Gairah Anak Kampus

Cerita Sex Terbaru | Saat ini aku kuliah di kota Bandung daku mempunyai kenalan yang orangnya asik dan supel di kampus
namanya Ratih, dia dikampus sering memakai jilbab, tubuhnya montok jika dia berjalan bokongnya yang
semok itu sungguh menggoda apalagi terlihat garis celana dalamnya yang menonjol di sela bokongnya.

Cerita Sex Terbaru Gairah Anak Kampus

Pernah sekali aku melihat dia memakai baju biasa tanpa jilbab, waktu aku main ke kostnya. wow,
ternyata Ratih sangat sexy. Namun pemandangan itu hanya sebentar saja, karena dia cepat-cepat
mengganti baju tidurnya dengan pakaian jilbabnya.

Hal itu mengingatkan aku akan kakakku dan semakin membuatku ingin menjamah tubuhnya. Namun selalu saja
dia bisa menolak. Paling-paling, kami hanya berciuman, namun tidak pernah lebih dari itu.

Siang itu Ratih kuajak jalan-jalan, hutan wisata yang ada di sebelah Utara kota B. Setelah parkir,
akupun mencari tempat yang nyaman untuk ngobrol dan strategis buat pacaran. Begitu dapat, kami pun
asyik ngobrol ngalor ngidul.

Tak sengaja, tanganku asyik mengelus-elus jemarinya di atas pahanya. Ratihpun menatapku dengan sayu.
Segera kucium bibirnya yang mungil. Ratih pun menyambut dengan antusias.

Lidahnya dengan lincah memilin lidahku hingga membuatku tersengal-sengal. Kudekap erat tubuhnya,
sambil tangan kananku mencoba meremas remas pantatnya yang bahenol dan dia tidak menolaknya.

Tubuhnya pun bergetar hebat. Pelahan tanganku merayap menyingkapkan rok panjangnya dan mengusap
pahanya yang ternyata sangat mulus sekali ketelusupkan jemariku ke dalam celana dalamnya.

“Mas, jangan ahhh, malu dilihat orang” katanya sembari mencoba mencegah tanganku beraksi lebih lanjut.

“Pindah tempat yuk, yang lebih aman,” ajakku sambil terus mencoba meremas payudaranya.
Ratih langsung menggelinjang.

Terasa buah dadanya yang ranum mulai mengeras, tanda bahwa Ratih mulai terangsang hebat. Matanya yang
sayu jadi tampak mesum, tanda Ratih dilanda rangsangan berahi yang amat dahsyat. Kamipun segera
berbenah diri, membetulkan pakaian yang sempat berantakan.

Kami pun segera pulang dan ku ajak Ratih ke rumah kontrakanku, karena aku di kota B mengontrak rumah
mungil dan tinggal sendirian. Saat itu, hari sudah gelap. Sebenarnya aku sudah nggak tahan lagi ingin
mencium dia lagi, dan tahu sendirilah selanjutnya.

Tapi gimana lagi, lha wong Ratih hanya diam terpaku. Aku jadi malah takut, jangan-jangan dia menyesal
telah mau kuajak nginap di rumahku.

“Em, lagi mikirin apa? Kok termangu-mangu ?” tanyaku sambil menghampirinya.

Ratih hanya memandangku sekilas.

“Sudahlah, tiduran saja di kasur, aku nanti biar tidur di sofa. Aku janji nggak akan menyentuhmu
kecuali kalu Ratih pengen,” kataku lagi sambil menuju sofa.

Tiba-tiba Ratih menangis dan kuberanikan diriku untuk memeluknya dan menenangkannya, Ratih tak
menolaknya. Setelah agak tenang kubisiki dia bahwa dia tampak cantik malam ini apalagi dia mengenakan
jilbab yang aku sangat suka akan wanita yang mengenakan jilbab.

Ratih tersenyum dan menatapku dalam, lalu memejamkan matanya. Kucium bibirnya, hangat, dia
menerimanya. Kucium dia dengan lebih galak dan dia membalasnya, lalu tangannya merangkul pundakku.
Kami berciuman dengan penuh nafsu.

Kusibakkan jilbabnya yang menutupi lehernya lalu aku turun ke lehernya, Ratihpun mendesah
“aaaahh.” Mendengar itu kuberanikan meremas payudaranya yang montok.

Ratih mendesah lagi, dan menjambak rambutku. Setelah beberapa saat kulepaskan dia. Ratih sudah
terangsang, kuangkat baju panjangnya, tampaklah bra hitamnya yang sangat kusukai, kumulai meremas
payudara yang masih terbungkus branya, diapun melenguh terangsang.

Lalu mulai kusingkap bra hitamnya ke atas tampaklah gunung kembar yang pas dalam genggaman tanganku,
dengan punting merah-coklat cerah yang telah mengeras. Kubasahi telunjukku dan mengelusnya, Ratih
hanya memjamkan matanya dan menggigit bibirnya.

Kulanjutkan menyingkap rok panjangnya, dia memakai CD warna hitam berenda transparan sehingga tampak
sebagian rambut kemaluannya yang lembab. Sengaja aku tidak melepas jilbabnya dan pakainya, karena
Ratih tampak lebih sexy dengan hanya memakai jilbab dan pakaian yang tersingkap.

Kumulai menurunkan CD hitamnta dan WOW, ternyata jembutnya tidak terlalu lebat dan rapi, rambut di
sekitas bibir kemaluannya bersih, hanya di bagian atasnya. Dan kemaluannya tampak kencang dengan
clitoris yang cukup besar dan mulai basah.

“Kamu rajin mencukur ya,” tanyaku.

Dengan wajah memerah dia mengiyakan. Kupangku dia dan mulai menciuminya lagi, dan sapuan lidahku mulai
kukonsentrasikan di puntingnya, kujilati, kutekan bahkan kugigit kecil dengan gigiku, Ratih
menggelinjang keasyikan, dan mendesah-desah merasakan rangsangan kenikmatan.

Tangan kananku mulai memainkan clit-nya, ternyata sudah banjir, kugesek klitorisnya dengan jari
tengahku, perlahan-lahan, desahan dan lenguhan makin sering kudengar.

Seirama dengan sapuan lidahku di puntingnya, Ratih makin terangsang, dia bahkan menjambak rambutku dan
menekan kepalaku ke payudaranya,

“Mas, enakh… banget…enakh…” Desahannya dan lenguhannya.

Kira-kira 5 menit dari kumulai, badannya mulai mengejang dan

“Mas… Ratih… mo… keluaaaarrr!” Sambil berteriak Ratih orgasme, denyutan kemaluannya kurasakan di
tangan kananku. Ratih kemudian berdiri.Cerita Sex Terbaru

“Sekarang giliranmu,” katanya.

Celanaku langsung dilucutinya dan akupun disuruhnya berbaring. Salah satu tangannya memegang
kemaluanku dan yang lain memegang zakarnya, dia mengelusnya dengan lembut

“mmmmhhh…,” desahku.

“Enak ya, Mas.”

Akupun mengangguk.

Ratih mulai menciumi kemaluanku dan mengelus zakarnya, dan mengemutnya dan mengocoknya dengan
mulutnya. Terasa jutaan arus listrik mengalir ke tubuhku, kocokannya sungguh nikmat. Aku heran, sejak
kapan dia belajar mengulum dan mengocok kemaluan lelaki. Nampak dia sudah sangat mahir dalam urusan
kocok mengocok kemaluan laki-laki.

“Belajar darimana Rat, kok lincah banget?, tanyaku.

“Hmmm, aku pernah liat BF bareng teman-teman di kostku. Kayaknya enak banget, dan ternyata memang
benar,” jawab Ratih sambil terus mengulum kemaluanku.

Ratih tampak sexy dengan jilbab yang masih terpasang diwajahnya, namun payudaraya keluar karena
kaosnya terangkat keatas. Bibirnya yang mungil sibuk melumat habis kemaluanku.

Kupegang kepalanya, kuikuti naik turunnya, sesekali kutekan kepalanya saat turun. Sesaat kemudian dia
berhenti.

“Mas, kont0lmu lumayan besar dan panjang yach, keras lagi, aku makin terangsang nich.”

Aku hanya tersenyum, lalu kuajak dia main 69, dia mau. Kemaluananya yang banjir itu tepat diwajahku,
merah dan kencang, sedang Ratih masih asyik mengocok kemaluanku. Saat itu aku baru menikmati lagi
kemaluan seorang wanita, setelah kakakku menikah.

Aku mulai menjilati kemaluannya, harum sekali bau sabun dan bau cairan kewanitaanya, dan clitorisnya
sampai memerah dan kuhisap cairan yang sudah keluar, tiba tiba dia berteriak saat kuhisap kemaluanya
keras-keras.

“Masss… I lovvve ittt, babbyy”, dia menjerit dan aku tahu kalau dia lagi klimaks karena kenaluanya
sedang kujilat dan saat itulah aku rasakan cairan wanita lagi selain punya kakakku dulu yang asam-asam
pahit tapi nikmat.

Setelah dia klimaks, dia bilang dia capai tapi aku nggak peduli karena aku belum keluar dan aku bilang
ke dia kalau aku belum puas, saat itulah permainan dilanjutkan.

Dia mulai melakukan gaya anjing dan aku mulai memasukkan kont0lku ke sela-sela pahanya yang
menggiurkan dan aku tarik dorong selama beberapa lama. Baru dijepit pahanya saja, rasanya sudah di
awang-awang. Apalagi kalau kemaluanku bisa masuk ke kemaluanya.

Beberapa lama kemudian, aku bosan dengan gaya itu, dan kusuruh dia untuk berada di bawahku. Ratih
memandangku dengan sayu. Segera kukulum puting payudaranya yang tampak mengeras itu, kontan dia
melenguh hebat.

Ternyata puting payudaranya merupakan titik rangsangnya. Dengan diam-diam aku mulai menempelkan
kemaluanku ke dalam kemaluanya yang ternyata sudah basah lagi. Kugesek gesek dan ku tekan tekan
kemaluanku ke kemaluannya karena aku tidak mau mngambil keperawanannya, karena aku sangat mencintai
dan menyayanginya.

Saat aku berada di atas Ratih, kujilati payudaranya yang memerah dan dia menjerit perlahan dan
mendesah-desah di telingaku dan membuatku tambah bernafsu dan tanpa pikir panjang-panjang lagi, aku
mulai menekannya dengan nafsu dan

“Mass… aku mauuu keluaarrr” dan aku juga menjawabnya

“Em… kayaknya akuu jugaa maauu…” nggak sampai 2 atau 3 detik, badanku dan Ratih sama-sama bergetar
hebat dan aku merasakan ada yang keluar dari kemaluanku diatas kemaluannya dan aku juga merasa ada
yang membasahi kemaluanku dengan amat sangat.

Baca Juga Cerita Sekx Telanjang

Setelah itu, Ratih terdiam karena kelelahan dan aku mulai mencium-ciumi bibirnya yang kecil dan
mukanya. Aku mulai membelai-belai rambutnya dan karena dia terlalu kelelahan dia tertidur pulas.

Keesokan harinya aku terbangun dan melihat Ratih sudah memakai pakaian dan jilbabnya dengan rapi,
kemudian dia memelukku serta berkata

”Mas makasih kamu tidak mengambil keperawanku, padahal aku sudah tidak tahan lagi untuk merasakan
kemaluanmu yang besar itu” Aku tersenyum lalu aku bilang
“selaput daramu nanti akan aku minta pada malam pertama setelah kita menikah nanti”

Setelah kejadian itu, kami sering melakukan lagi tapi hanya sebatas oral dan petting saja.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Kisah Sekretaris Bispak

Cerita Sex Terbaru | Berikut ini berkisah mengenai kegiatan sehari-hari seorang bos dengan sekretaris pribadinya, walaupun
banyak yang munafik dan sok alim menghujat nafsu bejat mereka mereka, namun bagi mereka berdua
semuanya kegiatan ini bagaikan sebuah selingan di tengah kesibukan kerja yang memusingkan kepala. Om
Roby bisa menghilangkan stress serta merasakan kembali darah mudanya bangkit dan membara di usia
tuanya.

Cerita Sex Terbaru Kisah Sekretaris Bispak

Sedangkan Nonoph Sang Sektretaris dengan cara mudah bisa mendapatkan posisi strategis dan kehidupan
yang jauh dari cukup dalam usia yang relatif muda. Orang-orang mungkin akan mengatakan kalau hubungan
mereka adalah sebuah hubungan terlarang yang sama sekali tidak layak untuk dilakukan.

Namun bagi Nonoph dan Om Roby semua ini hanyalah sebuah keisengan yang menyenangkan. Jadi siapakah
yang benar dan yang salah dalam hal ini? Entahlah pikirkan saja sendiri tapi bagi yang ingin menikmati
cerita dewasa ini silahkan berikut cerita ngentot dimulai dari sini ohhh ya cerita dewasa ini inspired
by Pendekar Maboek

Tok… tok… tok… , terdengar suara ketukan dari balik pintu.

Suara ketukan itu cukup mengalihkan perhatian seorang wanita cantik yang kini sedang duduk di belakang
meja kerjanya. Ia kemudian terlihat menghentikan kegiatannya membaca sebuah berkas di dalam map yang
dipegangnya. Wanita berparas cantik nenawan, berkulit putih mulus dan berambut hitam panjang lurus itu
kemudian beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju pintu.

Oh Bapak… , wanita itu tersenyum.

Di depan pintu kini berdiri seorang laki-laki bertubuh tinggi semampai dan tegap. Walaupun sudah
berumur diatas 45 tahun, namun sama sekali kegagahan sang laki-laki tersebut tidak berkurang. Laki-
laki itu adalah Roby Adianto atau sering dipanggil Om Roby, seorang Direktur sebuah perusahaan swasta
yang cukup ternama di kota tersebut. Sedangkan si wanita cantik adalah Nonophna Belovy, 24 tahun,
sekretaris Direksi dan salah satu pegawai muda di perusahaan tersebut.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Boleh Om masuk? .

Wanita cantik itu tertawa kecil. Om ini lucu, yang punya perusahaan kan Om ? Jelas boleh dong masuk ke
ruangan saya he he .

Laki-laki itu hanya tersenyum mendengar perkataan sang sekretaris, kemudian berjalan masuk ke dalam
ruangan. Begitu Nonoph selesai menutup pintu, tiba-tiba sebuah pelukan langsung membekap tubuh
sintalnya dari belakang.

Ah Om nakal… , Nonoph berucap pelan.

Om kangen nih sayang , sebuah kecupan langsung mendarat di pipi dan leher Nonoph.
Jangan disini dong Om ntar ada yang Nonopht .

Nonoph berusaha menghentikan Om Roby yang masih terus mendaratkan ciumannya.

Kenapa sayang? Apa Om tidak boleh mencumbuimu lagi? .
Boleh Om , tapi… .

Om Roby kemudian membalikkan tubuh Nonoph sehingga kini mereka berhadapan. Tanpa sempat melanjutkan
kata-katanya, ciuman langsung mendarat di bibir Nonoph dan membungkamnya. Nonoph pun kini hanya
berdiam diri dan membiarkan Om Roby melumat bibir mungilnya. Laki-laki paruh baya itu mencumbui bibir
sang sekretaris seperti seorang musafir yang menemukan sebuah oase di padang pasir. Bibir Nonoph
dirasakannya seperti seteguk air yang bisa melegakan tenggorokannya yang kering.

Tunggu om… , Nonoph meletakkan telaOm tangannya di bibir Om Roby ketika laki-laki itu kembali hendak
melumat bibirnya.
Kenapa? .Cerita Sex Terbaru

Nonoph tidak menjawab. Dengan perlahan ia melepaskan pelukan Om Roby dan beranjak menuju jendela
kantornya. Wanita cantik itu kemudian menutup tirai jendela kantornya. Om Roby hanya tersenyum melihat
tingkah sang sekretarisnya yang cantik. Laki-laki itu begitu tergila-gila dengan Nonoph sejak pertama
kali wanita cantik itu melakukan tes wawancara.

Bagaimana tidak, dengan wajah cantik, kulit putih, rambut panjang halus, tubuh tinggi semampai dengan
lekukan proporsional pastilah akan membuat siapapun yang melihat Nonoph pastilah akan kehilangan
kewarasannya. Om Roby merasa benar-benar beruntung bisa menikmati keindahan bahkan kehangatan tubuh
sintal nan sempurna tersebut.

Om , ini kan masih siang? , ucap Nonoph sedikit mendesah sambil berjalan mendekati laki-laki tersebut.
Seminggu tidak bertemu denganmu, sungguh benar-bener terasa menyiksa! .
Tapi kan nyuruh saya pergi diklat juga Om ? , dengan manja Nonoph memeluk tubuh atasannya itu dan
mengecup bibirnya.
Iya, itu kan demi kariermu juga makanya hari ini Om ingin sekali melepaskan rindu .
Tapi nanti malam kan bisa? Saya nggak ada acara kok… .
Nggak bisa sayang, Om sudah nggak tahan lagi .

Kembali mereka berciuman dan kali ini meraka lakukan dengan panas, seakan-akan benar-benar ingin
melepaskan seluruh perasaan yang selama ini tertahan. Kedua bibir tersebut saling beradu dan saling
melumat.

Oh… so tasty… .
Do you like it? .
Om Roby mengangguk mantap.
Mau yang lebih? , Nonoph tersenyum menggoda sambil menguap-usapkan jari telunjuknya ke bibir Om Roby.
Sure…! .
Kita cari hotel sekarang? , jari-jari Nonoph kini merambat turun menuruni leher dan kemudian
mempermainkan dasi atasannya.
No… let’s do it here… .
Ah? Here? , kali ini nada suara Nonoph menggambarkan nada penuh keheranan.
Yes…! Here… .

Tiba-tiba saja Om Roby langsung menggendong tubuh Nonoph sehingga membuat sekretaris cantiknya itu
menjerit pelan. Hubungan keduanya memang sudah cukup lama terjalin, sudah hampir 6 bulan lamanya. Om
Roby yang memang menyukai wanita-wanita muda dan Nonoph yang memang memiliki jiwa penggoda membuat
hubungan terlarang itu menjadi semakin mudah terjalin.

Hubungan dua insan berbeda jaman ini ibarat sebuah simbiosis mutalisme, dimana keduanya memang saling
membutuhkan. Om Roby membutuhkan kehangatan percintaan yang sudah tidak bisa lagi ia peroleh dari sang
istri, sedangkan Nonoph membutuhkan penyuplai dana untuk kehidupannya yang cenderung glamor. Keduanya
begitu pandai dan komOm menyembunyikan hubungan cinta terlarang ini, sehingga sampai saat ini bau-bau
perselingkuhan sama sekali belum juga tercium keluar.

Aaoo… , kembali Nonoph menjerit pelan ketika Om Roby mendudukannya di atas meja kerjanya.
Kemudian mereka kembali berciuman dengan panas. Permainan lidah pun kini mulai menghiasi percumbuan
keduanya. Lidah mereka saling bertemu dan bertautan dengan hebat.

Nonoph namOm sama sekali tidak risih harus bercumbu dengan laki-laki yang usianya hampir setara dengan
ayahnya ini. Yang lebih gila lagi, keduanya tidak merasa risih harus bercumbu di kantor dimana jam
masih aktif walaupun kini adalah memang waktu istirahat. Beginilah mungkin yang sering orang-orang
sebut ketika nafsu sudah menjadi raja, maka logika tak akan lagi punya kuasa.

Wangi parfum yang tercium dari sekujur tubuh Nonoph membuat nafsu Om Roby kian menggelora, sehingga
ciuman tidak lagi bisa membasuh panasnya gelora tersebut. Kini tangan laki-laki itu mulai merambah dan
meremasi kedua payudara Nonoph dari balik blazer yang dikenakan wanita cantik tersebut. Ternyata
itupun tidak cukup.

Sambil tetap berciuman tangan nakal Om Roby dengan cekatan membuka satu persatu kancing blazer biru
tua sang sekretaris. Sementara jari-jari lentik Nonoph kini sedang berada di selangkangan sang bos
yang sudah namOm terbuka. ceritasexterbaru.org Jari-jari itu terlihat melakukan tugasnya dengan baik, sehingga membuat
tonjolan yang ada disana menjadi semakin menggunung.

Jangan dibuka Om , nanti nggak keburu makenya , Nonoph menghentikan usaha atasannya yang hendak
membuka kancing kemeja begitu ia selesai melepaskan blazer yang dipakainya.

Terlihat ekspresi kekecewaan di wajah Om Roby yang terlihat sudah ingin sekali menikmati payudara
montok milik bawahannya. Nonoph yang memang sudah berpengalaman dibidang percintaan rupanya mengerti
ekspresi tersebut.

Kok cemberut sih? he he he .
Pengen nyusu… , sahut Om Roby singkat.
Wah ada bayi besar nih minta netek he he he .

Om Roby tidak berkomentar, hanya ekspresi wajahnya saja yang menunjukkan apa yang kini sedang
dirasakannya.

Iya deh saya bukain . Senyuman menggoda kembali tersungging di bibir tipis Nonoph.

Dengan cekatan kemudian wanita cantik itu membuka satu persatu kancing kemeja putih yang dipakainya.
Setelah kancing terakhir terbuka, kemudian jari-jari lentik Nonoph berlahan membuka kaitan bra
berwarna merah muda berenda yang dipakainya dan menggeser posisi cupnya. Kini di depan Om Roby
terpampanglah sebuah gundukan gading kenyal dan padat, dengan puting kecil berwarna coklat yang
menantang. Senyuman pun kembali terpancar di wajah laki-laki paruh baya tersebut.

Aku kangen sekali dengan ini , Om Roby mengusap dan memelintir pelan puting payudara kanan Nonoph.
Aaah… Om genit ah… , Nonoph mendesah pelan.
Kok tambah gede sih? , kini tangan kanan Om Roby mendarat dan meremas payudara kiri sang sekretaris.
Gara-gara Om tuh… .
Lo kok gara-gara Om ? .

Nonoph tersenyum kecil.

Om sih suka ngemutin makanya jadi bengkak nih he he .
Ih kamu ini ya, benar-benar menggemaskan he he .

Om Roby merangkulkan kedua tangannya di pinggang Nonoph yang sedang duduk di atas meja. Sebuah kecupan
kemudian mendarat mulus di bibir mungil si wanita cantik.

Mau diNonopht aja nih Om ? Rugi dong dibuka? , Nonoph melirik nakal ke arah kedua payudaranya yang
memang kini sedang menganggur .
Nggak dong… , selesai berucap puting payudara kanan Nonoph langsung amblas ke dalam mulut Om Roby.
Dengan penuh nafsu Om Roby melahap kedua payudara montok itu secara bergiliran.

Nonoph sendiri namOm menikmati sekali sedotan dan permainan lidah Om Roby pada kedua payudaranya.
Belum lagi remasan tangan Om Roby yang tak kalah membangkitkan nafsunya. Sambil menggigit bibir
bawahnya menahan geli, wanita cantik itu mengelus-ngelus rambut atasannya. Kini Nonoph terlihat
seperti seorang wanita yang sedang menyusui bayi besarnya.

Oooh… , desah Nonoph pelan ketika Om Roby sedikit menggigit puting payudaranya.
Toketmu benar-benar luar biasa sayang, padat dan kenyal! , sebuah kecupan dan pagutan mendarat kembali
di bibir Nonoph.
Om suka? .
Suka banget! .
Just enjoyed it, it’s all for you… .Cerita Sex Terbaru

Sambil tetap menikmati kepadatan payudara Nonoph, berlahan tangan kanan Om Roby merayap turun merabai
kedua betis sang wanita yang kini dalam posisi menjuntai di atas meja. Permukaan betis mulus tersebut
terasa begitu lembut dan halus. Tangan dan jari-jari itu terus merayap naik sehingga menimbulkan
sensasi geli di sekujur tubuh Nonoph.

Apalagi ketika tangan Om Roby berlahan masuk ke dalam rok span pendek yang dikenakannya dan terus
merabai permukaan pahanya. Nonoph yang memang telah mengangkang lebar memudahkan akses masuk tangan
atasannya tersebut menuju selangkangannya. Kini Nonoph bisa merasakan jari-jari tangan Om Roby telah
menyentuh permukaan celana dalamnya yang berenda.

Udah basah ya sayang? , Om Roby melepaskan bibirnya dan tersenyum kecil.
Nonoph hanya mengangguk pelan dan mendesah. Aaah… .
Rok span biru tua itu semakin tinggi terangkat ketika tangan Om Roby berada di dalam celana dalam
Nonoph dan mulai merabai bulu-bulu halus yang ada disana.
Aaakh… geli om , Nonoph berteriak pelan ketika dengan iseng Om Roby menekan klitorisnya.
Geli tapi enak kan? He he .
Ih, Nonoph jangan digodain dong Om kan malu .
Kalo nggak digodain terus mau diapain dong? He he .
Mau dicium… .

Om Roby pun langung mendekatkan bibirnya ke bibir Nonoph, namun wanita cantik itu menghentikannya.
Tapi ciumnya nggak di sini , Nonoph menunjuk ke arah bibirnya.

Om Roby mengerutkan keningnya.

Terus dimana? .
Di situ… , Nonoph kemudian menunjuk ke arah selangkangannya dan tersenyum menggoda.
Ha ha ha kamu benar-benar wanita nakal .

Om Roby menggeleng-gelengkan kepalanya. Kemudian laki-laki paruh baya itu memasukkan kedua tangannya
ke dalam rok sekretarisnya dan mulai menarik turun celana dalam wanita cantik tersebut. Nonoph sendiri
terlihat membantu Om Roby dengan sedikit mengangkat pantatnya dari meja.

Setelah berhasil membukanya, Om Roby namOm tersenyum melihat kain mungil di tangannya. Modelnya begitu
tipis, berenda dan menerawang. Jelas sekali celana dalam G-string merah muda itu memang dipakai oleh
pemiliknya bukan untuk menutupi apapun. Om Roby pun meletakkan kain mungil itu di atas kursi.

G-string? .
Yeah…! He he he .
Kalo begitu kamu musti sering-sering ngangkang di depan Om he he he .
Lo ini kan udah ngangkang? .
Oh iya he he he .

Nonoph memasukkan tangan kanannya ke dalam rok dan mulai mengelus-ngelus permukaan memeknya memang
yang sudah basah. Ayo dong buruan di cium… .

Laki-laki paruh baya itu kemudian berjongkok di depan meja dan melepaskan kedua sepatu high heels yang
dipakai Nonoph. Setelah itu ia mulai menciumi jari-jari kaki wanita cantik tersebut secara bergantian.
Nonoph namOm kegeNonophn ketika ciuman atasannya mulai mendarat di telaOm kakinya. Ciuman Om Roby
kemudian mulai merambah naik menuju kedua betis dan terus naik menuju paha sang sekretaris. Permukaan
kulit kaki mulus Nonoph membawa sensasi tersendiri dalam diri Om Roby ketika menciumnya.

Benar-benar putih, bersih, wangi dan indah.
Siap-siap untuk menerima aksi lidahku he he .

Nonoph hanya tersenyum mendengar peringatan dari atasannya tersebut. Om Roby kemudian membuka lebar
kedua paha sekretarisnya tersebut. Kini terlihatlah dengan jelas sebuah lubang kenikmatan dengan
bulu-bulu halus tipis di sekitarnya. Lubang kenikmatan yang selalu mampu membuatnya terbang melayang.

Masih begitu sempit dan sekat walaupun Nonoph mengakui dengan jujur kepada Om Roby kalau memeknya
tersebut sebelumnya udah pernah dipakai oleh beberapa laki-laki selain dirinya. Om Roby sama sekali
tidak mempermasalahkan hal tersebut, karena dirinya sendiri juga sudah sering tidur dengan beberapa
wanita muda lainnya. Justru laki-laki paruh baya itu menyukai gaya permainan Nonoph yang memang sudah
sangat profesional .

Oooh… om… , Nonoph melenguh panjang ketika sang bos mulai menjilati lubang surganya.

Kepala Om Roby kini telah hilang di dalam rok Nonoph. Wanita cantik itu sendiri kini hanya bisa
merasakan lidah atasannya tersebut menari-nari dengan lincah di selangkangannya. Rasa geli dan
sekaligus rasa nikmat yang luar biasa seakan-akan menjalar hebat di sekujur tubuh Nonoph. Sambil
memilin-milin putingnya sendiri Nonoph menikmati betul jilatan, sedotan dan kadang tusukan lidah sang
bos.

Dalam keadaan seperti ini tidak lagi terdapat strata diantara mereka. Om Roby yang dalam kondisi
normal adalah atasan Nonoph, kini dalam keadaan terbakar nafsu rela merendahkan dirinya dengan
berjongkok sambil menjilati selangkangan bawahannya.

Aaahh… oooh… aaahh… , kepala Nonoph namOm mendongak menahan rasa nikmat yang menyerang memeknya. Lidah
Om Roby yang terus menari-nari dan menusuk-nusuk lubang kenikmatannya benar-benar memberikan sensasi
yang luar biasa disekujur tubuh Nonoph.

Sruuup… sruuup… .
Sruuup… sruuup… .

Suara decakan terdengar dari dalam rok span Nonoph, menandakan daerah selangkangan tersebut sudah
mulai basah dan membanjir.

Om Roby mengeluarkan kepalanya dari dalam rok Nonoph. Bagaimana? Enak ciuman Om ? He he he .

Enak banget! , Nonoph mengangguk dan tersenyum kecil.

Laki-laki itu kemudian kembali memasukkan kepalanya ke dalam rok sang sekretaris. Aroma wangi cairan
memek Nonoph membuat birahi Om Roby semakin membara. Ia pun semakin Nonophr melahap lubang kenikmatan
beserta dengan cairan cinta yang membasahinya. Bulu-bulu lembut yang menutupi areal lubang tersebut
sama sekali tidak dirasakan mengganggu oleh Om Roby, justru keberadaan bulu-bulu itu menambah sensasi
geli di sekitar wajah laki-laki paruh baya tersebut.

Tok… tok… tok…!! , ketika kedua kedua insan terlihat sedang asyik bercengkrama tiba-tiba terdengar
suara ketukan dari balik pintu.

Sedetik setelah terdengar ketukan, Nonoph yang sedang mengangkang di atas meja kerjanya namOm
mendorong kepala Om Roby keluar dari dalam rok span biru tuanya. Begitu kepala itu terlepas dari
selangkangannya Nonoph langsung meloncat dari posisi duduknya di atas meja. Ia menurunkan roknya yang
tadi terangkat dan mencoba merapikannya.

Begitu pula dengan bra dan kemeja yang dikenakannya yang masih n terbuka dengan buru-buru berusaha ia
rapikan. Satu demi satu kancing kemeja tersebut dikancingkannya kembali dengan cepat. Begitu selesai
dengan segera pula ia kembali mengenakan blazer yang tadi tergeletak di atas meja kerjanya.

Om Roby sendiri tak kalah sibuknya dengan sang sekretaris. Dengan cepat ia menyeka mulutnya yang namOm
belepotan dengan cairan memek Nonoph. Ia lalu merapikan dasi dan kemejanya. Nonoph sendiri kini masih
terlihat sibuk mengenakan sepatunya.

Ketika kedua sepatu berhasil dikenakan kembali, Nonoph lalu menyambar beberapa map dan meletakkannya
di atas meja. Mereka lalu namOm berpura-pura sedang sibuk memeriksa file-file di dalam map tersebut.
Beruntung semuanya bisa dilakukan dengan cepat karena ketukan kedua segera menyusul terdengar beberapa
detik kemudian.Cerita Sex Terbaru

Masuk! , Nonoph berteriak pelan ketika mereka berdua telah siap berdiri di depan meja kerja.

Namun baru pintu ruangan terbuka sedikit, sekilas Nonoph melirik ke arah kursi kerjanya. Disana masih
teronggok sebuah celana dalam G-string berwarna merah muda miliknya. Langsung saja Nonoph menyambarnya
dan memasukkan sepotong celana dalam mini tersebut ke dalam saku blazernya. Om Roby hanya tersenyum
melihat hal tersebut yang kemudian disambut senyuman pula oleh Nonoph.

Lalu masuklah Ayu, salah satu staf kantor dengan memegang beberapa map. Ia sedikit terkejut ketika
melihat Om Roby berada di ruangan Nonoph. Ia kemudian sedikit tersenyum dan memberi hormat dengan
sedikit mengangguk ke arah Om Roby. Perbuatan Ayu itu kemudian dibalas senyuman juga oleh Om Roby.

Maaf Mbak Nonoph saya tidak tahu kalau Mbak Nonoph ada tamu .

Nggak apa-apa kok, Om Roby cuma bantu saya mengerjakan beberapa laporan kok , Nonoph mencoba menutupi
aktifitas yang baru saja mereka berdua lakukan tadi.

Memang ada apa ya Win? .
Ini Mbak tadi Om Tio meminta saya menyampaikan berkas ini ke Mba Nonoph, katanya tolong dibuat
rangkumannya sebagai bahan presentasi di acara sosialisasi besok pagi .
Oh, gitu ya? Ya udah berkasnya kamu taruh saja dulu disini, bilang ke Om Tio besok pagi rangkumannya
akan saya serahkan langsung di ruangannya .

Ayu lalu meletakkan berkas-berkas tersebut di atas meja kerja Nonoph, Kalau begitu saya permisi dulu
Mbak .

Oh iya Win, kamu nggak back up datanya dalam bentuk softcopy? .
Sudah Mbak, sudah saya taruh juga di dalam map .
Kalau begitu makasi ya… .
Sama-sama Mbak , kemudian Ayu melemparkan senyum ke arah Om Roby. Saya permisi om .

Om Roby hanya mengangguk pelan.

Kemudian Ayu berjalan menuju pintu diikuti oleh Nonoph dari belakang. Sejenak mereka berdua terlihat
bercakap-cakap sebelum akhirnyaAyu keluar dari ruangan tersebut. Nonoph menutup pintu ruangannya dan
kemudian menguncinya. Wanita cantik itu cukup bersyukur tadi Ayu sempat mengetuk pintu sebelum masuk.
Akibat nafsu yang telah membara membuat dirinya lupa kalau pintu ruangannya belum terkunci.

Tentu skandal dirinya dan sang bos bisa saja terkuak apabila tadi Ayu masuk dengan tiba-tiba dan
menyaksikan adegan layak sensor yang mereka lakukan tadi. Berlahan Nonoph kemudian berjalan mendekati
Om Roby yang kini namOm bersandar pada meja kerjanya.

Om , saya dapat tugas nih dari Om Tio, sepertinya yang tadi musti kita tunda dulu… .

Nonoph tersenyum menggoda sambil memegang dasi yang dikenakan oleh atasannya tersebut. Kemudian dengan
berlahan wanita cantik itu membuka simpul dasi Om Roby dan melepaskannya. Dengan cekatan pula Nonoph
membuka dua kancing kemeja teratas yang dipakai sang bos.

Walaupun dari mulutnya keluar kata-kata seolah-olah Nonoph ingin menghentikan semua kegilaan mereka
tadi, namun gerak tubuhnya justru menunjukkan hal yang sebaliknya. Melihat senyuman nakal Nonoph dan
tingkah menggodanya kembali mengundang nafsu birahi Om Roby yang tadi sempat menghilang.

Udah tugasnya nantian saja dibuatnya, nanti Om yang bakal bilang langsung ke Om Tio kalau kamu dapat
dispensasi hari ini, jadi tugasnya baru bisa diserahin besok siang, nanggung banget nih lanjutin yang
tadi yuk! , Om Roby yang namOm sudah mulai terbakar birahi langsung membekap tubuh sintal Nonoph.

Ih kok galak banget sih Om ? , kembali Nonoph melemparkan senyum genitnya.
Iya nih, yang bawah udah nggak tahan sih he he .
Mana? Coba saya cek dulu… .

Wanita cantik itu kemudian merabai selangkangan atasannya tersebut. Jari-jari lentik Nonoph meremas-
remas selangkangan Om Roby yang memang sudah namOm menggunung.

Gimana? Udah siap tempur kan? .
Nggak kerasa Om , kayaknya musti dibuka dulu nih he he he .

Nonoph mencium pipi Om Roby dan kemudian berlahan mengambil posisi berjongkok di depan atasannya
tersebut. Pelan-pelan jari-jari Nonoph menari-nari membuka sabuk dan resleting celana panjang yang
dipakai Om Roby. Kemudian celana kain itu dilorotkan berikut dengan celana dalamnya, sehingga kini
dihadapan Nonoph terpampang sebuah batang tegang namun terlihat belum berukuran maksimal.Cerita Sex Terbaru

Ah masih belum siap nih Om ! , sambil masih dalam posisi jongkok Nonoph melemparkan tatapan nakal ke
arah atasannya.

Oh belum ya? .

Nonoph kemudian mengerlingkan matanya. Iya Om , kalo segini mana kerasa… .

He he he kalo gitu kamu tau dong musti ngapain? .
Ih Om genit deh! .

Om Roby mengelus-elus kepala Nonoph, sementara jari-jari lentik Nonoph kini sudah bekerja dengan
sempurna mengocok-ngocok batang di hadapannya itu. Tak perlu waktu lama ketika Kontol itu mulai namOm
keluar masuk ke dalam mulut si wanita cantik. Dengan telaten Nonoph menjilati, mengulum dan mengocok
Kontol Om Roby sehingga mengakibatkan Kontol itu semakin menegang dan membesar.

