Bos Horny

Cerita Sex Terbaru | Aku baru kerja 4 bulan di perusahaan asing di Jakarta bos saya namanya M Richard yang berasala dari
USA umurnya 45 tahun dengan waktu yang cepat kami semua karyawan sudah kenal dekat dengan Mr. Rich
biasanya dipanggil seperti itu.

Cerita Sex Terbaru Bos Horny
Hobi kita sama yaitu bermain golf perusahaan kami bergerak di bidang advertising katanya teman
sekantor istri dari sibos cantik tubuhnya seksi kayak bintang Hollywood, karena aku belum pernah
melihat istri si Bos, hanya meilhat fotonya yang terpampang di ruangannya.

Meja kantor saya memang aku desain dengan nyaman dan aku selipakn foto aku dan istriku Nindy yang
berasal dari Bandung dan berumur 26 tahun, di meja kerja saya. Pada waktu Richard melihat foto itu,
secara spontan dia memuji kecantikan Nindy dan sejak saat itu pula saya mengamati kalau Richard sering
melirik ke foto itu, apabila kebetulan dia datang ke ruang kerja saya.

Suatu hari Richard mengundang saya untuk makan malam di rumahnya, katanya untuk membahas suatu proyek,
sekaligus untuk lebih mengenal istri masing-masing.

“Dik, nanti malam datang ke rumah ya, ajak istrimu Nindy juga, sekalian makan malam”.

“Lho, ada acara apa boss?”, kataku sok akrab.

“Ada proyek yg harus diomongin, sekalian biar istri saling kenal gitu”.

“Okelah!”, kataku.

Sesampainya di rumah, undangan itu aku sampaikan ke Nindy. Pada mulanya Nindy agak segan juga untuk
pergi, karena menurutnya nanti agak susah untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan mereka. Akan
tetapi setelah kuyakinkan bahwa Richard dan Istrinya sangat lancar berbahasa Indonesia, akhirnya Nindy
mau juga pergi.

“Ada apa sih Mas, kok mereka ngadain dinner segala?”.

“Tau, katanya sih, ada proyek apa.., yang mau didiskusikan”.

“Ooo.., gitu ya”, sambil tersenyum. Melihat dia tersenyum aku segera mencubit pipinya dengan gemas.
Kalau melihat Nindy, selalu gairahku timbul, soalnya dia itu seksi sekali. Rambutnya terurai panjang,
dia selalu senam so.., punya tubuh ideal, dan ukurannya itu 34B yang padat kencang.

Pukul 19.30 kami sudah berada di apartemen Richard yang terletak di daerah Jl. Gatot Subroto. Aku
mengenakan kemeja batik, sementara Nindy memakai stelan rok dan kemeja sutera. Rambutnya dibiarkan
tergerai tanpa hiasan apapun.

Sesampai di Apertemen no.1009, aku segera menekan bel yang berada di depan pintu. Begitu pintu
terbuka, terlihat seorang wanita bule berumur kira-kiar 32 tahun, yang sangat cantik, dengan tinggi
sedang dan berbadan langsing, yang dengan suara medok menegur kami.

“Oh Diko dan Nindy yah?, silakan.., masuk.., silakan duduk ya!, saya Lillian istrinya Richard”.

Ternyata Lillian badannya sangat bagus, tinggi langsing, rambut panjang, dan lebih manis
dibandingkan dengan fotonya di ruang kerja Richard. Dengan agak tergagap, aku menyapanya.
“Hallo Mam.., kenalin, ini Nindy istriku”.

Setelah Nindy berkenalan dengan Lillian, ia diajak untuk masuk ke dapur untuk menyiapkan makan malam,
sementara Richard mengajakku ke teras balkon apartemennya.

“Gini lho Dik.., bulan depan akan ada proyek untuk mengerjakan iklan.., ini.., ini.., dsb. Berani
nggak kamu ngerjakan iklan itu”.

“Kenapa nggak, rasanya perlengkapan kita cukup lengkap, tim kerja di kantor semua tenaga terlatih,
ngeliat waktunya juga cukup. Berani!”.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Aku excited sekali, baru kali itu diserahi tugas untuk mengkordinir pembuatan iklan skala besar.
Senyum Richard segera mengembang, kemudian ia berdiri merapat ke sebelahku.

“Eh Dik.., gimana Lillian menurut penilaian kamu?”, sambil bisik-bisik.

“Ya.., amat cantik, seperti bintang film”, kataku dengan polos.

“Seksi nggak?”.

“Lha.., ya.., jelas dong”.

“Umpama.., ini umpama saja loo.., kalo nanti aku pinjem istrimu dan aku pinjemin Lillian untuk kamu
gimana?”.

Mendenger permintaan seperti itu terus terang aku sangat kaget dan bingung, perasanku sangat shock dan
tergoncang. Rasanya kok aneh sekali gitu.

Sambil masih tersenyum-senyum, Richard melanjutkan, “Nggak ada paksaan kok, aku jamin Nindy dan
Lillian pasti suka, soalnya nanti.., udah deh pokoknya kalau kau setuju.., selanjutnya serahkan pada
saya.., aman kok!”.

Membayangkan tampang dan badan Lillian aku menjadi terangsang juga. Pikirku kapan lagi aku bisa
menunggangi kuda putih? Paling-paling selama ini hanya bisa membayangkan saja pada saat menonton blue
film.

Tapi dilain pihak kalau membayangkan Nindy dikerjain si bule ini, yang pasti punya senjata yang besar,
rasanya kok tidak tega juga. Tapi sebelum saya bisa menentukan sikap, Richard telah melanjutkan dengan
pertanyaan lagi, “Ngomong-ngomong Nindy sukanya kalo making love style-nya gimana sih?”.

Tanpa aku sempat berpikir lagi, mulutku sudah ngomong duluan, “Dia tidak suka style yang aneh-aneh,
maklum saja gadis pingitan dan pemalu, tapi kalau vaginanya dijilatin, maka dia akan sangat
terangsang!”.

“Wow.., aku justru pengin sekali mencium dan menjilati bagian vagina, ada bau khas wanita terpancar
dari situ.., itu membuat saya sangat terangsang!”, kata Richard.

“Kalau Lillian sangat suka main di atas, doggy style dan yang jelas suka blow-job” lanjutnya.
Mendengar itu aku menjadi bernafsu juga, belum-belum sudah terasa ngilu di bagian bawahku membayangkan
senjataku diisap mulut mungil Lillian itu.

Kemudian lanjut Richard meyakinkanku, “Oke deh.., enjoy aja nanti, biar aku yang atur. Ngomong-ngomong
my wife udah tau rencana ini kok, dia itu orangnya selalu terbuka dalam soal seks.., jadi setuju aja”.

“Nanti minuman Nindy aku kasih bubuk penghangat sedikit, biar dia agak lebih berani.., Oke.., yaa!”,
saya agak terkejut juga, apakah Richard akan memberikan obat perangsang dan memperkosa Rina? Wah kalau
begitu tidak rela aku.

Aku setuju asal Rina mendapat kepuasan juga. Melihat mimik mukaku yang ragu-ragu itu, Richard cepat-
cepat menambahkan,

“Bukan obat bius atau ineks kok. Cuma pembangkit gairah aja”, kemudian dia menjelaskan selanjutnya,
“Oke, nanti kamu duduk di sebelah Lillian ya, Nindy di sampingku”.

Selanjutnya acara makan malam berjalan lancar. Juga rencana Richard. Setelah makan malam selesai
kelihatannya bubuk itu mulai bereaksi. Rina kelihatan agak gelisah, pada dahinya timbul keringat
halus, duduknya kelihatan tidak tenang, soalnya kalau nafsunya lagi besar, dia agak gelisah dan
keringatnya lebih banyak keluar.Cerita Sex Terbaru

Melihat tanda-tanda itu, Richard mengedipkan matanya pada saya dan berkata pada Nindy, “Nin.., mari
duduk di depan TV saja, lebih dingin di sana!”, dan tampa menunggu jawaban Nindy, Richard segera
berdiri, menarik kursi Nindy dan menggandengnya ke depan TV 29 inchi yang terletak di ruang tengah.
Aku ingin mengikuti mereka tapi Lillian segera memegang tanganku.

“Dik, diliat aja dulu dari sini, ntar kita juga akan bergabung dengan mereka kok”. Memang dari ruang
makan kami dapat dengan jelas menyaksikan tangan Richard mulai bergerilya di pundak dan punggung
Nindy, memijit-mijit dan mengusap-usap halus.

Sementara Nindy kelihatan makin gelisah saja, badannya terlihat sedikit menggeliat dan dari mulutnya
terdengar desahan setiap kali tangan Richard yang berdiri di belakangnya menyentuh dan memijit
pundaknya.

Lillian kemudian menarikku ke kursi panjang yang terletak di ruang makan. Dari kursi panjang tersebut,
dapat terlihat langsung seluruh aktivitas yang terjadi di ruang tengah, kami kemudian duduk di kursi
panjang tersebut.

Terlihat tindakan Richard semakin berani, dari belakang tangannya dengan trampil mulai melepaskan
kancing kemeja batik Nindy hingga kancing terakhir. BH Nindy segera menyembul, menyembunyikan dua
bukit mungil kebanggaanku dibalik balutannya.

Kelihatan mata Nindy terpejam, badannya terlihat lunglai lemas, aku menduga-duga,

“Apakah Nindy telah diberi obat tidur, atau obat perangsang oleh Richard?, atau apakah Nindy pingsan
atau sedang terbuai menikmati permainan tangan Richard?”.

Nindy tampaknya pasrah seakan-akan tidak menyadari keadaan sekitarnya. Timbul juga perasaan cemburu
berbarengan dengan gairah menerpaku, melihat Nindy seakan-akan menyambut setiap belaian dan usapan
Richard dikulitnya dan ciuman nafsu Richardpun disambutnya dengan gairah.

Melihat apa yang tengah diperbuat oleh si bule terhadap istriku, maka karena merasa kepalang tanggung,
aku juga tidak mau rugi, segera kualihkan perhatianku pada istri Richard yang sedang duduk di
sampingku.

Niat untuk merasakan kuda putih segera akan terwujud dan tanganku pun segera menyelusup ke dalam rok
Lillian, terasa bukit kemaluannya sudah basah, mungkin juga telah muncul gairahnya melihat suaminya
sedang mengerjai wanita mungil.

Dengan perlahan jemariku mulai membuka pintu masuk ke lorong kewanitaannya, dengan lembut jari
tengahku menekan clitorisnya. Desahan lembut keluar dari mulut Lillian yang mungil itu, “aahh..,
aaghh.., aagghh”, tubuhnya mengejang, sementara tangannya meremas-remas payudaranya sendiri.

Sementara itu di ruang sebelah, Richard telah meningkatkan aksinya terhadap Nindy, terlihat Nindy
telah dibuat polos oleh Richard dan terbaring lunglai di sofa.

Badan Nindy yang ramping mulus dengan buah dadanya tidak terlalu besar, tetapi padat berisi, perutnya
yang rata dan kedua bongkahan pantatnya yang terlihat mulus menggairahkan serta gundukan kecil yang
membukit yang ditutupi oleh rambut-rambut halus yang terletak diantara kedua paha atasnya terbuka
dengan jelas seakan-akan siap menerima serangan-serangan selanjutnya dari Richard.

Kemudian Richard menarik Nindy berdiri, dengan Richard tetap di belakangnya, kedua tangan Richard
menjelajahi seluruh lekuk dan ngarai istriku itu. Aku sempat melihat ekspresi wajah Nindy, yang dengan
matanya yang setengah terpejam dan dahinya agak berkerut seakan-akan sedang menahan suatu kenyerian
yang melanda seluruh tubuhnya dengan mulutnya yang mungil setengah terbuka.

Menunjukan Nindy menikmati benar permainan dari Richard terhadap badannya itu, apalagi ketika jemari
Richard berada di semak-semak kewanitaannya, sementara tangan lain Richard meremas-remas puting
susunya, terlihat seluruh badan Nindy yang bersandar lemas pada badan Richard, bergetar dengan hebat.

Saat itu juga tangan Lillian telah membuka zipper celana panjangku, dan bagaikan orang kelaparan terus
berusaha melepas celanaku tersebut. Untuk memudahkan aksinya aku berdiri di hadapannya, dengan
melepaskan bajuku sendiri.

Setelah Lillian selesai dengan celanaku, gilirannya dia kutelanjangi. Wow.., kulit badannya mulus
seputih susu, payudaranya padat dan kencang, dengan putingnya yang berwarna coklat muda telah
mengeras, yang terlihat telah mencuat ke depan dengan kencang.

Aku menyadari, kalau diadu besarnya senjataku dengan Richard, tentu aku kalah jauh dan kalau aku
langsung main tusuk saja, tentu Lillian tidak akan merasa puas, jadi cara permainanku harus memakai
teknik yang lain dari lain.

Maka sebagai permulaan kutelusuri dadanya, turun ke perutnya yang rata hingga tiba di lembah diantara
kedua pahanya mulus dan mulai menjilat-jilat bibir kemaluannya dengan lidahku.

Kududukkan Lillian kembali di sofa, dengan kedua kakinya berada di pundakku. Sasaranku adalah
vaginanya yang telah basah. Lidahku segera menari-nari di permukaan dan di dalam lubang vaginanya.

Menjilati clitorisnya dan mempermainkannya sesekali. Kontan saja Lillian berteriak-teriak keenakan
dengan suara keras,

” Ooohh.., oohh.., sshh.., sshh”. Sementara tangannya menekan mukaku ke vaginanya dan tubuhnya
menggeliat-geliat. Tanganku terus melakukan gerakan meremas-remas di sekitar payudaranya. Pada saat
bersamaan suara Nindy terdengar di telingaku saat ia mendesah-desah,

“Oooh.., aagghh!”, diikuti dengan suara seperti orang berdecak-decak. Tak tahu apa yang diperbuat
Richard pada istriku, sehingga dia bisa berdesah seperti itu. Nindy sekarang telah telentang di atas
sofa, dengan kedua kakinya terjulur ke lantai dan Richard sedang berjongkok diantara kedua paha Nindy
yang sudah terpentang dengan lebar.

Kepalanya terbenam diantara kedua paha Nindy yang mulus. Bisa kubayangkan mulut dan lidah Richard
sedang mengaduk-aduk kemaluan Nindy yang mungil itu. Terlihat badan Nindy menggeliat-geliat dan kedua
tangannya mencengkeram rambut Richard dengan kuat. ‘’

Aku sendiri makin sibuk menjilati vagina Lillian yang badannya terus menggerinjal-gerinjal keenakan
dan dari mulutnya terdengar erangan,

“Ahh.., yaa.., yaa.., jilatin.., Ummhh”. Desahan-desahan nafsu yang semakin menegangkan otot-otot
penisku.

“Aahh.., Dik.., akuu.., aakkuu.., oohh.., hh!”, dengan sekali hentakan keras pinggul Lillian menekan
ke mukaku, kedua pahanya menjepit kepalaku dengan kuat dan tubuhnya menegang terguncang-guncang dengan
hebat dan diikuti dengan cairan hangat yang merembes di dinding vaginanya pun semakin deras, saat ia
mencapai organsme.Cerita Sex Terbaru

Tubuhnya yang telah basah oleh keringat tergolek lemas penuh kepuasan di sofa. Tangannya mengusap-usap
lembut dadaku yang juga penuh keringat, dengan tatapan yang sayu mengundangku untuk bertindak lebih
jauh.

Ketika aku menengok ke arah Richard dan istriku, rupanya mereka telah berganti posisi. Nindy kini
telentang di sofa dengan kedua kakinya terlihat menjulur di lantai dan pantatnya terletak pada tepi
sofa, punggung Nindy bersandar pada sandaran sofa.

Sehingga dia bisa melihat dengan jelas bagian bawah tubuhnya yang sedang menjadi sasaran tembak
Richard. Richard mengambil posisi berjongkok di lantai diantara kedua paha Nindy yang telah terpentang
lebar.

Aku merasa sangat terkejut juga melihat senjata Richard yang terletak diantara kedua pahanya yang
berbulu pirang itu, penisnya terlihat sangat besar kurang lebih panjangnya 20 cm dengan lingkaran yang
kurang lebih 6 cm dan pada bagian kepala penisnya membulat besar bagaikan topi baja tentara saja.

Terlihat Richard memegang penis raksasanya itu, serta di usap-usapkannya di belahan bibir kemaluan
Nindy yang sudah sedikit terbuka, terlihat Nindy dengan mata yang terbelalak melihat ke arah senjata
Richard yang dahsyat itu, sedang menempel pada bibir vaginanya.

Kedua tangan Nindy kelihatan mencoba menahan badan Richard dan badan Nindy terlihat agak melengkung,
pantatnya dicoba ditarik ke atas untuk mengurangi tekanan penis raksasa Richard pada bibir vaginanya.

Akan tetapi dengan tangan kanannya tetap menahan pantat Nindy dan tangan kirinya tetap menuntun
penisnya agar tetap berada pada bibir kemaluan Nindy, sambil mencium telinga kiri Nindy, terdengar
Richard berkata perlahan,

“Niinn.., maaf yaa.., saya mau masukkan sekarang.., boleh?”, terlihat kepala Nini hanya menggeleng-
geleng kekiri kekanan saja, entah apa yang mau dikatakannya, dengan pandangannya yang sayu menatap ke
arah kemaluannya yang sedang didesak oleh penis raksasa Richard itu dan mulutnya terkatup rapat
seakan-akan menahan kengiluan.

Richard, tanpa menunggu lebih lama lagi, segera menekan penisnya ke dalam lubang vagina Nindy yang
telah basah itu, biarpun kedua tangan Nindy tetap mencoba menahan tekanan badan Richard.

Mungkin, entah karena tusukan penis Richard yang terlalu cepat atau karena ukuran penisnya yang over
size, langsung saja Nindy berteriak kecil,

“Aduuh.., pelan-pelan.., sakit nih”, terdengar keluhan dari mulutnya dengan wajah yang agak meringis,
mungkin menahan rasa kesakitan. Kedua kaki Nindy yang mengangkang itu terlihat menggelinjang.

Kepala penis Richard yang besar itu telah terbenam sebagian di dalam kemaluan Nindy, kedua bibir
kemaluannya menjepit dengan erat kepala penis Richard, sehingga belahan kemaluan Nindy terlihat
terkuak membungkus dengan ketat kepala penis Richard itu.

Kedua bibir kemaluan Nindy tertekan masuk begitu juga clitoris Nindy turut tertarik ke dalam akibat
besarnya kemaluan Richard.

Richard menghentikan tekanan penisnya, sambil mulutnya mengguman, “Maaf.., Nin.., saya sudah
menyakitimu.., maaf yaa.., Niin!”.

“aagghh.., jangan teerrlalu diipaksakan.., yaahh.., saayaa meerasa.., aakan.., terbelah.., niih..,
sakiitt.., jangan.., diiterusiinn”.

Nindy mencoba menjawab dengan badannya terus menggeliat-geliat, sambil merangkulkan kedua tangannya di
pungung Richard.

“Niinn.., saya mau masukkan lagi.., yaa.., dan tolong katakan yaa.., kalau Nindy masih merasa sakit”,
sahut Richard dan tanpa menunggu jawaban Nindy, segera saja Richard melanjutkan penyelaman penisnya ke
dalam lubang vagina Nindy yang tertunda itu, tetapi sekarang dilakukannya dengan lebih pelan pelan.

Ketika kepala penisnya telah terbenam seluruhnya di dalam lubang kemaluan Nindy, terlihat muka Nindy
meringis, tetapi sekarang tidak terdengar keluhan dari mulutnya lagi hanya kedua bibirnya terkatup
erat dengan bibir bawahnya terlihat menggetar.

Terdengar Richard bertanya lagi, “Niinn.., sakit.., yaa?”, Nindy hanya menggeleng-gelengkan kepalanya,
sambil kedua tangannya meremas bahu Richard dan Richard segera kembali menekan penisnya lebih dalam,
masuk ke dalam lubang kemaluan Nindy.

Secara pelahan-lahan tapi pasti, penis raksasa itu menguak dan menerobos masuk ke dalam sarangnya.
Ketika penis Richard telah terbenam hampir setengah di dalam lubang vagina Nindy, terlihat Nindy telah
pasrah saja dan sekarang kedua tangannya tidak lagi menolak badan Richard.

Akan tetapi sekarang kedua tangannya mencengkeram dengan kuat pada tepi sofa. Richard menekan lebih
dalam lagi, kembali terlihat wajah Nindy meringis menahan sakit dan nikmat, kedua pahanya terlihat
menggeletar,

Tetapi karena Nindy tidak mengeluh maka Richard meneruskan saja tusukan penisnya dan tiba-tiba saja,
“Blees”, Richard menekan seluruh berat badannya dan pantatnya menghentak dengan kuat ke depan
memepetin pinggul Nindy rapat-rapat pada sofa.

Pada saat yang bersamaan terdengar keluhan panjang dari mulut Nindy, “Aduuh”, sambil kedua tangannya
mencengkeram tepi sofa dengan kuat dan badannya melengkung ke depan serta kedua kakinya terangkat ke
atas menahan tekanan penis Richard di dalam kemaluannya.

Richard mendiamkan penisnya terbenam di dalam lubang vagina Nindy sejenak, agar tidak menambah sakit
Nindy sambil bertanya lagi,

“Niinn.., sakit.., yaa? Tahan dikit yaa, sebentar lagi akan terasa nikmat!”, Nindy dengan mata
terpejam hanya menggelengkan kepalanya sedikit seraya mendesah panjang,

“aagghh.., kit!”, lalu Richard mencium wajah Nindy dan melumat bibirnya dengan ganas. Terlihat pantat
Richard bergerak dengan cepat naik turun, sambil badannya mendekap tubuh mungil Nindy dalam
pelukannya.

Tak selang lama kemudian terlihat badan Nindy bergetar dengan hebat dari mulutnya terdengar keluhan
panjang,

“Aaduuh.., oohh.., sshh.., sshh”, kedua kaki Nindy bergetar dengan hebat, melingkar dengan ketat pada
pantat Richard, Nindy mengalami orgasme yang hebat dan berkepanjangan. Selang sesaat badan Nindy
terkulai lemas dengan kedua kakinya tetap melingkar pada pantat Richard yang masih tetap berayun-ayun
itu.

aah, suatu pemandangan yang sangat erotis sekali, suatu pertarungan yang diam-diam yang diikuti oleh
penaklukan disatu pihak dan penyerahan total dilain pihak.

“Dik.., ayo aku mau kamu”, suara Lillian penuh gairah di telingaku. Kuletakkan kaki Lillian sama
dengan posisi tadi, hanya saja kini senjataku yang akan masuk ke vaginanya. Duh, rasanya kemaluan
Lillian masih rapet saja, aku merasakan adanya jepitan dari dinding vagina Lillian pada saat rudalku
hendak menerobos masuk.

“Lill.., kok masih rapet yahh”. Maka dengan sedikit tenaga kuserudukkan saja rudalku itu menerobos
liang vaginanya. “Aagghh”, mata Lillian terpejam, sementara bibirnya digigit.

Tapi ekspresi yang terpancar adalah ekspresi kepuasan. Aku mulai mendorong-dorongkan penisku dengan
gerakan keluar masuk di liang vaginanya. Diiringi erangan dan desahan Lillian setiap aku menyodokkan
penisku, melihat itu aku semakin bersemangat dan makin kupercepat gerakan itu. Bisa kurasakan bahwa
liang kemaluannya semakin licin oleh pelumas vaginanya.

“Ahh.., ahh”, Lillian makin keras teriakannya.

“Ayo Dik.., terus”.

“Enakk.., eemm.., mm!”.

Tubuhnya sekali lagi mengejang, diiringi leguhan panjang, “Uuhh..hh..” “Lill.., boleh di dalam..,
yaah”, aku perlu bertanya pada dia, mengingat aku bisa saja sewaktu-waktu keluar.

“mm..”.

Kaki Lillian kemudian menjepit pinggangku dengan erat, sementara aku semakin mempercepat gerakan
sodokan penisku di dalam lubang kemaluannya. Lillian juga menikmati remasan tanganku di buah dadanya.

“Nih.., Lill.., terima yaa”.

Dengan satu sodokan keras, aku dorong pinggulku kuat-kuat, sambil kedua tanganku memeluk badan Lillian
dengan erat dan penisku terbenam seluruhnya di dalam lubang kemaluannya dan saat bersamaan cairan
maniku menyembur keluar dengan deras di dalam lubang vagina Lillian.

Badanku tehentak-hentak merasakan kenikmatan orgasme di atas badan Lillian, sementara cairan hangat
maniku masih terus memenuhi rongga vagina Lillian, tiba-tiba badan Lillian bergetar dengan hebat dan
kedua pahanya menjepit dengan kuat pinggul saya diikuti keluhan panjang keluar dari mulutnya,
“..aagghh.., hhm!”, saat bersamaan Lillian juga mengalami orgasme dengan dahsyat.

Setelah melewati suatu fase kenikmatan yang hebat, kami berdua terkulai lemas dengan masih berpelukan
erat satu sama lain. Dari pancaran sinar mata kami, terlihat suatu perasaan nikmat dan puas akan apa
yang baru kami alami.Cerita Sex Terbaru

Aku kemudian mencabut senjataku yang masih berlepotan dan mendekatkannya ke muka Lillian. Dengan
isyarat agar ia menjilati senjataku hingga bersih. Ia pun menurut. Lidahnya yang hangat menjilati
penisku hingga bersih. “Ahh..”. Dengan kepuasan yang tiada taranya aku merebahkan diri di samping
Lillian.

Kini kami menyaksikan bagaimana Richard sedang mempermainkan Nindy, yang terlihat tubuh mungilnya
telah lemas tak berdaya dikerjain Richard, yang terlihat masih tetap perkasa saja. Gerakan Richard
terlihat mulai sangat kasar, hilang sudah lemah lembut yang pernah dia perlihatkan.

Mulai saat ini Richard mengerjai Nindy dengan sangat brutal dan kasar. Nindy benar-benar dipergunakan
sebagai objek seks-nya. Saya sangat takut kalau-kalau Richard menyakiti Nindy, tetapi dilihat dari
ekspressi muka dan gerakan Nindy ternyata tidak terlihat tanda-tanda penolakan dari pihak Nindy atas
apa yang dilakukan oleh Richard terhadapnya.

Richard mencabut penisnya, kemudian dia duduk di sofa dan menarik Nindy berjongkok diantara kedua
kakinya, kepala Nindy ditariknya ke arah perutnya dan memasukkan penisnya ke dalam mulut Nindy sambil
memegang belakang kepala Nindy.

Dia membantu kepala Nindy bergerak ke depan ke belakang, sehingga penisnya terkocok di dalam mulut
Nindy. Kelihatan Nindy telah lemas dan pasrah, sehingga hanya bisa menuruti apa yang diingini oleh
Richard, hal ini dilakukan Richard kurang lebih 5 menit lamanya.

Richard kemudian berdiri dan mengangkat Nindy, sambil berdiri Richard memeluk badan Nindy erat-erat.
Kelihatan tubuh Nindy terkulai lemas dalam pelukan Richard yang ketat itu. Tubuh Nindy digendong
sambil kedua kaki Nindy melingkar pada perut Richard dan langsung Richard memasukkan penisnya ke dalam
kemaluan Nindy.

Ini dilakukannya sambil berdiri. Badan Nindy terlihat tersentak ke atas ketika penis raksasa Richard
menerobos masuk ke dalam lubang kemaluannya dari mulutnya terdengar keluhan, “aagghh!”, Nindy terlihat
seperti anak kecil dalam gendongan Richard.

Kaki Nindy terlihat merangkul pinggang Richard, sedangkan berat badannya disanggah oleh penis Richard.
Richard berusaha memompa sambil berdiri dan sekaligus mencium Nindy. Pantat Nindy terlihat merekah dan
tiba-tiba Richard memasukkan jarinya ke lubang pantat Nindy.

“Ooohh!”. Mendapat serangan yang demikian serunya dari Richard, badan Nindy terlihat menggeliat-geliat
dalam gendongan Richard. Suatu pemandangan yang sangat seksi.

Ketika Richard merasa capai, Nindy diturunkan dan Richard duduk pada sofa. Nindy diangkat dan
didudukan pada pangkuannya dengan kedua kaki Nindy terkangkang di samping paha Richard dan Richard
memasukkan penisnya ke dalam lubang kemaluan Nindy dari bawah.

Dari ruang sebelah saya bisa melihat penis raksasa Richard memaksa masuk ke dalam lubang kemaluan
Nindy yang kecil dan ketat itu. Vaginanya menjadi sangat lebar dan penis Richard menyentuh paha Nindy.

Kedua tangan Richard memegang pinggang Nindy dan membantu Nindy memompa penis Richard secara teratur,
setiap kali penis Richard masuk, terlihat vaginanya ikut masuk ke dalam dan cairan putih terbentuk di
pinggir bibir vaginanya. Ketika penisnya keluar, terlihat vaginanya mengembang dan menjepit penis
Richard. Mereka melakukan posisi ini cukup lama.

Kemudian Richard mendorong Nindy tertelungkup pada sofa dengan pantat Nindy agak menungging ke atas
dan kedua lututnya bertumpu di lantai. Richard akan bermain doggy style. Ini sebenarnya adalah posisi
yang paling disukai oleh Nindy.

Dari belakang pantat Nindy, Richard menempatkan penisnya diantara belahan pantat Nindy dan mendorong
penisnya masuk ke dalam lubang vagina Nindy dari belakang dengan sangat keras dan dalam, semua
penisnya amblas ke dalam vagina Nindy.

Jari jempol tangan kiri Richard dimasukkan ke dalam lubang pantat. Nindy setengah berteriak,
“aagghh!”, badannya meliuk-liuk mendapat serangan Richard yang dahsyat itu. Badan Nindy dicoba ditarik
ke depan, tapi Richard tidak mau melepaskan, penisnya tetap bersarang dalam lubang kemaluan Nindy dan
mengikuti arah badan Nindy bergerak.

