Sekretaris Favorit 2

Cerita Sex Terbaru | terdengar suara Agni yang mencapai kenikmatan, Yosep pun tak menyia yiakan dia ingin mengakhiri secara
bersama sama.

Oke sayang tahan bentar yahch “seru Yosep” tahannn kita keluarin bersama sama yaaa, semakin cepat
genjotan Yosep pada liang vagina Agni yang tidak memperdulikan rasa perih pada bibir vaginanya
terlihat memerah. cerita sex mesum

Baca Juga Cerita Sebelumnya Di Sekretaris Favorit 1

Akhirnya….
“Aaaakkkhhh… Saaaarrraaah.” Erang Yosep yang bersamaan dengan erangan Agni pada saat itu memanjang
sambil saling berpelukan dalam dekapannya masing masing.

Cerita Sex Terbaru Sekretaris Favorit 2

Seusai persenggamahan mereka. Agni bergegas mengenakan seluruh pakaiannnya dan merapikan pakaian yang
agak lesuh itu karena pergumulannya dengan Yosep atasan barunya. Tak lupa Agni mengambil secarik
Tissue basah dari tas kecilnya dan membersihkan vaginanya dari bekas bekas sperma yang di muncratkan
Yosep didalam liang kewanitaannya.

Sepulang kerja Yosep menawarkan untuk mengantar sekretaris barunya Agni pulang ke rumahnya yang berada
di perumahan Jatinegara Kaum, Jakarta Timur.

Setibanya Agni dan Yosep didepan rumahnya. Agni dikejutkan dengan hal yang membuat Agni untuk
meninggalkan Yosep sendiri dirumahnya bersama dengan adiknya Vita. Kepergian Agni yang tiba tiba itu
dikarena ada salah satu keluarganya yang sakit keras malam itu juga.

Dan Agni tak sungkan meminta pertolongan Yosep untuk menunggunya di rumahnya bersama Vita adiknya yang
masih kuliah di Universitas Gunadarma. Karena mereka hanya tinggal bertiga di rumah itu, sedangkan
ayahnya Agni telah meninggal dunia sekitar 4 tahun yang silam. Bersama dengan ibunya yang kini
menjanda.

Dengan spontan Yosep menawarkan Agni untuk mengunakan mobil Jaguarnya untuk menemani ibunya ke rumah
saudaranya malam itu. Tawaran Yosep pun tak sia sia kan. Agni bersama ibunya berangkat menuju rumah
saudaranya yang berada cukup jauh daritempat tinggalnya dengan mengunakan mobil Jaguar yang Yosep
tawarkan.

Kecantikan Vita tak kalah dengan kecantikan kakaknya. Paras muka Vita mungkin dapat dikatakan lebih
menawan dan mempesona dibandingkan dengan kakaknya Agni. Dengan kulit yang sama putih serta berambut
hitam lurus sebahu, dihiasi bibir dan mata yang menantang laki laki disekitar komplek perumahannya.

Postur tubuh Vita lebih pendek dibandingkan dengan kakaknya. Sekitar 165 cm dengan sepasang buah dada
berukuran 36 C lebih besar diatas kakaknya. Sepasang bongkahan pantat menawan yang dipadu dengan
pinggulnya yang langsing.

Postur tubuh Vita membuat Darah muda Yosep kembali terbakar setelah mengetahui kemolekkan tubuh adik
Agni ini.

“Mimpi apa aku kemarin malam… hingga hari ini aku dikelilingi oleh bidadari cantik seperti Agni dan
Vita. Sungguh beruntungnya diriku hari ini.” Kata Yosep dalam hatinya. Ketika merasa keberuntungan
berpihak kepadanya saat ini.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Pertama mendapatkan seorang sekretaris secantik Agni serta mendapatkan kenikmatan menyetubuhi Agni
siang tadi didalam ruangannya.

“yuk masuk… kita tunggu mama dan kak Agni didalam saja.” “Oh yah, perkenalkan nama saya Vita, umur
saya 20 tahun nanti bulan depan. Vita panggil siapa yah sama….” Oceh Vita yang terus menerus sambil
berjalan kedalam rumahnya.

“Nama saya Yosep Direktur disalah satu Perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang ekspor impor.
Sekaligus merupakan atasan baru kakakmu Agni. Panggil saja kak Yosep.” Ujar Yosep buru buru karena
belum sempat memperkenalkan namanya sebari tadi karena ocehan Vita wVita yang membuat mata Yosep terus
terpanah dengan goyangan pantatnya ketika berjalan tepat dibelakangnya.

“Oh… jadi boss baru kak Agni yah… wah kak Agni beruntung sekali yah memiliki boss yang baik hati serta
tampan seperti kak Irrrrwaaan…” “Vita juga mau bila nanti kerja memiliki boss setampan kakak Yosep.”
Ujar Vita yang panjang lebar.

“Kak… sebentar yah, Vita mau menyegarkan badan Vita dulu. Bau nih, seharian kena terik matahari. Kak
Yosep kalau mau minum ambil saja sendiri, jangan malu malu anggap saja seperti rumah kakak sendiri.”
Kata Vita sambil memainkan matanya yang nakal ke arah tatapan Yosep.

Gila sungguh mengiurkan tubuh Vita adiknya Agni ini. Beruntung sekali bila ada pria yang akan menjadi
kekasihnya kelak nanti. Tak kalah dengan kakaknya Agni.

Merasa haus… Yosep berjalan mencari kulkas untuk mengambil sebotol minuman ringan menghapus dahaganya.

Sambil kembali duduk di sofa ruang tamu keluarga Agni. Yosep kembali dikagetkan dengan kehadiran Vita
yang hanya mengenahkan gaun tidur putih tipis tiga jari dari lututnya, samar samar menampakkan seluruh
lekukkan tubuhnya dibalik gaun yang seksi itu.Cerita Sex Terbaru

Begitu indah pemandangan yang sekarang Yosep saksikan, sayang bila matanya harus mengedip meski hanya
sekejap. Vita mengunakan gaun putih dengan celana dalamnya hitam model G-String dipadu dengan Bra
berwarna hitam segitiga yang hanya menutupi puting susunya saja.

Tak terasa naga yang bersembunyi didalam celana katun Yosep kembali mengeliak dengan hebat hingga
membentuk tonjolan yang cukup besar pada luar celananya.

“Loh kok malah bengong sih… apa ada yang salah yah dengan baju tidur yang Vita pakai ini atau mungkin
kakak kurang menyukainya.” Ujar Vita setelah melihat tatapan Yosep yang kaget melihatnya keluar dari
dalam kamarnya yang masih dengan rambutnya yang masih basah karena mandi tadi.

“Tidak… tidak ada yang salah dan saya suka kok dengan gaun tidur kamu… hanya saja hhhmmmm…” jawab
Yosep dengan gugup karena tertangkap basah melihat kearah buah dadanya serta ke arah selangkangannya.

“Hanya saja… apa? Kok diam sih. Atau mungkin karena kakak kaget malihat Vita mengenahkan gaun tidur
dengan dalamanya yang terlihat jelas yah.” Sahut Vita sambil mengoda Yosep yang merasa malu karena
melihatnya begitu seksi.

Dengan agak gugup Yosep menjawab “Hanya saja kamu terlihat begitu sangat dewasa di bandingkan dengan
saat kamu mengenakan kaos dan celana jeans.” Tutur Yosep.

“Trus setelah itu…”

“Trus kamu juga sangat seksi sekali mengenahkan gaun tidur itu. Kakak sangat mengagumi keindahan
tubuhmu.”

Tiba tiba deringan Handphone Vita berbunyi. Ternyata yang menelphone itu adalah kakaknya. Agni.

“Hallo… kenapa Kak Agni.” Sahut Vita menjawab panggilan itu.

“Vita. Mungkin kakak tidak bisa pulang malam ini karena paman ternyata sedang mengalami pendarahan,
saat ini paman sedang dirawat intensif dirumah sakit RSCM, Salemba.

Kak Yosep masih disana tidak? Suruh saja ia menginap dirumah kita, karena hari semakin malam dan
mustahil ada taksi yang berkeliaran jam segini. Kak Yosep nanti persilahkan saja untuk tidur di kamar
kakak saja.” Ujar Agni memberitahukan bahwa ia serta ibunya tak dapat pulang malam ini.

“Iya… kak Yosep masih disini sedang ngobrol dengan Vita.” Jawab Vita kembali.

“Vita ingat yah… kak Yosep adalah milik kakak. Jadi jangan kamu sekali kali berbuat yang bukan bukan
terhadapnya malam ini. Ingat pesan kakak yah.” Ancam Agni yang memfokuskan pembicaraannya untuk tidak
mengusik kehadiran Yosep malam ini disaat ia tak ada disana.

“Oke boss… bagi bagi dong kalau punya cowok setampan ini kak…” ejek Vita kepada Agni di telphone.

“Awas kamu kalau macam macam yah…”

“Gimana… apakah Agni pulang malam ini…” Tanya Yosep yang ingin tahu apakah Agni pulang malam ini.

“Kak Agni tidak dapat pulang malam ini, dan kakak diminta untuk menginap saja disini dan tidur di
kamarnya nanti malam.” Ujar Vita sambil meletakkan Handphonenya di atas meja tamu setelah mengakhiri
pembicaraan itu.

“Kak kayaknya ada sesuatu yang menonjol tuh di balik celana kak Yosep… kayaknya besar banget!” sambil
menhampiri Yosep yang duduk depannya dan duduk tepat disampingnya.

“Ah gak ini bisa lah… kalau liat wVita cantik bergaun tidur sexy serta transparan lagi… yah gini deh
akibatnya. Gak bisa kompromi, minta jatah…” canda Yosep menutup malunya karena adik kecilnya menonjol
dibalik celananya.

“Kayaknya kalau diusap usap sama tangan Vita mungkin bisa lebih besar lagi yah… ih jadi pengen nih
liat itunya kak Yosep.” Seru Vita sambil memegang batang kemaluan Yosep diluar celana panjangnya.

Karena merasa mendapatkan angin segar dari perbincangan yang mulai menjurus ke hubungan badan. Maka
tak sungkan sungkan Yosep mulai meraba halus paha Vita yang putih mulus itu. perlahan namun semakin
berjalan menuju titik temu nikmatnya.Cerita Sex Terbaru

Antara bibir Yosep dan Vita saling berpangutan, mendesah, nafas yang memburu karena nafsu yang
menjadi.

Tak kala desahan Vita semakin menjadi saat tangan kekar Yosep mulai menyusup di balik celana dalam G-
string yang dikenakan Vita. Mengorek… mencari dimana gerangan daging lebih tersebut… setiap gesekan
yang dilakukan Yosep membuat Vita mendesah bagaikan setan kepanasan dengan mulut yang engap engapan
layaknya manusia yang kekurangan oksigen.

Merasa tak ingin disaingi kegesitannya. Vita pun segera melancarkan serangannya. Membuka gesper yang
melingkar pada pinggang Yosep dan menurunkan retsleting celana serta langsung membuka seluruh kain
yang membalut bagian bawah Yosep.

Dengan posisi Vita berjongkok di bawah. Vita dengan bebasnya menikmati batang kemaluan Yosep bertubi
tubi, layaknya seorang anak kecil yang sedang menemukan mainan barunya. Tak henti hentinya Vita
mengulup kepala serta batang kemaluan Yosep… naik turun keluar masuk mulutnya.

Terasa sekali ngilu kepala kemaluan Yosep saat Vita mengesikkan batang kemaluannya pada sisi gigi
rahangnya, kanan kiri dan terus bergantian.

“Gila nih cewek… kayaknya Vita lebih berpengalaman dibandingkan dengan kakaknya Agni… pintar sekali ia
mempermainkan batang kemaluanku… sungguh nikmat sekali, meski terkadang rasa ngilu bertubi datang
namun nikmatnya gak bisa di utarakan dengan kata kata.” Guyam Yosep dalam hati sambil menikmati setiap
jengkal batang kemaluaanya di hisap oleh Vita.

Lalu tak ingin akan berakhir sampai disini… Yosep menarik tubuh Vita dan disuruhnya mengangkang tepat
di atas mukanya.

Dengan gencar Yosep menyapu vagina Vita yang sama sama nikmatnya dengan Agni. Namun vagina Vita seakan
menebarkan bau yang sungguh membuat Yosep semakin gencar dan lahap menjilati liang kewVitaannya hingga
setiap cair yang keluar dari sela bibir kemaluannya yang montok itu, tak dibiarkan sia sia oleh Yosep.

Dibukanya kedua belah bibir kemaluan Vita dengan jari telunjuk Yosep, kemudian dengan leluasa lidah
Yosep bermain… berputar putar… dan menekan nekan menerobos liang kewVitaan Vita yang berwaran merah
muda itu. sungguh rasa dan sensasi yang berbeda.

Merasa mereka berdua hampir sama sama akan sampai, maka di turunkan tubuh Vita yang semula mengangkang
di kepalanya dan berjongkok tepat di atas batang kemaluannya yang tegang menunjuk ke atas tepat
dibawah bibir vagina Vita berada.

Hanya dengan sedikit tekanan pada bibir vagina Vita. Batang kemaluan Yosep berhasil menerobosnya tanpa
harus bersusah payah seperti vagina milik kakaknya Agni.

Sesaat ketika batang kemaluan Yosep telah tertancap penuh didalam vagina Vita.

“Uuuuhhh… kak. Mmmmhhh… nikmatnya punya kakak yang besar ini.”

“Sssshhhh…. mmmmhhh… pantas kak Agni takut tinggalin kak Yosep sendiri di sini dengan Vita. Ternyata
kak Agni tergila gila dengan punya kak Yosep yang sungguh perkasa ini…” ujar Vita sambil mengoyangkan
pinggulnya maju mundur… berputar putar merangsang batang kemaluan Yosep yang mengaduk liang
kewVitaannya.

“kalau begini nikmatnya… Vita mau selama 1 bulan nonstop dient*t setiap hari sama kak Yosep yang
ganteng dan perkasa ini.” Goda Vita dengan bahasa yang mulai berbicara kotor. Layaknya pelacur yang
haus akan sodokan sodokan kejantanan laki laki.

Kenyataannya ternyata Vita sudah tak perawan lagi seperti kakaknya Agni saat pertama kali Yosep
menyetubuhinya siang tadi di dalam kantornya.

“uuuhh… kak… uuuuhh… kak. Gendong Vita kedalam. Please…” pinta Vita sambil mencium puting susu Yosep
yang berbulu itu.

“Dengan senang hati sayang… kak akan memberikan kepuasan yang kamu inginkan. Asal kamu tak
memberitahukan kepada kakak mu Agni.” Sahut Irawan sambil berdiri dengan mengendong Vita di
pangkuannya tanpa melepaskan batang kemaluannya keluar dari dalam vagina Vita.

Setiap gerakan langkah yang diambil oleh Yosep mengendong Vita menuju kamarnya. Desahan dan erangan
Vita semakin menjadi karena hentakan hentakan yang diakibatkan oleh sodokan yang mementok hingga rahim
Vita.

Namun sensasi yang begitu nikmatnya… begitu beringasnya Vita kala bersenggama dengan Yosep, tak
sungkan sungkan Vita mengigit pundak Yosep hingga bertanda…

Hingga tiba pula didalam kamarnya… Yosep merebahkan tubuh Vita diatas ranjang springbednya dan
menekukkan salah satu kaki jenjang mulus Vita ke atas dan yang satunya tetap di bawah. Dengan posisi
ini batang kemaluan Yosep dapat dengan leluasa menhujam keluar masuk vagina Vita tanpa merasa
terhalangi oleh bongkahan pantatnya yang bulat padat berisi itu.Cerita Sex Terbaru

“plak… plak… plak…” suara yang muncul ketika hentakan yang di lakukan oleh Yosep menyodok vagina Vita
bertubi tubi.

“Kak… truuus… beri Vita kenikmata seperti kakak berikan buat kak Agni…”

“uuuhhh… kak. Nikmatnya. Uuuhhh….” erang Vita yang mengila sambil mencakar punggung Yosep.

Yosep tak memperdulikan Vita. Sekarang yang ada di pikirannya adalah mengalahkan Vita di atas ranjang.
Yosep ingin merasa selalu perkasa diatas ranjang meski dengan wVita manapun, tentunya masuk kategori
seleranya.

Seakan Yosep tak memberi ruang istirahat untuk Vita sesaat. Yosep terus menyodok batang kemaluannya
tak henti henti… hingga Vita sendiri wVita yang haus akan seks ini merasa heran atas keperkasaan yang
ada dalam diri Yosep.

Dengan postur tubuh yang tegap kekar, tinggi, tampan, serta memiliki kedudukan yang tinggi disalah
satu perusahaan swasta.

Akhirnya Vita pun terkapar tak berdaya mengimbangi kekuatan seksual Yosep yang hingga saat ini masih
terpacu menyetubuhinya tanpa merasa lelah sedikitpun.

“Kak… Aaannita tidak tahan lagi… kak. Aaakkkhhh…. Vita sampai….” Erang Vita panjang yang menyatakan ia
akan telah mencapai puncak kenikmatannya yang ke 3 semenjak pertama kali vaginanya di aduk aduk oleh
tangan Yosep yang kekar itu.

Baca Juga Cerita Seks Gadis Pontianak

Tak memperdulikan keadaan Vita yang telah lemas ditindih tubuhnya… Yosep tetap terus menhantam vagina
Vita bertubu tubi… masuk keluar tak henti hentinya…

Namun tak lama kemudian Yosep merasakan denyut denyut yang keras sekali pada pangkal kemaluannya. Lalu
Yosep pun mencabut batang kemaluannya dari dalam liang vagina Vita dan sambil tetap mengocok
kemaluaannya Yosep membimbing batang kemaluaannya ke mulut Vita dan memasukkan kemaluaannya hingga
menumpahkan seluruh spermanya. Tak sedikitpun sperma yang tersisa atau tertumpah keluar dari mulut
Vita.

Karena Yosep menyuruh Vita untuk menikmati setiap tetes sperma yang keluar dari kemaluannya. Kalau
tidak maka Yosep tak’kan mengulanggi persetubuhan ini lagi kepada Vita. Meski Yosep sendiri memiliki
kelebihan dalam hal seks yang lama dengan lawan jenisnya.

Tak terasa Yosep melirik jam yang masih melekat di lengan tangannya. Hampir selama tiga jam
persenggamahan mereka berlangsung. Kelelahan dan keletihan baru terasa setelah ia merebahkan tubuhnya
di samping Vita yang tergulai lemas tampa sehelai benangpun.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Belajar Ngentot

Cerita Sex Terbaru | Hyper Sex adalah sebutan yang cocok buwatku, karena aku selalu meminta lebih dengan
pacar-pacarku dulu. setiap kali aku berhubungan Sex degan pacarku, aku gak mau jika hanya
bermain sekali, minmal aku minta maen sampai 5-6 kali baru aku bisa merasakan kepuasan
yang sangat nyata. Kalau pacarku tidak kuat mengatasi birahi Sex ku yang tinggi, aku
mencari lagi cowok yang dapat membuatku mencapai kepuasan. Sampai akhirnya pacar-pacarku
tidak ada yang bisa memuaskan nafsu Sex ku akhirnya aku mensiasati dengan menikah dengan
dua laki-laki agar nafsu Sex ku yang liar bisa terpuaskan.

Cerita Sex Terbaru Belajar Ngentot
Mas yoga adalah suamiku yang pertama, orangnya sangat penyabar sekali jadi dia tidak
mempermasalahkan aku memiliki suami lagi karena dia juga tau kalau aku hyper Sex. Dan
bahkan mas Yoga juga pernah melihatku disetubuhi oleh mas eros suamiku yang kedua didepan
matanya. Namun mas Yoga diam saja, karena dia tak mampu memuaskan aku. Begitu halnya
dengan mas eros, suamiku yang kedua, sifatnya sama persis dengan mas Yoga, hampir gak ada
bedanya. Dari segi hubungan Sex mereka berdua sama saja, jadi aku baru bisa merasa puas
jika aku disetubuhi oleh kedua suamiku bergantian. Namun hal itu jarang pernah terjadi
karena kesibukan kedua suamiku yang sering keluar kota secara bergantian. Jadi gak pernah
dua suamiku dirumah secara bersamaan.
Suatu hari aku diajak oleh mas yoga ke tempat kerjanya karena ada acara kantor. Aku yang
tak pernah ikut mas yoga kemana-mana pun sekejap merasa canggung, namun mas yoga
menyaknkanku dengan memuji kecantikanku malam itu dan membuatku PEDE dan akhirnya aku mau
diajak ke tempat mas yoga bekerja. Sesampainya disana, suasananya sangat ramai sekali, mas
yoga yang bertemu dengan teman-temannya pun meninggalkanku. Aku yang merasa bingung mau
ngapain lalu menolah-noleh dan akhirnya aku melihat bu Thalia dan aku langsung nyamperin
bu thalia di tempatnya berdiri. Bu thalia ini adalah istri dari jhoni teman kantor mas
yoga. Dan “Eeeehh…Bu thalia, sendirian ya??” tanyaku membuka percakapan. “Eeehh..mbak
Rien, enggak kok, sama papahnya, tuuh disana” jawabnya. “Waah sama donk bu, aku juga
ditinggal sama papahnya disana” jawabku sambil menunjuk arah mas yoga.
“Mbak Rien tambah seksi ajah yaaah” ucap bu thalia. “Aaaahhh enggak buk, biasa aja kok
buk, dari dulu badanku segini-segini aja kok, gak pernah berubah” jawabku. “Aaaahhh tapi
mbak Rien seksi banget kok, aku iri liat penampilan mbak Rien” kata bu thalia. “Bu thalia
bisa aja” jawabku. “Apa siih rahasianya biar bisa awet seksi gitu mbak??” tanya bu thalia.
“Minum Air liur burung” bisikku sambil mendekat ke telinganya. “ Burung apa Mbak”
kejarnya penasaran. “Burung.. Burungnya Mas Yoga” bisikku kubuat serius. “AH! Mbak guyon!”
jawab bu thalia. “Betul jeng, ini betul lho jeng” jawabku. “Itukan biasa Mbak” kata bu
thalia. “Biasa gimana, kalau sekedar ML terus selesai ya biasa jeng tapi ada caranya ”
jelasku. “Jeng Thalia ML dengan Dik Jhony berapa kali seminggu?” lanjutku. “ Paling sekali
ya kadang dua kali Mbak ” jawabnya. “Kalau ML apa saja yang jeng Thalia lakukan ?” tanyaku
lagi.
“Ya biasa Mbak bercumbu terus gitulah..! Terus selesai ya sudah begitu aja ” jawabnya. “
Lho ya sudah gimana to jeng, mestinya kan ada pemanasan, permainan terus pendinginan dan
apakah jeng Thalia selalu dapat mencapai puncak ?” “Itulah Mbak masalahnya, saya sering
ditinggal menggantung ” jawabnya sambil menerawang. “ Terus” tanyaku. “Ya kalau sudah
begitu paling saya yang uring-uringan dan biasanya cuma bisa melampiaskan ke pekerjaan
rumah Mbak ” terusnya. “Nah itulah jeng bedanya, Mbak dengan Mas Yoga selalu mencapai
puncak bahkan berkali-kali lho ” jawabku. Kulihat wajahnya nampak takjub dan kelihatan
rasa ingin taunya yang terpancar dari matanya. “Jeng ML itu kalau dilakukan dengan benar
dan senang hati bisa membuat kita awet muda, karena kerja hormon-hormon dalam tubuh kita
jadi optimal ” lanjutku menjelaskan bak seaorang dokter. “Oooh itu to Mbak rahasianya.. !”
celetuknya. “Makanya saya bilang, meskipun Mbak kasih tau kan jeng Thalia belum tentu
bisa.. Bahkan..” jelasku sengaja memancing reaksinya. “ Bahkan apa Mbak.?” Tanyanya nggak
sabar. “Bahkan kalau jeng Thalia Mbak suruh belajar sama Mas Yoga juga belum tentu mau”
lanjutku sambil berbisik. “Ahh Mbak” jawabnya sambil mencubit lenganku.Cerita Sex Terbaru
Cerita kami berakhir dengan berakhirnya acara arisan, sebelum pergi Thalia sempat berbisik
sewaktu-waktu mau konsultasi kujawab ya kapan saja. Bahkan kubisiki nanti belajar langsung
aja ama Mas Yoga. Seminggu setelah itu ketika itu jam 7 malam, Eros baru datang dari
Jakarta sedang aku lagi ada tamu jepang jadi aku bermaksud memberi blowjob Eros sedang Mas
Yoga masih malas-malasan didekat kami berdua, tiba-tiba telepon berdering, karena aku dan
Eros sudah hampir telanjang maka Mas Yoga yang mengangkat telepon.
“Halo selamat malam” salam Mas Yoga, aku nggak tahu apa jawaban disebelah sana. “Ya benar,
mau bicara dengan Mbak Rien..? Sebentar ya, dari siapa? Thalia! Oh jeng Thalia, Thalia
Jhony ?” tanya Mas Yoga. Mendengar itu aku bangkit, Eros terpaksa melepaskan dekapannya
padaku. Sebenarnya skenario ini aku yang buat, karena aku ingin Thalia dapat main kerumah
sehingga kuminta Mas Yoga menugaskan Jhony keluar kota untuk supervisi selama 3 hari.
“Halo jeng Thalia kok tumben nelpon malam-malam ” sapaku memulai percakapan. Kami ngomong
panjang lebar sampai akhirnya menyinggung pembicaraan kami di arisan dulu. Kuulangi
tawaranku untuk belajar pemanasan dengan Mas Yoga, atau melihat saja kami yang
mempraktekkannya berdua. Thalia penasaran masa aku dan Mas Yoga mau bercinta dilihat orang
lain, kujawab bahwa aku hanya bisa kalau orangnya itu Thalia, lain tidak lagian cuma
sebatas cara- cara pemanasan. Thalia rupanya mulai panas akhirnya kuulangi lagi tawaranku
dan jawabannya.

“Iya Mbak BT nih anak-anak sudah pada tidur, Mas Jhony dinas luar ” jawabnya.
“Ya sudah to main aja ke rumah, kami semua sedang nggak ada kegiatan kok lagian masih sore
” jawabku.
“Tapi Mbak,” “Apa?” “Aku malu sama Mas Yoga, ..” jawabnya.
“ Nggak papa kami cuma berdua kok, jangan kuatir nanti pulangnya kami antar” jawabku.
“ Baiklah Mbak tapi janji lho.. nggak usah dipraktekin sama aku.. ” pintanya mengakhiri
pembicaraan.