Nonoph memang memiliki spesialisasi dalam melakukan oral sehingga Om Roby dibuatnya merem-melek
keenakan merasakan permainan lidah dan mulutnya. Dengan bergantian Nonoph menjilati Kontol Om Roby dan
juga buah zakarnya. Kuluman mulutnya juga divariasikan dengan kocokan tangan guna memberi waktu
baginya untuk menarik nafas. Wanita cantik itu juga sedikit membasahi batang berurat tersebut dengan
ludah guna memudahkannya melakukan kocokan.

Cukup sayang… , Om Roby memegang pundak Nonoph dan kemudian membantunya berdiri.

Entah kenapa laki-laki paruh baya itu pun meminta Nonoph menghentikan layanan oral-nya. Mungkin Om
Roby tidak ingin langsung mencapai puncak permainan tanpa merasakan nikmatnya jepitan memek sang
sekretaris. Kemungkinan juga Om Roby cukup menyadari kalau waktu yang mereka miliki kini tidaklah
banyak lagi dan tempat yang juga kurang mendukung, sehingga memilih untuk meloncati tahap foreplay dan
langsung meloncat ke sesi penetrasi.

Kenapa Om ? Om nggak suka dengan pelayanan saya? .
Bukan gitu, tapi sekarang giliran Om yang bikin kamu enak he he he .

Nonoph yang semula keheranan langsung tersenyum dan mencubit pinggang atasannya tersebut. Rupanya
Nonoph bisa menangkap maksud atasannya yang ingin segera melakukan penetrasi.

Om nakal deh he he he .
Ha ha ha ayo kasi Nonopht dong bagian yang enak-enak itu .

Om Roby kemudian berlahan mendorong pelan tubuh Nonoph sehingga mentok di ujung meja. Nonoph sendiri
namOm membuka blazer yang dikenakannya dan melemparnya kembali ke atas kursi. Sementara itu di waktu
yang bersamaan Om Roby terlihat mengangkat rok span wanita cantik itu dan mulai merabai bulu-bulu
lembut di sekitar wilayah selangkangan tersebut. Mereka kemudian kembali berciuman.

Mau netek lagi? He he , dengan nakal Nonoph mempermainkan kancing kemejanya.
Dibuka aja, siapa tau nanti Om haus he he he .
Ih Om ini…! .

Nonoph pun menuruti kemauan Om Roby. Ditengah rabaan tangan sang bos diselangkangannya, Nonoph dengan
berlahan membuka satu per satu kancing kemejanya. Saat kancing terakhir terbuka, tanpa dikomandoi
Nonoph membuka kaitan bra merah muda berenda yang dipakainya. Walaupun semua pakaian tersebut masih
tetap melekat pada tubuhnya, namun sama sekali tidak berguna buat menutupi bagian atas tubuh Nonoph.
Kedua payudara montok sang sekretaris kini terekspos bebas berikut dengan kedua puting coklat
kecilnya.

Mimik cucu dulu ah… .
Aaaoo… geli ah om… .

Nonoph bergelinjang ketika puting payudara kanannya amblas ke dalam mulut Om Roby. Payudara kiri pun
mendapatkan perlakukan yang sama. Keduanya bergiliran dihisap dan diemut oleh Om Roby. Sedangkan
tangan kanan laki-laki paruh baya itu sendiri masih sibuk merabai selangkangan Nonoph. Jari-jari
tangan Om Roby merasakan permukaan memek Nonoph masih cukup lembab dan basah sehingga ia pun tak
merasa perlu memberikan rangsangan lagi.

Apalagi Nonoph sendiri sudah namOm begitu bernafsu, dimana terlihat dari wajahnya yang mulai memerah.
Om Roby menghentikan kulumannya di payudara Nonoph. Dengan tangan kanan Om Roby kemudian mengarahkan
Kontolnya dan mengusap-usap ujungnya dipermukaan memek sang sekretaris.

Om… jangan diusap-usap aja, masukin dong… , Nonoph merajuk manja.
He he he udah nggak tahan ya? .
Iya nih… .
Beneran nih nggak tahan? , Om Roby menggoda Nonoph.
Nonoph yang memang sudah sejak tadi bergairah langsung mengkerutkan keningnya kesal. Aaaa… Om gitu
deh, saya ngambek nih… .

Tingkah manja dan genit Nonoph kala kesal justru membuat birahi Om Roby semakin meninggi. Iya deh
jangan ngambek dong, siap-siap ya… .

Aaakkh…! , Nonoph berteriak tertahan ketika akhirnya Kontol Om Roby menghujam deras ke dalam memeknya.
Ooohh… oohh… oohh… , desahan mulai keluar dari mulut Nonoph seiring kocokan Kontol atasannya.

Om Roby sendiri merasakan jepitan memek sang sekretaris begitu kencang karena sudah hampir seminggu
lebih ia tidak menikmatinya. Kocokan Om Roby yang semakin mengencang membuat Nonoph menggunakan kedua
tangannya untuk menahan tubuhnya yang mulai bergoncang. Kedua tangan Nonoph mencengkeram erat ujung
meja yang berada di belakangnya.

Suka sayang? .
Su… suka banget, yang ken… kenceng Om ! .
Yang kenceng? .
Iya… kocoknya yang kenceng oooh… .

Menyadari kalau saat ini mereka sedang berada di kantor, Nonoph berusaha sekuat tenaga untuk menahan
teriakan penuh kenikmatan yang keluar dari mulutnya. Namun rupanya rasa nikmat seakan sudah menyerang
hampir sekujur syaraf tubuhnya, sehingga ia tak kuasa untuk bertahan. Akhirnya ia memilih untuk
memeluk tubuh Om Roby dan mencium bibirnya guna meredam desahan dan erangan yang hendak keluar dari
mulutnya.

Nonoph kini namOm kian pasrah menerima lumatan bibir dan juga remasan demi remasan di dadanya.
Walaupun kemejanya masih terkancing rapat, namun Nonoph bisa merasakan kalau bra yang ada di dalamnya
tak lagi terpasang pada posisi yang tepat akibat remasan tangan Om Roby.

Ciuman dan lumatan pun tak henti-hentinya menghujani bibir Nonoph, begitu pula dengan lehernya.
Apalagi disaat yang bersamaan genjotan Kontol laki-laki paruh baya itu terasa semakin kencang
menghujam ke dalam memek Nonoph. Tak perlu waktu lama untuk membangkitkan kembali gelora gairah yang
tadi sempat menghilang diantara keduanya.

Ooh… Nonoph memekmu nikmat sekali… .

Muncul sebersit rasa bangga dalam diri Nonoph mendengar pujian yang keluar dari mulut sang bos. Paling
tidak ia merasakan kalau dirinya jauh lebih cantik dan menarik ketimbang istri Om Roby. Wanita cantik
itu tahu benar kalau posisinya di Perusahaan ini sangatlah ditentukan oleh kemampuannya memuaskan sang
atasan.

Maka dari itu ia selalu berusaha merawat wajah dan tubuhnya, terutama bagian lubang surgawinya agar
selalu keset dan wangi. Selain itu ia juga sadar harus selalu memberikan pelayanan spesial agar sang
bos tidak berpaling kepada pegawai wanita lain yang mungkin berumur lebih muda dari dirinya.

Kontol Om juga nikmat banget! .
Oya? .
Iya Om , luar biasa, terus kocok om… terus… aaahh… .

Sebagai seorang wanita yang sudah sangat berpengalaman memuaskan berbagai macam tipe laki-laki, Nonoph
juga tahu benar kalau memuji kemampuan sang laki-laki adalah sebuah kewajiban dalam bercinta. ceritasexterbaru.org Pujian
yang tepat akan meningkatkan ego sang laki-laki dan pujian itu akan membuatnya seolah-olah memiliki
kemampuan luar biasa, walaupun kadang kenyataannya tidaklah demikian.

Namun khusus untuk Om Roby, Nonoph sama sekali tidak perlu harus berpura-pura karena Kontol besar
milik laki-laki paruh baya itu memang benar-benar mampu membuatnya melayang. Tak terasa sudah hampir
sepuluh menitan Kontol Om Roby mengaduk-ngaduk lubang memek Nonoph dalam keadaan berdiri.

Oooh… aaah… , Nonoph masih terus berusaha menahan desahannya, ditengah lesakan Kontol Om Roby dalam
memeknya. Sementara itu tangan kanan Om Roby namOm nakal meremasi payudara Nonoph .
Oooh… aaah… .
Balik dong sayang, pengen masuk dari belakang nih . Nonoph menurut.

Setelah Om Roby mencabut Kontolnya, ia langsung membalikkan tubuhnya dan mengambil posisi nungging.
Nonoph kembali menggunakan kedua tangannya sebagai penumpu di meja kerjanya. Kemudian wanita cantik
itu menoleh ke belakang dan melihat Om Roby sedang menatap nanar ke arah bongkahan pantatnya sambil
mengocok-ngocok Kontolnya sendiri.

Nonoph kemudian mengangkat rok spannya dan mulai menggoyang-goyangkan pantatnya guna menggoda
atasannya tersebut. Dengan gaya nakal bak call girl profesional, Nonoph menjilati jari-jari tangan
kirinya kemudian mengusap-usap permukaan memeknya sendiri. Lalu wanita cantik itu memasukkan dua
jarinya ke dalam lubang memeknya dan mulai mengocoknya.

Nonoph memasang ekspresi wajah horny sambil menggigit bibir bawahnya. Om Roby terlihat tak tahan
melihat ekspresi wajah Nonoph langsung mendekat sambil mengacungkan Kontolnya yang sudah tegang
maksimal

You’re so deam bitchy secretary…! .
Tapi Om suka kan? .
Suka banget… you make me turn on very high… .
Terus nunggu apa lagi Om ? Fuck me… fuck me hard! .

Nonoph membuka kedua kakinya semakin lebar seolah-olah ingin mempersilakan Kontol Om Roby untuk
memasuki dirinya. Kini sebuah pantat montok dengan memek merah basah terekspos dengan bebas siap
merasakan sebuah kenikmatan duniaei. Om Roby terlihat semakin membelalak menyaksikan pemandangan indah
di depannya.

Walaupun ini bukan pertama kalinya, namun tetap saja setiap kali melihat memek Nonoph seakan
memberikan sensasi luar biasa dalam otak Om Roby. Sebuah batang tegak keras namOm mencuat diantara
selangkangan laki-laki paruh baya itu. Dengan terburu-buru Om Roby langsung melepas sepatunya dan
kemudian disusul dengan celana panjang berikut celana dalamnya. Agaknya laki-laki paruh baya itu
merasa pakaiannya itu sedikit mengganggu dalam melakukan penetrasi di awal persetubuhan mereka tadi.

Aaaakkh…!!! .

Nonoph tidak bisa lagi menahan lenguhan panjang yang keluar dari mulutnya. Ini karena ternyata Om Roby
tidak memasukkan Kontolnya ke dalam memeknya namun ke dalam lubang duburnya. Batang besar itu kini
namOm mulai menggenjot lubang sempit tersebut. Si pemilik batang pun namOm mulai merem-melek merasakan
kenikmatan luar biasa dari jepitan lubang anus sekretarisnya tersebut.

Sedangkan Nonoph sendiri terlihat meringis menahan sakit karena sejujurnya ia sama sekali tidak siap
menerima serangan pada lubang pantatnya. Wanita cantik itu namOm mencengkeram pinggir meja dengan
sekuat-kuatnya dan menggigit bibirnya berusaha untuk menahan rasa sakit. Nonoph tahu benar kalau ia
sama sekali tidak bisa melakukan protes atas perbuatan Om Roby ini. Om Roby adalah atasannya dan
tugasnya adalah memuasakan sang atasan, jadi Om Roby berhak memilih lubang manapun yang ia suka untuk
dimasuki.Cerita Sex Terbaru

Aaakkh… om… pelan-pelan… sakit… .
Oooh… ooh… .
Aaakkkh… Paaakk… .

Mulut Nonoph ternganga lebar ketika Om Roby kian mempercepat genjotan Kontolnya. Lubang anus Nonoph
yang memang masih kering dan belum terlumasi terasa robek dan melar ketika intensitas batang besar itu
kian meninggi menghujam ke dalamnya. Tanpa bisa ia tahan bulir air mata terlihat mengalir dari pinggir
mata lentik Nonoph.

Oooh… sempit banget pantatmu Nonoph! .
Aaakkh… aaakkh…Paakk…!! .
Oooh… .
Sa… sakit om… aaakhh…! .

Ini memang bukanlah anal seks pertama bagi Nonoph. Beberapa kali ia sudah pernah melakukannya dengan
Om Roby maupun beberapa laki-laki lainnya, namun tanpa persiapan tentunya anal seks sangatlah
menyakitkan bagi si pemilik lubang. Penderitaan Nonoph barulah usai setelah beberapa menit kemudian Om
Roby akhirnya menghentikan genjotannya dan menarik Kontolnya.

Rasa perih dari lubang pantat Nonoph masih begitu terasa menyiksa, selepas genjotan yang mendera
pantatnya tadi. Namun belum juga Nonoph dapat menghirup udara dan mengatur nafas, Om Roby kembali
menghujamkan Kontolnya. Kali ini Kontol besar itu menghujam deras ke dalam memek sang sekretaris
cantik.

Ooooh….!! , kembali Nonoph harus melenguh panjang.
Aaah… Nonoph… .
Om Roby… ooohh… .

Wanita cantik itu bersyukur dalam hatinya, karena paling tidak kali ini Om Roby memilih lubang
memeknya untuk dinikmatinya. Nonoph pun kini mulai bisa ikut menikmati persetubuhan tersebut. Bahkan
kini ia terlihat ikut menggoyangkan pinggulnya agar lubang kenikmatannya dapat memberikan jepitan
maksimal. Rasa sakit yang semula memderanya kini mulai berganti menjadi rasa nikmat yang teramat
sangat.

Sadar kalau waktu yang mereka miliki kian menipis sebelum waktu makan siang berakhir, Om Roby pun kian
mempercepat genjotannya. Laki-laki paruh baya itu berusaha menghujam-hujamkan Kontolnya secepat dan
sedalam mungkin. Tubuh Nonoph sendiri dibuatnya berguncang-guncang hebat dan membuat wanita cantik itu
terus mendesah-desah.

Dikit lagi sayang…! .
I… iya Om , dikit lagi nih, terus… yang dalem… .
Oooh…. oooh…. .
Aaaahh…. sayang memekmu… .

Keduanya mulai merancau tak karuan menandakan kalau mereka telah berada diambang klimaks. Walau
keduanya sudah merasa bak melayang ke angkasa, namun keduanya masih tetap berusaha menyadarkan diri
mereka kalau saat ini mereka sedang bercinta di ruang publik.

Rasa nikmat yang semakin kencang mendera membuat keduanya kian sulit menahan teriakan dan desahan yang
terus keluar dari mulut mereka masing-masing. Seandainya mereka ada di tempat yang aman mungkin
keduanya akan berteriak sekencang-kencangnya guna menunjukkan betapa hebatnya persetubuhan mereka saat
itu.

om… Nonoph dapeeet…!! .
Tahan sayang, tahan dikit lagi… .
Aaaakkkh….! , Nonoph melenguh hebat.

Kepalanya terdongak dengan mata terpejam. Di tengah genjotan Kontol Om Roby yang menggila wanita
cantik itu mencapai puncak.

Tak lama setelah itu, Om Roby juga semakin menampakkan ekspresi wajah yang kian memerah.

Nampaknya ia juga sudah tidak kuat lagi menahan gejolak rasa yang akan segera menderanya. Laki-laki
paruh baya itu akan segera menyusul mencapai puncak permainan.

Sayang… isepin kontol Om ! .

Om Roby mencabut Kontolnya. Nonoph nampaknya tak sempat menikmati sensasi klimaks yang baru saja
melandanya. Dengan sigap wanita cantik itu berjongkok dan memasukkan Kontol Om Roby ke dalam mulutnya.
Kontol itu langsung namOm keluar masuk ke dalam mulut Nonoph, karena Om Roby ikut mengocok-
ngocokkannya dengan kuat.

Sesekali Nonoph mengocok-ngocok batang tegang itu dengan tangan untuk kemudian mengulumnya kembali.
Tak lama Kontol itu pun sudah terasa berkedut-kedut hebat.Cerita Sex Terbaru

Oooh….!!! , kini giliran Om Roby yang melenguh panjang.

Semburan demi semburan sperma langsung menyemprot ke dalam mulut Nonoph. Wanita cantik dengan sabar
menerima semburan sperma atasannya dan menampungnya di dalam mulutnya. Ketika semburan terakhir
keluar, berlahan Kontol Om Roby menyusut dan mengecil di dalam mulut sekretarisnya.

Begitu Kontol tersebut tercabut dari dalam mulutnya, Nonoph sedikit membuka mulutnya. Mulut wanita
cantik itu kini terlihat dipenuhi oleh cairan kental berwarna putih. Dengan cepat Nonoph kemudian
menelan cairan tersebut sampai habis.

Sini Om saya bersihkan .

Setelah cairan sperma Om Roby habis tertelan, Nonoph mengambil Kontol atasannya tersebut dan kembali
mengulum dan menjilatinya. Dengan telaten Nonoph menjilati buah zakar Om Roby dan juga batang serta
ujung Kontolnya guna membersihkan sisa-sisa sperma yang ada.

Berdiri sayang! .

Om Roby membantu Nonoph berdiri. Kemudian laki-laki paruh baya itu memeluk tubuh sekretarisnya
tersebut dan mencium bibir mungilnya. Lama sekali mereka berpagutan seolah-olah Om Roby ingin
menunjukkan rasa terima kasihnya atas pelayanan sang sekretaris.

Makasi ya sayang… .
Sama-sama om .
Kamu puas hari ini? .
Puas banget! He he .
Kembali mereka saling berpagutan.
Om masih kangen nih, malam ini Om nginep di tempatmu ya? .
Lo istri Om bagaimana? .

Dia ada kunjungan kerja dengan teman-temannya, jadi tidak apa-apa kalau malam ini Om nggak tidur di
rumah .

Aduh kayaknya malam ini saya harus lembur nih he he he .
Ha ha ha iya dong! Tapi tenang uang lemburnya ada kok .
Beneran ya? .
Tenang saja… apa sih yang nggak buat sayangku ini .
Hhhmm… gombal! .

Mereka pun tertawa sambil berpelukan mesra. Kemudian Om Roby mengenakan kembali celananya, merapikan
kemeja dan memakai dasinya. Setelah selesai merapikan pakaiannya laki-laki itu duduk di sofa sambil
mengenakan kembali kaos kaki dan sepatunya. Nonoph sendiri namOm mengambil tissue dan melap lubang
memek dari sisa-sisa cairan hasil percintaan mereka tadi.

Baca JUga Cerita Seks Lidah Yang Nakal

Setelah itu wanita cantik tersebut merapikan kembali bra, kemeja berikut dengan rok span yang
dipakainya. Ia juga mengenakan kembali sepatu high heels-nya. Sekilas Nonoph menyempatkan diri untuk
sedikit menata kembali rambut panjangnya yang terlihat sedikit kusut dan tak beraturan di depan kaca.

Lo kok celana dalamnya nggak dipake sih? .
Ntar aja Om , mau pipis dulu nih .
Ih ntar ada yang ngintip lo he he .
Kan cuma Om yang tau kalo saya seliweran di kantor nggak pake celana dalam he he .
Oh you’re so nauthy… he he he , Om Roby lalu meremas pantat Nonoph. Sang sekretaris hanya berteriak
pelan.
Kalau begitu Om balik ke ruangan sekarang .
Iya om… .
Inget lo nanti malem… .
Siap bos! , Nonoph mengerlingkan matanya nakal.

Begitulah Cerita sex sehari-hari kegiatan Nonoph, sang sekretaris di kantornya bersama om roby sang
bosnya sendiri.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

***

Kejutan

Cerita Sex Terbaru | Hari itu adalah hari Minggu sebulan setelah peristiwaku di vila bersama Pak Imam dan Muklas ,selama ini aku belum ke sana lagi akibat kesibukan kuliahku. Hari Minggu itu aku pergi ke sana untuk refreshing seperti biasa karena Seninnya tanggal merah atau libur. Kali ini aku tidak sendiri tapi bersama 2 orang teman cewekku yaitu Kiki dan Indah, kami semua adalah teman akrab di kampus, sebenarnya geng kami ini ada 4 orang, satu lagi si Ratna yang hari ini tidak bisa ikut karena ada acara dengan keluarganya.

