Di POm Bensin

Cerita Sex Terbaru Di POm Bensin

Cerita Sex Terbaru | Oke, Sempat bingung juga mau mulai dari mana. Panggil aja aku Nana, atau paling gak aku memang sering
dipanggil demikian. Kata orang-orang aku cantik sexy hot. Dan aku tau pasti itu, karna itulah aku tak
segan berbagi dengan tiap mata orang-orang yang memandangku. Mengapa demikian ? jangan tanya dulu. Baca
ceritaku ini sampai selesai

Aku wanita paruh baya, umurku 34 tahun tinggiku 164 cm beratku 55, cukup chubby menurutku terutama di
bagian yang paling disuka para laki-laki. dadaku 36c ukuranya. Ukuran yang cukup fantastis dilihat di
indonesia apalagi untuk wanita chinese seperti aku ( sengaja aku cerita kalo aku chinese dibelakang )
kenapa ? kadang cowok pribumi begitu baca cerita cewek chinese selalu langsung tegak tongkolnya. betul g
?? ngaku aja deh… gini sudah banyak menaklukkan banyak pria. Hi.hi.hi Back to laptop….

Aku sadar aku sexy dan cenderung ke arah hot. Kenapa hot ? Aku memiliki hobby yang cukup aneh utuk orang
indonesia, hobby yang sebenernya banyak dipikirkan wanita indonesia tapi mereka malu untuk
mengungkapkanya. Hoby memamerkan tubuh, eksibisionis, dan segala macam julukannya. Semoga dengan ceritaku
ini banyak wanita terbuka pikiranya bahwa eksibis adalah suatu seni, g ada yang salah hanya karna kita
berada di negeri timur. Berikut ini salah satu ceritaku……

Sore itu agak mendung dan nampaknya gerimis kecil sudah mulai turun. Aku masih berada di toko
perlengkapan bayi dan wanita miliku. Rumahku emang g jauh dari toko, sekitar 4 KM. tapi kalo ujan deras
ya cukup membuatku basah kalo naik motor pulang. Mmmmm….. tapi ide nakalku untuk pamer keseksian malah
muncul. Aku tutup toko dan masuk ke dalam mengganti kemeja tebal yang kupakai dengan kaos putih tipis dan
berleher lebar serta celana jeansku kuganti dengan legging hitam yang berumur 1 tahun sehingga sudah agak
tipis kainnya menampakkan pahaku yang putih mulus.

“Mmmmm…. Cukup seksilah” pikirku dalam hati Apalagi setelah kulihat di cermin kaosku hanya menggantung di
atas pantat sehingga tercetak jelas bulatan pantat dan memiawku, g ada garis celana dalam karna aku emang
sengaja melepasnya.
“ok siap berbagi kesenangan, mmmmm…. Siapa yang beruntung sore ini ya”, pikirku dalam hati.

Setelah siap dengan kostum eksibku aku menembus gerimis dengan “mio pink” kesayanganku. Hujan bertambah
deras, membasahi seluruh bajuku karna sengaja aku g pake jas hujan. “Show segera dimulai” pikirku dalam
hati.
Mendekati lampu merah sengaja aku memperlambat laju “mio” ku.

“Yes pas merah”, sengaja aku tunggu lampu merah. Pas aku berhenti di barisan paling depan.

Sesaat kemudian berhenti di sebelahku 2 anak sma naik motor. Nampak mereka berbisik, dan aku sedikit
mendengar.

“Gus liat tu susu cewek yang naik mio”, kata pengendara yang depan.
“Anjrit…. Montok banget… , ra nganggo BH maneh”. Kata si pembonceng dengan logat jogjanya.
“masa sih..??, wuhh iyo…pentile (putting:dalam bahasa jawa) ketok nembus, gede tenan susune cah….”,
tambah temanya.

Sengaja aku tengok keduanya

“ngomongke aku yo ?”, kataku.
“Anu g ci, kita ngomongin hujan-hujan enaknya nyusu eh minum susu anget”, jawab anak sma yang duduk di
belakang. “susu susu opo ? susune mbokmu ?, nek mo liat susuku liat aja, ra sah isin2”,kataku.

Ketika mereka masie bengong liatin tetekku, aku langsung tancap gas karna lampu udah ijo. Ku lirik lewat
spion ternyata motor mereka mati karna gugup.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

“Yes… berhasil” dalam hati.

G jauh dari rumah aku belok ke pom bensin.

“Yes , ini show sebenernya”, hatiku besorak.

Pom bensin sepi. Hanya ada 2 orang cowok jaga di pompa premium. Aku berhenti tepat di depanya. Sempat
liat expresi wajah mereka yang kaget. Dasar cowok kalo liat cewek muka tertutup helm pasti liat ke arah
tetek duluan. Apalagi kaos putih tipisku dah basah sempurna. Pembaca bisa bayangkan pemandangan indah
yang di dapat penjaga pom bensin??.

“mas isi full tank ya ! sekalian numpang berteduh ya…”, kataku dengan nada menggoda.
“iiiiya mbak eh ci…”, jawab petugas yang umurnya lebih muda sekitar 20 tahunan.

Sambil mengisi dia melirik tetekku yang besar dan terbungkus kaos tipis yang basah.

“ujan-ujanan nie ci ?? kok g pake jas ujan ??”, tanya penjaga yang udah agak tua.

Sambil merapikan uang di tanganya tapi matanya g lepas dari tetekku.

“iya nie pak, jadi basah gini”, kataku sambil mengusap-usap dadaku yang membuat tetek makin tercetak
jelas.
“mampus lo liat nie tetek gue mantep kan…”,pikiran nakalku muncul.
“Berteduh disini dulu aja ci nunggu ujan reda”, kata yang muda dengan nada agak gemetar.
“Dasar berani juga dia ngomong gitu, akal mesum”, pikirku.
“Iya deh…., oh ya saya nana tinggal di palem hijau situ panggil aja ci nana atau cici saja”, kataku
memperkenalkan diri.Cerita Sex Terbaru
“abdullah ….. “,kata penjaga tua sambil mengusap genit tanganku.
“ahmad….”, si pemuda mengulurkan tangannya sambil gemetaran.
“Saya parkir mionya di sini aja ya”, kataku memarkir motor agak kedepan.
“ya g papa”,kata pak abdul. Matanya g berhenti melihat tetekku dan seolah pengen meremasnya dan menjilat
putingnya yang tegak karna aku mulai kedinginan.

Aku duduk di dekat mesin besin

“kok sepi ya ??”,kataku.
“maklum ujan “ kata pak abdul.
“ada apa sie pak kok liatin saya terus gitu ?” kataku sambil menegakkan dudukku jadi tetekku makin tegas
menantang. “ anu ci, tapi jangan marah ya…, anu apa cici g pake baju dalem atau BH ya ?? kok pentilnya
keliatan??”, kata pak abdul lagi.

Nampaknya dia berani juga.

“hehe. Iya pak… maaf ya kalo jadi mengganggu bapak, abisnya saya Cuma bawa BH sama CD 1 aja pas kerja, eh
daripada basah mending saya copot.

Kalo baju ganti c saya bawa di bagasi”, mampus lo kena perangkap gue.

“Apa g risih susunya cici diliat cowok di jalan, dan kita berdua disini ??”, kata si ahmad memberanikan
diri.
“Yah kalian berdua kayak g pernah liat tetek cewek aja ?? paling bapak dah sering liat tetek istri bapak,
masnya juga paling dah pernah liat punya ceweknya”, kataku memancing.
” Yah tapi g semontok dan seputih itu, tetek eh susu eh apalah namanya , punya cici bagus montok seksi,
ya g pak abdul ?”, kata si ahmad.
“Wah makasi pak…., tapi saya bukan cewek murahan lo hanya karna saya g sengaja berdandan gini ( padahal
sengaja )”, tegasku.
“iya saya tau kok ci, cici orang terhormat”, jawab pak abdul.
“Eh ci saya punya jas hujan di motor belakang, cici bisa ganti baju kering di belakang trus pulang pake
jas hujan saya”, kata si ahmad menawarkan pertolongan.
“bener nie mas ahmad ??, boleh deh wah makasih banget”, kataku.

Lalu aku berlari ke mioku dan mengambil kemeja, jeans , dan pakaian dalamku.

“Pak abdul anter ci nana aja, biar saya yang jaga”, kata ahmad memberi kesempatan pada pak abdulah.
“iya ci mari saya antar, sebelumnya maaf kamar mandinya g bisa dipake kalo mau ganti di belakang kantor
aja, aman kok, motor ahmad juga disana”, kata pak abdul tanpa risih lagi sambil melihat tetekku.Cerita Sex Terbaru

Akupun mengikuti pak abdul ke belakang kantor SPBU, belakang kantor merupakan lorong sempit antara gedung
SPBU dan tembok pembatas area SPBU.

“pak abdul tolong temenin saya ganti, saya takut ada orang ngintip”, kataku menggoda.
“Bener nie ci ??”, katanya gembira.
“Iya pak abdul kan orang baik-baik saya percaya”, kataku .

Aku mulai membuka baju, dengan gerakan perlahan seolah stripsis.

Mata pak abdul g berkedip melihat tetekku yang besar dan montok menggantung bebas kini tanpa penghalang
apapun. Aku berusaha tambah menggodanya dengan mengusap sisa-sisa air hujan di tetekku.

“Ci boleh saya….”, kata pak abdul sambil tanganya maju hendak meremas tetekku.

Plak…. Aku tampar pak abdul

“mampus loe, emang loe kira bisa ngent*t gratis “, dalam hati pikirku.
“maaf pak abdul, saya g bisa melayani nafsu pak abdul, tapi…. Karna pak abdul sudah baik dan menjaga
sikap pak badul boleh mengocok tongkol pak abdul sambil liat saya seperti ini, kasian tongkolnya pak
itu”, kataku sambil malu-malu menunjuk tongkolnya.
“Bener ci ???”, katanya.

Tanpa menunggu konfirmasi dikeluarkanya tongkolnya yang coklat panjang. Mmmmmmmm……. Sebenernya aku pengen
ngemut juga c, walau aku doyan ngent*t tapi ya pilih2 jangan-jangan pak abdul suka main sama perek kan
bisa ketularan penyakit aku. Pak abdul terus mengocok tongkolnya sambil mengerang, aduh… lama bgt lagi.
Akupun mendekatinya dan menarik salah satu tanganya ke tetekku.

“Aaaaaaaaa………, pelan pak”, teriakku, karna pak abdul meremasnya kuat sekali. Sial bandot tua ini.
“Uhhhhhhhhh……. Ahhhhhhhhhhhh sssshhhhhhhhh…… ciiiiiii…….. jepit dunk di paha cici aja g usah di memiaw, g
bisa keluar nie nanggung “, katanya.

Akupun nungging memposisikan diri doggy style dengan legging yang masi aku pake. Aku jepit tongkolnya di
pahaku, dia beregerak maju mundur. Tanganya bergerak ke depan meremas tetekku.

“ohhh………. Ci…. Nikmat ngent*tin ci*a…. uhhhh……”,desahnya.

Dan crot….crot…crot…. tongkolnya menyembur membasahi leggingku. Sial nie bandot, g tau legging
keayanganku di kotorin lagi. Setelah beristirahat sesaat aku berkata “panggilin ahmad dunk pak, saya juga
mau makasie sama dia”.

Saat pak abdul sudah pergi aku turunin leggingku sampai buah pantat. Aku emang sudah horny berat karna
eksibisku berhasil dan karna memiawku tergesek-gesek saat pak abdul ngent*tin pahaku.

“sssssssssshhhhhhhhhh………. ohhhhhhhhh………… sssssssssshhhhhhhhhh………. ohhhhhhhhh………… sssssssssshhhhhhhhhh……….
ohhhhhhhhh………… sssssssssshhhhhhhhhh………. ohhhhhhhhh………… sssssssssshhhhhhhhhh………. ohhhhhhhhh………… ”, desahku
sambil tanganku mainin memiaw sementara tetek masie kebuka, meski udara dingin badanku hangat karna
nafsu. “mmmmmmmmpppppppp……….”, g sadar ahmad mengamatiku entah berapa lama.
“eh ahmad… makasi jas hujanya ya…, sini…sini, aku mau ucapin terima kasih…, kamu mau minta apa ???”,
kataku menggodanya.
“anu kata pak abdul g boleh ngent*tin cici ya….??, kalo gitu saya mau tongkol saya di jepit susu cici
dunk, saya sering sama pacar saya, tapi punya dia g gede kaya punya cici, g putih lagi ”, katanya lugu
sambil meraba tetekku tanpa malu-malu.
”Ok…. permintaanmu aku kabulkan….. “ aku maju mendekatinya dan menjepit tongkolnya di tetekku.

Aku bergerak naik turun jadi tongkolnya serasa dikocok. G ada 3 menit dia dah keluar…. Dasar anak muda.
Diapun tersenyum puas. Aku mulai berkemas melepas semua legging yang tinggal menempel satu-satunya di
tubuhku. Mengelap peju ahmad di tetekku dengan leggingku.

Baca JUga Cerita Sex Ummi Sayang

Ahmad bangun dari duduknya dan membantuku berpakaian, kekagumanya belum habis pada tubuhku, pantat,
tetek, memiaw ( yang belum waktunya dia rasakan ) semua dia raba dan pegang. Sambil membantuku memkai CD
dia mengusap-usap memiawku dan saat aku memakai BH ku dia meremas-remasnya dengan alasan biar pas
posisinya, dasar anak muda yang aneh. Setelah berpakaian lengkap akupun pulang dengan jas hujan pinjaman.

Sampai di rumah Cuma ada keponakanku doni yang setia menungguku, Akhirnya aku ngent*t dengan doni seperti
biasa saat suamiku pergi. Kami bergumul sangat hebat karna aku udah foreplay duluan dengan hobi eksibis
kesukaanku.
Untuk salam buat pak abdul dan ahmad ( petugas salah satu pom bensin di jalan godean ).- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.

Di Pinggir Pantai Parang Tritis

Cerita Sex Terbaru | Sebuah kisah ngentot yang menggairahkan. Suntuk! Satu kata yang membawaku melarikan motor kesayanganku membelah dinginnya malam bulan Agustus, menuju ke pusat keramaian kota Yogyakarta, Maliboro. Terus terang fikiranku kacau, wanita yang aku sayangi sore tadi pergi tanpa pamit bersama temannya ke luar kota. Padahal sudah lima hari ini tak diberinya jatah sex, dengan alasan sedang ujian tengah semester. Mau meledak rasanya kepala ini, harus kusalurkan nafsu ini bila tak ingin uring-uringan terus. Terbayang di benak semua rencana tuk malam ini memberi kepuasan dirinya dan pelampiasan nafsuku, sebutir obat kuat telah kusiapkan disaku calana. SIAL! makiku dalam hati…

Cerita Sex Terbaru Di Pinggir Pantai Parang Tritis

Warung itu terlihat sepi. Sebetulnya bukan warung, lebih mirip gerobak dorong makanan yang terparkir di pinggir jalan seberang toko Ramai Malioboro. Kuparkir motor di depan gerobak makanan itu, kupesan segelas jahe tape untuk mengusir dinginnya malam. Kulirik jam baru setengan sembilan malam, tinggal setengah
jam lagi bubaran toko-toko sepanjang Malioboro, dimana pelayan-pelayan toko berhamburan keluar toko untuk pulang. Kuraih rokok di saku jaket yang tinggal tiga batang, kunyalakan dan kuhisap kuat sambil kuhembuskan keras ke udara. Dinginnya malam tak cukup untuk mendinginkan hati ini, terlebih dalam calanaku yang menginginkan jatah. Fikiranku melayang mencari cara memenuhi hasrat ini.

Waktu pun berjalan, fikiranku terus berkecamuk, terdengar suara wanita memesan segelas teh hangat di sampingku. Kugeser letak dudukku, kulirik dia, hmm lumayan juga nih cewek. “Permisi mas numpang duduk” sapanya. “Oh monggo, silahkan-silahkan” jawabku memberi tempat kepadanya. “Kok belum pulang mbak?” tanyaku membuka percakapan. “Iya mas, tunggu jemputan, tapi kok belum kelihatan ya” jawabnya sambil menengok kiri dan kanan. “Biasanya dah jemput dari tadi lho mas” tambahnya. Tiba-tiba Hp di tas wanita itu berbunyi, kulihat dia menjawab telepon itu, kuperhatikan wajahnya. Alamak! wajah itu tertekuk marah, menambah manis wajah ayunya. “Kurang ajar” katanya sambil menutup pembicaraan teleponnya. “Kenapa mbak, kok marah-marah?” tanyaku padanya. “Dasar cowok gak tahu di untung, minggat sana sama gendaknya” maki dirinya kepada cowok di telepon tadi. Tiba-tiba dia menelungkupkan wajah ayunya ke atas meja sambil menangis. Wah kacau nih, pikirku. “Sudahlah mbak, nggak usah dipikirin, laki-laki emang begitu” rayuku sambil tak kusadari bahwa aku juga laki-laki yang mungkin lebih berengsek dari cowoknya tadi.

“Gimana kalau saya saja yang mengantar embak?” kutawari diriku untuk mengantar. Wanita itu menengadah, terlihat air mata yang masih mengalir dari kedua boal matanya. Oh My God, ayu tenan gumam hatiku, wajahnya itu lho lucu, imut, kasihan diterpa cahaya lampu tempel di meja gerobak dagangan makanan. “Mas nggak papa? Nanti ada yang marah? tanyanya sambil menatap lekat padaku. “Kita senasib kok mbak, Anton” kataku memperkenalkan diri sambil meraih tangannya menuju motor. Setelah kubayar minuman kita, kuulurkan helm kepadanya. Motor kustarter, dia duduk dibelakangku. “Aku Ika mas. Senasib bagaimana sih mas?” tanyanya padaku. “Aku juga ditinggal cewekku sore tadi, dia pergi sama teman-temannya tanpa pamit padaku” jawabku. “Tinggalmu di daerah mana mbak?” tanyaku. “Apa” tanyanya sambil mendekatkan kepalanya ke samping kepalaku, seerrr… payudara yang bulat kencang, sekarang nempel merapat di punggungku, terjadilah pemberontakan di dalam celana dalamku. Sial… aku lupa mencukur bulu bawahku, sekarang terasa perih menggigit terdesak pisang ambonku yang perlahan serta pasti mengeras. “Kenapa mas?” tanyanya sekali lagi padaku. Wajah gadis itu di sebelah kanan agak kebelakang arah wajahku, kutengok ke samping kanan, persis yang kuduga sebelumnya, begitu menengok, kucium lembut dan menyentuh pipi serta sedikit mulutnya, “iiiihhh, nakal ya masnya ini” katanya sambil mencubit pinggangku. Haa haa haa… “Kostmu daerah mana adik manis?” tanyaku menahan perih di pinggang akibat cubitannya. “Enggak tau, aku lagi males pulang” cemberutnya sambil terus mencubit pinggangku. Kuhentikan motorku di tepi jalan. “Kok berhenti mas?” tanyanya. “Habis kamu nyubit terus dan gak di lepas-lepas sih… nanti gimana jalan motornya?” candaku. “Habis masnya juga genit sih, pake ngesun segala” ujarnya. “Nah gitu dong, jangan sedih terus, ntar ilang lho manisnya” kataku cengengesen. “Tu kan… mulai lagi” ketusnya sambil bersiap untuk mencubit pinggangku lagi. Kutangkap tangan lembut itu, kugenggam mesra sambil bertanya “Trus kita mau ke mana cah ayu?” Ditundukkannya wajahnya “Terserah mas aja lah. pokoknya aku males pulang ke kostan”. “Ya oke deh, kita nikmatin malam ini berdua aja ya” jawabku. “He eh” sambutnya sambil melendot manja, ah dasar wanita dirayu sedikit, keluar deh manjanya. Kulaju motorku ke arah selatan Yogya. Namanya rejeki gak lari ke mana, sorak hatiku.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Sampailah kita di daerah pantai Parang Tritis, angin laut selatan menyambut kita disertai dinginnya musim kemarau bulan Agustus. Kulepas jaketku dan kukenakan kepadanya yang hanya berkaus ketat berlengan pendek. Kuparkir motor di atas pasir pesisir pantai, kurengkuh bahunya untuk duduk di pasir, dia diam saja, pandangan jauh menatap kelamnya lautan. “Kenapa, kok ngelamun” tanyaku. “Tauk nih, kita kan baru beberapa jam lalu kenalan, kok udah akrab ya” jawabnya. “Emang kenapa? nggak boleh? Aku suka dari pandangan pertama tuh” kataku ngawur. ceritasexterbaru.org “Iiiiih, ngawur lagi deh” sergahnya sambil mulai mencubitku lagi. Sebelum tangan itu sampai, aku bangkit berlari menghindar, terjadilah kejar-kejaran diantara kami, sampai suatu saat kakiku tersandung lobang dan jatuh. Karena jarak kami tidak terlalu jauh, dia pun ikut terjatuh, sebelum sempat kusadari, reflek tanganku meraih tubuhnya, berpelukanlah kami berdua. Dia terdiam, akupun menahan nafas, perlahan kusorongkan wajahku mendekati wajahnya, kucium lembut bibirnya, ia pun membalas sambil memejamkan matanya, kami berdua terhanyut, melayang tinggi dengan latar belakang deburan ombak pantai selatan.

Malampun semakin larut, kami memutuskan untuk menginap di salah satu losmen yang berada i sekitar pantai. “Kok kamu mau menginap dengan cowok yang baru kamu kenal sih” bisikku ketelinganya. “Habis mas baik sih, mau nemenin Ika yang lagi sebel” katanya manja. Kuraih wajahnya, kepagut bibir mungil Ika, kami berdua berciuman mesra. Tangan kananku memeluk pinggang, tangan kiriku bergerilya masuk ke dalam kaus Ika. Cumbuan kualihkan ke leher jenjang Ika, dia mendesis dipeluknya tubuhku. “Sss…mass… enaaakk” erang Ika. Tangan kiriku berusaha masuk melalui bra yang agak ketat, sedang tangan kananku berusaha membuka kaitan bra di punggung Ika. “Mas Ann… ton… Ika lee.. messs nih… sambil tiduran yuk…?” pintanya. Kurebahkan diri Ika ke atas ranjang, kumainkan kedua belah payudara Ika, Ika terpejam kembali dengan mengerang perlahan… sss… sss… yang keras mas remasnya… sss…

Kubungkukkan bandan, mendekat ke arah payudara Ika, ku kulum puting sebelah kiri sementara tangan kananku meremas sebelah kanan. Tangan ika menjambak rambutku… Sss… enaaakk… masssss… hisap yang kuat sayang… Jilatanku kuteruskan menelusuri sampai ke pusar, kumainkan lidahku di lubang pusar Ika. Malam kian larut, deburan ombak terdengar sampai ke dalam kamar losmen, seakan musik mengiringi deru nafas memburu kami berdua. Kupandangi tubuh Ika, kuusap mesra wajahnya, Ika memandangku pasrah, kubelai perutnya dengan tangan kanan, terus turun hingga ke celana panjang Ika. Kubuka kancing celana Ika, kuturunkan resluiting dan kubelai dengan punggung tanganku.

“Mas Anton… jangan siksa Ika dong… cepet copot baju dan celana mas juga” pinta Ika seperti memelas. “Sebentar sayang, mas mau buang air kecil dulu ya” kataku sambil berlalu ke kamar mandi. Aku mencopot baju dan celanaku serta celana dalamku sambil mengelus penisku “sabar ya sayang, nanti kukenalkan pasanganmu” kataku bergumam senang. Ika terpekik tertahan melihat kondisiku yang bugil, sambil menutup mulutnya. “Mas Anton… kok gede banget penisnya? kira-kira muat gak ya unya saya?” tanyanya. “Kamu masih perawan Ka?” tanyaku mendekatinya. “Udah enggak sih… cuman dah lama gak kemasukan, apalagi segede punya emas?” jawabnya senyum dikulum. “Ya udah nikmatin dulu deh punya emas ini ya” kataku sembari menyodorkan penisku ke wajahnya. Ikapun bangkit dan menyentuh penisku sembari dijilatinya, kemudian memasukkan batang penisku ke dalam mulutnya, terlihat sesak tatkala dia memasukkan batangku.

Aku tersenyum melihatnya terbelalak-belalak. “Cape nih mas mulut Ika, pegel!” protesnya. “Ya udah, sekarang giliran emas mau cium vegi Ika ya” kataku meredakan protes Ika. Kemudia Ika kembali tiduran sembari mengangkangkan kedua pahanya, kudekatkan kepalaku di selangkangan Ika yang memang luar biasa bersihnya kemaluan ika dengan rambut sedikit dirapikannya, kumulai mengulum kemaluan Ika. Kedua tangan Ika menjambak rambut di kepalaku. “Achhh… terus masss… yesss… gigit masss…” erang Ika seperti cacing kepanasan. Gila aja cowok goblok itu, barang sebagus ini disia-siakan bathinku berkata sembari terus menjilat dan sesekali kumasukkan lidahku kedalam liang vegi Ika. “Maasss… aaakkkuu… nyammpeee…!” jerit Ika sembari menekan kepalaku ke dalam vaginanya. Tubuh Ika bergetar hebat, dari lubang kemaluan Ika keluar lendir orgasme yang lansung tak kusia-siakan untuk menyedotnya ternyata gurih sekali cairan orgasme Ika. Setelah beberapa saat Ika tergolek lemas seperti tak bertenaga, kudekati Ika dan berbaring di sisinya, kukecup keningnya dan kubelai rambut Ika, “Gimana rasanya sayang?” tanyaku. Ika tak menjawab, hanya tatapan sendu serta senyuman Ika yang mewakili sejuta kata-kata yang mewakili dirinya mencapai puncak kenikmatan.

Kemudian aku bangkit, melumuri penisku dengan air ludah, agak kuangkat Ika untuk agak menepi dari ranjang. Perlahan aku arahkan penisku ke tengah selangkangan Ika. “Pelan-pelan ya mas…” pinta Ika memohon. Pertama ku sibak bibir vagina Ika, kemudian kutempelkan kepala helm penisku di tengah vaginanya, perlahan-lahan kudorong masuk ke dalam. Dengan orgasmenya Ika tadi, seolah telah siap untuk menerima kedatangan penisku, tetapi tetap saja agak sempit.

Kulihat Ika agak meringis, “Kenapa Ka?, sakit ya?” tanyaku. “Sedikit mas, tapi gak pa pa kok, Ika tahan”. Aku gak mau buru-buru, sedikit demi sedikit kukeluar masukkan batang penisku ke dalam vagina Ika. Setelah masuk setengah, kudiamkan sejenak untuk memberi waktu vagina Ika menyesuaikan dengan batang penisku, kulihat Ika menatapku, “Kenapa berhenti mas? aku dah mulai merasa enak kok rasanya” kata Ika sedikit protes atas perbuatanku. Memang aku penjahat kelamin, kata teman-temanku, sebetulnya aku sendiri gak setuju karena menurut diriku sendiri aku adalah penyayang kelamin, gak mau asal aja make love dan wanita merasa sakit, karena prinsipku hubungan sex itu adalah kepuasan antara dua insan berlainan jenis.Cerita Sex Terbaru

Setelah kulihat Ika sudah terbiasa dengan penisku, mulailah kumaju mundurkan senjataku tersebut, sambil melirik Ika. Ternyata Ikapun sudah menikmati keluar masuknya penisku di vaginanya. Sekitar lima menit kemudian Ika kontraksi, rupanya dia sudah mau mencapai orgasme lagi. Massssss…akkkuuu… nyammmppeee… erangnya sambil memeluk erat tubuh serta menjepit keras pinggulku. Aku imbangi orgasme Ika dengan menancapkan batang penisku dalam-dalam.

“Gimana sayang?” tanyaku. “Waduh mas luar biasa deh” jawabnya sambil terengah-engah. Kemudian Ika aku suruh telentang di atas rajang, kemudian aku naik di atas tubuh Ika, kujilati sekitar payudara Ika yang memang sudah basah oleh keringatnya. Kemudian kusuruh kedua tangan Ika untuk menjepit kedua payudaranya, setelah itu batang penisku aku tusukkan di tengah jepitan payudaranya. Ika tersenyum paham dengan perbuatanku dan bertanya “Kenapa gak dikeluarin di dalam vagina Ika aja mass?” tanyanya. “Enggaklah, nanti kamu hamil lagi” jawabku. Ikapun tersenyum manis. Kukocok kemaluanku di jepitan payudara Ika, tak berapa lama terasa ada sesuatu yang akan meledak dari ujung kemaluanku, Ika menengadah ke arah payudaranya, “Kaaa… masss mau sammmpe juga nihhh…” erangku. Kulihat Ika membuka mulutnya, seolah mau menampung muncratan orgasme ku. Melihat hal itu buru-buru ku copot penisku dari jepitan payudara Ika dan kumasukkan ke mulut Ika, disambutnya penisku dan di kulumnya. Meledaklah semua spermaku di mulut Ika sampai tetes mani terakhir. “Enak kok mas, gurih… Ika seneng sama sperma emas?” kata Ika sambil tersenyum. Akupun seperti habis berlari berpuluh-puluh meter, nafasku tersengal tetapi senyumku masih bisa kupaksakan untuk Ika. Kupeluk tubuh bugil Ika, kuciumi wajah, pipi, dan kamipun beciuman mesra, kamipun tertidur pulas hingga pagi tanpa sehelai benang nempel di kedua tubuh bugil kami.

Pagi pun merangkak ke siang, aku terjaga dan kulihat di sebelahku Ika sudah tidak ada. Dengan perasaan malas aku bangun dan menuju ke kamar mandi. Sesampai di sana kulihat Ika membelakangi pintu dan sedang menyikat gigi, perlahan kudekati dan kupeluk dari belakang, tak lupa tanganku mampir di kedua buah dada Ika.

“Eh dah bangun ya mas?” sapa Ika. Kurasakan penisku menegang lagi, dengan posisi demikian kurenggangkan kedua kaki Ika dan perlahan kumasukkan penisku dari belakang. Ika mengerang lirih dan berpegangan pada tepi bak mandi, sampai akhirnya Ika mencapai orgasmenya.

Setelah itu ia jongkok di depanku dan mulai mengulum penisku sampai mencapai orgasme yang ditelan Ika sampai habis.

Setelah mandi dan sarapan, kami berdua bersantai di teras depan losmen. Kemudian Ika bertanya dengan perasaan sedih, “Mass, kira-kira besok-besok gimana ya hubungan kita..” tanyanya sedih. “Mau kamu gimana Ka? balasku bertanya lagi. “Mau Ika kita gak buru-buru putus mas, setelah peristiwa semalam sampai hari ini, kayaknya Ika suka deh sama mas Anton?” katanya sambil mulai meneteskan air mata. Aku bangkit dan memeluk dirinya, ku elus punggung dan rambutnya. “Mas juga sama kok perasaannya dengan kamu sayang” kataku menghibur. “Kita lihat besok aja ya, dan aku janji selalu menghubungi kamu ya Ka.” kataku kemudian. Ika hanya mengangguk lemah.

Baca Juga Cerita Sex Kades Kena Karma

Sejak itu sesuai dengan janjiku, aku selalu mengunjunginya dan kami masih berhubungan intim terus, bila tidak di kostanku ya di kostnya Ika. Sampai suatu saat dia bilang kalau dilamar oleh cowoknya yang dulu, dimana cowoknya telah mengakui kesalahannya dan berjanji tidak akan menyakiti Ika lagi. Aku pun agak goncang, tetapi gimana lagi, aku sendiri masih kuliah, masih nodong orang tua, sementara cowok si Ika telah bekerja, akhirnya kuihklaskan kepergian Ika. Sebelum berpisah Ika kuajak ke Tawangmangu selama dua hari, berdua memuaskan hasrat sebelum berpisah. Memang Ika sendiri tidak bisa menolak cowok tersebut yang masih terhitung famili jauhnya, setelah kunasihati akhirnya Ika mau mengerti dan menerima lamaran cowoknya.

Kini aku jomblo lagi, sementara cewekku dulu sudah aku putus kemarin-kemarin, yah semoga bro-bro masih mau membaca kisah petualanganku yang lain di lain cerita.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.

Cewek Pecandu

Cerita Sex Terbaru | Kehidupanku amatlah nikmat dan glamour. Uang, mobil mewah, handphone semuanya disediakan. Aku juga kos
di tempat yang megah dengan kamar ber-AC.
Tapi kehidupan Jakarta yang penuh godaan membuatku terjerumus. Semua hal yang buruk pernah kujalani di
Jakarta. Dan yang paling parah aku sering berjudi. Karena hobi berjudi itulah, aku kena batunya.

Cerita Sex Terbaru Cewek Pecandu

Waktu itu pertandingannya ada pertandingan bola Chelsea vs Tromso, aku pasang pertama 10 juta, setengah
permainan aku pasang lagi 10 juta. Seperti yang kalian tahu Chelsea membantai Tromso 7-1 dan aku kalah
sekitar 30 jutaan.

Dengan perasaan takut aku segera telepon ortuku. Seketika itu juga mereka mengirimkan uang dan segera
menarikku dengan paksa dari Jakarta kembali ke Solo.
Di Solo aku menjadi pengangguran. Tiap hari dimarahi oleh orang tuaku. Dalam hatiku, aku ingin sekali
berubah dan melanjutkan studiku kembali. Kusampaikan keinginanku dan kedua orang tuaku menerimanya.
Mereka mengusulkan agar aku kuliah saja di UKSW Salatiga karena deket dengan Solo.