Nindy benar-benar dalam keadaan yang sangat nikmat, desahan sudah berubah menjadi erangan dan erangan
sudah berubah menjadi teriakan, “Ooohhmm.., aaduhh!”. Richard mencapai payudara Nindy dan mulai
meremas-remasnya.

Tak lama kemudian badan Nindy bergetar lagi, kedua tangannya mencengkeram dengan kuat pada sofa, dari
mulutnya terdengar,

“Aahh.., aahh.., sshh.., sshh!”. Nindy mencapai orgasme lagi, saat bersamaan Richard mendorong habis
pantatnya sehingga pinggulnya menempel ketat pada bongkahan pantat Nindy, penisnya terbenam seluruhnya
ke dalam kemaluan Nindy dari belakang.

Sementara badan Nindy bergetar-getar dalam orgasmenya, Richard sambil tetap menekan rapat-rapat
penisnya ke dalam lubang kemaluan Nindy, pinggulnya membuat gerakan-gerakan memutar sehingga penisnya
yang berada di dalam lubang vagina Nindy ikut berputar-putar mengebor liang vagina Nindy sampai ke
sudut-sudutnya.

Setelah badan Nindy agak tenang, Richard mencabut penisnya dan menjilat vagina Nindy dari belakang.
Vagina Nindy dibersihkan oleh lidah Richard. Kemudian badan Nindy dibalikkannya dan direbahkan di
sofa. Richard memasukkan penisnya dari atas, sekarang tangan Nindy ikut aktif membantu memasukkan
penis Richard ke vaginanya.

Kaki Nindy diangkat dan dilingkarkan ke pinggang Richard. Richard terus menerus memompa vagina Nindy.
Badan Nindy yang langsing tenggelam ditutupi oleh badan Richard, yang terlihat oleh saya hanya pantat
dan lubang vagina yang sudah diisi oleh penis Richard.

Kadang-kadang terlihat tangan Nindy meraba dan meremas pantat Richard, sekali-kali jarinya di masukkan
ke dalam lubang pantat Richard.

Gerakan pantat Richard bertambah cepat dan ganas memompa dan terlihat penisnya yang besar itu dengan
cepat keluar masuk di dalam lubang vagina Nindy, tiba-tiba,

“Ooohh.., oohh!”, dengan erangan yang cukup keras dan diikuti oleh badannya yang terlonjak-lonjak,
Richard menekan habis pantatnya dalam-dalam, mememetin pinggul Nindy ke sofa, sehingga penisnya
terbenam habis ke dalam lubang kemaluan Nindy.

BAca Juga Cerita Sek Kekasihku Yang Hot

Pantat Richard terkedut-kedut sementara penisnya menyemprotkan spermanya di dalam vagina Nindy, sambil
kedua tangannya mendekap badan Nindy erat-erat. Dari mulut Nindy terdengar suara keluhan, “Sssh..,
sshh.., hhmm.., hhmm!”, menyambut semprotan cairan panas di dalam liang vaginanya.

Setelah berpelukan dengan erat selama 5 menit, Richard kemudian merebahkan diri di atas badan Nindy
yang tergeletak di sofa, tanpa melepaskan penisnya dari vagina Nindy. Nindy melihat ke saya dan
memberikan tanda bahwa yang satu ini sangat nikmat.

Aku tidak bisa melihat ekspresi Richard karena terhalang olah tubuh Nindy. Yang jelas dari sela-sela
selangkangan Nindy mengalir cairan mani. Kemudian Nindypun seperti kebiasaan kami membersihkan penis
Richard dengan mulutnya, itu membuat Richard mengelinjang keenakan.

Malam itu kami pulang menjelang subuh, dengan perasaan yang tidak terlupakan. Kami masih sempat
bermain 2 ronde lagi dengan pasangan itu.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Rintihan Gadis Perawan

Cerita Sex Terbaru | Cerita ini terjadi sekitar 5 tahun yang lalu saat umurku 25 tahun. Waktu itu aku setahun
tinggal disebuah komplek perumahan yang berada dijakarta. Saat itu aku bekerja disebuah
koperasi dekat komplek. Sampai umurku yang 25 tahun waktu itu, masalah wanita kehidupanku
tidak pernah kosong. Kehidupanku selalu dihiasi oleh banyak wanita yang cantik dan seksi-
seksi. Aku juga selalu meniduri wanita yang menjadi kekasihku, karena aku selalu ngaceng
kalau melihat wnaita cantik dan semok. Begitu juga dengan kalau aku melihat kekasihku
berpakaian seksi, aku langsung saja mengajaknya untuk berhubungan Sex.

Cerita Sex Terbaru Rintihan Gadis Perawan
Sebagai lelaki aku sangat beruntung sekali dengan kehidupan Sex ku yang tak pernah kosong.
Naah waktu itu aku baru aja putus dengan kekasihku karena aku sudah bosan dengan Vaginanya
yang semakin lama aku rasakan makin gak enak. Sesudah putus sekarang aku ingin meraskan
sensai ngentot gadis perawan dan Disinilah aku disebut sebagai lelaki yang beruntung.
Ketika aku pulang dari kerja aku melihat seorang gadis muda sedang menyapu lantai
rumahnya, Sekejap aku berpikiran kalau inilah targetku selanjutnya. Waktu itu aku melihat
gadis itu sedang menyapu dengan menggunakan tank top ketat dan celana pendek yang juga
ketat. Dari luar tank topnya aku melihat payudara yang sangat padat dan berisi. Ukurannya
lumayan besar sekitar 34B, kulihat sekujur kakinya sangat putih mulus sampai dipahanya gak
ada belang sama sekali. Sungguh birahiku langsung naik.
Akal bulusku pun langsung keluar, karena rumah gadis itu gak jauh dari rumahku maka akupun
sudah mengetahui seluk beluknya bagaimana. Namanya Venti, saat itu Venti kelas 1 SMA
didekat komplek. Venti termasuk gadis yang lugu, namun dia sering memakai pakaian yang
sangat seksi. Aku sengaja setiap sore pulang tepat jam seperti kemaren aku melihat Venti
sedang nyapu. Filingku pun tepat, setiap pulang aku selau tepat dengan Venti, dan aku pun
menggodanya dengan memberikan siulan kepada Venti. Venti pun yang mengetahui kalau aku
yang menyiulinya pun membalas dengan senyumannya yang manis. Begitu seterusnya hingga aku
akrab degannya.
Suatu sore saat aku sedang libur kerja, aku melihat Venti dengan kebiasaanya setiap sore.
Sore itu Venti menggunakan pakaian yang sangat seksi sekali, sehngga menonjolkan bentuk
tubuhnya yang sangat indah. Dengan sangat nafsu aku tatap dia dari balik pagar dan dia pun
membalasnya dan tanpa aku sangka-sangka Venti menuju ke pintu pagar rumah aku, dan dalam
hati aku bertanya mungkin dia akan marah karena aku selalu menatapnya, tetapi hal tersebut
tidak terjadi, dia malah tersenyum manis sambil duduk dideket didepan pagar rumah aku yang
membuat nafsu aku semakin tinggi karena dengan leluasa aku dapat memandangi tubuh Venti
dan yang lebih mengasikan lagi ia duduk dengan menyilangkan pahannya yang membuat sebagian
roknya tersingkap disaat angin meniup dengan lembutnya namun ia diam dan membiarkan saja.
Dengan penuh nafsu dan penasaran ingin melihat tubuh Venti dari dekat maka aku dekati dia
dan bertannya “Duduk sendirian nih boleh aku temanin,” dengan terkejut Venti mambalikan
wajahnya dan berkata “eh…… boooboleh.” Aku langsung duduk tepat di sampingnya dikarenakan
deker tersebut hanya pas untuk dua orang. Dan untuk mengurangi kebisuan aku bertannya pada
Venti “Biasanya bertiga, temennya mana..?”, dengan terbata-bata Venti berkata “Gi.. gini
om, mereka i.. itu bukan temen aku tetapi kakak dan sepupu aku.” aku langsung malu sekali
dan kerkata “Sorry.” kemudia Venti menjelaskan bahwa kakak dan sepupunnya lagi ke salah
satu mal namannya MM. Venti mulai terlihat santai tetapi aku semakin tegang jantungku
semakin berdetak dengan kerasnya dikarenakan dengan dekatnya aku dapat memandangi paha
mulus Venti ditambah lagi dua bukit kembarnya tersembul dari balik tank topnya apabila dia
salah posisi.Cerita Sex Terbaru
Diam-diam aku mencuri pandang untuk melihatnya namun dia mulai menyadarinya tetapi malah
kedua bukit kembarnya tersebut tambah diperlihatkannya keaku yang membuat aku semakin
salah tingkah dan tampa sengaja aku menyentuh pahanya yang putih tanpa ditutupi oleh rok
mininya karena tertiup angin yang membuat Venti terkejut dan Ventipun tidak marah sama
sekali sehingga tangan aku semakin penasaran dan aku dekapkan tangan aku ke pahanya dan
dia pun tidak marah pula dan kebetulan pada saat itu langitpun semakin gelap sehingga aku
gunakan dengan baik dengan perlahan-lahan tangan kiri aku yang berada di atas pahanya aku
pindahkan ke pinggannya dan meraba-raba perutnya sambil hidungku aku dekatkan
ketelingannya yang membuat Venti kegelian karena semburan nafasku yang sangat bernafsu dan
mata ku tak berkedip melihat kedua bukit kembarnya yang berukuran sedang dibalik tank
topnya.
Tanpa aku sadari tangan kiri aku telah menyusup kedalam tank top yang ia gunakan menuju
kepunggunya dan disana aku menemukan sebuah kain yang sangat ketat yang merupakan tali BH
nya dan dengan sigapnya tangan aku membuka ikatan BH yang dikenakan Venti yang membuat
tangan aku semakin leluasa ber gerilya dipunggunya dan perlahan- lahan menyusup kebukit
kembarnya serta tangan kanan aku membuka ikatan tali BH Venti yang berada di lehernya dan
dengan leluasa aku menarik BH Venti tersebut keluar dari tank topnya karena pada saat itu
Venti mengggunakan BH yang biasa digunakan bule pada saat berjemur.
Setelah aku membuka BHnya kini dengan leluasa tangan aku meraba, memijit dan memelintir
bukit kembarnya yang membuat Venti kegelian dan terlihat pentil bukit kembarnya telah
membesar dan berwarna merah dan tanpa ia sadari ia berkata “Terusss.. nikmattttt..
Ommmm……….. ahh.. ahhhh….” Dan itu membuat aku semakin bernafsu, kemudian tangan aku
pindahkan ke pinggannya kembali dan mulai memasukannnya ke dalam rok mini yang ia kenakan
dengan terlebih dahulu menurunkan res yang berada dibelakang roknya, kemudian tangan aku
masukan kedalam rok dan celana dalamnya dan meremas-remas bokongnya yang padat dan berisi
dan ternyata Venti memakai celana dalam model G string sehingga membuat aku berpikir anak
SMP kayak dia kok sudah menggunakan G string tetapi itu membuat pikiranku selama ini
terjawab bahwa Venti selama ini menggunakan G string sehingga tidak terlihat adanya garis
celana dalam.
Lima menit berlalu terdengar suara Venti “Ahh.. terusss Om… terusss.. nikmattttt.. ahh..
ahhhh…” hanya kalimat itu yang keluar dari mulut Venti pada saat aku menyentuh dan
memasukan jari tengan aku ke dalam memiawnya yang belum ditumbuhi bulu-bulu tersebut dari
belakang dan aku pun makin menggencagkan seranganku dengan mengocok memiawnya dengan
cepat. Tiba-tiba pecahlah rintihan nafsu keluar dari mulut Venti. “Ouuhhh.. Ommmm..
terus.. ahhh.. ahhhhhhhhh.. ahhhhhhhhhhhhhh..” Venti mengalami orgasme untuk yang pertama
kali.
Setelah Venti mengalami orgasme aku langsung tersentak mendengar suara beduk magrib dan
aku menghentikan seranganku dan membisikan kata-kata ketelinga Venti “Udah dulu ya..”
dengan sangat kecewa Venti membuka matanya dan terlihat adanya kekecewaan akibat birahinya
telah sampai dikepala dan aku menyuruhnya pulang sambil berkata “Kapan-kapan kita
lanjutkan lagi,” ia langsut menyahut “Ya om sekarang aja tanggung nih, lihat memiaw aku
udah basah..” sambil ia memegang memiawnya yang membuat aku berpikir anak ini tinggi juga
nafsunya dan aku memberinya pengertian dan kemudian ia pulang dengan penuh kekecewan tanpa
merapikan tank top dan roknya yang resnya masih belum dinaikan namun tidak membuat rok
mininya turun karena ukuran pingganya yang besar, tetapi ada yang lebih parah ia lupa
mengambil BH nya yang aku lepas tadi sehingga terlihat bukit kembarnya bergoyang-goyang
dan secara samar-samar terlihat putting gunung kembarnya yang telah membesar dan berwarna
merah dari balik tank topnya yang pastinya akan membuat setiap orang yang berpapasan
dengannya akan menatapnya dengan tajam penuh tanda tanya.
Setelah aku sampai di rumah aku langsug mencium BH Venti yang ia lupa, yang membuat aku
semakin teropsesi dengan bentuk gunung kembarnya dan dapat aku bayangkan dari bentuk BH
tersebut. Sejak kejadian sore itu, lamunanku semakin berani dengan menghayalkan nikmatnya
bersetubuh dengan Venti namun kesempatan itu tak kunjung datang dan yang mengherankan lagi
Venti tidak pernah berjalan-jalan sore lagi dan hal tersebut telah berlangsung selama 1
minggu sejak kejadian itu, yang membuat aku bertanya apakah dia malu atau marah atas
kejadian itu, sampai suatu hari tepatnya pada hari sabtu pagi dan pada saat itu aku libur,
cuaca sangat gelap sekali dan akan turun hujan, aku semakin BT maka kebiasaan aku yang
dulu mulai aku lakukan dengan menonton film porno, tapi aku sangat bosan dengan kaset
tersebut.

Hujanpun turun dengan derasnya dan untuk menghilangkan rasa malas dan bosan aku melangkah
menuju keteras rumah aku untuk mengambil koran pagi, tapi setibanya didepan kaca jendela
aku tersentak melihat seorang anak SMP sedang berteduh, ia sangat kedinginan dikarenakan
bajunya basah semuannya yang membuat seluruh punggunya terlihat termasuk tali BH yang ia
kenakan. Perlahan-lahan nafsuku mulai naik dan aku perhatikan anak tersebut yang kayaknya
aku kenal dan ternyata benar anak tersebut adalah Venti, dan aku berpikir mungkin dia
kehujanan saat berangkat sekolah sehingga bajunya basah semua. Kemudian aku mengatur
siasat dengan kembali ke ruang tengah dan aku melihat film porno masih On, maka aku pun
punya ide dengan megulang dari awal film tersebut dan akupun kembali ke ruang tamu dan
membuka pintu yang membuat Venti terkejut.Cerita Sex Terbaru
Pada saat Venti terkejut kemudia aku bertannya pada dia “Lo Venti ngak kesekolah nih?”
dengan malu- malu Venti menjawab “Ujan om..” aku langsung bertannya lagi “Ngak apa-apa
terlambat.” “Ngak apa-apa om karena hari ini ngak ada ulangan umum lagi.” Venti menjawab
dan aku langsung bertannya “Jadi ngak apa-apa ya ngak kesekolah?”. “Ia om”, Venti menjawab
dan dalam hati aku langsung berpikir bahwa selama ini Venti tidak pernah kelihatan karena
ia belajar untuk ulangan umum, dan inilah kesempatan yang aku tunggu- tunggu dan aku
langsung menawarinya untuk masuk kedalam dan tanpa malu-malu karena udah kedingin dia
langsung masuk kedalam ruang tamu dan langsung duduk dan pada saat itu aku memperhatikan
gunung kembarnya yang samar- samat tertutupi BH yang terlihat dari balik seragam
sekolahnya yang telah basah sehingga terlihat agak transparan.
Melihat Venti yang kedinginan, maka aku menawari dia untuk mengeringkan badannya di dalam
dan dia pun setuju dan aku menunjukan sebuah kamar di ruang tengah dan aku memberi tahu
dia bahwa di sana ada handuk dan baju seadannya. Dengan cepat Venti menuju ke ruang tengah
yang disana terdapat TV dan sedang aku putar film porno, hal tersebut membuat aku senang,
karena Venti telah masuk kedalam jebakanku dan berdasarkan perkiraan aku bahwa Venti tidak
akan mengganti baju tetapi akan berhenti untuk menonton film tersebut.
Setelah beberapa lama aku menunggu ternyata Venti tidak kembali juga dan akupun menuju
keruang tengah dan seperti dugaanku Venti menonton film tersebut dengan tangan kanan di
dalam roknya sambil mengocok memiawnya dan tangan kiri memegang bukit kembarnya. Aku
memperhatikan dengan seksama seluruh tingkah lakunya dan perlahan-lahan aku mengambil
handy cam dan merekam seluruh aktivits memegang dan mengocok memiaw dan bukit kembarnya
yang ia lakukan sendiri dan rekaman ini akan aku gunakan untuk mengancamnya jika ia
bertingkah.

Setelah merasa puas aku merekamnya. Aku menyimpan alat tersebut kemudian aku dekati Venti
dari belakang. Aku berbisik ketelinga Venti, enak ya, Venti langsung kaget dan buru- buru
melepaskan tangannya dari memiaw dan bukit kembarnya, aku langsung menangkap tangannya dan
berbisik lagi “Teruskan saja, aku akan membantumu.” kemudian aku duduk dibelakang Venti
dan menyuruh Venti untuk duduk di pangkuanku yang saat itu penisku telah menegang dan aku
rasa Venti menyadari adanya benda tumpul dari balik celana yang aku kenakan.
Dengan perlahan-lahan, tanganku aku lingkarkan keatas bukit kembarnya dan ciumanku yang
menggelora mencium leher putih Venti, tangan kananku membuka kancing baju Venti satu demi
satu sampai terlihat bukit kembarnya yang masih ditutupi BH yang bentuknya sama pada saat
kejadian yang sore lalu. Venti sesekali menggelinjat pada saat aku menyentuh dan meremas
bukit kembarnya namun hal tersebut belum cukup, maka aku buka sebagian kancing baju
seragam yang basah yang digunakan Venti kemudian tagan kiri aku masuk ke dalam rok Venti
dan memainkan bukit kecilnya yang telah basah dan pada saat itu rok yang ia gunakan aku
naikan ke perutnya dengan paksa sehingga terlihat dengan jelas G string yang ia gunakan.
Aku langsung merebahkan badannya diatas karpet sambil mencium bibir dan telinganya dengan
penuh nafsu dan secara perlahan-lahan ciuman tersebut aku alihkan ke leher mulusnya dan
menyusup ke kedua gunung kembarnya yang masih tertutup BH yang membuat Venti makin
terangsang dan tanpa dia sadari dari mulutnya mengeluarkan desahan yang sangat keras.

“Ahhhhh terussssssss Omm…….. terusssssss…. nikmattttttt….. ahh…. ahhhhhhhhhhh……. isap
terus Om.. Ahhhh…….. mhhhhhhhh. Omm…” Setelah lama mengisap bukit kembarnya yang membuat
pentil bukit kembarnya membesar dan berwarna merah muda, perlahan- lahan ciuman aku
alihkan ke perutnya yang masih rata dan sangat mulus membuat Venti tambah kenikmatan. “Ahh
ugggh…. uuhh…. agh…. uhh…. aahh”, Mendengar desahan Venti aku makin tambah bernafsu untuk
mencium memiawnya, namun kegiatanku di perut Venti belum selesai dan aku hanya menggunakan
tangan kiri aku untuk memainkan memiawnya terutama klitorisnya yang kemudian dengan
menggunakan ketiga jari tangan kiri aku, aku berusaha untuk memasukan kedalam memiaw
Venti, namun ketiga jari aku tersebut tidak pas dengan ukuran memiawnya sehingga aku
mencoba menggunakan dua jari tetapi itupun sia-sia yang membuat aku berpikir sempit juga
memiaw anak ini, tetapi setelah aku menggunakan satu jari barulah dapat masuk kedalam
memiawnya, itupun dengan susah payah karena sempitnya memiaw Venti.
Dengan perlahan-lahan kumaju mundurkan jari ku tersebut yang membuat Venti mendesah.
“Auuuuuggggkkkk…” jerit Venti. “Ah… tekan Omm.. enaaaakkkkk…terusssss Ommm…” Sampai
beberapa menit kemudia Venti mendesah dengan panjang. “Ahh ugggh…, uuhh…, agh…, uhh…,
aahh”, yang membuat Venti terkulai lemah dan aku rasa ada cairan kental yang menyempor ke
jari aku dan aku menyadari bahwa Venti baru saja merasakan Orgasme yang sangat nikmat. Aku
tarik tangan aku dari memiawnya dan aku meletakan tangan aku tersebut dihidungnya agar
Venti dapat mencium bau cairan cintannya.

Setelah beberapa saat aku melihat Venti mulai merasa segar kembali dan kemudian aku
menyuruh dia untuk mengikuti gerakan seperti yang ada di film porno yang aku putar yaitu
menari striptis, namun Venti tampak malu tetapi dia kemudian bersedia dan mulai menari
layaknya penari striptis sungguhan. Perlahan-lahan Venti menanggalkan baju yang ia kenakan
dan tersisa hanyalah BH seksinya, kemudian disusul rok sekolahnya yang melingkar
diperutnya sehingga hanya terlihat G string yang ia kenakan dan aku menyuruhnya menuju ke
sofa dan meminta dia untuk melakukan posisi doggy, Venti pun menurutinya dan dia pun
bertumpuh dengan kedua lutut dan telapak tangannya.
Dengan melihat Venti pada posisi demikian aku langsug menarik G string yang ia kenakan ke
arah perutnya yang membuat belahan memiawnya yang telah basah terbentuk dari balik G
string nya, dan akupun mengisap memiawnya dari balik G string nya dan perlahan-lahan aku
turunkan G string nya dengan cepat sehingga G string yang Venti kenakan berada di ke dua
paha mulusnya, sehingga dengan leluasa dan penuh semangat aku menjilat, meniup, memelintir
klitorisnya dengan mulut aku. “Aduh, Ommm…! Pelan-pelan dong..!” katanya sambil mendesis
kesakitan Venti menjatuhkan tubuhnya kesofa dan hanya bertumpuh dengan menggunakan kedua
lututnya. Aku terus menjilati bibir memiawnya, klitorisnya, bahkan jariku kugunakan untuk
membuka lubang sanggamanya dan kujilati dinding memiawnya dengan cepat yang membuat Venti
mendesah dengan panjang.Cerita Sex Terbaru

“Uhh…, aahh…, ugghh…, ooohh”. “Hmm…, aumm…, aah…, uhh…,ooohh…, ehh”. “Oooom…, uuhh…” Venti
menggeliat- geliat liar sambil memegangi pinggir sofa. “Ahhh… mhhh… Omm…” demikian
desahannya. Aku terus beroperasi dimemiawnya. Lidahku semakin intensif menjilati liang
kemaluan Venti. Sekali-sekali kutusukkan jariku ke dalam memiawnya, membuat Venti
tersentak dan memiawik kecil. Kugesek-gesekkan sekali lagi jariku dengan memiawnya sambil
memasukkan lidahku ke dalam lubangnya. Kugerakkan lidahku di dalam sana dengan liar,
sehingga Venti semakin tidak karuan menggeliat.
Setelah cukup puas memainkan vaginanya dengan lidahku dan aku dapat merasakan vaginanya
yang teramat basah oleh lendirnya aku pun membuka BH yang dikenakan Venti begitupun dengan
G string yang masih melingkar dipahanya dan aku menyuruh di untuk duduk disofa sambil
menyuruh dia membuka celana yang aku gunakan, tetapi Venti masih malu untuk melakukannya,
sehingga aku mengambil keputusan yaitu dengan menuntun tanggannya masuk ke balik celana
aku dan menyuruh dia memegang penis aku yang telah menegang dari tadi.

Setelah memegang penis aku, dengan sigapnya seluruh celana aku di turunkannya tanpa malu-
malu lagi oleh Venti yang membuat penis aku yang agak besar untuk ukuran indonesia yaitu
berukuran 20 cm dengan diameter 9 cm tersembul keluar yang membuat mata Venti melotot
memandang sambil memegangnya, dan aku meminta Venti mengisap penis aku dan dengan malu-
malu pula ia mengisap dan mengulum penis aku, namun penisku hanya dapat masuk sedalam 8 cm
dimulut Venti dan akupun memaksakan untuk masik lebih dalam lagi sampai menyentuh
tenggorokannya dan itu membuat Venti hampir muntah, kemudian ia mulai menjilatinya dengan
pelan- pelan lalu mengulum-ngulumnya sambil mengocok-ngocoknya, dihisap- hisapnya sembari
matanya menatap ke wajahku, aku sampai merem melek merasakan kenikmatan yang tiada tara
itu.
Cepat-cepat tangan kananku meremas bukit kembarnya, kuremas-remas sambil ia terus
mengisap-isap penisku yang telah menegang semakin menegang lagi. Kemudian aku menyuruh
Venti mengurut penisku dengan menggunakan bukit kembarnya yang masih berukuran sedang itu
yang membuat bukit kembar Venti semakin kencang dan membesar. Dan menunjukan warna yang
semakin merah. Setelah puas, aku rebahkan tubuh Venti disofa dan aku mengambil bantal sofa
dan meletakan dibawan bokong Venti (gaya konvensional) dan aku buka kedua selangkangan
Venti yang membuat memiawnya yang telah membesar dan belum ditumbuhi bulu-bulu halus itu
merekah sehingga terlihat klitorisnya yang telah membesar. Batang penisku yang telah
tegang dan keras, siap menyodok lubang sanggamanya.

Dalam hati aku membatin, “Ini dia saatnya… lo bakal habis,Venti..!” mulai pelan-pelan aku
memasukkan penisku ke liang surganya yang mulai basah, namun sangat sulit sekali, beberapa
kali meleset, hingga dengan hati-hati aku angkat kedua kaki Venti yang panjang itu kebahu
aku, dan barulah aku bisa memasukan kepala penisn aku, dan hanya ujung penisku saja yang
dapat masuk pada bagian permukaan memiaw Venti. “Aduhhhhhh Omm.. aughhhhghhhhh… ghhh…
sakit Omm…” jerit Venti dan terlihat Venti menggigit bibir bawahnya dan matanya terlihat
berkaca-kaca karena kesakitan. Aku lalu menarik penisku kembali dan dengan hati2 aku
dorong untuk mencoba memasukannya kembali namun itupun sia-sia karena masih rapatnya
memiaw Venti walaupun telah basah oleh lendirnya.
Dan setelah beberapa kali aku coba akhirnya sekali hentak maka sebagian penis aku masuk
juga. Sesaat kemudian aku benar-benar telah menembus “gawang” keperawanan Venti sambil
teriring suara jeritan kecil. “Oooooohhhhgfg….. sa… kiiiit…. Sekkkallliii…. Ommmmm….”, dan
aku maju mundurkan penis aku kedalam memiaw Venti “Bless, jeb..!” jeb! jeb! “Uuh…, uh…,
uh…, uuuh…”, ia mengerang. “Auuuuuggggkkkk…” jerit Venti. “Ommm Ahh…, matt.., maatt..,
.ii… aku…” Mendengar erangan tersebut aku lalu berhenti dan membiarkan memiaw Venti
terbiasa dengan benda asing yang baru saja masuk dan aku merasa penis aku di urut dan di
isap oleh memiaw Venti,namun aku tetap diam saja sambil mengisap bibir mungilnya dan
membisikan “Tenang sayang nanti juga hilang sakitnya, dan kamu akan terbiasa dan merasa
enakan.” Sebelum Venti sadar dengan apa yang terjadi, aku menyodokkan kembali penisku ke
dalam memiaw Venti dengan cepat namun karena masih sempit dan dangkalnya nya memiaw Venti
maka penisku hanya dapat masuk sejauh 10 cm saja, sehingga dia berteriak kesakitan ketiga
aku paksa lebih dalam lagi.

“Uhh…, aahh…, ugghh…, ooohh”. “Hmm…, aumm…, aah…, uhh…, ooohh…, ehh”. “Ooommm…,sakkkitt……
uuhh…, Ommm…,sakitttt……….. ahh”. “Sakit sekali………… Ommm…, auhh…, ohh…” “Venti tahan ya
sayang”. Untuk menambah daya nikmat aku meminta Venti menurunkan kedua kakinya ke atas
pinggulku sehingga jepitan memiawnya terhadap penisku semakin kuat.. Nyaman dan hangat
sekali memiawnya..! Kukocok keluar masuk penisku tanpa ampun, sehingga setiap tarikan
masuk dan tarikan keluar penisku membuat Venti merasakan sakit pada memiawnya. Rintihan
kesakitannya semakin menambah nafsuku. Setiap kali penisku bergesek dengan kehangatan alat
sanggamanya membuatku merasa nikmat tidak terkatakan.
Kemudian aku meraih kedua gunung kembar yang berguncang-guncang di dadanya dan meremas-
remas daging kenyal padat tersebut dengan kuat dan kencang, sehingga Venti menjerit
setinggi langit. Akupun langsung melumat bibir Venti membut tubuh Venti semakin menegang.
“Oooom…., ooohh…, aahh…, ugghh…, aku…, au…, mau…, ah…, ahh…, ah…, ah…, uh…, uhh”, tubuh
Venti menggelinjang hebat, seluruh anggota badannya bergetar dan mengencang, mulutnya
mengerang, pinggulnya naik turun dengan cepat dan tangannya menjambak rambutku dan
mencakar tanganku, namun tidak kuperdulikan. Untunglah dia tidak memiliki kuku yang
panjang..! Kemudian Venti memeluk tubuhku dengan erat. Venti telah mengalami orgasme untuk
yang kesekian kalinya.

