Ngecrott

Cerita Sex Terbaru | Aku mempunyai teman cowok di perusahaan swasta tugasnya adalah menemui klien jika ada klien yang minta
penjelasan dari penawaran yang kantor berikan, hari Sabtu biasanya telpon sepi tapi pukul 10 pagi tadi
ad telpon dari salah satu clien untuk diberi penjelasan mengenai penawaran yang kami berikan.

Cerita Sex Terbaru Ngecrott

Sekitar jam 11.30 tiba-tiba datang seorang cewek, dia adalah Chika, kami tahu dia adalah pacarnya
Anto. Kami persilahkan Chika untuk masuk dan menunggu Anto yang sedang ada dinas keluar. Chika juga
bilang kalau memang disuruh Anto untuk menunggu dikantor.

Chika waktu itu baru pulang dari kantornya yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kantor kami. Kami
berempat berbincang-bincang diruang tengah. Chika duduk di kursi meja kantor Anto. Chika mengenakan
blazer warna coklat dengan rok span diatas lutut. Cantik.

Dari postur tubuhnya boleh dijamin semua laki-laki yang melihatnya pasti akan tergiur untuk
mencicipinya. Chika, 21 tahun, mempunyai tinggi kurang lebih 165 cm, 47 kg dan menggunakan bra ukuran
(kira-kira) 34B, dan kulitnya kuning langsat. Dengan wajah layaknya cewek kantoran.

Sekitar jam 12.15 tiba-tiba Anto telepon kantor memberi kabar kalau 2 roda belakang mobil yang dipakai
mengalami kebocoran di jalan padahal posisi dia ada di tempat yang jauh dari pemukiman dan belum
sampai ke tempat calon klien. Dia mencoba untuk mencari tempat tambal ban di dekat situ. Anto juga
sempat bebincang dengan Chika untuk sabar menunggu.

Kami pun meneruskan perbincangan kami berempat. Dengan bercanda kami juga menggoda Chika dengan
cerita-cerita mengenai hubungan dia dengan Anto. Diluar terlihat mulai mendung. Dan benar saja tidak
beberapa lama kemudia turun hujan. Aku mencoba menghubungi HP Anto, dia masih mencari tempat tambal
ban dan kehujanan juga. Kami teruskan pembicaraan.

“Chika, gimana “punya” Anto, gede nggak?”, tanya Indra menanyakan sesuatu yang membuat merah padam
muka Chika.

“Ah…mas Indra…tanyanya kok gitu…rahasia dong”, jawab Chika malu-malu.

“Gedean mana kalo sama punya Pak Redi ….”, tanya Indra sambil menyebutkan namaku.

“Ah….mas Indra…”, jawab Chika lagi.

Pembicaraan seperti itu pun terus berlanjut. Kami semakin memojokkan Chika dengan pertanyaan-
pertanyaan menjurus sex. Kami juga tahu kalau Chika sudah sering berhubungan badan dengan Anto dari
cerita Anto sendiri. Dan hal itupun tidak kami tutupi dalam pertanyaan untuk memojokkan Chika.

“Eh, kalian berdua jangan “nganggurin” Chika gitu donk, kasih Chika “minum” ..!” perintahku kepada
Indra dan Beni dengan perintah simbolis. Rupanya Indra dan Beni tahu apa maksudku.

“Oh iya, sori Chika, maaf Boss…..!” jawab Beni sekenanya sambil pura-pura berjalan menuju belakang
,padahal dia berjalan kearah belakang kursi Chika dan hal itu tidak disadari Chika. Diluar hujan
semakin deras!

Dengan gerakan kilat Beni merangkul Chika dari belakang….

“Gini..,” kata Beni dengan mendekap erat Chika. “Kamu pikir deh Chika… umurmu baru 21 dan bodymu
sexy, ngga kecewa donk kami nyobain kamu” lanjut Beni semakin erat mendekap Chika yang meronta dan
terkejut mendapat perlakuan seperti itu.

“Ah … apa-apaan ini” teriak Chika , sehingga tampaklah wajahnya yang ketakutan.

Hal ini semakin membuat kami bertiga jadi horny saja.

Tiba-tiba saja Indra menarik kaki Chika.

“Diam…sebentar Chika..!” perintahku sambil mencoba melepas kancing blazer yang Chika pakai.
Lalu Indra dengan terburu buru ikut mencoba melepas rok yang dipakai Chika dan sambil bicara kepada
saya, “Dah boss ditidurin aja dulu di lantai”.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Chika semakin meronta dan coba berteriak tapi dekapan tangan Beni dan Indra membungkam erat mulut
Chika. Dan teriakan lenyap ditelan suara derasnya hujan.

“Sudah kamu ngga usah melawan, yang penting sekarang kamu santai aja di lantai dan ikutin permainan
kami” timpalku.

“Permainan apa …..?” tanya Chika dengan ketakutan.

Tapi kami senang sekali, apalagi saya melihat Chika seperti ini. Saya jadi tambah horny….
“Ok-ok ..baik..,” kata Chika tiba-tiba, “Kalian semua sudah tahu kalau aku sering berhubungan badan
dengan mas Anto….tapi jangan ceritakan kejadian ini… aku mau melayani permainan kalian…”, kata
Chika membuat kami bertiga terkejut mendengarnya.
“Ok-ok ..baik..,” kata Chika tiba-tiba, “Kalian semua sudah tahu kalau aku sering berhubungan badan
dengan mas Anto….tapi jangan ceritakan kejadian ini… aku mau melayani permainan kalian…”, kata
Chika membuat kami bertiga terkejut mendengarnya.
Tiba-tiba saja Chika langsung mendekati saya dan segera menciumi saya di bibir.. Otomatis saya
merespon. Lidah kami saling ‘bergerilya’. Kemudian ciuman Chika berganti ke bibir Beni, hm.. enaknya
pikirku. Dan berganti lagi ke bibir Indra. Aku jilati leher Chika, terus dia juga menjilati kuping
Indra.

Tanpa sadar Chika mendesah, “Ahh, enak, Mas… terus..!”

“Sekarang aku buka baju kamu….! Tapi tangan kamu tetap diam…. boleh pegangan jalantol Beni atau
Indra ..!” kataku.

“Aduh dingin dong..! Masa mau ML saya yang ditenjangi dulu..!” jawab Chika.

Dengan cepat aku membuka baju Chika dan langsung aku lempar. Dengan sigapnya Indra dan Beni langsung
bergerilya di dada Chika. Dinaikkannya BH Chika sehingga mereka berdua bisa menggigit kedua puting
Chika.

“Ahh, enak gigitannya….” Chika mendesah pelan.
Samar-samar saya melihat Chika sambil memperhatikan wajah saya dan dia tersenyum.

Sekarang tangan saya mencoba mencari buah dada Chika untuk saya remas-remas.

Beni dan Indra segera menuju bagian bawah tubuh Chika.

“Pokoknya santai saja Chika…!” kata Beni sambil menaikkan rok yang dikenakan Chika.
“Hmm.., CD model low cut dengan warna hitam nih..!” ujar Indra sambil bergumam melihat CD yang dipakai
Chika.

“Kamu tahu saja kesukaan kami..!” kata Indra, “Dan kamu seksi banget dengan CD warna ini, bikin kita
horny….!” kataku. Dan sekarang Chika sudah berjongkok untuk dia mulai ber-‘karaoke’.
“Oohh, enak, sedot lagi yang kuat Chika..!” kata saya sambil mendesah.Cerita Sex Terbaru

Kurang lebih 15 menit Chika telah ber-‘karaoke’ terhadap pen|s kami bertiga. Kemudian Chika dengan
perlahan melepas sendiri seluruh baju, rok dan pakaian dalamnya.

“Sekarang…sentuh tubuh telanjangku….!” kata Chika memerintah kami bertiga.

Kesempatan ini tidak kami sia-sia kan. Langsung saja saya rebahkan Chika di lantai dan saya jilati
vaginanya, dan Beni juga tidak kalah ganasnya menyedot habis kedua putting Chika sedangkan Indra
melumat habis bibir Chika. .Samar-samar saya mendengar Chika mulai mendesah.

Kali ini saya gantian ke buah dada Chika, saya menjilati dulu pinggirnya secara bergantian, dari kanan
ke kiri. Tetapi saya tidak menyentuh sedikit pun puting Chika.

Dan Chika kemudian bicara, “Ayo isep… puting saya..!”

“Wah ini saatnya ..!” pikir saya dalam hati.

“Kamu minta diisep puting kamu..!” jawab saya sambil tersenyum.

Saya lihat Bani dan Indra tersenyum melihat Chika terkapar pasrah.

Tidak lama setelah saya memainkan buah dada Chika, saya turun lagi ke vaginanya. Tampaklah bulu-bulu
vag|na Chika yang begitu halus dan dicukur rapih. Dengan sigap saya langsung menghisap vag|na Chika.

“Ohh.. enakk..! Terus donk Mas..!” sahut Chika sambil mendesah.
Kalimat itu membuat saya tambah semangat, maka saya tambah liar untuk menghisap vaginanya.

“Ahh….aku mau keluar,” lirih Chika

Dan tiba-tiba saja cairan vag|na Chika keluar diiringin teriakan dari Chika.

“Mas, kamu kok hebat ….mainin memekku..?” kata Chika terputus-putus.
Saya hanya tersenyum saja.

“Masukin punya mas…sekarang..!” pinta Chika.

“Nanti dulu, puting kamu aku isep lagi..!” jawab saya.

Maka dengan cepat langsung puting yang berwarna coklat muda itu saya hisap dengan kencangnya secara
bergantian, kiri dan kanan.

“Ahh, enakk mas..! Kencang lagi..!” teriak Chika.

Mendengar suara cewek lagi terangsang begitu membuat saya tambah horny, apalagi penisku sudah dari
tadi menunggu giliran ‘masuk’. Maka langsung saja saya memasukkan pen|s saya ke vagina Chika.

“Sempit banget memek Chika…!” pikir saya dalam hati.

Setelah sedikit bersusah payah, akhirnya masuk juga pen|s saya ke vag|na Chika

“memek kamu enak dan sempit ….” kata saya dengan napas yang mulai tidak teratur.
Dan kalimat saya dibalas dengan senyum oleh Chika yang sedang merem melek.

Begitu masuk, langsung saya goyangkan. Yang ada hanya suara Chika yang terus mendesah dan teriak.

“Terus mas… tambah cepet ..!”

Dan sekilas di samping saya tampak Beni dan Indra dengan pen|s mereka sudah menegang.

“Sabar …tunggu giliran kalian, sekarang aku beresi dulu memek Chika ini..!” jawab saya sambil sambil
menggoyangkan Chika.

Beni dan Indra hanya menganggukan kepala.

Tidak lama kemudian Chika minta ganti posisi, kali ini dia mau di atas.

Kami pun berganti posisi.

“Ahh.., enakk.., pen|s mas terasa banget didalam..!” teriak Chika sambil merem melek.

5 menit kemudian Chika teriak, “Ahh.., aku keluar lagi..!” dan dia langsung jatuh ke pelukan saya.

Tetapi saya belum keluar. Akhirnya saya ganti dengan gaya dogy.Cerita Sex Terbaru

Kali ini kembali Chika menjerit, “Terus… mas..!”

Tidak lama kemudian saya merasa kalau saya sudah mau keluar.

“Chika, mau keluarin dimana..?” tanya saya.

“Di muka saya saja.” jawabnya cepat.

Kemudian, “Croott.., crott..!” sperma saya saya keluarkan di wajah Chika.

Kemudian Chika dengan cepat membersihkan pen|s saya, bahkan saya sampai ngilu dengan hisapannya. Tidak
lama saya pun jatuh lemas di sampingnya. Saya melihat Beni dan Indra meremas pen|s masing-masing dan
dia pun melihat Chika dengan tatapan ingin mendapat perlakuaan yang sama seperti saya.

Tiba-tiba saja Indra mencium Chika dengan ganasnya. Secara otomatis Chika membalasnya. Kemudian ciuman
Indra mulai turun ke leher Chika dan dada Chika. Chika hanya pasrah diperlakukan seperti itu. Dada
Chika diremas-remas oleh Indra dan sapuan lidahnya mulai turun ke daerah bawah.

“Hmm.., vag|na kamu bakal aku bikin basah lagi…..!” kata Indra dengan suara menggoda.
Kemudian tanpa diperintah Indra segera mencium dan menjilati vag|na Chika dengan lahapnya seperti
orang yang kelaparan.

“Ahh.. ahh.. ahh.., enak mas..!” timpal Chika.

Kemudian Beni tidak mau kalah, segera Beni raih buah dada Chika dan segera menghisapnya. Beni mulai
dari putingnya yang kanan, kemudian beralih ke yang kiri, Beni juga remas-remas buah dada Chika.

“Yang kencang mas..!” kata Chika lirih.

Kurang lebih 5 menit Beni memainkan dada Chika, kemudian Beni turun ke vaginanya. Tampaklah vag|na
Chika yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang rapih itu sudah tampak basah.

“Memek kamu sudah basah Chika.., sudah ngga tahan yach..?” kata Beni sambil tersenyum.

Chika hanya menangguk saja tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. Kemudian Beni mendekatkan mulutnya ke
depan vag|na Chika, dan langsung Beni hisap jilati vag|na Chika

“Teruss..! Enak…mas!” itulah suara yang terdengar dari mulut Chika.

Setelah 10 menit Beni memainkan vag|na Chika, Beni melakukan gerakan lebih jauh. Dan dengan segera
Beni memasukkan penisnya ke dalam vag|na Chika.

“Pelan-pelan….!” kata Chika.

Beni hanya tersenyum dan segera mencium Chika, dan Chika pun membalasnya dengan penuh semangat.

Bless, seluruh pen|s Beni kini berada di dalam vag|na Chika. Dan tanpa dikomando lagi Beni segera
bergerak diikuti goyangan pinggul Chika. Chika memeluk Beni begitu eratnya dan Beni memperhatikan
wajah Chika yang sedang merem melek seakan-akan tidak ingin berhenti memperoleh kenikmatan.

5 menit kemudian Chika ingin berganti posisi.

“Gantian dogy …!” pinta Chika

Beni turuti saja kemauan Chika.

“Bless, bless.., bless..!” sedikit terdengar suara pen|s dan vag|na yang sedang berlomba, karena vag|
na Chika sudah basah dan menurut Beni, Chika tidak lama lagi akan keluar.

Dan benar saja dugaan Beni, tiba-tiba saja Chika teriak, “Ah.., ahh.., ahh.., aku keluar..!”
Kemudian Chika langsung jatuh lemas dengan posisi telungkup, sementara pen|s Beni masih tertancap
dalam vag|na Chika. Beni segera menggerakkan penisnya supaya dapat juga segera keluar. Tidak lama Beni
terasa ingin keluar.

Baca Juga Cerita Seks Gadis Pontianak

“Keluarin di mana Chika..?” tanya Beni.

“Di dalam …..!” jawab Chika dengan suara yang terbata-bata.

Lalu, “Crott, crott..!” pen|s Beni segera mengeluarkan semburan spermanya.

“Ahh..!” Beni bersuara dengan keras, “Enak….!” lanjut Beni.

Kemudian Beni langsung rebah di sebelah kanan Chika, sementara Indra tersenyum memperhatikan mereka
berdua karena belum mencicipi Chika.

“Wah capek kamu Chika..?” tanya Indra.

Chika yang sudah lemas hanya dapat tersenyum.

Setelah istirahat beberapa menit, Chika melanjutkan meladeni permainan Indra.

Tanpa terasa hampir 3 jam kami menikmati tubuh Chika. Setelah selesai kira-kira setengah jam sebelum
jam 4 sore Anto datang.

Kami hanya tersenyum melihat Anto mencium pipi Chika dengan sayang.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Pembantuku Nafsuan

Cerita Sex Terbaru | Aku akan ceritakan kisahku saat masih duduk di kelas SMP bermain sex dengan pembantuku, perkenalkan
namaku Bayu pengalamanku ini sungguh mustahil atau khayal bahkan aku juga pernah mempercayainya
selanjutnya akan kuceritakan setiap alurnya.

Cerita Sex terbaru Pembantuku Nafsuan

Saat pulang bermain bola dengan teman temanku di lapangan sekolah, jarak antara rumah dan sekolah
cukup dekat mungkin membutuhkan waktu 10 menit jalan kaki, sesampainya di rumah ibuku sudah menyiapkan
makanan, sehabis makan aku dipanggil oleh ibuku terlihat dari nadanya cukup penting, bergegas aku
menemui ibuku.

Ada apa pa?

Duduk sini bentar, papa sama mama mau ngomong dengan kamu.

Bayu, kamu kan sudah cukup besar sekarang dan udah bisa mengurus diri sendiri sekarang. Sebetulnya
dulu mama kamu kerja kantoran sebelum melahirkan kamu, dan begitu kamu lahir mama berhenti dari
pekerjaannya karena mau ngurusin kamu.

Trus pa? Jawabku asal..

Ya karena sekarang kamu udah smp, mama mau bekerja kembali dan ternyata kantornya mau menerimanya
kembali

bagus dong ma, terus memangnya kenapa pa??

Ya kamu taukan papa pulangnya selalu malem, trus kalo mama kamu dah kerja lagi, pulangnya juga malem
ntar. Jadi mungkin kami bakalan jarang ada di rumah. Trus nanti papa nyewakan pembantu buat ngurusin
pekerjaan rumah. Tapi, kamu gak keberatan kan??

Ooh gitu yah. Tapi hari sabtu minggu, papa sama mama di rumah kan??Iya kami di rumah, jadi gimana??
Kamu gak keberatan kan Bayu??Yaudah, Bayu gak keberatan kok. Sebetulnya si aku keberatan juga.
Biasanya ada mama tapi gak ada papa aja aku ngerasa kesepian juga di rumah. Tapi, daridulu aku emang
gak pernah bisa nolak yang di suruh orang tuaku.

nah gitu dong, ternyata si Bayu udah dewasa ya pa?? kata mamaku..

iya nih. Kamu tenang aja Bayu, papa bakal cariin yang cakep biar kamu gak bosen Kata papaku sambil
bercanda..

Akupun ikut ketawa, aku sama sekali gak kebayang pembantu macam apa yang bakalan kerja disini. Dan
berkat dia, aku udah dapat hampir semua pengalaman seks pria dewasaa Besoknya aku pergi sekolah
seperti biasa, dan agak berharap juga kalo pembantu aku tu bener2 cakep.

( Sebelumnya kami gak pernah punya pembantu. Hari itulah pertama kalinya ada orang asing di rumah. Dan
itu agak membuatku penasaran juga.)

Sepulang sekolah, aku gak ikut bermain bola seperti biasa, aku kepingin cepat2 pulang ke rumah, karena
penasaran.

Sesampainya didepan rumah, aku jadi gugup sendiri, dan mengetuk pintu dengan tak sabar. Begitu pintu
terbuka, sesuai dugaanklu pembantu barukulah yanbg membukakan pintunya. Dan aku agak kecewa juga si,
ternyata gak secakep yang kubayangkan.

Aku ngebayangkan, gimana yah kalo punya pembantu kaya bunga citra lestari (gak mungkinlah, kalo cewek
secakep itu, paling rendah jadi barges om-om).. Huehe, setelah mengusir lamunanku, aku perhatikan
kembali wajahnya, ternyata lumayan manis juga, dan badannya juga cukup bagus dan agak tinggi. Akupun
menyapanya, dan agak berbasa-basi sebentar sambil berjalan ke dalam rumah.

Hari-hari pertama si gak ada yang aneh dengan dia. Aku cukup sering memperhatikan dia. Apalagi kalo
lagi nyapu, ugh pantatnya yang bulat dan menantang itu langsung membusung dengan bangganya.

Walaupun aku masih kelas satu smp, aku udah sering menonton film bokep, jadi udah punya perbandingan
soal bodi cewek. Walaupun bodinya kalah sama artis-artis bokep itu, tapi cukup membuatku terangsang
dengan posisi-posisi tubuh yang dia lakukan sewaktu lagi mengerjakan tugasnya (emang dasar otak udah
ngeres).

Namun tetap aja, aku sama sekali gak berharap untuk menyentuh tubuhnya waktu itu. Aku hanya suka
memperhatikan dia ketika dia lagi bekerja. Kelihatannya dia juga dah menyadari tatapanku ketika dia
lagi bekerja, namun dia sepertinya gak terlalu peduli.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Lagian aku Cuma anak berumur 13 tahun. Namun tanpa kusadari sebetulnya dia peduli, dan kayaknya dia
juga menikmati ketika aku melihatnya dengan nafsu begitu. Seolah-olah dia sedang mengadakan
pertunjukan untukku.

Setelah beberapa minggu masih tetap seperti biasa. Namun dia mulai menunjukkan kelakuan aslinya
setelah itu. Dia mulai memakai pakaian yang terbuka di rumah. Dan rok yang dipakainya pun sangat
pendek walau tidak ketat. Namun itu justru membuat roknya gampang tersingkap dan terlihatlah celana
dalamnya.

Pertama kali aku melihatnya ketika dia sedang nonton tv di ruang dapur (papaku membeli tv itu khusus
untuk pembantu biar dia gak bosen), dan kelihatnnya dia gak berusaha menutupinya, walaupun jelas-jelas
aku berdiri di depan dia dan melihat celana dalamnya.

Aku bener terpaku saat itu, karena itu pertama kalinya aku melihat tubuh wanita di balik roknya secara
langsung. Apalagi di rumah sendiri. Wajahku terasa panas dan jantungku berdegup kencang, dan sikapku
sangat kikuk jadinya.

Dan entah kenapa dia cuek-cuek aja, malah posisinya semakin menantang. Kakinya diangkat sebelah ke
kursi dan yang sebelah lagi dbuka lebar ke samping.

Dan semakin jelaslah terlihat pahanya yang mulus dan terutama celana dalamnya. Cukup lama juga aku
mondar-mandir di depan dia. Namun setelah itu aku kembali ke kamar karena aku takut dia maraha

Sesampainya di kamar, aku masih terus keikiran kejadian tadi. Akhirnya karena gak tahan lagi, aku
memutuskan untuk beronani di kamar mandi. Dan ternyata di kamar mandi ada benda yang baru saja aku
lihat. Pakaian kotor pembantuku itu tergantung di kamar mandi. Dengan tak sabaran aku mulai mencari
dan kutemukan juga celana dalam kotor pembantuku itu.

Dengan nafsu yang tak tertahankan aku mulai mendekatkan celana dalam itu ke wajahku. Kutempelkan di
wajahku dan kuhirup dalam-dalam aromanya. Seketika bau-bau asing menyerang penciumanku.

Kucium juga bagian yang menutupi pantatnya. Wanginya benar-benar memabukkan, ingin rasanya aku
menjilati anusnya setiap hari. Tangankupun mulai mengocok-kocok penisku. Kujilati bagian yang menutupi
anusnya dengan nafsu. Waktu itu aku benar-benar berharap ada kotoran yang menempel di celana dalam
itu.

Maniku keluar lebih cepat dari biasanya. Lalu akupun mulai menciumi bajunya. Kuhirup aroma tubuhnya,
ketiaknya dan bau keringatnyapun mulai membiusku. Aku dah mulai terobsesi sama dia. Padahal sebelumnya
aku hanya seneng memandanginya ajaa

Setelah puas menghirup semua bau yang ada di pakaian kotornya aku pun mulai mandi dan membersihkan
badanku.

Setelah selesai dan ketika hendak keluar, aku kaget bukan kepalang. Ternyata pintu kamar mandi gak
kututup. Aku baru teringat, bahwa tadi aku lupa menutup pintu dan langsung mengambil pakaian kotor
pembantuku itu.

Dan kamar mandi itu pintunya di ujung, jadi kalo lupa nutup pintu dan gak ngeliat ke belakang, kita
bisa gak sadar kalo kita lupa nutup pintu. Dan yang lebih membuat panik ternyata dari tadi pembantuku
lagi nyapu ruang tamu, dan pintu kamar mandi itu memang menghadap ruang tamu.

Aku baru sadar kalo dari pertama tadi emang ada suara-suara kayak orang lagi beres-beres gitu, tapi
karena kupikir pintunya dah kukunci aku nyantai-nyantai aja. Dan dirumah memang gak ada orang selain
kami berdua. Artinya dia bisa ngeliat dengan jelas kegiatan aku dari pertama tadi

Aku pun jalan dengan gugup dan muka tertunduk. Trus tiba-tiba dia ngomong sama aku

Udah siap mandinya dek??

Eh u..udah kak. Jawabku dengan gugup..Cerita Sex Terbaru

Kamu kaya cewek aja mandinya lama banget. Tadi kaka nungguin juga di depan pintu, eh rupanya masih
lama mandinya.. katanya dengan senyum penuh arti..

Damn!!!, artinya, dia tau aku ngapain aja di dalam. Atau begitulah bayanganku. Akupun gak menjawab
apa-apa dan hanya berlari ke kamar. Aku sempet kepikiran juga arti senyumannya itu.

Apa dia bermaksud mengatakan kalo dia gak keberatan aku ngelakuin itu??? Atau dia punya maksud
lain???? Halah, pikiran anak smp mang belum nyampe ke hal-hal yg seperti itu. Dan aku tetap aja
ketakutan dia bakal marah

Sejak itu, aku sering bgt berlama-lama di kamar mandi, menikmati pakaian kotor pembantuku. Aku selalu
masuk kamar mandi setelah dia mandi. Dan pakaian kotornya masih anget, dan aromanya masih kuat.

Pernah aku dapet bajunya yang basah sama keringat. Aah nikmat banget keringatnya yang asin itu. Dan
lagi-lagi aku ngerasa aneh, kenapa dia gak nanya ke aku, kenapa aku selalu masuk setelah dia mandi.
Yah mungkin dia udah tau gara-gara yang pertama kali itu, tp tetep aja aku gak ngerti kenapa dia gak
marah.

Kegiatan ngintip celana dalam dia pun masih aku lakukan. Bahkan walaupun dia tau aku lg ngeliatin
cdnya, dia cuek-cuek aja. Belakangan aku tau dia sengaja. Keliatannya dia emang suka mamerin tubuhnya
gitu.

Aku tau hal ini karena setelah beberapa bulan dia bekerja, aksi pamernya semakin menggila. Dia keluar
kamar hanya dengan memakai celana dalam dan bra, dan mulai bekerja seolah gak ada kejadian apa-apa.

Waktu ngeliat dia aku kaget setengah mati. Sampe-sampe aku bengong gitu. Dia malah cuek-cuek aja, gak
lupa melempar senyum ke aku ketika berpapasan. Dan hari itu aku ngikutin dia terus. Pokoknya, dia lagi
nyapu, lagi nonton, lagi beres-beres, aku pasti ikut.

Dia juga (lagi-lagi) cuek-cuek aja. Tp, tetep aku gak berani mencoba menyentuh tubuhnya. Aku takut dia
marah, terus minta berhenti.

Paling asyik tu waktu dia lagi nyapu kamarku, pantatnya yang nunggging di ruangan sempit itu, semakin
terlihat menantang karena cuma dibungkus celana dalam. Apalagi kelihatannya cdnya agak lembab gara-
gara keringat.

Waktu itu aku lagi baca komik di kamar. Trus entah kenapa dia lama banget ngeberes-beresin kamarku.
Padahal kamarnya kecil trus barang-barangnya juga dikit. Trus waktu udah selesai, dia gak langsung
keluar kamar.

Dia malah duduk di tempat tidurku, katanya si dia mau istirahat sebentar. Tp yang didudukinnya
ternyata bantalku, dan lama juga dia disitu. Begitu dia pergi, aku langsung menciumi bantalku. Dan
aroma pantatnya pun tercium . Ingin rasanya didudukin pantatnya di wajahku. Dan ternyata impianku itu
kejadian esoknya

Waktu itu kami lagi nonton tv di dapur. Seperti biasanya dia hanya mengenakan cd dan bra. Karena hari
itu di sekolah ada pelajaran olahraga, badanku udah kecapean, dan kepingin istirahat. Tapi aku gak mau
melewatkan saat-saat bersama dia. Jadi, karena dia liat aku terus-terusan nguap, dia nawarin untuk
tiduran di pangkuan dia. Tanpa basa-basi langsung kuterima tawarannya.

Pahanya terasa hangat dan mulus di pipiku. adik? kecilku langsung bangun gara-gara itu. Akupun
langsung pura-pura tertidur dan membalikkan badanku. Sehinggga sekarang aku tiduran mengahadap ke
perutnya dia.