Akhirnya aku kuliah di Salatiga, kota kecil yang sepi. Kehidupan Jakarta yang ramai dan ceria berubah
menjadi suram dan sepi. Tapi apa mau dikata, aku harus mengembalikan kepercayaan orang tuaku. Aku
mengambil jurusan Pariwisata atau setara dengan D2. Aku disana mempunyai pacar sebut saja namanya Mila,
anak Semarang.

Kadang-kadang rasa sepi menghantui diriku. Kehidupan kota metropolitan yang serba nikmat membuatku
ketagihan. Kadang aku ke diskotik di kota Solo, Legend atau Nirwana dan tripping di sana. Mila tentu
saja tidak mengetahuinya karena aku selalu pergi setelah kosnya tutup.

Pada hari Selasa, aku pergi ke Solo setelah kos Mila tutup. Sudah lama aku tidak trip. Kulihat banyak
juga anak Salatiga yang juga tripping di sana. Aku juga “neken”, obatnya waktu itu Pink Love kalau tidak
salah. Memang benar-benar nikmat obat itu.

Nah, pada saat aku asyik trip, ada seorang cewek di sebelahku yang juga triping. Usianya sekitar 23-an,
tubuhnya seksi luar biasa. Kaos yang dipakainya tidak dapat menyembunyikan kebesaran buah dadanya
ditambah lagi pantat yang seksi, yang terus bergoyang sensual mengikuti irama house music. Aku cuek
saja, mencoba menikmati obatku.

Tiba-tiba saja dia terhuyung-huyung dan hampir menjatuhi aku.
Aku segera menangkapnya dan langsung BT. Sialan! Kulihat raut wajahnya pucat pasi dan nafasnya memburu.
Nih, cewek pasti over dosis! Kulihat di mejanya ada dua gelas Long Island. Kulihat keadaannya agak
gawat. Kupapah dia keluar diskotik dan kumasukkan ke mobilku. Aku segera melarikan mobilku ke Rumah
Sakit.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

“Eh… jangan ke Rumah Sakit… jangan!” begitu rintihnya ketika dia mengetahui bahwa aku menuju ke RS.
“Terus ke mana, kamu kan OD! Minum berapa sih?”
“Pertamanya cuma 2 tapi disodok lagi 1 sama temenku terus ditambahin Long Island.” Aku berpikir nih
cewek pasti OD sekaligus mabuk.

Setelah kubelikan susu, kami akhirnya malah jalan-jalan keliling Solo. Kami berkenalan, dia bernama
Sandra.

“Kamu sering trip, San?” terus dia jawab
“Baru tiga kali.” Aku heran banget baru tiga kali dosisnya sudah segitu banyak.
“Kamu kuliah di Salatiga kan?” tanyanya.

Aku jawab,

“Dari mana kamu tahu?”

Dia jawab,

“Siapa sih mahasiswa UKSW yang bawa…” katanya sambil menyebut merek mobilku. Aku hanya tersenyum, memang
di Salatiga cuma aku yang bawa jeep berkelas di kota sekecil ini. Rada kampungan!Cerita Sex Terbaru

Dia sebenarnya datang bersama teman-temannya tapi entah kenapa teman-temannya malah pergi ke
Balekambang. Dia mengajakku langsung ke Salatiga sekalian pulang. Tak lama kemudian aku sampai ke
Salatiga. Dia hendak kuantar ke kosnya di Jalan Diponegoro. Tapi dia menolak dengan alasan dia “on”
lagi. Memang kurasakan tangannya kembali dingin dan tubuhnya bergetar. Aduh… payah, nih! Dengan terpaksa
aku ke kosku. Kasihan kalau dia masih “on”. Waktu itu masih jam 02.30. Begitu masuk ke kontrakanku,
giginya sudah gemeretak tanda sudah tinggi. Segera saja kuputarkan house music di kamarku. Dia
menggerakkan kembali tubuhnya dengan gerakan yang sensual dan merangsang birahi. Tapi aku cuek saja. Mau
ereksi saja susah! Aku juga merasa “on” lagi. Sambil bersandar di sofa, aku mulai menggelengkan kepala.

Hentakan house music semakin meninggi, dia semakin gencar menggerakkan tubuhnya. Buah dadanya yang
menggunung bergoyang seperti kesetanan. ceritasexterbaru.org Kaos ketatnya sudah basah oleh keringat. Tiba-tiba saja Sandra
menjatuhkan tubuhnya serta merangkul tubuhku dan kurasakan buah dadanya yang montok itu menggencet
dadaku. Aduh… empuknya! lalu kubiarkankan saja, sama-sama nikmat sih! Dan seketika juga kurasakan nafas
Sandra memburu dan mempererat rangkulannya. Bagian bawah tubuhnya digeser-geserkan dengan nafsu. Sekali
lagi aduh… enaknya!

Tak disangka-sangka dia mencium bibirku dengan nafsu, aku sempat gelagapan. Tapi segera kubalas dengan
penuh nafsu pula. Entah kenapa, padahal aku sedang tidak mood! Tangannya mulai meraba kemaluanku dan
mulai diremas-remasnya. Aku pun mulai membalas meremas-remas buah dadanya yang besar itu. Aku benar-
benar merasakan kenikmatan surga dunia. Tapi anehnya kemaluanku tetap saja tidak bereaksi. Sandra
melepaskan rangkulannya dan berlutut sambil tangannya membuka paksa celana pendekku. Dikocoknya
kemaluanku dengan bernafsu. Aku merasa geli sebab kemaluanku tidak berdiri. Aku bukan pertama kali ini
senggama tapi baru kali ini kurasakan hal yang aneh seperti ini.

Dengan penuh nafsu, dihisapnya kemaluanku dari batang kepala sampai batangnya. Aku merasa terkejut dan
merasakan kenikmatan yang luar biasa. Tiba-tiba saja aku merasa detak jantungku semakin menggebu, entah
kenapa. Kulihat saja kepala Sandra maju mundur menghisap kemaluanku sambil kubelai-belai rambutnya yang
disemir pirang. Usahanya mulai menampakkan sedikit hasil. Kemaluanku mulai bangkit secara perlahan. Dia
melepaskan kaosnya dan tampaklah buah dadanya yang terbungkus BH putih. Kemudian dia melepas BH-nya dan
mataku langsung berbinar melihat pemandangan seindah itu. Buah dada yang montok menggunung dengan bentuk
yang bagus dan puting susu yang kecil berwarna kemerah-merahan.

Kepala kemaluanku diusap-usapkan ke putingnya sambil terus dikocok-kocok batangnya. Aduh… aku mulai
merasakan kemaluanku betul-betul tegang. Aku merasakan detak jantungku semakin menggila, mungkin darah
dari jantungku terpompa ke kemaluanku. Dadaku rasanya kosong dan deg-degan. Sandra tersenyum kegirangan
karena usahanya berhasil.

Dia bangkit dan melepas celana panjangnya. Aku menghempaskan tubuhku di kasur dan kulihat kemaluanku
mulai lemas lagi. Sandra melepas juga celana dalam putihnya dan kulihat bulu kemaluannya yang menghiasi
lubang vaginanya tidak begitu banyak dan jarang-jarang. Pantatnya yang putih dan seksi serta berisi
terlihat jelas. Tubuhnya putih bersih dan seksi bahkan kubilang terlalu seksi karena pantat dan buah
dadanya besar sementara pinggangnya kecil.Cerita Sex Terbaru

Karena melihat pemandangan seperti itu, kemaluanku bangkit kembali. Sambil tetap duduk di sofa,
digenggamnya kemaluanku dan digesek-gesekkan di pintu masuk lubangnya. Aku merasakan kenikmatan yang
luar biasa. Kemudian dimasukkannya kepala kemaluanku secara perlahan kevaginanya. Aku hanya merem melek
keenakan. Sandra terus menaik-turunkan tubuhnya sementara house music terus mengalun. Buah dadanya
bergoyang mengikuti gerakan naik-turun tubuhnya. Kutarik punggungnya hingga buah dadanya tepat berada di
depan mulutku dan langsung kulumat-lumat dan kuhisap-hisap. Sandra mendesah-desah keenakan. Dia terus
menduduki kemaluanku dan menggoyang-goyangkannya.

Setelah sekian lama dengan posisi naik kuda seperti itu, aku merubah posisiku di atas dan dia di bawah.
Langsung kugojlok kemaluanku sambil kupeluk dia erat-erat. Kuciumi sekujur wajahnya, telinganya,
hidungnya. Dadanya tergencet bulat dan hangat di dadaku. Kupacu terus pantatku sampai aku merasa pegal
semua. Keringatku terus mengucur dari seluruh pori-poriku tapi aku tak peduli. Sandra hanya meringis-
ringis keenakan. Kami sudah tidak mempedulikan keadaan sekitar. Suara dengusan dan rintihan bercampur
menjadi satu.

Aku terus berjuang agar aku bisa mencapai puncak. Sudah tidak terhitung berapa kali batang kemaluanku
mengobel lubang vaginanya. Aku terus mengocok vaginanya sambil memegang kedua belah kakinya. Aku harus
tetap berkonsentrasi dengan memandang wajahnya sebab bila aku menutup mataku sebentar saja maka segera
kurasakan batang kemaluanku mengecil. Kadang-kadang dengan posisi seperti itu, aku memegangi sepasang
buah dadanya yang berayun. Sandra memintaku untuk menusuknya dari belakang, aku pun oke-oke saja.

Keinginanku untuk mencapai kenikmatan sudah menggebu-gebu. Langsung kumasukkan saja kemaluanku dari
belakang dan kumaju-mundurkan dengan agak kasar. Terus kukeluar-masukkan sambil kupegangi pinggulnya.
Dia hanya merintih dan mendesah saja sambil memegangi kedua buah dadanya. Aku tanya kenapa dan dia jawab

“Biar nggak kendor…” Aku gemas mendengar jawabannya itu.

Dari belakang kupegangi buah dadanya yang bergoyang mengikuti gerakan pantatku. Saat itu tidak lagi
kurasakan kenikmatan bersenggama tapi yang ada adalah keinginan untuk mencapai klimaks.

Setelah beberapa saat, kami berganti posisi lagi. Kami bersenggama dengan posisi miring. Agak susah
memang karena ukuran kemaluanku tidak sepanjang milik orang-orang bule. Satu kaki kuangkat dan begitu
celah kewanitaannya merekah langsung kusumbat dengan kejantananku. Aku mencium bibirnya dengan nafsu
sambil terus kugoyangkan pantatku. Sampai suatu saat aku benar-benar kelelahan dan kuhentikan gerakanku.

Sandra yang menyadari hal itu dan merasakan kemaluanku mulai mengecil langsung mencabutnya dan
dikocoknya.

“Jangan lemas dulu… dong! Aduh…!” Dia membimbingku duduk dan dia memaksa kemaluanku untuk masuk ke
vaginanya.

Sambil duduk, dia yang menaik-turunkan pantatnya. Dia memeluk tubuhku erat-erat sehingga wajahku
tergencet buah dadanya. Aku merasa kemaluanku bangkit kembali bahkan lebih perkasa. Kukonsentrasikan
perhatianku.

Terpaksa cerita ini kusingkat sebab kami bertempur seperti kesetanan dan kalau diceritakan akan panjang
sekali. Fight to the death, man!Cerita Sex Terbaru

Suatu saat aku merasakan bendunganku hampir jebol,

“San… San… aku mau keluar nih.. San… Sandra…!”

Begitu dia mendengar begitu, dia langsung menggoyang-goyangkan pinggulnya

“Ya… ya… keluarin saja… aku juga sudah capek!”

Dan jruooot… jrooot… Aku bergetar hebat ketika air maniku keluar. Sukmaku melayang ke langit yang paling
tinggi. Nyawaku seakan-akan dicabut dari tempatnya. Benar-benar dapat dikatakan banjir karena banyak
sekali. Mungkin ada 30 sendok makan. Air maniku seperti ceret yang dituang ke cangkir, gluk… gluk… dan
seperti berebutan keluar. Semua bagian tubuhku lemas dan seperti mati rasa. Benar-benar nikmat, Sandra
hanya memejamkan mata ketika air maniku membanjiri vaginanya.

Kami berdua segera berbaring kelelahan.

Benar-benar suatu pengalaman yang menyakitkan. Kulihat jamku sudah menunjukkan 5.30! Berarti kami
bersetubuh hampir 3 jam. Setelah pengaruh ecstasy mulai terasa habis, aku merasa kemaluanku perih dan
sakit semua. Kulihat batang dan kepalanya lecet-lecet dan luka. Dan kulihat juga vagina Sandra memerah
dan seperti terbakar. Ternyata kami berdua terpengaruh ecstasy jenis yang sama, yang memang mencegah
ereksi tapi begitu sekali ereksi wah bisa tahan berjam-jam. Apalagi kata teman-teman, Pink Love memang
pada akhirnya menjurus ke arah seks.

Sandra ketika kutanya bahkan mengaku orgasme sampai 34 kali dan itu bisa diaturnya. Ejekulasi kalau lagi
“on” amat berbeda rasanya. Enak dan nikmat dan lain sebagainya. Malam itu benar-benar pengalaman yang
tak terlupakan. Aku hampir seminggu sekali pasti trip dengan Sandra dan setelah pulang langsung bermain
seks sampai pagi.

Dan semua itu berakibat fatal karena pada saat kami pertama kali bersetubuh spermaku telanjur masuk
sehingga pada akhirnya Sandra hamil dan aku akhirnya mengawininya. Kuliahku berhenti di tengah jalan
padahal hanya kurang 1 semester. Papa dan mamaku sebenarnya tidak setuju kalau aku mengawini Sandra tapi
apa mau dikata. Mereka mengatakan kalau Sandra wanita murahan, pelacur, perek dan lain sebagainya. Tapi
aku yakin dia tidak seperti itu.

Baca Juga Cerita Sex Galak Tapi Seksi

Dia memang pernah melakukan hubungan seks sebelumnya dengan pacar lamanya. Tapi yang paling penting dia
mengandung bayiku! Semua ini gara-gara ecstasy, pil kecil seharga Rp 35.000, yang nikmat. Pil kecil itu
pula yang membuyarkan semua cita-citaku dan memutuskan hubunganku dengan Mila.

Sungguh hancur hati Mila ketika mendengar aku menghamili Sandra. Sampai sekarang Mila tidak mau bicara
atau bertemu denganku. Aku merasa sedih sekali kalau mengingat masa lalu yang indah dengannya. Saat kami
berdua jalan-jalan di sepanjang jalan Diponegoro atau surfing Internet bersama-sama. Ah… nggak mungkin
hal tersebut terulang lagi. Biarlah!

Semuanya telah terjadi, sekarang kami hidup dengan tenang di Solo dan aku meneruskan usaha ayahku di
bidang angkutan.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.

Janda

Cerita Sex Terbaru | Ditinggal mati oleh isteri di usia 39 tahun bukan hal yang menyenangkan. Namaku Ardy, berasal dari
kawasan Timur Indonesia, tinggal di Surabaya. Isteriku Lia yang terpaut lima tahun dariku telah
dipanggil menghadap hadirat penciptanya. Tinggal aku seorang diri dengan dua orang anak yang masih
membutuhkan perhatian penuh.

Cerita Sex Terbaru Janda
Aku harus menjadi ayah sekaligus ibu untuk mereka. Bukan hal yang mudah. Sejumlah teman menyarankan
untuk menikah lagi agar anak-anak memperoleh ibu baru. Anjuran yang bagus, tetapi saya tidak ingin
anak-anak mendapat seorang ibu tiri yang tidak menyayangi mereka. Karena itu aku sangat hati-hati.

Kehadiran anak-anak jelas merupakan hiburan yang tak tergantikan. Anita kini berusia 10 tahun dan Marko
adiknya berusia 6 tahun. Anak-anak yang pintar dan lucu ini sangat mengisi kekosonganku. Namun kalau
anak-anak lagi berkumpul bersama teman-temannya, kesepian itu senantiasa menggoda. Ketika hari telah
larut malam dan anak-anak sudah tidur, kesepian itu semakin menyiksa.
Sejalan dengan itu, nafsu birahiku yang tergolong besar itu meledak-ledak butuh penyaluran. Beberapa
teman mengajakku mencari wanita panggilan tetapi aku tidak berani. Resiko terkena penyakit mengendurkan
niatku. Terpaksa aku bermasturbasi. Sesaat aku merasa lega, tetapi sesudah itu keinginan untuk
menggeluti tubuh seorang wanita selalu muncul di kepalaku.

Tidak terasa 3 bulan telah berlalu. Perlahan-lahan aku mulai menaruh perhatian ke wanita-wanita lain.
Beberapa teman kerja di kantor yang masih lajang kelihatannya membuka peluang. Namun aku lebih suka
memiliki mereka sebagai teman. Karena itu tidak ada niat untuk membina hubungan serius. Di saat
keinginan untuk menikmati tubuh seorang wanita semakin meningkat, kesempatan itu datang dengan
sendirinya.

Senja itu di hari Jumat, aku pulang kerja. Sepeda motorku santai saja kularikan di sepanjang Jalan
Darmo. Maklum sudah mulai gelap dan aku tidak terburu-buru. Di depan hotel Mirama kulihat seorang wanita
kebingungan di samping mobilnya, Suzuki Baleno. Rupanya mogok. Kendaraan-kendaraan lain melaju lewat,
tidak ada orang yang peduli. Ia menoleh ke kiri dan ke kanan, tidak tahu apa yang hendak dilakukan.
Rupanya mencari bantuan. Aku mendekat.

“Ada yang bisa saya bantu, Mbak?” tanyaku sopan.

Ia terkejut dan menatapku agak curiga. Saya memahaminya. Akhir-akhir ini banyak kejahatan berkedok
tawaran bantuan seperti itu.

“Tak usah takut, Mbak”, kataku.”Namaku Ardy. Boleh saya lihat mesinnya?”

Walaupun agak segan ia mengucapkan terima kasih dan membuka kap mesinnya. Ternyata hanya problema
penyumbatan slang bensin. Aku membetulkannya dan mesin dihidupkan lagi. Ia ingin membayar tetapi aku
menolak. Kejadian itu berlalu begitu saja. Tidak kuduga hari berikutnya aku bertemu lagi dengannya di
Tunjungan Plaza. Aku sedang menemani anak-anak berjalan-jalan ketika ia menyapaku. Kuperkenalkan dia
pada anak-anak. Ia tersenyum manis kepada keduanya.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

“Sekali lagi terima kasih untuk bantuan kemarin sore”, katanya,”Namaku Mei. Maaf, kemarin tidak sempat
berkenalan lebih lanjut.”
“Aku Ardy”, sahutku sopan.

Harus kuakui, mataku mulai mencuri-curi pandang ke seluruh tubuhnya. Wanita itu jelas turunan Cina.
Kontras dengan pakaian kantor kemarin, ia sungguh menarik dalam pakaian santainya. Ia mengenakan celana
jeans biru agak ketat, dipadu dengan kaos putih berlengan pendek dan leher rendah. Pakaiannya itu jelas
menampilkan keseksian tubuhnya. Buah dadanya yang ranum berukuran kira-kira 38 menonjol dengan jujurnya,
dipadu oleh pinggang yang ramping. Pinggulnya bundar indah digantungi oleh dua bongkahan pantat yang
besar.

“Kok bengong”, katanya tersenyum-senyum,”Ayo minum di sana”, ajaknya.

Seperti kerbau dicocok hidungnya aku menurut saja. Ia menggandeng kedua anakku mendahului. Keduanya
tampak ceria dibelikan es krim, sesuatu yang tak pernah kulakukan. Kami duduk di meja terdekat sambil
memperhatikan orang-orang yang lewat.

“Ibunya anak-anak nggak ikut?” tanyanya.

Aku tidak menjawab. Aku melirik ke kedua anakku, Anita dan Marko. Anita menunduk menghindari air mata.

“Ibu sudah di surga, Tante”, kata Marko polos. Ia memandangku.
“Isteriku sudah meninggal”, kataku. Hening sejenak.
“Maaf”, katanya,”Aku tidak bermaksud mencari tahu”, lanjutnya dengan rasa bersalah.

Pokok pembicaraan beralih ke anak-anak, ke sekolah, ke pekerjaan dan sebagainya. Akhirnya aku tahu kalau
ia manajer cabang satu perusahaan pemasaran tekstil yang mengelola beberapa toko pakaian. Aku juga
akhirnya tahu kalau ia berusia 32 tahun dan telah menjanda selama satu setengah tahun tanpa anak. Selama
pembicaraan itu sulit mataku terlepas dari bongkahan dadanya yang menonjol padat. Menariknya, sering ia
menggerak-gerakkan badannya sehingga buah dadanya itu dapat lebih menonjol dan kelihatan jelas
bentuknya. Beberapa kali aku menelan air liur membayangkan nikmatnya menggumuli tubuh bahenol nan seksi
ini.

“Nggak berpikir menikah lagi?” tanyaku.
“Rasanya nggak ada yang mau sama aku”, sahutnya.
“Ah, Masak!” sahutku,
”Aku mau kok, kalau diberi kesempatan”, lanjutku sedikit nakal dan memberanikan diri.”Kamu masih cantik
dan menarik. Seksi lagi.”
“Ah, Ardy bisa aja”, katanya tersipu-sipu sambil menepuk tanganku. Tapi nampak benar ia senang dengan
ucapanku.

Tidak terasa hampir dua jam kami duduk ngobrol. Akhirnya anak-anak mendesak minta pulang. Mei, wanita
Cina itu, memberikan alamat rumah, nomor telepon dan HP-nya. Ketika akan beranjak meninggalkannya ia
berbisik,Cerita Sex Terbaru

“Saya menunggu Ardy di rumah.”

Hatiku bersorak-sorak. Lelaki mana yang mau menolak kesempatan berada bersama wanita semanis dan seseksi
Mei. Aku mengangguk sambil mengedipkan mata. Ia membalasnya dengan kedipan mata juga. Ini kesempatan
emas. Apalagi sore itu Anita dan Marko akan dijemput kakek dan neneknya dan bermalam di sana.

“OK. Malam nanti aku main ke rumah”, bisikku juga, “Jam tujuh aku sudah di sana.” Ia tersenyum-senyum
manis.

Sore itu sesudah anak-anak dijemput kakek dan neneknya, aku membersihkan sepeda motorku lalu mandi.
Sambil mandi imajinasi seksualku mulai muncul. Bagaimana tampang Mei tanpa pakaian? Pasti indah sekali
tubuhnya yang bugil. Dan pasti sangatlah nikmat menggeluti dan menyetubuhi tubuh semontok dan selembut
itu. Apalagi aku sebetulnya sudah lama ingin menikmati tubuh seorang wanita Cina. Tapi apakah ia mau
menerimaku? Apalagi aku bukan orang Cina. Dari kawasan Timur Indonesia lagi. Kulitku agak gelap dengan
rambut yang ikal. Tapi.. Peduli amat. Toh ia yang mengundangku. Andaikata aku diberi kesempatan, tidak
akan kusia-siakan. Kalau toh ia hanya sekedar mengungkapkan terima kasih atas pertolongaku kemarin, yah
tak apalah. Aku tersenyum sendiri.

Jam tujuh lewat lima menit aku berhasil menemukan rumahnya di kawasan Margorejo itu. Rumah yang indah
dan mewah untuk ukuranku, berlantai dua dengan lampu depan yang buram. Kupencet bel dua kali. Selang
satu menit seorang wanita separuh baya membukakan pintu pagar. Rupanya pembantu rumah tangga.

“Pak Ardy?” ia bertanya, “Silahkan, Pak. Bu Mei menunggu di dalam”, lanjutnya lagi.

Aku mengikuti langkahnya dan dipersilahkan duduk di ruang tamu dan iapun menghilang ke dalam. Selang
semenit, Mei keluar. Ia mengenakan baju dan celana santai di bawah lutut. Aku berdiri menyambutnya.

“Selamat datang ke rumahku”, katanya.

Ia mengembangkan tangannya dan aku dirangkulnya. Sebuah ciuman mendarat di pipiku. Ini ciuman pertama
seorang wanita ke pipiku sejak kematian isteriku. Aku berdebaran. Ia menggandengku ke ruang tengah dan
duduk di sofa yang empuk. Mulutku seakan terkunci. Beberapa saat bercakap-cakap, si pembantu rumah
tangga datang menghantar minuman.

“Silahkan diminum, Pak”, katanya sopan, “Aku juga sekalian pamit, Bu”, katanya kepada Mei.
“Makan sudah siap, Bu. Saya datang lagi besok jam sepuluh.”
“Biar masuk sore aja, Bu”, kata Mei, “Aku di rumah aja besok. Datang saja jam tiga-an.”

Pembantu itu mengangguk sopan dan berlalu.

“Ayo minum. Santai aja, aku mandi dulu”, katanya sambil menepuk pahaku.

Tersenyum-senyum ia berlalu ke kamar mandi. Di saat itu kuperhatikan. Pakaian santai yang dikenakannya
cukup memberikan gambaran bentuk tubuhnya. Buah dadanya yang montok itu menonjol ke depan laksana
gunung. Pantatnya yang besar dan bulat berayun-ayun lembut mengikuti gerak jalannya. Pahanya padat dan
mulus ditopang oleh betis yang indah.

“Santai saja, anggap di rumah sendiri”, lanjutnya sebelum menghilang ke balik pintu.

Dua puluh menit menunggu itu rasanya seperti seabad. Ketika akhirnya ia muncul, Mei membuatku terkesima.
Rambutnya yang panjang sampai di punggungnya dibiarkan tergerai. Wajahnya segar dan manis. Ia mengenakan
baju tidur longgar berwarna cream dipadu celana berenda berwarna serupa.

Tetapi yang membuat mataku membelalak ialah bahan pakaian itu tipis, sehingga pakaian dalamnya jelas
kelihatan. ceritasexterbaru.org BH merah kecil yang dikenakannya menutupi hanya sepertiga buah dadanya memberikan pemandangan
yang indah. Celana dalam merah jelas memberikan bentuk pantatnya yang besar bergelantungan. Pemandangan
yang menggairahkan ini spontan mengungkit nafsu birahiku. Kemaluanku mulai bergerak-gerak dan
berdenyut-denyut.

“Aku tahu, Ardy suka”, katanya sambil duduk di sampingku,
“Siang tadi di TP (Tunjungan Plaza) aku lihat mata Ardy tak pernah lepas dari buah dadaku. Tak usah
khawatir, malam ini sepenuhnya milik kita.”

Ia lalu mencium pipiku. Nafasnya menderu-deru. Dalam hitungan detik mulut kami sudah lekat berpagutan.
Aku merengkuh tubuh montok itu ketat ke dalam pelukanku. Tangaku mulai bergerilya di balik baju tidurnya
mencari-cari buah dadanya yang montok itu. Ia menggeliat-geliat agar tanganku lebih leluasa bergerak
sambil mulutnya terus menyambut permainan bibir dan lidahku. Lidahku menerobos mulutnya dan bergulat
dengan lidahnya.

Tangannya pun aktif menyerobot T-shirt yang kukenakan dan meraba-raba perut dan punggungku. Membalas
gerakannya itu, tangan kananku mulai merayapi pahanya yang mulus. Kunikmati kehalusan kulitnya itu.
Semakin mendekati pangkal pahanya, kurasa ia membuka kakinya lebih lebar, biar tanganku lebih leluasa
bergerak. Peralahan-lahan tanganku menyentuh gundukan kemaluannya yang masih tertutup celana dalam
tipis. Jariku menelikung ke balik celana dalam itu dan menyentuh bibir kemaluannya. Ia mengaduh pendek
tetapi segera bungkam oleh permainan lidahku. Kurasakan badannya mulai menggeletar menahan nafsu birahi
yang semakin meningkat.

Tangannyapun menerobos celana dalamku dan tangan lembut itu menggenggam batang kemaluan yang kubanggakan
itu. Kemaluanku tergolong besar dan panjang. Ukuran tegang penuh kira-kira 15 cm dengan diameter sekitar
4 cm. Senjata kebanggaanku inilah yang pernah menjadi kesukaan dan kebanggaan isteriku. Aku yakin
senjataku ini akan menjadi kesukaan Mei. Ia pasti akan ketagihan.

“Au.. Besarnya”, kata Mei sambil mengelus lembut kemaluanku.

Elusan lembut jari-jarinya itu membuat kemaluanku semakin mengembang dan mengeras. Aku mengerang-ngerang
nikmat. Ia mulai menjilati dagu dan leherku dan sejalan dengan itu melepaskan bajuku. Segera setelah
lepas bajuku bibir mungilnya itu menyentuh puting susuku. Lidahnya bergerak lincah menjilatinya. Aku
merasakan kenikmatan yang luar biasa. Tangannya kembali menerobos celanaku dan menggenggam kemaluanku
yang semakin berdenyut-denyut. Aku pun bergerak melepaskan pakaian tidurnya. Rasanya seperti bermimpi,
seorang wanita Cina yang cantik dan seksi duduk di pahaku hanya dengan celana dalam dan BH.

“Ayo ke kamar”, bisiknya, “Kita tuntaskan di sana.”

Aku bangkit berdiri. Ia menjulurkan tangannya minta digendong. Tubuh bahenol nan seksi itu kurengkuh ke
dalam pelukanku. Kuangkat tubuh itu dan ia bergayut di leherku. Lidahnya terus menerabas batang leherku
membuat nafasku terengah-engah nikmat. Buah dadanya yang sungguh montok dan lembut menempel lekat di
dadaku. Masuk ke kamar tidurnya, kurebahkan tubuh itu ke ranjang yang lebar dan empuk. Aku menariknya
berdiri dan mulai melepaskan BH dan celana dalamnya.

Ia membiarkan aku melakukan semua itu sambil mendesah-desah menahan nafsunya yang pasti semakin
menggila. Setelah tak ada selembar benangpun yang menempel di tubuhnya, aku mundur dan memandangi tubuh
telanjang bulat yang mengagumkan itu. Kulitnya putih bersih, wajahnya bulat telur dengan mata agak sipit
seperti umumnya orang Cina. Rambutnya hitam tergerai sampai di punggungnya. Buah dadanya sungguh besar
namun padat dan menonjol ke depan dengan puting yang kemerah-merahan. Perutnya rata dengan lekukan pusar
yang menawan. Pahanya mulus dengan pinggul yang bundar digantungi oleh dua bongkah pantat yang besar
bulat padat. Di sela paha itu kulihat gundukan hitam lebat bulu kemaluannya. Sungguh pemandangan yang
indah dan menggairahkan birahi.

“Ngapain hanya lihat tok,” protesnya.
“Aku kagum akan keindahan tubuhmu”, sahutku.
“Semuanya ini milikmu”, katanya sambil merentangkan tangan dan mendekatiku.

Tubuh bugil polos itu kini melekat erat ditubuhku. Didorongnya aku ke atas ranjang empuk itu. Mulutnya
segera menjelajahi seluruh dada dan perutku terus menurun ke bawah mendekati pusar dan pangkal pahaku.
Tangannya lincah melepaskan celanaku. Celana dalamku segera dipelorotnya. Kemaluanku yang sudah tegang
itu mencuat keluar dan berdiri tegak. Tiba-tiba mulutnya menangkap batang kemaluanku itu. Kurasakan
sensai yang luar biasa ketika lidahnya lincah memutar-mutar kemaluanku dalam mulutnya. Aku mengerang-
ngerang nikmat menahan semua sensasi gila itu.Cerita Sex Terbaru

Puas mempermainkan kemaluanku dengan mulutnya ia melepaskan diri dan merebahkan diri di sampingku. Aku
menelentangkannya dan mulutku mulai beraksi. Kuserga buah dada kanannya sembari tangan kananku meremas-
remas buah dada kirinya. Bibirku mengulum puting buah dadanya yang mengeras itu. Buah dadanya juga
mengeras diiringi deburan jantungnya. Puas buah dada kanan mulutku beralih ke buah dada kiri. Lalu
perlahan tetapi pasti aku menuruni perutnya. Ia menggelinjang-linjang menahan desakan birahi yang
semakin menggila. Aku menjilati perutnya yang rata dan menjulurkan lidahku ke pusarnya.

“Auu..” erangnya, “Oh.. Oh.. Oh..” jeritnya semakin keras.

Mulutku semakin mendekati pangkal pahanya. Perlahan-lahan pahanya yang mulus padat itu membuka,
menampakkan lubang surgawinya yang telah merekah dan basah. Rambut hitam lebat melingkupi lubang yang
kemerah-merahan itu. Kudekatkan mulutku ke lubang itu dan perlahan lidahku menyuruk ke dalam lubang yang
telah basah membanjir itu. Ia menjerit dan spontan duduk sambil menekan kepalaku sehingga lidahku lebih
dalam terbenam. Tubuhnya menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan. Pantatnya menggeletar hebat sedang
pahanya semakin lebar membuka.

“Aaa.. Auu.. Ooo..”, jeritnya keras.

Aku tahu tidak ada sesuatu pun yang bakalan menghalangiku menikmati dan menyetubuhi si canting bahenon
nan seksi ini. Tapi aku tak ingin menikmatinya sebagai orang rakus. Sedikit demi sedikit tetapi sangat
nikmat. Aku terus mempermainkan klitorisnya dengan lidahku. Tiba-tiba ia menghentakkan pantatnya ke atas
dan memegang kepalaku erat-erat. Ia melolong keras.

