan aku tak yakin sepenuhnya apakah dia menikmati ini ataukah tidak.

“Apa kamu ingin aku berhenti?” tanyaku meyakinkan.

“Jangan! Masukkan seluruhnya. Sodomi aku!” teriak Vita. Dan jawaban itu membuatku melesakkan sisa penisku selurhnya tanpa ragu lagi. Dia langsung mulai orgasme. Kurasakan denyutannya seiring tiap sodokanku.

Kusodomi Vita dengan keras dan cepat, membuat buah zakarku menghantam dahi Erina. Segera saja aku orgasme beberapa menit kemudian. Vita dan aku rebah kecapaian sedangkan Erina meberi kami masing-masig sebuah ciuman yang penuh nafsu yang dalam. Tak disangsikan lagi kalau dia juga sangat membutuhkan sebuah pelapasan yang sangat mendesak.

Begitu kondisiku dan isteriku mulai pulih, tanpa menyia-nyiakan waktu lagi kami berdua langsung berkonsentrasi pada vagina Erina. Dengan bergantian lidah kami mengeksplorasi seluruh titik sensitifnya.

Dan itu membuat Erina merintih memintaku agar segera menyetubuhinya langsung.

Kuposisikan dia dalam dogy-style, Vita memposisikan dirinya diantara tubuhku dan Erina dan mencumbu anus adiknya dengan menggunakan lidah. Hal ini terlalu berlebihan untuk dapat ditahan Erina lebih lama lagi dan orgasme segera menggulungnya.

Denyutan liar dinding vagina Erina tak mampu kutahan, kulit penisku yang terasa sangat sensisit segera memberiku ledakan orgasme yang berikutnya. Isteriku terus saja mencumbui lubang anus adiknya saat aku semburkan kembali spermaku di dalam vagina adik iparku untuk kesekian kalinya.

Kami bertiga hanya mampu berbaring kelelahan dengan tubuh bersimbah keringat untuk sekian waktu. Saat akhirnya kami mampu bergerak, hanya dengan gerakan tubuh yang lemah dan pelan. Secara bregiliran kami mandi menyegarkan tubuh, berpakaian dan bertemu di meja makan. Vita menyiapkan sesuat untuk mengganjal perut kami semua yang kelaparan.

“Aku lapar,” Erina said.

“Aku juga,” timpalku.

“Aku rasa kita sudah membangkitkan selera makan kita,” Vita tersenyum. Hampir disepanjang acara makan kami diwarnai keheningan. Masing-masing tenggelam dalam alam pikirannya. Aku lihat Vita sedang menata mentalnya untuk membuka omongan. Akhirnya dia menatapku begitu acara makan kita selesai.

“Jadi, apakah kita semua baik-baik saja?” nada bicaranya terdengar nervous. Kami saling menatap satu sama lain dalam beberapa saat dan kemudia aku mengangguk. Senyuman Vita terkembang.

“Bagaimana dengan kamu?” Tanya Vita pada adiknya.

“Mmm, aku belum tahu,” jawab Erina dengan jujur, tapi kemudian dia tersenyum lebar dan bertanya,

“Yang kamu maksud itu tentang kamu dan Bob atau kenyataan bahwa baru saja aku sadar kalu aku seorang lesbian yang juga menikmati hubungan incest?”

“Kamu bukan lesbian,” jawabku sambil tersenyum.

“Dia benar,” Vita menambahkan. “Kamu seorang biseksual yang menikmati hubungan incest.” Erina tidak bias menahan diri. Dia tertawa terbahak. Vita dan aku ikut tertawa, tapi dengan cepat tawa kami berhenti.

“Erina, beri Bob kesempatan,” kata Vita dengan lebih serius. Erina menarik nafas.

“Akan kupikirkan.”

“Dan diskusikan dengannya soal belum juga hamilnya kamu. Kalian berdua mungkin harus membicarakan hal tersebut. Mungkin sekaranglah waktunya untuk datang ke dokter ahli.”

“Wow, sekali nasehat langsung komplit,” jawab Erina dengan tersenyum. Dia terlihat agak bimbang.

“Hei, kamu boleh menyewa suamiku sebagai gantinya kalau yang jadi masalahmu adalah Bob,” gurau Vita, mencoba untuk membuat adiknya tersenyum. Senyuman Erina semakin terkembang lebar saat tangannya bergerak mengelus perutnya.

“Masalah itu mungkin sudah terpecahkan kalau memang yang bermasalah aadalah Bob. Minggu ini adalah periode masa paling suburku dan suamimu sudah melakukan pekerjaannya dengan sangat baik saat mengisiku dengan spermanya.”

Alis Vita’s, dan tentu saja alisku, terangkat karena terkejut. Kami saling mamandang dan kemudian menoleh ke arah Erina. Akhirnya kami bertiga hanya mengangkat bahu.

“Itu issue untuk besok saja,” jawab Vita.

“Kalau memang jadi,” Erina menambahkan.

“Beritahu kami kalau akhirnya kamu memutuskan untuk memaafkan Bob,” kataku, merubah topic pembicaraan. “Akan tiba waktunya bagi Bob dan aku untuk membicarakannya, tapi itu persoalan lain lagi. Dan jika semuanya berjalan baik dan antara kamu dan Bob ok, aku rasa aku ingin melihat Bob dan Vita melakukannya secara langsung. Aku yakin itu akan terlihat lebih hebat dari pada di dalam video.”

“Hanya selama aku diberi kesempatan dengan kamu lagi,” jawab Erina menimpali aE~tantanganku. Dia kemudian menoleh kea rah Vita dan dengan tersenyum menambahkan, “Tentu saja dengan kamu juga.”

“Aku bisa menggaransi kalau soal itu,” balas Vita.

Erina memberi sebuah pelukan pada kami berdua sebelum dia pergi. Vita dan aku saling menatap dalam kebisuan untuk beberapa saat.

“Nah, sekarang bagaimana?” Tanya Vita. Awalnya aku hanya mengangkat bahu, tapi kemudian kuhembuskan nafas. Aku sadar jika kami berdua membutuhkan sebuah aturan dasar dalam hal ini.

