Vina

Cerita Sex Terbaru | Perkenalkan namaku Vina, usiaku 16 tahun. Aku sekarang duduk di kelas II SMU di Medan. Aku punya pengalaman pertama merengkuh surga dunia. Tetapi semua itu kulakukan dengan papa tiriku. Pengalamanku ini sebagai referensi buat teman-teman yang lain. Aku tahu kalau perbuatan ini salah, tetapi aku tidak tahu bagaimana menghentikannya.
Baiklah, ceritaku begini. Pada suatu hari aku mendapat pengalaman yang tentunya baru untuk gadis seukuranku. Oya, aku gadis keturunan Cina Pakistan. Sehingga wajar saja kulitku terlihat putih bersih dan satu lagi, ditaburi dengan bulu-bulu halus di sekujur tubuh yang tentu saja sangat disukai laki-laki. Kata teman-teman, aku ini cantik lho.

Cerita Sex Terbaru Vina
Memang siang ini cuacanya sangat panas, satu persatu pakaian yang menempel di tubuhku kulepas. Kuakui, kendati masih ABG tetapi aku memiliki tubuh yang lumayan montok. Bila melihat lekuk-lekuk tubuh ini tentu saja mengundang jakun pria manapun untuk tersedak. Dengan rambut kemerah-merahan dan tinggi 167 cm, aku tampak dewasa.
Sekilas, siapapun mungkin tidak percaya kalau aku adalah seorang pelajar. Apalagi bila memakai pakaian casual kegemaranku. Mungkin karena pertumbuhan yang begitu cepat atau memang sudah keturunan, entahlah. Tetapi yang jelas cukup mempesona, wajah oval dengan leher jenjang, uh.. entahlah.
Pagi tadi sebelum berangkat ke sekolah, seperti biasanya aku berpamitan dengan kedua orangtuaku. Cium pipi kiri dan kanan adalah rutinitas dan menjadi tradisi di keluarga ini. Tetapi yang menjadi perhatianku siang ini adalah ciuman Papa. Seusai sarapan pagi, ketika Mama beranjak menuju dapur, aku terlebih dahulu mencium pipi Papa.
Papa Robi (begitu namanya) bukan mencium pipiku saja, tetapi bibirku juga. Seketika itu, aku sempat terpaku sejenak. Entah karena terkejut untuk menolak atau menerima perlakukan itu, aku sendiri tidak tahu. Papa Robi sudah setahun ini menjadi Papa tiriku. Sebelumnya, Mama sempat menjanda 3 tahun. Karena aku dan kedua adikku masih butuh seorang ayah, Mama akhirnya menikah lagi.
Papa Robi memang termasuk pria tampan. Usianya pun baru 38 tahun. Teman-teman sekolahku banyak yang cerita kalau aku bersukur punya Papa Robi.
“Salam ya sama Papa kamu..” ledek teman-temanku.
Aku sendiri sebenarnya sedikit grogi kalau berdua dengan Papa. Tetapi dengan kasih sayang dan pengertian layaknya seorang teman, Papa pandai mengambil hatiku. Hingga akhirnya aku sangat akrab dengan Papa, bahkan terkadang kelewat manja. Tetapi Mama tidak pernah protes, malah dia tampak bahagia melihat keakraban kami. Tetapi ciuman Papa tadi pagi sungguh diluar dugaanku.
Aku memang terkadang sering melendot sama Papa atau duduk sangat dekat ketika menonton TV. Tetapi ciumannya itu lho. Aku masih ingat ketika bibir Papa menyentuh bibir tipisku. Walau hanya sekejab, tetapi cukup membuat bulu kudukku merinding bila membayangkannya. Mungkin karena aku belum pernah memiliki pengalaman dicium lawan jenis, sehingga aku begitu terkesima.
“Ah, mungkin Papa nggak sengaja…” pikirku.
Esok paginya seusai sarapan, aku mencoba untuk melupakan kejadian kemarin. Tetapi ketika aku memberikan ciuman ke Mama, Papa beranjak dari tempat duduknya dan menuju kamar. Mau tidak mau kuikuti Papa ke kamar. Aku pun segera berjinjit untuk mencium pipi Papa. Respon Papa pun kulihat biasa saja. Dengan sedikit membungkukkan tubuh atletisnya, Papa menerima ciumanku.
Tetapi setelah kucium kedua pipinya, tiba-tiba Papa mendaratkan bibirnya ke bibirku. Serrr.., darahku seketika berdesir. Apalagi bulu-bulu kasarnya bergesekan dengan bibir atasku. Tetapi entah kenapa aku menerimanya, kubiarkan Papa mengulum lembut bibirku. Hembusan nafas Papa Robi menerpa wajahku.
Hampir satu menit kubiarkan Papa menikmati bibirku.
“Baik-baik di sekolah ya.., pulang sekolah jangan keluyuran..!” begitu yang kudengar dari Papa.
Sejak kejadian itu, hubungan kami malah semakin dekat saja. Keakraban ini kunikmati sekali. Aku sudah dapat merasakan nikmatnya ciuman seorang lelaki, kendati itu dilakukan Papa tiriku, begitu yang tersirat dalam pikiranku. Darahku berdesir hangat bila kulit kami bersentuhan. Begitulah, setiap berangkat sekolah, ciuman ala Papa menjadi tradisi.
Tetapi itu rahasia kami berdua saja. Bahkan pernah satu hari, ketika Mama di dapur, aku dan Papa berciuman di meja makan. Malah aku sudah berani memberikan perlawanan. Lidah Papa yang masuk ke rongga mulutku langsung kuhisap. Papa juga begitu. Kalau tidak memikirkan Mama yang berada di dapur, mungkin kami akan melakukannya lebih panas lagi.
Hari ini cuaca cukup panas. Aku mengambil inisiatif untuk mandi. Kebetulan aku hanya sendirian di rumah. Mama membawa kedua adikku liburan ke luar kota karena lagi liburan sekolah. Dengan hanya mengenakan handuk putih, aku sekenanya menuju kamar mandi. Setelah membersihkan tubuh, aku merasakan segar di tubuhku.
Begitu hendak masuk kamar, tiba-tiba satu suara yang cukup akrab di telingaku menyebut namaku.
“Vin.. Vin.., Papa pulang..” ujar lelaki yang ternyata Papaku.
“Kok cepat pulangnya Pa..?” tanyaku heran sambil mengambil baju dari lemari.
“Iya nih, Papa capek..” jawab papa dari luar.
“Kamu masak apa..?” tanya papa sambil masuk ke kamarku. Aku sempat kaget juga. Ternyata pintu belum dikunci. Tetapi aku coba tenang-tenang saja. Handuk yang melilit di tubuhku tadinya kedodoran, aku ketatkan lagi.
Kemudian membalikkan tubuh. Papa rupanya sudah tiduran di ranjangku.
“Ada deh..,” ucapku sambil memandang Papa dengan senyuman.
” Ada deh itu apa..?” tanya Papa lagi sambil membetulkan posisi tubuhnya dan memandang ke arahku.
“Memangnya kenapa Pa..?” tanyaku lagi sedikit bercanda.
“Nggak ada racunnya kan..?” candanya.
” Ada, tapi kecil-kecil..” ujarku menyambut canda Papa.
“Kalau gitu, Papa bisa mati dong..” ujarnya sambil berdiri menghadap ke arahku.
Aku sedikit gelagapan, karena posisi Papa tepat di depanku.
“Kalau Papa mati, gimana..?” tanya Papa lagi.
Aku sempat terdiam mendengar pertanyaan itu.
“Lho.., kok kamu diam,jawab dong..!” tanya Papa sambil menggenggam kedua tanganku yang sedang memegang handuk.
Aku kembali terdiam. Aku tidak tahu harus bagaimana. Bukan jawabannya yang membuatku diam, tetapi keberadaan kami di kamar ini. Apalagi kondisiku setengah bugil. Belum lagi terjawab, tangan kanan Papa memegang daguku, sementara sebelah lagi tetap menggenggam tanganku dengan hangat. Ia angkat daguku dan aku menengadah ke wajahnya. Aku diam saja diperlakukan begini.
Kulihat pancaran mata Papa begitu tenangnya. Lalu kepalanya perlahan turun dan mengecup bibirku. Cukup lama Papa mengulum bibir merahku. Perlahan tetapi pasti, aku mulai gelisah. Birahiku mulai terusik. Tanpa kusadari kuikuti saja keindahan ini. Nafsu remajaku mulai keluar ketika tangan kiri Papa menyentuh payudaraku dan melakukan remasan kecil. Tidak hanya bibirku yang dijamah bibir tebal Papa. Leher jenjang yang ditumbuhi bulu-bulu halus itu pun tidak luput dari sentuhan Papa.
Bibir itu kemudian berpindah ke telingaku.
“Pa..” kataku ketika lidah Papa masuk dan menggelitik telingaku.
Papa kemudian membaringkan tubuhku di atas kasur empuk.
“Pa. . nanti ketahuan Mama..” sebutku mencoba mengingatkan Mama.
Tetapi Papa diam saja, sambil menindih tubuhku, bibirku dikecupnya lagi. Tidak lama, handuk yang melilit di tubuhku disingkapkannya.
“Vina, tubuh kamu sangat harum..” bisik Papa lembut sambil mencampakkan guling ke bawah.
Dalam posisi ini, Papa tidak puas-puasnya memandang tubuhku. Bulu halus yang membalut kulitku semakin meningkatkan nafsunya. Apalagi begitu pandangannya mengarah ke payudaraku.
“Kamu udah punya pacar, Vin..?” tanya Papa di telingaku. Aku hanya menggeleng pasrah.Cerita Sex Terbaru
Papa kemudian membelai dadaku dengan lembut sekali. Seolah-olah menemukan mainan baru, Papa mencium pinggiran payudaraku.
“Uuhhh..,” desahku ketika bulu kumis yang dipotong pendek itu menyentuh dadaku, sementara tangan Papa mengelus pahaku yang putih.
Puting susu yang masih merah itu kemudian dikulum.
” Pa.. oohh..” desahku lagi.
“Pa.. nanti Mamm..” belum selesai kubicara, bibir Papa dengan sigap kembali mengulum bibirku.
“Papa sayang Vina..” kata Papa sambil memandangku.
Sekali lagi aku hanya terdiam. Tetapi sewaktu Papa mencium bibirku, aku tidak diam. Dengan panasnya kami saling memagut. Saat ini kami sudah tidak memikirkan status lagi. Puas mengecup putingku, bibir Papa pun turun ke perut dan berlabuh di selangkangan. Papa memang pintar membuatku terlena. Aku semakin terhanyut ketika bibir itu mencium kemaluanku. Lidahnya kemudian mencoba menerobos masuk. Nikmat sekali rasanya.
Tubuhku pun mengejang dan merasakan ada sesuatu yang mengalir cepat, siap untuk dimuntahkan.
“Ohhh, ohhh…” desahku panjang.
Papa rupanya tahu maniku keluar, lalu dia mengambil posisi bersimpuh di sebelahku. Lalu mengarahkan tanganku ke batang kemaluannya. Kaget juga aku melihat batang kemaluannya Papa, besar dan tegang. Dengan mata yang sedikit tertutup, aku menggenggamnya dengan kedua tanganku. Setan yang ada di tubuh kami seakan-akan kompromi.
Tanpa sungkan aku pun mengulum benda itu ketika Papa mengarahkannya ke mulutku.
“Terus Vin.., oh.. nikmatnya…” gumamnya.

Baca JUga Cerita Seks Tukeran Pasangan

Seperti berpengalaman, aku pun menikmati permainan ini. Benda itu keluar masuk dalam mulutku. Sesekali kuhisap dengan kuat dan menggigitnya lembut. Tidak hanya Papa yang merasakan kenikmatan, aku pun merasakan hal serupa. Tangan Papa mempermainkan kedua putingku dengan tangannya. Karena birahi yang tidak tertahankan, Papa akhirnya mengambil posisi di atas tubuhku sambil mencium bibirku dengan ganas.
Kemudian kejantanannya Papa menempel lembut di selangkanganku dan mencoba menekan. Kedua kakiku direntangkannya untuk mempermudah batang kemaluannya masuk. Perlahan-lahan kepala penis itu menyeruak masuk menembus selaput dinding vaginaku.
“Sakit.. pa..” ujarku.
“Tenang Sayang, kita nikmati saja..” jawabnya.
Pantat Papa dengan lembut menekan, sehingga penis yang berukuran 17 cm dan berdiameter 3 cm itu mulai tenggelam keseluruhan. Papa melakukan ayunan-ayunan lagi. Kuakui, Papa memang cukup lihai. Perasaan sakit akhirnya berganti nikmat. Baru kali ini aku merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Pantas orang bilang surga dunia.
Aku mengimbangi kenikmatan ini dengan menggoyang-goyangkan pantatku.
“Terus Vin, ya.. seperti itu..” sebut Papa sambil mempercepat dorongan penisnya.
“Papa.. ohhh.., ohhh…” renguhku karena sudah tidak tahan lagi.
Seketika itu juga darahku mengalir cepat, segumpal cairan putih meleleh di bibir vaginaku. Kutarik leher Papa hingga pundaknya kugigit keras. Papa semakin terangsang rupanya. Dengan perkasa dikuasainya diriku. Vagina yang sudah basah berulangkali diterobos penis papa. Tidak jarang payudaraku diremas dan putingku dihisap. Rambutku pun dijambak Papa. Birahiku kembali memuncak. Selama tiga menit kami melakukan gaya konvensional ini. Tidak banyak variasi yang dilakukan Papa. Mungkin karena baru pertama kali, dia takut menyakitiku.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Klitoris Istriku

Cerita Sex Terbaru | Sekitar 2 tahun yang lalu aku dan Sherly pergi jalan jalan ke Disney World USA, karena keuangan kami sedang menipis jadi kita berangkat dengan pesawat kelas ekonomis sepakat untuk memilih Malaysia Airline sebagai alat transportasi kesana karena saat itu juga ada harga diskon.

Cerita Sex Terbaru Klitoris Istriku

Kami berangkat dari jakarta pukul 7 pagi semua segala persiapan sudah kami siapkan jauh jauh hari, sesuai jadwal kami transit selama satu jam di kuala lumpur setelah itu langsung perjalanan menuju bandara di New York lupa aku namanya bandaranya.

Tapi tak taunya sebelum sampai disana kita harus transit lagi 1 setengah jam di dubai arab, sempat ada rasa kesal karena sebelumnya tidak ada pemberitahuannya, aku sempat menanyakan tempat transit mana saja yang akan kami jalani pada perusahaan travel tempat kami memesan tiket namun mereka mengatakan bahwa kami hanya transit satu kali di Kuala Lumpur .

Aku sempat mengira kami telah salah naik pesawat karena persinggahan pesawat kami di Dubai itu. Setelah mengetahui kapal yang kami naiki benar-benar menuju ke New York , kami hanya pasrah saja.

Pemeriksaan yang bertele-tele di bandara Dubai sungguh melelahkan. Kami harus mengantri sekitar 1 jam untuk melewati pemeriksaan bagasi saja.

Setelah barang-barang bawaan kami melewati alat sensor, seorang petugas menghampiri tas koper istri saya dan berseru dengan suara agak keras untuk menanyakan siapa pemilik koper tersebut. Istri saya maju dan mengatakan kepadanya bahwa tas itu miliknya.

Petugas tersebut memandangi Sherly cukup lama. Salah satu hal yang paling kuingat dari wajahnya adalah kumis yang lebat seperti Pak Raden dalam film si Unyil. Lalu ia membuka koper itu dan mulai mengacak-acak isinya.

Isi koper itu hanyalah pakaian-pakaian dan peralatan kosmetik Sherly. Tangan pria itu (sebut saja si Kumis) mengeluarkan satu kantong berisi bubuk hitam dari dalam koper.

What is this? tanyanya dengan logat yang sulit dimengerti.

Sherly menjawab gugup, Coffee.

Alis si Kumis mengkerut. Matanya menatap tajam Sherly. Lalu ia mengatakan beberapa kalimat yang sulit dipahami. Kemungkinan besar apa yang ingin dikatakan si Kumis (dengan menggunakan bahasa inggris yang sangat aneh) adalah membawa kopi dilarang.

Aku mendekati petugas itu dan menanyakan lebih jelas permasalahannya. Si Kumis masih saja mengacak-acak koper itu seakan mencari sesuatu yang hilang. Tanpa merapihkan isi koper itu lagi, ia menutupnya dan memandang aku dengan wajah curiga.

Who are you? aku menduga ia mengucapkan kata-kata tersebut.

Im her husband. Whats the problem, sir?

Ia terus memandangi kami berdua secara bergantian. Ia memanggil dua orang petugas lain di belakangnya dengan gerak isyarat. Lalu ia berkata, Follow me!

Dua koper kami diangkat oleh salah satu opsir yang baru dipanggil si Kumis sedang yang satunya lagi menggiring kami untuk mengikuti si Kumis. Si Kumis berjalan dengan cepat masuk ke dalam ruangan tertutup di pojok lorong tak jauh dari WC.

Ruangan yang tak lebih dari 3 x 3 meter itu sangat terang dan seluruh temboknya dilapisi cermin setinggi 2 meter dari lantainya. Koper kami dilemparkan dengan kasar ke atas meja di pinggir. Ketiga pria itu (termasuk si Kumis) telah masuk ke dalam ruangan. Pria yang memiliki brewok lebat menutup pintu lalu menguncinya.

Kami berdua berdiri terpaku di hadapan mereka bertiga. Aku merasa cemas akan semua ini. Apa yang akan terjadi? Apa masalah yang begitu besar sehingga kami harus diperiksa di ruangan terpisah? Pertanyaan-pertanyaan seperti itulah yang memenuhi pikiranku (mungkin tak beda jauh dengan benak Sherly).

Baru saja aku ingin membuka mulut untuk menanyakan permasalahannya, si Kumis mengatakan sesuatu yang tak jelas. Kata-kata yang dapat tertangkap oleh telingaku hanyalah stand, wall (dan against setelah berpikir beberapa detik untuk mencernanya). Menurut perkiraanku mereka ingin kami berdiri menghadap tembok. Informasi ini kuteruskan ke Sherly yang tidak mengerti sama sekali perkataan si Kumis.

Dengan enggan kami membalik badan kami menghadap tembok. Dari pantulan cermin di depan kami, aku melihat si Brewok dan pria yang satunya lagi yang berbadan lebih tegap (sebut saja si Tegap) menghampiri kami. Telapak tangan kami ditempelkan di tembok (cermin) di depan kami dan kaki kami direnggangkan dengan menendang telapak kaki kami agar bergeser menjauh.

Si Brewok mulai memeriksa seluruh tubuhku. Dimulai dari atas dan bergerak ke bawah. Pemeriksaan berlangsung cepat. Beberapa benda di kantong baju dan celanaku dikeluarkan dan diletakkannya di meja terpisah.

Sama halnya seperti yang terjadi pada diriku, si Tegap memeriksa Sherly dari atas ke bawah. Sekilas aku melihat dari cermin, si Tegap menggerayangi payudara Sherly walau hanya sebentar.
Tak ada ekspresi yang berubah dari wajah Sherly.

Sejak tadi ekspresi yang terlihat hanyalah ekspresi kecemasan. Aku menepis pemikiran bahwa si Tegap mencari kesempatan dalam kesempitan pada tubuh istriku. Mungkin saja memang ia harus memeriksa bagian dada Sherly, toh dadaku juga diperiksa oleh si Brewok, pikirku.

Benda-benda juga dikeluarkan dari kantong jaket, baju dan celana Sherly. Meja itu dipenuhi oleh uang receh, permen, sapu tangan dan kertas-kertas tak berguna dari isi kantong kami berdua.

Kemudian setelah harus mencerna hampir lima kali kata-kata yang tak jelas dari si Kumis (yang ternyata adalah atasan si Brewok dan si Tegap), aku menyadari bahwa ia menyuruh kami untuk membuka pakaian kami. Jantungku seperti berhenti berdetak. Sherly masih belum dapat mengira-ngira perkataan si Kumis itu.

Tanpa memberitahu istriku, aku mencoba untuk memprotes kepada si Kumis. Namun si Kumis membentak, yang kuduga isinya (jika diterjemahkan):

Jangan macam-macam! Cepat laksanakan! Beberapa kata yang dapat tertangkap jelas oleh telingaku adalah Donaplay dan Quick.

Aku membisikkan kepada istriku keinginan si Kumis. Mata Sherly membesar dan mulutnya terbuka sedikit karena kaget.

Si Tegap dan si Brewok sudah berdiri di samping kami dan mengawasi kami dengan pandangan tajam. Aku melirik ke pinggang si Brewok. Pandanganku tertumpu pada pistol yang menggantung di pinggang tersebut.

Perasaan takut sudah menguasai diriku. Aku mulai melepaskan pakaianku dari sweater, kemeja, kaos dan celana panjang. Pada saat aku melepaskan kemejaku, Sherly masih belum beranjak untuk melepaskan pakaiannya. Karena takut istriku dilukai, aku memberi pandangan isyarat kepadanya agar ia segera melepaskan pakaiannya.

Akhirnya dengan berat hati ia melepaskannya satu per satu. Jaket, kemeja, kaos dalam dan terakhir celana jeansnya. Kami berdua berdiri hanya dengan pakaian dalam kami.

Si Kumis berkata sesuatu yang sama sekali tidak dapat kumengerti. Detik berikutnya si Tegap menarik tangan Sherly dan membawanya ke sisi tembok yang bersebelahan dengan tembok di hadapan kami. Tangan si Brewok menahanku ketika aku hendak mengikuti Sherly. Dona move! katanya kepadaku dengan sangat jelas.

Aku masih dapat melihat Sherly (dari bayangan di tembok cermin) berdiri tak jauh di sebelah kananku. Ia menghadap tembok namun pada sisi yang berbeda dengan tembokku.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Lalu si Brewok menarik tanganku agar kedua telapak tanganku menempel di tembok cermin dan merenggangkan kakiku. Si Tegap melakukan hal yang sama pula terhadap Sherly.

Si Brewok yang berdiri di belakangku, meraba-raba bagian tubuhku yang ditutupi oleh celana dalamku, mencari-cari sesuatu untuk ditemukan. Setelah itu sambil menggelengkan kepalanya, ia mengatakan sesuatu kepada si Kumis.

Pada saat itulah aku melihat tangan si Tegap menggerayangi tubuh Sherly. Dengan jelas aku melihat tangannya meremas payudara Sherly selama beberapa detik.

Tangannya bergerak ke bagian bawah tubuh Sherly. Kemudian si Tegap berjongkok di belakang Sherly dan aku tak dapat lagi melihat apa yang dikerjakannya setelah itu. Sherly memejamkan matanya. Alisnya sedikit mengkerut.

Selama sekitar 20 detik, aku tak berani memalingkan wajahku untuk melihat apa yang dikerjakan si Tegap pada istriku. Lalu ia berdiri dan berkata pelan kepada si Kumis (lagi-lagi aku tak dapat menangkap kata-kata yang diucapkan mereka).

Si Kumis berkata-kata lagi diikuti dengan ditariknya celana dalamku ke bawah oleh si Brewok. Belum sempat kaget, aku mendengar Sherly menjerit kecil. Rupanya celana dalamnya sudah ditarik ke bawah sampai ke lututnya, sama seperti yang dilakukan si Brewok terhadap celana dalamku.

Setelah itu si Tegap meraih kaitan di belakang BH Sherly dan melepaskannya dengan cepat. Si Tegap meraih BH itu dan menariknya satu kali dengan keras sehingga lepas dari tubuh Sherly.

Secepat kilat Sherly menutupi kedua dadanya. Aku pun menutupi kemaluanku. Kami berdua berdiri tegang. Si Kumis berjalan perlahan menghampiriku lalu bergerak ke arah Sherly. Untuk beberapa saat ia hanya berdiri dan memperhatikan tubuh istriku.

Aku rasa, Sherly mulai akan menangis. Si Kumis memberi isyarat kepada si Tegap. Lalu si Tegap menghampiriku dan berdiri menantang di sampingku. Aku hanya melirik sekali dan mendapati wajahnya berubah menjadi lebih kejam tiga kali lipat.

Sambil mengatakan sesuatu, si Kumis mendorong pentungan hitam (yang biasa dibawa oleh polisi) yang dipegangnya ke arah tangan Sherly yang menutupi buah dadanya. Aku dapat melihat istriku menjatuhkan kedua tangannya ke sisi tubuhnya. Si Kumis kembali memandangi Sherly dan kali ini pandangannya terkonsentrasi ke arah payudara istriku.

Hampir semenit penuh ia memandangi tubuh Sherly. Sherly hanya memejamkan matanya, mungkin karena takut (atau malu?).

Dengan menggunakan pentungan hitamnya itu, si Kumis menurunkan celana dalam Sherly dari lutut sampai ke mata kakinya. Lalu ia memaksa Sherly untuk merenggangkan kakinya sehingga mau tak mau ia melangkah keluar dari celana dalamnya.

Pada saat si Kumis mulai menggerayangi payudara istriku, aku beringsut dari tempatku untuk mencegahnya. Namun bukan aku yang mencegah perbuatan si Kumis, si Tegap dibantu oleh si Brewok menahan tubuhku untuk tetap berdiri di tempat.

Aku meneriaki si Kumis untuk menghentikan perbuatannya. Teriakanku disambut dengan tamparan keras pada pipi kananku. Aku merasakan rasa asin yang kutahu berasal dari darah yang mengalir dalam mulutku. Akhirnya aku hanya berdiri dan berdiam diri.

Tak beberapa lama setelah itu, si Kumis berjongkok di depan Sherly sehingga aku tak dapat melihat apa yang dilakukannya. Dari sudut pandangku, aku hanya dapat melihat dari bayangan di cermin bagian belakang tubuh si Kumis yang sedang berjongkok di antara kedua paha Sherly.

Tidak terdengar suara apa pun selain suara detak jantungku yang semakin keras dan cepat. Sherly tetap memejamkan matanya dengan alis sedikit mengkerut, sama seperti tadi.

Sherly tidak mengeluarkan sepatah kata pun sejak tadi masuk ke dalam ruangan itu. Istriku memang agak penakut dan kurang berani mengungkapkan pendapatnya pada orang lain. Walaupun demikian, aku agak heran dengan sikap istriku saat itu yang tidak memprotes sedikit pun atas perbuatan si Kumis terhadap dirinya.

Atau mungkin saja si Kumis tidak melakukan apa-apa saat itu, batinku. Setelah lima menit berlalu dalam keheningan, tiba-tiba istriku mengeluh (lebih menyerupai mendesah), Aku melirik ke arahnya dan mendapati ia tidak lagi menutup matanya. Matanya agak membelalak dan mulutnya terbuka sedikit.

Setelah itu, si Kumis berdiri dan menghampiri si Tegap. Ia memberi isyarat dengan tangannya kepada si Tegap dan si Brewok untuk meninggalkan ruangan itu.

Aku yakin (sangat yakin, untuk lebih tepatnya) bahwa aku melihat beberapa jari si Kumis mengkilap karena basah. Hanya dengan melihat hal itu, cukup bagiku untuk menduga apa yang telah dilakukan si Kumis terhadap istriku.

Si Kumis berkata-kata kepada kami. Kali ini aku yakin ia mengatakannya dalam bahasa inggris. Walau aku hanya dapat menangkap sepenggal kalimat (may pass), namun aku yakin bahwa ia menyuruh kami mengenakan kembali pakaian kami dan memperbolehkan kami untuk melanjutkan perjalanan kami.

Awalnya aku tak mempercayai pendengaranku (dan tafsiranku terhadap kata-katanya). Namun setelah mereka keluar dari ruangan itu dan meninggalkan kami berdua saja, aku semakin yakin.
Aku menyuruh Sherly untuk mengenakan pakaiannya secepat mungkin. Dan ia mulai menangis terisak-isak sambil mengenakan pakaiannya.Cerita Sex Terbaru

Setelah selesai mengenakan seluruh pakaian kami, aku memeluk istriku yang masih menangis. Dalam pelukanku tangisannya semakin menjadi. Aku hanya mengelus-elus rambutnya dan menenangkan hatinya dengan mengatakan bahwa semua itu sudah berakhir.

Sesampai kami di hotel (di Orlando), Sherly akhirnya menceritakan apa yang diperbuat si Kumis terhadap dirinya. Ia bercerita bahwa sambil menjilati klitorisnya, si Kumis menggesek-gesekkan jarinya ke kemaluan istriku. Pada akhirnya si Kumis memasukkan satu dua jarinya ke dalam liang kewanitaannya lalu mengocoknya beberapa kali.

Baca Juga Cerita Sex Young n Dangerous

Sherly mengatakan bahwa dirinya merasa jijik atas perbuatan si Kumis. Setelah beberapa saat, aku menanyakan padanya apakah ia terangsang saat itu.

Mendengar pertanyaan itu, Sherly langsung mencak-mencak dan mengambek. Dalam rajukannya, ia menanyakan kenapa aku berpikiran seperti itu.

Aku mengungkapkan bahwa aku melihat jari-jari si Kumis basah pada saat ia menghampiriku sebelum keluar dari ruangan itu. Sherly menjawab bahwa jari-jari itu basah karena terkena ludah dari lidah yang menjilati klitorisnya. Karena tak mau melihat dirinya merajuk lagi, akhirnya aku menerima penjelasannya dan meminta maaf karena telah berpikiran seperti itu.

Sebenarnya di dalam otak, logikaku terus berputar. Bagaimana mungkin ludah si Kumis dapat membasahi sepanjang jari-jarinya itu, pikirku. Dalam hatiku yang terdalam sebenarnya aku tahu bahwa jari-jari si Kumis bukan basah oleh ludah melainkan oleh cairan yang meleleh dari kemaluan istriku.

Namun aku menepis pendapatku itu dan tidak berniat membahasnya lagi dengan Sherly agar kami dapat menikmati sisa waktu kami di Amerika itu.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Nikmatnya Luar Biasa

Cerita Sex Terbaru | Waktu itu Ronal yang masih duduk di perkuliahan mempunyai teman akrab namanya Ghina di aberasal dari Sumatera dan katanya dia masih menumpang di rumah tantenya, kebetulan hobi kitra sama yaitu naik gunung pecinta alam kita sering bersama kadang aku juga maen kerumahnya, dan bisa lebih karena aku juga naksir dengan adik sepupunya namanya Lusi.
Lusi adalah anak dari tante yang rumahnya ditumpangi oleh Ghina, walaupun aku sudah akrab dengan keluarganya tante tapi aku tak langsung pacari si Lusi, tapi selama perjalanan waktu sudah berubah dimana ayah Lusi yang wakil rakyat meninggal dunia.

Cerita Sex Terbaru Nikmatnya Luar Biasa

Jadi Sekarang Ibunya yang mengurus semua perusahaan yang dikendalaikan ayah Lusi, Harapanku untuk memacari Lusi tetap ada, walaupun saat aku berkunjung kerumahnya jarang bertemu langsung dengan Lusi, malah Ibunya yang namanya Ita menemaniku, karena kesibukannya Lusi yang di Jakarta sedang belajar di sekolah presenter stasiun TV swasta.

Tapi sebenarnya kalau mau jujur Lusi masih kalah dengan ibunya. Bu Ita lebih cantik.,kulitnya lebih putih bersih, dewasa dan tenang pembawaannya. Sementara Lusi agak sawo matang, nurun ayahnya kali? Seandainya Lusi seperti ibunya: tenang pembawaannya, keibuan dan penuh perhatian, baik juga.

Sekarang, di rumah yang cukup mewah itu hanya ada bu Ita dan seorang pembantu. Ghina sudah tidak di situ, sementara Lusi sekolah di ibukota, paling-paling seminggu pulang. Akhirnya saya di suruh bu Ita untuk membantu sebagai karyawan tidak tetap mengelola perusahaannya. Untungnya saya memiliki kemampuan di bidang komputer dan manajemennya, yang saya tekuni sejak SMA.

Setelah mengetahui manajemen perusahaan bu Ita lalu saya menawari program akuntansi dan keuangan dengan komputer, dan bu Ita setuju bahkan senang. Merencanakan kalkulasi biaya proyek yang ditangani perusahaannya, dsb.

Saya menyukai pekerjaan ini. Yang jelas bisa menambah uang saku saya, bisa untuk membantu kuliah, yang saat itu baru semester dua. Bu Ita memberi honor lebih dari cukup menurut ukuran saya. Pegawai bu Ita ada tiga cewek di kantor, tambah saya, belum termasuk di lapangan.

Saya sering bekerja setelah kuliah, sore hingga malam hari, datang menjelang pegawai yang lain pulang. Itupun kalau ada proyek yang harus dikerjakan. Part time begitu. Bagi saya ini hanya kerja sambilan tapi bisa menambah pengalaman.

Karena hubungan kerja antara majikan dan pegawai, hubungan saya dengan bu Ita semakin akrab. Semula sih biasa saja, lambat-laun seperti sahabat, curhat, dan sebagainya.

Aku sering dinasehati, bahkan saking akrabnya, bercanda, saya sering pegang tangannya, mencium tangan, tentu saja tanpa diketahui rekan kerja yang lain. Dan rupanya dia senang. Tapi aku tetap menjaga kesopanan.

Pengalaman ini yang mendebarkan jantungku, betapapun dan siapapun bu Ita, dia mampu menggetarkan dadaku. Walaupun sudah cukup umur wanita ini tetap jelita. Saya kira siapapun orangnya pasti mengatakan orang ini cantik bahkan cantik sekali.

Dasar pandai merawat tubuh, karena ada dana untuk itu, rajin fitnees, di rumah disediakan peralatannya. Kalau sedang fitnees memakai pakaian fitnees ketat sangat sedap dipandang. Ini sudah saya ketahui sejak saya SMA dulu, tapi karena saya kepingin mendekati Lusi, hal itu saya kesampingkan.

Data-data pribadi bu Ita saya tahu betul karena sering mengerjakan biodata berkaitan dengan proyek-proyeknya. Tingginya 161 cm, usianya saat kisah ini terjadi 37 tahun, lima bulan dan berat badannya 52 kg. Cukup ideal.

Pada suatu hari saya lembur, karena ada pekerjaan proyek dan paginya harus didaftarkan untuk diikutkan tender. Pukul 22.00 pekerjaan belum selesai, tapi aku agak terhibur bu Ita mau menemaniku, sambil mengecek pekerjaanku.

Dia cukup teliti. Kalau kerja lembur begini ia malah sering bercanda. Bahkan kalau minumanku habis dia tidak segan-segan yang menuang kembali, aku malah menjadi kikuk. Dia tak enggan pegang tanganku, mencubit, namun aku tak berani membalas.

Apalagi bila sedang mencubit dadaku aku sama sekali tidak akan membalas. Dan yang cukup surprise tanpa ragu memijit-pijit bahuku dari belakang.

“Capek ya..? Saya pijit, nih”, katanya.

Aku hanya tersenyum, dalam hati senang juga, dipijit janda cantik. Apalagi yang kurasakan dadanya, pasti teteknya menyenggol kepalaku bagian belakang, saya rasakan nyaman juga. Lama-lama pipiku sengaja saya pepetkan dengan tangannya yang mulus, dia diam saja.

Dia membalas membelai-belai daguku, yang tanpa rambut itu. Aku menjadi cukup senang. Hampir pukul 23.00 baru selesai semua pekerjaan, saya membersihkan kantor dan masih dibantu bu Ita. Wah wanita ini betul-betul seorang pekerja keras, gumanku dalam hati.

Saya bersiap-siap untuk pulang, tapi dibuatkan kopi, jadi kembali minum.

“Kamu sudah punya pacar Ron?”

“Belum Bu”, jawabku

“Masa.., pasti kamu sudah punya. Cewek mana yang tak mau dengan cowok ganteng”, katanya

“Belum Bu, sungguh kok”, kataku lagi. Kami duduk bersebelahan di sofa ruang tengah, dengan penerangan yang agak redup. Entah siapa yang mendahului, kami berdua saling berpegangan tangan saling meremas lembut. Yang jelas semula saya sengaja menyenggol tangannya

Mungkin karena terbawa suasana malam yang dingin dan suasana ruangan yang syahdu, dan terdengar suara mobil melintas di jalan raya serta sayup-sayup suara binatang malam, saya dan bu Ita hanyut terbawa oleh suasana romantis.

Bu Ita yang malam itu memakai gaun warna hitam dan sedikit motif bunga ungu. Sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih bersih.

Wanita pengusaha ini makin mendekatkan tubuhnya ke arahku. Dalam kondisi yang baru aku alami ini aku menjadi sangat kikuk dan canggung, tapi anehnya nafasku makin memburu, kejar-kejaran dan bergelora seperti gemuruh ombak di Pelabuhan Ratu. Saya menjadi bergemetaran, dan tak mampu berbuat banyak, walau tanganku tetap memegang tangannya.

“Dingin ya Ron..?!”, katanya sendu.

Sementara tangan kiriku ditarik dan mendekap lengan kirinya yang memang tanpa lengan baju itu.
“Ya, Bu dingin sekali”, jawabku.

Terasa dingin, sementara tangannya juga merangkul pinggangku. Bau wewanginan semerbak di sekitar, aku duduk, menambah suasana romantis

“Kalau ketahuan Darti (pembantunya), gimana Bu?”, kataku gemetar.

“Darti tidak akan masuk ke sini, pintunya terkunci”, katanya.

Saya menjadi aman. Lalu aku mencoba mengecup kening wanita lincah ini, dia tersenyum lalu dia menengadahkan wajahnya. Tanpa diajari atau diperintah oleh siapapun, kukecup bibir indahnya.

Dia menyambut dengan senyuman, kami saling berciuman bibir saling melumat bibir, lidah kami bertemu berburu mencari kenikmatan di setiap sudut-sudut bibir dan rongga mulut masing-masing. Tangankupun mulai meraba-raba tubuh sintal bu Ita, diapun tidak kalah meraba-raba punggungku dan bahkan menyusup dibalik kaosku. Aku menjadi semakin terangsang dalam permainan yang indah ini.

Sejenak jeda, kami saling berpandangan dia tersenyum manis bahkan amat manis, dibanding waktu-waktu sebelumnya.

Kami berangkulan kembali, seolah-olah dua sejoli yang sedang mabuk asmara sedang bermesraan, padahal antara majikan dan pegawainya. Dia mulai mencumi leherku dan menggigit lembut semantara tanganku mulai meraba-raba tubuhnya, pertama pantatnya, kemudian menjalar ke pinggulnya.

“Sejak kamu kesini dengan Ghina dulu, saya sudah berpikir: “Ganteng banget ini anak!””, katanya setengah berbisik.

“Ah ibu ada-ada saja”, kataku mengelak walaupun saya senang mendapat sanjungan.

“Saya tidak merayu, sungguh”, katanya lagi.