“Aaww…, ooww…, sshh…, aahh”, desahnya lagi. “Aawwuuww…, aahh…, sshh…, terus Ommm,
terruuss…, oohh” “Oohh…, ooww…, ooww…, uuhh…, aahh… “, rintihnya lemas menahan nikmat
ketiga hampir 18 cm penisku masuk kedalam memiawnya dan menyentuh rahimmnya. “Ahh…, ahh…,
Oohh…” dan, “Crrtt…, crtr.., crt…, crtt”, air maninya keluar. “Uuhh… uuh… aduh.. aduh…
aduhh.. uhh… terus.. terus.. cepat… cepat aduhhh..!” Sementara nafas saya seolah
memburunya, “Ehh… ehhh… ehh..” “Uhhh… uhhh…. aduh… aduh… cepat.. cepat Ommm… aduh..!”
“Hehh.. eh… eh… ehhh..” “Aachh… aku mau keluar… oohh… yes,” dan… “Creeet… creeet… creeet…”
“Aaaoooww… sakit… ooohhh… yeeaah… terus… aaahhh… masukkin yang dalam Ommm ooohhh… aku mau
keluar… terus… aahhh… enak benar, aku… nggak tahaaan… aaakkhhh…”Cerita Sex Terbaru

Setelah Venti orgasme aku semakin bernafsu memompa penisku kedalam memiawnya, aku tidak
menyadari lagi bahwa cewek yang aku nikmati ini masih ABG berumur 12 tahun. Venti pun
semakin lemas dan hanya pasrah memiawnya aku sodok. Sementara itu … aku dengarkan lirih …
suara Venti menahan sakit karena tekanan penisku kedalam liang memiawnya yang semakin
dalam menembus rahimnya. Aku pun semakin cepat untuk mengayunkan pinggulku maju mundur
demi tercapainya kepuasan. Kira-kira 10 menit aku melakukan gerakan itu.

Tiba-tiba aku merasakan denyutan yang semakin keras untuk menarik penisku lebih dalam
lagi, dan.. “Terus.., Omm.., terus.. kan..! Ayo.., teruskan… sedikit lagi.., ayo..!”
kudengar pintanya dengan suara yang kecil sambil mengikuti gerakan pinggulku yang semakin
menjadi. Dan tidak lama kemudian badan kami berdua menegang sesaat, lalu.., “Seerr..!”
terasa spermaku mencair dan keluar memenuhi memiaw Venti, kami pun lemas dengan keringat
yang semakin membasah di badan.
Aku langsung memeluk Venti dan membisikan “Kamu hebat sayang, apa kamu puas..?” diapun
tersenyum puas, kemudian aku menarik penis aku dari memiawnya sehingga sebagian cairan
sperma yang aku tumpahkan di dalam memiawnya keluar bersama darah keperawanannya, yang
membuat nafsuku naik kembali, dan akupun memompa memiaw Venti kembali dan ini aku lakukan
sampai sore hari dan memiaw Venti mulai terbiasa dan telah dapat mengimbagi seluruh
gerakanku dan akupun mengajarinya beberapa gaya dalam bercinta. Sambil menanyakan beberapa
hal kepadanya “Kok anak SMP kaya kamu udah mengenakan G string dan BH seksi” Venti pun
menjelaskannya “bahwa ia diajar oleh kakak dan sepupunya” bahkan katanya ia memiliki
daster tembus pandang (transparan). Mendengar cerita Venti aku langsung berfikir adiknya
saja udah hebat gimana kakak dan sepupunya, pasti hebat juga.

Baca JUga Cerita Seks Rayuan Mami

Kapan-kapan aku akan menikmatinya juga. Setelah kejadian itu saya dan Venti sering
melakukan Sex di rumah saya dan di rumahnya ketika ortu dan kakanya pergi, yang biasanya
kami lakukan di ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi, meja kerja, meja makan, dapur.,
halaman belakang rumah dengan berbagai macam gaya dan sampai sekarang, apabila saya udah
horny tinggal telepon sama dia dan begitupun dengan dia. Venti sekarang telah berumur 14
tahun dan masih suka dateng mengunjungi rumah saya, bahkan Venti tidak keberatan bila aku
suruh melayani temen-temen aku dan pernah sekali ia melayani empat sekaligus temen-temen
aku yang membuat Venti tidak sadarkan diri selama 12 jam, namun setelah sadar ia meminta
agar dapat melayani lebih banyak lagi katanya. Yang membuat aku berpikir bahwa anak ini
maniak sex, dan itu membuat aku senang karena telah ada ABG yang memuaskan aku dan temen-
temen aku, dan aku akan menggunakan dia untuk dapat mendekati kakak dan sepupunya.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Sahabat Suami

Cerita Sex Terbaru | Saat itu Citra yang sedang meletakkna bayinya di atas ranjang, karena wajah lelahnya dia rebahan di atas sofa ruang tamu suaminya Citra yang bernama Dhika berbicara katanya nanti ada temanku yang mau datang kesini dan rencanya dia mau menginap. Jadi pekerjaan Citra selain menjaga bayi dia harus mempersiapkan kamar untuk sahabat suaminya bernama Galih.
Galih adalah sahabat lama suaminya saat kuliah dulu. Dia cukup akrab dengan mereka. Citra sudah cukup mengenal Galih, lebih dari cukup untuk menyadari bahwa hatinya selalu berdesir bila bertatapan mata dengannya.

Cerita Sex Terbaru Sahabat Suami

Sebuah perasaan yang tumbuh semakin besar yang tak seharusnya ada dalam hatinya yang sudah terikat janji dengan Dhika waktu itu. Dan perasaan itu tetap hidup di dasar hatinya hingga mereka berpisah, Citra akhirnya menikah dengan Dhika dan sekarang mereka mempunyai seorang bayi pria.
Ada sedikit pertentangan yang berkecamuk dalam hatinya.

Di satu sisi meskipun dia dan suaminya saling menjunjung tinggi kepercayaan dan berpikiran terbuka, tapi dia tetap merasa sebagai seorang istri yang wajib menjaga kesucian perkawinan mereka dan kesetiaannya pada sang suami.

Tapi di sisi lain Citra tak bisa pungkiri bahwa ada rasa yang lain tumbuh di hatinya terhadap Galih hingga saat ini. Seorang pria menarik berumur sekitar tiga puluhan, berpenampilan rapi, dan matanya yang tajam selalu membuat jantungnya berdebar kencang saat bertemu mata. Sosoknya yang tinggi tegap membuatnya sangat menawan.

Citra seorang wanita ayu yang bisa dikatakan sedikit pemalu dan selalu berpegang teguh pada sebuah ikatan. Dan dia tak kehilangan bentuk asli tubuhnya setelah melahirkan. Mungil, payudara yang jadi sedikit lebih besar karena menyusui dan sepasang pantat yang menggoda.

Rambutnya lurus panjang dengan mata indah yang dapat melumerkan kokohnya batu karang. Semua yang ada pada dirinya membuat dia mempunyai daya tarik seksual terhadap lawan jenisnya meskipun dia tak pernah menunjukkannya.

Ah… seandainya saja dia mengaenal Galih jauh sebelum suaminya datang dalam kehidupannya!
Citra pejamkan matanya mencoba meredam pergolakan dalam hatinya dan hati kecilnya menuntun tangannya bergerak ke bawah tubuhnya.

Vaginanya terasa bergetar akibat membayangkannya dan saat dia menyentuh dirinya sendiri yang masih terhalang celana jeansnya, sebuah ombak kenikmatan menerpa tubuhnya. Jemarinya yang lentik bergerak cepat melepas kancing celananya lalu menurunkan resleitingnya.

Tangannya menyelinap di balik celana dalam katunnya yang berwarna putih, melewati rambut kemaluannya hingga sampai pada gundukan daging hangatnya. Nafasnya terasa terhenti sejenak saat jarinya menyentuh kelentitnya yang sudah basah, membuat sekujur tubuhnya merasakan sensasi yang sangat kuat.

Dia terdiam beberapa waktu. Dhika pulang 2 jam lagi, dan Galih juga datang kira-kira dalam waktu yang sama. Kenapa tidak? Dia tak bisa mencegah dorongan hati kecilnya.

Toh dia tak menghianati suaminya secara lahiriah, hanya sekedar untuk memuaskan dirinya sendiri dan 2 jam lebih dari cukup, sisi lain hatinya mencoba beralasan membenarkan kobaran gairahnya yang semakin membesar dalam dadanya.

Citra menurunkan celana jeansnya dan mengeluarkan kakinya satu persatu dari himpitan kain celana jeansnya. Melepaskan celana dalamnya juga, lalu dia kembali rebah di atas sofa. Dari pinggang ke bawah telanjang, kakinya terbuka.

Pejamkan matanya lagi dan tangannya kembali bergerak ke bawah, menuju ke pangkal pahanya, membuat dirinya merasa se nyaman yang dia inginkan.

Dia nikmati waktunya, menikmati setiap detiknya. Dia membayangkan Galih sedang memuaskannya, deru nafasnya semakin cepat. Citra tak pernah berselingkuh selama ini, membayangkan dengan pria lain selain Dhika saja belum pernah, semua fantasinya hanya berisikan suaminya. Tapi sekarang ada sesuatu dari pria ini yang menyeretnya ke dalam fantasi barunya.

“Ups! Maaf!” terdengar sebuah suara. Matanya langsung terbuka, dan dia tercekat. Dia melihat bayangan seorang pria menghilang di sudut ruangan. Dia baru sadar kalau dia sudah melakukan masturbasi selama lebih dari 10 menit, dan dia benar-benar tenggelam dalam alam imajinasinya hingga tak menyadari ada seseorang yang masuk ke dalam rumah.

Dan dia sadar kalau bayangan pria itu adalah Galih, dengan terburu-buru dia mengambil pakaiannya dan segera memakainya lagi.

“Mafkan aku Citra,” kata Galih, “Nggak ada yang menjawab ketukanku dan pintunya terbuka.” dia berada di sudut ruangan jauh dari pandangan, tapi dia sudah melihat banyak! Pemandangan yang disaksikannya saat dia memasuki ruangan ini membakar pikirannya.

Istri sahabatnya berbaring dengan kaki terpentang lebar di atas sofa itu, tangannya bergerak berputar pada kelentitnya. Pahanya yang lembut dan kencang tebuka lebar, rambut kemaluannya yang hitam mengelilingi bibir vaginanya. Penisnya mengeras dengan cepat dalam celana jeansnya.

“Nggak apa-apa,” jawab Citra dari ruang keluarga,

“Kamu boleh masuk sekarang.” dia sudah berpakaian lengkap sekarang, dan dia berbaring di atas sofa, menyembunyikan wajahnya dalam telapak tangannya.

“Aku sangat malu.” katanya kemudian.

“Ah, kita semua pernah melakukannya, Citra!” jawab Galih.

Dia berdiri tepat di samping Citra, seperti ingin agar Citra dapat melihat seberapa A?a,?EskerasnyaA?a,?a”? dia.

Dia tak dapat mencegahnya, wanita ini sangat menggoda. Dia merasa kalau dia ingin agar wanita ini bergerak padanya!!!

“Tetap saja memalukan!” katanya, menyingkirkan tangannya dari wajahnya. Vaginanya berdenyut sangat hebat, dia hampir saja mendapatkan orgasme tadi! Sebuah desiran yang lain terasa saat dia melihat tonjolan menggelembung pada bagian depan celana Galih.

Dengan cepat dia memalingkan wajahnya, tapi masih saja pria ini memergokinya. Sekarang Galih menjadi lebih terbakar lagi, ini lebih dari cukup.

“Nggak ada yang harus kamu permalukan, setidaknya itu pendapatku setelah apa yang sudah aku lihat tadi!” katanya tenang. Citra menatapnya penuh dengan tanda tanya.

“Aku jadi benar-benar terangsang melihatmu seperti itu,” dia menjelaskan, “Sebuah perasaan yang belum pernah ku alami sebelumnya.” kata-katanya, adalah kenyataan bahwa dia sangat menginginkannya, membuat Citra semakin basah.

Dia menyadari betapa istri sahabatnya ini A?a,?EstertarikA?a,?a”? akan perkataannya tersebut dan Galih memutuskan untuk lebih menekannya lagi.

“Lihat akibatnya padaku!” katanya, tangannya bergerak mengelus tonjolan pada bagian depan celananya. Ini masih dalam batas yang bisa dikatakan A?a,?EswajarA?a,?a”?, belum ada batas yang dilanggar.

Saat Galih melihat A?a,?EsnodaA?a,?a”? basahnya di atas permukaan sofa itu dan mata Citra yang tak berpaling dari seputar pinggangnya, Galih memutuskan akan melanggar batas tersebut.

Citra hanya melihat dengan diam saat sahabat suaminya ini membuka kancing dan menurunkan resleiting celananya. Citra tak bisa mengingkari bahwa dia menjadi lebih terangsang, dan dia tak menemukan kata yang tepat untuk mencegah pria ini.

Dan saat dia menyaksikan pria di depannya ini memasukkan tangannya dalam celana dalamnya sendiri, vaginanya terasa semakin basah. Galih mengeluarkan penis kedua dalam hidup Citra yang dilihatnya secara nyata, disamping penis para bintang film porno yang pernah dilihatnya bersama suaminya dulu.
Nafas Citra tercekat, matanya terkunci memandangi penis dihadapannya. Dia belum melihat keseluruhannya, dan ini benar-benar sangat berbeda dengan milik suaminya. Tapi ternyata A?a,?EsperbedaanA?a,?a”? itulah yang semakin membakar nafsunya semakin lapar.

“Suka apa yang kamu lihat?” tanyanya pelan. Citra mengangguk, memberanikan diri memandang ke atas pada mata Galih sebelum melihat kembali pada penisnya yang keras. Galih mengumpat betapa beruntungnya sahabatnya. Dia ucapkan sebuah kata.

“Sentuhlah!”

Ragu-ragu, dengan hati berdebar kencang, Citra pelan-pelan menyentuh dengan tangannya yang kecil dan melingkari penis pria di depannya ini dengan jarinya. Penis pertama yang dia pegang dengan tangannya, selain milik suaminya, dalam enam tahun belakangan.

Perasaan dan emosi yang bergolak di dadanya terasa menegangkan, dan dia inginkan lebih lagi. Galih melihat penisnya dalam genggaman tangan istri sahabatnya yang kecil, dan dia hanya melihat saat Citra pelan-pelan mulai mengocokkan tangannya.

Terasa sangat panas dan keras dalam genggaman tangannya, dan Citra tak dapat hentikan tangannya membelai kulitnya yang lembut dan berurat besar itu. Galih bergerak mendekat dan membuat batang penisnya menjadi hanya beberapa inchi saja dari wajah Citra.

Galih menyentuh tubuh Citra, tangannya meremas pahanya yang masih terbungkus celana jeans. Tanpa sadar Citra membuka kakinya sendiri melebar untuknya, dan tangan Galih bergerak semakin dalam ke celah paha Citra.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Terasa desiran kuat keluar dari vaginanya saat tangan Galih mulai mengelusi dari luar celana jeansnya, Citra menggelinjang dan meremas penisnya semakin kencang.

Dengan tangannya yang masih bebas, dipegangnya belakang kepala Citra dan mendorongnya semakin mendekat. Citra tak berusaha berontak. Matanya masih terpaku pada penis Galih, dia menunduk ke depan dan dengan lembut mencium ujung kepalanya.

Lidahnya terjulur keluar dan Citra kemudian mulai menjilat dari pangkal hingga ujung penis barunya tersebut.

Sekarang giliran Galih, tangannya bergerak melucuti pakaian Citra. Citra yang sedang asik dengan batang keras dalam genggaman tangannya tak menghiraukan apa yang dilakukan Galih. Diciumnya kepala penis Galih, menggodanya seperti yang disukai suaminya (hanya itulah seputar referensi yang dimilikinya).

Tangan Galih menyelinap dalam celana dalam Citra, tangannya meluncur melewati rambut kemaluannya. Citra melenguh pelan saat tangan Galih menyentuh kelentitnya. Dia membuka lebar mulutnya dan memasukkan mainan barunya tersebut ke dalam mulutnya, lidahnya berputar pelan melingkari kepala penis dalam mulutnya.

Galih mengerang, merasakan kehangatan yang membungkus kejantanannya. Dia menatapnya dan melihat batang penisnya menghilang dalam mulut Citra, bibirnya mencengkeram erat di sekelilingnya dan matanya terpejam rapat.

Galih menjalankan jarinya pada kelentit Citra, menggoda tombol kecilnya, mulut Citra tak bisa bebas mengerang saat tersumpal batang penis Galih. Dorongan gairah yang hebat membuat Citra semakin bernafsu mengulum naik turun batang penis Galih. Pinggulnya dengan reflek bergerak memutar merespon tarian jari Galih pada kelentit sensitifnya.

Jari Galih mengeksplorasi lubang hangatnya Citra, membuat lenguhannya semakin sering terdengar dalam bunyi yang aneh karena dia tak juga mau melepaskan mulutnya dari batang penis Galih. Citra tak lagi memikirkan apa yang dia perbuat, dia hanya mengikuti nalurinya.

Ini benar-benar lain dengan dia dalam keseharian, sesuatu yang akan membuat suaminya mati berdiri bila dia melihatnya saat ini. Semuanya meledak begitu saja.

Sesuatu yang dimiliki pria ini yang membuka pintu dari sisi lain dirinya dan Galih sangat menikmati perbuatannya. Masing-masing masih tetap asik dengan kemaluan pasangannya. Dan Citra menginginkan lebih dari ini. Mereka berdua menginginkan lebih dari sekedar begini.

Citra menelan seluruh batang penis Galih, menahannya di dalam mulutnya untuk memenuhi kehausan gairahnya sendiri. Hidungnya sampai menyentuh rambut kemaluan Galih, ujung kepala penisnya menyentuh langit-langit tenggorokannya, hampir membuatnya tersedak.

Galih mengeluarkan tangannya dari balik celana dalam Citra yang membuatnya sedikit kecewa, ada sesuatu yang terasa hilang. Diraihnya tepian celana jeans Citra dan dengan cepat Citra mengangkat sedikit pantatnya dari atas sofa, yang mau tak mau membuatnya melepaskan batang penis itu dari mulutnya, dan mempermudah sahabat suaminya ini melepaskan celananya dari kakinya yang halus.

Nafasnya tercekat, dada terasa berat saat dia melihat Galih menarik celana dalamnya. Dengan sedikit memaksa dia menurunkannya melewati kakinya dan Citra menendangnya menjauh dari kakinya sendiri. Membantu Galih menelanjangi tubuh bawahnya. Galih sekarang berlutut di lantai dan menatap takjub pada segitiga menawan dari rambut kemaluan Citra.

Dia menyentuh vagina Citra dengan tangan kirinya, menjalankan jari tengahnya pada kelentitnya sambil tangan yang satunya menggenggam batang penisnya sendiri.

Citra mendesah pelan, pinggulnya bergetar. Matanya terpejam rapat, dia sangat meresapi rasa yang diberikan selangkangannya. Galih mengoleskan kepala penisnya pada pipi dan hidung Citra. Saat sampai di mulutnya, Citra membuka mulutnya segera dan Galih langsung mendorong penisnya masuk.

Tangannya yang kecil menggenggam buah zakarnya dan Citra membuka matanya perlahan saat dia mulai menggerakkan kepalanya naik turun pada batang penisnya.

Galih semakin melesakkan jarinya ke dalam vagina Citra, membuat Citra memejamkan matanya lagi, mengerang. Vaginanya terasa sangat basah! Jarinya bergerak di seluruh rongga lubang itu, bergerak keluar masuk saat ibu jarinya mengerjai kelentit Citra.

Kini, celana jeans dan celana dalam Galih sudah jatuh merosot di atas lantai, Galih menarik penisnya keluar dari mulut Citra dan langsung menendang pakaian bawahnya menjauh.

Dia menunduk, tangannya bergerak ke bawah bongkahan pantat Citra, mengangkatnya dari atas sofa agar bagian bawah tubuh istri sahabatnya ini lebih terekspose ke atas. Citra meraih penisnya dan segera memasukkannya kembali ke dalam mulutnya. Galih mendekatkan kepalanya pada daging nikmat Citra.Cerita Sex Terbaru

Masih tetap menahan pantat Citra ke atas, mulutnya mencium bibir vagina Citra, mencicipi rasa dari istri sahabatnya untuk pertama kalinya. Mulut Citra langsung mengerang merespon, sejenak menikmati sensasi yang diberikan Galih sebelum kembali meneruskan A?a,?EspekerjaanA?a,?a”? mulutnya. Lidah Galih melata pada dinding bagian dalam dari vagina Citra, menjilati sari buah gairah yang dikeluarkannya.

Citra merasa bibir Galih menjepit tombol sensitifnya dan lidahnya bergerak pelan pada sasarannya. Erangan semakin tak terkendali lepas dari mulutnya akibat perlakuan Galih kali ini. Batang penisnya terlepas keluar dari cengkeraman mulut Citra. Galih semakin menaikkan pantat Citra, menekan vagina Citra pada wajahnya dan lidahnya semakin bergerak menggila.

Jantung Citra serasa mau meledak, nafasnya terasa berat… sangat dekat…

Jantungnya berhenti berdenyut, orgasmenya datang. Pinggulnya mengejat di wajah Galih dengan liar. Citra merasa jiwanya melayang entah kemana! Pria ini memberinya sebuah oral seks terhebat yang pernah didapatkan dalam hidupnya!

Akhirnya, Citra kembali ke bumi. Galih melepaskan pantatnya, mengangkat kepalanya dari selangkangan Citra. Batang penisnya terasa sangat keras, dan nafasnya terdengar memburu tak beraturan.

Citra pikir dia tak mungkin dapat menghentikan pria ini sekarang meskipun dia menginginkannya. Galih naik ke atas sofa, menempatkan dirinya diantara paha Citra, yang tetap Citra biarkan terbentang lebar hanya untuknya.

Terlintas dalam pikirannya jika dia tetap meneruskan ini terjadi, milik Galih adalah penis kedua yang akan memasuki tubuhnya dalam hidupnya.

Sedikit gelembung rasa bersalah melayang dalam benaknya. Yang dengan cepat meletus menguap saat ujung kepala penis Galih menyentuh bibir vaginanya, membuat sekujur tubuhnya seakan tersengat aliran listrik.

Dengan perlahan Galih memasukkan penisnya menembus ke dalam tubuh Citra. Pada pertengahan perjalanannya dia menghentikan sejenak gerakannya, menikmati gigitan bibir vagina Citra pada batang penisnya dan tiba-tiba dia menghentakkan kedalam dengan satu tusukan.

Dinding vaginanya terbuka menyambutnya, dan pelan-pelan Citra dapat merasakan dirinya menerima sesuatu yang lain memasuki tubuhnya kini. Tubuhnya merinding, perasaan menakjubkan ini merenggut nalarnya.

Galih mengeluarkan separuh dari batang penisnya dan menghujamkannya kembali seluruhnya ke dalam vagina Citra.

Erangan keduanya terdengar saling bersahutan dan Galih menahan penisnya sejenak di dalam vagina Citra, meresapi sensasinya. Manahan berat tubuhnya dengan kedua lengannya, dia menatap ke bawah pada istri sahabatnya ini sambil menggerakkan penisnya keluar masuk dalam vagina Citra dengan gerakan lambat.

Citra pejamkan matanya, mendesah lirih saat dia rasakan kejantanan Galih keluar masuk dalam tubuhnya. Galih melihat batang penisnya menghilang lalu muncul kembali dalam daging hangat basah milik Citra lagi dan lagi, dan gerakannya perlahan semakin cepat.

Nafas keduanya semakin berat, Galih bergerak semakin cepat, Citra menggelinjang, mengerang, kakinya terangkat keatas.

Kedua kakinya akhirnya jatuh dibelakang pantat Galih yang mengayun keluar masuk. Tubuh Galih menindih tubuh kecil wanita di bawahnya saat dia mengocok vaginanya semakin keras. Dia menciumi leher Citra, dan menghisap lubang telinganya dengan mulutnya, erangan keduanya terdengar mengiringi setiap gerakan tubuh mereka.

Lengan Citra melingkari tubuh Galih, kukunya tertancap pada punggung Galih saat kakinya terayun-ayun oleh gerakan pantat Galih. Mulut Citra menyusuri leher Galih, mencari bibirnya. Saat bibir mereka bertemu, mereka berciuman untuk pertama kalinya.

Lidah Citra merangsak masuk ke dalam mulut Galih mengiringi batang penisnya yang menggenjot tubuhnya berulang-ulang. Bibir keduanya saling melumat, saling mengerang dalam mulut masing-masing di atas sofa di ruang tengah itu. Sofa itu sedikit berderit akibat gerakan Galih yang bertambah liar.

Citra dapat merasakan orgasmenya mulai tumbuh, dan dia menghentikan ciumannya, tak mampu menahan erangannya lagi. Mulut mungilnya mengeluarkan erangan yang sangat keras dan semakin keras saat penis keras Galih semakin melebarkan vaginanya dan Galih memasukinya bertambah dalam.

Seorang pria baru! Citra tak pernah melakukannya dengan pria lain selain Dhika sebelumnya dan pria baru ini melakukannya dengan sangat hebat! Semuanya terasa bergerak cepat. Orgasmenya meledak, Citra mencoba menahan erangannya dengan menggigit bibir bawahnya.

Dinding-dinding vaginanya berkontraksi mencengkeram batang penis pria baru ini dengan kuat, dan Citra menghentakkan pinggulnya keatas berlawanan dengan gerakan Galih di atas tubuhnya, berusaha agar batang penis Galih tenggelam semakin dalam pada tubuhnya saat ombak orgasme mengambil alih kesadarannya.

Galih memandangi Citra saat dia dilanda orgasme, masih tetap mengocok penisnya dengan kecepatan yang dia mampu. Dia tak menyangka wanita pemalu dan pendiam ini akan begitu mudah ditaklukannya! Dia merasakan miliknya juga segera tiba, gerakannya semakin dipercepat.
Dalam beberapa tusukan kemudian, dan lalu meledaklah. Sejenak setelah orgasme Citra mereda, orgasme Galih datang.

Tusukan terakhirnya membuat penisnya terkubur semakin jauh dalam vagina Citra. Dia menggeram, penisnya berdenyut hebat. Semburan demi semburan yang kuat keluar dari ujung penisnya mendarat dalam rahim Citra seakan tanpa jeda.

Citra menggoyangkan pantatnya naik ke atas, memeras semua sperma dari penis Galih. Galih tak bisa menahan tubuhnya lebih lama, dia jatuh menindih tubuh Citra di bawahnya, mencoba bernafas dengan susah payah.

Tangan Citra membelai punggung Galih saat sperma terakhirnya keluar dari penisnya menyirami vaginanya. Keduanya masih berusaha untuk mengatur nafas.

Kedua bibir mereka merapat, berciuman dengan lembut. Lidahnya menggelitik rongga mulut Citra dan ciuman mereka berubah menjadi liar saat penis Galih mulai mengecil dalam vagina Citra. Tangan dan paha Citra mencengkeramnya erat, menahannya agar tetap berada dalam tubuhnya.

Dia mendapatkan pengalaman lain dengan pria ini. Pria kedua yang bercinta dengannya dalam 29 tahun usianya. Akhirnya mereka hentikan ciumannya. Galih mengeluarkan penisnya yang setengah ereksi dari vagina Citra.

Keduanya mengenakan pakaiannya masing-masing tanpa saling berkata-kata. Citra terlalu malu untuk mengucapkan sesuatu dan Galih tak tahu harus berkata apa.

Dhika pulang 30 menit kemudian A?a,?aEs dia pulang lebih awal, tapi tak lebih awal (beruntunglah mereka). Ketiganya lalu makan malam, dan Citra tak dapat menyingkirkan pikirannya dari bayangan Galih sepanjang waktu itu.

Dhika dan Galih kemudian sibuk dengan urusan pria yang tak begitu dimengerti oleh Citra. Dan malam berikutnya, mereka berdua duduk di meja makan bersama Citra. Para pria sedang bermain catur. Citra menghabiskan sepanjang harinya mengasuh bayi mereka.

Kapanpun saat dia sedang sendiri, dia tak mampu hentikan dirinya memikirkan pengalamannya bersama Galih kemarin. Dia merasa gairahnya menyala-nyala sepanjang hari itu, dan dia mempunyai beberapa menit untuk memuaskan dirinya dengan tangannya sendiri.

Saat menuangkan minuman pada suaminya dan Galih malam itu, dia sangat bergairah, dan sangat basah. Setiap kali dia melirik Galih, ada desiran halus pada vaginanya. Sekarang dia telah mencoba seorang pria lain, dan dia merasa ketagihan!

Galih tak jauh beda. Dia bermasturbasi mebayangkan istri sahabatnya ini kemarin malam, sebelum tidur. Bayangan tubuh telanjangnya memenuhi benaknya sepanjang hari. Saat Dhika pergi ke kamar mandi, Galih beringsut mendekati Citra.

“Apa kamu menikmati waktu kita kemarin?” tanyanya berbisik.

“Ya.” Citra tersenyum manis. Sifatnya yang malu-malu membuat birahi Galih terbakar.

“Apa kamu menginginkannya sekarang?” dia bertanya memastikan. Penisnya sudak mengeras sekarang. Citra terkejut dengan pertanyaannya yang sangat berani itu, malu-malu, lalu mengangguk.

Galih memutuskan akan sedikit menggodanya. Membuat Citra semakin menginginkannya agar kesempatan mendapatkannya lagi semakin terbuka lebar. Dia menurunkan resleiting celananya dan melepaskan kancingnya, tangannya masuk ke dalam pakaian dalamnya.