“Pertama, aku rasa kita harus saling setuju dan berjanji bahwa kita tidak akan saling bermain dengan orang lain tanpa persetujuan salah satu dari kita. Tak ada lagi affair,” jelasku dengan ringkas. Vita tampak sedikit malu dan mengangguk setuju.

“Kita harus ekstra hati-hati terhadap anak-anak. Aku tidak mau gaya hidup kita yang baru ini membawa sebuah dampak bagi mereka semua,” Vita menambahkan.

“Setuju.”

“Kamu puny ide yang lain lagi?” Tanya Vita. Aku menyeringai.Cerita Sex Terbaru

“Ya, masih ada sebuah hukuman yang menunggumu.”

“Hukuman?” Tanya Vita, matanya berbinar.

Baca Juga Cerita Sex Anak Kuliahan

“Yeah, sekarang aku tahu kalau kamu suka sedikit kekerasan dan rasa sakit, aku rasa kita harus kembali lagi ke kamar. Lagipula anak anak tidak ada dan kita hanya berdua saja sekarang.”

“Apa yang kamu rencanakan?” Tanya Vita curiga. Aku hanya tersenyum lebar.

Kami habiskan beberapa jam berikutnya dengan saling memuaskan dan memanjakan satu sama lain. Tidak semua yang kami coba berjalan dengan baik, tapi saat itu tidak berjalan sesuai harapan, kami hanya tertawa dan kemudia mencoba sesuatu yang lainnya lagi.

Untuk pertama kalinya Vita dan aku saling berbagi seluruh fantasi seksual dalam kehidupan dua puluh tahun perkawinan kami. Kami sadar kalau tidak semua fantasi tersebut bisa diwujudkan dalam satu malam ini, tapi kami sudah melakukan sebuah awal yang bagus.

Mentari pagi hanya menunggu satu dan dua jam untuk terbit saat akhirnya kami merasa terlalu lelah untuk mencoba sesuatu yang lain lagi, tapi kami berdua belum merasa mengantuk juga. Sekali lagi kami mandi lagi dan melangkah menuju ke kamar tamu. Kamar ini memiliki pemandangan yang indah saat mentari terbit dan juga seprei yang bersih dan segar.

Kami berdua berbaring dan berbincang seakan sudah tak saling bicara selama bertahun-tahun. Aku bahkan tak begitu yakin apa yang sedang kami diskusikan, tapi pada akhirnya aku merasa lebih dekat dengan isteriku melebihi sebelumnya. Manteri terbit mengantarkan kami berdua lelap dalam mimpi indah dengan saling memeluk.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Ngentot Sampai Lemas

Cerita Sex Terbaru | Suatu hari aku ke Jakarta. Ketika aku sampai ke rumah kakakku, aku melihat ada tamu, rupanya ia adalah teman kuliah kakakku waktu dulu. Aku dikenalkan kakakku kepadanya. Rupanya ia sangat ramah kepadaku. Usianya 40 tahun dan sebut saja namanya Firman. Ia pun mengundangku untuk main ke rumahnya dan dikenalkan pada anak-istrinya. Istrinya, Dian, 7 tahun lebih muda darinya, dan putrinya, Rina, duduk di kelas 2 SMP.

Cerita Sex Terbaru Ngentot Sampai Lemas

Kalau aku ke Jakarta aku sering main ke rumahnya. Dan pada hari Senin, aku ditugaskan oleh Firman untuk menjaga putri dan rumahnya karena ia akan pergi ke Malang, ke rumah sakit untuk menjenguk saudara istrinya. Menurutnya sakit demam berdarah dan dirawat selama 3 hari. oleh karena itu ia minta cuti di kantornya selama 1 minggu. Ia berangkat sama istrinya, sedangkan anaknya tidak ikut karena sekolah.

Setelah 3 hari di rumahnya, suatu kali aku pulang dari rumah kakakku, karena aku tidak ada kesibukan apapun dan aku pun menuju rumah Firman. Aku pun bersantai dan kemudian menyalakan VCD. Selesai satu film. Saat melihat rak, di bagian bawahnya kulihat beberapa VCD porno. Karena memang sendirian, aku pun menontonnya. Sebelum habis satu film, tiba-tiba terdengar pintu depan dibuka. Aku pun tergopoh-gopoh mematikan televisi dan menaruh pembungkus VCD di bawah karpet.

Hallo, Oom Ryan..!” Rina yang baru masuk tersenyum.

“Eh, tolong dong bayarin Bajaj.. uang Rina sepuluh-ribuan, abangnya nggak ada kembalinya.”

Aku tersenyum mengangguk dan keluar membayarkan Bajaj yang cuma dua ribu rupiah.

Saat aku masuk kembali.., pucatlah wajahku! Rina duduk di karpet di depan televisi, dan menyalakan kembali video porno yang sedang setengah jalan. Mia memandang kepadaku dan tertawa geli.

“Ih! Oom Ryan! Begitu, tho, caranya..? Rina sering diceritain temen-temen di sekolah, tapi belon pernah liat.”
Gugup aku menjawab, “Rina.. kamu nggak boleh nonton itu! Kamu belum cukup umur! Ayo, matiin.”

“Aahh, Oom Ryan. Jangan gitu, dong! Tu, liat.. cuma begitu aja! Gambar yang dibawa temen Rina di sekolah lebih serem.”

Tak tahu lagi apa yang harus kukatakan, dan khawatir kalau kularang Rina justru akan lapor pada orangtuanya, aku pun ke dapur membuat minum dan membiarkan Rina terus menonton. Dari dapur aku duduk-duduk di beranda belakang membaca majalah.

Sekitar jam 7 malam, aku keluar dan membeli makanan. Sekembalinya, di dalam rumah kulihat Rina sedang tengkurap di sofa mengerjakan PR, dan.. astaga! Ia mengenakan daster yang pendek dan tipis. Tubuh mudanya yang sudah mulai matang terbayang jelas. Paha dan betisnya terlihat putih mulus, dan pantatnya membulat indah. Aku menelan ludah dan terus masuk menyiapkan makanan.

Setelah makanan siap, aku memanggil Rina. Dan.., sekali lagi astaga.. jelas ia tidak memakai BH, karena puting susunya yang menjulang membayang di dasternya. Aku semakin gelisah karena penisku yang tadi sudah mulai “bergerak”, sekarang benar-benar menegak dan mengganjal di celanaku.

