Nafsu Gairah

Cerita Sex Terbaru | Setelah beberapa kali aku tidur dengan wanita setengah baya yang begitu asik dan nikmat! Aku semakin
senang bersetubuh dengan wanita wanita yang usia jauh lebih tua dariku. Ada perasaan puas bisa membuat
mereka dapat mencapai titik persetubuhan yang sangat di idam idamkan oleh setiap wanita.

Cerita Seks Terbaru Nafsu Gairah
Setelah pertempuranku yang sangat melelehkan dengan Ibu Lastri, aku benar benar harus mengkonsumi
beberapa multi vitamin dan berolahraga agar staminaku tetap fit. Apalagi tubuh Ibu Lastri yang begitu
besar sehingga selain capai bergoyang aku juga harus menahan bobot tubuhnya yang kelewat besar,

2 hari setelah pertempuranku dengan Ibu Lastri, Hpku berdering. Oh ya sekarang aku harus memakai 2 HP
dengan nomor yang berbeda, yang satu khusus untuk menerima telfon dari wanita wanita yang mengajakku
kencan dan yang satu lagi untuk keluarga dan teman temanku.

“Hallo Pento ya! Ini Ibu Lastri masih ingatkan?”
“Hallo Ibu Lastri apa khabar.., tentu aku masih ingat dengan Ibu!, ada apa nih Bu?”, tanyaku.
“Gini pen!, Ibu cerita sama temen Ibu tentang kamu, dan temen Ibu itu tertarik mau mencoba segala
keramah tamahanmu, Gimana kamu maukan? Kalau kamu ok, temen Ibu itu sekarang ada di hotel Horison Lt
empat.
“Wah, kenapa engak Ibu aja yang ngajak saya!, Ibu ngak puas ya sama saya! pelan sekali suaraku takut
terdengar teman temanku yang lain.
“Ngaco kamu, kalau Ibu ngak puas, ngapain juga Ibu promosiin kamu sama temen Ibu!, iyakan”.
“Ok deh Bu Lastri saya mau, jam berapa saya bisa datang “.
“Terserah kamu!, kalau kamu bisa keluar dari kantor sekarang, sekarang aja kamu langsung kesana!, gimana
jam berapa kamu bisa?

Setelah berpikir sejenak aku memutuskan untuk pulang kerja jam tiga sore, apalagi Ibu Mila belum kembali
dari LN.

“Ok Bu Lastri, jam tiga saja aku pasti datang, oh ya.. nama temen Ibu siapa?
“Namanya Ibu Ayu, dia ada dilantai empat kamar xx, dan jangan kecewaiin Ibu ok, Ibu mau telfon temen Ibu
dulu memberi kabar kalau kamu datang jam tigaan Bye “.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Wah ada rejeki nih, Cuma aku jadi berpikir lagi!, jangan jangan temen Ibu Lastri sama dengan Ibu Lastri
yang bertubuh besar namun aduhai!, bisa celaka dua belas nih. Dengan alasan yang kubuat buat jam 2:30
aku ijin dari kantorku, dengan taksi aku meluncur ke daerah Ancol menuju hotel Horison.

Setelah masuk kedalam Lobby aku bilang sama receptionist kalau aku saudaranya Ibu Ayu di lantai empat
dan mau berjumpa dengan beliau.

“Sebentar ya Pak saya tanya Ibu Ayu dulu”, jawab receptionist dengan ramahnya.
“Hallo sore Ibu Ayu maaf mengganggu, ini dari looby ada tamu yang mau bertemu Ibu ”
“Namanya Pento Bu “.
“Iya.. iya selamat sore Bu”, jawab receptionist sambil menutup pembicaraan.
“Silakan Mas! lagsung naik saja sudah ditunggu “.
“Terima kasih Mbak”, jawabku

Setelah sampai diatas dan berada didepan kamar Ibu Ayu, jantung ku berdebar dengan keras!, aku agak
sedikit grogi. Kuketuk pintu, tidak lama kemudian pintu terbuka.

“Pento ya?, mari masuk jangan bengong gitu dong, ntar kesambet si manis jembatan ancol lu “. sapa Ibu
Ayu.

Sambil melangkah masuk kedalam kamar hotel, aku jadi terbengong bengong dengan apa yang aku lihat, apa
aku ngak mimpi!, karena Ibu Ayu yang ada di depanku ini adalah wanita setengah baya atau mungkin bisa di
bilang wanita lanjut usia dan yang mengundangku untuk bertukar lendir kenikmatan adalah seorang pemain
film, artis sinetron yang sangat tekenal!

Sekarang ini beliau sering memerankan tokoh Ibu Ibu orang kaya dengan dandanan menor dan rambut sering
di sanggul. Sudahlan aku tidak ingin lebih rinci lagi menjelaskan siapa Ibu Ayu!, aku harus tetap
menjaga kerahasian konsumenku.Cerita Sex Terbaru

“Mau minum apa”, tanya Ibu Ayu.
“Apa saja Bu”, jawabku gugup
“Silahkan duduk Pento rilex saja, jangan tegang gitu dong!”, canda Ibu Ayu

Akupun duduk di sofa yang menghadap kearah pantai, indah sekali pemandangannya.

Tak berapa lama, Ibu Ayu datang menghampiriku dengan 2 kaleng coca cola diet, kemudian tanpa kusangka
sangka Ibu Ayu langsung duduk dipangkuanku, dengan gaya yang manja sekali.

“Silahkan minum sayang, aku mau coba apa kamu sehebat seperti yang dibilang si Lastri “.

Kutaruh minumanku dan kulepas kemejaku agar tidak kusut, kemudian Ibu Ayu menciumi bibirku dan tangannya
meremas remas burungku yang masih terbungkus celanaku. Aku pun tidak tinggal diam langung kulumat bibir
wanita yang sepantasnya jadi nenekku, tangankupun gerilya kesana kemari meremas dan mengelus elus tubuh
Ibu Ayu yang sudah sangat kendor sekali sembari memberi rangsangan nikmat kepadanya.

Tanpa sadar helai demi helai pakaian kami berdua sudah saling berjatuhan, aku dan Ibu Ayu sudah
telanjang bulat. Dalam hati aku berkata, kalau di TV Ibu Ayu selalu berdandan trendi sekarang ini beliau
sudah telanjang bulat tanpa sehelai benangpun, dengan tubuh yang sudah sangat kendor, apalagi buah
dadanya!, hanya kemulusan kulit tubuhnya saja yang masih tersisa. Namun beliau adalah konsumenku dan aku
wajib untuk memberi kepuasan kepadanya.

Kuubah posisi kami, sekarang Ibu Ayu duduk bersandar dengan kaki mengangkang, kucumbu mulai dari bibir,
saling berpagutan turun ke lehernya terus turun kebuah dadanya. Kumainkan Putting susunya kuhisap
bergantian kiri dan kanan sambil tanganku meremas dan mencongkel congkel serta menusuk nusuk memeknya
dengan jari jari saktiku.

Cumbuanku pun perlahan lahan turun kebawah dan berakhir disawah ladang Ibu Ayu, Kujilati dan kuhisap
memek Ibu Ayu yang licin tanpa bulu kemaluan yang sudah dicukur rapi. Aku benar benar tidak mau rugi!,
kunikmati seluruh tubuh Ibu Ayu jengkal demi jengkal tidak ada bagian tubuhnya yang terlewati untuk ku
nikmati. Aku benar benar ingin memuaskan Ibu Ayu, berlama lama aku bermain dan memberi rangsangan
kenikmatan di lubang memek dan itilnya yang membuat Ibu Ayu semakin mengelinjang dan mendesah tidak
karuan.

“Uhh.. Pento.. Hisap yang kuat sayang Ibu Ibu.. Mau keluar..”

Aku sadar dengan usia Ibu Ayu, kuhentikan hisapanku, aku tidak mau ini berakhir dan harus menunggu
stamina Ibu Ayu pulih kembali untuk memulainya lagi. Ibu Ayu pun protes kepadaku.

“Kenapa dihentikan Pen.., Ibu sudah hampir sampai..”.
“Maaf Bu!, aku mau Ibu orgasme dengan kontolku bukan dengan lidahku”.
“Ihh.. ternyata kamu nakal juga ya.. pen..”.

Aku bangkit dan duduk bersandar disofa. Saat tanganku hendak meraih kondom yang sudah kusiapkan di meja.
Ibu Ayu melarangku mengunakan kondom.

“Tak usah pakai kondom Pen, kurang nikmat!, Ibu percaya kamu bersih dan kamu juga harus percaya Ibu juga
bersih”.

Kemudian Ibu Ayu bangkit berdiri lalu menduduki tubuhku sambil merusaha memasukan batang kontol ku
kelubang memeknya.Cerita Sex Terbaru

“Ahh Rintih kami bersamaan saat batang kontolku membelah dan masuk ke dalam lubang memek Ibu Ayu yang
sangat licin sekali, mungkin karena banyaknya air liurku yang bercampur dengan lendir nikmatnya.

Dalam posisi duduk ini, aku bisa lebih leluasa menghisap tetek Ibu Ayu dan meremas remas pantatnya.
Digoyangnya perlahan lahan kemudian diputar pantatnya dan sesekali dinaik turunkan pantatnya.

“Uhh.. Pento.. enak sayang.. enak.., ahh.. ah.. ihh.. ihh”, rintih Ibu Ayu.

Kusedot puitng susu Ibu Ayu dengan kuat sambil tanganku membelai punggung dan meremas pantatnya, kami
terus berpacu mengejar sejuta nikmat yang begitu fantastis yang selalu di hayalkan hampir semua orang,
dan akhirnya

“Arrgg Pento.. enak sekali.. sayang.. Ibu.. Ibu.. mau keluar.. nih..”.
“Tahan Bu saya juga mau keluar”, yah!, Hari ini aku tidak meminum obat kuat, aku ingin menikmati secara
alami gesekan dinging memek Ibu Ayu dengan batang kontolku.

Goyangan pantat Ibu Ayu semakin lama semakin cepat dan gesekan gesekan dinging memek Ibu Ayu dengan
batang kontolku semakin membuatku terbang melayang. Beruntung sekali aku bisa merasakan memek orang
terkenal, Walaupun Ibu Ayu bisa dibilang sudah tua, bagiku memek tetaplah memek! Thanks buat Ibu Lastri.

Akhirnya sekujur tubuhku menegang, urat urat dibatang kontolku semakin sensitive menanti ledakan nikmat
yang sebentar lagi akan keluar.

“Arrgg Pento.. Ibu sampee”,
“Arrgg buu.. saya keluarr.”

Aku dan Ibu Ayu menjerit bersamaan melepas orgasmenya dan ejakulasiku secara bersamaan, dipeluknya
tubuhku erat sekali, dan akupun memeluknya dengan erat.

Setelah lewat beberapa menit aku dan Ibu Ayu masih belum merubah posisi kami dan masih terus berpelukan
menikmati sisa sisa kenikmatan yang baru saja kami berdua lewati, dan mengatur nafas kami yang tidak
teratur.

“Pento rasanya damai sekali berpelukan seperti ini, thanks ya kamu udah bikin Ibu meraihnya.
“Sama sama Bu saya juga suka berpelukan seperti ini”, kubelai rambutnya dan kukecup keningnya.

Hari itu aku dan Ibu Ayu mengulangi dua kali lagi persetubuhan kami, di tempat tidur dan di kamar mandi,
persetubuhanku yang terakhir di kamar mandi dengan Ibu Ayu sangat fantastis, seperti layaknya seorang
gadis muda Ibu Ayu mencoba bermacam macam gaya dan yang terakhir Ibu Ayu memintaku memasukan batang
kontolku ke lubang anusnya.

Ternyata lobang anus Ibu Ayu sudah cukup longgar mungkin suaminya suka main di lubang yang satu ini atau
dengan lelaki lain yang disewanya. Setelah kugunakan kondom tanpa kesulitan yang berarti perlahan lahan
namun pasti batang kontolku masuk membelah lobang anusnya, kudiamkan sesaat sambil ku nikmati sensasinya
kemudian aku pompa maju mundur.

Jepitan lobang anus Ibu Ayu mencengkeram dengan kuat batang kontolku!, walaupun aku mencoba untuk
bertahan lebih lama akhirnya aku sudah tidak sanggup lagi menahannya!, dengan satu teriakan panjang
sambil kubenamkan dalam dalam batang kontolku di lubang anusnya, aku melepas ejakulasiku di pantatnya
dan Ibu Ayu melepas orgasme panjangnya sambil menangis tersedu sedu.

Baca JUga Cerita Seks Tante Girang

Aku benar benar merasa puas bisa membuat Ibu Ayu mencapai titik yang diinginkannya, dan harus kuakui
stamina Ibu Ayu sangat kuat sekali. Setelah beristirahat beberapa jam, pukul 12 malam, akupun pamit
hendak pulang, walaupun Ibu Ayu mencoba menahanku agar aku menginap bersamanya. Akhirnya setelah aku
ceritakan sedikit tentang diriku, Ibu Ayu pun mau mengerti dan memahami kondisiku, dengan satu
perjanjian aku harus bersedia memberikan kepuasan birahi kepadanya saat Ibu Ayu membutuhkannya. Setelah
kuberikan Nomor HP ku kukecup kening Ibu Ayu dan akupun pamit pulang.

Di dalam taksi aku masih tidak habis pikir bahwa Orang seperti Ibu Ayu yang merupakan public figur dan
artis terkenal juga nenek dari beberapa orang cucu, ternyata masih membutuhkan orang sepertiku untuk
melampiaskan dan melepas nafsu birahinya. Tapi sudahlah!, tiap orang punya Masalah dan seleranya sendiri
sendiri.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.

Jilat Memek

Cerita Sex Terbaru | Ini adalah kisah nyataku, Pertama aku ingin memperkenalkan diri dahulu, aku adalah seorang wanita berusia 27 tahun, namaku…, katakan Lisa, tempat tinggalku di Semarang, dan sudah setahun menikah, tetapi entah kenapa belum mempunyai anak, walaupun hubungan seks kami (dengan suami) lakukan dengan rutin dan lancar, kehidupan seks kami biasa biasa saja, bahkan cenderung membosankan, karena menurutku kurang bervariasi, tapi aku tidak pernah berselingkuh dengan orang lain selama ini, karena suamiku sangat menyayangiku bahkan cenderung memanjakanku. Tapi kesetiaanku ini berakhir sampai tanggal 19 Juni 1999 (hari Sabtu).
Hal ini dimulai dengan perkenalanku dengan dunia internet sejak sebulan yang lalu. Secara rinci aku tidak menjelaskan bagaimana aku belajar internet, tetapi sampai suatu waktu aku berkenalan dengan seorang cowok dalam acara chatting di sebuah web.

Cerita Sex Dewasa Jilat Memek
Cerita Sex Terbaru Jilat Memek

Ketika itu aku sedang belajar tentang bagaimana untuk ber-chatting di internet, temanku mengajariku untuk masuk ke web idola, lalu masuk ke forum chattingnya. Ketika aku sudah masuk ke forum, ada yang mengirimi aku private message, ternyata seorang cowok yang berumur 30 tahun, berkeluarga, juga belum mempunyai anak, namanya…, katakan Andy, berasal dari Jakarta, bekerja di sebuah Perusahaan Asing yang sedang mengerjakan sebuah proyek maintenance jalan KA (Jakarta-Surabaya), tetapi perusahaan itu mempunyai kantor cabang di Cirebon dan Semarang, sehingga Andy sering melakukan tugas meninjau kantor cabangnya, termasuk di Semarang.

Setelah kami berkenalan lewat chatting, lalu dia juga kadang-kadang menelepon (dari Jakarta), mungkin pakai telepon kantor, tetapi kami belum pernah bertemu langsung, sampai pada tanggal 16 juni 1999 Andy meneleponku, dan mengatakan bahwa dia sedang berada diSemarang untuk urusan kerja dan menawariku untuk berkenalan dan bertemu muka.

Pertama kali aku ditawari begitu, aku agak bingung, karena hal seperti ini sangat baru bagiku, sudah mengenal seseorang, tapi belum pernah bertemu, dan sekarang akan bertemu orang tsb. Tapi akhirnya aku menyetujui, kita membuat janji untuk bertemu pada hari sabtu pagi (karena kantor Andy libur, hingga Andy mempunyai waktu untuk bertemu). Kita menetapkantempat bertemunya di lobby Hotel Graha Santika (tempat Andy menginap) jam 9 pagi.

Pada hari dan jam yang sudah kita tentukan, aku datang ke sana sendirian, karena suamiku masih bekerja di perusahaannya (perusahaantempat suamiku bekerja tidak libur pada hari sabtu), tetapi sampai di sana aku tidak menjumpai Andy, akhirnya aku bertanya ke bagian reception, dan menanyakan apakah ada tamu bernama Andy dari Jakarta, setelah di-check, ternyata ada, dan aku diberi tahu nomer kamarnya. Akhirnya aku telepon ke kamarnya, dan Andy mengangkat telepon, aku menanyakan apakah dia lupa dengan janji bertemunya, Andy menjawab bahwa dia tidak lupa, tetapi karena semalam dia harus bekerja menemani tamu sampai larut malam, akhirnya dia terlambat bangun, bahkan sekarang belum mandi.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Aku dapat memakluminya, tetapi aku bingung apakah aku harus menunggu di lobby sampai dia selesai mandi, atau harus bagaimana. Akhirnya Andy menawarkan bila aku tidak keberatan, aku dapat naik ke kamarnya dan menunggu di ruang tamu di kamarnya (ternyata kamarnya mempunyai ruang tamu sendiri, semacam suite room atau apa aku tidak menanyakannya), aku agak bingung juga, tetapi akhirnya aku menyetujui untuk naik ke kamarnya. Sesampai di depan kamarnya, aku tekan bel, lalu tidak lama kemudian Andy membuka pintu.

Ternyata Andy mempunyai wajah yang ganteng sekali, dan tubuhnya juga sangat macho, setelah kita berbasa-basi di ruang tamu kamarnya, Andy bilang permisi untuk mandi sebentar dan mempersilakan aku untuk main komputernya (dia membawa komputer kecil.., notebook?), dia bahkan membantu aku untuk meng-connect-kan ke internet, lalu Andy meninggalkanku untuk mandi.

Setelah aku sendirian, aku mencoba untuk masuk ke web untuk chatting, tetapi entah kenapa kok tidak bisa masuk web tsb, setengah teriak aku menanyakan ke Andy, dan Andy menjawab mungkin web tsb lagi down, dan Andy menyarankan untuk mencoba saja web yanglain , caranya lihat di historynya (aku tidak mengerti artinya..), tetapi karena aku tidak punya kerjaan, aku mencoba bagaimana caranya untuk membuka historynya (itupun dengan cara saling teriak dengan Andy), sampai akhirnya aku dengan tidak sengaja membuka web Ceritasexterbaru.org, ini yang pertama aku membuka Ceritasexterbaru.org, ternyata isinya adalah cerita cerita seks dengan bahasa Indonesia, lalu aku mencatat alamat webnya, dengan pertimbangan mungkin aku akan buka lagi di rumah. Lalu aku mulai membaca cerita-cerita yang ditampilkan, terus terang aku mulai terangsang karena membaca cerita seks tsb, aku merasa celana dalamku mulai lembab karena vaginaku mulai basah.

Sampai akhirnya Andy selesai mandi, dan keluar menemuiku. Pertama dia kaget melihat aku sedang membaca web Ceritasexterbaru.org, akupun sangat malu melihat dia memergokiku sedang membaca Ceritasexterbaru.org, dan segera aku men-disconnect komputernya ke internet dan menutup layar web cerita Ceritasexterbaru.org tsb, tetapi karena Andy sudah telanjur melihat aku membaca Ceritasexterbaru.org, setelah beberapa waktu dia diam, akhirnya dia tertawa dan menanyakanku apakah aku pernah masuk ke web tsb, aku denganmalu malu menjawab belum. Andy bertanya lagi, bagaimana ceritanya..?, aku bingung menjawabnya…, sampai Andy tertawa lagi, kali ini sampai terpingkal pingkal, akhirnya aku juga ikut tertawa.
Setelah suasananya agak mencair, kami mulai ngobrol lagi, tentu dengan topik internet, ternyata Andy sangat menguasai internet, hingga aku dijelaskan banyak mengenai dunia internet, baru aku tahu bahwa internet tidak hanya digunakan untuk chatting dan kirim e-mail saja, ternyata sangat banyak manfaatnya. Bahkan Andy menjelaskan bahwa diinternet kita dapat membuka web dewasa, misalnya cerita 17Tahun, dan web yang menampilkan gambar-gambar seks, aku agak penasaran dengan penjelasannya yang terakhir, dan rupanya Andy mengetahui keingintahuanku, lalu dia menawarkan untuk mencoba penjelasannya dengan membuka web-web dewasa tsb, rupanya komputer Andy mempunyai satu bagian (favourite..?), yang isinya adalah alamat web-web dewasa,Cerita Sex Terbaru

hingga kita tidak perlu tiap kali menuliskan melalui keyboard, setelah Andy membuka web porno tsb, aku sangat kaget, karena isinya adalah gambar sepasang cowok-cewek sedang berhubungan seks, terus terang aku baru pertama kali melihat gambar gambar semacam itu, hingga aku sangatmalu dan tidak tahu harus bagaimana, tapi sejujurnya aku mulai terangsang dengan melihat gambar tsb, tetapi kemudian Andy mengganti web tsb dengan weblain yang isinya juga tentang orang berhubungan seks, tetapi yang ditampilkan adalah film (movie), ini juga pertama kali aku melihat film orang bermain seks, ternyata film-film semacam itu juga sama dengan blue film (kata Andy). Sejujurnya aku belum pernah melihat blue film, melihat cewek mencium bahkan mengulum penis sampai mengeluarkan sperma, dan cowok menciumi vagina cewek.

Aku mulai merasa panas dingin melihatnya, mungkin aku mulai terangsang berat, dan entah bagaimana dan kapan mulainya ternyata Andy sudah memelukku dan mulai meraba payudaraku, pertama aku ingin berontak, karena aku merasa ini tidak boleh, tetapi entah bagaimana aku tidak bisa melakukan apa-apa, aku diam saja bahkan menikmati perlakuannya, sampai tangan Andy mulai menjelajah turun ke vaginaku, aku merasa celana dalamku sangat basah, Andy lalu mulai membuka pakaianku, entah bagaimana aku diam saja, hingga aku sekarang hanya memakai celana dalam dan BH, lalu aku ditarik masuk ke kamarnya dan aku ditidurkan ditempat tidurnya yang besar, di sini Andy mulai menciumi bibirku, terasa sangat hangat, tangan Andy tidak berhenti memainkan payudara dan vaginaku,

hingga aku merasa sangat terangsang sekali, lalu Andy mulai membuka BH dan celana dalamku, dan mulai menciumi puting payudaraku, aku sudah pasrah dengan perlakuannya, dan sudah setengah sadar dengan apa yang dia lakukan, karena aku sudah sangat terangsang sekali, sampai ketika dia mulai menciumi vaginaku, aku merasakan hal yang sangat nikmat sekali (suamiku belum pernah menciumi vaginaku), aku merasa ada sesuatu yang akan meledak dari dalam vaginaku, sampai ketika aku membuka mata, ternyata Andy sedang membuka pakaiannya sampai dia telanjang bulat, ternyata Andy mempunyai penis yang sangat besar, mungkin sekitar 18-20 cm, dengan bulu yang lebat, lalu Andy mendekatkan penis di mulutku, sambil dia melanjutkan menciumi vaginaku.

Aku mengerti dengan keinginannya, karena aku baru melihat di web porno tadi, ada yang saling mencium penis dan vagina dengan posisi cewek di atas mengulum penis, dan cowok di bawah menciumi vagina. Walaupun aku belum pernah melakukan hal tsb, tetapi karena aku sangat terangsang dan juga setengah sadar, aku masukkan penis Andy ke dalam mulutku, terasa sangat susah karena penis Andy besar sekali, tetapi aku berusaha meniru cara mengulum penis (seperti di web), dan ternyata Andy mulai terangsang dengan kulumanku, aku merasakan penisnya mulai mengeras.

Sampai suatu saat Andy melepaskan penisnya dan membalikkan posisinya hingga penisnya tepat berada di depan vaginaku dan Andy mulai menekan penisnya ke dalam vaginaku, aku merasakan hal yang sangat nikmat sekali, yang belum pernah kurasakan dengan suamiku, ketika Andy mulai mengocok penisnya (mungkin karena penisnya sangat besar), setelah beberapa waktu Andy mengajakku untuk berganti posisi (aku belum pernah berhubungan seks dengan berganti posisi, biasanya dengan suamiku aku hanya berhubungan secara biasa saja), Andy menyuruhku tengkurap setengah merangkak, dan dia lalu memasukkan penisnya dari belakang, ternyata posisi ini sangat merangsangku, hingga dari liang kenikmatanku terasa ada yang meledak (inikah orgasme..?),Cerita Sex Terbaru

setelah sekian waktu Andy belum juga mengeluarkan sperma, Andy lalu mencabut penisnya lagi dan menyuruhku untuk duduk dan dia memasukkan penisnya dari bawah, posisi ini kurang nikmat bagiku, karena terasa sakit di perut, ada yang terasa menyodok perutku, untung posisi ini tidak berlangsung lama, karena Andy akan mengeluarkan sperma, Andy lalu mencabut penisnya dan mengocok penisnya sendiri di depan mukaku, sampai ketika dia memuncratkan spermanya, aku tidak sempat mengelak, hingga spermanya muncrat mengenai mukaku, bahkan ada yang masuk ke mulutku, terasa asin, aku bingung sekali ketika Andy memintaku untuk menyedot penisnya, aku agak jijik, tetapi aku pikir sudah kepalang basah, dan aku ingin merasakan bagaimana rasanya menyedot penis yang sedang mengeluarkan sperma, lalu aku akhirnya menyedot penisnya, terasa ada sesuatu yang kental masuk ke dalam mulutku, rasanya asin, dan ternyata aku menyedotnya terlalu keras, hingga Andy mendesis-desis, entah keenakan atau kesakitan, sampai akhirnya penisnya mengecil.

Baca JUga Cerita Sex Elvina

Setelah aku membuang spermanya dari mulutku ke tissue, aku telentang sambil beristirahat, ternyata Andy langsung mulai menciumi vaginaku lagi, sampai aku merasa orgasme lagi. Ternyata rasanya nikmat sekali bila vagina diciumi, setelah selesai kami berdua masuk kamar mandi untuk membersihkan sperma di mukaku dan mencuci vaginaku, Andy juga mencuci penisnya. Ini adalah pertama kali aku berselingkuh dalam perkawinanku, aku merasa berdosa terhadap suamiku, tetapi bagaimanapun telah terjadi, dan aku tidak ingin suamiku mengetahui rahasiaku. Mungkin Andy membaca cerita ini, tetaplah pada janjimu bahwa perbuatan ini adalah yang satu-satunya buat kita.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.