Setelah itu kami tutup pembicaraan, rumah Thalia kira-kira 15 menit dengan naik kendaraan.
Kuminta Eros bersabar dan sembunyi di kamar sementara aku dan Mas Yoga yang akan menerima
Thalia. Rencana ini pernah kuutarakan sebelumnya sama suami-suamiku.
Kira-kira 25 menit kami menunggu ada orang memencet bel pintu pagar, Mas Yoga yang saat
itu cuma pakai piyama tanpa dalaman yang membukakan pintu. “Malam Mbak,” sapa Thalia
begitu masuk pintu rumah diiringi Mas Yoga. Thalia pakai baju agak ketat sehingga dadanya
yang membusung kelihatan samar tapi saya yakin laki-laki manapun akan penasaran ingin tahu
isinya, apalagi dengan kancing depan dan belahan dada yang agak kebawah sedang bawahan ia
pakai celana jean tampak seksi sekali bokongnya. “Malam, wah.. Jeng Thalia nggak nyangka
lho kalau bisa main kerumah nggak kesasarkan ?” tanyaku. Setelah menyilahkan Thalia duduk
kami ngobrol ngalor-ngidul sampai juga akhirnya menyinggung masalah ranjang, Mas Yoga
dapat melihat air muka Thalia yang jengah tahu kalau ia juga mulai terpancing birahinya.
Karena omongan kami yang merangsang saraf telinga Thalia dan kami tetap tidak
mengatakannya secara vulgar, tanpa terasa jam menunjukkan angka 9 malam, Thalia gelisah.

“Mbak sudah malam nih Thalia mau mohon pamit ” pintanya tapi matanya nampak sayu.
“Jangan dulu katanya pingin belajar rahasianya Mbak ” jawabku sambil memandang Mas Yoga
penuh arti.
“Ah Mbak.. Malu ah sama Mas Yoga ”. Aku mendekati Mas Yoga dan kucium dia dibibirnya denga
mesra dan lembut.
“Nggak papa kan Mas?” pintaku Mas Yoga menganggangguk sambil memelukku, kami berciuman,
dan saling raba di depan Thalia, sementara Thalia kulihat merah padam mukanya melihat
adegan kami, meskipun demikian aku melakukannya dengan halus dan hati-hati sekali.
“Beginilah kami melakukannya jeng, ” kataku menjelaskan seperti dosen aja.
“Ah.. Mbak, Thalia jadi bingung nih.., Thalia pulang aja ya Mbak ” pintanya tapi nggak
beranjak.
“Ayolah.. nggak papa” kami berpelukan mendekati Thalia yang mulai kayak cacing kepanasan.
Mas Yoga tahu keadaan segera mendekat sehingga duduk berdampingan di sofa panjang yang
diduduki Thalia, terus dipegangnya kedua tangan Thalia, Thalia menunduk malu-malu.
“Mbak.. Tapi cuma sebatas cara pemanasan aja lho Mbak ” pintanya sambil memandangku.
“Ya, Mas cuma akan memperlihatkan cara pemanasan saja sama jeng Thalia ” jawab Mas Yoga
sabar.

Perlahan disentuhnya dagu Thalia dipandangnya matanya dalam-dalam penuh perasaan, mendapat
perlakuan seperti itu dari Mas Yoga Thalia memejamkan mata, perlahan Mas Yoga mencium
bibirnya tanpa melumatnya. Ahh! Thalia mendesah, diulanginya ciuaman itu oleh Mas Yoga
dengan menempelkan bibirnya agak lama, Thalia mulai bereaksi dengan mengulum bibir Mas
Yoga dan Mas Yoga mulai meningkatkan aksinya, tangannya berpindah ke bawah ketiak Thalia
dan menarik badan Thalia kepelukannya.
Semua ini dilakukan di sofa ruang tamu, sambil duduk bedempetan. Mas Yoga mulai meraba
dada Thalia yang membusung, dan Thalia mulai mendesah-desah mereka masih berciuman saling
lumat dan saling hisap. Setelah hampir sepuluh menit mereka saling raba Mas Yoga
meningkatkan aksinya dari meraba bagian luar terus melepas kancing atas baju Thalia jari-
jari tangannya mulai menyisir pinggiran BHnya menuju ketengah. Thalia melenguh seperti
sapi disembelih begitu tangan Mas Yoga mancapai putingnya dan menjepinya dengan dua jari.
Sementara itu mulut Mas Yoga mulai merambat ke bawah ke arah belahan dadanya yang sekal.
Tanpa disadari Thalia tangan kanan Mas Yoga telah menyelinap ke punggung Thalia dan
melepaskan kait BH Thalia maka tampaklah buah dada Thalia yang kencang dan menantang,
tanpa membuang kesempatan langsung Mas Yoga melumat putingnya.Cerita Sex Terbaru

Thalia mulai tak dapat mengendalikan diri, dia lupa dengan janjinya sendiri, tangannya
secara reflek menggerayang bagian depan Mas Yoga dan mulai melakukan pijatan-pijatan halus
mulai dada, pusar dan terus ke bawah pusar. Tanpa menolak Mas Yoga malah memberi
kesempatan pada Thalia menyorongkan badannya, sambil mulutnya tetap bergelayut di puting
Thalia, tapi tanggannya sudah mulai menarik resleting celana jeannya. Thalia tak henti-
henti mendesah, perlahan aku ke saklar lampu kukecilkan sehingga suasana tampak redup dan
makin romantis. Thalia sudah meluruskan kakinya di sofa sambil kepalanya bersandar di
tanganan sofa, sementara tinggal mengenakan CD warna merah, Mas Yoga belum melepaskan
piayamanya dengan posisi diatas Thalia tapi batangnya sudah nampak mengacung karena
diurut-urut Thalia. Perlahan Mas Yoga menggigit pinggiran CD Thalia dan menariknya kebawah
sehingga bugil Thalia masih tenang mungkin karena melihat Mas Yoga tidak melepaskan
piyamanya. Mas Yoga mulai mejilati perut Thalia turun ke arah pusar terus menciuminya dan
meleletkan lidahnya kebawah mencium rambut kemaluan Thalia, diperlakukan begitu Thalia
meracau tak karuan. “Aduh Mas.. Mbak Thalia nggak tahan.. oh Mas Yoga ” Aku memberi kode
pada Eros, saat itu Mas Yoga telah membenamkan mukanya di selangkangan Thalia, menjilati
klitoris Thalia, Thalia dengan posisi membuka kedua pahanya pinggulnya terganjal pegangan
kursi sehingga sekarang kepalanya berada dibawah.

Dengan posisi ini maka nampaklah gundukan bukit venus yang indah dan merekah merah
sehingga memudahkan untuk penetrasi. Perlahan Mas Yoga mundur dan Eros yang telah
telanjang bulat maju dengan palkon siap serbu, Thalia masih tenggelam dalam kenikmatan
yang didapatnya hampir satu jam dicumbu Mas Yoga, tidak menyangka bahwa ada pergantian
posisi dibawah. Eros langsung mengenggam palkonnya dan mengarahkan ke lubang surga Thalia,
dengan presisi Eros menghentak dan bles..! “Ahh Mas aku nggak mau.. nggak mau ” sambil
meronta tapi secepat kilat aku membelai dan mengulum putingnya, sedang Eros langsung
mengunci kaki Thalia maka Thalia hanya bisa mendesis dan mau berontak tapi karena serangan
rasa nikmat yang luar biasa ia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. “Ahh Mbak.. Mas..
Kalian curang aduhh.. Oh.. Kenapa ini ohh.. Ohh.. Mbak aku nggak tahan.. Nggak ta..
Hhaan.. ”jerit Thalia sambil mengejang nafasnya memburu seluruh otot-otot badanya meregang
pertanda orgasme sampai. Eros mengimbangi dengan kocokan-kocokan perlahan dan teratur
bahkan dibiarkannya Thalia menikmati orgasmenya yang pertama yang hampir membuatnya tak
sadarkan diri.
Setelah nafas Thalia aga teratur perlahan Eros mulai memompa karena itu perlahan Thalia
mulai membuka matanya dan.. Mbak kok bukan Mas Yoga.. !” teriaknya panik sambil mau
berontak tapi kuncian Eros dan kocokan-kocokan palkon Eros di memeknya membuat dia tak
berdaya. “ Gimana Mbak? Aku nggak mau Mbak, aku mau sama Mas Yoga saja, ” teriaknya lagi.
“Tenang jeng, tenang..!” kucoba menenangkannya, sambil kukedipi Mas Yoga untuk siap-siap
menggantikan posisiku. Mas Yoga mendekat dan mulai melumat puting Thalia yang sebelah kiri
sementara tangan kirinya meremas- remas puting yang sebelah kanan. Mendapat serangan
bertubi-tubi dari bawah dan atas Thalia menjadi naik birahi lagi.. “Ahh.. Mbak, Mas gimana
ini kok begini to, ahh nikmat Mbak.. Thalia nggak tahan Mas, ayo terus Mas.. Yang keras..
” ceracaunya Thalia mengejang lagi menapaki orgasmenya yang kedua.

Erospun tampak mulai berkerenyit dahinya dan makin keras kocokannya, pertanda mau mencapai
orgasme maka cepat-cepat aku tarik sementara Mas Yoga langsung menggantikan posisi Eros
mengocok vagina Thalia dengan palkonnya tanpa memberi kesempatan pada Thalia untuk
mengatur nafas. Kucium dan kukulum kepala kontol Eros di depan Thalia sambil mengocok-
ngocok batangnya.. Dan.. Creett.. Crett.. Cret.. Kuminum sperma Eros yang tumpah
dimulutku. Thalia melihat semua itu sambil mendelik menahan nikmat karena kocokan Mas
Yoga.

Setelah hampir setengah jam mereka saling genjot akhirnya mulai ada tanda- tanda Mas Yoga
dan Thalia akan mencapai puncaknya dan.. “Aaahh Mas aku nggak kuat.. Aku.. ” begitu teriak
Thalia menapaki orgasmenya yang ketiga. Mas Yoga memberi kesempatan untuk mengambil nafas
sambil sesekali masih mengocok vagina Thalia pelan-pelan. “Sini Mas.. Sini Mas..” pinta
Thalia pada Mas Yoga sambil tangannya menggapai-gapai. Mas Yoga mengakhiri kocokannya dan
mencabut kontolnya dan menyorongkannya ke mulut Thalia, sambil tetap tiduran terlentang di
sofa dikulumnya kontol Mas Yoga yang sudah bengkak dan berenyut-denyut.

Akhirnya.. Crett.. Crett.. Crett Muncratlah sperma Mas Yoga di mulut Thalia, Thalia
menelannya sambil membeliakkan mata, mungkin belum biasa tapi kemudian dijilatinya sisa-
sisa sperma diujung kontol Mas Yoga. Setelah itu mereka bertiga istirahat mengatur nafas,
sambil menikmati sisa-sisa orgasme yang mereka alami. Thalia mengerling padaku. Waktu itu
sudah jam 11 malam. “Mbak Rien nakall..!” rengeknya manja, sambil memukul bahuku. “ Lho
kan jeng Thalia sendiri yang keterusan.. ” jawabku. “Ahh Mbak ni lho, Thalia jadi malu ama
Mas Yoga.. Eh.. Mas yang satu siapa Mbak?” tanyanya sambil mengerling ke Eros. “ Adiknya
Mas Yoga! Eros” jawabku. “ Jeng Thalia mau pulang..?” tanyaku lagi. “ Ya deh Mbak, sudah
malam nih nanti anak-anak mencari” jawabnya. Aku dan Eros mengantar Thalia pulang sedang
Mas Yoga tunggu rumah, di jalan Thalia berterimakasih sama Eros, katanya baru kali ini dia
mengalami multiorgasme yang selama ini hanya angan-angan saja. Thalia bahkan berani
mencium Eros di depanku saat ia turun dari mobil.

Baca JUga Cerita Seks Tante Muontok

Setelah mengantar Thalia pulang aku mendapat ciuman istimewa dari Mas Yoga dan Eros
katanya mereka tak pernah membayangkan wanita lain selama ini karena sebenarnya selama ini
mereka sudah merasa cukup dengan pelayananku. Tapi hadirnya Thalia membuat mereka tambah
bahagia. Dan selama tiga hari mereka berdua selalu dapat memuaskan Thalia bahkan saat hari
terakhir Thalia minta nginap dirumah dan mereka main sampai empat kali. Sebagai isteri aku
tetap gelisah melihat keperkasaan mereka berdua, namun hadirnya Thalia dapat sedikit
mengobati kegelisahanku. Pembaca yang budiman sampai saat ini sudah hampir satu tahun aku
Thalia, Eros dan Mas Yoga melakukan ini. Thalia tambah rajin memelihara dirinya dan ia
makin berbinar ia sangat menyenangi Mas Yoga walau demikian kami semua bahagia dan senang
di setiap waktu.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Enaknya Memek Berjilbab

Cerita Sex Terbaru | Pagi itu karena suntuk aku berencana untuk refreshing di sebuah hutan cagar alam di sekitar kotaku,
dimana aku tinggal disini baru 4 minggu aku merasa betah, segera aku menyalakan motorku menuju ke
lokasi, sesampainya disana udara terasa sejuk dengan pohon pinus dan hutan cagar alam meyegarkan
mataku.

Cerita Sex Terbaru Enaknya Memek Berjilbab

Ketika sedang berjalan menikmati kesunyian dan kesejukan hutan, aku melihat sesosok gadis manis
berjilbab sedang duduk disebuah bangku dibawah sebuah rumah kayu yang memang disediakan untuk
beristirahat.

Dari bajunya yang atasan putih dan bawahan rok abu-abu, aku tau kalau dia adalah seorang siswi SMU.
Segera otak kotorku bekerja dan membuat kont0lku naik.

Bayangkan, menikmati mem3k gadis cantik berjilbab pelajar SMU ditengah hutan yang sunyi dan sejuk ini.
Segera aku menghampiri dan menyapa sang gadis itu. Yang sedang duduk termangu.

“Assalamu’alaikum..” kataku sedikit keras, memang sengaja mengagetkannya.

Gadis berjilbab itu sedikit kaget lalu dengan cepat menoleh kearahku. Wajahnya cantik putih,d engan
hidung mancung dan bibir tipis. Kacamata minus bertengger di hidungnya.

“Wa’alaikum salam.. ngagetin aja ihh..” katanya dengan tersenyum kecil.

Suaranya yang lembut, menambah gejolak birahiku. Otakku berfantasi membayangkan suara lirihnya
meTinatih2 karena mem3knya kusodok2 dengan kont0lku.

“lagi ngapain?” tanyaku.

Sembunyi2 aku menatap tubuhnya. Sekal untuk seorang siswi SMU. Pantatnya bulat, tubuhnya padat berisi
namun langsing, dengan tinggi semampai. Buah dadanya terlihat sedikit mononjol dibalik seragam putih
osis lengan panjang dan jilbab putih yang terulur menutupi dadanya.

“lagi ngelamun.” Jawabnya sambil tersenyum manis.

“ngelamunin apa?” tanyaku lagi, memancing pembicaraan.

Sambil semakin mendekat hingga disampingnya. Siswi berjilbab itu memandangku seksama seakan menilai,
lalu menjelurkan lidahnya padaku, menggoda. Aku tersenyum.

“kenalin, Wawan.” Kataku sambil mengulurkan tanganku.

siswi berjilbab itu tersenyum dan menyambutnya.

“Tina” katanya.

Tangannya yang bersentuhan dengan tanganku terasa sangat halus.

“lagi ngapain disini sendirian? Bolos yaa…” kataku mengganggunya. siswi berjilbab itu segera berdiri
didepanku.

“iya nih… lagi BT di sekolah..” katanya sambil menggerutu.

“emang kenapa? Habis putus cinta yah?” tanyaku nakal.

“idih… nggak… sekarang jadwalnya olah raga… guru olah raganya rese…sukanya grepe-grepe..” jawab gadis
cantik berjilbab siswi Smu itu.

Tangannya sudah dilipat didepan dada, semakin membuat tonjolan buah dadanya terlihat. Hatiku semakin
tidak karuan.

“tapi diam-diam suka kaaan…” kataku menggoda.

“idiiiih…jijik, tau…” jawabnya sambil sok bergidik.

“eehhh… digrepe-grepe bisa enak lhoo..” kataku terus memancing.

Siswi berjilbab itu hanya tersenyum simpul sambil kembali menjulurkan lidahnya genit.

“eh Tina, mau gak, masuk lebih dalem ke hutan? Ada tempat yang buagus banget deh…” kataku.
Padahal aku berbohong.

“yang bener? Ahh, gak mau ah…ntar Tina mau diapa-apain, lagi…” jawabnya, sambil masih tersenyum genit.

“ga papa deh… ayo ikut… diapa-apain kan ga papa kalo enak.” Kataku seolah bercanda.

Padahal otakku sudah memikirkan banyak jurus untuk mendapatkan tubuh gadis cantik berjilbab itu.
“iya deh.” Jawab Tina akhirnya, membuat hatiku seolah meloncat saking senangnya.

“tapi janji gak diapa-apain yah.” Jawabnya lagi.

“gak kok, ntar tak kasih yang enak-enak″ jawabku lagi.

Akhirnya kami pun berjalan menyusuri jalan setapak sambil bercakap-cakap dan menikmati keindahan
hutan.Cerita Sex Terbaru

Beberapa lama, setelah kami berada semakin masuk kedalam hutan, kami menemukan lagi sebuah tempat
beristirahat. Sebuah batu besar panjang 2 meter, dengan atap dari daun pinus sekedar menahan jika ada
hujan. Tina berlari kecil menuju tempat itu dan duduk dubatu itu.

“istirahat dulu, capek..” kata gadis manis berjilbab itu.

“oke.” Kataku sambil duduk disampingnya.

“jadi gak nih, mau yang enak-enak?” kataku kembali memancing.

“gak mau ah.. emangnya Tina apaan..” katanya sambil pura-pura marah.

Aku semakin medekatkan dudukku pada gadis berjilbab bertubuh sekal itu.

“yah, kan Tina cantik.. mas jadi gak tahan..” bisikku ketelinganya yang masih tertutup jilbab.

Pelan kuraih tangan kanannya yang halus, lalu kuremas dan kubelai. Gadis cantik berjilbab itu
menatapku, namun diam saja. Terlihat wajahnya merah karena malu.

Segera siswi berjilbab itu menarik tangannya dan memalingkan tubuhnya agak membelakangiku, karena
tatapan sayunya bertemu dengan tatapanku. Pelan-pelan kupeluk Tina dari belakang pelan-pelan. Gadis
cantik berjilbab bertubuh sekal itu sedikit berontak.

“jangan mas.. Tina gak mau..” bisiknya sambil sedikit berontak.

“ga papa Tina, ntar mas kasih enak…” bisikku ke telinganya yang tertutup jilbab.

Kudaratkan ciumanku di pipi kanannya. Tina masih tegang, mungkin karena tidak pernah dipegang cowok.
Apalagi kont0lku yang sudah ereksi dibalik celana jeansku dari tadi, menempel di pantatnya karena aku
sudah duduk menkangkang. Kugenggam tangan kiTinaya dengan tangan kananku, tangan kiriku memeluknya,
sementara bibirmu mulai menciumi pipi dan telinganya.

“Ohh..sstt” desisnya.

Aku palingkan wajahnya sehingga aku mudah mencium bibirnya yang mungil, pelan saja dan siswi berjilbab
itu mulai menanggapinya. Kupermainkan lidahku dengan lidahnya, sementara kuputar pelan-pelan tubuhnya
sampai menghadapku (masih dalam keadaan duduk).

Dengan cukup cepat kupeluk mesra dia agar tidak semakin berontak, kedua tanganku mengelus-elus
punggungnya dan terkadang kuremas lembut kedua pantatnya. pantatnya begitu menggairahkan. padat berisi
sampai-sampai ingin rasanya meremas dan menciuminya.

Kont0lku sudah semakin tegang. Pelan-pelan sambil terus kuciumi gadis SMU berilbab yang sudah pasrah
itu, kubuka ritsleting celanaku dan kukeluarkan kont0l besarku. Gadis itu seolah tertegun bingung
karena tidak tau apa yang harus ia lakukan.

Langsung kubimbing tangannya untuk mengelus-elus dan mengurut seluruh bagian kont0l. Terasa nikmat
kont0lku dibelai dan diurut oleh tangan halus siswi lugu berjilbab itu.

Kusandarkan Tina pelan-pelan didinding kayu gubuk istirahat itu, bibirku semakin bergerilya di seluruh
permukaan wajahnya yang cantik.

“Ohh, sst..” desahnya, yang semakin membuatku bernafsu.

Dengan bibirku yang tetap aktif, tangan kananku mulai menelusuri badannya, kuelus-elus pundaknya, lalu
turun ke dada kanannya, menyusup kebalik jilbabnya, meremas buah dada sekalnya. Kuraba pelan, lalu
mulai remasan-remasan kecil, siswi berjilbab itu mulai menggeliat. Buah dadanya terasa kenyal dan
kencang, semakin kuperlama remasanku, dengan sekali-kali kuraba perutnya.

Tanganku mulai membuka satu-persatu kancing seragam OSIS lengan panjangnya, dan menyusup masuk didalam
bajunya, mengelus perutnya dan Tina kegelian. Tanganku yang masih di dalam bajunya, mulai naik
kedadanya dan meremas kedua gunung kembarnya, jariku keselipkan dibranya agar menjangkau putingnya
untuk kupermainkan. Tina mulai seTinag medesah,
“Sst.. ahh.. ohh”

Karena branya sedikit kencang dan mengganggu aktivitas remasanku, maka tanganku segera melepaskan
semua kancing bajunya dan kemudian kait branya kubuka, sehingga longgarlah segel 2 bukit kembar itu.

Bajunya kusingkap kesamping, sementara Bhnya kusingkap keatas, menampakkan keindahan dadanya, putih
mulus, kedua putingnya mencuat mengeras ingin dijilati. Sudah saatnya nih beraksi si lidah.

Kujilati, kusedot-sedot, kucubit, kupelintir kecil kedua putingnya. Tina mulai meracau tidak karuan
manahan nikmatnya permainan bibirku di kedua dadanya. Kubuka baju dan branya sehingga tubuh atasnya
hanya tinggal ditutupi jilbab putih membungkus kepalanya yang sengaja tidak kulepaskan.

Gairahku semakin meninggi melihat gadis berjilbab yang lugu terengah-engah keenakan kurangsang dengan
baju yang sudah terbuka memperlihatkan buah dadanya yang putih ranum menggunung.

Tubuhnya yang putih, dua bukit ranum dengan 2 puting mencuat indah, wajahnya memerah, keTinagat
mengalir, ditambah desahan-desahan yang menggairahkan, sungguh pemandangan yang tidak boleh disia-
siakan.

Kuciumi bibirnya lagi, dengan kedua tanganku yang sudah bebas bergerilya di kedua bongkahan dadanya.
Nafas kami menderu menyatu, mendesah. Perlawanan gadis cantik berjilbab tadi sudah tidak terasa lagi.
.

Untunglah hutan itu sepi, sehingga desahan Tina yang semakin keras tidak membuatku takut ketahuan.
Kulepas baju seragamnya dengan sedikit paksaan, kusibakkan jilbabnya sehingga tidak menutupi dadanya,
lalu Kuciumi dan kujilati badannya, mulai dari pundak, turun ke dadanya.

Sengaja kujilati bongkahan dadanya berlama-lama tanpa menyentuh putingnya, kupermainkan lidahku
disekitar putingnya. Kutempelkan tiba-tiba lidahku ke puting kanannya dan kugetarkan cepat, tangan
kiriku mencubit-cubit puting kiTinaya, Tina semakin kelojotan menahan geli-geli nikmat. Enak sekali
menikmati bukit kembar cewek jilbaban.

Tangan kananku mulai merayap ke pahanya, yang masih tertutup rok abu-abu panjang, kuelus naik turun,
terkadang sengaja menyentuh pangkal pahanya. Terakhir kali, tanganku merayap ke pangkal paha,
menyingkapkan rok abu-abu panjangnya keatas sehingga celana dalamnya terlihat.

Dengan satu jariku, kugesek-gesek mem3knya yang ternyata sudah basah sampai membekas keluar di celana
pendeknya. Kedua kaki gadis berkulit putih berjilbab berwajah lugu itu langsung merapat menahan geli.
Tanganku mengelus pahanya dan membukanya, menjalar ke kemaluannya, lalu semua jariku mulai
menggosokkan naik turun ke bukit kemaluannya.

“Ah udah mass..uhh hmm.. aduuhh.. enakk..”, geliatnya sambil meremas pundakku erat.
Kulumat bibirnya, tanganku mulai menyusup menguak CD-nya, meraba mem3knya. Tina semakin terangsang,
dengan desisan pelan serta gelinjang-gelinjang birahi.

Tak lama kemudian siswi berjilbab itu mendesis panjang dan melejang-lejang. Ia menggigit bibir
bawahnya sambil matanya terkatup erat, lalu mem3knya berdenyut-denyut seperti denyutan kont0l kalau
melepas mani. Tina lalu menarik nafas panjang. Basah mengkilap semua jariku, karena mungkin Tina tidak
pernah terasang seperti ini, lalu kujilat sampai kering.

“Mas jahat, katanya Tina gak akan diapa-apain..” kata siswi berjilbab bertubuh sekal itu sambil
memelukku erat.

“tapi Tina suka kan.. enak kan..” bisikku semakin bernafsu.Cerita Sex Terbaru

Sudah saatnya kont0lku dipuaskan. Kucium bibirnya lembut, kubimbing lagi tangannya untuk meremas dan
mengurut kont0lku. Gantian aku yang melenguh dan mendesis, menahan nikmat. Posisiku kini berdiri
didepan Tina, kuturunkan celanaku dan kuminta Tina untuk terus memijat kont0lku.

“harus digimanain lagi nih?”, tanyanya bingung sambil tetap mengelus-elus batang kejantananku.
Terlihat disekitar ujung kont0lku sudah basah mengeluarkan cairan bening karena ereksi dari tadi.
“Ya diurut-urut naik turun gitu, sambil dijilat seperti menikmati es krim” sahutku.

Ditimang-timangnya kont0lku, dengan malu-malu lalu dijilati kont0lku, ekspresi wajahnya seperti anak
kecil.

Gadis berjilbab SMU itu pelan-pelan mulai memasukkan kont0lku ke mulutnya dan

“Ahh Tina, jangan kena gigi, rada sakit tuh, ok sayang?”

“Hmm, ho oh”, mengiyakan sambil tetap mengulum kont0lku.

Nah begini baru enak, walaupun masih amatir.

“Yess..” desahku menahan nikmat, terlihat semakin cepat gerakan maju mundur kepalanya.

“Mas, bolanya juga?” tanyanya lagi sambil menyentuh zakarku.

“Iya dong sayang, semuanya deh, tapi jangan kena gigi lho”.

Dijilati dan diemutnya zakarku, setiap jengkal kemaluanku tidak luput dari jilatannya, hingga
kemaluanku basah kuyup.

“Ahh..ohh..yes..” desahku dengan semakin menekan-nekan kepalanya.