Dia mengeluarkan penisnya, yang sudah ereksi penuh. Nafas Citra tercekat di tenggorokan, denyutan di vaginanya memberinya sebuah sensasi. Batang penis itu berada dalam tubuhnya kemarin. Dia menginginkannya lagi sekarang.

Mereka mendengar pintu kamar mandi terbuka dan Galih segara memasukkan penisnya kembali ke dalam celananya. Dhika masuk ke dalam ruangan, tak mengira sahabatnya baru saja memperlihatkan penisnya yang ereksi pada istrinya.

Tak lama berselang, entah kenapa dewa kemujuran selalu berpihak pada mereka, Dhika lagi-lagi mau ke kamar mandi. Saat dia berdiri dan bergegas ke kamar mandi, vagina istrinya berdenyut membutuhkan penis Galih.

Begitu Dhika menghilang dari pandangan keduanya, Galih langsung bangkit dari kursinya. Mata Citra berbinar terfokus pada tonjolan di celana Galih saat mereka mendengar pintu kamar mandi ditutup.

Dia langsung menurunkan resleitingnya, dan mengeluarkan batang penisnya. Dengan cekatan Galih mengocok penisnya sampai ereksi penuh, sangat dekat di wajah Citra. Galih berdiri dei depan Citra, dan Citra langsung berlutut di hadapan sahabat suaminya.

Kepala penisnya menyentuh kulit pipinya, dan perlahan bergerak ke mulutnya. Saat Galih merasa bibir lembut Citra menyentuh ujung kepala penisnya, dia merasa mulut itu membuka.

Segera saja kepala penis itu lenyap ke dalam mulut Citra, dan Galih melihat bibir itu bergerak membungkus seluruh batang penisnya.

Tangannya membelai rambut panjang Citra dengan lembut, menahan kepalanya saat seluruh bagian batang penisnya lenyap dalam mulut Citra.
Kepalanya segera bergerak maju mundur pada batang penis itu, suara basah dari hisapan mulutnya segera terdengar.

Kembali, mereka mendengar pintu kamar mandi dibuka, dan Galih mengeluarkan penisnya dari mulut Citra dengan cepat. Agak kesulitan dia memasukkan penisnya kembali dalam celananya dan segera duduk kembali di kursinya, menutupi perbuatan mereka. Dhika duduk dan memberi Citra ciuman kecil, tak tahu kalau istrinya baru saja mendapatkan sebuah batang penis yang lain dalam mulutnya.

Mereka kembali mendapatkan kesempatan sekali lagi di malam itu, dan mereka berusaha memanfaatkannya semaksimal mungkin.

Bayi mereka menangis di lantai atas, Dhika berinisiatif untuk pergi melihatnya. Citra lebih dari senang mengijinkannya. Dia sangat menginginkan penis itu, tapi dia tak mampu berbuat apa-apa. Meskipun mendapatkannya di dalam mulutnya tak mampu meredakan gairahnya.

Mereka dapat mendengar bunyi langkah kaki Dhika yang menaiki tangga, dan Citra langsung berdiri. Dia tak pernah se agresif ini! Tapi keA?a,?a”?hausannyaA?a,?a”? akan penis itu mampu merubah tabiatnya. Hanya sekedar untuk segera melihatnya lagi! Dia langsung berlutut di antara paha Galih, dan Galih segera membukanya untuknya…

Tangan mungilnya dengan cekatan melepaskan kancing dan resleitingnya, dan dia langsung membukanya dalam sekejap. Citra meraih ke dalam celana dalam Galih dan mengeluarkan penis kerasnya.

Vaginanya langsung basah hanya dengan memandangnya saja. Tangannya yang kecil mengocoknya, saat lidahnya menjilati dari pangkal batang penis Galih hingga ke ujung.

Sekali lagi, dia kembali memasukkannya ke dalam mulutnya. Menghisapnya dengan rakus hingga mengeluarkan bunyi, tak menghiraukan resiko kepergok suaminya. Galih mendengarkan dengan seksama gerakan dari lantai atas, memastikan Dhika tidak turun ke bawah.

Galih menatapnya. Bibirnya membungkus batang penisnya dengan erat, kepala penisnya tampak bekilatan basah terkena lampu ruangan ini saat itu keluar dari mulutnya, mata Citra terpejam menikmati. Dia ternyata begitu pintar memberikan blow job! Galih sangat ingin menyetubuhi wanita ini, meskipun hanya sesaat.

Gairahnya sudah tak terbendung lagi, dan dia memegang pipi Citra, batang penisnya keluar dari mulutnya. Galih berdiri, penisnya mengacung tegang, dan Citra berdiri bersamaan, memandangnya dengan api gairah yang sama.

Galih menciumnya, lembut, melumat bibirnya. Dia menciumnya lagi, dan lidah mereka saling melilit. Lalu ciuman itu berakhir. Galih memutar tubuh Citra membelakanginya. Citra merasakan tangan Galih berada pada vaginanya, berusaha melepaskan kancing celananya.

“Jangan…” desahan lirih keluar dari mulutnya. Dia tak tahu kenapa kata itu keluar dari mulutnya saat dia ingin mengucapkan kata A?a,?EsyaA?a,?a”?. Celananya jatuh hingga lututnya, memperlihatkan pantatnya yang dibungkus dengan celana dalam katun berwarna putih.

Galih merenggut kain itu dan langsung menyentakkannya ke bawah, membuat pantat Citra terpampang bebas di hadapannya. Galih masih dapat mendengar suara gerakan di lantai atas jadi dia tahu dia aman untuk beberapa saat, dia hanya perlu memasukkan penisnya ke dalam vaginanya, walaupun untuk se detik saja!

Nafas keduanya memburu, dan Citra sedikit menundukkan tubuhnya ke depan, tangannya bertumpu pada meja makan, membuka lebar kakinya. Galih jauh lebih tinggi darinya, penisnya berada jauh di atas bongkahan pantatnya.

Dia sedikit menekuk lututnya agar posisinya tepat. Dia semakin menekuk lututnya, sangat tidak nyaman, tapi dia sadar kalau dia terlalu tinggi untuk Citra. Dia tahu dia akan merasa kesulitan dalam posisi ini, tapi hasratnya semakin mendesak agar terpenuhi segera.

Dia menggerakkan pinggulnya ke depan, ujung kepala penisnya menyentuh bibir vaginanya. Citra sudah teramat basah! Dan itu semakin mengobarkan api gairah Galih. Saat bibir vagina Citra sedikit mencengkeram ujung kepala penisnya, Galih tahu jalan masuknya sudah tepat.

Dia mendorong ke depan. Citra menghisapnya masuk ke dalam, separuh dari penisnya masuk ke dalam dengan cepat.

Citra mendesah, merasa Galih memasukinya. Galih mencengkeram pantat Citra dan memaksa memasukkan penisnya semakin ke dalam. Batang penisnya sudah seluruhnya terkubur ke dalam cengkeraman hangatnya.Cerita Sex Terbaru

Galih mulai menyetubuhinya dari belakang, menarik penisnya separuh sebelum mendorongnya masuk kembali, lagi dan lagi. Serasa berada di surga bagi mereka berdua. Galih berada di dalam vaginanya hanya beberapa detik, tapi bagi keduanya itu sudah dapat meredakan gelora api gairah yang membakar.

Tiba-tiba Galih mendengar gerakan dari lantai atas. Citra tak menghiraukannya, dia sudah tenggelam jauh dalam perasaannya. Galih mengeluarkan penisnya dari vagina Citra. Sebenarnya Citra ingin teriak melampiaskan kekesalannya, tapi segera dia sadar akan bahaya yang mengancam mereka berdua, segera saja dia menarik celana dan celana dalamnya sekaligus ke atas. Saat Dhika datang, mereka berdua sudah duduk kembali di kursinya masing-masing, gusar.

Galih dan Citra menghabiskan sisa malam itu dengan gairah yang tergantung. Saat malam itu berakhir, Galih segera bergegas pergi ke kamarnya dan langsung mengeluarkan penisnya. Hanya dibutuhkan 3 menit saja baginya bermasturbasi dan legalah.

Tapi bagi Citra, tidaklah semudah itu. Kamar tidurnya berada di lantai yang berlainan dengan kamar tamu yang dihuni Galih, dan dia tak punya kesempatan untuk melakukan masturbasi. Bahkan Dhika tak mencoba untuk bercinta dengannya malam itu! Seperempat jam ke depan dilaluinya dengan resah. Citra memberi beberapa menit lagi untuk suaminya sebelum dia tak mampu membendungnya lagi.

Dia turun dari tempat tidur, setelah memastikan suaminya sudah tertidur lelap. Dia mengendap-endap menuju ke kamar tamu. Malam itu dia hanya memakai kaos putih besar hingga lututnya dan celana dalam saja untuk menutupi tubuh mungilnya.

Dengan hati-hati dia membuka pintu kamar Galih, menyelinap masuk, dan menutup perlahan pintu di belakangnya. Galih sudah tertidur beberapa menit yang lalu. Citra berdiri di samping tempat tidur, memandang pria yang tertidur itu, memutuskan bahwa dia akan melakukannya. Ini tak seperti dirinya! Dia tak pernah seagresif ini! Dia tak pernah berinisiatif! Tapi sekarang, terjadi perubahan besar.

Ditariknya selimut yang menutupi tubuh Galih, Galih tergolek tidur di atas kasur hanya memakai celana dalamnya. Citra mencengkeram bagian pinggirnya dan dengan cepat menariknya turun hingga lututnya, membebaskan penis Galih yang masih lemas. Dengan memandangnya Citra merasakan desiran halus pada vaginanya. Dia tak percaya Galih tak terbangunkan oleh perbuatannya tadi! Yah, baiklah, dia tahu bagaimana cara membangunkannya.

Citra duduk di samping Galih, dengan perlahan membuka kaki Galih ke samping. Tangan mungilnya meraih penis Galih yang masih lemas menuju ke mulutnya. Rambut panjangnya jatuh tergerai di sekitar pangkal paha Galih. Galih setengah bangun, merasa nyaman. Penisnya membesar dalam mulut Citra, dan sebelum ereksi penuh, dia akhirnya benar-benar terjaga. Tak membutuhkan waktu lama baginya untuk mengetahui apa yang sedang terjadi A?a,?aEs istri sahabatnya sedang menghisap penisnya!

Dia mendesah, tangannya meraih ke bawah dan mengelus rambut panjang Citra saat dengan pasti penisnya semakin mengeras dalam mulut Citra. Merasakan penisnya yang semakin membesar dalam mulutnya membuat celana dalam Citra basah, dan dia mulai menggerakkan kepalanya naik turun. Dia menghisap dengan berisik, lidahnya menjalar naik turun seperti seorang professional.

Galih dapat mendengar bunyi yang dikeluarkan mulut Citra saat menghisap penisnya, dan dia dapat melihat bayangan tubuh Citra yang diterangi cahaya bulan yang masuk ke dalam kamarnya yang gelap. Citra sedang memberinya blow job yang hebat. Untunglah dia bermasturbasi sebelum tidur tadi, kalau tidak pasti dia tak akan dapat bertahan lama.

Citra tak mampu menahannya lagi. Dia ingin vaginanya segera diisi. Dia sangat terangsang, dia sangat membutuhkan penis itu dalam vaginanya seharian tadi. Dikeluarkannya penis Galih dari dalam mulutnya, dan berdiri dengan bertumpukan lututnya di atas tempat tidur itu.

Tangannya menarik bagian bawah kaosnya ke atas dan menyelipkan kedua ibu jarinya di kedua sisi celana dalamnya dan mulai menurunkannya.

Diangkatnya salah satu kakinya untuk melepaskan celana dalam itu dari kakinya. Kaki yang satunya lagi dan kemudian merangkak naik ke atas kasur setelah menjatuhkan celana dalamnya ke atas lantai. Nafasnya sesak, menyadari apa yang menantinya.

Diarahkannya batang penis Galih ke atas dengan tangannya yang kecil dan bergerak ke atas Galih, memposisikan vaginanya di atasnya. Galih dapat merasakan bibir vagina Citra yang basah menyentuh ujung kepala penisnya saat Citra mulai menurunkan pinggulnya.

Daging dari bibir vaginanya yang basah membuka dan kepala penis Galih menyelinap masuk. Citra mengerang lirih, tubuhnya yang disangga oleh kedua lengannya jadi agak maju ke depan. Citra semakin menekan ke bawah, membuat keseluruhan batang penis Galih akhirnya tenggelam ke dalamnya.

Erangan Citra semakin terdengar keras. Dia merasa sangat penuh! Galih benar-benar membukanya lebar! Citra semakin menekan pinggulnya ke bawah dan dia mulai menciumi leher Galih, berusaha menahan Galih di dalam tubuhnya.

Bibir mereka bertemu dan saling melumat dengan bernafsu. Lidah Citra menerobos masuk ke dalam mulut Galih, menjalar di dalam rongga mulutnya saat dia tetap menahan batang penis Galih agar berada di dalam vaginanya.

Galih membalas lilitan lidah Citra, tangannya bergerak masuk ke balik kaos yang dipakai Citra, bergerak ke bawah tubuhnya hingga akhirnya tangan itu mencengkeram bongkahan pantat Citra. Tangannya mengangkat pantat Citra ke atas, membuat tubuhnya naik turun di atasnya A?a,?aEs Citra tetap tak membiarkan batang penis Galih teangkat terlalu jauh dari vaginanya!

Tak menghiraukan keberadaan Dhika yang masih terlelap tidur di kamarnya, mereka berdua berkonsentrasi terhadap satu sama lainnya. Tangan Galih naik ke punggung Citra, menarik kaos yang dipakai Citra bersamanya.

Ciuman mereka merenggang, Citra mengangkat tubuhnya, tangannya mengangkat ke atas saat Galih melepaskan kaosnya lepas dari tubuhnya. Payudaranya terbebas. Galih melihatnya untuk pertama kalinya. Di dalam keremangan cahaya, Galih masih dapat menangkap keindahannya. Payudaranya yang tak begitu besar dengan putting susu yang keras menantang, dan dia menggoyangkannya dihadapan Galih, menggodanya.

Galih mengangkat tubuhnya, tangannya yang besar menahan punggung Citra saat dia menghisap putingnya ke dalam mulutnya. Citra menggelinjang kegelian saat lidahnya bergerak melingkari sebelah payudaranya sebelum mencium yang satunya lagi.

Pada waktu yang bersamaan Galih mengangkat pantatnya, masih berusaha agar tetap tenggelam dalam vaginanya, tapi bergerak keluar masuk dengan pelan. Tangannya meremas payudara Citra yang bebas, sedangkan mulutnya terus merangsang payudara yang satunya dengan mulutnya.
Citra memandang Galih yang merangsang payudaranya, tangannya membelai rambut Galih dengan lembut. Citra merasa penis Galih bergerak keluar sedikit tapi tak lama kemudian masuk kembali ke dalam vaginanya. Dia merasa sangat nyaman, sangat berbeda di dalam tubuhnya. Dia mulai menggoyang, mengimbangi kocokan Galih yang mulai bertambah cepat.

Galih melepaskan mulut dan tangannya dari payudara Citra dan rebah kembali ke atas kasur. Citra mulai mengangkat pinggulnya naik ke atas hingga batang penis Galih nyaris terlepas ke luar seluruhnya sebelum menghentakkan pinggulnya ke bawah lagi.

Tangan Galih kembali pada pantat Citra, meremasnya sambil memandangi wanita yang telah menikah ini menggoyang tubuhnya tanpa henti. Dengan tanpa bisa dibendung lagi erangan demi erangan semakin sering terdengar keluar dari mulut Citra.

Orgasme yang sangat dinantikannya seharian ini mulai terbangun dalam tubuhnya. Dengan meremas pantatnya erat, Galih menggerakkan tubuh Citra naik turun semakin keras dan keras. Hentakan tubuh mereka saling bertemu. Nafas Citra semakin berat, Penis Galih menyentak dalam tubuhnya berulang kali.

Dengan cepat orgasmenya semakin mendekat. Citra mempercepat kocokannya pada penis Galih, menghentakkan bertambah cepat seiring orgasmenya yang mendesak keluar. Citra tak mampu membendungnya lebih lama lagi, pandangannya mulai menjadi gelap.

Jantungnya berdegup semakin kencang, otot vaginanya berkontraksi, seluruh sendi tubuhnya bergetar saat dia keluar dengan hebatnya. Mulutnya memekik melepaskan himpitan yang menyumbat aliran nafasnya.

Melihat pemandangan itu gairah Galih semakin memuncak, dia tak memberi kesempatan pada Citra untuk menikmati sensasi orgasmenya. Diangkatnya tubuh mungil wanita itu, dan membaringkan di sampingnya. Dia bergerak ke atas tubuh Citra dan Citra membuka pahanya melebar menyambutnya secara refleks.

Galih memandangi kepala penisnya yang menekan bibir vagina Citra. Dengan pelan dia mulai masuk, dan mendorongnya masuk ke dalam lubang hangatnya. Citra mengangkat kakinya ke udara, membukanya lebar lebar untuknya.

Galih menahan berat tubuhnya dengan kedua lengannya. Galih memberinya satu dorngan yang kuat. Citra memekik, ombak kenikmatan menggulungnya saat batang keras itu memasuki tubuhnya. Galih mulai menyetubuhinya tanpa ampun, Citra telah sangat membakar gairahnya. Galih mengocokkan penisnya keluar masuk dalam vagina istri sahabatnya yang berada di bawah tubuhnya dengan cepat, kedua kaki Citra terayun-ayun di atas pantatnya yang menghentak.

Tempat tidur sampai bergoyang karena hentakan Galih. Citra menggigit bibirnya untuk meredam erangannya yang semakin bertambah keras.

Galih mulai kehilangan kontrol. Penisnya keluar masuk dalam vagina Citra sebelum akhirnya, dia menarik keluar batang penisnya dengan bunyi yang sangat basah.

Galih mengerang, batang penisnya berdenyut hebat dalam genggaman tangannya. Sebuah tembakan yang kuat dari cairan kental putih keluar dari ujung kepala penisnya dan menghantam perut Citra, beberapa darinya bahkan sampai di payudaranya.

Citra menarik nafas, dadanya terasa sesak saat dia melihat tembakan demi tembakan sperma yang kuat keluar dari penis Galih, dan mendarat di atas perutnya. Terasa sangat panas pada kulit perutnya, tapi semakin membakar gairahnya menyadari bahwa itu bukan semburan sperma suaminya, tapi dari seorang pria lain.

Akhirnya, sperma terakhir menetes dari penis Galih, menetes ke atas rambut kemaluan Citra yang terbaring di depannya dengan kaki terpentang lebar. Dengan mata yang terpejam, Citra tersenyum puas.

“Aku membutuhkannya” bisiknya. Mereka terdiam beberapa saat meredakan nafas yang memburu sebelum akhirnya mulai membersihkan tubuh basah mereka. Galih mencium dengan lembut bibir Citra yang tersenyum.Cerita Sex Terbaru

Citra memakai kaosnya dan menggenggam celana dalamnya dalam tangan, melangkah keluar dari kamar itu dengan perasaan yang sangat lega.

Galih bangun di keesokan harinya. Peristiwa semalam langsung menyergap benaknya, penisnya mulai mengeras. Dikeluarkannya batang penisnya dan perlahan mulai mengocoknya.
Dia merasa sangat senang saat mendengar ada seseorang yang sedang mandi. Dimasukkannya penisnya kembali kedalam celana dalamnya, bergegas memakai celana jeansnya dan bergegas keluar kamar dengan bersemangat, turun ke lantai bawah.

Dia berharap yang sedang mandi adalah Dhika dan Citra ada di lantai bawah. Dia mendengar seseorang sedang membuat kopi di dapur. Dia segera ke sana dan ternyata.

Citra masih dengan pakaian yang dikenakannya malam tadi, sebuah kaos besar hingga lutut, dan sebuah celana dalam saja di baliknya. Dia menoleh saat mendengar ada yang mendekat, dan langsung tersenyum saat mengetahui siapa yang datang. Terasa ada desiran halus di vaginanya saat memandang Galih.

Citra terkejut saat tangan Galih melingkar di pinggangnya memeluknya erat dan mencium bibirnya. Lalu Citra sadar ada seseorang yang sedang mandi di lantai atas dan Dhika lah yang sedang berada di kamar mandi itu. Bibirnya membalas lumatan Galih dengan menggebu saat tangan Galih menyusup ke dalam kaosnya untuk menyentuh payudaranya.

Citra melenguh di dalam mulut Galih yang memeluknya merapat ke tubuhnya. Desiran gairah memercik dari payudaranya langsung menuju ke vaginanya, membuatnya basah. Wanita mungil itu tak berdaya dalam dekapan Galih, tangan Citra melingkari leher Galih.

Mereka berciuman dengan penuh gairah, lidah saling bertaut, perlahan Galih mendorong tubuh Citra merapat ke dinding. Tangannya meremas bongkahan pantat Citra di balik kaosnya. Dan Citra sangat merasakan tonjolan pada bagian depan celana jeans Galih yang menekan perutnya.

Ciuman Citra turun ke leher Galih, lidahnya melata menuju putting Galih. Citra membiarkan Galih mengangkat tubuhnya ke atas meja, memandangnya dengan pasif saat Galih menyingkap kaosnya hingga dadanya. Citra mengangkat kakinya bertumpu pada tepian meja, mempertontonkan celana dalam putihnya.

Vaginanya berdenyut tak terkontrol, menantikan apa yang akan terjadi berikutnya. Galih berlutut di hadapannya, dia dapat mencium aroma yang kuat dari lembah surganya saat hidungnya bergerak mendekat.

Perlahan diciumnya vagina Citra yang masih tertutupi kain itu, Citra mendesah, kenikmatan mengaliri darahnya. Untuk pertama kalinya, Citra merasa gembira saat Dhika berada lama di dalam kamar mandi!

Dengan tak sabar, tangannya menuju ke pangkal pahanya. Galih hanya menatapnya saat tangan Citra menarik celana dalamnya sendiri ke samping, memperlihatkan rambut kemaluannya, dan kemudian bibir vaginanya yang kemerahan.

Citra menatap pria yang berlutut di antara pahanya, api gairah tampak berkobar dalam matanya, menahan celana dalamnya ke samping untuknya. Galih menatap matanya seiring bibirnya mulai mencium bibir vaginanya. Membuat lebih banyak desiran kenikmatan mengguyur tubuhnya dan dia mendesah melampiaskan kenikmatan yang dirasakannya.

Lidah Galih mulai menjilat dari bagian bawah bibir vagina Citra sampai ke bagian atasnya, mendorong kelentitnya dengan ujung lidahnya saat dia menemukannya. Diselipkannya lidahnya masuk ke dalam lubang vaginanya, mersakan bagaimana rasanya cairan gairah Citra.

Dihisapnya bibir vagina itu ke dalam mulutnya dan dia mulai menggerakkan lidahnya naik turun di sana, membuat Citra semakin basah.

Desahannya terdengar, menggoyangkan pinggulnya di wajah Galih. Galih melepaskan bibirnya, lidahnya bergerak ke kelentitnya. Dirangsangnya tonjolan daging sensitif itu menggunakan lidahnya dalam gerakan memutar.

Citra menaruh kakinya pada bahu Galih, duduknya jadi tidak tenang. Tiba-tiba, Galih menghisap kelentitnya ke dalam mulutnya, menggigitnya diantara bibirnya.

Citra memekik agak keras saat serasa ada aliran listrik yang menyentak tubuhnya. Lidah Galih bergerak berulang-ulang pada kelentit Citra yang terjepit diantara bibirnya, tahu bahwa titik puncak Citra sudah dekat. Dilepaskannya kelentit itu dari mulutnya dan tangannya menggantikan mengerjai kelentit Citra dengan cepat.

“Oh Tuhan… ” bisiknya mendesah, merasakan orgasmenya mendekat. Jari Galih bergerak tanpa ampun, pinggul Citra terangkat karenanya. Citra menggigit bibirnya berusaha agar suara jeritannya tak terdengar sampai kepada suaminya yang berada di kamar mandi saat orgasmenya datang dengan hebatnya. Dadanya sesak, nafasnya terhenti beberapa saat, dinding-dinding vaginanya merapat.
Kedua kakinya terpentang lebar di belakang kepala Galih. Citra mendesah hebat, akhirnya nafasnya kembali mengisi paru-parunya mengiringi terlepasnya orgasmenya.

Galih berdiri dan langsung mengeluarkan penisnya. Citra memandang dengan lapar pada batang penis dalam genggaman tangan Galih. Sebelah tangan Citra masih memegangi celana dalamnya ke samping saat tangannya yang satunya lagi meraih batang penis Galih. Tangan kecil itu menggenggamnya saat Galih maju mendekat.

Dengan cepat Citra menggesek-gesekkannya pada bibir vaginanya yang basah, berhenti hanya saat itu sudah tepat berada di depan lubang masuknya. Mereka berdua mendengarkan dengan seksama suara dari kamar mandi di lantai atas yang masih terdengar.

Galih melihat ke bawah pada kepala penisnya yang menekan bibir vagina Citra.

Galih mendorong ke depan dan menyaksikan bibir itu membuka untuknya, mengijinkannya untuk masuk. Desahan Citra segera terdengar saat dia mersa terisi. Galih terus mendorong, vagina Citra terus menghisapnya sampai akhirnya, Galih berada di dalamya dalam satu dorongan saja.

Citra sangat panas dan mencengkeramnya, dan Galih membiarkan penisnya terkubur di dalam sana untuk beberapa saat, meresapi perasaan yang datang padanya. Tangan Citra masih menahan celana dalamnya ke samping, tangan yang satunya meraih kepala Galih mendekat padanya.

Lidahnya mencari pasangannya dalam lumatan bibir yang rapat. Dengan pelan Galih menarik penisnya. Dia mendorongnya masuk kemabali, keras, dan Citra mengerang dalam mulutnya seketika. Tubuh mereka saling merapat, kaki Citra terjuntai terayun dibelakang tubuh Galih dalam tiap hentakan.

Dhika yang masih berada di kamar mandi tak mengira di lantai bawah penis sahabatnya sedang terkubur dalam vagina istrinya.

Sementara itu Citra, sedang berada di ambang orgasmenya yang lain. Penis pria ini menyentuhnya dengan begitu berbeda! Terasa sangat nikmat saat keluar masuk dalam tubuhnya seperti itu! Dia orgasme, melenguh, melepaskan ciumannya.

Baca jUga Cerita Sek Oral Seks

Galih mundur sedikit dan melihat batang penisnya keluar masuk dalam lubang vaginanya yang kemerahan, tangannya yang kecil menahan celana dalamnya jauh-jauh ke samping yang membuat Galih heran karena kain itu tak robek. Dia mulai menyutubuhinya dengan keras, menyadari kalau mungkin saja dia tak mempunyai banyak waktu lagi.

Jika Dhika masuk ke sudut ruangan itu, dia akan melihat ujung kaki istrinya yang terayun dibelakang pantat Galih. Celana jeans Galih merosot hingga mata kakinya, celana dalamnya berada di lututnya, dan pantatnya mengayun dengan kecepatan penuh diantara paha Citra yang terbuka lebar. Dhika mungkin mendengar suara erangan kenikmatan istrinya.

Galih terus mengocok, dia dapat merasakan kantung buah zakarnya mengencang dan dia tahu itu tak lama lagi. Dia menggeram, memberinya beberapa kocokan lagi sebelum dilesakkannya batang penisnya ke dalam vagina wanita bersuami itu dan menahannya di dalam sana.

Dia menggeram hebat, penisnya menyemburkan spermanya yang panas di dalam sana. Begitu banyak sperma yang tertumpah di dalam vagina Citra.

Erangan keduanya terdengar saling bersahutan untuk beberapa saat hingga akhirnya mereka tersadar kalau suara dari dalam kamar mandi sudah berhenti, dan tak menyadari sudah berapa lama itu tak terdengar.

Bibir Galih mengunci bibirnya dan mereka saling melumat untuk beberapa waktu seiring kejantanan Galih yang melembut di dalam tubuhnya. Kemudian mereka saling merenggang dan Galih mengeluarkan penisnya yang setengah ereksi itu dari vagina Citra. Dengan cekatan dia mengenakan pakaiannya kembali.

Citra membiarkan celana dalamnya seperti begitu. Dia merasa celananya menjadi semakin basah saat ada sperma Galih yang menetes keluar dari vaginanya saat dia berdiri.
Dhika turun tak lama berselang, siap untuk sarapan.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Ngeseks Dengan Sahabat Bokap

Cerita Sex Terbaru | Hai para pembaca cerita dewasa perkenalkan namaku Bica aku wanita umur 28 tahun kata orang tubuhku proposional dari tinggiku 169 cm dan berat badanku 56 kg ukuran payudaraku 36B didukung dengan wajah cantikku berkulit putih, memang aku dulu sering jadi SPG dalam acara pameran mobil jadi bisa dibayangkan secara singkat tentang diskripsiku.
Aku sudah mempunyai suami namanya Roni umurnya lebih tua dari aku 2 tahun, sementara ditahun ini kami memang sepakat untuk menunda momongan dulu, kalau masalah seks kehidupan kami baik baik saja, Suamiku bisa dibilang Hypersex malah bisa jadi dalam sehari minta jatah 3 kali.

Cerita Sex Terbaru Ngeseks Dengan Sahabat Bokap

Dan cerita ini berawal dari kesuksesan Roni bekerja di kantornya dan mendapat kepercayaan dari sang atasan yang sangat baik. Kepercayaan ini membuat dia sering harus bekerja overtime, pada awalnya aku bisa menerima semua itu tetapi kelamaan kebutuhan ini harus dipenuhi juga dan itulah yang membuat kami sering bertengkar karena kadang Roni harus berangkat lebih pagi dan lewat tengah malam baru pulang.
Dan mulailah cerita ini ketika Roni mendapat tanggung jawab untuk menangani suatu proyek dan dia dibantu oleh rekan kerjanya Faiz dari luar kota. Pertama diperkenalkan Faiz langsung seperti terkesima dan sering menatapku, hal itu membuatku risih.

