Adik

Cerita Sex Terbaru | Sekarang aku sudah menikah dan mempunyai anak, kali ini aku akan berbagi pengalamanku dengan adik
kandungku yang mana mencoba menikmati memekku.

Cerita Sex Terbaru Adik

Perkenalkan namaku Monic umurku saat ini 23 tahun, dan kejadian ini terjadi 1 tahun kemarin dengan
adikku yang berumur 17 tahun, aku anak ke dua dari 3 saudara yang pertama dia sudah menikah ikut
suaminya dan aku dan adikku amasih ikur dengan orang tua.

Aku sendiri berperawakan sedang, tinggiku 160cm berat badan 52kg, orang bilang aku montok, terutama
pada bagian pinggul/pantat. Payudaraku termasuk rata-rata 34 saja. Kulitku yang putih selalu menjadi
perhatian orang-orang bila sedang berjalan keluar rumah.

Aku mempunyai seorang pacar berusia 2 tahun diatasku, dia adalah kakak kelas kuliahku. Aku dan pacarku
berpacaran sudah 2 tahun lebih, dan selama itu paling jauh kami hanya melakukan petting, sailng raba,
saling cium dan saling hisap.

Pacarku sangat ingin menerobos vaginaku jika saat petting, tapi aku sendiri tidak ingin hal itu
terjadi sebelum kami menikah, jadi aku mengeluarkan air maninya dengan cara swalayan, yaitu mengocok
kontolnya. Aku juga kerap dipaksa menghisap kontol pacarku yang mana sebenernya aku agak jijik
melakukannya.

Keseringan petting dengan pacarku membuatku menjadi haus akan belaian lelaki dan selalu iingin
disentuh, sehari saja tidak dibelai rasanya tersiksa sekali… entah kenapa aku jadi ketagihan…
Sampai akhirnya kau sendiri melakukannya dengan tanganku sendiri dikamarku sendiri. Sering aku
meraba-raba payudaraku sendiri dan mengusap-usap memeku sendiri sampai aku orgasme.

Inilah kesalahan ku, aku tidak menyadari kalau selama ini adikku John sering mengintip aku… ini aku
ketahui setelah dia mengakuinya saat berhasil membobol keperawananku, kakaknya sendiri.

Awal mulanya, ketika itu aku, mamaku dan adikku John pergi ke supermarket 500m dekat rumah. Karena
belanjaan kami banyak maka kami memutuskan untuk naik becak. Saat itu aku memakai celana panjang ketat
setengah lutut, dan karena kami hanya naik satu becak, aku memutuskan untuk di pangku adikku,
sedangkan mamaku memangku belanjaan.

Diperjalanan yang hanya 500m itu, ketika aku duduk di pangkuan adikku, aku merasakan sesuatu
bergerak-gerak dipantatku, aku sadar bahwa itu kontol adikku, keras sekali dan berada di belahan
pantatku. Aku membiarkannya, karena memang tidak ada yang bisa kulakukan.

Bahkan ketika di jalan yang jelek, semakin terasa ganjalan dipantatku. Karena aku juga sangat rindu
belaian pacarku yang sudah 3 hari tidak ke rumah, diam diam aku menikmatinya.

Sejak kejadian itu, aku sering melihat dia memperhatikan tubuhku, agak risi aku diperhatikan adikku
sendiri, tapi aku berusaha bersikap biasa.

Suatu hari, aku dan pacarku melakukan petting di kamarku… Aku sangat terangsang sekali… dia meraba
dan membelai-belai tubuhku. Sampai akhirnya pacarku memaksakku membuka celana dalamku dan memaksaku
untuk mengijinkannya memasukkan kontolnya ke memekku. Tentu saja aku keberatan, walaupun aku sangat
terangsang tapi aku berusaha untuk mempertahankan keperawananku.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Dalam ketelajanganku aku memohon padanya untuk tidak melakukannya. Dan anehnya aku malah berteriak
minta tolong. Hal ini di dengar oleh adikku John, dia langsung menerobos kamarku dan mengusirnya, saat
itu juga pacarku ketakutan, karena memang badan adikku jauh lebih besar.

Aku lansung menutupi tubuhku yang telanjang dan aku yakin adikku melihat ketelajanganku. Dan pacarku
sendiri langsung memakai pakaiannya dan pamit pulang.

Sejak itu, pacarku jadi jarang ke rumah. Dari selentingan teman-teman ku, pacarku katanya mempunyai
teman cewe lain yang sering jalan dengannya. Tentu saja aku sedih mendengarnya, tapi aku juga merasa
beruntung tidak ternodai olehnya.

Suatu malam aku berbincang-bincang dengan adikku, aku berterima kasih padanya karena dia telah
menggagalkan pacarku menodaiku. Aku kaget ketika adikku ngomong bahwa, aku ngga bisa menyalahkan
pacarku karena memang bodyku sexy sekali dan setiap laki-laki pasti ingin merasakan tubuhku. Ketika
kutanya, jika setiap lelaki, apakah adikku juga ingin merasakan tubuhku juga… dia menjawab:

“Kalau kakak bukan kakakku, ya aku juga pengen, aku kan juga lelaki”

aku sangat kaget mendengar jawabannya tapi aku berusaha itu adalah pernyataan biasa, aku langsung aja
tembak, “emang adik pernah nyobain cewe?”

dia bilang “ya, belum kak”…. itulah percakapan awal bencana itu.

Malam harinya aku membayangkan bercinta dengan pacarku, kau merindukan belaiannya… lalu aku mulai
meraba-raba tubuhku sendiri… tapi aku tetap tidak bisa mencapai apa yang aku inginkan… sekilas aku
membayangkan adikku… lalu aku memutuskan untuk mengintip ke kamarnya… Malam itu aku mengendap-
endap dan perlahan-lahan nak keatas kursi dan dari lubang angin aku mengintip adikku sendiri.

Aku sangat kaget sekali ketika melihat adikku dalam keadaan tak memakai celana dan sedang memegan alat
vitalnya sendiri, dia melakukan onani, aku terkesima melihat ukuran kontolnya, hampir 2 kali pacarku,
gila kupikir, kok bisa yah sebesar itu punya adikku.Cerita Sex Terbaru

Dan yang lebih kaget, di puncak orgasmenya dia meneriakkan namaku… Saat itu perasaanku bercampur
baur antar nafsu dan marah… aku langsung balik kekamarku dan membayangkan apa yang baru saja aku
saksikan.

Pagi harinya, libidoku sangat tinggi sekali, ingin dipuaskan adikku tidak mungkin, maka aku memutuskan
untuk mendatangi pacarku. Pagi itu aku langsung kerumah pacarku dan kulihat dia sangat senang aku
datang ditariknya aku ke kamarnya dan kami langsung bercumbu… saling cium saling hisap dan
perlahan-lahan baju kami lepas satu demi satu sampai akhirnya kami telanjang bulat.

Gilanya begitu aku melihat kontolnya, aku terbayang kontol adikku yang jauh lebih besar darinya…
sepert biasa dia menyuruhku menghisap kontolnya, dengan terpaksa aku melakukannya, dia merintih-rintih
keenakkan dan mungkin karena hampir orgasme dia menarik kepalaku.

“Jangan diterusin, aku bisa keluar katanya”

lalu dia mula menindihi ku dan dari nafasnya yang memburu kontolnya mencari-cari lubang memekku…
begitu unjung kontolnya nempel dan baru setengah kepalanya masuk, aku kaget karena dia sudah langsung
orgasme, air maninya belepotan diatas memekku… “Ohhhhh…” katanya.

Dia memelukku dan minta maaf karena gagal melakukan penetrasi ke memekku. Tentu saja aku sangat
kecewa, karena libidoku masih sangat tinggi.

“Puaskan aku dong… aku kan belum…” rengekku tanpa malu-malu.

Tapi jawabannya sangat menyakitkanku… “Maaf, aku harus buru-buru ada janji dengan sisca” katanya
tanpa ada rasa ngga enak sedikitpun.

Aku menyembunyikan kedongkolanku dan buru-buru berpakaian dan kami berpisah ketika keluar dari
rumahnya.

Diperjalanan pulang aku sangat kesal dan timbul kenginanku untuk menyeleweng, apalagi selama
diperjalanan banyak sekali lelaki yang mengodaku dar tukang becak, kuli bangunan sampai setiap orang
di bis.

Begitu sampai rumah aku memergoki adikku yang akan pergi ke sport club, dia mengajakku untuk ikut dan
aku langsung menyanguppinya karena memang aku juga ingin melepaskan libidoku dengan cara berolah raga.

Di tempat sport club, kam berolah raga dari senam sampai berenang dan puncaknya kami mandi sauna.
Karena sport club tersebut sangat sepi, maka aku minta adikku satu kamar denganku saat sauna.

Saat didalam adikku bilang “kak, baju renangnya ganti tuh, kan kalau tertutup gitu keringatnya ngga
keluar, percuma sauna”

“Abis pake apa” timpalku, “aku ngga punya baju lagi”

“Pake celana dalem sama BH aja kak, supaya pori-porinya kebuka” katanya

Pikirku, bener juga apa katanya, aku langsung keluar dan menganti baju renangku dengan BH dan celana
dalam, sialnya aku memakai celana dalam G-string putih sehabis dari rumah pacarku tadi… Tapi “ah,
cuek aja.. toh adikku pernah liat aku telanjang juga”.

Begitu aku masuk, adikku terkesima dengan penampilanku yang sangat berani… kulihat dia berkali-kali
menelan ludah, aku pura-pura acuh dan langsung duduk dan menikmati panasnya sauna.

Keringat mencucur dari tubuhku, dan hal itu membuat segalanya tercetak didalam BH dan celana
dalamku… adikku terus memandang tubuhku dan ketka kulihat kontolnya, aku sangat kaget, dan
mengingatkanku ke hal semalam ketika adikku onani dan yang membuat libidoku malah memuncak adalah
kepala kontolnya muncul diatas celana renangnya.

Aku berusaha untuk tidak melihat, tapi mataku selau melirik ke bagian itu, dan nafasku semakin memburu
dan kulihat adikku melihat kegelisahanku. Aku juga membayangkan kejadian tadi pagi bersama pacarku,
aku kecewa dan ingin pelampiasan.

Dalam kediaman itu aku tidak mampu untuk bertahan lagi dan aku memulainya dengan berkata:

“Ngga kesempitan tuh celana, sampe nongol gitu”

“Ia nih, si otong ngga bisa diajak kompromi kalo liat cewe bahenol” katanya

“Kasian amat tuh, kejepit. Buka aja dari pada kecekik” kataku lebih berani. cerita ml sedarah

“Iya yah…” katanya sambil berdiri dan membuka celananya…

Aku sangat berdebar-debar dan berkali-kali menggigit bibirku melihat batang kemaluan adikku yang
begitu besar.

Tiba-tiba adikku mematikan mesin saunanya dan kembali ke tempatnya.Cerita Sex Terbaru

“Kenapa dimatiin” kataku

“Udah cukup panas kak” katanya

Memang saat juga aku merasa sudah cukup panas, dan dia kembali duduk, kami saling memandang tubuh
masing-masing. Tiba-tiba cairan di memekku meleleh dan gatal menyelimuti dinding memekku, apalagi
melihat kontol adikku.

Akal warasku datang dan aku langsung berdiri dan hendak keluar, tapi adikku malah mencegahku
“nanti kak”. cerita ml sedarah

“Kan udah saunanya ” timpalku, aku sangat kaget dia berada tepat di depanku dengan kontol mengacung ke
arahku, antara takut dan ingin.

“Kakak udah pernah gituan belum kak” kata adikku

“Belum” kataku, “emang kamu udah..?” lanjutku

“Belum juga kak, tapi pengen nyoba” katanya

“Nyoba gimana???? Nantikan juga ada saatnya” kataku berbalik kearah pintu dan sialnya kunci lokerku
jatuh, ketika aku memungutnya, otomatis aku menunggingi adikku dan buah pantatku yang besar menempel
di kontolnya.

Gilanya aku malah tetap diposisi itu dan menengok ke arah adikku. Dan tak kusangka adikku memegang
pinggulku dan menempelkan kontolnya dibelahan pantatku yang hanya tertutup G-string.

“Oh kak…. bahenol sekali, aku pengen nyobain kak” katanya dengan nafas memburu.
cerita ml sedarah
“Aw… dik ngapain kamu” timpalku tanpa berusaha merubah posisiku, karena memang aku juga
menginginkannya.
“Pengen ngentot kakak” katanya kasar sambil menekan batangnya kepantatku.

Aku menarik pantatku dan berdiri membelakanginya, “Aku kan kakakmu John, inget dong”

Adikku tetap memegang pinggulku “tolong kak.. asal nempel aja.. nga usah dimasukkin, aku ngga tahan
banget”

“Tolong kak,” katanya memelas. Aku di suruh nagpain juga mau kak, asal bisa nempelin aja ke memek
kakak”.

Pikiranku buntu, aku juga punya libido yang tak tertuntaskan tadi pagi.. dan membayangkan pacarku
menunggangi sisca, libidoku tambah naik.. “Persetan dengan pacar brengsek” batinku.

“Jangan disini” pintaku.

“Sebentar aja kak, asal nempel aja 1 menit” katanya meremas pinggulku.

“Kakak belum siap” kataku.

“Kakak nungging aja, nanti aku panasin” katanya.cerita ml sedarah

Bagai terhipnotis aku menuruti apa katanya, sambil memegang grendel pintu, aku menungginginya dan
dengam pelan-pelan dia membuka G-stringku dan melemparkannya. Dan dia jongkok di belakangku dan
gilanya dia menjulurkan lidahnya menjilat memeku dari belakang…

“Oh… ngapain kamu dik…” kataku tanpa melarangnya.

Dia terus menjulurkan lidah dan menjilati memekku dari belakang.. ohhhh… gila pikirku… enak
banget, pacarku saja ngga mau ngejilatin memekku, adikku sendiri dengan rakus menjilati memekku

“Gila kamu dik, enak banget, belajar dimana” rintihku…

Tanpa menjawab dia terus menjilati memekku dan meremas remas bokongku sampai akhirnya lama-lama
memekku basah sekali dan bagian dalam memekku gatal sekali…

Tiba-tiba dia berdiri dan memegang pinggulku..

“Udah panas kak” katanya mengarahkan kontolnya kepantatku dan memukul-mukul kepala kontolnya
kepantatku.

“udah….” kataku sambil terus menungging dan menoleh ke arah adikku…
“Jangan bilang siapa-siapa yah dik” kataku.

Adikku berusaha mencari lubang memekku dengan kepala kontolnya yang besar… dia kesulitan…
“Mana lubangnya kak..” katanya.

Tanpa sadar aku menjulurkan tangan kananku dan menggengam kontolnya dan menuntun ke mulut goaku.

“Ini dik” kataku begitu tepat di depannya, “gesek-gesek aja yah dik”.

“Masukin dikit aja kak” katanya menekan kontolnya.

“aw… dik, gede banget sih” kataku, “pelan-pelan….”.

Begitu kepala kontolnya membuka jalan masuk ke memekku, adikku pelan-pelan menekannya.. dan
mengeluarkannya lagi sedikit sedikit… tapi tidak sampai lepas… terus ia lakukan sampai membuat aku
gemas….

“Oh.. dik…. enak…. dik…. udah yah…” kataku pura-pura…..

“Belum kak…. baru kepalanya udah enak yah….”

“Memang bisa lebih enak…???” kataku menantang.Cerita Sex Terbaru

Dan…. langsung menarik pinggulku sehingga batang kontolnya yang besar amblas ditelan memekku”
Aku merasakan perih luar biasa dan “aw…. sakit dik…” teriakku.

Adikku menahan batangnya didalam memekku …. “Oh…kak…nikmat banget…..” dan secara perlahan dia
menariknya keluar dan memasukannya lagi, sungguh sensasi luar biasa. Aku merasakan nikmat yang teramat
sangat, begitu juga adikku…

“Oh, kak… nikmat banget memekmu..” katanya.

“Ssssshhhh… ia dik… enak banget” kataku.

Lima belas menit dia mengenjotku, sampai akhirnya aku merasakan orgasme yang sangat panjang dan nikmat
disusul erangan adkku sambil menggengam pinggulku agar penetrasinya maksimum.

“Oh.. kak.. aku keluar.. nikmat banget…” katanya

Sejenak dia memelukku dari belakang, dan mulai mencabut kontolnya di memekku…
“Ma kasih kak” katanya tanpa dosa dan memakaikan celanaku lagi.

Aku bingung bercampur menyesal dan ingin menangis. Akulangsung keluar dan membersihkan diri sambil
menyesali diri.. “kenapa adikku????”

BAca Juga Cerita Seks Non Citra

Dalam perjalanan pulang adikku berulang-ulang minta maaf atas perbuatannya di ruangan sauna… Aku
hanya bisa berdiam merenungi diriku yang sudah tidak perawan lagi…

Kejadian itu adalah awal petualangan aku dan adikku, Karena dua hari setelah itu kembali kami
besetubuh, bahkan lebih gila lagi.. kami bisa melakukannya sehari 3 sampai 5 kali sehari semalam.

Setahun sudah aku di tunggangi adikku sendiri sampai ada seorang kaya, kenalan bapakku melamarku, dan
kami menikah. Untungnya suamiku tidak mempermasalahkan keperawananku.

Akhirnya aku di karunia seorang anak dari suamiku, bukan dari adikku.. karena aku selalu menjaga
jangan sampai hamil bila bersetubuh dengan adikku.

Sampai sekarang aku tidak bisa menghentikan perbuatanku dengan adikku, yang pertama adikku selalu
meminta jatah, di lain pihak aku juga sangat ketagihan permainan sex nya.

Demikian kisah nyataku dengan adikku.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Tante Hot

Cerita Sex Terbaru | Sepulang dari kampus sekitar jam 9 malem karena ada kuliah malam. Sesampainya di tempat kost, perutku minta diisi. Aku langsung saja pergi ke warung tempat langgananku di depan rumah. Warung itu milik Ibu Marni, umurnya 29 tahun. Dia seorang janda ditinggal mati suaminya dan belum memiliki anak. Orangnya cantik dan bodynya bagus. Aku melihat warungnya masih buka tapi kok kelihatannya sudah sepi. Wah, jangan-jangan makanannya sudah habis, aduh bisa mati kelaparan aku nanti. Lalu aku langsung masuk ke dalam warungnya. “Tante..?” “Ehhh. Dik Anton, mau makan ya?” “Eee.. ayam gorengnya masih ada, Tante?” “Aduhh.. udah habis tuch, ini tinggal kepalanya doang.” “Waduhh.. bisa makan nasi tok nich..” kataku memelas. “Kalau Dik Anton mau, ayo ke rumah tante. Di rumah tante ada persediaan ayam goreng. Dik Anton mau nggak?” “Terserah Tante aja dech..” “Tunggu sebentar ya, biar Tante tutup dulu warungnya?” “Mari saya bantu Tante.” Lalu setelah menutup warung itu, saya ikut dengannya pergi ke rumahnya yang tidak jauh dari warung itu. Sesampai di rumahnya.. “Dik Anton, tunggu sebentar ya.

Cerita Sex Terbaru Tante Hot

Owwww iya, atau mau nonton TV nyalakan aja.. ya jangan malu-malu. Tante mau ganti pakaian dulu..” “Ya Tante..” jawabku. Lalu Tante Marni masuk ke kamarnya, terus beberapa saat kemudian dia keluar dari kamar dengan hanya mengenakan kaos dan celana pendek warna putih. Wow keren, bodynya yang sexy terpampang di mataku, puting susunya yang menyembul dari balik kaosnya itu, betapa besar dan menantang susunya itu. Kakinya yang panjang dan jenjang, putih dan mulus serta ditumbuhi bulu-bulu halus. Dia menuju ke dapur, lalu aku meneruskan nonton TV-nya. Setelah beberapa saat. “Dik.. Dik Anton.. coba kemari sebentar?” “Ya Tante.. sebentar..” kataku sambil berlari menuju dapur. Setelah sampai di pintu dapur. “Ada apa Tante?” tanyaku. “E.. Tante cuman mau tanya, Dik Anton suka bagian mana.. dada, sayap atau paha?” “Eee.. bagian paha aja, Tante.” kataku sambil memandang tubuh Tante Marni yang tidak bisa diungkapkan oleh kata-kata.

Tubuhnya begitu indah. “Dik Anton suka paha ya.. eehhmm..” katanya sambil menggoreng ayam. “Ya Tante, soalnya bagian paha sangat enak dan gurih.” kataku. “Aduhh Dik.. tolong Dik.. paha Tante gatel.. aduhh.. mungkin ada semut nakal.. aduhh..” Aku kaget sekaligus bingung, kuperiksa paha Tante. Tidak ada apa-apa. “Nggak ada semutnya kok Tante..” kataku sambil memandang paha putih mulus plus bulu-bulu halus yang membuat Kontol ku naik 10%. “Masak sih, coba kamu gosok-gosok pakai tangan biar gatelnya hilang.” pintanya. “Baik Tante..” lalu kugosok-gosok pahanya dengan tanganku. Wow, begitu halus, selembut kain sutera dari China

“Bagaimana Tante, sudah hilang gatelnya?” “Lumayan Dik, aduh terima kasih ya. Dik Anton pintar dech..” katanya membuatku jadi tersanjung. “Sama-sama Tante..” kataku. “Oke, ayamnya sudah siap.. sekarang Dik Anton makan dulu. Sementara Tante mau mandi dulu ya.” katanya. “Baik Tante, terima kasih?” kataku sambil memakan ayam goreng yang lezat itu. Disaat makan, terlintas di pikiranku tubuh Tante Marni yang telanjang. Oh, betapa bahagianya mandi berdua dengannya. Aku tidak bisa konsentrasi dengan makanku.

Pikiran kotor itu menyergap lagi, dan tak kuasa aku menolaknya. Tante Marni tidak menyadari kalau mataku terus mengikuti langkahnya menuju kamar mandi. Ketika pintu kamar mandi telah tertutup, aku membayangkan bagaimana tangan Tante Marni mengusap lembut seluruh tubuhnya dengan sabun yang wangi, mulai dari wajahnya yang cantik, lalu pipinya yang mulus, bibirnya yang sensual, lehernya yang jenjang, susunya yang montok, perut dan pusarnya, terus Memeknya, bokongnya yang montok, pahanya yang putih dan mulus itu. Aku lalu langsung saja mengambil sebuah kursi agar bisa mengintip lewat kaca di atas pintu itu. Di situ tampak jelas sekali. Tante Marni tampak mulai mengangkat ujung kaosnya ke atas hingga melampaui kepalanya.

Tubuhnya tinggal terbalut celana pendek dan BH, itu pun tak berlangsung lama, karena segera dia melucutinya. Dia melepaskan celana pendek yang dikenakannya, dan dia tidak memakai CD. Kemudian dia melepaskan BH-nya dan meloncatlah susunya yang besar itu. Lalu, dengan diguyur air dia mengolesi seluruh tubuhnya dengan sabun LUX, lalu tangannya meremas kedua susunya dan berputar-putar di ujungnya.

Kejantananku seakan turut merasakan pijitannya jadi membesar sekitar 50%. Dengan posisi berdiri sambil bersandar tembok, Tante Marni meneruskan gosokannya di daerah selangkangan, sementara matanya tertutup rapat, mulutnya menyungging. Beberapa saat kemudian.. “Ayo, Dik Anton.. masuk saja tak perlu mengintip begitu, kan nggak baik, pintunya nggak dikunci kok!” tiba-tiba terdengar suara dari Tante Marni dari dalam. Seruan itu hampir saja membuatku pingsan dan amat sangat mengejutkan. “Maaf yah Tante. Anton tidak sengaja lho,” sambil pelan-pelan membuka pintu kamar mandi yang memang tidak terkunci. Tetapi setelah pintu terbuka, aku seperti patung menyaksikan pemandangan yang tidak pernah terbayangkan. Tante Marni tersenyum manis sekali dan..Cerita Sex Terbaru

“Ayo sini dong temani Tante mandi ya, jangan seperti patung gicu?” “Baik Tante..” kataku sambil menutup pintu. “Dik Anton.. kontolnya bangun ya?” “Iya Tante.. ah jadi malu saya.. abis Anton liat Tante telanjang gini mana harum lagi, jadi nafsu saya, Tante..” “Ah nggak pa-pa kok Dik Anton, itu wajar..” “Dik Anton pernah ngesex belum?” “Eee.. belum Tante..” “Jadi, Dik Anton masih perjaka ya, wow ngetop dong..” “Akhh.. Tante jadi malu, Anton.” Waktu itu bentuk celanaku sudah berubah 70%, agak kembung, rupanya Tante Marni juga memperhatikan. “Dik Anton, kontolnya masih bangun ya?” Aku cuman mengangguk saja, dan diluar dugaanku tiba-tiba Tante Marni mendekat dengan tubuh telanjangnya meraba Kontol ku. “Wow besar juga burungmu, Dik Anton..” sambil terus diraba turun naik, aku mulai merasakan kenikmatan yang belum pernah kurasakan.

“Dik Anton.. boleh dong Tante liat kontolnya?” belum sempat aku menjawab, Tante Marni sudah menarik ke bawah celana pendekku, praktis tinggal CD-ku yang tertinggal plus kaos T-shirtku. “Oh.. besar sekali dan sampe keluar gini, Dik Anton.” kata Tante sambil mengocok Kontol ku, nikmat sekali dikocok Tante Marni dengan tangannya yang halus mulus dan putih itu. Aku tanpa sadar terus mendesah nikmat, tanpa aku tahu, Kontol ku ternyata sudah digosok-gosokan diantara payudaranya yang montok dan besar itu.

“Ough.. Tante.. nikmat Tante.. ough..” desahku sambil bersandar di dinding. Setelah itu, Tante Marni memasukkan Kontol ku ke bibirnya, dengan buasnya dia mengeluar-masukkan Kontol ku di mulutnya sambil sekali-kali menyedot, kadang-kadang juga dia menjilat dan menyedot habis 2 telur kembarku. Aku kaget, tiba-tiba Tante Marni menghentikan kegiatannya. Dia pegangi Kontol ku sambil berjalan ke arah bak mandi, lalu Tante Marni nungging membelakangiku, sebongkah pantat terpampang jelas di depanku.

“Dik Anton.. berbuatlah sesukamu.. kerjain Tante ya?!” Aku melihat pemandangan yang begitu indah, Memek dengan bulu halus yang tidak terlalu lebat. Lalu langsung saja kusosor Memeknya yang harum dan ada lendir asin yang begitu banyak keluar dari Memeknya. Kulahap dengan rakus Memek Tante Marni, aku mainkan lidahku di klitorisnya, sesekali kumasukkan lidahku ke lubang Memeknya. “Ough Tonn.. ough..” desah Tante Marni sambil meremas-remas susunya. “Terus Ton.. Tonn..” aku semakin keranjingan, terlebih lagi waktu kumasukkan lidahku ke dalam Memeknya ada rasa hangat dan denyut-denyut kecil semakin membuatku gila. Kemudian Tante Marni tidur terlentang di lantai dengan kedua paha ditekuk ke atas.Cerita Sex Terbaru

“Ayo Dik Anton.. Tante udah nggak tahan.. mana burungmu Ton?” “Tante udah nggak tahan ya?” kataku sambil melihat pemandangan demikian menantang, Memeknya dengan sedikit rambut lembut, dibasahi cairan harum asin demikian terlihat mengkilat, aku langsung menancapkan Kontol ku di bibir Memeknya. “Aoghh..” teriak Tante Marni. “Kenapa Tante..?” tanyaku kaget. “Nggak.. Nggak apa-apa kok Ton.. teruskan.. teruskan..” Aku masukkan kepala Kontol ku di Memeknya. “Sempit sekali Tante.. sempit sekali Tante?” ” Nggak pa-pa Ton.. terus aja.. soalnya udah lama sich Tante nggak ginian.. ntar juga enak kok..” Yah, aku paksa sedikit demi sedikit, baru setengah dari Kontol ku amblas. Tante Marni sudah seperti cacing kepanasan menggelepar kesana kemari.