Jeritan Kenikmatan

Cerita Sex Terbaru | Namaku Ujang, untuk mencukupi kebutuhan hidup yang semakin lama semakin mencekik leher akhirnya aku memutuskan untuk mengadu nasibku, melamar pekerjaan di sebuah perusahaan ternama yang bergerak di berbagai bidang, dari sekian juta pelamar akhirnya aku diterima bekerja di perusahaan itu, badanku yang kekar dengan wajah sangar tidak dapat menutupi keramahanku, aku adalah tipe orang yang teliti, ulet, dan juga cekatan dalam bekerja, ciehhhh, pokoknya dijamin Ujang yang paling hebat..!!
Gantengkah aku?? tergantung dari sudut mana anda memandangku,

Cerita Sex Terbaru Jeritan Kenikmatan

contohnya sebagai berikut :
Jika dilihat dari atas ??? – Sulit diprediksi
Jika dilihat dari belakang ?? – jelas ngak kelihatan
Jika dilihat dari samping ??? – agak kurang jelas

Jika dilihat dari depan ??? – yah jangan dibandingkan dengan bintang film atuh !!!, nggak adil bangeetttttt !!!, nyariin lawan itu yang seimbang, misalnya sama bokir tentu aku rada-rada menang sedikit. bibirku yang tebal seksi, mataku yang indah besar bagaikan sepasang combro.

“Ujaaangggggg…..!!!” tiba-tiba terdengar suara teriakan keras dari ruangan direktur utama, lamunanku langsung buyar seketika kemudian dengan tergopoh-gopoh aku berlari menghampiri ruangan mengerikan itu, sebuah ruangan paling menyeramkan bagi para office boy, ihh, aku sampai bergidik.

“Iya…Bu…” Aku tertunduk tidak berani menatap wajah direktur utama yang merah padam, penyihir tua yang ditakuti oleh kawan maupun lawan, apalagi oleh para office boy.

Bu Selmy menatapku dengan matanya yang melotot, kalau saja seorang gadis cantik yang memelototiku pasti aku langsung horny, tapi ini seekor srigala tua yang menyeramkan dengan giginya yang runcing siap untuk melahapku hidup-hidup, dari yang aku dengar sich Bu Selmy yang berdarah Sunda-Belanda ini terobsesi dengan gadis-gadis keturunan Chinese, ada yang bilang Bu Selmy seorang sex maniac, ada juga yang bilang Bu Selmy seorang lesbi, tapi yang pasti sich staf-staf wanita di perusahaan tempatku bekerja, bermata sipit, berwajah dan putih mulus, bodynya dijamin bikin SERRRRR….!!!

“Kamu tuh gimana sich, kayak baru kerja aja..!! Punya kuping itu dipakai untuk mendengar…, coba sekarang kamu lihat, disuruh pesan jangan pake sambal eh malah dibanyakin sambalnya, kalau BODO ITU JANGAN DIPIARA DONG…!! ”
“COBA KAMU LIAT APA YANG KAMU PESAN…!! “
“Pakai kuping Bu ?? ” Aku gugup hingga menceracau tidak karuan.
“PAKE MATAAAAAA…..!!!BRAKKK!! ” Bu Selmy tambah sewot, ia membentakku sambil menggebrak meja.
“KAMU LIAT NGAK YANG MERAH-MERAH INI APAA-AN ???!! “
“Iy.., Iyaa Bu saya dengar, itu samballlll….” nafasku terengah-engah kecapaian ketika mencapai klimaks, walah !! makin ngaco…..!!
“MAKAN AJA GEDE…!! PERCUMA SAYA NGEGAJI KAMU..!! “Bu Selmy membentakku, sampai kemaluan-ku berkedut-kedut ketakutan..
“KELUAR….!!!! “.

Langkahku agak limbung ketika keluar dari ruangan penyiksaan yang sudah terkenal sampai ke seantero jagat raya ini, aku merangkak berusaha mencapai gudang, tempat persembunyian teraman bagi para OB

“UJANG….!! “
“MAMPUSSS….!! “Aku melompat karena kaget ketika seseorang memanggilku dari belakang, aku menolehkan kepala ke belakang, sementara Basri temanku sesame OB, cengar-cengir kemudian tertawa ngakak terpingkal-pingkal.
“Diapain lu sama Bu Selmy…?? Sampe lemes begitu kaya abis muncrat HUA HA HA HA “
“Boro-boro, muncrat, yang ada jantung gua lepas!! ” aku menggerutu panjang lebar, Basri tambah cekakakan.
“BASRIIIIII……!!! ” kembali terdengar teriakan keras yang melengking, wajah Basri langsung pucat, duh Basri mirip seperti tawanan yang hendak dihukum mati, ia melangkah lemas masuk ke ruangan XXX.

Itulah sepenggalan mimpi buruk yang menjadi kenyataan dan selalu setia menghantui kami para Office Boy di perusahaan besar itu.

“Ujang… sini….” seorang gadis cantik melambai-lambaikan tangannya ke arahku, beruntung banget bagiku karena ternyata yang memanggilku kali ini adalah Nona Shasha.

Bu Selmy, sangat amat anti banget pada pria, makanya staf-staf diperusahaan kami kebanyakan wanita.
Jika ada staf pria paling staf dengan jabatan kecil atau juga macam kami inilah.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

“Iya Non… ?? ” Aku langsung stand-by, siap untuk menanti perintah.
“Tolong kamu fotocopy-in berkas-berkas ini, inget jangan salah lagi yach” Non Shasa tersenyum ramah kemudian jari-jari lentiknya kembali mengetik di atas keyboard, otak kotorku langsung bekerja, kuraih tubuhnya yang sexy dan kupeluk dengan erat,

“OAHHH, AHHHH AHHHHHHH….!!!”
“Ahhhh Non Shasaaaa…, Oyeahhhhh…”
“Ujangggg, Euhhh, enakkk amat sichhhh…….”
“Memek Non Shasha juga enakkkk…., sempittt…..”
“Kayaknya sich bukan punyaku yang sempit, Titit kamu yang kegedean Owwwwwwwaaahhhhh…..”
“Jrebbb…, Jrebbbbb…, Jrebbbbbb…..”
“Owwww, Owwwww,,,, Ampun Janggg, Akhhh….”

“Jang ?? koq malah bengong sichh….”aku kembali tersentak tersadar dari dunia khayalku ketika terdengar suara Nona Shasha yang menegurku, si cantik itu menatapku dengan tatapan matanya yang menyelidik.

“Ooo, Iy.. Iyaa Nonn…..” aku menutupi selangkanganku yang menggembung ke depan dengan setumpukan berkas-berkas yang harus difotocopy, celana panjang ini terasa semakin sesak ketika senjata superku meronta liar, panjang, dan keras, aku melirik ke kiri dan ke kanan, dengan pede kutekan tombol-tombol yang ada, kemudian Ujang yang hebat ini berteriak keras, gembira karena “keberhasilannya…”.

“MAMANNNN, TULUNGIN DONGGGG…..!! “

“WADUHH JANGGGG !!! Lu apain mesin fotocopynya??” Maman bengong menatap mesin fotocopy yang sudah meringkuk tanpa daya tidak sanggup ketika aku yang super hebat ini menurunkan titahnya, aku hanya tersenyum pahit, kemudian memohon dengan memelas.

“Makanya Jang, jangan keseringan nonton film yang enggak-enggak, masa mesin fotocopy lu sodok juga, jadi rusak-kan!!!” Maman menunjuk sesuatu diselangkanganku, ia cengengesan menyindirku. Akhirnya dengan bantuan Maman aku berhasil juga menyelesaikan tugas dari bidadariku yang cantik, Nona Shasa.

Duhhh, si putih yang sexy mulus pasti sudah tidak sabaran menungguku, senyum di wajahku langsung lenyap ketika terdengar teriakan-teriakan keras Bu Selmy di ruangan Shasha.

“Shasha, saya sudah nunggu dari tadi, mana copyannya ?? “
“Eee, itu, ituuuu, lagi difotocopy Buuuuu…” Shasha tertunduk tanpa berani memandang wajah Bu Selmy.

Dengan gagah berani aku membuka pintu dan maju ke hadapan Bu Selmy, kutampar dan kujambak rambutnya , “DASAR PELACUR TUA, JANGAN GANGGU NON SHASHA, JIKA BERANI HADAPI AKU…..” Ujang si pendekar sakti, mengeluarkan jurus terhebatnya, kutampar lagi mulut Bu Selmy sampai ia terjengkang..Cerita Sex Terbaru

“UJANGGGG……,” Glekkkkk khayalanku berlari ketakutan, lidahku mendadak kelu kemudian tubuhku kaku menengang, tengkukku terasa dingin ketika Bu Selmy menatapku dengan beringas.
“Kamu fotocopy di mana ??? lamanya kebangetan !!, sampe setaun..!! “
“ENGGAK BU, cuma 2 jam Saja…..”Aku menjawab dengan polos.
“BELEGUGGG….SIAH..!!,” Bu Selmy bertambah murka, wajahnya semakin kemerahan seperti istrinya Rahwana, dengan kasar ia merebut setumpukan berkas yang sudah difotocopy dari tanganku, sementara Shasha mengambil berkas asli dari tanganku.

“DASAR GOBLOKKKK…SEMUA!!!!.BLAMMM!!!.” sambil membentak dengan keras Bu Selmy membanting pintu.

Karena terkejut tubuh Nona Shasha sampai terpelanting, berkas-berkas document berserakan di atas lantai, dengan sigap aku meraih pinggangnya yang ramping, mana mungkin kubiarkan Nona Shasha terjengkang tanpa daya, kedua tanganku membelit pinggangnya yang ramping, secara otomatis wajah kami semakin mendekat.

Suasana berubah menjadi hening, ketika aku dan dia saling berpandangan, Ohhhh, baru kali ini wajahku sedekat ini dengan wajahnya, wajah cantiknya tampak tegang, entah karena baru dibentak oleh Bu Selmy atau karena wajahku semakin mendekat ke wajahnya.

“Cuppphhh….” dengan memberanikan diri kukecup bibirnya yang sedikit merekah, nafas Nona Shasha sesekali tertahan ketika tanganku merayapi tubuhnya, sementara bibirku melumat bibirnya yang seksi, kukulum-kulum dan kuemut bibir Non Shasha
“Emmm, Mmmmmmhh, Mmmmmhhh” dengan lincah tanganku melepaskan blazer warna hitam yang menempel di tubuhnya yang seksi,

tiba-tiba tubuhnya tersentak ketika tanganku mulai berani melepaskan sebuah kancing baju kemeja putihnya, ia berusaha berontak, kudesakkan tubuh mulusnya ke arah dinding untuk meredam perlawanannya, sambil melumat-lumat bibirnya, tanganku kembali bergerilya melepaskan kancing-kancing baju kemeja putih Non Shasha, ia hanya mendesah panjang ketika aku melepaskan kemeja putihnya.

“Uhhhh, Ujanggg…..” Nona Shasha menggeliat lembut ketika aku membalikkan tubuhnya, kulepaskan pengait branya kemudian kuloloskan bra Nona Shasha melalui kedua tangannya,

kutekan-tekan bokongnya kemudian kuremasi buah pantatnya yang bulat padat, tidak lupa aku juga melepaskan rok mini ketat warna hitam yang membalut pinggangnya, tiba-tiba ia membalikkan tubuhnya, kearahku..

“Wahhhhhh…….., Heuhhhhhh……” tubuhku terluka berat ketika terserempet buah dadanya yang membuntal padat,

Wuihhhhhhhh….., Buset dah, gundukan payudara Nona Shasha menempel di dadaku ketika ia mengalungkan kedua tangannya di leherku. Gundukan itu terasa kenyal, hangat dan lembut ketika menggesek tubuhku, Ohh Beibei..!! I love you Shasha…!!

“Emmmhhh, Emmmmhhh. Ckkk Ckkk ” Bibirku kembali melumati bibirnya,

aku menjulurkan lidahku untuk bermain dirongga mulutnya, berusaha mengajak lidah Nona Shasha untuk bermain – main dengan lidahku, semula ia hanya diam, perlahan-lahan permainan lidahku membuatnya semakin bernafsu, sedikit demi sedikit lidahnya semakin terjulur keluar, kuciumi lidah itu dan kuhisap-hisap. Aku menundukkan kepalaku sedangkan Non Shasha berjingjit ketika berciuman denganku maklumlah tubuhku tinggi seperti pemain basket, tinggi Non Shasha hanya seulu hatiku saja. Tiba-tiba Nona Shasha menarikku dan mendudukkanku di atas kursi sementara ia bersujud di antara kedua kakiku, berkali-kali tangannya hendak menarik resleting celanaku, tapi batal lagi, batal laggiiii…., akhirnya dengan terpaksa aku membuka sendiri resleting celanaku dan mengeluarkan benda besar panjang kehitaman

“Wowwww….????!! Ihhhh Ujanggggg ” Non Shasha melotot menatap batang kemaluanku yang besar dan panjang, kubimbing tangannya ke arah batang kemaluanku, jari-jari tangannya yang lentik kini mengusapi batang kemaluanku, berkali-kali ia bergantian memandangi wajah dan batang kemaluanku yang besar dan panjang.
“Shasha sayangg, ….Ouchhh ” Aku terperanjat ketika tangan Nona Shasha menarik batang kemaluanku,

aku memandanginya keheranan, kusangka Non Shasha marah karena aku memanggil namanya langsung, tanpa embel-embel, Shasha menelan ludah beberapa kali sambil mengelus benda panjang di selangkanganku.

“kocokin dong…” Aku menjawil dagunya, aku semakin lebar mengangkangkan kedua kakiku ketika Nona Shasha mulai mengocok-ngocok batang kemaluanku.
“Non Shasha pernah ewean ?? ” aku bertanya padanya, aku tersenyum lebar ketika ia menggelengkan kepalanya.
“Kamu pernah ?? “
“Hhhhhhh, Dulu waktu kecil saya pernah diperkosa….” Aku menghela nafas panjang mengingat masa-masa kelabuku
“Gimana rasanya ?? enakkk ?? ” Non Shasha tambah penasaran.

“Kalau yang memperkosa saya secantik Non Shasha sich pasti enak… “dalam hati aku menangis sesegukan ketika mengingat seorang tante bertubuh gemuk menelanjangiku dan kemudian memperkosaku habis-habisan (kisah sedih tempoe doeloe, ehek ehekkkk..).

“Ngomong-ngomong Non Shasha mau merkosa saya nich ?? “

“Enak aja…!!, ya enggak lahhh..!!, aku cuma pengen tau aja koqq…” Nona Shasha mendekatkan kepalanya ke arah batang kemaluanku, ia segera menarik kepalanya sambil menutup hidung dengan tangan kanannya.
“Ihhhh, koq bauuu yachh….”Cerita Sex Terbaru

“WADUH, itu mah udah dari sananya…,siniiii…. “tanganku menekan belakang kepala Non Shasha agar ia terbiasa mencium wangi dan harumnya batang kemaluanku, berulang kali aku membujuknya agar mau menjilati dan menghisapi penisku, namun dengan tegas ia menolak keinginanku, akhirnya aku hanya pasrah membiarkan tangannya mengelusi dan mengocok-ngocok batang kemaluanku.

“Shasha, gantian donggg….” aku meraih tubuhnya dan mendudukkan Non Shasha di atas kursi sedangkan aku berlutut di hadapannya, kuelus-elus bulatan payudaranya sampai ia menggelinjang kegelian. Kuremas -remas induk payudara Non Shasha seperti yang sering kulihat di film – film porno yang sering kutonton, pantesan pemeran pria ketagihan megang-megang susu pemeran wanita, ternyata rasanya aduhai banget, hangat, lembut, kenyal rada-rada keras. Kedua tanganku membelit melingkari pinggang Non Shasha, kuciumi bulatan buah dadanya yang semakin menggembung padat seperti dua buah gunung yang hendak meletus.

“Ahhh, Ujangggg, kamu belajar dari mana sichhh….”Non Shasha menggeliat kegelian ia berusaha meronta ,aku semakin erat membelit pinggangnya yang ramping, kuciumi induk payudara Non Shasha yang sekal, lidahku terjulur keluar seperti lidah seekor ****** yang sedang kehausan, kujilati belahan dadanya yang lembut halus. Ujung lidahku menari-nari memutari putting susunya, kujepit dengan bibir atas dan bibir bawahku yang mengatup kemudian bibirku bergerak ke kiri dan ke kanan seperti gerakan orang sedang membilas pakaian.

“Nguhhhh, Unnnhhhh.. Akkhhh Ujanggg… geliii, aduhhh, aduhhh!” Non Shasha mendesah-desah kegelian, kedua tangannya berusaha mendorong kepalaku.

“HHHHH..” Non Shasha menghela nafas ketika tiba-tiba aku mencaplok puncak payudaranya, percuma saja ketika Non Shasha berusaha menarik dadanya, karena kedua tanganku malah mendorong punggungnya ke depan sehingga buah dadanya semakin membusung ke depan.

“Gila kamu, Ujang hentikan.!!, aduhh, Hssssshh Hhhhsssss…” Nona Shasha semakin sering mendesis lirih ketika aku semakin rakus menciumi, menjilati dan mengenyot-ngenyot payudaranya, sambil melakukan kenyotan-kenyotan kedua tanganku bergerak cepat menarik kain segitiga itu dari selangkangan Non Shasha, kutarik lepas kain segitiga putih itu.

“Ujanggg, Ohhh, Ujangggg…, ” kini kedua tangan Non Shasha malah memeluk kepalaku dan membelai-belai rambutku

Aku menatap wajahnya yang cantik kemudian bibirku kembali mengejar bibirnya, kukecup-kecup dengan lembut sebelum akhirnya aku menjulurkan lidahku. Lidah Non Shasha juga terjulur keluar menyambut lidahku, akhirnya lidah kami saling mengelus, menjilat dan mengait, ciumanku kembali turun mencumbui kedua payudaranya, terus semakin turun, turun ke perut dan

“Ahmmmmm, Aaaa….” Non Shasha mengatupkan mulutnya rapat-rapat, ketika aku mulai menciumi permukaan vaginanya, kubasuh dan kumandikan rambut-rambut tipis yang menghiasi daerah intimnya, hidungku kembang kempis ketika menghirup aroma vaginanya yang wangi menggodaku agar segera melakukan penjelajahan lebih lanjut.

Aku menciumi bibir vaginanya kemudian kujilati belahannya yang mulai dibasahi cairan-cairan kewanitaanya yang meleleh mirip seperti cairan lilin yang meleleh, kubersihkan belahan vaginanya dari lelehan – lelehan cairan nafsunya yang terasa gurih dimulutku.

“Ehhh, Nggakk…. Mauu, jangan Ujangg…!! ” Non Shasha panik ketika aku menggesek-gesekkan kepala penisku pada belahan vaginanya.

“Yaaa, terserah, silahkan aja non Shasha teriak makin keras, paling juga kita digerebek terus dipaksa kawin… he he he…. ” Aku mengancamnya, tapi terus terang dalam hati aku merasa was-was kalau Non Shasha beneran teriak mampuslah aku..!!!

“Ujanggg, jangan Ujanggg, Aku nggak mauuu…! Tolong Ujang..!!” Nona Shasha berbisik memelas ia memohon padaku, sementara aku semakin keras berusaha membobol vaginanya, berkali-kali kujejal-jejalkan kepala penisku sampai akhirnya perlahan-lahan kepala penisku mulai membelah belahan vaginanya.

“Ujang aku mohonnn, Jangaaaahhhhhhh….!!!Ampunnn Ammmhhh, Hkkk Hkkkkk, Hkkkk ” Nona Shasha tidak sanggup untuk meneruskan kata-katanya, matanya mendelik , kemudian kepalanya tergolek ke samping kanan, ia terisak berusaha menahan tangisannya..

“Krrrtt…, Brrrttt…..Ammmfffhhh, sakit… Ohhhhh” Non Shasha berusaha keras menahan jeritannya ketika ada sesuatu yang berderak di dalam vaginanya, rasanya enak sekali ketika kepala penisku merobek-robek selaput kegadisannya, kutekankan batang kemaluanku semakin dalam. Batang penisku yang besar dan panjang mengggeliat setengah mati berusaha menjelajahi gua sempit yang selama ini belum pernah terjamah oleh siapapun.

Kutarik kemudian kubenamkan batang kemaluanku sekaligus, ada cairan-cairan merah bercampur cairan kewanitaan Non Shasha, yang meleleh, ketika Aku berkali-kali menarik dan menjebloskan batang penisku.

“Ohhhhh….” terdengar rintihan kecil Non Shasha, tubuhnya yang seksi dan mulus menggeliat-geliat resah ketika aku mulai mengayun-ngayunkan batang kemaluanku menyodok- nyodok lubang vaginanya, uhh, gila sempit banget lubang vaginanya.

Batang kemaluanku begitu kesulitan ketika berusaha melakukan genjotan – genjotan ala Ujang yang hebat, kucolok-colok belahan vaginanya dengan batang besar di selangkanganku.

“Wahhh Shasha, memek lu enak banget sich” Aku semakin ngelunjak, kugenjot-genjot lubang vaginanya, semakin lama semakin kuat kuayunkan batang kemaluanku menyodok-nyodok belahan vagina Non Shasha yang menggigit batang kemaluanku.

“UJANGG…., Oww..!! Crrr Crrrrttt…..”lubang vagina Non Shasha terasa seperti sedang mengunyah batang kemaluanku, rasanya enak sekali ketika lubang vaginanya berkedut-kedut mengenyot batang penisku.

“Cleppp, Cleppp, Cleppp, Clepppp” suara-suara becek terdengar semakin nyaring ketika batang kemaluanku menyodoki belahan vaginanya yang sudah banjir oleh cairan kenikmatannya, kutusuk-tusuk belahan vagina Non Shasha dalam gerakan-gerakan lembut yang teratur untuk menikmati kehangatan dan jepitan lubang vaginanya yang peret, kubelai rambutnya dan ia menatapku dengan tatapan matanya yang sayu.

Kupandangi buah dadanya yang bergoyang-goyang dengan indah ketika kusodokkan batang kemaluanku, kucubit dan kutarik-tarik putting susunya sampai ia mendesis sambil menggeliatkan tubuhnya yang sudah basah, bercucuran air keringat..

“Ohhh, Ujanggg….!! Enakkk…., Ujanggg…..!! ” kedua tangan Nona Shasha berpegangan pada lengan kursi ketika aku berusaha setengah mati menggerayangi dan meremas-remas buah dadanya sambil menyodok-nyodokkan batang kemaluanku.

Aku semakin ketagihan untuk menggenjot-genjot vagina Non Shasha, rasanya nikmat sekali ketika batang kemaluanku mengexplorasi lubang vaginanya yang sempit dan seret, kubenamkan batang kemaluanku dalam-dalam sambil meremas induk payudaranya. Ia menatapku seolah sedang memohon agar aku kembali menggenjoti vaginanya, ceritasexterbaru.org sementara aku malah terkagum-kagum menatap lekuk liku tubuhnya sambil mengelusi kedua pahanya yang sedang mengangkang, tubuhnya yang putih mulus kini terkulai pasrah dihadapanku, ia tampak kecewa ketika aku mencabut kemaluanku, kubersihkan selangkangannya dengan kertas tissue.

“Ahhhhhhhhhhhh…., ” Non Shasha mendesah panjang ketika aku menjilati batang lebernya, kedua tangannya memeluk kepalaku, harum tubuh Nona Shasha semakin membuatku terangsang, kugeluti dan kucumbui lehernya, seperti film-film yang sering kutonton, hanya bedanya kini akulah aktor utama yang terganteng di dalam ruangan ini, tiba-tiba aku melirik ke kiri dan ke kanan, emang nggak ada laki-laki lagi selain diriku ini T_T Jari tanganku mencubit dan menjepit putting susu Non Shasha, kemudian kupelintir-pelintir putting yang keras meruncing itu, kuusap-usap pangkal payudara Non Shasha bagian bawah, kubelai dan kemudian kuremas-remas dengan lembut.

Nona Shasha memberikan reaksi yang membuatku semakin bersemangat untuk mengelus-ngelus dan meremasi gundukan buah dadanya yang putih menggembung.

“Ujangg, kamu belajar dari mana sichhh, koq enak amattt….” Tanpa sadar Nona Shasha merintih lirih ketika aku menjulurkan lidahku keluar dan menggergaji putting susunya dengan lidahku, berkali-kali ujung lidahku yang lancip memutari putting susunya, lidahku menarikan tarian birahi untuk merangsang Non Shasha yang cantik.

“Cuppp Cuppppp, Hummmm.. Mummhhhh” kukecupi gundukan buah dada Non Shasha sebelum akhirnya kukemut-kemut putingnya yang berwarna kemerahan, kubenamkan kepalaku diantara kedua buah dadanya, dengan semakin rakus kujilati belahan dada Nona Shasha, sesekali kuciumi dan kugigit-gigit kecil induk pentil susunya yang semakin lancip.

Mataku sampai teler ketika ia mengangkangkan kedua pahanya lebar-lebar, ia seperti menantangku untuk segera menikmati belahan vaginanya, wajahnya yang cantik tertunduk malu, ia tidak berani menatapku. Kutundukkan kepalaku sambil menjulurkan lidah keluar. Perlahan-lahan lidahku menggelitiki belahan bibir vaginanya, kukorek-korek lubang vaginanya yang menebarkan aroma yang membuatku semakin gemas melumat-lumat vaginanya, kueemut-emut bibir vaginanya, kuhisap-hisap lubang vagina Non Shasha yang bertambah basah karena cairan nafsunya yang semakin banyak meleleh.

“Aaaaa…, Essshhh, Ouuhhhh… Ujangggg, Kamu nakallll Ekkhhh..”

Lidahku menggelitiki daging kecil mungil yang biasanya disebut sebagai itil atau kelentit, sesekali tubuh Nona Shasha tersentak ketika lidahku mengait daging itu.

Kugesek-gesek belahan vagina Nona Shasha dengan mengunakan kepala penisku, kemudian kujejalkan kembali batang penisku membelah belahan vagina Non Shasha, aku semakin bernafsu, ATAS NAMA CINTA, Emmmnh salah ding.., ATAS NAMA NAFSU!!!!, kurojok-rojokkan batang kemaluan kuat-kuat sampai Nona Shasha meringis kewalahan menerima sodokan-sodokanku.

“Ahhhhhhhhhhh…., ” Mata sipitnya terbelak lebar sementara mulutnya terbuka lebar seperti hendak mengucapkan huruf “A”, berkali-kali tubuh seksinya tersentak-sentak dengan kuat menerima jatah sodokan mautku yang menghajar lubang vaginanya.
“Ennnhhh, Ennnhhh…, Assshhhh,, Hssshhhhh” berkali-kali Nona Shasha mendesis pelan, kepalanya terlempar ke kiri dan ke kanan.

Tampaknya ia semakin kewalahan menghadapi genjotan-genjotan penisku, kuhajar belahan vaginanya sambil menatap dalam-dalam ekspresi wajahnya, dari ekspresi wajahnya tampaknya ia sangat menikmati sodokan-sodokan batang penisku. Aku semakin bernafsu menghantamkan penisku, kurojok dan kusentakkan batang kemaluanku kuat-kuat, akhirnya dalam hitungan menit Nona Shasha kembali menggelepar tanpa daya.

“Crrrr…, Crrrrtt Crrrrreettt….., Hssssshh, gila kamu.. Owww, pelannn Sssh”

kutarik dan kubetot batang kemaluanku kuat-kuat, kemudian kuayun-ayunkan dengan sentakan-sentakan kuat yang berirama, kusodok-sodok belahan vagina Non Shasha, Clepppp.. Clppppp… Clpppppp, suara-suara aneh itu terdengar ketika aku membenam-benamkan batang kemaluanku menyodok belahan vaginanya.