Cerita Sex Terbaru Kejutan

Kami sama-sama terbuka tentang sex dan sama-sama penggemar sex, Kiki dikaruniai tubuh putih bersih tinggi semampai dengan payudara yang bulat montok berukuran 38B yang membuat pikiran kotor para cowok melayang-layang, beruntunglah mereka karena Kiki tidak sulit diajak ?naik ranjang? karena dia sudah ketagihan sex sejak SMP.
Sedangkan Indah mempunyai wajah yang imut dengan rambut panjang hitam yang indah, bodynya pun tidak kalah dari Kiki walaupun payudaranya lebih kecil, namun dibalik wajah imutnya ternyata Indah termasuk cewek yang lihai memanfaatkan cowok, sudah berkali-kali dia ganti pacar gara-gara sifat materenya. Sedangkan aku sendiri sepertinya kalian sudah tahulah cewek seperti apa aku ini dari cerita-ceritaku dulu.
Baiklah, sekarang kita kembali ke kejadian hari itu yang rencananya mau mengadakan orgy party setelah sekian lama otak kami dijejali bahan-bahan kuliah dan urusan sehari-hari. Waktu itu Kiki protes karena aku tidak memperbolehkannya mengajak teman-teman cowok yang biasa diajak, begitu juga Indah yang ikut mendukung Kiki karena pacarnya juga tidak boleh diajak.
?Emangnya lu mau ngundang siapa lagi sih Ni, masa si Chevy aja ga boleh ikutan ?? kata Indah
?Iya nih, emangnya kita mau pesta lesbi apa, wah gua kan cewek normal nih? timpal Kiki
?Udahlah, lu orang tenang aja, cowok-cowoknya nanti nyusul, pokoknya yang kali ini surprise deh ! dijamin kalian puas sampe ga bisa bangun lagi deh?
Aku ingin sedikit bikin kejutan agar acara kali ini lain dari yang lain, karena itulah aku merahasiakan siapa pejantannya yang tidak lain adalah penjaga vilaku dan vila tetanggaku, Pak Imam dan Muklas.
Kemarinnya aku memang sudah mengabari Pak Imam lewat telepon bahwa aku besok akan ke sana dengan teman-temanku yang pernah kujanjikan pada mereka dulu. Pak Imam tentu antusias sekali dengan acara kali ini, kami telah mengatur skenario acaranya agar seru. Beberapa jam kemudian kami sampai di villaku, Pak Imam seperti biasa membukakan pintu garasi, bola matanya melihat jelalatan pada kami terutama Kiki yang hari itu pakaiannya seksi berupa rok mini dan sebuah tank top merah berdada rendah sehingga buahdadanya seakan mau keluar.
Dia kusuruh keluar dulu sampai aku memberi syarat padanya, dia menunggunya di villa tetangga yang tidak lain vila yang dijaga si Muklas. Setelah membereskan barang bawaan, kami menyantap makan siang, lalu ngobrol-ngobrol dan istirahat. Indah yang daritadi kelihatan letih terlelap lebih dulu. Kami bangun sore hari sekitar jam 4 sore.
?Eh?sambil nunggu cowok-cowoknya mendingan kita berenang dulu yuk? ajakku pada mereka
Aku melepaskan semua bajuku tanpa tersisa dan berjalan ke arah kolam dengan santainya
?Wei?gila lo Ni, masa mau berenang ga pake apa-apa gitu, kalo keliatan orang gimana ?? tegur Indah
?Iya Ni, lagian kan kalo si tua Imam itu dateng gimana tuh? sambung Kiki
?Yah kalian, katanya mo party, masa berenang bugil aja ga berani, tenang aja Pak Imam udah gua suruh jangan ke sini sampai kita pulang nanti? bujukku sambil menarik tangan Kiki
Di tepi kolam mereka masih agak ragu melepas pakaiannya, alasannya takut kepergok tetangga, setelah kutantang Kiki baru mulai berani melepas satu demi satu yang melekat di tubuhnya, aku membantu Indah yang masih agak malu mempreteli pakaiannya. Akhirnya kami bertiga nyebur ke kolam tanpa memakai apapun.
Perlahan-lahan rasa risih mereka pun mulai berkurang, kami tertawa-tawa, main siram-siraman air, dan balapan renang kesana kemari dengan bebasnya. Mungkin seperti inilah kira-kira gambaran tempat pemandian di istana haremnya para raja. Sesudah agak lama bermain di air aku naik ke atas dan mengelap tubuhku yang basah, lalu membalut tubuhku dengan kimono.
?Ni, sekalian ambilin kita minum yah? pinta Kiki
Akupun berjalan ke dalam dan meminum segelas air.
?Ok, it?s the showtime? gumamku dalam hati, inilah saat yang tepat untuk menjalankan skenario ini.
Aku segera menelepon vila sebelah menyuruh Pak Imam dan Muklas segera kesini karena pesta akan segera dimulai.
?Iya neng, kita segera ke sana? sahut Muklas sambil menutup gagang telepon
Hanya dalam hitungan menit mereka sudah nampak di pekarangan depan vilaku. Aku yang sudah menunggu membukakan pintu untuk mereka.
?Wah udah ga sabaran nih, dari tadi cuma ngintipin neng sama temen-temen neng dari loteng? kata Pak Imam
?Pokoknya yang payudaranya gede itu buat saya dulu yah neng? ujar Muklas merujuk pada Kiki.
“Saya juga mau yang dadanya aduhai itu neng” lanjut Pak Imam
?Iya tenang, sabar, Pokoknya semua kebagian, ok? kataku ?yang penting sekarang surprise buat mereka dulu?
Setelah beberapa saat berbicara kasak-kusuk, akhirnya operasipun siap dilaksanakan. Pertama-tama dimulai dari Kiki.
Aku berjalan ke arah kolam membawakan mereka dua gelas air, disana Indah sedang tiduran di kursi santai tanpa busana, sementara Kiki masih berendam di air.
?Ki, lu bisa ke kamar gua sebentar ga, gua mo minta tolong dikit nih? pintaku padanya ?lu lap badan dulu gih, gua tunggu di sana?
Aku masuk ke dalam terlebih dahulu dan duduk di pingir ranjang menunggunya. Di balik pintu itu Pak Imam dan Muklas yang sudah kusuruh bugil telah siap memangsa temanku itu, kemaluan mereka sudah mengeras dan berdiri tegak seperti pedang yang terhunus. Tak lama kemudian Kiki memasuki kamarku sambil mengelap rambutnya yang masih basah.
?Kenapa Ni, ada perlu apa emang ?? tanyanya.
?Ngga, cuma mau ngasih surprise dikit kok? jawabku dengan menyeringai dan memberi aba-aba pada mereka.
Sebelum Kiki sempat membalikkan badan, sepasang lengan hitam sudah memeluknya dari belakang dan tangan yang satunya dengan sigap membekap mulutnya agar tidak berteriak. Kiki yang terkejut tentu saja meronta-ronta , namun pemberontakkan itu justru makin membakar nafsu kedua orang itu.
Pak Imam dengan gemas meremas payudara kirinya dan memilin-milin putingnya. Si Muklas berhasil menangkap kedua pergelangan kakinya yang menendang-nendang. Dibentangkannya kedua tungkai itu, lalu dia berjongkok dengan wajah tepat di hadapan kemaluan Kiki.
?Wah jembutnya lebat juga yah, kaya si neng? komentar Muklas sambil menyentuhkan lidahnya ke liang vagina Kiki, diperlakukan seperti itu Kiki cuma bisa merem melek dan mengeluarkan desahan tertahan karena bekapan Pak Imam begitu kokoh.
?Hei, jangan rakus dong Klas, dia kan buat Pak Imam, tuh jatahlu masih nunggu di luar sana? kataku padanya
Mengingat kembali sasarannya semula, Muklas menurunkan kembali kaki Kiki dan bergegas menuju ke kolam.
?Jangan terlalu kasar yah ke dia, bisa-bisa pingsan gara-gara lu? godaku
Setelah Muklas keluar tinggallah kami bertiga di kamarku. Pak Imam langsung menghempaskan dirinya bersama Kiki ke ranjang spring bed-ku. Tak berapa lama terdengarlah jeritan Indah dari kolam, aku melihat dari jendela kamarku apa yang terjadi antara mereka. Indah terpelanting dari kursi santai dan berusaha melepaskan diri dari Muklas. Dia berhasil berdiri dan mendapat kesempatan menghindar, tapi kalah cepat dari Muklas, tukang kebun itu berhasil mendekapnya dari belakang lalu mengangkat badannya.
?Jangan?tolong !!? jeritnya sambil meronta-ronta dalam gendongan Muklas
Muklas dengan santai membawa Indah ke tepi kolam, lalu dilemparnya ke air, setelah itu dia ikutan nyebur. Dia air Indah terus berontak saat Muklas menggerayangi tubuhnya dalam himpitannya. Sekuat apapun Indah tentu saja bukan tandingan Muklas yang sudah kesurupan itu. Perlawanan Indah mengendur setelah Muklas mendesaknya di sudut kolam, riak di kolam juga mulai berkurang. Tidak terlalu jelas detilnya Muklas menggerayangi tubuh Indah, tapi aku dapat melihat Muklas memeluk erat Indah sambil melumat bibirnya.
Kutinggalkan mereka menikmati saat-saat nikmatnya untuk kembali lagi pada situasi di kamarku. Aku lalu menghampiri Pak Imam dan Kiki untuk bergabung dalam kenikmatan ini. Sama seperti Indah, Kiki juga menjerit-jerit, namun jeritannya juga pelan-pelan berubah menjadi erangan nikmat akibat rangsangan-rangsangan yang dilakukan Pak Imam. Waktu aku menghampiri mereka Pak Imam sedang menjilati paha mulus Kiki sambil kedua tangannya masing-masing bergerilya pada payudara dan kemaluan Kiki.
?Aduh Ni?tega-teganya lu nyerahin kita ke orang-orang kaya gini?ahhh !!? kata Kiki ditengah desahannya
?Tenang Ki, ini baru namanya surprise, sekali kali coba produk kampung dong? kataku seraya melumat bibirnya
Aku berpagutan dengan Kiki beberapa menit lamanya. Jilatan Pak Imam mulai merambat naik hingga dia melumat dan meremas payudara Kiki secara bergantian, sementara tangannya masih saja mengobok-obok vaginanya. Desahan Kiki tertahan karena sedang berciuman denganku, tubuhnya menggeliat-geliat merasakan nikmat yang tiada tara.
?Hhhmmhh?tetek Neng Kiki ini gede juga ya, lebih gede dari punya Neng? kata Pak Imam disela aktivitasnya.
Memang sih diantara kami bereempat, payudara Kiki termasuk yang paling montok. Menurut pengakuannya, cowok-cowok yang pernah ML dengannya paling tergila-gila mengeyot benda itu atau mengocok penis mereka diantara himpitannya. Pak Imam pun tidak terkecuali, dia dengan gemas mengemut susunya, seluruh susu kanan Kiki ditelan olehnya dan Pak Imam juga mengocok penisnya diantara himpitan payudara montok Kiki
?.ach..aach..desah Kiki yang sangat menikmati kocokan penis di payudaranya.
Puas menetek pada Kiki, Pak Imam bersiap memasuki vagina Kiki dengan penisnya. Kulihat dalam posisinya diantara kedua belah paha Kiki dia memegang penisnya untuk diarahkan ke liang itu.
?Ouch?sakit , duh kasar banget sih babu lu? Kiki meringis dan mencengkram lenganku waktu penis super Pak Imam mendorong-dorongkan penisnya dengan bernafsu
?Tahan Ki, ntar juga lu keenakan kok, pokoknya enjoy aja? kataku sambil meremasi kedua payudaranya yang sudah basah dan merah akibat disedot Pak Imam.
Pak Imam menyodokkan penisnya dengan keras sehingga Kiki pun tidak bisa menahan jeritannya, Kiki kelihatan mau menangis nampak dari matanya yang sedikit berair.Pak Imam mulai menggarap Kiki dengan genjotannya. Aku merasakan tangan Kiki menyelinap ke bawah kimonoku menuju selangkangan, eennghh?aku mendesah merasakan jari-jari Kiki menggerayangi kemaluanku.
Aku lalu naik ke wajah Kiki berhadapan dengan Pak Imam yang sedang menggenjotnya. Kiki langsung menjilati kemaluanku dan Pak Imam menarik tali pinggang kimonoku sehingga tubuhku tersingkap. Dengan terus menyodoki Kiki, dia meraih payudaraku yang kiri, mula-mula dibelainya dengan lembut tapi lama-lama tangannya semakin keras mencengkramnya sampai aku meringis menahan sakit. Dia juga menyorongkan kepalanya berusaha mencaplok payudara yang satunya.Cerita Sex Terbaru
Aku yang mengerti apa maunya segera mencondongkan badanku ke depan sehingga dadaku pun makin membusung indah. Ternyata dia tidak langsung mencaplok payudaraku, tetapi hanya menjulurkan lidahnya untuk menjilati putingku menyebabkan benda itu makin mengeras saja. Aku merasakan sensasi yang luar biasa, geli bercampur nikmat. Sapuan-sapuan lidah Kiki pada vaginaku membuat daerah itu semakin becek, bukan cuma itu saja Kiki juga mengorek-ngoreknya dengan jarinya.
Aku mendesah tak karuan marasakan jilatan dan sedotan pada klistoris dan putingku. Ciuman Pak Imam merambat naik dari dadaku hingga hinggap di bibirku, kami berCiuman dengan penuh nafsu. Tidak kuhiraukan nafasnya yang bau rokok, lidah kami beradu dengan liar sampai ludah kami bercampur baur.
?Aahh?oohh?gua dah mau?Pak !!? erang Kiki bersamaan dengan tubuhnya yang mengejang dan membusur ke atas.
Melihat reaksi Kiki, Pak Imam semakin memperdahsyat sodokannya dan semakin ganas meremas dadanya. Aku sendiri tidak merasa akan segera menyusul Kiki, dibawah sana seperti mau meledak rasanya. Dalam waktu yang hampir bersamaan aku dan Kiki mencapai klimaks, tubuh kami mengejang hebat dan cairan kewanitaanku tumpah ke wajah Kiki. Erangan kami memenuhi kamar ini membuat Pak Imam semakin liar.
Setelah aku ambruk ke samping, Pak Imam menindih Kiki dan mulai menciuminya, dijilatinya cairan cintaku yang blepotan di sekitar mulut Kiki, tangannya tak henti-hentinya menggerayangi payudara montok itu, seolah-oleh tak ingin lepas darinya.
?Hhmmpphh?sluurrpp?cup?cup?? demikian bunyinya saat mereka bercipokan, lidah mereka saling membelit dan bermain di rongga mulut masing-masing. Pak Imam cukup pengertian akan kondisi Kiki yang mulai kepayahan, jadi setelah puas berciuman dia membiarkannya memulihkan tenaga dulu. Dan kini disambarnya tubuhku, padahal gairahku baru naik setengahnya setelah orgasme barusan. Tubuhku yang dalam posisi tengkurap diangkatnya pada bagian pinggul sehingga menungging. Dia membuka lebar bibir vaginaku dan menyentuhkan kepala penisnya disitu. Benda itu pelan-pelan mendesak masuk ke vaginaku. Aku mendesah sambil meremas-remas sprei menghayati proses pencoblosan itu.
Permainan Pak Imam sungguh membuatku terhanyut, dia memulainya dengan genjotan-genjotan pelan, tapi lama-kelamaan sodokannya terasa makin keras dan kasar sampai tubuhku berguncang dengan hebatnya. Aku meraih tangannya untuk meremasi payudaraku yang berayun-ayun. Tiba-tiba suara desahan Kiki terdengar lagi menjari sahut menyahut dengan desahanku. Gila, penjaga vilaku ini mengerjai kami berdua dalam waktu bersamaan, bedanya aku dikocok dengan penis sedangkan Kiki dikocok dengan jari-jarinya. Kiki membuka pahanya lebih lebar lagi agar jari-jari Pak Imam bermain lebih leluasa.
?Aduhh?aahh?gila Ki?enak banget !!? ceracauku sambil merem-melek
?Oohh?terus Pak?kocok terus? Kiki terus mendesah dan meremas-remas dadanya sendiri, wajahnya sudah memerah saking terangsangnya.
?Yak?dikit lagi?aahh?Pak?udah mau? aku mempercepat iramaku karena merasa sudah hampir klimaks
?Neng Nia?Neng Kiki?bapak juga?mau keluar?eerrhh? geramnya dengan mempercepat gerakkannya.
Penis itu terasa menyodok semakin dalam bahkan sepertinya menyentuh dasar rahimku. Sebuah rintihan panjang menandai orgasmeku, tubuhku berkelejotan seperti kesetrum. Kemudian dia lepaskan penisnya dari vaginaku dan berdiri di ranjang. Disuruhnya Kiki berlutut dan mengoral penisnya yang berlumuran cairan cintaku. Kiki berlutut mengemut penis basah itu sambil tangan kanannya mengocok vaginanya sendiri yang tanggung belum tuntas. Aku bangkit perlahan dan ikut bergabung dengan Kiki menikmati penis Pak Imam. Kiki mengemut batangnya, aku mengemut buah zakarnya, kami saling berbagi menikmati ?sosis? itu.
Di tengah kulumannya mendadak Kiki merintih tertahan, tubuhnya seperti menggigil, dan kulihat ke bawah ternyata dari vaginanya mengucur cairan bening hasil masturbasinya sendiri. Disusul beberapa detik kemudian, Pak Imam mencabut penisnya dari mulutku lalu mengerang panjang. Cairan kental berbau khas memancar dengan derasnya membasahi wajah kami. Kami berebutan menelan cairan itu, penis itu kupompa dalam genggamanku agar semuanya keluar, nampak pemiliknya mendesah-desah dan kelabakan
?Sabar, sabar dong neng, bisa putus ****** bapak kalo rebutan gini? katanya terbata-bata
Setelah tidak ada yang keluar lagi Kiki menjilati sisanya di wajahku, demikian pula sebaliknya. Mereka berdua akhirnya ambruk kecapaian, wajah Pak Imam jatuh tepat di dada Kiki.
Saat mereka ambruk, sebaliknya gairahku mulai timbul lagi. Maka kutinggalkan mereka untuk melihat keadaan Indah dan Muklas. Aku tiba di kolam melihat Muklas sedang menggarap tubuh mungil Indah. Di daerah dangkal Indah dalam posisi berpegangan pada tangga kolam, Muklas dari bawahnya juga dalam posisi berdiri sedang asyik menggenjot penisnya pada vagina Indah. Kedua payudara Indah bergoyang naik turun seirama goyang tubuhnya. Pasti adegan ini membuat para cowok di kampusku sirik pada Muklas yang buruk rupa tapi bisa ******* dengan gadis seimut itu.
?Belum selesai juga lu orang, udah berapa ronde nih ?? sapaku
?Edan Ni?gua sampe klimaks tiga kali?aahh !!? desah Indah tak karuan
?Neng?.temennya enak banget, udah cantik, memeknya seret lagi? komentar Muklas sambil terus menggenjot.
Indah tak kuasa menahan rintihannya setiap Muklas menusukkan penisnya, tubuhnya bergetar hebat akibat tarikan dan dorongan penis penjaga vila itu pada kemaluannya. Kepala Muklas menyelinap lewat ketiak sebelah kirinya lalu mulutnya mencaplok buah dadanya. Pinggul Indah naik turun berkali kali mengikuti gerakan Muklas. Jeritannya makin menjadi-jadi hingga akhirnya satu lenguhan panjang membuatnya terlarut dalam orgasme, beberapa saat tubuhnya menegang sebelum akhirnya terkulai lemas di tangga kolam. Setelah menaklukkan Indah, Muklas memanggilku yang mengelus-ngelus kemaluanku sendiri menonton adegan mereka.
?Sini neng, mendingan dipuasin pake penis saya aja daripada ngocok sendiri?
Akupun turun ke air yang merendam sebatas lutut kami, disambutnya aku dengan pelukannya, tangannya mengelusi punggungku terus turun hingga meremas bongkahan pantatku. Sementara tanganku juga turun meraih kemaluannya.
?Gila nih penis, masih keras juga?udah keluar berapa kali tadi ?? tanyaku waktu menggenggam batangnya yang masih ?lapar? itu.
?Baru sekali tadi?abis saya masih nungguin neng sih? godanya saambil nyengir.
Kemudian diangkatnya badanku dengan posisi kakiku dipinggangnya, aku melingkarkan tangan pada lehernya agar tidak jatuh. Diletakkannya aku pada lantai di tepi kolam, disebelah Indah yang terkapar, dia merapatkan badannya diantara kedua kakiku yang tergantung.
Dia mulai menciumiku dari telinga, lidah itu menelusuri belakang telingaku juga bermain-main di lubangnya. Dengusan nafas dan lidahnya membuatku merasa geli dan menggeliat-geliat. Mulutnya berpindah melumat bibirku dengan ganas, lidahnya menyapu langit-langit mulutku, kurespon dengan mengulum lidahnya. Tanganku meraba-raba kebawah mencari kemaluannya karena birahiku telah demikian tingginya, tak sabar lagi untuk dientot.
Ketika kuraih benda itu kutuntun memasuki kemaluanku, tangan kanan Muklas ikut menuntun senjatanya menembaki sasaran. Saat kepala penisnya menyentuh bibir kemaluanku, dia menekannya ke dalam, mulutku menggumam tertahan karena sedang berciuman dengannya. Ciuman kami baru terlepas disertai jeritan kecil ketika Muklas mengehentakkan pinggulnya hingga penisnya tertanam semua dalam vaginaku. Pinggulnya bergerak cepat diantara kedua pahaku sementara mulutnya mencupangi pundak dan leher jenjangku. Aku hanya bisa menengadahkan kepala menatap langit dan mendesah sejadi-jadinya.
Kalau dibandingkan dengan Pak Imam, memang sodokan Muklas lebih mantap selain karena usianya masih 30-an, badannya juga lebih berisi daripada Pak Imam yang tinggi kurus seperti Datuk Maringgih itu. Di tengah badai kenikmatan itu sekonyong-konyong aku melihat sesuatu yang bergerak-gerak di jendela kamarku. Kufokuskan pandanganku dan astaga?ternyata si Kiki, dia sedang disetubuhi dari belakang dengan posisi menghadap jendela, tubuhnya terlonjak-lonjak dan terdorong ke depan sampai payudaranya menempel pada kaca jendela, mulutnya tampak mengap-mengap atau terkadang meringis, sungguh suatu pemandangan yang erotis.
Adegan itu ditambah serangan Muklas yang makin gencar membuatku makin tak terkontrol, pelukanku semakin erat sehingga dadaku tertekan di dadanya, kedua kakiku menggelepar-gelepar menepuk permukaan air. Aku merasa detik-detik orgasme sudah dekat, maka kuberitahu dia tentang hal ini. Muklas memintaku bertahan sebentar lagi karena dia juga sudah mau keluar.
Susah payah aku bertahan agar bisa klimaks bersama, setelah kurasakan ada cairan hangat menyemprot di rahimku, akupun melepas sesuatu yang daritadi ditahan-tahan. Perasaan itu mengalir dengan deras di sekujur tubuhku, otot-ototku mengejang, tak terasa kukuku menggores punggungnya. Beberapa detik kemudian badanku terkulai lemas seolah mati rasa, begitu juga Muklas yang jatuh bersandar di pinggir kolam. Aku berbaring di pinggir kolam di atas lantai marmer, kedua payudaraku nampak bergerak naik turun seiring desah nafasku. Kugerakkan mataku, di jendela Kiki dan Pak Imam sudah tak nampak lagi, di sisi lain Indah yang sudah pulih merendam dirinya di air dangkal untuk membasuh tubuhnya.
Kami beristirahat sebentar, bahkan beberapa diantara kami tertidur. Pesta dimulai lagi sekitar pukul 8 malam setelah makan. Kami mengadakan permainan gila, ceritanya kami bertiga bermain pokerdengan taruhan yang kalah paling awal harus rela dikeroyok kedua penjaga villa itu dan diabadikan dalam video klip dengan HP Nokia model terbaru milik Indah, filenya akan disimpan dalam komputer Indah untuk koleksi dan tidak akan boleh dicopy atau dilihat orang lain selain geng kami, mengingat kasus bokep Itenas.
Kami duduk melingkar di ranjang, Pak Imam dan Muklas kusuruh menjauh dan kularang menyentuh siapapun sebelum ada yang kalah, mereka menunggu hanya dengan memakai kolor, sambil sebentar-sebentar mengocok anunya sendiri Aku mulai membagikan kartu dan permainan dimulai. Suasana tegang menyelimuti kami bertiga, setelah akhirnya Kiki melempar kartunya yang buruk sambil menepuk jidatnya, dia kalah. Kedua orang yang sudah tak sabar menunggu itu segera maju mengeksekusi Kiki.
Kiki sempat berontak, tapi berhasil dilumpuhkan mereka dengan dipegangi erat-erat dan digerayangi bagian-bagian sensitifnya. Muklas menyusupkan tangannya ke kimono Kiki meraih payudaranya yang tak memakai apa-apa di baliknya. Pak Imam menyerang dari bawah dengan merentangkan lebar-lebar kedua paha Kiki dan langsung membenamkan kepalanya pada kemaluannya yang terawat dan berbulu lebat itu.
Perlakuan ini membuat rontaan Kiki terhenti, kini dia malah mengelus-elus penis Muklas yang menegang sambil memejamkan mata menikmati vaginanya dijilati Pak Imam dan dadanya diremas Mulkas. Aku melihat lidah Pak Imam menjalar jari belahan bawah hingga puncak kemaluan Kiki, lalu disentil-sentilkan pada klistorisnya. Kiki tidak tahan lagi, dia merundukkan badan untuk memasukkan penis Muklas ke mulutnya, benda itu dikulumnya dengan rakus seperti sedang makan es krim. Event menarik itu tidak dilewatkan Indah dengan kamera-HP nya.
Kiki terengah-engah melayani penis super Muklas, sepertinya dia sudah tidak peduli keadaan sekitarnya, rasa malunya hilang digantikan dengan hasrat yang besar untuk menyelesaikan gairahnya. Dia mempertunjukkan suatu live show yang panas seperti aktris bokep dan Indah sebagai juru kameranya. Pak Imam yang baru saja melepaskan kolornya menggesek-gesekkan benda itu ke payudara Kiki, sebagai pemanasan sebelum memasukinya.
Kemulusan tubuh Kiki terpampang begitu Muklas menarik lepas tali pinggang pada kimononya, sesosok tubuh yang putih mulus serta terawat baik diantara dua tubuh hitam dan kasar, sungguh perpaduan yang kontras tapi menggairahkan. Pak Imam mempergencar rangsangannya dengan menCiumi batang kakinya mulai dari betis, tumit, hingga jari-jari kakinya. Kiki yang sudah kesurupan ?setan seks? itu jadi makin gila dengan perlakuan seperti itu
?Ahhh?awww?Pak enak banget?.masukin aja sekarang !!? rintihnya manja sambil meraih penis Pak Imam yang masih bergesekan dengan bibir vaginanya.
Pak Imam pun mendorong penis itu membelah kedua belahan kemaluan Kiki diiringi desahan nikmat yang memenuhi kamar ini sampai aku dibuat merinding mendengarnya. Aku mengeluarkan payudara kiriku dari balik kimono dan meremasnya dengan tanganku, tangan yang satu lagi turun menggesek-gesekkan jariku ke kemaluanku, Indah yang juga sudah horny sesekali mengelus kemaluannya sendiri.
Kiki nampak sangat liar, kemaluannya digenjot dari depan, dan Muklas yang menopang tubuhnya dari belakang meremasi kedua payudaranya serta memencet-mencet putingnya. Rambutnya yang sudah terurai itu disibakkan Muklas, lalu melumat leher dan pundaknya dengan jilatan dan gigitan ringan. Hal ini menyebabkan Kiki tambah menggelinjang dan mempercepat kocokannya pada penis Muklas.
Serangan Pak Imam pada vagina Kiki semakin cepat sehingga tubuhnya menggelinjang hebat
?Aaakhhh?aahhh !!? jerit Kiki dengan melengkungkan tubuhnya ke atas
Kiki telah mencapai orgasme hampir bersamaan dengan Pak Imam yang menyemprotkan spermanya di dalam rahimnya. Adegan ini juga direkam oleh Indah, difokuskan terutama pada wajah Kiki yang sedang orgasme. Tanpa memberi istirahat, Muklas menaikkan Kiki ke pangkuannya dengan posisi membelakangi. Kembali vagina Kiki dikocok oleh penis Muklas. Walaupun masih lemas dia mulai menggoyangkan pantatnya mengikuti kocokan Muklas. Muklas yang merasa keenakan hanya bisa mengerang sambil meremas pantat Kiki menikmati pijatan kemaluannya.
Pak Imam mengistirahatkan penisnya sambil menyusu dari kedua payudara Kiki secara bergantian. Aku semakin dalam mencucukkan jariku ke dalam vaginaku saking terangsangnya, sampai-sampai cairanku mulai meleleh membasahi selangkangan dan jari-jariku.
Bosan dengan gaya berpangkuan, Muklas berbaring telentang dan membiarkan Kiki bergoyang di atas penisnya. Kemudian dia menyuruh Indah naik ke atas wajahnya agar bisa menikmati kemaluannya. Indah yang daritadi sudah terangsang itu segera melakukan apa yang disuruh tanpa ragu-ragu. Seluruh wajah Muklas tertutup oleh daster transparan Indah, namun aku masih dapat melihat dia dengan rakusnya melahap kemaluannya sambil menyusupkan tangannya dari bawah daster menuju payudaranya.
Pak Imam yang anunya sudah mulai bangkit lagi menerkamku, kami berguling-guling sambil berCiuman penuh nafsu. Dengan tetap berCiuman Pak Imam memasukkan penisnya ke vaginaku, cairan yang melumuri selangkanganku melancarkan penetrasinya. Dengan kecepatan tinggi penisnya keluar masuk dalam vaginaku hingga aku histeris setiap benda itu menghujam keras ke dalam. Aku cuma bisa pasrah di bawah tindihannya membiarkan tangannya menggerayangi payudaraku, mulutnya pun terus menjilati leherku. Aku masih memakai kimonoku, hanya saja sudah tersingkap kesana kemari.
Aku melihat Muklas masih berasyik-masyuk dengan kedua temanku, hanya kali ini Indah sudah bertukar posisi dengan Kiki. Sekarang mereka saling berhadapan, Indah bergoyang naik turun diatas penis Muklas sambil berCiuman dengan Kiki yang mekangkangi wajah Muklas. Kiki membuka kakinya lebar-lebar sehingga cairannya semakin mengalir, cairan itu diseruput dengan rakus oleh si Muklas sampai terdengar suara sluurrpp?. sshhrrpp?Ketika aku sedang menikmati orgasmeku yang hebat, dia tekan sepenuhnya penis itu ke dalam dan ini membawa efek yang luar biasa padaku dalam menghayati setiap detik klimaks tersebut, tubuhku menggelinjang dan berteriak tak tentu arah sampai akhirnya melemas kembali.
Pesta gila-gilaan ini berakhir sekitar jam 11 malam. Aku sudah setengah sadar ketika Pak Imam menumpahkan maninya di wajahku, tulang-tulangku serasa berantakan. Kiki sudah terkapar lebih dulu dengan tubuh bersimbah peluh dan ceceran sperma di dadanya, dari pangkal pahanya yang terbuka nampak cairan kewanitaan bercampur sperma yang mengalir bak mata air.
Sebelum tak sadarkan diri aku masih sempat melihat Muklas menyodok memek Kiki tubuh keduanya sudah mandi keringat. Karena letih dan ngantuk aku pun segera tertidur tanpa kupedulikan jeritan histeris Kiki maupun tubuhku yang sudah lengket oleh sperma. Besok paginya aku terbangun ketika jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh pagi dan aku hanya mendapati Indah yang masih terlelap di sebelah kiriku. Kuguncang tubuh Indah untuk membangunkannya.
?Gimana Dah?puas semalem ?? tanyaku
?Gila gua dientotin sampe kelenger , barbar banget tuh dua orang, eh?omong-omong pada kemana yang lain si Kiki juga ga ada ??
?Ga tau juga tuh gua juga baru bangun kok, duh lengket banget mandi dulu yuk?udah lengket gini? ajakku karena merasa tidak nyaman dengan sperma kering terutama di wajahku, rasanya seperti ada sarang laba-laba menempel di sana.
Baru saja keluar dari kamar, sayup-sayup sudah terdengar suara desahan, kuikuti asal suara itu yang ternyata dari kamar mandi. Kami berdua segera menuju ke kamar mandi yang pintunya setengah terbuka itu, kami tengok ke dalam dan melihat Kiki dan kedua penjaga villa itu. Darahku berdesir melihat pemandangan erotis di depan kami, dimana Kiki sedang dikerjai oleh mereka di lantai kamar mandi. Muklas sedang enak-enaknya mengocok senjatanya diantara kedua gunung bulat itu, sedangkan Pak Imam berlutut diantara paha jenjang itu sedang menyetubuhinya, air dan sabun membuat tubuh mereka basah berkilauan.
Kedatangan kami sepertinya tidak terlalu membuat mereka terkejut, mereka malah menyapa kami sambil terus ?bekerja?. Aku dengan tidak terlepas dari live show itu berjalan ke arah shower dan membuka kimonoku diikuti Indah dari belakang. Air hangat mengucur membasuh dan menyegarkan tubuh kami, kuambil sabun cair dan menggosokkannya ke sekujur tubuh Indah. Demikian juga Indah dia melakukan hal yang sama padaku, kami saling menyabuni satu sama lain.Cerita Sex Terbaru
Kami saling mengelus bagian tubuh masing-masing, suatu ketika ketika tanganku sampai ke bawah, iseng-iseng kubelai bibir kemaluannya sekaligus mempermainkan klistorisnya.
?Uuhh…Ni !!? dia menjerit kecil dan mempererat pelukannya padaku sehingga buah dada kami saling berhimpit.
Tangan Indah yang lembut juga mengelusi punggungku lalu mulai turun ke bawah meremas bongkahan pantatku. Darahku pun mengalir makin cepat ditambah lagi adegan panas Kiki dengan kedua pria itu membuatku makin naik. Indah mendekatkan wajahnya padaku dan menCium bibirku yang terbuka karena sedang mendesah, selama beberapa menit bibir kami berpagutan. Kemudian aku memutar badanku membelakangi Indah supaya bisa lebih nyaman menonton Kiki.
Aku melihat wajah horny Kiki yang cantik, dia meringis dan mengerang menikmati tusukan Pak Imam pada vaginanya, sementara Muklas hampir mencapai orgasmenya, dia semakin cepat menggesek-gesekkan penisnya diantara gunung kembar itu, tangannya pun semakin keras mencengkram daging kenyal itu sehingga pemiliknya merintih kesakitan.
Akhirnya menyemprotlah spermanya membasahi dada, leher dan mulut Kiki. Mataku tidak berkedip menyaksikan semua itu sambil menikmati belaian Indah pada daerah sensitifku. Dengan tangan kanannya dia memainkan payudaraku, putingnya dipencet dan dipilin hingga makin menegang, tangan kirinya meraba-raba selangkanganku. Perbuatan Indah yang mengobok-obok vaginaku dengan jarinya itu hampir membuatku orgasme, sungguh sulit dilukiskan dengan kata-kata betapa nikmatnya saat itu.
Aku masih menikmati jari-jari Indah bermain di vaginaku ketika Muklas yang baru menyelesaikan hajatnya dengan Kiki berjalan ke arahku, penisnya agak menyusut karena baru orgasme. Jantungku berdetak lebih kencang menunggu apa yang akan terjadi. Tangannya mendarat di payudara kiriku dan meremasnya dengan lembut sambil sesekali memelintirnya. Lalu dia membungkuk dan mengarahkan kepalanya ke payudara kananku yang langsung dikenyotnya. Aku memejamkan mata menghayati suasana itu dan mengeluarkan desahan menggoda.
Lalu aku merasakan kaki kananku diangkat dan sesuatu mendesak masuk ke vaginaku. Sejenak kubuka mataku untuk melihat, dan ternyata yang bertengger di vaginaku bukan lagi tangan Indah tapi penis Muklas yang sudah bangkit lagi. Kembali aku disetubuhi dalam posisi berdiri sambil digerayangi Indah dari belakang. Tubuhku seolah terbang tinggi, wajahku menengadah dengan mata merem-melek merasakan nikmat yang tak terkira.
Hampir satu jam lamanya kami melakukan orgy di kamar mandi. Akhirnya setelah mandi bersih-bersih kami bertiga mencari udara segar dengan berjalan-jalan di kompleks sekalian makan siang di sebuah restoran di daerah itu. Setelah makan kami kembali ke vila dan mengepak barang untuk kembali ke Jakarta. Indah dan Kiki keluar dari kamar terlebih dulu meninggalkanku yang masih membereskan bawaanku yang lebih banyak. Cukup lama juga aku dikamar gara-gara sibuk mencari alat charge HP-ku yang ternyata kutaruh di lemari meja rias. Waktu aku menuju ke garasi terdengar suara desahan dan ya ampun…ternyata mereka sedang bermain ?short time? sambil menungguku.

BAca Juga Cerita Seks Nafsu Menantuku

Indah yang celana panjang dan dalamnya sudah dipeloroti sedang menungging dengan bersandar pada moncong mobil, Pak Imam menyodokinya dari belakang sambil memegangi payudaranya yang tidak terbuka. Sementara di pintu mobil, Kiki berdiri bersandar dengan baju dan rok tersingkap, paha kirinya bertumpu pada bahu Muklas yang berjongkok di bawahnya. Celana dalamnya tidak dibuka, Muklas menjilati kemaluannya hanya dengan menggeser pinggiran celana dalamnya, tangannya turut bekerja meremasi payudara dan pantatnya.
?Weleh…weleh…masih sempat-sempatnya lu orang, asal jangan kelamaan aja, ntar kejebak macet kita? kataku sambil geleng-geleng kepala.
?Tengan neng ga usah buru-buru, masih pagi kok, ini cuma sebentar aja kok? tanggap Pak Imam dengan terengah-engah
Akhirnya setelah 15 menitan Pak Imam melepas penisnya dan memanggilku untuk bergabung dengan Indah menjilatinya. Aku tadinya menolak karena tak ingin make upku luntur, tapi karena didesak terus akhirnya aku berjongkok di sebelah Indah.
?Tapi kalo keluar lu yang isep ya Dah, ntar muka gua luntur? kataku padanya yang hanya dijawab dengan anggukan kepala sambil mengulum benda itu
Sesuai perjanjian tidak lama kemudian Pak Imam menggeram dan cepat-cepat kuberikan penis itu pada Indah yang segera memasukkan ke mulutnya. Pria itu mendesah panjang sambil menekan penisnya ke mulut Indah, Indah sendiri sedang menyedot sperma dari batang itu, sepertinya yang keluar tidak banyak lagi soalnya Indah tidak terlalu lama mengisapnya.
?Yuk cabut, udah ga haus lagi kan Dah ?? ujar Kiki yang sudah merapikan kembali pakaiannya.
Kami naik ke mobil dan kembali ke kota kami dengan kenangan tak terlupakan. Dalam perjalanan kami saling berbagi cerita dan kesan-kesan dari pengalaman kemarin dan membicarakan rencana untuk mengerjai si Ratna yang hari ini absen.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Kesepian

Cerita Sex Terbaru Kesepian

Cerita Sex Terbaru | Sehari-hari, aku biasanya membantu kakek. Kakek mempunyai ladang yang meski tak begitu besar, tapi cukup untuk memenuhi kebutuhan kami sehari-hari. Ladang itu sebagian dia jadikan tempat memelihara ikan, dan sebagian lagi ia jadikan tempat bercocok tanam segala macam jenis sayuran, mulai dari kol, sawi, bawang merah, kacang panjang, tomat, bahkan cabe. Kampung kami memang sangat sepi, saat itu belum ada listrik.
Di pertengahan kelas 5 SD, nenek meninggal dunia. Hal itu sempat membuat keluarga kami shock, khususnya kakek, dia tak menyangka akan ditinggal oleh nenek secara mendadak. Kakek sempat murung dan berubah jadi pendiam selama beberapa bulan. Aku sempat sedih juga karena kehilangan tempat main dan panutan kalau lagi ada masalah di sekolah. Ibu yang merasa iba pada kakek akhirnya berusaha menjodohkan kakek dengan seorang wanita, sebut saja mbak Darsih, seorang wanita parubaya yang masih kelihatan cantik di usianya yang sudah lewat 30 tahun.
Awal perkenalan ibu dengan mbak Darsih terjadi saat wanita itu ingin membeli ikan milik kakek untuk acara hajatan ulang tahun putra sulungnya. Mengetahui kalau mbak Darsih adalah seorang janda yang ditinggal mati oleh suaminya -sama dengan kakek yang ditinggal mati oleh nenek- ibu berusaha menjodohkan mereka. Dan di luar dugaan, mbak Darsih menerimanya, padahal selisih usia mereka sekitar 30 tahun. Mungkin karena melihat kakek yang masih kelihatan gagah di usianya yang sudah lanjut, mbak Darsih jadi kesengsem. Kakek memang masih kelihatan berotot dan awet muda meski kulitnya agak sedikit gelap, itu akibat kebiasaannya bekerja keras di ladang setiap hari.
Begitulah, sekitar 7 bulan setelah ditinggal oleh nenek, kakek menikah lagi. Mbak Darsih yang dulunya tinggal di desa sebelah, setelah menikah dengan kakek, sepakat untuk tinggal bersama kami. Dia membawa serta 2 orang anaknya yang masih kecil-kecil. Mbak Darsih ternyata orangnya baik, diapun secara ekonomi sangat mapan, jauh dibanding kakek, hingga tak jarang akhirnya sering membantu keuangan keluarga kami, khususnya ibuku yang memang tak tentu mendapat kiriman dari ayah. Mbak Darsih mempunyai beberapa rumah peninggalan almarhum suaminya yang dia kontrakkan.
Sebagai rasa terima kasih, aku berusaha tidak menolak jika disuruh apapun olehnya, karena kadang mbak Darsih juga memberiku upah, meski kadang aku harus pergi melintasi kampung lain untuk berbelanja memenuhi permintaannya.
Sifat lain dari mbak Darsih yang aku suka, dia bukan tipe orang yang malas. Tak jarang dia mencucikan pakaian milikku saat ibuku terlalu sibuk bekerja. Saat dia mencuci, aku sering kali membantunya menimba air, hal yang memang sudah rutin aku lakukan kalau mencuci bersama ibuku. Hal itu makin membuat mbak Darsih sayang kepadaku. Aku yang kadang suka diledek oleh teman-temanku -bahkan saudara-saudaraku- sebagai anak yang sedikit bodoh dan polos, tapi di mata mbak Darsih, aku adalah anak yang baik. Tapi ada satu kebiasaanku yang sering membuat ibuku marah; jika sudah tidur, aku akan sulit sekali dibangunkan. Apalagi kalau baru saja terpejam, mungkin butuh satu ember air, baru aku bisa bangun.
Sampai akhirnya, saat aku di akhir kelas enam SD, ayah meminta ibu untuk pindah mengikutinya. Kata ayah, usahanya sudah lumayan rame, daripada membayar orang untuk membantu, mending mengajak ibu saja. Alasan lainnya, karena ayah tak kuat kalau harus terus jauh dari ibu. Saat itu aku masih belum mengerti apa maksudnya. Ibu yang tampaknya juga merindukan ayah, akhirnya setuju.
Rencana awalnya, aku dan adikku akan dibawa. Tapi kakek melarang, katanya: mending kami ditinggal dulu, karena ayah belum benar-benar mapan, sayang kalau buang-buang uang untuk biaya kami pindah sekolah. Saat itu, aku memang sudah mendaftar ke SMP di kotaku. Adikku saat itu masih kelas lima SD. Alasan kakek cukup masuk akal. Tapi adik perempuanku yang memang sangat dekat dengan ibu, tidak mau ditinggal, dia ngotot untuk ikut dengan ibu pergi ke kota menemani ayah. Akhirnya, setelah berembug cukup lama, kakek memutuskan; adikku boleh ikut ibu, sedangkan aku akan tetap di kampung bersama kakek. Aku sendiri tidak keberatan karena selama ini aku memang dekat dengan kakek. Jadilah aku berpisah dengan ibu dan adikku.
Kepindahan ibu tidak membuatku merasa kehilangan karena kadang tiap bulan ibu pulang. Selain untuk menengokku, ibu juga memberi uang sekedarnya untuk kakek. Selama kepergian ibu, mbak Darsih lah yang ganti menjagaku. Dia sudah menganggapku seperti anaknya sendiri. Kalau dulu aku sering tidur di bale-bale, sekarang aku lebih leluasa tidur di kamar. Mbak Darsih memberiku kamar belakang yang dulu ditempati oleh ibu. Sedangkan kakek dan mbak Darsih tetap di kamar depan, bersama anak-anaknya yang masih kecil. Kamar di rumah kakek memang hanya dua, berhadap-hadapan, walau kamar kakek sedikit lebih besar.
Akhirnya, aku lalui hari-hari bersama kakek dan mbak Darsih dengan penuh suka cita. Seringnya di rumah berdua membuatku dekat dengan mbak Darsih, dia pun jadi tahu dengan salah satu kebiasaan burukku.
”Kenapa sih kamu kalau dibangunin susah sekali? Semalam mau mbak suruh pindah ke kamar karena udara dingin banget, takut kamu sakit.” kata mbak Darsih pada suatu hari, saat dia kesulitan membangunkanku.
“Yah, dia mana bisa dibangunin! Ada bom meledak juga tetap ngorok,” sahut kakek sebelum aku sempat menjawab.
Aku cuma tertawa menanggapinya.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Tak terasa, sudah satu tahun kami hidup bertiga. Kini aku sudah naik ke kelas 2 SMP. Saat itulah, untuk pertama kalinya aku mengalami mimpi basah, itu sebenarnya membuatku sangat heran dan bingung. Ingin bertanya, tapi tak tahu kepada siapa. Seiring dengan itu, suaraku juga mulai berubah, membuat aku malas bermain dengan teman-teman lain. Ditambah bulu-bulu halus di bawah hidungku yang juga mulai tampak, aku makin menjadi bahan ledekan teman-temanku. Aku yang awalnya anak yang jarang suka bermain, sekarang jadi makin malas keluar. Paling hanya ke sawah tak jauh dari rumahku, itupun kalau pas musim layangan saja. Selebihnya, aku lebih suka melihat kakek berkebun atau memberi makan ikan.
Biasanya, setelah adzan maghrib berkumandang, kampung kami menjadi sepi. Kegelapan terlihat dimana-mana, hanya lampu-lampu minyak yang menyala, atau kadang juga petromak yang menjadi penerang bagi warga kampung yang letak rumahnyapun tak begitu berdekatan. Hanya masjid yang biasanya ramai hingga sekitar jam tujuh malam. Setelah itu, desa kami benar-benar sepi dan kebanyakan penghuninya langsung terlelap dalam mimpi.
Di pertengahan kelas dua, kulihat kakek suka mulai merasa kelelahan, mungkin karena usianya yang makin merambat senja. Aku memang kadang suka diminta kakek, atau bahkan mbak Darsih, untuk memijat mereka. Tapi di saat itu, hampir seminggu sekali kakek menyuruhku melakukannya. Aku pun kadang meminta pertolongan mbak Darsih, terutama jika aku ingin dikerok. Mbak Darsih memang kadang melakukan itu jika aku masuk angin.
Pagi itu, kulihat kakek tidak ke ladang. “Sakit lagi ya, mbak?” tanyaku.
”Ah, biasa. Memang harus istirahat dulu. Seminggu lalu baru kuras kolam, eh kemarin malah tanam tomat.” katanya.
Kulihat mbak Darsih menatapku penuh arti, saat itu aku sedang menimba air hanya dengan bercelana dalam saja. Aku tak merasa aneh karena aku sudah sering melakukan itu. Dan selama ini tidak pernah ada masalah.
Hingga suatu hari, secara tak sengaja, handuk yang kupakai untuk melilit tubuhku jatuh saat aku sedang asyik menimba, padahal saat itu aku sedang tidak memakai celana dalam, hingga terlihatlah burung mudaku di depan mata mbak Darsih. Dia tertawa cekikikan saat melihatnya,
”Cepetan ditutup, nanti burungnya kabur lho!” dia berkata sambil melengos ke samping, kulihat mukanya jadi agak pucat dan memerah.
Aku yang tak merasa risih sama sekali, hanya bersikap biasa saja.
”Iya, mbak.” kuraih handukku dan kusampirkan lagi ke pinggangku.
Kuteruskan lagi menimba air. Di pikiranku; karena saat SD dulu mbak Darsih sering memandikanku jika ibu lagi repot, tentunya dia sudah sering melihat tubuh telanjangku, jadi buat apa malu. Aku tak pernah menyangka, kalau peristiwa sore itu ternyata begitu berkesan bagi mbak Darsih.
Sampai kemudian, saat itu aku baru saja menyelesaikan ujian akhir kelas dua SMP, usiaku mungkin sekitar 14 tahun. Hari itu, kakek lagi pergi ke kota untuk membeli benih. Jam tujuh malam, saat mbak Darsih masih asyik mendengarkan radio, aku sudah terlelap. Tidak seperti biasa, malam itu aku bermimpi. Mimpi yang sangat aku nantikan. Mimpi basah. Tapi entah, malam itu mimpiku terasa begitu nyata. Aku merasa kontolku memasuki lubang yang sangat hangat. Enaaak sekali! hingga tak lama kemudian, aku pun mengejang. Saat itu aku merasa ada orang duduk diatas pangkuanku, tapi dasar aku kalau tidur lelap sekali, aku tidak bisa mengetahui itu beneran atau cuma mimpi.
Paginya, aku langsung memeriksa celanaku. Heran, tak ada kerak kering bekas air maniku, hal yang biasanya aku temukan jika habis bermimpi basah. Yang membuatku makin bingung, mimpiku sepertinya terasa sangat nyata. Nikmatnya berkali-kali lipat daripada biasanya. Aku ingin mengulanginya lagi.
Dan keberuntungan membuatku merasakannya tak lama kemudian. Tepatnya kurang dari dua minggu sejak mimpiku yang pertama. Tapi kali ini aku agak sedikit sadar karena aku memang belum benar-benar terlelap. Kembali kurasakan seperti ada orang duduk di atas pinggangku, tapi penyakit lelapku membuatku tak bisa membuka mata. Aku hanya bisa menikmati rasa nikmat yang menjalar cepat di batang kontolku, rasa hangat dan geli seperti dipijit-pijit oleh benda yang sangat lembek dan empuk, membuatku meringis dan merintih dalam tidur.
Cukup lama aku menikmatinya, sampai akhirnya aku mengejang tak lama kemudian. Sebenarnya aku tak ingin rasa itu cepat berakhir, tapi mau bagaimana lagi, kutahan sekuat apapun, aku tetap tidak bisa mencegah rasa nikmatnya. Terpaksa kubiarkan spermaku menyembur keluar sebelum aku kembali terlelap beberapa detik kemudian.
Hal itu terus berlangsung selama beberapa minggu berikutnya. Meski cukup menggangu pikiranku, tapi jujur, aku sangat menikmatinya. Mimpi itu terasa nyata sekali, seperti aku benar-benar melakukannya. Sampai akhirnya, kembali kakek harus pergi ke kota untuk membeli bibit.
“Besok senin, pagi-pagi aku sudah pulang.” katanya kepada mbak Darsih.
Dia lalu menoleh kepadaku.Cerita Sex Terbaru
“Kamu istirahat aja, besok kan sekolah.” katanya. Ya, saat itu badanku memang sedikit kurang enak. Sepertinya masuk angin.
Kakek menyuruh mbak Darsih untuk mengerokiku, tapi aku tidak mau.
”Bentar juga enakan sendiri.” kataku.
Tapi sorenya, saat aku masih meringkuk di kamar dengan badan lemas, mbak Darsih menghampiriku.
“Sini, kukerok aja. Kamu juga nggak usah mandi dulu, takut nanti tambah parah.” katanya.
Aku hanya diam dan tetap berbaring tengkurap. Mbak Darsih kemudian mengangkat kaosku. Sambil mengurut punggungku dengan uang koin, dia berkata.
“Kamu tuh udah gede, kalau mandi tutup pintunya, jangan seenaknya gitu, apa nggak malu?” tanyanya.
“Malu sama siapa, mbak? Kan nggak ada orang, paling cuma kakek.” kataku.
“Iya, tapi kali aja ada tetangga yang datang.” kata mbak Darsih.
”Ah, nggak merah. Kamu mungkin telat makan aja, jadinya kembung. Makanya jangan telat makan.” dia menasehati dan akhirnya memijat punggungku.
Setelah punggung selesai, ia kemudian menyuruhku berbalik. ”Biar kupijat dada sama perutmu.” katanya.
Kubalikkan badan. Aku mulai merasa geli saat mbak Darsih perlahan mengurut perutku. Tanpa sadar, kontolku mulai bergerak menegang.
”Kamu tuh yang bener kalau pake celana. Celana rusak masih aja di pake.” katanya.
Aku saat itu memang memakai celana bekas SD-ku dulu yang bagian resletingnya sudah rusak, hingga menampakkan sedikit kulit batang penisku.
Saat mbak Darsih memijat bagian bawah perutku, kontolku makin tak karuan tegangnya, mbak Darsih hanya tersenyum saat melihatnya.
”Ih, tuh kan, saking sempitnya sampe nonjol gitu.” katanya dengan halus.
”Kayaknya sesak banget ya?” tanya mbak Darsih.
Aku kira dia membicarakan celanaku, jadi aku menyahut enteng saja.
”Iya, mbak.” jawabku.
”Dibuang saja,” kata mbak Darsih.
”Dibuang gimana, mbak?” kataku tak mengerti.
Tidak menjawab, perlahan mbak Darsih memijat pangkal pahaku. Dan entah sengaja atau tidak, dia berkali-kali menyenggol bagian selangkanganku. ”Ih, bener. Sesak banget! Kayaknya pengen dikeluarin tuh.” katanya.
”Dikeluarin?” aku semakin tak mengerti.
”Bener-bener harus dibuang, hehe.” sahut mbak Darsih sambil terkikik.
“Terserah ah, gimana enaknya mbak aja.” jawabku pada akhirnya. Pasrah, percaya sepenuhnya kepadanya.
“Iya, tapi kamu jangan bilang-bilang kakek ya?” bisiknya.
“Iya, mbak, masa mau bilang kakek,” kataku mengangguk, masih berfikir dan tak mengerti apa yang ia maksudkan.
”Ehm… sekarang, tutup muka kamu dengan bantal.” kata mbak Darsih kemudian.
Aku menurut, walau sedikit heran. Masa lepas celana aja harus pakai tutup muka segala? Tapi aku tetap melakukannya.
“Gini ya, mbak?” kutindihkan bantal ke mukaku hingga aku tidak bisa melihat apa-apa.
”Aku buang semuanya ya?” kata mbak Darsih.
Aku masih tak mengerti, tapi aku tetap menjawab,
”Terserah, mbak.”
Akhirnya kurasakan celanaku ditarik ke bawah. Dan tidak cuma celana pendek, kurasakan celana dalamku pun ikut ia tarik hingga terlepas semuanya. Sungguh, aku merasa kikuk, malu, dan agak risih telanjang di depan mbak Darsih.
”Mungkin mbak mau mengganti semuanya karena aku nggak mandi,” bisikku dalam hati untuk menenangkan pikiranku yang mulai bergejolak.
Di bawah, kontolku yang sudah menegang kini makin mengacung tegak ke atas saat tangan mbak Darsih mulai merabanya, memperlihatkan segala kejantanan dan kekuatannya.
”Ih, keras amat” katanya sambil mulai mengocok pelan.
Rasa geli dan nikmat langsung kurasakan, aku tidak sanggup untuk menolak. Apalagi saat tak lama kemudian, kurasakan tubuh montok milik mbak Darsih mulai mengangkangiku, membuatku makin terbuai dan terpesona. Batang kontolku kini tepat menempel ke belahan vaginanya. Bahkan sesaat kemudian, kurasakan ujung kontolku perlahan menembus, memasuki belahan dagingnya yang sangat hangat, yang mengingatkanku akan nikmat mimpi basahku beberapa minggu terakhir. Sungguh, seperti ini rasanya, sangat mirip sekali!!
”Kamu diam saja, jangan dibuka bantalnya!” mbak Darsih berkata sambil terus menekan pinggulnya ke bawah.
Dinding vaginanya yang lembek dan lengket semakin menggerogoti batang kontolku. Ya Tuhan, apa mbak Darsih sedang menyetubuhiku? Tanyaku dalam hati, namun tidak bisa menolak. Begitu nikmat rasa ini hingga aku tidak bisa berbuat apa-apa, aku hanya bisa diam dan menikmati apapun yang ia berikan.
Di sela-sela kebingunganku, perlahan tapi pasti, kontolku semakin masuk ke dalam, menghunjam dan menembus memek mulus mbak Darsih, bahkan kini sudah mentok di mulut rahimnya. Kontolku kini sudah menancap sepenuhnya, mengisi rongga memek mbak Darsih yang kurasa sangat sempit dan legit. Aku hanya bisa menutup mata dan menyembunyikan mukaku di balik bantal saat perlahan mbak Darsih mulai menggerakkan badannya naik turun.
Goyangannya itu membuat alat kelamin kami yang saling bertaut erat mulai bergesekan pelan. Rasanya sungguh nikmat sekali. Kudengar nafas mbak Darsih semakin berat dan tak teratur, membuatku semakin tak kuasa menahan gejolak. Akhirnya akupun mengejang. Perlahan cairan hangat keluar dari kontolku, menyemprot deras di liang memek mbak Darsih, yang dibalas olehnya dengan denyutan nikmat dinding-dinding rahimnya.
Setelah muncrat semuanya, barulah mbak Darsih melepaskan himpitannya dan merapikan kembali celanaku. Kontolku yang basah oleh cairan kental, ia lap dengan menggunakan kain lembut. Kutebak itu adalah celana dalamnya.
“Udah, boleh dibuka sekarang.” kata mbak Darsih kemudian.
”Sudah nggak sesak lagi kan?” tanyanya sambil tersenyum.
Aku hanya diam, tidak tahu harus berkata apa. Persetubuhan pertamaku dengan mbak Darsih membuatku kehilangan kata-kata. Tapi, benarkah ini yang pertama? Setelah merapikan kembali pakaiannya, kuperhatikan mbak Darsih yang melangkah pergi meninggalkan kamarku.
Keesokan harinya, kakek masih belum kembali. Di sekolah, aku jadi sering melamun, membayangkan apa yang telah aku dan mbak Darsih lakukan kemarin. Aku tahu bahwa itu terlarang dan tidak boleh, tapi entahlah, aku menyukainya. Dan aku tidak ingin berhenti, aku ingin mengulanginya lagi kalau ada kesempatan. Sepertinya aku telah ketagihan dan merindukan memek mbak Darsih. Aku telah dewasa sebelum waktunya.
Pulang sekolah, meski lagi konak berat, aku cuma tiduran di kamar. Aku tidak berani mendekati mbak Darsih yang sedang asyik nonton teve di ruang tengah. Aku sedang mengusap-usap batang kontolku yang sudah tegang saat dia menyapaku dari pintu kamar.
“Kamu sakit?” tanya mbak Darsih yang tahu-tahu sudah berada disana.
”Nggak, mbak.” kataku salah tingkah karena sudah dipergoki seperti itu.
”Kok di kamar aja,” kata mbak Darsih sambil tersenyum.
Aku hanya diam, tak tahu harus memberikan jawaban apa.
”Apa sesak lagi?” dia bertanya lagi, matanya menatap penuh pengertian.Cerita Sex Terbaru
”Ah, nggak juga, mbak.” kilahku untuk menutupi rasa malu, untungnya saat itu aku juga mengenakan celana longgar yang sedikit banyak bisa menyembunyikan tonjolan penisku.
“Ya udah, sini perutnya mbak minyakin biar nggak masuk angin lagi.” katanya, dan tanpa disuruh, dia pun meminyaki perutku, lalu memijatnya perlahan.
Hal itu kembali membuat kontolku terbangun.
”Ih, dari luar memang nggak kelihatan, tapi dalamnya kelihatan sesak tuh,” mbak Darsih menunjuk daerah kontolku yang perlahan-lahan berubah menjadi semakin munjung.
“Ehm, iya kali, mbak.” kataku pasrah karena aku memang tidak bisa menutupinya lagi.
”Tegang ya?” bisik mbak Darsih sedikit genit.
”Iya, kenapa ya, mbok?” kataku polos.
“Nggak apa-apa, normal.” katanya sambil dengan tangan mulai mengusap-usap perlahan.
Aku mulai merasa nikmat di batang kontolku akibat belaiannya.
”Mau dibuang?” tawarnya.
”Jangan, mbak, sayang.” kataku bodoh.
”Nggak apa, nanti juga ada gantinya.” ia tersenyum.
Aku terdiam, berusaha mencerna ucapannya.
“Ehm, terserah mbak aja deh.” kataku pada akhirnya.
Kembali mbak Darsih menutup mukaku dengan bantal. Dan perlahan, kembali kurasakan nikmat menjalari batang kontolku saat dia menduduki dan menjepit batang kontolku di belahan lubang vaginanya.
“Mbak, kalau kakek pulang bagaimana?” tanyaku sambil merintih keenakan menikmati genjotannya.
”Tenang saja, nanti juga gedor pintu.” jawab mbak Darsih. Kurasakan goyangannya menjadi semakin cepat sekarang.
”Mbak, maksud mbak sesek itu apa?” tanyaku dengan tangan berpegangan erat pada sprei, berusaha menahan desakan nikmat dari batang penisku agar tidak cepat memancar keluar.
”Ah, kamu pura-pura nggak tahu ya?” kata mbak Darsih.
”Beneran, mbak.” sahutku masih dengan muka tertutup bantal.
Tidak bisa kuketahui bagaimana raut muka mbak Darsih sekarang, tepai dari erangan dan rintihannya, sepertinya dia merasa nikmat sekali, sama seperti yang aku rasakan sekarang.
”Maksud mbak, ininya kamu sudah penuh.” katanya sambil meraba biji pelirku.
“Oh, kirain celanaku yang sesek.” kataku baru mengerti.
Saat itulah mbak Darsih tersadar, ternyata kami telah salah paham. Dia langsung menghentikan gerakannya diatas kontolku.
”Mbak, kenapa?” tanyaku bingung, tak ingin kenikmatan ini terputus di tengah jalan.
”Aduh, gimana dong?” kata mbak Darsih sedikit panik.
”Maaf ya, kukira kamu mengerti…” dia sudah akan mencabut vaginanya, tapi segera kutahan pinggulnya.
“Nggak apa-apa, mbak. Aku nggak akan cerita sama kakek.” kataku menenangkan.
Mbak Darsih terdiam, seperti masih berusaha mencerna kata-kataku. ”Beneran ya?” ia bertanya memastikan.
”Iya, mbak. Asal mbak mau beginian terus sama aku.” kataku dari balik bantal.
Selama dia tidak menyuruh, aku akan tetap bersembunyi.
“Baiklah, mbak juga sudah tanggung. Mbak pinjam sebentar inimu ya?” katanya sambil memegangi penisku yang kini cuma kepalanya saja yang masih menancap.
”Iya, mbak.” sahutku dengan senang hati.
Akhirnya mbak Darsih pun melanjutkan gerakan naik turunnya di atas batang kontolku, hingga tak lama kemudian, aku kembali memuntahkan cairan kental ke dalam memeknya.
”Terima kasih ya,” dia mencium pipiku dan kembali merapikan pakiannya.
”Sama-sama, mbak.” Aku yang kelelahan, dengan tetap telanjang, terlelap tak lama kemudian.
Sejak itu, sesekali, jika mbak Darsih lagi pingin, dia suka berbisik;
”Boleh pinjam nggak?” Atau jika aku yang pingin, aku terkadang berkata,
”Mbak, kayaknya sesek.” itulah kode yang kami sepakati.

