Kades Kena Karma

Cerita Sex Terbaru | Tergesa-gesa pak Tholil menaiki motornya dan memacunya dengan kecepatan tinggi menuju puskesmas yang
terletak diujung desa berlawanan arah dari rumahnya. Semua acara resmi hari itu telah diserahkannya
kepada wakilnya, karena ia ingin membantu jururawat baru yang kemarin dahulu tiba di desa terpencil itu
untuk merapihkan puskesmas baru yang belum lama dibuka. Belum terlalu banyak perlengkapan yang ada,
sehingga dokter muda yang selesai bertugas setahun digedung puskesmas lama merasa tak betah dan akhirnya
dengan segala macam alasan meninggalkan puskesmas lama itu sebelum ada penggantinya.
Secara wajar dan menurut UU berlaku maka tak boleh seorang dokter muda yang sedang tugas didaerah ketika
baru saja selesai berhenti begitu saja. Namun di negara antah berantah ini “semuanya dapat diatur” –
apalagi kalau si dokter muda ini anak dari pejabat penggede di pusat dan mempunyai uang bukan lagi
jutaan melainkan milyard.

Cerita Sex Terbaru Kades Kena Karma

Permohonan demi permohonan diajukan pak Tholil ke pemda, bahkan sekali juga ke pemerintah pusat untuk
menugaskan lagi seorang dokter didesa itu – sampai sekarang juga belum ada hasilnya. Sementara itu wabah
penyakit dimusim hujan mulai banyak meminta korban jiwa – terutama malaria dan demam berdarah, namun
semua tenaga ahli dalam segala bidang tak ada minat untuk bertugas didaerah tanpa infra-struktur yang
baik.

Tanpa ada sarana yang baik sukarlah bagi tenaga ahli dalam bidang apapun untuk menetap di pedalaman :
tak ada hiburan, tak ada pusat perbelanjaan, tak ada sekolah lanjutan berkwalitas untuk anak anak mereka
yang meningkat dewasa, tak ada hubungan internet, tak ada provider yang dapat menangkap signal dari dan
ke daerah terpencil itu.

Akhirnya setelah menunggu sekian lama tibalah kabar tak terduga bahwa sementara belum ada dokter muda
bersedia bertugas disitu, maka untuk sementara seorang jururawat telah bersedia akan menangani sejauh
mungkin masalah kesehatan yang paling mendesak.

Dengan malas-malasan pak Tholil kemarin sore membuka pintu kantornya karena mendengar bahwa sang
jururawat dari ibukota telah sampai, dan meminta kunci puskesmas karena ingin segera memakai fasilitas
yang ada disitu, termasuk pavilyun kecil disebelahnya dengan 2 kamar tidur yang biasa dipakai oleh
dokter muda bertugas.

Mata pak Tholil terbelalak ketika melihat sosok wanita dihadapannya, bukan sekedar perawat yang kumuh
dengan pakaian lusuh setelah menempuh perjalanan sedemikian jauh, melainkan seoraang wanita muda elok
menarik. Pak Tholil yang baru beberapa menit lalu masih mendumal dan ngomel karena merasa anak buahnya
malas dan meninggalkannya sendiri dikantor dengan alasan anak sakit, kini merasa beruntung bahwa ia kini
hanya berdua saja dengan wanita cantik dari kota. Hujan angin yang mengguyur desa itu sepanjang hari
mengalahkan lindungan payung yang dipakai wanita ayu-manis dihadapannya itu, terbukti dengan basahnya
baju yang dipakainya.

Ketika bersalaman untuk kenalan pak Tholil merasakan betapa halus kulit telapak tangan digenggamannya,
sebaliknya telapak tangan pak Tholil terasa kasar tak menyenangkan bagi sang jururawat, yang
memperkenalkan dirinya dengan nama amat sederhana,

“Saya Yanti, jururawat dari ibukota yang selama 3 bulan akan membantu bapak disini”.

Suara lemah lembut sedemikian merdu terdengar ditelinga pak Tholil, yang kemudian menawarkan apa yang
dapat diperbuatnya saat itu sebagai kepala desa.

“Kalau boleh saya ingin pakai kamar mandi atau WC sebentar untuk menukar pakaian saya yang basah, karena
takut sakit jika terus-terusan baju basah ini melekat dibadan”, demikian ujar Yanti.
“Oh, tentu saja bu, jangan malu-malu memakai kamar belakang, dan saya akan buatkan minuman hangat untuk
ibu”, demikian jawab pak Tholil sambil matanya tak puas-puas melirik badan sintal menggairahkan
dihadapannya.

Badan sexy yang saat itu tak dapat disembunyikan karena baju yang dipakai basah melekat seolah
“mencetak” liku-liku kewanitaan sang jururawat. Yanti mengucapkan terima kasih dan dengan gerakan
gemulai melangkah menuju kearah belakang kantor sang kepala desa, dimana ada petunjuk “air bersih untuk
sholat, kamar mandi, WC”.

Pak Tholil menelan ludah dan jakunnya turun naik menyaksikan betapa goyangan bongkahan pantat padat
Yanti seolah-olah mengundang setiap tangan laki-laki meraba, mengusap, meremas dan mencubit dengan
gemas. Tergesa-gesa pak Tholil membuka kaleng kopi tubruknya : kosong !! , dengan memaki-maki dalam hati
karena anak buahnya selalu lalai untuk mengisi kembali kaleng kopi itu jika telah menghabiskan kopi
diwaktu pagi maupun tengah hari. Bungkusan kopi instant pun ternyata kosong – hal yang sama dengan
kantong plastik hijau muda yang biasanya terisi teh giju.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

“Sialan ! “, demikian umpat pak Tholil dalam paniknya, apa yang dapat ditawarkannya pada bidadari yang
pasti masih kedinginan itu.

Matanya yang masih tetap mencari-cari terbentur disudut laci dengan dua bungkusan lusuh dengan tulisan
sudah hampir tak terbaca teh jahe dan sekoteng

“Maafkan bu, saya kehabisan kopi – yang ada hanya teh jahe dan sekoteng, apakah ibu mau ?”, teriaknya
kearah belakang.
“Wah, jangan repot-repot pak, seadanya saja, semuanya juga saya minum, asal jangan isi alkohol, nanti
takut mabuk”, jawaban Yanti dari arah kamar mandi.
“Baiklah bu, saya masak air dulu nih”, balas pak Tholil yang lalu memasang kompor kecil elpiji disudut
kamar dan menaruh panci kecil berisi air bersih dari keran wastafel.

Rasa ingin tahu dan naluri kelaki-lakiannya mendorong pak Tholil berjalan kearah kamar mandi dan WC, dan
ia tahu bahwa ada celah kecil di pintu yang mungkin tak diketahui orang lain. Celah itu tak dapat
dipakai untuk mengintip pada siang hari karena terletak tepat pada pantulan sinar matahari, namun hari
ini memang sudah rejekinya : sang surya tertutup seluruhnya oleh awan berisikan hujan.

Dengan sangat perlahan dan tanpa menimbulkan suara sedikitpun, didekatkan matanya ke celah itu dan apa
yang dilihatnya membuat jantung pak Tholil langsung berdebar. Yanti telah menukar bajunya yang basah dan
kini sedang berjongkok untuk buang air kecil, bagian tubuh atasnya telah tertutup kembali dengan blouse
jingga muda serasi dengan kulitnya, namun saat itu justru auratnya yang paling intim mulai dari pusar
kebawah terbuka lebar menjadi santapan mata pak Tholil.

Mulut pak Tholil terasa sangat kering menyaksikan perut sedemikian datar, bukit kecil terhias bulu halus
yang terawat dan dicukur sangat rapih, ditengahnya terpampang belahan merah muda membangunkan nafsu
didampingi kiri kanannya oleh bibir sedikit merah tua kecoklatan. Dari belahan merah muda itu pak Tholil
masih sempat melihat dua tetes terakhir sebelum Yanti membersihkannya dengan air jernih kemudian disapu
dan dikeringkannya dengan tissue parfum dari saku roknya yang masih tersingkap, namun segera di
turunkannya – sehingga tertutuplah semua panorama firdaus yang sempat beberapa detik dapat dinikmati pak
Tholil. Segera pak Tholil kembali kebelakang meja tulisnya – dituangnya air panas kedalam dua cangkir :
sebuah dengan isi teh jahe dan sebuah lagi berisi sekoteng.

Terserahlah apa yang akan dipilih oleh Yanti nanti, saat itu benak pak Tholil telah dipenuhi oleh rayuan
dan bisikan iblis : lupakanlah tiga istrimu saat ini, jadikanlah Yanti istrimu ke-empat, apapun cara dan
jalannya, ah perduli apakah si perawat ini mempunyai pacar atau bahkan tunangan.

Setelah kembali keruangan kerja pak Tholil, Yanti ternyata memilih teh jahe – dan menanyakan pak Tholil
apakah dan dimana ia dapat membeli makanan seadanya untuk malam itu. Buru-buru pak Tholil menawarkan
jasa baiknya untuk membelikan gado-gado lontong dan sate ayam, dan setengah jam kemudian mereka makan
bersama diruangan kantor si kades yang saat itu merasakan sangat beruntung seperti kejatuhan duren ranum
dan lezat. Sebagai tambahan setelah makanan utama, pak Tholil juga membelikan air kelapa muda, manggis
dan pisang ambon yang kebetulan cukup besar dan sedang musim didesa itu.Cerita Sex Terbaru

Amat tercengang pak Tholil, ketika Yanti secara malu-malu menanyakan dan meminta piring kecil dan pisau
untuk makan pisang ambon : apa gunanya piring untuk memakan pisang, pikir si kades. Ternyata Yanti tidak
memakan pisang itu dengan langsung setelah kulitnya setengah terbuka seperti pada umumnya, melainkan
mengupas kulit seluruhnya, lalu pisang itu di- potong-potong kecil dan diletakkan dipiring yang
dimintanya tadi.

Pak Tholil yang mengharapkan dapat melihat bagaimana mulut dan bibir mungil Santi mengatup dan beberapa
detik mengulum pisang sebelum digigitnya menjadi kecewa, namun dalam benaknya yang kotor menduga bahwa
Yanti benar-benar masih perawan murni dan amat lugu. Yanti rupanya belum biasa atau setidaknya segan
melakukan segala sesuatu yang dapat di-interpretasikan salah oleh setiap pria dihadapannya.

Otak Tholil kembali dipenuhi dengan hasrat birahi tak terkendali : biarlah bibir manis itu tak dapat
kulihat mengatup pisang, tapi pasti tidak lama lagi bibir merekah itu akan kupaksa membuka selebar-
lebarnya untuk menerima kejantananku, ooooh betapa ku-ingin melihat rontaan putus asa kepala Yanti
terjepit diantara pahaku, ku-ingin melihat reflex ingin muntah mulut perawan ini ketika sedikit demi
sedikit menerima perkosaan alat kemaluanku yang akhirnya dapat mencapai rongga hangat terdalam. Betapa
hangatnya rongga mulut Yanti dalam khayalan Tholil – dan setelah perawan itu tak berdaya dan berhenti
meronta-ronta akan kupaksa lidahnya yang juga pasti sebasah dan seharum bibirnya itu untuk menjilat
tandas kepala penisku.

Ke tiga istriku saja sampai saat ini amat segan dan menyatakan jijik untuk melakukan oral sex, uuuh
dasar perempuan kampung, umpatnya dalam hati, biarlah nanti bidadari dari kota ini akan kuajari
bagaimana memuaskanku dengan mulutnya, akan kuajari minum “yoghurt” alamiah yang hanya dapat dibuat
dalam kantong zakarku, demikian Tholil melamun sambil menatap Yanti. Perawat yang telah letih dengan
perjalanan seharian akhirnya memohon dengan sopan dan halus untuk dapat beristirahat dan tidur, karena
esok hari akan dimulai tugas beratnya didesa yang masih amat minim sarana kesehatan dan segalanya itu.

Dengan berat hati Tholil mengabulkan permohonan itu – dan mengantarkan Yanti ke tempat permukimannya
selama tugas didesa itu dan letaknya tak terlalu jauh dari Puskesmas tempat kegiatannya sehari hari
nanti. Kebetulan hujan mulai agak mereda namun dapat menyebabkan pakaian basah , sehingga Tholil
menawarkan Yanti untuk ikut bonceng dengan motornya. Kedua koper dan tas kecil Yanti dijanjikannya akan
dibawakan langsung setelah yang empunya sudah aman sampai ditempat penginapannya.

Mula mula Yanti menolak karena itu membuat Tholil harus dua kali bolak balik, namun akhirnya mengalah
karena selain Tholil bersikeras untuk menolongnya, juga Yanti yang tak biasa digonceng dibelakang motor
tak sanggup memegang kedua koper kecil dan tas-nya sekaligus. Selama perjalanan yang hanya beberapa
menit itu Tholil telah merasakan betapa empuk dan kenyalnya kedua bukit penghias dada Yanti yang
menempel ke punggung Tholil.

Dengan sengaja Tholil mengendalikan motornya secara hati hati dan setiap ada kesempatan yang bagaimana
kecil pun dipakainya untuk ngerém, sehingga kedua buah dada Yanti melekat dan tertekan kepunggungnya.
Sesuai dengan janjinya maka setelah mengantarkan Yanti, ceritasexterbaru.org lalu Tholil kembali lagi dan membawakan kedua
koper kecil serta tas Yanti, kemudian dipersilahkannya Yanti beristirahat.

Setelah itu Tholil pulang kerumahnya, namun sikapnya sangat berbeda tak seperti biasa – sama sekali tak
ada perhatian pada orang-orang dirumahnya, anak-anaknya tak digubrisnya, ketiga istrinya juga tak
diacuhkannya – bahkan satupun tak ada yang disentuhnya malam itu, berbeda dengan biasanya dimana paling
sedikit salah satu istrinya harus memuaskan nafsu birahinya yang selalu menggebu-gebu. Ketiga istrinya
menjadi terheran-heran, namun mereka tak mempedulikannya juga, bahkan merasa untung malam itu tak perlu
melayani sang suami yang seringkali buas dan tak jarang sadis ketika merajah sang istri.

Di pagi hari berikutnya Tholil menjemput dan mengantarkan Yanti dari asrama ketempat kerjanya di
Puskesmas. Sepanjang jalan menuju ke asrama pegawai Puskesmas itu Tholil mengasah otaknya dan mencari
jalan terbaik dan terpendek untuk dapat menjebak Yanti agar dapat menyerah untuk dikuasai serta
ditaklukinya menjadi istrinya yang ke-empat. Waktu yang dimilikinya tak banyak, karena Yanti hanya
bermukim didesa itu selama 3 bulan. Masa yang sedemikian pendeknya harus dipakai menjebak perawan
bahenol yang kini telah menjadi obsesinya.

Ia akan berusaha selama 3 bulan itu sebanyak mungkin mendampingi si perawat bahenol dalam tugas sehari-
hari. Ia akan berusaha menarik simpati Yanti yang masih lugu itu dengan memberikan perhatian kepada
penduduk yang sakit, jika perlu ia akan mengantarkan Yanti ke rumah-rumah penduduk berjauhan dan
terpencil, asal saja ia memperoleh kesempatan berdekatan dan berdua dengan sang dewi idamannya. Masakan
sih dalam waktu 3 bulan tak ada kesempatan untuk dapat mencicipi kehangatan tubuh Yanti?

Apakah Yanti memang masih utuh perawan ? Banyak berita-berita yang selalu mengatakan bahwa perempuan
dikota besar susah mempertahankan keperawanannya setelah memasuki usia tujuh-belasan. Hanya ada satu
cara untuk mengetahuinya dengan pasti – yaitu dengan men-chek-nya sendiri ! Dibayangkannya geliatan dan
ronta mati-matian Yanti jika dipaksa membuka paha mulusnya, dipaksa mempersembahkan bagian dalam
vaginanya – apakah selaput daranya yang tipis namun amat peka berbentuk bulan sabit masih utuh dan
terpaksa diserahkannya kepada kejantanan Tholil yang telah berpengalaman memerawani sekian banyak gadis
di desa itu.

Aaaah, betapa nikmatnya menindih tubuh mulus Yanti yang menggeliat-geliat mencoba mengelak nasib tak
terelakkan lagi. Tak ada kepuasan lebih besar daripada melihat semua usaha Yanti sia-sia : kedua
tangannya direjang erat disamping kepala yang menoleh kekiri kekanan menghindarkan ciuman ganas dari
bibir tebal dan mulut yang berbau tak enak, air mata ibarat tetesan embun pagi hari mulai mengalir di
pipi halus pada saat dirasakan celah kewanitaannya mulai dibelah. Matanya ibarat bintang kejora memelas
memohon belas kasihan, dan sesaat kemudian membuka dengan kaget ketika dirasakan ngilu dan perih tak
terkira dibelahan kewanitaannya.

Desahan demi desahan, rintihan demi rintihan mulai memenuhi ruangan memacu setiap telinga pria yang
mendengar – dan terganti dengan jeritan panjang memilukan minta ampun menyayat hati. Semuanya tak akan
mengendurkan sama sekali semangat pria yang ibarat sedang kerasukan untuk melakukan jarahan lebih dalam
lagi…!

Lamunan Tholil buyar ketika akhirnya sampai dirumah sederhana tempat penginapan pegawai Puskesmas.

Rumah itu sebenarnya dapat untuk menampung 6 orang karena mempunyai 6 kamar tidur yang terpisah, sebuah
dapur dan 2 kamar mandi. Selain itu ada pula 2 toilet yang terpisah untuk wanita dan pria, namun karena
pada umumnya yang bermukim sementara disitu hanya pria, maka akhirnya WC untuk wanita jarang dipakai dan
akhirnya kurang terawat. Ruang tempat duduk bersama juga tak teratur, disana sini terlihat bekas kopi
atau teh yang tumpah dimeja dan jika tak langsung di- lap memang semuanya akan meninggalkan bercak yang
sukar di bersihkan lagi. Selain itu diatas meja duduk bertebaran surat kabar tua dan majalah yang
umumnya disenangi kaum pria karena banyak terisi gambar celebriti dengan busana sengaja menonjolkan
belahan dada atau paha sang wanita yang berpose merangsang.Cerita Sex Terbaru

Tholil dengan perlahan mengetuk pintu depan dan tak ada satu menit kemudian di buka oleh Yanti.
Jururawat muda ini ternyata sudah siap menunaikan tugasnya dan telah berpakaian rok putih menutup
lututnya, pergelangan kaki dan betisnya yang terlihat demikian mulus langsung mengundang mata Tholil.
Yanti tak memakai make up sama sekali, semua terlihat kecantikan asli : wajah berseri dengan kulit pipi
begitu halus, mata seindah bintang kejora, bibir yang tipis berwarna merah tanpa lipstik terlihat basah
sedikit terbuka dan hidung mungil bangir mancung – semua hasil karya ciptaan alam murni tanpa polesan
artifisial seperti wanita modern di kota kota besar zaman sekarang.

“Selamat pagi, silahkan masuk dulu pak”, ujar Yanti berbasa-basi disertai senyum manisnya sehingga
terlihat lesung pipit kecil di pipi yang dihias sedikit warna rona merah asli.

“Ooh, tak usah dik, saya sudah harus bertugas sebentar lagi”, jawab Tholil berpura-pura sementara
matanya tak jemu menikmati bidadari dihadapannya, membuat Yanti mulai merasa kurang nyaman karena
pandangan mata sang penguasa desa itu seolah ingin menelanjanginya.
“Mari saya antarkan adik sekarang ke Puskesmas sebelum saya ke kantor saya”, demikian tawaran pak kades
Tholil.

Sebenarnya Yanti ingin menolak, namun dilihatnya dari jendela betapa jelek jalan di depan tempat
penginapannya, kotor berlumpur karena kemarin terguyur hujan seharian. Selain itu meskipun jaraknya tak
terlalu jauh namun Yanti masih kurang ingat arahnya kemana karena kemarin ketika diantarkan sudah gelap
menjelang malam. Biarlah sekali ini aku mau diantarkan, akan kuperhatikan jalannya secara seksama dan
dihari hari berikutnya aku akan jalan sendiri dan tak perlu tergantung dari pak kades ini, demikian
bisikan dalam hatinya.

Sementara Yanti mulai bertugas di Puskesmas itu perhatian Tholil untuk burung merpati yang akan
dijebaknya itu tetap tak berkurang, disuruhnya anak buahnya untuk membawakan buah buahan segar yang
dipetik dari kebun milik sendiri, juga tak lupa minuman segar dari buah buahan yang juga diperasnya
sendiri. Tengah haripun dibawakannya masakan dengan lauk pauk lezat, dan kesempatan makan siang bersama
dipakainya pula untuk dapat bercakap-cakap dengan calon mangsanya itu.

Akibat keluguan Yanti dan pandainya Tholil mengatur kata kata ketika bercakap cakap itu akhirnya
diketahuinya bahwa Yanti telah bertunangan dan tunangannya itu masih kuliah kerja di negara tetangga
untuk memperoleh gelar S3. Akibat tempat tinggal berjauhan itu maka Yanti hanya bertemu sekali dua
setahun dengan tunangannya itu – sekitar lebaran dan juga sekitar pertukaran tahun. Karena tahun lalu
kebetulan hari lebaran berdekatan dengan peralihan tahun, maka pertemuan dengan tunangannya itu hanya
sekali saja.

Tholil semakin naik birahinya ketika membayangkan bahwa tubuh wanita muda secantik Yanti itu tahun lalu
hanya sempat beberapa hari saja menikmati usapan dan belaian tangan pria, betapa “gersang”nya tubuh
bahenol itu dan pasti mendambakan jari jari kasar lelaki yang sanggup menaklukinya dan membuatnya
mengeluh menjerit kenikmatan. Betapa “gersang” rahim si gadis cantik campuran Sunda Jawa dengan sedikit
cipratan darah Minang , pasti sudah tak sabar menunggu siraman air mani jantan yang akan menanamkan
benih kehidupan baru.

Tholil mulai memikirkan cara terbaik untuk menjerat mangsanya, dan untuk melancarkan rencananya Tholil
akan memakai bantuan tenaga yang sudah pasti tak dapat ditolak. Diingatnya bahwa ada 2 orang buruh
perkebunan yang mempunyai hutang belum terbayar sejak hampir setahun, Warso si buruh perkebunan karet ,
dan Wahyudin alias Udin si mandor perkebunan yang sama. Sudah sering Tholil menagih pengembalian hutang
itu kepada Warso namun karena memang upah seorang buruh perkebunan sangat sedikit, dan itu pun telah
habis terus menerus untuk membiayai ibunya yang tua dan sangat sering sekali sakit, maka pengembalian
hutang itu selalu tertunda.

Tholil memutuskan untuk menawarkan semua biaya obat-obatan ibu Warso yang penyakitan itu di Puskesmas
maupun di apotik luar secara gratis selama setahun asal saja Warso sedia membantunya melaksanakan
niatnya dalam beberapa minggu mendatang. Tentu saja Tholil dapat menjanjikan biaya obat obatan di apotik
luar karena ada tanaman modalnya disitu, dan salah satu pegawai wanita disitu pun dimasukkan kerja atas
perantaran Tholil setelah ia menyerahkan keperawanannya semalaman. Udin mempunyai hutang karena terjebak
rayuan janda muda yang menjadi “simpanannya” ketika masih bekerja sebagai sopir dikota besar.

Si janda muda itu bekerja sebagai pembantu RT sementara Udin menjadi sopir di keluarga kaya yang sama,
dan si janda muda selalu mengancam akan menceritakan semuanya kepada istri Udin – Suminah – yang selalu
alim dan rajin bekerja sebegai pemetik teh. Tholil pernah menawarkan Udin untuk menghapus semua
hutangnya sekaligus, jika ia bersedia
“meminjamkan” Suminah selama 3 malam. Suminah yang masih ada hubungan keluarga dengan istri Tholil
ketiga pernah mendengar sendiri betapa buas dan sadisnya Tholil jika sedang menjarah istrinya, dan hal
intim itu pernah diceritakannya kepada Udin suaminya. Oleh karena itu Udin tak pernah sampai hati
membayangkan betapa istrinya Suminah menderita di cengkraman Tholil selama 3 malam meskipun itu akan
menghapus hutangnya.

Tholil merasa pasti bahwa Udin akan gembira dan langsung setuju untuk membantu rencana kotornya jika
sebagai imbalan hutangnya akan di hapuskan begitu saja, tanpa harus mengorbankan Suminah istrinya. Kini
harus dicari saat yang paling tepat untuk melaksanakan rencananya itu – harus dipilih kesempatan dimana
penduduk desa yang jumlahnya tak terlalu banyak itu sedang “lengah” karena ada sesuatu yang lebih
menarik perhatian. Tholil memutar otak sekerasnya namun tetap tak dapat menemukan kesempatan dalam
kesempitan.Cerita Sex Terbaru

Waktu semakin mendesak karena tak terasa sudah lewat satu bulan Yanti bekerja di Puskesmas dengan
dedikasi yang boleh dijadikan teladan oleh setiap jururawat muda atau bahkan dokter sekaligus. Yanti
selalu ramah tamah, di tempat kerja sangat telaten menolong pasien mulai dari yang bayi maupun orang tua
renta. Bahkan banyak pria muda datang dengan alasan dicari cari demi sekedar mendapat kesempatan melihat
dan disentuh jari perawat cantik.

Memang dasar iblis sedang meraja lela didunia ini – tak terkecuali pula di desa pemukiman Tholil :
ternyata didesa tetangga yang terletak sekitar 15 km akan diadakan pesta khitanan besar besaran oleh
penduduk terkaya disitu. Pesta itu akan disertai dengan acara sehari semalaman dengan artis ratu goyang
ngebor pinggul dari kota : Imul Laracitra beserta seluruh orkes dan pengamennya. Berita yang tersebar
dari mulut kemulut itu tentu saja langsung masuk ke setiap telinga penduduk desa desa disekitar situ.
Sejak saat itu semua orang hanya menantikan dengan tak sabar malam minggu yang tentunya akan heboh
dengan acara panggung musik dangdut dan juara ngebor goyang pinggul.

Kesempatan yang muncul tak terduga ini seolah olah telah diatur oleh iblis dan tentu saja tak akan di-
sia siakan oleh Tholil. Ia mengutarakan rencananya kepada kedua kaki tangannya : Warso dan Udin. Selain
mengutarakan bebas keduanya dari hutang yang sedang mereka pikul dan agaknya sukar sekali untuk
dilunasi, Tholil juga menjanjikan ada kemungkinan keduanya diberi kesempatan untuk ikut melihat tubuh
bidadari kota yang bugil.

Mereka tentu saja dilarang untuk mencicipi badan mojang yang telah sering dilihat oleh mereka dan
dijadikan bahan masturbasi di kamar mandi, namun paling sedikit mereka akan diberikan kesempatan untuk
meraba, mengelus, meremas, mencium dan mungkin mencupangi daerah diatas pusar. Keduanya tentu saja
setuju dengan bonus extra ini dan diaturlah cara terbaik untuk menjebak Yanti yang tentu saja menduga
sama sekali bahwa nasibnya akan berubah tak lama lagi.

Warso mengusulkan agar pagi hari sebelum pesta di malam minggu itu ia diberikan tugas membersihkan
Puskesmas oleh Tholil, kemudian secara tersembunyi akan dimasukkannya obat tidur penenang di teh jahe
yang memang sangat di sukai oleh Yanti. Selain itu di Tholil akan membawakan makanan tahu gejrot ala
Cirebonan yang diketahuinya juga merupakan salah satu makanan kesenangan Yanti , di samping itu rujak
cingur yang di campurkan sedikit obat urus urus agar Yanti akan merasakan mulas disamping ngantuk
sehingga akhirnya segan untuk pergi ke pesta desa.

Untuk lebih meyakinkan berhasilnya rencana itu Tholil juga mengatur dan memerintahkan Warso maupun Udin
untuk membersihkan, mengecat, mengapur dinding , selain itu memperbaiki, mengganti genteng Puskesmas
yang memang disana sini telah bocor justru di hari sama dengan pesta dangdut di desa tetangga. Keduanya
ikut bermain sandiwara dan berpura pura marah, mengomel dan ribut mulut dengan Tholil yang secara
sengaja dilakukan dihadapan beberapa pasien di Puskesmas dan tentunya juga dihadapan Yanti, yang tentu
saja tak senang ribut ribut lalu berusaha menengahi pertengkaran itu.

“Pokoknya saya tak mau tahu, kalian sudah lama menjanjikan renovasi Puskesmas ini, dan selalu ada saja
alasan selama ini untuk menghindarkan pekerjaan ini. Apa kalian tak malu dengan perawat Yanti yang sudah
datang jauh dari kota untuk membantu – kalau tak dilakukan sekarang sampai ia kembali lagi juga belum
diselesaikan !”, hardik Tholil dengan mimik seolah olah sedang marah besar.

“Sudah lah pak, pasti semuanya akan mereka kerjakan, mungkin mereka masih sibuk dengan tugas lainnya”,
Yanti berusaha menenangkan suasana yang dirasakannya tak pantas ditampilkan dihadapan beberapa pasien.
“Memang kalo memerintah seenaknya aja, emangnya kita tak ada kerjaan yang lain, Puskesmas kan bukan
punya dia tapi punya negara”, demikian gerutu Warso yang juga diimbali oleh Udin yang mengeluarkan kata
kata serupa.

Pertengkaran ketiga lelaki itu dengan sengaja mereka lanjutkan sebentar diluar gedung Puskesmas, bahkan
ditambah dengan gerakan kaki tangan sambil menuding ke wajah mereka saling bergantian, dan itu
disaksikan oleh Yanti. Akhirnya mereka bubar bertengkaran dan ngeloyor pergi kearah yang berbeda satu
sama lain.

Jam dinding sudah menunjukkan jam lima sore, dan Yanti masih memeriksa tiga anak kecil yang panas dan
batuk di sertai oleh ibu mereka yang juga terlihat agak pucat. Rupanya mereka terkena wabah flu yang
memang sedang muncul sejak minggu lalu, namun pada umumnya demam yang di derita anak anak itu akan
mereda dalam beberapa hari tanpa pengobatan khusus.

Yanti berusaha menerangkan dan menenangkan sang ibu, bahwa tak perlu diberikan antibiotika pada saat itu
karena manfaatnya merupakan tanda tanya kalau memang penyebabnya virus bukan bakteri. Yanti merasa lega
bahwa akhirnya semua pasien telah selesai di rawatnya, karena ia sendiri merasa aneh : sedikit mulas dan
pusing , juga tak seperti biasanya ia telah menguap tiga kali dan matanya dirasakan berat ingin ditutup.
Ini belum pernah dialaminya, bahwa sebelum jam tujuh malam badan telah terasa lelah, penat, mata ngantuk
ingin di tutup saja.

Betapapun dicoba untuk tetap sadar namun sukar sekali, rasa mulasnya pun tidak berkurang sehingga
akhirnya di putuskannya untuk pulang saja ke asramanya dan tidur sebentar sebelum pergi ke pesta di desa
lain itu.

Ketika Yanti sedang bebenah dan telah tukar pakaian putihnya dengan pakaian bebas dan mulai menutup
pintu ruangan periksa pasien di Puskesmas itu dirasakannya matanya semakin berat untuk dibuka, juga rasa
mulasnya mulai muncul lagi. ceritasexterbaru.org Dengan tergesa gesa Yanti keluar dan menutup pintu Puskesmas sambil matanya
mencari ojekan motor yang mungkin lewat setelah mengantarkan langganan ketempat tujuannya. Justru pada
saat itu bagaikan dipanggil oleh suara iblis muncullah Tholil disudut jalan dengan motornya dan langsung
berhenti di depan Puskesmas.

“Koq kelihatannya pucat amat dik Yanti, mungkin mau sakit ?”, demikian tanya Tholil berpura pura.
“Sudah mau ke pesta didesa seberang, sekarang sih masih agak kepagian, belum begitu rame”, sambung
Tholil kembali.
“Iya nih pak, rasanya agak pusing dan ngantuk, mungkin hanya kecapaian saja”, ujar Yanti yang merasakan
serba salah, disatu fihak tak begitu senang untuk di bonceng Tholil yang dirasakannya semakin cunihin,
dilain fihak mulas yang makin tak tertahan membutuhkan solusi cepat untuk mencapai kamar asramanya.
“Ya, saya sebetulnya ada urusan lain ke jurusan berbeda, tapi kalau dik Yanti mau ikut sudahlah saya
antarkan dulu”, lanjut Tholil yang melihat bahwa calon mangsanya telah semakin terjerat jebakannya.

Dengan masih agak ragu dan tubuh terasa limbung akhirnya Yanti menerima tawaran Tholil dan duduk di
boncengan motor sambil tangannya memeluk pinggang Tholil.

“Pegangan yang kencang ya dik, maklum jalanan desa banyak rusak berlubang, nanti jatuh bisa cedera,
siapa yang akan merawat pasien kalau bukan dik Yanti”, celoteh Tholil bersopan santun sambil mulai
menjalankan motornya.

Yanti berpura pura tak mendengar kalimat Tholil terakhir, ia hanya mempunyai tujuan satu yaitu
secepatnya pulang ke asrama dan merebahkan diri. Perjalanan yang sebenarnya hanya lima menit dengan
motor itu dirasakannya seabad tak kunjung berakhir, dan selama itu kembali Tholil merasakan betapa
lembutnya gundukan dada Yanti yang lekat dengan punggungnya. Ketika akhirnya sampai didepan asrama Yanti
merasa sedemikian pusing sehingga hampir jatuh ketika turun dari boncengan, dan kesempatan ini tentu
saja dipakai oleh Tholil yang segera menyanggahnya.

Tholil meletakkan tangan kiri Yanti di pundaknya sementara tangan kanan Tholil dilingkarkan ke pinggang
Yanti yang langsing. Yanti berusaha membuka pintu masuk asrama namun dirasakannya sukar memasukkan kunci
ke lubangnya sehingga akhirnya Tholil mengambil alih tugas itu, sambil tangan satunya sengaja melingkar
semakin erat di pinggang Yanti. Akhirnya pintu terbuka, dan Tholil terus memapang Yanti menuju salah
satu kamar tidur yang berada disebelah kiri, tak berapa jauh dari kamar mandi, toilet dan juga dapur tak
seberapa besar.

Sejenak sebelum Yanti akhirnya dapat menghempaskan dirinya ke ranjang masih sempat dilihatnya bh dan cd
string berwarna merah jambu muda yang kemarin dicucinya masih terletak di sandaran kursi karena belum
kering sekali di pagi hari ketika ia akan bertugas ke Puskesmas. Tentu saja “pemandangan” yang khas
intim wanita itu tak lolos dari tatapan mata Tholil sementara Yanti merasa wajah dan terutama telinganya
merona merah karena malu, di sesalkan dirinya sendiri mengapa tak menggantung penutup auratnya itu di
dalam lemarinya sendiri.

Tapi masa bodohlah apa yang dipikirkan si Tholil ketika melihat penutup auratku itu, yang penting kini
aku sudah di asrama, kini aku akan istirahat, ingin tidur sebentar, ingin memulihkan tenaga, sesudah itu
barulah menyegarkan diri dan mandi serta keramas sepuasnya, sebelum pergi melihat gaya berjoget si Imul
Laracitra. Selama ini Yanti hanya bertanya tanya terhadap dirinya sendiri mengapa goyang pinggul dangdut
Imul begitu populer terutama di kalangan pria.

Padahal menurut seleranya sendiri gaya pinggul ngebor menghentak hentak kasar begitu tidaklah sebagus
dan erotis jika dibandingkan dengan goyangan yang lemah gemulai. Sebagai wanita dewasa tentu saja Yanti
sering pula berdiri dihadapan kaca sendirian, lalu melenggang lenggokkan pinggulnya se-erotis mungkin
sambil membayangkan apa yang akan dirasakan oleh suaminya nanti jika diwaktu bersanggama dirangsang
dengan goyangan seperti itu.

“Sudah ya dik, bapak permisi dulu, semoga dapat istirahat dan segar kembali. Kita ketemu lagi di
pertunjukan pesta panggung nanti malam ya dik”, ujar Tholil sambil setengah menutup pintu kamar dan
menuju ke arah pintu keluar.Cerita Sex Terbaru

Yanti tak menjawab lagi karena telah begitu penat dan hampir terlelap tidur, dalam waktu beberapa menit
terdengar dengkuran amat halus menandakan bahwa Yanti telah masuk kedunia mimpi. Bunyi azan maghrib
sayup sayup tidak dapat membangunkan Yanti, sementara udara mulai menggelap dan penduduk desa mulai
berbondong bondong pergi ke desa tetangga untuk menikmati acara yang telah lama mereka tunggu.

Sekitar jam delapan malam desa itu sepi bagai telah di tinggalkan manusia sama sekali, disana sini hanya
terlihat lampu redup dari rumah penduduk yang telah ditinggalkan penghuninya. Dalam kesunyian dan
kepekatan malam itu hanya terdengar disana sini bunyi jangkrik dan serangga, tiada kegiatan yang
terlihat dijalan atau di warung rokok atau ruko yang biasanya masih ada yang buka untuk menjual makanan
kecil atau jajanan seadanya.

Bagaikan didalam adegan film ninja atau film horror secara samar samar dari jauh terlihat tiga titik
lampu diserta suara motor berjalan perlahan. Ketiga titik lampu itu semula hanya samar samar ibarat
kunang kunang yang semakin lama semakin mendekat dan terlihat jelas para pengemudinya : Tholil dengan
didampingi oleh Warso dan Udin. Sekitar limapuluh meter dari gedung asrama jururawat dan dokter
Puskesmas mereka mematikan motor mereka dan kemudian mendorongnya memasuki halaman depan asrama. Rupanya
mereka tak mau ada suara motor mereka akan menarik perhatian penduduk sekitarnya dan terutama tentunya
si penghuni asrama sendiri.

Ketiganya mendorong motor mereka melewati samping gedung asrama itu dan akhirnya di parkir di tempat
yang biasanya untuk sepeda. Tholil sebagai penguasa desa tentu saja mempunyai kunci loper alias kunci
umum yang pas untuk semua pintu gedung milik pemerintah daerah situ. Dengan hati-hati hampir tanpa suara
sedikitpun Tholil membuka pintu belakang asrama itu dengan kunci lopernya. Ketiganya tahu benar bahwa
setelah dokter muda terakhir meninggalkan asrama itu sekitar tujuh minggu lalu tak ada penghuni lain
selain jururawat cantik Yanti yang malam ini akan dijarah oleh Tholil. Dengan langkah ibarat binatang
buas menghampiri mangsa yang belum tahu ada bahaya ketiganya memasuki koridor dimana ke enam kamar tidur
serta kamar mandi dan kiri kanan WC masing masing untuk pria dan wanita.

Semua celah bawah pintu kamar terlihat gelap terkecuali yang terdekat dengan kamar mandi dan WC wanita,
dan kamar tidur itu pula yang selama ini diingat oleh Tholil dan diidamkannya akan menjadi saksi bisu
pergulatan pertamanya dengan sang bidadari Yanti idamannya. Untuk lebih pasti lagi Tholil menyalakan
lampu senter yang dibawanya untuk menyuluhi label nama didepan pintu kamar itu dan memang terlihat nama
Yanti R. – bahkan Tholil mengenali tulisan tangan yang bagus itu memang tulisan Yanti.

Tholil mendekatkan dan bahkan merapatkan telinganya ke pintu kamar untuk mendengarkan apakah ada suara
yang menandakan si penghuni telah sadar dan misalnya mungkin sedang mendengarkan lagu dari radio.
Ternyata tak ada suara sama sekali sehingga Tholil memberikan tanda jari telunjuk didepan bibirnya
kepada Warso dan Udin agar tidak berisik lalu ia memberanikan diri membuka pintu kamar tidur Yanti
perlahan lahan. Karena selama ini memang Yanti hanya tinggal sendirian di asrama itu maka ia merasa
cukup aman sehingga jarang mengunci pintu kamarnya.

Kelalaian yang sebenarnya tak boleh terjadi ini sangat membantu Tholil dan kedua komplotannya dan tanpa
bunyi sedikitpun terbukalah pintu kamar tidur Yanti. Ranjang dipan yang biasanya berdempetan langsung ke
dinding telah digeser agak ketengah oleh Yanti, karena meja kecil tempat menaruh lampu kecil untuk
membaca, serta wekker kecilnya justru diletakkannya berdempetan dengan tembok sehingga terdapat ruangan
antara dinding dan ranjang dipan yang di tidurinya.

Apa yang terlihat di hadapan mata ketiga lelaki setengah baya itu tak dapat dipungkiri dapat menggoda
seorang nabi, inilah apa yang disebut kecantikan alamiah seorang wanita langsung turun dari firdaus.
Tholil memberikan tanda kepada Warso untuk berdiri dekat dinding disamping bagian kiri , Udin disamping
kanan, sedangkan Tholil sendiri berdiri diujung kaki ranjang sehingga kini Yanti sempurna di kepung dari
tiga jurusan.

Ketiga lelaki setengah baya itu mengawasi calon mangsanya, sementara Yanti masih tidur dengan nyenyak.
Rupanya kepenatan seharian bekerja ditambah dengan obat tidur penenang yang di campurkan oleh Tholil ke
makanan siang tahu gejrot masih menunjukkan khasiatnya. Yanti tidur terlentang agak miring kekanan,
kedua lengannya terbuka dan berada disamping kepalanya yang terhias dengan rambut bergelombang tergerai.
Ia masih memakai baju blus dan rok putih sepanjang bawah lutut sebagaimana seragam jururawat sehari
hari. Hanya seragamnya itu acak acakan dan terbuka disana sini : dua kancing atas blouse-nya terbuka
mungkin karena merasa panas, sedangkan roknya pun dibagian perut terbuka kancingnya, mungkin setelah
menggosok perutnya yang tadi siang mulas.

Karena itu terlihat kulit dadanya yang putih kuning langsat dimana belahan dan lekuk diantara buah
dadanya tampak jelas. Perutnya terlihat datar dengan pusar sempurna tanpa tambahan piercing atau atribut
apapun. Namun yang membuat ketiga lelaki itu menjadi blingsatan adalah karena rok putih biasanya menutup
lutut Yanti saat bekerja kini terbuka penuh menyingkapkan kaki begitu sempurna, betis langsing ibarat
padi membunting dan paha putih mulus terbuka sampai belahan selangkangan yang tertutup celana dalam
kecil berwarna ungu muda sangat amat serasi dengan kulitnya.Cerita Sex Terbaru

Bagaikan para dukun dan ahli sihir di zaman purbakala yang akan memulai upacara persembahan agung ketiga
pria yang mengelilingi tubuh Yanti itu mulai perlahan lahan membuka jaket mereka, kemudian kemeja dan
celana panjang serta kaos penutup torso atas mereka. Terlihatlah kini tubuh Warso yang tinggi kurus
namun cukup berotot, sementara Udin memiliki tubuh paling kekar atletis dihiasi dengan beberapa cacat
luka yang diterimanya akibat liku hidupnya yang penuh dengan perkelahian. Tholil memiliki tubuh sedikit
gemuk dengan hiasan kebanggaannya yaitu bulu lebat yang menutupi tangan kaki maupun dadanya yang bidang.
Ketiganya kini hanya tinggal memakai celana dalam yang telah terlihat menonjol dibagian depannya akibat
ketegangan birahi yang mulai memuncak………..

Rasa penat dan kelelahan seharian ditambah pengaruh obat menyebabkan Yanti tertidur nyenyak – tidur yang
sangat menyenangkan karena disertai dengan mimpi menunggu tunangannya di landasan udara. Sebentar lagi
pesawatnya mendarat dan ia akan menikmati lagi kehangatan pelukan tunangannya itu. Yanti menoleh kekiri
kekanan karena di rasakannya ada yang aneh dan tak biasa di pangkalan udara itu.

Aneh sekali airport yang biasa selalu ramai hiruk pikuk kini begitu sepi, tak ada penumpang yang berdiri
didepan meja untuk check in, tak ada para pengantar, tak ada kuli yang menawarkan jasa mengangkat koper,
tak ada petugas douane, beberapa orang yang berada disitu koq aneh sekali tak ada yang bercakap cakap.
Apakah matanya yang salah lihat atau panca inderanya terganggu semacam fata morgana ?. Yanti berusaha
menggerakkan tangan kirinya untuk mengusap matanya namun tak berhasil entah mengapa, dicobanya dengan
tangan kanan namun hasilnya serupa.

Dicobanya menggelengkan kepala namun entah mengapa di rasakan berat seolah membawa ember terisi air
dijunjung diatas kepala, oooh apa yang terjadi. Mendadak hidungnya tersengat oleh bau yang tak
disenanginya, bau rokok yang memang selalu dijauhinya kini seolah olah tak mau hilang dari hidungnya,
dan bukan itu saja bahkan bau tembakau yang menyengat kemudian menerobos masuk mulutnya. Bau tembakau
yang sangat dibencinya itulah yang akhirnya membuatnya sadar dan betapa terkejutnya Yanti ketika dilihat
keadaan sebenarnya yang sedang dialaminya.

Ternyata memang benar kedua lengannya sukar digerakkan karena direjang erat dikiri kanan oleh Warso dan
Udin. Keduanya sambil menyeringai mesum mennyekal menekan kedua pergelangan tangannya kekasur diatas
kepalanya. Sedangkan bau rokok yang tercium dalam keadaan mimpi adalah dari mulut Tholil yang melekat di
bibirnya dan berulang ulang mendorong masuk lidahnya yang basah kedalam mulutnya sendiri. Yanti berusaha
bangun dan berteriak sekuatnya namun semua sia sia, kakinya menendang seadanya kekiri kekanan namun
gerakan itu hanya membuat roknya semakin tersingkap dan ternyata pergelangan kakinya yang langsing
itupun kini berada dalam cengkraman tangan Tholil yang kuat sehingga sukar bergerak.

“Emmpfffh, apa apaan, too, toolooong, sialaaan, bangs…aemmppffh, jaangaaan, nnnnggaa maaauu, emppppfh,
aauw lepaaaskaan”, Yanti berusaha berteriak sejadinya meminta tolong dan mengharap teriakannya akan
didengar.