Aku menarik nafas panjang – panjang, kemudian kutarik tubuh Non Shasha, kini ia nungging diatas lantai, kugesekkan kepala kemaluanku pada belahan vaginanya kemudian kutekankan kepala penisku yang semakin terbenam di belahan vaginanya, setelah membekap mulutnya dengan bibirku kujebloskan benda panjang di selangkanganku menyodok vaginanya dari belakang.

“Haemmmm… !!” Non Shasha menjerit keras dan kupompa vaginanya dengan lembut, kedua tanganku meraih buah dadanya dari belakang, sambil menyodok-nyodok vaginanya aku meremas-remas kedua gunung kenyalnya.

“Hhhhh Hhhhhhhhhh.. Hssshh Ujanggg Hssssss “terdengar suara Non Shasha mendesis pelan ketika aku melepaskan kuluman bibirku , hembusan nafasnya yang harum dan hangat menerpa wajahku, entah kenapa tiba-tiba Non Shasha tiba-tiba terisak menangis, air matanya meleleh melalui pipinya, aku hanya tersenyum sambil mengecup pipinya, kubelai rambutnya yang dicat pirang, Shasha benar-benar cantik, pinggangnya ramping, perutnya rata, kuremas pinggulnya dan kutepuk bokongnya.

Baca Juga Cerita Seks Tuker Bini

Non Shasha semakin kuat terisak ketika tubuhnya terayun-ayun, sambil mengayunkan batang kemaluanku aku memejamkan mataku untuk lebih meresapi kenikmatan belahan vaginanya, kuaduk-aduk belahan vaginanya kuat-kuat

“Crrrrr Crrrrr…… Crrrrrrr…… Nhhhhh” tubuh Non Shasha mengejang kemudian terkulai lemas, ia meringis ketika aku memompa dengan semakin cepat dan dalam, menusuki belahan sempit vaginanya dari belakang, kedua tanganku mengelus pinggangnya yang ramping, tubuhnya yang putih dan mulus terdorong maju mundur dengan teratur ketika aku menjejalkan benda besar di selangkanganku menyodok-nyodok vagina Shasha yang sedang menungging, sesekali terdengar suara isak tangisnya, si cantik Shasha menangis, tangisannya terdengar begitu merdu karena diiringi suara rintihan-rintihan kecil yang membuatku semakin bernafsu merojok-rojok liang vaginanya yang peret.

“UJANGGGG……!!! ” tiba-tiba terdengar suara jeritan keras memanggil namaku, jeritan penyihir tua yang menakutkan, membuat konsentrasiku buyar, pertahananku hancur berantakan.

“Huek…, ngahaaakkk Kecrotttt… Crrrotttttt….” jeritan keras itu membuatku kehilangan kendali, berkali-kali penisku menyemburkan lahar panas, padahal aku masih ingin menggarap tubuh mulus nona Shasha dengan batang kemaluanku yang besar dan panjang, Non Shasha menahan nafas ketika aku mencabut penisku. Aku segera bangkit dan memakai kembali pakaianku, karena kembali terdengar jeritan keras menggelegar memanggil namaku.

“UJANGGGGG……!! ” kembali terdengar jeritan pembawa nikmat melengking tinggi memanggil namaku, (Ujang lagi..!, Ujang Lagii…!!sabar atuhh..!! cape nihh abis ngentot tapi EUNAKKKKK )

Sebelum keluar dari ruangan itu aku masih sempat mengecup bibir Nona Shasha yang seksi, ia hanya diam menatapku yang meremas payudaranya kemudian menarik gemas putting susunya hingga ia mendesis lirih, sebelum menutup pintu ruangan itu aku kembali mengintip kedalam, Shasha sedang memakai celana dalamnya dengan terburu-buru, ia membalikkan tubuhnya ketika menyadari ada sebuah kepala yang tersembul dari sela-sela pintu yang hampir tertutup…., Kepalaku he he he…, ingatlah wajah burukku yang dipenuhi bekas luka bopeng ini Shasha sayang, karena AKULAH PEJANTANMU…….!!

“UJANGGGGGG…..!! “
“IYA BUUUUUU…….!!”

Di sore hari aku menggaruk-garuk kepalaku sambil membersihkan WC kantor, aku mengeluarkan dan memegang senjataku, kukocok benda di selangkanganku hingga menegang maksimal……… aku tersenyum mengingat kejadian tadi sore sepulang jam kantor, langkah Non Shasha agak mengangkang, ia tertunduk malu ketika aku menatapnya.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.

Perawatan Wajah

Cerita Sex Terbaru | Gubraaaakk…!!! Bunyi pintu dibanting mengagetkan aku dan istriku yang sedang bertempur di sore yang tenang.
“Hahh, ganggu orang aja!” kataku kesal.
“Paling si Dita, Pah.” sahut istriku sambil memakai daster.

Cerita Sex Terbaru Perawatan Wajah

Jadi loyo deh burungku, rutukku dalam hati. Untung mertuaku lagi keluar kota jenguk sodaranya yang lagi sakit.

Itulah serba-serbi kehidupan kami di rumah ini. Kami adalah keluarga besar. Semenjak menikahi istriku 2 tahun yang lalu, aku memang numpang di rumah mertua. Di rumah ini ada juga mertua perempuan, janda berusia 50 tahun, adik istriku-Dita, 22 tahun. Sedangkan aku Rudi, 29 tahun, dan istriku Maya, 27 tahun. Ayah mertuaku sendiri sudah meninggal setahun yang lalu. Kami belum dikaruniai anak walaupun sudah 2 tahun menikah. Maklum sama-sama sibuk kerja dan ngejar karir.

“Ada apa, Dit? Ribut lagi sama Robby?” tanya istriku. Robby adalah nama tunangan Dita.
“Pulang malming kok marah-marah gitu?” lanjut istriku.
“Iya, Mbak. Habisnya si Robby ngeledek terus.” jawab Dita sambil tiduran telungkup di kamarnya yang bersebelahan dengan kamarku.
“Ngatain jerawat lagi?” tebak istriku.
“Iya, Mbak, di depan mamanya lagi. Aku kan jadi kesel!” jawabnya sambil sesunggukkan.
“Katanya kok beda sama kakak kamu yang mukanya mulus!” lanjut Dita.
“Hmm, ntar deh Mbak kasih tahu rahasianya!” kata istriku sambil ngelus-ngelus rambut Dita dan matanya menggerling nakal kepadaku.

Aku yang berdiri di pintu kamar hanya bisa melongo, sambil horny liat sepasang paha Dita yang pake rok mini berbaring telungkup hingga keliatan CD ungunya.

Sedikit gambaran mengenai Dita: 165cm, 55kg, cup 34B, putih, rambut panjang bergelombang. Sedangkan Maya istriku, 168cm, 50kg, cup 34B, putih, rambut lurus panjang.

“Janji ya, Mbak?” kata Dita manja.
“Iya, nona manis. Jangan ngambek lagi ya?” sahut istriku.
“Kita lagi enak-enakan, jadi keganggu deh. Gagal maning – gagal maning!” kataku sambil ngeloyor ke kamar mandi.

Kulihat disudut mata, Maya melotot ke arahku.

Malamnya aku coba pancing-pancing istriku, maklum tadi sore ngegantung. “Tunggu, Pah, si Dita blom tidur tuh!” kata istriku sambil matanya nunjuk Dita yang lagi nonton TV.

“Udah ga tahan ya, mas Rud?” tanya Dita nengok ke arahku sambil senyum-senyum.
“Bay de wey, Mbak Maya kan janji mau ngasih tahu rahasia kulit muka Mbak yang halus itu. Soalnya dulu khan Mbak Maya jerawatan juga!” cerocosnya lagi.
“Oooh itu… justru ini juga Mbak Maya mau perawatan muka alias facial!” kata istriku.
“Udah deh, kamu tunggu disitu, ntar Mbak bawain obat facialnya. Ayo, mas, aku juga sudah ga tahan?” ia berdiri dan menarik tanganku ke kamar.
“Jangan nguping ya, apalagi ngintip!” kataku ke Dita.
“Sip, Mas!” sahut Dita.

Ga perlu diceritain proses pertempuran kelamin kami. Biasanya menjelang ejakulasi, aku cabut kontolku dan kukocok cepat dan kusembur ke muka istriku (hmm, mungkin ini penyebab kami belum punya anak). Aku sih oke-oke aja selama Maya puas dan akupun puas.

“Pah, tolong panggilin Dita!” kata istriku.
“Hah?! Ga malu emang? Kamu kan belepotan gitu?” tanyaku.
“Udah, cepetan! Biar si Dita tahu obat perawatan muka yang paling manjur!” lanjut istriku.

Aku pun keluar kamar.

“Dit! Dita!” bisikku sambil menggoyangkan tubuh mulus Dita. Rupanya ia tertidur di sofa, mungkin kelamaan nunggu kali ya, batinku

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Dasar emang si Dita kalo tidur rada susah bangun, ia tetap diam terlelap. Kesempatan nih! bisikku dalam hati. Segera kuelus-elus pahanya yang putih mulus, trus naik ke perutnya, lalu kuremas-remas lembut toketnya, sungguh kenyal dan empuk. Dita menggeliat-geliat.

“Dit! Bangun!” kataku.

Ia menguap.

“Dah selesai ya, Mas? Mbak Maya mana?” katanya sambil kucek-kucek mata.
“Tuh, ditunggu Mbak Maya di kam” jawabku.

Dita langsung bangun menuju kamar. Aku berjalan di belakangnya, terlihat CDnya menerawang karena ia cuma pake daster transparan selutut. Busyet! Pantatnya bulet banget, batinku. Tanpa terasa kontolku bangun lagi.

“Oooo… jadi obat facialnya pake ini?” kata Dita sambil mencolek maniku yang meleleh di muka Maya.
“Iiihh… lengket!” teriaknya. Istriku cuma tersenyum melihat kegelian adiknya.
“Emang si Bobby ga pernah nyemprot di muka?” tanyaku sambil pelototin toket Dita yang ga kebungkus BH.
“Mas Bobby kalo Dita kocokin, begitu mau keluar langsung ambil tissue.” kata Dita, terus terang.
“Emang kalian sudah pernah ML?” tanyaku lagi.
“Weee, mau tahu aja!” jawab Dita sambil melotot ke arahku yang lagi melototin toketnya.
“Nih, kamu cobain, Dit!” kata istriku.
“Yang paling bagus itu yang langsung nyemprot dari ‘alatnya’, soalnya masih panas, jadi langsung kerasa khasiatnya,” kata istriku lagi.
“Coba, Pah, keluarin lagi!” ia menoleh kepadaku.
“Hah?!!” kataku kaget. Beneran nih?
“Malu ah, ada Dita!” kataku nolak, padahal ngarep banget.
“Sini, Pah, aku kocokin. Ntar kalo mau keluar, nembak di mukanya Dita aja!” istriku bangun sehingga selimutnya melorot, terpampang lah toketnya yang putih bulet dengan puting coklat mancung.

Langsung saja ia melorotin boxerku dan muncullah si Junior yang sudah greng.

“Tuh kan, udah bangun! Hayo, kamu ngeliatin siapa?” kata istriku nakal sambil mengurut kontolku.
“Oohh… oohhh… gila kamu, May!” kulihat Dita cuman melongo (kagum kayaknya, ngeliat juniorku yang berukuran 19cm dengan diameter 4cm).

Istriku langsung tancap gas, ngemut kontolku sambil tangannya ngelitikin biji pelerku.

“Aahh… ssshh… akhh… okhh… mantap, Mah!” ceracauku. Tanganku langsung beraksi milin putingnya kiri-kanan.

istriku terus mengemut penuh nafsu, akibatnya… “Maaaah… ssshh… aku mau keluaaargh… ahh… ahh…” desahku tertahan.

“Sini, Dit. Ga usah malu!” kata istriku sambil geser ke samping. Tangannya tetep ngocokin kontolku yang sudah siap meletus.Cerita Sex Terbaru

Dita beringsut kehadapanku. Kupegang pundaknya pake tangan kanan, sementara tangan kiriku langsung hinggap di toketnya sebelah kanan. “Akhh… akkhh… aaaaahh… yessssh…”

Croot! Croott! Croott! 3 kali tembakan maniku ke arah muka Dita. Kelihatan Dita kaget, mangap, ga siap, jadinya ada sebagian yang masuk ke mulutnya.

“Iiihh, hueeek!” katanya mau muntah.

Dengan sigap, istriku meratakan maniku ke seluruh muka Dita, sementara tanganku masih tetep ngeremes toket Dita, malah udah masuk ke leher dasternya, milin putingnya bergantian kiri dan kanan. Mumpung dia ga nyadar, pikirku.

“Hushh, mas, tangannya nakal!” tegur istriku sambil melotot.

Dita yang nyadar, langsung mundur sambil nyilangin tangannya di dada. ”Ah, Mas kurang aj” teriaknya.

“Uupss… maaf, abisnya kebawa suasana!” kataku membela diri.
“Sekarang kamu tiduran dulu, Dit. Ntar kira-kira sejam atau kalau sudah kerasa kering, baru dicuci pake pembersih wajah!” kata istriku memberi instruksi ke Dita.

Lalu dia menoleh kepadaku.

“Udah, Pah. Jangan melotot gitu. Kayak yang ga pernah lihat cewek aja, kita lanjut ronde dua yuk?” bisiknya genit.
“Dimana, Mah? Di sini?” tanyaku.
“Di kamar aku aja, Mbak!” sahut Dita sebelum istriku sempat menjawab.
“Ya udah. Ayo, Mas!” dan di luar dugaan, istriku setuju. Dia lalu bangun dan keluar menuju kamar Dita. Hmm, bakalan lembur nih! Batinku.

Seminggu setelah kejadian itu, kulihat ada perubahan pada wajah Dita. Sekarang wajahnya terlihat agak bersih walaupun masih ada sisa-sisa jerawat, tapi hanya kecil-kecil. Ga kayak sebelomnya yang besar-besar mirip bisul.

“Pah, aku ada konsinyasi di Cipanas dua hari, bolehkan?” tanya istriku pas malem kita lagi nonton TV berdua.
“Kapan, Mah?” kataku balik nanya.
“Selasa pagi berangkat, trus pulangnya Rabu pagi. Bolehkan?” tanya istriku lagi.
“Ya boleh dong!” kataku.
“Makasih, Pah. Ntar biar Bik Surti atau mama yang masak,” kata istriku.
“Iya, Rud. Ntar Bik Surti aja yang masak, soalnya besok mama mau ke Bogor ke rumah Om Yanto, dan kayaknya pulangnya malem,” sahut mertuaku nimbrung.

Memang aku ini suka ga mau makan kalo bukan masakan istri, kecuali lagi tugas luar.

“No problem!” kataku.
“Mama tidur duluan ya,” kata mertuaku sambil ngeloyor ke kamarnya.

Gak lama, Dita keluar dari kamarnya sehabis pulang kerja dan mandi. Semerbak wangi sabun memenuhi ruangan. Aku langsung terkesiap ngeliat Dita yang pake daster tipis no Bra, seperti biasanya.

“Mau kemana, Mbak?” tanya Dita.
“Konsinyasi 2 hari di Cipanas!” sahut istriku.
“Yaa, padahal aku pengen perawatan muka lagi nih,” kata Dita sambil ngelirik ke arahku.
“Kamu minta ke mas Rudi aja. Tapi awas, jangan kelewatan ya!” kata istriku setengah berbisik.

Ohh god, aku diem ga bisa ngomong.

“Ok, Mbak. Asal mas Rudinya ga keberatan aja!” sahut Dita sambil menggerling nakal ke arahku.

Ga janji yah, Dit! batinku.

Besoknya, aku izin gak masuk kerja, alesannya mau nganter istriku ke Cipanas. Pulangnya, di jalan tol, HPku bunyi, kulihat dari Dita.

“Hallo… dimana, mas?” tanya Dita.
“Masih di tol Jagorawi arah pulang, baru nyampe Cibubur, kenapa?” tanyaku.
“Ntar mampir ke kantorku ya, mas. Aku juga izin kerja setengah hari, alesannya mau anter mama ke Bogor.” sahut Dita di ujung sana.
“OK, non. Tunggu satu jam lagi ya, bye!” kataku sambil menutup telepon.

Trus kupacu mobilku ke kantor Dita di Rawamangun. Satu jam kemudian nyampe kantornya, ternyata Dita sudah menunggu di lobby.

“Berangkaaat…” kata Dita saat sudah masuk ke mobilku.

Aku masih diem sambil mikir,

“Mau anter mama? Kan mama tadi bareng aku berangkatnya?” tanyaku heran.
“Hihihi… kaget ya? Dita kan pengen facial lagi, Mas!” jawab Dita.
“Kalo alesannya nganter mama khan sama boss langsung diizinin, masa alesannya mau facial?” kata Dita lagi.Cerita Sex Terbaru

Pinter juga ni anak, pikirku.
“Mau dimana nih?” aku bertanya.
“Di rumah aja, mas. Kan jam segini Bik Surti sudah pulang. Lagian kalo di rumah kan bisa santai,” cerocosnya.

Sepanjang jalan, aku hanya bisa ngelirik Dita yang hari ini pake blazer dan daleman berleher rendah plus rok span selutut. Sexy banget, batinku. Kontol langsung ngaceng abiis.

“Kenapa mas ngelirik terus sih? Xixixi… ada yang bangun tuh!” kata Dita sambil cekikikan menatap tonjolan di selangkanganku. Aku tidak menanggapi godaannya, jalanan lagi macet banget.

Sampe rumah, aku langsung mandi, ganti baju, trus makan. Dita langsung bergabung di meja makan. Yang bikin aku ga konsen makan, Dita saat itu pake daster hitam tipis, kontras sama kulitnya yang putih bersih. No bra, no CD, seperti biasanya. Glek! bikin jakunku turun naek dengan cepat.

Beres makan, aku ke ruang tengah nyalain tv, sedang Dita ke dapur beres-beres. Gak lama, dia muncul trus duduk di sebelahku. Di tangannya ada peralatan perawatan kecantikan.

“Ayo, mas, kita mulai?” ajak Dita.
“Gimana caranya, Dit?” tanyaku bingung. Dulu enak ada istriku, lha sekarang?
“Sekarang mas Rudi ngocok, trus pas mau keluar, arahin ke mukaku!” kata Dita yakin.
“Di sini? Trus?” tanyaku kayak orang bloon.
“Udah deh, cepetan!” katanya ga sabar.
“Tapi…” aku masih ragu-ragu.
“Nih, buat rangsangan, tapi jangan dipegang kayak tempo hari!” kata Dita sambil nurunin tali daster sebelah kanan.

Toket putihnya langsung nyembul keluar dengan puting mancung berwarna pink. Semangat 45, segera kubuka celanaku. Si junior langsung on fire. Kukocok perlahan sambil mataku tak lepas dari toket Dita. Irama kocokanku makin lama makin cepat, dan sekitar 15 menit masih belum ada tanda-tanda mau keluar.

“Kenapa, mas? kok lama sih?” tanya Dita.
“Gak tahu, Dit. Butuh rangsangan lebih kali,” jawabku sekenanya.

Dita segera beringsut mendekatiku. Tangannya langsung meraih kontolku. Aakkh… rasanya kayak disetrum. Mataku langsung merem menikmati kocokannya yang ternyata sudah lihai.

“Enak, mas?” tanya Dita sambil ngegelitik pelerku.
“Aaakhhh… enak, Dit. Kamu lihai banget.” desahku.

Slruuup! Hhmmp! Dita mengulum kontolku. Tanganku gak mau kalah, langsung ngeremas-remas susunya yang terbuka. Nafas kami mulai memburu tanda rangsangan meningkat. Kuakui, Dita lihai memainkan lidahnya di titik sensitif. Entah siapa yang memulai, tak lama kami sudah sama-sama bugil. Kepalang tanggung deh, kutarik kontolku dari mulut Dita. Kami berciuman, saling mengait lidah. Ciumanku turun ke leher dan belakang telinganya, lalu ke toketnya. Kumainkan putingnya susu Dita kiri dan kanan.

“Aaakkh… aaakhh… Mas!” desahan nikmat keluar dari mulut Dita.

Akhirnya ciumanku sampe ke memeknya. Langsung kulahap habis klitorisnya. Dita makin kelojotan. Tak henti-henti erangan dan desahan keluar dari mulutnya.

“Ooh… aakkh… Maaaassh… aww!”

Erangannya bikin aku makin bersemangat. Gak lama kemudian, Dita teriak-teriak sambil pahanya ngejepit kepalaku dan tangannya ngejambak kepalaku. “Aaaakhh… aaakkh… aku nyampe, Massss!” teriaknya. dia orgasme sambil kelojotan kayak lele kesetrum.

Kuhisap habis cairan yang keluar dari memeknya. Setelah itu kuangkat kepalaku, kulihat Dita merem sambil ngegigit bibirnya. “Gimana, Dit, enak ga?” tanyaku sambil membelai bulatan toketnya.
Dita mengangguk mengiyakan.

”Kamu belom pernah diisep kayak tadi ya?” aku bertanya lagi.

Dita nggak ngejawab, hanya menggelengkan kepalanya.

“Aku masukin yah, Dit? Memek kamu sudah pernah dimasukin sama Bobby kan?” tanyaku sambil mempersiapkan batang kontolku.

Dita hanya mengangguk lemah. “Pelan-pelan ya, mas. Kontol mas Rudi gede banget soalnya.” lanjutnya.
Kulebarkan pahanya, pelan-pelan kuarahkan kontolku ke lubang memeknya. Kudorong pelan, dan… masuk setengahnya. Kubiarkan dulu sambil kukenyot puting susu Dita. Begitu dia sudah mulai bisa menikmati, Bless! langsung kutancap seluruhnya.

”Aaaakhh… Mas! Pelan-pelaaaan…” teriak Dita.

Luar biasa cengkraman memeknya. Kontolku serasa diremas-remas di dalem sana. Semakin Dita menggoyangkan pinggulnya, semakin keras remasan yang kurasakan.

Dengan ayunan konstan, mulai kupompa batang kontolku. Desahan dan erangan bersahutan keluar dari mulut kami berdua. Bunyi gesekan kelamin dan beradunya paha membuat suasana ruangan semakin hot. Slep… sleep… plok… plok…Cerita Sex Terbaru

“Maaas… nikmat banget! Aaaaakkhh… aku nyampe lagii…!!!” teriak Dita, orgasme untuk yang kedua kali. Terasa memeknya memilin-milin kontolku.

Kudiamkan beberapa saat sampe Dita tenang. Kemudian kucabut kontolku dan kuminta Dita untuk nungging. Doggy style, gaya favoritku. Pantat Dita yang putih dan semok langsung kuciumi, kujilat sampe ke lobang anusnya.

“Aaakkhh… Mass! Aaaaakkh… geli! Aduh, maaass! Masukin maaassshh…” desah Dita.

Kumasukkan kontolku ke lubang memeknya. Luar biasa sensansinya. Pantat Dita yang bulet, putih dan semok serasa ngejepit dan ngeremes kontolku. Kupacu cepat kontolku. Bunyi pantat Dita yang beradu dengan pahaku dan desahan kami berdua silih berganti bergema.

Plak… plak… plok… plok…!!!

”Aaaaahh… ahhh… aaahh… Dita, memek kamu manteb banget!” ceracauku.
“Aaahh… ooohhh… akkhh… kontol mas juga enak banget!” desah Dita tak mau kalah.
“Maaaas… aku mau nyampe lagi… ahhhh… aahhhh…” teriaknya kemudian.
“Mas juga mau keluar, Dit…” kataku.
“Mas, jangaaann… lupaa…” kata Dita sambil menahan desahan. Mengingatkan agar aku nyemprotin mani ke mukanya.
”I-iya, Dit.” terus kugenjot memeknya.
”Maaaass… aku nyampe! Aaaakkkkhhh… nikmaaaat…” teriak Dita sambil ambruk telungkup.

Otomatis kontolku terlepas dari memeknya. Kubalikkan tubuh Dita. Kudekatkan kontolku ke mukanya sambil kukocok cepat. Dita hanya bisa merem kelelahan dengan nafas masih ngos-ngosan.

“Aaaakkkhh… Dit!!!” crooot… crooot… croot… crooot.. tembakan air maniku tepat mengenai wajahnya. Gila! sexy banget nih cewek, kataku dalam hati.

Aku langsung ambruk telentang di karpet. Kulihat Dita meratakan maniku ke seluruh wajahnya.

“Dit, maaf yah, kita jadi keterusan ML gini.” kataku.

Ada perasaan bersalah kepada Maya, istriku, yang juga adalah kakak kandung Dita.

Baca Juga Cerita Sex Nafsu Menantuku

“Kamu nakal, mas, bikin aku lemes nikmat gini.” kata Dita pelan.
“Kamu gak marah kan, Dit?” tanyaku.
“Nggak, mas, nikmat banget malah. Ntar malem lagi ya, mas?” jawab Dita.
“Tapi Maya gimana?” tanyaku takut.
“Nyantai, mas. Ntar biar Dita yang ngomong ke Mbak Maya.” jawab gadis itu.

Oh, indahnya. Aku gak bisa ngebayangin reaksi istriku jika tahu aku sudah ngentot adik kandungnya. Gimana entar aja lah, kataku dalem hati.

Akhirnya, malemnya kami bermain lagi sampe subuh. Dua kali aku nyemprot mani. Yang pertama ke muka Dita, yang terakhir aku semprotin di dalem memeknya. Untungnya bukan pas masa suburnya. Thx God, aman cuy!- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.

Pesta Seks Para Tetangga

Cerita Sex Terbaru | Cerita Dewasa ini menceritakan sebuah pesta seks yang dilakukan oleh ibu-ibu muda disuatu kompleks perumahan di Jakarta. Seperti layaknya dinegara barat, para ibu muda istri pengusaha-pengusaha tajir itu tanpa melakukan hubungan seks rame-rame dengan para tetangga laennya. Nah.. langsung saja baca sendiri, berikut ini ceritanya… Aku tinggal disuatu kompleks perumahan kelas menengah , tidak terlampau besar, kurang lebih dihuni oleh 150 keluarga kelas menengah keatas .

Cerita Sex Terbaru Pesta Seks Para Tetangga
Hanya beda satu jalan dari rumah , dipojokan terdapat rumah yang sangat asri yang ditempati oleh keluarga pak Juli seorang pengusaha tanggung yang kegedean belagunya . Biarin deh dia belagu terus yang penting bokinnya cing…kutilang ( kurus tinggi langsing ) , kulitnya kuning , rambutnya hitam lurus abis dan matanya tuh…geunit pisan . Dikompleks diantara Bapak – bapak muda pembicaraan mengenai bokinnya Pak Juli enggak pernah kering , giliran yang rumahnya ketiban arisan Ibu-ibu kompleks pastilah sang Bapak selalu stand by dirumah.

Enggak lain enggak bukan soalnya Mbak Candra begitu namanya , terkenal kalau pakai baju paling berani , pakai rok mini baju rendah belahannya dan paling sering ngongkong duduknya. Yang lebih gila lagi kalau dia tahu sang Bapak ada dan ngelirik doi , secara sengaja dia mamerin CDnya yang sumpah jembutnya sebagian betebaran nongol keluar dari pinggiran CD-nya . Bulan lalu , rumah gue yang ketiban rejeki ngadain arisan , so pasti gue pura -pura repot bantuin bokin nyiapin segalanya , tau dong gue musti tampil keren abis , jeans Versace dan baju gombrong Guess sengaja gue lepas kancing atasnya , biar sexy katanya .

