Parto

Cerita Sex Terbaru | Day 1
Lelaki berkulit sawo matang bertampang amburadul dan berpakaian kusut itu menkan bel di depan pintu
gerbang rumah yang besar sekali itu. Beberapa saat kemudian muncul pembantu cewek stw dari dalam rumah
itu.

Cerita Sex Terbaru Parto
“Lho, Parto! Kok kamu bisa nyampe sini?”
“Ceritanya aku nyari kerja di Jakarta, Mbak. Tapi sudah jauh-jauh kesini, sampai seminggu masih belum
dapet kerjaan juga. Sekarang duitku abis Mbak.”
“Aduh duh, Parto, Parto, dari dulu kamu itu nggak pernah berbuat benar. Nggak dipikir dulu, nekat ke
Jakarta. Ngabis-ngabisin duit aja.”
“Yah mau gimana lagi Mbak. Semua ini gara-gara si bangsat Tarjo itu. Kata dia di Jakarta enak, kerjaan
kantoran dapet duit banyak. Ternyata sampe disini, aku ga dapet kerjaan. Dan dia ternyata cuma jadi
kuli bangunan.”
“Terus sekarang maumu apa?”
“Eh, anu..aku mau minta duit, Mbak. Dan aku pengin kerja di rumah ini. Wah, rumahnya gede dan bagus.
Pasti yang punya kaya banget ya Mbak.”
“Enak aja kamu. Pikirmu Mbakmu ini punya duit banyak. Dan kamu jangan mimpi bisa diterima kerja
disini. Lha wong kamu ga punya kepandaian apa-apa gitu.”
“Siapa tahu disini butuh tenaga kasar Mbak. Jadi kuli atau kacung pun aku mau daripada pulang ke desa.
Malunya itu lho.”
“Salahmu sendiri, kenapa kamu nekat ke Jakarta. Huh, jangan harap kamu tinggal disini. Tuan nggak akan
menerima kamu kerja apalagi membolehkan tinggal disini.”
“Kok dari tadi Mbak yakin banget aku ga bakalan diterima disini?”
“Soalnya Tuan khan punya anak gadis yang baru dewasa. Mana mungkin dia membolehkan kamu tinggal
disini.”
“Lho aku khan pengin kerja beneran bukan mau ngapa-ngapain. Lagipula mana mungkin aku berani godain
anak majikan. Coba tanyain dulu Mbak. Kalo memang ga boleh ya udah aku pulang. Tapi kasih duit buat
ongkosnya donk.”
Entah karena kegigihan Parto yang memaksa atau karena ia tak mau memberikan uang, akhirnya ia
mengalah.
“Ya udah aku coba tanyain ke Tuan dulu. Kamu tunggu disini, jangan kemana-mana.”
Tak lama kemudian, pembantu cewek tadi muncul lagi sambil membuka pintu pagar.
“Kamu betul-betul mujur. Kebetulan Tuan butuh orang untuk mencabuti rumput liar dan mengerjakan
pekerjaan kasar lainnya. Tapi kamu disini cuma sementara. Sekarang hari Senin. Hari Jumat pagi nanti,
sebelum Tuan pergi ke kantor, kamu sudah harus pergi. Gajimu 5 hari disini cukup untuk ongkos pulang.
Tapi awas, disini kamu jangan bikin malu Mbak ya!” katanya memperingatkan adik bungsunya.
“Baik Mbak,” kata Parto sambil menghela nafas. Ah, kalau cuma kerja 5 hari nyabutin rumput, ngapain
aku jauh-jauh ke Jakarta, keluhnya.
Parto adalah pemuda malas yang tinggal di desa di Jawa Timur. Meski usianya sudah 21 tahun, ia masih
luntang lantung tanpa kerjaan dan bergantung ke orangtuanya. Ia tak mau bekerja karena merasa tak
punya tanggungan apa-apa. Sementara biaya hidup orangtuanya ditunjang oleh saudara-saudaranya termasuk
pembantu cewek tadi yang bernama Mbok Minah. Ia adalah kakak sulungnya. Meski pengangguran, tak
berarti kehidupan Parto susah.
Malah sebaliknya, tiap hari ia menghabiskan waktu berjudi maen gaple dan kartu sambil menggodai
gadis-gadis desa yang lewat. Ia juga sering menggerombol dengan pemuda-pemuda berandalan lainnya
sambil minum-minum tuak. Kalau duitnya habis, ia tinggal minta ke orangtuanya. Orangtuanya tak bisa
menolak karena sejak kecil memang ia amat dimanja. Sehingga semua saudara-saudaranya jadi sebal dengan
Parto.
Sementara itu, ibunya beberapa kali mencoba ingin mengawinkan dia dengan gadis sedesanya yang
seumuran. Namun semua pinangannya itu selalu ditolak, baik oleh gadisnya sendiri dan juga keluarganya.
Karena reputasi Parto terkenal buruk. Apalagi belakangan ini timbul isyu santer kalau dia ada hubungan
gelap dengan Sutinah, janda kembang muda yang cantik. Beberapa orang menjumpai dirinya keluar dari
rumah Sutinah. Kebetulan atau kebetulankah? Yang jelas reputasi Parto semakin hancur di desanya.
Oleh karena itu, saat Tarjo teman kecilnya balik dari Jakarta dan membual tentang hidup enak di
Jakarta, dengan nekat ia pergi ke Jakarta. Inilah jalanku, pikirnya sambil membayangkan orang-orang
yang kini memandang rendah dirinya, nantinya pada terkagum-kagum melihat keberhasilannya hidup di
Jakarta. Namun apa lacur, kenyataan sungguh jauh berbeda dibanding angan-angannya. Sungguh beruntung
ia sebelumnya mencatat alamat rumah tempat kakak sulungnya bekerja, sehingga kini bisa didatanginya.
***
Begitu selesai memberikan instruksi kepada Parto, Pak Sutanto pemilik rumah itu segera pergi ke
kantor. Sementara Parto mulai bekerja mencabuti rumput liar di taman yang luas. Karena memang malas,
belum setengah jam ia mulai mengeluh. Namun karena tak ada pilihan lain, ia terpaksa melakukan
pekerjaannya itu dengan terus-terusan mengeluh. Tak terasa hari pun telah berubah menjadi sore dan
kini ia telah berhenti bekerja. Saat itu ia sedang berbincang-bincang dengan kakak sulungnya yang
usianya terpaut 20 tahun itu, ketika tiba-tiba terdengar bunyi klakson mobil.
“Sebentar, aku bukain pintu dulu,” kata Mbok Minah langsung meninggalkan Parto.
Tak lama kemudian, masuklah mobil merah ke dalam rumah itu. Ternyata pengendaranya seorang gadis yang
masih sangat muda. Wajahnya putih cakep dan berambut panjang. Ia memakai baju seragam yang lengkap dan
tertata rapi di tubuhnya.
Cewek itu tersenyum manis kepada Mbok Minah.
“Kok Non Fey Chen jam segini baru pulang?” tanya Mbok Minah.
“Soalnya tadi ada latihan buat upacara 17 Agustus, Mbok. Aku kepilih jadi pembawa bendera. Makanya
pake baju seragam lengkap gini,” jawab Fey Chen dengan ramah sambil menutup pintu mobilnya.
Sementara Parto yang melihatnya dari kejauhan sungguh terkesima dengan cewek cakep itu apalagi saat
dia tersenyum manis. Kesannya putih bersih dan high class gitu loh.
Belum pernah ia melihat cewek semenarik itu. Usianya masih sangat muda. Kulitnya putih bersih. Cerita Sex Terbaru
Wajahnya sungguh cantik menawan. Ditambah lagi rambutnya yang panjang dicat agak kecoklatan. Sungguh
bening sekali, beda dengan gadis-gadis desa yang biasa dilihatnya.
“Oh ya Non, yang disitu itu Parto adik Mbok yang baru datang dari desa. Tadi pagi ia datang kesini dan
Tuan mau mempekerjakan dia disini sampe Jumat,” katanya sambil menunjuk Parto yang berdiri agak
kejauhan itu. Rupanya Mbok Minah tidak ingin cewek itu kaget melihat ada cowok rendahan yang tak
dikenal berada di dalam rumah.
“Ooh, begitu,” komentar cewek itu singkat tanpa sedikitpun menoleh ke arah Parto.
”Oh ya, Mbok, tadi Papi bilang nggak pulangnya jam berapa?”
“Tadi Papi pesan kalo pulangnya agak malaman, jadi kalau sudah lapar, Non makan duluan aja katanya.”
Sementara Parto yang dari tadi sudah kesengsem dengan gadis itu, merasa berbunga-bunga saat dirinya
dikenalkan oleh Mbok Minah. Ia pengin jual tampang dikit ke cewek itu. Segera ia berjalan mendekati
mereka. Lumayanlah kalo bisa salaman sama dia juga, pikirnya.
“Oh begitu. Ya udah aku masuk kamar dulu deh Mbok,” kata Fey Chen.
Sementara itu Parto yang berjalan mendekat sambil terus memandang Fey Chen lekat-lekat, menganggukkan
kepalanya sambil menyodorkan tangannya dan berkata,” Saya Parto, Non.”
Namun sial baginya, karena bersamaan pada saat itu Fey Chen telah keburu membalikkan badannya dan
berjalan ke dalam. Pada saat yang sama Fey Chen berbicara ke Mbok Minah tanpa menoleh,”Tolong
makanannya dipanasin sekarang ya Mbok, sementara aku mandi dulu.” Sehingga ia tak mendengar suara
Parto. Jadilah kini Parto berdiri salah tingkah sementara tangannya masih terjulur ke depan. Mukanya
merah padam. Sementara Mbok Minah tertawa mengikik melihat adegan lucu itu.
“Hahahaha. Makanya jadi orang jangan sok pengin nampang. Level kamu nggak nyampe. Nggak dianggap kamu
sama dia. Makanya jadi orang tahu diri dikit napa sih. Ayo kamu balik nyabutin rumput sana,” kata Mbok
Minah sambil tertawa setelah Fey Chen masuk ke dalam rumah.
“Itu tadi siapa sih, Mbak?” tanya Parto penasaran saat keduanya berjalan masuk.
“Ooh, dia itu Non Fey Chen, anaknya Tuan. Kalo Tuan manggil dia Chen-Chen. Kalo kamu harus panggil dia
Non, jangan panggil namanya! Dan ingat, kamu jangan kurang ajar sama dia. Mengerti?”
“Wah, anaknya cantik banget ya Mbak. Kulitnya putih lagi. Memang cewek Cino akeh sing ayu-ayu yo Mbak
(cewek Chinese banyak yang cakep ya Mbak), tapi dia ini betul-betul istimewa.”
“Hushh! Sudah dibilang jangan kurang ajar kok kowe ngomong gitu!” sergah Mbok Minah.
“Lho iya beneran Mbak. Ga pernah aku ketemu cah wedhok sing ayune koyok ngono (Nggak pernah aku ketemu
dengan cewek yang cakepnya seperti itu).”
“Kowe kalo ngomong jangan sembarangan. Ingat, disini kamu cuma numpang sementara. Kamu harus sopan
sama tuan dan terutama sama Non, mengerti?”
“Yo ngerti ngerti Mbak. Tapi mbayangno di dalam hati khan boleh-boleh aja. Lha wong cakep dan putihnya
kayak gitu, heheheh,” kata Parto sambil membayangkan wajah Fey Chen tadi.
Apalagi ia mendengar gadis itu tadi bilang kalau ia akan mandi dulu sebelum makan. Dasar pikirannya
memang kotor, ia langsung membayangkan Fey Chen yang cakep itu tentu kini sedang telanjang bulat.
Seketika batangnya langsung mengeras membayangkan itu.
“Heh! Ngelamunin apa kamu? Ayo sini bantuin Mbak bawa panci ini ke dalam untuk makan malam Non,” seru
Mbok Minah.
“Omong-omong, dia umur berapa sih Mbak? Masih sekolah ya.”
“Ngapain kamu nanya umurnya segala? Itu bukan urusanmu tahu. Urusanmu disini cuma kerja kasaran, bukan
ngurusin umurnya Nonik. Ngerti kowe?”
“Ya ngerti, Mbak. Tapi ngomong antar kita sendiri khan nggak apa-apa. Aku cuma pengin tahu aja. Kok
keliatannya masih muda banget.”
“Memang dia baru ulang tahun ke-18, dia masih sekolah kelas 3 SMA.”
“Ooh, makanya tadi Mbak bilang anaknya Tuan baru dewasa.”
“Wis, wis jangan ngomongin dia lagi. Ayo taruh panci itu disini,” perintah Mbok Minah kepada Parto.
“Wah, wis cakep, sexy, putih, masih muda, anak orang kaya lagi,” kata Parto membatin sambil menelan
ludahnya. Ia masih terbayang-bayang akan wajah cakep Fey Chen.
Tak berapa lama keluarlah Fey Chen dari kamarnya. Wajahnya nampak segar. Ujung-ujung rambutnya masih
terlihat basah. Pertanda ia baru saja selesai mandi. Parto cukup beruntung saat itu. Tadi ia hanya
bisa melihat wajah cantik Fey Chen saja, sementara tubuhnya tertutup rapat oleh baju seragam hitam
yang lengkap dan berlapis-lapis. Namun kini ia melihat Fey Chen memakai pakaian rumah yang sifatnya
informal yang tak se-tertutup dan berlapis-lapis seperti baju seragamnya tadi. Seketika mata Parto
jelalatan menyaksikan putih mulusnya dan keindahaan bentuk tubuh gadis itu.
“Wah, makanannya sudah selesai ya. Makasih ya Mbok,” kata Fey Chen dengan wajah ceria.
Daster tanpa lengan warna abu-abu dengan motif bunga itu sungguh cocok sekali dikenakannya. Fey Chen
sama sekali mengacuhkan kehadiran Parto. Sebaliknya Parto menatap gadis itu sampai melongo.
Pandangan mata Parto tak bisa melewatkan “benda bening” di depan matanya itu. Daster yang dipakai Fey
Chen itu termasuk “heboh” buat ukuran orang desa seperti Parto. Karena daster tanpa lengan itu
menunjukkan jelas-jelas ke-sexy-an tubuh pemakainya. Bahu dan seluruh tangan gadis itu begitu terbuka
dan terlihat jelas. Sungguh putih mulus kulitnya. Pinggulnya nampak padat berisi. Dadanya nampak
menonjol di balik daster itu apalagi kalau dari samping, pertanda payudara gadis itu telah tumbuh
sempurna.
Tepat di ujung belahan leher daster itu, terlihat sedikit belahan payudaranya. Tak heran kalau
sebentar-sebentar Parto selalu melirik ke arah Fey Chen. Sementara itu Mbok Minah seolah berperan
sebagai polisi yang mengawasi jelalatan mata adiknya itu. Ia beberapa kali memelototkan matanya ke
arah Parto memberi isyarat untuk meninggalkan cewek itu. Dengan terpaksa akhirnya Parto meninggalkan
ruangan tengah itu dan pergi ke kamarnya di ujung belakang. Sebagai hiburan di dalam kamar, ia
mendengarkan lagu dangdut dari radio kecil yang dibawanya. Inilah satu-satunya hiburanku, pikirnya.
Sampai akhirnya ia pun tertidur lelap apalagi hari itu ia cukup kecapean karena mencabuti rumput.
Day 2
Pagi-pagi, Parto terbangun saat Mbok Minah memanggil-manggil namanya, padahal ia masih mengantuk.
“Ayo cepat bangun. Tuan ingin bicara sama kamu!”
Hari itu, selain mencabuti rumput, Pak Sutanto menyuruhnya untuk membetulkan genting yang bocor di
bagian belakang rumah. Setelah itu, Pak Sutanto berangkat ke kantor. Sementara ia tak melihat Fey Chen
pagi itu karena anak itu telah berangkat ke sekolah sejak pagi-pagi tadi. Setelah itu Parto
melanjutkan mencabuti rumput. Siangnya ia naik ke atas membetulkan genting yang bocor. Kira-kira agak
sorean ia mendengar suara Pak Sutanto dan Fey Chen. Rupanya mereka telah sama-sama pulang ke rumah.
Namun ia sama sekali tak mendapat kesempatan cuci mata, karena ia harus bekerja di atas genting.
Saat itu Parto ingin beristirahat setelah “bekerja keras seharian”. Ia menuruni tangga dan menuju ke
belakang. Sambil bertelanjang dada ia menggotong tangga itu. Karena masih asing dengan rumah yang
besar itu, rupanya ia salah jalan. Ia menuju ke sisi rumah yang selama ini belum pernah didatangi.
Namun sungguh tak rugi ia salah jalan. Karena ia melihat dari arah samping, Fey Chen yang sedang asyik
berjalan-jalan sambil ber-jogging menikmati angin sore yang sejuk. Sementara Fey Chen tidak
melihatnya. Buru-buru ia bersembunyi dan mengintip di balik dinding bata yang berlubang-lubang.
Ia ingin menikmati lebih lama pemandangan indah itu tanpa ketahuan gadis itu. Karena saat itu Fey Chen
memakai pakaian yang minim sekali. Bahkan di mata orang desa seperti dirinya, itu termasuk kategori
telanjang. Kini ia dengan bebas memelototi ke-sexy-an Fey Chen tanpa diketahui gadis itu. Rupanya saat
itu Fey Chen sedang asyik sendiri sehingga ia tak memperhatikan kalau ada cowok di balik dinding
sedang asyik mengagumi kemulusan tubuhnya. Namun sial bagi Parto, karena Fey Chen kini membelok ke
arahnya. Rupanya gadis itu ingin melihat bunga-bunga merah yang merambat di dinding dari jarak dekat.
Sementara ia tak sadar kalau Parto berdiri di belakangnya, juga sedang memperhatikan “bunga berjalan”
yaitu dirinya. Parto berdiri kaku di belakang Fey Chen. Ia merasa tegang. Sekali gadis itu menoleh ke
belakang, habislah ia sudah. Namun ia juga terpana oleh pemandangan indah bagian belakang tubuh Fey
Chen. Bentuk tubuhnya sungguh proporsional. Kedua lengan dan pahanya begitu putih mulus. Pantatnya
begitu padat menonjol di balik rok mini ketatnya. Namun rupanya naluri kewanitaan Fey Chen merasakan
ada sesuatu yang janggal di balik punggungnya.
Karena secara tiba-tiba gadis itu membalikkan badannya. Dan, kelihatan kalau ia amat terkejut sampai-
sampai dirinya tersentak dan mengeluarkan seruan tertahan. Entah ia kaget karena tiba-tiba ada cowok
rendahan macam Parto di belakangnya tak jauh dari tempatnya berdiri dan sedang menatap dirinya lekat-
lekat. Ataukah karena jengah melihat tubuh kekar cowok berkulit sawo matang yang hanya terbalut celana
pendek saja. (Atau mungkin karena keduanya?) Sementara Parto juga kaget tiba-tiba cewek itu menoleh ke
arah dirinya. Ia jadi serba salah. Saat itu ia bagaikan murid yang ketahuan nyontek oleh gurunya.
Setelah berhasil menguasai dirinya, akhirnya Fey Chen membuka pembicaraan.
“Mas namanya Parto ya?…” tanya Fey Chen dengan pandangan menyelidik.
“Iya Non,” kata Parto menjadi grogi dan tak berani memandang balik cewek itu.
“Ngapain kamu disini?” tanya gadis itu dengan pandangan tajam.
“Eh, anu Non, saya mau naruh tangga ini disini,” kata Parto sambil berusaha menyandarkan tangga itu ke
dinding bata tempat ia berdiri.
“Tangga itu pasti bukan disini tempatnya. Dan pasti kamu salah jalan kesini,” kata Fey Chen sambil
menaruh kedua tangannya di depan dadanya seolah ingin menutupinya dari pandangan Parto.
“Eh, iya. Anu, maaf, saya tadi salah jalan Non,” katanya sambil melirik sebentar ke tubuh sexy di
depannya itu.
“Iya, kamu pasti salah jalan. Nggak seharusnya kamu masuk kesini. Jalan keluarnya lewat sana tuh,”
kata Fey Chen sambil menunjuk dengan satu tangannya sementara tangannya yang lain masih menutupi
dadanya.
“Baik. Permisi Non,” kata Parto sambil berjalan ngeloyor pergi.
“Tunggu,” seru gadis itu tiba-tiba.
“Eh, ada apa Non.”
“Itu tangganya dibawa keluar juga,” kata Fey Chen,” Dan ingat, kamu jangan kesini lagi. Mengerti?”
“Oh, i-iya Non. Permisi Non,” kata Parto sambil tergopoh-gopoh membawa tangga itu. Ia tak berani
menoleh ke belakang lagi.
Fey Chen akhirnya lega begitu Parto meninggalkan tempat itu. Ia sendiri merasa risih berbicara terlalu
lama dengan Parto barusan. Pertama, ia menyadari pakaiannya cukup minim untuk “konsumsi” orang seperti
Parto ini di tempat sunyi seperti itu. Dan kedua, ia jengah melihat Parto yang bertelanjang dada dan
hanya memakai celana pendek yang sangat pendek. Ia bahkan tak berani melihat ke tanah, karena takut
melihat bagian bawah tubuh Parto yang hanya tertutup celana yang amat pendek.
Tak lama kemudian muncullah Mbok Minah.
“Ada apa Non, kok tadi Mbok denger Non bicara sama orang.”
“Iya, sama Mas Parto, Mbok. Dia tadi nyasar ada disini.”
“Ooh, memang geblug itu anak. Padahal Mbok sudah bilang ga boleh ke tempat ini karena ini tempat Non
Fey Chen. Maafin deh Non. Dia memang orangnya agak-agak bego,” kata Mbok Minah berusaha melindungi
supaya Fey Chen tidak berpikiran yang negatif terhadap Parto.
“Iya memang kayaknya sih memang dia rada-rada telmi gitu Mbok. Bukannya menghina ya. Masa tangga mau
ditaruh di dinding sini. Padahal tingginya jelas-jelas nggak cukup,” kata Fey Chen sambil tersenyum
geli.
“Iya memang dari dulu juga begitu tuh anak. Nanti Mbok kasih tahu lagi deh Non. Maaf ya kalo tadi
ngeganggu Non.”
Malamnya…
Parto berdiam di dalam kamarnya terus. Atau tepatnya “bersembunyi” disana. Ia merasa takut kalau-kalau
Fey Chen mengetahui pikiran kotornya terhadap gadis itu dan melaporkan kejadian sore tadi ke Papinya.
Untuk menenangkan pikirannya, ia ngendon di dalam kamar terus sambil mendengarkan radionya. Setelah
sampai malam tak ada teguran yang ditakutinya, kini dirinya merasa lega.
Saat larut malam…
Pikiran Parto kembali membayangkan pertemuannya dengan gadis itu tadi. Tubuhnya berkeringat. Penisnya
menegang keras. Jantungnya berdetak lebih kencang. Perasaannya bercampur antara rasa grogi dan
terangsang. Antara takut dan nafsu birahi………
Saat lewat larut malam…
Suasana rumah sunyi senyap. Namun di dalam kamar gelap yang dingin ber-AC itu terdengar suara sayup-
sayup, suara seorang cowok dan cewek.
“Ooohh….ohhhh…ohhhhhh, “ terdengar suara cewek itu mendesah-desah perlahan seperti layaknya sedang
disetubuhi cowok.
Lalu terdengar suara cowok,
“Ayo, sekarang isep kontolku…Nah, ya gitu dong, aahhh, ahhhh, ahhhhh, seru suara cowok itu. Rupanya
penisnya telah mulai didalam kuluman cewek tadi.
Tak lama kemudian,
“Oohhh, ohhhh, aaahhhhh, aaahhhhhhhhhh,” serunya penuh rasa puas saat seluruh spermanya meleleh di
dalam mulut cewek tadi.
Tak lama kemudian, lampu di dalam kamar itu dinyalakan. Yang cowok masih terkapar dengan telanjang
bulat. Napasnya terengah-engah memandangi cewek di dekatnya yang juga telanjang bulat. Di dekat mulut
cewek itu masih terdapat sisa-sisa sperma yang mengalir keluar dari mulutnya.
“Wah, makin lama kamu makin asyik aja maennya, Nah,” kata Pak Sutanto kepada Mbok Minah,
” Kamu nggak kalah sama cewek-cewek muda 20 tahunan. Yang pasti kamu lebih hebat dibanding Nyonya.”
“Ah, bisa aja Tuan,” katanya tersipu.
(Sungguh aneh. Kok bisa-bisanya Pak Sutanto kepincut sama Minah. Padahal dengan kekayaannya ia bisa
mendapatkan banyak cewek-cewek muda yang jauh lebih cakep dan seksi. Sementara Minah sendiri meski
body-nya bahenol tapi sudah stw dan tak bisa dikategorikan cakep. Mungkinlah karena ia jago bermain di
ranjang, sehingga Pak Sutanto dibuatnya takluk? Ataukah ada alasan lain? Atau keduanya?)
“Iya betulan. Besok malam lagi ya, mumpung Nyonya nggak disini. Aku pengin ngenyot-ngenyot susumu yang
montok ini lagi,” kata Pak Sutanto dengan senyum mesum sambil meremas-remas payudara Minah yang
montok.
“Iih, Tuan genit deh,” katanya berusaha menepis tangan nakal majikannya itu, tapi pada akhirnya tangan
majikannya itu masih terus melekat di dadanya.
“Udah aku balik ke kamar dulu. Besok mesti bangun pagi-pagi nyiapin buat Non Fey Chen,” kata Minah
sambil berdiri dan mulai mengenakan seluruh pakaiannya.Cerita Sex Terbaru
“Ya udah kamu balik sekarang. Tapi ingat, besok jam yang sama kamu kesini lagi untuk begini lagi ya,”
kata Pak Sutanto sambil menyelipkan ibu jarinya di antara telunjuk dan jari tengahnya.
“Kalo itu tergantung, ininya banyak nggak,” kata Minah sambil menggerakkan tiga jarinya.
“Itu sih beress. Nih buat malam ini,” kata Pak Sutanto mengambil segepok Rupiah dan menyelipkannya ke
balik bra Minah dan meremasnya. “Besok aku tambah deh persenannya.”
“Makasih tuan. Yuk, aku balik dulu,” katanya sambil mengerling genit dan memajukan bibirnya seolah
mencium, sebelum membalikkan badan dan keluar dari kamar tuannya.
Saat lewat lewat larut malam, menjelang subuh…
Terdengar bunyi kresek-kresek di dalam rumah itu namun di kamar yang berbeda. Kali ini di kamar Parto.
Parto yang telanjang bulat sedang menindih tubuh Fey Chen yang juga telah telanjang bulat. Keduanya
menempel menjadi satu. Dan ternyata penis Parto telah berada di dalam vagina Fey Chen. Dan, Parto
mengocok-ngocok penisnya di dalam tubuh gadis itu.
“Ooohh, oohhhh, ohhhhhh…….
Suara keduanya bercampur menjadi satu seiring dengan kocokan penis Parto di dalam tubuh Fey Chen.
“Ahhhh, Fey Chen, ahhhhhh, ahhhhhh
Day 3
“Ooohh, ohhhh, ohhhh.”
Shleeb, shleeb, shleeb
Mmmpphh
Aaahh, aaahhhh, aaahhhh, aaahhhhhh…
Dokk, dokk, dokk!
Dokk, dokk, dokkkk!
Dokk, dokk, dokkkkkk!
Terdengar suara pintu yang digebrak-gebrak makin keras.
“Partooo!!”
“Partooo!!”
Parto yang sedang asyik, jadi sangat terkejut.
“Iya, iya, “ serunya tergopoh-gopoh.
“Ayo buka pintunya, lagi ngapain aja kamu sih. Dipanggil-panggil dari tadi nggak dijawab,” suara Mbok
Minah.
“Kamu ini maunya kerja atau apa?”
“Iya, iya bentar. Ah ngeganggu keasyikan orang aja,” gerutu Parto.
“Ada apa sih Mbak, pagi-pagi ngagetin orang.”
“Ini sudah jam 6 pagi. Kamu harus bangun!”
Ah sialan, padahal ini udah ampir ngecrott, memang Mbak Minah ini ngerusak kesenangan orang aja. Lagi
asyik-asyik sama “Fey Chen” dikagetin kayak gini. Padahal tiap malem dia sendiri “disasak” Pak
Sutanto, gerutunya.
“Ayo cepat kamu mandi dan bangun. Jangan bikin malu aja.”
“Iya, iya, ini aku mandi,” kata Parto keluar dari kamarnya sambil menuju ke kamar mandi.
Sementara itu, sebelum Parto bangun, pagi-pagi Fey Chen telah meninggalkan rumah itu berangkat ke
sekolah. Hari ini ia tak membawa mobil namun ia dijemput temannya.
Saat siang hari dikala Mbok Minah dan Parto sedang makan bareng, tiba-tiba Parto membuka pembicaraan.
“Aku heran karo kowe Mbak. Kerja jadi pembantu kok bisa beli pakaian dan perhiasan yang mahal-mahal.
Memang sebulan dikasih gaji berapa sih?”
“Ah, selain gaji bulanan aku khan sering dapet duit tambahan dari Non Fey Chen dan juga tuan. Soalnya
semua urusan Non Fey Chen khan aku yang beresin semua, dari nyuci baju, nyiapin makanan, mijitin dia,
bahkan juga dia suka curhat tentang cowoknya.“
“Ooh, dia sudah punya cowok tho,” kata Parto dalam hati agak-agak iri hati.
“Iya lah, cewek cakepnya kayak gitu, cowok mana yang ga suka sama dia. Sudahlah To, kamu jangan
mikirin dia terus. Mbok ya kamu ngaca. Jangan mikirin yang nggak-nggak. Mending abis ini kamu pulang
kampung, kerja yang bener trus kawin gitu lho.”
“Bukan gitu, Mbak. Aku cuma mikir aja, kirain dia belum punya cowok gitu lho.”
“Eh, omong2, kok disini nggak ada Nyonya-nya Mbak. Memang kemana?”
“Ooh, nyonya itu juga orang sibuk. Maklum kedua majikan kita ini sama-sama orang bisnis. Jadi sering
pergi sendiri-sendiri. Sekarang dia pas nggak ada disini.”
“Ooh gitu. Makanya sekarang Mbak “ngegantiin fungsi nyonya” ya,” sindir Parto.
“Lho maksudmu apa To??”
“Hehehe. Aku sekarang tahu Mbak dapet duit banyak karena tiap malem Mbak mijitin Tuan, tapi pijit-
pijit plus plus plus,” kata Parto sambil nyengir kuda.
“Anak gila! Kowe ngomong jangan sembarangan ya!” kata Mbok Minah marah.
“Sudahlah Mbak jangan pura-pura. Rahasiamu telah terbongkar. Sekarang Mbak nggak mau khan kalo aku
bongkar rahasia ini. Hehehe,” Parto tersenyum penuh kemenangan.
“Sembarangan kamu ngomong. Memangnya aku orang ga bener sama kayak kamu yang main gila sama janda muda
itu?” sergah Mbok Minah.
“Sudahlah jangan munafik Mbak. Mbak sengaja ngerayu Pak Sutanto supaya dapet duit banyak. Ya khan?
Dari dulu sifat Mbak sudah ketahuan, mata duitan tapi pelit! Kalo ga gitu masa mau kawin sama Mas
Parno yang sudah tua bangka itu.”
“Tadi malam aku ga bisa tidur, jadi ke kamar Mbak. Tapi aku gedor-gedor kok ga dijawab. Aku kirain
sudah tidur. Tapi aku jadi curiga jangan-jangan di dalam nggak ada orang. Diam-diam aku sembunyi. Gak
lama kemudian, Mbak dateng sambil ngitung uang ratusan ribu di tangan. Malam-malam gini, bisa dapet
duit banyak, kemana lagi kalo ga habis dari kamar juragan asem itu.”
“Ya udah sekarang maumu apa?” tanya Mbok Minah dengan muka merah padam. “Ingat ya sebagian uang dari
berbuat gini, dipake untuk ngirim duit ke desa. Dan kamu juga makan dari duit itu. Jadi kamu jangan
bertindah bodoh dalam hal ini.”
“Itu Mbak ga usah kuatir. Tapi, boleh khan kalo aku dapet tambahan langsung dari Mbak? Heheheh.”
“Dasar anak haram jadah. Ya udah berapa maumu?”
“Ya paling nggak pipti-pipti lah Mbak.”
“Edan kamu. Udah aku kasih sepertiga aja.”
“OK terima kasih Mbak. Hehehe.”
“Ayo sekarang balik kerja lagi.”
“Tapi aku masih penasaran satu hal Mbak.”
“Apa lagi?”
“Aku heran kok Mbak bisa ngerayu Tuan Sutanto. Memang apa sih kelebihan Mbak sampe dia jadi tergila-
gila sampe gitu.
Padahal dia orang kaya, bisa gampang dapetin cewek-cewek yang lebih muda dan cakep-cakep. Pasti Mbak
punya ilmu pelet ampuh. Kalo Mbak mau ngebagi, hehehe, siapa tahu aku bisa bikin Non Peicen (Parto
menyebutnya “Peicen” karena ia tak bisa ngomong “f”) kepincut sama aku. Hehehe.” “Kamu gila ya To?!!!
Tapi ketahuilah, biarpun kamu pake pelet ini, tetap aja ga cukup kuat buat orang kayak kamu untuk
memelet Non.”
“Ha! Jadi Mbak benar-benar punya ilmu pelet ya.”
“Memang iya,” akhirnya ia mengakui.
“Tapi ini ga boleh dipake sembarangan. Dan, yang Mbak bilang tadi, pelet ini ga cukup kuat kamu pake
untuk memelet Non Fey Chen. Jadi sudahlah, kamu jangan berharap yang muluk-muluk. ”
“Lho kenapa ga kuat Mbak?”
“Seandainya kamu ini cewek dan Non Fey Chen itu cowok, kemungkinan pelet ini bisa berhasil. Ilmu pelet
ini lebih gampang dipake oleh cewek untuk memelet cowok dibanding sebaliknya.”
“Kenapa bisa begitu Mbak?”
“Soalnya cewek lebih punya daya tarik seksual di mata cowok dibandingkan sebaliknya. Lain cerita kalo
status cowoknya lebih tinggi dibanding ceweknya atau minimal ga beda-beda jauh lah. Lha kalo kamu
sekarang, statusmu dan dia bagai bumi dan langit. Sudah pasti ga bakalan jalan. Salah-salah malah
ketahuan, wah gawat, Mbak bisa kehilangan pekerjaan bagus disini.”
“Dan juga kehilangan bonus “plus plus” nya ya Mbak”, sindir Parto.
“Ah, tapi masa Mbak ga mau bantuin aku. Aku ini khan adikmu sendiri Mbak,” kata Parto penasaran.
“Memang maumu apa?”
“Ya apa lagi kalo bukan memelet Non Peicen supaya dia nurut sama aku. Sampe dia mau aku ajak “gituan”.
Kalo bisa kayak Mbak, tiap malem “maen” sama dia khan asyik banget. Heheheheh.”
“Edan kamu! Pikiranmu betul-betul gendheng! Tapi, NGGAK! Mbak nggak akan melakukan hal yang bakal
merusak masa depan Non Fey Chen. Mbak cukup banyak mendapat kebaikan dari keluarga sini. Oleh karena
itu aku nggak bakalan melakukan hal yang menyakiti keluarga sini, terutama yang merusak Non!” kata
Mbok Minah tegas. “Biarpun orang yang minta bantuan itu adalah kamu, adik Mbak sendiri!” tambahnya
lagi.
“Aku tahu kenapa Mbak nggak mau bantu aku. Soalnya mereka bisa ngasih duit lebih banyak dibanding aku,
ya khan? Sekarang baru terbukti, Mbak memang orang mata duitan. Lebih berat sama uang dibanding
saudara sendiri,” tuduh Parto dengan tajam.
“Hey! Dengar Parto, Mbak nggak akan melakukan perbuatan hina itu. Urusan Mbak memelet Pak Sutanto, itu
karena memang Mbak rela ditiduri sama dia demi uang. Tapi yang kamu minta ini lain cerita. Non Fey
Chen adalah anak gadis baik-baik yang belum menikah. Jadi Mbak nggak bakalan membantu kamu merusak
dirinya demi memuaskan pikiran bejatmu itu. Kamu boleh melakukan itu terhadap janda Sutinah di desa.
Tapi Non Fey Chen adalah lain cerita. Titik!!” kata Mboh Minah berjalan meninggalkan Parto.