Pada saat itu kurasakan banjir cairan vaginanya. Ia sudah mencapai orgasme yang pertama. Aku berhenti
sejenak membiarkan ia menikmatinya. Sesudah itu mulailah aku menjelajahi kembali bagian tersensitif dari
tubuhnya itu. Kembali erangan suaranya terdengar tanda birahinya mulai menaik lagi. Tangannya terjulur
mencari-cari batang kejantananku. Kemaluanku telah tegak sekeras beton. Ia meremasnya. Aku menjerit
kecil, karena nafsuku pun sudah diubun-ubun butuh penyelesaian.

Kudorong tubuh bahenon nan seksi itu rebah ke kasur empuk. Perlahan-lahan aku bergerak ke atasnya. Ia
membuka pahanya lebar-lebar siap menerima penetrasi kemaluanku. Kepalanya bergerak-gerak di atas
rambutnya yang terserak. Mulutnya terus menggumam tidak jelas. Matanya terpejam. Kuturunkan pantatku.
Batang kemaluanku berkilat-kilat dan memerah kepalanya siap menjalankan tugasnya. Kuusap-usapkan
kemaluanku di bibir kemaluannya. Ia semakin menggelinjang seperti kepinding.

“Cepat.. Cepat.. Aku sudah nggak tahan!” jeritnya.

Kuturunkan pantatku perlahan-lahan. Dan.. BLESS!

Kemaluanku menerobos liang senggamanya diiringi jeritannya membelah malam. Tetangga sebelah mungkin bisa
mendengar lolongannya itu. Aku berhenti sebentar membiarkan dia menikmatinya. Lalu kutekan lagi pantatku
sehingga kemaluanku yang panjang dan besar itu menerobos ke dalam dan terbenam sepenuhnya dalam liang
surgawi miliknya. Ia menghentak-hentakkan pantatnya ke atas agar lebih dalam menerima diriku. Sejenak
aku diam menikmati sensasi yang luar biasa ini. Lalu perlahan-lahan aku mulai menggerakkan kemaluanku.
Balasannya juga luar biasa.

Dinding-dinding lubang kemaluannya berusaha menggenggam batang kemaluanku. Rasanya seberti digigit-
gigit. Pantatnya yang bulat besar itu diputar-putar untuk memperbesar rasa nikmat. Buah dadanya
tergoncang-goncang seirama dengan genjotanku di kemaluannya. Matanya terpejam dan bibirnya terbuka,
berdesis-desis mulutnya menahankan rasa nikmat. Desisan itu berubah menjadi erangan kemudian jeritan
panjang terlontar membelah udara malam. Kubungkam jeritannya dengan mulutku. Lidahku bertemu lidahnya.
Sementara di bawah sana kemaluanku leluasa bertarung dengan kemaluannya, di sini lidahku pun leluasa
bertarung dengan lidahnya.

“OH..”, erangnya, “Lebih keras sayang, lebih keras lagi.. Lebih keras.. Oooaah!”Cerita Sex Terbaru

Tangannya melingkar merangkulku ketat. Kuku-kukunya membenam di punggungku. Pahanya semakin lebar
mengangkang. Terdengar bunyi kecipak lendir kemaluannya seirama dengan gerakan pantatku. Di saat itulah
kurasakan gejala ledakan magma di batang kemaluanku. Sebentar lagu aku akan orgasme.

“Aku mau keluar, Mei”, bisikku di sela-sela nafasku memburu.
“Aku juga”, sahutnya, “Di dalam sayang. Keluarkan di dalam. Aku ingin kamu di dalam.”

Kupercepat gerakan pantatku. Keringatku mengalir dan menyatu dengan keringatnya. Bibirku kutekan ke
bibirnya. Kedua tanganku mencengkam kedua buah dadanya. Diiringi geraman keras kuhentakkan pantatku dan
kemaluanku membenam sedalam-dalamnya. Spermaku memancar deras. Ia pun melolong panjang dan menghentakkan
pantatnya ke atas menerima diriku sedalam-dalamnya. Kedua pahanya naik dan membelit pantatku. Ia pun
mencapai puncaknya. Kemaluanku berdenyut-denyut memuntahkan spermaku ke dalam rahimnya. Inilah orgasmeku
yang pertama di dalam kemaluan seorang wanita sejak kematian isteriku. Dan ternyata wanita itu adalah
Mei yang cantik bahenol dan seksi.

Sekitar sepuluh menit kami diam membatu mereguk semua detik kenikmatan itu. Lalu perlahan-lahan aku
mengangkat tubuhku. Aku memandangi wajahnya yang berbinar karena birahinya telah terpuaskan. Ia
tersenyum dan membelai wajahku.

“Ardy, kamu hebat sekali, sayang”, katanya,
“Sudah lebih dari setahun aku tidak merasakan lagi kejantanan lelaki seperti ini.”
“Mei juga luar biasa”, sahutku,
“Aku sungguh puas dan bangga bisa menikmati tubuhmu yang menawan ini. Mei tidak menyesal bersetubuh
denganku?”
“Tidak”, katanya,
“Aku malah berbangga bisa menjadi wanita pertama sesudah kematian isterimu. Mau kan kamu memuaskan aku
lagi nanti?”
“Tentu saja mau”, kataku, “Bodoh kalau nolak rejeki ini.” Ia tertawa.
“Kalau kamu lagi pingin, telepon saja aku,” lanjutnya,
“Tapi kalau aku yang pingin, boleh kan aku nelpon?”
“Tentu.. Tentu..”, balasku cepat.
“Mulai sekarang kamu bisa menyetubuhi aku kapan saja. Tinggal kabarkan”, katanya.

Hatiku bersorak ria. Aku mencabut kemaluanku dan rebah di sampingnya. Kurang lebih setengah jam kami
berbaring berdampingan. Ia lalu mengajakku mandi. Lapar katanya dan pingin makan.

Baca Juga Cerita Sex Tante Yang Haus

Malam itu hingga hari Minggu siang sungguh tidak terlupakan. Kami terus berpacu dalam birahi untuk
memuaskan nafsu. Aku menyetubuhinya di sofa, di meja makan, di dapur, di kamar mandi dalam berbagai
posisi. Di atas, di bawah, dari belakang. Pendek kata hari itu adalah hari penuh kenikmatan birahi.
Dapat ditebak, pertemuan pertama itu berlanjut dengan aneka pertemuan lain. Kadang-kadang kami mencari
hotel tetapi terbanyak di rumahnya. Sesekali ia mampir ke tempatku kalau anak-anak lagi mengunjungi
kakek dan neneknya. Pertemuan-pertemuan kami selalu diisi dengan permainan birahi yang panas dan
menggairahkan.

Satu malam di kamar tidurnya. Setelah beberapa kali orgasme iseng aku menggodanya.

“Mei”, kataku,
“Betapa beruntungnya aku yang berkulit gelap ini bisa menikmati tubuhmu bahenol, seksi, putih dan mulus
seorang wanita Cina.”- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.

Menyalurkan Hasratku

Cerita Sex Terbaru Menyalurkan Hasratku

Cerita Sex Terbaru | nilaiku semester ini tetap diangka tiga. dan ini sudah biasa kudapatkan. ya, karena aku adalah seorang
mahasiswi yang bisa dibilang pandai dalam bidang akademis. aku Bella (nama samaran), mahasiswa tingkat
tiga disebuah universitas swasta di ibukota ini. teman-teman menyukaiku karena aku mahir di semua bidang
studi perkuliahan.
Namun dalam pergaulan aku bukanlah seorang supel. Bisa dibilang pergaulanku di kampus sangatlah sempit.
Tak ada pria yang mau mendekatiku. Aku pun tak tahu kenapa ini terjadi kepadaku. Mungkin saja dalam soal
fashion aku ketinggalan. Dengan kacamata minus agak tebal dan rambut yang selalu ku kuncir, serta pipi
penuh jerawat. Bisa dibilang aku adalah seorang wanita cupu. Namun aku tak pernah menyerah mendapatkan
seorang pangeran. Aku sangat ingin mempunyai seorang kekasih. Ya, pacar tentunya.

Aku sangat iri dengan Kirana (nama samaran), teman satu kamar kost-ku yang tiap bulan gonta-ganti
pasangan. Jelas, tubuhnya yang indah dan kulitnya yang putih membuat pria jatuh hati. Terlebih wajahnya
yang cantik dan bersih dari jerawat, membuat ia selalu dipuja pria kampus. Serta gayanya rambutnya yang
stylish dan fashoinnya yang selalu update, membuat semua pria dikampus klepek-klepek. Sedangkan aku,
gadis dengan rambut kuncir kuda dan berkacamata besar serta jerawat di pipi membuatku makin tak dilirik
oleh pria dikampus.

Hari ini aku pulang lebih awal dari biasanya, karena dosen mata kuliah ekonomi sedang keluar kota. Aku
pun agak malas ke perpus hari ini. Biasanya, perpustakaan adalah sarang-ku dikampus. Tempat paling
tenang dan bermanfaat tentunya. Hari ini aku berencana mengerjakan tugas akuntansi dikost. Sendiri.
Cukup sendiri saja. Rumah kost dengan tiga kamar di dalamnya masih sangat sepi. Karena memang semua
penghuni rumah ini adalah mahasiswi yang kuliah dikampusku juga. Aku sendiri. Ku buka kamarku yang
letaknya di pojok rumah dan agak belakang.

Sudah sejam ku kerjakan tugas akuntansi. Tiduran diranjang empuk mengistirahatkan tubuh dan otak. Agak
penat bergulat dengan neraca dan jurnal. Melihat langit-langit ruang kamarku dan aku tergoda untuk
melihat video yang bisa mambuatku melayang. Video porno. Sebagai wanita remaja dan beranjak dewasa aku
sangat senang menonton video porno. Bukan karena aku wanita yang “tidak-tidak”. Tapi menurutku ini
adalah sebuah kebutuhan. Kadang hasrat ingin disentuh oleh pria sangatlah memuncak. Aku butuh seorang
pria. Aku haus belaian pria. Aku ingin seorang pacar.
Kunyalakan video yang selalu kusimpan rapat-rapat dalam laptopku. Adegan peradegan kuperhatikan dengan
seksama.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Adegan wanita melumat batang penis pria. Ah, sangat ingin kulakukan. Adegan pria menggenjot penisnya
yang masuk kedalam lubang vagina wanita. Membuat vaginaku bergetar seketika. Tanganku mulai nakal
menggesek-gesek vagina sendiri. Menggairahkan adegan dalam video ini. Hasratku naik. Makin kencang ku
gesek-gesek vagina. Aku merasakan kenikmatan. Kubuka kancing kemeja kotak-kotak berwarna biru milikku.
Kupilin-pilin putingku yang sedikit demi sedikit mengeras. Kurogoh celana dalamku.

Makin bernafsu kugesek-gesek vaginaku. Sesekali kumasukkan jariku kedalam vagina. Aahh, nikmat namun
agak nyeri. Kuremas-remas payudaraku berukuran sedang. Kini kancing baju telah terlepas semua.
Berantakan kemeja dan bra-ku. Aku menggeliat kenikmatan diatas ranjang. Vaginaku sedikit basah. Makin
dalam kumasukkan jari kedalam vagina. Satu jari. kemudian dua jari kumasukkan. Aaahh, makin nikmat. Aku
makin kenikmatan. Vaginaku makin basah dan payudaraku sudah mengeras.

“aahh..” perlahan kumerintih merasakan nikmat.
“aahh..” perlahan kumendesah menikmati permainan jariku sendiri.

Sampai pada akhirnya…

“hayoooooo..!!!!” suara seseorang mengagetkanku.

Astaga, Reza (nama samaran). Darimana dia? Kenapa dia bisa disini? Sedang apa dia?dan kenapa? Kenapa?
Aku kikuk. Kurapikan kemeja dan bra-ku yang berantakan dan terbuka. Kututupi payudaraku yang tak lagi
mengeras dengan tanganku. Aku bingung harus berbuat apa. Aku malu. Menahan malu. Reza memergoki
perbuatanku. Apa ia melihat semua perbuatanku?Cerita Sex Terbaru

“nga..nga..ngapain lo?” tanyaku gagap.

Aku menahan malu. Pipiku yang penuh jerawat memerah. Aku tak berani menatap mata Reza. Matilah aku. Pria
paling famous dikampusku ini memergokiku sedang berbuat anal dikamar kost. Apa yang harus ku perbuat?
Aku membayangkan, seluruh mahasiswa di kampus mencibir perbuatanku. Tamatlah riwayatku. Esok hari akan
ada berita dikampus “gadis cupu berbuat anal dikamar kost”.

“gue harusnya yang tanya. Lo lagi ngapain?” ia hanya senyum-senyum meledekku.
“lo..lo..lo nggak liat kan?” tanyaku makin gugup.
“ngeliat apa Bella?”
“ya, liat gue itu.. itu tuh..” aku makin tak karuan. Perlahan dia masuk kedalam kamarku. Tepat
didepanku ia berdiri.
Aku makin kikuk. Seraya membenarkan posisi kacamata, aku berpaling dari hadapannya.

Hal yang sangat tak kusangka terjadi. Reza memelukku dari belakang.

“kalo hasrat lo mau tersalurkan, gue siap bantu kok Bel” katanya berbisik ditelingaku, seraya tangannya
menjamah payudaraku.

Aku makin tak bisa berbuat apa-apa. Kemudian remasan penuh hasrat ia lemparkan. Aku bergidik menahan
nikmat. Leherku diciuminya. Seketika bulu roma-ku berdiri. Dijilatnya leherku. Aku merangsang. Tubuhku
menggeliat dalam pelukan Reza. Hangat. Penuh hasrat.

“aahh..” desahanku membuat Reza makin kuat meremas payudaraku.
“ja..ja..jangan Za!” pintaku. Sedikit kumeronta. Namun Reza makin kuat memelukku. Makin buas ia menciumi
leherku.

Aku pun tergoda dan terangsang.

Kini tangan kanannya menggarap vaginaku. Dirogohnya celanaku yang sedari tadi telah terbuka. Kancingnya
telah lepas sedari tadi. Gesekan jari jemarinya membuatku luluh. Hasrat bercintaku makin kuat. Belum
pernah kurasakan sebelumnya. Bulu-bulu halus disekitar vaginaku meregang. Berdiri. Kini dua jarinya
masuk melesak kedalam vaginaku.Cerita Sex Terbaru

Sedikit perih. Namun saat ia goyangkan jemarinya, rasa nikmat kembali kurasakan. Aku ketagihan.

“aah..Rezaaa” desahku.
“nikmatin aja Bel” suaranya berbisik ditelingaku. Kembali ia jilati leherku. Basah. Aku menikmatinya.

Semua pakaianku ia tanggalkan. Telanjang bulat aku terbaring diatas ranjang. Payudara bulatku sedikit
mengeras. Reza melepas semua pakaiannya. Ia pun telanjang bulat. Sembari tengkurap, ia membuka lebar
pahaku. Terlihat vagina dengan bulu-bulu halus mengiasi kelaminku. Dengan nafsu, kembali ia masukkan dua
jarinya kedalam vaginaku. Mataku terpejam merasakan nikmat sekaligus terangsang. Badanku makin bergetar.
Kuremas sprei diranjangku. Kuat. Sangat kuat.
Vaginaku basah. Aku klimaks dengan cepat. Reza menggesek kuat dua jemarinya dalam vaginaku. Puas
memainkan vaginaku dengan jemarinya. Kini mulut dan lidahnya yang beraksi. Dijilatinya vaginaku.
Sesekali disedot dalam-dalam.

“aaahhh..” aku hampir teriak kenikmatan. Namun Reza segera membekap mulutku dengan tangannya.
“aaahh..nikmat Za” kataku. Kulihat senyum dari Reza yang terpancar dari wajahnya. Entah apa artinya,
namun tak kugubris. Kembali ia melancarkan jilatan-jilatan dahsyat di vaginaku.

Kali ini aku dituntun untuk melumat penisnya. Penisnya mengeras. Tegang. Terlihat sedikit urat yang
menghiasi penisnya. Besar. Dan berbulu lebat. Dengan dua testikel yang juga besar menggelantung di bawah
batang penisnya. Aku melumat penis Reza. ceritasexterbaru.org Meluncur deras dalam mulutku. Aku hampir tersedak. Reza
memjamkan mata. Kepalaku didorongnya kuat-kuat. Makin dalam penisnya masuk kedalam mulutku. Benda aneh
ini baru pertama kalinya masuk kedalam mulutku. Pinggulnya maju mundur. Penis pun masuk dan keluar.
Masih dalam mulutku.

“enak Bel.. terus Bel” gumam Reza disela-sela kumelumat penisnya.
“aahh..” ia mendesah.

Reza menuntunku untuk menyedot kepala penisku. Aku pun mengiyakan. Kusedot kepala penisnya. Ia sedikit
mengerang. Ia kenikmatan. Sedikit mendesah. Video porno di laptopku masih menyala. Makin buas kulumat
penisnya. Reza makin kejang. Penisnya menari-nari dalam mulutku. Reza mencabut penisya dari mulutku.

Pintu kamarku telah tertutup rapat dan terkunci. Gordyn pun telah rapat tertutup dan tak ada celah
sedikit pun. AC masih menderu-deru. Semburan anginnya menambah syahdu suasana.

Pahaku masih terbuka lebar. Posisiku mengangkang. Vaginaku terbuka lebar. Reza mengarahkan penisnya
untuk masuk kedalam vaginaku. Aku sangat gugup. Aku gemetaran. Belum pernah terjadi sebelumnya. Mataku
terpejam.

“udah siap Bel?” tanya Reza. Aku mengangguk ragu.
“gue masukin ya?” tanyanya kembali. Dengan hati-hati ia menggiring penisnya masuk kedalam vaginaku.
“Za. Tunggu bentar” sanggahku. Ia menghentikan gerakannya.
“kenapa Bel? Takut?” tanya Reza kembali. Aku pun mengangguk.
“lo bakal tau rasanya kalo udah nyoba. Gue masukin ya?”

Aku kembali mengangguk. Dan kali ini, tanpa ragu ia membenamkan dengan perlahan penisnya kedalam
vaginaku. Sakit. Perih. Ada benda tumpul masuk kedalam vaginaku. Perasaan yang tabu. Aku meringis
kesakitan. Reza tetap hati-hati. Perlahan penis pun masuk. Dalam. Sangat dalam. Kemudian digoyangkan
pinggulnya dengan perlahan. Maju mundur. Masuk kedalam vaginaku. Aku masih meringis kesakitan. Namun
perasaan sakit itu sirna, ketika ia sedikit kuat menggoyang pinggulnya.

“aaahh..” aku mendesah. Lebih nikmat dari permainan jemari Reza. Lebih terasa daripada lidah Reza.

Dengan seksama Reza makin dalam dan makin kuat membenamkan penisnya kedalam vaginaku. Aku sangat
terangsang. Makin kuat kumeremas sprei. Mataku terpejam. Reza dengan lihai memainkan penisnya. Sesekali
dicabut penisnya, kemudian dimasukkan kembali. Saat dimasukkan kembali penisnya, aku kembali merasakan
perih. Namun saat pinggulnya digoyangkan dan penisnya kembali bermain ria didalam vaginaku, mataku
kembali terpejam. Kenikmatan yang luar biasa.

“aaahh..aaahh..” aku kembali mendesah. Reza tetap memainkan penisnya, sesekali meremas payudaraku.
Putingku dijilat dengan buas. Digigit perlahan. Dan kembali mengeras dengan jelas payudaraku. Ini
kenikmatan yang sangat indah. Kini Reza menambah kecepatan goyangannya. Vaginaku sedikit mengeras.
Urat-uratku sedikit kaku. Badanku bergetar hebat. Seluruh bulu romaku melambai-lambai, berdiri ikut
merasakan nikmat. Aku meremas payudaraku sendiri. Reza mencabut penisnya, memelukku dengan kuat. Tubuhku
diangkat. Kini kami dalam posisi duduk. Reza bersandar pada dinding, melonjorkan kakinya. Aku diatas
dalam posisi jongkok. Dengan perlahan penisnya kembali masuk dalam vaginaku. Dipegang erat pantatku,
diremas dan dipandu naik turun. Penis Reza makin aktif. aku pun makin kesenangan.Cerita Sex Terbaru

“aahh..aahh..” desahanku makin kuat.

Reza makin liar menjamah tubuhku. vaginaku dilahap penisnya. payudaraku didera kenikmatan. dan aku
hampir klimaks. seiring kuatnya goyangan penis Reza, vaginaku makin terangsang.

“aaahh.. bentar lagi gue keluar Zaa”
“hah..hah..hah..gu..gu..gue juga Bel” sambung Reza dengan sedikit terengah-engah.

vaginaku menyemburkan cairan hangat. kenikmatanku sampai pada puncaknya. badanku bergetar hebat.
keringatku mengalir deras. dahiku dipenuhi titik-titik keringat yang mengucur dari pori-poriku. vaginaku
basah. namun Reza tetap menggenjot vaginaku. membenamkan penisnya dalam-dalam. sampai pada akhirnya…

Baca Juga Cerita Sex Selingkuh DI Warteg

“aaahhh..”

Reza mencabut penisnya. cairan maninya yang hangat membanjiri payudaraku. ia menyemburkannya di tubuhku.
ia terus memompa penisnya. memuntahkan cairan maninya diatas tubuhku. hangat. kesat. ia terlihat
menikmati semburan maninya. kemudian merebahkan tubuhnya disampingku. mencium pipiku yang dipenuhi
jerawat tanpa ragu. dan memelukku tanpa terganggu cairan maninya yang membasahi tubuhku. pengalaman seks
pertamaku dengan Reza sungguh menakjubkan.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.

Kades Kena Karma

Cerita Sex Terbaru | Tergesa-gesa pak Tholil menaiki motornya dan memacunya dengan kecepatan tinggi menuju puskesmas yang
terletak diujung desa berlawanan arah dari rumahnya. Semua acara resmi hari itu telah diserahkannya
kepada wakilnya, karena ia ingin membantu jururawat baru yang kemarin dahulu tiba di desa terpencil itu
untuk merapihkan puskesmas baru yang belum lama dibuka. Belum terlalu banyak perlengkapan yang ada,
sehingga dokter muda yang selesai bertugas setahun digedung puskesmas lama merasa tak betah dan akhirnya
dengan segala macam alasan meninggalkan puskesmas lama itu sebelum ada penggantinya.
Secara wajar dan menurut UU berlaku maka tak boleh seorang dokter muda yang sedang tugas didaerah ketika
baru saja selesai berhenti begitu saja. Namun di negara antah berantah ini “semuanya dapat diatur” –
apalagi kalau si dokter muda ini anak dari pejabat penggede di pusat dan mempunyai uang bukan lagi
jutaan melainkan milyard.

Cerita Sex Terbaru Kades Kena Karma

Permohonan demi permohonan diajukan pak Tholil ke pemda, bahkan sekali juga ke pemerintah pusat untuk
menugaskan lagi seorang dokter didesa itu – sampai sekarang juga belum ada hasilnya. Sementara itu wabah
penyakit dimusim hujan mulai banyak meminta korban jiwa – terutama malaria dan demam berdarah, namun
semua tenaga ahli dalam segala bidang tak ada minat untuk bertugas didaerah tanpa infra-struktur yang
baik.

Tanpa ada sarana yang baik sukarlah bagi tenaga ahli dalam bidang apapun untuk menetap di pedalaman :
tak ada hiburan, tak ada pusat perbelanjaan, tak ada sekolah lanjutan berkwalitas untuk anak anak mereka
yang meningkat dewasa, tak ada hubungan internet, tak ada provider yang dapat menangkap signal dari dan
ke daerah terpencil itu.

Akhirnya setelah menunggu sekian lama tibalah kabar tak terduga bahwa sementara belum ada dokter muda
bersedia bertugas disitu, maka untuk sementara seorang jururawat telah bersedia akan menangani sejauh
mungkin masalah kesehatan yang paling mendesak.

Dengan malas-malasan pak Tholil kemarin sore membuka pintu kantornya karena mendengar bahwa sang
jururawat dari ibukota telah sampai, dan meminta kunci puskesmas karena ingin segera memakai fasilitas
yang ada disitu, termasuk pavilyun kecil disebelahnya dengan 2 kamar tidur yang biasa dipakai oleh
dokter muda bertugas.

Mata pak Tholil terbelalak ketika melihat sosok wanita dihadapannya, bukan sekedar perawat yang kumuh
dengan pakaian lusuh setelah menempuh perjalanan sedemikian jauh, melainkan seoraang wanita muda elok
menarik. Pak Tholil yang baru beberapa menit lalu masih mendumal dan ngomel karena merasa anak buahnya
malas dan meninggalkannya sendiri dikantor dengan alasan anak sakit, kini merasa beruntung bahwa ia kini
hanya berdua saja dengan wanita cantik dari kota. Hujan angin yang mengguyur desa itu sepanjang hari
mengalahkan lindungan payung yang dipakai wanita ayu-manis dihadapannya itu, terbukti dengan basahnya
baju yang dipakainya.

Ketika bersalaman untuk kenalan pak Tholil merasakan betapa halus kulit telapak tangan digenggamannya,
sebaliknya telapak tangan pak Tholil terasa kasar tak menyenangkan bagi sang jururawat, yang
memperkenalkan dirinya dengan nama amat sederhana,

“Saya Yanti, jururawat dari ibukota yang selama 3 bulan akan membantu bapak disini”.

Suara lemah lembut sedemikian merdu terdengar ditelinga pak Tholil, yang kemudian menawarkan apa yang
dapat diperbuatnya saat itu sebagai kepala desa.

“Kalau boleh saya ingin pakai kamar mandi atau WC sebentar untuk menukar pakaian saya yang basah, karena
takut sakit jika terus-terusan baju basah ini melekat dibadan”, demikian ujar Yanti.
“Oh, tentu saja bu, jangan malu-malu memakai kamar belakang, dan saya akan buatkan minuman hangat untuk
ibu”, demikian jawab pak Tholil sambil matanya tak puas-puas melirik badan sintal menggairahkan
dihadapannya.

Badan sexy yang saat itu tak dapat disembunyikan karena baju yang dipakai basah melekat seolah
“mencetak” liku-liku kewanitaan sang jururawat. Yanti mengucapkan terima kasih dan dengan gerakan
gemulai melangkah menuju kearah belakang kantor sang kepala desa, dimana ada petunjuk “air bersih untuk
sholat, kamar mandi, WC”.

Pak Tholil menelan ludah dan jakunnya turun naik menyaksikan betapa goyangan bongkahan pantat padat
Yanti seolah-olah mengundang setiap tangan laki-laki meraba, mengusap, meremas dan mencubit dengan
gemas. Tergesa-gesa pak Tholil membuka kaleng kopi tubruknya : kosong !! , dengan memaki-maki dalam hati
karena anak buahnya selalu lalai untuk mengisi kembali kaleng kopi itu jika telah menghabiskan kopi
diwaktu pagi maupun tengah hari. Bungkusan kopi instant pun ternyata kosong – hal yang sama dengan
kantong plastik hijau muda yang biasanya terisi teh giju.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

“Sialan ! “, demikian umpat pak Tholil dalam paniknya, apa yang dapat ditawarkannya pada bidadari yang
pasti masih kedinginan itu.

Matanya yang masih tetap mencari-cari terbentur disudut laci dengan dua bungkusan lusuh dengan tulisan
sudah hampir tak terbaca teh jahe dan sekoteng

“Maafkan bu, saya kehabisan kopi – yang ada hanya teh jahe dan sekoteng, apakah ibu mau ?”, teriaknya
kearah belakang.
“Wah, jangan repot-repot pak, seadanya saja, semuanya juga saya minum, asal jangan isi alkohol, nanti
takut mabuk”, jawaban Yanti dari arah kamar mandi.
“Baiklah bu, saya masak air dulu nih”, balas pak Tholil yang lalu memasang kompor kecil elpiji disudut
kamar dan menaruh panci kecil berisi air bersih dari keran wastafel.

Rasa ingin tahu dan naluri kelaki-lakiannya mendorong pak Tholil berjalan kearah kamar mandi dan WC, dan
ia tahu bahwa ada celah kecil di pintu yang mungkin tak diketahui orang lain. Celah itu tak dapat
dipakai untuk mengintip pada siang hari karena terletak tepat pada pantulan sinar matahari, namun hari
ini memang sudah rejekinya : sang surya tertutup seluruhnya oleh awan berisikan hujan.

Dengan sangat perlahan dan tanpa menimbulkan suara sedikitpun, didekatkan matanya ke celah itu dan apa
yang dilihatnya membuat jantung pak Tholil langsung berdebar. Yanti telah menukar bajunya yang basah dan
kini sedang berjongkok untuk buang air kecil, bagian tubuh atasnya telah tertutup kembali dengan blouse
jingga muda serasi dengan kulitnya, namun saat itu justru auratnya yang paling intim mulai dari pusar
kebawah terbuka lebar menjadi santapan mata pak Tholil.

Mulut pak Tholil terasa sangat kering menyaksikan perut sedemikian datar, bukit kecil terhias bulu halus
yang terawat dan dicukur sangat rapih, ditengahnya terpampang belahan merah muda membangunkan nafsu
didampingi kiri kanannya oleh bibir sedikit merah tua kecoklatan. Dari belahan merah muda itu pak Tholil
masih sempat melihat dua tetes terakhir sebelum Yanti membersihkannya dengan air jernih kemudian disapu
dan dikeringkannya dengan tissue parfum dari saku roknya yang masih tersingkap, namun segera di
turunkannya – sehingga tertutuplah semua panorama firdaus yang sempat beberapa detik dapat dinikmati pak
Tholil. Segera pak Tholil kembali kebelakang meja tulisnya – dituangnya air panas kedalam dua cangkir :
sebuah dengan isi teh jahe dan sebuah lagi berisi sekoteng.

Terserahlah apa yang akan dipilih oleh Yanti nanti, saat itu benak pak Tholil telah dipenuhi oleh rayuan
dan bisikan iblis : lupakanlah tiga istrimu saat ini, jadikanlah Yanti istrimu ke-empat, apapun cara dan
jalannya, ah perduli apakah si perawat ini mempunyai pacar atau bahkan tunangan.

Setelah kembali keruangan kerja pak Tholil, Yanti ternyata memilih teh jahe – dan menanyakan pak Tholil
apakah dan dimana ia dapat membeli makanan seadanya untuk malam itu. Buru-buru pak Tholil menawarkan
jasa baiknya untuk membelikan gado-gado lontong dan sate ayam, dan setengah jam kemudian mereka makan
bersama diruangan kantor si kades yang saat itu merasakan sangat beruntung seperti kejatuhan duren ranum
dan lezat. Sebagai tambahan setelah makanan utama, pak Tholil juga membelikan air kelapa muda, manggis
dan pisang ambon yang kebetulan cukup besar dan sedang musim didesa itu.Cerita Sex Terbaru

Amat tercengang pak Tholil, ketika Yanti secara malu-malu menanyakan dan meminta piring kecil dan pisau
untuk makan pisang ambon : apa gunanya piring untuk memakan pisang, pikir si kades. Ternyata Yanti tidak
memakan pisang itu dengan langsung setelah kulitnya setengah terbuka seperti pada umumnya, melainkan
mengupas kulit seluruhnya, lalu pisang itu di- potong-potong kecil dan diletakkan dipiring yang
dimintanya tadi.

Pak Tholil yang mengharapkan dapat melihat bagaimana mulut dan bibir mungil Santi mengatup dan beberapa
detik mengulum pisang sebelum digigitnya menjadi kecewa, namun dalam benaknya yang kotor menduga bahwa
Yanti benar-benar masih perawan murni dan amat lugu. Yanti rupanya belum biasa atau setidaknya segan
melakukan segala sesuatu yang dapat di-interpretasikan salah oleh setiap pria dihadapannya.

Otak Tholil kembali dipenuhi dengan hasrat birahi tak terkendali : biarlah bibir manis itu tak dapat
kulihat mengatup pisang, tapi pasti tidak lama lagi bibir merekah itu akan kupaksa membuka selebar-
lebarnya untuk menerima kejantananku, ooooh betapa ku-ingin melihat rontaan putus asa kepala Yanti
terjepit diantara pahaku, ku-ingin melihat reflex ingin muntah mulut perawan ini ketika sedikit demi
sedikit menerima perkosaan alat kemaluanku yang akhirnya dapat mencapai rongga hangat terdalam. Betapa
hangatnya rongga mulut Yanti dalam khayalan Tholil – dan setelah perawan itu tak berdaya dan berhenti
meronta-ronta akan kupaksa lidahnya yang juga pasti sebasah dan seharum bibirnya itu untuk menjilat
tandas kepala penisku.

Ke tiga istriku saja sampai saat ini amat segan dan menyatakan jijik untuk melakukan oral sex, uuuh
dasar perempuan kampung, umpatnya dalam hati, biarlah nanti bidadari dari kota ini akan kuajari
bagaimana memuaskanku dengan mulutnya, akan kuajari minum “yoghurt” alamiah yang hanya dapat dibuat
dalam kantong zakarku, demikian Tholil melamun sambil menatap Yanti. Perawat yang telah letih dengan
perjalanan seharian akhirnya memohon dengan sopan dan halus untuk dapat beristirahat dan tidur, karena
esok hari akan dimulai tugas beratnya didesa yang masih amat minim sarana kesehatan dan segalanya itu.