Selesai makan, saat mencuci piring berdua di dapur, kami berdiri bersampingan, dan dari celah di dasternya, buah dadanya yang indah mengintip. Saat ia membungkuk, puting susunya yang merah muda kelihatan dari celah itu. Aku semakin gelisah. Selesai mencuci piring, kami berdua duduk di sofa di ruang keluarga.

“Oom, ayo tebak. Hitam, kecil, keringetan, apaan..!”

“Ah, gampang! Semut lagi push-up! Khan ada di tutup botol Fanta! Gantian.. putih-biru-putih, kecil, keringetan, apa..?”

Mia mengernyit dan memberi beberapa tebakan yang semua kusalahkan.

“Yang bener.. Rina pakai seragam sekolah, kepanasan di Bajaj..!”

“Aahh.. Oom Ryan ngeledek..!”

Mia meloncat dari sofa dan berusaha mencubiti lenganku. Aku menghindar dan menangkis, tapi ia terus menyerang sambil tertawa, dan.. tersandung!

Ia jatuh ke dalam pelukanku, membelakangiku. Lenganku merangkul dadanya, dan ia duduk tepat di atas batang kelelakianku! Kami terengah-engah dalam posisi itu. Bau bedak bayi dari kulitnya dan bau shampo rambutnya membuatku makin terangsang. Dan aku pun mulai menciumi lehernya. Rina mendongakkan kepala sambil memejamkan mata, dan tanganku pun mulai meremas kedua buah dadanya.

Nafas Rina makin terengah, dan tanganku pun masuk ke antara dua pahanya. Celana dalamnya sudah basah, dan jariku mengelus belahan yang membayang.

“Uuuhh.. mmhh..” Rina menggelinjang.

Kesadaranku yang tinggal sedikit seolah memperingatkan bahwa yang sedang kucumbu adalah seorang gadis SMP, tapi gariahku sudah sampai ke ubun-ubun dan aku pun menarik lepas dasternya dari atas kepalanya.
Aahh..! Rina menelentang di sofa dengan tubuh hampir polos!

Aku segera mengulum puting susunya yang merah muda, berganti-ganti kiri dan kanan hingga dadanya basah mengkilap oleh ludahku. Tangan Rina yang mengelus belakang kepalaku dan erangannya yang tersendat membuatku makin tak sabar. Aku menarik lepas celana dalamnya, dan.. nampaklah bukit kemaluannya yang baru ditumbuhi rambut jarang. Bulu yang sedikit itu sudah nampak mengkilap oleh cairan kemaluan Rina. Aku pun segera membenamkan kepalaku ke tengah kedua pahanya.

“Ehh.. mmaahh..,” tangan Rina meremas sofa dan pinggulnya menggeletar ketika bibir kemaluannya kucium.
Sesekali lidahku berpindah ke perutnya dan mengemut perlahan.Cerita Sex Terbaru

“Ooohh.. aduuhh..,” Rina mengangkat punggungnya ketika lidahku menyelinap di antara belahan kemaluannya yang masih begitu rapat.

Lidahku bergerak dari atas ke bawah dan bibir kemaluannya mulai membuka. Sesekali lidahku akan membelai kelentitnya dan tubuh Rina akan terlonjak dan nafas Rina seakan tersedak. Tanganku naik ke dadanya dan meremas kedua bukit dadanya. Putingnya sedikit membesar dan mengeras.

Ketika aku berhenti menjilat dan mengulum, Rina tergeletak terengah-engah, matanya terpejam. Tergesa aku membuka semua pakaianku, dan kemaluanku yang tegak teracung ke langit-langit, kubelai-belaikan di pipi Rina.

“Mmmhh.. mmhh.. oohhmm..,” ketika Rina membuka bibirnya, kujejalkan kepala kemaluanku.

Mungkin film tadi masih diingatnya, jadi ia pun mulai menyedot. Tanganku berganti-ganti meremas dadanya dan membelai kemaluannya.

Segera saja kemaluanku basah dan mengkilap. Tak tahan lagi, aku pun naik ke atas tubuh Rina dan bibirku melumat bibirnya. Aroma kemaluanku ada di mulut Rina dan aroma kemaluan Rina di mulutku, bertukar saat lidah kami saling membelit.

Dengan tangan, kugesek-gesekkan kepala kemaluanku ke celah di selangkangan Rina, dan sebentar kemudian kurasakan tangan Rina menekan pantatku dari belakang.

“Ohhmm, mam.. msuk.. hh.. msukin.. Omm.. hh.. ehekmm..”

Perlahan kemaluanku mulai menempel di bibir liang kemaluannya, dan Rina semakin mendesah-desah. Segera saja kepala kemaluanku kutekan, tetapi gagal saja karena tertahan sesuatu yang kenyal. Aku pun berpikir, apakah lubang sekecil ini akan dapat menampung kemaluanku yang besar ini. Terus terang saja, ukuran kemaluanku adalah panjang 15 cm, lebarnya 4,5 cm sedangkan Rina masih SMP dan ukuran lubang kemaluannya terlalu kecil.

Tetapi dengan dorongan nafsu yang besar, aku pun berusaha. Akhirnya usahaku pun berhasil. Dengan satu sentakan, tembuslah halangan itu. Rina memekik kecil, dahinya mengernyit menahan sakit. Kuku-kuku tangannya mencengkeram kulit punggungku. Aku menekan lagi, dan terasa ujung kemaluanku membentur dasar padahal baru 3/4 kemaluanku yang masuk. Lalu aku diam tidak bergerak, membiarkan otot-otot kemaluan Rina terbiasa dengan benda yang ada di dalamnya.

Sebentar kemudian kernyit di dahi Rina menghilang, dan aku pun mulai menarik dan menekankan pinggulku. Rina mengernyit lagi, tapi lama kelamaan mulutnya menceracau.

“Aduhh.. sshh.. iya.. terusshh.. mmhh.. aduhh.. enak.. Oomm..”