Faiz cukup tampan gagah dan kekar. Karena tuntutan pekerjaan dan efisiensi, kantor Roni memutuskan agar Faiz tinggal di rumah kami utk sementara. Dan memang mereka berdua sering bekerja hingga larut malam di rumah kami.

Faiz tidur di kamar persis di seberang kamar kami. Sering di malam hari aku berpamitan tidur matanya yang nakal suka mencuri pandang diantara sela-sela baju tidur yang aku kenakan. Aku memang senang tidur bertelanjang agar jika Roni datang bisa langsung bercinta.

Pernah suatu saat ketika pagi hari kami aku dan Roni bercinta di dapur waktu masih pagi sekali dengan posisiku duduk di meja dan Roni dari depan, tiba-tiba Faiz muncul dan melihat kami, dia menempelkan telunjuk dimulutnya agar aku tidak menghentikan kegiatan kami, karena kami sedang dalam puncaknya dan Roni yang membelakangi Faiz dan aku juga tidak tega menghentikan Roni.

Akhirnya ku biarkan Faiz melihat kami bercinta tanpa Roni sadari hingga kami berdua orgasme. Dan aku tahu Faiz melihat tubuh telanjangku ketika Roni melepaskan penisnya dan terjongkok di bawah meja.

Setelah kejadian itu Faiz lebih sering memperhatikan tiap lekuk tubuhku. Sampai suatu waktu ketika pekerjaan Roni benar2 sibuk sehingga hampir seminggu tidak menyentuhku. Di hari Jum’at kantor tempat Roni bekerja mengadakan pesta dinner bersama di rumah atasan Roni.

Rumahnya terdiri dari dua lantai yang sangat mewah di lantai 2 ada semacam galeri barang2 antik. Kami datang bertiga dan malam itu aku mengenakan pakaian yang sangat seksi, gaun malam warna merah yang terbuka di bagian belakang dan hanya dikaitkan di belakang leher oleh kaitan kecil sehingga tidak memungkinkan memakai BH.

Bagian bawahpun terdapat sobekan panjang hingga sejengkal di atas lutut, malam itu saya merasa sangat seksi dan Faiz pun sempat terpana melihatku keluar dari kamar. Sebelum berangkat aku dan Roni sempat bercinta di kamar dan tanpa sepengetahuan kami ternya Faiz mengintip lewat pintu yang memang kami ceroboh tidak tertutup sehingga menyisakan celah yang cukup untu melihat kami dari pantulan cermin, sayangnya karena letih atau terburu-buru mau pergi Roni orgasme terlebih dahulu dan aku dibiarkannya tertahan.

Dan Faiz mengetahui hal itu. Malam itu ketika acara sangat ramai tiba-tiba Roni dipanggil oleh atasannya untuk diperkenalkan oleh customer. Roni berkata padaku untuk menunggu sebentar, sambil menunggu aku ke lantai 2 untuk melihat barang2 antik, di lantai 2 ternyata keadaan cukup sepi hanya 2-3 orang yang melihat-lihat di ruangan yang besar itu.
Aku sangat tertarik oleh sebuah cermin besar di pojokan ruangan, tanpa takut aku melihat ke sana dan mengaguminya juga sekaligus mengagumi keseksian tubuhku di depan cermin, tanpa ku sadari di sampingku sudah berada Faiz .

“Udah nanti kacanya pecah lho..cakep deh..!”, canda Faiz

“Ah bisa aja kamu BFaiz”,balasku tersipu.

Setelah berbincang2 di depan cermin cukup lama Faiz meminta tolong dipegangkan gelasnya sehingga kedua tanganku memegang gelasnya dan gelasku.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

“Aku bisa membuat kamu tampak lebih seksi”,katanya sambil langsung memegang rambutku yang tergerai dengan sangat lembut.

Tanpa bisa mengelak dia telah menggulung rambutku sehingga menampak leherku yang jenjang dan mulus dan terus terang aku seperti terpesona oleh keadaan diriku yang seperti itu. dan memang benar aku terlihat lebih seksi.
Dan saat terpesona itu tiba-tiba tangan Faiz meraba leherku dan membuatku geli dan detik berikutnya Faiz telah menempelkan bibirnya di leher belakangku, daerah yang paling sensitif buatku sehingga aku lemas dan masih dengan memegang gelas Faiz yang telah menyudutkanku di dinding dan menciumi leherku dari depan.

“Faiz apa yang kamu lakukan..lepaskan aku Faiz..lepas..!”,rontaku tapi Faiz tahu aku tidak akan berteriak di suasana ini karena akan mempermalukan semua orang.

Faiz terus menyerangku dengan kedua tanganku memegang gelas dia bebas meraba buah dadaku dari luar dan terus menciumi leherku, sambil meronta-ronta aku merasakan gairahku meningkat, apalagi saat tiba-tiba tangan Faiz mulai meraba belahan bawah gaunku hingga ke selangkanganku.

“Faizz..hentikan Faiz aku mohon..tolong Faiz..jangan lakukan itu..”,rintihku, tapi Faiz terus menyerang dan jari tengah tangannya sampai di bibir vaginaku yang ternyata telah basah karena serangan itu.

Dia menyadari kalau aku hanya mengenakan G-string hitam dengan kaitan di pinggirnya, lalu dengan sekali sentakan dia menariknya dan terlepaslah G-stringku. Aku terpekik pelan apalagi merasakan ada benda keras mengganjal pahaku.

Ketika Faiz sudah semakin liar dan akupun tidak dapat melepaskan, tiba-tiba terdengar suara Roni memanggil dari pinggir tangga yang membuat pegangan himpitan Faiz terlepas, lalu aku langsung lari sambil merapikan pakaian ku menuju Roni yang tidak melihat kami dan meninggalkan Faiz dengan G-string hitamku.

Aku sungguh terkejut dengan kejadian itu tapi tanpa disadari aku merasakan gairah yang cukup tinggi merasakan tantangan melakukan di tempat umum walau dalam kategori diperkosa.

Ternyata pesta malam itu berlangsung hingga larut malam dan Roni mengatakan dia harus melakukan meeting dengan customer dan atasannya dan dia memutuskan aku untuk pulang bersama Faiz.

Tanpa bisa menolak akhirnya malam itu aku diantar Faiz, diperjalanan dia hanya mengakatakan

“Maaf Bica..kamu sungguh cantik malam ini.” Sepanjang jalan kami tidak berbicara apaun. Hingga sampai dirumah aku langsung masuk ke dalam kamar dan menelungkupkan diri di kasur, aku merasakan hal yang aneh antara malu aku baru saja mengalami perkosaan kecil dan perasaan malu mengakui bahwa aku terangsang hebat oleh serangan itu dan masih menyisakan gairah.

Tanpa sadar ternyata Faiz telah mengunci semua pintu dan masuk ke dalam kamarku, aku terkejut ketika mendengar suaranya’,

“Bica aku ingin mengembalikan ini”‘ katanya sambil menyerahkan G-stringku berdiri dengan celana pendek saja, dengan berdiri aku ambil G-stringku dengan cepat, tapi saat itu juga Faiz telah menyergapku lagi dan langsung menciumiku sambil langsung menarik kaitan gaun malamku, maka bugilah aku diahadapannya.

Tanpa menunggu banyak waktu aku langsung dijatuhkan di tempat tidur dan dia langsung menindihku.

Aku meronta-ronta sambil menendang-nendang?

”Faizz..lepaskan aku Faiz..ingat kau teman suamiku Faiz..jangan..ahh..aku mohon”, erangku ditengah rasa bingung antara nafsu dan malu, tapi Faiz terus menekan hingga aku berteriak saat penisnya menyeruak masuk ke dalam vaginaku, ternyata dia sudah siap dengan hanya memakai celana pendek saja tanpa celana dalam.

“Ahhhh?Faizz..kau..:’ Lalu mulailah dia memompaku dan lepaslah perlawananku, akhirnya aku hanya menutup mata dan menangis pelan..clok..clok..clok..aku mendengar suara penisnya yang besar keluar masuk di dalam vaginaku yang sudah sangat basah hingga memudahkan penisnya bergerak.

Lama sekali dia memompaku dan aku hanya terbaring mendengar desah nafasnya di telingaku, tak berdaya walau dalam hati menikmatinya. Sampai kurang lebih satu jam aku akhirnya melenguh panjang

“Ahhh?..” ternyata aku orgasme terlebih dahulu, sungguh aku sangat malu mengalami perkosaan yang aku nikmati.Cerita Sex Terbaru

Sepuluh menit kemudian Faiz mempercepat pompaannya lalu terdengar suara Faiz di telingaku “Ahhh..hmmfff?” aku merasakan vaginaku penuh dengan cairan kental dan hangat sekitar tiga puluh deti kemudian Faiz terkulai di atasku.

“Maaf Bica aku tak kuasa menahan nafsuku..”bisiknya pelan lalu berdiri dan meninggalkanku terbaring dan menerawang. hinga tertidur Aku tak tahu jam berapa Roni pulang hingga pagi harinya. Esok paginya di hari sabtu seperti biasa aku berenang di kolam renang belakang Roni dan Faiz berpamitan untuk nerangkat ke kantor.
Karena tak ada seorang pun aku memberanikan diri untuk berenang tanpa pakaian. Saat asiknya berenang tanpa disadari, Faiz ternyata beralasan tidak enak badan dan kembali pulang, karena Roni sangat mempercayainya maka dia izinkan Faiz pulang sendiri.

Faiz masuk dengan kunci milik Roni dan melihat aku sedang berenang tanpa pakaian. Lalu dia bergerak ke kolam renag dan melepaskan seluruh pakaiannya, saat itulah aku sadari kedatangannya,

“Faizz..kenapa kau ada di sini?” tanyaku,

“Tenang Bica suaimu ada di kantor sedang sibuk dengan pekerjaannya”, aku melihat tubuhnya yang kekar dan penisnya yang besar mengangguk angguk saat dia berjalan telanjang masuk ke dalam kolam

“Pantas sajaku semalam vaginaku terasa penuh sekali”‘pikirku.

Aku buru-buru berenang menjauh tetai tidak berani keluar dr dalam kolam karena tidak mengenakan pakaian apapun juga. Saat aku bersandar di pingiran sisi lain kolam, aku tidak melihat ada tanda2 Faiz di dalam kolam.
Aku mencari ke sekeliling kolam dan tiba-tiba aku merasakan vaginaku hangat sekali, ternyata Faiz ada di bawah air dan sedang menjilati vaginaku sambil memegang kedua kakiku tanpa bisa meronta.

Akhirnya aku hanya bisa merasakan lidahnya merayapai seluruh sisi vaginaku dan memasuki liang senggamaku..aku hanya menggigit bibir menahan gairah yang masih bergelora dari semalam. Cukup lama dia mengerjai vaginaku, nafasnya kuat sekali pikirku.

Detik berikutnya yang aku tahu dia telah berada di depanku dan penisnya yang besar telah meneyruak menggantian lidahnya?

“Arrgghh..” erangku menahan nikmat yang sudah seminggu ini tidak tersentuh oleh Roni. Akhirnya aku membiarkan dia memperkosaku kembali dengan berdiri di dalam kolam renang.

Sekarang aku hanya memeluknya saja dan membiarkan dia menjilati buah dadaku sambil terus memasukan penisnya keluar masuk.

Bahkan saat dia tarik aku ke luar kolam aku hanya menurutinya saja, gila aku mulai menikamti perkosaan ini, pikirku, tapi ternyata gairahku telah menutupi kenyataan bahwa aku sedang diperkosa oleh teman suamiku.

Dan di pinggir kolam dia membaringkanku lalu mulai menyetubuhi kembai tubuh mulusku..”Kau sangat cantik dan seksi Bica..ahh” bisiknya ditelingaku.

Aku hanya memejamkan mata berpura-pura tidak menikmatinya, padahal kalau aku jujur aku sangat ingin memeluk dan menggoyangkan pantatku mengimbangi goyangan liarnya. Hanya suara eranggannya dan suara penisnya maju mundur di dalam vaginaku, clok..clok..clep..dia tahu bahwa aku sudah berada dalam kekuasaannya.

Beberapa saat kemudian kembali aku yang mengalami orgasme diawali eranganku

“Ahhh..” aku menggigit keras bibirku sambil memegang keras pinggiran kolam,

“Nikmati sayang?”demikian bisiknya menyadari aku mengalami orgasme. Sebentar kemudian Faiz lah yang berteriak panjang,

“Kau hebat Bica..aku cinta kau..AAHHH..HHH” dan aku merasakan semburan kuat di dalam vaginaku.

Gila hebat sekali dia bisa membuatku menikmatinya pikirku. Setelah dia mencabut penisnya yang masih terasa besar dan keras, aku reflek menamparnya dan memalingkan wajahku darinya. Aku tak tahu apakah tamparan itu berarti kekesalanku padanya atau karena dia mencabut penisnya dari vaginaku yang masih lapar.

Setelah Roni pulang herannya aku tidak menceritakan kejadian malam lalu dan pagi tadi, aku berharap Roni dapat memberikan kepuasan padaku.

Dengan hanya menggenakan kimono dengan tali depan aku dekati Roni yang masih asik di depan komputernya di dalam kamar, lalu aku buka tali kimonoku dan kugesekan buah dadaku yang besar itu ke kepalanya dari belakang, berharap da berbalik dan menyerangku.

Ternyta yang kudapatkan adalah bentakannya “Bica..apakah kamu tak bisa melihat kalau aku sedang sibuk?

Jangan kau ganggu aku dulu..ini untuk masa depan kita” teriaknya keras.Cerita Sex Terbaru

Aku yakin Faiz juga mendengar teriakannya. Aku terkejut dan menangis, lalu aku keluar kamar dengan membanting pintu, lalu aku pergi ke pinggir kolam dan duduk di sana merenung dan menahan nafsu.

Dari kolam aku bisa melihat bayangan di Roni di depan komputer dan lampu di kamar Faiz. Tampak samar-samar Faiz keluar dari kamar mandi tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya. Karena di luar gelap tak mungkin dia melihatku.
Tanpa sadar aku mendekat ke jendelanya dan memperhatikan Faiz mengeringkan tubuh. Gila kekar sekali tubuhnya dan yang menarik perhatianku adalah penisnya yang besar dan tegang mengangguk-angguk bergoyang sekanan memanggilku.
Aku malu sekali mengagumi dan mengaharapkan kembali penis itu masuk ke dalam vaginaku yang memang masih haus.

Perlahan aku membelai-belai vaginaku hingga terasa basah, akhirnya aku memutuskan untuk memintanya pada Faiz, dengan hati yang berdebar kencang dan nafsu yang sudah menutupi kesadaran, aku nekat masuk ke dalam kamar Faiz dan langsung mengunci pintu dari dalam.

Faiz sangat terkejut “Tyas..apa yang kamu lakukan?”, aku hanya menempelkan telunjuk di bibirku dan memberi isyarat agar tidak bersuara karena Roni ada di kamar seberang.

Langsung aku membuka pakaian tidurku dan terpampanglah tubuh putih mulusku tanpa sehelai benagpun di hadapannya, Faiz hanya terperangah dan menatap kagum pada tubuhku. Faiz tersenyum sambil memperlihatkan penisnya yang semakin membesar dan tampak berotot.

Dengan segera aku langsung berlutut di hadapannya dan mengulum penisnya, Faiz yang masih terkejut dengan kejadian ini hanya mendesah perlahan merasakan penisnya aku kulum dan hisap dengan nafsuku yang sudah memuncak.

Sambil mulutku tetap di dalam penisnya aku perlahan naik ke atas tempat tidur dan menempatkan vaginaku di mulut Faiz yang sudah terbaring, dia mengerti maksudku dan langsung saja lidahnya melahap vaginaku yang sudah sangat basah, cukup lama kami dalam posisi itu, terinat akan Roni yang bisa saja tiba-tiba datang aku langsung mengambil inisiatif untuk merubah posisi dan perlahan duduk di atas penisnya yang sudah mengacung tegang dan besar panjang.

Perlahan aku arahkan dan masukan ke dalam lubang vaginaku, rasanya berbeda dengan saat aku diperkosanya, perlahan tapi pasti aku merasaskan suatu sensasi yang amat besar sampai akhirnya keseluruhan batang penis Faiz masuk ke dalam vaginaku

“Ahh..sssfff..Braaam!” erangku perlahan menahan suara gairahku agar tidak terdengar, aku merasakan seluruh penisnya memenuhi vaginaku dan menyentuh rahimku.

Sungguh suatu sensasi yang tak terbayangkan, dan sensasi itu semakin bertambah saat aku mulai menggoyangkan pantatku naik turun sementara tangan Faiz dengan puasnya terus memainkan kedua buah dadaku memuntir-muntir putingku hingga berwarna kemerahan dan keras

“ahh..ahh..” demikian erangan kami perlahan mengiringi suara penisnya yan keluar masuk vaginaku clok..clok..clok? Tak tahan dengan nafsunya mendadak Faiz duduk dan mengulum buah dadaku dengan rakusnya bergantian kiri kanan bergerak ke leher dan terus lagi.

Aku sungguh tak dapat menahan gairah yang selama ini terpendam. Mungkin karena nafsu yang sudah sangat tertahan atau takut Roni mendengar tak kuasa aku melepaskan puncak gairahku yang pertama sambil mendekap erat Faiz dan menggigit pundaknya agar tidak bersuara.

Kudekap erta Faiz seakan tak dapat dilepaskan mengiringi puncak orgasmeku. Faiz merasakan penisnya disiram cairan hangat dan tahu bahwa aku mengalami orgasme dan membiarkanku mendekapnya sangat erat sambil memelukku dengan belaian hangatnya.

Selesai aku orgasme sekiat 30 detik, Faiz membalikan aku dengan penisnya masih tertancap di dalam vaginaku. Faiz mulai mencumbuku dengan menjilati leher dan putingku perlahan, entah mengapa aku kembali bernafsu dan membalas ciumannya denga mesra, lidah kami saling berpagutan dan Faiz merasakan penisnya kembali dapat keluar masuk dengan mudah karena vaginaku sudah kembali basah dan siap menerima serangan berikutnya.

Dan Faiz langsung memompa penisnya dengan semangat dan cepat membuat tubuhku bergoyang dan buah dadaku bergerak naik turun dan sungguh suara yang timbul antara erangan kami berdua yang tertahan derit tempat tidur dan suara penisnya keluar masuk di vaginaku kembali membakar gairahku dan aku bergerak menaik turunkan pantatku untuk mengimbangi Faiz.

Dan benar saja 10 menit kemudian aku sampai pada puncak orgasme yang kedua, dengan meletakan kedua kakiku dan menekan keras pantatnya hingga penisnya menyentuh rahimku. Kupeluk Faiz dengan erat yang membiarkan aku menikmati deburan ombak kenikmatan yang menyerangku berkali-kali bersamaan keluarnya cairanku.
Kugigit bibirku agar tidak mengeluarkan suara, cukup lama aku dalam keadaan ini dan anehnya setelah selesai aku berada dalam puncak ternyata aku sudah kembali mengimbangi gerakan Faiz dengan menaik turunkan pantatku.

Saat itulah kudengar pintu kamarku terbuka dan detik berikutnya pintu kamar Faiz diketuk Roni, “Faizz..kau sudah tidur?”, demikian ketuk Roni.

Langsung saja Faiz melepaskan pelukannya dan menyuruhku bersembunyi di kamar mandi. Sempat menyambar pakaian tidurku yang tergeletak di lantai aku langsung lari ke kamar mandi dan mengunci dari luar.

Sungguh hatiku berdebar dengan kerasnya membayangkan apa jadinya jika aku ketahuan suamiku. Faiz dengan santai dan masih bertelanjang membuka pintu dan mengajak Roni masuk, Roni sempat terkejut melihat Faiz telanjang,

”Sedang apa kamu Faiz” tanpa curiga dengan tempat tidur yang berantakan yang kalau diperhatikan dari dekat ada cairan kenikmatanku.

Faiz hanya tersenyum dan mengatakan,”Mau tau aja..”

Dasar Roni dia langsung membicarakan suatu hal pekerjaan dan mereka terlibat pembicaraan itu. Kurang lebih sepuluh menit mereka berbicara dan sepuluh menit juga hatiku sungguh berdebar-debar tapi anehnya dengan keadaan ini nafsuku sungguh semakin menjadi-jadi.

Setelah Roni keluar, Faiz kembali mengunci pintu kamar dan mengetuk kamar mandi perlahan,”Bica buka pintunya..sudah aman”.

Begitu aku buka pintunya Faiz langsung menarik aku dan mendudukanku di meja dekat kamar mandi, langsung saja dibukanya kedua kakiku dan bless penisnya kembali memenuhi vaginaku.

“Ahhh..ahh..” erangan kami berdua kembali terdengar perlahan sambil terus menggoyangkan pantatnya maju mundur Faiz melahap buah dadaku dan putingku.

Sepuluh menit berlalu dan goyang Faiz semakin cepat sehingga aku tahu dia akan mencapai puncaknya, dan akupun merasakan hal yang sama.Cerita Sex Terbaru

“Faizz lebih cepat sayang aku sudah hampir keluar..” desahku

“Tahan sayang kita bersamaan keluarnya”, dan benar saja saat kurasakan maninya menyembur deras dalam vaginaku aku mengalami orgasme yang ketiga dan lebih hebat dari yang pertama dan kedua, kami saling berpelukan erat dan menikmati puncak gairah itu bersamaan.

“Faizzz..,” desahku tertahan.

“Ahhh Bica..kau hebat..” demikian katanya.

Akhirnya kami saling berpelukan lemas berdua, sungguh suatu pertempuran yang sangat melelahkan. Saat kulirik jam ternyata sudah dua jam kami bergumul.

“Terima kasih Faiz..kau hebat..” kataku dengan kecupan mesra dan langsung memakai pakaian tidurku kembali dan kembali ke kamarku. Roni tidak curiga sama sekali dan tetap berkutat dengan komputernya dan tidak menghiraukanku yang langsung berbaring tanpa melepas pakaianku seperti biasanya karena aku tahu ada bekas ciuman Faiz di sekujur buah dadaku.

Malam itu aku merasa sangat bersalah pada Roni tapi di lain sisi aku merasa sangat puas dan tidur dengan nyenyaknya. Esoknya seperti biasa di hari Minggu aku dan Roni berenang di pagi hari tetapi mengingat adanya Faiz.

Kami yang biasanya berenang bertelanjang akhirnya memutuskan memakai pakaian renag, aku syukuri karena hal ini dapat menutupi buah dadaku yang masih memar karena gigitan Faiz. Saat kami berenang aku menyadari bahwa Faiz sedang menatap kami dari kamarnya.

Dan saat Roni sedang asyik berenang kulihat Faiz memanggilku dengan tangannya dan yang membuat aku terkejut dia menunjukan penisnya yang sudah mengacung besar dan tegang. Seperti di hipnotis aku nekat berjalan ke dalam.

”Ron aku mau ke dalam ambil makanan ya..!” kataku pada Roni, dia hanya mengiyakan sambil terus berenang, Roni memang sangat hobi berenang bisa 2 jam nonstop tanpa berhenti.
Aku dengan tergesa masuk ke dalam dan menuju kamar Faiz. Di sana Faiz sudah menunggu dan tak sabar dia melucuti pakain renangku yang memang hanya menggunakan tali sebagai pengikatnya.

“Gila kamu Faiz..bisa ketahuan Roni lho,” protesku tanpa perlawanan karena aku sendiri sangat bergairah oleh tantangan ini. dan dengan kasar dia menciumi punggungku sambil meremas buah dadaku

“Tapi kamu menikmatinya khan?!,” goda Faiz sambil mencium leher belakangku.

Dan aku hanya mendesah menahan nikmat dan tantangan ini. Yang lebih gila Faiz menarikku ke jendela dan masih dari belakang dia meremas-remas buah dadaku dan meciumi punggung hingga pantatku,

“Gila kau Faiz, Roni bisa melihat kita,” tapi anehnya aku tidak berontak sama sekali dan memperhatikan Roni yang benar-benar sangat menikamti renangnya.

Di kamar Faiz pun aku sangat menikmati sentuhan Faiz.

“Bica kamu suka ini khan?” tanyanya sambil dengan keras menusukan penisnya ke dalam vaginaku dari belakang.

“AHH..Faiz..” teriakku kaget dan nikmat, sekarang aku berani bersuara lebih kencang karena tahu Roni tidak akan mendengarnya.

Langsung saja Faiz memaju mundurkan penisnya di vaginaku.

”Ahh.. Faiz lebih kencang..fuck me Faiz..puaskan aku Faiz..penismu sungguh luar biasa..Faiz aku sayang kamu..” teriakku tak keruan dengan masih memperhatikan Roni.

Faiz mengimbangi dengan gerakan yang liar hingga vaginaku terasa lebih dalam lagi tersentuh penisnya dengan posisi ini,

”Bicaa..khhaau hhebat..” desahnya sambil terus menekanku, kalau saja Roni melihat sejenak ke kamar Faiz maka dia akn sangat terkejut meilhat pemandangan ini, istrinya sedang bercinta dengan rekan kerjanya.

Ternyata kami memang bisa saling mengimbangi, kali ini dalam waktu 20 menit kami sudah mencapai puncak secara bersamaan

“Teruuus Faiz lebih khheeenncang..ahhhh aku keluar Faizzz”, teriaku.

“Aaakuu juga Bicaa..nikkkkmat ssekali mmmeemeekmu..aahhhhh.” teriaknya bersamaan dengan puncak kenikmatan yang datang bersamaan.

Setelah itu aku langsung mencium bibirnya dan kembali mengenakan pakaian renangku dan kembali berenang bersama Roni yang tidak menyadari kejadian itu.

Setelah itu hari-hari berikutnya sungguh mendatangkan gairah baru dalam hidupku dengan tantangan bercinta bersama Faiz.

Baca Juga Cerita Seks Telanjang

Pernah suatu saat ketika akhirnya Roni mau bercinta denganku di suatu malam hingga akhirnya dia tertidur kelelahan, aku hendak mengambil susu di dapur dan karena sudah larut malam aku nekat tidak mengenakan pakaian apapun.

Saat aku membungkuk di depan lemari es sekelebat ku lihat bayangan di belakangku sebelum aku menyadari Faiz sudah di belakangku dan langsung menubruku dari belakang.

Penisnya langsung menusuk vaginaku yang membuatku hanya tersedak dan menahan nikmat tiba-tiba ini. Kami bergumul di lantai dapur lalu dia mengambil kursi dan duduk di atasnya sambil memangku aku,

“Faizz kamu nakal” desahku yang juga menikmatinya dan kami bercinta hingga hampir pagi di dapur. Sungguh bersama Faiz kudapatkan gairah terpendamku selama ini.

Akhirnya ketika proyek kantor Roni selesai Faiz harus pergi dari rumah kami dan malam sebelum pergi aku dan Faiz menyempatkan bercinta kembali.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Penganti Suamiku

Cerita Sex Terbaru | Sejak pacaran dengan ko Yayan aku sudah mengenal betapa nikmatnya Sex bebas. Kebetulan aku
dank o Yayan mempunyai sifat yang sama yaitu sama-sama suka melakukan hubungan Sex dengan
berbagai fantasi. Dalam berhubungan Sex ko Yayan tak segan-segan mengeluarkan spermanya
didalam rahimku tanpa memiliki rasa takut aku hamil. Dan aku pun yang sudah menikmati
persetubuhan dengan ko Yayan pun tak menolak jika ko Yayan mengeluarkan spremanya didalam
liang rahimku. Aku dan ko Yayan sudah berpacaran 3 tahun hingga kini akhirnya ko Yayan
menikahiku.