Sambil tersenyum licik, Parto berkata,
”Ah, Mbak salah kalo berpikiran seperti itu.”
“Salah dimana? Sudah jelas sekali niat kamu ini dilandasi nafsu bejatmu yang ingin meniduri dia.
Sudahlah, kamu yang tahu diri gitu lho. Mending kamu ikuti nasehat Mbak: cepat pulang ke desa, kerja
yang benar, terus kawin gitu. Jadi kamu nggak nyusahin orang terus.”
“Mengenai aku kepingin meniduri dia, kuakui itu memang betul. Karena belum pernah aku ketemu cewek
yang cakep dan sexy serta punya daya tarik seksual yang sekuat dia. Wajar dong kalo aku pengin tidur
sama dia, aku khan juga cowok normal. Tapi ada satu hal lain yang perlu Mbak ketahui. Kalo Mbak
membantu aku, justru Mbak akan mendapatkan keuntungan banyak dari sini.”
“Apa yang bisa kamu berikan ke Mbak?” tanya Mbok Minah dengan sinis namun ia menghentikan langkahnya.
Parto tersenyum penuh arti karena pancingannya mengena.
“Seandainya aku berhasil menguasai dirinya, sudah pasti aku akan menikmati dirinya. Tapi selain itu,
aku juga akan porotin duitnya, sama seperti Mbak morotin Bapaknya. Nah, kalo aku berhasil morotin dari
dia, tentu Mbak bakal kebagian juga. Aku mau berbagi pipti-pipti sama Mbak. Apakah Mbak nggak tertarik
dengan itu? Lagipula siapa tahu aku bisa morotin duit lebih banyak dari dia dibanding Mbak dari
Bapaknya.”
“Tapi tetap saja, Mbak nggak bisa membantu kamu melakukan itu. Itu adalah perbuatan yang sungguh
keterlaluan. Sudah ngerusak anak gadis baik-baik masih diporotin lagi duitnya. Mbak nggak akan
melakukan itu,” kata Mbok Minah. Namun kini nada bicaranya tak setegas sebelumnya.
“Sudahlah Mbak ga usah munafik dan sok bermoral. Aku tahu Mbak bukan orang seputih itu. Karena itu aku
ga percaya kalau Mbak ga mau bantu aku karena alasan Mbak sayang ke Non Peicen atau merasa berhutang
budi terhadap keluarga sini. Menurutku Mbak ga mau bantu aku, karena seperti yang Mbak bilang tadi,
ilmu pelet Mbak ga cukup ampuh untuk menaklukkan Non Peicen. Oleh karena itu Mbak nggak mau ngambil
resiko.”
“Tapi sekarang coba Mbak pikir lagi, kalo ada cara ampuh untuk menaklukkan cewek itu, CARA AMPUH YANG
PASTI BERHASIL, masa Mbak tetap nggak mau membantu aku. Apakah Mbak nggak mau dapet uang tambahan dari
“penghasilanku”? Sudahlah sama aku Mbak ga usah malu-malu dan ga usah sok suci kayak penggede-penggede
itu.”
“Memang cara ampuh seperti apa sih yang kamu punya?” tanya Mbok Minah yang kelihatan telah bergoyah
pendiriannya.
“Begini nih Mbak,” kata Parto sambil membisikkan rencananya secara detail ke telinga Mbok Minah.
“Wah!! Betul-betul anak setan kamu! Aku nggak nyangka kamu bisa punya akal sehebat itu!” Puji Mbok
Minah yang terkagum-kagum.
Memang Parto adalah pemuda malas yang asal-asalan. Namun kalau menyangkut hal-hal yang menguntungkan
dirinya, ia kadang bisa punya ide-ide brilyan yang jenius.
“Namun untuk melaksanakan rencanamu itu perlu timing yang betul-betul tepat. Karena ilmu pelet ini
juga ada ketergantungan dengan waktu. Aku masih ragu apakah akalmu itu bisa jalan atau nggak,” kata
Mbok Minah ragu.
Meski ragu, namun kelihatan jelas bahwa tanda-tanda perubahan “arah angin” telah mulai nampak.
“Kenapa nggak Mbak coba jelasin dulu gimana cara kerja ilmu pelet itu. Supaya aku bisa bantu mikirin
juga,” kata Parto yang tak ingin kakaknya berubah pikiran lagi.
Lalu berceritalah Mbak Minah kepada Parto tentang ilmu pelet itu. Ia mendapatkan ilmu pelet itu dari
seorang dukun sakti yang tinggal di seberang sungai di desanya. Ceritanya waktu ia berumur 16 tahun,
sepulang dari mencuci baju, diam-diam ia mendatangi rumah dukun itu. Ia ingin mendapatkan suami kaya.
Yang diincarnya adalah Pak Parno, orang kaya di desanya yang suka gadis-gadis muda. Ia ingin dijadikan
istri mudanya. Dukun itu, yang bernama Mbah Durgo, bersedia membantunya asal dengan syarat mutlak,
yaitu ia harus menyerahkan keperawananannya kepadanya.
Setelah ia menyerahkan keperawanannya, sesuai janjinya Mbah Durgo membantu sampai ia dipinang oleh Pak
Parno dan akhirnya menjadi gundik favoritnya. Sementara itu, setelah diperistri Pak Parno, ia masih
tetap menjalin hubungan gelap dengan Mbah Durgo sambil merayunya untuk mengajarkan ilmu pelet yang
ampuh itu sampai akhirnya ia betul-betul menguasainya dan tak tergantung kepada Mbah Durgo. Setelah
itu “ditendangnya” Mbah Durgo. Demikian pula Pak Parno, setelah harga kekayaannya habis diserap, juga
ditendangnya.
Sejak saat itu ia melakukan ilmu pelet itu ke banyak orang, sampai terakhir ke majikannya yang
sekarang yaitu Pak Sutanto. Cara penggunaan pelet itu, yaitu orang itu harus mengucapkan mantera terus
menerus sampai 34 kali sambil membayangkan orang yang ingin dipeletnya. Selama mengucapkan mantera itu
ia tak boleh mendengar suara orang lain, termasuk orang yang ingin dipelet. Namun setelah pengucapan
mantera itu selesai, ia harus langsung mendengar suara orang yang ingin dipeletnya itu. Apabila suara
orang lain yang didengarnya pertama kali, maka mantera itu jadi tak berguna.
Parto mendengar cerita kakak perempuannya itu sambil tersenyum getir. Tak disangkanya ternyata kakak
sulungnya itu dari sejak berusia akil balik telah rela menyerahkan diri dan kehormatannya demi harta.
Namun disisi lain ia gembira karena kini mendapat kesempatan menikmati Fey Chen yang mulus bening itu.
“Kalau begitu aturannya, berarti kita mesti tunggu timing yang betul-betul tepat, tidak ada gangguan,
dan suasana rumah yang sepi. Tapi sekarang Mbak mau membantu aku khan?,” tanya Parto sambil “melempar
bola”.
“Ingat Mbak, kalo aku untung, Mbak dapet untung juga,” katanya mengingatkan lagi.
“Hmm. Baiklah. Mbak bersedia membantu kamu,” kata Mbok Minah akhirnya,
”Tapi ingat, aku yang pegang kendali disini. Aku akan cari cara dan waktu yang tepat untuk
melaksanakan itu. Dan kamu harus nurut semua perkataan Mbak. Sementara ini kamu duduk tenang saja
dulu. Jangan bergerak sebelum aku kasih tanda. Mengerti? Dan ingat lagi, sebisa mungkin jaga supaya
matamu itu jangan jelalatan ngeliatin dia. Atau lebih baik lagi kalo kamu nggak ketemu dia. Aku nggak
mau dia jadi curiga sampai nanti rencana kita jadi berantakan. Atau lebih parah lagi, aku dipecat dari
sini. Kalo itu terjadi, bisa aku bunuh kamu. Mengerti?” seru Mbok Minah sambil matanya berkilat-kilat.
Rupanya kini dapat dipastikan bahwa arah angin telah berbalik arah.
“Baik Mbak.”
“Dan satu lagi, ingat janjimu itu, kalau sudah berhasil: fifty-fifty. Kalau nggak, nanti ilmu pelet
itu ga bakalan tahan lama.”
“Baik Mbak.”
“Nah sekarang, ayo kamu balik kerja lagi. Supaya kamu nggak dimarahi Tuan.”
Kira-kira pukul 3 di saat Parto sedang mencabuti rumput di halaman depan, sebuah BMW model terbaru
yang mengkilap berhenti di depan rumah itu. Ternyata Fey Chen. Ia masih mengenakan seragam sekolah.
Namun gadis itu tidak sendirian. Ia diantar oleh seorang cowok. Namun yang membuat Parto semakin iri
adalah cowok itu kemudian menggandeng tangan Fey Chen. Cowok itu adalah Roger, pacar Fey Chen yang
juga adalah anak teman Papanya. Kini Parto dapat melihat secara langsung cowok Fey Chen. Sungguh
pasangan yang amat serasi. Karena cowok itu juga keren dan cakep dan dari keluarga kaya pula, cocok
untuk bersanding dengan Fey Chen.
Setelah itu kedua muda mudi ini masuk ke dalam, sementara Parto hanya bisa manyun sambil berjongkok
meneruskan mencabuti rumput. Namun hatinya tak tertuju di pekerjaannya. Karena hatinya penuh dengan
rasa iri dengki. Pada saat menjelang maghrib, Mbok Minah, yang hati dan pikirannya kini telah penuh
dengan racun hitam, memulai misinya mendekati Fey Chen. Akhirnya ia masuk ke dalam kamar Fey Chen
untuk memijiti gadis itu. Di dalam kamar, sambil memijiti punggung Fey Chen yang putih telanjang itu,
ia memancing-mancing tentang hubungannya dengan Roger.
Seperti layaknya hubungan cinta anak SMA, tentu ada naik turunnya. Mbok Minah memancing Fey Chen untuk
menceritakan lebih banyak saat-saat dimana mereka bertengkar. Dengan licin, ia menghasut Fey Chen
dengan membuat seolah-olah cowoknya adalah cowok yang egois dan nggak setia. Pada saat kedua tangannya
dengan lembut memijiti punggung Fey Chen, mulutnya terus mengeluarkan kata-kata yang memanaskan hati.
Tangannya adalah tangan malaikat, namun mulutnya adalah mulut setan.
Fey Chen terhanyut bagaikan air sungai yang mengalir menikmati pijitan Mbok Minah, namun makin lama
api amarah berkobar-kobar semakin besar di dalam hatinya. Apalagi pada dasarnya Fey Chen adalah gadis
yang lugu yang tidak paham akan intrik-intrik tersembunyi. Ditambah juga ia amat mempercayai Mbok
Minah yang sering membantunya dan selalu dijadikan tempat curhat itu. Sementara Mbok Minah tahu betul
sifat Fey Chen sejak kecil dan perasaan gadis muda itu. Akhirnya Fey Chen sungguh termakan hasutan
Mbok Minah. Oleh karena termakan emosi, begitu pijitan Mbok Minah selesai, ia langsung menelpon Roger
dan menuduh cowok itu selama ini tak setia dan tak menyayangi dirinya. Roger kebingungan mendengar
ceweknya yang tiba-tiba sewot tanpa sebab. Dan ia menyangkal semua tuduhan ceweknya itu.
Sebuah kesalahan fatal dari cowok itu, karena hal itu hanya membuat Fey Chen semakin terbakar emosinya
dan semakin percaya bahwa ia adalah cowok egois. Mbok Minah mendengarkan percakapan telepon dua anak
muda itu dengan senyuman iblis tersungging di bibirnya. Ah, darah muda…sungguh mudah ditebak,
batinnya. Dan, percakapan dua muda-mudi yang sedang dilanda cinta itu berubah jadi amat buruk. Sungguh
bertolak belakang dengan siang tadi dimana hubungan mereka lagi bagus-bagusnya.
Apalagi setelah emosi Roger juga naik karena tuduhan-tuduhan tak berdasar yang dilemparkan oleh Fey
Chen. Ia menyerang balik Fey Chen dengan mengatai gadis itu sebagai cewek yang susah dimengerti dan
sangat tidak masuk akal. Namun yang paling parah adalah ia menuduh balik cewek itu sengaja cari gara-
gara karena ia memang ingin putus hubungan karena ada cowok lain. Pada saat telpon itu diputus, Fey
Chen tak kuasa menahan air matanya. Perasaan marah, sedih, menyesal, dan takut kini betul-betul
menguasai dirinya.
“Bagaimana ini Mbok? Ternyata betul terbukti dia nggak sungguh-sungguh mencintaiku, ” tanyanya
disela-sela tangisannya. “Kok, tega-teganya ia melakukan itu kepadaku. Padahal aku sungguh
mencintainya.” Kedua tangan Mbok Minah kembali bekerja seolah berusaha menyejukkan hati gadis itu.
Namun kata-kata yang keluar dari mulutnya semakin membuat gadis itu terbakar emosinya. “Bagaimana
kalau betul-betul ada cewek lain selama ini? Aku takut kalo kehilangan dia, Mbok.”
“Tenang Non…yang sabar ya,” katanya sambil mengelus-ngelus punggung gadis itu. “Sebenarnya Mbok tahu
ada cara yang bisa membuat cowok Non itu menyayangi Non. Tapi Mbok nggak tahu apakah Non percaya
dengan hal-hal seperti itu.”
“Apa itu Mbok? Coba ceritakan dong.”
“Begini Non,
Lalu diceritakannya tentang ilmu pelet itu ke gadis itu. Tentu ia tak menyebutnya sebagai “pelet” dan
ia mengubah versi ceritanya disana sini untuk memberi kesan tidak terlalu mengandung misteri. Dan Fey
Chen pun mempercayainya.
“Bagaimana Mbak?” tanya Parto bersemangat.
“Wah idemu memang hebat, To. Dia sudah kena perangkap. Hehehe,” tawa Mbok Minah dengan senyum licik.
“Wah! Jadi bisa malam ini ya Mbak? Waktunya kapan? Sekarang?”
“Sabar dulu, To. Dia memang sudah kena jerat kita, tapi malam ini bukan waktu yang tepat. Nanti malam
bakal ada tamu Tuan yang datang kesini. Biasanya mereka pulang agak larut malam. Kamu tahu sendiri
khan persyaratan ilmu pelet ini, semakin banyak orang semakin susah dilaksanakan. Dan Mbak nggak yakin
omongan Mbak tadi sudah cukup membuat dia mau melakukan itu. Jadi besok mesti Mbak komporin lagi. Jadi
kamu sabar dulu sampai besok.”
“Ah!” seru Parto dengan kecewa. “Tapi besok adalah hari terakhirku disini. Gimana kalo gagal?”
“Ah, tenang. Kowe sabar kenapa. Yang penting alon alon asal kelakon. Kalo masalah itu, gampang, bila
perlu aku ngomong sama Tuan minta waktumu disini diperpanjang beberapa hari. Kalo cuma beberapa hari,
pasti dia setuju. Tapi aku yakin kowe bakal bisa menikmati cewek idamanmu itu besok. Lagipula aku
punya akal supaya besok Tuan pulang agak malam sehingga Non Fey Chen sendirian di rumah,” kata Mbok
Minah.
Kini ia tak ragu-ragu lagi mengorbankan Fey Chen, karena angin keberuntungannya telah berbalik arah.
“Yah, aku kecewa banget Mbak. Kirain malam ini sudah bisa aku sikat dia.”
“Tenang aja. Anggap ini adalah ujian kesabaran buatmu. Kalo pengin dapet hadiahnya, kamu mesti sabar.
Ingat, kamu jangan terburu-buru berbuat hal-hal yang bodoh. Jangan sampai sesuatu yang hampir di
tangan jadi terlepas. Mengerti? Dan jangan lupa ya janjimu, kowe nanti mesti bagi-bagi hasil.”
“Itu beres lah Mbak. Ya aku ngerti Mbak.”
“Tadi waktu mijitin di dalam, apa dianya telanjang juga Mbak?”
“Ya iya lah, wong namanya orang dipijat. Bagian atasnya dibuka semua.”
“Waduuh. Enak bener Mbak. Badannya mulus banget ya Mbak. Trus teteknya gede nggak? Bagus nggak?”
“Ya baguslah. Sudahlah jangan banyak nanya, aku mesti kerja lagi, nyiapin makanan buat tamu Tuan.”
“Wah, bikin aku penasaran aja Mbak. Yang dipijit tadi apanya aja Mbak? Susunya juga?”
“Sudahlah jangan banyak tanya lagi. Mbak mesti masak sekarang. Besok kamu bisa liat dan pijit-pijit
sendiri sambil sekaligus nyusu sana.”
“Ah, Mbak tahu aja maunya orang,” kata Parto cengengesan.
Malamnya memang betul ada dua orang tamu yang datang, yaitu Pak Burhan dan Pak Abdul. Keduanya adalah
oknum militer yang terlibat KKN dengan Pak Sutanto. Pak Abdul adalah orang Jawa Timur juga yang logat
bicaranya sama seperti Parto. Sementara itu Fey Chen sempat muncul keluar mengobrol sebentar basa-basi
dengan mereka sebelum akhirnya balik ke dalam kamarnya.
Meski kedua tamu itu telah berusia setengah baya dan telah berkeluarga, namun Parto bisa merasakan
kalau kedua bandot tua juga tertarik terhadap Fey Chen. Dan malam itu adalah malam penuh penderitaan
bagi Parto. Pikirannya terus terbayang-bayang akan diri Fey Chen. Apalagi sebelumnya ia punya harapan
tinggi bakal “mendapatkan” gadis itu malam ini. Namun ia mengikuti saran kakaknya yaitu berusaha
sabar. Sehingga kini ia mau tak mau melewatkan malam itu dengan manyun seorang diri.
Day 4
Parto bangun pagi dengan sendirinya tanpa perlu dibangunkan. Karena memang sebenarnya ia nggak bisa
terlalu tidur. Pikirannya masih diliputi rasa kecewa terutama karena harapan sebelumnya yang begitu
tinggi. Ini adalah hari terakhirku disini. Besok pagi-pagi aku sudah harus meninggalkan tempat ini.
Jadi hari ini harus berhasil, pikirnya. Pagi itu ia sempat membukakan pintu untuk Fey Chen saat gadis
itu ke sekolah. Setelah seluruh pemilik rumah pergi, kedua pembantu itu berdiskusi untuk merampungkan
rencananya. Kini Parto takut rencana itu tak kesampaian.
“Gimana kalau rencana ini ga berhasil, Mbak?” tanyanya.
Sebaliknya Mbok Minah yang kemarinnya ragu-ragu kini malah lebih yakin.
“Tenang aja,” katanya,” Pokoknya malam ini Non Fey Chen yang mulus itu pasti akan jatuh ke tanganmu.”
“Benarkah itu? Tapi bagaimana kalau meleset?”
“Tenang aja. Hari ini semuanya bakal beres. Karena aku sudah mengatur semuanya.”
Hari itu Fey Chen pulang lebih awal karena hari itu hari Jumat dan ia tak ada kegiatan ekstra
kurikuler. Begitu nyampe, tak lama kemudian Fey Chen bilang ke Mbok Minah kalau ia ingin berenang.
Rupanya di dalam rumah itu terdapat kolam renang di ruang tertutup. Hebat juga pemilik rumah ini,
pikir Parto, kolam renang aja ada. Sementara Mbok Minah menemani Fey Chen berenang, Parto bersembunyi
di tempat yang aman namun strategis untuk mengintip Fey Chen berenang. Setelah Fey Chen selesai
berenang, diam-diam Parto mendatangi Mbok Minah.
“Aduuh Mbak. Aku sudah nggak kuat lagi. Sampe kapan mesti nahan kayak gini terus. Tolongin dong,
laksanakan sekarang juga! Kalo gini terus bisa gila aku rasanya,” keluh Parto.
“Hihihi, tenang, abis ini semuanya beres. Tunggu Non Fey Chen selesai mandi, setelah itu aku pijitin
dia sambil aku bisiki lagi. Sementara kamu siap tunggu aba-aba dariku, ok?”
Setelah itu Mbok Minah menelpon Pak Sutanto.
“Tuan masih ingat dengan permintaan saya kemarin malam. Jangan lupa tolong belikan kembang 4 warna.
Tapi harus Tuan sendiri yang beli, nggak boleh nyuruh orang lain. Kembang ini dijual di pasar kembang
antara jam 5 – 6 doang.”Cerita Sex Terbaru
“Memang kamu yakin ini betul-betul efektif?”
“Betul Tuan. Dengan pake kembang ini, Nyonya nggak bakalan tahu tentang hubungan kita. Bahkan semisal
ia tidur di ranjang yang sama pun, ia akan terus tertidur lelap. Asalkan setelah itu Tuan membuang
bunga-bunga kecil itu di Ancol SATU PERSATU.”
“Hahaha. Mbak pintar. Membuang bunga itu satu persatu bisa berjam-jam lamanya.”
“Eh jangan salah, tapi bunga itu betul-betul ada khasiatnya lho.”
“Hah, memang khasiat bunga itu memang betul seperti yang Mbak bilang??”
“Bukan, tapi khasiat bunga itu sebenarnya untuk kamu. Bunga itu akan membuat penghuni rumah ini
menyetujui usul Mbak supaya kamu tinggal lebih lama disini. Sehingga kamu bisa dengan leluasa
menggauli Non Fey Chen tiap hari, sekaligus supaya kamu bisa morotin duitnya sebanyak mungkin.”
“Wah, aku nggak nyangka ternyata Mbak begitu hebat. Ya, kalo aku sih setuju-setuju aja Mbak. Hehehe.”
“Nah, sekarang bapaknya sudah dibereskan. Tinggal sekarang ngurus anaknya. Kamu diam tenang dulu.
Tunggu isyaratku, ok?
“Beres, Mbak.”
Fey Chen sedang tiduran di ranjang menikmati asyiknya dipijit-pijit oleh Mbok Minah. Sembari memijit,
Mbok Minah memulai pembicaraan mengenai ilmu pelet kemarin. Dengan cerdik ia membuat Fey Chen
penasaran dulu, sampai akhirnya gadis itu bersedia mencoba hal itu.
“Baiklah, sekarang Non inget baik-baik kalimat ini.”
Mbok Minah membacakan mantera ilmu pelet itu kepada Fey Chen.
“Sudah Non ingat baik-baik? Nah, begini cara kerjanya. Pertama, Non sebut dulu nama cowok Non sambil
membayangkan orangnya. Lalu Non baca kalimat tadi sebanyak 34 kali sambil konsentrasi membayangkan
cowok lain. Non bebas pilih sendiri cowok ini. Dia boleh siapa saja asalkan bukan cowok Non. Karena
dia hanyalah sebagai pemancing supaya cowok Non merasakan kalau dalam pikiran Non ada cowok lain. Nah,
karena ia merasakan adanya kehadiran cowok lain, maka ia akan jadi lebih sayang kepada Non. Ada dua
syarat buat cowok pemancing tadi. Pertama, cowok itu sama sekali nggak ada hubungan keluarga sama Non.
Kedua, cowok Non pernah bertemu dengan cowok itu ”
“Tapi mungkin nggak nanti jadi salah alamat sehingga cowok yang aku pikirin itu malah jadi suka sama
aku. Atau lebih gawat lagi, aku yang jadi suka sama cowok itu?”
“Itu sih nggak mungkin Non, karena fungsi cowok itu adalah pemancing belaka. Yang penting Non jangan
salah menyebut nama cowok Non sambil membayangkan orangnya sebelum memulai membaca kalimat tadi.”
“Oh ya, Mbak lupa bilang satu hal. Pengaruh cowok pemancing itu akan lebih kuat terhadap cowok Non
apabila cowok itu sekarang berada dekat dengan tempat Non sekarang. Semakin dekat semakin balik. Nah
sekarang Non pikir dulu, setelah menemukan orangnya baru Non bisa mulai.”
“Cowok yang paling dekat sama tempatku sekarang adalah Parto. Dia memenuhi dua syarat tadi karena dia
nggak ada hubungan keluarga sama aku. Dan kemarin cowokku pernah liat dia waktu si Parto bukain pintu
pagar. Tapi apakah ada syarat bahwa cowok pemancing ini harus orang yang kira-kira cocok jadi cowokku.
Soalnya aku khan sudah pasti ga mungkin jadian sama Parto. Kalo aku milih dia sebagai cowok pemancing,
apakah itu bakal efektif membuat cowokku merasakan adanya saingan?”
“Itu sih nggak masalah, Non. Asalkan cowok dan memenuhi dua syarat tadi.”
“OK deh. Kalo gitu aku pake Parto, Mbok.”
“Baiklah. Dan Non ingat, setelah Non selesai membaca kalimat tadi, untuk beberapa waktu Non tidak
boleh berbicara ke siapa pun, bahkan lewat telpon juga. Oleh karena itu sebaiknya telpon Non
dimatikan. Setelah waktunya selesai, nanti Mbok akan ketuk pintu kamar. Setelah itu Non bebas
berbicara. Ini nggak lama kok, paling cuma beberapa menit.”
“Non mengerti khan? Nah, sekarang silakan Non sebut dalam hati nama cowok Non, kalau sudah silakan Non
menganggukkan kepala.”
Fey Chen menganggukkan kepalanya.
“Nah, sekarang silakan Non mulai membaca kalimat itu dan membayangkan cowok pemancing tadi.”
Fey Chen segera memejamkan matanya sambil membaca mantera itu. Sementara Mbok Minah tersenyum puas
menyaksikan betapa mudahnya gadis cantik itu diperdayanya. Penyebutan nama cowok di saat awal hanyalah
tipuan belaka yang sama sekali tak ada artinya. Yang berarti justru cowok yang dibayangkan sambil
membaca mantera itu. Sengaja ia mengarahkan supaya Fey Chen memilih Parto sebagai “cowok pemancing”.
Kini sudah jelas-jelas pasti ilmu pelet itu akan berhasil dengan sukses, karena sekarang justru Fey
Chen lah yang memelet Parto!! Sementara khasiat pelet itu juga berlaku bagi si pemelet. Artinya, si
pemelet juga akan menjadi makin suka terhadap orang yang dipeletnya. Hal ini sangat masuk akal.
Bukankah alasan orang memelet adalah karena ia suka terhadap orang yang dipeletnya? Semua ini adalah
akal Parto yang jitu dan dilaksanakan dengan sukses oleh Mbok Minah. Kini terbukti omongan Parto
tentang sifat Mbok Minah. Demi harta, ia tidak segan-segan mengorbankan gadis yang telah dirawatnya
sejak masih SD.
Diam-diam Mbok Minah keluar dari kamar Fey Chen. Segera ia menemui Parto dan berkata sambil berbisik,
“Sudah beres. Sekarang kamu boleh memulai membaca mantera itu juga.”
“Hah, jadi dia sudah mulai membaca mantera itu? Jadi semuanya berjalan sesuai rencana?”
“Betul. Akalmu itu betul-betul busuk. Tapi memang jitu. Abis ini silakan kamu bersenang-senang abis
dengan dia.”
“Ya, aku juga nggak sabar lagi pengin ngerasain madunya. Kapan lagi dapat kesempatan seperti ini.
Selama ini Mbak dijadikan pelampiasan nafsu bandot tengik itu demi uang. Kini keadaannya dibalik.
Giliran aku, adikmu ini, yang melampiaskan nafsunya ke anak gadisnya. Kalo Mbak dipake bapaknya, kini
aku gantian make anaknya. Ini baru adil, ya nggak Mbak. Apalagi, hehehe, anaknya cakep banget dan
ngegemesin gitu, pasti enak kalo diesek-esek di ranjang. Hehehe.”
“Setelah itu, kita sama-sama porotin duitnya. Mbak morotin bapaknya, aku morotin anaknya. Hahahaha…”
“Nah, sekarang ajarin aku mantera itu donk, Mbak.”
Setelah Mbok Minah memberitahu mantera itu, Parto segera membacanya sebanyak 34 kali dengan pikiran
yang terkonsentrasi penuh ke Fey Chen.
Kamar Fey Chen,
Saat itu meski malam belum datang, namun hari sangat gelap karena langit sedang mendung gelap pekat.
Sehingga suasana kamar itu juga gelap kecuali di ranjang tempat Fey Chen duduk saja yang ada lampu
penerangan. Saat itu Fey Chen telah selesai mengucapkan mantera itu 34 kali. Kini ia membuka matanya.
Dirasakannya hawa AC kamar lebih dingin dibanding sebelumnya, mungkin karena pengaruh udara luar yang
mendung pekat disertai angin kencang. Ia tak melihat Mbok Minah disitu. Iia menunggu dengan sabar.
Beberapa menit kemudian terdengar suara ketukan. ‘Dokk-dokk-dokk.’ Pertanda bahwa ia sudah boleh
bicara.
Segera ia menjawabnya,
”Iya, masuk Mbok.”
Dan terdengar suara jawaban dengan keras,
”BAIK NON!”
Namun itu suara Parto, bukan Mbok Minah! Sebelumnya Fey Chen mengucapkan mantera itu sambil
membayangkan Parto dan kini ia mendengar suara Parto. Sebaliknya, Parto tadi mengucapkan mantera itu
sambil membayangkan Fey Chen dan kini ia mendengar suara Fey Chen. Jadi syarat ilmu pelet itu telah
terpenuhi dan kini menjadi aktif secara dua arah, dari Fey Chen ke Parto dan dari Parto ke Fey Chen!
Dua orang yang saling memelet! Bisa dibayangkan seperti apa akibatnya. Tentu keduanya bakal NEMPEL
terus kayak perangko, seperti apa yang akan terjadi sekarang ini.
Kini Fey Chen ibarat tikus yang telah terjerat di dalam jebakan, tak bisa (dan juga tak mau) lari
kemana-mana. Sementara Parto adalah kucing yang akan membuka pintu jebakan itu untuk menggerogotinya.
Parto membuka pintu kamar Fey Chen. Ia baru menyadari betapa besar sekali kamar gadis ini. Bahkan
berkali-kali lebih besar dibanding rumahnya di desa! Saat itu suasana kamar tempat ia berdiri cukup
gelap. Hanya ada satu sampu penerangan yaitu di dalam ranjang Fey Chen yang tertutup kelambu. Ia
melihat figur indah tubuh Fey Chen yang sedang duduk di atas ranjang di balik kelambu. Seketika
penisnya menegang melihat siluet bentuk tubuh yang indah itu. Lalu ia berjalan mendekati tempat gadis
itu duduk.
Fey Chen merasa heran mendengar suara cowok. Dan suasana saat itu amatlah gelap. Ia segera menyalakan
lampu di sekeliling ranjangnya serta membuka pintu otomatis yang menuju ke taman kecil di dalam
kamarnya dengan remote control. Sementara Parto yang telah sampai di tepi ranjang itu, segera
menyingkap kelambu dan masuk ke dalamnya, bagaikan seorang pengantin pria yang mendekati pengantin
wanita saat malam pertama. Seketika ia terpesona melihat kecantikan yang memancar dari tubuh Fey Chen.
Sementara Fey Chen berteriak terkejut ketika melihat ternyata adalah Parto yang masuk ke dalam
kamarnya dan berdiri di tepi ranjangnya.
“Kenapa kamu bisa kesini?” tanyanya.
“Karena aku ingin membuka kelambu ranjang Non,” katanya asal-asalan sambil membuka seluruh kelambu
itu.
Fey Chen yang masih keheranan bertanya lagi tanpa mengubah posisi duduknya. “Kenapa kamu membuka semua
kelambu ini?”
Ia terpana akan kecantikan Fey Chen yang begitu natural. Namun pandangan Parto segera beralih ke paha
putih Fey Chen yang agak terbuka karena posisi duduk gadis itu.
Parto yakin kalau gadis ini telah terkena pengaruh ilmu pelet. Dengan nekat ia menjawabnya,” Karena
aku ingin melihat wajah Non yang cantik itu. Aku suka sama Non,” kata Parto tanpa sungkan lagi.
Fey Chen segera menundukkan kepalanya. Terlihat rona-rona merah di pipinya yang putih. Parto jadi
semakin berani.
“Dari semula melihat Non, aku langsung jatuh cinta sama kamu Non,” kata Parto sambil duduk di ranjang
itu.
Ia meraih tangan kanan Fey Chen dan meremas-remasnya dengan lembut. Melihat cewek itu diam saja,
tangan yang satunya meraih rambut Fey Chen dan membelai-belai rambut yang panjang dan indah itu. Fey
Chen menunduk sambil memejamkan matanya, membiarkan rambutnya dibelai-belai Parto. Parto segera
mendekatkan kepala Fey Chen ke dirinya dan direbahkannya kepala gadis itu di dadanya sambil tangannya
terus membelai-belai rambut gadis itu. Fey Chen membiarkan dirinya bersandar di dada Parto yang
bidang, merasakan aroma kejantanan yang kuat dari tubuh Parto. Sementara Parto merasakan aroma
kewanitaan yang harum semerbak dari rambut dan tubuh gadis berpakaian putih itu. Bagaikan bunga yang
mekar harum semerbak. Pada saat itu waktu seakan berhenti berjalan bagi keduanya.
Parto memandang wajah cantik Fey Chen. Kemudian ia mendekatkan bibirnya ke bibir indah gadis itu. Pada
saat bibir keduanya akan bertemu, Tiba-tiba Fey Chen menjauhkan dirinya dari pelukan Parto. Ia bangkit
dan berjalan meninggalkan Parto. Perhatiannya tertuju ke satu benda di lantai di dekat ranjang.
Ternyata handphone-nya yang sebelumnya di-Silent, kini layarnya berubah berwarna warni, pertanda ada
telepon masuk.
“Halo.”
“Kenapa lu telpon?”
Sementara Parto mendengarkan dengan waswas. Ia telah bisa menduga siapa si penelpon itu.
“Eh, tunggu dulu. Gua cuman mau bilang….”
“Sorry, sekarang gua lagi nggak pengin bicara sama elu. Nanti aja, ok?”
Klik! Telepon itu langsung diputus oleh Fey Chen. Kemudian disingkirkannya handphone itu.
“Cari gara-gara aja,” gerutu Fey Chen. Kemudian ia tidur berbaring di atas ranjang yang besar itu
sambil memejamkan matanya.
“Udah lupain aja dia. Sekarang khan ada aku disini, sayang,” kata Parto memegang punggung Fey Chen dan
meraba-rabanya.
Tangannya yang hitam nampak kontras dengan gaun putih gadis itu. Dan tangan satunya mengelus-ngelus
rambutnya.
“Ehhh” Fey Chen bereaksi dengan sedikit menggeliatkan tubuhnya.
“Kok saat ini gua jadi ngerasa aneh ya.”
“Itu gara-gara cowok sialan tadi. Sekarang dia sudah pergi. Tinggal sekarang kita berdua sayang.”
“Iya tapi aku masih bingung sebenarnya kamu ini siapa sih?
“Aku adalah pacarmu, sayang.”
“Ah, ya betul. Mas adalah pacarku,” kata Fey Chen mengubah posisi tidurnya supaya ia bisa menatap
wajah
“Mas Parto-nya”. Tangannya memegang tangan Parto.
“Badanku kok agak lemas ya. Mas, tolong donk ambilin aku air disana,
“kata Fey Chen sambil menunjuk kulkas besar di dalam kamar itu.
Segera Parto bangkit, mengambil segelas air putih yang dingin dan segar, dan menyerahkannya ke gadis
itu.
“Aaahhh, segarnya!” seru gadis itu dengan gembira sambil mengangkat kedua tangannya.
“Sekarang badanku jadi segar kembali. Dan kini ingatanku pulih kembali. Kamu adalah Mas Parto adik