Baca Juga Cerita Seks Tugas Dinas

Begitulah, hubungan terlarang kami terus terjalan. Bahkan kami seakan tak peduli tempat dan waktu, jika hasrat kami sudah tak terbendung, kami selalu berusaha menuntaskannya, kapanpun dan dimanapun. Bahkan pernah, di malam hari, mbak Darsih masuk ke kamarku dan naik ke atas tubuhku, padahal saat itu kakek lagi ada di rumah. Nekat sekali dia, tapi aku juga tidak bisa menolak karena aku tahu kalau kakek sudah terlelap.
Yang lebih gila, pernah kusetubuhi mbak Darsih di gubuk tengah ladang saat ia tengah mengantarkan makanan buat kakek. Sementara kakek mencangkul untuk membuat bedengan, kutindih istrinya yang masih nikmat dan cantik itu hanya dengan beralaskan tikar lusuh. Kakek sama sekali tidak curiga karena matanya memang sudah sangat rabun, ia tidak bisa melihat jelas ke gubuk dimana kami berada.
Sering juga saat kakek nonton teve di ruang tengah, kuseret mbak Darsih ke dapur. Hanya dengan bertumpu pada meja, kutusuk tubuh sintalnya dari belakang. Mbak Darsih berusaha menutupi mulutnya dengan tangan agar rintihan dan teriakannya tidak sampai terdengar oleh kakek. Tapi aku yakin itu tidak akan terjadi karena kakek juga sedikit tuli.
Tapi selama kami bercinta dan bersetubuh, aku dan mbak Darsih tidak pernah melakukan kontak lain selain pertautan alat kelamin kami. Aku tak pernah mencium bibirnya, juga meraba tubuh sintalnya. Paling banter aku cuma sedikit memeluknya kalau sudah konak banget. Jika lagi pingin, aku biasanya langsung menusukkan kontolku ke memek mbak Darsih tanpa melakukan foreplay atau pemanasan terlebih dahulu. Gairah kami yang meluap-luap sudah cukup untuk membuat memek mbak Darsih jadi basah dan lengket.
Jika mbak Darsih yang pingin, biasanya dia meremas-remas dulu batang penisku, baru memasukkannya ke dalam lubang kenikmatannya. Sesekali aku memang kadang meremas payudara montok milik mbak Darsih disela-sela genjotan kontolku, tapi tak pernah lebih dari itu. Bahkan melihat bagaimana warna dan bentuknya saja, aku juga tidak pernah. Bagiku yang penting kontolku bertemu dengan memeknya, itu sudah lebih dari cukup.
Sungguh, walau diperlakukan begitu, aku tetap puas. Begitu juga dengan mbak Darsih. Jika aku datang, menusukkan kontolku, dan pergi meninggalkannya jika sudah usai, baginya itu sudah merupakan hal yang paling nikmat. Rupanya setelah hampir setahun tak pernah merasakan kepuasan dari kakek, ia jadi gampangan seperti itu. Tapi untungnya ada aku yang siap memuaskannya sewaktu-waktu, hingga disela-sela kesepiannya, dan kesepian di kampungku, mbak Darsih tetap bisa meraih kenikmatan ragawi dan berpacu di malam-malam gelap dan sunyi bersama.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Gairahku

Cerita Sex Terbaru | Baru kemarin aku menambah umurku yang ke 35 tahun, kali ini sudah lama aku tidak merasakan kebahagian
dengan dirayakan seperti ini, dan menurutku ini sungguh berkesan bagiku, aku yang berprofesi sebagai
ibu rumah tangga dengan suamiku yang sibuknya luar biasa, aku tipe orang pendiam diman keseharianku
hanya menonton tv.

Cerita Sex Terbaru Gairahku

Hura hura pun aku tidak pernah jadi pergaulanku tidak luas, tapi karena dizama modern seperti ini aku
bisa kenal di dunia maya, dimana selain nonton tv aku juga chat dengan seorang laki lain dan dari
sinilah perselingkuhanku dimulai.

Kepulangan suamiku yang hanya empat-lima hari dalam sebulan jelas membuatku sepi akan kasih sayang.
Dan tentunya sepi pelayanan.Tapi mungkin aku juga terpengaruh oleh teman-teman chatku.
Sebelum kenal chating, aku tidak begitu perduli dengan kesepian. Namun setelah banyak bergaul di chat,
aku mulai merasa bahwa selama ini hasrat birahiku tak pernah terpenuhi.

Ronny adalah pria pertama yang berselingkuh denganku.Usianya lima tahun lebih muda dariku dan sudah
menikah. Tubuhnya cukup ideal dan aku puas setiap berkencan dengannya. Namun kami tidak bisa sering-
sering karena istri Ronny bukan tipe wanita yang bisa dibohongi.

Setelah Ronny aku pun semakin membuka diri dengan menggunakan nick chat yang bikin penasaran. Beberapa
pria mulai sering mengisi kekosongan birahiku. Ada Ferry, manager sebuah perusahaan kontraktor berusia
30 tahun yang lihai memancing birahiku. Lalu ada Dhani yang seumuran denganku yang tidak pernah puas
dengan pelayanan istrinya. Dan masih ada beberapa lagi.

Aku mulai mengenal daun muda ketika berkenalan dengan Chris, mahasiswa salah satu PTS di Jakarta yang
usianya lebih muda 15 tahun dariku. Waktu itu aku agak segan berkenalan dengannya karena usianya yang
terpaut jauh sekali denganku.

Namun Chris memberiku pengalaman lain. Suatu ketika dia datang ke rumahku saat rumahku sedang sepi.
Dan dengan gairah mudanya yang menggelegak, Chris memberikan sensasi tersendiri padaku. Apalagi dengan
‘Mr. Happy’ miliknya yang king size. That was great.

Aku pun jadi tertarik dengan daun-daun muda yang bertebaran di chat room. Sampai akhirnya aku
mengoleksi sekitar 20 daun muda dengan usia antara 17-25 tahun yang keep contact denganku. Memang baru
4 orang dari mereka yang sempat berkencan denganku, namun yang lainnya tetap aku kontak via telepon.

Hingga akhirnya menjelang ulang tahunku Agustus kemarin aku punya rencana yang belum pernah aku
lakukan sebelumnya. Aku mengontak 8 daun muda yang kupilih untuk merayakan ulang tahun bersamaku.
Pilihan pertama jatuh pada Felix, siswa kelas 3 di salah satu SMU yang cukup terkenal di Jakarta
Selatan.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

“Halo tante..”, sapanya ceria ketika aku menghubungi HP-nya.

“Ya sayang, Sabtu ini ada acara nggak?”, tanyaku tanpa basa-basi.

“Ya biasa tante, paginya sekolah dulu”, jawabnya sedikit manja.

“Tapi sorenya free kan, tante ada acara nih..”, tanpa kesulitan Felix menyanggupi undanganku.

Selanjutnya Arga, mahasiswa salah satu PTS di Depok. Tanpa kesulitan pula Arga menyanggupi undanganku.
Kemudian Frans, salah seorang instruktur di pusat kebugaran milik seorang binaragawan ternama di
negeri ini.

Frans juga menyanggupi. Aku senyum-senyum sendiri membayangkan tubuh Frans yang tegap berotot dan
ukuran Mr. Happynya yang.. wow! Aku pernah sekali berkencan dengannya dan aku takjub dengan Mr. Happy
miliknya yang panjangnya 3 kali Nokia 8850 milikku.

Selanjutnya Dodi, siswa SMU di salah satu sekolah swasta yang cukup elit di bilangan Jakarta Selatan.
Lalu Stanley, mahasiswa PTS ternama di daerah Grogol dengan sepupunya Jonathan yang juga kuliah di
tempat yang sama. Lantas Rhino, gitaris di salah satu kafe di daerah Selatan. Dan terakhir tentu saja
Chris, daun muda pertamaku.Hari yang kunantikan pun tiba, tepatnya sehari sebelum ulang tahunku.

Pagi-pagi sekali aku menitipkan Juliet, anakku yang duduk di bangku SMP, ke rumah kakakku. Aku
beralasan ada reuni SMA weekend ini. Setelah itu aku mampir ke salah satu bakery di bilangan Hayam
Wuruk untuk mengambil kue ulang tahun pesananku. Kemudian aku langsung check in di suite room salah
satu hotel berbintang di daerah Thamrin.

Di kamar aku segera re-check daun-daun mudaku untuk memastikan kehadiran mereka. Semua beres, mereka
akan hadir sekitar jam 5 sore.

Sekarang baru jam 11 siang. Cukup lama juga sampai jam 5 sore nanti. Sambil tiduran di ranjang aku
membayangkan apa yang akan terjadi nanti. Kok malah jadi horny. Aku mondar-mandir di kamar tak karuan.
Untuk mengusir kejenuhan aku turun ke bawah, sekalian mencicipi makan siang di restoran hotel
tersebut.Cerita Sex Terbaru

Di salah satu meja, aku melihat 5 orang wanita seusiaku dan 1 orang pria yang wajahnya masih cute
sekali. Mungkin masih kuliah atau sekolah. Mereka makan sambil ngobrol dan tertawa-tawa. Sama sekali
tak menyadari kehadiranku, sampai akhirnya salah seorang dari wanita-wanita itu beradu pandang
denganku. Dia memberitahu yang lain, dan si cute melambai ke arahku. Aku tersenyum dan membalas
lambaiannya.

Selesai makan, aku mendapat selembar memo dari salah seorang pelayan. Aku membaca isi pesannya,
“DANIEL, 0856885— PLZ CALL ME”. Aku tersenyum. Sampai di kamar, aku menghubungi nomor tersebut.

“Halo..” terdengar ribut sekali di ujung sana.

“Halo, Daniel?” tanyaku.

“Ya, siapa nih?” tanya si pemilik suara itu lagi.

“Aku dapet memo dari kamu..”

“Ohh.. iya, nama kamu siapa?” kami berkenalan, dan ternyata Daniel adalah si cute yang aku lihat di
resto bersama 5 wanita tadi.

Dan aku surprise sekali setelah mengetahui bahwa Daniel juga sedang merayakan ulang tahunnya hari ini.
Dia juga surprise setelah kubilang bahwa aku juga akan merayakan ulang tahun di sini. Kemudian Daniel
mengundangku untuk merayakan ulang tahun di kamar yang disewanya di bawah.

Kebetulan! Sambil mengisi waktu nggak ada salahnya pemanasan dulu. Family room yang disewa Daniel
penuh dengan balon aneka warna. Kelima wanita yang kulihat tadi ada di situ. Salah satunya adalah adik
maminya Daniel, dan yang lain teman-temannya.

Rupanya Daniel ‘dipelihara’ sebagai gigolo oleh kelima wanita tersebut. Candra, adik maminya Daniel
adalah wanita pertama yang mengenalkan anak itu ke dalam dunia seks. Lalu ada Shinta dan Melly, teman
kerja Candra, serta Yuni dan Liana, teman aerobik Candra. Dan hari itu mereka berlima sepakat untuk
merayakan ulang tahun Daniel di kamar tersebut sejak tadi malam.

Tepat jam 12 tadi malam Daniel menirima suapan kue ulang tahun dari mulut wanita-wanita itu secara
bergantian, dan jam 5 pagi tadi mereka baru selesai melepas birahi bersama. Acara kali ini semacam
games, dimana Daniel dalam keadaan telanjang bulat diikat dengan mata tertutup atas ranjang dengan
penis yang tegak.

Kemudian secara acak kelima wanita itu memasukkan penis Daniel ke dalam vagina mereka, dan saat itu
Daniel harus menebak, siapa yang sedang menindihnya. Kalau benar, Daniel diperbolehkan melepaskan
ikatannya dan melepas birahinya dengan wanita yang tertebak.

Tapi kalau salah, wanita tersebut akan menyodorkan vaginanya ke mulut Daniel, dan anak itu harus
memuaskannya dengan lidahnya.

Aku menyaksikan permainan yang seru itu di salah satu kursi di situ. Ramai sekali mereka bermain.
Kadang aku senyum-senyum ketika Daniel salah menebak. Anak itu lihai sekali melakukan oral sex, sudah
3 wanita yang klimaks akibat permainan lidahnya.

Aku menikmati permainan itu, yang ujung-ujungnya mereka kembali berpesta sex berenam. Candra
mengajakku bergabung. Sebetulnya aku agak keberatan, karena aku belum pernah melakukan hubungan seks
dengan melibatkan wanita lain.

Namun aku ngiler juga melihat tubuh Daniel yang cukup oke itu, apalagi dengan penisnya yang wow!
Lumayan juga buat pemanasan.

Aku sempat dua kali klimaks di pesta mereka. Yang pertama dengan Daniel, dan yang kedua..ehm, saat
oral sex dengan Liana. Jujur saja, awalnya aku agak jengah ketika merasakan kulit tubuhku bersentuhan
dengan kulit wanita-wanita itu, apalagi saat menyentuh bagian-bagian sensitif.

Namun gairah birahi yang menyala-nyala dapat membuatku melupakan semua rasa risau tersebut. Akhirnya
aku sangat menikmati juga bermain dengan wanita-wanita itu.

Sayangnya menjelang jam 5 aku harus selesai lebih awal, kerena sebentar lagi orang-orang yang akan
merayakan ulang tahunku akan datang. Padahal aku baru saja menikmati permainan mereka.

Aku pun pamit, namun sebelum kembali ke kamar aku mengundang mereka ke kamarku untuk bergabung dengan
pesta ulang tahunku nanti malam. Mereka setuju, terutama kelima wanita tersebut karena mendengar ada 8
daun muda yang kuundang untuk memuaskan hasratku.

Masih kurang lima menit, aku menunggu sendirian di kamar yang luas tersebut. Frans yang pertama kali
datang. Pria bertubuh tegap itu langsung mencium bibirku sambil mengucap happy birthday. Dengan gaya
jantannya Frans bermaksud menggendong tubuhku seperti biasa, namun aku menahannya.

“Ntar Frans, tunggu yang lain..”, kataku.Wajah Frans terlihat bingung.

Aku pun menjelaskan rencana ulang tahunku kepadanya. Pria itu tertawa terbahak-bahak

“Gila.. tante maniak banget ya, emang kuat?”, goda Frans. Aku tersenyum.

Tak lama kemudian Chris datang. Anak itu terkejut mendapati ada pria lain di kamar itu. Aku pun
kembali menjelaskan rencanaku kepadanya. Chris sampai geleng-geleng. Lalu Felix dan Dodi datang secara
bersamaan dengan raut wajah keduanya yang sama-sama bingung.

Chris dan Frans tertawa-tawa melihat kebingungan mereka. Kemudian Stanley dan Jonathan juga datang
bersamaan, namun mereka tidak terlalu kaget karena aku sering bermain bertiga dengan mereka. Lalu
Arga, dan terakhir Rhino.

Lengkaplah sudah. Aku mengajak mereka ke sauna untuk mandi bersama. Aku melihat beberapa dari mereka
agak risih. Mungkin mereka tidak terbiasa berada dalam satu ruangan dengan sesama pria dalam keadaan
telanjang. Hanya Stanley, Jonathan, Frans dan Chris yang bisa menguasai keadaan. Yang lain masih
terlihat agak nervous.Cerita Sex Terbaru

Selesai bersauna, aku mengeluarkan anggur yang kubawa dari rumah tadi. Anggur itu sudah kucampur
dengan obat perangsang dan obat kuat konsentrasi tinggi. Aku jamin siapa pun yang meminumnya mudah
sekali terangsang dan dapat bertahan lama.

Aku memberikan mereka satu persatu. Kemudian kita ngobrol-ngobrol di atas ranjang sambil minum. Oya,
semenjak dari sauna tadi, tak satu pun tubuh kami yang ditutupi pakaian. Kami sudah bertelanjang
bulat.

Kami terus ngobrol-ngobrol sambil aku menunggu reaksi obat tersebut. Sekitar setengah jam kemudian
mereka mulai menunjukkan gejala-gejala terangsang. Beberapa bahkan penisnya mulai mengeras.

Aku mencoba membakar gairah mereka dengan menjamahi tubuhku sendiri. Sambil minum kuusap-usapkan
tanganku ke seluruh tubuh, kumainkan payudaraku, dan kuusapi permukaan vaginaku. Aku tertawa dalam
hati.

Dari tingkah laku dan ekspresinya, jelas sekali kalau birahi mereka sudah naik ke kepala. Namun tak
ada yang berani memulai, sampai Chris yang duduk di dekat kakiku memberanikan diri menyentuhku. Frans
ikut-ikutan menjamah tubuhku, disambung Felix, dan akhirnya semua bergumul menyentuhku. Ah great! The
party has just begun.

Aku asyik berciuman dengan Frans dengan panuh nafsu, sementara Arga dan Dodi menjilati kedua
payudaraku. Tangan kiriku asyik mengocok penis Felix sedangkan yang kanan dengan lincah memuaskan
Chris.

Lidah Jonathan menari lincah di perutku, memberikan sensasi kenikmatan tersendiri. Sementara Stanley
dan Rhino melengkapi kenikmatan dengan menjelajahi daerah di bawah perut dengan lidah dan jari-jari
mereka. Ahh.. baru kali ini aku merasakan gejolak yang luar biasa. Setiap jengkal tubuhku rasanya
dimanja dengan sentuhan mereka.

Kami pun bertukar-tukar posisi. Hampir dua jam kami melakukan fore-play tersebut. Chris yang pertama
berhasrat menembus lubang vaginaku. Sambil bersandar di dada Frans yang bidang, sementara Stanley dan
Felix asyik mencumbui tubuhku yang terawat, aku menerima kenikmatan yang diberikan Chris.

Ahh.. anak itu hebat sekali memainkan temponya. Penisnya yang memang berukuran besar terasa memenuhi
vaginaku. Setelah Chris, gantian Jonathan yang menghujamkan penisnya yang bertindik mutiara itu ke
dalam vaginaku.

“Ahh.. ahh.. terus Jo.. aaahhh..”, aku mulai mendesah merasakan bola mutiara itu memijit-mijit dinding
vaginaku.

Uhh.. nikmat sekali. Daun mudaku yang satu ini memang kreatif sekali mendandani penisnya. Suatu kali
saat aku berkencan dengannya, Jonathan memasang sepuluh anting-anting kecil yang terbuat dari silikon
di sekeliling leher penisnya. Hasilnya..wow, aku mengalami multi orgasme hingga 17 kali berturut-
turut.

Saat itu hampir aku kehabisan nafas. Seperti biasa saat aku main dengan Jonathan, Stanley kumat
gilanya. Penis Jonathan yang berdiameter 5 cm itu sudah hampir memenuhi vaginaku, Stanley menambahnya
dengan menghujamkan penisnya yang berukuran kurang lebih sama dengan Jonathan ke dalam vaginaku.
Akkhhh.. nikmatnya! Aku sampai menggigit tangan Felix yang sedang memelukku.

“Ahh.. ahh.. ooohhh..”, birahiku semakin memuncak.

Saat itu Rhino langsung menyumpal mulutku dengan penisnya yang belum disunat itu. Mmm.. nikmat sekali.
Aku mengulum dan memainkan ujung penis Rhino yang kenyal. I like this.. aku menggigitinya seperti
permen karet. Anak itu mengerang keasyikan. Aku merasa birahiku semakin memuncak. Dan..ahhh, aku pun
mencapai orgasmeku.

Jonathan dan Stanley mencabut penis mereka pelan-pelan. Kemudian gantian Stanley yang memasukkan
penisnya yang basah itu ke dalam mulutku.Di bawah, Frans kembali bergumul dengan vaginaku. Lidahnya
lincah menari-nari membangkitkan kembali gairahku hingga birahiku kembali naik. Lantas dituntaskannya
dengan penis supernya tersebut. Ahhh.. nikmatnya.

Kami terus berpesta, bergumul dan berganti-ganti posisi. Tanpa terasa malam hampir mencapai pukul 12.
Artinya sebentar lagi hari ulang tahunku akan tiba. Saat itu segenap kepuasan telah menyelimuti kami
dari pesta sejak sore tadi. Tubuh-tubuh macho itu tergeletak melepas ketegangannya di tengah-tengah
tubuhku, sambil kami bercumbu-cumbu kecil.

Akhirnya alarm handphoneku yang sengaja kupasang, berbunyi. Now it’s the time! Tepat jam 12 aku
mengeluarkan kue ulang tahun yang kubeli tadi siang dari dalam lemari es, kuletakkan di atas meja.
Kedelapan daun mudaku berdiri mengelilingi meja tersebut.

Acara potong kue pun dimulai. Potongan pertama kuletakkan di atas cawan, kemudian kuberikan pada Chris
yang berdiri di sebelahku. Kusuapkan sepotong ke mulutnya dengan mulutku. Kemudian potongan kedua
kuberikan pada Frans dengan cara yang sama. Lalu berturut-turut Stanley, Jonathan, Arga, Dodi, Rhino
dan terakhir Felix.

Kami pun berpesta dengan kue itu dan tentunya beberapa botol anggur yang telah kuberi obat perangsang
tadi. Selesai makan, atas ide Frans aku diminta berbaring di atas meja, kemudian tubuhku dibaluri sisa
krim dari kue dan sedikit disirami anggur. Kemudian dengan buas, kedelapan daun mudaku melumat tubuhku
dengan lidah mereka. Ahh.. nikmat sekali rasanya. Aku merasa seperti ratu yang dimanja gundik-
gundiknya.

Mereka tak hanya menjilati, tapi juga mencumbui seluruh permukaan kulitku. Sshh.. oohhh.. Felix memang
pintar sekali menjelajahi payudaraku. Anak itu berduet dengan Arga melumat payudara dan puting susuku.

Frans, Rhino dan Chris asyik berebutan mengeroyok vagina dan pantatku. Uhhh.. rasanya vaginaku ingin
meleleh dibuatnya. Sudah 8 kali aku orgasme dengan permainan ini, namun mereka terus asyik melumat
tubuhku tanpa henti. Gila, obat perangsang pemberian salah seorang temanku itu memang top banget.

“Sshhh.. ooohhh..”, untuk yang ke-9 kalinya aku mencapai orgasme.

Karena tak tahan aku pun bangkit. Tubuhku sudah basah oleh air liur mereka. Aku melirik ke jam di
handphoneku. 00:57. Sebentar lagi Daniel dan tante-tantenya akan kemari.

“Sebentar ya sayang..”, aku menyingkir sedikit dari daun-daun mudaku untuk mengirim SMS ke Daniel.

Tak lama kemudian anak itu membalas.

“Yup, confirm! Mereka sedang di lift dan sebentar lagi akan tiba.”

“Ok sayang.. kalian semua betul-betul hebat. Tante senang sekali merayakan pesta ulang tahun seperti
ini. Nah.. sebagai imbalan, tante punya surprise buat kalian semua..”, cetusku sambil senyum-senyum.

Kedelapan pria itu saling berpandangan dengan bingung.

“Wah, surprise apalagi nih tante?”, tanya Chris.

Aku mengecup bibir anak itu.

“Liat aja bentar lagi”, jawabku.

Baru saja aku meyelesaikan kalimatku, pintu kamar berbunyi. Aku segera memakai kimono dan menghampiri
pintu.

“Happy birthday Tasha..” Daniel dan tante-tantenya berteriak ribut mengejutkan semua pria yang ada di
dalam kamarku.

Aku mempersilakan masuk dan mengenalkan mereka. Melihat kedelapan daun mudaku yang tanpa busana,
kelima wanita itu langsung menanggalkan pakaian mereka tanpa basa-basi.
“Oke semua, this is the real party.. Enjoy it!”, seruku pada mereka.

Bagai pasukan yang dikomando, mereka langsung mencari pasangan dan memilih tempat masing-masing untuk
melepas birahinya. Aku menghampiri Daniel yang masih berpakaian lengkap.
“Sayang.. sekarang saatnya kita berduaan. Biar saja mereka berpesta, tante ingin menikmati tubuh kamu
sendirian.. mmm.. mmm..”, desahku seraya mencium bibir Daniel.

Pria macho itu langsung menggendong tubuhku dan membawaku ke bathroom. Daniel mendudukkanku di atas
meja wastafel, dan kami pun melanjutkan ciuman kami. Tanganku lincah melucuti kemeja yang membungkus
tubuh Daniel. Anak itu juga melepas kimono yang kupakai. My God! Untuk kesekian kali aku mengagumi
tubuh kekar Daniel yang putih itu.

Aku mendekap tubuhnya hingga dadanya menempel ketat di payudaraku. Ssshh.. hangat sekali. Daniel
menciumi leher dan bahuku habis-habisan.Cerita Sex Terbaru

Gairahku kembali naik. Dengan lembut Daniel mendorong tubuhku hingga setengah berbaring di atas
wastafel tersebut. Kemudian dengan liar anak itu menjelajahi tubuhku dengan lidahnya. Ahhh.. dia
pintar sekali mencumbui puting susuku.

Sementara sebelah tangannya mengusap-usap permukaan kemaluanku. Kedua tanganku sampai meremas rambut
Daniel untuk menahan kenikmatanku. Daniel membasahi jari-jarinya dengan lidahnya, kemudian
dimasukannya jari tengahnya yang kekar itu ke dalam lubang vaginaku.
“Sshhh.. ooohhh..”, aku mendesah merasakan kenikmatan itu.

Daniel melirik ke wajahku yang sedang berekspresi seperti orang ketagihan. Bibir, lidah dan giginya
tak henti-henti mencumbui puting susuku. Daniel memang lihai sekali memainkan tempo.

Tak sampai lima belas menit, jari-jari Daniel berhasil membuatku klimaks. Aku memeluk dan mencium anak
itu. Kemudian gantian aku yang turun ke bawah untuk menikmati penisnya yang aduhai itu.

Gila, masih lemesnya aja segini, gimana udah tegang nanti. Penis Daniel yang tidak disunat itu
terlihat lucu dengan daging lebih di ujungnya. Dengan lincah aku menjilati sekeliling penis anak itu.
Daniel meremas rambutku dengan penuh nafsu.

Lidahku mulai menjelajahi batang penisnya yang besar itu. Uhhh.. gila besar sekali. Sampai pegel
lidahku menjilatinya. Sesekali Daniel menggesek-gesekkan batang penisnya itu ke mulutku dengan gemes.
Aku semakin liar saja melumatnya. Pelan-pelan aku mulai melahap penis Daniel.
“Mmm.. mmm.. enak sekali.”

Aku mengulum ujung penis Daniel yang kenyal, dan menarik-nariknya seperti permen karet. Anak itu
sempat bergidik menahan nikmat. Sambil mengulum ujungnya, kedua tanganku memainkan batang penisnya
yang sudah basah oleh air liurku itu. Lidahku semakin lincah dan liar.

Akhirnya penis Daniel mencapai ukuran klimaksnya. Dan.. wow betul-betul fantastis. Aku mengukurnya
dengan jariku. Gila, nyaris dua jengkal tanganku. Kayaknya tadi waktu party bareng tante-tantenya
nggak segede ini. Makan apa sih ni anak. Penis Daniel sudah keras, kepalanya sudah menyembul dari
balik kulitnya dan urat-urat yang perkasa mulai menghiasi sekeliling batang penisnya.

Daniel mengusap-usapkan penisnya ke sekujur wajahku.

“Ahhh.. nikmat sekali.” Sebentar lagi aku akan merasakan kejantanannya.

Sambil berpegangan di wastafel, aku siap dengan posisi nungging. Perlahan-lahan Daniel menyelipkan
batang penis jumbonya itu ke dalam liang vaginaku.