Dimasukkannya batangku pelan-pelan ke mulutnya yang mungil sampai menyentuh tenggorokannya, kont0lku
dikulum-kulum, divariasikan permainan lidahnya dan aku semakin menggeliat. Terkadang d siswi berjilbab
itu juga menjilati lubang kencingku, diujung kepala kont0l, sehingga aku hampir melompat menahan
nikmat dan geli yang mendadak.

Dilanjutkannya lagi kocokan ke kont0lku dengan mulutnya. Pelan-pelan kubelai kepalanya yang masih
terbungkus jilbab dan aku mengikuti permainan lidah Tina, kugoyangkan pantatku searah. Enak sekali
permainan bibir dan lidahnya, Tina sudah mulai terbiasa dengan kejantanan cowok.

Akhirnya, badanku mulai mengejang,

“Tina, aku mau keluar.. ohh ahh..” dan sengaja dipercepat kocokan kont0lku dengan tangannya.
Croott crot crot creet.. air maniku berhamburan keluar banyak sekali, sebagian kena wajahnya dan
mengotori kacamatanya, dan sebagian lagi meluber di tangan Tina dan kont0lku. Tina sempat terkejut
melihat pemandangan menakjubkan itu.

“iihh… jijik… apa nih mas..?” katanya sambil mengernyit.

“ini namanya pejuh, Tina.. coba aja enak lho.. bisa menghaluskan kulit kalo dilumuTina ke wajahmu..”

Dengan sedikit keraguan siswi berjilbab itu pelan-pelan menjilat air maniku yang meluber di kont0lku.

“Asin dan gurih, enak juga ya Ko?”, katanya sambil menelan semua spermaku sampai habis bersih dan
kinclong.

Yang menyembur diwajahnya ia ratakan sehingga wajahnya mengkilap karena air pejuhku. Akus emakin
terangsang melihat gadis berjilab melakuka nhal itu.

Tanpa membuang waktu lagi, aku yang mempunyai stamina dan birahi yang berlipat segera kembali
mendorong badannya agar bersandar di dinding kayu gubug itu. Bibirnya yang indah dengan lipgloss itu
kulumat dengan penuh birahi. kurasakan siswi berjilbab itu mulai mendesah dan menggeliat menahan
birahi. Kuremas-remas dadanya yang sudah menunggu dari tadi untuk dinikmati lagi.

Kuraba-raba lagi mem3k si Tina, pinggangnya menggeliat menahan nikmat sekaligus geli yang demikian
hebat sampai pahanya merapat lagi. Kembali kusingkapkan rok abu-abunya ke perutnya, setelah tadi
sempat turun lagi, sengaja tidak kupelorotkan CD-nya, karena aku ingin melihat pemandangan indah dulu.
Wow, CD-nya pink tipis berenda dan mungil, sehingga dalam keadaan normal kelihatan jelas bulu-bulunya.

Lalu aku berlutut didepan selangkangannya. Kakinya kubuka diiTinagi desahan tertahan gadis SMU
berjilbab berwajah cantik itu. Tangan kiTinaya menutup mulutnya seakan berusaha menahan nafsu birahi
yang tak tertahankan.

Tangan kanannya ada dipundakku, namun tidak berusaha menahan ketika aku maju dan mulai menjilati kedua
pahanya dari bawah sampai ke pangkalnya, lalu kucium aroma lembab dan agak amis dari mem3knya yang
membuat laki-laki manapun semakin bernafsu.

Kujilat sekitar pangkal paha tanpa mengenai mem3knya, yang membuat Tina semakin kelojotan.
Kupelorotkan CD-nya pelan-pelan sambil menikmati aroma khas mem3knya, lalu kujilat CD bagian dalam
yang membungkus kemaluannya.

Sesaat aku terpesona melihat mem3knya, bulunya yang tertata rapi tapi pendek-pendek, bibirnya yang
gundul mengkilap terlihat jelas dan rapat, di tengah-tengahnya tersembul daging kecil.

Mem3k yang masih suci ini semakin membuatku bergelora, kont0lku mulai berontak lagi minta dipijat
Tina. Mulutku sudah tidak sabaran untuk menikmati sajian paling lezat itu, lidahku mulai bergerilya
lagi.

Pertama kujilati bulu-bulu halusnya, Tinatihan Tina terdengar lagi. Terbukti titik lemah Tina ada di
mem3knya, begitu siswi berjilbab itu menggerakkan pantatnya, dengan antusias lidahku menari bergerak
bebas di dalam mem3knya yang sempit (masih aman karena selaput dara berada lebih ke dalam).

Begitu sampai di klitorisnya (yang sebesar kacang kedelai), langsung kukulum tanpa ampun
“Akhh.. sstt.. ampuun… aduuhh.. enaaak.. stt” racau gadis perawan SMU berjilbab itu sambil
menggeleng-geleng kepalanya yang masih terbungkus jilbab menahan serbuan kenikmatan yang menggila dari
lidahku.

Dengan gerakan halus, kuusap-usap klitorisnya dan siswi berjilbab itu makin kelojotan dan tidak begitu
lama terjadi kontraksi di mem3knya. Aku tau Tina akan klimaks lagi, makin kupercepat permainan
lidahku.

Sesaat kemudian, sambil tangan kiTinaya semakin menutup mulutnya semakin erat,gadis berjilbab
berseragam abu-abu putih itu menjerit sambil badannya meregang. Mengalirlah dengan deras cairan
cintanya itu, tentu saja yang telah kutunggu-tunggu itu. Kujilati semua cairan yang ada sampai
mem3knya mengkilap bersih, rasanya segar, gurih dan enak sekali.

Beberapa saat, kubiarkan Tina istirahat sambil tersengal-sengal mengatur napas terduduk lemah dibangku
panjang digubug itu, bersandar didinding. Aku duduk disebelahnya lalu kupeluk erat dengan mesra,
kukecup keningnya, dan kedua pipinya.

Sambil memandangku, wajahnya tersenyum malu. Nampak wajahnya merah padam setelah mengalami orgasme,
serta malu karena melakukannya denganku. Aku menduga baru kali ini siswi berjilbab itu merasakan
nikmat begitu dasyat, sampai lemas sekujur tubuhnya. Setelah nafasnya mulai normal, kuciumi bibirnya
dengan lembut.

“Nikmat sekali kan Tina? Ingin lagi? Masih kuat kan?” kataku dengan mencium bibirnya lagi.
Gadis cantik berjilbab itu hanya diam sambil memalingkan wajahnya, namun tidak ada penolakan dari
tubuhnya. Kupalingkan lagi wajah cantknya menghadapku dan kucium rada lama bibirnya dengan lembut.

Pelan-pelan aku kembali memosisikan tubuhku dihadapannya. Kont0lku tepat berada didepan mem3knya.
Kulepaskan celana dalam seksinya, lalu lambat-lambat kumajukan pinggulku, menggesekan kont0lku ke
mem3knya.

“Oh..hmm..” gadis manis berjilbab itu kembali mendesah bergairah, pasrah kusetubuhi ditengah hutan
yang sunyi itu.

Baju seragam SMU nya sudah teronggok dilantai gubug, disamping celana dalamnya. Wajah gadis alim
berjilbab itu yang pasrah membuatku nyaris tidak mampu mengendalikan birahiku.

Kulumat bibirnya dengan rakus, tanganku bergerak ke bawah dan menggenggam kont0lku, semakin intens
menggesek-gesekkan kont0lku ke mem3k ranumnya, membuat siswi berjilbab itu semakin menggelinjang
karena rangsanganku.

Sembari melumat bibirnya, tangan kiriku turun mengusap payudaranya dengan gerakan melingkar di
bawahnya menuju ke arah puting lalu menyentil dan memilin pentil gadis cantik berjilbab itu. Kemudian
gantian punggungnya kuusap dengan usapan Tinagan sampai siswi berjilbab itu merasa kegelian.

“Ohh.. Maas.. auughh.. gelii… Nikmat Maas..!!”

tangan kanan gadis berjilbab itu mencengkeram erat pundak kiriku sampai membuat pundakku lecet karena
kukunya, sementara secara refleks tangan kiTinaya mulai ikut meremas-remas buah dada kiTinaya..
kakinya membuka lebar melingkar dipingganggku.

Tatapan gadis berjilbab itu sayu, dikuasai sepenuhnya oleh nafsu birahi. nafasnya memburu. Siswi
berjilbab itu memejamkan matanya. Desahan dam Tinatihannya semakin keras ketika kuciumi kening, pipi
dan kujilat dan kugigiti daun telinganya dari luar jilbabnya.

“Tina, tahan yaa.. mas akan kasih kenikmatan buatmu.. tapi awalnya bakal sakit sedikit.. tapi kalo dah
kebiasa pasti enak kok..”kataku menenangkan gadis manis berjilbab lugu itu yang akan kurenggut
keperawanannya.

“mmhh… pelan yah mas.. Tina takut..” desahnya, namun tanpa penolakan karena sudah pasrah 100%.

Dengan birahi yang sudah di ubun-ubun, aku mengangkat sedikit pantat Tina, untuk memberi posisi nyaman
pada persetubuhan ini. Kupegangi kedua belah pahanya dan semakin kubuka kakinya lebar-lebar.
Terlihatlah belahan mem3knya agak kehitaman dengan bagian dalam yang kemerahan, dihiasi rambut tipis.

“Aahh..”, Tina melenguh panjang, badannya goyang kekanan kekiri, kuberikan rangsangan tambahan.

Kujilati pusar dan perutnya, lalu ke paha dan betisnya. Kugigit dekat pangkal pahanya sampai memberkas
merah.

“Mass.. Kamu.. Oh.., sudah.. Tina nggak tahan..”.

kutatap wajahnya dengan tatapan menenangkan. Matanya sayu pasrah. Ia menggigit bibir bawahnya berusaha
menahan birahi dan mempersiapkan diri pada rasa sakit yang kukatakan akan dirasakannya. Susah payah
kumasukkan kont0lku yang sudah keras dan besar ke mem3knya yang becek, dan.. Blesshh..

“Ouuhh.. Ohh..”.Cerita Sex Terbaru

Aku mulai memasukan kont0lku ke liang mem3knya pelan-pelan. Sulit sekali memasukan kont0lku ke liang
mem3k gadis manis berjilbab itu saking rapatnya. Tina berteriak,

“Ahhh… sakiiittt mas!” Aku yang tidak peduli karena sudah terlanjur nafsu memulai melakukan gerakan
maju-mundur dengan pelan-pelan.

Gadis berjilbab bertubuh sekal itu membalas dengan menjambak rambutku. Aku terus melakukan genjotan
terhadap mem3knya yang sangat nikmat itu…

“Ahhhh… sakittt mas..”, aku mulai mempercepatkan gerakan maju-mundur. Tina berteriak,

“Ahhhhhhhh”, aku mengeluarkan kont0lku dari mem3knya dan langsung keluarlah darah segar mengalir dari
mem3k Tina turun ke pahanya, dan membasahi bangku tempat kami bersenggama. .

Setelah beristirahat beberapa helaan nafas, kembali kutekan pantatku perlahan dan dengan pelan dan
teknik maju mundur yang membuat Tina semakin kelojotan, akhirnya masuklah semua kont0lku ke dalam
mem3k sempit legit gadis SMU berjilbab itu.

“Aahh.. Mas.. aduh Maas..sakit tapi enaakk.. aduuhh.. lagii..” gadis berjilbab berparas cantik dan
lugu itu meracau dan mendesah mulai keenakan. Mem3knya mulai terbiasa dihujam kont0lku.

Tina menaikan pantatnya dan aku menekan lagi pelan-pelan, terus berlangsung beberapa lama, kian lama
kian cepat.

“aduuhh.. Tina mau enak lagiihh..” Tina mem3kik.

Aku semakin kencang mengocok mem3knya dengan kont0lku. Siswi berjilbab itu diam sejenak sambil
memegang lenganku.

“Sudah keluar lagi Tina?”

“Sebentar lagi.. Ohh..” jawab Tina

Secara tiba-tiba kugerakkan pantatku maju mundur agak memutar dengan cepat, batangku terasa mau patah.
Tina kelojotan sambil melejang-lejang nikmat.

“Ah..”. Tina meremas remas payudaranya dan menggigit jaTinaya sendiri dan matanya terpejam.
Jepitan kaki di pinggangku menguat. Dinding mem3k gadis cantik berjilbab itu terasa menebal sehingga
lubangnya menjadi lebih sempit. Siswi berjilbab itu memelukku dan mengulum bibirku,

“An.. Mas.. Aku.. Hggkk.., Ahh.. Nikmatt..” Tina bergerak liar.

Kutekankan kont0lku dalam-dalam dan kurasakan denyutan di dinding mem3k serta dasar rahimnya. Kont0lku
terasa disiram cairan yang hangat. Kutekan tyubuhnya didinding gubug dengan tubuhku.

siswi berjilbab itu masih terus mengejang dan menggelinjang menikmati orgasmenya. Kubiarkan kont0lku
terendam dalam cairan mem3knya. siswi berjilbab itu mendesah dan meTinatih penuh kenikmatan.

Kami diam sejenak. Kuberikan kesempatan untuknya beristirahat dan mengatur nafasnya. Matanya masih
tertutup. Sejenak kurangsang mem3knya dengan gerakan pada otot kemaluanku. siswi berjilbab itu
mendesah dan membuka matanya. Dikalungkannya kedua tangannya pada leherku.

“Tinaa.. sekarang giliran mas yaa..” kataku berbisik. siswi berjilbab itu mengangguk.
Masih tersisa orgasmenya, dengan tubuh yang masih bergetar2. Kugerakkan lagi pantatku maju mundur dan
memutar.

Perlahan-lahan dan semakin lama semakin cepat. Kurasakan mem3knya lebih becek dari semula, namun aku
tidak mau menghentikan permainan untuk mengeTinagkannya. Gesekan kulit kont0l dengan dinding mem3k
gadis manis berjilbab itu masih terasa nikmat.
Gairah siswi cantik berjilbab itu mulai bangkit lagi. Iapun mengimbangi gerakanku perlahan-lahan.
Setelah beberapa saat kemudian gerakannyapun juga semakin cepat. Kutarik pantatku sampai tinggal
kepala kont0lku saja yang menyentuh bibir mem3knya, dengan gerakan cepat dan bertenaga kuhempaskan
lagi ke bawah. Badan siswi cantik berjilbab itu terguncang.

Kurapatkan pahanya, kemudian kakiku menjepit kedua kakinya. Aku menurunkan tempo permainan sambil
beristirahat sejenak. Sesaat kemudian kukembalikan pada tempo semula. Aku hanya menarik turunkan
kont0lku sampai setengahnya saja. Jepitan mem3k siswi cantik berjilbab itu lebih terasa. Kurasakan
aliran darah di kont0lku semakin cepat.

“Tina.. Aku mau keluar..”.

“Tunggu.. Kita bareng.. a.. nn mas..”

Kukangkangkan kaki siswi cantik berjilbab itu kembali. Kedua betisnya kujepit di ketiakku. Dalam
posisi demikian maka mem3knya terbuka lebar sekali.

“Mas Wawan..”. Tubuh Tina menegang.

“Tina aku juga.. Mau.. Ohh..”.

“Ahh.. Nikmatt”.

Cairan mem3k siswi cantik berjilbab itu bertambah banyak, sementara itu ujung kont0lku berdenyut
denyut. Tubuhnya bergerak seperti kuda Sumbawa yang melonjak-lonjak liar.

“Tina.. Oh.. nih ku kasih pejuh… nikmatin sayaannghhh..”

BAca Juga Cerita Seks Ibu Tiriku

Dan kemudian.. Crot.. Crot.. Crot.. kutumpahkan spermaku di dalam guanya sampai menetes-netes keluar.

“Tahan sebentar.. Ahh..”.

Gadis cantik berjilbab itupun mendapatkan orgasmenya setelah berusaha sesaat sebelum kont0lku berhenti
menyemprotkan pelurunya. Kutekankan lagi kont0lku, denyutan pada otot-otot kemaluan kami saling
memberikan kenikmatan ekstra.

Aku berguling ke samping. Kami berpelukan dengan badan bersimbah keTinagat. Jilbabnya basah karena
keTinagat kami berdua. Sungguh nikmat bercinta dengan gadis perawan.

Setelah beristirahat beberapa saat, kami segera membenahi baju kami dan keluar dari hutan. Kembali
kukecup mesra kening dan bibir gadis manis berjilbab itu. Kuminta ia meminum pil anti hamil yang
selalu kubawa, dan membeTinaya 3 lembar seratus ribuan untuknya.

Tidak lupa kuantarkan dia kembali kerumahnya karena jam sudah menunjukkan pukul 12 siang dan kuminta
nomor Hpnya, kali aja aku kangen dengan jepitan mem3knya.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Berbagi Kenikmatan

Cerita Sex Terbaru | Peristiwa ini terjadi kira kira sudah 2 tahun yang lalu pertengahan bulan september 2013 yaitu ketika
2 pasangan sedang berlibur kepuncak saat itu liburan sekolah aku mengajak pacarku silvi dan temanku
eros mengajak pacarnya namanya lisa.

Cerita Sex Terbaru Berbagi Kenikmatan

Kalau dibandingkan antara Silvi dan Lisa keduanya sama-sama menggairahkan. Silvi orangnya tomboy
sedang Lisa sangat manis, kalau payudaranya lebih besar punya Silvi. Kita berempat masing-masing sudah
bertunangan dan rencananya akan menikah bersamaan. Karena kita sudah sangat akrab satu dengan lainnya.

Singkat cerita kami berangkat dengan mobil sesampainya di Puncak kami menginap di Villaku. Kami
beristirahat sebentar lalu malamnya kami berputar-putar mencari angin. Di dalam mobil Eros berpelukan
dengan Lisa di belakang.

“kamu kok sudah nggak sabar sih kan malam masih panjang” kataku.

“Habis dingin banget nih” jawabnya. Dengan kaca spionku aku dapat melihat dengan jelas mereka
berciuman dan tangan Eros bergerilya di sekitar dada Lisa, wah tegang aku jadinya melihat mereka dan
Lisa tampak sangat cantik malam ini.

“San kalau kamu gitu aku jadi nggak tahan lho..” kata Silvi.

“Kamu duduk belakang sekalian aja”, jawab Lisa.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

“Edan keenakan Eros dong”, jawabku.

“Nggak apa-apa to Ric kan sama temen kok dianggap sama orang lain”, jawab Eros.

“Boleh khan yang”, tanya Silvi.

“Terserah kamu aja jika pingin nyoba sana pindah” jawabku, lalu Silvi langsung pindah ke belakang.
Eros jadi duduk di tengah, dia mencium Silvi dan Lisa bergantian.

“Nanti sesampai di Villa ganti aku nyoba Lisa ya..”, tanyaku.

“Boleh”, sahut mereka serempak.

Karena sudah tidak tahan aku putar mobilku dan langsung kembali ke villa. Aku langsung rangkul Lisa
dan aku ciumi, aku lakukan itu di ruang tengah, sedang Silvi dan Eros nonton TV.

“yuk kita main berempat di kamar aja” ajak Eros.

“OK, aku dan Lisa sih pasti mau-mau aja cuman Silvi apa mau jika kamu ikut? sebab kamu kan jelek,
gantengan aku?”.

“Ngejek ya aku sih malah takut jika Silvi nanti ketagihan sama pelerku”.Cerita Sex Terbaru

Lalu kami berempat mulai masuk ke kamar utama. Kami berempat lalu telanjang bulat.

Pertama-tama kami ciuman aku dengan Lisa sedang Silvi dengan Eros. Kita sih sudah sering melakukan
hubungan seks tapi kalau berganti pasangan dan main secara bersama sih baru kali ini.

Aku lirik si Silvi dia sudah mulai mengisap penis Eros, sedang Eros merem-melek keenakan. Aku sedang
mainin clitoris Lisa dengan lidahku dia sangat terangsang kelihatannya.

Lalu aku ganti diisep oleh Lisa. Kalau isapannya sih enakan isapan Silvi, si Lisa kurang pengalaman
kali.

“Mari kita main bareng”, ajakku.

Baca Juga Cerita Seks Telanjang

Lalu kita berempat tiduran di karpet si Lisa mengisap penisku dan aku mainin vagina Silvi dengan
mulutku, sedang Eros diisap Silvi dan Eros mainin vagina Lisa. Kami main posisi begitu dengan
berganti-ganti pasangan.

Setelah puas aku main dengan lisa, vaginanya aku masukin penisku, penisku lebih besar dari punya Eros
cuman kalah panjang. Vaginanya sih lebih nikmat punya Lisa sebab lebih kecil ukurannya dan tidak
terlalu becek jadi lebih nikmat rasanya.

Kami main berganti posisi dan juga berganti pasangan. Setelah puas aku dan Eros keluarin di mulut
pacar masing-masing. Dan malam itu aku tidur dengan Lisa dan Silvi tidur dengan Eros.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Pembantu Plus – Plus

Cerita Sex Terbaru | Namaku Yenni, umurku sekarang 28 tahun, aku sudah menikah dan aku mempunyai seorang anak. Aku menikah pada saat umurku yang masih muda 23 tahun. Waktu itu ekonomi masih sedang-sedang saja, belum sesulit sekarang. Sementara suamiku hanya bekerja disebuah bengkel motor yang tak pasti penghasilannya, sementara kebutuhan semakin lama semakin banyak. Dengan penghasilan suamiku yang pas-pas an tentunya sangat kurang untuk mencukupi kebutuhan hidup kami. Dan aku memutuskan untuk bekerja, tapi mau bekerja apa dengan masih mempunyai tanggungan anak kecil yang tak bisa aku tinggalkan. Setiap malam aku selalu kepikiran dengan hal itu, sampai membuatku tak dapat tidur. Kemudian aku membicarakan masalah ini dengan suamiku dan aku meminta ijin untuk bekerja dan suamiku pun mengijinkannya asalkan anakku tidak terlantar.

Cerita Sex Terbaru Pembantu Plus - Plus
Suatu hari saat aku sedang pergi kepasar, aku bertanya pada teman-temanku yang ada dipasar, aku bertanya apakah ada suatu pekerjaan untukku. Dan salah satu temanku langsung berkata kemaren aku ditawari pekerjaan oleh seseorang tapi keliatannya sekarang orangnya tidak sedang disini, biasanya orang itu ada diwarung depan. Namanya mas Yudi, kalau gak salah dia sering dimintai orang-orang mencarikan pembantu, besokkalau orangnya datang kesini aku kasih tau kamu “kata temenku”. Ya gak papa deeh, besok kalau dia kesini kamu cepet hubungi aku ya “kataku”.
Keesokan harinya sekitar jam setengah 10 aku ditelpon temanku mengabarkan kalau mas Yudi sudah ada diwarung dan aku disuruh untuk langsung menuju pasar. Tak memakai lama aku langsung berangkat kepasar, dan tak lama ketika aku sudah sampai aku langsung diantarkan oleh temanku menemui mas Yudi dan “Mas yudi ini temanku yang sedang mencari pekerjaan” kata temanku. “Oowwhhh iya, nama kamu siapa neng??” tanya mas Yudi. “Yenni mas, ada pekerjaan untuk saya mas??” tanyaku. “begini saja, gak enak kalau ngomong disini, mending ngomong dirumahku saja, kamu bawa motor??” tanya mas Yudi. “Enggak mas, aku naek sepeda soalnya rumahku gak jauh dari sini mas” jawabku. “Yaudah kamu bonceng aku saja, rumahku juga gak terlalu jauh dari sini kok, paling Cuma 15 menit saja” ajak mas Yudi.
Langsung mas Yudi mengambil mengambil motornya dan aku juga langsung memboncengnya, dan kita langsung menuju rumah mas Yudi. Setelah benar 15 menit perjalanan sampailah aku dirumah mas Yudi, terlihat rumahnya lumayan besar, terlihat sangat bagus dekorasinya. Kemudian aku disuruh masuk rumahnya, dan dipersilahkan duduk. “mbak mau minum apa??” tanya mas Yudi. “Apa saja mas, air putih juga gak papa kok mas” jawabku. Mas Yudi kemudian mengambilkan aku segelas air putih dan kami mulai mengobrol. “Emang mas mau menawarkan pekerjaan apa kepadaku mas??” tanyaku. “Kamu mau gak jadi pembantuku, dirumahku ini sudah gak ada pembantu jadi aku agak susah mengurus rumah ini” “ kata mas Yudi. “Jam kerja nya mas??” tanyaku. “Ya biasa saja lah, mulai jam 8 dan kamu bisa pulang jam 5 sore, gimana??” tanya mas Yudi. “Tapi aku boleh bawa anak kan mas, soalnya anakku ini gak bisa ditinggal mas soalnya gak ada yang mengurusnya dirumah” tanyaku.
“Iyha gak papa kok, tapi kalau bisa kalau kamu bekerja ankmu ditidurkan saja biar gak mengganngu kerjamu” jawab mas Yudi. “Lha aku bisa mulai kerja kapan mas??” tanyaku. “besok kamu bisa langsung mulai kerja, kamu juga lihat kan, nie rumah sudah berantakan dan kotor gak ada yang ngurus” jawab mas Yudi. “Iyha bisa mas, lha istri mas dimana??” tanyaku. “Aku sudah bercerai dengan istriku setahun yang lalu dan anakku ikut mamahnya semua, jadi ya aku sendirian dirumah” jawab mas Yudi. “Ooowh begitu mas, maaf mas Yenni gaktau mas” ucapku. “Aaaahhh gak papa kok, santai aja kali” ucap mas Yudi. Akhirnya setelah kita sepakat aku meminta mas Yudi untuk mengantarku kembali kepasar karena sepedaku masih dipasar.
Sampai dirumah aku ngomong sama suamiku dan suamiku pun hanya mengangguk tanda dia menyetujui pekerjaanku. Dan keesokan harinya setelah aku masak untuk sarapan suamiku aku langsung berangkat menuju rumah mas Yudi.sesampai dirumahnya mas Yudi sedang berda diteras rumahnya sambil minum secangkir kopi sambil merokok menyambutku, pagi itu aku berangkat terlalu pagi, setengah 8 aku sudah sampai rumah mas yudi. Dan “Kok pagi sekali kamu Yenn, ini kan juga belum jam 8” sambut mas Yudi. “Iyha gak papa pak, aku juga sudah terbiasa bangun pagi” jawabku. “yaudah sana masuk aja, kerjakanlah apa yang harus kamu kerjakan, pastinyakamu udah mengerti kan dan satu lagi, jangan panggil aku pak, panggil mas saja??” ujar Mas Yudi. “Iyha maaf mas” jawabku.Cerita Sex Terbaru
Kemudian aku langsung masuk rumah mas Yudi dan langsung memulai pekerjaanku. Setelah aku fikir matahari sudah mulai keluar aku melihat mas Yudi masuk rumahnya, saat itu aku sedang ngepel lantai rumahnya dan anakku sudah aku tinggal dikamar belakang karena sudah tidur. Ketika mas Yudi masuk rumah dia menghampiriku “Anakmu sudah tidur ya Yenn??” tanyanya. “Iyha mas, aku tidurkan dikamar belakang” jawabku. Setelah mendengar jawabanku mas Yudi pergi meninggalkanku dan aku kembali melanjutkan perkerjaanku. Seminggu aku bekerja sikap mas Yudi masih biasa-biasa saja, seperti apa adanya.
Hari senin waktu itu, ketika suamiku hendak pergi ke bengkel, dia pamit akan pulang larut malam, karena ada motor yang harus dilemburnya karena pemiliknya minta hari itu juga selesai. Dan kemudian setelah pekerjaan rumah selesai aku langsung berangkat kerumah mas Yudi. Saat aku sampai dirumah mas Yudi dan masuk rumahnya aku dikagetkan dengan penglihatanku, aku melihat mas Yudi sedang duduk diruang tamu sedang melihat TV dengan tanpa kaos dan hanya menggunakan celana boxer saja. Terlihat sesuatu gundukan besar berada dibalik boxer mas Yudi, tapi aku membuarkannya saja dan langsung menuju dapur. Aku sempet kepikiran apakah gundukan besar itu mungkin Penis mas Yudi sebesar itu, ucapku dalam hati. Sambil aku mencuci piring dan kepikiran apa yang aku lihat tadi.
Setelah aku selesai mencuci piring aku langsung menuju belaknag rumah untuk mencuci baju-baju mas Yudi. Tak berapa lama saat aku mencuci aku dikagetkan dengan suara “Eheeem…kamu cantik juga ya Yenn, beruntung juga laki-laki yang menikahi kamu” kata mas Yudi. “Aaaahhh…. Mas bisa aja” jawabku sambil tersipu. “Beneran kamu cantik dan seksi Yenn, anak kamu udah tidur kan??” tanya mas Yudi. “Sssss…uuu….Sudah mas” jawabku singkat karena pas aku jawab dan menengok kebelakang aku melihat tonjolan besar dari boxer mas Yudi. “Kenapa kaget gitu Yenn, kamu gak papa kan??” ucap mas Yudi. Sambil terus melihatnya “Enggg…Nnngggak papa kok mas, Yenni baik-baik saja” Jawabku. Yaudah aku mau mandi dulu ya Yenn, nanti kalau aku memerlukanmu aku akan memanggilmu” mas Yudi pamit dan langsung pergi menuju kamar mandi. Aku sejenak tertegun dengan apa yang kulihat tadi, sangat besar sekali, tak sebesar punya suamiku.
Setelah kurang lebih satu jam, sekarang mengepel suma lantai rumah mas Yudi, saat aku mengepel ruang depan rumah mas Yudi, suara tedengar begitu keras memanggilku dari kamar mas Yudi “Yeeeennnn…Yeeeennn….Yeeennnniiiii” panggil mas Yudi. Aku dengan segera melepaskan lap pel aku langsung menuju kamar mas Yudi “Iyha mas, ada yang bisa saya bantu mas” tanyaku dari pintu kamar. “Sini masuk, tolong oleskan minyak ini dipinggangku” pinta mas Yudi. Aku segera masuk kamarnya, tercium aroma yang sangat harum sekali dikamarnya dan aku langsung mengambil minyak yang akan aku oleskan. Ketika aku sudah duduk di ranjang mas Yudi, mas Yudi malah berdiri dan “tunggu sebentar ya” mas yudi beranjak menuju pintu aku kira mau mengambil apa tapi ternyata mas Yudi mengancing pintu kamarnya dan mengambil kuncinya.
“Mas mau ngapain aku, kok kamarnya dikunci begitu”tanyaku dengan sedikit takut
“Gak papa kok Yenn, aku Cuma ingin kamu puaskan saja kok, mumpung anakmu tidur” jawab mas Yudi sambil tersenyum penuh nafsu
“Jangan mas, jangan lakukan itu kepadaku mas” pintaku pada mas Yudi
Tanpa menjawab mas Yudi langsung menuju kearahku dan langsung menarik tanganku
“Ayooo Laaah Yeenn, sebentar saja, sudah lama aku tidak dipuaskan oleh wanita Yenn” ujar mas Yudi
“Jaaaa…Ngggaaaaan mas” aku terus berontak