Mbok Minah yang baru datang itu khan?”
Parto agak waswas dengan perkembangan itu.
Namun,
“Mas, aku senang deh punya cowok kayak Mas,” kata Fey Chen dengan matanya yang polos memandang Parto.
“Kenapa?” tanya Parto dengan hati lega.
“Karena badan Mas kekar, apalagi waktu di taman waktu itu,” Fey Chen menundukkan kepalanya.
“Kesannya macho gitu loh,” tambahnya.
“Aku juga suka punya cewek kayak kamu,” jawab Parto.
“Kenapa?”
“Karena kamu cantik dan putih. Juga kamu sexy banget apalagi pake baju putih gini.”
“Iih, Mas memang suka ngerayu deh.”
“Beneran aku ga bohong. Bahkan saat ini pun aku juga bersedia jadi suamimu, sayang.”
“Eh, Mas Parto, kamu betul-betul mencintaiku?”
“Iya donk, aku betul-betul mencintaimu, Non.”
“Kalo gitu jangan panggil aku Non donk. Meski Mas adalah adiknya Mbok Minah yang bekerja disini, tapi
masa Mas manggil ceweknya Non gitu. Panggil aku Fey Chen aja, ok?”
“OK non. Eh, Peicen.”
“Hihihi, mas Parto lucu deh. Bilang katanya cinta, tapi manggil namaku yang bener aja nggak bisa,”
kata Fey Chen sambil tersenyum geli.
“Itu nggak ada hubungannya Non, eh Peicen.”
“Lalu yang ada hubungannya apa?”
“Yang ada hubungannya ini nih,” kata Parto sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Fey Chen.
Kemudian disentuhnya bibir gadis itu dengan bibirnya. Lalu dikecupnya.
Hmmmpphhhhh…gadis itu membiarkan bibirnya dicium. Lalu Parto melumat bibir indah itu dan dijelajahinya
setiap milimeter, seolah tak ingin melewatkan satu pun butir-butir kenikmatan yang ada pada pada bibir
gadis itu. Dinikmatinya bibir Fey Chen lama sekali.
Dan Fey Chen membiarkan bibirnya dinikmati Parto sambil ia memejamkan matanya. Sepertinya ia juga tak
kalah menikmati ciuman itu. Mmmmpphhhhh. Parto mendorong tubuh Fey Chen sampai ia terbaring di ranjang
sambil terus menciumi bibirnya. Wajahnya yang hitam kini menindih wajah cakep gadis itu. Sementara
kedua mulut mereka masih saling bertautan. Ciuman itu telah berubah menjadi nafsu birahi yang
berkobar-kobar membakar dua sejoli yang berbeda segalanya itu. Dan nafsu birahi itu kini menjalar ke
seluruh bagian tubuh mereka, terutama pada Fey Chen.
Kedua tangan Parto memegangi wajah Fey Chen. Seolah ia ingin mematek gadis itu supaya tak bisa
bergerak sehingga ia bisa dengan bebas melakukan deep kissing. Kini lidah keduanya saling bertemu dan
beradu di dalam mulut. Mereka melakukan french kissing dengan seru. Sambil menciumi, tangan Parto
mulai bergerilya menggerayangi tubuh Fey Chen. Kedua tangannya menjelajahi kedua tangan putih Fey Chen
yang tak tertutup oleh daster putih itu. Kini ia bisa merasakan langsung kehalusan kulit tubuh Fey
Chen.
Lalu tangan kanannya merabai tubuh Fey Chen. Disentuhnya perut gadis itu. Hmm, sungguh rata seperti
tak berlemak sama sekali. Tangannya naik ke atas. Diraba-rabanya dada dan tangan Fey Chen. Cewek itu
bereaksi dengan menggeliatkan tubuhnya. Pertanda ia suka dengan sentuhan-sentuhan Parto. Terutama saat
tangan Parto melewati dadanya. Kini Parto semakin berani. Semakin sering diraba-rabanya payudara Fey
Chen dengan lembut. Membuat Fey Chen semakin ganas menciumi Parto.
Kini lidahnya dengan lincah menari-nari di dalam mulut Parto, saling beradu dengan lidah Parto. Dan
ciuman bibirnya juga semakin ganas. Membuat Parto juga semakin aktif dalam melakukan aksinya meremas
payudara Fey Chen. Sungguh ia tak menyangka, gadis dengan wajah sepolos ini bisa beraksi seganas itu.
Kini gantian kedua tangan Fey Chen memegang leher Parto, seolah tak ingin ciuman itu terlepas.
Tangan Parto menuruni sekujur tubuh Fey Chen. Diraba-rabanya paha mulus gadis itu yang sejak
dilihatnya tadi telah membuatnya ngiler. Sementara ciuman Parto kini beralih turun ke leher gadis itu.
Dikecupinya leher yang putih halus itu dengan bibir hitamnya sampai terdengar suara-suara kecupannya.
Membuat Fey Chen mulai mendesah-desah perlahan. Apalagi pada saat yang sama tangan Parto telah merayap
masuk ke dalam dasternya. Diraba-rabainya pangkal paha Fey Chen yang putih mulus dan lembut bagaikan
sutera itu. Rupanya bagian ini juga termasuk bagian yang sensitif bagi Fey Chen.
Terbukti tubuhnya semakin menegang-negang seiring dengan sentuhan-sentuhan jari-jari nakal Parto. Jari
jemari Parto dengan lincah menari-nari di sekitar pangkal paha Fey Chen. Bahkan sesekali menyentuh-
nyentuh bagian rahasia gadis itu. Parto semakin buas mengecupi leher kiri dan kanan Fey Chen. Sembari
ia menciumi harum rambut panjang Fey Chen. Memang Parto sengaja menciumi leher gadis itu supaya
lehernya yang putih jadi penuh dengan cupang-cupang merah yang membekas.
Dan Fey Chen sendiri sepertinya tak peduli dengan itu, karena ia juga merasakan kenikmatan yang luar
biasa. Ia melenguh-lenguh kecil sambil gerakan-gerakan tubuhnya yang mengejang menjadi semakin sering,
membuatnya semakin erotis di mata Parto. Sementara tangannya di dalam daster putih itu kini semakin
sering memegang-megang celana dalam cewek itu. Jarinya menekan-nekan daerah vaginanya dan telunjuknya
ditempel-tempelkannya persis di liang vagina gadis itu.
Setelah puas menggrepe-grepe Fey Chen saat mengenakan daster putih, kini tiba saatnya untuk
menelanjangi gadis itu. Dibangunkannya gadis itu sampai terduduk di ranjang. Lalu satu persatu
diturunkannya kedua pengait daster di bahunya ke bawah. Fey Chen nampak sexy sekali dengan kedua
pundaknya yang kini terbuka. Lalu Parto menurunkan daster putih itu sampai ia berhasil mengeluarkan
kaitan daster itu dari tangan Fey Chen.
Semakin turun daster itu, semakin terlihat belahan payudaranya yang indah dan berisi. Kini kira-kira
sepertiga payudaranya telah terbuka. Parto segera menurunkan dasternya ke bawah lagi supaya ia bisa
segera membuka bra di balik daster itu. Ia sudah tak sabar lagi ingin melihat dada telanjang Fey Chen.
Namun pada saat ia melakukan itu, alangkah kagetnya dirinya ternyata Fey Chen sama sekali tak memakai
bra.
Rupanya di daster itu ada mini bra yang melekat yang berfungsi melindungi supaya kedua putingnya tak
kelihatan menonjol keluar. Parto langsung melongo menyaksikan pemandangan indah di depannya itu. Meski
saat selagi berpakaian tak terlalu terlihat menonjol, namun begitu dilihat langsung secara telanjang
begini, ternyata payudara Fey Chen cukup padat berisi juga. Keduanya nampak simetris. Putingnya
berwarna merah. Nampak begitu segar dan muda. Kedua putingnya kecil namun nampak menonjol keluar.
Fey Chen nampak tersipu malu dan menundukkan kepalanya saat Parto tak bergerak menatap lekat-lekat
dadanya yang telanjang. Kedua tangan hitam Parto kembali beraksi di tubuh putih mulus yang setengah
telanjang itu. Sasarannya mana lagi kalo bukan payudara Fey Chen. Ia segera meremas-remas sepasang
gunung kembar yang indah menantang itu. Diusap-usapnya “lereng gunung” yang putih itu.
Makin lama makin ke tengah. Sampai akhirnya mencapai “puncaknya”. Kedua telunjuknya bergerak
melingkari kedua puting Fey Chen. Lalu ujung dua puting yang menonjol itu disentuh-sentuhnya dengan
ujung telunjuknya, yang mana membuat geli Fey Chen. Tanpa dapat dicegah ia menggerak-gerakkan tubuhnya
karena geli. Semakin gadis itu menggerakkan tubuhnya, semakin aktif jari telunjuk Parto menekan-nekan
kedua putingnya yang membuat gerakan tubuh gadis itu semakin tak terkendali. Kini kedua jarinya
kemudian juga menggerak-gerakkan kedua puting yang sejak tadi menggemaskan dirinya itu baik dari arah
horizontal dan juga vertikal.
Parto mendorong tubuh Fey Chen sehingga ia tertidur ke atas ranjang. Ia kembali menciumi leher Fey
Chen sambil meneruskan meremas-remas payudaranya. Kemudian mulutnya yang agak tonggos itu turun ke
bawah dan kini menciumi pundak putih gadis itu. Dan turun makin ke bawah lagi sampai akhirnya mendarat
di lekukan di tengah gunung kembar gadis putih itu. Diselipkannya lidahnya di tengah-tengah dua gunung
kembar gadis itu. Lalu digerak-gerakkannya naik turun sambil lidahnya menjilat-jilat “lereng gunung
putih kembar” itu.
Sementara Fey Chen jadi melenguh-lenguh dibuatnya sambil kedua tangannya memegang kepala Parto. Aksi
spontan gadis itu membuat Parto jadi kian semangat. Lidahnya semakin aktif bergerak kesana kemari di
payudara Fey Chen dan dilanjutkan dengan gerakan melingkari puncak gunung itu. Kemudian ia sengaja
menyentuh-nyentuhkan lidahnya mengelilingi kedua puting segar kemerahan itu bergantian, mula-mula
payudara kiri gadis itu dan lalu diulangi lagi aksinya itu di payudara kanannya.
Sambil sesekali menyentuh-nyentuhkan ujung lidahnya ke ujung puting kemerahan yang tegak menonjol di
atas dada membusung gadis putih berwajah oriental itu. Sementara gadis itu tanpa malu-malu lagi mulai
mendesah-desah pertanda ia merasakan kenikmatan yang luar biasa. Parto sungguh puas sekali menyaksikan
reaksi gadis itu. Apalagi mengingat saat pertama kali ketemu, cewek ini sama sekali tak menggubrisnya
bahkan melihat pun tidak. Sungguh arogan sekali cewek ini. Namun kini ia puas bisa memberi pelajaran
kepada cewek arogan ini! Sementara Fey Chen saat itu betul-betul dibuatnya terangsang. Karena memang
payudaranya terutama putingnya adalah bagian yang amat sensitif.
Kedua tangannya memegang erat-erat kepala Parto, seolah tak ingin cowok itu menghentikan aksinya.
Saking terangsangnya sampai ia kini sudah tak peduli lagi bahwa Parto adalah kacung rendahan yang
sungguh amat tak pentas melakukan itu terhadap gadis elit seperti dirinya. Sementara Parto masih belum
puas memainkan “susu” Fey Chen ini. Kini lidahnya menjilat-jilat dan menggerak-gerakkan puting
kemerahan itu ke kiri…ke kanan…ke atas…ke bawah…ditekannya dengan ujung lidahnya ke dalam…dan
digigit-gigitnya dengan lembut dan ditarik-tariknya keatas dengan giginya yang tonggos.
Setelah puas dengan yang kanan, Parto berpindah ke yang kiri. Kini mulut Parto sedang asyik mengulum
payudara Fey Chen. Wajahnya yang berwarna sawo matang menempel di dada putih gadis cakep oriental itu,
karena ia sedang asyik mengenyot-ngenyot puting payudara gadis itu. Terdengar suara kecupan-kecupan
mulut Parto yang sedang asyik menikmati payudara ranum gadis belia itu.
Dan Fey Chen menjadi bertambah liar terutama semenjak cowok berkulit coklat itu menciumi dadanya yang
telanjang. Sementara cowok itu mengenyot-ngenyot payudaranya, kini ia malah mendekapkan kepala cowok
itu ke dadanya sambil kedua kakinya terbuka lebar-lebar. Seolah tak ingin cowok itu buru-buru
menghentikan aksinya yang seharusnya tergolong perbuatan amat sangat kurang ajar dari seorang kacung
terhadap putri majikannya. Namun apa mau dikata kalau ternyata putri majikannya kini malah membiarkan
hal itu bahkan menikmati saat dirinya “digerogoti” oleh Parto.
Setelah beberapa saat, dekapan Fey Chen mulai mengendur meskipun aksi Parto terhadap dirinya tak
berkurang dahsyatnya. Dan kini kedua tangan Fey Chen mulai bergerak meraba-raba punggung Parto. Bahkan
kedua tangannya dimasukkan ke dalam baju kaus Parto. Tangan yang putih mulus itu meraba-raba kulit
sawo matang tubuh Parto. Dan juga mulai menarik kaus Parto keatas sehingga bagian atas tubuh Parto
hampir seluruhnya terbuka. Parto sungguh tak menyangka kalau gadis kinyis-kinyis seperti Fey Chen bisa
menjadi seliar ini di atas ranjang. Sungguh hatinya tersenyum gembira karena keliaran gadis itu
diarahkan kepadanya.
Kini Parto menghentikan kenyotannya untuk memberi kesempatan gadis itu beraksi. Dan Fey Chen terus
melanjutkan aksinya. Dilepaskannya baju kaus Parto sehingga bisa dilihatnya dada bidang dan kekarnya.
Kemudian ia merebahkan kepalanya ke dada bidang cowok berkulit sawo matang itu. Tercium oleh Parto bau
harum gadis itu yang memancar dari tubuh dan rambutnya. Rambut panjang dan lebat Fey Chen menempel di
tubuhnya. Parto mengelus-ngelus kepala dan rambut gadis itu. Dan payudara putih Fey Chen menempel ke
tubuh Parto.
Nampak kontras perbedaan warna kulit keduanya. Namun mereka berdua nampak bagaikan sepasang kekasih
yang sedang memadu cinta. Sejenak mereka berdua berdiam menikmati saat-saat tenang itu. Setelah itu
Fey Chenlah yang memulai melakukan gerakan. Bibirnya yang indah itu kini mulai mengecupi dada kekar
Parto. Sampai kemudian giliran ia mengecup dan menjilati puting dada Parto. Nampak Parto juga
menikmati kecupan gadis feminin itu. Apalagi, seolah tak mau kalah dengan aksi gadis itu, kedua
tangannya kini mulai merengkuh dan meraba-raba serta meremas-remas payudara putih Fey Chen yang sejak
awal bertemu telah menjadi obsesinya.
Fey Chen menghentikan aksinya dan ia menjauhkan dirinya dari Parto. Namun, hanya supaya ia bisa
membuka kancing dan retsleting celana jins Parto! Dikeluarkannya celana jins belel itu dari tubuh
Parto. Nampak tonjolan penisnya yang besar di balik celana dalam warna biru tua. Sementara bulu
kemaluan dekat penis Parto nampak keluar di sekitar celana dalamnya. Rupanya Fey Chen tak terlalu
canggung dengan hal itu dan rupanya ia cukup cekatan di ranjang karena selama ini ia telah sering
melakukannya dengan Roger, cowoknya.
Terbukti bahwa kini tangan putih mulus itu menarik celana dalam biru tua itu ke bawah sampai akhirnya
diloloskannya dari tubuh Parto. Sehingga terlihatlah penis Parto yang hitam besar dan berurat.
Kepalanya yang tak disunat nampak cukup besar. Sementara Parto yang telah ditelanjangi gadis itu
sampai telanjang bulat tentu tak mau kalah. Ia pun juga menarik daster tidur putih Fey Chen turun ke
bawah sampai terlepas dari kakinya. Nampak kedua paha yang putih mulus dan celana dalam warna putih.
Ia tak tahan untuk tak meraba-raba paha putih di depan matanya itu. Sambil sesekali menyentuh-nyentuh
bagian paling rahasianya. Disadarinya bahwa celana dalam gadis itu telah agak basah.
Rupanya gadis itu sungguh terangsang hebat saat ia memain-mainkan payudaranya. Tanpa menunggu lama-
lama segera diloloskannya celana dalam putih itu dari tubuh Fey Chen. Sehingga kini kedua orang yang
berlainan jenis dan warna kulitnya berbeda kontras itu sama-sama telanjang bulat di atas ranjang putih
itu. Nampak penis Parto berdiri dengan super tegak menyaksikan tubuh putih mulus Fey Chen yang polos
tanpa selembar benang pun.
Sementara vagina Fey Chen yang berbulu rapi itu nampak agak basah. Seolah hati mereka telah saling
menyatu, pada saat bersamaan keduanya saling meraih “benda pusaka” milik lawan jenisnya. Tangan Parto
didekapkan di vagina Fey Chen. Ibu jarinya meraba-raba bulu rapi kemaluannya, sementara keempat jari
lainnya menggesek-gesek vaginanya, terutama jari tengahnya yang persis berada di liang vaginanya.
“Ooooh, oohhhhh, oohhhhhh,” desah Fey Chen.Cerita Sex Terbaru
Tangan Parto yang satunya segera meraba-raba tubuh putih halus Fey Chen terutama paha dan dadanya.
Fey Chen menggeliat-geliat sambil terus mendesah-desah.
“Ooohh, ohhhhh, ohhhhhh,” desahnya sambil tangannya asyik mengocok penis hitam Parto.
Telunjuk dan ibu jarinya yang mungil meraba-raba kepala dan leher penis Parto, membuat cowok itu
mengerang-ngerang karena nikmat. Apalagi menyadari bahwa yang melakukan itu adalah cewek yang super
cakep dan sexy.
Tentu Parto tak ingin “keluar” di tangan gadis itu. Untuk itu ia menjauhkan dirinya dari Fey Chen.
Kini dibukanya kedua kaki Fey Chen lebar-lebar. Nampak liang vaginanya yang masih tertutup rapat. Lalu
didekatkan kepalanya ke vagina cewek itu dan mulailah ia menjilat-jilat vagina yang kemerahan itu.
Kedua jarinya membuka liang vagina Fey Chen sampai ditemukannya klitoris gadis itu. Lalu dijilatinya
klitorisnya. Membuat Fey Chen jadi menggelinjang-gelinjang sambil berteriak mendesah-desah.
“Aaahhhhh, AAAHHHHH, AAAAHHHHHHH.”
Parto memang sengaja ingin supaya gadis itu “naik” hampir sampai ke puncaknya. Oleh karena itu ia
meneruskan jilatannya, apalagi ia sendiri juga menikmati menjilati vagina gadis yang bersih ini. Ia
ingin membuat gadis itu jadi “kuyup” sebelum akhirnya “dieksekusinya”. Vagina Fey Chen dibukanya
semakin lebar. Lidahnya dimasukkan ke daerah G-spot gadis itu. Dan, gadis itu semakin liar gerakan
tubuh dan desahannya.
Sementara itu vaginanya kini betul-betul jadi basah kuyup. Kini ia mulai menjilati lendir cinta yang
keluar dari vagina Fey Chen. Setelah beberapa saat membuat gadis itu betul-betul kuyup, kini tiba
saatnya menikmati hidangan utama tubuh gadis itu. Ditatapnya liang vagina Fey Chen yang kelihatan
jelas di tengah kedua kakinya yang mengangkang. Nampak vagina itu tertutup rapat kembali. Lalu
didekatkannya penisnya ke depan liang vagina Fey Chen sambil tubuhnya menindih di atas tubuh Fey Chen
yang tidur telentang di tengah-tengah ranjang.
Setelah menarik napas, lalu…..eggh…dipaksanya masuk ujung kepala penisnya ke dalam vagina sempit Fey
Chen. Meskipun terasa sempit sekali, namun pada akhirnya, bleessssh!… masuk juga penisnya ke dalam
vagina gadis itu. Dan,” OOOhhhhh,” Fey Chen secara spontan berteriak saat benda tumpul itu masuk
menembus ke dalam vaginanya. Kemudian Parto meneruskan mendorong tubuhnya sehingga penisnya amblas
masuk seluruhnya ke dalam vagina Fey Chen. Lalu…dikocoknya penisnya di dalam tubuh Fey Chen.
“AAAHH, AAHHHH, AAHHHHH….”
Fey Chen mendesah-desah sambil tubuhnya bergerak-gerak maju mundur saat dirinya disetubuhi oleh Parto.
Dua sejoli yang berbeda warna kulit itu nampak asyik menikmati saat itu. Parto semakin terangsang
untuk terus mengocok penisnya di dalam tubuh Fey Chen, menyerap seluruh sari madu gadis itu. Sementara
Fey Chen membiarkan dirinya “dibolongi” oleh Parto, cowok yang berbeda ras dan status sosialnya
sungguh jauh di bawah dirinya. Inilah hubungan seks interracial ala Indonesia, yang terjadi atas dasar
suka sama suka, mau sama mau, dan saling menikmati. Terbukti bahwa Fey Chen memejamkan matanya sambil
terus mendesah-desah menikmati tusukan-tusukan penis Parto yang menembus vaginanya. Apalagi saat Parto
melakukan itu sambil menindih tubuhnya dan mengecupi lehernya.
Setelah puas mencicipi gadis kelas 3 SMA ini dalam posisi konvensional, Parto ingin merasakannya dalam
posisi yang berbeda. Untuk itu ia mencabut penisnya dari vagina Fey Chen. Dilihatnya lipatan liang
vagina Fey Chen yang agak terbuka dibanding sebelumnya. Namun yang membuatnya sungguh terkejut namun
amat membanggakan hati adalah dilihatnya vagina gadis itu berdarah. Sampai darah itu membasahi seprei
putih di sekitarnya.
Artinya, gadis ini sebelumnya masih perawan! Dan ialah cowok pertama yang menikmati keperawanan gadis
Chinese yang cakep dan kinyis-kinyis ini!!! Sungguh hal ini diluar dugaannya. Pantas tadi begitu
seret. Rupanya selama ini Fey Chen telah sering melakukan petting dengan cowoknya. Namun hubungan
mereka itu tak sampai sejauh seperti yang dilakukannya barusan. Perasaan bangga yang menggelora itu
makin membuatnya bernafsu untuk mengobok-obok lebih banyak lagi.
Kini ia tidur telantang di atas ranjang. Sementara Fey Chen yang baru saja diperawaninya itu diarahkan
untuk duduk diatas tubuhnya. Tepatnya di atas penisnya yang mengacung ke atas. Rupanya gadis itu telah
mengerti kemauan Parto. Segera ia mendekatkan vaginanya ke atas penis Parto. Dan dengan berat
tubuhnya, bleeesss, tubuhnya turun ke bawah sampai bulu-bulu kemaluannya menempel di bulu kemaluan
Parto. Lalu ia menggerakkan tubuhnya naik turun sambil tangan Parto mulai beraksi.
Karena ia tak mau membiarkan payudara yang bergoyang-goyang naik turun itu “sia-sia”. Kedua tangannya
meremas-remasnya sambil jari-jarinya memainkan kedua putingnya. Rupanya posisi ini sungguh efektif
bagi cewek untuk bisa mengatur ritmenya supaya ia bisa orgasme. Hal ini terbukti karena Fey Chen
menggerakkan tubuhnya dengan ritme kadang cepat kadang lambat. Dan tak lama setelah itu tubuhnya
mengejang sambil ia mengerang di saat ia memainkan tubuhnya naik turun. Rupanya ia mencapai
orgasmenya.
Hati Parto sungguh puas saat menyaksikan ekspresi gadis cakep berwajah oriental itu saat orgasme
karena ditembus penisnya yang perkasa! Setelah orgasme, napas Fey Chen agak terengah-engah dan ia
menghentikan gerakan tubuhnya. Pertanda ia agak kecapean. Untuk itu Parto mengubah posisinya. Kali ini
dibiarkannya gadis itu yang tiduran di ranjang. Fey Chen tidur dengan posisi miringdengan kepalanya
ditaruh di atas tangannya (mirip seperti sebelumnya yang ada di foto). Cuma bedanya kini dirinya
telanjang bulat. Meski ia sedang tiduran, namun bukan berarti Parto membiarkannya untuk beristirahat.
Karena ia masih belum selesai, tentu ia ingin melanjutkan melampiaskan nafsu lelakinya itu terhadap
gadis ini. Kali ini ia akan melakukannya dengan membelakanginya. Diangkatnya satu kaki Fey Chen.
Sehingga kini mengangalah liang vagina cewek itu. Lalu dengan posisi tubuhnya yang juga miring di
belakang Fey Chen, didekatkannya penisnya di antara kedua kaki Fey Chen. Dan dimasukkannya penisnya ke
dalam vagina Fey Chen dan “dipompanya” dari belakang. Parto melakukan itu sambil menatap wajah cakep
Fey Chen yang jadi mendesah-desah lagi.
Tangannya ikutan main dengan meraba-raba sekujur tubuh bagian depan Fey Chen. Kali ini Fey Chen
merasakan sensasi kenikmatan yang berbeda dibanding posisi sebelumnya. Ia merasakan vaginanya yang
sempit diobok-obok oleh benda tumpul yang rasanya lebih besar dibanding sebelumnya. Hati Parto sungguh
puas menyaksikan gadis Chinese ini lagi-lagi mendesah-desah karena desakan-desakan penisnya.
Setelah puas menyetubuhi Fey Chen di posisi itu, kali ini Parto akan kembali mengganyang gadis itu
dengan posisi doggy style. Kali ini Fey Chen disuruhnya menungging ke depan. Dan sengaja ia
menyuruhnya menungging di depan kaca rias yang besar. Parto membelakangi Fey Chen, mengarahkan
penisnya yang menegang ke liang vaginanya. Dan, bluuusshh, dimasukkannya penis hitamnya ke dalam tubuh
putih mulus itu.
Lalu, shleeb, shleeeb, shleeebb…dengan gagah disodok-sodoknya vagina gadis itu dari belakang. Saking
kerasnya sampai-sampai seluruh tubuh Fey Chen ikut terdorong-dorong dan bergoyang-goyang dibuatnya.
Terutama payudaranya yang menggantung jadi ikut terguncang-guncang pula. Parto menyaksikan bayangan
mereka dari pantulan cermin.Kulit tubuh dirinya dan Fey Chen sungguh berbeda kontras sekali. Tubuhnya
sendiri kesannya gelap dan dekil. Tubuh Fey Chen putih mulus.
Namun kini tubuh keduanya menjadi satu. Penis Parto terus dengan perkasa memompa dan menggoyang Fey
Chen. Parto bisa menyaksikannya dari cermin, tubuh Fey Chen termasuk payudaranya terguncang-guncang
gara-gara perbuatannya itu. Kemudian Parto mencabut penisnya dari dalam tubuh Fey Chen. Dan kembali
dibaringkannya gadis itu. Namun kini kedua kakinya ditekuknya sambil dibuka lebar. Lalu ia memajukan
tubuhnya diantara kedua kaki gadis itu. Kembali ia mengarahkan penisnya ke depan vagina cewek itu.
Dan, lagi-lagi dihajarnya vagina Fey Chen dengan dentaman penisnya yang bertubi-tubi. Sampai-sampai
seluruh tubuh Fey Chen kembali terdorong-dorong. Parto semakin terangsang dan buas saat melihat
payudara Fey Chen bergerak berputar-putar karena sodokan-sodokan penisnya yang mengocok habis vagina
gadis itu. Cukup lama Parto menikmati vagina cewek itu dalam posisi itu.
Sambil diselingi variasi dimana ia menciumi bibir dan leher cewek itu dengan penuh nafsu. Atau juga
meremas-remas payudara yang bergoyang-goyang itu dan juga mengenyot-ngenyot dan menjilati payudaran
gadis itu. Sampai akhirnya Fey Chen tak tahan lagi. Dan sampailah ia meracau tak karuan dengan suara-
suara yang merintih-rintih pertanda ia sampai ke orgasme keduanya.
Parto sengaja membiarkan Fey Chen menikmati orgasmenya itu. Sementara penisnya masih berada di dalam
tubuh gadis itu. Setelah gadis itu mulai cooling down, ia mencabut penisnya yang masih menegang. Lalu
ia mendekatkannya ke wajah cakep Fey Chen dan disuruhnya gadis itu mengemut penisnya. Dengan patuh Fey
Chen menuruti permintaan cowok itu. Setelah terlebih dahulu ia mengikat rambut panjangnya yang kini
agak awut-awutan, lalu penis hitam tegak dan berlendir itu akhirnya masuk ke dalam mulutnya.
Dikulumnya penis itu lalu ia mengocoknya dengan mulutnya.
“Bleep..bleep…bleep…..”
Ia begitu patuh mengulum dan memaju-mundurkan mulutnya. Sementara itu di dalam mulut, lidahnya juga
ikut menari-nari di seluruh bagian leher dan kepala penis Parto. Kemudian Fey Chen mengeluarkan penis
itu dari mulutnya. Kini ia mengemut-ngemut buah zakar Parto. Tersengar suara kecupan-kecupannya.
“Cleep, cleep, cleeep….”
Dan lidahnya menjilati batang penis Parto mulai dari dasarnya di buah zakar sampai ke ujung kepalanya.
Lalu kembali lidahnya menari-nari di seluruh leher dan kepala penisnya. Sampai akhirnya Parto tak
dapat menahan lagi, dan….
crooootttt, crrrrrrrrrrrruttttttt, crruuuuooooottt, crooott, crooottt,…. akhirnya penis Parto akhirnya
menyemburkan sperma dengan volume begitu banyak secara tak beraturan. Ada yang kencang dan jauh
semprotannya, ada yang dekat, namun makin lama semprotannya semakin lemah dan sedikit. Sampai akhirnya
penis Parto tidak mengeluarkan cairan sperma lagi. Namun semburan “lava” sperma tadi sebagian besar
mendarat di wajah cakep Fey Chen. Sehingga kini wajahnya jadi belepotan. Di hidungnya menempel sperma
kental yang menyembur dengan kuat saat pertama kali.
Sementara itu di pipinya juga terdapat cipratan sperma disana-sini. Di bibirnya pun juga terdapat
cairan kental warna putih keruh. Alisnya pun juga tak luput dari semburan liar tadi. Bahkan di
rambutnya pun juga ada cairan putih kental yang mendarat kesana. Lalu Parto menyuruh gadis itu kembali
mengemut penisnya yang masih sedikit menegang. Dengan lidahnya, dibersihkannya penis itu dari sisa-
sisa lendir yang menempel. Setelah penisnya terkulai lemas, barulah ia mencabutnya dari dalam mulut
Fey Chen.
Penisnya menjadi licin bersih. Sungguh hatinya sangat puas sekali akhirnya ia berhasil menikmati tubuh
gadis cakep itu bahkan mendapatkan keperawanannya. Sementara Fey Chen kini nampak begitu amburadul.
Rambutnya yang tadi diikat telah dilepas oleh Parto saat gadis itu sedang mengulum penisnya. Rambutnya
itu nampak awut-awutan dan sperma Parto “mendarat” di dua tempat di rambutnya.
Wajah cakepnya yang kinyis-kinyis kini jadi basah belepotan karena semprotan sperma Parto tadi yang
kini telah agak mencair. Dan cairan itu sebagian turun ke bawah bagaikan anak-anak sungai membasahi
dagu, leher, dan payudaranya. Di leher dan dadanya, selain basah karena sperma disana sini, juga
nampak bekas-bekas cupang merah disana sini akibat kecupan-kecupan buas Parto tadi.
Sementara di vagina dan pangkal pahanya masih ada sisa-sisa darah yang telah mengering. Sesaat
kemudian, Parto tidur telentang dengan tenaga yang telah terkuras. Meskipun secara fisik kecapean,
namun hatinya puas sekali. Sementara tangannya mengelus-ngelus rambut panjang Fey Chen yang tertidur
lemas diatas dadanya. Ia bisa merasakan gerakan napas gadis itu karena dadanya menempel di tubuhnya.
“Aku mencintaimu sayang,” bisik Parto ke telinga Fey Chen.
“Aku juga mencintaimu sayang,” bisik Fey Chen tak kalah mesra sambil menatap Parto.
“Oleh karena itu aku rela menyerahkan segalanya kepadamu.”
“Benarkah Mas sungguh-sungguh mencintaiku?” tanya Fey Chen.
Parto menganggukkan kepalanya.
Dan Fey Chen tersenyum sambil merebahkan kembali kepalanya ke dada Parto.
Dan Parto kembali mengelus-ngelus rambutnya sambil senyum tersungging di bibirnya.
Parto memakai pakaiannya kembali sambil memandangi Fey Chen yang masih tiduran di ranjang. Dengan hati
puas ia menyaksikan tubuh mulus telanjang gadis cantik yang barusan dinikmatinya itu. Dan Fey Chen,
kontras dengan sikapnya di hari-hari sebelumnya yang sama sekali tak memandang Parto, kini ia tak
merasa risih dirinya yang masih telanjang bulat itu ditatap oleh Parto. Apalagi setelah apa yang
barusan terjadi. Dan kini cara bicara dan cara pandang Parto tentu tak lagi menunjukkan rasa hormat
seperti layaknya seorang pembantu pria terhadap nona majikannya.
“Wah ga nyangka, ternyata kamu hebat juga ya di ranjang. Aku benar-benar puas telah “menikmatimu”
sayang. Sekarang aku keluar dulu ya. Nanti kita “gituan” lagi. Hahahaha.”
Pada saat ia melangkah, kakinya tersandung sesuatu. Ternyata handphone tadi. Diambilnya benda itu dan
dilihatnya. Ternyata layarnya menyala, tanda ada telpon masuk. Dilemparnya benda itu ke ranjang dan
mendarat dekat Fey Chen,
”Nih, punya kamu.” Fey Chen mengambil handphone itu, ternyata lagi-lagi Roger menelponnya lagi.
“Halo.”
Terdengar suara cowok dari ujung sana, rupanya speaker phone-nya kepencet.
“Say, kok lu marah-marah mulu sih. Sampe gua telpon terus ga diangkat-angkat. Gua kaga tau apa salah
gua ke elu. Tapi kalo elu marah sama gua, apa pun alasannya, gua minta maaf deh. Gue sayang banget
sama elu. Tapi plisss, tolong jangan cuekin gua kayak gitu donk,” suara cowok itu terdengar memelas
sekali.