Baru kali ini aku bisa ngeliat celana dalamnya dalam jarak sedekat ini. Aku bener-bener udah horny.
Dan, pelan-pelan bibirku mulai mencoba menyentuh pahanya. Sentuhan pertama berhasil membuatku
melayang. Pahanya teras hangat dan harum

Kejutan yang kudapat gak berhenti sampai di situ. Ketika itu tiba2 hpnya yang di letakkan di meja
sebelah sofa tempat kami duduk berbunyi. Dan dia pun pelan-pelan menggeser kepalaku dan meletakannya
di sofa.

Karena aku sedang pura-pura tidur, aku gak tau apa yang sedang terjadi. Dan ketika kubuka mata,
ternyata dia lagi berlutut menyamping sambil mengotak-atik hpnya, dan kepalaku berada di tengah-tengah
kedua lutunya.

Dan entah kenapa, kulihat dia menurunkan pantatnya secara perlahan sampai akhirnya menyentuh wajahku.
Dia menduduki wajahku. Aku gak percaya apa yang kualamin ini. Dan aku juga bisa ngerasain, kalo dia
pelan-pelan menggerak-gerakkan pantatnya maju-mundur. Aaah,, aku bener-bener serasa di surga. Kuhirup
dalam-dalam aroma pantatnya

Setelah beberapa saat, tiba-tiba aku merasa ada yang menusuk-tusuk kepalaku. Ternyata itu jarinya. Dia
sedang bermasturbasi rupanya. Aku menjadi semakin terangsang mendengar desahannya. Walaupun dia
berusaha menahan suaranya.

Pantatnya semakin bergerak tak terkendali di wajahku, kadang malah sampai membuatku gak bisa bernafas.
Lalu tiba-tiba tekanan pantatnya di wajahku semakin kuat, dan tubuhnya mengejang, dan dia mengeluarkan
desahan kecil tertahan.

Sepertinya dia udah keluar?. Aah benar-benar saat-saat yang indah, walaupun nantinya aku bakal
mengalamin yang lebih menarik lagiaSejak itu, aku selalu berusaha menyentuh pantatnya, dan membuatnya
seolah-olah gak sengaja.

Tetap aja aku gak berani menyentuhnya dengan terang-terangan. Kadang-kadang aku lewat-lewat di
belakangnya, atau meletakkan tanganku di tempat dia akan duduk, dan kelihatannya dia juga gak perduli
walaupun dia sedang menduduki tanganku

Seminggu kemudian, dia melakukan hal yang lebih gila lagi. Dia udah gak memakai apapun lagi di
badannya. Walaupun gak setiap saat (mungkin dia takut masuk angin ;). Tapi, ketika dia bekerja, dia
tetap dalam keadaan bugil. Bukan itu aja, kalo dia ke kamar mandi juga udah gak pernah menutup pintu
lagi.

Sehingga, apapun kegiatannya di kamar mandi kelihatan dengan jelas dari luaraAku langsung menunggu dia
nyapu ke kamarku, supaya bisa melihat lebih dekat. Dan setengah jam kemudian dia masuk kamarku., dan
mulai membereskannya. Dan ketika dia nungging, terlihat jelasalah anusnya yang indah itu.Cerita Sex Terbaru

Ingin rasanya menjilati anusnya itu setiap hari, membersihkan kotoran-kotoran yang menempel di
sekeliling anusnya, uugh.. Lalu tiba-tiba dia menghadap ke aku yang sedang tiduran di tempat tidur,
lalu berkata.

Dek, kakak cape nih. Numpang duduk bentar yah??Eh? Yaa.. udah kak bolehLalu dengan terkejut kusadari,
dia bukan mau duduk di kursi atau di tempat tidur. Dia mengarahkan pantatnya ke wajahku.

Awalnya dia berdiri di atas tilamku, lalu berjongkok dan perlahan-lahan mendudukkan pantatnya, yang
sekarang gak terhalang oleh celana dalam, ke wajahku. Dan dia juga melebarkan belahan pantatnya dengan
kedua tangannya, seolah-oleh ingin menempelkan anusnya ke wajahku.

anusnya menempel tepat di bibirku. Badanku bergetar karena gembira, dan gairah. Pertama-tama kucium
mesra anusnya, dan pembantuku itupun mulai mendesah. Kucium lagi pinggiran-pinggiran anusnya dengan
lembut.

perlahan-lahan kujulurkan lidahku dan kujilatin sekeliling anusnya, dan dia pun menggelinjang
kegelian. Lalu kutusukkan secara perlahan lidahku ke anusnya.

AAAh, sentuhan pertama yang bakal kuingat sampe tua. Anusnya rasanya agak pahit trus aneh gitu, susah
deh ngejelaskannya. Kujilat-jilat anusnya dan sekarang dengan penuh nafsu, dan penuh kerinduan. Dia
pun mulai bergerak liar di atasku.

Tangannya sekarang gak hanya diam. Yang kanan mengelus-elus kontolku. Yang kiri sedang sibuk
bermasturbasi ria. Kocokannya berkali-kali terhenti karena sedang berkonsentrasi untuk menggapai
kenikmatana

aaaaah,, Bayu jilatin terus anus kakak. Ah ayo sayang.. Teriaknya. Kelihatannya dia udah gak perduli
apapun lagi. Dan beberapa saat kemudian dia menjambak rambutku dengan keras, dan setengah berdiri
dengan lutunya, dan mengerang, pertanda dia sudah mencapai orgasme

Makasih yah dek, sekarang giliran kakak yang muasin kamu katanya sambil tersenyum manis. Diciuminya
bibirku dengan ganas. Karena aku masih dalam pertumbuhan, ukuran bibirnya dengan bibirku jauh berbeda.

Dengan mudahnya dia melumat bibirku yang mungil ini, bahkan ketika dia menciukmku, dagukupun ikut
terkena ciumannya.

Dijilatinya bibirku, lalu dimasukkannya kedalam mulutku. Akupun berusaha menggapai lidahnya dengan
lidahku. Lalu kuemut-emut lidahnya, lalu aku mulai menghisapnya. Lalu dia mengangkat kepalanya dan
mulai meneteskan liurnya kedalam mulutku. Langsung kutelan dengan bernafsu. Berkali-kali kami lakukan
itu.

Setelah itu dia mulai menjilatiku lagi. Dari mulai pipi, hidung, keingku, dan daguku. Sampai-sampai
wajahku basah kena jilatannya. Dan dia pun mulai meludahi wajahku dengan gemas. Aku hanya diam aja
menikmati segala perlakuannya padaku.

Perlahan-lahan jilatan-jilatannya mulai turun keleher, lalu kedada dan sampai ke putingkupun dijilat-
dan dihisap-hisapnya. Dan tangannya meraba-raba putingku yang satunya.

Setelah itu, dia membuka celanku sampai terlihatlah kontolku yang masih kecil mungil ini. Dan dia
membuka mulutnya dan langsung memasukkannya ke dalam mulutnya. Aah rasanya bener-bener nikmat. Setiap
sedotannya membuat seluruh tubuhku menegang.

Dan tanpa sadar tangankupun mulai menarik-narik wajahnya dengan nafsu. Dan dia terus menghisap-hisap
titiku tanpa menggunakan tangannya sama-sekali. Dan setelah beberapa menit, aku sudah ingin keluar.

Kaak, adek udah mau keluar nih kataku. Dia pun semakin memperkuat hisapannya sampai terasa sakit. Dan
kukeluarkan semuanya di mulutnya. Dan kuliahat dia menelannya dengan semangat. Dan menjilati sisa-sia
maniku di ujung kontoltku. AAh rasanya sangat nikmat

Gimana?? Kamu puaskan??

Eh, iya kak. Adek puas banget. Adek udah lama beronani smbil ngebayangin kakak. Kataku tanpa malu-malu
lagi

Hihihi. Nakal kamu yah, kenapa kamu gak langsung datengin kakak trus minta kakak ngent*tin kamu? Aku
agak kaget mendengar dia tiba-tiba berkata vulgar. Tapi terlihat di wajahnya kelihatannya dia senang
berkata-kata jorok seperti itu

Kan kasian tongkol kamu kamu dek, setiap hari cuma dapetnya tangan kamu sendiri. Kan mendingan ent*tin
kakak aja?? Katanya dengan tatapan penuh nafsu.

Mulai sekarang, kalo kamu lagi kepengen kamu bilang kaya gini ke kakak, kaak, adek pengen ngentot ya??

Iyaa kak..

Coba bilang dong pintanya

Kaaak, adek pe..pengen ngentot jawabku dengan gugup

Naah, gitu yah bilangnya. Ntar kakak entotin kamu.

iaiya kak.

Lalu karena aku sudah cape, akupun tertidur sambil berpelukan dengan dia. Kami udah kaya suami istri
aja

Sejak itu, kami sering melakukan itu lagi. Dan kalo kami gak sedang bermain? pun dia tetap aja gak
memakai bajunya. Aku juga sering ikut mandi bareng dia. Dan karena udah sangat terobsesi sama dia,
kotorannya pun bisa membuatku terangsang.Cerita Sex Terbaru

Hampir tiap hari aku minta dia mengencingiku. Kadang kutelan semua kencingnya sampai gak bersisa.
Setelah bosan dengan kencingnya, tainyapun kujamah juga. Sampe-sampe setiap dia mau buang kotoran dia
harus memberitahuku dulu.

Kalo aku lagi gak mau, barulah dia ke wc secara biasa. Dan kami melakukannya di mana-mana, namun kami
selalu berhati-hati agar kencing atau tainya gak berceceran.

Aku juga memaksanya untuk ikut merasakan tainya sendiri, lalu setelah itu acara berciuman kamipun jauh
lebih hot karena mulut kami penuh dengan kotoran

Baca Juga Cerita Seks Birahi Liar

Aku sadar apa yang kami lakukan itu jauuh diluar batasan normal (dari pertama juga sebenarnya udah gak
normal. Masak cewek berumur 26 tahun main sama anak berumur 13 tahun???). Tp aku gak bisa ngebohongin
diri sendiri, karena aku juga sangat menikmatinya.

kadang-kadang kalo ortuku nginap di rumah nenek (waktu itu nenekku udah sakit-sakitan jadi ortuku
nginap diasana buat ngejagain) sampe seminggu, dia mengajak temennya menginap, dan kami bertiga
melakukanhal-hal yang sangat liar.

Bahkan adik perempuannya sendiripun (adiknya waktu itu berumur 16 tahun, terus ruypanya dia sering
menceritakan apa aja yang udah kami lakukan, dan ternyata suati kali adiknya mengatakan bahwa dia
penasaran dan kepingin nyobain main dengan anak-anak) diajaknya ikut bergabung dengan kami. Dia
bekerja selama 4 tahun di rumahku, dan itu adalah 4 tahun terindah sepanjang hidupku.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Kenangan

Cerita Sex Terbaru | Namaku Dira, Cowok berumur 20 thn. Aku kuliah di sebuah Universitas swasta di Jogja, dan aku hidup sebagai anak kost hampir 5 tahun di sini. Hari itu hari sabtu, dan aku sedang libur setelah mengikuti tes. Karena tidak ada kegiatan di Yogya maka aku memutuskan untuk mudik.

Cerita Sex Terbaru Kenangan
Waktu itu aku masih duduk di bangku 2 SMA, aku pulang dengan naik kereta yang berangkat dari Jogja sore hari. Sebelum berangkat aku bertemu dengan 2 cewek cantik, sexy, dengan bentuk tubuh yang indah dan dibungkus dengan pakaian ketat dan di padu dengan rok panjang yang berkesan anggun tapi cukup untuk membuatku terangsang. Kebetulan pada waktu itu aku sedang antri di telepon umum. Kami saling pandang dan saling melemparkan senyum. Sesudah menelepon pacarku untuk sekalian pamit, aku langsung membeli tiket. Eh, ternyata secara kebetulan juga dia satu tujuan denganku.
Di kereta kami duduk berdekatan dan akhirnya kami kenalan. Rina dan Lina (nama samaran) nama mereka, kami ngobrol ke sana ke mari sampai kami kecapaian dan mereka berdua ketiduran. Lama juga mereka tidur. Kuperhatiin mereka berdua. Rina yang ternyata lebih tua 2 tahun dariku, mempunyai wajah yang manis, kulitnya putih mulus, rambutnya hitam dan panjang dan di atas bibirnya tumbuh sedikit kumis. Kata orang kalau seorang cewek mempunya kumis sedikit, dia memiliki nafsu yang besar dan asyik dalam hal permainan seks di atas ranjang.
Kemudian mataku tertuju pada dua bulatan di dadanya yang menonjol bagaikan sepasang balon. Uh, aku jadi berpikir yang tidak-tidak. Kemudian kuperhatikan juga Lina yang tertidur di samping Rina. Cewek yang satu ini orangnya energik sekali dia orangnya lebih pendek dari Rina, tapi dia mempunyai bentuk tubuh yang tidak kalah bagusnya dengan Rina. Tapi aku lebih tertarik pada Rina, karena kumisnya dan kemulusan kulitnya membuat aku ingin sekali menjilatinya dan menidurinya.
Tiba-tiba Rina terbangun,
“Aduh kepalaku pusing”, katanya membuyarkan lamunanku.
Lalu aku suruh dia duduk di sampingku,
“Rin, biar aku pijit kepalamu, sini”.
Dia pun duduk di sampingku dan mulailah aku pijit keningnya. Matanya terpejam.
“Teruss Der di situ yyaaa”.
Melihat ekspresi wajahnya yang manja membuat darahku berdesir, apalagi setelah aku lihat belahan di dadanya yang sedikit terbuka. Wouw, putih sekali, membuat kemaluanku bergerak naik, dan mempersulit posisi dudukku karena serasa mengganjal dan salah jalur.
“Udah enakan belon?”.
“Udah dikit sich, tapi belon klimaks”, katanya sambil tetap memejamkan matanya.
“Kalau belum klimaks, ya di goyang aja biar enakan dikit”, kataku.
Dia mencubit kakiku bersamaan dengan itu bergeraklah penisku makin tegang dan tampak menonjol. Dia tersenyum sambil melirik penusku yang sudah tidak sabar ingin keluar dari sarangnya.
“Adikmu kenapa?”, katanya sambil menunjuk ke bagian bawahku.
Tanpa basa basi lagi kupegang tangannya dan kubimbing menuju ke penisku.
“Iihh besar juga adik kamu yaa”, katanya sambil mengelus-gelus penisku dari luar celana.
“Adik gue bangun nich, Kamu mau nggak ngajak main adikku..?”.
Dia cuma tersenyum dan masih mengelus-elus penisku. Kebetulan gerbong sedang sepi. Langsung aja aku sosor lehernya, kujilati, dan kemudian kujilati juga telinganya dan kulumat bibirnya yang tipis, sambil memainkan payudaranya dengan tangan kiriku.
“Udah aaahh takut ketahuan orang”, katanya sambil menarik bibirnya dari bibirku.
“Kita baru kenal kok udah ciuman sich”, katanya dengan nada manja.
“Tapi kamu suka kan?”, jawabku sekenanya. Dia cuma tersenyum dan mencubitku lagi.
Sesampainya di tujuan, Rina memberiku alamat rumahnya dan disuruhnya aku main ke rumahnya, besok kamis. Aku sih oke saja, malah suka. Kucing kok di iming-imingi ikan”, mana mungkin nolak.
Kamis sore aku sudah bersiap-siap, dengan alasan mau ke tempat teman baikku yang rumahnya jauh di luar kota, aku berhasil meminjam mobil kakakku. Jadi deh aku meluncur ke rumahnya. Tapi aku sempat bingung juga mencari alamat rumahnya. Dengan sedikit usaha, bertanya ke sini sini, akhirnya dapat juga menemukan almatnya. Aku ketuk pintunya, rupanya dia sudah menungguku sejak tadi.
Kami ngobrol agak lama hingga sempat berkenalan dengan adik dan orang tuanya. Karena akrabnya, aku sempat mengerjakan PR matematika adiknya yang masih duduk di bangku SD. Sekitar jam tujuh malem kami keluar, rencananya kami mau ke cafe di Batu raden tapi Rina bilang kepada orang tuanya mau ke rumah Lina dan nanti dia tidak pulang tapi menginap di rumah Lina. Akupun pura-pura sekalian pamit mengantarkan Rina ke rumah Lina.
Sesampainya di Cafe kami enjoy saja di sana. Dia ternyata punya bakat menyanyi. Kami berkaraoke dan menyanyi bersama, sambil saling berdekatan dan pelukan kami menyanyikan lagu cinta. Aku sudah lupa judulnya, pokoknya asyik sekali waktu itu. Kami bernyanyi, bercanda, tertawa dan akhirnya kita kecapekan. Dia membaringkan tubuhnya di pangkuanku sambil tengadah memandangku.
“Der, aku suka ama kamu”, dia ucapkan kata itu sambil menampakkan garis wajahnya dengan sendu.
“Aku juga suka ama kamu Rin”.
Kemudian kudekatkan wajahku ke mukanya dekat sekali dan kurasakan hangat nafasnya menambah gairahku. Langsung saja kucium bibirnya. Kulumat bagian atasnya dan kumainkan lidahku. Dia pun membalasnya, rupanya Rina sudah berpengalaman juga. Kumasukkan tanganku ke dalam BH-nya dan kumainkan puting susunya sambil memijit dengan halus seluruh bagian payudaranya. Tiba-tiba dia menghentikan aktivitasku dan berkata,
“Udah aah, nggak enak dilihat orang”. Dengan menghela napas kuhentikan aktivitasku.
Dia memandangku, rupanya dia mengerti kalau aku sedikit kesal. Jam 11 malam kamipun akhirnya pulang. Dalam perjalanan aku mencoba untuk mengajaknya ke hotel dengan dalih kata-katanya tadi.
“Rin, ke hotel yuk aku pingin ngelanjutin yang tadi, di cafe kan diliat orang tapi kalo di hotel kan nggak ada yang ngeliat”.
Ternyata diluar dugaanku, dia langsung mengiyakan ajakanku tadi,
“Ayo.., siapa takut!”, katanya. Tanpa ragu lagi aku langsung menuju salah satu hotel di Batu Raden.
Aku sengaja mengambil kamar paling atas, di lantai dua. Dari jendela kaca yang besar aku bisa melihat kota Purwokerto yang tampak seperti tebaran bintang yang jatuh ke bumi. Rina sangat menikmati pemandangan itu, akupun merangkulnya dari belakang. Terasa penisku menegang dan mungkin Rina merasakan itu karena penisku menempel di belahan pantatnya yang montok.
Kemudian aku gesekkan penisku sambil menggerakannya naik turun. Diapun membalasnya dengan goyangan pantatnya. Karena sudah tidak tahan lagi akhirnya aku jilati lehernya, kuping dan pangkal lehernya dengan liar. Nafas kami semakin menggebu-gebu dan gerakan kami sangat liar dan erotis, seliar deruan nafas kami. Dengan masih mempertahankan posisi, aku mulai melucuti pakaiannya, disusul dengan pelucutan pakaianku sendiri. Kujilati habis lehernya sampai ke pipinya. Dia menolehkan wajahnya dan langsung menciumi bibirku.
“Rin, buka dong celana kamu”, pintaku dengan nafas masih ngos-ngosan seperti habis lari keliling lapangan.
Dia pun membuka celana sekaligus CD-nya. Langsung aku balikkan tubuhnya dan kujilati payu daranya yang ternyata sangat indah, putih bersih dihiasi puting yang memerah hitam menonjol congkak di puncak payudaranya. Kumainkan puting kirinya dan kujilati puting kanannya sambil kupijit lembut bagian payudaranya.
“Settt”, Rina menarik nafas dengan tarikan nada yang khas, seirama dengan birahi yang mulai memanas.Cerita Sex Terbaru
Setelah jenuh, kumainkan payudaranya. Aku coba telusuri garis perutnya dengan ujung lidahku. Dia mengejangkan badannya ke belakang sambil menarik nafas birahinya lagi, “Ssstt”. Aku lanjutkan pengembaraanku menuju pusarnya dan kumainkan lidahku di pusarannya dengan gerakan melingkar. Dia mulai memegang kepalaku dan rambut lurusku sambil meremas dan memainkan rambutku. Kulanjutkan lagi hingga ke bawah pusarnya. Kurapikan bulu vaginanya yang jarang-jarang tapi harum baunya.
Kubuka bibir vaginanya dan kujilati bagian dalam vaginanya. Rinapun semakin mengencangkan cengkeraman tangannya di rambutku. Aku coba untuk mencari clitorisnya. Setelah kutemukan, ternyata sudah memerah dan keras tapi lentur. Aku langsung memainkan dengan ujung lidahku. Kuhisap dan kujilati dengan bersemangat. Rina semakin tidak tenang dan meremas-remas rambutku seirama dengan ganasnya jilatanku.
Sambil sesekali menarik nafas dan meremas-remas buah dadanya sendiri. Keluarlah cairan vaginanya banyak sekali dan kuhisap cairan itu sedalam-dalamnya. Karena keenakan dan semakin memuncak birahinya akhirnya dia kehilangan kesimbangannya. Dia tidak kuat lagi berdiri dan kemudian merebahkan tubuhnya di ranjang. Aku langsung menyusulnya dan rebah di atasnya, kami berciuman lagi.
Kemudian dia melepaskan ciumannya, mendorongku dan membaringkanku lalu membalikkan posisiku Celanaku yang belum sempat aku buka. Kemudian dia buka dengan kedua tangannya yang lembut sampai akhirnya kemaluanku keluar dan terlihat menantang. Dia mainkan batang penisku dan mulai menghisapnya perlahan. Dihisapnya dan dikulumnya seperti makan Cornelo.
“Heeemm nikmat sekalii” . Rupanya Rina sudah berpengalaman, hisapannya benar-benar asyik sehingga air maniku hampir saja keluar.
“Ceplak!, ceploks!”, gerakan lidahnya bisa aku rasakan, memijit-mijit penisku dengan halus.
“Buseeett!”, teriakku keenakan.
Dia memandangku sambil tersenyum manis dengan sinar mata yang liar. Karena tidak tahan lagi, akhirnya aku balikkan dia sehingga sekarang dia berada di bawah. Aku langsung menerjang vaginanya dengan senapanku yang sudah basah kuyup tapi dia malah mencoba menutupi vaginanya dengan tangannya. Aku langsung mencoba menarik tangannya tapi dia tetap menahan tangannya, dia malah tersenyum. Dalam hati aku heran bercampur kesal. Kemudian dia cium bibirku dan kurangkul dia erat-erat sambil kubalas ciumannya. Aku coba memasukkan lagi penisku, tapi dia malah menghindar, sialan aku pikir. Dia masih terus memainkan lidahnya dalam mulutku.
“Nggak kuat yach”, sindirnya.
“Ayo dong.., kenapa sich.., adikku udah nggak tahan nich..”, pintaku.
Kemudian dia membimbing penisku untuk memasuki ke bibir liang kenikmatannya. Langsung saja aku masukkan penisku perlahan-lahan. Rina langsung menggeliat pelan keenakan. Kumasukkan penisku perlahan namun pasti sampai ke dasar vaginanya, kemudian kutarik lagi dan kumasukan lagi. Dengan irama slow kugenjot naik turun sambil kunikmati wajahnya yang cantik dan kubelai rambutnya.
Dia membuka matanya dan kami saling berpandangan. Aku benar-benar menikmati momen itu dengan terus melancarkan serangan ke vaginanya. Aku mendekatkan wajahku dan terdengarlah nafasnya yang hangat menerpa wajahku. Kunikmati bibirnya yang telah merekah dan hangat tanpa menurunkan tempo genjotanku. Sekonyong-konyong dia memelukku erat dan bersamaan dengan itu kumasukkan dalam-dalam penisku ke vaginanya hingga tenggelam habis. Tubuh kami seperti melekat menjadi satu bersama keringat kami yang bercucuran.
Kemudia dia pererat lagi pelukannya dan kurasakan tubuhnya mengejang dan di dalam vaginanya terasa ada cairan yang menyemprot batang penisku. Dia sudah mengalami orgasme pertamannya. Mengetahui hal itu aku langsung menarik pelan batang kejantananku dan memasukannya lagi perlahan. Dia melepaskan ciumannya dan memandangku dengan sendu. Karena aku belum keluar, maka aku masih belum mencabut penisku di liang surganya. Dia juga tahu kalau aku belum keluar sehingga dia mencoba untuk menggoyangkan pantatnya sekaligus menjepit-jepit penisku dengan vaginanya. Uuuhh gilee…, nikmat banget!, penisku seperti di pijat-pijat hangat, dan tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata.
Baru beberapa genjotan aku langsung mau keluar. Kukeluarkan maniku di luar.
“Crot.., croottt”, membasahi bagian atas vagina dan perutnya.
Kubersihkan senjataku dengan selimut dan mulai lagi aku masukkan penisku ke dalam vaginanya. Inilah kelebihanku yang mungkin jarang di miliki oleh lelaki lain, aku bisa orgasme lebih dari sekali, walaupun sudah keluar mani pertamaku penisku tidak langsung lemas malah menegang terus.
Aku genjot lagi vaginanya. Kemudian aku angkat kedua kaki Rina ke atas sambil aku pegang kakinya. Kusetubuhi dia dengan mesra. Aku mempelajari gaya ini dari BF yang sering kutonton. Rina semakin hanyut dan terbang. Hal ini dapat kulihat di wajahnya. Dia sangat menikmati permainanku. Merasa kecapekan aku minta pada Rina untuk mengganti posisi, supaya dia yang di atas. Kemudian kami ganti posisi dia jongkok di atas penisku dan memegang penisku lalu dimasukkannya ke dalam vaginanya yang basah dan hangat. Rupanya dia tidak mau kalah dengan permainanku. Dia goyangkan tubuhnya, vaginanya mulai mengeluarkan jurusnya menjepit dan memijat yang membuat penisku kaku keenakan. Kupegang pingulnya dan kuikuti iramanya.
Dia meronta-ronta dan sesekali menekukkan badannya ke belakang sambil terus menggenjot dan memutar-mutar vaginanya.
Aku serasa terbang tinggi. Deruan nafas kami semakin kencang,
“Aaahh.., mmhh.., ssstt”.
Kemudian Rina menjatuhkan badannya dan sekarang kami berpelukan dengan mesra. Sambil melancarkan jurusnya dia menciumi habis leher, telinga dan bibirku. Tangannya meremas sprei tempat tidur sambil mendesah, “eeemmh”.Cerita Sex Terbaru
Rupanya dia hampir orgasme kedua dan dugaanku emang benar, sedetik kemudian keluarlah cairannya dan menyemprot penisku di dalam vaginannya yang terasa hangat sekali. Rina langsung lemas dan terjatuh di sampingku sambil tidak melepaskan pelukannya sehingga aku mengikuti gerakannya. Sementara penisku terlepas dari vaginanya dan sekarang aku di atas lagi.
“Rin, kamu masih kuat..?”, tanyaku.
Sambil memejamkan mata dengan raut muka kepuasan dia menjawab sambil menganggukkan kepalanya, “Hheeemm”.
Tanpa basa basi lagi aku masukkan penisku perlahan diiringi desahan Rina. Aku genjot lagi. Rina kembali menggoyang pantatnya dan menjepitkan vaginanya. Aku setubuhi dia terus kira-kira 5 menit. Dia orgasme yang ketiga kalinya, tapi kali ini cairannya cuma sedikit.
Setelah orgasme yang ketiga dia lemas, kecapekan dan terkesan pasrah tidak melakukan jurusnya lagi. Dapat kurasakan cairan di dalam vaginanya menjadi hangat. Sementara aku juga sudah merasakan tanda-tanda orgasmeku. Karena dia sudah kecapekan, maka aku goyang sendiri penisku dan kupercepat tempo genjotanku. Rina merintih, “mmaaahh.., aaahh..”, dan akhirnya keluarlah maniku yang cuma tingggal sedikit, karena sudah habis di orgasmeku yang pertama. Akupun jadi lemas dan terbaring di samping Rina sambil membelai dan menciumnya. Rina membalas ciumanku dan mengeluskan tanganku di pipinya.
“Rin kamu puas?”, tanyaku.
Dia mengangguk sambil tersenyum manis sekali, “Eem”.
“Aku senang kalau lawan mainku bisa puas dan itu merupakan kepuasanku juga”, kataku.
Dia menanggapi,
“Kamu hebat Der yang jadi istri kamu pasti puas”

Baca JUga Cerita Seks Atasanku

Aneh kok dia bilang begitu jadi dia cuma ingin Gaya Amerika saja, tidak apa-apa malah bagus, lagian Valentinaku yang di Jogja mau ku kemanain.
Kemudian kita tertidur telanjang di balik sprei yang sudah basah terkena keringat dan mani. Menjelang subuh aku terbangun dan aku rasakan penisku tegang lagi nich. Sementara Rina masih tertidur perlahan, kubangunkan dia dengan ciuman lembut dan jilatan lembut di kedua payudaranya. Rina mulai terangsang dan membalas ciumanku. Langsung kumasukkan lagi penisku ke dalam vaginanya yang mulai basah. Kamipun melakukan satu babak lagi pagi itu. Setelah selesai kami tertidur lagi dan bangun jam 8 pagi.
Kami mandi bersama, saling sabun menyabuni. Rina menyabuni adikku yang tegang terus dengan hati-hati dan penuh kasih sayang. Setelah kami sabun semua tubuh kami, kami biarkan tubuh kami bersih dari sabun. Rina mengencangkan semprotan airnya dan dia jongkok, kemudian mengulum batang penisku. Karena keenakan aku jadi tidak tahan berdiri. Lalu aku ajak dia memakai gaya 69. Kujilati habis vagina Rina yang indah itu dengan clitoris mungilnya yang indah, di bawah guyuran air kami melakukan seks sekali lagi. Vagina Rina kembali beraksi lagi dengan jepitan dan pijatannya yang khas Rina. Vagina Rina membuat kejang dan kali ini aku biarkan maniku kusemprotkan habis ke dalam vaginanya.
Beberapa detik kemudian Rina menggelinjang dan di kamar mandi itu kami mendaki puncak kenikmatan bersama-sama. Setelah mandi kami ketawa mesra, kami baru sadar dari semalam kita bercinta tiga kali hingga membuat penisku jadi agak sakit over dosis, apalagi di ronde pertama mainnya lama hingga Rani sampai orgasme tiga kali, vagina Ranipun jadi rada sakit juga kecapean.
Pagi itu kami cabut dari hotel jam 10.00, kemudian kami makan di restoran Pring Sewu. Setelah makan aku antar Rina ke rumah Lina. Itulah pengalaman yang paling mengesankan bersama Rina yang manis. Setelah kejadian itu kalau aku mudik, aku selalu bermain cinta bersama Rina tapi kami jarang sampai nginep, habis takut orang tuanya curiga, paling berangkat jam 5 sore pulang jam 10 malam, yah cuman satu Ronde saja jadinya.
Tapi sekarang aku sibuk di Jogja sehingga aku jarang pulang lagian Rani sekarang sudah punya pacar lagi. Salam buat Rani di Purwokerto aku tidak akan melupakan malam itu dan aku tidak akan melupakan vaginanya yang nikmat dengan jurus mautnya.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Teman Tia

Cerita Sex Terbaru | Saat aku sedang menonton tv dikamarku tiba tiba Tika keluar dari kamar mandi dengan mengenakan baju
tidur yang tranparan , waooowww dia habis cuci muka dan bersih bersih siap untuk tidur, dikamar tidur
kami memang ada tv dan kamar mandi dalammnya jadi kami dapat menonton tv dengan tiduran , saat ini Tia
yang sedang tidur disampingku.