Tapi dengan kekuatan mas Yudi mendekapku aku sudah tak bisa bergerak lagi, mas Yudi langsung menciumi bibirku dengan buasnya. Dengan wajahnya yang dipenuhi dengan hawa nafsu mas Yudi langsung meremas payudaraku dan masih dengan menciumiku. Aku masih saja berontak, tapi aku tetap saja tak berdaya melawan kekuatan mas Yudi yang sangat kekar. Dengan liarnya mas Yudi langsung memasukkan tangannya didalam kaosku dan langsung meremas-remas toketku. Aku yang sudah tak berdaya akhirnya hanya menikmati saja perlakuan dari majikanku itu. Setelah mas Yudi mengetahui kalau aku sudah pasarah mas Yudi dengan buasnya langsung membuka kaosku sekalian membuka pengait BH ku dan sekarang aku sudah telanjang dada.Cerita Sex Terbaru
Mas Yudi dengan lahapnya langsung melumat putting coklatku yang sudah membesar “Aaaahhh….Aaaahhh….Maaasss” desahku saat mas Yudi melumat putingku. Mas Yudi menjilati semua badanku dengan lidahnya, sehinga aku sendiri lama-lama menjadi kebawa suasana dan aku juga sudah menjadi birahi. Setelah puas dengan toketku sekarang tangan mas Yudi menuju vaginaku, dielus-elusnya vaginaku dari luar celana dalamku sambil terus menciumiku dan kadang meluat payudaraku. Saat tangannya menyentuh klitorisku “Ouuuhh…Maass” aku mendesah. Mas Yudi menjadi semakin bersemangat sehingga mas Yudi langsung melepas rok dan sekalian mecopot celana dalam yang aku pakai, sehingga telanjanglah sudak aku sekarang.
Mas Yudi langsung turun menuju vaginaku, dan dia langsung menghisap klitorisku dan saat bibirnya menyentuh klitorisku aku pun langsung mengerang “Ooouuugghh….Aaaarrggghhh…Ooouughh…Maaaaasss”. Aku belum pernah mendapatkan perlakuan yang seperti ini dari suamiku. Mas Yudi memainkan lidahnya di klitorisku sambil sesekali lidahnya masuk dalam memekku, dengan polah mas Yudi yang seperti aku tak kuasa menahan desahan serta eranganku yang terus keluar dari mulutku “Ouuuugghh…Maaasss….Geelllliiii…Maaasss….Aaaarrrgghhh”. Tapi tanpa memperdulikan eranganku mas Yudi terus melanjutkan jilatannya, sekarang ditambah jilatan mas Yudi diirngi dengan jari mas Yudi yang masuk dalam memekku, aku semakin tak kuasa menahannya. Dan setelah kurang lebih 15 menit mas Yudi memainkan memekku dengan lidah dan jarinya aku mengerang lagi “Aaaaggghhh…Maaasss….Yeennniii…Maaauuu….Keluaaarrr…” mas Yudi kemudian melepaskan vaginaku dari mulutnya dan sekejap cairan spermaku keluar mengucur dari memekku, aku orgasme utuk yang pertama kalinya.

Aku pun terkulai lemas, tapi mas Yudi gak mau tahu dia langsung mebuka boxer dan celana dalamnyadan keluarlah Penis yang sangat besar sekali dan sangat panjang. Dia langsung mengarahkan Penisnya didepan mulutku dan meminta “Isep sebentar ya Yeeen, Gantian” ujar mas Yudi. Mas Yudi langsung memegang kepalaku dan langsung memasukkan penisnya dimulutku. Besar sekali penisnya, sampai memenuhi semua ruang mulutku. Dimaju-mundurkan penisnya dalam mulutku, aku yang tak pernah melakukan itu hanya terdiam dengan mengikuti permainan mas Yudi. Mas Yudi memintaku menjilati kepala penisnya, dan aku pun menurutinya. “Aaaaahhhh….Niiiik..Maaattt….Baaangeeet Yeeen…” desah mas Yudi. Aku pun lalu kembali mengulum penisnya sembari sesaat menjilati penis mas Yudi.

Setelah kurang lebih 10 menit aku menjilati Penis mas Yudi, mas Yudi menarik Penisnya dari mulutku dan mecium bibirku dan langsung mengrahkan Penisnya diliang Vaginaku. Mas Yudi menggesek-gesekan kepala penisnya di memekku, geli aku rasa tapi aku menikmatinya. masYudi dengan pelan-pelan mulai memasukkan Penisnya, terasa sangat besar sekali “Ouuuhhh….” Desahku. Mas Yudi memaju mundurkan kepala Penisnya dalam memkku, semakin lama semakin kedalam dan akhirnya “Bleeeeeesssssss….” Seluruh penis mas Yudi masuk dalam vaginaku dan aku iringi dengan desahanku “Oooouuggghhhh…..”. mas Yudi mulai memaju mundurkan Penisnya dengan pelan-pelan dan saking besarnya Penis mas yudi aku tak henti terus mendesah kenikmatan.

Semakin lama mas Yudi menyodok memekku semakin kencang, “Oooouuuuhhh….Aaaggghhhh…Ooouuuggghhh…Aaaagghh…” aku semakin mengerang saat sodokan mas Yudi semakin keras. “Ploooookk…Ploook…Ploook….” Suara benturan tubuh kami yang sudah basah karena keringat. Sekitar 15 menit mas Yudi memompaku aku tak kuasa menhannya dan akhirnya “Oooouugghhhh….Maaassss…” aku keluar untuk yang kedua kalinya, tapi dengan kuatnya mas Yudi belum kelihatan akan orgasme.

Baca JUga Cerita Seks Tukeran Pasangan

Mas Yudi kemudian membalikkan tubuhku sehingga sekarang aku dalam posisi nungging. Dengan segera mas Yudi memasukkan Penisnya dan langsung menyodokkan penisnya dengan keras tanpa mempedulikan aku yang lemas. “Aaaggghhh….Ouuugghhh…Aaagghhh…” aku terus mengerang menimati sodokan dari mas Yudi. Sambil meremas toketku mas yudi lebih bersemangat menyodoku, akupun dengan gairahku juga ikut mendorong memekku maju mundur. Dan setelah kurang lebih 15 menit mas Yudi menyodokku dari belakang, mas Yudi mempercepat sodokannya dan “Aaaaggghhhh….Aaagghhhh…Ouuuggghhh…Ooouuugghhh….Yeeennniiiii…” mas Yudi mencabut penisnya dari memekku dan menghadapkan Penisnya di mukaku. Dan “Crroooot…Crooott…Crooot..” banyak sekali pejuh mas Yudi menghujam mukaku. Tak terhingga pejuh mas Yudi menyemprot mukaku bahkan sebagian ada yang masuk dalam mulutku. Dan setelah mas Yudi keluar mas yudi terkulai lemas diranjang dan akupun mengikutinya dengan tidur disampingnya.

Setelah 5 menit beristirahat, mas Yudi menyuruhku untuk membersihkan sperma yang diwajahku. Aku oun bergegas ke kamar mandi dan membersihkan badanku dari sperma dan air ludah bercampur keringat ditubuhku. 10 menit aku mandi dan selesai mas Yudi kembali memanggilku kembali “Yeeennn….Kesini Yeen…”. “Ada apa lagi mas??” tanyaku. Mas yudi menyodorkan sebuah amplop kepadaku dan “Ini untuk kamu Yeennn karena kmau sudah memuaskan aku hari ini, makasih ya Yeen” ujar mas Yudi. Dengan tanpa menjawab aku meraih amplop tersebut.

Setelah hari itu, seminggu sekali pasti aku dan mas Yudi melakukan hubungan Sex, dan semakin lama mas Yudi tidak memberikan aku algi uang, tapi aku selalu melayaninya akrena aku sendiri juga merasa puas dengan permainan mas Yudi.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Papa Robi

Cerita Sex Terbaru | Sebut saja Robi, laki-laki 40 tahunan yang menikahi Mamahhku 1,5 tahun yang lalu. Papahh
robi menikahi Mamahhku sejak Mamahh menjanda akibat Papahh kandungku meninggal karena
penyakit. Setelah Papahh robi menikahi Mamahhku, dengan sebisa mungkin Mamahh
mendekatkanku pada Papahh robi, dengan sering mengajakku jalan-jalan, sering membelikanku
barang-barang yang aku suka, pokoknya semua yang aku inginkan selalu dipenuhi oleh Papahh
robi, hingga akhirnya hatiku luluh dan aku dekat dengan Papahh robi.

Cerita Sex Terbaru Papa Robi
Papahh tobi meskipun usianya sudah 40 tahunan, namun Papahh masih terlihat gagah sekali.
Wajahnya ganteng, tubuhnya masih atletis karena Papahh robi setiap pagi selalu rutin
berolah raga. Semakin lama Papahh robi semakin dekat denganku, aku merasakan kasih sayang
yang lebih dari Papahh robi.aku sering manja-manjaan dengan Papahh robi ketika sedang
santai dirumah bersama dengan Mamahh juga. Namun semakin lama aku merasakan ada yang
berbeda dari Papahh rabi, entah itu hanya perasaanku saja atau emang benar aku belum
mengatahuinya.
ketika aku lahir aku diberi nama oleh Mamahhku Melani, umurku saat ini 17 tahun. Namun
postur tubuhku tidak seperti pada gadis seumuranku, aku mempunyai postur tubuh yang
tinggi, badan sintal, dan yang jelas perkembangan payudara dan pantatku cepat sekali, jadi
payudara terlihat besar 36 dan pantatku besar hingga menonjol keluar. Penampilanku jika
berdandan bisa dibilang mirip wanita yang sudah bekerja. Kalau dirumah aku juga suka
menggunakan pakaian santai dengan celana pendek yang hanya menutupi vaginaku dan tengtop
srtitku sehingga payudaraku terlihat menonjol dengan jelas.
Perubahan sifat Papahh aku rasakan ketika sedang santai berdua dengan Papahh tanpa ada
Mamahh, Papahh mengelus paha mulusku sambil sesekali mencolek pantatku yang besar. hingga
saat aku berpamitan untuk pergi kesekolah aku yang biasanya hanya mencium pipi Papahh robi
sekarang Papahh juga mencium bibirku. Aku pun merasakan ciuman Papahh menandakan sesuatu
hal. Namun aku masih bingung dengan yang aku rasakan, aku tidak meolak sama sekali dengan
yang Papahh lakukan kepadaku. Bahkan aku sedikit menikmati perlakuan Papahh kepadaku.
hingga akhirnya.
Suatu pagi seusai sarapan, aku mencoba untuk melupakan kejadian kemarin. Tetapi ketika aku
memberikan ciuman ke Mamah, Papah beranjak dari tempat duduknya dan menuju kamar. Mau
tidak mau kuikuti Papah ke kamar. Aku pun segera berjinjit untuk mencium pipi Papah.
Respon Papah pun kulihat biasa saja. Dengan sedikit membungkukkan tubuh atletisnya, Papah
menerima ciumanku. Tetapi setelah kucium kedua pipinya, tiba-tiba Papah mendaratkan
bibirnya ke bibirku. Serr.., darahku seketika berdesir. Apalagi bulu-bulu kasarnya
bergesekan dengan bibir atasku. Tetapi entah kenapa aku menerimanya, kubiarkan Papah
mengulum lembut bibirku. Hembusan nafas Papah Robi menerpa wajahku. Hampir satu menit
kubiarkan Papah menikmati bibirku.
“Baik-baik di sekolah ya.., pulang sekolah jangan keluyuran..!” begitu yang kudengar dari
Papah.
Sejak kejadian itu, hubungan kami malah semakin dekat saja. Keakraban ini kunikmati
sekali. Aku sudah dapat merasakan nikmatnya ciuman seorang lelaki, kendati itu dilakukan
Papah tiriku, begitu yang tersirat dalam pikiranku. Darahku berdesir hangat bila kulit
kami bersentuhan. Begitulah, setiap berangkat sekolah, ciuman ala Papah menjadi tradisi.
Tetapi itu rahasia kami berdua saja. Bahkan pernah satu hari, ketika Mamah di dapur, aku
dan Papah berciuman di meja makan. Malah aku sudah berani memberikan perlawanan. Lidah
Papah yang masuk ke rongga mulutku langsung kuhisap. Papah juga begitu. Kalau tidak
memikirkan Mamah yang berada di dapur, mungkin kami akan melakukannya lebih panas lagi.
Hari ini cuaca cukup panas. Aku mengambil inisiatif untuk mandi. Kebetulan aku hanya
sendirian di rumah. Mamah membawa kedua adikku liburan ke luar kota karena lagi liburan
sekolah. Dengan hanya mengenakan handuk putih, aku sekenanya menuju kamar mandi. Setelah
membersihkan tubuh, aku merasakan segar di tubuhku. Begitu hendak masuk kamar, tiba-tiba
satu suara yang cukup akrab di telingaku menyebut namaku.
“Mel.. Mel.., Papah pulang..” ujar lelaki yang ternyata Papahku.
“Kok cepat pulangnya Pah..?” tanyaku heran sambil mengambil baju dari lemari.
“Iya nih, Papah capek..” jawab Papah dari luar.
“Kamu masak apa..?” tanya Papah sambil masuk ke kamarku.Cerita Sex Terbaru

Aku sempat kaget juga. Ternyata pintu belum dikunci. Tetapi aku coba tenang-tenang saja.
Handuk yang melilit di tubuhku tadinya kedodoran, aku ketatkan lagi. Kemudian membalikkan
tubuh. Papah rupanya sudah tiduran di ranjangku.

“Ada deh..,” ucapku sambil memandang Papah dengan senyuman.
“Ada deh itu apa..?” tanya Papah lagi sambil membetulkan posisi tubuhnya dan memandang ke
arahku.
“Memangnya kenapa Pa..?” tanyaku lagi sedikit bercanda.
“Nggak ada racunnya kan..?” candanya.
“Ada, tapi kecil-kecil..” ujarku menyambut canda Papah.
“Kalau gitu, Papah bisa mati dong..” ujarnya sambil berdiri menghadap ke arahku.
Aku sedikit gelagapan, karena posisi Papah tepat di depanku.
“Kalau Papah mati, gimana..?” tanya Papah lagi.
Aku sempat terdiam mendengar pertanyaan itu.
“Lho.., kok kamu diam, jawab dong..!” tanya Papah sambil menggenggam kedua tanganku yang
sedang memegang handuk.

Aku kembali terdiam. Aku tidak tahu harus bagaimana. Bukan jawabannya yang membuatku diam,
tetapi keberadaan kami di kamar ini. Apalagi kondisiku setengah bugil. Belum lagi
terjawab, tangan kanan Papah memegang daguku, sementara sebelah lagi tetap menggenggam
tanganku dengan hangat. Ia angkat daguku dan aku menengadah ke wajahnya. Aku diam saja
diperlakukan begini. Kulihat pancaran mata Papah begitu tenangnya. Lalu kepalanya perlahan
turun dan mengecup bibirku. Cukup lama Papah mengulum bibir merahku. Perlahan tetapi
pasti, aku mulai gelisah. Birahiku mulai terusik. Tanpa kusadari kuikuti saja keindahan
ini.
Nafsu remajaku mulai keluar ketika tangan kiri Papah menyentuh payudaraku dan melakukan
remasan kecil. Tidak hanya bibirku yang dijamah bibir tebal Papah. Leher jenjang yang
ditumbuhi bulu-bulu halus itu pun tidak luput dari sentuhan Papah. Bibir itu kemudian
berpindah ke telingaku.
“Pah..” kataku ketika lidah Papah masuk dan menggelitik telingaku. Papahh kemudian
membaringkan tubuhku di atas kasur empuk.

“Pah.. nanti ketahuan Mamahh..” sebutku mencoba mengingatkan Mamah.
Tetapi Papah diam saja, sambil menindih tubuhku, bibirku dikecupnya lagi. Tidak lama,
handuk yang melilit di tubuhku disingkapkannya.
“Melani, tubuh kamu sangat harum..” bisik Papah lembut sambil mencampakkan guling ke
bawah.

Dalam posisi ini, Papah tidak puas-puasnya memandang tubuhku. Bulu halus yang membalut
kulitku semakin meningkatkan nafsunya. Apalagi begitu pandangannya mengarah ke payudaraku.

“Kamu udah punya pacar, Mel..?” tanya Papah di telingaku.
“Aku hanya menggeleng pasrah”
Papah kemudian membelai dadaku dengan lembut sekali. Seolah-olah menemukan mainan baru,
Papah mencium pinggiran payudaraku.
“Uuhh..,” desahku ketika bulu kumis yang dipotong pendek itu menyentuh dadaku, sementara
tangan Papah mengelus pahaku yang putih. Puting susu yang masih merah itu kemudian
dikulum.
“Pah.. oohh..” desahku lagi.
“Pah.. nanti Mamm..” belum selesai kubicara, bibir Papah dengan sigap kembali mengulum
bibirku.
“Papahh sayang Melani..” kata Papahh sambil memandangku.

Sekali lagi aku hanya terdiam. Tetapi sewaktu Papah mencium bibirku, aku tidak diam.
Dengan panasnya kami saling memagut. Saat ini kami sudah tidak memikirkan status lagi.
Puas mengecup putingku, bibir Papah pun turun ke perut dan berlabuh di selangkangan. Papah
memang pintar membuatku terlena. Aku semakin terhanyut ketika bibir itu mencium
kemaluanku. Lidahnya kemudian mencoba menerobos masuk. Nikmat sekali rasanya. Tubuhku pun
mengejang dan merasakan ada sesuatu yang mengalir cepat, siap untuk dimuntahkan.
“Ohh, ohh..” desahku panjang.

Papah rupanya tahu maniku keluar, lalu dia mengambil posisi bersimpuh di sebelahku. Lalu
mengarahkan tanganku ke batang kemaluannya. Kaget juga aku melihat batang kemaluannya
Papah, besar dan tegang. Dengan mata yang sedikit tertutup, aku menggenggamnya dengan
kedua tanganku. Setan yang ada di tubuh kami seakan-akan kompromi. Tanpa sungkan aku pun
mengulum benda itu ketika Papah mengarahkannya ke mulutku.

“Terus Mel.., oh.. nikmatnya..” gumamnya.

Seperti berpengalaman, aku pun menikmati permainan ini. Benda itu keluar masuk dalam
mulutku. Sesekali kuhisap dengan kuat dan menggigitnya lembut. Tidak hanya Papah yang
merasakan kenikmatan, aku pun merasakan hal serupa. Tangan Papah mempermainkan kedua
putingku dengan tangannya.Cerita Sex Terbaru

Karena birahi yang tidak tertahankan, Papah akhirnya mengambil posisi di atas tubuhku
sambil mencium bibirku dengan ganas. Kemudian kejantanannya Papah menempel lembut di
selangkanganku dan mencoba menekan. Kedua kakiku direntangkannya untuk mempermudah batang
kemaluannya masuk. Perlahan-lahan kepala penis itu menyeruak masuk menembus selaput
dinding vaginaku.

“Sakit.. pah..” ujarku.
“Tenang Sayang, kita nikmati saja..” jawabnya.

Pantat Papah dengan lembut menekan, sehingga penis yang berukuran 18cm dan berdiameter 4cm
itu mulai tenggelam keseluruhan. Papah melakukan ayunan-ayunan lagi. Kuakui, Papah memang
cukup lihai. Perasaan sakit akhirnya berganti nikmat. Baru kali ini aku merasakan
kenikmatan yang tiada taranya. Pantas orang bilang surga dunia. Aku mengimbangi kenikmatan
ini dengan menggoyang-goyangkan pantatku.

“Terus Mel, ya.. seperti itu..” sebut Papah sambil mempercepat dorongan penisnya.
“Papah.. ohh.., ohh..” renguhku karena sudah tidak tahan lagi.

Seketika itu juga darahku mengalir cepat, segumpal cairan putih meleleh di bibir vaginaku.
Kutarik leher Papah hingga pundaknya kugigit keras. Papah semakin terangsang rupanya.
Dengan perkasa dikuasainya diriku.

Vagina yang sudah basah berulangkali diterobos penis Papah. Tidak jarang payudaraku
diremas dan putingku dihisap. Rambutku pun dijambak Papah. Birahiku kembali memuncak.
Selama tiga menit kami melakukan gaya konvensional ini. Tidak banyak variasi yang
dilakukan Papah. Mungkin karena baru pertama kali, dia takut menyakitiku. Kenikmatan ini
semakin tidak tertahankan ketika kami berganti gaya. Dengan posisi 69, Papah masih
perkasa. Penis Papah dengan tanpa kendali keluar masuk vaginaku.

“Nikmat Mel..? Ohh.. uhh..” tanyanya.
Terus terang, gaya ini lebih nikmat dari sebelumnya. Berulangkali aku melenguh dan
mendesah dibuatnya.
“Pah.. Melani nggak tahan..” katakuku ditengah terjangan Papah.
“Sa.. sa.. bar Sayang.., ta.. ta.. han dulu..” ucap Papah terpatah-patah.
Tetapi aku sudah tidak kuat lagi, dan untuk ketiga kalinya aku mengeluarkan mani kembali.
“Okhh.. Ohkk.. hh..!” teriakku.

Lututku seketika lemas dan aku tertelungkup di ranjang. Dengan posisi telungkup di ranjang
membuat Papah semakin belingsatan. Papah semakin kuat menekan penisnya. Aku memberikan
ruang dengan mengangkat pantatku sedikit ke atas. Tidak berapa lama dia pun keluar juga.

“Okhh.. Ohh.. Ohk..” erang Papah. Hangat rasanya ketika mani Papah menyiram lubang
vaginaku.
Dengan peluh di tubuh, Papah menindih tubuhku. Nafas kami berdua tersengal-sengal. Sekian
lama Papah memelukku dari belakang, sementara mataku masih terpejam merasakan kenikmatan
yang baru pertama kali kualami. Dengan penis yang masih bersarang di vaginaku, dia mencium
lembut leherku dari belakang.

Baca JUga Cerita Seks Rayuan Mami

“Mel, Papah sayang Melani. Sebelum menikahi Mamahmu, Papah sudah tertarik sama Melani..”
ucap Papah sambil mengelus rambutku.

Mamah dan adikku, tiga hari di rumah nenek. Selama tiga hari itu pula, aku dan Papah
mencari kepuasan bersama. Entah setan mana yang merasuki kami, dan juga tidak tahu sudah
berapa kali kami lakukannya. Terkadang malam hari juga, walaupun Mamah ada di rumah.
Dengan alasan menonton bola di TV, Papah membangunkanku, yang jelas perbuatan ini
kulakukan hingga sekarang.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Wanita Misterius

Cerita Sex Terbaru | Cerita Dewasa Terbaru ini dimulai sekitar bulan April 2000, aku sedang bertugas di kota Malang untuk menyelesaikan auditing sebuah perusahaan di sana. Aku menginap di sebuah hotel di jantung kota bersama 2 rekanku, Andrey dan Erik

Cerita Sex Terbaru Wanita Misterius

Namun malam itu aku tak ada niat untuk berfoya-foya, sebab hatiku sedang gundah memikirkan nasib dan masa depanku. 3 kali pacaran gagal terus dan semuanya gara-gara cewekku selingkuh dengan cowok lain. Karena di Malang banyak tempat untuk tirakat, maka aku ingin memanfaatkan malam terakhir di kota itu untuk nyepi dan bersemedi. Keinginan itu kuutarakan kepada teman-temanku. Semula mereka memang tidak setuju, sebab mereka ingin bersenang-senang.
“Ya kalian bersenang-senanglah,” kataku sambil tertawa.
“Biar aku yang memanfaatkan malam terakhir ini untuk menyatukan jiwaku dengan alam.” kataku lagi.