“Aahhh..” aku merasa seperti seorang perawan yang baru menikmati malam pertama.
Penis Daniel terasa sulit menembus vaginaku.

Pelan-pelan Daniel menusukkan semakin dalam, dan.. akhirnya penis Daniel amblas ke dalam vaginaku.
Uhhh.. rasanya ketat sekali di dalam.

“Shh.. tante.. lubangnya sempit banget sih.. enak banget nih..ahhh..”, Daniel mendesah ditelingaku.

Pelan-pelan Daniel mulai memaju-mundurkan penisnya.

“Ohh..ohhh..ooohhh.. nikmat sekali.”

Sementara kedua tangannya yang kekar meremas payudaraku.

“Aahhh.. ahh.. Daniel.. aahhh.. enak sekali sayang.. aahhh..”, Aku merasakan tubuhku akan meledak
menahan rasa nikmat yang luar biasa. Baru kali ini aku merasa seperti ini.

Dan tak lama kemudian aku pun mencapai klimaks. Ahhh.. Daniel mencabut batang penisnya dari vaginaku.
Gila, anak itu masih cool aja. Masih dalam posisi berdiri, aku memeluk tubuh kekarnya, sambil menciumi
dadanya yang bidang.

“Gila, kamu hebat sayang.. mmmhhh..”, desahku seraya melumat bibirnya.

Daniel lalu menggendong tubuhku dan dia mulai melumat payudara dan puting susuku. Ahhh.. asyik sekali.

“Tante.. aku mau sambil berdiri ya..”, desahnya.

Aku mengangguk. Tanpa kesulitan Daniel kembali meyelipkan batang penisnya yang masih keras ke dalam
vaginaku yang sudah becek. Oohhh.. kami bermain dengan posisi berdiri. Berat badanku membuat penis
Daniel menancap semakin dalam. Nikmat sekali rasanya.

Entah berapa kali aku dan Daniel saling melepas nafsu di kamar mandi itu. Tubuhku sampai lemas karena
terlalu sering orgasme. Daniel yang masih stay cool duduk di atas toilet, sementara aku duduk di
pangkuannya sambil merebahkan tubuhku di dadanya yang bidang.
“Hhh.. kamu gila sayang, hebat banget sih..”, cetusku sambil mencubit hidung Daniel.

Anak itu tersenyum sambil mengusap rambutku.

“Tante juga hebat.. gila tadi tante party sama cowo-cowo itu ya?”, tanya Daniel sedikit takjub.
Aku mengangguk manja. Anak itu sampai geleng-geleng.

“Kamu juga sering kan party bareng tante-tantemu itu? Hayo ngaku..”, celetukku dengan nada bercanda.

Daniel tertawa. Sambil melepas lelah aku berbagi cerita dengan Daniel. Aku sampai geleng-geleng
mendengar ceritanya.

Di usianya yang masih semuda itu ternyata pengalaman seksualnya jauh lebih banyak dari padaku. Dengan
segala kelebihan fisik yang dimilikinya, anak itu seringkali menyelesaikan persoalan dengan rayuan dan
pesona bercintanya.

Mulai dari teman sekelasnya yang rela membuatkan PR-nya dan Daniel membayarnya dengan memberi
kenikmatan birahi pada si cewe itu. Kemudian tantenya yang kepergok berselingkuh di salah satu
restoran, juga merelakan tubuhnya dipuaskan Daniel sebagai imbalan tutup mulut. Bahkan sampai wali
kelasnya yang menurutnya memang cantik itu, rela membubuhkan nilai 9 di raport Daniel dengan imbalan
pelayanan birahi yang memuaskan dari anak itu.

“Tante, kita keluar yuk, kayaknya pada berisik banget deh..”, ajak Daniel tiba-tiba
Aku mengangguk setuju. Sejak tadi memang di luar kamar mandi tersebut berisik sekali.

Suara lenguhan, desahan sampai jeritan manja sayup-sayup terdengar saat aku berpacu nafsu dengan
Daniel di kamar mandi tadi. Betapa terkejutnya aku ketika keluar dari kamar mandi melihat pemandangan
yang selama ini hanya dapat aku nikmati lewat blue film.

Para daun mudaku tersebar di berbagai sudut asyik berbagi kenikmatan dengan tante-tantenya Daniel
Jonathan dan Stanley yang selalu kompak asyik memuaskan Shinta di salah satu sofa. Arga, Rhino dan
Dodi juga sibuk menggumuli Melly, yang paling cantik dan seksi di antara wanita-wanita itu.

Sementara Candra bagai seorang ratu tergolek di atas ranjang, sementara Chris dan Felix dengan buas
menggeluti tubuhnya yang memang mulus. Si macho-ku Frans rupanya yang jadi favorit sampai Yuni dan
Liana berebut menikmati Mr. King-nya.

Aku geleng-geleng melihatnya seraya memeluk tubuh Daniel yang ada di sebelahku. Inikah yang namanya
orgy? Betul-betul gila. Aku tak menyangka kalau pesta ulang tahunku menjadi sefantastis ini. Aku dan
Daniel pun bergabung dengan mereka.

Entah berapa jam lamanya aku larut dalam pesta gila itu, kami berganti-ganti pasangan seenaknya. Entah
sudah berapa kali kami orgasme. Namun khasiat obat perangsang yang kubawa itu memang luar biasa.
Stamina kami seperti tak ada habis-habisnya.

Pesta gila itu akhirnya terhenti oleh Candra yang punya ide untuk bikin games. Wanita itu ingin
membuat game seperti yang dilakukannya pada Daniel sore tadi sebagai hadiah ulang tahunku. Tentu saja
aku setuju.

Dengan posisi nungging, aku berlutut di atas ranjang. Kepalaku rebah di atas bantal, mataku tertutup,
sementara kedua tanganku diikat. Kedua pahaku kubuka lebar-lebar. Permainan pun dimulai.

Pria-pria yang ada di situ secara acak akan memasukkan batang penisnya ke dalam vaginaku. Jika aku
bisa menebak siapa yang sedang beraksi, aku boleh melepas ikatanku dan melapas hasratku dengan pria
tersebut. Namun jika aku salah menebak, aku harus mengulum penis pria tersebut sampai dia orgasme.

Suasanya sunyi senyap. Penis pertama mulai menyusup perlahan ke dalam lubang vaginaku. Aku berharap
penisnya Jonathan, karena mudah sekali mengenalinya. Perlahan penis itu terus masuk ke dalam liang
vaginaku.

Ups.. tidak ada aksesoris apa-apa. Berarti bukan Jonathan. Siapa ya? Aku jadi penasaran. Penis itu
sudah amblas seluruhnya kedalam vaginaku. Ughh.. nikmatnya. Tapi siapa ya? Aku melakukan kegel untuk
memancing desahan pria itu. Sial, nggak bersuara. Yang ada malah suara Shinta, Melly, Candra, Yuni dan
Liana yang berah-uh-ah-uh mengacaukanku. Ah.. aku betul-betul bingung.Cerita Sex Terbaru
“Stanley?” tebakku.

Wanita-wanita itu cekikikan. Sang pria sama sekali tak bersuara. Tiba-tiba tubuh pria tersebut
menunduk hingga aku bisa merasakan dengusan nafasnya. Dibukanya tutup mataku.

“Aww.. Chris!”, teriakku.

Gimana aku nggak bisa ngenalin sih. Dasar. Mereka semua tertawa. Sebagai konsekuensi, aku harus
mengulum penisnya sampai anak itu orgasme.

Permainan terus berlanjut. Berkali-kali aku gagal. Mungkin ada sekitar 7 kali aku tidak bisa menebak.
Padahal kadang salah seorang dari mereka beraksi lebih dari satu kali. Tapi aku tetap tidak mengenali.

Sialnya Jonathan malah melepas aksesoris yang menjadi ciri khasnya. Huh.. Tapi aku senang. Bukan Tasha
namaku kalau tidak mengenali penis si macho, Frans. Aku langsung menjerit keasyikan begitu tahu
tebakanku tepat. Dengan cool Frans melepaskan ikatanku dan kami melepas birahi dengan ditonton oleh
yang lain.

Setelah orgasme, permainan dilanjutkan. Berikutnya ketebak lagi. Gimana nggak, siapa lagi yang
penisnya bisa membuatku merasa seperti perawan. Ughhh.. nikmat sekali saat penis super besar itu
amblas di dalam vaginaku.

Aku yang memang sudah bisa menebak mencoba mengulur waktu sebentar. Nikmat sekali penis ini. Aku
melakukan kegel berkali-kali, hingga tiba-tiba penis itu memuntahkan spermanya yang kental di dalam
vaginaku. Si pemilik penis mengerang menahan nikmat. Aku bisa mendengar suara gumaman heran orang-
orang yang ada di situ.

“Gotcha Daniel!”, seruku sambil tersenyum penuh kemenangan. Yang lain berteriak heboh. Daniel pun
langsung membuka tutup mata dan tali yang mengikatku.

“Tante curang ih..”, rajuknya manja.

Aku tertawa dan memeluk tubuh anak itu. Kami pun bercumbu sambil disaksikan yang lain. Tak butuh
waktu lama untuk mengembalikan birahi Daniel setelah aku ‘mencuri’ spermanya tadi. Dengan gayanya yang
buas, Daniel membuat kami orgasme bersama.

Permainan itu berlangsung sampai menjelang pagi. Setelah semua selesai, Daniel dan tante-tantenya
pamit untuk kembali ke kamarnya. Sementara aku juga mau istirahat. Kami pun tertidur pulas sekali.
Lewat jam dua belas kami baru bangun.

Satu persatu daun mudaku pamit pulang, hingga akhirnya aku sendirian di kamar yang besar itu. Sambil
berdiri di pintu, aku menyaksikan pemandangan kamar yang berantakan. Botol-botol minuman berserakan di
mana-mana, begitu juga krim-krim bekas kue.

Baca Juga Cerita Sex Duda Yang Perkasa

Posisi kursi, meja dan sofa sudah nggak jelas, ranjang apalagi sudah mawut-mawutan. Tapi aku merasa
puas sekali. Betul-betul pesta ulang tahun yang berkesan. Dan yang lebih berkesan lagi aku dapat daun
muda baru, Daniel.

Sejak kejadian itu, aku menjadi akrab dengan Daniel dan juga tante-tantenya. Aku jadi bersahabat karib
dengan Candra. Dan dari mereka juga aku mulai mengenal kehidupan malam.

Petualangan sex-ku pun makin beragam. Aku mulai sering ikut acara-acara gila yang diadakan Candra dan
teman-temannya. Februari kemarin, aku bercerai dengan suamiku. Toh aku pikir ada atau nggak ada suami
sama saja. Dia jarang sekali di rumah. Hak asuh Juliet pun kuserahkan dengan ikhlas pada suamiku.

Dan kini aku semakin bebas tanpa adanya suami dan anak. Aku bisa keluar rumah sesukaku dan ikut
acara-acara gilanya Candra. Bahkan tak jarang aku menjadi tuan rumah untuk acara-acara tersebut,
karena rumah peninggalan suamiku ini memang besar sekali. Aku pun juga bebas mengundang daun-daun
mudaku ke rumah untuk memuaskanku kapan saja aku mau.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Horny

Cerita Sex Terbaru | Aku senang sekali karena setahun ini kami berumah tangga kehidupan di keluarga kami sangat indah berjalan dengan baik tanpa masalah, nama aku Santi umurku 22 tahun aku seorang lulusan D3 setelah lulus aku langsung diterima di sebuah instansi di Solo, kulitku putih dan bersih tinggiku 170 cm dan berat badanku 50 kg ukuran buah dadaku 34b.
Suamiku Ardi umurnya lebih tua dari ku 3 tahun dia berumur 25 tahun bergelar sarjana S1 ia bekerja di bidangnya yaitu tata kota, suamiku ini sangat perhatian dan sabar soal hubungan kami di rranjang juga tidak masalah mungkin kita lakukan seminggu 2 kali.

Cerita Sex Terbaru Horny

Hanya saja , jika hasrat saya sedang meninggi ,dan Ardi menolak berhubungan badan dengan alasan lelah , itu membuat saya kecewa. Memang saya akui kalau soal yang satu ini , saya lebih agresive .
Bila Ardi sudah berkata, “Kita tidur ya,” maka saya pun menganggukkan kepala meski saat itu mata saya masih belum mengantuk.

Akibatnya, tergolek disamping tubuh suami , dengan mata yang masih nyalang itu, saya sering , menghayal. Menghayalkan banyak hal. Tentang jabatan di kantor, tentang anak, tentang hari esok , sampai tentang ranjang.

Seperti cerita Ani atau Indah di kantor, yang setiap pagi selalu punya cerita menarik tentang apa yang mereka perbuat dengan suami mereka pada malamnya.

Kalau sudah begini , tanpa saya sadar , vagina saya mulai berlendir . Untuk mengobati kekecewaan dengan suami saya , saya melakukan mastubasi . Tak ada jalan lain , entah apa kah saya seorang hypersex .

Suatu malam sepulang makan malam di salah satu resto favorit kami, entah mengapa, mobil yang disopiri suami saya menabrak sebuah sepeda motor. Untung tidak terlalu parah betul. Pria yang membawa sepedamotor itu hanya mengalami lecet di siku tangannya.

Namun, pria itu marah-marah. “Anda tidak lihat jalan atau bagaimana. Masak menabrak motor saya. Mana surat-surat mobil Anda? Saya ini polisi!” bentak pria berkulit hitam , berperut buncit itu pada suami saya.

Kulihat sorot matanya tajam memandang diriku . Ketika mataku sejajar dengan matanya , aku menerima sinyal sinyal , aneh . Matanya seperti mengirim , sinyal birahi ke otakku . Aku segera menghindar , memalingkan mukaku.

Setelah bernegosiasi dengan suamiku , Kemudian dicapai kesepakatan, suami saya akan memperbaiki semua kerusakan motornya. Sementara motor itu dititipkan pada sebuh bengkel. Orang berperut buncit itu , yang kemudian kita ketahui bernama Jono , pun setuju .

Akhirnya kita melanjutkan , perjalanan dan tiba dirumah . Entah kenapa , sosok Jono membayangiKu ,dan membuatKu agak birahi . Aku masuk ke kamar mandi, untuk mencuci muka , dan menganti pakaian .

Untuk mengoda suamiKu , aku mengenakan pakaian tidur tipis , tanpa bra . Lalu aku kembali ke kamar tidur . Aku memerima kekecewaan , suamiku terlihat sudah tertidur pulas .

Aku dengan membawa rasa kecewa , berbaring di samping suamiku . mataku menerawang jauh . Tiba tiba ruangan tidurku menjadi gelap , tubuhku kehilangan gaya gravitasi , seakan tubuhku melayang .

Dan aku meresa sesak , tubuhku di himpit sosok bertubuh besar , aku berusaha sekuat tenaga mendorongnya . Sosok itu mundur beberapa langkah , saat itu juga ruang kamarku kembali terang .

Kudapati Jono , dengan mimik muka , penuh nafsu menghapiriku . Tubuhku bagai kehilangan tenaga .Dia merambet baju tidurku , dan merobek begitu saja . Kemudian tangan tangannya yang kasar , meremas buah dadaku , aku merasa sakit sekali . lepaskan , tolong .. tolongaE pekik panikKu .

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Lidahnya yang terlihat kasar , menjulur keluar , dan mengenai putting susuku . Saat itu juga , getaran getaran birahi merasuk tubuhku . Aku mendesah kenikmatan . Lidahnya turus berputar , memberi sensasi nikmat di puting susuKu yang mulai membesar.

Tanpa kusadar , bagian bawah tubuhku mulai berlendir . Lidah Jono terus turun dan turun , pusar ku pun di gelitik oleh lidah kasarnya . Lidah kasar itu tak bisa berhenti , dan terus memberiku rasa yang sangat nikmat .

Makin kebawah , terus dan lidah itu mulai menjilati bagian paling pribadi di tubuhKu.

Aku mengerang , merasakan nikmat yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya . Lidah itu terus menjilati selangkangan celana dalamku . Tapi rasanya lidah itu bersentuhan langsung ke klitorisku .
Aku mendesah desah , dengan penuh nafsu .

Pinggulku bergoyang seirama dengan jilatan Jono . Dan terus begitu , sampai tubuhku mengeram , kejang . Aku menjerit sekeras mungkin Aghhh aku aku keluarrr .

Tubuhku mengeliat , menikmati orgasme yang di berikan Jono . Sesaat kemudian Jono , hendak menarik turun celana dalamKu . Saat itu aku teringat suamiku tercinta . Segera Kakiku dengan kuat mendengan tubuhnya.

Jono hanya tersenyum , dan dia mengambil pentungannya . Pentungan yang selalu dibawanya . Pentungan hitam sepanjang 60 cm , di hantam keras ke perutku . Aku menjerit , menerima rasa sakitnya . Berkali kali Jono memukulku dengan pentungan itu .

Sampai tubuhku terasa lemas . Tak bisa kulawan lagi , saat dia menarik turun celana dalamku . Matanya jalang , menatap vaginaKu dengan bukit berbulu , yang sangat berlendir itu . Dia segera membuka celananya dan aku bergidik .

Pak Jono tidak mempunyai penis . Yang tegak mengantung itu adalah pentungan hitam yang di gunakan memukul tubuhku tadi . Aku menjerit jerit , ini monster , bukan manusia . Jono semakin mendekat , pentungan yang mengantung di selangkangannya itu terus mendekat ke liang vaginaku . tolong , hentikan tolong , tolong jaritKu .

Dan tiba , tiba aku merasakan sakit yang luar biasa di vaginaKu . Dan ruang kamarku menjadi terang benderang menyilaukan. Aku terbangun dari mimpi yang aneh itu. Peluh membasahi tubuhKu . Kulihat suamiku masih terlelap . Perlahan Aku beranjak dari ranjang , dan mengambil air minumku . Aku meminum segela air , untuk menghilangkan rasa kering di tenggorokanku .

Aku ke kamar mandi , membuka celana dalamku , dan duduk di kloset . Aku mendapati celana dalamku basah sekali , begitu juga vaginaku .

Jari jariku menyentuh klitorisku , dan kembali sinyal sinyal birahi , aktif di otakku . Jari jari ku terus bermain di klitorisku , tubuhku menerima rasa nikmat . Terus dan terus , sampai aku mengejang , mencapai puncak birahiKu di atas kloset itu.

Esoknya, setelah menjemput saya di kantor, Suami saya mengajak saya mampir ke rumah Jono . untuk apa , mas ? tanyaku . yah , kita silaturami saja , kan tak enak rasanya , aku telah menabraknya kata suamiKu .

Aku mengalah , sebenar aku tak mau ketemu Jono , apalagi sejak mimpiku yang aneh itu . Dan Aku tak pernah menceritakan mimpi itu pada siapa pun , tak terkecuali suamiKu sendiri .
kami pun pergi ke rumah Jono . Setelah berbasa basi dan minta maaf, Suami saya mengatakan kalau sepedamotor Pak Jono sudah diserahkan anak buahnya ke salah satu bengkel besar. Dan akan siap dalam dua atau tiga hari mendatang.

Sepanjang Ardi bercerita, Pak Jono tampak cuek saja. Ia menaikkan satu kaki ke atas kursi. Sesekali ia menyeruput secangkir kopi yang ada di atas meja.

Yang saya tahu matanya terus jelalatan menatap tubuhku . Dan tiap kali matanya , bertemu mataku , ada getaran aneh yang kurasakan . Tapi aku tak tahu apa itu . Yang jelas , aku sepertinya manjadi birahi.

Kalau Memandang tubuh Jono, saya bergidik juga. Badannya besar meski ia juga tidak terlalu tinggi. Lengan tangannya tampak kokoh berisi. Sementara perutnya membusung. Dari balik kaosnya yang sudah kusam itu tampak dadanya yang berbulu. Jari tangannya seperti besi yang bengkok-bengkok, kasar.

Setelah suamiku ngobrol cukup lama , akhirnya kita pamitan . Suamiku segera menjalankan mobilnya dan pulang kerumah . Malam itu aku berencana mengajak suamiku bercinta , tapi begitu dia masuk kamar dia langsung berkata ayo kita bobo yuk , saya lelah sekali hari ini , banyak tugas ..
Aku tersenyum dalam kekecewaan . Dan ikut berbaring bersama suamiku .

Di kantor ,esok harinya aku tak semangat bekerja . Jam makan siang aku gunakan untuk pergi ke Mall . Tapi apes , di perempatan lampu merah , aku kecopetan . Dompetku di gondol pencopet itu . Aku tak terlalu memikirkan uang di dompet itu.

Tapi KTP dan SIM , mau tak mau aku harus lapor polisi. Setelah proses verbal selesai , aku pamit . Ketika berjalan di koridor kantor polisi itu aku berpapasan dengan Jono. Bu Ranta, ngapain kesini kata Jono . oh engak , cuma , lapor , saya habis kecopetan jawabku . Dan terus berjalan , mencoba menghindari dirinya.

Eh , Bu Santi , kebenaran kemari , ayo kita makan di kantin sana ajak Jono . Matanya yang tajam menatap wajahku . Aku diam sesaat , berpikir , namanya juga polisi , pasti minta di bayarin makan . baik ,lah pak , tapi saya gak bisa lama lama yah kataKu .Cerita Sex Terbaru

Setelah memilih tempat duduk , aku memesan air jeruk . Jono memesan nasi goreng. Sambil makan ia bercerita. Tentang tentang istri yang minta cerai, tentang dirinya yang disebut orang-orang suka menanggu istri orang. Saya hanya diam mendengarkan ceritanya.

Kadang Jono juga bercerita , tentang hal hal kehidupan sexnya . Saya mendengarkan, rasa birahi mulai timbul , dan rasanya tubuh saya mulai , menyukai Jono . Setelah itu dia menyakan bagai mana kehidupan sex saya .

Saya hanya bisa menjawab ah , biasa aja Pak Jono , namanya juga suami istri . Pak Jono tersenyum , iyah maksud saya , bagaimana suami kamu di ranjang apa hot kayak saya engak ? .

Aku hanya diam , aku berpikir , Jono mulai kurang ajar , di lain pihak aku sepertinya tertarik bicara sama dia .

Aku berusaha mengalihkan arah pembicaraan . suami saya dan saya sedang ikut program , kami ingin punya anak , jadi kita main pakai aturan . . Dan ini mendapat perhatian besar Pak Jono. Ia antusias sekali. Matanya tampak berkilau.

“Oh ya. kalau yang itu mungkin saya bisa bantu,” katanya . “Bagaimana caranya?” tanya saya bingung.

“Mudah-mudahan saya bisa bantu. Kalau mau kita kerumah saya . Saya beri obat,” kata Pak Jono pula. Aku berpikir , dan melirik jam tanganku , baru pukul 3.00 sore . Naik apa kita tanyaku .

Setelah motor yang aku tumpangi berhenti di rumah Jono , dia segera mengajakku masuk kerumahnya . Tanpa bisa menolak , dia memegang tangan dan membawaku masuk kerumahnya.

“Sekarang saja kita mulai pengobatannya,” ujarnya seraya membawa saya masuk kamarnya. Kamarnya kecil dan pengab. Jendela kecil disamping ranjang tidak terbuka. Sementara ranjang kayu hanya berasalan kasur yang sudah menipis.

Aku masih berdiri , rasanya tubuhku kaku . loh koq bengong , ini minyak khusus untuk pengobatan , supaya cepat hamil katanya sambil memperlihat botol kecil berwarna hitam . Ayo , buka baju kamu .. katanya lagi .

Entah apa yang terjadi pada diriku , aku seperti kehilangan akal sehat . Perlahan kancing bajuku aku buka satu persatu . Kemudian , aku membuka rok ku sendiri . Kini tubuhku hanya memaki Bra dan celana dalam hitamku saja . berdiri terpaku di depan orang yang pantas manjadi ayaku .

Oh , Santi , BH nya juga harus di buka dong kata Jono lagi . Tanganku seperti di gerakan oleh pikirannya . Dengan gemetar , tanganku melepas kait BH ku . Dan kini dia bisa melihat jelas buah dadaku yang mengantung bebas , besar dan montok.

Oh , Santi , suami kamu berutung bisa , memperoleh istri secantik kamu . guman pak Jono , lalu memintaku berbaring terlentang di ranjangnya.

Setelah aku berbaring , dia mengolesi tanganya dengan minyak yang ada di botol kecil itu , sebagian minyak itu di tuang di atas tubuhku . Perlahan tangan kasarnya mulai menyentuh tubuhku . Tangannya bergerak mengurut perutku .

Tanganya sepertinya bukan mengurut , melainkan mengelus elus perutku . Makin lama gerakkan tanganya makin keatas , dan tangan itu kini memainkan buah dadaku Aku tak kuasa menolaknya . Aku memejamkan mata , merasakan nikmat sentuhan tangan kasarnya.

Saya merasakan bibir vagina saya pun sudah mulai basah. Saya mulai merasakan birahi saya meningkat. Jari jari itu terus mamainkan buah dada saya , tak ketinggalan putting susu saya di sentuh lembut oleh jarinya .

Sambil mengigit bibir saya , berusaha untuk tidak mengeluarkan desahan saya . Jono terus memainkan buah dada saya. Perlahan tanganya turun kebawah , dan terus turun , jari jarinya menyentuh selangkangan celana dalam saya .

Saya tak kuasa , tubuh saya bagai terkena segatan listrik ohh Jono , apa yang kamu lakukan .. . Jari jarinya terus menekan nekan selangkangan celana dalam saya , yang otomasis , menyentuh klitoris saya , yang berada di balik celana dalam saya.

Lendir nikmat saya merember ke celana dalam saya , terus dan terus membasahi selangkangan celana dalam saya. Jari jari Jono pun , terus bergetar di selangkangan celana dalam saya . oh , Jono aku tak tahan .. aku tak kuat.. .

Oh , ayo sayang , lepaskan nafsu kamu , lepaskan jangan di tahan katanya lembut , membuat tubuhku tak bisa lagi bertahan . Saat jarinya bergerak semakin liar , tubuhku mengejang hebat , pantatku terangkat , Jono , a aku keluarrr .

Pantatku kembali terhempas di kasur lusuhnya , tubuhku lunglai . Aku merasakan sensasi nikmat , hampir sama dengan mimpi anehku beberapa hari yang lalu.

Santi sayang , itu baru jari saya bermain di celana dalam kamu , kamu bisa bayangkan kalau kamu , buka celana dalam kamu , dan rasakan lidah saya menjilati m-e-m-e-k kamu bisik Jono di telingaku .
Tangan Jono memegang celan dalam saya , berusaha membukanya , tapi tangan saya segera menghalanginya jangan Jono , saya malu .. jangan .

Tapi Jono terus memaksa , dan lepaslah celana dalam saya , dia orang kedu yang melihat vagina saya . Saya sungguh merasa bersalah sama Ardi , tapi tubuh saya , pikiran saya sudah di kuasi nafsu birahi yang tak bisa saya tolak .

Saat jari jarinya , membuka bibir vagina saya , dan lidahnya menjulur , menjilati kitoris saya tubuh saya , mangejang , merasakan nikmat sekali .

Jono ahhh , i-t-i-l saya , ohh i-t-i-l saya gatel sekali .. desahku yang tak lagi menghiraukan rasa malu . Lidah lidahnya terus menjilati klitoris saya . Membuat tubuh saya mengejang tak karuan . Jono ohh .. enak enak .. .

Lidah Jono juga tak ke tinggalan menjulur julur seperti memasuki liang sagamaku. Berputar di dalam liang sagamaKu . Tubuhku terasa ringan , seluruh kulitku sensitif Saat , Jono kembali menjilati Klitorisku yang membesar , karena birahi , Aku tak tahan lagi ahh , gatel gatel banget , Jono ..ahhaE| .
Klitoriku rasanya mau pecah . Tubuh terhentak , aku menjejang , mengejet beberapa kali . Aku mengalami orgasme yang , hebat .

Jono membiarkan aku , dia menatap tubuh bugil ku , yang sesekali masih mengejet Matanya yang jalang , tak melepaskan satu inci pun bagian tubuhKu.

Puas menatap tubuh bugilku Jono melepas pakaiannya . Aku bergidik , jika mengingat mimpiku . Apa iya , penis Jono sebesar pentungan. Setelah penis hitamnya mencuat keluar aku baru tenang . Penis tak sebesar tongkat , tapi lebih besar dari milik suamiku .

Dia mendekat . Aku merapatkan kakiku . tolong , jangan yang satu ini Jono, tolong.. . Jono tersenyum Santi , aku sudah memberikan kamu nikmat , apa salahnya ganti kamu yang memberiku nikmat , sayang .

Jangan , tolong Jono , aku masih punya suami , tolong lah pintaku . Hemm , oke deh , aku mengerti , kalo gitu pakai mulut kamu saja katanya .

Oh , aku tidak pernah , jangan .. kataku , dan penis Jono terus mendekati wajahKu . masa sih , kamu gak pernah ngisep k-o-n-t-o-l suami kamu tanya Jono . Aku mengangguk Sumpah Jono , aku tak pernah .

Apa suami kamu pernah jilatin m-e-m-e-k kamu ? tanya Jono lagi . Aku kembali mengeleng . gila , mana enak sih , jadi kalian , langsung aja buka baju , terus n-g-e-n-t-o-t . katanya . Aku diam saja .
Tapi seakan Jono tak peduli , penis hitamnya terus di dekatkan ke wajah ku. Seakan tak mampu menolak , aku memejamkan mataku . Yang aku rasakan pipiku terasa hangat , dia menekan nekan penisnya di pipiku .

Penis itu bergerak terus ke bibirku , dan berusaha masuk ke mulutku . Perlahan aku membuka mulutku . dan penisnya mulai masuk ke mulutku . Penis itu bergerak , Jono seperti menzinai mulutku. Keluar masuk mulutku . KepalaKu di pegangnya.

Jono mendengus kenikmatan , dan terus bergerak . Lama kelaman aku pun merasa terbiasa. Dan rasanya aku mulai suka permainan ini . Jono terus memainkan penisnya di mulutku , sampai dia mengeram , dan spermanya keluar di mulutku .

Aku segera memuntahkan spermanya . Baru kali ini Aku merasakan sperma . Rasanya aku ingin muntah . Jono tampak terduduk lemas. Saat itu aku segera memakai pakaianku kembali . Aku segera meninggalkan ruamahnya , tanpa permisi

Hari sudah gelap saat aku keluar dari rumahnya . Dengan menyetop taksi Aku segera pulang kerumahKu . Aku melihat Opel Blazer suamiku sudah terpakir dengan rapi .

Sial Aku ke duluannya. Jantung berdegup , aku takut suamiku curiga ,otakku segera berpikir , mencari alasan yang tepat jika suamiku menayakan hal ini .

Perlahan Aku membuka pintu , dan memasuki rumah ku . Tiba tiba suamiku memelukku dari belakang . Aku terkejut Ah .. mas bikin kaget aja .. kataKu .

Ha ha ha , Aku gembira sayang , jabatanku di naikan , yang berarti gajiku juga di naik kan .. kata suamiku . Dia ingin menciumku . Tapi aku menghindar , mulutku kotor , aku malu terhadap diriku sendiri. Mas , yang benar ah , jangan bercanda kataKu untuk menhidari ciumannya .

Benar sayang , benar , kita harus rayakan kata suamiku . oh , rayakan di mana mas tanyaKu . karena sudah malam , kita rayakan di ranjang saja yah, sayang kata suamiku . Dan tangannya segera mengangkat rok ku , dan menyetuh selangkanganKu .

Aku berusaha mengindar lagi , ih mas masa di sini , nanti kelihatan orang dong di kamar saja kataKu .loh , di rumah ini kan cuma kita berdua .. kata suamiku . Yang jarinya segera meraba selangkangan ku . Jarinya menyelinap di balik celana dalamKu .

Aku takut , suamiku curiga , karena Vaginaku basah , akibat di buat Jono tadi . Sayang , koq m-e-m-e-k kamu sudah basah benar sih , kamu horny yah kata suami ku . ih mas bisa aja , tadi aku habis pipis , di rumah bu Ani kataku berbohong . oh , kamu di rumah Ani , toh kata suamiku .Cerita Sex Terbaru

Aku mandi dulu yah kataku langsung lari ke kamar mandi . Aku segar membasuh mulutku , mencuci bersih vaginaku . Aku merasa sangat menyesal telah melakukan hal ini terhadap suamiku. Walaupun selama setahun menikah dengannya tak pernah sekalipun aku merasa begitu nikmat dalam bercinta.
Aku membutuhkan kenikmatan itu , tapi aku juga membutuhkan suamiku . Aku tak habis pikir , pikiranku menolak Jono , tapi tubuhku sangat menginginkan Jono .

Sayang , cepat dong .. terdengar suara mesra suamiku . Malam itu kami bercinta . ada rasa hambur disitu . Aku mencintai suamiku , tapi rasanya sexku tak terpuaskan . Sekarang aku makin bisa membedakan . Benar kata Jono , Aku seperti tempolong , suamiku hanya mempergunakan vaginaku untuk mengeluarkan spermanya , tanpa bisa memuaskan diriku.

Tapi biar bagaimanapun , Ardi adalah pilihanKu , aku harus konsekuen . ceritasexterbaru.org Aku mencintainya apa adanya. Aku lebih baik mengekang nafsu birahi . Aku memutuskan untuk tak menemui Jono lagi .
Santi , mas besok harus ke Jakarta , menemui dereksi darti kantor pusat kata Ardi tiga hari setelah kenaikan jabatannya .

ha , berapa hari mas , saya boleh ikut ? kataku.

Ah cuma sehari koq , kata Ardi . tapi mas , saya takut di rumah sendiran kata ku , dengan harapan suamiku mau mengajakku ke Jakarta . Tapi jawabannya , berbeda dengan yang kuharapkan .
saya sudah minta Pak Jono unutk mengawasi rumah kita , dia akan mengirim anak buahnya , untuk jaga di sini , kamu tenang aja deh kata suamiku. Jantung berdugup keras , Jono lagi ..

Pagi itu suamiku di jemput mobil dari kantornya , dan mobil itu segera membawa suamiku ke airport .Dangan melambaikan tangan aku melepas suami ku ke Jakarta.

Belum sempat aku menutup pintu rumahku , sosok tubuh besar itu sudah berada di depan pintu rumahku . Jono , mau apa pagi pagi begini ke rumah orang kataku ku buat ketus.

Loh , suami mu minta , aku menjaga rumah mu , juga menjaga dirimu he he he kata Jono , yang terus masuk ke rumahku tanpa di persilakan.

Jono , tolong jangan ganggu aku , kataKu . Jono menatapku , bola matanya bagaikan bersinar , yang menerobos ke mataku . Santi , ayo katakan dengan nurani kamu , kamu tak membutuhkan diriku kata Jono .

Aku , aku , aku lidahku seperti terkunci . Tangan Jono segera mengandeng tubuhku , membawaku masuk ke kamarku.

Sayang , aku tak bermaksud jahat sama kamu , aku cuma mau memberi kamu kenikmatan sayang . kita sama sama butuh itu kata Jono .

Perlahan Jono melepas daster tidurku , yang di balik daster itu aku tak memakai bra . Dan buah dadaku langsung terpampang di hadapannya . Perlahan lidahnya menjilat puting susuku . ahh .. desahku.

Pikiranku kosong melopong , aku lupa suamiku . aku hanya ingat kenikmat yang kudapat dari Jono . Lidahnya terus bermain di putingku . Jari jarinya hinggap di selangkangan celana dalam merahku . ohh Jono .. sudah tolong jangan bikin aku nafsu .

Jari jari itu bergerak , dan vaginaku mulai mengeluarkan lendir birahi . Mulutnya pun terus menyedot nyedot buah dadaku . Jarinya terus menari nari di selangkangan celana dalamku yang makin membasah .

Ohh , Jono kamu jahat ooh i-t-i-l saya jadi gatel .. desah saya . Jono terus menaikkan birahi saya dengan permainannya. Saya sudah tak tahan , saya mendesah kenikmatan Jono , saya mau keluar . Saat itu , Jono dengan sekuat tenaga , meremas buah dada saya .

Saya menjerit kesakitan , otomatis , birahi saya menurun , orgasme saya menghilang . Tapi Jono perlahan menjilati lagi putting susu saya . mengelitik . Membuat birahi saya berangsur naik kembali . Kembali saya mendesah kenikmatan .

Saat saya hampir menuju puncak kenikmatan saya , Jono mengigit putting susu saya , memberi saya rasa sakit . kembali saya gagal orgasme.

Tapi Jono segera menaikan birahi saya lagi ,dengan memainkan selangkangan saya Jono tolonglah , saya mau orgasme buat saya orgasme . saya memohon orgasme pada dirinya setelah dia mengagalkan orgasme saya yang ke tiga kali .

Tenang sayang , saya pasti kasih kamu orgasme yang ternikmat yang pernah kamu rasakan . Sambil dia mendorong tubuh saya dan saya terduduk di pinggir ranjang.

Celana dalan saya , sudah terlepas dari tubuh saya . dangan dua jarinya bibir vagina saya di buka . Lidahnya menjulur menjilati klitoris saya . Saya mengerang ohh , iyah terus buat saya orgasme , saya mau keluar Jono .. .

Lidahnya dengan cepat , terus merangsang klitoris saya yang semakin membesar ,

Oh.. Jono , gatel , enak sekali teruss . Lidah itu terus menjilati klitoris saya .