Baca JUga Cerita Seks Sepupuku

“Aaaahh, ngapain lu telpon gua lagi….kini semuanya sudah terlambat..” kata cewek itu lemah.
“Loh, apa maksud elu Chen?….Halo….Haloo….Halo….????”
Klik!
Parto tersenyum puas mendengar semua itu. Kemudian ia keluar dari kamar itu, meninggalkan Fey Chen
yang masih tiduran sambil termenung-menung.
“Bagaimana? Wah, tampangmu senyum-senyum gitu dan baru muncul sekarang, kayaknya sukses besar yah!”
bisik Mbok Minah.
“Bener-bener gini nih,” kata Parto sambil mengangkat kedua jempolnya dan mengedipkan matanya,”
Pokoknya top markotop dah! Luar biasa!”
“Hah, jadi beneran kamu sudah berhasil meniduri Non Fey Chen?” serunya kagum dan gembira.
Hebat juga adiknya yang cuma cowok pengangguran dari desa bisa mencicipi anak gadis majikannya.
“Iya donk Mbak. Dan, waah, tubuhnya putih muluuuss. Susunya montok lagi. Pentilnya merah, Mbak.
Bener-bener asik pokoknya. Aku kenyot-kenyot abis deh susunya tadi.”
“Dan, puas banget rasanya waktu ngeliatin wajahnya yang kinyis-kinyis tadi sampe mendesah-desah ga
karuan waktu diesek-esek. Hehehe.”
“Tapi yang paling hebat nih, Mbak, ternyata dia itu masih perawan lho. Jadi akulah cowok pertama yang
memerawani Peicen.”
“Oh ya?”
“Iya Mbak. Kalo ga percaya, nanti lihat aja sendiri seprei ranjangnya. Pasti tahu deh. Non Peicen itu
memang cakep tapi sudah “bolong”. Sudah jadi barang bekas dia sekarang. Hahahahahahaaaaaa!”
“Hush. Jangan keras-keras tertawanya,” katan Mbok Minah sambil menoleh ke kiri kanan.
“Nanti terdengar orang lho. Dan namanya adalah Fey Chen, F-E-Y C-H-E-N, bukan “Peicen”. Gimana sih,
sudah meniduri orangnya tapi masih nggak bisa manggil namanya dengan benar.”
“Ah, terserahlah mau apa namanya. Itu ga penting. Yang penting bisa menikmati orangnya sambil
mendapatkan duitnya. HEHEHEHEHEEE.”- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Gigolo

Cerita Sex Terbaru | Senang bisa berbagi pengalaman sex, aku akan menceritakan kisahku menjadi pria gigolo, cerita ini
nyata terjadi di kehidupanku dan pernah aku alamai , perkenalkan namaku Andi umurku 25 tahun aku dari
Bandung, dan yang mengejutkan aku melayani semalan dengan 4 wanita sekaligus, profesi ini aku jalankan
dari 3 tahun lalu.

Cerita Sex Terbaru Gigolo

Aku mempunyai langganan namanya tante Mira dia janda tapi belum mempunyai anak dia tinggal di bandung
orangnya cantik, payudaranya besar dia seorang yang kaya dan memiliki perusahaan di Bandung dan Di
Surabaya dan memliki sahan di hotel berbintang di Bandung.

Sabtu pukul 7 pagi, HP-ku berbunyi dan terdengar suara seorang wanita, dan kulihat ternyata nomor HP
Tante Mira.

“Hallo Sayang.. lagi ngapain nich.. udah bangun?” katanya.

“Oh Tante.. ada apa nich, tumben nelpon pagi-pagi?” kataku.

“Kamu nanti sore ada acara nggak?” katanya.

“Nggak ada Tante.. emang mo ke mana Tante?” tanyaku.

“Nggak, nanti sore anter Tante ke puncak yach sama relasi Tante, bisa khan?” katanya.

“Bisa tante.. aku siap kok?” jawabku.

“Oke deh Say.. nanti sore Tante jemput kamu di tempatmu”, katanya.

“Oke.. Tante”, balasku, dengan itu juga pembicaraan di HP terputus dan aku pun beranjak ke kamar mandi
untuk mandi.

Sore jam 5, aku sudah siap-siap dan berpakaian rapi karena Tante Mira akan membawa teman relasinya.
Selang beberapa menit sebuah mobil mercy new eye warnah hitam berkaca gelap berhenti di depan rumahku.

Ternyata itu mobil Tante Mira, langsung aku keluar menghampiri mobil itu sesudah aku mengunci seluruh
pintu rumah dan jendela. Aku pun langsung masuk ke dalam mobil itu duduk di jok belakang, setelah
masuk mobil pun bergerak maju menuju tujuan.

Di dalam mobil, aku diperkenalkan kepada dua cewek relasinya oleh tante, gila mereka cantik-cantik
walaupun umur mereka sudah 40 tahun, namanya Tante Lisa umurnya 41 tahun kulitnya putih, payudaranya
besar,

Dia merupakan istri seorang pengusaha kaya di Jakarta dan Tante Sari 39 tahun, payudaranya juga besar,
kulitnya putih, juga seorang istri pengusaha di Jakarta. Mereka adalah relasi bisnis Tante Mira dari
Jakarta yang sedang melakukan bisnis di Bandung, dan diajak oleh Tante Mira refreshing ke villanya di
kawasan Puncak. Keduanya keturunan Tionghoa.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Di dalam mobil, kami pun terlibat obralan ngalor-ngidul, dan mereka diberitahu bahwa aku ini seorang
gigolo langganannya dan mereka juga mengatakan ingin mencoba kehebatanku. Selang beberapa menit
obrolan pun berhenti, dan kulihat Tante Lisa yang duduk di sebelahku, di sofa belakang, tangannya
mulai nakal meraba-raba paha dan selangkanganku.

Aku mengerti maksudnya, kugeser dudukku dan berdekatan dengan Tante Lisa, lalu tangan Tante Lisa,
meremas batang kemaluanku dari balik celana. Dengan inisatifku sendiri, aku membuka reitsleting celana
panjangku dan mengeluarkan batang kemaluanku yang sudah tegak berdiri dan besar itu. Tante Lisa kaget
dan matanya melotot ketika melihat batang kemaluanku besar dan sudah membengkak itu.

Tante Lisa langsung bicara kepadaku,

“Wow.. Ded, kontol kamu gede amat, punya suamiku aja kalah besar sama punya kamu..” katanya.

“Masa sich Tante”, kataku sambil tanganku meremas-remas payudaranya dari luar bajunya.

“Iya.. boleh minta nggak, Tante pengen ngerasain kontol kamu ini sambil kontolku dikocok-kocok dan
diremas-remas, lalu dibelai mesra?” katanya.

“Boleh aja.. kapan pun Tante mau, pasti Andi kasih”, kataku.

Langsung disambut Tante Lisa dengan membungkukkan badannya lalu batang kemaluanku dijilat-jilat dan
dimasukakkan ke dalam mulutnya, dengan rakusnya batang kemaluanku masuk semua ke dalam mulutnya sambil
disedot-sedot dan dikocok-kocok.

Tante Sari yang duduk di jok depan sesekali menelan air liurnya dan tertawa kecil melihat batang
kemaluanku yang sedang asyik dinikmati oleh Tante Lisa. Tanganku mulai membuka beberapa kancing baju
Tante Lisa dan mengeluarkan kedua payudaranya yang besar itu dari balik BH-nya. lalu kuremas-remas.

“Tante.. susu tante besar sekali.. boleh Andi minta?” tanyaku.

Tante Lisa hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, lalu tanganku mulai meremas-remas payudaranya.

Tangan kiriku mulai turun ke bawah selangkangannya, dan aku mengelus-ngelus paha yang putih mulus itu
lalu naik ke atas selangkangannya, dari balik CD-nya jariku masuk ke dalam liang kewanitaannya. Saat
jariku masuk, mata Tante Lisa merem melek dan medesah kenikmatan,

“Akhhh.. akhhhh.. akhhh.. terus sayang..”

Beberapa jam kemudian, aku sudah tidak tahan mau keluar.Cerita Sex Terbaru

“Tante… Andi mau keluar nich..” kataku.

“Keluarain di mulut Tante aja”, katanya.

Selang beberapa menit, “Crooot.. crooot.. crottt..” air maniku keluar, muncrat di dalam mulut Tante
Lisa, lalu Tante Lisa menyapu bersih seluruh air maniku.

Kemudian aku pun merobah posisi. Kini aku yang membungkukkan badanku, dan mulai menyingkap rok dan
melepaskan CD warna hitam yang dipakainya. Setelah CD-nya terlepas, aku mulai mencium dan menjilat
liang kewanitaannya yang sudah basah itu.

Aku masih terus memainkan liang kewanitaannya sambil tanganku dimasukkan ke liang senggamanya dan
tangan kiriku meremas-remas payudara yang kiri dan kanan. Sepuluh menit kemudian, aku merubah posisi.

Kini Tante Lisa kupangku dan kuarahkan batang kemaluanku masuk ke dalam liang senggamanya, “Blesss..
belssss.” batang kemaluanku masuk ke dalam liang kewanitaannya, dan Tante Lisa menggelinjang
kenikmatan, ku naik-turunkan pinggul Tante Lisa, dan batang kemaluanku keluar masuk dengan leluasa di
liang kewanitaannya.

Satu jam kemudian, kami berdua sudah tidak kuat menahan orgasme, kemudian kucabut batang kemaluanku
dari liang kewanitaannya, lalu kusuruh Tante Lisa untuk mengocok dan melumat batang kemaluanku dan
akhirnya, “Crooot.. crott.. croottt..” air maniku muncrat di dalam mulut Tante Lisa. Seketika itu juga
kami berdua terkulai lemas.

Kemudian aku pun tertidur di dalam mobil. sesampainya di villa Tante Mira sekitar jam 8 malam. Lalu
mobil masuk ke dalam pekarangan villa. Kami berempat keluar dari mobil. Tante Mira memanggil penjaga
villa, lalu menyuruhnya untuk pulang dan disuruhnya besok sore kembali lagi.

Kami berempat pun masuk ke dalam villa, karena lelah dalam perjalanan aku langsung menuju kamar tidur
yang biasa kutempati saat aku diajak ke villa Tante Mira.

Begitu aku masuk ke dalam kamar dan hendak tidur-tiduran, aku terkejut ketika ke 3 tante itu masuk ke
dalam kamarku dalam keadaan telanjang bulat tanpa sehelain benang pun yang menempel di tubuhnya.
Kemudian mereka naik ke atas tempat tidurku dan mendorongku untuk tiduran, lalu mereka berhasil
melucuti pakaianku hingga bugil.

Batang kemaluanku diserang oleh Tante Sari dan Tante Mira, sedangkan Tante Lisa kusuruh dia
mengangkang di atas wajahku, lalu mulai menjilati dan menciumi liang kewanitaan Tante Lisa. Dengan
ganasnya mereka berdua secara bergantian menjilati, menyedot dan mengocok batang kemaluanku, hingga
aku kewalahan dan merasakan nikmat yang luar biasa.

Kemudian kulihat Tante Sari sedang mengatur posisi mengangkang di selangkanganku dan mengarahkan
batang kemaluanku ke liang kewanitaannya, “Blesss.. bleeesss..” batang kemaluanku masuk ke dalam liang
kewanitaan Tante Sari, lalu Tante Sari menaik turunkan pinggulnya dan aku merasakan liang kewanitaan
yang hangat dan sudah basah itu. Aku terus menjilat-jilat dan sesekali memasukkan jariku ke dalam
liang kewanitaan Tante Lisa, sedangakan Tante Mira meremas-remas payudara Tante Sari.

Beberapa jam kemudian, Tante Sari sudah orgasme dan Tante Sari terkulai lemas dan langsung menjatuhkan
tubuhnya di sebelahku sambil mencium pipiku.

Kini giliran Tante Mira yang naik di selangkanganku dan mulai memasukan batang kemaluanku yang masih
tegak berdiri ke liang senggamanya, “Bleesss.. bleesss..” batang kemaluanku pun masuk ke dalam liang
kewanitaan Tante Mira. Sama seperti Tante Sari, pinggul Tante Mira dinaik-turunkan dan diputar-putar.

Setengah jam kemudian, Tante Mira sudah mencapai puncak orgasme juga dan dia terkulai lemas juga,
langsung kucabut batang kemaluanku dari liang kewanitaan Tante Mira, lalu kusuruh Tante Lisa untuk
berdiri sebentar, dan aku mengajaknya untuk duduk di atas meja rias yang ada di kamar itu,

Lalu kubuka lebar-lebar kedua pahanya dan kuarahkan batang kemaluanku ke liang kewanitaannya,
“Blesss.. .bleeess..” batang kemaluanku masuk ke dalam liang kewanitaan Tante Lisa.

Kukocok-kocok maju mundur batang kemaluanku di dalam liang kewanitaan Tante Lisa, dan terdengar
desahan hebat,

“Akhhh.. akhhh.. akhhh.. terus sayang.. enak..”

Aku terus mengocok senjataku, selang beberapa menit aku mengubah posisi, kusuruh dia membungkuk dengan
gaya doggy style lalu kumasukan batang kemaluanku dari arah belakang.

“Akhhh.. akhhh..” terdengar lagi desahan Tante Lisa.Cerita Sex Terbaru

Aku tidak peduli dengan desahan-desahannya, aku terus mengocok-ngocok batang kemaluanku di liang
kewanitaannya sambil tanganku meremas-remas kedua buah dada yang besar putih yang bergoyang-goyang
menggantung itu. Aku merasakan liang kewanitaan Tante Lisa basah dan ternyata Tante Lisa sudah keluar.

Baca JUga Cerita Sex Kekasihku Yang Hot

Aku merubah posisi, kini Tante Lisa kusuruh tiduran di lantai, di atas karpet dan kubuka lebar-lebar
pahanya dan kuangkat kedua kakinya lalu kumasukkan batang kemaluanku ke dalam liang kewanitaannya,
“Blesss.. blessss.. blessss..” batang kemaluanku masuk dan mulai bekerja kembali mengocok-ngocok di
dalam liang kewanitaannya. Selang beberapa menit, aku sudah tidak tahan lagi, lalu kutanya ke Tante
Lisa,

“Tante, aku mau keluar nich.. di dalam apa di luar?” tanyaku.

“Di dalam aja Sayang..” pintanya.

Kemudian, “Crottt.. crooottt.. croottt..” air maniku muncrat di dalam liang kewanitaan Tante Lisa,
kemudian aku jatuh terkulai lemas menindih tubuh Tante Lisa sedangkan kejantananku masih manancap
dengan perkasanya di dalam liang kewanitaannya.

Kami berempat pun tidur di kamarku, keesokan harinya kami berempat melakukan hal yang sama di depan TV
dekat perapian, di kamar mandi, maupun di dapur.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Tante Seksi

Cerita Sex Terbaru | Ceritá ini beráwál pádá akhir táhun 2012 dán kejádián itu terjádi di rumáh istri om-ku. Om-ku itu bekerjá pádá bidáng márketing, jádi kádáng bisá meninggálkán rumáh sámpái sátu minggu lámányá, dán untuk mencukupi kebutuhán hidup mereká berduá bersámá tigá ánáknyá yáng másih kecil, mendirikán sebuáh wárung di depán rumáh. Tánteku itu orángnyá lumáyán menárik dengán postur tubuh setinggi 170 cm dengán ukurán dádá 34B, berumur kirá-kirá 29 táhun. Sebenárnyá dulu áku suká sekáli melihát tubuh mulus tánteku, secárá tidák sengájá ketiká diá sedáng mándi kárená memáng di tempát kámi kámár mándi pádá sáát itu átásnyá tidák tertutup genteng dán tánpá berpintu, jádi káláu ádá yáng mándi di situ hányá dengán melámpirkán hánduk di tembok yáng menjádikán tándá báhwá kámár mándi sedáng dipákái.