Cerita Sex Terbaru Penganti Suamiku
Sampai lupa, perkenalkan namaku Rere, saat ini aku berusia 25 tahun, aku keturunan china
karena itu aku memiliki kulit putih bersih, dan juga cirri khas mataku agak sipit, namun
aku memiliki hidung yang mancung. Setelah setahun aku dinikahi ko Yayan bentuk lekuk
tubuhku juga gak berubah, aku masih memiliki tubhyang langsing dan juga gairah Sex yang
masih membara meskipun sudah sejak pacaran aku sudah melakukan hubungan Sex dengan ko
Yayan. Ketika menikah hubungan Sex kami pun juga gak berubah, malah bisa dikatakan lebih
HOT karena kita sama-sama Hyper Sex nya.
Namun semuanya sekejap berubah ketika ko Yayan suamiku konsultasi kedokter tentang
kesuburan air maninya, karena sudah setahun menikah dan setiap berhubungan juga
dikeluarkan didalam namun sampai sekarang aku gak bisa hamil. Malam hari ketika mau tidur,
suamiku terlihat murung tak seperti biasanya yang snagat bergairah sekali. Aku pun
menanyakan kenapa suamiku tiba-tiba murung begitu, nmaun sejenak suamiku diam tak menjawab
pertanyaanku. Tapi tak berapa lama suamiku meraih tanganku dan mengatakan “Maaf ya sayang,
menurut dokter spermaku kurang subur, jadi kita bakalan sulit untuk mempunyai anak”. Aku
pun kaget mendengar pernytaan suamiku, namun karena aku sangat mencintai suamiku aku pun
memeluknya sambil berkata “Gak papa kok sayang, nanti jika waktunya tiba kita pasti akan
mendapatkan momongan kok”. Suamiku hanya terdiam mendengar perkataanku, wajahnya masih
terlihat murung, kemudian mendiamkanku dan tidur begitu saja.
Keesokan harinya suamiku besifat sangat aneh sekali, ketika dia mau berangkat kekantor
seerti biasa aku sudah menyiapkan sarapan untuknya. Namun tanpa bilang sama aku untuk
pergi kekantor dan tanpa menyantap sarapan ynag sudah aku hidangkan suamiku pergi begitu
saja. aku sangat sedih dengan perubahan sifat suamiku itu, namun mau gimana lagi. Aku
membiarkannya saja, karna menurutku itu sebuah pukulan baginya. Namun yang aku rasakan
semakain bertambah hari perubahan sifat suamiku semakin jelas. Dia sering pulang larut
malam gak jelas tanpa kabar, pernah juga pulang mabuk. Aku pun menjadi jengkel, karena aku
sudah memberi pengertian pada suamiku namun pengertianku diabaikannya.
Suatu pagi aq terbangun menyusuri perkarangan rumah dan sekitar rumah kami, aq mulai
melihat dan menyadari suasana rumahku semraut, banyak tanaman dan rumput liar tumbuh di
perkarangan rumahku, tanaman dan bunga² kesayanganku mulai banyak yang ayu dan mati,
padahal aq sangat suka bunga². Ternikmat.com aq memutuskan harus mencari seorang tukang
kebun, malam hari suamiku pulang aq segera mengutarakan isi hatikukepada suamiku, tapi
seperti biasanya ditanggapi dengan dingin.
Besoknya pagi-pagi aq memutuskan pergi ke surat kabar harian setempat memasang iklan
“mencari tukang kebun yang berpengalaman”aq mulai gelisah saat sudah memasuki hari ketiga
belum jugaada yang datang melamar menjadi tukang kebun. Esoknya dihari keempat sore
sekitar jam 5 datang seorang bapak yang aq pikir umurnya sekitar 50 tahunan, orangnya
lusuh dan dekil dengan wajah memelas, aq pikir dia adalah pengemis dan segera aq kasih
uang 10 ribu, tapi dia tersenum, bapak itu malah bertanya, apa ini rumah bapak Yayan? iya
jawab saya, ada apa pak? tanyaku berbalik. Bapak ingin bekerja jadi tukang kebun disini
seperti yang terpasang diiklan koran ini nak…Awalnya aq menolak karena penampilannya yang
udah dekil dan bau, tapi ntah kenapa aq kasihan melihat bapak itu, aq bertanya” emang
bapak sanggup bekerja? nama bapak siapa?, jawab bapak itu, nama saya Seno, iya bapak masih
kuat kerja kok nak…hanya saja bapak sekarang belum makan, bapak boleh minta makan?
Setelah berpikir sejenak aq mempersilahkan bapak Seno masuk, aq mempersilahkannya untuk
duduk”tapi bapak punya rumah dimana?tanyaku, Rumah Bapak di Sulawesi, Bapak kesini mencari
kerja, tapi yang ada malah ga bisa pulang lagi ke Sulawesi, bapak ga pnya istri dan anak,
karena semasa muda bapak dihabiskan dengan merantau ke mana mana, bapak suka berjalan
sesuka hati kemana aja, tapi ya beginilah nak, ternyata baak tua dijalan, umur makin hari
makin bertambah, fisik bapak semakin berkurang. Bapak merasa sudah saat nya bapak mencari
pekerjaan yang menetap, maaf kalau oleh berarti bapak harus menginap di rumah ini kalau
anak mengijinkan (kepala pak Seno tertunduk). Aq tidak berani ambil keputusan pak, ntar aq
harus tanya suamiku dulu ya jawabku, sementara bapak malam ini tinggal aja disini, ntar aq
ambilkan handuk, dan peralatan mYayan untuk bapak.Cerita Sex Terbaru
aq segera kembali membawa peralatan mYayan pak Seno dan pak Seno segera membersihkan
tubuhnya, aq mencari cari baju bekas yang sudah lama tidak dipakai suamiku karena
aqmelihat baju pak Seno udah kumal dan tidak membawa baju yang layak dipakai lagi, bila ia
kerja ditempatku tentu ia harus bersih kan pikirku. Pak Seno, ini bajunya ya diganti,
kalau mau dicukur jangut ma kumis pak Seno ini pisau cukurnya ya(aq mngambil pisau cukur
suamiku yang tidak terpakai lagi tapi aq tau masih cukup baru), pak Seno tersenyum
melihatku dan mengambilnya dengan segan, aq bertanya, kenapa pak? kok tersenyum? ada yg
lucu yaaq sambut juga dengan tersenyum”. Ga kok, bapak udah lama ga menerima kebaikkan
seperti ini…ohhhh jangan begitu pak, aq sudah biasa sebagai ruinitas melayanin suami
seperti ini, jadi aq tau keperluan laki-laki seperti apa jawabku singkat.
aq segera menuju ruang tamu menonton televisi sementara pak Seno membersihkan dirinya,
hari mulai malam sekitar jam 19.00 wib, aq mulai menyiapkan makanan. Aq tersenyum melihat
pak Seno telah rapi dan bersih, janggutnya telah tidak ada lagi, tapi kok kumisnyamasih
ada sih pak ? tanyaku? bapak ga percaya diri kalau ga ada kumis ini nak “jawab pak Seno,
aq mempersilahkan dia makan, ayo pak, makan dulu ya, yang kenyang ya” senyumku. pak Seno
mulai menyendok nasi dan gulai kemudian duduk dilantai, aq agak risih melihatnya duduk
dilantai sementara aq duduk dimeja, karena pak Seno tidak mau duduk dimeja sama sepertiku.
Kebiasaanku memakai rok mini atau celana pendek dirumah membuatku tidak sadar kalau
sekarang ada laki² lain dalam rumah ini yang memperhatikanku, sambil makan kami asik
bercerita mengenai riwayat hidup pak Seno, aq baru tersadar dan malu saat melihat sorot
matanya ke bawah meja, saat itu aq memakai rok jeans mini, aq merapatkan kakiku, pak Seno
terlihat maalu karena aq tau arah matanya yang menatap paha dalamku, suasana terasa
mencair dan akrab karena pak Seno pandai membuatku tertawa dan tersenyum saat kami saling
bicara di meja makan walaupun makan telah uasai, pak Seno tetap duduk dilantai.
jam menunjukkan pukul 10 malam, gak terasa ya pak Seno sekarang dah malam, aq mau tdur,
kamar bapak dibelakang ya pak…kami pun bergerak ke kamar kami masing-masing, jam 02 dini
hari suamiku pulang dan lgsung tertidur, besoknya saat makan pagi aq perkenalkan suamiku
dengan pak Seno. tapi seperti yang aq duga ditanggapi dengan hambar dan suamiku langsung
pergi keluar rumah, aq menghela nafas.
aq memutuskan seminggu ini aq ingin istirahat dan santai, aq menelpon ibu-ibu bahwa
seminggu ke depan tidak ada latihan memasak. aq ingin membersihkan isi roumah agar rapi
dan indah, sementara pak Seno tanpa perlu aq suruh-suruh lagi pagi-pagi jam 7 sudah mulai
membersihkan dan merapikan tanaman, memberikan pupuk dan menebang dahan yang lapuk
sementara aq membersihkan rumah. Ternikmat.com aq merasa sangat senang karena ada yang
menemani pekerjaanku di saat-saat penat aq duduk di teras rumah memperhatikan pak Seno
yang sedang bekerja, aq mulai suka dengan pribadi pak Seno yang pandai mencari cerita dan
bahan tertawaan, banyak dari pengalaman hidupnya yang cukup menggelikan dan menakutkan
seperti dikejar preman, pamongpraja, dll, aq jadi larut dalamceritanya, kadang hampir
keluar air mata inikarena sedih, tapi juga kadang karena tertawa terpingkal pingkal.
tapi seperti malam tadi aq perhatikan pak Seno selalu melirik tubuhku , aq memakai celana
sangatpendek sepangkal paha dan tanktop yang apabila menunduk akan terlihat payudaraku,
tentu aq harus menjaga sikap yang sopan. Capek aq segera mYayan dan masuk ke kamar mYayan
dan tidur, dikamar mYayan aq membuka seluruh bajuku dan meletakkannya di ember pakaian
bekas selesai mYayan aq masuk kekamar tidur, aq bisa melihat pak Seno masih sibuk bekerja,
aq tertidur akhirnya.
Aq terbangun jam 4 sore, tidak terasa aq telah tertidur +/- 1 jam, aq lihat pak Seno masih
membersihkan rumput dari daun² kering dan ranting² bekas potongan tadi, pak Seno berjalan
menuju pohon mangga, ohhh tidak aq tidak sengaja melihat dia membuka resleting celananya
dan ia mengeluarkan kejantanannya untuk buang air kecil, awalnya aq malu, tapi aq
penasaran, karena selama ini belum pernah melihat kejantanan laki² lain selain milik
suamiku, aq betul² kaget, milik pak Seno cukup besar pdahal itu pada saat dia buang air
kecil, bagaimana kalau lagi ereksi ya “batinku…aq melihat sampai diaselesai buang air
kecil dan menyimpan kembali kjantanannya dalam celananya.
Penglihatan tadi cukup membuat ku terganggu, selama ini aq belum pernah melihat yang gagah
seperti tadi, belum lagi udah setahun ini aq tidak pernah melakukan hubungan intim dengan
suamiku. Ntah kenapa aq mulai masuk ke kamar mYayan aq ingin membersihkan kewanitaanku
yang mulai basah. dikamar mYayan aq ambil tissue dan membersihkan kewanitaanku,tapi
kemudian mataku menangkap yang lain, aq mlihat ada noda putih di celana dalam dalam ember
cucian ku, aq ambil dan aq lihat lebih dekat, aq atu apa ini pikirku….ini sperma…tapi kan
suamiku ga ada, siapa ya yang buang spermanya di celana dalamku, pikiranku segera tertuju
dengan pak Seno, aq mulai gelisah dan takut.
hari mulai malam, sekitar jam 6 sore mati lampu, aq paling tidak nyaman kalau lampu mati.
Pakk ujannhgg panggilku, pak tolong idupin lampu emergency ya, iya nak “jawab pak Seno,
aqmenunggu tapi lampu emergency ga juga menyala, napa sih pak, kok belum idup”tanyaku???ga
tau juga ya nak..jawab pak Seno. Aqbaru teringat kalau lampu itu belum pernah dicas karena
memang tidak pernah mati lampu. Akhirnyaaq mmutuskan penerangan menggunakan lilin. pak
Seno duduk di lantai, sementara aq duduk di sofa, aq berbicara ttg apa aja dg pak Seno ttg
apa aja, dan jjur sangat menyenangkan, aq lupa kalau tertawa pahaku kadang terangkat dan
terbuka, lama-lama aq suka melihatnya penasaran mengintip kewanitaanku, aq melihat
duduknya mulai gelisah.Cerita Sex Terbaru
pak Seno jagan panggil nak, panggil aq cinta ya pak..iya non cnta kata pak Seno, pak Seno,
cnta udah mau tidur, pak Seno mau tdur? tanyaku, iya non tidur aja, bapak juga mau masuk
kamar, lalu kami masuk ke kamar masing². Lampu juga tidak kunjung menyala, mulai gelisah,
hujan mulai turun tambah deras disertai petir menyambar, ketakutanku makin menjadi jadi,
aq berpikir lebih baik panggil pak Seno buat menjagaku. ketakutanku membuat aq lupa
menganti baju dan hanya memakai baju piyama (tentu memakai pakaian dalam) dengan tali
tengah melingkari pinggulku.
Tok tok tok rok tok…aq mengtuk pintu kamar pak Seno..ga berapa lama pak Seno membuka
pintu, samar²terlihat pak Seno keluar memakai sarung, maaf pak menganggu, aq takut dan ga
bisa tdur pak…pak Seno jaga aq ya (aq berkata penuh harap), pak Seno terlihat bingung,
mksud non cnta apa ya…bapak udah ngantuk mau tidur..”jawabnya, ya udahpak, kalau boleh aq
tidur diatas bapak tidur dibawah ya…jawabku sekenanya.
Pak Seno mempersilahkan aq tiur dikasurnya dan dia tidur beralaskan tikar di lantai, aq
suka tidur menyamping, tapi aq juga ga bisa tidur, mungkin karena suasana kamar yang
sumpek berbeda dengan kamarku yang wangi dan sejuk.
Hujan semakin deras dengan petir yang menggelegar. samar²aq merasakan ranjang tempatku
tidur mulai bergerak naik turun seakan akan ada yang menaiki , ntah kenapa aq masih bepura
pura tidur, hatiku mengatakan pak Seno mulai bertingkah, salahku aq berbisik dalam hati,
sekarang sudah terlambat, mungkin dia sudah sangat nafsu dengan aq pikirku. aq masih coba²
berpurapura tidur.
Pelan-pelan piyamaku terasa itarik dibagian kaki sampai pinggul sehingga buah pantatku
pasti terlihat oleh pak Seno. aq merasakan hembusan nafasnya dipantat dan selangkanganku,
ohhhh tidakkk yang aq takutkan mulai terjadi, lidah dan kumis pak Seno menyapu vaginaku
dengan lembut dan hangat, begitu lama dan lembut dia menjilat vaginaku, yg aq heran kan aq
pake celana dalam(terakhir aq baru tau kalau celana dalam ku diguntingnya dibagian vagina
ku) lidah itu menerobos memasuki lubang vaginaku, lidahnyaterasa kasar dan besar, vaginaku
mulai terasa basah, tapi aq menyembunyikan kenikmatan ini, aq masih bersikap seolah olah
tertidur, kira-kira setngah jam kemudian aq merasakan kejantanannya mulai digesek gesekkan
ke pantatku, bagaimana dia mengawiniku kalau posisi durku menyamping begini ?”tanyaku
dalam hati, jawabnya segera aq temukan.

Pelan-pelan vaginaku ditekan rudalnya yang hangat,awalnya aq deg-degan tapi kemdian
berubah menjadi panik, aq merasa rudalnya sangat besar, vaginaku seakan akan terbelah
sangat nyeriii””aq mengigit bibirku sendiri, rudal itu sangat keras dan berdenyut denyut,
aq khawatir vaginaku tidak dapat menampung rudalnya, rudal itu terus memasuki diriku tanpa
ampun, terasa seluruh dinding vaginaku sesak oleh desakan rudalnya, terusssss…. jauh
memasuki tubuhku sampai dibagian yang belum pernah dimasuki oleh suamiku, ohh
tidakkkk!!!!desisku dalam hati, nikmatnya luar biasa, terus masuk sampai mentok ke
rahimku,,,, panjang banget!!!!
pak Seno menghentikan tusukkannya setelah meyentuh rahimku, sambil kelamin kami menyatu
dia tidur disampingku tanpa bergerak, rupanya dia ingin menikmati saat² menyatunya kelamin
kami, lama aq menunggu apa yang akan dilakukan nyalagipada kelaminku, terasa rudalnya
makin mengeras dan berdenyutdenyut kencang dalam vaginaku, sementara vaginaku mulai
bertambah basah, dia sengaja mempermainkanku desisku dalam hati.
kira-kira 15 menit kemudian pak Seno mulai menaik dan memasukkan rudalnya, aq ingin
merintih dan mjerit nikmat tapi tertahan krn menjaga harga diriku, aq menikmati vaginaku
dikawini dengan lembut dan mesra . Rudalnya begitu pelan dan lembut keluar masuk mengawini
kelamin betinaku, ntah mengapa aq menangis pelan, pak Seno mengetahuinya dan mengusap air
mataku, Ternikmat.com semua sudah terjadi’ kata ku dalam hati…. sambil mengawiniaq dengan
lembut pak Seno menciumku, aq mulai membuka mataku menatap sayu ke mata pak Seno.Cerita Sex Terbaru
kemudian aq menatap ke bawah melihat vaginaku yang putih sedang proses dikawini rudak pak
Seno yang hitam besar, aq takjud melihat ukurannya rudalnya, pantas vaginaku terasa sakit
sekali, ukurannya sangat besar dan bengkok ke atas. Pelan² ya pak lirihku pada pak Seno,
aq mulai merubah posisi menjadi terlentang sehingga pak Seno lebih leluasa mengawiniku..aq
tidak malu²lagi, aq mulai menjerit nikmat saat pak Seno menarik dan menusuk vaginaku
dengan agak cepat. pak Seno berkata”memek non sempit banget,putih lagi, bapak suka, memek
non tebel banget”aq tambah horny di katakan seperti itu, +/- jam pak Seno mengawiniku,
pakkk desisku…cinta mau dibuahi sama pak Seno….cnta mau hamil pak…beri cinta anak please….
Aq kaget pak Seno dengan semangat memompa vaginaku dengan cepat dan menyemburkan spermanya
, vaginaku terasa hangat…nonnn Penis bapak tidak akan bapak cabut ampe pagi ya biar non
bisa hamil…kelamin kami menyatu sampe pagi kami kemudian tertidur.

Baca JUga Cerita Seks Rayuan Mami

Dini hari aq terbangun dan panik karena tau jam segini biasanya dia udah pulang, tapi bgtu
akan bangun trasa ada yang menempel, aq lihat rudal pak Seno masih dalam vaginaku, aq coba
lepas tapi malah membuat pak Seno terbangun, pak please nanti suamiku tau, rupanya
grakannku yang menarik vaginaku untuk melepas rudalnya membuat rudalnya bangun, dengan
cepat rudalnya mengeras, aq terpekik saat aq ditarik dan dipeluknya dengan kuat aq
dikawini sampe aq terkencing kencing.

Pak Seno menyuruhku brjalan dengan pelan ke kamarku sambil mengawini diriku, pelan-pelan
jalanku satu-satu langkah ke kamar tidurku, terlihat suamiku tertidur pulas, aq disuruh
mngangkat kakiku sebelah dan menaruhnya di atas meja rias sehingga aq berdiri dalam
possisi kaki mengangkang sebelah, aq melihat suamiku tertidur pulas di depanku….kira-kira
10 menit kemudian rahimku kembali dibuahi pak Seno, aq mengejang nikmat menikmati
klimaksku…dan tertidurdi ranjangku. sedangkan pak Seno kembali ke kamarnya.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Pembantu Muda Yang Panass

Cerita Sex Terbaru | Sebulan ini kami kerepotan soalnya yang biasanya membersihkan rumah pulang kampung, aku telepon dia untuk balik lagi kesini katanya sudah tidak bisa karena dia menjaga orang tuanya yang sudah tua di kampungnya, sedikit pusing juga tidak ada pembantu dirumah.

Cerita Sex Terbaru Pembantu Muda Yang Panass

Tapi memang nasib sedang mujur atau beruntung tak lama kemudian satu hari orang tua mendapatkan penggantinya, sebut saja nama Sania dia berasal dari desa Jawa tengah dia tamatan SD wajahnya yang lugu tapi memberi khas wajah desa yang oriental di usianya yang masih 18 tahun wajahnya begitu cantik.

Awalnya istri aku tidak setuju akan pembantu ini karena dia tau kalau suaminya kadang kumat menjelma menjadi buaya darat hehe, tapi dengan segala cara aku meyakinkan istriku dengan berbagai alasan yang masuk akal.

Sudah sebulan Sania menjadi pembantu dirumah aku, dia cukup gesit melakukan semua pekerjaannya dari ngepel, mencuci pakain, membantu memasak dan lain sebagainya, hampir satu minggu ini aku amati terus pekerjaan sungguh teliti dia jika melakukan sesuatunya, tapi lama kelamanaan wajah Sania semakin cantik.
Sehingga aku melihat bodynya yang seksi bibirnya yang sensual, dagunya yang lancip membuat aku betah dirumah, saat itu di bulan Agustus 2015 tepatnya hari Sabtu karena memang di kerjaanku kalau sabtu dan minggu libur aku sengaja unutk bangun ebih awal dari hari sebelumnya, dan istriku kalau hari sabtu belum tentu libur karena dia bekerja di bidang jasa.

Aku putuskan untuk langsung mandi biar fresh aku baru ingat kalau uair PAM di tempat ku ini sudah empat hari ini mati, yang biasanya aku mandi di kamar mandi dalam terpaksa aku mandi di kamar mandi satunya, saat keluar dari kamar aku mendengar suara air yang mengacur siapa lagi kalau bukan Sania, dia sedang mandi di belakang penampungan air PAM.
Kamar mandi ke dua pun aku lihat ternyata belum ada airnya jadi aku terus berjalan menuju dapur untuk mendidihkan air untuk membuat kopi biar segar, karena letak dapur dan penampunga air pam bersebelahan hanya terutup pintu aku iseng aja unutk mengintip Sania yang sedang mandi dan Waooooww tubuhnya bugil telanjang.

Tak disangka dia sedang asyk menyabuni tubuhnya aku lihat payudaranya yang tidak begitu besar tai menantang terlihat putingnya yang coklat masih keras dan kencang membikin rodalku yang di dalam celana langsung menunjukan kejantananya.

Sayangnya karena dia mandinya jongkok, meqinya nggak begitu keliatan bro, selesai mandi doi pakai handuk sambil deg-deg an takut ketahuan Aku keluar dari dapur menuju ruang tamu dan tanpa sepengetahuan doi.
Aku ikutin dari belakang menuju kamarnya, dan Aku intip lagi ohh… ternyata dia punya kebiasaan kalo mo Subuhan gak pake apa-apa cuma jubah luar aja(tau kan maksud Aku) yg nutupin seluruh badannya.

Pagi hari itu juga Aku gak nahan, sambil ngebayangin si Sania, Aku paksa istri Aku ngelayanin sampai 2 kali hahaha …gak kuat bro.

Hari-hari selanjutnya Aku jadi rajin bangun pagi dan walau PAM udah lancar lagi, tp Aku masih bisa ngintip Sania dikamarnya sehabis dia mandi.
Kebiasaan ngintip itu, bikin menambah ngeres otak Aku, dan keinginan mo menyetubuhi Sania makin bertambah besar.

Hari itu mungkin hari Naas bagi Sania, tp hari beruntung buat Aku bro… hari itu hari Minggu pagi buta, Bini Aku sepulang kerja hari sabtu ada acara di kantornya sampai malam, akhirnya bilang nggak pulang ke rumah, dia pulang ke rumah orang tuanya yang nggak begitu jauh dari kantornya.

Kesempatan neh, setan & iblis mulai main-main di otak Aku. seperti biasa, Sania bangun pagi terus langsung mandi, kali ini Aku nggak ngintip dia mandi.

Tapi langsung masuk ke kamarnya, sambil deg-deg an nunggu dia selesai mandi yang ditunggu akhirnya datang juga…(kayak acara di TV ). pas dia lagi buka handuk tanpa bra bre bro lagi dengan tenaga yang dipinjemin setan, Aku langsung peluk dan Aku cium, doi gelagepan dan tentunya kaget bukan kepalang.

“hhp..hppp” Sania berusaha untuk berontak tapi tau sendiri Setan ma Iblis udah nurunin ilmunya ma Aku, jadi doi gak bisa apa2 hehehe, mula-mula Sania Aku ancam, bahwa Aku udah punya photo bugilnya dan akan Aku sebarin ke kampungnya kalo dia nggak mau diem (padahal sih bohong, mana berani Aku moto doi, ketahuan bini berabe hehehe…) dan juga Aku ancam kalo dia gak mo nurut Aku bisa keras ma dia, dan Aku janji kalo dia nurut Aku akan tambah gajinya, akhirnya dengan terpaksa doi Nurut.

“Pak… saya mau diapain”

“sttt diem aja … pokoknya kamu taunya enak..”

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

“Jangan perkosa saya pak!” kata Sania memelas

“Siapa yang mau perkosa kamu, saya nggak akan perkosa kamu kok…saya cuma pengen cium aja”kata Aku untuk berusaha nenangin dia.

Karena Aku udah yakin Sania gak berontak lagi, mulai bibir Aku yang dari tadi melahap ganas bibirnya, menjelajah kesekitar buah dadanya yang putih mulus dan bagai buah mangga mengkel itu.

Sekitar agak lama juga Aku nyiumin dan menghisap buah dada dan putingnya Sania, sambil tangan Aku membelai belai lembut bibir vaginanya yang ditumbuhi bulu tidak begitu lebat.

“Pak.. jangan pak… saya belum pernah begini” ujar Sania, walau begitu tubuhnya mulai bereaksi.

“Udah tenang aja gak papa kok…” jari tanganku mulai masuk pelan-pelan di sekitar bibir vaginanya puting susunya bertambah tegang.
“Pakk..jangannn.” namun tanngannya berkata lain, tangannya memegangi kepalaku yang asyik menyedot dan memainkan putting susunya, seakan didekapnya, tidak mau dilepaskan

Setelah puas dengan buah dadanya aku dorong dia ke tempat tidur dan mulailah menjelajah vaginanya uhh.. bersih bro vaginanya (ye..abis mandi, gimana gak bersih. dengan gemas Aku lahap dan Aku isep bibir meqinya, kadang Aku sedot. Sania meracau gak jelas

“ehmmm pakk…teruss..pak” sudah banyak cairan bening memenuhi rongga meqinya, dan lidah Aku terus bermain di dalam meqinya sambil tangan Aku berusaha untuk membuka celana Aku sendiri.

Mr. P Aku udah tegang dari tadi, setelah Aku lihat Sania udah horny banget, pelan pelan Aku pasang pengaman di Mr. P Aku dan Aku tempelin Mr.P Aku ke Miss V nya perlahan-lahan Aku masukin, ternyata walau udah banyak cairan susah juga Bro…maklum perawan hehehe…, kirain reaksi Sania nggak mau, ternyata karena udah horny kali ya, dia malah Bantu ngepasin Punya Aku ke Ms. V nya.

“Pak…sakit pak, perihh…”

“iya sakit sedikit, ntar juga enaknya banyak”

Akhirnya dengan perjuangan keras bobollah keperawanan Sania, beserta lumatan bibir Aku ke bibirnya yang seksi itu, Mr. P Aku maju mundur tak kenal lelah,
“Gimana sekarang udah enak kan?”

“Hhee.. ehh….”

Beberapa menit kemudian.

“Pak .. eh.. Pak….saya…saya mau Pipis “ sambil merem melek akhirnya kakinya mengejang dan tangannya mencegkeram pundak Aku keras banget.
Sania mencapai orgasme, mungkin untuk yang pertama kalinya. Dan Aku lihat dia lemas, tapi Aku gak perduli Aku kocok terus Mr. P Aku di dalam meqinya yang udah banyak cairan bercampur darah.Cerita Sex Terbaru

“Ampun pak…ampunn…Sania capek”

“Sebentar lagi sayang…” nggak sadar Aku ngomong sayang biasanya cuam ke bini,
Tidak lama berselang Aku juga mencapai Orgasme.

“Surt… Bapak juga dah mau keluar nehhh…”

“Ehmmm… crot..crot”

Seluruh badan Aku

lemas, dan Aku rebah disamping Sania yang kelihatan menangis.

Baca Juga Cerita Seks Suami Dan Sahabatnya

“Pak… Sania takut nih”

“Tenang…kamu gak bakalan hamil kok, dan nggak bakalan ada yang tahu…”

Hari berganti hari, perbuatan kayak gini Aku ulang setiap ada kesempatan dan Sania dengan rela sekarang ngelayanin Aku, dan yang pasti Aku selalu siap pakai pengaman demi keamanan Rumah tangga Aku juga tentunya.
Gaji yang Aku janjiin juga nggak lupa Aku tepatin, jadi lah Sania pengasuh yang multi fungsi, bisa ngasuh anaknya dan Bapaknya.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Mesum Dalam Kelas

Cerita Sex Terbaru | Cerita sexku ini terjadi setahun lalu saat aku masih di bangku SMU kelas 2 terlebih dahulu perkenalkan diriku biasa dipanggil Arif aku tergolong orang yang haus sex dan nafsu besar demi kepuasan sex ku terpenuhi kadang aku melakukan diluar kendali, hobiku yang disekolah selalu mengintip cewek cewek dikamar mandi sambil onani.
Kadang pula aku mengintip cewek yang sedang latihan cheerleaders jika sedang latihan biasanya cewek cewek tersebut memkai celana yang seksi kadang juga ada yang pakai rok jadi aku selalu berimajinasi di tingkat dua sambil ngocok peliku.

Cerita Sex Terbaru Mesum Dalam Kelas
Ada juga aku pernah dengan nekat di tempat ganti cewek yang sedang ganti baju olahraga, aku lihat paha pahanya dan celana dalamnya. Jangankan Siswi sekolah yang jadi pelampiasanku soal sex, bahka guru guru yang masih muda dan cantik pokoknya yang penuh gairah juga aku lakukan bermajinasi dengannya, dan semua kejadian diatas aku rangkum dengan hubungan sex sama salah satu siswi yang cantik namanya Rani.
Tapi tidak seperti biasanya, nafsu tidak bergejolak, hanya biasa-biasa saja. Malah, yang ada aku justru jatuh cinta sama dia. Dan kayaknya sih dia juga. Tidak hanya itu, anak-anak juga sering meledek ataupun mencomblangkan aku sama dia.

Pada awalnya saat aku melihat tingkah laku dan ekspresi wajahnya, aku menilai dia sebagai cewek yang bukan nafsu besar. Rani memang tidak sexy, badannya tidak berisi-berisi banget. Pantatnya juga tidak bahenol. Dadanya juga mungkin kurang sedikit dari 34.

Tapi kulit putihnya, pahanya yang sering kelihatan dan leher seragamnya yang suka kendor membuat nafsuku jadi lama-lama bergejolak. Model rambutnya sangat kusuka. Ikal, belah tengah agak ke pinggir, dan berwarna hitam kebiruan/blue black.

Tapi, pikiranku tertutup oleh Ja-Im (jaga image) di depan dia, dan berpikir nanti saja kalau sudah jadian saja baru bisa ngapa-ngapain. Suatu hari, aku menjalankan niat nekatku seperti biasa. Pertama aku bersembunyi di WC kamar mandi cewek.

Aku tahu pada hari itu cewek-cewek cheer mau gladi resik, jadi sekalian memakai seragam lomba yang tentunya sedikit terbuka (sudah gitu ditambah pula cewek-ceweknya sexy-sexy lagi). Yang kulihat waktu itu adalah beragam model celana dalam yang beberapa menyelip di belahan pantat, mulai dari yang putih polos, polkadot, biru, dan lain-lain.
Barang yang di bawah segera berdiri tegak, dan aku mencoba membuka retsleting perlahan. Setelah beberapa saat aku mulai onani, tiba-tiba ada cewek yang masuk ke WC, lalu ngobrol-ngobrol sama cewek-cewek cheers itu.
Dan ketika kulihat sepatunya, ternyata Rani. Dia lalu sedikit membetulkan rok abu-abunya, kemudian mengangkat kedua kakinya bergantian ke tembok untuk membetulkan tali sepatu. Saat itu kulihat jelas paha mulusnya yang putih bersih.