Kini gantian mereka yang tertawa, menertawakan kebodohanku.

“Kamu mau nyepi dimana Son?” tanya Andrey.
“Besok kita kembali ke Surabaya jam 6 pagi lho!” timpal Erik.
“Tak masalah, aku akan ada di sini jam 5 pagi, OK,” jawabku sambil mengenakan jaket kulitku. Terus aku pergi sambil tertawa.

Dengan menggunakan jasa angkutan umum aku mencapai wilayah Kecamatan Singosari hanya dalam waktu 30 menit. Sebelum melintas rel kereta api sebagai tanda memasuki kota kecil itu, aku pun turun persis di depan pos polantas. Dari situ aku berjalan sedikit dan kemudian membelok mengikuti arah rel kereta api. Tak lama kemudian sampailah aku di sebuah pemandian alam di Desa Watugede. Konon, kolam itu dulu merupakan tempat mandi Ken Dedes, janda kembang Akuwu Tunggul Ametung yang kemudian dinikahi oleh Ken Arok.

Aku langsung mendatangi pemandian itu dan minta ijin kepada juru kunci untuk bisa semedi di tepi pemandian barang semalam. Pada awalnya si juru kunci keberatan, namun setelah kukeluarkan selembar uang 20-ribuan, dengan wajah berseri-seri aku diijinkan masuk.

Pemandian itu tidak terlalu lebar bahkan terkesan sempit, tetapi airnya sangat jernih dan dingin seperti es. Tepinya terbuat dari batu kuno yang ditata rapi. Ada beberapa patung Kala yang mengeluarkan air dari mulutnya. Juga terdapat beberapa peninggalan lama seperti lingga dan yoni, namun kondisinya sudah rusak. Di sekeliling pemandian terdapat pepohonan rindang dan semak yang menambah kesan angker.

Malam yang gelap dan hanya diterangi lampu 25 watt yang bergantung di sisi rumah si juru kunci. Aku pun mengambil tempat di ujung selatan pemandian dan duduk bersila di sana. Si juru kunci meminjamkan selembar tikar plastik untuk duduk. Ketika dia menawarkan kopi dan makanan kecil terpaksa kutolak. Mana ada orang nyepi sambil minum kopi panas dan makan pisang goreng apalagi kalau ditambah nonton film BF he..he..he..

Suasana amat sepi dan sunyi. Semakin malam terasa semakin sepi. Hanya sekali-sekali terdengar deru kereta api lewat, itu pun hanya dua kali. Deru mobil di jalan raya tak terdengar lagi dari pemandian itu, meski jaraknya tak begitu jauh. Kulihat beberapa kali juru kunci keluar rumah dan melongok ke tempatku semedi, sesudah itu ia masuk lagi. Lepas tengah malam, suasana semakin sepi dan juru kunci tidak keluar lagi.

Udara terasa semakin dingin menggigit tulang, aku pun mulai berhening diri, mencoba menyatukan jiwa, raga dan nuraniku dalam satu genggaman batin. Doa-doa mulai kubaca dan perlahan-lahan menutup sembilan lubang pada diri manusia.

Biasanya, dalam melakukan semedi begitu, konsentrasiku bisa penuh dan bertahan sampai pagi hari. Namun kali ini konsentrasiku tidak bisa total. Seolah-olah ada suara-suara yang selalu menggangguku, ada perasaan-perasaan yang tidak konstan dan akhirnya aku merasa gagal.Cerita Sex Terbaru

Ketika jam menunjukkan pukul 02:30 WIB, kusudahi semediku dan kuanggap gagal. Entah kenapa jiwaku begitu labil dan konsentrasiku terpecah. Aku pun bangkit dan menunggalkan tempat itu tanpa pamit kepada juru kunci yang mungkin saat itu sedang ngorok di samping istrinya.

Karena perut terasa lapar, aku pun berjalan ke pasar Singosari yang jaraknya hanya sekitar 300 meter. Suasana masih sepi tetapi sudah ada beberapa pick-up pedagang sayuran yang datang dan bernegosiasi dengan para pedagang setempat. Ada beberapa warung yang masih atau baru aja dibuka. Maka aku pun memasuki sebuah tenda berwarna biru yang menjual kopi “R&B” dan nasi soto “Balapan”.

Ada beberapa orang nongkrong di warung itu sambil bercanda membicarakan politik negara, presiden yang lucu, menteri yang sering diganti sampai DPR dan MPR yang mereka nilai ceroboh dan bertindak di luar konstitusi.

Saat aku hampir selesai menikmati soto ayam kesukaanku, tiba-tiba seorang wanita cantik masuk dan duduk di seberangku. Busananya sangat sederhana, blus biru dengan bawahan rok semi mini juga berwarna biru. Baik di leher maupun pergelangan tangannya tak ada asesoris. Ia hanya membawa sebuah tas tangan kecil warna biru

Ia memesan segelas teh manis dan soto. Sementara menunggu pesanan ia cuma menunduk saja. Namun ketika menerima teh manis dari pemilik warung dengan tak sengaja matanya memandang ke arahku. Aku kaget sebab sejak tadi aku mencuri pandang ke arahnya dan tiba-tiba ia memandangku. Tentu saja aku jadi malu. Pandangan itu begitu tajam dan langsung memasuki relung jantungku. Mata itu sungguh indah.

Satu persatu orang meninggalkan warung dan tinggal kami berdua. Meski mangkok sotoku sudah kering dan kopiku yang sudah habis, aku masih menyempatkan diri duduk manis disitu sambil sesekali mataku melirik ke arah cewek cantik itu. Sesekali mata kami bertatapan dan ia menunduk.

Karena tak betah, sifat usilku muncul. Aku pun pindah duduk di dekatnya dan langsung kusapa.

“Koq pagi-pagi begini sudah bangun, mau belanja ya?” sapaku nakal.

Wanita itu memandangku tersenyum dan mengangguk tanpa menjawab. Aku semakin penasaran.

“Nama saya Sony,” kataku memperkenalkan diri. “Mbak siapa?”
“Lasmini, Mas..” jawabnya perlahan. Suaranya merdu sekali di telingaku.
“Asalnya dari mana Mbak?” tanyaku lagi.
“Dari sini saja Mas..” jawabnya perlahan.
“Mbak mau kemana pagi-pagi begini?”
“Mau pulang Mas..”
“Lho, pagi-pagi darimana?” tanyaku.

Dia diam dan cuma tersenyum lalu menunduk. Dibukanya tas tangannya dan berniat mengambil uang untuk membayar soto dan teh manis yang dipesannya. Cepat-cepat aku merogoh saku dan mengeluarkan selembar 20 ribuan dan kuberikan kepada pemilik warung.

“Semua Pak.. sama punya Mbak ini!” kataku.
“Ah jangan Mas.. banyak lho!” katanya malu-malu, tetapi tangannya berhenti dan tidak jadi mengeluarkan uang dari dalam tas miliknya.
“Tidak apa Mbak, kita kan udah kenal berarti Mbak sudah menjadi teman Sony,” kataku menggoda.
“Mbak rumahnya dimana?”
“Di desa sebelah sana, Mas..” katanya sambil menunjuk arah seberang rel.
“Dekat Pemandian Watugede, pemandiannya Kanjeng Ratu Pradnyaparamita.”
“Siapa dia Mbak?” tanyaku pura-pura nggak tahu.
“Dia adalah Ken Dedes dan nama tadi itu nama kebesarannya,” katanya menjelaskan.
“Mbak koq tahu banyak tentang dia, bagaimana bisa?” tanyaku penasaran.

Dia diam dan cuma tersenyum lalu menunduk.

“Mari Sony antar Mbak pulang,” kataku.
“Boleh saja.. kalau Mas Sony mau,” jawabnya sambil tersenyum.

Dan kami pun meninggalkan warung kembali ke arah darimana tadi aku datang. Namun dalam perjalanan timbul keinginan nakalku untuk membawa gadis cantik itu pulang ke hotel. Waktu masih menunjukkan pukul 03:00 WIB. Masih banyak waktu untuk bersuka ria. Siapa tahu dia mau! Ya nggak pembaca.

“Mbak mau kalau Sony ajak jalan-jalan dulu?” aku mulai memancing.
“Kemana Mas, pagi-pagi begini?” jawabnya malu-malu.
“Ke Malang..”
“Ke Malang, mau apa?”
“Sony kan nginap dan tidur di hotel. Bagaimana kalau Mbak menemani Sony di sana?”

Dia diam dan cuma tersenyum lalu menganggukkan kepalanya.Cerita Sex Terbaru

Tak disangka dan tak dinyana, ternyata Lasmini mau kuajak dia ke hotel. Wah, ini jelas dia bukan cewek baik-baik. Tetapi tak apalah, cewek baik mana mungkin bisa kudapatkan di warung soto di pagi buta begini?

Maka, dengan mencarter angkota kubawa cewek cantik itu ke hotel. Melewati meja resepsionis aku cuma mengangguk dan kedua penjaga itu tersenyum. Mereka pasti maklum sebab mereka juga masih muda dan terbiasa melihat hal semacam itu.

Mungkin mendengar aku datang dan membuka pintu, Andrey dan Erik yang kamarnya berseberangan dengan kamarku membuka pintu dan melongok keluar. Tapi aku tidak peduli. Aku cepat-cepat mengangkat tubuhnya dan kugendong masuk ke kamar. Mbak Lasmini yang terkejut namun dengan sigap merangkul leherku. Lalu, kujatuhkan ia ke ranjang dan aku berlutut mengangkangi tubuhnya, melepaskan semua kancing kemejanya. Kulepas bajunya dan kuloloskan tali BH-nya dari kedua lengannya, lalu kutarik BH-nya hingga terlepas dari buah dadanya yang besar merangsang itu.

Sementara itu, Mbak Lasmini sendiri menyibukkan diri melepas sabuk dan kancing celanaku dan menarik reitsleting celanaku hingga celanaku merosot ke pahaku. Celana dalamku tampak menonjol dengan penis yang telah membesar dan mengeras. Aku berdiri melepas celana dan kemejaku sementara Mbak Lasmini melepas kait BH-nya dan melempar BH-nya ke lantai.

Aku berdiri telanjang mengangkangi tubuhnya yang tergeletak hanya memakai rok. Kupandangi seluruh tubuh Mbak Lasmini yang menggairahkan itu, berakhir di matanya yang menatap penisku yang mengacung ke atas itu dengan pandangan penuh birahi. Aku tahu apa yang ia inginkan, maka aku pun berlutut mengangkangi dadanya dan ia menaikkan kepalanya menyambut penisku dengan mulutnya.

“Ngghh.. nngghh.. Hhh.. Ooohh.. Mbak.. Mini.. sayaanghh.. ohh..” Aku mengerang menikmati hisapan Mbak Lasmini yang maut pada penisku.

Di dalam mulutnya ia memainkan penisku dengan lidahnya membuat bola mataku berputar ke belakang penuh kenikmatan. Perlahan-lahan kumaju-mundurkan pantatku sehingga penisku keluar-masuk mulutnya sementara jempol dan telunjuk Mbak Lasmini melingkari pangkal penisku, memberi pijatan dan gesekan nikmat pada batang penisku.

“Oh..Mbak, Sony nggak tahan..”

Mbak Lasmini seperti tak peduli pada pekikanku yang memberi tanda-tanda nyata bahwa aku hampir mencapai orgasme, ia terus memainkan lidahnya menyambut penisku yang semakin cepat “mengentot” mulutnya. Bahkan kedua jarinya ikut semakin cepat mereMas dan mengocok batang penisku. “Mbaakk.. aahh..” kenikmatan meledak dalam tubuhku dan aku pun memuncratkan maniku dalam mulut Mbak Lasmini yang tanpa ampun menghisap penisku dengan bernafsu.

Lututku terasa lemas dan aku pun jatuh terlentang di sisi Mbak Lasmini. Ia tersenyum sambil memainkan sedikit sisa air mani di bibirnya dengan jarinya. Tak ada setitik pun bekas air mani di tempat lain, bahkan di penisku yang mulai melemas. Rupanya Mbak Lasmini menelan semuanya. Aku tidak menyangka Mbak Lasmini begitu liar dan ganas sekali. Ia membersihkan bibirnya dengan menghisapnya sambil membelai-belai rambutku.

Matanya memancarkan birahi. Aku mengatur napasku yang tersengal-sengal lalu bangkit berlutut di atas tubuhnya mengangkangi pinggangnya. Sambil bertelekan pada siku, aku kembali menghisap bibir dan lidahnya yang disambut dengan pagutan bernafsu dari cewek cantik ini. Sebelah tanganku mulai meraba-raba buah dada dan putingnya, sementara ia menjilati telinga dan leherku.

Aku lalu melepas kancing roknya dan melorotkan rok sekaligus celana dalamnya hingga Mbak Lasmini kini benar-benar telanjang bulat. Tubuhku kembali naik hingga kini mulutku tepat berada di atas buah dadanya. Kujilati kedua buah dada dan putingnya bergantian dengan lembut dan basah, semakin lama semakin cepat dan liar, sementara penisku yang Masih lemas menggesek-gesek bulu kemaluannya yang lebat.

“Ohh, Mas Sony.. ahh..” ujarnya tersengal-sengal penuh birahi sambil tangannya menuntun sebelah tanganku ke selangkangannya.

Jari tengahku pun mulai bermain di bibir vagina Mbak Lasmini yang telah basah berlendir itu sementara lidah dan bibirku terus menggetarkan putingnya yang merangsang itu.

“Aagghh.. aahh.. Maahhss..” erangnya sambil menjambak rambutku dan memaju-mundurkan pantatnya seirama gesekan jariku pada bibir vaginanya.

“Maahhss.. ohh, Mahhss.. masukin dong.. Maass..” erangnya memohon. Maka kuselipkan jari tengahku ke dalam liang vaginanya yang hangat berlendir itu dan kukeluar-masukkan perlahan-lahan.

“Akhh.. ohh..!” Mbak Lasmini menggoyangkan badannya sehingga mempercepat keluar-masuknya jariku dengan gerakan pantatnya maju-mundur dengan penuh nafsu sambil kulihat ia menggigit bibirnya.

Kulepaskan mulutku dari putingnya dan jariku dari vaginanya. Ia tersentak kaget seakan tak ingin sedetik pun melepaskan kenikmatan ini. Maka dengan cepat aku berpindah posisi sehingga kepalaku tepat berada di kedua pahanya yang telah lebar mengangkang dengan pantatnya yang seakan menantangku. Kujilat seluruh vaginanya dari bawah ke atas, lalu dengan lembut kumainkan bibir vaginanya dengan ujung lidahku, lalu kembali kujilat dari bawah ke atas.

“Ohh.. teruss.. Maass..” desahnya nikmat.

Kuangkat pantatnya dan kuremas dengan kedua tanganku, sambil lidahku menjilati lubang pantatnya, lalu bergerak menyapu vaginanya, lalu dengan lembut dan nakal, kujilati klitorisnya yang telah mengacung.

“Aaaggaahh.. Maass.. teruss.. Maass..” Erangan tak henti ini membuatku semakin bernafsu dan semakin liar menjilati klitoris dan vaginanya.

Menjawab permohonannya, kumasukkan lidahku ke dalam vaginanya dan kugerakkan menari dengan liar di dalam vaginanya sambil mulutku menghisap bibir vaginanya dan klitorisnya. Mbak Lasmini pun menjawab keganasan lidahku dengan semakin cepat dan bernafsu memaju-mundurkan pantatnya membuat vaginanya menghantam wajahku. Sungguh liar dan nakal cewek cantik ini.

“Ohh.. ohh.. ohh.. Mas.. oohh..”

Semakin liar Mbak Lasmini mengerang dan menghantamkan vaginanya pada mulutku, semakin bernafsu aku memainkan vaginanya dengan lidahku, sementara gairahku yang terus terpancing membuat penisku kembali menegang keras.

“Ah.. ah.. ah.. Mass.. aakkhh!”

Mendadak tubuhnya menggelinjang hebat dan jeritan keras menyertai sentakan terakhir pantatnya maju menancapkan vaginanya pada mulutku yang menghisap lendir orgasme yang meleleh dari vagina Mbak Lasmini, sementara pahanya kaku menjepit kepalaku dengan erat dan kedua tangannya yang menahan posisi tubuhnya mencengkeram sprei dengan erat. Manis dan nikmat kurasakan lendir orgasmenya.

“Nnngghh.. nikmat..ohh..” dia mengerang sambil terus mempertahankan jepitan kakinya pada kepalaku dan tekanan vaginanya pada mulutku yang terus menghisap bibir vagina dan klitorisnya.

“Ohh..Mass..” mendadak tubuhnya melemas dan jatuh di kasur, melepas kepalaku dari jepitannya.

Aku memanjat tubuhnya dan mengecup bibirnya dengan lembut yang disambut dengan pagutan liar lidah dan bibir bernafsu. Kami berciuman dan saling melilit lidah beberapa saat hingga akhirnya ia melepas bibirku dengan napas terengah-engah dan kami berpelukan erat.Cerita Sex Terbaru

“Hhh, Mas Sonyy.. nikmat, Mas..”

Kami berpelukan beberapa saat, sambil aku dengan lembut dan perlahan-lahan mulai menggesekkan penisku yang telah kembali menegang. Ia lalu melepaskan pelukannya dan turun dari ranjang. Aku melihat tubuhnya yang indah dengan rambutnya yang panjang dan tubuhnya yang putih dan sexy. Tak lama dia kembali membawa sebotol air dingin dan sebuah gelas. Ia mengisi gelas dan memberikannya padaku.

“Ayo Mas Son, airnya diminum, dengan air ini Mas akan menjadi kekasihku selamanya. Di manapun Mas berada, saya akan di samping Mas. Mas cukup panggil namaku maka saya akan datang.. ingat itu ya Mas..” katanya agak sedikit aneh tapi tidak kuhiraukan.

Kuambil gelas dari tangannya lalu meminum air dingin itu. Kutarik tubuh Mbak Lasmini hingga berbaring, lalu kutempel bibirnya dengan bibirku. Ia membuka mulutnya dan kugigit lidahnya yang menjulur ke mulutku. Ia terkejut, namun ia tersenyum,

“Mas Sony nakal ah..” Wajahku masih di atas wajahnya, dan dengan nakal kuteteskan air liurku ke bibirnya.

Ia kembali tersentak, namun dengan nakal menerima air liurku dan mempermainkannya dengan lidahnya sebelum menghisap seluruhnya ke dalam mulutnya.

“Nakal nih! Bikin saya tambah terangsang aja!” katanya sambil mencubit hidungku.

Kami sama-sama tersenyum, lalu kembali saling berciuman beberapa saat hingga ia membuka kakinya hingga terkangkang sambil meraba-raba penisku yang sudah tegang itu di depan selangkangannya.

“Mas, ayo dong.. Masukin lagi.. nggak tahan nich..”
“Oke.. sayang..”

Sambil berkata begitu, kutekan penisku yang dituntun oleh tangannya ke bibir vaginanya yang ternyata telah kembali basah oleh lendirnya.

“Ssllpp..” dengan mudah seluruh penisku masuk tertelan oleh liang vaginanya.

Kugerakkan pantatku maju-mundur perlahan sambil menikmati gesekan dinding vaginanya yang basah berlendir itu.

“Hhh.. mmhh.. Mini sayang.. hhmm..”
“Ohh, Mas Sony.. mmhh..”

Sambil terus menggerakkan pantat maju-mundur seirama sehingga kenikmatan persetubuhan terasa dengan lembut oleh kami berdua, kami pun berciuman dengan lembut dan tidak liar seperti tadi. Kecupan dan hisapan pada bibirnya benar-benar kunikmati dengan lembut seirama dengan sodokan lembut penisku pada vaginanya.

“Hhh. hh. hh..”
“Mmmhh.. Mbak, I Love You, ohh..”
“Ohh, Mas.. ohh, Minii.. juuggaa.. ohh.. teerruuss.. Maass..”
“Oh Mbak.. ohh.. hngk.. hngk.. hngk..”
“Oh Sayanghh.. sayanghh.. terus sayangghh.. ohh..”

Semakin lama, semakin liar kami saling menyerang satu sama lain. Pantat kami sama-sama maju-mundur semakin cepat dan keras. Kuremas buah dadanya dan kujilati sekali-sekali sementara dia menjambak rambutku. Kedua kakinya melingkari pahaku seakan ingin membantu gerakan pantatku agar sodokan penisku menancap semakin keras dan dalam pada vaginanya.

“Ohh.. Mass.. teruuss.. ohh..”
“Ohh.. ”

Gerakan pantat kami sudah semakin liar dan cepat, dan tubuhnya pun terbanting-banting lepas kendali di atas kasur dengan mata terpejam rapat. Mendadak ia menggigit bibir sesaat lalu melepasnya dengan sebuah pekikan kecil.

“Akhh! Maass.. Minii.. ngghhaak tahh.. aahh.. aahh!” Kembali jeritan panjangnya menyertai sentakan pantatnya yang liar dan keras menancapkan penisku sedalam-dalamnya pada vaginanya, sementara tubuhnya dengan liar tersentak bangkit dari posisi tidur menjadi setengah duduk dan tangannya menarik pantatku sekuat tenaga hingga penisku benar-benar menancap sedalam-dalamnya di dalam vaginanya yang berkontraksi dengan liar beberapa detik sebelum akhirnya meledakkan orgasme hebat yang melepas tumpahan demi tumpahan lendir orgasme.

“Aaahh..” Tubuh Mbak Lasmini mengejang hebat dan kepalanya terlempar ke belakang dengan liar sementara tangannya yang kiri meremas pantatku dengan keras hingga kukunya menancap di pantatku.

Tanpa tersadar dia menggigit dadaku hingga keluar darah sedikit.

“Mass.. Sonn.. ohh..”

Pemandangan liar menggairahkan di depan mataku ini memancing ledakan kenikmatan dalam tubuhku yang menyerbu ke batang penisku yang seakan tersumbat itu.

“Ohh.. akhh..” dan pertahananku pun jebol juga.
“Crraatt.. Crriitt.. Crroott..” semprotan demi semprotan air mani kental dan panas kembali muncrat dari penisku, memenuhi vaginanya hingga begitu penuh dan meleleh keluar membasahi paha kami berdua.

Aku memeluk erat tubuhnya yang telah basah kuyup oleh keringat kami berdua dan kuhisap dadanya dengan tak terkendali sehingga kembali tercetak cupang membiru di atas putingnya.

“Crraatt!” Dengan muncratan terakhirku, aku pun melemas dan kami ambruk bersama-sama di atas kasur.

Aku terasa sangat lemas, sehingga aku pun menjatuhkan diri di samping Mbak Lasmini yang juga telah tergolek lemas.

Kami diam tergeletak beberapa saat dengan napas tersengal-sengal. Lalu aku memandang Mbak Lasmini yang menggairahkan itu dan membelai-belai rambutnya. Dia pun menoleh memandangku dan kami sama-sama tersenyum bahagia. Lalu, kami pun berbaring berpelukan.

Sekilas kulihat jam dinding menunjukkan waktu pukul 04:30 WIB. aku hanya punya waktu sedikit lagi untuk tidur. Kupeluk erat-erat tubuh Mbak Lasmini dan kulihat dia tidur pulas di sampingku. Tak terasa, aku pun tertidur.

Namun baru sekelumit, pintu diketok dari luar. Aku segera bangkit dan turun dari ranjang dan membuka pintu. Aku sudah tahu, pastilah si Andrey atau Erik yang mengetuk pintu, sebab hari sudah pagi dan kami harus bergegas pulang. Ternyata memang si Andrey yang mengetuk pintu.Cerita Sex Terbaru

“Sudah jam setengah lima Son, cepetan siap-siap..” katanya.
“Sorry, aku masih ada tamu..” kataku tersenyum.
“Biar kubangunkan dulu..” kataku lagi.
“Tamu?” tanya Andrey sambil melongok ke dalam ke kamar.
“Mana?”

Aku pun menoleh dan menunjukkan dengan jariku ke ranjang. Tetapi alangkah kagetku ketika melihat ranjang sudah kosong. Tak ada tubuh Mbak Lasmini yang telanjang, tak ada BH dan celana dalam serta pakaiannya yang berserakan di lantai, tak ada sandalnya, tak ada siapa-siapa. Bagaimana mungkin Mbak Lasmini begitu cepat pergi? Kulihat jam dinding menunjukkan waktu pukul 04:40 WIB. Bagaimana mungkin dalam waktu cuma 10 menit Mbak Lasmini pergi dengan membawa semua pakaiannya yang berserakan? Ah, mungkin dia malu dan sembunyi di kamar mandi.

Maka, aku pun segera melihat ke kamar mandi, sementara si Andrey melangkah masuk sambil melihat ke segala sudut kamar tidur. Ternyata kamar mandi juga kosong. Aku benar-benar kaget dan ketakutan. Lantas kemana perginya Mbak Lasmini?

“Mana tamunya Son?” tanya Andrey.
“Kamu ini ada-ada saja lha wong tadi kamu datang dan masuk ke kamar sendirian gitu lho!”
“Aku tadi sama cewek cantik namanya Lasmini, Ndrey..” kataku setengah takut.
“Aku tadi melihat masuk kamar sendiri Son. Aku nggak lihat ada cewek bersamamu.” katanya.
“Tidak Ndrey.. aku bawa teman cewek tadi. Lihat ini di sebelah atas dadaku ini ada bekas gigitannya masih ada..!” aku ngotot.
“Lantas dimana dia sekarang koq nggak ada?” desak Andrey.
“Kalau tidak percaya.. ayo kita tanya sama resepsionis,” ajakku sambil mengenakan sarung.

Kami pun lalu ke loby dan kebetulan resepsionis yang tugas semalam belum pulang. Aku segera menghampirinya dan bertanya, apakah tadi pagi aku pulang sendirian atau membawa teman cewek? Dengan santai kedua resepsionis itu menjawab bahwa aku pulang sendirian. Ah Masa?

“Iya Pak, anda tadi pulang sendirian.. Masak kami bohong?” jawab keduanya.
“Jadi saya tidak membawa wanita tadi?” desakku kurang percaya.
“Tidak Pak, anda sendirian tadi..”