Cerita Sex Terbaru Teman Tia
Melihat tubuh Tia yang seksi aku sungguh horny, dengan mata tepejam aku mengajak Tia bicara.
Lho kok udah tidur sih??tanyaku

Dengan nada bergumam Tia hanya menjawab “Hmmmmmmm”

Sambil membuka matanya dan tersenyum kecilnya, uhh membuat burungku semakin tegang tangannya sambil
mengelus pipiku kemudia dia mecium pipiku
“Tidur yang nyenyak yaa..” katanya perlahan.

Lalu ia kembali berbaring dan memejamkan matanya. Tidur! Nah lho? Sial
benar. Cuma begitu saja? Aku terbengong beberapa saat.

“Tia!..!” aku mengguncang-guncang tubuhnya.

“Umm.. udah maleem.. Tia ngantuk niih..”

Kalau sudah begitu, percuma saja. Dia tidak akan bangun. Padahal aku sedang birahi tinggi dan butuh
pernyaluran. Si “ujang” masih tegang dan penasaran minta jatah.

Begitulah Tia. Sebagai istri, dia hampir sempurna. Wajah dan fisiknya enak dilihat, sifatnya baik dan
menarik. Perhatiannya pada kebutuhanku sehari-hari sangat cukup.

Hanya saja, kalau di tempat tidur dia sangat “hemat”. Nafsuku terbilang tinggi. Sedangkan Tia, entah
kenapa (menurutku) hampir tidak punya nafsu seks.

Tidak heran meskipun sudah lebih setahun kami menikah, sampai saat ini kami belum punya anak. Untuk
pelampiasan, aku terkadang selingkuh dengan wanita lain. Tia bukannya
tidak tahu.

Tapi tampaknya dia tidak terlalu mempermasalahkannya. Nafsuku sulit ditahan. Rasanya ingin kupaksa
saja Tia untuk melayaniku. Tapi melihat wajahnya yang sedang pulas, aku jadi tidak tega.

Kucium rambutnya. Akhirnya kuputuskan untuk tidur sambil memeluk Tia. Siapa
tahu dalam mimpi, Tia mau memuaskanku? Hehehe..

Esoknya saat jam istirahat kantor, aku makan siang di Citraland Mall.
Tidak disangka, disana aku bertemu dengan Andri, sahabatku dan Tia semasa
kuliah dahulu.

Kulihat Andri bersama dengan seorang wanita yang mirip dengannya. Seingatku, Andri tidak punya adik.
Ternyata setelah kami diperkenalkan, wanita itu adalah adik sepupu Andri.

Fitri namanya. Heran juga aku, kok saudara sepupu bisa semirip itu ya? Pendek kata, akhirnya
kami makan satu meja.

Sambil makan, kami mengobrol. Ternyata Fitri seperti juga Andri, tipe yang mudah akrab dengan orang
baru. Terbukti dia tidak canggung mengobrol denganku.

Ketika aku menanyakan tentang Joe (suami Andri, sahabatku semasa kuliah), Andri bilang bahwa Joe
sedang pergi ke Surabaya sekitar dua minggu yang lalu untuk suatu keperluan.

“Paling juga disana dia main cewek!” begitu komentar Andri.

Aku hanya manggut-manggut saja. Aku kenal baik dengan Joe, dan bukan hal yang aneh kalau Joe ada main
dengan wanita lain disana.

Saat Fitri permisi untuk ke toilet, Andri langsung bertanya padaku.

“Van, loe ama Tia gimana?”

“Baek. Kenapa?”

“Dari dulu loe itu kan juga terkenal suka main cewek. Kok bisa ya akur ama Tia?”

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Aku diam saja.

Aku dan Tia memang lumayan akur. Tapi di ranjang jelas ada masalah. Kalau dituruti nafsuku, pasti
setiap hari aku minta jatah dari Tia.

Tapi kalau Tia dituruti, paling hebat sebulan dijatah empat atau lima kali! Itu juga harus main paksa.
Seingatku pernah terjadi dalam sebulan aku hanya dua kali dijatah Tia.

Jelas saja aku selingkuh! Mana tahan?

“Kok diem, Van?” pertanyaan Andri membuyarkan lamunanku.

“Nggak kok..”

“Loe lagi punya masalah ya?”

“Nggaak..”

“Jujur aja deh..” Andri mendesak.

Kulirik Andri. Wuih, nafsuku muncul. Aku jadi teringat saat pesta di rumah Joe. Karena nafsuku sudah
sampai ke ubun-ubun, maka akal sehatku pun hilang.

“Cerita doong..!” Andri kembali mendesak.

“Mi.., loe mau pesta “assoy” lagi nggak?” aku memulai. Andri kelihatan kaget.

“Eh? Loe jangan macem-macem ya Van!” kecam Andri.

Aduh.., kelihatannya dia marah.

“Sorry! Sorry! Gue nggak serius.. sorry yaa..” aku sedikit panik.

Tiba-tiba Andri tertawa kecil.

“Keliatannya loe emang punya masalah deh.. Oke, nanti sore kita ketemu lagi di sini ya? Gue juga di
rumah nggak ada kerjaan.”

Saat itu Fitri kembali dari toilet. Kami melanjutkan mengobrol sebentar, setelah itu aku kembali ke
kantor.

Jam 5 sore aku pulang kantor, dan langsung menuju tempat yang dijanjikan. Sekitar sepuluh menit aku
menunggu sebelum akhirnya telepon genggamku berdering.

Dari Andri, menanyakan dimana aku berada. Setelah bertemu, Andri langsung mengajakku naik ke mobilnya.
Mobilku kutinggalkan disana. Di jalan Andri langsung menanyaiku tanpa basa-basi.

“Van, loe lagi butuh seks ya?”

Aku kaget juga ditanya seperti itu. “Maksud loe?”

“Loe nggak usah malu ama gue. Emangnya Tia kenapa?”

Aku menghela nafas. Akhirnya kuputuskan untuk mengeluarkan uneg-unegku.Cerita Sex Terbaru

“Mi.. Tia itu susah banget.. dia bener-bener pelit kalo soal begitu. Loe bayangin aja, gue selalu
nafsu kalo ngeliat dia. Tapi dia hampir nggak pernah ngerespon.

Kan nafsu gue numpuk? Gue butuh penyaluran dong!

Untung badannya kecil, jadi kadang-kadang gue paksa dia.”

Andri tertawa. “Maksudnya loe perkosa dia ya? Lucu deh, masa istri sendiri
diperkosa sih?”

“Dia nggak marah kok. Lagi gue perkosanya nggak kasar.”

“Mana ada perkosa nggak kasar?” Andri tertawa lagi. “Dan kalo dia nggak
marah, perkosa aja dia tiap hari.”

“Kasian juga kalo diperkosa tiap hari. Gue nggak tega kalo begitu..”
“Jadi kalo sekali-sekali tega ya?”

“Yah.. namanya juga kepepet.. Udah deh.. nggak usah ngomongin Tia lagi ya?”

“Oke.. kita juga hampir sampe nih..”

Aku heran. Ternyata Andri menuju ke sebuah apartemen di Jakarta Barat.
Dari tadi aku tidak menyadarinya.

“Mi, apartemen siapa nih?”

“Apartemennya Fitri. Pokoknya kita masuk dulu deh..”

Fitri menyambut kami berdua. Setelah itu aku menunggu di sebuah kursi, sementara Fitri dan Andri masuk
ke kamar. Tidak lama kemudian Andri memanggilku dari balik pintu kamar tersebut.

Dan ketika aku masuk, si “ujang” langsung terbangun, sebab kulihat Andri dan Fitri tidak memakai
pakaian sama sekali. Mataku tidak berkedip melihat pemandangan hebat itu. Dua wanita yang cantik yang
wajahnya mirip sedang bertelanjang.

bulat di depanku.

Mimpi apa aku?

“Kok bengong Van? Katanya loe lagi butuh? Ayo sini..!” panggil Andri lembut.
Aku menurut bagai dihipnotis. Fitri duduk bersimpuh di ranjang.

“Ayo berbaring disini, Mas Ivan.”

Aku berbaring di ranjang dengan berbantalkan paha Fitri. Kulihat dari
sudut pandangku, kedua bagian bawah payudara Fitri yang menggantung
mempesona.

Ukurannya lumayan juga. Fitri langsung melucuti pakaian atasku, sementara Andri melucuti akaianku
bagian bawah, sampai akhirnya aku benar-benar telanjang. Batang kemaluanku mengacung keras menandakan
nafsuku yang bergolak.

“Gue pijat dulu yaa..” kata Andri.

Kemudian Andri menjepit kemaluanku dengan kedua payudaranya yang montok itu. Ohh.., kurasakan pijatan
daging lembut itu pada kemaluanku. Rasanya benar-benar nyaman. Kulihat Andri tersenyum kepadaku.

Aku hanya mengamati bagaimana kedua payudara Andri yang sedang digunakan untuk memijat batang penisku.

“Enak kan, Van?” Andri bertanya.

Aku mengangguk. “Enak banget. Lembut..”

Fitri meraih dan membimbing kedua tanganku dengan tangannya untuk mengenggam payudaranya. Dia
membungkuk, sehingga kedua payudaranya menggantung bebas di depan wajahku.

“Van, perah susu gue ya?” pintanya nakal.

Aku dengan senang hati melakukannya. Kuperah kedua susunya seperti
memerah susu sapi, sehingga Fitri merintih-rintih.

“Ahh.. awww.. akh.. terus.. Van.. ahh.. ahh..”

Payudara Fitri terasa legit dan kenyal. Aku merasa seperti raja yang dilayani dua wanita cantik.
Akhirnya Andri menghentikan pijatan spesialnya.

Berganti tangan kanannya menggenggam pangkal si “ujang”.

“Dulu diwaktu pesta di rumah gue, kontol loe belum ngerasain lidah gue ya?” kata Andri, dan kemudian
dengan cepat lidahnya menjulur menjilat si “ujang” tepat di bagian bawah lubangnya.

Aku langsung merinding keenakan dibuatnya. Dan beberapa detik kemudian kurasakan hangat, lembut, dan
basah pada batang kemaluanku. Si “ujang” telah berada di dalam mulut Andri, tengah disedot dan
dimainkan dengan lidahnya.

Tidak hanya itu, Andri juga sesekali mengemut telur kembarku sehingga menimbulkan rasa ngilu yang
nikmat. Sedotan mulut Andri benar-benar membuatku terbuai, apalagi ketika ia menyedot-nyedot ujung
kemaluanku dengan kuat.

Enaknya tidak terlukiskan. Sampai kurasakan alat kelaminku berdenyut-denyut, siap untuk memuntahkan
sperma.

“Mi.. gue.. udah mau.. ke.. luar..”

Andri semakin intens mengulum dan menyedot, sehingga akhirnya kemaluank menyemprotkan sperma berkali-
kali ke dalam mulut Andri. Lemas badanku dibuatnya.

Tanganku yang beraksi pada payudara Fitri pun akhirnya berhenti. Andri terus mengulum dan menyedot
kemaluanku, sehingga menimbulkan rasa ngilu yang amat sangat. Aku tidak tahan dibuatnya.

“Aahh.. Andri.. udahan dulu dong..!”

“Kok cepet banget keluar?” ledeknya.

“Uaah.., gue kelewat nafsu sih.. maklum dong, selama ini ditahan terus.”
aku membela diri.

“Oke deh, kita istirahat sebentar.”

Andri lalu menindih tubuhku. Payudaranya menekan dadaku, begitu kenyal rasanya. Nafasnya hangat
menerpa wajahku. Fitri mengambil posisi di selangkanganku, menjilati kemaluanku.Cerita Sex Terbaru

Gairahku perlahan-lahan bangkit kembali. Kuraba-raba kemaluan Andri hingga akhirnya aku menemukan
daging kenikmatannya. Kucubit pelan sehingga Andri mendesah perlahan. Kugunakan
jari jempol dan telunjukku untuk memainkan daging tersebut, sementara jari manisku kugunakan untuk
mengorek liang sanggamanya.

Desahan Andri semakin terdengar jelas. Kemaluannya terasa begitu basah. Sementara itu Fitri terus saja
menjilati kemaluanku. Tidak hanya itu, Fitri mengosok-gosok mulut dan leher si “ujang”, sehingga
sekali lagi bulu kudukku merinding menahan nikmat.

Kali ini aku merasa lebih siap untuk tempur, sehingga langsung saja aku membalik posisi tubuhku,
menindih Andri yang sekarang jadi telentang. Dan langsung kusodok lubang sanggamanya dengan batang
kemaluanku.

Andri mendesis pendek, lalu menghela nafasnya. Seluruh batang kemaluanku terbenam ke dalam rahim
Andri. Aku mulai mengocok maju mundur. Andri melingkarkan tangannya memeluk tubuhku.

Fitri yang menganggur melakukan matsurbasi sambil mengamati kami berdua yang sedang bersatu dalam
kenikmatan bersetubuh. Andri mengeluarkan jeritan-jeritan kecil, sampai akhirnya berteriak saat
mencapai puncak kenikmatannya, berbeda denganku yang lebih kuat setelah sebelumnya mencapai orgasme.

Kucabut batang kemaluanku dari vagina Andri, dan langsung kuraih tubuh Fitri. Untuk mengistirahatkan
si “ujang”, aku menggunakan jari-jariku untuk mengobok-obok vagina Fitri.

Kugosok-gosok klitorisnya sehingga Fitri mengerang keras. Kujilati dan kugigit lembut sekujur
payudaranya, kanan dan kiri. Fitri meremas rambutku, nafasnya terengah-engah dan memburu.
Setelah kurasakan cukup merangsang Fitri, aku bersedia untuk main course.

Fitri nampaknya sudah siap untuk menerima seranganku, dan langsung mengambil doggy style. Vaginanya
yang dihiasi bulu-bulu keriting nampak sudah basah kuyup.

Kumasukkan kemaluanku ke dalam liang kenikmatannya dengan pelan tapi pasti. Fitri merintih-rintih
keras saat proses penetrasi berlangsung. Setelah masuk seluruh penisku, kudiamkan beberapa saat untuk
menikmati kehangatan yang diberikan oleh jepitan vagina Fitri.

Hangat sekali, lebih hangat dari milik Andri. Setelah itu kumulai menyodok
Fitri maju mundur.

Fitri memang berisik sekali! Saat kami melakukan sanggama, teriakan-teriakannya terdengar kencang.
Tapi aku suka juga mendengarnya. Kedua payudaranya bergelantungan bergerak liar seiring dengan gerakan
kami.

Kupikir sayang kalau tidak dimanfaatkan, maka kuraih saja kedua danging kenyal tersebut dan angsung
kuremas-remas sepuasnya. Nafsuku semakin memuncak, sehingga sodokanku semakin kupercepat, membuat
Fitri semakin keras mengeluarkan suara.

“Aaahh.. Aaahh.. Gue keluaar.. Aaah..” teriak Fitri dengan lantang.

Fitri terkulai lemas, sementara aku terus menyetubuhinya. Beberapa saat
kemudian aku merasa mulai mendekati puncak kepuasan.

“Fit.. gue mau keluar nih..”

Fitri langsung melepaskan kemaluannya dari kemaluanku, dan langsung mengulum kemaluanku sehingga
akhirnya aku memuntahkan spermaku di dalam mulut Fitri, yang ditelan oleh Fitri sampai habis

Aku berbaring, capek. Nikmat dan puas sekali rasanya. Andri berbaring di sisiku.

Payudaranya terasa lembut dan hangat menyentuh lengan kananku. Fitri masih membersihkan batang
kemaluanku dengan mulutnya.

“Gimana Van? Puas?” Andri bertanya.

“Puas banget deh.. Otak gue ringan banget rasanya.”

“Gue mandi dulu ya?” Fitri memotong pembicaraan kami.

Lalu ia menuju kamar mandi.

“Gue begini juga karena gue lagi pengen kok. Joe udah dua minggu pergi.
Nggak tau baliknya kapan.” Andri menjelaskan.

“Nggak masalah kok. Gue juga emang lagi butuh sih. Lain kali juga gue
nggak keberatan.”

“Huss! Sembarangan loe. Gue selingkuh cuma sekali-sekali aja, cuma pengen balas dendam ama Joe. Dia
suka selingkuh juga sih! Beda kasusnya ama loe!”

Aku diam saja. Andri bangkit dari ranjang dan mengingatkanku.

“Udah hampir setengah delapan malem tuh. Nanti Tia bingung lho!”

Aku jadi tersadar. Cepat-cepat kukenakan pakaianku, tanpa mandi terlebih dahulu. Setelah pamiit dengan
Fitri, Andri mengantarku kembali ke Citraland.

Baca Juga Cerita Seks Ibu Tiriku

Disana kami berpisah, dan aku kembali ke rumah dengan mobilku. Di rumah, tentu saja Tia enanyakan
darimana saja aku sampai malam belum pulang. Kujawab saja aku habis makan malam bersama teman.

“Yaa.. padahal Tia udah siapin makan malem.” Tia kelihatan kecewa.

Sebenarnya aku belum makan malam. Aku lapar.

“Ya udah, Ivan makan lagi aja deh.. tapi Ivan mau mandi dulu.” kataku
sambil mencium dahinya.

Tia kelihatan bingung, tapi tidak berkata apa-apa.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Mika Yang Kesepian

Cerita Sex Terbaru | Namaku Mika, Sudah sangat klise rasanya memberikan alasan tentang mengapa akhirnya aku jadi wanita simpanan dan panggilan. Uang. Itulah alasan satu-satunya, atau paling tidak yang paling utama. Jutaan wanita panggilan di dunia ini bekerja untuk yang satu itu. Uang. Tak lebih tak kurang. Tetapi tidak semua wanita panggilan berawal dari kebutuhan akan uang. Aku kehilangan keperawananku 8 tahun yang lalu, bukan karena aku butuh uang. Aku memberikan keperawananku karena orangtuaku yang membutuhkan kepastian.

Cerita Sex Terbaru Mika Yang Kesepian
Entah kepastian apa yang di maksud, tetapi mereka selalu bilang bahwa aku harus hidup layak, karenanya harus menikahi seseorang yang memiliki kepastian. Seorang pemilik perusahaan besar. Orangtuaku menganggap perusahaan adalah salah satu bentuk kepastian, padahal akhirnya perusahaan juga bisa bangkrut. 3 tahun setelah perkawinan itu, Arman -suamiku- tewas dalam kecelakaan lalulintas. Ia pulang dari sebuah pertemuan pemilik saham dalam keadaan mabuk. Pertemuan itu sendiri konon sangat kacau, karena berakhir dengan kesepakatan untuk tidak melanjutkan perusahaan yang dibebani hutang jutaan dollar. Suamiku tewas oleh galaunya sendiri, setelah sadar bahwa ia tak bisa mempertahankan perusahaan yang diwarisinya dari orangtuanya.
kehidupan ekonomi ku langsung kacau. Orangtuaku minta maaf, tetapi untuk apa minta maaf kepadaku? Orang tua Arman ikut terpukul, karena suamiku adalah anak laki-laki tunggal. Kakak dan adiknya semua telah menikah, ikut suami-suami mereka hidup jauh dari sini. Orangtuaku maupun orangtua Arman sama-sama tak bisa menanggungku lagi. Untunglah kami belum punya anak, karena Arman belum mau punya anak. Kehidupan psikologis ku juga hancur. Terutama karena aku terlalu bodoh membiarkan diriku bergantung sepenuhnya kepada suami. Aku tidak tahu, sampai sekarang, apakah aku mencintainya. Tetapi aku menggantungkan diri kepadanya, luar-dalam. Ia adalah pria pertama yang hadir dalam kehidupanku.
Waktu menikah aku baru berusia 17 tahun, dia berusia 26. Selama sekolah, aku belum pernah pacaran, walau selusin lebih teman pria berusaha mendekati. Aku cuma pernah sekali dicium, itu pun karena si nakal penciumnya menipu ku dengan pura-pura akan berbisik. Aku tak menikmati sama sekali ciuman yang cuma 2 detik itu. Dengan Arman, aku masuk ke dunia suami-istri seperti seorang buta dituntun seseorang yang terlatih untuk menuntun orang buta. Malam pertama kami tak kan pernah kulupakan. Ia begitu sabar menuntunku, membangkitkan sesuatu yang kemudian tak pernah tidur lagi! Baiknya kuakui saja, seks adalah sesuatu yang sangat kusukai, dan Arman lah yang memberikan kesukaan itu pertama kali.
Aku berhutang sepanjang hayat pada pria yang telah membawakan padaku sensasi indah itu. Perasaan ku padanya tidaklah bisa dibilang cinta, terutama karena aku sendiri tak tahu apa itu cinta. Rupanya, tubuhku menyukainya, tetapi hatiku tak pernah bisa memutuskan. Gairahku cepat terbangkit kalau disentuhnya, tetapi perasaanku kepadanya biasa-biasa saja, seperti perasaanku kepada lelaki lain. Ia tidak seganteng bintang film pujaanku, tidak segagah teman sekelasku, tidak semenarik seseorang yang pernah kulihat di sebuah mal.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Tetapi almarhum suamiku adalah pecinta ulung. Di atas ranjang, ia bisa membuatku ketagihan. Percumbuan kami tak pernah sebentar, kecuali pada malam pertama atau ketika ia sedang tidak enak badan (dua atau tiga kali saja sepanjang perkawinan permainan cinta kami berlangsung 10 menit). Aku selalu bisa mengalami klimaks berkali-kali, dan suamiku selalu sanggup menunggu sampai aku melewati setidaknya 3 klimaks. Belum pernah rasanya kami bersetubuh kurang dari 1 jam. Sebulan setelah menikah, suamiku memperkenalkan kenikmatan jilatan lidahnya.
Suatu malam ia membuatku terduduk di sofa, mengangakan selanganku, dan menjilati bagian-bagian sensitif kewanitaanku, membuatku menggelepar-gelepar. Sejak itu aku selalu menjaga kebersihan dan keharuman selangkanganku, karena setiap hari aku ingin dijilati di sana, walau tentu tak setiap hari harapanku itu terpenuhi. Namun setidaknya setengah dari orgasme-orgasmeku datang dari lidahnya yang cekatan. Membayangkan lidahnya saja bisa membuatku merinding sendiri. Almarhum pula yang bisa menyetubuhiku dengan berkepanjangan, dan memberikan padaku kenikmatan berkesinambungan. Pada awalnya aku beranggapan bahwa orgasme hanya datang dalam interval-interval.
Tetapi suatu malam Arman mencumbuku 2 jam penuh, tanpa sekali pun melepaskan kejantanannya dariku. Ia menggenjot-genjotkan tubuhnya dengan berbagai irama dan dari berbagai posisi. Ia menindihku dan menggenjot pelan dan panjang. Ia membalikkan tubuhku dan menyetubuhiku dari belakang. Ia membuatku bergantung di pinggir ranjang dan menggejot dari samping. Ia melakukan segalanya dengan seksama, sementara aku sejak awal dilanda orgasme. Tak berhenti sampai akhirnya ia letih sendiri, 2 jam kemudian.
Kini, setelah ia meninggal dan dikubur, aku seperti layang-layang putus talinya. Pada hari pemakaman aku menangis sejadi-jadinya, walau aku tak pernah mengerti untuk apa aku menangis. Apakah karena kehilangan sumber nafkah, ataukah karena kehilangan sumber kenikmatan? Atau apa? Yang terang, setelah Arman meninggal, perlahan-lahan keadaan ekonomi ku memburuk. Aku tidak punya pengetahuan apa-apa. Sekolah ku hanya SMA, tanpa keahlian lain selain membuat sayur asam. Orangtua dan mertuaku pun tak berdaya, mereka sudah terlalu tua untuk menanggungku.
Kakak-kakak ku tak pernah hidup lebih baik dari ku, sehingga rasanya berlebihan kalau bergantung kepadanya. Pekerjaan pertamaku sangat membuatku tertekan. Sebuah restoran membutuhkan pelayan, dan seorang teman Arman (pria yang matanya selalu nakal memandangku) membawaku ke sana. Pemilik restoran memuji penampilanku (bukan sombong, wajah dan tubuhku sanggup membuat pria berputar 180 derajat kalau berpapasan). Segera aku diterimanya, diberi seragam yang agak sempit (tapi justru menonjolkan keseksianku). Gajiku langsung disamakan dengan seorang yang telah berpengalaman, dan aku langsung dimusuhi teman-teman sesama pelayan.
Pekerjaan itu cuma berusia 5 hari. Pemilik restoran terlalu sering memanggilku ke kantornya, dengan alasan ingin berbincang-bincang. Tetapi matanya itu! Matanya selalu menatap bokong dan dada ku di setiap kesempatan. Pada hari keenam, aku tidak hadir. Pada hari ketujuh, pemilik restoran mengirimkan amplop gaji sebulan penuh lewat seorang supir. Ada surat pendek mengatakan ia ingin bertemu denganku di sebuah tempat, yang ternyata adalah sebuah motel. Surat itu kusobek sekecil-kecilnya.
Tetapi uang di dalam amplop kuterima dengan lega. Setidaknya, untuk sebulan ini dapur ku tetap mengepul. Ayah mertuaku kemudian menelpon seorang sahabatnya, manajer sebuah perusahaan patungan Indonesia – Kanada. Seminggu kemudian aku menjadi pegawai administrasi di sana. Tugas pertamaku, membuat kopi untuk Alen Smith, Direktur Pemasaran Luar Negeri, dan merapikan meja kerjanya yang selalu dipenuhi surat dan dokumen. Tetapi aku mengerjakan semua ini dengan lebih antusias. Alen tidak mata keranjang, dan kantor ini terlalu sibuk untuk memperhatikan seorang wanita tak berpengalaman. Sebentar saja aku sudah kerasan, walau gajinya lebih kecil dari gaji di restoran.
Masa berkabungku akhirnya berlalu. Kalau aku mengatakan masa berkabung, bukanlah berarti sepanjang masa itu aku merasa sedih kehilangan Arman. Aku sendiri heran, dan memarahi diriku sendiri, betapa kurang-ajarnya seorang janda tidak meratapi suaminya. Tetapi apa yang harus kulakukan? Aku memang tidak bisa meratapi kematiannya, karena seluruh waktuku habis untuk memikirkan bagaimana menyambung hidupku sendiri tanpa dia. Masa berkabung bagiku bukanlah masa bersedih kehilangan suami, melainkan masa yang dipenuhi ketidak-pastian. Nah, masa itulah yang kini hilang, setelah aku akhirnya bekerja di kantor Alen.
Sebulan setelah masa percobaan, aku tidak lagi mengantar kopi atau membersihkan meja. Aku mulai mengetik, mengerjakan kegiatan kesekretariatan di bawah bimbingan Mba Nungki. Hidupku tiba-tiba berubah total. Mba Nungki menjadikan aku seorang calon sekretaris yang baik. Tetapi, bukan karena itu hidupku berubah total. Mba Nungki juga menawarkan sebuah kehidupan mewah, dan aku bersenang-hati menerima tawarannya. Itulah awal aku menjadi seperti apa adanya aku sekarang ini: seorang pekerja seks.
Janganlah terlalu kaget jika aku terlalu berterus-terang! Seks Tanpa Suami (1) Delapan bulan setelah suamiku tiada, sendi-sendi kehidupan ku mulai tersusun kembali. Pekerjaan sebagai sekretaris memberikan padaku nafkah yang cukup, kalau lah tidak bisa dikatakan pas-pasan. Atas anjuran mertuaku, aku menjual rumah yang dulu dibeli mendiang untuk tempat tinggal kami. Rumah itu tidak besar, dan terjual dengan harga tidak terlalu tinggi karena lokasinya tak seberapa populer. Tapi uang hasil penjualannya dapat kutabung sebagian, dan sebagian lagi kupakai untuk mengontrak sebuah paviliun di tengah kota, tak terlalu jauh dari kantor.
Aku hidup sendirian, dengan cara yang jauh lebih sederhana daripada ketika masih bersuami. Sebagian besar gajiku habis untuk makan sehari-hari dan membeli pakaian. Sewaktu masih bersuami, aku tak begitu peduli dengan pakaian, sehingga tak banyak membelinya. Kini, setelah bekerja, aku memerlukan pakaian-pakaian yang sesuai. Selain itu, aku juga mulai menata masa depan: aku sekolah lagi, kursus bahasa Inggris.
Setiap akhir bulan, hanya sedikit yang bisa ku sisakan untuk menambah tabungan. Paviliun tempat tinggal ku tertata apik. Ada satu kamar tidur, dapur kecil, kamar mandi dan ruang tamu. Sepi sekali rasanya hidup sendirian pada bulan-bulan pertama. Tetapi entah kenapa, aku menyukai kesendirian itu. Terlebih lagi, baru kali ini aku merasa mengurus diriku sendiri, setelah sejak lahir diurus orang lain. Bahkan semasa remaja sampai menikah pun hidupku selalu diintervensi orang lain. Kini aku bebas, dan ternyata melegakan! Kehidupan seks ku kini muncul kembali, setelah lama tak tersentuh.
Aku tak punya teman khusus pria, dan perlahan-lahan kebutuhan seks aku penuhi secara mandiri. Betul-betul lengkap rasanya kesendirian ku; tak ada suami pemberi nafkah, tak ada laki-laki pemuas dahaga birahi. Semuanya kujalankan sendiri saja. Jika birahi ku datang, pada saat sendirian menonton televisi, aku akan menutup semua korden. Volume tivi ku besarkan, lampu aku matikan. Duduk di sofa, aku angkat kedua kaki ku, bersandar santai ke jok yang empuk. Di dalam rumah, aku tak pernah memakai pakaian dalam, dan daster longgar adalah satu-satunya pembalut tubuhku.
Dengan kaki terkangkang dan mata setengah terpejam, aku menikmati tangan dan jariku sendiri. Aku biasanya mulai dengan mengelus-elus daerah sekitar kewanitaan ku yang terasa hangat. Telapak tangaku dengan ringan menekan-nekan bagian atas, tempat bulu-bulu halus yang menghitam lebat. Pada saat seperti itu, kedua tangan ku aktif di bawah sana. Yang satu mengusap-usap bagian atas, yang lain meraba-raba bibir-bibirnya, menguak sedikit dan menyentuh-nyentuh bagian dalam yang cepat sekali menjadi basah. Dengan pangkal ibu jari, ku tekan-tekan pula klitoris ku, yang selalu tersembunyi di balik kulit kenyal.
Aku sering mendesis nikmat setiap kali klitoris itu seperti tergelincir ke kiri ke kanan akibat perlakuan tanganku. Dengan cepat, rasa hangat menyebar ke seluruh tubuh ku, dan cairan-cairan cinta terasa merayap ke bawah, ke liang kewanitaan ku. Mata ku akan terpejam, menikmati kegelian itu. Kadang-kadang aku membayangkan almarhum suami ku, tetapi akhir-akhir ini semakin sulit rasanya. Aku lebih mudah membayangkan sembarang pria, atau bintang film pujaanku, atau sama sekali seorang yang tak pernah ku temui.Cerita Sex Terbaru