Ternyata ketiga lelaki jahanam itu sedemikian kuatnya seolah diberi kekuatan tenaga tambahan oleh iblis,
sehingga meskipun kini Yanti telah sadar sepenuhnya dan pulih dari obat tidur penenang namun semua
rontaannya sia sia saja. Karena kedua tangannya tak dapat melindungi sama sekali maka hanya dalam waktu
singkat Tholil kini telah duduk diatas perutnya yang demikian datar langsing sehingga Yanti merasakan
sukar bernafas. Jari tangan Tholil kini mulai membuka sisa kancing blus Yanti yang masih tertutup dan
sebegitu blus itu terbuka Tholil dengan kasar menarik BH Santi berukuran 34C sehingga langsung terlepas
menampakkan kedua buah dadanya yang sedemikian sempurna.

Udin dan Warso langsung melotot melihat betapa indahnya pemandangan pegunungan dihadapan mata mereka,
“Waah, baguuus betul tetek si neng, pasti enak diremas dan di enyot nih. Boleh engga gan nyicipin nyusu
duluan?”, tanya Warso dan Udin hampir bersamaan kepada Tholil.

“Kalian harus sabar nunggu, pasti ntar gue bagi daging montok, tapi sekarang mesti ditelanjangin dulu
nih cewek”, dengus Tholil sambil dengan rakusnya melahap bibir manis Yanti, sementara kedua tangannya
mencakup kedua bola di dada Yanti sambil meremas remas.

Yanti semakin liar meronta dan air mata mulai mengalir disudut matanya, menyadari keadaan yang
mengerikan sedang dihadapinya. Selama berpacaran Yanti belum pernah lebih dari ciuman tersembunyi ketika
menonton adegan romantis dikegelapan ruangan bioskop. Tunangannya pun penuh pengertian dan hanya
sesekali saja menyentuh dan meremas buas dadanya dari luar blusnya, tak pernah dikasari apalagi dibuka
BH-nya seperti saat ini.

Teriakan dan jeritan Yanti kembali teredam oleh ciuman ganas Tholil dan rasa mual mulas mulai muncul
kembali, kali ini bukan karena obat yang dimasukkan di makanan tapi karena rasa takut dan jijik ketika
Tholil memasukkan lidah kasar di mulutnya yang kecil itu. Ludah Tholil tercium sangat bau memuakkan kini
ikut tercampur dengan ludahnya sendiri sementara buah dadanya terasa sakit diremas oleh tangan Tholil
yang kasar.

Gerakan kedua kaki Yanti yang menendang tak teratur kekiri kanan dan keatas justru memberikan kesempatan
para pemerkosanya untuk melepaskan dengan paksa secabik celana dalam string yang melindungi auratnya
terakhir. Disaat Yanti menendang dengan kedua kakinya agak keatas maka pinggulnya pun ikut naik sedikit
sehingga Warso yang mempunyai tangan paling panjang segera merenggut cd string Yanti berwarna ungu muda
itu yang langsung robek. Kini Yanti sang jururawat ayu manis telah telanjang bulat seperti bayi yang
baru dilahirkan, isak tangisnya semakin menjadi, menyadari sebentar lagi akan kehilangan miliknya yang
paling berharga.

Dicobanya dengan kekuatan tenaga seorang wanita yang masih ingin membela kehormatannya meronta
melepaskan diri dari malapetaka yang mengancam. Sejenak Yanti berhasil melepaskan kedua tangannya dari
cengkraman Warso dan Udin dan langsung di cobanya mencakar muka Tholil, namun Tholil dengan sigap dapat
menduga maksud gerakan Yanti dan ditangkapnya kedua nadi yang langsing itu dan ditekannya ke kasur
disamping kepala Yanti.

“Eh, kalian gimana sih engga becus masa kalah tenaga dengan cewek, ayoh rejeng lagi tangannya, awas kalo
lepas lagi semua perjanjian akan dibatalkan !”, bentak Tholil dengan maksud perjanjian pemghapusan
hutang anak buahnya.
“Oke, oke boss , jangan takut , nih cewek akan gue ringkus sampe engga berkutik lagi”, demikian jawaban
Udin yang langsung bersama Warso kembali mengambil alih tugas memegang nadi Yanti.

Keduanya berpandangan dan saling mengangguk, kemudian Warso meraih saku celananya yang terletak
dilantai, dikeluarkannya tali rami yang kuat dan diikatnya kedua pergelangan tangan Yanti lalu
diletakkannya diatas kepala, sehingga kedua ketiak Yanti terpampang.

“Wah, ketiaknya bagus boss, engga ada bulunya sama sekali, emang lain nih perawat dari kota”, ujar Warso
sambil mengelus ketiak Yanti yang segera ditiru oleh Udin, menimbulkan rasa geli tak terkira pada Yanti.
“Mulutnya perlu ditutup lakban apa engga boss ?”, tanya Udin kepada Tholil, karena sementara itu Yanti
masih saja berteriak minta tolong.
“Kalian goblok amat sih, masa ditutup lakban , kan lebih baik kalo disumpel sama rudal gue”, jawab
Tholil sementara itu mengurangi tindihannya di perut Yanti hanya dengan maksud melepaskan celana dalam
boxernya.Cerita Sex Terbaru

Aksi Tholil itu segera juga di ikuti oleh kedua anak buahnya, sehingga sesaat kemudian tak hanya Yanti
yang bugil melainkan ketiga lelaki yang sedang menjarahnya.

Yanti menatap dengan mata membesar di pengaruhi rasa ketakutan dan ngeri karena meskipun sebagai
jururawat sudah terbiasa melihat dan merawat tubuh pria sebagai pasiennya, namun belum pernah di
saksikannya penis penis sebesar dan sepanjang itu. Semuanya terlihat mulai mengacung mengangguk
didepannya, hitam legam penuh pembuluh darah seolah memberi salam dan meminta permisi untuk membantai
kegadisannya.

Tholil kini menggeser tubuhnya kearah kepala korbannya, dipegangnya penis hitamnya dan disodorkan
dihadapan mulut Yanti yang tentu saja menolak dan menutup serapat mungkin sambil melengoskan kepalanya
kesamping.

“He he he, pake malu malu nih si neng, pasti orang kota seneng makan sosis ya, ini cobain sosis desa
asli yang bisa bikin neng ketagihan”, celoteh Tholil sambil mengusapkan penisnya ke bibir dan ke pipi
Yanti yang amat halus. Rasa jijik Yanti tak dapat diuraikan kata kata, namun penolakannya tak
berlangsung lama karena Tholil menutup hidung bangir Yanti sehingga tak dapat bernafas.

Sekaligus dipilin, dicubit dan ditariknya puting susu Yanti menyebabkan rasa ngilu dan

“Aaaaauw, sakiiff……ouuf, eemmffh”, teriakan sakit Santi langsung teredam oleh kemaluan Tholil.
“Naaah, begitu pinter ya si neng, ayo kulum, jilaaaat, iseeep yang rajin, ntar dapet hadiah joghurt
alami, aaah ini kan babak permulaan dan lubang pertama yang abang perkosa, babak berikut segera nyusul,
ooooh terus”, demikianlah dengusan Tholil yang merem melek merasakan hangatnya mulut Yanti menyelubungi
kemaluannya.

Sebagai jururawat Yanti sangat memperhatikan soal kebersihan, bukan saja kemaluan sendiri namun
tunangannya pun selalu dianjurkan dimana mungkin untuk selalu membersihkan ujung kepala kemaluannya
setelah kecing agar tidak berbau pesing. Kini mulutnya sendiri dijejal dipenuhi oleh penis besar yang
berbau tidak enak, bahkan bulu kemaluan Tholil yang lebatpun berbau asam entah sudah berapa lama tak
dibersihkan dicuci tuntas. Yanti berusaha melepehkan mendorong keluar penis yang sedang menyiksa rongga
mulutnya itu dengan lidahnya, namun hal ini tentu saja tak diizinkan oleh Tholil bahkan dorongan lidah
Yanti disalah tafsirkannya sebagai gerakan menyapu dan menjilat kepala kejantanannya.

“Ooooh, iya iya iyaaaa teruuuus, anak manis pinteeer bangeeet, abang nggga lama lagi mau keluaaaar
niih”, terdengar geraman suara Tholil yang kini justru memegang erat kepala Yanti sehingga tak dapat
bergerak lagi.

Sekaligus Tholil mendorong penisnya sedalam mungkin sehingga masuk sekitar sepertiganya, tapi itu sudah
cukup dalam untuk ukuran mulut Yanti yang memang sangat mungil. Ujung penis Tholil kini mendesak dan
menyentuh dinding tenggorokan Yanti sehingga Yanti betul betul kelabakan sukar bernafas dan semakin
menggelepar di ranjang seperti ikan kekurangan air. Air matanya semakin deras mengalir di kedua pipinya,
namun hal ini sama sekali tak menimbulkan rasa kasihan para pemerkosanya, bahkan sebaliknya.

Warso dan Udin kini semakin memberanikan diri mereka untuk mengambil bagian dalam penjarahan gadis kota
yang malang itu. Kedua pergelangan tangan Yanti yang telah terikat tali rami diatas kepalanya kini
direntangkan lalu diikat kekaki ranjang, sehingga ketiaknya semakin terentang lebar dijadikan sasaran
ciuman, gelitikan dan jilatan Udin dan Warso. Tak puas sampai disini saja keduanya dengan penuh nafsu
meremas memijit kedua gunung didada Yanti, tak luput pula putingnya yang semakin mencuat keatas diusap,
dipilin, ditarik, dan sekaligus dicubit diantara jari jari mereka yang kasar. Bergantian pula mulut dan
lidah kedua kuli pegawai Tholil menyupangi ketiak Yanti yang harum, diselang seling dengan gigitan gemas
sehinga ketiak Yanti penuh bercak merah.

“Oooouh, ngga tahaaan lagi nih, neng denok bapak mau banjir nih, minuuuum ya semuaaaanya”, seperti
kesurupan Tholil menekan pinggulnya ke wajah Yanti, alat kemaluannya berdenyut denyut dan semburan lahar
sperma hangat menyemprot kedalam mulut Yanti.

Tholil yang dengan sengaja telah beberapa hari tak menggauli istrinya mempunyai cadangan sperma cukup
banyak, dan kini mulai disumbangkannya di mulut yang masih perawan itu. Yanti tak dapat berbuat apa apa
didalam kekuasaan ketiga lelaki yang sedang kesetanan itu, kerongkongannya dipenuhi cairan kental hangat
agak asin sepat dan berbau hanyir.

Yanti berusaha menahan nafasnya dan masih menolak untuk menelan tapi begitu banyak cairan aneh yang
belum pernah dirasakannya itu terkumpul didepan kerongkongan dan tenggorokannya itu sehingga ia hanya
mempunyai pilihan : tersedak dan terselak oleh benih kelakian Tholil atau terpaksa ditelannya. Akhirnya
mau tak mau ditelannya cairan hanyir yang dirasakan sangat menjijikkan itu dan benar benar dirasakannya
sangat tersiksa dan terhina sehingga hampir saja di muntahkannya kembali.

Namun untuk itu Tholil tak memberikan kesempatan sama sekali : penisnya yang begitu besar menutup
seluruh rongga mulut Yanti sehingga seluruh laharnya terpaksa di telan oleh korbannya itu. Setelah
dirasakan denyutan rudalnya telah berhenti dan Yanti telah kehabisan nafas barulah dilepaskan cekalannya
pada kepala perawat secantik bidadari itu.

Yanti hanya sanggup menangis terisak isak sambil masih merasakan sengatan bau yang aneh di mulutnya,
namun segera Tholil kembali menciumnya dengan ganas dan mencampurkannya dengan ludahnya yang didalam
penciuman Yanti tak kalah baunya dengan cairan lahar panasnya.

“Hhmmm, gimana neng rasanya semprotan sosis abang, enak kan – ayoh ngaku deh jangan malu malu”, tanya
Tholil penuh kepuasan;
“sekarang gantian abang mau minum cairan madu kenikmatan dari neng Yanti nih”, sambungnya di sertai
seringai serigalanya.

Yanti yang merasa mulai lemas namun terus terusan dirangsang oleh Warso dan Udin tidak langsung memahami
apa maksud kalimat Tholil terakhir itu. Ia hanya berusaha sia sia melepaskan kedua tangannya yang
terikat erat di kedua ujung kaki ranjang diatas kepalanya, namun apa artinya rontaan gadis seperti Yanti
?

Dirasakannya Tholil kini beralih menggeserkan badannya yang berbulu lebat itu kebawah, kedua tangan
kasar berbulu menepis tangan Warso dan Udin yang sedang asyiknya bermain di puting Yanti. Kini remasan,
pilinan, pijitan dan cubitan di putingnya terasa semakin ngilu dan menyakitkan, karena birahi Tholil
semakin meningkat melihat indahnya hiasan alamiah dada Yanti.

Buah dada yang biasanya tersembunyi dibalik BH berukuran 34C itu tidak terlalu besar namun sangat sesuai
dengan proporsi tubuh seorang wanita Asia khususnya Indonesia. Terlihat sangat padat montok tanpa
terlihat ngondoy sedikitpun kearah bawah, bahkan justru seolah olah menonjol membusung kedepan seolah
olah sangat bangga menjadi atribut kewanitaan Yanti. Kedua bukit daging yang sangat elastis di dalam
remasan Tholil itu dihiasi pula oleh puting kerucut berwarna coklat muda kemerah-merahan dengan areola
berwarna coklat muda pula. Yanti tak sanggup menahan rintihan keluar dari bibirnya yang setengah terbuka
ketika Tholil terus menerus memilin dan bahkan kini menggigit gigit dan menjilati puting sedemikian
peka, menyebabkan puting itu terasa membengkak.

Sementara itu Warso dan Udin menukar siasatnya dan menjilati telinga Yanti dari kiri kanan menyebabkan
kegelian sukar ditahan, akibatnya Yanti makin menggeliatkan bagian badannya yang masih bebas yaitu kedua
kakinya. Tholil semakin menurunkan badannya dan jilatan lidahnya kini telah mencapai perut yang datar
langsing, makin turun menciumi pusar, mengendus di bawah pusar, mencupangi , menjilati menggigiti bagian
dalam paha dan selangkangan, untuk akhirnya……

Yanti berusaha mati matian menahan rasa aneh yang muncul di tubuhnya yang sehat sebagaimana wanita
dewasa : rasa muak, jijik dan benci terhadap semua bibir ketiga laki laki yang bergantian menciumnya,
mual tergadap cairan kejantanan yang terpaksa harus ditelannya, geli atas hembusan nafas panas di kedua
liang telinganya, geli atas usapan dan cupang cupangan di ketiaknya, geli dan ngilu tercampur sakit di
buah dada dan terutama putingnya yang di pilin, di remas, di cubit, ditarik tarik dan di gigit gigit
dengan ganas.

Semua rasa itu kini makin bertambah dengan rasa malu tak terkira ketika Tholil semakin memusatkan
rangsangan di bagian bawah tubuhnya. Bulu tengkuknya ikut berdiri merasakan kecupan, jilatan dan gigitan
di perut bawahnya, di lipatan pahanya, bagian dalam pahanya dan kini beralih ke selangkangannnya.
Dicobanya sekuat tenaga merapatkan kedua pahanya yang putih mulus, namun apakah daya gadis remaja di
kerubuti tiga lelaki kasar. Selain besarnya tenaga Tholil menguakkan pahanya sehingga tak sanggup
dikatupnya lagi, juga Udin dan Warso yang kini tak perlu lagi memegangi tangan Yanti yang telah terikat
disudut kaki ranjang ikut membantu mencekal pergelangan kakinya lalu dipaksa ditekuk keatas dan
kesamping.

Terbukalah semua bagian intim si perawan dihadapan muka Tholil, dan dengan disertai geraman ibarat
binatang buas disentuhnya aurat Yanti yang belum pernah tersentuh jari lelaki manapun, termasuk
tunangannya. Karena kuatnya tenaga Warso dan Udin sebagai kuli kuli kasar perkebunan dibandingkan dengan
tenaga Yanti maka keduanya cukup hanya memakai satu tangan saja merejang pergelangan kaki Yanti yang
langsing. Warso yang berada disebelah kanan Yanti memakai tangan kirinya untuk meremas remas buah dada
Yanti sebelah kanan sementara tangan kanannya merejang pergelangan kaki kanan Yanti dan ditariknya
semaksimal mungkin kesamping.

Tak cukup sampai disini saja – kini telapak kaki Yanti yang juga sedemikian halus terawat kulitnya
dijilat jilatnya kemudian jari jari kaki kanan Yanti dimasukkan kemulut dan dikulum kulumnya pula. Hal
yang sama dilakukan oleh Udin yang berada disebelah kiri badan Yanti yang semakin meliuk meliuk meronta
sekuatnya karena kegelian.

“Jangaaaan paak, jangaaan, lepasin saya, ngga mau diginiin, lepaaas, toloooong, ampuuuun, udaaaah”,
kembali teriak Yanti memenuhi ruangan namun tak ada seorang pun disaat itu yang akan mendengarnya.

Hampir semua penduduk desa itu sedang menikmati hidangan musik dangdut dan goyangan pinggul ngebor artis
terkenal dari ibukota.Cerita Sex Terbaru

“He he he, coba ya bapak periksa apa benar masih ada jururawat dari ibukota yang masih perawan, bapak
inspeksi ya apa selaput bentuk bulan sabit masih menutupi goa surgawi si neng”, kembali Tholil
mengeluarkan silat lidahnya yang disambut dengan anggukan kepala Udin dan Warso sebagai tanda setuju.

Tholil mengusap usap bukit Venus Yanti yang hanya tertutup sedikit oleh bulu kemaluan halus karena Yanti
memang selalu merawat dan mencukurnya setiap minggu. Celah kemaluan yang begitu merangsang mata lelaki
terlihat masih terlihat merapat, bibir kemaluan berwarna kemerah merahan seolah masih malu membuka,
mengingatkan buah duren berdempetan belum terbuka atau kerang laut yang masih mengatup.

Wajah Tholil dengan seringai cabulnya semakin lama semakin mendekati bukit Venus itu, dengusan nafasnya
yang panas ibarat serigala keleparan terasa semakin menghembus belahan kenikmatan Yanti. Jururawat ayu
cantik itu semakin ketakutan menghadapi nasib yang tak akan terelakkan lagi, inikah perasaan seorang
gadis dizaman purba yang akan dijadikan korban persembahan untuk dewa angkara murka ? Pernah dibacanya
pelbagai kisah di Mesir sebelum puncak kekuasaan Faraoh atau keganasan suku Viking yang selalu
mengorbankan perawan murni kepada dewa Odin. Bagaimanapun rontaan yang dicobanya tak sanggup mengatasi
tenaga tiga pria setengah baya yang terbiasa dengan pekerjaan kasar di perkebunan atau sebagai serdadu.

Tholil kini meletakkan ibu jari dan telunjuknya dikiri kanan celah yang sebentar lagi akan dijarahnya
itu, dibukanya celah ditengah bukit Venus itu dengan amat perlahan lahan seolah takut merusak sesuatu
yang sangat berharga. Bagian dalam dari celah itu terkuak memperlihatkan panorama yang selalu menjadi
impian setiap lelaki : dinding celah berwarna merah jambu muda dihiasi pembuluh darah halus bak rambut.
Dinding itu agak berkilat akibat cairan pelumas alami yang mau tak mau akan keluar sendiri jika seorang
wanita dirangsang.

Dibagian atas tengah yang lebih berwarna merah gelap terlihat lubang amat kecil yang pasti berhubungan
ke kandung kemihnya. Dibawahnya terlihat pula celah yang dikiri kanannya terlindungi selaput tipis warna
merah jambu agak mirip bulan sabit – inilah yang dicari cari oleh Tholil. Dengan tak sabar dan penuh
kerakusan dikecupnya celah surgawi Yanti yang kini telah terbuka karena kiri kanannya ditahan oleh
telunjuk dan ibu jari Tholil.

Dijulurkannya lidahnya yang kasar untuk merasakan kehalusan selaput lendir celah perawan yang sebentar
lagi akan dicicipinya penuh kehausan. Yanti yang belum pernah mengalami intim dengan lelaki – apalagi
telanjang bulat dipaksa membuka selangkangan aurat kewanitaannya – mencoba mati matian mengatupkan lagi
pahanya – namun tak mampu melawan kekuatan kuli² di kiri kanannya yang menahan posisi memalukannya itu.

Terasa seluruh paha betisnya kaku kejang kesemutan karena terus menerus dipaksa mengangkang maksimal
disamping merasa geli karena pahanya pun diusap usap. Terlebih lagi rasa malu Yanti ketika dirasakan
lidah Tholil mulai memasuki liang sanggamanya, menyapu mengusap – menyelinap kebagian lebih dalam lagi
mendekati batas antara kegadisan dan kedewasaan seorang wanita.

Mendadak dirasakannya sapuan lidah itu mencari mengalihkan tujuan dan kini menyentuh daging kecil
diujung atas vaginanya, daging kecil ibarat butir jagung sangat peka kini menjadi sasaran lidah , bibir
dan gigi gigi tajam Tholil. Ibarat tersentuh aliran listrik voltage tinggi Yanti melentingkan badannya
karena dirasakannya geli tak terkira, bibir yang selama ini hanya merintih dan melenguh lemah kembali
mengeluarkan jeritan melengking!

“Auw jangaan pak, jangaan, toloooong, saya mau diapaiiin, ampuuuun, aampuuun, udaaaah paaak, lepasin,
kasihani saya pak, auuuw”, teriakan Yanti terdengar memilukan, namun hanya menambah semangat ketiga
lelaki yang memperoleh gadis si ayu.

Bunyi kecipak mulut dan lidah Tholil tak kalah serunya menimpali keluhan memelas Yanti :”Mmmmmh, legiiit
amat nih jagung muda, mana maniiiis lagi, hhhmh bapak mesti hemaat nih pakenya engga boleh sembarangan”,
celoteh Tholil penuh kepuasan menikmati geliatan rontaan Yanti tanpa memperdulikan jeritan jeritan yang
makin melemah.

Jeritan itu pun kita semakin tersendat terputus putus karena ketika melihat Tholil telah memusatkan
perhatiannya dibagian badan bawah korbannya, maka Udin dan Warso kini mempunyai lebih banyak kebebasan
dibagian atas badan Yanti. Bergantian Warso dan Udin merajah mulut mungil Yanti, menciuminya dengan
rakus, memasukkan lidah mereka yang tak kalah baunya kerongga mulut Yanti, sementara tangan mereka
meremas remas buah dada.

Disaat Udin menyerang mulut Yanti maka Warso menciumi ketiak , leher dan buah dada si perawat yang
semakin memerah penuh cupangan, dan putingnya semakin menegak mencuat akibat jilatan dan gigitan ganas,
demikian sebaliknya. Geli, nyeri, ngilu , sakit dan nikmat tak henti hentinya dirasakan oleh Yanti yang
semakin lemas pasrah. Gelombang demi gelombang rangsangan menghantam menyerbu benteng pertahanan Yanti
yang semakin menipis, badan sehat wanita dewasa memang di”atur” oleh alam untuk pada saat tertentu
mempersiapkan diri menerima benih pria.

Oleh karena itu percuma sajalah Yanti melawan semua naluri alamiahnya itu , baik secara fisik maupun
mental – betapapun perlawanan di bawah kesadaran masih memberontak, namun dari bawah kesadaran itu pula
akan muncul gejolak badaniah lain yang akan mengalahkan semuanya.

“Aaauuuuuw, ennggggaaaa mauu, jangaaan, aaaaaahh, tolooooong, geliiiii, aaaaaah, emmmmhh, lepaaaaaaa,
oooooh, jangaaaan paak, tolooooong, aauuuuw”, desahan Yanti dengan rontaan dan geliatan semakin lemah
dan lemas.

Tholil merasakan semakin bertambahnya cairan pelicin keluar dari lubang vagina korbannya, dan sebagai
pria pengalaman ia merasakan pula perubahan rasa cairan itu : semula terasa asam dan perlahan lahan
berubah menjadi lebih sepat. Ini tanda tak dapat dipungkiri lagi bahwa sang betina telah disiapkan oleh
alam untuk bersatu badan dengan sang jantan. Tholil memberikan tanda kepada kedua konconya untuk
melepaskan cengkraman mereka dipergelangan kaki Yanti, di raihnya kedua betis si bidadari dan
diletakkkannnya paha mulus itu di atas pundaknya. Ibarat hewan persembahan yang tinggal menunggu
penyembelihan Yanti hanya pasrah lemas diperlakukan demikian, hanya sekali dua dipukulkan tumit kakinya
yang mungil itu ke punggung Tholil.

Dengan penuh kepuasan dan rasa kemenangan ditatapnya wajah Yanti yang meskipun kini terlihat kuyu dengan
rambut tergerai tak teratur, wajah yang tetap ayu manis cantik sebentar lagi pasti akan meringis
bergolek kekanan kekiri jika merasakan sakit tak terkira. Tholil memegang kemaluannya yang telah
mengeras membesar maksimal, diarahkannya kedalam celah licin basah oleh lendir kewanitaan, perlahan tapi
pasti kejantanan itu memasuki gerbang surgawi yang diapit oleh bibir kemaluan berbulu halus. Bibir
kemaluan Yanti dipaksa untuk membuka, dipaksa untuk merekah dan alat pemerkosa berkepala helm seperti
jamur itu mendesak masuk : milimemeter demi milimeter dibelahnya dinding vagina sang gadis ibarat
pentungan daging penuh air mani.

Yanti merintih, meratap dan memohon dikasihani, memohon agar milik satu satunya itu jangan direnggut,
air matanya mengalir deras disertai “Aduuuuuh, aaaaaah, nyerriiiiiii, sakiiiiiiiiit paak, ampuuuuuun,
udaaaaah, sakiiiiit, tolooong, jangaaaan diterusin, auuuuuuuuuww……”. Tholil kembali memberikan tanda
kepada kedua anak buahnya untuk kini melepaskan ikatan tangan Yanti karena ia ingin merasakan rontaan
dan terutama cakaran kuku seorang gadis yang direnggut keperawanannya.

Dan memang betul : sebegitu lekas kedua tangan terlepas, meskipun masih terasa kaku kesemutan Yanti
berusaha mencakar muka Tholil, namun sia sia karena muka Tholil telah melekat dengan muka Yanti dan
bibirnya yang tebal dower dengan kumis kaku kasar ibarat ijuk menutup mulut Yanti. Teriakan dan tangisan
Yanti kini teredam sehingga hampir tak terdengar dan si perawat cantik itu didera oleh rasa sakit tak
terkira dikemaluannya.

Sebagai lelaki yang sudah sangat pengalaman dalam merenggut kegadisan wanita muda Tholil semakin lama
semakin mahir mengendalikan hawa nafsunya, semakin mahir merasakan kapan senjatanya yang besar itu mulai
menyentuh selaput dara seorang gadis. Selaput dara yang sangat peka itu tidak di terobosnya sekaligus
sebagaimana anak muda ingusan atau suami yang tak punya pengalaman, namun selalu disentuh ditekan
tekannya sehingga terasa sangat sakit ngilu. Tholil mempunyai kecenderungan sadis untuk menikmati wajah
wanita – apalagi seorang gadis – yang dilanda rasa sakit saat menerima tusukan rudalnya yang besar dan
lebar itu.

Apalagi kali ini adalah wajah cantik jelita seorang perawat kota : wajah Yanti yang menengadah keatas
atau menoleh kekiri kekanan , wajah penuh air mata dan mulut mungil bibir basah terbuka mengeluarkan
rintihan memilukan merasakan siksaan sementara hidung bangir mancung kembang kempis menahan isak tangis!

“Sakiiiiiit, paaaak, ampuuuuun, auuuuuw, udaaaah pak, kasihani saya paaaaak, ngggaaa tahaaaan paaak,
udaaaah dong, aaamppuuuun”, namun semua laki laki disitu hanya tertawa.

Sekitar seperempat jam Tholil mempermainkan senjatanya menyiksa selaput tipis yang sedemikian sensitif
sebelum akhirnya dengan geraman penuh kemenangan ditembusnya keperawanan Yanti. Saat pecah robeknya
keperawanannya Yanti tak berdaya lagi menahan diri : raungan dan jeritan memenuhi ruangan, disusul
dengan rintihan tangis – dan disaat itu Yanti dengan sekuat tenaga menancapkan kukunya dipunggung
Tholil, kemudian tanpa disadari sendiri digigitnya sekuat tenaga bahu Tholil yang kekar penuh otot itu.

Tholil hanya tersenyum bangga, dicekalnya kedua pergelangan tangan Yanti, ditekannya ke kasur,
diangkatnya tubuh bagian atasnya sendiri sehingga gigitan Yanti lepas. Kini dimulainya gerakan maju
mundur pinggulnya yang berarti disiksanya lubang surgawi yang bari diterobosnya itu : Yanti merasakan
betapa perihnya luka dari selaput daranya yang bari sobek dan kini luka masih terbuka itu digosok gosok
oleh benda asing, maju mundur , maju mundur tanpa terhenti semakin lama semakin cepat dan akhirnya………

Bagaikan gunung merapi yang telah lama memendam lahar panas kini meletus dan menyemburkan laharnya itu
ke luar membanjiri vagina dan rahim Yanti. Selama menyemburkan spermanya itu Tholil tak berhenti
bergerak, bahkan tetap menjedug jedug mulut rahim yang saat itu juga sangat peka. Namun Yanti sudah
sedemikian lemah dan hanya dapat pasrah merasakan tubuhnya di perkosa habis habisan , diharapkannya agar
semua mimpi buruk ini lekas berlalu namun yang terjadi justru sebaliknya : dari tengah selangkangannya
yang sedang disiksa itu muncul perlahan lahan rasa lain yang aneh. Ada rasa hangat sedikit ngilu gatal
menyebabkan keinginan agar gerakan maju mundur yang baru saja dialaminya dan sangat menyakitkan itu
bahkan terulang kembali, justru seolah meminta dan menagih diteruskan dan jangan dihentikan.

Yanti tidak mengerti “pengkhianatan” tubuhnya terhadap perkosaan yang baru dialaminya. Rasa sangat jijik
, muak dan kebencian terhadap para pemerkosanya kini tercampur rasa keinginan untuk ditaklukkan kembali,
merasakan ketidak berdayaan dikuasai dan direjang sehingga tak berkutik sama sekali. Disaat Tholil
ambruk menindih tubuhnya setelah orgasmus dan ejakulasi justru Yanti melingkarkan kakinya yang mulus itu
ke pinggang si pemerkosanya, seolah tak ingin melepaskan penis yang masih tertancap di vaginanya. Tanpa
disadari Yanti menggeser pinggulnya kekiri kekanan, kemudian bergoyang berputar dengan lemah seperti
menginginkan agar “kegatalan”nya di “obati” dengan gerakan maju mundur yang mungkin memberikan kesan
seperti “menggaruk”.

Tholil sendiri merasakan ada denyutan dan remasan halus di kemaluannya yang sebetulnya mulai “tidur”
didalam liang vagina Yanti dan ini sama sekali belum pernah dialaminya ketika menggagahi wanita manapun
termasuk para istrinya apalagi oleh seorang gadis yang baru saja di perkosa habis habisan. Tholil
mengangkat tubuh atasnya dan meperhatikan wajah Yanti yang penuh keringat dan kelihatan tak sadar dengan
dengusan dan rintihan halus dari hidung serta mulut yang begitu mungil. Betapa luar biasa bidadari kota
ini pikirnya – perempuan ini agaknya houri yang turun dari firdaus untuk selalu memenuhi hasrat birahi
laki laki.Cerita Sex Terbaru

Diawasinya wajah yang sedemikian ayu manis selalu menimbulkan hasrat hewaniah lawan jenisnya , dan
diingatnya bahwa setelah mulut dan vagina masih ada satu lagi lubang yang masih dapat diperawaninya
malam ini. Namun apakah tubuh bidadari ini akan masih kuat untuk mengalami pembantaian sekali lagi
dimalam ini , apakah lebih baik menunggu esok hari ? Namun diingatnya lagi bahwa malam ini adalah
kesempatan yang mungkin takkan terulang atau kembali lagi : hampir semua penduduk desa sedang absen
karena menikmati goyangan ngebor pantat artis Imul Laracitra di desa tetangga. Tholil perlahan lahan
bangun melepaskan Yanti dari tindihannya dan kedua anak buahnya pun menghentikan kegiatan sexual mereka
seolah olah mulai menduga apa rencana juragan mereka berikutnya.

Keduanya menyeringai bergantian dan Udin mengambil kesempatan bertanya,

“Mau diapain lagi nih si nok bahenol Yanti ini gan, boleh ikut ngicipin engga boss ?”

“Jangan coba coba berpikiran kotor lu, disini cuma gue yang boleh menggarap perawat kota ini, ingat apa
perjanjian pelunasan hutang kalian, apa mau dibatalkan hah !” demikian bentak Tholil seolah tak sadar
bahwa benaknya pun pada saat ini tak lain hanya terisi pikiran kotor.

Kedua anak buahnya menggerutu namun sadar berada di fihak lemah akibat hutang mereka yang telah berlarut
menumpuk di lintah darat penguasa desa itu. Tholil tak mau bahwa ada benih lain tercampur di rahim si
bidadari cantik ini – jika Yanti sampai hamil maka pasti adalah hasil bibitnya, tak ada campuran dengan
lelaki lain.

Namun sedikit rasa terima kasih Tholil terhadap kedua anak buahnya yang telah membantunya malam ini dan
rupanya iblis ikut memberikannya sedikit pertimbangan untuk memberikan sedikit extra bonus!

“Begini deh, gue bagi juga kenikmatan untuk kalian – silahkan bergantian menjarah mulut gadis ini tapi
jangan sampai banjir di dalam , kalian boleh semprot dan mandikan wajahnya dengan air myni kalian. Awas
kalo sampai ada yang banjir di dalam mulut gue akan batalkan penghapusan hutangnya, faham ?”.
“Okee boss, akuuur, beres deh dijamin mantab siraman di muka si neng , pasti akan jadi obat awet muda
wajahnya”, hampir bersamaan kedua kuli itu menjawab majikan mereka.

Kemudian mereka berunding siapakah yang akan mulai dengan perkosaan mulut Yanti di babak kedua –
akhirnya Warso mengalah : Udin memulai dan Warso berikutnya. Tubuh Yanti yang langsing bahenol dan masih
lemas lunglai setengah pingsan itu kini dibalik tengkurap, kemudian kedua lengannya ditekuk di sikunya,
demikian pula kakinya di tekuk di lututnya. Akibatnya kini tubuh Yanti dalam posisi merangkak seperti
serdadu yang sedang latihan, hanya bedanya Tholil ikut campur dengan menarik lipatan paha Yanti keatas
sehingga pantatnya menungging keatas. Dalam posisi ini terlihatlah vagina Yanti yang licin mengkilat dan
basah oleh cairan pelumasnya sendiri tercampur dengan lahar Tholil yang secara perlahan agak mengalir
meleleh keluar.

Namun yang lebih jelas lagi terlihat adalah lingkaran lubang anus Yanti berwarna coklat kemerah merahkan
bagaikan kuncup bunga yang masih sangat rapat, dihiasi dengan kerut kerut yang menandakan masih utuhnya
fungsi otot otot pengunci lubang paling rahasia dan intim ini. Tholil hanya dapat menduga duga betapa
akan kerasnya tangis dan teriakan kesakitan Yanti jika disodominya – ketiga istri dan wanita lain didesa
itu yang pernah disodominya hampir semuanya meraung raung ibarat hewan disembelih bahkan setengahnya
betul betul pingsan lebih dari satu jam.

Tholil mengambil lotion untuk bayi yang telah diambilnya di apotik beberapa hari lalu dan di-oleskannya
pelumas yang harum itu di seluruh kepala penisnya yang disunat bahkan juga seluruh batang kemaluannya
karena diameternya akan sukar sekali diterima oleh diameter anus Yanti. Namun Tholil bertekad : Yanti
akan dperkosa ketiga lubangnya malam ini, Yanti akan diajarinya untuk takluk dan tunduk sepenuhnya
sebagai calon istrinya, Yanti harus menerima nasibnya secara pasrah untuk melayani keinginan seksualnya.

Yanti akan diajari mengalami derita sakit tapi nikmat !

Cukup dengan membayangkan itu semua kemaluan Tholil kembali membesar menegang dan mengeras, siap
tunaikan tugas berikut, terakhir, namun mungkin yang terberat malam ini : memasuki lubang tersempit
ditubuh molek Yanti. Masih dalam keadaan hanya setengah sadar Yanti merasakan tubuhnya menungging dengan
pantat semakin tinggi ke atas, lalu dirasakan ada jari jari mengoleskan cairan agak dingin di lubang
anusnya.

Hal ini membuatnya sadar dan ingin berontak namun tubuhnya kembali dipegangi dari dua arah oleh Warso
dan Udin sehingga tak dapat berkutik atau membebaskan diri dari posisi tak nyaman itu. Ketika Yanti
berusaha untuk menepiskan jari jari yang kurang ajar di anusnya itu mendadak kedua tangannya diputar di
telikung dan direjang kebelakang punggungnya sehingga mulai terasa sakit di sendi bahunya menyebabkan
Yanti merintih. Yanti merasakan kedua pergelangan tangannya di rejang oleh jari jari kuat dan kasar
sehingga tak dapat bergerak dan sekaligus anusnya dimasuki oleh sebuah jari yang licin. Naluri alamiah
Yanti memeperingatkannya apa yang mungkin akan terjadi dan isak tangisnya mulai muncul kembali.

“Jangaaaaan, jangaaaan, aduuuuh, enggaaa maaaau disitu, jangaaaaan , toloooong, ampuuuuun, kasihaniiii
doong, ya Allaaah, ampuuuun, enggaaaa maauuuuu, auuuuuw, auuuuw, ngiluuuuu”, Yanti meliuk liukkan
badannya tak berdaya ketika dirasakannya bukan hanya satu melainkan dua jari Tholil memasuki anusnya dan
berusaha melebarkan lubang duburnya.

Ketika Yanti berteriak sekuat kuatnya tiba tiba rambutnya dijambak kebelakang oleh Warso dan mulutnya
yang terbuka lebar di masuki oleh penis Udin yang juga cukup panjang dan besar dan sangat berbau pesing
tak enak.

Yanti merasakan tubuhnya seolah bukan lagi miliknya : mulutnya dijarah oleh penis yang memualkan, payu
daranya terutama putingnya di pilin dan di cubiti serta ditarik tarik oleh jari jari Warso , dan
duburnya dipaksa dilebarkan oleh dua buah jari Tholil. Mendadak kedua jari yang menyiksanya itu ditarik
keluar sehingga Yanti menarik nafas agak lega, namun hal ini tidak berlangsung lama karena kini
dirasakannya sebuah benda lain menekan mencoba memasuki anusnya.

Yanti mulai sadar bahwa benda asing itu adalah alat kejantanan Tholil yang belum lama ini merenggut
merobek selaput kegadisannya. Kini alat kejantanan yang sama berusaha merebut keperawanannya yang kedua
– ya Allah toloong, jangan biarkan hal ini! Yanti merasakan kemaluan Tholil terus menekan, mendorong dan
mendesak berusaha mengalahkan pertahanan otot dubur yang secara alamiah sangat kuat mengunci lubang
paling intim di tubuh manusia itu.

Otot berbentuk lingkaran itu kini dipaksa untuk membuka bukan dengan cara alamiah melainkan cara kasar
perkosaan dan meskipun telah di berikan lotion pelumas yang biasa dipakai oleh bayi, namun tetap saja
bertahan mati matian melawan benda asing yang ingin masuk. Yanti tak tahu lagi apa yang terasa di
tubuhnya saat itu , jijik dan mual dengan kemaluan Udin yang bau di mulutnya, putingnya terasa membesar
lebih dari tiga kali akibat cubitan dan gigitan ganas pemerkosa, dan nyeri sakit tak terkira di duburnya
yang sedang dipaksa melebar diluar ukuran normal.

Tholil mendesak dan mencoba melesakkan kemaluannya sekuat tenaganya namun belum ada kemajuan meskipun
dengan dorongan semaksimal mungkin sementara Yanti hampir pingsan menahan sakit tak terkira. Oleh karena
itu Tholil menukar taktiknya dan selain mendorong kejantanannya ia kini meraba raba ke selangkangan
Yanti lalu ia mengusap usap kelentit Yanti yang masih sangat peka akibat rangsangan bibir, lidah dan
giginya tadi.

Diluar kemampuan dan keinginannya otot otot vagina Yanti berkontraksi lalu relaks kembali kontraksi dan
relaks – hal sama terjadi dengan otot otot lingkar sekitar anusnya. Dan justru pada saat otot otot
lingkar sekitar anusnya sedikit relaks maka Tholil menekan kepala penisnya sekuat tenaga , akibatnya ….
blesssss, bagian kepala penis berbentuk seperti topi helm serdadu masuk membelah dan memerawani lubang
dubur yang sempit itu.

Baca Juga Cerita Sex Rekan Kerja

Yanti berteriak dan menjerit jerit sekuat isi paru parunya namun tak dapat keluar karena mulutnya
dipenuhi oleh batang kemaluan Udin, yang keluar hanyalah rintihan.

“Aooouuufffhhh, empfhhhhhh, sssssskkkkkttttt, mmmppppn, jjjjjjnnnggggggnnn, ennggggghhhhhh”

Dan akhirnya tak ada suara lagi yang keluar. Rupanya Yanti telah kelenger tak dapat lagi menahan siksaan
yang sedang diderita tubuhnya, dan pada saat bersamaaan Udin menarik keluar batang rudalnya yang
langsung menyemburkan sperma membasahi wajah Yanti yang telah layu itu. Namun Tholil masih saja asyik
menjarah dan memasukkan penisnya semakin dalam, semakin dalam akhirnya biji pelirnya menempel dengan
bongkahan pantat Yanti. Kini mulailah dimaju mundurkannya pinggulnya dengan ritme gonta ganti, terkadang
halus perlahan menggoyang kekiri kekanan dan memutar seolah sedang menggoda korbannya, tak lama kemudian
diganti dengan ritme ganas stakkato seolah olah bor listrik sedang menghantam dinding beton.

Kini Udin menjambak rambut Yanti dengan kasar dan pada saat bersamaan Tholil menghantamkan senjatanya
sedalam mungkin – dan akibatnya Yanti melenguh perlahan dan mulai sadar lagi. Kesempatan ini tak
dibiarkan begitu saja oleh Warso yang masih ingin meminta jatahnya : diangkatnya dagu Yanti dan di
lekatkannya batang penisnya di bibir yang setengah terbuka. Telah habis sama sekali rupanya tenaga Yanti
untuk melawan dan dimakluminya tugas apa yang masih harus dipenuhinya : dengan air mata berlinang
dibiarkannya penis Warso yang tak begitu panjang namun lebih lebar diameternya daripada milik Udin
memasuki rongga mulutnya, maju mundur maju mundur maju semakin dalam sehingga menyentuh lagi
kerongkongannya sehingga hampir Yanti terbatuk batuk.

Dengan wajah yang tetap cantik meskipun acak acakan Yanti pasrah menerima sodokan dari depan dan
belakang, dari depan menyebabkannya sukar bernafas dan ingin muntah sedangkan sodokan dari belakang
sangat menyakitkan anusnya yang terasa sangat panas pedih seperti disayat sayat pisau silet. Bagaikan
telah sepakat satu sama lain kedua lelaki pemerkosa itu makin mempercepat ritme hunjaman mereka ke mulut
dan anus Yanti untuk akhirnya disertai geraman penuh kepuasan keduanya menumpahkan cairan sperma mereka
: Tholil didalam rektum dan Warso di wajah dan rambut Yanti. Isakan tangis Yanti yang menimbulkan rasa
iba mengiringi ambruk tubuhnya tertelungkup ke ranjang – hanya gerakan halus pernafasan disertai
sesenggukan menandakan bahwa perawat malang itu masih hidup.

Ketiga lelaki setengah baya yang telah menjarah jururawat malang itu habis habisan kini memapang Yanti
nenuju kamar mandi , dimandikannya tubuh langsing namun sintal bahenol itu sehingga bersih dari bekas
sperma, ludah dan darah keperawanannya, dipakaikan lagi bh dan cd baru dari lemari pakaian, lalu baju
tidur yang bersih pula, kemudian diletakkan hati hati diranjang dan ditutupi dengan selimut. Yanti yang
merasa seolah tubuhnya tak bertulang sama sekali langsung jatuh tidur kembali, sedangkan ketiga
pemerkosanya perlahan lahan meninggalkannya, menutup dan mengunci pintu dari luar kemudian menghilang di
kegelapan malam dengan motor motor mereka.

Selama 3 hari Yanti tak dapat melayani pasien di Puskesmas karena sakit demam – ia hanya bangun keluar
ranjang untuk makan minum. Di hari ke empat desa itu geger karena perawat Yanti menghilang entah kemana,
semua barang miliknya ditinggal, koper dan tasnya masih berada di lemari. Hanya tas kecil yang selalu
terisi KTP, kartu kartu penting lain dan juga uang tunai tak ada, demikian pula sepatunya tak ditemukan.
Ini merupakan indikasi bahwa Yanti telah meninggalkan desa itu secara diam diam dan berusaha
menghapuskan kenangan mengerikan yang dialaminya. Tak dapat di bayangkan betapa marahnya Tholil karen
mangsa yang baru sempat diperkosa sekali dan diimpikannya akan menjadi istrinya yang ke 4 lolos dari
cengkramannya.Cerita Sex Terbaru

Diadukannya hal ini ke pusat namun disitu pun tak ada yang tahu kemana perginya Yanti si perawat.
Tunangan Yanti pun mendadak kembali ke tanah air karena mendengar peristiwa menghilangnya Yanti – di
kamar kostnya pun tak ada yang hilang , semua lengkap hanya penghuninya ibarat masuk ke dalam bumi tak
ada jejaknya. Usaha pencarian Yanti setelah berbulan bulan akhirnya dihentikan tanpa hasil dan setelah
lebih dari setahun perlahan lahan semuanya mulai melupakan individu Yanti ini ; tunangannya pun sudah
mempunyai pacar baru.

Di desa yang menjadi saksi bisu peristiwa perkosaan Yanti itu setengah tahun kemudian mengalami beberapa
kejutan : Udin si mandor perkebunan mengalami kecelakaan mobil dan terluka sangat parah dan langsung
meninggal. Warso si buruh perkebunan karet di gigit ular berbisa yang entah muncul begitu saja dan
langsung menghilang lagi dan karena sangat terlambat mencari pertolongan akhirnya dihari yang sama juga
meninggal.