Kami makin merangsek bercumbu, birahiku makin menanjak naik, dadaku semakin bergetar, demikian juga dada bu Ita. Diapun nampak bergetaran dan suaranya agak parau.

Kemudian saya beranjak, berdiri dan menarik tangan bu Ita yang supaya ikut berdiri. Dalam posisi ini dia saya dekap dengan hangatnya. Hasrat kelakianku menjadi bertambah bangkit dan terasa seakan membelah celana yang saya pakai.

Lalu saya bimbing dia ke kamarnya, bagai kerbau dicocok hidungnya bu Ita menurut saja. Kami berbaring bersama di spring bed, kembali kami bergumul saling berciuman dan becumbu.

“Gimana kalau saya tidur di sini saja, Bu”, pintaku lirih.

Ia berpikir sejenak lalu mengangguk sambil tersenyum. Kemudian dia beranjak menuju lemari dan mengambil pakaian sambil menyodorkan kepada saya.

“Ini pakai punyaku”, dia menyodorkan pakaian tidur.

Lalu aku melorot celana panjangku dan kaos kemudian memakai kimononya.

Aku menjadi terlena. Dalam dekapannya aku tertidur. Baru sekitar setengah jam saya terbangun lagi. Dalam kondisi begini, jelas aku susah tidur.

Udara terasa dingin, saya mendekapnya makin kencang. Dia menyusupkan kaki kanannya di selakangan saya. Penisku makin bergerak-gerak, sementara cumbuan berlangsung, penisku semakin menjadi-jadi kencangnya, yang sesungguhnya sejak tadi di sofa.

Aku berpikir kalau sudah begini bagaimana? Apakah saya lanjutkan atau diam saja? Lama aku berfikir untuk mengatakan tidak! Tapi tidak bisa ditutupi bahwa hasrat, nafsu birahiku kuat sekali yang mendorong melonjak-lonjak dalam dadaku bercampur aduk sampai kepada ubun-ubunku.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Walaupun aku diamkan beberapa saat, tetap saja kejaran libido yang terasa lebih kuat. Memang saya sadar, wanita yang ada didekapanku adalah majikanku, tantenya Ghina, mamanya Lusi, tapi sebagai pria normal dan dewasa aku juga merasakan kenikmatan bibir dan rasa perasaan bu Ita sebagai wanita yang sintal, cantik dan mengagumkan.

Sedikitnya aku sudah merasakan kehangatannya tubuhnya dan perasaannya, meski pengalaman ini baru pertama kali kualami.

Aku tak kuasa berkeputusan, dalam kondisi seperti ini aku semakin bergemetaran, antara mengelak dan hasrat yang menggebu-gebu. Aku perhatikan wajahnya di bawah sorot lampu bed, sengaja saya lihat lama dari dekat, wajahnya memancarkan penyerahan sebagai wanita, di depan lelaki dewasa.

Pelan-pelan tanganku menyusup di balik gaunnya, meraba pahanya dia mengeliat pelan, saya tidak tahu apakah dia tidur atau pura-pura tidur. Aku cium lembut bibirnya, dan dia menyambutnya. Berarti dia tidak tidur. Ku singkap gaun tidurnya kemudian kulepas, dia memakai beha warna putih dan cedenya juga putih.

Aku menjadi tambah takjub melihat kemolekan tubuh bu Ita, putih dan indah banget. Ku raba-raba tubuhnya, dia mengeliat geli dan membuka matanya yang sayu. Jari-jari lentiknya menyusup ke balik baju tidur yang kupakai dan menarik talinya pada bagian perutku, lalu pakaianku terlepas. Kini akupun hanya pakai cede saja.

“Kamu ganteng banget, Ron, tinggi badanmu berapa, ya?”, bisiknya. Saya tersenyum senang.

“Makasih. Ada 171. Bu Ita juga cantik sekali”, mendengar jawabanku, dia hanya tersenyum.

Aku berusaha membuka behanya dengan membuka kaitannya di punggungnya, kemudian keplorotkan cedenya sehingga aku semakin takjub melihat keindahan alam yang tiada tara ini. Hal ini menjadikan dadaku semakin bergetar.

Betapa tidak?! Aku berhadapan langsung dengan wanita tanpa busana yang bertubuh indah, yang selama ini hanya kulihat lewat gambar-gambar orang asing saja. Kini langsung mengamati dari dekat sekali bahkan bisa meraba-raba.

Wanita yang selama ini saya lihat berkulit putih bersih hanya pada bagian wajah, bagian kaki dan bagian lengan ini, sekarang tampak seluruhnya tiada yang tersisa. Menakjubkan! Darahku semakin mendidih, melihat pemandangan nan indah itu.

Di saat saya masih bengong, pelan-pelan aku melorot cedeku, saya dan bu Ita sama-sama tak berpakaian. Penisku benar-benar maksimal kencangnya. Kami berdua berdekapan, saling meraba dan membelai.

Kaki kami berdua saling menyilang yang berpangkal di selakangan, saling mengesek. Penisku yang kencang ikut membelai paha indah bu Ita. Sementara itu ia membelai-belai lembut penisku dengan tangan halusnya, yang membawa efek nikmat luar biasa.

Tanganku membela-belai pahanya kemudian kucium mulai dari lutut merambat pelan ke pangkal pahanya. Ia mendesah lembut. Dadaku makin bergetaran karena kami saling mencumbu, aku meraba selakangannya, ada rerumputan di sana, tidak terlalu lebat jadi enak dipandang.

Dia mengerang lembut, ketika jemariku menyentuh bibir vaginanya. Mulutku menciumi payudaranya dengan lembut dan mengedot puntingnya yang berwarna coklat kemerah-merahan, lalu membenamkan wajahku di antara kedua susunya.

Sementara tangan kiriku meremas lembut teteknya. Desisan dan erangan lembut muncul dari mulut indahnya. Aku semakin bernafsu walau tetap gemetaran. Tanganku mulai aktif memainkan selakangannya, yang ternyata basah itu.

Saya penasaran, lalu kubuka kedua pahanya, kemudian kusingkap rerumputan di sekitar kewanitaannya. Bagian-bagian warna pink itu aku belai-belai dengan jemariku. Klitorisnya, ku mainkan, menyenangkan sekali.

Ita mengerang lembut sambil menggerakkan pelan kaki-kakinya. Lalu jariku kumasukkan keterowongan pink tersebut dan menari-nari di dalamnya. Dia semakin bergelincangan. Kelanjutannya ia menarikku.

“Ayo Ron”aku tak tahan”, katanya berbisik

Dan merangkulku ketat sekali, sehingga bagian yang menonjol di dadanya tertekan oleh dadaku.
Aku mulai menindih tubuh sintal itu, sambil bertumpu pada kedua siku-siku tanganku, supaya ia tidak berat menompang tubuhku.Cerita Sex Terbaru

Sementara itu senjataku terjepit dengan kedua pahanya. Dalam posisi begini saja enaknya sudah bukan main, getaran jantungku makin tidak teratur. Sambil menciumi bibirnya, dan lehernya, tanganku meremas-remas lembut susunya.

Penisku menggesek-gesek sekalangannya, ke arah atas (perut), kemudian turun berulang-ulang Tak lama kemudian kakinya direnggangkan, lalu pinggul kami berdua beringsut, untuk mengambil posisi tepat antara senjataku dengan lubang kewanitaannya. Beberapa kali kami beringsut, tapi belum juga sampai kepada sasarannya. Penisku belum juga masuk ke vaginanya

“Alot juga”, bisikku. Bu Ita yang masih di bawahku tersenyum.

“Sabar-sabar”, katanya. Lalu tangannya memegang penisku dan menuntun memasukkan ke arah kewanitaannya.

“Sudah ditekan… pelan-pelan saja”, katanya. Akupun menuruti saja, menekan pinggulku…

“Blesss”, masuklah penisku, agak seret, tapi tanpa hambatan. Ternyata mudah! Pada saat masuk itulah, rasa nikmatnya amat sangat. Seolah aku baru memasuki dunia lain, dunia yang sama sekali baru bagiku.

Aku memang pernah melihat film orang beginian, tetapi untuk melakukan sendiri baru kali ini. Ternyata rasanya enak, nyaman, mengasyikkan. Wonderful! Betapa tidak, dalam usiaku yang ke 23, baru merasakan kehangatan dan kenikmatan tubuh wanita.

Gerakanku mengikuti naluri lelakiku, mulai naik-turun, naik-turun, kadang cepat kadang lambat, sambil memandang ekspresi wajah bu Ita yang merem-melek, mulutnya sedikit terbuka, sambil keluar suara tak disengaja desah-mendesah. Merasakan kenikmatannya sendiri.

“Ah… uh… eh… hem””

Ketika aku menekankan pinggulku, dia menyambut dengan menekan pula ke atas, supaya penisku masuk menekan sampai ke dasar vaginanya. Getaran-getaran perasaan menyatu dengan leguhan dan rasa kenikmatan berjalan merangkak sampai berlari-lari kecil berkejar-kejaran.

Di tengah peristiwa itu bu Ita berbisik

“Kamu jangan terlalu keburu nafsu, nanti kamu cepat capek, santai saja, pelan-pelan, ikuti iramanya”, ketika saya mulai menggenjot dengan semangatnya.

“Ya Bu, maaf”, akupun menuruti perintahnya.

Lalu aku hanya menggerakkan pinggulku ala kadarnya mengikuti gerakan pinggulnya yang hanya sesekali dilakukan. Ternyata model ini lebih nyaman dan mudah dinikmati. Sesekali kedua kakinya diangkat dan sampai ditaruh di atas bahuku, atau kemudian dibuka lebar-lebar, bahkan kadang dirapatkan, sehingga terasa penisku terjepit ketat dan semakin seret.

Gerak apapun yang kami lakukan berdua membawa efek kenikmatan tersendiri. Setelah lebih dari sepuluh menit , aku menikmati tubuhnya dari atas, dia membuat suatu gerakan dan aku tahu maksudnya, dia minta di atas.

Aku tidur terlentang, kemudian bu Ita mengambil posisi tengkurap di atasku sambil menyatukan alat vital kami berdua. Bersetubuhlah kami kembali.Ia memasukkan penisku rasanya ketat sekali menghujam sampai dalam.

Sampai beberapa saat bu Ita menggerakkan pinggulnya, payudaranya bergelantungan nampak indah sekali, kadang menyapu wajahku. Aku meremas kuat-kuat bongkahan pantatnya yang bergoyang-goyang. Payudaranya disodorkan kemulutku, langsung kudot.

Gerakan wanita berambut sebahu ini makin mempesona di atas tubuhku. Kadang seperti orang berenang, atau menari yang berpusat pada gerakan pinggulnya yang aduhai. Bayang-bayang gerakan itu nampak indah di cermin sebelah ranjang.

Tubuh putih nan indah perempuan setengah baya menaiki tubuh pemuda agak coklat kekuning-kuningan. Benar-benar lintas generasi!

Adegan ini berlangsung lebih dari lima belas menit, kian lama kian kencang dan cepat, gerakannya. Nafasnya kian tidak teratur, sedikit liar. Kayak mengejar setoran saja. Tanganku mempererat rangulanku pada pantat dan pinggulnya, sementara mulutku sesekali mengulum punting susunya. Rasanya enak sekali. Setelah kerja keras majikanku itu mendesah sejadi-jadinya”

“Ah… uh, eh… aku, ke.. luaar..Ron..”, rupanya ia orgasme.

Puncak kenikmatannya diraihnya di atas tubuhku, nafasnya berkejar-kejaran, terengah-engah merasakan keenakan yang mencapai klimaknya.

Nafasnya berkejar-kejaran, gerakannya lambat laun berangsur melemah, akhirnya diam. Ia menjadi lemas di atasku, sambil mengatur nafasnya kembali. Aku mengusap-usap punggung mulusnya. Sesekali ia menggerak-gerakkan pinggulnya pelan, pelan sekali, merasakan sisa-sisa puncak kenikmatannya. Beberapa menit dia masih menindih saya.

Setelah pulih tenaganya, dia tidur terlentang kembali, siap untuk saya tembak lagi. Kini giliran saya menindihnya, dan mulai mengerjakan kegiatan seperti tadi. Gerakan ku pelan juga, dia merangkul aku. Naik turun, keluar masuk.

Saat masuk itulah rasa nikmat luar biasa, apalagi dia bisa menjepit-jepit, sampai beberapa kali. Sungguh aku menikmati seluruhnya tubuh bu Ita. Ruaar biasa! Tiba-tiba suatu dorongan tenaga yang kuat sampai diujung senjataku, aliran darah, energi dan perasaan terpusat di sana, yang menimbulkan kekuatan dahsyat tiada tara.Cerita Sex Terbaru

Energi itu menekan-nekan dan memenuhi lorong-lorong rasa dan perasaan, saling memburu dan kejar-kejaran. Didorong oleh gairah luar biasa, menimbulkan efek gerakan makin keras dan kuat menghimpit tubuh indah, yang mengimbangi dengan gerakan gemulai mempesona.

Akhirnya tenaga yang menghentak-hentak itu keluar membawa kenikmatan luar biasa”, suara tak disengaja keluar dari mulut dua insan yang sedang dilanda kenikmatan. Air maniku terasa keluar tanpa kendali, menyemprot memenuhi lubang kenikmatan milik bu Ita.

“Ahh… egh… egh… uhh”, suara kami bersaut-sahutan.

Bibir indah itu kembali kulumat makin seru, diapun makin merapatkan tubuhnya terutama pada bagian bawah perutnya, kuat sekali. Menyatu semuanya,

“Aku” keluar Bu”, kataku terengah-engah.

“Aku juga Ron”, suaranya agak lemah.

“Lho keluar lagi, tadi kan sudah?! Kok bisa keluar lagi?!”, tanyaku agak heran.

“Ya, bisa dua kali”, jawabnya sambil tersenyum puas.

Kami berdua berkeringat, walau udara di luar dingin. Rasanya cukup menguras tenaga, bagai habis naik gunung saja, lempar lembing atau habis dari perjalanan jauh, tapi saya masih bisa merasakan sisa-sisa kenikmatan bersama.

Selang beberapa menit, setelah kenikmatan berangsur berkurang, dan terasa lembek, saya mencabut senjataku dan berbaring terlentang di sisinya sambil menghela nafas panjang. Puas rasanya menikmati seluruh kenikmatan tubuhnya.

Perempuan punya bentuk tubuh indah itupun terlihat puas, seakan terlepas dari dahaganya, yang terlihat dari guratan senyumnya. Saya lihat selakangannya, ada ceceran air maniku putih kental meleleh di bibir vaginanya bahkan ada yang di pahanya.

Pengalaman malam itu sangat menakjubkan, hingga sampai berapa kali aku menaiki bu Ita, aku lupa. Yang jelas kami beradu nafsu hampir sepanjang malam dan kurang tidur.

Keesokan harinya. Busa-busa sabun memenuhi bathtub, aku dan bu Ita mandi bersama, kami saling menyabun dan menggosok, seluruh sisi-sisi tubuhnya kami telusuri, termasuk bagian yang paling pribadi. Yang mengasyikkan juga ketika dia menyabun penisku dan mengocok-kocok lembut. Saya senang sekali dan sudah barang tentu membawa efek nikmat.

“Saya heran barang ini semalaman kok tegak terus, kayak tugu Ghinas, besar lagi. Ukuran jumbo lagi?!”, katanya sambil menimang-nimang tititku.

“Kan Ibu yang bikin begini?!”, jawabku. Kami tersenyum bersama.

Sehabis mandi, kuintip lewat jendela kamar, Darti sedang nyapu halaman depan, kalau aku keluar rumah tidak mungkin, bisa ketahuan. Waktu baru pukul setengah enam. Tetapi senjata ini belum juga turun, tiba-tiba hasrat lelakiku kembali bangkit kencang sekali.

Kembali meletup-letup, jantung berdetak makin kencang. Lagi-lagi aku mendekati janda yang sudah berpakaian itu, dan kupeluk, kuciumi. Saya agak membungkuk, karena aku lebih tinggi. Bau wewangian semerbak disekujur tubuhnya, rasanya lebih fresh, sehabis mandi.

Lalu ku lepas gaunnya, ku tanggalkan behanya dan kuplorotkan cedenya. Kami berdua kembali berbugil ria dan menuju tempat tidur. Kedua insan lelaki perempuan ini saling bercumbu, mengulangi kenikmatan semalam.

Ia terbaring dengan manisnya, pemandangan yang indah paduan antara pinggul depan, pangkal paha, dan rerumputan sedikit di tengah menutup samara-samar huruf “V”, tanpa ada gumpalan lemaknya.

Aku buka dengan pelan kedua pahanya. Aku ciumi, mulai dari lutut, kemudian merambat ke paha mulusnya. Sementara tangannya mengurut-urut lembut penisku. Tubuhku mulai bergetaran, lalu aku membuka selakangannya, menyibakkan rerumputan di sana.

Aku ingin melihat secara jelas barang miliknya. Jariku menyentuh benda yang berwarna pink itu, mulai bagian atas membelai-belainya dengan lembut, sesekali mencubit dan membelai kembali. Bu Ita bergelincangan, tangannya makin erat memegang tititku.

Kemudian jariku mulai masuk ke lorong, kemudian menari-nari di sana, seperti malam tadi. Tapi bibir, dan terowongan yang didominasi warna pink ini lebih jelas, bagai bunga mawar yang merekah. Beberapa saat aku melakukan permainan ini, dan menjadi paham dan jelas betul struktur kewanitaan bu Ita, yang menghebohkan semalam.

Gelora nafsu makin menggema dan menjalar seantero tubuh kami, saling mencium dan mencumbu, kian memanas dan berlari kejar-kejaran. Seperti ombak laut mendesir-desir menerpa pantai. Tiada kendali yang dapat mengekang dari kami berdua.

Apalagi ketika puncak kenikmatan mulai nampak dan mendekat ketat. Sebuah kejutan, tanpa aku duga sebelumnya penisku yang sejak tadi di urut-urut kemudian dikulum dengan lembutnya. Pertama dijilati kepalanya, lalu dimasukkan ke rongga mulutnya.

Baca juga Cerita Seks Berbagi Istri

Rasanya saya diajak melayang ke angkasa tinggi sekali menuju bulan. Aku menjadi kelelahan. Sesi berikutnya dia mengambil posisi tidur terlentang, sementara aku pasang kuda-kuda, tengkurap yang bertumpu pada kedua tangan saya.

Saya mulai memasukkan penisku ke arah lubang kewanitaan bu Ita yang tadi sudah saya “pelajari” bagian-bagiannya secara seksama itu. Benda ini memang rasanya tiada tara, ketika kumasukkan, tidak hanya saya yang merasakan enaknya penetrasi, tetapi juga bu Ita merasakan kenikmatan yang luar biasa, terlihat dari ekpresi wajahnya, dan desahan lembut dari mulutnya.

“Ah”, desahnya setiap aku menekan senjataku ke arah selakangannya, sambil menekankan pula pinggulnya ke arah tititku. Kami berdua mengulangi mengarungi samodra birahi yang menakjubkan, pagi itu.

Semuanya sudah selesai, aku keluar rumah sekitar pukul setengah delapan, saat Darti mencuci di belakang. Dalam perjalanan pulang aku termenung, Betapa kejadian semalam dapat berlangsung begitu cepat, tanpa liku-liku, tanpa terpikirkan sebelumnya.

Sebuah wisata seks yang tak terduga sebelumnya. Kenikmatan yang kuraih, prosesnya mulus, semulus paha bu Ita. Singkat, cepat dan mengalir begitu saja, namun membawa kenikmatan yang menghebohkan.

Betapa aku bisa merasakan kehangatan tubuh bu Ita secara utuh, orang yang selama ini menjadi majikanku. Menyaksikan rona wajah bu Ita yang memerah jambu, kepasrahannya dalam ketelanjangannya, menunjukkan kedagaan seorang wanita yang mebutuhkan belaian dan kehangatan seorang pria.

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, si kumbang muda makin sering mendatangi bunga untuk mengisap madu. Dan bunga itu masih segar saja, bahkan rasanya makin segar menggairahkan. Memang bunga itu masih mekar dan belum juga layu, atau memang tidak mau layu.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Diperkosa 2 Pria

Cerita Sex Terbaru | Minggu minggu ini banyak terjadi kemalingan masuk keperumahan yang kami tempati, karena was was kalau terjadi kemalingan yang sebelum belumnya maka komplek perumahan mengadakan ronda malam atau menyewa penjaga malam, kebetulan ada 2 dua yang kosong katanya sering dotempati sebagai tempat persembunyian perampok.

Cerita Sex Terbaru Diperkosa 2 Pria

Malam itu aku terkena influenza berat karena kehujanan sepanjang siang.

“Aku masih menyiapkan makanan untuk penjaga malam, mas….!!”, kata istriku yang berpostur tubuh mungil dengan tinggi 155 cm, berwajah menarik seperti bintang Film Mandarin, meskipun kulitnya agak sawo matang dengan rambut pendek, sehingga tampak lebih muda dari usianya yang menginjak 40 tahun.

Malam itu udara sangat panas sehingga dia hanya memakai daster yang lumayan tipis, sehingga memperlihatkan bentuk tubuhnya, utamanya pantat bahenol nya yang empuk itu yang bergoyang saat berjalan.

Walaupun perutnya tidak ramping lagi, karena sudah dua kali mengandung dan model dasternya berkancing di depan sehingga payudara biarpun tidak besar, tapi padat berisi, yang berukuran 34C agak tersembul dan kedua puting susu nya tampak menonjol dari balik dasternya karena memang dia kalau dirumah hanya memakai camisole tipis saja.

“Sudah pukul sepuluh kok belum datang, ya ..!”, dia bergumam sendiri karena mengira aku sudah tertidur.

Beberapa saat kemudian kudengar dua orang bercakap-cakap di luar dan mengetuk pintu rumah pelan. Istriku yang rebahan di sampingkupun bangkit dan entah tersadar atau tidak istriku membetulkan rambutnya dan memoles bibirnya sehingga bibirnya semakin merah.

“Lho ????”, gumannya pelan ketika tersadar dia memoles bibirnya, tapi karena penjaga malam itu terus mengetuk pintu, dia pun tak jadi membersihkan bibirnya yang merah merangsang itu.
“Malam, Bu Yati…!”, terdengar suara seseorang dan aku mengerti kalau suara itu adalah Pak Deran dan istriku sudah dikenal oleh dua orang petugas jaga tersebut karena sering istriku pulang malam seusai mengajar di kampusnya.
“Masuk dulu Pak Deran..!”, terdengar istriku mempersilahkan penjaga malam itu masuk, sementara kudengar bunyi halilintar yang cukup keras dan hujan tiba-tiba turun dengan derasnya.
“Wah hujan ? saya sama Pak Towadi, Bu Yati..!” katanya.

“Nggak apa-apa,… masuk saja … lagian hujan deras, pak….!” kata istriku.

“Selamat malam, Bu Yati..!” kudengar Pak Towadi memberi salam pada istriku.

“Sebentar tak buatkan kopi ..!” kata istriku, kemudian kudengar istriku berjalan menuju dapur di belakang rumah.

“Di, lihat kamu ngga?!” terdengar suara bisikan Pak Deran,

“Kamu kacau, Ran?!” balasan suara bisikan Pak Towadi.

“Kamu lihat, enggak..?” suara Pak Deran lagi,

“Iya, Ran muncul…., kayak penghapus ?” kata Pak Towadi,

Rupanya mereka berbisik-bisik mengenai puting susu istriku yang menonjol di balik dasternya, karena malam itu istriku hanya mengenakan camisole di balik dasternya.

“Pantatnya bahenol, lagi….,” lanjut bisikan Pak Deran,

“Hus istri orang itu, Ran..!” kata Pak Towadi,

“Eeh, ini malam Jum’at, kan..? Pas kuat-kuatnya ilmuku hi hi?!!!” kudengar Pak Deran tertawa ditahan pelan,

“Dicoba aja.., yok…, siapa tahu Bu Yati mau…!” kata Pak Deran.

Kuingat Pak Towadi orangnya hitam agak tinggi dengan badan kekar dan Pak Deran orangnya tambun pendek, keduanya berumur 50 tahunan lebih, aku bergidik juga mendengar perkataan mereka mengenai istriku tadi.

Mereka penduduk asli daerah itu, terkenal sangat doyan dengan perempuan, bahkan mereka pernah bercerita saat aku jaga malam, kalau pernah membuat pedagang jamu yang bertubuh bahenol, yang sering keliling dua minggu sekali di daerah tempat tinggalku.

Pernah dibuat hampir tak dapat berjalan karena digilir mereka berdua, dimana saat itu pedagang jamu itu masih perawan dan sampai saat bercerita malam itu, pedagang jamu itu masih sering meminta kepada mereka berdua untuk menggilirnya.

Biarpun sekarang sudah bersuami, katanya tak pernah puas dengan suaminya yang masih muda, bahkan pedagang jamu itu pernah meminta mereka berdua datang ke rumahnya.
“Kalau sudah kena punya kami, pak, …. Waahhh…perempuan pasti malas dengan suaminya dan?..suaminya tak berkutik kalau kami ada, dan membiarkan kami tidur bersama istrinya dalam satu kamar bersama suaminya”, kata Pak Deran terkekeh kekeh malam itu.

Kemudian kudengar suara bisikan mereka lagi….. “Kamu jangan ngaco, Ran.

Sudah nanti kelewatan?!” kata Pak Towadi

“Keris pusakaku.. ku bawa.. Di…. Ini ..he he he ?!” kata Pak Deran,

“kamu jangan, gitu Ran…, orangnya lagian baik…, kasihan suaminya nanti, pinginnya sama kamu aja nanti .. !!” suara Pak Kardi lagi.

Karena perasaanku nggak enak akhirnya kuputuskan untuk keluar dan mereka berdua terlihat kaget melihatku, tapi Pak Deran yang membawa keris langsung mencabut kerisnya dan langsung mengarahkan kerisnya padaku dan tiba-tiba gelap menyelimutiku.

Kemudian aku terjaga dan kudapati diriku di tempat tidur kembali, kutoleh pintu kamarku dan kusen kamar dan lantai pintu kulihat seperti membara.

“Eeeecch ?….eeeeccchhh. …eeeeecccchhhh …..!!!! ”

Kudengar desis istriku dan akupun turun, tubuhku terasa lemas sehingga aku merangkak mendekati pintu kamar dan…… seperti terkena listrik beribu ribu volt saat tanganku memegang kunci kamarku hingga aku tersengkur makin lemas seperti karung bersimpuh di depan pintu kamar yang sedikit terbuka itu.

Aku tak percaya melihat di ruang tamu dari pintu kamar yang terbuka sedikit itu, kulihat istriku berdiri di depan Pak Deran yang membawa selongsong keris sebesar batang kemaluan orang dewasa lebih besar dari lampu TL 40 watt yang ujungnya di arahkan kepada istriku yang berdiri.

Sedangkan tangan yang satunya seolah memelintir di ujung lainnya yang berbentuk huruf U memanjang itu. Kedua tangan Pak Deran kini memegang pangkal keris yang melengkung itu dan kedua jarinya memelintir ujung nya dan kulihat istriku yang berdiri, tubuhnya bergetas dan kembali mendesis

“Heeeggghhh ?..oooooohhhhhhh. ……ooooooohhh hhhhh…. ..!!!!!” Pak Deran bukan lagi seperti memelintir tapi menarik narik kedua ujung keris berbentuk U itu dan terlihat istriku membusungkan dadanya seperti kedua puting susu nya tertarik ke depan.

“Mmm heeeggggh ?..aaaaaaa… .aaaaduuuuuhhhhh h……!! !!!” istriku mendesis panjang dan Pak Deran langsung mengulum salah satu ujung U itu dan …. “Paaak ?.paaakkkk… .jaa…jaaangaaa annnnn ?.paaakkkkk.. ….!!!!! ” suara desis istriku memelas dan tangan kanan istriku secara refleks memegang payudara kanannya, istriku mendesis-desis kembali….. “Ummmppff?. Paakkkk….. jaaa….jaaaaang aaaannnn ? paaaakkkk ?..!!!!” istriku mendesis.

Tangan kanan Pak Deran memelintir ujung satunya dan istriku pun memegang kedua payudaranya kembali yang masih terbungkus daster dan camisole nya itu.

“EEecccchhhhhhhgggg hhhhh ??!!!!!!!” istriku mendesah lagi saat Pak Deran memutar selongsong kerisnya sehingga pangkal keris berbentuk U itu berdiri.

Sementara jari-jari tangan kanannya mengelus-elus pinggiran lubang keris itu dan kulihat pantat bahenol istriku pun bergetar dengan hebat. Pak Deran semakin cepat mengelus dan bahkan menggosok lubang keris itu dan istriku pun mengerang-erang

“Paaakk ? paaakkk….suuu. ..suuuuddaaaaahh ? paaakkk ?jangaaan diteruuuuskaaaaan ?.eeeecchghghghghghg h ??.!!!!!”, sementara pantatnya pun bergetar hebat dan kedua tangan istriku memegang pantat bahenol nya yang bergetar hebat saat Pak Deran menjilati lubang keris itu dan pantat bahenol istriku meliuk liuk tak karuan.

Kedua tangannya meramas pantat bahenol nya sendiri yang mulai maju mundur saat Pak Deran menyedot nyedot lubang keris itu dan bahkan lidah Pak Deran menjilati lubang itu dan…..

“Mmmppfffhhh hghghghgghghg ?.” istriku semakin keras mendesis desis, selangkangan nya terangkat angkat dan mendekati ujung selongsong keris ysng tengah disedot sedot dan dijilati lubangnya oleh Pak Deran.

`Paaaak ? sudddaaaah ngngngngngngng hhhheeeghghghghgh??!!!” istriku mendesis kedua matanya tertutup dan selangkangan nya tertarik ke depan hingga selangkangan nya kini mengesek ngesek sarung keris itu.

“Suudddaaaaah paaaak jangaaaaan sudaaah eeeeechghghghg ?.!!!!” istriku terus mendesis desis. Kemudian Pak Deran menghentikan aksinya.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

“Diii… , elus lubang kerisku ?!!!” kata Pak Deran kepada Pak Towadi yang dari tadi bengong, sementara di pangkal selangkangan nya sudah menggelembung menunjukkan batang kemaluan nya sudah berdiri tegang.

Pak Towadi langsung mengelus lubang keris Pak Deran dan kembali…. “Eeeeee….. eeeeee… .eeeeehhhhh. ….eeeecccchhhg hghghg?..! !!!!” istriku mendesis.

“Enak Bu Yati….?” tanya Pak Deran yang berdiri dihadapannya dan selangkangan istriku masih menempel di sarung keris itu.

Istriku ngga menjawab, diam saja……

“Ooooo.. kurang enak rupanya?!!!” kata Pak Deran kemudian…. .. “Jaaa….jaaaangaaa nnnn….. , paaakkkk…. ..!!!!” rintih istriku memelas,

“Singkap dastermu, Buuuu……! !!!” perintahnya.

“Paaak …..oooohhhhhh. …jaaa.. ..jaaangaaannn ….paakkkk. …..!!!! ” istriku menghiba. “Ayooo .. nggak usah malu Buuu…. atau biar dia yang mencari jalannya sendiri?!” kata Pak Deran.

Seperti diperintah sarung keris itupun menempel di selangkangan istriku saat Pak Deran melepasnya dan….

“Paak ….jaaa…jaaangaa nnnn…paaaakkkk ?.!!!!” desis istriku saat sarung itu mulai menggosok selangkangannya kembali, sehingga pantatnya pun bergetar kembali.

“Dii ?malam ini kita nonton dulu ? biar Mbah Gandul yang nyebokin Bu Yati, malam ini punya dia?lihat Dii ? Bu Yati menaikkan dasternya ? rupanya dia sudah kebelet….” Kulihat istriku mendesis-desis dan mengelinjang, sementara kedua tangannya memegang pantat nya sendiri dan menarik ke atas dasternya pelan-pelan, sehingga mulai tersingkap paha mulusnya.

Semakin lama pantatnya semakin bergetar cepat dan selangkangannya maju mundur oleh gosokan sarung keris yang di sebut Pak Deran, Mbah Gandul itu.

Begitu dasternya tersingkap sampai pangkal pahanya, Mbah Gandul langsung menyusup ke selangkangan istriku dan ….. “Mmmmmmpppfff ..eeecchhhh ?..bessaaaar ??oooooohhhhhh. ….!!!” desis panjang istriku.

“Sudah, Di , kita keluar biar Bu Yati malam ini milik Mbah Gandul?!!!” kata Pa Deran.

“Bu Yati, titip Mbah Gandul yaa, selamat menikmati, besok baru kami,… Oh… ya…., besok kan ibu pulang malam?.nggak usah pake BH dan celana dalam ya kalau pulang, nanti dibungkus dan serahkan ke saya di pos kalau pulang? biar lebih enak ?he he he….!!! ” kata Pak Deran sambil meremas payudara istriku yang berdiri tak berkutik dengan kedua kakinya yang terkangkang. Merekapun keluar meninggalkan istriku yang terbengong.

“Mmmpppff ….oooohhhhh. …beee.. ..besaaar ?aaamaaatttt. …!!!!” rintihnya saat kedua orang itu telah pergi. Istriku pun berusaha duduk di kursi panjang dan rupanya dia berusaha menarik sarung keris itu keluar tapi…..

“Mbaaaah uummppfff oooooohhh… aaammmmpuuunnn. ..mmmbaaaahhh. …. ?..!!!” istriku mendesis keras.

“ooocch masuukkk ke daalaaam eeeccchh gilaaa uummpppfff heeecchhh gilaaa ?uuuccch geliiii aaaccch koook giniiii rasanyaaaaa uumppppccchh ennnnaaaaakkkkckccc hhhh??!!!” dan kulihat istriku mencengkeram erat sandaran kursi dan pantat nya bergetar keras maju mundur di tempat duduknya dan goyangan pantatnya semakin kencang, sementara keringatnya memebanjir dan nafasnya terengah engah

“Eccchhhghghghg mbaaaaah Gaaanduuull ?. akuuuu keluaaaaar ?.!!!” istriku mengerang saat mencapai orgasme malam itu.

Tubuhnya tersungkur miring di kursi panjang dan beberapa saat kemudian kaki nya terkangkang lebar dan tubuhnya bertumpu di kedua tangannya melihat selangkangan nya yang digarap Mbah Gandul kembali itu. Kembali pantatnya bergoyang sementara mulutnya mendesis-desis kenikmatan dan nafasnya memburu keras dan….
“Mbaaah…mmmbbaahh hhh…… ..aaaa… aaaakkuuuuu. .keee…keeeelua aaar lagiiiii ?.!!!!” dia mengerang saat mencapai orgasme keduanya dan pantat nya tersentak-sentak. Kemudian dia duduk kembali dan berusaha berdiri dan berjalan menuju kamar, akupun cepat-cepat rebahan di tempat tidur….

“Mas…maaasss. … bangun,….mass. …!!!!” panggil istriku

“Kamu kelihatanya kok kumal dik, tadi… ku dengar ribut-ribut diluar…..! !!”

“Maas ?!!!!!” kata istriku tersipu-sipu, sambil memelukku..

Selang seminggu kemudian, kembali Pak Deran dan Pak Towari mendapat giliran tugas jaga Dan seperti kebiasaan yang lalu-lalu, mereka pasti akan mampir kerumahku dengan alasan untuk minum kopi.

Sudah sejak jam 7 malam aku masuk kekamar, dengan pura-pura badan merasa ngga enak. Begitulah kira-kira jam 9 malam, terdengar ketukan pada pintu depan dan terdengar istriku yang masih nonton TV diruang tamu membuka pintu depan dan terdengar suara Pa Towari dan Pak Deran…Cerita Sex Terbaru

“Selamat bu Yati…. apa bapak masih bangun…?”

“Ohh…bapak ngga enak badan dan sudah masuk tidur sejak jam 7 tadi…!!!” terdengar sahutan istriku…..

“Oooo…maaf mengganggu, tapi saya hanya mampir sebentar untuk mengambil kopi saja…!!” “Kalau begitu silakan duduk dulu, saya akan menyediakan kopi didapur…!” sahut istriku lagi, sambil berjalan masuk kedalam.

Sesaat kemudian kudengar suara langkah kaki menyusul istriku kedapur dan…

“Bu Yati, nggak bilang suami ibu kan mengenai kejadian yang lalu…. ?..!!!” terdengar suara Pak Towadi. Tak terdengar suara jawaban dari istriku.

Tak selang kemudian terdengar suara ribut-ribut tertahan dari arah dapur dan…….

“Ooooohhhh.. ..jangan. …Jangaan paak ?!!!!!” terdengar suara menghiba

“Kenapa, Bu Yati…? diam saja bu….ntar juga pasti enak kok….!!!” suara Pa Towari kembali.

“Jangan pak, ampuun paaak ?.!!!” istriku semakin menghiba, kayaknya Pak Towadi semakin mendesaknya, kemudian dengan mengendap-edapa aku turun dari tempat tidur dan mengintip dari celah-celah pintu kamar…. dan….terlihat dengan cepat Pak Towadi melompat dan berdiri diantara kedua kaki istriku yang terkangkang lebar, saat istriku akan mengatupkan kedua kakinya.

“Tutup selambunya, Ran…!!!” kata nya ke Pak Deran, dan Pak Deran langsung menutup selambu dan pintu rumah. “Ayo?emut kontolku Bu Yati..” kata Pak Towadi tiba-tiba sambil mengeluarkan penisnya yang agak kecil lemas tapi panjang berbintil- bintil seperti buah pace mendekati mulut istriku.

“Jaaa….jaaangaann nn paaak?.aaampun paaak ??!!!!” istriku terisak sambil memegang pergelangan tangan Pak Towadi yang menyambak rambutnya dan pantat Pak Towadi maju dan batang kemaluannya yang panjang berbintil-bintil semakin dekat dengan mulut istriku.

“Lepas rambut saya paaak…!!!” isak istriku dan Pak Towadi melepas jambakannya dan istriku membuka mulutnya yang sudah dekat dengan penis Pak Towadi dan istriku mengulum penis berbintil Pak Towadi.

“Sedot Bu Yati ?.wwwuhhh Raan Bu Yati pinter nyedot kontolku ?!!!” kata Pak Towadi ke Pak Deran yang juga mendekati istriku dan “Sudaaah nanti biar Bu Yati sendiri…!! !” katanya, aku tak mengerti maksud kata-kata Pak Deran.

Kemudian Pak Towadi mencabut penis berbintilnya dari mulut istriku dan mendorong istriku untuk duduk dibangku panjang yang ada di dapur, sementara dia duduk di kiri istriku, sedang Pak Deran dikanan istriku.

“Bu Yati? gosok punyakmu sendiri ?!!” kata Pak Deran sambil memegang tangan kanan istriku ke selangkangan nya sendiri.