Bener aja , gue liat si Mbak Candra duduk dipojokan menghadap kamar kerja gue yang pintunya gue buka setengah aja .
Sambil menghadap komputer secara nyamping gue bisa melihat kearah ruang keluarga , khususnya kearah doi duduk . doi sore itu pakai rok mini hitam kontras dengan kulitnya dan pakai baju beige yang ketat , tapi bahannya alus banget . Gue masa bodo deh denger ibu – ibu berkicau yang penting gue bisa liat terus Mbak Candra yang sesekali juga ngelirik gue , kalau bertatapan gue senyum doi juga dong .

Mulailah doi buka jepitan pahanya , asli coy celana dalemnya yang krem keliatan , tengahnya keliatan item pasti karena jembutnya yang lebat , dan duile itu jembut gimana sih koq pada berurai keluar .

Tiba – tiba doi ngedipin gue , terus gue bales ngedip sambil julurin lidah , eh dia malah senyum senyum dan sambil meremin matanya seperti orang kalau lagi keasyikan di toi .Gue makin nekad , sekarang gue ngadep kedia sambil ngangkang dan secara atarktif gue usap-usap tongkol gue dari luar celana ,terus gue kasih kode supaya dia menuju kamar mandi , belagak kencing lah .Doi ngangguk , terus dia samperin bokin bilang mau numpang kekamar mandi .Gue dan doi tahu banget , dikamar mandi luar masih dipakai sama ibu Agus yang gendut dan beser melulu .

” Mas , ini ibu Candra mau numpang kekamar mandi yang disini ” bini gue dengan polos ngajakin doi kekamar mandi yang ada diruang kerja gue .
” Ya nih Pak Luki , abis kamar mandinya masih lama rasanya dipakai Ibu Agus “,Numpang ya , abis udah enggak tahan kebanyakan minum ” biasalah doi basa-basi biar enak dikupingnya bokin .
” Silahkan Bu , tapi enggak papa khan saya nerusin kerja dikomputer , maklum Bu belum jadi pengusaha seperti Pak Juli ”
” Ah Pak Luki bisa aja ” kata doi sambil nyelonong kekamar mandi gue .

Dasar otaknya juga pinter dalam hal berselingkuh , doi buka pintu kamar mandi setengah dan bilang

” Pak Luki , ledengnya rusak ya ? ” bokin gue masih ada lagi disitu .
” Mas coba liat dulu deh , bantuin Ibu Candra , malu-maluin aja kamar mandinya ” bokin gue setengah ngomel .
” Biar dibantu sama Mas Luki ya Bu , dia yang sering pakai kamar mandi itu ” terus bokin balik lagi kekamar tengah , soalnya bokin musti tanggung jawab dong sama rakyat arisannya .

Dengan belagak males – malesan gue berdiri , eits tongkol gue masih ngaceng lagi , ah cuek deh .
Mbak Candra ngelirik juga dan secara refleks doi ngeraba selangkangannya , anjir….terang aja itu tenda celana gue makin tinggi ,

“Hayo , celananya kenapa tu” dia berbisik waktu gue masuk kekamar mandi .
“Kamu sih bikin aku horny , jadi aku yang sengsara deh , mana pakai jean lagi ” gue nekad ngomong gitu sambil ngeraba paha mulusnya . Gilanya doi bukannya marah malah bilang ” Ya , kalau dibagian itu sih belum asyik ”
” Abis yang mana dong kalau asyik ” gue masih setengah berbisik menyelusurin pahanya kearah memiawnya yang bejembut gila .
” Nah yang itu baru asyik , kamu juga kalau saya gituin juga asyik lah ” gantian doi yang ngelus tongkol gue dari luar sambil coba – coba buka retsleitingnya . Busyet gila juga ini perempuan , mana bau Isei Miyakenya merangsang banget .

Gue enggak tahan , ” Mbak ngent*t yuk ” kata gue edan-edanan . ” Ayo , kapan dong , mending berani lagi ” tangannya sekarang udah masuk kedalam jeans gue dan mulai narikin halus tongkol gue .

” Eh , siapa takut apalagi kalau ngent*tnya bareng Mbak ” gue sekarang udah berhasil masukin jari kedalam memiawnya yang basah dan lembab .
” Besok ya , kekolam renang Ancol , jam 10 ” Besok jam 10 kurang seperempat gue udah stand by diparkiran kolam renang, gue telepon dia dengan no yang dikasih kemarin secara rahasia .
” Mbak , aku udah sampe nih , kamu dimana ” gue rada was was juga kalau
doi enggak dateng .
” Ini aku baru mau masuk, tungguin ya , tongkolnya udah ngaceng lagi belum ” sialan ngetest gue kali , tapi koq kedengarannya rame banget sih ada yang cekikikan dibelakangnya .Mati gue , jangan – jangan gue mau dijebak , siapa tau dia bawa bokin gue juga .
” Kamu sama siapa sih , koq rame banget , gue jadi bisa enggak ngaceng lagi nih ”
” Janjinya gimana sih , katanya mau ML
eh kamu bawa orang lain ” setengah kesel gue ngomong ditelpon .
” Pasti deh janjinya , pokoknya asyik banget kamu nantinya ” dia ngalemin gue . Enggak sampai 10 menit , mobil Honda putihnya mendarat persis disamping mobil gue .
” Surprise , nah ketauan ya enggak ngajak – ngajak kita ” suara 2 Ce temennya Candra teriak bareng .

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Waduh pucet banget gue , karena ternyata yang diajak juga tetangga gue , Mbak Rina bininya pak Joko dan Mbak Ita bininya

pak Raja . Salah tingkah abis gue .

” Eh , kaget ya , take it easy aja , khan udah kenal , asyik-asyik aja deh pak Luki , eh kalau diluar Mas Luki dong ” Mbak Ita yang mungil dan putih ( persis banget Kris Dayantie ) itu nyerocos aja membuat suasana jadi enggak tegang . ” Enggak deh kita bilangin sang istri ” si Rina yang body dan facenya seperti Dian Nitami nambahin , ya gue makin ngerasa siep banget dong . Tapi kewaspadaan tetap dipertahankan jangan lengah man .

Setelah basa basi bentar ,

” Udah ya , pokoknya enggak ada yang boleh tahu selain kita – kita ya Mas ” Rina sekarang yang membuat gue makin PD .
” Pokoknya enjoy aja deh , kita bertiga udah kompak berat lho ” Candra tanpa sungkan ngegandeng gue
menuju loket .
” Khan gue yang janjian sama Mas Luki , elo pada jangan ngiri ya , entar juga kebagian ” .Kepala jalan
sekarang si Rina , doi pesen kamar ganti dan bilas keluarga .

Sekalian pesan ban renang 2 buah yang guede banget . Ampun , ide apalagi sih . Seolah kita sekeluarga enteng aja mereka ngajak gue masuk bareng keruang ganti dan bilas . Denngan tenang mereka buka rok , baju dan terus BH , sialan mereka tenang aja seolah gue enggak ada disitu .

Gila aja kalau gue enggak ngaceng liat Candra , Rina dan Ita yang umurnya sekitar 30 an pada memamerkan bodynya .

” Eh , Mas Luki mau berenang atau mau nonton kita streap tease ” kata si Ita sambil buka BH putih transparantnya .
” Ya terang mau berenang dong , tapi aku maunya sih bilas dulu ah , masak langsung berenang ” gue akal – akalan supaya mereka juga mau berbulat ria , tanggung amat baru liat toket dan setengah body .Cerita Sex Terbaru

Gue buka baju dan celana , begitu tinggal CD mereka teriak bareng

” Asyik ya , udah ngaceng ”
” He eh abis kalian sih begitu merangsang dan mempesona ” kata gue sembarang siap – siap mau buka CD gue .
” Ah enggak fair nih , masak jadi aku duluan yang telanjang , barengan dong jadi aku enggak malu ”
” Hu…maunya tuh , ya Candra kamu khan yang punya ide , kamu dulu dong…mana jembutnya aduh udah pada keluar tu ” kata si Ita sambil narikin jembutnya Candra yang nongol terus dari pinggiran CD .
” Aku sih Ta prinsip , sekali buka celana pantang kalau enggak di……”
” Joss !!!!! ” Ita dan Rina seperti koor nerusin apa maunya si Candra .
” Ia deh , gue juga malu khan kalau keluar kamar ganti nanti swempaknya ada tenda mancung “. Cari pembenaran dong .
” Bisa bubar orang dikolam nanti , elo pada mau ya gue jadi tontonan ” gue belagak memelas sambil nunjukin si Monas.

Supaya enggak kaku , gue datengin si Candra yang masih berdiri dekat gantungan baju , gue peluk doi dengan kedua tangan dibagian pantatnya , gue cium bibirnya ala French kissing , lidah saling ketemu .

” Wow , nafsu nih ya ” si Ita ngeledek . Asyik banget deh pantat si Candra yang nonggeng gue remes – remes , tempelin abis mekinya dengan tongkol gue , Candra langsung horny pingggangnya digoyang yang otomatis mekinya berputar diatas tongkol gue .

Sekitar 3 menit adegan itu gue pertahankan , sebenarnya gue udah nafsu banget mau langsung masukin tongkol gue kememiawnya

Candra yang gue yakin udah basah . Sabar cing gue musti cool dong , pasang strategi soalnya masih ada 2 nonok lain menanti .

Perlahan gue melorot , dengan tetap mata memandang dia tangan gue pindah berputar meremas perlahan toketnya yang pentilnya relatif masih belum gede . ” Eh elo jangan ngiri , sementara belum dapat giliran elo pada meremas sendiri aja dulu ” masih sempat juga Candra ngeledek temannya yang terpana melihat gue yang sambil meremas toketnya sambil usaha jongkok depan dia , pakai gigi gue tarik perlahan CD nya .

” Enak ya Can remasannnya Mas Luki ? ” Rina bertanya tanpa arah karena gue tau dia juga tanpa sadar meremas dan memilin pentil toketnya .
” Kita suruh buka sendiri ya ” Ita protes narik sedikit CDnya sambil tangannya ngobel memiawnya sendiri .
” Sini dong sayang , tangan gue enggak sampe kalau elo pada jauh – jauh ” Gue enggak bisa ngomong panjang lagi karena Candra narik kepala gue kearah nonoknya minta dijilat , setelah CDnya melorot sampai dengkul kakinya.

kesampean juga gue jilatin dan rasain nonoknya Candra yang jembutnya gilaaaaaa !!!!! Itilnya agak gembung , merah banget , gue tahu setelah berupaya keras menepis bulu jembutnya .

Sejenak ruang ganti sunyi , sambil ngejokil abis liang kenikmatannya Candra gue solider untuk pelorotin CD nya Rina dan Ita barengan , dan inilah pemandangan matanya pemirsa sekalian : Candra , toketnya 34 bentuknya bagus banget , pentilnya agak gede kecoklatan , kulit seluruh bodynya coy kuning kencang mengkilat , bagian pantat ada sedikit selulit , jembutnya…khan udah tau elo pada en bulu keteknya idem ditto. Yang jelas enggak rapi , serabutan menutup semua bagian memiawnya mendekati puser .

Sambil ngedorong pantatnya kedepan supaya lidah gue bisa lebih dalam masuk kelobang nonoknya , dia terus mendesah , kaki kananya ngegesek pelan tongkol gue dari luar CD , sambil usaha masuk dari samping CD .Rina , yang gue pelorotin pakai tangan kanan , toketnya gede agak panjang seperti pepaya , kulitnya sawo matang , maklum Jawa Solo sepertinya , bulu ketek anti cukur , serabutan disekitar susunya yang 36 . Pentilnya agak masuk kedalam .

Pahanya kencang , tinggi sekitar 170cm , jembutnya keriting rapi , diatur sekitar lobang nonoknya ( Sering berbikini kali..) Lobang nonoknya memanjang , dibawah lipatan perut ada bekas jahitan Caesarnya .

Doi terus meremas susunya sambil liatin tangan gue yang lagi berusaha nurunin CD pinknya .Cerita Sex Terbaru

Supaya cepat , doi ikut ngebantu nurunin CDnya . Ita , siimut , tinggi sekitar 158 lah , jembutnya paling jarang jadi bagian dalam memiawnya yang merah muda gampang keliatan , toketnya kecil kenceng ukuran 32 , perutnya rata , paling kalem keliatannya tapi tangannya aktif terus megangin bokongnya sendiri , jangan – jangan doi paling hobby dibol dari belakang . ” Ya kamu pada mandi dulu deh dishower ” kata gue pelan , sambil menjilat sisa juicenya Candra yang ada disekitar bibir gue .

Candra enggak bereaksi , dia nuntun gue ketempat duduk , pas gue duduk dia jongkok didepan gue dan brebet dia tarik CD gue , dia pandangin seluruh kostruksi tongkol gue ,” Jangan kelamaan Can , langsung maenkan , tunjukan kecanggihannya , apa perlu gue nih yang terjun ” Rina sewot ngeliatin Candra yang masih memandang tongkol gue sambil ngurut dari arah palkon kepangkalnya , tanpa komentar sambil tangan kirinya kasih kode enggak perlu , langsung tongkol gue mulai dijilatin perlahan . Seluruh kepala tongkol gue ( helmnya ) dijilat berputar , doi tau bagian yang paling enak yaitu dibagian bawah Palkon sekitar sambungannya . Cairan bening gue dijilatin sambil matanya memandang arah mata gue , seolah butuh pengakuan atau komentar Gue cuma bisa angkat 2 jempol , bravo go ahead Can .

Selanjutnya cepet banget lidahnya bergeser enggak berhenti menari disekitar batang tongkol , begitu dikemot kedalam mulutnya yang memang sexy dia keluarin cadangan ludahnya , jadi rasanya tongkol gue berenang didalam air ludah , enggak ada rasa gigi Cing , belajar dari banci Taman Lawang kali .

Gue udah seperti kura – kura yang dibalik , kaki gue kelayapan , gue tumpangin diatas pundaknya sambil kalau gue udah enggak tahan kepala si Candra gue bekep abis sama paha gue .

” Rina – Ita sini dong , gue mau nih megangin tetek dan nonok kamu ” Enggak sampai 2 kali order mereka langsung nyamperin gue dan Candra .

Si Rina nyodorin susu pepayanya minta gue isap dan siimut Ita ngangkat kaki sebelah keatas bangku , berdiri disamping gue dan minta dirojok nonoknya dengan telunjuk gue yang masih bebas karena belum ada order .

Gue pegang nonoknya yang merah sudah rada becek , maklum turunan Cina , begitu telunjuk gue masuk dia yang gerakin pinggulnya maju mundur kaya lagi ngent*t aja gayanya .

Doi merem melek ngerasain bulu – bulu yang ada ditangan gue , tangannya ngusap pentil susu gue secara beraturan .
Bibirnya ngejilatin bagian dalam kuping gue yang rada caplang , kadang ngemut juga bagian gelambir telinga ogud , terus berbisik supaya enggak kedengaran sama yang lain ” Mas Luki , pejunya jangan diabisin semua ya , kamu mau enggak ngerasain bokongnya Ita ” …Busyet bener khan doi doyan dibool , buktinya begitu gue pindahin jari kelobang pantatnya udah rada longgar , gila kali pak Raja , doyan bener sodomi bokinnya yang imut .

Gue cuma ngangguk dan nyodorin bibir gue buat ngerasain juga ciumannya si Ita .

Wangi banget deh si Ita , bau Kenzonya makin ngerangsang gue . Biar adil nonoknya Rina yang jembutnya rapi gue rojok juga , masih agak kering tapi mantap itilnya tebal , karena ngerasa agak dicuekin kali , enggak sabar si Ita sekarang jongkok dibelakang Candra , tangan kanannya ngelus tetek dan pentilnya Candra dan tangan kirinya berusaha ngobok – ngobok nonoknya Candra yang makin basah , soalnya gue liat kadang – kadang si Ita jilatin jarinya yang basah berlendir , apalagi kalau bukan juicenya Candra yang asyik banget rasanya .

Candra makin asyik aja nyepong gue , badannya menggeliat – geliat karena keasyikan dikobel Ita , gue tau terkadang Ita masukin telunjuknya kedalam pantat Candra , entar gue timpa juga deh boolnya Candra , gue berandai andai . Gue cuma bisa teriak kecil

” Ngent*t…..gila ngent*t enak bener sama kamu pada , Candra uhhhh…uhhhh….abis ini gue ent*tin elo ya , gue nggak mau ngent*tin kamu dari belakang , gue mau ngent*t sambil terus ngeliatin nonok kamu yang jembutnya gila..”
” Rina , gue mau ngent*tin kamu sambil duduk biar gue bisa terus meres tetek kamu yang sexy banget ” gue ngomong terus ngaco .” Ta , gue ngent*tin kamu dari belakang ya Ta , gue pengen ngent*t dilobang pantat Ta , abis elo sexy banget sih goyangnya ”

Elo gue saranin deh kalau lagi ngent*t musti sering – sering ngomong yang vulgar , Ce jenis apapun makin nafsu dengernya , dan elo gue jamin makin nafsu kalau Ce yang bukan Cabo atau Pecun teriak ngomong vulgar juga . Wuih ai jamin dah…..

” Mas Luki , nanti pejunya buat Rina juga ya , jangan disemprot semua kemulutnya Candra ” Rina sambil narik perlahan rambut gue juga turut berharap dengan memandang nafsu kerah tongkol gue yang udah abis dikemot Candra .” Terus gue kebagian apa dong , gue mau juga dong ngerasain pejunya Mas Luki ” Ita protes ke Rina pura – pura belum minta jatah dari gue .

Enggak tahan gue tarik tongkol gue yang enggak begitu gede dari mulutnya Candra , gue dudukin si Rina
kebangku , gue kangkangin pahanya yang juga seperti si Dian Nitami , penasaran gue sih mau liat dalemnya .
Gue jilat itilnya yang udah rada ngegelambir , gile cing juicenya asyik banget rasanya , banyak banget dan meleleh ke bagian lobang pantatnya . Tanggung gue jilat sekalian lobang pantatnya yang berwarna coklat , yang didalamnya masih juga bejembut .

Candra bantuin ngisepin teteknya Rina , tangannya ikut bantu ngedorong kepala gue supaya makin masuk ngejilatin nonoknya Rina yang rapi tercukur jembutnya .Cerita Sex Terbaru

” Ah gila Candraaaaa…….Mas Luki enak banget ya jilatannya , aduh mama…..mama….aku ndak tahan nih ,…..Candra elo apain sih pentil aku….enakkkkkk Can….” Rina meronta – ronta yang membuat toketnya bergelantungan kekiri dan kekanan , pemandangan semakin horny cing .

Eh kemana si imut Ita , doi kalem aja , pantat gue diangkat pelan sampai ketinggiannya sejajar kepala gue yang berada didaerah selangkangan Rina , doi duduk menyelinap melalui selangkangan gue sekarang jadi duduk menghadap tongkol gue yang terayun bebas . Cepat dan tangkas dia hisap tongkol gue dengan mulutnya yang mungil , maju mundur berupaya menelan habis seluruh batang tongkol gue . Sesekali dia pindah mengulum biji peler gue yang jembutnya lumayanlah , wuih cing asyik banget…….

Saking imutnya seprti kancil dia menyelinap melalu selangkangan bergerak menuju arah belakang , dia remas – remas pantat gue..

Gue kaget , tiba tiba ada rasa aneh geli – geli asyik dilobang pantat gue yang sedikit berjembut ,….ih apaan sih …
Anjir …..rupanya lidahnya Ita yang menari disekitar lubang pantat yang kadang – kadang dia coba julurin masuk .
Nah sekarang gue enggak heran kenapa Homo doyan dimonon , rupanya emang enak kalau bool kita dimasukan sesuatu .

“Ta…..terus Ta….entar gantian deh gue jilatin anus kamu yang merah jambu…..terus Ta…asyik…, enak gila…..” gue sejenak melupakan tugas ngejilatin nonoknya Rina .
” Mas Luki….Rina hampir nih….lagi dong jilatin….tanggung dikit lagi Mas… aduh tega ya….” Rina mengharap gue bertindak .

Langsung gue sosor lagi nonoknya , gue jilat abis lelehan juicenya yang mengarah kelobang pantatnya , gue jilat terus …menuju bolnya dan Rina makin menggeliat – geliat seperti ayam yang dipotong tanggung .

” Mas…..ent*tin aku dong , sebentar aja deh pasti keluar ” Rina mengangkat kepala gue sambil berharap benar .

Gua bertindak gentle dong , jangan buat dia kecewa , secara berlutut gue pegang batang tongkol gue yang masih basah karena campuran ludahnya Candra dan Ita . Ita sigap pindah tempat disisi kiri Rina , sementara si Candra tetap pada posisinya dikanan Rina sambil terus meremas toket pepayanya Rina .

Kesemuanya kelihatan menanti apa yang akan terjadi , ” Candra – Ita , gue ngent*tin Rina duluan bukan berarti elo pada gue nomor duakan , gue janji deh elo semua satu persatu akan gue ent*tin juga ”

” Okay Mas , buat kita enggak ada masalah yang penting kita bener – bener ML ” Candra memberi semangat .

Gue salut abis sama si Candra , solidaritasnya tinggi , tidak egois , pantas dia jadi kepala gang .

” Ya Mas Luki , khan Mas Luki nantinya bisa ganti namanya jadi Mas Cipto ( Cicip roto ) ” si Ita ikut nimpalin .

Perlahan gue arahin tongkol gue yang bentuknya agak mengarah kekiri kepalanya , enggak sulit masukin nonoknya Rina ,
tapi buat menghargai doi gue pura – pura merasa susah dong . Blebessss……gile cing , emang bener ngent*t tu enak banget . Gue tolak pinggang pakai tangan kiri , tongkol gue yang 15 cm maju – mundur terus , meliuk kiri kanan , berputar mencari itil dan G spotnya Rina ……….

” Mas Luki ,……ya..ya…yang disitu yang marem Mas ” Rina bergetar , semua bagian bodynya yang enak – enak ada yang bertanggung jawab , nonok – toket kiri dan kanan , lobang pantat ada koordinator lapangannya ( KorLap )
” Enak ya tongkolnya Mas Cipto ..eh Mas Luki ….,…terus Rin ..goyang terus Rin…nikmatin abis…jangan ditahan – tahan ” Candra tetap memilin pentilnya Rina sambil matanya nafsu melihat tongkol gue yang bekerja dimemiawnya Rina .
” Ayo terus Mas Luki …bikin si Rina puas ,…sini dong tangannya yang satu
” Candra bernasehat sambil minta jatah dirojer nonoknya .

Kalau mau jujur seharusnya gue musti muasin Candra duluan , disamping memang target utamanya khan dia tadinya , enggak pakai dua kali lagi gue masukin jari tengah gue kedalam nonoknya yang sudah semakin basah .

” Aghhhhhh….agh……. aku dapet Can…aku dapet Ta……, Mas….ini ya Mas rasanya enaknya ngent*t ” Rina makin mengelinjang .
” Mas….nanti lagi ya….Massss…….asu….asu. ….peline kui lho Mas…, maremmmmmm” hu… keliatan aslinya deh si Rina , keluar Jawanya .

Gue tancep lebih dalam tongkol gue , tanpa gerakan lagi gue pendam habis….dan emang bener enaknya Ce Solo , tau enggak lo…tiba-tiba gue merasa ada sesuatu yang berputar – putar cepat dibagian kepala dan batang ..

” Aduh..aduh apaan nih Rin , aduh… gila asyik – asyik….” gue senyum sambil terus tancepin tongkol gue .
” Nah , baru tau dia …makanya jangan main – main sama Ce Solo ” Rina nyubit perut gue sambil senyum lebar ngeledek .

Perlahan gue tarik keluar tongkol gue yang masih ngaceng abis , keliatan makin berurat kayaknya .

” Waduh Candra , enggak salah deh kita janjian sama Mas Luki ” kata Rina sambil balik meres toketnya Candra dan Ita .
” Bener ya Rin , enak banget ya ngent*tnya….ih kamu keringetan banget deh ” Ita melap keringat disekitar leher sampai perutnya Rina .
” Hayo ,sekarang siapa nih yang bertanggung jawab mengeluarkan peju gue ” dengan pura – pura marah gue liat kearah Candra .

Baca Juga Cerita Sex Nafsu Menantuku

Soalnya seperti gue bilang , Candra adalah target utama , jadi dia musti tau dong .

Elo ngebayangi enggak sih Candra seperti siapa , tidak lain adalah paduan antara Iis Dahlia dan Cut Keke , nafsuin khan.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.

Tante Girang

Cerita Sex Terbaru | Perkenalkan namaku very. umurku 18th,saat ini aku sedang dekat dengan seorang tante yang bernama tante vina…suatu ketika aku sedang jalan-jalan di salah satu mall di jakarta barat..tak sengaja kami bertemu dengan tante yola yang tak lain adalah teman nya tante vina.

Cerita Sex Terbaru Tante Girang
waktu itu dia sedang berjalan sendirian yang hendak makan dan kebetulan bertemu dengan kami dan akhirnya kami bergabung dengan tante yola,lalu aku dikenalkan sama tante yola oleh tante vina..kira-kira tante yola sudah berusia 50th ,sebaya dengan tante vina hanya saja tubuh tante yola lebih pendek tapi tetap bohay..dan setelah jalan-jalan akhirnya tante yola pamit pulang.

“vin,aku pulang dulu yaa,takut kesorean.sampai jumpa lagi ver”ucap tante yola sambil tersenyum kecil pada ku..

setelah tante yola meninggalkan kami lalu aku dan tante vina menuju foocourt untuk membeli minum.

“ver,menurut kamu tante yola gimana?”tanya tante vina padaku.
“hmm..gmana apa nya tan?” jawabku dengan wajah yang bingung.
“ahh kamu ini,pura-pura gak ngerti apa emang beneran gak ngerti?”yaa sifatnya,body nya,face nya dan lain-lain”jawab tante vina dengan nada sewot.
“ooo,kalo sifatnya sih saya belum tau benar,kan baru pertama kali ketemu,tapi kayaknya sih baik ,hmm kalo body dan face nya biasa-biasa aja tuh”jabwabky sambil tersenyum.
“emang kenapa tan,kok tante nanya gitu?buat aku bingung aja.

trus tadi tante ngomongin apaansih sama tante yola?kok pake bisik-bisik?..tanya ku kepada tante vina.

“ver,kamu tau kan kalo tante yola itu sudah lama hidup sendiri sejak pisah dengan suaminya 15 th yang lalu.nah tadi waktu tante yola lihat kamu dia langsung tertarik sama kamu,dan dia nanyain terus tentang kamu ke tante kalo dia gak percaya kalo kamu itu ponakan jauh tante.