“Ough.. Ton.. ouh.. Ton.. enak Ton.. terus Ton.. oughh..” desah Tante Marni, begitu juga aku walaupun Kontol ku masuk ke Memeknya cuman setengah tapi kempotannya sungguh luar biasa, nikmat sekali. Semakin lama gerakanku semakin cepat, kali ini Kontol ku sudah amblas dimakan Memek Tante Marni. Keringat mulai membasahi badanku dan badan Tante Marni. Tiba-tiba Tante Marni terduduk sambil memelukku dan mencakarku. “Oughh Ton.. ough.. luar biasa.. oughh.. Tonn..” katanya sambil merem melek. “Kayaknya aku mau keluar.. ough..” Kontol ku tetap menancap di Memek Tante Marni. “Dik Anton udah mau keluar ya?” Aku menggeleng, kemudian Tante Marni terlentang kembali. Aku seperti kesetanan menggerakkan badanku maju mundur, aku melirik susunya yang bergelantungan karena gerakanku, aku menunduk, kucium putingnya yang coklat kemerahan.

Tante Marni semakin mendesah, “Ough.. Tonn..” tiba-tiba Tante Marni memelukku sedikit agak mencakar punggungku. “Oughh.. Tonn.. aku keluar lagi..” Memeknya kurasakan semakin licin dan semakin besar, tapi denyutannya semakin kerasa. Aku dibuat terbang rasanya.

Baca JUga Cerita Seks Tugas Dinas

Ah, rasanya aku sudah mau keluar. Sambil terus goyang, kutanya Tante Marni. “Tante.. aku keluarin di mana Tante..? Di dalam boleh nggak..?” “Terseraahh.. Soonn..” desah Tante Marni. Kupercepat gerakanku, burungku berdenyut keras, ada sesuatu yang akan dimuntahkan oleh Kontol ku. Akhirnya semua terasa enteng, badanku serasa terbang, ada kenikmatan yang sangat luar biasa. Akhirnya kumuntahkan laharku dalam Memek Tante Marni, masih kugerakkan badanku dan rupanya Tante Marni keluar kembali lalu dia gigit dadaku, “Oughh..” “Dik Anton.. Tonn.. kamu memang hebat..” Aku kembali mangenakann CD-ku serta celana pendekku. Sementara Tante Marni masih tetap telanjang, terlentang di lantai.

“Dik Anton.. kalo mau beli makan malam lagi yah.. jam-jam sekian aja ya..” kata Tante Marni menggodaku sambil memainkan puting dan klitorisnya yang masih nampak bengkak. “Tante ingin Dik Anton sering makan di rumah Tante ya..” kata Tante Marni sambil tersenyum genit. Kemudian aku pulang, aku jadi tertawa sendiri karena kejadian tadi. Ya gimana tidak ketawa cuma gara-gara “Ayam Goreng” aku bisa menikmati indahnya bercinta dengan Tante Marni.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Sekretaris Liar

Cerita Sex Terbaru | Sebagai direktur perusahaan Pak Lilik mengadakan acara resepsi penikahan nakanya di sebuah hotel
berbintag 5 di kota Jakarta, karena dapat undangan khusus dari atasan kami bersedia dengan senang hati
untuk datang dan mengucapkan selamat berbahagia untuk anaknya tentunya.

Cerita Sex Terbaru Sekretaris Liar

Malam itu aku datang dengan teman kuliahku yang bernama Brandon dia kuliahnya di Amerika, sampainya di
hotel banyak yang datang dengan menggandeng pasangannya masing masing, kadang aku juga merasakan iri,
karena aku masih jomblo hehe..
“Selamat malam Pak..” sapa seseorang agak mengagetkanku. Aku menoleh, ternyata Lia sekretarisku yang
menyapaku. Dia datang bersama tunangannya. Tampak sexy dan cantik sekali dia malam itu, disamping juga
anggun.

Berbeda sekali jika dibandingkan saat aku sedang menikmati tubuhnya,.. Liar dan nakal. Dengan gaun
malam yang berdada rendah, belahan buah dadanya yang besar tampak menggoda.

“Malam Lia” balasku. Mata Brandon tak henti-hentinya menatap Lia, dengan pandangan kagum. Lia hanya
tersenyum manis saja dilihat dengan penuh nafsu seperti itu. Tampak dia menjaga tingkah lakunya,
karena tunangannya berada di sampingnya.

Kamipun lalu berbincang-bincang sekedarnya. Lalu akupun permisi hendak menyapa para undangan lain yang
datang, terutama para klienku.

“Malam Pak Robert..” seorang wanita cantik tiba-tiba menyapaku. Dia adalah Santi, istri dari Pak
Rahman, manajer keuangan di kantorku. Mereka baru menikah sekitar tiga bulan yang lalu.

“Oh Santi.. Malam” kataku

“Pak Rahman dimana?”

“Sedang ke restroom.. Sendirian aja Pak?” tanyanya.

“Sama teman” jawabku sambil memandangi dia yang malam itu tampak cantik dengan gaun malamnya dengan
anggun. Belahan gaunnya yang tinggi memamerkan pahanya yang putih menggiurkan. Dadanya walaupun tak
sebesar Lia, tampak membusung menantang.

“Makanya, cari istri dong Pak.. Biar ada yang nemenin” katanya sambil tersenyum manis.

“Belum ada yang mau nih”

“Ahh.. Bapak bisa saja.. Pasti banyak banget cewek yang mau sama bapak.. Kalau belum married saya juga
mau lho..” jawabnya menggoda.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Memang Santi ini rasanya punya perasaan tertentu padaku. Tampak dari cara bicaranya dan cara dia
memandangku.

“Oh.. Kalau saya sih mau lho sama kamu biarpun kamu sudah married” kataku sambil menatap wajahnya yang
cantik.

“Ah.. Pak Robert.. Bisa aja..” jawabnya sambil tersipu malu.

“Bener lho mau aku buktiin?” godaku

“Janganlah Pak.. Nanti kalau ketahuan suamiku bisa gawat” jawabnya perlahan sambil tersenyum.
“Kalau nggak ketahuan gimana.. Nggak apa khan?” rayuku lagi.

Santi tampak tersipu malu. Wah.. Aku mendapat angin nih.. Memang aku sejak berkenalan dengan Santi
beberapa bulan yang lalu sudah membayangkan nikmatnya menyetubuhi wanita ini. Dengan kulit putih, khas
orang Bandung, rambut sedikit ikal sebahu, bibir tipis, dan masih muda lagi. Dia baru berumur 24
tahunan.
“Gimana nih setelah kawin.. Enak nggak? Pasti masih hot y.

“Godaku lagi.

“Biasa aja kok Pak.. Kadang enak.. Kadang nggak.. Tergantung moodnya” jawabnya lirih.

Dari jawabannya aku punya dugaan bahwa Pak Rahman ini tidak begitu memuaskannya di atas tempat tidur.
Mungkin karena usia Pak Rahman yang sudah berumur dibandingkan dengan dirinya yang masih penuh gejolak
hasrat seksual wanita muda. Pasti jarang sekali dia mengalami orgasme. Uh.. Kasihan sekali pikirku.

Tak lama Pak Rahmanpun datang dari kejauhan.

“Wah.. Pak Rahman.. Punya istri cantik begini kok ditinggal sendiri” kataku menggoda.

Santi tampak senang aku puji seperti itu. Tampak dari tatapan matanya yang haus akan kehangatan laki-
laki tulen seperti aku ini.

“Iya Pak.. Habis dari belakang nih” jawabnya. Tatapan matanya tampak curiga melihat aku sedang
mengobrol dengan istrinya yang jelita itu. Mungkin dia sudah dengar kabar akan ke-playboyanku di
kantor.Cerita Sex Terbaru

“Ok saya tinggal dulu ya Pak Rahman.. Santi” kataku lagi sambil ngeloyor pergi menuju tempat hidangan.

Akupun mengambil hidangan dan menyantapnya nikmat. Maklum perutku sudah keroncongan, terlalu banyak
basa-basi dengan para tamu undangan tadi. Kulihat si Brandon masih ngobrol dengan Lia dan tunangannya.
Ketika aku mencari Santi dengan pandanganku, dia juga sedang mencuri pandang padaku sambil tersenyum.
Pak Rahman tampak sedang mengobrol dengan tamu yang lain. Memang payah juga bapak yang satu ini, tidak
bisa membahagiakan istrinya.

Santi kemudian berjalan mengambil hidangan, dan akupun pura-pura menambah hidanganku.

“San.. Kita terusin ngobrolnya di luar yuk” ajakku berbisik padanya

“Nanti saya dicari suami saya gimana Pak..”

“Bilang aja kamu sakit perut.. Perlu ke toilet. Aku tunggu di luar ya”.

“Kataku sambil menahan nafsu melihat lehernya yang putih jenjang, dan lengannya yang berbulu halus

Tak lama Santipun keluar ruangan resepsi menyusulku. Kamipun pergi ke lantai di atas, dan menuju
toilet. Aku berencana untuk bermesraan dengan dia di sana. Kebetulan aku tahu suasananya pasti sepi.
Sebelum sampai di toilet, ada sebuah ruangan kosong, sebuah meeting room, yang terbuka. Wah kebetulan
nih, pikirku. Kutarik Santi ke dalam dan kututup pintunya.
Tanpa basa-basi lagi, aku cium bibirnya yang indah itu. Santipun membalas bergairah. Tangankupun
bergerak merambahi buah dadanya, sedangkan tanganku yang satu mencari kaitan retsleting di belakang
tubuhnya.
Kulepas gaunnya sebagian sehingga tampak buah dadanya yang ranum hanya tertutup BH mungil berwarna
krem. Kuciumi leher Santi yang jenjang itu, dan kusibakkan cup BHnya kebawah sehingga buah dadanya
mencuat keluar.

Langsung kujilati dengan rakus buah dada itu, aku hisap dan aku permainkan putingnya yang sudah
mengeras dengan lidahku.

“Oh.. Pak Robertt..” desah Santi sambil menggeliat.

“Enak San..”

“Enak Pak.. Terus Pak..” desahnya lirih.

Tangankupun meraba pahanya yang mulus, dan sampai pada celana dalamnya. Tampak Santi sudah begitu
bergairah sehingga celananya sudah lembab oleh cairan kewanitaannya.

Santipun kemudian tak sabar dan membuka kancing kemeja batikku. Dicium dan dijilatinya putingku.

Lalu terus ke bawah ke perutku. Kemudian dia berlutut dan dibukanya retsleting celanaku, dan tangannya
yang lentik berbulu halus itu merogoh ke dalam mengeluarkan kemaluanku dari celana dalamnya. Memang
kami sengaja tidak mau telanjang bulat karena kondisi yang tidak memungkinkan.
“Ohh.. Besar sekali Pak Robert.. Santi suka..” katanya sambil mengagumi kemaluanku dari dekat.

“Memang punya suamimu seberapa?” tanyaku tersenyum menggoda.

“Mungkin cuma separuhnya Pak Robert.. Oh.. Santi suka..” katanya tak melanjutkan lagi jawabannya
karena mulutnya yang mungil itu sudah mengulum kemaluanku.

“Enak Pak?” tanyanya sambil melirik nakal kepadaku. Tangannya sibuk meremas-remas buah zakarku
sementara lidahnya menjilati batang kemaluanku.

“Enak sayang.. Ayo isap lagi” jawabku menahan rasa nikmat yang menjalar hebat.

Dikulumnya lagi kemaluanku, sementara kedua tangannya meremas-remas pantatku. Sangat sexy sekali
melihat pemandangan itu.

Seorang wanita cantik yang sudah bersuami, bertubuh padat, sedang berlutut didepanku dengan pipi yang
menggelembung menghisap kemaluanku.

Terlebih ketika kemaluanku keluar dari mulutnya, tanpa menggunakan tangannya dan hanya menggerakkan
kepalanya mengikuti gerak kemaluanku, Santi mengulumnya kembali.”selingkuh teman kantor”

“Hm.. Kontol bapak enak banget.. Santi suka kontol yang besar begini” desahnya.

Tiba-tiba terdengar bunyi handphone. Santipun menghentikan isapannya.

“Iya Mas.. Ada apa?” jawabnya.

“Lho Mas udah pikun ya.. Khan Santi tadi usah bilang.. Santi mau ke toilet.. Sakit perut.. Gimana sih”
Santi berbicara kepada suaminya yang tak sabar menunggu. Sementara tangan Santi yang satu tetap meraba
dan mengocok kemaluan atasan suaminya ini.

“Iya Mas.. Mungkin salah makan nih.. Sebentar lagi Mas.. Sabar ya..”

Kemudian tampak suaminya berbicara agak panjang di telpon, sehingga waktu tersebut digunakan Santi
untuk kembali mengulum kemaluanku sementara tangannya masih memegang handphonenya.

“Iya Mas.. Santi juga cinta sama Mas..” katanya sambil menutup telponnya.

“Suamiku sudah nunggu. Tapi biarin aja deh dia nunggu agak lama, soalnya Santi pengin puas dulu”.
Sambil tersenyum nakal Santi kembali menjilati kemaluanku.

Aku sudah ingin menikmati kehangatan tubuh wanita istri bawahanku ini. Kutarik tangannya agar berdiri,
dan akupun tiduran di atas meja meeting di ruangan itu.

Tanpa perlu dikomando lagi Santi menaiki tubuhku dan menyibak gaun dan celana dalamnya sehingga
vaginanya tepat berada di atas kemaluanku yang sudah menjulang menahan gairah.

Santi kemudian menurunkan tubuhnya sehingga kemaluankupun menerobos liang vaginanya yang masih sempit
itu.

“Oh.. My god..” jeritnya tertahan.Cerita Sex Terbaru

Kupegang pinggangnya dan kemudian aku naik-turunkan sehingga kemaluanku maju mundur menjelajahi liang
nikmat istri cantik Pak Rahman ini. Kemudian tanganku bergerak meremas buah dadanya yang bergoyang
saat Santi bergerak naik turun di atas tubuhku.

Sesekali kutarik badannya sehingga buah dadanya bergerak ke depan wajahku untuk kemudian aku hisap
dengan gemas.

“Ohh Pak Robertt.. Bapak memang jantan..” desahnya

“Ayo Pak.. Puaskan Santi Pak..” Santi berkata sambil menggoyang-goyangkan badannya maju mundur di atas
kemaluanku. Setelah itu dia kembali menggerakkan badannya naik turun mengejar kepuasan bercinta yang
tak didapatkan dari suaminya.
Setelah beberapa menit aku turunkan tubuhnya dan aku suruh dia menungging sambil berpegangan pada
tepian meja. Aku sibakkan gaunnya, dan tampak pantatnya yang putih menggairahkan hanya tertutup oleh
celana dalam yang sudah tersibak kesamping. Kuarahkan kemaluanku ke vaginanya, dan langsung kugenjot
dia, sambil tanganku meremas-remas rambutnya yang ikal itu.

“Kamu suka San?” kataku sambil menarik rambutnya ke belakang.

“Suka Pak.. Robert.. Suka..”

“Suamimu memang nggak bisa ya”

“Dia lemah Pak.. Oh.. God.. Enak Pak.. Ohh”

“Ayo bilang.. Kamu lebih suka ngentotin suamimu atau aku” tanyaku sambil mencium wajahnya yang
mendongak ke belakang karena rambutnya aku tarik.

“Santi lebih suka dientotin Pak Robert.. Pak Robert jantan.. Suamiku lemah.. Ohh.. God..” jawabnya.

“Kamu suka kontol besar ya?” tanyaku lagi

“Iya Pak.. Oh.. Terus Pak.. Punya suamiku kecil Pak.. Oh yeah.. Pak Robert besar.. Ohh yeah oh.. God.
Suamiku jelek.. Pak Robert ganteng. Oh god. Enakhh..” Santi mulai meracau kenikmatan.

“Oh.. Pak.. Santi hampir sampai Pak.. Ayo Pak puaskan Santi Pak..” jeritnya.

“Tentu sayang.. Aku bukan suamimu yang lemah itu..” jawabku sambil terus mengenjot dia dari belakang.
Tangankupun sibuk meremas-remas buah dadanya yang bergoyang menggemaskan.

“Ahh.. Santi sampai Pak..” Santi melenguh ketika gelombang orgasme menerpanya.

Akupun hampir sampai. Kemaluanku sudah berdenyut-denyut ingin mengeluarkan laharnya. Kutarik tubuh
Santi hingga dia kembali berlutut di depanku. Kukocok-kocok kemaluanku dan tak lama tersemburlah
spermaku ke wajahnya yang cantik. Kuoles-oleskan sisa-sisa cairan dari kemaluanku ke seluruh wajahnya.
Kemudian Santipun mengulum dan menjilati kemaluanku hingga bersih.

“Terimakasih Pak Robert.. Santi puas sekali” katanya saat dia membersihkan wajahnya dengan tisu.
“Sama-sama Santi. Saya hanya berniat membantu kok” jawabku sambil bergegas membetulkan pakaianku
kembali.

“Ngomong-ngomong, kamu pintar sekali blowjob ya? Sering latihan?” tanyaku.

“Santi sering lihat di VCD aja Pak. Kalau sama suami sih jarang Santi mau begitu. Habis nggak nafsu
sih lihatnya”

Wah.. Kasihan juga Pak Rahman, pikirku geli. Malah aku yang dapat menikmati enaknya dioral oleh
istrinya yang cantik jelita itu.

“Kapan kita bisa melakukan lagi Pak” kata Santi mengharap ketika kami keluar ruangan meeting itu.

“Gimana kalau minggu depan aku suruh suamimu ke luar kota jadi kita bisa bebas bersama?”

“Hihihi.. Ide bagus tuh Pak.. Janji ya” Santi tampak gembira mendengarnya.

Kamipun kembali ke ruangan resepsi. Santi aku suruh turun terlebih dahulu, baru aku menyusul beberapa
menit kemudian. Sesampai di ruang resepsi tampak Brandon sedang mencari aku.

“Hey man.. Where have you been? I’ve been looking for you”

“Sorry man.., I had to go to the restroom. I had stomachache” jawabku.

Tak lama Santi datang bersama Pak Rahman suaminya.
“Pak Robert, kami mau pamit dahulu.. Ini Santi nggak enak badan.. Sakit perut katanya”

“Oh ya Pak Rahman, silakan saja. Istri bapak cantik harus benar-benar dirawat lho..”

Baca Juga Cerita Seks Sahabatku

Santi tampak tersenyum mendengar perkataanku itu, sementara wajah Pak Rahman menunjukkan rasa curiga.
He.. He.. Kasihan, pikirku. Mungkin dia akan syok berat bila tahu aku baru saja menyetubuhi istrinya
yang cantik itu.

Tak lama aku dan Brandon pun pulang. Sebelum pulang aku berpapasan dengan Lia, sekretarisku. Aku suruh
dia untuk mendaftarkan Pak Rahman untuk training di Singapore. Memang baru-baru ini aku mendapat
tawaran training ke Singapore dari salah satu perusahaan.

Lebih baik Pak Rahman saja yang pergi, pikirku. Toh memang dia yang mengerjakan pekerjaan itu di
kantor, sedangkan aku hanya akan menolong istrinya yang cantik mengarungi lautan birahi selama dia
pergi nanti.

Tak sabar aku menanti minggu depan datang. Nanti akan aku ceritakan lagi pengalamanku bersama Santi
bila saatnya tiba. Dengan tidak adanya batas waktu karena terburu-buru, tentu aku akan lebih bisa
menikmati dirinya.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Nafsu

Cerita Sex Terbaru | Setengah busana yang masih di pakai oleh Nisa denga posisi kedua tangannya memeleuk lututnya, terlihat
kedua paha yang putih dan mulus terpampang terlihat juga memek yang tersemat dari bulu bulu kecilnya
yang nampak baru di cukur.

Cerita Sex Terbaru Nafsu

Dengan nada yang beringas dan tatapan yang ingin dia berbisik di kupingku “Masukkkkanlah juga kak, aku
juga ingin merasakan kenikmatan tersebut”??
Tapi aku hanya diam dengan isyarat tubuhku dia sudah memahami kami sudah membuka pakaian bagian bawah,
tak selang beberapa lama aku dan Nisa bergelut di pojokan dengan penuh nafsu aku mainkan memeknya, dia
membalas dengan tangannya mendorong ke dalam agar cepat bersetubuh.

Tubuhnya terasa panas dan membara oleh gairah, bertubi-tubi kuciumi leher, pundak dan buah dadanya
yang kenyal dan besar itu. Ia hanya melenguh-lenguh melepas nafasnya yang menderu. Setiap remasan dan
kuluman… diiringi dengan erangan penuh kenikmatan.

Tanpa kusuruh ia membuka sebagian kancing bajunya. Menampakkan onggokan buah dada yang membulat dan
putih. Tanpa membuka tali beha ia mengeluarkan buah dadanya itu dan mengasongkannya ke mulutku.

Dengan rakus kukulum buah dada besar Nisa sepenuh mulutku. Ia mengerang antara sakit dan enak. Nafasku
pum semakin tersendat, hidungku beberapa kali terbenam ke bulatan kenyal dan hangat itu.

Puncak dadanya basah oleh air liurku yang meluap karena nafsu. Licin dan agak susah meraih puting
susunya yang mungil kemerahan itu. Jelas sekali kulihat proses peregangannya. Semula puting susu itu
terbenam, namun dalam sekejap saja dia keluar menonjol dan mengeras.

Nisa tahu susah mengulumnya tanpa memegang karena aku mencengkram erat leher dan pinggang gadis itu.
Tanpa menunggu waktu ia memegangi buah dadanya dan mengarahkan putingnya ke mulutku.

Aku pun mengulumnya seperti bayi yang kehausan. Mengulum dan menyedot sampai terdengar berbunyi
mendecap-decap. Kulihat gadis itu, dalam sayu matanya merasakan kenikmatan, bibirnya tersungging
senyuman dan tawa kecil.

“Gigit sedikit, Kak.” pintanya padaku.

Aku menuruti kemauannya, dengan gigiku kugigit sedikit puting susunya.

“Aih….” Jeritnya lirih sambil menggigit bibir.

Barangkali ia tengah merasakan sensasi rangsangan nikmat luar biasa di bagian itu. Kurasakan tubuhnya
melunglai menahan nikmat.

Kemudian tubuh kami saling mendekap semakin rapat. Gairah dan rangsangan nikmat menjalar dan memompa
alirah darah semakin kencang.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Secara naluriah aku menyelusuri tubuh sintal Nisa. Mulai dari leher, terus ke punggung, meremas daging
hangat di pinggul… terus ke bagian bawah. Akhirnya menyelip di antara paha. Gadis itu membuka pahanya
sedikit, mengizinkan tanganku menggerayangi daerah itu.

Dalam pelukan erat, tanganku mencoba masuk…

“ehm.. ” bagian itu terasa hangat dan basah.

Nisa menggeser pantatnya sedikit. Kedua matanya memejam sembari menggigit bibir, desah-desah halus
keluar tak tertahankan. Detak jantungku semakin kencang ketika kubayangkakn apa yang terjadi di’sana’.

Gadisku menggelinjang, nafasnya sesekali tertahan, sesekali ia seperti menerawang, apa yang dia
harapkan? Aku tahu, dia menginginkan itu, dia mendorong-dorongkan pantatnya ke depan, agar bagian itu
lebih tersentuh oleh jemariku.

Dengan penuh pengertian aku pun turun… dari leher… buah dada.. wajahku terseret ke bawah, menikmati
setiap lekuk liku tubuhnya yang hangat. Setiap sentuhan dan gesekan menimbulkan rintihan lirih dari
mulutnya. Wajahnya menengadah, matanya setengah terpejam, bibir agak terbuka, dan sedikit air liur
menetes dari salah satu sudutnya.

“Teruskan, kak… jangan hentikan..!” pintanya.

“Puaskan aku….?” katanya lagi tanpa rasa sungkan.

Yah, tak ada rahasia di antara kami. Apa yang dia inginkan untuk memuaskan hasratnya, pasti dia minta,
kapan saja kami bertemu. Begitu pula aku… kalau lagi pingin, dia pasti kasih.

Perlahan aku menyusuri tubuhnya ke bagian bawah. Sekarang aku sudah di atas perutnya yang mulus. Aku
bermain-main sebentar di sana. seluruh tubuh Nisa memang sangat menggairahkan. Tidak ada lekuk
tubuhnya yang tidak indah. Aku sangat menikmati semuanya.

Tiba-tiba Nisa memegang kepalaku, meremas sedikit rambutku dan mendorong kepalaku ke bawah.

“Ayo, Kak, udah gak tahan nih..! Jangan di situ aja dong….Aih..” Aku menurut….

Dulu aku bilang aku ingin merasakan dan menjilati kemaluannya, dia bilang hal itu menjijikkan. Dalam
keadaan terangsang dia sangat menginginkanya. Sesampai di bagian itu… aku terpana menyaksikan
pemandangan indah terbentang tepat di depan mataku.

Setumpuk daging berwarna kemerahan berkilat di celah-celahnya …Bagian itu, bibir kemaluan Nisa yang
merah dan basah dipenuhi cecairan lendir yang bening. Dengan kedua jari telunjuk ku buka celah itu
lebih lebar… Klentitnya menyembul… nampak berkedut karena rangsangan nikmat tidak terkira.

Berkali-kali ia berkedut… setiap denyutan dibarengi dengan nafas dan rintih tertahan gadis itu. Aku
memandang ke atas. Ke arah payudaranya yang terbuka, putingnya semakin mengeras. Nafasnya terengah-
engah, buah dada Nisa yang putih itu nampak naik turun dengan cepat.

Kulihat lagi kemaluan gadisku itu… semakin merah dan merekah. Kubuka lagi dengan dua telunjukku…
cairan kental pun mengalir deras. Meluap dan merembes sampai ke sela paha, persis seperti orang yang
sedang ngiler.

Cairan itu terus mengalir perlahan… sampai ke arah anus. Kemudian perlahan berkumpul dan akhirnya
menitik ke lantai. Semakin lama semakin banyak titik-titik lendir bening yang jatuh di lantai kamar
itu.

Terasa ia merenggut rambutku… dan menekankan kepalaku ke arah vaginanya yang sedang terangsang itu.
Aku pun semakin bernafsu…. Dengan penuh semangat aku pun mulai mengulum dan menjilati seluruh sudut
kemaluan Nisa…Cerita Sex Terbaru

“Ahh…. Ahhhh… nikmat sekali, Kak!” Nisa merintih,

tubuhnya menegang, cengkramannya di kepalaku semakin kuat. Pahanya mengempot menekan ke arah mukaku,
sementara kemaluannya semakin merah dan penuh dengan lendir yang sangat licin.

Aku pun semakin dalam menusuk-nusukkan lidahku ke liang senggamanya. Beberapa kali klentitnya
tersentuh oleh ujung gigiku, setiap sentuhan memberi pengaruh yang hebat.

Gadis itu melolong menahan nikmat… aku terus menyelusuri bagian terdalam vaginanya. Oh… hangat dan
sangat-sangat basah. Tak bisa kubayangkan kenikmatan apa yang dirasakannya saat ini. barangkali sama
nikmatnya dengan rangsangan yang kuperoleh dari kemaluanku yang juga sudah mengeras sedari tadi.

Rasanya sangat nikmat dan tergelitik terutama di bagian pangkal… rasanya ingin aku melepaskan nikmat
di saat itu juga. Tapi aku harus menyelesaikan permainan awal ini dulu, gadis ini minta untuk segera
di tuntaskan.

Semakin aku memainkan kemaluannya, semakin ia mengempot dan menekankan kepalaku ke arahnya. Sesekali
aku menengadah menatap wajahnya yang merah. Tampak ia menghapus air liurnya yang mengucur dengan
lidahnya yang merah itu. Tiba-tiba ia tertawa mengikik… seperti ada yang lucu. Ia mengusap wajahku
yang bergelimang cairan vaginanya. Sambil memandangku penuh pengertian.

“Lagi, Kak” pintanya.