Saya sudah dekat , dan seperti nya Jono tahu , Dia sengaja , segera klitoris saya di sedotnya dengan kuat , saya merasakan sakit sekali , yang membuat orgasme saya pergi menjauh .

Jono , kamu jahat , kamu jahat , tolong saya mau keluarr kata saya mengiba , rasanya saya ingin menangis . Mengiba minta orgasme , dari orang seperti Jono , sangat merendah kan diri saya. Tapi apa boleh buat , saya tengah di amuk birahi .

Santi sayang , tenang kamu pesti mendapatkan orgasme katanya . Lidahnya kembali menjilati klitoris saya dengan lembut. Tiga buah jarinya di gunakan menekan perut saya di bawah pusar . Ini membuat saya merasa ingin pipis . Saya mencoba mengeser tanganya . Tapi saya seperti tak bertenaga.

Lidahnya terus memberi kenikmatan di klitoris saya , sebentar saja , rasa ingin orgasme telah mendera tubuh saya . Ohh , Jono , saya , oh i-t-i-l nya ..oh gatel sekali , saya tak kuatt .. oh kebelet.. mau pipis .

Saya merasakan seperti nya sulit menahan rasa ingin pipis , tapi saya juga mau orgasme.
Yah , lepaskan Santi , ayo keluarkan nafsu birahi kamu .. kata Jono . Tubuhku mengejang OOHHHH .. Jono .. ahh gatell gatell aku tak tahan jeritku tak karuan .

Tubuhku mengerang nikmat , dan Aku menyemburkan pipiku dengan kuat . Aku merasa kan setiap tetes air seniku , mengalir memberi sensasi kenikmatan , berbarengan orgasmeKu .

Aku orgasme dangan begitu fantastik , tak aku perdulikan kamarku yang basah dengan air pipisku . Tubuhku sepertinya rontok , tulangku seperti lepas , aku terbaring dengan lemas.

Jono hanya melihatku dengan tersenyum . Dan membiarkan diriku beristirahat.

Setelah itu tubuh Jono yang bugil merangkang menaikki tubuhku , aku berusaha mendorong tubuhnya Jono jangan , aku pakai mulutku saja kataKu , tak rela penisnya memasuki tubuhku .

Aku sudah pernah merasakan mulut kamu sayang , sekarang aku mau coba m-e-m-e-k kamu kata Jono . Tubuh terasa lemas , seperti tak bertulang , Jono dengan mudah membuka lebar kaki ku , kepala penisnya mulai menyetuh liang vaginaku .Cerita Sex Terbaru

Air mataku meleleh di pipiku saat itu aku teringat suamiku Ardi . Aku memejamkan mata . Saat kurasa , penisnya mulai memasuki tubuhku .

Getar getar nikmat mulai berkecamuk di diriku . Aku merasakan sentuhan penisnya yang menikmatkan. Tak pernah Sekalipun aku menemukan rasa ini pada penis Ardi .

Tat kala batang penis hitamnya bergerak keluar masuk , aku mulai merakan nikmat yang luar biasa , Jono yang terus mengocok vaginaku dengan penisnya mendengus m-e-m-e-k kamu luar biasa nikmatnya sayang katanya .

Dalam hati aku pun berkata yang sama . Ahh Jono .. ahhh desahku Goyangannya yang lembut, tapi mantap segera membawaku ke puncak orgasme . Tapi seperti sebelumnya Jono menahannya . Dia membenamkan penis besar di dalam , vaginaku , dan dia diam tak bergerak .

Jono , ayo goyang dong .. pintaKu . Jono tersenyum loh , tadi gak mau , koq sekarang minta . Wajahku sepertinya panas , birahiku melorot .

Kembali Jono mengoyang , dan membawaku kepuncak orgasmeku . Aku sudah tak tahan , aku harus mendapatkan orgasmeku . Dan lagi lagi Jono dengan sengaja membatalkan orgasmeku . Penisnya di hentak keras ke dalam vaginaku , rasanya kepala penisnya memukul rahimku .

Baca JUga Cerita Sex Bus Patas

Aku mengerang sakit . Jono , kamu jahat sekali .. kataku . Jono tersenyum . kalau mau ninta orgasme dari aku yah , kamu harus minta dengan mesra dan nafsu dong katanya.

Aku seperti seorang cewek murahan tak bisa berpikir jernih . langsung aku berkata Ayo , mas Jono e-n-t-o-tin Santi ,yah , Santi minta orgasme , ayo mas tolong .

Jono tersenyum , dan dia mulai mengoyang batang penisnya. Penis itu membuat aku gila . Sebentar saja , rasa gatel di vaginaku , membuat tubuhku mengerang dan menjerit ahhh , enak.aku keluarrr .

Aku lemas , Jono menahan gerakan penisnya sebentar , merasakan otot otot vaginaku meremas batang penisnya , dan kemudian bergerak lagi . Sebentar saja , aku mencapai orgasme lagi .

Entah hari itu berapa kali tubuhku , mengejang di buat orgasme oleh batang penis Jono . Yang jelas aku sangat menikmati permainannya . Aku lupa siapa diriku , aku lupa siapa suamiku.

Sejak saat itu, saya pun ketagihan dengan permainan Pak Jono. Kami masih sering melakukannya. Kalau tidak di rumahnya, kami juga nginap di Tawangmangu. Meski, kemudian Pak Jono juga sering minta duit, saya tidak merasa membeli kepuasan sahwat kepadanya.

Semua itu saya lakukan, tanpa setahu Ardi. Dan saya yakin Ardi juga tidak tahu sama sekali. Saya merasa berdosa padanya. Tapi, entah mengapa, saya juga butuh belaian keras Jono itu. Entah sampai kapan.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Mabok

Cerita Sex Terbaru | Kali ini aku ada bisnis yang harus diselesaikan secepatnya sekarng giliran kota Surabaya yang aku datangi sangat menyenangkan karena disana aku bisa bertemu dengan teman lama yang tak lama jumpa, tapi sayangnya suamiku tidak bisa ikut karena kesibukan kantornya.

Cerita Sex Terbaru Mabok
Ya udah aku suruh orang untuk menemaniku dia bernama Andi dia adalah kepercayaan suamiku kami berdua berangkat sore hari agar bisa beristirahat mengingat besok ada meeting dengan client membahas soal kontrak dan negosisai bersama calon klienku bernama pak Reza pukul 9 pagi.

Pukul 19:00 kami check in di Sheraton Hotel, setelah menyelesaikan administrasinya kami langsung masuk ke kamar masing masing untuk istirahat. Kurendam tubuhku di bathtub dengan air hangat untuk melepas rasa penat setelah seharian meeting di kantor menyiapkan bahan meeting untuk besok.

Cukup lama aku di kamar mandi hingga kudengar HP ku berbunyi, tapi tak kuperhatikan, paling juga suamiku yang lagi kesepian di rumah, pikirku. Setelah puas merendam diri, kukeringkan tubuhku dengan handuk menuju ke kamar.

Kukenakan pakaian santai, celana jeans straight dan kaos ketat full press body tanpa lengan hingga lekuk tubuhku tercetak jelas, kupandangi penampilanku di kaca, dadaku kelihatan padat dan menantang, cukup attraktif, di usiaku yang 32 tahun pasti orang akan mengira aku masih berumur sekitar 27 tahun.

Kutelepon ke rumah dan HP suamiku, tapi keduanya tidak ada yang jawab, lalu kuhubungi kamar Andi yang nginap tepat di sebelah, idem ditto. Aku teringat miss call di HP-ku, ternyata si Rio, gigolo langgananku di Jakarta, kuhubungi dia.

“hallo sayang, tadi telepon ya” sapaku

“mbak Eva, ketemu yok, aku udah kangen nih, kita pesta yok, ntar aku yang nyiapin pesertanya, pasti oke deh mbak” suara dari ujung merajuk

“pesta apaan?”

“pesta asik deh, dijamin puas, Mbak Cuma sediakan tempatnya saja, lainnya serahkan ke Rio, pasti beres, aku jamin mbak” bujuknya

“emang berapa orang” tanyaku penasaran

“rencanaku sih aku dengan dua temanku, lainnya terserah mbak, jaminan kepuasannya Rio deh mbak”

“asik juga sih, sayang aku lagi di Surabaya nih, bagaimana kalo sekembalinya aku nanti”

“wah sayang juga sih mbak, aku lagi kangen sekarang nih”

“simpan saja dulu ya sayang, ntar pasti aku kabari sekembaliku nanti”

“baiklah mbak, jangan lupa ya”

“aku nggak akan lupa kok sayang, eh kamu punya teman di Surabaya nggak?” tanyaku ketika tiba tiba kurasakan gairahku naik mendengar rencana pestanya Rio.

“Nah kan bikin pesta di Surabaya” ada nada kecewa di suaranya

“gimana punya nggak, aku perlu malam ini saja”

“ada sih, biar dia hubungi Mbak nanti, nginapnya dimana sih?”

“kamu tahu kan seleraku, jangan asal ngasih ntar aku kecewa”

“garansi deh mbak”

Kumatikan HP setelah memberitahukan hotel dan kamarku, lalu aku ke lobby sendirian, masih sore, pikirku setelah melihat jam tanganku masih pukul 21:00 tapi cukup telat untuk makan malam.
Cukup banyak tamu yang makan malam, kuambil meja agak pojok menghadap ke pintu sehingga aku bisa mengamati tamu yang masuk. Ketika menunggu pesanan makanan aku melihat Pak Reza sedang makan bersama seorang temannya, maka kuhampiri dan kusapa dia.

“malam Bapak, apa kabar?” sapaku sambil menyalami dia

“eh Mbak Eva, kapan datang, kenalin ini Pak Edwin buyer kita yang akan meng-export barang kita ke Cina” sambut Pak Reza, aku menyalami Pak Edwin dengan hangat.

“silahkan duduk, gabung saja dengan kami, biar lebih rame, siapa tahu kita tak perlu lagi meeting besok” kelakar Pak Edwin dengan ramah.

“terima kasih Pak, wah kebetulan kita bertemu di sini, kan aku nginap di hotel ini” jawabku lalu duduk bergabung dengan mereka.

Kami pun bercakap ringan sambil makan malam, hingga aku tahu kalau Pak Edwin dan Pak Reza ternyata sobat lama yang selalu berbagi dalam suka dan duka, meskipun kelihatannya Pak Reza lebih tua, menurut taksiranku sekitar 45 tahun, sementara Pak Edwin, seorang chinesse, mungkin usianya tidak lebih dari 40 tahun, maximum 37 tahun perkiraanku. Setelah selesai makan malam, aku pesan red wine kesukaanku, sementara mereka memesan minuman lain yang aku tidak terlalu perhatikan.

“Bagaimana dengan besok, everything is oke?” Tanya Pak Reza

“Untuk Bapak aku siapkan yang spesial, kalau tahu bapak ada disini pasti kubawa proposalku tadi” kelakarku sambil tersenyum melirik Pak Edwin, si cina ganteng itu.

Tak terasa jarum jam sudah menunjukkan pukul 22:30, cukup lama juga kita ngobrol dan entah sudah berapa gelas red wine yang sudah meluncur membasahi tenggorokanku hingga kepalaku agak berat, tak pernah aku minum wine sebanyak ini, pengaruh alcohol sepertinya sudah menyerangku. Tamu sudah tidak banyak lagi disekitar kami. Kupanggil waitres untuk menyelesaikan pembayaran yang di charge ke kamarku.
Kamipun beranjak hendak pulang ketika tiba tiba kepalaku terasa berat dan badanku terhuyung ke Pak Edwin, Pak Reza sudah duluan pergi ketika Pak Edwin memeluk dan membimbingku ke lift menuju kamar, aku sendiri sudah diantara sadar dan tidak, ketika Pak Edwin mengambil tas tanganku dan mengambil kunci kamar lalu membukanya.

Dengan hati hati Pak Edwin merebahkan tubuhku di ranjang, dilepasnya sepatu hak tinggiku dan perlahan membetulkan posisi tubuhku, aku sudah tak ingat selanjutnya.

Kesadaranku tiba tiba timbul ketika kurasakan dadaku sesak dan ada kegelian bercampur nikmat di antara putingku, kubuka mataku dengan berat dan ternyata Pak Edwin sedang menindih tubuhku sambil mengulumi kedua putingku secara bergantian, tubuhku sudah telanjang, entah kapan dia melepasnya begitu juga Pak Edwin yang hanya memakai celana dalam.

Bukannya berontak setelah kesadaranku timbul tapi malah mendesah kenikmatan, kuremas rambut kepala Pak Edwin yang masih bermain di kedua buah dadaku. Tangannya mulai mempermainkan selangkanganku, entah kapan dia mulai menjamah tubuhku tapi kurasakan vaginaku sudah basah, aku Cuma mendesah desah dalam kenikmatan.

“sshh.. eehh.. eegghh” desahku membuat Pak Edwin makin bergairah, dia kemudian mencium bibirku dan kubalas dengan penuh gairah. Kuraba selangkangannya dan kudapati tonjolan mengeras di balik celananya, cukup besar pikirku.

Sambil berciuman, kubuka celana dalamnya. Dia menghentikan ciumannya untuk melepas hingga telanjang, ternyata penisnya yang tegang tidak sedasyat yang aku bayangkan, meski diameternya besar tapi tidak terlalu panjang, paling sepanjang genggamanku, dan lagi belum disunat, ada rasa sedikit kecewa di hatiku, tapi tak kutunjukkan.

Dia kembali menindih tubuhku, diciuminya leherku sambil mempermainkan lidahnya sepanjang leher dan pundakku, lalu turun dan berputar putar di buah dadaku, putingku tak lepas dari jilatannya yang ganas, jilatannya lalu beralih ke perut terus ke paha dan mempermainkan lututku, ternyata jilatan di lutut yang tak pernah kualami menimbulkan kenikmatan tersendiri. Daerah selangkangan adalah terminal terakhir dari lidahnya, dia mempermainkan klitoris dan bibir vaginaku sambil jari tangannya mulai mengocok vaginaku.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

“sshh.. eegghh.. eehhmm.. ya Pak..truss Pak” desahku merasakan kenikmatan dari jilatan dan kocokan jari Pak Edwin. Pak Edwin kembali ke atasku, kakinya dikangkangkan di dadaku sambil menyodorkan penisnya, biasanya aku tak mau mengulum penis pada kesempatan pertama, tapi kali ini entah karena masih terrpengaruh alcohol atau karena aku terlalu terangsang, maka kuterima saja penisnya di mulutku.
Kupermainkan ujung kepalanya dengan lidah lalu turun ke batang penis, kemudian tak lupa kantung bolanya dan terakhir kumasukkan penis itu ke dalam mulutku, cukup kesulitan juga aku mengulum penisnya karena batang itu memang besar.

Dia mengocok mulutku dengan penisnya selama beberapa saat, cukup kewalahan juga aku menghadapi kocokannya untung, tidak berlangsung lama. Pak Edwin kembali berada diantara kakiku, disapukannya penisnya ke bibir vaginaku lalu mendorong tanpa kesulitan berarti hingga melesaklah penis itu ke vaginaku semua, aku merasa masih banyak ruang kosong di bagian dalam vaginaku meski di bagian luarnya terasa penuh oleh besarnya batang penis Pak Edwin.

“ehh.. sshh.. eeghghgh” aku mulai mendesah ketika Pak Edwin mulai mengocokkan penisnya, dengan cepat dia mengocokku seperti piston pada mesin mobil yang tancap gas, ada perbedaan rasa atas kocokan pada penis yang tidak disunat itu, gesekan pada dinding vaginaku kurang greger, tapi tak mengurangi kenikmatan malahan menambah pengalaman, tanpa ampun pantatnya turun naik di atas tubuhku sambil menciumi leher jenjangku, kurasakan kenikmatan dari kocokannya dan kegelian di leherku.

Pak Edwin menaikkan tubuhnya dan bertumpu pada lutut dia mengocokku, dengan posisi seperti ini aku bisa melihat expresi wajahnya yang kemerahan dibakar nafsu, tampak sekali rona merah diwajahnya karena kulitnya yang putih tipikal orang cina, wajah gantengnya bersemu kemerahan.

Kutarik wajahnya dan kucium bibirnya karena gemas, kocokannya makin cepat dan keras, keringat sudah membasahi tubuhnya meski belum terlalu lama kami bercinta. Kugoyangkan pantatku mengimbangi gerakannya, ternyata itu membuat dia melambung ke atas dan menyemprotlah spermanya di vaginaku, kepala penisnya kurasakan membesar dan menekan dinding vaginaku, denyutnya sampai terasa di bibir vaginaku, lalu dia terkulai lemas setelah menyemprotkan spermanya hingga habis.

Agak kecewa juga aku dibuatnya karena aku bahkan belum sempat merasakan sensasi yang lebih tinggi, terlalu cepat bagiku, tak lebih dari sepuluh menit.

“sorry aku duluan” bisiknya di telingaku sambil tubuhnya ditengkurapkan di atas tubuhku.

“nggak apa kok, ntar lagi” kataku menghibur diri sendiri, kudorong tubuhnya dan dia rebah disampingku, dipeluknya tubuhku, dengan tetap telanjang kami berpelukan, napasnya masih menderu deru.

Aku berdiri mengambil Marlboro putih dari tas tanganku, kunyalakan dan kuhisap dalam dalam dan kuhembuskan dengan keras untuk menutup kekesalan diriku.

“I need another kontol” pikirku kalut

Kulihat di HP ada SMS dari Rio dengan pesan “namanya Rino, akan menghubungi mbak, dari Rio”
Jarum jam sudah menunjukkan 23:20, berarti cukup lama aku tadi tidak sadarkan diri sampai akhirnya “dibangunkan” Pak Edwin, kulihat Pak Edwin sudah terlelap kecapekan, kupandangi dia, dengan postur tubuh yang cukup atletis dan wajah yang ganteng sungguh sayang dia tidak bisa bertahan lama, pikirku.
Kunyalakan Marlboro kedua untuk menurunkan birahiku yang masih tinggi setelah setelah mendapat rangsangan yang tak tuntas, lalu kucuci vaginaku dari sperma Edwin, kalau tidak ingat menjaga wibawa seorang boss, sudah kuminta si Andi menemaniku malam ini, tapi ketepis angan itu karena akan merusak hubungan kerjaku dengannya.

Kulayangkan pandanganku keluar, gemerlap lampu Kota Surabaya masih kukenali meski sudah bertahun tahun kutinggalkan. Kalau tidak ada Pak Edwin mungkin sudah kuhubungi Rio untuk segera mengirim Rino kemari, tapi aku jadi nggak enak sama dia.

Ketika akan kunyalakan batang rokok ketiga, kudengar bel pintu berbunyi, agak kaget juga ada tamu malam malam begini, kuintip dari lubang intip di pintu, berdiri sosok laki laki tegap dengan wajah ganteng seganteng Antonio Banderas, maka kukenakan piyama dan kubuka pintu tanpa melepaskan rantai pengamannya.

“mbak Eva? saya Rino temannya Rio” sapanya

Agak bingung juga aku, disatu sisi aku membutuhkannya apalagi dengan penampilan dia yang begitu sexy sementara di sisi lain masih ada Pak Edwin di ranjang.

“Sebentar ya” kataku menutup pintu kembali, terus terang aku nggak tahu bagaimana menentukan sikap, sebenarnya aku nggak keberatan melayani mereka berdua malah itu yang aku harapkan tapi bagaimana dengan Pak Edwin, rekanan bisnis yang baru beberapa jam yang lalu aku kenal, tentu aku harus menjaga citraku sebagai seorang bisnis women professional, aku bingung memikirkannya.

“kudengar ada bel pintu, ada tamu kali” kata Pak Edwin dari ranjang.Cerita Sex Terbaru

“eh..anu..enggak kok Pak” jawabku kaget agak terbata

“jangan panggil Pak kalau suasana begini, apalagi dengan apa yang baru saja terjadi, panggil Edwin atau Koh Edwin saja, toh hanya beberapa tahun lebih tua”

“iya teman lama, nggak penting sih, tapi kalau bapak keberatan aku suruh dia pulang biar besok dia kesini lagi” kataku

“ah nggak pa pa kok, santai saja” jawabnya ringan.

Aku kembali membuka pintu tapi aku yang keluar menemui dia di depan pintu, kini kulihat jelas postur tubuhnya yang tinggi dan atletis, usia paling banter 26 tahun, makin membuat aku kepanasan.

“di dalam ada rekanku, bilang aja kamu teman lama dan apapun yang terjadi nanti suka atau nggak suka kamu harus terima bahkan kalau aku memintamu untuk pulang tanpa melakukan apa apa kamu harus nurut, besok aku telepon lagi, aku mohon pengertianmu” kataku pada Rino tegas.

“Nggak apa mbak, aku ikuti saja permainan Mbak Eva, aku percaya sama Rio dan aku orangnya easy going kok mbak, pandai membawa diri” katanya lalu kupersilahkan masuk.
Kulihat Edwin masih berbaring di ranjang dengan bertutupkan selimut. Aku jadi canggung diantara dua laki laki yang baru kukenal ini sampai lupa mengenalkan mereka berdua, basa basi kutawari Rino minuman, tiba tiba Edwin bangkit dari ranjang dan dengan tetap telanjang dia ke kamar mandi. Aku kaget lalu melihat ke Rino yang hanya dibalas dengan senyuman nakal.

“wah ngganggu nih” celetuk Rino

“ah enggak udah selesai kok”jawabku singkat

“baru akan mulai lagi, kamu boleh tinggal atau ikutan atau pergi terserah kamu, tapi itu tergantung sama Lily” teriak Edwin dari kamar mandi, entah basa basi atau bercanda atau serius aku nggak tau.

“Rio udah cerita sama aku mengenai mbak” bisik Rino pelan supaya tidak terdengar Edwin.
Edwin keluar dari kamar mandi dengan tetap telanjang, dia mendekatiku menarikku dalam pelukannya lalu mencium bibirku, tanpa mempedulikan keberadaan Rino dia melorotkan piyamaku hingga aku telanjang di depan mereka berdua.

Kami kembali berpelukan dan berciuman, tangan Edwin mulai menjamah buah dadaku, meraba raba dan meremasnya. Ciumannya turun ke leherku hingga aku mendongak kegelian, kemudian Edwin mengulum putingku secara bergantian, kuremas remas rambutnya yang terbenam di kedua buah dadaku.
Kulihat Rino masih tetap duduk di kursi, entah kapan dia melepas baju tapi kini dia hanya mengenakan celana dalam mini merahnya, benjolan dibaliknya sungguh besar seakan celana dalamnya tak mampu menampung kebesarannya.

Badannya begitu atletis tanpa lemak di perut menambah ke-sexy-annya. Melihat potongan tubuhnya berahiku menjadi cepat naik disamping rangsangan dan serbuan dari Edwin di seluruh tubuhku, kupejamkan mataku sambil menikmati cumbuan Edwin.

Ketika jilatan Edwin mencapai selangkanganku, kuraskan pelukan dan rabaan di kedua buah dadaku dari belakang, kubuka mataku ternyata Edwin sedang sibuk di selangkanganku dan Rino berada di belakangku. Sambil meraba raba Rino menciumi tengkuk dan menjilati telingaku membuat aku menggelinjang kegelian mendapat rangsangan atas bawah depan belakang secara bersamaan, terutama yang dari Rino lebih menarik konsentrasiku.

Mereka merebahkan tubuhku di ranjang, Edwin tetap berkutat di vaginaku sementara Rino beralih mengulum putingku dari kiri ke kanan. Kugapai penis Rino yang menegang, agak kaget juga mendapati kenyataan bahwa penisnya lebih panjang, hampir dua kali punya Edwin meski batangnya tidak sebesar dia, tapi bentuknya yang lurus ke depan dan kepalanya yang besar membuat aku semakin ingin cepat menikmatinya, kukocok kocok untuk mendapatkan ketegangan maximum dari penisnya.

Edwin membalikkan tubuhku dan memintaku pada posisi doggie, Rino secara otomatis menempatkan dirinya di depanku hingga posisi penisnya tepat menghadap ke mukaku persisnya ke mulutku.
Untuk kedua kalinya Edwin melesakkan penisnya ke vaginaku dan langsung menyodok dengan keras hingga penis Rino menyentuh pipiku.
Kuremas penis itu ketika Edwin dengan gairahnya mengobok obok vaginaku. Tanpa sadar karena terpengaruh kenikmatan yang diberikan Edwin, kujilati Penis Rino dalam genggamanku dan akhirnya kukulum juga ketika Edwin menghentakkan tubuhnya ke pantatku, meski tidak sampai menyentuh dinding terdalam vaginaku tapi kurasakan kenikmatan demi kenikmatan pada setiap kocokannya.

Kukulum penis Rino dengan gairah segairah kocokan Edwin padaku, Rino memegang kepalaku dan menekan dalam dalam sehingga penisnya masuk lebih dalam ke mulutku meski tidak semuanya tertanam di dalam. Sambil mengocok tangan Edwin meraba raba punggungku hingga ke dadaku, sementara Rino tak pernah memberiku peluang untuk melepaskan penisnya dari mulutku.

“eegghhmm.. eegghh” desahku dari hidung karena mulutku tersumbat penis Edwin.

Tak lama kemudian Edwin menghentikan kocokannya dan mengeluakan penisnya dari vaginaku meski belum kurasakan orgasmenya, Rino lalu menggantikan posisi Edwin, dengan mudahnya dia melesakkan penisnya hingga masuk semua karena memang batangnya lebih kecil dari penis Edwin, kini ini kurasakan dinding bagian dalam vaginaku tersentuh, ada perasaan menggelitik ketika penis Rino menyentuhnya.
Dia langsung mengocok perlahan dengan penuh perasaan seakan menikmatai gesekan demi gesekan, makin lama makin cepat, tangannya memegang pinggangku dan menariknya berlawanan dengan gerakan tubuhnya sehingga penisnya makin masuk ke dalam mengisi rongga vaginaku yang tidak berhasil terisi oleh penis Edwin.

Ada kenikmatan yang berbeda antara Edwin dan Rino tapi keduanya menghasilkan sensasi yang luar biasa padaku saat ini. Cukup lama Rino menyodokku dari belakang, Edwin entah kemana dia tidak ada di depanku, mungkin dia meredakan nafsunya supaya tidak orgasme duluan.

Rino lalu membalikku, kini aku telentang di depannya, ditindihnya tubuhku dengan tubuh sexy-nya lalu kembali dia memasukkan penisnya, dengan sekali dorong amblaslah tertelan vaginaku, dengan cepat dan keras dia mengocokku, penisnya yang keras dengan kepala besar seakan mengaduk aduk isi vaginaku, aku mendesah tak tertahan merasakan kenikmatan yang kudapat.

“eehh..yess..fuck me hard..yess” desahku mulai ngaco menerima gerakan Rino yang eksotik itu. Sambil mendesah kupandangi wajah tampan Antonio Banderas-nya yang menurut taksiranku tidak lebih dari 26 tahun, membuat aku makin kelojotan dan tergila gila dibuatnya.

Kulihat Edwin berdiri di samping Rino, tatapan mataku tertuju pada penisnya yang terbungkus kondom yang menurutku aneh, ada asesoris di pangkal kondom itu, sepertinya ada kepala lagi di pangkal penisnya. Kulihat dia dan dia membalas tatapanku dengan pandangan dan senyum nakal.

Ditepuknya pundak Rino sebagai isyarat, agak kecewa juga ketika Rino menarik keluar penisnya disaat saat aku menikmatinya dengan penuh nafsu.
Tapi kekecewaan itu tak berlangsung lama ketika Edwin menggantikan posisinya, ceritasexterbaru.org begitu penisnya mulai melesak masuk kedalam tak kurasakan perbedaannya dari sebelumnya tapi begitu penisnya masuk semua mulailah efek dari kondom berkepala itu kurasakan, ternyata kepala kondom itu langsung menggesek gesek klitorisku saat Edwin menghunjam tajam ke vaginaku, klitorisku seperti di gelitik gelitik saat Edwin mengocok vaginaku, suatu pengalaman baru bagiku dan kurasakan kenikmatan yang aneh tapi begitu penuh gairah.

Edwin merasakan kemenangan ketika tubuhku menggelinjang menikmati sensasinya. Rino kembali mengulum putingku dari satu ke satunya, lalu tubuhnya naik ke atas tubuhku dan mekangkangkan kakinya di kepalaku, disodorkannya penisnya ke mulutku, aku tak bisa menolak karena posisinya tepat mengarah ke mulut, kucium aroma vaginaku masih menempel di penisnya, langsung kubuka mulutku menerima penis itu.

Sementara kocokan Edwin di vaginaku makin menggila, kenikmatannya tak terkirakan, tapi aku tak sempat mendesah karena disibukkan penis Rino yang keluar masuk mulutku. Aku menerima dua kocokan bersamaan di atas dan dibawah, membuatku kewalahan menerima kenikmatan ini.

Setelah cukup lama mengocokku dengan kondom kepalanya, Edwin menarik keluar penisnya dan melepaskan kondomnya lalu dimasukkannya kembali ke vaginaku, tak lama kemudian kurasakan denyutan dari penis Edwin yang tertanam di vaginaku, denyutannya seakan memelarkan vaginaku karena terasa begitu membesar saat orgasme membuatku menyusul beberapa detik kemudian, dan kugapailah kenikmatan puncak dari permainan sex, kini aku bisa mendapatkan orgasme dari Edwin.

Tahu bahwa Edwin telah mendapatkan kepuasannya, Rino beranjak menggantikan posisi Edwin, tapi itu tak lama, dia memintaku untuk di atas dan kuturuti permintaannya.

Rino lalu telentang di sampingku, kunaiki tubuhnya dan kuatur tubuhku hingga penisnya bisa masuk ke vaginaku tanpa kesulitan berarti. Aku langsung mengocok penisnya dengan gerakan menaik turunkan pantatku, buah dadaku yang menggantung di depannya tak lepas dari jamahannya, diremasnya dengan penuh gairah seiring dengan kocokanku.
Gerakan pinggangku mendapat perlawanan dari Rino, makin dia melawan makin dalam penisnya menancap di vagina dan makin tinggi kenikmatan yang kudapat. Karena gairahku belum turun banyak saat menggapai orgasme dengan Edwin, maka tak lama kemudian kugapai lagi orgasme berikutnya dari Rino, denyutanku seolah meremas remas penis Rino di vaginaku.

“OUUGGHH.. yess.. yess.. yess” teriakku

Rino yang belum mencapai puncaknya makin cepat mengocokku dari bawah, tubuhku ambruk di atas dadanya, sambil tetap mengocokku dia memeluk tubuhku dengan erat, kini aku Cuma bisa mendesah di dekat telinganya sambil sesekali kukulum.

Tak berapa lama kemudian Rino pun mencapai puncaknya, kurasakan semprotan sperma dan denyutan yang keras di vaginaku terutama kepala penisnya yang membesar hingga mengisi semua vaginaku.

“oouuhh..yess..I love it” teriakku saat merasakan orgasme dari Rino.

Kurasakan delapan atau sembilan denyutan keras yang disusul denyutan lainnya yang melemah hingga menghilang dan lemaslah batang penis di vaginaku itu.

Kami berpelukan beberapa saat, kucium bibirnya dan akupun berguling rebahan di sampingnya, Rino memiringkan tubuhnya menghadapku dan menumpangkan kaki kanannya di tubuhku sambil tangannya ditumpangkan di buah dadaku, kurasakan hembusan napasnya di telingaku.

“mbak Eva sungguh hebat” bisiknya pelan di telingaku.

Aku hanya memandangnya dan tersenyum penuh kepuasan. Cukup lama kami terdiam dalam keheningan, seolah merenung dan menikmati apa yang baru saja terjadi.

Akhirnya kami dikagetkan bunyi “beep” satu kali dari jam tangan Rino yang berarti sudah jam 1 malam.

“Rino, kamu nginap sini ya nemenin aku ya, Koh Edwin kalau nggak keberatan dan tidak ada yang marah di rumah kuminta ikut nemenin, gimana?” pintaku

“Dengan senang hati” jawabnya gembira, Rino hanya mengangguk sambil mencium keningku.
Kami bertiga rebahan di ranjang, kumiringkan tubuhku menghadap Edwin, kutumpangkan kaki kananku ke tubuhnya dan tanganku memeluk tubuhnya, sementara Rino memelukku dari belakang, tangannya memegang buah dadaku sementara kaki kanannya ditumpangkan ke pinggangku
Tak lama kemudian kami tertidur dalam kecapekan dan penuh kenangan, aku berada ditengah diantara dua laki laki yang baru kukenal beberapa jam yang lalu.

Entah berapa lama kami tidur dengan posisi seperti itu ketika kurasakan ada sesuatu yang menggelitik vaginaku, kubuka mataku untuk menepis kantuk, ternyata Rino berusaha memasukkan penisnya ke vaginaku dari belakang dengan posisi seperti itu.

Kuangkat sedikit kaki kananku untuk memberi kemudahan padanya, lalu kembali dia melesakkan penisnya ke vaginaku, aku masih tidak melepaskan pelukanku dari Edwin sementara Rino mulai mengocokku dari belakang dengan perlahan sambil meremas remas buah dadaku.

Tanganku pindah ke penis Edwin dan mengocoknya hingga berdiri, tapi anehnya Edwin masih memejamkan matanya, sepuluh menit kemudian Rino kurasakan denyutan kuat dari penis Rino pertanda dia orgasme, tanpa menoleh ke Rino aku melanjutkan tidurku, tapi ternyata Edwin sudah bangun, dia memintaku menghadap ke Rino ganti dia yang mengocokku dari belakang seperti tadi sambil aku memeluk tubuh Rino dan memegangi penisnya yang sudah mulai melemas.

Berbeda dengan kocokan Rino yang pelan pelan, Edwin melakukan kocokan dengan keras disertai remasan kuat di buah dadaku sampai sesekali aku menjerit dalam kenikmatan, cukup lama Edwin mengocokku hingga aku mengalami orgasme lagi beberapa detik sebelum dia mengalaminya, kemudian kami melanjutkan tidur yang terputus.Cerita Sex Terbaru

Kami terbangun sekitar pukul delapan ketika telepon berbunyi, kuangkat dan ternyata dari Andi.

“pagi bu, udah bangun?” tanyanya dari seberang

“pagi juga Andi, untung kamu bangunin kalau tidak bisa ketinggalan meeting nih, oke kita ketemu di bawah pukul 9, tolong di atur tempat meetingnya, cari yang bagus” jawabku memberi perintah

“beres bu” jawabnya

“Edwin, aku ada meeting dengan Pak Reza jam 10, kamu bagaimana?” tanyaku

“lho meetingnya kan juga sama sama aku” jawab Edwin

“oh ya? dia tidak pernah cerita tuh, dia Cuma bilang meetingnya antara aku, dia dan satu orang lagi rekannya”

“oke anyway, aku tak mau datang ke tempat meeting dengan pakaian yang sama dengan kemarin”

“Ayo mandi lalu kita cari pakaian di bawah” kataku

“Rino, kamu boleh tinggal disini atau pergi, tapi yang jelas aku nanti memerlukanmu setelah meeting” kataku sambil menuju ke kamar mandi menyusul Edwin yang mandi duluan.

Kami berdua mandi dibawah pancuran air hangat, kami saling menyabuni satu sama lain, dia memelukku dari belakang sambil meremas remas buah dadaku dan menjilati telingaku, kuraih penisnya dan kukocok, tubuh kami yang masih berbusa sabun saling menggesek licin, ternyata membuatku lebih erotis dan terangsang.

Tanpa menunggu lebih lama kuarahkan angkat kaki kananku dan mengarahkan penisnya ke vaginaku, dengan ketegangannya ditambah air sabun maka mudah baginya untuk masuk ke dalam, Edwin langsung menancapkan sedalam dia bisa.
Pancuran air panas membasahi tubuh kami berdua lebih romantis rasanya, tapi itu tak berlangsung lama ketika Edwin menyemprotkan spermanya di dalam vaginaku, tidak banyak dan tidak kencang memang tapi cukuplah untuk memulai hari ini dengan dengan penuh gairah.

Setelah mandi aku mengenakan pakaian kerja resmi, entah mengapa kupilih pakaian yang resmi tapi santai, mungkin karena terpengaruh perasaanku yang lagi bergairah maka tanpa bra kukenakan tank top dan kututup dengan blazer untuk menutupi putingku yang menonjol di balik tank top-ku, lalu kupadu dengan rok mini sehingga cukup kelihatan resmi, aku merasa sexy dibuatnya.
Kutinggalkan amplop berisi uang di meja dan kucium Rino.

“Kalau kamu mau mau keluar ada uang di meja, ambil saja ntar aku hubungi lagi, kalau mau tinggal up to you be my guest” bisikku yang dibalas ciuman dan remasan di buah dadaku.

Pukul 9:15 kami keluar kamar, bersamaan dengan Andi keluar dari kamarnya tepat ketika aku keluar bersama Edwin dan Rino memberiku ciuman di depan pintu, dia menoleh ke arah kami tapi segera memalingkan wajahnya ke arah lain seolah tidak melihat, tapi aku yakin dia melihatnya.

“Morning Andi” sapaku

“eh morning Bu, ruang meeting sudah aku atur dan semua dokumen sudah saya siapkan, copy file-nya ada di laptop ibu” jawabnya memberi laporan ketika kami menuju lift.

“Thanks Ndi” jawabku singkat.