Tholil dalam tahun yang sama mengidap tumor di otak – tak langsung meninggal tapi perlahan lahan fungsi
tubuhnya memburuk – dimulai dengan lumpuh kakinya, kemudian sukar untuk bicara, sukar menelan, sukar
bernafas, sebelum akhirnya meninggal dalam keadaan kurus kering dalam tahun berikutnya.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.

Om Dari Suamiku

Cerita Sex Terbaru | Om suamiku bekerja sebagai freelance di beberapa perusahaan. Suamiku minta tolong pada dia untuk memberikan pelatihan bagi karyawan di perusahaannya. Suamiku itu punya dealer mobil yang ada di 3 kota besar di Indonesia, Jakarta, Surabaya dan Medan. Dengan demikian dia sibuk sekali dengan pekerjaannya. Setiap minggu pertama dan minggu ketiga dia fokus di headofficenya, ya di Jakarta lah, masak di Citeureup. Sedang minggu ke 2 di terbang ke Surabaya dan minggu terakhir dia ke Medan.

Cerita Sex Terbaru Om Dari Suamiku
Itu rutin dilakukannya sehingga waktu untuk aku benar-benar tersisa sedikit sekali. Kalau toh di headoffice, dia lebih menyibukkan diri dengan menangani pelbagai urusan kantornya sehingga pulang selalu larut malam dan dalam kondisi sudah letoy. Tau sendiri deh lelaki kalo pulang dah letoy maunya kan langsung ngorok aja setelah membersihkan diri. Sebagai prempuan muda, aku masih sangat menginginkan cumbuan-cumbuan panas, gak usah selalu ditempat tidur, dimana aja disekeliling rumah, toh kami belon punya anak dan pembantu tinggalnya terpisah dari rumah induk.

Malem, praktis pembantu akan undur diri setelah menyelesaikan tugas mereka yang terakhir, cuci piring abis makan malem. Itu juga cuma buat aku seorang karena suami praktis gak pernah makan dirumah kecuali weekend, itu juga kalau dia gak lobby ke pejabat. Ya trima nasib lah. mo gimana lagi, yang pentingkan kebutuhan yang laen slalu dipenuhi suami.

Kebetulan pas om dateng untuk menyiapkan pelatihan, suami tidak di Jakarta, sehingga akulah yang harus menemaninya mondar mandir ke kantor, dimana pelatihan akan dilaksanakan. Karena gak mo rugi, pelatihan dibikin hari sabtu dan minggu. Minggupun sampe sore. Kalo aku pikir-pikir kebangetan juga suamiku sama karyawannya, training aja gak mo rugi waktu kerja. Jumat siang si om dateng ke rumah ngajak aku ke kantor suami untuk mempersiapkan pelatihan besok harinya. Si om ganteng juga sih, umurnya 40an tapi bodinya gak gendut kaya lelaki seumurnya pada umumnya. Dia sangat menjaga penampilan fisiknya dengan rutin olahraga.

Siang menjelang sore, dia sampe dirumah, perawakannya yang tinggi besar dibalut dengan busana kerja dan dasi yang menempel dilehernya. Aku seneng banget deh liat lelaki seperti dia. Dia menjemputku. Ketika keluar rumah, aku yang berjalan dibelakangnya melihat kerah kemejanya melipat keatas, mungkin ketika memasang dasi.

“Om”, panggilku. Dia berhenti melangkah, membalikkan diri menghadap ke aku,
“Kenapa Sin, ada yang ketinggalan?”
“Gak om”, terus aku menghampirinya dan mengalungkan ke 2 tanganku di lehernya untuk membetulkan kerah bajunya yang melipat. Dengan demikian, mukaku berada dekat dengan mukanya. Dia menatapku taam.

Selesai membenarkan kerah kemejanya, tiba2 dia mengecup keningku,

“Trima kasih cantik”. Aku kaget juga karena kecupan itu. Mukaku memerah.
“Kok mukanya merah Sin, masak gitu aja malu”.
“Gak kok om, kaget aja”.
“Napa kaget, ngarepin yang dicium bukan kening ya”. Aku makin kaget dengan becandaannya.

Aku bales becanda, “Memangnya om mau cium Sintia dimana”.
“Di bibir kalo boleh”, wah to the point sekali.

Tapi dia cuma tertawa dan langsung keluar rumah. aku tertegun mendengar ucapannya, tanpa terasa aku mengusap bibirku sendiri. Asik juga kali ya dicium si om, palagi kalo kumisnya menggesek hidung dan bibirku, asik kali yah. Suamiku gak kumisan soale.

Kami menuju ke kantor suami menembus kemacetan kota. Di kantor, aku minta tolong sekretaris suami membantu si om. Si om minta di printkan materi pelatihan, kemudian di fotocopy sejumlah peserta. Semetara itu dia menyiapkan ruang rapat, dia ubah layoutnya sehingga memadai untuk dijadikan ruang pelatihan. Beberapa office boy membantu dia, selama itu aku ya cuma mbuntutin dia aja kemana dia pergi.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Dia gesit sekali membereskan ruang. Setelah ruangan beres, dia minta disipakan peralatan pelatihan laennya seperti whiteboard, marker, flipchart beserta kertasnya, layar, lcd projector. Sekretaris juga diminta untuk mengkontak perusahaan catering langganan untuk menyiapkan konsumsi untuk 2 kali snack dan makan siang untuk 2 hari pelatihan. Lewat magrib baru semua urusan selesai, lama nunggunya karena harus fotocopy diluar. Baeknya semua berjalan paralel sehingga waktu menunggu ampir tidak ada, kecuali aku yang gak ngapa2in ya nunggu si om slesai.

Slesai urusan di kantor, dia ngajak aku makan dulu,

“Daripada kamu makan ndirian dirumah mending kan nemenin aku”, katanya.

Aku nelpon kerumah memberitahu pembantu untuk tidak menyiapkan makan malem, artinya pembantu slesai deh urusannya untuk hari ini. Deket kantor suami banyak tempat makan, dia ngajak aku makan disalah satu resto. Sambil makan kami ngobrol ngalor ngidul. aku nekat aja nanya,

“Om beneran mo cium bibir Sintia tadi”.
“Napa nanya, kamu mau gak aku cium bibirnya”.
“Geli kali ya om kegesek kumis”.
“Bukan cuma geli kali Sin, napsuin”.
“Masak sih om”.
“Terang aja kamu gak tau, kan suami kamu plontos gitu”. Aku tertawa aja.
“Kamu tu ditinggal2 terus apa gak kesepian, mangnya gak usaha apa gitu”.
“enggak om, gak boleh ma siabang (suamiku)”.
“O dia gengsi ya kalo istrinya mesti kerja juga, dah jadi bos sih”.
“Kali juga om”.
“Ya bantuin nangani kerjaan di kantor, kan kamu sekolah manajemen kan”.
“Iya sih om, tapi si abang gak suka tuh kalo aku ikut ngurusin kerjaannya”.
“Sayang ya, padahal kamu cantik gini, sexy pula”.
“apanya yang sexy sih om, biasa aja kalee”.
“Ya sexy lagi, tuh lelaki di resto ini aja banyak yang ngelirik kamu”.

Memang sih, aku kebetulan pake pakean yang pas badan sehingga semua lekak liku di badanku jadi terpampang dengan jelas. Si om aja kalo ngeliat bodiku kaya ngiler gitu, maklum deh dia tinggal sendiri soale, dah pisah lama dari bokinnya. Kami sanatap maleam santai, selesai makan dia nganterin aku pulang,

“Besok aku jam 7an jemput kamu ya Sin”.
“Mangnya Sintia mesti ikut ya om”.
“Iyalah, kamu kan mewakili suami, skalian nemenin aku lah”.
“Wah ngantuk dong om seharian”. Tapi aku turuti ja ajakannya.Cerita Sex Terbaru

Besoknya seharian aku bengong aja, aku duduk aja diruang kerja suami, browsing ke internet aja, buka imel, chat ma tetem2 yang kebetulan lagi online. Ketika break, dia masuk ke kantor, kami ngobrol sebentar karena waktu break cuma seprapat jam. waktu lunch kita makan nasi kotak dari catering, ramean ma sekretaris. Rupanya dia pesen juga untuk dirinya, ya gak apalah, itung2 upahnya dia sibuk2 kemaren sore sampe lepas magrib baru bisa pulang. Demikian juga waktu break sore.

Selesai pelatihan hari pertama, dia ngajak aku makan lagi di resto laennya lagi, tentunya makanannya beda. Sambil makan kembali dia ngajakin aku ngobrol.

“Sin, pantesan kamu gak punya2 anak, gak pernah diisi ya”.
“emangnya botol pake diisi segala”.
“Mangnya jarang maen ya Sin”.
“Maen paan sih om, gundu?”
“Iya mulainya kan kamu maenin gundu siabang”. Aku tertawa.
“Kalo dia pulang terus gak sempet pake baju lagi dong”.
“Kok?”
“Iya maen gundu dan maen bilyard kan”.
“Kok bilyard?” “Iya nyodok bola masuk lobang”.
“Bukan bola om yang disodok”.
“Iya ya, stiknya yang masuk lobang, bolanya mah ketinggalan diluar”. Kemabli aku tertawa.
“Iya ya Sin”.
“Iya paan sih om”.
“Maen abis2an kali dia pulang”.
“Ya gitulah om, dah lama gak dikluarin, ntar jadi odol lagi”.
“Mangnya kamu yakin dia gak maen disana”.
“Gak taulah om, tapi setiap pulang pasti dia menggebu2 maennya, ampe lemes Sintia”.
“Mangnya brapa kali maennya”.
“Suka 2-3 kali om”. wah kenyang dong kamu, non stop?”
“Gak lah om, pake istirahat, malem trus paginya lagi”. Kan baru 2 kali, trus skali laginya kapan?” Kan Sintia bilangnya 2-3 kali, kalo ampe 3 kali ya malemnya 2 ronde”. Kalo dia di Jakarta maennya juga 2-3 kali gitu, ya enggaklah om, pulang ja dan malem banget, dah letoy, terus tidur, paling weekend, itu juga kalo dia gak
entertain pejabat ato customer besarnya”. Kalo weekend juga 2-3 kali”.
“Gitulah om”. Tapi kok gak hamil2 ya kamunya”.
“Gak tau deh om”.
“Mangnya dia maennya cepet keluar ya”.
“Gitulah om”.
“Kasian, dah jablay, gak ngerasa enak lagi, masak yang ke 3 juga cepet sih”.
“Ya enggak sih om, kalo ampe 3 kali lamaan dikit, baru Sintia bisa ikutan nyampe”.
“Yang ke 2 juga cepet?”
“Sukanya sih gitu om”.
“Waduh bener2 deh sengsara tu namanya”. Pembicaraan kualihkan kelain topik.

Selesai makan dia nganterin aku pulang.

Hari brikutnya ya rutin aja, pelatihan berjalan sesuai jadwal yang sudah disusun, tapi slesainya lebih cepet atas permintaan peserta. Aku sih ok aja dengan percepayan waktu itu, yang penting kan semua topik sudah dibahas. Selesainya training, “Om, makan dirumah aja ya, anti biar Sintia minta pembantu pesen dari resto deket rumah, enak kok makanannya”. Dia sih oke aja. Aku call pembantu aku untuk pesen makanannya. Sampe ke resto deket rumah, aku ambil pesenanku dan sekalian bayar. Di rumah, aku sendiri yang ngeberesin makanan sementara dia duduk disofa nonton tv. Aku sudah mengambilkan air putih segelas, sesuai permintaanaya.

Lama juga aku ngeberesin meja, pembantu gak aku minta bantuin, sehingga dia menghilang kekamarnya. Aku mberesin meja, ngangetin nasi dulu karena dah dingin, maklum deh masaknya kan pagi. Slesai mebersin semuanya, aku manggil dia, “Makan yuk om”, sambil menuju ke sofa. Kulihat dia terbaring disenderan sofa, tertidur rupanya. aku duduk disebelahnya, kutowel2 dia, “Om bangun, makan yuk”. Dia membuka matanya, gak tidur rupanya, mungkin istirahat sejenak. Tapi dia tidak bergerak dari posisi senderan, dia tersenyum memandangku, “Sin, kamu tu cantik banget”. Mendadak dia menegakkan duduknya, memeluk aku dan mencium bibirku.Cerita Sex Terbaru

aku kaget, secara reflex aku memberontak tapi dia mengunci aku dalam pelukannya sehingga aku terdiam merasakan bagaimana bibirnya dengan lapar mengulum2 bibirku. Gesekan kumisnya ke idung ku memberikan sensasi sendiri, bener kata dia, napsuin. Pelan2 timbul gairah pada diriku selama dia mengulum2 bibirku. aku merangkul lehernya sehingga dia makin seru aja menciumku. Ketika dia melepaskan bibirku, “Gimana, napsuin gak kegesek kumis”. “Om sih genit”. “Tapi kamu suka kan”. Aku cuma ngangguk, “Yuk makan dulu om, ntar keburu dingin”. “Kalo kamu dingin aku angetin aja”. Dia tertawa dan bangkit dario sofa, mengikuti aku ke meja makan.

Setelah makan, dia bantu beresin meja lagi, aku mencuci bekas makan, dia juga bantu aku. Romantis juga nyuci piring ditemein gitu. Selesai cuci piring kita kembali keruang keluarga, sambil berdiri kembali dia memelukku dan mencium bibirku. kali ini aku menyambut ciumannya. ntuk sesaat kami berdiri berpelukan, sementara bibir kami saling mengemut, lidah kami saling berbelit didalem mulutku. Tangannya mengelus2 punggung dan meremas pantatku, dia menekan badanku ke badannya.

Terasa ada yang menonjol diselangkangannya.

“Om dah keras ya”, bisikku ketika dia melepaskan bibirku. Dia tersenyum,
“Dah lama aku ngarepin bisa berduaan ma kamu Sin, kamu menggugak seleraku banget. Bodo skali suami kamu, ninggalin prempuan sesexy kamu trus2an”.
“Aku gak menjawab, aku menyenderkan kepalaku ke dadanya yang bidang, dia mengelus2 rambutku.

Dia meredupkan lampu ruang keluarga dan kembali memeluk dan menciumku, romantis sekali. Aku dah terlena karena aksinya itu.

“Mandi yuk Sin”. aku menurut aja ketika dia menggandeng aku ke kamarku, dan masuk ke kamar mandi.

Dia melepaskan pakean luar ku sepotong2, dia terbelalak ketika melihat aku cuma pake daleman yang model bikini, tipis lagi.

“Sin kamu sungguh sexy hanya memakai daleman bikini. Toket kamu besar dan kencang, pinggang kamu ramping dan pinggul kamu besar, sungguh merangsang”, katanya memuji.

Aku hanya tersenyum mendengar pujiannya. Dia melepaskan bajunya. dadanya bidang dan sedikit berbulu, menambah kegantengannya, walaupun kulitnya gelap.

“Om suka prempuan yang kaya apa?”
“Yang kaya kamu gini Sin, muda, cantik, seksi, dada dan pinggul besar, dan bulunya lebat”.
“Om senang dengan yang bulunya lebat”.
“Ya, karena prempuan yang bulunya lebat hot sekali kalo diajak maen. Gak puas cuma sekali maen. cuma aku belum tau bulu kamu lebat atau tidak”.
“Om priksa saja”, tantangku.

Aku dah hanyut terbawa suasana, aku dh gak mikir kalo dia om siabang. dia kembali memeluk dan mencium bibirku. “Om punya besar ya”, kataku tanpa tedeng aling2.

“Kalau kamu pengen tahu, kamu lihat saja”, katanya sambil tersenyum.
“Tidak apa-apa kok..” Aku lalu melepas celana panjangnya, tinggal cd aja.

Kontolnya kliatannya besar tapi dalam keadaan belum ngaceng sekali.

“Hai..lihat ini”, katanya sambil melepaskan cdnya. tangan kirinya memegang kontolnya sendiri dan tangan kanannya memegang tangan kiriku.

Aku melihat kon tol si om yang besar berwarna hitam dengan kepala kon tol seperti topi baja. “Kamu lihat ini dan pegang saja!” katanya.

“Wihh takut akhh..” desahku dengan suara serak.
“Tidak apa-apa biar kamu tidak penasaran lagi”, katanya.

Aku masih terpaku melihat kon tolnya. Dia langsung mencium pipiku perlahan. Karena aku masih diam saja maka wajah aku dipegangnya dan dia mencium bibirku dengan perlahan. Aku membalas ciuman itu dengan membuka bibirku, serta merta dia melumat bibirku dan memasukkan lidahnya.

“Emmhh..” desahku perlahan. “Kamu suka kan Sin ngeliat aku punya” bisiknya di kupingku. Aku hanya mengangguk.

Melihat reaksi positif dari aku, tangan kiriku diarahkan untuk memegang kontolnya. Walaupun belum keras tapi sudah berdiri tegak, kon tol itu berikut biji pelernya yang ditutupi jembut lebat. Aku mulai memegang kontolnya dan ternyata walaupun masih lemas jari telunjuk dan ibu jariku tidak dapat bersentuhan (membuat bentuk huruf O). Hal ini membuat aku penasaran ingin melihat secara jelas bentuk kontolnya kalo udah ngaceng,Cerita Sex Terbaru

“Aakkhh gedee bangeet..” desahku dengan suara parau. Kemudian dia sambil mencium telingaku berbisik,
“Kamu kocokin dong..” desahnya.

Aku menuruti permintaannya dan perlahan jariku mulai mengurut ke atas dan ke bawah, dan dalam relatif singkat kontolnya tersebut ngaceng dengan kerasnya di tangan aku. Panjang dan besar.

“Emmhh.. akhh..” desahnya.

Sementara aku terus mengocok kontolnya, dia pun dengan nafsunya mengulum bibirku dan jemarinya dengan cepat membuka ikatan braku. Dengan sigap dia langsung meremas toketku yang telah mengeras. “Akhh enak om” desahku menggelinjang. Bibirku dilepasnya dan mulutnya langsung mendekat ke dadaku sambil terus meremas perlahan. Pentilku dihisap sambil dijilat, toketku berganti-ganti diremasnya sehingga,

“Akhh.uuff..” erangku keenakan.

Wajahku sudah menengadah ke atas dengan posisi pasrah, sementara tangan kiriku terus mengocok kon tolnya yang besar dengan makin cepat, kadang-kadang kuremas kon tol itu dengan kuat karena aku sudah tidak bisa menahan rangsangan yang ada pada sekujur tubuhku.

“Ooohh…” desahku keenakan. Tangan kananku menekan kepala dia ke dadaku sementara tangan kiriku sudah tidak beraturan mengocok kon tol besarnya.

Dia segera membuka ikatan cdku sehingga menyembullah pahaku dan gundukan nonokku yang ditutupi oleh jembut hitam lebat. “Kamu mulus sekali Nes, bulu kamu lebat sekali..” bisiknya sambil tangannya mengusap pahaku.

“Ahh om..” aku tersenyum keenakan.

Aku hanya mendesah dan menggelinjangkan pinggulku sambil merenggangkan pahaku ketika jari-jarinya itu mulai merayap perlahan, mengelus dan menekan sekitar atas nonokku yang ditumbuhi jembut dan menyebarkan aroma yang khas. Kami sama-sama mendesah dan mengerang perlahan. “Wanginya sangat merangsang sekali”, katanya sambil mendesah.

“Emmhh..” desahku sambil mengerakkan pinggulku ke kiri dan ke kanan.

Jarinya mulai menyentuh belahan nonokku dan mengusap perlahan terus dari atas ke bawah. Belahan nonokku sudah terlihat basah dan menjadi licin dan makin menyebarkan aroma yang membuat si om dan aku menjadi makin terangsang. Aku sudah melepaskan kontolnya dan kedua tanganku terkulai lemas meremas kepalanya, kadang-kadang mengusap punggung nya. Dia sabar sekali, sementara tangan kiri terus membelai belahan nonokku, tangan kanannya meremas toketku, sementara itu mulutnya menghisap pentilku yang telah mengeras serta menjilati permukaan toketku atau mengulum bibirku.

Kurang lebih 20 menit dia telah merangsang sekujur tubuhku. Dia dengan leluasa menggerayangi sekujur tubuhku. Aku hanya tersenyum puas dan pasrah diraba dan diremas si om. Dia pun menciumi seluruh tubuhku yang telah polos, bahkan sampai ke punggung pun dia ciumi dengan penuh gairah. Sungguh sensasi luar biasa.

Dia mengajakku kembali ke kamar dan membaringku aku ditempat tidur. Gak jadi deh acara mandinya, masih ada acara laen yang lebih urgent rupanya buat dia.

Dia terus membelai belahan nonokku tanpa dia berusaha memasukkan jari tengah tersebut ke dalam nonokku yang telah terpampang dengan pasrah. Sementara aku telah dalam posisi setengah rebahan dengan kaki terbuka mengangkang. Dia melihat aku sudah pasrah dan seluruh badanku bergetar menahan napsuku yang berkobar2. Segera dia merubah posisi badannya menghadap ke aku. Dia berlutut di depanku yang telah mengangkangkan kakiku sehingga posisi badannya sekarang telah berada di antara kedua kakiku yang mengangkang lebar dan nonokku yang telah terlihat jelas telah basah.

kon tolnya yang benar-benar luar biasa besarnya telah berada di depan permukaan nonokku.

“Pelan2 om”, bisikku.
“Ya, aku akan pelan2, kamu harus mencobanya”, desahnya sambil mulai mengarahkan kontolnya ke nonokku yang telah terbuka sedikit akibat jari-jarinya yang terus membelai belahan nonokku.
“Aku tempelkan saja dahulu kon tol ini sampai kamu siap..” katanya merayu sambil lidahnya menjilati sekitar kupingku.

Aku yang keenakan lalu membiarkan dia melanjutkan aksinya, dengan menjepit pinggangnya dengan kedua kakiku, aku melihat kontolnya yang besar itu ditempelkan tepat di belahan nonokku yang telah basah. Aku merasa kontolnya mulai secara perlahan menggeser di belahan nonokku.

“Oohh..om.. enaakk.. ” erangku.
“Uuuff..” desahnya keenakan,
“Yaa enakk Sin..”.
“Teruss digesek dan ditekan om..” pintaku.
“Ya sayang..” katanya mulai mempercepat gesekan di belahan nonokku.
“Tekan teruuss om..” erangku yang makin lama semakin keenakan.
“Enaakk.. oohh..puasin Sintia, om” desahku dengan suara yang telah parau.

Posisi kakiku telah mengangkang dengan lebar membuat dia lebih leluasa menggerakkan dan kadang mendorong kontolnya ke depan sehingga lebih menekan dan menggesek belahan nonokku. Kulihat nonokku telah terbelah bibirnya karena tekanan dan gesekan kon tolnya, kepala kon tolnya mulai secara beraturan menyentuh dan mendorong itilku.

“Aahh.. aduuhh..ennaakk”, desahku sementara tanganku telah berada di belakang punggungnya dan sambil menekan pantatnya.
“Emh.. ” erangnya menahan sesuatu.

Aku tahu dia sudah ingin menerobos masuk ke dalam nonok ku tapi kerena aku tidak mengatakannya dia berusaha menahan keinginannya.

“Om.. eeng..” aku bergumam, aku telah siap dimasuki oleh kon tol besar itu.

Aku mendorong dan menarik pantatnya sedangkan posisi kepala kontolnya melewati itilku. Terlihat kontolnya mulai bergerak mengikuti arahanku, mencoba untuk terus menerobos liang nonokku yang akan terasa sempit sekali untuk ukuran kon tol sebesar dia punya. Kepalaku sudah menengadah ke atas dengan mata terbelalak tinggal putihnya, sementara mulutku terbuka mengerang,

“Ahh..” “Sin..akhh”, desah nya meminta kepastian kesiapan aku apakah seluruh kontolnya dapat menerobos masuk ke dalam nonokku.

Tapi aku sudah tidak dapat berkata-kata karena mulutku hanya dapat menganga terbuka. Dia terus melanjutkan aksinya dengan posisi sama seperti sebelumnya. Terlihat kon tolnya terus berusaha menekan nonokku dengan kepala kontolnya yang besar itu, tapi dia menarik kembali ketika aku mulai seperti orang tercekik.

“Uuff.. ” desahnya sambil terus memajukan dan menarik pantatnya dan makin lama semakin cepat. K

epala kon tolnya terus menekan itilku berulang-ulang kadang masuk kadang di luar bibir nonokku.

“Akhh.. engg.. aakhh” aku mencengkeram pantatnya kuat-kuat dan akibat sundulan kepala kontolnya, “Oohh..Sintia..nyampe om.. uuff..aah.. enaak..” erangku kelonjotan dan bergetar seluruh badanku di dalam pelukannya.

Dia merasakan siraman cairan hangat dari dalam nonokku yang terus mengalir membasahi batang dan kepala kontolnya, membuat kon tol itu menjadi mengkilap dan basah.

“Kamuu..nyampe ya Sin.. ” desah nya dengan nafas berirama, nafasnya terdengar keras.
“Eeennakk.. oohh Sintia..puaass”, aku terus mengerang karena terus merasakan sundulan kepala kon tolnya di dalam nonokku .

Ternyata hanya sebatas leher kepala kon tolnya yang terbenam di dalam nonokku dan terasa terus menggesek dinding nonokku.

“Teruss.. om..tekan teruuss.. oohh.. benar enak.. ahh..” aku tersenyum puas melihat dia masih terus berusaha memberikan rangsangan di sekitar dinding nonokku.

dia melihat aku tersenyum dan ikut tersenyum puas.Cerita Sex Terbaru

“Kamu puass..Sin. enak.. kan..” dia tersenyum sambil menjilat bibirnya sendiri.
“Biar kamuu.. lebih puaas Sin..” katanya sambil terus menghujamkan sepertiga kontolnya ke dalam liang nonokku.

Terdengar bunyi,

“Sleepp..ahhkk.. brreet..” rupanya nonokku terus semakin basah dan semakin licin untuk kon tolnya yang terjepit di nonokku.
“Gilaa.. kamuu rapat sekali lubangnya.. uuffhh.. susah.. Sin.. untuk masuk..” Dia penasaran sekali dengan nonokku yang terlalu sempit.

Gila memang, kon tolnya yang besar itu berhasil menggelosor keluar masuk di nonokku. Posisiku sudah ditindih oleh badannya. Sementara dia menaik-turunkan pantatnya berirama. kon tolnya yang besar dan panjang itu sebagian telah keluar masuk di dalam nonokku, sementara gerakannya makin lama semakin lincah karena nonokku terus
mengeluarkan cairan yang membuat kon tolnya terus dapat menerobos dinding nonokku.

“Aakkhh.. eennak. teruuss..tekan..om… Sintia mau kon tol gedee.. ahh enaaknya kon tol om..” aku kelojotan dihujami kontolnya walaupun belum semua kontolnya masuk menembus nonokku.

Aku terus meremas pantatnya dan kadang menekan pantat itu ke bawah. “nonok kamu masih sempit sayang . oooh nikmatnya nonok kamuu.. enak..adduuhh kontolku..dijepit aah enak.. haa.. haa.. mhh.. ennak..” dia merem-melek keenakan.

“Sleep.. poof..breett.. aahh..” gerakan pantatnya menekan dua kali dan memutar dua kali, dia terus menekan agar kontolnya lebih masuk lagi ke dalam nonokku.

Setelah 2 sampai 3 kali menekan kontolnya ke dalam, pada saat menekan terakhir pantat nya memutar ke kiri dua dan ke kanan dua kali. Aku sudah tidak sempat lagi bergerak, posisiku hanya mengangkangkan kaki lebar-lebar dan tanganku hanya dapat memegang punggungnya dan sekali menjambak rambutnya yang sudah mulai 2 warna, hitam dan putih keperakan. Sementara nafasku tidak beraturan, yang ada hanya lenguhan dan lenguhan disertai erangan panjang. Dengan gerakan itu dia telah melakukan gerakan menghujamkan nonokku yang sempit dan basah. Terlihat bibir nonokku tertarik keluar dan terdorong masuk mengikuti gerakan kon tolnya. Tiga puluh menit sudah lewat, keringat telah membasahi badan kami berdua.

“Kamuu berbalik.” desahnya, lalu dia menarik kontolnya, terdengar bunyi
“Plooff..” dan aku mengambil posisi menungging. Bibir nonokku dengan jelas telah terbuka sehingga terlihat cairan di pinggirannya.

Dia mengambil posisi tepat di belakang pantatku. Setelah lima kali meremas bongkahan pantatku dengan penuh nafsu, sedikit demi sedikit dia mulai menempelkan kepala kontolnya dibelahan nonokku dan terus menggesekkan kepala kon tol tersebut ke atas dan ke bawah belahan nonokku.

“Aahh.. ennaak.. om..” desahku terpejam.
“Nikmatnya kon tol om.. enak..om..” setelah delapan gesekan naik turun, aku makin mendesah.
“Masukin om..Sintia mau dientot.. yang enak.. aahhk”, dengan sedikit hentakan kepala kontolnya mulai menerobos dinding nonokku.

Perlahan melakukan gerakan maju mundur dan makin lama semakin cepat. kon tolnya sebagian sudah tenggelam di dalam nonokku.

“Ahhk.. uuff..enaak.. oohhkk.. yaa..!” dia mengeram dengan nafas yang memburu, begitu juga aku.

Dia memegang pinggulku sambil mendorong kontolnya yang menghujam semakin dalam nonokku.

“Hee.. aakhh.. okh..” nafasnya memburu dengan cepat sementara gerakan kontolnya di dalam nonokku terus keluar masuk
dan kadang berputar seperti mengebor nonokku.
“Akhh..eennak..giila..aduh….kon tol om mentook.. mmffhh.. yaa terus..” erangku.
“Sin.. enak.. gilaa.. masuk.. semuaa..mmffhh..puas.. aakh..” Dia terus menghujamkan kontolnya dalam-dalam ke nonokku.

Sementara aku hanya bisa mengerang dan menjerit ketika kepala kon tolnya mentok di dinding rahimku. “Sintia keluarr lagi.. om.. aahk enak..” erangku terpejam. Telah 20 menit dia memainkan kontolnya di dalam nonokku, keringatnya telah menetes ke punggungku. ceritasexterbaru.org Sementara dipunggungku telah terdapat lima bekas gigitannya, tiga di pundak dua di leher belakang. Sungguh buas si om ini kalau sedang ngen tot, kadang-kadang tangannya meremas toketku dan menariknya ke bawah untuk memberikan memperkeras dorongan kontolnya. Aku benar-benar sudah lemas dan tidak bertenaga lagi. Kepalaku sudah rebah ke tempat tidur, sementara tangan terkulai lemas, rambut telah basah semua dan badanku telah bermandikan keringat.

“Aahk om, Sintia.. lemes.. gila.. keluarin om..” pintaku memelas.
“Yaa.. akh yak.. duh..Sin.. aku keluarin.. huu.. enaak nonok kamu.. aku mau keluarr.. gila! Enaak.. aku mau keluaar.. aahh.. hak.. uuff.. oohk.. kamu hebat Sin..” Dia melakukan gerakan sangat cepat menghentakkan kontolnya sampai berbunyi,
“Cepaak.. cepakk..” supaya kontolnya masuk lebih dalam.

Aku melakukan gerakan liar memutar dan menghisap serta memijat kontolnya dengan nonokku.

“Sintia juga..mau keluar.. ahh.. lagi.. om”.
“Gila..aahh.. aku juga..keluaar.. haa.. enak..” Kami berdua nyampe bareng, terasa sekali semburan keras pejunya yang hangat dinonokku.

Dia tersenyum puas sambil tangannya meremas toketku dan mulutnya mencium bibirku. Dia tetap dalam posisi memeluk aku sementara kontolnya yang sudah mengeluarkan pejunya di dalam nonokku, masih berada di dalam nonok aku, pelan2 menyusut mengecil dan terlepas. Lemas sekali, tapi nikmat. Setelah semuanya reda, Dia mengajakku masuk ke kamar mandi. Setelah selesai membersihkan badan, kami kembali ke kamar. Dia mengambilkan aku minuman dari lemari es.

“Om, kok kluarnya tlanjang sih, ntar keliatan orang lo”.
“Kan pembantu kamu dah ngilang ke kamarnya, diluar juga dah gelap, aku mati2in lampunya”. Dia menghidupkan musik romatik dari player yang ada dikamar, suaranya disetel pelan sehingga romantis sekali malem ini, aku sangat menikmatinya.

dia menemaniku berbaring di ranjang. aku dipeluknya dari belakang dan diremesnya toketku dengan kuat. Kontolnya terasa keras sekali, digesekkannya ke pantatku.

“Om dah napsu lagi ya, kuat amir sih om, baru ngecret dan ngaceng lagi”.
“Kok amir, sapa tuh, ttm kamu ya”.
“Kan amat lagi cuti om, jadi mair gantinya”. Dia tertawa.
“Siapa yang gak napsu ngeliat kamu yang merangsang kayak gini”, jawabnya sambil terus meremas toketku.

Pentilku diplintir2nya. Napsuku pun naik diperlakukan seperti itu. diremes2nya lagi toketku dengan penuh napsu. “Aaah”, erangku makin terangsang. Kontolnya yang besar sudah ngaceng dengan sempurna, mengangguk2 seirama dengan gerakan badannya. Aku berbaring telentang. Paha kukangkangkan sehingga nonokku yang berwarna merah kehitaman merekah mengundang kontolnya untuk segera memasukinya. Dia mengurut kontolnya yang sudah ngaceng berat sambil sambil meraba dan meremasi toketku yang sudah mengencang itu. Aku menjadi makin bernapsu ketika dia meraba nonokku dan mengilik itilku. Aku meraih kontolnya dan kukocok pelan.

“Om, geli, enak”, erangku sambil mempercepat kocokan pada kontolnya. Kuremasi toketku sambil mengilik bitilku sendiri. Nonokku sudah kuyup saking napsunya.

Segera aku meraih kontolnya dan kuarahkan ke mulutku. Kujilati seluruh kontolnya dari ujung kepala sampai ke biji pelirnya tak lupa kukulum sambil sesekali di sedot dengan kuat.

“Ufffffff enak sekali Sin… terusin isapnya….isap yang kenceng”, dia mendesah2. Karena aku sudah nafsu, dengan kuat kusedot ujung kepala kontolnya sambil sesekali menggunakan ujung lidahku memainkan lubang kencingnya.

Segera Dia memposisikan dirinya supaya bisa menjilati dan menghisap nonokku yang sudah terbuka itu. Ketika dia menjilati itilku aku mengelinjang kenikmatan sambil kepalanya kukempit dengan kedua belah pahaku, aku ingin agar dia lebih lama menjilati nonokku. Dengan dua jari, jari tengah dan telunjuk dimasukkannya ke dalam nonokku dan dikocok dengan lembut hingga aku mengerang-erang keenakkan. Kontolnya kugenggam erat sambil terus menghisap-isap ujung kontolnya. Cukup lama kami saling isap dan jilat.

Kini dia terlentang di ranjang dan aku berada di antara ke dua paha nya. Aku mengisap dan menggigit kecil ujung kontolnya hingga dia kelojotan merasakan geli yang luar biasa. Segera aja dia menarik kepalaku agar melepaskan kontolnya dari mulutku, dan kini aku direbahkan, lalu dia menghisap pentilku sebelah kanan sambil pentil yang satunya dimainkan dengan jarinya. Aku sangat menikmati permainan ini sambil tanganku mengilik sendiri itilku. Aku
mengangkangkan pahaku dengan lebar dan setengah kuangkat agar lebih mudah aku memasukkan jariku. “Om,,,,,ayo masukin kon tol om di nonok Sintia dong….. Sintia udah kepengen lagi nihh..” pintaku sambil mengarahkan kontolnya ke arah nonokku.

Baca JUga Cerita Sex Kakak Sexy ku

Sambil kutuntun dia memasukkan ujung kontolnya di nonokku. Aku yang sudah sangat kepengen, sengaja mengangkat pantatku sehingga seluruh kontolnya masuk ke dalam nonokku.

“Accchhhhhh…..”, desahku. Kali ini lebih mudah kontolnya masuk, nonokku rupanya sudah menyesuaikan diri dengan kon tol extra largenya.

Kedua paha kulingkarkan di badannya agar kontolnya tetap menancap di nonokku. Dia menarik kontolnya sedikit keluar lalu dimasukkan dalam-dalam, ditarik lagi dimasukkan lagi dengan ritme yang berirama membuat aku mengerang-erang keenakkan, kini dengan ritme yang lebih cepat dia menekan sekuat tenaga hingga mulutku menganga tanpa bisa mengucapkan sepatah kata pun karena nikmat yang kurasakan membuat aku hanya sanggup mengelinjang-gelinjang keenakan. Toketku bergerak naik turun seirama dengan kocokan kontolnya di nonokku.

“Om……..aaccchhhhh……Sintia pengen diatas ya” pintaku.

Tanpa menunggu jawabannya aku lalu kini berada di atas tubuhnya, kontolnya yang ngaceng itu kutuntun ke nonokku, lalu dengan jeritan kecil

“Aauuu…..” seluruh kontolnya kini amblas masuk ke dalam nonokku yang semakin licin itu.

Kini aku sepenuhnya bebas menguasai kontolnya, seperti orang naik kuda semakin lama semakin cepat gerakanku sambil tangannya meremas kedua toketku. Aku tidak lagi bergaya seperti naik kuda, tetapi tetap seperti posisi semula hanya kini aku menggesekkan nonokku maju mundur sambil kuremas sendiri toketku hingga akhirnya aku mengejang-ngejang beberapa saat sambil menggigit bibir dan mata terpejam merasakan nikmat yang tiada tara itu, akhirnya aku terkulai di atas
tubuhnya beberapa saat.

Segera dia meminta agar aku berjongkok aja, posisi doggie style adalah posisi kegemaran ku, segera aku berjongkok sambil membuka lebar pahaku hingga dia dapat melihat dengan jelas nonokku yang berjembut lebat. Kini kepala kontolnya diarahkannya ke nonokku, dengan sekali dorongan, masuklah sebagian kontolnya ke dalam nonok ku. Aku menjerit kecil. Aku memundurkan pantatku hingga amblaslah seluruh kontolnya ke dalam nonokku. Dengan kuat dia mendesakkan seluruh kontolnya dengan irama yangg beraturan hingga aku merasa kegelian lagi. Dia membasahi jari telunjuknya dengan ludah dan dibasahinya pula lubang pantatku dengan air ludahnya.

Sambil terus menggoyang kontolnya di masukkannya jari telunjuknya ke pantatku hingga seluruh jarinya masuk, sambil menekan ke bawah hingga merasakan geseran kontolnya di dalam nonokku. Aku bisa menikmati permainan ini, berulangkali aku memintanya agar lebih keras lagi goyangannya sambil memaju mundurkan pantatku

“Uufffgggggghhhhhhhh…. Enak Sin” erangnya.

Dia mempercepat kocokan kontolnya sambil menekan kuat kuat jarinya yang ada di pantatku. Tak lama lagi, dia mengejang,

“Sin aku mo ngecret”, dan terasa semburan peju hangat di dalam nonokku. Kontolnya berkedut menyemburkan pejunya berkali2. Sungguh nikmat permainan kedua ini, jauh lebih nikmat dari yang pertama. Setelah membersihkan badan lagi, kami berdua terkapar karena nikmat dan lelah, tak lama kemudian kami terlelap.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.

Kakak Ipar Yang Seksi

Cerita Sex Terbaru | ini adalah kisah nyata yang kualami sendiri. kisah yang menjadi pengalamanku seumur hidup dan menjadi
fantasi sexualku hingga saat ini.
Cerita sex berawal dari kunjunganku kerumah kakak iparku bersama istri dan kedua anakku. hari itu akhir
pekan yang indah. kami sekeluarga berencana mengunjungi rumah mbak Devi (nama dirahasiakan) dibilangan
Kebayoran. mbak Devi adalah kakak kandung istriku yang sangat aku cintai. mbak Devi adalah anak tertua
di keluarga istriku, sedangkan istriku adalah anak kedua.

Cerita Sex Terbaru Kakak Ipar Yang Seksi

sudah setahun yang lalu mbak Devi cerai dengan mas Gunawan (nama dirahasiakan), suaminya. akibat
permasalahan ekonomi yang tak kunjung selesai. kini, mbak Devi harus berjuang merawat dan membesarkan
anak semata wayangnya seorang diri. menjadi orang tua tunggal yang kuat. hari ini kami sekeluarga
berniat mengadakan acara makan siang bersama dirumah mbak Devi. Nita (nama dirahasiakan) istriku, sejak
pagi sudah sibuk berbelanja kebutuhan untuk makan siang dirumah mbak Devi.

singkat cerita, kami sekeluarga telah sampai dirumah mbak Devi. seperti biasa, keramahan mbak Devi
membuat kami betah berlama-lama dirumahnya. kakak ipar yang kuat, teguh pendirian dan baik hati, itulah
mbak Devi. acara makan siang bersama telah kami lewatkan. kini kami mengobrol santai diruang tamu.
anak-anakku akrab bermain di halaman belakang dengan anak mbak Devi. wajahnya yang cantik dan hatinya
yang baik membuat mbak Devi banyak dipinang pria mapan. tapi, mbak Devi selalu menolaknya. entah apa
alasan beliau, aku tak ikut campur terlalu jauh.

aku Dani (nama dirahasiakan), seorang akuntan disebuah perusahaan di jakarta. sedangkan Nita istriku,
adalah seorang dokter disebuah rumah sakit kota jakarta. kami hidup bahagia. tak pernah ada masalah
berat yang menimpa keluarga kami. aku pun sangat beruntung mempunyai istri cantik dan berprofesi dokter.
mbak Devi adalah seorang karyawan swasta disebuah perusahaan ekspor impor dijakarta.

sedang asik mengobrol diruang tamu. tiba-tiba handphone milik istriku berdering…

“halo…iya…lho? kan saya lagi libur, lagi nggak jaga…terus? iya iya…oooh…iya iya, 15 menit saya sampe!”

penggalan pembicaraan istriku dengan seseorang yang meneleponnya. aku penasaran luar biasa, wajah
istriku mendadak panik.

“pah, ada panggilan mendadak dari rumah sakit. anterin aku yuk ke rumah sakit” pinta istriku.
“lho? kan kamu libur. emangnya dokter jaganya kemana? tanyaku.
“dokter jaganya dapet musibah. ibu mertuanya meninggal. ayo pah!”
“trus anak-anak gimana nih? masih pada betah main”
“yaudah, papah anter aku aja ke rumah sakit. biar anak-anak main dulu disini. kan ada mbak Devi”
“iya, nggak apa-apa anak-anak disini. nanti aku yang jaga” sambung mbak Devi.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

aku pun mengantar istriku. tak sampai setengah jam aku sudah tiba dirumah sakit mengantar istriku.

“habis ini kamu kerumah mbak Devi aja ya. jemput anak-anak” kata istriku dengan tergesa-gesa membuka
pitu mobil.
“iya, kamu hubungi aku kalau sudah selesai. nanti aku jemput” lanjutku.
“iya. kamu hati-hati bawa mobilnya”

istriku meninggalkanku. aku memacu mobilku menuju rumah mbak Devi. sesampainya disana, mbak Devi sedang
membereskan piring-piring kotor bekas kami makan siang tadi. anak-anakku pun masih asik bermain di
halaman belakang dengan anak mbak Devi.

“Nita pulang jam berapa nanti?” tanya mbak Devi kepadaku.
“aku kurang tau mbak. nanti Nita yang hubungin aku kalau udah selesai” jawabku.
“kamu mau makan lagi Dan?”
“nggak usah mbak. ini aja masih kenyang kok. mau aku bantu mbak?” aku menawarkan diri membantu mbak
Devi mencuci piring.
“nggak usah. kamu temenin anak-anak aja main”
“nggak apa-apa kok mbak” aku mengambil sebuah piring. mengusapnya dengan spon yang berlumuran sabun.
dan mencucinya.

hanya obrolan ringan dengan mbak Devi saat mencuci piring. dan tak banyak yang aku tanyakan.

praaaanggg… tiba-tiba aku menjatuhkan sebuah piring besar. tanganku tak kuat memegangnya. pecahan piring
berhamburan dilantai. aku membereskan pecahan tersebut dibantu oleh mbak Devi. ceritasexterbaru.org tanpa sengaja kaki mbak
Devi menginjak serpihan piring yang pecah. telapak kakinya berdarah. membuat garis luka di telapak
kakinya. ia meringis. segera kuambil kotak obat yang berada di atas kulkas. kubantu mbak Devi mengobati
lukanya. memberi sedikit obat luka dan menambalnya dengan hansaplast. karena lukanya yang cukup besar
dan dalam, mbak Devi aku bantu berjalan menuju ruang tengah.

“pelan-pelan mbak. maafin aku ya, gara-gara aku mbak sampai luka gini”
“udahlah Dan, namanya juga musibah”
“mbak yakin mau istirahat diruang tengah?”
“iya, sambil temenin kamu ngobrol. emang kenapa Dan?” tanyanya.
“aku kirain mbak mau istirahat dikamar. aku tau mbak capek trus butuh istirahat”
“emang sih. akhir-akhir ini mbak capek banget Dan. kerjaan dikantor numpuk, belum lagi masalah
keuangan”
“mbak harus jaga kondisi tubuh mbak. jangan di porsir mbak. sekarang aja mbak keliatan pucet (pucat)”
“yaudah, bantu mbak jalan ke kamar Dan”

aku memapah mbak Devi jalan menuju kamarnya. kamar besar dengan ranjang yang juga besar. terlihat nyaman
bila ditiduri. sebuah lemari baju yang cukup besar, serta meja rias dengan cermin ekstra lebar. kamarnya
rapi dan wangi. penataan lampu tidur dan lemari-lemari kecil sungguh serasi. ditambah dengan paduan cat
berwarna cream. mbak Devi kutuntun ke atas ranjangnya. agak kuran sopan sebenarnya. namun aku sangat
peduli kepada kakak iparku yang satu ini. kakinya kunaikkan keatas ranjang. dan ia berbaring.Cerita Sex Terbaru

“kamu temenin mbak disini aja Dan!” mbak Devi meraih tangank ketika aku hendak keluar kamarnya.
“aku nggak enak mbak kalo nemenin mbak disini. nanti apa kata tetangga kalo liat kita berdua”
“disini semua orang cuek dengan lingkungan mereka. temenin mbak disini ya”
“bener nggak apa-apa mbak?” tanyaku.
“nggak apa-apa. yang penting kita nggak ngapa-ngapain kan”
“mbak, gimana si Ilham (nama dirahasiakan) sekolahnya? lancar?” aku memulai obrolan.
“lancar. kemarin dia dapet juara lomba puisi”
“bagus donk! kalo kerjaan mbak sendiri lancar?”
“aduuuhh, jangan ngomongin kerjaan deh. mbak lagi nggak mood. mbak butuh refreshing”
“ooh, butuh refreshing?”
“iya, mbak pusing banget Dan. butuh banget refreshing”
“minggu depan ikut acara kantorku aja mbak. mau ngadain jalan-jalan ke anyer”

tiba-tiba mbak Devi mendekat kearahku. tangannya meraba-raba pahaku. aku menepis tangan mbak Devi.
tingkahnya aneh. tangannya terus meraba-raba pahaku. aku salah tingkah.