Seseorang yang hanya ada dalam hayal ku. Tak berapa lama, bibir kewanitaan ku terasa menebal, dan saling menguak seperti bunga yang merekah. Dengan jari tengah dari tangan yang lain, ku telusuri celah-celah kewanitaanku. Aku tidak pernah punya kuku panjang, karena selain menghalangi aku mengetik dengan cepat, juga karena aku malas merawatnya. Tanpa kuku, jari tengah ku dapat leluasa menimbulkan geli-gatal di bawah sana. Turun ke bawah, sampai mendekati lubang pelepasan ku, lalu naik lagi, melewati liang senggama yang mulai berdenyut-denyut lemah, melewati lubang air seni, terus … naik lebih tinggi, bertemu telapak tangan ku yang lain yang masih mengusap-usap klitoris ku. Oh,.. betapa nikmat permainan yang perlahan-lahan dan sepenuhnya dalam kendali ku ini.
Terkadang jauh lebih nikmat daripada dilakukan orang lain! Lama-lama, aku tak tahan lagi. Sekaligus dua jari ku masukkan ke dalam liang kewanitaan ku. Aku memutar-mutar kedua jari itu di dalam, agar dinding-dinding kewanitaan ku mendapat sentuhan-sentuhan. Mula-mula sentuhan itu cukup ringan saja. Tetapi lalu aku mulai mengerang, karena geli-gatal semakin memenuhi seluruh tubuhku, dan rasanya ingin digaruk-diurut di bawah sana. Terutama di dinding bagian atas, tempat sebuah bagian yang sangat sensitif, entah bagian apa namanya. Bagian itu membuat tubuhku mengejang jika tersentuh jari. Ke sanalah jari tengah ku menuju, mengurut-urut dan menekan-nekan.
Semakin lama semakin cepat dan keras. Aku bahkan sampai merasa perlu mengangkat pinggulku, membuat posisi duduk ku semakin terkangkang. Pada saat seperti itu, tak ada yang bisa menghentikanku. Kalau telpon berdering, aku biarkan. Kalau pun ada yang mengetuk pintu, barangkali juga akan ku diamkan (tetapi belum pernah ada tamu pada saat seperti ini!). Mungkin gempa bumi pun tak kan mampu mengehentikanku. Tangan ku bergerak dengan cepat dan keras. Mata ku terpejam erat, mulut ku tak berhenti mengerang, karena itu aku perlu mengeraskan volume televisi.
Lalu klimaks akan datang dengan cepat, menyerbu seluruh tubuhku, berawal dari dalam liang kewanitaanku, tempat kedua jariku (kadang-kadang tiga jari) mengaduk-aduk. Tanganku yang lain tak lagi sanggup berada di atas klitoris, karena pada saat klimaks aku perlu berpegangan ke sofa, kalau tidak ingin jatuh bergelimpangan ke lantai. Klimaks ku selalu menggelora, selalu membuatku mengejang-menggelinjang hebat. Kedua kaki ku akhirnya terhempas ke lantai, menegang dan menekan seperti hendak melompat. Tubuh ku berguncang. Nafas ku memburu. Kenikmatan ku tak mudah tergambarkan kata-kata.
Lalu timbul perasaan nyaman, tetapi gatal-geli belum hilang. Maka biasanya aku langsung mematikan tivi dan pergi ke kamar tidur. Di ranjang, aku melanjutkan lagi kegiatan itu, kali ini dengan bantuan bantal guling. Kujepit erat bantal guling yang terbungkus kain halus-licin. Ku gesek-gesekan kewanitaan ku di sana, sehingga sering kali bungkus bantal harus kucuci keesokan paginya.
Setelah menggesek-gesek dengan bantal guling, kembali ku masukkan jari-jari tanganku. Dengan cepat jari-jari itu membawakan pada ku klimaks yang berikutnya, yang seringkali lebih nikmat daripada yang pertama, apalagi karena ku lakukan sambil tidur, dengan kedua kaki terangkat sampai kedua lutut menyentuh payudara ku. Baru lah kemudian aku tertidur dengan rasa letih yang nyaman. Otot-otot tubuhku terasa bagai sehabis dipijat. Seperti sehabis berolahraga, lalu dipijat seorang yang ahli. Nyaman dan damai sekali tidur ku, dengan senyum kepuasan membayang tipis di bibirku. Biasanya aku baru terbangun di pagi hari. Sendirian. Tanpa siapa pun di sisiku. Kamar mandi adalah tempat lain yang bisa memberikan keleluasaan memenuhi hasrat birahi ku kala sendirian. Ada bak mandi dan shower yang dilengkapi extension (selang panjang) di kamar mandi ku.
Sambil menyabuni tubuhku, seringkali aku berlama-lama di kedua bukit membusung di dadaku. Aku mempermainkan jari-jari ku di setiap putingku, memutar-mutar di sekitarnya, membuat bulu roma ku merinding. Terkadang aku gemas sendiri, ku remas-remas kedua payudara ku yang dipenuhi busa sabun. Duh, enak sekali rasanya campuran rasa geli-gatal dan sedikit perih.Kalau birahi semakin memuncak, aku sambilkan pula mengusap-usap kewanitaan ku. Menggosok-gosok bagian luarnya, semakin lama semakin cepat. Busa sabun wangi segera menggunung di bagian itu, sebagian berleleran turun di kedua pahaku yang mulus, perlahan-lahan ke bawah melewati lutut ku yang agak gemetar. Gabungan rasa yang datang dari payudara dan kewanitaan ku sungguh sedap, membuat aku seperti melayang-layang, dan kedua mataku pun terpejam, kepalaku agak mendongak.Cerita Sex Terbaru

Setelah beberapa saat, aku ambil shower dari gantungannya. Tombol air kuputar maksimal, sehingga semprotan air sangat kuat memancar. Shower itu telah ku stel agar pancarannya tidak menyebar, sehingga alirannya tunggal dan kuat. Dengan semprotan itu lah aku membersihkan busa-busa di atas kewanitaan ku. Tetapi tujuan ku bukan menghapus busa itu saja. Air ku arahkan ke klitoris yang kini seperti mengintip dari tempat persembunyianya. Oh,.. nikmat sekali rasanya ketika air menerpa daging kecil yang menonjol berwarna agak kemerahan itu. Aku terpaksa menyender ke bak mandi, karena rasa geli-gatal membuat tubuh ku bergetar.
Satu tangan ku pakai menguak kewanitaan ku agar klitoris terus terpampang, sementara tangan yang lain memegang shower dan mengarahkannya ke sana. Kadang-kadang, ku putar-putar shower itu agar air tidak langsung mengenai klitoris, melainkan seperti mengusap-usap pinggirannya. Duh,.. enak sekali rasanya! Cukup lama aku merangsang bagian itu dengan air. Rasa dingin bercampur geli-gatal membuat tubuh ku membara. Aneh, memang. Bukan api yang membuat ku panas, tetapi justru dinginnya air. Pernah ku coba dengan air hangat, ternyata rasanya berbeda, agak perih dan tidak nyaman. Dengan air dingin, birahi ku justru cepat bangkit. Entah kenapa, mungkin itulah misteri alam.
Tetapi rangsangan di klitoris ku tak pernah bisa membawa klimaks. Aku selalu membutuhkan sesuatu yang dapat menyeruak ke dalam kewanitaan ku. Aku tak tahan menghadapi serbuan geli-gatal yang membuat liang kewanitaan ku seperti berdecap-decap minta diisi. Maka biasanya ku ambil botol shampo yang entah mengapa dibuat mirip kejantanan laki-laki. Apakah pabriknya sengaja, atau ini cuma kebetulan? Aku tak tahu. Yang kutahu, bentuknya bulat panjang, dengan tutup yang persis menyerupai ujung kejantanan seorang pria. Ukurannya tidak terlalu besar. Terbuat dari plastik lembut dan licin, botol itu sungguh-sungguh membuat ku tergoda.

Baca Juga Cerita Seks Tukeran Pasangan

Pertama-tama aku cuma memasukkan ujungnya yang membola. Rasanya enak sekali, menyeruak-menyerobot liang kewanitaan ku yang telah basah oleh air maupun cairan bening licin. Sambil terus mengalirkan air ke atas klitoris, aku keluar-masukkan ujung itu. Oh, aku merasakan kenikmatan luar biasa, dan kedua kaki ku pun semakin memisahkan diri. Aku tetap tersandar, dan bahkan lalu merosot turun, setengah berjongkok. Akibatnya, botol itu semakin melesak ke dalam, dan aku tersentak kaget. Bukan karena sakit, tetapi karena nikmat sekali rasanya ketika tubuh botol itu masuk setengahnya.
Aku pun semakin berani, memasuk-keluarkan benda itu semakin cepat. Kurasakan klimaks mulai datang bagai angin topan menderu-deru. Gerakan ku semakin kacau tak terkendali, dan akhirnya aku terhempas duduk di lantai dengan kaki mengangkang. Botol shampo sempat terlepas, tetapi segera kumasukkan lagi sambil tetap duduk. Sekarang tiga perempat benda itu sudah menyeruak ke dalam, membuat seluruh liang kewanitaan ku terasa geli-gatal semata. Aku mendorong-dorongnya lebih dalam, mengeluar-masukkan benda itu lebih cepat lagi. Lebih cepat lagi…… Lebih cepat lagi……. Lebih cepat lagi …… Lalu, datanglah puncak kenikmatan itu. Tubuhku mengejang-menggeliat. Shower terlepas dari pegangan, jatuh berdenting di lantai.
Tangan ku yang memegang botol bergerak sangat cepat, dan tanpa sadar aku menjerit,
“Aaaaaaah…!!” ketika gelombang besar orgasme ku datang menyerbu.
Aku terkapar di lantai kamar mandi, tubuh ku merosot sampai hampir terlentang. Botol shampo terlempar entah kemana. Nafasku memburu. Erangan ku tenggelam oleh suara air yang masih memancar keras dari shower. Lama kemudian aku baru bisa bangkit dan meneruskan mandi. Itu pun kalau aku tidak tergoda untuk kembali menyemprotkan shower ke bawah sana. Tak jarang aku mengulangi lagi proses yang sama, setelah membersihkan botol shampo dengan seksama. Pernah pula aku khawatir terluka oleh benda plastik itu, sehingga aku membeli kondom di apotik dan mengenakannya ke botol itu.
Belakangan aku tahu, bahwa ada alat khusus yang bernama dildo. Tetapi aku tak tahu di mana mendapatkan alat itu. Lagipula, setelah melihat gambarnya, aku merasa botol shampo dibalut kondom juga sama saja.Aku sempat berganti shampo, dan -jangan heran, ya!- aku memilih bentuk kemasan terlebih dahulu sebelum memilih isinya!- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Birahi

Cerita Sex Terbaru | Dunia sex yang mana saya sudah melang melintang lokasi panas sexsualitas yang ada di ibu kota sudah
pernah aku datangi, tapi ada satu tempat yang menjadi favoritku di daerah Jakarta Timur, cewek disana
banyak yang muda muda dan masih polos kelihatannya dari desa, penampilannya juga masih kayak orang
kampung.

Cerita Seks Terbaru Birahi

Aku akhirnya punya langganan, namanya Katem, tapi lalu kuganti namanya jadi Ami. Jadi aku panggil dia
Ami. Dia akhirnya terbiasa. Suatu hari dia bercerita ingin pulang kampung. Aku menawarkan diri
mengantarnya sampai ke rumahnya.

Dia dengan senangnya menyambut tawaranku. Kami akhirnya janjian untuk berangkat bersama. Kami janjian
ketemu di halte mikrolet di dekat pasar. Dari situ kami menuju Pulo Gadung untuk mengambil bus jurusan
Cirebon. Baru sekali itu aku naik bus dari Pulo Gadung dan bersama cewek.

Sorry aku lupa menggambarkan bagaimana profil Mia. Usianya sekitar 15 tahun, mukanya manis, kulitnya
agak gelap tingginya sekitar 155 cm. Rambut lurus sebahu. Bicara kurang lancar berbahasa Indonesia,
dia sekolah sampai kelas 4 SD.

Sekitar 3 jam setengah akhirnya kami sampai di pemberhentian sebelum kota Indramayu. Sebut saja KS,
kami menyeberang jalan, dan di situ sudah ada puluhan ojek. Mia menyebut nama kampungnya dan kami
menyewa 2 ojek dengan ongkos masing-masing 20 ribu. Rupanya tempatnya jauh juga masuk kedalam.

Di kampung-kampung Indramayu dan Karawang, cukup banyak orang tua yang menganjurkan anaknya jadi
pelacur. Jadi mereka sama sekali tidak keberatan ketika anaknya punya tamu. Bagi ortunya tamu itu
adalah rejeki dan ini masuk area bisnis jadinya.

“Nak, nginep disini aja, pulang ke jakarta besoklah, ngapain buru-buru pulang,” kata bapaknya.
Jadi sebelum aku memohon sudah ditawari so ya why not kan. Lantas aku keluarin Rp 100k kasi langsung
sama emaknya.

“Mak ini buat beli makanan, nanti malam saya makan disini.”

Wah itu emak langsung buru-buru pergi, pulangnya nenteng ayam hidup, lalu bapaknya suruh motong tuh
ayam. Malamnya hidangannya adalah ayam goreng, sambel dan lauk berkuahnya 2 bungkus indomi direbus
dengan banyak air. Yang makan berenam.

Adik si cewek ada 2 soalnya. Aku gak bisa makan banyak, tapi dipaksa juga. Aku kurang selera, karena
ayamnya masih keras dan masih bau amisnya ayam. Aku telen-telenin aja, abis kepaksa. Mau makan
indomienya. Biasanya dua bungkus aku makan sendiri, ini dua bungkus dimakan berenam. Wah aku jadi gak
enak body.

Abis makan aku keluarin 50 k kasi ke bapaknya untuk beli rokok dan 50k lagi aku kasi ke dia juga
dengan pesen untuk keamanan. Wekkk rumah tuh bapak akhirnya dijagain 2 hansip kampung semalaman.

Buset deh, jadi raja minyak aku di kampung ini. Abis makan bukan terus tiarap, ngobrol dulu ama
bokapnya ke utara-selatan. Yah bisa-bisa aku menerka minat obrolan dia. Begitu aku tau dia tertarik
ama pertanian.

Aku keluarin jurus-jurus dewa mabok aku untuk mengimbangi percakapannya. Bukan mau sombong sih diajak
ngomong soal apa aja dari mulai menanam padi sampai nuklir korea utara aku bisa njabani. Kalo soal
olah raga aku nyerah deh, gak hobi. Namanya ilmu dewa mabuk, si bapak jadi kalah ilmu ama aku,
wakakakak.

Aku inget hari itu dia nanya-nanya nanem apa yang hasilnya lumayan. Aku bilang semangka tanpa biji
bagus tuh pasarnya. Dia bingung, semangka tanpa biji yang ditanam apanya. Aku bilang ya biji, ada tuh
bibitnya di jual kalengan cuma harganya rada mahal.

“mau dong” kata bapaknya.

“Yah nanti deh kalo saya kemari lagi.”

Ngobrol sampai jam 10 an sambil minum kopi dan makan kacang garuda. Akhirnya tuh bapak nyadar juga dan
nyuruh aku istirahat.

“Kamarnya udah disiapi, silahkan nak istirahat dulu.”

Jam 10 malam di kampung, sunyinya kayak orang tuli, mana gelap lagi. Tapi aku PD aja meski rada was-
was juga, Gimana gak PD rumah dijagai 2 hansip. Kayaknya hansip kelurahan. Was-wasnya kalau ada apa-
apa aku lari kemana.

Aku kan gak bawa kendaraan. Oh ya aku lupa. Kalo masuk kampung pedalaman gitu dan mau nginep jangan
bawa mobil, mencolok bo. Orang jadi banyak perhatiin kita. Kalo kita datang naik ojek, kita jadi
membaur dan gak kelihatan mentang-mentang.

Si bapak nunjuki kamar tidur untuk aku, dan anak perempuannya udah tiduran di situ. Kamarnya cuma
diterangi lampu minyak dan yang istimewa tempat tidurnya pake kelambu. buset dah seumur-umur aku baru
pernah kali itu tidur pake kelambu.

Tadinya pengen malu, tapi karena bapaknya nganjurin aku tidur ama anaknya, aku jadi bingung pengen
malu ama siapa wakakakakak.Cerita Sex Terbaru

Besok paginya aku rada kesiangan bangunnya, malemnya kebanyakan tiarap kali ya. eh si cewek walau udah
bangun tapi dia belum keluar dari tempat tidur.Mungkin nunggu sampai aku juga bangun.Wah setia banget.

Di luar udah disiapi kopi dan nasi goreng. Wuissh raja minyak diservice abis. Aku salut ama diri aku
sendiri, sebab petualangan itu aku jalani sendiri tanpa kawan. nekat abis. Aku akhirnya nginep lagi
semalem, mengingat dana dikantong masih mencukupi dan aku rasa aman-aman aja.

Seharian di kampung aku ditemani tetangganya (laki-laki) nyewa motor muter-muter di kampung. Eh dia
malah nunjuki potensi cewek di desanya.

Jadi aku dikenali ama banyak cewe. Buset banget, ternyata banyak yang ok. Gilanya dia nawari perawan.
Bukan satu, kalo aku nggak salah inget ada 3 semuanya dikenali ke aku.

Tetangga sebelah si Mia ini rupanya juga lagi pulang kampung. Gilanya dia kelihatan lebih muda,
mungkin usianya masih 13 – 14 tahun. Aku diperkenalkan dan dia mengaku kerja (melacur) di daerah
Cilincing. Tempat yang dia sebutkan itu belum pernah aku datangi.

Setelah nginap semalam aku kemudian pamit kepada orang tua si Mia. Diantar oleh tetangganya aku
berangkat dari rumah Mia. Heri begitu nama tetangga Mia yang menjadi penunjuk jalan.

Aku bukan sungguh-sungguh pulang tapi pindah nginap di kampung yang letaknya jauh lebih ke pelosok.
Tujuannya adalah rumah Nani. Anaknya manis agak tinggi sekitar 160 usianya juga masih amat belia
sekitar 15 tahun.

Dia termasuk stok baru, karena belum pernah dikaryakan. Kata Heri Nani baru cerai. Padahal mereka
belum genap 3 bulan kawin. Seperti diceritakan Heri, orang-orang di kampung itu banyak yang kawin
singkat hanya untuk mengejar status janda. Dengan status janda, dia bisa punya KTP dan bisa kerja ke
kota.

Rumah Nani tidak begitu besar, berdinding separuh tembok separuh bambu anyaman (gedek). Kami disambut
seorang wanita usianya sekitar 32 tahun, dia adalah ibunya Nani.

“Mari mas masuk,” katanya mempersilahkan kami.

Aku memilih duduk di bale-bale (amben) bambu di teras rumahnya. Sementara itu Heri masuk bersama
ibunya Nani, sepertinya ada yang mereka rembukkan.

“Dari mana mas,” tanya ibu si Nani.

“Jakarta,” jawabku singkat.

Maknya si Nani ini kelihatan akrab sekali, sedangkan aku masih rada kikuk. Aku merasa malu karena
niatku akan menginap di rumah itu, kayaknya vulgar banget. Tapi Bu Karta begitu dia mengenalkan
namanyam dia pintar sekali mencairkan suasana, dan dia sudah tau betul niatku .

“Mas tunggu sebentar ya, si Nani lagi mandi, katanya.

Kami mengobrol macam-macam sampai aku tahu bahwa Bu Karta ini juga janda dengan 2 anak. Anak yang
pertama laki-laki sekarang kerja di Jakarta.. Jadi mereka hanya tinggal berdua.

“Masnya jadikan menginap di sini,” tanya Bu Karta.

“ Kalau ibu boleh, ya saya mau,” kataku.

“Ya boleh lah mas, hotel dari sini jauh, tapi disini rumah kampung, nggak ada listrik, rumahnya juga
jelek, nggak kayak rumah di Jakarta, gedongan semua,” katanya merendah.

Heri memberi kode agar aku ikuti dia. Heri membrief aku, bahwa semuanya oke dan ada juga uang
keamanan. Dia mau pamit, dan aku minta dia datang lagi besok jam 10 pagi. Heri kemudian pamit kepada
mak nya Nani dan segera ngacir.

Perutku sudah rada kroncongan karena sekarang udah jam 1 siang. Kutarik 5 lembar uang 20 ribuan dan
kuserahkan ke Bu Karta.

“Ini bu untuk beli makanan, siang ini ibu beli indomi bangsa 5 bungkus, minyak goreng dan kalau ada
sedikit tepung sagu (kanji), lainnya beliin tempe dan cabe rawit ijo juga bawang putih.”

Ibunya masuk ke dalam rumah sebentar dan keluar lagi membawa secangkir kopi. Tak lama kemudian datang
belanjaan. Rupanya Bu karta minta tetangganya untuk belanja , pantesan dia gak beranjak dari tadi.

“Mas tepung sagunya mau dibuat apa ya,” katanya.

“Mau buat mi bu,” kata ku.

“Ah jangan panggil bu ah, panggil mbak aja, kayaknya kok jadi tua banget,” katanya sambil matanya
genit.

“Boleh saya masak mi nya di dapur bu,”

“Eh masnya pinter masa yaa, tapi dapurnya jelek dan kotor” katanya lalu membibimbingku ke bagian
belakang rumahnya.

Aku berpapasan dengan Nani yang berbalut handuk masuk dari belakang rumah. Dia malu-malu menundukkan
muka , langsung masuk kamar. Aku meminta 3 bungkus indomi untuk digoreng.

“Sini mas kita saja yang goreng,” kata bu karta.

Orang di Indramayu ini menyebut kita untuk aku.

Setelah mi di goreng aku minta dia merebus air dan pinjem mangkuk untuk mencampur air dengan tepung
sagu.“ Segini cukup gak mas airnya.

“Kurangi dikit mbak.”

Setelah air menggelegak aku masukkan air campuran dengan kanji dan bumbu mi instannya. Setelah
mendidih dan kuah agak mengental kuminta dipindahkan ke tempat lain. Sekarang makanannya sudah siap.

Mas kita cuma punya nasi ama ikan asin. Lalu kami pun mengelilingi meja makan yang posisinya
ditempelkan ke tembok dengan 4 kursi. Aku duduk di tengah, disamping ku Nani, dan di kiriku Bu karta.

“Wah enak mi-nya mas, masnya pinter masak juga ya,”

“Ini namanya ifumi, tapi sebenarnya bumbunya lebih lengkap dari ini ada sayur, ada bakso, baso ikan,
dan udang segala, tapi karena adanya ini ya begini aja lah,” kata ku .

“Enak ya mak, kita jadi pengin nambah mi nya lagi,” kata Nani yang makan sambil duduk kakinya diangkat
satu (metingkrang).

“Mas itu ada tempe mau diapain, biar kita yang ngerjain,” kata mak Karta.

“Digoreng aja biasa mbak,” kata ku.

Dia lalu menghilang ke belakang tinggal aku dan Nani di ruang yang rada gelap. Kami ngobrol dan aku
mengorek banyak informasi. Katanya dia sudah ditawari kerja ke Jakarta, Tapi maknya belum ngasih
karena sendirian di rumah. Gak terasa sudah jam 4 sore, cuaca mulai teduh.