Aku mengulangi lagi kegiatan itu, ia pun kembali merintih-rintih menahan rangsangan hebat itu di
kemaluannya. Beberapa kali klentit itu kusentuh dengan ujung gigi…. Tiba saatnya, dia sudah sampai
mendekati puncak. Nafas semakin memburu dan tubuhnya menegang hebat beberapa kali. Tanpa sungkan lagi,
ia mengeluarkan lolongan penuh kenikmatan ketika rasa enak itu tiba…

“Ohhhhh… hhhh…ahhhhhhhh…” jeritnya lepas.

“Enak sekali…”

Pantatnya mengempot ke depan setiap denyutan nikmat itu menyergap vaginanya… dan setiap denyutan
diiringi dengan keluarnya cairan yang lebih banyak lagi. Beberapa cairan itu bagaikan menyembur dari
liang senggamanya, aku mundur sebentar, melihat bagaimana bentuknya vagina yang sedang mengalami
orgasme.

Tegang, merah, basah… berkedut-kedut, cairan pun membanjir sampai ke kedua pahanya….. mengalir dengan
banyaknya sampai ke mata kaki… Aku pun tidak tahan melihat keadaan itu, cepat aku berdiri…
mengasongkan kemaluanku yang sudah tegang itu ke arahnya.

Ia memelukku, terasa tubuhnya bersimbah peluh, wajahnya yang memerah karena baru melepas nikmat itu
disusupkannya ke leherku. Memelukku semakin kuat…

“Puaskanlah dirimu, Kak!”

Aku pun mendekap tubuh sintal itu semakin erat. Rasa nikmat berkecamuk di titik kemaluanku. Terasa
semakin menegang dan mengeras…. Tapi aku ingin merasakan sensasi yang lain.

Kuturunkan kepala gadis itu ke bagian itu. Ia menurut, perlahan ia menyusuri tubuhku dari dada terus
turun ke bawah.

Seperti yang kulakukan tadi, mulutnya menciumi perutku dan terus turun… sesampai di bagian itu ia
memandangi penis yang selama ini selalu dia senangi. Ia menengadah.. memandangku dengan senyuman
nakal….

“Besar sekali punyamu, Kak! Ini untukku untuk selamanya,” katanya sambil mengelus dan mulai meremas
pangkalnya.

Aku terkesiap… jemari lembut itu mulai mengocok-ngocok kemaluanku dengan penuh cinta.

“Nikmatilah, Kak! Aku ingin kamu menikmati dan merasakan kenikmatan seperti yang aku rasakan, kamu
milikku, tidak boleh untuk orang lain….”

Aku mengangguk sambil tersenyum, perempuan kalau sudah cinta dan ingin pasti mau melakukan apa saja.

Perlahan ia mulai mengocok pengkal kemaluanku… sesekali ia mengecup bagian kepalanya yang seperti topi
baja itu. Lembut dan penuh kasih sayang. Beberapa kali pula ia menempelkannya di pipi sambil matanya
terpejam.

“Ohh.. inilah yang aku impikan selama ini. Kepunyaanku milik kekasihku yang perkasa…”
Kemudian ia meningkatkan kocokannya, kedua jemari tangan menggenggam dan meremas-remas menimbulkan
rasa geli luar biasa.

Kemaluanku semakin menegang menahan nikmat.. keras dan enak. Gadis itu sangat lihai mempermainkan
jemarinya, seolah dia turut merasakan apa yang kurasakan. Sambil terus jongkok dan menciumi pangkal
kemaluanku jemarinya terus juga digesekkannya.

Akhirny aku pun tak tahan lagi… aku merenggut rambut di kepalanya, tubuhku pun menegang. Aku mendorong
pantatku ke depan, pahaku mengejang menahan sesuatu yang bakal kukeluarkan.
“Nisa…” kataku sambil mencengkram rambutnya.

Ia menatapku, wajahnya tepat di ujung kemaluanku yang sedang dicengkeramnya. Gadis itu tersenyum
kecil…. Dia senang menatapku yang sedang dalam puncak nikmat.

Maka, sambil setengah terpejam, aku pun mengeluarkan segalanya, kemaluanku meledak dalam genggaman
tangan Nisa, menyemburkan air manikyang sangat banyak, mengenai seluruh muka gadis itu. Sebagian ada
yang menyembur dan kena ke rambutnya. Kelopak mata gadis itu berkedip menahan serangan air mani yang
mendarat di wajahnya…

“Hhhh…hhhh.hh,” perlahan nafasku mulai teratur… puncak itu sudah sampai, nikmat tak terlukiskan kata-
kata.

Nisa bangkit berdiri dan menuju pojok ruangan. Paha dan pantat mulusnya nampak gemulai ketika ia
melangkah. Gadis itu mengambil baju, mengusapkannya di wajah yang penuh cairan mani. Menoleh ke arahku
sambil tersenyum, kemudian berjalan ke arahku. Merentangkan kedua tangan, memelukku dan menempelkan
pipinya di pipiku.

“Enak ya, Kak”

Aku mengangguk, memeluk tubuh yang masih bersimbah peluh itu. Memandang matanya lekat-lekat. Ia
membalas tatapanku, “Aku sangat mencintaimu, Kak. Kaulah milikku dan milikilah aku selamanya…”

Entah berapa lama kami berpelukan sambil berdiri. Ketika angin berdesir melalui kisi-kisi jendela,
terasa semuanya sudah mengendur. Jiwa dan raga sudah terpuaskan. Sekarang waktunya merapikan pakaian,
duduk mengobrol di ruang tamu.

Sebentar lagi teman-teman kost kekasihku akan pulang. Kami akan mengobrol di ruang tamu, bercanda,
seperti tidak ada kejadian apa pun sebelumnya.

Tiba-tiba gadis itu berdiri seperti tersentak kaget. Ia memandangku sambil tersenyum kecil. Aku tak
mengerti ketika ia menunjuk dengan sudut matanya ke arah lantai. Ha ha ha… hampir lupa, cairan itu
masih berserak di lantai. Buru-buru ia pergi ke belakang dan kembali dengan secarik kain. Perlahan dia
lap lendir-lendir itu dengan kain tadi.

“Ini punyaku…” katanya sambil menunjuk setitik cairan.

“Dan ini punyamu, Kak!” hehe aku tersenyum.

“Dari mana kamu membedakan keduanya?” tanyaku sambil mengambil sebatang rokok. Seraya bangkit dan
tertawa…

“Punya perempuan dan laki-laki jelas beda. Punyaku lebih bening…”

“Tapi punyaku lebih enak kan?” kataku bercanda.

“Iya dong sayang…. ” katanya seraya menghampiriku dan mengusap wajahku penuh kasih dan sayang.

“lain kali kita masukin ya . Kak. Aku ingin lebih menikmatinya..” bisik gadis itu,

“Aku ikhlas demi Kakak…” bisiknya lagi di telingaku.

Ia melingkarkan tangannya di leherku, aku pun memeluk tubuh sintal dan bermandi peluh itu lebih erat.

Malam belum begitu larut ketika aku dan Liani sedang asyik bercinta di ruang tamu rumah kostnya. Tubuh
montok gadis itu terbaring pasrah di atas dipan sederhana yang terletak di salah satu sudut ruangan.
Sedari tadi punyaku keluar masuk menyelusuri seluruh lipatan kemaluan gadis itu.

Berkali-kali gadis itu menggeram menahan rasa. Lipatan basah dan hangat itu terasa sesekali menyempit.
Dia sungguh menikmatinya gesekan-gesekan itu, aku juga. Yang hebatnya, gadis satu ini sepertinya tidak
memerlukan foreplay.

Kami langsung melakukannya begitu saja. Cukup dengan tatapan mata, kami sudah tahu apa yang kami
inginkan, kepuasan di malam yang basah oleh rintik hujan ini.

Jam delapan malam aku ada janji dengan Nisa kekasihku untuk bertemu di rumah kost khusus putri ini.
Padahal malam ini bukan malam minggu seperti biasanya kami bertemu. Tapi dia sms aku minta ketemuan,
ada yang penting katanya. Aku paham yang penting itu apa.Cerita Sex Terbaru

Yang aku tidak mengerti ketika aku tiba di rumah kost itu, ternyata dia tidak ada. Liani teman sekost
nya yang menyambutku. Dia suruh aku masuk dan ketika kutanyakan kemana Nisa, dia bilang sedang keluar
sebentar, ada perlu dan dia pergi dengan Silvi kawan sekampungnya.

Dia bilang, kata Liani, suruh tunggu saja nggak akan lama kok. Liani, gadis lain desa yang bertubuh
tinggi semampai berkulit putih dan berambut panjang itu menyuruhku duduk.

Tak lama dia pergi ke belakang , mau bikin minum katanya. Aku manut saja seraya mengambil sebatang
rokok. Diam-diam kerhatikan tubuh gadis itu dari belakang ketika berlalu. Cukup lumayan, tinggi dan
lumayan montok.

Apalagi malam ini dia hanya menggunakan sehelai baju tidur sebatas lutut tanpa lengan. Menampakkan
gumapalan-gumpalan indah khas gadis desa yang terbiasa bekerja cukup keras.

Tak terasa aku menghela nafas sambil menyaksikan pemandangan tubuh Liani yang gemulai menuju ke ruang
belakang yang agak gelap itu.

Pantatnya lumayan besar dan berisi, sementara kedua betis tampak putih mulus dengan tumitnya yang
kemerahan. Kalau tidak ingat Nisa kekasihku, mungkin gadis ini pun sudah kupacari, tapi katanya dia
sudah punya pacar, entah siapa aku belum pernah ketemu dengan lelaki yang katanya jadi pacarnya itu.

Tak lama kemudian gadis itu kembali sambil membawa nampan dengan segelas air putih.
“Maaf, Bang, cuma ini yang aku sediakan,” katanya sambil setengah embungkuk meletakkan gelas itu di
meja di hadapanku.

Tanpa sadar belahan dada gaun tidur gadis itu agak melorot, menampakkan dua bulatan putih yang mau
tidak mau merasuk ke mataku. Kuakui tubuhnya sangat sintal. Walaupun tinggi semampai, tubuh itu tampak
padat dan berisi. Buah dadanya tampak menantang tatkala ia berdiri.

Liani mengibas-ngibaskan rambut panjangnya di depanku. Bibirnya tersenyum.

“Ada perlu apa, Bang? Kok tumben nggak malam mingguan ke sininya?” tanyanya sambil membenahi rambutnya
yang indah itu. Ia menatapku dari sudut matanya.

Gadis yang satu ini memang memanggilku dengan sebutan ‘Bang’, tidak seperti yang lain memanggilku
’Kakak’. Aduhai tubuhmu Liani sangat sintal dan lagak lagumu malam ini seperti bukan kepada orang lain
saja.

Gadis itu duduk dengan santainya di depanku sembari memegangi nampan di perutnya. Tak ada canggung
sedikit pun ketika mengangkat kedua kakinya dan membiarkan gaunnya yang selutut itu tertarik sampai ke
batas paha. Aku menelan air liur ku sendiri. Di rumah kost yang sepi ini hanya kami berdua sementara
Nisa dan Silvi entah ke mana

“Masih lama mereka kembali, Liani?” tanyaku asal saja sambil meraih gelas minumku.

Gadis itu menatapku lurus-lurus di mataku. Entah apa yang ada dalam benaknya malam ini.

“Entah.” Katanya sambil menggeliat, merentangkan tangannya, kedua pangkal lengannya terangkat ke atas
menampakkan ketiaknya yang bersih.

“Mungkin dua puluh menit atau setengah jam lagi mereka kembali. ada perlu, Bang.” Gadis itu menguap
dengan enaknya di depanku.

Kemudian ia menengadah menampakkan lehernya yang putih mulus itu. Hmm.. gadis ini agak-agak mirip
Chinese walau sebenarnya bukan. Tapi terus terang aku cukup tertarik dengan kesintalannya.

“Kenapa gitu, Bang? Bosen ya… Nggak sabar ingin cepat ketemu.”

“Tahu aja perasaan orang…” jawabku sambil tertawa kecil.

“Hmm… tahu dong. Nggak sabar pengen… ”

“Pengen apa, hayo!”

“Pengen … ‘itu’ ya… ” katanya nakal sambil terkekeh.

“Itu apa? Itu … kalau itu kamu juga punya kan?” kataku agak sembrono.

Gadis itu merapikan posisi duduknya agak cepat. Tapi kemudian dia santai lagi sambil terus menggeliat,
seolah ada kepenatan yang hendak dilepaskan dari tubuhnya itu. Dua gundukan dada itu menyembul dari
balik gaun tidurnya yang berwarna biru itu. Tampak tali behanya yang berwarna hitam.

“Ngeliatin apa sih?” katanya sambil memperbaiki tali kutang yang agak melorot di bahunya.

“Nggak.” Jawabku sekenanya.

Ku lihat ia menatapku tajam. Aku balas menatap. Wajahnya tampak memerah. Aku menahan nafas. Apa
rasanya gadis ini? apa bedanya dengan Nisa kekasihku?

Pikiran-pikiran itu berkelebat cepat begitu saja. Seolah dunia sudah jungkir balik. Tak ingat lagi
dengan Nisa, dengan Silvi temannya yang barangkali akan pulang. Aku pun bangkit, meraih tangan gadis
itu. Liani diam saja, tapi dia tersenyum sambil tertawa sedikit.

“Nggak ada waktu, Kak…” katanya pelan tapi membalas remasan tanganku.

Kuselipkan jemariku di jemarinya, dia membalas. Matanya menatapku seolah mengatakan, kalau ingin
melakukannya lakukanlah sekarang juga mumpung Nisa dan Silvi belum pulang. Dan itu tidak masalah
apakah mereka akan tahu atau tidak, aku pandai menjaga rahasia.

Bisikan-bisikan itu mengiang di telingaku semakin membuat gairahku bangkit. Apalagi jika kulihat tubuh
Liani yang montok dan dadanya yang naik turun menahan nafas yang mulai terengah.

Semakin lama remasan semakin erat. Tubuh kami semakin merapat dan terasa tubuh gadis itu memanas.
Entah oleh nafsu entah oleh hasrat yang tertahan. Tidak, aku tidak akan menyia-nyiakan kehangatan yang
disuguhkan gadis ini, meski bukan kekasihku, tapi… perselingkuhan selalu terasa nikmat.

Dia memang beberapa tahun lebih tua dari gadisku, cenderung lebih dewasa, tapi tak kusangka dia
menyimpan kehangatan dan hasrat memadu cinta yang begitu terpendam dan panasnya memancar di malam ini.

“Kak… di dipan itu aja, yuk.” Ajaknya.

Senyumannya dari wajahnya yang memerah kelihatan agak genit. Aku setuju, walau pun cuma dipan beralas
kasur tipis jadilah. Yang penting aku bisa menikmati tubuhnya malam ini.

Maka, seperti orang kesetanan sambil berpeluk erat kami melangkah ke arah dipan. Di pinggir dipan ia
melepaskan pelukanku, dan perlahan tapi pasti menurunkan gaun tidurnya.

Aku hanya bisa memandang mengagumi tubuhnya yang putih mulus dan penuh padat berisi itu. Sementara
menurunkan celana dalamnya ia memandangku sembari menatap ke arah bawah. Oh, aku belum membuka celana
panjangku, terlalu mengagumi kemolekannya

Tak lama kemudian kami sudah berpelukan hampir tanpa busana. Dia berada di bawah dalam posisi
tradisional. Siap dan menanti untuk dimasuki oleh lelaki yang bukan kekasihnya ini.

Kalau Nisa memerlukan fore play yang cukup lama sebelum terbangkitkan, dia barangkali tidak memerlukan
itu. Atau…

“Kalau malam begini… aku selalu membayangkan bersamamu, Bang”. Bisiknya di telinga, kedua tangan
melingkar erat di leherku. Pipinya menempel erat dipipiku.

“Benarkah?” jawabku sambil mencium pipi hangat itu. Liani mengangguk.

“Kadang bayanganmu begitui jelas seolah merasuki tubuhku…. Kalau begitu aku suka… emmh.. basah, Bang.”

“Oh, ya?”

“Iya… coba kamu rasakan, Bang.” Katanya sambil menggerakkan pantatnya, menggesekkan tumpukan
kemaluannya di batang penisku.

Ya, terasa hangat dan basan…

“Sebelum kamu datang, aku sudah membayangkan dirimu.. emhhmmm…”

tanpa sadar ‘dia’ pun … sudah basah… Aku mencium telinga Liani, dia seperti merinding., tubuhnya
menggelinjang karena merinding kegelian.

“Kadang…” bisiknya lagi,

“Keluar banyak sekali, sampai membasahi celanaku… sekarang juga udah begitu, Bang.”

Ya, aku rasakan itu, sangat hangat dan sangat basah. Penasaran aku menyelusupkan jemariku ke daerah
itu. Ya ampun! Sepertinya aku memasukkan tanganku ke seember lumpur yang hangat. Tak disangka, gadis
pendiam ini ternyata menyimpan bara begitu panas. Sebuah rahasia yang selama ini dia pendam…

“Masukkan punyamu, Bang!” pintanya …

“Aku udah gak tahan lagi, sedari tadi aku menahan rasa terhadapmu… jangan sia-siakan malam ini… walau
sebentar, aku akan puas….”

Gadis itu menggelinjang sekali lagi, membetulkan posisi berbaringnya dan membuka pahanya sedikit lebih
lebar agar mudah aku menggelosorkan kemaluanku ke liang senggamanya yang hangat itu.
Terasa meluncur dengan lancar memasuki kemaluan gadis itu.

Terus masuk dan membenam sambil ke celah yang paling dalam. Gadis itu mengetatkan pahanya dan
pantatnya mulai bergoyang ke kiri da ke kanan.

Tubuhnya terasa semakin memanas. Pelukannya begitu erat dan buah dadanya yang menempel menekan ke
dadaku. Dia sudah begitu bernafsu, nafsu yang di pendam lama dan ingin di lepaskan dalam pelukanku
malam ini juga.

Terus terang di menit-menit penuh cinta itu aku tidak ingat lagi dengan Nisa. Gadis ini butuh
dipuaskan. Hasrat yang sudah menyeruak tidak bisa lagi di tarik surut ke dalam. Segala rem sudah di
lepas dan kami pun melayang tanpa kendali menikmati semuanya malam ini….

Kurasa hujan di luar semakin deras. Titik air yang berjuta-juta itu seolah berlomba terjun ke bumi
menimbulkan suara gemuruh tidak henti-hentinya. Tapi gemuruh itu tak sedahsyat gemuruh nafsu kami
berdua, aku dan Liani yang tengah menikmati cinta.

Entah sudah berapa kali batang kemaluanku keluar masuk liang senggamanya. Sudah berapa kali pula dia
menggepit-gepit dan memelukku dengan erat dengan kedua tangannya. Entah berapa kali ia terengah dan
menggelinjang menggeram penuh nikmat.

“Hhhhhh… ehhhhhhh..hhhhhh….” erangnya setiap kumainkan dan kutekan pantatku ke kemaluannya. Luar
biasa, setiap tekanan ke bawah di balasnya dengan tekanan ke atas.
Kurasa sudah sepuluh menit aku mengayun pinggul di atas tubuhnya. Liang kemaluannya terasa semakin
rapat dan sangat licin, mencengkram kuat batang kemaluanku yagn menegang.

Aku kendurkan sedikit gerakanku. Mengalihkan perhatian ke tubuh bagian atas. Liani mengerti, ia
meregangkan tubuhnya menarik kepalanya ke belakang, membiarkan buah dada besar yang putih berkeringat
itu meenyeruak dari pelukanku. Buah dada gadis desa yang besar dan kenyal, tidak seperti payudara
anak-anak kota yang besar tapi loyo….

Dua gumpalan kenyal itu pun kusergap dengan mulutku. Ku lahap dan kukunyah-kunyah sepuas hati. Putting
susunya yang merah itu ku kulum dan kuhisap-hisap sambil kugigit sedikit.
Hanya sebentar saja, gadis itu menjerit tertahan….

“Ohhh.. geli, Bang!” aku terus mengulum…. Berganti ke kiri dan ke kanan, kemudian tanganku pun
meremas-remas pangkal payudara Liani dengan gemas. Sangat kenyal, hangat dan enak rasanya.

“Aku udah gak tahan lagi… Bang,” rintihnya lirih, tubuhnya semakin panas dan berkeringat, tubuhku juga
sama.

Dalam hawa malam yang cukup sejuk karena hujan itu seolah tubuh kami mengeluarkan uap. Tubuh bugil
bermandi keringat yang mengebulkan asap nafsu birahi tak tertahankan.

Setelah puas dengan buah dada kenyal itu, aku memeluk punggung gadis itu. Kurasa dia mengangkat
lututnya, menggepitnya di pantatku. Kemudian ia menurunkan kedua tangannya dan memelukku di pinggang.

“Tekan-tekan lagi, Bang.” pintanya.

Aku juga sudah pingin merasakan gesekan kemaluannyai. Sambil saling berpagut erat aku mengayunkan lagi
pantatku di atas rengakahan pahanya yang montok itu. Dia pun semakin menggepitk-gepitkan kakinya.

Sekarang kami konsentrasi ke setiap gesekan, setiap lipatan, setiap senti dari liang kemaluan Liani.
Malam ini sunguh hanya milik kami berdua. Gesekan-gesekan itu semakin lama semakin berirama. Sementara
Liani melakukan aksi yang menambah kenikmatan, ia menggepit… lalu menahan. Gepit tahan gepit tahan….
Oh tak terlukiskan enaknya bercinta dengan gadis ini.

Gesekan itu semakin intens kami lakukan. Sampai-sampai kami tak sadar kalau hujan sudah berhenti.
Malam di luar terasa hening…. Tapi di atas dipan yang berbunyi kriak-kriuk ini dua tubuh saling
memompa berpacu mengejar waktu. Takut kalau Nisa dan Silvi keburu pulang.

Aku pun mempercepat ayunanku… sehingga di malam yang menjadi sunyi ini terdengar jelas suara penisku
yang keluar masuk ke kemaluan Liani. Beradu rsa dalam limpahan cairan kemaluan Liani..
‘Crekk.. Crekk.. Crekkk. Crek…Crekkk.. Crrek….

Kejantananku naik turun menggesek lipatan-lipatan dinding kemaluan gadis itu. Bunyinya terdengar jelas
sekali di telinga kami berdua. Sesekali kutekan akan kuat, gadis itu membiarkan dan menerima tekanan
itu, menggeolkan pantatnya berkali-kali agar kelentitnya lebih tersentuh pangkal atas kemaluanku yang
keras.

“Tekan terus, Bang.. aihh…”

Aku menekan lagi sambil menggerakkan pantat ke kiri dan ke kanan. Mungkin dia merasa gatal dan ingin
gatal itu digaSilvi sampai tuntas…. PenggaSilvinya adalah batang kemaluanku yang dia cengkram dan dia
benamkan sedalam-dalamnya.Cerita Sex Terbaru

“Ohhh..ohhhhhhhhh,” lolong gadis itu melepas nikmat.

Seluruh liang senggamanya berkedut-kedut dan sembari menggepit kuat. Tubuh Liani menggelinjang dan
menegang menahan rasa enak ketika ia mengeluarkan air mani kewanitanya.

“Eughhh…hhhhh… euuughhhhh….. ahhhhh… ” rintihnya sambil menyurupkan wajahnya ke leherku, lehernya
nafasnya menderu, air liur berceceran dari bibirnya yang merah.

Saat itulah aku pun bersiap hendak keluar dan menyemburkan kenikmatan di kemaluanku. Tapi sesuatu
menyebabkan aku berhenti …Masih dalam keadaan bersetubuh dengan Liani… ada sekelebt bayangan melintas.
Aku memandang dengan ujung mataku, di lantai tampak ada dua bayangan seperti diam terpaku. Aku pun
terkejut … bayangan siapa itu?

Perlahan kulihat wajah Liani yang matanya masih setengah terpejam. Kemudian matanya perlahan terbuka…
Dia pun melihat bayangan itu dan menatap langsung ke ruang tengah. Samar-samar di bola matanya yang
hitam itu kulihat dua sosok berdiri menatap ke arah kami.

Itu bayangan Nisa dan Silvi! Silvianya sudah beberapa menit tadi mereka berdiri di sana, menatap kami
yang sedang asyik memagut cinta. Apakah mereka tadi mendengar juga.. bunyi crek…crekk.crekk.. alat
kelamin kami yang sedang berkelindan? Entahlah, aku tak berani membayangkan hal itu.

Anehnya, meski pun Liani sudah tahu kehadiran mereka, dia diam saja. Tidak memberi tanda bahwa
kekasihku dan temannya sudah pulang. Bahkan seolah membiarkan mereka menonton kami yang sedang
beradegan mesra di atas ranjang.

Terdengar bunyi deheman kecil, dehem khas suara perempuan. Seolah memaklumi kami yang masih dalam
posisi senggama ini. hmmm… aku tahu itu suara Nisa, aku bisa membedakannya.

Sedetik dua detik aku tak tahu apa yang harus kuperbuat, kemudian Liani melakukan sersuatu yang tidak
kuduga. Dia seperti melambaikan tangan dari balik punggungku. Menyuruh kedua ‘adik’ kostnya itu masuk
ke kamar…

“Teruskanlah, Bang. Nggak apa-apa, kok….” Bisiknya di telingaku.

“Ngapain malu.. kita kan sedang enak, kamu enak aku enak…. Mereka juga pasti maklum….”

Oh, ya? Bercinta dengan orang yang bukan pacar, dan dilihat oleh mereka pula? Apa pula ini?Exibit kah
ini? Ya, sudah! Aku gak sempat memikirkan sejauh itu. Kalau bagi Liani tidak apa-apa, dan Nisa serta
Silvi pun justru menikmati pemandangan ini…. kuteruskan saja.

Perlahan dua gadis itu berlalu, seperti tak terjadi apa-apa, kecuali tawa kecil Silvi yang terdengar.
Aku memandangi mereka yang pergi menjauh, tiba-tiba Nisa menoleh ke belakang. Dia menatap mataku
langsung, di bibirnya tersungging senyuman yang aneh … di situasi seperti ini… senyum yang tampak
nakal.

Aku tak tahu apa akan terjadi sesudah ini, bagaimana hubunganku dengan Nisa? Bagaimana pula aku akan
menemui mereka setelah ‘permainan’ penuh keenakan ini? Tak bisa lagi aku berlagak seperti seorang
lelaki yang setia hanya pada satu perempuan. Tapi tampaknya Nisa pun tak keberatan jika aku mengencani
kakak kostnya Liani.

Ah. Dunia ini memang aneh… di tempat yang tampaknya biasa-biasa saja ternyata tersimpan bakat-bakat
cinta yang terpendam yang menanti untuk dikeluarkan dan dinikmati setiap lelaki semacam aku. Aku tak
tahu harus bergembira atau… entahlah!

Aku meneruskan permainanku dengan Liani. Gadis itu sudah sampai ke puncak syahwatnya… kini giliran
aku. Perlahan-lahan aku mulai memompa lagi … kemaluanku naik turun menggesek kemaluan Liani yang basah
itu. Bunyi crek.. crek.. crek.. creeeek… terdengar ke segenap ruangan.
Aku agak termangu mendengar suara itu… tidakkah akan sampai ke telinga mereka berdua yang sekarang
sudah ada di kamarnya?

“Terusin aja, Bang….. Kalo enak ngapain juga di berhentiin” bisik Liani seolah hendak menghapus
keraguanku.

Maka aku pun meneruskan lagi, kali ini dengan irama yang lebih cepat dan… tak lama kemudian creett…
cretttt… sambil menekan aku keluarkan air maniku di dalam kemaluan Liani yang mencengkram erat itu. Oh
nikmatnya.

Beberapa menit telah berlalu. Sesudah menghapus keringat di dadaku Liani mengenakan pakaiannya.
Kemudian sambil bernyanyi-nyanyi kecil ia merapikan rambutnya yang kusut masai. Wajahnya tampak puas.
Sangat puas telah beroleh kenikmatan yang selama ini didambakannya. Seraya membetulkan tali beha dan
menyempalkan payudara besarlnya ia berkata.