Saat itu Erik yang sudah selesai mengatur tas di bagasi mobil Masuk. Dia bertanya ada apa dan aku mencoba menjelaskan. Erik tertawa, “Kamu ini ada-ada saja Son,” katanya. “Wong aku lihat kamu Masuk kamar sendirian koq..”

Semula disangkanya aku mengada-ada dan kedua temanku itu menanggapinya dengan seloroh pula. Namun setelah aku bersumpah “pocong” dan bicara serius, keduanya ikut ketakutan. Menurut mereka aku telah bercinta dengan hantu penunggu pemandian Watugede yang berubah wujud jadi cewek cantik.

“Makanya jangan suka keluyuran di tempat-tempat begitu,” kata Erik.
“Kalau mau nyepi ya sungguh-sungguh bersih, jangan ngawur, ada cewek cantik di jalan diembat saja.” katanya lagi.
“Kapok!!”

Aku tak berani kembali sendiri ke kamarku. Ketika aku berkemas, kusuruh Andrey dan Erik duduk di ranjang. Aku benar-benar takut dan tak habis mengerti bagaimana hal itu bisa terjadi pada diriku. Melihat ranjang yang masih lusuh itu aku jadi ngeri. Apalagi ketika kulihat bekas spermaku membasahai sprei dan guling.. hii.. ternyata aku telah bercinta dengan hantu! Tapi enak lho pembaca.. upss.

Persis jam enam kami meninggalkan hotel untuk ke Surabaya. Mobil berjalan santai di tangan Andrey yang memang bertugas sebagai sopir kami. Tapi pas melewati “Patung Ken Dedes”, aku kaget minta ampun di depan duduk bersila Mbak Lasmini dengan pakaian kerajaan kuno dia tersenyum padaku.

“Jangann.. ohh.. tidakk..” teriakku.
“Ada apa Son, koq teriak-teriak..?” tanya Erik.
“Itu.. dia ada di depan patung itu..” kataku sambil menunjuk ke arah patung.
“Ah.. kamu ada-ada saja. Wong nggak ada siapa-siapa disitu,” kata Erik.
“Sudahlah.. nggak usah bicara itu lagi. Sebaiknya loe tidur aja Son.. ya,” kata Andrey.

Kurang dari setengah jam kami sudah mendekati tapal batas Singosari. Erik dan Andrey menepikan kendaraan di sebelah kanan untuk membeli apel Batu di pasar buah Mandoroko. Karena masih diselimuti rasa takut dan resah, aku tidak ikut turun. Aku titip saja 5 kilo rambutan Aceh dan 5 kilo apel manalagi.

Duduk diam memandang kesibukan para pedagang buah dan orang-orang kaya yang membelinya, hatiku sedikit tenteram. Kucoba menghilangkan bayangan Mbak Lasmini dari mataku. Cewek itu sungguh luar biasa dalam ngeseks tadi malam. Mungkin karena dia bukan manusia maka dia bisa melakukannya dengan sangat baik. Tetapi, apakah nanti tidak ada efeknya pada diriku karena telah bersetubuh dengan hantu cantik?Cerita Sex Terbaru

Ketika aku sedang merenung itulah tiba-tiba mataku melihat sesosok tubuh ramping di seberang jalan, di depan pompa bensin. aku benar-benar terkejut sampai terlonjak dari tempat dudukku. Mbak Lasmini berdiri di sana sambil memandang ke arahku. Bibirnya tersenyum dan wajahnya ceria sekali. aku ketakutan sampai berkeringat. dan mataku melotot ke arah seberang jalan.

“Hah.. kenapa lagi kamu Son?” teriak Erik sambil memegang keningku.
“Keringatmu dingin dan banyak sekali!”
“Ada apa lagi sih Son?” tanya Andrey.

Aku tak bisa menjawab karena takut. Aku berusaha menyebut nama Mbak Lasmini, tetapi tak ada suara yang keluar dari mulutku yang cuma bisa komat-kamit. Namun aku berhasil mengangkat tangan dan menunjuk ke seberang jalan. Kedua temanku segera mengikuti arah yang kutunjuk.

“Ada Son? Pompa bensin?” tanya Andrey heran.
“Bensinnya sudah diisi koq!”
“Las.. Lasm.. mini!”
Akhirnya nama itu meluncur juga dari mulutku meski terucap amat perlahan.
“Mana?” Erik ikut melihat ke seberang jalan.
“Itu!” jariku tetap menunjuk ke seberang jalan sebab Lasmini memang masih berdiri tegak di sana dengan masih menggunakan pakaian kerajaan kuno.

Baca JUga Cerita Seks Tante Muontok

Dia memang cantik sekali bagai dewi dari kahyangan. Mungkin bila dia ikut pemilihan “Miss Universe” dia akan keluar sebagai juara. Lalu, dia kini melambai-lambaikan tangan ke arahku. Namun kedua rekanku tetap saja menyatakan tidak melihat siapa-siapa. Meski aku ketakutan setengah mati, kedua rekanku santai-santai saja. Andrey segera menstater mobil meluncur kembali di jalan raya dengan cepatnya.

Mataku tak lepas memandangi Lasmini yang masih berdiri disana sambil melambaikan tangan. aku sampai membalikkan tubuh dan memandangnya terus sampai hilang di kejauhan. Aku tidak pura-pura, tidak mengada-ada. Yang kulihat itu benar-benar Lasmini, cewek cantik yang dini hari tadi bercinta denganku! Semua tak percaya, tetapi itulah yang kualami dan Tuhan pasti tahu apa yang sebenarnya terjadi! Oh.. nasibku..

2 hari di kota itu, pekerjaan kami sudah selesai, waktu masih sehari lagi. Maka kami sepakat untuk menghabiskan waktu di kota dingin itu. Seperti layaknya anak muda lain, waktu malam yang sepi dan dingin kami berminat membooking cewek-cewek nakal Malang yang amat terkenal.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Ujian Sex

Cerita Sex Terbaru | Aku menghampiri dengan rasa tidak niat ke ruang dosen pak Heri, “Amel”, sebuah suara memanggil.

“Hei Ratna!.”
“Ngapain kau cari-cari dosen killer itu?”, Ratna itu bertanya heran.
“Tau nih, aku mau minta ujian susulan, sudah dua kali aku minta diundur terus, kenapa ya?.”
“Idih jahat banget!”.
“Makanya, aku takut nanti di raport merah, mata kuliah dia kan penting!, tauk nih, bentar ya aku masuk
dulu!”.
“He-eh deh, sampai nanti!” Ratna berlalu.

Cerita Sex Terbaru Ujian Sex
Dengan memberanikan diri aku mengetuk pintu.
“Masuk!”, Sebuah suara yang amat ditakutinya menyilakannya masuk.
“Selamat siang pak!”.
“Selamat siang, kamu siapa?”, tanyanya tanpa meninggalkan pekerjaan yang sedang dikerjakannya.
“Saya Amel!”. “Aku..?”
“Oh, yang mau minta ujian lagi itu ya?”.
“Iya benar pak.”
“Saya tidak ada waktu, nanti hari Mminggu saja kamu datang ke rumah saya, ini kartu nama saya”,
Katanya acuh tak acuh sambil menyerahkan kartu namanya.
“Ada lagi?” tanya dosen itu.
“Tidak pak, selamat siang!”
“Selamat siang!”.

Dengan lemas aku beranjak keluar dari ruangan itu. Kesal sekali rasanya, sudah belajar sampai larut
malam, sampai di sini harus kembali lagi hari Minggu, huh! Mungkin hanya akulah yang hari Minggu masih
berjalan sambil membawa tas hendak kuliah. Hari ini aku harus memenuhi ujian susulan di rumah Pak
Heri, dosen berengsek itu.

Rumah Pak Heri terletak di sebuah perumahan elite, di atas sebuah bukit, agak jauh dari rumah-rumah
lainnya. Belum sempat memijit Bel pintu sudah terbuka, Seraut wajah yang sudah mulai tua tetapi tetap
segar muncul.

“Ehh! Amel, ayo masuk!”, sapa orang itu yang tak lain adalah pak Heri sendiri.
“Permisi pak! Ibu mana?”, tanyaku berbasa-basi.
“Ibu sedang pergi dengan anak-anak ke rumah neneknya!”, sahut pak Heri ramah.
“Sebentar ya, katanya lagi sambil masuk ke dalam ruangan”.
Tumben tidak sepeti biasanya ketika mengajar di kelas, dosen ini terkenal paling killer.

Rumah Pak Heri tertata rapi. Dinding ruang tamunya bercat putih. Di sudut ruangan terdapat seperangkat
lemari kaca temapat tersimpan berbagai barang hiasan porselin. Di tengahnya ada hamparan permadani
berbulu, dan kursi sofa kelas satu.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

“Gimana sudah siap?”, tanya pak Heri mengejutkan aku dari lamunannya.
“Eh sudah pak!”
“Sebenarnya, sebenarnya Amel tidak perlu mengikuti ulang susulan kalau….”,
“Kalau! Kalau apa pak?”, aku bertanya tak mengerti.

Belum habis bicaranya, Pak Heri sudah menuburuk tubuhku.

“Pak, apa-apaan ini?”, tanyaku kaget sambil meronta mencoba melepaskan diri.
“Jangan berpura-pura Amel sayang, aku membutuhkannya dan kau membutuhkan nilai bukan, kau akan
kululuskan asalkan mau melayani aku!”, sahut lelaki itu sambil berusaha menciumi bibirku.

Serentak Bulu kudukku berdiri. Geli, jijik, namun detah dari mana asalnya perasaan hasrat menggebu-
gebu juga kembali menyerangku. Ingin rasanya membiarkan lelaki tua ini berlaku semaunya atas diriku.

Harus kuakui memang, walaupun dia lebih pantas jadi bapakku, namun sebenarnya lelaki tua ini sering
membuatku berdebar-debar juga kalau sedang mengajar. Tapi aku tetap berusaha meronta-ronta, untuk
menaikkan harga diriku di mata Pak Heri.

“Lepaskan, Pak jangan hhmmpppff!”, kata-kataku tidak terselesaikan karena terburu bibirku tersumbat
mulut pak Heri.

Aku meronta dan berhasil melepaskan diri. Aku bangkit dan berlari menghindar. Namun entah mengapa aku
justru berlari masuk ke sebuah kamar tidur.

Kurapatkan tubuhku di sudut ruangan sambil mengatur kembali nafasku yang terengah-engah, entah mengapa
birahiku sedemikian cepat naik. Seluruh wajahku terasa panas, kedua kakikupun terasa gemetar.

Pak Heri seperti diberi kesempatan emas. Ia berjalan memasuki kamar dan mengunci pintunya. Lalu dengan
perlahan ia mendekatiku. Tubuhku bergetar hebat manakala lelaki tua itu mengulurkan tangannya untuk
merengkuh diriku.

Dengan sekali tarik aku jatuh ke pelukan Pak Heri, bibirku segera tersumbat bibir laki-laki tua itu.
Terasa lidahnya yang kasap bermain menyapu telak di dalam mulutku. Perasaanku bercampur aduk jadi
satu, benci, jijik bercampur dengan rasa ingin dicumbui yang semakin kuat hingga akhirnya akupun
merasa sudah kepalang basah, hati kecilku juga menginginkannya.

Terbayang olehku saat-saat aku dicumbui seperti itu oleh Aldy, entah sedang di mana dia sekarang. aku
tidak menolak lagi. bahkan kini malah membalas dengan hangat.

Merasa mendapat angin kini tangan Pak Heri bahkan makin berani menelusup di balik blouse yang aku
pakai, tidak berhenti di situ, terus menelup ke balik beha yang aku pakai. Jantungku berdegup kencang
ketika tangan laki-laki itu meremas-remas gundukan daging kenyal yang ada di dadaku dengan gemas.

Terasa benar, telapak tangannya yang kasap di permukaan buah dadaku, ditingkahi dengan jari-jarinya
yang nakal mepermainkan puting susuku. Gemas sekali nampaknya dia. Tangannya makin lama makin kasar
bergerak di dadaku ke kanan dan ke kiri.
Setelah puas, dengan tidak sabaran tangannya mulai melucuti pakaian yang aku pakai satu demi satu
hingga berceceran di lantai. Hingga akhirnya aku hanya memakai secarik G-string saja. Bergegas pula
Pak Heri melucuti kaos oblong dan sarungnya. Di baliknya menyembul batang penis laki-laki itu yang
telah menegang, sebesar lengan Bayi.
Tak terasa aku menjerit ngeri, aku belum pernah melihat alat vital lelaki sebesar itu. Aku sedikit
ngeri. Bisa jebol milikku dimasuki benda itu. Namun aku tak dapat menyembunyikan kekagumanku.

Seolah ada pesona tersendiri hingga pandangan mataku terus tertuju ke benda itu. Pak Heri berjalan
mendekatiku, tangannya meraih kunciran rambutku dan menariknya hingga ikatannya lepas dan rambutku
bebas tergerai sampai ke punggung.

“Kau Cantik sekali Amel”, gumam pak Heri mengagumi kecantikanku.
Aku hanya tersenyum tersipu-sipu mendengar pujian itu.

Dengan lembut Pak Heri mendorong tubuhku sampai terduduk di pinggir kasur. Lalu ia menarik G-string,
kain terakhir yang menutupi tubuhku dan dibuangnya ke lantai. Kini kami berdua telah telanjang bulat.

Tanpa melepaskan kedua belah kakiku, bahkan dengan gemas ia mementangkan kedua belah pahaku lebar-
lebar. Matanya benar-benar nanar memandang daerah di sekitar selangkanganku. Nafas laki-laki itu
demikian memburu.Cerita Sex Terbaru

Tak lama kemudian Pak membenamkan kepalanya di situ. Mulut dan lidahnya menjilat-jilat penuh nafsu di
sekitar kemaluanku yang tertutup rambut lebat itu. Aku memejamkan mata, oohh, indahnya, aku sungguh
menikmatinya, sampai-sampai tubuhku dibuat menggelinjang-gelinjang kegelian.

“Pak!”, rintihku memelas.

“Pak, aku tak tahan lagi!”, aku memelas sambil menggigit bibir.

Sungguh aku tak tahan lagi mengalamai siksaan birahi yang dilancarkan Pak Heri. Namun rupanya lelaki
tua itu tidak peduli, bahkan senang melihat aku dalam keadaan demikian. Ini terlihat dari gerakan
tangannya yang kini bahkan terjulur ke atas meremas-remas payudaraku, tetapi tidak menyudahi
perbuatannya. Padahal aku sudah kewalahan dan telah sangat basah kuyup.

“Paakk, aakkhh!”, aku mengerang keras, kakinya menjepit kepala Pak Heri melampiaskan derita birahiku,
kujambak rambut Pak Heri keras-keras.

Kini aku tak peduli lagi bahwa lelaki itu adalah dosen yang aku hormati. Sungguh lihai laki-laki ini
membangkitkan gairahku. aku yakin dengan nafsunya yang sebesar itu dia tentu sangat berpengalaman
dalam hal ini, bahkan sangat mungkin sudah puluhan atau ratusan mahasiswi yang sudah digaulinya. Tapi
apa peduliku?

Tiba-tiba Pak Heri melepaskan diri, lalu ia berdiri di depanku yang masih terduduk di tepi ranjang
dengan bagian bawah perutnya persis berada di depan wajahku. aku sudah tahu apa yang dia mau, namun
tanpa sempat melakukannya sendiri, tangannya telah meraih kepalaku untuk dibawa mendekati
kejantanannya yang aduh mak.., Sungguh besar itu.

Tanpa melawan sama sekali aku membuka mulut selebar-lebarnya, Lalu kukulum sekalian alat vital Pak
Heri ke dalam mulutku hingga membuat lelaki itu melek merem keenakan. Benda itu hanya masuk bagian
kepala dan sedikit batangnya saja ke dalam mulutku.

Itupun sudah terasa penuh. Aku hampir sesak nafas dibuatnya. Aku pun bekerja keras, menghisap,
mengulum serta mempermainkan batang itu keluar masuk ke dalam mulutku. Terasa benar kepala itu
bergetar hebat setiap kali lidahku menyapu kepalanya.
Beberapa saat kemudian Pak Heri melepaskan diri, ia membaringkan aku di tempat tidur dan menyusul
berbaring di sisiku, kaki kiriku diangkat disilangkan di pinggangnya. Lalu Ia berusaha memasuki
tubuhku belakang. Ketika itu pula kepala penis Pak Heri yang besar itu menggesek clitoris di liang
senggamaku hingga aku merintih kenikmatan.

Ia terus berusaha menekankan miliknya ke dalam milikku yang memang sudah sangat basah. Pelahan-lahan
benda itu meluncur masuk ke dalam milikku.

Dan ketika dengan kasar dia tiba-tiba menekankan miliknya seluruhnya amblas ke dalam diriku aku tak
kuasa menahan diri untuk tidak memekik. Perasaan luar biasa bercampur sedikit pedih menguasai diriku,
hingga badanku mengejang beberapa detik.
Pak Heri cukup mengerti keadaan diriku, ketika dia selesai masuk seluruhnya dia memberi kesempatan
padaku untuk menguasai diri beberapa saat. Sebelum kemudian dia mulai menggoyangkan pinggulnya pelan-
pelan kemudian makin lama makin cepat.
Aku sungguh tak kuasa untuk tidak merintih setiap Pak Heri menggerakkan tubuhnya, gesekan demi gesekan
di dinding dalam liang senggamaku sungguh membuatku lupa ingatan. Pak Heri menyetubuhi aku dengan cara
itu. Sementara bibirnya tak hentinya melumat bibir, tengkuk dan leherku, tangannya selalu meremas-
remas payudaraku. Aku dapat merasakan puting susuku mulai mengeras, runcing dan kaku.

Aku bisa melihat bagaimana batang penis lelaki itu keluar masuk ke dalam liang kemaluanku. Aku selalu
menahan nafas ketika benda itu menusuk ke dalam. Milikku hampir tidak dapat menampung ukuran Pak Heri
yang super itu, dan ini makin membuat Pak Heri tergila-gila.

Tidak sampai di situ, beberapa menit kemudian Pak Heri membalik tubuhku hingga menungging di
hadapannya. Ia ingin pakai doggy style rupanya. Tangan lelaki itu kini lebih leluasa meremas-remas
kedua belah payudara aku yang kini menggantung berat ke bawah.

Sebagai seorang wanita aku memiliki daya tahan alami dalam bersetubuh. Tapi bahkan kini aku kewalahan
menghadapi Pak Heri. Laki-laki itu benar-benar luar biasa tenaganya. Sudah hampir setengah jam ia
bertahan. Aku yang kini duduk mengangkangi tubuhnya hampir kehabisan nafas.

Kupacu terus goyangan pinggulku, karena aku merasa sebentar lagi aku akan memperolehnya. Terus, terus,
aku tak peduli lagi dengan gerakanku yang brutal ataupun suaraku yang kadang-kadang memekik menahan
rasa luar biasa itu.

Dan ketika klimaks itu sampai, aku tak peduli lagi, aku memekik keras sambil menjambak rambutnya.
Dunia serasa berputar. Sekujur tubuhku mengejang. Sungguh hebat rasa yang kurasakan kali ini. Sungguh
ironi memang, aku mendapatkan kenikmatan seperti ini bukan dengan orang yang aku sukai. Tapi masa
bodohlah.

Berkali-kali kuusap keringat yang membasahi dahiku. Pak Heri kemudian kembali mengambil inisiatif.
kini gantian Pak Heri yang menindihi tubuhku. Ia memacu keras untuk mencapai klimaks. Desah nafasnya
mendengus-dengus seperti kuda liar, sementara goyangan pinggulnya pun semakin cepat dan kasar.

Peluhnya sudah penuh membasahi sekujur tubuhnya dan tubuhku. Sementara kami terus berpacu. Sungguh
hebat laki-laki ini. Walaupun sudah berumur tapi masih bertahan segitu lama. Bahkan mengalahkan semua
cowok-cowok yang pernah tidur denganku, walaupun mereka rata-rata sebaya denganku.

Namun beberapa saat kemudian, Pak Heri mulai menggeram sambil mengeretakkan giginya. Tubuh lelaki tua
itu bergetar hebat di atas tubuhku. Penisnya menyemburkan cairan kental yang hangat ke dalam liang
kemaluanku dengan derasnya.

Beberapa saat kemudian, perlahan-lahan kami memisahkan diri. Kami terbaring kelelahan di atas kasur
itu. Nafasku yang tinggal satu-satu bercampur dengan bunyi nafasnya yang berat. Kami masing-masing
terdiam mengumpulkan tenaga kami yang sudah tercerai berai.

Aku sendiri terpejam sambil mencoba merasakan kenikmatan yang baru saja aku alami di sekujur tubuhku
ini. Terasa benar ada cairan kental yang hangat perlahan-lahan meluncur masuk ke dalam liang vaginaku.
Hangat dan sedikit gatal menggelitik.

Bagian bawah tubuhku itu terasa benar-benar banjir, basah kuyub. Aku menggerakkan tanganku untuk
menyeka bibir bawahku itu dan tanganku pun langsung dipenuhi dengan cairan kental berwarna putih susu
yang berlepotan di sana.

“Bukan main Amel, ternyata kau pun seperti kuda liar!” kata Pak Heri penuh kepuasan.
Aku yang berbaring menelungkup di atas kasur hanya tersenyum lemah. aku sungguh sangat kelelahan,
kupejamkan mataku untuk sejenak beristirahat. Persetan dengan tubuhku yang masih telanjang bulat.

Pak Heri kemudian bangkit berdiri, ia menyulut sebatang rokok. Lalu lelaki tua itu mulai mengenakan
kembali pakaiannya. Aku pun dengan malas bangkit dan mengumpulkan pakaiannya yang berserakan di
lantai.

Sambil berpakaian ia bertanya,

“Bagaimana dengan ujian saya pak?.”
“Minggu depan kamu dapat mengambil hasilnya”, sahut laki-laki itu pendek.
“Kenapa tidak besok pagi saja?”, protes aku tak puas.
“Aku masih ingin bertemu kamu, selama seminggu ini aku minta agar kau tidak tidur dengan lelaki lain
kecuali aku!”, jawab Pak Heri.

Aku sedikit terkejut dengan jawabannya itu. Tapi akupun segera dapat menguasai keadaanku. Rupanya dia
belum puas dengan pelayanan habis-habisanku barusan.

“Aku tidak bisa janji!”, sahutku seenaknya sambil bangkit berdiri dan keluar dari kamar mencari kamar
mandi.

Pak Heri hanya mampu terbengong mendengar jawabanku yang seenaknya itu.

Aku sedang berjalan santai meninggalkan rumah pak Heri, ini pertemuanku yang ketiga dengan laki-laki
itu demi menebus nilai ujianku yang selalu jeblok jika ujian dengan dia. Mungkin malah sengaja dibuat
jeblok biar dia bisa main denganku.

Dasar, namun harus kuakui, dia laki-laki hebat, daya tahannya sungguh luar biasa jika dibandingkan
dengan usianya yang hapir mencapai usia pensiun itu. Bahkan dari pagi hingga sore hari ini dia masih
sanggup menggarapku tiga kali, sekali di ruang tengah begitu aku datang, dan dua kali di kamar tidur.
Aku sempat terlelap sesudahnya beberapa jam sebelum membersihkan diri dan pulang.
Berutung kali ini, aku bisa memaksanya menandatangani berkas ujian susulanku.

“Masih ada mata kuliah Pengantar Berorganisasi dan Kepemimpinan?”, katanya sambil membubuhkan nilai A
di berkas ujianku.
“Selama bapak masih bisa memberiku nilai A”, kataku pendek.
“Segeralah mendaftar, kuliah akan dimulai minggu depan!”.
“Terima kasih pak!” kataku sambil tak lupa memberikan senyum semanis mungkin.

“Amel!” teriakan seseorang mengejutkan lamunanku.

Aku menoleh ke arah sumber suara tadi yang aku perkirakan berasal dari dalam mobil yang berjalan
perlahan menghampiriku. Seseorang membuka pintu mobil itu, wajah yang sangat aku benci muncul dari
balik pintu Mitsubishi Galant keluaran tahun terakhir itu.Cerita Sex Terbaru

“Masuklah Amel.”
“Tidak, terima kasih. Aku bisa jalan sendiri koq!”, Aku masih mencoba menolak dengan halus.
“Ayolah, masa kau tega menolak ajakanku, padahal dengan pak Heri saja kau mau!”.

Aku tertegun sesaat, Bagai disambar petir di siang bolong.
“Da,Darimana kau tahu?”.
“Nah, jadi benar kan, padahal aku tadi hanya menduga-duga!”
“Sialan!”, Aku mengumpat di dalam hati,

harusnya tadi aku bersikap lebih tenang, aku memang selalu nervous kalau ketemu cowok satu ini,
rasanya ingin buru-buru pergi dari hadapannya dan tidak ingin melihat mukanya yang memang seram itu.

Seperti tipikal orang Indonesia bagian daerah paling timur, cowok ini hitam tinggi besar dengan postur
sedikit gemuk, janggut dan cambang yang tidak pernah dirapikan dengan rambut keritingnya yang
dipelihara panjang ditambah dengan caranya memakai kemeja yang tidak pernah dikancingkan dengan benar
sehingga memamerkan dadanya yang penuh bulu.

Dengan asesoris kalung, gelang dan cincin emas, arloji rolex yang dihiasi berlian, cukup menunjukkan
bahwa dia ini orang yang memang punya duit. Namun, aku menjadi muak dengan penampilan seperti itu.

Dino memang salah satu jawara di kampus, anak buahnya banyak dan dengan kekuatan uang serta gaya
jawara seperti itu membuat dia menjadi salah satu momok yang paling menakutkan di lingkungan kampus.
Dia itu mahasiswa lama, dan mungkin bahkan tidak pernah lulus, namun tidak ada orang yang berani
mengusik keberadaannya di kamus, bahkan dari kalangan akademik sekalipun.

“Gimana? Masih tidak mau masuk?”, tanya dia setengah mendesak.

Aku tertegun sesaat, belum mau masuk. Aku memang sangat tidak menyukai laki-laki ini, Tetapi
kelihatannya aku tidak punya pilihan lain, bisa-bisa semua orang tahu apa yang kuperbuat dengan pak
Heri, dan aku sungguh-sungguh ingin menjaga rahasia ini, terutama terhadap Erwin, tunanganku.

Namun saat ini aku benar benar terdesak dan ingin segera membiarkan masalah ini berlalu dariku.
Makanya tanpa pikir panjang aku mengiyakan saja ajakannya.

Dino tertawa penuh kemenangan, ia lalu berbicara dengan orang yang berada di sebelahnya supaya
berpindah ke jok belakang. Aku membanting pantatku ke kursi mobil depan, dan pemuda itu langsung
menancap gas. Sambil nyengir kuda. Kesenangan.