“ E mas-e mau mandi kan, ayu bareng kita ke belakang saya unjukin tempatnya.” kata mak Karta.
Aku segera mengorek isi tas ku mengambil sabun cair, handuk dan celana pendek serta kaus oblong, juga
sikat gigi.Cerita Sex Terbaru

Maknya Nani juga kelihatannya bawa perlengkapan mandi nani juga. Mereka masing masing menjinjing ember
kecil. Mereka mau mandi juga nampaknya.

Kami sampai di halaman belakang yang jaraknya sekitar 10 m dari rumah ditengh kebun singkong. Di situ
hanya ada ponpa tangan dan ember yang lebar. Tidak ada dinding, sehingga sama sekali terbuka.

Aku melihat ke sekeliling, tidak ada bangunan apa pun . Ternyata kamar mandinya ya di pompa itu. Di
situ hanya ada dua tonggak yang dihubungkan dengan kawat. Maksudnya mungkin untuk jemuran. Mereka
berdua lalu melampirkan handuk, dan baju-baju mereka.

Kulihat mereka gak bawa sarung, aku jadi mikir nih mereka mandinya gimana. Aku diam aja sambil pura-
pura terlihat biasa sambil menyampirkan baju-bajuku dan membuka semua pakaianku kecuali celanda dalam
yang memang bentuknya boxer.

Si mak giat sekali memompa. Aku segera mengambil alih memompa. Astaga mereka berdua membuka semua
bajunya sampai telanjang bulat di depan ku lalu jongkok di pinggir ember.

Dengan gayung bekas kaleng susu mereka membasahi semua badannya lalu menyabuni tubuhnya Aku terus
memompa sambil pura-pura cuek, padahal dedeku mulai mengembang.

“Udah itu mas air juga udah penuh masnya juga mandi sini, kata si mak,”

Aku tidak mau kalah dengan aksi mereka, Aku berbalik dan segera melepaskan celana dalam, dan
kugantungkan dengan bajuku. Kututup burungku lalu aku jongkok berhadapan dengan mereka. Pembatas kami
hanya ember.

“Wah masnya gak biasa mandi di kampung jadi masih malu ya mas,” kata Mak karta.

Aku hanya nyengir,

“Ah nggak mbak, Cuma burungku susah diatur,” kataku berkilah.

Mas nya gak biasa sih jadi burungnya kaget kali,” kata bu Karta.

Ibu nya si Nani ini tampak makin cantik ketika semua rambutnya dibasahi. Toketnya cukup montok mungkin
ukuran 38 , perutnya agak gendut sedikit, tapi masih bisa digolongkan ramping untuk seumuran dia,
pantanya buset gede banget, begitu juga pahanya. Badannya putih mulus pula.

Nani badan gadis remaja Teteknya masih mancung menantang dengan putting kecil yang belum berkembang,
jembutnya masih jarang sekali, berbeda sama jembut ibunya. Karena mereka cuek, aku juga cuek aja,
meski pun barangku ngacung terus. Ah normal aja pikir ku, laki-laki dekat perempuan telanjang pula
pastilah on.

“Gitu dong mas jangan malu-malu,” Komentar ibunya sambil dia mengambil semacam sabut untuk
menggosokkan badannya. Aku diberinya satu sabut yang kuperhatikan bentukunya bulat panjang seperti
gambas atau oyong.

Aku tenang saja menggosok badan ku sambil berdiri dan mereka berdua juga akhirnya berdiri sih. Mas
sini aku gosok punggungnya dan mas gosok punggunya Nani. Kami pun lalu berbaris saling menggosok.

Mulanya aku menggosok punggung Nani, Tapi lama-lama tangan ku gak tertahan meremas pula tetek si Nani.
Tapi dia diem aja. Si Ibu masih terus menggosok, tapi tidak hanya punggung juga sampai ke kaki-kaki
pula Eh lama-lama naik sampai ke dekat dede ku.

Di bagian vital itu disabuninya pula tapi gak pake sabut. Aku jadi menggelinjang gak karuan. Eh dia
malah lama sekali berputar-putar menyabuni dedeku. Aku jadi gelap mata kutarik si Nani lalu kucium.
Nani membalas. Aku udah kehilangan akal, sampai gak terasa kalau dedeku dibasuh air. Tapi aduh
ternyata burungku dilomot sama si ibu. Buset kok jadi orgi di kebun singkong gini.

Aku tidak bertahan lama segera muncrat di dalam mulut si ibu. Dia buang air mani ku. Aku segera
menempelkan barang ku ke pantat si nani yang kupeluk dari belakang sementera tanganku sudah dari tadi
mengorek-korek itil si Nani sampai dia muncak juga nampaknya. Aku kemudian berbalik ke si emak dan
kurangkul dia lalu kucium mulutnya. Dia membalas dengan ganas.

Tangan ku tak hanya meremas teteknya yang super toge, tapi juga mulai mengelus-elus mekinya. Aku mau
balas dendam. Perlahan-lahan kujilati tubuhnya kebawah sampai akhirnya aku berlutut dan di depanku
terpampang mem3k berjembut lebat.

Lidahku mencari sendiri belahan mem3k sambil tanganku menyibak hutan rimba. Mem3knya tidak ada baunya,
malah cenderung bau sabun. Mulutku kubekap ke mem3knya dan kaki kirinya kupanggul dipundakku.

Si emak berpegangan ke tiang sambil mendesis-desis. Gak sampai 2 menit dia sudah muncak dan sambil
mengerang. Barangku jadi keras lagi aku segera berdiri dan kusuruh si emak membungkuk dengan sekali
tusuk masuklah si dede ke meki emaknya dari belakang.

Aku sungguh terpesona dengan pemandangan pantat yang demikian besar membulat aku tabrak-tabakkan badan
ku ke pantat si emak dan si emak mengimbanginya dengan mendesis-desis.

Nani yang jongkok sambil mengguyur badannya memperhatikan kelakuan kami. Kupanggil dia agar mendekat.
Nani menurut lalu aku sambil memompa emaknya aku gerayangi badannya. Sekitar 5 menit si emak sudah
bilang

“udah-udah mas ampun mas saya lemes banget,” katanya setelah dia meregang puncak orgasme.

Sementara aku masih nanggung.Kini nani ku minta nungging dan segera dedeku kuarahkan ke mem3knya dari
belakang. Beda banget mem3k sianak dengan si Mak, Si Emak tadi mudah sekali mencoblosnya. Kalau sianak
pake rada dituntun baru bisa pelan-pelan masuk.

Aku kembali memompa dan karena ketatnya liang nani aku tidak mampu bertahan lama baru sekitar 5 menit
aku sudah merasa akan meledakkan lahar. Kucabut dari meki si Nani lalu ku tembakkan ke udara bebas.

Si emak lagi di duduk dilantai lemes.

“Si emas jago banget maennya,” kata emak.

Kami lalu menuntaskan mandi dan segera kemlai ke rumah. Kami jadi makin akrab dan aku segera dibawanya
masuk ke ruang tidur. Kamar tidur itu adalah satu-satunya kamar tidur di rumah itu.

Di situ terbentang 2 kasur yang didempetkan namun dengan dua sprei yang berbeda corak. Aku disuruhnya
istirahat tiduran. Dan mereka berdua juga ikut tidur mengapit aku.

Si emak ini agresif sekali. Kalau bicara sebentar-sebentar nyium pipiku.

“Aku gemes sama si emas abis cakep sih,” katanya.

Karena matahari masih mencorong dan kami di dalam kamar yang tidak berventilasi, dengan birahi tinggi
maka badanku cepat sekali berkuah alias berkeringat.

“Panas banget boleh gak kita buka baju,“ kata ku menyebut diriku dengan kita menyesuaikan bahasa
mereka.

Tanpa menunggu jawaban dari mereka aku segera bangkit dan melepas tidak hanya baju tetapi semua busana
ku sampai aku telanjang bulat.

“Kok dibuka semuanya,” kata si Nani.

“Abis panas, lagian kan tadi udah pada liat di sumur, jadi malunya udah ilang,” kata ku.

“Idih,” kata Nani.Cerita Sex Terbaru

Aku kembali mengambil posisi di antara mereka dan diam saja tidak bereaksi. Si emak langsung meremas
tol ku sambil menciumi pipiku.

Kelihatannya dia menginstruksikan anaknya untuk juga menciumiku dari sisi lain. Nani gerakannya masih
canggung, tapi aku diam saja. Emaknya bangkit sambil duduk mengintrusikan anaknya untuk menciumi
seluruh badan ku.

Aku protes agar mereka juga telanjang sehingga kita bertiga sama posisinya. Emaknya lalu berdiri
membuka semua bajunya dan dia juga menyuruh anaknya untuk membuka semua bajunya juga..
Si emak kembali mengajari anaknya bagaimana caranya menyenangkan laki-laki, sampai akhirnya anaknya
disuruh ngemut tool-ku.

“Jangan sampai kena giginya, nanti masnya ngrasa sakit. Mulanya si Nani agak ragu. Tapi kemudian
ibunya memberi contoh dengan cara mempraktekkannya langsung lengkap menjilat kedua kantong zakarku
sampai ke lubang matahari

Aku yang menjadi bahan praktikum, mengelinjang-gelinjang nikmat. Nani tampaknya berbakat, karena dalam
waktu relatif singkat dia sudah menguasi ilmu oral-mengoral. Setelah sekitar 10 menit kutarik tubuhnya
ke atas lalu kusuruh dia duduk di dadaku kusuruh maju sedikit sampai mekinya tepat jangkauan lidahku.

Kukuak mem3knya yang masih gundul dan baru berambut sedikit. Benjolan kecil nampak menonjol di ujung
atas bibir dalamnya. Itu tanda dia sudah cukup terangsang, Segera lidahku menggapai clitoris sambil
kedua tanganku menahan pinggulnya yang kalau kulepas gerakannya terlalu liar.

Nani mendesis sambil mengerang. Dia kelihatannya lebih rame dari pada ibunya. Ibunya yang dari tadi
duduk saja memperhatikan permainan kami tiba-tiba bangkit. Aku tidak bisa jelas melihatnya, tapi aku
merasa dia duduk mengangkangi badanku sambil menuntun tool ku yang lagi siaga ke dalam mekinya.

Blebesss, masuk semua barang ku kedalam mekinya dan dia segera memaju mundurkan pinggulnya. Toolku
seperti diulek atau dikacau (stir). Kosentrasiku jadi terbelah. Tapi aku berusaha memuatkan serangan
lidahku secara konstan di ujung clitoris si Nani. Nani makin hot terlihat dari gerakannya yang melawan
tahanan tanganku.

Aku semakin keras menahan pinggul nani agar dia tidak menggelinjang terlalu liar. Akhirnya Nani sampai
dan dia menjerit.

Aku lalu membenamkan mulutku di meki nani. Ibunya nampaknya terpengaruh dengan teriakan Nani sehingga
dia pun lalu mempercepat gerakkannya dan semakin liar sampai akhirnya dia juga berhenti dengan liang
vaginanya berkedut. Dia memeluk anaknya.

Keduanya aku minta tidur telentang untuk istirahat. Aku mengambil alih dengan mencolokkan jari tengah
kanan ke Nani dan jari tengah kiri ke emaknya. Aku meraba titik G spot mereka. Keduanya akhirnya
teraba.

Lalu ku usap halus. Mereka mulai bereaksi dan pinggulnya di gerakkan gak beraturan, kadang maju mundur
kadang kiri-kanan, sampai tiba-tiba Nani teriak sekencang-kencangnya gak sampai semenit Emaknya juga
ikut teriak panjang.

Mereka berdua seperti orang tak berdaya lemas dan pasrah. Aku segera mengambil alih untuk memuaskan
diriku. Pertama kupilih meki emaknya, kugenjot sampai sekitar 10 menit, kemudian aku pindah ke nani
dan kugenjot terus sampai akhirnya aku memuntahkan lahar putih jauh di dalam meki si Nany.

Kami tertidur bertiga dalam keadaan bugil.

Aku tidak sadar berapa lama tertidur sampai kudengar suara samar-samar emak si nani bangun .dia
mencari lampu untuk dihidupkan, karena seisi rumah itu gelap gulita. Lampu yang dinyalakan adalah
lampu minyak.

Aku pun lalu bangun dan akhirnya kami bertiga dengan obor menuju ke sumur untuk membersihkan diri. Aku
merasa kayak punya dua istri dua di kampung ini. Tapi uniknya kedua istri itu anak dan ibu. Keduanya
berlaku manja sekali dan sering menggelendot.

“Mas tempenya udah digoreng, mau dimasak apaan” kata si emak.

Baca Juga Cerita Sex Sepupuku

”Diulek pake 1 siung besar bawang putih dan cabe rawit ijo, tapi cabe dan bawangnya diulek dulu sama
garam, jangan terlalu alus baru tempenya di teken-teken ke sambelnya,” kata ku.

Dengan lauk tempe itu kami bertiga makan malam dengan lahapnya. “Enak banget ya padahal Cuma gitu aja
bikinnya, “ kata si emak.

Selesai makan kami duduk di beranda rumahnya sambil aku dibuatkan kopi dan singkong rebus. Kami
ngobrol sampai sjam 11 malam. Lalu kembali masuk rumah dan menutup pintu. Kami bertiga kembali
berbaring dan aku selalu ditempatkan diantara mereka berdua.

Kami malam itu bertempur lagi sampai jam 2. Sampai akhirnya bangun agak kesiangan. Jam 7 baru kami
terjaga dari tidur nyenak. Lalu kami buru-buru berkemas dan kembali ke sumur untuk membersihkan diri.
Di sumur tidak terjadi insiden.

Jam 10 si Heri datang untuk menjemput aku. Si emak minta agar aku memperpanjang waktu dan minta Heri
datang besok lagi.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Wanita Bersuami

Cerita Sex Terbaru | Mulai bulan ini aku mendapat tugas ke lapangan di Pulau Kalimantan untuk menjadi care taker site manager untuk proyek pembuatan jalan propinsi. Site manager yang lama terkena kasus penggelapan uang perusahaan dan sudah diselesaikan secara intern perusahaan. Sebenarnya aku belum terlalu pas untuk posisi ini. Namun karena sudah tidak ada lagi person yang bisa dan siap dikirim, maka akhirnya pilihan itu jatuh kepadaku. Aku harus mengepalai dan mengatur segala sesuatu di lapangan sampai perusahaan mendapatkan orang yang cocok untuk menduduki posisi ini.