“terus..dia mau sama kamu ver,,gimana?kamu mau gak?”tanya tante vina dengan wajah serius.
“wahh gimana ya tan,repot juga nih kalo sampai dia ngomong-ngomong ke orang lain,bisa tercemar nama tante,kalo menurut tante dia bisa jaga rahasia kita dengan cara gitu yaa sudah,aku akan layani dia”jawabku dengan wajah serius juga.
“tapi nanti kamu jangan lupain tante yaa kalo sudah dekat sama dia”ucap tante vina dengan wajah cemas.
“ah tante ini ada-ada saja,gak mungkin lah aku lupain tante,aku kan kenal tante lebih dulu di bandingkan dengan tante yola”jawabku menghibur tante vina yang terlihat agak sedih.
“yah..sapa tau kamu bisa dapet lebih dari tante yola dan lupain tante deh”katanya lagi sambil menghela nafas nya.
“jangan kuatir tan,aku bukan tipe orang yang kacang lupa kulit kok,apa lagi tante baik sama aku,so tantee tenang aja”jawabku kemudian.
“okelah kalo gitu nanti tante hub tante yola,biar dia yang menghubungi kamu”kata tante vina.

setelah itu tante vina lebih banyak diam entah apa yang ada dalam pikiran nya dan tak lama kemudian kami pun pulang.

dan malam hari nya tante yola menelpon aku.

“halo ver,ini tante yola masih ingat gak?”tanya tante yola.
“ohh iya masih,kan baru tadi siang kita ketemu,ada apa tan?”jawab ku sambil bertanya.
“tante vina sudah cerita belum sama kamu tentang tante?”tanya nya lgi.
“sudah sih…hmmm memang tante serius.?”tanya ku lagi pada tante yola.
“yaa seriuss dong,gimana kamu mau gak?”tanya tante yola lagi.
“kalau begitu oke deh”jawab ku singkat.

lalu kami berbincang-bincang sebentar dan kami akhirnya janjian besok pagi di lobby hotel di jakarta barat..dan tante yola datang lebih dulu karena dia harus chek-in kamar lebih dulu,setelah itu pembicaraan kami di telepon kami akhiri.besok pagi nya aku bergegas dengan pakain rapi supaya tidak mencolok dan aku menunggu di lobby hotel tersebut karena aku juga datang agak awal,tak lama hp ku bunyi.

“halo ver,ini tante yola.tante sudah di kamar,kamu langsung naik ke atas aja yaa kamar no 378,ok?.
“oke tan,aku segera kesana,aku uda sampai di lobby kok”jawabku singkat dan segera ku tutup telepon ku.

setelah menutup telepon,aku langsung naik lift menuju kamar tante yola,sesampai nya di depan kamar langsung ku pencet tombol bel dan tante yola langsung membukakan pintu.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

“mari masuk,udah dari tadi tante sampai dan langsung chek-in.oh iya,kamu mau minum ato pesan makan apa?tadi sih tante uda pesan makan dan minum untuk 2 orang,tapi kalo kamu mau pesan yang lain yaa pesan aja jangan malu-malu.
“ya sudah kalo tante sudah pesan aku gak pesan lagi,nanti malah kebanyakkan makan malah bingung”jawabku.
“kok bingung kan buat gantiin tenaga kamu,hehehe”jawab tante yo bercanda.

kemudian tante yo duduk di sofa besar yang ada di dalam kamar dan aku duduk di sebelah nya,kami ngobrol sambil nonton tv lalu aku mendekati tante yola dan memeluk nya dan ku kecup kening tante yola..”hmm ternyata kamu romantis juga yaa ver,pantes tante vina suka sama kamu,sudah lama tante gak pernah ngerasaain suasana romantis seperti ini” kata tante yola sambil menghela nafas.

“ya udalah tan,yang penting hari ini aku akan melayani tante dan akan ku buat tante puas.”ucap ku
“terima kasih sayang”balas dari tante yola.

tak lama kemudian ku kecup bibir nya secara perlahan dan di balas oleh tante yola dengan sangat lembut,sepertinya tante yola benar-benar ingin merasakan nikmatnya berciuman yang sudah lama tidak ia rasakan.kami saling cium,saling kulum,dan saling memainkan lidah.ku gelitik lidah tante yola dengan lidah ku dan ku sapu langit-langit mulutnya sambil ku peluk tubuh nya dan ku ciumi leher nya.”ahh sayang kamu pintar banget ciuman nya,owwhh ayoo verr kasih tante yang lebih dari ini”ucap tante yola di saat kami berciuman.

tangan ku mulain bergerak meremas kedua payudara tante yola secara bergantian.tapi aksi kami terganggu dengan datang nya pelayan yang membawa kan orderan kami..setelah pelayan keluar dan tante yola memberikan tip,tiba-tiba tante yola menabrak aku dan mendorong aku hingga terjatuh di atas kasur dan dengan buas nya dia langsung melorotkan celana dan cd ku,hingga penis ku terasa bebas tanpa ada yang menutupi..lalu di kulum lah penis ku,lalu di jilati dengan sangat lembut hingga penis ku berdiri tegak dan keras seperti batang kayu.

“argghhh tante..pelan-pelan tan..enak banget tan…ohhh”desahku menahan nikmat nya kuluman tante yola.

tangan ku hanya bisa meremas rambut tante yola,tak lama kemudian ku lepaskan kepala tante yola dari penis ku,ku angkat tante yola dan ku baringkan di kasur.Cerita Sex Terbaru

“sekarang giliran ku,tante diam saja dan nikmati saja permainan ini”ucap ku sambil mengecup bibir tante yola.

ku mulai cumbuan ku dengan menciumi bibir nya dan perlahan turun ke leher nya lalu ku buka kancing naju tante yola satu per satu sambil terus turun ke arah payudara nya.setelah kancing baju nya terbuka semua,ku buka kaitan BH nya dan ku lepaskan BH nya lalu nampak lah dua payudara yang sangat menantang,kira-kira berukuran 36B.setelah itu ku ciumi dan jilati payudara tante yola,lalu ku hisap puting susu nya hingga tante yola merasakan kenikmatan yang luar biasa.

“aaahhhh verrr terus verrr enak bangettt!!!”.desah tante yola.

ketika permainan payudara sudah selesai lalu aku mulai turun ke arah perut lau kujilati perut nya hingga turun ke arah paha tante yola..”arrgghhhh ver kamu benar-benar jagoo banget,enak sekali sayang…arrgghhhh hmmm oouuuwwwhhh.”.tak ku hiraukan teriakan tante yola dan aku terus mengulum kedua puting dan menjilati kedua payudara tante yola bergantian.tak lama kemudian kurasakan vagina tante yola bertambah basah dan tubuh nya mulai bergetar dengan sangat keras lalu di sertai dengan erangan-erangan,akhirnya tante yola merasakan orgasme pertama nya.

pada saat tubuhnya mulai tenang,ku lepaskan cumbuan ku di payudara nya dan langsung ku angkat kedua kaki nya sehinnga kepala ku dengan mudah menuju ke vagina nya.langsung saja ku jilati dan ku kulum vagina tante yola.”aakkkhhhhh gilaaaaa kamu verrr….ini nama nya kamu menyiksa tante dalam kenikmatan,,,,,aarrgghhhhh verrr tante uda gak kuat nih…terus sedot sayang yang kuat sayang…aahhhhhh tusuk dengan jari mu sayang…aarrggghhh tusuk yang kuat,,,arrgggghhhh sayang tante mau keluar lagi nih…arrrggggghhhhh”teriak tante yola dengan nada memohon,lalu tubuh nya bergetar lagi merasakan orgasme kedua yang datang menghampirinya.

ku turuti permintaan nya dengan menusukan jari ku dan ku mainkan jari ku dengan menyentuh dinding vagina tante yola..sesekali ku jilat dan ku gigit itil tante yola…

“aahhh verryyy sayang sodok itil ku yang kuat…aaahhhh yang kuattt..”jeritan tante yola seakan-akan ia tak kuat menahan kenikmatan yang aku berikan.

tak lama kemudian tubuh tante yola ku angkat hingga posisi tante yola kini berada dalam pangkuan ku,dan dalam posisi tante yola sedang menaik turun kan pantat dan menggoyangkan pinggul nya,lalu ku lepaskan rok tante yola dari atas kasur ku lempar entah kemana.sekarang tubuh tante yola benar-benar telanjang dan tidak ada satu helai benang pun yang menempel di tubuh nya.Cerita Sex Terbaru

“aakkkhh ver arghhhh kamu benar-benar kelewatan uda buat tantee kayak gini…terusin sayang arrghhhhh…kamu benar-benar…arggghhhhh,,,arrgghhhh…tante mau keluar lagi…owwhhhh…arggghhh” jerit tante yola dan tubuh nya mulai bergetar lagi mendapatkan orgasme yang ke tiga,dan kurasakan cairan di liarng vagina tante yola bertambah banyak dan kurasakan hangatnya cairan itu.

lalu ku rebahkan tubuh tante yola dan terus ku pompa penis ku didalam nya yang sesekali ku putar-putar pinggul ku,tubuh tante yola tambah bergetar dengan kencang,goyangan dan kocokan penisku juga tambah kencang,lalu ku mainkan jari-jari ku di itil tante yola sambil kurebah kan kepala ku di dada tante yola lalu ku sedot lagi puting tante yola…

lalu sekarang giliran ku yang akan orgasme,”aaargghhh tante aku uda mau keluar nih…aarrggghhhh aku keluar yaa tan”ucap ku.

“iyaa sayang keluarin aja tantee juga sudah gak tahan nih.”jawab tante yola.

tak lama kemudian meledaklah cairan putih yang sangat hangat dari dalam penis ku di dalam vagina tante yola.dan tubuh ku pun bergetar sangat kencang .dan tubuh kami pun sama-sama bergetar dengan hebat nya karena merasakan orgasme yang begitu dahsyat.

setelah itu kami sama-sama mandi dan membersihkan tubuh lalu kami bergegas untuk menyantap makanan yang tadi kami pesan.”verr terima kasih yaa…terima kasih brondong ku…uuuhhhh rasanya tubuhku ringan sekali bagaikan kapas yang terbang di awan,kamu memang pintar sayang”ucap tante yola terhadap ku sambil tersenyum manis.
“ah tante yola bisa aja deh…aku juga nikmat kok tan,getaran vagina tante membuat penis ku terasa ada yang memijit,,hehehe”jawab ku sambil bercanda.

Baca JUga Cerita Sex TOGE PASAR

dan setelah kami makan kami pun tidur bersama untuk memulihkan tenaga yang tadi kami buang.
sememjank itu aku menjadi daun muda kesayangan tante vina dan tante yola.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.

Tante Rissa

Cerita Sex Terbaru | Suatu sore aku iseng kirim SMS ke ponsel Tante Rissa. Sekedar say hello aja sih, soalnya udah lama juga
aku nggak ketemu dia. Isinya singkat, “SORE TANTE, PA KBR NICH?”. Tanpa kuduga Tante Rissa langsung
menelpon balik.
“Hallo..”, sapaku.
“Hai.. bikin kaget aja, kirain siapa?” sahut Tante Rissa di seberang sana.

Cerita Sex Terbaru Tante Rissa

Terdengar ribut sekali, mungkin wanita itu sedang berada keramaian.

“Hahaha.. kirain udah lupa sama aku Tante..”, balasku.
“Nggak dong sayang, eh kamu lagi ngapain nih?” tanya Tante Rissa.
“Yah.. lagi nunggu waktu pulang aja Tante.” jawabku.
“Abis itu mau kemana?” tanya Tante Rissa lagi.
“Ya pulang ke rumah..”, jawabku.

Tante Rissa tidak langsung menjawab. Terdengar suara-suara ribut di belakangnya dan terdengar suara
Tante Rissa yang meladeni mereka.

“Kalo gitu jalan sama aku aja yuk..”, ajak Tante Rissa.
“Ngg.. lain kali deh Tante, kan bukan weekend..”, tolakku agak halus.

Aku tau betul kalau Tante Rissa ngajak jalan pasti ujung-ujungnya nginep. Entah di rumah, di villa atau
di hotel.

“Aduh Yo.. sekali ini deh, kita lagi ada acara nih..”, bujuk Tante Rissa.

Aku masih berusaha menolaknya secara halus. Tante Rissa bilang bahwa ada salah seorang temannya yang
ulang tahun, dan wanita itu ingin kenal dengan aku. Singkat cerita dengan setengah terpaksa aku
mengiyakan ajakan Tante Rissa.

Pada saat Tante Rissa telepon sore tadi, ternyata dia dan beberapa temannya sedang belanja di Plaza
Senayan, dari situ mereka berencana ke tempat karaoke di daerah Pluit. Tante Rissa memintaku menunggu di
Atrium Senen untuk kemudian wanita itu menjemputku dan langsung ke Pluit. Jam tujuh kurang lima belas
aku tiba di Atrium Senen. Aku segera mengontak Tante Rissa. Wanita itu ternyata sedang dalam perjalanan
dan sudah sampai daerah Salemba. Kurang lebih lima belas menit kemudian ponselku berbunyi dan Tante
Rissa memintaku untuk menunggu di lobi agar dia tidak perlu parkir.

Aku bergegas keluar menuju lobi, dan sampai di lobi aku melihat Tante Rissa melambai ke arahku dari
dalam Peugeot 207. Aku segera menghampiri dan masuk ke belakang. Di dalam mobil ada dua wanita lain
selain Tante Rissa.

“Hai.. udah lama Yo?” tanya Tante Rissa.
“Lumayan Tante, dua hari..”, kelakarku.

Ketiga wanita itu tertawa renyah.

“Dasar deh.. oya, kenalin ini teman-temenku, yang ini namanya Shinta dan yang ini Lisbeth..”, Tante
Rissa mengenalkanku pada kedua wanita yang masih asing denganku itu.

Di dalam perjalanan kedua wanita itu cepat akrab denganku. Rupanya Tante Rissa sudah banyak cerita
tentang aku. Dan mereka pun tak segan-segan bercerita tentang kehidupannya. Tante Shinta yang duduk di
sebelahku berusia 35 tahun. Dari wajahnya terlihat kalau ada sedikit darah timur tengah di tubuhnya. Dan
ternyata betul, wanita ini memiliki darah Pakistan. Kulitnya yang putih kemerahan saat itu terbalut baju
terusan tanpa lengan yang panjangnya sampai menutupi setengah pahanya yang mulus. Buah dadanya tidak
terlalu besar, namun pas dengan proporsi tubuhnya yang langsing berisi. Rambut hitamnya yang dipotong
pendek memperlihatkan tengkuknya yang putih.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Tante Lisbeth yang berada di belakang kemudi adalah seorang wanita keturunan Chinese seusia Tante Rissa.
Wajahnya sangat oriental ditambah kulitnya yang putih susu betul-betul memberi daya tarik sendiri di
usianya yang sudah tidak muda lagi. Rambut ikalnya yang dicat coklat muda dibiarkan tergerai setali bra.
Payudaranya yang mungkin berukuran 36 C tampak menonjol dengan tubuh rampingnya.

Butuh lebih dari setengah jam untuk sampai ke Pluit karena macet. Setelah memarkir mobil Tante Lisbeth
menelpon seseorang. Aku tidak tau apa yang dibicarakan, tapi kelihatannya sekedar konfirmasi bahwa kami
sudah ada di tempat. Kemudian kami berempat langsung menuju tempat karaoke yang dimaksud. Aku belum
pernah ke tempat ini. Kadang memang aku suka ke karaoke, namun tempat karaoke yang satu ini kayaknya
lebih privat. Begitu masuk lobi, Tante Rissa dkk langsung disambut dengan baik oleh resepsionisnya.
Kelihatannya Tante Rissa dkk sudah sering ke tempat ini.

“Irene udah dateng belum?” tanya Tante Rissa pada resepsionis itu.
“Udah, katanya udah ditunggu dari tadi.” jawab si resepsionis.

Kemudian kami berempat langsung menuju ruangan yang ditunjuk si resepsionis.

“Haaii.. happy birthday..”.

Ketiga wanita tersebut berteriak-teriak ribut begitu memasuki ruangan karaoke. Di dalam ada seorang
wanita yang disebut-sebut Irene tadi. Wanita itu tampak ceria sekali menyambut kedatangan teman-
temannya. Usianya mungkin sebaya Tante Rissa. Tubuhnya tinggi semampai dengan kulit yang putih mulus.
Wajahnya imut sekali untuk ukuran Ibu-Ibu seusianya. Rambut coklatnya yang dipotong pendek sebahu
disisir rapi ke belakang. Baju terusan warna perak yang dikenakannya semakin membuat wanita itu terlihat
elegan.Cerita Sex Terbaru

“Rio, kenalin nih.. yang punya acara.” seru Tante Rissa kepadaku.

Aku tersenyum menghampiri Tante Irene yang duduk di sofa. Wanita itu tersenyum manis sekali. Aku
menyalami tangannya yang halus dan lembut.

“Oo.. ini yang namanya Rio..”, serunya.

Aku tersenyum.

“Iya, kan tadi katanya Tante pengen aku dateng..”, aku sedikit menggodanya.

Tidak kusangka wajah Tante Irene bersemu merah. Ketiga temannya tertawa menggoda wanita itu. Suasana pun
tiba-tiba menjadi cair dan akrab sekali. Tante Rissa, Tante Shinta dan Tante Lisbeth tak henti-hentinya
menggoda Tante Irene, seperti anak ABG yang main jodoh-jodohan.

Suasana tiba-tiba “dirusak” oleh pintu ruangan yang tiba-tiba terbuka.

“Hai.. hai.. hai.. sori ya kelamaan tadi aku.. ups..”, tiba-tiba masuk seorang wanita yang juga sebaya
mereka sambil menjinjing dua kardus berukuran sedang, sambil berteriak-teriak.

Namun teriakannya berhenti begitu melihat ada aku. Mungkin dia pikir siapa orang asing ini.

“Makanya kalo masuk ketok dulu dong..”, seru Tante Lisbeth sambil tertawa.

Wanita yang baru masuk itu masih tampak kebingungan.

“Ini lho Rio yang tadi kita bilang bakal ikutan party bareng kita. Kan kamu sendiri yang bilang nggak
seru kalo full ladies party”, Tante Rissa mencoba menjelaskan.

Wanita itu tiba-tiba tersenyum seraya menghampiriku, dan mengulurkan tangannya.

“Bilang dong dari tadi.. bikin aku kaget aja, kirain mata-matanya si gendut..”, keempat wanita itu
terbahak-bahak mendengar jawaban si wanita yang baru masuk.

Ternyata yang dimaksud si gendut adalah suaminya. Wanita itu menyalamiku dengan ramah. Namanya Yola.
Tante Yola satu-satunya yang berbeda di antara wanita-wanita yang ada di situ. Tingginya sekitar 168
dengan berat yang proporsional. Rambutnya hitam legam panjang terurai hampir sepinggang dengan potongan
lancip dan ngetrap. Yang paling membedakan adalah warna kulitnya yang hitam seperti orang-orang Afrika.
Dan meskipun make up yang dikenakannya agak aneh menurutku (bayangkan saja dengan kulit yang hitam legam
dia pakai lipstik warna hitam), namun terlihat pantas dan cantik.

Acara pun dimulai. Ruangan itu jauh lebih besar dibandinga ruangan-ruangan karaoke yang pernah aku
datangi. Mungkin besarnya sebesar kamar hotel ukuran family room. Sebuah wide screen 50 inci terpampang
di salah satu sudut. Di seberangnya ada sebuah sofa besar berbentuk setengah lingkaran tempat dimana
kami duduk. Di tengah sofa ada meja yang cukup besar dengan beberapa katalog lagu dan mikrofon di
atasnya.

Acara dimulai dengan memilih lagu Happy Birthday pada mesin pemilih lagu. Tante Yola membuka kardus yang
tadi dibawanya. Ternyata isinya kue ulang tahun berukuran mini. Tante Rissa dan Tante Shinta membantu
memasang lilin di atasnya. Sedang Tante Lisbeth menyiapkan pemantik api untuk menyalakan lilin tersebut.
Tante Yola juga mengeluarkan beberapa botol minuman yang dibawanya. Aku tidak tau itu minuman apa tapi
sepertinya yang jelas minuman beralkohol.

Keempat wanita tersebut dan aku mulai menyanyikan lagu Happy Birthday mengikuti lagu yang dimainkan di
layar wide screen. Meski cuma berenam namun terasa meriah dan aku bisa merasakan kebersamaan mereka
sebagai sahabat Tante Irene. Tante Irene yang berulang tahun terlihat tersenyum bahagia. Dan ketika lagu
selesai wanita itu tak bisa menyembunyikan rasa harunya. Matanya terlihat menggenang dan beberapa tetes
air mulai turun dari ujung matanya.Cerita Sex Terbaru

“Aduuhh.. thanx banget ya.. Kamu semua tuh emang teman-teman aku yang paling top deh..”, Tante Irene
memeluk dan mencium pipi mereka satu persatu. Begitu juga dengan aku.
“Thanx ya Yo, meskipun belum kenal kamu mau dateng ke sini.. mmuaachh..”, Tante Irene mencium pipiku.
Aku balas mencium pipinya seperti dilakukan keempat sahabatnya.
“Sama-sama Tante, aku juga seneng bisa punya teman baru..”, jawabku.
“Ayo dong, sekarang tiup lilinnya..”, seru Tante Shinta seperti nggak sabar.

Tante Irene tersenyum. Kemudian wanita cantik itu meniup lilin berjumlah 36 buah yang tertancap di atas
kue. Kami yang lain pun bertepuk tangan.

Acara berikutnya makan kue ulang tahun sambil berkaraoke. Masing-masing menyumbang satu lagu untuk Tante
Irene. Secara bergiliran kami bernyanyi. Kadang kala berduet. Sementara yang tidak bernyanyi asyik
menikmati kue ulang tahun dan minuman. Ternyata betul yang dibawa Tante Yola tadi minuman beralkohol.
Aku nggak tau jenis-jenisnya karena aku memang tidak suka minum. Tante Irene rupanya memperhatikan hal
itu.

“Rio kok kamu nggak minum-minum sih dari tadi?” tanyanya seraya merangkul pundakku. Aku tersenyum.
“Nggak Tante, aku nggak suka minum..”, jawabku. Tante Irene menunjukkan wajah cemberut yang dibuat
manja.
“Kenapa? Gitu ya sama aku..”, rajuknya. Aku tertawa.
“Aduh sori Tante, bukannya aku nggak hargain Tante, tapi emang nggak doyan..”, jawabku lagi.
“Uuhh.. dasar, ya udah kamu pesen minuman lain gih di luar, tapi ada hukumannya lho.” ujar Tante Irene
sambil bergelayut di bahuku.
“Hukumannya apa Tante?” tanyaku penasaran.
“Kamu nyanyi bareng aku ya..”, pintanya.

Aku tersenyum sambil mengiyakan. Yang lain pun setuju. Kami pun nyanyi bareng.

Jam sudah menunjukkan jam sembilan lewat. Suasana mulai tidak terkontrol. Kelima wanita yang mulai mabuk
itu mulai bernyanyi-nyanyi dengan ngaco. Aku sendiri heran melihat mereka yang sejak tadi minum alkohol
seperti minum air mineral saja. Entah sudah berapa botol yang dihabiskan. Suara mereka yang tadinya
cukup bagus mulai fals dan liriknya pun ngelantur. Yang ada hanya suara tawa dan teriak-teriakan.

Lebih parah lagi mereka mulai memilih lagu-lagu dari katalog berlabel “Adult”. Dan aku baru tahu bahwa
di katalog itu semua lagu ditampilkan dengan videoklip yang full pornografi. Mulai dari tarian-tarian
telanjang sampai adegan persetubuhan. Kebanyakan isinya memang lagu-lagu disco. Dan kelima wanita itu
mulai kehilangan rasa sungkannya, termasuk Tante Irene yang awalnya terlihat malu-malu. Dengan cueknya
mereka bernyanyi sambil berdiri dan menggoyang-goyangkan tubuhnya. Tak jarang mereka sampai naik ke atas
meja sambil menari-nari erotis. Kadang mereka pun menggodaku dengan memperlihatkan sebagian sex
appealnya. Birahiku pun mulai naik. Namun aku masih belum berani berbuat apa-apa. Aku masih berpikir
bahwa ini hanyalah pesta ulang tahun.

Dugaanku benar. Kegilaan itu berakhir dengan cukup wajar. Mereka mulai capek, atau lebih tepatnya bosan.
tak terasa sudah hampir jam sebelas. Aku melihat mereka berkemas-kemas. Huh.. akhirnya aku bisa pulang.
Bukannya aku tidak menikmati acara mereka, tapi masalahnya besok adalah hari kerja. Nggak lucu kan kalau
sampai ngantuk di kantor. Namun dugaanku meleset. Dari tempat karaoke acara berlanjut di rumah Tante
Irene. Aku setengah mati mencari alasan untuk menolak, namun bujukan dan rayuan kelima wanita itu
membuatku tak kuasa menolaknya. Singkat cerita aku pun “terjebak”, dalam Peugeot 207 Tante Lisbeth
menuju rumah Tante Irene di daerah Muara Karang. Aku nggak tau acara apa lagi yang akan digelar. Paling
aku bengong melihat mereka mabuk lagi.

Sampai di rumah Tante Irene, kami langsung diajak ke living room yang cukup besar. Di living room itu
ada satu set home theater yang di temani bantal-bantal berukuran besar. Kelima wanita yang sudah
setengah mabuk itu dengan enaknya duduk dan tiduran di living room itu.

“Ren, masih pengen goyang nih..”, seru Tante Yola.
“Sabar dong Bu, ini juga lagi disiapin..”, jawab Tante Irene sambil mempersiapkan sesuatu dengan DVD-
nya.

Dan lagi-lagi sajian yang tadi kulihat di tempat karaoke terulang lagi. Rentetan videoklip dengan aneka
adegan seks diiringi musik-musik disco yang menghentak. Bagai kena sihir kelima wanita yang sudah
setengah mabuk dan kupikir sudah kehabisan tenaga itu kembali “on”, dan asyik bergoyang erotis tak
karuan.

Setelah puas bergoyang, mereka kembali tergeletak di lantai berlapis karpet tebal itu. Tiba-tiba Tante
Irene bergegas ke arah dapur. Tak lama kemudian wanita itu kembali ke living room, lagi-lagi dengan
botol-botol minuman beralkohol. Keempat sahabatnya dengan buas langsung menyambar botol-botol minuman
itu seperti serigala kelaparan. Lagi-lagi aku geleng-geleng melihat mereka yang minum air-air api itu
seperti minum air putih saja. Lama-lama aku bete juga meski pada awalnya aku senang karena bisa
menikmati tarian erotis mereka.

“Hello ladies.. mau ngapain lagi nih, aku bosen..”, seruku tiba-tiba.
“Iya nih.. ngapain ya yang asyik..”, timpal Tante Lisbeth.
“Aha.. gue tau, main truth or dare aja yuk..”, usul Tante Yola.

Keempat wanita yang lain langsung bersorak ribut tanda setuju. Jantungku tiba-tiba berdebar. Aku belum
pernah main truth or dare sebelumnya.

“Oke.. oke.. bentar ya..”, seru Tante Irene sambil berjalan ke arah kamarnya.

Tak lama wanita cantik itu keluar dengan membawa satu Pak kartu remi. Dengan jujur aku bilang pada
mereka bahwa aku belum pernah main truth or dare. Mereka tertawa terbahak-bahak seolah mencibir aku.

“Sini Yo, aku ajarin..”, kata Tante Yola.