Betapa kencangnya tititku waktu itu. Tapi sebelum aku bisa mengeluarkan spermaku, cewek-cewek sudah pergi semua. Akhirnya aku mengambil tempat lainnya itu dari kelas. Aku mengintip dan melanjutkan onani sambil duduk di kursi dekat jendela.

Fuuhhh.., cheers itu sexy-sexy sekali. Tidak lama, tiba-tiba ada seseorang yang lewat di depan kelasku yang sepertinya adalah cewek. Tiba-tiba lagi, belum sempat aku membetulkan celana, cewek tersebut masuk kelasku.

Ternyata si Rani..! Kagetku tidak dapat dideskripsikan dengan kata-kata ataupun tulisan dengan bahasa apapun.

Maluku juga bernasib sama. Cat merah pun mungkin masih kalah merah dibanding wajahku. Rani lalu setengah berteriak.
“Yaampuuunnn.., si Arifff.. ngapain kamuuu..?” (Rani kalau ngomong denganku pakai aku-kamu). Rani melihatku dengan setengah senyum malu-malu.

Bibirnya yang tersenyum dia tutupi dengan kedua telapak tangannya seperti orang menyembah. Dengan terbata-bata aku berbicara,

“Eehh.., Ran.., ini…” Dia langsung memotong omongan gagapku itu, kembali dengan ekspresi senyuman,

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

“Hahaa.., dasar..! Sini dong bantuin nyariin buku LKS-LKS yang ketinggalan…”
Sejenak aku justru bingung. Rani yang sudah melihatku setengah bugil bawah kok biasa-biasa saja, dan malah minta tolong mencarikan buku lagi..? Pikirku, ya sudahlah.., semoga saja dia tidak ’ember’ (cerita-cerita sama orang lain).

Dengan pura-pura tidak ada apa-apa, aku langsung menghampirinya dan membuka serta mencari-cari di lemari kelas. Rani berdiri di dekatku sambil membungkuk. Waktu aku sedang mencari-cari buku, aku menyadari kalau Rani memperhatikan aku.

Saat kulihati dia, dan kutanya, “Kenapa, Ran..?”, dia hanya menjawab, “Ehem.., Ooh.., enggaaak…” dengan nada manja. Lalu sekilas kulihat leher seragamnya agak turun, sehingga buah dadanya yang terbalut bra terlihat.

Memang sih tidak besar dan tidak kecil, tapi dapat membuat nafsuku bangkit. Lalu kuteruskan lagi mencari buku-bukunya. Tahu-tahu, Rani mendekatkan wajahnya ke pipi kananku, dan menciumnya lembut.
Akibatnya, bulu kudukku jadi merinding. Apalagi ditambah ciuman Rani merambat sampai ke daerah kuping.

Aku setengah berbisik, “Ran..,” dia malah meneruskan ciumannya ke bibirku. Tanpa pikir panjang, kuterima dan kubalas ciumannya. Tidak mau kalah. Rani lalu melingkari kedua tangannya di leherku. Aku pun memeluk badan pinggangnya sambil sekali-sekali kuelus pantatnya.

Rani memulai ciuman lidahnya. Kubalas lagi, kutabrak-tabrakkan lidahnya di dalam mulutku itu dengan lidahku. Ternyata diam-diam Rani nafsuan juga. Aku mencoba menyelipkan salah satu tanganku ke balik kemeja seragamnya yang sudah keluar.

Punggungnya benar-benar enak dielus. Ciumanku sudah lumayan lama. Rani nampak menikmati mengulum-ngulum lidahku. Kemudian, Rani membuka kemejanya sendiri dan kemejaku juga. Untung saja waktu itu aku kebetulan tidak memakai kaos dalam, jadi tidak terlalu repot-repot.

Rani lalu mencopot bra-nya, modelnya yang tidak memakai tali. Saat sepintas kulihat, payudaranya nampak kencang dan sedikit membesar, mungkin ereksinya cewek. Apalagi saat kuraba-raba, terasa sekali betapa kencangnya payudara Rani.

Putingnya berwarna merah muda. Masih dalam posisi berdiri, kuturunkan kepalaku dan kuelus payudara indahnya itu dengan lidahku. Sekelilingnya kubasahi dan kujilati kembali. Rani menikmati jilatan lidahku ke payudaranya.Cerita Sex Terbaru

Ia meresponnya dengan, “Aahhh.., uughhh..,” dan dengan sedikit jambakan ke rambutku. Tidak berapa lama setelah menghisap ‘pepaya bangkok’, Rani menuntunku untuk duduk di kursi, dan dia melucuti celana abu-abu dan celana dalamku.

Rani ingin ‘spongky-spongky’ (oral seks/alias jilat titit). Sebelum mulai, Rani sempat mengocok-ngocok sedikit sambil mendesah, “Aghh.., ahh..,” Kini aku tahu bagaimana rasanya apa yang banyak orang bilang seperti terkena getaran atau sengatan listrik.
Barangku langsung ereksi sekeras-kerasnya. Rani mulai pelan-pelan memasukkan tititku ke mulutnya, agak malu-malu. Saat bibirnya mengenai ujung Tititku itu, aku langsung refleks mendongak ke atas, kedua tanganku mencengkeram pinggir meja dan kursi dengan keras.

Namun, setelah beberapa lama Rani naik turun menghisapi tititku, sudah mulai biasa. Ternyata nikmat sekali. Rani juga sekali-sekali menjilati sekeliling tititku, dan kemudian lanjut menghisap. Saat itu mungkin itulah ereksi terbesar dan terkerasku selama ini, dan juga mungkin terpanjang.

Rani memegang pangkal batang tititku dengan keras. Rani yang kadang mengelus bulu testisku dan menjilatinya membuatku sangat geli namun bukan geli untuk tertawa, melainkan geli nikmat. Selama kegiatan sex itu, aku dan Rani tidak mengeluarkan dialog apa-apa kecuali hanya mendesah,

“Aghg.. ehhh…” dan desahan-desahan lainnya. Tidak lama kemudian, Rani tidak mendudukiku, tapi ia justru berjongkok dan mulai meng-onani-kan aku. Sejenak aku berpikir mungkin ia belum mau perawannya hilang.

Tetap saja pada akhirnya aku tidak perduli. Aku menerima kocokannya yang ternyata lebih enak daripada kocokanku sendiri.

Apalagi bila kocokan tangannya mengenai pangkal kepala tititku, wuiihhh.., mungkin seperti listrik ratusan volt. Mungkin karena nafsuku yang sangat besar, orgasme-ku sedikit lagi tercapai.

Aku langsung menyuruh Rani bersiap-siap, meskipun untuk ngomong pun susah karena desahan, “Ran.., ehh… hhh… bentar lagi..” Rani tidak menjawab. Namun dia sudah siap membuka rongga mulutnya di depan kemaluanku.

Lalu, “Crooottt..!” akhirnya aku ejakulasi. Setelah beberapa semprotan, aku sempat berhenti beberapa detik, dan kuangkat badan Rani.

Aku bermaksud untuk menyiram spermaku tidak hanya di wajahnya saja, namun di payudaranya juga (seperti di film-film biru).

Akhirnya setelah kutahan, kuteruskan siraman air maniku itu ke dadanya, meskipun tinggal beberapa semprotan. Rani kemudian terdiam sejenak.

Dia menghempaskan kelelahannya. Sambil melihati dadanya yang tersiram mani, ia juga mengelap wajahnya yang lebih penuh dengan cairan hangat putih kental dengan telapak tangannya. Rani lalu berkata,

“Iiihh.., Arif banyak amat siihh..!” sambil tersenyum. Kemudian ia mengambil handuk kecil yang sering ia bawa dari tasnya, dan lanjut membersihkan maniku lagi.Cerita Sex Terbaru

Setelah itu, ia yang masih telanjang bulat menduduki pahaku sambil melingkari tangannya di leherku. Lalu ia berkata, “Arif.., yang ini (sambil menunjuk ke selangkangangannya) jangan dulu yah.., kalo mau kayak tadi aja..”

Baca JUga Cerita Seks Satu Malam

Aku langsung mengerti maksudnya dengan mengangguk sambil tersenyum. Kemudian, setelah ia memelukku dengan erat, ia menyuruh supaya segera berpakaian.

“Arif.., ayo beres-beres, pakean lagi.., nanti tau-tau ada guru atau petugas sekolah looo..!” Aku dan Rani segera berpakaian dan keluar kelas dengan hati-hati setelah mengambil LKS yang dia cari tadi, dan memasang tampang biasa-biasa supaya tidak dicurigai.

Malamnya, akhirnya aku dan Rani resmi jadian. Lumayan aneh kan, terbalik, jadian setelah bercinta duluan. Sejak itu hingga sekarang, aku tidak pernah lagi mengintip dan onani melihat cewek cheers, di WC cewek ataupun guru-guru wanita.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Kakak Dan Adik

Cerita Sex Terbaru | Erma adalah gadis yang cantik dengan tubuh yang seksi dan kulit yang putih serta mulus, pacarku ini
walaupun payudaranya tidak terlalu besar tetapi cukup membuat aku nafsu dan menikmatinya, jujur saja
aku belum pernah melakukan hubungan badan dengannya , mungkin saja jika kita sama hornynya kita
melakukan oral sex.

Cerita Sex Terbaru Kakak Dan Adik

Erma di rumah mempunyai saudara yang mana keduanya wanita semua sama juga dengan Erma sama cantiknya,
adek yang pertama namanya Dina dia juga sama mempunyai payudara yang sedang sedang saja, tapi lebih
besar dari Erma, disamping aku mengapeli Erma aku juga sering melihat Dina dengan payudaranya yang
melonjak lonjak.

Sedangkan adiknya yang kedua masih kelas 2 SMP. Namanya Agnes. Tidak seperti kedua kakaknya, kulitnya
berwarna sawo matang. Tubuhnya semampai seperti seorang model cat walk. Payudaranya baru tumbuh.
Sehingga kalau memakai baju yang ketat, hanya terlihat tonjolan kecil dengan puting yang mencuat.
Walaupun begitu, gerak-geriknya sangat sensual.

Pada suatu hari, saat di rumah Erma sedang tidak ada orang, aku datang ke rumahnya. Wah, pikiranku
langsung terbang ke mana-mana. Apalagi Erma mengenakan daster dengan potongan dada yang rendah
berwarna hijau muda sehingga terlihat kontras dengan kulitnya.

Kebetulan saat itu aku membawa VCD yang baru saja kubeli. Maksudku ingin kutonton berdua dengan Erma.
Baru saja hendak kupencet tombol play, tiba-tiba Erma menyodorkan sebuah VCD porno.

“Hei, dapat darimana sayang?” tanyaku sedikit terkejut.

“Dari teman. Tadi dia titip ke Erma karena takut ketahuan ibunya”, katanya sambil duduk di pangkuanku.

“Nonton ini aja ya sayang. Erma kan belum pernah nonton yang kayak gini, ya?” pintanya sedikit
memaksa.

“Oke, terserah kamu”, jawabku sambil menyalakan TV.

Beberapa menit kemudian, kami terpaku pada adegan panas demi adegan panas yang ditampilkan. Tanpa
terasa penisku mengeras. Menusuk-nusuk pantat Erma yang duduk di pangkuanku. Erma pun memandang ke
arahku sambil tersenyum. Rupanya dia juga merasakan.

“Ehm, kamu udah terangsang ya sayang?” tanyanya sambil mendesah dan kemudian mengulum telingaku.

Aku hanya bisa tersenyum kegelian. Lalu tanpa basa-basi kuraih bibirnya yang merah dan langsung
kucium, kujilat dengan penuh nafsu. Jari-jemari Erma yang mungil mengelus-elus penisku yang semakin
mengeras. Lalu beberapa saat kemudian,

Tanpa kami sadari ternyata kami sudah telanjang bulat. Segera saja Erma kugendong menuju kamarnya. Di
kamarnya yang nyaman kami mulai melakukan foreplay. Kuremas payudaranya yang kiri. Sedangkan yang
kanan kukulum putingnya yang mengeras. Kurasakan payudaranya semakin mengeras dan kenyal.

Kuganti posisi. Sekarang lidahku liar menjilati vaginanya yang basah. Kuraih klitorisnya, dan kugigit
dengan lembut.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

“Aahh… ahh… sa.. sayang, Erma udah nggak kuat… emh… ahh… Erma udah mau keluar… aackh… ahh… ahh!”
Kurasakan ada cairan hangat yang membasahi mukaku. Setelah itu, kudekatkan penisku ke arah mulutnya.
Tangan Erma meremas batangku sambil mengocoknya dengan perlahan, sedangkan lidahnya memainkan buah
pelirku sambil sesekali mengulumnya.

Setelah puas bermain dengan buah pelirku, Erma mulai memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Mulutnya
yang mungil tidak muat saat penisku masuk seluruhnya. Tapi kuakui sedotannya memang nikmat sekali.

Sambil terus mengulum dan mengocok batang penisku, Erma memainkan puting susuku. Sehingga membuatku
hampir ejakulasi di mulutnya. Untung masih dapat kutahan. Aku tidak mau keluar dulu sebelum merasakan
penisku masuk ke dalam vaginanya yang masih perawan itu.
Saat sedang hot-hotnya, tiba-tiba pintu kamar terbuka. Aku dan Erma terkejut bukan main. Ternyata yang
datang adalah kedua adiknya. Keduanya spontan berteriak kaget.

“Kak Erma, apa-apan sih? Gimana kalau ketahuan Mama?” teriak Agnes.
Sedangkan Dina hanya menunduk malu.

Aku dan Erma saling berpandangan. Kemudian aku bergerak mendekati Agnes. Melihatku yang telanjang
bulat dengan penis yang berdiri tegak, membuat Agnes berteriak tertahan sambil menutup matanya.

“Iih… Kakak!” jeritnya. “Itunya berdiri!” katanya lagi sambil menunjuk penisku.

Aku hanya tersenyum melihat tingkah lakunya. Setelah dekat, kurangkul dia sambil berkata,

“Agnes, Kakak sama Kak Erma kan nggak ngapa-ngapain. Kita kan lagi pacaran. Yang namanya orang pacaran
ya… kayak begini ini. Nanti kalo Agnes dapet pacar, pasti ngelakuin yang kayak begini juga. Agnes udah
bisa apa belum?” tanyaku sambil mengelus pipinya yang halus.

Agnes menggeleng perlahan.

“Mau nggak Kakak ajarin?” tanyaku lagi.

Kali ini sambil meremas pantatnya yang padat.

“Mmh, Agnes malu ah Kak”, desahnya.

“Kenapa musti malu? Agnes suka nggak sama Kakak?” kataku sambil menciumi belakang lehernya yang
ditumbuhi rambut halus.

“Ahh, i.. iya. Agnes udah lama suka ama Kakak. Tapinya nggak enak sama Kak Erma”, jawabnya sambil
memejamkan mata.Cerita Sex Terbaru

Tampaknya Agnes menikmati ciumanku di lehernya. Setelah puas menciumi leher Agnes, aku beralih ke
Dina.

“Kalo Dina gimana? Suka nggak ama Kakak?” Dina mengangguk sambil kepalanya masih tertunduk.

“Ya udah. Kalo gitu tunggu apa lagi”, kataku sambil menggandeng keduanya ke arah tempat tidur.

Dina duduk di pinggiran tempat tidur sambil kusuruh untuk mengulum penisku. Pertamanya sih dia nggak
mau, tapi setelah kurayu sambil kuraba payudaranya yang besar itu, Dina mau juga. Bahkan setelah
beberapa kali memasukkan penisku ke dalam mulutnya, Dina tampaknya sangat menikmati tugasnya itu.

Sementara Dina sedang memainkan penisku, aku mulai merayu Agnes.

“Agnes, bajunya Kakak buka ya?” pintaku sedikit memaksa sambil mulai membuka kancing baju sekolahnya.

Lalu kulanjutkan dengan membuka roknya. Ketika roknya jatuh ke lantai, terlihat CD-nya sudah mulai
basah. Segera saja kulumat bibirnya dengan bibirku. Lidahku bergerak-gerak menjilati lidahnya. Agnes
pun kemudian melakukan hal yang sama. Sambil tetap menciumi bibirnya, tanganku bermaksud membuka BH-
nya. Tapi segera ditepiskannya tanganku.

“Jangan Kak, malu. Dada Agnes kan kecil”, katanya sambil menutupi dadanya dengan tangannya.

Dengan tersenyum kuajak dia menuju ke kaca yang ada di meja rias. Kusuruh dia berkaca. Sementara aku
ada di belakangnya.

“Dibuka dulu ya!” kataku membuka kancing BH-nya sambil menciumi lehernya.

Setelah BH-nya kujatuhkan ke lantai, payudaranya kuremas perlahan sambil memainkan putingnya yang
berwarna coklat muda dan sudah mengeras itu.

“Nah, kamu lihat sendiri kan. Biar dada kamu kecil, tapi kan bentuknya bagus. Lagian kamu kan emang
masih kecil, wajar aja kalo dada kamu kecil. Nanti kalo udah gede, dada kamu pasti ikutan gede juga”,
kataku sambil mengusapkan penisku ke belahan pantatnya.

Agnes mendesah keenakan. Kepalanya bersandar ke dadaku. Tangannya terkulai lemas. Hanya nafasnya saja
yang kudengar makin memburu. Segera kugendong dia menuju ke tempat tidur. Kutidurkan dan kupelorotkan
CD-nya.

Bulu kemaluannya masih sangat jarang. Menyerupai bulu halus yang tumbuh di tangannya. Kulebarkan
kakinya agar mudah menuju ke vaginanya. Kucium dengan lembut sambil sesekali kujilat klitorisnya.
Sementara Dina kusuruh untuk meremas-remas payudaranya adiknya itu.

“Aahh… ach… ge… geli Kak. Tapi nikmat sekali, aahh terus Kak. Jangan berhenti. Mmh… aahh… ahh.”

Setelah puas dengan vagina Agnes. Aku menarik Dina menjauh sedikit dari tempat tidur. Erma kusuruh
meneruskan. Lalu dengan gaya 69, Erma menyuruh Agnes menjilati vaginanya. Sementara itu, aku mulai
mencumbu Dina. Kubuka kaos ketatnya dengan terburu-buru. Lalu segera kubuka BH-nya. Sehingga
payudaranya yang besar bergoyang-goyang di depan mukaku.

“Wow, tete kamu bagus banget. Apalagi putingnya, merah banget kayak permen”, godaku sambil meremas-
remas payudaranya dan mengulum putingnya yang besar.

Sedangkan Dina hanya tersenyum malu.

“Ahh, ah Kakak, bisa aja”, katanya sambil tangan kirinya mengelus kepalaku dan tangan kanannya
berusaha manjangkau penisku.

Melihat dia kesulitan, segera kudekatkan penisku dan kutekan-tekankan ke vaginanya. Sambil mendesah
keenakan, tangannya mengocok penisku. Karena kurasakan air maniku hampir saja muncrat, segera
kuhentikan kocokannya yang benar-benar nikmat itu. Harus kuakui, kocokannya lebih nikmat daripada
Erma.

Setelah menenangkan diri agar air maniku tidak keluar dulu, aku mulai melorotkan CD-nya yang sudah
basah kuyup. Begitu terbuka, terlihat bulu kemaluannya lebat sekali, walaupun tidak selebat Erma,
sehingga membuatku sedikit kesulitan melihat vaginanya.

Setelah kusibakkan, baru terlihat vaginanya yang berair. Kusuruh Dina mengangkang lebih lebar lagi
agar memudahkanku menjilat vaginanya. Kujilat dan kuciumi vaginanya. Kepalaku dijepit oleh kedua
pahanya yang putih mulus dan padat. Nyaman sekali pikirku.

“aahh, Kak… Dina mau pipiss…” erangnya sambil meremas pundakku.

“Keluarin aja. Jangan ditahan”, kataku.

Baru selesai ngomong, dari vaginanya terpancar air yang lumayan banyak. Bahkan penisku sempat terguyur
oleh pipisnya. Wah nikmat sekali jeritku dalam hati. Hangat. Setelah selesai, kuajak Dina kembali ke
tempat tidur.

Kulihat Erma dan Agnes sedang asyik berciuman sambil tangan keduanya memainkan vaginanya masing-
masing. Sementara di sprei terlihat ada banyak cairan. Rupanya keduanya sudah sempat ejakulasi. Karena
Erma adalah pacarku, maka ia yang dapat kesempatan pertama untuk merasakan penisku. Kusuruh Erma
nungging.

“Sayang, Erma udah lama nunggu saat-saat ini”, katanya sambil mengambil posisi nungging.

Setelah sebelumnya sempat mencium bibirku dan kemudian mengecup penisku dengan mesra. Tanpa berlama-
lama lagi, kuarahkan penisku ke vaginanya yang sedikit membuka. Lalu mulai kumasukkan sedikit demi
sedikit. Vaginanya masih sangat sempit. Tapi tetap kupaksakan. Dengan hentakan, kutekan penisku agar
lebih masuk ke dalam.

“Aachk! Sayang, sa… sakit! aahhck… ahhck…” Erma mengerang tetapi aku tak peduli.

Penisku terus kuhunjamkan. Sehingga akhirnya penisku seluruhnya masuk ke dalam vaginanya.
Kuistirahatkan penisku sebentar. Kurasakan vaginanya berdenyut-denyut. Membuatku ingin beraksi lagi.

Kumulai lagi kocokan penisku di dalam vaginanya yang basah sehingga memudahkan penisku untuk bergerak.
Kutarik penisku dengan perlahan-lahan membuatnya menggeliat dalam kenikmatan yang belum pernah dia
rasakan sebelumnya.

Makin kupercepat kocokanku. Tiba-tiba tubuh Erma menggeliat dengan liar dan mengerang dengan keras.
Kemudian tubuhnya kembali melemas dengan nafas yang memburu. Kurasakan penisku bagai disemprot oleh
air hangat. Rupanya Erma sudah ejakulasi.

Kucabut penisku dari vaginanya. Terlihat ada cairan yang menetes dari vaginanya.

“Kok ada darahnya sayang?” tanya Erma terkejut ketika melihat ke vaginanya.Cerita Sex Terbaru

“Kan baru pertama kali”, balas Erma mesra.

“Udah, nggak apa-apa. Yang penting nikmat kan sayang?” kataku menenangkannya sambil mengeluskan
penisku ke mulut Dina.

Erma cuma tersenyum dan setelah kucium bibirnya, aku pindah ke Dina. Sambil mengambil posisi
mengangkang di atasnya, kudekatkan penisku ke mulutnya. Kusuruh mengulum sebentar. Lalu kuletakkan
penisku di antara belahan payudaranya.

Kemudian kudekatkan kedua payudaranya sehingga menjepit penisku. Begitu penisku terjepit oleh
payudaranya, kurasakan kehangatan.

“Ooh… Dina, hangat sekali. Seperti vagina”, kataku sambil memaju-mundurkan pinggulku.

Dina tertawa kegelian. Tapi sebentar kemudian yang terdengar dari mulutnya hanyalah desahan
kenikmatan. Setelah beberapa saat mengocok penisku dengan payudaranya, kutarik penisku dan kuarahkan
ke mulut bawahnya.

“Dimasukin sekarang ya?” kataku sambil mengusapkan penisku ke bibir kewanitaannya.

Kusuruh Dina lebih mengangkang. Kupegang penisku dan kemudian kumasukkan ke dalam kewanitaannya.
Dibanding Erma, vagina Dina lebih mudah dimasuki karena lebih lebar. Kedua jarinya membuka
kewanitaannya agar lebih gampang dimasuki.

Sama seperti kakaknya, Dina sempat mengerang kesakitan. Tapi tampaknya tidak begitu dipedulikannnya.
Kenikmatan hubungan seks yang belum pernah dia rasakan mengalahkan perasaan apapun yang dia rasakan
saat itu.

Kupercepat kocokanku.

“Aahh… aahh… aacchk… Kak terus Kak… ahh… ahh… mmh… aahh… Dina udah mau ke… keluar.”

Mendengar itu, semakin dalam kutanamkan penisku dan semakin kupercepat kocokanku.

“Aahh… Kak… Dina keluar! mmh… aahh… ahh…” Segera kucabut penisku.

Dan kemudian dari bibir kemaluannya mengalir cairan yang sangat banyak.

“Dina, nikmat khan?” tanyaku sambil menyuruh Agnes mendekat.

“Enak sekali Kak. Dina belum pernah ngerasain yang kayak gitu. Boleh kan Dina ngerasain lagi?”
tanyanya dengan mata yang sayu dan senyum yang tersungging di bibirnya.

Aku mengangguk. Dengan gerakan lamban, Dina pindah mendekati Erma. Yang kemudian disambut dengan
ciuman mesra oleh Erma.

“Nah, sekarang giliran kamu”, kataku sambil merangkul pundak Agnes.

Kemudian, untuk merangsangnya kembali, kurendahkan tubuhku dan kumainkan payudaranya. Bisa kudengar
jantungnya berdegup dengan keras.

“Agnes jangan tegang ya. Rileks aja”, bujukku sambil membelai-belai vaginanya yang mulai basah.

Agnes cuma mengangguk lemah. Kubaringkan tubuhku. Kubimbing Agnes agar duduk di atasku. Setelah itu
kuminta mendekatkan vaginanya ke mulutku. Setelah dekat, segera kucium dan kujilati dengan penuh
nafsu. Kusuruh tangannya mengocok penisku.

Beberapa saat kemudian,

“Kak… aahh… ada yang… mau… keluar dari memiaw Agnes… aahh… ahh”, erangnya sambil menggeliat-geliat.

“Jangan ditahan Agnes. Keluarin aja”, kataku sambil meringis kesakitan.

Soalnya tangannya meremas penisku keras sekali. Baru saja aku selesai ngomong, vaginanya mengalir
cairan hangat.

“Aahh… aachk… nikmat sekali Kak… nikmat…” jerit Agnes dengan tangan meremas-remas payudaranya sendiri.

Setelah kujilati vaginanya, kusuruh dia jongkok di atas penisku. Begitu jongkok, kuangkat pinggulku
sehingga kepala penisku menempel dengan bibir vaginanya. Kubuka vaginanya dengan jari-jariku, dan
kusuruh dia turun sedikit-sedikit.

Vaginanya sempit sekali. Maklum, masih anak-anak. Penisku mulai masuk sedikit-sedikit. Agnes mengerang
menahan sakit. Kulihat darah mengalir sedikit dari vaginanya. Rupanya selaput daranya sudah berhasil
kutembus.

Setelah setengah dari penisku masuk, kutekan pinggulnya dengan keras sehingga akhirnya penisku masuk
semua ke vaginanya. Hentakan yang cukup keras tadi membuat Agnes menjerit kesakitan. Untuk mengurangi
rasa sakitnya, kuraba payudaranya dan kuremas-remas dengan lembut.

Setelah Agnes merasa nikmat, baru kuteruskan mengocok vaginanya. Lama-kelamaan Agnes mulai menikmati
kocokanku. Kunaik-turunkan tubuhnya sehingga penisku makin dalam menghunjam ke dalam vaginanya yang
semakin basah. Kubimbing tubuhnya agar naik turun.

“Aahh… aahh… aachk… Kak… Agnes… mau keluar… lagi”, katanya sambil terengah-engah.

Selesai berbicara, penisku kembali disiram dengan cairan hangat. Bahkan lebih hangat dari kedua
kakaknya.

Begitu selesai ejakulasi, Agnes terkulai lemas dan memelukku. Kuangkat wajahnya, kubelai rambutnya dan
kulumat bibirnya dengan mesra. Setelah kududukkan Agnes di sebelahku, kupanggil kedua kakaknya agar
mendekat.

BAca Juga Cerita Seks Sepupuku

Kemudian aku berdiri dan mendekatkan penisku ke muka mereka bertiga. Kukocok penisku dengan tanganku.
Aku sudah tidak tahan lagi. Mereka secara bergantian mengulum penisku. Membantuku mengeluarkan air
mani yang sejak tadi kutahan. Makin lama semakin cepat. Dan akhirnya,

crooottt… croott… creet… creet! Air maniku memancar banyak sekali.

Membasahi wajah kakak beradik itu. Kukocok penisku lebih cepat lagi agar keluar lebih banyak. Setelah
air maniku tidak keluar lagi, ketiganya tanpa disuruh menjilati air mani yang masih menetes. Lalu
kemudian menjilati wajah mereka sendiri bergantian.

Setelah selesai, kubaringkan diriku, dan ketiganya kemudian merangkulku. Agnes di kananku, Dina di
samping kiriku, sedangkan Erma tiduran di tubuhku sambil mencium bibirku.

Kami berempat akhirnya tertidur kecapaian. Apalagi aku, sepanjang pengalamanku berhubungan seks, belum
pernah aku merasakan yang senikmat ini. Dengan tiga orang gadis, adik kakak, masih perawan pula
semuanya. That was the best day of my live.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Tante Ayu

Cerita Sex Terbaru | Dalam kehidupanku banyak dihiasi oleh banyak perempuan, namun kali ini aku mendapatkan
sosok wanita yang beda dari yang selama ini pernah aku rasakan. Wanita yang kali ini bisa
dibilang tante-tante karena umurnya yang sudah gak muda lagi sekitar 35 tahunan. Namun
dibalik umurnya yang sudah gak muda lagi tersimpan tubuh yang sangat aduhai sekali, gak
kalah dengan gadis remaja saat ini. Bodinya langsing, pantatnya besar, buah dadanya
lumayan besar dan wajahnya yang halus, menjadi sensasi Sex ku kali ini.