Cerita Sex Terbaru Tante Seksi
Tidák sámpái di situ sájá, kádáng tánteku ini suká memákái báju tidur yáng model terusán tipis tánpá memákái BH dán itu sering sekáli kulihát ketiká di pági hári. ápálági áku sering sekáli bángun pági sudáh dipástikán tánteku sedáng menyápu hálámán depán dán itu otomátis ketiká diá menunduk menámpákkán buáh dádányá yáng lumáyán besár dán montok. Hál ini dilákukán sebelum diá menyiápkán keperluán sekoláh ánáknyá, káláu om-ku biásányá tidák ádá di rumáh kárená sering bertugás di luár kotá selámá empát hári. Pernáh áku melámunkán bágáimáná rásányá jiká áku melákukán persetubuhán dengán tánteku itu, námun ákhirnyá páling-páling kutumpáhkán di kámár mándi sámbil ber-onáni. Rupányá ángá-ángánku itu dápát terkábul ketiká áku sedáng menumpáng nonton TV di rumáh tánteku pádá siáng hári dimáná ketigá ánáknyá sedáng sekoláh dán om-ku sedáng bertugás keluár kotá pádá pági hárinyá.
Kejádián itu terjádi ketiká áku sedáng menonton TV sendirián yáng bersebeláhán dengán wárung tánteku. Ketiká itu áku ingin mengámbil rokok, áku lángsung menuju ke sebeláh. Rupányá tánteku sedáng menulis sesuátu, mungkin menulis báráng belánjáán yáng ákán dibelánjákán nánti.
“Tánte, Diko máu ámbil rokok, nánti Diko báyár belákángán yá!” sápáku kepádá tánteku. “ámbil sájá, Ko!” bálás tánteku tánpá menoleh ke áráhku yáng tepát di belákángnyá sámbil meneruskán menulis dengán posisi membungkuk. Kárená toples rokok ketengán yáng ákán kuámbil ádá di sebeláh tánteku tánpá sengájá áku menyentuh buáh dádányá yáng kebetulán tánpá memákái BH. “áduh! háti-háti dong káláu máu mengámbil rokok. Kená tángánmu, dádá tánte kán jádi nyeri!” seru tánteku sámbil mengurut-urut kecil di dádányá yáng sebeláh sámping kirinyá. Námun kárená tidák memákái BH, námpák dengán jelás pentil susu tánteku yáng lumáyán besár itu. “Mááf Tán, áku tidák sengájá. Begini ájá deh Tán, Diko ámbilin minyák supáyá dádá Tánte tidák sákit bágáimáná!” táwárku kepádá tánteku. “Yá sudáh, sáná kámu ámbil cepát!” ringis tánteku sámbil másih mengurut dádányá.Cerita Sex Terbaru
Dengán segerá kuámbilkán minyák urut yáng ádá di dálám, námun ketiká áku másuk kembáli di dálám wárung secárá perláhán, áku melihát tánte sedáng mengurut dádányá tápi melepáskán báju terusánnyá yáng bágián átásnyá sájá. “Ini Tánte, minyák urutnyá!” sengájá áku berkátá ágák kerás sámbil berpurá-purá tidák melihát ápá yáng tánteku lákukán. Mendengár suáráku, tánteku ágák terkejut dán segerá merápikán bágián átás bájunyá yáng másih menggelántung di bágián pinggángnyá. Támpák gugup tánteku menerimá minyák urut itu tápi tidák menyuruhku untuk lekás keluár. Tánpá membuáng kesempátán áku lángsung menáwárkán jásáku untuk mengurut dádányá yáng sákit, námun tánteku ágák tákut. Pelán-pelán dengán sedikit memáksá áku berhásil membujuknyá dán ákhirnyá áku dápát ijinnyá untuk mengurut námun dilákukán dári belákáng.
Sedikit demi sedikit kuoleskán minyák di sámping buáh dádányá dári belákáng námun secárá perláhán pulá kumemáinkán járiku dári belákáng menuju ke depán. Sempát káget jugá ketiká tánteku mengetáhui áksi nákálku. “Diko! kámu jángán nákál yá!” seru tánteku námun tidák menepis tángánku dári bádánnyá yáng sebágián ditutupi báju. Mendápáti kesempátán itu áku tidák menyiá-nyiákán dán secárá áktif áku mulái menggunákán keduá tángánku untuk mengurut-urut secárá perláhán keduá bukit kembár yáng másih ditutupi dári depán oleh selembár báju itu. “Ohh.. oohh..” seru tánteku ketiká tángánku sudáh mulái memegáng susunyá dári belákáng sámbil memilin-milin ujung susunyá. “Jángán.. Diko.. jáng..” tánte másih merintih námun tidák kuácuhkán máláh dengán sigáp kubálikkán tubuh tánteku hinggá berhádápán lángsung dengán diriku. Kemudián dengán leluásá kumulái menciumi susu yáng di sebeláh kiri sámbil másih mengurut-urut susu di sebeláhnyá. Kemudián áku mulái mencucupi keduá puting susunyá secárá bergántián dán tánteku mulái terángsáng dengán mengerásnyá keduá susunyá.
Tidák sámpái di situ, rupányá tángán tánteku mulái menjelájáhi ke báwáh perutku berusáhá untuk memegáng kemáluánku yáng sudáh dári tádi mengencáng. Ketiká diá mendápátkánnyá secárá perláhán, dikocok-kocok bátáng kemáluánku secár perláhán dán tibá-tibá tánteku mengámbil sikáp jongkok námun sámbil memegáng kemáluánku yáng lámáyán pánjáng. Untuk diketáhui, bátáng kemáluánku pánjángnyá kuráng lebih 20 cm dengán diámeter 3,5 cm. Tánteku rupányá sedikit terkejut dengán ukurán kemáluánku ápálági sedikit bengkok, námun dengán sigáp tápi perláhán tánteku mulái mengulum kemáluánku secárá perláhán dán semákin lámá semákin cepát. “áh.. áh.. áh.. yák.. begitu.. terus.. terus..” erángku sámbil memegángi kepálá tánteku yáng máju mundur mengulum bátáng kemáluánku. Kemudián kárená áku sudáh tidák táhán, tubuh tánte kuángkát ágár duduk di pinggir mejá dimáná tádi diá menulis, dán dengán sedikit gerákán páhá tánteku kupáksá ágár meregáng. Rupányá tánteku másih mengenákán CD dán dengán perláhán kubuká CD-nyá ke sámping dán terlihátláh gundukán kemáluánnyá yáng sudáh básáh.
Secárá perláhán kuciumi kemáluán tánteku dán kumáin-máinkán klirotisnyá. “áh.. áhh.. Diko, Tánte máu keluuáárr..” Beberápá sáát kemudián rupányá tánteku ákán mengálámi orgásme, diá lángsung memegángi kepáláku ágár tetáp di beláhán kemáluánnyá dán kemudián mengeluárkán cáirán surgányá di mulutku, “Crett.. crett.. cret..” mulutku sámpái básáh terkená cáirán surgá tánteku. Kemudián tánteku ágák lemás námun másih kujiláti kemáluánnyá yáng ákhirnyá membángkitkán náfsu untuk bersetubuh dengánku. Kuángkát tubuh tánte ke báwáh wárung, dán dengán sedikit ágák kerás áku dápát merubáh posisinyá menelentáng di depánku, kubukákán semákin lebár keduá kákinyá dán mulái kuáráhkán ujung kemáluánku ke mulut lubáng kemáluánnyá. ágák susáh memáng kárená memáng áku ágák kuráng berpengálámán dibidáng ini námun rupányá tánteku dápát memáháminyá. Dengán sábárnyá dituntunnyá ujung kemáluánku tepát di lubáng kemáluánnyá. “Pelán-pelán yá, Diko!” lirih tánteku sámbil menggenggám kemáluánku.Cerita Sex Terbaru
Ketiká báru másuk kepálá kemáluánku tánteku mulái ágák meringis tetápi áku sudáh tidák kuát lági dengán ágák sedikit páksá ákhirnyá kemáluánku dápát másuk seluruhnyá. “Diko.. ákh..” jerit kecil tánteku ketiká kumásukkán seluruh bátáng kemáluánku di dálám lubáng kemáluánnyá yáng lumáyán básáh námun ágák sempit itu sámbil merápátkán keduá kákinyá ke pinggángku. Perláhán áku melákukán gerákán máju mundur sámbil meremás-remás duá susunyá. Hámpir tigá puluh menit kemudián gerákánku mákin lámá máin cepát. Rupányá áku hámpir mencápái puncák. “Tán.. áku.. áku máuu.. keluár..” bisikku sámbil mempercepát gerákánku. “Dikeluárkán di dálám sájá, Dik!” bálás tánteku sámbil menggeleng-gelengkán kecil kepálányá dán menggoyángkán pántátnyá secárá beráturán. “Tán.. áku.. keluárr..” pekikku sámbil menáncápkán kemáluánku secárá mendálám sámbil másih memegángi susunyá. Rupányá tánteku jugá mengálámi hál yáng sámá dengánku, diá memájukán pántátnyá ágár kemáluánku dápát másuk seluruhnyá sámbil menyemburkán áir surgányá untuk ketigá kálinyá. “Cret.. cret.. cret..” hámpir limá káli áku memuntáhkán áir surgá ke dálám lubáng kemáluán tánteku dán itu jugá di cámpur dengán áir surgá tánteku yáng hámpir berbárengán keluár bersámáku. “Cret.. cret.. cret.. áhh..” tánteku melengkungkán bádánnyá ketiká mengeluárkán áir surgá yáng dári lubáng kemáluánnyá.

Baca JUga Cerita Seks Ketagihan Sepong

ákhirnyá kámi tergeleták di báwáh dán tánteku secárá perláhán bángun untuk berdiri sámbil mencobá melihát kemáluánnyá yáng másih dibánjiri oleh áir surgá. “Diko! kámu nákál sekáli, beráni sekáli kámi berbuát ini kepádá Tánte, tápi Tánte senáng kok, Tánte puás átás kenákálán kámu,” bisik tánteku perláhán. áku hányá bisá terseyum, sámbil menáikkán kembáli celánáku yáng tádi dipelorotkán oleh tánteku. Tánteku ákhirnyá berjálán keluár, námun sebelum itu diá másih menyempátkán dirinyá untuk memegáng kemáluánku yáng lumáyán besár ini.

Iniláh pengálámánku yáng pertámá, dán seják itu kámi kádáng mencuri wáktu untuk mengulángi hál tersebut, ápálági jiká áku átáu tánteku ingin mencobá posisi báru dán pásti ketiká Om-ku dán ánák-ánák tánteku berángkát sekoláh. Sekáráng hál itu sudáh tidák kulákukán lági kárená tánteku sekáráng ikut Om-ku yáng mendápát tugás di dáeráh.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Keponakanku

Cerita Sex Terbaru | Aditya adalah keponakanku yang sudah kira-kira 8 bulan tinggal dirumahku. Orang tuanya
menitipkan kepadaku dan suamiku untuk bisa tinggal dirumah kami karena tempat kerjanya
lebih dekat dari rumahku dibandingkan dengan rumahnya sendiri. Lalu aku dan suamiku pun
menyetujuinya karena masih ada kamar kosong dirumah kami. Aditya ini umurnya masih sangat
muda baru sekiar 27 tahun, hanya terpaut 6 tahun denganku. aditya juga mempunyai wajah
ganteng dan tubuh yang atletis untuk seorang cowok.

Cerita Sex Terbaru Keponakanku
Sedangkan umurku sendiri sat ini baru 33 tahun, dan aku juga baru mempunyai seorang anak
yang juga sudah besar. Aku memiliki tubuh yang sangat seksi dengan dua buah dadaku yang
montok dan juga pantatku yang bulat, sementara suamiku sekarang umurnya sudah 45 tahun.
Umur kita terpaut lumayan lama, sehingga nafsu kita bisa dibilang sangat berbeda. Diumurku
yang segitu, aku merasa kalau aku membutuhkan kepuasan Sex dalam batinku. Sementara
suamiku saat ini sudah mulai loyo dengan tidak pernah membuatku merasa puas ketika sedang
melakukan hubungan Sex. Hal itu lah yang membuatku melirik Aditya yang dimana adalah
keponakanku sendiri.
Ketika dirumah aku selalu menggunakan akaian super seksi, dengan maksud untuk menarik
perhatian aditya. Namun suamiku yang malah senang dengan penampilanku, sementara aditya
sendiri hanya sesekali melirik ku. Mungkin aditya memendam hasratnya karna takut dengan
suamiku. setiap pagi setelah bangun tidur aku mempunyai kebiasaan selalu merasa horni dan
ingin melakukan hubungan Sex. Suamiku pun melayani kebiasaanku namun baru sebentar kita
berhubungan Sex suamiku udah ngecrot dan loyo, sehingga aku tak bisa mendapatkan kepuasan
yang aku inginkan.
Pakaianku semakin hari semakin bertambah seksi, apalagi ketika suamiku udah berangkat
kerja dan anakku Leni sudah berangkat sekolah, aku berani memakai pakaian yang sangat
menerawang sekali agar aditya bisa melihatku dan bernafsu dengan kemolekan tubuhku. Namun
untuk saat itu aku belum bisa mendapatkan perhatian aditya meskipun terkadang aditya
melirik ku. Dan aku mempunyai keyakinan kalau suatu hari aku pasti bisa dipuaskan oleh
darah muda Aditya, hingga akhirnya keyakinanku benar terjadi.
Suamiku dan Leni sudah pergi, dan tinggal Aditya yang ada di bawah. Aku masih belum
bangkit dari tempat tidurku, masih malas-malasan untuk bangun. Tiba-tiba aku tersentak
karena merasa darahku mengalir dengan cepat. Ini memang kebiasaanku saat bangun pagi,
nafsu Sex ku muncul. Sebisanya kutahan-tahan, tapi selangkanganku sudah basah kuyup.
Aku pun segera melorotkan celana dalamku lalu BH didadaku sehingga susu montok besar
mancung itu leluasa muntah keluar dan langsung aku menyusupkan 2 jari tangan kananku ke
lubang vaginaku. vaginaku yang merekah kemerahan ditumbuhi rambut kemaluan yang hitam
sangat lebat mulai dari bawah pusar sampai pada vaginaku yang seret ini membentuk segitiga
hitam agak keriting.
Aku mendesis pelan saat kedua jari itu masuk, terus kukeluar-masukkan dengan pelan tapi
pasti. Aku masih asyik bermasturbasi, tanpa menyadari ada sesosok tubuh yang sedang
memperhatikan kelakuanku dari pintu kamar yang terbuka lebar. Dan saat mukaku menghadap ke
pintu aku terkejut melihat Aditya, anak kakak sulungku, sedang memperhatikanku
bermasturbasi. Cerita Sex Tante
Tapi anehnya aku tidak kelihatan marah sama sekali, tangan kanan masih terus memainkan
kemaluanku, dan aku malah mendesah keras sambil mengeluarkan lidahku. Dan Aditya tampak
tenang-tenang saja melihat kelakuanku. Aku jadi salah tingkah, tapi merasakan liang vagina
yang makin basah saja, aku turun dari tempat tidur dan berjalan ke arah Aditya.
Tubuh bongsorku yang sintal berjalan dengan buah dada menari-nari ke kanan ke kiri
mengikuti langkahku, dengan sesekali kebelai bulu kemaluan vaginaku menambah rangsangan
pada Aditya kemenakanku itu. Anak kakak sulungku itu masih tenang-tenang saja, padahal
saat turun dari tempat tidur aku sudah melepas pakaian dan kini telanjang bulat. Aku yang
sudah terbuai oleh nafsu seks tak mempedulikan statusku lagi sebagai tantenya. Saat kami
berhadapan tangan kanan langsung meraba selangkangan anak itu.
“Bercintalah dengan Tante, Aditya!” pintaku sambil mengelus-elus selangkangannya yang
sudah tegang.Cerita Sex Terbaru
“Aditya tersenyum”
“Tante tahu, sejak Aditya tinggal disini 6 bulan lalu, Aditya sudah sering membayangkan
bagaimana nikmatnya kalo Aditya bercinta dengan Tante..” Aku terperangah mendengar
omongannya.
“Dan sering kalo Tante tidur, Aditya telanjangin bagian bawah Tante serta menjilatin
kemaluan Tante.” Aku tak percaya mendengar perkataan kopanakanku ini.
“Dan kini dengan senang hati Aditya akan ‘kerjai’ Tante sampai Tante puas!”.

Aditya langsung memegang daguku dan mencium bibirku dan melumatnya dengan penuh nafsu.
Lidahnya menyelusuri rongga mulutku dengan ganas. Sementara kedua tangannya bergerilya ke
mana-mana, tangan kiri meremas-remas payudaraku dengan lembut sementara tangan kanannya
mengelus permukaan kemaluanku. Aku langsung pasrah diperlakukan sedemikian rupa, hanya
sanggup mendesahdan menjerit kecil.

Puas berciuman, Aditya melanjutkan sasarannya ke kedua payudaraku. Kedua puting susuku
yang besar coklat kehitaman, dihisap anak itu dengan lembut. Kedua permukaan payudaraku
dijilati sampai mengkilat, dan aku sedikit menjerit kecil saat putingku digigitnya pelan
namun mesra. Aduh, tak henti-hentinya aku mendesah akibat perlakuan Aditya. Ciuman Aditya
berlanjut ke perut, dan diapun berjongkok sementara aku tetap berdiri. Aku tahu apa yang
akan Aditya lakukan dan ini adalah bagian di mana aku sering orgasme. Yah, aku paling tak
tahan kalau kemaluanku di oral seks.
Aditya tersenyum sebentar ke arahku, sebelum mulutnya mencium permukaan lubang vaginaku
yang rimbun tertutup bulu kemaluan yang sangat lebat. Lidahnya pun menari-nari di liang
vagina, membuatku melonjak bagai tersetrum. Kedua tanganku terus memegangi kepalanya yang
tenggelam di selangkanganku, saat lidahnya menjilati klitorisku dengan lembut. Dan benar
saja, tak lama kemudian tubuhku mengejang dengan hebatnya dan desahanku semakin keras
terdengar. Aditya tak peduli, anak itu terus menjilati kemaluanku yang memuncratkan
cairan-cairan kental saat aku berorgasme tadi.

Aku yang kelelahan langsung menuju tempat tidur dan tidur telentang. Aditya tersenyum
lagi. Dia kini melucuti pakaiannya sendiri dan siap untuk menyetubuhi Tantenya dengan
penisnya yang telah tegang.

“Aaahh besar banget penismu, keras berotot panjang lagi, tante suka penis yang begini “
sahutku takjub keheranan dan gembira karena sebentar lagi vaginaku akan dikocok penis yang
gede dan panjang, kira-kira ukurannya panjang 20 cm diameter 4 cm coba bayangin hebat kan.
Aditya bersiap memasukkan penisnya ke lubang vaginaku, dan aku menahannya,
“Tunggu sayang, biar Tante kulum penismu itu sebentar.” Aditya menurut, di sodorkannya
penis yang besar dan keras itu ke arah mulutku yang langsung mengulumnya dengan penuh
semangat.
Penis itu kini kumasukkan seluruhnya ke dalam mulutku sementara dia membelai rambutku
dengan rasa sayang. Batangnya yang keras kujilati hingga mengkilap.

“Sekarang kau boleh kocok dan genjot vagina Tante, Adit..” kataku setelah puas mengulum
penisnya. Diapun mengangguk, penisnya segera dibimbing menuju lubang vagina yang kemerahan
merekah siap menerima tusukan penis besar nikmat itu.
Vaginaku yang basah kuyup memudahkan penis Aditya untuk masuk ke dalam dengan mulus.
“Ahh.. Adit!” aku mendesah saat penis Aditya amblas dalam kemaluanku.

Baca JUga Cerita Seks Tante Muontok

Aditya lalu langsung menggenjot tubuhnya dengan cepat, lalu berubah lambat tapi pasti.
Diperlakukan begitu kepalaku berputar-putar saking nikmatnya. Apalagi Aditya seringkali
membiarkan kepala penisnya menggesek-gesek permukaan kemaluanku sehingga aku kegelian.
Berbagai macam posisi diperagakan oleh Aditya, mulai dari gaya anjing sampai tradisional
membuatku orgasme berkali-kali. Tapi dia belum juga ejakulasi membuatku penasaran dan
bangga. Ini baru anak yang perkasa. Dan baru saat aku berada di atas tubuhnya, Aditya
mulai kewalahan. Goyangan pinggulku langsung memacunya untuk mencapai puncak kenikmatan.
Dan saat Aditya memeluk dengan erat, saat itu pula air mani membasahi kemaluanku dengan
derasnya, membuatku kembali orgasme untuk yang kesekian kalinya.

Selangkanganku kini sudah banjir tidak karuan bercampur aduk antara mani Aditya dengan
cairanku sendiri. Aditya masih memelukku dan mencium bibirku dengan lembut. Dan kami terus
bermain cinta sampai siang dan baru berhenti saat Leni pulang dari sekolah. Sejak saat itu
aku tak lagi stress karena sudah mendapat pelampiasan dari keponakanku. Setiap saat aku
selalu dapat memuaskan nafsuku yang begitu besar. Dan tidak seorang pun mengetahui kecuali
kami berdua.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Tante Dira

Cerita Sex Terbaru | Tante Raya adalah tateku yang memberikanku kepuasan dan kenikmatan dalam Sex. Karena sejak
aku tinggal dirumahnya aku selalu menjadi pelampiasan nafsu Sex tante Raya yang besar.
Pertama kali aku berhubungan Sex dengan tante Raya adalah ketika aku memepergoki tante
Raya sedang masturbasi, namun bukannya tante Raya malu kepadaku malah tante Raya
menggeretku masuk dalam kamarnya dan menyuruhku untuk memuaskan nafsu Sex nya itu.
sementara aku sudah tidak bisa menolak karena tante Raya langung memegang penisku dan
langung membuka celana dan celana dalamku dan langsung mengulumnya. Aku pun tak menyia-
nyiakan kesempatan itu dengan memuaskan tante Raya.

Cerita Sex Terbaru Tante Dira
Setelah kejadian itu, tante sering memintaku memuaskan nafsunya kapan saja ketika tante
Raya sedang sange. Dan aku pun menurutinya karena semua kehidupanku tante Raya yang
memenuhinya. Hingga sampai sekarang aku masih menjadi pemuas nafsu tanteku Raya. Sampai
suatu ketika siang hari setelah aku memuaskan nafsu tante Raya, tiba-tiba ada seseorang
datang mengetok pintu. Setelah aku membuka pintu, nampaklah seorang wanita setengah baya
dengan umur yang gak jauh beda dengan tante Raya sangat seksi sekali. Dengan pakaian yang
sangat indah sekali tubuh tante itu terlihat sangat seksi sekali dan wajahnya juga
terlihat sangat cantik sekali. Buah dadanya lumayan besar sekitar 36B dan pantat yang
bulat padat menghiasi tubuh tante itu.
Sapaan tante itu membuyarkan pandanganku, dan kemudian tante itu mencari tante Raya. Aku
memepersilahkan masuk tante itu dn langsung memanggilkan tante Raya dan tak lama tante
Raya pun keluar dan mereka tampak karab sekali. Ternyata setelah aku mendengar
percakapanya ternyata tante cantik tante eksi itu namanya adalah tante Dira dan dia adalah
adik perempuan tante Raya. Gilaaak bener, kakak adik dengan wajah cantik dan tubuh yang
sangat bahenol sekali untuk dinikmati.
Dirumah, tante Raya sudah beberapa kali berpesan padaku jangan sampe aku perlakukan Tante
Dira sama sepertinya, rupanya Tante Raya cemburu karena ngeliat kemungkinan itu ada.
Sampai suatu ketika tante sedang pergi dengan om ke Surabaya selama dua hari. Sehari
sebelum berangkat aku sempat melampiaskan nafsuku bersama tanteku di sebuah motel deket
rumah, biar aman. Disana sekali lagi tante Raya berpesan Aku mengiyakan, aku bersusaha
meyakinkan.
Setelah tante dan om berangkat aku mulai menyusun rencana. Dirumah tinggal aku, Tante Dira
dan seorang pembantu. Hari pertama niatku belom berhasil. Beberapa kali aku menggoda Tante
Dira dengan cerita-cerita menjurus porno tapi Tante nggak bergeming. Saking nggak tahan
nafsu ingin menyetubuhi Tante Dira, malamnya aku coba mengintip saat dia mandi. Dibelakang
kamar mandi aku meletakkan kursi dan berencana mengintip dari lubang ventilasi.
Hari mulai malam ketika Tante Dira masuk kamar mandi, aku memutar kebelakang dan mulai
melihat aktifitas seorang wanita cantik didalam kamar mandi. Perlahan kulihat Tante Dira
menanggalkan daster merah jambunya dan menggantungkan di gantungan. Ups! Ternyata Tante
Dira tidak memakai apa-apa lagi dibalik daster tadi. Putih mulus yang kuidam-idamkan kini
terhampar jelas dibalik lubang fentilasi. Pertama Tante Dira membasuh wajahnya. Sejenak
dia diam dan tiba-tiba tangannya mengelus-elus lehernya, lama.
Perlahan tangan itu mulai merambah buah dadanya yang besar. Aku berdebar, lututku
gemetaran melihat adegan sensual didalam kamar mandi. Jemari Tante Dira menjelajah setiap
jengkal tubuhnya yang indah dan berhenti diselangkangannya. Badan Tante Dira bergetar dan
dengan mata menutup dia sedikit mengerang ohh! Dan tubuhnya kelihatan melemas. Dia
orgasme. Begitu cepatkah? Karena penisku juga sudah menggeliat-geliat, aku menuntaskan
nafsuku dibelakang kamar mandi dengan mata masih memandang ke dalam. Nggak sadar aku juga
mengerang dan spermaku terbang jauh melayang.
Dalam beberapa detik aku memejamkan mata menahan sensasi kenikmatan. Ketika kubuka mata,
wajah cantik Tante Dira sedang mendongak menatapku. Wah ketahuan nih. Belum sempat aku
bereaksi ingin kabur, dari dalam kamar mandi Tante Dira memanggilku lirih.
“Bayu, nggak baik mengintip,” kata tante Dira.
“Aduh mati aku ketahuan deh,” gumamku dalam hati.
“Maaf, tante ga sengaja,” kataku pelan
“Nggak apa-apa, dari pada disitu mendingan..,” kata Tante Dira lagi sambil tangannya
melambai dan menunjuk arah ke dalam kamar mandi.Cerita Sex Terbaru

Aku paham maksudnya, dia memintaku masuk kedalam. Tanpa hitungan ketiga aku langsung
loncat dan berlari memutar kedalam rumah dan sekejap aku sudah stand by di depan pintu
kamar mandi. mataku sedikit melongok sekeliling takut ketahuan pembantu. Hampir bersamaan
pintu kamar mandi terbuka dan aku bergegas masuk. Kulihat Tante Dira melilitkan handuk
ditubuhnya. Tapi karena handuknya agak kecil maka paha mulusnya jelas terlihat, putih dan
sangat menggairahkan.
“Kamu pake ngitip aku segala,” ujar Tante Dira.
“Aku kan nggak enak kalo mau ngomong langsung, bisa-bisa aku kena tampar, hehehe,”
balasku.

Tante Dira memandangku tajam dan dia kemudian menerkam mulutku. Dengan busanya dia
mencumbuku. Bibir, leher, tengkuk dan dadaku nggak lepas dari sapuan lidah dan bibirnya.
Melihat aksi ini nggak ada rasa kalo Tante Dira tuh orang desa. Ternyata keahlian bercinta
itu tak memandang desa atau kota yah.

Sekali sentak kutarik handuknya dan wow! Pemandangan indah yang tadi masih jauh dari
jangkauan kini bener-bener dekat, bahkan menempel ditubuhku. Dalam posisi masih berdiri
kemudian Tante Dira membungkuk dan melahap Penisku yang sudah tegak kembali. Lama aku
dihisapnya, nikmat sekali rasanya. Tante Dira lebih rakus dari tante Raya. Atau mungkin
disinilah letak ‘kampungan’nya, liar dan buas. Beberapa menit kemudian setelah puas
menghisap, tante Dira mengambil duduk dibibir bak mandi dan menarik wajahku. Kutau
maksudnya. Segera kusibakkan rambut indah diselangkangannya dan bibir merah labia mayora
menantangku untuk dijilat. Jilatanku kemudian membuat Tante Dira menggelepar. Erangan demi
erangan keluar dari mulut Tante Dira.

“Bayu kamu hebat, pantesan si Raya puas selalu,” cerocos Tante Dira.
“Emangnya Tante Dira tau?” jawabku disela aktifitas menjilat.
“Ya tantemu itu cerita. Dan sebelum ke Surabaya dia berpesan jangan menggodaku, dia
cemburu tuh,” balas Tante Dira.

Ups, rupanya rahasiaku sudah terbongkar. Kuangkat wajahku, lidahku menjalar menyapu setiap
jengkal kulit putih mulus Tante Dira.

“Sedari awal aku sudah tau kamu mengintip, tapi kubiarkan saja, bahkan kusengaja aja tadi
pura-pura orgasme untuk memancingmu, padahal sih aku belum keluar tadi, hehehe kamu
tertipu ya, tapi yo, sekarang masukin yuk, aku bener-bener nggak tahan mau keluar,” kata
Tante Dira lagi.
Aku sedikit malu juga ketahuan mengintip tadi.

Lalu aku bilang padanya “Sebentar lagi tante belom juga apa-apa masa mau langsung sih”.
“Creeep…” secara tiba-tiba ujung hidungku kupaksakan masuk ke dalam celah vaginanya itu.
“Aaahh… kamu nakaal,” jeritnya cukup keras. Terus terang vaginanya adalah terindah yang
pernah kucicipi, bibir vaginanya yang merah merekah dengan bentuk yang gemuk dan lebar itu
membuatku semakin bernafsu saja. Bergiliran kutarik kecil kedua belah bibir vagina itu
dengan mulutku. “Ooohh lidahmu.. oooh nikmatnya Bayu…” lirih Tante Dira.

“Aahh.. sayang… Tante suka yang itu yaahh.. sedooot lagi dong sayang oooggghh,” ia mulai
banyak menggunakan kata sayang untuk memanggilku. Sebuah panggilan yang sepertinya terlalu
mesra untuk tahap awal ini.
Lima menit kemudian… “Sayang.. Aku ingin cicipin punya kamu juga,” katanya seperti
memintaku menghentikan tarian lidah di vaginanya.
“Ahh… baiklah Tante, sekarang giliran Tante lagi yah..,” lanjutku kemudian berdiri
mengangkang tepat di depan wajahnya . Tangannya langsung meraih Penisku dan sekejap
terkejut menyadari ukurannya yang jauh di atas rata-rata.

“Okh Bayu… indah sekali punyamu ini..” katanya padaku, lidahnya langsung menjulur kearah
kepala Penisku yang sudah sedari tadi tegang dan amat keras itu.

“Mungkin ini nggak akan cukup kalau masuk di.. aah mm… ngggmm,” belum lagi kata-kata
isengnya keluar aku sudah menghunjamkan kearah mulutnya dan, “Crooop..” langsung memenuhi
rongganya yang mungil itu.

Matanya menatapku dengan pandangan lucu, sementara aku sedang meringis merasakan kegelian
yang justru semakin membuat senjataku tegang dan keras.

“Aduuuh enaak… ooohh enaknya Tante ooohh..” sementara ia terus menyedot dan mengocok
Penisku keluar masuk mulutnya yang kini tampak semakin sesak.

Tangan kananku meraih payudara besarnya yang menggelayut bergoyang kesana kemari sembari
tangan sebelah kiriku memberi rabaan di punggungnya yang halus itu.
Sesekali ia menggigit kecil kepala Penisku dalam mulutnya, “Mm… hmmm…” hanya itu yang
keluar dari mulutnya, seiring telapak tanganku yang meremas keras daging empuk di dadanya.
“Crop…” ia mengeluarkan Penisku dari mulutnya. Aku langsung menyergap pinggulnya dan
lagi-lagi daerah selangkangan dengan bukit berbulu itu kuserbu dan kusedot cairan mani
yang sepertinya sudah membanjir di bibir vaginanya.

“Aoouuuhh… Tante nggak tahan lagi sayang ampuuun… Bayuooo… hh masukin sekarang juga,
ayooo..” pintanya sambil memegang pantatku. Segera kuarahkan Penisku ke selangkangannya
yang tersibak di antara pinggangku menempatkan posisi liang vaginanya yang terbuka lebar,
pelan sekali kutempelkan di bibir vaginanya dan mendorongnya perlahan.Cerita Sex Terbaru

“Nggg… aa.. aa.. aa.. iii.. ooohh masuuuk… aduuuh besar sekali sayang, ooohh…” ia
merintih, wajahnya memucat seperti orang yang terluka iris.
“Ooohh.. aa… aahh… aahh… mmhh geliii ooohh enaknya, Baaayyyy… oooh,” desah Tante Dira.
“Yaahh enaak juga Tante.. ooohh rasanya nikmat sekali, yaahh.. genjot yang keras Tante,
nikmat sekali seperti ini, ooohh enaakk… ooohh Tante ooohh..” kata-kataku yang polos itu
keluar begitu saja tanpa kendali.