“Bang, aku masuk dulu ke dalam…. Nanti Nisa kusuruh keluar, ya!”

Aku hanya mengangguk mengiyakan, gadis itu pun bangkit dan berlalu dari hadapanku. Sementara aku duduk
termangu sambil menghisap sbatang rokok. Tak lama kemudian Nisa keluar menemuiku, kali ini tidak
memakai busana yang dikenakannya tadi, tapi sudah berganti dengan gaun tidurnya yang berwarna pink.
Bahannya yang halus menampakkan lekuk tubuhnya yang seksi. Aku menelan ludah… pasti dia bakal marah
karena kelakuan kami tadi.

Dia hanya tersenyum sambil menggigit bibir bawahnya. Tak tampak tanda-tanda emarahan di sana. sejenak
dia hanya diam.. kemudian tiba-tiba dia bangkit dan ‘menyerbu’ ke arahku.

Melingkarkan tangannya di leherku dan menciumiku penuh nafsu. Aneh, dia tidak marah, bahkan setelah
melihat kami bercinta seolah nafsunya bergelora ingin dipuaskan juga.

“Nisa… maafkan.. aku telah…” belum sempat kuselesaikan kalimatku dengan bernafsu dia mencari bibirku
dan menciuminya dengan garang.

Oh,… gelagapan aku dibuatnya. ceritasexterbaru.org Aku tidak tahu, apakah dia marah atau sudah terangsang…. Aku balas
ciuman itu, lidahnya terjulur dan bertemu dengan lidahku. Beberapa saat lamanya lidah kami berjalin
berkelindan seperti tak mau lepas. Dengan rakus pula dia hirup air liurku, meneguk dan menelannya.
Setelah puas giliran aku yang menghisap cairan mulut itu. Setelah itu kami melepas ciuman dan saling
memandang selama beberapa saat.

Tanpa banyak berkata-kata dia menurunkan gaunnya ke bawah, menampakkan dua gumpal buah dada yang tidak
memakai beha. Putting susunya meruncing dan tegang.

“Aku terangsang sekali melihat kalian berdua tadi…. ” katanya terengah sambil mengasongkan kedua
susunya ke arahku.

Aku pun menyambut, tangan kiriku meremas dan mulutku mengulum puting susu yang satunya. Tiba-tiba
gerakankuterhenti. Dengan wajah kaget Nisa menatapku heran. Aku lupa mematikan puntung rokok yang ku
hisap tadi. Gadis itu tersenyum dan kamipun melanjutkan permainan hangat ini. Buah dada besar montok
dan kenyal itu kukunyah sepuas hati.

Nisa mendesah keenakan. Jemarinya mencengkram kepalaku, mengusutkan rambutku. Masih dalam posisi duduk
ia mengangkang .. melepas gaunnya yang sudah setengah terbuka…. Dia pun tidak bercelana dalam sehingga
gundukan vaginanya yang tebal dan tidak berambut itu merekah di depanku.

Cairan bening meluap keluar. Mengalir di sela-sela celah kemaluannya. Di tak pedulikannya. Dibiarkan
lendir bening itu mengalir…. Bahkan dia menyuruhku untuk memegangnya… jemariku menyelusup ke liang
senggama Nisa, hangat dan sangat basah oleh cairan pelicin.

Kusentuh klentitnya yang merah dengan ujung jemariku.

“Akhh….” Nisa melolong tertahan.

“Geli, Kak!” desahnya tersentak.

Kemudian sembari memeluk leherku, dan mencium keningku dia mengajakku ke dipan tempat aku dan Liani
tadi bercinta.

Tak banyak cingcong kurengkuh dan kugendong tubuh hangatnya ke dipan itu. Di sana dia kubaringkan.
Tapi ketika aku hendak membuka celana, tiba-tiba ia mendudukkan tubuhnya yang sudah bugil itu. Aku
heran, apa yang akan dia perbuat.

“Bukalah celanamu, Kak!” katanya tak sabar sembari menarik resleting celana panjangku.

Setela memelorotkan celana dalamku, dengan sangat bernafsu ia memegangi pangkal kemaluanku yang
kembali menegang.

“Besar dan nikmat….” Seru Nisa sambil meremas-remas kemaluanku.

“Sekarang giliranku…” katanya agak keras.

Ia turun dari dipan dan berdiri di sampingku, di dorongnya dadaku ke arah dipan, menyuruhku berbaring
disana. Aku menurut. Setelah aku berbaring, Nisa pun menaikkan sebelah kakinya dan mengangkang di
atas. Perlahan dia menekuk tubuhnya dan memelukku dari atas.

“Masukkan, Kak.” Pintanya dengan nada gemas.

Ia memegang batang kelaminku itu dan memasukkannya ke dalam liang kemaluannya. Kemudian dengan agak
kasar dia menghenyakkan pantatnya ke bawah agar kemaluanku masuk lebih dalam ke tubuhnya.

“Ehhhhh…. Hhhhh” desahnya kacau seperti anak kecil yang rakus menetek di susu ibunya.

Dalam posisi di atas dia menaik turunkan pantatnya dengan cepat… oh… batang kemaluanku di cengkram dan
di gesek-gesek seperti itu. Geli rasanya.

Posisi di bawah jarang aku lakukan…. Tapi kali ini aku menerima saja, karena tadi sudah lumayan capek
meladeni Liani. Kali ini Nisa yang giat menekan-nekankan pantatnya, maksudnya supaya punyaku masuk
lebih dalam.

Sembari memelukku erat, ia terus mengempot-ngempotkan pantatnya. Bunyi crek crek crek terdengar lagi…
kali ini bahkan di tingkahi oleh jeritan-jeritan kecil yang keluar dari mulut kekasihku.

Aku terus berbaring sembari meremas-remas pantatnya yang mulai berpeluh itu. Cairan vagina terasa
terus merembes dari kemaluan Nisa. Dia sudah sangat terangsang. Liang kemaluannya sangat basah dan
panas. Sesekali ia menekan dan menahan. Seolah hendak melumat habis seluruh kemaluanku dengan
vaginanya. Terang saja aku pun semakin keenakan.

Diam beberapa saat menahan tekanan, dia pun mengendurkan dan memulai lagi gerakan naik turunnya. Aku
terus meremas-remas pantatnya. Dadanya yang kenyal itu menekan ke arah dadaku, hampir membuatku sesak
nafas. Tapi aku pasrah.. lha wong enak rasanya.

Selama sepuluh menit Nisa bergerak naik turun, nggak cape-cape kelihatannya. Tubuhnya semakin basah
oleh keringat, bahkan wajahnya sudah dipenuhi keringat sebesar-besar biji jagung. Sebagian mengalir ke
ujung hidung dan menitik menimpa wajahku. Sesekali ia mengibaskan rambutnya yang tergerai..

Aku mencoba memiringkan kepala mencoba mengurangi titikan keringat di wajahku. Pada saat itulah
kembali aku terkesiap. Di ujung ruangan, di pintu kamar Nisa, tegak sesosok tubuh perempuan menatap
kami dengan matanya yang bulat.Cerita Sex Terbaru

Mata besar milik Silvi, teman sekost Nisa. Dia menatap kami tanpa berkedip. Tangan kanannya tertangkup
di dada. Sementara yang kiri tampak meremas-remas ujung gaun tidurnya yang di atas lutut.
Ketika kami saling memandang… dalam posisi Nisa masih di atas dan asyik dengan empotan-empotannya.
Perlahan tangan kiri Silvi mengangkat ujung gaun merahnya. Terus terangkat ke atas menampakkan paha
gadisnya yang padat…

Entah sadar entah tidak gaun itu sudah sedemikian terangkat, sehingga aku bisa melihat celana dalam
yang tersingkap. Kemudian ia menarik pinggir celana dalam itu… menampakkan segumpal tumpukan daging
berbulu dengan celah merah di tengahnya.

Ujung jemari menyentuh bagian tengah celah itu. Menekannya dan memutar-mutarnya sedikit. Ya ampun…
kemudian dia menatapku.. dengan mata setengah terpejam.

Saat itulah Nisa menengadah…. Dan menyurukkan kepalanya ke leherku, memelukku kuat dan mulai mendesah
berkepanjangan. Pantatnya menekan kuat sampai seolah kemaluanku mau ditelannya sampai habis.

“Kak.. enak sekali.. ahh” terasa kemaluan Nisa berdenyut hebat, tubuhnya bergetar tak kuasa menahan
nikmat… nafasnya sangat memburu… dan.. Dia pun lunglai dalam pelukanku….
Sementara air mani gadis itu mengalir tak tertahankan, meluap dan mengalir membasahi sampai bagian
perutku.. aku peluk gadis itu di punggungnya… membiarkan ia mengendurkan syaraf setelah ia tadi sangat
tegang menikmati puncak orgasmenya.

Sampai beberapa menit kami masih berpelukan, kejantananku yang masih tegang itu masih berada di dalam
’sangkar’-nya. Nisa diam tak bergerak dalam pelukanku, sepertinya dia lupa ada sesuatu yang bersemayam
dalam tubuhnya.

Perlahan gadisku ini mengatur nafasnya yang tidak teratur. Setelah agak reda… perlahan dia bangkit dan
melepas persetubuhan kami. Lambat ia mengangkat pantatnya ke atas. Perlahan alat kelaminku itu keluar
dari vagina Nisa. Ketika sudah keluar seluruhnya…. Cairan vagina yang kental nampak melumuri batang
kemaluanku. Ketika bagian ‘kepala’-nya akan keluar terdengar seperti bunyi plastik lengket yang basah
akan di lepas..

Clep..crrrllek. Nisa tersenyum mendengar suara itu. Entah suara lipatan kemaluannya atau karena lendir
yang begitu banyak melumuri batang kemaluanku.

Ia pergi ke tengah ruangan dan memakai gaunnya kembali, rona wajahnya menampakkan kepuasan yang tiada
terkira. Sambil bernyanyi kecil, seperti baru sudah pipis, ia memebenahi rambutnya yang kusut masai.
Dan berjalan ke belakang rumah, meninggalkanku yang hendak mengenakan celana dalam ku.

Belum sempat aku memakai celana itu, tiba-tiba Nisa sudah kembali. Membawa sehelai kain sarung dan
menyuruhku mengenakannya. “Pakai ini aja, Kak!” katanya seraya mengambil celana panjang dan kolorku,
melipatnya dan merengkuhnya dalam dada. Kemudian ia pun kembali ke belakang.

Tak lama kemudian ia datang lagi, membawaku segelas minuman, kalau tadi Liani membawakanku segelas air
putih, kali ini Nisa menyuguhiku dengan teh manis. Aku segera mereguknya karena merasa kehausan,
bayangkan saja melayani dua wanita secara bergilir tanpa istarahat sama sekali. Capek donk!

Ketika aku meminumnya, alis mataku terangkat, minuman apa ini? Rasanya kok pahit banget? Sebelum
sempat bertanya Nisa berkata perlahan,

“Itu sari dari akar Pasak Jagad Kak!”

“Haa?

Kekasihku tersenyum, itu kan obat kuatnya lelaki, kalau minum jamu itu pasti bakal melek semaleman,
kataku sesudah menelan tegukan terakhir. Gadis itu hanya tertawa kecil. ‘Biar aja nggak tidur
semaleman… besok kamu kan nggak kerja, tidur aja sepuasnya di sini.

Setengah jam kemudian kami masih ngobrol di ruang tamu. Masih terbayang-bayang permainan kami berdua
barusan. Tak disangka begitu bernafsunya Nisa, sampai-sampai kuat main di atas hampir setengah jam
lamanya, sementara aku anteng aja di bawah.

Tiba-tiba Nisa bangkit…

”Kak,” katanya,

“Aku ke dalam sebentar.” Aku mengiyakan saja, kupikir dia mungkin mau sedikit merapikan dandanannya
yang agak amburadul itu.

Aku akan menghela nafas ketika terdengar dia memanggilku dari kamar.

“Sini sebentar, Kak!”

Aku pun bangkit dan berjalan menuju ke kamarnya, sebelum tiba di pintu kamarnya aku melewati kamar
Liani yang hanya dihalangi secarik kain gorden, diam-diam ku singkap tirai kamar itu. Tampak Liani
tertidur pulas, masih mengenakan gaun yang tadi, pahanya yang terbuka nampak putih dan mulus.

Kamar berikutnya adalah kamar Silvi, hmmm… jantungku berdegup agak kencang. Apa yang dilakukannya tadi
ketika aku dan Nisa sedang menikmati seks? Entahlah, aku tak tahu. Tapi aku pengen tahu sedang apa dia
sekarang?

Perlahan kusingkapkan juga tirai pintu kamarnya itu. Kasur tempat tidurnya masih tampak rapi, bantal
tersusun di tempatnya. Ke mana cewek itu? Kok nggak ada di biliknya? Sedikit heran aku terus melangkah
menuju kamar Nisa.

“Masuklah, Kak! Jangan malu-malu, aku tahu kamu sudah berada di situ.” Kata Nisa lagi, bergegas aku
pun masuk ke kamarnya…

Oh di sini rupanya Silvi, dia sedang tidur telungkup di dipan Nisa, sementara cewek ku itu sedang
menyisir rambutrnya menghadap ke cermin. Tanpa mengacuhkan aku dia pun menyuruhku duduk di dipan
dengan gerakan tangannya.

Dipan ukuran single itu lumayan sempit, apalagi sekarang sudah ada Silvi yang tidur di sana. Nisa
berbalik menghadapku, ditatapnya aku dengan tajam. Kemudian perlahan dia mengalihkan pandangannya ke
tubuh temannya yang masih telungkup itu.

“Terserah kamu, Kak. Mau di sini atau di kamarnya…. Aku ikhlas aja, yang penting…. Dia bisa juga ikut
merasakan ….”
Aku melongo? Dia suruh aku menikmati pula tubuh Silvi!? Tubuh perempuan sintal yang sedang
tertelungkup ini? Nisa mengangguk pasti.

“Kami lihat apa yang kalian lakukan, Silvi pun lihat kita tadi… kami bertiga bersahabat, resminya kamu
memang milik aku… tapi.. berbagi antar sahabat tak ada salahnya, bukan? Lagi pula aku rela kok, selama
tidak dengan yang lain selain mereka.”

Dalam hati aku cuma bisa mengangkat bahu. Kalau dia sudah mengikhlaskan temannya, dia tidak marah
apalagi jadi membenci aku, lagi pula kalau dengan begitu dia jadi terangsang dan menikmati juga, apa
salahnya.

Aku berpikir cepat, katakanlah malam ini adalah semacam sex party, dan aku menjadi rajanya sementara
menjadi ratuku yang harus kupuaskan, oke saja sih. Hehehe. Kebetulan aku ingin mencobai juga tubuh
Silvi yang berkulit sawo terang ini.

“Aku menunggu di kamarnya,” kataku kepada Nisa, cewek itu mengangguk setuju.

Dipan singel Silvi terasa cukup nyaman. Bantalan busanya masih cukup baru, dia memang belum lama kost
di rumah ini, mungkin baru setengah tahun. Aku berbaring dengan rileks. Memandangi dinding kamar yang
dipenuhi poster Nisa sambil memikirkan apa yang telah kudapat malam ini.

Mula-mula Liani menyerahkan dirinya kepadaku, kemudian Nisa yang memintaku untuk memuaskannya, dan
sekarang Silvi, gadis paling pendiam yang jarang ngobrol denganku. Gadis ini pun menginginkan ku pula…
hehehe.. dasar gede milik, yeuh

Semilir halus wangi parfum masuk ke hidungku.Terdengar pintu kamar terbuka, perlahan Silvi masuk ke
kamar itu. Seperti orang baru bangun tidur. Ia langsung duduk di dipan itu,

“Ada apa, Kak?” tanyanya seolah tak mengerti.

Aku tersenyum, pandai juga dia menyembunyikan perasaan sebenarnya.

“Eh, kain sarung siapa yang kamu pakai itu, Kak?”

“Hehe.. ini pemberian Nisa tadi..”

Kedua bola mata gadis itu membulat… menatapku seolah tak percaya. Terus terang saja, dia cantik juga.
Rambutnya yang ikal itu dibiarkannya tumbuh sampai sebatas punggung. Meski baru bangun ‘tidur’ tapi
tak mengurangi kesegaran dan pesona cantik yang terpancar di wajahnya.

Aku menarik gadis itu ke pelukanku, tubuhnya terasa berat karena ia seperti menolak, tapi kemudian
malah dia yang merangsek dalam dekapanku.

“Jangan , Kak! Nanti Nisa marah..” katanya berbasa-basi.

“Dia marah kalau aku tidak menayangimu juga….”

“Kamu bisa aja, Kak!” katanya sambil menengadah dan menyentuh pipiku.

Aku mengecup bibirnya, dia sangat menikati kecupan kecil itu, matanya terpejam, tubuhnya melunglai,
dan aku pun memeluk tubuh sintal itu lebih erat.

Ia membalas pelukanku dan membiarkan bibirnya kulumat… beberapa kali ia mengeluh nikmat. Terasa
tubuhnya bergetar ketika aku mulai merengkuhnya.

Kemudian aku pun mulai menyusuri seluruh lekuk dan liku tubuh gadis itu. Semakin lama tubuh itu terasa
panas, setiap gumpalan dan tonjolan dagingnya terasa begitu membara dipenuhi gairah terpendam.

Aku membaringkan tubuhnya sementara kedua tangannya terus melingkar di leherku. Nafasnya terdengar
agak memburu, gadis ini sudah mulai terangsang. Kuperiksa bagian kemaluannya dengan jemariku. Ternyata
belum cukup basah, masih terasa agak kering. Kucumbu dia terus supaya gairahnya lebih menggelora

Entah berapa lama kami saling mencium saling menyusup dan berkelindan, aku pulang suka buah dadanya.
Sangat kenyal, besarnya pun sedang saja, tapi putting susunya sangat kecil, hanya sebesar biji kacang
hijau. Tampak sekali putting itu sudah mengeras.

Ketika kuremas-remas buah dadanya, wajah gadis itu menengadah, matanya terpejam rapat, bibir agak
terbuka. Setiap remasan adalah rangsangan bagi tubuh segar ini. Semakin intensif aku meremas, semakin
intens juga dia menikmatinya. Ketika kuraba kemaluannya, lendir pelicin yang kental sudah mulai
keluar.

Perlahan aku mengusap-usap jembut halus yang tumbuh di sana. Sesekali agak kutekan agar menyentuh
bagian klentitnya. Tuibuhnya menggelinjang karena geli.

Perlahan tapi pasti cairan pelicin itu mulai keluar, merembes ke permukaan dan mengakibatkan jembut-
jembut halus itu terasa mulai kuyup. Hmmm.. Silvi sudah siap untuk dimasuki. Sambil memegang pangkal
kemaluanku aku pun memasukkannya. Terasa licin dan rapat. Batang kemaluanku seperti menembus lipatan
daging hangat yang basah oleh lendir.

Creep…. Masuklah aku ke tubuh Silvi. Gadis itu melepas nafas panjang, merasakan nikmatnya gesekan di
kemaluannya. Entah kenapa aku sangat-sangat terangsang dengan gadis ini, mungkin ini bukan yang
pertama baginya, tapi… dia melakukannya seperti baru untuk pertama.Cerita Sex Terbaru

Sepuluh menit pertama kami mengadu rasa, menggesek-gesekkannya dengan gerakan rutin. Sementara Silvi
pasrah saja sambil memelukku dan membenamkan wajahnya di leherku. Nafasnya semakin lama semakin
memburu, tubuhnya semakin panas. Titik-titik keringat mulai keluar dan lama-lama peluhnya semakin
membanjir.

Kota kecil ini memang lumayan panas meski di malam hari, apalagi rumah kost itu tidak berAC, tubuhku
pun kembali berkeringat. Tapi kami tak peduli, kami terus berpelukan menikmati pergumulan itu.

Kami masih bergumul ketika akhirnya memasuki tahap kedua. Kukeluar-masukkan penisku secara berirama di
liang kemaluannya yang pasrah itu. Gadis itu memelukku lebih kuat. Tak peduli dengan tubuh yang
bersimbah peluh.

‘Crekecrekecrek…’. Sepuluh menit lamanya aku menggesek-gesek kemaluan Silvi dengan kemaluanku. Terasa
punyaku semakin menegang keras. Kemudian aku menekan… Silvi membalas dengan mengempot ke atas.
Menggerakkan pinggulnya berputar-putar, ganas sekali putarannya. Aku naik turunkan lagi pantatku
beberapa kali, kemudian kutekan dalam-dalam….

“Ahhh…,” gadis itu mendesah nikmat.

Kemudian membalas lagi dengan tekanan ke atas, sambil menggoyang pantatnya ke kiri dan kekanan.
Lipatan kemaluannya yang hangat terasa semakin kenyal dan licin.

Beberapa kali kami melakukan itu, aku pun jadi tak tahan. Tapi dia belum mencapai puncak. Aku akan
membuat dia duluan merasakan kenikmatan.

Aku pun semakin aktif mengocok dan menekan memek Silvi. Tulang kemaluan kami beradu, bibir kemaluanya
yang tebal menahan tekanan itu dengan nafsu, terasa hangat dan sangat basah karena lendir mani Silvi
sudah melimpah sedari tadi.

Dua menit kemudian gadis itu melolong merasakan vaginanya berdenyut nikmat..

“Ooohhhhh….”

Aku membantunya dengan menekan semakin dalam. Silvi pun membenamkan tubuhnya ke kasur, menahan
tindihanku sambil melepas nikmat, seiring dengan mengalirnya air mani prempuan itu dengan lebih deras.
Merembes dari lipatan-lipatan kemaluannya.

“Enak sekali, Kak…eigh oh…!”

Berbarengan dengan itu akan pun mencapai puncak. Kemaluanku terasa berkedut seiring dengan
menyemburnya air maniku di liang senggama gadis itu. Sementara liang senggama Silvi pun menggepit-
gepit tak terkendali karena tak kuasa menahan nikmat yang luar biasa.

Kami masih berpelukan ketika rasa nikmat itu tercapai sudah. Gadis itu diam dalam pelukanku, tubuhnya
sangat basah oleh peluh. Hawa panas pun terasa menyergap. Berangsur kami saling melepas pelukan.

Perlahan gadis bangkit itu duduk dari posisinya. Gurat-gurat kepuasan terpancar di wajahnya yang
cantik. Sekilas ku lihat memek Silvi yang masih merah dan bibirnya tampak membengkak, cairan-cairan
lendir masih menetes dari sela kemaluannya.

“Enak, Silvi?” gadis itu mengangguk.

Kemudian ia mengusap keringat yang menitik di dadaku.

“Dadamu penuh dengan peluh, Kak. Sini kuusap,” katanya sambil mengelus lembut dadaku yang memang penuh
dengan keringat.

Beberapa saat lamanya kami kemudian berbaring bersama di kasurnya yang sempit itu. Rambutnya yang ikal
dan panjang itu kubelai. Ia bergerak, menyusupkan tangannya di leherku, kemudian memintaku terlentang,
dia ingin tidur di dadaku, katanya. Beberapa saat kemudian Silvi pun jatuh tertidur, tak menyadari air
liurnya yang menitik dari sudut bibir. Aku pun segera terbang ke alam mimpi.

Entah jam berapa kami terbangun. Ketika itu aku dan Silvi masih berpelukan, sementara di luar
terdengar suara-suara seperti sedang bernyanyi. Oh, ternyata hari sudah siang. Itu adalah suara Nisa
yang sedang bernyanyi kecil, sementara di kejauhan terdengar suara orang sedang mandi, barangkali
Liani sedang membersihkan tubuhnya.

Silvi pun sudah mulai terjaga, ia masih memelukku, buah dadanya yang kenyal itu menempel erat di
dadaku. Dari ruang tengah terdengar Nisa sepertinya sedang menyapu lantai. Sementara dari bibirnya
terdengar nyanyian yang sekarang sedang populer.

Tiba-tiba terdengar suara pintu dibuka, kemudian gorden disingkapkan, dan masuklah Nisa ke dalam
kamar, menatap kami yang masih bugil hanya berselimut kain sarung.

“Hei, bangun! Belum puas juga ya!”

Aku pura-pura tidur sambil memeluk Silvi lebih erat. Gadis itu terkikik… tapi dia juga pura-pura
meneruskan tidurnya. Nisa berlagak marah dan menarik kain sarung penutup tubuh kami.

“Apa mau diteruskan lagi tidurnya? Udah siang tauu,”

Aku menarik kain sarung itu, malu karena kemaluanku sedang menegang setelah beristirahat total
beberapa jam. Tapi kalah cepat, Nisa sudah menangkap batang kemaluanku dan mengusap-usap dengan
jemarinya.

“Oh, jauh lebih besar dari gagang sapu ini… pantesan enak sekali.” Guraunya sambil tergelak sendiri.

“Ya udah, kalau kamu pengen lagi, Silvi. Tuh mumpung lagi berdiri…”

Hampir tak kuat aku menahan tawa dengan canda Nisa, tapi tampaknya Silvi menanggapinya dengan serius,
dia menggerakkan pantatnya, memelukku dari atas dan mengempot ke bawah. Bibir kemaluannya terasa
menempel di batang kemaluanku.

“Tuuh, kan! Pasti mau lagi deh! Terusin aja, Silvi. Enak kok!” sergah Nisa sambil memegangi pinggang
gadis itu, menolongnya mengangkat panta, aku pun memegang pangkal kemaluanku,
menghadapkannya ke memek Silvi yang hangat.

“Udah pas belum?” tanya Nisa, Silvi mengangguk, perlahan Silvi menurunkan pantatnya, maka….
Srrluuuup.. batang kemaluanku masuk lagi ke memek Silvi.

“Main dari atas enak, lho Silvi! Tekan aja biar lebih kerasa…” bisik Nisa agak keras.

Seperti tak peduli kehadiran Nisa di kamar ini, kami mengulangi permainan semalam, tapi kali ini
Posisi Silvi ada di atas. Kusuruh gadis itu menegakkan tubuhnya. Ia menurut dan mendorong tubuhnya
dengan meletakkan telapak tangannya di dadaku.

Sekarang posisinya berubah, aku berbaring sementara Silvi duduk mengangkang di atasku. Alat kelamin
kami telah menyatu, ketika ia sudah duduk dengan benar, nampak memeknya seperti sedang mengulum
kemaluanku sampai ke pangkalnya. Kelentitnya nampak menonjol dan cairan itu kembali mengalir membasahi
jembut-jembut halusnya.

Kami saling pandang sementara masih bersatu, bibir Silvi tersenyum, beberapa kali ia menyibakkan
rambutnya yang kusut. Perlahan dia mulai mengayun, gerakanya seperti orang sedang naik kuda. Naik
turun berirama.

Semenit aku lupa dengan kehadiran Nisa di sana. ternyata ia berdiri di belakang Silvi, memperhatikan
kami yang sedang bercinta dengan gaya seperti itu. Gadis itu menyeringai lebar menampakkan sederetan
giginya yang putih bersih.

Kemudian tiba-tiba ia membuka bajunya, menampakkan beha putih dengan buah dada besar di baliknya. Ia
pun membuka beha itu, melemparkannya ke sudut kamar, menarik rok panjang, membuka celana dalam sampai
akhirnya bugil sama sekali.

Ia pun menyerbu ke arahku, membenamkan wajahku di susunya yang besar dan kenyal, meremas-remas
kepalaku dengan jemarinya. Sementara Silvi terus asyik mengayun-ayunkan pantatnya naik turun.

Aku memeluk punggung Nisa, mengulum dan mengunyah susunya yang kenyal. Cewek itu mendengus-dengus
ketika putting susunya tergigit lembut.

Lama kami bercinta segitiga seperti itu, mungkin ada seperempat jam.

“Kita enak-enakan bareng, Kak.” Bisik Nisa sambil meremas.

Aku setuju, dia sudah hampir sampai puncak, aku pun tak tahan dengan ulah Silvi, yang mengocok-ngocok
dari atas….