Tante Yola pun menjelaskan. Ternyata seperti permainan lucky draw. Dalam satu Pak kartu itu ada 2 joker.
Joker hitam putih berarti kartu “truth”, dan joker berwarna berarti kartu “dare”. Kartu-kartu itu
dibagikan ke semua pemain dengan jumlah tertentu. Jika ada pemain yang mendapatkan kartu “truth”, maka
dia harus menceritakan salah satu pengalaman seksnya dengan detil. Dan jika si pemain mendapat kartu
“dare”, maka dia harus bersedia melepas salah satu atribut yang melekat di tubuhnya, bisa pakaian atau
aksesoris. Itu permainan truth or dare versi Tante Yola. Aku tidak tau apakah sama dengan permainan
truth or dare pada umumnya.Cerita Sex Terbaru

Permainan pun dimulai. Kami berenam duduk membentuk lingkaran. Kelima wanita itu ditemani botol-botol
minumannya, hanya aku saja yang ditemani segelas orange juice. Tante Yola yang pertama kali mengocok
kartu membagikan kepada kami. Aku melihat kartu-kartu yang dibagikan kepadaku. Jantungku semakin
berdebar. Kami semua mengangkat kartu dan memeriksanya. Semuanya senyum-senyum sendiri.

“Oke, buka!” seru Tante Yola.

Kami pun langsung meletakkan kartu di atas lantai dalam keadaan terbuka. Tante Yola memeriksa kartu-
kartu kami.

Ternyata tidak ada satupun yang mendapat kartu “truth”, atau kartu “dare”. Permainan diulang lagi. Kartu
dikocok dan dibagikan.

“Oh.. shit..!” tiba-tiba Tante Shinta berteriak. Kami pun mulai tertawa-tawa.
“Oke buka!” seru Tante Yola lagi.

Dan betul, Tante Shinta kebagian mendapat kartu “dare”. Artinya wanita itu harus melepas salah satu
atribut yang melekat di tubuhnya. Dan karena satu-satunya pakaian luar yang dikenakan adalah gaun
terusan, aku pikir wanita itu akan melepas gaunnya atau perhiasan yang melingkari bagian-bagian
tubuhnya. Namun dalam keadaan mabuk rasanya mustahil kalau Tante Shinta hanya berani melepas
perhiasannya.

Dugaanku meleset! Tante Shinta tidak melepas gaun terusannya, dan tidak juga perhiasannya. Lebih gila
dari yang kuduga, wanita itu langsung melepas celana dalamnya yang dapat dicopotnya dengan mudah dari
bawah terusannya.

“Woowww..”, keempat wanita yang lain bersorak dan bertepuk tangan.

Aku pun ikut bertepuk tangan. Permainan pun berlanjut. Karena memegang kartu “dare”, otomatis Tante
Shinta juga yang mengocok kartunya. Putaran kedua, Tante Yola mendapat kartu “truth”, dan Tante Irene
mendapat kartu “dare”. Tante Yola pun bercerita tentang perselingkuhannya dengan salah seorang eksekutif
muda yang dikenalnya di kafe. Ternyata Tante Yola pandai sekali bercerita dengan detil. Kami sampai
horny mendengarnya. Setelah selesai bercerita, giliran Tante Irene yang harus melepas atributnya. Wanita
itu melepas stocking semi transparan yang sejak tadi membungkus kakinya. Gila, ternyata kakinya lebih
putih dari yang kulihat. Aku tak menyangka kalau tadi Tante Irene mengenakan stocking, karena kulihat
paha Tante Irene sudah putih.

Putaran berikut hanya keluar kartu “truth”. Tante Rissa yang mendapat kartu tersebut malah bercerita
saat berselingkuh dengan aku. Lucu sekali, keempat sahabatnya mendengar cerita Tante Rissa sambil
sesekali senyum-senyum dan melirik ke arahku. Berikutnya aku mendapat kartu “dare”, dan Tante Shinta
mendapat kartu “truth”. Tante Shinta pun bercerita tentang pengalaman selingkuhnya dengan kakak iparnya
yang masih keturunan Pakistan asli. Selesai tante Shinta bercerita, aku pun tanpa beban melepas kemeja
yang melekat di tubuhku diiringi sorakan kelima wanita itu. Selanjutnya Tante Yola mendapat kartu
“dare”. Wanita itu melepas celana suteranya hingga terlihat kakinya yang hitam legam, namun mulus.

Permainan bergulir terus. Satu persatu pakaian-pakaian yang melekat di tubuh kami mulai terlepas. Dan
aku heran kenapa tak satupun dari mereka yang melepas perhiasannya. Mereka lebih rela melepas pakaiannya
ketimbang mencopot gelang emasnya.

Tante Lisbeth yang lebih dulu tampil tanpa sehelai benang pun. Birahiku semakin naik ketika menyaksikan
wanita bertubuh putih mulus itu melepas celana dalamnya yang menjadi pembungkus tubuhnya yang terakhir.
Gila, betul-betul mulus. Meskipun terlihat sedikit lemak di beberapa bagian namun secara keseluruhan
betul-betul membuat gairahku naik.

Orang kedua yang “terpaksa”, tampil bugil adalah Tante Shinta. Wanita ini sedikit aneh karena sejak awal
malah melepas pakaian dalamnya lebih dulu. Sehingga begitu wanita ini melepas gaun terusannya, tubuh
mulusnya langsung terlihat jelas. Dan aku terkejut sekali melihat sesuatu yang berkilat di tengah-tengah
kemaluannya yang hanya berbulu sedikit itu. Ooppss.. ternyata Tante Shinta memasang anting di bibir
kemaluannya. Berikutnya yang jadi korban adalah Tante Yola. Baru kali ini aku melihat wanita berkulit
hitam legam dalam keadaan telanjang bulat di depan mataku. Ternyata sexy juga. Apalagi tubuh Tante Yola
sangat mulus dan terawat.

Permainan selesai ketika Tante Shinta tidak memiliki apa-apa lagi untuk dilepas. Aksesoris yang melekat
di tubuh bugilnya satu persatu pun lepas. Permainan pun selesai.

“Asyiikk.. aku yang menang..”, seru Tante Rissa kegirangan.

Di akhir permainan hanya wanita itu yang masih berpakaian cukup “lengkap”. Bra, celana dalam dan
stocking hitam masih melekat di tubuhnya yang putih mulus. Aku sendiri hanya menyisakan selembar celana
dalam. Tante Irene juga hanya bercelana dalam saja, sementara payudaranya yang masih bulat dan montok
itu terayun-ayun sejak tadi.

“Uuuhh.. dasar, curang ah.. curang..”, seru Tante Shinta sambil merajuk.
“Iya nih nggak adil, ayo buka semuanya..”, timpal Tante Lisbeth.

Tiba-tiba ketiga wanita yang sudah bugil itu menghampiri Tante Rissa.

“Ehh.. ehh.. apa-apaan nih, curang ah..”, seru Tante Rissa. Wanita itu kelabakan ketika Tante Lisbeth,
Tante Shinta dan Tante Yola mengepung dan menelanjanginya. Aku dan Tante Irene tertawa menyaksikan
pemandangan itu.

Tante Rissa sampai merangkak-rangkak menghindari Tante Lisbeth yang bernafsu menangkapnya. Tante Yola
yang mendekapnya dari belakang dengan mudah melepas bra yang menutup payudara Tante Rissa. Sementara
Tante Shinta berusaha menarik celana dalam yang melingkari selangkangan Tante Rissa.

Akhirnya wanita itu tak kuasa menahan “amukan”, ketiga sahabatnya. Dalam waktu singkat, kondisinya pun
tak jauh beda dengan ketiga temannya yang lebih dulu bugil. Aku dan Tante Irene sampai sakit perut
karena tertawa terpingkal-pingkal.

“Eit.. jangan seneng dulu, sekarang giliran kalian..”, seruan Tante Lisbeth tiba-tiba menghentikan
tawaku dan Tante Irene. Kami berdua saling berpandangan.

“Kabur..!” seruku.

Kemudian kami berdua pun berlari berpencar. Tante Irene masuk ke dalam kamarnya dan aku lari ke ruang
tamu.Cerita Sex Terbaru

Tante Rissa dan Tante Yola mengejar tante Irene ke dalam kamar, sedangkan Tante Lisbeth dan Tante Shinta
mengejarku ke ruang tamu.

Setelah berkali-kali muter-muter di meja tamu, akhirnya aku pasrah di salah satu sudut sofa. Setengah
meronta, aku merelakan Tante Shinta meloroti celana dalamku, sementara Tante Lisbeth memegangin kedua
tanganku. Aku pun mendengara suara teriakan-teriakan yang seru dari dalam kamar Tante Irene.

Tante Shinta dan Tante Lisbeth lantas menggeretku ke dalam kamar Tante Irene. Di dalam aku melihat tubuh
molek Tante Irene yang tergeletak pasrah di atas ranjang dengan kedua tangannya dipegangi Tante Rissa
dan Tante Yola. Tante Shinta dan Tante Lisbeth lantas menghempaskan tubuhku ke atas ranjang. Mereka
tertawa-tawa.

“Nah kalo gini kan adil hihihihi..”, seru Tante Lisbeth.

Aku tak ingat siapa yang memulai yang jelas detik berikutnya canda tawa itu berubah menjadi ajang pesta
orgy di antara kami.

Tante Shinta memeluk tubuhku yang tergeletak di ranjang. Kemudian dengan penuh nafsu wanita itu langsung
melumat bibirku tanpa kompromi. Sementara di bawah sana aku merasakan basahnya lidah Tante Lisbeth dan
Tante Irene yang asyik menjilati batang penisku yang sudah tegang sejak tadi. Ugghh.. nikmat sekali.

Sambil berciuman, aku melirik Tante Rissa dan Tante Yola yang asyik berduaan. Tante Rissa yang bersandar
di ranjang membiarkan kemaluannya dilumat Tante Yola. Aku melihat pemandangan itu dengan penuh nafsu.

Sementara Tante Shinta sudah asyik menjilati leher, telinga dan dadaku. Nafsu yang semakin memuncak
menuntunku untuk meraih tangan Tante Rissa yang mulus itu. Aku jilati jemarinya yang lentik. Tante Rissa
yang mengetahui hal itu langsung membalikkan tubuhnya ke arahku dan kami pun asyik berciuman.

“Mmmhh.. ssllpp.. mmhh.. nggak nyesel kan ikutan sama kita-kita hihihi.. mm..”, seru Tante Rissa di
sela-sela lumatan bibirnya.

Aku hanya bisa mengangguk. Kulihat Tante Yola masih asyik menjelajahi daerah sensitif Tante Rissa.

Tiba-tiba Tante Irene meninggalkan Tante Lisbeth yang sedang asyik melumat penisku. Kulirik wanita itu
keluar kamar. Tak lama kemudian Tante Irene kembali dengan beberapa sex toy. Keempat wanita yang sedang
asyik orgy denganku tiba-tiba beralih perhatian kepada Tante Irene.

“Hei.. hei.. liat nih aku bawa apa..”, seru Tante Irene.

Keempat sahabatnya menyambut dengan penuh nafsu.

“Aahh.. ini dia yang ditunggu-tunggu..”, mereka bersorak ribut sekali.

Tante Irene langsung menghamparkan alat-alat itu di atas ranjang. Aku melihat ada beberapa vibrator
dengan berbagai bentuk, berikut dengan cairan pelicinnya. Ada juga alat yang baru kali ini aku lihat.
Seutas tali yang panjangnya kira-kira setengah meter, dan di sepanjang tali itu ada beberapa bola kecil
dari bahan gel padat tersusun dengan jarak yang sama. Ada yang bolanya sebesar kelereng, dan ada juga
yang bolanya sebesar bola golf. Di ujung tali ada kotak seukuran pemantik api dengan beberapa tombol
kecil. Aku sama sekali tidak mengerti apa gunanya.

Kelima wanita itu berebutan memilih alat yang mereka suka. Tante Rissa mengambil sebuah vibrator dengan
warna pink transparan. Panjangnya kira-kira 20 centimeter. Lentur sekali sehingga bisa melenting ke
segala arah.

Kemudian dengan gaya yang erotis dan dibuat-buat, Tante Rissa mengambil sebotol cairan pelicin dan
meneteskannya ke ujung vibrator itu. Terlihat cairan itu menjalar ke beberapa bagian vibrator.

“Heii.. who wants to be the first..”, serunya kepada keempat sahabatnya.

Tante Irene yang paling antusias.

“Aahh.. aku dulu dong..”, seru Tante Irene.

Wanita itu lantas merebahkan tubuh mulusnya di atas ranjang dengan posisi telentang, sementara kedua
kakinya yang putih dibukanya lebah-lebar. Sambil tersenyum Tante Rissa menghampiri vagina Tante Irene
yang hanya ditumbuhi sedikit bulu itu.

“Hmm.. vibratornya sih udah licin, tapi pasti lebih asyik kalo pake pelicin yang alami.. mmhh..
ssllpp..”, Tante Rissa langsung menjilati vagina Tante Irene dengan buas.

Yang dijilat spontan terkejut. Tubuhnya mulai menggelinjang menahan rasa nikmat.

Tante Yola yang berada tak jauh dari Tante Irene mengambil sehelai bulu angsa, kemudian digelitiknya
tubuh Tante Irene dengan bulu itu. Tentu saja Tante Irene semakin kelojotan.

“Ssshh.. aahh.. oohh kamu gila ya La.. sshh..”, bibir sexynya tak henti-henti mengerang menahan nikmat.

Tante Yola yang melihat bibir Tante Irene terbuka langsung melumatnya dengan bibirnya yang masih tersapu
lipstik warna gelap itu. Uhh.. betul-betul pemandangan yang membuat urat nafsuku semakin naik.

Tiba-tiba Tante Shinta mengambil seutas tali yang diselingi butiran-butiran yang kulihat tadi. Aku jadi
penasaran, gimana sih menggunakan alat yang ini. Tante Shinta kemudian mengangkat sebelah kaki Tante
Yola. Wanita berkulit hitam itu melirik sebentar dan tersenyum.

“Oowww.. not that toy again Shin..”, serunya manja.

Tante Shinta tak peduli. Dibasahinya tali berbutir itu dengan cairan pelicin, kemudian satu demi satu
Tante Shinta memasukkan butiran-butiran sebesar bola golf itu ke dalam vagina Tante Yola.

“Ughh..”, desah Tante Yola setiap kali butiran itu dimasukkan ke dalam vaginanya.
Setelah seluruh butiran yang berbaris di tali itu masuk ke dalam vagina Tante Yola, Tante Shinta mulai
memainkan tombol-tombol yang ada di ujungnya.

“Aaahh.. Shintaa.. sshh..”, tiba-tiba Tante Yola menggelinjang cukup hebat.

Keempat sahabatnya cekikikan melihat reaksinya, termasuk Tante Irene yang sedang dioral oleh Tante
Rissa. Aku baru mengerti cara kerja alat itu. Tante Shinta tampak asyik sekali ngejain Tante Yola. Aku
pun mulai tak tahan untuk ikut bergabung. Tante Shinta yang asyik ngerjain Tante Yola tampaknya agak
“lengah”, dengan tubuhnya. Dengan birahi yang sudah ke ubun-ubun, aku langsung memeluk kedua belah paha
Tante Shinta yang mulus, dan langsung menyambar vagina yang masih rapat itu dengan lidahku.

Tante Shinta hanya menengok sejenak dan mengusap-usap kepalaku sambil tersenyum. Kemudian wanita itu
asyik lagi dengan permainannya. Aku semakin bernafsu melumat vagina Tante Shinta yang kenyal itu. Ughh..
betul-betul nikmat. Sementara Tante Lisbeth yang sedari tadi berada di dekatku mulai merayapi pahaku.
Ahh.. lembut sekali kulitnya. Aku bisa merasakannya di sekujur kakiku. Hingga akhirnya wanita keturunan
Chinese itu menggenggam batang penisku yang sudah sejak tadi tegang. Dijilatinya buah pelirku. Hmm..
lidah Tante Lisbeth betul-betul lihay.

Sesekali kulirik Tante Yola yang kelojotan setiap kali butiran sebesar bola golf itu dikeluarkan dari
liang kewanitaannya. Atau wajah Tante Irene yang tak henti-hentinya mengerang menahan rasa nikmat yang
luar biasa. Kelihatannya Tante Rissa lihai sekali memainkan vibrator tersebut. Kulihat daerah
selangkangan Tante Irene sudah banjir oleh air kewanitaannya. Kami betul-betul bercampur tanpa batas.
Dan satu-satunya yang sadar di ruangan itu hanya aku, sisanya sudah mabuk oleh minuman-minuman yang
mereka tegak sejak tadi.

Aku tidak bisa bercerita dengan detil di sini karena betul-betul banyak hal dan variasi yang kami
lakukan. Mungkin aku hanya bisa cerita hal-hal yang kuingat dengan jelas. Seperti misalnya ketika kedua
tangan Tante Rissa dipegangi oleh Tante Yola dan Tante Irene, sementara Tante Shinta dan Tante Lisbeth
asyik ngerjain wanita cantik itu dengan tali-tali berbutirnya. Tante Shinta memegang tali berbutir yang
butirannya sebesar bola golf, sementara Tante Lisbeth memegang tali berbutir yang lebih kecil. Aku
sendiri dengan liar menjilati setiap jengkal tubuh Tante Rissa. Desahan dan erangan tak henti-hentinya
keluar dari bibir wanita itu.

Seperti yang dilakukan pada Tante Yola tadi, Tante Shinta memasukkan satu demi satu butiran-butiran
sebesar bola golf itu ke dalam vagina Tante Rissa dan kemudian menyalakan penggetarnya. Pada saat yang
sama juga Tante Lisbeth memasukkan butiran-butiran yang hanya sebesar kelereng itu ke dalam lubang
pantat Tante Lisbeth, dan kemudian menggetarkannya. Uhh.. aku tidak bisa membayangkan rasa nikmat yang
dialami Tante Rissa. Pasti asyik sekali. Tubuhnya betul-betul menggelinjang, aku saja sampai kerepotan
menjilatinya.Cerita Sex Terbaru

“Aaakhh.. pada gila ya.. oohh stop.. please.. stop.. cukup.. uugghh..”, Tante Rissa terus mengerang
keasyikan, namun kami tidak perduli. Dan kulihat vagina Tante Rissa betul-betul membanjir.
“Uuuhh.. banjiirr boo”” seru kelima wanita itu.

Mereka bersorak ribut sekali. Pada saat itu aku sendiri juga tidak merasa sebagai laki-laki yang
melayani nafsu seks lima wanita itu. Entah kenapa aku juga merasa menjadi bagian dari mereka, seolah-
olah aku wanita yang ikut dalam pesta lesbian.

Tante Rissa betul-betul lemas. Entah berapa banyak cairan yang keluar dari vaginanya. Yang aku ingat
keempat sahabatnya dan aku betul-betul liar menjilati cairan yang terus menerus keluar dari vagina Tante
Rissa. Bahkan kami sampai bertukar-tukar, seperti misalnya aku sudah mengulum cairan yang kujilati dari
vagina Tante Rissa, kemudian aku membagikannya ke dalam mulut Tante Irene lewat mulutku. Demikian juga
yang lain. Betul-betul gila.

Ternyata yang “dipelonco”, bukan hanya Tante Rissa. Kesempatan berikutnya giliran Tante Yola yang
diperlakukan sama. Dan gilanya Tante Rissa setelah lemas dipelonco tadi seperti tidak ada apa-apa saja.
Wanita itu kembali bernafsu ikut ngerjain Tante Yola. Uhh.. wanita berkulit hitam itu betul-betul
meronta seperti kesetanan. Apalagi ketika tali berbutir digetarkan di dalam vaginanya. Ranjang Tante
Irene sampai goyang-goyang tak karuan.

Berikutnya giliran Tante Lisbeth. Wanita yang pada awalnya terlihat sok cool ini akhirnya tak kuasa juga
melepas rasa nikmatnya dengan menjerit keras-keras. Selama mengikuti permainan mereka sejak tadi entah
kenapa aku sama sekali tidak berhasrat memasukkan penisku ke dalam vagina salah satu dari mereka. Bahkan
untuk melakukan masturbasi di depan mereka juga tidak. Aku seperti hanyut dalam permainan.

Kemudian pada saat giliran Tante Shinta, wanita-wanita itu seperti mendendam. Tante Shinta yang
dikerjain paling lama dan semua alat digunakan kepada wanita itu. Dimulai dengan vibrator biasa,
kemudian tali berbutir, dan lain-lain sampai terakhir vibrator elektrik. Vagina Tante Shinta betul-betul
banjir. Huh.. baru kali ini aku melihat wanita-wanita mengalami multi orgasme sampai separah itu.

Berikutnya giliran Tante Irene. Wanita ini mendapat perlakuan spesial sebagai hadiah ulang tahunnya.
Tidak hanya dikerjain seperti nasib sahabat-sahabatnya, tapi Tante Irene juga melakukan “persetubuhan”,
dengan keempat wanita yang lain. Aku pikir inilah saatnya aku menikmati permainan yang sesungguhnya.

Dimulai dari Tante Yola yang mengenakan celana dalam yang di bagian depannya ada vibratornya. Kami duduk
mengelilingi Tante Yola dan Tante Irene yang “bersetubuh”, seperti pasangan normal saja. Berikutnya
gantian Tante Shinta, Tante Lisbeth dan Tante Rissa. Akhirnya tiba juga giliranku untuk menikmati
hangatnya vagina. Sambil berdiri dengan lutut, aku bersiap memasukkan batang penisku yang sudah keras
itu ke dalam vagina Tante Irene.

Tiba-tiba dari arah belakang Tante Rissa menarik tubuhku sebelum aku sempat memasukkan batang penisku ke
vagina Tante Irene.

“Ehh.. kenapa Tante..”, seruku.

Tante Rissa tertawa nakal diiringi cekikikan wanita yang lain. Tiba-tiba dengan sigap kelima wanita itu
mengepungku dan dalam waktu singkat aku sudah terpasung di atas ranjang dengan kedua tangan dan kaki
yang terikat. Oh.. gila, apalagi ini.

Kemudian Tante Irene menghampiriku.

“Kayaknya kamu perlu ini deh sayang biar kamu bisa ngimbangin kita-kita.. hihihi.. mmhh..”, Tante Irene
tiba-tiba mencium bibirku dan aku merasakan wanita itu memindahkan beberapa butir pil dari dalam
mulutnya ke mulutku.
Mau tak mau aku menelan pil yang aku tidak tau pil apa itu.

“Apa nih Tante?” seruku setelah pil yang kira-kira berjumlah lima butir itu kutelan. Tante Irene
tersenyum.
“Obat kuat hihihi..”, jawabnya.
“Eh siapa duluan nih?” seru Tante Rissa tiba-tiba.
“Kasi yang ultah aja dulu, kan Rio udah minum itu, pasti staminanya gak turun deh hihihi..”, celetuk
Tante Lisbeth.

Keempat sahabatnya setuju. Kelihatannya Kelima wanita itu ingin menggilir penisku bergantian. Ughh.. aku
sedikit nggak pede, apa iya aku mampu. Sekarang aja rasanya udah mau orgasme sejak bergumul dengan
mereka tadi. Tapi mungkin pil yang disuapkan Tante Irene tadi bisa membantu.

Tante Irene kemudian mulai menjilati batang penisku yang sudah keras. Mungkin ukurannya sudah mencapai
maksimal Urat-uratnya sudah mulai kelihatan. Sebetulnya penisku berukuran biasa saja. Entah kenapa mata
Tante Irene betul-betul bernafsu sekali melihatnya. Lidahnya lincah sekali menjelajahi penis dan
selangkanganku. Keempat wanita yang lain duduk mengelilingi sambil bersorak.

Setelah puas menjilati dan mengulum penisku, kemudian wanita itu mulai jongkok di atas tubuhku.
Digenggamnya batang penisku dan perlahan-lahan tubuhnya mulai turun. Ughh.. aku merasakan nikmat ketika
ujung penisku menyentuh bibir vagina Tante Irene. Sedikit demi sedikit dan akhirnya.. bless.. penisku
pun amblas ke dalam vagina Tante Irene. Wanita itu memutar-mutar pinggulnya. Alamak.. nikmatnya luar
biasa.

Seharusnya penisku sudah memuntahkan sperma sejak Tante Irene memasukkan vaginanya tadi, namun entah
kenapa spermaku tak kunjung keluar. Padahal penisku sudah berdenyut-denyut. Hampir dua puluh menit Tante
Irene menggoyangkan pinggul, pinggang dan pantatnya. Dengan posisi duduk, tiduran, hingga akhirnya aku
mulai merasa spermaku ingin keluar.

“Ssshh.. aahh Tante.. udah mau keluar nih..”, seruku di tengah-tengah desahan menahan rasa nikmat.

Tante Irene tersenyum manja. Wanita itu sudah sejak tadi orgasme berkali-kali di atas tubuhku.

“Ya udah, bareng ya.. sshh..”, aku betul-betul memuncak. Sebentar lagi aku merasa akan meledak.

Tiba-tiba Tante Lisbeth menghampiri kami dan berjongkok di belakang tubuh Tante Irene yang sedang naik
turun.

Aku nggak tau apa yang diperbuatnya. Sekilas kulihat Tante Irene tersenyum dan Tante Lisbeth memeluknya
dari belakang. Kulihat payudara Tante Irene yang montok itu diremas-remas. Ahh.. pemandangan itu semakin
membuat nafsuku naik.

“Riioo.. I”m cumming.. sshh.. oohh..”, Tante Irene pun mencapai orgasme untuk kesekian kali. Dan cairan
kewanitaan yang membanjiri penisku pun memacu spermaku untuk keluar.
“Aahh.. Croott.. crroott.. croott.. ups!”

Belum selesai penisku memuntahkan seluruh sperma, tiba-tiba Tante Irene mencabut penisku dari vaginanya,
lantas wanita itu berguling ke samping. Tanpa kuduga Tante Lisbeth yang tadi berada di belakang Tante
Irene langsung maju dan menindihku sehingga penisku langsung amblas dalam sekejap ke dalam liang
vaginanya. Croott.. croott.. penisku masih memuntahkan sperma sisa permainanku dengan Tante Irene.

Baca Juga Cerita Seks Kakak Sexyku

Gila, variasi apalagi ini! Bagai Tanpa peduli Tante Lisbeth melanjutkan permainan. Wanita itu memutar
pinggang dan pinggulnya kesana kemari. Ugghh.. satu hal yang bikin aku heran penisku masih bertahan.
Meskipun sperma sudah tidak keluar lagi tapi tidak langsung lemas seperti biasanya. Dan birahiku pun
semakin terbakar melihat tubuh putih mulus yang bergoyang di atas tubuhku.

Kurang lebih tiga puluh menit kemudian penisku kembali berdenyut ingin memuntahkan sperma. Dan sudah
sejak lima menit yang lalu di belakang Tante Lisbeth ada Tante Yola yang bersiap untuk giliran
berikutnya. Aku sengaja tidak bilang supaya Tante Lisbeth tidak buru-buru pergi, karena dari kelima
wanita itu Tante Lisbethlah yang paling aku suka. Tanpa kuduga Tante Lisbeth sudah bisa menebak
gejalaku. Baru semprotan sperma yang pertama wanita Chinese itu langsung mencabut tubuhnya dan berguling
ke samping. Dengan penuh nafsu Tante Yola langsung menggantikan Tante Lisbeth.