Tanganku yang tadi berada di atas kini beralih meremas bongkahan pantatnya yang bahenol
itu. Setiap ia menekan ke bawah dan menghempaskan vaginanya yang tertusuk Penisku, secara
otomatis tanganku meremas keras bongkahan pantatnya. Secara refleks pula vaginanya
menjepit dan berdenyut seperti menyedot batang kejantananku.

Hanya sepuluh menit setelah itu goyangan tubuh Tante Dira terasa menegang, aku mengerti
kalau itu adalah gejala orgasme yang akan segera diraihnya, “Bayuoo… aahh aku nngaak…
nggak kuaat aahh.. aahh.. ooohh…”

“Taahaan Tante… tunggu saya dulu nggg.. oooh enaknya Tante.. tahan dulu … jangan keluarin
dulu..” Tapi sia-sia saja, tubuh Tante Dira menegang kaku, tangannya mencengkeram erat di
pundakku, dadanya menjauh dari wajahku hingga kedua telapak tanganku semakin leluasa
memberikan remasan pada buah dadanya.

Aku sadar sulitnya menahan orgasme itu, hingga aku meremas keras payudaranya untuk
memaksimalkan kenikmatan orgasme itu padanya. “Ooo… nggg… aahh… sayang sayang.. sayang..
oooh enaak..

Tante kelauaar.. ooohh.. ooohh…” teriaknya panjang mengakhiri babak permainan itu. Aku
merasakan jepitan vaginanya disekeliling Penisku mengeras dan terasa mencengkeram erat
sekali, desiran zat cair kental terasa menyemprot enam kali di dalam liang vaginanya
sampai sekitar sepuluh detik kemudian ia mulai lemas dalam pelukanku.

Kemudian aku genjot lagi tanpa memberikan waktu untuk istirahat untuk Tante Dira. Selang
tak berapa lama Tante Dira mengerang nikmat dan merem melek setiap kali kugenjot dengan
batang kejantananku yang sudah besar dan memerah.

Lama kami bertarung dalam posisi ini, sesekali dia menarik tubuhku biar lebih dalam.
Setelah puas dengan sensasi ini kami coba ganti posisi. Kali ini dalam posisi dua-duanya
berdiri, kaki kanannya diangkat dan diletakkan diatas toilet.

Agak sedikit menyamping kuarahkan Penisku ke vaginanya. Dengan posisi ini kerasa banget
gigitan vaginanya ketika kugenjot keluar masuk. Kami berpelukan dan berciuman sementara
Penisku masih tetep aktif keluar masuk.

Puas dengan gaya itu kami coba mengganti posisi. Kali ini doggie style. Sambil membungkuk,
tante Dira menopangkan tangan di bak mandi dan dari belakangnya kumasukkan kemaluanku. Uhh
terasa nikmatnya karena batang Penisku seakan dijepit dengan daging yang kenyal. Kutepuk
tepuk pantatnya yang mulus dan berisi. Tante Dira mendesis-desis seperti kepedesan. Lama
kami mengeksplorasi gaya ini.

Dalam beberapa menit kemudian Tante Dira memintaku untuk tiduran di lantai kamar mandi.
Walaupun agak enggan, kulakuin juga maunya, tapi aku tidak bener-bener tiduran karena
punggungku kusenderkan didinding sementara kakiku selonjoran.

Dan dalam posisi begitu aku disergapnya dengan kaki mengangkangi tubuhku. Dan perlahan
tangan kanannya memegang Penisku, sedikit dikocoknya dan diarahkan ke vagina yang sudah
membengkak. Sedetik kemudian dia sudah naik turun diatas tubuhku. Rupanya Tante Dira
sangat menikmati posisi ini. Buktinya matanya terpejam dan desisannya menguat.

Lama kubiarkan dia menikmati gaya ini. Sesekali kucium bibirnya dan kumainkan pentil buah
dadanya. Dia mengerang nikmat. Dan sejenak tiba-tiba raut mukanya berubah rona.
Dia meringis, mengerang dan berteriak.

“Bayu, aku mau nyampe lagi nih, oh, oh, oh, ah, ah nikmatnya,” erangnya.
Tangannya meraih tubuhku dan aku dipeluknya erat. Tubuhnya menggeliat-geliat panas sekali.
“Ohh,” ditingkah erangan itu, kemudian tubuhnya melemah dipangkuanku.

Dalam hatiku curang juga nih Tante, masak aku dibiarkan tidak tuntas. Masih dalam posisi
lemas, tubuhnya kutelentangkan di lantai kamar mandi tanpa mencabut mr happy dari
vaginanya. Dan perlahan mulai kugenjot lagi. Dia mengerang lagi mendapatkan sensasi
susulan. Uh tante Dira memang dahsyat, baru sebentar lunglai sekarang sudah galak lagi.
Pinggulnya sudah bisa mengikuti alur irama goyanganku. Lama kami menikmati alunan irama
seperti itu, kini giliranku mau sampai.
“Tante aku mau keluarin ya”, kataku menahan gejolak, bergetar suaraku.

“Sama-sama ya Bayu, aku mau lagi nih, ayo, yok keluarin, yok, ahh”.

Dibalik erangannya, akupun melolong seperti megap-megap. Sejurus kemudian kami sudah
berpelukan lemas dilantai kamar mandi. Persetan dengan lantai ini, bersih atau nggak,
emangnya gue pikirin. Kayaknya aku tertidur sejenak dan ketika sadar aku segera mengangkat
tubuh Tante Dira dan kamipun mandi bersama.

Selesai mandi, kami bingung gimana harus keluar dari kamar mandi. Takut Bi Ijah tau.
Kubiarkan Tante Dira yang keluar duluan, setelah aman aku menyusul kemudian. Namun
bukannya kami kekamar masing-masing,Cerita Sex Terbaru

Tante Dira langsung menyusul ke kamarku setelah mengenakan daster. Aku yang masih
telanjang di kamarku langsung disergapnya lagi. Dan kami melanjutkan babak babak
berikutnya. Malam itu kami habiskan dengan penuh nafsu membara.

Kuhitung ada sekitar 10 kali kami keluar bersama. Aku sendiri sudah terbiasa dengan
orgasme sebanyak itu. Walaupun di ronde-ronde terakhir spermaku sudah tidak keluar lagi,
tapi rasa puas karena multi orgasme tetap jadi sensasi.

Baca JUga Cerita Seks Tante Muontok

Selama 2 hari Tante Raya di Surabaya, aku habiskan segala kemampuan sexualku dengan Tante
Dira. Sejak kejadian itu masih ada sebulan tante Dira tinggal dirumah Tante Raya. Selama
itu pula aku kucing-kucingan bermain cinta.

Aku harus melayani Tante Raya dan juga bermain cinta dengan Tante Dira. Semua pengalaman
itu nyata kualami. Aku nggak merasa capek harus melayani dua wanita STW yang dua-duanya
punya nafsu tinggi karena aku juga menikmatinya.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Seranjang Dengan Cewek Malaysia

Cerita Sex Terbaru | Hari senin kemarin saat itu tanggal 30 November 2015 sekitar pukul 3 sore wantu malaysia, setelah
berkunjung di salah satu tempat PM Malaysia di teruskan rombongan kami intirahat di Darby park yang
letaknya di kuala lumpur letaknya dekat dengan menara kembar yang cukup terkenal di dunia.

Cerita Sex Terbaru Seranjang Dengan Cewek Malaysia

Aku mendapat kunci kamar yang mana terletak dilantai 20 menempati kelas exsekutif yang memiliki 2
kamar, dimana ada ruang tamu, dan ruang dapurnya, yang anehnya aku di kamar sendirian kenapa tidak
dijadikan satu saja suapaya tempat tidurnya tidak kosong.

Sekitar pukul 16.15, bell di kamarku berdering. Ternyata dari pemandu kami yang orang Pakistan untuk
mengingatkan agar 15 menit lagi berkumpul di lobby hotel untuk bersiap-siap pergi pesiar ke KLCC yang
terletak di bawah menara kembar Petronas, ke Menara Kuala Lumpur dan terakhir ke Genting Highland,
dimana di lokasi dengan ketinggian sekitar 5.350 kaki itu juga terdapat kasino nomor dua terbesar di
Asia.

Namun aku menyampaikan kepada pemandu itu dan juga kepada pimpinan rombongan, bahwa aku ingin
istirahat saja di kamar, sekaligus menyatakan bahwa aku juga hendak ke China Town setelah magrib untuk
membeli ole-ole buat teman-teman di kantor sepulang dari Malaysia nantinya. Akhirnya mereka mengerti
dan meninggalkan aku sendiri di kamar.

Sepeninggalan teman-teman yang telah pergi shopping ke KLCC, untuk menghilangkan jenuh aku lalu
menghidupkan VCD player yang ada di ruang tamu dengan memutar kepingan VCD “Tourism Malaysia” yang
diberikan pihak penyelenggara seminar di The Puteri Pan Pasific Hotel di Johor Baru, beberapa hari
lalu,

Sambil tidur-tiduran di atas sofa yang cukup lebar dan empuk. Mungkin karena capek setelah seharian
mutar-mutar di Putrajaya, tak terasa aku tertidur dan baru terbangun ketika bell di kamarku berbunyi.

Aku melihat jam, ternyata sudah pukul 18.45. Siapa pula yang datang? Teman-teman kembali nanti paling
juga subuh karena memang ada diantara mereka yang ingin berjudi di Genting.

Dengan bermalas-malasan dan setelah merapikan baju kaos yang aku pakai, aku buka juga pintu kamarku.
Sesaat aku terkaget dan seperti tidak percaya melihat orang yang berdiri di hadapanku.

“Lara..?” hanya itu yang bisa aku ucapkan sambil mengucek-ucek kelopak mataku.

“Kamu jahat. Kenapa kamu tidak memberitahuku jika kamu datang ke Malaysia? Bahkan ketika kamu sudah
berada di Kuala Lumpur pun, kamu masih tetap tidak meneleponku,”

cewek itu berceloteh terus sambil mendorong tubuhku ke dalam dengan tangan memukul dadaku.

“Aku bukannya sengaja untuk tidak meneleponmu. Tapi sungguh, nomor telepon kamu hilang ketika aku
mengganti kartu halloku dengan navigator 64kb yang dikeluarkan Telkomsel. Aku ganti kartu,

Karena aku ingin mengaktifkan mobile banking, sementara memori untuk menyimpang nomor telepon di kartu
baru itu tidak cukup untuk 250 nama seperti pada kartu lama.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Aku baru tahu nomor kamu tidak ada di kartuku, setelah mau menelpon kamu ketika hendak berangkat ke
Malaysia seminggu lalu,” ujarku menerangkan, sambil membelai rambutnya yang direbonding.

Oh ya, Lara adalah pacarku orang Malaysia dan kini berusia sekitar 23 tahun yang bekerja di salah satu
perusahaan swasta cukup besar di negara jiran itu, yang ku kenal ketika dalam perjalanan dengan
pesawat Silk Air menuju kota “P” dari Singapora.

Dan selama di kota “P” aku selalu menemaninya kemana pergi, dan bahkan sempat beberapa kali tidur
bersama. Lara yang bertubuh seksi dan sintal dengan tinggi sekitar 168 cm berkulit putih dan mirip
artis Eddies Adellia.

Pinggangnya ramping, pinggul padat berisi dan payudara yang montok serta padat dengan ukuran bra 36B.
Dan setiap aku ke Malaysia atau dia ke kotaku, pastilah tidak pernah terlewatkan bagi kami berdua
untuk bercinta.

Ketika aku tanyakan dari mana dia tahu kalau aku sedang di Kuala Lumpur dan menginap di PNB Darby
Park, ia menyatakan tahu dari teman-temanku. Waktu dia sedang duduk-duduk di salah satu kafe di KLCC
sepulang dari kerja, dan kebetulan melihat teman-temanku yang pakai kokarde “Mega FAM” bertuliskan
dari kota “P”, dan menguping teman-temanku bercerita, dan ia mendengar namaku ikut disebut-sebut.

Waktu itu, feelingnya langsung mengatakan bahwa nama Sanhan yang disebut-sebut itu pastilah aku,
sehingga ia memberanikan diri bertanya pada salah seorang temanku, dimana aku berada, setelah
sebelumnya ia menyatakan bahwa ia mengenal aku.

Akhirnya teman-temanku mengatakan bahwa aku sedang istirahat di hotel, dan ketika ia datang ke hotel
tempat aku menginap, ia tanyakan namaku dan receptions hotel lalu memberi nomor kamarku.

“Syukurlah kamu bisa menemukan aku. Kamu tahu kenapa aku tidak mau gabung dengan teman-teman ke
Genting? Itu karena aku punya rencana untuk datang ke rumahmu malam ini,” ujarku menjelaskan.

“Iya ke..,” rajuknya dalam logat Malaysia.

“Sure..!” jawabku pasti, sambil merengkuh pundaknya sehingga ia berada dalam pelukanku.

“Aku sungguh merindukanmu, Lara,” rayuku.

“Aku juga, makanya aku datang ke tempatmu,” balasnya.

“Kamu mau menemaniku disini malam ini kan?” tanyaku.Cerita Sex Terbaru

Lara menganggukkan kepalanya. Namun ia menyatakan bahwa ia harus menelepon temannya satu apartemen
bersebelahan kamar untuk memberitahu, untuk memberitahu jika ia tidak pulang malam ini.

Karena tidak tahan lagi menahan rasa rindu yang memuncak serta keinginan untuk mereguk kenikmatan
tubuhnya yang sensual dan sudah hampir satu tahun tidak aku cicipi itu.

Kulihat Lara yang baru saja menelepon temannya itu sedang asyik menikmati siaran TV3 sambil
menyandarkan tubuhnya dengan santai di sofa yang berukuran cukup panjang dan lebar itu. Aku mendekat
dan langsung mengecup keningnya. Ia menengadah, dan ciumanku terus merambat turun ke bibirnya yang
sensual.

“Ah..,” desahnya tertahan.

Ciumanku terus menjalar ke belakang telinganya dan terus ke lehernya yang jenjang. Sementara tanganku
mulai menjalar mencari dua bukit kenyal yang montok dan selalu menantang itu. Kulihat ia mulai
menggelinjang-gelinjang sambil merasakan nikmat permainan yang aku berikan.

Perlahan-lahan tapi pasti, aku mulai membuka baju kaos yang dipakainya, dan melanjutkan dengan membuka
celana jeans ketat yang melekat di tubuhnya. Sehingga terlihat ia hanya menggunakan bra warna hitam
yang serasi dengan celana dalamnya yang juga berwarna hitam.

Sementara bibirku, tetap bermain di bibirnya yang ranum. Kemudian tangan kananku mulai mencari pengait
bra yang dipakainya dan melepasnya.

Bibirku langsung beraksi mengulum puting susunya yang sudah mulai mengeras. Sekali-sekali aku gigit
puting susunya yang berwarna coklat itu, sehingga ia terdengar mengerang. Sementara tangan kananku,
terus merambat turun dan mulai memelorotkan celana dalamnya.

Sesaat tanganku berhenti di gundukan daging di sela pangkal pahanya yang ditumbuhi bulu-bulu hitam
lebat dan tertata rapi.

“Honey, please..!” rengeknya sambil berusaha membuka kaos singlet yang kupakai.

Kemudian dengan rakusnya iapun mulai menjilati dan menghisap puting susuku yang ditumbuhi bulu-bulu.
Aku tergelinjang, dan seketika nafsuku semakin memuncak. Ia semakin bergelora dan terus menjilati
tubuhku hingga ke bawah. Karena terhalang celana pendek yang kupakai, iapun lalu memelorotkannya,
sehingga aku menjadi telanjang bulat seperti dirinya. Penisku terlihat mengacung dengan gagahnya ke
atas.

“Oh..,” desahnya sambil menjilati seluruh batang penisku.

Tak cukup sampai disitu, ia lalu berusaha mengulum seluruh batang penisku. Namun karena tersekat di
kerongkongannya, hanya sebagian saja yang bisa dikulum dan diisapnya, sehingga membuat aku kegelian
dan semakin terangsang.

Kemudian aku coba mengambil alih inisiatif dengan menarik tubuhnya ke atas serta menyandarkannya di
sofa, dan kemudian aku mulai lagi menjilati dan menghisap puting payudaranya. Hisapanku lalu pindah ke
bibir, ke telinga dan leher, sehingga membuatnya makin terangsang dengan hebat.

Ciuman lalu aku teruskan ke bawah, dan bermain-main sebentar di sekitar pusarnya. Kemudian bibirku
terus merambat ke bawah, dan mendapatkan vaginanya yang berbulu lebat itu sudah mulai dibasahi cairan
kental.

Setelah kakinya aku angka dan bulu-bulu yang menutupi lubang vaginanya aku sibakkan, aku mulai
menjilat clitorisnya dengan lidahku. Lara semakin menggelinjang menahan nikmat, sehingga setelah
hampir lima menit lidahku bermain di lubang vaginanya, akhirnya aku lihat Lara berkelenjotan dan
mengangkat tinggi pinggulnya dan terdengar teriakan tertahan.

“Oh, honey. Aku tak tahan lagi. Aku.. mau.. keluar..!’ teriaknya.

Tak lama kemudian aku melihat cukup banyak cairan kental menyembur dari lubang vaginanya. Sementara
aku lalu menghentikan jilatan untuk memberikannya kesempatan menikmati orgasmenya yang pertama itu.
Kemudian, dengan rakus aku jilati semua cairan yang keluar dari vaginanya itu.

“Ah, honey. Apa yang aku impikan selama satu tahun ini untuk bercinta kembali denganmu, akhirnya
menjadi kenyataan,” katanya.Cerita Sex Terbaru

“Aku juga sayang, si kecil ini sudah lama berontak untuk bisa bersemayam di goa milikmu yang hangat
itu,” balasku sambil mencium mesra bibirnya.

Ciumanku itu dibalas Lara dengan hangat. Kembali permainan lidah yang luar biasa terjadi. Sementara
tangan kananku sibuk meremas dengan lembut dua bukit kembarnya yang sangat menantang itu.

Lalu perlahan dan tanpa melepaskan ciuman bibir, aku bopong Lara ke dalam kamar dengan tetap
membiarkan kaca jendela tidak ditutup gorden, sehingga menambah nuansa tersendiri dalam permainan seks
kami.

Baru saja Lara aku rebahkan di ranjang, tiba-tiba ia bangkit dan mendorongku hingga tertelentang. Ia
terlihat ingin mengambil inisiatif menyerang dengan menciumi seluruh bagian tubuhku dengan ganasnya.

Akibatnya, penis aku yang sejak tadi sudah mengeras itu, sudah tidak sabaran lagi untuk bisa menyeruak
ke dalam lubang kenikmatan Lara. Pada saat Lara asyik melumat bibirku, secara diam-diam “si kecil” aku
arahkan tepat di lubang vaginanya.

“Ah, terus sayang..,” desahnya.

Sementara aku mengangkat pinggul agar penisku bisa masuk, Lara juga ikut membantu dengan menekan
pinggulnya. Secara perlahan-lahan, penisku mulai dapat memasuki liang vagina Lara yang masih terasa
sempit karena selalu dirawat dengan baik. Bless..! Semua batang penisku amblas masuk hingga dapat
kurasakan menyentuh dasar vaginanya.

“Oh, terus honey. Enaakk..!” desahnya.

Karena aku merasakan goyangnya mulai mengendur karena lelah berada di atas, akhirnya aku mengambil
inisiatif membalikkan tubuhnya hingga telentang, dengan penisku tetap berada di dalam vaginanya.

Secara perlahan, aku mulai menggoyang pinggul untuk memaju mundurkan penisku di vaginanya, sementara
lidahku tetap saling kait mengait dengan lidahnya. Kemudian lidahku merambat turun ke dadanya dan
menghisap puting susunya yang mengeras,

Sementara aku tetap mempertahankan intensitas goyangan di pinggulku. Akibatnya, Lara terlihat sudah
tidak bisa menahan seranganku, karena aku rasakan pinggulnya mulai diangkat dan kakinya mengejang.

“Oh, honey. Aku tak tahan lagi dan mau.. ke.. luar..'” erangnya.

“Tahan dulu sayang, kita keluarkan sama-sama,” ujarku tertahan.

Aku akhirnya aku tidak bisa menahan desakan di pangkal penisku yang terasa menghentak-hentak hendak
menghantam vagina Lara. Dan dalam hitungan detik, akhirnya aku muntahkan seluruh sperma yang ada di
penisku, sementara Lara juga kurasakan mengeluarkan lendir di vaginanya yang terasa hangat oleh batang
penisku.Cerita Sex Terbaru

“Oh, aku benar-benar puas Sanhan. Aku ingin kamu masih di KL agak beberapa hari lagi,” ujarnya sambil
mengecup bibirku mesra.

“Bagaimana ya, tiketku tak bisa diundur karena sudah diprogram oleh penyelenggara Mega FAM. Aku harus
pulang ke Indonesia pagi besok,” jawabku hati-hati.

“Pokoknya serahkan saja tiket itu padaku, aku yang akan mengaturnya. Kalaupun tiket pesawatmu tidak
bisa di undur, biarkan saja, nanti aku ganti dengan tiket baru untuk kembali ke Indonesia hari Kamis
tanggal 29 Januari,” katanya sambil mengelus dadaku yang sedikit berbulu. Aku menyatakan setuju,
sehingga kulihat ia tersenyum karena merasa senang.

Baca JUga Cerita Sex Bu Lily

Dan menjelang pagi, kami sempat melakukan “pertarungan” sengit itu hingga empat kali, sehingga aku
lihat Lara benar-benar terpuaskan oleh permainanku yang katanya sangat dahsyat itu. Ia juga berjanji
untuk minta izin kepada atasannya selama 3 hari untuk menemaniku selama berada di Kuala Lumpur,
sekaligus untuk melampiaskan nafsu syahwatnya yang juga sangat dahsyat itu.

Lara kembali ke apartemennya sekitar jam 04.30 untuk bersiap-siap pergi kerja, dan sekitar pukul 05.30
aku dibangunkan teman-teman untuk bersiap-siap menuju KLIA untuk seterusnya kembali ke kotaku. Namun
kepada teman-teman aku sampaikan,

Bahwa aku masih akan tinggal di Kuala Lumpur hingga tanggal 29 Januari, karena ada sedikit urusan.
Tentang tiket pesawatku yang tidak bisa diundur keberangkatannya, aku katakan sudah ada yang
mengaturnya, sehingga teman-temanku dapat memahaminya.

Salam manis untuk Marwah dan juga Sella, semoga puas membaca kisah cintaku dengan cewek Malaysia.
Pesanku, “don’t wait until tomorrow, what can you do to do”.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Pertama Kali

Cerita Sex Terbaru | Kejadian ini terjadi saat waktu aku masih kuliah diman aku tipe orang pemalu dan jarang seklai
mempunyai teman cewek, awal ceritanya begini saat ujian tengah semesteran dimana dosen pengampuku
minta tolong untuk datang kerumahnya sehabis perkuliahan karena dia akan keluar kota.

Cerita Sex Terbaru Pertama Kali

Malam harinya saya pun ke rumahnya sekitar jam 7 malam. Saat itu rumahnya hanya ada pembantu (yang
juga masih muda dan cantik). Suaminya ketika itu belum pulang dari rapat di puncak.
Saat saya membuka pintu rumahnya, saya agak terbelalak karena dia memakai gaun tidur yang tipis,

Sehingga terlihat payudara yang menyumbul keluar. Saat saya perhatikan, dia ternyata tidak memakai BH.
Terlihat saat itu buah dadanya yang masih tegar berdiri, tidak turun. Putingnya juga terlihat besar
dan kemerahan, sepertinya memiliki ukuran sekitar 36B.

Sewaktu saya sedang memperhatikan Dosen saya itu, saya kepergok oleh pembantunya yang ternyata dari
tadi memperhatikan saya. Sesaat saya jadi gugup, tetapi kemudian pembantu itu malah mengedipkan
matanya pada saya, dan selanjutnya ia memberikan minuman pada saya.

Saat ia memberi minum, belahan dadanya jadi terlihat (karena pakaiannya agak pendek), dan sama seperti
dosen saya ukurannya juga besar.

Kemudian dosen saya yang sudah duduk di depan saya berkata, (mungkin karena saya melihat belahan dada
pembantu itu)

“Kamu pingin ya “nyusu” sama buah dada yang sintal..?” Saya pun tergagap dan menjawab,

“Ah… enggak kok Bu..!” Lalu dia bilang, “Nggak papa kok kalo kamu pingin.., Ibu juga bersedia
nyusuin kamu.” Mungkin karena ia saya anggap bercanda, saya bilang saja,
“Oh.., boleh juga tuh Bu..!” Tanpa diduga, ia pun mengajak saya masuk ke ruang kerjanya.

Saat kami masuk, ia berkata,

“Siregar, tolong liatin ada apaan sih nih di punggung Ibu..!”

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Kemudian saya menurut saja, saya lihat punggungnya. Karena tidak ada apa-apa, saya bilang,

“Nggak ada apa-apa kok Bu..!” Tetapi tanpa disangka, ia malah membuka semua gaun tidurnya, dengan
tetap membelakangiku.

Saya lihat punggungnya yang begitu mulus dan putih. Kemudian ia menarik tangan saya ke payudaranya, oh
sungguh kenyal dan besar. Kemudian saya merayap ke putingnya, dan benar perkiraan saya, putingnya
besar dam masih keras.

Kemudian ia membalikkan tubuhnya, ia tersenyum sambil membuka celana dalamnya. Terlihat di sekitar
kemaluannya banyak ditumbuhi bulu yang lebat. Kemudian saya berkata,
“Kenapa Ibu membuka baju..?” Ia malah berkata,

“Sudah.., tenang saja! Pokoknya puaskan aku malam ini, kalau perlu hingga pagi.”

Karena saya ingin juga merasakan tubuhnya, saya pun tanpa basa-basi terus menciuminya dan juga buah
dadanya. Saya hisap hingga ia merasa kegelian.

Kemudian ia membuka pakaian saya, ia pun terbelalak saat ia melihat batang kejantanan saya.

“Oh, sangat besar dan panjang..!” Dosen saya pun sudah mulai terlihat atraktif, ia mengulum penis saya
hingga biji kemaluan saya.

“Ah.. ahh Bu… enak sekali, terus Bu, aku belum pernah dihisap seperti ini..!” desah saya.

Karena dipuji, ia pun terus semangat memaju-mundurkan mulutnya. Saya juga meremas-remas terus buah
dadanya, nikmat sekali kata dosen saya.

Kemudian ia mengajak saya untuk merubah posisi dan membentuk posisi 69. Saya terus menjilati vaginanya
dan terus memasukkan jari saya.

“Ah.. Siregar, aku sudah nggak kuat nih..! Cepat masukkan penismu..!” katanya.

“Baik Bu..!” jawab saya sambil mencoba memasukkan batang kemaluan saya ke liang senggamanya.

“Ah.., ternyata sempit juga ya Bu..! Jarang dimasukin ya Bu..?” tanya saya.

“Iya Siregar, suami Ibu jarang bercinta dengan Ibu, karena itu Ibu belum punya anak, ia pun juga
sebentar permainannya.” jawabnya. Kemudian ia terus menggelinjang-gelinjang saat dimasukkannya penis
saya sambil berkata,

“Ohh… ohhh… besar sekali penismu, tidak masuk ke vaginaku, ya Garrr..?”

“Ah nggak kok Bu..” jawab saya sambil terus berusaha memasukkan batang keperkasaan saya.

Kemudian, untuk melonggarkan lubang vaginanya, saya pun memutar-mutar batang kemaluan saya dan juga
mengocok-ngocoknya dengan harapan melonggarkan liangnya. Dan betul, lubang senggamanya mulai membuka
dan batang kejantanan saya sudah masuk setengahnya.Cerita Sex Terbaru

“Ohhh… ohhh… Terus Garrr, masukkan terus, jangan ragu..!” katanya memohon.

Setelah memutar dan mengocok batang kejantanan saya, akhirnya masuk juga rudal saya semua ke dalam
liang kewanitaannya.

“Oohh pssfff… aha hhah.. ah…” desahnya yang diikuti dengan teriakannya,

“Oh my good..! Ohhh..!” Saya pun mulai mengocok batang kemaluan saya keluar masuk.

Tidak sampai semenit kemudian, dosen saya sudah mengeluarkan cairan vaginanya.

“Oh Siregar, Ibu keluar…” terasa hangat dan kental sekali cairan itu.

Cairan itu juga memudahkan saya untuk terus memaju-mundurkan batang keperkasaan saya. Karena cairan
yang dikeluarkan terlalu banyak, terdengar bunyi,
“Crep.. crep.. sleppp.. slepp..” sangat keras.

Karena saya melakukannya sambil menghadap ke arah pintu, sehingga terdengar sampai ke luar ruang
kerjanya.

Saat itu saya sempat melihat pembantunya mengintip permainan kami. Ternyata pembantu itu sedang
meremas-remas payudaranya sendiri (mungkin karena bernafsu melihat permainan kami).

Oh, betapa bahagianya saya sambil terus mengocok batang keperkasaan saya maju mundur di liang vagina
dosen saya. Saya juga melihat tontonan gratis ulah pembantunya yang masturbasi sendiri, dan saya baru
kali ini melihat wanita masturbasi.

Setelah 15 menit bermain dengan posisi saya berada di atasnya, kemudian saya menyuruh dosen saya
pindah ke atas saya sekarang. Ia pun terlihat agresif dengan posisi seperti itu.
“Aha.. ha.. ha…” ia berkata seperti sedang bermain rodeo di atas tubuh saya.
15 menit kemudian ia ternyata orgasme yang kedua kalinya.
“Oh, cepat sekali dia orgasme, padahal aku belum sekalipun orgasme.” batin saya.

Kemudian setelah orgasmenya yang kedua, kami berganti posisi kembali. Ia di atas meja, sedangkan saya
berdiri di depannya. Saya terus bermain lagi sampai merasakan batas dinding rahimnya.
“Oh.. oh.. Siregar, pelan-pelan Garrr..!” katanya.

Kelihatannya ia memang belum pernah dimasukan batang kemaluan suaminya hingga sedalam ini. 15 menit
kemudian ia ternyata mengalami orgasme yang ketiga kalinya.
“Ah Siregar, aku keluar, ah… ah… ahhh… nikmat..!” desahnya sambil memuncratkan kembali cairan
kemaluannya yang banyak itu.

Setelah itu ia mengajak saya ke bath-tub di kamar mandinya. Ia berharap agar di bath-tub itu saya
dapat orgasme, karena ia kelihatannya tidak sanggup lagi membalas permainan yang saya berikan. Di
bath-tub yang diisi setengah itu, kami mulai menggunakan sabun mandi untuk mengusap-usap badan kami.
Karena dosen saya sangat senang diusap buah dadanya, ia terlihat terus-terusan bergelinjang. Ia
membalasnya dengan meremas-remas buah kemaluan saya menggunakan sabun (bisa pembaca rasakan nikmatnya
bila buah zakar diremas-remas dengan sabun).