“Ayooo ?.!!!” kata Pak Deran lirihdan mulailah istriku masturbasi menggosok dan mengocok bibir vaginanya sendiri sampai akhirnya bunyi kecepak terdengar dari selangkangannya. ..

“Itilmu Bu Yati…!!!” kata Pak Deran dan istriku mengerang sendiri saat memepermainkan kelentiitnya.

“Paaak ?!!!!’ istriku mendesis

“Kenapa, Bu Yati…?” tanya Pak Towadi “Paaaak ?.!’ istriku hanya mendesis

“Ran Bu Yati mulai naik niih…. ,!!!” kata Pak Towadi dan Pak Deran pun berdiri dan menuju pintu dan membukanya dan masuk kembali memegang tali dan betapa terkejutnya aku saat Pak Deran menarik Tarzan.

Kontol herdernya yang setia, yang selalu menemani mereka jaga. Istrikupun terkejut sepertiku dan Pak Deran mengunci pintu kembali dan Pak Towadi memegang istriku yang akan lari.

“Diaam ?” bentak Pak Towadi “Jangaan paaak ?..” istriku akan mengatupkan kakinya tapi Pak Deran sudah berdiri di depan istriku dan menahan kaki istriku dan Tarzan.

Langsung menyusup di antara kaki Pak Deran yang menahan kaki istriku dan “Aaaaaauuuuwwwwwww. ……Paaaak ?..!!!!” suara istriku mengerang saat selangkangan nya yang gundul dijilati Tarzan.

Rupanya si Tarzan sudah terlatih merangsang wanita karena istriku memegang pinggang Pak Deran yang berdiri di depan istriku menahan agar kaki istriku tetap terkangkang lebar

“Eeeccch eeh eeeeeecchchh ?..wwwuuucccggghhh paaaaak aaaahhcchhchchc ?”

istriku mengerang ddan mendesis keras karena jilatan Tarzan di selangkangan nya.

“Gimana Ibu Yati? Enak Ibu Yati?” kata Pak Deran terkekeh kekeh

“Paaak ampuuunn adduuuuuuccch aaduuucchh mmmppfsss paaaakkkkzzzzz ? eeh eeh eeeh eh eh?.paakk akuuu wwwwwwuucccch ngngngngngng? ..’ istriku mengerang keras dan memegang erat pinggang Pak Deran sedangkan pantat bahenol terangakt angkat saat orgasme ketiganya malam itu meledak dan Tarzan dengan ganasnya terus merangsang kelentit.

Bibir vagina istriku dan hanya terpaut beberapa menit istriku mengerang kembali saat mencapai orgasmenya yang ke empat dan tubuh istriku pun terjatuh di kursi nafasnya mendengus dengus keringatnya mengalir deras tetapi Tarzan

Kontol herder itu terus merangsang istriku dengan jilatan jilatan mautnya di bibir vagina istriku dan kelentit istriku dan istriku pun mengejang dan mengerang kembali saat oergasmenya ke lima meledak.

Tubuh istriku benar benar lunglai dan Pak Deran membalikkan tubuh istriku yang terkapar di kursi panjang dan menarik kedua kaki istriku yang tertelungkup di lantai dan bertumpu di kedua lututnya sehingga istriku menungging dan Tarzan rupanya sudah siap dan batang kemaluannnya yang merah sudah membesar dan menegang langsung melompat di punggung istriku dan Pak Towadi mengarahkan batang kemaluan Tarzan ke liang vagina istriku

Baca Juga Cerita Seks Telanjang

“MMmmppppfffh paaak jangaaaaan akuuu mnmmmn nn nggaaak mauuu mmmmppfffff .

uuuucccch ucccchhh ?!!!!!” istriku mengerang saat batang kemaluan Tarzan menerobos masuk ke liang vagina istriku dan kulihat begitu cepatnya Tarzan mengenjotkan pantatnya sehingga istriku tak lagi dapat mengerang hanya mendesis

“wwwhhh wwwwhhhhhw wwhwhhhwhw ?..!!!!” dan bunyi kecepak-kecepak di selangkangan istriku semakin keras “”wwwwhhhhcchh wwwccchhhh ngngngngng ?.!!!” istriku mengejan saat orgasme dan terus entah sampai orgasme yang keberapa hingga tampaknya istriku hampir pingsan.

Saya sekarang sendirian di ruang elektronik, lampu sudah saya hidupkan kembali, sambil merokok dan menunggu Fanny kembali ke ruang ini, saya termangu-mangu. “Aduh, sekarang dia panggil saya Mas, padahal saya bossnya, belum lagi kalau dia hamil”.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Ditusuk – Tusuk

Cerita Sex Terbaru | Perkenalkan namaku Mia aku adalah pegawai karyawati di sebuah bank swasta, setelah habis melahirkan anak pertamaku gairah seksku berkurang maka dari itu anjuran dari suamiku aku dibawa ke dukun yang letaknya di desa kecil jauh dari Jakarta untuk mengembalikan gairah seksku.

Cerita Sex Terbaru Ditusuk - Tusuk

Setelah aku berobat kesana gairah seks untuk bersetubuh semakin menggebu gebu karena dalam rangka penyembuhan tersebut aku harus mau menuruti semua persyaratan yang diajukan oleh Ki Alugoro, antara lain diurut dengan semacam obat dalam keadaan telanjang bulat dan disetubuhi olehnya (waktu itu disetujui dan malah disaksikan oleh suamiku).

Akupun setuju asal aku dapat sembuh dari frigiditasku. Dan mungkin karena kontol Ki Alugoro memang benar-benar besar, lagi pula dia pandai sekali mencumbu den membangkitkan gairahku, ditambah dengan ramuan-ramuan yang diberikan olehnya, maka sekarang aku benar-benar sembuh dari frigiditasku, dan menjadi wanita dengan gairah seks yang lumayan tinggi. Hanya saja, karena ukuran kontol suamiku jauh lebih kecil dari kontol Ki Alugoro, maka dengan sendirinya suamiku tidak pernah bisa memuaskanku dalam bersetubuh.

Apakah aku harus datang lagi ke tempat Ki Alugoro dengan pura-pura belum sembuh? (padahal supaya aku disetubuhi lagi olehnya). Mula-mula terbersit pikiran untuk berbuat begitu, tapi setelah kupikir-pikir lagi kok gengsi juga ya?

Masak seorang istri baik-baik datang ke laki-laki lain supaya disetubuhi walaupun kalau mengingat kontol Ki Alugoro yang luar biasa besar itu aku sering tidak bisa tidur dan gairahku untuk bersetubuh memuncak habis.

Sering-sering aku harus memuaskan diri dengan dildo yang kubeli tempo hari di depan suamiku sehabis kami bersetubuh karena suamiku tidak bisa memuaskan diriku. Malah sering suamiku sendiri yang merojok-rojokkan dildo itu ke dalam tempikku.

Untunglah, entah karena mengerti penderitaanku atau tidak, ternyata suamiku mempunyai angan-angan untuk melakukan persetubuhan three in one atau melihat aku disetubuhi oleh laki-laki lain, terutama setelah dia melihat aku disetubuhi Ki Alugoro tempo hari.

Pantesan sejak itu, sebelum bercinta, dia selalu mengawalinya dengan angan-angannya. Angan-angan yang paling merangsang bagi suamiku, adalah membayangkan aku bersetubuh dengan laki-laki lain dengan kehadiran suamiku, seperti dengan Ki Alugoro tempo hari.

Setelah beberapa lama dia menceritakan angan-angannya tersebut, suatu hari dia bertanya bahwa apakah aku mau merealisasikan angan-angan tersebut. Pada awalnya aku pura-pura mengira dia cuma bercanda. Namun dia semakin mendesakku untuk melakukan itu, aku bertanya apakah dia serius.

Dia jawab, ”Ya aku serius!” Kemudian dia berkata, bahwa motivasi utamanya adalah untuk membuatku bahagia dan mencapai kepuasan setinggi-tingginya. Karena dengan melihat wajahku ketika mencapai orgasme dengan Ki Alugoro tempo hari, selain sangat merangsang juga memberikan kepuasan tersendiri bagi dirinya (rupanya, waktu melihat tempikku dianceli kontol gede Ki Alugoro, diam-diam dia mengocok-ngocok kontolnya sendiri sampai orgasme.

Tentu saja hal itu sebetulnya sangat aku harapkan. Inilah yang namanya dildo dicinta, kontolpun tiba. Secara terus terang, seperti aku tuturkan diatas, aku tidak pernah merasa puas dengan kontol suamiku yang kecil, terutama setelah tempikku dianceli oleh kontol Ki Alugoro yang luar biasa itu. Wah, rasanya sampai tidak bisa aku katakan.

Kuakui selama ini aku juga sering mengalami gejolak birahi yang tiba-tiba muncul, apalagi di pagi hari apabila malamnya kami melakukan persetubuhan karena suamiku tidak dapat melakukannya secara sempurna dan aku tidak sampai orgasme.

Rupanya angan-angan seksual suamiku tersebut bukan hanya merupakan sekadar angan-angan saja akan tetapi dia sangat bersikeras untuk dapat mewujudkannya menjadi suatu kenyataan dan suamiku terus membujukku agar aku mau membantunya dalam melaksanakan angan-angannya (padahal sebenarnya aku sudah sangat mengharapkan, kapan rencana itu diwujudkan?).

Tetapi untuk meyakinkan keseriusannya aku pura-pura terpaksa mengalah dan berjanji akan membantunya sepanjang aku dapat melakukannya dan kutanyakan apakah dia tidak cemburu melihat istrinya ditelanjangi dan tempiknya dianceli dengan kontol orang lain? Dia bilang sama sekali tidak.

”Karena aku hanya ingin melihat kau bahagia dan terpuaskan dalam persetubuhan” jawabnya mantab waktu itu.

”Tentu saja aku akan mencarikan kau temanku yang mempunyai kontol besar dan keras. Setidak tidaknya sama dengan kontol Ki Alugoro tempo hari” janjinya lebih lanjut.

Sejak itu dia rajin menawarkan nama-nama temannya untuk mensetubuhiku.

”Terserah kaulah, kan kau yang punya rencana aku disetubuhi temanmu” jawabku waktu itu.

Akhirnya di suatu hari suamiku berbisik padaku, ”Aku telah mengundang Eros untuk menginap di sini malam ini”

Hatiku berdebar keras mendengar kata-kata suamiku itu, karena Eros teman suamiku itu adalah salah seorang idola di sekolahku dulu dan dia adalah cowok yang menjadi rebutan cewek-cewek dan sangat kudambakan jadi pacarku semasa SMA. Suamikupun kenal baik dengan dia karena kami memang berasal dari satu kota kabupaten yang tidak seberapa besar.

Terus terang kuakui bahwa penampilan Eros sangat oke. Bentuk tubuhnya pun lebih tinggi, lebih kekar dan lebih atletis dari tubuh suamiku karena dia dulu jago basket dan olah raga yudo.

Walaupun Eros adalah cowok yang kudambakan semasa SMA dulu, tetapi kami belum pernah berpacaran karena dia memang agak acuh terhadap cewek dan disamping itu, banyak sainganku cewek-cewek yang mengejar-ngejar dia.

Apalagi waktu itu sudah menjelang EBTANAS, dan setelah itu dia sibuk dengan persiapan masuk universitas. Waktu itu aku kelas 1, sedang dia kelas 3 SMA.

Ketika Eros datang, aku sedang mematut-matut diri dan memilih gaun yang seksi dengan belahan dada yang cukup rendah agar aku terlihat menarik. Dari cermin rias di kamar tidurku, kuamati gaun yang kukenakan terlihat sangat ketat melekat pada tubuhku sehingga lekukan-lekukan tubuhku terlihat dengan jelas. Susuku kelihatan sangat menonjol membentuk dua buah bukit daging yang indah.

Tubuhku memang ramping dan berisi. Susuku yang subur juga kelihatan sangat kenyal. Demikian pula pantatku yang cenderung nonggeng itu menonjol seakan menantang laki-laki yang melihatnya. Dengan perutku yang masih cukup rata dengan kulitku yang puber (putih bersih) membuat tubuhku menjadi sangat sempurna. Apalagi wajahku memang tergolong cantik.

Dan terus terang, dari dulu aku memang bangga dengan tubuh dan wajahku. Tiba-tiba aku baru tersadar, pantas saja suamiku mempunyai angan-angan untuk melihat aku disetubuhi oleh laki laki-lain. Ingin membandingkan dengan film BF yang sering kami lihat mungkin.

Setelah mematut-matut diri, aku keluar untuk menyediakan makan malam. Setelah makan malam, Eros dan suamiku duduk mengobrol di teras belakang rumah dengan santai sambil menghabiskan beberapa kaleng bir yang dicampur dengan sedikit minuman keras pemberian teman suamiku yang baru pulang dari luar negeri. Tidak berapa lama aku pun ikut duduk minum bersama mereka. Malam itu hanya kami berdua ditambah Eros saja di rumah.

Pembantuku yang biasa menginap, tadi siang telah kuberikan istirahat untuk pulang ke rumahnya selama beberapa hari, sedang anakku satu-satunya tadi siang dijemput mertuaku untuk menginap di rumahnya.

Ketika hari telah makin malam dan udara mulai terasa dingin, tiba-tiba suamiku berbisik kepadaku, ”Aku telah bicara dengan Eros mengenai rencana kita. Dia setuju malam ini menginap di sini.

”Tapi walaupun demikian kalau kamu kurang cocok dengan pilihanku ini, kamu tidak usah takut berterus terang padaku!” bisik suamiku selanjutnya.

”Tapi kujamin kontolnya memang gede, aku beberapa kali melihatnya waktu kencing di kantor. Tapi soal kekerasannya, kamu sendiri yang dapat membuktikannya nanti” lanjutnya lagi.

Mendengar bisikan suamiku itu, diam-diam hatiku gemetar sambil bersorak gembira, tetapi aku pura-pura diam saja, tidak menunjukkan sikap yang menolak atau menerima. Dalam hati aku mau lihat bagaimana reaksinya nanti bila aku benar-benar bersetubuh dengan laki-laki lain.

Apakah dia nanti tidak akan cemburu melihat istrinya disetubuhi lelaki lain secara sadar dan seluruh bagian tubuh istrinya yang sangat rahasia dilihat dan dinikmati oleh laki-laki lain yang sudah amat dia kenal (kalau dengan Ki Alugoro kan dalam rangka penyembuhan?).

Tidak berapa lama kemudian aku masuk ke kamar dan berganti pakaian memakai baju tidur tipis tanpa BH, sehingga susuku, terutama pentil susuku yang besar itu terlihat membayang di balik baju tidur.

Ketika aku keluar kamar, baik suamiku maupun Eros kelihatan terpana untuk beberapa saat.

Akan tetapi mereka segera bersikap biasa kembali dan suamiku langsung berkata, ”Ayo..!” katanya dengan senyum penuh arti kepada kami berdua dan kamipun segera masuk ke kamar tidur.

Di kamar tidur suamiku mengambil inisiatif lebih dulu dengan mulai menyentuh dan melingkarkan tangan di dadaku dan menyentuh susuku dari luar baju tidur.

Melihat itu, Eros mulai mengelus-elus pahaku yang terbuka, karena baju tidurku tersingkap ke atas. Dengan berpura-pura tenang aku segera merebahkan diri tengkurap di atas tempat tidur.

Sebenarnya nafsuku sudah mulai naik karena tubuhku dijamah oleh seorang laki-laki yang tidak lain adalah idolaku waktu di SMA dulu, apalagi aku dalam keadaan hanya memakai sehelai baju tidur tipis tanpa BH.

Akan tetapi kupikir aku harus berpura-pura tetap tenang untuk melihat inisiatif dan aktivitas Eros dalam memancing gairah birahiku. Aku ingin tahu sampai seberapa kemahirannya.

Beberapa saat kemudian kurasakan bibir Eros mulai menyusur bagian yang sensitif bagiku yaitu bagian leher dan belakang telinga. Merasakan gesekan-gesekan itu aku berpikir bahwa inilah saat untuk merealisasikan angan-angan suamiku. Seperti mengerti keinginanku, Eros mulai mengambil alih permainan selanjutnya.

Aku langsung ditelentangkan di pinggir ranjang, kemudian tangannya yang kiri mulai memegang sambil memijit-mijit susuku yang sebelah kanan, sedangkan tangannya yang kanan mengelus-elus dan memijit-mijit bibir tempikku yang masih dibalut celana dalam, sambil mulutnya melumat bibirku dengan gemas.

Tangan Eros yang berada di susuku mulai memelintir dengan halus ujung pentilku yang besar dan mulai mengeras.

Masih dalam posisi terlentang, kurasakan jemari Eros. terus meremas-remas susuku dan memilin-milin pentilnya.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Saat itu sebenarnya nafsuku belum begitu meninggi, tetapi rupanya Eros termasuk jagoan juga karena terbukti dalam waktu mungkin kurang dari 5 menit aku mulai mengeluarkan suara mendesis yang tak bisa kutahan. Kulihat dia tersenyum dan menghentikan aktivitasnya.

Kini Eros mulai membuka baju tidurku dan beberapa saat kemudian aku merasakan tarikan lembut di pahaku. Lalu aku merasakan hembusan lembut hawa dingin AC di tempikku yang berarti celana dalamku telah dilepas oleh Eros. Kini Eros telah menelanjangi diriku sampai aku benar-benar dalam keadaan telanjang bulat tanpa ada sehelai benangpun yang menutupi tubuhku.

Aku hanya bisa pasrah saja merasakan gejolak birahi dalam diriku ketika tubuhku ditelanjangi laki-laki idolaku dihadapan suamiku sendiri.

Kulirik Eros penuh nafsu menatap tubuhku yang telah telanjang bulat sepuas-puasnya.

Aku benar-benar tidak dapat melukiskan betapa perasaanku saat itu. Aku ditelanjangi oleh laki-laki idolaku dan yang sebenarnya aku harapkan kehadirannya.

Belum pernah aku bertelanjang bulat di hadapan laki-laki lain, kecuali dengan Ki Alugoro dalam keadaan setengah sadar dalam rangka penyembuhan tempo hari, apalagi dalam situasi seperti sekarang ini.

Aku merasa sudah tidak ada lagi rahasia tubuhku yang tidak diketahui Eros.

Maka, secara reflek dalam keadaan terangsang, aku mengusap-usap kontol Eros yang telah tegang dari luar celananya. Ini kelihatan karena bagian bawah celana Eros mulai menggembung besar. Aku mengira-ngira seberapa besar kontol Eros ini.

Kemudian aku mengarahkan tanganku ke arah retsluiting celananya yang telah terbuka dan menyusupkan tanganku memegang kontol Eros yang ternyata memang telah ngaceng itu. Aku langsung tercekat ketika terpegang kontol Eros yang seperti kata suamiku ternyata memang besar.

Kulirik suamiku sedang membuka retsluiting celananya dan mulai mengelus-elus kontolnya sendiri. Dia kelihatan benar-benar sangat menikmati adegan ini. Tanpa berkedip dia menyaksikan tubuh istrinya digauli dan digerayangi oleh laki-laki lain.

Sebagai seorang wanita dengan nafsu birahi yang lumayan tinggi, keadaan ini mau tidak mau akhirnya membuatku terbenam juga dalam suatu arus birahi yang hebat. Jilatan-jilatan Eros pada bagian tubuhku yang sensitif membuatku bergelinjang dengan dahsyat menahan arus birahi yang mulai menjalari diriku dan tempikku.

Setelah beberapa saat aku memegang sambil mengelus-elus kontol Eros, tiba-tiba Eros berdiri dan membuka celana beserta celana dalamnya sehingga kontolnya tiba-tiba melonjak keluar, seakan-akan baru bebas dari kungkungan dan sekarang aku bisa melihatnya dengan jelas. Setelah membuka seluruh pakaiannya, kini Eros benar-benar bertelanjang bulat.

Sehingga aku dapat melihat dengan jelas ukuran kontol Eros dalam keadaan ngaceng, yang ternyata memang jauh lebih besar dan lebih panjang dari ukuran kontol suamiku. Bentuknya pun agak berlainan. kontol Eros ini mencuat lurus ke depan agak mendongak ke atas, sedang kontol suamiku jauh lebih kecil, agak tunduk ke bawah dan miring ke kiri

Aku betul-betul terpana melihat kontol Eros yang sangat besar dan panjang itu. kontol yang sebesar itu memang belum pernah aku lihat (waktu dengan Ki Alugoro aku tidak sempat memperhatikan seberapa besar kontolnya, karena aku agak malu-malu dan setengah sadar).

Batang kontolnya kurang lebih berdiameter 5 cm dikelilingi oleh urat-urat yang melingkar dan pada ujung kepalanya yang sangat besar, panjangnya mungkin kurang lebih 18 cm, pada bagian pangkalnya ditumbuhi dengan rambut-rambut keriting yang lebat. Kulitnya kelihatan tebal, lalu ada urat besar disekeliling batangnya dan terlihat seperti kabel-kabel di dalam kulitnya. Kepala batangnya tampak kenyal, penuh, dan mengkilat.

Kemudian dia menyodorkan kontolnya tersebut ke hadapan wajahku.Cerita Sex Terbaru

Aku melirik ke arah suamiku, yang ternyata tambah asyik menikmati adegan ini sambil tersenyum puas dan mengelus-elus kontolnya, karena melihat aku kelihatan bernafsu menghadapi kontol yang sebesar itu.

Aku sebenarnya sudah amat terangsang, tetapi untuk menunjukkan pada Eros, aku agak tidak enak hati.

Tapi entah kenapa, tanpa kusadari tiba-tiba aku telah duduk di tepi ranjang sambil menggenggam kontol itu yang terasa hangat dalam telapak tanganku. Kugenggam erat-erat, terasa ada kedutan terutama di bagian uratnya.

Lingkaran genggamanku hampir penuh menggapai lingkaran batang kontolnya. Aku tidak pernah membayangkan bahwa aku akan pernah memegang kontol sebesar ini, dari seorang laki-laki lain secara sadar dan penuh nafsu dihadapan suamiku.

Kembali aku melirik kepada suamiku. Kulihat dia semakin bertambah asyik menikmati adegan ini, malah kali ini bukan hanya mengelus-elus, tetapi malah sambil mengocok kontolnya sendiri, yaitu adegan istrinya yang penuh nafsu birahi sedang digauli oleh laki-laki lain, yang juga merupakan idolaku dulu.

Tiba-tiba muncul nafsu hebat terhadap idolaku itu, sehingga dengan demonstratif kudekatkan mulutku ke kontol Eros, kujilati seluruh permukaannya dengan lidahku kemudian kukulum dan kuhisap-hisap dengan nafsu birahi yang membara. Aku merasa sudah kepalang basah maka aku akan nikmati kontol itu dengan sepuas-puasnya sebagaimana kehendak suamiku.

Kuluman dan hisapanku itu membuat kontol Eros yang memang telah berukuran besar itu menjadi bertambah besar, bertambah keras dan kepala kontolnya jadi tambah mengkilat merah keungu-unguan.. Dalam keadaan sangat bernafsu, kontol Eros yang sedang mengaceng keras dalam mulutku itu mengeluarkan semacam aroma yang khas yang aku namakan aroma lelaki.

Aroma itu menyebabkan gairah birahiku semakin memuncak dan lubang tempikku mulai terasa berdenyut-denyut hebat hingga secara tidak sadar membuatku bertambah gemas dan semakin menjadi-jadi menghisap kontol itu seperti hisapan sebuah vacuum cleaner.

Kuluman dan hisapanku yang amat bernafsu itu rupanya membuat Eros tidak tahan lagi. Tiba-tiba dia mendorong tubuhku sehingga telentang di atas tempat tidur.

Aku pun kini semakin nekat dan semakin bernafsu untuk melayaninya. Aku segera membuka kedua belah pahaku lebar-lebar.

”Rros…” kataku pelan dan aku bahkan tidak tahu memanggilnya untuk apa.

Sambil berlutut mendekatkan tubuhnya diantara pahaku, Eros berbisik, ”Ssttt…………!” bisiknya sambil kedua tangannya membuka pahaku sehingga selangkanganku terkuak. Itu berarti bahwa sebentar lagi kontolnya akan bercumbu dengan tempikku. Benar saja, aku merasakan ujung kontolnya yang hangat menempel tepat di permukaan tempikku.

Tidak langsung dimasukkan di lubangnya, tetapi hanya digesek-gesekkan di seluruh permukaan bibirnya, ini membuat tempikku tambah berdenyut-denyut dan terasa sangat nikmat. Dan makin lama aku makin merasakan rasa nikmat yang benar-benar bergerak cepat di sekujur tubuhku dimulai dari titik gesekan di tempikku itu.

Beberapa saat Eros melakukan itu, cukup untuk membuat tanganku meraih pinggangnya dan pahaku terangkat menjepit pinggulnya. Aku benar-benar menanti puncak permainan ini. Eros menghentikan aktivitasnya itu dan menempelkan kepala kontolnya tepat di antara bibir tempikku dan terasa bagiku tepat di ambang lubang tempikku. Aku benar-benar menanti tusukannya.

”Oocchh.. Rross, please..” pintaku memelas.

Sebagai wanita di puncak birahi, aku betul-betul merasa tidak sabar dalam kondisi seperti itu. Sesaat aku lupa kalau aku sudah bersuami, yang aku lihat cuma Eros dan kontolnya yang besar dan panjang. Ada rasa deg-deg plas, ada pula rasa ingin cepat merasakan bagaimana rasanya dicoblos kontol yang lebih besar dan lebih panjang.

”Ooouugghhh……” batinku yang merasa tak sabar benar untuk menunggunya.

Tiba-tiba aku merasakan sepasang jemari membuka bibir-bibir tempikku. Dan lebih dahsyat lagi aku merasakan ujung kontol Eros mulai mendesak di tengah-tengah lubang tempikku..

Aku mulai gemetar hebat, karena tidak mengira akan senikmat ini aku akan merasakan kenikmatan bersetubuh. Apalagi dengan orang yang menjadi idolaku, yang sangat kukagumi sejak dulu.

Perlahan-lahan Eros mulai memasukkan kontolnya ke dalam tempikku.

Aku berusaha membantu dengan membuka bibir tempikku lebar-lebar. Kelihatannya sangat sulit kontol sebesar itu masuk ke dalam lubang tempikku yang kecil.

Tangan Eros yang satu memegang pinggulku sambil menariknya ke atas, sehingga pantatku agak terangkat dari tempat tidur, sedangkan tangannya yang satu memegang batang kontolnya yang diarahkan masuk ke dalam lubang tempikku.

Pada saat Eros mulai menekan kontolnya, aku mulai mendesis-desis, ”Sssshhhhh…… ERrosso…… ppelan-ppelan Rrosso… ssshhhh…… desisku gemetar. Eros lalu menghentikan aktivitasnya sebentar untuk memberiku kesempatan untuk mengambil nafas, kemudian Eros melanjutkan kembali usahanya untuk memasukkan kontolnya. Setelah itu kontol Eros mulai terasa mendesak masuk dengan mantap.

Sedikit demi sedikit aku merasakan terisinya ruangan dalam lubang tempikku. Seluruh tubuhku benar-benar merinding ketika merasakan kepala kontolnya mulai terasa menusuk mantap di dalam lubang tempikku, diikuti oleh gesekan dari urat-urat batang kontol itu setelahnya. Aku hanya mengangkang merasakan desakan pinggul Eros sambil membuka pahaku lebih lebar lagi.

Kini aku mulai merasakan tempikku terasa penuh terisi dan semakin penuh seiring dengan semakin dalamnya kontol itu masuk ke dalam lubang tempikku.

Sedikit suara lenguhan kudengarkan dari Eros ketika hampir seluruh kontolnya itu amblas masuk.

Aku sendiri tidak mengira kontol sebesar dan sepanjang tadi bisa masuk kedalam lubang tempikku yang kecil. Walaupun belum seluruh kontol Eros masuk ke dalam tempikku, rasanya seperti ada yang mengganjal dan untuk menggerakkan kaki saja rasanya agak aneh. Tetapi sedikit demi sedikit aku mulai bisa menyesuaikan diri dan menikmati rasa yang nyaman dan nikmat.

Ketika hampir seluruh batang kontol Eros telah amblas masuk ke dalam lubang tempikku, tanpa sengaja aku terkejang sehingga berakibat bagian dinding dalam tempikku seperti meremas batang kontol Eros.

Aku agak terlonjak sejenak ketika merasakan kontol Eros seperti berkerojot di dalam lubang tempikku akibat remasan tersebut. Aku terlonjak bukan karena kontol itu merupakan kontol dari seorang laki-laki lain yang pertama yang kurasakan memasuki tubuhku selain kontol suamiku dan Ki Alugoro, akan tetapi karena aku merasakan kontol Eros memang terasa lebih istimewa dibandingkan kontol suamiku maupun kontol Ki Alugoro, baik dalam ukuran maupun ketegangannya.Cerita Sex Terbaru

Selama hidupku memang aku belum pernah melakukan persetubuhan dengan laki-laki lain selain dengan suamiku dan Ki Alugoro dan keadaan ini memberikan pengalaman baru bagiku. Aku tidak menyangka ukuran kontol seorang laki-laki berpengaruh besar sekali terhadap kenikmatan bersetubuh seorang wanita.

Oleh karena itu secara refleks aku mengangkat kedua belah pahaku tinggi-tinggi dan menjepit pinggang Eros erat-erat untuk selanjutnya aku mulai mengoyang-goyangkan pinggulku mengikuti alunan gerakan tubuh Eros. Saat itu kakiku masih menjuntai di lantai karpet kamar.

Tanganku memegangi lengannya yang mencengkeram pinggulku. Aku menariknya kembali ketika Eros menarik kontolnya dari tempikku. Tapi dan belum sampai tiga perempat kontolnya berada di luar tempikku, tiba-tiba dia menghujamkannya lagi dengan kuat.

Aku nyaris menjerit menahan lonjakan rasa nikmat yang disiramkan kepadaku secara tiba-tiba itu.

Begitulah beberapa kali Eros melakukan hujaman-hujaman ke dalam lubang tempikku tersebut. Setiap kali hujaman seperti menyiramkan rasa nikmat yang amat sangat ke tubuhku.

Aku begitu terangsang dan semakin terangsang seiring dengan semakin seringnya permukaan dinding lubang tempikku menerima gesekan-gesekan dari urat-urat kontol Eros yang seperti kabel-kabel yang menjalar-jalar itu.

Biasanya suamiku kalau bersetubuh semakin lama semakin cepat gerakannya, tetapi Eros melakukan gerakan yang konstan seperti mengikuti alunan irama musik evergreen yang sengaja aku setel sebelumnya.

Tapi anehnya, justru aku semakin bisa merasakan setiap milimeter permukaan kulit kontolnya dengan rytme seperti itu.

Tahap ini sepertinya sebuah tahap untuk melakukan start menuju ke sebuah ledakan yang hebat, aku merasakan tempikku baik bagian luar maupun dalam berdenyut-denyut hebat seiring dengan semakin membengkaknya rasa nikmat di area selangkanganku. Tubuh kami sebentar menyatu kemudian sebentar lagi merenggang diiringi desah nafas kami yang semakin lama semakin cepat.

Sementara itu aku pun kembali melirik ke arah suamiku. Kulihat suamiku agak ternganga menyaksikan bagaimana diriku disetubuhi oleh Eros.
Melihat penampilan suamiku itu, timbul kembali rasa puas di hatiku, maka secara lebih demonstratif lagi kulayani permainan Eros sehebat-hebatnya secara aktif bagaikan adegan dalam sebuah BF.

Keadaan ini tiba-tiba menimbulkan suatu kepuasan lain dalam diriku. Bukan saja disebabkan oleh kenikmatan persetubuhan yang sedang kualami bersama Eros, akan tetapi aku juga memperoleh suatu kepuasan lain karena aku telah dapat melaksanakan angan-angan suamiku. Suamiku menghendaki aku bersetubuh dengan laki-laki lain dan malam ini akan kulaksanakan sepuas-puasnya.

Tiba tiba Eros semakin mempercepat hunjaman-hunjaman kontolnya ke dalam lubang tempikku.

Tentu saja ini membuat aku semakin bernafsu sampai-sampai mataku terbeliak-beliak dan mulutku agak terbuka sambil kedua tanganku merangkul pinggulnya kuat-kuat.

Aku tadinya tak menyangka sedikitpun kalau kontol Eros yang begitu besar mulai bisa dengan lancar menerobos lubang tempikku yang sempit dan sepertinya belum siap menerima hunjaman kontol dengan ukuran sedemikian besar itu. Terasa bibir tempikku sampai terkuak-kuak lebar dan seakan-akan tidak muat untuk menelan besar dan panjangnya kontol Eros. .

”Ooukkhhss.. sshhh.. Rross ..! Terrruusshh.. terrusshh.. Rross… mmmmhhhh…!” rintihku merasakan kenikmatan yang semakin lama semakin hebat ditempikku.

”Hhhmmh.. tempikmu.. niikmaat.. sekalii.. Mmiiaaa.. uukkhh.. uukkhh..” Eros mulai mengeluarkan kata-kata vulgar yang malah menambah nafsu birahiku mendengarnya.

Gejolak birahi Eros ternyata makin menguasai tubuhnya dan tanpa canggung lagi ia terus menghunjam hunjamkan kontolnya mencari dan menggali kenikmatan yang ia ingin berikan kepadaku. Untuk tambah memuaskanku dan dirinya juga, batang kontol Eros terus menyusupi lubang tempikku sehingga akhirnya betul-betul amblas semuanya.

”Aarrggccchhhhhh…!!” aku melenguh panjang, kurasakan badanku merinding hebat, wajahku panas dan mungkin berwarna merah merona.

Mataku memandang Eros dengan pandangan sayu penuh arti meminta sesuatu, yaitu meminta diberi rasa nikmat yang sebesar-besarnya.

Eros kelihatan betul-betul terpana melihat wajahku yang diliputi ekspresi sensasional itu. Kemudian Eros tambah aktif lagi bergoyang menarik ulur batang kontolnya yang besar itu, sehingga dinding tempikku yang sudah dilumuri cairan kawin itu terasa tambah banjir dan licin.

Wajahku semakin lepas mengekspresikan rasa sensasi yang luar biasa yang tidak pernah aku perkirakan sebegitu nikmatnya. Saking begitu nikmatnya perasaan maupun tempikku disetubuhi oleh Eros, tanpa kusadari aku mulai berceloteh di luar sadarku,

”Ohhss.. sshhh.. enaakk.. sseekalii… kkontolmu Rross…!! Oougghh.. terusshh…. teerruusshh..!!! Aku mendesah, merintih dan mengerang sepuas-puasnya. Aku sudah lupa diri bahwa yang menyetubuhiku bukanlah suamiku sendiri. Yang ada di benakku hanyalah letupan birahi yang harus dituntaskan.

Dengan penuh nafsu kami saling berpelukan sambil berciuman. Nafas kami saling memburu kencang, lidah kami saling mengait dan saling menyErost, saling bergumul.

Eros mengambil inisiatif dengan menggenjot pantatnya yang tampak naik turun semakin cepat diantara selangkanganku yang semakin terbuka lebar, akupun mengangkat kedua kakiku tinggi-tinggi sambil kutekuk dan kusampirkan ke pundaknya.

Pantatku kuangkat untuk lebih memudahkan batang kontol Eros masuk seluruhnya dan menggesek syaraf-syaraf kenikmatan di rongga tempikku, akibatnya Erospun semakin mudah menyodokkan kontolnya yang panjang, besar dan keras itu keluar masuk sampai ke pangkal kontolnya hingga mengeluarkan suara berdecak-decak crot… crot… seperti suara bebek menyosor lumpur seiring dengan keluar masuknya kontol itu di dalam tempikku

Eros melihat ke arah selangkanganku, tempikku mencengkeram kontolnya erat sekali, ia tersenyum puas bisa menaklukkan tempikku, yang semakin basah membanjir penuh dengan lendir pelumas putih kental sehingga membasahi bulu-bulu jembutku yang tidak terlalu lebat maupun bulu-bulu jembutnya itu dan sekaligus juga batang kontolnya yang semakin tambah mengeras.

Eros mendengus-dengus bagai harimau terluka, genjotannya makin ganas saja. Mata Eros terlihat lapar menatap susuku yang putih montok dikelilingi bulatan coklat muda di tengahnya dan pentilku yang besar dan sudah begitu mengeras karena birahiku yang sudah demikian memuncak, maka tanpa menyia-nyiakan kesempatan Eros langsung menyErost pentil susuku yang begitu menantang itu.

Tubuhku menggelinjang hebat. Dan susukupun makin kubusungkan bahkan dadaku kugerakkan ke kiri dan ke kanan supaya kedua pentil susuku yang makin gatal itu mendapatkan giliran dari serbuan mulutnya.

Desahan penuh birahi langsung terlontar tak tertahankan begitu lidah Eros yang basah dan agak kasar itu menggesek pentil susuku yang peka.
Eros begitu bergairah menjilati dan menghisap susu dan pentilku di sela-sela desah dan rintihanku yang sedang menikmati gelombang rangsangan demi rangsangan yang semakin lama semakin menggelora ini.

”Oouugghhss.. oouugghhss.. sshhhh… tteerruss Rrosso…” aku makin meracau tidak karuan, pikiranku sudah tidak jernih lagi, terombang ambing di dalam pusaran kenikmatan, terseret di dalam pergumulan persetubuhan dengan Eros, tubuh telanjangku serasa seenteng kapas melambung tinggi sekali.

Aku merasakan kenikmatan bagai air bah mengalir ke seluruh tubuhku mulai dari ujung kaki sampai ke ubun-ubun terutama sekali di sekitar tempikku.

Tubuhku akhirnya mengejang sambil memeluk tubuh Eros erat sekali sambil menjerit-jerit kecil tanpa sadar.

”Aaaaccchhh…… Roosss… mmmmmhhhhhh… konnttolmmmuuu… aakkkuu…… kkeeelluuaaarrrr……” jeritku keenakan.

Badan telanjangku terasa berputar-putar merasakan semburan kenikmatan yang dahsyat diterjang gelombang orgasme.

kontol Eros masih terus menggenjot lubang tempikku, dan aku hanya pasrah dipelukannya mengharapkan gelombang kenikmatan selanjutnya. Lebih dari sejam Eros menyetubuhiku tanpa henti, aku makin lama makin terseret di dalam kenikmatan pergumulan persetubuhan yang belum pernah kurasakan.

Tubuhku akhirnya melemas setelah aku menyemburkan lagi cairan kawinku untuk kesekian kalinya bersamaan dengan Eros yang juga rupanya sudah tidak tahan lagi dan……

”Aaacchhh….. oooccchhh… Mmiiaaa… teemmpiikkmmuuu…… nniikkkmaattttt… sseekkalliiii… adduuhhh…… aaakkuu.. kkekkeeeluaarrr…” erangnya sambil menyemburkan pejunya di dalam tempikku

Kemudian untuk beberapa saat Eros masih membiarkan kontolnya menancap di dalam tempikku.