Aku merangkulkan kedua lenganku ke punggung Rina, lalu membalikkan kedua tubuh kami hingga Rina sekarang duduk di atas pinggulku. Nampak 3/4 kemaluanku menancap di kemaluannya. Tanpa perlu diajarkan, Rina segera menggerakkan pinggulnya, sementara jari-jariku berganti-ganti meremas dan menggosok dada, kelentit dan pinggulnya, dan kami pun berlomba mencapai puncak.Cerita Sex Terbaru

Lewat beberapa waktu, gerakan pinggul Rina makin menggila dan ia pun membungkukkan tubuhnya dan bibir kami berlumatan. Tangannya menjambak rambutku, dan akhirnya pinggulnya menyentak berhenti. Terasa cairan hangat membalur seluruh batang kemaluanku.

Setelah tubuh Rina melemas, aku mendorong ia telentang. Dan sambil menindihnya, aku mengejar puncakku sendiri. Ketika aku mencapai klimaks, Rina tentu merasakan siraman air maniku di liangnya, dan ia pun mengeluh lemas dan merasakan orgasmenya yang ke dua.

Sekian lama kami diam terengah-engah, dan tubuh kami yang basah kuyup dengan keringat masih saling bergerak bergesekan, merasakan sisa-sisa kenikmatan orgasme.

“Aduh, Oom.. Rina lemes. Tapi enak banget.”

Baca JUga Cerita Seks Tukeran Pasangan

Aku hanya tersenyum sambil membelai rambutnya yang halus. Satu tanganku lagi ada di pinggulnya dan meremas-remas. Kupikir tubuhku yang lelah sudah terpuaskan, tapi segera kurasakan kemaluanku yang telah melemas bangkit kembali dijepit liang vagina Rina yang masih amat kencang.

Aku segera membawanya ke kamar mandi, membersihkan tubuh kami berdua dan.. kembali ke kamar melanjutkan babak berikutnya. Sepanjang malam aku mencapai tiga kali lagi orgasme, dan Rina.. entah berapa kali. Begitupun di saat bangun pagi, sekali lagi kami bergumul penuh kenikmatan sebelum akhirnya Rina kupaksa memakai seragam, sarapan dan berangkat ke sekolah.

Kembali ke rumah Firman, aku masuk ke kamar tidur tamu dan segera pulas kelelahan. Di tengah tidurku aku bermimpi seolah Rina pulang sekolah, masuk ke kamar dan membuka bajunya, lalu menarik lepas celanaku dan mengulum kemaluanku. Tapi segera saja aku sadar bahwa itu bukan mimpi, dan aku memandangi rambutnya yang tergerai yang bergerak-gerak mengikuti kepalanya yang naik-turun. Aku melihat keluar kamar dan kelihatan VCD menyala, dengan film yang kemarin. Ah! Merasakan caranya memberiku “blowjob”, aku tahu bahwa ia baru saja belajar dari VCD.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Janda Montok

Cerita Sex Terbaru | Siang itu panas panasnya terik matahari dimana ada janji dengan clientku waktu sangat berlalu dengan cepat dimana jam menunjukan pukul 12 siang mungkin kalau aku sampi kantor pasti pada sepi karena pada makan siang di luar kantor, kemudian dari dai pada aku begong sendirian dikantor mending aku menuju ke kantor istriku Tary dimana istriku bekerja sebagai wiraswasta di daerah Tomang.

Cerita Sex Terbaru Janda Montok

Oww Mas Tommy tumben dating kemari mas ?? “Filia bertanya denganku dia adalah seketaris Tany.

“Sepi amat..? udah pada istirahat..?”sahutku sambil melangkah masuk kantor yang tampak sepi.

“Mmm Tany ke customer sama pak Darmo, Liliek dan Tarjo nganterin barang dan katanya Tany

sekalian meeting dengan customer sukri lagi Filia suruh beli makan siang, tunggu aja mas diruangan Tany..”celoteh Filia yang berjalan di depanku memperlihatkan pantatnya yang montok bergoyang seirama dengan langkah kakinya.

Aku masuk ke ruangan Tany, kujatuhkan pantatku ke kursi direktur yang empuk

Dalam hati aku mengutuk habis-habisan, atas kesialanku hari ini malah sampe disini, ketemu ama Filia oh ya Filia sebenarnya adalah sahabat Tany waktu kuliah, janda beranak 2 ini diajak kerja istriku setelah setahun menjanda.

Orangnya cantik, ramah cuma sebagai lelaki aku kurang menyukai karakternya terutama dandanannya yang selalu tampak menor, dengan tubuhnya yang montok tetenya gede sebanding dengan pantatnya yg juga gede.

Pokoknya bukan type wanita yg kusukai dan menurutku kulitnya terlalu putih jadi tampak kaya orang sakit-sakitan walaupun kata Tany.

Filia orangnya sangat cekatan dan sangat doyan kerja alias rajin Kubuka laptopku dan kunyalakan kucari-cari file yang kira-kira bisa menemaniku disini daripada aku hrs ngobrol sama Filia, yang menurutku bukan temen ngobrol yang asyik wow di kantong tas laptopku terselip sebuah CD wiih DVD bokep punya Rudy ketinggalan disini lumayan juga buat ngabisin waktuku nungguin Tany.

Mmmm Asia Carera lumayan bikin ngaceng juga setelah kira-kira setengah jam melihat aksi seks Asia Carera melawan aksi kasar Rocco Si fredi

“Ooo.. ooo.. mas Tommy nonton apa tuuuh sorry mas Tommy mau minum apa..? panas, dingin hi..hi.. pasti sekarang lagi panas dingin kan..?”suara Filia bagaikan suara petir disiang bolong dengan nada menggodaku

“Ah kamu bikin kaget aja ngg dingin boleh deh mm ga ngrepotin neeh..?”sahutku sambil memperbaiki posisiku yang ternyata dari arah pintu, layar laptopku keliatan banget sial lagiiii. aahh masa bodo laahh toh Filia bukan anak kecil.. Filia masuk ruangan lagi sambil membawa 2 gelas es jeruk..

“Mas Tommy boleh dong Filia ikutan nonton mumpung lagi istirahat kayanya tadi ada Rocco sifredi yak..?”kata Filia sambil cengar cengir bandel..