Dengan berat hati Tholil mengabulkan permohonan itu – dan mengantarkan Yanti ke tempat permukimannya
selama tugas didesa itu dan letaknya tak terlalu jauh dari Puskesmas tempat kegiatannya sehari hari
nanti. Kebetulan hujan mulai agak mereda namun dapat menyebabkan pakaian basah , sehingga Tholil
menawarkan Yanti untuk ikut bonceng dengan motornya. Kedua koper dan tas kecil Yanti dijanjikannya akan
dibawakan langsung setelah yang empunya sudah aman sampai ditempat penginapannya.

Mula mula Yanti menolak karena itu membuat Tholil harus dua kali bolak balik, namun akhirnya mengalah
karena selain Tholil bersikeras untuk menolongnya, juga Yanti yang tak biasa digonceng dibelakang motor
tak sanggup memegang kedua koper kecil dan tas-nya sekaligus. Selama perjalanan yang hanya beberapa
menit itu Tholil telah merasakan betapa empuk dan kenyalnya kedua bukit penghias dada Yanti yang
menempel ke punggung Tholil.

Dengan sengaja Tholil mengendalikan motornya secara hati hati dan setiap ada kesempatan yang bagaimana
kecil pun dipakainya untuk ngerém, sehingga kedua buah dada Yanti melekat dan tertekan kepunggungnya.
Sesuai dengan janjinya maka setelah mengantarkan Yanti, ceritasexterbaru.org lalu Tholil kembali lagi dan membawakan kedua
koper kecil serta tas Yanti, kemudian dipersilahkannya Yanti beristirahat.

Setelah itu Tholil pulang kerumahnya, namun sikapnya sangat berbeda tak seperti biasa – sama sekali tak
ada perhatian pada orang-orang dirumahnya, anak-anaknya tak digubrisnya, ketiga istrinya juga tak
diacuhkannya – bahkan satupun tak ada yang disentuhnya malam itu, berbeda dengan biasanya dimana paling
sedikit salah satu istrinya harus memuaskan nafsu birahinya yang selalu menggebu-gebu. Ketiga istrinya
menjadi terheran-heran, namun mereka tak mempedulikannya juga, bahkan merasa untung malam itu tak perlu
melayani sang suami yang seringkali buas dan tak jarang sadis ketika merajah sang istri.

Di pagi hari berikutnya Tholil menjemput dan mengantarkan Yanti dari asrama ketempat kerjanya di
Puskesmas. Sepanjang jalan menuju ke asrama pegawai Puskesmas itu Tholil mengasah otaknya dan mencari
jalan terbaik dan terpendek untuk dapat menjebak Yanti agar dapat menyerah untuk dikuasai serta
ditaklukinya menjadi istrinya yang ke-empat. Waktu yang dimilikinya tak banyak, karena Yanti hanya
bermukim didesa itu selama 3 bulan. Masa yang sedemikian pendeknya harus dipakai menjebak perawan
bahenol yang kini telah menjadi obsesinya.

Ia akan berusaha selama 3 bulan itu sebanyak mungkin mendampingi si perawat bahenol dalam tugas sehari-
hari. Ia akan berusaha menarik simpati Yanti yang masih lugu itu dengan memberikan perhatian kepada
penduduk yang sakit, jika perlu ia akan mengantarkan Yanti ke rumah-rumah penduduk berjauhan dan
terpencil, asal saja ia memperoleh kesempatan berdekatan dan berdua dengan sang dewi idamannya. Masakan
sih dalam waktu 3 bulan tak ada kesempatan untuk dapat mencicipi kehangatan tubuh Yanti?

Apakah Yanti memang masih utuh perawan ? Banyak berita-berita yang selalu mengatakan bahwa perempuan
dikota besar susah mempertahankan keperawanannya setelah memasuki usia tujuh-belasan. Hanya ada satu
cara untuk mengetahuinya dengan pasti – yaitu dengan men-chek-nya sendiri ! Dibayangkannya geliatan dan
ronta mati-matian Yanti jika dipaksa membuka paha mulusnya, dipaksa mempersembahkan bagian dalam
vaginanya – apakah selaput daranya yang tipis namun amat peka berbentuk bulan sabit masih utuh dan
terpaksa diserahkannya kepada kejantanan Tholil yang telah berpengalaman memerawani sekian banyak gadis
di desa itu.

Aaaah, betapa nikmatnya menindih tubuh mulus Yanti yang menggeliat-geliat mencoba mengelak nasib tak
terelakkan lagi. Tak ada kepuasan lebih besar daripada melihat semua usaha Yanti sia-sia : kedua
tangannya direjang erat disamping kepala yang menoleh kekiri kekanan menghindarkan ciuman ganas dari
bibir tebal dan mulut yang berbau tak enak, air mata ibarat tetesan embun pagi hari mulai mengalir di
pipi halus pada saat dirasakan celah kewanitaannya mulai dibelah. Matanya ibarat bintang kejora memelas
memohon belas kasihan, dan sesaat kemudian membuka dengan kaget ketika dirasakan ngilu dan perih tak
terkira dibelahan kewanitaannya.

Desahan demi desahan, rintihan demi rintihan mulai memenuhi ruangan memacu setiap telinga pria yang
mendengar – dan terganti dengan jeritan panjang memilukan minta ampun menyayat hati. Semuanya tak akan
mengendurkan sama sekali semangat pria yang ibarat sedang kerasukan untuk melakukan jarahan lebih dalam
lagi…!

Lamunan Tholil buyar ketika akhirnya sampai dirumah sederhana tempat penginapan pegawai Puskesmas.

Rumah itu sebenarnya dapat untuk menampung 6 orang karena mempunyai 6 kamar tidur yang terpisah, sebuah
dapur dan 2 kamar mandi. Selain itu ada pula 2 toilet yang terpisah untuk wanita dan pria, namun karena
pada umumnya yang bermukim sementara disitu hanya pria, maka akhirnya WC untuk wanita jarang dipakai dan
akhirnya kurang terawat. Ruang tempat duduk bersama juga tak teratur, disana sini terlihat bekas kopi
atau teh yang tumpah dimeja dan jika tak langsung di- lap memang semuanya akan meninggalkan bercak yang
sukar di bersihkan lagi. Selain itu diatas meja duduk bertebaran surat kabar tua dan majalah yang
umumnya disenangi kaum pria karena banyak terisi gambar celebriti dengan busana sengaja menonjolkan
belahan dada atau paha sang wanita yang berpose merangsang.Cerita Sex Terbaru

Tholil dengan perlahan mengetuk pintu depan dan tak ada satu menit kemudian di buka oleh Yanti.
Jururawat muda ini ternyata sudah siap menunaikan tugasnya dan telah berpakaian rok putih menutup
lututnya, pergelangan kaki dan betisnya yang terlihat demikian mulus langsung mengundang mata Tholil.
Yanti tak memakai make up sama sekali, semua terlihat kecantikan asli : wajah berseri dengan kulit pipi
begitu halus, mata seindah bintang kejora, bibir yang tipis berwarna merah tanpa lipstik terlihat basah
sedikit terbuka dan hidung mungil bangir mancung – semua hasil karya ciptaan alam murni tanpa polesan
artifisial seperti wanita modern di kota kota besar zaman sekarang.

“Selamat pagi, silahkan masuk dulu pak”, ujar Yanti berbasa-basi disertai senyum manisnya sehingga
terlihat lesung pipit kecil di pipi yang dihias sedikit warna rona merah asli.

“Ooh, tak usah dik, saya sudah harus bertugas sebentar lagi”, jawab Tholil berpura-pura sementara
matanya tak jemu menikmati bidadari dihadapannya, membuat Yanti mulai merasa kurang nyaman karena
pandangan mata sang penguasa desa itu seolah ingin menelanjanginya.
“Mari saya antarkan adik sekarang ke Puskesmas sebelum saya ke kantor saya”, demikian tawaran pak kades
Tholil.

Sebenarnya Yanti ingin menolak, namun dilihatnya dari jendela betapa jelek jalan di depan tempat
penginapannya, kotor berlumpur karena kemarin terguyur hujan seharian. Selain itu meskipun jaraknya tak
terlalu jauh namun Yanti masih kurang ingat arahnya kemana karena kemarin ketika diantarkan sudah gelap
menjelang malam. Biarlah sekali ini aku mau diantarkan, akan kuperhatikan jalannya secara seksama dan
dihari hari berikutnya aku akan jalan sendiri dan tak perlu tergantung dari pak kades ini, demikian
bisikan dalam hatinya.

Sementara Yanti mulai bertugas di Puskesmas itu perhatian Tholil untuk burung merpati yang akan
dijebaknya itu tetap tak berkurang, disuruhnya anak buahnya untuk membawakan buah buahan segar yang
dipetik dari kebun milik sendiri, juga tak lupa minuman segar dari buah buahan yang juga diperasnya
sendiri. Tengah haripun dibawakannya masakan dengan lauk pauk lezat, dan kesempatan makan siang bersama
dipakainya pula untuk dapat bercakap-cakap dengan calon mangsanya itu.

Akibat keluguan Yanti dan pandainya Tholil mengatur kata kata ketika bercakap cakap itu akhirnya
diketahuinya bahwa Yanti telah bertunangan dan tunangannya itu masih kuliah kerja di negara tetangga
untuk memperoleh gelar S3. Akibat tempat tinggal berjauhan itu maka Yanti hanya bertemu sekali dua
setahun dengan tunangannya itu – sekitar lebaran dan juga sekitar pertukaran tahun. Karena tahun lalu
kebetulan hari lebaran berdekatan dengan peralihan tahun, maka pertemuan dengan tunangannya itu hanya
sekali saja.

Tholil semakin naik birahinya ketika membayangkan bahwa tubuh wanita muda secantik Yanti itu tahun lalu
hanya sempat beberapa hari saja menikmati usapan dan belaian tangan pria, betapa “gersang”nya tubuh
bahenol itu dan pasti mendambakan jari jari kasar lelaki yang sanggup menaklukinya dan membuatnya
mengeluh menjerit kenikmatan. Betapa “gersang” rahim si gadis cantik campuran Sunda Jawa dengan sedikit
cipratan darah Minang , pasti sudah tak sabar menunggu siraman air mani jantan yang akan menanamkan
benih kehidupan baru.

Tholil mulai memikirkan cara terbaik untuk menjerat mangsanya, dan untuk melancarkan rencananya Tholil
akan memakai bantuan tenaga yang sudah pasti tak dapat ditolak. Diingatnya bahwa ada 2 orang buruh
perkebunan yang mempunyai hutang belum terbayar sejak hampir setahun, Warso si buruh perkebunan karet ,
dan Wahyudin alias Udin si mandor perkebunan yang sama. Sudah sering Tholil menagih pengembalian hutang
itu kepada Warso namun karena memang upah seorang buruh perkebunan sangat sedikit, dan itu pun telah
habis terus menerus untuk membiayai ibunya yang tua dan sangat sering sekali sakit, maka pengembalian
hutang itu selalu tertunda.

Tholil memutuskan untuk menawarkan semua biaya obat-obatan ibu Warso yang penyakitan itu di Puskesmas
maupun di apotik luar secara gratis selama setahun asal saja Warso sedia membantunya melaksanakan
niatnya dalam beberapa minggu mendatang. Tentu saja Tholil dapat menjanjikan biaya obat obatan di apotik
luar karena ada tanaman modalnya disitu, dan salah satu pegawai wanita disitu pun dimasukkan kerja atas
perantaran Tholil setelah ia menyerahkan keperawanannya semalaman. Udin mempunyai hutang karena terjebak
rayuan janda muda yang menjadi “simpanannya” ketika masih bekerja sebagai sopir dikota besar.

Si janda muda itu bekerja sebagai pembantu RT sementara Udin menjadi sopir di keluarga kaya yang sama,
dan si janda muda selalu mengancam akan menceritakan semuanya kepada istri Udin – Suminah – yang selalu
alim dan rajin bekerja sebegai pemetik teh. Tholil pernah menawarkan Udin untuk menghapus semua
hutangnya sekaligus, jika ia bersedia
“meminjamkan” Suminah selama 3 malam. Suminah yang masih ada hubungan keluarga dengan istri Tholil
ketiga pernah mendengar sendiri betapa buas dan sadisnya Tholil jika sedang menjarah istrinya, dan hal
intim itu pernah diceritakannya kepada Udin suaminya. Oleh karena itu Udin tak pernah sampai hati
membayangkan betapa istrinya Suminah menderita di cengkraman Tholil selama 3 malam meskipun itu akan
menghapus hutangnya.

Tholil merasa pasti bahwa Udin akan gembira dan langsung setuju untuk membantu rencana kotornya jika
sebagai imbalan hutangnya akan di hapuskan begitu saja, tanpa harus mengorbankan Suminah istrinya. Kini
harus dicari saat yang paling tepat untuk melaksanakan rencananya itu – harus dipilih kesempatan dimana
penduduk desa yang jumlahnya tak terlalu banyak itu sedang “lengah” karena ada sesuatu yang lebih
menarik perhatian. Tholil memutar otak sekerasnya namun tetap tak dapat menemukan kesempatan dalam
kesempitan.Cerita Sex Terbaru

Waktu semakin mendesak karena tak terasa sudah lewat satu bulan Yanti bekerja di Puskesmas dengan
dedikasi yang boleh dijadikan teladan oleh setiap jururawat muda atau bahkan dokter sekaligus. Yanti
selalu ramah tamah, di tempat kerja sangat telaten menolong pasien mulai dari yang bayi maupun orang tua
renta. Bahkan banyak pria muda datang dengan alasan dicari cari demi sekedar mendapat kesempatan melihat
dan disentuh jari perawat cantik.

Memang dasar iblis sedang meraja lela didunia ini – tak terkecuali pula di desa pemukiman Tholil :
ternyata didesa tetangga yang terletak sekitar 15 km akan diadakan pesta khitanan besar besaran oleh
penduduk terkaya disitu. Pesta itu akan disertai dengan acara sehari semalaman dengan artis ratu goyang
ngebor pinggul dari kota : Imul Laracitra beserta seluruh orkes dan pengamennya. Berita yang tersebar
dari mulut kemulut itu tentu saja langsung masuk ke setiap telinga penduduk desa desa disekitar situ.
Sejak saat itu semua orang hanya menantikan dengan tak sabar malam minggu yang tentunya akan heboh
dengan acara panggung musik dangdut dan juara ngebor goyang pinggul.

Kesempatan yang muncul tak terduga ini seolah olah telah diatur oleh iblis dan tentu saja tak akan di-
sia siakan oleh Tholil. Ia mengutarakan rencananya kepada kedua kaki tangannya : Warso dan Udin. Selain
mengutarakan bebas keduanya dari hutang yang sedang mereka pikul dan agaknya sukar sekali untuk
dilunasi, Tholil juga menjanjikan ada kemungkinan keduanya diberi kesempatan untuk ikut melihat tubuh
bidadari kota yang bugil.

Mereka tentu saja dilarang untuk mencicipi badan mojang yang telah sering dilihat oleh mereka dan
dijadikan bahan masturbasi di kamar mandi, namun paling sedikit mereka akan diberikan kesempatan untuk
meraba, mengelus, meremas, mencium dan mungkin mencupangi daerah diatas pusar. Keduanya tentu saja
setuju dengan bonus extra ini dan diaturlah cara terbaik untuk menjebak Yanti yang tentu saja menduga
sama sekali bahwa nasibnya akan berubah tak lama lagi.

Warso mengusulkan agar pagi hari sebelum pesta di malam minggu itu ia diberikan tugas membersihkan
Puskesmas oleh Tholil, kemudian secara tersembunyi akan dimasukkannya obat tidur penenang di teh jahe
yang memang sangat di sukai oleh Yanti. Selain itu di Tholil akan membawakan makanan tahu gejrot ala
Cirebonan yang diketahuinya juga merupakan salah satu makanan kesenangan Yanti , di samping itu rujak
cingur yang di campurkan sedikit obat urus urus agar Yanti akan merasakan mulas disamping ngantuk
sehingga akhirnya segan untuk pergi ke pesta desa.

Untuk lebih meyakinkan berhasilnya rencana itu Tholil juga mengatur dan memerintahkan Warso maupun Udin
untuk membersihkan, mengecat, mengapur dinding , selain itu memperbaiki, mengganti genteng Puskesmas
yang memang disana sini telah bocor justru di hari sama dengan pesta dangdut di desa tetangga. Keduanya
ikut bermain sandiwara dan berpura pura marah, mengomel dan ribut mulut dengan Tholil yang secara
sengaja dilakukan dihadapan beberapa pasien di Puskesmas dan tentunya juga dihadapan Yanti, yang tentu
saja tak senang ribut ribut lalu berusaha menengahi pertengkaran itu.

“Pokoknya saya tak mau tahu, kalian sudah lama menjanjikan renovasi Puskesmas ini, dan selalu ada saja
alasan selama ini untuk menghindarkan pekerjaan ini. Apa kalian tak malu dengan perawat Yanti yang sudah
datang jauh dari kota untuk membantu – kalau tak dilakukan sekarang sampai ia kembali lagi juga belum
diselesaikan !”, hardik Tholil dengan mimik seolah olah sedang marah besar.

“Sudah lah pak, pasti semuanya akan mereka kerjakan, mungkin mereka masih sibuk dengan tugas lainnya”,
Yanti berusaha menenangkan suasana yang dirasakannya tak pantas ditampilkan dihadapan beberapa pasien.
“Memang kalo memerintah seenaknya aja, emangnya kita tak ada kerjaan yang lain, Puskesmas kan bukan
punya dia tapi punya negara”, demikian gerutu Warso yang juga diimbali oleh Udin yang mengeluarkan kata
kata serupa.

Pertengkaran ketiga lelaki itu dengan sengaja mereka lanjutkan sebentar diluar gedung Puskesmas, bahkan
ditambah dengan gerakan kaki tangan sambil menuding ke wajah mereka saling bergantian, dan itu
disaksikan oleh Yanti. Akhirnya mereka bubar bertengkaran dan ngeloyor pergi kearah yang berbeda satu
sama lain.

Jam dinding sudah menunjukkan jam lima sore, dan Yanti masih memeriksa tiga anak kecil yang panas dan
batuk di sertai oleh ibu mereka yang juga terlihat agak pucat. Rupanya mereka terkena wabah flu yang
memang sedang muncul sejak minggu lalu, namun pada umumnya demam yang di derita anak anak itu akan
mereda dalam beberapa hari tanpa pengobatan khusus.

Yanti berusaha menerangkan dan menenangkan sang ibu, bahwa tak perlu diberikan antibiotika pada saat itu
karena manfaatnya merupakan tanda tanya kalau memang penyebabnya virus bukan bakteri. Yanti merasa lega
bahwa akhirnya semua pasien telah selesai di rawatnya, karena ia sendiri merasa aneh : sedikit mulas dan
pusing , juga tak seperti biasanya ia telah menguap tiga kali dan matanya dirasakan berat ingin ditutup.
Ini belum pernah dialaminya, bahwa sebelum jam tujuh malam badan telah terasa lelah, penat, mata ngantuk
ingin di tutup saja.

Betapapun dicoba untuk tetap sadar namun sukar sekali, rasa mulasnya pun tidak berkurang sehingga
akhirnya di putuskannya untuk pulang saja ke asramanya dan tidur sebentar sebelum pergi ke pesta di desa
lain itu.

Ketika Yanti sedang bebenah dan telah tukar pakaian putihnya dengan pakaian bebas dan mulai menutup
pintu ruangan periksa pasien di Puskesmas itu dirasakannya matanya semakin berat untuk dibuka, juga rasa
mulasnya mulai muncul lagi. ceritasexterbaru.org Dengan tergesa gesa Yanti keluar dan menutup pintu Puskesmas sambil matanya
mencari ojekan motor yang mungkin lewat setelah mengantarkan langganan ketempat tujuannya. Justru pada
saat itu bagaikan dipanggil oleh suara iblis muncullah Tholil disudut jalan dengan motornya dan langsung
berhenti di depan Puskesmas.

“Koq kelihatannya pucat amat dik Yanti, mungkin mau sakit ?”, demikian tanya Tholil berpura pura.
“Sudah mau ke pesta didesa seberang, sekarang sih masih agak kepagian, belum begitu rame”, sambung
Tholil kembali.
“Iya nih pak, rasanya agak pusing dan ngantuk, mungkin hanya kecapaian saja”, ujar Yanti yang merasakan
serba salah, disatu fihak tak begitu senang untuk di bonceng Tholil yang dirasakannya semakin cunihin,
dilain fihak mulas yang makin tak tertahan membutuhkan solusi cepat untuk mencapai kamar asramanya.
“Ya, saya sebetulnya ada urusan lain ke jurusan berbeda, tapi kalau dik Yanti mau ikut sudahlah saya
antarkan dulu”, lanjut Tholil yang melihat bahwa calon mangsanya telah semakin terjerat jebakannya.

Dengan masih agak ragu dan tubuh terasa limbung akhirnya Yanti menerima tawaran Tholil dan duduk di
boncengan motor sambil tangannya memeluk pinggang Tholil.

“Pegangan yang kencang ya dik, maklum jalanan desa banyak rusak berlubang, nanti jatuh bisa cedera,
siapa yang akan merawat pasien kalau bukan dik Yanti”, celoteh Tholil bersopan santun sambil mulai
menjalankan motornya.

Yanti berpura pura tak mendengar kalimat Tholil terakhir, ia hanya mempunyai tujuan satu yaitu
secepatnya pulang ke asrama dan merebahkan diri. Perjalanan yang sebenarnya hanya lima menit dengan
motor itu dirasakannya seabad tak kunjung berakhir, dan selama itu kembali Tholil merasakan betapa
lembutnya gundukan dada Yanti yang lekat dengan punggungnya. Ketika akhirnya sampai didepan asrama Yanti
merasa sedemikian pusing sehingga hampir jatuh ketika turun dari boncengan, dan kesempatan ini tentu
saja dipakai oleh Tholil yang segera menyanggahnya.

Tholil meletakkan tangan kiri Yanti di pundaknya sementara tangan kanan Tholil dilingkarkan ke pinggang
Yanti yang langsing. Yanti berusaha membuka pintu masuk asrama namun dirasakannya sukar memasukkan kunci
ke lubangnya sehingga akhirnya Tholil mengambil alih tugas itu, sambil tangan satunya sengaja melingkar
semakin erat di pinggang Yanti. Akhirnya pintu terbuka, dan Tholil terus memapang Yanti menuju salah
satu kamar tidur yang berada disebelah kiri, tak berapa jauh dari kamar mandi, toilet dan juga dapur tak
seberapa besar.

Sejenak sebelum Yanti akhirnya dapat menghempaskan dirinya ke ranjang masih sempat dilihatnya bh dan cd
string berwarna merah jambu muda yang kemarin dicucinya masih terletak di sandaran kursi karena belum
kering sekali di pagi hari ketika ia akan bertugas ke Puskesmas. Tentu saja “pemandangan” yang khas
intim wanita itu tak lolos dari tatapan mata Tholil sementara Yanti merasa wajah dan terutama telinganya
merona merah karena malu, di sesalkan dirinya sendiri mengapa tak menggantung penutup auratnya itu di
dalam lemarinya sendiri.

Tapi masa bodohlah apa yang dipikirkan si Tholil ketika melihat penutup auratku itu, yang penting kini
aku sudah di asrama, kini aku akan istirahat, ingin tidur sebentar, ingin memulihkan tenaga, sesudah itu
barulah menyegarkan diri dan mandi serta keramas sepuasnya, sebelum pergi melihat gaya berjoget si Imul
Laracitra. Selama ini Yanti hanya bertanya tanya terhadap dirinya sendiri mengapa goyang pinggul dangdut
Imul begitu populer terutama di kalangan pria.

Padahal menurut seleranya sendiri gaya pinggul ngebor menghentak hentak kasar begitu tidaklah sebagus
dan erotis jika dibandingkan dengan goyangan yang lemah gemulai. Sebagai wanita dewasa tentu saja Yanti
sering pula berdiri dihadapan kaca sendirian, lalu melenggang lenggokkan pinggulnya se-erotis mungkin
sambil membayangkan apa yang akan dirasakan oleh suaminya nanti jika diwaktu bersanggama dirangsang
dengan goyangan seperti itu.

“Sudah ya dik, bapak permisi dulu, semoga dapat istirahat dan segar kembali. Kita ketemu lagi di
pertunjukan pesta panggung nanti malam ya dik”, ujar Tholil sambil setengah menutup pintu kamar dan
menuju ke arah pintu keluar.Cerita Sex Terbaru

Yanti tak menjawab lagi karena telah begitu penat dan hampir terlelap tidur, dalam waktu beberapa menit
terdengar dengkuran amat halus menandakan bahwa Yanti telah masuk kedunia mimpi. Bunyi azan maghrib
sayup sayup tidak dapat membangunkan Yanti, sementara udara mulai menggelap dan penduduk desa mulai
berbondong bondong pergi ke desa tetangga untuk menikmati acara yang telah lama mereka tunggu.

Sekitar jam delapan malam desa itu sepi bagai telah di tinggalkan manusia sama sekali, disana sini hanya
terlihat lampu redup dari rumah penduduk yang telah ditinggalkan penghuninya. Dalam kesunyian dan
kepekatan malam itu hanya terdengar disana sini bunyi jangkrik dan serangga, tiada kegiatan yang
terlihat dijalan atau di warung rokok atau ruko yang biasanya masih ada yang buka untuk menjual makanan
kecil atau jajanan seadanya.

Bagaikan didalam adegan film ninja atau film horror secara samar samar dari jauh terlihat tiga titik
lampu diserta suara motor berjalan perlahan. Ketiga titik lampu itu semula hanya samar samar ibarat
kunang kunang yang semakin lama semakin mendekat dan terlihat jelas para pengemudinya : Tholil dengan
didampingi oleh Warso dan Udin. Sekitar limapuluh meter dari gedung asrama jururawat dan dokter
Puskesmas mereka mematikan motor mereka dan kemudian mendorongnya memasuki halaman depan asrama. Rupanya
mereka tak mau ada suara motor mereka akan menarik perhatian penduduk sekitarnya dan terutama tentunya
si penghuni asrama sendiri.

Ketiganya mendorong motor mereka melewati samping gedung asrama itu dan akhirnya di parkir di tempat
yang biasanya untuk sepeda. Tholil sebagai penguasa desa tentu saja mempunyai kunci loper alias kunci
umum yang pas untuk semua pintu gedung milik pemerintah daerah situ. Dengan hati-hati hampir tanpa suara
sedikitpun Tholil membuka pintu belakang asrama itu dengan kunci lopernya. Ketiganya tahu benar bahwa
setelah dokter muda terakhir meninggalkan asrama itu sekitar tujuh minggu lalu tak ada penghuni lain
selain jururawat cantik Yanti yang malam ini akan dijarah oleh Tholil. Dengan langkah ibarat binatang
buas menghampiri mangsa yang belum tahu ada bahaya ketiganya memasuki koridor dimana ke enam kamar tidur
serta kamar mandi dan kiri kanan WC masing masing untuk pria dan wanita.

Semua celah bawah pintu kamar terlihat gelap terkecuali yang terdekat dengan kamar mandi dan WC wanita,
dan kamar tidur itu pula yang selama ini diingat oleh Tholil dan diidamkannya akan menjadi saksi bisu
pergulatan pertamanya dengan sang bidadari Yanti idamannya. Untuk lebih pasti lagi Tholil menyalakan
lampu senter yang dibawanya untuk menyuluhi label nama didepan pintu kamar itu dan memang terlihat nama
Yanti R. – bahkan Tholil mengenali tulisan tangan yang bagus itu memang tulisan Yanti.

Tholil mendekatkan dan bahkan merapatkan telinganya ke pintu kamar untuk mendengarkan apakah ada suara
yang menandakan si penghuni telah sadar dan misalnya mungkin sedang mendengarkan lagu dari radio.
Ternyata tak ada suara sama sekali sehingga Tholil memberikan tanda jari telunjuk didepan bibirnya
kepada Warso dan Udin agar tidak berisik lalu ia memberanikan diri membuka pintu kamar tidur Yanti
perlahan lahan. Karena selama ini memang Yanti hanya tinggal sendirian di asrama itu maka ia merasa
cukup aman sehingga jarang mengunci pintu kamarnya.

Kelalaian yang sebenarnya tak boleh terjadi ini sangat membantu Tholil dan kedua komplotannya dan tanpa
bunyi sedikitpun terbukalah pintu kamar tidur Yanti. Ranjang dipan yang biasanya berdempetan langsung ke
dinding telah digeser agak ketengah oleh Yanti, karena meja kecil tempat menaruh lampu kecil untuk
membaca, serta wekker kecilnya justru diletakkannya berdempetan dengan tembok sehingga terdapat ruangan
antara dinding dan ranjang dipan yang di tidurinya.

Apa yang terlihat di hadapan mata ketiga lelaki setengah baya itu tak dapat dipungkiri dapat menggoda
seorang nabi, inilah apa yang disebut kecantikan alamiah seorang wanita langsung turun dari firdaus.
Tholil memberikan tanda kepada Warso untuk berdiri dekat dinding disamping bagian kiri , Udin disamping
kanan, sedangkan Tholil sendiri berdiri diujung kaki ranjang sehingga kini Yanti sempurna di kepung dari
tiga jurusan.

Ketiga lelaki setengah baya itu mengawasi calon mangsanya, sementara Yanti masih tidur dengan nyenyak.
Rupanya kepenatan seharian bekerja ditambah dengan obat tidur penenang yang di campurkan oleh Tholil ke
makanan siang tahu gejrot masih menunjukkan khasiatnya. Yanti tidur terlentang agak miring kekanan,
kedua lengannya terbuka dan berada disamping kepalanya yang terhias dengan rambut bergelombang tergerai.
Ia masih memakai baju blus dan rok putih sepanjang bawah lutut sebagaimana seragam jururawat sehari
hari. Hanya seragamnya itu acak acakan dan terbuka disana sini : dua kancing atas blouse-nya terbuka
mungkin karena merasa panas, sedangkan roknya pun dibagian perut terbuka kancingnya, mungkin setelah
menggosok perutnya yang tadi siang mulas.

Karena itu terlihat kulit dadanya yang putih kuning langsat dimana belahan dan lekuk diantara buah
dadanya tampak jelas. Perutnya terlihat datar dengan pusar sempurna tanpa tambahan piercing atau atribut
apapun. Namun yang membuat ketiga lelaki itu menjadi blingsatan adalah karena rok putih biasanya menutup
lutut Yanti saat bekerja kini terbuka penuh menyingkapkan kaki begitu sempurna, betis langsing ibarat
padi membunting dan paha putih mulus terbuka sampai belahan selangkangan yang tertutup celana dalam
kecil berwarna ungu muda sangat amat serasi dengan kulitnya.Cerita Sex Terbaru

Bagaikan para dukun dan ahli sihir di zaman purbakala yang akan memulai upacara persembahan agung ketiga
pria yang mengelilingi tubuh Yanti itu mulai perlahan lahan membuka jaket mereka, kemudian kemeja dan
celana panjang serta kaos penutup torso atas mereka. Terlihatlah kini tubuh Warso yang tinggi kurus
namun cukup berotot, sementara Udin memiliki tubuh paling kekar atletis dihiasi dengan beberapa cacat
luka yang diterimanya akibat liku hidupnya yang penuh dengan perkelahian. Tholil memiliki tubuh sedikit
gemuk dengan hiasan kebanggaannya yaitu bulu lebat yang menutupi tangan kaki maupun dadanya yang bidang.
Ketiganya kini hanya tinggal memakai celana dalam yang telah terlihat menonjol dibagian depannya akibat
ketegangan birahi yang mulai memuncak………..

Rasa penat dan kelelahan seharian ditambah pengaruh obat menyebabkan Yanti tertidur nyenyak – tidur yang
sangat menyenangkan karena disertai dengan mimpi menunggu tunangannya di landasan udara. Sebentar lagi
pesawatnya mendarat dan ia akan menikmati lagi kehangatan pelukan tunangannya itu. Yanti menoleh kekiri
kekanan karena di rasakannya ada yang aneh dan tak biasa di pangkalan udara itu.

Aneh sekali airport yang biasa selalu ramai hiruk pikuk kini begitu sepi, tak ada penumpang yang berdiri
didepan meja untuk check in, tak ada para pengantar, tak ada kuli yang menawarkan jasa mengangkat koper,
tak ada petugas douane, beberapa orang yang berada disitu koq aneh sekali tak ada yang bercakap cakap.
Apakah matanya yang salah lihat atau panca inderanya terganggu semacam fata morgana ?. Yanti berusaha
menggerakkan tangan kirinya untuk mengusap matanya namun tak berhasil entah mengapa, dicobanya dengan
tangan kanan namun hasilnya serupa.

Dicobanya menggelengkan kepala namun entah mengapa di rasakan berat seolah membawa ember terisi air
dijunjung diatas kepala, oooh apa yang terjadi. Mendadak hidungnya tersengat oleh bau yang tak
disenanginya, bau rokok yang memang selalu dijauhinya kini seolah olah tak mau hilang dari hidungnya,
dan bukan itu saja bahkan bau tembakau yang menyengat kemudian menerobos masuk mulutnya. Bau tembakau
yang sangat dibencinya itulah yang akhirnya membuatnya sadar dan betapa terkejutnya Yanti ketika dilihat
keadaan sebenarnya yang sedang dialaminya.