Akupun tidak mencoba untuk melepas kontol itu dari tempikku.

Setelah agak beberapa lama, Eros mengeluarkan kontolnya yang ternyata masih berdiri dengan tegar walaupun sudah orgasme di lubang tempikku. Walaupun kontolnya masih sangat tegar berdiri dengan kerasnya

Eros menghentikan persetubuhan ini karena dia meminta suamiku menggantikannya untuk menyetubuhiku. Kini ganti dia yang akan menonton diriku disetubuhi oleh suamiku sendiri yang ternyata entah sejak kapan dia sudah bertelanjang bulat.

Suamiku dengan segera menggantikan Eros dan mulai menyetubuhi diriku dengan hebat. Kurasakan nafsu birahi suamiku sedemikian menyala-nyala sehingga sambil berteriak-teriak kecil dia menghunjamkan kontolnya yang kecil itu ke dalam lubang tempikku.

Akan tetapi apakah karena aku masih terpengaruh oleh pengalaman yang barusan kudapatkan bersama Eros, maka ketika suamiku menghunjamkan kontolnya ke dalam lubang tempikku, kurasakan kontol suamiku itu kini terasa hambar.

Kurasakan otot-otot lubang tempikku tidak lagi sedemikian tegangnya menjepit kontol suamiku sebagaimana ketika kontol Eros yang berukuran besar dan panjang itu menerobos sampai ke dasar lubang tempikku. kontol suamiku kurasakan tidak sepenuhnya masuk ke dalam lubang tempikku dan terasa lebih lembek bahkan dapat kukatakan tidak begitu terasa lagi dalam lubang tempikku yang barusan diterobos oleh kontol yang begitu besar dan panjang.

Mungkin disebabkan pengaruh minuman alkohol yang terlalu banyak, atau mungkin juga suamiku telah berada dalam keadaan yang sedemikian rupa sangat tegangnya, sehingga hanya dalam beberapa kali saja dia menghunjamkan kontolnya ke dalam lubang tempikku dan dalam waktu kurang dari satu menit, suamiku telah mencapai puncak ejakulasi dengan hebat.

Malahan karena kontol suamiku tidak berada dalam lubang tempikku secara sempurna, dia telah menyemprotkan separuh pejunya agak di luar lubang tempikku dengan berkali-kali dan sangat banyak sekali sehingga seluruh permukaan tempik sampai ke sela paha dan jembutku basah kuyup dengan peju suamiku.

Selanjutnya suamiku langsung terjerembab tidak bertenaga lagi terhempas kelelahan di sampingku. Sementara itu, karena aku pasif saja waktu disetubuhi suamiku, dan membayangkan kontol Eros yang luar biasa itu, maka aku sama sekali tidak kelelahan, malah nafsuku kembali memuncak.

Bagaikan seekor kuda betina binal aku jadi bergelinjangan tidak karuan karena aku ingin mengalami puncak orgasme lagi dengan disetubuhi oleh Eros. Tapi yang disampingku kini suamiku, yang telah lemas dan tak berdaya sama sekali.

Oleh karena itu dengan perasaan kecewa berat aku segera bangkit dari tempat tidur dalam keadaan tubuh yang masih bertelanjang bulat hendak menuju kamar mandi yang memang berada di dalam kamar tidur untuk membersihkan cairan-cairan bekas persenggamaan yang melumuri selangkangan dan tubuhku.

Namun untunglah, seperti mengerti perasaanku, tiba-tiba Eros yang masih dalam keadaan bertelanjang bulat dan ngaceng kontolnya itu memelukku dari belakang sambil memagut serta menciumi leherku secara bertubi-tubi. Selanjutnya dia membungkukkan tubuhku ke pinggir ranjang. Aku kini berada dalam posisi menungging. Dalam posisi yang sedemikian Eros menusukkan kontolnya ke dalam tempikku dari belakang dengan garangnya.Cerita Sex Terbaru

Karena posisiku menungging, aku jadi lebih leluasa menggoyang-goyangkan pantatku, yang tentu saja tempikku juga ikut bergoyang ke kiri dan ke kanan.

Hal ini membuat Eros semakin bernafsu menghujam-hujamkan kontolnya ke dalam tempikku sehingga dengan cepat tubuhku kembali seperti melayang-layang merasakan kenikmatan yang tiada tara ini.

Tak berapa lama tubuhku mengejang dan…

”Roosss…… oooccchhhh… aacchhh… Rrosso… akk… aakkuu… mmaaauu… kkkeelluuuaaaarrrrrr……” rintihku sambil mencengkeram pinggir ranjang, aku telah mencapai puncak persetubuhan terlebih dahulu.

Begitu aku sedang mengalami puncak orgasme, Eros menarik kontolnya dari lubang tempikku, sehingga seluruh tubuhku terasa menjadi tidak karuan, kurasakan lubang tempikku berdenyut agak aneh dalam suatu denyutan yang sangat sukar sekali kulukiskan dan belum pernah kualami.

Namun walaupun sudah orgasme, aku masih berkeinginan sekali untuk melanjutkan persetubuhan ini. Dalam keadaan yang sedemikian tiba-tiba Eros yang masih bertelanjang bulat sebagaimana juga diriku, menarikku dan mengajakku tidur bersamanya di kamar tamu di sebelah kamarku.

Bagaikan kerbau dicocok hidung, aku mengikuti Eros ke kamar sebelah. Kami berbaring di ranjang sambil berdekapan dalam keadaan tubuh masing-masing masih bertelanjang bulat bagaikan sepasang pengantin baru yang sedang berbulan madu.

Kemudian Eros melepaskan pelukannya dan menelentangkan diriku lalu dengan bernafsu menciumi susuku dan menyErost-nyErost pentilnya yang mancung itu sehingga aku kembali merasakan suatu rangsangan birahi yang hebat. Tidak lama kemudian tubuh kami kami pun udah bersatu kembali dalam suatu permainan persetubuhan yang dahsyat.

Kali ini rupanya Eros ingin mengajakku bersetubuh dengan cara yang lain. Mula-mula Eros membalikkan tubuhku sehingga posisiku kini berada di atas tubuhnya.

Selanjutnya dengan spontan kuraih kontol Eros dan memandunya ke arah lubang tempikku. Kemudian kutekan tubuhku agak kuat ke tubuh Eros dan mulai mengayunkan tubuhku turun-naik di atas tubuhnya.

Mula-mula secara perlahan-lahan akan tetapi lama-kelamaan semakin cepat dan kuat sambil berdesah-desah kecil, ”Occhhh… oocchhh… acchhh… sssshhhh…” desahku dibuai kenikmatan.

Sementara itu Eros dengan tenang telentang menikmati seluruh permainanku sampai tiba-tiba kurasakan suatu ketegangan yang amat dahsyat dan dia mulai mengerang-erang kecil, ”Oocchhh… oocchhh… Mmiiaaaa… ttteeemmpppiikkmuuu… mmmhhhhh…”

Akupun semakin cepat menggerakkan tubuhku turun-naik di atas tubuh Eros dan nafasku pun semakin memburu berpacu dengan hebat menggali seluruh kenikmatan tubuh laki-laki yang berada di bawahku.

Tidak berapa lama kemudian aku menjadi terpekik kecil melepaskan puncak ejakulasi dengan hebat.

”Ooooccchhhhh…… mmmmhhhhhh… ooocccchhhh…… mmmmhhhhhh……” pekikku keenakan dan tubuhkupun langsung terkulai menelungkup di atas tubuh Eros.

Tapi ternyata Eros belum sampai pada puncaknya. Maka tiba-tiba dia bangkit dengan suatu gerakan yang cepat. Kemudian dengan sigap dia menelentangkan tubuhku di atas tempat tidur dan mengangkat tinggi-tinggi kedua belah pahaku ke atas sehingga lubang tempikku yang telah basah kuyup oleh lendir kawin tersebut menjadi terlihat jelas menganga dengan lebar.

Selanjutnya Eros mengacungkan kontolnya yang masih berdiri dengan tegang itu ke arah lubang tempikku dan menghunjamkan kembali kontolnya tersebut ke lubang tempikku dengan garang.

Aku menjadi terhentak bergelinjang kembali ketika kontol Eros mulai menerobos dengan buasnya ke dalam tubuhku dan membuat gerakan mundur-maju dalam lubang tempikku.

Aku pun kini semakin hebat menggoyang-goyangkan pinggulku mengikuti alunan gerakan turun-naiknya kontol Eros yang semakin lama semakin cepat merojok-rojokkan kontol besarnya ke lubang tempikku.

Aku merasakan betapa lubang tempikku menjadi tidak terkendali berusaha menghisap dan melahap kontol Eros yang teramat besar dan panjang itu sedalam-dalamnya serta melumat seluruh otot-ototnya yang kekar dengan rakusnya.

Selama pertarungan itu beberapa kali aku terpekik agak keras karena kontol Eros yang tegar dan perkasa itu menggesek bagian paling dalam tempikku (mungkin titik itu yang dinamakan G-Spot atau titik gairah seksual tertinggi wanita)

Akhirnya, bersamaan dengan orgasmeku yang entah ke berapa kali aku tak ingat lagi, kulihat Eros tiba juga pada puncaknya.

”Mmmiiiaaaa… ooocchhh…………… ooocccchhhhhh… Mmmiiiiaaaaaaaa…………………… ttteeemmmppikkkmmmuuu… ooccchhhsss… aakkkuu… kkkellluuaaarrrrrr……” rintihnya dengan mimik wajah yang sangat luar biasa dia menyebut-nyebut namaku sambil mengeluarkan kata-kata vulgarnya lagi dan melepaskan puncak ejakulasinya secara bertubi-tubi menyemprotkan seluruh pejunya di dalam tempikku dalam waktu yang amat panjang.

Sementara itu kontolnya tetap dibenamkannya sedalam-dalamnya di lubang tempikku sehingga seluruh pejunya terhisap dalam tempikku sampai titik penghabisan.

Selanjutnya kami terhempas kelelahan ke tempat tidur dengan tubuh yang tetap menyatu. Selama kami tergolek, kontol Eros masih tetap terbenam dalam tempikku, dan aku pun memang tetap berusaha menjepitnya erat-erat karena tidak ingin segera kehilangan benda tersebut dari dalam tubuhku.

Setelah beberapa lama kami tergolek melepaskan lelah, Eros mulai bangkit dan menciumi wajahku dengan lembut yang segera kusambut dengan mengangakan mulutku sehingga kini kami terlibat dalam suatu adegan cium yang mesra penuh dengan perasaan.

Sementara itu tangannya dengan halus membelai-belai rambutku sebagaimana seorang suami yang sedang mencurahkan cinta kasihnya kepada istrinya.

Suasana romantis ini akhirnya membuat gairah kami muncul kembali.

Kulihat kontol Eros mulai kembali menegang tegak sehingga secara serta merta Eros segera menguakkan kedua belah pahaku membukanya lebar-lebar untuk kemudian mulai memasukkan kontolnya ke dalam tempikku kembali. Berlainan dengan suasana permulaan yang kualami tadi, dimana kami melakukan persetubuhan dalam suatu pertarungan yang dahsyat dan liar.

Kali ini kami bersetubuh dalam suatu gerakan yang santai dalam suasana yang romantis dan penuh perasaan. Kami menikmati sepenuhnya sentuhan-sentuhan tubuh telanjang masing-masing dalam suasana kelembutan yang mesra bagaikan sepasang suami istri yang sedang melakukan kewajibannya.

Aku pun dengan penuh perasaan dan dengan segala kepasrahan melayani Eros sebagaimana aku melayani suamiku selama ini. Keadaan ini berlangsung sangat lama sekali dan kubisikkan padanya bahwa ada bagian tertentu di dalam tempikku yang kalau tersentuh kontolnya, dapat menghasilkan rasa nikmat yang amat sangat.

Erospun kelihatannya mengerti dan berusaha menyentuh bagian itu dengan kontolnya. Keadaan ini berakhir dengan tibanya kembali puncak persenggamaan kami secara bersamaan. Inilah yang belum pernah kualami, bahkan kuimpikanpun belum pernah. Mengalami orgasme secara bersama-sama dengan pasangan bersetubuh!

Rasanya tak bisa kulukiskan dengan kata kata. Kami kini benar-benar kelelahan dan langsung tergolek di tempat tidur untuk kemudian terlelap dengan nyenyak dalam suatu kepuasan yang dalam.

Semenjak pengalaman kami malam itu, aku selalu terbayang-bayang kehebatan Eros. Tetapi entah kenapa suamiku malah tidak pernah membicarakan lagi soal angan-angan seksualnya dan tidak pernah menyinggung lagi soal itu.

Padahal aku malah ingin mengulanginya lagi. Karena apa yang kurasakan bersama suamiku sama sekali tidak sehebat sebagaimana yang kualami bersama Eros. Kuakui malam itu Eros memang hebat. Walaupun telah beberapa waktu berlalu namun bayangan kejadian malam itu tidak pernah berlalu dalam benakku.

Malam itu aku telah merasakan suatu kepuasan persetubuhan yang luar biasa hebatnya yang belum pernah aku alami selama ini. Bahkan dengan Ki Alugoropun tidak sehebat ini, karena dengan Eros aku merasakan orgasme berkali-kali, sedang dengan Ki Alugoro cuma sekali.

Dan walaupun telah beberapa kali menyetubuhiku, Eros masih tetap saja kelihatan bugar. kontolnya pun masih tetap ngaceng dan berfungsi dengan baik melakukan tugasnya keluar-masuk lubang tempikku dengan tegar hingga membuatku menjadi agak kewalahan.Cerita Sex Terbaru

Aku telah terkapar lunglai dengan tidak putus-putusnya mengerang kecil karena terus-menerus mengalami puncak orgasme dengan berkali-kali namun kontol Eros masih tetap ngaceng bertahan. Inilah yang membuatku terkagum-kagum.

Terus terang kuakui bahwa selama melakukan persetubuhan dengan suamiku, aku tidak pernah mengalami puncak orgasme sama sekali. Apalagi dalam waktu yang berkali-kali dan secara bertubi-tubi seperti malam itu.

Sehingga, karena desakan birahi yang selalu datang tiap hari, dengan diam-diam aku masih menjalin hubungan dengan Eros tanpa sepengetahuan suamiku. Awalnya di suatu pagi Eros berkunjung ke rumahku pada saat suamiku sudah berangkat ke tempat tugasnya. Secara terus terang saat itu dia minta kepadaku untuk mau disetubuhi.

Mulanya aku pura-pura ragu memenuhi permintaannya itu. Akan tetapi karena aku memang mengharapkan, akhirnya aku menyetujui permintaan tersebut. Apalagi kebetulan anakku juga lagi ke sekolah diantar pembantuku. Sehingga kubiarkan saja dia menyetubuhiku di rumahku sendiri.

Hubungan sembunyi-sembunyi itu rupanya membawa diriku ke dalam suatu alam kenikmatan lain tersendiri. Misalnya ketika kami bersetubuh secara terburu-buru di ruang tamu yang terbuka, kurasakan suatu sensasi kenikmatan yang hebat dan sangat menegangkan.

Keadaan ini membawa hubunganku dan Eros semakin berlanjut. Demikianlah sehingga akhirnya aku dan Eros sering melakukan persetubuhan tanpa diketahui oleh suamiku.

Pernah kami melakukan persetubuhan yang liar di luar rumah, yaitu di taman dibelakang rumah, sambil menatap awan-awan yang berarak, ternyata menimbulkan sensasi tersendiri dan kenikmatan yang ambooii.

”Mestinya pemerintah memperbolehkan rakyatnya melakukan persetubuhan di tempat terbuka, asal tidak terdapat unsur paksaan!” anganku saat itu.

Aku berpikir, kalau melakukan persetubuhan di tempat terbuka dengan disaksikan oleh orang lain, pasti lebih nikmat lagi deh!

Sampai di suatu hari, Eros membisikkan rencananya kepadaku bahwa ia ingin bercinta secara three in one, tetapi bukan satu cewek dua cowok, tetapi satu cowok dua cewek. Maksudnya dia minta aku melibatkan satu orang temen cewekku untuk bersetubuh bersama.

Mula-mula aku agak kaget dibuatnya, tetapi aku pikir-pikir boleh juga ya, hitung-hitung buat menambah pengalaman dalam bersetubuh.

”Wuih, pasti lebih seru nih” pikirku dalam hati sambil membayangkan kenikmatan di tempikku, apalagi sambil melihat juga Eros bersetubuh dengan cewek lain.

”Eh, tapi.. aku cemburu nggak ya? Tapi biarlah, ini kan suatu sensasi lain yang belum pernah kualami” pikirku lagi.

Baca Juga Cerita Sex Main Kasar

Aku malah menambahkan usul kepada Eros, bagaimana kalau dilakukan di taman belakang rumah, habis asik sih! Lagipula aku memang punya temen (namanya Lina) yang ketika aku ceritain soal pengalamanku dengan Ki Alugoro maupun dengan Eros, keliatannya dia bernafsu banget dan pengin ikut-ikutan menikmati, boleh secara three in one ataupun sendiri sendiri, katanya.

Soalnya kontol suaminya memang berukuran kecil dan pendek, apalagi suaminya sekarang lagi bertugas ke luar negeri dalam waktu yang lama, sehingga dia selalu kesepian di rumahnya yang besar itu.
Ketika hal itu aku katakan pada Eros, dia langsung setuju dan menanyakan kapan hal itu akan dilaksanakan?

Tentu saja aku jawab secepatnya. Keesokan harinya, sehabis berbelanja di salah satu mall aku mampir ke rumah Lina dan menceriterakan tentang rencanaku tersebut.

Tentu saja dia sangat setuju dan antusias sekali mendengarnya, tetapi dia mengajukan sebuah syarat, yaitu itu dilakukan di taman di tepi kolam renang di belakang rumahnya.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

ABG Dan Pembantu Yang Seksi

Cerita Sex Terbaru | Sebut saja namaku Fredi, umurku saat ini 36 tahun, aku sudah mempunyai istri dan seorang
Silvik. Kehidupanku juga sudah sangat mapan dengan jabatanku sebagai manager sebuah
perusahaan besar. aku mempunyai kebiasaan yang lain daripada yang lain dengan sering kali
mengajak tukar pasangan kepada teman-temanku. Dan sering juga aku diajak tukar pasangan
dengan teman-temanku. Namun yang aku tukarkan bukan istriku tapi gadis-gadis ABG yang aku
kencani. Teman yang paling sering mengajaku untuk bertukar pasangan adalah Juna, jadi kita
sudah tau selera kita masing-masing.

Cerita Sex Terbaru ABG Dan Pembantu Yang Seksi
Malam itu setelah aku mengencani seorang gadis ABG muda, aku membawanya kesebuah hotel dan
terus menikmati tubuhnya yang sangat bergairah. ABG ini namanya Nita, umurnya masih 23
tahun, wajahnya sangat cantik, kulitnya putih bersih, memeknya masih ditumbuhi bulu-bulu
halus, klitoris yang merah merona, membuat persetubuhanku malam itu sangat memuaskanku
hingga aku tertidur lelap karena 10 rondeku bersama dengan Nita.
Pagi harinya setelah aku terbangun aku mendapatkan penawaran dari Juna, dia mengajakku
untuk bertukar pasangan dengannya karena Juna tau kalau semalam aku habis meniduri seorang
ABG. Tanpa memakai lama, aku langsung menyetujui ajakan Juna untuk bertukar pasangan
dengan syarat wanita yang dibawa Juna harus menarik dan bergairah, lalu aku meminta Juna
untuk mengirimkan foto wanita yang akan ditukarkan. Tak berapa lama Juna mengirimkan
sebuah foto wanita yang sangat menarik sekali. Kulitanya putih, bibirnya tipis, wajahnya
imut, dan yang pasti bentuk tubunya sangat menarik perhatianku. Tanpa lama aku lansgung
menelpon Juna dan langsung menyuruh Juna kehotel tempatku semalam meniduri Nita.
Pagi harinya setelah aku terbangun aku mendapatkan penawaran dari Juna, dia mengajakku
untuk bertukar pasangan dengannya karena Juna tau kalau semalam aku habis meniduri seorang
ABG. Tanpa memakai lama, aku langsung menyetujui ajakan Juna untuk bertukar pasangan
dengan syarat wanita yang dibawa Juna harus menarik dan bergairah, lalu aku meminta Juna
untuk mengirimkan foto wanita yang akan ditukarkan. Tak berapa lama Juna mengirimkan
sebuah foto wanita yang sangat menarik sekali. Kulitanya putih, bibirnya tipis, wajahnya
imut, dan yang pasti bentuk tubunya sangat menarik perhatianku. Tanpa lama aku lansgung
menelpon Juna dan langsung menyuruh Juna kehotel tempatku semalam meniduri Nita.
Sambil menunggu Juna datang, aku melihat Nita udah bangun. “Ada apa om, mau maen lagi
gak”, katanya sambil tersenyum. “Belum puas semalem ya Nit. Temen om tadi nelpon ngajakin
om tuker pasangan. Nita mau gak maen ama temennya om. Dia juga ahli kok nggarap cewek abg
kaya Nita”, jawabku. “Kalo nikmat ya Nita sih mau aja”, Nita bangun dari tempat tidur dan
masuk kamar mandi.
Aku menyusulnya. Sebenarnya aku napsu lagi ngeliat Nita yang masih telanjang bulat, tetapi
karena Silvi mau dateng ya aku tahan aja napsuku. Kita mandi sama sambil saling menyabuni
sehingga Penisku ngaceng lagi. “Om, kontolnya ngaceng lagi tuh, maen lagi yuk”, ajak Nita
sambil ngocok kontolku. “Kan Nita mau maen ama temennya om, nanti aja maennya.
Temen om ama ceweknya lagi menuju kemari”, jawabku. Sehabis mandi, kita sarapan dulu. Nita
tetep aja bertelanjang bulat sementara aku cuma pake celSilvi pendek saja. Selesai makan
aku menarik Nita saung dipinggir kolam renang yang ada dibelakang rumahku. Nita kupeluk
dan kuciumi sementara tanganku sibuk meremes2 toket montoknya. Nitapun gak mau kalah,
kontolku digosok2nya dari luar celSilvi ku.Cerita Sex Terbaru
Sedang asik, Juna dan Silvi datang. Juna sudah biasa kalo masuk rumahku langsung nyelonong
aja kedalem, karena kami punya kunci rumah masing2. Silvi ternyata cantik juga, seperti
bintang sinetron berdarah arab yang aku lupa namanya. Silvi make pakean ketat, sehingga
toketnya yang besar tampak sangat menonjol. Pantatnya yang besar juga tampak sangat
menggairahkan. Silvi terkejut melihat Nita yang bertelanjang bulat. Kuperkenalkan Nita
pada Juna, Juna langsung menggandeng Nita masuk ke rumah.
“An, Juna bilang dia nikmat banget ngentot sama kamu, Memek kamu bisa ngempot ya, aku jadi
kepingin ngerasain diempot juga”, kataku sambil mencium pipinya. “An, kamu napsuin banget,
tetek besar dan pantat juga besar”. “Nita kan juga napsuin pak”, jawabnya sambil duduk
disebelahku di dipan. “Jangan panggil pak dong, panggil om. Kan saya belum tua”, kataku
sambil memeluknya. Kucium pipinya sambil jemariku membelai-belai bagian belakang
telinganya.
Matanya terpejam seolah menikmati usapan tanganku. Kupandangi wajahnya yang manis,
hidungnya yang mancung lalu bibirnya. Tak tahan berlama-lama menunggu akhirnya aku mencium
bibirnya. Kulumat mesra lalu kujulurkan lidahku. Mulutnya terbuka perlahan menerima
lidahku. Lama aku mempermainkan lidahku di dalam mulutnya. Lidahnya begitu agresif
menanggapi permainan lidahku, sampai-sampai nafas kami berdua menjadi tidak beraturan.
Sesaat ciuman kami terhenti untuk menarik nafas, lalu kami mulai berpagutan lagi dan lagi.
Kubelai pangkal lengannya yang terbuka. Kubuka telapak tanganku sehingga jempolku bisa
menggapai permukaan dadanya sambil membelai pangkal lengannya. Bibirku kini turun menyapu
lehernya seiring telapak tanganku meraup toketnya. Silvi menggeliat bagai cacing
kepSilvisan terkena terik mentari.
Suara rintihan berulang kali keluar dari mulutnya di saat lidahku menjulur menikmati
lehernya yang jenjang. “Om….” Silvi memegang tanganku yang sedang meremas toketnya dengan
penuh napsu. Bukan untuk mencegah, karena dia membiarkan tanganku mengelus dan meremas
toketnya yang montok.”Sil, aku ingin melihat toketmu”, ujarku sambil mengusap bagian
puncak toketnya yang menonjol. Dia menatapku. Silvi akhirnya membuka tank top ketatnya di
depanku. Aku terkagum-kagum menatap toketnya yang tertutup oleh Bra berwarna merah.
Toketnya begitu membusung, menantang, dan naik turun seiring dengan desah nafasnya yang
memburu. Sambil berbaring Silvi membuka pengait Branya di punggungnya. Punggungnya
melengkung indah. Aku menahan tangan Silvi ketika dia mencoba untuk menurunkan tali Bra
nya dari atas pundaknya. Justru dengan keadaan Bra nya yang longgar karena tanpa pengait
seperti itu membuat toketnya semakin menantang. “toketmu bagus, Sil”, aku mencoba
mengungkapkan keindahan pada tubuhnya.

Perlahan aku menarik turun cup Branya. Mata Silvi terpejam. Perhatianku terfokus ke
pentilnya yang berwarna kecoklatan. Lingkarannya tidak begitu besar sedang ujungnya begitu
runcing dan kaku. Kuusap pentilnya lalu kupilin dengan jemariku. Silvi mendesah. Mulutku
turun ingin mencicipi toketnya. “Egkhh..” rintih Silvi ketika mulutku melumat pentilnya.

Kupermainkan dengan lidah dan gigiku. Sekali-sekali kugigit pentilnya lalu kuisap kuat-
kuat sehingga membuat Silvi menarik rambutku. Puas menikmati toket yang sebelah kiri, aku
mencium toket Silvi yang satunya yang belum sempat kunikmati. Rintihan-rintihan dan
desahan kenikmatan keluar dari mulut Silvi. Sambil menciumi toket Silvi, tanganku turun
membelai perutnya yang datar, berhenti sejenak di pusarnya lalu perlahan turun mengitari
lembah di bawah perut Silvi.

Kubelai pahanya sebelah dalam terlebih dahulu sebelum aku memutuskan untuk meraba
Vaginanya yang masih tertutup oleh celana jeans ketat yang dikenakan Silvi. Aku secara
tiba-tiba menghentikan kegiatanku lalu berdiri di samping dipan. Silvi tertegun sejenak
memandangku, lalu matanya terpejam kembali ketika aku membuka jeans warna hitamnya. Aku
masih berdiri sambil memandang tubuh Silvi yang tergolek di dipan, menantang. Kulitnya
yang tidak terlalu putih membuat mataku tak jemu memandang. Perutnya begitu datar.

Celana jeans ketat yang dipakainya telihat terlalu longgar pada pinggangnya namun pada
bagian pinggulnya begitu pas untuk menunjukkan lekukan pantatnya yang sempurna. Puas
memandang tubuh Silvi, aku lalu membaringkan tubuhku disampingnya. Kurapikan untaian
rambut yang menutupi beberapa bagian pada permukaan wajah dan leher Silvi. Kubelai lagi
toketnya. Kucium bibirnya sambil kumasukkan air liurku ke dalam mulutnya. Silvi
menelannya.Cerita Sex Terbaru

Tanganku turun ke bagian perut lalu menerobos masuk melalui pinggang celana jeans Silvi
yang memang agak longgar. Jemariku bergerak lincah mengusap dan membelai selangkangan
Silvi yang masih tertutup celSilvi dalamnya. jari tengah tanganku membelai permukaan
celSilvi dalamnya tepat diatas Vaginanya, basah. Aku terus mempermainkan jari tengahku
untuk menggelitik bagian yang paling pribadi tubuh Silvi. Pinggul Silvi perlahan bergerak
ke kiri, ke kanan dan sesekali bergoyang untuk menetralisir ketegangan yang dialaminya.

aku menyuruh Silvi untuk membuka celana jeans yang dipakainya. Tangan kanan Silvi berhenti
pada permukaan kancing celananya. Silvi lalu membuka kancing dan menurunkan reitsliting
celana jeansnya. Celana dalam hitam yang dikenakannya begitu mini sehingga jembut keriting
yang tumbuh di sekitar Vaginanya hampir sebagian keluar dari pinggir celana dalamnya. Aku
membantu menarik turun celana jeans Silvi. Pinggulnya agak Nitaikkan ketika aku agak
kesusahan menarik celana jeans Silvi. Akupun melepas celana pendekku. Posisi kami kini
sama-sama tinggal mengenakan celana dalam.

Tubuhnya semakin seksi saja. Pahanya begitu mulus. Memang harus kuakui tubuhnya begitu
menarik dan memikat, penuh dengan sex appeal. Kami berpelukan. Kutarik tangan kirinya
untuk menyentuh Penisku dari luar celana dalamku. “Oh..” Silvi menyentuh Penisku yang
tegang. “Kenapa, Sil?” tanyaku. Silvi tidak menjawab, malah melorotkan celana dalamku.
Langsung Penisku yang panjangnya kira-kira 19cm serta agak gemuk dibelai dan digenggamnya.

Belaiannya begitu mantap menandakan Silvi juga begitu piawai dalam urusan yang satu ini.
“Tangan kamu pintar juga ya, Sil,”´ ujarku sambil memandang tangannya yang mengocok
Penisku. “Ya, mesti dong!” jawabnya sambil cekikikan. “Om sama Nita semalem maen berapa
kali?” tanyanya sambil terus mengurut-urut Penisku. “Kamu sendiri semalem maen berapa kali
sama Juna?” aku malah balik berrtanya. Mendapat pertanyaan seperti itu entah kenapa
nafsuku tiba-tiba semakin liar.

Silvi akhirnya bercerita kalau Juna napsu sekali tadi malem menggeluti dia. Mau berapa
kali Juna meminta, Silvi pasti melayaninya. Mendengar perjelasan begitu jari-jariku masuk
dari samping celana dalam langsung menyentuh bukit Vagina Silvi yang sudah basah.
Telunjukku membelai-belai i tilnya sehingga Silvi keenakan. “Kamu biasa ngisep kan, An?”
tanyaku. Silvi tertawa sambil mencubit Penisku. Aku meringis.

“Kalo punya om mana bisa?” ujarnya. “Kenapa memangnya?” tanyaku penasaran. “Nggak muat di
mulutku,” selesai berkata demikian Silvi langsung tertawa kecil. “Kalau yang dibawah,
gimana?” tanyaku lagi sambil menusukkan jari tengahku ke dalam Vaginanya. Silvi merintih
sambil memegang tanganku. Jariku sudah tenggelam ke dalam liang Vaginanya. Aku merasakan
Vaginanya berdenyut menjepit jariku. Ugh, pasti nikmat sekali kalau Penisku yang diurut,
pikirku. Segera celana dalamnya kulepaskan.

Perlahan tanganku menangkap toketnya dan meremasnya kuat. Silvi meringis. Diusapnya lembut
Penisku keras banget. Tangannya begitu kreatif mengocok Penisku sehingga aku merasa
keenakan. Aku tidak hanya tinggal diam, tanganku membelai-belai toketnya yang montok.
Kupermainkan pentilnya dengan jemariku, sementara tanganku yang satunya mulai meraba
jembut lebat di sekitar Vagina Silvi. kuraba permukaan Vagina Silvi.

Jari tengahku mempermainkan itilnya yang sudah mengeras. Penisku kini sudah siap tempur
dalam genggaman tangan Silvi, sementara Vagina Silvi juga sudah mulai mengeluarkan cairan
kental yang kurasakan dari jemari tanganku yang mengobok-obok Vaginanya. Kupeluk tubuh
Silvi sehingga Penisku menyentuh pusarnya. Tanganku membelai punggung lalu turun meraba
pantatnya yang montok. Silvi membalas pelukanku dengan melingkarkan tangannya di pundakku.

Kedua telapak tanganku meraih pantat Silvi, kuremas dengan sedikit agak kasar lalu aku
menaiki tubuhnya. Kaki Silvi dengan sendirinya mengangkang. Kuciumi lagi lehernya yang
jenjang lalu turun melumat toketnya. Telapak tanganku terus membelai dan meremas setiap
lekuk dan tonjolan pada tubuh Silvi. Aku melebarkan kedua pahanya sambil mengarahkan
Penisku ke bibir Vaginanya. Silvi mengerang lirih. Matanya perlahan terpejam.

Giginya menggigit bibir bawahnya untuk menahan laju birahinya yang semakin kuat. Silvi
menatap aku, matanya penuh nafsu seakan memohon kepadaku untuk memasuki Vaginanya.”Aku
ingin mengentotmu, Sil” bisikku pelan, sementara kepala Penisku masih menempel di belahan
Vagina Silvi. Kata ini ternyata membuat wajah Silvi memerah. Silvi menatapku sendu lalu
mengangguk pelan sebelum memejamkan matanya. aku berkonsentrasi penuh dengan menuntun
Penisku yang perlahan menyusup ke dalam Vagina Silvi.

Terasa seret, memang, nikmat banget rasanya. Perlahan namun pasti Penisku membelah
Vaginanya yang ternyata begitu kencang menjepit Penisku. Vaginanya begitu licin hingga
agak memudahkan Penisku untuk menyusup lebih ke dalam. Silvi memeluk erat tubuhku sambil
membenamkan kuku-kukunya di punggungku hingga aku agak kesakitan.

Namun aku tak peduli. “Om, gede banget, ohh..” Silvi menjerit lirih. Tangannya turun
menangkap Penisku. “Pelan om”. Soalnya aku tahu pasti ukuran Penis Juna tidaklah sebesar
yang kumiliki. Akhirnya Penisku terbenam juga di dalam Vagina Silvi. Aku berhenti sejenak
untuk menikmati denyutan-denyutan yang timbul akibat kontraksi otot-otot dinding Vagina
Silvi.
Denyutan itu begitu kuat sampai-sampai aku memejamkan mata untuk merasakan kenikmatan yang
begitu sempurna. Kulumat bibir Silvi sambil perlahan-lahan menarik Penisku untuk
selanjutnya kubenamkan lagi. Aku menyuruh Silvi membuka kelopak matanya. Silvi menurut.
Aku sangat senang melihat matanya yang semakin sayu menikmati Penisku yang keluar masuk
dari dalam Vaginanya. “Aku suka Vaginamu, Sil.. Vaginamu masih rapet” ujarku sambil
merintih keenakan.Cerita Sex Terbaru

Sungguh, Vagina Silvi enak sekali. “Kamu enak kan, Sil?” tanyaku lalu dijawab Silvi dengan
anggukan kecil. Aku menyuruh Silvi untuk menggoyangkan pinggulnya. Silvi langsung
mengimbangi gerakanku yang naik turun dengan goyangan memutar pada pinggangnya. “Suka
Penisku, Sil?” tanyaku lagi. Silvi hanya tersenyum. Penisku seperti diremas-remas ditambah
jepitan Vaginanya. “Ohh.. hh..” aku menjerit panjang. Rasanya begitu nikmat. Aku mencoba
mengangkat dadaku, membuat jarak dengan dadanya dengan bertumpu pada kedua tanganku.
Dengan demikian aku semakin bebas dan leluasa untuk mengeluar-masukkan Penisku ke dalam
Vagina Silvi.

Kuperhatikan Penisku yang keluar masuk dari dalam Vaginanya. Dengan posisi seperti ini aku
merasa begitu jantan. Silvi semakin melebarkan kedua pahanya sementara tangannya melingkar
erat di pinggangku. Gerakan naik turunku semakin cepat mengimbangi goyangan pinggul Silvi
yang semakin tidak terkendali. “Sil.. enak banget, kamu pintar deh.” ucapku keenakan.
“Silvi juga, om”, jawabnya. Silvi merintih dan mengeluarkan erangan-erangan kenikmatan.
Berulang kali mulutnya mengeluarkan kata, “aduh” yang diucapkan terputus-putus.

Aku merasakan Vagina Silvi semakin berdenyut sebagai pertanda Silvi akan mencapai puncak
pendakiannya. Aku juga merasakan hal yang sama dengannya, namun aku mencoba bertahan
dengan menarik nafas dalam-dalam lalu bernafas pelan-pelan untuk menurunkan daya
rangsangan yang kualami. Aku tidak ingin segera menyudahi permainan ini hanya dengan satu
posisi saja. Aku mempercepat goyanganku ketika kusadari Silvi hampir nyampe. Kuremas
toketnya kuat seraya mulutku menghisap dan menggigit pentilnya.

Kuhisap dalam-dalam. “Ohh.. hh.. om..” jerit Silvi panjang. Aku membenamkan Penisku kuat-
kuat ke Vaginanya sampai mentok agar Silvi mendapatkan kenikmatan yang sempurna. Tubuhnya
melengkung indah dan untuk beberapa saat lamanya tubuhnya kejang. Kepalaku ditarik kuat
terbenam diantara toketnya. Pada saat tubuhnya menyentak-nyentak aku tak sanggup untuk
bertahan lebih lama lagi. “Siiiilll, aakuu.. keluaarr, Ohh.. hh..” jeritku.

Silvi yang masih merasakan orgasmenya mengunci pinggangku dengan kakinya yang melingkar di
pinggangku. Saat itu juga aku memuntahkan peju hangat dari Penisku. Kurasakan tubuhku
bagai melayang. Secara spontan Silvi juga menarik pantatku kuat ke tubuhnya. Mulutku yang
berada di belahan dada Silvi kuhisap kuat hingga meninggalkan bekas merah pada kulitnya.

Telapak tanganku mencengkram toket Silvi. Kuraup semuanya sampai-sampai Silvi kesakitan.
Aku tak peduli lagi. Pejuku akhirnya muncrat membasahi Vaginanya. Aku merasakan nikmat
yang tiada duanya ditambah dengan goyangan pinggul Silvi pada saat aku mengalami orgasme.
Tubuhku akhirnya lunglai tak berdaya di atas tubuh Silvi. Penisku masih berada di dalam
Vagina Silvi. Silvi mengusap-usap permukaan punggungku. “Silvi puas sekali dien tot om,”
katanya. Aku kemudian mencabut Penisku dari Vaginanya. Dari dalam Juna keluar sudah
berpakaian lengkap. “Pulang yuk An, sudah sore”, ajaknya.

Aku masuk kembali ke kamar. Nita ada di kamar mandi dan terdengar shower nyala. Aku bisa
mendengarnya karena pintu kamar mandi tidak ditutup. Tak lama kemudian, shower terdengar
berhenti dan Nita keluar hanya bercelSilvi pendek. Ganti aku yg masuk ke kamar mandi, aku
hanya membersihkan tubuhku. Keluar dari kamar mandi, Nita berbaring diranjang telanjang
bulat. “Kenapa Nit, lemes ya dientot Juna”, kataku. “Lebih enak ngentot sama om, Penis om
lebih besar soalnya”, jawab Nita tersenyum. “Malem ini kita men lagi ya om”.

Hebat banget Nita, gak ada matinya. Pengennya dien tot terus. “Ok aja, tapi sekarang kita
cari makan dulu ya, biar ada tenaga bertempur lagi nanti malem”, kataku sambil berpakaian.
Nita pun mengenakan pakaiannya dan kita pergi mencari makan malem. Kembali ke rumah sudah
hampir tengah malem, tadi kita selain makan santai2 di pub dulu.

Di kamar kita langsung melepas pakaian masing-masing dan bergumul diranjang. Tangan Nita
bergerak menggenggam Penisku. Aku melenguh seraya menyebut namanya. Aku meringis menahan
remasan lembut tangannya pada Penisku. Nita mulai bergerak turun naik menyusuri Penisku
yang sudah teramat keras. Sekali-sekali ujung telunjuknya mengusap kepala Penisku yang
sudah licin oleh cairan yang meleleh dari liangnya.
Kembali aku melenguh merasakan ngilu akibat usapannya. Kocokannya semakin cepat. Dengan
lembut aku mulai meremas-remas toketnya. Tangan Nita menggenggam Penisku dengan erat.
Pentilnya kupilin2. Nita masukan Penisku kedalam mulutnya dan mengulumnya. Aku terus
menggerayang toketnya, dan mulai menciumi toketnya. Napsuku semakin berkobar.

Jilatan dan kuluman Nita pada Penisku semakin menggSilvis sampai-sampai aku terengah-engah
merasakan kelihaian permainan mulutnya. Aku membalikkan tubuhnya hingga berlawSilvin
dengan posisi tubuhku. Kepalaku berada di bawahnya sementara kepalanya berada di bawahku.
Kami sudah berada dalam posisi enam sembilan! Lidahku menyentuh Vaginanya dengan lembut.
Tubuhnya langsung bereaksi dan tanpa sadar Nita menjerit lirih.

Tubuhnya meliuk-liuk mengikuti irama permainan lidahku di Vaginanya. Kedua pahanya
mengempit kepalaku seolah ingin membenamkan wajahku ke dalam Vaginanya. Penisku kemudian
dikempit dengan toketnya dan digerakkan maju mundur, sebentar. Aku menciumi bibir
Vaginanya, mencoba membukanya dengan lidahku. Tanganku mengelus paha bagian dalam. Nita
mendesis dan tanpa sadar membuka kedua kakinya yang tadinya merapat. Aku menempatkan diri
di antara kedua kakinya yang terbuka lebar. Penis kutempelkan pada bibir Vaginanya.
Kugesek-gesek, mulai dari atas sampai ke bawah. Naik turun. Nita merasa ngilu bercampur
geli dan nikmat. Vaginanya yang sudah banjir membuat gesekanku semakin lancar karena
licin.Cerita Sex Terbaru

Nita terengah-engah merasakannya. Aku sengaja melakukan itu. Apalagi saat kepala Penisku
menggesek-gesek i tilnya yang juga sudah menegang. “Om.?” panggilnya menghiba. “Apa Nit”,
jawabku sambil tersenyum melihatnya tersiksa. “Cepetan..” jawabnya. Aku sengaja mengulur-
ulur dengan hanya menggesek-gesekan Penis. Sementara Nita benar-benar sudah tak tahan lagi
mengekang birahinya. “Nita sudah pengen dien tot om”, katanya.

Nita melenguh merasakan desakan Penisku yang besar itu. Nita menunggu cukup lama gerakan
Penisku memasuki dirinya. Serasa tak sampai-sampai. Maklum aja, selain besar, Penisku juga
panjang. Nita sampai menahan nafas saat Penisku terasa mentok di dalam, seluruh Penisku
amblas di dalam. Aku mulai menggerakkan pinggulnya pelan2. Satu, dua dan tiga enjotan
mulai berjalan lancar. Semakin membanjirnya cairan dalam Vaginanya membuat Penisku keluar
masuk dengan lancarnya. Nita mengimbangi dengan gerakan pinggulnya.

Meliuk perlahan. Naik turun mengikuti irama enjotanku. Gerakan kami semakin lama semakin
meningkat cepat dan bertambah liar. Gerakanku sudah tidak beraturan karena yang penting
enjotanku mencapai bagian-bagian peka di Vaginanya. Nita bagaikan berada di surga
merasakan kenikmatan yang luar biasa ini. Penisku menjejali penuh seluruh Vaginanya, tak
ada sedikitpun ruang yang tersisa hingga gesekan Penisku sangat terasa di seluruh dinding
Vaginanya. Nita merintih, melenguh dan mengerang merasakan semua kenikmatan ini.

Nita mengakui keperkasaan dan kelihaianku di atas ranjang. Yang pasti Nita merasakan
kepuasan tak terhingga ngen tot denganku. Aku bergerak semakin cepat. Penisku bertubi-tubi
menusuk daerah-daerah sensitivenya. Nita meregang tak kuasa menahan napsuku, sementara aku
dengan gagahnya masih mengayunkan pinggulku naik turun, ke kiri dan ke kanan. Erangannya
semakin keras. Melihat reaksinya, aku mempercepat gerakanku. Penisku yang besar dan
panjang itu keluar masuk dengan cepatnya. Tubuhnya sudah basah bermandikan keringat.

Aku pun demikian. Nita meraih tubuhku untuk didekap. Direngkuhnya seluruh tubuhku sehingga
aku menindih tubuhnya dengan erat. Nita membenamkan wajahnya di samping bahuku. Pinggul
nya diangkat tinggi-tinggi sementara kedua tangannya menggapai pantatku dan menekannya
kuat-kuat. Nita meregang. Tubuhnya mengejang-ngejang. “om..”, hanya itu yang bisa keluar
dari mulutnya saking dahsyatnya kenikmatan yang dialaminya nersamaku. Aku menciumi wajah
dan bibirnya. Nita mendorong tubuhku hingga terlentang. Dia langsung menindihku dan
menciumi wajah, bibir dan sekujur tubuhku. Kembali diemutnya Penisku yang masih tegak itu.
Lidahnya menjilati, mulutnya mengemut. Tangannya mengocok-ngocok Penisku. Belum sempat aku
mengucapkan sesuatu, Nita langsung berjongkok dengan kedua kaki bertumpu pada lutut dan
masing-masing berada di samping kiri dan kSilvin tubuhku. Vaginanya berada persis di atas
Penisku. “Akh!” pekiknya tertahan ketika Penisku dibimbingnya memasuki Vaginanya.

Tubuhnya turun perlahan-lahan, menelan seluruh Penisku. Selanjutnya Nita bergerak seperti
sedang menunggang kuda. Tubuhnya melonjak-lonjak. Pinggulnya bergerak turun naik.
“Ouugghh.. Nit.., luar biasa!” jeritku merasakan hebatnya permainannya. Pinggulnya
mengaduk-aduk lincah, mengulek liar tanpa henti. Tanganku mencengkeram kedua toketnya,
kuremas dan dipilin-pilin. Aku lalu bangkit setengah duduk. Wajah kubenamkan ke dadanya.

Menciumi pentilnya. Kuhisap kuat-kuat sambil kuremas-remas. Kami berdua saling berlomba
memberi kepuasan. Kami tidak lagi merasakan panasnya udara meski kamar menggunakan AC.
Tubuh kami bersimbah peluh, membuat tubuh kami jadi lengket satu sama lain. Nita berkutat
mengaduk-aduk pinggulnya. Aku menggoyangkan pantatku. Tusukan Penisku semakin cepat
seiring dengan liukan pinggulnya yang tak kalah cepatnya.

Baca JUga Cerita Seks Rayuan Mami

Permainan kami semakin meningkat dahsyat. Sprei ranjang sudah tak karuan bentuknya,
selimut dan bantal serta guling terlempar berserakan di lantai akibat pergulatan kami yang
bertambah liar dan tak terkendali. AKu merasa pejuku udah mau nyembur. Aku semakin
bersemangat memacu pinggulku untuk bergoyang. Tak selang beberapa detik kemudian, Nita pun
merasakan desakan yang sama. Nita terus memacu sambil menjerit-jerit histeris. Aku mulai
mengejang, mengerang panjang.

Tubuhnya menghentak-hentak liar. Akhirnya, pejuhku nyemprot begitu kuat dan banyak
membanjiri Vaginanya. Nita pun rasanya tidak kuat lagi menahan desakan dalam dirinya.
Sambil mendesakan pinggulnya kuat-kuat, Nita berteriak panjang saat mencapai puncak
kenikmatan berbarengan denganku. Tubuh kami bergulingan di atas ranjang sambil berpelukan
erat. “om, nikmaat!” jeritnya tak tertahankan. Nita lemes, demikian pula aku. Tenaga
terkuras habis dalam pergulatan yang ternyata memakan waktu lebih dari 1 jam! akhirnya
kami tertidur kelelahan.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Bos Horny

Cerita Sex Terbaru | Aku baru kerja 4 bulan di perusahaan asing di Jakarta bos saya namanya M Richard yang berasala dari
USA umurnya 45 tahun dengan waktu yang cepat kami semua karyawan sudah kenal dekat dengan Mr. Rich
biasanya dipanggil seperti itu.

Cerita Sex Terbaru Bos Horny
Hobi kita sama yaitu bermain golf perusahaan kami bergerak di bidang advertising katanya teman
sekantor istri dari sibos cantik tubuhnya seksi kayak bintang Hollywood, karena aku belum pernah
melihat istri si Bos, hanya meilhat fotonya yang terpampang di ruangannya.

Meja kantor saya memang aku desain dengan nyaman dan aku selipakn foto aku dan istriku Nindy yang
berasal dari Bandung dan berumur 26 tahun, di meja kerja saya. Pada waktu Richard melihat foto itu,
secara spontan dia memuji kecantikan Nindy dan sejak saat itu pula saya mengamati kalau Richard sering
melirik ke foto itu, apabila kebetulan dia datang ke ruang kerja saya.

Suatu hari Richard mengundang saya untuk makan malam di rumahnya, katanya untuk membahas suatu proyek,
sekaligus untuk lebih mengenal istri masing-masing.

“Dik, nanti malam datang ke rumah ya, ajak istrimu Nindy juga, sekalian makan malam”.

“Lho, ada acara apa boss?”, kataku sok akrab.

“Ada proyek yg harus diomongin, sekalian biar istri saling kenal gitu”.

“Okelah!”, kataku.

Sesampainya di rumah, undangan itu aku sampaikan ke Nindy. Pada mulanya Nindy agak segan juga untuk
pergi, karena menurutnya nanti agak susah untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan mereka. Akan
tetapi setelah kuyakinkan bahwa Richard dan Istrinya sangat lancar berbahasa Indonesia, akhirnya Nindy
mau juga pergi.

“Ada apa sih Mas, kok mereka ngadain dinner segala?”.

“Tau, katanya sih, ada proyek apa.., yang mau didiskusikan”.

“Ooo.., gitu ya”, sambil tersenyum. Melihat dia tersenyum aku segera mencubit pipinya dengan gemas.
Kalau melihat Nindy, selalu gairahku timbul, soalnya dia itu seksi sekali. Rambutnya terurai panjang,
dia selalu senam so.., punya tubuh ideal, dan ukurannya itu 34B yang padat kencang.

Pukul 19.30 kami sudah berada di apartemen Richard yang terletak di daerah Jl. Gatot Subroto. Aku
mengenakan kemeja batik, sementara Nindy memakai stelan rok dan kemeja sutera. Rambutnya dibiarkan
tergerai tanpa hiasan apapun.

Sesampai di Apertemen no.1009, aku segera menekan bel yang berada di depan pintu. Begitu pintu
terbuka, terlihat seorang wanita bule berumur kira-kiar 32 tahun, yang sangat cantik, dengan tinggi
sedang dan berbadan langsing, yang dengan suara medok menegur kami.

“Oh Diko dan Nindy yah?, silakan.., masuk.., silakan duduk ya!, saya Lillian istrinya Richard”.

Ternyata Lillian badannya sangat bagus, tinggi langsing, rambut panjang, dan lebih manis
dibandingkan dengan fotonya di ruang kerja Richard. Dengan agak tergagap, aku menyapanya.
“Hallo Mam.., kenalin, ini Nindy istriku”.

Setelah Nindy berkenalan dengan Lillian, ia diajak untuk masuk ke dapur untuk menyiapkan makan malam,
sementara Richard mengajakku ke teras balkon apartemennya.

“Gini lho Dik.., bulan depan akan ada proyek untuk mengerjakan iklan.., ini.., ini.., dsb. Berani
nggak kamu ngerjakan iklan itu”.

“Kenapa nggak, rasanya perlengkapan kita cukup lengkap, tim kerja di kantor semua tenaga terlatih,
ngeliat waktunya juga cukup. Berani!”.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Aku excited sekali, baru kali itu diserahi tugas untuk mengkordinir pembuatan iklan skala besar.
Senyum Richard segera mengembang, kemudian ia berdiri merapat ke sebelahku.

“Eh Dik.., gimana Lillian menurut penilaian kamu?”, sambil bisik-bisik.

“Ya.., amat cantik, seperti bintang film”, kataku dengan polos.

“Seksi nggak?”.

“Lha.., ya.., jelas dong”.

“Umpama.., ini umpama saja loo.., kalo nanti aku pinjem istrimu dan aku pinjemin Lillian untuk kamu
gimana?”.

Mendenger permintaan seperti itu terus terang aku sangat kaget dan bingung, perasanku sangat shock dan
tergoncang. Rasanya kok aneh sekali gitu.

Sambil masih tersenyum-senyum, Richard melanjutkan, “Nggak ada paksaan kok, aku jamin Nindy dan
Lillian pasti suka, soalnya nanti.., udah deh pokoknya kalau kau setuju.., selanjutnya serahkan pada
saya.., aman kok!”.

Membayangkan tampang dan badan Lillian aku menjadi terangsang juga. Pikirku kapan lagi aku bisa
menunggangi kuda putih? Paling-paling selama ini hanya bisa membayangkan saja pada saat menonton blue
film.

Tapi dilain pihak kalau membayangkan Nindy dikerjain si bule ini, yang pasti punya senjata yang besar,
rasanya kok tidak tega juga. Tapi sebelum saya bisa menentukan sikap, Richard telah melanjutkan dengan
pertanyaan lagi, “Ngomong-ngomong Nindy sukanya kalo making love style-nya gimana sih?”.

Tanpa aku sempat berpikir lagi, mulutku sudah ngomong duluan, “Dia tidak suka style yang aneh-aneh,
maklum saja gadis pingitan dan pemalu, tapi kalau vaginanya dijilatin, maka dia akan sangat
terangsang!”.

“Wow.., aku justru pengin sekali mencium dan menjilati bagian vagina, ada bau khas wanita terpancar
dari situ.., itu membuat saya sangat terangsang!”, kata Richard.

“Kalau Lillian sangat suka main di atas, doggy style dan yang jelas suka blow-job” lanjutnya.
Mendengar itu aku menjadi bernafsu juga, belum-belum sudah terasa ngilu di bagian bawahku membayangkan
senjataku diisap mulut mungil Lillian itu.

Kemudian lanjut Richard meyakinkanku, “Oke deh.., enjoy aja nanti, biar aku yang atur. Ngomong-ngomong
my wife udah tau rencana ini kok, dia itu orangnya selalu terbuka dalam soal seks.., jadi setuju aja”.

“Nanti minuman Nindy aku kasih bubuk penghangat sedikit, biar dia agak lebih berani.., Oke.., yaa!”,
saya agak terkejut juga, apakah Richard akan memberikan obat perangsang dan memperkosa Rina? Wah kalau
begitu tidak rela aku.

Aku setuju asal Rina mendapat kepuasan juga. Melihat mimik mukaku yang ragu-ragu itu, Richard cepat-
cepat menambahkan,

“Bukan obat bius atau ineks kok. Cuma pembangkit gairah aja”, kemudian dia menjelaskan selanjutnya,
“Oke, nanti kamu duduk di sebelah Lillian ya, Nindy di sampingku”.

Selanjutnya acara makan malam berjalan lancar. Juga rencana Richard. Setelah makan malam selesai
kelihatannya bubuk itu mulai bereaksi. Rina kelihatan agak gelisah, pada dahinya timbul keringat
halus, duduknya kelihatan tidak tenang, soalnya kalau nafsunya lagi besar, dia agak gelisah dan
keringatnya lebih banyak keluar.Cerita Sex Terbaru

Melihat tanda-tanda itu, Richard mengedipkan matanya pada saya dan berkata pada Nindy, “Nin.., mari
duduk di depan TV saja, lebih dingin di sana!”, dan tampa menunggu jawaban Nindy, Richard segera
berdiri, menarik kursi Nindy dan menggandengnya ke depan TV 29 inchi yang terletak di ruang tengah.
Aku ingin mengikuti mereka tapi Lillian segera memegang tanganku.

“Dik, diliat aja dulu dari sini, ntar kita juga akan bergabung dengan mereka kok”. Memang dari ruang
makan kami dapat dengan jelas menyaksikan tangan Richard mulai bergerilya di pundak dan punggung
Nindy, memijit-mijit dan mengusap-usap halus.

Sementara Nindy kelihatan makin gelisah saja, badannya terlihat sedikit menggeliat dan dari mulutnya
terdengar desahan setiap kali tangan Richard yang berdiri di belakangnya menyentuh dan memijit
pundaknya.

Lillian kemudian menarikku ke kursi panjang yang terletak di ruang makan. Dari kursi panjang tersebut,
dapat terlihat langsung seluruh aktivitas yang terjadi di ruang tengah, kami kemudian duduk di kursi
panjang tersebut.

Terlihat tindakan Richard semakin berani, dari belakang tangannya dengan trampil mulai melepaskan
kancing kemeja batik Nindy hingga kancing terakhir. BH Nindy segera menyembul, menyembunyikan dua
bukit mungil kebanggaanku dibalik balutannya.

Kelihatan mata Nindy terpejam, badannya terlihat lunglai lemas, aku menduga-duga,

“Apakah Nindy telah diberi obat tidur, atau obat perangsang oleh Richard?, atau apakah Nindy pingsan
atau sedang terbuai menikmati permainan tangan Richard?”.

Nindy tampaknya pasrah seakan-akan tidak menyadari keadaan sekitarnya. Timbul juga perasaan cemburu
berbarengan dengan gairah menerpaku, melihat Nindy seakan-akan menyambut setiap belaian dan usapan
Richard dikulitnya dan ciuman nafsu Richardpun disambutnya dengan gairah.

Melihat apa yang tengah diperbuat oleh si bule terhadap istriku, maka karena merasa kepalang tanggung,
aku juga tidak mau rugi, segera kualihkan perhatianku pada istri Richard yang sedang duduk di
sampingku.

Niat untuk merasakan kuda putih segera akan terwujud dan tanganku pun segera menyelusup ke dalam rok
Lillian, terasa bukit kemaluannya sudah basah, mungkin juga telah muncul gairahnya melihat suaminya
sedang mengerjai wanita mungil.

Dengan perlahan jemariku mulai membuka pintu masuk ke lorong kewanitaannya, dengan lembut jari
tengahku menekan clitorisnya. Desahan lembut keluar dari mulut Lillian yang mungil itu, “aahh..,
aaghh.., aagghh”, tubuhnya mengejang, sementara tangannya meremas-remas payudaranya sendiri.

Sementara itu di ruang sebelah, Richard telah meningkatkan aksinya terhadap Nindy, terlihat Nindy
telah dibuat polos oleh Richard dan terbaring lunglai di sofa.

Badan Nindy yang ramping mulus dengan buah dadanya tidak terlalu besar, tetapi padat berisi, perutnya
yang rata dan kedua bongkahan pantatnya yang terlihat mulus menggairahkan serta gundukan kecil yang
membukit yang ditutupi oleh rambut-rambut halus yang terletak diantara kedua paha atasnya terbuka
dengan jelas seakan-akan siap menerima serangan-serangan selanjutnya dari Richard.

Kemudian Richard menarik Nindy berdiri, dengan Richard tetap di belakangnya, kedua tangan Richard
menjelajahi seluruh lekuk dan ngarai istriku itu. Aku sempat melihat ekspresi wajah Nindy, yang dengan
matanya yang setengah terpejam dan dahinya agak berkerut seakan-akan sedang menahan suatu kenyerian
yang melanda seluruh tubuhnya dengan mulutnya yang mungil setengah terbuka.

Menunjukan Nindy menikmati benar permainan dari Richard terhadap badannya itu, apalagi ketika jemari
Richard berada di semak-semak kewanitaannya, sementara tangan lain Richard meremas-remas puting
susunya, terlihat seluruh badan Nindy yang bersandar lemas pada badan Richard, bergetar dengan hebat.

Saat itu juga tangan Lillian telah membuka zipper celana panjangku, dan bagaikan orang kelaparan terus
berusaha melepas celanaku tersebut. Untuk memudahkan aksinya aku berdiri di hadapannya, dengan
melepaskan bajuku sendiri.

Setelah Lillian selesai dengan celanaku, gilirannya dia kutelanjangi. Wow.., kulit badannya mulus
seputih susu, payudaranya padat dan kencang, dengan putingnya yang berwarna coklat muda telah
mengeras, yang terlihat telah mencuat ke depan dengan kencang.

Aku menyadari, kalau diadu besarnya senjataku dengan Richard, tentu aku kalah jauh dan kalau aku
langsung main tusuk saja, tentu Lillian tidak akan merasa puas, jadi cara permainanku harus memakai
teknik yang lain dari lain.

Maka sebagai permulaan kutelusuri dadanya, turun ke perutnya yang rata hingga tiba di lembah diantara
kedua pahanya mulus dan mulai menjilat-jilat bibir kemaluannya dengan lidahku.

Kududukkan Lillian kembali di sofa, dengan kedua kakinya berada di pundakku. Sasaranku adalah
vaginanya yang telah basah. Lidahku segera menari-nari di permukaan dan di dalam lubang vaginanya.

Menjilati clitorisnya dan mempermainkannya sesekali. Kontan saja Lillian berteriak-teriak keenakan
dengan suara keras,

” Ooohh.., oohh.., sshh.., sshh”. Sementara tangannya menekan mukaku ke vaginanya dan tubuhnya
menggeliat-geliat. Tanganku terus melakukan gerakan meremas-remas di sekitar payudaranya. Pada saat
bersamaan suara Nindy terdengar di telingaku saat ia mendesah-desah,

“Oooh.., aagghh!”, diikuti dengan suara seperti orang berdecak-decak. Tak tahu apa yang diperbuat
Richard pada istriku, sehingga dia bisa berdesah seperti itu. Nindy sekarang telah telentang di atas
sofa, dengan kedua kakinya terjulur ke lantai dan Richard sedang berjongkok diantara kedua paha Nindy
yang sudah terpentang dengan lebar.

Kepalanya terbenam diantara kedua paha Nindy yang mulus. Bisa kubayangkan mulut dan lidah Richard
sedang mengaduk-aduk kemaluan Nindy yang mungil itu. Terlihat badan Nindy menggeliat-geliat dan kedua
tangannya mencengkeram rambut Richard dengan kuat. ‘’

Aku sendiri makin sibuk menjilati vagina Lillian yang badannya terus menggerinjal-gerinjal keenakan
dan dari mulutnya terdengar erangan,

“Ahh.., yaa.., yaa.., jilatin.., Ummhh”. Desahan-desahan nafsu yang semakin menegangkan otot-otot
penisku.

“Aahh.., Dik.., akuu.., aakkuu.., oohh.., hh!”, dengan sekali hentakan keras pinggul Lillian menekan
ke mukaku, kedua pahanya menjepit kepalaku dengan kuat dan tubuhnya menegang terguncang-guncang dengan
hebat dan diikuti dengan cairan hangat yang merembes di dinding vaginanya pun semakin deras, saat ia
mencapai organsme.Cerita Sex Terbaru

Tubuhnya yang telah basah oleh keringat tergolek lemas penuh kepuasan di sofa. Tangannya mengusap-usap
lembut dadaku yang juga penuh keringat, dengan tatapan yang sayu mengundangku untuk bertindak lebih
jauh.

Ketika aku menengok ke arah Richard dan istriku, rupanya mereka telah berganti posisi. Nindy kini
telentang di sofa dengan kedua kakinya terlihat menjulur di lantai dan pantatnya terletak pada tepi
sofa, punggung Nindy bersandar pada sandaran sofa.

Sehingga dia bisa melihat dengan jelas bagian bawah tubuhnya yang sedang menjadi sasaran tembak
Richard. Richard mengambil posisi berjongkok di lantai diantara kedua paha Nindy yang telah terpentang
lebar.

Aku merasa sangat terkejut juga melihat senjata Richard yang terletak diantara kedua pahanya yang
berbulu pirang itu, penisnya terlihat sangat besar kurang lebih panjangnya 20 cm dengan lingkaran yang
kurang lebih 6 cm dan pada bagian kepala penisnya membulat besar bagaikan topi baja tentara saja.

Terlihat Richard memegang penis raksasanya itu, serta di usap-usapkannya di belahan bibir kemaluan
Nindy yang sudah sedikit terbuka, terlihat Nindy dengan mata yang terbelalak melihat ke arah senjata
Richard yang dahsyat itu, sedang menempel pada bibir vaginanya.

Kedua tangan Nindy kelihatan mencoba menahan badan Richard dan badan Nindy terlihat agak melengkung,
pantatnya dicoba ditarik ke atas untuk mengurangi tekanan penis raksasa Richard pada bibir vaginanya.

Akan tetapi dengan tangan kanannya tetap menahan pantat Nindy dan tangan kirinya tetap menuntun
penisnya agar tetap berada pada bibir kemaluan Nindy, sambil mencium telinga kiri Nindy, terdengar
Richard berkata perlahan,

“Niinn.., maaf yaa.., saya mau masukkan sekarang.., boleh?”, terlihat kepala Nini hanya menggeleng-
geleng kekiri kekanan saja, entah apa yang mau dikatakannya, dengan pandangannya yang sayu menatap ke
arah kemaluannya yang sedang didesak oleh penis raksasa Richard itu dan mulutnya terkatup rapat
seakan-akan menahan kengiluan.

Richard, tanpa menunggu lebih lama lagi, segera menekan penisnya ke dalam lubang vagina Nindy yang
telah basah itu, biarpun kedua tangan Nindy tetap mencoba menahan tekanan badan Richard.

Mungkin, entah karena tusukan penis Richard yang terlalu cepat atau karena ukuran penisnya yang over
size, langsung saja Nindy berteriak kecil,

“Aduuh.., pelan-pelan.., sakit nih”, terdengar keluhan dari mulutnya dengan wajah yang agak meringis,
mungkin menahan rasa kesakitan. Kedua kaki Nindy yang mengangkang itu terlihat menggelinjang.

Kepala penis Richard yang besar itu telah terbenam sebagian di dalam kemaluan Nindy, kedua bibir
kemaluannya menjepit dengan erat kepala penis Richard, sehingga belahan kemaluan Nindy terlihat
terkuak membungkus dengan ketat kepala penis Richard itu.

Kedua bibir kemaluan Nindy tertekan masuk begitu juga clitoris Nindy turut tertarik ke dalam akibat
besarnya kemaluan Richard.

Richard menghentikan tekanan penisnya, sambil mulutnya mengguman, “Maaf.., Nin.., saya sudah
menyakitimu.., maaf yaa.., Niin!”.

“aagghh.., jangan teerrlalu diipaksakan.., yaahh.., saayaa meerasa.., aakan.., terbelah.., niih..,
sakiitt.., jangan.., diiterusiinn”.

Nindy mencoba menjawab dengan badannya terus menggeliat-geliat, sambil merangkulkan kedua tangannya di
pungung Richard.

“Niinn.., saya mau masukkan lagi.., yaa.., dan tolong katakan yaa.., kalau Nindy masih merasa sakit”,
sahut Richard dan tanpa menunggu jawaban Nindy, segera saja Richard melanjutkan penyelaman penisnya ke
dalam lubang vagina Nindy yang tertunda itu, tetapi sekarang dilakukannya dengan lebih pelan pelan.

Ketika kepala penisnya telah terbenam seluruhnya di dalam lubang kemaluan Nindy, terlihat muka Nindy
meringis, tetapi sekarang tidak terdengar keluhan dari mulutnya lagi hanya kedua bibirnya terkatup
erat dengan bibir bawahnya terlihat menggetar.

Terdengar Richard bertanya lagi, “Niinn.., sakit.., yaa?”, Nindy hanya menggeleng-gelengkan kepalanya,
sambil kedua tangannya meremas bahu Richard dan Richard segera kembali menekan penisnya lebih dalam,
masuk ke dalam lubang kemaluan Nindy.

Secara pelahan-lahan tapi pasti, penis raksasa itu menguak dan menerobos masuk ke dalam sarangnya.
Ketika penis Richard telah terbenam hampir setengah di dalam lubang vagina Nindy, terlihat Nindy telah
pasrah saja dan sekarang kedua tangannya tidak lagi menolak badan Richard.

Akan tetapi sekarang kedua tangannya mencengkeram dengan kuat pada tepi sofa. Richard menekan lebih
dalam lagi, kembali terlihat wajah Nindy meringis menahan sakit dan nikmat, kedua pahanya terlihat
menggeletar,

Tetapi karena Nindy tidak mengeluh maka Richard meneruskan saja tusukan penisnya dan tiba-tiba saja,
“Blees”, Richard menekan seluruh berat badannya dan pantatnya menghentak dengan kuat ke depan
memepetin pinggul Nindy rapat-rapat pada sofa.

Pada saat yang bersamaan terdengar keluhan panjang dari mulut Nindy, “Aduuh”, sambil kedua tangannya
mencengkeram tepi sofa dengan kuat dan badannya melengkung ke depan serta kedua kakinya terangkat ke
atas menahan tekanan penis Richard di dalam kemaluannya.

Richard mendiamkan penisnya terbenam di dalam lubang vagina Nindy sejenak, agar tidak menambah sakit
Nindy sambil bertanya lagi,

“Niinn.., sakit.., yaa? Tahan dikit yaa, sebentar lagi akan terasa nikmat!”, Nindy dengan mata
terpejam hanya menggelengkan kepalanya sedikit seraya mendesah panjang,

“aagghh.., kit!”, lalu Richard mencium wajah Nindy dan melumat bibirnya dengan ganas. Terlihat pantat
Richard bergerak dengan cepat naik turun, sambil badannya mendekap tubuh mungil Nindy dalam
pelukannya.

Tak selang lama kemudian terlihat badan Nindy bergetar dengan hebat dari mulutnya terdengar keluhan
panjang,

“Aaduuh.., oohh.., sshh.., sshh”, kedua kaki Nindy bergetar dengan hebat, melingkar dengan ketat pada
pantat Richard, Nindy mengalami orgasme yang hebat dan berkepanjangan. Selang sesaat badan Nindy
terkulai lemas dengan kedua kakinya tetap melingkar pada pantat Richard yang masih tetap berayun-ayun
itu.

aah, suatu pemandangan yang sangat erotis sekali, suatu pertarungan yang diam-diam yang diikuti oleh
penaklukan disatu pihak dan penyerahan total dilain pihak.

“Dik.., ayo aku mau kamu”, suara Lillian penuh gairah di telingaku. Kuletakkan kaki Lillian sama
dengan posisi tadi, hanya saja kini senjataku yang akan masuk ke vaginanya. Duh, rasanya kemaluan
Lillian masih rapet saja, aku merasakan adanya jepitan dari dinding vagina Lillian pada saat rudalku
hendak menerobos masuk.

“Lill.., kok masih rapet yahh”. Maka dengan sedikit tenaga kuserudukkan saja rudalku itu menerobos
liang vaginanya. “Aagghh”, mata Lillian terpejam, sementara bibirnya digigit.

Tapi ekspresi yang terpancar adalah ekspresi kepuasan. Aku mulai mendorong-dorongkan penisku dengan
gerakan keluar masuk di liang vaginanya. Diiringi erangan dan desahan Lillian setiap aku menyodokkan
penisku, melihat itu aku semakin bersemangat dan makin kupercepat gerakan itu. Bisa kurasakan bahwa
liang kemaluannya semakin licin oleh pelumas vaginanya.

“Ahh.., ahh”, Lillian makin keras teriakannya.

“Ayo Dik.., terus”.

“Enakk.., eemm.., mm!”.

Tubuhnya sekali lagi mengejang, diiringi leguhan panjang, “Uuhh..hh..” “Lill.., boleh di dalam..,
yaah”, aku perlu bertanya pada dia, mengingat aku bisa saja sewaktu-waktu keluar.

“mm..”.

Kaki Lillian kemudian menjepit pinggangku dengan erat, sementara aku semakin mempercepat gerakan
sodokan penisku di dalam lubang kemaluannya. Lillian juga menikmati remasan tanganku di buah dadanya.

“Nih.., Lill.., terima yaa”.

Dengan satu sodokan keras, aku dorong pinggulku kuat-kuat, sambil kedua tanganku memeluk badan Lillian
dengan erat dan penisku terbenam seluruhnya di dalam lubang kemaluannya dan saat bersamaan cairan
maniku menyembur keluar dengan deras di dalam lubang vagina Lillian.

Badanku tehentak-hentak merasakan kenikmatan orgasme di atas badan Lillian, sementara cairan hangat
maniku masih terus memenuhi rongga vagina Lillian, tiba-tiba badan Lillian bergetar dengan hebat dan
kedua pahanya menjepit dengan kuat pinggul saya diikuti keluhan panjang keluar dari mulutnya,
“..aagghh.., hhm!”, saat bersamaan Lillian juga mengalami orgasme dengan dahsyat.

Setelah melewati suatu fase kenikmatan yang hebat, kami berdua terkulai lemas dengan masih berpelukan
erat satu sama lain. Dari pancaran sinar mata kami, terlihat suatu perasaan nikmat dan puas akan apa
yang baru kami alami.Cerita Sex Terbaru

Aku kemudian mencabut senjataku yang masih berlepotan dan mendekatkannya ke muka Lillian. Dengan
isyarat agar ia menjilati senjataku hingga bersih. Ia pun menurut. Lidahnya yang hangat menjilati
penisku hingga bersih. “Ahh..”. Dengan kepuasan yang tiada taranya aku merebahkan diri di samping
Lillian.

Kini kami menyaksikan bagaimana Richard sedang mempermainkan Nindy, yang terlihat tubuh mungilnya
telah lemas tak berdaya dikerjain Richard, yang terlihat masih tetap perkasa saja. Gerakan Richard
terlihat mulai sangat kasar, hilang sudah lemah lembut yang pernah dia perlihatkan.

Mulai saat ini Richard mengerjai Nindy dengan sangat brutal dan kasar. Nindy benar-benar dipergunakan
sebagai objek seks-nya. Saya sangat takut kalau-kalau Richard menyakiti Nindy, tetapi dilihat dari
ekspressi muka dan gerakan Nindy ternyata tidak terlihat tanda-tanda penolakan dari pihak Nindy atas
apa yang dilakukan oleh Richard terhadapnya.

Richard mencabut penisnya, kemudian dia duduk di sofa dan menarik Nindy berjongkok diantara kedua
kakinya, kepala Nindy ditariknya ke arah perutnya dan memasukkan penisnya ke dalam mulut Nindy sambil
memegang belakang kepala Nindy.

Dia membantu kepala Nindy bergerak ke depan ke belakang, sehingga penisnya terkocok di dalam mulut
Nindy. Kelihatan Nindy telah lemas dan pasrah, sehingga hanya bisa menuruti apa yang diingini oleh
Richard, hal ini dilakukan Richard kurang lebih 5 menit lamanya.

Richard kemudian berdiri dan mengangkat Nindy, sambil berdiri Richard memeluk badan Nindy erat-erat.
Kelihatan tubuh Nindy terkulai lemas dalam pelukan Richard yang ketat itu. Tubuh Nindy digendong
sambil kedua kaki Nindy melingkar pada perut Richard dan langsung Richard memasukkan penisnya ke dalam
kemaluan Nindy.

Ini dilakukannya sambil berdiri. Badan Nindy terlihat tersentak ke atas ketika penis raksasa Richard
menerobos masuk ke dalam lubang kemaluannya dari mulutnya terdengar keluhan, “aagghh!”, Nindy terlihat
seperti anak kecil dalam gendongan Richard.

Kaki Nindy terlihat merangkul pinggang Richard, sedangkan berat badannya disanggah oleh penis Richard.
Richard berusaha memompa sambil berdiri dan sekaligus mencium Nindy. Pantat Nindy terlihat merekah dan
tiba-tiba Richard memasukkan jarinya ke lubang pantat Nindy.

“Ooohh!”. Mendapat serangan yang demikian serunya dari Richard, badan Nindy terlihat menggeliat-geliat
dalam gendongan Richard. Suatu pemandangan yang sangat seksi.

Ketika Richard merasa capai, Nindy diturunkan dan Richard duduk pada sofa. Nindy diangkat dan
didudukan pada pangkuannya dengan kedua kaki Nindy terkangkang di samping paha Richard dan Richard
memasukkan penisnya ke dalam lubang kemaluan Nindy dari bawah.

Dari ruang sebelah saya bisa melihat penis raksasa Richard memaksa masuk ke dalam lubang kemaluan
Nindy yang kecil dan ketat itu. Vaginanya menjadi sangat lebar dan penis Richard menyentuh paha Nindy.

Kedua tangan Richard memegang pinggang Nindy dan membantu Nindy memompa penis Richard secara teratur,
setiap kali penis Richard masuk, terlihat vaginanya ikut masuk ke dalam dan cairan putih terbentuk di
pinggir bibir vaginanya. Ketika penisnya keluar, terlihat vaginanya mengembang dan menjepit penis
Richard. Mereka melakukan posisi ini cukup lama.

Kemudian Richard mendorong Nindy tertelungkup pada sofa dengan pantat Nindy agak menungging ke atas
dan kedua lututnya bertumpu di lantai. Richard akan bermain doggy style. Ini sebenarnya adalah posisi
yang paling disukai oleh Nindy.

Dari belakang pantat Nindy, Richard menempatkan penisnya diantara belahan pantat Nindy dan mendorong
penisnya masuk ke dalam lubang vagina Nindy dari belakang dengan sangat keras dan dalam, semua
penisnya amblas ke dalam vagina Nindy.

Jari jempol tangan kiri Richard dimasukkan ke dalam lubang pantat. Nindy setengah berteriak,
“aagghh!”, badannya meliuk-liuk mendapat serangan Richard yang dahsyat itu. Badan Nindy dicoba ditarik
ke depan, tapi Richard tidak mau melepaskan, penisnya tetap bersarang dalam lubang kemaluan Nindy dan
mengikuti arah badan Nindy bergerak.

Nindy benar-benar dalam keadaan yang sangat nikmat, desahan sudah berubah menjadi erangan dan erangan
sudah berubah menjadi teriakan, “Ooohhmm.., aaduhh!”. Richard mencapai payudara Nindy dan mulai
meremas-remasnya.

Tak lama kemudian badan Nindy bergetar lagi, kedua tangannya mencengkeram dengan kuat pada sofa, dari
mulutnya terdengar,

“Aahh.., aahh.., sshh.., sshh!”. Nindy mencapai orgasme lagi, saat bersamaan Richard mendorong habis
pantatnya sehingga pinggulnya menempel ketat pada bongkahan pantat Nindy, penisnya terbenam seluruhnya
ke dalam kemaluan Nindy dari belakang.

Sementara badan Nindy bergetar-getar dalam orgasmenya, Richard sambil tetap menekan rapat-rapat
penisnya ke dalam lubang kemaluan Nindy, pinggulnya membuat gerakan-gerakan memutar sehingga penisnya
yang berada di dalam lubang vagina Nindy ikut berputar-putar mengebor liang vagina Nindy sampai ke
sudut-sudutnya.

Setelah badan Nindy agak tenang, Richard mencabut penisnya dan menjilat vagina Nindy dari belakang.
Vagina Nindy dibersihkan oleh lidah Richard. Kemudian badan Nindy dibalikkannya dan direbahkan di
sofa. Richard memasukkan penisnya dari atas, sekarang tangan Nindy ikut aktif membantu memasukkan
penis Richard ke vaginanya.

Kaki Nindy diangkat dan dilingkarkan ke pinggang Richard. Richard terus menerus memompa vagina Nindy.
Badan Nindy yang langsing tenggelam ditutupi oleh badan Richard, yang terlihat oleh saya hanya pantat
dan lubang vagina yang sudah diisi oleh penis Richard.

Kadang-kadang terlihat tangan Nindy meraba dan meremas pantat Richard, sekali-kali jarinya di masukkan
ke dalam lubang pantat Richard.

Gerakan pantat Richard bertambah cepat dan ganas memompa dan terlihat penisnya yang besar itu dengan
cepat keluar masuk di dalam lubang vagina Nindy, tiba-tiba,

“Ooohh.., oohh!”, dengan erangan yang cukup keras dan diikuti oleh badannya yang terlonjak-lonjak,
Richard menekan habis pantatnya dalam-dalam, mememetin pinggul Nindy ke sofa, sehingga penisnya
terbenam habis ke dalam lubang kemaluan Nindy.

BAca Juga Cerita Sek Kekasihku Yang Hot

Pantat Richard terkedut-kedut sementara penisnya menyemprotkan spermanya di dalam vagina Nindy, sambil
kedua tangannya mendekap badan Nindy erat-erat. Dari mulut Nindy terdengar suara keluhan, “Sssh..,
sshh.., hhmm.., hhmm!”, menyambut semprotan cairan panas di dalam liang vaginanya.

Setelah berpelukan dengan erat selama 5 menit, Richard kemudian merebahkan diri di atas badan Nindy
yang tergeletak di sofa, tanpa melepaskan penisnya dari vagina Nindy. Nindy melihat ke saya dan
memberikan tanda bahwa yang satu ini sangat nikmat.

Aku tidak bisa melihat ekspresi Richard karena terhalang olah tubuh Nindy. Yang jelas dari sela-sela
selangkangan Nindy mengalir cairan mani. Kemudian Nindypun seperti kebiasaan kami membersihkan penis
Richard dengan mulutnya, itu membuat Richard mengelinjang keenakan.

Malam itu kami pulang menjelang subuh, dengan perasaan yang tidak terlupakan. Kami masih sempat
bermain 2 ronde lagi dengan pasangan itu.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Rintihan Gadis Perawan

Cerita Sex Terbaru | Cerita ini terjadi sekitar 5 tahun yang lalu saat umurku 25 tahun. Waktu itu aku setahun
tinggal disebuah komplek perumahan yang berada dijakarta. Saat itu aku bekerja disebuah
koperasi dekat komplek. Sampai umurku yang 25 tahun waktu itu, masalah wanita kehidupanku
tidak pernah kosong. Kehidupanku selalu dihiasi oleh banyak wanita yang cantik dan seksi-
seksi. Aku juga selalu meniduri wanita yang menjadi kekasihku, karena aku selalu ngaceng
kalau melihat wnaita cantik dan semok. Begitu juga dengan kalau aku melihat kekasihku
berpakaian seksi, aku langsung saja mengajaknya untuk berhubungan Sex.

Cerita Sex Terbaru Rintihan Gadis Perawan
Sebagai lelaki aku sangat beruntung sekali dengan kehidupan Sex ku yang tak pernah kosong.
Naah waktu itu aku baru aja putus dengan kekasihku karena aku sudah bosan dengan Vaginanya
yang semakin lama aku rasakan makin gak enak. Sesudah putus sekarang aku ingin meraskan
sensai ngentot gadis perawan dan Disinilah aku disebut sebagai lelaki yang beruntung.
Ketika aku pulang dari kerja aku melihat seorang gadis muda sedang menyapu lantai
rumahnya, Sekejap aku berpikiran kalau inilah targetku selanjutnya. Waktu itu aku melihat
gadis itu sedang menyapu dengan menggunakan tank top ketat dan celana pendek yang juga
ketat. Dari luar tank topnya aku melihat payudara yang sangat padat dan berisi. Ukurannya
lumayan besar sekitar 34B, kulihat sekujur kakinya sangat putih mulus sampai dipahanya gak
ada belang sama sekali. Sungguh birahiku langsung naik.
Akal bulusku pun langsung keluar, karena rumah gadis itu gak jauh dari rumahku maka akupun
sudah mengetahui seluk beluknya bagaimana. Namanya Venti, saat itu Venti kelas 1 SMA
didekat komplek. Venti termasuk gadis yang lugu, namun dia sering memakai pakaian yang
sangat seksi. Aku sengaja setiap sore pulang tepat jam seperti kemaren aku melihat Venti
sedang nyapu. Filingku pun tepat, setiap pulang aku selau tepat dengan Venti, dan aku pun
menggodanya dengan memberikan siulan kepada Venti. Venti pun yang mengetahui kalau aku
yang menyiulinya pun membalas dengan senyumannya yang manis. Begitu seterusnya hingga aku
akrab degannya.
Suatu sore saat aku sedang libur kerja, aku melihat Venti dengan kebiasaanya setiap sore.
Sore itu Venti menggunakan pakaian yang sangat seksi sekali, sehngga menonjolkan bentuk
tubuhnya yang sangat indah. Dengan sangat nafsu aku tatap dia dari balik pagar dan dia pun
membalasnya dan tanpa aku sangka-sangka Venti menuju ke pintu pagar rumah aku, dan dalam
hati aku bertanya mungkin dia akan marah karena aku selalu menatapnya, tetapi hal tersebut
tidak terjadi, dia malah tersenyum manis sambil duduk dideket didepan pagar rumah aku yang
membuat nafsu aku semakin tinggi karena dengan leluasa aku dapat memandangi tubuh Venti
dan yang lebih mengasikan lagi ia duduk dengan menyilangkan pahannya yang membuat sebagian
roknya tersingkap disaat angin meniup dengan lembutnya namun ia diam dan membiarkan saja.
Dengan penuh nafsu dan penasaran ingin melihat tubuh Venti dari dekat maka aku dekati dia
dan bertannya “Duduk sendirian nih boleh aku temanin,” dengan terkejut Venti mambalikan
wajahnya dan berkata “eh…… boooboleh.” Aku langsung duduk tepat di sampingnya dikarenakan
deker tersebut hanya pas untuk dua orang. Dan untuk mengurangi kebisuan aku bertannya pada
Venti “Biasanya bertiga, temennya mana..?”, dengan terbata-bata Venti berkata “Gi.. gini
om, mereka i.. itu bukan temen aku tetapi kakak dan sepupu aku.” aku langsung malu sekali
dan kerkata “Sorry.” kemudia Venti menjelaskan bahwa kakak dan sepupunnya lagi ke salah
satu mal namannya MM. Venti mulai terlihat santai tetapi aku semakin tegang jantungku
semakin berdetak dengan kerasnya dikarenakan dengan dekatnya aku dapat memandangi paha
mulus Venti ditambah lagi dua bukit kembarnya tersembul dari balik tank topnya apabila dia
salah posisi.Cerita Sex Terbaru
Diam-diam aku mencuri pandang untuk melihatnya namun dia mulai menyadarinya tetapi malah
kedua bukit kembarnya tersebut tambah diperlihatkannya keaku yang membuat aku semakin
salah tingkah dan tampa sengaja aku menyentuh pahanya yang putih tanpa ditutupi oleh rok
mininya karena tertiup angin yang membuat Venti terkejut dan Ventipun tidak marah sama
sekali sehingga tangan aku semakin penasaran dan aku dekapkan tangan aku ke pahanya dan
dia pun tidak marah pula dan kebetulan pada saat itu langitpun semakin gelap sehingga aku
gunakan dengan baik dengan perlahan-lahan tangan kiri aku yang berada di atas pahanya aku
pindahkan ke pinggannya dan meraba-raba perutnya sambil hidungku aku dekatkan
ketelingannya yang membuat Venti kegelian karena semburan nafasku yang sangat bernafsu dan
mata ku tak berkedip melihat kedua bukit kembarnya yang berukuran sedang dibalik tank
topnya.
Tanpa aku sadari tangan kiri aku telah menyusup kedalam tank top yang ia gunakan menuju
kepunggunya dan disana aku menemukan sebuah kain yang sangat ketat yang merupakan tali BH
nya dan dengan sigapnya tangan aku membuka ikatan BH yang dikenakan Venti yang membuat
tangan aku semakin leluasa ber gerilya dipunggunya dan perlahan- lahan menyusup kebukit
kembarnya serta tangan kanan aku membuka ikatan tali BH Venti yang berada di lehernya dan
dengan leluasa aku menarik BH Venti tersebut keluar dari tank topnya karena pada saat itu
Venti mengggunakan BH yang biasa digunakan bule pada saat berjemur.
Setelah aku membuka BHnya kini dengan leluasa tangan aku meraba, memijit dan memelintir
bukit kembarnya yang membuat Venti kegelian dan terlihat pentil bukit kembarnya telah
membesar dan berwarna merah dan tanpa ia sadari ia berkata “Terusss.. nikmattttt..
Ommmm……….. ahh.. ahhhh….” Dan itu membuat aku semakin bernafsu, kemudian tangan aku
pindahkan ke pinggannya kembali dan mulai memasukannnya ke dalam rok mini yang ia kenakan
dengan terlebih dahulu menurunkan res yang berada dibelakang roknya, kemudian tangan aku
masukan kedalam rok dan celana dalamnya dan meremas-remas bokongnya yang padat dan berisi
dan ternyata Venti memakai celana dalam model G string sehingga membuat aku berpikir anak
SMP kayak dia kok sudah menggunakan G string tetapi itu membuat pikiranku selama ini
terjawab bahwa Venti selama ini menggunakan G string sehingga tidak terlihat adanya garis
celana dalam.
Lima menit berlalu terdengar suara Venti “Ahh.. terusss Om… terusss.. nikmattttt.. ahh..
ahhhh…” hanya kalimat itu yang keluar dari mulut Venti pada saat aku menyentuh dan
memasukan jari tengan aku ke dalam memiawnya yang belum ditumbuhi bulu-bulu tersebut dari
belakang dan aku pun makin menggencagkan seranganku dengan mengocok memiawnya dengan
cepat. Tiba-tiba pecahlah rintihan nafsu keluar dari mulut Venti. “Ouuhhh.. Ommmm..
terus.. ahhh.. ahhhhhhhhh.. ahhhhhhhhhhhhhh..” Venti mengalami orgasme untuk yang pertama
kali.
Setelah Venti mengalami orgasme aku langsung tersentak mendengar suara beduk magrib dan
aku menghentikan seranganku dan membisikan kata-kata ketelinga Venti “Udah dulu ya..”
dengan sangat kecewa Venti membuka matanya dan terlihat adanya kekecewaan akibat birahinya
telah sampai dikepala dan aku menyuruhnya pulang sambil berkata “Kapan-kapan kita
lanjutkan lagi,” ia langsut menyahut “Ya om sekarang aja tanggung nih, lihat memiaw aku
udah basah..” sambil ia memegang memiawnya yang membuat aku berpikir anak ini tinggi juga
nafsunya dan aku memberinya pengertian dan kemudian ia pulang dengan penuh kekecewan tanpa
merapikan tank top dan roknya yang resnya masih belum dinaikan namun tidak membuat rok
mininya turun karena ukuran pingganya yang besar, tetapi ada yang lebih parah ia lupa
mengambil BH nya yang aku lepas tadi sehingga terlihat bukit kembarnya bergoyang-goyang
dan secara samar-samar terlihat putting gunung kembarnya yang telah membesar dan berwarna
merah dari balik tank topnya yang pastinya akan membuat setiap orang yang berpapasan
dengannya akan menatapnya dengan tajam penuh tanda tanya.
Setelah aku sampai di rumah aku langsug mencium BH Venti yang ia lupa, yang membuat aku
semakin teropsesi dengan bentuk gunung kembarnya dan dapat aku bayangkan dari bentuk BH
tersebut. Sejak kejadian sore itu, lamunanku semakin berani dengan menghayalkan nikmatnya
bersetubuh dengan Venti namun kesempatan itu tak kunjung datang dan yang mengherankan lagi
Venti tidak pernah berjalan-jalan sore lagi dan hal tersebut telah berlangsung selama 1
minggu sejak kejadian itu, yang membuat aku bertanya apakah dia malu atau marah atas
kejadian itu, sampai suatu hari tepatnya pada hari sabtu pagi dan pada saat itu aku libur,
cuaca sangat gelap sekali dan akan turun hujan, aku semakin BT maka kebiasaan aku yang
dulu mulai aku lakukan dengan menonton film porno, tapi aku sangat bosan dengan kaset
tersebut.

Hujanpun turun dengan derasnya dan untuk menghilangkan rasa malas dan bosan aku melangkah
menuju keteras rumah aku untuk mengambil koran pagi, tapi setibanya didepan kaca jendela
aku tersentak melihat seorang anak SMP sedang berteduh, ia sangat kedinginan dikarenakan
bajunya basah semuannya yang membuat seluruh punggunya terlihat termasuk tali BH yang ia
kenakan. Perlahan-lahan nafsuku mulai naik dan aku perhatikan anak tersebut yang kayaknya
aku kenal dan ternyata benar anak tersebut adalah Venti, dan aku berpikir mungkin dia
kehujanan saat berangkat sekolah sehingga bajunya basah semua. Kemudian aku mengatur
siasat dengan kembali ke ruang tengah dan aku melihat film porno masih On, maka aku pun
punya ide dengan megulang dari awal film tersebut dan akupun kembali ke ruang tamu dan
membuka pintu yang membuat Venti terkejut.Cerita Sex Terbaru
Pada saat Venti terkejut kemudia aku bertannya pada dia “Lo Venti ngak kesekolah nih?”
dengan malu- malu Venti menjawab “Ujan om..” aku langsung bertannya lagi “Ngak apa-apa
terlambat.” “Ngak apa-apa om karena hari ini ngak ada ulangan umum lagi.” Venti menjawab
dan aku langsung bertannya “Jadi ngak apa-apa ya ngak kesekolah?”. “Ia om”, Venti menjawab
dan dalam hati aku langsung berpikir bahwa selama ini Venti tidak pernah kelihatan karena
ia belajar untuk ulangan umum, dan inilah kesempatan yang aku tunggu- tunggu dan aku
langsung menawarinya untuk masuk kedalam dan tanpa malu-malu karena udah kedingin dia
langsung masuk kedalam ruang tamu dan langsung duduk dan pada saat itu aku memperhatikan
gunung kembarnya yang samar- samat tertutupi BH yang terlihat dari balik seragam
sekolahnya yang telah basah sehingga terlihat agak transparan.
Melihat Venti yang kedinginan, maka aku menawari dia untuk mengeringkan badannya di dalam
dan dia pun setuju dan aku menunjukan sebuah kamar di ruang tengah dan aku memberi tahu
dia bahwa di sana ada handuk dan baju seadannya. Dengan cepat Venti menuju ke ruang tengah
yang disana terdapat TV dan sedang aku putar film porno, hal tersebut membuat aku senang,
karena Venti telah masuk kedalam jebakanku dan berdasarkan perkiraan aku bahwa Venti tidak
akan mengganti baju tetapi akan berhenti untuk menonton film tersebut.
Setelah beberapa lama aku menunggu ternyata Venti tidak kembali juga dan akupun menuju
keruang tengah dan seperti dugaanku Venti menonton film tersebut dengan tangan kanan di
dalam roknya sambil mengocok memiawnya dan tangan kiri memegang bukit kembarnya. Aku
memperhatikan dengan seksama seluruh tingkah lakunya dan perlahan-lahan aku mengambil
handy cam dan merekam seluruh aktivits memegang dan mengocok memiaw dan bukit kembarnya
yang ia lakukan sendiri dan rekaman ini akan aku gunakan untuk mengancamnya jika ia
bertingkah.

Setelah merasa puas aku merekamnya. Aku menyimpan alat tersebut kemudian aku dekati Venti
dari belakang. Aku berbisik ketelinga Venti, enak ya, Venti langsung kaget dan buru- buru
melepaskan tangannya dari memiaw dan bukit kembarnya, aku langsung menangkap tangannya dan
berbisik lagi “Teruskan saja, aku akan membantumu.” kemudian aku duduk dibelakang Venti
dan menyuruh Venti untuk duduk di pangkuanku yang saat itu penisku telah menegang dan aku
rasa Venti menyadari adanya benda tumpul dari balik celana yang aku kenakan.
Dengan perlahan-lahan, tanganku aku lingkarkan keatas bukit kembarnya dan ciumanku yang
menggelora mencium leher putih Venti, tangan kananku membuka kancing baju Venti satu demi
satu sampai terlihat bukit kembarnya yang masih ditutupi BH yang bentuknya sama pada saat
kejadian yang sore lalu. Venti sesekali menggelinjat pada saat aku menyentuh dan meremas
bukit kembarnya namun hal tersebut belum cukup, maka aku buka sebagian kancing baju
seragam yang basah yang digunakan Venti kemudian tagan kiri aku masuk ke dalam rok Venti
dan memainkan bukit kecilnya yang telah basah dan pada saat itu rok yang ia gunakan aku
naikan ke perutnya dengan paksa sehingga terlihat dengan jelas G string yang ia gunakan.
Aku langsung merebahkan badannya diatas karpet sambil mencium bibir dan telinganya dengan
penuh nafsu dan secara perlahan-lahan ciuman tersebut aku alihkan ke leher mulusnya dan
menyusup ke kedua gunung kembarnya yang masih tertutup BH yang membuat Venti makin
terangsang dan tanpa dia sadari dari mulutnya mengeluarkan desahan yang sangat keras.

“Ahhhhh terussssssss Omm…….. terusssssss…. nikmattttttt….. ahh…. ahhhhhhhhhhh……. isap
terus Om.. Ahhhh…….. mhhhhhhhh. Omm…” Setelah lama mengisap bukit kembarnya yang membuat
pentil bukit kembarnya membesar dan berwarna merah muda, perlahan- lahan ciuman aku
alihkan ke perutnya yang masih rata dan sangat mulus membuat Venti tambah kenikmatan. “Ahh
ugggh…. uuhh…. agh…. uhh…. aahh”, Mendengar desahan Venti aku makin tambah bernafsu untuk
mencium memiawnya, namun kegiatanku di perut Venti belum selesai dan aku hanya menggunakan
tangan kiri aku untuk memainkan memiawnya terutama klitorisnya yang kemudian dengan
menggunakan ketiga jari tangan kiri aku, aku berusaha untuk memasukan kedalam memiaw
Venti, namun ketiga jari aku tersebut tidak pas dengan ukuran memiawnya sehingga aku
mencoba menggunakan dua jari tetapi itupun sia-sia yang membuat aku berpikir sempit juga
memiaw anak ini, tetapi setelah aku menggunakan satu jari barulah dapat masuk kedalam
memiawnya, itupun dengan susah payah karena sempitnya memiaw Venti.
Dengan perlahan-lahan kumaju mundurkan jari ku tersebut yang membuat Venti mendesah.
“Auuuuuggggkkkk…” jerit Venti. “Ah… tekan Omm.. enaaaakkkkk…terusssss Ommm…” Sampai
beberapa menit kemudia Venti mendesah dengan panjang. “Ahh ugggh…, uuhh…, agh…, uhh…,
aahh”, yang membuat Venti terkulai lemah dan aku rasa ada cairan kental yang menyempor ke
jari aku dan aku menyadari bahwa Venti baru saja merasakan Orgasme yang sangat nikmat. Aku
tarik tangan aku dari memiawnya dan aku meletakan tangan aku tersebut dihidungnya agar
Venti dapat mencium bau cairan cintannya.

Setelah beberapa saat aku melihat Venti mulai merasa segar kembali dan kemudian aku
menyuruh dia untuk mengikuti gerakan seperti yang ada di film porno yang aku putar yaitu
menari striptis, namun Venti tampak malu tetapi dia kemudian bersedia dan mulai menari
layaknya penari striptis sungguhan. Perlahan-lahan Venti menanggalkan baju yang ia kenakan
dan tersisa hanyalah BH seksinya, kemudian disusul rok sekolahnya yang melingkar
diperutnya sehingga hanya terlihat G string yang ia kenakan dan aku menyuruhnya menuju ke
sofa dan meminta dia untuk melakukan posisi doggy, Venti pun menurutinya dan dia pun
bertumpuh dengan kedua lutut dan telapak tangannya.
Dengan melihat Venti pada posisi demikian aku langsug menarik G string yang ia kenakan ke
arah perutnya yang membuat belahan memiawnya yang telah basah terbentuk dari balik G
string nya, dan akupun mengisap memiawnya dari balik G string nya dan perlahan-lahan aku
turunkan G string nya dengan cepat sehingga G string yang Venti kenakan berada di ke dua
paha mulusnya, sehingga dengan leluasa dan penuh semangat aku menjilat, meniup, memelintir
klitorisnya dengan mulut aku. “Aduh, Ommm…! Pelan-pelan dong..!” katanya sambil mendesis
kesakitan Venti menjatuhkan tubuhnya kesofa dan hanya bertumpuh dengan menggunakan kedua
lututnya. Aku terus menjilati bibir memiawnya, klitorisnya, bahkan jariku kugunakan untuk
membuka lubang sanggamanya dan kujilati dinding memiawnya dengan cepat yang membuat Venti
mendesah dengan panjang.Cerita Sex Terbaru

“Uhh…, aahh…, ugghh…, ooohh”. “Hmm…, aumm…, aah…, uhh…,ooohh…, ehh”. “Oooom…, uuhh…” Venti
menggeliat- geliat liar sambil memegangi pinggir sofa. “Ahhh… mhhh… Omm…” demikian
desahannya. Aku terus beroperasi dimemiawnya. Lidahku semakin intensif menjilati liang
kemaluan Venti. Sekali-sekali kutusukkan jariku ke dalam memiawnya, membuat Venti
tersentak dan memiawik kecil. Kugesek-gesekkan sekali lagi jariku dengan memiawnya sambil
memasukkan lidahku ke dalam lubangnya. Kugerakkan lidahku di dalam sana dengan liar,
sehingga Venti semakin tidak karuan menggeliat.
Setelah cukup puas memainkan vaginanya dengan lidahku dan aku dapat merasakan vaginanya
yang teramat basah oleh lendirnya aku pun membuka BH yang dikenakan Venti begitupun dengan
G string yang masih melingkar dipahanya dan aku menyuruh di untuk duduk disofa sambil
menyuruh dia membuka celana yang aku gunakan, tetapi Venti masih malu untuk melakukannya,
sehingga aku mengambil keputusan yaitu dengan menuntun tanggannya masuk ke balik celana
aku dan menyuruh dia memegang penis aku yang telah menegang dari tadi.

Setelah memegang penis aku, dengan sigapnya seluruh celana aku di turunkannya tanpa malu-
malu lagi oleh Venti yang membuat penis aku yang agak besar untuk ukuran indonesia yaitu
berukuran 20 cm dengan diameter 9 cm tersembul keluar yang membuat mata Venti melotot
memandang sambil memegangnya, dan aku meminta Venti mengisap penis aku dan dengan malu-
malu pula ia mengisap dan mengulum penis aku, namun penisku hanya dapat masuk sedalam 8 cm
dimulut Venti dan akupun memaksakan untuk masik lebih dalam lagi sampai menyentuh
tenggorokannya dan itu membuat Venti hampir muntah, kemudian ia mulai menjilatinya dengan
pelan- pelan lalu mengulum-ngulumnya sambil mengocok-ngocoknya, dihisap- hisapnya sembari
matanya menatap ke wajahku, aku sampai merem melek merasakan kenikmatan yang tiada tara
itu.
Cepat-cepat tangan kananku meremas bukit kembarnya, kuremas-remas sambil ia terus
mengisap-isap penisku yang telah menegang semakin menegang lagi. Kemudian aku menyuruh
Venti mengurut penisku dengan menggunakan bukit kembarnya yang masih berukuran sedang itu
yang membuat bukit kembar Venti semakin kencang dan membesar. Dan menunjukan warna yang
semakin merah. Setelah puas, aku rebahkan tubuh Venti disofa dan aku mengambil bantal sofa
dan meletakan dibawan bokong Venti (gaya konvensional) dan aku buka kedua selangkangan
Venti yang membuat memiawnya yang telah membesar dan belum ditumbuhi bulu-bulu halus itu
merekah sehingga terlihat klitorisnya yang telah membesar. Batang penisku yang telah
tegang dan keras, siap menyodok lubang sanggamanya.

Dalam hati aku membatin, “Ini dia saatnya… lo bakal habis,Venti..!” mulai pelan-pelan aku
memasukkan penisku ke liang surganya yang mulai basah, namun sangat sulit sekali, beberapa
kali meleset, hingga dengan hati-hati aku angkat kedua kaki Venti yang panjang itu kebahu
aku, dan barulah aku bisa memasukan kepala penisn aku, dan hanya ujung penisku saja yang
dapat masuk pada bagian permukaan memiaw Venti. “Aduhhhhhh Omm.. aughhhhghhhhh… ghhh…
sakit Omm…” jerit Venti dan terlihat Venti menggigit bibir bawahnya dan matanya terlihat
berkaca-kaca karena kesakitan. Aku lalu menarik penisku kembali dan dengan hati2 aku
dorong untuk mencoba memasukannya kembali namun itupun sia-sia karena masih rapatnya
memiaw Venti walaupun telah basah oleh lendirnya.
Dan setelah beberapa kali aku coba akhirnya sekali hentak maka sebagian penis aku masuk
juga. Sesaat kemudian aku benar-benar telah menembus “gawang” keperawanan Venti sambil
teriring suara jeritan kecil. “Oooooohhhhgfg….. sa… kiiiit…. Sekkkallliii…. Ommmmm….”, dan
aku maju mundurkan penis aku kedalam memiaw Venti “Bless, jeb..!” jeb! jeb! “Uuh…, uh…,
uh…, uuuh…”, ia mengerang. “Auuuuuggggkkkk…” jerit Venti. “Ommm Ahh…, matt.., maatt..,
.ii… aku…” Mendengar erangan tersebut aku lalu berhenti dan membiarkan memiaw Venti
terbiasa dengan benda asing yang baru saja masuk dan aku merasa penis aku di urut dan di
isap oleh memiaw Venti,namun aku tetap diam saja sambil mengisap bibir mungilnya dan
membisikan “Tenang sayang nanti juga hilang sakitnya, dan kamu akan terbiasa dan merasa
enakan.” Sebelum Venti sadar dengan apa yang terjadi, aku menyodokkan kembali penisku ke
dalam memiaw Venti dengan cepat namun karena masih sempit dan dangkalnya nya memiaw Venti
maka penisku hanya dapat masuk sejauh 10 cm saja, sehingga dia berteriak kesakitan ketiga
aku paksa lebih dalam lagi.

“Uhh…, aahh…, ugghh…, ooohh”. “Hmm…, aumm…, aah…, uhh…, ooohh…, ehh”. “Ooommm…,sakkkitt……
uuhh…, Ommm…,sakitttt……….. ahh”. “Sakit sekali………… Ommm…, auhh…, ohh…” “Venti tahan ya
sayang”. Untuk menambah daya nikmat aku meminta Venti menurunkan kedua kakinya ke atas
pinggulku sehingga jepitan memiawnya terhadap penisku semakin kuat.. Nyaman dan hangat
sekali memiawnya..! Kukocok keluar masuk penisku tanpa ampun, sehingga setiap tarikan
masuk dan tarikan keluar penisku membuat Venti merasakan sakit pada memiawnya. Rintihan
kesakitannya semakin menambah nafsuku. Setiap kali penisku bergesek dengan kehangatan alat
sanggamanya membuatku merasa nikmat tidak terkatakan.
Kemudian aku meraih kedua gunung kembar yang berguncang-guncang di dadanya dan meremas-
remas daging kenyal padat tersebut dengan kuat dan kencang, sehingga Venti menjerit
setinggi langit. Akupun langsung melumat bibir Venti membut tubuh Venti semakin menegang.
“Oooom…., ooohh…, aahh…, ugghh…, aku…, au…, mau…, ah…, ahh…, ah…, ah…, uh…, uhh”, tubuh
Venti menggelinjang hebat, seluruh anggota badannya bergetar dan mengencang, mulutnya
mengerang, pinggulnya naik turun dengan cepat dan tangannya menjambak rambutku dan
mencakar tanganku, namun tidak kuperdulikan. Untunglah dia tidak memiliki kuku yang
panjang..! Kemudian Venti memeluk tubuhku dengan erat. Venti telah mengalami orgasme untuk
yang kesekian kalinya.

“Aaww…, ooww…, sshh…, aahh”, desahnya lagi. “Aawwuuww…, aahh…, sshh…, terus Ommm,
terruuss…, oohh” “Oohh…, ooww…, ooww…, uuhh…, aahh… “, rintihnya lemas menahan nikmat
ketiga hampir 18 cm penisku masuk kedalam memiawnya dan menyentuh rahimmnya. “Ahh…, ahh…,
Oohh…” dan, “Crrtt…, crtr.., crt…, crtt”, air maninya keluar. “Uuhh… uuh… aduh.. aduh…
aduhh.. uhh… terus.. terus.. cepat… cepat aduhhh..!” Sementara nafas saya seolah
memburunya, “Ehh… ehhh… ehh..” “Uhhh… uhhh…. aduh… aduh… cepat.. cepat Ommm… aduh..!”
“Hehh.. eh… eh… ehhh..” “Aachh… aku mau keluar… oohh… yes,” dan… “Creeet… creeet… creeet…”
“Aaaoooww… sakit… ooohhh… yeeaah… terus… aaahhh… masukkin yang dalam Ommm ooohhh… aku mau
keluar… terus… aahhh… enak benar, aku… nggak tahaaan… aaakkhhh…”Cerita Sex Terbaru

Setelah Venti orgasme aku semakin bernafsu memompa penisku kedalam memiawnya, aku tidak
menyadari lagi bahwa cewek yang aku nikmati ini masih ABG berumur 12 tahun. Venti pun
semakin lemas dan hanya pasrah memiawnya aku sodok. Sementara itu … aku dengarkan lirih …
suara Venti menahan sakit karena tekanan penisku kedalam liang memiawnya yang semakin
dalam menembus rahimnya. Aku pun semakin cepat untuk mengayunkan pinggulku maju mundur
demi tercapainya kepuasan. Kira-kira 10 menit aku melakukan gerakan itu.

Tiba-tiba aku merasakan denyutan yang semakin keras untuk menarik penisku lebih dalam
lagi, dan.. “Terus.., Omm.., terus.. kan..! Ayo.., teruskan… sedikit lagi.., ayo..!”
kudengar pintanya dengan suara yang kecil sambil mengikuti gerakan pinggulku yang semakin
menjadi. Dan tidak lama kemudian badan kami berdua menegang sesaat, lalu.., “Seerr..!”
terasa spermaku mencair dan keluar memenuhi memiaw Venti, kami pun lemas dengan keringat
yang semakin membasah di badan.
Aku langsung memeluk Venti dan membisikan “Kamu hebat sayang, apa kamu puas..?” diapun
tersenyum puas, kemudian aku menarik penis aku dari memiawnya sehingga sebagian cairan
sperma yang aku tumpahkan di dalam memiawnya keluar bersama darah keperawanannya, yang
membuat nafsuku naik kembali, dan akupun memompa memiaw Venti kembali dan ini aku lakukan
sampai sore hari dan memiaw Venti mulai terbiasa dan telah dapat mengimbagi seluruh
gerakanku dan akupun mengajarinya beberapa gaya dalam bercinta. Sambil menanyakan beberapa
hal kepadanya “Kok anak SMP kaya kamu udah mengenakan G string dan BH seksi” Venti pun
menjelaskannya “bahwa ia diajar oleh kakak dan sepupunya” bahkan katanya ia memiliki
daster tembus pandang (transparan). Mendengar cerita Venti aku langsung berfikir adiknya
saja udah hebat gimana kakak dan sepupunya, pasti hebat juga.

Baca JUga Cerita Seks Rayuan Mami

Kapan-kapan aku akan menikmatinya juga. Setelah kejadian itu saya dan Venti sering
melakukan Sex di rumah saya dan di rumahnya ketika ortu dan kakanya pergi, yang biasanya
kami lakukan di ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi, meja kerja, meja makan, dapur.,
halaman belakang rumah dengan berbagai macam gaya dan sampai sekarang, apabila saya udah
horny tinggal telepon sama dia dan begitupun dengan dia. Venti sekarang telah berumur 14
tahun dan masih suka dateng mengunjungi rumah saya, bahkan Venti tidak keberatan bila aku
suruh melayani temen-temen aku dan pernah sekali ia melayani empat sekaligus temen-temen
aku yang membuat Venti tidak sadarkan diri selama 12 jam, namun setelah sadar ia meminta
agar dapat melayani lebih banyak lagi katanya. Yang membuat aku berpikir bahwa anak ini
maniak sex, dan itu membuat aku senang karena telah ada ABG yang memuaskan aku dan temen-
temen aku, dan aku akan menggunakan dia untuk dapat mendekati kakak dan sepupunya.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Sahabat Suami

Cerita Sex Terbaru | Saat itu Citra yang sedang meletakkna bayinya di atas ranjang, karena wajah lelahnya dia rebahan di atas sofa ruang tamu suaminya Citra yang bernama Dhika berbicara katanya nanti ada temanku yang mau datang kesini dan rencanya dia mau menginap. Jadi pekerjaan Citra selain menjaga bayi dia harus mempersiapkan kamar untuk sahabat suaminya bernama Galih.
Galih adalah sahabat lama suaminya saat kuliah dulu. Dia cukup akrab dengan mereka. Citra sudah cukup mengenal Galih, lebih dari cukup untuk menyadari bahwa hatinya selalu berdesir bila bertatapan mata dengannya.

Cerita Sex Terbaru Sahabat Suami

Sebuah perasaan yang tumbuh semakin besar yang tak seharusnya ada dalam hatinya yang sudah terikat janji dengan Dhika waktu itu. Dan perasaan itu tetap hidup di dasar hatinya hingga mereka berpisah, Citra akhirnya menikah dengan Dhika dan sekarang mereka mempunyai seorang bayi pria.
Ada sedikit pertentangan yang berkecamuk dalam hatinya.

Di satu sisi meskipun dia dan suaminya saling menjunjung tinggi kepercayaan dan berpikiran terbuka, tapi dia tetap merasa sebagai seorang istri yang wajib menjaga kesucian perkawinan mereka dan kesetiaannya pada sang suami.

Tapi di sisi lain Citra tak bisa pungkiri bahwa ada rasa yang lain tumbuh di hatinya terhadap Galih hingga saat ini. Seorang pria menarik berumur sekitar tiga puluhan, berpenampilan rapi, dan matanya yang tajam selalu membuat jantungnya berdebar kencang saat bertemu mata. Sosoknya yang tinggi tegap membuatnya sangat menawan.

Citra seorang wanita ayu yang bisa dikatakan sedikit pemalu dan selalu berpegang teguh pada sebuah ikatan. Dan dia tak kehilangan bentuk asli tubuhnya setelah melahirkan. Mungil, payudara yang jadi sedikit lebih besar karena menyusui dan sepasang pantat yang menggoda.

Rambutnya lurus panjang dengan mata indah yang dapat melumerkan kokohnya batu karang. Semua yang ada pada dirinya membuat dia mempunyai daya tarik seksual terhadap lawan jenisnya meskipun dia tak pernah menunjukkannya.

Ah… seandainya saja dia mengaenal Galih jauh sebelum suaminya datang dalam kehidupannya!
Citra pejamkan matanya mencoba meredam pergolakan dalam hatinya dan hati kecilnya menuntun tangannya bergerak ke bawah tubuhnya.

Vaginanya terasa bergetar akibat membayangkannya dan saat dia menyentuh dirinya sendiri yang masih terhalang celana jeansnya, sebuah ombak kenikmatan menerpa tubuhnya. Jemarinya yang lentik bergerak cepat melepas kancing celananya lalu menurunkan resleitingnya.

Tangannya menyelinap di balik celana dalam katunnya yang berwarna putih, melewati rambut kemaluannya hingga sampai pada gundukan daging hangatnya. Nafasnya terasa terhenti sejenak saat jarinya menyentuh kelentitnya yang sudah basah, membuat sekujur tubuhnya merasakan sensasi yang sangat kuat.

Dia terdiam beberapa waktu. Dhika pulang 2 jam lagi, dan Galih juga datang kira-kira dalam waktu yang sama. Kenapa tidak? Dia tak bisa mencegah dorongan hati kecilnya.

Toh dia tak menghianati suaminya secara lahiriah, hanya sekedar untuk memuaskan dirinya sendiri dan 2 jam lebih dari cukup, sisi lain hatinya mencoba beralasan membenarkan kobaran gairahnya yang semakin membesar dalam dadanya.

Citra menurunkan celana jeansnya dan mengeluarkan kakinya satu persatu dari himpitan kain celana jeansnya. Melepaskan celana dalamnya juga, lalu dia kembali rebah di atas sofa. Dari pinggang ke bawah telanjang, kakinya terbuka.

Pejamkan matanya lagi dan tangannya kembali bergerak ke bawah, menuju ke pangkal pahanya, membuat dirinya merasa se nyaman yang dia inginkan.

Dia nikmati waktunya, menikmati setiap detiknya. Dia membayangkan Galih sedang memuaskannya, deru nafasnya semakin cepat. Citra tak pernah berselingkuh selama ini, membayangkan dengan pria lain selain Dhika saja belum pernah, semua fantasinya hanya berisikan suaminya. Tapi sekarang ada sesuatu dari pria ini yang menyeretnya ke dalam fantasi barunya.

“Ups! Maaf!” terdengar sebuah suara. Matanya langsung terbuka, dan dia tercekat. Dia melihat bayangan seorang pria menghilang di sudut ruangan. Dia baru sadar kalau dia sudah melakukan masturbasi selama lebih dari 10 menit, dan dia benar-benar tenggelam dalam alam imajinasinya hingga tak menyadari ada seseorang yang masuk ke dalam rumah.

Dan dia sadar kalau bayangan pria itu adalah Galih, dengan terburu-buru dia mengambil pakaiannya dan segera memakainya lagi.

“Mafkan aku Citra,” kata Galih, “Nggak ada yang menjawab ketukanku dan pintunya terbuka.” dia berada di sudut ruangan jauh dari pandangan, tapi dia sudah melihat banyak! Pemandangan yang disaksikannya saat dia memasuki ruangan ini membakar pikirannya.

Istri sahabatnya berbaring dengan kaki terpentang lebar di atas sofa itu, tangannya bergerak berputar pada kelentitnya. Pahanya yang lembut dan kencang tebuka lebar, rambut kemaluannya yang hitam mengelilingi bibir vaginanya. Penisnya mengeras dengan cepat dalam celana jeansnya.

“Nggak apa-apa,” jawab Citra dari ruang keluarga,

“Kamu boleh masuk sekarang.” dia sudah berpakaian lengkap sekarang, dan dia berbaring di atas sofa, menyembunyikan wajahnya dalam telapak tangannya.

“Aku sangat malu.” katanya kemudian.

“Ah, kita semua pernah melakukannya, Citra!” jawab Galih.

Dia berdiri tepat di samping Citra, seperti ingin agar Citra dapat melihat seberapa A?a,?EskerasnyaA?a,?a”? dia.

Dia tak dapat mencegahnya, wanita ini sangat menggoda. Dia merasa kalau dia ingin agar wanita ini bergerak padanya!!!

“Tetap saja memalukan!” katanya, menyingkirkan tangannya dari wajahnya. Vaginanya berdenyut sangat hebat, dia hampir saja mendapatkan orgasme tadi! Sebuah desiran yang lain terasa saat dia melihat tonjolan menggelembung pada bagian depan celana Galih.

Dengan cepat dia memalingkan wajahnya, tapi masih saja pria ini memergokinya. Sekarang Galih menjadi lebih terbakar lagi, ini lebih dari cukup.

“Nggak ada yang harus kamu permalukan, setidaknya itu pendapatku setelah apa yang sudah aku lihat tadi!” katanya tenang. Citra menatapnya penuh dengan tanda tanya.

“Aku jadi benar-benar terangsang melihatmu seperti itu,” dia menjelaskan, “Sebuah perasaan yang belum pernah ku alami sebelumnya.” kata-katanya, adalah kenyataan bahwa dia sangat menginginkannya, membuat Citra semakin basah.

Dia menyadari betapa istri sahabatnya ini A?a,?EstertarikA?a,?a”? akan perkataannya tersebut dan Galih memutuskan untuk lebih menekannya lagi.

“Lihat akibatnya padaku!” katanya, tangannya bergerak mengelus tonjolan pada bagian depan celananya. Ini masih dalam batas yang bisa dikatakan A?a,?EswajarA?a,?a”?, belum ada batas yang dilanggar.

Saat Galih melihat A?a,?EsnodaA?a,?a”? basahnya di atas permukaan sofa itu dan mata Citra yang tak berpaling dari seputar pinggangnya, Galih memutuskan akan melanggar batas tersebut.

Citra hanya melihat dengan diam saat sahabat suaminya ini membuka kancing dan menurunkan resleiting celananya. Citra tak bisa mengingkari bahwa dia menjadi lebih terangsang, dan dia tak menemukan kata yang tepat untuk mencegah pria ini.

Dan saat dia menyaksikan pria di depannya ini memasukkan tangannya dalam celana dalamnya sendiri, vaginanya terasa semakin basah. Galih mengeluarkan penis kedua dalam hidup Citra yang dilihatnya secara nyata, disamping penis para bintang film porno yang pernah dilihatnya bersama suaminya dulu.
Nafas Citra tercekat, matanya terkunci memandangi penis dihadapannya. Dia belum melihat keseluruhannya, dan ini benar-benar sangat berbeda dengan milik suaminya. Tapi ternyata A?a,?EsperbedaanA?a,?a”? itulah yang semakin membakar nafsunya semakin lapar.

“Suka apa yang kamu lihat?” tanyanya pelan. Citra mengangguk, memberanikan diri memandang ke atas pada mata Galih sebelum melihat kembali pada penisnya yang keras. Galih mengumpat betapa beruntungnya sahabatnya. Dia ucapkan sebuah kata.

“Sentuhlah!”

Ragu-ragu, dengan hati berdebar kencang, Citra pelan-pelan menyentuh dengan tangannya yang kecil dan melingkari penis pria di depannya ini dengan jarinya. Penis pertama yang dia pegang dengan tangannya, selain milik suaminya, dalam enam tahun belakangan.

Perasaan dan emosi yang bergolak di dadanya terasa menegangkan, dan dia inginkan lebih lagi. Galih melihat penisnya dalam genggaman tangan istri sahabatnya yang kecil, dan dia hanya melihat saat Citra pelan-pelan mulai mengocokkan tangannya.

Terasa sangat panas dan keras dalam genggaman tangannya, dan Citra tak dapat hentikan tangannya membelai kulitnya yang lembut dan berurat besar itu. Galih bergerak mendekat dan membuat batang penisnya menjadi hanya beberapa inchi saja dari wajah Citra.

Galih menyentuh tubuh Citra, tangannya meremas pahanya yang masih terbungkus celana jeans. Tanpa sadar Citra membuka kakinya sendiri melebar untuknya, dan tangan Galih bergerak semakin dalam ke celah paha Citra.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Terasa desiran kuat keluar dari vaginanya saat tangan Galih mulai mengelusi dari luar celana jeansnya, Citra menggelinjang dan meremas penisnya semakin kencang.

Dengan tangannya yang masih bebas, dipegangnya belakang kepala Citra dan mendorongnya semakin mendekat. Citra tak berusaha berontak. Matanya masih terpaku pada penis Galih, dia menunduk ke depan dan dengan lembut mencium ujung kepalanya.

Lidahnya terjulur keluar dan Citra kemudian mulai menjilat dari pangkal hingga ujung penis barunya tersebut.

Sekarang giliran Galih, tangannya bergerak melucuti pakaian Citra. Citra yang sedang asik dengan batang keras dalam genggaman tangannya tak menghiraukan apa yang dilakukan Galih. Diciumnya kepala penis Galih, menggodanya seperti yang disukai suaminya (hanya itulah seputar referensi yang dimilikinya).

Tangan Galih menyelinap dalam celana dalam Citra, tangannya meluncur melewati rambut kemaluannya. Citra melenguh pelan saat tangan Galih menyentuh kelentitnya. Dia membuka lebar mulutnya dan memasukkan mainan barunya tersebut ke dalam mulutnya, lidahnya berputar pelan melingkari kepala penis dalam mulutnya.

Galih mengerang, merasakan kehangatan yang membungkus kejantanannya. Dia menatapnya dan melihat batang penisnya menghilang dalam mulut Citra, bibirnya mencengkeram erat di sekelilingnya dan matanya terpejam rapat.

Galih menjalankan jarinya pada kelentit Citra, menggoda tombol kecilnya, mulut Citra tak bisa bebas mengerang saat tersumpal batang penis Galih. Dorongan gairah yang hebat membuat Citra semakin bernafsu mengulum naik turun batang penis Galih. Pinggulnya dengan reflek bergerak memutar merespon tarian jari Galih pada kelentit sensitifnya.

Jari Galih mengeksplorasi lubang hangatnya Citra, membuat lenguhannya semakin sering terdengar dalam bunyi yang aneh karena dia tak juga mau melepaskan mulutnya dari batang penis Galih. Citra tak lagi memikirkan apa yang dia perbuat, dia hanya mengikuti nalurinya.

Ini benar-benar lain dengan dia dalam keseharian, sesuatu yang akan membuat suaminya mati berdiri bila dia melihatnya saat ini. Semuanya meledak begitu saja.

Sesuatu yang dimiliki pria ini yang membuka pintu dari sisi lain dirinya dan Galih sangat menikmati perbuatannya. Masing-masing masih tetap asik dengan kemaluan pasangannya. Dan Citra menginginkan lebih dari ini. Mereka berdua menginginkan lebih dari sekedar begini.

Citra menelan seluruh batang penis Galih, menahannya di dalam mulutnya untuk memenuhi kehausan gairahnya sendiri. Hidungnya sampai menyentuh rambut kemaluan Galih, ujung kepala penisnya menyentuh langit-langit tenggorokannya, hampir membuatnya tersedak.

Galih mengeluarkan tangannya dari balik celana dalam Citra yang membuatnya sedikit kecewa, ada sesuatu yang terasa hilang. Diraihnya tepian celana jeans Citra dan dengan cepat Citra mengangkat sedikit pantatnya dari atas sofa, yang mau tak mau membuatnya melepaskan batang penis itu dari mulutnya, dan mempermudah sahabat suaminya ini melepaskan celananya dari kakinya yang halus.

Nafasnya tercekat, dada terasa berat saat dia melihat Galih menarik celana dalamnya. Dengan sedikit memaksa dia menurunkannya melewati kakinya dan Citra menendangnya menjauh dari kakinya sendiri. Membantu Galih menelanjangi tubuh bawahnya. Galih sekarang berlutut di lantai dan menatap takjub pada segitiga menawan dari rambut kemaluan Citra.

Dia menyentuh vagina Citra dengan tangan kirinya, menjalankan jari tengahnya pada kelentitnya sambil tangan yang satunya menggenggam batang penisnya sendiri.

Citra mendesah pelan, pinggulnya bergetar. Matanya terpejam rapat, dia sangat meresapi rasa yang diberikan selangkangannya. Galih mengoleskan kepala penisnya pada pipi dan hidung Citra. Saat sampai di mulutnya, Citra membuka mulutnya segera dan Galih langsung mendorong penisnya masuk.

Tangannya yang kecil menggenggam buah zakarnya dan Citra membuka matanya perlahan saat dia mulai menggerakkan kepalanya naik turun pada batang penisnya.

Galih semakin melesakkan jarinya ke dalam vagina Citra, membuat Citra memejamkan matanya lagi, mengerang. Vaginanya terasa sangat basah! Jarinya bergerak di seluruh rongga lubang itu, bergerak keluar masuk saat ibu jarinya mengerjai kelentit Citra.

Kini, celana jeans dan celana dalam Galih sudah jatuh merosot di atas lantai, Galih menarik penisnya keluar dari mulut Citra dan langsung menendang pakaian bawahnya menjauh.

Dia menunduk, tangannya bergerak ke bawah bongkahan pantat Citra, mengangkatnya dari atas sofa agar bagian bawah tubuh istri sahabatnya ini lebih terekspose ke atas. Citra meraih penisnya dan segera memasukkannya kembali ke dalam mulutnya. Galih mendekatkan kepalanya pada daging nikmat Citra.Cerita Sex Terbaru

Masih tetap menahan pantat Citra ke atas, mulutnya mencium bibir vagina Citra, mencicipi rasa dari istri sahabatnya untuk pertama kalinya. Mulut Citra langsung mengerang merespon, sejenak menikmati sensasi yang diberikan Galih sebelum kembali meneruskan A?a,?EspekerjaanA?a,?a”? mulutnya. Lidah Galih melata pada dinding bagian dalam dari vagina Citra, menjilati sari buah gairah yang dikeluarkannya.

Citra merasa bibir Galih menjepit tombol sensitifnya dan lidahnya bergerak pelan pada sasarannya. Erangan semakin tak terkendali lepas dari mulutnya akibat perlakuan Galih kali ini. Batang penisnya terlepas keluar dari cengkeraman mulut Citra. Galih semakin menaikkan pantat Citra, menekan vagina Citra pada wajahnya dan lidahnya semakin bergerak menggila.

Jantung Citra serasa mau meledak, nafasnya terasa berat… sangat dekat…

Jantungnya berhenti berdenyut, orgasmenya datang. Pinggulnya mengejat di wajah Galih dengan liar. Citra merasa jiwanya melayang entah kemana! Pria ini memberinya sebuah oral seks terhebat yang pernah didapatkan dalam hidupnya!

Akhirnya, Citra kembali ke bumi. Galih melepaskan pantatnya, mengangkat kepalanya dari selangkangan Citra. Batang penisnya terasa sangat keras, dan nafasnya terdengar memburu tak beraturan.

Citra pikir dia tak mungkin dapat menghentikan pria ini sekarang meskipun dia menginginkannya. Galih naik ke atas sofa, menempatkan dirinya diantara paha Citra, yang tetap Citra biarkan terbentang lebar hanya untuknya.

Terlintas dalam pikirannya jika dia tetap meneruskan ini terjadi, milik Galih adalah penis kedua yang akan memasuki tubuhnya dalam hidupnya.

Sedikit gelembung rasa bersalah melayang dalam benaknya. Yang dengan cepat meletus menguap saat ujung kepala penis Galih menyentuh bibir vaginanya, membuat sekujur tubuhnya seakan tersengat aliran listrik.

Dengan perlahan Galih memasukkan penisnya menembus ke dalam tubuh Citra. Pada pertengahan perjalanannya dia menghentikan sejenak gerakannya, menikmati gigitan bibir vagina Citra pada batang penisnya dan tiba-tiba dia menghentakkan kedalam dengan satu tusukan.

Dinding vaginanya terbuka menyambutnya, dan pelan-pelan Citra dapat merasakan dirinya menerima sesuatu yang lain memasuki tubuhnya kini. Tubuhnya merinding, perasaan menakjubkan ini merenggut nalarnya.

Galih mengeluarkan separuh dari batang penisnya dan menghujamkannya kembali seluruhnya ke dalam vagina Citra.

Erangan keduanya terdengar saling bersahutan dan Galih menahan penisnya sejenak di dalam vagina Citra, meresapi sensasinya. Manahan berat tubuhnya dengan kedua lengannya, dia menatap ke bawah pada istri sahabatnya ini sambil menggerakkan penisnya keluar masuk dalam vagina Citra dengan gerakan lambat.

Citra pejamkan matanya, mendesah lirih saat dia rasakan kejantanan Galih keluar masuk dalam tubuhnya. Galih melihat batang penisnya menghilang lalu muncul kembali dalam daging hangat basah milik Citra lagi dan lagi, dan gerakannya perlahan semakin cepat.

Nafas keduanya semakin berat, Galih bergerak semakin cepat, Citra menggelinjang, mengerang, kakinya terangkat keatas.

Kedua kakinya akhirnya jatuh dibelakang pantat Galih yang mengayun keluar masuk. Tubuh Galih menindih tubuh kecil wanita di bawahnya saat dia mengocok vaginanya semakin keras. Dia menciumi leher Citra, dan menghisap lubang telinganya dengan mulutnya, erangan keduanya terdengar mengiringi setiap gerakan tubuh mereka.

Lengan Citra melingkari tubuh Galih, kukunya tertancap pada punggung Galih saat kakinya terayun-ayun oleh gerakan pantat Galih. Mulut Citra menyusuri leher Galih, mencari bibirnya. Saat bibir mereka bertemu, mereka berciuman untuk pertama kalinya.

Lidah Citra merangsak masuk ke dalam mulut Galih mengiringi batang penisnya yang menggenjot tubuhnya berulang-ulang. Bibir keduanya saling melumat, saling mengerang dalam mulut masing-masing di atas sofa di ruang tengah itu. Sofa itu sedikit berderit akibat gerakan Galih yang bertambah liar.

Citra dapat merasakan orgasmenya mulai tumbuh, dan dia menghentikan ciumannya, tak mampu menahan erangannya lagi. Mulut mungilnya mengeluarkan erangan yang sangat keras dan semakin keras saat penis keras Galih semakin melebarkan vaginanya dan Galih memasukinya bertambah dalam.

Seorang pria baru! Citra tak pernah melakukannya dengan pria lain selain Dhika sebelumnya dan pria baru ini melakukannya dengan sangat hebat! Semuanya terasa bergerak cepat. Orgasmenya meledak, Citra mencoba menahan erangannya dengan menggigit bibir bawahnya.

Dinding-dinding vaginanya berkontraksi mencengkeram batang penis pria baru ini dengan kuat, dan Citra menghentakkan pinggulnya keatas berlawanan dengan gerakan Galih di atas tubuhnya, berusaha agar batang penis Galih tenggelam semakin dalam pada tubuhnya saat ombak orgasme mengambil alih kesadarannya.

Galih memandangi Citra saat dia dilanda orgasme, masih tetap mengocok penisnya dengan kecepatan yang dia mampu. Dia tak menyangka wanita pemalu dan pendiam ini akan begitu mudah ditaklukannya! Dia merasakan miliknya juga segera tiba, gerakannya semakin dipercepat.
Dalam beberapa tusukan kemudian, dan lalu meledaklah. Sejenak setelah orgasme Citra mereda, orgasme Galih datang.

Tusukan terakhirnya membuat penisnya terkubur semakin jauh dalam vagina Citra. Dia menggeram, penisnya berdenyut hebat. Semburan demi semburan yang kuat keluar dari ujung penisnya mendarat dalam rahim Citra seakan tanpa jeda.

Citra menggoyangkan pantatnya naik ke atas, memeras semua sperma dari penis Galih. Galih tak bisa menahan tubuhnya lebih lama, dia jatuh menindih tubuh Citra di bawahnya, mencoba bernafas dengan susah payah.

Tangan Citra membelai punggung Galih saat sperma terakhirnya keluar dari penisnya menyirami vaginanya. Keduanya masih berusaha untuk mengatur nafas.

Kedua bibir mereka merapat, berciuman dengan lembut. Lidahnya menggelitik rongga mulut Citra dan ciuman mereka berubah menjadi liar saat penis Galih mulai mengecil dalam vagina Citra. Tangan dan paha Citra mencengkeramnya erat, menahannya agar tetap berada dalam tubuhnya.

Dia mendapatkan pengalaman lain dengan pria ini. Pria kedua yang bercinta dengannya dalam 29 tahun usianya. Akhirnya mereka hentikan ciumannya. Galih mengeluarkan penisnya yang setengah ereksi dari vagina Citra.

Keduanya mengenakan pakaiannya masing-masing tanpa saling berkata-kata. Citra terlalu malu untuk mengucapkan sesuatu dan Galih tak tahu harus berkata apa.

Dhika pulang 30 menit kemudian A?a,?aEs dia pulang lebih awal, tapi tak lebih awal (beruntunglah mereka). Ketiganya lalu makan malam, dan Citra tak dapat menyingkirkan pikirannya dari bayangan Galih sepanjang waktu itu.

Dhika dan Galih kemudian sibuk dengan urusan pria yang tak begitu dimengerti oleh Citra. Dan malam berikutnya, mereka berdua duduk di meja makan bersama Citra. Para pria sedang bermain catur. Citra menghabiskan sepanjang harinya mengasuh bayi mereka.

Kapanpun saat dia sedang sendiri, dia tak mampu hentikan dirinya memikirkan pengalamannya bersama Galih kemarin. Dia merasa gairahnya menyala-nyala sepanjang hari itu, dan dia mempunyai beberapa menit untuk memuaskan dirinya dengan tangannya sendiri.

Saat menuangkan minuman pada suaminya dan Galih malam itu, dia sangat bergairah, dan sangat basah. Setiap kali dia melirik Galih, ada desiran halus pada vaginanya. Sekarang dia telah mencoba seorang pria lain, dan dia merasa ketagihan!

Galih tak jauh beda. Dia bermasturbasi mebayangkan istri sahabatnya ini kemarin malam, sebelum tidur. Bayangan tubuh telanjangnya memenuhi benaknya sepanjang hari. Saat Dhika pergi ke kamar mandi, Galih beringsut mendekati Citra.

“Apa kamu menikmati waktu kita kemarin?” tanyanya berbisik.

“Ya.” Citra tersenyum manis. Sifatnya yang malu-malu membuat birahi Galih terbakar.

“Apa kamu menginginkannya sekarang?” dia bertanya memastikan. Penisnya sudak mengeras sekarang. Citra terkejut dengan pertanyaannya yang sangat berani itu, malu-malu, lalu mengangguk.

Galih memutuskan akan sedikit menggodanya. Membuat Citra semakin menginginkannya agar kesempatan mendapatkannya lagi semakin terbuka lebar. Dia menurunkan resleiting celananya dan melepaskan kancingnya, tangannya masuk ke dalam pakaian dalamnya.

Dia mengeluarkan penisnya, yang sudah ereksi penuh. Nafas Citra tercekat di tenggorokan, denyutan di vaginanya memberinya sebuah sensasi. Batang penis itu berada dalam tubuhnya kemarin. Dia menginginkannya lagi sekarang.

Mereka mendengar pintu kamar mandi terbuka dan Galih segara memasukkan penisnya kembali ke dalam celananya. Dhika masuk ke dalam ruangan, tak mengira sahabatnya baru saja memperlihatkan penisnya yang ereksi pada istrinya.

Tak lama berselang, entah kenapa dewa kemujuran selalu berpihak pada mereka, Dhika lagi-lagi mau ke kamar mandi. Saat dia berdiri dan bergegas ke kamar mandi, vagina istrinya berdenyut membutuhkan penis Galih.

Begitu Dhika menghilang dari pandangan keduanya, Galih langsung bangkit dari kursinya. Mata Citra berbinar terfokus pada tonjolan di celana Galih saat mereka mendengar pintu kamar mandi ditutup.

Dia langsung menurunkan resleitingnya, dan mengeluarkan batang penisnya. Dengan cekatan Galih mengocok penisnya sampai ereksi penuh, sangat dekat di wajah Citra. Galih berdiri dei depan Citra, dan Citra langsung berlutut di hadapan sahabat suaminya.

Kepala penisnya menyentuh kulit pipinya, dan perlahan bergerak ke mulutnya. Saat Galih merasa bibir lembut Citra menyentuh ujung kepala penisnya, dia merasa mulut itu membuka.

Segera saja kepala penis itu lenyap ke dalam mulut Citra, dan Galih melihat bibir itu bergerak membungkus seluruh batang penisnya.

Tangannya membelai rambut panjang Citra dengan lembut, menahan kepalanya saat seluruh bagian batang penisnya lenyap dalam mulut Citra.
Kepalanya segera bergerak maju mundur pada batang penis itu, suara basah dari hisapan mulutnya segera terdengar.

Kembali, mereka mendengar pintu kamar mandi dibuka, dan Galih mengeluarkan penisnya dari mulut Citra dengan cepat. Agak kesulitan dia memasukkan penisnya kembali dalam celananya dan segera duduk kembali di kursinya, menutupi perbuatan mereka. Dhika duduk dan memberi Citra ciuman kecil, tak tahu kalau istrinya baru saja mendapatkan sebuah batang penis yang lain dalam mulutnya.

Mereka kembali mendapatkan kesempatan sekali lagi di malam itu, dan mereka berusaha memanfaatkannya semaksimal mungkin.

Bayi mereka menangis di lantai atas, Dhika berinisiatif untuk pergi melihatnya. Citra lebih dari senang mengijinkannya. Dia sangat menginginkan penis itu, tapi dia tak mampu berbuat apa-apa. Meskipun mendapatkannya di dalam mulutnya tak mampu meredakan gairahnya.

Mereka dapat mendengar bunyi langkah kaki Dhika yang menaiki tangga, dan Citra langsung berdiri. Dia tak pernah se agresif ini! Tapi keA?a,?a”?hausannyaA?a,?a”? akan penis itu mampu merubah tabiatnya. Hanya sekedar untuk segera melihatnya lagi! Dia langsung berlutut di antara paha Galih, dan Galih segera membukanya untuknya…

Tangan mungilnya dengan cekatan melepaskan kancing dan resleitingnya, dan dia langsung membukanya dalam sekejap. Citra meraih ke dalam celana dalam Galih dan mengeluarkan penis kerasnya.

Vaginanya langsung basah hanya dengan memandangnya saja. Tangannya yang kecil mengocoknya, saat lidahnya menjilati dari pangkal batang penis Galih hingga ke ujung.

Sekali lagi, dia kembali memasukkannya ke dalam mulutnya. Menghisapnya dengan rakus hingga mengeluarkan bunyi, tak menghiraukan resiko kepergok suaminya. Galih mendengarkan dengan seksama gerakan dari lantai atas, memastikan Dhika tidak turun ke bawah.

Galih menatapnya. Bibirnya membungkus batang penisnya dengan erat, kepala penisnya tampak bekilatan basah terkena lampu ruangan ini saat itu keluar dari mulutnya, mata Citra terpejam menikmati. Dia ternyata begitu pintar memberikan blow job! Galih sangat ingin menyetubuhi wanita ini, meskipun hanya sesaat.

Gairahnya sudah tak terbendung lagi, dan dia memegang pipi Citra, batang penisnya keluar dari mulutnya. Galih berdiri, penisnya mengacung tegang, dan Citra berdiri bersamaan, memandangnya dengan api gairah yang sama.

Galih menciumnya, lembut, melumat bibirnya. Dia menciumnya lagi, dan lidah mereka saling melilit. Lalu ciuman itu berakhir. Galih memutar tubuh Citra membelakanginya. Citra merasakan tangan Galih berada pada vaginanya, berusaha melepaskan kancing celananya.

“Jangan…” desahan lirih keluar dari mulutnya. Dia tak tahu kenapa kata itu keluar dari mulutnya saat dia ingin mengucapkan kata A?a,?EsyaA?a,?a”?. Celananya jatuh hingga lututnya, memperlihatkan pantatnya yang dibungkus dengan celana dalam katun berwarna putih.

Galih merenggut kain itu dan langsung menyentakkannya ke bawah, membuat pantat Citra terpampang bebas di hadapannya. Galih masih dapat mendengar suara gerakan di lantai atas jadi dia tahu dia aman untuk beberapa saat, dia hanya perlu memasukkan penisnya ke dalam vaginanya, walaupun untuk se detik saja!

Nafas keduanya memburu, dan Citra sedikit menundukkan tubuhnya ke depan, tangannya bertumpu pada meja makan, membuka lebar kakinya. Galih jauh lebih tinggi darinya, penisnya berada jauh di atas bongkahan pantatnya.

Dia sedikit menekuk lututnya agar posisinya tepat. Dia semakin menekuk lututnya, sangat tidak nyaman, tapi dia sadar kalau dia terlalu tinggi untuk Citra. Dia tahu dia akan merasa kesulitan dalam posisi ini, tapi hasratnya semakin mendesak agar terpenuhi segera.

Dia menggerakkan pinggulnya ke depan, ujung kepala penisnya menyentuh bibir vaginanya. Citra sudah teramat basah! Dan itu semakin mengobarkan api gairah Galih. Saat bibir vagina Citra sedikit mencengkeram ujung kepala penisnya, Galih tahu jalan masuknya sudah tepat.

Dia mendorong ke depan. Citra menghisapnya masuk ke dalam, separuh dari penisnya masuk ke dalam dengan cepat.

Citra mendesah, merasa Galih memasukinya. Galih mencengkeram pantat Citra dan memaksa memasukkan penisnya semakin ke dalam. Batang penisnya sudah seluruhnya terkubur ke dalam cengkeraman hangatnya.Cerita Sex Terbaru

Galih mulai menyetubuhinya dari belakang, menarik penisnya separuh sebelum mendorongnya masuk kembali, lagi dan lagi. Serasa berada di surga bagi mereka berdua. Galih berada di dalam vaginanya hanya beberapa detik, tapi bagi keduanya itu sudah dapat meredakan gelora api gairah yang membakar.

Tiba-tiba Galih mendengar gerakan dari lantai atas. Citra tak menghiraukannya, dia sudah tenggelam jauh dalam perasaannya. Galih mengeluarkan penisnya dari vagina Citra. Sebenarnya Citra ingin teriak melampiaskan kekesalannya, tapi segera dia sadar akan bahaya yang mengancam mereka berdua, segera saja dia menarik celana dan celana dalamnya sekaligus ke atas. Saat Dhika datang, mereka berdua sudah duduk kembali di kursinya masing-masing, gusar.

Galih dan Citra menghabiskan sisa malam itu dengan gairah yang tergantung. Saat malam itu berakhir, Galih segera bergegas pergi ke kamarnya dan langsung mengeluarkan penisnya. Hanya dibutuhkan 3 menit saja baginya bermasturbasi dan legalah.

Tapi bagi Citra, tidaklah semudah itu. Kamar tidurnya berada di lantai yang berlainan dengan kamar tamu yang dihuni Galih, dan dia tak punya kesempatan untuk melakukan masturbasi. Bahkan Dhika tak mencoba untuk bercinta dengannya malam itu! Seperempat jam ke depan dilaluinya dengan resah. Citra memberi beberapa menit lagi untuk suaminya sebelum dia tak mampu membendungnya lagi.

Dia turun dari tempat tidur, setelah memastikan suaminya sudah tertidur lelap. Dia mengendap-endap menuju ke kamar tamu. Malam itu dia hanya memakai kaos putih besar hingga lututnya dan celana dalam saja untuk menutupi tubuh mungilnya.

Dengan hati-hati dia membuka pintu kamar Galih, menyelinap masuk, dan menutup perlahan pintu di belakangnya. Galih sudah tertidur beberapa menit yang lalu. Citra berdiri di samping tempat tidur, memandang pria yang tertidur itu, memutuskan bahwa dia akan melakukannya. Ini tak seperti dirinya! Dia tak pernah seagresif ini! Dia tak pernah berinisiatif! Tapi sekarang, terjadi perubahan besar.

Ditariknya selimut yang menutupi tubuh Galih, Galih tergolek tidur di atas kasur hanya memakai celana dalamnya. Citra mencengkeram bagian pinggirnya dan dengan cepat menariknya turun hingga lututnya, membebaskan penis Galih yang masih lemas. Dengan memandangnya Citra merasakan desiran halus pada vaginanya. Dia tak percaya Galih tak terbangunkan oleh perbuatannya tadi! Yah, baiklah, dia tahu bagaimana cara membangunkannya.

Citra duduk di samping Galih, dengan perlahan membuka kaki Galih ke samping. Tangan mungilnya meraih penis Galih yang masih lemas menuju ke mulutnya. Rambut panjangnya jatuh tergerai di sekitar pangkal paha Galih. Galih setengah bangun, merasa nyaman. Penisnya membesar dalam mulut Citra, dan sebelum ereksi penuh, dia akhirnya benar-benar terjaga. Tak membutuhkan waktu lama baginya untuk mengetahui apa yang sedang terjadi A?a,?aEs istri sahabatnya sedang menghisap penisnya!

Dia mendesah, tangannya meraih ke bawah dan mengelus rambut panjang Citra saat dengan pasti penisnya semakin mengeras dalam mulut Citra. Merasakan penisnya yang semakin membesar dalam mulutnya membuat celana dalam Citra basah, dan dia mulai menggerakkan kepalanya naik turun. Dia menghisap dengan berisik, lidahnya menjalar naik turun seperti seorang professional.

Galih dapat mendengar bunyi yang dikeluarkan mulut Citra saat menghisap penisnya, dan dia dapat melihat bayangan tubuh Citra yang diterangi cahaya bulan yang masuk ke dalam kamarnya yang gelap. Citra sedang memberinya blow job yang hebat. Untunglah dia bermasturbasi sebelum tidur tadi, kalau tidak pasti dia tak akan dapat bertahan lama.

Citra tak mampu menahannya lagi. Dia ingin vaginanya segera diisi. Dia sangat terangsang, dia sangat membutuhkan penis itu dalam vaginanya seharian tadi. Dikeluarkannya penis Galih dari dalam mulutnya, dan berdiri dengan bertumpukan lututnya di atas tempat tidur itu.

Tangannya menarik bagian bawah kaosnya ke atas dan menyelipkan kedua ibu jarinya di kedua sisi celana dalamnya dan mulai menurunkannya.

Diangkatnya salah satu kakinya untuk melepaskan celana dalam itu dari kakinya. Kaki yang satunya lagi dan kemudian merangkak naik ke atas kasur setelah menjatuhkan celana dalamnya ke atas lantai. Nafasnya sesak, menyadari apa yang menantinya.

Diarahkannya batang penis Galih ke atas dengan tangannya yang kecil dan bergerak ke atas Galih, memposisikan vaginanya di atasnya. Galih dapat merasakan bibir vagina Citra yang basah menyentuh ujung kepala penisnya saat Citra mulai menurunkan pinggulnya.

Daging dari bibir vaginanya yang basah membuka dan kepala penis Galih menyelinap masuk. Citra mengerang lirih, tubuhnya yang disangga oleh kedua lengannya jadi agak maju ke depan. Citra semakin menekan ke bawah, membuat keseluruhan batang penis Galih akhirnya tenggelam ke dalamnya.

Erangan Citra semakin terdengar keras. Dia merasa sangat penuh! Galih benar-benar membukanya lebar! Citra semakin menekan pinggulnya ke bawah dan dia mulai menciumi leher Galih, berusaha menahan Galih di dalam tubuhnya.

Bibir mereka bertemu dan saling melumat dengan bernafsu. Lidah Citra menerobos masuk ke dalam mulut Galih, menjalar di dalam rongga mulutnya saat dia tetap menahan batang penis Galih agar berada di dalam vaginanya.

Galih membalas lilitan lidah Citra, tangannya bergerak masuk ke balik kaos yang dipakai Citra, bergerak ke bawah tubuhnya hingga akhirnya tangan itu mencengkeram bongkahan pantat Citra. Tangannya mengangkat pantat Citra ke atas, membuat tubuhnya naik turun di atasnya A?a,?aEs Citra tetap tak membiarkan batang penis Galih teangkat terlalu jauh dari vaginanya!

Tak menghiraukan keberadaan Dhika yang masih terlelap tidur di kamarnya, mereka berdua berkonsentrasi terhadap satu sama lainnya. Tangan Galih naik ke punggung Citra, menarik kaos yang dipakai Citra bersamanya.

Ciuman mereka merenggang, Citra mengangkat tubuhnya, tangannya mengangkat ke atas saat Galih melepaskan kaosnya lepas dari tubuhnya. Payudaranya terbebas. Galih melihatnya untuk pertama kalinya. Di dalam keremangan cahaya, Galih masih dapat menangkap keindahannya. Payudaranya yang tak begitu besar dengan putting susu yang keras menantang, dan dia menggoyangkannya dihadapan Galih, menggodanya.

Galih mengangkat tubuhnya, tangannya yang besar menahan punggung Citra saat dia menghisap putingnya ke dalam mulutnya. Citra menggelinjang kegelian saat lidahnya bergerak melingkari sebelah payudaranya sebelum mencium yang satunya lagi.

Pada waktu yang bersamaan Galih mengangkat pantatnya, masih berusaha agar tetap tenggelam dalam vaginanya, tapi bergerak keluar masuk dengan pelan. Tangannya meremas payudara Citra yang bebas, sedangkan mulutnya terus merangsang payudara yang satunya dengan mulutnya.
Citra memandang Galih yang merangsang payudaranya, tangannya membelai rambut Galih dengan lembut. Citra merasa penis Galih bergerak keluar sedikit tapi tak lama kemudian masuk kembali ke dalam vaginanya. Dia merasa sangat nyaman, sangat berbeda di dalam tubuhnya. Dia mulai menggoyang, mengimbangi kocokan Galih yang mulai bertambah cepat.

Galih melepaskan mulut dan tangannya dari payudara Citra dan rebah kembali ke atas kasur. Citra mulai mengangkat pinggulnya naik ke atas hingga batang penis Galih nyaris terlepas ke luar seluruhnya sebelum menghentakkan pinggulnya ke bawah lagi.

Tangan Galih kembali pada pantat Citra, meremasnya sambil memandangi wanita yang telah menikah ini menggoyang tubuhnya tanpa henti. Dengan tanpa bisa dibendung lagi erangan demi erangan semakin sering terdengar keluar dari mulut Citra.

Orgasme yang sangat dinantikannya seharian ini mulai terbangun dalam tubuhnya. Dengan meremas pantatnya erat, Galih menggerakkan tubuh Citra naik turun semakin keras dan keras. Hentakan tubuh mereka saling bertemu. Nafas Citra semakin berat, Penis Galih menyentak dalam tubuhnya berulang kali.

Dengan cepat orgasmenya semakin mendekat. Citra mempercepat kocokannya pada penis Galih, menghentakkan bertambah cepat seiring orgasmenya yang mendesak keluar. Citra tak mampu membendungnya lebih lama lagi, pandangannya mulai menjadi gelap.

Jantungnya berdegup semakin kencang, otot vaginanya berkontraksi, seluruh sendi tubuhnya bergetar saat dia keluar dengan hebatnya. Mulutnya memekik melepaskan himpitan yang menyumbat aliran nafasnya.

Melihat pemandangan itu gairah Galih semakin memuncak, dia tak memberi kesempatan pada Citra untuk menikmati sensasi orgasmenya. Diangkatnya tubuh mungil wanita itu, dan membaringkan di sampingnya. Dia bergerak ke atas tubuh Citra dan Citra membuka pahanya melebar menyambutnya secara refleks.

Galih memandangi kepala penisnya yang menekan bibir vagina Citra. Dengan pelan dia mulai masuk, dan mendorongnya masuk ke dalam lubang hangatnya. Citra mengangkat kakinya ke udara, membukanya lebar lebar untuknya.

Galih menahan berat tubuhnya dengan kedua lengannya. Galih memberinya satu dorngan yang kuat. Citra memekik, ombak kenikmatan menggulungnya saat batang keras itu memasuki tubuhnya. Galih mulai menyetubuhinya tanpa ampun, Citra telah sangat membakar gairahnya. Galih mengocokkan penisnya keluar masuk dalam vagina istri sahabatnya yang berada di bawah tubuhnya dengan cepat, kedua kaki Citra terayun-ayun di atas pantatnya yang menghentak.

Tempat tidur sampai bergoyang karena hentakan Galih. Citra menggigit bibirnya untuk meredam erangannya yang semakin bertambah keras.

Galih mulai kehilangan kontrol. Penisnya keluar masuk dalam vagina Citra sebelum akhirnya, dia menarik keluar batang penisnya dengan bunyi yang sangat basah.

Galih mengerang, batang penisnya berdenyut hebat dalam genggaman tangannya. Sebuah tembakan yang kuat dari cairan kental putih keluar dari ujung kepala penisnya dan menghantam perut Citra, beberapa darinya bahkan sampai di payudaranya.