“ha kamu tau Rocco Sifredi juga..?”tanyaku spontan agak kaget juga, ternyata wanita yang tiba-tiba kini jadi tampak menggairahkan sekali di mataku, tau nama bintang film top bokep Rocco Sifredi

“Woo bintang kesayangan Filia tuuuh..”sahut Filia yang berdiri di belakang kursiku

“Kamu sering nonton bokep..?”tanyaku agak heran sebab Filia setelah menjanda tinggal dg orang tuanya dan rumahnya setahuku ditinggali banyak orang

“Iya tapi dulu waktu masih sama “begajul”itu..”sahut Filia enteng dan membuatku ketawa geli mendengar Filia menyebut mantan suaminya yang kabur sama wanita lain Suasana hening tapi tak dapat dielakkan dan disembunyikan nafas kami berdua sdh tak beraturan.

Bahkan beberapa kali kudengar Filia menghela nafas panjang ciri khas wanita yang hendak mengendorkan syaraf birahinya yang kelewat tegang dan beberapa kali kudengar desisan lembut.

Seperti luapan ekspresi yang kuartikan Filia sudah larut dalam aksi para bintang bokep di layar monitor Sementara keadaanku tak jauh beda.. celanaku terasa menyempit desakan batang kemaluanku di selangkangan yang mengeras sejak setengah jam yang lalu, mulai menyiksaku dalam kondisi seperti ini biasanya, aku melakukan onani di tempat.

Tapi kali ini masak onani di depan Filia..? ampuuuunn siaal lagiii..!

“Kamu suka Rocco Sifredi..? memang suka apanya..?”tanyaku memulai komunikasi dengan Filia yang desah napasnya makin memburu tak beraturan dan sesekali kudengar remasan tangannya seolah gemas pada busa sandaran kursi yang kududuki

“Mmm hhh.. apanya yak..? iih mas Tommy nanyanya sok ga tau..”sahut Filia sambil mencubit pundakku entah siapa yang menuntun tanganku untuk menangkap tangan Filia yang sedang mencubit mmm Filia membiarkan tanganku menangkap tangannya

“Kamu ga cape, berdiri terus duduk sini deh..?”kataku sambil tetap menggenggam tangan Filia, kugeser pantatku memberi tempat untuknya, tapi ternyata kursi itu terlalu kecil untuk duduk berdua, apalagi untuk ukuran pantat Filia yang memang gede

“Pantat Filia kegedean sih mas”kata Filia sambil matanya melempar kerling aneh, yang membuat darahku berdesir hebat, akhirnya Filia menjatuhkan pantatnya di sandaran tangan.. oooww aku dihadapkan pada paha mulus yang bertumpangan muncul dari belahan samping rok mininya dan entah sejak kapan kulit putih ini menjadi begitu menggairahkan dimataku..?

Kembali perhatian kami tercurah pada aksi seks dilayar laptop sesekali remasan gemas tangan lembutnya pada telapak tanganku terasa hangat dimana tangan kami masih saling menggenggam dan menumpang diatas paha mulus Filia

“Iiih Gila Filia sudah lama enggak nonton yang begini..”kata Filia mendesah pelan seolah bicara sendiri.. menggambarkan kegelisahan dan kegalauan jiwanya

“kalo ngerasain..?”tanyaku menyahut desahannya tadi

“Apalagi”jawabnya pendek serta lirih sambil matanya menatapku dengan tatapan jalang yang bisa kuartikan sebagai tantangan, undangan atau sebuah kepasrahan, lembut tangannya dan diikuti tubuh montoknya kini pantat montok Filia mendarat empuk di pangkuanku sedangkan tanganku melingkar di pinggangnya yang ternyata cukup ramping tak berlemak Iblis dan setan neraka bersorak sorai mengiringi pertemuan bibir kami.

Kemudian saling mengulum dan tak lama lidah kami saling belit di rongga mulut mmm tangan Filia melingkar erat di leherku dengan gemetaran kulayani serangan panas janda cantik berumur 32 tahun ini seolah ingin memuaskan dahaga dan rindu dendamnya lewat aksi ciuman panasnya

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Tanganku memang dari dulu trampil memainkan peran jika dihadapkan dengan tubuh wanita menelusup ke balik blazer hitam yang dikenakan Filia dan terus menelusup sampai menyentuh kulit tubuhnya sentuhan pertamaku pada kulit tubuhnya membuat Filia menggeliat resah dan menggerang gemas rangkulan tangannya semakin erat di leherku sementara ciuman bibirnya juga semakin menggila mengecupi dan mengulumi bibirku tanganku mulai merambah bukit dadanya yang memang luar biasa montok, yang jelas diatas cup B sebab buah dada Tany istriku yang ber bra 36B jauh tak semontok buah dada Filia Tiba-tiba Filia meronta keras, saat tanganku meremas lembut buah dadanya yang mengeras akibat terangsang birahi tinggi.

“Ooohh mas Tommy suudaah mas hhh.. hhh jangan mas, Filia ga mau menyakiti Tanyhh ooohh..”kalimat diantara desah nafas birahi ini tak kuhiraukan dan rontaan kerasnya tak berarti banyak buatku tanganku yang melingkar di pinggangnya tak mudah utk dilepaskannya

“Ada apa dengan Tany..? ga akan ada yang merasa disakiti atau menyakiti selama ini jadi rahasia ayo sayang waktu kita tak banyak nikmatilah apa yang kamu ingin nikmati”bisikku lembut di sela-sela aksi bibir dan lidahku di leher jenjang berkulit bersih milik janda cantik bertubuh montok ini

“Ampuuun mas, oooww Filia ga tahaaan hh..hh ssshhh”rengek Filia memelas yang tak mampu membendung gelegak birahi yang mendobrak hebat pertahanannya Blazer hitam yang dikenakan Filia sudah teronggok dibawah kursi putar yang kami gunakan sebagai ajang pergulatan dibalik blazer hitam

Tubuh montok berkulit putih mulus itu hanya mengenakan penutup model kemben berbahan kaos, ceritasexterbaru.org sehingga dari dada bagian atas sampai leher terbuka nyata bergetar syahwatku menyaksikan pemandangan ini buah dadanya yang montok dengan kulit putih bersih. mulus sekali sehingga urat-urat halus berwarna kebiruan tampak dipermukaan.