Cerita Sex Terbaru Wanita Bersuami
Sudah 2 minggu aku di lapangan. Rasanya enjoy saja. Hitung-hitung refreshing melepaskan diri dari kesibukan dan rutinitas di Jakarta. Lokasi camp tidak jauh dari kampung terdekat, hanya sekitar 500 m. Camp kami terdiri dari kurang lebih 30 barak untuk keluarga dan bujangan. Sebenarnya aku mempunyai hak untuk menempati mess Direksi. Namun karena sepi tidak ada teman, maka aku lebih banyak tidur di mess bujangan. Dari 8 kamar hanya ada sekitar 5 orang yang tidur secara tetap di mess bujangan. Aku mengambil kamar paling belakang.
Di belakang mess bujangan terdapat rumah seorang warga yang menjadi sub kontraktor untuk pekerjaan-pekerjaan yang dapat dikerjakan dengan tenaga manusia. Kami biasa memanggilnya dengan nama Pak Joko. Aliran listrik di rumah Pak Joko mengambil dari aliran listrik camp. Aku belum pernah melihat istrinya dari dekat, namun kulihat sekilas ia bertubuh kecil dan berkulit putih bersih.
Untuk mengisi waktu senggang dan membunuh rasa sepi maka hampir tiap malam aku ada di kantor ditemani dengan radio 2 meteran. Mulanya agak canggung, namun kemudian asyik juga rasanya bisa berkomunikasi dengan breaker lokal di sana. Kalau sudah bosan nge-break paling-paling nonton televisi. Tidak ada hiburan lainnya. Ibukota propinsi jaraknya kurang lebih 300 km dari site.
Suatu malam ketika aku sedang cuap-cuap di depan radio, tiba-tiba ada suara wanita yang menyela masuk dan kemudian mengajakku berpindah jalur. Setelah berpamitan dengan warga yang masih aktif kamipun berpindah ke frekuensi yang ditentukannya.
“Malam, Ageng,” suara wanita tadi menyapaku.
Aku menggunakan nama Ageng untuk nge-break di sini. Aku pilih nama itu asal saja, karena enak didengar dan mudah diingat. Tidak ada maksud tertentu.
“Malam, ini siapa ya?” tanyaku penasaran.
“Penasaran ya? Ini Lisa,” ia menjawab.
“Kalau boleh tahu Lisa posisi di mana?”
“Seputaran Camp..”. Ia menyebutkan camp tempatku berada.
Aku semakin penasaran, tetapi ia tetap tidak mau menyebutkan lokasi persisnya di deretan camp yang sebelah mana. Beberapa karyawan camp memang dibekali dengan HT untuk memudahkan komunikasi jika mereka sedang bekerja di lapangan. Aku berpikir jangan-jangan Lisa ini istri salah seorang karyawan camp. Aku tidak berani berbicara yang nyerempet-nyerempet, malu khan kalau ia benar-benar istri karyawan di sini.
“Kok namanya Ageng. Apanya yang ‘ageng’?” ia berbisik. Ageng artinya besar.
Suaranya sengaja didesahkan. Busyet!! Justru ia yang mulai menggodaku. Aku tidak mau menanggapi sebelum tahu persis siapa Lisa ini.
“Udahan ya, udah malam. Aku mau nonton TV dulu. Cherio.. Dan 73-88,” kataku sambil memutar tombol power ke posisi off. Sekilas sebelum pesawat mati sepenuhnya kudengar Lisa berteriak”Ageng, tunggu du..”.
Dari kantor aku berjalan kurang lebih 200 m untuk sampai di mess bujangan. Sebelum masuk ke kamar sekilas kudengar dari rumah Pak Joko suara wanita sedang nge-break. Atau jangan-jangan..! Ah sudahlah. Aku sudah mengantuk dan esok pagi aku harus masuk ke lapangan untuk melihat konstruksi jembatan yang sedang dikerjakan.
Beberapa malam kemudian di udara Lisa masih juga menggodaku dengan nada suara yang dibuat-buat dan kata-kata yang konotatif. Aku tak tahan memendam penasaranku. Esoknya akhirnya aku bertanya pada Pak Dan seorang karyawan yang memegang HT.
“Pak, sebentar Pak,” kataku sambil melambaikan tangan. Pak Dan kemudian menuju ke tempatku berdiri.
“Ada apa Pak Anto?” tanyanya heran.
“Maaf Pak, beberapa malam saya nge-break dengan seorang perempuan bernama Lisa. Siapa dia Pak? Istri karyawan?” tanyaku.
“Bukan Pak. Itu kan istrinya Pak Joko. Kenapa? Bapak digodain ya. Ia memang biasa ngomong yang ngeres-ngeres kalau lagi di udara,” kata Pak Dan.
Aku hanya menggeleng-gelengkan kepalaku.
“Ya sudah Pak Dan. Silakan melanjutkan pekerjaan”.
Malamnya aku ketemu lagi dengan Lisa di udara. Kembali ia mengajakku mojok ke frekuensi yang tidak dipakai.
“Selamat malam Ageng.. Anunya”, ia langsung menggodaku. Pada saat mengucapkan kata terakhir sengaja ia menurunkan volume suaranya.
“Malam Lisa yang ge.. Lisa.. Aah. Geli dan basah,” akupun balas menggodanya. Kini aku tahu siapa dia.
“Yang dicari kan yang bikin geli dan kalau nggak basah nanti lecet dong..,” katanya lagi.
“Dan kalau nggak ageng nggak enak dong..,” kataku menimpali.
Ia terkikik. Kami terus berbicara dengan kata-kata yang nyerempet-nyerempet. Setelah beberapa lama aku tak tahan lagi, bahaya kalau nanti aku jadi kepikiran terus dengan kata-katanya. Di ujung kampung ada juga tempat prostitusi liar dengan belasan PSK. Namun masakan aku harus antri di sana dan berebut dengan karyawan perusahaan kayu di sebelah dan dengan karyawanku sendiri. Bisa jatuh merk.
Paginya aku mandi agak kesiangan. Mess sudah sepi, semua penghuninya sudah berangkat kerja. Kamar mandi terletak di bagian belakang mess. Karena penghuni mess semuanya laki-laki, maka kamar mandi dibuat untuk mandi beramai-ramai. Dinding belakangnya tidak tertutup sampai ke atas, paling hanya setinggi dua meter. Rumah Pak Joko terlihat jelas dari kamar mandi karena memang letak rumahnya di bagian tanah yang agak tinggi.
Aku mandi dengan santai. Siang ini tidak ada rencana ke lapangan dan dalam briefing sore kemarin sudah kujelaskan pekerjaan masing-masing bagian untuk hari ini. Ketika melihat ke arah rumah Pak Joko aku tercekat ketika kulihat Lisa melihat ke arahku. Meskipun aku mandi dengan tetap mengenakan celana dalam namun tak urung aku merasa jengah juga ditelanjangi oleh tatapan matanya. Ia menatapku dengan tatapan sayu dan gigi atasnya menggigit bibir bawah. Aku segera menyelesaikan acara mandiku.
Malamnya aku duduk di teras mess dengan beberapa warga kampung yang ikut menumpang nonton tv. Tiba-tiba Lisa datang dengan membawa rantang dan memberikannya pada salah satu penghuni mess. Sambil menunggu rantangnya, Lisa duduk berseberangan denganku.
“Malam Pak Anto. Lagi santai nih?” tanyanya berbasa-basi.
“Eh.. Malam juga Bu Joko. Yahh lagi pengen nonton TV,” jawabku.
“Nggak on air malam ini?” tanyanya lagi.
“Sebentar lagi mungkin Bu. Nonton berita dulu sebentar”.
Kupandangi istri Pak Joko ini. Selama ini aku hanya melihatnya dari kejauhan. Tubuhnya kecil, kuperkirakan 150 cm dengan berat seimbang. Dadanya cukup besar untuk ukuran tubuhnya. Kulitnya putih bersih.
Dari dalam mess keluar anak yang tadi membawa rantang.
“Maaf Bu Joko, nggak ada tempat kosong di belakang. Jadi rantangnya biar di sini dulu, besok saya kembalikan ke rumah,” katanya.
“Ya sudah. Ini tadi bikin kolak kebanyakan. Bapaknya nggak pulang. Sayang kalau dibuang, makanya saya bawa saja ke sini,” kata Lisa sambil menatapku.
“Terima kasih kalau begitu. Kebetulan saya juga masih lapar,” kataku.Cerita Sex Terbaru
Akhirnya setelah bercakap-cakap sebentar ia minta diri untuk pulang. Kalau di darat nada bicara dan bahan obrolannya biasa saja, namun kalau sudah di udara. Hhhkkh bikin kita gemas dan BT. Bawah tegang.
Beberapa malam kemudian kulihat rantang yang dibawa Lisa masih tergeletak di meja belakang. Rupanya anak-anak ini lupa mengembalikannya. Kurapikan rantangnya dan aku berniat untuk mengembalikannya.
Ketika aku sampai di rumahnya kulihat Lisa sedang duduk di teras rumah, sedang bermain dengan anaknya. Ia terkejut, tidak menyangka kalau aku sendiri yang mengembalikan rantangnya. Ia berdiri dan menyongsongku.
“Aduhh Pak Anto. Mestinya biar anak-anak itu saja yang mengembalikan ke sini,” katanya sambil menerima rantang.
“Nggak apa-apa kok Bu. Sama saja. Toh juga bukan barang yang berat untuk ditenteng,” kataku.
“Masuk dulu Pak. Ini lagi main sama Ryan”
“Oom kok nggak pernah main ke sini sih. Om sombong deh,” kata Ryan menimpali pembicaraan ibunya. Ryan masih duduk di kelas dua SD.
“Ah nggak kok Ryan. Ini Om kan main juga ke sini. Bapak kemana?”.
“Bapak masih kerja di dalam hutan”.
Kami bertiga duduk di teras rumahnya dan ngobrol. Ternyata nama sebenarnya adalah Arlina, namun di lingkungan sekitar camp sampai ke kampung ia lebih tenar dengan nama udaranya, Lisa. Sesekali Ryan memotong pembicaraan kami. Setelah lima belas menit Lisa menyuruh Ryan masuk untuk belajar. Lisa kembali menggodaku dengan kata-kata yang menjurus dan desahannya yang khas.
“Sudah sebulan Pak Anto di sini. Sudah penuh dong.. Isi kantong celananya,”
“Ya, namanya juga jadi buruh. Kalau nggak begini nanti nggak makan,” jawabku tanpa menanggapi godaannya.
Entah bagaimana mulanya Lisa pun bercerita tentang keadaan rumah tangganya. Ia sering merasa kesepian karena Pak Joko lebih sering berada di lapangan dan di rumah istri mudanya. Bahkan belakangan ini ia mendengar kabar Pak Joko sudah punya simpanan lagi. Aku yang sudah lama tidak merasakan kenikmatan bercinta, tiba-tiba saja merasa bahwa Lisa memberikan satu peluang untukku.
Aku permisi ke kamar mandi untuk buang air kecil. Ia mengantarku masuk ke dalam rumah dan terus ke bagian belakang. Setelah selesai buang air kulihat Lisa sedang sibuk di dapur. Kudekati ia dari belakang dan kupegang bahunya. Ia berbalik dan menatapku. Kukecup bibirnya. Ia diam saja. Kukecup sekali lagi. Kali ini ia membalas dengan lembut. Kupeluk, kepalanya kurebahkan ke dadaku dan kuusap-usap rambutnya.
“Sudah Pak Anto. Nanti Ryan melihat kita,” katanya pelan.
Kami kembali ke depan dan kini kulihat sorot matanya lebih bersinar. Memancarkan suatu gairah. Setengah jam kemudian aku berpamitan pulang.
“Kalau Pak Anto menginginkanku, kutunggu nanti malam”.
“Aku tak berani. Takut kalau nanti Pak Joko tiba-tiba datang”.
“Biasanya kalau sudah lewat jam satu malam Bapaknya tidak pulang. Nanti kalau lampu sudut rumah kumatikan artinya Bapaknya nggak ada”.
Akupun pulang dan mencoba tidur. Tapi sulit bagiku untuk memejamkan mata. Undangan dari Lisa sungguh mengusik pikiranku. Jam setengah dua aku terbangun dan kulihat ke belakang sudut rumahnya terlihat gelap. Sayup-sayup kudengar breaker di radio dari dalam rumahnya, rupanya Lisa belum tidur dan sengaja menungguku. Aku bimbang antara ya dan tidak untuk memenuhi ajakan Lisa.
Kutimbang-timbang kalaupun Pak Joko tidak datang masih ada Ryan yang mungkin saja terbangun. Kupikir terlalu besar resikonya. Sampai pagipun aku sulit untuk memejamkan mata. Bayangan tubuh Lisa terus menggodaku. Tanpa kupaksa keluar dengan bantuan tanganpun esok paginya beberapa noda berwarna putih menempel di bagian depan celana dalamku. Paginya ia berdiri di depan rumahnya dan ketika aku mandi ia menatapku dengan pandangan kecewa.
Suasana camp mulai terasa ramai karena mendekati perayaan tujuh belasan. Biasanya jika tiba perayaan tujuh belasan maka warga kampung berbaur dengan karyawan campku dan perusahaan kayu di dekat sini untuk melaksanakan berbagai pertandingan.
Aku ikut bertanding dalam beberapa cabang olahraga. Hanya sekedar untuk memeriahkan dan bersenang-senang saja. Sore itu aku baru menyelesaikan satu partai tenis meja. Untuk pertandingan tenis meja dilakukan di dalam ruangan kantor agar tidak terganggu oleh tiupan angin. Meja-meja yang ada cukup ditumpuk di pinggir. Aku kalah straight set, 15-21 dan 10-21. Cukup lumayan setelah lima tahun lebih tidak pernah bermain. Kubuka bajuku dan dengan bertelanjang dada aku menyaksikan partai berikutnya.
Kulihat Lisa juga ada di antara para penonton. Dengan beringsut perlahan-lahan ia berpindah di dekatku. Ia mengenakan baju hitam tipis tanpa kancing dan lengan dipadu celana panjang strecth warna pastel. Bayangan BH-nya yang berwarna putih samar-samar kulihat di balik baju hitamnya yang tipis.
“Hebat juga Bapak kita ini. Mau ikut maju untuk pertandingan kelas kampung,” komentarnya.
“Ah, Cuma sekedar berpartisipasi saja kok,” kataku.
“Bapaknya mana, beberapa hari ini kok nggak kelihatan?”
Terakhir aku melihatnya seminggu yang lalu ketika mengambil uang muka pekerjaan borongan.
“Lagi ke kota. Beli beberapa peralatan untuk tenaga kerja. Ryan juga ikut. Ijin tidak masuk sekolah beberapa hari”.
Entah apa maksudnya mengatakan kalau ia sendirian di rumah. Apakah ini sebuah undangan lagi?
“Kapan pulangnya?” tanyaku meyakinkan.
“Mungkin nanti malam menjelang dinihari. Biasanya kapal dari hilir masuk ke sini antara jam dua belas sampai jam tiga dinihari”.
Lisa menatapku dengan sorot mata kagum. Badanku cukup besar meskipun tidak kekar. Mungkin ia kagum dengan bulu dadaku yang cukup lebat ini. Karena sudah sore dan keringatku sudah tuntas aku pulang ke mess dan berniat untuk mandi. Lisa mengikuti beberapa langkah di belakangku dan ketika aku sampai di depan mess Lisa memanggilku.
“Ssstt.. Pak, Pak Anto,” bisiknya. Aku menoleh.
Ia memberikan kode dengan mulutnya agar aku ke rumahnya sekarang. Aku masuk ke dalam kamar, berganti dengan celana pendek dan kaus lalu ke kamar mandi. Kulihat Lisa sudah menunggu di depan rumahnya. Ia melambaikan tangan dan memberikan isyarat agar aku masuk ke rumahnya lewat pintu belakang.
Kutimbang-timbang dan kali ini kurasa keadaan di dalam rumahnya cukup aman. Tinggal berusaha agar tidak ketahuan karyawan camp. Kubuka pintu belakang mess dengan pelan. Dengan mengendap-endap aku berjalan ke arah belakang rumahnya. Ia sudah menunggu di pintu belakang rumahnya. Dengan cepat aku menyelinap masuk ke ruang tamunya.
“Duduk dulu To,” ia menyuruhku duduk di kursi tamu. Ia sudah mulai memanggilku tanpa sebuta.
“Pak”.
Aku duduk di atas sofa ruang tamunya. Debaran jantungku terasa kencang, perpaduan antara nafsu dan perasaan takut ketahuan. Lisa mengeluarkan kepalanya dari pintu depan, mengamat-amati sekitarnya.
“Aman,” gumamnya.
“Yuk kita ke kamar saja!” ajaknya sambil menarik tanganku.
Bagai kerbau dicocok hidung akupun menurut saja. Kamarnya agak berantakan. Pakaian kotor terserak di lantai.
“Buka pakaianmu,” ia memerintahku dengan berbisik pelan. Tanpa disuruh untuk kedua kalinya dengan cepat kulepas semua kain di badanku. Penisku yang sudah setengah berdiri segera bergoyang-goyang.
“Hmmhh..,” gumamnya sambil mengamati penisku.Cerita Sex Terbaru
Ia menarikku ke arah ranjang, berbaring dan minta bantuan untuk melepaskan celananya. Dengan segera kulepas celana dan sekaligus celana dalamnya. Sejumput rambut hitam terlihat menghiasi selangkangannya. Ketika bajunya akan kubuka ia menggeleng,”Bajunya nggak usah”.
Aku mulai naik ke atas tubuhnya. Kucium dengan lembut. Kepalaku bergeser ke arah leher, dada dan menggigit payudaranya yang masih tertutup bajunya. Tangannya menyingkap bajunya ke atas dan tanganku membantu membuka kait BH-nya. Kusingkapkan cup BH-nya ke atas. Kini payudaranya yang putih mulus dihiasi urat kebiruan menyembul keluar. Segera kuterkam dan kuhujani dengan sedotan lembut dan jilatan pada ujung putingnya. Ia mendesah dan memejamkan mata menikmati jilatan lidahku pada putingnya.
Penisku dengan cepat mengeras dan kugesekkan di atas pahanya. Diambilnya bantal untuk mengganjal pantatnya. Tangannya dengan cepat menangkap penisku dan segera mengarahkannya ke bibir vaginanya. Kakinya mengangkang lebar. Dengan pelan namun pasti penisku segera saja masuk ke dalam vaginanya yang sudah licin dan basah.
“Ehmm. Untung sudah basah, kalau tidak bisa lecet punyaku,” kataku berbisik menggodanya, mengingatkan pada gurauan kami dulu. Ia terkekeh pelan sehingga bibir di selangkangannyapun ikut bergerak-gerak.
“Iya, ini yang bikin gelisah. Geli dan basah,” sahutnya sambil mulai menggerakkan pinggulnya.
Akupun mulai memacu hasratku berlomba dengan gairahnya. Kali ini gairahku cepat sekali naik dengan tajam. Mungkin karena sudah terlalu lama spermaku tidak diganti ditambah dengan adanya rasa takut ketahuan.
Tidak sampai lima menit tiba-tiba kurasakan aku akan sampai. Kuhentikan gerakanku.
Ia menatapku heran,
“Kenapa To? Mau keluar?” tanyanya. Aku mengangguk.
“Keluarin saja di dalam. Nggak apa-apa,” katanya pelan. Ada sedikit nada kecewa di sana.
Tanpa ada gerakan lagi penisku segera memuntahkan cairan putih yang kental sekali. Tujuh kali aku menyemprotkan cairanku. Terasa banyak sekali sampai mengalir keluar dari vagina dan menetes di sprei. Lisa mendorongku dan segera melap penisku dengan handuk kecil di dekatnya. Spermaku yang menetes di sprei juga dilapnya setelah ia mengamati dan menyentuhkan jarinya pada cairan kental yang menempel di sprei tersebut.
“Hmmh. Pantas saja cepat tumpah, begitu banyak dan kental sekali. Selama di sini emangnya kamu tidak pernah main di ujung kampung sana?” katanya pelan.
Aku menggeleng lemah. Badanku terasa sakit namun sekaligus juga merasa ringan. Energi yang kukeluarkan kali ini rasanya seperti aku melakukannya dalam waktu satu jam.
Kupegang dan kuremas tangannya.
“Sorry Lis, aku tak mampu lagi menahannya,” kataku.
Kujelaskan kalau memang selama di sini aku tidak pernah menyentuh perempuan dan kali ini ditambah rasa takut ketahuan sehingga dengan cepat aku sudah menyerah. Kukecup punggung tangannya. Ia masih memperlihatkan raut muka kecewa, namun ia mengerti dengan keadaanku.
“Ya sudah, nanti lain waktu kita akan lakukan lagi. Tapi kamu harus berjanji akan memuaskanku,” katanya lagi.
Kukecup keningnya, dan akupun mengenakan pakaianku dan keluar dari pintu belakangnya kembali ke mess.
Pagi-pagi sekali Lisa menemuiku di teras mess.
“Minggu depan aku mau ke kota. Ada keperluan keluarga sedikit,” katanya.
Minggu depan? Tiba-tiba saja aku tersadar bahwa minggu depan aku juga harus ke kantor cabang di kota untuk mengambil gaji dan keperluan camp lainnya. Aku tersenyum sendiri.
“Kalau begitu kita sama-sama saja. Aku juga harus ke kota. Biasa mengambil jatah,” kataku.
Ia merengut, “Jatah yang mana lagi maksudmu. Bukannya tadi malam kamu sudah ambil. Kamu masih mau main lagi dengan pelacur-pelacur di kota?”
Aku terkejut, mengapa ia jadi sensitif begini. Mungkin masih ada perasaan kecewa karena gairahnya tadi malam belum tersalurkan.
“Jangan marah-marah terus. Aku ke kota ambil gaji karyawan dan keperluan camp”. Sekejap kemudian ia langsung tersenyum dan raut mukanya menjadi cerah.
“Asyik dong. Kita bisa sama-sama di kota,” katanya sambil memonyongkan mulutnya.
“Tapi ketemunya di mana?” tanyanya lagi.
“Gampang saja. Nanti kamu telpon ke kantorku atau ke mess kalau malam dan kita bisa bikin janji”.
“Baiknya aku mengaku siapa nanti kalau telepon ke kantor?” tanyanya lagi. Gara-gara semalam nggak puas makanya perempuan ini jadi agak telmi, aku menggerutu dalam hati.
“Bilang saja kalau kamu tanteku. Tante girang.. Gitu,” jawabku asal-asalan.
“Jangan begitu,” tiba-tiba nada suaranya berubah menjadi tinggi.
“Sorry, sorry. Bukan itu maksudku. Bilang saja Lisa atau siapa saja nggak masalah”.
Akhirnya tiba harinya aku turun ke kota. Lisa sudah berangkat kemarin dengan kapal sungai. Dari lokasi kerjaku menuju ke kota memang hanya bisa ditempuh dengan menggunakan kapal sungai. Nantinya kalau proyek yang sekarang dikerjakan perusahaanku dengan beberapa perusahaan lain telah selesai barulah tembus jalan darat ke kota.
Sesampai di kota, aku segera menyelesaikan urusan-urusanku menyangkut laporan penggunaan dana dan pengajuannya, progress report pekerjaan dan detail lainnya yang diperlukan.
Malamnya Lisa menelponku dan ia sudah booking kamar sebuah hotel kelas menengah untuk kota ini. Ia bilang akan menunggu di sana jam delapan. Jam delapan kurang lima aku sudah berada di muka pintu kamarnya. Kuketuk tiga kali dan kudengar suara kunci diputar. Lisa sudah berada di depanku dan akupun segera masuk ke dalam kamar. Sebuah kamar yang cukup nyaman dengan pandangan ke arah bukit di kejauhan.
Ia mengenakan gaun tidur yang tipis sehingga pakaian dalam dan lekuk tubuhnya membayang jelas. Kakinya mengenakan stocking hitam. Aku duduk di tepi ranjang, sementara Lisa di belakangku berdiri di atas lututnya dan mulai menciumi tengkuk dan telingaku. Aku kegelian dan sekaligus terangsang. Aliran hangat mulai menjalar di sekujur tubuhku.
Tangannya kupegang, kuputar tubuhnya dan kutarik ke tubuhnya ke pangkuanku. Kucium bibirnya dengan ganas. Lisa meronta sebentar tapi kemudian ia membalas ciumanku dengan tidak kalah ganasnya.
“Anto.. Ah.. Ehh .. Ouhh”, Ia gelagapan membalas ciumanku.
Aku terkejut ketika tangannya meremas penisku yang mulai menggembung di balik celana panjangku. Aku tersenyum sambil mencolek payudaranya.
Tangannya membuat beberapa gerakan dan gaun tidur yang dikenakannya sudah merosot ke pinggangnya. Tangannya kemudian membuka BH-nya dan menyodorkan dadanya ke depan mukaku. Tanpa menunggu lagi aku langsung meremas payudaranya dengan penuh nafsu. Payudaranya berbentuk bulat dan terasa kencang seperti milik gadis dua puluh tahunan. Tangannya kemudian membuka kausku. Aku menciumi payudaranya dan menghisap putingnya yang berwarna coklat muda dan mulai mengeras. Tangan Lisa membelai rambutku sambil sesekali mendekap kepalaku ke payudaranya.
Aku menggunakan jariku untuk membelai daerah selangkangannya, dan jariku juga mulai menekan terutama di belahan vaginanya. Tangan Lisa menggesek penisku yang semakin mengeras.
“Aah.. To.. Sss.. Enak.. Teruss.. Anto.. Ahh”
Mendengar erangan Lisa nafsuku sudah tidak dapat ditahan lagi. Aku merebahkan diri sambil menciumi leher Lisa dan terus naik ke bibirnya. Kubuka celana panjang dan kemudian celana dalamku. Aku terus menciumnya dengan penuh nafsu, kutindih tubuhnya di atas ranjang yang empuk. Badanku yang besar seolah-olah menenggelamkan badannya yang kecil mungil. Sambil mendesah Lisa berkata.
“Ahh.. Awas kalau keluar duluan lagi..”
Kulepaskan gaun tidur dan sekaligus dengan celana dalamnya.
“Akhh..” ia meronta-ronta dengan pelan.
Kami saling mengulum bibir dengan penuh nafsu, nafas kami mulai tidak teratur. Kaki Lisa menjepit pinggangku Aku menciumi leher kemudian turun ke payudaranya, aku sedot putingnya sampai mengeluarkan bunyi. Kemudian bibirku turun dan menggelitik pusarnya. Lisa tidak tahan dengan perlakuanku, badannya bergerak-gerak tak teratur menahan gel.
“Anto.. Akh.. Geli akh.. Basah..”.
Aku terus menciumi perutnya, lalu turun dan saat sampai di depan selangkangannya aku menurunkan kepalaku, menjilati paha dan sesekali menggigitnya. Lisa mengganjal kepalanya dengan bantal dan mengamatiku. Ketika mulutku mulai menyapu vaginanya ia menekan kepalaku dan menjepit dengan pahanya.
Kuusap betisnya yang tertutup stocking hitam. Sudah lama aku memiliki fantasi bercinta dengan wanita yang memakai stocking. Kini obsesiku terpenuhi. Kugelitik klitorisnya dengan lidahku. Ia mengejang lembut dan dinding vaginanya ikut berdenyut bereaksi menyambut aksi lidahku. Jari tengah kananku kumasukkan ke dalam saluran vaginanya dan ujungnya kugerak-gerakkan menggelitik dinding rahimnya. Ia semakin keras mengerang. Tangannya meremas tepi spring bed di atas kepalanya.
“Anto.. Sudah To. Cukup.. Sudah, aku menyerah.. Ayo.. Cepat masukkan.. Lakukan sekarang.. Ouuhh,”
Kuhentikan rangsangan pada vaginanya dan aku bergerak menindihnya. Penisku kuarahkan ke vaginanya yang basah, kutekan perlahan dan ketika kepalanya sudah masuk seluruhnya maka aku menekan pantatku dengan keras.
“Sshh.. Akhh.. Terus To.. Akh..”, Lisa merintih
Bibir kami saling bertautan dengan kuat. Ketika kulepaskan ciumanku maka justru bibirnya mencari-cari bibirku. Mulutnya setengah terbuka sambil mendesis-desis. Aku menggerakkan penisku dengan perlahan dan sesekali dengan tempo cepat. Rasanya penisku dijepit dan diremas-remas oleh tangan yang kuat membuat penisku rasanya akan meledak.
Aku terus memompa penisku di vaginanya dengan tempo yang bertambah cepat. Nafasku mulai memburu. Payudaranya kuremas dan kupencet sehingga putingnya menonjol. Kujilati putingnya dan kugigit-gigit dengan bibirku. Aku menghentak tubuh Lisa ke ranjang dengan kasar saat pinggulnya membuat gerakan memutar.
“Lisaa.. Lis.. Akh.. Ouch.. Akh..”.
Kurasakan tubuh Lisa juga mulai bergetar dan bergerak-gerak dengan irama yang liar. Matanya setengah terbeliak, bola matanya memutih. Kakinya menjepit pinggangku tubuhnya beberapa kali mengejang lembut dan kutekan tubuh Lisa hingga tubuh kami semakin merapat.
“Akh.. Anto.. Nikmat sekali.. Sss”
“Yeah Lissaa.. Akh. Kalau saja aku tahu dari dulu di camp.. Pasti aku..”
“Akh.. Tekan yang cepat dan kuat.. Akh..”Cerita Sex Terbaru
Mata Lisa kini terpejam menikmati sodokan penisku. Aku kemudian mengangkat kedua kakinya dan memegangnya dengan tanganku. Aku dalam posisi setengah berlutut, tanganku memegang pinggangnya dan penisku menekan dengan irama yang semakin cepat. Vaginanya terasa basah dan becek, namun penisku bagaikan dijepit tangan perkasa.
“Akgh Anto.. Aku hampir.. Aakkhhu.. Hampir keluarhh.. Ouchhgg.. Akhh”.
Kurebahkan tubuhku di atas tubuhnya dan kupeluk dengan rapat. Aku menikmati ekspresinya menunggu saat Lisa mencapai orgasmenya. Kudiamkan sejenak gerakan penisku. Lisa meracau dan tangannya memegang pinggangku serta menggerakkannya naik turun. Aku masih ingin menikmati permainan dan kuharapkan dapat kucapai puncak bersama-sama.
Aku mengehentakkan pantatku naik turun dengan sedikit kasar. Keringat kami sudah mulai bercucuran. Tangan Lisa meremas-remas pantatku dan kadang menariknya seolah-oleh penisku kurang dalam masuk dalam vaginanya. Saat aku merasakan hampir meledak aku melambatkan gerakanku dan mengatur nafasku sambil menghisap putingnya, ketika perasaan itu sedikit hilang aku mulai bergerak lagi.
Tangannya meremas rambutku dan dengan liar bibirnya mencari bibirku. Dia mendesah dengan gerakan yang sangat liar. Kini saatnya kami mencapai puncak kenikmatan bersama-sama.
“Yeah.. Anto.. Akhh. Ayo.. Kamu belum mau keluar juga.. Akhh ouchh. Aku sudah..” Lisa mengejang. Ia mengangkat pantatnya dan kutekan penisku sehingga rasanya mentok sampai di dasar rahimnya. Penisku serasa disedot sebuah pusaran kuat. Tubuh Lisa melengkung dan tangannya mengusap pipiku dengan kuat. Kutekan pantatku perlahan namun penuh tenaga.
“Yeacchchh..”.
Tubuh kami menggelinjang bersama dengan hebat, kami berteriak dan tidak perduli jika orang lain di luar kamar mendengarnya
“Akhh.. To.. Anto.. Aakkhh..”.
“Lisa kamu hebathh.. Akh.. Ouchhakhh.. Akh.. Ouch..”
Kami mengelepar menikmati kenikmatan yang kami rasakan bersama. Kakinya membelit betisku dan mengencang. Kurasakan gesekan kakiku dengan stokingnya yang halus membuat kenikmatan yang ada menjadi lebih lagi. Kucium bibirnya lagi dengan ganas. Tangannya terangkat dan berada sejajar dengan kepalanya.
Aku mengangkat tubuhku dari atas tubuhnya saat penisku mulai mengecil dan terlepas dari vaginanya. Tubuhnya merinding bergetar saat aku mencabut penisku.
“Nikmat sekali To. Coba begini saat di camp dulu. Pasti aku tidak akan marah-marah”.
“Ya, kamu kan maklum dengan situasi dan kondisi waktu itu”.
Kulepas stokingnya perlahan dan kuletakkan begitu saja di dekat perutnya. Kuangkat tubuh mungilnya dan kugendong ke kamar mandi. Aku di belakangnya memeluk tubuhnya sambil menyabuni dada, perut dan selangkangannya.
“Aku ingin babak berikutnya dengan variasi lainnya,” katanya dengan nada genitnya yang khas.
Doggie style jelas merupakan variasi yang menambah kenikmatan.
Selesai mandi kami kemudian saling mengeringkan tubuh. Ketika ia mengeringkan selangkanganku, kenakalannya mulai timbul. Dikocoknya penisku dan mulutnya lansung mengulum penisku yang masih kedinginan. Penisku baru setengah berdiri dan Lisa menghentikan aksinya.
“Sekedar pemanasan. Extra show untuk ronde kedua, tapi kita istirahat dulu sebentar khan? Aku masih lelah sekali. Kamu liar tanpa aturan”.
“Kalau lambat-lambat, nanti kamu marah lagi. Katanya kurang gelisah”.
Kami berbaring sambil mengobrol.
“Anto aku mau tanya serius sekarang,” katanya.
“Apaan?”
“Kalau misalnya aku cerai, kamu mau mengawiniku? Aku mau hidup tenang berkumpul dengan suami di rumah”.
Alamak, lemas aku mendengarnya. Kuusap-usap bahunya.
“Bagaimana?” desaknya.
“Apanya?” tanyaku pura-pura bloon.
“Itu tadi. Aku bercerai dan kita kawin,” katanya mantap.
“Tadi sudah dan sebentar lagi kita juga kawin,” isengku mulai timbul.
“Kamu diajak ngomong serius, malahan bercanda terus. Tapi aku merasa kalau kamu hanya ingin untuk sekedar senang-senang saja”.
“Kita lihat saja nanti,” jawabku. Hanya sekedar untuk menghentikan segala omong kosong ini.
Ia menatapku dan merapatkan tubuhnya ke tubuhku. Bibirnya mengecup bibirku dengan lembut kemudian ke bawah sampai di leherku. Kuciumi telinganya dan kuhembuskan napasku dekat telinganya. Ia menggelinjang kegelian. Detak jantung mulai meningkat. Ia terus menciumi dadaku. Kurasakan buah dadanya menekan lenganku. Kenyal dan padat.
Kugerakkan kepalaku ke punggungnya kuciumi punggungnya yang mulus. Buah dadanya kuremas dengan tanganku. Kubalikkan tubuhnya dan ia segera menindih tubuhku. Payudaranya terlihat sangat putih, kencang dan padat dengan putingnya yang kecil berwarna coklat muda menggantung di atas dadaku. Putingnya yang coklat muda tidak sabar menunggu untuk dikulum. Payudara kiri kuisap dan kujilati, sementara sebelah kanannya kuremas dengan tangan kiriku. Kulakukan demikian berganti-ganti. Tangan kiriku mengusap-usap rambut dan tengkuknya dengan lembut.
Lisa mengerang dan merintih ketika putingnya kugigit.
“Upps.. Lagi Anto. Ououououhh.. Nghgghh, Anto ayo teruskan lagi.. Ouuhh.. Anto”
Payudaranya kukulum habis. Lisa menggoyangkan kepalanya dan mencium leherku sampai ke dekat tengkuk. Akupun sudah tidak tahan. Senjataku sudah siap untuk masuk dalam babak ke dua.
Mulutnya terus bergerak ke bawah dan kini Lisa mengisap-isap buah zakarku dan menjilati batang penisku. Kupalingkan mukaku ke samping dan kugigit ujung bantal.
Tiba-tiba penisku mengencang dengan sendirinya hingga condong mendekati permukaan perutku ketika lidah Lisa mulai menjilat kepalanya. Kukencangkan otot perutku sehingga penisku juga ikut bergerak dan berdenyut-denyut.
“Hmm.. Luar biasa nikmat,” komentar Lisa sambil terus melakukan aktivitasnya. Kuangkat kepalaku dan kuperhatikan Lisa sedang asyik menjilat, menghisap dan mengulum penisku. Kadang-kadang ia melihat ke arahku dan tersenyum genit.
Lisa melepaskan kepalanya dari selangkanganku dan bergerak naik ke tubuhku. Bibirnya menyambar bibirku. Kubalas dengan ganas dan kusapukan lidahku pada bibir dan masuk dalam rongga mulutnya. Lidah kami kemudian saling memilin dan mengisap. Tanganku mengembara ke selangkangannya dan kemudian jari tengahku masuk menerobos liang kenikmatannya sampai menemukan tonjolan kecil di dinding atas sebelah depan. Lisa meremas dan mengocok penisku. Penisku semakin menegang dan mengeras.
“Ouououhhkk.. Nikmatnya.. Puaskan aku lagi,” ia memohon dengan suara tertahan.
Kemudian tangannya mengurut dan menggenggam erat penisku. Kurasakan pantat dan pinggulnya bergoyang menggesek penisku. Dan tanpa kesulitan kemudian kepala penisku masuk ke dalam gua kenikmatannya. Terasa lembab dan licin. Kurasakan dinding guanya semakin berair membasahi penisku.
“Akhh Anto ayo kita sama-sama nikmati lagi.. Oukkhh”.
Kujilati lehernya dan bahunya. Ia terus menggoyangkan pantatnya sehingga sedikit demi sedikit makin masuk dan akhirnya semua batang penisku sudah terbenam dalam vaginanya.
Lisa bergerak naik turun untuk mendapatkan kenikmatan. Kadang gerakan pantatnya berubah menjadi maju mundur. Gerakannya mulai dari perlahan menjadi cepat dan semakin cepat. Ia mengubah gerakannya menjadi ke kanan ke kiri dan berputar-putar. Pantatnya naik agak tinggi sehingga hanya kepala penisku berada di bibir guanya dan kemudian berkontraksi mengurut kepala penisku. Kontraksi otot vaginanya membuat penisku seperti diremas dan diurut.
Ia menggesek-gesekkan bibir guanya pada kepala penisku sampai beberapa kali dan kemudian dengan cepat ia menurunkan pantatnya hingga seluruh batang penisku tenggelam seluruhnya. Ketika batang penisku terbenam seluruhnya badannya bergetar dan kepalanya bergoyang ke kanan dan kekiri. Napasnya berat dan terputus-putus.
Kuisap putingnya yang sudah keras. Gerakannya semakin liar dan cepat. Tanganku memeluk punggungnya dengan erat sehingga tuuh kami semakin merapat. Ia juga memeluk diriku rapat-rapat. Kini gerakannya pelan namun sangat terasa. Pantatnya naik ke atas sampai kemaluanku hampir terlepas, dan ia menurunkan lagi dengan cepat dan kusambut dengan gerakan pantatku ke atas. Kembali penisku menembus guanya. Ia merinding dan menggelepar. Tangannya meremas rambutku, memukul dan mencakar dadaku. Punggungnya melengkung ke atas menahan rasa nikmat. Mulutnya meracau, mendesah dan mengerang dengan kata-kata yang tidak jelas.
“Anto.. Ouhh Anto, aku mau dapat, aku tidak tahan mau kelu.. Ar,” desahnya.
Aku semakin keras menyodok vaginanya dari bawah. Aku belum ingin keluar, tetapi biarlah ia kuberikan babak tambahan
“Sshh.. Shh.. Anto sekarang ouhh.. Sekarang” ia memekik. Tubuhnya mengeras, merapat di atasku dan kakinya membelit betisku. Pantatnya ditekan ke bawah dengan keras dan vaginanya menjadi sangat basah hingga terasa licin.
Tubuh Lisa mulai melemas. Keringatnya menitik di sekujur pori-porinya. Kemaluanku yang masih menegang tetap dibiarkan di dalam vaginanya.
“Terima kasih. Ini yang kucari. Kau sungguh jantan sekali. Aku puas denganmu. Berikan aku istirahat sebentar, lalu..,” ia berbisik di telingaku.
Kusambar bibirnya dengan bibirku dan kugulingkan ke samping. Penisku yang belum menuntaskan tugasnya tentu saja masih keras dan siap masuk dalam babak tambahan.
“Sudahlah sayang, biarkan aku istirahat dulu sebentar saja..”Cerita Sex Terbaru
Aku tidak mendengarkan permintaanya, dan kini kugenjot vaginanya sampai berbunyi. Ia diam saja saja sambil memulihkan tenaga. Vaginanya terasa sangat basah dan licin. Kucabut penisku dan kuambil selimut untuk mengelap vaginanya supaya lebih kering. Aku naik lagi ke atas tubuhnya. Kembali kuarahkan moncong penisku ke sasaran. Kuangkat kedua kakinya dan kurenggangkan pahanya. Dengan tenaga penuh kudorong pantatku dan langsung kugenjot dengan tempo perlahan. Dalam keadaan dinding vagina kering kembali vaginanya memberikan kenikmatan yang maksimal.
Setelah beberapa menit Lisa kembali bangkit gairahnya. Iapun kemudian mengimbangi gerakanku dengan gerakan pinggulnya. Diganjalnya pantatnya dengan bantal sehingga kemaluannya menonjol agak naik. Kami berciuman dengan penuh gairah. Kaki kami saling menjepit dengan posisi silang, kakiku menjepit kaki kirinya dan kakinya juga menjepit kaki kiriku. Dalam posisi seperti ini dengan gerakan yang minimal dapat memberikan kenikmatan optimal, sehingga sangat menghemat tenaga.
Kami makin terbuai dalam kenikmatan akibat gerakan kami masing-masing. Kini kedua kakinya menjepit kakiku. Ia memutar-mutar pinggul dan membuat gerakan naik turun. Aku meremas, memilin serta mengisap payudaranya.
“Ouh.. Achch.. Mmmhh.. Ngngngnhhk,” Lisa mendesah tertahan.
Kugenjot pinggulku naik turun dengan irama tertentu. Kadang cepat kadang sangat lambat. Setiap gerakanku kubuat pinggulku naik agak tinggi sehingga penisku terlepas dari vaginanya, lalu kutekan lagi. Setiap penisku dalam posisi masuk, menggesek bibir vaginanya ia terpekik kecil.
Kakinya bergerak dan kedua kakinya kujepit dengan kedua kakiku. Dalam posisi begini aku hanya menarik penisku setengah batang saja. Aku tidak dapat menarik sampai keluar karena pasti sulit untuk memasukkannya lagi. Namun dalam posisi demikian jepitan dari dinding vaginanya jadi sangat terasa.
“Oohh.. Berubah To. Doggie.. Too” ia melenguh panjang.
Kucabut penisku dan ia berbalik. Aku turun dan berdiri di sisi ranjang. Aku akan menggenjotnya dalam posisi berdiri. Pantatnya naik menantangku, kepala dan dadanya merapat di atas ranjang. Kurenggangkan pahanya dan kubawa kemaluanku ke vaginanya. Tak lama kemudian penisku sudah menyusup dalam vaginanya. Iapun mendorongkan pantatnya ke arahku.
Kupegang kedua sisi pinggangnya dan kugerakkan seirama dengan gerakan pantatku. Kucabut penisku lagi dan kususupak kepalanya di bibir vaginanya, kemudian kukencangkan otot PC ku. Akibatnya ketika kukencangkan otot PC ku, maka penisku mendongak dan seolah mencongkel vaginanya.
“Ouuww.. Nikmat.. Ahh lagi Tokk.. Bawa aku ke bulan jantanku yang perkasa!”
Kuulangi beberapa kali sampai ia menjerit-jerit minta ampun. Pantatku kudorong kembali dalam gerakan maju mundur berirama. Kini tangannya menahan berat tubuhnya. Payudaranya yang menggantung bebas bergerak ke sana kemari setiap aku menyodoknya. Kujulurkan tanganku untuk meremas dan memilin putingnya.
“Gimana Lis, puas?”
“Ouhh.. Aku tak sangka kau begini hebat. Sewaktu di camp kupikir kamu hanyalah sebangsa ayam sayur”.
Kami mengubah posisi lagi, kembali dalam posisi konvensional. Kedua kakinya kuangkat ke atas bahuku. Dengan bertumpu pada tangan kuberikan gerakan seperti orang melakukan push-up.
“Antoo.. Ouhh nikmat sekali, hebat sekali permainanmu..”
Kuperkirakan sudah kurang lebih setengah jam kami memainkan babak tambahan ini. Tenagaku sudah mulai berkurang sehingga kuputuskan untuk segera mencapai puncak. Kupercepat gerakanku dan gerakannya juga semakin liar.
Aku menggeser tubuhku sedikit ke arah kepalanya. Penisku kini menggesek dinding atas vaginanya. Gesekan kulit penisku dengan klitorisnya terasa sangat nikmat. Terasa helm bajaku seperti tersangkut ketika kutarik ke belakang.
Deritan ranjang, erangan, bunyi paha beradu dan kata-kata yang tidak jelas seakan-akan berlomba memenuhi kamar. Tubuh kami sudah basah oleh keringat yang membanjir. Dinginnya AC kamar tak terasa lagi. Yang kami rasakan hanyalah panasnya gairah untuk menuju puncak kenikmatan. Kurasakan ada aliran yang menjalar dalam penisku. Inilah saatnya akan kuakhiri permainan ini. Lisa terengah-engah menikmati kenikmatan yang dirasakannya.