Aku cukup lama melayani Tante Yola karena aku kurang begitu bergairah dengannya. Hampir satu jam penisku
baru mulai berdenyut tanda sperma akan keluar. Dan di belakang Tante Yola, Tante Rissa sudah bersiap
untuk memacu birahi denganku.

Crott.. Croott.. Dua semprotan awal menyudahi permainanku dengan Tante Yola, dan Tante Rissa pun
menggantikan untuk menikmati sisa spermaku. Tante Rissa masih seperti dulu, lihai sekali merangsang
bagian-bagian sensitifku. Sambil tubuhnya bergoyang, jemari lentiknya aktif menjelajahi tubuhku.

Menjelang menit ke tiga puluh dengan Tante Rissa, Tante Shinta naik ke atas tubuhku tapi tidak di
belakang Tante Rissa, melainkan di depannya. Jadi posisi mereka berhadapan. Aku tak tau apa yang
dilakukannya. Aku hanya mendengar suara berciuman yang penuh nafsu.

“Crott.. Croott.. Crroott.. Croott..”

Tante Rissa kebablasan. Setelah semburan keempat wanita itu baru mengangkat tubuhnya. Itu karena Tante
Shinta yang asyik menggodanya. Tante Shinta dengan sigap langsung memasukkan penisku yang masih
menyemprot itu ke dalam vaginanya. Posisinya berbeda dengan yang lain, jadi tubuh wanita itu
membelakangiku. Ughh.. enak sih, tapi aku ingin melihat wajah Tante Shinta yang cantik.

Tanpa kuduga wanita itu memutar tubuhnya. Aahh.. dinding vaginanya serasa memutar penisku. Kemudian
wanita itu sudah berada dalam posisi menghadapku. Ternyata Tante Shinta tidak menggoyangkan tubuhnya.
Penisku dibiarkan beristirahat di dalam vaginanya yang hangat. Sementara wanita itu menari-nari dengan
erotis di atas tubuhku.

“Ehmm.. wah bakal ada gempa nih kayaknya..”, celetuk Tante Lisbeth.

Aku tidak mengerti apa maksudnya. Tiba-tiba detik berikutnya aku merasakan ada sesuatu yang menyedot
penisku. Gila..! Aku belum pernah merasakan sedotan yang begini hebat dari dalam vagina. Ugghh.. tubuhku
menggelinjang menahan rasa nikmat. Kulihat Tante Shinta masih tetap menari dengan tenang.Cerita Sex Terbaru

“Gila kamu Shin.. jail banget sih.. hihihi..”, celetuk yang lain.

Ooohh.. aku betul-betul merasakan sensasi yang luar biasa. Tubuhku rasanya ingin orgasme tapi nggak
sampai-sampai. Betul-betul kenikmatan panjang dan melelahkan.

Hampir satu jam kemudian, keempat wanita yang lain mulai mendekati tubuhku. Mereka berkeliling dan
jemari mereka mulai menjelajahi tubuhku dan tubuh Tante Shinta. Aahh gila.. betul-betul sensasional.
Akhirnya penisku pun berdenyut tanda ingin orgasme.

“O-ow.. udah waktunya nih..”, seru Tante Shinta.

Gila, wanita itu bisa tau. Tiba-tiba dinding vagina Tante Shinta semakin kencang berdenyut. Sedotan pun
semakin kuat. Aahh.. aku nggak tahan lagi dan.., “Croott..!”.

Tante Shinta langsung mengangkat tubuhnya dan dengan cepat berganti posisi berbaur dengan keempat
sahabatnya. Kelima wanita itu bersorak melihat penisku yang memuntahkan sperma secara gila-gilaan. Lidah
mereka berebutan menangkap cipratan-cipratan sperma yang keluar dari penisku. Ughh.. Mereka juga
menjilati sperma yang berceceran di sekitar selangkanganku.

Tanpa terasa malam sudah hampir berganti pagi. Tubuhku tergeletak di antara tubuh-tubuh mulus yang
kelelahan seperti aku. Rasanya capek sekali. Satu-persatu mereka tertidur tanpa sempat mandi. Hanya aku
yang tidak bisa tidur, mungkin karena pengaruh obat tadi.

Aku melihat ke sekeliling. Tiba-tiba aku stress memikirkan bagaimana di kantor nanti pagi. Pasti ngantuk
sekali. Aku langsung menelpon Blue Bird untuk minta dikirim taksi. Setelah itu aku memberanikan diri
membangunkan Tante Rissa untuk pamit. Sulit sekali membangunkan wanita mabuk yang sudah tertidur.
Akhirnya setengah sadar Tante Rissa bangun.

“Aku pulang dulu Tante..”, ujarku.

Tante Rissa tidak langsung menjawab. Seperti sedang mengumpulkan nyawa.

“Kok pulang sayang? Tidur di sini aja..”, jawab Tante Rissa. Aku tersenyum.
“Nggak bisa Tante, nanti pagi aku mesti ke kantor. Ini aja aku pengen tidur sebentar di rumah..”,
jelasku.

Tante Rissa hanya tersenyum sambil mengangguk.

“Oke, hati-hati ya..”, jawabnya sambil tersenyum. Aku pun ikut tersenyum.

Sedikit geli juga melihat bibir Tante Rissa yang dimonyongin tanda memintaku untuk menciumnya.

“Mmmuuachh..”, aku mencium bibir lembutnya dengan mesra. Tak ada lagi rasa nafsu.
“Makasih yang udah ikutan party kita..”, kata Tante Rissa seraya merengkuh kepalaku.
“Iya, makasih juga buat acaranya Tante, gila.. tambah pengalaman lagi nih hihihi..”, Tante Rissa tertawa
mendengar jawabanku.Cerita Sex Terbaru

Wanita itu lantas mengantarku sampai ke depan pagar.

“Tante nggak antar dulu ya Yo, lemes nih.. kamu sih hihihi..”, bisik Tante Rissa. Aku tersenyum.
“Iya nggak pa-pa Tante, aku udah pesan taksi.” jawabku.

Tak lama kemudian taksi datang. Dan aku pun meningkalkan rumah kenikmatan itu setelah mengecup bibir
Tante Rissa sekali lagi. Hhh.. akhirnya aku pun tertidur di taksi.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.

Tante Yang Haus

Cerita Sex Terbaru | Cerita sex ini diawali dari jaman aku sma. Dulu waktu aku sma, aku selalu pilih-pilih dalam mencintai wanita. Hal ini yang jadi awal mula cerita seks sekaligus cerita sex yang akan aku ceritakan disini. Itulah mungkin yang mengakibatkan cerita seks sedarah ini terjadi. Aku tak pernah mendekati seorang cewek pun di SMA. Padahal boleh dibilang aku ini bukan orang yang jelek-jelek amat.

Cerita Sex Terbaru Tante Yang Haus
Para gadis sering histeris ketika melihat aku beraksi dibidang olahraga, seperti basket, lari dan sebagainya. Dan banyak surat cinta cewek yang tidak kubalas. Sebab aku tidak terlalu suka mereka. Untuk masalah pelajaran aku terbilang normal, tidak terlalu pintar, tapi teman-teman memanggilku kutu buku, padahal masih banyak yang lebih pintar dari aku, mungkin karena aku mahir dalam bidang olahraga dan dalam pelajaran aku tidak terlalu bodoh saja akhirnya aku dikatakan demikian.

Ketika kelulusan, aku pun masuk kuliah di salah satu universitas di Malang. Di sini aku numpang di rumah bibiku. Namanya Dewi. Aku biasanya memanggilnya mbak Dewi, kebiasaan dari kecil mungkin. Ia tinggal sendirian bersama kedua anaknya, semenjak suaminya meninggal ketika aku masih SMP ia mendirikan usaha sendiri di kota ini. Yaitu berupa rumah makan yang lumayan laris, dengan bekal itu ia bisa menghidupi kedua anaknya yang masih duduk di SD.

Ketika datang pertama kali di Malang, aku sudah dijemput pakai mobilnya. Lumayanlah, perjalanan dengan menggunakan kereta cukup melelahkan. Pertamanya aku tak tahu kalau itu adalah mbak Dewi. Sebab ia kelihatan muda. Aku baru sadar ketika aku menelpon hp-nya dan dia mengangkatnya. Lalu kami bertegur sapa. Hari itu juga jantungku berdebar. umurnya masih 32 tapi dia sangat cantik. Rambutnya masih panjang terurai, wajahnya sangat halus, ia masih seperti gadis. Dan di dalam mobil itu aku benar-benar berdebar-debar.

“Capek Dek Iwan?”, tanyanya.
“Iyalah mbak, di kereta duduk terus dari pagi”, jawabku. “Tapi mbak Dewi masih cantik ya?”

Ia ketawa, “Ada-ada saja kamu”.

Selama tinggal di rumahnya mbak Dewi. Aku sedikit demi sedikit mencoba akrab dan mengenalnya. Banyak sekali hal-hal yang bisa aku ketahui dari mbak Dewi. Dari kesukaannya, dari pengalaman hidupnya. Aku pun jadi dekat dengan anak-anaknya. Aku sering mengajari mereka pelajaran sekolah.

Tak terasa sudah satu semester lebih aku tinggal di rumah ini. Dan mbak Dewi sepertinya adalah satu-satunya wanita yang menggerakkan hatiku. Aku benar-benar jatuh cinta padanya. Tapi aku tak yakin apakah ia cinta juga kepadaku. Apalagi ia adalah bibiku sendiri. Malam itu sepi dan hujan di luar sana. Mbak Dewi sedang nonton televisi. Aku lihat kedua anaknya sudah tidur. Aku keluar dari kamar dan ke ruang depan. Tampak mbak Dewi asyik menonton tv. Saat itu sedang ada sinetron.

“Nggak tidur Wan?”, tanyanya.
“Masih belum ngantuk mbak”, jawabku.

Aku duduk di sebelahnya. Entah kenapa lagi-lagi dadaku berdebar kencang. Aku bersandar di sofa, aku tidak melihat tv tapi melihat mbak Dewi. Ia tak menyadarinya. Lama kami terdiam.

“Kamu banyak diam ya”, katanya.
“Eh..oh, iya”, kataku kaget.
“Mau ngobrolin sesuatu?”, tanyanya.
“Ah, enggak, pingin nemeni mbak Dewi aja”, jawabku.
“Ah kamu, ada-ada aja”
“Serius mbak”
“Makasih”
“Restorannya gimana mbak? Sukses?”
“Lumayanlah, sekarang bisa waralaba. Banyak karyawannya, urusan kerjaan semuanya tak serahin ke general managernya.

Mbak sewaktu-waktu saja ke sana”, katanya. “Gimana kuliahmu?”

“Ya, begitulah mbak, lancar saja”, jawabku.
Aku memberanikan diri memegang pundaknya untuk memijat. “Saya pijetin ya mbak, sepertinya mbak capek”.

“Makasih, nggak usah ah”
“Nggak papa koq mbak, cuma dipijit aja, emangnya mau yang lain?”

Ia tersenyum,

“Ya udah, pijitin saja”

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Aku memijiti pundaknya, punggungnya, dengan pijatan yang halus, sesekali aku meraba ke bahunya. Ia memakai tshirt ketat. Sehingga aku bisa melihat lekukan tubuh dan juga tali bh-nya. Dadanya mbak Dewi besar juga. Tercium bau harum parfumnya.

“Kamu sudah punya pacar Wan?”, tanya mbak Dewi.
“Nggak punya mbak”
“Koq bisa nggak punya, emang nggak ada yang tertarik ama kamu?”
“Saya aja yang nggak tertarik ama mereka”
“Lha koq aneh? Denger dari mama kamu katanya kamu itu sering dikirimi surat cinta”
“Iya, waktu SMA. Kalau sekarang aku menemukan cinta tapi sulit mengatakannya”
“Masa’?”
“Iya mbak, orangnya cantik, tapi sudah janda”, aku mencoba memancing.
“Siapa?”
“Mbak Dewi”.

Ia ketawa, “Ada-ada saja kamu ini”.

“Aku serius mbak, nggak bohong, pernah mbak tahu aku bohong?”,

Ia diam.

“Semenjak aku bertemu mbak Dewi, jantungku berdetak kencang. Aku tak tahu apa itu. Sebab aku tidak pernah jatuh cinta sebelumnya. Semenjak itu pula aku menyimpan perasaanku, dan merasa nyaman ketika berada di samping mbak Dewi.

Aku tak tahu apakah itu cinta tapi, kian hari dadaku makin sesak. Sesak hingga aku tak bisa berpikir lagi mbak, rasanya sakit sekali ketika aku harus membohongi diri kalau aku cinta ama mbak”, kataku.

“Wan, aku ini bibimu”, katanya.
“Aku tahu, tapi perasaanku tak pernah berbohong mbak, aku mau jujur kalau aku cinta ama mbak”, kataku sambil memeluknya dari belakang.

Lama kami terdiam. Mungkin hubungan yang kami rasa sekarang mulai canggung. Mbak Dewi mencoba melepaskan pelukanku.

“Maaf wan, mbak perlu berpikir”, kata mbak Dewi beranjak. Aku pun ditinggal sendirian di ruangan itu, tv masih menyala.

Cukup lama aku ada di ruangan tengah, hingga tengah malam kira-kira. Aku pun mematikan tv dan menuju kamarku. Sayup-sayup aku terdengar suara isak tangis di kamar mbak Dewi. Aku pun mencoba menguping.

“Apa yang harus aku lakukan?….Apa…”

Aku menunduk, mungkin mbak Dewi kaget setelah pengakuanku tadi. Aku pun masuk kamarku dan tertidur. Malam itu aku bermimpi basah dengan mbak Dewi. Aku bermimpi bercinta dengannya, dan paginya aku dapati celana dalamku basah. Wah, mimpi yang indah.

Paginya, mbak Dewi selesai menyiapkan sarapan. Anak-anaknya sarapan. Aku baru keluar dari kamar mandi. Melihat mereka dari kejauhan. Mbak Dewi tampak mencoba untuk menghindari pandanganku. Kami benar-benar canggung pagi itu. Hari ini nggak ada kuliah. Aku bisa habiskan waktu seharian di rumah. Setelah ganti baju aku keluar kamar. Tampak mbak Dewi melihat-lihat isi kulkas.

“Waduh, wan, bisa minta tolong bantu mbak?”, tanyanya.
“Apa mbak?”
“Mbak mau belanja, bisa bantu mbak belanja? Sepertinya isi kulkas udah mau habis”,katanya.
“OK”
“Untuk yang tadi malam, tolong jangan diungkit-ungkit lagi, aku maafin kamu tapi jangan dibicarakan di depan anak-anak”, katanya. Aku mengangguk.

Kami naik mobil mengantarkan anak-anak mbak Dewi sekolah. Lalu kami pergi belanja. Lumayan banyak belanjaan kami. Dan aku menggandeng tangan mbak Dewi. Kami mirip sepasang suami istri, mbak Dewi rasanya nggak menolak ketika tangannya aku gandeng.Mungkin karena barang bawaannya banyak. Di mobil pun kami diam. Setelah belanja banyak itu kami tak mengucapkan sepatah kata pun. Namun setiap kali aku bilang ke mbak Dewi bahwa perasaanku serius.

Hari-hari berlalu. Aku terus bilang ke mbak Dewi bahwa aku cinta dia. Dan hari ini adalah hari ulang tahunnya. Aku membelikan sebuah gaun. Aku memang menyembunyikannya. Gaun ini sangat mahal, hampir dua bulan uang sakuku habis. Terpaksa nanti aku minta ortu kalau lagi butuh buat kuliah.

Saat itu anak-anak mbak Dewi sedang sekolah. Mbak Dewi merenung di sofa. Aku lalu datang kepadanya. Dan memberikan sebuah kotak hadiah.

“Apa ini?”, tanyanya.
“Kado, mbak Dewikan ulang tahun hari ini”,Cerita Sex Terbaru

Ia tertawa. Tampak senyumnya indah hari itu. Matanya berkaca-kaca ia mencoba menahan air matanya. Ia buka kadonya dan mengambil isinya. Aku memberinya sebuah gaun berwarna hitam yang mewan.

“Indah sekali, berapa harganya?”, tanyanya.
“Ah nggak usah dipikirkan mbak”, kataku sambil tersenyum. “Ini kulakukan sebagai pembuktian cintaku pada mbak”
“Sebentar ya”, katanya. Ia buru-buru masuk kamar sambil membawa gaunnya.

Tak perlu lama, ia sudah keluar dengan memakai baju itu. Ia benar-benar cantik.

“Bagaimana wan?”, tanyanya.
“Cantik mbak, Superb!!”, kataku sambil mengacungkan jempol.
Ia tiba-tiba berlari dan memelukku. Erat sekali, sampai aku bisa merasakan dadanya. “Terima kasih”

“Aku cinta kamu mbak”, kataku.

Mbak Dewi menatapku. “Aku tahu”

Aku memajukan bibirku, dan dalam sekejap bibirku sudah bersentuhan dengan bibirnya. Inilah first kiss kita. Aku menciumi bibirnya, melumatnya, dan menghisap ludahnya. Lidahku bermain di dalam mulutnya, kami berpanggutan lama sekali. Mbak Dewi mengangkat paha kirinya ke pinggangku, aku menahannya dengan tangan kananku. Ia jatuh ke sofa, aku lalu mengikutinya.

“Aku juga cinta kamu wan, dan aku bingung”, katanya.
“Aku juga bingung mbak”

Kami berciuman lagi. Mbak Dewi berusaha melepas bajuku, dan tanpa sadar, aku sudah hanya bercelana dalam saja. Penisku yang menegang menyembul keluar dari CD. Aku membuka resleting bajunya, kuturunkan gaunnya, saat itulah aku mendapati dua buah bukit yang ranum. Dadanya benar-benar besar. Kuciumi putingnya, kulumat, kukunyah, kujilati. Aku lalu menurunkan terus hingga ke bawah. Ha? Nggak ada CD? Jadi tadi mbak Dewi ke kamar ganti baju sambil melepas CD-nya.

“Nggak perlu heran Wan, mbak juga ingin ini koq, mungkin inilah saat yang tepat”, katanya.

Aku lalu benar-benar menciumi kewanitaannya. Kulumat, kujilat, kuhisap. Aku baru pertama kali melakukannya. Rasanya aneh, tapi aku suka. Aku cinta mbak Dewi. Mbak Dewi meremas rambutku, menjambakku. Ia menggelinjang. Kuciumi pahanya, betisnya, lalu ke jempol kakinya. Kuemut jempol kakinya. Ia terangsang sekali. Jempol kaki adalah bagian paling sensitif bagi wanita.

“Tidak wan, jangan….AAAHH”, mbak Dewi memiawik.
“Kenapa mbak?” kataku.

Tangannya mencengkram lenganku. Vaginanya basah sekali. Ia memejamkan mata, tampak ia menikmatinya.

“Aku keluar wan”

Ia bangkit lalu menurunkan CD-ku. Aku duduk di sofa sambil memperhatikan apa yang dilakukannya.

“Gantian sekarang”, katanya sambil tersenyum.

Ia memegang penisku, diremas-remas dan dipijat-pijatnya. Oh…aku baru saja merasakan penisku dipijat wanita. Tangan mbak Dewi yang lembut, hangat lalu mengocok penisku. Penisku makin lama makin panjang dan besar. Mbak Dewi menjulurkan lidahnya. Dia jilati bagian pangkalnya, ujungnya, lalu ia masukkan ujung penisku ke dalam mulutnya. Ia hisap, ia basahi dengan ludahnya. Ohh…sensasinya luar biasa.Cerita Sex Terbaru

“Kalau mau keluar, keluar aja nggak apa-apa wan”, kata mbak Dewi.
“Nggak mbak, aku ingin keluar di situ aja?”, kataku sambil memegang liang kewanitaannya.

Ia mengerti, lalu aku didorongnya. Aku berbaring, dan ia ada di atasku. Pahanya membuka, dan ia arahkan penisku masuk ke liang itu. Agak seret, mungkin karena memang ia tak pernah bercinta selain dengan suaminya. Masuk, sedikit demi sedikit dan bless….Masuk semuanya. Ia bertumpu dengan sofa, lalu ia gerakkan atas bawah.

“Ohh….wan…enak wan…”, katanya.
“Ohhh…mbak…Mbak Dewi…ahhh…”, kataku.

Dadanya naik turun. Montok sekali, aku pun meremas-remas dadanya. Lama sekali ruangan ini dipenuhi suara desahan kami dan suara dua daging beradu. Plok…plok..plok..cplok..!! “Waan…mbak keluar lagi…AAAHHHH”

Mbak Dewi ambruk di atasku. Dadanya menyentuh dadanku, aku memeluknya erat. Vaginanya benar-benar menjepitku kencang sekali. Perlu sedikit waktu untuk ia bisa bangkit. Lalu ia berbaring di sofa.

“Masukin wan, puaskan dirimu, semprotkan cairanmu ke dalam rahimku. Mbak rela punya anak darimu wan”, katanya.

Aku tak menyia-nyiakannya. Aku pun memasukkannya. Kudorong maju mundur, posisi normal ini membuatku makin keenakan. Aku menindih mbak Dewi, kupeluk ia, dan aku terus menggoyang pinggulku. Rasanya udah sampai di ujung. Aku mau meledak. AAHHHH….

“Oh wan…wan…mbak keluar lagi”, mbak Dewi mencengkram punggungku.

Dan aku menembakkan spermaku ke rahimnya, banyak sekali, sperma perjaka. Vaginanya mbak Dewi mencengkramku erat sekali, aku keenakkan. Kami kelelahan dan tertidur di atas sofa, Aku memeluk mbak Dewi.

Siang hari aku terbangun oleh suara HP. Mbak Dewi masih di pelukanku. Mbak Dewi dan aku terbangun. Kami tertawa melihat kejadian lucu ini. Waktu jamnya menjemput anak-anak mbak Dewi sepertinya.

Mbak Dewi menyentuh penisku. “Ini luar biasa, mbak Dewi sampe keluar berkali-kali, Wan, kamu mau jadi suami mbak?”

Baca JUga Cerita Sex Istri Si Bos

“eh?”, aku kaget.

“Sebenarnya, aku dan ibumu itu bukan saudara kandung. Tapi saudara tiri. Panjang ceritanya. Kalau kamu mau, aku rela jadi istrimu, asal kau juga mencintai anak-anakku, dan menjadikan mereka juga sebagai anakmu”, katanya.

Aku lalu memeluknya, “aku bersedia mbak”.

Setelah itu entah berapa kali aku mengulanginya dengan mbak Dewi, aku mulai mencoba berbagai gaya. Mbak Dewi sedikit rakus setelah ia menemukan partner sex baru. Ia suka sekali mengoral punyaku, mungkin karena punyaku terlalu tangguh untuk liang kewanitaannya. hehehe…tapi itulah cintaku, aku cinta dia dan dia cinta kepadaku. Kami akhirnya hidup bahagia, dan aku punya dua anak darinya. Sampai kini pun ia masih seperti dulu, tidak berubah, tetap cantik.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.

Non Citra

Cerita Sex Terbaru | Kisahku yang satu ini kejadiannya sudah cukup lama, Sejak aku menyerahkan tubuhku pada Tohir, sopirku,
dia sering memintaku melakukannya lagi setiap kali ada kesempatan, bahkan terkadang aku dipaksanya melayani nafsunya yang besar itu.

Cerita Sex Terbaru Non Citra
Ketika di mobil dengannya tidak jarang dia suruh aku mengoralnya, kalaupun tidak, minimal dia mengelus-
elus paha mulusku atau meremas dadaku. Pernah malah ketika kedua orang tuaku keluar kota dia ajak aku
tidur bersamanya di kamarku. Memang di depan orang tuaku dia bersikap padaku sebagaimana sopir terhadap
majikannya, namun begitu jauh dari mereka keadaan menjadi berbalik akulah yang harus melayaninya.
Mulanya sih aku memang agak kesal karena sikapnya yang agak kelewatan itu, tapi di lain pihak aku justru
menikmatinya.

Tepatnya 2 minggu sebelum ebtanas, aku sedang belajar sambil selonjoran bersandar di ujung ranjangku.
Ketika itu waktu sudah menunjukkan pukul 23.47, suasananya hening sekali pas untuk menghafal. Tiba-tiba
konsentrasiku terputus oleh suara ketukan di pintu. Kupikir itu Mamaku yang ingin menengokku, tapi
ketika pintu kubuka, jreenngg.. Aku tersentak kaget, si Tohir sopirku ternyata.

“Ih, ngapain sih Bang malam-malam gini, kalau keliatan Papa Mama kan gawat tahu”
“Anu Non, nggak bisa tidur nih.. Mikirin Non terus sih, bisa nggak Non sekarang.. Sudah tiga hari nih?”
katanya dengan mata menatapi tubuhku yang terbungkus gaun tidur pink.
“Aahh.. Sudah ah Bang, saya kan harus belajar sudah mau ujian, nggak mau sekarang ah!” omelku sambil
menutup pintu.

Namun sebelum pintu tertutup dia menahannya dengan kaki, lalu menyelinap masuk dan baru menutup pintu
itu dan menguncinya.

“Tenang saja Non, semua sudah tidur dari tadi kok, tinggal kita duaan saja” katanya menyeringai.
“Jangan ngelunjak Bang.. Sana cepet keluar!” hardikku dengan telunjuk mengarah ke pintu.

Bukannya menuruti perintahku dia malah melangkah mendekatiku, tatapan matanya tajam seolah
menelanjangiku.

“Bang Tohir.. Saya bilang keluar.. Jangan maksa!” bentakku lagi.
“Ayolah Non, cuma sebentar saja kok.. Abang sudah kebelet nih, lagian masa Non nggak capek belakangan
ini belajar melulu sih” ucapnya sambil terus mendekat.

Aku terus mundur selangkah demi selangkah menghindarinya, jantungku semakin berdebar-debar seperti mau
diperkosa saja rasanya. Akhirnya kakiku terpojok oleh tepi ranjangku hingga aku jatuh terduduk di sana.
Kesempatan ini tidak disia-siakan sopirku, dia langsung menerkam dan menindih tubuhku. Aku menjerit
tertahan dan meronta-ronta dalam himpitannya. Namun sepertinya reaksiku malah membuatnya semakin
bernafsu, dia tertawa-tawa sambil menggerayangi tubuhku. Aku menggeleng kepalaku kesana kemari saat dia
hendak menciumku dan menggunakan tanganku untuk menahan laju wajahnya.

“Mmhh.. Jangan Bang.. Citra nggak mau!” mohonku.

Aneh memang, sebenarnya aku bisa saja berteriak minta tolong, tapi kenapa tidak kulakukan, mungkin aku
mulai menikmatinya karena perlakuan seperti ini bukanlah pertama kalinya bagiku, selain itu aku juga
tidak ingin ortuku mengetahui skandal-skandalku. Breett.. Gaun tidurku robek sedikit di bagian leher
karena masih memberontak waktu dia memaksa membukanya. Dia telah berhasil memegangi kedua lenganku dan
direntangkannya ke atas kepalaku. Aku sudah benar-benar terkunci, hanya bisa menggelengkan kepalaku,
itupun dengan mudah diatasinya, bibirnya yang tebal itu sekarang menempel di bibirku, aku bisa merasakan
kumis pendek yang kasar menggesek sekitar bibirku juga deru nafasnya pada wajahku.