“mbak, jangan kayak gini mbak” kembali kutepis tangannya.

namun mbak Devi makin makin liar. tangannya terus meraba-raba. kali ini ia sudah berani meraba pangkal
pahaku. aku kembali menepisnya. dengan sedikit kasar. namun mbak Devi makin membuatku terhenyak. ia
memelukku erat. dan menangis.

“mbak nggak sanggup Dan. mbak mau mati aja rasanya” ia menangis meraung-raung sambil memelukku erat.
“sabar mbak sabar. ini cobaan dari Tuhan” aku menenangkan.
“mbak mau mati…”
“mbak, jangan ngomong gitu ah! semua ada hikmahnya mbak”
“tolongin mbak Dan. tolongin mbak”
“iya mbak. aku tolongin. tolong apa mbak?”

mbak Devi melepas pelukannya. pipinya basah oleh air mata. semburat kecantikannya terlihat jelas. aku
sungguh menyayangi kakak iparku ini. matanya masih mengeluarkan air mata. ia masih menangis. kemudian ia
mencium bibirku. aku kaget bukan kepalang. aku melepaskan ciuman mbak Devi.

“mbak, jangan begini mbak”
“tolong mbak Dan..”
“iya, tolong apa?” tanyaku bingung.

kemudian mbak Devi kembali mencium bibirku. tangannya melingkar dipinggangku. mencengkram kuat
pinggangku. ia melumat bibirku buas. aku hanya diam tak membalas ciumannya. aku melepaskan ciuman mbak
Devi.Cerita Sex Terbaru

“mbak, aku ini adik ipar mbak. jangan kayak gini mbak”

tak ada sepatah kata dari mbak Devi. ia hanya diam, kemudian kembali menciumku. tangannya memainkan
puting kecilku. aku terangsang. penisku tegang seketika. aku tak tahu harus berbuat apa. aku bingung.
mbak Devi makin liar. tangan kanannya memainkan putingku, dan tangan kirinya meraba-raba pangkal pahaku.
aku terangsang, kali ini benar-benar terangsang. otakku mencerna kemauan mbak Devi. IA HANYA INGIN
BELAIAN SEORANG PRIA. bathinku berkecamuk, antara nafsu dan statusku sebagai adik iparnya. namun tangan
mbak Devi benar-benar lihai meraba-raba titik hasrat seksualku. akhirnya, aku pun membalas ciumannya.

tak lama kami berciuman. tangan mbak Devi sudah membuka kancing celana jean’s-ku. merogoh isinya.
wajahku merah padam. aku direbahkan diranjang besarnya. pintu kamar sudah tertutup rapat dan terkunci.
aku tak berani melihat wajah mbak Devi yang cantik. kuakui, mbak Devi memang cantik. penisku tegang
tinggi. batangnya mengeras. mbak Devi hanya melontarkan senyum. dengan sigap ia melumat penisku dengan
mulutnya. BUAS. LIAR. NAKAL. lidahnya lincah, bibirnya nakal. dan tangannya aktif mencengkram batang
penisku. kini aku sudah tak berpakaian alias bugil.

aku masih terlentang dengan penis tegang. mbak Devi didepanku, memamerkan tubuh indahnya. ia telah
melupakan rasa sakit dikakinya akibat tergores pecahan piring. dengan perlahan membuka kaus yang ia
kenakan. melepas bra. dan dua gundukan payudara yang masih kencang dengan puting kecoklatan yang sangat
menggairahkan. payudara bulat, dengan ukuran tak besar. membuat hasratku meninggi. kemudian, dengan
perlahan ia membuka resleting rok yang ia kenakan. kali ini ia berdiri didepanku. ceritasexterbaru.org tubuhnya indah
semampai. walaupun tak terlalu tinggi, namun kemolekkan tubuhnya sangatlah menggoda. lekukan pinggulnya
yang eksotis. kulitnya yang putih bersih bak bintang porno jepang. aku benar-benar berhasrat. bulu halus
dan sedikit menghiasi daerah kewanitaannya.

ia kembali menunduk melumat penisku. aku merasakan nikmat. dua buah testikel-ku pun dilumatnya. tubuhku
menggelinjang kenikmatan. lidahnya lihai mengeksplor penisku. hingga penisku benar-benar basah. aku tak
tahan dengan godaan payudara mbak Devi. aku bangun dan menindih tubuh mbak Devi. ia hanya tersenyum
nakal. kulumat puting kecilnya. meremas-remas payudara mbak Devi. matanya terpejam, desahannya
terlontar. lidahku pun tak kalah lihai, memainkan puting mbak Devi. ia terlihat sangat berhasrat.
lidahku perlahan menuju vagina. dengan jilatan romantis, sedikit demi sedikit menurun. hingga sampai
klitorisnya. bulunya tak lebat. kujilat perlahan klitorisnya, ia mendesah. kini sudah kulumat vaginanya.
dan desahannya makin sering.

tak sabar ingin kubenamkan penisku kedalam vaginanya. mbak Devi membuka pahanya lebar. vaginanya
melambai memanggil penisku. senyuman nakal kembali terlontar dari bibirnya. aku tak malu lagi. wajahku
tak merah padam lagi. kini nafsu merajai diriku. nafsu menguasaiku. mbak Devi terlentang dengan paha
terbuka lebar. penisku sudah siap memasuki relung vaginanya. dengan sedikit gesekan-gesekan dimulut
vaginanya. kemudian dengan perlahan namun pasti kumasukkan penisku kedalam vagina mbak Devi. matanya
terpejam. meringis. bibirnya digigit. tangannya meremas sprei. sedikit demi sedikit penisku sudah
melesak masuk kedalam vagina mbak Devi. hangat.

dengan irama yang seksama kumainkan penisku. maju mundur. menari didalam vagina mbak Devi. awalnya ia
merintih, namun kali ini desahan yang sering terlontar dari mulutnya. pinggulku maju mundur. penisku
masuk dan keluar. dengan tempo yang cukup santai. aku benar-benar menikmati permainan dengan mbak Devi.
wajahnya nakal. senyumnya menggoda. dan desahannya membuatku makin berhasrat. tanganku meremas
payudaranya. jariku memainkan putingnya. sungguh nikmat vagina mbak Devi. kakak iparku ini sangat pintar
merawat daerah kewanitaannya. peluh telah membasahi dahiku. hembusan AC tak terasa.

tempo kupercepat. goyangan pinggulku makin kencang. penisku masuk dan keluar menghujam vagina mbak Devi.
suara yang timbul akibat hentakan membuat susana makin panas. remasanku makin kuat pada payudaranya.
sesekali tak kulewatkan menjilati putingnya. menghisap putingnya. dan menggigit putingnya. mbak Devi
hanya mendesah merasakan nikmat. peluh juga membasahi dahinya.

“mbak aku mau ke..ke..keluar”
“keluarin didalem aja Dan. nggak apa-apa kok”Cerita Sex Terbaru

dengan beberapa hentakan kuat, panisku menyemburkan air mani didalam vagina mbak Devi. satu teriakan tak
kuat keluar dari mulutnya. vagina mbak Devi banjir oleh air maniku. rasanya sungguh nikmat. rasanya
sungguh indah. tak bisa dibayangkan. terus kupompa air maniku, ku tak ingin menyisakan satu tetes pun.
kumuntahkan semua air maniku didalam vagina mbak Devi. rasanya sungguh luar biasa.

Baca JUga Cerita Sex Nafsu Menantuku

setelahnya, aku mandi bersama dengan mbak Devi. kembali bercinta dikamar mandi. aku tak ingat anak-
anakku. aku tak memikirkan istriku. aku hanya ingin bercinta dengan mbak Devi.

setelah kejadian hari itu, kini mbak Devi tak segan mengundangku untuk berkunjung kerumahnya. tentu saja
tujuannya hanya satu “BERCINTA”. kami sepakat bahwa hubungan kami hanya sebatas pelepasan hasrat seksual
semata, tak lebih. sampai detik ini pun istriku tak mengetahuinya. biar kisah ini kusimpan dalam-dalam.
hanya aku dan mbak Devi yang mengetahuinya.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.

Emak Tiri

Cerita Sex Terbaru Emak Tiri

Cerita Sex Terbaru | pagi itu pintu kamarku diketuk dari luar. aku terbangun dan beranjak membuka pintu. Mami Gina (nama
samaran) sudah berdiri didepan pintu kamarku. Mami Gina adalah ibu tiriku. sejak ibu kandungku bercerai
dengan ayahku tiga tahun yang lalu, ayah memutuskan untuk menikah lagi. dan Mami Gina-lah yang dipilih
ayah untuk menemani hari-harinya yang sepi. dengan perbedaan umur yang cukup jauh, bagi ayah Mami Gina
adalah wanita yang ideal. dilihat dari wajah cantiknya dan hatinya yang baik, Mami Gina sudah sempurna
untuk ayah. aku tak ingin membahas tentang perceraian yang dialami oleh ayah dan ibu kandungku.
“Za, sana cepat mandi. nanti kamu kesiangan ke kampus” suruh Mami Gina.
“iya mi”

aku bergegas menuju kamar mandi dan segera bersiap. aku Reza (nama samaran), mahasiswa ekonomi tingkat
3. tak lama aku bersiap-siap. dan aku sudah berada di meja makan untuk sarapan bersama. ayah sudah rapi
dengan kemeja biru muda. adikku sudah berseragam sekolah. dan Mami Gina sudah berdandan cantik
mengenakan kaus dan mengenakan rok coklat motif renda.

“Za, hari ini ayah pergi ke luar kota. kamu jangan pulang malam ya”
“lho? kok tiba-tiba ke luar kota. berapa hari yah?” tanyaku.
“nggak lama kok, cuma lima hari. kamu jagain rumah. jagain adek kamu juga”
“pasti donk yah”
“terus, kalo Mami kamu butuh apa-apa tolong kamu bantu ya”
“siap boss..!!”

aku bergegas menuju kampus. ayahku akan pergi ke luar kota selama 5 hari, dan tugasku pun bertambah.
menjaga adikku Nina dan membantu Mami Gina jika beliau meminta bantuan. siang hari aku sudah kembali
kerumah. aku ingat amanat yang diberikan ayahku. tak ada waktu keluyuran selama ayah berada diluar kota.
jika siang hari rumahku layaknya kuburan. sepi. hanya Mami Gina yang menjaga rumah dan menyiapkan makan
siang untukku dan adikku.

“Za..Reza..” panggil Mami dari dapur. aku bergegas menuju dapur.
“iya mi. kenapa mi?”
“bantuin mami donk. tolong beliin gula di warung di ujung jalan sana”
“iya mi”
aku bergegas membeli pesanan Mami.
“ini mi gulanya” tak lama aku sudah kembali dan memberikan pesanan Mami.
“iya, makasih ya Za”

rumah kembali sepi. Mami Gina masuk kedalam kamarnya. sedangkan aku, sibuk didepan laptopku. perasaan
bosan mulai menyerang. aku menuju ruang tamu. menyalakan televisi dan menonton acara siang hari. tak ada
yang membuat perasaan bosan hilang. sepi masih merasuki rumahku. aku berbaring di sofa. merebahkan
tubuhku membuat nyaman. kulihat sekilas, pintu kamar ayahku terbuka sedikit. terlihat rapi dari luar.
ranjang besar dengan sprei berwarna coklat. pasti sungguh nyaman. aku memicingkan mata agar lebih jelas.

astaga. baru kali ini kulihat pemandangan yang sangat menakjubkan. Mami Gina sedang tidur telengkup
berbalut daster tipis. lekukan pantatnya sungguh indah. daster agak terbuka di bagian paha. kulitnya
sungguh putih mempesona. seketika penisku tegang. otakku menangkap sinyal kotor. syaraf-syarafnya
bekerja. menyimpan pemandangan indah dalam file otakku. pemandangan pantat dan paha ibu tiriku. tak
kupalingkan pandanganku dari tubuh mami sedikitpun. mami merubah posisi tidurnya, ia terlentang. bagian
kerah lehernya merosot. garis indah diantara lekukan kedua payudaranya terlihat. penisku makin tegang.
ada fantasi yang bermain dalam otakku. pahanya makin lebar terbuka.
aku makin gelisah dengan apa yang aku rasakan.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

isi kepalaku berkecamuk. bathinku bergemuruh. hasratku memuncak. ingin kugagahi mami. penisku makin
meninggi. jarum-jarum didalam jam dinding terus bergerak. angka demi angka ia lewati. begitu pula
diriku. detik demi detik menikmati pemandangan tubuh indah mami. apa yang harus kulakukan? aku bangun
dari sofa. mendekat kedepan kamar mami. mengintip, memincingkan mata. keringat membasahi dahiku. suasana
dalam kamar mami cukup terang. sehingga jelas terlihat lekukan indah payudara berbalut daster tipis.
tonjolan putingnya menyeruak, terlihat amat jelas. aku makin gelisah. terus kupandangi tubuh mami.

tekadku bulat. masuk kedalam kamar mami. perlahan aku masuk kedalam kamar mami. dengan langkah hati-
hati. kututup gordyn kamar mami. suasana kini remang-remang. masih dengan gerakan perlahan aku
merebahkan tubuhku disamping mami. semoga ia tidak terbangun oleh gerakku. kini aku sudah berada tepat
disamping mami. mami nampak sangat pulas. wajahnya tepat didepan wajahku. tanganku gemetar. dadaku naik
turun. mami merubah posisi tidurnya. kali ini ia membelakangiku. pantatnya tepat berada didepan penisku.
tanganku memeluk tubuh mami. kudekatkan tubuhku, semakin dekat. penisku menyentuh pantat padat milik
mami. aku menikmati moment ini. perut mami kuusap-usap dengan pelan. penisku bergetar.

tiba-tiba mami terbangun…

“Za.. ngapain ka…” belum sempat mami meneruskan kata-katanya, bibirku kusarangkan di bibirnya. kulumat
dengan buas. mami sempat berontak, namun segera kutindih tubuhnya. tangannya kurentangkan. kupegang erat
agar ia tak berontak. namun kakinya lepas dari pengawasanku. ia menendangku. aku terpelanting
kebelakang.Cerita Sex Terbaru
“mau apa kamu?”
“a..a..anu aku..aku..”
“anu apa?” mami membentakku keras. aku makin ciut. bodohnya diriku. aku mengutuk perbuatanku.
“ma..ma..maaf mi. aku..aku..”
“sini kamu!” kali ini dengan nada yang rendah mami memanggilku. menyuruhku mendekatinya.
“kamu kenapa? kangen sama pacar?” tanya mami.
“eng..enggak mi. aku cuma..cuma..cuma”
“mami ngerti kok. sini!” mami memelukku erat. hasratku muncul kembali. penisku menggeliat dan meninggi.
mungkin mami merasa ada gerakan di penisku. ia memlukku erat. sangat erat. hingga penisku menyentuh
vaginanya. penisku pun bergetar kembali. mami melepas pelukannya. ia tersenyum.
“aku sayang sama mami…” bisikku ditelinga mami. sembari menghembusakan hawa panas ke telinga mami.
“mami juga sayang sama kamu Za. tapi apa harus seperti ini?” tanya mami. suaranya lirih. riuh rendah.
“aku tau, ini perbuatan yang nggak seharusnya. tapi kita kan nggak ada hubungan darah. kenapa nggak
dicoba?” lanjutku meyakinkan mami.
“aku sayang sama mami…” kembali kubisikan ke telinga mami.

mami terdiam…

mami melepas pelukannya, tangannya masih merangkul lenganku. wajahku maju mendekati wajah mami. bibirku
menempel di bibir mami. dan mami hanya diam saja. ini adalah tanda bahwa ia setuju. segera kulumat
dengan perlahan dan memainkan irama dalam berciuman dengan mami. ia membalas dengan penuh penghayatan.
matanya terpejam. seolah menikmati permainan bibir dan lidahku. lidahku bermain lincah. bergerak ganas
dalam mulut mami. ia pun membalas dengan goyangan lidahnya. nakal. liar. menggoda.

tangan mami mulai meraba-raba celanaku. pensiku tegang maksimal. aku pun tak mau kalah. tanganku
menggerayangi payudaranya. daster masih terpasang di tubuhnya, ceritasexterbaru.org namun lekukan indahnya bisa kurasakan
dengan tanganku. ayahku sungguh beruntung. sedikit kuremas-remas payudaranya. bulat. kemudian perlahan
mengeras. putingnya kupilin-pilin. jariku menari indah menggerayangi putingnya. mami terlihat sangat
terangsang. dan kami masih berciuman.

akibat permainan jariku pada putingnya, permainan bibir mami menjadi sedikit agresif. ia seolah
bernafsu. lidahnya kini bermain didalam mulutku. aku pun makin terangsang, tangan mami giat
menggerayangi celanaku. tempat bersarangnya penisku. kini ia mulai merogoh isi dalam celanaku. membuka
kancing jeans-ku. menurunkan resletingnya. penisku di cekal erat. kami masih berciuman.

mami merebahkan tubuhnya diatas ranjang. kami masih terus berciuman. mami terlentang. payudaranya
tergambar jelas. bulat dan puting yang sedikit menonjol keluar. karena daster yang mami kenakan
sangatlah tipis. aku berada diatas tubuh mami. ia melepaskan ciuman kami. kemudian melepas daster
tipisnya. jelas terlihat payudara bulat indah. aku menelan ludah. mami melepaskan celanaku. melepaskan
cd-ku. penisku menjulang tinggi. berurat dan berbulu lebat. aku melepas kaus oblongku. dan kini kami
berdua sudah benar-benar bugil. mami masih kutindih. ia mencengkram penisku. mengocoknya pelang.
tanganhalusnya sangatlah berpangalaman. ia bangun, dan aku ditindihnya. mami menjilati leherku. geli.

aku sangat terangsang. bulu romaku berdiri tegak. ia terus memainkan lidahnya. lidahnya turun ke puting
kecilku. menjilatinya dengan penuh perasaan. aku bergidik menahan geli. sesekali mami menyedot putingku.
menggigitnya. aku mendesah. terus mami meainkan lidahnya. puncaknya sampai kepada penisku. awaknya ia
hanya menjilati ujung kepala penisku. nikmatnya luar biasa. mataku hingga terpejam merasakan nikmat.
setelah menjilati kepala penisku, mami melahap seluruh batang penisku. melumatnya hingga basah.
memainkan penisku dalam mulutnya. mengocoknya dengan mulutnya. tanganku meremas kuat sprei. lidahnya
lincah bermain. menari indah pada penisku. makin buas mami melumat penisku. hingga air maniku hampir mau
keluar.

“mi..aku..aku mau keluar”
“keluarin aja Za. ayo keluarin!”

mami terus memainkan lidah dan mulutnya pada penisku. dan akhirnya… air maniku kumuntahkan didalam mulut
mami. banyak. cukup banyak dan kental. mami terus memompa panisku. hingga tetes terakhir air maniku.
nikmat. sungguh nikmat. tak ada nikmat yang lebih nikmat selain moment ini. mami menelan seluruh air
maniku. kali ini ia merebahkan tubuhnya. membuka pahanya lebar-lebar. ia menuntun kepalaku untuk
menjilat vaginanya. awalnya aku enggan, namun saat melihat klitorisnya yang bersih dan vagina yang
terawat. perasaan enggan segera memudar, menjadi perasaan ingin luar biasa. kujilati vagina mami dengan
buas. lidahku menari lincah memainkan klitoris mami. mami mendesah dengan rajin. matanya mengerjap.
tangannya meremas sprei dengan kuat. bulu romanya berdiri, hasratnya memuncak.Cerita Sex Terbaru
“aaaaaahhh..aaaaahhh”

kepalaku dibenamkan mami, tangannya mendorong kuat kepalaku. agar permainan lidahku makin aktif. aku
terus menggerayangi vagina mami dengan lidahku. basah. sangat basah. sesekali tubuhnya menggelinjang.
menikmati. sangat menikmati. kusedot-sedot vaginanya. mami makin mendesah. vaginanya basah. klitorisnya
memerah. dan tubuhnya bergetar hebat. dan cairan hangat keluar dari vaginanya. ia klimaks.

mami membuka lebar pahanya. ia terlentang dengan paha terbuka. vaginanya memanggil-manggil. bulu-bulu
tipisnya hitam menggambarkan keindahan. kulitnya yang putih mempesonaku. klitorisnya tipis menyiratkan
keangkuhan wanita modist nan cantik. pahanya bersih tak bernoda. betisnya membentuk lekukan sempurna.
pinggangnya seperti gitar, membuat lelaki manapun kalap. penisku tegang tingkat tinggi. tidak terlalu
panjang, namun elegant dengan urat mengelilingi batangnya. layaknya sungai nil yang membentang panjang
di tanah kekuasaan Fir’aun dahulu kala.

penisku telah siap memasuki vagina. tangan mami menuntun penisku memasuki vaginanya. dengan perlahan dan
seksama, penisku terbenam didalam vagina mami. hangat. menjepit. namun, kenyal. mami sempat mendesah
pelan. kemudian aku memulai aksiku. menggerakkan pinggulku maju mundur. penisku masuk dan keluar.
seiring desahan mami yang makin sering. aku pun menikmatinya. kekasihku pun tak mempunyai vagina
senikmat milik mami. geli yang sangat geli. aku terus menggenjot penisku. sambil sesekali meremas
payudara bulat mami. kupilin-pilin putingnya. mami makin bernafsu. ia bahkan memelukku erat. aku masih
dengan kesibukanku, memanjakan penisku didalam vagina milik mami. aku makin buas. aku makin liar. aku
makin nakal. dan aku makin bergairah. kali ini dengan tempo yang cukup cepat, penisku melesak masuk
kedalam vagina mami. pinggulku makin kencang. dan desahan mami makin kuat.Cerita Sex Terbaru

“aaaaaaahhh..Rezaaa..”
“uuuuhh..terus Za..te..teruuuss”
“aaaaahhh..”

aku mencabut penisku dari vagina mami. mami bangun dan melumat penisku dengan mulutnya. ini sungguh
nikmat. kemudian mami memasang posisi seperti anjing. doggy style yang biasa kudengar. lubang anusnya
terlihat jelas. bersih tanpa bulu. bokonya padat dan cukup besar. penisku sudah siap kembali bermain
didalam vagina mami. mami memberi isyarat agar penisku segera beraksi. mami tak ingin kehilangan
momentum. tanpa banyak cakap kutusuk vagina mami dengan penisku. mami kembali mendesah. segera kumainkan
irama. payudaranya bergoyang-goyang. bulat, indah dengan puting mungil miliknya. tempo genjotan
kupercepat. tubuh mami bergetar hebat. dan aku pun merasakan nikmat. desahan demi desahan kembali
terlontar dari mulut mami.

“Za..ma..ma..mami mau keluar Za”
“aaaaaahhhh…aaaahhhh”

satu desahan kuat menandakan mami klimaks untuk yang kedua kalinya. tubuhnya bergetar makin hebat. lebih
kuat dari sebelumnya. payudaranya kembali mengeras. penisku masih bergoyang memainkan irama. urat-urat
yang mengelilingi batangnya mengeras. mami masih mendesah, klimaks yang kedua kali membuat ia menikmati
permainanku. masih dengan doggy style, kupeluk tubuh mami dengan erat. sambil meremas payudaranya. peluh
membasahi dahi mami. begitu pula dahiku. aku masih terus menggenjot pinggulku. penisku masih bermain-
main. penisku masih aktif beraksi. dan sebentar lagi, aku pun hendak klimaks.

Baca Juga Cerita Sex Demi Duit

“mi… Reza..ma..aaaaahhh..mau ke..ke..aaaahh..keluar”
“aaaaahhh..keluarin aja didalem Za”

selang beberapa detik, air maniku membanjiri vagina mami. hangat. disusul dengan desahan mami yang cukup
keras. terus kupompa air maniku, dengan gerakan maju mundur. basah. vagina mami basah. aku lemas. nikmat
yang teramat nikmat. dengkulku lemas. tubuhku letih. kucabut penisku dan kurebahkan tubuhku disamping
mami. penisku masih tegang, namun kemudian melemas. mami tersenyum dan mencium bibirku denga mesra.
meninggalkanku diatas ranjang yang keletihan. ia beranjak ke kamar mandi. dan siang itu kami tidur
bersama. aku bercinta dengan ibu tiriku sendiri.

setelah kejadian siang itu. jika ada kesempatan, tak segan-segan kami kembali bercinta.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.

Maen Tennis Birahi

Cerita Sex Terbaru | Kisah ini berawal di sebuah kawasan elite di Jakarta dimana saya bernama Basra berkenalan dengan Shinta di lapangan tenis tersebut karena jadwal yang bersamaan. Kami berdua sudah menginjak usia diatas 40-an, namun karena olah raga yang sangat teratur dan disiplin, bentuk tubuh dan penampilan kami masih sangat baik dan terjaga, terlebih Shinta yang masih bak gadis belasan tahun, lincah sexy, langsing dan putih mulus apalagi selalu mengenakan kaus yang ketat dan rok tenis mini, sehingga menampilkan pahanya yang putih mulus dan langsing terutama bentuk betisnya yang mengecil dan pipih bagian bawah diatas tumitnya…. Kaki gelatik…. Kata para orang tua dahulu… yang … konon katanya….. enaaaak sekali di ent*t alias di setubuhi … katanya sih.. seret.. or tidak becek.. !!! Aaah… apa iya… yaaa ??.
Sebenarnya kami berdua sudah berkeluarga dan suami Shinta ,Peter, juga ikut bermain tenis namun tidak rutin. Setiap kali main tennis, mata saya tak luput selalu berusaha melirik kepada Shinta yang sedang meliuk , melompat , berteriak manja sambil memukul bola. Sering kali pada saat melompat entah tanpa sadar atau di sengaja , rok mini nya berkibar keatas sehingga terlihat CD mini putih berenda …..aaaachh indah nya….

Cerita Sex Terbaru Maen Tennis Birahi

Suatu saat kami main berpasangan… dan memang Shinta senang berpasangan dengan saya karena dapat mengcover kelemahan nya bila menerima bola lop kebelakang, tinggi badan ku memang lebih dari 180 cm dan berkulit hitam legam, sangat kontras dengan Shinta yang mungil dan berkulit putih bersih. Saat-saat yang selalu menggoda bila Shinta mengambil posisi didepan ku sambil sedikit menungging dan meggoyang –goyang pantat nya. … aaiicchhh… gimanya yaaa rasanyaa .. bila ..bukit mungil diantara paha nan ramping putih mulus itu di… terobosss… oleh ..rudal ku yang.. panjaaanngg… nan.. hitam legam ini…?.. Suuuurrrr..!!!!.

Apalagi bila berdekatan bau parfumnya bikkin merangsang. Dan sewaktu kami menerima bola lop, tanpa sadar Shinta mudur dengan gesit sementara aku berlari maju mengejar bola… daaannn… bhhuuukkk…!! kami bertumbukan.. pantat Shinta menghantam tepat di depan selangkangan ku , aauuuu ooohhh .. adhuuhh.. ! aku terjongkok menahan sakit .

Oohh.. sorry.. pak Bas..!! apanya tadi yang kena ??. aauuhhh iki.. lho.. bu Shinta… jimat ku !!.. Jimat ? apa.. itu pak ?. Lhahh iku.. barang “ siji sing tak rumat !”. aacchh .. pak Basra.. bercanda.. tapi.. gak apa apa khan ?.. Ya tapi.. kalo nanti malam tidak bisa sama isteri.. ibu Shinta harus tanggung jawab menyembuhkan lhoo !!.. “aacchhh…” katanya sambil pipinya merona merah tersipu !!.

Pada suatu saat…… pucuk di cinta ulam tiba..!., pada saat aku lagi pusing dikantor mendadak HP berbunyi .. dan..

“Hallow , siang Pak Bas.., Shinta ini !”. Eee… ooooh.. halo ibu Shinta , rasanya saya semalam tidak mimpi di gigit ular.. kok hari ini dapat rejeki.. di telpon wanita.. cantik yaa !” kata ku sambil tergagap saking kagetnya.
“ Aaach .. suka bercanda.. !”. Iyaa kok bu, serius nih.. dari semua teman wanita saya yang sebaya, ibu lah yang nomor satu cantiknya.. kok !,
“Ghombal ach !” katanya,…… “Iyaa kok … sumpah .. disambar… Janda dech ?”. Haaa… haaa… haaaa, dari ketawanya saya yakin dia sangat senang dengan canda yang aku lontarkan.

Serangan tahap satu , telah aku jalankan .. kelihatannya cukup berhasil !. Kemudian bagai petir menyambar di siang bolong , Shinta berkata
“ Pak Bas.. kalau tak keberatan.. nich.. sore nanti aku mau numpang ke lapangan tennis.. karena Peter tidak bisa main.., boleh gak ?” Ee..chhh.. boleh aja.., tapi ..pulang kerja nanti aku jemput ibu Shinta kemudian ke rumah saya dulu, saya ganti pakaian tennis.. baru kelapangan tennis.. karena rumah saya kan lebih dekat ke lapangan, jadi tidak berputar-putar.
” Iiiyaaa… dechhh !.
“Tapi kenapa kok gak ganti di rumah saya saja? “ katanya. Enggak.. ach.. lha wong suaminya gak di rumah, nanti kalau aku ganti pakaian, terus ibu terangsang .. dan aku diperkosa.. gimana.. ?” godaku.
“ Bukannya Pak Bas senang!” jawabnya .. yang membuat jantungku berdegup lebih keras.’ Kalau yang itu namanya bukan diperkosa.. tapi… selingkuh.!” Suka sama suka !… Udah.. ahh .. makin.

Ngelantur.. aja.., nanti ya Pak Baas saya tunggu.. jam enam lho.. ! katanya dengan nada mulai agak manja . Wach…. Serangan tahap dua sudah berhasil !

Jam enam sore aku sudah berada didepan rumah Shinta, ternyata Shinta sudah siap , dengan kaos dan rok mini serba biru dia masuk ke mobilku .. daaan .. aaacchhh… harumnya meck !.. Syuurr… berdebar ..lah jantung ini.. dan.. terlebih.. lagi.. berontak..dan menggeliat… si.. buyung.. yang tak tahu aturan ini !…

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Selamat soree Pak Baas.. !
’… Sore.. Buu.. !.
Pak Bas.. ibu gak marah nih.. saya ikut ke rumah ?..
Ooo gak, saya lagi sendiri.. isteri dan anak-anak lagi pulang kampung.!..
Wacch.. saya dong.. yg bahaya .. bisa-bisa..diperkosa nich..!..
Bukannya gak apa-apa kalau .. sama-sama.. senang !..gurauku. hii… hhiiiikkk ! “ jawabnya tersipu..
kulihat pipinya me – merah tanda senang !!! …Horrrayyy !!! bakalan

kesampaian..nih.. ngebukti-in ..seerrrettt..nya si kaki gelatik.. pikiran..ku mulai ngeresss !. Sampai dirumah.. aku buka pintu sambil ku coba pegang pundaknya ku bimbing Shinta masuk ke ruang tamu… eecchhh…surprise ! Shinta tidak protes ! Boleh nich..coba pegang bagian yg lain ! pikirku ngelantur… tapi aku coba untuk sabar .

“Silahkan Sin , anggap rumah sendiri !” Aku mandi dulu yaa!”. Pada saat mandi , aku sabun bersih semua bagian tubuh ku, terutama si “Jimat” yang sudah ber denyut-denyut .

Selesai mandi, kulihat Shinta duduk di sofa sambil baca Koran,
aku terkesima melihat paha dan betis yang makin membuat si buyung berontak.

“Hai!” sapa ku .
“Heeii , segar nih !” kata Shinta.

Aku beranikan duduk disamping nya sambil tangan ku merangkul pudak nya , eehh dia diam!!… Serangan tahap tiga dimulai.

Ku belai dan ku cium rambut nya…heemmh harum ! , dia diam juga ! , lalu aku putar dengan halus sehingga muka kami saling berhadapan…. Dia memandang dengan sayu.. dan terbersit..pasrah!! Sambil tetap memandang matanya ku dekatkan wajahku perlahan.. dan..Sluurpp! ku kecup bibirnya yg lembut ..halus dan tipis…. daaannn…. Sssssllluuuurrrrrppppp….. ssllluuuurrrppp… Shinta membalas kecupan ringan ku dengan lumatan..yang membuat aku hampir kehabisan nafas…. Wachh .. buas juga nih si nyonya ! .

Tak mau kalah lidahku dengan lincah menslomoti lehernya yg putih mulus, maka Shinta tak ayal lagi mengerang dan mengelinjang bagai krupuk sedang di goreng…..emmmgghhhh….emmmggghhhh.. hhuu..uuuhhhhhh…aaaaccchhhhhhh !… Hoooaaahhhh … haruuuumm betul bau badan dan parfum ini nyonya..meck !!.Sambil lidah ku bergerak naik turun di leher, tangan ku mulai beraksi menjamah dan meremas buah dada yang masih terbungkus rapi, aku buka kaos nya dan tanpa menunggu lama, dengan sekali congkel aku buka kait BH berwarna biru muda, maka tampaklah sepasang bukit yg agak kecil- putih mulus dengan puting merah jambu, achh nikmat untuk di …emut…! Segera aku kulum putingnya dan kuremas buah dadanya, Shinta menggelinjang tak karuan… achhh…aaaaaaauuuuuuucchhhhhh…….uuuuhhhhhhhhhhh. Gerilya berlanjut ke bagian bawah, dengan mudah ku buka resleting rok tennis mini warna biru tua tsb dan melorot kebawah dengan sendiri.Cerita Sex Terbaru

Serentak aku usap CD warna krem mini berenda berbentuk dua segitiga yg dihubungkan tali tipis, Shinta mulai mengeluarkan suara mendesis seperti ular….. esssstttttttt,…aaaccchhhh….eeesssssstttttt……uuuhhh hhh. Aku cengkeram CDnya dan sekali sentak.. putus talinya….. Hhhhaaaaacccchhhhh…..kok..dipu…., ooouuuccchhhhh….aacccchhhhhh…..esssssstttttt…..ess ssssttttttt, perkataannya tertahan berganti lenguhan dan desisan pada saat jari-jari tangan ku menusuk dan berputar didalam lubang kenikmatan . Shinta mendesis dan berkelojotan, badannya kaku serta kaki dan pahanya mengejang bak ular disiram air panas.

Shinta game -over pertama. Segera diraihnya ritsleting celana ku dan sebentar dia memandang mataku seakan minta ijin, aku mengangguk, lalu di pelorot nya CD warna hitam ku… tampak Shinta tertegun… melihat .. rudal ku yg panjang hitam dan keras… dengan topi baja hitam legam mengkilat…. Saat mengengam barang ku Shinta tanpa sadar menjerit kecil… Hhhuuaahhhh…. apa…ini…, kenapa Shinta ?… Bueessaaarrr amaaat
pak.

Bas ! Emang punya suami.. gimana ?.. kueciill mungil pak! Emang sih suaminya berbadan kecil, dengan tinggi tidak lebih dari 160 Cm. “ Eecchhh Shinta , tapi punya ku lebih indah kan ?” Gak.. acchh.., jelek.. sereeem dan gosong lagi , kayak tongkat hansip!!!”. Lho biar gosong , tapi enaak kok, bisa bawa kamu terbang sampai langit ke tujuh merem-melek !.. achh pak Basra bohooong ! “ Tanpa di duga Shinta langsung menslomot si “tongkat hansip”… aaccchhh nikmaaat sekali meck … mulut Shinta lembut … sekali !… gimana..mulut yg di bawah… ya .. rasanya .. mak…syuuurr… dhek… hati ini ngebayangi ! Setelah capek mengemut.. karena rudal ku tak bergeming… maka Shinta merebahkan diri telentang .. sambil terengah…tampak tubuh putih mungil tergeletak bugil pasrah tak berdaya .

Serangan terakhir.. dimulai… aku tindih tubuh Shinta yg putih mulus mungil, dengan tubuh ku yang hitam tinggi besar.. kontras sekali bak kue lapis . Aku lahap habis seluruh permukaan tubuh Shinta sampai dia kembali berkelojotan kejang.. tanda … game- over kedua. Kembali serangan aku mulai dengan mendekatkan rudal ku ke celah berwarna merah carmyn, aku putar-putar kepala bajaku hingga Shinta tanpa sadar membuka pahanya yg putih lebar-lebar pasrah…setelah melenguh.. mendesis… mengeliat beberapa menit… akhirnya kembali Shinta kejang.. tanda ….. game over ketiga.Cerita Sex Terbaru

Nah akhirnya … tiba lah saatnya… aku buat manuver coblosan hingga kepala rudalku amblass….. uaaadhhuuhhhh…. Emmghhhhh… sakiiiiit.. pak !!” pekiknya. Aku tahan sebentar … tak lama Shinta yg mulai menggoyang piggul.. tanda mulai nyaman….Emmmgghhhh… Huuuaaaduuuhhhhhh…. Esssttttttt…..arrrrghhhh, terruuusss…teruusssss pak.!!!, nikmat dan sakit bersatu…..setelah mulai… menikmati aku buat manuver coblosan kedua … hingga .. tongkatku amblas separuh…..

Uaaahchhhhh…..emmghhhhh…. sakiiiit… pak… teruuss… pak…, daan… akhirnya…. serangan tanpa basa-basi , aku buat coblosan total sambil berteriak hhhiiiiahhhhhhhuuuiiiii!!!!, amblas sepenuhnya semua rudal ku… Shinta… menjerit…. Aaaarrrrggghhhhhh….. emmmmghhhhhh….., aku buat goyangan yang halus hanya naik- turun maju- mundur tanpa berputar supaya Shinta tidak sakit….. dia…. merem-melek menggeliat ke-kira-kana tak beraturan hingaga….

Baca Juga Cerita Seks Rekan Kerja

Haaaachhhhhhhhhh…aaaauuuuuooohhhhhhh…nnoooo…nooo…y essssss!!!!…akhirnya…..kami berdua kelojotan kayak kambing disembelih !………. aaccchhhhhh…. Kaki gelatik memang.. sereeettttt.. dan nikmat untuk di ent*t-in….Shinta mendapatkan tiga kali lagi game selama serangan akhir.. sehingga skor kami … 6 : 1. Game over untuk tennis ranjang!. Horrrayyyy… Bravo…..untuk si Basra… !!!.

Lalu… Shinta berseru… CD ku gimana…pak ??. Beres..bu…. pakai punya isteriku…!..wah Sinta lemas paak ! katanya manja,. Emang kalau sama suami berapa skor nya ? tanya ku menggoda .

“ Aacchhhh … peltu.. pak !” Lho peltu apaan ? itu lho pak Baru nempel sudah metu “ …. Haaa aaa !’Lalu kami ke lapangan tennis , semua teman heran karena Shinta main nya …. Sangat… loyooo.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Bokep, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.

Aku Wanita Pertama Pacar Adikku

Cerita Sex Terbaru | 2 hari setelah persetubuhanku dengan Hendra, aku ambil libur. Sore itu aku berangkat dengan diantar Ida
adikku untuk berenang di sebuah hotel yang cukup besar. Setelah berganti dengan baju renang, aku
melangkahkan kaki ke tepi kolam. Beberapa pemuda melirikku dengan pandangan nakal.

Cerita Sex Terbaru Aku Wanita Pertama Pacar Adikku
” suitttt…suitttttt… Cantik…” terdengar celetukan dari kumpulan pemuda tersebut
Aku menoleh ke arah mereka tersenyum manis dan kukedipkan mata ke arah mereka.

Usai melakukan pemanasan aku lalu turun ke air untuk menyesuaikan diri dengan suhu air, baru aku mulai
berenang.

Aku berenang bolak-balik 3 kali putaran lalu beristirahat di pinggir kolam sambil mengatur napas.
Beberapa pemuda yang lewat tersenyum menggodaku, aku balas terseyum.

“Sendirian saja mba Yuyun?” Suara yang ramah mengagetkanku dari belakang.

“Ii…ya…” Jawabku sambil menoleh ke belakang.

Ternyata Anto, pacar Indah, adikku yang bungsu menyapaku, aku menjadi tenang tetapi sedikit merasa risih
karena ia melihatku tanpa berkedip.

”mba Yuyun sering yang berenang disini?” tanya Anto memulai percakapan
”Kadang kadang Nto, Kamu sering juga ya kesini?” aku balik bertanya
”Iya mba, aku kesini hampir setiap minggu, lumayan disamping olah raga bisa lihat yang indah indah
seperti mba Yuyun” jelasnya mencoba memujiku.
”bisa aja kamu Nto..” aku mencoba menepis pujiannya.
”suerr mba, bener bener indah kok” ia mencoba memper tahankan pendapatnya.

Sambil mengobrol ia melakukan pemanasan. Sesekali aku melirik untuk melihat tubuhnya yang kekar. Lalu
mataku turun lagi ke dadanya yang bidang dan perutnya yang sangat berotot.

Saat mataku sampai ke celana renangnya, dadaku berdegup kencang, celana itu terlihat sangat menonjol
pada bagian tengahnya. Pasti besar sekali kontolnya, mungkin bahkan lebih besar dari pada kontol
suamiku, batinku.

Setelah 7 kali bolak-balik ia menepi ke sampingku yang sedang duduk di tepi kolam untuk beristirahat. Ia
meletakkan tangannya di sampingku sehingga sikunya menyentuh paha kananku. Terasa ada rangsangan birahi.

“Kesini pake apa mba?” Tanyanya sambil menatapku dengan tajam. seolah olah ingin menembus baju renangku
“Diantar sama Ida naik motor” Jawabku sambil menghindari pandangan matanya.
“Trus.. Sekarang Idanya kemana?” Sahut Anto melirik sekeliling.
“Langsung pulang jagain keponakan…” Sebelum ia sempat menanyaiku lagi, aku langsung melompat terjun.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Setelah menyeberang sekali, aku lansung naik karena ingin segera pulang. Aku tidak menyangka akan
bertemu dengan orang yang mengenalku di kolam renang ini, karena letaknya cukup jauh dari tempat
tinggalku. Yang bertemu denganku ternyata Anto, pacar adikku. Dimana saat ngapel Indah, sering terlihat
mencuri curi pandang saat aku melintas ruang tamu atau saat berpapasan, terlebih lagi saat ini aku hanya
mengenakan baju renang hingga otomatis menampakkan sebagian tubuhku yang indah. Aku ke ruang bilas dan
langsung berganti pakaian. Aku memakai rok setinggi lutut. Dengan mengenakan pakaian yang lumayan ketat
terlihat garis garis tubuhku yang masih terbentuk seperti biola spanyol.

Tanpa pamit dengan Anto aku langsung keluar hotel dan saat melangkahkan kaki menuju jalan raya untuk
mencari angkot, tiba tiba ada motor yang memotong jalanku. Aku kaget bukan kepalang, kukira aku akan
dirampok. Dan ternyata Anto yang berada diatas motor tersebut.

”kamu bikin kaget aja Nto” lontarku sambil melotot kearahnya
“sorry mba, habis keburu buru ngejar mba, mau aku antar pulang mba?” Tawar Anto dengan sopan.

Aku berpikir sejenak, sebelum aku sempat menjawab Anto sudah menyodorkan helm.

”Ayo mba” ajaknya sekali lagi

Dengan ragu aku menerima helm itu dan mengenakannya. Aku duduk menyamping diboncengan dan tangan kananku
melingkar di pinggangnya.

Berboncengan di motor sudah sering aku lakukan, tapi kali ini aku sedikit berdebar saat duduk di
boncengan sambil memeluk pinggang Anto. Teringat saat berboncengan dengan Hendra beberapa hari lalu.
Seperti halnya Hendra, Anto pun membawa motor sering dengan mendadak mengerem motornya sehingga
payudaraku menekan punggunnya. Terasa ada rangsangan saat payudaraku menempel. Semakin sering menyentuh
menambah rangsangan birahiku semakin tinggi. Saat aku membayangkan rasa birahi itu tanpa aku sadari arah
motor Anto bukan menuju arah rumahku.Cerita Sex Terbaru

”kita mau kemana nih Nto?” aku bertanya
”sorry mba, Anto mau ajak mba nonton, mau kan?” ajaknya manja
“Aduh gimana ya Nto.. Ini kan sudah sore” Jawabku mencoba menolak ajakannya
“Please mba.. Ini film yang pengen banget Anto tonton, lagian ini hari pemutarannya yang terakhir. Anto
yang traktir deh” bujuk Anto
“Iya deh.. Tapi habis itu langsung pulang” tegasku.
”oke mba, nanti kita langsung pulang”

Tak lama kami sampai ke sebuah bioskop, Aku turun di pintu masuk dan Anto memarkir motornya.
Setelah memesan tiket, kami pun masuk ke dalam dan ternyata yang menonton sangat sedikit, mungkin
sekitar 3 pasang.
Tak lama kami duduk film pun dimulai.

”mba Yuyun senang nonton film apa?” tanya Anto membuka percakapan.
”Aku, suka nonton film drama Nto” jawabku
”Kalo film horror suka ga?” tanyanya hati hati
”gak suka, ini film horor ya?” spontan aku bertanya sambil memegang lengannya.

Aku paling takut menonton film horor. Sejak kecil apabila di telivisi pasti aku bersembunyi di balik
bangku.

”jahh.., sorry mba. Anto gak tau kalo mba takut nonton film horor” Anto minta maaf sambil memegang
punggung tanganku dan mengusap usapnya serta menggengamnya mencoba memberikan keberanian padaku.

Belum lama berselang, aku tercekat kaget saat tangan Anto merangkul bahuku dan berbisik di telingaku.

“mba Yuyun, aku suka sama mba” bisiknya desahan nafasnya menerpa kupingku. membangkitkan birahiku.