“Ke mana kita?”, tanyaku hambar.
“Lho? Mestinya aku yang harus tanya, kau mau ke mana?”, tanya Dino pura-pura heran.
“Sudahlah Dino, tak usah berpura-pura lagi, kau mau apa?”, Suaraku sudah sedemikian pasrahnya.
Aku sudah tidak mau berpikir panjang lagi untuk meminta dia menutup-nutupi perbuatanku. Orang yang
duduk di belakangku tertawa.

“Rupanya dia cukup mengerti apa kemauanmu Dino!”, Dia berkomentar.
“Ah, diam kau Maki!” Rupanya orang itu namanya Maki, orang dengan penampilan hampir mirip dengan Dino
kecuali rambutnya yang dipotong crew-cut.
“Bagaimana kalau ke rumahku saja? Aku sangat merindukanmu Amel!”, pancing Dino.
“Sesukamulah!”, Aku tahu benar memang itu yang diinginkannya.
Dino tertawa penuh kemenangan.

Ia melarikan mobilnya makin kencang ke arah sebuah kompleks perumahan. Lalu mobil yang ditumpangi
mereka memasuki pekarangan sebuah rumah yang cukup besar. Di pekarangan itu sudah ada 2 buah mobil
lain, satu Mitsubishi Pajero dan satu lagi Toyota Great Corolla namun keduanya kelihatan diparkir
sekenanya tak beraturan.

Interior depan rumah itu sederhana saja. Cuma satu stel sofa, sebuah rak perabotan pecah belah. Tak
lebih. Dindingnya polos. Demikian juga tempok ruang tengah. Terasa betapa luas dan kosongnya ruangan
tengah itu, meski sebuah bar dengan rak minuman beraneka ragam terdapat di sudut ruangan, menghadap ke
taman samping. Sebuah stereo set terpasang di ujung bar. Tampaknya baru saja dimatikan dengan
tergesa-gesa. Pitanya sebagian tergantung keluar.

Dari pintu samping kemudian muncul empat orang pemuda dan seorang gadis, yang jelas-jelas masih
menggunakan seragam SMU. Mereka semua mengeluarkan suara setengah berbisik. Keempat orang laki-laki
itu, tiga orang sepertinya sesuku dengan Dino atau sebangsanya, sedangkan yang satu lagi seperti bule
dengan rambutnya yang gondrong.

Sementara si gadis berperawakan tinggi langsing, berkulit putih dan rambutnya yang hitam lurus dan
panjang tergerai sampai ke pinggang, ia memakai bandana lebar di kepalanya dengan poni tebal menutupi
dahinya.

Wajahnya yang oval dan bermata sipit menandakan bahwa ia keturunan Cina atau sebangsanya. Harus kuakui
dia memang cantik, seperti bintang film drama Mandarin. Berbeda dengan penampilan ketiga laki-laki
itu, gadis ini kelihatannya bukan merupakan gerombolan mereka,

Dilihat dari tampangnya yang masih lugu. Ia masih mengenakan seragam sebuah sekolah Katolik yang
langsung bisa aku kenali karena memang khas. Namun entah mengapa dia bisa bergaul dengan orang-orang
ini.

Dino bertepuk tangan. Kemudian memperkenalkan diriku dengan mereka. Yos, dan Bram seperti tipikal
orang sebangsa Dino, Tito berbadan tambun dan yang bule namanya Marchell, sementara gadis SMU itu
bernama Shelly. Mereka semua yang laki-laki memandang diriku dengan mata lapar membuat aku tanpa sadar
menyilangkan tangan di depan dadaku, seolah-olah mereka bisa melihat tubuhku di balik pakaian yang aku
kenakan ini.

Tampak tak sabaran Dino menarik diriku ke loteng. Langsung menuju sebuah kamar yang ada di ujung.
Kamar itu tidak berdaun pintu, sebenarnya lebih tepat disebut ruang penyangga antara teras dengan
kamar-kamar yang lain Sebab di salah satu ujungnya merupakan pintu tembusan ke ruang lain.

Di sana ada sebuah kasur yang terhampar begitu saja di lantai kamar. Dengan sprei yang sudah acak-
acakan. Di sudut terdapat dua buah kursi sofa besar dan sebuah meja kaca yang mungil. Di bawahnya
berserakan majalah-majalah yang cover depannya saja bisa membuat orang merinding. Bergambar
perempuan-perempuan telanjang.

Aku sadar bahkan sangat sadar, apa yang dimaui Dino di kamar ini. Aku beranjak ke jendela. Menutup
gordynnya hingga ruangan itu kelihatan sedikit gelap. Namun tak lama, karena kemudian Dino menyalakan
lampu.

Aku berputar membelakangi Dino, dan mulai melucuti pakaian yang aku kenakan. Dari blouse, kemudian rok
bawahanku kubiarkan meluncur bebas ke mata kakiku. Kemudian aku memutar balik badanku berbalik
menghadap Dino.

Betapa terkejutnya aku ketika aku berbalik, ternyata di hadapanku kini tidak hanya ada Dino, namun
Maki juga sedang berdiri di situ sambil cengengesan. Dengan gerakan reflek, aku menyambar blouseku
untuk menutupi tubuhku yang setengah telanjang. Melihat keterkejutanku, kedua laki-laki itu malah
tertawa terbahak-bahak.

“Ayolah Amel, Toh engkau juga sudah sering memperlihatkan tubuh telanjangmu kepada beberapa laki-laki
lain?.”
“Kurang ajar kau Dino!” Aku mengumpat sekenanya.
Wajah laki-laki itu berubah seketika, dari tertawa terbahak-bahak menjadi serius, sangat serius.
Dengan tatapan yang sangat tajam dia berujar,
“Apakah engkau punya pilihan lain? Ayolah, lakukan saja dan sesudah selesai kita boleh melupakan
kejadian ini.”

Aku tertegun, melayani dua orang sekaligus belum pernah aku lakukan sebelumnya. Apalagi orang-orang
yang bertampang seram seperti ini. Tapi seperti yang dia bilang, aku tak punya pilihan lain. Seribu
satu pertimbangan berkecamuk di kepalaku hingga membuat aku pusing.

Tubuhku tanpa sadar sampai gemetaran, terasa sekali lututku lemas sepertinya aku sudah kehabisan
tenaga karena digilir mereka berdua, padahal mereka sama sekali belum memulainya.

Akhirnya, dengan sangat berat aku menggerakkan kedua tangan ke arah punggungku di mana aku bisa meraih
kaitan BH yang aku pakai. Baju yang tadi aku pakai untuk menutupi bagian tubuhku dengan sendirinya
terjatuh ke lantai.

Dengan sekali sentakan halus BH-ku telah terlepas dan meluncur bebas dan sebelum terjatuh ke lantai
kulemparkan benda itu ke arah Dino yang kemudian ditangkapnya dengan tangkas. Ia mencium bagian dalam
mangkuk bra-ku dengan penuh perasaan.

“Harum!”, katanya.
Lalu ia seperti mencari-cari sesuatu dari benda itu, dan ketika ditemukannya ia berhenti.
“36B!”, katanya pendek.
Rupanya ia pingin tahu berapa ukuran dadaku ini.
“BH-nya saja sudah sedemikian harum, apalagi isinya!”, katanya seraya memberikan BH itu kepada Maki
sehingga laki-laki itu juga ikut-ikutan menciumi benda itu.

Namun demikian mata mereka tak pernah lepas menatap belahan payudaraku yang kini tidak tertutup apa-
apa lagi.

Aku kini hanya berdiri menunggu, dan tanpa diminta Dino melangkah mendekatiku. Ia meraih kepalaku.
Tangannya meraih kunciran rambut dan melepaskannya hingga rambutku kini tergerai bebas sampai ke
punggung.

“Nah, dengan begini kau kelihatan lebih cantik!”

Ia terus berjalan memutari tubuhku dan memelukku dari belakang. Ia sibakkan rambutku dan
memindahkannya ke depan lewat pundak sebelah kiriku, sehingga bagian punggung sampai ke tengkukku
bebas tanpa penghalang. Lalu ia menjatuhkan ciumannya ke tengkuk belakangku.

Lidahnya menjelajah di sekitar leher, tengkuk kemudian naik ke kuping dan menggelitik di sana. Kedua
belah tangannya yang kekar dan berbulu yang tadi memeluk pinggangku kini mulai merayap naik dan mulai
meremas-remas kedua belah payudaraku dengan gemas. Aku masih menanggapinya dengan dingin dengan tidak
bereaksi sama sekali selain memejamkan mataku.

Dino rupanya tidak begitu suka aku bersikap pasif, dengan kasar ia menarik wajahku hingga bibirnya
bisa melumat bibirku. Aku hanya berdiam diri saja tak memberikan reaksi.

Sambil melumat, lidahnya mencari-cari dan berusaha masuk ke dalam mulutku, dan ketika berhasil
lidahnya bergerak bebas menjilati lidahku hingga secara tak sengaja lidahkupun meronta-ronta.

Sambil memejamkan mata aku mencoba untuk menikmati perasaan itu dengan utuh. Tak ada gunanya aku
menolak, hal itu akan membuatku lebih menderita lagi.

Dengan kuluman lidah seperti itu, ditingkahi dengan remasan-remasan telapak tangannya di payudaraku
sambil sekali-sekali ibu jari dan telunjuknya memilin-milin puting susuku, pertahananku akhirnya bobol
juga.

Memang, aku sudah sangat terbiasa dan sangat terbuai dengan permaian seperti ini hingga dengan
mudahnya Dino mulai membangkitkan nafsuku. Bahkan kini aku mulai memberanikan menggerakkan tangan
meremas kepala Dino yang berada di belakangku.Cerita Sex Terbaru

Sementara dengan ekor mataku aku melihat Maki beranjak berjalan menuju sofa dan duduk di sana, sambil
pandangan matanya tidak pernah lepas dari kami berdua.

Mungkin karena merasa sudah menguasai diriku, ciuman Dino terus merambat turun ke leherku,
menghisapnya hingga aku menggelinjang. Lalu merosot lagi menelusup di balik ketiak dan merayap ke
depan sampai akhirnya hinggap di salah satu pucuk bukit di dadaku,

Dengan satu remasan yang gemas hingga membuat puting susuku melejit Dino untuk mengulumnya. Pertama
lidahnya tepat menyapu pentilnya, lalu bergerak memutari seluruh daerah puting susuku sebelum mulutnya
mengenyot habis puting susuku itu. Ia menghisapnya dengan gemas sampai pipinya kempot.

Tubuhku secara tiba-tiba bagaikan disengat listrik, terasa geli yang luar biasa bercampur sedikit
nyeri di bagian itu. Aku menggelinjang, melenguh apalagi ketika puting susuku digigit-gigit perlahan
oleh Dino. Buah anggur yang ranum itu dipermainkan pula dengan lidah Dino yang kasap.

Dipilin-pilinnya kesana kemari. Dikecupinya, dan disedotnya kuat-kuat sampai putingnya menempel pada
telaknya. Aku merintih. Tanganku refleks meremas dan menarik kepalanya sehingga semakin membenam di
kedua gunung kembarku yang putih dan padat.

Aku sungguh tak tahu mengapa harus begitu pasrah kepada lelaki itu. Mengapa aku justeru tenggelam
dalam permaianan itu?

Semula aku hanya merasa terpaksa demi menutupi rahasia atas perbuatanku. Tapi kemudian nyatanya,
permainan yang Dino mainkan begitu dalam. Dan aneh sekali, Tanpa sadar aku mulai mengikuti permainan
yang dipimpin dengan cemerlang oleh Dino.

“Amel,”
“Ya?,”
“Kau suka aku perlakukan seperti ini?”. Aku hanya mengangguk.

Dan memejamkan matanya. membiarkan payudaraku terus diremas-remas dan puting susunya dipilin perlahan.
Aku menggeliat, merasakan nikmat yang luar biasa. Puting susu yang mungil itu hanya sebentar saja
sudah berubah membengkak, keras dan mencuat semakin runcing.

“Hsss, ah!”, Aku mendesah saat merasakan jari-jari tangan lelaki itu mulai menyusup ke balik celana
dalamku dan merayap mencari liang yang ada di selangkanganku.

Dan ketika menemukannya Jari-jari tangan itu mula-mula mengusap-usap permukaannya, terus mengusap-usap
dan ketika sudah terasa basah jarinya mulai merayap masuk untuk kemudian menyentuh dinding-dinding
dalam liang itu.

Dalam posisi masih berdiri berhadapan, sambil terus mencumbui payudaraku, Dino meneruskan aksinya di
dalam liang gelap yang sudah basah itu. Makin lama makin dalam. Aku sendiri semakin menggelinjang tak
karuan, kedua buah jari yang ada di dalam liang vaginaku itu bergerak-gerak dengan liar.

Bahkan kadang-kadang mencoba merenggangkan liang vaginaku hingga menganga. Dan yang membuat aku tambah
gila, ia menggerak-gerakkan jarinya keluar masuk ke dalam liang vaginaku seolah-olah sedang
menyetubuhiku. Aku tak kuasa untuk menahan diri.

“Nggghh!”, mulutku mulai meracau.

Aku sungguh kewalahan dibuatnya hingga lututku terasa lemas hingga akhirnya akupun tak kuasa menahan
tubuhku hingga merosot bersimpuh di lantai. Aku mencoba untuk mengatur nafasku yang terengah-engah.

Aku sungguh tidak memperhatikan lagi yang kutahu kini tiba-tiba saja Dino telah berdiri telanjang
bulat di hadapanku. Tubuhnya yang tinggi besar, hitam dan penuh bulu itu dengan angkuhnya berdiri
mengangkang persis di depanku sehingga wajahku persis menghadap ke bagian selangkangannya. Disitu, aku
melihat batang kejantanannya telah berdiri dengan tegaknya. Besar panjang kehitaman dengan bulu hitam
yang lebat di daerah pangkalnya.

Dengan sekali rengkuh, ia meraih kepalaku untuk ditarik mendekati daerah di bawah perutnya itu. Aku
tahu apa yang dimauinya, bahkan sangat tahu ini adalah perbuatan yang sangat disukai para lelaki. Di
mana ketika aku melakukan oral seks terhadap kelaminnya.

Maka, dengan kepalang basah, kulakukan apa yang harus kulakukan. Benda itu telah masuk ke dalam
mulutku dan menjadi permainan lidahku yang berputar mengitari ujung kepalanya yang bagaikan sebuah
topi baja itu.

Lalu berhenti ketika menemukan lubang yang berada persis di ujungnya. Lalu dengan segala kemampuanku
aku mulai mengelomoh batang itu sambil kadang-kadang menghisapnya kuat-kuat sehingga pemiliknya
bergetar hebat menahan rasa yang tak tertahankan.

Pada saat itu aku sempat melirik ke arah sofa di mana Maki berada, dan ternyata laki-laki ini sudah
mulai terbawa nafsu menyaksikan perbuatan kami berdua. Buktinya, ia telah mengeluarkan batang
kejantanannya dan mengocoknya naik turun sambil berkali-kali menelan ludah.

Konsentrasiku buyar ketika Dino menarik kepalaku hingga menjauh dari selangkangannya. Ia lalu menarik
tubuhku hingga telentang di atas kasur yang terhampar di situ. Lalu dengan cepat ia melucuti celana
dalamku dan dibuangnya jauh-jauh seakan-akan ia takut aku akan memakainya kembali.

Untuk beberapa detik mata Dino nanar memandang bagian bawah tubuhku yang sudah tak tertutup apa-apa
lagi. Si Makipun sampai berdiri mendekat ke arah kami berdua seakan ia tidak puas memandang kami dari
kejauhan.

Namun beberapa detik kemudian, Dino mulai merenggangkan kedua belah pahaku lebar-lebar. Paha kiriku
diangkatnya dan disangkutkan ke pundaknya. Lalu dengan tangannya yang sebelah lagi memegangi batang
kejantanannya dan diusap-usapkan ke permukaan bibir vaginaku yang sudah sangat basah.

Ada rasa geli menyerang di situ hingga aku menggelinjang dan memejamkan mata.

Sedetik kemudian, aku merasakan ada benda lonjong yang mulai menyeruak ke dalam liang vaginaku. Aku
menahan nafas ketika terasa ada benda asing mulai menyeruak di situ. Seperti biasanya, aku tak kuasa
untuk menahan jeritanku pada saat pertama kali ada kejantanan laki-laki menyeruak masuk ke dalam liang
vaginaku.

Dengan perlahan namun pasti, kejantanan Dino meluncur masuk semakin dalam. Dan ketika sudah masuk
setengahnya ia bahkan memasukkan sisanya dengan satu sentakan kasar hingga aku benar-benar berteriak
karena terasa nyeri. Dan setelah itu, tanpa memberiku kesempatan untuk membiasakan diri dulu, Dino
sudah bergoyang mencari kepuasannya sendiri.

Dino menggerak-gerakkan pinggulnya dengan kencang dan kasar menghunjam-hunjam ke dalam tubuhku hingga
aku memekik keras setiap kali kejantanan Dino menyentak ke dalam. Pedih dan ngilu. Namun bercampur
nikmat yang tak terkira.

Ada sensasi aneh yang baru pertama kali kurasakan di mana di sela-sela rasa ngilu itu aku juga
merasakan rasa nikmat yang tak terkira. Namun aku juga tidak bisa menguasai diriku lagi hingga aku
sampai menangis menggebu-gebu, sakit keluhku setiap kali Dino menghunjam, tapi aku semakin mempererat
pelukanku, Pedih, tapi aku juga tak bersedia Dino menyudahi perlakuannya terhadap diriku.

Aku semakin merintih. Air mataku meleleh keluar. kami terus bergulat dalam posisi demikian. Sampai
tiba-tiba ada rasa nikmat yang luar biasa di sekujur tubuhku. Aku telah orgasme. Ya, orgasme bersama
dengan orang yang aku benci.

Tubuhku mengejang selama beberapa puluh detik. Sebelum melemas. Namun Dino rupanya belum selesai. Ia
kini membalikkan tubuhku hingga kini aku bertumpu pada kedua telapak tangan dan kedua lututku. Ia
ingin meneruskannya dengan doggy style. Aku hanya pasrah saja.

Kini ia menyetubuhiku dari belakang. Tangannya kini dengan leluasa berpindah-pindah dari pinggang,
meremas pantat dan meremas payudaraku yang menggelantung berat ke bawah. Kini Dino bahkan lebih
memperhebat serangannya. Ia bisa dengan leluasa menggoyangkan tubuhnya dengan cepat dan semakin kasar.

Pada saat itu tanpa terasa, Maki telah duduk mengangkang di depanku. Laki-laki ini juga telah
telanjang bulat. Ia menyodorkan batang penisnya ke dalam mulutku, tangannya meraih kepalaku dan dengan
setengah memaksa ia menjejalkan batang kejantanannya itu ke dalam mulutku.

Kini aku melayani dua orang sekaligus. Dino yang sedang menyetubuhiku dari belakang. Dan Maki yang
sedang memaksaku melakukan oral seks terhadap dirinya. Dino kadang-kadang malah menyorongkan kepalanya
ke depan untuk menikmati payudaraku.

Aku mengerang pelan setiap kali ia menghisap puting susuku. Dengan dua orang yang mengeroyokku aku
sungguh kewalahan hingga tidak bisa berbuat apa-apa. Malahan aku merasa sangat terangsang dengan
posisi seperti ini.

Mereka menyetubuhiku dari dua arah, yang satu akan menyebabkan penis pada tubuh mereka yang berada di
arah lainnya semakin menghunjam. Kadang-kadang aku hampir tersedak. Maki yang tampaknya mengerti
kesulitanku mengalah dan hanya diam saja. Dino yang mengatur segala gerakan.

Perlahan-lahan kenikmatan yang tidak terlukiskan menjalar di sekujur tubuhku. Perasaan tidak berdaya
saat bermain seks ternyata mengakibatkan diriku melambung di luar batas yang pernah kuperkirakan
sebelumnya. Dan kembali tubuhku mengejang, deras dan tanpa henti. Aku mengalami orgasme yang datang
dengan beruntun seperti tak berkesudahan.

Tidak lama kemudian Dino mengalami orgasme. Batang penisnya menyemprotkan air mani dengan deras ke
dalam liang vaginaku. Benda itu menyentak-nyentak dengan hebat, seolah-olah ingin menjebol dinding
vaginaku. Aku bisa merasakan air mani yang disemprotkannya banyak sekali, hingga sebagian meluap
keluar meleleh di salah satu pahaku.

Sesudah itu mereka berganti tempat. Maki mengambil alih perlakuan Dino. Masih dalam posisi doggy
style. Batang kejantanannya dengan mulus meluncur masuk dalam sekali sampai menyentuh bibir rahimku.
Ia bisa mudah melakukannya karena memang liang vaginaku sudah sangat licin dilumasi cairan yang keluar
dari dalamnya dan sudah bercampur dengan air mani Dino yang sangat banyak.Cerita Sex Terbaru

Permainan dilanjutkan. Aku kini tinggal melayani Maki seorang, karena Dino dengan nafas yang
tersengal-sengal telah duduk telentang di atas sofa yang tadi diduduki Maki untuk mengumpulkan tenaga.

Aku mengeluh pendek setiap kali Maki mendorong masuk miliknya. Maki terus memacu gerakkannya. Semakin
lama semakin keras dan kasar hingga membuat aku merintih dan mengaduh tak berkesudahan.

Pada saat itu masuk Bram dan Tito bersamaan ke dalam ruangan. Tanpa basa-basi, mereka pun langsung
melucuti pakaiannya hingga telanjang bulat. Lalu mereka duduk di lantai dan menonton adegan mesum yang
sedang terjadi antara aku dan Maki.

Bram nampak kelihatan tidak sabaran Tetapi aku sudah tidak peduli lagi. Maki terus memacu menggebu-
gebu. Laki-laki itu sibuk memacu sambil meremasi payudaraku yang menggelantung berat ke bawah.

Sesaat kemudian tubuhku dibalikkan kembali telentang di atas kasur dan pada saat itu Bram dengan
tangkas menyodorkan batang kejantanannya ke dalam mulutku. Aku sudah setengah sadar ketika Tito
menggantikan Maki menggeluti tubuhku.

Keadaanku sudah sedemikian acak-acakan. Rambut yang kusut masai. Tubuhku sudah bersimpah peluh. Tidak
hanya keringat yang keluar dari tubuhku sendiri, tapi juga cucuran keringat dari para laki-laki yang
bergantian menggauliku. Aku kini hanya telentang pasrah ditindihi tubuh gemuk Tito yang bergoyang-
goyang di atasnya.

Laki-laki gemuk itu mengangkangkan kedua belah pahaku lebar-lebar sambil terus menghunjam-hunjamkan
miliknya ke dalam milikku. Sementara Bram tak pernah memberiku kesempatan yang cukup untuk bernafas.
Ia terus saja menjejal-jejalkan miliknya ke dalam mulutku. Aku sendiri sudah tidak bisa mengotrol
diriku lagi. Guncangan demi guncangan yang diakibatkan oleh gerakan Titolah yang membuat Bram makin
terangsang. Bukan lagi kuluman dan jilatan yang harusnya aku lakukan dengan lidah dan mulutku.

Dan ketika Tito melenguh panjang, ia mencapai orgasmenya dengan meremas kedua belah payudaraku kuat-
kuat hingga aku berteriak mengaduh kesakitan. Lalu beberapa saat kemudian ia dengan nafasnya yang
tersengal-sengal memisahkan diri dari diriku.

Dan pada saat hampir bersamaan Bram juga mengerang keras. Batang kejantanannya yang masih berada di
dalam mulutku bergerak liar dan menyemprotkan air maninya yang kental dan hangat.

Aku meronta, ingin mengeluarkan banda itu dari dalam mulutku, namun tangan Bram yang kokoh tetap
menahan kepalaku dan aku tak kuasa meronta lagi karena memang tenagaku sudah hampir habis. Cairan
kental yang hangat itu akhirnya tertelan olehku. Banyak sekali. Bahkan sampai meluap keluar membasahi
daerah sekitar bibirku sampai meleleh ke leher.

Aku tak bisa berbuat apa-apa, selain dengan cepat mencoba menelan semua yang ada supaya tidak terlalu
terasa di dalam mulutku. Aku memejamkan mata erat-erat, tubuhku mengejang melampiaskan rasa yang tidak
karuan, geli, jijik, namun ada sensasi aneh yang luar biasa juga di dalam diriku. Sungguh sangat
erotis merasakan siksa birahi semacam ini hingga akupun akhirnya orgasme panjang untuk ke sekian
kalinya.

Dengan ekor mataku aku kembali melihat seseorang masuk ke ruangan yang ternyata si bule dan orang itu
juga mulai membuka celananya. Aku menggigit bibir, dan mulai menangis terisak-isak. Aku hanya bisa
memejamkan mata ketika Marchell mulai menindihi tubuhku. Pasrah.

Tidak lama kemudian setelah orang terakhir melaksanakan hasratnya pada diriku mereka keluar. aku
merasa seluruh tubuhku luluh lantak. Setelah berhasil mengumpulkan cukup tenaga kembali, dengan
terhuyung-huyung, aku bangkit dari tempat tidur, mengenakan pakaianku seadanya dan pergi mencari kamar
mandi.

Aku berpapasan dengan Dino yang muncul dari dalam sebuah ruangan yang pintunya terbuka. Lelaki itu
sedang sibuk mengancingkan retsluiting celananya. Masih sempat terlihat dari luar di dalam kamar itu,
di atas tempat tidur tubuh Shelly yang telanjang sedang ditindihi oleh tubuh Maki yang bergerak-gerak
cepat. Memacu naik turun. Gadis itu menggelinjang-gelinjang setiap kali Maki bergerak naik turun.
Rupanya anak itu bernasib sama seperti diriku.

Baca Juga Cerita Seks Impian Seorang Suami

“Di mana aku bisa menemukan kamar mandi?” tanyaku pada Dino.

Tanpa menjawab, ia hanya menunjukkan tangannya ke sebuah pintu. Tanpa basa-basi lagi aku segera
beranjak menuju pintu itu.

Di sana aku mandi berendam air panas sambil mengangis. Aku tidak tahu saya sudah terjerumus ke dalam
apa kini. Yang membuat aku benci kepada diriku sendiri, walaupun aku merasa sedih, kesal, marah
bercampur menjadi satu, namun demikian setiap kali teringat kejadian barusan, langsung saja
selangkanganku basah lagi.

Aku berendam di sana sangat lama, mungkin lebih dari satu jam lamanya. Setelah terasa kepenatan
tubuhku agak berkurang aku menyudahi mandiku. Dengan berjalan tertatih-tatih aku melangkah keluar
kamar mandi dan berjalan mencari pintu keluar. Sudah hampir jam sebelas malam ketika aku keluar dari
rumah itu.