Ternyata memang benar kedua lengannya sukar digerakkan karena direjang erat dikiri kanan oleh Warso dan
Udin. Keduanya sambil menyeringai mesum mennyekal menekan kedua pergelangan tangannya kekasur diatas
kepalanya. Sedangkan bau rokok yang tercium dalam keadaan mimpi adalah dari mulut Tholil yang melekat di
bibirnya dan berulang ulang mendorong masuk lidahnya yang basah kedalam mulutnya sendiri. Yanti berusaha
bangun dan berteriak sekuatnya namun semua sia sia, kakinya menendang seadanya kekiri kekanan namun
gerakan itu hanya membuat roknya semakin tersingkap dan ternyata pergelangan kakinya yang langsing
itupun kini berada dalam cengkraman tangan Tholil yang kuat sehingga sukar bergerak.

“Emmpfffh, apa apaan, too, toolooong, sialaaan, bangs…aemmppffh, jaangaaan, nnnnggaa maaauu, emppppfh,
aauw lepaaaskaan”, Yanti berusaha berteriak sejadinya meminta tolong dan mengharap teriakannya akan
didengar.

Ternyata ketiga lelaki jahanam itu sedemikian kuatnya seolah diberi kekuatan tenaga tambahan oleh iblis,
sehingga meskipun kini Yanti telah sadar sepenuhnya dan pulih dari obat tidur penenang namun semua
rontaannya sia sia saja. Karena kedua tangannya tak dapat melindungi sama sekali maka hanya dalam waktu
singkat Tholil kini telah duduk diatas perutnya yang demikian datar langsing sehingga Yanti merasakan
sukar bernafas. Jari tangan Tholil kini mulai membuka sisa kancing blus Yanti yang masih tertutup dan
sebegitu blus itu terbuka Tholil dengan kasar menarik BH Santi berukuran 34C sehingga langsung terlepas
menampakkan kedua buah dadanya yang sedemikian sempurna.

Udin dan Warso langsung melotot melihat betapa indahnya pemandangan pegunungan dihadapan mata mereka,
“Waah, baguuus betul tetek si neng, pasti enak diremas dan di enyot nih. Boleh engga gan nyicipin nyusu
duluan?”, tanya Warso dan Udin hampir bersamaan kepada Tholil.

“Kalian harus sabar nunggu, pasti ntar gue bagi daging montok, tapi sekarang mesti ditelanjangin dulu
nih cewek”, dengus Tholil sambil dengan rakusnya melahap bibir manis Yanti, sementara kedua tangannya
mencakup kedua bola di dada Yanti sambil meremas remas.

Yanti semakin liar meronta dan air mata mulai mengalir disudut matanya, menyadari keadaan yang
mengerikan sedang dihadapinya. Selama berpacaran Yanti belum pernah lebih dari ciuman tersembunyi ketika
menonton adegan romantis dikegelapan ruangan bioskop. Tunangannya pun penuh pengertian dan hanya
sesekali saja menyentuh dan meremas buas dadanya dari luar blusnya, tak pernah dikasari apalagi dibuka
BH-nya seperti saat ini.

Teriakan dan jeritan Yanti kembali teredam oleh ciuman ganas Tholil dan rasa mual mulas mulai muncul
kembali, kali ini bukan karena obat yang dimasukkan di makanan tapi karena rasa takut dan jijik ketika
Tholil memasukkan lidah kasar di mulutnya yang kecil itu. Ludah Tholil tercium sangat bau memuakkan kini
ikut tercampur dengan ludahnya sendiri sementara buah dadanya terasa sakit diremas oleh tangan Tholil
yang kasar.

Gerakan kedua kaki Yanti yang menendang tak teratur kekiri kanan dan keatas justru memberikan kesempatan
para pemerkosanya untuk melepaskan dengan paksa secabik celana dalam string yang melindungi auratnya
terakhir. Disaat Yanti menendang dengan kedua kakinya agak keatas maka pinggulnya pun ikut naik sedikit
sehingga Warso yang mempunyai tangan paling panjang segera merenggut cd string Yanti berwarna ungu muda
itu yang langsung robek. Kini Yanti sang jururawat ayu manis telah telanjang bulat seperti bayi yang
baru dilahirkan, isak tangisnya semakin menjadi, menyadari sebentar lagi akan kehilangan miliknya yang
paling berharga.

Dicobanya dengan kekuatan tenaga seorang wanita yang masih ingin membela kehormatannya meronta
melepaskan diri dari malapetaka yang mengancam. Sejenak Yanti berhasil melepaskan kedua tangannya dari
cengkraman Warso dan Udin dan langsung di cobanya mencakar muka Tholil, namun Tholil dengan sigap dapat
menduga maksud gerakan Yanti dan ditangkapnya kedua nadi yang langsing itu dan ditekannya ke kasur
disamping kepala Yanti.

“Eh, kalian gimana sih engga becus masa kalah tenaga dengan cewek, ayoh rejeng lagi tangannya, awas kalo
lepas lagi semua perjanjian akan dibatalkan !”, bentak Tholil dengan maksud perjanjian pemghapusan
hutang anak buahnya.
“Oke, oke boss , jangan takut , nih cewek akan gue ringkus sampe engga berkutik lagi”, demikian jawaban
Udin yang langsung bersama Warso kembali mengambil alih tugas memegang nadi Yanti.

Keduanya berpandangan dan saling mengangguk, kemudian Warso meraih saku celananya yang terletak
dilantai, dikeluarkannya tali rami yang kuat dan diikatnya kedua pergelangan tangan Yanti lalu
diletakkannya diatas kepala, sehingga kedua ketiak Yanti terpampang.

“Wah, ketiaknya bagus boss, engga ada bulunya sama sekali, emang lain nih perawat dari kota”, ujar Warso
sambil mengelus ketiak Yanti yang segera ditiru oleh Udin, menimbulkan rasa geli tak terkira pada Yanti.
“Mulutnya perlu ditutup lakban apa engga boss ?”, tanya Udin kepada Tholil, karena sementara itu Yanti
masih saja berteriak minta tolong.
“Kalian goblok amat sih, masa ditutup lakban , kan lebih baik kalo disumpel sama rudal gue”, jawab
Tholil sementara itu mengurangi tindihannya di perut Yanti hanya dengan maksud melepaskan celana dalam
boxernya.Cerita Sex Terbaru

Aksi Tholil itu segera juga di ikuti oleh kedua anak buahnya, sehingga sesaat kemudian tak hanya Yanti
yang bugil melainkan ketiga lelaki yang sedang menjarahnya.

Yanti menatap dengan mata membesar di pengaruhi rasa ketakutan dan ngeri karena meskipun sebagai
jururawat sudah terbiasa melihat dan merawat tubuh pria sebagai pasiennya, namun belum pernah di
saksikannya penis penis sebesar dan sepanjang itu. Semuanya terlihat mulai mengacung mengangguk
didepannya, hitam legam penuh pembuluh darah seolah memberi salam dan meminta permisi untuk membantai
kegadisannya.

Tholil kini menggeser tubuhnya kearah kepala korbannya, dipegangnya penis hitamnya dan disodorkan
dihadapan mulut Yanti yang tentu saja menolak dan menutup serapat mungkin sambil melengoskan kepalanya
kesamping.

“He he he, pake malu malu nih si neng, pasti orang kota seneng makan sosis ya, ini cobain sosis desa
asli yang bisa bikin neng ketagihan”, celoteh Tholil sambil mengusapkan penisnya ke bibir dan ke pipi
Yanti yang amat halus. Rasa jijik Yanti tak dapat diuraikan kata kata, namun penolakannya tak
berlangsung lama karena Tholil menutup hidung bangir Yanti sehingga tak dapat bernafas.

Sekaligus dipilin, dicubit dan ditariknya puting susu Yanti menyebabkan rasa ngilu dan

“Aaaaauw, sakiiff……ouuf, eemmffh”, teriakan sakit Santi langsung teredam oleh kemaluan Tholil.
“Naaah, begitu pinter ya si neng, ayo kulum, jilaaaat, iseeep yang rajin, ntar dapet hadiah joghurt
alami, aaah ini kan babak permulaan dan lubang pertama yang abang perkosa, babak berikut segera nyusul,
ooooh terus”, demikianlah dengusan Tholil yang merem melek merasakan hangatnya mulut Yanti menyelubungi
kemaluannya.

Sebagai jururawat Yanti sangat memperhatikan soal kebersihan, bukan saja kemaluan sendiri namun
tunangannya pun selalu dianjurkan dimana mungkin untuk selalu membersihkan ujung kepala kemaluannya
setelah kecing agar tidak berbau pesing. Kini mulutnya sendiri dijejal dipenuhi oleh penis besar yang
berbau tidak enak, bahkan bulu kemaluan Tholil yang lebatpun berbau asam entah sudah berapa lama tak
dibersihkan dicuci tuntas. Yanti berusaha melepehkan mendorong keluar penis yang sedang menyiksa rongga
mulutnya itu dengan lidahnya, namun hal ini tentu saja tak diizinkan oleh Tholil bahkan dorongan lidah
Yanti disalah tafsirkannya sebagai gerakan menyapu dan menjilat kepala kejantanannya.

“Ooooh, iya iya iyaaaa teruuuus, anak manis pinteeer bangeeet, abang nggga lama lagi mau keluaaaar
niih”, terdengar geraman suara Tholil yang kini justru memegang erat kepala Yanti sehingga tak dapat
bergerak lagi.

Sekaligus Tholil mendorong penisnya sedalam mungkin sehingga masuk sekitar sepertiganya, tapi itu sudah
cukup dalam untuk ukuran mulut Yanti yang memang sangat mungil. Ujung penis Tholil kini mendesak dan
menyentuh dinding tenggorokan Yanti sehingga Yanti betul betul kelabakan sukar bernafas dan semakin
menggelepar di ranjang seperti ikan kekurangan air. Air matanya semakin deras mengalir di kedua pipinya,
namun hal ini sama sekali tak menimbulkan rasa kasihan para pemerkosanya, bahkan sebaliknya.

Warso dan Udin kini semakin memberanikan diri mereka untuk mengambil bagian dalam penjarahan gadis kota
yang malang itu. Kedua pergelangan tangan Yanti yang telah terikat tali rami diatas kepalanya kini
direntangkan lalu diikat kekaki ranjang, sehingga ketiaknya semakin terentang lebar dijadikan sasaran
ciuman, gelitikan dan jilatan Udin dan Warso. Tak puas sampai disini saja keduanya dengan penuh nafsu
meremas memijit kedua gunung didada Yanti, tak luput pula putingnya yang semakin mencuat keatas diusap,
dipilin, ditarik, dan sekaligus dicubit diantara jari jari mereka yang kasar. Bergantian pula mulut dan
lidah kedua kuli pegawai Tholil menyupangi ketiak Yanti yang harum, diselang seling dengan gigitan gemas
sehinga ketiak Yanti penuh bercak merah.

“Oooouh, ngga tahaaan lagi nih, neng denok bapak mau banjir nih, minuuuum ya semuaaaanya”, seperti
kesurupan Tholil menekan pinggulnya ke wajah Yanti, alat kemaluannya berdenyut denyut dan semburan lahar
sperma hangat menyemprot kedalam mulut Yanti.

Tholil yang dengan sengaja telah beberapa hari tak menggauli istrinya mempunyai cadangan sperma cukup
banyak, dan kini mulai disumbangkannya di mulut yang masih perawan itu. Yanti tak dapat berbuat apa apa
didalam kekuasaan ketiga lelaki yang sedang kesetanan itu, kerongkongannya dipenuhi cairan kental hangat
agak asin sepat dan berbau hanyir.

Yanti berusaha menahan nafasnya dan masih menolak untuk menelan tapi begitu banyak cairan aneh yang
belum pernah dirasakannya itu terkumpul didepan kerongkongan dan tenggorokannya itu sehingga ia hanya
mempunyai pilihan : tersedak dan terselak oleh benih kelakian Tholil atau terpaksa ditelannya. Akhirnya
mau tak mau ditelannya cairan hanyir yang dirasakan sangat menjijikkan itu dan benar benar dirasakannya
sangat tersiksa dan terhina sehingga hampir saja di muntahkannya kembali.

Namun untuk itu Tholil tak memberikan kesempatan sama sekali : penisnya yang begitu besar menutup
seluruh rongga mulut Yanti sehingga seluruh laharnya terpaksa di telan oleh korbannya itu. Setelah
dirasakan denyutan rudalnya telah berhenti dan Yanti telah kehabisan nafas barulah dilepaskan cekalannya
pada kepala perawat secantik bidadari itu.

Yanti hanya sanggup menangis terisak isak sambil masih merasakan sengatan bau yang aneh di mulutnya,
namun segera Tholil kembali menciumnya dengan ganas dan mencampurkannya dengan ludahnya yang didalam
penciuman Yanti tak kalah baunya dengan cairan lahar panasnya.

“Hhmmm, gimana neng rasanya semprotan sosis abang, enak kan – ayoh ngaku deh jangan malu malu”, tanya
Tholil penuh kepuasan;
“sekarang gantian abang mau minum cairan madu kenikmatan dari neng Yanti nih”, sambungnya di sertai
seringai serigalanya.

Yanti yang merasa mulai lemas namun terus terusan dirangsang oleh Warso dan Udin tidak langsung memahami
apa maksud kalimat Tholil terakhir itu. Ia hanya berusaha sia sia melepaskan kedua tangannya yang
terikat erat di kedua ujung kaki ranjang diatas kepalanya, namun apa artinya rontaan gadis seperti Yanti
?

Dirasakannya Tholil kini beralih menggeserkan badannya yang berbulu lebat itu kebawah, kedua tangan
kasar berbulu menepis tangan Warso dan Udin yang sedang asyiknya bermain di puting Yanti. Kini remasan,
pilinan, pijitan dan cubitan di putingnya terasa semakin ngilu dan menyakitkan, karena birahi Tholil
semakin meningkat melihat indahnya hiasan alamiah dada Yanti.

Buah dada yang biasanya tersembunyi dibalik BH berukuran 34C itu tidak terlalu besar namun sangat sesuai
dengan proporsi tubuh seorang wanita Asia khususnya Indonesia. Terlihat sangat padat montok tanpa
terlihat ngondoy sedikitpun kearah bawah, bahkan justru seolah olah menonjol membusung kedepan seolah
olah sangat bangga menjadi atribut kewanitaan Yanti. Kedua bukit daging yang sangat elastis di dalam
remasan Tholil itu dihiasi pula oleh puting kerucut berwarna coklat muda kemerah-merahan dengan areola
berwarna coklat muda pula. Yanti tak sanggup menahan rintihan keluar dari bibirnya yang setengah terbuka
ketika Tholil terus menerus memilin dan bahkan kini menggigit gigit dan menjilati puting sedemikian
peka, menyebabkan puting itu terasa membengkak.

Sementara itu Warso dan Udin menukar siasatnya dan menjilati telinga Yanti dari kiri kanan menyebabkan
kegelian sukar ditahan, akibatnya Yanti makin menggeliatkan bagian badannya yang masih bebas yaitu kedua
kakinya. Tholil semakin menurunkan badannya dan jilatan lidahnya kini telah mencapai perut yang datar
langsing, makin turun menciumi pusar, mengendus di bawah pusar, mencupangi , menjilati menggigiti bagian
dalam paha dan selangkangan, untuk akhirnya……

Yanti berusaha mati matian menahan rasa aneh yang muncul di tubuhnya yang sehat sebagaimana wanita
dewasa : rasa muak, jijik dan benci terhadap semua bibir ketiga laki laki yang bergantian menciumnya,
mual tergadap cairan kejantanan yang terpaksa harus ditelannya, geli atas hembusan nafas panas di kedua
liang telinganya, geli atas usapan dan cupang cupangan di ketiaknya, geli dan ngilu tercampur sakit di
buah dada dan terutama putingnya yang di pilin, di remas, di cubit, ditarik tarik dan di gigit gigit
dengan ganas.

Semua rasa itu kini makin bertambah dengan rasa malu tak terkira ketika Tholil semakin memusatkan
rangsangan di bagian bawah tubuhnya. Bulu tengkuknya ikut berdiri merasakan kecupan, jilatan dan gigitan
di perut bawahnya, di lipatan pahanya, bagian dalam pahanya dan kini beralih ke selangkangannnya.
Dicobanya sekuat tenaga merapatkan kedua pahanya yang putih mulus, namun apakah daya gadis remaja di
kerubuti tiga lelaki kasar. Selain besarnya tenaga Tholil menguakkan pahanya sehingga tak sanggup
dikatupnya lagi, juga Udin dan Warso yang kini tak perlu lagi memegangi tangan Yanti yang telah terikat
disudut kaki ranjang ikut membantu mencekal pergelangan kakinya lalu dipaksa ditekuk keatas dan
kesamping.

Terbukalah semua bagian intim si perawan dihadapan muka Tholil, dan dengan disertai geraman ibarat
binatang buas disentuhnya aurat Yanti yang belum pernah tersentuh jari lelaki manapun, termasuk
tunangannya. Karena kuatnya tenaga Warso dan Udin sebagai kuli kuli kasar perkebunan dibandingkan dengan
tenaga Yanti maka keduanya cukup hanya memakai satu tangan saja merejang pergelangan kaki Yanti yang
langsing. Warso yang berada disebelah kanan Yanti memakai tangan kirinya untuk meremas remas buah dada
Yanti sebelah kanan sementara tangan kanannya merejang pergelangan kaki kanan Yanti dan ditariknya
semaksimal mungkin kesamping.

Tak cukup sampai disini saja – kini telapak kaki Yanti yang juga sedemikian halus terawat kulitnya
dijilat jilatnya kemudian jari jari kaki kanan Yanti dimasukkan kemulut dan dikulum kulumnya pula. Hal
yang sama dilakukan oleh Udin yang berada disebelah kiri badan Yanti yang semakin meliuk meliuk meronta
sekuatnya karena kegelian.

“Jangaaaan paak, jangaaan, lepasin saya, ngga mau diginiin, lepaaas, toloooong, ampuuuun, udaaaah”,
kembali teriak Yanti memenuhi ruangan namun tak ada seorang pun disaat itu yang akan mendengarnya.

Hampir semua penduduk desa itu sedang menikmati hidangan musik dangdut dan goyangan pinggul ngebor artis
terkenal dari ibukota.Cerita Sex Terbaru

“He he he, coba ya bapak periksa apa benar masih ada jururawat dari ibukota yang masih perawan, bapak
inspeksi ya apa selaput bentuk bulan sabit masih menutupi goa surgawi si neng”, kembali Tholil
mengeluarkan silat lidahnya yang disambut dengan anggukan kepala Udin dan Warso sebagai tanda setuju.

Tholil mengusap usap bukit Venus Yanti yang hanya tertutup sedikit oleh bulu kemaluan halus karena Yanti
memang selalu merawat dan mencukurnya setiap minggu. Celah kemaluan yang begitu merangsang mata lelaki
terlihat masih terlihat merapat, bibir kemaluan berwarna kemerah merahan seolah masih malu membuka,
mengingatkan buah duren berdempetan belum terbuka atau kerang laut yang masih mengatup.

Wajah Tholil dengan seringai cabulnya semakin lama semakin mendekati bukit Venus itu, dengusan nafasnya
yang panas ibarat serigala keleparan terasa semakin menghembus belahan kenikmatan Yanti. Jururawat ayu
cantik itu semakin ketakutan menghadapi nasib yang tak akan terelakkan lagi, inikah perasaan seorang
gadis dizaman purba yang akan dijadikan korban persembahan untuk dewa angkara murka ? Pernah dibacanya
pelbagai kisah di Mesir sebelum puncak kekuasaan Faraoh atau keganasan suku Viking yang selalu
mengorbankan perawan murni kepada dewa Odin. Bagaimanapun rontaan yang dicobanya tak sanggup mengatasi
tenaga tiga pria setengah baya yang terbiasa dengan pekerjaan kasar di perkebunan atau sebagai serdadu.

Tholil kini meletakkan ibu jari dan telunjuknya dikiri kanan celah yang sebentar lagi akan dijarahnya
itu, dibukanya celah ditengah bukit Venus itu dengan amat perlahan lahan seolah takut merusak sesuatu
yang sangat berharga. Bagian dalam dari celah itu terkuak memperlihatkan panorama yang selalu menjadi
impian setiap lelaki : dinding celah berwarna merah jambu muda dihiasi pembuluh darah halus bak rambut.
Dinding itu agak berkilat akibat cairan pelumas alami yang mau tak mau akan keluar sendiri jika seorang
wanita dirangsang.

Dibagian atas tengah yang lebih berwarna merah gelap terlihat lubang amat kecil yang pasti berhubungan
ke kandung kemihnya. Dibawahnya terlihat pula celah yang dikiri kanannya terlindungi selaput tipis warna
merah jambu agak mirip bulan sabit – inilah yang dicari cari oleh Tholil. Dengan tak sabar dan penuh
kerakusan dikecupnya celah surgawi Yanti yang kini telah terbuka karena kiri kanannya ditahan oleh
telunjuk dan ibu jari Tholil.

Dijulurkannya lidahnya yang kasar untuk merasakan kehalusan selaput lendir celah perawan yang sebentar
lagi akan dicicipinya penuh kehausan. Yanti yang belum pernah mengalami intim dengan lelaki – apalagi
telanjang bulat dipaksa membuka selangkangan aurat kewanitaannya – mencoba mati matian mengatupkan lagi
pahanya – namun tak mampu melawan kekuatan kuli² di kiri kanannya yang menahan posisi memalukannya itu.

Terasa seluruh paha betisnya kaku kejang kesemutan karena terus menerus dipaksa mengangkang maksimal
disamping merasa geli karena pahanya pun diusap usap. Terlebih lagi rasa malu Yanti ketika dirasakan
lidah Tholil mulai memasuki liang sanggamanya, menyapu mengusap – menyelinap kebagian lebih dalam lagi
mendekati batas antara kegadisan dan kedewasaan seorang wanita.

Mendadak dirasakannya sapuan lidah itu mencari mengalihkan tujuan dan kini menyentuh daging kecil
diujung atas vaginanya, daging kecil ibarat butir jagung sangat peka kini menjadi sasaran lidah , bibir
dan gigi gigi tajam Tholil. Ibarat tersentuh aliran listrik voltage tinggi Yanti melentingkan badannya
karena dirasakannya geli tak terkira, bibir yang selama ini hanya merintih dan melenguh lemah kembali
mengeluarkan jeritan melengking!

“Auw jangaan pak, jangaan, toloooong, saya mau diapaiiin, ampuuuun, aampuuun, udaaaah paaak, lepasin,
kasihani saya pak, auuuw”, teriakan Yanti terdengar memilukan, namun hanya menambah semangat ketiga
lelaki yang memperoleh gadis si ayu.

Bunyi kecipak mulut dan lidah Tholil tak kalah serunya menimpali keluhan memelas Yanti :”Mmmmmh, legiiit
amat nih jagung muda, mana maniiiis lagi, hhhmh bapak mesti hemaat nih pakenya engga boleh sembarangan”,
celoteh Tholil penuh kepuasan menikmati geliatan rontaan Yanti tanpa memperdulikan jeritan jeritan yang
makin melemah.

Jeritan itu pun kita semakin tersendat terputus putus karena ketika melihat Tholil telah memusatkan
perhatiannya dibagian badan bawah korbannya, maka Udin dan Warso kini mempunyai lebih banyak kebebasan
dibagian atas badan Yanti. Bergantian Warso dan Udin merajah mulut mungil Yanti, menciuminya dengan
rakus, memasukkan lidah mereka yang tak kalah baunya kerongga mulut Yanti, sementara tangan mereka
meremas remas buah dada.

Disaat Udin menyerang mulut Yanti maka Warso menciumi ketiak , leher dan buah dada si perawat yang
semakin memerah penuh cupangan, dan putingnya semakin menegak mencuat akibat jilatan dan gigitan ganas,
demikian sebaliknya. Geli, nyeri, ngilu , sakit dan nikmat tak henti hentinya dirasakan oleh Yanti yang
semakin lemas pasrah. Gelombang demi gelombang rangsangan menghantam menyerbu benteng pertahanan Yanti
yang semakin menipis, badan sehat wanita dewasa memang di”atur” oleh alam untuk pada saat tertentu
mempersiapkan diri menerima benih pria.

Oleh karena itu percuma sajalah Yanti melawan semua naluri alamiahnya itu , baik secara fisik maupun
mental – betapapun perlawanan di bawah kesadaran masih memberontak, namun dari bawah kesadaran itu pula
akan muncul gejolak badaniah lain yang akan mengalahkan semuanya.

“Aaauuuuuw, ennggggaaaa mauu, jangaaan, aaaaaahh, tolooooong, geliiiii, aaaaaah, emmmmhh, lepaaaaaaa,
oooooh, jangaaaan paak, tolooooong, aauuuuw”, desahan Yanti dengan rontaan dan geliatan semakin lemah
dan lemas.

Tholil merasakan semakin bertambahnya cairan pelicin keluar dari lubang vagina korbannya, dan sebagai
pria pengalaman ia merasakan pula perubahan rasa cairan itu : semula terasa asam dan perlahan lahan
berubah menjadi lebih sepat. Ini tanda tak dapat dipungkiri lagi bahwa sang betina telah disiapkan oleh
alam untuk bersatu badan dengan sang jantan. Tholil memberikan tanda kepada kedua konconya untuk
melepaskan cengkraman mereka dipergelangan kaki Yanti, di raihnya kedua betis si bidadari dan
diletakkkannnya paha mulus itu di atas pundaknya. Ibarat hewan persembahan yang tinggal menunggu
penyembelihan Yanti hanya pasrah lemas diperlakukan demikian, hanya sekali dua dipukulkan tumit kakinya
yang mungil itu ke punggung Tholil.

Dengan penuh kepuasan dan rasa kemenangan ditatapnya wajah Yanti yang meskipun kini terlihat kuyu dengan
rambut tergerai tak teratur, wajah yang tetap ayu manis cantik sebentar lagi pasti akan meringis
bergolek kekanan kekiri jika merasakan sakit tak terkira. Tholil memegang kemaluannya yang telah
mengeras membesar maksimal, diarahkannya kedalam celah licin basah oleh lendir kewanitaan, perlahan tapi
pasti kejantanan itu memasuki gerbang surgawi yang diapit oleh bibir kemaluan berbulu halus. Bibir
kemaluan Yanti dipaksa untuk membuka, dipaksa untuk merekah dan alat pemerkosa berkepala helm seperti
jamur itu mendesak masuk : milimemeter demi milimeter dibelahnya dinding vagina sang gadis ibarat
pentungan daging penuh air mani.

Yanti merintih, meratap dan memohon dikasihani, memohon agar milik satu satunya itu jangan direnggut,
air matanya mengalir deras disertai “Aduuuuuh, aaaaaah, nyerriiiiiii, sakiiiiiiiiit paak, ampuuuuuun,
udaaaaah, sakiiiiit, tolooong, jangaaaan diterusin, auuuuuuuuuww……”. Tholil kembali memberikan tanda
kepada kedua anak buahnya untuk kini melepaskan ikatan tangan Yanti karena ia ingin merasakan rontaan
dan terutama cakaran kuku seorang gadis yang direnggut keperawanannya.

Dan memang betul : sebegitu lekas kedua tangan terlepas, meskipun masih terasa kaku kesemutan Yanti
berusaha mencakar muka Tholil, namun sia sia karena muka Tholil telah melekat dengan muka Yanti dan
bibirnya yang tebal dower dengan kumis kaku kasar ibarat ijuk menutup mulut Yanti. Teriakan dan tangisan
Yanti kini teredam sehingga hampir tak terdengar dan si perawat cantik itu didera oleh rasa sakit tak
terkira dikemaluannya.

Sebagai lelaki yang sudah sangat pengalaman dalam merenggut kegadisan wanita muda Tholil semakin lama
semakin mahir mengendalikan hawa nafsunya, semakin mahir merasakan kapan senjatanya yang besar itu mulai
menyentuh selaput dara seorang gadis. Selaput dara yang sangat peka itu tidak di terobosnya sekaligus
sebagaimana anak muda ingusan atau suami yang tak punya pengalaman, namun selalu disentuh ditekan
tekannya sehingga terasa sangat sakit ngilu. Tholil mempunyai kecenderungan sadis untuk menikmati wajah
wanita – apalagi seorang gadis – yang dilanda rasa sakit saat menerima tusukan rudalnya yang besar dan
lebar itu.

Apalagi kali ini adalah wajah cantik jelita seorang perawat kota : wajah Yanti yang menengadah keatas
atau menoleh kekiri kekanan , wajah penuh air mata dan mulut mungil bibir basah terbuka mengeluarkan
rintihan memilukan merasakan siksaan sementara hidung bangir mancung kembang kempis menahan isak tangis!

“Sakiiiiiit, paaaak, ampuuuuun, auuuuuw, udaaaah pak, kasihani saya paaaaak, ngggaaa tahaaaan paaak,
udaaaah dong, aaamppuuuun”, namun semua laki laki disitu hanya tertawa.

Sekitar seperempat jam Tholil mempermainkan senjatanya menyiksa selaput tipis yang sedemikian sensitif
sebelum akhirnya dengan geraman penuh kemenangan ditembusnya keperawanan Yanti. Saat pecah robeknya
keperawanannya Yanti tak berdaya lagi menahan diri : raungan dan jeritan memenuhi ruangan, disusul
dengan rintihan tangis – dan disaat itu Yanti dengan sekuat tenaga menancapkan kukunya dipunggung
Tholil, kemudian tanpa disadari sendiri digigitnya sekuat tenaga bahu Tholil yang kekar penuh otot itu.

Tholil hanya tersenyum bangga, dicekalnya kedua pergelangan tangan Yanti, ditekannya ke kasur,
diangkatnya tubuh bagian atasnya sendiri sehingga gigitan Yanti lepas. Kini dimulainya gerakan maju
mundur pinggulnya yang berarti disiksanya lubang surgawi yang bari diterobosnya itu : Yanti merasakan
betapa perihnya luka dari selaput daranya yang bari sobek dan kini luka masih terbuka itu digosok gosok
oleh benda asing, maju mundur , maju mundur tanpa terhenti semakin lama semakin cepat dan akhirnya………

Bagaikan gunung merapi yang telah lama memendam lahar panas kini meletus dan menyemburkan laharnya itu
ke luar membanjiri vagina dan rahim Yanti. Selama menyemburkan spermanya itu Tholil tak berhenti
bergerak, bahkan tetap menjedug jedug mulut rahim yang saat itu juga sangat peka. Namun Yanti sudah
sedemikian lemah dan hanya dapat pasrah merasakan tubuhnya di perkosa habis habisan , diharapkannya agar
semua mimpi buruk ini lekas berlalu namun yang terjadi justru sebaliknya : dari tengah selangkangannya
yang sedang disiksa itu muncul perlahan lahan rasa lain yang aneh. Ada rasa hangat sedikit ngilu gatal
menyebabkan keinginan agar gerakan maju mundur yang baru saja dialaminya dan sangat menyakitkan itu
bahkan terulang kembali, justru seolah meminta dan menagih diteruskan dan jangan dihentikan.

Yanti tidak mengerti “pengkhianatan” tubuhnya terhadap perkosaan yang baru dialaminya. Rasa sangat jijik
, muak dan kebencian terhadap para pemerkosanya kini tercampur rasa keinginan untuk ditaklukkan kembali,
merasakan ketidak berdayaan dikuasai dan direjang sehingga tak berkutik sama sekali. Disaat Tholil
ambruk menindih tubuhnya setelah orgasmus dan ejakulasi justru Yanti melingkarkan kakinya yang mulus itu
ke pinggang si pemerkosanya, seolah tak ingin melepaskan penis yang masih tertancap di vaginanya. Tanpa
disadari Yanti menggeser pinggulnya kekiri kekanan, kemudian bergoyang berputar dengan lemah seperti
menginginkan agar “kegatalan”nya di “obati” dengan gerakan maju mundur yang mungkin memberikan kesan
seperti “menggaruk”.

Tholil sendiri merasakan ada denyutan dan remasan halus di kemaluannya yang sebetulnya mulai “tidur”
didalam liang vagina Yanti dan ini sama sekali belum pernah dialaminya ketika menggagahi wanita manapun
termasuk para istrinya apalagi oleh seorang gadis yang baru saja di perkosa habis habisan. Tholil
mengangkat tubuh atasnya dan meperhatikan wajah Yanti yang penuh keringat dan kelihatan tak sadar dengan
dengusan dan rintihan halus dari hidung serta mulut yang begitu mungil. Betapa luar biasa bidadari kota
ini pikirnya – perempuan ini agaknya houri yang turun dari firdaus untuk selalu memenuhi hasrat birahi
laki laki.Cerita Sex Terbaru

Diawasinya wajah yang sedemikian ayu manis selalu menimbulkan hasrat hewaniah lawan jenisnya , dan
diingatnya bahwa setelah mulut dan vagina masih ada satu lagi lubang yang masih dapat diperawaninya
malam ini. Namun apakah tubuh bidadari ini akan masih kuat untuk mengalami pembantaian sekali lagi
dimalam ini , apakah lebih baik menunggu esok hari ? Namun diingatnya lagi bahwa malam ini adalah
kesempatan yang mungkin takkan terulang atau kembali lagi : hampir semua penduduk desa sedang absen
karena menikmati goyangan ngebor pantat artis Imul Laracitra di desa tetangga. Tholil perlahan lahan
bangun melepaskan Yanti dari tindihannya dan kedua anak buahnya pun menghentikan kegiatan sexual mereka
seolah olah mulai menduga apa rencana juragan mereka berikutnya.