Nisa melepas pelukannya dan naik ke atas ranjang, mendudukkan pantatnya di dadaku mengangkang lebar
menampakkan memeknya yang tercukur rapi. Gundukan dagingnya putih mulus dan kemerahan, bibir
kemaluannya tebal dan dipenuhi cairan kental dan hangat.

Ia memajukan memeknya sehingga sampai di mulutku. Kemudian mulai menekan ke arah mukaku.
“Ahh… ayo Kak! Aku udah gak tahan lagi nih.”

Sambil meremas pinggang dan pantatnya aku pun beraksi. Mengganyang habis kue pie lembut dan basah itu.
Nisa segera merintih-rintih ingin segera melepas nikmat. Sementar di belakangnya Silvi tiba-tiba
mengempot dan menekan ke bawah,. Tubuhnya ambSilvi ke depan, menimpa punggung Nisa yang sedang menekan
mukaku.

Wajahku semakin tertekan oleh gumpalan memek Nisa, sementara pahanya menggepit kedua pipiku dengan
kuatnya. Akkkh… aku hampir tidak bisa bernapas. Ya ampun!

“Keluarin bareng, Kak! Aghhh.. ahhh!”

Nisa menekan, Silvi mengempot, dan… aku sesak nafas!

Terdengar suara rintihan panjang berbarengan, Nisa dan Silvi sedang dirasuki kenikmatan. Terasa memek
Silvi berdenyut-denyut sembari melepaskan cairan kewanitaannya, sementara mulutku semakin basah oleh
cairan memek Nisa yang juga berdenyut melepas nikmat.

Kedua tubuh cewek itu lunglai setelah menikmati segalanya. Mereka ambruk berbarengan ke tubuhku. Berat
sekali rasanya menahan dua tubuh perempuan sekaligus, montok-montok lagi.

Seperti menyadari hal itu, Nisa dan Silvi pun bangkit, perlahan Nisa turun dari ranjang, sementara
Silvi pun perlahan mengangkat pahanya, kedua tangan bertumpu pada dadaku.

Saat itulah kemaluanku keluar dari liang sanggamanya, cleep.. terdengar seperti bunyi plastik lengket
yang sedang dibuka. Tampak kemaluanku masih menegang dan basah bergelimang cairan memek Silvi.

Aku terdiam sejenak, tak tahu harus berbuat apa, karena aku belum lagi mencapai puncak gadis-gadis ini
sudah menghentikan permainnya, ketika itulah tiba-tiba Liani masuk ke dalam kamar, melihat kepada
Silvi dan Nisa yang sedang mengenakan pakaiannya kembali.

Ketika ia mengalihkan pandangannya ke arahku, matanya terpaku menatap kejantananku yang masih berdiri
dengan perkasa, merah dan mengkilat bermandikan cairan kemaluan Silvi.

“Kasihkan sama Liani, Kak!” kata Nisa sambil menyempalkan susunya yang montok itu ke balik beha.
Wajah Liani semburat memerah. Mungkin dia tadi mendengar lolongan Nisa dan Silvi yang berbarengan
menahan geli dan enak. Aku tak tahu apakah dia juga sudah terangsang dan ingin di gelitik nikmat lagi?

Tampaknya iya, ia mengangkat roknya menampakkan kedua paha yang padat dan putih mulus. Sementara Silvi
dan Nisa bergegas keluar kamar, meninggalkan kami berdua saja di sana. semerbak wangi harum tubuh
Liasni menusuk hidungku. Gadis ini baru selesai mandi.

Liani naik ke ranjang bersiap-siap hendak memasukkan kejantananku ke memeknya yang, ya ampun, ternyata
sudah bengkak merekah merah dan basah pula. Tapi siapa tahan menahan tubuhnya yang tinggi montok itu
setelah tadi ditindih oleh dua gadis montok sekaligus.

Aku bangkit duduk, mendorong sedikit tubuh Liani, gadis itu seperti kaget. Tapi dia menurut. Kemudian
kusuruh ia berdiri dan … ini dia aku ingin merasakan sesuatu yang lain.

Kusuruh ia berdiri membelakangiku dan menumpukan tangannya di dipan. Posisinya sekarang menungging di
depanku, Liani mengerti, ia mengangkat pantatnya lagi, dari belakang disela-sela bongkahan pantatnya,
nampak kemaluannya membelah. Cairan kental menitik-nitik banyak sekali.

Meski nafasnya ditahan, aku tahu gemuruh di dadanya sudah sedemikian hebat. Tampak dari buah dadanya
yang menggelantung itu bergetar-getar menahan dentaman jantungnya yang meningkat dahsyat.

Aku ingin masuk dari belakang dan kemaluan Liani sudah siap untuk kutusuk dari arah itu. Liani semakin
menunggit menampakkan bongkahan pantat dan memek yang merekah. Aku maju menyorongkan kejantananku ke
arah belahan nikmat itu. Creepp.. kejantanankupun coba menerobos dan berusaha keras memasuki liang
senggama Liani yang terbuka. Tapi gumpalan pantat Liani cukup menahan gerakananku.

Egghh.. aku mencoba lagi dan menekan lebih kuat ke depan. Akhirnya… masuk juga. Oh, rasanya seperti
dipilin-pilin. Aku menekan lagi… kemaluan kami semakin berjalin, tapi bongkahan pantat Liani seolah
menahan gerakanku sehingga aku harus menekan agak lebih kuat.

“Emhh….” rintih Liani tertahan. “Tekan , Bang…. Emmghhh”

Aku bergerak maju mundur dan menekan-nekan, sekujur batang kemaluanku rasanya seperti dicengkram.
Sambil agak membungkuk aku mencoba meraih buah dada Liani, meremas keduanya dari belakang.

Hangat besar dan sangat kenyal. Putingnya kuputar-putar dengan dua ujung jari. Membuat gadis itu
menggelinjang hebat dan semakin mengangkat pantatnya tinggi-tinggi agar kejantananku masuk lebih
dalam.

Tubuh kami semakin berkeringat ketika rasa enak itu semakin memuncak. Aku pun menekan dan menggosok-
gosok lagi dinding memek Liani yang merapat.

Agak sulit main dari belakang, tapi kami menikmatinya. Beberapa manit kami menikmati permainan itu.
Tubuh Liani maju mundur tertekan oleh gerakan tubuhku.

Ketika sedang asyik tiba-tiba gorden kamar kembali terkuak. Sosok tubuh Silvi masuk berkelebat,
seperti tak memperhatikan kami gadis itu menuju ke ujung dipan, ternyata celana dalamnya ketinggalan
di sana.Cerita Sex Terbaru

Kami tak mempedulikan kehadirannya dan terus saling menekan. Aku menekan ke depan sementara Liani
menekan ke belakang. Kemaluan kami sudah begitu menyatu erat bermandikan cairan kental. Tubuh kami pun
menegang dan basah oleh keringat yang membanjir. Rasa nikmat semakin meningkat, semakin lama semakin
hebat.

“Aghhh…hhhh” aku menggeram menahan rasa.

Denyutan-denyutan penuh rasa nikmat menyerang kemaluanku. Liani merintih tak kalah dahsyat… bahkan
lebih hebat dari erangan Nisa dan Silvi berbarengan.

“Bang… agh! Enak banget,…oh Aku gak tahan lagi!”

Baca Juga Cerita Sek Sepupuku

Samar kulihat Silvi mengenakan celana dalamnya…. Ketika itu pula aku dan Liani saling menekan hebat…
menahannya dan merasakan detik-detik penuh kenikmatan. Nafas Liani melenguh-lenguh, keringat
bercucuran dari sekujur tubuhnya. Memeknya menyempit dan … srrr….. keluar banjir yang hebat. Tubuhnya
bergetar menahan rasa geli yang luar biasa. Aku pun menekan semakin dalam.

“Mmhhh…” berkali-kali kemaluanku seperti meledak dalam cengkraman memek Liani.
Berkali-kali pula lipatan kemaluan gadis itu menyempit dan menggenggam kemaluanku kuat-kuat ketika ia
pun melepas nikmat di pagi nan cerah itu.

Silvi mendehem kecil ketika kami menyudahi permainan itu dengan rasa puas. Liani menjatuhkan tubuhnya
yang basah oleh titik keringat di dipan, menelentang dengan nafas masih terengah-engah. Bibir
kemaluannya nampak membengkak, merah dan berkilat penuh dengan lendir. Silvi pun diam-diam keluar dari
kamar, di dekat pintu ia menyibakkan rambut ikalnya, menjeling ke arahku, setelah itu ia pun berlalu.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Menantu Bahenol

Cerita Sex Terbaru | Kesepian, itu kata yang tepat untuk menggambarkan kehidupanku sehari-hari. Sejak istriku
meninggal akibat kecelakan pesawat 3 tahun yang lalu, aku melampiaskan nafsu Sex ku dengan
membeli wanita-wanita penghibur dan juga sering kali aku mempacari ayam kampus untuk
memuaskan birahiku. Kesepianku bertambah ketika anak laki-lkai ku pindah kerumahnya
sendiri bersama dengan istrinya. Menantuku namanya Lolita, usianya masih muda, karena
anaku Birma menikahinya ketika Lolita lulus SMA, namun sampai sekarang mereka berdua belum
dikaruniai anak.

Cerita Sex Terbaru Menantu Bahenol
Setelah beberapa bulan Birma dan Lolita pindah rumah, kehidupanku semakin tak karuan.
Dengan usahaku yang semakin maju, kau semakin bebas mendatangkan wanita kerumahku untuk
menjadi pemuas nafsu birahku yang bisa dibilang tinggi. Hingga akhirnya aku merasa bosan
dengan rutinitasku sehari-hari, lalu aku memutuskan untuk pergi kerumah Birma dan menginap
disana. Dan setelah aku pikir matang-matang, akhirnya meluncurlah aku ke rumah Birma.
Setalah menempuh perjalan yang sangat lama, akhirnya aku sampai juga dirumah Birma. Saat
aku mengetuk pintu rumahnya, keluarlah menantuku yang sangat cantik sekali dengan pakaian
yang sangat seksi. Lolita hanya menggunakan celana yang senagt pendek sekali menyerupai
celana dalam dan dengan kemeja yang longgar dan kancing bajunya dilepaskan tiga biji dari
atas. Sungguh mempesona sekali menantuku ini. Hasartku pun sekejap langung muncul, namun
lamunanku buyar akibat Lolita menegurku.
“Pi kenapa lihat Lolita begitu amat pi?? Saya kira papi gak jadi satang kesini” ucap
Lolita membuyarkan lamunanku.
“Gak papa kok, Birma masih kerja??” tanyaku
“Iyha pi, mas Birma masih kerja. Masuk pi” ajak Lolita

Dan akhirnya aku pun masuk kedalam rumah. Suasana rumah saat itu sangat sepi sekali karena
Birma dan Lolita juga tidak mempunyai pembantu. Sambil terus mengobrol aku terus
memandangi setiap lekuk tubuh Lolita, sungguh indah sekali. Kancing baju yang membuka
membiarkanku bisa melihat payudara yang sangat putih sekali dan kelihatan sangat padat
meski payudaranya gak terlalu besar. Hingga akhirnya Lolita menyadari kalau aku terus
memperhatikan tubuhnya dan Lolitapun mengancingkan kancing bajunya dan berpamitan untuk
mandi. Lalau Lolita berjalan ke kamar atas. Dan aku pun erus memperhatikan goyangan pantat
menantuku yang semakin menggodaku.
Akhirnya Aku memutuskan untuk menaruh koper-kopernya. Dia berjalan ke atas, melewati kamar
tidur utama, terdengar suara orang yang sedang mandi. Aku menaruh koper-kopernya dan
pelan-pelan membuka pintu kamar tidur itu lalu menyelinap masuk. Ada sepasang celana jeans
berwarna biru di atas tempat tidur, dan sebuah atasan katun berwarna putih. Aku mengambil
atasan itu dan menemukan sebuah pakaian dalam wanita dibawahnya. Ini sudah cukup.
Diambilnya celana dalam itu, membuka resliting celananya, dan mulai menggosok kemaluannya
dengan itu. Jantungnya berdebar mengetahui menantu perempuannya sedang berada di kamar
mandi di sebelahnya selagi dia sedang memakai celana dalamnya untuk ‘format pelepasan’
dirinya. Dipercepatnya gerakannya sambil mencoba membayangkan seperti apa Lolita saat di
atas tempat tidur, dan bagaimana rasanya mendapatkan Lolita bergerak naik turun pada
penisnya.
Aku hampir dekat dengan klimaksnya ketika dia mendengar suara dari kamar mandi berhenti.
Dengan cepat Aku menaruh pakaian itu ke tempatnya semula dan keluar dari kamar itu. Dia
menutup pintunya, tapi masih membiarkannya sedikit terbuka. Baru saja dia keluar, Lolita
muncul dari kamar mandi dengan sebuah handuk yang membungkus tubuhnya. Aku bisa langsung
orgasme hanya dengan melihatnya dalam balutan handuk itu, lalu dia tahu dia akan
mendapatkan yang lebih baik lagi.Cerita Sex Terbaru
Lolita melepas handuknya, membiarkannya jatuh ke lantai, tidak mengetahui kalau mertuanya
yang terangsang sedang mengintip tiap geraknya. Dia mendekat ke pintu, saat dia pertama
kali melihatnya Aku memperoleh sebuah pemandangan yang sempurna dari pantat yang sangat
indah itu. Kemudian Lolita memutar tubuhnya yang semakin mempertunjukkan keindahannya.
Memeknya terlihat cantik sekali dihiasi sedikit rambut dan payudaranya kencang dan
sempurna, seperti yang dibayangkan Aku. Dia mulai mengeringkan rambutnya yang basah dengan
handuk, membuat payudaranya sedikit tergoncang dari sisi ke sisi. Aku menurunkan salah
satu kopernya dan menggunakan tangannya untuk mulai mengocok penisnya lagi. Lolita yang
selesai mengeringkan rambutnya, mengambil celana dalamnya dan membungkuk ke depan untuk
memakainya.
Saat melakukannya, Aku mendapatkan sebuah pemandangan yang jauh lebih baik dari pantatnya,
dan dia tidak lagi mampu mengendalikan dirinya, dia bisa langsung masuk ke dalam sana dan
menyetubuhinya dari belakang. Lubang anusnya yang berwarna merah muda terlihat sangat
mengundang ketika pikiran Aku membayangkan apa Lolita mengijinkan putranya memasukkan
penisnya ke dalam lubang itu. Ketika dia membungkuk untuk memakai jeansnya, gravitasi
mulai berpengaruh pada payudaranya. Penglihatan ini mengirim Aku ke garis akhir, saat dia
menembakkan spermanya ke seluruh celana dalamnya. Pelan-pelan Aku mengemasi baarang-
barangnya dan dengan cepat memasuki kamarnya sendiri untuk berganti pakaian. Sesudah makan
malam, mereka berdua pergi ke ruang keluarga untuk bersantai.
“Kenapa tidak kita buka sebotol wine. Aku menyimpannya untuk malam ini buat Birma tapi
karena sekarang dia tidak pulang sampai hari Senin, kita bisa membukanya”, kata Lolita
sambil berjalan ke lemari es.
“Ide yang bagus”, jawab Aku memperhatikan Lolita membungkuk ke depan untuk mengambil botol
wine. Ketika Lolita mengambil gelas di atas rak, atasan putihnya tersingkap ke atas,
memberi sebuah pandangan yang bagus dari tubuhnya. Atasannya menjadikan payudaranya
terlihat lebih besar dan jeansnya menjadi sangat ketat, memperlihatkan lekukan tubuhnya.
Aku tidak bisa menahannya lagi. Dia harus bisa mendapatkannya. Sebuah rencana mulai
tersusun dalam otak mesumnya.
Dua jam berbicara dan mulai mabuk saat alkohol mulai menunjukkan efeknya pada Lolita.
Dengan cepat topik pembicaraan mengarah pada pekerjaan dan bagaimana Lolita sedang
mengalami stress belakangan ini.

“Kenapa kamu tidak mendekat kemari dan aku akan memijatmu”, tawar Aku. Lolita dengan malas
berkata ya dan pelan-pelan mendekat pada Aku dan berbalik pada punggungnya lalu tangan Aku
mulai bekerja pada bahunya.
“Oohh, ini sudah terasa agak baikan”, dia merintih.
Aku tetap memijat bahunya ketika perasaan mendapatkan Lolita mulai mengaliri tubuhnya,
membuat penisnya mengeras. Mata Lolita kini terpejam saat dia benar-benar mulai menikmati
apa yang sedang dilakukan Aku pada bahunya. Pantatnya kini berada di atas penis Aku,
membuat Aku ereksi penuh.
“Oohh, aku tidak bisa percaya bagaimana leganya perasaan ini, papi sungguh baik”.
“Ini keahlianku”, jawab Aku saat dia pelan-pelan mulai menggosokkan penisnya ke pantat
Lolita.

Lolita menyadari apa yang sedang terjadi. Dia tidak menghiraukan apa yang Aku lakukan
dengan pijatannya yang mulai ‘salah’ itu. Dia sangat mencintai suaminya dan tidak pernah
akan mengkhianati dia. Dan bayangan tidur dengan mertuanya sangat menjijikkannya. Dia
meletakkan kedua tangannya pada kaki Aku saat mencoba untuk melepaskan dirinya dari penis
Aku. Tapi dengan gerakan malasnya, hanya menyebabkannya menggerakkan pantatnya naik turun
selagi dia menggunakan tangannya untuk menggosok paha Aku. Tahu-tahu dia merasa sangat
bergairah, dan dia ingin Birma ada di sini agar dia bisa segera bercinta dengannya. Aku
tahu dia telah mendapatkannya.

“Ini mulai terasa nggak nyaman untuk aku, kenapa kita tidak pergi saja ke atas”, ajak Aku
.
“Baiklah, aku belum merasa lega benar, tapi sebentar saja ya, sebab aku nggak mau membuat
papi lelah”.

Ketika mereka memasuki kamar tidur, Aku menyuruhnya untuk membuka atasannya agar dia bisa
menggosokkan lotion ke punggungnya. Dia setuju melepasnya dan dia memperlihatkan bra
putihnya yang menahan payudaranya yang sekal. Gairahnya terlihat dengan puting susunya
yang mengeras yang dengan jelas terlihat dari bahan bra itu. Apa yang Lolita kenakan
sekarang hanya bra dan jeans ketatnya, yang hampir tidak muat di pinggangnya. Lolita rebah
pada perutnya ketika Aku menempatkan dirinya di atas pantatnya.

“Begini jadi lebih mudah untukku”, kata Aku saat dia dengan cepat melepaskan kemejanya dan
mulai untuk menggosok pinggang dan punggung Lolita bagian bawah. Alkohol telah berefek
penuh pada Lolita ketika dia memejamkan matanya dan mulai jatuh tertidur.
Aku tidak bisa mempercayainya. Di sinilah dia, setelah 5 tahun tanpa seks, di atas tubuh
menantu perempuannya yang cantik dan masih muda dan yang dipikirnya dia adalah suaminya.
Pelan-pelan dilepasnya celananya sendiri, dan membalikkan tubuh Lolita. Aku pelan-pelan
mencium perutnya yang rata saat dia mulai melepaskan jeans Lolita dengan perlahan. Memek
Lolita kini mulai basah saat dia bermimpi Birma menciumi tubuhnya. Dengan hati-hati Aku
melepas jeansnya dan mulai menjalankan ciumannya ke atas pahanya. Ketika dia mencapai
celana dalam yang menutupi Memeknya, dia menghirup bau harumnya, dan kemudian sedikit
menarik ke samping kain celana dalam yang kecil itu dan mencium bibir Memek merah mudanya.
Memeknya lebih basah dari apa yang pernah Aku bayangkan. Lolita menggerakkan salah satu
tangannya untuk membelai payudaranya sendiri, sedang tangan yang lainnya membelai rambut
Aku .Cerita Sex Terbaru

“Oohh Birma”, dia merintih ketika sekarang Aku menggunakan lidahnya untuk menyelidiki
Memeknya. Penisnya akan meledak saat dia mulai menjalankan ciumnya ke atas tubuhnya.
“Jangan berhenti”, bisik Lolita.

Dia sekarang menggerakkan penisnya naik turun di gundukannya, merangsangnya. Hanya celana
dalam putih kecil yang menghalanginya memasuki Memeknya. Aku lebih melebarkan paha Lolita,
dan kemudian mendorong celana dalam itu ke samping saat dia menempatkan ujung penisnya
pada pintu masuknya. Pelan-pelan, di dorongnya masuk sedikit demi sedikit ketika Lolita
kembali mengeluarkan sebuah rintihan lembut. Sudah sekian lama dia menantikan sebuah
persetubuhan yang panas, dan sekarang dia sedang dalam perjalanan ‘memasuki’ menantu
perempuannya yang cantik.

Dia menciumi lehernya saat menusukkan penisnya keluar masuk. Dia mulai meningkatkan
kecepatannya, saat dia melepaskan branya. Aku mencengkeram kedua payudara itu dan
menghisap puting susunya seperti bayi. Perasaan ini tiba-tiba membawa Lolita kembali pada
kenyataan saat dia membuka matanya. Dia tidak bisa percaya apa yang dia lihat. Mertuanya
sedang berada di atas tubuhnya, mendorong keluar masuk ke Memeknya dengan gerakan yang
mantap, dan yang paling buruk dari semua itu, dia membiarkannya terjadi begitu saja.

Aku melihat matanya terbuka, maka dia memegang kaki Lolita dan meletakkannya di atas
bahunya dengan jari kakinya yang menunjuk lurus ke atas. Kini dia menyetubuhinya untuk
segala miliknya yang berharga.

“Oh tidak… hentikan… oh… Tuhan… kita nggak boleh… tolong.. ooohhh”, Lolita berteriak.
Payudaranya terguncang seperti sebuah gempa bumi ketika Aku menyetubuhinya layakanya
seekor binatang.
“Hentikan pi… ini nggak benar… oohh Tuhan”, Lolita berteriak dengan pasrah. Aku melambat,
dia menunduk untuk mencium bibir Lolita. Lutut Lolita kini berada di sebelah kepalanya
sendiri saat dia menemukan dirinya malah membalas ciuman Aku. Sesuatu telah mengambil
alihnya. Lidah mereka kini mengembara di dalam mulut masing-masing ketika mereka saling
memeluk dengan erat. Aku menambah lagi kecepatannya dan keluar masuk lebih cepat dari
sebelumnya, Lolita semakin menekan punggungnya. Aku berguling dan Lolita kini berada di
atas, ‘menunggangi’ penis Aku .

“Oh Tuhan, papi merobekku”, kata Lolita ketika dia meningkat gerakannya.
“Kamu sangat rapat, aku bertaruh Birma pasti kesulitan mengerjai kamu”, jawabnya.
Ini adalah Memek yang paling rapat yang pernah Aku ‘kerjai’ setelah dia mengambil
keperawanan isterinya. Dia meraih ke atas dan memegang payudaranya, meremasnya bersamaan
lalu menghisap puting susunya lagi.
“Tolong jangan keluar di dalam… oohh… papi nggak boleh keluar di dalam”.

Lolita kini menghempaskan Aku jadi gila. Mereka terus seperti ini sampai Aku merasa dia
akan orgasme. Dia mulai menggosok beberapa cairan di lubang pantat Lolita. Dia kemudian
menyuruh Lolita untuk berdiri pada lututnya saat dia bergerak ke belakangnya, dengan
penisnya mengarah pada lubang pantatnya.

“Nggak, punya papi terlalu besar, aku belum pernah melakukan ini, Tolong pi jangan”,
Lolita menghiba berusaha untuk lolos.

Tetapi itu tidak cukup untuk Aku. Sambil memegangi pinggulnya, dengan satu dorongan besar
dia melesakkan semuanya ke dalam pantat Lolita.

“Oohh Tuhan”, Lolita menjerit, dia mencengkeram ujung tempat tidur dengan kedua tangannya.
Aku mencabut pelan-pelan dan kemudian mendorong lagi dengan cepat. Payudaranya tergantung
bebas, tergguncang ketika Aku mengayun dengan irama mantap.

“Oohh papi bangsat”.
“Aku tahu kamu suka ini”, jawab Aku, dia mempercepat gerakannya.

Lolita tidak bisa percaya dia sedang menikmati sedang ‘dikerjai’ pantatnya oleh mertuanya.

“Lebih keras”, Lolita berteriak, Aku memegang payudaranya dan mulai menyetubuhinya sekeras
yang dia mampu. Ditariknya bahu Lolita ke atas mendekat dengannya dan menghisapi lehernya.
“Aku akan keluar”, teriak Aku.
“Tunggu aku “, jawabnya.

Aku menggunakan salah satu tangannya untuk menggosok Memeknya, dan kemudian dia memasukkan
dua jari dan mulai mengerjai Memeknya. Lolita menjerit dengan perasaan nikmat sekarang
saat dalam waktu yang bersamaan telepon berbunyi. Lolita menjatuhkan kepalanya ke bantal
ketika Aku mengangkat telepon, dengan satu tangan masih menggosok Memeknya.

“Halo… Birma… ya dia menyambutku dengan sangat baik… ya aku akan memanggilnya, tunggu”,
katanya saat dia menutup gagang telpon supaya Birma tidak bisa dengar suara jeritan
orgasme istrinya.

Dia bisa merasakan jarinya dilumuri cairan Lolita. Dengan satu dorongan terakhir dia mulai
menembakkan benihnya di dalam pantat Lolita. Semprotan demi semprotan menembak di dalam
pantat rapat Lolita. Mereka berdua roboh ke tempat tidur, Aku di atas punggung Lolita.
Penisnya masih di dalam, satu tangan masih menggosok pelan Memek Lolita yang terasa sakit,
tangan yang lain meremas ringan payudaranya.

Baca JUga Cerita Seks Tante Muontok

“Halo Birma”, kata Lolita mengangkat telepon. “Tidak, kita belum banyak melakukan
kegiatan… jangan cemaskan kami, hanya tolong usahakan pulang cepat… aku mencintaimu”.

Dia menutup dan menjatuhkan telepon itu. Mereka berbaring di sana selama lima menitan, Aku
masih di atas, nafas keduanya berangsur reda. Aku mencabut jarinya yang berlumuran sperma
dan menaruhnya ke mulut Lolita. Dia menghisapnya hingga kering, dan kemudian bangun.

“Aku pikir lebih baik papi keluar”, dia berkata dengan mata yang berkaca-kaca. Dia
berjalan sempoyongan ke arah kamar mandi itu. Rambutnya berantakan. Aku bisa lihat
cairannya yang pelan-pelan menetes turun di pantatnya, dan menurun ke pahanya.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Istri Tetangga Yang Ganas

Cerita Sex Terbaru | Susi adalah seorang tetangga ramah, dalam cerita seks ini Susi digambarkan sebagai sosok ibu muda yang baik, sopan dan ramah, tapi siapa sangka nafsu besar yang dimiliki Susi ternyata tertutup oleh keramahannya. Setelah sebelumnya cerita tentang istriku tukang selingkuh, berikut tentang perselingkuhan seorang ibu muda.