Baca JUga Cerita Seks Siswi SMA

“Lisa.. Lis sebentar lagi aku mau keluar..”
Gerakanku semakin cepat hingga seakan-akan tubuhku melayang. Lututku mulai sakit.
“Ayolah Anto aku juga mmau kkel.. Uar. Kita sama-sama sampai”.
Ketika kurasakan aliran pada penisku tak tertahankan lagi maka kurapatkan tubuhku ke tubuhnya dan kulepaskan kakinya dari atas bahuku. Kakinya mengangkang lebar. Kuhunjamkan pinggulku dalam-dalam sambil memekik tertahan.
“Lisa.. Ouh .. Ayo.. Sekarang.. Sekarang”.
“Ouh Anto aku.. Juga.. Keluar.. Lakukan”.
Kakinya membelit kakiku, kepalanya mendongak dan pantatnya diangkat. Kurasakan denyutan dalam vaginanya sangat kuat. Kutembakkan lahar panasku sampai beberapa kali. Giginya dibenamkan dalam di bahuku sampai terasa pedih. Napas kami masih ngos-ngosan. Kucabut penisku dan aku menggelosor di sampingnya. Tangannya memeluk lenganku dan jarinya meremas jariku. Mulutnya mengucapkan kata-kata penuh kenikmatan. Kepalanya masih menggeleng-geleng. Mungkin masih ada sisa-sisa aliran kenikmatan yang dirasakannya.
Selama tiga malam di kota, aku benar-benar dipuaskan dengan permainannya. Ketika kembali ke camp rasa percaya diriku timbul kembali dan ketika keadaan rumahnya aman terkendali aku bisa berpacu dengannya. Ada memang bisik-bisik tentang hubungan kami yang beredar di camp. Dua bulan kemudian perusahaan telah mendapatkan orang yang menjabat posisi site manager secara tetap.
Akupun kembali ke Jakarta, mulai menikmati lagi kemacetan, panas, rasa persaingan yang sangat ketat dan segala dinamika lainnya.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Pijatan Pembangkit Birahi

Cerita Sex Terbaru | Awalnya Pada hari selasa, kebetulan aku ama istri aku cuti kerja, lalu kami berniat untuk cari makan siang. Di dekat tempat makan tersebut, ternyata ada 1 ruko pijat reflexi.
Di tempat reflexi tersebut menurut penjelasan pemijatnya tidak hanya kaki saja yg di pijat tapi juga seluruh badan, dari pundak kepala, pundak sampai kaki, dan pemijat nya semua laki-laki. Kebetulan pada hari biasa masih sepi dan cuma ada 2 pemijat.

Cerita Sex Terbaru Pijatan Pembangkit Birahi

Ditempat itu ada 2 bilik kamar yg hanya ditutup kain untuk yang mau dipijat semuanya dan tempat beberapa tempat duduk untuk yang mau dipijat kakinya saja .

Kita berdua akhirnya masuk kesana untuk coba pijat reflexinya, tp karena aku laper banget, makanya aku suruh istri aku masuk dan aku cari makan.

Sebelum pergi aku liat dulu seperti apa sih dipijatnya, istri aku yg memang hanya memakai celana pendek dan kaos tanpa lengan, memang keliatan seksi sekali. Istri aku kemudian berbaring dengan santai dan pertama2 memang dipijit telapak kaki, setelah beberapa saat memperhatikan kemudian aku pamitan untuk cari makan di keluar.

Setelah selesai makan, aku balik lagi ke tempat refleksi itu, dan aku liat tidak ada orang lagi di depan, jadi aku langsung masuk ke dalam, karena tidak mau menggangu aku hanya duduk2 di depan bilik kamar istri aku.

Sekilas aku dengar suara leguhan istri aku, tp itu mungkin karena enak di pijit, tapi karena penasaran akhirnya aku coba intip di balik kain bilik kamar tsb. ternyata istri aku memang sedang menikmati pijatan sang pemijat. Pemijat tsb. mulai memijat paha istri aku yang putih, pemijat itu meminta agar istri aku tidur tengkurap mengharap tempat tidur.

Lalu pemijat itu trus memijat paha istri aku, kemudian meminta dengan sopan agar celana pendek nya di buka saja, karena agak menggangu. Istri aku pertama menolak, tp karena di kasih keterangan yang menyakinkan akhirnya celana istri aku dibuka juga, tp dengan syarat ditutup selimut.

Waktu aku liat istri aku buka celana, langsung jantung aku berdebar kencang, ada perasahaan suka melihat istri aku di sentuh oleh lelaki lain.

Setelah ditutupi kain putih, si pemijat juga langsung mulai memijat di daerah paha, aku liat sempat menyentuh pantat nya dan daerah V nya, istri aku mungkin percaya sama si pemijat atau memang sedang menikmati, krn dia tidak protes sama sekali, dan ini membuat si pemijat trus memijat daerah paha dan sekitarnya. Melihat itu aku jadi tambah gila, sambil menggosok si adik yg memang sudah tegang berat.

Si pemijat mungkin sengaja atau tidak, membuat kain penutupnya agak terjatuh, sehingga dia bisa melihat langsung paha istri aku yang putih mulus, dengan dibungkus cd saja.

Sempat si pemijat terdiam melihat pemandangan tsb. dan gau perhatikan juga ada tanda basah di cd istri aku. Tanpa sadar istri aku , mungkin juga keenakan, trus dipijat tanpa dilindungi kain, ini membuat si pemijat makin berani mencoba meijat daerah pantat dan selankangan istri aku.

Akhirnya si pemijat mengambil kembali kain yg jatuh dan menutupi badan istri aku lagi, tp yg buat aku kaget, si pemijat meminta istri aku untuk membuka bajunya karena akan di pijat daerah punggung dan leher, setelah di beri penjelasan akhirnya istri aku membuka bajunya sambil masih tiduran, jadi si pemijat tidak melihat krn ditutupi kain.

Istri aku sekarang hanya menggunakan bh dan cd saja, ntah apa yang membuat dia berani spt itu, apa ada hipnotis ya? tp aku sangat menikmati pemandangan ini. setelah beberapa saat memijat daerah punggung, si pemijat meminta ijin untuk membuka kain krn ingin dikasih minyak punggungnya, istri aku hanya mengganguk saja, tp tanpa sadar kali, si pemijat juga membuka bra istri aku dan anehnya istri aku diam saja.

Lalu si pemijat mulai menggosok punggung istri dan aku intip si pemijat juga kadang2 melihat pinggiran tete istri aku yg keliatan dan juga sempat menyentuh nya, krn bh nya sdh terlepas ke samping. Kemudian si pemijat memijit leher dengan sentuhan yang lembut, kayakya ini membuat istri aku terangsang, terdengar dari suaranya yang mendesah.

Melihat situasi itu si pemijat kemudian mencoba membuka kain dan mulai memijat daera pantat adn sekitarnya dan ini membuat istri aku tambah terangsang keliatan sekali cd nya yg ada tanda basah.

Kemudian si pemijat dengan sopan membuka cd istri aku tanpa ijin lagi, dan dia memulai aksinya dengan menggosok gosok daerah selangkangan istri aku.

Istri aku sempat bilang jangan tapi si pemijat itu dengan lembut mengatakan tidak apa2 nikamati saja. Aku bingung kok istri aku nurut saja, ada perasaan cemburu tp masih kalah dengan rangsangan hebat melihat istri aku di sentuh oleh orang lain (apa ini kelainan ya?).

Si pemijat sambil membuka celananya dengan 1 tangan krn tangan yg 1 lagi masih menggosok2 daerah clitoris di selangkangan istri aku.

Terlihat kontol si pemijat sudah ngaceng berat dan ukurannya cukup besar dengan bulu2 yg tidak terlalu lebat, mungkin baru di cukur, ketika akan membuka baju nya, si pemijat mengkat pantat istri aku sedikit dan langsung menjilat nya.

Sehinggan dia dapat membuka bajunya. Istri aku yang di jilat meki nya langsung keliatan spt tersengat aliran listri, dan tidak berapa lama kemudian keliatan istri aku mengejang krn klimaks nya.

Si pemijat tersenyum sinis, krn telah berhasil membuat istri aku klimaks. Setelah sama2 telanjang kemudian si pemijat membalikan badan istri aku, sehinggan kelihatan lah payudaranya yg indah dengan putih berwarna hitam yg sdh menegang,

Tapi dengan masih malu2 istri aku menutupi dadanya dan bilang takut suaminya datang, dan dengan halus si pemijat bilang tidak usah takut krn aku masih sendang makan di luar. Akhirnya karena rangsangan yang hebat .

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Istri aku membuka tangannya dan oleh si pemijat tangan istri aku di pegang ke samping kepala istri aku, sehinggan dengan leluasa si pemijat bisa melihat dada adn ketiak istri aku yang mulus dan wangi. Si pemijat mungkin penggemar ketiak karena ketiak istri aku di jilat dan di ciumi terus, sehingga istri aku kegelian dan terangsang hebat.

Kemudian si pemijat mulai melepas tangan istri aku tp posisi tangannya tetap terlentang di samping kepala, lalu mulai menciumi payaudara istri aku yang masih kencang krn kami blm mempunyai anak. Istri aku keliatan sangat menikmati puting nya di isap dan di jilat.

Setelah selesai menikmati payudara istri aku di mulai menjilat vagina istri aku yg sdh basah, krn mungkin sdh tidak tahan, akhirnya si pemijat ingin memasukkan kontol nya tp sebelumnya dia melap vagina istri aku.

Mungkin karena sdh basah dengan cairan vagina dan ludah nya. ketika mau masuk istri aku keliatan agak kaget mungkin karena agak sakit sebab kontolnya si pemijat lebih besar dari aku punya, mungkin itu yang ingin dirasakan oleh istri aku.

Istri aku pernah bilang kontol aku ngak besar dan dia kurang menikmatinya, tp mau gimana lagi, krn sdh dikasih seperti ini. Si pemijat akhirnya berhasil memasukan kontolnya dan mulai menyodoknya serta tidak lupa menciumi payudara istri aku dan juga ketiaknya secara bergantian.

Aku yang sdh tidak tahan akhirnya mengocok dan mengeluarkan mani aku di sapu tangan yg aku bawa. Si pemijat setelah 10 menit keliatan mau klimaks, istri aku bilang jangan di buang didalam, akhirnya si pemijat mencabut kontolnya dan membuang mani nya di badan istri aku, sampai kena ke muka istri aku. Istri aku keliatan puas sekali.

Setelah istrihat sebentar aku liat mereka langsung beres2 dan si pemijat dengan mesra me lap air main di tubuh dan muka istri aku serta memakaikan bh istri aku dengan meremas remas lagi dan mencium leher istri aku dengan mesranya.

karena takut aku dateng maka, mereka membereskan semuanya dengan rapi, aku diam diam langsung keluar, dan kemudian masuk lagi, aku liat istri aku dengan wajah cerah, sedang duduk dibangku ruang tunggu dan mengajak aku pulang.

Berawal dari sahabatku Arman yang bercerita tentang seorang tukang pijat yang hebat dan bisa dipanggil ke rumah, aku jadi tertarik. Apalagi ketika ia berbicara tentang kemampuan tukang pijat itu meningkatkan gairah dan kemampuan seks wanita dengan pijatan supernya.

Arman bercerita dengan cukup detail bagaimana tukang pijat itu yang katanya bernama Pak Daru, kakek usia kepala tujuh melakukan pijatan super pada istrinya. Hasilnya sungguh luar biasa. Aku jadi ingin mencobanya..

“Tapi loe harus inget, waktu dipijat sama Pak Daru istri loe harus bugil total. Mau nggak dia?” Arman bertanya padaku.

“Hah? Dipijat bugil? Nanti istri gue diapa-apain ama dia?

“Ya enggak laah.. Loe juga ada disitu koq. Lagian Pak Daru itu udah tua banget. Udah gitu dia juga pemijat profesional. Gue jamin ngga masalah. Tapi istri loe harus setuju dulu.”

“Nanti gue coba tanya dia deh..”

“Pokoknya sip banget deh!”

Malamnya aku bicarakan hal itu dengan Vie istriku. Aku ceritakan apa yang kudengar dari Arman sambil memeluk tubuh mungilnya. Mulanya dia tertarik tetapi ketika mendengar bahwa ia harus telanjang bulat mukanya langsung merah padam.

“Malu ah.. telanjang di depan orang lain” protesnya.

“Tukang pijatnya udah tua. Lagipula menurut Arman istrinya bilang dipijatnya enak dan tangannya sama sekali tidak menyentuh atau meraba memek koq”

“Ih..” muka Vie semakin merah.

“Kenapa khusus cewek?”

“Nggak tau juga. Tapi coba dulu deh. Siapa tahu nanti ketagihan.”Cerita Sex Terbaru

Vie mencubit perutku, tapi akhirnya mau juga dia mencoba. Besoknya kuhubungi Arman untuk menanyakan cara menghubungi Pak Daru. Setelah itu kucoba menghubungi Pak Daru dari nomor HP yang kudapat dari Arman.

Singkatnya Pak Daru akan datang ke rumahku esok malamnya dengan perlengkapannya. Setelah itu kuberitahu Vie. Esok malamnya sesuai janji Pak Daru tiba di rumahku. Perawakannya kurus hitam dan kelihatannya memang sudah tua sekali.

Apa bisa dia melakukan pijat? Aku terheran-heran sendiri sementara Vie hanya melirikku dengan pandangan ragu.

Kami menuju ke ruang tamu dalam dan aku menyingkirkan meja tamu untuk mendapatkan tempat yang luas. Aku sudah memastikan kalau pembantu kami Darsih sudah masuk ke kamarnya. Sejenak basa-basi, Pak Daru langsung “To the point” menghamparkan selimut tebal di lantai.
“Silakan Ibu berbaring tengkurap di atas sini” katanya sambil menunjuk selimut sebagai alas.
“Maaf, tapi saya minta Ibu melepas pakaian” sambungnya lagi.
Wajah Vie merona merah. Dia kelihatan nervous karena itu aku membantunya melepas dasternya sehingga hanya tinggal mengenakan bra dan celana dalam.
“Untuk sementara begitu saja. Silahkan, Bu” Pak Daru memotong.
Vie berbaring tengkurap diatas selimut. Pak Daru mengeluarkan dua botol kecil obat yang menurutnya adalah obat ramuan rahasia turun temurun.

Kemudian ia membuka yang bertutup hijau dan menggosokkan minyak tersebut pada kedua telapak tangannya. Ia mulai memijat bagian belakang hingga samping kepala Vie dengan perlahan. Aku duduk menyaksikan.

Entah kenapa saat itu aku mulai terangsang membayangkan nantinya tubuh istriku akan dijamah oleh kakek tua ini. Tentu saja di bawah sana penisku menegang.

Pijatan di kepala beralih ke tengkuk Vie yang mulus dan dipenuhi rambut halus. Nampaknya Vie merasa enak dengan pijatan Pak Daru di kepala dan tengkuknya. Ternyata kakek tua ini hebat pijatannya.

Dari tengkuk diteruskan ke bahu Vie yang terbuka dan dilanjutkan ke lengan sampai telapak tangan. Setelah itu Pak Daru meminta agar istriku melepas tali bra di punggungnya.

Vie melepas kaitan branya sehingga bra tersebut sudah tidak menutupi tubuh Vie dan hanya tergeletak diantara selimut dan kedua susunya yang tergencet sehingga menyembul ke samping. Pak Daru mengolesi punggung Vie dengan minyak dari botol pertama dan mulai mengurut serta memijat punggung. Vie tampak menikmati pijatan ini.

“Maaf Bu, tapi selanjutnya celana dalam harus dilepas. Bagaimana kalau suami Ibu yang melepasnya?” Pak Daru tiba-tiba berkata.

Wajah Vie memerah lagi. Aku mengikuti permintaan Pak Daru melepas celana dalam Vie tanpa mengubah posisinya yang tengkurap. Pantat Vie yang indah dan celah vaginanya terlihat jelas membuat penisku semakin tegang.

Pak Daru melumuri dua bongkahan pantat Vie dengan minyak dan segera memijat dengan perlahan. Kali ini Vie mengeluarkan suara tertahan. Jelas Vie mulai terangsang birahinya dengan pijatan Pak Daru.

Apalagi ketika Pak Daru memijat pangkal paha bagian dalam, tarikan nafas Vie berubah menjadi lebih berat dan matanya terpejam.

Pak Daru tetap memijat seperti tidak terjadi apa-apa. Kakek tua itu memijat pantat, paha dan kemudian betis hingga akhirnya melakukan pijat di telapak kaki.
“Ini adalah salah satu tahap penting dalam pijatan ini” Pak Daru menjelaskan.

“Terdapat titik-titik penting di telapak kaki untuk meningkatkan gairah” lanjutnya.
Kemudian ia mengambil botol minyak kedua bertutup merah yang dari tadi belum pernah dipakainya.

Digunakannya untuk memijat telapak kaki Vie. Kali ini pijatannya sangat intensif dan memakan waktu cukup lama. Terkadang Vie merintih, mungkin pijatan si kakek cukup kuat.

“Maaf Bu, untuk tahap berikutnya saya akan memijat di daerah bagian depan tubuh. Sebaiknya Ibu duduk bersila membelakangi saya dan menghadap ke arah Pak Saldy agar saya tidak melihat tubuh bagian depan Ibu.” kata Pak Daru setelah selesai memijat kaki istriku.
Kali ini kelihatannya Vie sudah mulai terbiasa dan kemudian ia mengambil posisi duduk bersila membelakangi Pak Daru. Tubuh indah Vie yang telanjang bulat berhadapan denganku. Pak Daru kembali menggosokkan minyak kedua pada telapak tangannya. Pak Daru terlebih dahulu meminta persetujuan aku dan Vie.

“Saya minta izin kepada Pak Saldy dan Ibu Vie untuk melakukan pijatan di tubuh bagian depan Ibu Vie..”

“Silakan, Pak Daru” jawabku

“Silakan..” jawab Vie.

Langkah pertama Pak Daru adalah melumuri bagian sekitar vagina Vie dengan minyak dari botol bertutup merah dan mulai melakukan pijatan di daerah itu dari belakang. Walaupun tidak menyentuh vagina, tetapi tangannya memijat mencakup pangkal paha, pinggul depan, termasuk daerah yang ditumbuhi bulu kemaluan.

Mulut Vie sedikit terbuka. Aku tahu Vie merasakan nikmat disamping rasa malu. Pijatan Pak Daru pasti membuat birahinya naik ke ubun-ubun.

Beberapa kali tangannya terlihat seakan hendak menyusup ke dalam celah vagina Vie yang membuat Vie menahan nafas tetapi kemudian beralih. Bulu kemaluan Vie dibasahi oleh minyak pijat Pak Daru sementara Vaginanya basah oleh cairan nafsunya.
Pak Daru melanjutkan pijatannya ke bagian perut Vie, dan memijat perut terutama bagian pusar sehingga membuat Vie kegelian. Hanya sebentar saja, setelah itu Pak Daru meminta Vie mengangkat tangannya.

“Maaf Bu, tapi ini adalah tahap terakhir dan saya harus memijat di bagian ketiak dan payudara. Coba angkat kedua tangan Ibu.”

Vie mengangkat tangan dan meletakkan kedua tangannya di atas kepala. Pak Daru memulai pijatannya di daerah ketiak dari belakang.
“Ihh.. geli pak..” Vie menggelinjang.

“Ditahan Bu. ”

Pak Daru mengabaikan Vie yang sedikit menggeliat menahan geli dan melanjutkan pijatannya di ketiak Vie. Setelah itu Pak Daru mengambil minyaknya lagi dan dituangkan ke telapak tangannya.

Selanjutnya dari belakang tangannya meraup kedua gunung susu milik Vie yang langsung membuat Vie mendesah. Pak Daru melakukan massage lembut pada susu Vie yang sudah tegang.

Terkadang kakek itu melakukan gerakan mengusap. Jari-jari terampil yang memijat pada kedua susunya membuat Vie sangat terangsang dan lupa diri, mengeluarkan suara erangan nikmat.

Aku melotot melihat pemandangan luar biasa itu. Payudara istriku yang berusia 27 tahun, mulus, kenyal, dan berlumur minyak sedang dicengkeram dan diusap oleh tangan kasar hitam seorang kakek berusai 70-an, membuatku sangat bernafsu.

Berbeda dengan Pak Daru yang sama sekali tidak bereaksi apa-apa, Vie merintih dan mendesah. Posisinya sudah berubah tidak lagi duduk bersila, tetapi duduk mengangkang memperlihatkan vaginanya yang sudah becek kepadaku sambil tangannya mencengkeram rambut.

“Ukhh..” kali ini Vie mendesah keras. Aku sangat terangsang mendengarnya. Ingin sekali aku menggantikan Pak Daru memijat susu Vie.

Pak Daru menarik puting susu Vie dengan telunjuk dan jempolnya dengan perlahan sehingga membuat Vie mengeluarkan suara seperti tercekik. Sampai akhirnya Vie merintih pelan, panjang. Vaginanya banjir. Hebat sekali pijatan si kakek ini.

“Saya rasa sudah cukup. Silakan Ibu mengenakan pakaian. Sementara itu ada yang ingin saya bicarakan dengan Pak Saldy” Pak Daru menyudahi aksinya.

“Ya Pak?”

Pak Daru menyerahkan sebuah botol kecil berisi carian kepadaku.

“Apa ini, Pak Daru?”

“Pijatan saya itu membuat gairah seorang wanita meledak-ledak tetapi orgasmenya akan menjadi lebih cepat. Selain itu ini adalah ramuan untuk membuat susu wanita tetap kencang dan padat. Usapkan dengan gerakan memeras. Saya yakin Pak Saldy bisa.” bisiknya sambil tersenyum.

Setelah itu aku membayar Pak Daru dan ia pamit pulang. Vie sudah mengenakan pakaiannya lagi.

“Eh.. buka lagi bajunya. Aku mau coba hasil pijatan Pak Daru.” kataku.

Vie tidak menjawab, tetapi dari sinar matanya aku tahu saat ini dia sedang dalam gairah yang tinggi. Mukanya merah dan nafasnya memburu. Aku segera meraihnya dan mencium bibirnya. Ciuman yang ganas karena aku sendiri sejak tadi menahan nafsuku melihat tubuh Vie yang sedang dipijat.Cerita Sex Terbaru

Vie membalas tak kalah bernafsu sambil melucuti pakaiannya sendiri dan langsung melucuti pakaianku sehingga kami berdua telanjang bulat di ruang tamu.

“Senggamai aku.. aku ingin segera kamu masuk ke sini” Vie meracau sambil menunjuk vaginanya yang sudah basah kuyup sejak tadi.

“Beres sayang.. ”

Aku segera memutar tubuhnya menghadap dinding dan mencoba menyetubuhinya dari belakang. Vie segera mengambil posisi tangan bertumpu pada dinding. Dengan perlahan-lahan penisku menerobos vaginanya yang sempit dan licin.

Adalah proses yang sangat nikmat luar biasa saat penis memasuki vagina. Aku pejamkan mataku merasakan sensasinya sementara Vie merintih nikmat. Sampai akhirnya seluruh penisku masuk de dalam vaginanya yang panas berlendir dan nikmat.

“Aahh..” Vie menghela nafas, tubuhnya bergetar.

Nikmat sekali. Vaginanya yang panas itu mencengkeram penisku dengan kuat. Jepitannya lebih hebat dari biasanya. Sementara dengan sudut mataku aku melihat kalau ternyata pembantu kami, Darsih, sedang mengintip dari balik dinding ruang tamu. Aku bisikkan ke telinga Vie tentang hal itu.

“Masa bodoh. Biar dia nonton kamu entotin aku.” Vie balas berbisik.

“Okee..”

Aku gunakan kakiku untuk mengambil bajuku dan mengeluarkan botol pemberian Pak Daru dengan tanganku tanpa melepas penisku yang sudah menancap. Lalu aku tuangkan pada tanganku.

“Apa itu..?” tanya Vie heran.

“Ini minyak dari Pak Daru, bagus buat payudara kamu”

“Ya udah.. cepetan! Terserah kamu mau ngapain. Yang penting garap aku sampai kamu puas.”
Aku segera mengusapkan tanganku yang berlumur minyak itu pada kedua susunya yang bergelantungan bebas.

Lalu aku mulai mengocok vaginanya dengan lembut. Vie menghelas nafas dengan keras. Akh.. nikmat sekali rasanya sambil meremas daging kenyalnya. Tangan kanan di susu kanan, tangan kiri di susu kiri.

Seiring kupercepat sodokanku, kumainkan puting susunya dan sesekali kuremas miliknya itu dengan lebih kuat. Rasanya menjadi lebih dahsyat terutama karena kami mengetahui bahwa kami bersanggama sambil ditonton Darsih secara sembunyi-sembunyi. Mungkin dia mengintip sambil onani, aku tidak perduli.

“Mhh.. terus.. aah.. ” Vie merintih terengah-engah. Seiring gerakan keluar masuk penisku di vaginanya semakin intens, Vie menggeliat.

Aku lepaskan tanganku dari payudaranya, membiarkan kedua daging menggairahkan itu bergelantung bergoyang-goyang mengikuti sodokan penisku. Tanganku berganti menggosok-gosok vaginanya yang berlepotan cairan nafsunya.

Sesekali kugesek klitorisnya sehingga Vie menjerit keenakan. Tiba-tiba tubuh Vie menyentak dan vaginanya terasa menyempit membuat penisku seperti diperas oleh dinding kenikmatannya.