Aku diam tak menjawab dan berusaha untuk tenang dan tak bereaksi apa-apa. Melihat aku diam saja Anto
semakin berani merayuku.

“Anto sebenarnya suka dengan mba Yuyun sejak melihat mba. Sayang Anto ud jadian sama Indah. Apalagi
setelah tahu mba punya nya Bapak Aa” rayunya lagi

Sambil mukanya didekatkan ke wajahku hingga terasa dengusan nafasnya. Aku merinding, terasa birahiku
naik.

Aku menjadi deg-degan, dan sepertinya Anto mengetahui kalau aku mulai memakan umpan yang ia berikan.
Tangannya mulai turun ke dadaku dari bahu. Ternyata tangannya sangat lihai meskipun dari luar putaran-
putaran jarinya mampu membuatku sesak karena buah dadaku yang telah mengeras. Tangannya terus aku
pegang. Tangannya yang satu berhasil kutahan sementara yang lain berhasil lolos dan semakin aktif.

Dia berhasil membuka kancing-kancing bajuku bagian atas lalu tangannya bermutar-mutar di atas BH-ku yang
tipis. Malu juga rasanya kalau Anto tahu bahwa putingku sudah keras sekali. Bibirnya yang bermain di
leherku mulai turun ke bahu dan entah bagaimana caranya, ternyata Anto telah menurunkan tali BH dan
bajuku sampai ke pinggang lalu bibirnya bermain diatas BH-ku dan sekali renggut buah dadaku yang telah
terekspos pada bibirnya.

Aku menjadi semakin lupa diri, lupa pada Aa’ dan lupa kalau Anto adalah kekasih adikku dan kemungkinan
besar akan menjadi iparku kelak. Begitu buah dadaku terekspos, Anto tidak langsung mencaplok, tapi
putingku yang keras dirangsang dulu dengan hidungnya. Nafasnya yang hangat sudah bisa membuat putingku
semakin mengeras.

Lalu dia ciumi pelan-pelan buah dadaku yang berukuran 36D itu, mula-mula bagian bawah terus melingkar
sehingga hampir semua bagian buah dadaku dicium dengan lembut olehnya. Belum puas menggodaku, lidahnya
kemudian mulai menari-nari di atas buah dadaku. Akhirnya pertahananku pun jebol hingga aku mulai
mendesah halus. Akhirnya apa yang kukhawatirkan terjadi, lidahnya mulai menyapu sekitar puting dan
akhirnya..Cerita Sex Terbaru

Akh.. putingku tersapu lidahnya.. Perlahan mula-mula, semakin lama semakin sering dan akhirnya putingku
dikulumnya. Ketika aku merasa nikmat, ia melepaskannya dan kemudian mulai mengecup dari bagian tepi
lagi. Perlahan mendaki ke atas dan kembali ditangkapnya putingku. Kali ini putingku digigitnya perlahan
sementara lidahnya berputar-putar menyapu putingku. Sensasi yang ditimbulkannya sungguh luar biasa.

Melihatku mendesah, Anto semakin berani. Selain menggigit-gigit kecil putingku sembari lidahnya
menyapu-nyapu, tangannya mulai bermain di lututku. Perasaan yang kupendam selama ini kelihatannya mulai
bergejolak. Hal itu membuatku membiarkan tangannya menggerayangi lutut dan masuk menyelusup ke dalam
rokku untuk mengelus pahaku. Dia tahu bahwa tubuhku merinding menahan nikmat dan dengan lihai tangannya
mulai mendaki dan kini berada di selangkanganku.

Dengan lembut Anto mengusap pangkal pahaku di pinggiran CD-ku. Hal ini menimbulkan sensasi dan nikmat
yang luar biasa. Aku tak dapat duduk tenang lagi, sebentar-bentar menggelinjang. Aku sudah tak dapat
lagi menyembunyikan kenikmatan yang kualami, hal ini bisa dia ketahui dengan telah lembabnya CD-ku.
Jarinya yang besar itu akhirnya tak mampu kutahan ketika dia memaksa menyelinap ke balik CD-ku dan
langsung menuju clitku. Dengan lembut dia memainkan jarinya sehingga aku terpaksa menutup bibirku agar
lenguhanku yang keluar tak terdengar oleh penonton yang lain.

Jarinya dengan lembut menyentuh clitku dan gerakannya yang memutar membuat tubuhku serasa ringan dan
melayang.

Akhirnya pertahananku jebol, cairan kental mulai keluar dari vaginaku dan Anto mengetahuinya hingga
semakin mengintensifkan serangannya. Akhirnya puncak itu datang, kupeluk kepalanya dengan erat dan
kuhunjamkan bibirku ke bibirnya dan tubuhku bergetar. Anto dengan sabar mengelus clitku hingga membuatku
bergetar-getar seolah tak berhenti.

Lubang vaginaku yang basah dimanfaatkan dengan baik olehnya. Sementara jari jempolnya tetap memainkan
clitku, jari tengahnya mengorek-ngorek lubangku mensimulasi apa yang dilakukan laki-laki pada wanita.
Aku megap-megap dibuatnya, entah berapa lama Anto membuatku seperti itu dan sudah berapa kali aku
mengalami orgasme.

Aku lalu memberanikan diri, kujulurkan tanganku ke arah selangkangannya. Di sana jemariku menemukan
gundukan yang mulai mengeras. Begitu tersapu oleh belaianku, gundukan itu berubah menjadi batang hangat
yang mengeras.

Jariku terus membelai turun naik sepanjang batang itu yang menurutku sangat besar untuk ukuran seorang
pemuda berusia 21 tahun. Secara perlahan batang tersebut bertambah panjang dan besar hingga menimbulkan
getaran-getaran yang membuatku kembali mencapai orgasme. Saat orgasme, tanganku secara tak sengaja
meremas-remas bolanya sehingga Anto pun terangsang.

“Kita ke tempat kosku ya Kak..” bisiknya kemudian sambil mengecup daun telingaku.

Aku mengangguk, dan setelah merapikan pakaian yang aku kenakan, Anto menarikku sehingga aku berjalan
mengikutinya. Setelah 10 menit naik motor, kami mulai memasuki sebuah bangunan yang besar dan agak sepi.Cerita Sex Terbaru

Saat dia menggandeng pinggulku menuju kamarnya, beberapa orang anak kost di sana tampak menatap kami
dengan pandangan penuh pengertian. Tapi itu tetap tak mengurangi rasa kikuk dan canggung yang
menyerangku. Apa yang sedang kulakukan di sini, batinku.

Saat aku sampai di depan pintu kamar kostnya yang terbuka, aku terdiam sejenak. Keraguan besar mendadak
menyerangku, dan itu ternyata ditangkap oleh Anto. Dengan tenang dia menangkap bahuku dari belakang dan
dengan pelan dia mendorongku masuk ke dalam. Setelah menutup pintu dan menguncinya, lalu tangannya turun
ke pinggulku dan kemudian memutar tubuhku sehingga kini kami saling berhadapan untuk pertama kalinya
sejak dari kolam renang.

Kami berhadapan sejenak, lalu Anto tersenyum dan kembali bibirnya mengecup bibir bawah dan atasku
bergantian dan berusaha membangkitkan gairahku lagi. Aku mendesah kecil ketika tangannya turun ke
bokongku kemudian meremasnya lalu menarik tubuhku merapat ke tubuhnya. Bibirnya perlahan mengecup
bibirku, bibirnya merambat di antara dua bibirku yang tanpa sadar merekah menyambutnya.

Lidah itu begitu lihai bermain di antara kedua bibirku mengorek-ngorek lidahku agar keluar. Sapuan
lidahnya menimbulkan sensasi-sensasi nikmat yang belum pernah aku rasakan, sehingga dengan perlahan
lidahku dengan malu-malu mengikuti gerakan lidahnya mencari dan mengikuti kemana lidahnya pergi.

Dan ketika lidahku menjulur memasuki mulutnya, dengan sigap Anto menyambutnya dengan lembut dan menjepit
lidahku di antara langit-langit dan lidahnya. Tubuhku menggeliat menahan nikmat yang timbul, itulah
ciuman ternikmat yang pernah kurasakan dalam hidupku.

Pada saat itulah aku merasa Anto membuka kancing-kancing bajuku. Tubuhku sedikit menggigil ketika udara
malam yang dingin menerpa tubuhku yang perlahan-lahan terbuka ketika Anto berhasil memerosotkan bajuku
ke lantai. Kemudian tangannya menjulur lagi ke pinggul, kemudian berhenti di bokong untuk meraih
retsleting yang ada di rokku lalu menariknya ke bawah dan menanggalkan rokku ke lantai.

Aku lalu membuka mataku perlahan-lahan dan kulihat Anto sedang menatapku dengan tajam tanpa berkedip.
Dia tampak tertegun melihat tubuh mulusku yang hanya terbungkus oleh BH dan CD yang ketat. Sorotan
matanya yang tajam menyapu bagian-bagian tubuhku secara perlahan, pandangannya agak lama berhenti pada
bagian dadaku yang kencang membusung. BH-ku yang berukuran 36B memang hampir tak sanggup menampung
bongkahan dadaku, sehingga menampilkan pemandangan yang mengundang syahwat lelaki, apa lagi darah muda
seperti Anto.

Tatapan matanya cukup membuatku merasa hangat, dan dalam hati kecilku ada perasaan senang dan bangga
dipandangi lelaki dengan tatapan penuh kekaguman seperti itu. Rasanya semua usahaku selama ini untuk
menjaga kekencangan tubuh tidak sia-sia. Aku terseret maju ketika lengan kekar Anto kembali merangkul
pinggangku yang ramping dan menariknya merapat ke tubuhnya.

Tanganku terkulai lemas ketika sambil memelukku, Anto mengecup bagian-bagian leherku sambil tak henti-
hentinya membisikkan pujian-pujian akan kecantikan bagian-bagian tubuhku. Akhirnya kecupannya sampai ke
daerah telingaku dan lidahnya secara lembut menyapu bagian belakang telingaku.

Aku menggelinjang, tubuhku bergetar sedikit dan rintihan kecil lepas dari kedua bibirku. Anto telah
menyerang salah satu bagian sensitifku dan dia mengetahui sehingga ia melakukannya berulang kali.

“mba Yuyun.. Aku ingin menghabiskan malam ini bersama kamu.., jangan menolak ya.. please..” bisiknya
dengan penuh pesona.

Kemudian bibirnya kembali menyapu bagian belakang telingaku hingga pangkal leherku. Aku tak sanggup
menjawab, tubuhku terasa ringan dan tanpa sadar tanganku kulingkarkan ke lehernya. Rupanya bahasa
tubuhku telah cukup dimengerti oleh Anto sehingga dia menjadi lebih berani. Tangannya telah membuka
kaitan BH-ku dan dalam sekejap BH itu sudah tergeletak di lantai.

Tubuhku serasa melayang. Ternyata Anto telah mengangkat tubuhku, dibopongnya ke tempat tidur dan
dibaringkan secara perlahan. Kemudian Anto menjauhiku dan dengan perlahan mulai melepaskan pakaiannya.
Aku sangat menikmati pemandangan ini. Tubuh Anto yang kekar dan berotot itu tanpa lemak hingga
menimbulkan gairah tersendiri untukku. Dengan hanya mengenakan celana dalam, Anto duduk di ujung
ranjang.

Aku berusaha menduga-duga apa yang akan dilakukannya. Kemudian dia membungkuk dan mulai menciumi ujung
jariku kakiku. Aku merintih kegelian dan berusaha mencegahnya, namun Anto memohon agar dia dapat
melakukannya dengan bebas. Karena penasaran dengan sensasi yang ditimbulkannya, akhirnya aku biarkan dia
menciumi, menjilat dan mengulum jari-jari kakiku.

Aku merasa geli, tersanjung sekaligus terpancing untuk terus melanjutkan kenikmatan ini. Bibirnya kini
tengah sibuk di betisku yang menurutnya sangat indah itu. Mataku terbelalak ketika kurasakan dengan
perlahan tapi pasti bibirnya semakin bergerak ke atas menYunsuri paha bagian dalamku.

Baca JUga Cerita Sex Pacar Montokku

Rasa geli dan nikmat yang ditimbulkan membuatku lupa diri dan tanpa sadar secara perlahan pahaku
terbuka. Anto dengan mudah memposisikan tubuhnya di antara kedua pahaku. Aku berteriak tertahan ketika
Anto mendaratkan bibirnya di atas gundukan vaginaku yang masih terbungkus CD. Tanpa mempedulikan masih
adanya celana dalam, Anto terus melumat gundukan tersebut dengan bibirnya seperti saat sedang menciumku.

Aku berkali-kali merintih nikmat. Getaran-getaran orgasme mulai bergulung-gulung, tanganku meremas apa
saja yang ditemuinya, sprei, bantal, dan bahkan rambut Anto. Tubuhku tak bisa diam bergetar menggeliat
dan gelisah, mulutku mendesis tanpa sengaja, pinggulku meliuk-liuk erotis secara refleks dan beberapa
kali terangkat mengikuti kepala Anto.

Untuk kesekian kalinya pinggulku terangkat cukup tinggi dan pada saat itu Anto tidak menyia-nyiakan
kesempatan untuk menarik celana dalamku lepas. Aku agak tersentak tetapi puncak orgasme yang makin dekat
membuatku tak sempat berpikir untuk bertindak apa pun.

Dengan perlahan lidah Anto menyentuh belahannya, aku menjerit tak tertahan dan ketika lidah itu bergerak
turun naik di belahan vaginaku, puncak orgasmeku datang tanpa tertahankan. Tanganku memegang dan meremas
rambut Anto, tubuhku bergetar-getar dan melonjak-lonjak. Anto tetap bertahan pada posisinya, sehingga
lidahnya tetap bisa menggelitik klitorisku ketika puncak kenikmatan itu datang. Aku merasa dinding-
dinding vaginaku telah melembab, dan kontraksi-kontraksi khas pada lorong vaginaku mulai terasa.

Anto tampaknya bisa melihat kontraksi-kontraksi itu, sehingga membuatnya semakin bernafsu. Kini lidahnya
semakin ganas dan liar menyapu habis daerah selangkanganku, bibirnya ikut mengecup dan bahkan cairanku
yang mulai mengalir disedot habis olehnya. Nafasnya mulai memburu, aku tak lagi bisa menghitung berapa
kali aku mencapai puncak orgasme oleh permainan lidah dan bibirnya.

Anto kemudian bangkit. Dengan posisi setengah duduk dia melepaskan celana dalamnya. Beberapa saat
kemudian aku merasa batang yang sangat besar itu mulai menyentuh selangkanganku yang basah. Anto membuka
kakiku lebih lebar dan mengarahkan kepala kemaluannya ke bibir vaginaku. Meskipun tidak terlihat olehku,
aku bisa merasakan betapa keras dan besarnya milik Anto. Dia mempermainkan kepala penisnya di bibir
kemaluanku, digerakkan ke atas dan ke bawah dengan lembut untuk membasahinya.

Tubuhku seperti tidak sabar untuk menanti tindakan selanjutnya, lalu gerakan itu berhenti. Dan aku
merasa sesuatu yang hangat mulai mencoba menerobos lubang kemaluanku yang masih sempit.

Tetapi karena liang itu sudah cukup basah, kepala penis itu dengan perlahan tapi pasti terbenam, semakin
lama semakin dalam.Cerita Sex Terbaru

Aku merintih panjang ketika Anto akhirnya membenamkan seluruh batang kemaluannya. Aku merasa sesak
tetapi sekaligus merasakan nikmat yang luar biasa, seakan seluruh bagian sensitif dalam liang itu
tersentuh.

Batang kemaluan yang keras dan padat itu disambut hangat oleh dinding vaginaku yang sudah 3 bulan tidak
tersentuh. Cairan-cairan pelumas mengalir dari dinding-dindingnya dan vaginaku mulai berdenYunt hingga
membuat Anto membiarkan kemaluannya terbenam agak lama untuk merasakan kenikmatan denYuntan vaginaku.
Kemudian Anto mulai menariknya keluar dengan perlahan dan mendorong nya lagi, semakin lama semakin
cepat.

Sodokan-sodokan yang sedemikian kuat dan buas membuat gelombang orgasme kembali membumbung, dinding
vaginaku kembali berdenYunt. Kombinasi gerakan kontraksi dan gerakan maju mundur membuat batang kemaluan
Anto seakan diurut-urut, suatu kenikmatan yang tidak bisa disembunyikan oleh Anto hingga gerakannya
semakin liar, mukanya menegang dan keringat bertetesan dari dahinya. Melihat hal ini, timbul keinginanku
untuk membuatnya mencapai nikmat.

Pinggulku kuangkat sedikit dan membuat gerakan memutar manakala Anto melakukan gerakan menusuk. Anto
tampak terkejut dengan gerakan ‘dangdut’ ini hingga mimik mukanya bertambah lucu menahan nikmat, batang
kemaluannya bertambah besar dan keras, YunYunnnan pinggulnya bertambah keras tetapi tetap lembut.

Akhirnya pertahanannya pun bobol, kemaluannya meng hunjam keras ke dalam vaginaku, tubuhnya bergetar dan
mengejang ketika spermanya menyemprot keluar dalam vaginaku berkali-kali. Aku pun melenguh panjang
ketika untuk kesekian kalinya puncak orgasmeku kembali tercapai.

Sesaat dia membiarkan batangnya di dalamku hingga nafasnya kembali teratur. Tubuhku sendiri lemas luar
biasa, namun kuakui kenikmatan yang kuperoleh sangat luar biasa dan belum pernah kurasakan sebelumnya
selama aku telah 2 tahun menikah. Kami kemudian terlelap kecapaian setelah bersama-sama mereguk
kenikmatan.

Pagi itu aku terbangun sekitar jam 05:45, dan aku merasa seluruh badanku sangat pegal dan linu. Setelah
beberapa saat mengembalikan kesadaran, aku kembali teringat tentang malam hebat yang baru saja aku
lalui. Bahkan saat malam pertama bersama suami dulu pun aku tidak merasakan kepuasan yang teramat sangat
seperti ini. Bulu kudukku meremang saat mengingat tiap detik kejadian tadi malam. Lalu aku mencoba
bangkit untuk duduk, tapi badanku tertahan.

Saat kuperhatikan, ternyata badanku tertahan oleh kedua lengan Anto. Tangan kanannya menjadi bantal
untuk kepalaku dan sedang menggenggam lemah salah satu payudaraku, sementara tangan kirinya melingkar di
pinggang dengan telapak tangan terjepit di antara kedua belah pahaku. Lalu aku merasakan hembusan nafas
hangat yang halus di tengkukku, lalu aku menolehkan kepala sedikit. Aku melihat wajah Anto yang sedang
tertidur tenang di sampingku, wajah itu seperti sedang tersenYunm puas. Siapa pun akan berwajah seperti
itu jika habis ML, batinku.

Saat aku mencoba melepaskan tangan kirinya, aku mendengar suara Anto yang bergumam di belakangku.
Kutolehkan wajahku, perlahan dia membuka kedua matanya lalu sebuah senyum tipis terlihat di wajahnya.
Bersamaan dengan itu aku merasakan tangan kanannya semakin erat menggenggam payudaraku dan tangan
kirinya mulai mengelus-elus pangkal pahaku. Aku yang tidak siap dengan serangan itu agak terkejut
sehingga tubuhku bergetar halus.Cerita Sex Terbaru

“Pagi Mbak Yuyunn tersayang”, sapanya halus sambil mengecup leherku.
“Mmh.. Pagi Anto.. kamu.. mau.. ngapain..?”, balasku sambil mencoba mengatasi pergerakan kedua tangan
Anto yang semakin aktif.

Lalu kecupannya mulai bergerak dari tengkuk menuju leher di bawah telinga kemudian lidahnya menjilati
belakang telingaku yang memang sejak semalam mendapatkan rangsangan berkali-kali.

“To.. Mbak boleh nanya nggak?”, ucapku sambil menikmati jilatannya.
“Masalah apa Kak?”, balasnya sambil terus menjilat dan meremas.
“Kenapa kamu.. Mau sama Mbak Yuyunn yang sudah tua ini?”.

Sejenak Anto terdiam, lalu ia membalikkan tubuhku sehingga kini aku berhadap-hadapan dengannya, kemudian
dia mengecup bibirku lembut.

Lalu Anto bercerita kalau dia sangat suka melihat keindahan tubuhku yang tetap terjaga. Selama ini dia
masih bisa menahan hasratnya, tapi saat melihat aku yang mengenakan pakaian renang, Anto tidak dapat
lagi mengendalikan birahinya. Saat aku menanyakan bagian mana dari tubuhku yang membuatnya sangat
terangsang. Anto mengatakan bahwa pinggangku yang ramping terlihat sangat seksi dari belakang. Terutama
kalau mengenakan celana kain yang ketat, tambahnya.

Aku cuma terdiam mendengar penuturannya, tak kusangka kalau selama ini Anto sangat memperhatikan diriku.
Lalu dengan tenang Anto mulai meremas dadaku lagi, aku cuma diam menerima apa yang bakal dia lakukan.
Kedua jari-jari tangannya aktif meremas kedua payudaraku, apa lagi saat jari-jari itu mulai memilin dan
kemudian memelintir kedua puting susuku.

Rasa nikmat yang luar biasa dari dada itu menyebar ke seluruh badanku, sehingga membuat tubuhku bergetar
dan mengerang halus. Tiba-tiba semua kenikmatan itu terhenti, tapi ada sesuatu yang hangat di sekitar
dadaku, terus berhenti di putingku. Aku membuka mata sebentar, ternyata Anto sedang asyik menjilati
putingku dan sesekali menghisap-hisapnya.

Aku terus meresapi setiap kenikmatan yang dihasilkan oleh permainan lidah Anto di dadaku, pelan-pelan
kubuka mataku. Dan aku bisa menyaksikan bagaimana Anto menjelajahi setiap lekuk tubuhku. Aku mendesah
panjang saat aku merasakan ada sesuatu yang menyentuh vaginaku. Rupanya jari-jari Anto telah mengelus-
elus vaginaku yang sudah basah sekali.

Sambil terus memainkan lidahnya di puting susuku yang sudah sangat mengeras, seperti semalam sambil
menghisap lidahnya memutar-mutar puting susuku, sesekali dia menggigitnya sehingga aku menjadi
berkelojotan tak tertahankan. Saat aku terengah-engah mengambil nafas, Anto memindahkan serangannya ke
arah selangkanganku.

Aku menarik nafas dalam-dalam sewaktu lidahnya yang basah dan hangat pelan-pelan menyentuh vaginaku, aku
mendesah tertahan saat lidahnya naik ke klitorisku dan menyentuhnya. Kemudian dengan lihainya Anto
memelintir klitorisku dengan bibir hingga benar-benar membuatku merem-melek keenakan. Aku seperti
tersetrum karena tidak tahan, melihat itu Anto semakin ganas memelintir klitorisku.

“Euh.. Ah.. Ah.. Ach.. Aw..”

Aku sudah tidak tahu bagaimana keadaanku waktu itu, yang jelas mataku buram, semua serasa memutar-mutar.
Badanku lemas dan nafasku seperti orang yang baru lari marathon. Aku benar-benar pusing, terus aku
memejamkan mataku, ada lonjakan-lonjakan nikmat di badanku yang bermula dari selangkangan merambat ke
pinggul lalu bergerak ke dada dan akhirnya membuat badanku kejang-kejang tanpa bisa kukendalikan.

Anto memandangi wajahku yang sedang menikmati puncak kenikmatan yang telah dia berikan, sesungging
senyum terlintas di sana. Aku mencoba mengatur nafasku, dan sewaktu aku telah mulai tenang Anto
menyodorkan penisnya yang.. wow, ternyata 2 kali lebih besar daripada milik suamiku.

Kini penisnya yang telah hampir maksimal berdiri di depan mukaku, tangan kanannya digunakan untuk
memegang batang penis itu sementara tangan kirinya membelai rambutku dengan lembut. Aku tahu dia mau
dioral.Cerita Sex Terbaru

Aku buka mulutku dan kujilat sedikit kepala penisnya, terasa hangat dan membuatku ketagihan. Aku mulai
berani menjilat lagi terus dan terus. Anto duduk di ranjang, kedua kakinya dibiarkannya telentang. ceritasexterbaru.org Aku
juga duduk di ranjang, lalu aku membungkuk sedikit, aku pegang batang penisnya yang 2 kali lebih besar
daripada milik suamiku itu dengan tangan kiri dan tangan kananku menahan badanku agar tidak jatuh saat
mulutku sedang bekerja.

Mula-mula cuma menjilati, terus aku mulai kulum kepala penisnya. Aku hisap sedikit terus kumasukkan
semuanya ke mulutku tapi sayang tidak bisa masuk semuanya. Kepala penisnya sudah menyodok ujung mulutku
tapi masih ada sisa beberapa centi lagi. Aku tidak mau memaksakannya, aku gerakkan naik turun sambil aku
hisap dan sesekali aku gosok batang penisnya memakai tangan kiriku.

Anto sepertinya puas dengan permainanku, dia memperhatikan bagaimana asyiknya aku mengkaraoke batang
penisnya, sesekali dia membuka mulut sambil sedikit mendesah. Sekitar 10 menit kemudian, masih juga
belum ada tanda-tanda kalau dia akan keluar. Lalu dia melepaskan batang penisnya dari mulutku yang masih
penasaran. Lalu Anto berdiri dan mendorong tubuhku ke ranjang sampai aku telentang.

Lalu dibukanya pahaku agak lebar dan dijilatinya lagi vaginaku yang sudah kebanjiran. Terus dipegangnya
penisnya yang sudah berukuran maksimal, kemudian Anto mengarahkan batang penisnya ke vaginaku, tapi
tidak langsung dia masukkan. Dia gosok-gosokkan kepala penisnya terlebih dulu ke bibir vaginaku, baru
beberapa detik kemudian dia dorong batang penisnya ke dalam.

Terasa sesuatu yang keras padat hangat dan besar memaksa masuk ke dalam vaginaku, menggesek dindingnya
yang sudah berlendir. Aku mulai berkejap-kejap lagi merasakan bagaimana penisnya menggosok-gosok dinding
vaginaku hingga rasa nikmat yang luar biasa kembali menjalari tubuhku. Tiba-tiba penis Anto memaksa
masuk terus melesak ke dalam vaginaku hingga membuat tubuhku berkelojotan tak karuan menahan nikmat.

Lalu Anto mulai menggerakkan pinggangnya naik turun. Penisnya menggesek-gesek vaginaku, mula-mula lambat
lalu semakin lama semakin cepat. Ada rasa nikmat luar biasa setiap kali Anto menusukkan penisnya dan
menarik penis itu lagi. Anto semakin cepat dan semakin keras mengocok vaginaku, aku sendiri sudah
merem-melek tidak tahan merasakan nikmat yang terus mengalir dari dalam vaginaku.

Saat rasa nikmat itu semakin menggumpal dan hampir tumpah keluar, tiba-tiba Anto mencabut penisnya dari
vaginaku. Dia tengkurap diatasku, walau sudah lemas tapi aku tahu apa yang ingin Anto lakukan. Lalu aku
angkat pantatku ke atas, aku tahan pakai lututku dan kubuka pahaku sedikit sementara tanganku menahan
badanku agar tidak ambruk dan aku bersiap untuk ditusuk olehnya dari belakang.

Anto memasukkan penisnya ke vaginaku dari belakang, terus dia kocok lagi vaginaku. Dari belakang kocokan
Anto tidak terlalu keras, tapi semakin cepat. Aku sudah sekuat tenaga menahan badanku agar tidak ambruk,
dan aku rasakan tangan Anto meremas-remas dadaku dari belakang, terus jari-jarinya menggosok-gosok
puting susuku hingga ini membuatku merasa seperti diserang dari dua arah, depan dan belakang.

Anto kembali mengeluarkan penisnya dari vaginaku, kali ini dimasukkannya ke dalam anusku. Dia benar-
benar memaksakan penisnya masuk, padahal inilah pertama kalinya ada batang penis yang menjelajahi lubang
anusku. Anto sepertinya tidak peduli, dia mengocok anusku seperti mengocok vaginaku, kali ini cuma
tangan kirinya yang meremas dadaku sedangkan tangan kanannya sibuk bermain-main di selangkanganku, dia
masukkan jari tengahnya di vaginaku dan jempolnya menggosok klitorisku.Cerita Sex Terbaru

Aku benar-benar melayang, tubuhku bergerak-gerak tak karuan dan mataku berkejap-kejap keenakan. Anusku
dikocok-kocok, klitorisku digosok-gosok, dadaku diremas-remas dan putingnya dipelintir-pelintir dan
vaginaku dikocok-kocok juga pakai jari tengah. Aku benar-benar tidak kuat lagi, serasa seperti ada
aliran setrum yang menyerang tubuhku dan menyebar ke segala arah.

Bersamaan dengan itu aku merasa kepala penis Anto membesar di dalam lubang anusku. Secara bersamaan aku
menjerit halus dan ambruk ke atas kasur, batang penisnya sudah tidak bergerak-gerak lagi tapi kedua
tangannya tetap aktif bergerak membantuku meresapi setiap detik kenikmatan di setiap sendi tubuhku. Anto
lalu membalikkan tubuhku kemudian menjilati kedua puting susuku.

Sambil menikmati sisa-sisa gelombang orgasme yang masih terus menjalar, aku pegang rambut Anto yang
lumayan panjang dan kujambak. Setelah itu aku melangkahkan kaki ke kamar mandi yang terletak di dalam
kamar kostnya. Guyuran air yang dingin mengembalikan kesegaran tubuhku yang terasa linu di sana-sini.

Saat sedang asyik menikmati semua itu, ada ketokan halus dari arah pintu.

Kubuka pintu kamar mandi dan Anto tampak terkesima menyaksikan tubuhku yang telanjang bulat dengan
rambut yang basah. Dia masuk dan langsung merangkul tubuhku.

“Mandi dulu dong”, pintaku berbisik di telinganya.

Ternyata dia mau menurut dan langsung mengguyur badannya dengan air, kemudian Anto menyabuni tubuhnya
dengan sabun cair. Melihat tubuh kekar yang berotot itu basah oleh air, gairahku mulai naik kembali.

Selama ini aku belum pernah bercinta sambil mandi dengan suamiku, mungkin inilah kesempatan untukku,
batinku. Kudekati tubuh Anto, kuambil sedikit sabun cair lalu kuoleskan ke telapak tanganku. Setelah itu
kusabuni tubuhnya, pertama ke dadanya yang bidang, lalu turun ke perutnya yang berotot dan akhirnya ke
arah batang penisnya yang sudah berdiri tegak kembali.

Melihat batang kejantanannya yang membesar dan mengeras itu membuatku bergidik dan gemas. Pelan-pelan
kuoleskan sabun ke penisnya lalu kuusap-usap lembut batang penis yang perkasa itu. Kulihat Anto mulai
gelisah, sehingga kutingkatkan gerakan tanganku menjadi sebuah kocokan tapi tetap lembut. Kulihat
gerakan tubuh Anto semakin tidak beraturan, mau keluar rupanya dia, batinku.

Tiba-tiba Anto menarik tanganku dan melepaskannya dari batang penisnya. Lalu Anto ganti menyabuni
tubuhku, mula-mula dia menggosok kedua tanganku terus kedua kakiku. Sampailah gerakan menyabunnya pada
daerahku yang vital. Lalu Anto berdiri di belakangku. Kemudian dia merangkulku dan mulai menyabuni kedua
payudaraku dengan telapak tangannya yang besar dan lebar. Aku berusaha bertahan agar tidak mengeluarkan
suara desahan, tapi apa mau dikata saat dia mulai memelintir puting susuku sebuah desahan panjang keluar
juga dari bibirku.

Puas bermain di sekitar dada, usapannya merangkak ke bawah melewati perutku dan terus turun hingga
akhirnya sampai di liang senggamaku. Aku kembali merintih saat Anto mengusap liang vaginaku dengan
lembut, ceritasexterbaru.org busa sabun hampir menutupi permukaan lubang vaginaku. Saat gerakanku semakin liar, Anto menarik
tangannya dari bawah pahaku dan mengguYunr tubuh kami berdua dengan air yang dingin menyejukkan. Aku
lalu membalikkan tubuhku sehingga kini kami saling berhadapan, tinggi badanku hanya sampai kening Anto.

Kucium bibirnya dan dia membalasnya, gerakan lidahnya yang liar menari-nari di dalam rongga mulutku dan
aku sangat menikmatinya. Tangan kami pun tidak tingal diam, dia menyentuh payudaraku dan aku pun
menyentuh batang kejantanannya yang berdiri tegak perkasa.

Terjadilah perang gerakan tangan antara kami berdua, Anto asyik meremas dan memelintir sepasang puting
susuku sambil sesekali menghisap dan menggigitnya. Sementara aku mencoba mengimbanginya dengan terus
aktif mengocok batang penis Anto yang sudah sangat keras. Desahan nafas dan rintihan kenikmatan kami
berdua memenuhi semua sudut kamar mandi itu.

Setelah kurasa cukup, secara perlahan kubimbing batang penisnya untuk memasuki lubang vaginaku.
Kulebarkan sedikit kakiku agar batang kejantanan Anto dapat lebih mudah memasuki liang vaginaku.

Secara perlahan batang penis itu mulai menerobos liang senggamaku yang seakan menyedotnya. Kubiarkan
sejenak rasa nikmat itu menjalari semua sendi tubuhku, lalu kulilitkan tanganku ke lehernya. Lalu Anto
menggendongku dan menyandarkan tubuhku ke dinding kamar mandi. Kemudian Anto mulai menggoyang pinggulnya
yang membuat batang kejantanannya keluar masuk di lubang vaginaku.

Rasa nikmat luar biasa menderaku saat batang penis Anto menghunjam ke dalam liang senggamaku. Sekitar
sepuluh menit kemudian rasa nikmat itu mulai menjalari tubuhku, dan akhirnya sebuah erangan panjang
menyertai ledakan orgasme yang menghantam tubuhku.

Anto berhenti sejenak untuk memberikan kesempatan padaku menikmati orgasme yang kesekian kalinya.
Setelah melihat nafasku yang kembali teratur, dia kembali melanjutkan gerakan pinggulnya yang semakin
cepat dan tajam. Aku tak menyangka kalau gerakannya itu bisa kembali membuatku merasakan detik-detik
menjelang orgasme. Saat Anto menjerit dan menumpahkan spermanya ke dalam lubang vaginaku, saat itulah
aku merasa tubuhku seakan disetrum dan kembali ledakan orgasme menderaku. Padahal baru lima menit yang
lalu aku mencapai klimaks.

Setelah cukup tenang, aku menarik wajah Anto lalu menciumnya lembut.

“To.. Mbak boleh nanya nggak?”, ucapku membuka pembicaraan.
“Apa itu Kakak sayang..?”, bisiknya lembut di telingaku.

“Apa kamu sudah pernah melakukan ini dengan Indah.. Atau dengan cewek lain?”, tanyaku lembut. Dia
tersenyum menatapku, lalu ia memelintir kedua puting susuku sehingga aku mendesah kecil, lalu dia
berbisik..

“Kak Yuyun adalah orang pertama yang menikmati batang kejantananku”.

Astaga, ternyata pada saat Anto bercinta denganku dia masih perjaka, tapi aku tidak begitu saja percaya
dan sepertinya Anto bisa melihatnya dari air mukaku. Lalu ia berkata bahwa dia rajin membaca buku dan
cerita mengenai seks, selain itu dia juga sering menonton film BF untuk mencari trik-trik baru. Dan saat
bersamaku dia mengeluarkan semua ilmu yang telah didapatnya, dan yang membuatku lebih kaget lagi adalah
dia mengatakan bahwa itu pun belum semua ilmunya dikeluarkan.

Karena periode datang bulanku dan kepulangan suamiku dari tempatnya bekerja, membuat hubunganku dengan
Anto agak terganggu. Praktis selama dua minggu lebih kami tidak melakukan pertemuan sejak hubungan seks
pertama yang kami lakukan. Memang pernah sekali dia datang ke rumahku tapi itu hanya untuk menemani
Indah adikku yang juga pacarnya.

Selama dua minggu itu, aku selalu terbayang-bayang bagaimana perkasanya Anto saat sedang mencumbuku
malam itu, bahkan saat sedang bercinta dengan suamiku, yang kubayangkan saat sedang memasukkan batang
kejantanannya ke liang senggamaku adalah Anto.Cerita Sex Terbaru

Dan siang itu, setelah suamiku kembali ketempat dia bekerja, aku mendapat SMS dari Anto yang mengatakan
bahwa dia sangat kangen padaku dan ingin bertemu di sebuah mall yang cukup terkenal di kota kami. Aku
segera bersiap sambil mengkhayalkan apa yang akan kami lakukan siang ini.

Setelah mengenakan celana kain ketat berwarna hitam lalu BH yang juga berwarna hitam yang menjadi
pilihanku untuk menopang sepasang payudaraku yang menggantung indah. Dengan baju kaus warna putih yang
agak kekecilan sehingga memamerkan lekuk tubuhku yang tak kalah dengan anak remaja. Aku segera bergegas
pergi ke Mall dengan taksi yang kupesan melalui telepon.

Setelah membayar ongkos taksi, aku segera melangkahkan kaki ke dalam mall yang cukup megah itu. Lalu aku
menunggu di suatu tempat yang mana dari tempat itu kita akan bisa melihat hampir ke seluruh sudut
ruangan. Saat sedang asyik memperhatikan orang-orang yang berlalu-lalang, ada tangan yang merangkul
pinggangku dan disertai sebuah ciuman di pipi.

“Halo Mbak Yuyun.. Apa Kabar? Aku kangen loh..” sapanya sopan.
“Baik.. Kangen ketemu.. Atau kangen yang lain..?” godaku.
“Ah Mbak.. Paham aja..” sahut Anto sambil meremas pelan pantatku.

Kemudian kami berbincang-bincang sejenak untuk menghilangkan kekakuan. Berkali-kali Anto memuji
penampilanku saat itu yang katanya tidak seperti seorang wanita yang sudah menikah, tetapi lebih mirip
seorang perawan yang minta diperawani. Aku merasa malu dan langsung mencubit pinggangnya sehingga dia
berteriak dan membuat beberapa orang yang lewat menoleh ke kami. Lalu Anto menarik pinggulku untuk
segera beranjak pergi dari sana.

Dengan mesra kulingkarkan tanganku ke pinggang Anto, sementara tangan Anto semakin sering meremas-remas
sepasang pantatku yang terlihat kencang dibalut celana kain yang ketat. Aku menunggu sebentar di luar
mall, tak berapa lama Anto datang dengan motornya. Lalu aku membonceng ke motor itu dan melingkarkan
kedua tanganku ke pinggangnya sementara sepasang payudaraku menempel di punggung Anto yang lebar.

Sepanjang perjalanan, Anto terus bercerita bagaimana dia sangat ingin bertemu lagi denganku, sementara
aku hanya berdiam menempelkan dadaku ke punggungnya. Begitu sampai di tempat kostnya, Anto memintaku
naik duluan karena ia masih harus memarkir motor. Beberapa mata mengawasiku saat melangkahkan kaki ke
kamar Anto, entah karena penampilanku atau karena aku pernah bermalam di sini. Setelah membuka pintu aku
melangkah masuk dan menutupnya lagi, kuperhatikan seisi kamar masih rapi seperti terakhir kali saat aku
berkunjung dan bercinta di sini.

Tak lama aku mendengar suara pintu dibuka lalu ditutup lagi, kemudian ada suara langkah kaki yang
mendekat ke arahku. Kemudian sepasang tangan yang kokoh merangkul pinggangku, dan sebuah kecupan halus
mendarat di leherku. Kuletakkan tanganku di kedua tangan Anto yang sedang merangkulku, kemudian kecupan
bibirnya bergerak ke arah sisi lain leherku. Perlahan tapi pasti rangsangan itu mulai merasuk ke
tubuhku, ini kurasakan dari payudaraku yang mulai mengencang dan liang vaginaku yang mulai basah.

Lalu kecupan di leher itu mulai berubah menjadi jilatan di sekitar leherku. Sementara tangan Anto sudah
mulai menelusup masuk ke dalam bajuku dari arah depan. Aku memejamkan mataku saat tangan itu mulai
mengusap-usap perutku, jarinya berputar-putar di sekitar lubang pusarku hingga menimbulkan sensasi geli
tertahan. Kemudian tangan itu bergerak ke atas sambil menyingkap bajuku, sementara kecupan dan lidah
Anto menyerang telingaku sebelah kanan. Ini membuatku mendesah halus.

“Buka matanya dong sayang..” bisiknya halus di telingaku.

Perlahan aku membuka kedua mataku, dan entah kapan ternyata Anto telah memindahkan posisiku yang kini
menghadap ke arah cermin lemari pakaiannya. Di cermin itu aku menyaksikan bahwa tangan Anto telah sampai
ke buah payudaraku, sementara kaus yang kukenakan sudah tersingkap setengahnya. Lalu kedua tangan Anto
mulai meremas lembut sepasang payudaraku yang masih berbalut BH, mataku menyipit dan dari bibirku keluar
suara mendesah yang halus menikmati remasan tangannya pada dadaku.

Lalu Anto melepaskan baju kaus yang masih menggantung di leherku sehingga kini tubuh atasku hanya
mengenakan BH hitam yang kontras dengan warna kulitku yang putih kekuning-kuningan. Aku merasakan di
punggungku ada benda hangat yang bergerak turun dengan perlahan. Dengan giginya Anto membuka kaitan pada
bagian belakang BH-ku, dan dengan gerakan yang lembut akhirnya BH hitam itu melayang jatuh ke lantai.
Seperti dikomando, semua aktivitas Anto di tubuhku berhenti serempak.

“Mbak punya sepasang susu yang sangat indah..” bisiknya di telingaku.

Aku melihat ke arah cermin dan bola mata Anto tampak sangat bersinar terbakar oleh kobaran api birahi.

“Aku nggak bosan.. dan tak akan pernah bosan melihat.. menikmatinya..” bisik Anto sambil mencium pipiku.

Baca JUga Cerita Sex Pesta Seks Para Tetangga

Aku menjadi terharu mendengar perkataannya hingga rasa sayang dan hasrat birahiku semakin menjadi-jadi
padanya.

Aku bisa merasakan nafasnya mulai memburu dan berat. Dengan pasti bibir kami saling bertemu, pertama-
tama hanya ciuman ringan. Kemudian mulai menjadi liar tak terkendali lagi, mataku kembali terpejam
menikmati setiap sensasi yang kualami. Kusambut serangan lidah Anto yang bergerak-gerak liar di dalam
rongga mulutku. Selama beberapa saat lidahku dan lidah Anto bergulat bagai dua naga langit yang sedang
bertarung. Secara tiba-tiba Anto mencengkeram kedua payudaraku dengan keras hingga membuatku melenguh
keras dan kakiku limbung seolah tanpa pijakan.

Entah mengapa ia melakukannya tapi itu memberikan sensasi luar biasa pada diriku. Aku hanya bisa pasrah
sambil tanganku meremas rambut Anto. Selama beberapa detik ia menahan posisi itu sehingga membuat
nafasku mulai menjadi sesak, lalu secara perlahan dia melepas cengkeraman tangannya dan aku segera
menghirup udara segar sepuas-puasnya. Tangan Anto kembali bekerja dengan lembut di kedua buah
payudaraku. Sesekali tangan nakal itu memilin-milin puting susuku kemudian meremasnya lagi dengan
lembut, lalu puting susuku ditekan dan ditarik sampai membuatku menjerit pelan karena sensasi nikmat
yang ditimbulkannya.

Sambil duduk di tepi kasur Anto memutar tubuhku hingga kini kami saling berhadapan, sementara kepalanya
tepat berada di depan payudaraku yang telah mengeras dengan putingnya yang telah memerah. Sebuah senyum
simpul terlukis di wajahnya, lalu dia membenamkan wajahnya di belahan kedua payudaraku. Aku bisa
merasakan hembusan nafasnya yang hangat di sana, kemudian seperti seekor anjing yang sedang mengendus
bebauan, hidung Anto bergerak mengitari kedua payudaraku, ini menambah rasa geli dan nikmat yang
kurasakan.

Akhirnya mulutnya memangsa salah satu puting susuku yang telah memerah dan mengeras. Di dalam mulutnya
putingku mendapat serangan yang teramat dahsyat, lidah itu bergerak melingkar-lingkar di putingku
sementara giginya menggigit-gigit halus buah dadaku. Anto melakukannya bergantian pada kedua payudaraku.
Dan ini sangat menyiksa batinku hingga kulampiaskan dengan menjambak rambut Anto yang gondrong ikal itu.Cerita Sex Terbaru

Kedua tangan Anto mulai turun ke arah pantatku dan mulai meremasnya dengan lembut. Hisapan, jilatan dan
gigitan pada payudaraku, dan remasan pada sepasang pantatku yang kencang membuatku semakin tak dapat
mengontrol diri. Aku bisa merasakan bagaimana selangkanganku sudah sangat basah dan lembab, sementara
belum ada tanda-tanda bahwa Anto akan segera menyelesaikan permainannya pada bagian-bagian sensitif pada
tubuhku. Tangannya tetap asyik bekerja di pantatku dan mulutnya terus aktif memangsa sepasang
payudaraku.

Ada rasa lega saat Anto mulai membuka resleting celanaku, dan saat ia memerosotkannya ke bawah tampaklah
pemandangan yang pasti akan membuat setiap lelaki akan lupa diri jika melihatnya. CD putih yang
kukenakan sudah sangat basah sehingga mencetak jelas apa yang ditampungnya di sana. Rambut vaginaku yang
tebal karena belum sempat dicukur sudah basah oleh lendir yang keluar dari liang senggamaku dan
mengeluarkan bau khusus yang merangsang.

“Wah sudah basah banget nih Mbak.. Gimana dong..?” godanya nakal.
“Kamu sich nakal.. Bikin Mbak terangsang hebat.. Pokoknya kamu harus tanggung jawab To” bentakku pura-
pura dongkol.

Anto hanya tersenyum mendengar jawabanku, dengan sekali sentak aku merasa melayang dan saat tersadar,
tubuhku sudah terbaring di kasur tanpa ada benang yang melekat pada tubuhku. Lalu Anto naik ke atas
kasur dan langsung menindih tubuhku. Dengan nakal dia mencium bibirku lembut dan saat aku ingin
membalasnya, bibirnya sudah bergerak turun ke arah leher sampai akhirnya mendarat di dadaku. Di sini
bibir itu berhenti sejenak untuk menetek pada sepasang payudaraku, setelah puas di sana bibir itu
kembali bergerak turun. Dan ketika mulai menyentuh rambut kemaluanku, bibir itu kembali berhenti dan
menjulurkan lidahnya untuk menjilat perbatasan antara bagian yang berambut dan yang tidak.