Buah dada montok yang sedang meregang nafsu birahi itu tampak mengeras, memperlihatkan lembah yang dalam di tengahnya tampak bergerak turun naik seirama dengan nafas birahinya yang mendengus-dengus tak beraturan iihh menggemaskan sekali.. woow.. bukan main..! begitu tabir berbahan kaos warna orange itu kupelorotkan ke bawah.. muncullah keindahan yang menakjubkan dari sepasang bukit payudara yang asli montok dan sangat mengkal, hanya tertutup bra mini tanpa tali, sewarna dengan kulit mulusnya.

“Oooohh.. maaasss..?”desahnya lirih ketika tabir terakhir penutup payudaranya meninggalkan tempatnya dan secara refleks Filia menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya, tapi dimataku.

Adegan itu sangat sensual.. apalagi dengan ekspresi wajahnya yang cantik sebagian tertutup rambutnya yang agak acak-acakan matanya yang bereye shadow gelap menatapku dengan makna yang sulit ditebak.

“Mas.. janggaaan teruskan Filia takuut Tany datanghhh hhh “bisiknya dengan suara tanpa ekspresi tapi aku sdh tak mampu mempertimbangkan segala resiko yg kemungkinan muncul lembah payudara Filia yang dalam itulah yang kini menggodaku maka kubenamkan wajahku ke dalamnya lidahku terjulur melecuti permukaan kulit halus beraroma parfum mahal kontan tubuh bahenol di pangkuanku itu menggelepar liar, spt ikan kehilangan air, ditambah amukan janggut dan kumisku yang sdh 2 hari tak tersentuh pisau cukur.

“Ampuuuunnn maaass. iiiihhh gellliii aaahh mmmssssshhh.. ooohh”rengek dan rintihannya mengiringi geliat tubuh indah itu wooow jemari lentiknya mulai mencari-cari. dan menemukannya di selangkanganku bonggolan besar yang menggembungkan celanaku diremas-remas dengan gemas sementara aku sedang mengulum dan memainkan lidahku di puting susunya yang sudah menonjol keras berwarna coklat hangus tanganku menggerayang masuk kedalam rok mininya yg semakin terangkat naik kudapatkan selangkangan yang tertutup celana dalam putih dan kurasakan pada bagian tertentu sudah basah kuyub.

Filia tak menolak ketika celana dalam itu kulolosi dan kulempar entah jatuh dimana Filia mengerang keras dengan mata membelalak, manakala jariku membelah bibir vaginanya yang sudah sangat basah sampai ke rambut kemaluannya yang rimbun bibir cantik yang sudah kehilangan warna lipsticknya itu gemetaran layaknya orang kedinginan terdengar derit retsluiting.

Ternyata jemari lentik Filia membuka celanaku dan menelusup masuk kedalam celana kerjaku kulihat matanya berbinar dan mulutnya mendesis seolah gemas, ketika tangannya berhasil menggenggam batang kemaluanku sesaat kemudian batang kemaluanku sudah mengacung-acung galak di sela bukaan retsluiting celanaku dalam genggaman tangan berjari lentik milik Filia makin lebar saja mata Filia yang menatap jalang ke batang kemaluanku yang sedang dikocok-kocoknya lembut

“Aaaah mass Tommyy mana mungkin Filia sanggup menolak yang seperti ini hhhh. ssss.sssshhh lakukan mas.. oohhh toloong bikin Filia lupa segalanya mas Filia ga tahhaan”kalimatnya mendesis bernada penuh kepasrahan, namun matanya menatapku penuh tantangan dan ajakan.

Kurebahkan tubuh montok Filia di meja kerja Tany yang lebar setelah kusisihkan beberapa kertas file dan gelas minum yang tadi ditaruh Filia diatas meja itu. sementara laptopku masih terbuka dan adegan seks dilayar monitornya.

Sementara jari tengahku tak berhenti keluar masuk di liang sanggama Filia yang sangat becek mungkin benar kata orang, cewek yang berkulit putih cenderung lebih basah liang sanggamanya seperti halnya Filia, cairan liang sanggamanya yang licin kurasakan sangatlah banyak sampai ada tetesan yang jatuh di atas meja.

Filia sudah mengangkangkan kakinya lebar-lebar menyambut tubuhku yang masuk diantara kangkangan pahanya, aku berdiri menghadap pinggiran meja, dimana selangkangan Filia tergelar tubuh Filia kembali menggeliat erotis disertai erangan seraknya ketika palkonku mengoles-oles belahan vaginanya.

Sesekali kugesek-gesekan ke clitorisnya yang membengkak keras sebesar kacang tanah yang kecil.. bukit vaginanya yang diselimuti rimbunnya rambut kemaluan yang tercukur rapi.

“Ayoooo maasss lakukan sekaraaang Filia ga tahaaannhh..hhh “rengek Filia memelas. Bibir cantik itu menganga tak bersuara, mata bereye shadow gelap itu membelalak lebar dengan alis berkerinyit gelisah, ketika palkonku membelah bibir vaginanya dan merentang mulut liang sanggamanya kurasakan palkonku kesulitan menembus mulut liang sanggama Filia yang sudah berlendir licin.

Tubuh Filia meregang hebat diiringi erangan keras, manakala palkonku memaksa otot liang sanggama Filia merentang lebih lebar kedua tangannya mencengkeram keras lenganku sewaktu pelan-pelan tapi pasti batang kemaluanku menggelosor memasuki liang sanggama yang terasa menggigit erat benda asing yang memasukinya baru tiga perempat masuk batang kemaluanku, palkonnya sudah menabrak mentok dasar liang sanggama sempit itu.Cerita Sex Terbaru

Kembali tubuh montok Filia menggeliat merasakan sodokan mantap pada ujung leher rahimnya. Sepasang kaki Filia membelit erat pinggangku sehingga menahan gerakku bibir cantik yang gemetaran itu tampak tersenyum dengan mata berbinar aneh

“Mas Tommy tau kenapa Filia suka Rocco Sifredi..?”bisik Filia dengan tatapan mata mesra kujawab dengan gelengan kepalaku

“Perih-perih nikmat kaya sekarang ini Filia pingin disetubuhi Rocco Sifredi ayoo mas.. beri Filia kenikmatan yang indah”bisik Filia sambil mengerling penuh arti,

Belitan kaki di pinggangku dilonggarkan, pertanda aku boleh mulai mengayun batang kemaluanku memompa liang sanggamanya.