Sampai di dalam rumah, Aku langsung ngeloyor masuk ke kamar. Aku tak peduli dengan kakakku yang
terheran-heran melihat tingkah lakuku yang tidak biasa, aku tak menyapanya karena memang sudah tidak
ada keinginan untuk berbicara lagi malam ini. Aku tumpahkan segala perasaan campur aduk itu,
kekesalan, dan sakit hati dengan menangis.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Tante Lagi Sange

Cerita Sex Terbaru | Peristiwa ini terjadi saat akhir tahun kemarin, saat itu aku pulang malam sekali biasa kalau rapat
selalau begitu berkepanjangan hingga bertele tele yang di bicarakan ini itu gak ada titik temunya
membuat aku capek pikiran dan capek badan, langsung saja setelah sampai rumah aku masuk ke kamar tidur
dan melepaskan jas kantor dan rok miniku ke lantai.

Cerita Sex Terbaru Tante Lagi Sange

Menuju ke lemari pakaian untuk memilih celana dalam dan bra, kulemparkan CD dan Bra ku di atas kasur
aku menuju kemar mandi, di dalam kamar mandi, aku membuka celana dalamku yang berwarna putih dan bra
yang berwarna sama yang kukenakan sejak pagi.

Kubiarkan saja tergeletak di lantai kamar mandi. Aku segera masuk ke dalam tempat shower dan mandi.
Hanya dengan mandi yang bersih yang bisa mengusir segala kepenatanku seharian di kantor.

Saat menyabuni badanku, aku menyabuni bagian payudara dan vaginaku agak lama. Aku menikmati sensasi
saat kedua bagian tubuhku itu tersentuh, walaupun oleh tanganku sendiri. Tak lama kemudian acara
mandiku berakhir. cerita hot tante

Aku kemudian keluar dari tempat shower dan menggapai handuk yang selalu tergantung di belakang pintu
kamar mandiku. Dengan handuk itu, aku mengeringkan tubuhku.

Kembali ke kamar tidur, aku kemudian mengambil pakaian dalam yang di taruh di atas tempat tidur dan
kupakai. Setelah itu, handuk yang kupakai kuhamparkan di sandaran kursi yang ada di kamarku.

Aku membaringkan diriku ke atas tempat tidur. Bagian tubuhku yang tidak terutup oleh bra dan celana
dalam yang kupakai, langsung menyentuh lembutnya sprei tempat tidurku. Aku memutuskan untuk
beristirahat.

Saat baru saja hendak terlelap, aku mendengar suara bel pintu. Aku kemudian bangkit dari tempat
tidurku dan menggapai jubah tidur satinku yang berwarna merah muda yang tergantung di balik pintu
kamarku.

Sambil berjalan ke arah pintu depan, aku memakai jubah tidurku dengan terburu-buru. Hal ini tentu saja
menyebabkan pada bagian dada tidak tertutup dengan rapi. Langkah-langkah kakiku menyebabkan celana
dalamku terlihat dari belahan jubah tidurku yang panjangnya hanya sepaha. Aku tidak perduli, aku hanya
berpikir siapa yang datang.

Saat aku membuka pintu, aku melihat seorang anak laki-laki berumur 14 tahun. Dia adalah anak dari
tetangga di depan rumahku. Ditangannya dia membawa sebuah kotak. Pertama-tama sepertinya dia terkejut
melihat penampilanku sebab dia bisa melihat sebagian bra yang tidak tertutup oleh jubah tidurku.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

“Ferdy, ada apa, sayang ?” tanyaku.

Dengan agak gelalapan dia menjawabku,

“Anu Tante, ini ada titipan dari Mama..”

“Apa ini ? “, tanyaku.

Sambil menyodorkan kotak yang dibawanya, dia berkata,

“Cuma kue saja.”

Aku kemudian mengambil kotak itu dari tangannya dan mempersilahkan dia masuk.

“Mama kemana ?”, tanyaku.

“Keluar sama papa. Mungkin agak malam baru pulang, soalnya mau ngurusi pesta”

“Pesta apa ?”

“Perayaan ulang tahun perkimpoian yang ke 25″

“Oh begitu..”

Aku kemudian mempersilahkan dia duduk di kursi ruang keluargaku. Aku kemudian mengambil air dari dapur
dan membawanya keluar.

“Ini silahkan di minum..”

“Terima kasih, Tante..”

Aku tersenyum kecil, sebab sewaktu aku menaruh air tadi ke meja, aku melihat kalau matanya melirik ke
dalam jubah tidurku, tepat ke arah buah dadaku yang tertutup oleh braku. Diam-diam aku berencana untuk
menggoda anak ini.

Aku kemudian duduk di sebelahnya. Sejenak kemudian, anak itu aku ajak berbincang-bincang. Sebetulnya
anak itu duduknya tidak tenang, tetapi aku pura-pura tidak memperhatikannya, sampai suatu ketika dia
berkata,

“Anu Tante, bra Tante bagus ya..”

Aku tersenyum kecil. Dalam hatiku aku bersorak gembira. Anak ini memperhatikanku.

“Memangnya bra Mamamu tidak bagus ? “, tanyaku.Cerita Sex Terbaru

“Ngak sebagus punya Tante”

“Lho, pernah ngintip Mamanya ya..,” godaku.

Dengan muka yang agak kemerahan dia berkata,

“Bukan gitu kan tahu dari jemuran..”

“Kalau gitu cuma tahu branya aja ? Celana dalamnya ?”

“Celana dalam juga”

“Kalau gitu bagusan mana dengan punya Tante ?”

Aku kemudian mengangkat sedikit jubah tidurku. Celana dalamku terlihat dengan jelas oleh anak itu.
Dengan muka yang tambah merah, Ferdy menjawab,

“Punya Tante jauh lebih bagus. Punya Mama potongannya biasa saja. Warnanya pun paling putih. Punya
Tante bagus sekali ..”

Aku tersenyum dan terus bertanya,

“Pernah lihat Mama hanya pakai bra sama celana dalam ?”

Anak itu menggeleng,

“Belum ..”

“Mau lihat kalau Tante yang pakai ?”

Anak itu menganggukkan kepalanya. Aku segera berdiri. Sambil tersenyum aku melepaskan jubah tidurku.
Kini di depannya aku hanya mengenakan bra dan celana dalam saja.

“Bagaimana ? ..”

“Tante kelihatan cantik. Kayaknya Mamanya Ferdy kalah deh”

“Hush .. masa Mamanya Ferdy kalah ?”

“Benar, Tante.. Tante cantik sekali..”

Aku kembali duduk di sofa. Kali ini aku bertanya lebih berani,

“Kamu pernah lihat payudara yang tidak tertutup bra ?”

“Ngak pernah”

“Mau lihat ?”

Dengan muka memerah, dia mengangguk kecil. Sambil tersenyum aku melepaskan kait braku. Setelah lepas,
braku kuhamparkan di samping sofa. Payudaraku terpampang untuknya. Mulut anak itu terngangga sedikit.

“Tante betul-betuk cantik”, hanya itu komentarnya. Matanya terus saja menggerayangi kedua payudaraku.
Aku tambah nakal, lalu bertanya,

“Mau Tante telanjang sekalian ?”

Dia mengangguk pula. Aku melepaskan celana dalam yang kupakai. Setelah itu, kubuka kedua kakiku.
Vaginaku beserta bulu-bulunya terlihat olehnya. Kini seluruh tubuhku bebas dinikmati oleh anak itu.
Matanya tak henti-hentinya melalap semua bagian tubuhku.

Sebentar-sebentar terlihat sepertinya dia tidak tahan untuk tidak menyentuh tubuhku, tetapi karena
dari aku tidak ada tanggapan, maka dia hanya bisa menahan saja.

Setelah agak lama, aku kembali berusaha mencairkan suasana dengan obrolan yang lain. Mungkin karena
tubuhku dalam keadaan telanjang, anak itu sepertinya kurang menanggapi. Akhirnya setelah beberapa
saat, aku mengingatkannya agar segera pulang.

Aku mengambil kembali celana dalam, bra dan jubah tidurku dan memakainya kembali di depan anak itu.
Saat hendak keluar pintu, anak itu berkata kepadaku,

“Tante, terima kasih ya. Tante betul-betul cantik”

Aku tersenyum saja. Dia meneruskannya,

“Maukah Tante merahasiakannya untuk kita berdua saja?”Cerita Sex Terbaru

Sambil tersenyum aku mengangguk. Anak itu tersenyum juga. Dengan langkah yang riang, dia kembali ke
rumahnya. Aku segera mengunci pintu dan kembali ke kamarku. Aku kembali melepaskan jubah tidurku.
Hanya dengan mengenakan bra dan celana dalam, aku membaringkan tubuhku ke tempat tidur.

Peristiwa tadi membuat aku sangat gembira sekaligus terangsang. Aku kemudian mengambil penis dari
karet dari laci tempat tidurku. Aku membuka bra dan celana dalamku dan membaringkan tubuhku yang
telanjang kembali ke ranjang.

Penis karetku kumasukan ke liang vaginaku dan kugerakkan maju mundur. Pikiranku kupenuhi dengan adegan
dimana aku menelanjangi diri di depan anak itu.

Nafsuku yang semakin memuncak akhirnya membuatku orgasme. Setelah mengalami orgasme berkali-kali, aku
serasa tidak punya tenaga untuk melakukan apa-apa lagi. Dengan tubuh telanjang yang terkulai lemas dan
penis karet yang tertancap di liang vaginaku, aku tertidur dengan pulas sampai pagi.

Sejak hari itu, anak tetanggaku selalu ke rumahku bila kedua orang tuanya pergi. Tentu saja setiap
kali datang, aku selalu memamerkan pakaian dalam yang aku pakai dan tubuh telanjangku. Pernah satu dua
kali aku membiarkannya melihatku sedang mandi. Selain itu, anak itu mulai berani meminjam pakaian
dalamku untuk dipakai dan dimainkan.

Kalau bertamu ke rumahku, dia akan meminjamnya dan memakainya selama di rumahku. Saat pulang, barulah
dia memakai kembali pakaiannya. Tentu saja biasanya pakaian dalam yang dipakainya ikut dipakai ke
rumah juga. Biasanya dikembalikan saat bertamu berikutnya. Aku memikirkan kalau bisa aku ingin
memotret anak itu dengan memakai pakaian dalamku. Pasti terlihat sexy dan lucu.

Selain untuk masturbasi di kamar, dia mengaku kalau sering memakainya ke sekolah apalagi saat ujian,
pikirannya lebih encer. Aku sendiri agak heran juga, bagaimana kalau teman-temannya mengetahui dia
pakai bra di balik seragamnya, tetapi sepertinya dia bisa menyiasatinya.

Aku sangat senang kalau ternyata anak itu betul-betul mengagumiku, apalagi dia mau memakai pakaian
dalamku. Aku tidak merasa jijik dengan laki-laki demikian, sebaliknya aku malah merasa senang.

Anak itu paling menyukai kumpulan g-stringku, tetapi aku tidak mengijinkannya untuk dipakai, sebab
harganya mahal. Bagaimanapun juga aku takut jika g-stringku menjadi rusak karena dipakai olehnya.
Tentu saja gaun dan jubah tidur tidak boleh juga.

Baca Juga Cerita Seks Kakak Dan Adiknya

Koleksi string bikiniku yang bermacam-macam model dan warna adalah yang paling sering dibawa pulang
selain celana dalam dan braku yang biasa aku pakai ke kantor sebab string bikini berbahan awet
sedangkan pakaian dalam yang kupakai ke kantor tidak terlalu mahal.

Dalam hati diam-diam aku berharap suatu saat aku memperoleh kesempatan untuk mencicipinya, tetapi aku
tidak boleh terlalu berani. Aku hanya berharap suatu saat dia akan memintaku untuk melayani nafsunya.

Biasanya perasaan itu akan memuncak bila aku melihatnya memakai string bikiniku. Aku berharap bisa
menyusui anak itu, walaupun tanpa air susu, hehehe.. Aku juga ingin mencoba kemaluannya yang masih
tanpa bulu itu baik di mulut maupun di vaginaku. Aku belum pernah mencoba dengan anak yang belum
dewasa. Mungkin rasanya akan berbeda, ya?- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Luapan Nafsu

Cerita Sex Terbaru | Saya anak pertama dari keluarga yang berkecukupan ayah saya bekerja sebgai pengusaha di perbankan yang
cukup berpengaruh di daerahnya. Nama saya Indah saya sudah menikah tapi atas paksaan ayah saya,
sungguh tidak ada rasa enak enaknya menikah dengan yang di cintai. Tapi walaupun begitu aku sudah
menikah kurang lebih delapan tahun.

Cerita Sex Terbaru Luapan Nafsu

Suami saya, Bramono, adalah seorang dokter yang sedang mengambil spesialisasi bedah di Rumah Sakit
pemerintah di kota kami. Terlihat hebat memang. Tapi sayangnya keluarganya ternyata memiliki bibit
keturunan “orang stress”.

Ini yang menyebabkan saya mengambil keputusan untuk lebih baik mengadopsi daripada memiliki keturunan
‘stress’.

Sikapnya sebagai suami sama sekali tidak mencerminkan seorang suami. Terlebih saat dia menyadari bahwa
dirinya adalah kesayangan ayah saya, mertuanya. Beberapa alasan ayah saya sangat menyayanginya adalah
karena suami saya adalah seorang dokter dan (katanya) adalah keturunan orang terhormat.

Terhormat? Menjaga nama baik diri sendiri saja tidak bisa, apalagi nama baik keluarga dan rumah
tangga? Sudah cukup lama saya bertahan menjaga nama baik keluarga, hingga akhirnya saya menyadari
bahwa ada pihak ketiga yang mengganggu rumah tangga kami.

Namanya Erna. Dia seorang mahasiswi kedokteran hewan yang menjadi gundik suami saya untuk sekian tahun
lamanya. Sama sekali tidak ada yang menarik dari dirinya. Kalau boleh saya menyombongkan diri,
perbedaan saya dan dirinya ibarat langit dan bumi. Entah apa yang diinginkan suami saya dari dirinya.

Bukan hanya nama baik rumah tangga kami yang tercoreng, tapi juga nama baik orang tua saya. Dia
membawa ‘gundik’nya itu dengan leluasa menggunakan kendaraan pribadi ayah saya, karena memang ia belum
mampu memiliki sebuah mobil. Bahkan untuk membeli bautnya pun mungkin masih meminta uang dari saya.

Di tengah kebingungan, saya mendaftarkan diri untuk mengikuti program Magister Manajemen yang baru
saja dibuka di sebuah universitas negAnjar di kota saya. Di sini saya banyak menjumpai teman baru.
Kejenuhan dan kebingungan saya mulai sedikit terobati dengan aktivitas belajar baik di kampus maupun
di luar.

Entah angin darimana yang berhembus, saya mendengar bahwa salah seorang teman kuliah saya bertempat
tinggal di daerah perumahan yang sama dengan Erni. Tiba-tiba timbul kembali rasa penasaran terhadap
‘gundik’ suami saya itu. Ibarat wartawan, saya pun mulai melancarkan beberapa pertanyaan daerah
seputar perumahan tersebut.

Namanya Anjar. Begitu setidaknya ia dipanggil. Pertama memang ia menaruh curiga terhadap pertanyaan
saya. Saya berusaha membohonginya agar aib rumah tangga saya tidak terbongkar. Namun karena rasa
penasarannya yang begitu besar, saya tidak dapat lagi menutupinya.

Terlebih dia begitu jelas memberi informasi mengenai dimana lokasi tepatnya Erni tinggal dan keadaan
sekelilingnya. Hingga akhirnya saya meminta tolong untuk sesekali mengintip apakah suami saya pernah
berkunjung ke sana. Akibatnya, saya sering berhubungan dengannya untuk mendapatkan informasi lebih
darinya.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Dari sekedar menerima informasi dan meminta tolong lagi, akhirnya saya tidak dapat menahan lagi
penderitaan yang saya alami. Saya akhirnya sering berkeluh kesah mengenai keadaan rumah tangga saya
yang sebenarnya.

Entah kenapa saya lakukan ini. Anjar adalah totally stranger, yang seharusnya sama sekali tidak
mengetahui kondisi intern rumah tangga kami. Tapi bagaimana lagi?

Saya sudah sering berkeluh kesah dengan orang tua mengenai suami saya. Mereka hanya menyuruh saya
untuk bersabar. Dengan adik saya, mereka memang merasa kasihan kepada saya, namun mereka juga tidak
bisa berbuat banyak karena kesibukan bisnisnya.

Saya juga pernah berkeluh kesah dengan bibi (tante) saya yang belum menikah, namun dengan cepat dia
menjawab,

“Waduh, janganlah bicara itu kepada saya, saya tidak sama sekali tidak tahu masalah seperti itu!”
Kemana lagi saya harus berkeluh?

Pada awal Cerita saya kepada Anjar, dia memang menganjurkan agar saya berbicara kepada orang tua saya.
Namun itu merupakan anjuran basi bagi saya. Anjar tidak putus asa. Dia terus memberi dukungan secara
moral. Yang membuat diri saya seolah semakin tenang berada di sisinya untuk mendengarkan dan menerima
dukungannya.

Kemudian dia pun membuka rahasia mengenai dirinya. Mengenai siapa dirinya sebenarnya dan bagaimana
kondisi orang tuanya. Dari situ saya melihat beberapa kemiripan diantara kami berdua. Saya pun mulai
comfortable apabila sudah berada di sisinya. Dan pertemuan pun sering kami atur. Entah itu berkedok
kelompok belajar atau lainnya.

Hingga akhirnya, entah kenapa tumbuh rasa suka saya kepada dirinya, dan di suatu saat Anjar
memberanikan diri untuk menyentuh tangan saya dan memegangnya.

Saya merasakan getaran yang ia jalarkan ke diri saya. Akhirnya tanpa saya sangka, ia mengutarakan
perasaannya. Perasaan yang sama dengan apa yang saya rasakan terhadap dirinya.

Singkat Cerita, kami mulai sepakat saling mengasihi. Dan kami pun mulai secara rutin bertemu untuk
berbagi kasih. Walau pun hanya sebatas di dalam mobil saya.Cerita Sex Terbaru

Kekagetan saya yang berikutnya adalah sewaktu Anjar tiba-tiba mencium bibir saya. Lucu rasanya saya
mengenang kejadian tersebut. Seolah saya adalah seorang gadis yang baru pertama kali dicium oleh pria.
Saya tidak tahu harus bagaimana. Di satu sisi, saya memang mencintainya. Di sisi lain, saya sudah
menikah dan bersuami.

Kembali dia melayangkan kecupan dibarengi dengan sedikit lumatan pada bibir saya. Saya tetap tidak
berkutik. Hingga akhirnya dia bertanya,”Kenapa tidak dibalas?” Setelah kami saling tatap untuk
beberapa saat. Akhirnya….. saya pun membalas lumatan bibirnya.

Kisah kasih kami terus berjalan dengan sedikit bumbu saling cemburu apabila saya terkesan mulai
dendengan suami saya, atau saya mendengar isu bahwa Anjar berkenalan dengan seorang gadis. Tapi itu
semua tetap tidak mempengaruhi cinta kami.

Percumbuan kami semakin hangat. Dia pun mulai berani menggerayangi bagian-bagian tubuh saya. Baik
dengan menggunakan tangannya atau dengan mulutnya.

Buah dada saya yang berukuran 36B ini sudah sering kali menjadi sasaran empuk mulutnya. Dan saya
sangat menikmatinya. Saya pun sering mencumbu dadanya yang lapang, dan sesekali mempermainkan mulut
dan lidah saya di pentilnya.

Dia pun sangat menikmatinya. Hingga akhirnya permainan kami mengalami peningkatan. Jemarinya mulai
terampil menyusup kepada celana dalamnya dan mempermainkan klitoris saya.

Saya mulai merasakan geli dan nikmat bercampur menjadi satu, terlebih apabila ia kombinasikan dengan
mencumbu tubuh saya.

Kami saling bergantian mencumbu hingga akhirnya pun saya hanyut dalam kebiasaan melakukan oral sex
terhadapnya. Dia begitu surprise saat saya melakukan oral. Anjar tidak menyangka, seperti halnya saya.

Saya bahkan sempat terheran pada diri saya sendiri. Banarkah saya melakukan ini? Pertama kali saya
melakukan oral sex terhadapnya, memang saya kikuk sekali. Anjar hanya membuka sedikit celana dalamnya
hingga kepala penisnya tersembul.

Entah kenapa, saat saya sedang mencumbu tubuhnya, saya sangat terdorong untuk mencumbu penisnya dan
memasukkannya ke dalam mulut saya.

Dan sejak saat itu, percumbuan kami belumlah lengkap apabila saya belum melakukan oral sex
terhadapnya. Bagi saya, saya merasa memiliki hobby baru. Membuatnya nikmat melalui oral sex.

Hingga suatu saat di tengah percumbuan hebat kami dimana pakaian kami sudah hampir terbuka semua, di
jok belakang mobil saya di pelataran parkir department store “R” yang terletak di jalan yang
menggunakan nama seorang pangeran,

Dia mengangkat rok saya dan menyingkap sedikit celana dalam saya, lalu kemudian dengan cepat dan
lembutnya, Anjar mencumbu dan menyapu vagina saya dengan lidahnya. Sungguh saya dibuatnya kaget dan
bingung yang bukan kepalang. Suami saya sama sekali tidak pernah melakukan hal ini terhadap saya.

Di tengah kebingungan itu, saya sama sekali tidak tahu harus berbuat apa. Saya mencintainya, tapi saya
sama sekali tidak menyangka hingga sejauh ini kisah asmara kami. Begitu lembutnya dia mempermainkan
klitoris saya dengan sapuan lidahnya,

Hingga akhirnya rasa bingung itu lenyap ditelan rasa geli dan nikmat yang sudah menjalar di sekujur
tubuh saya. Saya hanya bisa meremas rambut kepalanya, menekan kepalanya lebih dekat di vagina saya
yang kian membasah. Kenikmatan itu juga yang akhirnya membuat saya mengangkat kedua paha dengan lebih
membuka kangkangan keduanya.

Setelah kurang lebih lima belas menit dia menjilati klitoris saya dengan berbagai cara, saya
disuruhnya rebah di jok belakang dan segera dia menindih saya. Rupanya Anjar telah menurunkan
celananya tanpa sepengetahuan saya sewaktu saya masih melayang-layang.

Dengan cepat Anjar menyodorkan penisnya menuju bibir vagina saya. Dan mempermainkan kepala penisnya di
bibir vagina saya. Saya kembali menggelinjang. Sama sekali tidak terbesit di benak saya, bahwa kami
masih bermain di area parkir sebuah pusat belanja yang terletak di jalan “D”. Yang suatu saat dapat
dipergoki satpam.Cerita Sex Terbaru

Kembali saya tersentak hebat saat kepala penisnya menggesek-gesek klitoris saya dengan agak kuat.
Tubuh saya mulai bergetar hebat. Apa ini yang dinamakan luapan birahi? Karena vagina saya yang sudah
basah sejak tadi, Anjar tidak mendapat kesulitan untuk akhirnya dengan cepat dan lembut menyelipkan
penisnya di liang vagina saya.

Saya kembali tersentak dalam sejuta kenikmatan. Sebuah benda yang besar dan panjang menyelinap masuk
secara perlahan, sehingga menimbulkan gesekan halus pada klitoris saya. Tubuh saya mengejang sesaat.

Tiba-tiba muncul rasa heran yang amat sangat dalam diri saya.

Selama ini saya tidak pernah merasakan nikmatnya sex dengan suami saya. Yang saya tahu selama ini, sex
adalah menyakitkan. Saya hanya menjadi mesin pemuas nafsu sex suami saya tanpa peduli apakah saya
menikmatinya atau tidak. Nikmat sex seolah-olah hanya dongeng belaka di telinga saya.

Tapi Anjar… seolah-olah dia kini memberikan bukti bahwa nikmat sex itu ada. Dan nyata.

Kini saya sadar sepenuhnya. Saya semakin mencintainya. Saya pun kembali larut dalam kebahagiaan
nikmatnya sex. Saya pun menyambut cintanya, juga menyambut goyangannya tidak kalah hebat. Seolah saya
ingin menumpahkan dan mencapai kenikmatan sex yang baru saya rasakan dan ingin memberitahunya untuk
bersama menikmati sex ini sepuas-puasnya.

Entah berapa lama kami bercinta dan saling berpacu dalam nafsu birahi di dalam mobil Genio berwarna
gelap. Akhirnya dia membiarkan saya selesai terlebih dahulu. Sungguh saya tidak menyangka bahwa
kenikmatan sex itu begitu indah, menyenangkan dan memuaskan.

Saya pun dibuatnya lemas dan tidak bertenaga, terkapar di jok mobil. Telentang tidak berdaya, dengan
rasa sejuta bahagia dan kepuasan yang tidak ternilai. Sementara Anjar akhirnya mempercepat ritme
ayunan pinggulnya dan saya merasakan adanya semburan hangat di dalam vagina saya. Semburan sperma
Anjar.

Saya sempat khawatir akan kehamilan akibat hubungan kami. Tapi Anjar segera berbisik bahwa dia ingin
saya hamil dan membesarkan anak tersebut. Berangsur-angsur kekhawatiran saya menghilang. Di satu sisi,
keinginan saya untuk hamil bisa saja terkabul. Dan ini yang saya tunggu.

Akhirnya siasat pun diatur, apalagi golongan darah Anjar sama persis dengan suami saya. Sejak saat
itu, kami pun rutin melakukan hubungan sex untuk saling meluapkan cinta dan memuaskan nafsu birahi
kami, dimana pun kami sempat.

Bahkan pernah di ruangan kantor saya pada saat sepi, Anjar meminta saya untuk berdiri membungkuk di
tepi meja kerja saya dan dia menyetubuhi saya dari belakang dengan terlebih dahulu mengangkat rok dan
menurunkan celana saya dan kemudian mempermainkan vagina saya dengan lidahnya yang kasat.

Baca Juga Cerita Sek Impian Seorang Suami

Kini bukan saja suami saya yang berselingkuh. Saya pun turut terjerumus dalam dunia perselingkuhan.
Perselingkuhan yang saya rasa adalah abadi. Apakah ini semua karena cinta sejati saya dengan Anjar?

Apakah karena awalnya kawin paksa oleh ayah saya, hingga tidak pernah ada cinta antara saya dan suami
saya? Hingga kini hubungan saya dan Anjar telah berusia dua tahun, baik hubungan komunikasi maupun
secara sexual. Kami tetap saling memperhatikan, mengasihi, menjaga dan juga saling mengisi kekurangan
satu sama lain. Seperti layaknya suami istri sejati.

Kini saya sudah tidak peduli lagi terhadap apa yang dilakukan suami saya. Anak kandung saya dari hasil
hubungan intim saya dengan Anjar dan anak angkat saya pun lebih dekat dengan Anjar ketimbang suami
saya. Entah kenapa, saya sangat berbahagia menjalani semua ini. Saya sudah menemukan cinta sejati
saya.

Untuk Anjar, apabila Anda membaca Cerita ini, saya ingin mengatakan kepada Anda bahwa kami bertiga
sangat mencintai dan mAnjarndukanmu.
Salam dari Surya, putra kandungmu dan Nindi, putri angkatku.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.