Aku yang benar-benar telah terbakar oleh birahi jadi tak sabar. Kujambak rambut Anto dan kuarahkan
kepalanya ke arah pangkal pahaku. Sebuah lenguhan panjang keluar dari sepasang bibirku saat lidah Anto
menyentuh bibir vaginaku.

“Mbak Yuyun cantik dan seksi sekali, Sayang..” katanya dngan suara parau pertanda bahwa dia juga sudah
sangat terangsang.

Setelah itu Anto membentangkan kedua belah pahaku lebih lebar, kemudian kepalanya kembali tenggelam di
selangkanganku. Tanpa membuang waktu, bibir Anto mulai melumat bibir kemaluanku yang sudah sangat basah.
Tubuhku menggelinjang hebat, sementara kedua tangannya merayap ke atas dan langsung meremas-remas kedua
buah payudaraku.

Bagaikan seekor singa buas ia menjilati liang kemaluanku dan meremas buah dadaku yang kenyal dan putih
ini. Lidahnya yang hangat mulai menyusup ke dalam liang kemaluanku. Tubuhku terlonjak dan pantatku
terangkat ke atas saat lidahnya mulai mengais-ngais bibir vaginaku. Diringi desahan dan erangan dari
bibirku, tanganku menarik kepala Anto lebih ketat agar lebih kuat menekan selangkanganku, sedangkan
pantatku selalu terangkat seolah menyambut wajah Anto yang masih tenggelam di selangkanganku.

Aku semakin megap-megap dan mengerang karena kenikmatan yang amat sangat dan sulit dilukiskan dengan
kata-kata. Aku menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan karena rasa geli dan nikmat ketika bibir dan
lidah Anto menjilat dan melumat bibir kemaluanku. Aku semakin melayang dan seolah terhempas ke tempat
yang kosong. Tubuhku bergetar dan mengejang bagaikan tersengat aliran listrik. Aku mengejat-ngejat dan
menggelepar saat bibir Anto menyedot klitorisku dan lidahnya mengais-ngais dan menggelitik klitorisku.

“Akhh.. Akhh.. Ohh..”

Dengan diiringi jeritan panjang akhirnya aku merasakan orgasme yang teramat nikmat. Benar-benar pandai
memainkan lidah si Anto ini, pikirku, hingga pantatku secara otomatis terangkat dan wajah Anto semakin
ketat membenam di antara selangkanganku yang terkangkang lebar. Napasku tersengal-sengal setelah
mengalami orgasme yang sangat hebat tadi.

Lalu dengan tenang Anto membersihkan cairan kenikmatan yang masih terus mengalir keluar dari liang
senggamaku, sementara aku masih menetralisir aliran nafasku yang tersengal-sengal setelah mencapai
puncak orgasme yang luar biasa. Rasanya seluruh tubuhku remuk dan pegal, kemudian Anto pamit ke kamar
mandi untuk berkumur sebentar.Cerita Sex Terbaru

Beberapa saat kemudian dia kembali sudah dalam keadaan telanjang bulat dan langsung berdiri di samping
kepalaku dengan batang kejantanannya berdiri tegak menantang ke arahku. Aku merinding melihat besarnya
batang pelir milik Anto dan saat membayangkan bagaimana rasanya saat batang kontol yang besar itu
memasuki liang vaginaku. Hasrat yang sempat turun itu mulai naik lagi. Saat tanganku hendak memegangnya,
Anto bergerak mundur hingga membuatku menjadi bingung.

“Hari ini biarkan aku saja yang muasin Kakak ya..” ucap Anto sambil duduk di tepi kasur.
“Maksud kamu..? Kakak nggak ngerti San..?” tanyaku bingung.
“Hari ini aku pengen sepuasnya menikmati setiap inci tubuh Kakak” katanya tersenyum sambil membelai
rambutku yang awut-awutan.
“Hari ini aku pengen membuat kakak mencapai kenikmatan sampai mau pingsan.. Boleh ya Kak..?” pintanya
memelas.
“Ya udah.. Terserah kamu aja..” jawabku, walaupun sebenarnya aku tidak begitu paham dengan apa yang dia
inginkan.

Kemudian dengan tersenyum Anto mencium keningku yang dilanjutkannya dengan mencium kedua mataku, lalu
bibirnya mengecup hidung dan kedua pipiku. Setelah menggosok-gosokkan hidungnya dengan hidungku,
bibirnya mengecup pelan bibirku. Dengan mesra aku melingkarkan kedua tanganku pada lehernya dan
menariknya agar lebih puas, aku ingin menikmati permainan lidahnya dalam mulutku karena tadi aku merasa
lidah itu terlalu cepat turun ke bawah.

Lidah Anto mulai menari-nari di dalam rongga mulutku, dengan lihainya lidah itu menelusuri setiap sudut
rongga mulutku seolah memiliki mata. Sementara gerakan lidahku tidak dapat mengimbangi pergerakan lidah
Anto yang sangat liar. Dan itu menimbulkan sensasi nikmat yang memabukkan. Apa lagi saat kedua tangan
Anto mulai meremas-remas kedua buah payudaraku yang telah mengeras lagi. Payudara berukuran 34B itu
seakan tenggelam dalam genggaman tangannya yang besar.

Anto lalu memegang batang kemaluannya dan ditusukkannya ke celah-celah bibir kemaluanku yang sudah
sangat licin. Dengan lembut dia mendorong pantatnya sampai akhirnya ujung kemaluan Anto berhasil
menerobos bibir kemaluanku hingga membuat tubuhku menggeliat hebat ketika ujung kemaluan yang besar itu
mulai menyeruak masuk. Perlahan namun pasti rasa nikmat mulai kurasakan dari arah selangkanganku.

Kenikmatan yang kurasa betul-betul membuatku hampir berteriak histeris. Sungguh batang kemaluan Anto
luar biasa nikmatnya. Liang kemaluanku serasa berdenyut-denyut saat menjepit ujung topi batang kemaluan
Anto yang bergerak maju mundur secara perlahan. Dia terus menerus mengayunkan pantatnya, sementara
keringat kami berdua semakin deras mengalir dan mulut kami masih terus berpagutan.

“Akkhh.. Ssaann..” aku menjerit perlahan saat kurasakan betapa batang kemaluan Anto menyeruak semakin
dalam dan serasa begitu sesak memenuhi liang senggamaku. Batang penisnya terasa berdenyut-denyut dalam
jepitan liang vaginaku.

Apa lagi lidah Anto yang panas mulai menyapu-nyapu seluruh leherku dengan ganasnya hingga bulu kudukku
serasa merinding di buatnya.

Aku tak sadar saat Anto kembali mendorong pantatnya hingga batang kemaluannya yang terjepit erat dalam
liang kemaluanku semakin menyeruak masuk. Aku yang sudah sangat terangsang menggoyangkan pantatku untuk
memperlancar gerakan batang kemaluan Anto dalam liang kemaluanku. Kepalaku bergerak-gerak liar merasakan
sensasi hebat yang sedang kualami. Liang kemaluanku semakin berdenyut-denyut dan ada semacam gejolak
yang meletup-letup hendak pecah dari dalam diriku.

Bless.., dengan perlahan tapi pasti batang kemaluan yang besar itu melesak ke dalam lubang kenikmatanku.
Vaginaku terasa penuh sesak oleh batang kemaluan Anto yang besar itu.

“Hebat Kak.. Vagina mbak masih seret walaupun sering dimasukin Pak Aa’” puji Anto. Ini membuatku semakin
merasa bangga dan bahagia.

Terasa kehangatan batang kemaluannya dalam jepitan liang kemaluanku. Batang kemaluan Anto mengedut-
ngedut dalam jepitan lubang kenikmatanku. Kemudian dengan perlahan sekali Anto mulai mengayunkan
pantatnya hingga kurasakan batang kejantanannya menelusuri setiap inci liang kenikmatanku. Ini
menimbulkan sensasi yang teramat nikmat untukku. Aku tak sempat mengerang karena tiba-tiba bibir Anto
sudah melumat bibirku. Lidahnya menyeruak masuk ke dalam mulutku dan mencari-cari lidahku. Aku pun
membalasnya.

Anto mendengus perlahan pertanda bahwa birahinya sudah mulai meningkat sementara gerakan batang
kemaluannya semakin mantap di dalam liang kemaluanku. Aku dapat merasakan bagaimana batang kontolnya
yang keras menggesek-gesek dinding vaginaku. Aku pun mengerang dan tubuhku bergerak liar menyambut
gesekan batang kejantanannya. Pantatku mengangkat ke atas seolah-olah mengikuti gerakan Anto yang
menarik batang kejantanannya dengan cara menyentak seperti orang memancing sehingga hanya ujung batang
kejantanannya yang masih terjepit di dalam lubang kenikmatanku.Cerita Sex Terbaru

Lalu ia mendorong batang kejantanannya secara perlahan hingga ujungnya seolah menumbuk perutku. Anto
melakukannya berulang-ulang. Aku merasa ada semacam sentakan dan kedutan hebat saat Anto menarik batang
kemaluannya dengan cepat. Gerakannya ini membuat napasku semakin terengah-engah dan merasakan kenikmatan
yang terus naik dan tak tertahankan. Besarnya batang kejantanan Anto membuat liang vaginaku terasa
sempit. Sangat terasa sekali bagaimana nikmatnya batang kemaluan Anto menggesek-gesek dinding liang
vaginaku.

Secara refleks aku pun mengimbangi genjotan Anto dengan menggoyang pantatku. Semakin lama genjotan Anto
semakin cepat dan keras, sehingga tubuhku tersentak-sentak dengan hebat. Slep.. slep.. slep.. demikian
bunyi gesekan batang kejantanan Anto saat memompa liang kemaluanku.

“Akhh..! Akkhh..! Oohh..!” erangku berulang-ulang. Benar-benar luar biasa sensasi yang kudapatkan. Anto
benar-benar menyeretku ke surga kenikmatan, aku kembali merasa seperti gadis perawan yang sedang
melepaskan mahkotanya.

Tak berapa lama kemudian aku merasakan nikmat yang luar biasa dari ujung kepala hingga ujung kemaluanku.
Tubuhku menggelepar-gelepar di bawah genjotan Anto. Aku menjadi lebih liar dan menyedot-nyedot lidah
Anto dan kupeluk tubuhnya erat-erat seolah takut terlepas.

“Ooh.. Oh.. Akhh..!” aku menjerit ketika hampir mencapai puncak kenikmatan. Tahu bahwa aku hampir
orgasme, Anto semakin kencang menggerakkan batang kemaluannya yang terjepit di liang kenikmatanku. Saat
itu tubuhku semakin menggelinjang liar di bawah tubuh Anto yang kekar. Tak lama kemudian aku benar-benar
mencapai klimaks.

“Oohh.. Aauuhh.. Oohh..!” jeritku tanpa sadar. Secara refleks jari-jariku mencengkrram punggung Anto.
Pantatku kunaikkan ke atas menyongsong batang kemaluan Anto agar bisa masuk sedalam-dalamnya. Lalu
kurasakan liang senggamaku berdenyut-denyut dan akhirnya aku merasakan sedang melayang, tubuhku serasa
ringan bagaikan kapas. Aku benar-benar orgasme!! Gerakanku semakin melemah setelah mencapai puncak
kenikmatan itu. Anto lalu menghentikan gerakannya.

“Enak kan Sayang..” bisik Anto lembut sambil mengecup pipiku. Aku hanya terdiam dan wajahku merona
karena rasa malu dan nikmat. Anto yang belum mencapai klimaks membiarkan saja batang kejantanannya
terjepit dalam liang kemaluanku. Anto sengaja membiarkan aku untuk menikmati sisa-sisa kenikmatan itu.
Aku kembali mengatur napasku, sementara aku merasakan batang kemaluan Anto mengedut-ngedut dalam jepitan
liang senggamaku. Tubuh kami berdua sudah mengkilat karena peluh yang membanjiri tubuh kami berdua.
Hanya kipas angin yang membantu menyejukkan kamar kost mesum itu.

Setelah beberapa saat, Anto yang belum mencapai klimaks kembali menggerak-gerakkan batang kemaluannya
maju mundur. Gerakannya yang perlahan, lembut dan penuh perasaan itu kembali membangkitkan birahiku yang
telah sempat menurun. Kugoyangkan pinggulku seirama gerakan pantat Anto. Rasa nikmat kembali naik ke
ubun-ubunku saat kedua tulang kemaluan kami saling beradu. Gerakan batang kemaluan Anto semakin lancar
dalam jepitan liang senggamaku.

Aku yang sudah cukup lelah hanya dapat bergerak mengimbangi ayunan batang kemaluan Anto yang terus
memompaku. Anto semakin lama semakin kencang memompa batang kemaluannya. Sementara mulutnya tidak
henti-hentinya menciumi pipi dan leherku dan kedua tangannya meremas sepasang payudaraku yang indah.
Mendapat rangsangan tanpa henti seperti itu, nafsuku kembali merambat naik menuju puncak. Dapat
kurasakan bagaimana kenikmatan mulai kembali menjalari seluruh tubuhku.

Bermula dari selangkanganku, kenikmatan itu menjalari putingku dan naik ke ubun-ubun. Aku balik membalas
ciuman Anto. Pantatku bergerak memutar mengimbangi batang kemaluan Anto yang dengan perkasanya menusuk-
nusuk lubang vaginaku. Gerakan Anto semakin liar dengan napas yang mendengus tak beraturan. Pantatku
kuputar-putar, kiri-kanan semakin liar untuk menggerus batang kejantanan Anto yang terjepit erat di
dalam lubang kenikmatanku.

Aku pun semakin tak bisa mengontrol tubuhku hingga kusedot lidah Anto yang menelusup masuk ke dalam
mulutku. Tubuh Anto mengejat-ngejat seperti orang yang terkena setrum karena rasa nikmat yang luar
biasa. Kemudian jeritan panjang memenuhi ruangan kost itu saat aku mencapai orgasme untuk yang kesekian
kalinya. Sementara gerakan tubuh Anto mulai mengejat-ngejat tak beraturan.

“Ough.. Ough.. Ughh..!” Dengan napas yang terengah-engah, Anto yang berada di atas tubuhku semakin cepat
menghunjamkan batang kejantanannya. Lalu.. Crrtt.. Crrtt.. Crrtt.. Crrtt.. Crrtt..

Aku bisa merasakan bagaimana batang kejantanan Anto menyemprotkan air maninya dalam kehangatan liang
senggamaku. Matanya membeliak dan tubuhnya berguncang hebat. Batang kejantanan Anto pun mengedut-ngedut
dengan kerasnya saat menyemburkan air maninya. Aku bisa merasakan ada semprotan hangat di dalam sana,
nikmat sekali rasanya. Kami mencapai puncak kenikmatan secara bersamaan.

“Teruss.. Teruss.. Putarr.. Sayanghh..!” dengus Anto.

Aku membantunya dengan semakin liar memutar pinggulku. Setelah beberapa saat, tubuhnya ambruk menindih
tubuhku dengan batang kemaluan yang masih menancap pada liang vaginaku. Kurasakan ada cairan yang
mengalir keluar dari liang kemaluanku. Napas kami menderu selama beberapa saat setelah pergumulan nikmat
yang melelahkan itu. Lalu kupeluk tubuh Anto yang basah oleh keringat, kuciumi seluruh wajahnya.

“Thank’s ya To.. Kamu memang sangat perkasa.. Indah sangat beruntung memilikimu..” bisikku di
telinganya.
“Mbak Yuyun juga.. Jangan menolak kalau lain kali aku pengen bercinta lagi dengan Mbak ya..” balasnya.
Aku mengangguk perlahan.Cerita Sex Terbaru

Lima belas menit kemudian aku membersihkan diri di kamar mandi sementara Anto masih berbaring mengatur
napasnya. Saat mengenakan pakaian dan celana, Anto masih mencuri kesempatan untuk meremas kedua dadaku
dan mencium bagian belakang leherku. Atas permintaannya, BH dan CD yang kupakai saat itu kuberikan pada
Anto sebagai tanda mata bahwa hubungan kami tak akan berhenti sampai di sini saja.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.

Lidah Yang Nakal

Cerita Sex Terbaru Lidah Yang Nakal

Cerita Sex Terbaru | Pagi itu, sinar matahari belum mampu mengusir embun putih yang menyelimuti sebuah villa mewah di kawasan
Puncak Pass. Beberapa gerombol embun masih terlihat melayang-layang tertiup angin. Pucuk-pucuk pinus
masih berwarna putihtertutupi embun pagi. Rumput di halaman villa masih basah.
Di dalam bathtub yang berisikan air hangat, Theo dan Debby duduk berendam sambil berpelukan mesra. Gadis
itu duduk di atas paha Theo. Telapak tangannya mengusap-usap menyabuni punggung guru matematikanya itu,
dan ia pun merasakan tangan lelaki itu menyabuni punggungnya. Pelukan mereka sangat erat hingga dada
mereka saling menekan satu sama lain. Sesekali Debby menahan nafas ketika menggeliatkan badannya.

Dadanya yang menggeliat menyebabkan puting gunung kembarnya mengalirkan birahi ke sekujur tubuhnya.
Puting itu semakin mengeras setelah beberapa kali bergesekan dengan dada Theo yang licin dipenuhi buih-
buih sabun. Pangkal pahanya yang terendam air hangat terasa membakar birahi ketika batang kemaluan
lelaki itu menyentuh vaginanya. Debby menggerak-gerakkan telapak tangannya dari punggung hingga ke leher
Theo. Sambil menyabuni, ditariknya tengkuk lelaki itu.

“Debby sangat mencintai Theo,” bisiknya.

Theo mengelus-elus bahu gadis itu dengan busa sabun yang berlimpah. Busa dan buih-buih berbentuk bola-
bola kecil meleleh ke bagian atas dada dan punggung Debby. Lalu ditatapnya wajah yang cantik itu. Wajah
yang terlihat semakin menarik karena buih-buih sabun memenuhi lehernya yang jenjang. Disibaknya rambut
gadis itu ke belakang. Busa dan bola-bola kecil ikut menempel di rambut gadis itu, kemudian bola-bola
itu meletus. Menawan. Sangat cantik dan mempesona, bisik hati Theo.

Mungkinkah aku jatuh cinta untuk yang kedua kalinya?, tanya Theo dalam hati. Jatuh cinta terhadap
seorang murid yang masih belia dan nakal? Mengapa? Mengapa..? Apakah karena sensasi dan kemanjaan yang
diciptakannya? Ah.., gumam Theo sambil menarik nafas panjang. Lalu dikecupnya anak rambut di kening
gadis itu. Ia tak mampu memikirkan pertanyaan-pertanyaan yang berkecamuk di benaknya. Tingkah laku Debby
yang lembut dan kadang-kadang liar telah melumpuhkan nalarnya. Ia tak mampu berpikir ketika luapan
birahi membakar tubuhnya.

“Theo juga sangat mencintai Debby. Sebelumnya tak pernah Theo rasakan nikmatnya terbakar birahi seperti
saat ini..” ujar Theo.

Bola mata mereka saling menatap seolah ingin menjenguk isi hati masing-masing. Lalu Theo menarik tubuh
gadis itu agar lebih erat menempel ke tubuhnya. Disabuninya punggung gadis itu dengan kedua telapak
tangannya. Sambil mengusap-usapkan busa sabun, telapak tangannya terus menyusur hingga tenggelam ke
dalam air. Diusap-usapnya bongkah pantat gadis itu.

Sejenak, ia menahan nafas ketika meremas bongkah pantat yang masih kenyal itu. Karena gadis itu duduk di
atas pahanya, bongkah pantat itu terasa lebih kenyal daripada biasanya. Batang kemaluan Theo semakin
keras ketika bersentuhan dengan vagina gadis itu. Ia dapat merasakan kelembutan bibir luar vagina gadis
itu ketika bergesekan dengan bagian bawah batang kemaluannya. Dan dengan usapan lembut, telapak
tangannya terus menyusuri lipatan bongkah pantat yang kenyal itu. Ia dapat merasakan lubang dubur Debby
di jari tengahnya. Diusap-usapnya beberapa kali hingga ujung jarinya merasakan kehalusan lipatan daging
antara dubur dan vagina.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

“Theoo.., Theo nakal!” desah Debby sambil menggeliat mengangkat pinggulnya.

Walau tengkuknya basah, Debby merasa bulu roma di tengkuknya meremang akibat nikmat dan geli yang
mengalir dari vaginanya. Ia menggeliatkan pinggulnya. Geliat itu menyebabkan telapak tangan Theo semakin
bebas mengusap-usap. Membelai. Ia mengecup leher Theo berulang kali ketika merasakan ujung jari Theo
menyentuh bagian bawah bibir vaginanya.

Tak lama kemudian, telapak tangan itu semakin jauh menyusur hingga akhirnya ia merasakan lipatan bibir
luar vaginanya diusap-usap. Debby berulang kali mengecup leher Theo. Kecupan panas dan liar sebagai
ungkapan luapan birahi yang mendera tubuhnya. Sesekali lidahnya menjilat, sesekali menggigit dengan
gemas. Ia dapat merasakan lendir birahi yang semakin banyak bermuara di vaginanya.

Karena vaginanya terendam dalam air, usapan-usapan di dinding dan bibir dalam vaginanya terasa menjadi
kesat. Setiap kali mengusap, lendir di vaginanya langsung larut ke dalam air. Ujung jari itu menjadi
terasa lebih kasar daripada biasanya. Membakar birahi untuk mengalirkan kadar kenikmatan yang lebih
tinggi daripada biasanya. Kenikmatannya hampir setara dengan liarnya lidah Theo yang menari-nari di
antara lipatan bibir vaginanya ketika mencumbu vaginanya di balkon villa. Ia terpaksa menahan nafas
untuk mengendalikan kenikmatan yang ia rasakan di sekujur tubuhnya.

“Aarrgghh.. Sstt.. Sstt..” rintihnya berulang kali.

Lalu ia bangkit dari pangkuan lelaki itu. Ia tak ingin mencapai orgasme hanya karena usapan-usapan jari
yang terasa kesat di lubang vaginanya. Tapi ketika berdiri, kedua lututnya terasa goyah. Rasa nikmat di
vaginanya telah membuat dirinya seolah sedang melayang-layang. Lututnya seolah kehilangan sendi.Cerita Sex Terbaru

Dengan cepat Theo pun bangkit berdiri. Tangannya segera membalikkan tubuh gadis itu. Ia tak ingin gadis
belia yang dicintainya itu terjatuh. Disangganya punggung gadis itu dengan dadanya. Lalu dituangnya
kembali cairan sabun ke telapak tangannya. Dan diusap-usapkannya cairan sabun itu di perut gadis belia
itu. Ketika menggerakkan telapak tangannya ke arah atas, busa sabun terdorong dan menggumpal di antara
jari jempol dan telunjuknya. Dan ketika buih-buih itu terbentur pada lekukan bawah buah dada gadis itu,
ia meremasnya dengan lembut.

Kedua buah dada yang kenyal itu terasa licin dan sangat halus. Telapak tangannya terus bergerak ke atas.
Ia sengaja membuka jari jempol dan telunjuknya agar puting buah dada yang masih kecil itu terjepit di
jarinya. Sejenak, puting yang terjepit itu diremas-remasnya dengan lembut. Puting kiri dan kanan
diremasnya bersamaan. Dilepas. Diremas kembali. Lalu telapak tangannya mengusap semakin ke atas dan
berhenti di leher jenjang gadis belia itu.

“Theo, aargh.., lama amat menyabuninya, aarrgghh..” rintih Debby sambil menggeliatkan pinggulnya.

Ia merasakan batang kemaluan Theo semakin keras dan besar. Hal itu dapat ia rasakan karena batang
kemaluan itu semakin dalam terselip di antara lipatan bongkah pantatnya. Lalu ia mendongakkan kepala
sambil menoleh ke belakang. ceritasexterbaru.org Diangkatnya tangan kanannya untuk menarik leher lelaki itu, lalu diciumnya
dengan mesra. Lidahnya menjulur dan bergerak-gerak liar untuk memilin-milin lidah Theo. Tangannya
kirinya meluncur ke bawah, lalu meremas biji kemaluan lelaki itu dengan gemas.

Theo menggerakkan telapak kanannya ke arah pangkal paha Debby. Sesaat ia mengusap-usap bulu-bulu ikal di
bagian atas vagina gadis itu. Menikmati bulu-bulu yang masih pendek dan halus itu di ujung jari-jarinya.
Lalu telapak tangannya meluncur ke bawah. Diusapnya vagina mungil itu berulang kali. Vagina yang baru
kira-kira 7 jam yang lalu selaput perawannya dipasrahkan untuk dilewati oleh cendawan batang
kemaluannya.

Jari tengahnya terselip di antara kedua bibir luar vagina itu. Diusapnya berulang kali. Telapak
tangannya yang dipenuhi buih-buih sabun membuat bibir vagina dan pangkal paha itu menjadi sangat licin.
Klitoris itu seolah bergerak menggeliat-geliat ketika ia mengusapkan telapak tangannya. Klitoris yang
semakin keras dan licin karena lendir dan buih-buih sabun.

“Aarrgghh..!” rintih Debby ketika merasakan batang kemaluan lelaki itu semakin kuat menekan lipatan
bongkah pantatnya.

Ia merasakan lendir birahinya membanjiri vaginanya. Lendir itu pasti bercampur dengan busa sabun,
pikirnya. Lalu ia berjongkok agar vaginanya terendam ke dalam air. Dibersihkannya celah di antara bibir
vaginanya dengan cara mengusap-usapkan dua buah jarinya.

Ketika menengadah, ia melihat batang kemaluan Theo telah berada persis di hadapannya. Batang kemaluan
itu telah membengkak dan terlihat mengangguk-angguk. Ada setetes lendir menghiasi ujung batang kemaluan
itu. Persis di bagian tengah cendawan yang berwarna kecokelat-cokelatan itu. Indah sekali, gumamnya.
Lalu ditatapnya warna kemerah-merahan di lekukan antara cendawan dan batang kemaluan itu. Bola matanya
berbinar-binar mengamati lekukan yang indah itu.

Setelah puas mengamati, diremasnya batang kemaluan itu dengan lembut. Lalu diarahkan ke mulutnya.
Dikecupnya bagian ujung cendawan itu. Terdengar bunyi ‘cep’ ketika ia melepaskan kecupannya. Setetes
lendir yang menghiasi ujung cendawan itu berpindah ke bagian dalam celah kedua bibirnya. Sejenak,
matanya terlihat setengah terpejam ketika ujung lidah dan kedua bibirnya mencicipi lendir itu.Cerita Sex Terbaru

Tubuh Theo bergetar menahan nikmat ketika ia melihat lidah dan bibir Debby bergerak-gerak mencicipi
lendirnya. Dicicipinya dengan penuh perasaan! Erotis sekali! Batang kemaluannya menjadi semakin keras.
Berdiri tegak! Ia meraih bahu gadis itu karena tak sanggup lagi mengendalikan tekanan darah yang
memenuhi urat-urat di batang kemaluannya.

Setelah berdiri, Debby merasakan telapak tangan Theo mengangkat paha kirinya. Sambil mencium bibirnya,
telapak tangan itu tetap menahan bagian belakang pahanya hingga akhirnya ia terpaksa melilitkan kakinya
di pinggang lelaki itu. Ia masih berusaha mengatur keseimbangan tubuhnya ketika Theo menyelipkan
cendawan kemaluannya ke celah di antara bibir vaginanya. Karena tubuhnya masih belum seimbang, cendawan
itu terlepas kembali. Theo agak menekuk kedua lututnya ketika berusaha menyelipkan kembali cendawan
kemaluannya. Ia sudah sangat ingin merasakan kembali vagina yang sempit itu meremas batang kemaluannya.
Nafasnya mendengus-dengus tak teratur. Dengan terburu-buru, ia mendorong pinggulnya.

“Argh, aarrgghh.., Theo!” rintih Debby.
“Masih sakit?” tanya Theo.
“Sakit dikit..” jawab Debby.

Theo menarik batang kemaluannya perlahan-lahan, kemudian mendorongnya kembali perlahan-lahan pula.
Sambil mendorong, ia menatap vagina gadis itu. Pandangannya nanar seolah ada kabut yang menutupi bola
matanya ketika ia melihat bibir luar vagina gadis itu ikut terdorong bersama batang kemaluannya. Ia
masih menatap terpesona ketika perlahan-lahan menarik kembali batang kemaluannya. Bibir luar vagina itu
merekah dan seolah sengaja memperlihatkan lipatan celah vagina yang berwarna pink!

“Masih sakit, Sayang?”
“Hmm!”
“Sakit?”
“Enaak.., Theo!”

Theo tersenyum. Dilumatnya bibir gadis itu sambil menghentakkan pinggulnya. Dengan cepat, batang
kemaluannya menghunjam. Ia menghentikan hentakan pinggulnya dan berdiri kejang setelah merasakan mulut
rahim gadis itu tersentuh oleh ujung cendawannya. Lalu ditatapnya raut wajah murid yang dicintainya itu
sekaligus dikaguminya!

Selain cantik dan dan seksi, muridnya itu pun tak pernah bertanya atau membantah ketika ia menghunjamkan
kemaluannya sambil berdiri. Murid yang patuh sekaligus mempunyai ide-ide liar yang sensasional dalam
bercinta. Mungkin muridku ini memang dikaruniai bakat bercinta, kata Theo dalam hati. Bakat untuk
menaklukkan lelaki! Alangkah beruntungnya aku menjadi gurunya! Perlahan-lahan Theo menarik batang
kemaluannya. Sebelah tangannya meremas bongkah pantat gadis itu dan yang sebelah lagi meremas dada.

“Aarrgghh..!” rintih Debby ketika merasakan batang kemaluan Theo kembali menghunjam vaginanya.Cerita Sex Terbaru

Ia terpaksa berjinjit karena batang kemaluan itu terasa seolah membelah vaginanya. Kedua tangannya
dengan erat merangkul leher Theo. Ia ingin menggantung di leher lelaki itu. Lututnya terasa lemas
menahan kenikmatan yang menjalari sekujur tubuhnya. Panasnya birahi membuat pori-pori di sekujur
tubuhnya menjadi terbuka. Butir-butir keringat mulai merembes dari pori-porinya, bercampur dengan busa
sabun yang masih tersisa di beberapa bagian tubuhnya.

Semakin sering ujung cendawan kemaluan lelaki itu menyentuh mulut rahimnya, semakin banyak pula keringat
merembes di sekujur tubuhnya. Hingga akhirnya keringat itu terlihat mengkristal di kulitnya! Nafas Debby
beberapa kali terhenti ketika Theo menarik dan menghunjamkan batang kemaluannya. Menarik dan menghunjam
dengan cepat hingga terdengar ‘cepak-cepak’ yang merdu setiap kali pangkal pahanya berbenturan dengan
pangkal paha Theo. Dan setiap kali mendengar suara ‘cepak’ itu, darahnya seolah terasa berdesir hingga
ke ubun-ubun.

“Aarrgghh.., aarrgghh.., Theoo!”
“Theoo.., Debby pipiis..!”

Rintihan itu membuat Theo semakin cepat menghentak-hentakkan pinggulnya. Keringat bercucuran dari
dahinya. Ia berusaha menahan nafas untuk mengendalikan tekanan air mani yang ingin menyemprot dari
lubang batang kemaluannya. Tapi orgasme gadis belia yang sangat dicintainya itu ternyata membuat ia tak
mampu lagi menahan tekanan air mani yang mengalir dari biji kemaluannya. Vagina sempit itu berdenyut-
denyut meremas batang kemaluannya. Menghisap air mani yang masih tertahan di batang kemaluannya. Membuat
ia tak berdaya untuk mengendalikan desakan air mani yang menyemprot dari lubang batang kemaluannya.

“Aarrgghh..! Aarrgghh..! Debby, aarrgghh..!” raung Theo sambil menghujamkan batang kemaluannya sedalam-
dalamnya.
“Theoo.., sstt, sstt..” desis Debby berulangkali ketika merasakan air mani lelaki yang sangat
dicintainya itu ‘menembak’ mulut rahimnya.

‘Tembakan’ yang pertama terasa panas dan menggetarkan hingga membuat tubuhnya berdiri kejang dan
punggungnya melengkung ke belakang. ‘Tembakan’ kedua dan ketiga membuat ia semakin berjinjit setengah
bergantung di leher Theo.

Baca JUga Cerita Sex Tante Yang Mengairahkan

“Aarrgghh.., Debby! Argh.., enaknya!” rintih Theo di telinga murid yang sangat disayanginya itu.
“Theoo.., sstt.., sstt..!” desis Debby pula berulangkali sesaat setelah lepas dari puncak orgasmenya!

Kedua telapak tangan Theo memangku bongkah pantat Debby. Telapak tangannya masih dapat merasakan
kedutan-kedutan di bongkah pantat itu ketika gadis itu mencapai puncak orgasmenya. Dan dengan tenaga
yang masih tersisa di tubuhnya, di tarik bongkah pantat yang kenyal itu agar mereka tak terjatuh. Ia tak
ingin gadis itu terjatuh karena ia masih ingin batang kemaluannya tetap terbenam dalam kelembutan vagina
yang sempit itu. Vagina yang sangat dikaguminya, muda, segar, dan masih berwarna pink!

“Puas, Sayang?” bisik Theo sambil mengusap-usap punggung Debby.
“Puas banget!”
“Theo sangat menyayangi Debby.”
“Debby juga sangat sayang pada Theo,” kata Debby sambil mencium bibir Theo.

Mereka masih terus berciuman dengan mesra hingga batang kemaluan Theo mengkerut dan terlepas dari vagina
Debby.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.

Hari Yang Mengesankan

Cerita Sex Terbaru | Kisah pertama kali aku nyepong ini bener-bener bikin nafsu birahiku tak tertahan. Aku ungkapkan semua pengalaman pertamaku di cerita berikut ini. Namaku Dita Putri ,usia saat ini 20 asli Bandung,tinggal di daerah Setiabudi Regency, dan saat ini kuliah sastra inggris semester 4 di salah satu pts Bandung, kata temen-temen kampusku aku termasuk cewek cantik dan beruntung, kenapa? karena bentuk tubuhku(kata temen)bisa dibilang proporsional dan bikin terangsang kaum cowo(semua ini kata temen2 deketku seperti si Nita,Asni,Ruri) tapi sampai sekarang aku belum punya pacar karena ga boleh sama ortu.
O ya,di rumah kami tinggal ber-5 aku 2 bersaudara adikku cewek dan aku dan ke-2 orang tuaku 1 lagi pembantu sekaligus sopir pribadi keluargaku sebut saja mang Sardi(maaf,nama samaran)(dia itu usia nya hampir seusia papahku yaitu sekira 50 tahunan)jadi genap berlima semuanya..

Cerita Sex Terbaru Hari Yang Mengesankan

kejadian aneh dan mengasikan itu terjadi kira-kira beberapa bulan lalu saat bulan puasa, waktu itu hari jum’at (tanggalnya lupa) kami di rumah hanya berdua yaitu saya sama mang Sardi, sedangkan mamah-papah sama si Danti(nama adikku yang masih smp itu) sedang ke Bogor (berangkat hari jum’at subuh setelah makan sahur) karena papah serah terima jabatan di Pemda Bogor dan mereka menginap selama 3 hari,sedangkan saya mesti kuliah semester pendek, jadi ga bisa ikut, dan di rumah ditemani supir kami mang Sardi karena disuruh papah jagain aku.
Jadi resmi di rumah yang besar ini(karena saat nulis email ini lagi dirumah) kami berdua, saya dan mang Sardi di ruang bawah. setelah keberangkatan mereka dan makan sahur saya kembali lanjutkan tidur sementara mang Sardi beres2 ruang bawah, nah kejadian anehnya ini berawal ketika saya mau mandi di ruang bawah (karena sowernya deket ruang tamu) saat itu saya mau kuliah jam 8.00, sedangkan saat bangun jam 7.00 saya agak santai saat itu karena selain jarak kampusku deket juga ada mobil civic grand kesayanganku itu yg selalu menemani kemanapun.

Saat mau mandi saya langsung buka daster seperti biasa kalau pakai daster saya selalu tidak pake BH dan CD, jadi hanya baju tidur aja, demi kesehatan, begitu menurut mamaku…asal tau aja kalo tubuhku seperti yg dikatakan temen-temenku itu betul-betul proporsional dengan ukuran BH 34A dan pinggul yg agak bulat serta kulitku yang putih mulus tanpa cacat kalo disamain, kata teman2ku aku ini mirip-mirip sedikit dengan Putri Patricia artis sinetron itu(bukan geer lho) , setelah telanjang gitu saya mencoba buka kran sower tapi ga keluar air alias macet dan saya agak jengkel sambil setengah teriak panggil mang Sardi…..

”mang Sardiiii….kesini cepat”,dan dg spontan dia datang tergopoh2, saya lupa saat itu udah telanjang dan pintu ga dikunci, begitu dateng dia, langsung mukanya merah padam karena melihat saya telanjang bulat di hadapannya, saya pun malu spontan tanganku menyambar kain daster di gantungan dan bilang ke dia kalo sower ga jalan, lalu dia terbata-bata bilang gini

“maaf neng,mamang lupa bukain jet pump di dapur, lalu saya suruh dia
“cepet mang bukain udah dingin nih!!”

lalu dia menganguk dan setengah berlari dia ke dapur, setelah menyala sowernya itu lalu aku semprotkan sower air panas ke bathtub dan aku langsung agak loncat ke bathtub tanpa ada rasa lupa mengunci pintu toilet tersebut, dan setelah aku selesai mandi aku lupa kalo aku juga ga bawa handuk lalu aku panggil mang Sardi tapi saat itu posisiku masih didalam bathtub berbusa tentu saja telanjang, tak lama dia datang dan dengan meminta ijin dia masuk ke toilet dengan hati2 sekali,

“mang tolong bawain handuk bunga-bunga yang warna merah di kamar” begitu kataku saat itu, dia menganguk dan langsung ke kamarku lalu saya tersenyum sendirian melihat tingkah laku mang Sardi barusan yg hati-hati sekali dan malu2 tertunduk itu, sekilas ada hasrat untuk mengerjainya waktu itu, ga berapa lama dia muncul bawa handuk lalu aku keluar dari bathtub dengan posisi membelakangi dia sehingga yang dia lihat punggung mulusku saat itu(tentu saja saat itu saya masih telanjang bulat) dengan suara agak gemetar dia bilang gini

“sudah ya neng ini handuknya!” lalu saya bilang “bentar dulu mang, mendingan mamang yg menghanduki saya biar tahu sekali2 rasanya menghanduki cewe(begitu awalnya saya mengerjainya,o ya asal tau aja kalo mang Sardi itu adalah duda tanpa anak sejak 7 tahun lalu)

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

semula dia keliatan kikuk dan ragu-ragu melakukannya (saya tahu karena liat cermin didepanku walaupun membelakangi dia) dengan wajah tertunduk dan mimik muka yg malu2 lalu dia mengusapkan handuk ke punggungku yg masih berbusa sabun, dan cukup lama dia mengusap2 punggungku…lalu saya bilang “seluruhnya donk mang, dari rambut ke kaki paling bawah” dan

“iya…eee..iya neng sebentar” dia terbata2 jawabnya.

Sekilas saya sempet tertawa kecil karena merasa seneng udah kerjain dia, lalu dia mengusapkan handuk dari rambut ke leher, lembut sekali, bahu punggung dan di posisi pinggang dan bokong (belahan anus) agak lama menghandukinya, sekilas terasa seperti diusap2 lembut dan ada rasa enak ketika dia menghanduki daerah deket anus, lalu ke paha belakang dan terakhir di kaki bawah.

Saat itu terlintas saya mau menyudahinya karena mungkin waktu sudah jam 7.30 pikirku, namun entah setan apa yg merasuki aku saat itu sehingga ada pikiran nakal lagi mau mengerjainya lebih, dan secara refleks aku berbalik badan dan saat itu kontan dia terbelalak kaget dengan posisi tubuh telanjangku menghadap dia yg masih memegang handukku itu lalu dia tertunduk dan aku langsung berkata seperti ini

“mamang sekarang membersihkan dan menghanduki bagian depan ya mang!!” begitu suruhku sambil agak setengah ketawa(habis ga tahan tingkah laku dia yg kikuk itu)

lalu diapun menghanduki badan bagian depanku mulai dari rambut lalu wajah (aku tertawa kecil saat dia handuki wajahku) tapi yg aku tahu dia tetap tertunduk, dan setelah wajah ke leher lalu (aku agak deg2an saat itu)dia menghanduki bagian dada kiri kananku agak lama(sejenak dia agak terhenti saat menghanduki daerah dada) dan saat itu juga aku berhenti ketawa2 kecil dan ada rasa aneh yg belum pernah dirasakan saat mang Sardi menghanduki dadaku, soalnya selama ini kalo sama sendiri rasanya biasa2 aja, tapi pas sama orang lain yg menghandukinya jadi agak lain rasanya, ada perasaan enak dan nikmat sementara saya seperti dibius saja terpejam beberapa saat tanpa sadar berkata seperti ini

“hmmm….hmmm…hmmm” kontan saja mang Sardi bertanya
“kenapa neng?neng Dita marah ya sama mamang?”…dia mencoba untuk menegakan kepalanya yang agak melihat ke wajahku yg lebih jangkung dari dia, dan dia semakin berani malah saat itu menatap wajahku ,aku menggeleng dan berkata
“ngga mang…saya ga marah cuman…” aku ga meneruskan kata2ku saat itu….lalu dia tanya lagi
“cuman apa neng? bilang sama mamang?” suaranya seperti ketakutan kalo2 saya akan memarahinya..lalu saya teruskan kata2ku
“cuman ada perasaan enak di elus2 gitu mang!!” jawabku polos saat itu tanpa ada rasa malu kalo ternyata saat itu adalah pertama kali terangsang secara seksual, gilanya lagi oleh pembantu sekaligus sopirku mang Sardi!!!

Mang Sardi malah senyum setelah saya ungkapkan kepolosanku itu lalu berkata gini

“nah…neng…mamang tau sebenarnya kalo neng Dita ini mau mengerjain mamang ya…dan ternyata malahan neng Dita sendiri yang mulai terangsang!!!” begitu katanya dengan logat sunda yang kental sambil tetap tangannya memutar-mutar dadaku kiri kanan dengan handuk, padahal kalo saya lihat udah kering dadaku itu, justru yg masih basah adalah bagian perut dan kemaluanku yg agak masih jarang bulu2nya hanya bulu halus seperti rambut,Cerita Sex Terbaru

lalu saya memegang tangan mang Sardi dua2nya dan berkata

“cukup mang, Dita kesiangan nih kuliah udah telat dari tadi”, lalu mamang menganguk dan melilitkan handuk itu ke tubuh saya seperti saat dia melilitkan handuk ke tubuh saya saat SD…..dan sebelum dia keluar saya menarik tangan kirinya sambil berkata
“jangan bilang sama mamah-papah ya, diem aja nanti deh pulang kuliah dihandukin lagi sama mamang seperti tadi, mau ga?” kataku cepet2, dia cuman menganguk.

Lalu pas di tempat kuliah saya ga bisa konsentrasi, kepengen cepet pulang selain lapar karena puasa juga kepengen cepet mandi dan dihanduki lagi sama mang Sardi.. Setelah selesai kuliah kira2 jam 12.30 aku bergegas pulang dan sampe di rumah jam 13.00 langsung menuju kamar dan ganti pake daster dengan maksud mau mandi siang sambil membawa handuk saya lihat mang Sardi terbengong-bengong dengan tingkah lakuku itu dan sambil tersenyum saya berkata seperti ini ke dia “mamang handukin lagi Dita ya mang?” dia menganguk setengah tersenyum dan bilang gini

“neng Dita mandi aja dulu nanti kalo udah selesai panggil mamang, pasti deh mamang nyamperin ke toilet” saya menganguk dan mandi,

setelah selesai mandi saya panggil dia dan langsung masuk ke toilet tanpa permisi dan sepintas dia menyambar handukku dan tanpa basa basi saya keluar dari bathtub dan dia menghampiri, kali ini saya langsung menghadapnya dengan telanjang badan tanpa membelakanginya seperti pagi hari tadi, lalu dia langsung menghanduki rambutku yg basah kuyup oleh air dan saat itu kami tidak bicara satu sama lain hanya mungkin kata hati kami masing2 bicara sementara dia handukin rambut leher dan pundak saya , malah terpejam(mungkin saya sedikit menikmatinya) dan yg paling mendebarkan saat mang Sardi menghanduki dadaku kiri kanan itu benar2 lebih mendebarkan ketimbang di pagi hari itu.

Dan saat bermenit-menit mang Sardi mengusap dadaku kiri kanan dengan handuk tiba2 dia nyeletuk seperti ini “neng Dita, kalo diusapnya tidak pake handuk seperti ini akan lebih nikmat!!!” lalu aku jawab

“maksud mamang???langsung pake tangan mamang gitu!!!” dia menganguk seolah minta restu dariku, lalu saya pun menganguk tanda setuju….dan ternyata jauh dari pikiranku lebih nikmat langsung dielus pake tangan mang Sardi ketimbang dielus memakai handuk, sesaat tangan kiri dulu lalu kemudian tangan kanannya menyusul meremas lembut sambil sesekali melintir seperti memainkan volume radio tapeku. ceritasexterbaru.org Dan benar saja nikmat sekali rasanya apalagi ini baru pertama kalinya seorang laki2 menyentuh langsung dengan telapak tangan ke dadaku dan lama-lama makin mengeras saja payudaraku saat itu, tidak sadar ternyata seperti mau pipis rasanya dan geli, nikmat, asik, enak campur aduk jadi satu saat mang Sardi terus mengelus buah dadaku yg belum pernah dielus itu, ternyata kejadianya hampir 1/4 jam kala dia mengelus dadaku ini.