Keduanya menyeringai bergantian dan Udin mengambil kesempatan bertanya,

“Mau diapain lagi nih si nok bahenol Yanti ini gan, boleh ikut ngicipin engga boss ?”

“Jangan coba coba berpikiran kotor lu, disini cuma gue yang boleh menggarap perawat kota ini, ingat apa
perjanjian pelunasan hutang kalian, apa mau dibatalkan hah !” demikian bentak Tholil seolah tak sadar
bahwa benaknya pun pada saat ini tak lain hanya terisi pikiran kotor.

Kedua anak buahnya menggerutu namun sadar berada di fihak lemah akibat hutang mereka yang telah berlarut
menumpuk di lintah darat penguasa desa itu. Tholil tak mau bahwa ada benih lain tercampur di rahim si
bidadari cantik ini – jika Yanti sampai hamil maka pasti adalah hasil bibitnya, tak ada campuran dengan
lelaki lain.

Namun sedikit rasa terima kasih Tholil terhadap kedua anak buahnya yang telah membantunya malam ini dan
rupanya iblis ikut memberikannya sedikit pertimbangan untuk memberikan sedikit extra bonus!

“Begini deh, gue bagi juga kenikmatan untuk kalian – silahkan bergantian menjarah mulut gadis ini tapi
jangan sampai banjir di dalam , kalian boleh semprot dan mandikan wajahnya dengan air myni kalian. Awas
kalo sampai ada yang banjir di dalam mulut gue akan batalkan penghapusan hutangnya, faham ?”.
“Okee boss, akuuur, beres deh dijamin mantab siraman di muka si neng , pasti akan jadi obat awet muda
wajahnya”, hampir bersamaan kedua kuli itu menjawab majikan mereka.

Kemudian mereka berunding siapakah yang akan mulai dengan perkosaan mulut Yanti di babak kedua –
akhirnya Warso mengalah : Udin memulai dan Warso berikutnya. Tubuh Yanti yang langsing bahenol dan masih
lemas lunglai setengah pingsan itu kini dibalik tengkurap, kemudian kedua lengannya ditekuk di sikunya,
demikian pula kakinya di tekuk di lututnya. Akibatnya kini tubuh Yanti dalam posisi merangkak seperti
serdadu yang sedang latihan, hanya bedanya Tholil ikut campur dengan menarik lipatan paha Yanti keatas
sehingga pantatnya menungging keatas. Dalam posisi ini terlihatlah vagina Yanti yang licin mengkilat dan
basah oleh cairan pelumasnya sendiri tercampur dengan lahar Tholil yang secara perlahan agak mengalir
meleleh keluar.

Namun yang lebih jelas lagi terlihat adalah lingkaran lubang anus Yanti berwarna coklat kemerah merahkan
bagaikan kuncup bunga yang masih sangat rapat, dihiasi dengan kerut kerut yang menandakan masih utuhnya
fungsi otot otot pengunci lubang paling rahasia dan intim ini. Tholil hanya dapat menduga duga betapa
akan kerasnya tangis dan teriakan kesakitan Yanti jika disodominya – ketiga istri dan wanita lain didesa
itu yang pernah disodominya hampir semuanya meraung raung ibarat hewan disembelih bahkan setengahnya
betul betul pingsan lebih dari satu jam.

Tholil mengambil lotion untuk bayi yang telah diambilnya di apotik beberapa hari lalu dan di-oleskannya
pelumas yang harum itu di seluruh kepala penisnya yang disunat bahkan juga seluruh batang kemaluannya
karena diameternya akan sukar sekali diterima oleh diameter anus Yanti. Namun Tholil bertekad : Yanti
akan dperkosa ketiga lubangnya malam ini, Yanti akan diajarinya untuk takluk dan tunduk sepenuhnya
sebagai calon istrinya, Yanti harus menerima nasibnya secara pasrah untuk melayani keinginan seksualnya.

Yanti akan diajari mengalami derita sakit tapi nikmat !

Cukup dengan membayangkan itu semua kemaluan Tholil kembali membesar menegang dan mengeras, siap
tunaikan tugas berikut, terakhir, namun mungkin yang terberat malam ini : memasuki lubang tersempit
ditubuh molek Yanti. Masih dalam keadaan hanya setengah sadar Yanti merasakan tubuhnya menungging dengan
pantat semakin tinggi ke atas, lalu dirasakan ada jari jari mengoleskan cairan agak dingin di lubang
anusnya.

Hal ini membuatnya sadar dan ingin berontak namun tubuhnya kembali dipegangi dari dua arah oleh Warso
dan Udin sehingga tak dapat berkutik atau membebaskan diri dari posisi tak nyaman itu. Ketika Yanti
berusaha untuk menepiskan jari jari yang kurang ajar di anusnya itu mendadak kedua tangannya diputar di
telikung dan direjang kebelakang punggungnya sehingga mulai terasa sakit di sendi bahunya menyebabkan
Yanti merintih. Yanti merasakan kedua pergelangan tangannya di rejang oleh jari jari kuat dan kasar
sehingga tak dapat bergerak dan sekaligus anusnya dimasuki oleh sebuah jari yang licin. Naluri alamiah
Yanti memeperingatkannya apa yang mungkin akan terjadi dan isak tangisnya mulai muncul kembali.

“Jangaaaaan, jangaaaan, aduuuuh, enggaaa maaaau disitu, jangaaaaan , toloooong, ampuuuuun, kasihaniiii
doong, ya Allaaah, ampuuuun, enggaaaa maauuuuu, auuuuuw, auuuuw, ngiluuuuu”, Yanti meliuk liukkan
badannya tak berdaya ketika dirasakannya bukan hanya satu melainkan dua jari Tholil memasuki anusnya dan
berusaha melebarkan lubang duburnya.

Ketika Yanti berteriak sekuat kuatnya tiba tiba rambutnya dijambak kebelakang oleh Warso dan mulutnya
yang terbuka lebar di masuki oleh penis Udin yang juga cukup panjang dan besar dan sangat berbau pesing
tak enak.

Yanti merasakan tubuhnya seolah bukan lagi miliknya : mulutnya dijarah oleh penis yang memualkan, payu
daranya terutama putingnya di pilin dan di cubiti serta ditarik tarik oleh jari jari Warso , dan
duburnya dipaksa dilebarkan oleh dua buah jari Tholil. Mendadak kedua jari yang menyiksanya itu ditarik
keluar sehingga Yanti menarik nafas agak lega, namun hal ini tidak berlangsung lama karena kini
dirasakannya sebuah benda lain menekan mencoba memasuki anusnya.

Yanti mulai sadar bahwa benda asing itu adalah alat kejantanan Tholil yang belum lama ini merenggut
merobek selaput kegadisannya. Kini alat kejantanan yang sama berusaha merebut keperawanannya yang kedua
– ya Allah toloong, jangan biarkan hal ini! Yanti merasakan kemaluan Tholil terus menekan, mendorong dan
mendesak berusaha mengalahkan pertahanan otot dubur yang secara alamiah sangat kuat mengunci lubang
paling intim di tubuh manusia itu.

Otot berbentuk lingkaran itu kini dipaksa untuk membuka bukan dengan cara alamiah melainkan cara kasar
perkosaan dan meskipun telah di berikan lotion pelumas yang biasa dipakai oleh bayi, namun tetap saja
bertahan mati matian melawan benda asing yang ingin masuk. Yanti tak tahu lagi apa yang terasa di
tubuhnya saat itu , jijik dan mual dengan kemaluan Udin yang bau di mulutnya, putingnya terasa membesar
lebih dari tiga kali akibat cubitan dan gigitan ganas pemerkosa, dan nyeri sakit tak terkira di duburnya
yang sedang dipaksa melebar diluar ukuran normal.

Tholil mendesak dan mencoba melesakkan kemaluannya sekuat tenaganya namun belum ada kemajuan meskipun
dengan dorongan semaksimal mungkin sementara Yanti hampir pingsan menahan sakit tak terkira. Oleh karena
itu Tholil menukar taktiknya dan selain mendorong kejantanannya ia kini meraba raba ke selangkangan
Yanti lalu ia mengusap usap kelentit Yanti yang masih sangat peka akibat rangsangan bibir, lidah dan
giginya tadi.

Diluar kemampuan dan keinginannya otot otot vagina Yanti berkontraksi lalu relaks kembali kontraksi dan
relaks – hal sama terjadi dengan otot otot lingkar sekitar anusnya. Dan justru pada saat otot otot
lingkar sekitar anusnya sedikit relaks maka Tholil menekan kepala penisnya sekuat tenaga , akibatnya ….
blesssss, bagian kepala penis berbentuk seperti topi helm serdadu masuk membelah dan memerawani lubang
dubur yang sempit itu.

Baca Juga Cerita Sex Rekan Kerja

Yanti berteriak dan menjerit jerit sekuat isi paru parunya namun tak dapat keluar karena mulutnya
dipenuhi oleh batang kemaluan Udin, yang keluar hanyalah rintihan.

“Aooouuufffhhh, empfhhhhhh, sssssskkkkkttttt, mmmppppn, jjjjjjnnnggggggnnn, ennggggghhhhhh”

Dan akhirnya tak ada suara lagi yang keluar. Rupanya Yanti telah kelenger tak dapat lagi menahan siksaan
yang sedang diderita tubuhnya, dan pada saat bersamaaan Udin menarik keluar batang rudalnya yang
langsung menyemburkan sperma membasahi wajah Yanti yang telah layu itu. Namun Tholil masih saja asyik
menjarah dan memasukkan penisnya semakin dalam, semakin dalam akhirnya biji pelirnya menempel dengan
bongkahan pantat Yanti. Kini mulailah dimaju mundurkannya pinggulnya dengan ritme gonta ganti, terkadang
halus perlahan menggoyang kekiri kekanan dan memutar seolah sedang menggoda korbannya, tak lama kemudian
diganti dengan ritme ganas stakkato seolah olah bor listrik sedang menghantam dinding beton.

Kini Udin menjambak rambut Yanti dengan kasar dan pada saat bersamaan Tholil menghantamkan senjatanya
sedalam mungkin – dan akibatnya Yanti melenguh perlahan dan mulai sadar lagi. Kesempatan ini tak
dibiarkan begitu saja oleh Warso yang masih ingin meminta jatahnya : diangkatnya dagu Yanti dan di
lekatkannya batang penisnya di bibir yang setengah terbuka. Telah habis sama sekali rupanya tenaga Yanti
untuk melawan dan dimakluminya tugas apa yang masih harus dipenuhinya : dengan air mata berlinang
dibiarkannya penis Warso yang tak begitu panjang namun lebih lebar diameternya daripada milik Udin
memasuki rongga mulutnya, maju mundur maju mundur maju semakin dalam sehingga menyentuh lagi
kerongkongannya sehingga hampir Yanti terbatuk batuk.

Dengan wajah yang tetap cantik meskipun acak acakan Yanti pasrah menerima sodokan dari depan dan
belakang, dari depan menyebabkannya sukar bernafas dan ingin muntah sedangkan sodokan dari belakang
sangat menyakitkan anusnya yang terasa sangat panas pedih seperti disayat sayat pisau silet. Bagaikan
telah sepakat satu sama lain kedua lelaki pemerkosa itu makin mempercepat ritme hunjaman mereka ke mulut
dan anus Yanti untuk akhirnya disertai geraman penuh kepuasan keduanya menumpahkan cairan sperma mereka
: Tholil didalam rektum dan Warso di wajah dan rambut Yanti. Isakan tangis Yanti yang menimbulkan rasa
iba mengiringi ambruk tubuhnya tertelungkup ke ranjang – hanya gerakan halus pernafasan disertai
sesenggukan menandakan bahwa perawat malang itu masih hidup.

Ketiga lelaki setengah baya yang telah menjarah jururawat malang itu habis habisan kini memapang Yanti
nenuju kamar mandi , dimandikannya tubuh langsing namun sintal bahenol itu sehingga bersih dari bekas
sperma, ludah dan darah keperawanannya, dipakaikan lagi bh dan cd baru dari lemari pakaian, lalu baju
tidur yang bersih pula, kemudian diletakkan hati hati diranjang dan ditutupi dengan selimut. Yanti yang
merasa seolah tubuhnya tak bertulang sama sekali langsung jatuh tidur kembali, sedangkan ketiga
pemerkosanya perlahan lahan meninggalkannya, menutup dan mengunci pintu dari luar kemudian menghilang di
kegelapan malam dengan motor motor mereka.

Selama 3 hari Yanti tak dapat melayani pasien di Puskesmas karena sakit demam – ia hanya bangun keluar
ranjang untuk makan minum. Di hari ke empat desa itu geger karena perawat Yanti menghilang entah kemana,
semua barang miliknya ditinggal, koper dan tasnya masih berada di lemari. Hanya tas kecil yang selalu
terisi KTP, kartu kartu penting lain dan juga uang tunai tak ada, demikian pula sepatunya tak ditemukan.
Ini merupakan indikasi bahwa Yanti telah meninggalkan desa itu secara diam diam dan berusaha
menghapuskan kenangan mengerikan yang dialaminya. Tak dapat di bayangkan betapa marahnya Tholil karen
mangsa yang baru sempat diperkosa sekali dan diimpikannya akan menjadi istrinya yang ke 4 lolos dari
cengkramannya.Cerita Sex Terbaru

Diadukannya hal ini ke pusat namun disitu pun tak ada yang tahu kemana perginya Yanti si perawat.
Tunangan Yanti pun mendadak kembali ke tanah air karena mendengar peristiwa menghilangnya Yanti – di
kamar kostnya pun tak ada yang hilang , semua lengkap hanya penghuninya ibarat masuk ke dalam bumi tak
ada jejaknya. Usaha pencarian Yanti setelah berbulan bulan akhirnya dihentikan tanpa hasil dan setelah
lebih dari setahun perlahan lahan semuanya mulai melupakan individu Yanti ini ; tunangannya pun sudah
mempunyai pacar baru.

Di desa yang menjadi saksi bisu peristiwa perkosaan Yanti itu setengah tahun kemudian mengalami beberapa
kejutan : Udin si mandor perkebunan mengalami kecelakaan mobil dan terluka sangat parah dan langsung
meninggal. Warso si buruh perkebunan karet di gigit ular berbisa yang entah muncul begitu saja dan
langsung menghilang lagi dan karena sangat terlambat mencari pertolongan akhirnya dihari yang sama juga
meninggal.

Tholil dalam tahun yang sama mengidap tumor di otak – tak langsung meninggal tapi perlahan lahan fungsi
tubuhnya memburuk – dimulai dengan lumpuh kakinya, kemudian sukar untuk bicara, sukar menelan, sukar
bernafas, sebelum akhirnya meninggal dalam keadaan kurus kering dalam tahun berikutnya.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.

Om Dari Suamiku

Cerita Sex Terbaru | Om suamiku bekerja sebagai freelance di beberapa perusahaan. Suamiku minta tolong pada dia untuk memberikan pelatihan bagi karyawan di perusahaannya. Suamiku itu punya dealer mobil yang ada di 3 kota besar di Indonesia, Jakarta, Surabaya dan Medan. Dengan demikian dia sibuk sekali dengan pekerjaannya. Setiap minggu pertama dan minggu ketiga dia fokus di headofficenya, ya di Jakarta lah, masak di Citeureup. Sedang minggu ke 2 di terbang ke Surabaya dan minggu terakhir dia ke Medan.

Cerita Sex Terbaru Om Dari Suamiku
Itu rutin dilakukannya sehingga waktu untuk aku benar-benar tersisa sedikit sekali. Kalau toh di headoffice, dia lebih menyibukkan diri dengan menangani pelbagai urusan kantornya sehingga pulang selalu larut malam dan dalam kondisi sudah letoy. Tau sendiri deh lelaki kalo pulang dah letoy maunya kan langsung ngorok aja setelah membersihkan diri. Sebagai prempuan muda, aku masih sangat menginginkan cumbuan-cumbuan panas, gak usah selalu ditempat tidur, dimana aja disekeliling rumah, toh kami belon punya anak dan pembantu tinggalnya terpisah dari rumah induk.

Malem, praktis pembantu akan undur diri setelah menyelesaikan tugas mereka yang terakhir, cuci piring abis makan malem. Itu juga cuma buat aku seorang karena suami praktis gak pernah makan dirumah kecuali weekend, itu juga kalau dia gak lobby ke pejabat. Ya trima nasib lah. mo gimana lagi, yang pentingkan kebutuhan yang laen slalu dipenuhi suami.

Kebetulan pas om dateng untuk menyiapkan pelatihan, suami tidak di Jakarta, sehingga akulah yang harus menemaninya mondar mandir ke kantor, dimana pelatihan akan dilaksanakan. Karena gak mo rugi, pelatihan dibikin hari sabtu dan minggu. Minggupun sampe sore. Kalo aku pikir-pikir kebangetan juga suamiku sama karyawannya, training aja gak mo rugi waktu kerja. Jumat siang si om dateng ke rumah ngajak aku ke kantor suami untuk mempersiapkan pelatihan besok harinya. Si om ganteng juga sih, umurnya 40an tapi bodinya gak gendut kaya lelaki seumurnya pada umumnya. Dia sangat menjaga penampilan fisiknya dengan rutin olahraga.

Siang menjelang sore, dia sampe dirumah, perawakannya yang tinggi besar dibalut dengan busana kerja dan dasi yang menempel dilehernya. Aku seneng banget deh liat lelaki seperti dia. Dia menjemputku. Ketika keluar rumah, aku yang berjalan dibelakangnya melihat kerah kemejanya melipat keatas, mungkin ketika memasang dasi.

“Om”, panggilku. Dia berhenti melangkah, membalikkan diri menghadap ke aku,
“Kenapa Sin, ada yang ketinggalan?”
“Gak om”, terus aku menghampirinya dan mengalungkan ke 2 tanganku di lehernya untuk membetulkan kerah bajunya yang melipat. Dengan demikian, mukaku berada dekat dengan mukanya. Dia menatapku taam.

Selesai membenarkan kerah kemejanya, tiba2 dia mengecup keningku,

“Trima kasih cantik”. Aku kaget juga karena kecupan itu. Mukaku memerah.
“Kok mukanya merah Sin, masak gitu aja malu”.
“Gak kok om, kaget aja”.
“Napa kaget, ngarepin yang dicium bukan kening ya”. Aku makin kaget dengan becandaannya.

Aku bales becanda, “Memangnya om mau cium Sintia dimana”.
“Di bibir kalo boleh”, wah to the point sekali.

Tapi dia cuma tertawa dan langsung keluar rumah. aku tertegun mendengar ucapannya, tanpa terasa aku mengusap bibirku sendiri. Asik juga kali ya dicium si om, palagi kalo kumisnya menggesek hidung dan bibirku, asik kali yah. Suamiku gak kumisan soale.

Kami menuju ke kantor suami menembus kemacetan kota. Di kantor, aku minta tolong sekretaris suami membantu si om. Si om minta di printkan materi pelatihan, kemudian di fotocopy sejumlah peserta. Semetara itu dia menyiapkan ruang rapat, dia ubah layoutnya sehingga memadai untuk dijadikan ruang pelatihan. Beberapa office boy membantu dia, selama itu aku ya cuma mbuntutin dia aja kemana dia pergi.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Dia gesit sekali membereskan ruang. Setelah ruangan beres, dia minta disipakan peralatan pelatihan laennya seperti whiteboard, marker, flipchart beserta kertasnya, layar, lcd projector. Sekretaris juga diminta untuk mengkontak perusahaan catering langganan untuk menyiapkan konsumsi untuk 2 kali snack dan makan siang untuk 2 hari pelatihan. Lewat magrib baru semua urusan selesai, lama nunggunya karena harus fotocopy diluar. Baeknya semua berjalan paralel sehingga waktu menunggu ampir tidak ada, kecuali aku yang gak ngapa2in ya nunggu si om slesai.

Slesai urusan di kantor, dia ngajak aku makan dulu,

“Daripada kamu makan ndirian dirumah mending kan nemenin aku”, katanya.

Aku nelpon kerumah memberitahu pembantu untuk tidak menyiapkan makan malem, artinya pembantu slesai deh urusannya untuk hari ini. Deket kantor suami banyak tempat makan, dia ngajak aku makan disalah satu resto. Sambil makan kami ngobrol ngalor ngidul. aku nekat aja nanya,

“Om beneran mo cium bibir Sintia tadi”.
“Napa nanya, kamu mau gak aku cium bibirnya”.
“Geli kali ya om kegesek kumis”.
“Bukan cuma geli kali Sin, napsuin”.
“Masak sih om”.
“Terang aja kamu gak tau, kan suami kamu plontos gitu”. Aku tertawa aja.
“Kamu tu ditinggal2 terus apa gak kesepian, mangnya gak usaha apa gitu”.
“enggak om, gak boleh ma siabang (suamiku)”.
“O dia gengsi ya kalo istrinya mesti kerja juga, dah jadi bos sih”.
“Kali juga om”.
“Ya bantuin nangani kerjaan di kantor, kan kamu sekolah manajemen kan”.
“Iya sih om, tapi si abang gak suka tuh kalo aku ikut ngurusin kerjaannya”.
“Sayang ya, padahal kamu cantik gini, sexy pula”.
“apanya yang sexy sih om, biasa aja kalee”.
“Ya sexy lagi, tuh lelaki di resto ini aja banyak yang ngelirik kamu”.

Memang sih, aku kebetulan pake pakean yang pas badan sehingga semua lekak liku di badanku jadi terpampang dengan jelas. Si om aja kalo ngeliat bodiku kaya ngiler gitu, maklum deh dia tinggal sendiri soale, dah pisah lama dari bokinnya. Kami sanatap maleam santai, selesai makan dia nganterin aku pulang,

“Besok aku jam 7an jemput kamu ya Sin”.
“Mangnya Sintia mesti ikut ya om”.
“Iyalah, kamu kan mewakili suami, skalian nemenin aku lah”.
“Wah ngantuk dong om seharian”. Tapi aku turuti ja ajakannya.Cerita Sex Terbaru

Besoknya seharian aku bengong aja, aku duduk aja diruang kerja suami, browsing ke internet aja, buka imel, chat ma tetem2 yang kebetulan lagi online. Ketika break, dia masuk ke kantor, kami ngobrol sebentar karena waktu break cuma seprapat jam. waktu lunch kita makan nasi kotak dari catering, ramean ma sekretaris. Rupanya dia pesen juga untuk dirinya, ya gak apalah, itung2 upahnya dia sibuk2 kemaren sore sampe lepas magrib baru bisa pulang. Demikian juga waktu break sore.

Selesai pelatihan hari pertama, dia ngajak aku makan lagi di resto laennya lagi, tentunya makanannya beda. Sambil makan kembali dia ngajakin aku ngobrol.

“Sin, pantesan kamu gak punya2 anak, gak pernah diisi ya”.
“emangnya botol pake diisi segala”.
“Mangnya jarang maen ya Sin”.
“Maen paan sih om, gundu?”
“Iya mulainya kan kamu maenin gundu siabang”. Aku tertawa.
“Kalo dia pulang terus gak sempet pake baju lagi dong”.
“Kok?”
“Iya maen gundu dan maen bilyard kan”.
“Kok bilyard?” “Iya nyodok bola masuk lobang”.
“Bukan bola om yang disodok”.
“Iya ya, stiknya yang masuk lobang, bolanya mah ketinggalan diluar”. Kemabli aku tertawa.
“Iya ya Sin”.
“Iya paan sih om”.
“Maen abis2an kali dia pulang”.
“Ya gitulah om, dah lama gak dikluarin, ntar jadi odol lagi”.
“Mangnya kamu yakin dia gak maen disana”.
“Gak taulah om, tapi setiap pulang pasti dia menggebu2 maennya, ampe lemes Sintia”.
“Mangnya brapa kali maennya”.
“Suka 2-3 kali om”. wah kenyang dong kamu, non stop?”
“Gak lah om, pake istirahat, malem trus paginya lagi”. Kan baru 2 kali, trus skali laginya kapan?” Kan Sintia bilangnya 2-3 kali, kalo ampe 3 kali ya malemnya 2 ronde”. Kalo dia di Jakarta maennya juga 2-3 kali gitu, ya enggaklah om, pulang ja dan malem banget, dah letoy, terus tidur, paling weekend, itu juga kalo dia gak
entertain pejabat ato customer besarnya”. Kalo weekend juga 2-3 kali”.
“Gitulah om”. Tapi kok gak hamil2 ya kamunya”.
“Gak tau deh om”.
“Mangnya dia maennya cepet keluar ya”.
“Gitulah om”.
“Kasian, dah jablay, gak ngerasa enak lagi, masak yang ke 3 juga cepet sih”.
“Ya enggak sih om, kalo ampe 3 kali lamaan dikit, baru Sintia bisa ikutan nyampe”.
“Yang ke 2 juga cepet?”
“Sukanya sih gitu om”.
“Waduh bener2 deh sengsara tu namanya”. Pembicaraan kualihkan kelain topik.

Selesai makan dia nganterin aku pulang.

Hari brikutnya ya rutin aja, pelatihan berjalan sesuai jadwal yang sudah disusun, tapi slesainya lebih cepet atas permintaan peserta. Aku sih ok aja dengan percepayan waktu itu, yang penting kan semua topik sudah dibahas. Selesainya training, “Om, makan dirumah aja ya, anti biar Sintia minta pembantu pesen dari resto deket rumah, enak kok makanannya”. Dia sih oke aja. Aku call pembantu aku untuk pesen makanannya. Sampe ke resto deket rumah, aku ambil pesenanku dan sekalian bayar. Di rumah, aku sendiri yang ngeberesin makanan sementara dia duduk disofa nonton tv. Aku sudah mengambilkan air putih segelas, sesuai permintaanaya.

Lama juga aku ngeberesin meja, pembantu gak aku minta bantuin, sehingga dia menghilang kekamarnya. Aku mberesin meja, ngangetin nasi dulu karena dah dingin, maklum deh masaknya kan pagi. Slesai mebersin semuanya, aku manggil dia, “Makan yuk om”, sambil menuju ke sofa. Kulihat dia terbaring disenderan sofa, tertidur rupanya. aku duduk disebelahnya, kutowel2 dia, “Om bangun, makan yuk”. Dia membuka matanya, gak tidur rupanya, mungkin istirahat sejenak. Tapi dia tidak bergerak dari posisi senderan, dia tersenyum memandangku, “Sin, kamu tu cantik banget”. Mendadak dia menegakkan duduknya, memeluk aku dan mencium bibirku.Cerita Sex Terbaru

aku kaget, secara reflex aku memberontak tapi dia mengunci aku dalam pelukannya sehingga aku terdiam merasakan bagaimana bibirnya dengan lapar mengulum2 bibirku. Gesekan kumisnya ke idung ku memberikan sensasi sendiri, bener kata dia, napsuin. Pelan2 timbul gairah pada diriku selama dia mengulum2 bibirku. aku merangkul lehernya sehingga dia makin seru aja menciumku. Ketika dia melepaskan bibirku, “Gimana, napsuin gak kegesek kumis”. “Om sih genit”. “Tapi kamu suka kan”. Aku cuma ngangguk, “Yuk makan dulu om, ntar keburu dingin”. “Kalo kamu dingin aku angetin aja”. Dia tertawa dan bangkit dario sofa, mengikuti aku ke meja makan.

Setelah makan, dia bantu beresin meja lagi, aku mencuci bekas makan, dia juga bantu aku. Romantis juga nyuci piring ditemein gitu. Selesai cuci piring kita kembali keruang keluarga, sambil berdiri kembali dia memelukku dan mencium bibirku. kali ini aku menyambut ciumannya. ntuk sesaat kami berdiri berpelukan, sementara bibir kami saling mengemut, lidah kami saling berbelit didalem mulutku. Tangannya mengelus2 punggung dan meremas pantatku, dia menekan badanku ke badannya.

Terasa ada yang menonjol diselangkangannya.

“Om dah keras ya”, bisikku ketika dia melepaskan bibirku. Dia tersenyum,
“Dah lama aku ngarepin bisa berduaan ma kamu Sin, kamu menggugak seleraku banget. Bodo skali suami kamu, ninggalin prempuan sesexy kamu trus2an”.
“Aku gak menjawab, aku menyenderkan kepalaku ke dadanya yang bidang, dia mengelus2 rambutku.

Dia meredupkan lampu ruang keluarga dan kembali memeluk dan menciumku, romantis sekali. Aku dah terlena karena aksinya itu.

“Mandi yuk Sin”. aku menurut aja ketika dia menggandeng aku ke kamarku, dan masuk ke kamar mandi.

Dia melepaskan pakean luar ku sepotong2, dia terbelalak ketika melihat aku cuma pake daleman yang model bikini, tipis lagi.

“Sin kamu sungguh sexy hanya memakai daleman bikini. Toket kamu besar dan kencang, pinggang kamu ramping dan pinggul kamu besar, sungguh merangsang”, katanya memuji.

Aku hanya tersenyum mendengar pujiannya. Dia melepaskan bajunya. dadanya bidang dan sedikit berbulu, menambah kegantengannya, walaupun kulitnya gelap.

“Om suka prempuan yang kaya apa?”
“Yang kaya kamu gini Sin, muda, cantik, seksi, dada dan pinggul besar, dan bulunya lebat”.
“Om senang dengan yang bulunya lebat”.
“Ya, karena prempuan yang bulunya lebat hot sekali kalo diajak maen. Gak puas cuma sekali maen. cuma aku belum tau bulu kamu lebat atau tidak”.
“Om priksa saja”, tantangku.

Aku dah hanyut terbawa suasana, aku dh gak mikir kalo dia om siabang. dia kembali memeluk dan mencium bibirku. “Om punya besar ya”, kataku tanpa tedeng aling2.

“Kalau kamu pengen tahu, kamu lihat saja”, katanya sambil tersenyum.
“Tidak apa-apa kok..” Aku lalu melepas celana panjangnya, tinggal cd aja.

Kontolnya kliatannya besar tapi dalam keadaan belum ngaceng sekali.

“Hai..lihat ini”, katanya sambil melepaskan cdnya. tangan kirinya memegang kontolnya sendiri dan tangan kanannya memegang tangan kiriku.

Aku melihat kon tol si om yang besar berwarna hitam dengan kepala kon tol seperti topi baja. “Kamu lihat ini dan pegang saja!” katanya.

“Wihh takut akhh..” desahku dengan suara serak.
“Tidak apa-apa biar kamu tidak penasaran lagi”, katanya.

Aku masih terpaku melihat kon tolnya. Dia langsung mencium pipiku perlahan. Karena aku masih diam saja maka wajah aku dipegangnya dan dia mencium bibirku dengan perlahan. Aku membalas ciuman itu dengan membuka bibirku, serta merta dia melumat bibirku dan memasukkan lidahnya.

“Emmhh..” desahku perlahan. “Kamu suka kan Sin ngeliat aku punya” bisiknya di kupingku. Aku hanya mengangguk.

Melihat reaksi positif dari aku, tangan kiriku diarahkan untuk memegang kontolnya. Walaupun belum keras tapi sudah berdiri tegak, kon tol itu berikut biji pelernya yang ditutupi jembut lebat. Aku mulai memegang kontolnya dan ternyata walaupun masih lemas jari telunjuk dan ibu jariku tidak dapat bersentuhan (membuat bentuk huruf O). Hal ini membuat aku penasaran ingin melihat secara jelas bentuk kontolnya kalo udah ngaceng,Cerita Sex Terbaru

“Aakkhh gedee bangeet..” desahku dengan suara parau. Kemudian dia sambil mencium telingaku berbisik,
“Kamu kocokin dong..” desahnya.

Aku menuruti permintaannya dan perlahan jariku mulai mengurut ke atas dan ke bawah, dan dalam relatif singkat kontolnya tersebut ngaceng dengan kerasnya di tangan aku. Panjang dan besar.

“Emmhh.. akhh..” desahnya.

Sementara aku terus mengocok kontolnya, dia pun dengan nafsunya mengulum bibirku dan jemarinya dengan cepat membuka ikatan braku. Dengan sigap dia langsung meremas toketku yang telah mengeras. “Akhh enak om” desahku menggelinjang. Bibirku dilepasnya dan mulutnya langsung mendekat ke dadaku sambil terus meremas perlahan. Pentilku dihisap sambil dijilat, toketku berganti-ganti diremasnya sehingga,

“Akhh.uuff..” erangku keenakan.

Wajahku sudah menengadah ke atas dengan posisi pasrah, sementara tangan kiriku terus mengocok kon tolnya yang besar dengan makin cepat, kadang-kadang kuremas kon tol itu dengan kuat karena aku sudah tidak bisa menahan rangsangan yang ada pada sekujur tubuhku.

“Ooohh…” desahku keenakan. Tangan kananku menekan kepala dia ke dadaku sementara tangan kiriku sudah tidak beraturan mengocok kon tol besarnya.

Dia segera membuka ikatan cdku sehingga menyembullah pahaku dan gundukan nonokku yang ditutupi oleh jembut hitam lebat. “Kamu mulus sekali Nes, bulu kamu lebat sekali..” bisiknya sambil tangannya mengusap pahaku.

“Ahh om..” aku tersenyum keenakan.

Aku hanya mendesah dan menggelinjangkan pinggulku sambil merenggangkan pahaku ketika jari-jarinya itu mulai merayap perlahan, mengelus dan menekan sekitar atas nonokku yang ditumbuhi jembut dan menyebarkan aroma yang khas. Kami sama-sama mendesah dan mengerang perlahan. “Wanginya sangat merangsang sekali”, katanya sambil mendesah.