Setelah 15 menit kami bermain di bath-tub, kami akhirnya berdua mencapai klimaks yang keempat bagi
dosen saya dan yang pertama bagi saya.
“Oh Siregar, aku mau keluar lagi..!” katanya.

Setelah terasa penuh di ujung kepala penis saya, kemudian saya keluarkan batang kejantanan saya dan
kemudian mengeluarkan cairan lahar panas itu di atas buah dadanya sambil mengusap-usap lembut.

“Oh Siregar, engkau sungguh kuat dan partner bercinta yang dahsyat, engkau tidak cepat orgasme,
sehingga aku dapat orgasme berkali-kali. ini pertama kalinya bagiku Siregar. Suamiku biasanya hanya
dapat membuatku orgasme sekali saja, kadang-kadang tidak sama sekali.” ujar dosen saya.

Kemudian karena kekelalahan, ia terkulai lemas di bath-tub tersebut, dan saya keluar ruang kerjanya
masih dalam keadaan bugil mencoba mengambil pakaian saya yang berserakan di sana. Di luar ruang
kerjanya, saya lihat pembantu dosen saya tergeletak di lantai depan pintu ruangan itu sambil
memasukkan jari-jarinya ke dalam vaginanya.

Karena melihat tubuh pembantu itu yang juga montok dan putih bersih, saya mulai membayangkan bila saya
dapat bersetubuh dengannya. Yang menarik dari tubuhnya adalah karena buah dadanya yang besar, sekitar
36D. Akhirnya saya pikir, biarlah saya main lagi di ronde kedua bersama pembantunya.

Baca Juga Cerita Sex Gadis Pontianak

Pembantu itu pun juga tampaknya bergairah setelah melihat permainan saya dengan majikannya. Saya
langsung menindih tubuhnya yang montok itu dengan sangat bernafsu. Saya mencoba melakukan perangsangan
terlebih dulu ke bagian sensitifnya.

Saya mencium dan menjilat seluruh permukaan buah dadanya dan turun hingga ke bibir kemaluannya yang
ditumbuhi hutan lebat itu. Tidak berapa lama kemudian, kami pun sudah mulai saling memasukkan alat
kelamin kami.

Kami bermain sekitar 30 menit, dan tampaknya pembantu ini lebih kuat dari majikannya. Terbukti saat
kami sudah 30 menit bermain, kami baru mengeluarkan cairan kemaluan kami masing-masing.

Oh, ternyata saya sudah bermain seks dengan dua wanita bernafsu ini selama satu setengah jam. Saya pun
akhirnya pulang dengan rasa lelah yang luar biasa, karena ini adalah pertama kalinya saya merasakan
bercinta dengan wanita.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Dibalik Rok

Cerita Sex Terbaru | Seorang gadis yang masih dikelas 3 SMU negeri di Yogyakarta dimana usianya menginjak 17 tahun dia
memiliki tubuh yang padat dan seksi tentunya kulitnya yang putih, rambutnya lurus panjang, Rafa adalah
anak terakhir dari 4 saudara dimana ayah dan ibunya menjabat sebagai pejabat di Ibukota Jakarta.

Cerita Sex Terbaru Dibalik Rok

Sedangkan saudaranya ada yang tinggal dengan suaminya dan sedang kuliah di luar kota jadi krseharian
Rafa di rumah hanya sendiri kadang juga dia memonta di temani oleh supupunya yang rumahnyha dekat
dengannya.

Sebagai anak ABG yang mengikuti trend masa kini, Rafa sangat gemar memakai pakaian yang serba ketat
termasuk juga seragam sekolah yang dikenakannya sehari-hari. Rok abu-abu yang tingginya beberapa senti
di atas lutut sudah cukup menyingkapkan kedua pahanya yang putih mulus, dan ukuran roknya yang ketat
itu juga memperlihatkan lekuk body tubuhnya yang sekal menggairahkan.

Penampilannya yang aduhai ini tentu mengundang pikiran buruk para laki-laki, dari yang sekedar
menikmati kemolekan tubuhnya sampai yang berhasrat ingin menggagahinya. Salah satunya adalah Baskoro,
si tukang becak yang mangkal di depan gang rumah Rafa.

Baskoro, pria berusia 40 tahunan itu, memang seorang pria yang berlibido tinggi, birahinya sering naik
tak terkendali apabila melihat gadis-gadis cantik dan seksi melintas di hadapannya.

Sosok pribadi Rafa memang cukup supel dalam bergaul dan sedikit genit termasuk kepada Baskoro yang
sering mengantarkan Rafa dari jalan besar menuju ke kediaman Rafa yang masuk ke dalam gang.

Suatu sore, Rafa pulang dari sekolah. Seperti biasa Baskoro mengantarnya dari jalan raya menuju ke
rumah. Sore itu suasana agak mendung dan hujan rintik-rintik, keadaan di sekitar juga sepi, maklumlah
daerah itu berada di pinggiran kota YK.

Dan Baskoro memutuskan saat inilah kesempatan terbaiknya untuk melampiaskan hasrat birahinya kepada
Rafa. Ia telah mempersiapkan segalanya, termasuk lokasi tempat dimana Rafa nanti akan dikerjai.
Baskoro sengaja mengambil jalan memutar lewat jalan yang lebih sepi, jalurnya agak jauh dari jalur
yang dilewati sehari-hari karena jalannya memutar melewati areal pekuburan.

“Lho koq lewat sini Pak?”, tanya Rafa.
“Di depan ada kawinan, jadi jalannya ditutup”, bujuk Baskoro sambil terus mengayuh becaknya.

Dengan sedikit kesal Rafa pun terpaksa mengikuti kemauan Baskoro yang mulai mengayuh becaknya agak
cepat. Setelah sampai pada lokasi yang telah direncanakan Baskoro, yaitu di sebuah bangunan tua di
tengah areal pekuburan, tiba-tiba Baskoro membelokkan becaknya masuk ke dalam gedung tua itu.

“Lho kenapa masuk sini Pak?”, tanya Rafa.

“Hujan..”, jawab Baskoro sambil menghentikan becaknya tepat di tengah-tengah bangunan kuno yang gelap
dan sepi itu. Dan memang hujan pun sudah turun dengan derasnya.

Bangunan tersebut adalah bekas pabrik tebu yang dibangun pada jaman belanda dan sekarang sudah tidak
dipakai lagi, paling-paling sesekali dipakai untuk gudang warga. Keadaan seperti ini membuat Rafa
menjadi semakin panik, wajahnya mulai terlihat was-was dan gelisah.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

“Tenang.. Tenang.. Kita santai dulu di sini, daripada basah-basahan sama air hujan mending kita
basah-basahan keringat..”, ujar Baskoro sambil menyeringai turun dari tempat kemudi becaknya dan
menghampiri Rafa yang masih duduk di dalam becak.

Bagai tersambar petir Rafapun kaget mendengar ucapan Baskoro tadi.

“A.. Apa maksudnya Pak?”, tanya Rafa sambil terbengong-bengong.

“Non cantik, kamu mau ini?” Baskoro tiba-tiba menurunkan celana komprangnya, mengeluarkan penisnya
yang telah mengeras dan membesar.

Rafa terkejut setengah mati dan tubuhnya seketika lemas ketika melihat pemandangan yang belum pernah
dia lihat selama ini.

“J.. Jaangan Pak.. Jangann..” pinta Rafa dengan wajah yang memucat.

Sejenak Baskoro menatap tubuh Rafa yang menggairahkan, dengan posisinya yang duduk itu tersingkaplah
dari balik rok abu-abu seragam SMU-nya kedua paha Rafa yang putih bersih itu.

Kaos kaki putih setinggi betis menambah keindahan kaki gadis itu. Dan di bagian atasnya, kedua buah
dada ranum nampak menonjol dari balik baju putih seragamnya yang berukuran ketat.

“Ampunn Pak.. Jangan Pak..”,

Rafa mulai menangis dalam posisi duduknya sambil merapatkan badan ke sandaran becak, seolah ingin
menjaga jarak dengan Baskoro yang semakin mendekati tubuhnya.

Tubuh Rafa mulai menggigil namun bukan karena dinginnya udara saat itu, tetapi tatkala dirasakannya
sepasang tangan yang kasar mulai menyentuh pahanya.

Tangannya secara refleks berusaha menampik tangan Baskoro yang mulai menjamah paha Rafa, tapi percuma
saja karena kedua tangan Baskoro dengan kuatnya memegang kedua paha Rafa.

“Oohh.. Jangann.. Pak.. Tolongg.. Jangann..”,

Rafa meronta-ronta dengan menggerak-gerakkan kedua kakinya. Akan tetapi Baskoro malahan semakin
menjadi-jadi, dicengkeramnya erat-erat kedua paha Rafa itu sambil merapatkan badannya ke tubuh Rafa.

Rafa pun menjadi mati kutu sementara isak tangisnya menggema di dalam ruangan yang mulai gelap dan
sepi itu. Kedua tangan kasar Baskoro mulai bergerak mengurut kedua paha mulus itu hingga menyentuh
pangkal paha Rafa.

Tubuh Rafa menggeliat ketika tangan-tangan Baskoro mulai menggerayangi bagian pangkal paha Rafa, dan
wajah Rafa menyeringai ketika jari-jemari Baskoro mulai menyusup masuk ke dalam celana dalamnya.Cerita Sex Terbaru

“Iihh..”,
pekikan Rafa kembali menggema di ruangan itu di saat jari Baskoro ada yang masuk ke dalam liang
vaginanya.

Tubuh Rafa menggeliat kencang di saat jari itu mulai mengorek-ngorek lubang kewanitaannya. Desah nafas
Baskoro semakin kencang, dia nampak sangat menikmati adegan ‘pembuka’ ini. Ditatapnya wajah Rafa yang
megap-megap dengan tubuh yang menggeliat-geliat akibat jari tengah Baskoro yang menari-nari di dalam
lubang kemaluannya.

“Cep.. Cep.. Cep..”, terdengar suara dari bagian selangkangan Rafa.

Saat ini lubang kemaluan Rafa telah banjir oleh cairan kemaluannya yang mengucur membasahi
selangkangan dan jari-jari Baskoro.

Puas dengan adegan ‘pembuka’ ini, Baskoro mencabut jarinya dari lubang kemaluan Rafa. Rafa nampak
terengah-engah, air matanya juga meleleh membasahi pipinya. Baskoro kemudian menarik tubuh Rafa turun
dari becak, gadis itu dipeluknya erat-erat, kedua tangannya meremas-remas pantat gadis itu yang sintal
sementara Rafa hanya bisa terdiam pasrah, detak jantungnya terasa di sekujur tubuhnya yang gemetaran
itu. Baskoro juga menikmati wanginya tubuh Rafa sambil terus meremas remas pantat gadis itu.

Selanjutnya Baskoro mulai menikmati bibir Rafa yang tebal dan sensual itu, dikulumnya bibir itu dengan
rakus bak seseorang yang tengah kelaparan melahap makanan.

“Eemmgghh.. Mmpphh..”, Rafa mendesah-desah di saat Baskoro melumat bibirnya.

Dikulum-kulum, digigit-gigitnya bibir Rafa oleh gigi dan bibir Baskoro yang kasar dan bau rokok itu.
Ciuman Baskoro pun bergeser ke bagian leher gadis itu.

“Oohh.. Eenngghh..”, Rafa mengerang-ngerang di saat lehernya dikecup dan dihisap-hisap oleh Baskoro.

Cengkeraman Baskoro di tubuh Rafa cukup kuat sehingga membuat Rafa sulit bernafas apalagi bergerak,
dan hal inilah yang membuat Rafa pasrah di hadapan Baskoro yang tengah memperkosanya.

Setelah puas, kini kedua tangan kekar Baskoro meraih kepala Rafa dan menekan tubuh Rafa ke bawah
sehingga posisinya berlutut di hadapan tubuh Baskoro yang berdiri tegak di hadapannya. Langsung saja
oleh Baskoro kepala Rafa dihadapkan pada penisnya.

“Ayo.. Jangan macam-macam non cantik.. Buka mulut kamu”, bentak Baskoro sambil menjambak rambut Rafa.

Takut pada bentakan Baskoro, Rafa tak bisa menolak permintaannya. Sambil terisak-isak dia sedikit demi
sedikit membuka mulutnya dan segera saja Baskoro mendorong masuk penisnya ke dalam mulut Rafa.

“Hmmphh..”, Rafa mendesah lagi ketika benda menjijikkan itu masuk ke dalam mulutnya hingga pipi Rafa
menggelembung karena batang kemaluan Baskoro yang menyumpalnya.

“Akhh..” sebaliknya Baskoro mengerang nikmat.

Kepalanya menengadah keatas merasakan hangat dan lembutnya rongga mulut Rafa di sekujur batang
kemaluannya yang menyumpal di mulut Rafa.

Rafa menangis tak berdaya menahan gejolak nafsu Baskoro. Sementara kedua tangan Baskoro yang masih
mencengkeram erat kepala Rafa mulai menggerakkan kepala Rafa maju mundur, mengocok penisnya dengan
mulut Rafa. Suara berdecak-decak dari liur Rafa terdengar jelas diselingi batuk-batuk.

Beberapa menit lamanya Baskoro melakukan hal itu kepada Rafa, dia nampak benar-benar menikmati.

Tiba-tiba badan Baskoro mengejang, kedua tangannya menggerakkan kepala Rafa semakin cepat sambil
menjambak-jambak rambut Rafa. Wajah Baskoro menyeringai, mulutnya menganga, matanya terpejam erat
dan..

“Aakkhh..”, Baskoro melengking, croot.. croott.. crroott..

Seiring dengan muncratnya cairan putih kental dari kemaluan Baskoro yang mengisi mulut Rafa yang
terkejut menerima muntahan cairan itu. Rafa berusaha melepaskan batang penis Baskoro dari dalam
mulutnya namun sia-sia, tangan Baskoro mencengkeram kuat kepala Rafa.

Sebagian besar sperma Baskoro berhasil masuk memenuhi rongga mulut Rafa dan mengalir masuk ke
tenggorokannya serta sebagian lagi meleleh keluar dari sela-sela mulut Rafa.

“Ahh”, sambil mendesah lega, Baskoro mencabut batang kemaluannya dari mulut Rafa.Cerita Sex Terbaru

Nampak batang penisnya basah oleh cairan sperma yang bercampur dengan air liur Rafa. Demikian pula
halnya dengan mulut Rafa yang nampak basah oleh cairan yang sama.

Rafa meski masih dalam posisi terpaku berlutut, namun tubuhnya juga lemas dan shock setelah
diperlakukan Baskoro seperti itu.

“Sudah Pak.. Sudahh..” Rafa menangis sesenggukan, terengah-engah mencoba untuk ‘bernego’ dengan
Baskoro yang sambil mengatur nafas berdiri dengan gagahnya di hadapan Rafa.

Nafsu birahi yang masih memuncak dalam diri Baskoro membuat tenaganya menjadi kuat berlipat-lipat
kali, apalagi dia telah menenggak jamu super kuat demi kelancaran hajatnya ini sebelumnya.

Setelah berejakulasi tadi, tak lama kemudian nafsunya kembali bergejolak hingga batang kemaluannya
kembali mengacung keras siap menerkam mangsa lagi.

Baskoro kemudian memegang tubuh Rafa yang masih menangis terisak-isak. Rafa sadar akan apa yang
sebentar lagi terjadi kepadanya yaitu sesuatu yang lebih mengerikan. Badan Rafa bergetar ketika
Baskoro menidurkan tubuh Rafa di lantai gudang yang kotor itu, Rafa yang mentalnya sudah jatuh seolah
tersihir mengikuti arahan Baskoro.

Setelah Rafa terbaring, Baskoro menyingkapkan rok abu-abu seragam SMU Rafa hingga setinggi pinggang.
Kemudian dengan gerakan perlahan, Baskoro memerosotkan celana dalam putih yang masih menutupi
selangkangan Rafa.

Kedua mata Baskoro pun melotot tajam ke arah kemaluan Rafa. Kemaluan yang merangsang, ditumbuhi rambut
yang tidak begitu banyak tapi rapi menutupi bibir vaginanya, indah sekali.

Baskoro langsung saja mengarahkan batang penisnya ke bibir vagina Rafa. Rafa menjerit ketika Baskoro
mulai menekan pinggulnya dengan keras, batang penisnya yang panjang dan besar masuk dengan paksa ke
dalam liang vagina Rafa.

“Aakkhh..”, Rafa menjerit lagi, tubuhnya menggelepar mengejang dan wajahnya meringis menahan rasa
pedih di selangkangannya.

Kedua tangan Rafa ditekannya di atas kepala, sementara ia dengan sekuat tenaga melesakkan batang
kemaluannya di vagina Rafa dengan kasar dan bersemangat.

“Aaiihh..”, Rafa melengking keras di saat dinding keperawanannya berhasil ditembus oleh batang penis
Baskoro. Darah pun mengucur dari sela-sela kemaluan Rafa.

“Ohhss.. Hhsshh.. Hhmmh.. Eehhghh..” Baskoro mendesis nikmat.

Setelah berhasil melesakkan batang kemaluannya itu, Baskoro langsung menggenjot tubuh Rafa dengan
kasar.

“Oohh.. Oogghh.. Oohh..”, Rafa mengerang-ngerang kesakitan. Tubuhnya terguncang-guncang akibat gerakan
Baskoro yang keras dan kasar.

Sementara Baskoro yang tidak peduli terus menggenjot Rafa dengan bernafsu. Batang penisnya basah kuyup
oleh cairan vagina Rafa yang mengalir deras bercampur darah keperawanannya.

Sekitar lima menit lamanya Baskoro menggagahi Rafa yang semakin kepayahan itu, sepertinya Baskoro
sangat menikmati setiap hentakan demi hentakan dalam menyetubuhi Rafa, sampai akhirnya di menit ke-
delapan, tubuh Baskoro kembali mengejang keras, urat-uratnya menonjol keluar dari tubuhnya yang hitam
kekar itu dan Baskoro pun berejakulasi.

Baca Juga Cerita Seks Duda Yang Perkasa

“Aahh..” Baskoro memekik panjang melampiaskan rasa puasnya yang tiada tara dengan menumpahkan seluruh
spermanya di dalam rongga kemaluan Rafa yang tengah menggelepar kepayahan dan kehabisan tenaga karena
tak sanggup lagi mengimbangi gerakan-gerakan Baskoro.

Dan akhirnya kedua tubuh itupun kemudian jatuh lunglai di lantai diiringi desahan nafas panjang yang
terdengar dari mulut Baskoro. Baskoro puas sekali karena telah berhasil melaksanakan hajatnya yaitu
memperkosa gadis cantik yang selama ini menghiasi pandangannya dan menggoda dirinya.

Setelah rehat beberapa menit tepatnya menjelang Isya, akhirnya Baskoro dengan becaknya kembali
mengantarkan Rafa yang kondisinya sudah lemah pulang ke rumahnya. Karena masih lemas dan akibat rasa
sakit di selangkangannya, Rafa tak mampu lagi berjalan normal hingga Baskoro terpaksa menuntun gadis
itu masuk ke dalam rumahnya.

Suasana di lingkungan rumah yang sepi membuat Baskoro dengan leluasa menuntun tubuh lemah Rafa hingga
sampai ke teras rumah dan kemudian mendudukkannya di kursi teras.

Setelah berbisik ke telinga Rafa bahwa dia berjanji akan datang kembali untuk menikmati tubuhnya yang
molek itu, Baskoro pun kemudian meninggalkan Rafa dengan mengayuh becaknya menghilang di kegelapan
malam, meninggalkan Rafa yang masih terduduk lemas di kursi teras rumahnya.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Tante Novi

Cerita Sex Terbaru | Saat itu aku ditawari sebuah peluang untuk berwiraswasta oleh seorang temanku. Aku tertarik mendengar cerita suksesnya. Terlebih modal yang dibutuhkanpun sangat kecil, sehingga aku berpikir tidak ada salahnya untuk mencoba.Hasilnya ternyata luar biasa. Mungkin memang karena bidang ini masih banyak peluang, disamping strategi pemasaran yang disediakan oleh program ini sangat jitu. Penghasilankupun per bulan sekarang mencapai jutaan rupiah. Mungkin setingkat dengan level manajer perusahaan kelas menengah. Bekerjanyapun dapat part-time sambil disambi kuliah. Memang beruntung aku menemukan program ini.

Cerita Sex Terbaru Tante Novi
Semenjak itu, penampilanku berubah. Gaya hidup yang sudah lama aku impikan sekarang telah dapat kunikmati. HP terbaru, pakaian bagus, sudah dapat aku beli. Semakin sering aku mengajak Indah untuk makan di restoran mahal serta nonton film terbaru di bioskop 21. Indah sempat kaget dengan kemajuanku. Sempat disangkanya aku berusaha yang ilegal, seperti menjual narkoba. Tetapi setelah aku jelaskan apa bisnisku, dia pun lega dan ikut senang. Disuruhnya aku bersyukur pada Tuhan karena telah memberikan jalan kepadaku.Hanya satu saja yang masih kurang. Aku belum punya mobil.
Setelah menabung dari hasil usahaku selama berbulan-bulan, akhirnya terkumpul juga uang untuk membeli mobil bekas. Kulihat di surat kabar dan tertera iklan tentang mobil sedan tua warna hitam metalik. Aku tertarik dan langsung kutelpon si penjualnya.
“Ya betul… mobil saya memang dijual”. Suara seorang Bramita menjawab di ujung telepon. “Harganya berapa Bu?”
“Empat puluh delapan juta”
“Kok mahal sih Bu?”
“Kondisinya bagus lho.. Semuanya full orisinil”

Dengan cepat kukalkulasi danaku. Wah.. Untung masih cukup, walaupun aku harus menjual motorku dulu. Tetapi akupun berpikir, siapa tahu harganya masih bisa ditawar. Kuputuskan untuk melihat mobilnya terlebih dahulu.
“Alamatnya dimana Bu?”

Diapun kemudian memberikan alamatnya, dan aku berjanji untuk datang ke sana sore ini sehabis kuliah.

Setelah mencari beberapa lama, sampai juga aku di alamat yang dimaksud.

“Selamat sore” sapaku ketika seorang Bramita cantik membuka pintu.
“Oh sore..” jawabnya.

Aku tertegun melihat kecantikan si ibu. Usianya mungkin sekitar 35 tahunan, dengan kulit yang putih bersih, dan badan yang seksi. Payudaranya yang tampak penuh di balik baju “you can see” menambah kecantikannya. Agar pembaca dapat membayangkan kecantikannya, aku bisa bilang kalau si ibu ini 80% mirip dengan Sally Margaretha, bintang film itu.
“Saya Bram yang tadi siang telepon ingin melihat mobil ibu”
“Oh.. Ya silakan masuk.”
Akupun masuk ke dalam rumahnya.
“Tunggu sebentar ya Bram. Mobilnya masih dipakai sebentar menjemput anakku les, Mau minum apa?”
“Ah.. Nggak usah ngerepotin.. Apa saja deh Bu” Akupun kemudian duduk di ruang tamu. Tak lama si ibu datang dengan membawa segelas air sirup.

“Kamu masih kuliah ya,” tanyanya setelah duduk bersamaku di ruang tamu
“Iya Bu.. Hampir selesai sih “
“Ayo diminum.. Beruntung ya kamu.. Dibelikan mobil oleh orang tuamu” si ibu berkata lagi.
Kuteguk sirup pemberian si ibu. Enak dan segar sekali rasanya menghilangkan dahagaku.
“Oh.. Ini saya beli dari usaha saya sendiri, Bu. Mangkanya jangan mahal-mahal dong” jawabku.
“Wah.. Hebat kamu kalau gitu. Memang usaha apa kok masih kuliah sudah bisa beli mobil”
“Yah usaha kecil-kecilan lah” jawabku seadanya.

“Ngomong-ngomong mobilnya kenapa dijual Bu?”
“Aduh kamu ini ba Bu ba Bu dari tadi. Saya kan belum terlalu tua. Panggil saja Tante Novi.” jawabnya sambil sedikit tertawa genit.“Mobilnya akan saya jual karena mau beli yang tahunnya lebih baru”
“Oh begitu..” jawabku.

Kemudian Tante Novi tampak melihatku dengan pandangan yang agak lain. Agak rikuh aku dibuatnya. Terlebih Tante Novi duduk sambil menumpangkan kakinya, sehingga rok mininya agak sedikit terangkat memperlihatkan pahanya yang putih mulus.
“Anaknya berapa Tante. Terus suami Tante kerja dimana?” tanyaku untuk menghilangkan kerikuhanku.
“Anakku satu. Masih SD. Suamiku sudah nggak ada. Dia meninggal dua tahun yang lalu” jawabnya.
“Waduh.. Maaf ya Tante”
“Nggak apa kok Bram.. Kamu sendiri sudah punya pacar?”
“Sudah, Tante”
“Cantik ya?”
“Cantik dong Tante..” jawabku lagi.Cerita Sex Terbaru

Duh, aku makin rikuh dibuatnya. Kok pembicaraannya jadi ngelantur begini. Tante Novi kemudian beranjak duduk di sebelahku.
“Cantik mana sama Tante..” katanya sambil tangannya meremas tanganku.
“Anu.. Aduh.. Sama-sama, Tante juga cantik” jawabku sedikit tergagap.
“Kamu sudah pernah begituan dengan pacarmu?”. Sambil berkata, tangan Tante Novi mulai berpindah dari tanganku ke pahaku.
“Belum.. Tante.. Saya masih perjaka.. Saya nggak mau begituan dulu” jawabku sambil menepis tangan Tante Novi yang sedang meremas-remas pahaku. Jujur saja, sebenarnya akupun sudah mulai terangsang, akan tetapi saat itu aku masih dapat berpikir sehat untuk tidak mengkhianati Indah pacarku.
Mendengar kalau aku masih perjaka, tampak Tante Novi tersenyum.

“Mau Tante ajarin caranya bikin senang Bramita?” tanyanya sambil tangannya kembali merabai pahaku, dan kemudian secara perlahan mengusap-usap penisku dari balik celana.
“Aduh.. Tante.. Saya sudah punya pacar.. Nggak usah deh..”“Mobilnya kapan datang sih?” lanjutku lagi.

“Sebentar lagi.. Mungkin macet di jalan. Mau minum lagi? “ Tanpa menunggu jawabanku, Tante Novi pergi ke belakang sambil membawa gelasku yang telah kosong. Lega juga rasanya terlepas dari bujuk rayu Tante Novi. Beberapa menit kemudian, Tante Novi kembali membawa minumanku.
“Ayo diminum lagi” kata Tante Novi sambil memberikan gelas berisi sirup padaku.Kuteguk sirup itu, dan terasa agak lain dari yang tadi. Tante Novi kemudian kembali duduk di sebelahku.

“Ya sudah.. Kamu memang setia nih ceritanya.. Kita ngobrol aja deh sambil menunggu mobilnya datang, OK?”
“Iya Tante..” jawabku lega.
“Kamu ngambil jurusan apa?”
“Ekonomi, Tante”
“Kenal pacarmu di sana juga?”Cerita Sex Terbaru

Waduh.. Aku berpikir kok si Tante kembali nanyanya yang kayak begituan.“Iya dia teman kuliah”
“Ceritain dong gimana ketemuannya” Yah daripada diminta yang nggak-nggak, aku setuju saya menceritakan padanya tentang kisahku dengan Indah.

Kuceritakan bagaimana saat kami berkenalan, ciri-cirinya, acara favorit kami saat pacaran, tempat-tempat yang sering kami kunjungi. Setelah beberapa lama bercerita, entah mengapa nafsu birahiku terangsang hebat. Akupun merasakan sedikit keringat dingin mengucur di dahiku.
Kenapa Bram.. Kamu sakit ya” tanya Tante Novi tersenyum sambil kembali meremas tanganku. Tangannya kemudian beralih ke pahaku dan kembali diusap dan diremasnya perlahan.

“Anu Tante rasanya kok agak aneh ya?” jawabku.

“Tapi enak kan?”Tante Novipun kemudian mendekatkan wajahnya ke wajahku, dan kemudian bibir kamipun telah saling berpagut. Tak kuasa lagi aku menolak Tante Novi. Nafsuku telah sampai di ubun-ubun.

“Saya tadi dikasih apa Tante” tanyaku lirih.
“Ah.. Cuma sedikit obat kok.

Supaya kamu bisa lebih rileks” jawabnya sambil tangannya mulai membuka retsleting celanaku.“Ayo, Tante ingin merasakan penismu yang masih perjaka itu” lanjutnya sambil kembali menciumi wajahku.Tante Novipun kemudian membuka celanaku beserta celana dalamnya sekaligus.“Hmm.. Besar juga ya punyamu. Tante suka kontol besar anak muda begini”.Tangannya mulai mengocok penisku perlahan.

Kemudian Tante Novi merebahkan kepalanya dipangkuanku. Diciumnya kepala penisku, dan lantas dengan bernafsu dikulumnya penisku yang sudah tegak menahan gairah berahi.“Ah.. Tante..” desahku menahan nikmat, ketika mulut Tante Novi mulai menghisap dan menjilati penisku.Tangan Tante Novipun tak tinggal diam. Dikocoknya batang penisku, dan diusap-usapnya buah zakarku.
Setelah sekian lama penisku dipermainkannya, kembali Tante Novi bangkit dan menciumiku.“Kita lanjutin pelajarannya di kamar yuk sayang..” bisiknya.Akupun sudah tak kuasa menolak. Nafsu berahi telah menguasai diriku. Kamipun beranjak menuju kamar tidur Tante Novi di bagian belakang rumah. Sesampainya aku di kamar, Tante Novi kembali menciumiku. Kemudian tangankupun diraihnya dan diletakkan di payudaranya yang membusung.“Ayo sayang.. Kamu remas ya”Kuikuti instruksi Tante Novi dan kuremas payudara miliknya.

Tante Novipun terdengar mengerang nikmat.“Sayang… tolong bukain baju Tante ya”.Tante Novi membalikkan badan dan akupun membuka retsleting baju “you can see”nya. Setelah terbuka, Tante Novi kembali berbalik menghadapku.“BHnya sekalian donk sayang..” ujarnya.Kuciumi kembali wajahnya yang ayu itu, sambil tanganku mencari-cari pengait BH di punggungnya.“Aduh.. Kamu lugu amat ya.. Tante suka..” katanya disela-sela ciuman kami.“Pengaitnya di depan, sayang..”Kuhentikan ciumanku, dan kutatap kembali BHnya yang membungkus payudara Tante Novi yang besar itu. Kubuka pengaitnya sehingga payudara kenyal itupun seolah meloncat keluar.“Bagus khan sayang.. Ayo kamu hisap ya..”Tangan Tante Novi merengkuh kepalaku dan didorong ke arah dadanya.

Tangannya yang satunya lagi meremas payudaranya sendiri dan menyorongkannya ke arah wajahku.“Ah.. Enak.. Anak pintar.. Sshh” desah Tante Novi ketika aku mulai menghisap payudaranya.“Jilati putingnya yang..” instruksi Tante Novi lebih lanjut. Dengan menurut, akupun menjilati puting payudara Tante Novi yang telah mengeras.Kemudian aku kembali menghisap sepasang payudaranya bergantian. Setelah puas aku hisapi payudaranya, Tante Novi kemudian mengangkat kepalaku dan kembali menciumiku.“Sekarang kamu buka rok Tante ya”Tante Novi merengkuh tanganku dan diletakkannya di pantatnya yang padat. Kuremas pantatnya, lalu kubuka retsleting rok mininya.