Kembali suara erangan dan rintihan Filia mengalun sensual mengiringi ayunan batang kemaluanku yang pelan dan kalem keluar masuk liang sanggama yang kurasakan sangat menggigit saking sempitnya, walaupun produksi lendir pelicin vagina wanita bertubuh montok ini luar biasa banyaknya, sampai berlelehan ke meja kerja yang jadi alas tubuhnya.

“Punya kamu sempit banget Din aku seperti menyetubuhi perawan”Bisikan mesraku tampak membuat janda beranak dua itu berbunga hatinya.. wajahnya tampak berseri bangga.

“Punya mas Tommy aja yang kegedean kaya punya Rocco Sifredi Filia suka sama yang begini gemesssiiin hhh hhhoohhh mmmaasss”belum selesai kalimat Filia, kupercepat ayunan pinggulku.. membuat mata Filia kembali membelalak, bibirnya meringis memperlihatkan gigi indah yang beradu, mengeluarkan desis panjang.

“Teeruuuss maaasss ammppuunn nikkmaaat bukan main.. oooohhh aaaaaahhh eeeenngghh..”ceracaunya dengan suara setengah berbisik sesaat kemudian aku merasakan serangan balasan Filia.

Dengan gemulai janda cantik ini memutar pinggulnya, pinggangnya yang ramping bergerak menjadi engsel Luar biasa nikmat yang kurasakan di siang tengah hari bolong itu Suara berdecakan yang semakin keras di selangkangan kami menandakan semakin banjirnya lendir persetubuhan dari liang sanggama Filia Wajah cantik Filia semakin gelisah mulutnya komat-kamit seolah ingin mengatakan sesuatu tapi tak ada suara yang keluar, hanya desah dan erangannya yang keluar alisnya yang runcing semakin berkerut apalagi matanya yang kadang membelalak lebar kadang menatapku dengan sorot mata gemas

“Oooooouuuuwww..!! mmmaaaaassssss. Diii..naa ga tahaann. mmmmmhhh!!”Kegelisahan dan keresahannya berujung pada rengekan panjang seperti orang menangis dibarengi dengan pinggul yang diangkat didesakan ke arahku bergerak-gerak liar.

Aku tanggap dengan situasi wanita yang dihajar nikmatnya orgasme segera kuayun batang kemaluanku menembus liang sanggama Filia sedalam-dalamnya dengan kecepatan dan tenaga yang kutambah akibatnya tubuh Filia semakin liar menggelepar di atas meja kerja Tany kepalanya digeleng-gelengkan dengan keras ke kanan dan ke kiri sehingga rambutnya semakin riap-riapan di wajahnya

“Ammmpppuuunnn. oooohhh nnnggghhh. niikmmmaattnya. hhoooo.”suara Filia seperti menangis pilu Ya ammmpppuunn. kurasakan nikmat bukan main.. dinding liang sanggama wanita yang tengah diamuk badai orgasme itu seakan mengkerut lembut menjepit erat batang kemaluanku.

Kemudian mengembang lagi enam atau tujuh kali berulang membuatku sejenak menghentikan ayunan kontolku, pada posisi di kedalaman yg paling dalam pada liang sanggama Filia Tubuh Filia tergolek lunglai nafasnya tersengal-sengal.

Tampak dari gerakan dada montoknya yang naik turun tak beraturan wajahnya yang miring ke samping kanan tampak kulitnya berkilat basah oleh keringat birahinya, sementara mata ber eyeshadow tebal itu tampak terpejam spt orang tidur rambut panjang yang dicat blondie tampak kusut, awut-awutan menutupi sebagian wajah cantiknya.

Kira-kira setelah dua menit batang kemaluanku mengeram tak bergerak di liang sanggama yang semakin becek dengan gerakan lembut kembali kugerakkan pinggulku mengantarkan sodokan keliang sanggama Filia Tubuh montok itu kembali menggeliat lemah sambil mulutnya mendesis panjang Filia membuka matanya yang kini tampak sayu.

“Ssssshh mmm luar biasa.”desah Filia sambil tersenyum manis. Kedua tangannya meraih leherku dan menarik ke arah tubuhnya.

Tubuhku kini menelungkupi tubuh montok Filia, Filia memeluk tubuhku erat sekali sehingga bukit payudaranya tergencet erat oleh dada bidangku seolah balon gas mau meletus, tak hanya itu sepasang pahanya dilingkarkan di pinggangku dan saling dikaitkan di belakang tubuhku

Woooww leherku disosotnya dengan laparnya jilatan dan kecupan nakal bertubi-tubi menghajar leher dan daun telingaku terdengar dengus nafasnya sangat merangsangku aku dibuat mengerang oleh aksinya

“Ayo sayang, tuntaskan hasratmu Filia boleh lagi enggak?”bisiknya manja sambil bibirnya mengulum nakal daun telingaku.

Kurasakan pantat montok Filia bergerak gemulai, membesut hebat batang kemaluanku yang terjepit di liang sanggamanya, sejenak kunikmati besutan dan pelintiran nikmat itu tanpa balasan.. karena kuhentikan ayunan kontolku

“Kamu ingin berapa kali..?”sahutku berbisik tapi sambil mengayunkan batang kemaluanku dalam sekali.. “Eeeeehhhhhhhh! sampe pingsan Filia juga mauuuuuhhhhhh!”jawabnya sambil terhentak-hentak akibat rojokanku yang kuat dan cepat Aku mengakui kelihaian janda 2 anak ini dalam berolah sanggama, kelihaiannya memainkan kontraksi otot-otot perutnya yang menimbulkan kenikmatan luar biasa pada batang kemaluan yang terjebak di liang sanggamanya yang becek tehnik-tehnik bercintanya memang benar-benar canggih Tany istriku wajib berguru pada Filia.