Cerita Sex Terbaru Tante Ayu
Sebut saja namnya tante ayu. Wanita 35 tahun yang bekerja sebagai staf disebuah kantor
provinsi. Karena kebiasaanku datang ke kantor itu untuk meminjam buku untuk tugasku aku
mengenal tante ayu. Sejak pertma aku melihatnya aku langsung terpana dengan kecantikan dan
kemolekan tubuh tante ayu ini. Hingga akhirnya aku bisa mengenalnya dan semakin hari
semakin dekat tantu ayu. Kita lebih akrab dan kadang jika tante ayu sedang istirahat
kantor, dia mengajakku untuk makan siang di resto belakang kantornya.
Aku yang sudah naksir dengannya pun tak menolak dengan ajakan tante ayu itu. Disela makan
siang tante ayu juga sempat memberitahukan kepadaku tentang anak perempuannya yang juga
sydah dewasa. Dan tante ayu juga melihatkan fotonya kepadaku, sungguh anaknya juga gak
kalah cantik dengan ibunya. Namun dari segi keseksian ibunya lebih seksi dari anaknya. Dan
aku sendiri merasakan hal yang berbeda karena aku lebih suka pada tante ayu ketimbang
anaknya yang masih muda, padahal umurku juga masih sangat muda. Waktu itu umurku baru 23
tahun.
Hingga akhirnya suatu sore saat aku sedang mau meminjam buku, aku dipanggil tante ayu.
“Kamu mala mini ada acra gak dik??” tanya tante ayu. “Eeemmm..gak ada sih tante, emang
kebapa tante?” jawabku. “Kamu mau gak temenin tante nonton konser” ajak tante ayu.
“boleh-boleh aja siih tante, Konser dimana tante” jawabku. “di café …..” tante ayu
menyebutkan sebuah nama café. “Oke deeeh tante” jawabku. “Tunggu sebentar ya, tante mau
ganti baju dulu” ucap tante ayu. “Iyha tante” jawabku singkat.
Tak berapa lama kutunggu, Ibu Ayu sudah menemuiku dengan berganti pakaian dinasnya menjadi
blus ketat dengan jins, wah.., oke juga nih ibu-ibu, nggak mau kalah dengan yang muda
dalam soal dugem.
“Ayo!” Ajaknya
Aku pun mengikutinya menuju Mobilnya dan berlalu dari kantor instansi tersebut.
“Kemana kita?, bukannya konsernya ntar malam?” Tanyaku
“Bagaimana kalo kita cari makan dulu sambil ngobrol-ngobrol nunggu jam lapan buat nonton
konser ? ” Usulnya
“Boleh juga!, dimana?”
“Ntar, liat aja, biar Ibu yang charge, OK!”
“Aku pun mengangguk mengiyakan nya”

Di sebuah resto china dijalan protokol kota ini, setelah menyantap hidangan laut, kami pun
mengobrol mengahbiskan waktu dengan membahas berbagai persoalan baik itu maslah sosial
maupun pribadi. Seperti halnya Ibu Ayu menceritakan padaku tentang bagaimana menjemukannya
kehidupan rumah tangganya.
“Wah, kalau soal itu saya tidak bisa memberikan pendapat, Bu!, masalahnya saya belum
pernah berumah tangga.” kataku merespon nya
“Ini cuma sekedar curhat koq, Dik!, biar besok menjadi semacam panduan bila nantinya dik
Adi sudah menjalan kehidupan bersama” Jawab Ibu Ayu diplomatis
“Dan, jangan panggil Ibu, dong!, panggil saja Mbak, khan usia kita ngga terlalu jauh
banget bedanya, paling cuma 13 tahun !” Tambahnya
“Dan aku pun tertawa mendengar kelakar tersebut”.Cerita Sex Terbaru

Ketika waktu telah menunjukkan saatnya, kami keluar dari resto tersebut disambut dengan
gerimis, berlari-lari menuju mobil untuk meluncur ke cafe yang dimaksud. Selama konser
tampak Ibu Ayu sangat menikmati suasana tersebut sambil sesekali mengenggam tanganku,
sehingga mau tidak mau pun aku menjadi ikut terbawa oleh suasana yang menyenangkan.
Konser pun berakhir, dan saatnya kami untuk pulang. Sambil-sesekali berceloteh dan
bersenandung, kami menuruni tangga cafe, yang entah karena apa, Ibu Ayu terpeleset namun
untunglah aku sempat memegangi nya namun salah tempat karena secara reflek aku menariknya
kedalam pelukan ku dan tersentuh buah dadanya. Sejenak Ibu Ayu terdiam, memandangku,
mempererat pelukannya dan seakan enggan melepaskannya.
“Bu, eh..Mbak, udah dong, malu ntar dilihat orang” Kataku
Dia pun melepaskan pelukannya, dan kami menuju ke mobil dengan keadaan Ibu Ayu sedikit
pincang kaki nya. Tengah malam kurang sedikit, kami sampai di rumah Ibu Ayu, karena aku
sudah terbiasa pulang pagi, jadi kudahulukan untuk mengantar kerumahnya untuk memastikan
keadaannya. Rumah dalam keadaan sepi, penghuninya sudah tidur semua kurasa, dan aku pun
duduk di sofa sambil sejenak melepaskan lelah. Sambil terpincang-pincang, Ibu Ayu
membawakan segelas teh manis hangat untukku, dan duduk di sampingku. Aku jadi teringat
kejadian di tangga cafe tadi.
“Masalah tadi, maafin saya Mbak, itu reflek yang nggak sengaja.” Kataku
“Nggak papa koq, Mbak ngga hati-hati sih, pegel banget nih!” Katanya
“Sini saya pijitin” kataku sambil mengangkat kakinya dang menggulung celana jins nya
sampai selutut

Dia pun merebahkan badannya agar aku bisa leluasa memijitnya. Tak berapa lama kemudian dia
bangkit sambil ikut memijiti kakinya sendiri. Saat tangan kami bersentuhan ada getar-getar
halus yang kurasakan menggodaku namun berhasil kutepiskan. Namun tak disangka, Ibu Ayu
memegang lengan ku dan menarikku ke dalam pelukannya.

“temani aku malam ini, Dik!” Bisiknya lirih di telingaku

Kurasa habislah pertahanan ku kali ini. Di lumatnya bibirku dengan ganasnya, apa boleh
buat, aku pun memberikan respon serupa. Kami saling berpagut dengan sesekali mempermainkan
lidah. Tangannya menggerayangi tubuhku, mengusap-usap celanaku yang menggembung, sedangkan
aku meremas-remas buah dadanya yang masih cukup ranum untuk wanita seusianya.

Lama kami bercumbu di atas sofa, lalu Ibu Ayu menggamitku untuk memasuki kamarnya, dan
kami meneruskan cumbuan sepuas-puasnya. Foreplay dilanjutkan setelah kami saling membuka
baju, hanya tinggal mengenakan celana dalam saja kami bergelut di atas kasur yang empuk
dalam kamar berpendingin udara. Kujilati puting susunya sampai Mbak Ayu mendesah-desah,
sementara tangannya menggengam kemaluanku yang dengan lembut dikocoknya perlahan.

“Mbak.., aku buka ya, celananya!” Bisikku yang disambut dengan anggukannya
Setelah secarik kain tipis itu terlepas dari pinggulnya, Ibu Ayu mengangkang kan pahanya,
dan tampak vaginanya yang kehitaman tertutup lebat rambut. Saat kusibak kerimbunan itu,
gundukan daging itu berwarna kemerahan berdenyut panas.
Ibu Ayu memekik dan mendesah perlahan saat vaginanya kujilati. Ditekan nya kepalaku
sepertinya dia sangat menikmati permainan ini, sampai suatu saat kurasa vaginanya mulai
basah dengan keluarnya lendir yang berlebihan.

Dengan nafas terengah-engah Ibu Ayu menarik kemaluanku untuk dimasukkan kedalam vaginanya.
Kupegan tangannya dan kupermainkan kemaluanku di pintu masuk liang kenikmatan nya itu
beberapa lama, kupukul-pukul kan kepala kemaluanku dibibir vaginanya, kumasukkan
kemaluanku sedikit dalam vaginanya lalu kutarik keluar kembali, begitu berulang-ulang.

“Ayo dong, Dik!, jangan buat aku semakin ……” bisiknya
“Tapi aku belum pernah berhubungan badan, Mbak!” Balasku berbisik
“Ayolah, Dik!, aku beri kamu pengalaman menikmati surga ini, ayo..!”
“Akupun mengangguk”

Ibu Ayu berbaring telentang di pinggiran ranjang dengan kaki mengangkang, sementara aku
berlutut hendak memasukkan kemaluanku. Di pegangnya kemaluanku dan di arahkan ke dalam
vaginanya, kugesek-gesekkan kepala kemaluanku dibibir vaginanya sementara dia mendesah-
desah, lalu dengan dorongan perlahan kubenamkan seluruh kemaluanku kedalam liang
vaginanya.

Sebuah sensasi kenikmatan dan kehangatan yang luar biasa menyelubungi ku, sejenak keresapi
kenikmatan ini sebelum Ibu Ayu mulai mengalungkan pahanya pada pinggulku dan memintaku
untuk mulai menyetubuhi nya.Cerita Sex Terbaru

Kudorong tubuh Ibu Ayu ketengah ranjang, setelah tercapai posisi yang enak, kugerakkan
pinggulku maju mundur mengeksplorasi seluruh kenikmatan yang dimiliki oleh Ibu Ayu.
Ruangan kamar yang dingin seolah tidak terasa lagi, yang ada hanya lengguhan-lengguhan
kecil kami di timpahi suara kecepok beradunya kemaluan kami, sementara disekeliling kepala
kami terbungkus dengan hawa dan bau khas orang bersetubuh.

“hh..terus, Dik!, goyangnya yang cepat..Ohh..ohh, Ouuch!” Desahnya
“Yang erat, Mbak!, ayo sayang,..sshh,..hhh..” Desahku
“Ouuw…hh..,…lebih ce…aaahhhh!”
“Tenang aja, manisku…ohh.., enak Mbak!”
“Sss….sama…aku juga…ohh..ohh!”

Entah sudah berapa lama kami saling bergelut mencari kenikmatan, lambat laun kemaluanku
terasa seperti diremas-remas, lalu Ibu Ayu mendesah panjang sebelum pelukannya terasa
melemah.
“aku.., sam…,Dik!, …Aaaaakkhhh !” Desahnya

Kurasakan momen ini yang ternikmat dari bagian-bagian sebelumnya, maka sebelum remasan-
remasan itu mengendur, kupercepat gerakanku dan kurasakan panas tubuhku meningkat sebelum
ada sesuatu yang berdesir dari seluruh bagian tubuhku untuk segera berebut keluar lewat
kemaluanku yang membuatku bergetar hebat dengan memeluk tubuh Ibu Ayu lebih erat lagi

“Ouuuhhh..ooouuuhh….!” Desahku tak lama kemudian

Aku bergulir di samping Ibu Ayu mencoba mengatur nafas, sementara dia terpejam dengan
ritme nafas yang tak beraturan juga. Kemaluan ku masih tegak berdiri berkilat-kilat
diselimuti cairan-cairan licin sebelum lemas

Setelah beberapa saat, nafasku pulih kembali, kubelai rambut Ibu Ayu. Dia tersenyum
padaku.
“Makasih, Mbak! Enak sekali tadi” Kataku tersenyum
“Sama-sama,Dik! Hebat sekali kamu tadi, padahal baru pertama, ya! ” jawabnya

Ibu Ayu mencoba duduk, kulihat cairan spermaku meleleh keluar dari lipatan vaginanya yang
lalu di usapnya dengan selimut.

Baca JUga Cerita Seks Rayuan Mami

“Aku keluarkan di dalam tadi, Mbak! habis enak dan ngga bisa nahan lagi, ngga jadi anak
khan nanti?” Tanyaku
“Enggak, santai saja, sayang!” Katanya manja sambil mencium pipiku
“Emm..,Mbak!” Tanyaku
“Apa sayang?” Jawabnya
“Kapan-kapan boleh minta lagi, nggak?”

“Anytime, anywhere, honey!” Katanya sambil memelukku dan melumat bibirku.
Setelah kejadian itu, tiga hari berikutnya aku menikmati servis istimewa dari Ibu Ayu
untuk lebih mengeksplorasi ramuan kenikmatan dengan berbagai gaya yang diajarkan olehnya,
bahkan masih berlangsung hingga saat ini.

Pada mulanya anaknya yang kuincar menjadi cewek ku, ternyata malah mendapat layanan plus
yang memuaskan dari ibunya.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Tante Sosialita

Cerita Sex Terbaru | Kehidupan di kota besar memang sangat keras, hingga apapun akan dilakukan demi mencukupi kebutuhan hidup. Banyak orang melakukan dengan cara hal yang salah, tapi kalau cerita sex ku ini cara mencari uang dengan cara mendapatkan kenikmatan tapi juga mendapatkan uang banyak, enak kan??hehe..

Cerita Sex Terbaru Tante Sosialita
Namaku Ferdinan, saat ini umurku 25 tahun, aku memiliki postur tubuh yang sangat ideal dimata perempuan, karena aku di kampus sebagai tim basket utama di kampusku. Aku kuliah disalah satu universitas terkemuka di Jakarta. Dengan face wajahku yang menarik dan ditunjang dengan badanku yang atletis membuat aku banyak digemari wanita-wanita dikampus. Aku mempunyai tinggi 175cm, dengan berat badanku yang seimbang 60kg. Pergaulanku dikalangan kampus juga bisa dibilang cukup luas, akrena aku orangnya simple, ramah dan mudah bergaul dengan siapapun, tapi kalau masalah ekonomi memang aku dan keluargaku kurang begitu mampu. Sampai sampai aku harus melakukan semua ini.
Cerita sex ku kali ini ketika aku mulai dengan sifat buruk ku. Aku sering keluar malam, nognkrong sampai pagi, bahkan aku sampai dikeluarkan dari team basketku. Kehidupan dalam sekejap berubahsemenjak aku mengenal Tante Mira. Aku mengenal Tante Mira ini ketika aku mulai nongkrong di sebuah club malam. Malam itu kalau gak salah hari rabu, aku sedang sendirian nongkrong di club, karena aku suntuk dirumah dengan keadaan yang tidak enak. Ayah ibuku selalu bertengkar, dan membuat aku tidakbetah dirumah. Saat aku sedang nongkrong sambil dengerin music club dan sambil browsing cerita-cerita Sex sebagai hiburan. Setelah aku merasa cukup baca situs tentang cerita Sex aku kemudian tengak-tengok mencari hiburan, barang kali ada cewek cantik. Saat aku menengok kebelakang, aku melihat segerombolan wanita setengah baya dan bisa dibilang Tane-Tante sedang berkumpul. Ternyata saat akun melihat tante-tante tersebut salah satu dari mereka melihatku, aku pun memalingkan wajahku.
Tak berapa lama setelah aku memalingkan wajahku tak melihat segerombolan tante-tante tersebut, Tiba-tiba aku dihampiri oleh seorang wanita.

“Haaiii” suara wanita itu
“Haaiii, nyari siapa ya” jawabku
“gak nyari siapa-siapa kok, nyari kamu aja”jawab tante itu sambil tersenyum

Saat aku melihat tante tersebut, pemandangan yang sangat indah terpampang diwajahku. Aku melihat wanita setengah baya kira-kira umurnya 45 tahunan tapi berpakaian sangat seksi. Malam itu tante tersebut memakai gaun pendek diatas lutut berwarna merah sangat minim sekali pakaiannya. Meski wajahnya sudah gak muda lagi tapi wajahnya masih terlihat cantik sekali, Terpampang jelas buah dadanya yang sangat besar kutafsir sekitar 38B, Wooow mantap banget. Sekejap aku dibuat bengong melihat tubuh dan wajah tante ini.
“Heeeh kok bengong lihat apa” Tanya tante
“Eeeehhh…gak liat apa-apa kok tante” jawabku dengan agak tergagap
“Perkenalkan namaku Mira” ucap tante sambil menjulurkan tangannya
“Aku Ferdinan tante, ada yang bisa aku bantu tante” jawabku sambil berjabat tangan dan tersenyum

“Ooohh…Gak ada kok, aku hanya ingin berkenalan denganmu, dari kejauhan sosok kamu kayaknya menarik, tapi setelah berada didepanmu ternyata kamu lebih menarik” jawab tante Mira sambil tersenyum

“Aaaahhh…Tante bisa aja, aku biasa aja kok Tant” jawabku dengan malu
“Daripada kamu disini sendirian mending gabung aja sama tante dan kawan-kawan tante disana, gimana”??? ajak tante Mira
“Aaaahhh..Gak aahh Tante, aku malu” jawabku
“Ngapain malu, biasa aja kali Fer” ucap tante Mira

Tanpa menunggu aku menjawab tante Mira langsung menggeret tanganku dan mengajak aku kemeja dimana tempat dia duduk bersama teman-temannya tadi. Dikenalkanlah aku dengan teman-temannya. Ternyata setelah samapi meja itu semua tante disini sangat cantik sekali, aku mengira tante-tante disini ini seumuran semuanya, kelihatan dari wajahnya. Kemudian aku diperkenalkan satu persatu dengan teman-teman tante Mira. Friska, tante cantik yang memakai kemeja putih strit, dengan rok putih satu kilak diatas lutut, sungguh menggoda. Anita, tante cantik yang memakai baju dres pendek warna pink, dengan lipstick pink yang sangat menarik menghiasi wajahnya. Vita, tante cantik yang memakai gaun pendek berwarna cream, sangat minim sekali pakaiannya. Dan yang terakhir adalah Syntia, tante ini penampilannya juga gak kalah menarik dengan yang lain, dengan dres mini berwarna biru dongkar sangat indah menghiasi tubunya.
Tante-tante ini sekilas memliki tubuh yang sama, dengan tinggi sekitar 167cm, berat badannya sekitar 60kg dan yang pasti semuanya sangat cantik-cantik dan seksi-seksi. Setelah perkenalan dilanjutnya dengan mengobrol bersama tante-tante ini.
“kamu kuliah atau kerja Fer” Tanya tante Friska
“Kuliah Tante, di universitas *****” jawabku
“kamu pasti banyak disukai wanita dikampusmu ya Fer, kamu ganteng sekali” ucap tante Syntia

“Aaahhhh…Enggak tante, biasa aja kok,bahkan gak ada yang suka tante, karena sekarang aku jomblo tante” jawabku sambil tersenyum malu
Setelah lama berbincang panjang lebar akhirnya diselapun obrolan oleh Tante Mira.
“Kamu gak ada acara kan Fer” Tanya tante Mira
“Gak ada kok tante” jawabku
“Yaudah anterin tante yuuk, tante mau kesebuah tempat” ucap tante Mira.Cerita Sex Terbaru

Dengan tanpa aku menjawab kemudian tante Mira pun langsung menarik tanganku hingga aku berdiri dan Tante Mira berpamitan dengan teman-temannya. Teman-temanya pun gak terima karena semena-mena aku langung diajak oleh tante Mira, sejenak menjadi ricuh mejau tante-tante itu. Sambil membelakangi tante-tante tersebut aku mendengar tante Mira berkata kepada teman-temanya, aku duluan ya, besok kalian-kalian kalau mau juga bisa kok, aku cobanya dulu. Aku sangat kaget sekali dengan perkataan tante Mira kepada teman-temannya. Lantas aku dan tante Mira menuju parkiran mobil. Disuruhnya aku menyetirnya. Dalam perjalanan kita (aku dan tante Mira) saling ngobrol banyak dan panjang lebar. Sambil menyetir tante Mira menanyaiku.
“kamu udah punya kekasih belum Fer”
“belum tante, kan tadi didalam aku juga sudah ngomong tante” jawabku sambil tersenyum
“kamu mau gak jadi Pacar tante Fer” Tanya tante Mira.

Aku sangat kaget sekali dengan pertanyaan tante Mira, bertemu baru sekejap, dia sudah minta aku untuk jadi pacarnya.
“tante gak bercanda ya, kan kita baru ketemu tadi, masak iyha tante minta aku untuk jadi pacar tante” jawabku.
“Tante Gak bercanda Fer, Tante serius, kamu mau gak Fer, nanti tante kasih semua yang Ferdinan mau deeh” ucap tante Mira

“Emang suami tante dimana, kalau ketahuan suami tante aku bisa dibunuh” tanyaku
“Tenang aja Fer, suami tante gak pernah dirumah kok, dia selalu sibuk berlayar, dia kalau pulang 6 bulan sekali kok, jadi ferdinan tenang aja ya” jawab tante Mira
“Iyha deeh tante, aku mau tante, tapi tante harus jamin kalau aku aman ya” pintaku
“Iyha fer, aku jamin kamu aman tenang aja deeh pokoknya” jawab tante sambil mencium pipiku

Sambil menyetir dengan senang hati, akhirnya aku diajak disebuah apartemen mewah milik Tante Mira, lalu kita masuk apartemen yang ada dilantai 8 itu, kitapun lantas masuk kamar. Malam itu jam menunjukan pukul setengah 1 malam. Sesampai dikamar tante langsung membuka semua bajunya dengan tanpa rasa malu, dia berkata “Tunggu sebentar ya sayang tante mandi dulu”. Saat aku lihat tubuh bugil tante Mira penisku langsung terasa keras. Aku melihat sebuah gundukan kembar milik tante Mira sangat besar sekali, tapi heranku gundukan kembar tante Mira masih lumayan kenceng, vaginanya sangat cantik sekali, terihat bulu-bulu halus menghiasi vagina tante Mira yang terjepit selakangannya. Tubuhnya sangat putih sekali, aduhai sekali body nya, birahiku langsung meningkat.
Sambil menunggu tante Mira selesai mandi aku melepas kaosku dan celana panjangku dan sekarang aku hanya memakai boxser saja, terpampang bulu-bulu dadku, menjulur sampai keperut yang menjurus ke panisku. Kunyalaknlah sebuah DVD music barat. Gemricik air showeer tak kunjung berhenti Lama aku menuggu tante Mira selesai mandi akhirnya aku menghampiri tante Mira dikamar mandi. Aku melihat tante Mira sedang mengelus-elus vaginanya, seperti dia sedang membersihkan vaginanya. Tanpa menunggu lama lagi, karena penisku sudah tegang banget, aku langsung menuju tante Mira yang sedang berdiri. Langsung kubalikkan badannya, dan akupun langsung melumat bibir seksi tante Mira. “Aaaahhh kamu gak sabar ya saying” ucap tante Mira. Tanpa menjawab aku langsung melumat lagi bibir tante Mira, dan tante pun meresponya dengan cepat, dan akhirnya kita saling berpagutan.
Tante Mira meladeni permainan lidahku didalam mulutnya, sesekali tante Mira menggit lidahku dengan pelan. Setelah beberapa menit kita berpagutan aku mulai menciumi bagian wajah tante Mira, kuciumi dari leher, belakang telinga, sambil meremas kedua payudaranya yang sanagt besar. Sesekali terdengar desahan dari Tante Mira “Aaaahhhh….Feeerrr….Aaaahhhh…”, aku terus melakukan gerilya mulutku sembari seseklai aku mencokot putting tante Mira. Desahan desahan terus keluar dari mulut tante Mira. Dengan ganasnya tante nira kemudian menari kepalaku dan dibukalah boxer ku yang masih terpakai dan sudah basah.

Keluarlah penis besarku, panjangnya sekitar 19cm dan bediameter 5cm. “Besar sekali burung kamu Fer, pasti nikmat niiih” ucap tante Mira seketika. Tanpa aku membalas langsung dikulumlah batang penisku, “Aaaaahhhh….Tante..Nikmat…” desahku. Tante dengan ganasnya mengulum penisku, terasa sangat nikat sekali kuluman tante Mira “pruuut…pruuut…pruuuttt..” suara gesekan bibir tante Mira dengan penisku yang ercampur denga air liur tante Mira, semakin lama kuluman tante Mira semakin cepat. Aku terus mengerang kenikmatan “Aaaarrggghhhh….Tanteeeeee…” sambil terus mengerang kenikmatan aku sambil meremas-remas payudara tante Mira, besar sekali, telapak tanganku tak cukup untuk mencakup habis payudara tante Mira.
Setelah kira-kira 15 menit tante Mira mengulum penisku, sekarang tante Mira menciumi putingku sembari mengock-ngocok penisku akupun mengerang “Arrrrgggghhhh….Tanteeeee…Aaaarrggghhh….”, tapi aku masih kuat, aku belum merasakan kalu aku akan orgasme, tapi dalam posisi ini kalau diterusin, lama-lama aku pasti akan orgasme. Lalu kutariklah kedua tangan tante Mira, aku membopongnya dan sekarang kita berada di atas ranjang. Aku rebahkan tubuh tante Mira, aku buka selakanganya lebar-lebar, aku mengelus-elus vagina tante Mira, sungguh sangat indah sekali vagina tante Mira, putih bersih, ditumbuhi bulu-bulu halus terawat, dan klitorisnya sangat besar sekali. Tak memakai lama aku langsung melumat klitoris tante Mira “Aaarrrggg…Feeerrr….Nikmaaatttt…Sekali…Teruuuusss…Feeer” erang tante Mira sambil memegang kepalaku. Tanpa mempedulikan erangan tante Mira aku terus melumat klitoris tante Mira, sambil tanganku mengocok-ngocok memek tante Mira.Cerita Sex Terbaru
Aku terus melumat habis vagina tante Mira “Slruuuupuuut…Slruuuupuuut….Slruuupuut…” bunyi jilatanku ke memek tante Mira. Terasa gak asin rasanya, aku cuek saja. Aku terus menjilati seluruh vagina tante Mira, desahan erangan kenikmatan terus keluar dari mulut tante Mira. Kali ini aku memasukkan jari tengahku dan kukocoklah memek tante Mira sambil sekarang aku melumat puting tante Mira, tak berapa lama aku mengocok memek tante Mira “Aaahhhhh….Aaaahhhh…Feeeeeerrrr…Tanteeeee…Mau keluaaaaarrrr…..” aku menyeptkan kocokanku, dan akhirnya “Aaaaahhhhhhh” tante Mira akhirnya keluar, terasa cairan keluar dari memeknya. setelah tante Mira orgasme untuk yang pertama kali, tante menidurkanku, kemudian ditindihlah badanku, dipegangnya penisku dan diarahkannya masuk ke dalam memeknya. Dan seketika “Bleeeeeeeeesssssssss” masuklah semua penisku kedalam memek tante Mira.
Dengan sangat binalnya tante Mira menggenjotku dengan diringi dengan desahan desahan yang tak kunjung henti dari mulut tante Mira. “Aaaaahhhh….kamu kuat banget Feerrr” celoteh tante Mira. Aku diam saja, sambil membantu tante Mira, aku memegang pinggangnya dan menyodokkan penisku. Semakin lama semakin cepat tak terkira “Plooookk…Ploook…ploook…” suara benturan tubuh kita. Setalh kira-kira 15 menit tante Mira menggenjotku, aku merasa bosan lalu aku berganti gaya. Aku memiringkan tubuh tante Mira dan kumasukkan lagi penisku, denga posisi seperti ini penisku terasa sangat tercepit. Sekarang gentian aku yang memompa tante Mira, “Aaaahhhh…Aaaahhhh…Lebih…kenceng…lagi…sayang..” pinta tante Mira sambil mendesah. Aku pun mempercepat gerakanku, kupompa dengan penuh nafsu, Desahan terus saja keluar tanpa henti, wajah tante Mira sangat menikmatinya.

Baca JUga Cerita Seks Tukeran Pasangan

Setelah sekitar 15 menit aku memompa tante Mira denga gaya memiringkan badanya, terasa darahku mendesir sampai ubun-ubun, tanda aku akan orgasme. “Aaaahhhh….Tanteeee…Akkuuuu…Mau keluaaaarrrr….” Erangku. Dengan sekejap aku mencabut penis besarku dan “Crooooot…Croooottt..Crooootthh….Crrooooottttthhh….” kusemprotkan spermaku ke wajah tante Mira, banyak sekali sperma ku menyemprot sampai sampai muncrat di payudara tante. Seluruh tubuh tante berceceran spermaku. Kemudian dipeganglah penisku dan dikulumlah oleh tante Mira. “Aaaaahhhhhh….” Aku masih sesekali mendesah saat penisku dikulum tante Mira. Tante Mira membersihkan seluruh sperma yang ada di penisku dan menelannya. “I Love You Tante” ucapku, dan lantas aku mencium bibir tante Mira dan aku terkulai lemas disamping tante mira.

Kemudian aku mengajak tate Mira ke kamar mandi untuk membersihkan sperma yang berkececeran di seluruh tubuh tante Mira. Kita berdua mandi bersama. Setelah selesai mandi kita pun langsung tidur karena sudah kecapek’an. Akhirya aku dan tante Mira tidur sambil telanjang sambil berselimutan. Paginya jam 10 pagi kita baru terbangun, baru saja terbangun penisku sudah tegang lagi. Dipegangnya penisku oleh tante Mira, kita kembali lagi berhubungan Sex, sampai siang hari setelah akhirnya tante Mira mengajakku untuk keluar dan memberiku sebuah amplop yang berisi uang sangat banyak.

Kita keluar untuk bertemu dengan teman-temanya, dan ternyata setelah hari itu aku menjadi giliran sebagai pemuas nafsu tante-tante cantik ini dengan imbalan amplop yang berisi uang banyak karena aku sudah memuaskan tante-tante cantik ini. Sampai suatu malam aku menjadi bahan arisan berondong oleh kelima tante ini, tante Mira, Tante Friska, Tante Anita, Tante Vita dan Tante Syntia. Sungguh nikmat sekali hidupku ini, sudah mendapatkan kenikamatn dari kelima tante ini, aku juga mendapatkan uang banyak dan kehidupan yang terjamin oleh kelima tante ini. Sekian cerita Sex pengalamanku.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.