Lalu Vie melepaskan orgasmenya disertai erangan panjang dan kemudian ia terkulai. Benar kata Pak Daru, Vie orgasme cepat sekali. Aku terus menyodok vaginanya mengabaikan tubuhnya yang lemas. Tak lama Vie bangkit kembali nafsunya dan mulai merintih-rintih.

“Saldy sayaang.. aku.. ingin kamu.. entotin aku dengan kasaar..” Vie meracau membuat aku tercengang.

“Nanti kamu kesakitan..” jawabku cepat disela kenikmatan.

“Biaar.. masa bodoh.. aku sukaa.. aa.. ahh”

“As you wish.. Istriku yang cantiik..”

Aku keluarkan sebagian besar penisku dari vaginanya, kemudian dengan satu hentakan cepat dan kasar aku sodok ke dalam. Penisku terasa ngilu dan nikmat.

“Eaahh..” Vie menjerit keras.

“Aah..iya..ah.. begiituu..”

Aku lakukan gerakan tadi berulang diiringi jeritan-jeritan Vie. Berisik sekali.. mungkin tetangga mengira aku sedang menyiksa Vie.

Entah apa yang ada di pikiran Darsih yang sedang mengintip.

“Teruuss.. sayaang.. remas susuku ini.. dengan kuat.. akh! Aku.. ingin merasakan.. tenagamu.. uuhh..”

Aku meraih susunya yang sejak tadi hanya berayun-ayun, kemudian sesuai keinginannya aku remas dengan kuat sambil terus menyodok vaginanya dengan kasar. Lagi-lagi Vie menjerit keras. Aku yakin ia kesakitan tapi bercampur nikmat.

“Lebih kuaatt.. lebih kuat dari itu..” Vie setengah berteriak.

“Jangan ngaco.. sayang..”

“Ngga apa ap.. aa.. aah..!”

Vie kembali orgasme. Sudah kepalang tanggung, aku ingin mencapai puncak secepatnya. Kukocok dengan cepat vagina Vie sampai pinggangku pegal. Vie mendesah lemah.

“Keluarin.. yang banyak di dalam..” katanya pelan.

“Aku.. sedang subur.. biar jadi anak..”

Tak lama aku merasakan denyutan di penisku yang menandakan aku sudah mendekati puncak. Dan akhirnya penisku menyemprotkan sperma yang sangat banyak dan berkali-kali ke dalam rahim Vie. Kami berdua jatuh berlutut di lantai sementara penisku masih bersarang di vaginanya.

Baca Juga Cerita Seks Suami Selipan

“Anget..” Vie menggumam.

“Apanya?” tanyaku terengah-engah.

“Sperma kamu, di rahimku..”

“Emang biasanya dingin ya?”

“Yang sekarang lebih..”

Aku mengusap rambutnya, dan memeluknya dengan sayang. Sementara itu Darsih sudah menghilang. Puas sudah dia melihat “Live show” kami. Setelah itu kami berdua membersihkan tubuh kami, terutama Vie yang tubuhnya penuh minyak.
Tetapi setelah selesai mandi Vie kembali ganas dan “Memperkosa” aku. Gila! Aku benar-benar KO malam itu.. kalah telak!- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Betina Pertamaku

Cerita Sex Terbaru | Sebut saja Aku Sony, Aku duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA). kata orang-orang Aku
anak yang pendiam dan pemalu, oleh sebab itu Aku sering di bilang “cemen” oleh teman
teman, karna sudah sebesar ini Aku masih belum punya pacar. Jangankan mau punya pacar,
berdekatan dengan cewe aja wajah Aku langsung memerah, sehingga teman teman wanita di
kelas banyak yang kurang akrab dengan Aku.

Cerita Sex Terbaru Betina Pertamaku

Pada suatu saat temen Aku yang bernama fikri merasa iba dengan Aku dan ngasih Aku nomor hp
seorang cewe kenalanya, maklum lah si fikri ini emang anak gaul. Dan langsung aja Aku sms
tuh cewe,”hy leh knalan gag?”. “boleh ne capa?”. “panggil aja Aku Sony, kalo namamu
siapa?”. “Aku Rasya, salam krenal ya”.
awal awalnya emang terasa monoton banget, tetapi lama kelamaan Aku dengan dia udah sama
sama enjoy walaupun cuma di sms. Dan diapun mulai mancing mancing Aku supaya cepetan
nembak dia, Aku grogi banget. tapi ya udahlah, kapan lagi Aku punya cewe. ehh, pas Aku
tembak dia ga mau kalau lewat sms dia mau ketemuan. Aku bingung banget, Aku ga ada mental
sama sekali buat ngadepin dia.

Ahirnya Aku pergi ke rumah sahabat Aku boy namanya. nie anak emang rada badung, tapi dia
kerap ngasih Aku solusi pas Aku ada problem. walaupun solusi dia seringkali ngebuat Aku
terjerumus ke permasalahan yang lebih rumit lagi. “Alaaahhhh, ketemu cewe aja lu buat
pusing”. Secepat kilat tangan si boy masuk ke saku celana Aku dan berhasil nyikan duit
seratus ribu Aku. “mau ngapain lo?” tanya Aku. “udah tunggu aja lo di sini”, boy langsung
pergi membawa motor nya entah kemana. 15 menit kemudian dia datang dengan bungkusan hitam
di tanganya. “Nehhh solusinya!!”, pas Aku buka ternyata Mokin(minuman keras). “apa apaan
lu, kalo nanti Aku pingsan gimana?? alcoholnya lumayan tinggi nnihh”. “makanya jangan lu
tegak semua bego, dikit aja yang penting FLY, dan yang pasti lu ga bakalan grogi lagi”.
Dengan berat hati tapi mau, Aku pun menyetujui usulan si boy.

Setelah sampai rumah Aku simpan tuh minuman di tempat yang aman kalau sampai ketauan bokap
bisa mampus Aku. pas lagi mw nyumputin, tiba2 ada yang ngetok pintu kamar Aku. kaget
seetengah mati Aku dan botol itupun nyaris pecah. ternyata nyokap Aku, “kenapa si ma?”
tanya Aku. “kamu besok jangan kemana mana ya, jaga rumah. soalnya papa & mama mau pergi ke
bandung ada urusan. “iya ma, tenang aja rumah bakalan aman kok”. wahhh, pucuk dicinta
dengan bgini Rasya bisa Aku ajak kerumah. Aku langsung telfon Rasya ngajak dia ktemuan di
rumah Aku, awalnya dia ga mau tapi setelah Aku rayu2 diapun setuju.

Malem itu Aku ga bisa tidur pikiran2 kotor seolah olah terus menempel di otak Aku, Aku ga
tahan lagi langsung Aku lampiasin aja dengan onani sambil ngebayangin body nya Rasya,
pasti aduhai banget. belum sampai 10menit, crooootttt…….crooootttt!!!. penis Aku
muntahin mani yang cukup banyak, seketika tubuh Aku langsung lemas dan Aku pun terlelap.

Lagi enak enak nya tidur Aku dibangunin oleh suara berisik hp Aku, ternyata tellfon dari
Rasya dan Aku liat udah jam 9, aastagaaa!!. telfon langsung Aku angkat, “ndi kamu dimana??
aku udah gosong nie nungguin kamu dari tadi panas tau!”. “Sory sa Aku kesiangan, iya Aku
langsung kesana nihh”. Aku pun langsung loncat dari tempat tidur, Aku ambil anduk dan
mSony.

Setelah Aku sampai di tempat yang udah kami janjikan, Aku liad ga ada siapa2 yang ada ibu
ibu dengan anak anak lagi nunggu angkot. “sialllaaannn, apa Rasya udah pulang ya, karna
Aku kelamaan jemput”. Tiba tiba bahu Aku ada yang nepuk, dan saat Aku nengok ke belakang,”
Astaaaggaa…Bidadari darri mana ini” pikirku. badanya tinggi langsing, kulitnya putih
mulus, belahan toketnya keliatan jelas banget,

“Heehh,, kenapa bengong?? kenal Aku ga lo?”.
“lu Rasya..??”.Cerita Sex Terbaru

dia cuma tersenyum dan langsung naik ke motor Aku, tanpa sepatah katapun Aku langsung
tancap gas. dia meluk badan Aku dengan erat dari belakang, sehingga Aku bisa ngerasain
banget toket nya di pundak Aku.

Sesampainya di rumah Aku langsung ajak dia masuk. “Silahkann masuk tuan putri”,
“nggak ah, ga enak sama orang rumah,”
“ga ad siapa2 kok cuman kita berdua, kalo disini justru ga enak diliat tetangga”
rayuan Aku pun mengena, dia mau Aku ajak masuk ke dalem,
“sa Aku ke toilet bentar ya, enjoy aja. idupin aja tv nya”

Rasya cuma tersenyum rupa nya dia agak malu. terus Aku langsung ambil mokin yang udah Aku
persiapkan, Aku tenggak habis satu botol ukuran stengah litter. sketika kepala Aku serasa
muter muter, Aku kembali ke ruang tengah dan ngajak Rasya ngobrol. dan bener aja yang di
biliang si boy, Aku sperti ga ada beban nembak dia, Aku bilang Aku sayang dia dan Aku mau
dia jadi pacar Aku. Rasya pun mengangguk pertanda setuju.

Langsung aja Aku deketin mulut Aku ke bibir nya yang merah dan mungil itu, dia tampak malu
malu tapi mau.

Aku lumaat habbis bibir nya dan Aku liad ekspresi muka nya yang menggairahkan membuat
penis Aku berdiri sehingga kolor Aku terasa sempit. tangan jahil Aku pun mulai beraksi,
perlahan sambil Aku ngelumat bibir nya tangan kanan Aku ngeremas remas toketnya yang gede
itu. tapi masih kurang, Aku suruh dia buka baju, awal nya dia nolak, tapi Aku yakinin dia
kalo Aku cuma megang2 doang. ahirnya dia mau, Aku lepasin baju kaosnya trus Aku lepasin
juga bh nya. beuhhh toketnya putih mulus dan pentil nya berwarna merah muda, Aku jilat
jilatin tuhh toket sambil sesekali Aku gigit. dan bner aja si Rasya mulai terangsang
hebaat, uhhh…..ahhh…uhhh

Makin lama permainan Aku makin panas, Rasya cuma makai rok mini, pahanya putih mulus
ngebuat penis Aku serasa mau loncat saking ga tahanya. Aku suruh dia tiduran, terus
kembali Aku emut emut toket nya Rasya.

dia pun kembali merangsang seperti tadi dan sambil Aku elus elus pahanya, tanpa dia sadari
Aku buka sleting celana Aku perlahan, dan Aku buka celana dan kolor Aku. Rasya ngga
menyadari itu karna matanya merem aja mungkin karna udah terangsang hebat. terus dengan
sigap Aku angkat androknya sampai ke atas perut sehingga keliatan jelas kolornya yang
brmotif bunga itu. Rasya pun meronta ronta,Cerita Sex Terbaru

“apaan sih alan, ngga ah Aku ga mw”

tapi apalah daya dia, Aku langsung pelorotin kolornya. dan waw memeknya keliatan masih
rapet dan bersih banget, bulu2 nya pun sedikit keliatan banget kalau sering di cukur.

tanpa basa basi lagi langsung aja Aku kangkangin pahanya dan Aku tancepin kejantanan Aku
ke dalem lubang kenikmatan itu.

ahhh…uhhh….ahhhh memeknya terasa begitu mencengkram penis Aku, setiap tusukan demi
tusukan yang Aku lancarkan Rasya berteriak Ahhh….ahhhh , mungkin karna memek nya yang
masih sempit. darah perawanya Rasya pun mengucur membasahi sekitar memeknya dan penis Aku,
membuat sodokan yang tadinya agak pelan kini Aku kayuh makin cepat karna semakin licin.
toketnya Rasya bergetar-getar dengan kuat, teriakan teriakan dari mulut nya pun sudah
mulai hilang. hanya sesekali dia menggelengkan kepala dan sedikit rintihan2 kecil membuat
nafsu Aku semakin memuncak, apalagi ngeliat keringat yang membasahinya uhhh…dan ahirnya

Baca JUga Cerita Seks Rayuan Mami

CROOOOTT……..CROOOOTT….CROOOOTT……..CROOOOTT!!!

Aku ga sempat ngeluarin penis Aku dari dalem memek nya Rasya jadi mani Aku masuk kke dalem
memek nya.

Aku ga peduli dia hamil atau ngga, yang pasti toh dia cantik dan Aku orang pertama yang
nyicipin perawanya, di suruh nikah pun Aku mau.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Gadis Imut

Cerita Sex Terbaru | Gadis yang usianya masih belasan tahun itu mempunyai wajah yang imut dan manis, namanya Amel entah
kenapa jika melihat dirinya aku bawaannya ingin bersetubuh dengannya, lubangnya psti masih sempit,
jika memikirkan hal itu nafsuku selalu menggebu ngebu, tinggal nunggu waktu saja soal itu “dalam
pikirku”

Cerita Sex Terbaru Gadis Imut

Hari itu aku sedang nonton film semi panas, setelah selesai aku mendengar suara Amel yang memecahkan
hasratku, dengan rasa kaget aku tercengang mendegar bahwa Amel bilang

“Om itu apa yang menonjol di celana”kok bisa begitu kata Amel sambil menunjuk ke arah kemaluanku yang
tegang.

“Iya nih Amel, tapi biarin saja deh, gimana dengan filmnya?” jawabku santai.

“Bagus kok Oom, persis seperti apa yang papa dan mama lakukan, dan Amel ada beberapa pertanyaan buat
Oom nih”. Amel sepertinya ingin menanyakan sesuatu.

“Pertanyaannya apa?” tanyaku.

“Kenapa sih, kalo olahraga gituan harus masukin titit ke apa tuh, Amel ngga ngerti?” tanya Amel.

“Oh itu.., itu namanya titit dimasukkan ke lubang kencing atau disebut juga lubang memek, pasti papa
Amel juga melakukan hal itu ke mama kan?” jawabku menerangkan.

“Iya benar Oom, papa pasti masukin tititnya ke lubang yang ada pada memek mama”. Amel membenarkan
jawabanku.

“Itulah seninya olahraga beginian Amel, bisa dilakukan sendiri, bisa juga dilakukan berdua, olahraga
ini khusus untuk dewasa”. kataku memberi penjelasan ke Amel.

“Amel sudah boleh ngga Oom.. melakukan olahraga seperti itu?” tanya Amel lagi.

Ouw.. inilah yang aku tunggu.. dasar rejeki.. selalu saja datang sendiri.

“Boleh sih, dengan satu syarat jangan bilang sama mama dan papa”. jelasku.

Terang saja aku membolehkan, sebab itulah yang kuharapkan.

“Amel harus tahu, jika Amel melakukan olahraga beginian akan merasa lelah sekali tetapi juga akan
merasakan enak”. tambahku.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

“Masa sih Oom? Tapi kayaknya ada benarnya juga sih, Amel lihat sendiri mama juga sepertinya merasa
lelah tapi juga merasa keenakan, sampai menjerit-jerit lho Oom, malahan kadang seperti mau nangis.”

Amel yang polos rupanya sudah mulai tertarik dan sepertinya ingin tahu bagaimana rasanya.

“Emang gitu kok. Ee, mumpung masih siang nich, mama Amel juga masih lama pulangnya, kalo Amel memang
ingin olahraga beginian, sekarang saja gimana?” aku sudah tidak sabar ingin melihat pesona kemaluannya
Amel, pastilah luar biasa.

“Ayolah!” Amel mengiyakan.

Memang rasa ingin tahu anak gadis seusia Amel sangatlah besar. Ini adalah hal baru bagi Amel. Segera
saja kusiapkan segala sesuatunya di otakku. Aku ingin Amel merasakan apa yang belum pernah dirasakan
sebelumnya.

Kaos singlet yang menempel di tubuhku telah kulepas. Aku sudah telanjang bulat dengan batang
kejantananku mengacung-ngacung keras dan tegang. Baru pernah seumur hidupku, aku telanjang di hadapan
seorang gadis belia berumur 12 tahun.

Amel hanya tersenyum-senyum memandangi batang kemaluanku yang berdiri dengan megahnya. Mungkin karena
kebiasaan melihat papa dan mamanya telanjang bulat, sehingga melihatku telanjang bulat merupakan hal
yang tidak aneh lagi bagi Amel.

Kusuruh Amel untuk membuka seluruh pakaiannya. Awalnya Amel protes, tetapi setelah kuberitahu dan
kucontohkan kenapa mama Amel telanjang bulat, dan kenapa ceweknya Tarzan juga telanjang bulat, sebab
memang sudah begitu seharusnya. Akhirnya Amel mau melepas pakaiannya satu persatu. Aku melihat Amel
melepaskan pakaiannya dengan mata tidak berkedip.

Pertama sekali, lepaslah pakaian sekolah yang dikenakannya, lalu rok biru dilepaskan juga. Sekarang
Amel tinggal mengenakan kaos dalam dan celana dalam saja. Di balik kaos dalamnya yang cukup tebal itu,
aku sudah melihat dua benjolan kecil yang mencuat, pastilah puting susunya Amel yang baru tumbuh.

Baru saja aku berpikiran seperti itu, Amel sudah membuka kaos dalamnya itu dan seperti apa yang
kubayangkan, puting susu Amel yang masih kuncup, membenjol terlihat dengan jelas di kedua mataku.
Puting susu itu begitu indahnya.

Lain sekali dengan yang biasa kulihat dan kurasakan dari wanita malam langgananku, rata-rata puting
susu mereka sudah merekah dan matang, sedangkan ini, aku hanya bisa menelan ludah.

Payudara Amel memang belum nampak, sebab karena faktor usia. Akan tetapi puting susunya sudah mulai
menampakkan hasilnya. Membenjol cukup besar dan mencuat menantang untuk dinikmati. Warna puting susu
Amel coklat kemerahan, aku melihat puting susu itu menegang tanpa Amel menyadarinya.

Lalu Amel melepaskan juga celana dalamnya. Kembali aku dibuatnya sangat bernafsu, kemaluan Amel masih
berupa garis lurus, seperti kebanyakan milik anak-anak gadis yang sering kulihat mandi di sungai.
Vagina yang belum ditumbuhi bulu rambut satu pun, masih gundul. Aku sungguh-sungguh melihat
pemandangan yang menakjubkan ini. Terbengong-bengong aku dibuatnya.

“Oom, udah semua nih, udah siap nih Oom.”

Aku tersentak dari lamunan begitu mendengar Amel berbicara.

“Oke, sekarang dimulai yaaa?” Kuberi tanda ke Amel supaya tiduran di sofa.
Pertama sekali aku meminta ijin ke Amel untuk menciuminya, Amel mengijinkan, rupanya karena sangat
ingin atau karena Amel memang sudah mulai menuruti nafsunya sendiri, aku kurang tahu.Cerita Sex Terbaru

Yang penting bagiku, aku merasakan Amelng perawannya dan menyetubuhinya siang ini. Aku ciumi kening,
pipi, hidung, bibir dan lehernya. Kupagut dengan mesra sekali. Kubuat seromantis mungkin. Amel hanya
diam seribu bahasa, menikmati sekali apa yang kulakukan kepadanya.

Setelah puas aku menciuminya,

“Amel, boleh ngga Oom netek ke Amel?” tanyaku meminta.

“Tapi Oom, tetek Amel kan belon sebesar seperti punya mama.” kata Amel sedikit protes

“Ngga apa-apa kok Amel, tetek segini malahan lebih enak.” kilahku meyakinkan Amel.

“Ya deh, terserah Oom saja, asalkan ngga sakit aja.” jawab Amel akhirnya memperbolehkan.

“Dijamin deh ngga sakit, malahan Amel akan merasakan enak dan nikmat yang tiada tara.” jawabku lagi.

Segera saja kuciumi puting susu Amel yang kiri, Amel merasa geli dan menggelinjang-gelinjang keenakan,
aku merasakan puting susu Amel mulai mengalami penegangan total. Selanjutnya, aku hisap kedua puting
susu tersebut bergantian.

Amel melenguh menahan geli dan nikmat, aku terus menyusu dengan rakusnya, kusedot sekuat-kuatnya,
kutarik-tarik, sedangkan puting susu yang satunya lagi kupelintir-pelintir.

“Oom, kok enak banget nihhh oohhh enakkk” desah Amel keenakan.
Amel terus merancau keenakan, aku sangat senang sekali.

Setelah sekian lama aku menyusu, aku lepaskan puting susu tersebut. Puting susu itu sudah memerah dan
sangat tegangnya. Amel sudah merasa mabuk oleh kenikmatan. Aku bimbing tangannya ke batang kemaluanku.

“Amel, kocok dong tititnya Oom Agus”. aku meminta Amel untuk mengocok batang kemaluanku.

Amel mematuhi apa yang kuminta, mengocok-ngocok dengan tidak beraturan. Aku memakluminya, karena Amel
masih amatir, sampai akhirnya aku justru merasa sakit sendiri dengan kocokan Amel tersebut, maka
kuminta Amel untuk menghentikannya.

Selanjutnya, kuminta Amel untuk mengangkangkan kedua kakinya lebar-lebar, tanpa bertanya Amel langsung
saja mengangkangkan kedua kakinya lebar-lebar, aku terpana sesaat melihat vagina Amel yang merekah.

Tadinya kemaluan itu hanya semacam garis lurus, sekarang di hadapanku terlihat dengan jelas, buah
klitoris kecil Amel yang sebesar kacang kedelai, vaginanya merah tanpa ditumbuhi rambut sedikit pun,
dan yang terutama, lubang kemaluan Amel yang masih sangat sempitnya. Jika kuukur, hanya seukuran jari
kelingking lubangnya.

Aku lakukan sex dengan mulut, kuciumi dan hisap kemaluan Amel dengan lembut, Amel kembali melenguh.
Lenguhan yang sangat erotis. Meram melek kulihat mata Amel menahan enaknya hisapanku di kemaluannya.
Kusedot klitorisnya. Amel menjerit kecil keenakan, sampai tidak berapa lama.

“Oom, enak banget sih, Amel senang sekali, terussinnn” pinta Amel.

Aku meneruskan menghisap-hisap vagina Amel, dan Amel semakin mendesah tidak karuan. Aku yakin Amel
hampir mencapai puncak orgasme pertamanya selama hidup.

“Oommm ssshhh Amel mau pipis nich..” Amel merasakan ada sesuatu yang mendesak ingin keluar, seperti
ingin kencing.

“Tahan dikit Amel tahan yaaa sambil aku terus menjilati, dan menghisap-hisap kemaluannya.”

“Udah ngga tahan nich Oommm aahhh” Tubuh Amel mengejang.

Tangan Amel berpegangan ke sofa dengan erat sekali, kakinya menjepit kepalaku yang masih berada di
antara selangkangannya. Amel ternyata sudah sampai pada klimaks orgasme pertamanya. Aku senang sekali,
kulihat dari bibir lubang perawannya merembes keluar cairan cukup banyak. Itulah cairan mani nikmatnya
Amel.

“Oohhh Oom Agus Amel merasa lemes dan enak sekali apa sih yang barusan Amel alami, Oom?” tanya Amel
antara sadar dan tidak.

“Itulah puncaknya Amel.., Amel telah mencapainya, pingin lagi ngga?” tanyaku.

“Iya.. iya.. pingin Oom” jawabnya langsung.

Aku merasakan kalau Amel ingin merasakannya lagi. Aku tidak langsung mengiyakan, kusuruh Amel
istirahat sebentar, kuambilkan semacam obat dari dompetku, obat dopping dan kusuruh Amel untuk
meminumnya. Karena sebentar lagi, aku akan menembus lubang perwannya yang sempit itu, jadi aku ingin
Amel dalam keadaan segar bugar. Tidak berapa lama, Amel kulihat telah kembali fit.

“Amel tadi Amel sudah mencapai puncak pertama, dan masih ada satu puncak lagi, Amel ingin mencapainya
lagi kan..?” bujukku.

“Iya Oom, mau dong” Amel mengiyakan sambil manggut-manggut.

“Ini nanti bukan puncak Amel saja, tetapi juga puncak Oom Agus, ini finalnya Amel” kataku lagi
menjelaskan.

“Final?” Amel mengernyitkan dahinya karena tidak paham maksudku.

“Iya, final.., Oom ingin memasukan titit Oom ke lubang memek Amel, Oom jamin Amel akan merasakan
sesuatu yang lebih enak lagi dibandingkan yang tadi.” akhirnya aku katakan final yang aku maksudkan.

“Ooh ya, tapi.. Oom.. apa titit Oom bisa masuk tuh? Lubang memek Amel kan sempit begini sedangkan
tititnya Oom.. gede banget gitu” Amel sambil menunjuk lubang nikmatnya.

“Pelan-pelan dong, ntar pasti bisa masuk kok.. cobain ya..?” pintaku lagi.

“Iya deh Oom” Amel secara otomatis telah mengangkangkan kakinya selebar-lebarnya.

Kuarahkan kepala kemaluanku ke lubang vagina Amel yang masih super sempit tersebut. Begitu menyentuh
lubang nikmatnya, aku merasa seperti ada yang menggigit dan menyedot kepala kemaluanku, memang sangat
sulit untuk memasukkannya.Cerita Sex Terbaru

Sebenarnya bisa saja kupaksakan, tetapi aku tidak ingin Amel merasakan kesakitan. Kutekan sedikit demi
sedikit, kepala kemaluanku bisa masuk, Amel mengaduh dan menjerit karena merasa perih. Aku menyuruhnya
menahan.

Efek dari obat dopping itu tadi adalah untuk sedikit meredam rasa perih, selanjutnya kutekan kuat-
kuat. Blusss Amel menjerit cukup keras,

“Ooommm tititnya sudaaahhh masuk kkaahhh?”

“Udah sayang tahan ya” kataku sambil mengelus-ngelus rambut Amel.

Aku mundurkan batang kemaluanku. Karena sangat sempitnya, ternyata bibir kemaluan Amel ikut
menggembung karena tertarik. Kumajukan lagi, kemudian mundur lagi perlahan tetapi pasti.

Beberapa waktu, Amel pun sepertinya sudah merasakan enak. Setelah cairan mani Amel yang ada di lubang
perawannya semakin membanjir, maka lubang kenikmatan itu sudah sedikit merekah. Aku menggenjot maju
mundur dengan cepat.
“Ahhh.. inikah kemaluan perawan gadis imut. Enak sekali ternyata.” Hisapannya memang tiada duanya.

Aku merasa keringat telah membasahi tubuhku, kulihat juga keringat Amel pun sudah sedemikian
banyaknya. Sambil kuterus berpacu, puting susu Amel kumainkan, kupelintir-pelintir dengan gemas, bibir
Amel aku pagut, kumainkan lidahku dengan lidahnya.

Aku merasakan Amel sudah keluar beberapa kali, sebab aku merasa kepala batang kemaluanku seperti
tersiram oleh cairan hangat beberapa kali dari dalam lubang surga Amel.

Aku ganti posisi. Jika tadi aku yang di atas dan Amel yang di bawah, sekarang berbalik, aku yang di
bawah dan Amel yang di atas. Amel seperti kesetanan, bagaikan cowboy menunggang kuda, oh enak sekali
rasanya di batang kemaluanku. Naik turun di dalam lubang surga Amel.

Sekian lama waktu berlalu, aku merasa puncak orgasmeku sudah dekat. Kubalik lagi posisinya, aku di
atas dan Amel di bawah, kupercepat gerakan maju mundurku. Lalu aku peluk erat sekali tubuh kecil dalam
dekapanku, kubenamkan seluruh batang kemaluanku.

BAca Juga Cerita Seks Kakak Dan Adiknya

Aku menegang hebat. Crruttt crruttt Cairan maniku keluar banyak sekali di dalam lubang kemaluan Amel,
sedangkan Amel sudah merasakan kelelahan yang amat sangat.

Aku cabut batang kemaluanku yang masih tegang dari lubang kemaluan Amel. Amel kubiarkan terbaring di
sofa. Tanpa terasa, Amel langsung tertidur, aku bersihkan lubang kelaminnya dari cairan mani yang
perlahan merembes keluar,

Kukenakan kembali semua pakaiannya, lalu kubopong gadis kecilku itu ke kamarnya. Aku rebahkan tubuh
mungil yang terkulai lelah dan sedang tertidur di tempat tidurnya sendiri, kemudian kucium keningnya.
Terima kasih Amel atas kenikmatannya tadi. Malam pun tiba.

Keesokan harinya, Amel mengeluh karena masih merasa perih di vaginanya, untungnya Tante Linda tidak
tahu. Hari berlalu terus. Sering kali aku melakukan olahraga senggama dengan Amel, tentunya tanpa
sepengetahuan Oom Joko dan Tante Linda.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.