Aku terbelalak melihat Tante Novi ternyata menggunakan celana dalam yang sangat mini. Seksi sekali pemandangan saat itu. Tubuh Tante Novi yang padat dengan payudara yang membusung indah, ditambah dengan sepatu hak tinggi yang masih dikenakannya.Kembali Tante Novi mencium bibirku. Lantas ditekannya bahuku, membuatku berlutut di depannya. Tangan Tante Novi lalu menyibakkan celana dalamnya sehingga vaginanya yang berbulu halus dan tercukur rapi nampak jelas di depanku.“Cium di sini yuk sayang..” perintahnya sambil mendorong kepalaku perlahan.“Oh..my god.. Sshh” erang Tante Novi ketika mulutku mulai menciumi vaginanya.Kujilati juga vagina yang berbau harum itu, dan kugigit-gigit perlahan bibir vaginanya.“Ahh.. Kamu pintar ya.. Ahh” desahnya.

Tante Novi lantas melepaskan celana dalamnya, sehingga akupun lebih bebas memberikan kenikmatan padanya.“Jilat di sini sayang..” instruksi Tante Novi sambil tangannya mengusap klitorisnya.Kujilati klitoris Tante Novi. Desahan Tante Novi semakin menjadi-jadi dan tubuhnya meliuk-liuk sambil tangannya mendekap erat kepalaku. Beberapa saat kemudian, tubuh Tante Novipun mengejang.“Yes.. Ah.. Yes..” jeritnya.Liang vaginanya tampak semakin basah oleh cairan keBramitaannya. Kusedot habis cairan vaginanya sambil sesekali kuciumi paha mulus Tante Novi. Tak percuma ilmu yang kudapat selama ini dari pengalamanku menonton video porno.“Kita terusin di ranjang yuk..” ajaknya setelah mengambil nafas panjang.Akupun kemudian melucuti semua pakaianku.Cerita Sex Terbaru

Tante Novi lalu membuka sepatu hak tingginya, sehingga sambil telanjang bulat, kami merebahkan diri di ranjang.“Ciumi susu Tante lagi dong yang..”Aku dengan gemas mengabulkan permintaannya. Payudara Tante Novi yang membusung kenyal, tentu saja membuat semua lelaki normal, termasuk aku, menjadi gemas. Sementara mulutku sibuk menghisap dan menjilati puting payudara Tante Novi, tangannya menuntun tanganku ke vaginanya. Akupun mengerti apa yang ia mau. Tanganku mulai mengusap-usap vagina dan klitorisnya. Tante Novi kembali mengerang ketika nafsu berahinya bangkit kembali. Ditariknya wajahku dari payudaranya dan kembali diciuminya bibirku dengan ganas.

Selanjutnya, Tante Novi menindih tubuhku. Dijilatinya puting dadaku dan kemudian perutkupun diciuminya.Sesampainya di penisku, dengan gemas dijilatinya lagi batangnya. Tak lama kemudian, kepala Tante Novipun sudah naik turun ketika mulutnya menghisapi penisku.“Sekarang Tante pengin ambil perjakamu ya..”Sambil berkata begitu, Tante Novi menaiki tubuhku. Diarahkannya penisku ke dalam vaginanya. Rasa nikmat luar biasa menghinggapiku, ketika batang penisku mulai menerobos liang vagina Tante Novi.“Uh.. Nikmat sekali.. Tante suka kontolmu.. Enak..” desah Tante Novi sambil menggoyangkan tubuhnya naik turun di atas tubuhku.“Heh.. Heh.. Heh..” begitu suara yang terdengar dari mulut Tante Novi.Cerita Sex Terbaru

Seirama dengan ayunan tubuhnya di atas penisku.“Tante suka.. Ahh.. Ngentotin anak muda.. Ahh.. Seperti kamu.. Yes.. Yes..”Tante Novi terus meracau sambil menikmati tubuhku. Tangannya kemudian menarik tanganku dan meletakkannya di payudaranya yang bergoyang-goyang berirama. Akupun meremas-remas payudara kenyal itu. Suara desahan Tante Novi semakin menjadi-jadi.“Enak.. Ahh.. Ayo terus.. Entotin Tante.. Ah.. Anak pintar.. Ahh..”Tak lama tubuh Tante Novipun kembali mengejang. Dengan lenguhan yang panjang, Tante Novi mengalami orgasme yang kedua kalinya.

Tubuh Tante Novi kemudian rubuh di atasku. Karena aku belum orgasme, nafsukupun masih tinggi menunggu penyaluran. Kubalikkan tubuh Tante Novi, dan kugenjot penisku dalam liang keBramitaannya. Rasa nikmat menjalari seluruh tubuhku. Kali ini eranganku yang menggema dalam kamar tidur itu.“Oh.. Enak Tante.. Yes.. Yes..” erangku ditengah suara ranjang yang berderit keras menahan guncangan.“Bram mau keluar Tante..” kataku ketika aku merasakan air mani sudah sampai ke ujung penisku.“Keluarin di mulut Tante, sayang..”Akupun mencabut keluar penisku dan mengarahkannya ke wajah Tante Novi. Tangan Tante Novi langsung meraih penisku, untuk kemudian dimasukkan ke dalam mulutnya.“Ahh.. Tante..” jeritku ketika aku menyemburkan air maniku dalam mulut Tante Novi.Tante Novi lantas mengeluarkan penisku dan mengusap-usapkannya pada seluruh permukaan wajahnya yang cantik.

Baca JUga Cerita Seks Tukeran Pasangan

Setelah membersihkan diri, kamipun kembali duduk di ruang tamu.“Enak Bram?” tanyanya sambil tersenyum genit.“Enak Tante… memang Tante sering ya beginian”“Nggak kok.. Kalau pas ada anak muda yang Tante suka saja..”“Oh.. Tante sukanya anak muda ya..”“Iya Bram.. Disamping staminanya masih kuat.. Tante juga merasa jadi lebih awet muda.” jawab Tante Novi genit.Tak lama mobil yang dinantipun datang.

Akhirnya aku jadi membeli mobil Tante Novi itu. Disamping kondisinya masih bagus, Tante Novi memberikan korting delapan juta rupiah.“Asal kamu janji sering-sering main ke sini ya” katanya sambil tersenyum saat memberikan potongan harga itu.Kejadian ini berlangsung sebulan yang lalu. Sampai saat ini, aku masih berselingkuh dengan Tante Novi.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Birahi Tinggi

Cerita Sex Terbaru | Dia terlihat tidak bisa baca tapi kalau soal ngentot sungguh liar banget dia dicap sebagai playboy di
kampungnya, sedikit percaya saya jika dia memliki nafsu besar terlihat punggungnya yang bongkok
tangannya banyak bulu warna kulitnya coklat mengkilap jika terkena keringat.

Cerita Sex Terbaru Birahi Tinggi

Biasanya ciri ciri tersebut mempunyai kont’ol yang gede sungguh jika kau dekat dengan dia gejolak
birahiku tinggi, ditambah lagi selalu terlihat tonjolan bagian depan celanaya, ibu ibu di sekitarnya
gatel juga jika ngobrolin pak Bagas(Kont’ol gede), hingga babu-babu genit sangat asyik kalau ngomongin
bagaimana sepulang dari pasar tadi ngebonceng ojeknya Bagas.

Mereka cerita soal baunya yang merangsang, soal senggolan dengan tangannya yang penuh bulu. Kadang-
kadang mereka sengaja menempelkan susunya saat mbonceng ojek sepeda si Bagas. Sebaliknya si Bagas, dia
juga termasuk banyak omong. Dia ceritakan kalau si Nem, babu Koh Abong demen banget nyiumin kontolnya.
Dia enyotin kontolnya hingga pejuhnya muncrat ke mulutnya. Dia telan tuh pejuh, nggak ada sisanya.

Bahkan dia juga cerita kalau Enci’nya (bininya) Koh Abong suka mencuri-curi pandang, dan menaik-
naikkan alisnya kapan pandangannya berbenturan dengan mata Bagas. Dia lagi cari kesempetan atau alasan
bagaimana bisa ketemu empat mata tanpa dilihat lakinya.

Lain lagi Dety, orang Menado yang lakinya kerja di kapal yang hanya 6 bulan sekali lakinya pulang dari
laut, itupun tidak lebih dari 1 minggu. Dety berbisik sama Atun temen gosipannya,

‘Uhh Tuunn, gue mau klenger deh rasanya’, suatu pagi dia buka omongan

‘Kenape emangnya?’, tanya Atun balik dengan logat Betawinya yang kental.

‘Gua baru ngrasain deh. Tuh kontol Bagas yang sedepa (mau cerita betapa panjangnya) bener-bener bikin
semaput’.

Kemudian dia ceritakan bagaimana tanpa sengaja suatu siang si Bagas kencing di kebon samping rumahnya.
Sebagai perempuan yang kesepian karena jarang dapat sentuhan lakinya, dia iseng ngintip dari balik
pohon angsana dekat dapurnya. Dia lihat saat Bagas merogoh celananya dan menarik kontolnya keluar.
Dety bilang napasnya langsung nyesek. Dia plintirin pentilnya sembari ngintip Bagas kencing. Dia
mengkhayal,

‘.. coba aku yang dia kencingin.. hhuuhh..’.

Dan beberapa menit sesudah Bagas meninggalkan tempat, dengan gaya yang tidak memancing perhatian orang
dia nyamperin tuh tempat kencingnya Bagas. Bagian terakhir ini dan selanjutnya nggak dia ceritakan
sama si Atun.

Dia amati batang pohon mangga yang dikencinginnya. Basah. Air liur Dety menetes keluar, jakunnya naik
turun. Darahnya tersirap. Dan tanpa bisa menahan diri, tahu-tahu tangan kanannya sudah nyamperin tuh
yang basah di batang pohon.

Diusapnya basah kencing si Bagas di pohon itu. Matanya nglirik kanan-kiri-depan nggak ada orang lain,
dia endus tuh basah di tangannya itu. Wuu.. pesing banget. Kemudian lidahnya menjulur menjilati basah
kencing Bagas itu. Eddaann..

Semua cerita-cerita itu terung terang membuat aku dipenuhi setumpuk obsesi. Kapaann memekku diterobosi
kontolnya?! Dan dari kepalaku mengalir berbagai gagasan untuk menjebak Bagas.

Dan kalau sudah begini, mataku menerawang. Aku pengin jilatin batangnya, bijih pelernya sampai dia
teriak-teriak keenakkan. Aku akan ciumin pentilnya. Kemudian ketiaknya. Aku akan jilatin semua
lubang-lubang bagian tubuhnya.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Wwwuu.. nafsu libidoku.. kenapa liar begini ssiihh..?!

Suatu sore, karena ada beberapa bumbu dapur yang habis, aku pergi ke warung langgananku di pasar. Aku
pikir jalan sih nggak begitu jauh saat tiba-tiba Bagas dari arah belakangku naik sepeda ojeknya
nawarin,

‘Kemana bu? Saya anter?’.

Terus terang aku langsung terkesiap dan .. gagap..,

‘Eehh kang Bagas (begitulah aku biasa memanggil orang lain akang atau kang sebagai tanda hormatku)
..eehh, ..bb ..boleehh, ..mau ke warung langganan nihh’.

Seperti kebo yang dicocok hidungnya, aku nyamperin jok belakang sepedanya, naruh pantat di boncengan
sepeda si Bagas.

Seketika aku diserang obsesiku. Sementara Bagas nggenjot sepeda, agar tidak jatuh tanganku berpegangan
pada sadel yang tentu saja menyentuh bokongnya. Ada setrum yang langsung menyerang jantungku. Deg,
deg, deg. Aku dekatkan wajahku ke punggungnya hingga aku cium bau keringatnya.

‘Narik dari jam berapa mas?’, aku buka omongan,

‘Yaah nggak tentu bu. Hari ini saya mulai keluar jam 10.00 pagi. Soalnya pagi-pagi tadi tetangga minta
bantu pasang kran air. PAM-nya nggak mau keluar’.

Wwaaoo.., tiba-tiba ada ide yang melintas!

‘Apa yang nggak mau keluar ..?’, nada bicaraku agak aku bengkokkan.

‘Kenapa nggak mau keluar ..?’, untuk lebih memperjelas nada bicaraku yang pertama.

Jawabannya nggak begitu aku dengar karena ramainya jalanan.Cerita Sex Terbaru

‘Ooo.., kirain apaan yangg.. nggakk keluarr..’.

Dan tanpa aku sadari sepenuhnya, tanganku menjadi agresif, menepuki paha Bagas.

‘Kirain barang Mas Bagas yang ini nggak mau keluar’, mulutkupun tak lagi bisa kukendalikan dengan
sedikit aku iringi sedikit ha ha hi hi.

‘Aahh, ibuu, ntarr dilihat orang lhoo’, sepertinya dia menegor aku. Kepalang basah,

‘Habiiss.., orang-orang pada ngomongin ini ssiihh..’, aku sambung omongan sambil tanganku lebih berani
lagi, menepuki bagian bawah perutnya yang naik turun karena kaki-kakinya menggenjot sepeda. Dalam
hatiku, kapan lagi kesempatan macam ini datang.

‘Siapa yang ngomoong buu..??’, dia balik tanya tapi nggak lagi ada tegoran dari mulutnya.

Dan tanganku yang sudah berada di bagian depan celananya ini nggak lagi aku tarik. Bahkan aku kemudian
mengelusi dan juga memijat-mijat tonjolan celananya itu.

Aku tahu persis nggak akan dilihat orang, karena posisi itu adalah biasa bagi setiap orang yang
mbonceng sepeda agar tidak terlempar dari boncengannya.

‘Ibu berani banget nih, n’tar dilihat orang terus nyampai-in ke bapak lho buu’.

Aku tidak menanggapi kecuali tanganku yang makin getol meremas-remas dan memijat. Dan aku rasakan
dalam celana itu semakin membesar. Kontol Bagas ngaceng. Aku geragapan, gemetar, deg-degan campur aduk
menjadi satu.

‘Mas Jayuuss..’, suaraku sesak lirihh.

‘Bbuu.., aku ngaceng buu..’.

Ooohh, obsesiku kesampaian.., dan aku jawab dengan remasan yang lebih keras.

Terus terang, aku belum pernah melakukan macam ini. Menjadi perempuan dengan penuh nafsu birahi
menyerang lelaki. Bahkan sebagai istri yang selama ini cinta dan dicintai oleh suaminya. Dan nggak
perlu diragukan, bahwa suamiku juga mampu memberi kepuasan seks setiap aku bersebadan dengannya.

Tetapi juga nggak diragukan pula bahwa aku ini termasuk perempuan yang selalu kehausan. Tidak jarang
aku melakukan masturbasi sesaat sesudah bersebadan dengan suamiku. Biasanya suamiku langsung tertidur
begitu habis bergaul.

Pada saat seperti itu birahiku mengajak aku menerawang. Aku bayangkan banyak lelaki. Kadang-kadang
terbayang segerombolan kuli pelabuhan dengan badan dan ototnya yang kekar-kekar. Telanjang dada dengan
celana pendek menunjukkan kilap keringatnya pada bukit-bukit dadanya.

Mereka ini seakan-akan sedang menunggu giliran untuk aku isepin dan kulum kontol-kontolnya. Wwoo,
khayalan macam itu mempercepat nafsuku bangkit.

‘Kang Bagas, aku pengin ditidurin akang lho’, aku bener-bener menjadi pengemis. Pengemis birahi.

‘Jangan bu, ibu khan banyak dikenalin orang di sini’, jawabnya,

yang justru membuat aku makin terbakar.

‘Kita cari tempat, nanti aku yang bayarin’, kejarku.

‘Dimana bu, aku nggak pernah tahu’.

Iyyaa, tentu saja Bagas nggak pernah mikir untuk nyewa kamar hotel. Klas ekonominya tukang ojek sepeda
khan kumuh banget.

Saat nyampai di warung tujuan aku turun dari sepedanya,

‘Kang Bagas tungguin saya yah’, biar nanti aku kasih tahu kemana mencari tempat yang aman dan nyaman
untuk acara bersama ini.

‘Nih tempatnya yang kang Bagas tanyain tadi, barusan aku pinjem pensil enciknya (pemilik warung) dan
aku tulis tuh alamat hotel yang pernah aku nginap bersama suami saat nemenin saudara yang datang dari
Surabaya.

‘Maapin bu, saya nggak bisa baca’,

ahh.. aku baru ingat kalau dia buta huruf.., konyol banget nih.

‘OK kang, gini aja, besok akang tunggu saja aku di halte bis depan sekolah SD Mawar, tahu? Jam 10
pagi, OK?’, dia ngangguk bengong.

Walaupun nggak bisa baca rupanya dia tahu apa artinya ‘OK’.Cerita Sex Terbaru
‘Tt.. tapi bu.., n’tar ada yang ngliatin, n’tar diaduin ke suami ibu, n’tar..’,

rupanya dia belum juga mengambil keputusan. Keputusan nekad. Ampuunn.. Aku jadinya nggak sabar.

‘Udahlah kang, ayyoo, sambil jalan..’, sementara hari udah mulai gelap, lampu jalanan sudah menyala.

Pada jam begini orang-orang sibuk, kebanyakan mereka yang baru pulang kerja.

Kembali aku duduk di boncengan sepedanya. Dan kembali aku langsung merangkul pinggangnya hingga
tanganku mencapai bagian depan celananya. Rupanya kontol Bagas udah ngaceng. Tangankupun langsung
meremasi gundukkan di celananya itu.

‘Bbuu, enaakk..’, dia mendesah berbisik.

‘Makanya aayyoo kang.., aku juga pengin ini banget..’, jawabku sambbil memijat gundukkan itu.

Beberapa saat kami saling terdiam, saling menikmati apa yang sedang berlangsung.

‘Buu, bagaimana kalau ketempat lain aja yang gampang bu??’, wwoo.. aku berbingar.

Rupanya sambil jalan ini Bagas mikirin tempat.

‘Dimana?’, tanyaku penuh nafsu,

‘Di rumah kontrakan temen saya, kebetulan lagi kosong, yang punya rumah lagi mudik, lagian kebonnya
lebar, nggak akan ada yang ngliatin, apa lagi gelap begini’.

‘Jadi kang Bagas maunya sekarang ini?’, aku agak terperangah, nggak begitu siap, n’tar suamiku nyariin
lagi.

‘Habis kapan lagi bu? Sekarang atau besok-besok sama saja, lagian besok-besok mungkin di rumah itu
udah ramai, pemiliknya udah pulang lagi’.

Kalau menyangkut nafsu birahi riupanya Bagas ini nggak begitu bodoh. Cukup lama sebelum akhirnya aku
menjawab,

‘Ayyolahh..’, sepeda ojek langsung berbalik, beberapa kali berbelok-belok masuk gang-gang kumuh.
Nampaknya orang-orang ramai sepanjang jalan nggak mau ngurusin urusan orang lain. Mereka nampak tidak
acuh saat kami melewatinya.

Kemudian sepeda ini nyeberangin lapangan yang luas dibawah tiang tegangan tinggi sebelum masuk rumah
kontrakkan yang diceritakan Bagas tadi. Di depan tanaman pagar yang rapat ada pintu halaman dari
anyaman ambu, kami berhenti.

Dari dalam ada orang yang bergegas keluar,

‘Min, ini mpok gua, baru dateng dari Cirebon, numpang istirahat sebentar sebelum nerusin ke Bekasi,
rumah mertuanya.

N’tar aku nggak pulang mau ngantar ke Bekasi ya?!’,

aahh.., lihai banget nih Bagas, ngibulnya bener-bener penuh fantasi.. Aku salaman sama ‘Min’ tadi.
Saat bersalaman, salah satu jarinya dia selipkan ke telapak tanganku kemudian mengutiknya. Kurang
ajar, batinku, rupanya dia tahu kalau si Bagas sekedar ngibul. Rupanya cara macam ini sudah saling
mereka kenali. Rupanya kibulan tadi justru untuk aku. Untuk menyakinkan aku bahwa tempat ini aman
untukku.

‘Ayo bu, istrirahat dulu, mandi-mandi dulu, n’tar aku ikut ke Bekasi, biar nggak nyasar-nyasar’,
uuhh..tukang kibulku.. yang.. sebentar lagi akan aku jilati kontolnya.

Dan memang aku sudah jadi perempuan yang nekad, pokoknya harus bisa merasakan ngentot sama Bagas. Dan
sekarang ini kesempatanya. Masa bodo dengan segala kibulan Bagas, masa bodo dengan tangan usil si
‘Min’ tadi.

Nggak tahunya aku dibawa ke loteng. Dengan tangga yang nyaris tegak aku mengikuti Bagas memasuki
ruangan yang sempit berlantai papan dengan nampak bolong sana-sini.

Dalam ruangan tanpa plafon hingga gentingnya yang rendah itu hampir menyentuh kepala, kulihat tikar
tergelar. Dan nampak bantal tipis kusam di ujung sana. Kuletakkan barang bawaanku.

Tanpa menunggu ba bi Bu lagi Bagas langsung menerkam aku. Tangannya langsung memerasi bokongku
kemudian susu-susuku. Akupun langsung mendesah.. Birahiku bergolak.. Darahku memacu.

Aku menjadi sangat kehausan.. Tanganku langsung membuka kancing celana Bagas kemudian memerosotkannya.
Dalam dekapan dan setengah gelagapan yang disebabkan kuluman bibir Bagas, aku merabai selangkangannya.

Kontol yang benar-benar gede dan panjang ini kini dalam genggaman tanganku. Aku keras dan liatnya,
denyut-denyutnya. Kontol yang hanya terbungkus celana dalam tipis hingga hangatnya aku rasakan dari
setiap elusan tangan kananku. Kami saling melumat.

‘Bbuu, aku nafsu bangett bbuu..’, aku dengar bisikan desah Bagas di telingaku. Hhheehh..

Kemudian tangan Bagas menekan pundakku supaya aku rebah ke tikar yang tersedia. Terus kami bergumul,
dia menaiki tubuhku tanpa melepaskan pagutannya. Dan tanganku merangkul erat tubuhnya.

Kemudian dia balik hingga tubuhku ganti yang menindih tubuhnya. Aku terus melumatinya. Lidahnya yang
menjulur kusedoti. Ludahku di-isep-isep-nya.

‘Bbbuu, aayyoo ..aku udah nggak tahan nihh..’.
Sama. Nafsu liarku juga sudah nggak terbendung. Aku prosotkan sendiri celana dalamku tanpa mencopot
roknya.

Sementara itu ciuman Bagas telah meruyak ke buah dadaku. Wwwuu.. Aku menggelinjang dengan amat sangat.
Bulu-bulu bewok dan kumis yang tercukur rasanya seperti amplas yang menggosoki kulit halus dadaku.

Dalam waktu yang singkat berikutnya kami telah sama-sama telanjang bulat. Bagas menindih tubuhku. Dan
aku telah siap menerima penetrasi kontolnya ke vaginaku. Aku telah membuka lebar-lebar selangkanganku
menyilahkan kontol gede Bagas itu memulai serangan.Cerita Sex Terbaru

Saat ujung kemaluannya menyentuh bibir vaginaku, wwuuhh ..rasanya selangit. Aku langsung mengegoskan
pantatku menjemput kontol itu agar langsung menembusi kemaluanku. Sungguh aku menunggu tusukkan batang
panas itu agar kegatalan vaginaku terobati.

Agak kasar tapi membuatku sangat nikmat, Bagas mendorong dengan keras kontolnya menerobos lubang
kemaluanku yang sempit sekaligus dalam keadaan mencengkeram karena birahiku yang memuncak. Cairan-
cairan pelumas yang keluar dari kemaluanku tidak banyak membantu. Rasa pedih perih menyeruak saraf-
saraf di dinding vaginaku. Tetapi itu hanya sesaat.

Begitu Bagas mulai menaik turunkan pantatnya untuk mendorong dan menarik kontolnya di luang
kemaluanku, rasa pedih perih itu langsung berubah menjadi kenikmatan tak bertara. Aku menjerit kecil..
tetapi desahan bibirku tak bisa kubendung. Aku meracau kenikmatan,

‘Enak banget kontolmu kang Bagass.. aacchh.. nikmatnyaa.. kontolmu Bagass.. oohh.. teruusszzhh..
teruuzzhh.., uuhh gede bangett yaahh.. kangg.. kangg enakk..’ cerita ngentot terbaru

Genjotan Bagas semakin kenceng. Bukit bokongnya kulihat naik turun demikian cepat seperti mesin pompa
air di kampung. Dan saraf-saraf vaginaku yang semakin mengencang menimbulkan kenikmatan tak terhingga
bagiku dan pasti juga bagi si Bagas. Dia menceloteh,

‘Uuuhh buu, sempit banget nonokmuu ..buu.., sempit bangeett.. bbuu enaakk bangett..’.
Dan lebih edan lagi, lantai papan loteng itupun nggak kalah berisiknya. Aku bayangkan pasti si ‘Min’
dibawah sono kelimpungan nggak keruan. Mungkin saja dia langsung ngelocok kontolnya sendiri (onani).

Terus terang aku sangat tersanjung oleh celotehannya itu. Dan itu semangatku melonjak. Pantatku
bergoyang keras mengimbangi tusukkan mautnya kontol Bagas. Dan lantai papan ini .. berisiknyaa.. minta
ampun!

Percepatan frekwensi genjotan kontol dan goyangan pantatku dengan cepat menggiring orgasmeku hingga ke
ambang tumpah,

‘Kang .. kang.. kang..kang.. aku mau keluarrcchh.. keluarrcchh.. aacchh..’, aku histeris.
Ternyata demikian pula kang Bagas. Genjotan terakhir yang cepatnya tak terperikan rupanya mendorong
berliter-liter air maninya tumpah membanjiri kemaluanku. Keringat kami tak lagi terbendung, ngocor.

Kemudian semuanya jadi lengang. Yang terdengar bunyi nafas ngos-ngosan dari kami. Dari jauh kudengar
suara kodok, mungkin dari genangan air comberan di kebon.

Aku tersedar. Dirumah pasti suamiku gelisah.

‘Kang Bagas, aku mesti cepet pulang nih ..’, Dia hanya melenguh

‘..hheehh..’. Kulihat kontolnya ternyata masih tegak kaku keluar dari rimbunan hitam jembutnya
menjulang ke langit. Apa mungkin dia belum puas?? Aku khawatir kemalaman nih.
‘Ayyoo kang, pulang dulu.., kapan-kapan kita main lagi yaahh ..’.

Bagas bukannya bangun. Dia berbalik miring sambil tangannya memeluk tubuhku mulutnya dia tempelkan ke
pipiki dan berbisik,

‘Buu, aku masih kepingin..’,

‘Nggak ah.., aku kan takut kemalaman, nanti suamiku nyariin lagi’.

‘Jangan khawatir bu.. Sebentar saja.. Aku pengin ibu mau ngisepin kontolku. Kalau diisepin cepat koq
keluarnya dan aku cepat puas. Lihat aja nih, dianya nggak mau lemes-lemes. Dia nunggu bibir ibu
nihh..’.

Bagas menunjukkan kontolnya yang gede panjang dalam keadaan ngaceng itu.

‘Ayyoo dong buu.., kasian khan .., bbuu..?!’.

Dia mengakhiri omongannya sambil bangkit, menggeser tubuhnya, berdiri kemudian ngangkangin dadaku
lantas jongkok. Posisi kontolnya tepat di wajahku. Bahkan tepat di depan bibirku.
‘Aayyoo buu, isepin duluu.., ayyoo buu, ciumin, jilat-jilat..’.Cerita Sex Terbaru

Aku jadi nggak berkutik. Aku pikir, biarlah, OK-lah, supaya cepat beres dan cepat pulang.

Kuraih kontol itu, kugenggam dan kubawa kemulutku. Aku jilatin kepalanya yang basah oleh spermanya
sendiri tadi. Aku rasain lubang kencingnya dengan ujung lidahku.
‘Aammpuunn.. Enakkbangett..’, Bagas langsung teriak kegatalan.

Sambil tanganku mempermainkan bijih pelernya, kontol itu aku enyotin dan jilatin. Rupanya Bagas ingin
aku cepat mengulumnya. Dan dia kembali mulai memompa. Kali ini bukan memekku tetapi mulutku yang dia
pompa.

Pelan-pelan tetapi teratur. Dan aku.., uuhh.. merasakan kontol gede dalam rongga mulutku.., rasa asin,
amis, pesing dan asem berbaur yang keluar dari selangkangan, jembutnya, bijih pelernya.., nafsuku
kembali hadir.

Dan pompa Bagas mencepat. Aku mesti menahan dengan tanganku agar kontol itu tidak menyodok
tenggorokanku yang akan membuatku tersedak. Tidak lama ..

Tiba-tiba Bagas menarik kontolnya dan tangan kanannya langsung mengocoknya dengan cepat persis didepan
muluku.

‘Ayoo bu, minum pejuhku.. Buu, ayo makan nih kontolkuu.. Ayoo buu..minumm..buu.. Bbbuu..’,
kocokkan itu makin cepat. Dan reflekku adalah membuka mulut dan menjulurkan lidahku. Aku memang pengin
banget, memang menjadi obsesiku, aku pengin minum sperma si Bagas. Dan sekarang ..

Entah berapa banyak sperma Bagas yang tumpah kali ini. Kurasakan langsung ke mulutku ada sekitar
banyak kali muncratan.

Baca Juga Cerita Seks Impian Seorang Suami

Dan aku berusaha nggak ada setetespun yang tercecer. Uuuhh.., aku baru merasakan. Gurihnya sperma
Bagas mengingatkan aku pada rasa telor ayam kampung yang putih dan kuningnya telah diaduk menjadi
satu. Ada gurih, ada asin, ada tawarnya.. dan lendir-lendir itu ..nikmatnyaa..

Saat pulang kuselipkan dalam genggaman si ‘Min’ lembaran Rp. 50 ribu. Mungkin semacam ongkos bungkam.
Dia dengan senang menerimanya. Tak ada lagi jari ngutik-utik telapak tanganku.

Bagas menurunkan aku di belokkan arah rumahku. Aku beri Bagas lembaran Rp. 100 ribu, tetapi dia
menolak,

‘Jangan bu, kita khan sama-sama menikmati.., dan terserah ibu.., kalau ibu mau, kapan saja saya mau
juga .. Tetapi saya nggak akan pernah mencari-cari ibu, pemali, n’tar jadi gangguan, nggak enak sama
bapaknya khan?!’.

Wah.., dia bisa menjaga dirinya dan sekaligus menjaga orang lain. Aku senang.

Sesampai di rumah ternyata suamiku tidak gelisah menunggu istrinya. Kebetulan ada tamunya, tetangga
sebelah teman main catur. Aku cepat tanggap,

‘Udah dibikinin kopi belum pak?!’ ..yang terdengar kemudian .. Skak!- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.