“Emmhh..” desahku sambil mengerakkan pinggulku ke kiri dan ke kanan.

Jarinya mulai menyentuh belahan nonokku dan mengusap perlahan terus dari atas ke bawah. Belahan nonokku sudah terlihat basah dan menjadi licin dan makin menyebarkan aroma yang membuat si om dan aku menjadi makin terangsang. Aku sudah melepaskan kontolnya dan kedua tanganku terkulai lemas meremas kepalanya, kadang-kadang mengusap punggung nya. Dia sabar sekali, sementara tangan kiri terus membelai belahan nonokku, tangan kanannya meremas toketku, sementara itu mulutnya menghisap pentilku yang telah mengeras serta menjilati permukaan toketku atau mengulum bibirku.

Kurang lebih 20 menit dia telah merangsang sekujur tubuhku. Dia dengan leluasa menggerayangi sekujur tubuhku. Aku hanya tersenyum puas dan pasrah diraba dan diremas si om. Dia pun menciumi seluruh tubuhku yang telah polos, bahkan sampai ke punggung pun dia ciumi dengan penuh gairah. Sungguh sensasi luar biasa.

Dia mengajakku kembali ke kamar dan membaringku aku ditempat tidur. Gak jadi deh acara mandinya, masih ada acara laen yang lebih urgent rupanya buat dia.

Dia terus membelai belahan nonokku tanpa dia berusaha memasukkan jari tengah tersebut ke dalam nonokku yang telah terpampang dengan pasrah. Sementara aku telah dalam posisi setengah rebahan dengan kaki terbuka mengangkang. Dia melihat aku sudah pasrah dan seluruh badanku bergetar menahan napsuku yang berkobar2. Segera dia merubah posisi badannya menghadap ke aku. Dia berlutut di depanku yang telah mengangkangkan kakiku sehingga posisi badannya sekarang telah berada di antara kedua kakiku yang mengangkang lebar dan nonokku yang telah terlihat jelas telah basah.

kon tolnya yang benar-benar luar biasa besarnya telah berada di depan permukaan nonokku.

“Pelan2 om”, bisikku.
“Ya, aku akan pelan2, kamu harus mencobanya”, desahnya sambil mulai mengarahkan kontolnya ke nonokku yang telah terbuka sedikit akibat jari-jarinya yang terus membelai belahan nonokku.
“Aku tempelkan saja dahulu kon tol ini sampai kamu siap..” katanya merayu sambil lidahnya menjilati sekitar kupingku.

Aku yang keenakan lalu membiarkan dia melanjutkan aksinya, dengan menjepit pinggangnya dengan kedua kakiku, aku melihat kontolnya yang besar itu ditempelkan tepat di belahan nonokku yang telah basah. Aku merasa kontolnya mulai secara perlahan menggeser di belahan nonokku.

“Oohh..om.. enaakk.. ” erangku.
“Uuuff..” desahnya keenakan,
“Yaa enakk Sin..”.
“Teruss digesek dan ditekan om..” pintaku.
“Ya sayang..” katanya mulai mempercepat gesekan di belahan nonokku.
“Tekan teruuss om..” erangku yang makin lama semakin keenakan.
“Enaakk.. oohh..puasin Sintia, om” desahku dengan suara yang telah parau.

Posisi kakiku telah mengangkang dengan lebar membuat dia lebih leluasa menggerakkan dan kadang mendorong kontolnya ke depan sehingga lebih menekan dan menggesek belahan nonokku. Kulihat nonokku telah terbelah bibirnya karena tekanan dan gesekan kon tolnya, kepala kon tolnya mulai secara beraturan menyentuh dan mendorong itilku.

“Aahh.. aduuhh..ennaakk”, desahku sementara tanganku telah berada di belakang punggungnya dan sambil menekan pantatnya.
“Emh.. ” erangnya menahan sesuatu.

Aku tahu dia sudah ingin menerobos masuk ke dalam nonok ku tapi kerena aku tidak mengatakannya dia berusaha menahan keinginannya.

“Om.. eeng..” aku bergumam, aku telah siap dimasuki oleh kon tol besar itu.

Aku mendorong dan menarik pantatnya sedangkan posisi kepala kontolnya melewati itilku. Terlihat kontolnya mulai bergerak mengikuti arahanku, mencoba untuk terus menerobos liang nonokku yang akan terasa sempit sekali untuk ukuran kon tol sebesar dia punya. Kepalaku sudah menengadah ke atas dengan mata terbelalak tinggal putihnya, sementara mulutku terbuka mengerang,

“Ahh..” “Sin..akhh”, desah nya meminta kepastian kesiapan aku apakah seluruh kontolnya dapat menerobos masuk ke dalam nonokku.

Tapi aku sudah tidak dapat berkata-kata karena mulutku hanya dapat menganga terbuka. Dia terus melanjutkan aksinya dengan posisi sama seperti sebelumnya. Terlihat kon tolnya terus berusaha menekan nonokku dengan kepala kontolnya yang besar itu, tapi dia menarik kembali ketika aku mulai seperti orang tercekik.

“Uuff.. ” desahnya sambil terus memajukan dan menarik pantatnya dan makin lama semakin cepat. K

epala kon tolnya terus menekan itilku berulang-ulang kadang masuk kadang di luar bibir nonokku.

“Akhh.. engg.. aakhh” aku mencengkeram pantatnya kuat-kuat dan akibat sundulan kepala kontolnya, “Oohh..Sintia..nyampe om.. uuff..aah.. enaak..” erangku kelonjotan dan bergetar seluruh badanku di dalam pelukannya.

Dia merasakan siraman cairan hangat dari dalam nonokku yang terus mengalir membasahi batang dan kepala kontolnya, membuat kon tol itu menjadi mengkilap dan basah.

“Kamuu..nyampe ya Sin.. ” desah nya dengan nafas berirama, nafasnya terdengar keras.
“Eeennakk.. oohh Sintia..puaass”, aku terus mengerang karena terus merasakan sundulan kepala kon tolnya di dalam nonokku .

Ternyata hanya sebatas leher kepala kon tolnya yang terbenam di dalam nonokku dan terasa terus menggesek dinding nonokku.

“Teruss.. om..tekan teruuss.. oohh.. benar enak.. ahh..” aku tersenyum puas melihat dia masih terus berusaha memberikan rangsangan di sekitar dinding nonokku.

dia melihat aku tersenyum dan ikut tersenyum puas.Cerita Sex Terbaru

“Kamu puass..Sin. enak.. kan..” dia tersenyum sambil menjilat bibirnya sendiri.
“Biar kamuu.. lebih puaas Sin..” katanya sambil terus menghujamkan sepertiga kontolnya ke dalam liang nonokku.

Terdengar bunyi,

“Sleepp..ahhkk.. brreet..” rupanya nonokku terus semakin basah dan semakin licin untuk kon tolnya yang terjepit di nonokku.
“Gilaa.. kamuu rapat sekali lubangnya.. uuffhh.. susah.. Sin.. untuk masuk..” Dia penasaran sekali dengan nonokku yang terlalu sempit.

Gila memang, kon tolnya yang besar itu berhasil menggelosor keluar masuk di nonokku. Posisiku sudah ditindih oleh badannya. Sementara dia menaik-turunkan pantatnya berirama. kon tolnya yang besar dan panjang itu sebagian telah keluar masuk di dalam nonokku, sementara gerakannya makin lama semakin lincah karena nonokku terus
mengeluarkan cairan yang membuat kon tolnya terus dapat menerobos dinding nonokku.

“Aakkhh.. eennak. teruuss..tekan..om… Sintia mau kon tol gedee.. ahh enaaknya kon tol om..” aku kelojotan dihujami kontolnya walaupun belum semua kontolnya masuk menembus nonokku.

Aku terus meremas pantatnya dan kadang menekan pantat itu ke bawah. “nonok kamu masih sempit sayang . oooh nikmatnya nonok kamuu.. enak..adduuhh kontolku..dijepit aah enak.. haa.. haa.. mhh.. ennak..” dia merem-melek keenakan.

“Sleep.. poof..breett.. aahh..” gerakan pantatnya menekan dua kali dan memutar dua kali, dia terus menekan agar kontolnya lebih masuk lagi ke dalam nonokku.

Setelah 2 sampai 3 kali menekan kontolnya ke dalam, pada saat menekan terakhir pantat nya memutar ke kiri dua dan ke kanan dua kali. Aku sudah tidak sempat lagi bergerak, posisiku hanya mengangkangkan kaki lebar-lebar dan tanganku hanya dapat memegang punggungnya dan sekali menjambak rambutnya yang sudah mulai 2 warna, hitam dan putih keperakan. Sementara nafasku tidak beraturan, yang ada hanya lenguhan dan lenguhan disertai erangan panjang. Dengan gerakan itu dia telah melakukan gerakan menghujamkan nonokku yang sempit dan basah. Terlihat bibir nonokku tertarik keluar dan terdorong masuk mengikuti gerakan kon tolnya. Tiga puluh menit sudah lewat, keringat telah membasahi badan kami berdua.

“Kamuu berbalik.” desahnya, lalu dia menarik kontolnya, terdengar bunyi
“Plooff..” dan aku mengambil posisi menungging. Bibir nonokku dengan jelas telah terbuka sehingga terlihat cairan di pinggirannya.

Dia mengambil posisi tepat di belakang pantatku. Setelah lima kali meremas bongkahan pantatku dengan penuh nafsu, sedikit demi sedikit dia mulai menempelkan kepala kontolnya dibelahan nonokku dan terus menggesekkan kepala kon tol tersebut ke atas dan ke bawah belahan nonokku.

“Aahh.. ennaak.. om..” desahku terpejam.
“Nikmatnya kon tol om.. enak..om..” setelah delapan gesekan naik turun, aku makin mendesah.
“Masukin om..Sintia mau dientot.. yang enak.. aahhk”, dengan sedikit hentakan kepala kontolnya mulai menerobos dinding nonokku.

Perlahan melakukan gerakan maju mundur dan makin lama semakin cepat. kon tolnya sebagian sudah tenggelam di dalam nonokku.

“Ahhk.. uuff..enaak.. oohhkk.. yaa..!” dia mengeram dengan nafas yang memburu, begitu juga aku.

Dia memegang pinggulku sambil mendorong kontolnya yang menghujam semakin dalam nonokku.

“Hee.. aakhh.. okh..” nafasnya memburu dengan cepat sementara gerakan kontolnya di dalam nonokku terus keluar masuk
dan kadang berputar seperti mengebor nonokku.
“Akhh..eennak..giila..aduh….kon tol om mentook.. mmffhh.. yaa terus..” erangku.
“Sin.. enak.. gilaa.. masuk.. semuaa..mmffhh..puas.. aakh..” Dia terus menghujamkan kontolnya dalam-dalam ke nonokku.

Sementara aku hanya bisa mengerang dan menjerit ketika kepala kon tolnya mentok di dinding rahimku. “Sintia keluarr lagi.. om.. aahk enak..” erangku terpejam. Telah 20 menit dia memainkan kontolnya di dalam nonokku, keringatnya telah menetes ke punggungku. ceritasexterbaru.org Sementara dipunggungku telah terdapat lima bekas gigitannya, tiga di pundak dua di leher belakang. Sungguh buas si om ini kalau sedang ngen tot, kadang-kadang tangannya meremas toketku dan menariknya ke bawah untuk memberikan memperkeras dorongan kontolnya. Aku benar-benar sudah lemas dan tidak bertenaga lagi. Kepalaku sudah rebah ke tempat tidur, sementara tangan terkulai lemas, rambut telah basah semua dan badanku telah bermandikan keringat.

“Aahk om, Sintia.. lemes.. gila.. keluarin om..” pintaku memelas.
“Yaa.. akh yak.. duh..Sin.. aku keluarin.. huu.. enaak nonok kamu.. aku mau keluarr.. gila! Enaak.. aku mau keluaar.. aahh.. hak.. uuff.. oohk.. kamu hebat Sin..” Dia melakukan gerakan sangat cepat menghentakkan kontolnya sampai berbunyi,
“Cepaak.. cepakk..” supaya kontolnya masuk lebih dalam.

Aku melakukan gerakan liar memutar dan menghisap serta memijat kontolnya dengan nonokku.

“Sintia juga..mau keluar.. ahh.. lagi.. om”.
“Gila..aahh.. aku juga..keluaar.. haa.. enak..” Kami berdua nyampe bareng, terasa sekali semburan keras pejunya yang hangat dinonokku.

Dia tersenyum puas sambil tangannya meremas toketku dan mulutnya mencium bibirku. Dia tetap dalam posisi memeluk aku sementara kontolnya yang sudah mengeluarkan pejunya di dalam nonokku, masih berada di dalam nonok aku, pelan2 menyusut mengecil dan terlepas. Lemas sekali, tapi nikmat. Setelah semuanya reda, Dia mengajakku masuk ke kamar mandi. Setelah selesai membersihkan badan, kami kembali ke kamar. Dia mengambilkan aku minuman dari lemari es.

“Om, kok kluarnya tlanjang sih, ntar keliatan orang lo”.
“Kan pembantu kamu dah ngilang ke kamarnya, diluar juga dah gelap, aku mati2in lampunya”. Dia menghidupkan musik romatik dari player yang ada dikamar, suaranya disetel pelan sehingga romantis sekali malem ini, aku sangat menikmatinya.

dia menemaniku berbaring di ranjang. aku dipeluknya dari belakang dan diremesnya toketku dengan kuat. Kontolnya terasa keras sekali, digesekkannya ke pantatku.

“Om dah napsu lagi ya, kuat amir sih om, baru ngecret dan ngaceng lagi”.
“Kok amir, sapa tuh, ttm kamu ya”.
“Kan amat lagi cuti om, jadi mair gantinya”. Dia tertawa.
“Siapa yang gak napsu ngeliat kamu yang merangsang kayak gini”, jawabnya sambil terus meremas toketku.

Pentilku diplintir2nya. Napsuku pun naik diperlakukan seperti itu. diremes2nya lagi toketku dengan penuh napsu. “Aaah”, erangku makin terangsang. Kontolnya yang besar sudah ngaceng dengan sempurna, mengangguk2 seirama dengan gerakan badannya. Aku berbaring telentang. Paha kukangkangkan sehingga nonokku yang berwarna merah kehitaman merekah mengundang kontolnya untuk segera memasukinya. Dia mengurut kontolnya yang sudah ngaceng berat sambil sambil meraba dan meremasi toketku yang sudah mengencang itu. Aku menjadi makin bernapsu ketika dia meraba nonokku dan mengilik itilku. Aku meraih kontolnya dan kukocok pelan.

“Om, geli, enak”, erangku sambil mempercepat kocokan pada kontolnya. Kuremasi toketku sambil mengilik bitilku sendiri. Nonokku sudah kuyup saking napsunya.

Segera aku meraih kontolnya dan kuarahkan ke mulutku. Kujilati seluruh kontolnya dari ujung kepala sampai ke biji pelirnya tak lupa kukulum sambil sesekali di sedot dengan kuat.

“Ufffffff enak sekali Sin… terusin isapnya….isap yang kenceng”, dia mendesah2. Karena aku sudah nafsu, dengan kuat kusedot ujung kepala kontolnya sambil sesekali menggunakan ujung lidahku memainkan lubang kencingnya.

Segera Dia memposisikan dirinya supaya bisa menjilati dan menghisap nonokku yang sudah terbuka itu. Ketika dia menjilati itilku aku mengelinjang kenikmatan sambil kepalanya kukempit dengan kedua belah pahaku, aku ingin agar dia lebih lama menjilati nonokku. Dengan dua jari, jari tengah dan telunjuk dimasukkannya ke dalam nonokku dan dikocok dengan lembut hingga aku mengerang-erang keenakkan. Kontolnya kugenggam erat sambil terus menghisap-isap ujung kontolnya. Cukup lama kami saling isap dan jilat.

Kini dia terlentang di ranjang dan aku berada di antara ke dua paha nya. Aku mengisap dan menggigit kecil ujung kontolnya hingga dia kelojotan merasakan geli yang luar biasa. Segera aja dia menarik kepalaku agar melepaskan kontolnya dari mulutku, dan kini aku direbahkan, lalu dia menghisap pentilku sebelah kanan sambil pentil yang satunya dimainkan dengan jarinya. Aku sangat menikmati permainan ini sambil tanganku mengilik sendiri itilku. Aku
mengangkangkan pahaku dengan lebar dan setengah kuangkat agar lebih mudah aku memasukkan jariku. “Om,,,,,ayo masukin kon tol om di nonok Sintia dong….. Sintia udah kepengen lagi nihh..” pintaku sambil mengarahkan kontolnya ke arah nonokku.

Baca JUga Cerita Sex Kakak Sexy ku

Sambil kutuntun dia memasukkan ujung kontolnya di nonokku. Aku yang sudah sangat kepengen, sengaja mengangkat pantatku sehingga seluruh kontolnya masuk ke dalam nonokku.

“Accchhhhhh…..”, desahku. Kali ini lebih mudah kontolnya masuk, nonokku rupanya sudah menyesuaikan diri dengan kon tol extra largenya.

Kedua paha kulingkarkan di badannya agar kontolnya tetap menancap di nonokku. Dia menarik kontolnya sedikit keluar lalu dimasukkan dalam-dalam, ditarik lagi dimasukkan lagi dengan ritme yang berirama membuat aku mengerang-erang keenakkan, kini dengan ritme yang lebih cepat dia menekan sekuat tenaga hingga mulutku menganga tanpa bisa mengucapkan sepatah kata pun karena nikmat yang kurasakan membuat aku hanya sanggup mengelinjang-gelinjang keenakan. Toketku bergerak naik turun seirama dengan kocokan kontolnya di nonokku.

“Om……..aaccchhhhh……Sintia pengen diatas ya” pintaku.

Tanpa menunggu jawabannya aku lalu kini berada di atas tubuhnya, kontolnya yang ngaceng itu kutuntun ke nonokku, lalu dengan jeritan kecil

“Aauuu…..” seluruh kontolnya kini amblas masuk ke dalam nonokku yang semakin licin itu.

Kini aku sepenuhnya bebas menguasai kontolnya, seperti orang naik kuda semakin lama semakin cepat gerakanku sambil tangannya meremas kedua toketku. Aku tidak lagi bergaya seperti naik kuda, tetapi tetap seperti posisi semula hanya kini aku menggesekkan nonokku maju mundur sambil kuremas sendiri toketku hingga akhirnya aku mengejang-ngejang beberapa saat sambil menggigit bibir dan mata terpejam merasakan nikmat yang tiada tara itu, akhirnya aku terkulai di atas
tubuhnya beberapa saat.

Segera dia meminta agar aku berjongkok aja, posisi doggie style adalah posisi kegemaran ku, segera aku berjongkok sambil membuka lebar pahaku hingga dia dapat melihat dengan jelas nonokku yang berjembut lebat. Kini kepala kontolnya diarahkannya ke nonokku, dengan sekali dorongan, masuklah sebagian kontolnya ke dalam nonok ku. Aku menjerit kecil. Aku memundurkan pantatku hingga amblaslah seluruh kontolnya ke dalam nonokku. Dengan kuat dia mendesakkan seluruh kontolnya dengan irama yangg beraturan hingga aku merasa kegelian lagi. Dia membasahi jari telunjuknya dengan ludah dan dibasahinya pula lubang pantatku dengan air ludahnya.

Sambil terus menggoyang kontolnya di masukkannya jari telunjuknya ke pantatku hingga seluruh jarinya masuk, sambil menekan ke bawah hingga merasakan geseran kontolnya di dalam nonokku. Aku bisa menikmati permainan ini, berulangkali aku memintanya agar lebih keras lagi goyangannya sambil memaju mundurkan pantatku

“Uufffgggggghhhhhhhh…. Enak Sin” erangnya.

Dia mempercepat kocokan kontolnya sambil menekan kuat kuat jarinya yang ada di pantatku. Tak lama lagi, dia mengejang,

“Sin aku mo ngecret”, dan terasa semburan peju hangat di dalam nonokku. Kontolnya berkedut menyemburkan pejunya berkali2. Sungguh nikmat permainan kedua ini, jauh lebih nikmat dari yang pertama. Setelah membersihkan badan lagi, kami berdua terkapar karena nikmat dan lelah, tak lama kemudian kami terlelap.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.

Kakak Ipar Yang Seksi

Cerita Sex Terbaru | ini adalah kisah nyata yang kualami sendiri. kisah yang menjadi pengalamanku seumur hidup dan menjadi
fantasi sexualku hingga saat ini.
Cerita sex berawal dari kunjunganku kerumah kakak iparku bersama istri dan kedua anakku. hari itu akhir
pekan yang indah. kami sekeluarga berencana mengunjungi rumah mbak Devi (nama dirahasiakan) dibilangan
Kebayoran. mbak Devi adalah kakak kandung istriku yang sangat aku cintai. mbak Devi adalah anak tertua
di keluarga istriku, sedangkan istriku adalah anak kedua.

Cerita Sex Terbaru Kakak Ipar Yang Seksi

sudah setahun yang lalu mbak Devi cerai dengan mas Gunawan (nama dirahasiakan), suaminya. akibat
permasalahan ekonomi yang tak kunjung selesai. kini, mbak Devi harus berjuang merawat dan membesarkan
anak semata wayangnya seorang diri. menjadi orang tua tunggal yang kuat. hari ini kami sekeluarga
berniat mengadakan acara makan siang bersama dirumah mbak Devi. Nita (nama dirahasiakan) istriku, sejak
pagi sudah sibuk berbelanja kebutuhan untuk makan siang dirumah mbak Devi.

singkat cerita, kami sekeluarga telah sampai dirumah mbak Devi. seperti biasa, keramahan mbak Devi
membuat kami betah berlama-lama dirumahnya. kakak ipar yang kuat, teguh pendirian dan baik hati, itulah
mbak Devi. acara makan siang bersama telah kami lewatkan. kini kami mengobrol santai diruang tamu.
anak-anakku akrab bermain di halaman belakang dengan anak mbak Devi. wajahnya yang cantik dan hatinya
yang baik membuat mbak Devi banyak dipinang pria mapan. tapi, mbak Devi selalu menolaknya. entah apa
alasan beliau, aku tak ikut campur terlalu jauh.

aku Dani (nama dirahasiakan), seorang akuntan disebuah perusahaan di jakarta. sedangkan Nita istriku,
adalah seorang dokter disebuah rumah sakit kota jakarta. kami hidup bahagia. tak pernah ada masalah
berat yang menimpa keluarga kami. aku pun sangat beruntung mempunyai istri cantik dan berprofesi dokter.
mbak Devi adalah seorang karyawan swasta disebuah perusahaan ekspor impor dijakarta.

sedang asik mengobrol diruang tamu. tiba-tiba handphone milik istriku berdering…

“halo…iya…lho? kan saya lagi libur, lagi nggak jaga…terus? iya iya…oooh…iya iya, 15 menit saya sampe!”

penggalan pembicaraan istriku dengan seseorang yang meneleponnya. aku penasaran luar biasa, wajah
istriku mendadak panik.

“pah, ada panggilan mendadak dari rumah sakit. anterin aku yuk ke rumah sakit” pinta istriku.
“lho? kan kamu libur. emangnya dokter jaganya kemana? tanyaku.
“dokter jaganya dapet musibah. ibu mertuanya meninggal. ayo pah!”
“trus anak-anak gimana nih? masih pada betah main”
“yaudah, papah anter aku aja ke rumah sakit. biar anak-anak main dulu disini. kan ada mbak Devi”
“iya, nggak apa-apa anak-anak disini. nanti aku yang jaga” sambung mbak Devi.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

aku pun mengantar istriku. tak sampai setengah jam aku sudah tiba dirumah sakit mengantar istriku.

“habis ini kamu kerumah mbak Devi aja ya. jemput anak-anak” kata istriku dengan tergesa-gesa membuka
pitu mobil.
“iya, kamu hubungi aku kalau sudah selesai. nanti aku jemput” lanjutku.
“iya. kamu hati-hati bawa mobilnya”

istriku meninggalkanku. aku memacu mobilku menuju rumah mbak Devi. sesampainya disana, mbak Devi sedang
membereskan piring-piring kotor bekas kami makan siang tadi. anak-anakku pun masih asik bermain di
halaman belakang dengan anak mbak Devi.

“Nita pulang jam berapa nanti?” tanya mbak Devi kepadaku.
“aku kurang tau mbak. nanti Nita yang hubungin aku kalau udah selesai” jawabku.
“kamu mau makan lagi Dan?”
“nggak usah mbak. ini aja masih kenyang kok. mau aku bantu mbak?” aku menawarkan diri membantu mbak
Devi mencuci piring.
“nggak usah. kamu temenin anak-anak aja main”
“nggak apa-apa kok mbak” aku mengambil sebuah piring. mengusapnya dengan spon yang berlumuran sabun.
dan mencucinya.

hanya obrolan ringan dengan mbak Devi saat mencuci piring. dan tak banyak yang aku tanyakan.

praaaanggg… tiba-tiba aku menjatuhkan sebuah piring besar. tanganku tak kuat memegangnya. pecahan piring
berhamburan dilantai. aku membereskan pecahan tersebut dibantu oleh mbak Devi. ceritasexterbaru.org tanpa sengaja kaki mbak
Devi menginjak serpihan piring yang pecah. telapak kakinya berdarah. membuat garis luka di telapak
kakinya. ia meringis. segera kuambil kotak obat yang berada di atas kulkas. kubantu mbak Devi mengobati
lukanya. memberi sedikit obat luka dan menambalnya dengan hansaplast. karena lukanya yang cukup besar
dan dalam, mbak Devi aku bantu berjalan menuju ruang tengah.

“pelan-pelan mbak. maafin aku ya, gara-gara aku mbak sampai luka gini”
“udahlah Dan, namanya juga musibah”
“mbak yakin mau istirahat diruang tengah?”
“iya, sambil temenin kamu ngobrol. emang kenapa Dan?” tanyanya.
“aku kirain mbak mau istirahat dikamar. aku tau mbak capek trus butuh istirahat”
“emang sih. akhir-akhir ini mbak capek banget Dan. kerjaan dikantor numpuk, belum lagi masalah
keuangan”
“mbak harus jaga kondisi tubuh mbak. jangan di porsir mbak. sekarang aja mbak keliatan pucet (pucat)”
“yaudah, bantu mbak jalan ke kamar Dan”

aku memapah mbak Devi jalan menuju kamarnya. kamar besar dengan ranjang yang juga besar. terlihat nyaman
bila ditiduri. sebuah lemari baju yang cukup besar, serta meja rias dengan cermin ekstra lebar. kamarnya
rapi dan wangi. penataan lampu tidur dan lemari-lemari kecil sungguh serasi. ditambah dengan paduan cat
berwarna cream. mbak Devi kutuntun ke atas ranjangnya. agak kuran sopan sebenarnya. namun aku sangat
peduli kepada kakak iparku yang satu ini. kakinya kunaikkan keatas ranjang. dan ia berbaring.Cerita Sex Terbaru

“kamu temenin mbak disini aja Dan!” mbak Devi meraih tangank ketika aku hendak keluar kamarnya.
“aku nggak enak mbak kalo nemenin mbak disini. nanti apa kata tetangga kalo liat kita berdua”
“disini semua orang cuek dengan lingkungan mereka. temenin mbak disini ya”
“bener nggak apa-apa mbak?” tanyaku.
“nggak apa-apa. yang penting kita nggak ngapa-ngapain kan”
“mbak, gimana si Ilham (nama dirahasiakan) sekolahnya? lancar?” aku memulai obrolan.
“lancar. kemarin dia dapet juara lomba puisi”
“bagus donk! kalo kerjaan mbak sendiri lancar?”
“aduuuhh, jangan ngomongin kerjaan deh. mbak lagi nggak mood. mbak butuh refreshing”
“ooh, butuh refreshing?”
“iya, mbak pusing banget Dan. butuh banget refreshing”
“minggu depan ikut acara kantorku aja mbak. mau ngadain jalan-jalan ke anyer”

tiba-tiba mbak Devi mendekat kearahku. tangannya meraba-raba pahaku. aku menepis tangan mbak Devi.
tingkahnya aneh. tangannya terus meraba-raba pahaku. aku salah tingkah.

“mbak, jangan kayak gini mbak” kembali kutepis tangannya.

namun mbak Devi makin makin liar. tangannya terus meraba-raba. kali ini ia sudah berani meraba pangkal
pahaku. aku kembali menepisnya. dengan sedikit kasar. namun mbak Devi makin membuatku terhenyak. ia
memelukku erat. dan menangis.

“mbak nggak sanggup Dan. mbak mau mati aja rasanya” ia menangis meraung-raung sambil memelukku erat.
“sabar mbak sabar. ini cobaan dari Tuhan” aku menenangkan.
“mbak mau mati…”
“mbak, jangan ngomong gitu ah! semua ada hikmahnya mbak”
“tolongin mbak Dan. tolongin mbak”
“iya mbak. aku tolongin. tolong apa mbak?”

mbak Devi melepas pelukannya. pipinya basah oleh air mata. semburat kecantikannya terlihat jelas. aku
sungguh menyayangi kakak iparku ini. matanya masih mengeluarkan air mata. ia masih menangis. kemudian ia
mencium bibirku. aku kaget bukan kepalang. aku melepaskan ciuman mbak Devi.

“mbak, jangan begini mbak”
“tolong mbak Dan..”
“iya, tolong apa?” tanyaku bingung.

kemudian mbak Devi kembali mencium bibirku. tangannya melingkar dipinggangku. mencengkram kuat
pinggangku. ia melumat bibirku buas. aku hanya diam tak membalas ciumannya. aku melepaskan ciuman mbak
Devi.Cerita Sex Terbaru

“mbak, aku ini adik ipar mbak. jangan kayak gini mbak”

tak ada sepatah kata dari mbak Devi. ia hanya diam, kemudian kembali menciumku. tangannya memainkan
puting kecilku. aku terangsang. penisku tegang seketika. aku tak tahu harus berbuat apa. aku bingung.
mbak Devi makin liar. tangan kanannya memainkan putingku, dan tangan kirinya meraba-raba pangkal pahaku.
aku terangsang, kali ini benar-benar terangsang. otakku mencerna kemauan mbak Devi. IA HANYA INGIN
BELAIAN SEORANG PRIA. bathinku berkecamuk, antara nafsu dan statusku sebagai adik iparnya. namun tangan
mbak Devi benar-benar lihai meraba-raba titik hasrat seksualku. akhirnya, aku pun membalas ciumannya.

tak lama kami berciuman. tangan mbak Devi sudah membuka kancing celana jean’s-ku. merogoh isinya.
wajahku merah padam. aku direbahkan diranjang besarnya. pintu kamar sudah tertutup rapat dan terkunci.
aku tak berani melihat wajah mbak Devi yang cantik. kuakui, mbak Devi memang cantik. penisku tegang
tinggi. batangnya mengeras. mbak Devi hanya melontarkan senyum. dengan sigap ia melumat penisku dengan
mulutnya. BUAS. LIAR. NAKAL. lidahnya lincah, bibirnya nakal. dan tangannya aktif mencengkram batang
penisku. kini aku sudah tak berpakaian alias bugil.

aku masih terlentang dengan penis tegang. mbak Devi didepanku, memamerkan tubuh indahnya. ia telah
melupakan rasa sakit dikakinya akibat tergores pecahan piring. dengan perlahan membuka kaus yang ia
kenakan. melepas bra. dan dua gundukan payudara yang masih kencang dengan puting kecoklatan yang sangat
menggairahkan. payudara bulat, dengan ukuran tak besar. membuat hasratku meninggi. kemudian, dengan
perlahan ia membuka resleting rok yang ia kenakan. kali ini ia berdiri didepanku. ceritasexterbaru.org tubuhnya indah
semampai. walaupun tak terlalu tinggi, namun kemolekkan tubuhnya sangatlah menggoda. lekukan pinggulnya
yang eksotis. kulitnya yang putih bersih bak bintang porno jepang. aku benar-benar berhasrat. bulu halus
dan sedikit menghiasi daerah kewanitaannya.

ia kembali menunduk melumat penisku. aku merasakan nikmat. dua buah testikel-ku pun dilumatnya. tubuhku
menggelinjang kenikmatan. lidahnya lihai mengeksplor penisku. hingga penisku benar-benar basah. aku tak
tahan dengan godaan payudara mbak Devi. aku bangun dan menindih tubuh mbak Devi. ia hanya tersenyum
nakal. kulumat puting kecilnya. meremas-remas payudara mbak Devi. matanya terpejam, desahannya
terlontar. lidahku pun tak kalah lihai, memainkan puting mbak Devi. ia terlihat sangat berhasrat.
lidahku perlahan menuju vagina. dengan jilatan romantis, sedikit demi sedikit menurun. hingga sampai
klitorisnya. bulunya tak lebat. kujilat perlahan klitorisnya, ia mendesah. kini sudah kulumat vaginanya.
dan desahannya makin sering.

tak sabar ingin kubenamkan penisku kedalam vaginanya. mbak Devi membuka pahanya lebar. vaginanya
melambai memanggil penisku. senyuman nakal kembali terlontar dari bibirnya. aku tak malu lagi. wajahku
tak merah padam lagi. kini nafsu merajai diriku. nafsu menguasaiku. mbak Devi terlentang dengan paha
terbuka lebar. penisku sudah siap memasuki relung vaginanya. dengan sedikit gesekan-gesekan dimulut
vaginanya. kemudian dengan perlahan namun pasti kumasukkan penisku kedalam vagina mbak Devi. matanya
terpejam. meringis. bibirnya digigit. tangannya meremas sprei. sedikit demi sedikit penisku sudah
melesak masuk kedalam vagina mbak Devi. hangat.

dengan irama yang seksama kumainkan penisku. maju mundur. menari didalam vagina mbak Devi. awalnya ia
merintih, namun kali ini desahan yang sering terlontar dari mulutnya. pinggulku maju mundur. penisku
masuk dan keluar. dengan tempo yang cukup santai. aku benar-benar menikmati permainan dengan mbak Devi.
wajahnya nakal. senyumnya menggoda. dan desahannya membuatku makin berhasrat. tanganku meremas
payudaranya. jariku memainkan putingnya. sungguh nikmat vagina mbak Devi. kakak iparku ini sangat pintar
merawat daerah kewanitaannya. peluh telah membasahi dahiku. hembusan AC tak terasa.

tempo kupercepat. goyangan pinggulku makin kencang. penisku masuk dan keluar menghujam vagina mbak Devi.
suara yang timbul akibat hentakan membuat susana makin panas. remasanku makin kuat pada payudaranya.
sesekali tak kulewatkan menjilati putingnya. menghisap putingnya. dan menggigit putingnya. mbak Devi
hanya mendesah merasakan nikmat. peluh juga membasahi dahinya.