Kami bertiga terdiam di lift, aku yang biasanya banyak bicara mencairkan suasana jadi kaku dan salah tingkah, masih memikirkan apa yang ada di pikiran Andi bahwa aku keluar dari kamar dengan seorang laki laki dan ada laki laki lainnya di kamarku, ah persetan pikirku, saking kikuknya sampai aku lupa mengenalkan Edwin pada Andi.

Dalam kebekuan kuamati Andi dari bayangan di cermin lift, baru kusadari kalau sebenarnya Andi mempunyai wajah tampan dan berwibawa, meski umurnya baru 27 tahun tapi ketegasan tampak di kerut wajahnya.

Sedikit lebih tinggi dariku tapi karena aku pakai sepatu hak tinggi, maka kini aku lebih tinggi darinya, posturnya tubuhnya cukup proporsional karena dia sering cerita kalau fitness secara teratur 3 kali seminggu, aku baru sadar bahwa selama ini aku nggak pernah melihat Andi sebagai seorang laki laki, tapi lebih kepada pandangan seorang Bos ke anak buahnya.

Diluar dugaan, Andi ternyata memergokiku saat mengamatinya, pandangan mata kami bertemu di pantulan cermin.

“Ting”, untunglah lift terbuka, aku segera keluar menghindar dari pandangan Andi, kami langsung breakfast setelah terlebih dulu mencarikan Edwin pakaian dan dasi pengganti, meski Shopping Arcade masih belum buka karena terlalu pagi, tapi dengan sedikit paksaan akhirnya mereka mau juga melayani kami.

“Eh Bu Eva, saya kok belum dikenalin dengan Mas ini” Tanya Edwin bersikap resmi, mengingatkanku akan kekonyolanku pagi ini.

“Oh iya, Andi, ini Pak Edwin, clien dari Pak Reza yang akan menjual produk kita ke Cina yang berarti Clien kita juga, dan nanti Pak Edwin akan gabung dengan kita di meeting” kataku yang disambut uluran tangan Edwin ke Andi.

“Pak Edwin, Andi ini salah satu orang kepercayaan saya, dialah yang in charge nanti, meski baru dua tahun ikut saya tapi naluri bisnisnya boleh di uji” lanjutku memuji Andi, itu biasa kulakukan untuk memperbesar rasa percaya diri anak buah sekaligus supaya

clien lebih confident.

Ini adalah breakfast terlama yang pernah aku alami, serba salah tingkah dan yang pasti aku tak berani memandang Andi, entah mengapa. Untunglah Edwin bisa mencairkan suasana bengan berbagai joke-nya.

Bertiga kami masuk ke ruang meeting yang sudah di booking Andi, ternyata cukup nyaman suasananya, tidak seperti ruang meeting biasa yang kaku dan menjemukan, tapi lebih terkesan bernuansa santai tapi serius, Meeting table bulat dengan dikelilingi 6 kursi putar, sementara dipojokan ada sofa dan meja kecil, di ujung yang lain terdapat tea set lengkap dengan electric kettle.
Aku dan Andi duduk bersebelahan menyiapkan dokumen di meja, kuletakkan laptop di depanku, Pak Edwin duduk di sebelah kiriku.

“Ndi tolong nyalakan laptop, aku ke toilet sebentar” kataku sambil meninggalkan mereka berdua. Kuhabiskan sebatang Marlboro di toilet untuk menghilangkan keteganganku dan kurapikan baju dan make up ku.

Pak Reza sudah berada di ruangan ditemani dengan wanita yang muda dan cantik ketika aku kembali ke ruangan meeting.

“Pagi Pak Reza, pagi Bu” sapaku sambil menyalami mereka berdua

“Pagi juga Mbak Eva, anda kelihatan cantik pagi ini” kata Pak Reza

“emang selama ini nggak cantik” jawabku

“Eva” sapaku pada wanita di samping Pak Reza sambil mengulurkan tangan

“Lisa” jawabnya sambil tersenyum manis

“bukan begitu, tapi pagi ini lebih cantik dan cerah”

“Oh Mbak Meli, selama ini kita hanya bertemu lewat telepon dan faximile” kataku lagi

“dan sekarang inilah dia orangnya” lanjut Pak Reza.

Ternyata Andi belum menyalakan laptopku, agak marah juga aku melihat dia tidak melaksanakan perintahku, maka dengan mata melotot ke arahnya kuambil kembali laptopku dari hadapannya lalu kunyalakan.

Betapa terkejutnya aku ketika laptop itu menyala, tampak di monitor laptopku seorang wanita sedang telentang menerima kocokan di vaginanya sementara mulutnya mengulum penis kedua dan tangan satunya memegang penis ketiga, aku baru tersadar kalau sebelum berangkat dari kantor kemarin sempat membuka koleksi pic yang ada laptop-ku dan karena buru buru mungkin saat mematikan laptop bukan “shut down” yang aku pilih tapi “stand by”.

Mukaku merah dibuatnya, untung tak ada yang memperhatikan, langsung aku “re-booting”, kulirik Andi tapi dia menyiapkan document dan tidak memperhatikanku, pantesan dia langsung mematikannya, pikirku. Aku jadi lebih salah tingkah lagi terhadap Andi, tapi segera aku kembali konsentrasi untuk meeting ini.
Meeting dimulai dengan presentasi Andi dan dilakukan tanya jawab, justru yang banyak bertanya adalah Meli dan itu dilayani dengan cekatan oleh Andi, sementara aku Cuma kadang kadang saja menguatkan pendapat Andi atau membantunya membuat keputusan untuk menerima atau klarifikasi.

Hal ini kulakukan untuk lebih meyakinkan Meli maupun Pak Reza disamping untuk memperbesar rasa percaya diri pada Andi. Cukup alot juga pembicaraan antara mereka berdua, tapi aku tak mau mencampuri sebelum dia benar benar kepepet. Aku kagum sama Meli yang cantik tapi piawai dalam negosiasi.

Setelah masalah teknis dan kontrak selesai sampailah pada masalah harga dan itu adalah tugasku dengan Pak Reza, dengan beberapa alternatif harga yang aku tawarkan akhirnya dicapailah kesepakatan.

“Ndi, kamu revisi dan di print di Business Center supaya bisa ditandatangani sekarang juga, jangan lupa materei-nya” perintahku

“baik bu”jawabnya lalu dia keluar sambil membawa laptopku dokumen dokumen yang diperlukan.
Kupesan champagne merayakan kerja sama ini ketika Andi sudah meninggalkan ruangan.

“Selamat Mbak Eva semoga sukses dengan kerja sama kita ini” Pak Edwin menyalamiku sambil mencium kedua pipiku.

Aku menyalami lalu memeluk Meli dan menempelkan pipiku padanya.

“Anda begitu hebat dalam negosiasi” kataku

Tanpa kuduga dia menjawab berbisik di telingaku.

“terima kasih, Pak Reza tahu lho apa yang terjadi tadi malam di tempat Ibu”

“oh ya? apa itu”jawabku kaget

“Pak Edwin menginap di tempat mbak” katanya pelan mengagetkanku

“dan satu orang cowok lagi” lanjutnya

Kulepas pelukannya dan kupandangi Meli yang masih kelihatan polos itu, lalu pandanganku beralih ke Edwin sebagai protes, tapi dia hanya mengerutkan kening dan mengangkat bahu saja sambil senyum.

Tak sempat terbengong lebih lama, Pak Reza menyalamiku

“Selamat atas kerja sama kita” katanya sambil menyalamiku dan tak kusangka sangka dia menarik tubuhku ke pelukannya.Cerita Sex Terbaru

“I know what you did last night” katanya sambil mempererat pelukannya dan mengelus elus punggungku.

Aku masih tertegun tak merespon ucapan maupun tindakan Pak Reza, tapi kurasakan buah dadaku tergencet di dadanya saat dia memelukku erat. “Pak Reza banyak orang, malu ah” jawabku pelan

“banyak orang? ini kan kita kita juga” jawabnya tanpa melepas pelukannya tapi malah meremas pantatku

Kulirik Pak Edwin, dia hanya bediri di pojok melihat kami, sementara Meli malah mendekat ke Pak Edwin.

“Mari kita rayakan kerja sama ini dengan penuh persahabatan” bisiknya sambil mencium pipi dan bibirku bersamaan dengan tangannya menyingkap rok miniku hingga ke pinggang, aku yakin Meli maupun Edwin bisa melihat celana dalam model “Thong” yang hanya terdapat penutup segitiga kecil di depan, hingga pasti mereka sudah melihat pantatku.

Ciuman Pak Reza sudah sampai di leherku, dilepasnya blazer yang menutupi bagian luarku hingga tampak tank top pink yang kukenakan dibaliknya. Dengan hanya mengenakan tank top, maka tampaklah putingku yang menonjol di baliknya.
Sebenarnya aku bisa saja menolak cumbuan Pak Reza kalau mau, tapi melihat pandangan Pak Reza yang penuh wibawa dan wajahnya yang galak tegas membuat aku takluk dalam pelukan dan ciumannya.

Bukan ketakutan masalah bisnis, aku yakin sebagai seorang professional dia bisa membedakan antara bisnis dan pribadi, tapi memang pada dasarnya aku juga mau dicumbunya.
Kulihat Pak Edwin sudah berciuman dengan Meli sementara tangannya meremas remas buah dada Meli yang montok itu.

Pak Reza lalu menelentangkan tubuhku di atas meja meeting, disingkapkan rokku dan dari celah celana dalam mini dia mulai menciumi dan menjilati vaginaku dengan gairahnya.

Tiba tiba kami dikagetkan ketukan di pintu, segera aku berdiri dan membetulkan rok miniku dan kuambil blazerku, tapi Pak Reza memberi tanda supaya nggak usah dipakai.

Meli membuka pintu, ternyata room boy yang mengantar champagne pesananku, Meli menerima dan menyelesaikan pembayarannya ke kamarku dan dia minta supaya di depan pintu diberi tanda “DO NOT DISTURB”.

Setelah mengunci pintu Meli membuka dan menuangkan untuk kami.

Pak Reza tak mau kehilangan waktu, begitu pintu ditutup, dia kembali memelukku lalu menurunkan tali tank top ku hingga ke tangan, setelah meremas remas sambil mencium leherku, ditariknya tank topku hingga ke perut, maka terpampanglah buah dadaku di depan semua orang.

“wow, very nice breast, begitu kencang, I love it” komentar Pak Reza lalu kepalanya dibenamkan di antara kedua bukit itu sambil tangannya meremas remasnya. Ciumannya dengan cepat berpindah ke puncak bukit dan secara bergantian dia mengulum dari satu puncak ke puncak lainnya.

Dengan cepat ciuman Pak Reza turun ke perut dan selangkanganku setelah terlebih dahulu melemparkan tank top ke Edwin dan kembali merebahkan aku di meja meeting, dijilatinya vaginaku dari balik celana dalamku.

Edwin mendekatiku dari atas lalu mencium bibirku dan meremas buah dadaku kemudian mengulum putingnya, sementara jilatan Pak Reza makin menggila di vaginaku, tapi aku tak berani mendesah.

Meli sudah melepas blazernya hingga kelihatan buah dadanya yang montok menantang dibalik kaos you can see ketatnya, dia hanya duduk memperhatikan kami, tak seorangpun menyentuh champagne yang sudah kupesan, ternyata akulah yang menjadi santapan selamat, bukan champagne itu. Disaat aku lagi meregang dalam kenikmatan, kembali kami dikagetkan suara handle pintu dibuka, lalu berganti dengan ketukan.

“Andi” teriakku panik aku tak ingin Andi melihatku dalam keadaan seperti ini, akan mengurangi wibawaku dimatanya.

Kudorong kepala Pak Reza dengan halus, aku mencari tank top atau blazerku tapi terlambat, Meli sudah membuka dengan hati hati pintu itu dan masuklan Andi dengan membawa laptop dan dokumen dokumennya sebelum aku sempat menutupi tubuh atasku.

Kulihat wajah Andi melongo terkaget kaget melihat aku duduk di meja meeting dalam keadaan topless dan kaki di atas kursi, sementara Pak Reza masih jongkok di bawahku dan Edwin ada dibelakangku dengan bertelanjang dada.

“eh ma..ma..maaf mengganggu” katanya lalu berbalik ke pintu, tapi Meli segera menghalangi dan menutup kembali pintu itu.

“Udah duduk saja di sini” jawab Meli sambil menghalangi pintu itu dengan tubuhnya.

“tapi..tapi ..tapi ini harus ditandatangani” jawabnya belum sadar dengan apa yang terjadi.

“nggak ada tapi, tanda tangan mah gampang, sini aku Bantu” kata Meli sambil mengambil dokumen dan laptop dari tangan Andi dan meletakkannya di meja pojok ruangan di samping champagne.

“taruh di sini saja, kamu lihat sendiri kan mereka sedang sibuk” kata Meli sambil menarik Andi duduk disebelahnya di sofa.

Kulihat wajah Andi masih melongo kaget melihat bagaimana tingkah lakuku.

“Sudah terlambat, persetan, apa yang terjadi terjadilah” pikirku dan kembali telentang di meja menuruti permintaan Pak Reza, dipelorotnya rok mini dan celana dalamku.

Pada mulanya agak risih juga bertelanjang di depan Andi tapi selanjutnya sudah tak kuperhatikan lagi kehadiran Andi di ruangan itu ketika lidah Pak Reza dengan cantiknya kembali menggelitik klitorisku. Edwin membimbing tanganku dan dipegangkan ke penisnya yang sudah tegang, ternyata dia sudah mengeluarkan penisnya dari lubang resliting, tanpa menunggu lebih lama kukocok penis itu.

Pak Reza melepas celana dalamku dan dilemparkannya ke arah Meli dan Andi, ternyata Meli sudah duduk di pangkuan Andi dan mereka sedang berciuman. Pak Reza menarikku duduk di tepi meja, ternyata dia masih berpakaian lengkap.

Kubantu melepaskan pakaiannya, lalu aku jongkok di depannya, kupelorotkan celananya, ternyata dia tidak memakai celana dalam, dan wow penisnya yang menegang membuatku terpesona, besar dengan guratan otot di batangnya menonjol dengan jelas.

Segera kujilati kepala penisnya dan memasukkan kepala penisnya ke mulutku, kupermainkan dengan lidahku di dalam, tak tahan diperlakukan seperti itu, Pak Reza menaikkanku kembali duduk di meja, disapukannya kepala penis itu ke bibir vaginaku, pelan pelan mendorong hingga masuk semua lalu didiamkannya sejenak, maka melesaklah penis kedua di hari untuk vaginaku.

Dia memandangku dengan penuh nafsu, mencium bibirku, lalu mulai menggoyangkan pantatnya maju mundur mengocok vaginaku, tangannya meraba buah dadaku lalu wajahku dan jarinya dimasukkan ke mulutku, kukulum dan kupermainkan jarinya dengan lidahku.

Pak Edwin mendekat lalu meremas remas buah dadaku, kuraih penisnya yang masih tegang nongol dari lubang resliting dan kukocok seirama kocokan Pak Reza.

Kudengar desahan dari tempat lain, ternyata Meli sudah semi telanjang di pangkuan Andi sedang mendapat kuluman dan remasan darinya di kedua putingnya, buah dada Meli yang montok itu hampir menutup wajah Andi yang sedang terbenam di celah celahnya.

Melihat hal itu, Pak Edwin meninggalkan kami menuju ke Meli dan Andi, segera dia mengulum puting Meli yang merah menantang berbagi dengan Andi, mendapat kuluman dari dua orang, Meli sepertinya ingin teriak tapi ditahannya dengan menggigit jarinya.

Setelah puas mengocokku dari depan sambil meremas remas buah dadaku, Pak Reza memintaku berbalik, maka aku berdiri membelakangi dia dan tubuhku membungkuk ke depan bertumpu pada meja, kaki kananku kunaikkan di kursi.
Pak Reza kembali melesakkan penisnya di vaginaku, dia mengocok dengan kerasnya hingga meja meeting itu begoyang goyang. Dengan posisi seperti ini aku bisa melihat Meli sedang duduk di sofa menerima jilatan Andi di vagina mengulum penis Pak Edwin yang berdiri di sampingnya.

Kocokan Pak Reza serasa menggesek semua sisi dinding vaginaku, begitu nikmat hingga aku melayang dibuatnya, ingin aku menjerit karenanya tapi kutahan dengan menggigit bibirku

Terbuai oleh kenikmatan dari Pak Reza, tanpa kusadari ternyata Meli, Andi dan Edwin ternyata sudah bergeser ke meja di dekatku hingga aku bisa melihat dengan jelas bagaimana Andi mempermainkan klitoris Meli sambil mengocokkan jarinya, ternyata dia sudah mahir juga, batinku. Sementara Pak Edwin berada di antara aku dan Meli, sambil mengulum puting Meli dia meremas buah dadaku.

Terkaget aku ketika melihat Andi mengusapkan penisnya di vagina Meli, ternyata penis Andi begitu besar, sepertinya jauh lebih besar dari punya Pak Reza apalagi Pak Edwin, mungkin sama besar dengan punya suamiku tapi dengan bentuk yang melengkung ke atas membuatku ingin menikmatinya, itu adalah bentuk penis favoritku.

Sepertinya dia kesulitan memasukkan penis besarnya ke vagina Meli, berulang kali dia berusaha memasukkan tapi gagal meski vagina Meli sudah basah, dicoba lagi dan dicoba lagi hingga berhasil meski hanya separuh, tapi Meli sudah menggelinjang gelinjang entah kesakitan atau ke-enak-an.

Kupegang tangannya dan dia meremasnya dengan kuat saat Andi berusaha mendorong lebih dalam, memasukkan mili demi mili penisnya ke dalam vagina Meli. Sementara kocokan Pak Reza juga tak kalah nikmatnya, goyangannya semakin bervariasi menghunjam vaginaku dari berbagai arah dan gerakan. Tangan kami saling meremas dalam kenikmatan.

Andi mulai mengocok Meli dengan perlahan dan semakin lama semakin cepat, desah tertahan keluar dari hidung Meli, dia kelojotan menerima kocokan Andi meskipun pelan menurutku, sambil meremas buah dada Meli Andi mulai mempercepat dan menyodok dengan keras. Remasan tangan Meli makin kencang, sekencang kocokan Andi padanya.

“Aaauughh..eeghh..ss” teriak Meli tak dapat menahan kenikmatan yang diberikan Andi.

“sstt” bisikku sambil menutupkan tanganku ke mulutnya, meski aku sendiri sedang terbakar nafsu dan kenikmatan.

Andi mengocok Meli dengan penuh gairah nafsu, buah dada Meli yang besar bergoyang goyang liar seiring dengan kocokannya, tapi segera dihentikan dengan kuluman Pak Edwin yang sepertinya nggak rela membiarkan buah dada itu bergoyang sendirian.

Kokocakan Pak Reza sungguh bervariasi, baik kecepatan, arah maupun goyangannya, sungguh trampil dia dalam bercinta, membuatku panas dingin dibuatnya.

Setelah puas mengocokku, Pak Reza menarik keluar penisnya, dan digantikan dengan Pak Edwin mengocokku. Aku berjongkok di kursi dan tanganku bersandarkan sandaran kursi hingga Pak Edwin mengocokku dengan doggie style dengan tetap menghadap ke Meli dan Andi dan juga Pak Reza yang kini berdiri di sisi Andi menunggu giliran sambil meremas dan mengulum buah dada Meli yang montok manantang itu menggantikan posisi Pak Edwin.

Andi mengocok Meli makin ganas, dengan satu kaki terangkat di pundaknya sedang satu kaki lagi dipegang tangannya dengan posisi terpentang pasti penis Andi melesak masuk ke vagina Meli hingga menyentuh dinding terdalamnya, dengan disertai dorongan yang keras pasti Meli sudah terbang ke awang awang kenikmatan.

Andi lalu memiringkan tubuh Meli hingga dia menghadap ke arahku, lalu dia kembali mengocoknya dengan keras, buah dada Meli ikut bergoyang goyang seirama kocokan Andi. “gila hebat juga ini anak” batinku.

Kocokan Pak Edwin tak terlalu kuperhatikan karena setelah mendapatkan Pak Reza punya Pak Edwin tidaklah terlalu berasa meski aku bisa menikmati sedikit kenikmatan yang berbeda, dengan melihat bagaimana Andi memperlakukan Meli aku bisa dengan cepat bergairah kembali, maka kugoyangkan pantatku melawan gerakan Pak Edwin, secepat kocokan Andi pada Meli, aku begitu horny dibuatnya, sambil berharap supaya Andi tidak orgasme di vagina Meli terlebih dahulu supaya aku bisa menikmati semprotan pertamanya.

Sambil menunggu giliran yang belum juga diberikan Andi, Pak Reza menggapai buah dadaku dan tangan satunya meremas buah dada Meli yang lebih montok seolah hendak membandingkan, kedua tangannya meremas dua buah dada yang berlainan bentuk dan ukuran.

Aku sudah khawatir cemas kalau ternyata Andi menyemprotkan spermanya di vagina Meli terlebih dahulu, karena sudah cukup lama dia mengocokkan penisnya ke vagina Meli, sudah setengah jam lebih.

“gila kuat juga si Andi ini” batinku.Cerita Sex Terbaru

Kini Andi mengocok Meli dengan posisi doggie di atas kursi, meniru posisiku hingga kami saling berhadapan, buah dada Meli yang besar menggantung dan bergoyang dengan indahnya ketika Andi mengocoknya.

Pak Reza yang masih menunggu giliran dari Andi duduk di meja antara kami, hingga kami bisa mengulumnya secara bersamaan antara kuluman dan jilatan. Meli mengulum maka aku menjilati sisanya begitu juga sebaliknya, dua lidah di satu penis.

Mendapatkan perlakuan seperti itu dari dua wanita cantik seperti aku dan Meli membuat Pak Reza merem melek, tangannya meremas rambutku juga rambut Meli. Sepertinya Meli sudah bisa merasakan nikmatnya penis Andi yang besar itu hingga dia bisa membagi konsentrasi dengan kuluman pada penis Pak Reza.
Andi menghentikan kocokannya dan menyerahkan Meli ke Bos-nya dan mereka bertukar tempat, Andi mengganti posisi pada mulut Meli setelah terlebih dahulu memutar kursi Meli menjauh dariku, kecewa juga aku dibuatnya karena tidak bisa menikmati penis Andi itu, ingin minta tapi masih ada perasaan segan atau gengsi. Masih bisa kulihat dengan lebih jelas betapa nikmatnya penis Andi itu hingga Meli mengulum dengan ganasnya meski tak bisa memasukkan semuanya.

Aku yakin Meli kurang bisa menikmati Pak Reza setelah merasakan penis Andi. Kocokan Pak Edwin tidak kuperhatikan lagi, tapi aku lebih menikmati kuluman Meli pada penis Andi itu meski Pak Edwin mulai melakukan variasi gerakannya, tangannya mengelus punggung dan buah dadaku, dia lalu memutar kursi hingga Aku dan Meli berjejer, tapi Andi malah menggeser tubuhnya ke sisi lain malah menjauhiku.

Pak Reza meremas buah dadaku sambil mengocok Meli, sementara Pak Edwin meremas buah dada Meli sambil mengocokku dan Andi meremas remas buah dada montok yang satunya dari sisi lainnya, kini Meli mendapat servis dari tiga orang, sementara aku menginginkan Andi tapi dia selalu menghindariku sepertinya dia segan menyentuhku.

“come on Andi, satu remasan atau satu kuluman saja darimu, I need you” jerit batinku tapi kembali rasa gengsi sebagai Bos terhadap dia masih tinggi. Andi berciuman dengan Meli sambil tangannya tetap meremas buah dadanya, aku iri melihatnya.

Bahkan ketika Pak Reza dan Pak Edwin bertukar tempat, Andi tetap tak mau beranjak ke arahku. Kembali aku mendapat kocokan dari Pak Reza, oh much better than before, kurasakan kenikmatan kembali dari Pak Reza, ouh betapa nikmatnya sodokan dan kocokan beliau jauh lebih nikmat dibanding dengan Pak Edwin tadi, kini aku kembali tenggelam dalam kenikmatan birahi.

Tapi itu tak berlangsung lama ketika Pak Reza dan Pak Edwin bertukaran tempat lagi, hingga tiga kali.

Tak lama kemudian ketika Pak Reza sedang keras kerasnya menyodokku, kembali aku dibuat iri pada Meli saat Pak Edwin dan Andi bertukar tempat, Meli sudah mendapat kocokan Andi untuk kedua kalinya, kepalanya mendongak dan tubuhnya menggeliat ketika Andi memasukkan kembali penisnya tapi tak lama setelah itu dia sudah mulai mengulum penis Pak Edwin.

Pak Reza kembali meremas remas buah dada Meli sambil mengocokku tapi Andi tak mau melakukan hal itu padaku, dia tetap serius mengocok Meli sampai berulang kali dia menggeliat ketika Andi mengocoknya dengan keras. “Lisa sudah mendapatkan tiga penis, di mulut maupun vagina, tapi aku baru dua, itupun kurang memuaskanku” teriak batinku.

Kupandangi wajah Andi ketika mengocok Meli begitu ganteng dan cool, expresinya tidak berubah seperti biasa saja kecuali keringatnya yang menetes membasahi tubuhnya yang atletis itu sehingga makin sexy. Belum sekalipun Andi menyentuhku, entah dia mau menghukumku atau karena segan, aku tak tahu.

Kuhibur diriku dengan berkonsentrasi pada kocokan Pak Reza, aku tak mau tersiksa terlalu lama mengharapkan Andi, maka kugerakkan pinggangku mengimbangi Pak Reza dan hasilnya sungguh luar biasa, dia bergerak semakin liar dan akhirnya tak bisa bertahan lama, maka menyemprotlah spermanya ke vaginaku dengan kencangnya, kurasakan denyutan yang keras dari penisnya di dalam vaginaku seakan menghantam dinding rahimku. Bersamaan dengan semprotan Pak Reza, ternyata Pak Edwinpun menyemprotkan spermanya di muka Meli, sperma itu menyemprot kemana mana baik di mulut, wajah dan sebagian ke rambutnya.

Pak Reza menarik penisnya yang sudah lemas begitupun dengan Pak Edwin, aku belum mencapai orgasme, hanya satu penis yang masih berdiri yaitu Andi, akhirnya aku harus mengalahkan gengsiku yang dari tadi mencegahku.

Kuhampiri Andi yang sedang menyocok Meli, dari belakang kupeluk dia hingga tubuh telanjangku menempel di punggungnya, keringat kami menyatu, aku elus dadanya yang bidang berbulu. Sesaat dia menghentikan gerakannya tapi kemudian dilanjutkan kembali dengan lebih keras.

Merasa belum mendapat respon darinya, aku bergeser ke depan, kujilati puting dadanya sambil mengelus kantung bolanya, Andi masih tetap tak mau menyentuhku malah makin cepat mengocok Meli, maka kupegang tangannya dan kuletakkan di buah dadaku, kugosok gosokkan.

Barulah dia mulai merespon dengan remasan halus tanpa berhenti mengocok Meli, lalu kucium bibirnya, tanpa kuduga dia langsung memegang kepalaku dan diciumnya bibirku dengan penuh gairah, full of passion, seperti orang melepas rindu berat, mungkin dari tadi Andi memang menginginkanku tapi tidak berani.

Ciuman pada bibirku yang penuh nafsu tak menghentikan kocokan pada Meli, lalu turun ke leherku sebagai sasaran selanjutnya dan berhenti di kedua putingku.
Dengan penuh nafsu dan dengan liarnya dia mengulum, menjilat, menyedot dan meremas remas puting dan buah dadaku. Ouuhh aku menggeliat dalam kenikmatan yang indah.

Konsentrasiku terganggu ketika kudengar teriakan dari Meli yang sedang mencapai kenikmatatan tertinggi, dia mengalami orgasme dengan hebatnya, terlihat badannya bergetar hebat dan kepalanya digoyang goyangkan seperti orang yang kesetanan, beberapa detik kemudian tubuhnya melemas di atas kursi dengan napas terputus putus.

Bersamaan dengan ditariknya penis dari vagina Meli, dia mendorong tubuhku ke bawah lalu disodorkannya penis besar itu ke wajahku, agak ragu sejenak tapi kemudian tanpa membuang waktu lebih lama kukulum juga penis anak buah kepercayaanku itu, seperti dugaanku ternyata aku tak mampu mengulum penis itu semuanya, lalu kukocok pelan, aroma dari vagina Meli tercium olehku tapi tak kupedulikan, Andi memegang kepalaku dan mengocokkan penisnya di mulutku dengan liar, hampir aku tak bisa bernafas.

Meli sudah duduk di antara Pak Edwin dan Pak Reza, kemudian Andi memintaku duduk di kursi, dipegangnya kedua kakiku dan dipentangkannya, kuraih penis besar yang dari tadi kuimpikan, kusapukan di bibir vaginaku dan kuarahkan masuk, ternyata Andi tak mau terlalu lama bermain main di luar, dengan keras di sodoknya penis besar itu masuk ke vaginaku.

“OOUUGGHHh” teriakku spontan lalu kututupi mulutku dengan tangan sambil melotot ke arahnya.
Vaginaku terasa penuh hingga aku tak berani menggerakkan tubuhku, tapi Andi seperti tak peduli, langsung mengocokku dengan cepat dan keras.

Kurasakan penisnya menggesek seluruh dinding dan mengisi semua rongga di vaginaku, begitu nikmat hingga seakan aku melayang layang dalam kenikmatan birahi yang tinggi. Kakiku kujepitkan di pinggangnya, kedua tangannya meremas dengan keras kedua buah dadaku dan memilin ringan putingku sambil mencium bibirku dengan ganasnya.

Begitu liar dan ganas dia mencumbuku seakan menumpahkan segala dendam yang lama tesimpan, kocokannya yang keras seakan mengaduk aduk vaginaku. Kulawan gerakannya dengan menggerakkan pinggulku secara acak, dan aku mendapatkan kenikmatan yang bertambah.

Entah sudah berapa lama kami bercinta di kursi hingga dia memintaku untuk rebah di karpet lantai ruangan, lalu segera dia menyetubuhiku, tubuh atletisnya menindih tubuhku sambil pantatnya turun naik mengocok vaginaku, ciumannya sudah menjelajah ke seluruh wajah dan leherku tanpa sedikitpun bagian yang terlewatkan.

Aku mengagumi kekuatan fisik Andi yang begitu kuat, dinginnya AC tak mampu mencegah peluh kami sudah bertetesan di seluruh tubuh. Kuraih kenikmatan demi kenikmatan dari setiap gerakan Andi di atas tubuhku.

Selanjutnya kami bergulingan, kini Andi telentang dan aku duduk di atasnya, secepatnya kugoyangkan pantatku mengocok penis Andi, goyanganku kubuat tidak aturan dan banyak variasi hingga dia menggigit bibirnya, dipandanginya wajahku, lalu dia kembali meremas buah dadaku dengan kerasnya, tanpa kusadari ternyata Pak Reza sudah berdiri di sampingku dan menyodorkan penisnya ke mulutku, kugapai dan langsung kukulum dengan gairahnya sambil tetap menggoyang pantatku.

Pak Reza ternyata tak mau diam saja, dia ikut mengocokkan penisnya di mulutku sambil memegangi kepalaku. Tak mau kalah Andi kemudian ikutan menggoyangkan pinggulnya hingga kami seolah berpacu meraih kenikmatan birahi.
Andi lalu duduk hingga tubuhku berhadapan dalam pangkuannya, kujepitkan kakiku di pinggangnya sambil tetap menggoyangkan pantat tanpa melepas kocokan mulutku pada penis Pak Reza, Andi menjilati seluruh leher dan dadaku, disedotnya putingku dengan keras, kurasakan gigitan gigitan kecil di sekitar buah dada dan putingku tapi tak kuperhatikan.

Akhirnya kurasakan tubuh Andi menegang dan sedetik kemudian kurasakan kepala penisnya membesar memenuhi rongga dalam vaginaku lalu menyemprotkan spermanya, sementara gigitan dan sedotan di dadaku terasa semakin kuat, denyutannya membuat aku terbang melayang tinggi hingga ke puncak kenikmatan.

Maka akupun orgasme saat penis Andi sedang berdenyut dengan hebatnya di vaginaku, kami sama sama menggapai orgasme dalam waktu yang relatif bersamaan, tubuhku sudah mulai melemas tapi penis Pak Reza masih di tanganku.

Maka kukeluarkan kemampuanku untuk segera mengakhiri kemauan Pak Reza sambil masih tetap duduk di atas Andi, tangan Andi masih meremas dengan lembut kedua buah dadaku, tapi konsentrasiku hanya tertuju ke Pak Reza, tak lama kemudian berdenyutlah penis Pak Reza di mulutku, tak kurasakan cairan sperma keluar dari penis itu, hanya denyutan denyutan ringan hingga melemas dengan sendirinya.

Aku terkulai lemas di atas tubuh Andi, anak buahku itu, dan dia membalas dengan ciuman dan elusan di punggung telanjangku, beberapa saat kemudia aku tersadar dan berdiri menjauhinya, duduk kembali di kursi.

Meli memberikan teh hangat, kami semua masih telanjang, masih kurasakan seakan penis Andi masih mengganjal vaginaku.

Baru aku sadari ternyata ada empat titik memerah bekas gigitan Andi pada dada dan sekitar buah dadaku, kulirik Andi tapi dia tidak memperhatikan. Jarum jam menunjukkan pukul 13:30, ketika kami menandatangani kontrak itu dalam keadaan telanjang, sambl memangkuku Pak Reza menandatangani lembaran itu dan di atas pangkuan Pak Reza pula aku menandatanganinya. Sementara Pak Edwin sebagai saksi, ikut menandatangani kontrak itu sambil memangku Meli yang masih telanjang.

Baca Juga Cerita Seks Emak Tiri

“Alangkah asiknya kalau kita bisa makan siang bersama sambil telanjang” usul Pak Edwin
Aku hanya tersenyum menanggapi usulan nakal Pak Edwin, kukenakan kembali pakaianku meski tanpa celana dalam karena diminta Pak Edwin yang masih bujangan itu.

Tak lama kemudian kami semua sudah berpakaian lengkap, kubereskan dokumen yang berserakan di lantai maupun meja dan kuberikan semuanya ke Andi. Dan selesailah official meeting hari ini.

Sebenarnya aku tak mau mencampur adukkan antara bisnis dan kesenangan seperti ini, baru pertama kali terjadi. Awal bisnis yang di awali seperti ini terus terang membuat aku takut, tapi apa bedanya dengan para bisnisman lainnya yang memberikan wanita cantik untuk dapat mendapatkan proyek, toh proyek itu jalan juga.

Setelah makan siang, aku dan Andi mengantar mereka hingga ke lobby dan disanalah kami berpisah, Aku dan Andi naik ke atas, tak ada pembicaraan sepanjang jalan ke kamar meskipun di lift Cuma kami berdua, suasana menjadi kaku, hal seperti inilah yang tidak aku inginkan

“Andi apapun yang telah terjadi adalah tidak pernah terjadi, tolong camkan itu demi kebaikan kita semua” kataku pada Andi sambil mengecup bibirnya, sebelum dia masuk kamarnya.

Dan kami kembali ke Jakarta sebagai mana tidak terjadi sesuatu kecuali kenangan indah.
Aku tidak pernah bisa memenuhi kata kataku sendiri seperti yang aku pesan di atas, karena bercinta dengan Andi terlalu nikmat untuk di tinggalkan.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Tanteku Yang Binal

Cerita Sex Terbaru | “Kriiinnggg…” bunyi telepon rumah yang sedikit mengganggu tidur siang ku, ternyata kakaku menelpon dan kemudian menyuruhku untuk menjemput tanteku di stasiun. Dengan sedikit menggerutu saya kemudian meluncur dengan motorku ke stasiun untuk menjemputnya. Setelah 15 menit menunggu ada suara memanggilku “hai nug.. sekarang tambah besar aja…”betapa kagetnya ternyata tanteku sekarang berbeda dengan yang dulu. Sekarang semakin kencang dan semakin menggairahkan. Dengan segera kualihkan konsentrasiku dari tubuhnya langsung menuju koper yang akan saya bawa.
Segera kuangkat dan langsung menuju ke parkiran.