Kecapaian dan kalah tenaga membuat rontaanku melemah, mau tidak mau aku harus mengikuti nafsunya. Dia
merangsangku dengan mengulum bibirku, mataku terpejam menikmati cumbuannya, lidahnya terus mendorong-
dorong memaksa ingin masuk ke mulutku. Mulutku pun pelan-pelan mulai terbuka membiarkan lidahnya masuk
dan bermain di dalamnya, lidahku secara refleks beradu karena dia selalu menyentil-nyentil lidahku
seakan mengajaknya ikut menari. Suara desahan tertahan, deru nafas dan kecipak ludah terdengar jelas
olehku.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Mataku yang terpejam terbuka ketika kurasakan tangan kasarnya mengelusi paha mulusku, dan terus mengelus
menuju pangkal paha. Jarinya menekan-nekan liang vaginaku dan mengusap-ngusap belahan bibirnya dari
luar. Birahiku naik dengan cepatnya, terpancar dari nafasku yang makin tak teratur dan vaginaku yang
mulai becek. Tangannya sudah menyusup ke balik celana dalamku, jari-jarinya mengusap-usap permukaannya
dan menemukan klitorisku, benda seperti kacang itu dipencet-pencet dan digesekkan dengan jarinya
membuatku menggelinjang dan merem-melek menahan geli bercampur nikmat, terlebih lagi jari-jari lainnya
menyusup dan menyetuh dinding-dinding dalam liang itu.

“Ooohh.. Non Citra jadi tambah cantik saja kalau lagi konak gini!” ucapnya sambil menatapi wajahku yang
merona merah dengan matanya yang sayu karena sudah terangsang berat.

Lalu dia tarik keluar tangannya dari celana dalamku, jari-jarinya belepotan cairan bening dari vaginaku.

“Non cepet banget basahnya ya, lihat nih becek gini” katanya memperlihatkan jarinya yang basah di depan
wajahku yang lalu dijilatinya.

Kemudian dengan tangan yang satunya dia sibakkan gaun tidurku sehingga payudaraku bugil yang tidak
memakai bra terbuka tanpa terhalang apapun. Matanya melotot mengamat-ngamati dan mengelus payudaraku
yang berukuran 34B, dengan puting kemerahan serta kulitnya yang putih mulus. Teman-teman cowokku bilang,
bahwa bentuk dan ukuran payudaraku ideal untuk orang Asia, kencang dan tegak seperti punya artis bokep
Jepang, bukan seperti punya bule yang terkadang oversize dan turun ke bawah.

“Nnngghh.. Bang” desahku dengan mendongak ke belakang merasakan mulutnya memagut payudaraku yang
menggemaskan itu.

Mulutnya menjilat, mengisap, dan menggigit pelan putingnya. Sesekali aku bergidik keenakan kalau kumis
pendeknya menggesek putingku yang sensitif. Tangan lainnya turut bekerja pada payudaraku yang sebelah
dengan melakukan pijatan atau memainkan putingnya sehingga kurasakan kedua benda sensitif itu semakin
mengeras. Yang bisa kulakukan hanya mendesah dan meremasi rambutnya yang sedang menyusu.

Puas menyusu dariku, mulutnya perlahan-lahan turun mencium dan menjilati perutku yang rata dan terus
berlanjut makin ke bawah sambil tangannya menurunkan celana dalamku. Sambil memeloroti dia mengelusi
paha mulusku. Cd itu akhirnya lepas melalui kaki kananku yang dia angkat, setelah itu dia mengulum
sejenak jempol kakiku dan juga menjilati kakiku. Darahku semakin bergolak oleh permainannya yang erotis
itu. Selanjutnya dia mengangkat kedua kakiku ke bahunya, badanku setengah terangkat dengan selangkangan
menghadap ke atas.Cerita Sex Terbaru

Aku pasrah saja mengikuti posisi yang dia inginkan, pokoknya aku ingin menuntaskan birahiku ini. Tanpa
membuang waktu lagi dia melumat kemaluanku dengan rakusnya, lidahnya menyapu seluruh pelosok vaginaku
dari bibirnya, klitorisnya, hingga ke dinding di dalamnya, anusku pun tidak luput dari jilatannya.
Lidahnya disentil-sentilkan pada klitorisku memberikan sensasi yang luar biasa pada daerah itu. Aku
benar-benar tak terkontrol dibuatnya, mataku merem-melek dan berkunang-kunang, syaraf-syaraf vaginaku
mengirimkan rangsangan ini ke seluruh tubuh yang membuatku serasa menggigil.

“Ah.. Aahh.. Bang.. Nngghh.. Terus!” erangku lebih panjang di puncak kenikmatan, aku meremasi payudaraku
sendiri sebagai ekspresi rasa nikmat

Tohir terus menyedot cairan yang keluar dari sana dengan lahapnya. Tubuhku jadi bergetar seperti mau
meledak. Kedua belah pahaku semakin erat mengapit kepalanya. Setelah puas menyantap hidangan pembuka
berupa cairan cintaku, barulah dia turunkan kakiku. Aku sempat beristirahat dengan menunggunya membuka
baju, tapi itu tidak lama. Setelah dia membuka baju, dia buka juga dasterku yang sudah tersingkap, kami
berdua kini telanjang bulat.

Dia membentangkan kedua pahaku dan mengambil posisi berlutut di antaranya. Bibir vaginaku jadi ikut
terbuka memancarkan warna merah merekah diantara bulu-bulu hitamnya, siap untuk menyambut yang akan
memasukinya. Namun Tohir tidak langsung mencoblosnya, terlebih dulu dia gesek-gesekkan penisnya yang
besar itu pada bibirnya untuk memancing birahiku agar naik lagi. Karena sudah tidak sabar ingin segera
dicoblos, aku meraih batang itu, keras sekali benda itu waktu kugenggam, panjang dan berurat lagi.

“Aaakkhh..!” erangku lirih sambil mengepalkan tangan erat-erat saat penisnya melesak masuk ke dalamku
“Aauuhh..!” aku menjerit lebih keras dengan tubuh berkelejotan karena hentakan kerasnya hingga penis itu
tertancap seluruhnya pada vaginaku.

Untung saja kamar Papa Mamaku di lantai dasar dan letaknya cukup jauh dari kamarku, kalau tidak tentu
suara-suara aneh di kamarku pasti terdengar oleh mereka, bagaimanapun sopirku ini termasuk nekad berani
melakukannya di saat dan tempat seperti ini, tapi justru disinilah sensasinya ngeseks di tempat yang
‘berbahaya’. Dengan gerakan perlahan dia menarik penisnya lalu ditekan ke dalam lagi seakan ingin
menikmati dulu gesekan-gesekan pada himpitan lorong sempit yang bergerinjal-gerinjal itu. Aku ikut
menggoyangkan pinggul dan memainkan otot vaginaku mengimbangi sodokannya. Responku membuatnya semakin
menggila, penisnya semakin lama menyodok semakin kasar saja, kedua gunungku jadi ikut terguncang-guncang
dengan kencang.

Kuperhatikan selama menggenjotku otot-otot tubuhnya mengeras, tubuhnya yang hitam kekar bercucuran
keringat, sungguh macho sekali, pria sejati yang memberiku kenikmatan sejati. Suara desahanku bercampur
baur dengan erangan jantannya dan derit ranjang. Butir-butir keringat nampak di sejukur tubuhku seperti
embun, walaupun ruangan ini ber-ac tapi aku merasa panas sekali.

“Uugghh.. Non Citra.. Sayang.. Kamu emang uenak tenan.. Oohh.. Non cewek paling cantik yang pernah abang
entotin” Tohir memgumam tak karuan di tengah aktivitasnya.

Dia menurunkan tubuhnya hingga menindihku, kusambut dengan pelukan erat, kedua tungkaiku kulingkarkan di
pinggangnya. Dia mendekatkan mulutnya ke leher jenjangku dan memagutnya. Sementara di bawah sana
penisnya makin gencar mengaduk-aduk vaginaku, diselingi gerakan berputar yang membuatku serasa diaduk-
aduk. Tubuh kami sudah berlumuran keringat yang saling bercampur, akupun semakin erat memeluknya. Aku
merintih makin tak karuan menyambut klimaks yang sudah mendekat bagaikan ombak besar yang akan
menghantam pesisir pantai.

Namun begitu sudah di ambang klimaks, dia menurunkan frekuensi genjotannya. Tanpa melepaskan penisnya,
dia bangkit mendudukkan dirinya, maka otomatis aku sekarang diatas pangkuannya. Dengan posisi ini
penisnya menancap lebih dalam pada vaginaku, semakin terasa juga otot dan uratnya yang seperti akar
beringin itu menggesek dinding kemaluanku. Kembali aku menggoyangkan badanku, kini dengan gerakan naik-
turun. Dia merem-melek keenakan dengan perlakuanku, mulutnya sibuk melumat payudaraku kiri dan kanan
secara bergantian membuat kedua benda itu penuh bekas gigitan dan air liur. Tangannya terus menjelajahi
lekuk-lekuk tubuhku, mengelusi punggung, pantat, dan paha.Cerita Sex Terbaru

Tak lama kemudian aku kembali mendekati orgasme, maka kupercepat goyanganku dan mempererat pelukanku.
Hingga akhirnya mencapai suatu titik dimana tubuhku mengejang, detak jantung mengencang, dan pandangan
agak kabur lalu disusul erangan panjang serta melelehnya cairan hangat dari vaginaku. Saat itu dia gigit
putingku dengan cukup keras sehingga gelinjangku makin tak karuan oleh rasa perih bercampur nikmat.
Ketika gelombang itu berangsur-angsur berlalu, goyanganku pun makin mereda, tubuhku seperti mati rasa
dan roboh ke belakang tapi ditopang dengan lengannya yang kokoh.

Dia membiarkanku berbaring mengumpulkan tenaga sebentar, diambilnya tempat minum di atas meja kecil
sebelah ranjangku dan disodorkan ke mulutku. Beberapa teguk air membuatku lebih enakan dan tenagaku
mulai pulih berangsur-angsur.

“Sudah segar lagi kan Non? Kita terusin lagi yuk!” sahut Tohir senyum-senyum sambil mulai menggerayangi
tubuhku kembali.
“Habis ini sudahan yah, takut ketahuan nih,” kataku.

Kali ini tubuhku dibalikkan dalam posisi menungging, kemudian dia mulai menciumi pantatku. Lidahnya
menelusuri vagina dan anusku memberiku sensasi geli. Kemudian aku merasa dia meludahi bagian duburku, ya
ketika kulihat ke belakang dia memang sedang membuang ludahnya beberapa kali ke daerah itu, lalu
digosok-gosokkan dengan jarinya. Oh.. Jangan-jangan dia mau main sodomi, aku sudah lemas dulu
membayangkan rasa sakitnya ditusuk benda sebesar itu pada daerah situ padahal dia belum juga menusuk.
Pertama kali aku melakukan anal sex dengan temanku yang penisnya tidak sebesar Tohir saja sudah sakit
banget, apalagi yang sebesar ini, aduh bisa mampus gua pikirku.

Benar saja yang kutakutkan, setelah melicinkan daerah itu dia bangkit dengan tangan kanan membimbing
penisnya dan tangan kiri membuka anusku. Aku meronta ingin menolak tapi segera dipegangi olehnya.

“Jangan Bang.. Jangan disitu, sakit!” mohonku setengah meronta.
“Tenang Non, nikmati saja dulu, ntar juga enak kok” katanya dengan santai.

Aku merintih sambil menggigit guling menahan rasa perih akibat tusukan benda tumpul pada duburku yang
lebih sempit dari vaginaku. Air mataku saja sampai meleleh keluar.

“Aduuhh.. Sudah dong Bang.. Citra nggak tahan” rintihku yang tidak dihiraukannya.
“Uuhh.. Sempit banget nih” dia mengomentariku dengan wajah meringis menahan nikmat.

Setelah beberapa saat menarik dan mendorong akhirnya mentok juga penisnya. Dia diamkan sebentar penisnya
disana untuk beradaptasi sekalian menikmati jepitannya. Kesempatan ini juga kupakai untuk membiasakan
diri dan mengambil nafas.

Aku menjerit kecil saat dia mulai menghujamkan penisnya. Secara bertahap sodokannya bertambah kencang
dan kasar sehingga tubuhku pun ikut terhentak-hentak. Tangannya meraih kedua payudaraku dan diremas-
remasnya dengan brutal. Keringat dan air mataku bercucuran akibat sensasi nikmat di tengah-tengah rasa
perih dan ngilu, aku menangis bukan karena sedih, juga bukan karena benci, tapi karena rasa sakit
bercampur nikmat. Rasa sakit itu kurasakan terutama pada dubur dan payudara, aku mengaduh setiap kali
dia mengirim hentakan dan remasan keras, namun aku juga tidak rela dia menyudahinya. Terkadang aku harus
menggigit bibir atau bantal untuk meredam jeritanku agar tidak keluar sampai ke bawah sana.

Akhirnya ada sesuatu perasaan nikmat mengaliri tubuhku yang kuekspresikan dengan erangan panjang, ya aku
mengalami orgasme panjang dengan cara kasar seperti ini, tubuhku menegang beberapa saat lamanya hingga
akhirnya lemas seperti tak bertulang.

Tohir sendiri menyusulku tak lama kemudian, dia menggeram dan makin mempercepat genjotannya. Kemudian
dengan nafas masih memburu dia mencabut penisnya dariku dan membalikkan tubuhku. Spermanya muncrat
dengan derasnya dan berceceran di sekujur dada dan perutku, hangat dan kental dengan baunya yang khas.

Tubuh kami tergolek lemas bersebelahan. Aku memejamkan mata dan mengatur nafas sambil merenungkan
dalam-dalam kegilaan yang baru saja kami lakukan, sebuah hubungan terlarang antara seorang gadis dari
keluarga kaya dan terpelajar yang cantik dan terawat dengan sopirnya sendiri yang kasar dan berbeda
kelas sosial. Hari-hari berikutnya aku jadi semakin kecanduan seks, terutama seks liar seperti ini,
dimana tubuhku dipakai orang-orang kasar seperti Tohir, dari situlah aku merasakan sensasinya.

Baca JUga Cerita Seks Rekan Kerja

Sebenarnya aku pernah ingin berhenti, tetapi aku tidak bisa meredam libidoku yang tinggi, jadi ya
kujalani saja apa adanya. Untuk mengimbanginya aku rutin merawat diriku sendiri dengan fitness,
olahraga, mandi susu, sauna, juga mengecek jadwal suburku secara teratur. Dua bulan ke depan Tohir terus
memperlakukanku seperti budak seksnya sampai akhirnya dia mengundurkan diri untuk menemani istrinya yang
menjadi TKW di Timur Tengah. Lega juga aku bisa lepas dari cengkeramannya, tapi terkadang aku merasa
rindu akan keperkasaannya, dan hal inilah yang mendorongku untuk mencoba berbagai jenis penis hingga kini.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.

Panti Pijat

Cerita Sex Terbaru | Kisah ini adalah pengalaman saya dalam menyetubuhi 2 perempuan pemijat langganan saya. Saya sering sekali datang ke panti pijat SM yang besar dan ternama di daerah Grand Wijaya di Blok M. Pemijat langganan saya adalah Wina dan Sonya (semua adalah nama asli). Kedua perempuan tersebut cantik, baik, bertubuh sexy, enak diajak ngobrol dan mijitnya tidak mengecewakan.

Cerita Sex Terbaru Panti Pijat
Selain Wina dan Sonya, langganan saya yang lain adalah Vonny (Chinese, manis dan pijatannya keras) dan Febby (manis tetapi pijatannya sedikit kurang memuaskan) tetapi saya belum pernah bersetubuh dengan Vonny atau Febby. Pada hari Jum’at malam, tubuh saya terasa pegal dan ingin dipijat. Iseng-iseng saya menghubungi Wina di handphonenya.

“Halo Wina, ini Arthur”
“Halo Arthur, apa kabar? Lama enggak mijit” kata Wina.
“Iya nih, pengennya besok dipijit tapi mau enggak kalau saya minta dipijit khusus ditempat saya?”
“Maksudnya pijit khusus?”
“Ya pijit lah, kan biasanya saya harus ke SM, tapi sekarang saya minta kamu ke tempat saya. Jangan khawatir deh, saya bayar lebih”
“Gimana cara ketemunya?”
“Saya jemput kamu aja deh di Blok M Plaza, besok pagi jam 8″
“Boleh deh” Hari Sabtu pagi, saya menjumpai Wina yang sudah menunggu di lobby Blok M Plaza.

Ia mengenakan celana jeans ketat dan baju kaos berwarna ungu. Wina yang berasal dari Sunda berwajah manis dan ayu. Tingginya sekitar 163 cm dan rambutnya panjang. Bibirnya yang selalu tersenyum membuat dirinya semakin manis. Apabila ia sedang bekerja, ia selalu mengenakan baju belahan rendah sehingga belahan dadanya terlihat cukup menantang dan mengundang perhatian para pria di SM. Cara memijatnya pun enak dan kadang-kadang nakal.

Saat ia memijat pangkal paha, ia sering kali menyelinapkan tangannya ke antara selangkanganku dan meremas bijiku. Wah nikmat tidak terkatakan dan otomatis kontolku akan berdiri tegak. Setiba di rumah, saya persilakan ia masuk. Saya menyuguhkan minuman dingin padanya.

“Mau pijit dimana?”
“Di kamar saja” “Kamu tinggal sendiri?”
“Ada pembantu, tapi hari ini dia cuti. Katanya mamanya sedang sakit” Kami berdua naik ke lantai dua dan masuk kamar.

Saya melapisi tempat tidur saya dengan sprei supaya tidak kotor kena minyak pijit. Horden jendela saya tutup setengah supaya tidak silau dan saya nyalakan CD lagu klasik. Saya membuka semua bajuku lalu berbaring tengkurap di tempat tidur.

“Kamu enggak bawa baju ganti?” tanya saya melihat Wina yang duduk ditempat tidur masih mengenakan celana jeans dan kaos.
“Enggak bawa”
“Buka aja pakaian kamu, daripada nanti kotor kena minyak. Udah enggak usah malu” kata saya.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Akhirnya Wina membuka celana jeans dan kaosnya. Wina mengenakan celana dalam g-string warna putih dan BH half cup warna putih. Vaginanya terlihat berbayang dibalik celana dalamnya yang tipis, sedangkan puting Wina terlihat menyembul sedikit dari balik BHnya. Holy cow! Saya langsung konak melihat pemandangan cantik ini. Tidak pernah sebelumnya saya melihat seperti ini. Wina tersenyum malu kepada saya tetapi saya berusaha tenang dan cuek.

Wina mulai memijat kaki kiri saya mulai dari telapak kaki, naik ke betis, hingga pangkal paha. Setelah 15 menit memijat kaki kiri, gantian kaki kanan juga dipijat. Tak lupa saat memijat pangkal paha, tangannya ia selipkan diantara selangkanganku dan meremas bijiku. Saya tersenyum menikmati ini semua. Wina kemudian mulai memijat punggungku. Ia duduk diatas pantatku.

Saya merasakan kulit paha dan pantat Wina yang halus bergesekan dengan pantatku yang tidak beralaskan apa-apa. 30 menit memijat punggung, Wina kemudian berdiri didepanku. Ia memijat tengkuk dan leherku dari arah depan. Mata saya bebas memandang celana dalam g-stringnya yang sexy yang menutupi vaginanya. ceritasexterbaru.org Bulu kemaluan sedikit lebat tetapi terlihat rapih. Sambil menikmati tengkuk saya dipijit, saya mengelus pantat dan paha Wina. Wina tersenyum melihat saya yang terus menatap vaginanya. 15 menit berlalu Wina memijat tengkuk, leher dan kepala saya.

“Balik badannya” kata Wina. Saya memutar tubuh dan telentang di tempat tidur. Kontol saya berdiri dengan tegak. Saya mengubah posisi saya ditempat tidur dan berbaring ditepi tempat tidur.

Wina kemudian mulai memijat pangkal paha dan tulang kering. Wah cara ia memijat yang setengah membungkuk membuat saya semakin bergairah. Payudaranya menggelantung ditahan oleh BHnya. Tak henti-hentinya saya menelan ludah melihat pantatnya yang dibalut g-string. Posisi celana dalam dibagian selangkangannya agak miring sehingga saya bisa melihat bibir vaginanya sedikit. Tetapi saya menahan diri untuk tidak menjamah vaginanya. 30 menit kemudian, Wina selesai memijat kedua kaki dan tangan saya.

“Sudah selesai nih” kata Wina.
“Saya mandi dulu ya. Kamu nonton TV aja” kata saya sambil memutar VCD film Armageddon.
“Wah jangan film itu dong” protes Wina.
“Ini ada bokep, mau?” “Boleh, siapa takut” kata Wina. Setelah memutar film porno, saya mandi membersihkan minyak ditubuh saya.

Tapi saya tidak berlama-lama mandi. Saya keluar dari kamar mandi dalam keadaan telanjang dan melihat si Wina sedang rebahan ditempat tidurku sambil nonton bokep. Wina memberikan senyum kepada saya lalu melirik kontolku yang berdiri.

“Mau dihisap?” tanya Wina.
“Mau dong” jawab saya. Saya rebahan disamping Wina dan Wina memutar tubuhnya sehingga kepalanya menghadap ke kontol saya dalam posisi setengah nungging. Lidahnya mulai menjilat kepala kontolku kemudian ke batang kontol dan biji.

Saya menjulurkan tanganku keantara selangkangan Wina dan mulai mengelus-elus vaginanya. Vaginanya terasa sedikit basah, entah basah karena kena minyak atau lendir dari dalam vaginanya. Wina mulai mengulum kontolku dengan lembut sambil meremas bijiku. Nikmat sekali. Saya menarik pantat Wina sehingga kita dalam posisi 69. Saya sampirkan celana dalam dibagian selangkangannya sehingga terlihat vaginanya yang ditutupi bulu kemaluan. Perlahan saya buka bibir vaginanya dan mulai menjilat klitorisnya.

Wina langsung tersentak dan pahanya merapat sehingga kepala saya terjepit diantara selangkangannya. Wina mendesah dengan nikmat setiap kali lidah saya mengulum klitoris dan vaginanya.Cerita Sex Terbaru

“Sshh.. Terus Arthur, enak sekali” desah Wina dengan nikmat. Jilatan di vagina Wina semakin gencar dan Wina membalas dengan menghisap kontol saya dengan keras. Tak lama Wina orgasme. Vaginanya langsung basah dari lendir vaginanya.

Saya membalikkan tubuh Wina sehingga tubuhnya menindih dadaku. Saya mulai menghisap puting payudaranya dari balik BH sedangkan tangan kananku sibuk meremas-remas payudara kiri Wina. Wina memejamkan matanya dan mulutnya tak henti berceracau. Sambil menikmati payudaranya diremas dan dijilat, Wina mengangkat pantatnya dan perlahan tangannya meremas kontolku sambil dikocok-kocok dengan cepat.

Wina lalu mengarahkan kontolku ke vaginanya. Awalnya agak susah memasukkan kontolku karena Wina masih mengenakan g-string, Wina mencoba membuka celana dalamnya tapi saya larang. Saya singkap sedikit celana dalamnya dan memasukkan kontolku ke vaginanya. Begitu masuk, Wina mengubah posisi tubuhnya menjadi posisi jongkok diatas pinggulku. Wina memutar-mutar pantatnya dengan perlahan sambil mengencangkan otot vaginanya. Terasa kontolku seperti diremas dan dihisap lebih dalam ke vaginanya. Mata saya merem melek menikmati pijatan vagina Wina dan Wina tersenyum melihat saya.

Wina kemudian mulai menggoyang pantatnya naik turun sambil terus mengencangkan dan mengendurkan otot vaginanya.

“Holy cow, Wina, enak banget kontol saya dimainkan seperti itu” kata saya. Wina mempercepat tempo gerakannya. Payudaranya bergoyang naik-turun mengikuti irama goyangan Wina.

Sekali-sekali Wina berhenti bergoyang tetapi ia terus memainkan otot vaginanya. Kontol saya benar-benar terasa seperti diremas dan dikocok oleh daging vaginanya. Nikmat sekali. Keringat dari tubuh Wina mengucur dengan deras. Rambut Wina yang panjang mulai sedikit berantakan. Wina kembali menggoyang pantatnya diatas pinggulku. Suara desahan Wina hampir menyamai desahan pria dan wanita yang sedang bersetubuh di film bokep yang masih diputar. 15 menit dalam posisi ini, pertahanan saya jebol. Peju saya keluar dengan deras dalam vagina Wina. Wina sendiri saya hitung sudah orgasme 3 kali.Cerita Sex Terbaru

Wina menyandarkan tubuhnya di dadaku. Kontol saya masih terasa seperti diremas dalam vaginanya tetapi tidak sekeras sebelumnya. Setelah istirahat sejenak, Wina berdiri lalu ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Saya mengikutinya ke kamar mandi. Wina menyabuni vaginanya lalu kontolku ikut disabuni. Dengan lembut tangannya menyabuni selangkangan dan kontolku kemudian dibilas dengan air. Setelah selesai bersih-bersih, saya menyandarkan Wina ke wastafel lalu melebarkan kakinya. Wina membungkuk didepan wastafel dan melihat diri saya dari balik pantulan kaca diatas wastafel.

Rambutnya yang panjang tergerai dipunggungnya. Dengan sedikit kasar, saya memasukkan kontolku ke vaginanya dan mulai menggenjot vaginanya. Wina sedikit tersentak tetapi ia mencoba mengimbangi permainanku. Dalam posisi seperti ini, kelihatannya Wina agak susah untuk kembali mencoba memijat kontolku dengan vaginanya. Tetapi ia mencoba cara lain, ia merapatkan kakinya sehingga kontolku terasa sempit dalam memasuki vaginanya. Wina berseru-seru dengan nikmat setiap kali kontol saya keluar masuk vaginanya. Saya meremas-remas payudaranya dengan gemas. Mata Wina terpejam dan mulutnya terbuka sambil berceracau.

7 menit menyetubuhi dalam posisi ini, saya minta Wina berbaring di lantai kamar mandi. Wina lalu telentang di lantai dan membuka lebar kakinya. Saya menindih Wina dan kembali memasukkan kontolku. Wina menjerit-jerit nikmat saat kontolku menghunjam vaginanya. Rupanya dalam posisi missionary, Wina merasakan nikmat yang lebih banyak dibandingkan posisi sebelumnya. Kembali saya remas payudaranya dan memilin putingnya. 5 menit kemudian, kembali saya ejakulasi. Cepat-cepat saya keluarkan kontolku lalu mengocok kontolku diatas perut Wina.

Baca Juga Cerita Sex Calon Mertuaku

Peju saya tumpah diatas perut dan dada Wina. Tangan Wina meraih kontolku lalu mengocoknya lebih keras. Saya melenguh dengan keras menikmati kocokan dari Wina dan peju saya terasa keluar lebih banyak. Beberapa cipratan peju saya mengenai tangan Wina, Wina lalu menjilat tangannya yang kena peju. Ia juga menyapu tangannya di dadanya dan menjilat peju-peju dari tangannya. Sepanjang hari kami terus bersetubuh di rumahku. Saya memesan pizza agar tidak usah pergi keluar untuk makan siang. Wina memang fantastis.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.