Cerita Sex Terbaru Istri Tetangga Yang Ganas

Kejadian ini terjadi sekitar satu bulan yang lalu. Waktu itu saya beserta dua orang teman kantor sedang makan siang di sebuah restoran di bilangan Kemang. Ketika saya hendak membayar makanan, saya mengantri di belakang seorang wanita cantik yang sedang menggendong anak kecil. Karena agak lama, saya menegurnya. Ketika ia menengok ke arah saya, saya sangat kaget, ternyata ia adalah Susi.
Nah, Susi ini adalah istri tetangga saya di komplek rumah saya. “Eh, Mas Vito. Lagi ngapain Mas..?” tanyanya. “Anu, saya sedang makan siang. Kamu sama siapa Mir..? Andre ndak ikut..?” “Enggak Mas, dia lagi tugas luar kota. Saya lagi beli makanan, sekalian buat nanti malam. Soalnya si Ijah lagi pulang kampung juga. Ya sudah, saya keluar aja bareng Vina (anaknya-pen).” “Kamu bawa mobil..?” tanya saya. “Enggak tuh Mas, mobilnya dibawa Mas Andre ke Lampung.” “Oo, mau pulang bareng..? Kebetulan saya juga mau langsung pulang, tadi habis tugas lapangan.” “Ya sudah nggak apa-apa.” Singkat cerita, saya dan kedua teman saya langsung pulang ke rumah masing-masing. Sementara saya, Susi dan Vina pulang bersama di mobil saya. Sesampainya di rumah Susi yang hanya berjarak 4 rumah dari saya, Susi mengajak mampir, tapi saya bilang mau pulang dulu, ganti baju dan menaruh mobil. Karena Jenny, istri saya, sedang pergi ke rumah orangtuanya, saya langsung saja pergi ke rumah Susi dengan memakai celana pendek dan kaos. Ternyata, rumah Susi tertata cukup apik. Ketika saya masuk, si Susi hanya memakai piyama mandi. “Saya ganti baju dulu ya Mas, gerah nih,” katanya sambil tersenyum. “Oo.., iya, si Vina mana..?” tanya saya sambil terpesona melihat kecantikan dan kemulusan body si Susi. “Anu Mas, dia langsung tidur pas sampai di rumah tadi, kasihan dia capek, saya ke kamar dulu ya Mas..!” “Eh, iya, jangan lama-lama ya,” kata saya.
Ketika Susi masuk ke dalam kamar, dia (entah sengaja atau tidak) tidak rapat menutup pintu kamarnya. Merasa ada kesempatan, saya mencoba mengintip. Memang lagi mujur, ternyata di lurusan celah pintu itu, ada kaca lemari riasnya. Wow, untuk ukuran wanita yang telah mempunyai anak berumur 3 tahun, si Susi ini masih punya bentuk tubuh yang bagus dan indah. Dengan ukuran 34B dan selangkangan yang dicukur, dia langsung membuat “adik kecil” saya berontak dan bangun. Dan yang menambah kaget saya, sebelum memakai daster yang hanya selutut, ia hanya memakai celana dalam jenis G-string dan tidak mengenakan BH. Sebelum ia berjalan ke luar kamar, saya langsung lari ke sofa dan pura-pura membaca koran. “Eh, maaf ya Mas kelamaan.” kata Susi sambil duduk setelah sepertinya berusaha untuk membetulkan letak tali celana dalamnya yang menyempil. “Ndak apa-apa kok, saya juga lagi baca koran. Memangnya Andre berapa hari tugas luar kota..?” tanya saya yang juga ‘sibuk’ membetulkan letak si ‘kecil’ yang salah orbit. Sambil tersenyum penuh arti, Susi menjawab, “3 hari Mas, baru berangkat tadi pagi. Ngomong-ngomong saya juga sudah 2 hari ini nggak liat Mbak Jenny, kemana ya Mas..?” “Dia ke rumah orangtuanya. Seminggu. Bapaknya sakit.” jawab saya. “Wah, kesepian dong..?” tanya Susi menggoda saya.Cerita Sex Terbaru
Merasa hal ini harus saya manfaatkan, saya jawab saja sekenanya, “Iya nih, mana seminggu lagi, ndak ada yang nemenin. Kamu mau nemenin saya emangnya..?” “Wah tawaran yang menarik tuh..,” jawab Susi sambil tersenyum lagi, “Emangnya Mas mau saya temenin..? Saya kan ada si Vina, nanti ganggu Mas lagi. Mas Vito kan belum punya anak, jadinya santai.” “Ndak apa-apa, eh iya, saya mau tanya, kamu ini umur berapa sih? Kok keliatannya masih muda ya..?” sambil menggeser posisi duduk saya supaya lebih dekat ke Susi. “Saya baru 27 kok Mas, saya married waktu 23, pas baru lulus kuliah. Saya diajak married Mas Andre itu pas dia sudah bekerja 3 tahun. Gitu Mas, memang kenapa sih..?” “Ndak, saya kok penasaran ya. Kamu sudah punya anak umur 3 tahun, tapi kok badan kamu masih bagus banget, kayak anak umur 20-an gitu.” kata saya. “Yah, saya berusaha jaga badan aja Mas. Biar laki-laki yang ngeliat saya pada ngiler,” katanya sambil tersenyum. “Wah, kamu ini bisa saja, tapi memang iya sih ya, saya kok juga jadi mau ngiler nih.” “Nah kan, mulai macem-macem ya, nanti saya jewer lho..!” “Kalo saya macem-macem beneran, emangnya kamu mau jewer apa saya..?” tanya saya sambil terus melakukan penetrasi dari sayap kanan Susi.
Merasa saya melakukan pendekatan, Susi kok ya mengerti. Sambil menghadap ke wajah saya, dia bilang, “Wah, kalo beneran, saya mau jewer ‘burungnya’-nya Mas Vito, biar putus sekalian.” “Memangnya kamu berani..?” tanya saya, “Dan lagi saya juga bisa mbales,” “Saya berani lho Mas..!” sambil beneran memegang ‘burung’ saya yang memang sudah minta dipegang, “Terus Mas Vito mbalesnya gimana..?” “Nanti saya remes-remes lho toketmu..!” jawab saya sambil beneran juga melakukan serangan pada bagian dada. Karena merasa masing-masing sudah memegang ‘barang’, kami tidak bicara banyak lagi. Saya langsung mengulum bibir Susi yang memang lembut sekali dan basah serta penuh gairah. Dan tampaknya, Susi yang sudah setengah jalan, langsung memasukkan tangannya ke dalam celana saya, tepat memegang ‘burung’ saya yang maha besar itu (kata istri saya sih). “Mas Vito, kon**lnya gede banget.” kata Susi sambil terengah-engah. “Sudah, nikmati aja. Kalo mau diisep juga boleh..!” kata saya.
Dan tanpa banyak bicara, Susi langsung membuka 2 pertahanan bawah saya. Dengan seenaknya ia melempar celana pendek dan celana dalam saya, dan langsung menghisap batang kemaluan saya. Ternyata, hisapannya top banget. Tanpa tanggung-tanggung, setengah penis saya yang 18 cm itu dimasukkan semuanya. Dalam hati saya berpikir, “Maruk juga nih perempuan..!” Setelah hampir 5 menit, Susi saya suruh berdiri di depan saya sambil saya lucuti pakaiannya. Tanpa di komando, Susi melepas celana dalamnya yang mini itu, dan menjejalkan kemaluannya yang tanpa bulu ke mulut saya. Ya sudah, namanya juga dikasih, langsung saja saya ciumi dan saya jilat-jilat. “Mas, geli Mas,” kata Susi sambil terus menggoyang-goyangkan pantatnya. “Tadi ngasih, sekarang komentar..!” kata saya sambil memasukkan dua jari tangan saya ke dalam vaginanya yang (ya ampun) peret banget, kayak kemaluan perawan. Masih dalam posisi duduk, saya membimbing pantat dan vagina Susi ke arah batang kemaluan saya yang makin lama makin keras. Perlahan-lahan, Susi memasukkan kejantanan saya ke dalam vaginanya yang mulai agak-agak basah. “Pelan-pelan ya Mir..! Nanti memekmu sobek,” kata saya sambil tersenyum. Susi malah menjawab saya dengan serangan yang benar-benar membuat saya kaget. Dengan tiba-tiba dia langsung menekan batang kejantanan saya dan mulai bergoyang-goyang.
Gerakannya yang halus dan lembut saya imbangi dengan tusukan-tusukan tajam menyakitkan yang hanya dapat dijawab Susi dengan erangan dan desahan. Setelah posisi duduk, Susi mengajak untuk berposisi Dog Style. Susi langsung nungging di lantai di atas karpet. Sambil membuka jalan masuk untuk kemaluan saya di vaginanya, Susi berkata, “Mas jangan di lubang pantat ya, di memek aja..!” Seperti anak kecil yang penurut, saya langsung menghujamkan batang kejantanan saya ke dalam liang senggama Susi yang sudah mulai agak terbiasa dengan ukuran kemaluan saya. Gerakan pantat Susi yang maju mundur, benar-benar hebat.
Pertandingan antar jenis kelamin itu, mulai menghebat tatkala Susi ‘jebol’ untuk yang pertama kali. “Mas, aku basah..,” katanya dengan hampir tidak memperlambat goyangannya. Mendengar hal itu, saya malah langsung masuk ke gigi 4, cepat banget, sampai-sampai dengkul saya terasa mau copot. Kemaluan Susi yang basah dan lengket itu, membuat si ‘Vladimir’ tambah kencang larinya. “Mir, aku mau keluar, di dalam apa di luar nih buangnya..?” tanya saya. Eh Susi malah menjawab, “Di dalam aja Mas, kayaknya aku juga mau keluar lagi, barengin ya..?” Sekitar 3 menit kemudian, saya sudah benar-benar mau keluar, dan sepertinya Susi juga. Sambil memberi aba-aba, saya bilang, “Mir, sudah waktunya nih, keluarin bareng ya, 1 2 3..!” Saya memuntahkan air mani saya ke dalam liang vagina Susi yang pada saat bersamaan juga mengeluarkan cairan kenikmatannya.Cerita Sex Terbaru
Setelah itu saya mengeluarkan batang kejantanan saya dan menyuruh Susi menghisap dan menjilatinya sekali lagi. Si Susi menurut saja, sambil ngos-ngosan, Susi menjilati penis saya. Ketika Susi sedang sibuk dengan batang kejantanan saya, Vina bangun tidur dan langsung menghampiri kami sambil bertanya, “Mami lagi ngapain..? Kok Om Vito digigit..?” Susi yang tampaknya tidak kaget, malah menyuruh Vina mendekat dan berkata, “Vina, Mami nggak gigit Om Vito. Mami lagi makan ‘permen kojek’-nya Om Vito, rasanya enak banget deh, asin-asin..” “Mami, emangnya permennya enak..? Vina boleh nggak ikut makan..?” tanya Vina. Sambil mengocok-ngocok penis saya, Susi berkata, “Vina nggak boleh, nanti diomelin sama Om Vito, mendingan Vina duduk di bangku ya, ngeliat Mami sama Om Vito main dokter-dokteran.” Saya yang dari tadi diam saja, mulai angkat bicara, “Iya, Vina nonton aja ya, tapi jangan bilang-bilang ke Papi Vina, soalnya kasian Mami nanti. Ini Mami kan lagi sakit, jadinya Om kasih permen terus disuntik.” Sambil terus memegang penis saya yang mulai kembali mengeras, Susi berkata pada Vina, “Nanti kalo’ Vina nggak bilang ke papi, Vina Mami beliin baju baru lagi deh, ya? Tuh liat, suntikannya Om Vito mulai keras. Vina diam aja ya, Mami mau disuntik dulu nih..!” Merasa ada tantangan lagi, saya langsung mencium Susi dengan lembut di bibirnya yang masih beraroma sperma, sambil meremas buah dadanya yang kembali mengeras. Susi langsung melakukan gerakan berputar dan langsung telentang sambil tertawa dan berteriak tertahan, “Babak kedua dimulai, teng..!” Sementara Vina hanya diam melihat maminya dan saya ‘acak-acak’, walaupun terkadang dia membantu mengelap keringat maminya dan saya.

Baca JUga Cerita Seks Tetangga Kost Yang Seksi

Itulah pengalaman saya dan Susi yang masih berlanjut untuk hari-hari berikutnya. Kadang-kadang di rumah saya, dan tidak jarang pula di rumahnya. Kami melakukan berbagai macam gaya, dan di segala ruangan dan kondisi. Pernah kami melakukan di kamar mandi, masih dengan Vina yang ikut nimbrung ‘nonton’ pertandingan saya vs maminya. Dan Vina juga diam dan tidak bicara apa-apa ketika papinya pulang dari Lampung. Hal itu malah makin mempermudah saya dan Susi yang masih sering bersenggama di rumah saya ketika saya pulang kantor, dan ketika istri saya belum pulang dari rumah orangtuanya. Dan saya akan masih terus akan menceritakan pengalaman saya dengan Susi. Dan nanti akan saya ceritakan pengalaman saya dengan adik Susi, Rere.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Ibu Maya

Cerita Sex Terbaru | Hampir setiap ada kesempatan aku bersetubuh dengan mertuaku, kesempatan itu aku lakukan saat istriku
Indri sedang ada tugas di luar kantor yang memaksa untuk nginap beberapa hari di luar kota, aku dan
mertuaku selalu tidur satu ranjang layaknya suami istri, apabila birahi datang kami selalu melengkapi
dengan saling membutuhkan biasanya aku semprotkan air maniku di dalam vagina mertuaku.

Cerita Sex Terbaru Ibu Maya

Tak lama beberapa bulan ternyata akibatnya fatal yaitu mertuaku hamil atas spermaku, aku kira mertuaku
sudah tidak bisa hamil karena umurnya yang sudah tua 53 tahun, tapi atas kehendak mertuaku sendiri aku
agak tenang jadi semua bisa diatasinya, saat mertuaku pulang ke desanya aku berniat untuk kesana dan
memeriksakan kandungannya.

Tapi mertuaku menolak untuk aku temani entar malah suaminya curiga, setelah aku yakin bahwa mertuaku
bisa menyembunyikan perbuatan itu otak jorokku keluar lagi dengan menelpon mertuaku aku bilang bahwa
aku kangen banget, dan mertuaku juga merasakan apa yang aku rasakan. Setelah lama ngobrol tiba tibb
handphone yang satunya berbunyi.

Hallo, selamat pagi.

Pento kamu tolong ke ruang Ibu sebentar.

Ternyata Bos besar yang memanggil, akupun beranjak dari tempat dudukku dan bergegas menuju rangan Ibu
Maya. Ibu Maya, wanita setengah baya, yang sudah menjanda karena ditinggal mati suaminya akibat
kecelakaan, saat latihan terjun payung di Sawangan.

Aku taksir, usia Ibu Maya kurang lebih 45 tahun, Ibu Maya seorang wanita yang begitu penuh wibawa,
walaupun sudah berusia 45 tahun namun Ibu Maya tetap terlihat cantik, hanya sayang Tubuh Ibu Maya agak
gemuk.

Selamat pagi Bu, ada apa Ibu memanggil saya.

Oh nggak.. , Ibu cuma mau Tanya mengenai pekerjaan kemarin, yang diberikan sama Bp. Anwar sudah
selesai kamu kerjakan atau belum?.

Oh.. ya Bu.. sudah, sekarang saya sedang memeriksanya kembali sebelum saya serahkan, biar tidak ada
kesalahan. Jawabku.

Oh.. ya.. sudah kalau begitu, Kamu kelihatan pucat kenapa? Kamu sakit?. Tanya Ibu Maya.

Oh nggak Bu Saya tidak apa-apa.

Kalau kamu kurang sehat, ijin saja istirahat dirumah, jangan dipaksakan nanti malah tambah parah
penyakit mu.

Ah.. nggak apa-apa Bu saya sehat kok. Jawabku.

Saat aku hendak meninggalkan ruangan Ibu Maya, aku sangat terkejut sekali, saat Ibu Maya berkata,
Makanya kalau selingkuh hati hati dong Pen Jangan terlalu berani. Sekarang akibatnya ya beginilah Ibu
mertuamu hamil.

Aku sangat terkejut sekali, bagai disambar petir rasanya mukaku panas sekali, aku sungguh-sungguh
mendapatkan malu yang luar biasa.

Dari mana Ibu tahu? tanyaku dengan suara yang terbata bata.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Maaf Pen Bukannya Ibu ingin tahu urusan orang lain, Tadi waktu Ibu menelfon kamu kamu kok online terus
Ibu jadi penasaran, Ibu masuk saja ke line kamu.

Sebenarnya, setelah Ibu tahu kamu sedang bicara apa, saat itu Ibu hendak menutup telepon rasanya kok
lancang dengerin pembicaraan orang lain, tapi Ibu jadi tertarik begitu Ibu tahu bahwa kamu selingkuh
dengan Ibu mertuamu sendiri.

Aku marah sekali, tapi apa daya Ibu Maya adalah atasanku, selain itu Ibu Maya adalah saudara sepupu
dari pemilik perusahaan tempat aku bekerja, bisa bisa malah aku dipecat. Aku hanya diam dan menundukan
kepalaku, aku pasrah.

Ya sudah, tenang saja rahasia kamu aman ditangan Ibu.

Terima kasih Bu, jawabku lirih sambil menundukkan mukaku

Nanti sore setelah jam kerja kamu temenin Ibu ke rumah, ada yang hendak Ibu bicarakan dengan kamu, OK.

Tentang apa Bu? tanyaku.

Ibu mau mendengar semua cerita tentang hubunganmu dengan Ibu mertuamu dan jangan menolak pintanya
tegas.

Akupun keluar dari ruangan Ibu Maya dengan perasaan tidak karuan, aku marah atas perbuatan Ibu Maya
yang dengan lancang mendengarkan pembicaraanku dengan Ibu mertuaku dan rasa malu karena hubungan
gelapku dengan Ibu mertuaku diketahui oleh orang lain.

Kenapa Pen? Kok mukamu kusut gitu habis dimarahin sama si gendut ya, Tanya Wilman sohibku.
Ah, nggak ada apa apa Aku lagi capek aja.

Oh aku pikir si gendut itu marahin kamu.

Kamu itu Wil, gendat gendut, ntar kalau Ibu Maya denger mati kamu.

Hari itu aku sudah tidak konsentrasi dalam pekerjaanku Aku hanya melamun dan memikirkan Ibu mertuaku,
kasihan sekali beliau harus dikuret sendirian, terbayang dengan jelas sekali wajah Ibu mertuaku
kekasihku,Cerita Sex Terbaru

Rasanya aku ingin terbang ke desa GL dan menemani Ibu mertuaku, tapi apa daya Ibu mertuaku melarangku.
Apalagi nanti sore aku harus pergi dengan Ibu Maya, dan aku harus menceritakan kepadanya semua yang
aku alami dengan Ibu mertuaku,

Uh.. rasanya mau meledak dada ini, Aku berharap agar jam tidak usah bergerak, namun detik demi detik
terus berlalu dengan cepat, tanpa terasa sudah jam setengah lima. Ya aku hanya bisa pasrah, mau tidak
mau aku harus mencerikan semua yang terjadi antara aku dengan Ibu mertuaku agar rahasiaku tetap aman.

Kring.. , kuangkat telepon di meja kerjaku.

Gimana? Sudah siap, Tanya Ibu Maya. Ya Bu saya siap, Ya sudah kamu jalan duluan tunggu Ibu di ATM BNI
pemuda.

Ternyata Ibu Maya tidak ingin kepergiannya denganku diketahui karyawan lain. Dengan menumpang mobil
kawanku Wilman, aku diantar sampai atm bni, dengan alasan aku mau mengambil uang, dan akan pergi
ketempat familiku, akhirnya wilman pun tidak jadi menunggu dan mengantarkanku pulang seperti biasanya.

Kurang lebih lima belas menit aku menunggu Ibu Maya, tapi yang ditunggu-tunggu belum datang juga, saat
kesabaranku hampir habis kulihat mobil Mercedes hitam milik Ibu Maya masuk ke halaman dan parkir. Ibu
Maya pun turun dari mobil dan berjalan kearah ATM.

Hi.. Pento ngapain kamu disini?, sapa Ibu Maya.

Aku jadi bingung, namun Ibu Maya mengedipkan matanya, akupun mengerti maksud Ibu Maya, agar kami
bersandiwara karena ada beberapa orang yang sedang antri mengambil uang.

Oh nggak Bu, saya lagi nunggu temen tapi kok belum datang juga, sahutku.

Ibu Mayapun bergabung antri di depan ATM.

Gimana, temenmu belum datang juga? Saat Ibu Maya keluar dari ruang ATM.
Belum Bu.

Ya sudah pulang bareng Ibu aja toh kita kan searah.

Aku pun berjalan kearah mobil Ibu Maya, aku duduk di depan disamping supir pribadi Ibu Maya sementara
Ibu Maya sendiri duduk dibangku belakang.

Ayo, Pak Bari kita pulang Iya Nya.. , sahut Pak bari Untung aku ketemu kamu disini Pento Padahal tadi
aku sudah cari kamu dikantor kata teman temanmu kamu udah pulang.

Uh.. batinku Ibu Maya mulai bersandiwara lagi.

Memangnya ada apa Ibu mencari saya?.

Mengenai proposal yang kamu bikin tadi siang baru sempat Ibu periksa sore tadi, ternyata ada beberapa
kekurangan yang harus ditambahkan. Yah dari pada nunggu besok mendingan kamu selesaikan sebentar di
rumah Ibu OK.

Aku hanya diam saja, pikiranku benar-benar kacau saat itu, sampai sampai aku tidak tahu kalau aku
sudah sampai dirumah Ibu Maya.

Ayo masuk, ajak Ibu mia.

Aku sungguh terkagum kagum melihat rumah bossku yang sanggat besar dan megah. Aku dan Ibu Maya pun
masuk kerumahnya semakin kedalam aku semakin bertambah kagum melihat isi rumah Ibu Maya yang begitu
antik dan mewah.

Selamat sore Nya,

Sore Yem, Oh ya.. yem ini ada anak buah ku dikantor, mau mengerjakan tugas yang harus diselesaikan
hari ini juga tolong kamu antar dia ke kamar Bayu, biar Bapak Pento bekerja disana.
Baik Nya.

Akupun diajak menuju kamar Bayu oleh Iyem pembantu di rumah Ibu Maya.

Silakan Den, ini kamarnya.

Akupun memasuki kamar yang ditunjuk oleh Iyem. Sebuah kamar yang besar dan mewah sekali. Langsung aku
duduk di sofa yang ada di dalam kamar.

Kring.. , kring.. , kuangkat telepon yang menempel di dinding.

Hallo, Pento, itu kamar anakku, sekarang ini anakku sedang kuliah di US, kamu mandi dan pakai saja
pakaian anakku, biar baju kerjamu tidak kusut.

Oh.. iya Bu terimakasih.

Langsung aku menuju kamar mandi, membersihkan seluruh tubuhku denga air hangat, setelah selesai akupun
membuka lemari pakian yang sangat besar sekali dan memilih baju dan celana pendek yang pas denganku.

Sudah hampir jam tujuh malam tapi Ibu Maya belum muncul juga, yang ada malah Iyem yang datang
mengantarkan makan malam untukku. Saat aku sedang asyik menikmati makan malamku, pintu kamar terbuka
dan kulihat ternyata Ibu Maya yang masuk,

Aku benar benar terpana melihat pakaian yang dikenakan oleh Ibu Maya tipis sekali. Setelah mengunci
pintu kamar Ibu Maya datang menghampiri dan ikut duduk di sofa. Sambil terus melahap makananku aku
memandangi tubuh Ibu Maya, walaupun gendut tapi Ibu Maya tetap cantik.

Setelah beberapa saat aku menghabiskan makananku Ibu Maya berkata kepadaku, Sekarang, kamu harus
menceritakan semua peristiwa yang kamu alami dengan Ibu Mertuamu, Ibu mau dengar semuanya, dan lepas
semua pakaian yang kamu kenakan.Cerita Sex Terbaru

Tapi Bu, protesku.

Pento, kamu mau istrimu tahu, bahwa suaminya ada affair dengan ibunya bahkan sekarang ini Ibu kandung
istrimu sedang mengandung anakmu.

Aku benar benar sudah tidak punya pilihan lagi, kulepas kaos yang kukenakan, kulepas juga celana
pendek berikut cd ku, aku telanjang bulat sudah. Karena malu kututup kontolku dengan kedua tanganku.

Sial!, makiku dalam hati, aku benar benar dilecehkan oleh Ibu Maya saat itu.

Lepas tanganmu Ibu mau lihat seberapa besar kontolmu, bentak Ibu Maya.

Mm.. , lumayan juga kontolmu.

Malu sekali aku mendengar komentar Ibu Maya tentang ukuran kontolku, yang ukurannya hanya standar
Indonesia.

Nah, sekarang ceritakan semuanya.

Dengan perasaan malu, akupun menceritakan semua kejadian yang aku alami bersama Ibu Mertuaku, mau
tidak mau burungkupun bangun dan tegak berdiri, karena aku menceritakan secara detail apa yang aku
alami.

Kulihat Ibu Maya mendengarkan dan menikmati ceritaku, sesekali Ibu Maya menarik napas panjang. Tiba
tiba Ibu Maya bangkit berdiri dan melepaskan seluruh pakaian yang dia kenakan, aku terdiam dan terpana
menyaksikan tubuh gendut orang paling berpengaruh dikantorku,

Sekarang sudah telanjang bulat dihadapanku. Walaupun banyak lemak disana sini namun pancaran kemulusan
tubuh Ibu Maya membuat jakunku turun naik.

Kenapa diam, ayo lanjutkan ceritamu, bentaknya lagi.

Baik Bu, akupun melanjutkan ceritaku kembali, namun aku sudah tidak konsentrasi lagi dengan ceritaku,
apalagi saat Ibu Maya menghampiri dan membuka kakiku kemudian mengelus elus dan mengocok ngocok
kontolku, aku sudah tidak fokus lagi pada ceritaku.

Ahh.. , jeritku tertahan saat mulut Ibu Maya mulai mengulum kontolku.

Ahh.. Bu.. , nikmat sekali.

Kuangkat kepala Ibu Maya, kamipun berciuman dengan liarnya, kupeluk tubuh gendut bossku.
Bu.. kita pindah keranjang saja, pintaku,

Sambil terus berpelukan dan berciuman kami berdua berjalan menuju ranjang. Kurebahkan tubuh Ibu Maya,
ku lumat kembali bibirnya, kami berdua bergulingan diatas pembaringan, saling merangsang birahi kami.

Ahh.. , Jerit Ibu Maya saat mulutku mulai mencium dan menjilati teteknya.

Uhh Pento.. enak.. sayang.

Ketelusuri tubuh Ibu Maya dan jilatan lidahkupun menuju memek Ibu Maya yang licin tanpa sehelai
rambutpun. Kuhisap memek Ibu Maya dan kujilati seluruh lendir yang keluar dari memeknya. Banjir sekali
Mungkin karena Ibu Maya sudah sangat terangsang mendengar ceritaku.

Ahh, jerit Ibu Maya saat dua jariku masuk ke lubang surganya, dan tanganku yang satu lagi meremas-
remas teteknya.

Aku berharap agar orang yang telah melecehkanku ini cepat mencapai orgasmenya, aku makin beringas
lidahku terus menjilati memek Ibu Maya yang sedang dikocok kocok dua jari tanganku.

Usahaku berhasil, Ibu Maya memohon agar aku segera memasukan kontolku le lubang memeknya, tapi aku
tidak mengindahkan keinginannya, kupercepat kocokan jari tanganku dilubang memek Ibu Maya, tubuh Ibu
Mayapun makin menegang.

Aaarrgghh.. Pento, jerit Ibu Maya tubuhnya melenting, kakinya menjepit kepalaku saat badai orgasme
melanda dirinya,”Puas Ngentot Memek Boss”

Aku puas sekali melihat kondisi Ibu Maya, seperti orang yang kehabisan napas, matanya terpejam,
kubiarkan Ibu Maya menikmati sisa sisa orgasmenya. Kucumbu kembali Ibu Maya kujilati teteknya,
kumasukan lagi dua jariku kedalam memek nya yang sudah sangat basah.

Ampun.. Pento.. biarkan Ibu istirahat dulu, pintanya.Cerita Sex Terbaru

Aku tidak memperdulikan permintaannya, kubalik tubuh telentangnya, tubuh Ibu Maya tengkurap kini.

Jangan.. dulu Pen.. too.. Ibu lemas sekali.

Aku angkat tubuh tengkurapnya, Ibu Maya pasrah dalam posisi nungging. Matanya masih terpejam. Kugesek
gesekan kontolku kelubang memek Ibu Maya. Kutekan dengan keras dan.. Blesss masuk semua batang
kontolku tertelan lubang nikmat memek Ibu Maya.