Semakin lama semakin tak sadar sambil terpejam saya merapatkan badan ke tubuh mang Sardi dan dia mundur ke belakang, punggungnya menyentuh dinding toilet dan saya terus semakin merapatkannya sambil tetap dia mengelus2 halus buah dada ini kiri kanan, dan posisi itu yang saya ingat, menimbulkan semacam gesekan benda yang mengeras hangat di balik sarungnya(o ya, saya lupa saat itu dia memakai kaos oblong dan kain sarung karena pulang Jum’atan di masjid depan rumahku) mungkin dia ga pake celana kolor karena dari gesekan tubuhku ini terasa sekali semacam kemaluan laki2(yg selama ini saya tau dari film dan cerita2 temen2)

saat saya terpejam begitu lama2 dia berani menjulurkan lidahnya ke leher saya waktu itu, semula saya mau menghindar tapi tak kuasa untuk menghindarinya dan mencoba untuk menikmatinya, agak geli karena berkumis tapi lucunya posisi dia mendongkak ke atas karena saya lebih jangkung dari dia dan agak berjinjit kakinya dan dia menjilati leher kebawah lalu pundak dan akhirnya di dada, ini lebih nikmat rasanya ketimbang pake tangan dan ga sadar saya mengeluarkan suara

”SSSSTT…AHHH… AHHH…. HMMMMMM” mungkin begitu seingatku saat itu.

dan itu adalah nikmat dari segala nikmat menurutku saat itu, lalu lama2 dia seperti mau berjongkok dan ternyata berjongkok lidahnya menciumi perutku, udel, lalu ke kemaluan ku yang masih jarang berbulu ini,dan ahhhhh….saya tak sadar bersuara agak keras saat dia menciumi kemaluanku ini, karena saat itu benar2 baru pertama kali diciumin seperti itu sama laki2.nikmat sekali rasanya….

Lalu terdengar telepon berdering, buru2 saya melepaskan pelukan mang Sardi di pinggang dan berlari ke ruang tengah sambil telanjang bulat dan agak basah tubuhku saat itu, basah karena air mandi dan liur mang Sardi, ternyata papah dari Bogor telepon mengabari kalo beliau sudah sampe disana, dan setelah telepon ditutup saya membalikan badan ternyata mang Sardi sudah ada dibelakangku, dia mengikutiku sejak tadi berlari ke ruang tamu ini, dan dia bertanya dari siapa teleponnya,saya jawab dari papah di Bogor, lalu mang Sardi menyuruh saya berpakaian lagi sambil menyodorkan daster yang tadi ditanggalkan di toilet, lalu aku pakaikan dasterku saat itu dan masuk kamar.

Sepintas saya liat jam 3.30 sore hari lalu aku tertidur di kasur sampe terbangun dengan ketukan di pintu kamar “neng bangun neng udah magrib”begitu terdengar suara mang Sardi di balik pintu kamar, lalu aku ke bawah dan makan di meja makan sementara mang Sardi di dapur, lalu aku panggil, untuk makan sama2 di meja makan, semula dia menolak tapi akhirnya mau juga.

Setelah makan, badan merasa gerah dan aku bermaksud untuk mandi lagi tepat jam 7.00 malam hari, lalu aku lihat mang Sardi sedang nonton tivi dan aku sengaja ajakin dia untuk sama2 ke toilet, semula dia menolak dengan alasan kalo nanti ketauan sama papah, tapi aku jawab papah di Bogor ini, jadi ga usah takut, akhirnya dia mau juga aku ajak ke toilet, entah kenapa saat itu pikiranku bener2 ngeres sejak mang Sardi siang harinya menciumi sekujur tubuhku.

Setelah berada di toilet langsung saja aku masuk ke bathtub sementara mang Sardi saya suruh semburin air hangat yg keluar dari sower untuk disiramin ke sekujur tubuhku (tentu saja aku dalam keadaan telanjang bulat saat itu, ga ada suara , hening, yg terdengar hanya gemericik air disiramin diatas tubuh ini, sambil aku tiduran di bathub menikmati aliran air mang Sardi sepintas terlihat hanya memandang tubuh telanjangku, tapi aku pura2 ga liat, khawatir dia kabur ke luar toilet kalo tahu saya pandangin dia.

Dan entah kenapa setelah air itu penuh di bathtub, aku punya ide gila untuk mengajak dia mandi bareng2, tapi tentu saja dia menolak(asal tau saja kalo mang Sardi ini orangnya loyal bgt sama keluarga kami)setelah tau dia menolak secara halus akhirnya saya ga kehabisan akal, saya menyuruh dia untuk menyabuni seluruh badan ini, seperti yg dilakukan mang Sardi disaat saya kecil, dan dia setuju. Lalu mulailah dia menyabuni mulai dari rambut,leher,bahu,punggung dada kiri kanan,dan berhenti di pinggang, saya tanya.Cerita Sex Terbaru

“kenapa mamang berhenti??”lalu dia jawab
“takut dosa neng,neng Dita kan anak majikan saya neng!!!, nanti saya dikejar2 perasaan itu terus” saya mengerti dari raut mukanya dan menjawab seperti ini
“mamang ga usah takut, kan kita cuman berdua, lagipula kalo Dita lakukan sama orang lain ga mungkin, soalnya mamang tau sendiri sifat mamah seperti apa ke Dita!!,sejak mamang ciumin tubuh Dita tadi siang jadi suka terbayang2 sama Dita mang” begitu penjelasanku polos saat itu, dan dia berkata
”iya neng, mamang juga tadi siang bener2 khilaf, dan mamang pun udah lama ga seperti ini apalagi neng Dita sekarang ini tambah cantik,putih mulus jauh sekali dibandingkan dengan istri mamang dulu”katanya sedih”

lalu tanpa sadar saya berusaha untuk menghiburnya dengan refleks memeluknya dan ga terasa saya malah memegang kemaluannya diluar celananya dan terasa sekali sudah mengeras,tidak terlalu besar tapi saat itu benar2 pertama kali saya memegangnya, walaupun mang Sardi itu usianya 50 tahunan tapi masih keras sekali kemaluannya itu, terasa saat dipegang.

Dan dia malah balas memelukku saat itu dalam keadaan basah kuyup dengan siraman sower kami saling memeluk sehingga baju oblong yang dipake sama mang Sardi ikut basah juga akhirnya secara diam2 saya bukakan kaos oblongnya sementara dia diam saja, dan terlihatlah dadanya yang berbulu dan kelihatan masih tegap, lebih tegap dibandingkan dengan tubuh papah, dia diam saja saat saya mencoba mengelus dadanya itu(seperti pada film2 porno yang saya tonton sama temen2 kampus) saya sempat bergetar kala mengelus dada yg berbulu itu,

lalu secara spontan dia membelai rambut saya yg basah dan tangannya itu dua2nya mengelus pipiku lembut sekali saya cuman terpejam seakan dielus sama papah yg selama ini sibuk dengan pekerjaan kantornya. Dan sesaat terdiam saat dia memegang bahu saya dan turun tangannya ke dada yg kiri sementara tangan kanannya mengelus paha dan kemaluan saya, saya sempat diam dan malah memaju mundurkan tubuh saat itu seakan menikmati setiap belaiannya itu, sambil tetap mata ini terpejam dan secara refleks malah saya memeluknya erat sekali.

Dan tak lama dengan posisi memeluk sambil berdiri itu saya secara perlahan membuka gesper kulitnya seraya menurunkan celana panjang mang Sardi saat itu, dan setelah saya menurunkan celananya yg basah tersiram sower itu kemudian saya juga menurunkan celana kolor nya itu perlahan dan terlihatlah kemaluan laki2nya begitu mengkilat yang baru pertama kali saya lihat secara nyata dan asli di usia saya yang saat itu 19 tahun(sekarang udah 20 tahun), dan setelah terlihat itu dadaku tambah bergetar tak karuan ketika saya mencoba untuk memegangnya secara perlahan, dan dalam gengnggaman saya saat itu begitu hangat kemaluannya dan berdenyut seperti seekor burung, tapi menambah penasaran untuk berbuat lebih jauh tanpa memikirkan lagi yang namanya logika mana majikan mana pembantu.Cerita Sex Terbaru

Mang Sardi saat itu juga sepintas saya lihat memejamkan mata yang pada akhirnya kami saling membelai, dimana mang Sardi membelai kemaluan saya yg semakin basah dan hangat, sementara saya pun membelai kejantanan mang Sardi yg hangat itu, lama2 saya secara naluri mengocok2nya seperti di film dan mang sardi seperti menikmati kocokan itu hampir sekira 15 menit saya mengocoknya sementara saya telah mencapai puncak kenikmatan ketika mang Sardi memasukan jarinya maju mundur ke dalam kemaluan saya. Dan seperti mau pipis tapi enak dan nikmat rasanya ketika tubuh saya bergetar dan mengeluarkan suara mungkin seperti ini ini yang saya ingat

“AAAhhhhhh..mmmmm.m.mmmmm..mm. .ennaakk mmaamang”sambil terus tanganku mengocok2 kejantanannnya itu, dan beberapa saat setelah saya merasa di puncak kenikmatan mang Sardi mengeluarkan pipis berwarna putih kental dan hangat belepotan di tanganku waktu itu yg akhirnya saya tau dari buku kalo itu adalah cairan sperma laki-laki,

Baca JUga Cerita Sex Perawatan Wajah

setelah itu dia melepaskan tangannya dari kemaluanku dan saya pun melepaskan kocokan di burungnya dan membersihkan tanganku yg penuh sperma dengan air sower, lalu mang Sardi menyuruhku memakai handuk dan tidur. Akupun naik ke atas dan ganti daster lalu tidur.

Selintas di jam dinding kamarku jam 9.30 malam, saya ga bisa tidur sama sekali, yg terlintas di bayanganku saat itu hanyalah kejadian demi kejadian hari itu yang betul2 pengalaman mengasikan yg dilakukan kami berdua yaitu saya dengan mang Sardi, dan setelah kejadian itu kami seringkali melakukannya disaat adeku dan ortuku tidak ada di rumah, terkadang mang Sardi saya ajak pura2 mengantarku pake mobil kesayanganku atau mobil papah dan kami melakukannya di berbagai tempat seperti dago, Lembang, Pangalengan dan tempat2 sejuk lainnya, tentu saja cari tempat yang aman tidak diketahui banyak orang,

tapi sampai saat ini saya masih tulen perawan karena menurut mang Sardi, asal jangan dimasukin burungnya mamang, neng Dita akan tetap perawan, demikian tuturnya, lama-kelamaan saya jadi jatuh cinta sama mang Sardi yang terpaut jauh usia diatasku, karena mungkin saya mencari figur papah yg selama ini kerap sibuk dinas di pekerjaannya.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Bokep, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.

Ngeseks Dengan Ibu Muda

Cerita Sex Terbaru | Ceritanya dimulai ketika empat bulan yang lalu aku berkenalan dengan seorang ibu rumah tangga muda
berumur sekitar 28 tahun dan usia perkawinan mereka baru berumur 2 tahun dan belum dikarunia anak.

Cerita Sex Terbaru Ngeseks Dengan Ibu Muda
Namanya adalah Ira (nama samaran), cantik, berkulit putih dengan ukuran badan yang ideal sesuai dengan
tingginya.
Dari pertemuan pertama sampai pertemuan yang ke-4 kalinya, semuanya masih berjalan dalam batas-batas
yang wajar, hanya sekali-kali aku memberanikan diri untuk membuka topik pembicaraan yang mengarah kepada
hal-hal yang berbau seks. Pada pertemuan yang ke-6, aku mengundang Ira apakah Ira bersedia untuk makan
siang di tempat yang santai dan hanya kita berdua saja.

“Kenapa harus di tempat khusus?” tanya Ira.
“Hanya untuk keamanan masing-masing pihak mengingat status diri masing-masing agar tidak membawa masalah
pada urusan rumah-tangga masing-masing”, jawabku.

Ira mengerti dan mengatkan oke. Pendek cerita akhirnya kita berdua check-in di motel “HS” di kawasan
Jakarta Selatan. Sebuah motel yang lux dengan fasilitas “whirpool” di dalam kamar.

Habis menyantap makan siang, kita berdua bercerita kesana-kemari dengan iringan sentuhan-sentuhan kecil
yang sengaja kulakukan dimana ternyata Ira kelihatan merasa tidak keberatan dengan apa yang kulakukan.
Kemudian kumulai membelai tengkuknya dan menyentuh bagian belakang daun kupingnya dengan sentuhan-
sentuhan yang lembut. Ternyata Ira menikmatinya dengan memejamkan mata dan terdengar lirihan kecil dari
bibirnya. Kupalingkan wajah Ira menghadap mukaku, dagunya kuangkat sedikit sehingga bibirnya tepat
berhadapan dengan bibirku, dengan lembut kukecup bibirnya, sekejap Ira tersentak kaget, tapi aku terus
mengulum bibirnya dan mulai memainkan lidahku.

Desah nafas Ira mulai meninggi, dan dia mulai membalas ciumanku. Cukup lama kami menikmati adegan ciuman
ini, desah nafas Ira semakin tidak teratur ketika tanganku mulai membuka kancing bajunya atu-persatu dan
meraba buah dadanya dengan sentuhan halus pada pangkal bukit buah dadanya. Ira mulai menggelinjang,
nafasnya berat tak beraturan, tanganku semakin menggila meremas dan memilin puting buah dadanya.

Terlepas sudah baju atas Ira, dan dengan mudah kutanggalkan BH-nya. Sepasang bukit indah dengan puting
yang berdiri tegak tampak di hadapanku, tak kuasa aku untuk tidak menjilat dan mengisapnya. Oh, ternyata
buah dada Ira adalah salah satu bagian daerah sensitifnya. Penisku tegang sekali, tetapi aku berusaha
untuk tetap memegang kendali “permainan” ini. Rok mini Ira telah kutanggalkan, hanya tinggal CD warna
pink yang tersisa di tubuhnya. Tanganku mulai menyelinap ke balik CD Ira, dan ternyata vaginanya telah
membasah, dengan pasti tanganku yang sudah terlatih memainkan clit Ira, kupilin-pilin dan kugosok-gosok
dengan ujung jariku. Ira meronta liar, dan erangan luapan rasa nikmatnya keluar tanpa sadarnya dengan
keras sekali, namun seketika itu juga Ira mencoba menahannya dengan menutupkan bantal di mukanya.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Dari pengalamanku bercinta dengan wanita aku mengetahui bahwa Ira adalah jenis wanita yang suka dengan
lepas bebas mengeluarkan rasa nikmatnya sewaktu melakukan hubungan seks.

“Ira, jangan kamu tutupi mukamu dengan bantal, Mas Herman tahu bahwa kamu menyukai hal ini, keluarkan
rasa nikmatmu dengan bebas dan lepas”, kataku.”Ira malu, malu sekali”, jawabnya.

Aku tidak memberikan komentar, malah dengan agresifnya kujilat puting buah dadanya dan aku melihat Ira
menahan rasa gairahnya dengan mencengkram keras alas tempat tidur. Kutelusuri ketelanjangannya dengan
lidahku, mulai dari bagian buah dada dan berhenti pada pangkal vaginanya. Ira meronta dan berusaha untuk
tidak mengeluarkan erangan kenikmatannya dengan cara mengelinjang dan menggoyangkan kepalanya ke kiri
dan ke kanan. Tapi meskipun tidak sekeras yang pertama, pada akhirnya Ira mengerang juga sambil berkata,

“Oooooh its so nice, Mas Herman.”

Posisi bibirku masih berada di sekitar pangkal vaginanya, kumainkan lidahku menjilati pangkal vagina
Ira, menurun mendekati clit, dan akhirnya kujilat dan kuhisap dengan buasnya clit Ira tanpa henti.

“Oh Mas Herman, please fuck me”, Ira memohon, tetapi aku tetap saja melanjutkan mempermainkan clit Ira
dengan ujung lidahku.

Dengan kematanganku mencumbu wanita, meskipun penisku sudah begitu tegang, aku masih tetap berusaha
untuk menguasai diriku agar tidak cepat-cepat terangsang untuk dengan segera menyetubuhi Ira. Aku ingin
agar Ira benar-benar merasakan bahwa bermain cinta dengan lelaki yang jauh lebih tua dari dirinya
ternyata memberikan kenikmatan yang lebih, khususnya kalau dia membandingkan kemahiranku di dalam soal
seks dengan suaminya yang umurnya hanya selisih dua tahun saja dengan dirinya.

“Mas Hermannnnn…, cepat masuki saya, saya sudah tidak kuat lagi”, Ira merintih lagi.

Pada kali ini aku dengan sigap memasukkan penisku kedalam vaginanya.

”Ohh…”, Ira melepaskan rintihan rasa nikmatnya ketika penisku mulai memasuki vaginanya.

Aku mulai menggoyangnya, dan kulihat Ira terus merintih kecil sambil memejamkan matanya merasakan
kenikmatan yang kuberikan. Berbagai macam gaya telah kuberikan untuk memuaskan Ira, tetapi Ira belum
juga mencapai orgasme, sehingga aku merasakan bahwa Ira mulai merasa keletihan demikian pula diriku,
sehingga aku mengajaknya untuk beristirahat sebentar. Pada kesempatan istirahat tersebut aku bertanya,Cerita Sex Terbaru

”Ir, kamu kok sedemikian lama masih juga belum orgasme, apakah Mas Herman tidak memuaskan kamu?” Ira
hanya menjawab,
”Mas Her, kamu hebat sekali.”
“Tetapi, pada kenyataannya kamu belum orgasme, please jangan basa-basi Ir… what’s wrong?” kataku.
Sejenak Ira diam saja,
”What’s wrong Ira, please tell me!” pintaku.

Akhirnya Ira bercerita padaku,

”Mas Her, Ira juga tidak tahu mengapa bahwa setiap kali Ira making love dengan suamiku, Ira belum pernah
sekalipun mencapai orgasme, padahal dia cukup telaten merangsang Ira.

Yang Ira sering lakukan hanyalah melakukan pura-pura orgasme untuk memuaskan suami Ira”, tuturnya.

”Apakah suami kamu termasuk laki yang cepat ‘keluar’”, tanyaku.
”Kalau dibandingkan Mas Herman, dia kalah lama, tapi 10-15 menit dia bisa bertahan”, katanya.

Kalau melihat begitu “liar”-nya Ira di tempat tidur kurasa waktu fucking 10-15 menit akan cukup membuat
Ira orgasme beberapa kali, tapi pada kenyataannya Ira malah belum pernah orgasme sekalipun selama dia
making love sama suaminya.

Kupikir musti ada yang salah pada dirinya atau dia menyembunyikan sesuatu yang sangat mempengaruhi
pikirannya sehingga setiap kali dia making love pikiran itu mengganggunya.”Ir, don’t be upset ya, Mas
Herman mau Ira menjawab dengan jujur pertanyaan Mas ini. Apakah Ira sewaktu married masih dalam keadaan
virgin atau tidak?” tanyaku. Sejenak dia hanya terdiam.

“Oke Mas, I will tell you the whole story of mine… but please keep it for Mas Herman only”, katanya.
”You can trust me Ira, carry on… I’m listening”, kataku.
”Mas Herman, Ira sewaktu married memang sudah tidak virgin lagi, dan Ira cerita sama calon suami Ira
sekitar 3 bulan sebelum married. Dia tetap mau menikahi Ira, karena dia mengatakan bahwa dia mencintai
diri Ira secara keseluruhan, bukan hanya virginitas Ira saja. At that time I was so happy… even dia
sudah tahu bahwa Ira bukan virgin lagi tetap selama pacaran dia hanya melakukan seks sebatas peting and
necking saja sama Ira, no more than that. Dia berkata bahwa dia belum pernah sekalipun making love dan
hanya mau melakukannya dengan Ira kalau kita berdua sudah married. Ira benar-benar merasa tersanjung dan
makin mencintai dia. Tapi setelah kita married, seperti yang pernah Ira katakan, setiap kali making love
Ira tidak pernah bisa orgasme. Hanya sampai pada tingkat gairah dan rangsangan yang luar biasa saja,
setiap kali rasanya mau orgasme ada sesuatu yang menekan dan menggangu pikiran Ira”, tuturnya.

“Ir, Mas Herman sekarang ingin dengar cerita Ira sewaktu kamu kehilangan keperawananmu”, kataku.
”Mas, Ira diperawanin pada waktu Ira berumur 17 tahun kelas 2 SMU, pada waktu itu Ira punya pacar
berumur 22 tahun, anak ekonomi di sebuah perguruan tinggi swasta. Kejadiannya sewaktu Ira telah selesai
berenang di rumahnya, Ira berganti pakaian di kamarnya dan setelah itu Ira diajak nonton LD cerita
porno. Ira suka filmnya dan tanpa terasa Ira sangat terangsang dengan setiap adegan yang Ira lihat di
film tersebut. Mas Dodi (nama samaran) my boy friend, kelihatannya sudah agak biasa dengan film-film
seperti itu, sehingga dia kerjanya hanya godain Ira sambil ketawa-ketawa.”Ir, kamu suka ya adegan film
itu?”, katanya.

Dan Ira hanya senyum saja karena asyik nonton adegan-adegan yang belum pernah sebelumnya Ira lihat.
Tiba-tiba dari belakang Mas Dodi memeluk Ira dan langsung mencium Ira, ganas sekali, tetapi Ira tidak
menolaknya. Ciuman Mas Dodi luar biasa sekali, lama dia menciumi Ira dan Ira pun membalas ciumannya
dengan tidak kalah ganasnya.
Mungkin akibat dari adegan film yang Ira lihat sebelumnya. Tangan Mas Dodi mulai melepaskan kancing
atas baju Ira dan dengan sedikit kasar dia melepaskan pula BH Ira.

Kali itulah pertama kali Ira telanjang dada di depan Mas Dodi, tapi rasa malu sudah kalah dengan
kenikmatan ciuman Mas Dodi di sekitar buah dada Ira, Mas Dodi memilin dan menjilati puting buah dada
Ira, lama sekali, dan Ira berteriak tanpa sadar karena merasa nikmat sekali dengan apa yang dilakukan
oleh Mas Dodi tersebut.

“Ir, kamu boleh teriak sekuat mungkin kalau kamu merasa nikmat, Mas Dodi sangat terangsang dengan
erangan dan jeritan kamu”, katanya.

Celana jeans Ira, sudah Mas Dodi lepaskan, dan dengan kasar dia lepaskan CD Ira, dan paha Ira
dilebarkannya. Makin keras teriakan Ira, Mas Dodi semakin ganas melalap clit Ira. Ira tidak tahan lagi
dan Ira berteriak keras ketika mencapai orgasme yang pertama.

“Ir…. lihat ini”, ternyata Dodi memperlihatkan penisnya yang sudah begitu tegang, dan Ira disuruh untuk
menyentuhnya.

Selama pacaran terus terang Ira baru kali itu memegang langsung penis Mas Dodi, biasanya hanya sebatas
dari luar celananya saja. “Sekarang kamu jilat seperti di film yang kamu lihat tadi”, pintanya.

Ira sempat tertegun, tapi penis Mas Dodi sudah begitu dekat dengan mulut Ira. Hari itu Ira mulai belajar
menghisap penis yang ternyata nikmat dan sangat merangsang sekali buat Ira. Pada posisi 69, Ira benar-
benar sudah merasa “terbang” begitu nikmat dan nikmat sekali rasanya vagina kalau dijilati. Ira sampai
nggak sadar teriak

“Oooh Mas Dodi…. jilatan kamu nikmat sekali.” Mas Dodi mengubah posisi 69-nya, penisnya berada di atas
vagina Ira.

Ira takut, takut disetubuhi dan takut kehilangan perawan Ira.

“Mas Dod, jangan dimasukin ya, ingat Ira masih perawan”, pinta Ira.Cerita Sex Terbaru

Mas Dodi menurunkan penisnya dan ujungnya digesek-gesekan ke clit Ira. Ira mengerang keras sekali akibat
sentuhan penis Dodi pada clit Ira. “Ternyata kamu suka Ir, jawab dong kamu suka atau tidak, jawab!” kata
Mas Dodi. “Mas Dodi tidak dengar jawaban kamu, yang keras jawab! kamu suka atau tidak?” sekali lagi Mas
Dodi bertanya dengan nada yang lebih keras.

“Ira sukaa sekali Mas Dodi…” teriak Ira keras tanpa sadar.
“Bilang dan teriak terus kamu suka”, pintanya.

Dan Ira tanpa sadar terus berteriak kenikmatan mengikuti permintaannya, yang pada akhirnya, Ira
berteriak sangat keras karena penis Mas Dodi secara tiba-tiba menusuk vagina Ira, jeritan Ira semakin
keras,

“aachh sakiiittt… Mas”, tapi dengan jeritan itu penis Mas Dodi malah makin dalam saja masuk ke vagina
Ira.

Penis Mas Dodi masuk semuanya ke vagina Ira, Ira berontak sambil berteriak. Tapi Mas Dodi malah makin
terangsang dengan teriakan dan jeritan Ira. Rasa pedih di vagina masih tetap terasa, tapi ritme keluar
masuk penis Mas Dodi di vagina Ira secara perlahan mulai menggantikan kepedihan tersebut dengan rasa
nikmat yang luar biasa sekali, sehingga tanpa sadar Ira teriak

“Mas Dodi keep fucking me…. don’t stop it, I really like it.” Ira terus mengerang dan menjerit merasakan
kenikmatan yang diberikan Mas Dodi, yang sampai akhirnya Ira menjerit keras karena orgasme yang luar
biasa nikmatnya. Mas Dodi memperlambat gerakannya, lambat tapi tidak berhenti sampai pada akhirnya dia
berteriak, “Ir, aku mau keluar, please hisap penisku karena aku tidak mau membuat kamu hamil”, pintanya.

Tanpa ragu Ira menghisap habis penis Mas Dodi sampai penisnya mengeluarkan dengan derasnya air mani Mas
Dodi. Ira tidak ada pilihan lain selain menelan seluruh air mani Dodi tersebut. Terlihat bercak noda
merah sebagai bukti bahwa pada hari itu Ira diperawanin oleh Mas Dodi dan pada hari itu juga Ira
menerima pelajaran pertama menghisap penis dan juga menelan air mani. “Ir, kamu nyesel nggak?” Ira hanya
bisa berkata, “Mas Dodi sudah ambil perawan Ira, tapi Ira nggak nyesel asal Mas Dodi jangan ninggalin
Ira ya”, Mas Dodi memeluk Ira, tanpa kata-kata, tapi Ira tahu arti pelukannya itu.

Setelah Ira selesai menceritakan bagaimana dia di perawanin oleh Mas Dodi, sang kekasih, Ira terdiam
sambil memejamkan matanya. Aku sendiri sengaja mendiamkannya untuk beberapa saat. Dari kaca yang
terpasang di atas tempat tidur kulihat, dalam keadaan masih telanjang, begitu putih dan indah bentuk
tubuh Ira dengan bentuk buah dada yang masih kencang. Tanpa sadar aku membayangkan diriku sendiri
sebagai Mas Dodi, dan terbayang di dalam benakku bagaimana seru dan nikmatnya bersenggama seorang gadis
perawan yang masih berumur 17 tahun. Lamunan tersebut membuat penisku mulai bangkit kembali dan tanganku
tanpa dapat ditahan lagi sudah mendarat di buah dada Ira.

Dari cerita Ira tersebut aku dapat menangkap bahwa pengalaman pertamanya dalam making love dapat membuat
Ira mecapai orgasme berganda (multiple orgasmic), meskipun pada awalnya, dan ini wajar bagi seorang
gadis perawan, memiliki rasa was-was dan takut di dalam melakukannya.

Dengan keyakinanku itu tanpa sadar secara halus kuremas-remas buah dadanya, dan Ira membuka matanya
sambil tersenyum manis sekali dan sangat menggairahkan. Kujilat putingnya, mulai dari yang sebelah kiri
sampai yang kanan, dan mulai dari pangkal sampai ke bukitnya. Berulang kali kulakukan itu, sampai
terdengar keluhan rasa nikmat keluar dari mulut Ira. Kutelusuri tubuh putih telanjang ini mulai dari
leher sampai pada bibir vagina Ira. Ira mulai meronta kembali. Kakinya dia angkat sendiri membentuk
huruf ‘V’, sehingga tonjolan clit-nya sangat jelas menantang untuk dihisap. Aku mengerti keinginannya,
lidahku mulai menari-nari menggeluti clit Ira. Ira mengerang sambil berkata

“Masss… I like the way you suck my clit… keep on sucking.”

Kuhentikan permainan lidahku pada clit Ira, karena aku ingin sekali mencium bibirnya yang sangat sensual
itu. Lama kita berdua berciuman. Birahi Ira sudah mulai meninggi, terasa dari gigitan-gigitannya pada
bibirku.

Dalam benakku sekilas terlintas bahwa ini adalah saatnya untuk memulai mencoba memainkan ulang ‘rekaman’
tersebut.”Ira…, Mas mau ngentot Ira lagi tapi Ira harus membayangkan bahwa Mas Herman ini adalah Mas
Dodi..”, kataku. Ira menggelengkan kepalanya sambil berkata,

”Mas nanti tersinggung dan merasa cemburu kalau Ira membayangkan Mas Dodi.”
“Ini permintaan Mas…. dan Ira harus lepas bebas berteriak seolah-olah Ira sedang diperawanin seperti
waktu itu”, kataku.

Ira tetap menolak. Dengan tolakannya yang kedua ini maka aku secara ganas meremas dan menciumi buah
dadanya sampai Ira mengerang keras, habis kulumat dan kujilati secara agak kasar buah dada Ira.

”Masss Herman, ini seperti yang pernah Mas Dodi lakukan kepada Ira”, teriak Ira tanpa sadar.
”Ira….. jangan panggil Mas dengan nama Herman, teriakan saja nama Mas Dodi”, pintaku.

Makin buas aku melumat buah dadanya dan seiring dengan kebuasanku itu teriakan Ira semakin lepas,

“Masss…. buas sekali…. tetapi Ira sukaa…” Sengaja remasanku di buah dadanya aku kencangkan, sambil aku
berkata kepada Ira,
“Panggil aku Mas Dodi…. ayo Ira, panggil aku Mas Dodi!”

Akhirnya Ira mulai berani berteriak

“Mas Dodi… Mas Dodi…. aduh Mas Dodi…. nikmat sekali… Masss…” Diriku makin terangsang dengan teriakan Ira
menyebutkan nama Mas Dodi, serasa aku sedang mencoba untuk mengoyak gadis perawan yang masih berumur 17
tahun.

Baca Juga Cerita Seks Pulau Penghasil Minyak

Ira sudah tidak sungkan lagi untuk mengerang, menjerit dan meneriakan nama Mas Dodi, dan aku sendiri
semakin brutal saja menghisap dan menjilat clit-nya. Pada saat penisku sudah demikian tegang dan rontaan
Ira semakin dahsyat, secara keras kutancapkan penisku ke vagina Ira persis seperti cerita Ira kepadaku.

“Mas Dodiiii…. sakit, vagina Ira sakit…” teriaknya.

Tapi aku tidak peduli, kugoyang persis seperti cerita Ira kepadaku bagaimana Mas Dodi menyetubuhi dia
untuk pertama kalinya. Luar biasa sekali reaksinya, Ira meronta liar, mengerang dan menjerit serta
mencakar punggungku sambil tidak berhenti memanggil nama Mas Dodi. Dengan erangan yang keras sambil
berteriak,

“Mas Dodi…. Ira keluar…. Ira keluar Masss… Ira ngecrettt…. ahh… Mas Dodi nikmat sekali entotannya…. Ira
nggak kuat… Ira ngecret puas banget”.

Rontaan dan erangan Ira hanya bertahan 20 menit saja. Kucabut penisku dari vaginanya dan kumasukkan ke
dalam mulutnya, Ira mengulum dan menjilati penisku dengan penuh gairah.

“Ini penis Mas Dodi, Ira harus hisap penis Mas Dodi dengan cara yang halus sekali ya”, kataku.

Ira mengedipkan matanya sambil terus mengulum penisku. “Mas Dodi sekarang pengen di entot Ira”, kataku.
Dengan bersemangat Ira menjawab,

“Mas Dodi, ini gaya Ira yang Mas paling suka kan”, sambil badannya membelakangiku, dan sebelah kakinya
dia angkat, maka penisku masuk ke vaginanya dari samping.

Posisi senggama semacam ini memang nikmat sekali, penis masuk dalam sekali dan tangan kananku dengan
leluasa dapat memainkan clit Ira. Bagian kuduk Ira kuciumi, tanpa menghentikan tangan kananku memaikan
clit-nya yang sekali-kali kupindahkan untuk meremas buah dadanya. Ira kembali “liar” meronta dalam
kenikmatan, sambil tidak berhenti mengucapkan kata ‘Mas Dodi’ berulang-kali.

“Mas Dodi sekarang kok kuat sekali, dari tadi Mas Dodi belum keluar”, ucapnya.

“Mas Dodi baru akan keluar kalau Ira sudah benar-benar puas”, kataku.

Ternyata dengan Ira menghadap ke cermin yang ada di tembok justru semakin merangsang dirinya.

“Mas Dodi, lihat tuh di kaca, Ira lagi digoyang sama Mas Dodi”, ucapnya.
“Ira kan yang minta digoyang”, kataku. Dan Ira menjawab,
“Ira sama sekali tidak merasa menyesal diperawanin oleh Mas Dodi, karena sekarang Ira bisa merasakan
bahwa bersenggama itu nikmat sekali.” Gerakanku dalam menyetubuhi Ira semakin kupercepat, dan erangan
Ira mulai keras kembali tanpa rasa sungkan.

Posisi Ira sekarang berada di atas badanku, goyangannya luar biasa sekali. Sambil sekali-kali melihat ke
kaca, Ira memainkan sendiri buah dadanya.

“Terus Ir…. mainkan payudara kamu…. Mas Dodi senang melihatnya”, ujarku. Ira semakin liar,
“Mas Dodi lihat tuh penis Mas Dodi keluar masuk di vagina Ira”, ucap Ira sambil menundukan kepalanya
memperhatikan penisku keluar masuk vaginanya.Cerita Sex Terbaru

Dalam gairah birahi yang begitu tinggi semua ‘rekaman’ di-playback tanpa disadarinya, dan aku benar-
benar mengikuti setiap adegan yang diinginkan oleh Ira.

“Mas Dodi seneng kan lihat clit Ira?”, sambil tangan kirinya menarik bibir vaginanya sehingga tonjolan
clit Ira tampak dengan jelasnya. Tangannya yang sebelah kanan mulai memilin dan memainkan clit-nya
sendiri, hasilnya, Ira meronta liar dan gerakan senggamanya semakin bertambah cepat.

Ira benar-benar hebat dalam bersenggama, kuat dan sangat bergairah sekali. Wanita semacam Ira ini tidak
mungkin dapat dipuaskan oleh laki-laki yang cepat ‘keluar’.

”Ir, kamu nungging, biar Mas Dodi entot kamu dari belakang”, pintaku.

Dalam posisi menungging kugoyang vagina Ira secara ganas, dan dia menjerit-jerit kenikmatan, yang
akhirnya,

”Mas Dodiii… Ira keluar lagi… aacchh…. ucchh…. Ira ngecret lagi mass”, gerakan liarnya berhenti sambil
merintih merasakan rasa nikmat yang baru saja diperolehnya.
“Mas Herman luar biasa sekali, dan Ira merasa sangat puas dengan entotannya, tapi Ira kasihan sama Mas
Herman, karena Ira selalu teriak-teriak nama Mas Dodi”, Ira berkata sambil memeluk diriku.
”Ir, Mas Herman sama sekali tidak merasa cemburu atau tidak enak dengan sikap Ira tersebut, justru Mas
merasa puas sekali dapat memuaskan Ira”, jawabku.
”Ira senang dengan cara Mas Herman menyetubuhi Ira, pokoknya Ira mau sering di entot Mas Herman, Ira
juga ingin memuaskan Mas Herman dengan cara apa saja asal Mas Herman puas. Sekarang giliran Mas Herman
untuk ‘keluar’, Ira masih tahan ‘kok Mas”, ujar Ira.

Aku menjawab,

”Kalau Ira senang dengan entotan Mas Herman, Ira harus selalu mau ya kalau Mas Herman mau ngentot
Ira”,”Tentu Mas, Ira janji”, jawabnya.

Aku memang belum keluar, dan dalam soal bersetubuh, hampir semua perempuan yang sudah kutiduri selalu
bilang bahwa aku kuat sekali. Memang, meskipun penisku tidak terlalu besar tetapi daya tahanku kalau
lagi bersenggama kuat sekali. Tidak ada wanita yang tidak pernah puas kalau main samaku, termasuk
istriku sendiri.

”Ir, pegangin dong penis Mas Herman”, pintaku.
“Ira isep lagi ya Mas?” pintanya.Jilatan dan isapan Ira pada penisku memang halus sekali, dia mampu
mengisap penisku tanpa menyentuhkan giginya sama sekali di penisku.

Luar biasa nikmatnya. penisku sudah tegang kembali, Ira begitu menikmatinya menghisap dan menjilat
penisku.

”Mas, penis Mas ini pasti sudah masuk ke banyak vagina kan?” tanyanya.
“Ira harus tahu bahwa Mas bukan laki-laki yang munafik dan Mas tidak suka dengan orang yang munafik.
Memang Mas sering ngentot, tapi satu kalipun Mas belum pernah ngentot dengan perempuan yang dasarnya dia
mau di-entot karena uang. Mas senang ngentot dengan dasar rasa suka sama suka dan saling membutuhkan,
sehingga kedua belah pihak dapat saling memuaskan sehingga terasa benar bahwa ngentot itu adalah sesuatu
yang indah dan nikmat untuk dilakukan”, jawabku.

Dengan jilatan dan isapan Ira penisku sudah semakin menegang. Kuraba-raba buah pantat Ira dan perlahan-
lahan kujilati. Ira menggelinjang kegelian. Buah pantat Ira putih dan montok, kujilati terus disekitar
buah pantatnya dan kadang-kadang lidahku menyusup kebelahan pantatnya. Ira mulai bergairah dan mulai
merintih perlahan,

“Mas geli…. tapi Ira suka…” Semakin berani lidahku menjilati belahan pantatnya, dan Ira semakin meronta
merasakan kenikmatan yang diberikan oleh ujung lidahku.
“‘Ir, kamu nungging biar Mas Herman jilat pantat kamu dengan lebih leluasa”, pintaku. Dengan posisi
seperti itu lidahku bermain semakin leluasa di sekitar anusnya.

Ira sambil menghadap ke kaca mencoba untuk menahan rangsangan yang kuberikan, tapi akhirnya dia tidak
tahan dan berteriak kecil,Cerita Sex Terbaru

“Mas… nikmat sekali, Ira baru merasakannya sekarang, dulu Mas Dodi tidak pernah menjilati pantat dan
sekitar anus Ira.” Kujilat jariku agar cukup basah, dan secara perlahan-lahan kumasukkan ke anus Ira.

Ira mengerang

“Massss… pedih… pelan-pelan, Mas…. tapi jangan dicabut.” Kumainkan jariku di permukaan anusnya dengan
halus sekali dan secara perlahan-lahan kutekan terus jari telunjukku ke dalam anus Ira.
“Enak Mas…. tapi masih pedih…. accchh…. rasanya Ira seperti diperawanin lagi…. uccchh…. enaakkk”, Ira
mengerang nikmat tanpa henti.
“Ir, sekarang Mas Herman perawanin anus Ira ya?” pintaku.
Ira hanya mengangguk ragu, tapi aku tidak menunggu jawabannya lebih lanjut. Kubasahi penisku dengan air
ludahku, dan secara perlahan kucoba memasukkannya ke anus Ira. Baru ujung penisku saja Ira sudah
menjerit kesakitan,
“Mas saakkiittt banget…. do it slowly, please….”

Aku hanya berkata,

” Ira, coba kamu isep dulu penis Mas Herman, biar licin”, pintaku.

Kucoba secara perlahan-lahan memasukkan penisku lagi, Ira mengerang, tapi aku tambah bergairah sekali,
kutekan lebih dalam lagi dan Ira terus mengerang, semakin Ira mengerang semakin dalam penisku masuk di
anusnya.

“Ir, penis Mas sudah hampir setengah masuk ke anus Ira, gimana kamu nikmat?” kataku.

Ira tidak menjawab, tapi di luar dugaanku justru dia sendiri yang menekankan pantatnya ke penisku
sehingga sambil Ira menjerit keras penisku masuk semuanya ke dalam anus Ira.

“Mas giillaa ternyata rasanya nikmat setelah penis Mas masuk semuanya”, teriaknya.

Aku tancap penisku dianusnya untuk beberapa saat, karena kalau langsung digerak-gerakan pasti Ira masih
akan merasa kepedihan. Diluar dugaanku, tiba-tiba Ira mulai menggoyang-goyangkan pantatnya sambil
berteriak-teriak,

“Mas Herman enakkk banget… aduhh pedih… aduhh nikmat…. accchh nikmat.” Ira menjadi liar sekali setelah
jariku juga masuk di vagina-nya.
“Achh rasanya kaya di-entot dua penis sekaligus… Mas…. Ira baru kali ini merasakan ngentot seperti ini”.

Ira tidak berhentinya mengerang dan berteriak merasakan kenikmatan yang kuberikan. Karena gerakan Ira
semakin ‘liar’ maka akupun mulai berani memainkan anus Ira, setiap aku menggerakkan penisku Ira
menjerit, “Mas saakittt, ennaakk, pedihh.” Aku tidak tahan lagi, dan dengan sekali gerakan kutancapkan
dalam-dalam penisku di anus Ira, Ira menjerit keras sambil berteriak

“Ira ngecret lagi Mas… ampun… enakkkk banget…. Ira puas banget…. uhh enaakkkk sekali”, bersamaan dengan
teriakan Ira tersebut air mani ku keluar menyembur membasahi bagian dalam anus Ira. Lelah… tetapi nikmat
sekali.

Kamu berdua merebahkan diri sambil saling menatap kaca yang terpasang di atas langit-langit kamar. Ira
menggengam tanganku erat sekali.

” Mas Herman terima kasih, Mas begitu baik mau membantu Ira sehingga Ira sekarang menemukan laki-laki
yang mengerti kemauan Ira kalau lagi disetubuhi. Sehingga dalam satu hari Ira bisa orgasme sampai tiga
kali. Mas Herman benar-benar luar biasa”, ujarnya.
“Tapi bagaimana mungkin Ira bisa sebebas dan seliar tadi kalau ngentot sama suami Ira?” tanyanya.
“Ira, masalah Ira ini sebenarnya dapat dipecahkan dengan membuka jalur komunikasi dengan suami kamu
khususnya mengenai masalah seks kalian berdua, yang dapat kamu mulai lakukan setiap kali kalian selesai
making love, karena kalau Ira atau suami Ira tidak memiliki kemampuan atau keberanian untuk memulainya
maka masalah kamu ini bisa menjadi kendala keharmonisan hubungan kalian”, kataku.
“Memang Mas tahu bahwa tidak banyak pasangan suami istri yang mengetahui bagaimana cara meminta apa yang
kita inginkan, memberi kritikan dengan bungkus kasih sayang, mendengarkan pasangan dengan penuh
pengertian atau memberi dengan tanpa syarat”, lanjutku.

“Kalau Ira memahami apa yang Mas maksud, dan selama ini suami Ira tidak pernah memperlihatkan adanya
tanda-tanda bahwa dia mengerti apa sebenarnya yang diinginkan Ira selama making love, maka Ira harus
berani untuk membuka jalur komunikasi ini dengan cara seperti yang Mas katakan tadi di atas. Ungkapkan
secara bertahap, dan lakukan komunikasi tersebut dengan bungkus kasih sayang. Tentu hasilnya tidak akan
tiba-tiba, tetapi setelah jalur komunikasi itu terbuka, Mas yakin, bahwa masalah keberhasilannya hanya
soal waktu saja”, lanjutku.Cerita Sex Terbaru

Tampaknya Ira mengerti apa yang kumaksudkan. “Tapi seperti kata Mas sendiri untuk menuju keberhasilannya
kan akan memakan waktu, nah selama suami Ira belum dapat membuat Ira orgasme, terus Ira gimana?”
tanyanya.

“Don’t worry honey, I’ll always ready to make you satisfy… anytime you need it”, selorohku dijawabnya
dengan diciumnya bibirku dengan mesra sekali.

Pada satu waktu Ira bertanya kepadaku,

“Mas mungkin Ira dalam soal seks nggak normal ya?” Aku bukannya menjawab pertanyaan Ira tersebut, malah
aku balik bertanya kepada Ira,
“Ir, kamu tahu nggak batasan yang disebut tidak normal di dalam soal hubungan seks?” Ira menjawab
“nggak tahu.” Aku menjelaskan pada Ira bahwa segala cara, gaya dan frekuensi di dalam melakukan hubungan
seks akan selalu disebut normal apabila dilakukan dengan persetujuan kedua belah pihak, dengan tujuan
untuk saling memuaskan pasangannya.

Kalau pasangan kita melakukan cara-cara yang tidak kita sukai tetapi dia terus memaksakan keinginannya
untuk mencapai kepuasannya sendiri, maka pasangan kita tersebut dapat dikatakan memiliki penyimpangan
seksual (sexual deviation atau abnormal).

Pada akhir-akhir ini, setiap kali aku bersenggama Ira, jari-jari tanganku, khususnya jari telunjuk,
sering dijilatinya dan di masukkan ke dalam mulutnya untuk dijilati dan dihisapnya. Semakin liar
gerakanku dalam menyetubuhi Ira, semakin bernafsu Ira menjilati dan menghisap jari telunjukku.

“Ir, kamu sekarang ini selama ngentot sering sekali menghisap jari telunjuk Mas, dan kelihatannya Ira
makin sangat terangsang kalau selama ngentot Ira dapat menghisap jari telunjuk Mas. Pasti kamu sangat
menikmatinya kan?” tanyaku.

Ira menjawab,

“Ira makin terangsang kalau Ira dapat menghisap jari telunjuk Mas karena jari-jari Mas sekali-kali
menyentuh langit-langit mulut Ira, rasanya geli dan sangat merangsang sekali.” Dari jawabannya tersebut
aku mulai menduga-duga jangan-jangan pikiran Ira selama senggama pada akhir-akhir ini telah diisi dengan
fantasi seksualnya yang baru.

Aku memiliki keyakinan bahwa jari telujukku itu pasti dibayangkan oleh Ira sebagai penis kedua yang
dapat dinikmatinya bersama-sama dengan penisku. Keyakinan itu timbul dari expresi Ira selama menghisap
jari telunjukku. Ira begitu menikmatinya.