“mbak aku mau ke..ke..keluar”
“keluarin didalem aja Dan. nggak apa-apa kok”Cerita Sex Terbaru

dengan beberapa hentakan kuat, panisku menyemburkan air mani didalam vagina mbak Devi. satu teriakan tak
kuat keluar dari mulutnya. vagina mbak Devi banjir oleh air maniku. rasanya sungguh nikmat. rasanya
sungguh indah. tak bisa dibayangkan. terus kupompa air maniku, ku tak ingin menyisakan satu tetes pun.
kumuntahkan semua air maniku didalam vagina mbak Devi. rasanya sungguh luar biasa.

Baca JUga Cerita Sex Nafsu Menantuku

setelahnya, aku mandi bersama dengan mbak Devi. kembali bercinta dikamar mandi. aku tak ingat anak-
anakku. aku tak memikirkan istriku. aku hanya ingin bercinta dengan mbak Devi.

setelah kejadian hari itu, kini mbak Devi tak segan mengundangku untuk berkunjung kerumahnya. tentu saja
tujuannya hanya satu “BERCINTA”. kami sepakat bahwa hubungan kami hanya sebatas pelepasan hasrat seksual
semata, tak lebih. sampai detik ini pun istriku tak mengetahuinya. biar kisah ini kusimpan dalam-dalam.
hanya aku dan mbak Devi yang mengetahuinya.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.

Emak Tiri

Cerita Sex Terbaru Emak Tiri

Cerita Sex Terbaru | pagi itu pintu kamarku diketuk dari luar. aku terbangun dan beranjak membuka pintu. Mami Gina (nama
samaran) sudah berdiri didepan pintu kamarku. Mami Gina adalah ibu tiriku. sejak ibu kandungku bercerai
dengan ayahku tiga tahun yang lalu, ayah memutuskan untuk menikah lagi. dan Mami Gina-lah yang dipilih
ayah untuk menemani hari-harinya yang sepi. dengan perbedaan umur yang cukup jauh, bagi ayah Mami Gina
adalah wanita yang ideal. dilihat dari wajah cantiknya dan hatinya yang baik, Mami Gina sudah sempurna
untuk ayah. aku tak ingin membahas tentang perceraian yang dialami oleh ayah dan ibu kandungku.
“Za, sana cepat mandi. nanti kamu kesiangan ke kampus” suruh Mami Gina.
“iya mi”

aku bergegas menuju kamar mandi dan segera bersiap. aku Reza (nama samaran), mahasiswa ekonomi tingkat
3. tak lama aku bersiap-siap. dan aku sudah berada di meja makan untuk sarapan bersama. ayah sudah rapi
dengan kemeja biru muda. adikku sudah berseragam sekolah. dan Mami Gina sudah berdandan cantik
mengenakan kaus dan mengenakan rok coklat motif renda.

“Za, hari ini ayah pergi ke luar kota. kamu jangan pulang malam ya”
“lho? kok tiba-tiba ke luar kota. berapa hari yah?” tanyaku.
“nggak lama kok, cuma lima hari. kamu jagain rumah. jagain adek kamu juga”
“pasti donk yah”
“terus, kalo Mami kamu butuh apa-apa tolong kamu bantu ya”
“siap boss..!!”

aku bergegas menuju kampus. ayahku akan pergi ke luar kota selama 5 hari, dan tugasku pun bertambah.
menjaga adikku Nina dan membantu Mami Gina jika beliau meminta bantuan. siang hari aku sudah kembali
kerumah. aku ingat amanat yang diberikan ayahku. tak ada waktu keluyuran selama ayah berada diluar kota.
jika siang hari rumahku layaknya kuburan. sepi. hanya Mami Gina yang menjaga rumah dan menyiapkan makan
siang untukku dan adikku.

“Za..Reza..” panggil Mami dari dapur. aku bergegas menuju dapur.
“iya mi. kenapa mi?”
“bantuin mami donk. tolong beliin gula di warung di ujung jalan sana”
“iya mi”
aku bergegas membeli pesanan Mami.
“ini mi gulanya” tak lama aku sudah kembali dan memberikan pesanan Mami.
“iya, makasih ya Za”

rumah kembali sepi. Mami Gina masuk kedalam kamarnya. sedangkan aku, sibuk didepan laptopku. perasaan
bosan mulai menyerang. aku menuju ruang tamu. menyalakan televisi dan menonton acara siang hari. tak ada
yang membuat perasaan bosan hilang. sepi masih merasuki rumahku. aku berbaring di sofa. merebahkan
tubuhku membuat nyaman. kulihat sekilas, pintu kamar ayahku terbuka sedikit. terlihat rapi dari luar.
ranjang besar dengan sprei berwarna coklat. pasti sungguh nyaman. aku memicingkan mata agar lebih jelas.

astaga. baru kali ini kulihat pemandangan yang sangat menakjubkan. Mami Gina sedang tidur telengkup
berbalut daster tipis. lekukan pantatnya sungguh indah. daster agak terbuka di bagian paha. kulitnya
sungguh putih mempesona. seketika penisku tegang. otakku menangkap sinyal kotor. syaraf-syarafnya
bekerja. menyimpan pemandangan indah dalam file otakku. pemandangan pantat dan paha ibu tiriku. tak
kupalingkan pandanganku dari tubuh mami sedikitpun. mami merubah posisi tidurnya, ia terlentang. bagian
kerah lehernya merosot. garis indah diantara lekukan kedua payudaranya terlihat. penisku makin tegang.
ada fantasi yang bermain dalam otakku. pahanya makin lebar terbuka.
aku makin gelisah dengan apa yang aku rasakan.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

isi kepalaku berkecamuk. bathinku bergemuruh. hasratku memuncak. ingin kugagahi mami. penisku makin
meninggi. jarum-jarum didalam jam dinding terus bergerak. angka demi angka ia lewati. begitu pula
diriku. detik demi detik menikmati pemandangan tubuh indah mami. apa yang harus kulakukan? aku bangun
dari sofa. mendekat kedepan kamar mami. mengintip, memincingkan mata. keringat membasahi dahiku. suasana
dalam kamar mami cukup terang. sehingga jelas terlihat lekukan indah payudara berbalut daster tipis.
tonjolan putingnya menyeruak, terlihat amat jelas. aku makin gelisah. terus kupandangi tubuh mami.

tekadku bulat. masuk kedalam kamar mami. perlahan aku masuk kedalam kamar mami. dengan langkah hati-
hati. kututup gordyn kamar mami. suasana kini remang-remang. masih dengan gerakan perlahan aku
merebahkan tubuhku disamping mami. semoga ia tidak terbangun oleh gerakku. kini aku sudah berada tepat
disamping mami. mami nampak sangat pulas. wajahnya tepat didepan wajahku. tanganku gemetar. dadaku naik
turun. mami merubah posisi tidurnya. kali ini ia membelakangiku. pantatnya tepat berada didepan penisku.
tanganku memeluk tubuh mami. kudekatkan tubuhku, semakin dekat. penisku menyentuh pantat padat milik
mami. aku menikmati moment ini. perut mami kuusap-usap dengan pelan. penisku bergetar.

tiba-tiba mami terbangun…

“Za.. ngapain ka…” belum sempat mami meneruskan kata-katanya, bibirku kusarangkan di bibirnya. kulumat
dengan buas. mami sempat berontak, namun segera kutindih tubuhnya. tangannya kurentangkan. kupegang erat
agar ia tak berontak. namun kakinya lepas dari pengawasanku. ia menendangku. aku terpelanting
kebelakang.Cerita Sex Terbaru
“mau apa kamu?”
“a..a..anu aku..aku..”
“anu apa?” mami membentakku keras. aku makin ciut. bodohnya diriku. aku mengutuk perbuatanku.
“ma..ma..maaf mi. aku..aku..”
“sini kamu!” kali ini dengan nada yang rendah mami memanggilku. menyuruhku mendekatinya.
“kamu kenapa? kangen sama pacar?” tanya mami.
“eng..enggak mi. aku cuma..cuma..cuma”
“mami ngerti kok. sini!” mami memelukku erat. hasratku muncul kembali. penisku menggeliat dan meninggi.
mungkin mami merasa ada gerakan di penisku. ia memlukku erat. sangat erat. hingga penisku menyentuh
vaginanya. penisku pun bergetar kembali. mami melepas pelukannya. ia tersenyum.
“aku sayang sama mami…” bisikku ditelinga mami. sembari menghembusakan hawa panas ke telinga mami.
“mami juga sayang sama kamu Za. tapi apa harus seperti ini?” tanya mami. suaranya lirih. riuh rendah.
“aku tau, ini perbuatan yang nggak seharusnya. tapi kita kan nggak ada hubungan darah. kenapa nggak
dicoba?” lanjutku meyakinkan mami.
“aku sayang sama mami…” kembali kubisikan ke telinga mami.

mami terdiam…

mami melepas pelukannya, tangannya masih merangkul lenganku. wajahku maju mendekati wajah mami. bibirku
menempel di bibir mami. dan mami hanya diam saja. ini adalah tanda bahwa ia setuju. segera kulumat
dengan perlahan dan memainkan irama dalam berciuman dengan mami. ia membalas dengan penuh penghayatan.
matanya terpejam. seolah menikmati permainan bibir dan lidahku. lidahku bermain lincah. bergerak ganas
dalam mulut mami. ia pun membalas dengan goyangan lidahnya. nakal. liar. menggoda.

tangan mami mulai meraba-raba celanaku. pensiku tegang maksimal. aku pun tak mau kalah. tanganku
menggerayangi payudaranya. daster masih terpasang di tubuhnya, ceritasexterbaru.org namun lekukan indahnya bisa kurasakan
dengan tanganku. ayahku sungguh beruntung. sedikit kuremas-remas payudaranya. bulat. kemudian perlahan
mengeras. putingnya kupilin-pilin. jariku menari indah menggerayangi putingnya. mami terlihat sangat
terangsang. dan kami masih berciuman.

akibat permainan jariku pada putingnya, permainan bibir mami menjadi sedikit agresif. ia seolah
bernafsu. lidahnya kini bermain didalam mulutku. aku pun makin terangsang, tangan mami giat
menggerayangi celanaku. tempat bersarangnya penisku. kini ia mulai merogoh isi dalam celanaku. membuka
kancing jeans-ku. menurunkan resletingnya. penisku di cekal erat. kami masih berciuman.

mami merebahkan tubuhnya diatas ranjang. kami masih terus berciuman. mami terlentang. payudaranya
tergambar jelas. bulat dan puting yang sedikit menonjol keluar. karena daster yang mami kenakan
sangatlah tipis. aku berada diatas tubuh mami. ia melepaskan ciuman kami. kemudian melepas daster
tipisnya. jelas terlihat payudara bulat indah. aku menelan ludah. mami melepaskan celanaku. melepaskan
cd-ku. penisku menjulang tinggi. berurat dan berbulu lebat. aku melepas kaus oblongku. dan kini kami
berdua sudah benar-benar bugil. mami masih kutindih. ia mencengkram penisku. mengocoknya pelang.
tanganhalusnya sangatlah berpangalaman. ia bangun, dan aku ditindihnya. mami menjilati leherku. geli.

aku sangat terangsang. bulu romaku berdiri tegak. ia terus memainkan lidahnya. lidahnya turun ke puting
kecilku. menjilatinya dengan penuh perasaan. aku bergidik menahan geli. sesekali mami menyedot putingku.
menggigitnya. aku mendesah. terus mami meainkan lidahnya. puncaknya sampai kepada penisku. awaknya ia
hanya menjilati ujung kepala penisku. nikmatnya luar biasa. mataku hingga terpejam merasakan nikmat.
setelah menjilati kepala penisku, mami melahap seluruh batang penisku. melumatnya hingga basah.
memainkan penisku dalam mulutnya. mengocoknya dengan mulutnya. tanganku meremas kuat sprei. lidahnya
lincah bermain. menari indah pada penisku. makin buas mami melumat penisku. hingga air maniku hampir mau
keluar.

“mi..aku..aku mau keluar”
“keluarin aja Za. ayo keluarin!”

mami terus memainkan lidah dan mulutnya pada penisku. dan akhirnya… air maniku kumuntahkan didalam mulut
mami. banyak. cukup banyak dan kental. mami terus memompa panisku. hingga tetes terakhir air maniku.
nikmat. sungguh nikmat. tak ada nikmat yang lebih nikmat selain moment ini. mami menelan seluruh air
maniku. kali ini ia merebahkan tubuhnya. membuka pahanya lebar-lebar. ia menuntun kepalaku untuk
menjilat vaginanya. awalnya aku enggan, namun saat melihat klitorisnya yang bersih dan vagina yang
terawat. perasaan enggan segera memudar, menjadi perasaan ingin luar biasa. kujilati vagina mami dengan
buas. lidahku menari lincah memainkan klitoris mami. mami mendesah dengan rajin. matanya mengerjap.
tangannya meremas sprei dengan kuat. bulu romanya berdiri, hasratnya memuncak.Cerita Sex Terbaru
“aaaaaahhh..aaaaahhh”

kepalaku dibenamkan mami, tangannya mendorong kuat kepalaku. agar permainan lidahku makin aktif. aku
terus menggerayangi vagina mami dengan lidahku. basah. sangat basah. sesekali tubuhnya menggelinjang.
menikmati. sangat menikmati. kusedot-sedot vaginanya. mami makin mendesah. vaginanya basah. klitorisnya
memerah. dan tubuhnya bergetar hebat. dan cairan hangat keluar dari vaginanya. ia klimaks.

mami membuka lebar pahanya. ia terlentang dengan paha terbuka. vaginanya memanggil-manggil. bulu-bulu
tipisnya hitam menggambarkan keindahan. kulitnya yang putih mempesonaku. klitorisnya tipis menyiratkan
keangkuhan wanita modist nan cantik. pahanya bersih tak bernoda. betisnya membentuk lekukan sempurna.
pinggangnya seperti gitar, membuat lelaki manapun kalap. penisku tegang tingkat tinggi. tidak terlalu
panjang, namun elegant dengan urat mengelilingi batangnya. layaknya sungai nil yang membentang panjang
di tanah kekuasaan Fir’aun dahulu kala.

penisku telah siap memasuki vagina. tangan mami menuntun penisku memasuki vaginanya. dengan perlahan dan
seksama, penisku terbenam didalam vagina mami. hangat. menjepit. namun, kenyal. mami sempat mendesah
pelan. kemudian aku memulai aksiku. menggerakkan pinggulku maju mundur. penisku masuk dan keluar.
seiring desahan mami yang makin sering. aku pun menikmatinya. kekasihku pun tak mempunyai vagina
senikmat milik mami. geli yang sangat geli. aku terus menggenjot penisku. sambil sesekali meremas
payudara bulat mami. kupilin-pilin putingnya. mami makin bernafsu. ia bahkan memelukku erat. aku masih
dengan kesibukanku, memanjakan penisku didalam vagina milik mami. aku makin buas. aku makin liar. aku
makin nakal. dan aku makin bergairah. kali ini dengan tempo yang cukup cepat, penisku melesak masuk
kedalam vagina mami. pinggulku makin kencang. dan desahan mami makin kuat.Cerita Sex Terbaru

“aaaaaaahhh..Rezaaa..”
“uuuuhh..terus Za..te..teruuuss”
“aaaaahhh..”

aku mencabut penisku dari vagina mami. mami bangun dan melumat penisku dengan mulutnya. ini sungguh
nikmat. kemudian mami memasang posisi seperti anjing. doggy style yang biasa kudengar. lubang anusnya
terlihat jelas. bersih tanpa bulu. bokonya padat dan cukup besar. penisku sudah siap kembali bermain
didalam vagina mami. mami memberi isyarat agar penisku segera beraksi. mami tak ingin kehilangan
momentum. tanpa banyak cakap kutusuk vagina mami dengan penisku. mami kembali mendesah. segera kumainkan
irama. payudaranya bergoyang-goyang. bulat, indah dengan puting mungil miliknya. tempo genjotan
kupercepat. tubuh mami bergetar hebat. dan aku pun merasakan nikmat. desahan demi desahan kembali
terlontar dari mulut mami.

“Za..ma..ma..mami mau keluar Za”
“aaaaaahhhh…aaaahhhh”

satu desahan kuat menandakan mami klimaks untuk yang kedua kalinya. tubuhnya bergetar makin hebat. lebih
kuat dari sebelumnya. payudaranya kembali mengeras. penisku masih bergoyang memainkan irama. urat-urat
yang mengelilingi batangnya mengeras. mami masih mendesah, klimaks yang kedua kali membuat ia menikmati
permainanku. masih dengan doggy style, kupeluk tubuh mami dengan erat. sambil meremas payudaranya. peluh
membasahi dahi mami. begitu pula dahiku. aku masih terus menggenjot pinggulku. penisku masih bermain-
main. penisku masih aktif beraksi. dan sebentar lagi, aku pun hendak klimaks.

Baca Juga Cerita Sex Demi Duit

“mi… Reza..ma..aaaaahhh..mau ke..ke..aaaahh..keluar”
“aaaaahhh..keluarin aja didalem Za”

selang beberapa detik, air maniku membanjiri vagina mami. hangat. disusul dengan desahan mami yang cukup
keras. terus kupompa air maniku, dengan gerakan maju mundur. basah. vagina mami basah. aku lemas. nikmat
yang teramat nikmat. dengkulku lemas. tubuhku letih. kucabut penisku dan kurebahkan tubuhku disamping
mami. penisku masih tegang, namun kemudian melemas. mami tersenyum dan mencium bibirku denga mesra.
meninggalkanku diatas ranjang yang keletihan. ia beranjak ke kamar mandi. dan siang itu kami tidur
bersama. aku bercinta dengan ibu tiriku sendiri.

setelah kejadian siang itu. jika ada kesempatan, tak segan-segan kami kembali bercinta.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.

Maen Tennis Birahi

Cerita Sex Terbaru | Kisah ini berawal di sebuah kawasan elite di Jakarta dimana saya bernama Basra berkenalan dengan Shinta di lapangan tenis tersebut karena jadwal yang bersamaan. Kami berdua sudah menginjak usia diatas 40-an, namun karena olah raga yang sangat teratur dan disiplin, bentuk tubuh dan penampilan kami masih sangat baik dan terjaga, terlebih Shinta yang masih bak gadis belasan tahun, lincah sexy, langsing dan putih mulus apalagi selalu mengenakan kaus yang ketat dan rok tenis mini, sehingga menampilkan pahanya yang putih mulus dan langsing terutama bentuk betisnya yang mengecil dan pipih bagian bawah diatas tumitnya…. Kaki gelatik…. Kata para orang tua dahulu… yang … konon katanya….. enaaaak sekali di ent*t alias di setubuhi … katanya sih.. seret.. or tidak becek.. !!! Aaah… apa iya… yaaa ??.
Sebenarnya kami berdua sudah berkeluarga dan suami Shinta ,Peter, juga ikut bermain tenis namun tidak rutin. Setiap kali main tennis, mata saya tak luput selalu berusaha melirik kepada Shinta yang sedang meliuk , melompat , berteriak manja sambil memukul bola. Sering kali pada saat melompat entah tanpa sadar atau di sengaja , rok mini nya berkibar keatas sehingga terlihat CD mini putih berenda …..aaaachh indah nya….

Cerita Sex Terbaru Maen Tennis Birahi

Suatu saat kami main berpasangan… dan memang Shinta senang berpasangan dengan saya karena dapat mengcover kelemahan nya bila menerima bola lop kebelakang, tinggi badan ku memang lebih dari 180 cm dan berkulit hitam legam, sangat kontras dengan Shinta yang mungil dan berkulit putih bersih. Saat-saat yang selalu menggoda bila Shinta mengambil posisi didepan ku sambil sedikit menungging dan meggoyang –goyang pantat nya. … aaiicchhh… gimanya yaaa rasanyaa .. bila ..bukit mungil diantara paha nan ramping putih mulus itu di… terobosss… oleh ..rudal ku yang.. panjaaanngg… nan.. hitam legam ini…?.. Suuuurrrr..!!!!.

Apalagi bila berdekatan bau parfumnya bikkin merangsang. Dan sewaktu kami menerima bola lop, tanpa sadar Shinta mudur dengan gesit sementara aku berlari maju mengejar bola… daaannn… bhhuuukkk…!! kami bertumbukan.. pantat Shinta menghantam tepat di depan selangkangan ku , aauuuu ooohhh .. adhuuhh.. ! aku terjongkok menahan sakit .

Oohh.. sorry.. pak Bas..!! apanya tadi yang kena ??. aauuhhh iki.. lho.. bu Shinta… jimat ku !!.. Jimat ? apa.. itu pak ?. Lhahh iku.. barang “ siji sing tak rumat !”. aacchh .. pak Basra.. bercanda.. tapi.. gak apa apa khan ?.. Ya tapi.. kalo nanti malam tidak bisa sama isteri.. ibu Shinta harus tanggung jawab menyembuhkan lhoo !!.. “aacchhh…” katanya sambil pipinya merona merah tersipu !!.

Pada suatu saat…… pucuk di cinta ulam tiba..!., pada saat aku lagi pusing dikantor mendadak HP berbunyi .. dan..

“Hallow , siang Pak Bas.., Shinta ini !”. Eee… ooooh.. halo ibu Shinta , rasanya saya semalam tidak mimpi di gigit ular.. kok hari ini dapat rejeki.. di telpon wanita.. cantik yaa !” kata ku sambil tergagap saking kagetnya.
“ Aaach .. suka bercanda.. !”. Iyaa kok bu, serius nih.. dari semua teman wanita saya yang sebaya, ibu lah yang nomor satu cantiknya.. kok !,
“Ghombal ach !” katanya,…… “Iyaa kok … sumpah .. disambar… Janda dech ?”. Haaa… haaa… haaaa, dari ketawanya saya yakin dia sangat senang dengan canda yang aku lontarkan.

Serangan tahap satu , telah aku jalankan .. kelihatannya cukup berhasil !. Kemudian bagai petir menyambar di siang bolong , Shinta berkata
“ Pak Bas.. kalau tak keberatan.. nich.. sore nanti aku mau numpang ke lapangan tennis.. karena Peter tidak bisa main.., boleh gak ?” Ee..chhh.. boleh aja.., tapi ..pulang kerja nanti aku jemput ibu Shinta kemudian ke rumah saya dulu, saya ganti pakaian tennis.. baru kelapangan tennis.. karena rumah saya kan lebih dekat ke lapangan, jadi tidak berputar-putar.
” Iiiyaaa… dechhh !.
“Tapi kenapa kok gak ganti di rumah saya saja? “ katanya. Enggak.. ach.. lha wong suaminya gak di rumah, nanti kalau aku ganti pakaian, terus ibu terangsang .. dan aku diperkosa.. gimana.. ?” godaku.
“ Bukannya Pak Bas senang!” jawabnya .. yang membuat jantungku berdegup lebih keras.’ Kalau yang itu namanya bukan diperkosa.. tapi… selingkuh.!” Suka sama suka !… Udah.. ahh .. makin.

Ngelantur.. aja.., nanti ya Pak Baas saya tunggu.. jam enam lho.. ! katanya dengan nada mulai agak manja . Wach…. Serangan tahap dua sudah berhasil !

Jam enam sore aku sudah berada didepan rumah Shinta, ternyata Shinta sudah siap , dengan kaos dan rok mini serba biru dia masuk ke mobilku .. daaan .. aaacchhh… harumnya meck !.. Syuurr… berdebar ..lah jantung ini.. dan.. terlebih.. lagi.. berontak..dan menggeliat… si.. buyung.. yang tak tahu aturan ini !…

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Selamat soree Pak Baas.. !
’… Sore.. Buu.. !.
Pak Bas.. ibu gak marah nih.. saya ikut ke rumah ?..
Ooo gak, saya lagi sendiri.. isteri dan anak-anak lagi pulang kampung.!..
Wacch.. saya dong.. yg bahaya .. bisa-bisa..diperkosa nich..!..
Bukannya gak apa-apa kalau .. sama-sama.. senang !..gurauku. hii… hhiiiikkk ! “ jawabnya tersipu..
kulihat pipinya me – merah tanda senang !!! …Horrrayyy !!! bakalan

kesampaian..nih.. ngebukti-in ..seerrrettt..nya si kaki gelatik.. pikiran..ku mulai ngeresss !. Sampai dirumah.. aku buka pintu sambil ku coba pegang pundaknya ku bimbing Shinta masuk ke ruang tamu… eecchhh…surprise ! Shinta tidak protes ! Boleh nich..coba pegang bagian yg lain ! pikirku ngelantur… tapi aku coba untuk sabar .

“Silahkan Sin , anggap rumah sendiri !” Aku mandi dulu yaa!”. Pada saat mandi , aku sabun bersih semua bagian tubuh ku, terutama si “Jimat” yang sudah ber denyut-denyut .

Selesai mandi, kulihat Shinta duduk di sofa sambil baca Koran,
aku terkesima melihat paha dan betis yang makin membuat si buyung berontak.

“Hai!” sapa ku .
“Heeii , segar nih !” kata Shinta.

Aku beranikan duduk disamping nya sambil tangan ku merangkul pudak nya , eehh dia diam!!… Serangan tahap tiga dimulai.

Ku belai dan ku cium rambut nya…heemmh harum ! , dia diam juga ! , lalu aku putar dengan halus sehingga muka kami saling berhadapan…. Dia memandang dengan sayu.. dan terbersit..pasrah!! Sambil tetap memandang matanya ku dekatkan wajahku perlahan.. dan..Sluurpp! ku kecup bibirnya yg lembut ..halus dan tipis…. daaannn…. Sssssllluuuurrrrrppppp….. ssllluuuurrrppp… Shinta membalas kecupan ringan ku dengan lumatan..yang membuat aku hampir kehabisan nafas…. Wachh .. buas juga nih si nyonya ! .

Tak mau kalah lidahku dengan lincah menslomoti lehernya yg putih mulus, maka Shinta tak ayal lagi mengerang dan mengelinjang bagai krupuk sedang di goreng…..emmmgghhhh….emmmggghhhh.. hhuu..uuuhhhhhh…aaaaccchhhhhhh !… Hoooaaahhhh … haruuuumm betul bau badan dan parfum ini nyonya..meck !!.Sambil lidah ku bergerak naik turun di leher, tangan ku mulai beraksi menjamah dan meremas buah dada yang masih terbungkus rapi, aku buka kaos nya dan tanpa menunggu lama, dengan sekali congkel aku buka kait BH berwarna biru muda, maka tampaklah sepasang bukit yg agak kecil- putih mulus dengan puting merah jambu, achh nikmat untuk di …emut…! Segera aku kulum putingnya dan kuremas buah dadanya, Shinta menggelinjang tak karuan… achhh…aaaaaaauuuuuuucchhhhhh…….uuuuhhhhhhhhhhh. Gerilya berlanjut ke bagian bawah, dengan mudah ku buka resleting rok tennis mini warna biru tua tsb dan melorot kebawah dengan sendiri.Cerita Sex Terbaru

Serentak aku usap CD warna krem mini berenda berbentuk dua segitiga yg dihubungkan tali tipis, Shinta mulai mengeluarkan suara mendesis seperti ular….. esssstttttttt,…aaaccchhhh….eeesssssstttttt……uuuhhh hhh. Aku cengkeram CDnya dan sekali sentak.. putus talinya….. Hhhhaaaaacccchhhhh…..kok..dipu…., ooouuuccchhhhh….aacccchhhhhh…..esssssstttttt…..ess ssssttttttt, perkataannya tertahan berganti lenguhan dan desisan pada saat jari-jari tangan ku menusuk dan berputar didalam lubang kenikmatan . Shinta mendesis dan berkelojotan, badannya kaku serta kaki dan pahanya mengejang bak ular disiram air panas.

Shinta game -over pertama. Segera diraihnya ritsleting celana ku dan sebentar dia memandang mataku seakan minta ijin, aku mengangguk, lalu di pelorot nya CD warna hitam ku… tampak Shinta tertegun… melihat .. rudal ku yg panjang hitam dan keras… dengan topi baja hitam legam mengkilat…. Saat mengengam barang ku Shinta tanpa sadar menjerit kecil… Hhhuuaahhhh…. apa…ini…, kenapa Shinta ?… Bueessaaarrr amaaat
pak.

Bas ! Emang punya suami.. gimana ?.. kueciill mungil pak! Emang sih suaminya berbadan kecil, dengan tinggi tidak lebih dari 160 Cm. “ Eecchhh Shinta , tapi punya ku lebih indah kan ?” Gak.. acchh.., jelek.. sereeem dan gosong lagi , kayak tongkat hansip!!!”. Lho biar gosong , tapi enaak kok, bisa bawa kamu terbang sampai langit ke tujuh merem-melek !.. achh pak Basra bohooong ! “ Tanpa di duga Shinta langsung menslomot si “tongkat hansip”… aaccchhh nikmaaat sekali meck … mulut Shinta lembut … sekali !… gimana..mulut yg di bawah… ya .. rasanya .. mak…syuuurr… dhek… hati ini ngebayangi ! Setelah capek mengemut.. karena rudal ku tak bergeming… maka Shinta merebahkan diri telentang .. sambil terengah…tampak tubuh putih mungil tergeletak bugil pasrah tak berdaya .

Serangan terakhir.. dimulai… aku tindih tubuh Shinta yg putih mulus mungil, dengan tubuh ku yang hitam tinggi besar.. kontras sekali bak kue lapis . Aku lahap habis seluruh permukaan tubuh Shinta sampai dia kembali berkelojotan kejang.. tanda … game- over kedua. Kembali serangan aku mulai dengan mendekatkan rudal ku ke celah berwarna merah carmyn, aku putar-putar kepala bajaku hingga Shinta tanpa sadar membuka pahanya yg putih lebar-lebar pasrah…setelah melenguh.. mendesis… mengeliat beberapa menit… akhirnya kembali Shinta kejang.. tanda ….. game over ketiga.Cerita Sex Terbaru

Nah akhirnya … tiba lah saatnya… aku buat manuver coblosan hingga kepala rudalku amblass….. uaaadhhuuhhhh…. Emmghhhhh… sakiiiiit.. pak !!” pekiknya. Aku tahan sebentar … tak lama Shinta yg mulai menggoyang piggul.. tanda mulai nyaman….Emmmgghhhh… Huuuaaaduuuhhhhhh…. Esssttttttt…..arrrrghhhh, terruuusss…teruusssss pak.!!!, nikmat dan sakit bersatu…..setelah mulai… menikmati aku buat manuver coblosan kedua … hingga .. tongkatku amblas separuh…..

Uaaahchhhhh…..emmghhhhh…. sakiiiit… pak… teruuss… pak…, daan… akhirnya…. serangan tanpa basa-basi , aku buat coblosan total sambil berteriak hhhiiiiahhhhhhhuuuiiiii!!!!, amblas sepenuhnya semua rudal ku… Shinta… menjerit…. Aaaarrrrggghhhhhh….. emmmmghhhhhh….., aku buat goyangan yang halus hanya naik- turun maju- mundur tanpa berputar supaya Shinta tidak sakit….. dia…. merem-melek menggeliat ke-kira-kana tak beraturan hingaga….

Baca Juga Cerita Seks Rekan Kerja

Haaaachhhhhhhhhh…aaaauuuuuooohhhhhhh…nnoooo…nooo…y essssss!!!!…akhirnya…..kami berdua kelojotan kayak kambing disembelih !………. aaccchhhhhh…. Kaki gelatik memang.. sereeettttt.. dan nikmat untuk di ent*t-in….Shinta mendapatkan tiga kali lagi game selama serangan akhir.. sehingga skor kami … 6 : 1. Game over untuk tennis ranjang!. Horrrayyyy… Bravo…..untuk si Basra… !!!.

Lalu… Shinta berseru… CD ku gimana…pak ??. Beres..bu…. pakai punya isteriku…!..wah Sinta lemas paak ! katanya manja,. Emang kalau sama suami berapa skor nya ? tanya ku menggoda .

“ Aacchhhh … peltu.. pak !” Lho peltu apaan ? itu lho pak Baru nempel sudah metu “ …. Haaa aaa !’Lalu kami ke lapangan tennis , semua teman heran karena Shinta main nya …. Sangat… loyooo.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Bokep, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru.