Semalam

Cerita Sex Terbaru Semalam

Cerita Sex Terbaru | Namaku Marwan, umurku 26 tahun, seorang pengangguran. Aku pernah sekali menjadi gigolo (yah.. sebutan kasarnya). Ketika itu aku baru pertama kali merantau dari kampungku di pulau Jawa ke Banjarmasin. Seorang temanku bekerja di sana. Aku menyusul temanku itu ketika dia mengirimiku alamat yang cukup jelas, lagipula aku dengar Farid, nama temanku itu, sukses di perantauan. Dia bekerja di sebuah pabrik pengolahan kelapa sawit.
“Daripada kamu nganggur di kampung, lebih baik ke Banjarmasin saja, Wan. Kebetulan lagi ada lowongan kerja.” begitu katanya suatu kali.
Berbekal uang 700 ribu aku berangkat ke Banjarmasin.
Setibanya di pelabuhan Farid menjemputku. Dari situlah aku tahu kehidupan Farid yang benar-benar kecukupan. Rumahnya tak besar, tapi cukup bagus, dan yang pasti rumahnya sendiri.
“Wah.. kamu benar-benar hebat, Rid.” pujiku.
“Pintar-pintar kita saja cari duit, Wan. Setidaknya punya obyakan sampingan.” jawab Farid dengan senyum yang misterius.
Aku nggak langsung dapat kerja, tapi nunggu dulu karena ternyata lowongan di tempat kerja Farid sudah terisi.
Karena nggak kerja semakin lama semakin habis uang yang kubawa dari kampung. Sebenarnya makanku ditanggung sama Farid, tapi nggak enak kan kalau setiap hari, sedangkan tahu sendiri kalau biaya hidup mahal di Banjarmasin.
Setelah satu bulan numpang di rumah Farid aku mulai tahu apa sebenarnya obyekan sampingan Farid yang tak lain adalah melayani nafsu tante-tante girang (alias gigolo). Bergidik juga aku ketika suatu malam mendengar suara-suara gaduh yang janggal di kamar sebelah (kamarnya Farid).
Ketika aku intip, ehh.. Si Farid lagi disepong sama seorang wanita stw. Habis itu aku melihat Farid dikasih beberapa lembar ratusan rupiah. Dan ketika Farid tahu kalau aku pergoki, dia cuman tersenyum kecut.
“Kalau mengandalkan gaji buruh pabrik sih, nggak bisa kirim ke kampung.” itu dalihnya.
Bahkan setelah aku tahu kalau Farid adalah seorang gigolo, dia malah semakin tak sungkan melakukan bisnis mesumnya itu di rumah. Iiih.. betapa tersiksanya aku mendengar deru-deru nafas mereka di kamar sebelah setiap malam. Walau sebenarnya aku ngiler juga. Bayangkan setiap malam Farid bisa mengeloni dua sampai tiga wanita, dan tidak semuanya stw. Ada juga yang sepertinya masih lajang. Setiap malam pula omsetnya bisa sampai dua juta. Ngiri banget aku.
Malam itu aku tak menyia-nyiakan kepergian Farid. Dia nggak pulang malam ini, lembur katanya. Dan kebetulan sekali telpon berbunyi. Siapa tahu dari langganan Farid, karena biasanya transaksi mereka terjadi via telpon.
“Halo Farid..aku Sandra.” terdengar suara mendesah di seberang begitu telepon diangkat.
“Aku tunggu di Platinum 156, cepat yah.. aku sudah telanjang sekarang..”
Glek! Aku telan air liurku berkali-kali. Job Farid datang. Bagaimana nih? Apa aku harus datang? Aku lihat isi dompetku, tinggal dua ratus ribu doang. OK deh, aku datang.
Hotel Platinum, tak susah mencarinya. Kemarin malam aku diajak Farid keliling-keliling kota dan sempat makan di restoran hotel itu. Setelah bertanya letak kamar kepada resepsionis aku segera menuju kamar 156. Didepan kamar aku kembali ragu, masuk atau tidak ya? Masuk tidak masuk tidak, aku hitung kancing kemejaku. Masuk.
Kreek..
Pintunya tak dikunci. Aku masuk dengan ragu-ragu. Kamar hotel itu seluas kamar Farid walau sedikit lebih bagus penataan ruangnya. Seorang wanita berumur 30 tahunan berada di atas ranjang. Dia agak terkejut ketika menyadari bukan Farid yang datang. Tapi kemudian dia tersenyum genit.
“Siapapun kau aku ingin bercinta denganmu. Kemarilah..”
Sandra beranjak dari ranjang. Glek. Kutelan liurku ketika hendak meleleh. Wanita yang hanya memakai stoking rajut tipis tanpa CD dan BH itu segera mendekatiku. Stokingnya hanya sebatas lutut, lengannya juga tertutup stoking tapi badannya polos sama sekali. Seekor kupu-kupu menghias di payudaranya sebelah kiri. Kedua gumpalan dadanya sekal dan besar banget, dan menantang banget. Begitu menantang sampai-sampai burungku bangun.
Sandra mengitari tubuhku yang sedikit gemetaran.
“Siapa namamu, sayang..” desah serak-serak seksi itu menyembur tipis di belakang telingaku.
“Ss.. saya Marwan.” jawabku gemetaran.
“Marwan? Hmm.. jangan panik, kamu baru pertama ya? Aku suka banget..” kata Sandra sambil menggosok-gosokkan kemaluannya yang gundul ke pahaku.
Siir.. tiba-tiba saja penisku tegang.
“Kalau gitu aku ajarin yah..” tambahnya sambil menggosokkan kemaluannya makin keras dan makin mepet di pahaku sampai celanaku sedikit basah oleh cairan yang keluar dari vaginanya.
Lalu perlahan wanita yang sedikit jangkung itu mencium bibirku lalu berkata
“Balaslah Wan, hisaplah bibirku”.
Aku menghisap bibir tebalnya. Bibiritu terasa kenyal banget ditambah bau tubuhnya yang wangi. Tiba-tiba Sandra memegang kemaluanku, aku sangat kaget.
” Wah pistolmu sudah tegang Wan,” kata Sandra sambil tangannya dimasukkan kedalam celana jeansku. Darahku berdesir-desir, nafasku kembang kempis dirangsang sedemikian rupa.
Sandra berusaha melepaskan celana jeansku, tapi bibirnya masih terus aku lumat dengan penuh nafsu hingga akhirnya aku tinggal memakai celdam saja. Kami masih saling melumat, tapi tanganku mulai menggerayangi dada sekal Sandra. Tanpa gemetar lagi aku memegang buah dadanya dan memelintir putingnya. Sandra mendesis-desis lirih merasakan kenikmatan belaianku.
“Wan.. kamu memabukkan..ehgh..”
Nafasnya memburu berpacu dengan nafasku.
Aku menuruni leher mulus Sandra lalu berlabuh di kedua gundukan buah dadanya. Lalu dengan memberanikan diri aku menciumi putingnya, dan Sandra bertambah mendesis,
“Teruslah Wan, terus.. ach.. nikmat banget..”.
Tanganku meremas-remas kedua bokong Sandra yang padat dan sekal. Sesekali jemariku menyusuri belahan pantat itu terus sampai ke lubang vaginanya. Sandra yang semakin kegelian semakin merapatkan tubuhnya sehingga aku semakin leluasa mengenyot payudaranya. Aku hisap putingnya kuat-kuat membuat Sandra mendorong kepalaku semakin terbenam diantara belahan payudaranya. Aku sadari betul perubahan yang terjadi pada buah dada Sandra, semakin membengkak menggemaskan dan putingnya tegang, kenyal dan menantang.
“Wan.. ach.. ehmm ehmm” Sandra kembali melenguh-lenguh ketika jemariku mengutak-utik klitorisnya. Entah sudah berapa kali vagina itu mengeluarkan lendir kenikmatan birahi Sandra. Panas birahinya sudah sampai di ubun-ubun.
Setelah puas menghisap puting buah dada Sandra aku mencoba menciumi vaginanya, tapi Sandra berkelit.
“Aku pengin pistolmu dulu, pangeranku..” katanya kemudian.
Sandra mendorongku terlentang diatas kasur empuk kemudian dia menungging diatas tubuhku kemudian sibuk menciumi penisku yang masih tertutup celdam krem. Posisi Sandra yang menungging memunggungiku membuatku leluasa mengutak-atik klitorisnya kembali. Kemudian aku memasukkan jempol kiriku ke dalam lubang kawinnya.
“Uach.. Marwaann..”Cerita Sex Terbaru
Mudah sekali jempolku itu masuk ke dalam vaginanya. Lendir kental mengalir di selakangnya. Aku permainkan jempolku keluar masuk vaginanya, Sandra semakin bergelinjangan. Entah saking tak tahannya, Sandra segera mengeluarkan penisku dari CD lantas mengemutnya.
“Egh.. ach..Sand..”
Dadaku sesak menahan birahi yang meletup-letup didadaku. Baru pertama kali ini batang kemaluanku dihisap oleh seorang wanita. Sandra begitu terampil mengenyotnya. Semakin kuat Sandra menyedotnya dan
Crot..crot.. aku tak tahan lagi.
Spermaku keluar begitu saja. Tapi Sandra begitu menikmati spermaku yang muncrat seluruhnya ke dalam mulutnya.
“Mhmm.. nikmat Wan.. aku suka, lagi dong..”
Begitu Sandra hendak mengenyot penisku lagi, aku segera menarik bokongnya hingga hampir menduduki mukaku. Langsung saja aku sedot vaginanya
“Aaach..” teriak Sandra tertahan.
Sudah tak tahan aku, aku kerjain vagina Sandra habis-habisan. Aku ciumi, aku gigit-gigit klitorisnya bahkan aku sudah berhasil memasukkan tiga jari tengahku sekaligus. Sandra misuh-misuh tapi segera mendehem-dehem keenakan. Aku sudah tak terkendalikan. Kalau sejak tadi aku seperti diajari sama Sandra, kali ini aku bekerja dengan naluriku sendiri. Dan kurasa Sandra tak keberatan, karena sekarang dia mendengking-dengking keasyikan.
Sruup..sruup..
Lendir kawin Sandra aku sedot dengan kekuatan penuh. Seluruh tubuhnya menggelinjang liar, lalu kembali lendir-lendir itu mengalir deras bagai sungai.
“Ough.. Wan, aku nggak tahan lagi..” erang Sandra semakin melebarkan selakangnya.
Lalu penisku dipegangnya dan dimasukkan kedalam vaginanya yang sudah licin berlendir. Perlahan-lahan batang pistolku amblas ke dalam lubang vagina Sandra,
“Ach.. engh..” desisnya kemudian.
Dan Sandra mulai menggoyang-goyangkan pinggulnya ketika aku mulai mengocok-ngocok penisku. Penisku terasa mengembang didalam vagina Sandra, Sandra pun semakin mendesis.
“Ach.. Wan.. ehm.. ah..”
Jemariku meremas-remas payudaanya. Sandra terus menggoyang-goyangkan pantatnya sambil berkata,
“Aku mau datang nih.. “.
“Hegh eh..” hanya itu yang aku jawab sebab aku masih sibuk menggenjot vaginanya.
Dan tak lama kemudian Sandra menjerit histeris karena orgasme dan mengeluarkan lendir kawinnya disela-sela penisku yang masih tegang. Semakin liar aku remas-remas kedua buah dada Sandra hingga beberapa menit kemudian aku berbisik
“San.. sedikit lagi aku juga mau keluar”.
Kemudian aku semakin memperkuat tekanan batang penisku keliang vagina Sandra, sehingga tidak lama setelah itu aku memuncratkan air maniku kedalam vagina Sandra bersamaan dengan keluarnya cairan kawinnya untuk kedua kalinya.
“Uwah..” pekik kami bersamaan.
Belum puas aku memompa penisku yang masih haus, aku meminta Sandra menungging. Dari belakang aku segera menekan masuk penisku diantara pantatnya. Sandra mengejang beberapa saat. Tampaknya lubang pantatnya masih sangat sempit hingga penisku sedikit kesulitan menembusnya.
“Egh.. ach.. sakit Wan..” erang Sandra.

Baca Juga Cerita Sex Sahabatku

Akhirnya seluruh batang penisku sanggup menembus masuk ke lubang pantat Sandra. Bagai remuk penisku digencet lubang yang masih sempit itu. Tapi sedikit tertolong karena spermaku kembali keluar membasahi liangnya. Kembali aku kocok-kocok penisku maju mundur. Sandra mengerang panjang merasakan sesuatu yang sebelumnya belum pernah dirasakannya. Tangannya meremas-remas payudaranya sendiri yang sudah sangat bengkak, bagai mau meledak. Aku pompa penisku sampai lima balas menit, setelah itu aku mengerang kembali mendapatkan puncak libidoku.
Penisku aku cabut dari dubur Sandra. Terasa tubuh ini sangat lemas, Sandra berbaring di sampingku. Kami saling berpelukkan dan berciuman. Ranjang itu sudah berantakan sekali.
“Wan.. kamu hebat, bahkan lebih hebat dari Farid. Sepertinya aku mencintaimu.” bisik Sandra sambil terus menciumiku.
“Kamu mencintaiku atau mencintai pistolku?” sindirku.
“Hi.. hi.. kamu ini bisa saja..” Sandra mengikik lirih sambil menyentil-nyentil batang penisku yang belum lemas benar.
“Kamu masih mau berlayar lagi, San?” tanyaku kemudian karena merasakan libidoku sedikit bangkit.
“Ah.. tidak sekarang, aku sudah tak kuat. Tapi aku puas banget say..”
“Kalau begitu jangan coba-coba membangunkannya, atau kita akan kembali melayang di atas angin.” bisikku membuat Sandra semakin geli.
Ketika aku hendak pergi mandi aku lihat tubuh Sandra yang full naked itu. Kedua buah dadanya merah membengkak sedikit menguatirkan. Bekas-bekas remasan tangan-tangan kami menghias di kegua gundukan bengkak itu. Putingnya sedikit menghitam, mungkin karena aku terlalu kuat menyedotnya. Wajah Sandra terlihat kusut, tapi masih cantik. Keringatnya masih membasahi tubuh jangkung nan langsing itu. Beberapa kali terdengan gumaman dari bibir tipisnya, mungkin masih menikmati sisa-sisa pelayaran kami. Aku tersenyum tipis lalu masuk ke kamar mandi.
Begitulah, aku menjadi pemuas nafsu Sandra. Kami sama-sama puas dengan permainan kami barusan. Setelah itu Sandra menceritakan tentang sisi kehidupannya kepadaku. Dan tak lupa di akhir perjumpaan kami, di tengah malam buta, Sandra menyelipkan sebuah amplop ke dalam CD-ku. Kami berpelukan sebelum aku pergi, dan berjanji akan memanggilku lagi kalau dia sewaktu-waktu dia membutuhkan.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Enaknya Diperkosa

Cerita Sex Terbaru | Gadis pelajar yang masih duduk di kelas 3 SMU di kota Jogya, umurnya yang baru 17 tahun sudah memliki
tubuh yang padat dan berisi , kulitnya yang putih, rambutnya lurus dengan wajah yang begitu cantiknya,
dia bernama Hanim anak bungsu dari 4 saudaranya, ayah dan ibunya sekarang tugas di Ibu kota, dan
saudaranya juga sudah berkeluarga semua jadinya dia tinggal dirumah sendiri.

Cerita Sex Terbaru Enaknya Diperkosa

Terkadang dia juga ditemani oleh sepupunya yang mahasiswi dari sebuah universitas negeri ternama di
kota itu. Biasanya, anak ABG yang mengikuti trend masa kini sangat gemar memakai pakaian yang serba
ketat termasuk juga seragam sekolah yang dikenakannya sehari-hari.

Rok abu-abu yang tingginya beberapa senti di atas lutut dan ukuran rok yang ketat yang memperlihatkan
lekuk body tubuh yang sekal menggairahkan. Namun Hanim tidak. Dia adalah seorang muslimah yang taat.

Seringnya ia bergaul dengan anak-anak ROHIS di sekolahnya membuat dia lebih menyukai untuk memakai
jilbab panjang sepinggul yang longgar, dan baju lengan panjang serta rok panjang, walaupun,

Karena peraturan sekolah, roknya tidak bisa ia buat terlalu longgar, sehingga bagaimanapun ia berusaha
menyembunyikan pantatnya yang montok dan merekah indah, tetap saja terlihat samar menggairahkan dari
balik rok abu-abu panjangnya.

Penampilannya yang santun ini tentu mencegah pikiran buruk para laki-laki yang berpapasan dengannya,
walaupun penampilan gadis berjilbab itu tidak serta merta menghlangkan kecantikan alami yang ia
miliki.

Kecantikan alami itulah yang mengundang beberapa lelaki tetap saja meliriknya saat berpapasan. Salah
satunya adalah Yanto, si tukang becak yang mangkal di depan gang rumah Hanim. Yanto, pria berusia 40
tahunan itu, memang seorang pria yang berlibido tinggi, birahinya sering naik tak terkendali apabila
melihat gadis-gadis cantik melintas di hadapannya.

Dulu, ketika ia sudah tak mampu menahan libidonya, dia pernah menggagahi seorang wanita yang memakai
jilbab lebar dan jubah longgar, dijalan ketika wanita itu pulang. Ternyata ia menikmati sensasi ketika
memperkosanya.

Bagaimana wanita berjilbab itu meronta-ronta saat diperkosa, namun juga menikmatinya. Bagaimana ia
bisa membuat wanita berjilbab itu orgasme berkali-kali, sehingga pada peristiwa pemerkosaannya yang
kedua dan ketiga, wanita berjilbab itu hanya pasrah dan malah dengan agak ditahan menikmati permainan
kasar yang dilakukan Parjo.

Walaupun berjilbab, sosok pribadi Hanim memang cukup supel dalam bergaul, termasuk kepada Yanto yang
sering mengantarkan Hanim dari jalan besar menuju ke kediaman gadis SMA berjilbab lebar itu yang masuk
ke dalam gang.

Suatu sore, Hanim pulang dari sekolah. Seperti biasa Yanto mengantar gadis berjilbab itu dari jalan
raya menuju ke rumah. Sore itu suasana agak mendung dan hujan rintik- rintik, keadaan di sekitar juga
sepi, maklumlah daerah itu berada di pinggiran kota YK.

Dan Yanto memutuskan saat inilah kesempatan terbaiknya untuk melampiaskan hasrat birahinya kepada
Hanim, gadis berjilbab yang sudah beberapa hari terakhir ini membuat libidonya memuncak. Ia telah
mempersiapkan segalanya, termasuk lokasi tempat dimana Hanim nanti akan dikerjai.

Yanto sengaja mengambil jalan memutar lewat jalan yang lebih sepi, jalurnya agak jauh dari jalur yang
dilewati sehari-hari karena jalannya memutar melewati areal pekuburan.

“Lho koq lewat sini Pak?”, tanya Hanim.

Suaranya yang lembut terdengar pasrah di telinga Yanto, membuat kont0lnya mulai berdiri, embayangkan
desahan-desahan yang keluar dari mulut gadis berjilbab itu saat ia menyetubuhinya.

“Di depan ada kawinan, jadi jalannya ditutup”, bujuk Yanto sambil terus mengayuh becaknya.

Dengan pasrah Hanim pun terpaksa mengikuti kemauan Yanto yang mulai mengayuh becaknya agak cepat.
Setelah sampai pada lokasi yang telah direncanakan Yanto, yaitu di sebuah bangunan tua di tengah areal
pekuburan, tiba-tiba Yanto membelokkan becaknya masuk ke dalam gedung tua itu.

“Lho kenapa masuk sini Pak?”, tanya gadis alim itu.

“Hujan..”, jawab Yanto sambil menghentikan becaknya tepat di tengah-tengah bangunan kuno yang gelap
dan sepi itu.

Dan memang hujan pun sudah turun dengan derasnya.

Bangunan tersebut adalah bekas pabrik tebu yang dibangun pada jaman belanda dan sekarang sudah tidak
dipakai lagi, paling-paling sesekali dipakai untuk gudang warga. Keadaan seperti ini membuat Hanim
menjadi gelisah, wajahnya mulai terlihat was-was.

“Tenang.. Tenang.. Kita santai dulu di sini, daripada basah-basahan sama air hujan mending kita
basah-basahan keringat..”, ujar Yanto sambil menyeringai turun dari tempat kemudi becaknya dan
menghampiri gadis berjilbab yang montok itu yang masih duduk di dalam becak.

Bagai tersambar petir Hanimpun kaget mendengar ucapan Yanto tadi.

“A.. Apa maksudnya Pak?”, tanya Hanim sambil terbengong-bengong.

“Non cantik, kamu mau ini?” Yanto tiba-tiba menurunkan celana komprangnya, mengeluarkan kont0lnya yang
telah mengeras dan membesar.

Hanim terkejut setengah mati dan tubuhnya seketika lemas ketika melihat pemandangan yang belum pernah
dia lihat selama ini. Ia selalu menjaga matanya dan langsung shock melihat benda itu tiba-tiba saja
disodorkan didepannya.Cerita Sex Terbaru

“J.. Jaangan Pak.. Jangann..” pinta gadis berjilbab itu dengan wajah yang memucat.

Sejenak Yanto menatap tubuh Hanim yang terbalut jilbab lebar dan seragam SMU. Pelan-pelan tangannya
maju dan dengan tenang menyingkapkan rok panjang Hanim, hingga keatas lutut. Kaos kaki putih setinggi
betis menambah keindahan kaki gadis berjilbab itu.

Jilbab lebarnya ia singkapkan dan disampirkan ke pundak, sehingga terlihat gundukan payudara gadis
berjilbab itu yang montok, seolah minta diremas-remas.

“Ampunn Pak.. Jangan Pak..”, gadis berjilbab berwajah pasrah itu mulai menangis dalam posisi duduknya
sambil merapatkan badan ke sandaran becak, seolah ingin menjaga jarak dengan Yanto yang semakin
mendekati tubuhnya.

Tubuh Hanim mulai menggigil namun bukan karena dinginnya udara saat itu, tetapi tatkala dirasakannya
sepasang tangan yang kasar mulai menggerayangi betisnya, lalu pelan-pelan naik ke pahanya yang sudah
terbuka.

Tangan gadis berjilbab itu secara refleks berusaha menampik tangan Yanto yang mulai menjamah pahanya,
tapi percuma saja karena kedua tangan Yanto dengan kuatnya memegang kedua paha Hanim.

“Oohh.. Jangann.. Pak.. Tolongg.. Jangann..”, gadis cantik berjilbab itu meronta-ronta dengan
menggerak-gerakkan kedua kakinya.

Akan tetapi Yanto malahan semakin menjadi- jadi, dicengkeramnya erat-erat kedua paha Hanim itu sambil
merapatkan badannya ke tubuh Hanim.

Hanim pun menjadi mati kutu sementara isak tangisnya menggema di dalam ruangan yang mulai gelap dan
sepi itu. Kedua tangan kasar Yanto semakin intens bergerak mengurut kedua paha mulus itu hingga
menyentuh pangkal paha Hanim.

Tubuh gadis SMU berjilbab yang montok dan menggairahkan itu menggeliat ketika tangan-tangan Yanto
mulai menggerayangi bagian pangkal pahanya, dan wajah Hanim yang lembut dan seakan pasrah menyeringai
ketika jari-jemari Yanto mulai menyusup masuk ke dalam celana dalamnya.

“eeehhhh..”, desahan Hanim mulai menggema di ruangan itu di saat jari Yanto ada yang masuk ke dalam
liang mem3knya. Yanto pun sadar bahwa gadis berjilbab itu melai terangsang akan perbuatannya

Tubuh Hanim menggeliat kencang di saat jari itu mulai mengorek-ngorek lubang kewanitaannya. Desah
nafas Yanto semakin kencang, dia nampak sangat menikmati adegan ‘pembuka’ ini. Ditatapnya wajah gadis
berjilbab itu yang nampak pasrah dengan desahan yang keluar dari mulutnya disertai tubuh yang
menggeliat-geliat akibat jari tengah Yanto yang menari-nari di dalam lubang kemaluannya.

“Cep.. Cep.. Cep..”, terdengar suara dari bagian selangkangan Hanim.

Saat ini lubang kemaluan gadis berjilbab itu telah banjir oleh cairan kemaluannya yang mengucur
membasahi selangkangan dan jari-jari Yanto. Tiba-tiba tubuh gadis berjilbab montok itu menegang. Dari
mulutnya pekikan tertahan,

“eehmmmmh……!!!” ternyata gadis itu sudah mendapat orgasmenya yang pertama kali dalam hidupnya. Sesuatu
yang sangat nikmat ia rasakan, dan tubuhnya terlonka-lonjak untuk beberapa saat, mengalami kenikmatan
yang sangat.

Mem3knya terasa geli, dan tubuhnya yang lemas mulai bersandar pasrah pada tubuh Yanto, tukang becak
yang membuatnya mendapatkan kenikmatan itu dengan paksaan.

Puas dengan adegan ‘pembuka’ ini, Yanto mencabut jarinya dari lubang kemaluan Hanim. Hanim nampak
terengah-engah, air matanya juga meleleh membasahi pipinya. Yanto kemudian menarik tubuh Hanim turun
dari becak, gadis itu dipeluknya erat-erat, kedua tangannya meremas-remas pantat gadis berjilbab itu
yang sintal sementara Hanim hanya bisa terdiam pasrah, detak jantungnya terasa di sekujur tubuhnya
yang gemetaran itu. Yanto juga menikmati wanginya tubuh Hanim sambil terus meremas remas pantat gadis
itu.

Selanjutnya Yanto mulai menikmati bibir Hanim yang tebal dan sensual itu, dikulumnya bibir gadis
berjilbab itu dengan rakus bak seseorang yang tengah kelaparan melahap makanan.

“Eemmgghh.. Mmpphh..”, Hanim mendesah-desah di saat Yanto melumat bibirnya.
Dikulum-kulum, digigit-gigitnya bibir gadis berjilbab yang sintal itu oleh gigi dan bibir Yanto yang
kasar dan bau rokok itu.

Ciuman Yanto pun bergeser ke bagian leher gadis SMU berjilbab itu. Ia naikan sedikit jilbab Hanim, dan
ketika leher Hanim yang putih bersih terlihat, langsung saja Yanto melumatnya.

“Oohh.. Eenngghh..”, Hanim mengerang-ngerang di saat lehernya dikecup dan dihisap-hisap oleh Yanto.
Yanto sengaja tidak membuka jilbab Hanim, karena ia menyukai sensasi yang tercipta dihatinya, ketika
melihat seorang gadis lugu yang berjilbab lebar mengerang-erang dan mendesis nikmat didepan matanya.

Cengkeraman Yanto di tubuh Hanim cukup kuat sehingga membuat Hanim sulit bernafas apalagi bergerak,
dan hal inilah yang membuat gadis berjilbab itu pasrah di hadapan Yanto yang tengah memperkosanya,
selain karena ia sudah tidak punya tenaga setelah orgasme dahsyatnya yang pertama.

Setelah puas, kini kedua tangan kekar Yanto meraih kepala Hanim yang masih terbungkus jilbab dan
menekan tubuh Hanim ke bawah sehingga posisinya berlutut di hadapan tubuh Yanto yang berdiri tegak di
hadapannya. Langsung saja oleh Yanto kepala gadis alim berjilbab itu itu dihadapkan pada kont0lnya.

“Ayo.. Jangan macam-macam non cantik.. Buka mulut kamu”, bentak Yanto sambil mencengkeram kepala Hanim
yang masih berjilbab itu.

Takut pada bentakan Yanto, Hanim tak bisa menolak permintaannya. Sambil terisak-isak gadis berjilbab
yang cantik itu sedikit demi sedikit membuka mulutnya dan segera saja Yanto mendorong masuk kont0lnya
ke dalam mulut Hanim.

“Hmmphh..”, Hanim mendesah lagi ketika benda menjijikkan itu masuk ke dalam mulutnya hingga pipi gadis
berjilbab itu menggelembung karena batang kemaluan Yanto yang besar menyumpalnya.

“Akhh..” sebaliknya Yanto mengerang nikmat.

Kepalanya menengadah keatas merasakan hangat dan lembutnya rongga mulut Hanim di sekujur batang
kemaluannya yang menyumpal di mulut gadis berjilbab itu.

Gadis berjilbab itu menangis tak berdaya menahan gejolak nafsu Yanto. Sementara kedua tangan Yanto
yang masih mencengkeram erat kepala Hanim yang masih terbungkus jilbab mulai menggerakkan kepala Hanim
maju mundur, mengocok kont0lnya dengan mulut gadis alim berjilbab yang montok itu. Suara berdecak-
decak dari liur Hanim terdengar jelas diselingi batuk-batuk.

Beberapa menit lamanya Yanto melakukan hal itu kepada Hanim, dia nampak benar-benar menikmati. Bahkan
sensasi yang ia rasakan melihat seorang gadis berjilbab dengan terpaksa mengulum kont0lnya sangatlah
nikmat.

Tiba-tiba badan Yanto mengejang, kedua tangannya menggerakkan kepala Hanim semakin cepat sambil
menjambak-jambak jilbab Hanim. Wajah Yanto menyeringai, mulutnya menganga, matanya terpejam erat dan..

“Aakkhh..”, Yanto melengking, croot.. croott.. crroott..

Seiring dengan muncratnya cairan putih kental dari kemaluan Yanto yang mengisi mulut Hanim yang
terkejut menerima muntahan cairan itu. Gadis lugu berjilbab itu berusaha melepaskan batang kont0l
Yanto dari dalam mulutnya namun sia-sia, tangan Yanto mencengkeram kuat kepala Hanim.

Sebagian besar sperma Yanto berhasil masuk memenuhi rongga mulut Hanim dan mengalir masuk ke
tenggorokannya serta sebagian lagi meleleh keluar dari sela-sela mulut gadis lugu yang berjilbab itu.

“Ahh”, sambil mendesah lega, Yanto mencabut batang kemaluannya dari mulut Hanim.

Nampak batang kont0lnya basah oleh cairan sperma yang bercampur dengan air liur Hanim. Demikian pula
halnya dengan mulut Hanim yang nampak basah oleh cairan yang sama. Gadis manis berjilbab itu meski
masih dalam posisi terpaku berlutut, namun tubuhnya sudah sangat lemas dan shock setelah diperlakukan
Yanto seperti itu.

“Sudah Pak.. Sudahh..” gadis berjilbab montok itu menangis sesenggukan, terengah-engah mencoba untuk
‘bernego’ dengan Yanto yang sambil mengatur nafas berdiri dengan gagahnya di hadapan Hanim.Cerita Sex Terbaru

Nafsu birahi yang masih memuncak dalam diri Yanto membuat tenaganya menjadi kuat berlipat- lipat kali,
apalagi dia telah menenggak jamu super kuat demi kelancaran hajatnya ini sebelumnya.

Setelah berejakulasi tadi, tak lama kemudian nafsunya kembali bergejolak hingga batang kemaluannya
kembali mengacung keras siap menerkam mangsa lagi.

Yanto kemudian memegang tubuh Hanim yang masih menangis terisak-isak. Gadis belia berjilbab itu sadar
akan apa yang sebentar lagi terjadi kepadanya yaitu sesuatu yang lebih mengerikan.

Badan Hanim bergetar ketika Yanto menidurkan tubuh gadis berjilbab itu di lantai gudang yang kotor.
Hanim yang mentalnya sudah jatuh seolah tersihir mengikuti arahan Yanto.

Setelah gadis lugu berjilbab itu terbaring, Yanto menyingkapkan rok abu-abu panjang seragam SMU Hanim
hingga setinggi pinggang. Kemudian dengan gerakan perlahan, Yanto memerosotkan celana dalam putih yang
masih menutupi selangkangan Hanim.

Gadis berjilbab itu hanya bisa pasrah akan keadaan, karena tenaga dan keberaniannya sudah hlang entah
kemana. Kedua mata Yanto pun melotot tajam ke arah kemaluan Hanim. Kemaluan yang merangsang, ditumbuhi
rambut yang tidak begitu banyak tapi rapi menutupi bibir mem3knya, indah sekali.

Ia tahu bahwa kemaluan wanita berjilbab selalu bagus, karena tidak pernah tersentuh barangnya laki-
laki, dan terawat. Tapi milik Hanim, gadis berjilbab lugu yang terbaring dihadapannya itu sangat
menggairahkan.

Yanto langsung saja mengarahkan batang kont0lnya ke bibir mem3k Hanim. Gadis berjilbab itu menjerit
ketika Yanto mulai menekan pinggulnya dengan keras, batang kont0lnya yang panjang dan besar masuk
dengan paksa ke dalam liang mem3k Hanim.

“Aakkhh..”, gadis lugu berjilbab itu menjerit lagi, tubuhnya menggelepar mengejang dan wajahnya
meringis menahan rasa pedih di selangkangannya.

Kedua tangan Hanim ditekannya di atas kepala, sementara ia dengan sekuat tenaga melesakkan batang
kemaluannya di mem3k gadis berjilbab itu dengan kasar dan bersemangat.

“Aaiihh..”, Hanim melengking keras di saat dinding keperawanannya berhasil ditembus oleh batang kont0l
Yanto. Darah pun mengucur dari sela-sela kemaluan gadis alim itu. Barang yang sangat ia jaga telah
dirnggut dengan paksa oleh seorang tukang becak. Tangisnya kembali pecah.

“Ohhss.. Hhsshh.. Hhmmh.. Eehhghh..” Yanto mendesis nikmat.

Setelah berhasil melesakkan batang kemaluannya itu, Yanto langsung menggenjot tubuh Hanim dengan
kasar.

“Oohh.. Oogghh.. Oohh..”, Hanim mengerang- ngerang kesakitan.

Tubuhnya terguncang-guncang akibat gerakan Yanto yang keras dan kasar. Sementara Yanto yang tidak
peduli terus menggenjot Hanim dengan bernafsu. Batang kont0lnya basah kuyup oleh cairan mem3k gadis
berjilbab berkulit putih bersih itu, yang mengalir deras bercampur darah keperawanannya.

Sekitar lima menit lamanya Yanto menggagahi Hanim yang semakin kepayahan itu, sepertinya Yanto sangat
menikmati setiap hentakan demi hentakan dalam menyetubuhi gadis berjilbab itu, sampai akhirnya di
menit ke-delapan, tubuh Yanto kembali mengejang keras, urat-uratnya menonjol keluar dari tubuhnya yang
hitam kekar itu dan Yanto pun berejakulasi.

“Aahh..” Yanto memekik panjang melampiaskan rasa puasnya yang tiada tara dengan menumpahkan seluruh
spermanya di dalam rongga kemaluan Hanim yang tengah menggelepar kepayahan dan kehabisan tenaga karena
tak sanggup lagi mengimbangi gerakan-gerakan Yanto.

Dan akhirnya kedua tubuh itupun kemudian jatuh lunglai di lantai diiringi desahan nafas panjang yang
terdengar dari mulut Yanto. Yanto puas sekali karena telah berhasil melaksanakan hajatnya yaitu
memperkosa gadis cantik berjilbab yang selama ini menghiasi pandangannya dan menggoda dirinya.

Setelah rehat beberapa menit tepatnya menjelang Isya, akhirnya Yanto dengan becaknya kembali
mengantarkan Hanim yang kondisinya sudah lemah pulang ke rumahnya. Karena masih lemas dan akibat rasa
sakit di selangkangannya, gadis berjilbab itu tak mampu lagi berjalan normal hingga Yanto terpaksa
menuntun gadis itu masuk ke dalam rumahnya.

BAca Juga Cerita Sex Cinta Istriku

Suasana di lingkungan rumah yang sepi membuat Yanto dengan leluasa menuntun tubuh lemah gadis lugu
berjilbab itu hingga sampai ke teras rumah dan kemudian mendudukkannya di kursi teras.

Setelah berbisik ke telinga Hanim bahwa dia berjanji akan datang kembali untuk menikmati tubuh gadis
berjilbab yang montok dan molek itu, Yanto pun kemudian meninggalkan Hanim dengan mengayuh becaknya
menghilang di kegelapan malam,

Meninggalkan gadis berjilbab itu yang masih terduduk lemas di kursi teras rumahnya. Tentu saja tidak
lupa Yanto sudah mengambil gambar telanjang dari gadis berjilbab itu, untuk berjaga-jaga agar Hanim
tidak membocorkan rahasianya.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Tak Kuat

Cerita Sex Terbaru | Aku yang berprofesi sebagai dokter sekarang sedang mewakili proyek perbaikan gizi yang mana tempatanya di kepulauan, jarak dari aku tempati ke prakter membutuhkan waktu 2 jamman, aku sudah mempunyai suami.

Cerita Sex Terbaru Tak Kuat
Sepeninggalku, ternyata suamiku menunjukkan dirinya sebagai gay. Dia mempunyai pemuda simpanan teman tidur dan pemuas sex. Selama aku dinas di kepulauan, pemuda itu beberapa kali dibawa pulang menginap di rumah.

Untuk menyembunyikan sikapnya, sehari-hari teman gaynya disimpan di luar, disewakan rumah. Kejadian ini memukul perasaanku. Segala upaya untuk menyadarkan suamiku ternyata tidak membawa hasil.

Aku membawa kedukaanku di pulau dengan cara melayani masyarakat setempat. Untuk mengisi kekosongan waktu, aku buka praktek sebagai dokter umum. Suatu hari ketika jam praktek hampir usai, seorang pasien laki-laki tegap berkumis dan bercambang datang minta agar diperiksa. Ia memperkenalkan namamanya Fredo. Keluhannya sering pusing.
Silakan Pak Fredo naik ke tempat tidur biar saya periksa, Segera aku memeriksa pernafasan, tekanan darah dan lain-lainnya. Ketika tanganku memegang tangannya yang berbulu lebat, ada perasaan canggung dan geli. Sewaktu Pak Fredo pamit, dia meninggalkan amplop biaya pemeriksaan. Ternyata isinya melebihi kewajaran tarip seorang dokter umum.

Hari berlalu, ketika suatu malam saat aku akan mengunci kamar praktek, dihadapanku telah berdiri Pak Fredo.

Dokter, apakah masih ada waktu untuk periksa saya ? Maaf saya datang terlalu malam karena ada pekerjaan tanggung

Aku kaget karena kehadirannya tanpa aku ketahui. Dengan senyum geli aku membuka kembali ruang praktek sambil mempersilakan masuk.

Dok, saya tidak mempunyai keluhan. Hanya saya ingin tahu apakah tekanan darah saya normal
Demikian Pak Fredo mengawali pembicaraan.

Saya bisa tidur nyenyak setelah makan obat dokter

Sambil memerika, kami berdua terlihat pembicaraan ringan, mulai dari sekolah sampai hobi. Dari situ aku baru tahu, Pak Fredo telah dua tahun menduda ditinggal mati istri dan anak tunggalnya yang kecelakaan di Solo.

Sejak saat itu hidupnya membujang. Ketika pamit dari ruang praktekku, Pak Fredo menawarkan suasana santai sambil menyelam di kepulauan karang.
Dok, panoramanya sangat indah, pantainya juga bersih lho

Aku setuju atas tawaran itu dan Pak Fredo akan menyiapkan perlengkapan yang diperlukan.
Dalam speed boath yang menyeberangkan kami, hanya berisi aku, Pak Fredo dan pengemudi kapal.

Sesampainya disana, aku merasa canggung ketika harus berganti pakaian selam di hadapan laki-laki. Tapi aku juga belum tahu cara mengenakan pakaian selam jika tanpa bantuan Pak Fredo. Terpaksa dengan pakaian bikini aku dibantu Pak Fredo memakai pakaian renang. Tangan kekar berbulu itu beberapa kali menyentuh pundak dan leherku. Ada perasaan merinding.
Tanpa terasa kegiatan menyelam menjadi kegiatan rutin. Bahkan pergi ke tempat penyelaman sering hanya dilakukan kami berdua, aku dan pak Fredo. Semakin hari jarak hubungan aku dengan Pak Fredo menjadi lebih akrab dan dekat.

Kami sudah saling terbuka membicarkan keluarga masing-masing sampai dengan keluahanku mengenai suamiku yang gay. Dia tidak lagi memanggilku Bu Dokter, tapi cukup namaku, dik Nastiti.
Musim barat hampir tiba, kami berdua di tengah perjalanan ke tempat penyelaman.

Tiba-tiba datang hujan dan angin sehingga gelombang laut naik-turun cukup besar. Aku mual, sehingga kapal dibelokkan Pak Fredo ke arah sisi pulau yang terlindung. Kami turun ke pantai, duduk di bangunan kayu beratap rumbia tempat para penyelam biasa istirahat sambil menikmati bekal. Hanya ada dua bangku panjang dan meja kayu di tempat itu.

Angin kencang menyebabkan tubuh kami basah dan dingin. Aku duduk mepet ke Pak Fredo. Aku tidak menolak ketika Pak Fredo memelukku dari belakang. Tangan berbulu lebat itu melingkar dalam dada dan perutku.

Dekapan itu terasa hangat dan erat. Aku memejamkan mata sambil merebahkan kepalaku di pundaknya, sehingga rasa mabuk laut mulai reda.
Sebuah kecupan ringan melekat di keningku, kemudian bergeser ke bibir, aku berusaha menolak, tapi tangan yang melingkar di dadaku berubah posisi sehingga dengan mudah menyusup dalam BHku.

Tiba-tiba badanku terasa lemas saat jari tangan itu membuat putaran halus di puting susuku. Bibir berkumis lebat itu menjelajah ke bagian sensitip di leher dan belakang telingaku. Persasaan nikmat dan merinding menjalar dalam tubuhku.

Bibir itu kembali bergeser lambat menyusur dagu, bergerak ke leher, pundak dan akhirnya berhenti di buah dadaku. Aku tidak tahu kapan kaitan BH itu terbuka. Dorongan kuat muncul di vaginaku, ingin rasanya ada benda bisa mengganjal masuk.
Tangan kekar itu akhirnya membopongku dan meletakkan di atas meja kayu. BHku telah jatuh di atas pasir, mulut dan tanggan Pak Fredo bergantian menghisap dan meremas kedua gunungku, kanan kiri.

Aku bagaikan melayang, kedua tanganku menjambak rambut Pak Fredo. Kepalaku tanpa terkendali bergerak ke kanan dan kiri semakin liar disertai suara eluhan nikmat.

Oooohhhhhaaoohhhha ooooohhhhaaaauuhhhhhh. Kedua tangannya semakin kencang meremas buah dadaku. Mulutnya bergeser perlahan ke bawah menelusur pusaraa.. terusa.vaginaku. Ahhhaa husssaa. ahhaa aahhhhhh.

Ketika mulut itu menemukan klitorisku, jeritanku tak tertahan Auh..haha aahhha.. husssa.. sebuah benda lunak menyeruak bibir vaginaku. Bergerak perlahan dalam usapan halus serta putaran di dinding dalam, membuatku semakin melayang.

Tanpa terasa eranganku semakin keras. Untuk menambah kenikmatan, aku angkat tinggi pantatku ke atas. Ingin rasanya benda itu masuk lebih dalam.

Tapi aku hanya memperoleh dipermukaan. Ooohhhhaa..haahhaa haaahhahuuuaaaaa. t..earaua.sa..se..se..se..dikitaatas. Ooohhhaa.aahhh aaa.. Sebuah hisapan kecil di klitorisku memperkuat cengkeraman tanganku di pinggir meja.

Hisapan itu semakin lama semakin kuata. kuat dan kuata.. menjadikan kenikmatan tak terhinggaa. memuncul denyutan orgasme.

Otot-otot disekitar vaginaku mengejang nikmat dan nikmat sekali. Sesekali nafasku tersengal aaaaaa..hhhhhhaaaaahuuuaaaa..aahhhhha.aahhhhaaa aaaahhhhhhhhaa. ahhhhaa huhhhhhhhaehhhhhh.

Denyut itu menjalar dintara pangkal paha dan pantat ke seluruh tubuh. Orgasme yang sempurna telah aku dapatkan. Puncak kenikmatan telah aku rasakan.
Lemas sekujur tubuhku, aku ingin dipeluk erat, aku ingin ada sebuah benda yang masih tertinggal dalam vaginaku untuk mengganjal sisa denyutan yang masih terasa. Tapi aku hanya menemukan kekosongan.

Tangan-tangan berbulu itu dengan pelan membuka kembali pahaku. Kedua kakiku diangkat diantara bahunya. Kemudian terasa sebuah benda digeser-geser dalam vaginaku. Semula terasa geli, tapi kemudian aku sadar Pak Fredo sedang membasahi penisnya dengan cairan kawinku.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Seketika aku bangun sambil menutup kedua kakiku. Aku mendorong badannya, dan aku menangis. Sambil membuang muka aku sesenggukan. Kedua tanganku menutup dada dan selangkangan. Pak Fredo tertunduk duduk dibangku menjauhi aku.

Ia sadar aku tidak mau dijamah lebih dari itu. Sambil menelungkupkan badan di meja, tangisku tetahan. Pak Fredo mendekati dan dengan lembut ia membisikkan kata permintaan maaf. Diapun menyorongkan BH serta celana dalamku.

Aku tetap menangis sambil menutup muka dengan kedua tanganku. Akhirnya pak Fredo pergi menjauh menuju kapal mengambil bekal.
Kami duduk berjauhan tanpa kata-kata. Sekali lagi Pak Fredo mengajukan permintaan maaf dan berjanji tidak mengulang kejadian itu. Ia menyerahkan botol air mineral kepadaku.
Maafkan aku dik Nastiti, aku khilaf, aku telah lama tidak merasakan seperti ini sehingga aku khilaf. Aku minta maaf yah, aku harap kejadian ini tidak mengganggu persahabatan kita. Yuk kita minum dan makan siang, terus pulang
Aku merasa iba pada Pak Fredo. Ternyata dengan tulus dia masih bisa menahan syahwatnya. Padahal bisa saja memaksa dan memperkosaku.

Kesadaranku mulai pulih, emosiku mereda. Aku mulai berpikir pada kejadian tadi, bukankah aku telah terlanjur basah saat ini ? Bukankah bagian dari kehormatanku telah dijamah Pak Fredo ?

Bukankah tubuhku yang paling sensitif telah dinikmati Pak Fredo ? Apa artinya mempertahankan kesucian perkawinan ? Bukankah aku tidak pernah menikmati rasa seperti ini dengan suamiku ? Bukankah aku telah kawin dengan seorang gay ? Yah aku telah diusir dari rumahku oleh teman gay suamiku.

Tapi itu bukan salah suamiku. Ia terlahir dengan kelainan jiwa. Ia menjadi gay dengan menanggung penderitaan. Ia terpaksa memperistri aku hanya untuk menutupi gaynya. Aku ingin merasakan kenikmatan, tapi aku tidak ingin jadi korban, aku tidak ingin punya anak dari hubungan ini dengan Pak Fredo.

Keberanianku mulai muncul. Aku melompat dan memeluk Pak Fredo. Kelihatan Pak Fredo ragu pada sikapku sehingga tangannya tidak bereaksi memelukku. Aku bisikan kata mesra.

Pak, aku kepingin lagi, seperti tadi, tapi aku minta kali ini jangan dikeluarkan di dalam
Maksud dik Nastitia..

Sebelum dia menyelesaikan kata-katanya, tanganku meraba ke penisnya. Kemudian tanganku menyusup dalam celana renangnya. Sebuah benda yang tidur melingkar, tiba-tiba bangun karena sentuhanku

Tapi jangan dikeluarkan di dalam ya Pak.

Terima kasih.

Senyum Pak Fredo berkembang. Kembali aku didekap, aku dipeluk erat oleh kedua tangan kekar. Aku benamkan mukaku di dada bidang berbulu.

Tanpa komando aku duduk di atas meja sambil tetap memeluk Pak Fredo. Aku diam, mataku terpejam ketika pelan-pelan aku direbahkan di atas meja.

Satu persatu pengikat BHku lepas sehingga tampaklah susuku yang masih sangat padat lengkap dengan putingnya yang berwarna coklat kemerahan dan sudah berdiri dengan pongahnya. Kedua tangannya meraih dadaku, mulut hangat menyelusur gunungku, perlahan-lahan bergeser ke bawah, semakin ke bawah gerakkannya semakin liar.

Gesekan kumis sepanjang perut membuatku menegang. Aku pasrah ketika celana dalamku ditarik ke bawah lepas dari kaki sehingga kini aku sudah benar-benar bagaikan bayi yang baru lahir tanpa sehelai benangpun yang menutupi tubuhku.

Mulut hangat itu kembali bermain lincah diantara bibir bawahku yang ditutupi rambut-rambut kemaluan yang berwarna hitam legam dan tumbuh dengan lebatnya disekeliling lubang kawinku dan clitorisku terasa sudah mengeras pertanda aku sudah dilanda nafsu kawin yang amat menggelegak.Cerita Sex Terbaru

Kenikmatan kembali menjalar di rahimku. Auha.e.e.e.e.e.e.ea..haaahahaaahahaah. Auhhhhsssaa aku mengerang. Pak Fredo sambil berdiri di tepi meja mengusapkan benda panjang dan keras di klitorisku.

Aaaahhhha..uhhh.. jeritan kecil tertahan mengawali dorongan penis Pak Fredo menyusup vaginaku. Pantatku diangkat tinggi dengan kedua tangannya ketika benda itu semakin dalam terbenam. Tanpa hambatan penis Pak Fredo masuk lebih dalam menjelajah vaginaku.

Dimulai dengan gerakan pendek maju mudur berirama semakin lama menjadi panjang. Nafasku tersengal menahan setiap gerak kenikmatan. Aaaha.ahha..ahhaa.haaaaaaaaaaaa..haassssaa
Entah berapa lama aku menerima irama gerakan maju mundur benda keras dalam vaginaku. Aku telah merasakan denyut orgasme. AuuuuuuuuhhhhhJeritan dan cengkeraman tanganku di pundak belakang penanda aku mencapai puncak orgasme.

Baca JUga Cerita Sex Sahabatku

Gerakan benda itu dalam vaginaku masih tetap berirama, tegar maju mundur dan membuat gesekan dengan sudut-sudut sensitif. Tiba-tiba irama gerakan itu berubah menjadi cepat, semakin cepata.. suara eluhan Pak Fredo terdengar dan otot vaginaku kembali ikut menegang, yaha aku mau kembali orgasmea aaahhhhhhhhhhhhaa. aahhhha.

Tiba-tiba benda dalam vaginaku ditarik keluar. Semprotan cairan hangat mengenai pahaku dan meleleh di atas meja. Pak Fredo mencapai puncak kenikmatan. Pak Fredo memenuhi janjinya, tidak mengeluarkan cairan mani dalam vaginaku. Aku lemasa..lemas sekali seperti tidak bertulang.

Aku didekap lembut dan sebuah ciuman di kening menambah berkurang daya kekuatanku.
Tiga tahun kemudian setelah kejadian di pulau itu, aku telah menikmati hari-hari bahagiaku. Aku sekarang telah menjadi nyonya Fredo.

Di pelukanku ada si mungil Indri, buah hati kami berdua. Setelah perceraian dengan suamiku, satu tahun kemudian aku menikah dengan Pak Fredo. Mantan suamiku mengirim berita ia sekarang sekolah di Australia.

Tapi aku tahu semua itu hanya kamuflase, seperti dalam pengakuannya lewat telepon, mantan suamiku menetap di Sydney agar dapat memperoleh kebebasan menjadi kaum gay.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Ngentot Di Sofa

Cerita Sex Terbaru | Gara2 cemburu dan curiga terhadap hubungan antara suamiku dan putri sulungku sendiri, yang kuanggap kelewat rapat dan dekat, hingga rasaku mereka ayah-anak perempuan sudah kayak sepasang kekasih yang sedang dilanda api asmara dan birahi nafsu saja, padahal putriku itu telah bersuami, dan memang suaminya yang pelaut jarang dirumah dan putriku pun belum punya anak. maka ketika putriku itu tiba2 hamil sedang suaminya sudah 6 bulan melaut, jelas aku jadi curiga, siapa ayah bayi dalam perut putriku itu? sedang tiap hari baik siang maupun malam, hanya suamiku atau ayah putriku yang berada dirumah itu….! jelas suamiku maupun putri sulungku membantah keras dan berani bersumpah segala. aku dan suamiku akhirnya pisah ranjang! dan malapetaka yang jauh lebih dahsyat pun menimpa diriku/keluargaku.

Cerita Sex Terbaru Ngentot Di Sofa

sejak pisah ranjang akupun tidur sekamar dan seranjang dengan anak lakiku satu-satunya, yang masih remaja 15 tahun usianya. aku yang jelas seorang ibu yang sedang kesepian dan setiap malam dilanda nafsu birahi memuncak yang tidak kesampaian, gara-gara pisah ranjang dengan suami. tidur berdekatan dengan seorang anak muda remaja yang sedang dalam gejolak puber yang hebat! maka, aku yang melihat kemegahan batang kemaluan anak lelakiku yang berdiri tegak, besar, panjang dan mengerikan disetiap pagi harinya, sedang anak lelaki remajaku juga melihati, kadang dari belakang kepolosan tubuh putih montokku yang sedang tidur memunggunginya atau yang sedang berganti pakaian, malah kadang dari depan meski kututupi sebisaku tubuh putih montokku dengan kedua tanganku, kebagian tubuhku yang paling terlarang untuk dilihati oleh anak lelakiku yang masih remaja, yaitu buah dada putih montokku dan bagian daging kemaluanku yang ditumbuhi bulu hitam lebat yang indah dan pasti akan merangsang nafsu kaum lelaki yang melihatnya, tak terkecuali anak lelaki remajaku. hatiku pun terguncang hebat oleh situasi yang kuhadapi setiap harinya itu, aku nafsu!
pikiran kotor dan bejatku pun jadi timbul, terutama disaat aku memeluk dan mendekap serta menciumi anak lelakiku itu! yang kulakukan diatas ranjangku! apalagi anakku meski takut-takut tapi juga nekad merabai dan menggerayangi tubuh putih montok yang nyaris telanjang milik ibu kandungnya sendiri itu! aku jadi sungguh nafsu, merasakan anak lakiku begitu nafsu…… dan dalam keadaan yang seperti itu untuk beberapa waktu lamanya, hatiku dan hati anak lakiku jadi tergoda hebat, terangsang hebat dan tersiksa hebat! anakku jadi bertambah berani, akupun juga bertambah mempermudah anak lakiku untuk berbuat yang lebih jauh terhadap diri ibu kandungnya ini. dengan sama-sama tidur bertelanjang bulat……!!!! dan ketika anak laki remajaku sudah tak kuat lagi menahan nafsu berahinya, ia mulai nekad untuk memperkosaku, ibu kandungnya sendiri. jelas aku melawan mati-matian tapi keadaanku dan anak laki remajaku yang sudah sama-sama telanjang bulat, diatas ranjangku dan pintu kamarku terkunci, diriku pun sudah ditindihinya, anakku pun sudah dirasuk nafsu iblis, perlawananku jelas percuma dan sia-sia….. aku kalah! anak lakiku berhasil memperkosaku dengan tuntas, yaitu sampai dia berhasil membanjiri rahimku dengan air mani spermanya! padahal malam itu aku sedang dalam masa paling subur! dan anak lelaki remajaku malam itu malah berhasil mengeluarkan spermanya kedalam rahim sang ibunda yang sedang subur-suburnya sebanyak 6 kali…..!!!! aku pingsan beberapa kali….. tapi anak lelaki remajaku tak peduli dan tak punya rasa kasihan sedikitpun kepada ibunda kandungnya, malam itu dia benar-benar melampiaskan nafsu binatangnya sepuas-puasnya dan sejadi-jadinya ke tubuh putih montok sang ibunda kandung, dengan luar biasa ganas, brutal, liar, dan teganya! menggunakan seluruh tenaga dan nafsu birahi mudanya yang seperti tak habis-habisnya itu, memperkosa dan memperkosa dan memperkosa sang ibunda kandung yang pingsan, tersadar dan pingsan kembali dan tersadar lagi… tetap dan terus ia perkosa dan perkosa, sampai menjelang pagi hari dan tahu-tahu dia sendiri ambruk diatas tubuh putih montokku yang sudah bermandikan keringatnya dan keringatku itu!
dan, aku memang seorang ibu yang bejat! sebab sejak malam aku diperkosa oleh anak lelaki remajaku itu. aku jadi ketagihan! sehingga aku mengabaikan dosa, salah, terlarang, dan apa saja yang tidak mengijinkan diriku untuk tidak mengulang lagi perkosaan anakku kediriku itu! aku, sang ibunda kandung, yang malah disetiap malam harinya, memohon-mohon, meminta-minta bahkan malah sudah tanpa punya rasa malu atau ingat akan harkat dan martabat sebagai seorang ibu, aku, ya aku mengemis-emis! sungguh aku mengemis-emis pada diri putra remajaku yang berkelakuan layaknya binatang itu, untuk memperkosa dan memperkosa diriku…..!!! terus menerus dan minta diperkosa seganas-ganasnya, sebrutal-brutalnya, setega-teganya dengan tenaga muda yang luar biasa kuatnya itu tanpa henti…. ya, tanpa henti, meski aku pingsan, sadar, pingsan kembali dan tersadar kembali…. aku tak peduli… pokoknya perkosa dan perkosa terus ibunda kandungmu ini, Oooooh anakku, anak laki darah dagingku! perkosa dan perkosalah terus dengan ganas, brutal dan teganya! baru ibumu ini puas dan terlampiaskan nafsu birahi ibumu ini….!!!! ternyata hubungan seks yang seganas dan sebrutal ini yang baru mampu mempuaskan nafsu seks ibumu…… ibumu bejat??? Ya! ibumu memang seorang ibu yang bejat luar biasa …..!!!!!
akhirnya, akupun hamil…… dan ketika aku takut dan ingin menggugurkan kandungan bejatku itu, sudah terlambat, usia kandunganku sudah 4 bulan, hingga tak ada seorang dokter kandungan yang mau dan berani mengugurkan kandunganku itu. maka dengan menanggung semua hati dan perasaan yang kacau balau, cemas dan ketakutan yang teramat sangat, kulahirkan bayi perempuan cantikku itu dengan selamat dan sehat……
hanya kini setiap aku memandang anak gadisku yang kini telah tumbuh sebagai seorang anak gadis remaja yang cantik dan pintar, hatiku terasa seperti diiris-iris dan disayat-sayat pedihnya, sebab gadis jelita ini seperti sebuah barang bukti bagi kebejatan seorang ibu baik-baik yang melakukan dosa terkutuk yang tak terperikan. yang akan membayangi dan menghantui diriku untuk seumur hidupku.Cerita Sex Terbaru
dan, aku tak berani dan jelas tak berani untuk mengungkapkan siapa sebenarnya papa kandung biologisnya? masak kakak laki kandung yang begitu ia sayangi dan hormati mendadak jadi berubah menjadi papa kandungnya? bagaimana gadis seremaja ini untuk menerima semua fakta dosa ini? jelas ia akan hancur jiwa dan hatinya….. bagaimana ia akan sanggup membayangkan mamanya dan kakak lakinya melakukan sebuah hubungan dosa yang kotor dan menjijikan bahkan sampai membuat ia terlahir oleh kebejatan mama/anak laki yang se terkutuk itu?
dan, yang membuatku merinding ngeri adalah melihat dan membayangkan kedekatan gadis remajanya dengan kakak laki/ayah kandung yang begitu rapat dan lekatnya, kemanjaan sang adik perempuan ke kakak lakinya, sungguh membuat hatiku tak enak dan cemas, sebab toh mereka lain jenis dan pergaulan seerat dan serapat itu, rasanya bisa mengundang iblis untuk ikut campur dan terjadilah dosa-dosa yang tak diinginkan, dan bila itu terjadi, sungguh merupakan suatu pukulan dan hukuman bagi diriku…… karmaku atas dosa-dosa yang kuperbuat, yaitu, terulangnya kembali hubungan incest yang kotor seperti yang kulakukan dulu itu dengan anak laki kandungku sendiri. hanya kini dilakukan oleh anak lakiku sebagai papa kandung terhadap diri anak gadisnya sendiri…..

Baca JUga Cerita Seks Ketagihan Sepong

Ya, Tuhan, ampunilah dosa-dosaku, jangan kau hukum diriku lagi dengan cobaan yang sebesar itu, aku pasti tidak akan tahan, dan lebih baik aku mengakhiri hidupku yang penuh dosa ini, daripada aku disuruh melihat hasil perbuatan dosaku sendiri ini dengan menyaksikan hubungan dosa incest antara anak-anakku sendiri yang sebenarnya juga sepasang papa-anak perempuan sekandung…….!!!
apalagi gejala kearah itu sudah terlihat tanda-tandanya, yaitu aku memergoki mereka bergumul dalam keadaan yang nyaris bugil di kamar yang separuh tertutup disaat aku pergi. hanya mereka berkilah mereka cuma bergumul saking serunya bercanda! hanya instingku sebagai wanita dewasa berkata lain, tapi apa yang bisa kuperbuat? melarang anak lakiku atau anak gadisku, pasti akan menimbulkan rasa tak senang dan kecurigaan dari anak gadisku, maka aku terpaksa diam tak berdaya…….cuma menunggu, menunggu petir dahsyat yang akan ditimpakan oleh Tuhan kediriku. atau seperti seorang terpidana mati menunggu hukuman mati itu dilaksanakan saja.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Diperkosa Ramai – Ramai

Cerita Sex Terbaru | Rita, seorang karyawati perusahaan computer yang lumayan besar. Postur badannya biasa saja, cenderung
tergolong mungil, dengan bra yang kira-kira berukuran 34A serta celana dalam S.

Cerita Sex Terbaru Diperkosa Ramai - Ramai

Malam itu Rita pulang agak terlambat dari tempat kerjanya.Sekitar jam 8 malam Rita menunggu bis
sendirian di halte seberang kantornya. Tanpa diketahuinya, sebuah mobil van berkaca gelap telah
mengamat-amati dirinya dari jauh.Tiba-tiba Van tersebut berhenti didepan halte dan hanya dengan
beberapa detik saja Rita sudah berada didalam Van yang didalamnya ada enam orang pria.

Rita dibawa menuju puncak oleh orang-orang tersebut. Dan sepanjang perjalanan Rita sudah mulai
dikerjain oleh mereka. Rita duduk di kursi bagian tengah dimana ia diapit oleh dua orang, dan tanpa
basa-basi lagi mereka bergantian menggerayangi serta meremas-remas tubuh Rita dengan nafsunya.

Selangkangan Rita merupakan sasaran utama mereka untuk diremas-remas, tanpa ragu-ragu mereka
bergantian memasukkan tangannya dibalik rok Rita yang panjang,memaksa Rita membuka pahanya lebar-lebar
dan mengusap-ngusap vagina Rita yang masih dibalut celana dalam berwarna putih.

Yang lainnya membuka beberapa kancing blous Rita dan menyusupkan tangan mereka dibalik blous tersebut
sambil mengusap dan meremas kedua gunung kembar Rita yang masih kencang itu. Tak terbayangkan betapa
ereksinya batang kemaluan mereka ketika mereka bergantian menjamah tubuh Rita, meremas-remas paha dan
dadanya, dan tentunya mereka ingin cepat-cepat sampai untuk menyetubuhi Rita sampai puas.

Disepanjang perjalanan kedua mata Rita ditutup dengan sapu tangan, bahkan mulutnya pun disumpal dengan
handuk kecil, hingga Rita tak berkutik sedikitpun.

Setelah dua jam diperjalanan, sampai juga mobil yang mereka tumpangi di daerah puncak, di villa
terpencil dan sepi. Mobil langsung masuk kedalam garasi, dan pintu rolling door pun ditutup cepat-
cepat, dan Rita pun langsung diboyong masuk kedalam rumah tersebut, dan betapa kagetnya Rita yang
ternyata disana sudah menunggu kurang lebih 20 orang lagi yang siap mengerjainya.Rita pun langsung
terlihat pucat tak berdaya menyaksikan keadaan dirumah tersebut.

Rita didudukkan dikursi sofa diantara mereka duduk dan diajak ngobrol seperti layaknya teman mereka
sendiri. bahkan Rita dipersilahkan minum teh hangat manis dengan sopannya. Lima belas menit sudah
mereka mengajak Rita berbicara, dan satu persatu dari mereka sudah tidak sabar, bahkan beberapa orang
sudah melepaskan celana mereka didepan Rita yang hanya bisa melongo saja melihat penis yang sudah pada
ereksi tersebut, dan permainanpun dimulai.

Salah seorang yang bernama Amir mengambil gunting dari dapur dan yang lainnya memaksa Rita untuk
berdiri didepan mereka, dan Amir pun mulai menggunting rok Rita yang panjang itu dari arah bawah,
kemudian digunting melintang dari arah depan terus melingkar kebelakang, sementara Ritapun gemetaran
melihat roknya digunting begitu rupa, hingga akhirnya bagian bawah rok tersebut lepas, dan hanya
tersisa sebatas 15 senti diatas pahanya.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Dan yang lainnya tanpa dikomando langsung mengobok-ngobok paha Rita hingga kepangkal pahanya.

Rita dipaksa membuka kancing bajunya sendiri hingga akhirnya blus Rita yang berwarna biru tua itu
dilepaskan dari badannya, sementara yang lainnya mengobok-ngobok selangkangan Rita sambil menaikkan
rok Rita keatas hingga celana dalamnya terlihat jelas.

Tiga orang dari mereka membetot-betot celana dalam Rita, dan berusaha untuk menyelipkan jari mereka
diselangkangan Rita, yang pada akhirnya beberapa orang mendapat giliran mengusap-ngusap vagina Rita,
sambil melumurinya dengan baby oil. Gunung kembar Rita pun menjadi bulan-bulanan mereka.Tangan demi
tangan bergantian meremas payudaranya yang masih dibalut bra bermerek Wacoal itu, bahkan mereka
bergantian mengisap-ngisap puting susu Rita dengan napsunya.

Rita dipaksa duduk mengangkang diatas batang penis yang sudah ereksi, yang secara otomatis batang
penis tersebut langsung masuk kedalam vagina Rita, dan mereka pun memaksa Rita bergerak turun naik,
hingga batang kemaluan bergerak keluar masuk vaginanya. Sementara itu yang lainnya dengan brutal
memaksa Rita untuk mengulum-ngulum batang kejantanan mereka, sambil menekan-nekan wajah Rita
keselangkangan mereka. Kepala Rita digerakkan dengan paksa maju dan mundur hingga batang kemaluan
mereka terkocok-kocok keluar masuk dengan licinnya.

Kop BH Rita dibetot kebawah hingga payudaranya tersembul keluar, lalu mereka bergantian menjepitkan
batang penis mereka di belahan gunung kembar Rita dan mengocoknya turun naik. Bosan dengan gaya duduk,
Rita dipaksa nungging, bagian selangkangan celana dalam Rita dikesampingkan dan langsung saja salah
seorang dari mereka menyetubuhi Rita dari belakang.

Penis yang panjangnya 20 senti itu dilumuri pelicin sejenis baby oil, kemudian dimasukkan kevagina
Rita dan dikocoknya maju mundur dengan santainya, dan masing-masing mendapat giliran kurang lebih 5
menit untuk menikmati kencangnya jepitan vagina Rita.Rita pun sudah tidak bisa berteriak dan bersuara
lagi, karena mulutnya sibuk dipaksa mengisap penis mereka satu persatu, bahkan tak jarang dari mereka
menampar-namparkan batang kemaluannya diwajah Rita hingga ereksi sangat keras.

Dengan tidak sabarnya salah seorang memegang rambut dan kepala Rita hingga tidak dapat bergerak, ia
mengarahkan batang penisnya kewajah Rita dan menampar-namparkannya dimuka Rita hingga ngaceng keras,
kemudianmemaksa Rita untuk segera mengulumnya dalam-dalam hingga ketenggorokannya.

Sudah hampir dua jam mereka bergantian menyetubuhi dan memaksa Rita ber-oral, kini tiba saat yang
dinanti-nantikan, yaitu memaksa Rita meminum sperma mereka. Sebagai pembukaan, salah seorang mengambil
minuman dan sepotong puding coklat dari kulkas, yang ternyata minuman tersebut adalah satu gelas air
mani kental hasil pengocokan penis dari beberapa mereka, yang disimpan dikulkas selama beberapa hari.

Puding coklat tersebut dituangi satu gelas sperma, dan beberapa orang bergantian menyuapi puding
tersebut kemulut Rita.Melihat kejadian itu beberapa orang sudah tidak tahan lagi bahkan sampai
mengocok-ngocok penis mereka sendiri.Dalam keadaan penis yang ereksi sangat keras, mereka terus
bergantian mencekoki Rita dengan puding sperma tersebut, hingga akhirnya habis tak bersisa. Mereka tak
peduli dengan Rita yang merasa jijik dengan puding tersebut dan mual-mual, bahkan sebaliknya mereka
sangat puas sekali melihat Rita memakan sperma mereka itu.Cerita Sex Terbaru

Setelah itu tanpa dikomando lagi mereka antri didepan muka Rita sambil mengocok-ngocok penis mereka,
dan Rita pun kembali dipaksa mengulum serta mengisap batang kemaluan mereka, hingga akhirnya satu
persatu mulai berejakulasi diwajah dan mulut Rita.Garis-garis putih kental cairan sperma bermuncratan
diwajah Rita mulai dari dahi hingga lehernya, bahakan bertetesan hingga ke gunung kembarnya.

Beberapa dari mereka mengarahkan lobang penisnya kewajah Rita, bahkan ada yang memukul-mukulkan batang
kemaluannya dimuka Rita hingga airmaninya berhamburan diwajah Rita.Sebagian lagi bergantian menekan-
nekan muka Rita keselangkangan mereka hingga mereka ejakulasi dan airmaninya berantakan dimuka Rita.
Sebagian dari mereka bergantian memaksa Rita mengisap penis mereka dalam-dalam hingga mentok dan buah
sakar mereka bergelantungan didepan bibir Rita dan mereka memuncrati air maninya didalam mulut Rita
dan kembali Rita dipaksa menelan semua airmani yang keluar, bahkan hingga menetes keluar dari sudut
mulut Rita.

Sebagian lagi menyuruh Rita membuka mulutnya dan mereka mengarahkan penis mereka kearah mulut Rita
kemudian menyemprotkan airmaninya kemulut Rita hingga berantakan didepan bibir Rita. Beberapa orang
dari mereka muncrat sangat banyak hingga membuat garis airpeju putih kental dari dahi hingga kebibir
Rita. Setelah dua puluh enam orang selesai berejakulasi, ceritasexterbaru.org salah seorang mengambil sendok kecil lalu
menyendoki air peju yang berantakan dimuka dan gunung kembar Rita dan kemudian dipaksa menelan air
mani tersebut hingga bersih tak bersisa.

Selesai diperkosa dan “mandi sperma”, Rita dimandikan dan dibersihkan oleh dua orang, dan dikamar
mandipun Rita lagi-lagi kembali dikerjain.

Meskipun tidak disetubuhi, namun Rita dipaksa mengocok dan mengoral kedua batang penis tersebut.Sambil
disabuni tubuhnya, Rita terus dipaksa mengocok, bahkan salah seorang menjepitkan batang penisnya
diketiak Rita yang sudah dilumuri sabun cair, sehingga dengan licinnya batang penis tersebut bergerak
maju mundur dengan lancar.Permainan dikamar mandi itu diakhiri dengan pemaksaan terhadap Rita untuk
menelan dua porsi sperma tersebut.

Besok paginya sekitar jam 10 pagi, setelah diberi sarapan, Rita kembali sudah dipersiapkan diruang
tamu dalam keadaan bersih, dan hanya memakai bra dan celana dalamnya yang terlihat sudah agak kotor
karena bercak-bercak sperma kering yang menempel. Dan permainanpun kembali dilanjuti.

Salah seorang mengambil sebuah gelas berkakiyang agak besar dan mulailah mereka mengocok rame-rame
didepan muka Rita. Rita kembali dipaksa ngulum penis mereka dan disetubuhi bergantian.Muka Rita
bergantian ditekan-tekan kearah selangkangan mereka hingga penis mereka terjepit diantara selangkangan
dan muka Rita.

Ketika air mani mereka ingin muncrat keluar mereka mengumpulkannya digelas tersebut. Dua puluh enam
porsi airmani terkumpul didalamsegelas penuh, dan dengan napsunya mereka memaksa Rita meminum air mani
tersebut seteguk demi seteguk, bahkan Rita dipaksa berkumur sperma lalu menelannya.Dan lima menit
kemudian air mani sebanyak segelas itu sudah pindah kedalam perut Rita.Cerita Sex Terbaru

Rita dipaksa duduk dikursi dengan rileks, kop BH Rita di turunkan kebawah hingga toketnya tersembul
keluar.

Beberapa orang mengambil celana dalam mereka masing-masing, kemudian duduk disamping kiri dan kanan
Rita.Dari bawah kursi mereka menarik sebuah baskom berukuran sedang yang ternyata isinya air mani basi
yang sudah dicampur dengan air sagu kurang lebih setengah liter, yang sudah mereka kumpulkan berhari-
hari sebelumnya.

Baca Juga Cerita Seks Tante Rissa

Salah seorang mencelupkan celana dalamnya kebaskom berisi air mani basi tersebut lalu Rita dipaksa
membuka mulutnya dan langsung saja celana dalam yang sudah bermandikan sperma tersebut disumpalkan
kedalam mulut Rita hingga melesak semua kedalam sambil ditekan-tekan supaya air mani tersebut meresap
ketenggorokan Rita.Secara bergantian mereka berbuat hal yang sama hingga sperma didalam baskom habis,
bahkan salah seorang memaksa Rita memasukkan sendiri kolor bersperma tersebut kedalam mulutnya

Setelah puas menyumpalkan celana dalam ke mulut Rita, mereka kembali memandikannya, dan memakaikannya
daster,karena pakaiannya sendiri sudah terkoyak-koyak akibat pemerkosaan tadi malam.Bra dan celana
dalam Rita diambil mereka untuk koleksi, sehingga Rita pulang hanya dengan daster polos saja, dan Rita
dipulangkan ke Jakarta dan diturunkan di halte tempat dia diculik dulu.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

***

Tante Kesepian

Cerita Sex Terbaru | Sebut saja nama ku Mira, wanita umur 30 thn dan orang-orang bilang bentuk tubuhku amatlah proposional, tinggi 170 cm berat 55kg dan ukuran buah dada 34B, ditunjang wajah cantik (itu juga orang-orang yang bilang) dan kulit putih cerah. Sebelumnya aku memang sering bekerja menjadi SPG pada pameran mobil dan banyak orang mengelilingi mobil yang aku pamerkan bukan utk melihat mobil tetapi untuk melihatku.

Cerita Sex Terbaru Tante Kesepian

Menikah dengan Joni, 30 thn, seorang pekerja sukses. Kami memang sepakat utk tidak punya anak terlebih dahulu dan kehidupan seks kami baik-baik saja, Joni dapat memenuhi kebutuhan seks ku yang boleh dibilang agak hyper..sehari bisa minta 2 sesi pagi sebelum Joni berangkat kerja dan malam sebelum tidur.
Dan cerita ini berawal dari kesuksesan Joni bekerja di kantornya dan mendapat kepercayaan dari sang atasan yang sangat baik. Kepercayaan ini membuat dia sering harus bekerja overtime, pada awalnya aku bisa menerima semua itu tetapi kelamaan kebutuhan ini harus dipenuhi juga dan itulah yang membuat kami sering bertengkar karena kadang Joni harus berangkat lebih pagi dan lewat tengah malam baru pulang.
Dan mulailah cerita ini ketika Joni mendapat tanggung jawab untuk menangani suatu proyek dan dia dibantu oleh rekan kerjanya Bram dari luar kota. Pertama diperkenalkan Bram langsung seperti terkesima dan sering menatapku, hal itu membuatku risih. Bram cukup tampan gagah dan kekar.
Karena tuntutan pekerjaan dan efisiensi, kantor Joni memutuskan agar Bram tinggal di rumah kami utk sementara. Dan memang mereka berdua sering bekerja hingga larut malam di rumah kami. Bram tidur di kamar persis di seberang kamar kami.
Sering di malam hari aku berpamitan tidur matanya yang nakal suka mencuri pandang diantara sela-sela baju tidur yang aku kenakan. Aku memang senang tidur bertelanjang agar jika Joni datang bisa langsung bercinta.
Pernah suatu saat ketika pagi hari kami aku dan Joni bercinta di dapur waktu masih pagi sekali dengan posisiku duduk di meja dan Joni dari depan, tiba-tiba Bram muncul dan melihat kami, dia menempelkan telunjuk dimulutnya agar aku tidak menghentikan kegiatan kami, karena kami sedang dalam puncaknya dan Joni yang membelakangi Bram dan aku juga tidak tega menghentikan Joni, akhirnya ku biarkan Bram melihat kami bercinta tanpa Joni sadari hingga kami berdua orgasme. Dan aku tahu Bram melihat tubuh telanjangku ketika Joni melepaskan penisnya dan terjongkok di bawah meja.
Setelah kejadian itu Bram lebih sering memperhatikan tiap lekuk tubuhku.
Sampai suatu waktu ketika pekerjaan Joni benar2 sibuk sehingga hampir seminggu tidak menyentuhku. Di hari Jum’at kantor tempat Joni bekerja mengadakan pesta dinner bersama di rumah atasan Joni . Rumahnya terdiri dari dua lantai yang sangat mewah di lantai 2 ada semacam galeri barang2 antik. Kami datang bertiga dan malam itu aku mengenakan pakaian yang sangat seksi, gaun malam warna merah yang terbuka di bagian belakang dan hanya dikaitkan di belakang leher oleh kaitan kecil sehingga tidak memungkinkan memakai BH, bagian bawahpun terdapat sobekan panjang hingga sejengkal di atas lutut, malam itu saya merasa sangat seksi dan Bram pun sempat terpana melihatku keluar dari kamar. Sebelum berangkat aku dan Joni sempat bercinta di kamar dan tanpa sepengetahuan kami ternya Bram mengintip lewat pintu yang memang kami ceroboh tidak tertutup sehingga menyisakan celah yang cukup untu melihat kami dari pantulan cermin, sayangnya karena letih atau terburu-buru mau pergi Joni orgasme terlebih dahulu dan aku dibiarkannya tertahan. Dan Bram mengetahui hal itu.Cerita Sex Terbaru
Malam itu ketika acara sangat ramai tiba-tiba Joni dipanggil oleh atasannya untuk diperkenalkan oleh customer. Joni berkata padaku untuk menunggu sebentar, sambil menunggu aku ke lantai 2 untuk melihat barang2 antik, di lantai 2 ternyata keadaan cukup sepi hanya 2-3 orang yang melihat-lihat di ruangan yang besar itu. Aku sangat tertarik oleh sebuah cermin besar di pojokan ruangan, tanpa takut aku melihat ke sana dan mengaguminya juga sekaligus mengagumi keseksian tubuhku di depan cermin, tanpa ku sadari di sampingku sudah berada Bram .
“Udah nanti kacanya pecah lho..cakep deh..!”, canda Bram
“Ah bisa aja kamu Bram”,balasku tersipu.
Setelah berbincang2 di depan cermin cukup lama Bram meminta tolong dipegangkan gelasnya sehingga kedua tanganku memegang gelasnya dan gelasku.
“Aku bisa membuat kamu tampak lebih seksi”,katanya sambil langsung memegang rambutku yang tergerai dengan sangat lembut. Tanpa bisa mengelak dia telah menggulung rambutku sehingga menampak leherku yang jenjang dan mulus dan terus terang aku seperti terpesona oleh keadaan diriku yang seperti itu. dan memang benar aku terlihat lebih seksi. Dan saat terpesona itu tiba-tiba tangan Bram meraba leherku dan membuatku geli dan detik berikutnya Bram telah menempelkan bibirnya di leher belakangku, daerah yang paling sensitif buatku sehingga aku lemas dan masih dengan memegang gelas Bram yang telah menyudutkanku di dinding dan menciumi leherku dari depan. “Bram apa yang kamu lakukan..lepaskan aku Bram..lepas..!”,rontaku tapi Bram tahu aku tidak akan berteriak di suasana ini karena akan mempermalukan semua orang.
Bram terus menyerangku dengan kedua tanganku memegang gelas dia bebas meraba buah dadaku dari luar dan terus menciumi leherku, sambil meronta-ronta aku merasakan gairahku meningkat, apalagi saat tiba-tiba tangan Bram mulai meraba belahan bawah gaunku hingga ke selangkanganku. “Bram..hentikan Bram aku mohon..tolong Bram..jangan lakukan itu..”,rintihku, tapi Bram terus menyerang dan jari tengah tangannya sampai di bibir vaginaku yang ternyata telah basah karena serangan itu. Dia menyadari kalau aku hanya mengenakan G-string hitam dengan kaitan di pinggirnya, lalu dengan sekali sentakan dia menariknya dan terlepaslah G-stringku. Aku terpekik pelan apalagi merasakan ada benda keras mengganjal pahaku. Ketika Bram sudah semakin liar dan akupun tidak dapat melepaskan, tiba-tiba terdengar suara Joni memanggil dari pinggir tangga yang membuat pegangan himpitan Bram terlepas, lalu aku langsung lari sambil merapikan pakaian ku menuju Joni yang tidak melihat kami dan meninggalkan Bram dengan G-string hitamku. Aku sungguh terkejut dengan kejadian itu tapi tanpa disadari aku merasakan gairah yang cukup tinggi merasakan tantangan melakukan di tempat umum walau dalam kategori diperkosa.
Ternyata pesta malam itu berlangsung hingga larut malam dan Joni mengatakan dia harus melakukan meeting dengan customer dan atasannya dan dia memutuskan aku untuk pulang bersama Bram. Tanpa bisa menolak akhirnya malam itu aku diantar Bram, diperjalanan dia hanya mengakatakan “Maaf Mira..kamu sungguh cantik malam ini.” Sepanjang jalan kami tidak berbicara apaun. Hingga sampai dirumah aku langsung masuk ke dalam kamar dan menelungkupkan diri di kasur, aku merasakan hal yang aneh antara malu aku baru saja mengalami perkosaan kecil dan perasaan malu mengakui bahwa aku terangsang hebat oleh serangan itu dan masih menyisakan gairah. Tanpa sadar ternyata Bram telah mengunci semua pintu dan masuk ke dalam kamarku, aku terkejut ketika mendengar suaranya’, “Mira aku ingin mengembalikan ini”‘ katanya sambil menyerahkan G-stringku berdiri dengan celana pendek saja, dengan berdiri aku ambil G-stringku dengan cepat, tapi saat itu juga Bram telah menyergapku lagi dan langsung menciumiku sambil langsung menarik kaitan gaun malamku, maka bugilah aku diahadapannya. Tanpa menunggu banyak waktu aku langsung dijatuhkan di tempat tidur dan dia langsung menindihku. Aku meronta-ronta sambil menendang-nendang?”Bram..lepaskan aku Bram..ingat kau teman suamiku Bram..jangan..ahh..aku mohon”, erangku ditengah rasa bingung antara nafsu dan malu, tapi Bram terus menekan hingga aku berteriak saat penisnya menyeruak masuk ke dalam vaginaku, ternyata dia sudah siap dengan hanya memakai celana pendek saja tanpa celana dalam.
“Ahhhh?Braam..kau..:’ Lalu mulailah dia memompaku dan lepaslah perlawananku, akhirnya aku hanya menutup mata dan menangis pelan..clok..clok..clok..aku mendengar suara penisnya yang besar keluar masuk di dalam vaginaku yang sudah sangat basah hingga memudahkan penisnya bergerak. Lama sekali dia memompaku dan aku hanya terbaring mendengar desah nafasnya di telingaku, tak berdaya walau dalam hati menikmatinya. Sampai kurang lebih satu jam aku akhirnya melenguh panjang “Ahhh?..” ternyata aku orgasme terlebih dahulu, sungguh aku sangat malu mengalami perkosaan yang aku nikmati. Sepuluh menit kemudian Bram mempercepat pompaannya lalu terdengar suara Bram di telingaku “Ahhh..hmmfff?” aku merasakan vaginaku penuh dengan cairan kental dan hangat sekitar tiga puluh deti kemudian Bram terkulai di atasku.Cerita Sex Terbaru
“Maaf Mira aku tak kuasa menahan nafsuku..”bisiknya pelan lalu berdiri dan meninggalkanku terbaring dan menerawang. hinga tertidur Aku tak tahu jam berapa Joni pulang hingga pagi harinya.
Esok paginya di hari sabtu seperti biasa aku berenang di kolam renang belakang,, Joni dan Bram berpamitan untuk nerangkat ke kantor. Karena tak ada seorang pun aku memberanikan diri untuk berenang tanpa pakaian. Saat asiknya berenang tanpa disadari, Bram ternyata beralasan tidak enak badan dan kembali pulang, karena Joni sangat mempercayainya maka dia izinkan Bram pulang sendiri. Bram masuk dengan kunci milik Joni dan melihat aku sedang berenang tanpa pakaian. Lalu dia bergerak ke kolam renag dan melepaskan seluruh pakaiannya, saat itulah aku sadari kedatangannya, “Bram..kenapa kau ada di sini?” tanyaku, “Tenang Mira suaimu ada di kantor sedang sibuk dengan pekerjaannya”, aku melihat tubuhnya yang kekar dan penisnya yang besar mengangguk angguk saat dia berjalan telanjang masuk ke dalam kolam “Pantas sajaku semalam vaginaku terasa penuh sekali”‘pikirku. Aku buru-buru berenang menjauh tetai tidak berani keluar dr dalam kolam karena tidak mengenakan pakaian apapun juga. Saat aku bersandar di pingiran sisi lain kolam, aku tidak melihat ada tanda2 Bram di dalam kolam. Aku mencari ke sekeliling kolam dan tiba-tiba aku merasakan vaginaku hangat sekali, ternyata Bram ada di bawah air dan sedang menjilati vaginaku sambil memegang kedua kakiku tanpa bisa meronta.
Akhirnya aku hanya bisa merasakan lidahnya merayapai seluruh sisi vaginaku dan memasuki liang senggamaku..aku hanya menggigit bibir menahan gairah yang masih bergelora dari semalam. Cukup lama dia mengerjai vaginaku, nafasnya kuat sekali pikirku. Detik berikutnya yang aku tahu dia telah berada di depanku dan penisnya yang besar telah meneyruak menggantian lidahnya? “Arrgghh..” erangku menahan nikmat yang sudah seminggu ini tidak tersentuh oleh Joni. Akhirnya aku membiarkan dia memperkosaku kembali dengan berdiri di dalam kolam renang. Sekarang aku hanya memeluknya saja dan membiarkan dia menjilati buah dadaku sambil terus memasukan penisnya keluar masuk. Bahkan saat dia tarik aku ke luar kolam aku hanya menurutinya saja, gila aku mulai menikamti perkosaan ini, pikirku, tapi ternyata gairahku telah menutupi kenyataan bahwa aku sedang diperkosa oleh teman suamiku. Dan di pinggir kolam dia membaringkanku lalu mulai menyetubuhi kembai tubuh mulusku..”Kau sangat cantik dan seksi Mira..ahh” bisiknya ditelingaku.
Aku hanya memejamkan mata berpura-pura tidak menikmatinya, padahal kalau aku jujur aku sangat ingin memeluk dan menggoyangkan pantatku mengimbangi goyangan liarnya. Hanya suara eranggannya dan suara penisnya maju mundur di dalam vaginaku, clok..clok..clep..dia tahu bahwa aku sudah berada dalam kekuasaannya. Beberapa saat kemudian kembali aku yang mengalami orgasme diawali eranganku “Ahhh..” aku menggigit keras bibirku sambil memegang keras pinggiran kolam, “Nikmati sayang?”demikian bisiknya menyadari aku mengalami orgasme. Sebentar kemudian Bram lah yang berteriak panjang, “Kau hebat Mira..aku cinta kau..AAHHH..HHH” dan aku merasakan semburan kuat di dalam vaginaku. Gila hebat sekali dia bisa membuatku menikmatinya pikirku. Setelah dia mencabut penisnya yang masih terasa besar dan keras, aku reflek menamparnya dan memalingkan wajahku darinya. Aku tak tahu apakah tamparan itu berarti kekesalanku padanya atau karena dia mencabut penisnya dari vaginaku yang masih lapar.
Setelah Joni pulang herannya aku tidak menceritakan kejadian malam lalu dan pagi tadi, aku berharap Joni dapat memberikan kepuasan padaku. Dengan hanya menggenakan kimono dengan tali depan aku dekati Joni yang masih asik di depan komputernya di dalam kamar, lalu aku buka tali kimonoku dan kugesekan buah dadaku yang besar itu ke kepalanya dari belakang, berharap da berbalik dan menyerangku. Ternyta yang kudapatkan adalah bentakannya “Mira..apakah kamu tak bisa melihat kalau aku sedang sibuk? Jangan kau ganggu aku dulu..ini untuk masa depan kita” teriaknya keras. Aku yakin Bram juga mendengar teriakannya. Aku terkejut dan menangis, lalu aku keluar kamar dengan membanting pintu, lalu aku pergi ke pinggir kolam dan duduk di sana merenung dan menahan nafsu. Dari kolam aku bisa melihat bayangan di Joni di depan komputer dan lampu di kamar Bram. Tampak samar-samar Bram keluar dari kamar mandi tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya. Karena di luar gelap tak mungkin dia melihatku.
Tanpa sadar aku mendekat ke jendelanya dan memperhatikan Bram mengeringkan tubuh. Gila kekar sekali tubuhnya dan yang menarik perhatianku adalah penisnya yang besar dan tegang mengangguk-angguk bergoyang sekanan memanggilku. Aku malu sekali mengagumi dan mengaharapkan kembali penis itu masuk ke dalam vaginaku yang memang masih haus. Perlahan aku membelai-belai vaginaku hingga terasa basah, akhirnya aku memutuskan untuk memintanya pada Bram, dengan hati yang berdebar kencang dan nafsu yang sudah menutupi kesadaran, aku nekat masuk ke dalam kamar Bram dan langsung mengunci pintu dari dalam. Bram sangat terkejut “Mira..apa yang kamu lakukan?”, aku hanya menempelkan telunjuk di bibirku dan memberi isyarat agar tidak bersuara karena Joni ada di kamar seberang. Langsung aku membuka pakaian tidurku dan terpampanglah tubuh putih mulusku tanpa sehelai benagpun di hadapannya, Bram hanya terperangah dan menatap kagum pada tubuhku. Bram tersenyum sambil memperlihatkan penisnya yang semakin membesar dan tampak berotot. Dengan segera aku langsung berlutut di hadapannya dan mengulum penisnya, Bram yang masih terkejut dengan kejadian ini hanya mendesah perlahan merasakan penisnya aku kulum dan hisap dengan nafsuku yang sudah memuncak.
Sambil mulutku tetap di dalam penisnya aku perlahan naik ke atas tempat tidur dan menempatkan vaginaku di mulut Bram yang sudah terbaring, dia mengerti maksudku dan langsung saja lidahnya melahap vaginaku yang sudah sangat basah, cukup lama kami dalam posisi itu, terinat akan Joni yang bisa saja tiba-tiba datang aku langsung mengambil inisiatif untuk merubah posisi dan perlahan duduk di atas penisnya yang sudah mengacung tegang dan besar panjang. Perlahan aku arahkan dan masukan ke dalam lubang vaginaku, rasanya berbeda dengan saat aku diperkosanya, perlahan tapi pasti aku merasaskan suatu sensasi yang amat besar sampai akhirnya keseluruhan batang penis Bram masuk ke dalam vaginaku “Ahh..sssfff..Braaam!” erangku perlahan menahan suara gairahku agar tidak terdengar, aku merasakan seluruh penisnya memenuhi vaginaku dan menyentuh rahimku. Sungguh suatu sensasi yang tak terbayangkan, dan sensasi itu semakin bertambah saat aku mulai menggoyangkan pantatku naik turun sementara tangan Bram dengan puasnya terus memainkan kedua buah dadaku memuntir-muntir putingku hingga berwarna kemerahan dan keras “ahh..ahh..” demikian erangan kami perlahan mengiringi suara penisnya yan keluar masuk vaginaku clok..clok..clok? Tak tahan dengan nafsunya mendadak Bram duduk dan mengulum buah dadaku dengan rakusnya bergantian kiri kanan bergerak ke leher dan terus lagi. Aku sungguh tak dapat menahan gairah yang selama ini terpendam.
Mungkin karena nafsu yang sudah sangat tertahan atau takut Joni mendengar tak kuasa aku melepaskan puncak gairahku yang pertama sambil mendekap erat Bram dan menggigit pundaknya agar tidak bersuara, kudekap erta Bram seakan tak dapat dilepaskan mengiringi puncak orgasmeku. Bram merasakan penisnya disiram cairan hangat dan tahu bahwa aku mengalami orgasme dan membiarkanku mendekapnya sangat erat sambil memelukku dengan belaian hangatnya. Selesai aku orgasme sekiat 30 detik, Bram membalikan aku dengan penisnya masih tertancap di dalam vaginaku. Bram mulai mencumbuku dengan menjilati leher dan putingku perlahan, entah mengapa aku kembali bernafsu dan membalas ciumannya denga mesra, lidah kami saling berpagutan dan Bram merasakan penisnya kembali dapat keluar masuk dengan mudah karena vaginaku sudah kembali basah dan siap menerima serangan berikutnya. Dan Bram langsung memompa penisnya dengan semangat dan cepat membuat tubuhku bergoyang dan buah dadaku bergerak naik turun dan sungguh suara yang timbul antara erangan kami berdua yang tertahan derit tempat tidur dan suara penisnya keluar masuk di vaginaku kembali membakar gairahku dan aku bergerak menaik turunkan pantatku untuk mengimbangi Bram.
Dan benar saja 10 menit kemudian aku sampai pada puncak orgasme yang kedua, dengan meletakan kedua kakiku dan menekan keras pantatnya hingga penisnya menyentuh rahimku. Kupeluk Bram dengan erat yang membiarkan aku menikmati deburan ombak kenikmatan yang menyerangku berkali-kali bersamaan keluarnya cairanku. Kugigit bibirku agar tidak mengeluarkan suara, cukup lama aku dalam keadaan ini dan anehnya setelah selesai aku berada dalam puncak ternyata aku sudah kembali mengimbangi gerakan Bram dengan menaik turunkan pantatku. Saat itulah kudengar pintu kamarku terbuka dan detik berikutnya pintu kamar Bram diketuk Joni, “Bram..kau sudah tidur?”, demikian ketuk Joni. Langsung saja Bram melepaskan pelukannya dan menyuruhku bersembunyi di kamar mandi. Sempat menyambar pakaian tidurku yang tergeletak di lantai aku langsung lari ke kamar mandi dan mengunci dari luar. Sungguh hatiku berdebar dengan kerasnya membayangkan apa jadinya jika aku ketahuan suamiku.
Bram dengan santai dan masih bertelanjang membuka pintu dan mengajak Joni masuk, Joni sempat terkejut melihat Bram telanjang,”Sedang apa kamu Bram” tanpa curiga dengan tempat tidur yang berantakan yang kalau diperhatikan dari dekat ada cairan kenikmatanku. Bram hanya tersenyum dan mengatakan,”Mau tau aja..” Dasar Joni dia langsung membicarakan suatu hal pekerjaan dan mereka terlibat pembicaraan itu. Kurang lebih sepuluh menit mereka berbicara dan sepuluh menit juga hatiku sungguh berdebar-debar tapi anehnya dengan keadaan ini nafsuku sungguh semakin menjadi-jadi. Setelah Joni keluar, Bram kembali mengunci pintu kamar dan mengetuk kamar mandi perlahan,”Mira buka pintunya..sudah aman”. Begitu aku buka pintunya Bram langsung menarik aku dan mendudukanku di meja dekat kamar mandi, langsung saja dibukanya kedua kakiku dan bless penisnya kembali memenuhi vaginaku “Ahhh..ahh..” erangan kami berdua kembali terdengar perlahan sambil terus menggoyangkan pantatnya maju mundur Bram melahap buah dadaku dan putingku.
Sepuluh menit berlalu dan goyang Bram semakin cepat sehingga aku tahu dia akan mencapai puncaknya, dan akupun merasakan hal yang sama “Braaam lebih cepat sayang aku sudah hampir keluar..” desahku “Tahan sayang kita bersamaan keluarnya”, dan benar saja saat kurasakan maninya menyembur deras dalam vaginaku aku mengalami orgasme yang ketiga dan lebih hebat dari yang pertama dan kedua, kami saling berpelukan erat dan menikmati puncak gairah itu bersamaan. “Braaammm..,” desahku tertahan. “Ahhh Mira..kau hebat..” demikian katanya. Akhirnya kami saling berpelukan lemas berdua, sungguh suatu pertempuran yang sangat melelahkan. Saat kulirik jam ternyata sudah dua jam kami bergumul. “Terima kasih Bram..kau hebat..” kataku dengan kecupan mesra dan langsung memakai pakaian tidurku kembali dan kembali ke kamarku. Joni tidak curiga sama sekali dan tetap berkutat dengan komputernya dan tidak menghiraukanku yang langsung berbaring tanpa melepas pakaianku seperti biasanya karena aku tahu ada bekas ciuman Bram di sekujur buah dadaku. Malam itu aku merasa sangat bersalah pada Joni tapi di lain sisi aku merasa sangat puas dan tidur dengan nyenyaknya.
Esoknya seperti biasa di hari Minggu aku dan Joni berenang di pagi hari tetapi mengingat adanya Bram, kami yang biasanya berenang bertelanjang akhirnya memutuskan memakai pakaian renag, aku syukuri karena hal ini dapat menutupi buah dadaku yang masih memar karena gigitan Bram. Saat kami berenang aku menyadari bahwa Bram sedang menatap kami dari kamarnya. Dan saat Joni sedang asyik berenang kulihat Bram memanggilku dengan tangannya dan yang membuat aku terkejut dia menunjukan penisnya yang sudah mengacung besar dan tegang. Seperti di hipnotis aku nekat berjalan ke dalam.”Ron aku mau ke dalam ambil makanan ya..!” kataku pada Joni, dia hanya mengiyakan sambil terus berenang, Joni memang sangat hobi berenang bisa 2 jam nonstop tanpa berhenti.Cerita Sex Terbaru
Aku dengan tergesa masuk ke dalam dan menuju kamar Bram. Di sana Bram sudah menunggu dan tak sabar dia melucuti pakain renangku yang memang hanya menggunakan tali sebagai pengikatnya. “Gila kamu Bram..bisa ketahuan Joni lho,” protesku tanpa perlawanan karena aku sendiri sangat bergairah oleh tantangan ini. dan dengan kasar dia menciumi punggungku sambil meremas buah dadaku “Tapi kamu menikmatinya khan?!,” goda Bram sambil mencium leher belakangku. Dan aku hanya mendesah menahan nikmat dan tantangan ini. Yang lebih gila Bram menarikku ke jendela dan masih dari belakang dia meremas-remas buah dadaku dan meciumi punggung hingga pantatku, “Gila kau Bram, Joni bisa melihat kita,” tapi anehnya aku tidak berontak sama sekali dan memperhatikan Joni yang benar-benar sangat menikamti renangnya. Di kamar Bram pun aku sangat menikmati sentuhan Bram. “Mira kamu suka ini khan?” tanyanya sambil dengan keras menusukan penisnya ke dalam vaginaku dari belakang. “AHH..Bram..” teriakku kaget dan nikmat, sekarang aku berani bersuara lebih kencang karena tahu Joni tidak akan mendengarnya. Langsung saja Bram memaju mundurkan penisnya di vaginaku..”Ahh.. Bram lebih kencang..fuck me Bram..puaskan aku Bram..penismu sungguh luar biasa..Bram aku sayang kamu..” teriakku tak keruan dengan masih memperhatikan Joni.
Baca JUga Cerita Seks Tetangga Kost Yang Seksi
Bram mengimbangi dengan gerakan yang liar hingga vaginaku terasa lebih dalam lagi tersentuh penisnya dengan posisi ini,”Mira..khhaau hhebat..” desahnya sambil terus menekanku, kalau saja Joni melihat sejenak ke kamar Bram maka dia akn sangat terkejut meilhat pemandangan ini, istrinya sedang bercinta dengan rekan kerjanya. Ternyata kami memang bisa saling mengimbangi, kali ini dalam waktu 20 menit kami sudah mencapai puncak secara bersamaan “Teruuus Bram lebih khheeenncang..ahhhh aku keluar Braaaaam”, teriaku. “Aaakuu juga Tyyaaasss..nikkkkmat ssekali mmmeemeekmu..aahhhhh.” teriaknya bersamaan dengan puncak kenikmatan yang datang bersamaan. Setelah itu aku langsung mencium bibirnya dan kembali mengenakan pakaian renangku dan kembali berenang bersama Joni yang tidak menyadari kejadian itu.
Setelah itu hari-hari berikutnya sungguh mendatangkan gairah baru dalam hidupku dengan tantangan bercinta bersama Bram. Pernah suatu saat ketika akhirnya Joni mau bercinta denganku di suatu malam hingga akhirnya dia tertidur kelelahan, aku hendak mengambil susu di dapur dan karena sudah larut malam aku nekat tidak mengenakan pakaian apapun. Saat aku membungkuk di depan lemari es sekelebat ku lihat bayangan di belakangku sebelum aku menyadari Bram sudah di belakangku dan langsung menubruku dari belakang. Penisnya langsung menusuk vaginaku yang membuatku hanya tersedak dan menahan nikmat tiba-tiba ini. Kami bergumul di lantai dapur lalu dia mengambil kursi dan duduk di atasnya sambil memangku aku, “Bram kamu nakal” desahku yang juga menikmatinya dan kami bercinta hingga hampir pagi di dapur. Sungguh bersama Bram kudapatkan gairah terpendamku selama ini.
Akhirnya ketika proyek kantor Joni selesai Bram harus pergi dari rumah kami dan malam sebelum pergi aku dan Bram menyempatkan bercinta kembali.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Majikan Haus Sex

Cerita Sex Terbaru | Tujuanku datang ke Jakarta sebenarnya untuk merubah nasib. Tapi siapa yang menyangka kalau ternyata kehidupan di kota besar, justru lebih keras dan pada di desa. Aku sempat terlunta-lunta, tanpa ada seorangpun yang mau peduli. Selembar ijazah SMP yang kubawa dari desa, ternyata tidak ada artinya sama sekali di kota ini. Jangankan hanya ijazah SMP, lulusan sarjana saja masih banyak yang menganggur.

Cerita Sex Terbaru Majikan Haus Sex

Dari pada jadi gelandangan, aku bekerja apa saja asalkan bisa mendapat uang untuk menyambung hidup. Sedangkan untuk kembali ke kampung, rasanya malu sekali karena gagal menaklukan kota metropolitan yang selalu menjadi tumpuan orang-orang kampung sepertiku.

Seperti hari-hari biasanya, siang itu udara di Jakarta terasa begitu panas sekali. Seharian ini aku kembali mencoba untuk mencari pekerjaan. Tapi seperti yang selalu terjadi. Tidak ada satupun yang melirik apa lagi memperhatikan lamaran dan ijazahku. Keputusasaan mulai menghinggapi diriku. Entah sudah berapa kilometer aku berjalan kaki. Sementara pakaianku sudah basah oleh keringat. Dan wajahku juga terasa tebal oleh debu. Aku berteduh di bawah pobon, sambil menghilangkan pegal-pegal di kaki.

Setiap hari aku berjalan. Tidurpun di mana saja. Sementara bekal yang kubawa dari kampung semakin menipis saja. Tiga atau empat hari lagi, aku pasti sudah tidak sanggup lagi bertahan. Karena bekal yang kubawa juga tinggal untuk makan beberapa hari lagi. Itupun hanya sekali saja dalam sehari.

Di bawah kerindangan pepohonan, aku memperhatikan mobil-mobil yang berlalu lalang. Juga orang-orang yang yang selalu sibuk dengan urusannya masing-masing. Tidak ada seorangpun yang peduli antara satu dengan lainnya. Tiba-tiba pandangan mataku tertuju kepada seorang wanita yang tampak kesal karena mobilnya mogok. Dia ingin meminta bantuan, Tapi orang-orang yang berlalu lalang dan melewatinya tidak ada yang peduli. Entah kenapa aku jadi merasa kasihan. Padahal aku sendiri perlu dikasihani. Aku bangkit berdiri dan melangkah menghampiri.

“Mobilnya mogok, Nyonya..?”, tegurku dengan sikap ramah.
“Eh, iya. Nggak tahu ya kenapa, tiba-tiba saja mogok”, sahutnya sambil memandangiku penuh Curiga.
“Boleh saya lihat ” ujarku meminta ijin.
“silakan kalau bisa.”

Waktu di kampung aku sering bantu-bantu paman yang buka bengkel motor. Terkadang ada juga mobil yang minta diperbaiki. Tapi namanya di kampung, jarang orang yang punya motor. Apa lagi mobil. Makanya usaha paman tidak pernah bisa maju. Hanya cukup untuk makan sehari-hari saja.
Seperti seorang ahli mesin saja, aku coba melihat-lihat dan memeriksa segala kemungkinan yang membuat mesin mobil ini tidak mau hidup. Dan entah mendapat pertolongan dari mana, aku menemukan juga penyakitnya. Setelah aku perbaiki, mobil itu akhirnya bisa hidup kembali. Tentu saja wanita pemilik mobil ini jadi senang. Padahal semula dia sudah putus asa. Dia membuka tasnya dan mengeluarkan uang lembaran dua puluh ribu. Langsung disodorkan padaku. Tapi aku tersenyum dan menggelengkan kepala.

“Kenapa? Kurang..?”, tanyanya.
“Tidak, Nyonya. Terima kasih”, ucapku menolak halus.
“Kalau kurang, nanti saya tambah”, katanya lagi.
“Terima kasih Nyonya. Saya cuma menolong saja. Saya tidak mengharapkan imbalan”, kataku tetap menolak. Padahal uang itu nilainya besar sekali bagiku. Tapi aku malah menolaknya.

Wanita yang kuperkirakan berusia sekitar tiga puluh delapan tahun itu memandangiku dengan kening berkerut. Seakan dia tidak percaya kalau di kota yang super sibuk dengan orang-orangnya yang selalu mementingkan diri sendiri, tanpa peduli dengan lingkungan sekitarnya, ternyata masih ada juga orang yang dengan tanpa pamrih mau menolong dan membantu sesamanya.

“Maaf, kelihatannya kamu dan kampung..?” ujarnya bernada bertanya ingin memastikan.
“Iya, Nyonya. Baru seminggu saya datang dari kampung”, sahutku polos.
“Terus, tujuannya mau kemana?” tanyanya lagi.
“Cari kerja”, sahutku tetap polos.
“Punya ijazah apa?”.
“Cuma SMP.”
“Wah, sulit kalau cuma SMP. Sarjana saja banyak yang jadi pengangguran kok. Tapi kalau kamu benar-benar mau kerja, kamu bisa kerja dirumahku”, katanya langsung menawarkan.
“Kerja apa, Nyonya..?” tanyaku langsung semangat.
“Apa saja. Kebetulan aku perlu pembantu laki-laki. Tapi aku perlu yang bisa setir mobil. Kamu bisa setir mobil apa. Kalau memang bisa, kebetulan sekali”, sahutnya.

Sesaat aku jadi tertegun. Sungguh aku tidak menyangka sama sekali Ternyata ijasah yang kubawa dan kampung hanya bisa dipakai untuk jadi pembantu. Tapi aku memang membutuhkan pekerjaan saat ini. Daripada jadi gelandangan, tanpa berpikir panjang lagi, aku langsung menerima pekerjaan yang ditawarkan wanita itu saat itu juga, detik itu juga aku ikut bersama wanita ini ke rumahnya.

Ternyata rumahnya besar dan megah sekali. Bagian dalamnyapun terisi segala macam perabotan yang serba mewah dan lux. Aku sampai terkagum-kagum, seakan memasuki sebuah istana. Aku merasa seolah-olah sedang bermimpi. Aku diberi sebuah kamar, lengkap dengan tempat tidur, lemari pakaian dan meja serta satu kursi. Letaknya bersebelahan dengan dapur. Ada empat kamar yang berjajar. Dan semuanya sudah terisi oleh pembantu yang bekerja di rumah ini. Bahkan tiga orang pembantu wanita, menempati satu kamar.

Aku hitung, semua yang bekerja di rumah ini ada tujuh orang. Kalau ditambah denganku, berarti ada delapan orang. Tapi memang pantas. mengurus rumah sebesar ini, tidak mungkin bisa dikerjakan oleh satu orang. Apalagi setelah beberapa hari aku bekerja di rumah ini aku sudah bisa mengetahui kalau majikanku, Nyonya Sonia selalu sibuk dan jarang berada di rumah. Juga suaminya yang lebih sering berada di luar kota atau ke luar negeri. Sedangkan kedua anaknya sekarang ini sekolah di luar negeri. Aku jadi heran sendiri. Entah bagaimana cara mereka mencari uang, hingga bisa kaya raya seperti ini.

Tapi memang nasib, rejeki, maut dan jodoh berada di tangan Tuhan. Begitu juga yang terjadi denganku. Dari jadi pembantu yang tugasnya membersihkan rumah dan merawat tanaman, aku diangkat jadi sopir pribadi Nyonya majikan. Bukan hanya jadi sopir, tapi juga sekaligus jadi pengawalnya. Kemana saja Nyonya Majikan pergi, aku selalu berada di sampingnya. Karena aku harus selalu mendampinginya, tentu saja Nyonya membelikan aku beberapa potong pakaian yang pantas. Terus terang, pada dasarnya memang aku tampan dan memiliki tubuhnya yang tegap, atletis dan berotot. Makanya Nyonya jadi kesengsem begitu melihat penampilanku, setelah tiga bulan lamanya bekerja jadi sopir dan pengawal pribadinya.

Aku bisa berkata begitu karena bukan cuma jadi sopir dan pengawal saja. Tapi juga jadi pendampingnya di ranjang dan menjadi penghangat tubuhnya. Mengisi kegersangan dan kesunyian hatinya yang selalu ditinggal suami. Dan aku juga menempati kamar lain yang jauh lebih besar dan lebih bagus. Tidak lagi menempati kamar yang khusus untuk pembantu.

Semua bisa terjadi ketika malam itu aku baru saja mengantar Nyonya pergi berbelanja. Setelah memasukkan mobil ke dalam garasi, aku langsung dipanggil untuk menemuinya. Semula aku ragu dan hampir tidak percaya, karena langsung disuruh masuk ke dalam kamarnya. Tapi memang Nyonya memintaku untuk masuk ke dalam kamarnya. Dia menyuruhku untuk menutup pintu, setelah aku berada di dalam kamar yang besar dan mewah itu.

Aku tertegun, apa lagi saat melihat Nyonya Majikanku itu hanya mengenakan pakaian tidur yang sangat tipis sekali, sehingga setiap lekuk bentuk tubuhnya membayang begitu jelas sekali. Dan di balik pakaiannya yang tipis itu, dia tidak mengenakan apa-apa lagi. Beberapa kali aku menelan ludah sendiri memandang keindahan tubuhnya. Sekujur tubukku mendadak saja jadi menggeletar seperti terserang demam, ketika dia menghampiri dan langsung melingkarkan kedua tangannya ke leherku.Cerita Sex Terbaru

“Nyonya”.
“Malam ini kau tidur di sini bersamaku.”
“Eh, oh..?!”

Belum lagi aku bisa mengeluarkan kata-kata lebih banyak, Nyonya Sonia sudah menyumpal mulutku dengan pagutan bibirnya yang indah dan hangat menggairahkan. Tentu saja aku jadi gelagapan, kaget setengah mati. Dadaku berdebar menggemuruh tidak menentu. Bcrbagai macam perasaan herkecamuk di dalam dada. Ragu-ragu aku memegang pinggangnya

Nyonya Sonia membawaku ke pembaringannya yang besar dan empuk Dia melepaskan baju yang kukenakan, sebelum menanggalkan penutup tubuhnya sendiri. Dan membiarkannya tergeletak di lantai.

Mataku seketika jadi nanar dan berkunang-kunang. Meskipun usia Nyonya Sonia sudah hampir berkepala empat, tapi memang dia merawat kecantikan dan tubuhnya dengan baik. Sehigga tubuhnya tetap ramping, padat dan berisi. Tidak kalah dengan tubuh gadis-gadis remaja belasan tahun. Bagaimanapun aku lelaki normal. Aku tahu apa yang diinginkan Nyonya Sonia. Apa lagi aku tahu kalau sudah dua minggu ini suaminya berada di luar negeri. Sudah tentu Nyonya Sonia merasa kesepian.

“Oh, ah..”

Nyonya Sonia mendesis dan menggeliat saat ujung lidahku yang basah kian hangat mulai bermain dan menggelitik bagian ujung atas dadanya yang membusung dan agak kemerahan. Jari-jari tangankupun tidak bisa diam. Membelai dan meremas dadanya yang padat dan kenyal dengan penuh gairah yang membara Bahkan jari-jari tanganku mulai menelusuri setiap bagian tubuhnya yang membangkitkan gairah. Aku melihat Nyonya Sonia dan sudah tidak kuasa lagi menekan gairahnya.
Sesekali dia merintih dengan suara tertahan sambil mendesak-desakkan tubuhnya Mengajakku untuk segera mendaki hingga ke puncak kenikmatan yang tertinggi. Tapi aku belum ingin membawanya terbang ke surga dunia yang bergelimang kehangatan dan kenikmatan itu. Aku ingin merasakan dan menikmati dulu keindahan tubuhnya dan kehalusan kulitnya yang putih bagai kapas ini.

“Aduh, oh. Ahh.., Cepetan dong, aku sudah nggak tahan nih..”, desah Nyonya Sonia dengan suara rintihannya yang tertahan.

Nyonya Sonia menjepit pinggangku dengan sepasang pahanya yang putih dan mulus. Tapi aku sudah tidak bisa lagi merasakan kehalusan kulit pahanya itu. Karena sudah basah oleh keringat. Nyonya majikanku itu benar-benar sudah tidak mampu lebih lama lagi bertahan. Dia memaksaku untuk cepat-cepat membawanya mendaki hingga ke puncak kenikmatan. Aku mengangkat tubuhku dengan bertumpu pada kedua tangan.

Perlahan namun pasti aku mulai menekan pinggulku ke bawah. Saat itu kedua mata Nyonya Sonia terpejam. Dan dan bibirnya yang selalu memerah dengan bentuk yang indah dan menawan, mengeluarkan suara desisan panjang, saat merasakan bagian kebanggaan tubuhku kini sudah sangat keras dan berdenyut hangat mulai menyentuh dan menekan, mendobrak benteng pertahanannya yang terakhir. Akhirnya batang penisku menembus masuk sampai ke tempat yang paling dalam divaginanya.

“Oookkkhhh, aah..!”

Cerita Seks Majikanku Haus Sex – Nyonya Sonia melipat kedua kakinya di belakang pinggangku. Dan terus menekan pinggulku dengan kakinya hingga batang kebanggaanku melesak masuk dan terbenam ke dalam telaga hangat yang menjanjikan berjuta-juta kenikmnatan itu. Perlahan namun pasti aku mulai membuat gerakan-gerakan yang mengakibatkan Nyonya Sonia mulai tersentak dalam pendakiannya menuju puncak kenikmatan yang tertinggi.

Memang pada mulanya gerakan-gerakan tubuhku cukup lembut dan teratur Namun tidak sampai pada hitungan menit, gerakan-gerakan tubuhku mulai liar dan tidak terkendali lagi. Beberapa kali Nyonya Sonia memekik dan mengejang tubuhnya. Dia menggigiti dada serta bahuku. Bahkan jari-jari kukunya yang tajam dan runcing mulai mengkoyak kulit punggungku. Terasa perih, tapi juga sangat nikmat sekali. Bahkan Nyonya Sonia menjilati tetesan darah yang ke luar dari luka di bahu dan dadaku, akibat gigitan giginya yang cukup kuat.

Dan dia jadi semakin liar, hingga pada akhirnya wanita itu memekik cukup keras dan tertahan dengan sekujur tubuh mengejang saat mencapai pada titik puncak kenikrnatan yang tertinggi. Dan pada saat yang hampir bersamaan, sekujur tubuhku juga menegang Dan bibirku keluar suara rintihan kecil. hanya beberapa detik kemudian aku sudah menggelimpang ke samping, sambil menghembuskan napas panjang. Nyonya Sonia langsung memeluk dan merebahkan kepalanya di dadaku yang basah berkeringat. Aku memeluk punggungnya yang terbuka, dan merasakan kehalusan kulit punggungnya yang basah berkeringat. Nyonya Sonia menarik selimut, menutupi tubuh kami berdua. Aku sempat memberinya sebuali kecupan kecil dibibirnya, sebelum memejamkan mata. Membayangkan semua yang baru saja terjadi hingga terbawa ke dalam mimpi yang indah.

Sejak malam itu aku kerap kali dipanggil ke dalam kamarnya. Dan kalau sudah begitu, menjelang pagi aku baru keluar dari sana dengan tubuh letih. Semula aku memang merasa beruntung bisa menikmnati keindahan dan kehangatan tubuh Nyonya Majikanku. Tapi lama-kelamaan, aku mulai dihinggapi perasaan takut. Betapa tidak, ternyata Nyonya Sonia tidak pernah puas kalau hanya satu atau dua kali bertempur dalam semalam. Aku baru menyadari kalau ternyata Nyonya Majikanku itu seorang maniak, yang tidak pernah puas dalam bercinta di atas ranjang.

Bukan hanya malam saja. Pagi, siang sore dan kapan saja kalau dia menginginkan, aku tidak boleh menolak. Tidak hanya di rumah, tapi juga di hotel atau tempat-tempat lain yang memungkinkan untuk bercinta dan mencapai kenikmatan di atas ranjang. Aku sudah mulai kewalahan menghadapinya. Tapi Nyonya Sonia selalu memberiku obat perangsang, kalau aku sudah mulai tidak mampu lagi melayani keinginannya yang selalu berkobar-kobar itu. Aku tetap jadi supir dan pengawal pribadinya. Tapi juga jadi kekasihnya di atas ranjang.

Mungkin karena aku sudah mulai loyo, Nyonya Sonia membawaku ke sebuah club kesegaran. Orang-orang bilang fitness centre. Di sana aku dilatih dengan berbagai macam alat agar tubuhku tetap segar, kekar dan berotot. Dua kali dalam seminggu, aku selalu datang ke club itu. Memang tidak kecil biayanya. Tapi aku tidak pernah memikirkan biayanya. Karena ditanggung oleh Nyonya Sonia. Dan di rumah, menu makanankupun tidak sama dengan pembantu yang lainnya. Nyonya Sonia sudah memberikan perintah pada juru masaknya agar memberikan menu makanan untukku yang bergizi. Bahkan dia memberikan daftar makanan khusus untukku.

Terus terang, aku merasa tidak enak karena diperlakukan istimewa. Tapi tampaknya semua pembantu di rumah ini sudah tidak asing lagi. Bahkan dari Bi Mumun, yang tugasnya memasak itu aku baru tahu kalau bukan hanya aku yang sudah menjadi korban kebuasan nafsu seks Nyonya Sonia. Tapi sudah beberapa orang pemuda seusiaku yang jadi korban. Dan mereka rata-rata melarikan diri, karena tidak tahan dengan perlakuan Nyonya Sonia.

Aku memang sudah tidak bisa lagi menikmati indahnya permainan di atas ranjang itu. Apa lagi Nyonya Sonia sudah mulai menggunakan cara-cara yang mengerikan, Untuk memuaskan keinginan dan hasrat biologisnya yang luar biasa dan bisa dikatakan liar. Aku pernah diikat, dicambuk dan di dera hingga kulit tubuhku terkoyak. Tapi Nyonya Sonia malah mendapat kepuasan. Wanita ini benar-benar seorang maniak. Dan aku semakin tidak tahan dengan perlakuannya yang semakin liar dan brutal. Meskipun kondisi tubuhku dijaga, dan menu makanankupun terjamin gizinya, tapi batinku semakin tersiksa. Beberapa orang pembantu sudah menyarankan agar aku pergi saja dan rumah ini.

Rumah yang besar dan megah penuh kemewahan ini ternyata hanya sebuah neraka bagiku.
Aku memang ingin lari, tapi belum punya kesempatan. Tapi rupanya Tuhan mengabulkan keinginanku itu. Kebetulan sekali malam itu suami Nyonya Sonia datang. Aku sendiri yang menjemputnya di bandara. Dan tentu tidak sendiri saja, tapi bersama Nyonya Sonia. Di dalam perjalanan aku tahu kalau suami Nyonya Majikanku itu hanya semalam saja. Besok pagi dia sudah harus kembali ke Tokyo. Dari kaca spion aku melihat tidak ada gurat kekecewaan di wajah Nyonya Sonia. Padahal sudah hampir sebulan suaminya pergi Dan kini pulang juga hanya semalam saja.Cerita Sex Terbaru

Nyonya Sonia malah tersenyum dan mencium pipi suaminya yang kendur dan berkeriput.
Setelah memasukkan mobil ke dalam garasi, aku bergegas ke kamar. Kesempatan bagiku untuk kabur dan rumah neraka ini. Karena Nyonya Sonia sedang sibuk dengan suaminya. Aku langsung mengemasi pakaian dan apa saja milikku yang bisa termuat ke dalam tas ransel. Saat melihat buku tabungan, aku tersenyum sendiri. Sejak bekerja di rumahi ini dan menjadi sapi perahan untuk pemuas nafsu Nyonya Majikan, tabunganku di bank sudah banyak juga. Karena Nyonya Sonia memang tidak segan-segan memberiku uang dalam jumlah yang tidak sedikit. Dan tidak sepeserpun uang yang diberikannya itu aku gunakan. Semuanya aku simpan di bank. Aku masukan buku tabungan itu ke dalam tas ransel, diantara tumpukan pakaian. Tidak ada yang tahu kalau aku punya cukup banyak simpanan di bank. Bahkan Nyonya Sonia sendiri tidak tahu. Karena rencananya memang mau kabur, aku tidak perlu lagi berpamitan. Bahkan aku ke luar lewat jendela.

Malam itu aku berhasil melarikan diri dari rumah Nyonya Sonia. Terbebas dari siksaan batin, akibat terus menerus dipaksa dan didera untuk memuaskan nafsu birahinya yang liar dan brutal. Tapi ketika aku lewat di depan garasi, ayunan langkah kakiku terhenti. Kulihat Bi Mumun ada di sana, seperti sengaja menunggu. Dadaku jadi berdebar kencang dan menggemuruh. Aku melangkah menghampiri. Dan Wanita bertubuh gemuk itu mengembangkan senyumnya.

“Jangan datang lagi ke sini. Cepat pergi, nanti Nyonya keburu tahu..”, kata Bi Mumun sambil menepuk pundakku.
“Terima kasih, Bi”, ucapku.

Baca JUga Cerita Seks Tukeran Pasangan

Bi Mumun kembali tersenyum. Tanpa membuang-buang waktu lagi, aku bergegas meniggalkan rumah itu. Aku langsung mencegat taksi yang kebetulan lewat, dan meminta untuk membawaku ke sebuah hotel.

Untuk pertama kali, malam itu aku bisa tidur nyenyak di dalam kamar sebuah hotel. Dan keesokan harinya, setelah mengambil semua uangku yang ada di bank, aku langsung ke stasiun kereta. Aku memang sudah bertekad untuk kembali ke desa, dan tidak ingin datang lagi ke Jakarta.

Dari hasil tabunganku selama bekerja dan menjadi pemuas nafsu Nyonya Sonia, aku bisa membuka usaha di desa. Bakkan kini aku sudah punya istri yang cantik dan seorang anak yang lucu. Aku selalu berharap, apa yang terjadi pada diriku jangan sampai terjadi pada orang lain. Kemewahan memang tidak selamanya bisa dinikmati. Justru kemewahan bisa menghancurkan diri jika tidak mampu mengendalikannya.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks, Cerita Seks Terpanas.

Dekan Universitas

Cerita Sex Terbaru | Sore itu Hajjah Tati baru saja sampai di muka rumahnya di sebuah perumahan di dareah Bekasi. Ia memang baru sebulan ini tepilih menjadi dekan di fakultas sastra di Universitas Islam di wilayah Bekasi itu, setelah sekitar 15 tahun pengabdiannya yang tak mengenal lelah di Universitas tersebut.

Cerita Sex Terbaru Dekan Universitas
Hari itu ia merasa lelah sekali setelah 2 hari ini harus memimpin rapat panjang dan penuh perdebatan di kampus tempat ia mengajar. Hajjah Tati harus memimpin sebuah rapat yang dilematis. Ia berjuang sendirian mempertahankan keputusannya untuk mengeluarkan 2 orang mahasiswa yang minggu lalu tertangkap basah sedang memperkosa seorang mahasiswi berjilbab juniornya, bersama dengan 2 orang lelaki lainnya di dalam area kampus.
Semua dosen laki-laki peserta rapat, juga ketua serta wakil pengurus Yayasan pemilik Universitas tersebut, yang mana juga laki-laki, menginginkan Hajjah Tati membatalkan keputusan yang diambilnya 3 hari yang lalu itu. Dalam rapat panjang itu, Hajjah Tati bersikeras mempertahankan keputusannya. Ini dilakukannya bukan tanpa kompromi, ia merasa sudah berkompromi untuk tidak melaporkan kejadian itu kepada pihak yang berwajib, tetapi ia berkeras untuk tetap mengeluarkan kedua mahasiswa bejat itu.
Yang menjadikan sulitnya keputusan tersebut adalah Abdul, salah satu dari 2 mahasiswa itu adalah keponakan dari Bp. Harun, pengusaha kaya donatur utama dari Yayasan tempat bernaungnya Universitas Islam tersebut. Sehingga pengurus Yayasan takut keputusan mengeluarkan Abdul, pamannya jadi berang dan menyetop aliran dana ke Yayasan.
Selain itu pengurus Yayasan juga merasa sudah berkompromi, dengan menyediakan uang tunai sebesar 200 juta kepada keluarga Nuraini serta menanggung semua biaya rumah sakti Nuraini, mahasiswi tingkat satu yang manis dan berjilbab itu, korban perkosaan “gang-bang” Abdul dan rekan-rekannya. Keluarga Nuraini adalah keluarga yang kurang mampu, sehingga uang sejumlah itu akan sangat berarti besar untuk mereka.
Tetapi sore itu, akhirnya Hajjah Tati berhasil mengalahkan semua argument lawan-lawan debatnya yang semuanya laki-laki itu dan tetap mempertahankan keputusannya mengeluarkan Abdul dan Santo dari Universitas tersebut.
Tepat ketika sampai dimuka rumahnya, supir bu Tati turun dan memencet bel di pintu pagar rumah bu Tati.
Tiba-tiba dua orang kekar, keturunan Arab memukul dengan keras Miskun, sang sopir, sampai pingsan. Bu Tati menjerit histeris melihat adegan itu, belum sempat berpikir panjang, tiba-tiba pintu mobilnya dibuka kedua lelaki kekar itu dan mereka menarik paksa tubuh bu Tati, menggendongnya serta membawa masuk kedalam sebuah mobil van hitam besar yang sudah mengintai sejak lama. Pintu langsung menutup dan mobil tersebut melaju kencang keluar dari perumahan itu.
Kemudian 2 pria kekar tadi menutup kedua mata bu Hajjah Tati dengan kain sehingga ibu dekan nan lembut itu tidak bias melihat dibawa kemana dirinya. Bu Tati berteriak minta tolong, tapi Abdul langsung menampar wajah manis Bu Tati nan masih berhiaskan jilbabnya dengan keras. Nafas Bu Tati langsung terhentak dan tubuhnya langsung lemas tak berdaya.
Dalam keadaan mata tertutup ketat oleh kain, tangan-tangan langsung merabai tubuh Bu Tati, meremas dan membelai-belai teteknya. Ada yang merabai pahanya dan kemaluannya. Lalu mereka mulai melucuti pakaian Bu Tati. Abdul menarik sepatunya, dan melucuti gamis putih yang dipakainya. Santo menarik pakaian dalamnya yang tipis hingga robek dan menyusupkan tangannya ke dalam bh Bu Tati.
Sambil melihat Bu Tati yang ketakutan dan gemetar Abdul berkata, “Bu Tati, ibu bakalan saya perkosa ramai-ramai dua hari – dua malam!”
Bu Tati kaget setengah mati oleh suara itu. Suara yang pernah didengarnya siang tadi di kampus. Ya, suara itu adalah suara mahasiswa yang dikeluarkan oleh bu Tati, dekan fakultas sastra Universitas Islam Bekasi. Setelah Mendengar itu Bu Tati berusaha sekali lagi melepaskan diri. Tangannya menepiskan tangan Santo dari teteknya dan kakinya menendang-nendang ke arah Abdul.
Tapi Abdul berkelit dan langsung mengayunkan tangannya ke muka Bu Tati dan menarik jilbabnya.
“Brengsek! Kalo ibu berani sekali lagi nendang saya, saya bakal potong putting susu ibu, dan saya masukin kepalan tangan saya ke lubang meme’ ibu! Ngerti?!”
Sambil membuka ikatan di mata bu Tati, Abdul melanjutkan, “bu Tati Nurhayati, nah sekarang ibu tahu khan siapa kami ini dan kenapa ibu bias sampe di sini?”
”Sekarang ibu akan merasakan pembalasan kami, atas DO yang ibu lakukan atas kami. Ibu bakalan diperkosa sama kita semua dan ibu nggak bakalan bisa nolak itu, ngerti? Jadi saya saranin, ibu pasrah aja, dan berlaku baek-baek. barangkali nanti saya bebasin ibu! ibu nggak bakalan dibunuh, cume saya sakitin aja sama saya perkosa. Tapi kalo ibu berani ngelawan, saya nggak peduli lagi sama nyawa ibu!” sambil menjambak jilbab lembut nan cantik milik Bu Tati,
“Ibu ngerti brengsek?!”
Sambil menangis antara sakit dan ketakutannya Bu Tati menjawab,
“Y,y,ya… “
“Nah gitu dong!” balas Abdul sambil melepaskan jilbab Bu Tati dari genggammannya.
Kemudian dengan gaya wartawan, sambil merekam ibu Tati dgn kamera DV, Santo mulai mewawancarai ibu Dekan yang cantik itu.
“Nama ibu siapa?”
Pertama-tama bu Tati diam membisu mendengar pertanyaan bodoh itu. Plak, sebuah tamparan keras mendarat di pipi bu Tati.
“Ayo jawab, siapa nama lengkap ibu!!!” bentak Santo.
Masih gemetar dan lirih Bu Tati berkata “Tati Nurjannah.”
“Nama ibu bagus juga, umur ibu berapa sih?”
“52 tahun.”
Membayangkan tidur dengan bu Dekan yang sehari-harinya mengenakan jilbab dan pakaian santun itu, Abdul makin bernafsu.
“Ibu udah pernah tidur sama laki-laki selain suami ibu?”
“Be..be..belum pernah.”
“Nah, kalo begitu ibu beruntung hari ini Bu Tati, sebab saya sama temen-temen saya bakalan bikin ibu jadi akhwat sejati.
Kita semua bakal nidurin ibu, dan ibu bakalan suka kan Tati?!”
“Jangan, jangan sakiti saya, maafkan saya. Saya minta ampun!”
“Tapi Bu Tati saya bakalan bikin ibu sakit kalo kita pengen doang lho! Nah, bilang sama saya sekarang apa suami ibu pernah masukin kontolnya ke anus ibu? Atau mulut ibu?”
“Tidak, tidak, jangan. Lepaskan saya ! Saya nggak bakal bilang sama siapa-siapa.”
Sambil menarik jilbab Bu Tati lagi, Abdul berkata,Cerita Sex Terbaru
“Ibu nggak bakal pergi kemana-mana. Tenang aja sayang, ibu bakalan puas sama kita semua. Nah sekarang siap-siap, kita muali sekarang!”
Sambil mendorong Bu Tati sambil terjengkang, Abdul melihat Santo sudah telanjang bulat. Sementara Sitompul di depan seringkali menoleh ke belakang melihat Bu Tati setengah telanjang terbaring di lantai van.
Sambil menarik jilbab Bu Tati agar berdiri, Abdul berkata
“Sekarang lepasin BH sama celana dalem ibu! Cepet!”
Bu Tati hanya gemetar sambil menangis berkata
“Jangan, jangan paksa saya. Saya bisa ngasih uang. Tapi jangan perk…”
Tanpa sempat menyelesaikan omongannya, tangan Abdul sudah menghajar muka Bu Tati sampai pipinya memerah dan hidungnya mengeluarkan sedikit darah. Sambil mengeluarkan pisau lipat Abdul mendekati Bu Tati
“Ibu nggak ngerti juga rupanya hah?! saya suruh ibu telanjang ! saya nggak butuh duit ibu! saya cuma butuh badan ibu! Dasar dekan tolol! Terpaksa saya sendiri yang musti ngerjain. Santo loe pegang dia!”
Dari belakang Santo, melipat tangan Bu Tati ke belakang dan memegang erat-erat. Bu Tati mengerang kesakitan, dan dia tidak bisa bergerak karena genggaman Santo begitu kuat. Sementara dari depan Abdul mendekat sambil mengacungkan pisau lipatnya. Bu Tati dapat merasakan perut dan kontol mahasiswanya yang keras di punggung dan pantatnya.
“Bu Tati, saya nggak bakal motong badan ibu sekarang, tapi laen kali ibu lebih baek nurutin apa yang saya suruh!”
Setelah itu pisau lipatnya memotong tali BH dan Abdul menariknya lepas dan melemparkannya ke lantai. Lalu tangannya kirinya meremas tetek Bu Tati keras-keras tanpa peduli Bu Tati yang berteriak kesakitan.
Sambil tersenyum pada Santo, ia berkata,
”Hmmmm, oke! Empuk dan kenyal! Coba saya tahu dari dulu kalo kita punya ibu Dekan yang montok ini. Mungkin udah gue perkosa dari dulu deh. ” Lalu dijilatinya tetek Bu Tati, berputar-putar sampai ke putting susunya.
Terakhir digigitnya putting tetek montok hajjah Tati dengan gemasnya.
“Aiihhh sakiiitt, eihh.. jangan..” rintih hajjah Tati.
“Sayangnya bu Tati selalu pake jilbab & baju panjang sih kalo ke kampus. Jadi nggak kelihatan kemolekan badannya” timpal Sitompul.
Lalu digigitnya lagi putting susu yang coklat muda itu keras-keras. Ketika dilihatnya tubuh Bu Tati mengejang kesakitan, Abdul tertawa puas, “Nyam, nyam, enak banget. Oke deh, biar kita rasain semuanya sekalian. Eh temen-temen, gue ada ide nih. Gimana kalo, sehabis kita kerjain semaleman, besok subuh-subuh kita iket bu Tati di lapangan, telanjang bullet, tapi masih pake jilbab. Sebelumnya kita cukur dulu semua jembutnya biar keliatan jelas memeknya.”
“Hua..ha..ha.. boleh juga tuh ide loe. Tapi iketnya harus pake borgol, supaya susah dan lama buat nolong ngelepasin”
”Iya sih, tapi khan badannya bias ditutupin dulu sama kain. Mendingan jangan di lapangan. Kita iket dia pake borgol, lalu kita gantung dia di dalem rumah kaca pohon hias di loby kampus FS. Kita ganti gembok rumah kaca itu pake gembok kita. Jadi orang selain nggak bias ngelepasin iketannya, juga nggak bias nutupin badan telanjang bu Tati ini”.
Selama perjalanan, badan syemog nan putih mulus dan setengah telanjang itu habis digerayangi tangan-tangan keras nan perkasa. Daging-daging putih halus namun ranum dan montok segar itu dielusi, dibelai-belai, diremas-remas serta tak henti-hentinya dicubiti. Kemudian Van itu berhenti di depan rumah besar. Dari luar tidak ada tanda-tanda rumah itu berpenghuni, tapi Abdul tetap menghentikan van itu didepan pintu rumah itu.
“Gue mau ngenalin dia ke Koh Ayung nih, siapa tau tertarik!” jawab Abdul sambil mengangguk ke Bu Tati.
“Oke!”
Abdul lalu mendekati Bu Tati yang masih terbaring sambil terengah-engah menangis dan lelah karena dikerjai selama perjalanan tadi.
“Halo sayang, mari saya bantu ibu berdiri. Nih pake celana dalem ibu. Nggak baek kalo ibu keluar telanjang begini. Nih saya kasih ibu kaos putih. Tapi sorry, mungkin agak kesempitan buat bodi ibu yang montok ini. BH ibu udah robek, jadi nggak bisa dipake lagi.”
Lega dengan kata-kata Abdul yang lembut, Bu Tati menyangka mereka sudah puas menyiksanya dan akan membebaskannya. Ia lalu berdiri dan memakai celana dalamnya. Sementara Abdul, melihat darah kering yang menempel di bawah hidung Bu Tati. Ia lalu mengambil sobekan BH Bu Tati membasahinya dengan ludah dan membersihkan darah kering tersebut dari hidung Bu Tati yang putih mulus. Ketika Bu Tati membungkuk untuk memakai celana dalamnya, Abdul melihat tetek Bu Tati yang menggantung, betis dan paha mulusnya yg berbentuk “bunting padi” dan pantat yang bulat penuh, Abdul hampir tidak kuat menahan nafsunya.
Mulai dari saat itu Abdul bertekad untuk tidak akan membebaskan Bu Tati. Ia terlalu berharga buat mereka, mereka akan menikmati lagi tubuh Bu Tati berulang-ulang buat sementara waktu. Kecantikan Bu Tati terlalu banyak buat disimpan oleh suami bu Tati sendiri pikir Abdul. Setelah memakai celana dalamnya, Bu Tati lalu memakai kaos putih pemberian Santo tadi.Setelah terpasang, ternyata Santo benar, kaos itu sangat pendek dan kecil, tapi terbuat dari kaos yang sangat elastis, jadi muat juga dipakaikan ke tubuh semok itu.
Lucunya di bagian depan kaos itu tertulis kata-kata
“TETEK SAYA 36 D, MAU COBA?”
Sedangkan di bagian belakang kaos
“PALING SUKA DEH SAMA KONTOL GEDE” dan ada gambar kontol lelaki yg besar dan gempal di atas tulisa itu.
Dan ketika Bu Tati meraih gamisnya yang ada di lantai Abdul berkata memerintahkan Bu Tati untuk langsung memakai sepatunya saja. Tanpa perlu mengenakan gamis. Terkejut dan masih yakin kalau mereka akan melepaskan mereka Bu Tati langsung membantah.
“Tapi, saya kan mau pulang masa nggak boleh pake baju?”
Abdul langsung marah dan menghajar perut Bu Tati keras-keras. Bu Tati langsung terbungkuk dan megap-megap kesakitan.
“Brengsek ibu! saya cuma suruh ibu pake celana dalem, kaos, jilbab sama sepatu ibu. Cuma itu goblok!” teriak Abdul sambil menarik jilbab Bu Tati agar tegak kembali, dan mendorong tubuh Bu Tati hingga punggungnya menempel ke dinding van.
Sambil meremas-remas tetek Bu Tati yang tertutup oleh t-shirtnya Abdul menlanjutkan,
“Dengerin goblok! ibu lebaih baek lebih perhatian kalo saya lagi ngomong! ibu bukan di kampus sekarang, jadi ibu lebih baek nurutin apa yang saya perintah! Dan yang saya nyuruh langsung pake sepatu ibu! Daster ibu nggak usah dipake!”
Dan sambil menarik rambut Bu Tati lebih keras lagi,
“Dan ibu lebih baek brenti nangis! Kalo nggak, saya bakal bikin ibu nangis betulan dan keras banget! ibu mau puting susu ibu saya tindik, biar ibu tau sakitnya gimana? Gimana? ibu ngerti atau saya musti hajar ibu lagi?”’
Dengan tubuh gemetar Bu Tati pelan-pelan memakai sepatunya. Setelah itu Abdul menyuruh Bu Tati berdiri dihadapannya.
Dengan t-shirt porno berwarna putih yang yang panjangnya hanya sampai di atas pusarnya, celana dalam, sepatu dan tetek yang membayang, membuat Bu Tati semakin seksi dan cantik. Membuat mereka bertiga langsung bergairah lagi.
Tapi Abdul langsung menarik tangan Bu Tati dan menariknya turun dari van dan masuk ke halaman rumah besar tadi. Sementara Sitompul langsung memutar van dan memacunya ke tengah kota. Ketika sampai ke depan pintu masuk Abdul langsung membuka pintu dan mendorong Bu Tati masuk.
Mereka masuk ke sebuah ruangan di tengah rumah itu.
“Hei! Abdul! Gila loe, lama amat loe nggak mampir, saya kira loe udah mati aja waktu kerusuhan kemaren!”
Seorang laki-laki gemuk berumur 50-an menyapa Abdul dari balik meja kerja yang besar di tengah ruangan.
Melihat Bu Tati yang ada di samping Abdul, laki-laki itu menajdi ingin tahu, “Siapa nih ibu? Koq tumben nyari perek yang udah ibu-ibu gini?”
“Halo boss Ayung! Wah makin makmur aja tuh perut!” kata Abdul sambil menarik Bu Tati mendekati orang itu.
“Ibu ini bukan perek Koh Ayung!! Namanya Bu Tati, dekan di kampus gue, FS UIB. Jadi bukan perek sembarangan Koh Ayung. Orang tiap hari ke kampus aja pake jilbab terus. Lagian bu Tati ini dari keluarga baek-baek Koh Ayung.”
“Buju busyet… apa loe udah gila Abdul?? Loe mau masuk penjara kali yah? Dekan sendiri loe kerjain??”
“Jangan takut Koh Ayung, gue bakal abisin dia tanpa ninggalin jejak. Gue dendam banget nih sama dia, gara-gara die yang paling getol bikin gue DO tadi 3 hari yang lalu waktu gue diadili. Masak gara-gara gue perkosa mahasiswi berjilbab aja gue di-DO. Rese nggak sih”
“Ah loe olang benel-benel gile Abdul. Ehm…tapi boleh juga nih bu Dekan. Montok & putih banget Man….!”
Sambil menoleh ke Bu Tati, Abdul melanjutkan,
“Bu Tati sayang, ini Koh Ayung. Boss gue yang turunan Cina. Hobbynya juga sama, memperkosa gadis-gadis yang lokal yang soleha apalagi yang berjilbab. Tapi malem ini die dapet kesempatan lihat ibu soleha yang berjilbab telanjang bullet. He..he.. Kasih salam dong sayang….!”
“Malam.” kata Bu Tati lirih sambil menunduk.
Dirinya merasa malu sekali berdiri di depan dua orang pria dengan hanya memakai celana dalam dan t-shirt.
”HEH yang bener donk kalo kasih salam, gimana kalo ngassih salam di kampus??”
”Assalaamualaikum ….” Lemah sekali bu Tati menyapa sambil mematung malu sekali
“Ya..Iya… Wa’alaikum salam” jawab lelaki yang dipanggil Koh Ayung tadi.
Lalu Abdul melanjutkan
“Bu Tati, coba ibu lepasin kaos sama celana dalem ibu. Biar saya bisa yakinin temen saya ini!”Cerita Sex Terbaru
Dengan gemetar Bu Tati melepaskan kaosnya dan menarik turun celana dalamnya. Sedangkan jilbab lebar serta sepatunya masih tetap dikenakan, kata Abdul itu membuat dirinya lebih seksi.
Koh Ayung bersiul ketika melihat tubuh Bu Tati yang halus mulus dan bugil di depan matanya. Kontolnya langsung tegang.
“Gila! Cakep banget! Liat Abdul, teteknya padet banget. Cocok sama selera saya! Loe emang pinter milih barang Abdul!” kata Koh Ayung sambil bangkit dan berjalan mendekati Bu Tati.
Bu Tati berusaha tetap tegak sekalipun ia tidak ingin Koh Ayung menyentuh dirinya, tetapi ia lebih takut dengan ancaman Abdul tadi. Sedangkan dalam rumah itu sudah tidak ada lagi kemungkinan untuk lari.
Sambil menjilat bibirnya Koh Ayung berhenti di hadapan Bu Tati. Disibakkannya bagian depan jilbab lebar bu Tati ke atas bahu bu Dekan itu. Lalu tangannya ditangkupkan di tetek Bu Tati, sambil meremasnya dengan lembuuuut..sekali. Merasakan kehalusan dan kepadatan tetek Bu Tati. Kemudian dengan telunjuknya disentuhnya puting susu sebelah kiri bu Tati, ke kiri dan ke kanan, ke atas dank ke bawah. Dua kali berturut-turut. Hanya itu saja.
“Berapa umur ibu?” Tanya Koh Ayung mencoba gaya sopan dan berwibawa.
“52 tahun.”
“Wah, udah masuk tengah baya ya! Tapi masih begini bagus. Bodi ibu oke banget dan kulit ibu bersih banget!” kata Koh Ayung. “Coba ibu berputar deh!”
Perlahan Bu Tati berputar membelakangi Koh Ayung. Dan dirasakanya tangan Koh Ayung sekarang ada di pantatnya membelai dan meraba-raba. Bu Tati mau menangis sekeras-kerasnya. Belum pernah ia dipermalukan seperti ini. Sebagai seorang ibu hajjah yang taat dan saleh, ia harus berdiri telanjang bulat dengan hanya mengenakan jilbab lebarnya serta sepatu berhak tinggi, di depan dua lelaki yang bukan suaminya dan bukan muhrimnya. Dan lagi kedua lelaki itu masih berpakaian lengkap sedangkan dirinya dibiarkan telanjang bulat dengan pantat diraba-rabai, dibelai-belai dan dikuakkan pertemuan buah pantat yang bulat montok mengundang itu.
Kemudian sambil menyibakkan jilbab lebar di dada Bu Tati, Koh Ayung menghirup putting susu Bu Tati dengan hidungnya sepintas. Sambil melakukan itu tangan Koh Ayung berpindah ke memek Bu Tati diraba-rabanya memek Bu Tati sambil berkata, “Jadi ibu dekannya Abdul di FS IUB? Ngomong-ngomong ibu punya putra berapa?” Koh Ayung tetap sok berwibawa.
“Dua” jawab bu Tati terpaksa. Sedangkan Abdul masih merekam kejadian itu dengan kamera DV-nya.
Selajutnya yang terjadi adalah, Koh Ayung terus menanyai bu Tati tanpa atau dengan hanya sedikit saja menyentuh, meraba dan mengelus bagian-bagian tertentu dari tubuh telanjang yang suci itu. Bu Tati tersiksa sekali dengan perlakuan yang sok lembut & berwibawa itu, ia merasa dipermalukan sejadi-jadinya. Bu Tati pikir, lebih baik dia dibunuh saja sekalian dari pada dipermalukan seperti itu. Apalagi pertanyaan-pertanyaan Koh Ayung merupakan pertanyaan-pertanyaan tentang pribadi & keluarganya. Tapi di bawah ancaman Abdul, terpaksa juga dia jawab dengan jujur. Koh Ayung lalu menanyakan :
“Kata ibu sekarang umur ibu 52, apa ibu udah menopause?” sambil tangan kanan Koh Ayung membelai cepat gundukan daging di pertemuan kedua pahanya dari arah depan.
Cepat sekali ia membelai selangkangan suci milik hajjah nan taat itu. Merasa tidak puas, diulanginya lagi belaian itu, dengan sedikit menekan di bagian belahan aurat kemaluan Hj. Tatik, sambil berkata
“Eh aurat kemaluan ibu lembut banget yah? Ngomong-ngomong ibu gak malu ya telanjang bulat kayak gini?”
“Maluu… pak. Tolong jangan permalukan saya seperti ini…” Plak.. satu tamparan keras mendarat di wajah manis hajjah nan elok lembut keibuan ini.
”Pernah nggak ibu selingkuh, maksud saya pernah nggak ibu sanggama sama lelaki selain suami ibu? Maaf ya bu, saya tahu ibu pake jilbab dan udah hajjah lagi, tapi khan mungkin ibu pernah tidur sama lelaki lain, apa sama pak Bambang Rektor UIB itu mungkin?” dengan suara Koh Ayung yang lembut sekali, tapi menyakitkan hati bu Tati.
”Tidak… “
Lalu sambil menangkupkan telapak tangan kanannya di susu kiri bu Tati sambil meremas lembut susu montok itu, Koh Ayung melanjutkan interviewnya
”Atau mungkin sama si Miskun, sopir ibu? Nggak juga? Ehm… gimana kalo sama pak Broto, dosen sastra Arab yang tinggal punya satu kaki itu… Saya denger dia punya kontol gede lho bu, coba deh ibu inget-inget lagi, pernah nggak ibu ke hotel nginep berdua pak Broto. Mungkin bu Tati lupa kalo ibu pernah sanggama sama pak Broto…?”
“Tapi tenang aja sayang, dengan saya ibu nggak bakalan disakiti. ibu bakalan merasakan bagaimana menjadi akhwat sejati!”
Sambil memutar kembali tubuh Bu Tati, Koh Ayung melanjutkan,
“Tapi sebelon itu saya mau ngambil foto-foto ibu dulu! Abdul tolong ambilin kamera saya di laci! Eh, sekalian sama vibratornya!”
Abdul kembali sambil membawa kamera polaroid dan vibrator, dan meletakannya di tangan Koh Ayung. Sementara itu, Koh Ayung mulai melepaskan seluruh pakaiannya. Bu Tati tidak bisa melepaskan pandangannya ketika Koh Ayung sedang melepaskan pakaiannya satu persatu. Ia melihat otot-otot di kaki dan tangan Koh Ayung. Walaupun badannya gemuk dan berotot. Kontolnya mengacung tegang dan besar, walaupun tidak sebesar milik Sitompul.
Setelah telanjang bulat Koh Ayung mengambil kamera dan mulai memotret Bu Tati. Lima pose pertama Bu Tati berpose dengan tangan menutupi tetek dan memeknya. Koh Ayung membiarkan bu Tati menutupi aurat-aurat keakhwatanya itu. Koh Ayung pikir toh 1 roll film berisi 36, masih banyak sisanya. Setelah itu dibawah ancaman Abdul, bu Tati berdiri tegak dengan tangan disamping. Pose ini diambil Koh Ayung dari berbagai sudut. Lucu sekali bu hajjah Tati yang telanjang dan masih mengenakan jilbabnya itu, berdiri kaku dengan tangan disamping. Persis seperti anak madrasah yang berjilbab sedang berdiri upacara sekolah, bedanya selain jilbab yang tetap terpasang di kepala, bu Tati ini polos tanpa sehelai benangpun
Kemudian Koh Ayung mulai memerintahkan Bu Tati untuk berpose lebih menantang. Diantaranya, jilbabnya dilepas, lalu bu Tati diperintah untuk menyibakan rambutnya sambil tersenyum. Tiga pose pertama senyumnya kaku sekali dan terlihat dipaksakan. Tapi setelah diancam gunting tepat di atas putting susunya, bu Tati berusaha keras memberikan senyuman manis. Usahanya tak sia-sia, Koh Ayung mendapatkan beberapa senyum manis manja bu Hajjah Tati, dengan tangan kanan menyibakkan rambut dan tetek serta memeknya terpampang jelas. Lainnya, dengan satu tangan di memek, sementara tangan yang lain meremas teteknya, Bu Tati menunduk sambil menjilati teteknya sendiri.
Sambil terus mengganti film yang habis, Koh Ayung terus memotret Bu Tati dari segala sudut. Kemudian Bu Tati diperintahkan untuk berdiri kemudian membungkuk kedepan, dan kedua tangannya membuka belahan pantatnya. Koh Ayung lalu memotret anusnya close up. Setelah itu Bu Tati berdiri sambil membuka kakinya, sehingga Koh Ayung bisa membuat foto close-up memeknya. Bu Tati melihat Abdul juga sudah telanjang bulat dan sedang menggosok-gosok kontolnya sambil melihat foto-foto Bu Tati. Lalu Koh Ayung menyuruh Bu Tati memasukan jarinya ke dalam memeknya dan mulai menggerakannya keluar masuk.
Kali ini Koh Ayung sudah selesai dengan fotonya, tapi merekan dengan kamera DV milik Abdul. Setelah 3 menit melakukan itu, Koh Ayung melihat jari Bu Tati mulai basah oleh lendir yang keluar dari memeknya. Melihat itu Koh Ayung menyuruh Bu Tati berhenti dan berdiri. Koh Ayung kemudian mengambil vibrator dan menyerahkan pada Bu Tati, sambil menyuruhkan agar mengulum dan menjilatinya. Bu Tati yang belum pernah melihat vibrator bingung mendengar perintah Koh Ayung. Melihat itu Koh Ayung melanjutkan, “Ibu anggep itu es krim! ibu jilatin, ibu masukin ke mulut ibu kayak ibu waktu makan es krim!” Koh Ayung kemudian menyalakan vibrator itu dengan kecepatan yang paling tinggi.
“Nah Bu Tati coba ibu berdiri di tengah dan mulai menjilati sama mengulum vibrator itu.”
Bu Tati berjalan ke tengah ruangan, dan berharap semoga dengan menuruti perintah Koh Ayung, ia akan dibebaskan segera dan tidak disiksa lagi oleh Abdul. Di tengah ruangan Bu Tati mulai menjilati vibrator yang bergetar-getar, dan kemudian memasukannya ke mulutnya. Sementara memegang vibrator dengan satu tangan, Koh Ayung menyuruh Bu Tati agar meraba-raba memeknya dengan tangan yang lainnya.
Koh Ayung pun mulai merekam Bu Tati yang sedang beraksi itu. Setelah itu Koh Ayung menyuruh agar Bu Tati memasukan vibrator itu ke dalam memeknya. Ketika vibrator itu menyentuh memeknya, Bu Tati terkejut dengan getaran vibrator itu di bibir memeknya. Sambil perlahan memasukan vibrator itu ke memeknya, Bu Tati tidak dapat berpura-pura untuk tidak menikmati rasa yang ditimbulkan oleh getaran vibrator itu. Bu Tati merasakan kenikmatan yang makin memuncak, dan sekarang ia mulai mengerang nikmat. Melihat Bu Tati yang mulai terangsang Koh Ayung menyuruh Bu Tati agar berlutut sambil terus menggerakan vibrator itu keluar masuk.
“Coba ibu kulum punya saya !”
Sudah dikuasai oleh rangsangan dari vibrator dan memeknya, Bu Tati langsung mengulum kontol Koh Ayung dan merasakan rasa asin dari kontol Koh Ayung yang sedikit mengeluarkan cairan. Setelah beberapa saat, Koh Ayung meraih rambut Bu Tati dan mendorong kepala Bu Tati ke depan sehinggan seluruh kontolnya masuk ke dalam mulut dan tenggorokan Bu Tati. Bu Tati langsung panik, karena ia tidak dapat bernafas. Tangannya mendorong-dorong pinggang Koh Ayung, tapi tangan Koh Ayung terlalu kuat menahan kepalanya. Bu Tati tersengal-sengal, wajahnya memucat. Koh Ayung langsung melepaskan kepala Bu Tati sehingga Bu Tati bisa bernafas kembali. Bu Tati langsung tersungkur sambil terbatuk-batuk berusaha menghirup udara sebanyak-banyaknya. Lalu Koh Ayung mengambil kembali jilbab bu Tati yang tadi dicopotnya.
Dikenakannya kembali jilbab merah bermotif bunga itu di kepala bu Tati dengan perlahan. Lembut sekali perlakuan Koh Ayung ketika ia mengenakan jilbab cantik nan halus itu di kepala akhwat tengah baya nan santun itu. Setelah selesai terpasang rapi, kemudian dibelai-belainya kepala nan terbungkus jilbab cantik itu dengan penuh kasih sayang dan terakhir diciumnya kepala berjilbab santun itu, harum sekali rasanya. Ada tersirat rasa sayang terhadap akhwat lembut nan santun itu, ingin rasanya ia nikahi Hj. Tati di kemudian hari. Ingin ia memberikan keturunan kepada ibu hajjah nan manis dan lembut itu. Kemudian dengan lembut dan penuh perhatian serta kasih sayang, Koh Ayung berkata:
“Ibu emang penurut Bu Tati. Nah, kalo ibu udah lega coba ibu berdiri lalu puterin ruangan ini, tapi AWAS jangan copot tuh vibrator. Terus ibu berbaring di atas meja ini!” Koh Ayung berkata sambil menunggu Bu Tati di sebelah meja besar tadi.
Bu Tati berusaha berdiri, sambil merapatkan kakinya agar vibrator yang masih bergetar di aurat kelaminnya itu tidak lepas. Kemudian dengan tertatih-tatih berjalan mengitari ruangan. Setiap kali kakinya melangkah, Bu Tati merasa rangsangan yang datang menyerang bertambah tinggi. Lucu sekali cara berjalan bu Hajjah Tati itu. Dengan kepala terbungkus jilbab lebar nan indah itu, sepasang paha putih yang lencir itu dijaga rapat-rapat agar vibrator itu tidak lepas dari liang peranakannya, kedua betis bening dan kecil itu hanya bisa bergerak sedikit-sedikit untuk dapat berjalan, membuat dua bongkahan pantat putih dan bulat montok itu megal-megol ke kiri dan ke kanan, persis seperti saat ia mengenakan kebaya ketat, bedanya kali ini ibu Hajjah telanjang bulat.Cerita Sex Terbaru
Kedua tangannya diangkat dan dilipatkan di atas kepala, membuat kedua bongkahan daging di dada mulus itu bergantung bersahaja seakan-akan menanti tangan-tangan lelaki untuk menjawilnya. Tetek putih yang berisi air susu yang bergizi dan lezat itu melambai kekiri dan ke kanan dengan lembut manja. Tidak tahan, Koh Ayung menghampirinya. Ia merangkul pinggul bu Tati, sambil membimbing bu Tati mengelilingi ruangan besar itu, dua kali putaran lagi. Sesekali tangan kanan Koh Ayung menepuk lembut bongkahan daging putih di pantat Hj. Tati, sesekali pula ditangkupkannya tangan kanannya di antara buah pantat putih montok itu, sambil jari tengahnya mengelus-elus selangkangan hajjah Tati nan suci itu. Tiga kali sudah ruangan besar itu dikelilingin Hj. Tati.
Kemudian setelah sampai di meja, Bu Tati berusaha naik ke atasnya sambil terus merapatkan kedua kakinya sambil kadang mengerang.
“Dia hebat banget Abdul! saya udah nggak sabar nih pengen nidurin dia!” Koh Ayung berbisik pada Abdul.
“Gue tau Koh Ayung, gimana kalo lu tidurin dia, tapi loe dorong sampe kepalanya ngegantung di pinggir meja biar bisa saya masukin punya saya di mulutnya?” kata Abdul sambil terus mengocok kontolnya.
“Sabar Abdul, saya tau loe udah nggak sabar. Tapi saya pengen ngajarin dia rasanya orgasme itu gimana. Biar dia nikmatin dulu orgasmenya yang pertama. Kalo udah nanti di sikat di bareng-bareng! Kita perkosa, kita siksa sampai dia nangis dan jerit-jerit minta-mita ampun. Kalo perlu kita pecutin teteknya, abis montok banget sih. Sabar dulu Abdul!” jawab Koh Ayung.
Bu Tati sekarang sudah terlentang diatas meja. Tangannya terus menggerakan vibrator itu keluar masuk.
Koh Ayung mendekatinya dan berkata,
“Gimana rasanya? ibu kepengen kan saya tidurin? ibu pengen kontol gua kan?”
Pinggul Bu Tati terangkat ke atas, sambil mengerang,
“Iya, saya pengen! Pengen!”
Koh Ayung naik ke atas meja, ditepisnya tangan Bu Tati dari vibrator dan dicabutnya vibrator itu dari memek Bu Tati. Lalu ditempelkannya ujung vibrator tadi pada clitoris Bu Tati. Bu Tati makin mengerang-ngerang nikmat, badannya mengejang dan menggelinjang.
“Ibu suka kan?” tanya Koh Ayung sambil melihat muka Bu Tati yang memerah.
“Ehm…ehm…” bu Tati mengeleng-geleng. Tapi Koh Ayung tahu jawaban sebenarnya. Bu Tati sudah mulai terangsang.
Koh Ayung lalu menempelkan ujung kontolnya ke bibir memek Bu Tati, “Apa ibu mau papi tidurin ibu ?”
“Eiih… …” kembali bu Tati mengeleng.
“Ibu musti panggil saya papi dulu! Baru saya masukin”
“Papi….!” Tanpa sadar bu Tati memanggil Koh Ayung dengan sebutan papi. Lalu cepat-cepat dikoreksinya “Nggak..nggakk.”
Sambil tersenyum Koh Ayung berkata lagi,
“Coba ibu bilang ibu butuh banget kontol saya! ibu udah nggak tahan pengen kontol saya!”
Dengan erangan yang makin keras karena getaran vibrator pada clitorisnya Bu Tati hanya mampu berteriak,
“Papi…………!

Baca JUga Cerita Seks Tukeran Pasangan

Koh Ayung lalu menjatuhkan vibrator tadi dan langsung memajukan pinggulnya. Memek Bu Tati yang sudah basah tanpa kesulitan dimasuki seluruh kontol Koh Ayung. Tetstis Koh Ayung mengayun-ayun menampar bagian bawah memek Bu Tati, sementara Bu Tati megap-megap dengan dorongan keras Koh Ayung. Bu Tati belum pernah merasakan saat seperti ini, setiap bagian tubuhnya serasa sangat sensitif terhadap rangsangan. Teteknya terangsang saat ditindih oleh dada Koh Ayung. Ada kebingungan yang tak terjawab di dasar hatinya.
Di satu sisi ia merasa terangsang dan menikmati gesekan kemaluan Koh Ayung yang belum disunat itu, di sisi lain ia sebenarnya masih sadar bahwa ia sedang disanggama oleh lelaki yang bukan suaminya. Bahwa tubuh suci yang belum pernah terjamah lelaki lain itu, sedang dicicipi oleh pria Cina yang belum disunat itu. Bahwa dua anak manusia itu tengah menyatukan badannya menjadi satu daging, menyatu dagingnya, menyatu cairan-cairannya, menyatu alat kelaminnya serta menyatu jiwanya.
Bu Tati hanya merasa nikmat di memeknya yang terisi penuh ketat melesak padat oleh kontol, Bu Tati hanya berusaha menikmati seluruh rasa nikmat yang dirasakan tubuhnya. Tanpa sadar Bu Tati berusaha menggerakan pinggulnya mengikuti irama gerakan Koh Ayung. Koh Ayung melihat Bu Tati mengerang, merintih, mengejang setiap kali ia bergerak. Dan Bu Tati sudah mulai mengikuti gerakannya.
Lalu Koh Ayung merasakan tangan Bu Tati merangkul punggungnya dan menariknya agar semakin rapat pada tubuh Bu Tati. Koh Ayung terus mengosok-gosokan kontolnya dengan clitoris Bu Tati sementara, Koh Ayung sendiri menahan orgasmenya. Semakin keras gerakan Koh Ayung, makin tidak sabar Koh Ayung buat menyakitin Bu Tati, tapi Koh Ayung sekarang ingin membuat Bu Tati orgasme terlebih dahulu. Bu Tati semakin terangsang, sekarang wajahnya terbenam di dada Koh Ayung, memeknya berkontraksi, berusaha menahan rasa nikmat yang tidak dapat terlukiskan. Akhirnya Bu Tati tidak kuat menahan dorongan orgasme, punggungnya melengkung, matanya terbelalak, seiring dengan meledaknya orgasme di memeknya. Orgasme pertama dari Bu Tati.
“Paphiiiiiiiii, aduuuuuuh, papiiii. Aaaaaaaaaaaaah. Aduuuuuuuhh, paphiiiiiii”
Koh Ayung tersenyum melihat tubuh Bu Tati terguncang-guncang karena orgasme selama 15 detik tanpa henti. Koh Ayung pun terus menggerakan kontolnya menggosok clitoris Bu Tati. Setelah orgasmenya selesai, tubuh Bu Tati langsung terkulai tak berdaya. Koh Ayung mengedipkan mata pada Abdul dan memberi tanda agar Abdul mendekati meja.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Tante Aniez

Cerita Sex Terbaru | Keluarga kami, bertetangga dengan keluarga Pak Aniez, rumah sebelah, terutama mama dan Bu Aniez, walau usia mereka terpaut jauh, mama berusia 46 sementara Bu Aniez 32 tahun.
Mama dan Bu Aniez sering belanja bersama atau sekedar jalan-jalan saja. Saya sering dimintai tolong untuk menyetir, walau mereka bisa mengemudi sendiri.

Cerita Sex Terbaru Tante Aniez

“Ifan, kamu ada acara, nggak?” kata mama jika nyuruh saya.

Mengantar mereka, saya suka, karena aku termasuk anak mama. Sayapun menjadi ikut-ikutan akrab dengan Rida, anaknya Bu Aniez yang baru berusia 5 tahun. Rida sering kuajak main. Di balik itu aku mulai senang juga, karena bisa bersama Bu Aniez yang cantik, putih bersih. Nampak anggun dengan pakaian jilbab modis rapat sekali. Di rumahpun dia sering mengenakan jilbab. Tingginya kira-kira 165 cm, tapi masih tinggian saya sedikit, beberapa centimeteran. Wajahnya cantik, mempesona dan indah, betapa indahnya yang tidak nampak, di balik pakaiannya, apalagi di balik beha? Ah pikirku agak galau.

Lambat laun aku menjadi tertarik dengan Bu Aniez ini, gejala ini baru timbul dua bulan terakhir ini. Kami berdua sering beradu pandang dan saling melempar senyum. Entah senyum apa, aku kurang paham? Paling tidak bagiku atau saya yang terlalu GR. Sering suara memanggil lewat bibirnya yang indah

“Ifan….” Itu yang menjadi terbayang-banyang, suara sangat merdu bagiku dan menggetarkan relung-relung hatiku.

Ia di rumah, bersama Rida dan Parmi, pembantunya. Suaminya kerja di luar kota, pulangnya 2 minggu sekali atau kadang lebih.

Pagi itu saya tidak ada jadwal kuliah, setelah mandi, sekitar pukul 08.00 saya keluar rumah, maksudku cari teman untuk kuajak ngobrol. Suasana sepi rumah-rumah di kompleks perumahan kami, banyak yang sudah tutup karena para tetangga sudah pada pergi kerja. Kalaupun ada, hanya pembantu mereka. Tetapi Bu Aniez, rupanya masih ada di rumah, karena mobilnya masih di carport. Mungkin dia belum berangkat kerja.

Iseng-iseng aku masuk rumah itu setelah mengetuk pintu tak ada tanggapan. Aku langsung masuk, karena aku sudah terbiasa keluar-masuk rumah ini, bila disuruh mama atau sekedar main dengan Rida. Pagi itu Rida sudah pergi sekolah diantar Parmi. Di dalam rumah, terdengar suara gemercik air dari kamar mandi.

“Siapa ya?” terdengar suara dari kamar mandi
“Saya, Bu, Ifan, mau pinjam bacaan” jawabku beralasan.
“O… silakan di bawah meja… ya”
“Ya Bu, terima kasih…”kataku

Sambil duduk di karpet, membuka-buka majalah, saya membayangkan, pasti Bu Aniez telanjang bulat di bawah shower, betapa indahnya. Tiba-tiba pikiran nakalku timbul, aku pingin ngintip, melangkah berjingkat pelan, tapi tak ada celah atau lubang yang akses ke kamar mandi. Justru dadaku terasa gemuruh, berdetak kencang, bergetaran. Kalau ketahuan bisa berabe! Akhirnya kubatalkan niatku mengintipnya, kembali aku membuka-buka buku.

Beberapa menit kemudian terdengar pintu kamar mandi bergerak, Bu Aniez keluar. Astaga…, Tubuh yang sehari-hari selalu ditutup rapat, kini hanya memakai lilitan handuk dari dadanya sampai pahanya agak ke atas, sembari senyum lalu masuk ke kamarnya. Aku pura-pura mengabaikan, tapi sempat kelihatan pahanya mulus dan indah sekali, dadaku bergetar lebih keras lagi. Wah belum apa-apa, sudah begini. Mungkin aku benar-benar masih anak-anak? Pikirku. Rasa hatiku pingin sekali tahu apa yang ada di kamar itu. Aku pingin nyusul! Perhatianku pada bacaan buyar berantakan, fokusku beralih pada yang habis mandi tadi.

Dalam kecamuk pikiranku, tiba-tiba Bu Aniez menyapa dari dalam kamar:

“Kamu nggak kuliah, Fan?” katanya dari dalam kamar
“Tid..dak, …eh nanti sore, Bu” jawabku gagap, hari itu memang jadwal kuliahku sore.

Mungkin ia tahu kalau aku gugup, malah mengajak ngomong terus.

Mengapa aku tidak ikut masuk saja, seperti kata hatiku padahal pintu tidak ditutup rapat. Lalu aku nekad mendekat pintu kamarnya dan menjawab omongannya di dekat pintu. Kemudian aku tak tahan, walau agak ragu-ragu, lalu aku membuka sedikit pintunya.

“Masuk saja, enggak apa-apa, Fan” katanya

Hatiku bersorak karena dipersilakan masuk, dengan sikap sesopan-sopannya dan pura-pura agak takut, saya masuk. Dia sedang mengeringkan rambutnya dengan hairdryer di depan meja rias.

“Duduk situ, lho Fan!” pintanya sambil menunjuk bibir ranjangnya.
“Iya,… Ibu… enggak ke kantor” sambil duduk persis menghadap cermin meja rias.
“Nanti, jam 10an. Saya langsung ke balaikota, ada audensi di sana, jadi agak siang” katanya lagi.

Sesaat kemudian dia menyuruh saya membantu mengeringkan rambutnya dan sementara tangannya mengurai-urai rambutnya. Kembali aku menjadi gemetar memegang hairdryer, apalagi mencium bau segar dan wangi dari tubuhnya. Leher belakang, bahu, punggung bagian atasnya yang putih mulus merupakan bangun yang indah. Aku memperhatikan celah di dadanya yang dibalut handuk itu, dadaku bergetar cepat. Tanpa sengaja tanganku menyenggol bahu mulusnya, ”Thuiiing…” Seketika itu rasanya seperti disengat listrik tegangan 220V.

“Maaf, Bu” kata terbata-bata
“Enggak pa-pa… kamu pegang ini juga boleh. Daripada kamu lirik-lirik, sekalian pegang” katanya sambil menuntun tangan kananku ke arah susunya, aku jadi salah tingkah.

Rupanya dia tahu lewat kaca rias, bila saya memperhatikan payudaranya. Dadaku tambah bergoncang. Aku menjadi gemetar, percaya antara ya dan tidak, aku gemetaran memegangnya. Maklum baru kali ini seumur-umur.

Beberapa saat kemudian dia beranjak dari tempat duduknya, sambil berkata:

“Kamu sudah pernah sun pacarmu, belum?” tanyanya mengagetkan
“Ah.. Ibu ada-ada aja, malu….kan…”
“Ngapain malu, kamu sudah cukup umur lho, berapa umurmu?
“21 Bu..”

“Sudah dewasa itu. Kalau belum pernah cium, mau Bu ajari… Gini caranya” katanya sambil memelukkan tangannya pada bahuku.

Kami berdiri berhadapan, tubuhnya yang dibalut handuk warna pink itu dipepetkan pada tubuhku, nafasnya terasa hangat di leherku. Wanita cantik ini memandangku cukup lama, penuh pesona dan mendekatkan bibirnya pada bibirku, aku menunduk sedikit. Bibirnya terasa sejuk menyenangkan, kami berciuman. Seketika itu dadaku bergemuruh seperti diterpa angin puting beliung, bergetar melalui pori-pori kulitku.

“Kamu ganteng, bahkan ganteng sekali Fan, bahumu kekar macho. Aku suka kamu.” katanya
“Sejak kapan, Bu?” kataku di tengah getaran dadaku
“Sejak… kamu suka melirik-lirik aku kan?!”

Saya menjadi tersipu malu, memang aku diam-diam mengaguminya juga dan suka melirik perempuan enerjik ini.

“Ya sebenarnya aku mengagumi Ibu juga” kataku terbata-bata
“ Tuh… kan?! Apanya yang kamu kagumi?
“Yeahh, Bu Aniez wanita karier, cantik lagi…” kataku
“Klop, ya…” sambil mengecup bibirku

Kembali kami berpagutan, kini bibirku yang melumat bibirnya dan lidah Bu Aniez mulai menari-nari beradu dengan lidahku. Aku mulai berani memeluk tubuhnya, ciuman semakin seru. Sesekali mengecup keningnya, pipinya kemudian kembali mendarat di bibirnya. Karena serunya kami berpelukan dengan berciuman, tanpa terasa handuk yang melilit pada tubuhnya lepas, sehingga Bu Aniez tanpa sehelai kainpun, tapi dia tidak memperdulikan. Rasanya aku tidak percaya dengan kejadian yang aku alami pagi itu.

Aku mencoba mencubit kulitku sendiri ternyata sakit. Inilah kenyataannya, bukan mimpi. Seorang wanita dengan tubuh semampai, putih mulus, payudaranya indah, pinggulnya padat berisi, dan yang lebih mendebarkan lagi pada pangkal pahanya, di bawah perutnya berbentuk huruf “V” yang ditumbuhi rambut hitam sangat sedap dipandang. Pembaca bisa membayangkan betapa seorang anak remaja laki-laki berhadapan langsung perempuan cantik tanpa busana di depan mata.

Saya memang sering melihat foto-foto bugil di internet, tapi kali ini di alam nyata. Luar biasa indahnya, sampai menggoncang-goncang rasa dan perasaanku. Antara kagum dan nafsu birahi bergelora makin berkejar-kejaran di pagi yang sejuk itu.

Bu Aniez membuka kaosku dan celanaku sekalian dengan cedeku. Dalam hitungan detik, kini kami berdua berbugilria, berangkulan ketat sekali, payudaranya yang indah-montok itu menempel dengan manisnya di dadaku, menambah sesak dadaku yang sedang bergejolak. Perempuan mantan pramugari pesawat terbang ini terus merangsek sepertinya sedang mengusir dahaga kelelakian. Penisku ngaceng bukan main kakunya, saya rasa paling kencang selama hidupku. Apalagi jari-jari Bu Aniez yang lentik nan lembut itu mulai menimang-nimang dan mengocok-ngocok lembut. Rasanya nikmat sekali.

Lambat-laun tubuhnya melorot, sambil tak henti-hentinya menciumiku mulai dari bibir, ke leher, dada dengan pesona permainan lidahnya yang indah di tubuhku. Sampai pada posisi belahan payudaranya dilekatkan pada penisku, digerak-gerakkan, naik-turun beberapa saat. Ah… nikmat sekali.

Sampai dia terduduk di pinggir ranjang, aku masih berdiri, penisku diraih lidahnya menari-nari di ujungnya, kemudian dikulum-kulum. Rasanya luar biasa nikmatnya, sebuah sensasi yang memuncak. Rasanya sampai sungsum, tulang-tulang dan ke atas di ubun-ubun. Tanganku meraih susunya, keremas-remas lembut, empuk dan sejuk dengan puntingnya yang berwarna merah jingga itu.

Secara naluri aku pilin-pilin lembut, dia mendesah lirih. Ku rasakan betapa enaknya susunya di kedua telapak tanganku. Setelah sekitar lima menit, dia membaringkan diri di ranjang dengan serta merta aku menindih tubuh molek itu dan dia sambut dengan rangkulan ketat, kami saling membelai, saling mengusap, bergulat dan berguling. Kaki kami saling melilit, dengan gesekan exotic, membuat tititku kaku seperti kayu menempel ketat pada pahanya. Susunya disodorkan pada bibirku, lalu puntingnya ku-dot habis-habisan, saking nafsunya.

Sementara itu kuremas lembut payudaranya yang sebelah, bergantian kiri-kanan. Kepalaku ditekankan pada dadanya, sehingga mukaku terbenam di antara kedua susunya, sambil kuciumi sejadi-jadinya. Perempuan ayu ini mendesis lembut, lalu tangannya mengelus tak melepas penisku.

Aku benar-benar tak tahan, dengan permainan ini nafsuku makin menjadi-jadi, saat ini rasanya penisku benar-benar ngacengnya maksimal sepanjang sejarah, keras sekali dan rasanya ingin memainkan perannya. Aku lalu mengambil posisi menindih Bu Aniez yang tidur terlentang. Pada bagian pinggul antara perut dan pangkal paha tercetak huruf V yang ditumbuhi rambut tipis dan rapi.

Ketika aku mencoba membuka pahanya nampak lobang merekah warna pink. Kuarahkan senjataku ke selakangannya, pahanya agak merapat dan kutekan. Tapi rasanya hanya terjepit pahanya saja, tidak masuk sasaran. Paha putih mulus itu ku buka sedikit, lalu kutekan kembali dan tidak masuk juga. Adegan ini saya lakukan berulang kali, tapi belum berhasil juga. Perempuan dengan deretan gigi indah itu malah ketawa geli. Penisku hanya basah karena kena cairan dari Vnya. Dia masih ketawa geli, saya menjadi kesal dan malu.

“Tolonginlah… Bu, gimana caranya…” pintaku
“Kamu keburu nafsu… tapi tak tahu caranya” katanya masih ketawa

Lalu Bu Aniez memegang penisku kemudian diarahkan pada selakangannya, tepatnya pada lobang kewanitaannya. Pahanya di renggangkan sedikit dan lututnya membentuk sudut kiri-kanan

“Sekarang tekan, pelan-pelan” bisiknya

Kuikuti petunjuknya, dan kutekan pinggulku hingga penisku masuk dengan manisnya. Saat kumasukkan itu rasanya nikmat luar biasa, seolah-olah aku memasuki suatu tempat yang begitu mempesona, nyaman dan menakjubkan. Pada saat aku menekan tadi, Bu Aniez mengerang lembut.

“Ahhh…..Ifan…….” desahnya
“Kenapa,….. sakit Bu.?.” tanyaku
“Nggak…sihh, enakan….malah “ jawabnya yang kusambut dengan tekanan penisku yang memang agak seret.
“Saya juga enakan, Bu.. enak banget”
“Tarik dan tekan lagi Fan. Burungmu gede mantap….” katanya.Cerita Sex Terbaru

Aku ikuti arahannya dan gerakan ini menimbulkan rasa sangat nikmat yang berulang-ulang seiring dengan gerakan pinggulku yang menarik dan menekan. Saat aku tekan, pinggul Bu Aniez ditekan ke atas, mungkin supaya alat seks kami lebih ketat melekat dan mendalam. Di bawah tindihanku dia mengoyang-goyangkan pinggulnya dan kedua kakinya dililitkan ketat pada kakiku. Kadang diangkat ke atas, tangannya merangkul bahuku kuat sambil tak hentinya menggoyangkan pinggulnya. Aku melakukan gerakan pinggul seirama dengan gerakannya. Sesekali berhenti, berciuman bibir dan mengedot susunya. Kami benar-benar menyatu. Nikmat abiz!

“Enak ya Fan, beginian?!” katanya disela-sela kegiatan kami
“Yah.. enak sekali Bu” kataku

Kami melakukan manuver gerakan bergulung, hingga Bu Aniez di atasku. Dalam posisi begini ia melakukan gerakan lebih mempesona. Goyangan pinggulnya semakin menyenangkan, tidak hanya naik turun, tetapi juga meliuk-liuk menggairahkan sambil mencuimiku sejadi-jadinya. Kedua tangannya diluruskan untuk menompang tubuhnya, pinggulnya diputar meliuk-liuk lagi.

Setelah sekitar 15 menit, suasananya semakin panas, sedikit liar. Perempuan berambut sebahu itu makin bergairah dan menggairahkan, susunya disodorkan pada bibirku dan ku santap saja, saya senang menikmati susunya yang montok itu. Dalam menit berikutnya gerakannya makin kuat dan keras sehingga ranjangnya turut bergoyang. Kemudian merebahkan diri telungkup menindihku, dengan suaranya.

“Ah.. uh… eh…. a….ku…..keluarrr Fan” katanya terengah-engah.

Aku terpana dengan pemandangan ini, bagaimana tingkahnya saat mencapai puncak, saat orgasme, benar-benar mengasyikkan, wajahnya merona merah jambu. Sebuah pengalaman benar-benar baru yang menakjubkan. Nafasnya terengah-engah saling berburu. Beberapa menit kemudian gerakan pinggulnya makin melemah dan sampai berhenti. Diam sejenak kemudian bergerak lagi “Ah…” orgasme lagi dan beberapa saat kemudian wanita yang susunya berbentuk indah ini terkapar lemas, tengkurap menindih tubuhku.

Suasananya mendingin, namun aku masih membara, karena penisku masih kuat menancap pada lobang kewanitaan Bu Aniez, kemudian di merebahkan disisiku sambil menghela nafas panjang.

“Aku puas Fan…”
“Permainan Ibu hebat sekali” kataku
“Sekarang ganti kamu, lakukan kayak aku tadi” katanya lagi

Kemudian aku kembali menunggangi Bu Aniez, dia terlentang pahanya dibuka sedikit. Dan penisku kuarahkan pada selakangannya lagi seperti tadi, disambut dengan tangannya menuntun memasukkan ke Vnya.

“Tekan Fan! Main sesukamu, tapi jangan terlalu keras supaya nikmat dan kamu tahan lama.” Sambil memelukku erat kemudian mencium bibir.

Saya mulai memompa wanita cantik bertubuh indah ini lagi, dengan menggerak-gerakkan pinggulku maju-mundur berulang-ulang. Ia menyambut dengan jepitan vaginanya ketat terasa mengisap-isap. Saat kutekan disambut dengan jepitan ini yang seolah dapat merontokkan sendi-sendiku. Dan tentu saja menimbulkan rasa nikmat bukan kepalang. Nikmat sekali! Sampai pada saatnya, beberapa menit kemudian…

“Aku mau keluar Bu…….” kataku terengah-engah
“Tahan dulu Sayang, aku juga mau keluar lagi kok… terus digoyang…nih… pentilku didot” katanya terengah-engah juga.

Aku mengedot susunya dan meremas-remas, sambil memompanya. Sepertinya aku diajak melayang-layang di angkasa tinggi. Setelah beberapa menit, ada sebuah kekuatan yang mendorong mengalir dari dalam tubuhku. Semua tenaga terpusat di satu tempat menghentak-hentak menerobos keluar lewat penisku. Spermaku keluar memancar dengan dahsyatnya, memenuhi lorong birahi milik Bu Aniez, diiringi dengan rasa nikmat luar biasa.

“Ahh….uh…ehh..”suara erangan kami bersahut-sahutan.

Nafas kami berdua terengah-engah saling memburu, kejar-kejaran. Betapa nikmatnya perempuan ini walau lebih tua dari saya, tapi dahsyat sekali. Bu Aniez sangat mempesona. Saya memang pernah mengeluarkan sperma dengan cara onani atau mimpi basah, tapi kali ini mani-ku yang memancar dan masuk ke vagina seorang perempuan, ternyata membawa kenikmatan luar biasa dan baru kali ini aku rasakan, dengan dorongan yang menghentak-hentak hebat, apalagi dengan Bu Aniez, seorang perempuan yang aku kagumi kecantikannya. Seolah-olah ujung rambutku ikut merasakan kenikmatan ini. Dahsyat dan menghebohkan!

Setelah beberapa menit aku terkapar lemas di atas tubuh wanita si kaki belalang itu (ini istilahku; kakinya indah sekali kayak kaki belalang), lalu melihat jam di dinding menunjuk pukul 09.16. Astaga, berarti aku bermain sudah satu jam lebih. Lalu aku mencabut penisku, dan segera ke kamar mandi diikuti Bu Aniez, sambil mencium pipiku.

“Terima kasih ya Fan” katanya sambil menciumku
“Sama-sama Bu..” kami kembali berciuman.

Aku berpakaian kembali, kemudian segera keluar rumah, karena takut kalau-kalau Parmi dan Rida pulang.

Sore harinya ada kuliah di kampus, selama mengikuti kuliah aku tidak concern pada dosen. Aku selalu teringat pagi itu, betapa peristiwa yang menyenangkan itu berlangsung begitu mulus, semulus paha Bu Aniez. Padahal hari-hari sebelumnya, mendapat senyumannya dan melihat wajahnya yang cantik, aku sudah senang. Tadi kini aku telah merasakan semuanya! Sebuah pengalaman yang benar-benar baru sekaligus negasyikkan. Lalu aku nulis sms.

“Gimana Bu Aniez, lanjutkan?” teks SMSku
“Kapan, …Yang….?” jawabnya

Lalu kami sepakat malam ini dilanjutkan. Mama dan papaku pergi keluar rumah pukul 19.00 ada acara di kantor papa. Sebelum berangkat, saya pamit mama dan aku beralasan pada mama untuk mengerjakan tugas di rumah teman.

“Mungkin, kalau kemalaman saya tidur di sana Ma” kataku pada mama

Semula mama keberatan, tapi akhirnya mengijinkan.

Aku sudah tidak sabaran, kepingin rasanya ke rumah sebelah. Tapi Bu Aniez bilang kalau datang nanti setelah Rida dan Parmi tidur. Rasanya menunggu kayak setahun.

Sekitar pukul sembilan malam ada sms masuk dari Bu Aniez

“Mrka dah tdr, kemarilah…”
“Aku berangkat, Mi” kataku pada pembantuku, tahunya aku ke rumah teman.
“Nggak pakai motor Mas..?” tanya Mimi
“Dijemput temanku diujung jalan” kataku

Malam itu gerimis, aku berangkat ke rumah sebelah, tapi jalanku melingkar lingkungan dulu untuk kamuflase, agar Mimi tidak curiga.

Setelah mengambil jalan melingkar, aku langsung masuk rumah dan disambut Bu Aniez dan langsung masuk kamar. Nyonya rumah mengunci pintu, mematikan lampu tengah dan masuk kamar. Rida tidur di kamar sebelah, sedang Parmi tidur di kamar belakang dekat dapur dan akses ke ruang utama di kunci juga. Sehingga cukup aman.

Lampu meja kamar masih menyala redup, Bu Aniez masuk kamar dan mengunci pintu dengan hati-hati. Dia mengembangkan tangannya dan kami berpelukan kembali. Seperti sepasang kekasih yang sudah lama tidak ketemu. Kami mulai bermain cinta, kucium bibir indah perempuan ini, kamipun mulai hanyut dalam arus birahi. Malam itu ia memakai gaun tidur katun dominasi warna putih berbunga, kubuka kancingnya dan kelepas dengan gemetaran. Beha dan cedenya warna putih dan indah sekali. Diapun mulai membuka kaos lalu celana panjang yang kupakai, kami kembali berpelukan, bercumbu saling beradu lidah dan setiap inci kulit mulusnya kuciumi dengan lembutnya.

“Kamu tak usah keburu-Buru, waktu kita panjang” katanya
“Ya, Bu tadi pagi saya takut ketahuan…maka buru-buru.” kataku sambil membuka kait behanya, (agak lama karena belum tahu caranya) dan menarik pita yang melingkar di kedua bahunya.

Lalu aku menciumi payudaranya wajahku kubenamkan di sela-selanya, sambil mengedot punting susunya bergantian kiri kanan. Saya suka sekali memainkan benda kembar milik Bu Aniez ini. Perempuan cantik itu mulai mendesah lembut. Lalu kutarik cedenye ke bawah melalui kakinya dan diapun menarik juga cedeku, kami saling tarik dan akhirnya kami tanpa busana seperti pagi tadi pagi.

Kami berdua mulai mendaki gunung birahi, bergandengan tangan bahkan berpelukan menaiki awan-awan nafsu dan birahi yang makin membara. Nafas desah dan leguhan beriring-iringan dengan derai hujan di luar rumah. Kucoba memainkan seperti di bf yang pernah aku lihat. Pahanya kubuka lebar-lebar aku mempermainkan Vnya dengan jemariku, bibir, klitoris, serta lobangnya berwarna merah jambu menggairahkan. Sesekali kumasukkan jariku dilobang itu dan menari-nari di sana.

Lalu tak ketinggalan lidahku ikut menari di klitorisnya dan mengedot-edot. Kuperlakukan demikian perempuan matang-dewasa itu bergelincangan sejadi-jadinya. Bu Aniezpun tidak kalah dahsyatnya dia mengedot penisku penuh nafsu. Lidahnya menari-nari pada kepala Mr P-ku, berputar-putar dan kemudian diemut, diedot habis-habisan, nikmat sekali. Kami saling memberi kenikmatan, saya sampai kelimpungan.

“Ayoo…masukkan Fan…, aku tak tahan….” bisiknya terengah-engah, setelah beberapa menit mengedot.

Saya mulai memasukkan kelelakianku ke dalam lubang kewanitaannya, memompa sepuas-puasnya. Kami berdua benar-benar menikmati malam itu dan ber-seks-ria yang mengasyikkan bersama si tubuh indah putih itu, dengan bentuk pinggul yang menggetarkan itu.

Pendakian demi pendakian ke puncak kenikmatan kami lalui berdua yang selalu diakhiri kepuasan tiada tara, dengan menghela nafas panjang, nafas kepuasan. Kami terkapar bersama, di atas ranjang. Kami saling mengusap, dan mencium lembut, setelah selakangannya ku bersihkan dengan tisu dari spermaku yang tumpah keluar vaginanya. Kami berbaring berpelukan, masih telanjang, kaki kananku masuk di antara pahanya, sementara paha kirinya kujepit di antara pahaku. Kaki kami saling berlilitan.

“Fan, sementara aku sendirian….dan kamu ‘belum terpakai…’ kita bisa main kayak gini ya…” katanya sambil mengusap-usap dadaku, setelah keletihan sirna.
“Ya Bu, saya juga suka kok, bisa belajar sama Bubu Aniez…” kataku yang disambut dengan kecupan dipipiku.
“Aku jadi ingat Fan, ketika kamu sunat dulu, saya baru saja menempati rumah ini. Ingat nggak?” katanya sambil menimang-nimang tititku.
“Ingat Bu, waktu itu Bu Aniez manten baru ya… Dan ternyata Bu Aniez yang pakai pertama kali senjataku ini….” jawabku dan dia mengangguk mengiyakan jawabanku sambil tersenyum lebar.

Malam semakin pekat dan dingin, namun api cumbuan semakin membara. Berbagai gaya telah diperkenalkan oleh Bu Aniez, mulai dari gaya konvensional, 69, dogie sytle, sampai gaya lainnya yang membawa sensasi demi sensasi. Beberapa puncak kenikmatan telah kuraih bersama Bu Aniez. Sayang sekali saya lupa sampai berapa kali aku mencapai puncak kenikmatan. Entah sampai berapa kali aku menaiki Bu Aniez, malam itu? Kulihat Bu Aniez tidur pulas setelah melakukan beberapa kali pendakian berahi yang melelahkan, sampai tak sempat berpakaian kembali. Terngiang olehku sesekali bisikannya setelah tenaganya pulih kembali:

“Lagi yukk Fan…” kemudian kamipun memulai lagi.Cerita Sex Terbaru

Pagi telah tiba, dengan pelan aku membuka mata, namun tidak membuat gerakan dan menggeser posisiku pagi itu. Saya terjaga masih berpelukan dengan Bu Aniez dan aku yang hanya berselimut. Sambil kulihat sekitar kamar, pakaianku bercampur dengan pakaian Bu Aniez berantakan di lantai kamar. Wanita cantik itu tersentak ketika melihat jam dinding menunjukkan pukul 05.05, rencananya aku akan pulang subuh tadi, sebelum Parmi bangun, tapi kami keenakan kelonan, tertidur, kesiangan. Apalagi semalaman hampir tidak tidur, mengarungi samudra raya kenikmatan bersama Ibu ayu ini. Lalu aku bertahan, di dalam kamar sampai Parmi mengantar Rida berangkat sekolah.

Setelah Parmi pergi bersama Rida, aku bersiap pulang tapi sebelumnya kami mandi bersama. Lagi-lagi nafsu menyala-nyala kembali, lalu aku bergulat lagi dengan Bu Aniez, sampai kepuasan itu datang lagi. Aku baru pulang, sekitar pukul 07.30 dan Bu Aniez berangkat kerja dan menitipkan kunci rumah ke saya seperti biasanya dan nanti diambil Parmi.

Langkah hubungan ini masih berjalan dengan manisnya, tanpa hambatan berarti. Hambatannya hanya, bila di rumahnya situasi tidak memungkinkan, karena ada orang lain atau suaminya di rumah. Lima tahun sudah aku berjalan dalam lorong-lorong kenikmatan yang menyenangkan bersama Bu Aniez. Kalau tidak di rumah, di rumahku juga pernah dan sesekali kami lakukan di hotel, bila kondisi rumah tidak memungkinkan. Di rumah biasanya pagi hari menjelang Bu Aniez berangkat ke kantor, sementara dan Rida dan Parmi ke sekolah.

Seperti pagi itu aku dapati dia siap berangkat ke kantor, sudah pakai bleser dan celana coklat muda dan kerudung coklat motif Bunga, pakaian seragam kerja. Aku masuk ke rumahnya, langsung berpelukan dan berciuman mesra. Serta merta aku membuka kancing dan membuka celana panjang dan cedenya dengan cepat.

“Kok tidak tadi… Saya mau berangkat nih…?
“Tadi bantu mama dulu. Sebentar aja kok Bu, kita sudah dua minggu tidak main” bisikku.

Dia tidak mau di bad, karena sudah pakaian rapi, nanti pakaiannya kusut, berantakan. Hanya dengan gaya doggie style, dia menunduk, tangannya berpegangan pada bibir meja. Lalu saya masukkan tititku dari belakang. Sudah beberapa menit, menembak tapi saya belum sampai puncak.

“Saya capek Fan, gini… aja….” katanya terengah-engah sambil berdiri dan tititku tercabut.

Baca JUga Cerita Seks Tukeran Pasangan

Kemudian perempuan yang masih menggunakan bleser dan kerudung itu duduk di meja, kedua tangannya ke belakang menompang tubuhnya. Sedangkan kedua kakinya diangkat dan ditaruh di atas kedua lenganku, sehingga tempiknya (Vnya), tampak merah merekah menantang. Lalu aku segera memasukkan kembali tititku pada lobang kehormatannya itu.

“Cepetan keluarkan Fan, terlambat aku nanti….” katanya lirih.
“Ya Bu” kataku sambil mulai menggenjot kembali.

Kegiatan ini seperti gerak hidrolis, keluar-masuk, namun nikmatnya luar biasa. Sampai beberapa menit kemudian aku keluarkan dengan tenaga hentakan kuat dan ditandai pancaran spermaku keluar kencang dengan kenikmatan dahsyat pula. Bu Aniez juga mengerang panjang bersaut-sautan, sambil memeluk aku erat sekali dan mencium bibir, kakinya ditautkan pada pinggangku.

Beberapa menit kemudian selesai, saya mengeluarkan sperma dengan semprotan yang tidak kalah dahsyatnya dari waktu-waktu sebelumnya, mengantar kepada kepuasan, walau terkesan tergesa-gesa. Setelah membersihkan diri, perempuan tinggi semampai itu bergegas memakai celananya kembali. Kemudian aku mencium keningnya lalu dia berangkat ke kantor. Pagi itu rasanya nikmat sekali seperti hari-hari sebelumnya.

Rasanya saya tidak bosan-bosannya menikmati hubungan ini bersama Bu Aniez. Makanya banyak orang yang suka main beginian, tua muda semuanya, seperti yang sering kita baca dan lihat di media. Kini Bu Aniez bertambah anak, Refa namanya yang berumur empat tahun, mungkin saja dia itu hasil benihku. Sementara lakon itu kini masih berlangsung.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Anak Tetangga

Cerita Sex Terbaru | Ceritanya berawal dari rumah petak kontrakan saya di dalam gang yang agak terisolir dan gelap. Saya pilih tempat ini karena selain murah, juga karena rasanya rada ekslusif karena luput dari perhatian para tetangga.
Hanya 1 kamar tamu, 1 kamar tidur dan kamar mandi. Tidak terlalu besar, karena harganya murah. Tapi bagi saya yang merantau ke Jakarta ini rasanya cukuplah, karena dana kiriman orang tua untuk membiayai kuliah saya juga tidak terlalu berlebihan.

Cerita Sex Terbaru Anak Tetangga
Saya baru sekitar 3 bulan menempati rumah petak ini, setelah sebelumnya kost di dekat kampus. Kegiatan kuliah di tahun pertama tidak terlalu padat. Biasanya sekitar jam 3 sore saya sudah kembali ke rumah.
Fotografi adalah hobi saya. Untunglah saya hidup di masa foto digital sudah merebak, sehingga hobi saya tidak terlalu membebani biaya rutin bulanan.
Di samping tumah saya ada sebidang tanah kosong yang sering dijadikan arena bermain anak-anak yang tinggal di sekitar situ. Mereka adalah obyek foto saya. Mereka senang difoto ketika sedang bermain dan saya senang menangkap ekspresi polos anak-anak. Karena itu maka saya banyak mengenal anak-anak di lingkungan itu.
Salah satu anak yang paling centil dan paling sering saya jadikan model adalah Henny. Dia cantik dan masih duduk di kelas 5. Dia paling akrab dengan saya sehingga sering menerobos kamar saya ketika saya sedang asyik menonton TV. Tidak ada lagi rasa canggung dan dia sering pula minta diajari menyelesaikan PR nya.
Saya tentu saja tidak punya perasaan apa-apa selain senang mempunyai teman kecil dan dengan sepenuh hati ingin membantu dia agar nilai pelajarannya selalu unggul. Itu pulalah akhirnya yang mengakibatkan Henny sering main ke rumah saya. Ia anak tunggal dan hidup hanya dengan ibunya. Seharian dia hanya sendirian di rumah, karena ibunya bekerja dari pagi sampai petang.
Sebagai anak yang masih berumur sekitar 10 tahun, ia tampaknya bongsor dan genit. Tapi waktu itu saya tidak terpikir sedikit pun untuk tertarik secara seksual.
Suatu hari ketika dia tersesak buang air, dia langsung masuk kamar mandi. Rumah saya memang sudah dianggap sebagai rumahnya. Dia memang biasa begitu. Namun tiba-tiba saya mendengar dia menjerit memanggil saya. “Mas….. mas…..mas… tolong mas ada cacing”
Saya kaget dan langsung bangun dari tempat duduk, ” dimana”
“Ini di sini aku jijik, tapi aku malu,” jeritnya sambil menangis dan terhiba-hiba.
“Lantas gimana, apa perlu aku tolong,”
Pintu kamar mandi masih terkunci dan dari dalam masih terdengar Henny menghiba , ” mas tolong mass)
Kunci pintu kamar mandi terdengar dibuka dan Henny dengan berpenutup handuk berdiri sambil agak nungging.
Aku menerobos masuk dan mencari di sekitar lantai, ” mana ” kataku.
“Ini mas di pantat dia nggak mau keluar menggantung.
Henny berbalik dan menungging di depan ku. Ternyata cacing itu menggantung di lubang duburnya.
“Sebentar aku ambil tisu”
Aku keluar dan mulai terpikir, kalau aku cabut dari lubang anusnya pasti akan terlihat memeknya. Akal iseng ku mulai keluar.
“Sini nungging, nggak usah malu kalau takut sama cacing.”
Henny tanpa pikir panjang Lalu nungging di depan ku, maka terpaparlah anus dengan cacing tergantung dan memeknya dari belakang. Pelan-pelan aku cabut cacing dari lubang anusnya dan keluarlah cacing sepanjang hampir 10 cm.
Henny bergidik melihat cacing, karena dia geli pada binatang cacing. “Mas aku takut, nanti ada lagi yang keluar.”
” Ya udah mas tunggin di sini kamu terusin buang airnya.” Henny kembali nongkrong menghadap ke arah ku. Maka terpaparlah gundukan memek yang masih gundul.
Aku pura-pura tidak tertarik melihat memeknya, padahal kontol mulai ngaceng.
Henny masih mengeluarkan sisa tinja yang tertahan. Dia rupanya trauma dengan cacing tadi sehingga tidak berani melihat ke bawah.
“Mas Ada lagi nggak cacing yang keluar?”
Karena kamar mandi sempit maka tidak ada ruang untuk aku melihatnya dari belakang. Satu-satunya celah hanya memandang dari depan. Aku pun dengan gaya ditenang-tenangkan jongkok untuk memeriksa apa ada cacing yang tergantung.
Yang aku perhatikan tentu saja bukan cacing, tetapi memeknya yang merekah. Aku pura-pura memperhatikan kemungkinan ada cacing, padahal meneliti bentuk memeknya yang merekah merah.
Kontolku mengeras maksimal.
“nggak ada lagi kok,’ kata ku datar.
“Mas cebokin mas aku takut, nanti msih ada cacingnya.”
Astaga, ini anak kenapa jadi begini. Mengambil kesempatan dalam kesempitan, akhirnya saya mengeliminir rasa jijik.
Henny ku suruh jongkok di depan ku dan dengan gayung aku mencebokinya. Berkali-kali aku usap tanganku di sekitar anusnya sampai bersih dan tentu saja menyenggol memeknya. “Mas jangan ke situ mas geli,” kata Henny ketika kesenggol itilnya.
Setelah aku sabuni dan bersih, aku pun menyabuni tanganku berkali-kali. ” Masih ada cacingnya nggak mas,” tanya Henny.
“Nanti mas periksa, jangan pakai celana dulu, mas mau periksa di luar di tempat yang agak terang.”
Padahal mana mungkin memeriksa cacing dalam anus, orang ketika diraba sudah tidak terasa apa-apa.
Henny kuminta telentang di tempat tidur, mengangkan selebar mungkin dan mengangkat kakinya. Memeknya kelihatan jelas dan anusnya juga . Aku sibak anusnya pura-pura memeriksa padahal mataku menatap lobang memek yang kecil dan tertutup.
Aku raba lubang anusnya dan sedikit memasukkan jari tengah, tetapi tidak bisa. Tak kurang akal aku cari cream body lotion dan kulumasi jari tengah lalu ku tusuk perlahan-lahan ke dalam lubang anusnya. Henny mendesis, mungkin geli atau mungkin juga keenakan.
“Sakit” tanya ku.
“Sedikit tapi juga geli”
Jari tengah ku masuk pelan-pelan sampai akhirnya masuk seluruhnya lalu aku putar-putar. Henny makin mendesis-desis.
“Ssssshhh…..ssssshhh….ssss hhhh”
“Nggak ada lagi kok” kataku menyudahi pemeriksaan jahil.
Lalu Henny ku suruh kembali mengenakan celana dalamnya.
“ini gara-gara mama sih, aku disuruh makan obat cacing jadi keluar deh cacingnya,” kata Henny bersungut-sungut.
KOntolku tegang maksimal, tapi aku tidak tau harus berbuat apa. Henny masih 10 tahun, meskipun teteknya mulai tumbuh.
Kubuang pikiran jahat ku dan aku kembali menenangkan diri.
Celakanya Henny sejak saat itu sering minta diceboki. Anak ini makin manja.
” Abis enak sih diceboki ama Mas,” katanya manja.Cerita Sex Terbaru
Aku selalu mengambil kesempatan meraba itilnya ketika menceboki Henny sampai kadang-kadang dia menggelinjang kegelian.
Dia pun sudah tidak punya rasa malu lagi dan percaya 100 persen bahwa aku menjaganya. Padahal otakku suntuk setiap kali meraba itilnya, kontolku ngaceng sekeras-kerasnya. Apa boleh buat.
Suatu saat ide ku muncul untuk mengambil fotonya dalam keadaan bugil. Dia toh senang difoto, dan tidak lagi ada rasa malu di depan ku. So tidak ada penghalang. Aku jadi bebas menikmati tubuh telanjangnya, baik langsung atau dalam file di komputer.
Henny pertama heran atas permintaanku dan dia merasa malu juga kalau harus beraksi telanjang di depan kamera. Tapi aku beralasan untuk dokumentasi pribadi.
Dia akhirnya setuju. Segera aku ubah kamar tidurku menjadi studio dan berbagai pose dari yang artistik sampai yang paling vulgar. Dari berdiri malu-malu sampai tangannya menguak memeknya dan kuambil close up. Selaput daranya sampai bisa tertangkap kamera karena terlalu seringnya memeknya dipluek.
Aku jadi makin terangsang memperhatikan fotonya di komputer. Hasil jepretanku tidak kalah dengan foto-foto lolita dari Rusia atau Ukraina. Semua pose yang ada di situs-situs lolita sudah aku praktekkan pada Henny.
Akhirnya kepala ku jadi ngeres, tetapi aku tidak berani mengingat berbagai risiko yang bakal muncul jika aku menyetubuhinya. Keadaan jadi cenggur (ngaceng nanggur) terus. Pelampiasannya hanya onani.
Suatu hari Henny menegurku.
” Mas sudah lihat Henny telanjang, tetapi Henny belum pernah lihat Mas telanjang, nggak adil dong,” katanya.
Aku bingung mencari kata-kata dan alasan untuk bertahan.
“Kenapa kok pengin lihat mas telanjang ?” tanya ku sambil mencari ksempatan waktu berpikir untuk bertahan.
“Henny juga pengin motret mas telanjang,’ katanya.
“Mati aku,” aku jadi makin terpojok.
Akhirnya aku menyerah karena tidak punya alasan dan kata-kata untuk bertahan.
” Ya udah, Henny mau motret mas talanjang sekarang ?”
Henny hanya mengangguk.
Aku malu bukan karena aku harus telanjang, tetapi kontolku ini ngaceng, kalau aku buka celana tiba-tiba mencuat batang 15 cm, bagaimana aku menerangkannya.
Muncul akal.
“Sebentar Mas mau buang air dulu ya.” Aku buru-buru masuk kamar mandi dan sambil nongkrong aku onani.
Setelah ejakulasi aku pura-pura menyiram kotoran di wc. Dalam keadaan telanjang bulat aku keluar dan menemui Henny di kamar ku yang sudah siap dengan kamera digital ku.
Setelah aku ajari mengenai cara pengambilan gambar, Henny mulai beraksi menyorot diriku dari berbagai posisi. “Sialan aku dikerjai anak kecil nggak sanggup ngelawan,” kata ku dalam hati.
Sialnya dia pun ikut-ikutan mengambil foto close up kontol ku. Bukan hanya mengambil foto dari jarak dekat, dia pun mengubah-ubah posisi kontolku ketika aku pada posisi duduk setengah berbaring.
Kontolku yang sejak tadi lemes saja, disenggol-senggol jadi bangun.
” Lho mas kok kontolmu jadi bengkak.
“YA orang disenggol-senggol ya jadi bengkak,” kataku sekenanya.
“Sakit nggak mas, orang cuma disenggol kok bisa bengkak,” katanya polos.
“Ya agak sakit,” kataku berbohong.
“Gimana ngobatinya, pakai refanol bisa nggak,” katanya bersungguh-sungguh.
“Nggak bisa pakai refanol, nantilah kita obati setelah foto-foto selesai.
“Kamu harusnya juga telanjang jadi kita bisa foto berdua sambil telanjang, kata ku.” Otakku jadi kurang kurang sehat kalau lagi sange. Padahal foto berduaan telanjang ini risikonya besar.
Tapi kalau lagi sange mana berpikir panjang begitu.
Henny setuju dan kami pun berfoto berdua telanjang dalam berbagai gaya.
Rupanya dalam berbagai pose dimana tanganku memegang teteknya yang baru numbuh dan memeknya yang belum tumbuh bulu membuat dia jadi terangsang juga. Buktinya memeknya ketika kuraba mulai basah.
Aku baru tahu kalau anak kecil bisa terangsang dan memeknya basah juga.
Aku pun makin gila dan berpose makin mesra, mulai pose mencium bibirnya, mencium teteknya menjilat pentilnya yang masih kecil. Ketika Mencium bibirnya aku melumatnya dan tidak memperdulikan timer di kamera lagi. Henny binggung dan tetapi diapun jadi makin terangsang. Begitu juga ketika pose aku menjilat pentil susunya, dia geli-geli keenakan.
Aku kemudian mengusulkan posisi gambar aku menjilat memeknya. Dia Protes karena dianggap itu menjijikkan.
Aku bilang aku nggak jijik, cobalah. Dia memegang kamera dan aku tiarap di antara kangkangan kakinya dan dengan hati-hati aku menyentuhkan ujung lidahku ke ujung itilnyanya.
” Ah geli mas, ” katanya sambil menarik menjauhkan memeknya dari lidahku.
Foto tidak sempat diambil karena dia kaget.
“Coba lagi” kataku.
Kini tanganku merangkul pantatnya untuk menahan agar dia tidak menarik lagi pantatnya seperti tadi.
“Ok siap ya” kata ku.
Kini aku tidak lagi menjulurkan lidahku tetapi membenamkan seluruh mulut ke memeknya dan lidahku mencari itil di ujung atas liptan memeknya bagian dalam. Dia menggelinjang dan aku terus melakukan serangan dengan jilatan lembut ke itilnya. Setiap kali lidahku mengenai ujung itilnya setiap kali pula dia menggelinjang. Dia bingung dan lupa harus mengambil foto. Posisinya yang tadi setengah duduk kini jadi rebah telentang sepenuhnya.
Aku pun makin bersemangat menjilati itilnya. Henny mulai mendesah dan makin lama makin panjang. Sssshh….. sssshhhh….. ssssssshhhhh.
Mungkin sekitar 5 menit tiba-tiba Henny menjerit tertahan dan lubang memeknya berdenyut-denyut. Aku menghentikan jilatan dan menekankan lidahku diitilnya. Tangan Henny juga menarik kepalaku agar menekan memeknya. Dia mencapai orgasme mungkin yang pertama seumur hidupnya.
Tubuhnya yang tadi meregang, kini lemas seperti tak bertulang.
” Geli dan enak banget mas, apasih tadi itu,” katanya kemudian setelah dia mulai siuman.
“Itu namanya orgasme, yaitu kepuasan seksual.”
Aku tidur telentang di sampingnya, dengan posisi kontolku mengacung tegak ke atas.
Tangannya kuraih dan kubawa ke kontol ku untuk menggenggamnya. ” Keras amat mas, kenapa sih,” tanyanya penuh keheranan.
“Bisa sembuh nggak,” tanynya lagi.
“BIsa tapi kamu harus bantu mengobatinya”
“Caranya gimana”
“Caranya sama seperti tadi mas lakukan pada Henny.”
“Ih Henny nggak bisa mas, Henny jijik” protesnya.
” Kalau mas nggak jijik, kenapa Henny jijik, coba dulu, kalau nggak gitu bengkaknya makin besar dan nggak bisa sembuh.” ujar ku.
Henny bangkit dan mendekatkan kepalanya ke kontol ku. Tangannya mulai menggenggam batang kontolku yang keras seperti kayu.
“Coba jilat ujungnya” kata ku memberi komando.
Dengan gerakan ragu-ragu dia mulai menjulurkan lidahnya dan menyentuh kepala kontolku. Setelah beberapa jilatan dia mulai terbiasa.
” Kulum,” perintahku.
“Itu mas ada lendirnya dan rasanya agak asin,” protesnya.
Aku ambil celana dalam yang tergeletak di samping ku dan aku lap lendir di ujung kontol ku.
Henny dengan gerakan ragu mulai mengulum perlahan-lahan, tetapi giginya menyentuh ujung kepala kontolku.,
“jangan sampai kena gigi Hen”
Setelah beberapa saat dia mulai terbisa dan bisa menyesuaikan agar giginya tidak menggeser kontol ku.
“Manju mundur dan sedot yang kuat,” kata ku sambil aku mengambil foto pada moment yang sangat merangsang ini.
Henny dengan cepat mengikuti perintahku dan kini dia sudah mulai mahir. Rasa enak menjalar ke seluruh tubuhku sampai ke ubun-ubun rasanya.
“Hen, bawahnya juga dijilat ,” Kata ku sambil memberi petunjuk untuk juga menjilat buah zakarku.
Aku tidak bisa menahan nikmatnya dijilati anak umur 10 tahun yang mulai pintar ini. Ssshhh …… sssshhh ….. aduh enak terus Henn,, Sedot lagi Henn,. Aku tidak bisa bertahan lama dan kuangkat kepalanya menjauh dari Kontolku dan kubekap kontolku yang segera memuntahkan cairan kental putih ke atas perutnya.
Henny menatap heran.
” Apa yang keluar itu mas, kok kental dan lengket gitu,” tanyanya.
“itu sperma, sebagai tanda akau mencapai puncak kenikmatan seperti yang kamu rasakan tadi,” kataku.
Badan ku lemas dan aku segera melap cairan itu dengan handuk kecil yang memang sudah kusediakan sejak awal di tempat tidurku.
Sekitar 5 menit kami tidur telanjang berdampingan.
Sejak saat itu, Henny jadi ketagihan dan dia sering memintaku untuk memuaskan dirinya dan memuaskan diriku juga.
Berbagai gaya foto vulgar adeganku dengan Henny makin lengkap dalam koleksi. Aku menyimpan semua foto-foto itu dalam internet yang hanya aku bisa melihatnya.
Adegan itu terus berlangsung sampai sekitar 3 bulan, sampai suatu saat aku ingin mendapatkan yang lebih dari itu.
Otak ku makin gila dan tidak lagi terpikir risiko-risiko yang bakal muncul.
Dengan alasan adegan foto aku mulai menempelkan ujung kemaluan ku di mulut memeknya. Pertama ya hanya nempel saja dari berbagai angel. Tapi rasa penasaran mendorongku untuk berbuat jauh.
Aku ingin membenamkan kepala kontolku saja, untuk merasakan kenikmatan memeknya tanpa merusak sepalut keperawannya. Pada awalnya sulit sekali menerobos masuk dengan bantuan jely pelicin perlahan-lahan kepala kontolku mulai bisa menyeruak lipatan memeknya. Aku berhenti ketika di dalam memek ada yang terasa menghalangi. Gerakanku hanya maju mundur 1-2 cm saja. Rasanya juga sudah nikmat sekali sampai aku bisa menembakkan air maniku. Aku tidak berani melepas maniku di dalam memeknya.
Ritual ini berlangsung lebih dari 10 kali sampai aku tidak memerlukan jeli pelicin lagi bagi mendorong kepala kontolku.
Rasa penasaran juga lah yang mendorong aku untuk berbuat lebih jauh lagi. Aku mencoba untuk memasukkan setengah batang kontolku, karena kalau cuma kepala ketika ditarik sering lepas dan lama-lama jadi kurang nikmat.
Ketika Kepala kontolku tertahan untuk masuk terus, aku berhenti dan menarik nafas. Kontolku aku pertegang sehingga ada efek sedikit mendorong masuk, lalu aku kendurkan lagi ketika Henny mengernyit kesakitan. Kemudian aku pertegang lagi sambil agak mendorong, berhenti ketika Henny mulai kesakitan. Gerakan itu bisa membawa batang kontolku masuk lebih dalam, sekitar 2 inci lalu aku bermain maju mundur pada jarak 2 inci sampai menjelang aku ejakulasi.
Permainan 2 inci akhirnya lancar setelah kami bermain sekitar 2 minggu dengan frekuensi sekitar 5 kali.
Henny makin ketagihan dengan permainan yang makin meningkat ini. Dia tidak lagi merasakan kesakitan ketika permainan 2 inci itu berlangsung.
Selanjutnya aku mulai mencoba menerobos lebih dalam lagi. Tekniknya sama dengan sebelumnya berhenti ditegangkan lalu tekan sedikit. berhenti lagi lalu tegangkan dan tekan sedikit. Gerakan ini bisa membawa kontolku terbenam sekitar separuhnya. Aku pun berhenti pada posisi ini dan hanya bermain setengah tiang.
Seminggu bermain setengah tiang dan tidak ada lagi rasa sakit pada memek Henny membawa aku penasaran ingin membenamkan seluruh kontolku ke dalam memeknya.
Dari posisi setengah tiang tidak lagi terlalu sulit dan lama untuk membenamkan seluruh batang kontolku, meskipun gerakanku tetap hati-hati dengan menegangkan dan mendorong pelan. Bless masuklah seluruh batang kontolku ke dalam memek kecil yang masih belum tumbuh bulu. Aku berhenti untuk sekitar 1 menit pada posisi terbenam itu, menikmati betapa hangat dan sempitnya memek Henny.
Perlahan-lahan gerakan maju mundur dengan sangat lambat aku coba dan kontolku terasa seperti terjepit sangat ketat. Aku tidak bisa bertahan lama di dalam memek yang sempit, sekitar 5 menit pertahananku jebol dan aku muntahkan di perut cewek imut ini.
Sebelum memulai membenamkan kontolku aku selalu memuaskan Henny dengan oral sampai dia orgasme minimal 2 kali. Sebab, aku menyadari, aku tidak bisa membawanya orgasme melalui hubungan normal, karena sempitnya memek ini tidak mungkin aku bertahan bisa main lama.
Berbagai posisi hubungan badan kuabadikan dari berbagai angel sampai pada posisi-posisi close up. Ngentot menjadi kegiatan rutin kami setiap hari sampai Henny mencapai usia 11 tahun.
Persahabatan ku dengan Henny jadi makin akrab dan berkat bimbinganku pada pelajaran sekolahnya, dia berhasil meraih rangking 1 di kelasnya. Aku bangga dan juga puas.
Meski perbedaan usia kami terpaut 9 tahun, tetapi dalam hubungan sex kesenjangan itu hampir tidak ada artinya. Hampir setahun aku berteman dengan Henny, tetapi sekalipun aku belum pernah melihat Ibunya, apalagi mengenalnya.
Aku memang kurang berminat mengenal ibunya dan kalau bisa malah menghindar mengenalnya.
Ternyata Henny juga menutup rapat diriku terhadap ibunya, ia hanya mengaku sering belajar bersama teman sekelasnya.
Sudah hampir setahun aku berhubungan dengan Henny sampai ia berusia 11 tahun. Dia belum mendapatkan mensturasinya.
Meskipun usianya masih terlalu muda, tetapi nafsu sexnya ternyata cukup tinggi. Aku seringkali kewalahan menghadapi permintaannya. Hampir setiap hari dia memintaku untuk menyetubuhinya. Setiap kali hubungan seringkali aku harus meladeninya sampai 4-5 ronde. Kadang-kadang pinggang ku rasanya sampai mau patah, karena pada ronde ke dua dan seterusnya aku baru bisa ejakulasi setelah sekitar 30 menit.
Kecil-kecil sudah hyper, bagaimana besarnya nanti. Suatu kali dia pernah diminta ibunya untuk menginap di rumah temannya karena ibunya harus pergi ke luar kota untuk selama 2 hari. Ibunya percaya saja kalau Henny memang benar menginap di rumah temannya, tanpa dia mengecek. Padahal Henny mendekam dirumahku. Karena dua hari itu adalah hari Sabtu dan Minggu, maka Henny seharian di rumah ku. Dalam 24 jam aku melayaninya sampai 10 ronde. Ronde ke 9 ejakulasiku hanya mengeluarkan angin.
Akhir-akhir ini aku agak jarang menyetubuhi Henny karena kegiatan kuliahku padat, dan kadang-kadang sampai malam. Henny protes karena dia jarang disetubuhi. namun keadaan yang tidak memungkinkan. Aku menyetubuhinya paling pada hari Minggu, karena sampai malam minggu aku disibukkan dengan kuliah.
Sudah sekitar 3 bulan memek Henny hanya aku besut seminggu sekali. Pada awalnya setiap kesempatan hari minggu Henny menuntutku bermain sampai 6 ronde. Namun karena aku lama-lama kewalahan akhirnya akau hanya penuhi 3 ronde saja. Begitulah berjalan beberapa bulan sampai Henny bercerita bahwa dia tertarik pada teman laki sebayanya. Aku kenal anaknya bernama Aryo, karena dia juga dari lingkungan sekitarku juga.
Suatu malam minggu ketika aku pulang kuliah sekitar jam setengah 7, aku menangkap bayangan di halaman kosong sebelah rumah ku ada seperti orang mengendap-endap. Aku pun berjalan mengendap untuk memastikan pandangan apa gerangan gerakan itu, pencurikah, atau hewan. Sampai jarak 5 meter aku baru bisa melihat agak jelas bahwa disudut tanah kosong itu ada dua anak sedang bergumul. Aku dekati sampai sekitar 2 meter aku kejutkan mereka, ” Ngapain ini” dengan nada suara membentak.
Mereka terkejut dan tak segera bisa lari, karena kulihat Henny dan Ary sedang bertindih-tindihan. Celana mereka tidak dilepas hanya diturunkan sampai sebatas betis, sehingga susah berlari. Keduanya pucat dan malu.
Dengan nada tetap garang saya perintahkan mereka mengenakan kembali pakaiannya. Keduanya aku gelandang masuk ke rumah ku.
Mereka duduk di ruang depan dengan kepala tertunduk, malu takut bercampur baur.
“Kamu masih kecil kenapa sudah bermain seperti orang dewasa,” kata ku sok berwibawa dan bersih.
Mereka lalu saling tuduh menuduh mengenai siapa yang memulai dan siapa yang mengajak.
“Sudahlah” kata ku
“Kamu nggak usah takut, tadi saya sudah lihat kamu.” kata saya.
“Mas tolong mas saya jangan diadukan ke orang tua saya atau di bawa ke polisi, tolong mas,” kata Aryo.
“Baik,” kata saya.
“Saya tidak melaporkan perbuatan kalian asal kalian menuruti saya,” kata Ku
“Saya kasih kalian kesempatan meneruskan permainan kalian tadi di sini tetapi saya akan melihatnya, kalau kalian tidak bisa, maka akan saya laporkan ke orang tua kalian,”
Aryo baru berani mengangkat kepala dan bertanya.
“benar boleh di sini”.
“Benar, di sini kalian aman tidak ada yang memergoki.”
KUperintahkan keduanya membersihkan diri ke kamar mandi dan dari kamar mandi keluar harus dalam keadaan talanjang masuk ke kamar ku.
Pertama Aryo masuk ke kamar mandi, Dia mandi, mungkin di semak-semak tadi gatal., Keluar dengan malu-malu menutup burungnya masuk ke kamar ku. Aryo umurnya 12 tahun. Henny kemudian masuk kamar mandi dan dia mencuci seluruh badannya dan menyabuninya. Dia keluar dari kamar mandi dengan tenang jalan sambil telanjang masuk ke kamar ku.
Aku duduk dikursi dan siap memberi aba-aba. “Aryo apakah kamu sudah pernah onani dan mengeluarkan mani.”
“Sudah mas” jawabnya singkat.
“Baik sekarang kamu telentang.”
Henny kuperintahkan memegang kemaluan Aryo yang belum berbulu agar bangun menegang. Dalam beberapa saat saja kemaluan Henny sudah bangun dan tegak sekitar 12 cm panjangnya. Dia sudah sunat. Henny kuperintahkan untuk mengulumnya. Aryo kaget dan protes.
“Kok diemut mas, kan jijik katanya.”
“Udah kamu diam saja dan ikuti perintahku”
Aryo pssrah dan tidur telentang, Henny yang memang sudah lihai dengan segera mengambil posisi diantara kedua kaki Aryo dan mengulum kontol Aryo.
Aryo mendesis-desis keenakan.
” Enak yo,” tanyaku.
“Enak banget mas tapi rada geli, tapi enak.”
Henny yang sudah piawai mengoral akhirnya menjebol pertahanan Aryo hanya dalam waktu kurang dari 2 menit. Semua mani Aryo ditelan dan Aryo kelojotan kegelian ketika ejakulasi kontolnya masih diisap oleh Henny. Sampai kontol Ary lemas baru dilepas oleh Henny.
“Enak banget mas, saya belum pernah ngerasakan seperti ini,” kata Aryo.
” Kamu juga harus membuat enak Henny, setelah istirahat sebentar, kamu juga harus menjilat memek Henny” kata ku.
Aku perintahkan Henny tidur telentang dan Aryo kubimbing tengkurap diantara kedua paha Henny. Dia awalnya ragu, menjilat memek Henny. Aku kuak memek Henny dan kutujukkan itilnya yang harus dijilat dengan gerakan lembut.
“Kalau kamu tadi dienakkan oleh Henny, sekarang giliran kamu mengenakkan Henny, itu biar adil,”kataku.Cerita Sex Terbaru
Aryo dengan gerakan ragu dan penasaran melihat memek yang merekah merah itu akhirnya dia mulai menjulurkan lidahnya ke itil Henny. Karena lidahnya terus dijulurkan Aryo mulai lelah. ” Bekap mulutmu ke memeknya, dan jilati terus,” perintahku.
Aryo kemudian menurut dan Henny mulai kelojotan itilnya dijilati. Sekitar 5 menit Henny meregang dan Aryo kuperintahkan mengehentikan jilatannnya dan lidahnya menekan memek Henny. Henny pun menekan kepala Aryo ke memeknya kuat-kuat. Baru 15 Detik Aryobersikeras mengangkat kepalanya menjauhi memek Henny,
“nggak bisa nafas” katanya. Henny yang lagi tanggung orgasme akhirnya menekankan tangannya ke memeknya sampai orgasmenya tuntas.
Kontol Aryo sudah berdiri lagi, meski belum penuh. Henny yang baru menyelesaikan orgasmenya langsung meraih kontol Aryo dan meremas-remasnya. Mendapat perlakuan itu, kontol Aryo makin mengeras sampai sempurna.
“Sekarang masukkan kontolmu pelan-pelan ke memek Henny, kamu merangkak diatas Henny, cium bibirnya, lalu cium teteknya,”
Aryo yang sudah mulai bangkit nafsunya segera mencium Henny. Mereka berciuman penuh nafsu dan tidak memperdulikan ada orang lain yang menonton. Sementara aku kontolku makin tegang.
Aryo kemudian turun menciumi tetek Henny yang baru numbuh sebesar “mouse” laptop. Sekitar 10 menit cumbuan aku perintahkan Aryo memasukkan kontolnya ke memek Henny.
“Tadi waktu diluar kamu sudah sempat masukkan kontolmu apa belum ” tanya ku.
“Belum, dia nyodoknya selalu didepan, mana bisa masuk,” kata Henny.
“Abis aku nggak tau lobangnya ada di bawah,” kata Aryo.
Ary membimbing kontolnya menuju memek Henny, tetapi berkali-kali gagal masuk sampai Henny menuntun ke memeknya dan menarik pantat Aryo agar kontolnya segera menerjang pintu masuk.
Aryo mulai menggenjeot dengan penuh semangat. Dia pompa sekuat tenaga. Sekitar 5 menit dia bertahan pada posisi itu. Aku perintahkan untuk tukar posisi. Henny kini diatas dan Henny dalam posisi duduk bersimpuh mengangkangi badan Aryo ia melakukan gerakan maju mundur. Aryo nyengir-nyengir keenakan kontolnya dibesut Henny.
Pada posisi ini Henny sempat mencapai orgasme sempai dia lunglai jatuh memeluk Aryo. Posisi kuperintahkan berganti lagi, dengan posisi dog style. Ary menyodok kontolnya dari belakang sambil memegangi pantat Henny. Mungkin posisi itu menstimulan G Spot Henny, sehingga Henny tak lama kemudian mengerang dengan keras keenakan. Mendengar erangan itu Aryo makin semangat dan makin terangsang dia puun mencapai puncaknya dan membenamkan dalam-dalam kontolnya dan menyemburkan lahar panas ke dalam memek Henny.
“Saya lupa mas menarik kontol saya, dikeluarkan diluar, abis enak banget,” kata Aryo meminta maaf pada ku.
” Kalau dia hamil kamu harus bertanggung jawab, ” kataku mengingatkannya.
Aryo wajahnya jadi kecut dan seketika itu juga kontolnya menciut.
“Enggaklah mudah-mudah,” kata saya.
Aryo pun kembali bersinar mukanya.
Mereka aku perintahkan untuk kembali masuk kamar mandi bersama-sama untuk membersihkan diri. Hampir setengah jam kutunggu kok nggak selesai-selesai. Ketika kubuka pintu kamar mandi ternyata keduanya melanjutkan ronde ketiga dalam posisi berdiri, Henny membungkuk dan Aryo menyikatnya dari belakang.
“Abis ngaceng lagi mas gara-gara kontolku disabuni Henny,” kata Aryo sambil senyum-senyum-senyum.
“Awas jangan dikeluarkan didalam, cabut kalau mau nyembur, kata ku.
Sekitar 10 menit kemudian keduanya keluar dari kamar mandi dalam keadaan segar dan klimis. Sudah hampir jam setengah 10 kalian segera pulang aku antar ke dekat rumah kalian. Kami berjalan bertiga dan Aryo lebih dulu sampai ke rumahnya. Setelah aku dan Henny jalan berdua, Henny minta aku balik lagi ke rumah.
” Ibu Lagi pergi mas.” katanya.
Sejak saat itu rumahku dijadikan hotel jam-jaman oleh kedua anak itu. Henny kini melayani aku juga Aryo. Namun Aryo tidak pernah tahu hubunganku dengan Henny. Kami sepakat merahasiakan.
Kedua anak itu telah pula membintangi film porno karya ku untuk durasi sekitar 30 menit. Mereka sudah tidak lagi canggung di depanku. Aku pun memanfaatkan mereka untuk membersihkan dan merapikan, rumah ku.
Kuperhatikan hubungan Aryo-Henny hanya Just4Fun, karena baik Aryo maupun Henny tetap bebas berteman akrab dengan yang lain. Hubunganku dengan Henny juga sama, sehingga tidak ada rasa cemburu diantara kami.
Suatu hari Henny mengajak seorang wanita ke rumah ku,
“Kenalkan ini mama saya.”
Jantungku berhenti beberapa saat. Rasa khawatir, malu, tajub bercampur baur menjadi satu. Di sisi lain kagum dan terpana muncul dalam otakku.
“Oh ini mas didit, ” ujar ibunya sambil mengulurkan tangan menyalamiku.
Wanita cantik berusia tidak sampai 30, kulit putih dengan body sempurna tinggi sekitar 165 cm dengan berat seimbang.
“Mas didit saya mau berterima kasih selama ini membimbing Henny sehingga dia unggul di sekolah,” kata wanita cantik ini.
Serr darah ku yang tadi bergumpal di otak segera mencair dan kepala ku yang tadinya panas kini menjadi dingin mendadak. Plong dadaku juga ikut lega.
“Ah nggak usah dipikirkan, saya hanya memanfaatkan waktu luang saja, tidak usah menjadi rasa berhutang,” kataku merendah.
Percakapan kami segera menjadi akrab dan akhirnya Henny dan ibunya mengajakku ke rumahnya. Aku sebetulnya malu, tetapi tidak punya alasan menolak.
Sebuah rumah yang cukup bagus berpagar tinggi. Interior di dalamnya rapi dan penataan yang apik. Henny hanya tinggal berdua dengan ibunya. Mereka jengah merekrut pembantu karena selalu keluar-masuk dan ada saja barang-barang yang hilang jika pembantu itu berhenti.
Ibunya termasuk wanita yang suka ngobrol, apa saja diceritakan sampai mengenai ia kawin muda usia 15 tahun dan melahirkan Henny pada usia 16 tahun. Pantas kelihatan masih muda karena usianya sekarang baru 27 tahun.
Dia bercerai dengan suaminya sudah lebih dari 5 tahun dan dia terus terang mengakui bahwa penyebab perceraian itu, karena dirinya lesbi.
“Mas didit sering-sering kemari nemani Henny dan mengajarinya, saya tidak bisa terlalu banyak membimbing karena waktu saya habis menurusi bisnis yang kini memerlukan perhatian lebih serius.
Sejak saat itu, aku jadi sering main ke rumah Henny, dan jika aku libur kuliah aku bisa seharian di rumah Henny. Kami bertelajang bulat saja berkeliaran di rumah itu sepanjang hari.
Dari Henny kuketahui ibunya mempunyai pasangan lesbi yang sering juga datang ke rumah kalau ibunya sedang berada di rumah. Bahkan sering menginap. Ibunya terang-terangan kalau bercumbu dengan pasangannya dan tidak pernah merasa canggung meski di depan anaknya. Belakangan ku ketahui Henny bahkan sering dilibatkan. Henny pun mengaku dia kerap diminta ibunya jika sedang sange sementara pasangan lesbinya tidak datang. Akhirnya aku hampir mati mendadak terkejut, ketika Henny mengungkapkan bahwa hubugan dengan ku juga sudah diketahui semua ibunya. Jadi pengin malu tapi udah terlambat.
Setelah 3 bulan aku mengetahui semua kehidupan dalam rumah itu. aku pun sudah kenal dengan pasangan lesbi ibunya. Kami berempat sering ngrumpi kadang-kadang bergadang main remi, sampai kami akhirnya telanjang bulat berempat, karena memang taruhannya membuka baju. Tidak ada rasa canggung lagi dan rahasia diantara kami berempat. Ibunya santai saja melakukan cumbuan berat dengan bertelanjang bulat dengan pasangannya di depan ku dan Henny. Aku pun santai saja ngentot Henny di depan ibunya dan pasangan lesbinya.
Mbak Vina begitu aku menyebut ibunya Henny dan Mbak Dian pasagan lesbinya yang berperan sebagai pria, tidak pernah sedikitpun tertarik pada diri ku. Mereka berdua memang pernah memegang-megang kontol ku yang menegang, tapi mereka melanjutkan bercumbu berdua.
Aku pun tak berani berusaha mengubah orientasi seks mereka, karena mereka tetap dingin menghadapi laki-laki meski sudah telanjang di depan mereka.
Aku baru menyadari kenapa keluarga ini tidak tertarik mempunyai pembantu. Sebab kehidupan bebas mereka jadi terrganggu jia ada orang lain yang pemahaman sexnya tidak sebebas mereka. Aku pun diperkenankan masuk ke lingkungan ini karena ibunya tahu aku telah ngewek anaknya berkali-kali.
Suatu hari aku terbangun dari tidur lelahku setelah main 3 ronde dengan Henny dikamarnya. Kulihat jam didinding menunjukkan jam 7 malam. Samar-sama kudengar suara ramai di ruang keluarga. Perutku lapar. Dengan santi bertelanjang bulat aku keluar menuju dapur yang tentunya melewati ruang keluarga. Kami biasa berlalu laang telanjang di rumah ini. Ada rasa yang berbeda memang jika hidup di komunitas telanjang. Paling tidak kita jadi bersikap lebih terbuka dan jarang berbohong.
Aku berhenti sebentar mengamati area pertarungan. Ternyata Mbak Dian sedang dijilati Henny dan Mbak vina sedang menjilati anak perempuan usia sekitar 15 tahun. Oh ini Didit, kenalkan ini adiknya mbak Dian, “mirna” katanya menyalami ku dan aku balas “didit” Kami dalam keadaan telanjang bulat. Aku lalu pamit dari arena karena mau bikin mi isntan di dapur, ” lapar ” kata ku.
Mereka segera melanjutkan pertarungan dan aku santai saja duduk di sofa dekat mereka sambil makan mi. Antara lapar dan terangsang akibatnya aku tetap makan tetapi pelan-pelan kontol juga bangun. Apa boleh buat ketika aku berjalan kembali mengantar mangkok kosong ke dapur, aku berjalan sambil dalam keadaan kontol ngacung ke depan. Itulah dunia telanjang, sulit menutupi keadaan yang sebenarnya.
Aturan di rumah itu, setiap habis makan harus sikat gigi sampai bersih. Sikat gigi di wastafel dekat dapur tersedia beberapa dan tidak ada yang khusus dimiliki seseorang. kami bergantian semaunya menggunakannya. Aku pun lalu membersihkan mulut dan mulut kembali segar.
Sambil menenteng segelas air dingin aku kembali ke arena duduk disofa memperhatikan pertarungan 4 wanita berbeda-beda usia. Mbak dian meski tomboy tetapi fisiknya sesungguhnya sexy. teteknya besar, mungkin ukuran 36 B, pinggangnya ramping dan pantatnya bulat kulitnya agak gelap. Mbak Vina teteknya tidak terlalu besar tapi bulat dan pantatnya juga lebar dan tonggeng.
Nah Mirna kuperhatikan badannya pendek tapi semok dan kulitnya agak gelap, rambutnya sebahu lurus. Jembutnya masih jarang kelihatannya baru tumbuh sekitar 25 lembar.
Mereka semua santai saja meski aku menonton, hanya Mirna yang kelihatannya rada kurang kosentrasi. Pendatang baru memang maklumlah begitu.
“Dit ini ajari anggota baru kita,” kata Mbak Vina.
Mbak Vina lalu membimbing Mirna merangkak lalu bersimpuh di depan kontolku yang ngaceng.
“Coba kamu pegang dan kamu isap kontol Didit ini.” Mirna sejenak menatapku, aku pun mengangguk.
Dengan gerakan agak ragu Mirna mencekam kontolku lalu didekatkannya kemulutnya tapi dia berhenti ketika jarak mulut ke kontol tinggal 5 cm. Dia diam sebentar. Aku pun diam memperhatikannya. Aku mencoba pasif dan menikmati apa pun yang akan dilakukan Mirna.
Dengan gerakan ragu dia mulai menjulurkan lidahnya ke ujung kontolku. Di sapunya dengan jilatan seluruh kepala kontol, itu. Aku memberi respon dengan mendesis dan mengerang pela. Ini menambah semangat Mirna untuk bertindak agresif sehingga semua batang kontol dijilati termasuk ke kantong zakarku yang jadi sensitif.
Kali ini mendesis dan mengerang sesungguhnya karena memang makin nikmat. ” MIr isap mir” pintaku diselingi desis dan erangan pelan. Mirna mengetahui tindakkannya benar dan membakar birahiku dia pun makin bersemangat. Di sedotnya kuat-kuat sampai rasanya ubun-ubunku ikut kesedot. Aku jadi mengerang keras melampiaskan rasa nikmat. Mirna mulai mengerti cara mengulum tanpa diberi petunjuk, dia maju mundurkan batang kontolku sampai hampir masuk semua ke mulutnya.
Sekitar 15 menit adegan ini berlangsung, mulutnya mungkin mulai pegal sehingga dia bangun dan menubruk tubuhku memelukku erat. Mulutnya ku sosor dan dengan ciuman erat aku cium sampai dia hampir kehabisan nafas.
Kubalikkan posisi sehingga kini gantian dia duduk bersandar di sofa dan aku menindih badannya. Ciuman ku lanjutkan ke puting susunya yang masih belum tumbuh sempurnna tapi sudah mengeras karena terangsang.
Kuhisap, kugigit pelan lalu dijilat. Mirna mulai mengeluarkan desisan ulah. Dia rupanya sangat ekspresif. Desisannya makin keras kadang-kadang malah mengerang seperti orang kesakitan. Aku jadi makin full voltase endapat respon begitu. Memeknya ku raba, ternyata sudah basah kuyup.
Aku pun perlahan-lahan turun mencium perut, selangkangan, paha bagian dalam. Mirna menggeelinjang kegelian dan keenakan juga. Ku lebarkan bentangan kakinya dan ku kuak memek yang bentuknya montok kayak “mouse” Itilnya ternyata sangat menonjol sehingga tidak susah aku menemukannya. Merah muda mengkilat keluar dari lipatan di atas lipatan bibir dalamnya. Kubekapkan mulutku ke wilayah sekitar itil yang menonjol itu dan dengan sapuan lembut kujilat sekeliling itil yang terasa mengeras.
Mirna mengerang makin keras dia tidak peduli ada beberapa orang di sekitarnya. Ketika itilnya mulai bisa menyesuaikan jilatanku aku pun mulai menuju ke ujung itilnya. Dia menggelinjang kaget sambil berteriak. Pelan-pelan kusapu ujung itilnya dengan lidahku ku bagian bawah. Dia makin mengerang dan bergerak liar sehingga aku terpaksa menahan kedua pahanya dengan tanganku. Kini ujung lidahku yang mulai menyapu ujung itilnya dengan gerakan yang konstan dan beritme 1/1.
Tidak sampai 5 menit Mirna berteriak keras dan menarik kepala erat kepalaku ke memeknya. Mulutku jadi belepotan cairan memek Mirna, aku pun sulit bernafas. Memeknya berdenyut menandakan ia mencapai orgasme. Tampaknya semua kaget ketika Mirna berteriak saat awal orgasme sampai semua aktifitas di ruang itu berhenti memperhatikan “Whats wrong”. ”
Gila lu mir tereak sekenceng-kencengnya kata Mbak Dian.
Habis enak banget sih aku jadi nggak tahan dan lupa. Dalam keadaan bersandar lunglai aku tetap seperti bersujud di depan Mirna. Ku colok jariku ke dalam memek Mirna. Agak sulit masuk sampai Mirnya meringis. Aku mencari lokasi G Spot di bagian dalam memeknya.
Jaringan empuk bulan sebedsar uang logam Rp 50 yang baru kutemukan dibelakang saluran pipisnya. Dengan gerakan lembut kugesek pelan dengan ritme yang tetap. Kini Mirna kembali mengerang dan mendesis bergantian . Suaranya makin lama makin keras. Ledekan Mbak Dian dan Mbak Vina tidak diperdulikan Mirna. Dia makin seru dan akhirnya belum 2 menit dia berteriak sekuat-kuatnya lalu sadar dan menutup mulutnya sendiri. Itupun dia tetap berteriak didalam dekapan tangannya. Jariku tetap di dalam memeknya terasa dijepit jepit dengan ritme yang hampir sama dengan denyut kontolku ketika sedang ejakulasi. Cairan memeknya meleleh makin banyak. Mirna baru mendapatkan orgasme G Spot, suatu orgasme yang jarang dialami cewek.
Kini Mirna terkulai lemas, sementara aku makin horni dan makin keras. Kami ternyata jadi tontonan “life Show” ini mulai mereka nikmati ketika Mirna mengerang dengan suara yang cukup keras.
Kontolku yang mencung keras ke depan pelan-pelan ku tempelkan ke depan bukan memek Mirna. Ujung kontolku ku else-oleskan dengan carian yang banjir di mulut memeknya, lalu pelan-pelan kusodokkan mmenyeruak ke dalam memek Mirna. Agak sulit meskipun pelumasan sudah cukup. dengan gerakan hati-hati ku dorong pelan-pelan k menerjang masuk makin dalam ke dalam memek Mirna.
Sampai pada titik tertentu kontolku tertahan tidak bisa maju. Rasanya seperti buntu, padahal kontolku baru masuk setengah jalan. Aku menduga ini adalah selaput dar Mirna. Kalau kiupaksa dengan dorongan kuat, Mirna pasti keskitan luar biasa. Maka gerakan menegang untuk maju kembali kupraktekkan. lalu diselinigni dengan gerakan maju mundur untuk meleluasakan lobang yang telah berhasil diterobos.
Setelah gerakan setengah tiang lancar. Aku kembali berhenti di titik buntu dan dengan sedikit menekan dan menegangkan kontolku aku akhirnya berhasil masuk lebih dalam. Mirna meringis dan di ujugn matanya meleleh air mata.
” Sakit Mir” Dia mengangguk.
Aku majukan kontolku pelan-pelan sampai seluruhnya terbenam. Stay sekitar 2 menit dalam keadaan terendam penuh, aku mulai mencoba menarik perlahan-lahan. Gerakan ini juga akag seret rasanya sampai kulit kontolku ikut tertarik seperti kesedot memeknya mirna. Kutarik sedikit- kumajukan secara bertahap akhirnya gerakan tarik maju makin panjang. Mirna pun mulai melupakan kepedihan memekmeknya karena selain pantannya mulai bergoyang dia juga mulai mengerang dan mendesis lagi.
Makin lama makin keras suaranya. Aku pun menikmati memek sempit ini rasanya legit amat. Mungkin selain memek perawan, juga karena cairan memeknya kental dan agak lengket. Mungkin kalau diibaratkan oli mesin dia punya SAE 120, kental sekali. Benar juga dalam hatiku ,cewek berkulit hitam, memeknya lebih enak dari yang berkulit putih. Sekitar 15 menit aku pompa Mirna dan dia sudah menjerit 2 kali tanda orgasmenya, tetapi tetap kugenjot sambil mencari posisi G SPotnya dengan sodokan kontolku. Kutemukan ketika dia bereaksi menerima sodokankan dengan erangan-erangan seirama sodokkanku.
Tiba-tiba dia seperti orang bersin dan lalu menjerit kembali sekuat-kuatnya ttanpa ingat harus menutup mulutnya sehingga serulah isi rumah ini dipenuhi teriakan mirna. Dia mencapai orgasemnya yang tertinggi. Menddapat respon itu akau jadi makin terangsang dan terasa lahar mulai akan menyembur. Kutarik kontolku dan kukocok sebentar lalu ku keluarkan di atas perut Mirna. Mirna sudah pasrah saja .
Dia lemas abis, terkulai seperti tidak bertulang.
Kuambil handuk kecil basah lalu ku lapkan ke bekas ceceran maniku di perut Mirna, Dia tertidur pulas di kursi itu.
Sejak itu kami setiap malam minggu melakukan sex party. Aku hanya satu-satunya pejantan. Dua wanita yang harus aku layani sementara yang dua lagi nggak tertarik ama kontol.
” aku heran kok bisa begitu ya, padahal mereka juga menggunakan dildo.”
Aku nggak ambil pusing lah, kalau mereka normal, akau nanti yang kewalahan, punya 4 babon. Dengan 2 babon saja dengkulku rasanya hampir copot.
Secara sembunyi aku menempatkan kamera dan handphone dengan kapasitas besar pada posisi yang strategis. Tiga kamera masing-masing video kamera. handpone, stil kamera digital yang bisa berfungsi sebagai video kamera dan web cam yang aku hubungkan dengan laptop aku arahkan ke arena “sex party” 4 kali sex party aku memiliki banyak sekali file di dalam komputerku tinggal mengedit dan menyatukannya dalam satu video berdurasi sekitar 1 jam. Hasil candid camera ternyat tidak terlalu mengecewakan, cukup detil dan lumayan bikin orang terangsang menontonnya. Tidak ada yang tahu kecuali aku sendiri.
Aku sering kali tidak percaya dengan pengalaman yang kualami, andapun berpikir mungkin begitu juga. Wajarlah, tapi kita nikmati saja cerita ku tanpa harus banyak mempersoalkan. Yang penting sange lah. Aku terpaku hampir 10 jam menuangkan ceritaku ini.
Suasana di rumah Mbak Vina tiba-tiba berubah ketika 2 anak kembar laki perempuan masuk kerumah itu sebagai anggota keluarga. Pada usia sekitar 9 tahun mereka ditinggal mati kedua orang tuanya akibat kecelakaan. Mbak Vina adalah satu-satunya kerabat dekatnya sehingga dengan terpaksa dia harus menampung kedua anak yang manis dan cakep ini. Mereka polos berasal dari kota jauh dari Jakarta.
Anak kembar laki-perempuan umumnya harus hidup dipisahkan, karena mereka cenderung akan intim seperti sepasang pacar dan merasa kembarannya adalah jodohnya.
Sampai saat terakhir hidup dengan orang tuanya mereka tidak tinggal terpisah, bahkan jika mereka dipisah tidur di kamar berbedapun akan resah dan saling tidak bisa tidur. Mereka memang akhirnya disatukan dalam satu kamar dengan ranjang terpisah ketika tinggal bersama orang tuanya.
Ketika di rumah mbak Vina mereka pun tetap rapat dan tinggal disatu kamar, bahkan di satu tempat tidur. Mereka nyata sekali saling menyayangi satu sama lain.
Tetapi kamilah yang tidak bisa saling menyayangi, karena terhalang kehadiran mereka. Kegiatanku dengan Henny dan Mirna akhirnya pindah ke rumah ku dan MMbak Vina dan Mbak Dian menutup diri di kamarnya.
Kehidupan munafik ini berlangsung sampai 3 bulan, membuat seisi rumah ini jadi makin frustasi, sampai aku memergoki keduanya saling berciuman di tempat tidur seperti layaknya orang pacaran.
Evi dan Adam begitu mereka diberi nama terkejut melihat kehadiranku yang tiba-tiba menyelinap ke dalam kamar mereka. Terkejut, malu dan ada rasa bersalah, Evi si kembar cewek berkilah,
“Aku menyayangi Adam mas.”.
“Nggak apa-apa kok, mas mengerti, kamu nggak usah malu”
Untuk lebih meyakinkan mereka aku mengajari trik-trik berciuman. Meski agak ragu mereka akhirnya bisa menerima kahadiranku.
Dari interaksiku mereka sudah terbiasa berciuman sejak mungkin setahun terakhir ini. Hanya itu saja.
Aku ajari berciuman akan makin asyik kalau satu sama lain saling meraba. Yang diraba adalah masing-masing kemaluan mereka. Awalnya aku ajari meraba dari luar pakaian masing-masing genital sambil berciuman. Setelah mereka praktekkan dan mereka rupanya jadi terangsang. Kubimbing tangan Adam masuk ke dalam celana dalam Evi sampai menemukan memeknya dan Evi pun aku bimbing tangannya memasuki celana Adam untuk menggenggam batang milik Adam.
Hampir 15 menit mereka saling meraba dari dalam sampai Adam tiba-tiba protes,
” Mas Evi pipis nih tangan saya jadi basah.”
Evi protes.
“enggak kok, Evi enggak pipis.”
Mereka berhenti beraktifitas gara-gara Evi terangsang dan memeknya mulai basah.
Aku menjelaskan bahwa Evi memang benar tidak pipis. Bawuknya basah karena dipegang-pegang Adam.
” Itu normal, dan tandanya Evia senang dan menikmati. ” Ya kan Vick)” Evi mengangguk malu.
Akhirnya mereka kuarahkan untuk membuka semua baju dan celana dan bertelanjang bulat. Evi keberatan dan agak protes, mereka malu kalau harus saling telanjang mereka belum pernah melakukannya apalagi di depan diriku.
Aku matikan lampu kamar sehingga suasana jadi agak temaram, dan akhirnya setelah aku yakinkan bahwa aku mengajari mereka agar bisa menikmati rasa yang lebih enak, akhirnya mereka melpas semua pakaiannya. Kambali mereka kusuruh pelukan, ciuman dan meraba genital masing-masing lawan. Mereka mengulangi adegan tadi dan tangan Evi kuarahkan agar melakukan gerakan mengocok kontol Adam dan tangan Adam kuarahkan agar jari tengahnya menyelip ke dalam belahan memek Evi.
Keduanya makin tgerangsang sehingga tidak peduli lagi ada aku disampingnya .Cerita Sex Terbaru
Adam aku arahkan agar mencium kedua puting Evi yang belum tumbuh karena dadanya masih rata. Dia menuruti dan rupanya Evi makin terangsang meski belum tumbuh teteknya. Dia mulai mengerang meski tertahan dan pelan. Sedang dAdam pun makin agresif mengisap pentil Evi yang rupanya juga mulai mengeras.
Adam kuarahkan agar tidur telentang dan Evi duduk disampingnya. Evia kuarahkan menintensifkan kocokan ke batang Adam yang telah tegang sempurna dengan panjang sekitar 10 cm. Adam kontolnya telah disunat. Kocokan Evi makin kencang sampai akhirnya Adam mengerang. Dia mencapai orgasme tetapi belum ada spermanya. Evi kuminta menghentikan aktifitasnya karena kontol Adam jadi terasa ngilu.
” Enak oom,” terimakasih ya. Adam tersenyum puas.
“sekarang giliran kamu memuaskan Evi” perintahku.
“Gimana mas caranya,”.
Kuarahkan jari tengahnya untuk menggosok perlahan-lahan itil Evi. Begitu jari tengah Adam menyentuh itil Evi, dia menggelinjang dan terkejut. Adam pun bingung, “Kenapa Vick,” tanya Adam.
“Geli,” katanya.
Kuarahkan agar Adam memperlakukan itil Evi secara halus dan jangan ditekan kuat-kuat. Adam dengan sabar menuruti perintah ku, tetapi dia selalu kehilangan arah mencari clit Vick. Nggak kelihatan sih katanya.
Aku menyalakan lampu dan Adam tidak protes malah dia senang. Aku tunjukkan dimana letak clit Evi dan bagaimana memperlakukannya.
Adam akhirnya mulai mahir memainkan clit Evi sampai sekitar 10 menit Evi meregang dan aku perintahkan tangan Adam mendekap memek Evi.
” Mas memek Evi kok berkedut-kedut,” ujar Adam.
“Yah memang begitu sama seperti kamu tadi juga berkedut-kedut,” jeasku.
Pelajaran hari ini sampai disini saja, mereka kuasarankan untuk membersihkan diri.
Adam dan Evi makin akrab dengan ku mereka makin banyak bertanya dan makin terbuka. Nanti aku ajari yang lebih asyik lagi, aku menjanjikan mereka. “Emang ada yang lebih enak lagi mas,” tanya Evi.
“Ada dong,”
Ajari lagi dong, sekarang dong mas,” kata Adam.
Kusarnakan mereka membersihakan memeknya dan menyabuninya sampai terasa wangi. Tanpa tunggu lama mereka segera menyerbu kamar mandi dan tidak sampai 5 menit mereka sudah menemuiku di kamarnya.
“Buka baju dan lakukan seperti yang kalian biasa lakukan,” perintahku.
Keduanya langsung berpagutan dan mulai saling meraba, Adam mulai pintar menciumi bagian-bagian tubuh Evi. Demikian juga Evi mulai pandai merangsang genital Adam. Sampai titik rangsangan tertentu mereka kuminta berhenti. Kuperintahkan Adam tidur telentang dan batangnya sudah menegang keras sekali, Evi kuminta mencium batang kontol Adam.
” Ih buat pipis kok dicium, jijikan mas,” protes Evi.
“Tadi kan sudah dibersihin dan pakai sabun, coba cium wangi nggak,” ujar ku.
Evi mencoba mencium dan memang dia mengirup aroma wangi sabun.
“Jilat ujungnya ujung kontolnya,” perintahku.
Evi agak ragu dan mulai menjilat seperti dia sedang mencoba merasakan sesuatu.
” Nggak ada rasanya mas,” ujarnya.
“Memang ngga ada rasanya, tetapi Adam merasakan enak, benar gak Dick,” Adam hanya mengangguk.
Evi mulai terbiasa menjilat, ujung kontol Adam lalu aku menunjuk bagian-bagian yang harus dia jilat. sampai ke kantong zakar.
Adam keenakan, sambil menggelinjang. Setelah lancara acara penjilatan, aku minta Evi mengulum batang Adam. Evi yang sudah terangsang tidak protes jijik lagi dia mulai memasukkan batang Adam ke dalam mulutnya .
” Jangan sampai kena gigi,” titahku pada Evi.
Isap dan maju mundur , ujarku pada Evi.
Belum sampai 5 menit Adam sudah kelojotan keenakan. Kuperintahkan Evi untuk menghentikan aktifitasnya.
“Lebih enak mas, top deh” puji Adam.
Kini giliran kamu Dick memuaskan Evi.
“Tapi Evi kan nggak punya batang apanya yang mesti diemut,” protes Adam.
Evi ku suruh berbaring dan merengganggkan kedua kakinya dan menekuk ke atas. Kubuka lobang memek Evi dan menunjukkan pada Adam bagian mana yang harus di jilat.
“Tapi memek Evi basah mas, kalau batangku kan kering,” protes Adam.
“Coba cium wangi nggak,” ujar ku.
Adam membaui memek Evi dan dia setuju memek Evi memang masih wangi bau sabun.
Adam kuarahkan tidur telungkup diantara kedua kaki Evi dan mulai menjilat clitnya. Bagitu tersentuh lidah Evi kaget.
” Kenapa Vick, sakit, tanya Adam.
“Enggak kok tapi geli dan agak ngilu.”
Kuarahkan agar jilatan Adam janan langsung ke ujung clit tetapi seputarannya saja dulu sampai Evi terbiasa dan beradaptasi dengan jilatan Adam. Adam kusarankan untuk membekapkan mulutnya ke sekitar itil Evi.
Evi mulai terangsang hebat dan bergerak-gerak ketika itilnya tersentuh lidah Adam.
Sekitar 10 menit, Evi mulai kelojotan dan merintih keenakan. Dia mencapai orgasme. Adam kusuruh menghentikan aktifitasnya dan kembali mencium mulut Evi yang masih sange berat pasca orgasem. Evi memeluk erat saudara kembar laki-laginya.
Setelah dua minggu aku biarkan pengetahuan cumbu mereka dsampai disitu akhirnya, Adam menarik tanganku.” Mas katanya kalau batangku dimasukkan ke memek Evi rasanya bakal lebih enak lagi. ADa temen di sekolah yang cerita-cerita soal ngentot. Saya sudah coba tapi nggak bisa masuk,” kata Adam.
“Sebetulnya belum waktunya kamu melakukan itu, jadi ya belum bisa,” ujarku enteng.
“Yah mas tapi Adam kepengin,” Vcky yang kemudian merapat juga mengatakan hal s=yang sama.
“Ya sudah sana cuci-cuci dulu,” perintahku
Aku lalu menyusul masuk ke kamar mereka.
Aku duduk di kursi dan mengamti dari kejauhah. Kuperintahkan mereka melakukan ritual seperti biasa , cium, raba dan oral. Mereka protes dan mengatakan ingin langsung. Aku yakinkan itu tidakbisa, harus ada proses tidak bisa langsung apalagi ini baru pertama, jadi harus melalui proses dari pelajaran sebalumnya.
Mereka pun akhirnya menuruti kata-kataku dan hampir 1 jam mereka menyelelsaikan masing-masing orgasmenya.
Batang Adam sudah tegak kembalisetelah hampir 10 menit mengoral Evi.
Evi kuarahkan tidur dengan mengangkangkan kakinya dan menekuk ke atas.
Adam merangkak di atasnya dan dengan tanganku ku bimbing batang kontolnya menemukan sasaran. Sebelumnya batang Adam aku lumasi dengan KY Jelly agar lebih licin. Kepala kontol Adam mengkilat karena sudah mencapai ketagangan yang sempurna aku kuakkan belahan memek Evi dan Adam dengan memegangi kontolnya di mendorong masuk ke dalam memek Evi.
Berkali kali kepelset ke atas dan ke bawah.
sampai akhirnya kepala kontol Adam masuk.
” Pelan-pelan dick, jangan dipaksa karena ini dirasakan sakit oleh Visky,” kata ku.
Evi membenarkan dengan mengatakan
“pelan-pelan Dick, sakit”.
Aku minta Adam menarik sedikit dan kembali mendorong sedikit.
” TArik sedikit dan dorong lebih banyak,”
Gerakan itu berhasil membawa batang Adam masuk hampir separo smpai dia merasakan buntu. Sementara Evi sudah berlinangan air mata menahan rasa sakit.
Aku minta keduanya bersabar, karena memang pada usia kalian hal ini belum waktunya jadi agak sakit.
Dalam hatiku berkata bagus kontolnya masih kecil kalau kontolku yang menerobos, bisa pingsan si Evi ini.
Gerakan maju mundur setengah batang sudah mulai lancar dan Evia sudah mulai kurang merasa sakitnya.
Adam kusuruh bertahan di dalam liang memek Evi dan kuminta untuk agak menekan sedikit , kalau Evi sakit, harus berhenti, kalau sudah tidak sakit lagi diteruskan kembali. Adam memang murid yang cerdas dia melakukan apa yang aku perintahkan sampai akhirnya semua batang kontol Adam tenggelam di memek Evi. Adam kuminta untuk tidak melakukan gerakan kasar, karena Evi masti merasakan sakit ada sedikit noda darah di sprei menandakan selaput dara Evi sudah jebol.
Mungkin karena sempit dan demikian lama proses penerobosan itu. Adam akhirnya mencapai orgasme di dalam memek Evi.
Evi tidak mendapatkan orgasme karena dia lebih merasa sakit dari pada enak
Keduanya terkulai lemas. Aku tinggalkan mereka dalam keadaan terlelap tidur.
Di luar aku ketemu Henny.
“Abis ngapain mas,”tanya Henny.
“Ngajari Adam dan Evi,”
Henny lalu faham dan segera menarikku ke kamarnya.
Suatu hari aku tanya Henny,
“Mau gak ngajar praktek Adam dan Evi,”
Henny menyambut gembira tawaran ku itu.
Ketika tawaran yang sama ku sampaikan Adam dan Evi mereka juga setuju.
Pada hari yang sudah kami sepakati dimulailah pelajaran dengan guru Henny dan aku sebagai pengawas.
Untuk menghilangkan rasa canggung kami sepakati semua dalam keadaan telanjang di dalam kamar dan semua sudah dicuci bersih.
Bagitu kubuka celanaku maka kontolku langsung ngacung ke depan, Adam juga begitu. Ah normal.
Henny teteknya sudah lebih besar karena dia kini sudah mencapai usia 12 tahun.
Pelajaran pertama adalah terhadap Adam dan Henny akan melakukan praktek kepada Adam. Evi agak cemas tapi dia terpaksa menerima karena sudah kesepakatan.
Dengan kelihaian Henny dia mulai merangsang Adam dengan mulai menghisap kontol Adam diseleingi menjilan dan sampai menjilati lubang dubur Adam. Mendapat serangan piawai dan tidak duduga, Henny jadi kelojotan keenakan dan mengerang tanpa sadar.
Belum sampai 5 menit Adam sudah kejang mencapai orgasme. di mulut Henny.
Henny puas karena sergapannya segera membuahkan hasil. Evi ternganga saja sambil duduk bersila disamping Adam.
Henny lalu melepaskan saran. Kalau Adam yang diajari, Evi juga harus diajari secara praktek dan yang melakukannya adalah Mas Didit. Evi Terperangah dan dia tidak bisa menangkis ketika Henny membujuk Evi agar mau menerima pelajaranpraktek dari ku. Aku juga tak menduga bakal terlibat sejauh ini.
“Ayo mas ajarin Evi tu biar lebih mahir,” ujar Henny.
Evi aku bimbing untuk rebah dan perlahan-lahan kucium keningknya, pipinya, lehernya , telinganya sampai dia mulai on. Bibirnya kusergap dengan gerakan yang menambah nafsu. Evi jadi lupa dia sedang berhadapan dengan siapa . Tangannya segera merangkul leherku dan memeluknya erat. Aku semakin ganas menyerang Evi. mulai kuciumi kebawah, sampai bagian susunya yang rupnya sudah agak mengelembung sedikit terutama bagian sekitar putingnya. Evi menggeliat dan merintih keenakan.
JIlatanku makin ke bawah dan akhirnya mendarat sampai di sekitar memeknya. Tidak langsung menuju sasaran itil, tetapi diseputar memek dan lubang anusnya. Evi makin kelojotan dan mulai mendesis.
Memek kecil itu mulai basah dan mulai mengalir keluar dari celahnya.
Melihat aksku, Adam rupanya mulai terangsang dan pensinya perlahan-lahan bangun. Kesempatan itu tidak disia-siakan
Henny lalu dia segera mendorong Adam untuk tidur telentang dan Henny lalu menduduki kontol Adam yang dengan mudahnya masuk ke memek Henny. Henny melakukan gerakan maju mundur.
Aku pun mulai melakukan serangan ke itil Evi dan mulailah dial bergelinjang-gelinjang sampia akhirnya pada menit ke 10 dia meregang orgasme. Setelah pulih dari ritem orgasmenya aku mengarahkan kontolku untuk mencob menerobos masuk ke memek gadis 9 tahun. Dengan hati hati ku sorongkan kepala kontolku yang tampaknya terlalu besar bagi lobang memek Evi. Pelan-pelan kudorogn sampai semua bagian kepala masuk. Evi hanya menggelengkan kepala ketika kutanya apakah sakit. Aku maju mundurkan sedikit untuk melumasi batang kontolku sebelum ku dorong lebih dalam.
Perlahan-lahan kontolku mulai memenuhi rongga memek Evi. Bibir Memek Evi terlihat terbuka lebar melahap batang kontolku. Ternya bisa juga seluruh batang ku ambles ke dalam memek kecil ini. Aku melakukan gerakan hati-hati.

BAca Juga Cerita Sex Sahabatku

“Penuh banget mas rasanya” ujar Evi.
Pelan pelan aku goyang sampai gerakan keluar masuk makin lancar. Sekitar 15 menit pada posisi misionaris aku balikkan badan Evi sehingga di sekarang berada diatas ku dia duduk persimpuh dan kuperintahkan melakukan gerakan maju mundur jangan naik turun, karena dia tidak bisa mengontrol gerakan naik turun. Khawatir nanti batangku copot dari memeknya.
Evi mulai terangsang karena dia mendapatkan posisi yang tepat dia makin bersemangat menggerakkan pinggulnya sampai dia sendiri mengerang dan rebah ke badan ku. Evi mencapai Orgasme.
Kuminta Evi Nungging dan kuterobos lobang memeknya dari belakang gerakan keluar masuk makin merangsang dan hampir 10 menit Evi berteriak . Rupanya dia mencapai orgasme G-SPot. Akupun jadi makin terangsang dan Segera kutarik batangku lalu kusemprotkan sperma di punggung Evi.
Henny dan Adam masih bergumul,. Mungkin sizenya tidak tepat jadi keduanya jadi mendapat rangsangan minimal. Hampir setengah jam kemudian Adam mengejang , sementara Henny belum mendapatkan orgasme.
Henny lalu menyambar kontolku dan diisapnya dengan penuh nafsu. setelah berdiri tegak dia segera duduk di atas kontolku sambil terus melakukan gerakan ganas dan brutal sampai dia menjerit keenakan mendapat orgasme.
Kami berempat kelelahan.
Sejak saat itu kami berempat jadi bebas melakukan hubungan sex sampai akhirnya Mbak Vina mengetahuinya.
Komunitas telanjang kembali bersemi dan kami berenam lebih memilih telanjang dirumah dari pada mengenakan pakaian. Party sex pun kembali diselenggarakan.
Aku sempat mendokumentasikan pemecahan perawan Evi oleh Adam dan tentu saja pelajaran praktek dengan pembimbing aku dan Henny.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.