Iiihh.. Pen.. to.. kamu.. jahat.

Akupun mulai mengeluar masukan kontolku ke lubang memek Ibu Maya, orang yang paling di takuti
dikantorku sekarang ini sedang bertekuk lutut di hadapanku, merintih rintih mendesah desah, bahkan
memohon mohon padaku.

Aku puas sekali, kupompa dengan cepat keluar masuknya kontoku di lubang memek Ibu Maya, bunyi plak..
plak.. akibat beradunya pantat Ibu Maya dengan tubuhku menambah nikmat persetubuhkanku.

Uhh.. , jeritku saat kontolku mulai berdenyut denyut.

Akupun sudah tidak sanggup lagi menahan bobolnya benteng pertahananku. Kupompa dengan cepat kontolku,
Ibu Mayapun makin belingsatan kepalanya bergerak kekiri dan kekanan.

Ahh Ibu.. aku mau.. keluar.. .

Dan cret.. cret, muncrat sudah spermaku masuk kedalam Memek dan rahim Ibu Maya, beberapa detik
kemudian Ibu Maya pun menyusul mendapatkan orgasmenya, dengan satu teriakan yang keras sekali, Ibu
Maya tidak peduli apakah Iyem pembantunya mendengar jeritannya diluar sana.

Ibu Maya rebah tengkurap, akupan rebah di belakangnya sambil terus memeluk tubuh gendut Ibu Maya.
Nikmat sekali.. , Orgasme yang baru saja kami raih bersamaan, kulihat Ibu Maya sudah lelap tertidur,

Dari celah belahan memek Ibu Maya, air manyku masih mengalir, aku benar benar puas karena orang yang
telah melecehkanku sudah kubuat KO. Kuciumi kembali tubuh Ibu Maya, kontolkupun tegak kembali, ku
balik tubuh Ibu Maya agar telentang, kuangkat dan kukangkangi kakinya. Kugesek-gesekan kontolku di
lubang memek Ibu Maya.

Uhh Pento.. Ibu lelah sekali sayang, Lirih sekali suara Ibu Maya.

Aku sudah tidak peduli, langsung kutancapkan kontolku ke lubang nikmat Ibu Maya, Bless.. Licin sekali,
kupompa keluar masuk kontolku, tubuh Ibu Maya terguncang guncang akibat kerasnya sodokan keluar masuk
kontolku,

Rasanya saat itu aku seperti bersetubuh dengan mayat, tanpa perlawanan Ibu Maya hanya memejamkan
matanya. Kukocok dengan cepat dan keras keluar masuknya kontolku di lubang memek Ibu Maya.. , dan
langsung ku cabut kontolku dan kumuncratkan air maniku diatas perut Ibu Maya.

Karena lelah akupun tertidur sisamping tubuh telanjang Ibu Maya, sambil kupeluk tubuhnya, saat aku
terbangun kulihat jarum jam sudah menunjukan pukul setengah sebelas malam, buru buru aku bergegas
membersihkan tubuhku dan mengenakan pakaian kerjaku.

Bu.. Bu.. Maya bangun Bu.. .

Akhirnya dengan malas Ibu Maya membuka matanya.

Baca Juga Cerita Seks Kekasihku Yang Hot

Sudah malam Bu saya mau pulang.

Pento kamu liar sekali, rasanya tubuh Ibu seperti tidak bertulang lagi.

Ibu Mayapun bangkit mengenakan pakaiannya, kami berdua berjalan keluar kamar.
Tunggu sebentar ya Pento, kemudian Ibu Maya masuk kekamarnya, beberapa saat kemudian Ibu Maya keluar
dari kamarnya dengan senyumnya yang menawan.

Ini untuk kamu.

Apa ini Bu?, Tanyaku, saat Ibu Maya menyodorkan sebuah amplop kepadaku.

Aku menolak pemberian Ibu Maya, namun Ibu Maya terus memaksaku untuk menerimanya. Terrpaksa kukantongi
amplop yang diberikan Ibu Maya lalu kembali kami berciuman dengan mesranya.

Dalam perjalanan pulang aku masih tidak menyangka bahwa aku baru saja bersetubuh dengan Ibu Maya.
Entah nasib baik ataukah nasib buruk tapi aku benar benar menikmatinya.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Vagina Harum

Cerita Sex Terbaru | Melika adalah sosok wanita yang aku kenal baru saja namun aku langsung terpukau dengan
kecantikan wajahnya. Selain cantik Melika juga dikenal sebagai wanita yang ramah dan mudah
bergaul, jadi Melika mempunyai banyak teman. Namun temannya sebagian besar adalah laki-
laki. Melika sendiri denganku juga sangat akrab sekali meskipun belum lama mengenalku. Dan
aku pun sedikit merasa suka dengan kecantikan Melika.

Cerita Sex Terbaru Vagina Harum

Melika selain cantik dia juga memiliki tubuh yang sangat ideal untuk seorang cewek. Tingginya 168cm dengan berat badan
57kg sehingga badannya terlihat langsing. Tubuh Melika juga dihiasi dengan dua buah
payudaranya yang gak begitu besar namun padat serta kebulatan pantat Melika membuat para
lelaki selalu melongok ketika melihatnya.
Semakin lama aku semakin dekat dengan Melika, namun sayangnya Melika adalah kekasih
temanku yang namanya Hadi dan sebentar lagi mau bertunangan. Namun meskipun Melika sudah
mau tunangan, Melika tetap akrab dengan teman-teman cowoknya termasuk aku. Dan rasa sukaku
kepada Melika tak pernah hilang. Ku selalu berharap agar hubungan Melika segera kandas dan
tidak jadi menikah. Harapanku suka kepada Melika sHadikit menemui jalan, karena sekarang
aku semakin dekat dengan Melika akibat JOB yang kita kerjakan bersama.
JOB yang kita kerjakan bersama membuat aku selalu bersama Melika dan mendapatkan momen
berdua dengan Melika. Dan aku pun sHadikit demi sHadikit menunjukan rasa sukaku kepada
Melika, dan ternyta Melika pun juga menanggapi rasaku dengan sua juga. Sampailah suatu
hari aku melihat Melika sedang duduk dan aku lihat Melika sedang memandangi HP nya secara
serius. Itu membuatku penasaran dan aku langsung menuju ketempat Melika duduk dengan
mengendap-endap karena aku ingin tau apa yang dilihat oleh Melika. Dan ternyata Melika
sedang membaca cerita Sex dislah satu blog. Dan aku pun langsung mengagetkan Melika
“Oooowhh…kamu suka baca begituan ya??” tanyaku mengagetkan Melika. Dengan sekejap Melika
langsung menutup HP nya dan “Kamu kok tiba-tiba disini, emang kamu dar mana, kok aku gak
tau kedatanganmu Fand??” tanya Melika dengan terkejut.
“Udah deeeh gak usah malu-malu, lanjutin aja bacanya” ujarku. “Enggak aahh ada kamu” balas
Melika. “Gak papa kok, kadang aku juga suka baca yang begituan kok” ucapku. “Aaahhh kamu
ternyata sama aja Fand..Fande…” kata Melika. Emang kalau baca aja, nanti kalau sudah sange
kamu ngapain Mel??” tanyaku. “Ya gak ngapa-ngapain to Fand, ya mau ngapain lagi” jawab
Melika. “Aaaahhh yang bener, cewek kalau sange kan biasanya minta diEntot Mel??” cetusku
sambil mendekatkan tubuhku kepada Melika. “Iyhaa bener juga siiih kata kamu Fand” jawab
Melika sambil tertawa. Dan kemudian Melika mengatakan sesuatu yang sangat mengagetkan
hatiku.
“Kamu udah punya pacar Fand..?” tanya Melika.
“Eh, belom.. nggak laku Mel.. mana ada yang mau sama Aku..?” jawabku sHadikit berbohong.
“Ah bohong Kamu Fand..!” ucap Melika sambil mencubit lenganku. Seerr..! Tiba- tiba aliran
darahku seperti melaju dengan cepat, otomatis adikku berdiri perlahan- lahan, aku jadi
salah tingkah. Sepertinya si Melika melihat perubahan yang terjadi pada diriku, aku
langsung pura-pura mau mengambil minum lagi, karena memang minumanku sudah habis, tetapi
dia langsung menarik tanganku.
“Ada apa Mel..? Minumannya sudah habis juga..?” katak u pura-pura bodoh.
“Fand, Kamu mau nolongin Aku..?” ucap Melika seperti memelas.
“Iyaa.., ada apa Mel..?” jawabku.
“Aku.., Aku.. pengen bercinta Fand..?” pinta Melika. “Hah..!” kaget juga aku mendengarnya,
bagai petir di siang hari, bayangkan saja, baru juga satu jam yang lalu kami berkenalan,
tetapi dia sudah mengucapkan hal seperti itu kepadaku.
“Ka.., Kamu..?” ujarku terbata-bata. Belum juga kusempat meneruskan kata- kataku,
telunjuknya langsung ditempelkan ke bibirku, kemudian dia membelai pipiku, kemudian dengan
lembut dia juga mencium bibirku.

Aku hanya bisa diam saja mendapat perlakuan seperti itu. Walaupun ini mungkin bukan yang
pertama kalinya bagiku, namun kalau yang seperti ini aku baru yang pertama kalinya
merasakan dengan orang yang baru kukenal. Begitu lembut dia mencium bibirku, kemudian dia
berbisik kepadaku.

“Aku pengen bercinta sama Kamu, Fand..! Puasin Aku Fand..!” Lalu dia mulai mencium
telinganku, kemudian leherku, “Aahh..!” aku mendesah.

Mendapat perlakuan seperti itu, gejolakku akhirnya bangkit juga. Begitu lembut sekali dia
mencium sekitar leherku, kemudian dia kembali mencium bibirku, dijulurkan lidahnya
menjalari rongga mulutku. Akhirnya ciumannya kubalas juga, gelombang nafasnya mulai tidak
beraturan. Cukup lama juga kami berciuman, kemudian kulepaskan ciumannya, kemudian kujilat
telinganya, dan menelusuri lehernya yang putih bak pualam. Ia mendesah kenikmatan.
“Aahh Fand..!” Mendengar desahannya, aku semakin bernafsu, tanganku mulai menjalar ke
belakang, ke dalam t- shirt-nya. Kemudian kuarahkan menuju ke pengait BH-nya, dengan
sekali sentakan, pengait itu terlepas.

Kemudian aku mencium bibirnya lagi, kali ini ciumannya sudah mulai agak beringas, mungkin
karena nafsu yang sudah mencapai ubun- ubun, lidahku disedotnya sampai terasa sakit,
tetapi sakitnya sakit nikmat.

“Fand.., buka dong bajunya..!” katanya manja.
“Bukain dong Mel.., ” kataku. Sambil menciumiku,Cerita Sex Terbaru

Melika membuka satu persatu kancing kemeja, kemudian kaos dalamku, kemudian dia lemparkan
ke samping tempat tidur. Dia langsung mencium leherku, terus ke arah puting susuku. Aku
hanya bisa mendesah karena nikmatnya,

“Akhh.., Mel.” Kemudian Melika mulai membuka sabukku dan celanaku dibukanya juga. Akhirnya
tinggal celana dalam saja. Dia tersenyum ketika melihat kepala kemaluanku off set alias
menyembul ke atas.

Melika melihat wajahku sebentar, kemudian dia cium kepala kemaluanku yang menyembul keluar
itu. Dengan perlahan dia turunkan celana dalamku, kemudian dia lemparkan seenaknya. Dengan
penuh nafsu dia mulai menjilati cairang bening yang keluar dari kemaluanku, rasanya nikmat
sekali. Setelah puas menjilati, kemudian dia mulai memasukkan kemaluanku ke dalam
mulutnya. “Okhh.. nikmat sekali, ” kataku dalam hati, sepertinya kemaluanku terasa
disedot-sedot.

Melika sangat menikmatinya, sekali- sekali dia gigit kemaluanku. “Auwww.., sakit dong
Mel..!” kataku sambil agak meringis. Melika seperti tidak mendengar ucapanku, dia masih
tetap saja memaju- mundurkan kepalanya. Mendapat perlakuannya, akhirnya aku tidak kuat
juga, aku sudah tidak kuat lagi menahannya, “Mel, Aku mau keluar.. akhh..!” Melika cuek
saja, dia malah menyedot batang kemaluanku lebih keras lagi, hingga akhirnya,

“Croott.. croott..!” Aku menyemburkan lahar panasku ke dalam mulut Melika. Dia menelan
semua cairan spermaku, terasa agak ngilu juga tetapi nikmat. Setelah cairannya benar-benar
bersih, Melika kemudian berdiri, kemudian dia membuka semua pakaiannya, sampai akhirnya
dia telanjang bulat.

Kemudian dia menghampiriku, menciumi bibirku. “Puasin Aku Fand..!” katanya sambil memeluk
tubuhku, kemudian dia menuju tempat tidur. Sampai disana dia tidur telentang. Aku lalu
mendekatinya, tubuhnya yang elok, kuciumi bibirnya, kemudian kujilati belakang telinga
kirinya. Dia mendesah keenakan, “Aahh..!” Mendengar desahannya, aku tambah bernafsu,
kemudian lidahku mulai menjalar ke payudaranya.

Kujilati putingnya yang sebelah kiri, sedangkan tangan kananku meremas payudaranya yang
sebelah kiri, sambil kadang kupelintir putingnya. “Okkhh..! Fandi sayang, terus Fand..!
Okhh..!” desahnya mulai tidak menentu. Puas dengan bukit kembarnya, badanku kugeser,
kemudian kujilati pusarnya, jilatanku makin turun ke bawah. Kujilati sekitar pangkal
pahanya, Melika mulai melenguh hebat, tangan kananku mulai mengelus bukit kemaluannya,
lalu kumasukkan, mencari sesuatu yang mungkin kata orang itu adalah klitoris.

Melika semakin melenguh hebat, dia menggelinjang bak ikan yang kehabisan air. Kemudian aku
mulai menjilati bibir kemaluannya, kukuakkan sHadikit bibir kemaluannya, terlihat jelas
sekali apa yang namanya klitoris, dengan agak sHadikit menahan nafas, kusedot klitorisnya.

“Aakkhh.. Fand.., ” Melika menjerit agak keras, rupanya dia sudah orgasme, karena aku
merasakan cairan yang menyemprot hidungku, kaget juga aku. Mungkin ini pengalaman
pertamaku menjilati kemaluan wanita, karena sebelumnya aku tidak pernah. Aku masih saja
menjilati dan menyedot klitorisnya. “Fand..! Masukin Fand..! Masukin..!” pinta dia dengan
wajah memerah menahan nafsu. Aku yang dari tadi memang sudah menahan nafsu, lalu bangkit
dan mengarahkan senjataku ke mulut kemaluannya, kugesek-gesekkan dulu di sekitar bibir
kemaluannya.
“Udah dong Fand..! Cepet masukin..!” katanya manja. “Hmm.., rupanya ni cewek nggak sabaran
banget.” kataku dalam hati. Kemudian kutarik tubuhnya ke bawah, sehingga kakinya menjuntai
ke lantai, terlihat kemaluannya yang menyembul. Pahanya kulebarkan sHadikit, kemudian
kuarahkan kemaluanku ke arah liang senggama yang merah merekah.

Perlahan tapi pasti kudorong tubuhku. “Bless..!” akhirnya kemaluanku terbenam di dalam
liang kemaluan Indri. “Aaakkhh Fand..!” desah Melika. Kaget juga dia karena sentakan
kemaluanku yang langsung menerobos kemaluan Melika. Aku mulai mengerakkan tubuhku, makin
lama makin cepat, kadang- kadang sambil meremas- remas kedua bukit kembarnya. Kemudian
kubungkukkan badanku, lalu kuhisap puting susunya.

“Aakkhh.., teruss.., Sayangg..! Teruss..!” erang Melika sambil tangannya memegang kedua
pipiku. Aku masih saja menggejot tubuhku, tiba- tiba tubuh Melika mengejang,

“Aaakkhh…!” Ternyata Melika sudah mencapai puncaknya duluan. “Aku udah keluar duluan
Sayang..!” kata Melika. “Aku masih lama Mel.., ” kataku sambil masih menggenjot tubuhku.
Kemudian kuangkat tubuh Melika ke tengah tempat tidur, secara spontan, kaki Melika
melingkar di pinggangku.

Aku menggenjot tubuhku, diikuti goyangan pantat Melika. “Aakkhh Mel.., punya Kamu enak
sekali.” kataku memuji, Melika hanya tersenyum saja. Aku juga heran, kenapa aku bisa lama
juga keluarnya. Tubuh kami berdua sudah basah oleh keringat, kami masih mengayuh bersama
menuju puncak kenikmatan. Akhirnya aku tidak kuat juga menahan kenikmatan ini.Cerita Sex Terbaru

“Aahh Mel.., Aku hampir keluar.., ” kataku agak terbata-bata.
“Aku juga Fand..! Kita keluarin sama- sama ya Sayang..!” kata Melika sambil menggoyang
pantatnya yang bahenol itu.

Baca JUga Cerita Seks Tante Muontok

Goyangan pantat Melika semakin liar. Aku pun tidak kalah sama halnya dengan Melika,
frekuensi genjotanku makin kupercepat, sampai pada akhirnya,

“Aaakkhh…!” jerit Melika sambil menancapkan kukunya ke pundakku.
“Aakhh, Melika.., Aku sayang Kamuu..!” erangku sambil mendekap tubuh Melika. Kami terdiam
beberap saat, dengan nafas yang tersenggal-senggal seperti pelari marathon.
“Kamu hebat sekali Fand..!” puji Melika.
“Kamu juga Mel..!” pujiku juga setelah agak lama kami berpelukan. Kemudian kami cepat-
cepat memakai pakain kami kembali karena takut adik tunangannya Melika keburu datang.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Tetangga

Cerita Sex Terbaru | Aku pikir tidak perlu aku sebutkan nama dan tempat ku yang pastinya aku akan berbagai pengalam cerita
sexku , usiaku yang mau mendekati kepala empat ini kalau di pikir pikir aku seharusnya sudah punya
anak, aku dan istriku sudah menikah selma 10 tahun, begitu wajahku yang tidak ganteng tubuh saya kayak
orang cacingan.

Cerita Sex Terbaru Tetangga

Tapi aku sungguh beruntung mendapatkan istri yang begitu cantik membuat para tetangga pada iri
denganku bisa dikatakan istriku paling cantik di lingkungannya. Istriku bernama Nieta Isteriku Ada
satu kebiasaanku yang mungkin jarang orang lain miliki, yaitu keinginan sex yang tinggi.

Mungkin para pembaca tidak percaya, kadang-kadang pada siang hari selagi ada tamu pun sering saya
mengajak isteri saya sebentar ke kamar untuk melakukan hal itu. Yang anehnya, ternyata isteriku pun
sangat menikmatinya. Walaupun demikian saya tidak pernah berniat jajan untuk mengimbangi kegilaanku
pada sex. Mungkin karena belum punya anak, isteriku pun selalu siap setiap saat.

Kegilaan ini dimulai saat hadirnya tetangga baruku, entah siapa yang mulai, kami sangat akrab. Atau
mungkin karena isteriku yang supel, sehingga cepat akrab dengan mereka. Suaminya juga sangat baik,
usianya kira-kira sebaya denganku. Hanya isterinya, woow busyet.., selain masih muda juga cantik dan
yang membuatku gila adalah bodynya yang wah, juga kulitnya sangat putih mulus.

Mereka pun sama seperti kami, belum mempunyai anak. Mereka pindah ke sini karena tugas baru suaminya
yang ditempatkan perusahaannya yang baru membuka cabang di kota tempatku.

Aku dan isteriku biasa memanggil mereka Mas Geri dan Mbak Deshi. Selebihnya saya tidak tahu latar
belakang mereka. Boleh dibilang kami seperti saudara saja karena hampir setiap hari kami ngobrol, yang
terkadang di teras rumahnya atau sebaliknya.

Pada suatu malam, saya seperti biasanya berkunjung ke rumahnya, setelah ngobrol panjang lebar, Geri
menawariku nonton VCD blue yang katanya baru dipinjamnya dari temannya. Aku pun tidak menolak karena
selain belum jauh malam kegiatan lainnya pun tidak ada. Seperti biasanya, film blue tentu ceritanya
itu-itu saja. Yang membuatku kaget, tiba-tiba isteri Geri ikut nonton bersama kami.

“Waduh, gimana ini Ger..?”

Nggak enak nih..!”

“Nggak apa-apalah Mas, toh itu tontonan kok, nggak bisa dipegang.

Kalau Mas nggak keberatan, Mbak diajak sekalian.” katanya menyebut isteriku.

Aku tersinggung juga waktu itu. Tapi setelah kupikir-pikir, apa salahnya? Akhirnya aku pamit sebentar
untuk memanggil isteriku yang tinggal sendirian di rumah.

“Gila kamu..! Apa enaknya nonton gituan kok sama tetangga..?” kata isteriku ketika kuajak.

Akhirnya aku malu juga sama isteriku, kuputuskan untuk tidak kembali lagi ke rumah Geri.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Mendingan langsung tidur saja supaya besok cepat bangun. Paginya aku tidak bertemu Geri, karena sudah
lebih dahulu berangkat. Di teras rumahnya aku hanya melihat isterinya sedang minum teh. Ketika aku
lewat, dia menanyaiku tentang yang tadi malam. Aku bilang Nieta tidak mau kuajak sehingga aku langsung
saja tidur.

Mataku jelalatan menatapinya. Busyet.., dasternya hampir transparan menampakkan lekuk tubuhnya yang
sejak dulu menggodaku. Tapi ah.., mereka kan tetanggaku. Tapi dasar memang pikiranku sudah tidak be,
kutunda keberangkatanku ke kantor, aku kembali ke rumah menemui isteriku.

Seperti biasanya kalau sudah begini aku langsung menarik isteriku ke tempat tidur. Mungkin karena
sudah biasa Nieta tidak banyak protes. Yang luar biasa adalah pagi ini aku benar-benar gila. Aku
bergulat dengan isteriku seperti kesetanan. Kemaluan Nieta kujilati sampai tuntas, bahkan kusedot
sampai isteriku menjerit. Edan, kok aku sampai segila ini ya, padahal hari masih pagi.Tapi hal itu
tidak terpikirkan olehku lagi.

Isteriku sampai terengah-engah menikmati apa yang kulakukan terhadapnya. Nieta langsung memegang
kemaluanku dan mengulumnya, entah kenikmatan apa yang kurasakan saat itu. Sungguh, tidak dapat
kuceritakan.

“Mas.., sekarang Mas..!” pinta isteriku memelas.
Akhirnya aku mendekatkan kemaluanku ke lubang kemaluan Nieta. Dan tempat tidur kami pun ikut
bergoyang.

Setelah kami berdua sama-sama tergolek, tiba-tiba isteriku bertanya,

“Kok Mas tiba-tiba nafsu banget sih..?”

Aku diam saja karena malu mengatakan bahwa sebenarnya Deshi lah yang menaikkan tensiku pagi ini.
Sorenya Geri datang ke rumahku,

“Sepertinya Mas punya kelainan sepertiku ya..?” tanyanya setelah kami berbasa-basi.

“Maksudmu apa Ger..?” tanyaku heran.

“Isteriku tadi cerita, katanya tadi pagi dia melihat Mas dan Mbak Nieta bergulat setelah ngobrol
dengannya.”

Loh, aku heran, dari mana Deshi nampak kami melakukannya? Oh iya, baru kusadari ternyata jendela kamar
kami saling berhadapan.Cerita Sex Terbaru

Geri langsung menambahkan,

“Nggak usah malu Mas, saya juga maniak Mas.” katanya tanpa malu-malu.

“Begini saja Mas,” tanpa harus memahami perasaanku, Geri langsung melanjutkan,

“Aku punya ide, gimana kalau nanti malam kita bikin acara..?”

“Acara apa Ger..?” tanyaku penasaran.

“Nanti malam kita bikin pesta di rumahmu, gimana..?”

“Pesta apaan..? Gila kamu.”

“Pokoknya tenang aja Mas, kamu cuman nyediain makan dan musiknya aja Mas, nanti minumannya saya yang
nyediain. Kita berempat aja, sekedar refing ajalah Mas, kan Mas belum pernah mencobanya..?”

Malamnya, menjelang pukul 20.00, Geri bersama isterinya sudah ada di rumahku. Sambil makan dan minum,
kami ngobrol tentang masa muda kami. Ternyata ada persamaan di antara kami, yaitu menyukai dan
cenderung maniak pada sex.

Diiringi musik yang disetel oleh isteriku, ada perasaan yang agak aneh kurasakan. Aku tidak dapat
menjelaskan perasaan apa ini, mungkin pengaruh minuman yang dibawakan Geri dari rumahnya.

Tiba-tiba saja nafsuku bangkit, aku mendekati isteriku dan menariknya ke pangkuanku. Musik yang tidak
begitu kencang terasa seperti menyelimuti pendengaranku. Kulihat Geri juga menarik isterinya dan
menciumi bibirnya. Aku semakin terangsang, Nieta juga semakin bergairah. Aku belum pernah merasakan
perasaan seperti ini.

Tidak berapa lama Nieta sudah telanjang bulat, entah kapan aku menelanjanginya. Sesaat aku merasa
bersalah, kenapa aku melakukan hal ini di depan orang lain, tetapi kemudian hal itu tidak terpikirkan
olehku lagi. Seolah-olah nafsuku sudah menggelegak mengalahkan pikiran normalku.

Kuperhatikan Geri perlahan-lahan mendudukkan Deshi di meja yang ada di depan kami, mengangkat rok yang
dikenakan isterinya, kemudian membukanya dengan cara mengangkatnya ke atas. Aku semakin tidak karuan
memikirkan kenapa hal ini dapat terjadi di dalam rumahku.

Tetapi itu hanya sepintas, berikutnya aku sudah menikmati permainan itu. Deshi juga tinggal hanya
mengenakan BH dan celana dalamnya saja, dan masih duduk di atas meja dengan lutut tertekuk dan terbuka
menantang.

Perlahan-lahan Geri membuka BH Deshi, tampak dua bukit putih mulus menantang menyembul setelah
penutupnya terbuka.

“Kegilaan apa lagi ini..?” batinku.

Seolah-olah Geri mengerti, karena selalu saya perhatikan menawarkan bergantian denganku. Kulihat
isteriku yang masih terbaring di sofa dengan mulut terbuka menantang dengan nafas tersengal menahan
nafsu yang menggelora, seolah-olah tidak keberatan bila posisiku digantikan oleh Geri.

Kemudian kudekati Deshi yang kini tinggal hanya mengenakan celana dalam. Dengan badan yang sedikit
gemetar karena memang ini pengalaman pertamaku melakukannya dengan orang lain, kuraba pahanya yang
putih mulus dengan lembut.

Sementara Geri kulihat semakin beringas menciumi sekujur tubuh Nieta yang biasanya aku lah yang
melakukannya.

Perlahan-lahan jari-jemariku mendekati daerah kemaluan Deshi. Kuelus bagian itu, walau masih tertutup
celana dalam, tetapi aroma khas kemaluan wanita sudah terasa, dan bagian tersebut sudah mulai basah.

Perlahan-lahan kulepas celana dalamnya dengan hati-hati sambil merebahkan badannya di atas meja.
Nampak bulu-bulu yang belum begitu panjang menghiasi bagian yang berada di antara kedua paha Deshi
ini.Cerita Sex Terbaru

“Peluklah aku Mas, tolonglah Mas..!” erang Deshi seolah sudah siap untuk melakukannya.
Tetapi aku tidak melakukannya. Aku ingin memberikan kenikmatan yang betul-betul kenikmatan kepadanya
malam ini.

Kutatapi seluruh bagian tubuh Deshi yang memang betul-betul sempurna. Biasanya aku hanya dapat
melihatnya dari kejauhan, itu pun dengan terhalang pakaian. Berbeda kini bukan hanya melihat, tapi
dapat menikmati. Sungguh, ini suatu yang tidak pernah terduga olehku. Seperti ingin melahapnya saja.

Kemudian kujilati seluruhnya tanpa sisa, sementara tangan kiriku meraba kemaluannya yang ditumbuhi
bulu hitam halus yang tidak begitu tebal. Bagian ini terasa sangat lembut sekali, mulut kemaluannya
sudah mulai basah. Perlahan kumasukkan jari telunjukku ke dalam.

“Sshh.., akh..!” Deshi menggelinjang nikmat.

Kuteruskan melakukannya, kini lebih dalam dan menggunakan dua jari, Deshi mendesis.

Kini mulutku menuju dua bukit menonjol di dada Deshi, kuhisap bagian putingnya, tubuh Deshi bergetar
panas. Tiba-tiba tangannya meraih kemaluanku, menggenggam dengan kedua telapaknya seolah takut lepas.

Posisi Deshi sekarang berbaring miring, sementara aku berlutut, sehingga kemaluanku tepat ke mulutnya.
Perlahan dia mulai menjilati kemaluanku. Gantian badanku sekarang yang bergetar hebat.

Deshi memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya. Ya ampun, hampir aku tidak sanggup menikmatinya. Luar
biasa enaknya, sungguh..! Belum pernah kurasakan seperti ini. Sementara di atas Sofa Geri dan isteriku
seperti membentuk angka 69.

Nieta ada di bawah sambil mengulum kemaluan Geri, sementara Geri menjilati kemaluan Nieta. Napas kami
berempat saling berkejaran, seolah-olah melakukan perjalanan panjang yang melelahkan. Bunyi Music yang
entah sudah beberapa lagu seolah menambah semangat kami.

Kini tiga jari kumasukkan ke dalam kemaluan Deshi, dia melenguh hebat hingga kemaluanku terlepas dari
mulutnya. Gantian aku sekarang yang menciumi kemaluannya. Kepalaku seperti terjepit di antara kedua
belah pahanya yang mulus. Kujulurkan lidahku sepanjang-panjangnya dan kumasukkan ke dalam kemaluannya
sambil kupermainkan di dalamnya. Aroma dan rasanya semakin memuncakkan nafsuku. Sekarang Deshi
terengah-engah dan kemudian menjerit tertahan meminta supaya aku segera memasukkan kemaluanku ke
lubangnya.

Cepat-cepat kurengkuh kedua pahanya dan menariknya ke bibir meja, kutekuk lututnya dan kubuka pahanya
lebar-lebar supaya aku dapat memasukkan kemaluanku sambil berjongkok. Perlahan-lahan kuarahkan
senjataku menuju lubang milik Deshi.

Ketika kepala kemaluanku memasuki lubang itu, Deshi mendesis,

“Ssshh.., aahhk.., aduh enaknya..! Terus Mas, masukkan lagi akhh..!”

Dengan pasti kumasukkan lebih dalam sambil sesekali menarik sedikit dan mendorongnya lagi. Ada
kenikmatan luar biasa yang kurasakan ketika aku melakukannya. Mungkin karena selama ini aku hanya
melakukannya dengan isteriku, kali ini ada sesuatu yang tidak pernah kurasakan sebelumnya.

Tanganku sekarang sudah meremas payudara Deshi dengan lembut sambil menGerapnya. Mulut Deshi pun
seperti megap-megap kenikmatan, segera kulumat bibir itu hingga Deshi nyaris tidak dapat bernapas,
kutindih dan kudekap sekuat-kuatnya hingga Deshi berontak.

Pelukanku semakin kuperketat, seolah-olah tidak akan lepas lagi. Keringat sudah membasahi seluruh
tubuh kami. Geri dan isteriku tidak kuperhatikan lagi. Yang kurasakan sekarang adalah sebuah
petualangan yang belum pernah kulalui sebelumnya. Pantatku masih naik turun di antara kedua paha
Deshi.

Luar biasa kemaluan Deshi ini, seperti ada penyedot saja di dalamnya. Kemaluanku seolah tertarik ke
dalam. Dinding-dindingnya seperti lingkaran magnet saja. Mata Deshi merem melek menikmati permainan
ini.

Erangannya tidak pernah putus, sementara helaan napasnya memburu terengah-engah. Posisi sekarang
berubah, Deshi sekarang membungkuk menghadap meja sambil memegang kedua sisi meja yang tadi tempat dia
berbaring, sementara saya dari belakangnya dengan berdiri memasukkan kemaluanku.Cerita Sex Terbaru

Hal ini cukup sulit, karena selain ukuran kemaluanku lumayan besar, lubang kemaluan Deshi juga semakin
ketat karena membungkuk.

Kukangkangkan kaki Deshi dengan cara melebarkan jarak antara kedua kakinya. Perlahan kucoba memasukkan
senjataku. Kali ini berhasil, tapi Deshi melenguh nyaring, perlahan-lahan kudorong kemaluanku sambil
sesekali menariknya.

Lubangnya terasa sempit sekali. Beberapa saat, tiba-tiba ada cairan milik Deshi membasahi lubang dan
kemaluanku hingga terasa nikmat sekarang. Kembali kudorong senjataku dan kutarik sedikit. Goyanganku
semakin lincah, pantatku maju mundur beraturan. Sepertinya Deshi pun menikmati gaya ini.

Buah dada Deshi bergoyang-goyang juga maju-mundur mengikuti irama yang berasal dari pantatku. Kuremas
buah dada itu, kulihat Deshi sudah tidak kuasa menahan sesuatu yang tidak kumengerti apa itu.
Erangannya semakin panjang.

Kecepatan pun kutambah, goyangan pinggul Deshi semakin kuat. Tubuhku terasa semakin panas. Ada sesuatu
yang terdorong dari dalam yang tidak kuasa aku menahannya. Sepertinya menjalar menuju kemaluanku. Aku
masih berusaha menahannya.

Segera aku mencabut kemaluanku dan membopong tubuh Deshi ke tempat yang lebih luas dan menyuruh Deshi
telentang di bentangan karpet. Secepatnya aku menindihnya sambil menekuk kedua kakinya sampai kedua
ujung lututnya menempel ke perut, sehingga kini tampak kemaluan Deshi menyembul mendongak ke atas
menantangku. Segera kumasukkan senjataku kembali ke dalam lubang kemaluan Deshi.

Pantatku kembali naik turun berirama, tapi kali ini lebih kencang seperti akan mencapai finis saja.
Suara yang terdengar dari mulut Deshi semakin tidak karuan, seolah menikmati setiap sesuatu yang
kulakukan padanya.

Tiba-tiba Deshi memelukku sekuat-kuatnya. Goyanganku pun semakin menjadi. Aku pun berteriak sejadinya,
terasa ada sesuatu keluar dari kemaluanku. Deshi menggigit leherku sekuat-kuatnya, segera kurebut
bibirnya dan menggigitnya sekuatnya, Deshi menjerit kesakitan sambil bergetar hebat.

Baca JUga Cerita Sex Gadis Pontianak

Mulutku terasa asin, ternyata bibir Deshi berdarah, tapi seolah kami tidak memperdulikannya, kami
seolah terikat kuat dan berguling-guling di lantai. Di atas sofa Geri dan isteriku ternyata juga sudah
mencapai puncaknya.

Kulihat Nieta tersenyum puas. Sementara Deshi tidak mau melepaskan kemaluanku dari dalam kemaluannya,
kedua ujung tumit kakinya masih menekan kedua pantatku. Tidak kusadari seluruh cairan yang keluar dari
kemaluanku masuk ke liang milik Deshi. Kulihat Deshi tidak memperdulikannya.

Perlahan-lahan otot-ototku mengendur, dan akhirnya kemaluanku terlepas dari kemaluan Deshi. Deshi
tersenyum puas, walau kelelahan aku pun merasakan kenikmatan tiada tara. Nieta juga tersenyum, hanya
nampak malu-malu. Kemudian memunguti pakaiannya dan menuju kamar mandi.

Hingga saat ini peristiwa itu masih jelas dalam ingatanku. Geri dan Deshi sekarang sudah pindah dan
kembali ke Jakarta. Sesekali kami masih berhubungan lewat telepon. Mungkin aku tidak akan pernah
melupakan peristiwa itu. Pernah suatu waktu Deshi berkunjung ke rumah kami, kebetulan aku tidak ada di
rumah. Dia hanya ketemu dengan isteriku. Seandainya saja..- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Carrolin

Cerita Sex Terbaru | Sungguh beruntungnya aku bisa menikmati tubuh tante muda yang satu ini. Sebut saja namanya
Carrolin, perempuan yang aku kenal disebuah mall waktu itu. Carrolin bisa dipanggil tante
namun masih muda karena usianya juga bekum terlalu tua sekitar 31 tahunan. Hingga sekarang
aku dan Carrolin masih berhubungan dengan memanfaatkan waktu jika suami Carrolin sedang
keluar negri, Karena suami Carrolin adalah seorang pengusaha kaya raya.

Cerita Sex Terbaru Carrolin
Berawal ketika aku sedang nongkrong disebuah mall besar yang berada di kota Surabaya.
Sebelumnya aku merasa sangat suntuk sekali hingga aku putuskan untuk jalan-jalan ke mall
untuk menghilangkan suntukku. Namun tak sesuai perkiraanku, siang itu mall terlihat sangat
sepi sekali hingga aku duduk disebuah outlet minuman sambil bengong melihat segelincir
orang riwa-riwi. Namun tak lama aku bengong, aku melihat dari kejauhan seorang wanita
setengah baya sedang jalan menuju ketempatku.
Terlihat tubuhnya sangat ramping, dengan pakaian yang terlihat sangat mahal nmaun juga
sangat seksi sekali, karena perempuan setengah baya itu mengunakan rok diatas lutut tinggi
banget. Semakin mendekat tubuh perempuan itu semakin terlihat aduhai sekali, sampai-sampai
aku menelan ludah melihatnya. Namun dengan sekejap pandanganku aku alihkan karena
perempuan itu benar-benar datang menghampiriku, dan.
“Maaf mas, kalau ‘pasar ikan’ adanya dimana ya..?”
Aku berusaha menutupi kekagetanku dan berusaha menjawab sesantai mungkin,”Ahh.., Mbak ini
becanda ya.. disini mana ada yang jual ikan mbak. Adanya ya di pasar besar..”
“Oh, gicu ya Mas ya..” katanya sambil mikir.
Itulah awal pembicaraan kami rupanya dia tadi hanya memancingku aja, sampai akhirnya
kenalan dan ngobrol North-South. Namanya Carrolin, umur 31 tahun, rumah di Jl. Taman Wilis
1C Malang, mantan gadis sampul yang bersuami seorang pengusaha. Kebetulan suaminya lagi
tugas 1 bulan ke Liverpool Inggris, jadi dia jalan-jalan sendirian. Belum punya anak,
karena suaminya menderita impoten.
Setelah ngobrol selama 1 jam sambil makan di cafe. Lalu, aku diajaknya ke rumahnya. Dia
mengendarai mobil mewahnya BMW Sport 1 pintu. Setelah sampai di rumahnya yang sangat
besar. Padahal aku baru melihatnya dari depan saja. Setelah di-klakPras sama dia, seorang
satpam membuka pintu pagar. Sebelumnya, Mbak Carrolin sudah bilang.
“Kalau ada pembantu saya, kamu bilang aja saudara dari suamiku, ya..?”

Sambil berakting layaknya bintang sinetron, Mbak Carrolin memperkenalkan aku sebagai
saudara suaminya pada pembantunya. Dan lalu menyuruhnya untuk masak-masak buat makan
malam.

“Ayo masuk Pras..? Duduk-duduk saja dulu sebentar di dalem.. ya.. Aku mau ganti baju
dulu..” katanya setelah pembantunya pergi ke dapur.
“Eee.. mbak.. kamar kecilnya dimana ya..?”tanyaku.
“Ayo deh, Mbak tunjukin..”katanya sambil menggandeng tanganku.Cerita Sex Terbaru

Sampai akhirnya tiba di kamar mandi.

“Tuh kamar mandinya di sana..” katanya sambil menunjuk ke pintu di ujung kamar.

Aku langsung ke sana, dan ketika mau menutup pintu, Mbak Carrolin tiba-tiba menahan pintu
dari luar kamar mandi sambil berkata dengan genit.

“Jangan lama-lama ya Pras..!” Terus ditutup deh pintunya sama dia.

Pas lagi pipis, mataku tiba-tiba tertuju pada sebuah benda panjang yang berada di balik
botol-botol sabun. Ketika kuambil.., ternyata penis plastik yang berwarna hitam..! Lalu..
Karena pintunya tidak kukunci, secara diam-diam Mbak Carrolin masuk ke kamar mandi. Karena
saat itu aku sedang kaget, tiba-tiba aku dipeluk dari belakang secara lembut. Tangan kiri
Mbak Carrolin meraih tanganku yang lagi memegang penis tiruan itu, sedangkan tangan
kanannya meremas Penisku.
“Ini mainan aku Pras, kalau lagi kesepian..” bisiknya tepat di telingaku.

Aku terdiam seperti patung, keringat mengucur dengan deras sekali..

“Tapi jauh lebih enak kalau pake yang asli Pras..” desahnya.

Aku benar-benar tidak dapat berbuat apa-apa ketika dia mulai menjilat leher sekitar
telinga. Rasanya geli-geli enak dan aku benar-benar tersihir. Sambil terus menjilat dia
berusaha membuka celanaku dari belakang.

“Hhh.., jangan Mbak..!” aku berusaha mengingatinya.

Tapi.. kenapa Pras..? Hhhmm slurp.. slurp.., nggak suka ya..?” desisnya sambil tetap
mencium dan menjilat leherku.

“Hhh.., Prasy masih perjaka mbak..!” kataku.
“Ahh.. masak sih.. ayo dong.. ntar Mbak ajarin deh.. nikmat kok Pras.. mau ya
Pras..?”katanya
“Tapi mmbakk.. hh..”teriakku.
“Ayo ikut ke kamar Mbak aja ya.. biar lebih enak..” katanya sambil menarik lenganku.

Dia menuntunku keluar kamar mandi sampai di pinggir ranjang, langsung memagut mulutku
dengan ganas. Lidahnya meliuk-liuk mencari-cari lidahku, sementara tangannya kembali
berusaha membuka celanaku. Aku yang sudah pasrah dan bengong, mendekap tubuhnya yang sexy
dan montok. Setelah celanaku melorot, ciumannya beralih ke leher, ke dada, perut, dan
akhirnya ke penisku. Dia mengurut penisku pelan-pelan, “Woowww.. enak banget rasanya..
ohh..?” desahku.
“Kamu tetap berdiri, ya Pras.. jangan rebah..!” pintanya sambil tersenyum manis.

“Aku mengangguk saja.”

“Penis kamu.. Prasn.. enak banget.. hhmm..!”

Tiba-tiba dia langsung menghisap penisku, bahkan mengocok-ngocok di mulutnya.

“Ohh..?” desahku keenakan.
“Hhmm.. slurp.. slurp..! Aahh.. slurp.. slurp..!”

Kadang-kadang dia sengaja mengguncang-guncang penisku ke kiri ke kanan dengan mulutnya,
sementara kedua tangannya mengelus-elus pantat dan bijiku.

“Aahh.. jangan kenceng-kenceng dong, Mbak..!” kataku saat dia menghisap dengan bernafsu.

Dia hanya tersenyum, lalu meneruskan kegiatannya. Hisap.. lepas.. hisap.. lepas.., terus
sampai akhirnya dia seperti kelelahan.

“Hmm.., Penis kamu enak banget Pras..” katanya sambil menjilat bibirnya yang penuh lendir.

Kelihatan sekali dari sorot matanya yang liar kalau dia sudah sangat horny.

“Udah lama saya nggak ngisap Penis seenak ini, Pras..”
“Mbak..”panggilku.
“Jangan panggil aku Mbak dong..” desisnya sambil mencium kepala kemaluanku,”Panggil
Carroll.. aahh.. aja ya.. sstt..” desahnya.

Kembali dia menjilat kemaluanku dengan lidah meliuk-liuk seperti lidah ular. Kali ini
jilatannya naik ke atas, sambil tangannya membuka T-shirt-ku. Aku juga tidak mau kalah,
ikutan membuka baju-nya. Dan ohh.. terlihatlah susunya yang besar itu.. kayaknya 36C.
Ternyata dia tidak memakai BH. Jadi sekarang hanya sisa celana dalamnya aja.
“Ayo, hisap dong tetekku Pras..” desahnya.

Aku tidak menunggu lama-lama lagi, langsung kulumat payudara yang bulat itu. Awalnya yang
kiri, dan yang kanan kuremas-remas. Carrolin mengerang dan menjatuhkan diri ke ranjang.

“Aahh.. sstt, ayyoohh.. sedot yang kuat.. Pras.. hh.., hiissaapp.. putingnya oohh..
oohh..!” desahnya.Cerita Sex Terbaru

Aku dengan semangat menghisap sesuai perintahnya. Sesaat kugigit lembut putingnya.

“Aaahh.. ennakk..! Hhh.. sedot terus.. sstt.. yang.. kuathh.. aahh..!” jeritnya sambil
menggelinjang.

Rupanya arus kenikmatan mulai menerpa Carrolin. Tangan kananku mulai menjelajah memeknya
yang masih tertutup celana dalam. Wah, sudah basah rupanya..! Apalagi saat jari tengahku
menyelinap di antara Labia majora, kerasa sekali beceknya. Pinggulnya mulai naik turun,
rupanya Carrolin sadar ada benda asing yang menggesek kemaluannya. Apalagi saat jariku
menyentuh klitorisnya, makin kencang goyangannya. Seakan berusaha agar jariku tetap di
klitorisnya, tidak pindah kemana-mana. Terbukti saat tangannya memegang tanganku yang ada
di kemaluannya,”Ya.. Say.. teruss.. oohh.. sstt.. gesek itilku.. oohh..!” erangnya.
Sekarang ciumanku sudah pindah ke lehernya yang jenjang dan harum mulus. Memeknya tetap
dihibur dengan jariku, sementara tanganku yang lain membelai rambut indahnya.

“Udahh.. Pras.. aku nggak tahan say.. sst..!” kata Carrolin.

Lalu dia menelentangkan aku dan dia ada di atasku. Dia langsung menempatkan lubang
kemaluannya tepat di depan wajahku dan secara perlahan dia buka celana dalamnya dengan
membuka ikatan tali di sampingnya. Tercium semerbak wangi memeknya yang benar-benar
membuatku terangsang. Tampak tetesan lendir di lubang memeknya.
“Hm.., wangi sekali Carrol. Prasy suka baunya..” kataku.
“Kamu suka bau memekku, Pras..?” katanya manja.
“Ya Carrol, dua-duanya say..”
“Kalo gitu, jilatin dong say memekku..!” katanya sambil menurunkan memeknya ke wajahku.
“Ayo jilat, Say..!” desahnya.

Kuhisap-hisap klitorisnya yang menyembul, kujilat memek dan anusnya. Dan semua yang ada di
sekitar kemaluannya kujilat dan kuhisap.

“Jilaatt.. ohh.. terruusshh.. Pras.. jillaatt.. itilnyaa.. itilnyaahh.. teerruusshh..
ohh..” desahnya.

Wajahku benar-benar dijadikan gosokan sama dia. Digosoknya terus memeknya di wajahku,
kadang berputar-putar. Lalu, Carrolin mengubah posisinya jadi di bawah, tapi tetap sambil
kujilat memeknya. Dia menggeliat-geliat, kadang menyentak ke belakang saat klit-nya
kuhisap atau kujilat. Kadang mengerang, menjerit, melolong, bahkan kadang kepalaku dijepit
dengan kedua pahanya yang putih mulus itu.
“Ahh.. ohh.. oohh.. Carrol mau keluaarr.. Sayyhh.. ohh.. ohh..”desahnya.

Saat dia menjerit-jerit cepat-cepat kuhentikan jilatanku dan cepat-cepat berdiri di
samping ranjang.

“Carrol.. kamu nggak pa-pa kan..”kataku bingung.

Tidak lama kemudian Carrolin tersadar.

“Ahh..? Lho..? Koq.. Kenapa berhenti sih Pras..?” setengah menjerit, lalu celingukan
mencariku.

Setelah melihatku ada di sampingnya sambil bengong, Carrolin benar-benar geram.

“Kamu.. bener-bener jahat Pras..!”

Carrolin memasukkan 2 jari kirinya ke memeknya.

“Prasy.., kamu bener-bener jahat..!” jeritnya.
“Tapi, Carrol kan tadi menjerit.. Prasy jadi ketakutan..” kataku.
“Aduh.. kamu kok culun amat sih Pras.. dasar perjaka.. tapi nggak pa-pa deh..”katanya.

Untung diluar masih hujan besar. Jadi jeritannya tertutup dengan suara hujan.

“Sini dong Pras..!” pintanya manja.

Karena aku bengong terus lalu dia dengan meraung seperti macan dia melompat dari ranjang,
berusaha menerkamku. Tapi gagal, karena aku berkelit karena ketakutan. Aku berusaha
menghindar dari sergapannya yang dipenuhi hawa nafsu.

“Jahat..! Jahat..! Jahat..!” jeritnya sambil berusaha mengejarku.

Kami berdua seperti penjahat dengan korbannya yang lagi main kejar-kejaran.
Karena kelelahan aku berhasil ditangkapnya. Aku langsung duduk di kursi sofanya. Lalu,
tanpa basa-basi lagi, Carrolin langsung duduk berhadapan di pahaku. Bulu kemaluannya
terasa lembut menyentuh pahaku, sedangkan batang kemaluanku merapat di perutnya.

“Mau lari kemana, Pras..? Jahat..!” katanya sambil menggesek-gesekkan puting susunya ke
putingku, rasanya nikmat sekali.
“Orang Carrol lagi mau ‘keluar’ koq dikerjain.. hh..? Itu nggak boleh, Say..!” omelnya
sambil menatap tajam.
“Ya Carrol.. Prasy salah..” kataku.

Lalu kupagut bibirnya yang basah itu. Langsung dibalas dengan ganas. Carrolin memelukku
dengan erat sambil menggesek naik turun kemaluannya ke Penisku. Kemudian dia menghentikan
pagutannya, lalu tersenyum mengejekku.Cerita Sex Terbaru

“Kamu udah bikin Carrol pusing, kamu harus Carrol hukum..” katanya.
“Dihukum apa Carrol..?” kataku penasaran.
“Hukumannya ini Pras..” lalu Carrol meraih Penisku dan langsung dimasukkan ke memeknya,
“Ngentotin sampai aku puaass.. oohh..!”

Lalu, Carrolin langsung menggenjot Penisku UP-DOWN.

Aduh, benar-benar nikmat nggak tahunya. Begitu ketat mencengkeram Penisku. Sementara itu,
di depan wajahku terpampang payudara besar yang terguncang-guncang.

“Ahh.. oohh.., Penis kamu.. enak Pras.. sstt.. ahh.. sst.. ahh..” desahnya sambil naik
turun.

Aku tidak dapat menjawab, soalnya lagi asyik melumat teteknya. Tanganku mengelus-elus
sekitar pantat semoknya sampai belakang memeknya, biar dia benar-benar puas.

“Ah.. ah.. terus Pras..! Jangan berhenti Say..! Carrol, suka ngentot sama kamu.. hh enak..
ohh.. ahh..!” jeritnya.

Kadang kusentak juga dari bawah, dan Carrolin senang sekali kalau sudah begitu.

“Sentak lagi.. oohh.. Aaa..! Iya.. iya.. gitu.. lagi.. lagii.. oohh..!”

Lagi asyik-asyiknya dia menggenjot Penisku, tiba-tiba kuberdiri sambil membopongnya. Lalu
aku jalan-jalan keliling kamar sambil tetap dia mengocok Penisku dengan memeknya yang luar
biasa. Sebagai ganti sentakan yang dia suka, aku jalannya kadang seperti orang melompat.
Kan jadi sama nyentaknya. Tapi itu tidak dapat lama-lama, karena badannya lumayan berat.
Jadi aku balik ke ranjang.

“Kamu di bawah ya, Say..! Carrol suka di atas.. ss..” desisnya manja.
“Ya.., buat Carrol.. apa aja deh..!” kataku.

Tanpa banyak buang waktu, Carrolin kembali melanjutkan goyangannya. Kadang goyangnya
benar-benar maut, sampai menyentak kepalanya ke belakang. Atau kadang sambil meremas
payudaranya, seperti di film-film Vivid. Atau dengan merebahkan kepalanya di dadaku.
Sambil mengocok, seperti biasa dia suka sekali berkata kotor.

“Hhmm.., ohh.. yess.. ***** me.. ahh.. hhmm.. enak kan, Say..?”
“Enakk.. banget, Carrol..” lenguhku.
“Seneng khaann.. Pras..!”
“Ya, .. sseneng.. ohh..”
“Carrol.. sukka.. Penis kamu.. Pras.. oohh..” desahnya manja.
“Prasy juga suka memek Carrol.. ohh..” desahku.

10 menit kemudian, aku merasa seperti akan pipis, karena Penisku sudah berdenyut. Rupanya
Carrolin juga begitu. Dinding memeknya mulai bergetar dan sudah basah sekali. Genjotannya
pun sudah mulai mengganas, seperti saat dia menjerit tadi.

“Oohh.. Pras.. Prasy mau.. pipis..”
“Carrol.. juga Pras.. mau keluar.. tahan yah.. Pras, kita barengan ya.. Pras..!” desahnya.

Lalu, Carrolin sudah semakin tegang, makin erat memelukku.

“Auh.. I’m comin’ Say.. ohh.. ahh.. ahh..!” jeritnya, makin lama makin keras.

“Teruss.., Pras.. teruss.. aku.. ohh.. ahh.. Carrol keluarr..”

Dia menjerit dan menghentak-hentak dengan ganasnya. Saat itu, otot memeknya betul-betul
tegang dan memerah batang Penisku. Dia menyemprotkan banyak sekali cairan, Lalu.

“Carrol.. Pras mau pipis juga.. ohh..!”
“Pipiskan aja di dalam Pras.. jangan dilepass.. Say.. aa..!”
“Croooot.. croooot.. crooooot..!” cairankuku muncrat di dalam memeknya.

Aku tidak dapat berkata apa-apa lagi, hanya bisa menerawang ke langit-langit. Menikmati
orgasme. Masih ada beberapa hentakan lagi, sebelum akhirnya Carrolin terkulai lemas di
dadaku. Rambutnya yang indah itu menghampar bebas, langsung kubelai.

“Pras.., makasih ya.., kamu telah memberi saluran yang selama ini belum pernah Carrol
rasakan” katanya sambil mencium bibirku dengan lembut.
“Terus gimana Carrol.. tentang rencana selanjutnya..?”tanyaku.
“Entar aja deh, biar Carrol pikir-pikir dulu, Pras”katanya.
“Bila Carrol benar-benar mau cerai ama Fadli. Prasy mau jadi gantinya..”kataku.
“Ahh.. yang bener Pras.. emang kamu masih mau ama aku.. cewek yang udah tua
ini..?”katanya.
“Prasy cinta ama Carrol sejak pertama kita ketemu. Prasy nggak memperdulikan usia Carrol
berapa yang penting Prasy cinta ama Carrol..”kataku sambil mengecup bibirnya.

Baca JUga Cerita Seks Rayuan Mami

“Ohh.. Pras kau sungguh lelaki jantan dan bertanggung-jawab. Sebetulnya Carrol juga suka
ama kamu tapi khan aku sadar kalau usiaku udah diatas kamu. Tapi, kenyataannya kamu suka
ama Carrol. Jadi, Carrol setuju aja.. tapi Prasy sabar dulu ya.. Biar Carrol selesaikan
urusan dengan suami Carrol.. ya manis..”katanya sambil mengecup bibirku lagi.
“Ya Carrol, Prasy akan tunggu..?”tanyaku.
“Nah gitu dong.. oh ya say.. Prasy harus datang kesini dan harus memuaskan Carrol setiap
waktu.. ya sayang..”katanya.
“Ya say..”jawabku. Lalu, kita berciuman dan akhirnya tertidur pulas.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.