“Ir, kalau Ira mau bagaimana kalau kita coba untuk melakukan “threesome” dengan menambah satu orang
laki-laki lagi dalam acara ngentot kita”, tanyaku.

Ira tersentak kaget dengan tawaranku, dan sejenak dia hanya terdiam saja. Aku mencoba untuk menjelaskan
pada Ira bahwa tawaran ini tentunya hanya sebuah tawaran yang dapat ia tolak, kalau memang Ira tidak
menginginkannya. Tapi sewaktu aku menyinggung kepada kebiasaannya pada akhir-akhir ini Ira senang
menjilati dan menghisap jari telunjukku selama senggama, Ira menimpalinya dengan mengatakan

“Mas memang benar, karena pada akhir-akhir ini Ira sering berfantasi bagaimana rasanya tubuh Ira ini
dijamah dan dicumbu oleh dua orang laki-laki dan Ira dapat bermain dengan dua penis sekaligus dalam satu
tempat tidur. Meskipun Ira takut untuk mencobanya, tapi keinginan untuk mencoba hal itu selalu muncul
setiap Ira main, baik itu dengan Mas maupun dengan suami Ira, tapi Ira masih ragu-ragu dan takut.” Aku
mencoba lagi untuk meyakinkan Ira,
“Memiliki perasaan ragu-ragu dan takut untuk mencoba sesuatu yang baru adalah sangat wajar sekali,
tetapi yang paling penting disini adalah keputusan dari Ira sendiri, apakah Ira mau mencobanya atau
tidak?” ungkapku.
“Ira mau Mas, tapi takut makin bertambah orang yang tahu bahwa Ira sebagai seorang istri ternyata tidak
setia pada suaminya sendiri, dimana sekarang ini kan hanya Mas yang tahu”, ujarnya.
“Yang penting adalah keputusan Ira bahwa Ira mau mencobanya, soal Ira takut bertambahnya orang yang
mengetahui selingkuhnya Ira akan menjadi tanggung jawab Mas. Mas sendiri kan harus dapat menjaga
kerahasiahan diri Mas sendiri, jadi Ira tidak usah khawatir”, kataku.

Bagiku sendiri melakukan “threesome” sudah sering kulakukan bersama-sama dengan sahabatku yang bernama
Iwan, masih bujangan meskipun sudah berumur 32 tahun. Iwan ini adalah “lady killer” yang berpostur
tinggi, tegap serta ganteng dan penisnya untuk ukuran orang Indonesia termasuk gede. Selain postur
tubuhnya kelebihan lain dari Iwan ini adalah supel dan mudah akrab dengan orang-orang yang baru
dikenalnya serta dapat dipercaya. Aku hubungi dia, dan dia setuju dan menunggu untuk dihubungi olehku
kembali.

Pada hari yang telah direncanakan aku menghubungi Ira dan mengatakan pada Ira bahwa hari ini aku akan
memperkenalkan temanku kepadanya.

“Mas, sungguh-sungguh dengan rencana ‘threesome’ itu?” tanya Ira.

Aku menjawab

“Itu soal nanti yang penting kita bertiga ketemu dulu dan tentunya Ira sendiri yang harus memutuskan
apakah akan dilanjutkan dengan acara ‘threesome ‘ atau tidak.”
“Oke, Mas, jemput Ira di tempat biasa jam 11 ya”, pinta Ira.Cerita Sex Terbaru

Jam 10.30 aku bersama Iwan meluncur untuk menjemput Ira. Sesampainya ditujuan, begitu Iwan melihat Ira,
Iwan berkomentar

“Gila tu binor (bini orang) keren banget, mengapa baru sekarang Man gue dikenalin.” Aku kenalkan Iwan
pada Ira, dan kita bertiga, Ira duduk di depan di sampingku, meluncur ke arah utara kota Jakarta.

Selama diperjalanan Iwan secara aktif membuka pembicaraan dengan Ira untuk membuat suasana lebih akrab
lagi antara dia dengan Ira. Tujuanku adalah sebuah motel di daerah Pluit yang bernama PT, di motel ini
selain kamarnya bagus juga makanannya nikmat-nikmat.

Makan siang dilakukan di dalam kamar, dan selesai makan siang dilanjutkan dengan nonton laser disc
sambil ngobrol-ngobrol. Pada waktu Ira selesai dari kamar mandi, dekat pintu kamar mandi aku sempat
bertanya kembali kepada Ira apakah Ira mau lanjut dengan acara ‘threesome’ atau Ira merasa tidak cocok
dengan Iwan. Ira menjawab

“Iwan ganteng Mas, dan untuk acara…..”, Ira diam, dan hanya tersenyum penuh arti kepadaku.

Aku dapat menangkap isyaratnya. Ira mau untuk mencoba ‘threesome’ tetapi malu untuk mengatakannya.

Kembali ke kamar tidur, Ira duduk di sofa di samping Iwan, dan aku duduk di sebelah kanan Ira. Posisi
duduk di sofa itu menjadi Ira duduk di tengah di apit oleh aku di sebelah kanan dan Iwan di sebelah
kirinya. Film yang diputar melalui laser disc cukup seru, sebuah film drama percintaan dengan diselingi
adegan-adegan ranjang yang halus tetapi cukup merangsang. Obrolan di antara kita bertiga semakin hidup,
dan kelihatan kekakuan Ira dengan kehadiran Iwan sebagai kenalan barunya sudah mulai hilang.

Aku berpikir bahwa kini sudah saatnya untuk aku memulai berinisiatif “menyerang” Ira. Tanganku mulai
mengelus paha putih Ira, Ira melirik kepadaku dan tersenyum cantik sekali. Elusan-elusan tanganku di
atas paha putih Ira terus kulakukan yang dengan sekali-kali sengaja tanganku menyusup lebih tinggi lagi
mendekati pangkal paha Ira. Hal itu kulakukan dengan mataku tetap menatap layar TV, dan sekali-kali aku
mencuri pandang melihat kepada Iwan. Sampai tahap ini Iwan masih belum bereaksi, pandangannya tetap
mengikuti film yang tertayang di TV.

Rok mini Ira semakin tersingkap, dan tanganku dengan leluasanya merambah dan mengelus naik turun sampai
kesekitar pangkal pahanya, Ira mulai sering menggelinjang menahan rangsangan akibat dari apa yang
kulakukan ini. Kesempatan ini kupergunakan untuk terus lebih merangsang Ira dengan mulai menyusupkan
tangan kananku ke dalam blues Ira, pangkal payudaranya mulai kusentuh dan Ira mendesis sambil tetap
berusaha mempertahankan posisi dirinya agar tidak semakin doyong bersandar ke tubuh Iwan.

Tanganku masih belum begitu leluasa untuk meremas dan memainkan payudara Ira karena masih terhalang oleh
BH yang dipergunakannya. Maka kembali tangan kananku kuturunkan untuk kembali mengelus paha Ira dan kali
ini tanganku mulai menyelinap ke balik CD-nya. Ira tersentak menahan rangsangan ketika tanganku
menyentuh clit-nya, dan tanpa sadar kepala Ira jatuh di dada Iwan. Dengan sigap tangan kiri Iwan
menyangga kepala Ira dan tangan kanannya mulai meraba payudara Ira. Ira mulai merintih lirih menahan
nikmat.

Dengan tangan kanannya Iwan mulai melepaskan kancing baju atas Ira satu persatu. Sedangkan aku sendiri
makin ganas memilin clit Ira dengan tanganku. Erangan Ira semakin keras, ketika tangan Iwan berhasil
menyusup kebalik BH Ira dan mulai meremas payudara Ira dengan remasan-remasannya yang mampu membuat Ira
sangat terangsang. Goyangan kepala Ira semakin liar, dan dengan tangan kirinya Iwan mengangkat muka Ira
ke atas sehingga posisi bibir Ira sangat dekat dengan mulut Iwan. Tanpa menunggu lagi, Iwan melumat
bibir Ira dengan bernafsunya dan Ira pun membalasnya dengan tidak kalah buasnya.

Kuangkat kedua kaki Ira ke atas pahaku, kemudian kaki kanannya kusandarkan di sandaran sofa. Dengan
posisi seperti ini tanganku semakin bebas memainkan clit Ira yang sudah mulai basah. Aku melihat ke
Iwan, ternyata tangan kanannya masih terus meremas-remas payudara Ira, dan bibirnya sibuk mengulum bibir
Ira. Begitu Iwan melepaskan lumatannya, Ira berteriak,

“Pindah ke tempat tidur…. Ira ingin lebih bebas menikmati kalian berdua.” Iwan dan aku bersama-sama
mengangkat Ira ke tempat tidur.

Kulepaskan rok mini Ira berikut CD-nya sedangkan Iwan melucuti baju dan BH-nya. Ira sekarang telah
telanjang bulat dan badan yang putih serta montok itu seakan menantang untuk dijarah olehku dan Iwan.

Kulebarkan kaki Ira, sehingga tampak jelas menonjol clit Ira yang merah kecoklatan. Kuturunkan kepalaku
untuk mulai melumat dan menghisap clit Ira.

“Oh…. oh…. Mas, Ira suka banget isepan Mas pada clit Ira”, Ira mengerang menahan rasa gairah yang
kuberikan.

Iwan mulai turut dalam permainan ini, dia menekukan lututnya di antara kepala Ira sehingga posisi
penisnya jatuh tepat di atas mulut Ira. Disodorkan penisnya mendekati mulut Ira dan kulihat Ira sempat
melihat ke wajah Iwan sambil tersenyum dan langsung mulai menjilati penis Iwan. Tangan Iwan dengan
leluasanya meremas dan memilin payudara Ira. Sedangkan aku sendiri terus melumat clit Ira.Cerita Sex Terbaru

Sekarang tangan kananku yang memilin clit Ira, sedangkan dua jari tangan kiriku kumasukkan ke dalam
vaginanya. Ira mengelinjang dan menggerak-gerakan pantatnya naik-turun seolah-olah dia sedang
bersetubuh. Aku bertanya kepada Ira

“Apakah kamu suka dengan cara kita berdua ini?” Ira hanya mampu menjawab dengan cara menganggukkan
kepalanya, karena mulutnya masih berusaha untuk dapat menghisap penis Iwan sampai pada pangkalnya.

Penis Iwan memang besar, kelihatan Ira kesulitan untuk menghisap penis tersebut sampai kepangkalnya.
Kulihat akhirnya Ira melepaskan hisapan atas penis Iwan dan berkata,

“Wan, penis kamu luar biasa gedenya, Ira susah ngisepnya.” Aku menimpalinya dengan berkata,
“Tapi kamu suka kan sama penis Iwan?” Ira teriak
“Suka banget, Mas.” Aku berkata pada Iwan “Wan, sekarang kamu gituin Ira dulu supaya dia bisa ngerasain
gedenya penis kamu.”

Tanpa menunggu lebih lama lagi Iwan langsung menempelkan penisnya di bibir vagina Ira dan mulai
menggesek-gesekannya. Ira merintih menahan nikmat dan aku sendiri sangat terangsang melihat adegan itu.
Penisku berdiri keras sekali tetapi sementara ini aku tetap ingin menjadi penonton dulu. Penis Iwan agak
kesulitan untuk menembus vagina Ira. Baru ujung penisnya masuk Ira sudah menjerit,

“Wan… gila… sakit… rasanya kayak lagi waktu Ira dulu diperawanin.” Aku memancing fantasi Ira dengan
mengatakan
“Itu bukan Iwan tetapi Dodi.” Pancinganku berhasil, Ira mendesis sambil merintih
“Mas Dodi, Ira mau diperawanin ya?” Iwan adalah partnerku yang baik dan sudah terbiasa dengan situasi
semacam ini dan dia menjawab
“Ira sayang Mas Dodi kan? biarkan penis Mas Dodi masuk ke vagina Ira.” Iwan menekan penisnya agar dapat
masuk lebih dalam lagi.

Ira bereaksi dengan berteriak

“Ach…. achh… sakit Mas…. pelan-pelan.” Aku melihat dengan jelas bagaimana sulitnya vagina Ira untuk
menerima penis Iwan, dan adegan ini membuatku semakin terangsang, tetapi aku mencoba untuk menahan diri
untuk tidak segera berpartisipasi agar tidak kehilangan adegan yang merangsang ini.

Ira mengerang

“Acchh…. pedih… Mas Dodi… please fuck me slowly…. I like your cock… so big… acchh…. slowly darling”,
separuh dari penis Iwan berhasil masuk ke vagina Ira, dan Ira sendiri berontak liar menahan rasa pedih
dan nikmat yang dirasakannya.

Aku justru mendorong Iwan agar lebih menancapkan penisnya di vagina Ira dengan berkata

“Ayo Dod, fuck her, Ira minta dientot sama penis kamu”, dan aku pun bertanya sama Ira,
“benar kan Ir, kamu senang kan dientot Dodi, jawab dong…. kalau tidak nanti Dodi cabut lagi penisnya
dari vagina Ira”, Ira berteriak,
“Yessss…. Ira pengen banget penisnya Mas Dodi.” Mendengar teriakan Ira tersebut, Iwan langsung menekan
penisnya lebih dalam lagi ke vagina Ira, dan Ira menjerit
“Addduuhh…. so big…. painfull but nice…. fuck me deeply Mas Dodi.” Ira meronta-ronta kenikmatan
mendapatkan penis yang jauh lebih besar dari punyaku.

Jeritan-jeritan Ira semakin keras, dan badannya meronta liar tak terkendali ketika Iwan membalikkan
badan Ira pada posisi doggy style.

Iwan sendiri kelihatan begitu bernafsu menggoyang Ira dari belakang, dia tidak mengurangi sama sekali
genjotan penisnya ke dalam vagina Ira meskipun Ira terus merintih antara sakit dan nikmat. Aku sudah
tidak tahan lagi melihat adegan semacam itu, segera aku berdiri di depan kepala Ira dengan posisi kaki
yang kurentangkan sehingga kepala Ira berada di selangkanganku. Aku sodorkan penisku ke mulut Ira untuk
dijilati dan dihisapnya. Ira sudah di luar kendali,

“Mas Dodi… ini penis siapa laag…”, belum selesai Ira berkata, penisku sudah masuk di mulut Ira dan Ira
dengan bernafsunya menjilati dan menghisap penisku.

Hentakan penis Iwan dari belakang membuat Ira lebih tidak terkendali lagi di dalam menghisap penisku
sehingga rasa nikmat yang aku rasakan sulit untuk diungkapkan. Ira melepaskan hisapannya atas penisku,
dan mengerang serta berteriak keras sekali “Mas Dodi, Ira coming… Ira nggak tahan lagi, addduhh ohh… so
nice”, badannya sejenak bergetar liar dan kemudian melorot rebah seperti tidak berdaya menahan rasa
nikmat yang baru saja diperolehnya.

Iwan menarik penisnya dari vagina Ira secara perlahan-lahan diiringi dengan lirihan Ira “Aaduuhh… nikmat
sekali….” Untuk beberapa saat kita bertiga tidak ada yang bersuara. Keheningan terpecahkan ketika Ira
berkata,

Baca Juga Cerita Seks Tante Yang Haus

“Sorry ya Wan, tadi Ira teriak manggil-manggil nama Mas Dodi, habis waktu penis Mas Iwan mau masuk ke
vagina Ira, rasa sakit dan pedihnya sama banget sewaktu Ira diperawanin oleh Mas Dodi, jadi Ira inget
dia.”
“Yang penting buat Mas Iwan, Ira puas dan justru sewaktu Ira mulai menyebut-nyebut nama Mas Dodi, Mas
Iwan semakin terangsang karena ngebayangin diri Mas Iwan sebagai Dodi yang lagi merawanin Ira”, jawab
Iwan.

Ira melirik ke Iwan dan sambil loncat ke kamar mandi Ira berkata,

“Giliran kalian berdua ya untuk coming, be back soon.”

Keluar dari kamar mandi, Ira berdiri menghadap ke kaca rias sambil menyisir rambutnya. Aku harus
mengakuinya bahwa postur tubuh Ira memang indah, putih dengan bentuk buah dada yang tegak menantang.
Dalam posisi Ira masih berdiri menghadap kaca, aku sudah berdiri memeluknya dari belakang, secara
perlahan kutelusuri tengkuknya dengan bibirku. Ira menggelinjang geli. Ciuman-ciuman kecil terus
kulakukan di sekitar tengkuknya sambil tanganku dengan halusnya mulai mengelus buah dadanya. Tampak di
kaca Ira berusaha untuk tidak memejamkan matanya, Ira berusaha untuk dapat melihat buah dadanya dielus
dan diremas oleh kedua tanganku. Ira kelihatannya menikmati sekali adegan ini.

”Wan, lets joint with us”, ajakku.

Iwan beranjak dari tempat tidur dan langsung berjongkok di antara kaki Ira menghadap ke clit Ira. Iwan
mulai memainkan lidahnya menjilati sekitar bibir vagina Ira, dan Ira tetap bertahan untuk terus menatap
ke kaca. Tangan Ira memegang rambut Iwan, dan kepala Iwan digoyang-goyangkannya seolah-olah Ira menuntun
lidah Iwan agar jilatannya jatuh di tempat yang diinginkannya.

Nafas Ira memburu, desahan rasa nikmat yang dialaminya mulai terdengar “Ohh… acchh shh… adduhh…”
Tanganku masih terus meremas dan memilin puting payudara Ira.

“Ir, lihat di kaca, lihat… clit kamu lagi dihisap dan dijilati Iwan, dan payudara kamu sedang Mas
remas-remas, lihat…”, bisikku.

Ira menatap kaca dan merintih lirih

“Keep on doing, Ira suka baangeeet, nikmat….” Kubasahi dengan ludah jari telunjukku, dan secara
perlahan-lahan kutusukan ke dalam anus Ira.

Ira meronta, dan sambil tetap memegangi rambut Iwan untuk supaya tetap menjilati clit-nya, Ira mulai
menggoyangkan pantatnya dengan maksud agar jariku dapat masuk lebih dalam lagi di anusnya.

Ira sudah lepas kendali, berteriak dan meronta menuntut yang lebih dari yang sedang dirasakannya saat
ini. Kubasahi sekitar anus Ira dengan ludahku demikian pula penisku. Perlahan tapi pasti, penisku
kutekan ke anusnya, Ira menjerit ketika penisku berhasil masuk ke anusnya. Dengan posisi berdiri, Iwan
mulai berusaha untuk memasukkan penisnya ke vagina Ira. Tekanan-tekanan penis Iwan yang berusaha untuk
masuk ke vagina Ira, secara tidak langsung menekan lebih dalam lagi penisku terbenam di vagina Ira,
rasanya luar biasa nikmat. Penis Iwan berhasil masuk ke vagina Ira dan gerakan Ira semakin tidak
terkendali karena setiap tekanan yang kulakukan membuat penis Iwan masuk semakin dalam, demikian
sebaliknya kalau Iwan yang melakukan tekanan. Rintihan, teriakan dan gerakan Ira luar biasa sekali, Ira
benar-benar menikmatinya.

Ira merintih,

“Ohh, I’m coming again… shhehh, aaddduuhh, aacchh…” melihat Ira meronta-ronta aku tidak tahan lagi,
kutekan dengan dalam penisku di anus Ira, diam tanpa gerakan untuk dapat merasakan sepenuhnya jepitan
anus Ira di penisku akibat kontraksinya lubang anus Ira.
“Ooohh… Ira…. Mas mau keluar…. auuuccchh…. shhiiitttt… I’m coming.. Ira”, teriakku sambil meremas
kencang payudara Ira.Cerita Sex Terbaru

Kudekap Ira dengan kedua lenganku, sedangkan Iwan dengan ritme yang pelan tetap masih menggoyang Ira,
Ira sudah tidak mampu lagi untuk membuka matanya, bibirnya terkatup menahan rasa nikmat. Perlahan-lahan
kucabut penisku dari anus Ira dan membiarkan Iwan sambil berdiri meneruskan menggoyang Ira

Kududuk di sofa memperhatikan mereka berdua bermain. Iwan mengangkat Ira ke tempat tidur, dengan posisi
kaki Ira terjuntai ke lantai, Iwan berusaha untuk memasukkan penisnya lagi ke vagina Ira. Penis Iwan
yang begitu gede berhasil masuk separuhnya ke vagina Ira, dan Ira pasrah menerimanya ketika Iwan
menekankan penisnya sampai masuk seluruhnya.

“Adduhh….”, hanya itu yang dapat diucapkan Ira. Gerakan Iwan dalam menyetubuhi Ira tetap stabil,
perlahan, tetapi setiap menekan Iwan selalu menekan penisnya sampai masuk semuanya.

Reaksi dari menyetubuhi Iwan ternyata luar biasa sekali, setiap Iwan menekankan penisnya Ira pasti
merintih

“Mas Iwannn… ampun…. ampun Mas…. Ira puas bangett-bangeeettt”, tanpa sadar penisku berdiri lagi tetapi
aku merasa kasihan kepada Ira kalau harus menangani penisku lagi.

Aku mendekat kepada Ira dan dengan halus kuusap dan kuremas-remas buah dadanya. Remasan-remasan yang
kulakukan membuat Ira semakin merintih, dan rintihan Ira yang semakin keras tersebut merangsang Iwan
untuk lebih mempercepat goyangannya.

“Mas Iwan… Ira ampun…. Ira mau keluar lagi… aacchh… Ira keluar… oocchh”, teriak Ira, dan bersamaan
dengan teriakan Ira tersebut kulihat Iwan memperlambat goyangannya dan menanamkan seluruh penisnya
dalam-dalam ke vagina Ira sambil berteriak
“Irrrrrr, Mas… mau keluar… accchh adduhh”, badan Iwan meregang tegang menahan nikmat dan beberapa saat
kemudian merebahkan badannya memeluk Ira sambil mencium bibir Ira dengan mesranya.

Ira tidak bersuara,demikian pula Iwan dan aku, kita masing-masing jalan dengan pikiran dan lamunannya
sendiri-sendiri. Jam 19.00 kita bertiga meninggalkan motel PT, di tengah jalan Ira berkata,

“Mas Iwan burungnya kok bisa gede begitu sih, rasanya sampai sekarang masih mengganjal saja di vagina
Ira.” Iwan hanya tertawa dan sambil berseloroh menjawab,
“Kamu salah Ir, yang gede bukan penis Mas Iwan tapi vagina kamu yang terlalu sempit”, kita bertiga
tertawa lepas dan sepakat untuk melakukannya lagi, next time.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.

Mantan Pacarku

Cerita Sex Terbaru | Ini kisah nyata cerita dewasa dimana aku menggauli sekaligus 4 orang dalam 1 keluarga. Kisah ini terjadi pada pertengahan tahun 2007. Aku pria yang sudah berkeluarga dan waktu itu berusia 43 tahun. Tinggal dan bekerja di Jakarta.

Cerita Sex Terbaru Mantan Pacarku
Pada suatu hari ketika sedang sibuk-sibuknya di kantor, datang sepucuk surat lewat perusahaan kurir yang ditujukan kepadaku dari kota asal kelahiran ku di jawa barat. Tanpa alamat pengirim.

Dengan perasaan bingung campur penasaran aku buka surat itu. Surat itu ternyata dari mantan pacar (Wati, nama samaran) cinta pertama kami berdua sewaktu SMA tahun 1981. Hampir 26 tahun yang lalu. Isinya menyatakan bahwa dia sudah menikah namun selalu teringat aku, mempunyai 3 orang anak berikut alamat lengkap dan no handphone.

Singkat cerita akhirnya kami bertelepon ria dan kenangan manispun timbul kembali. Aku berjanji jika ada libur panjang maka aku akan datang berkunjung. Ketika libur panjang datang dengan alasan yang dibuat-buat kepada istri akhirnya aku datang juga ke kota asalku. Aku sengaja tidak nginap di famili, namun di hotel. Dan pada sore itu pula aku datangi rumahnya.

Dengan rasa penasaran karena sudah lama tidak bertemu, aku mencoba mengira-ngira wajahnya saat ini seperti apa, ya?

Perlahan ku ketuk pintu sambil berucap : “permisi….”

” mas anto ,ya? ” sesosok wanita cantik muncul di balik pintu
“Iya” sambil aku masih menebak-nebak ” wati ya……..”
“Bukan, saya Sri adiknya, masuk mas…. mbak Wati sebentar keluar, lagi di kamar”. Kuperhatikan wanita ini mirip Wati namun tampak lebih muda dari perkiraanku.

Dulu waktu aku pacaran memang tidak pernah bertemu dengan Sri, karena dia ikut neneknya di Wonosari. Tak lama kemudian keluarlah Wati. Wajahnya tampak tidak sesuai dengan bayanganku, kerana memang saat itu Wati sudah 42 tahun.

Namun sisa kecantikannya masih terlihat jelas begitu pula bodynya masih terawat. Suaminya hari itu sedang mendapat tugas lembur (piket) di sebuah Rumah Sakit.

Setelah basa-basi dan bernostalgia akhirnya sekitar jam 8 malam aku pamit, karena badanku letih.

Terus terang aku ingin memeluk dan menciumnya seperti dulu ketika tadi siang bertemu. Tapi karena suasana rumah tidak memungkinkan akhirnya perasaan itu terbawa sampai malam.

Tidak lama aku di Hotel, tiba2 HPku berdering, ternyata Wati yang telphon. Dia memaksa untuk datang mememuiku di hotel. Dengan rasa campur aduk antara senang dan galau aku mengiyakan permintaan itu. Hmmmm…… rupanya Wati memendam keinginan yang sama, pikirku.

Kujemput dia di lobby, turun dari becak Wati kelihatan sudah tidak sabar ingin segera berdua. Dengan segera ku bawa dia ke kamar. Benar saja…… baru juga aku menutup pintu Wati langsung menubruk aku dengan pelukan penuh kerinduan dan air mata.

Kami lama berpelukan tanpa kata-kata. Terus terang waktu pacaran dulu kami hanya sebatas berpegangan tangan. Tidak lebih.

Pelan-pelan kehangatan menjalar ditubuhku, entah siapa yang memulai akhirnya kami saling berciuman. Kurasakan kehausan dan kerakusan ketika bibir dan lidah kami saling terpaut.

Lidahnya menjelajah relung mulutku. Lidahku membelai dan mengarahkan lidahnya untuk terus bergerak liar.

Bersamaan dengan itu penisku menegang dengan sempurna. Bukannya menghindar, Wati malah lebih menekankan dan menggeser-geserkan pinggulnya sehingga penisku smakin mengembang.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Dengan penuh nafsu akhirnya kami melanjutkan aksi. Sambil tetap bercium kutelusuri sisi tubuhnya dengan tanganku, sampai akhirnya mendarat di pantat. Kuremas kedua pantatnya dan sedikit semi sedikit kunaikan roknya, sehingga tanganku menyentuh kulit paha dan pantatnya yang halus itu.

Karena aku paham bahwa kami sudah sangat bernapsu, maka tanganku kananku langsung kuselipkan dibalik celana dalamnya.

Kuremas pantatnya yang masih kenyal. Sementara tangan kiriku sudah bergerak menuju payudaranya. Rupanya Watipun sudah sangat terbakar,tangannya tidak segan-segan mengelus-elus penisku dari luar.

Kami tetap berciuman.

Pelan-pelan tangan kananku bergeser dari pantat menuju memeknya. Ketika jariku mulai membelah dan menemukan clirotisnya maka saat itulah dia melepaskan ciumannya, dia mendesah dan tubuhnya sedikit bergetar.

Kuusap pelah-pelan clirotisnya, kujelajahi belahan memeknya dari bawah sampai atas. Basahnya sudah tak terbendung.

Aku merasa dia berusaha membuka resleting celanaku. Akhirnya aku lepas pelukannya, aku lepas memeknya. Dia agak terkejut dengan perbuatanku. Kutatap sambil kupegang kedua bahunya.

” kamu yakin akan melakukan ini…..? tanyaku. Dia cuma mengangguk pelan.
” Aku sudah memimpikan ini dari dulu” lirihnya.

Akhirnya ku bimbing dia ketempat tidur. Kami berciuman kembali. Satu demi satu pakaian terlepas. Kutelusuri tubuhnya yang tidak muda lagi.

Sambil tetap berciuman kubuka pahanya dan tanganku kembali menyelinap lembut pada memeknya. Pada saat itulah tangannya mencari-cari penisku.

Sambil digenggam diusapnya cairan yang keluar dari penisku dengan ibu jarinya. Rasanya sungguh luar biasa ketika ibu jarinya berputar-putar di ujung penis.

Tak lama aku merasa bahwa penisku di tarik-tarik pelan. Aku tahu dia sudah menginginkan penisku dimasukan. Tapi aku ingin melihat dulu bentuk memeknya.

Maka ku lepas ciumanku dan aku turun kebawah. Sambil duduk diantara kakinya kulebarkan pelah-pelan kedua pahanya. Dan memek itu merekah. Warna merah muncul diantara lebatnya bulu. Penisku makin berdenyut melihatnya.

“aku jilat ya…..” pintaku. Dia diam saja. Maka lidahku kubenamkan diantara rimbunnya bulu dan menelusuri setiap lekuk lubang basah, hangat dan beraroma khas. Kujilat dan kuisap clirotisnya.Cerita Sex Terbaru

Desahnya sudah berganti dengan erangan. Kedua tangannya mencengram lembut rambutku. Terus kumainkan lidah menelusuri lembah sampai ke dalamnya.

Sementara penisku terus berdenyut. Dan ketika Wati sudah menarik-narik rambutku, maka aku paham dia sudah menginginkan penisku masuk ke dalamnya.

“ah…mas, masukin sekarang mas…….” lirihnya

Pelan-pelan aku merayap di atas tubuhnya, sambil tetap menciumi perut, dada dan lehernya. Ketika akhirnya kepala penisku menemukan lubang kenikmatan itu kasabaran Wati sudah hilang.

Di dekapnya aku dengan satu tangan dan tangan lain menekan pantatku sambil pantat dia diangkat ke atas. AKhirnya penisku masuk dengan sempurna ke dalam memeknya. Bukan lagi erangan yang aku dengar tapi berubah menjadi teriakan tanpa suara.

Malam itu kami menemukan kebahagian dan kenikmatan yang luar biasa. Kami saling menjelajahi tubuh dengan mata, bibir dan lidah. Saling pijat dengan tangan dan kemaluan kami.

Berminggu-mginggu kemudian kami rutin ke hotel. Baik di kota asalku atau di Jakarta. Dan yang mengherankan aku adalah suaminya “merestui” hubungan kami. Belakangan aku tahu bahwa suaminya sudah lama tidak berfungsi.

Pada sekitar bulan ke 4 hubungan kami, sesuai dengan janji aku datang lagi ke rumahnya. Ku ketuk pintu seperti biasa.

” silahkan masuk, mas. ” kudengar bukan suara Wati, tapi suara Sri. Aku pun masuk dan duduk di ruang tamu.
” mbak Wati nya lagi arisan mas, tunggu dulu aja ya.” kata Sri sambil pergi. Akupun mengiyakan. Tak lama kemudian dia muncul lagi dengan membawa teh hangat.

” minum mas” kata Sri. Aku pikir dia akan masuk kedalam lagi tapi ternyata duduk di hadapanku menemaniku ngobrol. Kami ngobrol biasa, aku sama sekali tidak menggoda.

Dan dari obrolan itulah aku tahu bahwa dia dulu nikah usia muda dan sekarang sudah menjanda selama 4 tahun dengan 2 0rang anak perempuan berusia 22 dan 19 tahun. Tidak berapa lama kami mengobrol basa-basi tiba-tiba Sri bertanya:

” jakartanya di mana mas?” kusebutkan satu daerah di jakarta selatan.
“kalau sunter di daerah mana mas? tanya Sri kembali.
“emang ada apa?” balasku bertanya.
“minggu depan saya ada undangan teman dekatku menikahkan anaknya, di sunter” ujarnya.
” oh…ya kalau kamu belum tahu daerahnya nanti saya antar deh, tinggal kasih tahu kapan berangkatnya, nanti saya jemput di statsiun gambir.” kataku. Sri tampak ragu-ragu menerima tawaranku.
“aku nggak enak sama mbak Wati” katanya.
“ya jangan kasih tahu mbak Wati” kataku. Akhirnya dengan sedikit ragu Sri mengiyakan tawaranku. Dan untuk memperlancar urusan kami saling bertukar nomor handphone.

Tak lama kemudian datanglah 2 cewek cantik menerobos masuk. Sri langsung mengenalkan mereka padaku.

” ini anak-anakku. yang besar Yani dan adiknya Indah” katanya. Aku hanya terpana melihat kemolekan mereka. Setelah bersalaman merekapun masuk ke dalam.

Tidak lama kemudia Wati datang bersama suaminya.

Singkat cerita malam itu saya dan Wati kembali bertempur di hotel sampai terasa lolos tulang-tulangku. Besoknya ketika aku pulang menggunakan kereta, masuk SMS dari Sri berbunyi : ” Mas, smalam diapain mbakku? hari ini keliatannya lemes banget tapi wajahnya cerah…”

Kubalas SMSnya dengan bahasa yang agak vulgar ” Ku jilat dari atas sampai bawah, yang paling lama di tengah2. main 3 ronde, mas juga lemes”. Seketika itu juga datang balasannya ” Enak dong”. Lalu ku balas ” Mau nggak?”. Tak ada balasan lagi.

Terus terang semenjak saat itu yang selalu lebih terkenang di benakku adalah Sri bukan Wati. Kami lebih sering SMS an, aku sengaja memancing dengan bahasa yang “nyerempet2.”, namun Sri menanggapi dengan dingin saja.

Pada waktu yang telah ditentukan dengan perasaan berbunga dan dengan rencana “jahat” di otakku, aku jemput Sri di Stasiun Gambir. Namun rencanaku terasa berantakan seketika.

Ternyata Sri datang dengan anak sulungnya, Yani. Entah perasaanku saja atau memang nyata demikian, aku melihat kerinduan di mata Sri ketika dia melihatku.

Kami bersalaman dan langsung berangkat menuju salah satu daerah di Sunter. Ternyata rumah kerabat Sri berada di daerah padat penduduk. Rumah kecil di gang kecil.

Karena suasana mau pesta, maka rumah kecil itu semakin sesak dengan famili dan kerabat yang lain. Aku melihat keraguan di mata Sri ketika ditawari menginap di situ.Cerita Sex Terbaru

“tidurnya gimana ini?” lirih Yani yang sempat aku dengar. Akhirnya aku berinisitif menawarkan hotel yang dekat lokasi itu. Merekapun mau. “Ini kesempatan” pikirku. Selama dalam perjalanan aku menyusun lagi strategi agar malam itu aku bisa menikmati Sri. Peniskuku sudah tegang sejak memikirkan itu.

Ketika di hotel aku pesan 2 kamar. Sri dan Yani terlihat heran.

“Lho, kami satu kamar berdua aja, ga usah masing-masing satu kamar” ujar Sri.
“Ini buat aku, lagi malas pulang” kataku. Menjelang sore kami sudah masuk kamar masing-masing.

Selama itu pula aku masih bingung memikirkan rencana “jahat” ku. Namun yang namanya setan sungguh tahu kehendaku. Selepas magrib pintuku di ketuk Yani.

” Om, Yani pamit dulu sebentar, ini teman Yani jemput” katanya sambil mengenalkanku pada seorang cewek sebayanya. Rupanya Yani janjian dengan seseorang.
” kemana?” tanyaku. ” Mau ke Salemba, om. kerumah teman” jawabnya. Hatikupun bersorak. ” nginap aja sekalian” dalam hati.

Nggak lama aku SMS Sri, ” Lagi ngapain nih? aku lagi bengong ga da teman ngobrol” Nggak ada jawaban sampai 30 menit. Cemas aku menduga-duga.

Tak lama kemudian pintuku di ketuk. Kulihat Sri berdiri depan pintu dengan menggunakan pakaian santai. Kaos dan celana selutut. Kupersilahkan dia masuk, dengan ragu-ragu dia melangkah dan duduk di kursi rias. Setelah sedikit berbasa basi aku melancarkan serangan.

” kamu masih cantik dan bodymu juga masih OK, kenapa ga nikah lagi?” tanyaku.
“aku masih senang sendiri, takut nikah nanti cerai lagi…..” jawabnya.
“tapi kan kamu masih muda, masih punya bebutuhan khusus yang harus dipenuhi” sambungku. Dia menunduk, paham maksudku. Kutunggu jawabannya beberapa saat.

Sebelum dia sempat menjawab aku sudah menyentuh pundaknya dari belakang. Dia nampak terkejut tapi juga tidak menampik. Kugeser perlahan tanganku ke pipinya, saat itulah dia menampik tanganku.

Aku bukannya berhenti malah ku genggam pergelangan tangannya, kutarik dia untuk berdiri. Dengan perasaan yang masih bingung ku cium dia di bibirnya. Berontak dia.

Kucengkram rambut dan kepalanya agar dia tidak berontak dan melepas ciumanku. Beberapa saat kemudian aku merasa lengannya melinggkar di pinggangku, saat itulah kulepas cengkraman dirambutnya.

Dia mulai membalas liarnya lidahku. Tanpa buang waktu tanganku sudah menelusuri dadanya sampai akhirnya berlabuh di memeknya. Dan malam itu kami sempat bercinta 2 babak sampai pintu di ketuk dari luar.

Tok….tok….tok. Kami semua terkejut dan terperangah. Yani sudah pulang. Kulihat jam di dinding 22.20. Dengan terburu-buru Sri mengenakan baju, begitupun aku. Tak lama kemudia Sri keluar.

Besoknya aku melihat perubahan di wajah Yani. Ia yang tadinya ramah mendadak menjadi sangar melihatku. Tak mau bicara baik ke ibunya apalagi ke aku.

Rupanya ia tahu apa yang sudah kami perbuat. Sekitar jam 9 saya antar mereka menuju tempat pesta dan siangnya saya antar kembali mereka ke Stasiun Gambir, pulang ke kota asal.

Satu minggu kemudian aku kembali datang ke kota kecil itu. Terus terang aku lebih menginginkan Sri daripada Wati. Maka yang pertama aku hubungi adalah SRi.

Dan malam itu saya menghabiskan waktu di hotel dengan Sri. Besoknya di hotel lain saya berduaan dengan Wati. Begitu terus setiap 2 minggu sampai kurang lebih 3 bulan aku menikmati pelayanan dengan 2 gaya dari kakak-adik.

Pada suatu saat ketika saya sedang di kantor di Jakarta, masuk no telphon yang tidak aku kenal.

” hallo….” jawabku. “Om…..” ku dengar suara ragu-ragu. Aku kemudian sadar bahwa ini suara Yani.
” ada apa Yan?” tanyaku setelah berbasa basi.
” tolong Yani, Om. Yani ada di jakarta tapi Yani kena razia narkoba. Sekarang ada di Polsek Jakarta ………” jawabnya sambil menyebutkan satu wilayah jakarta. Sorenya aku kunjungi Yani.

Dia nampak lelah namun tidak terlihat cemas. 3 hari Yani di tahan. Dan selama itu pula aku yang mensuplai makanan dan baju-baju.

Pada hari ke 4 Yani di bebaskan karena tidak terbukti. Sedangkan temannya terus ditahan karena terbukti. Aku bingung Yani mau dibawa ke mana.Cerita Sex Terbaru

Ke rumahku jelas ga mungkin. Akhirnya aku cari hotel dekat rumah. Setelah aku ajak makan di hotel itu aku terus pulang, sedangkan Yani langsung masuk kamar.

Jam 8 malam itu aku coba telphon Yani untuk sekedar menanyakan kabar.

“Om, Yani perlu obat maag sama sikat gigi” katanya. ” Oke, ntar Om antar” jawabku. Dalam perjalanan ke hotel itulah pikiran kotorku muncul. Ketika aku mengetuk pintu Yani hanya melongokan kepalanya di pintu.

Dia nampak ragu-ragu mempersilahkan aku masuk ke dalam. ” Boleh Om masuk?. Om mau ngobrol sebentar ngomongin soal hubungan om dan mamahmu”. Akhirnya aku dipersilahkan masuk.

Dan saat itulah aku dihadapkan pada pemandangan yang luar biasa. Yani hanya mengenakan tangtop tanpa BH dan celana jins pendek sekali hampir pangkal paha.

Payudaranya menggelembung dengan sehat, pentilnya samar-samar menonjol keluar. Rupanya dia sadar aku memperhatikan dan cepat-cepat menutupnya dengan selimut.

” Yani…..om mohon jangan di tutupi. Kamu punya tubuh luar biasa indah sayang kalo tidak ada yang menkmati” kataku langsung. Merah padam mukanya mendengarku berkata begitu. Antara malu dan marah menjadi satu.

Tapi setan sudah terlanjur menguasaiku. Dengan segala rayuan dan bujukan akhirnya Yani mau melepaskan selimutnya. ” Boleh aku sentuh Yan? di luarnya aja…….” pintaku.

Yani langsung menolak sambil menyilangkan tangannnya di dada. Juga dengan rayuan dan bujukan akhirnya aku di ijinkan memegang putingnya dari luar.

Sambil kami duduk di sisi tempat tidur, aku mulai menyentuh putingnya. Dia tidak bereaksi dengan wajah menoleh jauh. Ku sentuh lagi putingnya yang sebelah kanan. Masih belum bereaksi juga.

Ketika aku pilin putingnya dengan kedua jariku, mulailah ia sedikit menggelinjang dan kulihat putingnya mulai tegang. Kuputar jariku di kedua putingnya, semakin jelaslah tonjolan di kaosnya.

Aku sudah tak tahan ini menyelusupkan tanganku ke balik tangtopnya. Namun tanganku di cegah ketika baru sampai perut. sementara tangan kiriku masih bergerilya di luar kaos tangan kananku mulai naik perlahan dari perut.

Aku merasakan pegangan tangan dia mengendur, akhirnya sampailah tanganku kepuncak bukit kenikmatan dengan bebas. Ketika kudengar suara rintihan halus, pada saat itulah aku yakin bahwa permainan ini bisa sampai tuntas. Maka mulaikah aku meremas, menjilat dan meghisap putingnya, perutnya, clirotisnya dengan lembut.

Dan malam itu aku mendapatkan segalanya. Walaupun Yani sudah tidak perawan, namun dia masih merasa sakit ketika penisku masuk ke memeknya.

Karena penisku adalah yang kedua kalinya masuk memeknya setelah dia melakukan yang pertama dengan pacarnya 2 tahun yang lalu. Malam itu kami tidak tidur, aku mengajari teori dan praktek bercinta pada Yani.

Selain memberikan pengertian bahwa hubunganku dengan ibunya adalah sebatas memenuhi kebutuhan sex.

Singkat cerita hari-hari selanjutnya aku disibukan oleh SMS dan deringan HP dari mereka bertiga Wati, Sri dan Yani. Ketika aku pulang ke kotaku, maka ku gauli ketiganya dengan cara digilir dengan jadwal yang tersusun rapi sehinga tidak terjadi “tabrakan”.

Orang ke empat yang aku gauli sebenarnya bukan anggota keluarga Wati, tapi calon anggota keluarga. Sebut saja namanya Nancy. Ia adalah pacar dari anaknya Wati yang bernama Roy.

Kisahnya bermula dari kunjunganku ke rumah Wati. Pada saat itu tiba-tiba aku mendapatkan telephon dari kantor di Jakarta. Dikatakan aku harus menghubungi Mr.X. No HP Mr.X ini ternyata CDMA.

Baca JUga Cerita Sex Demi Duit

Karena perkiraanku pembicaraan akan panjang maka aku meminjam HP anaknya Wati (bernama Roy) yang kebetulan juga CDMA. Maka sore itu atas ijin Roy aku pinjam sampai besok CDMA nya.

Malam hari ketika aku sedang makan di luar, tiba-tiba HP Roy berbunyi.

” Hallo” Jawabku. Aku sudah siap-siap mendengar suara Mr. X. Namun ternyata yang kudengar suara merdu seorang perempuan.
” Hallo juga, ini siapa?” jawabnya ragu-ragu. Setelah saling bertanya baru aku tahu kalau yang telephon itu adalah tunangan Roy. Aku menjelaskan bahwa malam itu HP Roy aku pinjam.

Dengan segala caraku akhirnya kami berkenalan, bahkan ngobrol sampai panjang lebar. Rupanya obrolan kami nyambung sehingga kami berjanji akan saling menelephon lagi.

Singkat kata Nancy rupanya tipe orang yang penasaran akan sex namun takut untuk melakukannya. Dengan Roy hanya sebatas bercumbu tidak mau lebih dari itu.

Karena dia sadar bahwa dia mudah “panas” maka bercumbu dengan Roy hanya sebatas dada. Dia ingin lebih dari itu tapi takut kebablasan, katanya.

Nancy banyak bertanya kepadaku soal Sex, sampai akhirnya kami ber Phone sex. Namun lama-lama kami berdua penasaran juga. Akhirnya dengan suatu perjanjian aku bisa membawa Nancy ke hotel.

Perjanjian itu adalah: aku boleh mengeksplorasi tubuh dia dan saling memberi kenikmatan namun aku tidak boleh memasukan penisku ke memeknya. Dia masih perawan!!.

Ketika kutanyakan mengapa dengan aku, bukan dengan Roy?. Jawabnya adalah : Dia tidak yakin Roy mampu menahan penisnya masuk ke memeknya. Komitmen itu aku pegang teguh.

Ternyata dugaanku dan dugaan dia benar. Nancy sangat mudah terbakar. Ketika aku cium, bibirnya seolah magnet. langsung terpaut dengan bibirku, Tak mau lepas.

Seolah kami sudah mengenal sejak lama, kami langsung melepaskan seluruh pakaian . Ketika aku akan melepaskan CDnya, kulihat bulatan basah sudah terpampang diCDnya.

Kujilati seluruh tubuhnya, dia hanya bisa mendesah dan merintih. Kujilati pula clirotisnya, kujelajahi seluruh lekukan memeknya dengan lidahku. Kutempelkan kepala penis ku ke lubang memeknya, ke clirotisnya.

Ku usap-usap clirotisnya dengan kepala penisku. Ku lihat ia beberapa kali orgasme. Hari itu aku berpesta dengan tubuhnya. Tapi aku tidak memasukan penisku ke memeknya!!!.

Spermaku keluar dengan cara di kocok dengan tangan atau payudaranya. Bulan Maret 2010 kemarin Nancy sudah berani mengeluarkan spermaku di dalam mulutnya.

Dia berjanji jika sudah menikah, kami akan selalu bertemu untuk menuntaskan rasa yang tertunda.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.