Cerita Sex Terbaru Tanteku Yang Binal

Dalam perjalanan saya mencoba berkomunikasi untuk mencairkan suasana yang sedikit canggung, ” tante ada keperluan apa kok tumben maen ke rumah..”tanyaku,.
“ini nug tante mau ngurus perpanjangan paspor tante…sekarang kamu semakin macho daripada dulu ya nug, dulu kan kamu kurus kering” jawab tanteku., “ya iyalah tante, mosok ya kurus terus”jawabku… awal sebuah interaksi yang bagus menurutku..
Tanpa terasa sampailah kerumah. Kemudian saya menyiapkan kamar untuk tanteku biar istirahat setelah sekian lama dalam perjalanan. Kemudian kulanjutkan tidurku yang sempat tertunda.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Sore pun tiba, dan aku bersiap untuk mandi.. dari kejauhan kulihat tanteku memakai baju senamnya sehingga terlihatlah setiap lekukan tubuhnya,dan itu membuatku sedikit menelan ludah. “hmmm, body yang sangat indah” gumamku,.. setelah tersadar dari melihat pemandangan indah itu segeralah aku menuju ke kamar mandi untuk menyelesaikan mandiku. Setelah selesai terkejutlah aku melihat posisi tanteku yang tadi hanya berdiri sekarang mengambil sikap kangkang dalam senam sehingga sedikit memperlihatkan lipatan miss V nya.. Semakin berdegup kencang jantung ini, karena malu sendiri akhirnya saya berlari kecil menuju kamar saya. Semakin tidak beraturan isi otak ini, sehingga menimbulkan keinginan kuat untuk dapat melihat bentuk yang dibalik pakaian senamnya. Kemudian muncullah sebuah ide untuk mengintip tanteku sendiri pada waktu mandi. Semalaman memikirkan bagaiman caranya mengintip,dan akhirnya berhasil menemukan ide itu. Keesokan harinya terdengar suara orang mandi, segera berlari menuju tempat yang telah direncanakan, melewati kamar tanteku dan sempat berhenti sebentar karena melihat branya. Segera kupasang posisiku untuk mengintip dengan sedikit menarik lubang selang air. Dan ternyata sukses, buah dari semalam berfikir keras. Terlihat buah dadanya yang besar dan rambut yang ada di vaginanya. Semakin banyak ku menelan ludah pada saat tanteku pelan2 menyabuni payudaranya dengan lembut,kemudian turun menuju vaginanya.. Namun sayang itu hanya berlangsung sekitar 5 menit saja. Karena tanteku sudah menyelesaikan mandinya. Segera berlari kecil menuju kamaraku dan membayangkan apa yang baru saja aku liat dan tanpa menyadari kalau “adik kecilku” ini reflek bangun dengan sendirinya..

15 menitan berselang dengan lamunanku diatas kasur dengan posisi tengkurap, terasa ada sedikit yang mencolek kakiku. Spontan saya langsung kaget dan berdiri. Ternyata tanteku membangunkan aku, “ayo nug.. anter tante ke kantor imigrasi. Tapi kali ini pake mobil kakakmu ya.. ini kuncinya. Mobilnya tadi pagi diantar suaminya waktu km tidur”.. “iya tante, sebentar mandi dulu..” jawabku.. “jangan lama2 ya nug, sama jangan maenan yang laen.. ntar kesiangan” jawab tanteku dengan sedikit tertawa..Alangkah kagetnya aku ternyata tanteku melihat kalau adik kecilku bangun dan mengacung keras. Segera tanteku keluar dan meninggalkan aroma wangi yang membuat birahi setiap pria pasti naik dengan rambut yang basah dan tanktop yang menempel di badannya.

Setelah 20 menitan berselang kamipun pergi menuju kantor imigrasi, dan sedikit ada kabar buruk kalau perpanjangan paspornya harus di kantor imigrasi yang ada di daerah tanteku. Dengan kecewa tanteku meninggalkan kantor imigrasi. Terdengar tanteku menelpon seseorang, kemudian bertanya kepadaku apa hari ini ada acara. Dengan tanggap kujawab tidak, padahal aku berencana menemani pacarku ke rumah tantenya hari itu juga. Tapi tak apalah buatku,paling doi juga pengertian. Setelah aku meyetujuinya kamipun berangkat menuju kota asal nya, 3 jam perjalanan yang melelahkan.Cerita Sex Terbaru

Setelah tiba di kantor imigrasi di daerah tanteku ternyata masih harus mengantri lama, dan kami harus menunggu. Dan inilah awal dari semuanya..
Terbesit di pikiranku untuk beralasan capek dan ingin menyewa sebuah hotel untuk istirahat sejenak. Kuutarakan maksudku dan yesssss………. lancarrr….. kamipun mencari hotel untuk beristirahat. Setelah mendapatkan hotel yang cocok kamipun merebahkan diri di atas kasur. Memang strategiku untuk pesan hanya single bed karena itulah rencanaku. setelah sekian menit tanpa tersadar aku pun bener2 ketiduran, dan betapa kagetnya ternyata tanteku juga tertidur disebelahku. Dengan jelas kini kulihat betapa besar buah dada itu, semakin berdegup kencang saat tangannya tanpa sengaja berpindah tempat dileherku. Tercium aroma wangi ditangan karena handbody, semakin naiklah birahiku. Dengan sedikit nekat jemariku kugesek2kan di atas payudaranya, kemudian dengan sedikit tekanan kuraba2, Tanpa disadari tanteku merubah posisi sekarang wajahnya tepat didepan wajahku, aku sedikit takut karena takut kalau tanteku marah. Tapi ternyata malah diam saja,sekarang posisi tanganku tertindih oleh payudaranya. “Kenyal..” gumamku..dengan sedikit keberanian kuremas perlahan payudara tanteku yang sekarang menindih tanganku.. ceritasexterbaru.org Beberapa menit berselang, terasa nafas tanteku mulai memburu.. semakin cepat kuremas. Dan tiba tiba tanteku berkata ” pelan2 nug.. tante mau mens.. jadi agak sedikit sakit teteknya..” betapa kagetnya aku.. dan aku hanya mengangguk.. tanpa tahu siapa yang mulai kami pun mulai berciuman dengan nafsunya. ” tante bajunya saya buka ya..” tanyaku.. “iya nug.. hari ini perlakukanlah tante semau kamu nug.. karena tante menginginkah ini sudah lama setelah bercerai dengan om kamu. Ayo sayang.. celana tante juga boleh kamu lepas” Tanpa pikir panjang segera kulepas semua pakaian yang ada. Kujilati payudara tanteku yang selama ini menjadi obsesiku sekarang menjadi nyata. “ayoo nug.. jilatin terus.. sedoott yang dalam.. ssshhhh… enak nug.. ssshhht ” tanteku sudah mulai meracau. setelah agak lama bermain dengan payudara, jilatanku turun menuju vaginanya..semakin menderu nafas tanteku “sshhttt… enn..aakk banng..eett sayaang.. terusssss…” jilatanku semakin menjadi tatkala tanteku mulai menaikkan pinggulnya seirama dengan jilatanku. ” Ayyooo nuugg.. massuukkk,..innnnn.. tannte udah basah.. sshhtt…”
segera kubuka celanaku dan sedikit menekan kumasukkan segera penisku ke vagina tanteku “ssshhhhh.. peelan pelaann say…” racau tanteku. kemudian kukocok pelan2 isi vagina nya dengan penisku. “ssshhtt.. poompa teruss..ayoo nug..” dengan liarnya tanteku memutar pinggulnya. Setelah beberapa menit diatas, tanteku mulai terlihat binalnya seperti yang aku tebak. Berganti posisi tanpa mengeluarkan penisku dari vaginanya.
Semakin menjadi erangannya, “sshh .. enak nug.. masih ..peret to nug.. ssshhhh” tanya tanteku. Tanpa aku jawab kulumat habis payudaranya yang ikut bergoyang karena goyang pinggulnya..Cerita Sex Terbaru

Kamipun berganti posisi lagi, kali ini kami berdiri dan berpindah dari kasur menuju toalet meja rias di hotel yang kami sewa. Segera kuhadapkan tanteku di depan kaca untuk melihat ekspresinya dengan penisku yang semakin keras menghujam vaginanya ” gillaaa…nuggg.. kaamu ..sshh…pake obat ..ahhh.. kuuaattt.. yaa..aahhh.. hmm.. sshhh” setelah ngomong itu tanteku mengerang dengan mencengkram tanganku.. “”ahhh.. sshhhh… ayoo terruss pommpa ..hhssshsh..ohhhh.. taannttee.. udah ga kuuuat.. ayo oo,,sshhhtt.. tantee mau keluar..” kemudian keluarlah seperti air kencing dengan warna seperti susu kemudian bergetarlah kaki tanteku sehingga tidak kuat menopang tubuhnya. Namun masih tetap aku tahan untuk aku bisa orgasme juga. Tak memakan waktu lama aku pun menyusul tanteku., kulepas segera penis ku yang menancap divaginanya dan kusuruh tanteku jongkok. Tanteku tahu apa yang aku minta, segeralah dia mengulum penisku dan menyedotnya kuat2 sehingga aku semakin menggila dan keluarlah orgasme ku. Disedot habis dan ditelan semua spermaku di dalam mulutnya.

Baca Juga Cerita Sex Satu Malam

Kemudian kami pun kembali ke tempat tidur kami dengan berangkulan. ” nug, tante sangat puas..semisal tante minta lagi boleh nda”tanya tanteku. “dengan senang hati tante..”jawabku.. Setelah kami istirahat agak lama kamipun mengulanginya lagi di kamar mandi. Kuremas payudaranya dari belakan dan kemudian menjilati vaginanya dengan posisi salah satu kaki tante ku di atas toilet. Kami semakin menggila, dan ternyata tanteku orgasme untuk kedua kalinya dengan mengeluarkan banyak cairan dalam vaginanya.
Kamipun segera bersih2 dan menuju kantor imigrasi tadi. Kami berencana menginap semalam di kota tanteku itu, dan kami memainkan permainan itu semalam dengan penuh gairah

Dan besoknya kamipun mengulangi lagi dirumah sebelum aku antar dia ke bandara.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Kedua Mantanku

Cerita Sex Terbaru | Karena ortu sedang pergi keluar kota, sehabis pulang sekolah kurasakan suasana rumah sangat sepi. Nggak tahan dirundung kesepian dan bosan, lalu kucoba menghubungi teman2 sekolah satu persatu. Ternyata mereka pad asibuk dengan urusan masing-masing dan gak ada yang mau datang maen kerumahku. Sesaat kucoba telepon mantan pacarku saja, ternyata ada, dan kucoba satunya lagi dan ternyata juga ada. Akhirnya kuundang mereka berdua datang ke rumah.

Cerita Sex Terbaru Kedua Mantanku

Disinilah awal cerita sex threesome pacar ini dimulai.
Beberapa menit telah berlalu. Akhirnya mereka berdua datang kerumahku. Suasana sepi rumah hilang dan kami pun saling bercanda. Rian dan Anto adalah mantan pacarku dan kami awalnya teman yang cukup akrab dan suka berkumpul bersama. Sebenarnya masih ada perasaan suka di hatiku terhadap mereka. Rasanya kurindu akan suasana dulu.

Kami mulai bercanda dan duduk bersamaan. Rian memang mantanku yang agresif. Terkadang ia memegang tanganku dan juga merangkulku. Anto melihat reaksi Rian tampaknya ia tak mau kalah. Hal yang sama pun ia lakukan.
Mungkin karena mereka mantanku maka aku tidak canggung. Sebenarnya aku menyukai sentuhan-sentuhan mereka. Tahap demi tahap kejadian pun terlewati. Kadang aku dipeluk Rian dan kadang aku dipelukan Anto. Aku pun tak mau kalah, kebetulan Anto saat itu diam dan kupeluk ia dari belakang.

“Rin, itu kamu empuk ya,” sahut Anto sambil menggoyangkan punggungnya yang tertempel dadaku sehingga bergesekan.

Kurasakan nyilu dan nikmat di putingku, dan membuatku terdiam sesaat. Kemudian,

“Masa, sori Nto.. tapi enak ya,” ucapku sambil bercanda.
“Kayak gitu nggak enak, yang enak kayak ini,” perlahan Rian menarikku dan perlahan kulepaskan Anto.

Rian memelukku, tangannya kurasakan menyentuh dadaku dan mengusap-usapnya lalu meremas-remas.

Sesaat kuterdiam menahan nafas dan agak terkaget dengan sentuhan Rian. Kurasakan putingku mengeras dan menegang membuat aliran darahku terangsang keseluruh tubuh. Rasanya nyilu dan nikmat membuat seluruh tubuhku merinding dan lemas. Perlahan mengalir ketonjolan didekat saluran kencingku. Kemudian kurasakan bibir vagina dan anusku berdenyut-denyut. Kusadari aku terangsang. Untung Rian tak menyentuh selangkanganku.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

“Udah yan, lepasin tangannya dong!” ucapku sambil kedua tanganku melepaskan kedua tangan Rian dari dadaku.

Walaupun sebenarnya kusuka, tapi kutolak karena aku terangsang. Kurasakan sebuah bibir mencium kupingku. Mataku melirik ke arah wajah tersebut dan kulihat sekilas wajah Anto. Sesaat kuterdiam kembali. Nikmat di dalam darahku mengalir kembali. Bibir Anto kemudian melumat daun telingaku. Kurasakan nikmat dan lembut mulut Anto dan membuatku tidak dapat mengelak dan menolak. Perlahan lidah Anto menjulur masuk ke lubang telingaku.

“Aaahh..” hanya itu yang bisa kuucapkan. Daguku terangkat tinggi.

Kurasakan putingku mengeras dan menegang menjadi sensitif. Kurasakan nyilu dan nikmat di putingku.

Tampaknya Rian tak mau kalah. Segera tangannya meremas-remas dadaku. Perlahan kurasakan mulut Rian melumat bibirku. Lidahnya menjilati semua yang ada di mulutku. Aku hanya bisa terdiam tak bergerak, kurasakan pikiranku melayang jauh. Birahiku mengalir di dalam darahku. Tubuhku semakin sensitif dan haus akan sentuhan.Cerita Sex Terbaru

Terlintas di pikiranku berharap mendapatkan yang lebih lagi. Kurasakan buaian tangan Anto di pahaku sehingga membuat daerah sensitif di selangkanganku semakin menjadi. Kurasakan rokku perlahan diangkat Anto. Tangannya mengelus-elus pahaku dari daerah paha luar, dalam dan sampai di belahan selangkanganku.

Terlintas di pikiranku bahaya bila pembantuku melihat kejadian ini. Perlahan kulepaskan bibirku dari bibir Rian. Dengan suara yang tegang dan gemetar akhirnya dapat kuucapkan,

“Udah dong..! Jangan ya, nanti pembantuku ngeliat.”

Akhirnya mereka berhenti.

“Sorry ya Rin, aku kangen ama kamu,” ucap Anto.
“Aku juga, maaf ya.. abis tubuh kamu bagus nggak kayak pacar gua sekarang,” sahut Rian sambil salah satu tangannya mengelus dadaku.
“Nggak apa-apa aku juga, kita ke atas yuk!” ucapku.

Lalu kami bergegas pindah ke atas.

Selesai naik tangga ternyata Rian langsung memelukku sambil berjalan. Kedua tangannya menggerayangi buah dadaku. Kurasakan putingku menegang nyilu yang nikmat. Birahi mengalir dalam darahku membuatku terangsang. Kemudian kami bertiga duduk. Dan tak lama kemudian tubuhku kali ini dirangkul oleh Anto. Tangannya mengelus dan meraba pahaku, kemudian perlahan menyusup di rokku.

Tak lama kemudian celana dalamku yang membentuk belahan kemaluanku terlihat jelas. Tangannya bergerak dari bagian paha luar, dalam, dan selangkanganku. Terasa bibir vaginaku berdenyut dan sensitif. Sebenarnya tanpa mereka sadari aku sedang menikmati kejadian ini dan aku terangsang. Aku berusaha menyembunyikan perasaan ini.

“Rina.. Paha kamu mulus.. putih.. kulit kamu lembut ya,” sahut Anto dengan kedua tangan yang menikmati tubuhku.

Sesaat kemudian kurasakan tangan Rian mendekap salah satu buah dadaku yang sedang terangsang. Sesaat nafasku tertahan kemudian batinku terdiam. Kurasakan nikmat di dadaku. Putingku sedang dialiri darah birahi. Perlahan daguku terangkat tinggi. Akhirnya nafasku berburu. Tampaknya Rian dan Anto tahu bila aku terangsang. Tanpa basa basi lagi mereka melakukan permainan selanjutnya. Perlahan tangan Rian yang mendekap dadaku turun dan menyusup kaosku.

Kurasakan tangan Rian menyentuh kulit perutku dan menyusup sampai mendekap dadaku yang tertutup BH dan kemudian meremas-remas. Daguku terangkat tinggi. Nikmat i cerita bercinta dengan pacarku lebih banyak lagi di kumpulanceritaseru.info, Kemudian bibir Rian kurasakan mengecup dan mencuimi leherku. Mataku terpejam dan kugigit lembut bibir bawahku.

“Oouuhh..” dengan pelan desahan itu keluar dari mulutku.

Semakin kukeluarkan suara dari mulut maka semakin mereka menjadi. Kurasakan tali BH-ku terlepas dan BH-ku mengendor. Entah siapa yang melakukannya. Kurasakan tangan Rian mendekap dadaku secara langsung. “Aahh,” kurasakan. Dadaku diremas-remas lagi dan kemudian kedua putingku dimainkan oleh Rian. Nikmatnya!

Perlahan BH dan kaosku diangkat. Udara pun menyentuh putingku langsung dan merangsang tubuhku. Celana dalamku dibuka Anto. Kaos dan BH-ku dilepas Rian. Rokku tidak ketinggalan. Pakaian yang menyelimuti tubuhku berserakan entah berada dimana.

Akhirnya tiada sehelai kainpun di tubuh ini. Semakin tubuhku polos semakin buaian udara merangsang tubuhku. Rasanya tubuh ini ingin dinikmati. Perlahan tangan Anto membuat kakiku mengangkang lebar. Rasanya buaian angin merangsang paha dalam dan daerah kemaluanku dan membuatku berharap untuk mendapatkan kenikmatan.

Kurasakan bibir Anto menyentuh dan mengecup bibir vaginaku. Daguku terus terangkat tinggi dan dadaku reflek membusung seakan menyodorkan diri. Kurasakan seperti ada setrum yang mengalir dari bibir vagina ke seluruh tubuh.Cerita Sex Terbaru

“Oouuhh..” dengan panjang kuucapkan.

Kurasakan tangan Rian meremas dadaku dan memainkan putingku. Ah, dua titik sensitifku terangsang. Dengan reflek dadaku kubusungkan sesampai-sampainya. Tampaknya Rian tidak diam melihatku begini. Segera ia menghisap salah satu putingku lagi. Ah, sekarang ketiga titik sensitifku terangsang. Kurasakan jari-jari Anto perlahan masuk ke liang vaginaku.

Lalu keluar lagi dan akhirnya keluar masuk dengan cepat dan serakah. Kurasakan birahiku melayang dan terangsang membuatku pasrah dan menikmati cara mereka yang sedang menikmati tubuhku. Kuarasakan kemaluanku basah. Anusku juga terkena air yang mengalir. Tampaknya Anto mengetahui hal ini. Perlahan salah satu jarinya masuk ke anusku.

Semakin lama anusku licin dan jari Anto dapat keluar masuk mudah. Akhirnya jari-jari Anto keluar masuk dikedua liang tubuhku. Nikmat kurasakan dan entah mengapa semakin kusodorkan kedua liangku ke arahnya. Bibir Anto menikmati daerah pinggang dan perutku. Aah, seperti listrik mengalir dalam darahku dan juga daerah daerah tubuhku yang mereka sentuh.

Akhirnya kuterbaring dan kulihat Anto melepaskan celananya. Kulihat miliknya terhunus dan ia tujukan ke liang vaginaku. Kurasakan sentuhan miliknya di bibir vaginaku. Perlahan-lahan masuk. Dagu dan dadaku terangkat tinggi.

“Aaahh..” kuucapkan sambil akhirnya milik Anto menancap dalam di liang vaginaku.

Kemudian ia keluar-masukkan. Kurasakan gesekan milik Anto keluar masuk. Nikmat rasanya sampai-sampai anusku berdenyut-denyut. Mataku setengah terpejam dan kadang-kadang tubuhku goyang karena tak tahan merasakan nikmat. Sekilas terlihat Rian melepaskan celananya. Kulihat miliknya lalu ia tempelkan ke mulutku. Kurasakan di bibirku dan tampaknya aku menyukainya.

Perlahan miliknya dimasukkan ke dalam mulutku. Entah mengapa mulutku terangsang. Lalu kudekap milik Rian dengan tanganku. Kuayun-ayunkan dan kuhisap dengan mulutku. Kurasakan seluk beluknya dan kunikmati dengan lidah dan mulutku. Kujilat, kuhisap, kutelan dan seterusnya.

Beberapa saat kemudian kurubah posisiku jadi mengungging. Dengan begini mulutku dapat menikmati milik Rian yang terhunus. Perlahan kurasakan kenikmatan yang berbeda. Milik Anto perlahan ia cabut dari liang vaginaku dan kemudian ia hunuskan ke anusku yang kurasakan berdenyut-denyut nikmat. Perlahan ia masukkan ke anusku yang sudah terangsang, basah dan longgar karena jemarinya. Akhirnya tertancap dalam dan ia keluar masukkan dengan pelan. Karena sudah licin maka ia keluar-masukkan dengan cepat dan akhirnya menyembur cairan di liang anusku.

“Ouuhh..” kuucapkan sambil menikmati semburan yang Anto keluarkan.

Setelah itu Anto mendiamkan miliknya diam tertancap. Sesaat kemudian ia mainkan lagi. Anusku sangat licin karena cairannya. Kadang ia keluarkan dulu dan kemudian dia tancapkan lagi. Tampaknya ia sengaja. Karena setiap tancapan aku mendesah karena merasakan nikmat.

Baca JUga Cerita Seks Birahi Liar

Beberapa saat kemudian kurasakan banyak cairan yang menyembur dari milik Rian. Karena kubenar-benar terangsang maka kurasakan nikmat. Lalu kutelan dan entah mengapa malah membuatku tambah terangsang. Setelah habis kulepaskan hisapanku. Rian terdiam. Anto menarik pundakku. Sehingga ia dapat memelukku dari belakang. Tangannya meraba-raba dadaku.

Kurasakan ia berdiri dan aku tergantung di miliknya yang menancap. Kulihat Rian menghampiriku lagi. Kurasakan miliknya ia tancapkan ke liang vaginaku. Ah, aku diapit. Kurasakan kedua liangku mereka masuki. Dan akhirnya kami sama-sama sampai puncak dan puas.

Suasana rumah yang sepi sangat merangsang kami. Kemudian aku ajak mereka ke kamarku. Di sana tubuhku mereka nikmati lagi dan lagi. Aku pun menikmatinya juga. Karena gairah kami yang tinggi maka kami lakukan berulang-ulang. Sampai disaat kuhisap milik mereka dan tiada cairan yang mereka keluarkan di mulutku dan liangku. Kurasakan tak ada semburan.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Belajar Bawa Motor

Cerita Sex Terbaru | Sepeda motor bekas pun akhirnya dibelikan kepada kakakku Adi. Maksudnya, agar Kak Adi boleh memboncengku ke sekolah, kemudian dia pun meneruskan ke sekolahnya di STM. Bila pulang sekolah, aku menunggunya, kami pun kembali berboncengan pulang kembali ke rumah. Dengan uang 10 ribu, kami boleh sekolah berdua dengan aman. Selama ini, bapak kami harus mengeluarkan uang sebesar 30 ribu per hari buat kami berdua.

Cerita Sex Terbaru Belajar Bawa Motor

Kak Adi duduk dibangku STM kelas 3 dan aku masih kelas 1 SMP. Jalan menuju jalan besar, sedikit berlubang dan dikuatkan dengan batu-batu kerikil. Mulanya, aku sangat takut dengan lubang lubang itu, membuat aku harus memeluk kuat Kak Adi di boncengan.
Sebulan setelah itu, keadaan biasa-biasa saja. Tapi lama-lama aku merasa sangat nyaman dan enak, ketika jalan berlubang itu kami lalui. Sepanjang 2 Km, tetekku yang mulai membengkak tergesek-gesek di punggung kakakku. Sampai akhirnya Kak adi sendiri yang berkata:

” Tuty, kakak senang sekali kalo kamu peluk erat dari belakang.”
“Kenapa kak?”
“Tapi jangan bilang siapa-siapa ya. payudaramu enak mengelus-elus punggung kakak,” katanya.

Aku tersenyum. Ternyata buka aku saja yang merasakan enaknya. Kak Adi juga.

“Aku juga,” kataku polos. Dan kami pun tersenyum berdua.

Pulang sekolah, ada sisa jajan, dan kami duduk di warung di sebuah ketingian, hingakami bisa menyaksikan keindahan pohon-pohon sait yang baru ditanami, hijau bergelombang di tanah yang berlembah dan berbukit. Kami duduk di bawah pohon rindang, memesan dua gelas es dawet dingin.

“Tut… kata orang, ciuman itu enak. Kami mau kalau Kakak cium?” Kak Adi berkata seperti kepada dirinya sendiri.

Sepertinya dia ragu mengucapkan kata-katanya. Aku tertunduk malu. Padahal aku juga ingin dicium. Di kelas, kawan-kawanku mengaku sudah punya pacar dan sudah pernah berciuman. Dalam umurku yang 13 tahun, aku sudah haid dan selalu membayangkan Kak Adi mencium dan memelukku.

“Kok kamu enggak menjawab,” Kak Adi mengusik lamunanku.

Aku hanya tersenyum dan tertunduk malu. Setelah melihat keadaan aman di balik pohon besar tempat kami duduk itu, tiba tiba Kak Adi mendekatiku dan memelukku serta mencium bibirku. Aku terkejut dan membiarkannya. Bibirku bagian bawah dia sedot-sedot sembari tangannya mengelus payudaraku dari luar. Uuuhhh… aku melayang. Kami pun saling menatap, kemudian aku tertunduk malu dan tersenyum.

“Kapan-kapan lagi ya?” Kak Adi membisikiku.

Kami pun pulang karena takut terlambat di rumah. Sudah diberikan sepeda motor, malah terlambat.
Kami makan bedua, lalu Kak Adi mau ke ladang memindahkan lembu yang biasanya terikat di ladang. Dia hanya mengenakan celana pendek. Ibu kami asyik dengan jualannya pada warung di depan rumah kami. Dia menjual gado-gado dan pecel serta ayah berada di sawah, karena sebentar lagi musim tanam padi.

“Mak, aku boleh ikut Kak Adi memindahkan lembu ya. Kasihan setiap hari Kak Adi memindahkan sendiri lembu-lembu itu,” kataku.

Ibuku tersenyum.

“Kalau semua kerjaan di rumah sudah selesai, ya sana ikut Kak Adi mu,” kata ibuku.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

AKu pun ikut dengan Kak Adi. Kami berjalan cepat-cepat. Lembu-lembu kami pindahkan bersama ke tempat yang agak teduh dan rumput yang segar. Tiga ekor lembu yang setiap pagi dibawa oleh ayah ke ladang, siang dan sore Kak Adi yang memindahkannya dan mebawanya pulang ke kandang.

Usai memindahkan lembu-lembu itu, kami duduk di bwah pohon manga yang subur dan lebat. Sunyi sekali saat itu. Kak Adia mengajakku ke rumput bambu yag lebat. Ada beberapa rumpun babmu besar di ladang kami yang luas. Sepi dan sunyi. Kak Adi memelukku dan bibir kami berpautan. Lidah Kak Adik bermain-main di dalam rongga mulutku. Tangannya mengelus-elus tetekku.

“Kamu lepas BH mu ya Tut. Kakak kau isep tetekmu. Boleh ya…?” Aku menurut saja.

Kulepas BH ku dan kukantongi di celanaku. Baju kaos oblongku disingkap ke atas dan mulutnya mulai mengisapi pentil tetekku yang mungil. Aku senang sekali. Kak Adi memelukku kuat dan erat, aku membalasnya juga dengan pelukanku. Semakin kuat Kak Adi memelukku, aku juga semakin kuat membelasnya. Sebelah tangannya mengelus-elus pantatku dan memekku begitu rapat dengan burungnya, walau kami sama-sama masih memakai celana. Akhirnya Kak Adi melepaskan ciumannya dan meregangkan pelukannya.

Kami kembali ke pohon mangaa yang rindang mengamati lembu kami asyik memamah rumput segar. Tak lama kami meliohat ayah mendekati kami. Untung saja, kami sudah berada di bawah pohon mangga. Ayah tersenyum melihat kami duduk berdua, dan aku sedang membaca buku yang kubawa dari rumah. Ayah kami mengira aku sedang diajari oleh Kak Adi.

“Nih… aku bawakan sebuah pepaya untuk kelian. Aku pulang duluan, mau ke rumah Pakde mu. Abangmu mau menikah, jadi aku dan ibumu akan ke sana. Nanti malam baru pulang,” kata ayah sembari menyerahkan sebuah pepaya.

Kami senang sekali. Begitu ayah menjauh, Kak Adi membisikiku.

“Tut… aku masih mau lho… Kamu cebok dulu ke irigasi. Cuci yang bersih tempemu,” bisiknya.
“Mau diapai tempeku?”
“Sudah sana, nanti kamu tau sendiri.” Aku pun segera ke irigasi berair jernih itu dan mencuci tempeku.

Jaraknya hanya 20 meter dari tempat duduk kami.

Kembali Kak Adi membawaku ke rumpu bambu yang lebat dan kami masuk ke sela-sela antara tiga rumpun. Di bwah bambu itu bersih sekali. Aku ditidurkan Kak Adi di tanah yang keras beralaskan daun pisang kering. Kedua kakiku dikankangkan dan Kak Adi berada di antara kedua kakiku. Dia mulai menunduk dan menjilati tempeku.Cerita Sex Terbaru

“Kak… jijik, kak. Tempuku kok dijilati?”
“Kan sudah dicucui bersih tadi?”
“Sudah tapi….”
“Sudah diam saja. Pasti kamu nanti ketagihan.”

Aku membiarkan Kak Adia menjilati tempeku dan benar saja, terasa nikmat sekali. Aku menggelinjang-gelinjang dan kuelus rambut Kak Adi. Sampai akhirnya aku menjepit kepala Kak Adi dengan kedua kakiku dengan kuat dan aku mengerang.

“Kak… AKu mau pipis…” akuterus menjepit kepala Kak Adi dengan kedua kakiku dengan kuat sekali dan
kemudian aku lemas setelah aku berada tinggi di atas awang-awang.

Saat aku lemas, Kak Adi melapas jilatannya di Tempeku, kemudian dia menciumi bibirku, tetekku dan memelukku kuat sekali, kemudian dia pun melemas

Setiap ada kesempatan, aku dan KakAdi selalu saja menyempatkan diri untuk melakukan berbagai hal. Mulai dari berciuman, Kak Adia menjilati Tempeku dan aku mengisap burungnya serta banyak hal lagi.
Di ladang, aku diajari oleh Kak Adi membawa sepeda motor. Ayah dan ibuku senang sekali, melihat kekompakan kami berdua. Kak Adi aternyata sangat menyayangiku. Mereka tak tahu apa sebabnya. Pokoknya mereka senang, melihat Kak Adia mengajariku naik sepeda motor. Hari pertama biasa saja. Hari kedua juga biasa saja. Hari ketiga juga dan beberapa hari kemudian aku semakin mahir membawa sepeda motor bebek itu.

Kak adi meminta agar aku membawa sepeda motor ke rumpun bambu. Tangannya terus mengelur tempe ku dari luar. Aku mengelinjang. Bahkan tempeku menjadi basah, karena elusannya itu. Sepeda motorpun kami starndart kan di bawah rumpun bambu sembari mengawasi lembu kami memakan rumut.

“Selama ini, burung Kak Adi kan sudah laga dengan tempe-mu Tut? Bagaimana kalau burung Kak Adi dimasukin ke dalam lubang tempe-mu….” Kak Adi membisiku. Aku tersenyum.
“Terserah Kak Adi saja…”
“Tapi katanya sedikit sakit. Hanya sebentar kok. Kalau sudah itu, lantas jadi enak?”
“Terserah Kak Adi saja.”

Aku pun dibawa ke tempat biasa kami, yakni di antara tiga rumpun bambu yang lebat dan di bwahnya bersih sekali. Malah (pasti) Kak adi sudah menyiapkan sebuah plasti untuk tempat tidur. Aku terlentang. Kulepas celana dalamku dan Kak Adi meliorotkan celananya sampai ke dengkul. Kulihat Burung Kak Adi begitu keras dan berdiri megacung. MUlanya dia menjilati tempe-ku dengan rakusnya, sampau aki merasakan melayang-layang. Kemudian dia mendekatkan ujung burungnya ke tempe-ku. Sebelah tangan kirinya mengarahkan burungnya ke tempe-ku dan sebelah lagi mendekapku. Perlahan ujung burung Kak Adi menyeruak lubang tempe-ku. Aku menggigit bibirku, karean terasa sakit.

“Sakit Kaaakkk…” Tekanan burungnya terhenti, justru bibirnya dan lidahnya bermain di mulutku.

Kemudian dia menekan kembali dengan terus sampai aku hambpir saja menjerit karean menahan sakit dan perih. Air mataku meleleh menahankan rasa sakit itu. Kak Adi pun membelai kepalaku dan mencium pipiku denganlembut. Sebentar lagi tak sakit lagi, katanya. Setelah tetekku diisapinya, kembali dia menerik burungnya dan kembali menusuknya, menarik perlahan dan menusuk perlahan dan seterusnya. Aku sudah mampu merasakan perubahan dari sakit dan mulai nikmat, sampai akhirnya, aku merasakan ada lendir hangat memenughi ruang tempe-ku.

Cepat aku disuruhnya mencuci tempeku ke irigasi. Aku melihat ada darah di air jernih itu. Aku pun menyurun strategi, kalau ditanyai kenapa jalanku seperti tidak normal. Benar saja, ibu bertanya seperti apa yang kubayangkan. Aku mengatakan, aku datang bulan (haid) dan terasa sangat sakit. Ibu tersenyum. Dia memberikan jamu agar rasa sakitnya hilang dan darah lancar keluar. Aku meminumnya, Tapi ras nyeri masih juga ada. Besoknya aku tidak sekolah. Aku kesepian, Kak Adi tak ada bersamaku. Menunggu jam 13.30 rasanya seperti mau mati. Akhirnya yang kutungu datang juga. Dengan pucat dia bertanya.Cerita Sex Terbaru

“Gak apa-apa Kak.” Aku kembali ikut ke ladang memindahkanlembu.

Bahkan aku diminta membawa sepeda motor dan Kak Adi duduk di belakang. Dengan jani di hadapan ayah dan ibu, aku tak boleh membawa sepeda motor di jalan Rasa karena belum punya lisensi untuk itu. Aku setuju. Ayah dan ibuku tersenuk gembira dengan peraturan yang dibuat oleh Kak Adi.

Setelah seminggu tak ada lagi rasa sakit di tempe-ku. Setelah memindahkan lembu, kami ke dekat rumpun bambu. Kak Adi melapas celana dalamku. Dia juga melorotkan celananya. Di atas sepeda motor yang berhenti kami dduk berhadap-hadapan. Kak Adia mengangkat tubuhku ke atas kedua pahanya. Perlahan burungnya memasuki lubang tempe-ku.

Kami berpelukan, berciuman. Tangan Kak Adi meremas halus tetekku dan menciumi bibirku, sampai akhirnya kami sama-sama berada pada kenikmatan kami beruda. Sperma Kak Adi memenuhi lubang tempe-ku dan aku juga lemas. Nikmat sekali. Dan tiga harui kemudian aku haid. Aku melapor lagi pada ibu. Kata ibu, kalau masih remaja tingting, haidnyabelum teratur.

Kerig haidku. Aku minta lagi akan agar Kak Adi memasukkan burungnya ke lubang tempeku. Kak Adi memasang sarung pada burungnya. Katanya biar tidak hamil. Aku setuju saja.

Di atas sepeda motor dengan alasan belahar naik s3epeda motor, di bawah pohon rumpun bambu, di rumah, di kamar mandi, bahkan saat kami pulang sekolah, aku merasa sangat bernafsu. Di atas sepeda motor aku bisiki pada Kak Adi.

“Kak… aku mau burung Kak Adi dimasukin sekarang…”

Cepat Kak Adia membelokkan sepeda motor ke sela-sela sawit. Cepat dia mengambil sarung burungnya yang terbuat dari karet itu. Saat itu aku sudah melepas celana dalamku dan memaskkannya ke dalam tasku. Kak Adi duduk di tanah dan aku langsung menaiki tubuhnya, menangkap burungnya, kemudian mengarahkannya ke dalam lubang tempe-ku. Tak lama, kemudian kami berdiri dan berbenah dengan cepat, sepeda motor pun kami naiki dan pulang k rumah.

Selepas makan, Ibu tidak membuka warungnya, karean ikut bertanam pagi di sawah. Kak Adi berbisik padaku.

“Kita ke kamarku yok… cepatan..” Aku tersenyum. Padahal baru saja kami melakukannya, tapi aku tau, kalau Kak Adi memnginginkannya.

Baca JUga Cerita Sex Kades Kena Karma

Kami bertelanjang bulat di atas tempat tidur Kak Adi, kami melakukan persetubuhan dengan bebas dan buas sekali Kak Adi menyetubuhiku. Aku sangat puas dan puas. Kalau aku haid, dan Kak Adi menginginkannya, dia minta burungnya aku jilati dan kulum, sampai akhirnya spermanya lepas dalam mulutku.

Tapi ketika aku sakit gigi dan tak mampu mengulum burungnya, KakAdia memasukkannya dari duburku. Aku merasa sakit sekali. Kedua kali juga terasa masih sakit. Mulai ketiga kalinya, aku merasa mulai nikmat. Mulut tempe-ku dan duburku semua sudah dimasuki burung Kak Adi. Aku memang mencintai Kak Adi. Aku malah tak rela, kalau Kak Adi nanti pacaran dengan perempuan lain dan harus menikah dengan perempuan lain.

Kami pun sepakat, kalau sudatu saat kami menikah, kami akan tetap melakukan hal yang sama secara sembunyi-sembunyi. Aku setuju.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.