PikirkuTapi rupanya Filia tak mampu berbuat banyak menghadapi permainanku yang galak dan liar Setelah pencapaian orgasmenya yang ke tiga Wajah Filia semakin pucat, walaupun semangat tempurnya msh besar

“Ooooww my God ayo sayaaang Filia masih kuat”desisnya berulang-ulang sambil sesekali pantatnya menggeol liar, mencoba memberikan counter attack Aku tak ingin memperpanjang waktu, walau sebenarnya masih blm ingin mengakhiri, tapi waktu yang berbicara hampir 2 jam aku dan Filia berrpacu birahi diatas meja kerja Tany.

Aku mulai berkonsentrasi untuk pencapaian akhirku aku tak peduli erangan dan rintihan Filia yang memilukan akibat rojokanku yang menghebat

“Ooohkk.. hhookkhh.. ooww.. sayaaang keluarkan.. di di.. mulutkuuu yakkkhh..hhkk..”Sebagai wanita yg berpengalaman Filia tahu gelagat ini diapun mempergencar counter attacknya dengan goyang dan geolnya yang gemulai kuku jarinya yang panjang menggelitiki dada bidangku dan aku mengeram panjang sebelum mencabut batang kemaluanku dari liang becek di tengah selangkangan Filia.

Dengan lincah Filia mengatur posisinya sehingga kepalanya menggantung terbalik keluar dari meja, tepat didepan palkonku yang sedang mengembang siap menyemburkan cairan kental sewarna susu Filia mengangakan mulutnya lebar-lebar dan lidahnya terjulur menggapai ujung palkonku.

Hwwwoooohhh!!!!! ledakan pertama mengantarkan semburatnya spermaku menyembur lidah dan rongga mulutnya aku sendiri tidak menyangka kalo sebegitu banyak spermaku yang tumpah. bahkan sebelum semburan berakhir dengan tidak sabar batang kemaluanku disambar dan dikoloh dan disedot habis-habisan.Cerita Sex Terbaru

Filia duduk diatas meja sambil merapikan rambut blondienya yang kusut, sementara aku ngejoprak di kursi putar..

“Wajah kamu alim ternyata mengerikan kalo sedang ML mas?”celetuk Filia sambil menatapku dengan pandangan gemas dengan senyum-senyum jalang.

“Siang ini aku ketemu singa betina kelaparan”sahutku letoy.

“Salah mas, yang bener kehausan peju mas Tommy bikin badanku terasa segarha.. ha..ha..”sambut Filia sambil ketawa ngakak

“Waaakks mati aku mas, Tany dateng tuuuhh!”Tiba-tiba Filia loncat turun dari meja dengan wajah pucat, buru-buru merapikan pakaian sekenanya dan langsung cabut keluar ruangan akupun segera melakukan tindakan yg sama waaah di atas sepatuku ada onggokan kain putih ternyata celana dalam pasti milik Filia, segera kusambar masuk ke tas laptop dan aku segera masuk ke kamar mandi yg ada di ruang kerja Tany.

“Yaaang chayaaang. bukain doong”suara Tany sambil mengetok pintu kamar mandi

“Hei.. bentar sayang dari mana aja..?”sahutku setengah gugup dari dalam kamar mandi. Ketika pintu kubuka Tany langsung menerobos masuk busyeet Tany menubrukku dan aku dipepetin ke wastafel aku makin gugup

“Sssshhhh untung kamu dateng say ga tau mendadak aja, tadi dijalan Tany horny berat”tanpa basa basi lagi celanaku dibongkarnya dan setelah batang kemaluanku yang masih loyo itu di dapatnya, segera istriku ini berlutut dan melakukan oral sex.

Meski agak lama, tapi berhasil juga kecanggihan oral sex Tany istriku membangunkan kejantananku yang baru mo istirahat tanpa membuka pakaiannya Tany langsung membelakangiku sambil menyingkap rok kerjanya sampai ke pinggang.

Pantat Tany kalah montok dibanding Filia, namun bentuknya yang bulat, mengkal sangat seksi di mataku sesaat kemudian CD G-String dan stocking Tany sdh lolos dari tempatnya

“C’ mon darling. hajar liang cinta Tany dari belakang”dengan suara dengus nafas penuh birahi Tany mengangkangkan kakinya sambil menunggingkan pantatnya.

Memang istriku akhir-akhir ini sangat menyukai gaya doggie style”lebih menyengat”katanya sesaat kemudian kembali batang kemaluanku beraksi di liang sanggama wanita yang berbeda Dalam posisi doggie style.

Tany memang lihay memainkan goyang pantatnya yang bulat secara variatif dan apalagi aku sangat suka melihat goyangan pantat seksi Tany, membuat aku semakin semangat menghajar liang sanggama Tany yang tak sebecek Filia.

Baca JUga Cerita Sex Cewek Pecandu

Untungnya Tany adalah type wanita yang cepat dan mudah mencapai puncak orgasme.. nggak sampai 10 menit kemudian Tany mulai mengeluarkan erangan-erangan panjang aku hafal itu tanda-tanda bahwa istriku menjelang di puncak orgasme, maka segera kurengkuh pinggangnya dan kupercepat rojokan batang kemaluanku menghajar liang sanggama Tany tanpa ampun.
]
“Tommm Tommmy gilaaa aaahkk niiikkmaaatt bangeeett!!!”jeritan kecil Tany itu dibarengi dengan tubuh sintal Tany yang gemetaran hebatpantat seksinya menggeol-geol liar menimbulkan rasa nikmat luar biasa pada batang kemaluanku yang terjepit di liang sanggamanya aku tak menahan lagi semburatnya spermaku yang kedua utk hari ini.

“Ma kasih Tommy chayaang”kata Tany sesaat kemudian sambil mendaratkan kecupan mesra dibibirku.

Setelah membersihkan sisa-sisa persetubuhan, aku pamit untuk kembali ke kantor, sementara Tany masih berendam di bath up. Filia sudah duduk rapi di mejanya ketika aku keluar dari ruangan Tany, kudekati dia

“Ssshh nggak takut masuk angin, bawahnya ga ditutup..?”bisikku sambil kuselipkan celana dalam putih Filia kelaci mejanya mata Filia melotot dengan mimik lucu

“Ronde kedua niih yee..?”celetuknya nakal setelah tahu Tany tak ikut keluar dari ruangan.
Aku melenggang memasuki mobilku, sambil memikirkan follow up ke Filia.. yang ternyata sangat menggairahkan.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.