Citra menarik nafas, dadanya terasa sesak saat dia melihat tembakan demi tembakan sperma yang kuat keluar dari penis Galih, dan mendarat di atas perutnya. Terasa sangat panas pada kulit perutnya, tapi semakin membakar gairahnya menyadari bahwa itu bukan semburan sperma suaminya, tapi dari seorang pria lain.

Akhirnya, sperma terakhir menetes dari penis Galih, menetes ke atas rambut kemaluan Citra yang terbaring di depannya dengan kaki terpentang lebar. Dengan mata yang terpejam, Citra tersenyum puas.

“Aku membutuhkannya” bisiknya. Mereka terdiam beberapa saat meredakan nafas yang memburu sebelum akhirnya mulai membersihkan tubuh basah mereka. Galih mencium dengan lembut bibir Citra yang tersenyum.Cerita Sex Terbaru

Citra memakai kaosnya dan menggenggam celana dalamnya dalam tangan, melangkah keluar dari kamar itu dengan perasaan yang sangat lega.

Galih bangun di keesokan harinya. Peristiwa semalam langsung menyergap benaknya, penisnya mulai mengeras. Dikeluarkannya batang penisnya dan perlahan mulai mengocoknya.
Dia merasa sangat senang saat mendengar ada seseorang yang sedang mandi. Dimasukkannya penisnya kembali kedalam celana dalamnya, bergegas memakai celana jeansnya dan bergegas keluar kamar dengan bersemangat, turun ke lantai bawah.

Dia berharap yang sedang mandi adalah Dhika dan Citra ada di lantai bawah. Dia mendengar seseorang sedang membuat kopi di dapur. Dia segera ke sana dan ternyata.

Citra masih dengan pakaian yang dikenakannya malam tadi, sebuah kaos besar hingga lutut, dan sebuah celana dalam saja di baliknya. Dia menoleh saat mendengar ada yang mendekat, dan langsung tersenyum saat mengetahui siapa yang datang. Terasa ada desiran halus di vaginanya saat memandang Galih.

Citra terkejut saat tangan Galih melingkar di pinggangnya memeluknya erat dan mencium bibirnya. Lalu Citra sadar ada seseorang yang sedang mandi di lantai atas dan Dhika lah yang sedang berada di kamar mandi itu. Bibirnya membalas lumatan Galih dengan menggebu saat tangan Galih menyusup ke dalam kaosnya untuk menyentuh payudaranya.

Citra melenguh di dalam mulut Galih yang memeluknya merapat ke tubuhnya. Desiran gairah memercik dari payudaranya langsung menuju ke vaginanya, membuatnya basah. Wanita mungil itu tak berdaya dalam dekapan Galih, tangan Citra melingkari leher Galih.

Mereka berciuman dengan penuh gairah, lidah saling bertaut, perlahan Galih mendorong tubuh Citra merapat ke dinding. Tangannya meremas bongkahan pantat Citra di balik kaosnya. Dan Citra sangat merasakan tonjolan pada bagian depan celana jeans Galih yang menekan perutnya.

Ciuman Citra turun ke leher Galih, lidahnya melata menuju putting Galih. Citra membiarkan Galih mengangkat tubuhnya ke atas meja, memandangnya dengan pasif saat Galih menyingkap kaosnya hingga dadanya. Citra mengangkat kakinya bertumpu pada tepian meja, mempertontonkan celana dalam putihnya.

Vaginanya berdenyut tak terkontrol, menantikan apa yang akan terjadi berikutnya. Galih berlutut di hadapannya, dia dapat mencium aroma yang kuat dari lembah surganya saat hidungnya bergerak mendekat.

Perlahan diciumnya vagina Citra yang masih tertutupi kain itu, Citra mendesah, kenikmatan mengaliri darahnya. Untuk pertama kalinya, Citra merasa gembira saat Dhika berada lama di dalam kamar mandi!

Dengan tak sabar, tangannya menuju ke pangkal pahanya. Galih hanya menatapnya saat tangan Citra menarik celana dalamnya sendiri ke samping, memperlihatkan rambut kemaluannya, dan kemudian bibir vaginanya yang kemerahan.

Citra menatap pria yang berlutut di antara pahanya, api gairah tampak berkobar dalam matanya, menahan celana dalamnya ke samping untuknya. Galih menatap matanya seiring bibirnya mulai mencium bibir vaginanya. Membuat lebih banyak desiran kenikmatan mengguyur tubuhnya dan dia mendesah melampiaskan kenikmatan yang dirasakannya.

Lidah Galih mulai menjilat dari bagian bawah bibir vagina Citra sampai ke bagian atasnya, mendorong kelentitnya dengan ujung lidahnya saat dia menemukannya. Diselipkannya lidahnya masuk ke dalam lubang vaginanya, mersakan bagaimana rasanya cairan gairah Citra.

Dihisapnya bibir vagina itu ke dalam mulutnya dan dia mulai menggerakkan lidahnya naik turun di sana, membuat Citra semakin basah.

Desahannya terdengar, menggoyangkan pinggulnya di wajah Galih. Galih melepaskan bibirnya, lidahnya bergerak ke kelentitnya. Dirangsangnya tonjolan daging sensitif itu menggunakan lidahnya dalam gerakan memutar.

Citra menaruh kakinya pada bahu Galih, duduknya jadi tidak tenang. Tiba-tiba, Galih menghisap kelentitnya ke dalam mulutnya, menggigitnya diantara bibirnya.

Citra memekik agak keras saat serasa ada aliran listrik yang menyentak tubuhnya. Lidah Galih bergerak berulang-ulang pada kelentit Citra yang terjepit diantara bibirnya, tahu bahwa titik puncak Citra sudah dekat. Dilepaskannya kelentit itu dari mulutnya dan tangannya menggantikan mengerjai kelentit Citra dengan cepat.

“Oh Tuhan… ” bisiknya mendesah, merasakan orgasmenya mendekat. Jari Galih bergerak tanpa ampun, pinggul Citra terangkat karenanya. Citra menggigit bibirnya berusaha agar suara jeritannya tak terdengar sampai kepada suaminya yang berada di kamar mandi saat orgasmenya datang dengan hebatnya. Dadanya sesak, nafasnya terhenti beberapa saat, dinding-dinding vaginanya merapat.
Kedua kakinya terpentang lebar di belakang kepala Galih. Citra mendesah hebat, akhirnya nafasnya kembali mengisi paru-parunya mengiringi terlepasnya orgasmenya.

Galih berdiri dan langsung mengeluarkan penisnya. Citra memandang dengan lapar pada batang penis dalam genggaman tangan Galih. Sebelah tangan Citra masih memegangi celana dalamnya ke samping saat tangannya yang satunya lagi meraih batang penis Galih. Tangan kecil itu menggenggamnya saat Galih maju mendekat.

Dengan cepat Citra menggesek-gesekkannya pada bibir vaginanya yang basah, berhenti hanya saat itu sudah tepat berada di depan lubang masuknya. Mereka berdua mendengarkan dengan seksama suara dari kamar mandi di lantai atas yang masih terdengar.

Galih melihat ke bawah pada kepala penisnya yang menekan bibir vagina Citra.

Galih mendorong ke depan dan menyaksikan bibir itu membuka untuknya, mengijinkannya untuk masuk. Desahan Citra segera terdengar saat dia mersa terisi. Galih terus mendorong, vagina Citra terus menghisapnya sampai akhirnya, Galih berada di dalamya dalam satu dorongan saja.

Citra sangat panas dan mencengkeramnya, dan Galih membiarkan penisnya terkubur di dalam sana untuk beberapa saat, meresapi perasaan yang datang padanya. Tangan Citra masih menahan celana dalamnya ke samping, tangan yang satunya meraih kepala Galih mendekat padanya.

Lidahnya mencari pasangannya dalam lumatan bibir yang rapat. Dengan pelan Galih menarik penisnya. Dia mendorongnya masuk kemabali, keras, dan Citra mengerang dalam mulutnya seketika. Tubuh mereka saling merapat, kaki Citra terjuntai terayun dibelakang tubuh Galih dalam tiap hentakan.

Dhika yang masih berada di kamar mandi tak mengira di lantai bawah penis sahabatnya sedang terkubur dalam vagina istrinya.

Sementara itu Citra, sedang berada di ambang orgasmenya yang lain. Penis pria ini menyentuhnya dengan begitu berbeda! Terasa sangat nikmat saat keluar masuk dalam tubuhnya seperti itu! Dia orgasme, melenguh, melepaskan ciumannya.

Baca jUga Cerita Sek Oral Seks

Galih mundur sedikit dan melihat batang penisnya keluar masuk dalam lubang vaginanya yang kemerahan, tangannya yang kecil menahan celana dalamnya jauh-jauh ke samping yang membuat Galih heran karena kain itu tak robek. Dia mulai menyutubuhinya dengan keras, menyadari kalau mungkin saja dia tak mempunyai banyak waktu lagi.

Jika Dhika masuk ke sudut ruangan itu, dia akan melihat ujung kaki istrinya yang terayun dibelakang pantat Galih. Celana jeans Galih merosot hingga mata kakinya, celana dalamnya berada di lututnya, dan pantatnya mengayun dengan kecepatan penuh diantara paha Citra yang terbuka lebar. Dhika mungkin mendengar suara erangan kenikmatan istrinya.

Galih terus mengocok, dia dapat merasakan kantung buah zakarnya mengencang dan dia tahu itu tak lama lagi. Dia menggeram, memberinya beberapa kocokan lagi sebelum dilesakkannya batang penisnya ke dalam vagina wanita bersuami itu dan menahannya di dalam sana.

Dia menggeram hebat, penisnya menyemburkan spermanya yang panas di dalam sana. Begitu banyak sperma yang tertumpah di dalam vagina Citra.

Erangan keduanya terdengar saling bersahutan untuk beberapa saat hingga akhirnya mereka tersadar kalau suara dari dalam kamar mandi sudah berhenti, dan tak menyadari sudah berapa lama itu tak terdengar.

Bibir Galih mengunci bibirnya dan mereka saling melumat untuk beberapa waktu seiring kejantanan Galih yang melembut di dalam tubuhnya. Kemudian mereka saling merenggang dan Galih mengeluarkan penisnya yang setengah ereksi itu dari vagina Citra. Dengan cekatan dia mengenakan pakaiannya kembali.

Citra membiarkan celana dalamnya seperti begitu. Dia merasa celananya menjadi semakin basah saat ada sperma Galih yang menetes keluar dari vaginanya saat dia berdiri.
Dhika turun tak lama berselang, siap untuk sarapan.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Ngeseks Dengan Sahabat Bokap

Cerita Sex Terbaru | Hai para pembaca cerita dewasa perkenalkan namaku Bica aku wanita umur 28 tahun kata orang tubuhku proposional dari tinggiku 169 cm dan berat badanku 56 kg ukuran payudaraku 36B didukung dengan wajah cantikku berkulit putih, memang aku dulu sering jadi SPG dalam acara pameran mobil jadi bisa dibayangkan secara singkat tentang diskripsiku.
Aku sudah mempunyai suami namanya Roni umurnya lebih tua dari aku 2 tahun, sementara ditahun ini kami memang sepakat untuk menunda momongan dulu, kalau masalah seks kehidupan kami baik baik saja, Suamiku bisa dibilang Hypersex malah bisa jadi dalam sehari minta jatah 3 kali.

Cerita Sex Terbaru Ngeseks Dengan Sahabat Bokap

Dan cerita ini berawal dari kesuksesan Roni bekerja di kantornya dan mendapat kepercayaan dari sang atasan yang sangat baik. Kepercayaan ini membuat dia sering harus bekerja overtime, pada awalnya aku bisa menerima semua itu tetapi kelamaan kebutuhan ini harus dipenuhi juga dan itulah yang membuat kami sering bertengkar karena kadang Roni harus berangkat lebih pagi dan lewat tengah malam baru pulang.
Dan mulailah cerita ini ketika Roni mendapat tanggung jawab untuk menangani suatu proyek dan dia dibantu oleh rekan kerjanya Faiz dari luar kota. Pertama diperkenalkan Faiz langsung seperti terkesima dan sering menatapku, hal itu membuatku risih.

Faiz cukup tampan gagah dan kekar. Karena tuntutan pekerjaan dan efisiensi, kantor Roni memutuskan agar Faiz tinggal di rumah kami utk sementara. Dan memang mereka berdua sering bekerja hingga larut malam di rumah kami.

Faiz tidur di kamar persis di seberang kamar kami. Sering di malam hari aku berpamitan tidur matanya yang nakal suka mencuri pandang diantara sela-sela baju tidur yang aku kenakan. Aku memang senang tidur bertelanjang agar jika Roni datang bisa langsung bercinta.

Pernah suatu saat ketika pagi hari kami aku dan Roni bercinta di dapur waktu masih pagi sekali dengan posisiku duduk di meja dan Roni dari depan, tiba-tiba Faiz muncul dan melihat kami, dia menempelkan telunjuk dimulutnya agar aku tidak menghentikan kegiatan kami, karena kami sedang dalam puncaknya dan Roni yang membelakangi Faiz dan aku juga tidak tega menghentikan Roni.

Akhirnya ku biarkan Faiz melihat kami bercinta tanpa Roni sadari hingga kami berdua orgasme. Dan aku tahu Faiz melihat tubuh telanjangku ketika Roni melepaskan penisnya dan terjongkok di bawah meja.

Setelah kejadian itu Faiz lebih sering memperhatikan tiap lekuk tubuhku. Sampai suatu waktu ketika pekerjaan Roni benar2 sibuk sehingga hampir seminggu tidak menyentuhku. Di hari Jum’at kantor tempat Roni bekerja mengadakan pesta dinner bersama di rumah atasan Roni.

Rumahnya terdiri dari dua lantai yang sangat mewah di lantai 2 ada semacam galeri barang2 antik. Kami datang bertiga dan malam itu aku mengenakan pakaian yang sangat seksi, gaun malam warna merah yang terbuka di bagian belakang dan hanya dikaitkan di belakang leher oleh kaitan kecil sehingga tidak memungkinkan memakai BH.

Bagian bawahpun terdapat sobekan panjang hingga sejengkal di atas lutut, malam itu saya merasa sangat seksi dan Faiz pun sempat terpana melihatku keluar dari kamar. Sebelum berangkat aku dan Roni sempat bercinta di kamar dan tanpa sepengetahuan kami ternya Faiz mengintip lewat pintu yang memang kami ceroboh tidak tertutup sehingga menyisakan celah yang cukup untu melihat kami dari pantulan cermin, sayangnya karena letih atau terburu-buru mau pergi Roni orgasme terlebih dahulu dan aku dibiarkannya tertahan.

Dan Faiz mengetahui hal itu. Malam itu ketika acara sangat ramai tiba-tiba Roni dipanggil oleh atasannya untuk diperkenalkan oleh customer. Roni berkata padaku untuk menunggu sebentar, sambil menunggu aku ke lantai 2 untuk melihat barang2 antik, di lantai 2 ternyata keadaan cukup sepi hanya 2-3 orang yang melihat-lihat di ruangan yang besar itu.
Aku sangat tertarik oleh sebuah cermin besar di pojokan ruangan, tanpa takut aku melihat ke sana dan mengaguminya juga sekaligus mengagumi keseksian tubuhku di depan cermin, tanpa ku sadari di sampingku sudah berada Faiz .

“Udah nanti kacanya pecah lho..cakep deh..!”, canda Faiz

“Ah bisa aja kamu BFaiz”,balasku tersipu.

Setelah berbincang2 di depan cermin cukup lama Faiz meminta tolong dipegangkan gelasnya sehingga kedua tanganku memegang gelasnya dan gelasku.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

“Aku bisa membuat kamu tampak lebih seksi”,katanya sambil langsung memegang rambutku yang tergerai dengan sangat lembut.

Tanpa bisa mengelak dia telah menggulung rambutku sehingga menampak leherku yang jenjang dan mulus dan terus terang aku seperti terpesona oleh keadaan diriku yang seperti itu. dan memang benar aku terlihat lebih seksi.
Dan saat terpesona itu tiba-tiba tangan Faiz meraba leherku dan membuatku geli dan detik berikutnya Faiz telah menempelkan bibirnya di leher belakangku, daerah yang paling sensitif buatku sehingga aku lemas dan masih dengan memegang gelas Faiz yang telah menyudutkanku di dinding dan menciumi leherku dari depan.

“Faiz apa yang kamu lakukan..lepaskan aku Faiz..lepas..!”,rontaku tapi Faiz tahu aku tidak akan berteriak di suasana ini karena akan mempermalukan semua orang.

Faiz terus menyerangku dengan kedua tanganku memegang gelas dia bebas meraba buah dadaku dari luar dan terus menciumi leherku, sambil meronta-ronta aku merasakan gairahku meningkat, apalagi saat tiba-tiba tangan Faiz mulai meraba belahan bawah gaunku hingga ke selangkanganku.

“Faizz..hentikan Faiz aku mohon..tolong Faiz..jangan lakukan itu..”,rintihku, tapi Faiz terus menyerang dan jari tengah tangannya sampai di bibir vaginaku yang ternyata telah basah karena serangan itu.

Dia menyadari kalau aku hanya mengenakan G-string hitam dengan kaitan di pinggirnya, lalu dengan sekali sentakan dia menariknya dan terlepaslah G-stringku. Aku terpekik pelan apalagi merasakan ada benda keras mengganjal pahaku.

Ketika Faiz sudah semakin liar dan akupun tidak dapat melepaskan, tiba-tiba terdengar suara Roni memanggil dari pinggir tangga yang membuat pegangan himpitan Faiz terlepas, lalu aku langsung lari sambil merapikan pakaian ku menuju Roni yang tidak melihat kami dan meninggalkan Faiz dengan G-string hitamku.

Aku sungguh terkejut dengan kejadian itu tapi tanpa disadari aku merasakan gairah yang cukup tinggi merasakan tantangan melakukan di tempat umum walau dalam kategori diperkosa.

Ternyata pesta malam itu berlangsung hingga larut malam dan Roni mengatakan dia harus melakukan meeting dengan customer dan atasannya dan dia memutuskan aku untuk pulang bersama Faiz.

Tanpa bisa menolak akhirnya malam itu aku diantar Faiz, diperjalanan dia hanya mengakatakan

“Maaf Bica..kamu sungguh cantik malam ini.” Sepanjang jalan kami tidak berbicara apaun. Hingga sampai dirumah aku langsung masuk ke dalam kamar dan menelungkupkan diri di kasur, aku merasakan hal yang aneh antara malu aku baru saja mengalami perkosaan kecil dan perasaan malu mengakui bahwa aku terangsang hebat oleh serangan itu dan masih menyisakan gairah.

Tanpa sadar ternyata Faiz telah mengunci semua pintu dan masuk ke dalam kamarku, aku terkejut ketika mendengar suaranya’,

“Bica aku ingin mengembalikan ini”‘ katanya sambil menyerahkan G-stringku berdiri dengan celana pendek saja, dengan berdiri aku ambil G-stringku dengan cepat, tapi saat itu juga Faiz telah menyergapku lagi dan langsung menciumiku sambil langsung menarik kaitan gaun malamku, maka bugilah aku diahadapannya.

Tanpa menunggu banyak waktu aku langsung dijatuhkan di tempat tidur dan dia langsung menindihku.

Aku meronta-ronta sambil menendang-nendang?

”Faizz..lepaskan aku Faiz..ingat kau teman suamiku Faiz..jangan..ahh..aku mohon”, erangku ditengah rasa bingung antara nafsu dan malu, tapi Faiz terus menekan hingga aku berteriak saat penisnya menyeruak masuk ke dalam vaginaku, ternyata dia sudah siap dengan hanya memakai celana pendek saja tanpa celana dalam.

“Ahhhh?Faizz..kau..:’ Lalu mulailah dia memompaku dan lepaslah perlawananku, akhirnya aku hanya menutup mata dan menangis pelan..clok..clok..clok..aku mendengar suara penisnya yang besar keluar masuk di dalam vaginaku yang sudah sangat basah hingga memudahkan penisnya bergerak.

Lama sekali dia memompaku dan aku hanya terbaring mendengar desah nafasnya di telingaku, tak berdaya walau dalam hati menikmatinya. Sampai kurang lebih satu jam aku akhirnya melenguh panjang

“Ahhh?..” ternyata aku orgasme terlebih dahulu, sungguh aku sangat malu mengalami perkosaan yang aku nikmati.Cerita Sex Terbaru

Sepuluh menit kemudian Faiz mempercepat pompaannya lalu terdengar suara Faiz di telingaku “Ahhh..hmmfff?” aku merasakan vaginaku penuh dengan cairan kental dan hangat sekitar tiga puluh deti kemudian Faiz terkulai di atasku.

“Maaf Bica aku tak kuasa menahan nafsuku..”bisiknya pelan lalu berdiri dan meninggalkanku terbaring dan menerawang. hinga tertidur Aku tak tahu jam berapa Roni pulang hingga pagi harinya. Esok paginya di hari sabtu seperti biasa aku berenang di kolam renang belakang Roni dan Faiz berpamitan untuk nerangkat ke kantor.
Karena tak ada seorang pun aku memberanikan diri untuk berenang tanpa pakaian. Saat asiknya berenang tanpa disadari, Faiz ternyata beralasan tidak enak badan dan kembali pulang, karena Roni sangat mempercayainya maka dia izinkan Faiz pulang sendiri.

Faiz masuk dengan kunci milik Roni dan melihat aku sedang berenang tanpa pakaian. Lalu dia bergerak ke kolam renag dan melepaskan seluruh pakaiannya, saat itulah aku sadari kedatangannya,

“Faizz..kenapa kau ada di sini?” tanyaku,

“Tenang Bica suaimu ada di kantor sedang sibuk dengan pekerjaannya”, aku melihat tubuhnya yang kekar dan penisnya yang besar mengangguk angguk saat dia berjalan telanjang masuk ke dalam kolam

“Pantas sajaku semalam vaginaku terasa penuh sekali”‘pikirku.

Aku buru-buru berenang menjauh tetai tidak berani keluar dr dalam kolam karena tidak mengenakan pakaian apapun juga. Saat aku bersandar di pingiran sisi lain kolam, aku tidak melihat ada tanda2 Faiz di dalam kolam.
Aku mencari ke sekeliling kolam dan tiba-tiba aku merasakan vaginaku hangat sekali, ternyata Faiz ada di bawah air dan sedang menjilati vaginaku sambil memegang kedua kakiku tanpa bisa meronta.

Akhirnya aku hanya bisa merasakan lidahnya merayapai seluruh sisi vaginaku dan memasuki liang senggamaku..aku hanya menggigit bibir menahan gairah yang masih bergelora dari semalam. Cukup lama dia mengerjai vaginaku, nafasnya kuat sekali pikirku.

Detik berikutnya yang aku tahu dia telah berada di depanku dan penisnya yang besar telah meneyruak menggantian lidahnya?

“Arrgghh..” erangku menahan nikmat yang sudah seminggu ini tidak tersentuh oleh Roni. Akhirnya aku membiarkan dia memperkosaku kembali dengan berdiri di dalam kolam renang.

Sekarang aku hanya memeluknya saja dan membiarkan dia menjilati buah dadaku sambil terus memasukan penisnya keluar masuk.

Bahkan saat dia tarik aku ke luar kolam aku hanya menurutinya saja, gila aku mulai menikamti perkosaan ini, pikirku, tapi ternyata gairahku telah menutupi kenyataan bahwa aku sedang diperkosa oleh teman suamiku.

Dan di pinggir kolam dia membaringkanku lalu mulai menyetubuhi kembai tubuh mulusku..”Kau sangat cantik dan seksi Bica..ahh” bisiknya ditelingaku.

Aku hanya memejamkan mata berpura-pura tidak menikmatinya, padahal kalau aku jujur aku sangat ingin memeluk dan menggoyangkan pantatku mengimbangi goyangan liarnya. Hanya suara eranggannya dan suara penisnya maju mundur di dalam vaginaku, clok..clok..clep..dia tahu bahwa aku sudah berada dalam kekuasaannya.

Beberapa saat kemudian kembali aku yang mengalami orgasme diawali eranganku

“Ahhh..” aku menggigit keras bibirku sambil memegang keras pinggiran kolam,

“Nikmati sayang?”demikian bisiknya menyadari aku mengalami orgasme. Sebentar kemudian Faiz lah yang berteriak panjang,

“Kau hebat Bica..aku cinta kau..AAHHH..HHH” dan aku merasakan semburan kuat di dalam vaginaku.

Gila hebat sekali dia bisa membuatku menikmatinya pikirku. Setelah dia mencabut penisnya yang masih terasa besar dan keras, aku reflek menamparnya dan memalingkan wajahku darinya. Aku tak tahu apakah tamparan itu berarti kekesalanku padanya atau karena dia mencabut penisnya dari vaginaku yang masih lapar.

Setelah Roni pulang herannya aku tidak menceritakan kejadian malam lalu dan pagi tadi, aku berharap Roni dapat memberikan kepuasan padaku.

Dengan hanya menggenakan kimono dengan tali depan aku dekati Roni yang masih asik di depan komputernya di dalam kamar, lalu aku buka tali kimonoku dan kugesekan buah dadaku yang besar itu ke kepalanya dari belakang, berharap da berbalik dan menyerangku.

Ternyta yang kudapatkan adalah bentakannya “Bica..apakah kamu tak bisa melihat kalau aku sedang sibuk?

Jangan kau ganggu aku dulu..ini untuk masa depan kita” teriaknya keras.Cerita Sex Terbaru

Aku yakin Faiz juga mendengar teriakannya. Aku terkejut dan menangis, lalu aku keluar kamar dengan membanting pintu, lalu aku pergi ke pinggir kolam dan duduk di sana merenung dan menahan nafsu.

Dari kolam aku bisa melihat bayangan di Roni di depan komputer dan lampu di kamar Faiz. Tampak samar-samar Faiz keluar dari kamar mandi tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya. Karena di luar gelap tak mungkin dia melihatku.
Tanpa sadar aku mendekat ke jendelanya dan memperhatikan Faiz mengeringkan tubuh. Gila kekar sekali tubuhnya dan yang menarik perhatianku adalah penisnya yang besar dan tegang mengangguk-angguk bergoyang sekanan memanggilku.
Aku malu sekali mengagumi dan mengaharapkan kembali penis itu masuk ke dalam vaginaku yang memang masih haus.

Perlahan aku membelai-belai vaginaku hingga terasa basah, akhirnya aku memutuskan untuk memintanya pada Faiz, dengan hati yang berdebar kencang dan nafsu yang sudah menutupi kesadaran, aku nekat masuk ke dalam kamar Faiz dan langsung mengunci pintu dari dalam.

Faiz sangat terkejut “Tyas..apa yang kamu lakukan?”, aku hanya menempelkan telunjuk di bibirku dan memberi isyarat agar tidak bersuara karena Roni ada di kamar seberang.

Langsung aku membuka pakaian tidurku dan terpampanglah tubuh putih mulusku tanpa sehelai benagpun di hadapannya, Faiz hanya terperangah dan menatap kagum pada tubuhku. Faiz tersenyum sambil memperlihatkan penisnya yang semakin membesar dan tampak berotot.

Dengan segera aku langsung berlutut di hadapannya dan mengulum penisnya, Faiz yang masih terkejut dengan kejadian ini hanya mendesah perlahan merasakan penisnya aku kulum dan hisap dengan nafsuku yang sudah memuncak.

Sambil mulutku tetap di dalam penisnya aku perlahan naik ke atas tempat tidur dan menempatkan vaginaku di mulut Faiz yang sudah terbaring, dia mengerti maksudku dan langsung saja lidahnya melahap vaginaku yang sudah sangat basah, cukup lama kami dalam posisi itu, terinat akan Roni yang bisa saja tiba-tiba datang aku langsung mengambil inisiatif untuk merubah posisi dan perlahan duduk di atas penisnya yang sudah mengacung tegang dan besar panjang.

Perlahan aku arahkan dan masukan ke dalam lubang vaginaku, rasanya berbeda dengan saat aku diperkosanya, perlahan tapi pasti aku merasaskan suatu sensasi yang amat besar sampai akhirnya keseluruhan batang penis Faiz masuk ke dalam vaginaku

“Ahh..sssfff..Braaam!” erangku perlahan menahan suara gairahku agar tidak terdengar, aku merasakan seluruh penisnya memenuhi vaginaku dan menyentuh rahimku.

Sungguh suatu sensasi yang tak terbayangkan, dan sensasi itu semakin bertambah saat aku mulai menggoyangkan pantatku naik turun sementara tangan Faiz dengan puasnya terus memainkan kedua buah dadaku memuntir-muntir putingku hingga berwarna kemerahan dan keras

“ahh..ahh..” demikian erangan kami perlahan mengiringi suara penisnya yan keluar masuk vaginaku clok..clok..clok? Tak tahan dengan nafsunya mendadak Faiz duduk dan mengulum buah dadaku dengan rakusnya bergantian kiri kanan bergerak ke leher dan terus lagi.

Aku sungguh tak dapat menahan gairah yang selama ini terpendam. Mungkin karena nafsu yang sudah sangat tertahan atau takut Roni mendengar tak kuasa aku melepaskan puncak gairahku yang pertama sambil mendekap erat Faiz dan menggigit pundaknya agar tidak bersuara.

Kudekap erta Faiz seakan tak dapat dilepaskan mengiringi puncak orgasmeku. Faiz merasakan penisnya disiram cairan hangat dan tahu bahwa aku mengalami orgasme dan membiarkanku mendekapnya sangat erat sambil memelukku dengan belaian hangatnya.

Selesai aku orgasme sekiat 30 detik, Faiz membalikan aku dengan penisnya masih tertancap di dalam vaginaku. Faiz mulai mencumbuku dengan menjilati leher dan putingku perlahan, entah mengapa aku kembali bernafsu dan membalas ciumannya denga mesra, lidah kami saling berpagutan dan Faiz merasakan penisnya kembali dapat keluar masuk dengan mudah karena vaginaku sudah kembali basah dan siap menerima serangan berikutnya.

Dan Faiz langsung memompa penisnya dengan semangat dan cepat membuat tubuhku bergoyang dan buah dadaku bergerak naik turun dan sungguh suara yang timbul antara erangan kami berdua yang tertahan derit tempat tidur dan suara penisnya keluar masuk di vaginaku kembali membakar gairahku dan aku bergerak menaik turunkan pantatku untuk mengimbangi Faiz.

Dan benar saja 10 menit kemudian aku sampai pada puncak orgasme yang kedua, dengan meletakan kedua kakiku dan menekan keras pantatnya hingga penisnya menyentuh rahimku. Kupeluk Faiz dengan erat yang membiarkan aku menikmati deburan ombak kenikmatan yang menyerangku berkali-kali bersamaan keluarnya cairanku.
Kugigit bibirku agar tidak mengeluarkan suara, cukup lama aku dalam keadaan ini dan anehnya setelah selesai aku berada dalam puncak ternyata aku sudah kembali mengimbangi gerakan Faiz dengan menaik turunkan pantatku.

Saat itulah kudengar pintu kamarku terbuka dan detik berikutnya pintu kamar Faiz diketuk Roni, “Faizz..kau sudah tidur?”, demikian ketuk Roni.

Langsung saja Faiz melepaskan pelukannya dan menyuruhku bersembunyi di kamar mandi. Sempat menyambar pakaian tidurku yang tergeletak di lantai aku langsung lari ke kamar mandi dan mengunci dari luar.

Sungguh hatiku berdebar dengan kerasnya membayangkan apa jadinya jika aku ketahuan suamiku. Faiz dengan santai dan masih bertelanjang membuka pintu dan mengajak Roni masuk, Roni sempat terkejut melihat Faiz telanjang,

”Sedang apa kamu Faiz” tanpa curiga dengan tempat tidur yang berantakan yang kalau diperhatikan dari dekat ada cairan kenikmatanku.

Faiz hanya tersenyum dan mengatakan,”Mau tau aja..”

Dasar Roni dia langsung membicarakan suatu hal pekerjaan dan mereka terlibat pembicaraan itu. Kurang lebih sepuluh menit mereka berbicara dan sepuluh menit juga hatiku sungguh berdebar-debar tapi anehnya dengan keadaan ini nafsuku sungguh semakin menjadi-jadi.

Setelah Roni keluar, Faiz kembali mengunci pintu kamar dan mengetuk kamar mandi perlahan,”Bica buka pintunya..sudah aman”.

Begitu aku buka pintunya Faiz langsung menarik aku dan mendudukanku di meja dekat kamar mandi, langsung saja dibukanya kedua kakiku dan bless penisnya kembali memenuhi vaginaku.

“Ahhh..ahh..” erangan kami berdua kembali terdengar perlahan sambil terus menggoyangkan pantatnya maju mundur Faiz melahap buah dadaku dan putingku.

Sepuluh menit berlalu dan goyang Faiz semakin cepat sehingga aku tahu dia akan mencapai puncaknya, dan akupun merasakan hal yang sama.Cerita Sex Terbaru

“Faizz lebih cepat sayang aku sudah hampir keluar..” desahku

“Tahan sayang kita bersamaan keluarnya”, dan benar saja saat kurasakan maninya menyembur deras dalam vaginaku aku mengalami orgasme yang ketiga dan lebih hebat dari yang pertama dan kedua, kami saling berpelukan erat dan menikmati puncak gairah itu bersamaan.

“Faizzz..,” desahku tertahan.

“Ahhh Bica..kau hebat..” demikian katanya.

Akhirnya kami saling berpelukan lemas berdua, sungguh suatu pertempuran yang sangat melelahkan. Saat kulirik jam ternyata sudah dua jam kami bergumul.

“Terima kasih Faiz..kau hebat..” kataku dengan kecupan mesra dan langsung memakai pakaian tidurku kembali dan kembali ke kamarku. Roni tidak curiga sama sekali dan tetap berkutat dengan komputernya dan tidak menghiraukanku yang langsung berbaring tanpa melepas pakaianku seperti biasanya karena aku tahu ada bekas ciuman Faiz di sekujur buah dadaku.

Malam itu aku merasa sangat bersalah pada Roni tapi di lain sisi aku merasa sangat puas dan tidur dengan nyenyaknya. Esoknya seperti biasa di hari Minggu aku dan Roni berenang di pagi hari tetapi mengingat adanya Faiz.

Kami yang biasanya berenang bertelanjang akhirnya memutuskan memakai pakaian renag, aku syukuri karena hal ini dapat menutupi buah dadaku yang masih memar karena gigitan Faiz. Saat kami berenang aku menyadari bahwa Faiz sedang menatap kami dari kamarnya.

Dan saat Roni sedang asyik berenang kulihat Faiz memanggilku dengan tangannya dan yang membuat aku terkejut dia menunjukan penisnya yang sudah mengacung besar dan tegang. Seperti di hipnotis aku nekat berjalan ke dalam.

”Ron aku mau ke dalam ambil makanan ya..!” kataku pada Roni, dia hanya mengiyakan sambil terus berenang, Roni memang sangat hobi berenang bisa 2 jam nonstop tanpa berhenti.
Aku dengan tergesa masuk ke dalam dan menuju kamar Faiz. Di sana Faiz sudah menunggu dan tak sabar dia melucuti pakain renangku yang memang hanya menggunakan tali sebagai pengikatnya.

“Gila kamu Faiz..bisa ketahuan Roni lho,” protesku tanpa perlawanan karena aku sendiri sangat bergairah oleh tantangan ini. dan dengan kasar dia menciumi punggungku sambil meremas buah dadaku

“Tapi kamu menikmatinya khan?!,” goda Faiz sambil mencium leher belakangku.

Dan aku hanya mendesah menahan nikmat dan tantangan ini. Yang lebih gila Faiz menarikku ke jendela dan masih dari belakang dia meremas-remas buah dadaku dan meciumi punggung hingga pantatku,

“Gila kau Faiz, Roni bisa melihat kita,” tapi anehnya aku tidak berontak sama sekali dan memperhatikan Roni yang benar-benar sangat menikamti renangnya.

Di kamar Faiz pun aku sangat menikmati sentuhan Faiz.

“Bica kamu suka ini khan?” tanyanya sambil dengan keras menusukan penisnya ke dalam vaginaku dari belakang.

“AHH..Faiz..” teriakku kaget dan nikmat, sekarang aku berani bersuara lebih kencang karena tahu Roni tidak akan mendengarnya.

Langsung saja Faiz memaju mundurkan penisnya di vaginaku.

”Ahh.. Faiz lebih kencang..fuck me Faiz..puaskan aku Faiz..penismu sungguh luar biasa..Faiz aku sayang kamu..” teriakku tak keruan dengan masih memperhatikan Roni.

Faiz mengimbangi dengan gerakan yang liar hingga vaginaku terasa lebih dalam lagi tersentuh penisnya dengan posisi ini,

”Bicaa..khhaau hhebat..” desahnya sambil terus menekanku, kalau saja Roni melihat sejenak ke kamar Faiz maka dia akn sangat terkejut meilhat pemandangan ini, istrinya sedang bercinta dengan rekan kerjanya.

Ternyata kami memang bisa saling mengimbangi, kali ini dalam waktu 20 menit kami sudah mencapai puncak secara bersamaan

“Teruuus Faiz lebih khheeenncang..ahhhh aku keluar Faizzz”, teriaku.

“Aaakuu juga Bicaa..nikkkkmat ssekali mmmeemeekmu..aahhhhh.” teriaknya bersamaan dengan puncak kenikmatan yang datang bersamaan.

Setelah itu aku langsung mencium bibirnya dan kembali mengenakan pakaian renangku dan kembali berenang bersama Roni yang tidak menyadari kejadian itu.

Setelah itu hari-hari berikutnya sungguh mendatangkan gairah baru dalam hidupku dengan tantangan bercinta bersama Faiz.

Baca Juga Cerita Seks Telanjang

Pernah suatu saat ketika akhirnya Roni mau bercinta denganku di suatu malam hingga akhirnya dia tertidur kelelahan, aku hendak mengambil susu di dapur dan karena sudah larut malam aku nekat tidak mengenakan pakaian apapun.

Saat aku membungkuk di depan lemari es sekelebat ku lihat bayangan di belakangku sebelum aku menyadari Faiz sudah di belakangku dan langsung menubruku dari belakang.

Penisnya langsung menusuk vaginaku yang membuatku hanya tersedak dan menahan nikmat tiba-tiba ini. Kami bergumul di lantai dapur lalu dia mengambil kursi dan duduk di atasnya sambil memangku aku,

“Faizz kamu nakal” desahku yang juga menikmatinya dan kami bercinta hingga hampir pagi di dapur. Sungguh bersama Faiz kudapatkan gairah terpendamku selama ini.

Akhirnya ketika proyek kantor Roni selesai Faiz harus pergi dari rumah kami dan malam sebelum pergi aku dan Faiz menyempatkan bercinta kembali.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.